Post on 21-Oct-2015
Pengertian Ideology Fasisme
Fasisme adalah gerakan radikal ideologi nasionalis otoriter politik. Fasis berusaha untuk
mengatur bangsa menurut perspektif korporatis, nilai, dan sistem, termasuk sistem politik dan
ekonomi. 1[2]
Berdasarkan dasar teori sebelumnya telah diketahui arti dari Ideologi dan Fasisme.
Sehingga dari kedua kata tersebut dapat disimpulkan bahwa Ideologi Fasisme merupakan sebuah
paham politik yang menjunjung kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Ada pula yang mengartikan
bahwa ideologi Fasisme adalah suatu paham yang mengedepankan bangsa sendiri dan
memandang rendah bangsa lain. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga
otoriter sangat terlihat.
Fasisme sesungguhnya merupakan ideologi yang di bangun menurut hukum rimba,
fasisme juga bertujuan membuat individu dan masyarakat berfikir dan bertindak seragam, untuk
mencapai tujuan ini fasisme menggunakan kekuatan dan kekerasan bersama semua metode
propaganda bahkan melakukan genocide (pemusnahan secara teratur terhadap suatu golongan
atau bangsa).Hal tersebut dikarenakan menurut ideologi fasis, Negara bukan ciptaan rakyat
merupakan ciptaan orang kuat .Bila orang kuat sudah membentuk organisasi Negara, maka
negara wajim menggembleng/memaksakan dan mengisi jiwa rakyat. Fasisme sebagai ideologi
berkembang pada abad ke 20 ia menyebar dengan pesat di seluruh dunia pada perang dunia.
Ideologi Fasisme memiliki beberapa sifat yaitu :
a. Rasisme
Rasisme diartikan sebagai paham yang menerapkan penggolongan atau pembedaan ciri-
ciri fisik ( seperti warna kulit ) dalam masyarakat. Rasisme juga bisa diartikan sebagai paham
diskriminasi suku, agama, ras, golongan ataupun ciri-ciri fisik umum untuk tujuan tertentu.
b. Militerisme
Militerisme adalah suatu pemerintahan yang didasarkan pada jaminan keamanannya
terletak pada kekuatan militernya dan mengklaim bahwa perkembangan dan pemeliharaan
militernya untuk menjamin kemampuan itu adalah tujuan terpenting dari masyarakat.Sistem ini
memberikan kedudukan yang lebih utama kepada pertimbangan-pertimbangan militer dalam
kebijakannya daripada kekuatan-kekuatan politik lainnya. Mereka yang terlibat dalam dinas
militer pun mendapatkan perlakuan-perlakuan istimewa.
1
c. Ultra Nasionalis
Ultra Nasionalis ialah suatu sikap membanggakan suatu Negara (negaranya sendiri)
secara berlebihan sehingga sangat merendahkan Negara yang lainnya.Sehingga mudah sekali
memancing pertengkaran/peperangan
d. Imperialisme
Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia untuk
kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya (hak memerintah). "Menguasai"
disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan senjata, tetapi dapat dijalankan dengan
kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja dengan paksaan.
Empat sifat ideologi fasisme tersebut mengakibatkan ideologi fasisme ini dapat
manghambat Multikulturalisme yaitu pandangan seseorang terhadap ragam kehidupan seperti
kubudayaan, agama, ras.
Evriza (2008:106) mengatakan bahwa fasisme sebenarnya lebih merupakan gaya politik,
daripada ideology sebagai seperangkat gagasan tentang kebikan bersama. Paham ini merupakan
tipe nasionalisme yang romantis dengan segala kemegahan upacara dan symbol yang
mendukungnya untuk mencapai kebesaran Negara.
Kelebihan dan Kekurangan suatu Negara yang Berideologi Fasisme
Keunggulan Ideologi Fasisme antara lain:
a. Memiliki rasa kesatuan nasional.
