Post on 15-Oct-2021
POTENSI DAN CADANGAN KARBON PADA VEGETASI
TINGKAT POHON DI RUANG TERBUKA HIJAU BENTENG
SOMBA OPU KECAMATAN BAROMBONG KABUPATEN
GOWA
SKRIPSI
SATRIANI
105951107216
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
ii
POTENSI DAN CADANGAN KARBON PADA VEGETASI
TINGKAT POHON DI RUANG TERBUKA HIJAU BENTENG
SOMBA OPU KECAMATAN BAROMBONG KABUPATEN
GOWA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Pada Program Studi Kehutanan
SATRIANI
105951107216
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Potensi Dan Cadangan Karbon Pada Vegetasi Tingkat
Pohon Di Ruang Terbuka Hijau Benteng Somba Opu
Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa
Nama : Satriani
Nim : 105951107216
Jurusan : Kehutanan
Fakultas : Pertanian
Makassar, Januari 2021
Telah diperiksa dan disetujui oleh:
Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Hajawa, M.P.
Ir. M. Daud, S.Hut., M.Si., IPM.
NIDN : 0003066407 NIDN : 0929118502
Diketahui Oleh:
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Program Studi
Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P. Dr. Ir. Hikmah, S.Hut., M.Si., IPM.
NIDN : 0912066901 NIDN : 0011077101
iv
HALAMAN KOMISI PENGUJI
Judul : Potensi Dan Cadangan Karbon Pada Vegetasi Tingkat
Pohon Di Ruang Terbuka Hijau Benteng Somba Opu
Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa
Nama : Satriani
Nim : 105951107216
Jurusan : Kehutanan
Fakultas : Pertanian
SUSUNAN TIM PENGUJI
NAMA TANDA TANGAN
Dr. Ir. Hajawa, M.P.
Pembimbing I
(……………………………)
Ir. M. Daud, S.Hut., M.Si., IPM.
Pembimbing II
(……………………………)
Dr. Ir. Irma Sribianti, S.Hut., M.P., IPM.
Penguji I
(……………………………)
Ir. Muhammad Tahnur, S.Hut., M.Hut., IPM.
Penguji II
(……………..……………)
Tanggal lulus :
v
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama :Satriani
NIM :105951107216
Program Studi : Kehutanan
Fakultas : Pertanian
Dengan ini saya, Satriani menyatakan dengan sungguh-sungguh:
1. Saya menyadari bahwa memalsukan karya ilmiah dalam bentuk yang dilarang
oleh undang-undang, termasuk pembuatan karya ilmiah oleh orang lain dengan
suatu imbalan, atau mengambil karya orang lain, adalah tindakan kejahatan yang
harus dihukum menurut undang-undang yang berlaku.
2. Bahwa skripsi ini adalah hasil karya dan tulisan saya sendiri, bukan karya orang
lain atau karya plagiat, atau karya jiplakan dari karya orang lain.
3. Bahwa di dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan
saya juga tidak terdapat atau pendapat yang pernah atau diterbitkan orang lain,
kecuali yang secara tertulis diacuh dalam naskah saya ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka.
Bila kemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, saya bersediah
tanpa mengajukan banding menerima sanksi:
1. Skripsi ini beserta nilai-nilai hasil ujian skripsi saya di batalkan
2. Pencabutan kembali gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh, serta pembatalan
dan penarikan ijazah sarjana dan transkrip nilai yang telah saya terima.
Makassar, Januari 2021
Yang Menyatakan
Penulis
vi
ABSTRAK
Satriani, 105951107216. POTENSI DAN CADANGAN KARBON PADA
VEGETASI TINGKAT POHON DI RUANG TERBUKA HIJAU BENTENG
SOMBA OPU KECAMATAN BAROMBONG KABUPATEN GOWA.
DIBAWAH BIMBINGAN Hajawa dan M. Daud.
Potensi dan Cadangan Karbon Pada Vegetasi Tingkat Pohon Di Ruang
Terbuka Hijau Benteng Somba Opu Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa
memiliki 23 jenis yaitu Tanjung, Kapuk, Mangga, Sukun, Angsana, Pulai, Pinang,
Kelapa, Mahoni, Ketapang, Jambu Air, Lontar, Jamblang, Serut, Rao, Tranbesi,
Asam, Jambu Bol, Johar, Nangka, Buni, Jamplung, Dan Tamatte. Penelitian ini
dilaksanakan di Di Ruang Terbuka Hijau Benteng Somba Opu Kecamatan
Barombong Kabupaten Gowa dilaksanakan selama dua bulan yaitu mulai bulan
September sampai dengan bulan November 2020. Penelitian ini dilakukan dengan
pengambilan data primer dilakukan dengan menggunakan metode sensus
pengambilan data dengan mengukur diameter dan tinggi pohon yang kemudian di
olah untuk mengetahui potensi tegakan dan potensi cadangan karbon. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa analisis data mengenai Potensi tegakan vegetasi
tingkat pohon pada ruang terbuka hijau benteng somba opu dengan luas 11,36 ha
memiliki potensi sebanyak 1475,12 m³ dan potensi volume tegakan per ha sebanyak
129,85 m³/ha. Potensi Cadangan karbon vegetasi tingkat pohon per ha adalah
21072,13 kg atau 21, 07 ton dan Cadangan karbon vegetasi tingkat pohon dengan
luas 11,36 ha adalah 239379,39 kg atau 239,37 ton.
Kata Kunci : Ruang Terbuka Hijau, Pohon, Biomassa, Cadangan karbon.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat
dan KaruniaNyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penyusunan skripsi dengan berjudul “Potensi Dan Cadangan Karbon Pada
Vegetasi Tingkat Pohon Di Ruang Terbuka Hijau Benteng Somba Opu
Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa”. Sebagai salah satu syarat mendapat
Gelar Sarjana Kehutanan. Salam dan salawat semoga senantiasa dilimpahkan oleh
Allah SWT kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan kepada
kita semua. Penulis berharap apa yang dipaparkan dalam skripsi ini dapat
memberikan informasi baru bagi kita semua. Penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih sangat jauh dari kata kesempurnaan, untuk itu saran dan masukan sangat
penulis hargai.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ayahanda Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., MP. Selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Ibunda Dr. Husnah Latifah, S.Hut., M.Si. Selaku Wakil Dekan I Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibunda Dr. Hikmah, S.Hut., M.Si., IPM. Selaku Ketua Program Studi Kehutanan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ibunda Dr. Ir. Hajawa, M.P. Selaku pembimbing I dan Ayahanda Ir. M. Daud,
S.Hut., M.Si., IPM Selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
sistem penyusunan skripsi, pengetahuan dan motivasi.
viii
5. Ibunda Dr. Ir. Irma Sribianti S.Hut., M.P., IPM. selaku penguji I dan Ayahanda
Ir. Muhammad Tahnur, S.Hut., M.Hut., IPM. selaku penguji II yang tak
hentinya memberi arahan dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Kehutanan serta staf tata usaha Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan ilmu
selama di bangku perkuliahan.
7. Teman-teman angkatan 2016 Kehutanan dan sahabatku terima kasih atas
bantuan, kebersamaan dan semangatnya kepada penulis selama penulis
menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.
8. Ucapan terkhusus penulis haturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta Daeng Rani dan Daeng Bau atas
doa, kasih sayang, kerja keras, motivasi, semangat dan bimbingannya dalam
mendidik dan membesarkan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini, serta saudara-saudaraku tersayang Suriani, dan Hamriani atas
semangat dan doanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk penyempurnaan skripsi ini, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Makassar, Februari 2020
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii
HALAMAN KOMISI PENGUJI ............................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL...................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
1.4. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.I. II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ruang Terbuka Hijau ...................................................................... 5
2.2. Potensi Tegakan .............................................................................. 6
2.2.1. Potensi ................................................................................... 6
2.2.2. Tegakan ................................................................................. 6
2.3. Vegetasi Tingkat Pohon .................................................................. 7
2.4. Biomassa ......................................................................................... 7
2.5. Cadangan Karbon ............................................................................ 8
2.5.1. Karbon ................................................................................... 8
x
2.5.2. Cadangan Karbon .................................................................. 9
2.6. Benteng Somba Opu ........................................................................ 10
2.7. Kerangka Pikir ................................................................................. 11
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 13
3.2. Alat dan Objek Penelitian................................................................ 13
3.3. Populasi dan Sampel ....................................................................... 13
3.4. Metode Penelitian ............................................................................ 14
3.5. Prosedur Penelitian .......................................................................... 14
3.6. Pengamatan dan Pengukuran ........................................................... 15
3.7. Analisis Data ................................................................................... 20
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Geografis dan Demografi ................................................................ 23
4.1.1. Geografis ............................................................................... 23
4.1.2. Iklim ...................................................................................... 23
4.2. Keadaan Sosial, Ekonomi dan Budaya............................................ 24
4.2.1. Penduduk ............................................................................... 24
4.2.2. Fasilitas Umum ..................................................................... 25
4.2.3. Mata Pencaharian .................................................................. 25
4.3. Kondisi Lokasi ................................................................................ 26
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Profil Ruang Terbuka Hijau ............................................................ 27
5.2. Volume Pohon ................................................................................. 29
5.3. Biomassa pohon .............................................................................. 30
5.4. Cadangan Karbon ............................................................................ 31
xi
VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan ...................................................................................... 33
6.2. Saran ................................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
1. Blangko (tally sheet) Pengamatan Pohon ............................................ 19
2. Jumlah Penduduk Kelurahan Benteng Somba Opu Kecamatan Barombong
Kabupaten Gowa .................................................................................. 25
3. Jumlah Jenis Vegetasi Tingkat Pohon ................................................. 28
4. Pengukuran Volume Pohon di Benteng Somba Opu ........................... 29
5. Pengukuran Biomassa Pohon di Benteng Somba Opu ........................ 30
6. Pengukuran Cadangan Karbon di Benteng Somba Opu ...................... 32
xiii
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
1. Kerangka Pikir ........................................................................................ 12
2. Kriteria Pengukuran Diameter (DBH) Batang ....................................... 16
3. Cara Menentukan Tinggi Pohon............................................................. 17
4. Pengukuran Tinggi Pohon ...................................................................... 18
5. Cara Pengambilan Data .......................................................................... 18
6. Peta Lokasi Penelitian ............................................................................ 23
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Halaman
1. Data Hasil Perhitungan Perindividu Pohon ......................................... 34
2. Data Hasil Perhitungan Jenis Pohon .................................................... 45
3. Dokumentasi Penelitian ....................................................................... 46
4. Surat Izin Penelitian ............................................................................. 48
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut Undang – Undang tentang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999
adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan dan dibagi
beberapa jenis hutan.
Hutan merupakan bentuk kehidupan terbesar di seluruh dunia. Sebagai
fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia
sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan peran
penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global.
Pemanasan global dan perubahan iklim merupakan isu lingkungan
yang paling sering diperbincangkan saat ini yang ditandai dengan peningkatan
gas karbondioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous (N2O) yang lebih di kenal
dengan Gas Rumah Kaca (GRK). Dampak dari pemanasan global ialah
terjadinya peningkatan temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan sehingga
menimbulkan dampak yang besar bagi kesejahteraan umat manusia pada
umumnya.Terjadinya peningkatan GRK di atmosfer sebagai akibat dari adanya
aktifitas-aktifitas manusia yang tidak ramah terhadap lingkungan, antara lain
adanya pembakaran vegetasi hutan dalam skala yang luas dalam waktu yang
bersamaan, pengeringan lahan gambut serta peningkatan jumlah kendaraan
2
bermotor yang mengakibatkan peningkatan jumlah gas karbon monoksida
(CO) (Samsu, 2019).
