Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

41
MelaluiPendekatanSaintifik DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2014 Pembelajaran FISIKA

Transcript of Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Page 1: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

MelaluiPendekatanSaintifik

DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

2014

Pembelajaran

F I S I K A

Page 2: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

ii

KATA PENGANTAR

Page 3: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Tujuan ......................................................................................... 2

C. Ruang Lingkup .............................................................................. 3

D. Landasan Hukum .......................................................................... 3

BAB II PEMBELAJARAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK .......................... 5

A. Prinsip Pembebelajaran ................................................................. 5

B. Pembelajaran Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Fisika ......... 7

1. Discovery Based Learning ....................................................... 10

2. Project Based Learning ........................................................... 13

3. Problem Based Learning (PBL) ................................................ 16

C. Langkah-langkah Pemilihan Model Pembelajaran ............................ 19

D. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Fisika ................................. 21

1. Penilaian Aspek Sikap ............................................................. 22

2. Penilaian Aspek Pengetahuan. ................................................. 24

3. Penilaian Aspek Keterampilan ................................................. 25

BAB III ANALISIS KOMPETENSI ...................................................................... 28

A. Kompetensi ................................................................................. 28

B. Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus dan buku (buku guru

dan buku siswa) ................................................................................. 29

C. Hasil Pemasangan Kompetensi Dasar dan Kajian Silbus ................... 34

BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 38

Page 4: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan

tersebut disusun standar nasional pendidikan terdiri atas: standar kompetensi

lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik

dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan

standar penilaian.

Berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses menybutkan

bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar

pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian

proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi

dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya

seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat

apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran

merupakan cara bagaimana menyampaikan apa yang diajarkan bisa dikuasai

oleh peserta didik.

Page 5: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 2

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Dalam RPP menggambarkan pelaksanaan pembelajaran dan pelaksanaan

penilaian yang dilakukan. Agar dapat terjadi proses pembelajaran yang efektif

pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang

dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang

mengacu pada Silabus. Keberhasilan proses pembelajaran dapat diketahui

melalui kegiatan penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran.

Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan

pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan

autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan program

remedial bagi peserta didik yang tergolong pembelajar lambat dan program

pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pembelajar cepat.

Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan

pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan

silabus dan buku sebagai acuan, perlu penjabaran operasional dalam

mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah

pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh

karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara

individual dan kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan

pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan

dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

Memperhatikan hal tersebut, maka Direktorat Pembinaan SMA menyusun

naskah model pembelajaran untuk masing-masing mata pelajaran, antara lain

untuk mata pelajaran Fisika.

B. Tujuan

Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata

pelajaran dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memanfaatkan

buku sumber yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan:

1. Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti

dan kompetensi dasar

2. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari

silabus mata pelajaran

Page 6: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 3

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

3. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik

4. Mengembangkan indikator kompetensi dan penilaian

5. Merancang penilaian autentik

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:

1. Penjelasan tentang Pembelajaran Saintifik dan Penilaian Autentik

2. Langkah-langkah pembelajaran saintifik dalam mata pelajaran Fisika

3. Penilaian Autentik dalam pembelajaran Fisika

4. Penjelasan tentang Analisis Kompetensi

D. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional

2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013

tentang Standar Kompetensi Lulusan

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013

tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013

tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013

tentang Standar Penilaian Pendidikan

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013

tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013

tentang Implementasi Kurikulum

Page 7: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 4

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

9. Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

156928/MPK.A/KR/2013 tentang Implementasi Kurikulum.

10. Peraturan lain tentang Kurikulum 2013 yang berlaku

Page 8: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

5

BAB II

PEMBELAJARAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK

A. Prinsip Pembebelajaran

Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan

memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai

kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses

pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang

mendorong peserta didik lebih mampu dalam mengamati, menanya,

mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan

mengomunikasikan.

Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat

pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi

Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran

yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang

kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi

dan ruang lingkup materi.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup

pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang

dielaborasi oleh setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut

memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap

diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai,

menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas

mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan

mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya,

mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi

beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi

karakteristik standar proses. Penguatan pendekatan saintifik perlu

diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry

learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya

kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan

menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis

pemecahan masalah (project based learning).

Page 9: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 6

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan

paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu;

(2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka

sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses

sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran

berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5)

pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang

menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang

kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi

keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan

fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang

mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai

pembelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai

dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun

kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas

peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11)

pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;

(12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,

siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas; (13)

pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi

dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual

dan latar belakang budaya peserta didik.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif

untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)

pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Penilaian autentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar

secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses –output)

tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik,

bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan

dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

Page 10: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 7

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

B. Pembelajaran Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Fisika

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-

langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.Model

pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya

kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan

kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran

yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar

(Joice & Weil, 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan,

keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana

pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni,

2000; &Semiawan, 1998).

Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara

akhir, namum pembelajaran saintifik memandang proses pembelajaran

merupakan hal yang sangat penting untuk menghasilkan produk pembelajaran

secara optimal. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada

keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan

proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan

proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991).

Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer

pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu

dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang

fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam

model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan

berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains

sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan

penyelidikan ilmiah (Nur, 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan

untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, menemukan

prinsip, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses

pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan peserta didik

dalam mengolah pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri

fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan, 1992).

Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur

dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana

mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis

Page 11: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 8

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam

menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman

belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih

memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat

tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan

sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi

dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan

fasilitator pembelajaran.

Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi

membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan

keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan

secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah

kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang

berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam

mengembangkan diri (Chain and Evans, 1990).

Sesuai dengan karakteristik fisika sebagai bagian dari natural science,

pembelajaran fisika harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berfikir

ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan

melalui proses mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data,

mengasosiasi/menalar, dan mengomuni-kasikan.

(1) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan

konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses

mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat,

mendengar, membaca, dan atau menyimak.

(2) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun

pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prisnsip, prosedur, hukum dan

teori, hingga berpikir metakognitif. Kegiatan menanya dilakukan oleh

peserta didik dan dapat dibantu guru dengan mengajukan pertanyaan

yang dapat memprovokasi peserta didik untuk mau dan mampu

mengajukan pertanyaan terhadap pokok materi yang

dipelajarinya.Tujuannya agar peserta didik memiliki kemapuan berpikir

tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis.

Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diskusi dan kerja kelompok

Page 12: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 9

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan

mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan

menggunakan bahasa daerah.

(3) Kegiatan mencoba/mengumpulkan data bermanfaat untuk meningkatkan

keingintahuan peserta didik untuk memperkuat pemahaman konsep dan

prinsip/prosedur dengan mengumpulkan data, mengembangkan

kreatifitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup

merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta

memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber

belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam

kegiatan ini.

(4) Kegiatan mengasosiasi/menalar bertujuan untuk membangun kemampuan

berpikir dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah,

dan ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat

dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan

tertentu sehingga peserta didik melakukan aktifitas antara lain

menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan,

dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja

diskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi

memungkinkan peserta didik berpikir kritis tingkat tinggi (higher order

thinking skills) hingga berpikir metakognitif.

(5) Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil

konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau

grafik. Kegiatan ini dilakukan agar peserta didik mampu

mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta

kreasi peserta didik melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk

karya.

Kelima pengalaman belajar (mengamati, menanya, mengumpulkan data,

mengasosiasi dan mengomunikasikan) tersebut harus dibelajarkan kepada

peserta didik melalui model-model pembelajaran yang sesuai dengan materi

Fisika.

Model-model tersebut antara lain, Discovery Based Learning, Problem Based

Learning, dan Project Based Learning.

Page 13: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 10

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

1. Discovery Based Learning

Discovery based learning adalah teori belajar yang menempatkan peserta

didik sebagai pembelajar aktif dalam membangun pengetahuan yang

diharapkan.Langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai berikut.

a. Menciptakan stimulus

Kegiatan penciptaan stimulus (rangsangan) dilakukan pada saat

peserta didik melakukan aktivitas mengamati fakta atau fenomena

dengan cara melihat, mendengar, membaca, atau menyimak.Fakta

yang disediakan dimulai dari yang sederhana hingga kompleks atau

fenomena yang menimbulkan kontroversi. Ketika guru akan

menerangkan konsep masalah sosial, tahap pertama yang dapat

dilakukan adalah dengan meminta peserta didik melakukan

pengamatan terhadap penayangan foto, gambar, video yang

memperlihatkan berbagai fenomena sosial yang terjadi di masyarakat.

Pada tahapan ini peserta didik diperkenalkan dengan berbagai

fenomena atau gejala sosial yang terjadi di masyarakat untuk

mencoba memahami gejala atau fenomena sosial yang mana yang

termasuk masalah sosial.

Diharapkan peserta didik tertarik untuk melakukan pengamatan dan

penelitian langsung terhadap lingkungan sekitar dan menentukan

gejala atau fenomena mana yang termasuk masalah sosial.

Guru mengarahkan peserta didik untuk dapat memanfaatkan berbagai

sumber baik buku paket, surat kabar, majalah, internet sebagai

informasi atau argumentasi dalam menentukan gejala atau fenomena

sosial mana yang termasuk masalah sosial.

Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi

interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta

didik dalam mengeksplorasi bahan.

Bruner memberikan contoh stimulasi dengan menggunakan teknik

bertanya yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

dapat menghadapkan peserta didik pada kondisi internal yang

mendorong eksplorasi.Dengan demikian seorang Guru harus

Page 14: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 11

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus agar tujuan

mengaktifkan peserta didik untuk mengeksplorasi dapat tercapai.

b. Menyiapkan pernyataan masalah

Tahap kedua, guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

mengidentifikasi dan memilih beberapa gejala atau fenomena sosial

yang relevan dengan materi pelajaran. Kemudian peserta didik

memilih salah satu gejala atau fenomena dan kemudian

merumuskannya dalam bentuk pernyataan singkat misalnya: Apakah

gejala atau fenomena kemiskinan merupakan masalah sosial penting

dalam masyarakat?

c. Mengumpulkan data/mencoba

Tahap ketiga, yaitu eksplorasi atau mengumpulkan data. Pada tahap

ini peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan sebanyak-

banyaknya untuk membuktikan benar atau tidaknya pernyataan yang

telah diajukan. Dalam hal ini informasi yang dikumpulkan berfungsi

untuk membuktikan pernyataan masalah dalam contoh kasus

kemiskinan. Pembuktian ini dapat dilakukan dengan cara

mengumpulkan (collecting) berbagai informasi yang relevan,

membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara

sumber, dan sebagainya. Dengan demikian, peserta didik secara aktif

menemukan pengetahuan baru yang berhubungan dengan

permasalahan yang dihadapi.