Sisi baik yang menonjol dari Ideologi fasisme ini adalah menguatkan kesatuan dan
kesetiakawanan nasional. Karena dalam Ideoligi ini memiliki sifat ultra Nasionalis sehingga rasa
serta tingkat persatuannya sangat tinggi. kesatuan dalam pemerintahan diktator tidak mengalami
gangguan. jika terdapat hal yang mengganggu kesatuan tersebut, maka akan dimusnahkan untuk
mempertahankan kesatuan tersebut.
b. Memiliki tingkat pengawasan dan kedisiplinan yang tinggi.
Dalam pelaksanaannya, Ideologi fasisme ini memiliki sistem pengawasan yang begitu
ketan dan mereka menindas hal yang tidak displin dan ketidak tepat gunaan. Ideologi Fasisme
juga menentukan semua keinginan badan administrasi dan merangkup segala bidang populasi.
Diktator sangat mudah dalam menetapkan satu hukum pemerintahan, dimana sangat dipatuhi
tampa mengalami kendala yang berat. Dalam ekonomi pun Ideologi ini bisa menghapuskan
pemborosan dari segi produksi dan administrasi, serta membasmi korupsi dan menyelenggarakan
kedisiplinan pejabat. Didalam pemerintahan fasisme tidak terdapat celah pemogokan dan aksi-
aksi demontrasi, yang bisa mempengaruhi sistem pemerintahan maupun ekonomi.
c. Dapat mengambil keputusan pemerintahan yang cepat
Ideologi Fasisme sangat mudah dan cepat dalam menangani suatu kendala ataupun
dalam pengambilan keputusan, terutama keadaan darurat daripada Ideologi ini bisa dengan
segera mengerahkan seluruh bangsa dalam waktu singkat, bahkan mereka bergerak secara
langsung melaksanakan perintah. Karena tidak ada yang akan memberontak padaturunnya
keputusan pemerintah
d. Pemerintahan dipegang oleh Orang yang Ahli
Dikarenakan pemilihan pemerintahan ini berdasarkan kaum elit dan yang terkuat, maka
tidak lain yang memerintah dalam Negara berideologi Fasisme adalah orang yang unggul dan
dengan mudah dan sukses, menggunakan perlengkapan dan menciptakan sistem pemerintahan
yang tangkas, berdaya guna, setia.
Sedangkan kelemahan dari ideology fasisme ini adalah berhadapan dengan tekanan dan
kekerasan, sehingga membuat rakyat menjadi gemetar ketakutan. Diktator fasis dan
pemerintahannya yang memimpin sistem semacam itu di mana kekuatan yang brutal, agresi,
pertumpahan darah, dan kekerasan menjadi hukum—mengirimkan gelombang teror ke seluruh
rakyat melalui polisi rahasia dan milisi fasis mereka, yang melumpuhkan rakyat dengan rasa
takut.