Salah satu cara untuk mengurangi dampak dari perubahan iklim dan
pemanasan global ialah dengan cara menurunkan emisi karbon yaitu dengan
cara mempertahankan cadangan karbon yang ada. Adanya tumbuhan sebagai
penyimpan cadangan karbon yang berfungsi mengurangi konsentrasi CO2 di
atmosfer. Melalui proses fotosintesis, CO2 diserap dan diubah oleh tumbuhan
menjadi karbon organik dalam bentuk biomassa. Biomassa merupakan suatu
bentuk hasil penyerapan energi yang dapat dikonversi dalam bentuk karbon,
alkohol, maupun kayu. Besarnya potensi biomassa dipengaruhi oleh
kemampuan pohon tersebut untuk menyerap karbon dari lingkungan melalui
proses fotosintesis, yang dikenal dengan proses sequestration. Hasil proses
fotosintesis dikurangi respirasi tersebut terakumulasi di dalam biomassa pohon.
Besarnya biomassa pohon tersebut dapat mempengaruhi nilai kandungan
karbon dari pohon tersebut.
Ruang terbuka hijau kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open
spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan
vegetasi (endemik, introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau
tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan,
kenyamanan, kesejahteraan, keindahan, wilayah perkotaan. Salah satu wadah
pengumpul biomassa yang tinggi adalah hutan kota, Hutan kota merupakan
bagian dari RTH yang berfungsi sebagai rosot karbon (carbon sink) yang
3
paling efektif dan dapat mengurangi peningkatan emisi karbon di atmosfir
(Samsu, 2019).
Pada daerah benteng somba opu terdapat ruang terbuka hijau (RTH)
dengan luas 11,36 ha. Keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) tersebut
diharapkan mampu meningkatkan serapan CO2. Oleh karena itu perlu
dilakukan penelitian mengenai potensi dan cadangan karbon pada pohon
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi tegakan dan
cadangan karbon tersimpan pada vegetasi tingkat pohon di ruang terbuka hijau
(RTH) di Benteng Somba Opu.
Benteng Somba Opu merupakan salah cagar budaya dan tempat wisata
di Kabupaten Gowa didirikan pada awal abad ke-16 tepatnya pada tahun 1525
atas usaha Raja Gowa ke-9 Karaeng Tumaparisi’ Kallonna. Benteng ini, saat
ini menjadi salah satu ruang terbuka hijau di Kabupaten Gowa dengan berbagai
jenis vegetasi tingkat pohon. Vegetasi ini berpotensi untuk menyerap emisi
karbon dioksida dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Oleh karena itu,
perlu dilakukan penelitian tentang potensi dan cadangan karbon pada vegetasi
tingkat pohon di Ruang Terbuka Hijau Benteng Somba Opu Kecamatan
Barombong Kabupaten Gowa.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Berapa potensi tegakan vegetasi tingkat pohon di Ruang Terbuka Hijau
Benteng Somba Opu Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa?
4
2. Berapa potensi cadangan karbon pada vegetasi tingkat pohon di Ruang
Terbuka Hijau Benteng Somba Opu Kecamatan Barombong Kabupaten
Gowa?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui potensi tegakan vegetasi tingkat pohon di Ruang Terbuka Hijau
Benteng Somba Opu Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa?
2. Mengetahui potensi cadangan karbon pada vegetasi tingkat pohon di Ruang
Terbuka Hijau Benteng Somba Opu Kecamatan Barombong Kabupaten
Gowa?
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi dan bahan
pertimbangan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Benteng Somba Opu
Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa dalam mitigasi dan adapatasi
perubahan iklim.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
1.5. Ruang Terbuka Hijau
Menurut UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang
dimaksud dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang atau
jalur atau mengelompok yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat
tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja
ditanam.
Penyediaan Ruang Terbuka Hijau untuk wilayah perkotaan sangat
penting, mengingat fungsinya dalam memberikan manfaat ekologis, sosial
budaya, arsitektural dan ekonomis. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau tidak
hanya dibutuhkan terpenuhi secara kuantitas namun seharusnya terpenuhi
secara kualitas.
Budihardjo dan Sujarto (2005), menguraikan bahwa ruang terbuka
(open space) mempunyai nilai yang sangat penting, yaitu :
1) Ruang terbuka merupakan pelengkap dan pengontras bentuk kota (urban);
2) Bentuk dan ukuran ruang terbuka merupakan suatu determinan utama
bentuk kota, artinya 30%-50% luas seluruh kota diperuntukkan untuk ruang
terbuka;
3) Ruang terbuka merupakan salah satu elemen fisik kota yang dapat
menciptakan kenikmatan kota;
4) Ruang terbuka mengangkat nilai kemanusiaan karena dalam ruang terbuka
ini berbagai manusia dan berbagai aktivitas bertemu. (Arifin. 2014).
6
1.6. Potensi Tegakan
2.2.1. Potensi
Potensi hutan adalah jumlah pohon jenis niagawi tiap hektar
menurut kelas diameter pada suatu lokasi hutan tertentu yang dihitung
berdasarkan rata-rata jumlah pohon pada suatu tegakan hutan alam
(Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 8171/Kpts-II/2002). Di dalam
Permenhut No.P.67/Menhut-II/2006 tentang Kriteria dan Standar
Inventarisasi Hutan menyebutkan bahwa potensi sumber daya hutan kayu
berupa pohon dan tingkat permudaannya meliputi jenis dan
pengelompokan kayu (seperti jenis niagawi, kelas diameter dan lain-lain),
volume pohon/massa tegakan, jumlah batang, penyebaran, status
kelangkaan dan populasi.
2.2.2. Tegakan
Tegakan adalah suatu unit-unit pengelolaan hutan yang cukup
homogen, sehingga dapat dibedakan dengan jelas dari tegakan yang ada
disekitarnya. Perbedaan itu disebabkan Karena umur, komposisi, struktur
atau tempat tumbuh. Dalam hal ini kita kenal adanya tegakan pinus,
tegakan jati, tegakan kelas umur satu, dua dan lain sebagainya. Didalam
satu wilayah hutan alam, dengan jenis penyusunannya yang beragam dan
umur tidak sama tapi masih memberikan kesan umum yang berbeda
dengan wilayah atau areal atau kelompok vegetasi lain, yang berbeda
didekatnya, juga merupakan suatu tegakan hutan. Dalam hal ini, tegakan
lebih cenderung diartikan sebagai suatu pepohonan hutan (Harahap dan
Izudin, 2002).
7
1.7. Vegetasi Tingkat Pohon
Vegetasi tingkat pohon yaitu dengan ukuran diameter lebih dari atau
sama dengan 20 cm. vegetasi tingkat pohon memiliki manfaat yang sangat
besar. Satu pohon dapat menghasilkan oksigen sebanyak 6000 cc, sementara
itu manusia memerlukan oksigen sebanyak 1500 cc (Kusminingrum, 2008).
Hal ini menunjukkan bahwa dalam satu pohon dapat menyumbangkan oksigen
untuk empat orang bernafas. Oleh karena itu, pohon memiliki nilai ekologis
yang tinggi dibandingkan dengan vegetasi lainnya.
Kriteria vegetasi yang digolongkan ke dalam jenis pohon dijelaskan
oleh Kameluh, (2008) yang menyatakan bahwa pohon memiliki tinggi minimal
35 cm dari permukaan tanah. Mansur, (2011) juga menambahkan tingkat
pertumbuhan pohon dewasa memiliki diameter lebih dari 10 cm. Sehingga
dapat dikatakan vegetasi yang termasuk ke dalam tingkat pohon apabila
memiliki keliling batang minimal sebesar 33 cm. (Rahma, 2018).
1.8. Biomassa
Whitten et al. (1984) mendefinisikan biomassa hutan sebagai jumlah
total berat kering semua bagian tumbuhan hidup, baik untuk seluruh atau
sebagian tubuh organisme, populasi atau komunitas dan dinyatakan dalam
berat kering tanur per satuan luas (ton/hektar). Menurut Brown (1997)
mendefinisikan biomassa sebagai jumlah total bahan organik hidup dalam
pohon yang dinyatakan dalam berat kering oven per unit area.
Kusmana et al. (1992) membedakan biomassa ke dalam dua kategori,
yaitu biomassa di atas permukaan tanah (above ground biomass) dan biomassa
8
di bawah permukaan tanah (below ground biomass). Biomassa tumbuhan
bertambah karena tumbuhan menyerap CO2 dari udara dan mengubah zat
tersebut menjadi bahan organik melalui proses fotosintesis. Hal ini tergantung
pada luas daun yang terkena sinar matahari, intensitas penyinaran, suhu, dan
ciri-ciri jenis tumbuhan masing-masing. Sisa hasil respirasi yang dilakukan
tumbuhan disebut produksi primer bersih, lebih lanjut dikatakan bahwa jumlah
biomasa dalam hutan adalah hasil dari perbedaan antara produksi melalui
fotosintesis dengan konsumsi melalui respirasi dan proses penebangan.
Umumnya karbon menyusun 45 - 50 % bahan kering dari tanaman.
Sejak kandungan karbondioksida meningkat secara global di atmosfer dan
dianggap sebagai masalah lingkungan, berbagai ekolog tertarik untuk
menghitung jumlah karbon yang tersimpan di hutan. Hutan tropika
mengandung biomassa dalam jumlah yang besar, sehingga hutan tropika
merupakan cadangan simpanan karbon yang penting. Selain itu karbon
tersimpan dalam material yang sudah mati sebagai serasah, batang pohon yang
jatuh ke permukaan tanah, dan sebagai material sukar lapuk di dalam tanah
(Whitemore, 1985).
1.9. Cadangan Karbon
1.9.1. Karbon
Karbon merupakan unsur unik yang berkaitan dengan unsur lain
untuk membentuk senyawa baru. Karbon adalah unusr empat yang paling
banyak di alam semesta. Semua organisme hidup mengandung karbon,
mereka mengalami pembusukan dan perubahan untuk selalu mengandung
elemen. Lebih dari smbilan puluh persen senyawa karbon merupakan
9
senyawa sintetik,sedangkan sisanya diperoleh dari makhluk hidup,
seperti: tumbuh-tumbuhan, hewan jamur dan mikroorganisme (Lisam,
2019).
1.9.2. Cadangan Karbon
Cadangan karbon adalah kandungan karbon tersimpan baik itu pada
permukaan tanah sebagai biomasa tanaman, sisa tanaman yang sudah mati
(nekromasa), maupun dalam tanah sebagai bahan organik tanah.
Perubahan wujud karbon ini kemudian menjadi dasar untuk menghitung
emisi, dimana sebagian besar unsur karbon (C) yang terurai ke udara
biasanya terikat dengan O2 (oksigen) dan menjadi CO2 (karbon dioksida).
Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi
dan mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan
pada proses fotosintesis (Bisosial, 2013).
Itulah sebabnya ketika satu hektar hutan menghilang (pohon-
pohonnya mati), maka biomasa pohon-pohon tersebut cepat atau lambat
akan terurai dan unsur karbonnya terikat ke udara menjadi emisi. Dan
ketika satu lahan kosong ditanami tumbuhan, maka akan terjadi proses
pengikatan unsur C dari udara kembali menjadi biomasa tanaman secara
bertahap ketika tanaman tersebut tumbuh besar (sekuestrasi).
