Pikiran Rakyat - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/08/... · Tahun...

Post on 12-Jun-2019

217 views 0 download

Transcript of Pikiran Rakyat - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/08/... · Tahun...

Pikiran Rakyat

f

Lebaran dan SilaturahmiL EBARAN di Indone-

sia memang unik danmenarik. Berbagai tra-

disi kreatif mengiringi kekhid-matan ritusl islami. BerkahIdulfitri sudah mewarnai sejakPuasa dimulai, uniknya tradisibuka bersama, safari Tarawih,sahur bareng, beduk keliling,kirim tumis dan parsel, belahketupat, opar ayam, baju baru,dan bagi-bagi angpau, sampaimudik Lebaran. Semuanyamembuat kerinduan yang da-lam untuk kembali ke bulanRamadan.Tradisi tersebut tidak ter-

lepas dari siratan makna yangmemiliki nilai-nilai islami yangdalam. Oleh karena itu, wajarjika tradisi tersebut terus me-·ngalir menjadi wama-warniibadah puasa dan perayaanIdulfitri masyarakat MuslimIndonesia. Realitas itu pulayang sering dirindukan umatIslam di seluruh dunia untukikut menikmati bulan penuhmagfirah di Indonesia.Puasa memang sudah usai,

ldulfitri pun selesai, tetapi tra-disi tersebut masih terus men-jadi bumbu nikmatnya menja-di Muslim di Indonesia. Pasca-Idulfitri, umat Islam Indonesiamasih akan menghadapi tra-disi menarik lain, misalnya ha-lalbihalal. Pasca-Idulfitri, ritussilaturahmi kental sekali seba-gai sarana komunikasi di anta-ra sesama Muslim untuk salingmemaafkan.Halalbilhalal adalah kegiatan

yang bertujuan mengurnpul-kan orang untuk saling berte-mu, bersilaturahmi, dan salingmemaafkan. Dalam tataran 10-gika, kegiatan tersebut diada-_k~as pertimbangan jumlah

I

Ooktor I\omunikasi UnpadKOO'liSioner BidangKajian danPenguatan KapasltasKomlsi lnformasi Prollinsi Jawa EJarat

umat Islam yang banyak danjarak tempat tinggal yang ber-jauhan sehingga kalau harusberkunjung ke setiap rumahperlu waktu yang cukup pan-jang, sehingga dikumpulkanlahpada acara halalbihalal.Umat Islam setelah berpu-

asa mendapatkan kemenanganberupa tobat yang diterimadan pahala yang banyak. UmatIslam telah mengabdi sebulanlamanya langsung kepada Al-lah swt. Namun, umat Islampun diajarkan untuk menjalinsilaturahmi dengan sesamamanusia.Berkaitan dengan itu, sejum-

lah ilmuwan pun sudah mem-buktikan bahwa silaturahmi(komunikasi) berkait erat de-ngan kesehatan fisik. Stewartmenunjukkan orang yang ter-kucil secara sosial cenderunglebih cepat mati. Kemampuanberkomunikasi (bersilaturah-mi) yang buruk mempunyaiandil dalam penyakit jantungkoroner dan kemungkinan ter-jadinya kematian naik padaorang yang ditinggalkan matioleh pasangan hidupnya(Tubbs dan Moss, 1994).Banyak bukti mengenai hu-

bungan positif komunikasiyang harmonis dan usia pan-. jang. Raja Frederick U, pengua-sa Siciliaabad ke-ig, membuatpercobaan dengan' mema-sukkan sejumlah bayi ke labo-

Iq I pin I Hum I1 UnP ;Id 2012

ratorium. Anak-anak tersebutdimandikan dan disusui olehibu-ibunya tetapi tidak diajakbicara. Akibatnya, semua bayidalam percobaan tersebut mati.Tahun 1915,seorang dokter

di Rumah Sakit John Hopskinmenemukan bahwa 90 persendari semua bayi yang ada diPanti Asuhan Baltimore, Mary-land, meninggal dunia dalamsatu tahun. Pada tahun 1944,seorang psikolog menemukanbahwa 34 dari 91 anak pantiasuhan yang diamatinya jugamati.Hasil penelitian Michael