Beberapa Negara yang Menganut Ideology Fasisme dan Perkembangannya
Fasisme (fascism) merupakan pengorganisasian pemerintah dan masyarakat secara
totoaliter, oleh kediktatoran partai tunggal yang sangat nasionalis rasialis, militeristis, dan
imperialis. Italia merupakan negara pertama yang menjadi Fasis (1922) menyusul jerman tahun
1933 dan kemudian Spanyol melalui perang saudara yang pecah tahun 1936. Di Asia Jepang
berubah menjadi fasis dalam tahun 1930-an melalui perubahan secara perlahan ke arah lembaga-
lembaga yang totaliter setelah menyimpang dari budaya aslinya.2[4]
Fasis muncul dan berkembang di negara-negara yang relatif lebih makmur dan secara
teknologi lebih maju. Fasis merupakan produk dari masyarakat-masyarakat prademokrasi dan
pasca industri. Kaum fasis tidak mungkin merebut kekuasaan dinegara-negara yang tidak
memiliki pengalaman demokrasi sama sekali. Pengalaman negara demokrasi yang dirasakan
semu oleh masyarakat bahkan mengalami kegagalan dengan indikator adanya proses sentralisasi
kekuasaan pada segelintir elit penguasa, terbentunya monopoli dan oligopoli dibidang ekonomi,
besarnya tingkat pengangguran baik dikalangan kelas bawah seperti buruh, petani atau kelas
menengah atas sepserti kaum cendikiawan, kaum industialis, maupun pemilik modal, ini adalah
lahan yang subur bai gerakan fasis untuk melancarkan propagandanya
Semakin keras dan teoritis gerakan-gerakan fasis semakin besar pula dukungan rakyat
yang diperolehnya. Fasis di Jerman merupakan gerakan politik yang paling berutal tetapi
sekaligus paling populer. Kondisi penting lainnya untuk pertumbuhan fasisme adalah pencapaian
tingkat atau tahap tertentu dalam perkembangan industri. Dalam setiap perkembangan industri
akan muncul ketegangan-ketegangan sosial dan ekonomi. Negara fasis mengingkari adanya
kepentingan yang berbeda dalam masyarakat. Kalupun mereka dengan setengah hati mengakui
adanya keragaman kepentingan dalam masyarakat, maka negara fasis itu akan mengatasi atau
menghilangakan perbedaan itu dengan kekerasan.
Dalam masyarakat industri fasis menarik minat pada dua kelompok masyarakat secara
khusus, pertama sistem itu menarik sekelompok kecil Industriawan dan tuan tunah yang bersedia
membiayai gerakan fasis dengan harapan sistem itu dapat melenyapkan serikat-serikat buruh
bebas, kedua menarik kelas menengah bawah terutama dikalangan pegawai negeri. Golongan ini
lebih merasa aman dibanding bekerjasama dengan kaum proletar.
Kelompok sosial lain yang sangat rentan terhadap propaganda fasis adalah kelompok
militer. Baik yang terjadi di Jerman, Jepang, pernan militer dalam pergerakan fasisme sangat
dominan, demikianpun halnya dengan Italia. Di Argentina pemerintah yang semi konstitusional
di singkirkan melalui suatu pemberontakan yang dilakukan oleh Perwira muda dibawah
pimpinan Peron, yang memulai fasisme dengan gayanya sendiri dan dari namanya sendiri yaitu
Peronismo.
2
Pada abad ke-20, fasisme muncul di Italia dalam bentuk Benito Mussolini. Sementara itu
di Jerman, juga muncul sebuah paham yang masih bisa dihubungkan dengan fasisme, yaitu
Nazisme pimpinan Adolf Hitler. Nazisme berbeda dengan fasisme Italia karena yang ditekankan
tidak hanya nasionalisme saja, tetapi bahkan rasialisme dan rasisme yang sangat sangat kuat.
Saking kuatnya nasionalisme sampai mereka membantai bangsa-bangsa lain yang dianggap lebih
rendah.
Fasisme dikenal sebagai ideologi yang lahir dan berkembang subur pada abad ke-20. Ia
menyebar dengan pesat di seluruh dunia pada permulaan Perang Dunia I, dengan berkuasanya
rezim fasis di Jerman dan Italia pada khususnya, tetapi juga di negara-negara seperti Yunani,
Spanyol, dan Jepang, di mana rakyat sangat menderita oleh cara-cara pemerintah yang penuh
kekerasan. Berhadapan dengan tekanan dan kekerasan ini, mereka hanya dapat gemetar
ketakutan. Diktator fasis dan pemerintahannya yang memimpin sistem semacam itu di mana
kekuatan yang brutal, agresi, pertumpahan darah, dan kekerasan menjadi hukum mengirimkan
gelombang teror ke seluruh rakyat melalui polisi rahasia dan milisi fasis mereka, yang
melumpuhkan rakyat dengan rasa takut. Lebih jauh lagi, pemerintahan fasis diterapkan dalam
hampir semua tingkatan kemasyarakatan, dari pendidikan hingga budaya, agama hingga seni,
struktur pemerintah hingga sistem militer, dan dari organisasi politik hingga kehidupan pribadi
rakyatnya. Pada akhirnya, Perang Dunia II, yang dimulai oleh kaum fasis, merupakan salah satu
malapetaka terbesar dalam sejarah umat manusia, yang merenggut nyawa 55 juta orang.