Ukuran volume tanaman penyusun lahan tersebut kemudian menjadi
ukuran jumlah karbon yang tersimpan sebagai biomasa (cadangan
karbon). Sehingga efek rumah kaca karena pengaruh unsur CO2 dapat
dikurangi, karena kandungan CO2 di udara otomatis menjadi berkurang.
10
Namun sebaliknya, efek rumah kaca akan bertambah jika tanaman-
tanaman tersebut mati. Meningkatnya kandungan karbon dioksida (CO2)
di udara akan menyebabkan kenaikan suhu bumi yang terjadi karena efek
rumah kaca. Panas yang dilepaskan dari bumi diserap oleh karbon
dioksida di udara dan dipancarkan kembali ke permukaan bumi, sehingga
proses tersebut akan memanaskan bumi. Keberadaan ekosistem hutan
memiliki peranan penting dalam mengurangi gas karbon dioksida yang
ada di udara melalui pemanfaatan gas karbon dioksida dalam proses
fotosintesis oleh komunitas tumbuhan hutan (Bisosial,2013).
1.10. Benteng Somba Opu
Benteng Somba Opu adalah benteng peninggalan Kesultanan Gowa
yang dibangun oleh Raja Gowa ke-9 Daeng Matanre Karaeng Tumapa'risi'
Kallonna pada abad ke-16. Benteng ini terletak di Jalan Daeng Tata,
Kelurahan Benteng Somba Opu, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa,
Sulawesi Selatan.
Luas Benteng Somba Opu berdasarkan hasil Zonasi Balai
Pelestarian Cagar Budaya Makassar tahun 2014 adalah 113.590 m2 (11,36
ha) dengan posisi astromis pada titik 05° 11’18 dan 84”LS-05°29’29.67”LS
dan 119° 24’06.54”BT- 119°24’27.68”BT.Terletak diantara dua sungai
yaitu sungai Balang baru dan sungai Jene’berang.
Struktur pembentuk bangunan adalah bata dari berbagai ukuran, batu
padas dan pada bagian-bagian tertentu terdapat tanah isian yang tidak teratur.
Ketebalan dinding bervariasi ada yang tebalnya 3,66 – 4,10 m ada pula yang
11
sangat tebal 10,3 – 10,5 m. Pintu utama benteng ada dua masing-masing
terletak di sisi bagian barat dan pada sisi bagian selatan dengan ukuran lebar
4,5 m dan tinggi 4 m. Ketinggian dinding benteng apabila utuh diperkirakan
antara 7 – 8 m.
Ada tiga bastion yang masih terlihat sisa-sisanya, yaitu bastion di
sebelah barat daya, bastion tengah, dan bastion barat laut. Yang terakhir ini
disebut Buluwara Agung. Di bastion inilah pernah ditempatkan sebuah meriam
paling dahsyat yang dimiliki orang Indonesia namanya Meriam sakti Anak
Makassar bobotnya mencapai 9.500 kg atau 9,5 ton, dengan panjang 6 meter,
dan diameter 41,5 cm.
Sekarang di dalam kompleks Benteng Somba Opu, melalui Proyek
Miniatur Sulawesi, telah dibangun rumah-rumah adat dari berbagai daerah di
Sulawesi-Selatan; baruga, pasar seni; dan museum yang dapat dipergunakan
sebagai wahana ilmu pengetahuan; gelanggang budaya, dan sarana
pariwisata.(Anggipurnamasari.2017)
1.11. Kerangka Pikir
Penelitian diawali dengan pemilihan lokasi pada ruang terbuka hijau di
Benteng Somba Opu. Lokasi tersebut dipilih dan dijadikan tempat penelitian
dengan harapan nantinya akan memberikan informasi kepada masyarakat
setempat tentang potensi tegakan dan cadangan karbon yang terdapat pada
ruang terbuka hijau Benteng Somba Opu. Kerangka pikir penelitian dapat
dilihat pada Gambar 1.
Ruang Terbuka Hijau
12
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian.
III. METODE PENELITIAN
1.12. Waktu dan Tempat Penelitian
RTH Benteng Somba
Opu
Tegakan Pohon
Potensi Tegakan
Jenis Pohon Diameter pohon Kerapatan
Pohon
Biomassa Cadangan Karbon
Potensi Tegakan Dan
Cadangan Karbon RTH
Somba Opu
13
Waktu penelitian direncakan mulai bulan September sampai dengan
November 2020. Penelitian ini dilaksanakan di Benteng Somba Opu
Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa
1.13. Alat dan Objek Penelitian
Adapun alat yang digunakan meliputi :
1. Alat tulis, untuk mencatat data yang didapatkan di lapangan.
2. Laptop, untuk mengolah data dan penyusunan skripsi.
3. Pita Meter, untuk mengukur keliling pohon.
4. Alat ukur (abney level), untuk mengukur tinggi total dan tinggi bebas
cabang pohon.
5. Tally sheet, untuk menulis data berupa angka dan jenis pohon dari hasil
pengamatan di lapangan.
6. Kompas, untuk menentukan arah.
7. Kamera, digunakan untuk dokumentasi di lapangan.
Objek dalam penelitian ini yaitu adalah pepohonan yang tumbuh
pada kawasan Benteng Somba Opu.
1.14. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian adalah semua pohon yang terdapat dalam
kawasan Benteng Somba Opu. Sampel penelitian ini adalah semua anggota
populasi, oleh karena metode penelitian yang akan dipergunakan adalah
metode sensus.
1.15. Metode penelitian
14
Dalam penelitian ini, menggunakan metode sensus, yaitu mendata
semua pohon yang terdapat dalam kawasan Benteng Somba Opu. Adapun
kriteria pohon yang menjadi objek penelitian adalah pohon yang memiliki
diameter setinggi dada minimal 20 cm. Beberapa ketentuan pengukuran
diameter berdasarkan keadaan pohon adalah sebagai berikut (Sidiyasa,dkk.,
2006):
a) Pengukuran dilakukan pada posisi setinggi dada (± 1.30 m) diatas tanah.
b) Pohon-pohon yang berbanir lebih tinggi dari 1.30 m dilakukan
pengukuran 20 cm diatas banir.
c) Pohon yang cabangnya lebih rendah dari 1.30 m, maka pengukuran
dilakukan pada setinggi dada kedua cabangnya dan dihitung 2 pohon.
d) Pohon-pohon yang terletak pada tanah miring, posisi pengukur harus di
bagian permukaan tanah yang lebih tinggi.
1.16. Prosedur Penelitian
Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan survey ke lokasi penelitian untuk mendapatkan gambaran
umum tentang kondisi lapangan lokasi penelitian
2. Untuk memudahkan pengamatan dan pengukuran, dilakukan penetapan
blok pengamatan, dengan memperhatikan batas jalan setapak, batas
bangunan, dan batas taman.
3. Pengamatan dan pengukuran.
15
4. Mengidentifikasi jenis pohon yang tumbuh pada lokasi penelitian untuk
mengetahui nama lokal dan nama latin/ilmiah.
3.6. Pengamatan dan Pengukuran
Pengamatan dilakukan dengan mengamati semua jenis pohon yang
tumbuh pada lokasi penelitian. Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan
data sesuai tujuan penelitian.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:
a. Diameter batang setinggi dada (DBH) (cm)
b. Tinggi total pohon (m)
c. Tinggi bebas cabang pohon (m)
d. Jenis pohon (spesies pohon)
e. Jumlah pohon setiap jenis
Cara melakukan pengukuran:
1. Pengukuran diameter batang dengan memperhatikan kriteria di bawah ini
16
Gambar 2. Kriteria Pengukuran Diameter (DBH) Batang
2. Mengukur Tinggi Pohon
Pengukuran tinggi pohon dilakukan dengan menggunakan alat
abney level. Dengan jarak tertentu dari pohon, alat ukur tersebut dibidikkan.
Usahakan agar posisi berdirinya pengamat sama tinggi dengan posisi
tumbuhnya pohon.
17
Gambar 3. Cara Menentukan Tinggi Pohon
Keterangan:
A = Tinggi bebas cabang (TBC) (m)
B = Tinggi Total Pohon (TT) (m)
B
A
Pengamat
18
Gambar 4. Pengukuran tinggi pohon
Gambar 5. Cara pengambilan data
Tinggi pohon (D) Dapat kita hitung dengan rumus trigonometri sederhana.
D = B x Tan A + C
Dimana :
D : Tinggi pohon
B : Jarak pohon terhadap pengamat
19
Tan : Tangen
A : Sudut puncak objek terhadap pengamat
C : Tinggi pengamat
Tabel 1. Blangko (tally sheet) Pengamatan Pohon
Tanggal pengamatan : ................................................
Lokasi penelitian : ................................................
No. Nama
jenis
Bercabang/
Tidak
Keliling
(cm)
Diameter
(cm)
Tinggi
Bebas cabang
(m)
Tinggi
Total
(m)
Ket.
20
3.7. Analisis Data
1. Volume pohon
Menghitung volume batang pohon yang diukur berdasarkan tinggi
bebas cabang dan diameter batang (DBH), dengan rumus Prakosa, (2014)
sebagai berikut:
V = ¼ π (D/100)2 x Tbc + f……………………..(1)
Dimana :
V = Volume batang pohon (M3)
D = Diameter setinggi dada (DBH) (cm)
Tbc = Tinggi bebas cabang (m)
F = angka bentuk (0,7)
2. Volume tegakan ( total volume pohon ) adalah:
ƩV = V1 + V2 + V3 + ....+ Vn
3. Volume pohon per ha adalah:
Ѷ = ƩV/A
Ѷ = Volume pohon per ha
ƩV = Volume tegakan
A = Luas RTH Benteng Somba Opu
4. Biomassa pohon
Pengukuran biomasa pohon dilakukan dengan cara 'non destructive'
(tidak merusak bagian tanaman). Diperlukan 2 orang untuk pengukuran.
Biomassa pohon dihitung dengan menggunakan Rumus Nilai Koefisien
allometrik (a dan b) untuk penghitungan biomassa bagian atas berdasarkan
21
spesies pohon dengan menggunakan rumus perhitungan Y= 𝑎. 𝐷𝑏 yang telah
banyak digunakan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang pengukurannya di
awali dengan menebang dan menimbang pohon (Kitredge, 1994).
Keterangan :
Y : kandungan biomassa
D : diameter pohon setinggi dada
a,b : konstanta
Biomassa pohon ditentukan berdasarkan rumus allometrik untuk jenis
kayu tropis di Indonesia (Ketterings et al, 2001)
Y = 𝑎. 𝐷𝑏
Y : kandungan biomassa (kg)
D : diameter pohon setinggi dada (cm)
a : 0.0661
b : 2.591
5. Cadangan Karbon
Penghitungan karbon dari biomassa menggunakan rumus sebagai
berikut :
Cb = B x % C organik.
Keterangan :
Cb : kandungan karbon dari biomassa, dinyatakan dalam kilogram (kg)
B : total biomassa dinyatakan dalam kilogram (kg)
% C organic : nilai presentase kandungan karbon, sebesar 0,47 (SNI 7724,
2011).
22
Penghitungan cadangan karbon per hektar menggunakan rumus (SNI 7724,
2011).