d. Mengolah Data

Tahap keempat, peserta didik melakukan pengolahan data dan

informasi yang telah diperoleh baik melalui wawancara, observasi, dan

metode lainnya, lalu ditafsirkan. Semua informasi yang telah

dikumpulkan, semuanya diolah, diacak, dan diklasifikasikan.

e. Memverifikasi data

Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat

untuk membuktikan benar atau tidaknya jawaban atas pernyataan

masalah. Verifikasi bertujuan agar proses belajar akan berjalan

dengan baik dan kreatif. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran,

Page 15: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 12

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

atau informasi yang ada, pernyataan terdahulu itu kemudian dicek,

apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.

f. Menarik kesimpulan

Tahap generalisasi atau menarik kesimpulan adalah proses menarik

sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku

untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan

memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi,

dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah

menarik kesimpulan, peserta didik harus memperhatikan proses

generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan materi

pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang

mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses

pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.

Pemilihan model discovery learning memerlukan persyaratan pendukung

untuk mereduksi kelemahan yang sering ditemukan, antara lain:

a. secara klasikal, peserta didik memiliki pengetahuan awal yang lebih

baik pada keterampilan berbicara dan menulis. Bagi peserta didik yang

kurang terampil, akan mengalami kesulitan dalam mengungkapkan

hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan sehingga

pada gilirannya akan menimbulkan frustrasi;

b. jumlah peserta didik tidak terlalu banyak, untuk memudahkan dalam

membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya;

c. pemilihan materi dengan kompetensi dominan pada pemahaman;

d. perlu fasilitas memadai seperti sumber, media, dan peralatan

pembelajaran.

Manfaat pemilihan model discovery learning antara lain:

a. membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan

keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha

penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung

bagaimana cara belajarnya;

b. menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer pengetahuan karena

Page 16: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 13

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

pemerolehannya bersifat pribadi;

c. menimbulkan rasa senang pada peserta didik karena tumbuhnya rasa

penyelidikan dan berhasil;

d. memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai

dengan dengan keecepatannya sendiri;

e. menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya dengan

melibatkan akal dan motivasinya;

f. membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya karena

memperoleh kepercayaan diri bekerjasama dengan yang lainnya;

g. membantu peserta didik menghilangkan keraguan karena mengarah

pada kebenaran yang final yang dialami dalam keterlitbatan

kegiatannya;

h. mendorong peserta didik berpikir secara intuitif, inisiatif, dalam

merumuskan hipotesis;

i. dapat mengembangkan bakat, motivasi, dan keingintahuan;

j. kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan belajar dari

berbagai jenis sumber belajar.

2. Project Based Learning

Pembelajaran berbasis proyek (PBL) merupakan metode belajar yang

menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan

mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam

beraktivitas secara nyata. Langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai

berikut:

a. Menentukan pertanyaan mendasar.

Pada tahapan ini, guru memberikan pertanyaan yang dapat memberi

penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas dengan cara

mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai

dengan sebuah investigasi mendalam. Guru diharapkan dapat

mengangkat topik yang relevan untuk para peserta didik sesuai dengan

tuntutan kompetensi. Penyiapan pertanyaan dapat dilakukan diawal

Page 17: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 14

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

semester agar dapat merancang kegiatan selanjutnya.

b. Mendesain perencanaan proyek

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pendidik dan peserta

didik. Dengan demikian, peserta didik diharapkan akan merasa

“memiliki” proyek tersebut. Perencanaan terdiri dari aturan main,

pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab

pertanyaan esensial, pengintegrasian berbagai subjek yang mungkin,

dan alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian

proyek.

c. Menyusun Jadwal

Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas

dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:

1. membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,

2. membuat deadline penyelesaian proyek,

3. membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,

4. membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak

berhubungan dengan proyek, dan

5. meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang

pemilihan suatu cara.

d. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek

Pendidik bertanggungjawab untuk memonitor aktivitas peserta didik

selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara

memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain,

pemdidik berperan sebagai mentor pada saat peserta didik beraktivitas.

Rubrik dapat digunakan untuk mempermudah proses monitoring dan

merekam keseluruhan aktivitas peserta didik.

e. Menguji hasil

Penilaian dilakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur

ketercapaian kompetensi dasar, serta mengevaluasi kemajuan masing-

masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat

pemahaman yang sudah dicapai peserta didik dan membantu pendidik

Page 18: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 15

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

f. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman

Pada akhir pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi

terhadapaktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses

refleksi dilakukanbaik secara individu maupun kelompok. Pada tahap

ini, peserta didik dimintauntuk mengungkapkan perasaan dan

pengalamannya selama menyelesaikanproyek.guru dan peserta didik

mengembangkan diskusi dalam rangkamemperbaiki kinerja selama

proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya diperoleh suatu temuan

baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada

tahap awal pembelajaran.