Ebenstein (2006:154) mengatakan fasis mungkin tidak lagi merupakan sebagai ancaman
bagi negara-negara yang menganut sistem demokrasi yang terkemuka. Tetapi tidak menutup
kemungkinan gejala-gejala untuk megambil oper pemerintah jika dilihat-gejala-gejala masih ada.
Gejala-gejala ini bisa dilihat adanya gerakan-gerakan yang terjadi misalnya di Amerika
serikat yang anti-intelektual yang melemahkan proses-proses rasionalitas. Gejala lain adalah
munculnya gejala rasialisme dibebarapa negara, gejala lain adalah bermunculan keresahan-
keresahan sosial di tengah masyarakat yang muncul akibat ketidak berhasilan sistem demokrasi,
yang juga anti komunis. Alternatif praktis bukanlah diantara 100 persen baik dan 100 persen
jahat, tetapi selalu diantara campuran-campuran kedua keadan itu dengan porsi yang berbeda
Ebenstein (2006:154) mengatakan fasis mungkin tidak lagi merupakan sebagai ancaman
bagi negara-negara yang menganut sistem demokrasi yang terkemuka. Tetapi tidak menutup
kemungkinan gejala-gejala untuk megambil oper pemerintah jika dilihat-gejala-gejala masih ada.
Gejala-gejala ini bisa dilihat adanya gerakan-gerakan yang terjadi misalnya di Amerika
serikat yang anti-intelektual yang melemahkan proses-proses rasionalitas. Gejala lain adalah
munculnya gejala rasialisme dibebarapa negara, gejala lain adalah bermunculan keresahan-
keresahan sosial di tengah masyarakat yang muncul akibat ketidak berhasilan sistem demokrasi,
yang juga anti komunis. Alternatif praktis bukanlah diantara 100 persen baik dan 100 persen
jahat, tetapi selalu diantara campuran-campuran kedua keadan itu dengan porsi yang berbeda.
Negara-negara yang pernah menganut Ideologi Fasisme adalah Amerika Serikat, Inggris,
Perancis, Italia dan Jerman.
Lahirnya Negara – Negara Fasis
Fasisme berasal dari kata fascio dari kata fasces yang berarti seikat tongkat dan kapak.
Menurut para ahli sejarah bangsa Italia, fasisme adalah fascio di combattimento, yang artinya
kurang lebih “ persatuan perjuangan “. Kemudian nama Fasisme menjadi nama partai di Italia
yang didirikan oleh Benito Mussolini. Fasisme adalah pengaturan pemerintahan dan masyarakat
secara totaliter oleh suatu kediktatoran partai tunggal yang sangat nasionalis, rasialis , militeris,
dan agresif imperialis. Paham fasisme hampir bersamaan dianut oleh tiga negara , yaitu Italia ,
Jerman dan Jepang.
a. Fasisme di Jerman (disebut Nazi /Nazisme ).
Nazi adalah suatu partai di bawah pimpinan Adolf Hitler. Seusai Perang Dunia I , Jerman
berubah menjadi Republik yang semula adalah kerajaan. Pemimpin pertama adalah Ebert,
Berkuasa antara tahun 1919 – 1925, pemimpin selanjutnya adalah Presiden Hindenburg
( 1925 – 1934 ). Dalam pemerintahan republic ini, Jerman mengalami berbagai macam
kesulitan , Baik dalam keuangan ( Inflasi ) maupun kekacauan ekonomi ( Malaise ).