𝐶̅ = ∑ 𝐶𝑏
𝐴
Keterangan:
𝐶̅ : Potensi Cadangan Karbon Per Ha (ton/ha)
Cb: kandungan karbon dari biomassa (ton)
A: Luas RTH Benteng Somba Opu
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
23
4.1. Geografis dan Demografi
4.1.1. Geografis
Gambar 6. Peta Lokasi Penelitian
Lingkup wilayah penelitian meliputi Benteng Somba Opu terletak
di Jl Daeng Tata, Kelurahan Benteng Somba Opu, Kecamatan
Barombong, Kabupaten Gowa. Jaraknya kurang lebih tujuh kilometer
dari arah selatan pusat Kota Makassar. Letak astronomisnya adalah 5o
11’ 22” LS, 119o 24’ 4” BT dengan ketinggian 0 – 10 meter. Benteng
Somba Opu dapat diakses dari pusat Kota Makassar (Lapangan
Karebosi) dengan angkutan kota (petepete) atau taksi.
4.1.2. Iklim
Di Indonesia seperti di Kabupaten Gowa Benteng Somba Opu hanya
dikenal dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Biasanya
musim kemarau dimulai pada Bulan Juni hingga September, sedangkan
musim hujan dimulai pada Bulan Desember hingga Maret. Keadaan
24
seperti itu berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa
peralihan, yaitu Bulan April-Mei dan Oktober-Nopember. Curah hujan di
Kabupaten Gowa yaitu 237,75 mm dengan suhu 27,125°C. Curah hujan
tertinggi yang dipantau oleh beberapa stasiun/pos pengamatan terjadi
pada Bulan Desember yang mencapai rata-rata 676 mm, sedangkan curah
hujan terendah pada Bulan Juli - September yang bisa dikatakan hampir
tidak ada hujan.
4.2. Keadaan Sosial, Ekonomi dan Budaya
4.2.1. Penduduk
Penduduk merupakan salah satu syarat bagi terbentuknya sebuah
Negara/wilayah atau sekaligus sebagai aset atau modal bagi suksesnya
pembangunan disegala bidang kehidupan baik dalam bentuk
pembangunan fisik maupun non fisik. Oleh karena itu kehadiran dan
perannya sangat menentukan bagi perkembangan suatu wilayah, baik
dalam skala kecil maupun besar, sehingga dibutuhkan data atau potensi
kependudukan yang tertib dan terukur.
Keluran Benteng Somba Opu terletak di Kecamatan Barombong
Kabupaten Gowa yang memiliki jumlah penduduk sebanyak ± 5.1809
jiwa, terdiri dari laki – laki 2.620 jiwa dan perempuan 2.569 jiwa dengan
jumlah 1.352 Kepala Keluarga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 2 berikut ini:
25
Tabel 2. Jumlah Penduduk Kelurahan Benteng Somba Opu Kecamatan
Barombong Kabupaten Gowa
Sumber: Kantor Kelurahan Benteng Somba Opu, 2020
4.2.2. Fasilitas Umum
Beberapa fasilitas umum yang terdapat di Kecamatan Barombong seperti
sarana pendidikan antara lain Taman Kanak-Kanak sebanyak 8 buah,
Sekolah dasar negeri 4 buah, Sekolah Dasar Inpres 12 buah, Sekolah
Lanjutan Pertama 1 buah. Di samping itu terdapat beberapa sarana
No Nama RW Jumlah jiwa Kepala
L P Total keluarga
1. Bontolaja 433 393 826 203
2. Bontomarannu 204 214 418 121
3. Caranggi 397 415 812 213
4. Lekoboddong 444 454 898 239
5. Kampung Parang 91 88 179 51
6. Sapiria 419 377 796 200
7. Gusung Sarombe 401 391 792 205
8. Sarombe 231 237 468 120
Jumlah 2.620 2.569 5.189 1.352
26
kesehatan, seperti Puskesmas 2 buah, Pustu 6 buah, Posyandu 25 buah
dan Polindes 1 buah. Ada juga tempat ibadah (Masjid ), dan pasar.
4.2.3. Mata Pencaharian
Penduduk Kecamatan Barombong umumnya berprofesi sebagai petani,
sedangkan sektor non pertanian terutama bergerak pada lapangan usaha
perdagangan besar dan eceran.
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan cukup besar hal ini terlihat
dari konstribusi penerimaan pajak bumi dan bangunan (PBB) yang telah
mencapai 100 persen.
4.3. Kondisi Lokasi
Melihat kondisi lokasi kawasan Benteng Somba Opu, maka dapat
disimpulkan bahwa, kawasan tersebut berada pada lokasi yang cukup padat,
hal ini disebabkan karena lokasi ini juga merupakan daerah perbatasan antara
Kabupaten Gowa dengan Kota Makassar. Melihat hal tersebut, maka
kebutuhan yang tepat untuk lokasi khususnya kawasan benteng ini, yakni
kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam kawasan Benteng Somba Opu.
Penataan RTH ini agar lahan tersebut dapat dimanfaatkan dan menjadi
pendapatan asli daerah (PAD).
27
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Profil Ruang Terbuka Hijau
Jumlah penduduk yang semakin banyak dan padat menyebabkan
terjadinya kekurangan atau krisis lahan untuk berbagai keperluan dan
penggunaan lahan. Oleh sebab itu, penting dilakukannya sebuah tata dan
perencanaan suatu wilayah. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar
wilayah tersebut memiliki proporsi penggunaan lahan yang sesuai dengan
keseimbangan lingkungan yang tetap terjaga. Salah satu kawasan yang menjadi
penting dalam suatu perencanaan wilayah adalah kawasan ruang terbuka hijau.
Kawasan ini harus ada di setiap wilayah sebagai penyeimbang ekosistem.
Sesuai dengan namanya maka kawasan ini merupakan kawasan dengan
vegetasi yang mendominasi dalam ekosistemnya.
Kawasan ini sangat diperlukan dalam suatu wilayah terutama wilayah
yang memiliki tingkat polusi dan kepadatan lalu lintas serta penduduk yang
tinggi mengingat fungsi utamanya yaitu untuk menjaga kualitas lingkungan.
28
Ruang terbuka hijau Benteng Somba Opu merupakan suatu ruang
terbuka yang kawasannya didominasi oleh vegetasi baik itu pepohonan, semak,
rumput-rumputan, serta vegetasi penutup tanah lainnya. Berdasarkan hasil
penelitian dan analisis data mengenai vegetasi tingkat pohon di ruang terbuka
hijau Benteng Somba Opu Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa, maka
diperoleh jumlah jenis vegetasi tingkat pohon sebagaimana yang tercantum
pada Tabel 3
Tabel 3 . Jumlah Jenis Vegetasi tingkat pohon
NO Nama Jenis Nama Latin Family Jumlah Pohon
1. Tanjung Mimusops elengi Sapotaceae 20
2. Kapuk Ceiba pentandra Malvaceae 3
3. Mangga Mangifera indica Anarcardiacea 95
4. Sukun Artocarpus altilis Moraceae 3
5. Angsana Pterocarpus indicus Fabaceaea 5
6. Pulai Alstonia scholaris Apocynaceae 12
7. Pinang Areca catelus Arecaceae 17
8. Kelapa Cocos nucifera Arecaceae 31
9. Mahoni Swietenia mahagoni Maliaceae 1
10. Ketapang Terminalia catappa Combretaceae 10
11. Jambu Air Syzygium Aqueum Myrtaceae 2
12. Lontar Borassus flabellifer Arecaceae 74
13. Jamblang Syzygium cumini Myrtaceae 7
14. Serut Streblus asper Moraceae 2
15. Rao Dracontomelon dao Anacardiaceae 6
16. Tranbesi Samanea saman Fabaceae 49
17. Asam Tamarindus indica Fabaceae 3
18. Jambu Bol Syzygium malaccense Myrtaceae 7
19. Johar Cassia siamanea lamk Fabaceae 3
20. Nangka Artocarpus heterophyllus Moraceae 5
21. Buni Antidesma bunjus Phyllanthaceae 6
22. Jamplung Calophyllum inophyllum Clusiaceae 7
23. Tamatte Lannae cormendalica Anacardiaceae 17
Jumlah 385
29
5.2. Volume Pohon
Berdasarkan hasil penelitian mengenai vegetasi tingkat pohon di ruang
terbuka hijau Benteng Somba Opu Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa,
maka di dapatkan Hasil Volume Pohon seperti pada tabel Berikut.
Tabel 4. Pengukuran Volume Pohon Benteng Somba Opu
NO Nama Jenis Jumlah Pohon Volume Pohon (m3)
1. Mimusops elengi 20 42,37
2. Ceiba pentandra 3 94,74
3. Mangifera indica 95 365,95
4. Artocarpus altilis 3 15,66
5. Pterocarpus indicus 5 29,98
6. Alstonia scholaris 12 104,14
7. Areca catechu 17 38,69
8. Cocos nucifera 31 99,79
9. swietenia mahagoni 1 1,05
10. Terminalia catappa 10 29,57
11. Syzygium aqueum 2 2,57
12. Borassus flabellifer 74 329,23
13. Syzygium cumini 7 11,93
14. Streblus asper 2 2,93
15. Dracontomelon dao 6 35,14
16. Samanea Saman 49 128,16
17. tamarindus indica 3 12,23
18. Syzygium malaccense 7 10,76
19. Cassia Siamea Lamk 3 7,42
20. Artocarpus heterophyllus 5 6,26
21. Antidesma Bunius 6 5,99
22. Calophyllum Inophyllum 7 43,56
23. Lannea cormendalica 17 57,01
Jumlah 385 1.475,12
Potensi volume pohon / Ha 129,85
30
Berdasarkan Tabel di atas,dapat diketahui bahwa total vulume pohon
pada area Benteng Somba Opu Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa
sebesar 1.475,12 m3, dengan Volume pohon perhektarnya ialah sebesar
129,85 M3/ha di dapatkan dari jumlah keseluruhan volume pohon di bagi luas
lokasi penelitian yaitu 11,36 ha. Dapat dilihat volume pohon paling besar yaitu
365,95 terdapat pada pohon mangga ( Mangifera indica ) dengan jumlah 95
pohon dan volume terkecil 1,05 terdapat pada pohon Mahoni ( Swietenia
mahagoni ) dengan jumlah 1 pohon .
5.3. Kerapatan Pohon
Kerapatan adalah nilai yang menunjukkan jumlah individu dari jenis
jenis yang menjadi anggota suatau komunitas tumbuhan dalam luasan
tertentu.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kerapatan vegetasi tingkat
pohon di ruang terbuka hijau Benteng Somba Opu Kecamatan Barombong
Kabupaten Gowa, dengan luas 11,36 ha, maka kerapatan pohon dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
31
Tabel 5. Kerapatan Pohon di Benteng Somba Opu
NO Nama Jenis Jumlah Pohon Kerapatan ( kg )
1. Mimusops elengi 20 2
2. Ceiba pentandra 3 0
3. Mangifera indica 95 8
4. Artocarpus altilis 3 0
5. Pterocarpus indicus 5 0
6. Alstonia scholaris 12 1
7. Areca catechu 17 1
8. Cocos nucifera 31 3
9. swietenia mahagoni 1 0
10. Terminalia catappa 10 1
11. Syzygium aqueum 2 0
12. Borassus flabellifer 74 6
13. Syzygium cumini 7 1
14. Streblus asper 2 0
15. Dracontomelon dao 6 0
16. Samanea Saman 49 4
17. tamarindus indica 3 0
18. Syzygium malaccense 7 1
19. Cassia Siamea Lamk 3 0
20. Artocarpus heterophyllus 5 0
21. Antidesma Bunius 6 0
22. Calophyllum Inophyllum 7 1
23. Lannea cormendalica 17 1
Jumlah 385 34
Berdasarkan Tabel di atas,dapat diketahui bahwa total Kerapatan pohon
pada area Benteng Somba Opu Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa sebesar
34 kg, diperoleh dari jumlah pohon dibagi luas lokasi penelitian yaitu 11,36 ha.