Pemilihan model Project Based Learning memerlukan dukungan

persyaratan untuk mereduksi kendala yang sering terjadi, antara lain:

a. peserta didik terbiasa dengan aktivitas pemecahan masalah sehingga

proyek tidak memakan waktu terlalu lama;

b. dukungan sarana dan perasarana memadai termasuk perlatan belajar

di laboratorium;

c. pengaturan waktu dan jadwal kegiatan yang terkontrol;

d. perlunya kejelasan tugas dan hasil yang diharapkan dari kegiatan

proyek.

Manfaat pemilihan model pembelajaran Project Based Learning, antara

lain:

a. meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar;.

b. mendorong kemampuan peserta didik melakukan pekerjaan penting;

c. mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan

masalah dan berpikir kritis;

d. mengembangkan keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan pengelolaan

sumber daya;

e. memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan

praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu serta

sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas;

Page 19: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 16

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

f. melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi

dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki dan kemudian

mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

g. membuat suasana belajar menyenangkan sehingga peserta didik

maupun guru menikmati proses pembelajaran.

3. Problem Based Learning (PBL)

a. Langkah pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik pada

masalah.

Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan

aktivitas-aktivitasyang akan dilakukan. Dalam Problem Based Learning,

tahapan ini sangat penting karena guru harus menjelaskan dengan rinci

apa yang akan dilakukan oleh peserta didik dan juga oleh pendidik

serta menjelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi proses

pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memberikan motivasi agar

peserta didik dapat mengerti pembelajaran yang akan dilakukan. Ada

empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:

1) tujuan utama pembelajaran menyelidiki masalah-masalah penting

dan bagaimana menjadi peserta didik yang mandiri,

2) permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai

jawaban mutlak “benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks

mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan,

3) selama tahap penyelidikan, peserta didik didorong untuk

mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. Pendidik akan

bertindak sebagai pembimbing yang siap membantu, namun

peserta didik harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan

temannya, dan

4) selama tahap analisis, peserta didik akan didorong untuk

menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan.

Semua peserta didik diberi peluang untuk berperan serta pada

penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.

Page 20: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 17

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

b. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.

Disamping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah,

model Problem Based Learning juga mendorong peserta didik belajar

berkolaborasi.Dalam memecahkan suatu masalah sangat membutuhkan

kerjasama dan sharing antaranggota. Oleh sebab itu, pendidik dapat

memulai kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-

kelompok dan masing-masing kelompok akan memilih dan

memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip pengelompokan

peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam

konteks ini seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi

antaranggota, komunikasi yang efektif, adanya tutor sebaya, dan

sebagainya.

Peserta didik harus memonitor dan mengevaluasi kerja masing-masing

kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika kelompok selama

pembelajaran.Setelah peserta didik diorientasikan pada suatu masalah

dan telah membentuk kelompok belajar, guru dan peserta didik

menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan,

dan jadwal.Tantangan utama bagi guru pada tahap ini adalah

mengupayakan agar semua peserta didik terlibat aktif dalam sejumlah

kegiatan penyelidikan dan hasil-hasil penyelidikan ini dapat

menghasilkan penyelesaian terhadap permasalahan tersebut,

mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta memamerkannya.

Guru bertanggungjawab dalam melakukan pengawasan terhadap

aktivitas peserta didik selama penyelesaian proyek.Pengawasan

dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses.

Dengan kata lain, guru berperan sebagai mentor bagi aktivitas peserta

didik. Untuk mempermudah proses monitoring, guru membuat sebuah

rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.

c. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok

Penyelidikan adalah inti dari Problem Based Learning.Setiap situasi

permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun

pada umumnya melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan

data dan eksperimen, perumusan hipotesis dan penjelasan, dan

Page 21: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 18

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

pemecahan masalah.Pengumpulan data dan eksperimen merupakan

aspek yang sangat penting.Pada tahap ini, guru harus mendorong

peserta didik untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen

(mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi

situasi permasalahan.Tujuannya adalah agar peserta didik

mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun

ide mereka sendiri.

Guru membantu peserta didik untuk mengumpulkan informasi

sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber dan mengajukan pertanyaan

tentang masalah dan ragam informasi yang dibutuhkan untuk

pemecahan masalah.Setelah peserta didik mengumpulkan cukup data

dan menentukan permasalahan tentang fenomena yang mereka

selidiki, mereka mulai merumuskan hipotesis, penjelasan, dan

pemecahan masalah.

Esensi dari tahap ini adalah guru mendorong peserta didik untuk

menyampaikan ide-idenya dan menerima ide mereka.Guru juga harus

mengajukan pertanyaan yang membuat peserta didik berpikir tentang

kelayakan hipotesis dan solusi yang mereka buat serta tentang kualitas

informasi yang dikumpulkan.

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artifak (hasil karya) dan

pameran.Artifak bisa berbentuk laporan tertulis, video, tape

(menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model

(perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya),

program komputer, dan sajian multimedia.Tentunya kecanggihan artifak

sangat dipengaruhi oleh tingkat berpikir peserta didik.Langkah

selanjutnya, peserta didik memamerkan hasil karyanya dan pendidik

berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam

pemeranan ini, melibatkan peserta didik-peserta didik lainnya, Guru

lainnya, para orang tua, dan pihak lain yang dapat menjadi “penilai”

atau pemberi umpan balik.

e. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah

Page 22: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 19

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Fase ini merupakan tahap akhir dalam Problem Based Learning.Fase ini

dimaksudkan untuk membantu peserta didik menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah mereka sendiri dan

keterampilan penyelidikan serta pola pikir yang mereka gunakan.