Dalam keadaan Negara yang kacau tersebut rakyat Jerman mengharapkan orang yang
kuat untuk memperbaiki keadaan. Dalam suasana yang kacau ini muncullah Adolf Hitler
dengan partai Extrim yaitu NAZI.
Nazisme adalah
1). Paham yang mengutamakan kepentingan Negara diatas segala – galanya, karena itu
terbentuk negara totaliter
2). Paham kemasyarakatan yang nasional sosialistis ( satu buat semua, semua buat satu,
tetapi hanya untuk Jerman )
3). Untuk membentuk Negara totaliter pemerintahan harus dipimpin oleh satu pemimpin
yang bertanggung jawab atas segala – galanya artinya pemerintahan harus disusun secara
Diktaktor.
Adolf Hitler selalu menekankan kepada pemuda Jerman bahwa bangsa Jerman adalah
bangsa yang besar yang ditakdirkan untuk memerintah dunia ( Deucland Uber Aless )
karena bangsa Jerman adalah bangsa berdarah Arya, yang merupakan pangkal kekuatan
jerman. Namun kekuatan itu sedang terbelenggu oleh kekuatan asing, yaitu bangsa
Yahudi dan Komunis. Orang Yahudi sebagai penyebab semua itu harus dimusnahkan.
Selanjutnya, kata Adolf Hitler untuk melepaskian diri dari penderitaan dan meluaskan
ruang hidup, Jerman harus membentuk angkatan perang yang sangat kuat yang dipimpin
oleh seorang Fuhrer ( pemimpin besar ).
Setelah Perang Dunia I Negara Jerman yang semula berbentuk Kerajaan berubah menjadi
Republik. Akan tetapi, masa pemerintahan republic ini tidak berhasil mengatasi
kekacauan ekonomi sebagai akibat Perang Dunia I, Lbih lebih lagi Jerman berada di
pihak yang kalah. Dengan adanya hal tersebut , Timbullah ketidakpuasan rakyat yang
menimbulkan kekacauan-kekacauan, bahkan pemberontakan- pemberontakan. Sementara
itu Partai Nasionalis Jerman atau National Sozialistische Deutsche Arbeiter. ( NSDAP )
yang disingkat dengan Nazi berkembang menjadi partai yang kuat dipimpin oleh Adolf
Hitler. Nazi berusaha merebut kekuasaan tetapi gagal. Hitler dipenjarakan. Dipenjara
itulah Hitler menulis buku Mein Kamf ( Perjuanganku ) isinya mengenai paham – paham
Nazi.
Dalam waktu singkat Partai Nazi yang dipimpin Hitler maju dengan pesat. Pada tahun
1933 Adolf Hitler diangkat menjadi Perdana Menteri ( Kanselor ) oleh Presiden
Hindenburg.
Kebijaksanaan Hitler sebagai perdana menteri yaitu.
a). Jerman keluar dari LBB karena usahanya mengenai penambahan jumlah militer
Jerman ditolak;
b). Membatalkan semua perjanjian internasionalnya, termasuk Perjanjian Versailles yang
dianggapnya sangat
merugikan pihak Jerman;
c). Memperkuat armada militernya untuk merebut kembali sungai Rijn;
d). Membangun industrinya termasuk industri perang.