32
5.4. Biomassa pohon
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai biomassa
vegetasi tingkat pohon di ruang terbuka hijau Benteng Somba Opu Kecamatan
Barombong Kabupaten Gowa, maka diperoleh hasil sebagaimana yang
tercantum pada Tabel 5.
Tabel 5. Pengukuran Biomassa Pohon di Benteng Somba Opu
NO Nama Jenis Jumlah Pohon Biomassa ( kg )
1. Mimusops elengi 20 18.632,66
2. Ceiba pentandra 3 54.044,86
3. Mangifera indica 95 137.988,32
4. Artocarpus altilis 3 6.100,71
5. Pterocarpus indicus 5 11.097,51
6. Alstonia scholaris 12 47.404,09
7. Areca catechu 17 7.095,25
8. Cocos nucifera 31 17.316,25
9. swietenia mahagoni 1 429,53
10. Terminalia catappa 10 11.269,11
11. Syzygium aqueum 2 1.093,13
12. Borassus flabellifer 74 62.763,97
13. Syzygium cumini 7 5.239,70
14. Streblus asper 2 1.813,26
15. Dracontomelon dao 6 15.386,03
16. Samanea Saman 49 50.347,16
17. tamarindus indica 3 4.650,78
18. Syzygium malaccense 7 4.636,58
19. Cassia Siamea Lamk 3 2.756,36
20. Artocarpus heterophyllus 5 2.730,39
21. Antidesma Bunius 6 2.906,94
33
22. Calophyllum Inophyllum 7 16.909,39
23. Lannea cormendalica 17 26.705,89
Jumlah 385 509.317,86
Potensi Biomassa / Ha 44.834,32
Berdasarkan Tabel di atas,dapat diketahui bahwa total Biomassa pohon
pada area Benteng Somba Opu Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa
sebesar 509.317,86 kg, dengan Biomassa pohon perhektarnya ialah sebesar
44.834,32 kg/ha di dapatkan dari jumlah keseluruhan Biomassa pohon di bagi
luas lokasi penelitian yaitu 11,36 ha. Dapat dilihat Biomassa pohon paling
besar yaitu 137.988,32 kg terdapat pada pohon mangga ( Mangifera indica )
dengan jumlah 95 pohon dan Biomassa pohon terkecil 429,53 terdapat pada
pohon Mahoni (swietenia mahagoni) dengan jumlah 1 pohon
5.5. Cadangan Karbon
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai Cadangan
karbon vegetasi tingkat pohon di ruang terbuka hijau Benteng Somba Opu
Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa, maka diperoleh hasil sebagaimana
yang tercantum pada Tabel 6 .
34
Tabel 6. Pengukuran cadangan karbon di Benteng Somba Opu
NO Nama Jenis Jumlah Pohon Karbon ( kg )
1. Mimusops elengi 20 8.757,35
2. Ceiba pentandra 3 25.401,09
3. Mangifera indica 95 64.854,51
4. Artocarpus altilis 3 2.867,33
5. Pterocarpus indicus 5 5.215,83
6. Alstonia scholaris 12 22.279,92
7. Areca catechu 17 3.334,77
8. Cocos nucifera 31 8.138,64
9. swietenia mahagoni 1 201,88
10. Terminalia catappa 10 5.296,48
11. Syzygium aqueum 2 513,77
12. Borassus flabellifer 74 29.499,06
13. Syzygium cumini 7 2.462,66
14. Streblus asper 2 852,23
15. Dracontomelon dao 6 7.231,43
16. Samanea Saman 49 23.663,17
17. tamarindus indica 3 2.185,86
18. Syzygium malaccense 7 2.179,19
19. Cassia Siamea Lamk 3 1.295,49
20. Artocarpus heterophyllus 5 1.283,29
21. Antidesma Bunius 6 1.366,26
22. Calophyllum Inophyllum 7 7.947,41
23. Lannea cormendalica 17 12.551,77
Jumlah 385 239.379,39
Potensi Karbon / Ha 21.072,13
Berdasarkan Tabel di atas,dapat diketahui bahwa total Cadangan Karbon
pada area Benteng Somba Opu Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa sebesar
239.379,39 kg, dengan potensi Karbon perhektarnya ialah sebesar 21.072,13 kg/ha
35
di dapatkan dari jumlah keseluruhan karbon di bagi luas lokasi penelitian yaitu
11,36 ha. Dapat dilihat Karbon paling besar yaitu 64.854,51 kg terdapat pada pohon
mangga ( Mangifera indica ) dengan jumlah 95 pohon dan Karbon terkecil 201,88
terdapat pada pohon Mahoni (swietenia mahagoni) dengan jumlah 1 pohon.
36
VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai potensi dan cadangan karbon
pada vegetasi tingkat pohon di ruang terbuka hijau Benteng Somba Opu
Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Potensi tegakan vegetasi tingkat pohon pada ruang terbuka hijau Benteng
Somba Opu dengan luas 11,36 ha memiliki potensi sebanyak 1475,12 m³
dan potensi volume tegakan per ha sebanyak 129,85 m³/ha
2. Potensi cadangan karbon vegetasi tingkat pohon per ha adalah 21.072,13 kg
atau 21,07 ton dan Cadangan karbon vegetasi tingkat pohon dengan luas
11,36 ha adalah 239.379,39 kg atau 239,37 ton.
6.2. Saran
1. Perlu dilakukan kegiatan penanaman yang rapi pada areal Ruang Terbuka
Hijau karna di Benteng Somba Opu vegetasi tingkat pohon terlalu sedikit
dan tidak tertata rapi sebagai upaya meningkatkan jumlah cadangan karbon
di Ruang Terbuka Hijau Benteng Somba Opu.
37
2. Perlunya sosialisasi kepada masyarakat dan pengelola kawasan Benteng
Somba Opu mengenai kawasan ini sangat diperlukan dalam suatu wilayah
terutama wilayah yang memiliki tingkat polusi dan kepadatan lalu lintas
serta penduduk yang tinggi mengingat fungsi utamanya yaitu untuk menjaga
kualitas lingkungan.
38
DAFTAR PUSTAKA
Anggipurnamasari. (2017). Benteng somba opu
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id ( di akses pada tanggal 1 juli 2020).
Arifin, sri sutarni dkk. ( 2014). Analisis Daya Serap Karbon Ruang Terbuka Hijau
Kota Gorontalo. Jurnal Teknik. Volume 12, Nomor 2.
Brown S. 1997. Estimating Biomass Change of Tropical Forest: a Primer. FAO
Forestry paper 134. Food Agriculture Organization of the United Nations,
Rome.
Brown, S. (1997). Estimating Biomass and Biomass Change of Tropical Forest.
FAO. Forestry Paper.
Harahap dan Izudin, 2002. Mengenal Pohon Pinus Rineka Cipta, Jakarta.
IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), 2006. Guidelines for national
greenhouse gas inventories. In Eggleston HS, Buendia L, Miwa K, Ngara
T and Tanabe K. (eds). Hayama, Japan: IGES.
Kameluh. (2008). Studi Vegetasi Pohon di Hutan Lindung RPH Donomulyo BKPH
Sengguruh KPH Malang. Jurnal Electronic Theses Fakultas Sains dan
Teknologi. Universitas IslamNegeri Malang
Kettering, Q.M., Coe, R., Noordwijk, V.M., Ambagau, Y., and Palm, G.A. 2001.
Reducing uncertainty in the use of allometric biomass eguation for
predicting above- ground tree biomass in mixed secondaty forest. Journal
Forest Ecology and Management 146: 199-209. Published by Journal of
Elsevier ltd
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 8171/Kpts-II/2002 tentang Kriteria Potensi
Hutan Alam pada Hutan Produksi yang Dapat Diberikan Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam. 2002. Jakarta.
Kusminingrum. (2008). Potensi Tanaman dalam Menyerap CO2 dan Co untuk
mengurangi dampak Pemanasan Global. Jurnal Pemukiman. Vol. 3 No. 2.
39
Lisam Bibi. 2019. www.podfeeder.com. Penjelasan mengenai apa itu karbon.
(diakses pada tanggal 28 juli 2019).
Mansur, Muhammad. (2011). Struktur dan Komposisi Vegetasi Pohon serta
Estimasi Biomassa, Kandungan Karbon dan Laju Fotosintesis di Taman
Permenhut No.P.67/Menhut-II/2006 tentang Kriteria dan Standar Inventarisasi
Hutan. Menteri Kehutanan. 2006. Jakarta.
Prakosa, D., 2014. Kondisi dan Sisa Cadangan Karbon Di Atas Permukaan Tanah
Pada Hutan Gambut Sekunder Bekas Kebakaran Berulang. Prosiding
Workshop ITTO Project RED-SPD 009/09 Rev. 2 (F) Stakeholder
consultation the Application of Method and Technologies to Enhance the
Restoration of PSF Ecosystem. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Konservasi dan Rehabilitasi. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan .Kementerian Kehutanan. Palembang.
Rahma, adistya dkk. (2018). Keanekaragaman Vegetasi Tingkat Pohon Di Hutan
Evergreen Blok Sumberejo Taman Nasional Bali Barat.Jakarta
SNI 7724:2011. 2011. Pengukuran dan penghitungan cadangan karbon –
Pengukuran lapangan untuk penaksiran cadangan karbon hutan (ground
basedforest carbon accounting)
Samsu, A. K. A., & Maros, U. M. (2019). Pendugaan Potensi Simpanan Karbon
Permukaan pada Ruang Terbuka Hijau di Hutan Kota Jompie Kecamatan
Soreang Kota Pare-Pare. Jurnal Envisoil, 1(1).