Selama fase ini, guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi

pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan

belajarnya.

C. Langkah-langkah Pemilihan Model Pembelajaran

Pemilihan model-model pembelajaran di atas sebagai pelaksanaan pendekatan

saintifik dalam pembelajaran memerlukan analisis yang cermat sesuai dengan

karakteristik kompetensi dan kegiatan pembelajaran dalam silabus. Pemilihan

model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal berikut;

1. Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut kategori

pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural. Untuk pengetahuan

faktual dan konsepetual, guru dapat memilih Discovery Learning,

sedangkan untuk pengetahuan prosedural Project Based Learning dan

Problem Based Learning.

2. Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasar

dari KI- 4. Untuk keterampilan abstrak, guru dapat memilih Discovery

Learning dan Problem Based Learning, sedangkan untuk keterampilan

konkrit menggunakan Project Based Learning.

3. Karakteristik sikap yang dikembangkan, baik sikap religious (KI-1) maupun

sikap sosial (KI-2)

Contoh matrik pemilihan model yang dapat digunakan sesuai dengan dimensi

pengetahuan dan keterampilan tampak pada tabel 1 berikut;

Tabel 1

Dimensi Pengetahuan

Dimensi Keterampilan

Abstrak Konkrit

Faktual Discovery Learning Discovery Learning

Konseptual Discovery Learning Discovery Learning

Page 23: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 20

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Dimensi Pengetahuan

Dimensi Keterampilan

Abstrak Konkrit

Prosedural Discovery Learning

Problem Based Learning

Discovery Learning Problem Based Learning

Metakognitif

Discovery Learning Project Based Learning

Problem Based Learning

Discovery Learning Project Based Learning

Problem Based Learning

Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut aktivitas

pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena keseharian yang

dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi baru yang tak

terduga.Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran

diharapkan mendorong kemampuan berpikir peserta didik hingga situasi baru

yang tak terduga.

Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan

keingintahuan peserta didik, kegiatan pembelajaran berbasisis kompetensi

dilakukan dengan langkah sebagai berikut.

1. Menyajikan atau mengajak peserta didik mengamati fakta atau fenomena

baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari

informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena

tersebut

2. Memfasilitasi diskusi dan tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip,

hukum,dan teori

3. Mendorong peserta didik aktif mencoba melaluikegiatan eksperimen

4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data,

mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena

5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam mengomunikasikan

sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki melalui presentasi

dan/atau unjuk karya dengan aplikasi pada situasi baru yang terduga

sampai tak terduga.

Page 24: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 21

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

D. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Fisika

Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber

sebagaimana tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum

2013 adalah sebagai berikut: (1) American Library Associationmendefinisikan

sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-

sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2)

Newton Public School, mengartikan penilaian autentik sebagai penilaian atas

produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata

peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya

pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan

tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti

meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral

terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan

sebagainya.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah

(scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum

2013.Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil

belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba,

membangun jejaring, dan lain-lain.Penilaian autentik cenderung fokus pada

tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk

menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan

keterampilan.Oleh karena itu, penilaian autentik sangat relevan dengan

pendekatan saintifik dalam pelaksanaan pembelajaran di SMA.

Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen asesment yang

memberikan kesempatan sangat luas kepada peserta didik untuk menerapkan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk

tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, proyek,

makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas.

Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian

portofolio dan penilaian proyek. Penilaian autentik disebut juga penilaian

responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik

yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan

tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian

Page 25: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 22

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu

pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan

hasil pembelajaran.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif

untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)

pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian

sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan, jurnal, penilaian diri, dan/atau

penilaian antar teman.Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan,

dan/atau penugasan.Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian

proyek, dan penilaian portofolio.

1. Penilaian Aspek Sikap

Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan, jurnal, penilaian diri, dan

penilaian antar teman. Pengamatan dapat menggunakan lembar

pengamatan dalam bentuk ceklis atau skala likert, dilakukan selama

aktivitas pembelajaran berlangsung(dimulai pada kegiatan pendahuluan

sampai kegiatan penutup)Pengamatan sikap seperti kerjasama, peduli, dan

kesantunan dapat dilakukan pada kegiatan kerja kelompok.Sedangkan

pengamatan sikap jujur dan teliti dapat dilakukan saat kegiatan

eksperimen (mencoba).Pengamatan sikap melatih ketrampilan peserta

didik untuk mempunyai sikap ilmiah. Selama proses pembelajaran, setiap

ketrampilan yang muncul dalam diri peserta didik dilakukan penilaian.

Ketrampilan yang dimaksud adalah, ketrampilan mengamati, menanya,

mendapatkan informasi, mengolah informasi dan mengomunikasikan.

Jurnal adalah catatan guru yang sistematis di dalam dan di luar kelas

yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan

peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku.Jurnal dapat memuat

penilaian peserta didik terhadap aspek tertentu secara kronologis.Kriteria

penilaian jurnal adalah sbb:

a. Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.

b. Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.

c. Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.