b. Fasisme di Italia
Setelah Perang Dunia Ke I, pemerintahan di Italia dipegang oleh Kaisar Victor
Emmanuel III yang lemah, tidak tegas dan tidak disukai rakyatnya. Dalam keadaan sperti
itu muncul golongan Ultra Nasionalis yang mendapat dukungan besar dari rakyat. Pada
tahun 1919 golongan Ultra Nasionalis berhasil mendirikan Partai Fasis dibawah pimpinan
Benito Mussolini. Tahun 1922 Mussolini berhasil merebut pemerintahan stelah berkuasa,
Benito Mussolini menjalankan tugas panggilan suci yaitu mengembalikan masa kejayaan
Romawi Kuno yang diberi nama Italia La Prima. Kebaktian yang mutlak kepada bangsa
dan Negara menjadi prinsip dasar bagi pendidikan fasisme di Italia. Pada tahun 1922 itu
Partai Fasis yang dipimpin oleh Benito Mussolini dan beranggotakan 50 ribu orang
mengadakan long march ke Roma dengan tujuan menuntut Perdana Menteri Italia untuk
mengundurkan diri. Raja Italia menunjuk Mussolini sebagai perdana menteri, mulailah
pemerintahan dictator Mussolini ( 1922 - 1944 ).
Dengan paham fasisnya, Mussolini melaksanakan tindakan - tindakannya sebagai berikut.
a). Diadakannya perjanjian Lateran ( 1929 ) dengan Sri Paus di Roma, yang
menghasilkan terbentuknya NegaraVatikan seluas 44 ha. Selesailah soal Roma, yaitu
pertentangan antara Paus dan pemerintahan Italia.
b). Untuk melaksanakan Italia Irredenta-nya , pada tahun 1934, Italia bersahabat dengan
Perancis karena khawatir terhadap kekuasaan Jerman.
c). Pada tahun 1936, Italia dapat menduduki Ethiopia sehingga Kaisar
Ethiopiamengajukan protes ke LBB, akhirnya Italia keluar dari LBB.
d). Membantu Jendral Franco dalam perang saudara di Spanol ( 1936 - 1939 ).
e). Italia menjalin kerjasama dengan Jerman untuk tidak saling mengganggu dalam
mencapai cit – citanya masing – masing.
Dalam waktu singtkat Italia dibawah Mussolini berkembang menjadi Negara kuat
berpahamkan Fasisme. Mussolini yang berkuasa kemudian bertindak secara diktator
seperti :
1). Mengangkat dirinya menjadi perdana menteri merangkap menjdi panglima angkatan
perang;
2). Menempatkan anggota partai fasis dalam jabatan penting di pemerintahan
3). Menyingkirkan kaum oposisi dengan kekerasan senjata
4). Menghapuskan dewan perwakilan rakyat gaya lama
5). Mmebuat undang - undang berdasarkan dekrit dari pusat
6). Menghapuskan hak - hak asasi manusia
7). Melarang emigrasi, perceraian, dan pembatasan kelahiran agar jumlah penduduk
bertambah cepat
8). Membatasi wewenang badan legislatif
9). Sri Paus diakui kekuasaannya sebagai kepala gereja yang berkedudukan di Vatikan
Setelah merasa kuat Mussolini segera melancarkan politik ekspansionisme dengan
menyerang dan menduduki Abessinia dan Ethiopia pada tahun 1935. Untuk memperkuat
kedudukannya Italia menjalin kerjasama yang erat dengan Jerman dibawah Hitler.
Fasisme di Italia mempunyai kesamaan dengan Naziisme di Jerman, yaitu bersifat Ultra
Nasionalisme, militerisme, antiliberalisme, diktatorisme, antiindividualisme, dan
antikomunisme, bagi Fasisme berlaku semboyan semua untuk Negara. Dalam
perkembangannya Fasisme kemudian menjadi penyebab meletusnya Perang Dunia ke II.
c. Fasisme di Jepang
Menurut catatan Marcopolo nama Jepang disebut Zipango yang berasal dari kata Kajipon
artinya Matahari terbit. Sejak abad 6 nama itu diubah menjadi Nipong ( Nipon, Dai Nihon
). Menurut sejarah kekaisaran Jepang telah didrikan pada tahun 660 SM oleh Kaisar
Tenno Jimmu. Tahun 660 ini dijadikan sebagai permulaan tarikh Jepang.