Sidiyasa, K., ZakariadanRamses, I. 2006. Hutan desa Setulang dan Sengayan
Malinau, Kalimantan Timur: potensi dan identifikasi langkah-langkah
perlindungan dalam rangka pengelolaannya secara lestari. CIFOR. Bogor
40
41
Lampiran 1 Data Hasil Perhitungan Perindividu Pohon
No
Pohon
Nama Jenis Keliling
(cm)
Tinggi Bebas
Cabang ( m)
Diameter
(cm)
Volume
Pohon (m3)
Biomassa
(kg)
Karbon
(kg) 2 Mimusops elengi 149 6.97 47.45 2.83 1456.74 684.67
3 Mimusops elengi 117 9.82 37.26 2.53 778.62 365.95
4 Mimusops elengi 151 7.27 48.09 3.05 1507.95 708.73
5 Mimusops elengi 82 6.97 26.11 0.86 309.99 145.70
6 Mimusops elengi 67 6.97 21.34 0.57 183.66 86.32
7 Mimusops elengi 189 8.19 60.19 5.46 2697.55 1267.85
8 Mimusops elengi 70 6.67 22.29 0.59 205.73 96.69
9 Mimusops elengi 73 6.10 23.25 0.58 229.36 107.80
10 Mimusops elengi 180 7.57 57.32 4.54 2377.21 1117.29
11 Mimusops elengi 163 8.50 51.91 4.23 1838.38 864.04
12 Mimusops elengi 79 7.27 25.16 0.83 281.45 132.28
13 Mimusops elengi 145 6.97 46.18 2.68 1357.57 638.06
14 Mimusops elengi 69 8.19 21.97 0.73 198.21 93.16
15 Mimusops elengi 160 7.88 50.96 3.75 1751.99 823.44
16 Mimusops elengi 82 6.67 26.11 0.81 309.99 145.70
17 Mimusops elengi 120 9.49 38.22 2.57 831.41 390.76
18 Mimusops elengi 125 10.52 39.81 3.09 924.17 434.36
19 Mimusops elengi 109 4.70 34.71 0.91 648.08 304.60
20 Mimusops elengi 115 7.27 36.62 1.77 744.60 349.96
21 Ceiba pentandra 402 10.17 128.03 30.88 19063.67 8959.92
22 Ceiba pentandra 500 13.23 159.24 60.51 33549.65 15768.34
23 Ceiba pentandra 148 8.19 47.13 3.35 1431.54 672.83
24 Mangifera indica 149 8.50 47.45 3.54 1456.74 684.67
25 Mangifera indica 160 8.50 50.96 4.08 1751.99 823.44
26 Mangifera indica 125 8.19 39.81 2.39 924.17 434.36
27 Mangifera indica 97 7.27 30.89 1.26 479.05 225.15
28 Mangifera indica 132 10.17 42.04 3.33 1064.30 500.22
42
29 Mangifera indica 157 10.88 50.00 5.02 1668.14 784.03
30 Mangifera indica 127 7.27 40.45 2.16 962.97 452.60
31 Mangifera indica 300 9.82 95.54 16.62 8930.54 4197.36
32 Mangifera indica 87 6.38 27.71 0.87 361.37 169.84
33 Mangifera indica 132 11.25 42.04 3.66 1064.30 500.22
34 Mangifera indica 133 10.17 42.36 3.38 1085.32 510.10
35 Mangifera indica 120 6.97 38.22 1.83 831.41 390.76
36 Mangifera indica 173 10.88 55.10 6.10 2145.03 1008.17
37 Mangifera indica 162 10.88 51.59 5.35 1809.30 850.37
38 Mangifera indica 130 7.57 41.40 2.37 1023.02 480.82
39 Mangifera indica 143 8.50 45.54 3.26 1309.58 615.50
40 Mangifera indica 160 10.52 50.96 5.05 1751.99 823.44
41 Mangifera indica 152 6.67 48.41 2.80 1533.96 720.96
42 Mangifera indica 165 10.17 52.55 5.20 1897.39 891.78
43 Mangifera indica 176 9.82 56.05 5.72 2242.75 1054.09
44 Mangifera indica 127 7.27 40.45 2.16 962.97 452.60
45 Mangifera indica 168 10.88 53.50 5.75 1988.08 934.40
46 Mangifera indica 178 10.88 56.69 6.46 2309.38 1085.41
47 Mangifera indica 149 10.17 47.45 4.24 1456.74 684.67
48 Mangifera indica 162 9.82 51.59 4.85 1809.30 850.37
49 Mangifera indica 127 6.97 40.45 2.05 962.97 452.60
50 Mangifera indica 97 6.97 30.89 1.20 479.05 225.15
51 Mangifera indica 138 8.50 43.95 3.03 1194.22 561.28
52 Mangifera indica 102 5.81 32.48 1.06 545.68 256.47
53 Mangifera indica 157 9.15 50.00 4.24 1668.14 784.03
54 Mangifera indica 87 6.67 27.71 0.92 361.37 169.84
55 Mangifera indica 90 6.10 28.66 0.88 394.55 185.44
56 Mangifera indica 107 7.88 34.08 1.68 617.72 290.33
57 Mangifera indica 143 8.83 45.54 3.39 1309.58 615.50
58 Mangifera indica 160 9.15 50.96 4.40 1751.99 823.44
59 Mangifera indica 150 8.50 47.77 3.58 1482.21 696.64
43
60 Mangifera indica 136 7.88 43.31 2.71 1149.89 540.45
61 Mangifera indica 143 7.57 45.54 2.87 1309.58 615.50
62 Mangifera indica 157 9.15 50.00 4.24 1668.14 784.03
63 Mangifera indica 120 7.57 38.22 2.02 831.41 390.76
64 Mangifera indica 149 8.19 47.45 3.39 1456.74 684.67
65 Mangifera indica 162 10.17 51.59 5.01 1809.30 850.37
66 Mangifera indica 126 9.49 40.13 2.83 943.45 443.42
67 Mangifera indica 145 8.50 46.18 3.35 1357.57 638.06
68 Mangifera indica 140 8.83 44.59 3.25 1239.58 582.60
69 Mangifera indica 110 7.88 35.03 1.77 663.60 311.89
70 Mangifera indica 86 6.97 27.39 0.94 350.71 164.83
71 Mangifera indica 165 11.25 52.55 5.72 1897.39 891.78
72 Mangifera indica 152 10.17 48.41 4.41 1533.96 720.96
73 Mangifera indica 140 9.82 44.59 3.62 1239.58 582.60
74 Mangifera indica 158 10.88 50.32 5.09 1695.81 797.03
75 Mangifera indica 116 8.50 36.94 2.14 761.50 357.90
76 Mangifera indica 135 10.17 42.99 3.48 1128.11 530.21
77 Mangifera indica 153 9.15 48.73 4.03 1560.24 733.31
78 Mangifera indica 162 12.01 51.59 5.85 1809.30 850.37
79 Mangifera indica 156 10.88 49.68 4.96 1640.75 771.15
80 Mangifera indica 127 8.50 40.45 2.57 962.97 452.60
81 Mangifera indica 98 6.97 31.21 1.22 491.95 231.22
82 Mangifera indica 136 9.15 43.31 3.18 1149.89 540.45
83 Mangifera indica 176 12.01 56.05 6.91 2242.75 1054.09
84 Mangifera indica 105 8.50 33.44 1.76 588.24 276.48
85 Mangifera indica 127 7.88 40.45 2.36 962.97 452.60
86 Mangifera indica 137 10.88 43.63 3.83 1171.92 550.80
87 Mangifera indica 155 10.17 49.36 4.59 1613.64 758.41
88 Mangifera indica 130 9.82 41.40 3.12 1023.02 480.82
89 Mangifera indica 135 10.17 42.99 3.48 1128.11 530.21
90 Mangifera indica 160 10.52 50.96 5.05 1751.99 823.44
44
91 Mangifera indica 123 6.67 39.17 1.83 886.34 416.58
92 Mangifera indica 99 6.38 31.53 1.12 505.07 237.38
93 Mangifera indica 124 8.83 39.49 2.55 905.13 425.41
94 Mangifera indica 152 10.17 48.41 4.41 1533.96 720.96
95 Mangifera indica 147 9.82 46.82 3.99 1406.62 661.11
96 Mangifera indica 126 9.15 40.13 2.73 943.45 443.42
97 Mangifera indica 183 10.52 58.28 6.61 2481.23 1166.18
98 Mangifera indica 159 9.82 50.64 4.67 1723.76 810.17
99 Mangifera indica 201 12.01 64.01 9.01 3164.01 1487.08
100 Mangifera indica 182 10.88 57.96 6.75 2446.25 1149.74
101 Mangifera indica 109 6.97 34.713 1.514 648.08 304.60
102 Mangifera indica 224 12.41 71.338 11.505 4189.38 1969.01
103 Mangifera indica 193 12.01 61.465 8.304 2847.97 1338.55
104 Mangifera indica 190 10.88 60.510 7.358 2734.69 1285.30
105 Mangifera indica 145 9.49 46.178 3.750 1357.57 638.06
106 Mangifera indica 138 7.57 43.949 2.669 1194.22 561.28
107 Mangifera indica 102 6.97 32.484 1.325 545.68 256.47
108 Mangifera indica 97 6.38 30.892 1.079 479.05 225.15
109 Mangifera indica 160 11.25 50.96 5.38 1751.99 823.44
110 Mangifera indica 153 9.15 48.73 4.03 1560.24 733.31
111 Mangifera indica 142 6.97 45.22 2.57 1285.98 604.41
112 Mangifera indica 109 6.67 34.71 1.44 648.08 304.60
113 Mangifera indica 124 8.50 39.49 2.45 905.13 425.41
114 Mangifera indica 151 9.82 48.09 4.21 1507.95 708.73
115 Mangifera indica 216 12.01 68.79 10.40 3812.65 1791.94
116 Mangifera indica 164 10.17 52.23 5.14 1867.74 877.84
117 Mangifera indica 133 10.17 42.36 3.38 1085.32 510.10
118 Mangifera indica 121 7.88 38.54 2.14 849.48 399.26
119 Artocarpus altilis 213 12.01 67.83 10.11 3676.95 1728.17
120 Artocarpus altilis 158 8.50 50.32 3.98 1695.81 797.03
121 Artocarpus altilis 114 6.67 36.31 1.57 727.94 342.13
45
122 Pterocarpus indicus 97 7.57 30.89 1.32 479.05 225.15
123 Pterocarpus indicus 215 10.52 68.47 9.13 3767.08 1770.53
124 Pterocarpus indicus 164 10.88 52.23 5.48 1867.74 877.84
125 Pterocarpus indicus 204 12.01 64.97 9.28 3287.82 1545.28
126 Pterocarpus indicus 158 10.17 50.32 4.77 1695.81 797.03
127 Alstonia scholaris 313 12.01 99.68 21.84 9968.09 4685.00
128 Alstonia scholaris 220 10.17 70.06 9.25 3998.29 1879.19
129 Alstonia scholaris 342 12.01 108.92 26.07 12540.60 5894.08
130 Alstonia scholaris 312 10.17 99.36 18.60 9885.79 4646.32
131 Alstonia scholaris 182 9.49 57.96 5.91 2446.25 1149.74
132 Alstonia scholaris 201 10.17 64.01 7.72 3164.01 1487.08
133 Alstonia scholaris 149 10.17 47.45 4.24 1456.74 684.67
134 Alstonia scholaris 136 8.19 43.31 2.83 1149.89 540.45
135 Alstonia scholaris 124 6.97 39.49 1.96 905.13 425.41
136 Alstonia scholaris 118 8.50 37.58 2.22 795.98 374.11
137 Alstonia scholaris 99 9.49 31.53 1.75 505.07 237.38
138 Alstonia scholaris 105 8.50 33.44 1.76 588.24 276.48
139 Areca catechu 90 15.50 28.66 2.32 394.55 185.44
140 Areca catechu 93 12.81 29.62 2.37 429.53 201.88
141 Areca catechu 85 18.77 27.07 1.70 340.24 159.91
142 Areca catechu 93 13.66 29.62 2.70 429.53 201.88
143 Areca catechu 79 14.10 25.16 1.55 281.45 132.28