Page 26: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 23

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

d. Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara

kronologis.

e. Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas

dan komunikatif.

f. Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap

tampilan sikap peserta didik

g. menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan

peserta didik.

Penilaian-diri (self-assessment) termasuk dalam rumpun penilaian

kinerja. Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta

didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses

dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata

pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur

kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian ranah sikap

misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan curahan perasaannya

terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau acuan yang telah

disiapkan; Penilaian ranah keterampilan misalnya, peserta didik diminta

untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya oleh

dirinya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian

ranah pengetahuan misalnya, peserta didik diminta untuk menilai

penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar

dari suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan

yang telah disiapkan. Penilaian diri dilakukan sebelum dilaksanakan

ulangan harian.

Teknik penilaian-diri memiliki beberapa manfaat positif.Pertama,

menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik.Kedua, peserta didik

menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya.Ketiga, mendorong,

membiasakan, dan melatih peserta didik berperilaku jujur. Keempat,

menumbuhkan semangat untuk maju secara personal.

Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap

seorang peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam

suatu kelas atau rombongan belajar.Penilaian ini merupakan bentuk

Page 27: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 24

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

penilaian untuk melatih peserta didik penilai menjadi pembelajaryang

baik.Instrumen sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur.

2. Penilaian Aspek Pengetahuan.

Kompetensi siswa pada aspek pengetahuan dapat diukur melalui tes dan

nontes. Bentuk tes yang digunakan antara lain adalah tes tertulis (uraian,

pilihan ganda, isian, benar salah, dll), tes lisan, dan/atau tes praktik.

Sedangkan, bentuk nontes dapat dilakukan melalui tugas-tugas yang

diberikan, baik tugas menjawab soal, atau tugas membuat laporan tertulis.

Tes Tulis

Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan.Tes tertulis

terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian.Memilih jawaban

terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan

sebab-akibat.Mengisijawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban

singkat atau pendek, dan uraian.

Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu

mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,

mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah

dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat

komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap,

keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan

jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap

terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tersulis berbentuk esai/uraian

biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka

(extended-response) atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini

sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes

semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat mengukur hasil

belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks.

Tes Lisan.

Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara

lisan.Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab

secara langsung antara pendidik dan peserta didik.

Page 28: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 25

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Penugasan.

Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek

yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau

kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas.

3. Penilaian Aspek Keterampilan

Ada dua ranah keterampilan yang dapat dikembangkan sesuai dengan

kompetensi lulusan tingkat SMA yang diharapkan, yaitu ranah abstrak dan

ranah konkret. Pada ranah abstrak cenderung pada keterampilan seperti

menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta dengan dominan pada

kemampuan mental (berpikir) tanpa bantuan alat. Sedangkan untuk ranah

konkret cenderung pada kemampuan fisik seperti menggunakan alat,

mencoba, membuat, memodifikasi, dan mencipta dengan bantuan alat.

Penilaian aspek keterampilan dapat dilakukan melalui tes praktik, proyek,

atau portofolio.

Tes Praktik

Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam

melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian

kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti:

praktik di laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain peran,

memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan

sebagainya. (Juknis PHB PPMP Kemdikbud, 2013).

Penilaian Proyek

Penilaian proyek(project assessment) merupakan kegiatan penilaian

terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut

periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi

yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan

data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data.Dengan

demikian, penilaian proyekbersentuhan dengan aspek pemahaman,

mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain.

Selama mengerjakan sebuah proyekpembelajaran, peserta didik

memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan

pengetahuannya.Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada

tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru.

Page 29: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 26

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

a. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan

mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna

atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.

b. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan

sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta

didik.

c. Orijinalitas atas keaslian sebuah proyekpembelajaran yang

dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.

Penilaian proyekberfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk

proyek. Dalam penilaian proyek, kegiatan yang harus dilakukan oleh guru

meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan

data, analisis data, dan penyiapkan laporan.Penilaian proyekdapat

menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi.Laporan

penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis.

Produk akhir dari sebuah proyeksangat mungkin memerlukan penilaian

khusus.Penilaian produk dari sebuah proyekdimaksudkan untuk menilai

kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian

produk dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik

menghasilkan produk.Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria

yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu.Penilaian secara

holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk

yang dihasilkan.

Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang

menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia

nyata.Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik

secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan

refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan

pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan

peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa

karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil

tes (bukan nilai), atau informasi lain yang relevandengan sikap,

keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata

Page 30: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 27

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio adalahkumpulan karya

peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode

pembelajaran tertentu.Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat

juga oleh peserta didik sendiri.

Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau

kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam

menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar,

foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-

lain.Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan

perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran.

Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah

seperti berikut ini.

a. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.

b. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio

yang akan dibuat.

c. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di

bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.

d. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada

tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.

e. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.

f. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas

bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.

g. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian

portofolio.

Page 31: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

28

BAB III

ANALISIS KOMPETENSI

A. Kompetensi

Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi

yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan

kompetensi dasar.Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam

menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi

itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.

Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju

semua mata pelajaran pada jenjang tertentu.Sedangkan kompetensi inti adalah

pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat

kompetensi tertentu.Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran

tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.

Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA

adalah sebagai berikut.