Babyak dari Universitas Dukedan beberapa rekannya dari ASdengan melibatkan 750 orangkulit putih sebagai sampel danmemakan waktu 22 tahun, di-temukan orang-orang yangberkomunikasi tidak efektif (ti-dak suka berteman, memu-suhi, mendominasi pembicara-~ berpeluang 60 persen lebihtinggi menemui kematian padausia dini dibandingkan denganorang-orang yang berperilakusebaliknya; ramah, suka berte-man, dan berbicara tenang.Realitas itu, bagi umat Islam,

sudah merupakan keyakinandan kewajiban yang hams di-laksanakan karena tidak hanyasabda Rasulullah, sejumlahayat dalam Alquran pun de-ngan tegas menyuratkan pen-tingnya memupuk tali silatu-

rahmi. Allah swt. sangat tidakmenyukai umat manusia yangbercerai-berai dan memerin-tahkan untuk tetap menjalinkesatuan yang harmonismelalui silaturahmi (Ali-Im-ran: 101-103).

Namun, Islam mengajarkansilaturahmi tidak dibangun ha-nya dalam semangat "etnosen-trisme" atau "primodialisme"atau "ekslusifisme", Silaturah-mi tidak hanya dilakukan diantara kelompok pejabat, ke-lompok pengusaha, atau ke-lompok-kelompok lainnyayang memupuk silaturahmi diantara mereka, tetapi mernu-tuskan silaturahmi dengan ke-lompok lain karena Allah puntidak menyukai sikap membe-da-bedakan.Tslam mengajar-kan bahwa semua Muslim sau-dara; semua manusia sama, la-hir dari "rahim" Adam dan Ha-wa. Perbedaan yang selama iniada justru sengaja diciptakanagar manusia saling mengenal;bersilaturahmi. KH AbdullahGymnastyar mengibaratkanperbedaan itu musik. Musikmenjadi indah dan asyik kare-na alat dan suara berbeda.

Dalam perspektif komuni-kasi budaya, manusia yangakan berhasil mengarungi ke-hidupan di dunia ini adalahmanusia antar-budaya, Gudy-kunst & Kim (19/84) menyebut-kan, manusia' antar-budayaadalah orang yang telah men-capai tingkat tinggi dalam pro-ses antarbudaya yang kognisi,afeksi, dan perilakunya tidakterbatas, tetapi terus berkem-bang melewati parameter-parameter psikologis suatu bu-daya. la memiliki kepekaan bu-daya yang berkait erat dengan

kemampuan berempati ter-hadap budaya tersebut.

Manusia seperti itu, dalamistilah Adler (1982), adalahmanusia multibudaya, yakniorang yang identitas dan loyali-tasnya melewati batas-bataskebangsaan dan yang komit-mennya bertaut dengan suatupandangan bahwa dunia ada-lah suatu komunitas global; iaadalah orang yang secara in-'telektual dan emosional terikatpada kesatuan fundamental se-mua manusia yang pada saatyang sama mengakui, meneri-ma, dan menghargai perbe-daan-perbedaan mendasar an-tara orang-orang yang berbedabudaya.

Manusia multibudaya seper-ti itu sangat tepat hidup dalamkarakter masyarakat Indonesiayang majemuk, termasuk padakarakter masyarakat MuslimIndonesia. Berbagai kreativitasyang unik dan menarik dalammengiringi ritus islami yangberbeda-beda sesuai dengankarakteristik masing -masingbuday'a akan terpupuk dan te-rus hidup jika Muslim Indone-sia berkarakter multibudaya.Kegiatan-kegiatan yang bernu-ansa dan bermakna silaturah-mi akan menjadi agenda ung-gulan.

Perbedaan rakaat salat Ta-rawih tidak akan lagi menjadiperbincangan sengit. Perbeda-an penentuan awal Puasa danIdulfitri tidak lagi menjadi ba-han "percekcokan". Semuaberjalan indah berbumbu bu-nga silaturahmi tanpa parnrih,tanpa membedakan antara sikaya dan si miskin, atasan danbawahan, semua terikat dalamsatu din: agama Allah.***