144 Areca catechu 97 15.50 30.89 2.40 479.05 225.15
145 Areca catechu 102 18.77 32.48 2.85 545.68 256.47
146 Areca catechu 105 16.51 33.44 3.44 588.24 276.48
147 Areca catechu 100 14.10 31.85 2.87 518.39 243.64
148 Areca catechu 82 14.55 26.11 1.71 309.99 145.70
149 Areca catechu 101 13.23 32.17 2.66 531.93 250.01
150 Areca catechu 90 12.01 28.66 1.96 394.55 185.44
151 Areca catechu 87 12.41 27.71 1.69 361.37 169.84
152 Areca catechu 88 16.51 28.03 1.78 372.23 174.95
46
153 Areca catechu 96 17.04 30.57 2.64 466.36 219.19
154 Areca catechu 87 16.51 27.71 2.22 361.37 169.84
155 Areca catechu 80 8.50 25.48 1.83 290.78 136.67
156 cocos nucifera 108 19.39 34.39 3.71 632.79 297.41
157 cocos nucifera 98 19.39 31.21 3.06 491.95 231.22
158 cocos nucifera 101 16.51 32.17 2.92 531.93 250.01
159 cocos nucifera 103 17.60 32.80 3.18 559.65 263.04
160 cocos nucifera 90 16.51 28.66 2.32 394.55 185.44
161 cocos nucifera 87 16.51 27.71 2.17 361.37 169.84
162 cocos nucifera 92 16.51 29.30 2.43 417.67 196.30
163 cocos nucifera 90 16.51 28.66 2.32 394.55 185.44
164 cocos nucifera 100 19.39 31.85 3.18 518.39 243.64
165 cocos nucifera 90 16.00 28.66 2.27 394.55 185.44
166 cocos nucifera 87 14.10 27.71 1.93 361.37 169.84
167 cocos nucifera 103 17.60 32.80 3.18 559.65 263.04
168 cocos nucifera 92 13.66 29.30 2.10 417.67 196.30
169 cocos nucifera 101 14.10 32.17 2.60 531.93 250.01
170 cocos nucifera 105 19.39 33.44 3.51 588.24 276.48
171 cocos nucifera 98 18.17 31.21 2.94 491.95 231.22
172 cocos nucifera 113 19.39 35.99 4.07 711.51 334.41
173 cocos nucifera 113 19.39 35.99 4.07 711.51 334.41
174 cocos nucifera 98 19.39 31.21 3.06 491.95 231.22
175 cocos nucifera 104 18.77 33.12 3.38 573.84 269.70
176 cocos nucifera 117 19.39 37.26 4.36 778.62 365.95
177 cocos nucifera 107 20.03 34.08 3.72 617.72 290.33
178 cocos nucifera 124 21.42 39.49 5.19 905.13 425.41
179 cocos nucifera 90 17.60 28.66 2.42 394.55 185.44
180 cocos nucifera 100 18.77 31.85 3.12 518.39 243.64
181 cocos nucifera 92 16.51 29.30 2.43 417.67 196.30
182 cocos nucifera 103 17.60 32.80 3.18 559.65 263.04
183 cocos nucifera 106 18.77 33.76 3.51 602.87 283.35
47
184 cocos nucifera 120 20.03 38.22 4.68 831.41 390.76
185 cocos nucifera 109 18.77 34.71 3.71 648.08 304.60
186 cocos nucifera 124 20.71 39.49 5.09 905.13 425.41
187 swietenia mahagoni 93 6.67 29.62 1.05 429.53 201.88
188 Terminalia catappa 117 9.82 37.26 2.53 778.62 365.95
189 Terminalia catappa 114 6.97 36.31 1.66 727.94 342.13
190 Terminalia catappa 110 6.38 35.03 1.39 663.60 311.89
191 Terminalia catappa 124 8.83 39.49 2.55 905.13 425.41
192 Terminalia catappa 159 9.15 50.64 4.35 1723.76 810.17
193 Terminalia catappa 151 10.17 48.09 4.36 1507.95 708.73
194 Terminalia catappa 169 10.52 53.82 5.64 2018.88 948.88
195 Terminalia catappa 162 9.15 51.59 4.51 1809.30 850.37
196 Terminalia catappa 105 6.97 33.44 1.40 588.24 276.48
197 Terminalia catappa 102 6.38 32.48 1.19 545.68 256.47
198 Syzygium cumini L 110 6.67 35.03 1.46 663.60 311.89
199 Syzygium cumini L 93 6.97 29.62 1.10 429.53 201.88
200 Borassus flabellifer 111 19.39 35.35 3.92 679.34 319.29
201 Borassus flabellifer 103 20.71 32.80 3.51 559.65 263.04
202 Borassus flabellifer 97 18.77 30.89 2.94 479.05 225.15
203 Borassus flabellifer 108 19.39 34.39 3.71 632.79 297.41
204 Borassus flabellifer 101 15.02 32.17 2.73 531.93 250.01
205 Borassus flabellifer 98 14.10 31.21 2.45 491.95 231.22
206 Borassus flabellifer 112 17.60 35.67 3.76 695.31 326.80
207 Borassus flabellifer 103 15.50 32.80 2.91 559.65 263.04
208 Borassus flabellifer 129 19.39 41.08 5.30 1002.75 471.29
209 Borassus flabellifer 120 18.77 38.22 4.49 831.41 390.76
210 Borassus flabellifer 108 20.71 34.39 3.86 632.79 297.41
211 Borassus flabellifer 122 14.10 38.85 3.79 867.79 407.86
212 Borassus flabellifer 129 19.39 41.08 5.30 1002.75 471.29
213 Borassus flabellifer 104 14.55 33.12 2.82 573.84 269.70
48
214 Borassus flabellifer 109 17.60 34.71 3.56 648.08 304.60
215 Borassus flabellifer 132 20.71 42.04 5.77 1064.30 500.22
216 Borassus flabellifer 141 22.93 44.90 6.96 1262.65 593.45
217 Borassus flabellifer 125 18.77 39.81 4.88 924.17 434.36
218 Borassus flabellifer 132 20.03 42.04 5.66 1064.30 500.22
219 Borassus flabellifer 87 13.66 27.71 1.88 361.37 169.84
220 Borassus flabellifer 92 14.10 29.30 2.16 417.67 196.30
221 Borassus flabellifer 114 14.55 36.31 3.39 727.94 342.13
222 Borassus flabellifer 135 14.10 42.99 4.64 1128.11 530.21
223 Borassus flabellifer 122 16.51 38.85 4.27 867.79 407.86
224 Borassus flabellifer 107 16.51 34.08 3.28 617.72 290.33
225 Borassus flabellifer 102 15.50 32.48 2.85 545.68 256.47
226 Borassus flabellifer 135 18.77 42.99 5.69 1128.11 530.21
227 Borassus flabellifer 137 19.39 43.63 5.98 1171.92 550.80
228 Borassus flabellifer 128 18.77 40.76 5.11 982.74 461.89
229 Borassus flabellifer 106 16.51 33.76 3.22 602.87 283.35
230 Borassus flabellifer 150 20.03 47.77 7.31 1482.21 696.64
231 Borassus flabellifer 154 20.03 49.04 7.70 1586.80 745.80
232 Borassus flabellifer 148 19.39 47.13 6.98 1431.54 672.83
233 Borassus flabellifer 160 21.42 50.96 8.64 1751.99 823.44
234 Borassus flabellifer 92 15.02 29.30 2.26 417.67 196.30
235 Borassus flabellifer 142 18.77 45.22 6.29 1285.98 604.41
236 Borassus flabellifer 103 16.51 32.80 3.04 559.65 263.04
237 Borassus flabellifer 125 17.04 39.81 4.58 924.17 434.36
238 Borassus flabellifer 130 19.39 41.40 5.38 1023.02 480.82
239 Borassus flabellifer 109 17.60 34.71 3.56 648.08 304.60
240 Borassus flabellifer 102 17.60 32.48 3.11 545.68 256.47
49
241 Borassus flabellifer 89 10.88 28.34 1.61 383.29 180.15
242 Borassus flabellifer 112 18.77 35.67 3.92 695.31 326.80
243 Borassus flabellifer 124 20.71 39.49 5.09 905.13 425.41
244 Borassus flabellifer 107 19.39 34.08 3.65 617.72 290.33
245 Borassus flabellifer 94 16.51 29.94 2.53 441.60 207.55
246 Borassus flabellifer 112 18.17 35.67 3.84 695.31 326.80
247 Borassus flabellifer 128 20.71 40.76 5.43 982.74 461.89
248 Borassus flabellifer 115 19.39 36.62 4.21 744.60 349.96
249 Borassus flabellifer 103 17.60 32.80 3.18 559.65 263.04
250 Borassus flabellifer 107 18.77 34.08 3.57 617.72 290.33
251 Borassus flabellifer 126 19.39 40.13 5.06 943.45 443.42
252 Borassus flabellifer 104 18.77 33.12 3.38 573.84 269.70
253 Borassus flabellifer 102 17.04 32.48 3.05 545.68 256.47
254 Borassus flabellifer 99 13.66 31.53 2.43 505.07 237.38
255 Borassus flabellifer 129 19.39 41.08 5.30 1002.75 471.29
256 Borassus flabellifer 143 19.39 45.54 6.51 1309.58 615.50
257 Borassus flabellifer 130 19.39 41.40 5.38 1023.02 480.82
258 Borassus flabellifer 148 20.03 47.13 7.12 1431.54 672.83
259 Borassus flabellifer 124 18.77 39.49 4.80 905.13 425.41
260 Borassus flabellifer 106 17.60 33.76 3.36 602.87 283.35
261 Borassus flabellifer 133 19.39 42.36 5.63 1085.32 510.10
262 Borassus flabellifer 148 20.03 47.13 7.12 1431.54 672.83
263 Borassus flabellifer 109 16.51 34.71 3.41 648.08 304.60
264 Borassus flabellifer 145 19.39 46.18 6.70 1357.57 638.06
265 Borassus flabellifer 150 20.71 47.77 7.45 1482.21 696.64
266 Borassus flabellifer 130 22.93 41.40 5.92 1023.02 480.82
267 Borassus flabellifer 127 19.39 40.45 5.14 962.97 452.60
268 Borassus flabellifer 148 20.71 47.13 7.25 1431.54 672.83
269 Borassus flabellifer 107 17.04 34.08 3.35 617.72 290.33
270 Borassus flabellifer 109 18.17 34.71 3.63 648.08 304.60
271 Borassus flabellifer 124 19.39 39.49 4.90 905.13 425.41
50
272 Borassus flabellifer 89 16.00 28.34 2.22 383.29 180.15
273 Borassus flabellifer 105 18.77 33.44 3.44 588.24 276.48
274 Syzygium cumini 102 7.570 32.48 1.46 545.68 256.47
275 Syzygium cumini 97 5.811 30.89 0.96 479.05 225.15
276 Syzygium cumini 130 6.970 41.40 2.15 1023.02 480.82
277 Syzygium cumini 105 6.384 33.44 1.26 588.24 276.48
278 Syzygium cumini 127 6.675 40.45 1.95 962.97 452.60
279 Syzygium cumini 130 9.153 41.40 2.91 1023.02 480.82
280 Syzygium cumini 107 6.096 34.08 1.24 617.72 290.33
281 Streblus asper 133 5.53 42.36 1.69 1085.32 510.10
282 Streblus asper 114 5.53 36.31 1.24 727.94 342.13
283 Dracontomelon dao 222 7.27 70.70 6.59 4093.15 1923.78
284 Dracontomelon dao 168 8.50 53.50 4.49 1988.08 934.40
285 Dracontomelon dao 174 10.52 55.41 5.98 2177.31 1023.33
286 Dracontomelon dao 200 9.82 63.69 7.39 3123.38 1467.99