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat

kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat

kompetensi keenam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relelevan bagi

Page 32: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 29

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

kelas X sesua Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun

2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut.

Kompetensi Deskripsi Kompetensi

Sikap Spiritual

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret

dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.

B. Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus dan buku (buku guru

dan buku siswa)

Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku secara umum

dapat digambarkn dengan bagan 1 sebagai berikut;

Page 33: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 30

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Penjelasan Bagan 1;

1. Kegiatan diawali dengan analisis keterkaitan antar KI dan KD sebagai

berikut;

a. KI-3 dan KI-4 merupakan kompetensi pengetahuan dan keterampilan

yang harus dicapai oleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran

(though curriculum) yang akan memberikan pengalaman belajar secara

langsung (direct teaching) kepada peserta didik.

b. KI-1 dan KI-2 merupakan kompetensi sikap religious dan sikap social

yang harus dicapai peserta didik sebagai dampak pengiring (nurturant

effects) yang merupakan pengalaman belajar tidak langsung (indirect

teaching)

c. Keempat kompetensi tersebut harus merupakan hasil pembelajaran

secara utuh atau teerpadu.

Untuk mencapai ke-empat kompetensi tersebut, dalam setiap kegiatan

pembelajaran dikembangkan indikator pencapain kompetensi (IPK) yang

menggambarkan karakteristik, ciri-ciri, perbuatan, atau respon yang harus

ditunjukkan atau dilakukan oleh peserta didik dan digunakan sebagai

penanda/indikasi pencapaian kompetensi dasar. Indikator Pencapaian

Kompetensi (IPK) adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi

untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi

acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dapat

dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat

diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan.

Page 34: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 31

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

2. Aloksi waktu/Alat/Bahan/Media

a. Alokasi waktu diambil jumlah yang sesuai dengan silabus atau buku

dengan mempertimbangkan keluasan dan/atau kedalaman materi

pembelajaran.

b. Sumber/Alat/media; jika hasil kajian analisis memiliki perbedaan

dengan yang tercangtum di salabus, maka dilakukn peneyesuain

dengn hasil kajian (sesuai karakteristik materi pemebelajaran)

3. Mengembangkan Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran dikembangkan sesuai dengan tuntutan KD-3. Guru

dapat mengembangkan materi pembelajaran yang sudah tercntum di

silabus atau buku sesuai dengan karakteristik peserta didik.

Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam

silabus atau buku, serta kompetensi dasar yang termuat dalam

kompetensi inti ketiga (pengetahuan).

Linearisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok

seperti tabel berikut ini;

Kompetensi Dasar (KI-3) Kompetensi Dasar (KI-4) Materi Pokok

(Dalam Silabus)

3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsip-prinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian, dan aturan angka penting)

4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk suatu penyelidikan ilmiah

Hakikat Fisika danPengukuran

3.2 Menerapkan prinsip penjumlahan vektor (dengan pendekatan geometri)

4.2 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menentukan resultan vektor

Penjumlahan Vektor

Dan seterusnya …

Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam

silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke tiga

(pengetahuan).Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan

untuk melihat linierisai dengan kompetensi inti ke empat (keterampilan).

Page 35: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 32

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Hasil pengembangan materi pembelajaran harus mencakup pengetahuan

faktual, konseptual, dan pengetahuan prosedural (untuk kelas X), serta

pengetahuan metakognitif (untuk kelas XI dan XII).

Contoh;

1) Menyimpulkan hubungan antara kekuatan pegas dengan konstatanya

berdasarkan data percobaan (pengetahuan faktual)

2) Menerapkan hukum Hooke dalam pemecahan masalah elastisitas

(pengetahuan konseptual)

3) Merekomendasikan perbaikan langkah kerja percobaan hukum Hooke

berdasarkan kesimpulan (pengetahuan prosedural)

4) Menduga resiko dan keuntungan dari rancangan percobaan yang

diusulkan (pengetahuan metakognitif)

Materi pembelajaran juga harus mengintegrasikan muatan lokal yang

bersifat keunggulan lokal atau kekinian, misalnya penerapan tentang

konsep kekuatan pegas dalam permainan katepel atau peristiwa tertentu

yang berkaitan dengan konsep tersebut (misal balon udara). Selain itu

guru juga harus mengembangkan kegiatan sebagai aktualisasi mata

pelajaran fisika dalam kegiatan kepramukaan yang dapat dilaksanakan

oleh pembina pramuka sebagai pengembangan nilai-nilai kepramukaan

yang berkaitan dengan masalah fisika, misalnya pembuatan tiruan

jembatan dari barang bekas (tusuk icecream)

4. Mengembangkan Alternatif Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran mencakup;

a. Kegiatan pendahuluan yang berisi antara lain orientasi atau

penyiapan peserta didik untuk mencapai kompetensi, pemberian

motivasi, dan penjelasan pengetahuan prasyarat.

b. Kegiatan inti mencakup kegiatan mengamati, menanya, mencoba,

mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

Kelima kegiatan tersebut di atas, tidak harus terjadi dalam satu kali

pertemuan, tetapi setiap pertemuan fokus kepada kegiatan mana

yang akan dilakukan disesuaikan dengan karakteristik materi atau

IPK.