Agama/kepercayaan nenek moyang bangsa Jepang disebut Syinto, artinya jalan Dewa-
dewa ( syinto - dewa to - jalan ). Selaian agama syinto sejak abad 6 di Jepang telah pula
menyebar agama Budha.
Di Jepang ada dua golongan bangsawan yang berpengaruh yaitu Dalmyo artinya
golongan bangsawan tinggi dan Samurai artinya golongan bangsawan rendahan. Kaum
Samurai ini merupakan tentara pengawal keamanan kerajaan yang berdisiplin tinggi dan
setia disebut Bushido. Jika seorang samuarai melanggar Bushido ia akan menghukum
dirinya dengan menikam perutnya menggunakan pedang samurai disebut hara-kiri.
Pemerintahan di Jepang bersifat turun temurun secara bergantian.
Kaisar Matsuhito sebagai Kaisar Meiji dikenal memiliki jiwa Nasionalisme yang tinggi
yang ingin menjadikan Jepang sebagai negara yang bersatu dan maju seperti negara-
negara di Eropa. Politik isolasi Jepang menurutnya sangat merugikan Jepang dan
merupakan penyebab keterbelakangan Jepang. Ia kemudian menerapkan system
pemerintahan yang berparlemen seperti yang diterapkan di Negara-negara Eropa.
Untuk mempersatukan seluruh negeri Jepang. Kaisar Meiji melakukan tindakan-tindakan
sebagai berikut:
a. Membentuk Dewan Perwakilan Rakyat ( Sementara ) Yang bertugas menyusun
Undang Undang Dasar Jepang ( Diet/Gikay )
b. Memindahkan ibukota Jepang dari Kyoto ke Tokyo
c. Menetapkan Hinomaru ( Matahari Terbit ) sebagai bendera kebangsaan Jepang
d. Menetapkan Syintoisme sebagai agama negara Jepang
e. Menetapkan lagu kebangsaan Jepang Kimigayo
f. Membangun angkatan laut Jepang seperti Inggris dan Jerman
Disamping itu , Kaisar Meiji juga mengeluarkan pernyataan kemerdekaan tanggal 8 April
1868 yang berisikan:
a. Semua jabatan di pemerintahan terbuka untuk umum
b. Akan dibentuk DPR sebagai lembaga perwakilan untuk umum
c. Segala adapt istiadat kolot yang menghambat kemajuan Jepang dihapuskan
d. Akan dibentuk Tentara Nasional Jepang
e. Segenap rakyat Jepang wajib bersatu memajukan negara.
f. Setiap warga negara Jepang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam
pemerintahan
g. Setiap warga negara Jepang diwajibkan menambah ilmu pengetahuan sebanyak-
banyaknya untuk memajukan negara
Restorasi dalam segala bidang telah mengangkat bangsa dan negara Jepang pada puncak
keunggulannya. Jepang telah menjelma menjadi Negara yang kuat dan modern.
Kedudukannya sejajar dengan Negara-negara besar di Eropa. Oleh sebab itu Jepang mulai
melibatkan diri dalam dunia Internasional. Beberapa factor yang mendorong Jepang
menjadi Negara Imperialis baru adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan Jepang dalam segala bidang seperti industri, perdagangan, angkatan
perang, pendidikan dan semangat patriotik. Perkembangan industri yang pesat
membutuhkan daerah pemasaran dan sekaligus bahan baku demi kelangsungan
industrinya.
2. Pertambahan penduduk yang sangat pesat karena kemakmuran yang meningkat. Tahun
1872 penduduk Jepang berjumlah 35 juta sedang tahun 1930 telah menjadi 72 juta
3. Ristriksi ( pembatasan ) Imigrasi bangsa Jepang oleh bangsa-bangsa Eropa
4. Pengaruh ajaran agama Shyinto tentang Hokko Ichi U ( Dunia sebagai satu keluarga )
menyatakan bahwa Jepang harus menyusun dunia sebagai keluarga besar.