287 Dracontomelon dao 138 10.17 43.95 3.64 1194.22 561.28
288 Dracontomelon dao 192 10.17 61.15 7.04 2809.90 1320.65
289 Samanea Saman 77 5.81 24.52 0.60 263.36 123.78
290 Samanea Saman 102 6.67 32.48 1.26 545.68 256.47
291 Samanea Saman 157 9.49 50.00 4.40 1668.14 784.03
292 Samanea Saman 126 6.97 40.13 2.02 943.45 443.42
293 Samanea Saman 153 9.15 48.73 4.03 1560.24 733.31
294 Samanea Saman 109 8.50 34.71 1.89 648.08 304.60
295 Samanea Saman 144 10.17 45.86 3.96 1333.44 626.72
296 Samanea Saman 84 9.82 26.75 1.30 329.96 155.08
297 Samanea Saman 149 8.50 47.45 3.54 1456.74 684.67
298 Samanea Saman 167 9.49 53.18 4.97 1957.56 920.05
299 Samanea Saman 149 8.83 47.45 3.68 1456.74 684.67
300 Samanea Saman 167 12.01 53.18 6.22 1957.56 920.05
301 Samanea Saman 87 7.88 27.71 1.11 361.37 169.84
302 Samanea Saman 126 10.17 40.13 3.03 943.45 443.42
51
303 Samanea Saman 114 6.97 36.31 1.66 727.94 342.13
304 Samanea Saman 153 10.88 48.73 4.77 1560.24 733.31
305 Samanea Saman 109 9.15 34.71 2.04 648.08 304.60
306 Samanea Saman 144 8.50 45.86 3.30 1333.44 626.72
307 Samanea Saman 124 6.38 39.49 1.76 905.13 425.41
308 Samanea Saman 107 6.97 34.08 1.46 617.72 290.33
309 Samanea Saman 162 11.63 51.59 5.68 1809.30 850.37
310 Samanea Saman 137 8.50 43.63 2.99 1171.92 550.80
311 Samanea Saman 125 8.83 39.81 2.59 924.17 434.36
312 Samanea Saman 146 10.17 46.50 4.07 1381.96 649.52
313 Samanea Saman 123 8.50 39.17 2.41 886.34 416.58
314 Samanea Saman 101 6.67 32.17 1.23 531.93 250.01
315 Samanea Saman 92 6.38 29.30 0.97 417.67 196.30
316 Samanea Saman 95 6.38 30.25 1.03 453.88 213.32
317 Samanea Saman 106 6.97 33.76 1.43 602.87 283.35
318 Samanea Saman 127 7.57 40.45 2.26 962.97 452.60
319 Samanea Saman 143 8.83 45.54 3.39 1309.58 615.50
320 Samanea Saman 107 6.97 34.08 1.46 617.72 290.33
321 Samanea Saman 152 10.52 48.41 4.56 1533.96 720.96
322 Samanea Saman 122 6.97 38.85 1.90 867.79 407.86
323 Samanea Saman 150 8.50 47.77 3.58 1482.21 696.64
324 Samanea Saman 108 6.97 34.39 1.49 632.79 297.41
325 Samanea Saman 93 5.53 29.62 0.83 429.53 201.88
326 Samanea Saman 116 6.67 36.94 1.63 761.50 357.90
327 Samanea Saman 112 6.10 35.67 1.36 695.31 326.80
328 Samanea Saman 140 8.50 44.59 3.12 1239.58 582.60
329 Samanea Saman 157 10.17 50.00 4.71 1668.14 784.03
330 Samanea Saman 142 6.38 45.22 2.31 1285.98 604.41
331 Samanea Saman 130 6.97 41.40 2.15 1023.02 480.82
332 Samanea Saman 145 6.67 46.18 2.54 1357.57 638.06
333 Samanea Saman 133 7.27 42.36 2.37 1085.32 510.10
52
334 Samanea Saman 120 7.88 38.22 2.11 831.41 390.76
335 Samanea Saman 96 5.81 30.57 0.94 466.36 219.19
336 Samanea Saman 109 6.67 34.71 1.44 648.08 304.60
337 Samanea Saman 170 8.50 54.14 4.60 2049.98 963.49
338 Tamarindus Indica 182 10.52 57.96 6.54 2446.25 1149.74
339 Tamarindus Indica 154 9.49 49.04 4.23 1586.80 745.80
340 Tamarindus Indica 107 6.97 34.08 1.46 617.72 290.33
341 Syzygium Malaccense 129 7.88 41.08 2.44 1002.75 471.29
342 Syzygium Malaccense 115 7.57 36.62 1.85 744.60 349.96
343 Syzygium Malaccense 98 6.10 31.21 1.04 491.95 231.22
344 Syzygium Malaccense 107 6.67 34.08 1.39 617.72 290.33
345 Syzygium Malaccense 114 6.97 36.31 1.66 727.94 342.13
346 Syzygium Malaccense 103 6.97 32.80 1.35 559.65 263.04
347 Syzygium Malaccense 98 6.10 31.21 1.04 491.95 231.22
348 Cassia Siamea Lamk 147 9.49 46.82 3.85 1406.62 661.11
349 Cassia Siamea Lamk 105 6.67 33.44 1.33 588.24 276.48
350 Cassia Siamea Lamk 116 8.83 36.94 2.23 761.50 357.90
351 Artocarpus heterophyllus 95 5.81 30.25 0.92 453.88 213.32
352 Artocarpus heterophyllus 107 8.19 34.08 1.75 617.72 290.33
353 Artocarpus heterophyllus 103 6.38 32.80 1.22 559.65 263.04
354 Artocarpus heterophyllus 96 6.67 30.57 1.12 466.36 219.19
355 Artocarpus heterophyllus 108 6.10 34.39 1.26 632.79 297.41
356 Antidesma bunius 87 6.67 27.71 0.92 361.37 169.84
357 Antidesma bunius 83 5.53 26.43 0.66 319.88 150.34
358 Antidesma bunius 119 5.53 37.90 1.35 813.58 382.38
359 Antidesma bunius 87 6.10 27.71 0.82 361.37 169.84
360 Antidesma bunius 99 6.97 31.53 1.25 505.07 237.38
361 Antidesma bunius 102 5.53 32.48 0.99 545.68 256.47
362 Calophyllum Inophyllum 214 10.17 68.15 8.75 3721.85 1749.27
363 Calophyllum Inophyllum 149 8.19 47.45 3.39 1456.74 684.67
364 Calophyllum Inophyllum 143 6.97 45.54 2.60 1309.58 615.50
53
365 Calophyllum Inophyllum 152 12.01 48.41 5.15 1533.96 720.96
366 Calophyllum Inophyllum 231 12.41 73.57 12.24 4537.07 2132.42
367 Calophyllum Inophyllum 209 10.88 66.56 8.90 3500.71 1645.33
368 Calophyllum Inophyllum 121 9.15 38.54 2.52 849.48 399.26
369 Lannea cormendalica 122 6.97 38.85 1.90 867.79 407.86
370 Lannea cormendalica 130 6.97 41.40 2.15 1023.02 480.82
371 Lannea cormendalica 91 6.38 28.98 0.95 406.01 190.82
372 Lannea cormendalica 153 7.88 48.73 3.43 1560.24 733.31
373 Lannea cormendalica 86 5.53 27.39 0.71 350.71 164.83
374 Lannea cormendalica 187 8.50 59.55 5.57 2624.21 1233.38
375 Lannea cormendalica 152 8.50 48.41 3.68 1533.96 720.96
376 Lannea cormendalica 120 6.97 38.22 1.83 831.41 390.76
377 Lannea cormendalica 215 9.82 68.47 8.54 3767.08 1770.53
378 Lannea cormendalica 207 8.50 65.92 6.82 3414.57 1604.85
379 Lannea cormendalica 192 6.97 61.15 4.70 2809.90 1320.65
380 Lannea cormendalica 146 7.57 46.50 2.99 1381.96 649.52
381 Lannea cormendalica 163 8.19 51.91 4.06 1838.38 864.04
382 Lannea cormendalica 124 6.67 39.49 1.86 905.13 425.41
383 Lannea cormendalica 120 6.10 38.22 1.56 831.41 390.76
384 Lannea cormendalica 166 8.83 52.87 4.56 1927.33 905.85
385 Lannea cormendalica 108 7.88 34.39 1.71 632.79 297.41
54
Lampiran 2 Data Hasil Perhitungan Jenis Pohon
No Nama Jenis Jumlah pohon
Perjenis
Volume
Pohon (m3)
Biomassa
(kg)
Karbon
(kg) 1 Mimusops elengi 20 42.37 18632.66 8757.35
2 Ceiba pentandra 3 94.74 54044.86 25401.09
3 Mangifera indica 95 365.95 137988.32 64854.51
4 Artocarpus altilis 3 15.66 6100.71 2867.33
5 Pterocarpus indicus 5 29.98 11097.51 5215.83
6 Alstonia scholaris 12 104.14 47404.09 22279.92
7 Areca catechu 17 38.69 7095.25 3334.77
8 Cocos nucifera 31 99.79 17316.25 8138.64
9 swietenia mahagoni 1 1.05 429.53 201.88
10 Terminalia catappa 10 29.57 11269.11 5296.48
11 Syzygium cumini 2 2.57 1093.13 513.77
12 Borassus flabellifer 74 329.23 62763.97 29499.06
13 Syzygium cumini 7 11.93 5239.70 2462.66 14 Streblus asper 2 2.93 1813.26 852.23
15 Dracontomelon dao 6 35.14 15386.03 7231.43
16 Samanea Saman 49 128.16 50347.16 23663.17
17 tamarindus indica 3 12.23 4650.78 2185.86
18 Syzygium malaccense 7 10.76 4636.58 2179.19
19 Cassia Siamea Lamk 3 7.42 2756.36 1295.49
20 Artocarpus heterophyllus 5 6.26 2730.39 1283.29 21 Antidesma Bunius 6 5.99 2906.94 1366.26
22 Calophyllum Inophyllum 7 43.56 16909.39 7947.41
23 Lannea cormendalica 17 57.01 26705.89 12551.77
jumlah 385 1475.12 509317.86 239379.39
55
Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Pengukuran Diameter Pohon
56
Gambar 2. Pengukuran Tinggi Bebas Cabang dan Tinggi Total
57
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian
58
\
59
\
60
61
RIWAYAT HIDUP
Satriani adalah Nama penulis skripsi ini. Penulis lahir di
Takalar, 05 Junu 1996. Penulis merupakan anak ke dua dari
tiga bersaudara dan merupakan buah hati dari pasangan
Mansyur Dg.Rani dan Kamangi Dg.Bau. Jenjang pendidikan
penulis yang ditempuh yaitu masuk ke SDN No.22 Cakura
tahun 2004 sampai 2010. Kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 5 Takalar dan tamat pada tahun 2013. Kemudian pada
tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Takalar tamat
pada tahun 2016. Kemudian pada tahun 2016 penulis lulus pada Jurusan Kehutanan,
Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Makassar program strata 1 (S1).
Penulis juga aktif organisasi, pengalaman organisasi penulis dapatkan dari Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah Pimpinan komisariat Polombangkeng Selatan sebagai
sekretaris bidang organisasi periode 2018-2019, Himpunan Mahasiswa Kehutanan
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar sebagai Bendahara
Umum Periode 2018-2019 dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar sebagai Sekretaris Pemberdayaan
Perempuan periode 2020-2021. Pada tahun 2021, penulis menyelesaikan studinya
dengan judul skripsi: “Potensi Dan Cadangan Karbon Pada Vegetasi Tingkat Pohon
Di Ruang Terbuka Hijau Benteng Somba Opu Kecamatan Barombong Kabupaten
Gowa”.
62