Contoh;

Page 36: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 33

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Jika dalam satu RPP terdapat 3 (tiga) kali pertemuan, maka ada

kemungkinan sebagai berikut;

1) pertemuan pertama fokus kepada kegiatan mengamati dan

menanya,

2) pertemuan kedua fokus kepada menanya, mengumpulkan

informasi, dan mengasosiasi

3) pertemuan ketiga fokus kepada kegiatan mengomunikasikan.

c. Kegiatan penutup dapat berupa kegiatan menyimpulkan, refleksi,

pemberian tugas, atau informasi pembelajaran selanjutnya.

5. Mengembangkan alternatif penilaian (Penilaian Autentik)

a. Penilaian sikap melalui pengamatan,penilaian diri, penilaian antar

teman sebaya, dan/atau jurnal. Penilaian sikap

melaluipengamatanmenggunakan lembar pengamatan atau daftar

cheklist pengamatan yang memuat aspek sikap yang diamati.Rincian

aspek sikap yang diamati merujuk pada indikator sikap yang

dijabarkan dari KI-1 dan KI-2 pada saat dilakukan analisis

kompetensi.Penilaian sikap dilakukan sebagai upaya mengembangkan

sikap sosial dan sikap religius dalam rangka pengembangan nilai

karakter bangsa. Penjabaran penilaian sikap dalam tabel analisis perlu

direlasikan/dihubungkan dengan kegiatan pembelajaran yang

dilakukan peserta didik.

b. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau

penugasan. Pemilihan bentuk penugasan dijabarkan dalam tabel

analaisis menjadi aspek-aspek yang digunakan dalam penilaian. Aspek

penilaian tugas ini bermanfaat dalam mengembangkan rubrik dan

pedoman penskoran.

c. Penilaian keterampilan melalui tes praktik,proyekdan penilaian

portofolio.Penilaian keterampilan mencakup dua ranah keterampilan

yang dapat dikembangkan sesuai dengan kompetensi lulusan tingkat

SMA yang diharapkan, yaitu ranah abstrak dan ranah konkrit. Jabaran

penilaian keterampilan pada tabel analisis merinci aspekpenilaian yang

dilakukan dan direlasikan dengan kegiatan pembelajaran yang

dilakukan peserta didik.

Page 37: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 34

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

C. Hasil Pemasangan Kompetensi Dasar dan Kajian Silbus

Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok

(Dalam Silabus)

3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsip-prinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian, dan aturan angka penting)

4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah

Hakekat Fisika dan Pengukuran -

3.2 Menerapkan prinsip penjumlahan vektor (dengan pendekatan geometri)

4.2 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menentukan resultan vektor

Penjumlahan Vektor

3.3 Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan

4.3 Menyajikan data dan grafik hasil percobaan untuk menyelidiki sifat gerak benda yang bergerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan

Gerak lurus dengan kecepatan dan percepatan konstan (GLB dan GLBB)

3.4 Menganalisis hubungan antara gaya, massa, dan gerakan benda pada gerak lurus

4.4 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki hubungan gaya, massa, dan percepatan dalam gerak lurus

Hukum Newton –tentang gerak lurus dan penerapannya

3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi

4.5 Menyajikan ide/gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada hubungan roda-roda)

Gerak Melingkar dengan laju konstan (GMB)

3.6 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari hari

4.6 Mengolah dan menganalisis hasil percobaan tentang sifat elastisitas suatu bahan

Elastisitas dan Hukum Hooke

3.7 Menerapkan hukum-hukum pada fluida statik dalam kehidupan sehari-hari

4.7 Merencanakan dan melaksanakan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida untuk mempermudah suatu pekerjaan

Fluida Statik

Page 38: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 35

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok

(Dalam Silabus)

3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari

4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas dan konduktivitas kalor

Kalor dan Perpindahan Kalor

3.9 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa

4.9 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa

Alat – alat Optik

Page 39: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

36

BAB IV

PENUTUP

Efektifitas pembelajaran merupakan indikator keberhasilan belajar, artinya bahwa

semakin tinggi efektifitas pembelajaran maka hasil belajar semakin berkualitas dan

sebaliknya semakin rendah efektifitas pembelajaran maka berdampak pada hasil

belajar yang tidak optimal.

Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses

pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses

pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik

mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik

melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan

RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta

didik melakukan kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik yaitu melalui

mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis,

dan mengomunikasikanapa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Oleh

karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran

adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan

diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian

yang diperlukan

Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses

pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran

tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap.Baik pembelajaran

langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak

terpisah.Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut

KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara

bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk

mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan

dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.

Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun

kelompok yang mengacu pada Silabus dan buku.

Page 40: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA 37

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang

terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar KI-1, KI-2,

KI-3, dan KI-4 dapat tercapai secara terintegrasi.

Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan

pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus

sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan

materi pembelajaran yang memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Selanjutnya

mengembangkan langkah alternatif pembelajaran serta merancang dan

melaksanakan penilaian autentik. Sedangkan strategi penilaian disiapkan untuk

memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen

penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik.

Page 41: Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

Naskah Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013 di SMA

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

38

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York. Longman.

Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University

Press. Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and

Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press. Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of

poverty. Educational Policy, 12, 525-541. http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun

2005 tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara)

Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan

Dasar dan Menengah; Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan

Menengah. Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan

Menengah. Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan

Menengah. Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum

Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun

2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301), Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief

Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The University of Western Australia.