Peta komunikasi

Post on 23-Dec-2014

99 views 2 download

description

 

Transcript of Peta komunikasi

Resonansi“Peta Kalimat dalam Al Quran”

Urgensi KALIMAT dlm pandangan Syara’

Robot produksi perusahaan Kokoro Co itu diberi nama I-Fairy. Tingginya 1,5 meter. Robot itu duduk dengan mata berkedip dan rambut plastik dikepang. "Silakan singkap selubung pengantin perempuan," kata I-Fairy dengan suara nyaring. Ia lalu melambaikan tangannya ke udara saat kedua pengantin baru

selesai mengucap janji di depan sekitar 50 tamu.

ال� �ن� أ ه�اد�ة� ش� خ�م�س� ع�ل�ى م� ال� �س� اإل� �ي� �ن ب�ه� الل س�ول� ر� م�ح�م�د"ا ��ن و�أ �ه� الل ��ال إ �ه� �ل إ�ح�ج) و�ال �اة� ك �الز �اء� �يت و�إ ة� الص�ال� � �ق�ام و�إ

م�ض�ان� ر� � و�ص�و�م(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

و�م�ا �ة� ث �ال� ث �ال�ث� ث �ه� الل ��ن إ �وا ق�ال �ذ�ين� ال �ف�ر� ك �ق�د� لد; و�اح� �ه; �ل إ ��ال إ �ه� �ل إ م�ن�

“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: ‘Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga’, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan

(yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa.” (QS. Al-Maidah; 73)

Ragam Perkataan dlm Al QUR’AN

Qaulan KarimaDilihat dari segi bahasa, karima berasal dari kata karuma yakrumu karman karimun yang bermakna mulia. Al-Quran mengingatkan kita untuk menggunakan bahasa yang mulia, yakni perkataan yang memuliakan dan memberi penghormatan kepada orang yang diajak bicara

sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut:

  ه�م�ا �ه�ر� �ن ت و�ال� �ف? أ �ه�م�ا ل �ق�ل� ت �ر�يم"ا ف�ال� ك ق�و�ال" �ه�م�ا ل و�ق�ل� “... janganlah kamu mengatakan ‘ah’ kepada mereka

(orang tua), jangan pula kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang

mulia!” (QS al-Isra` [17]: 23).

Qaulan Ma’rufaMa’rufa identik dengan kata urf atau budaya. Menurut M. Quraish Shihab, ma’ruf secara bahasa artinya baik dan diterima oleh nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Qaulan ma’rufa berarti perkataan yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. Selain itu, qaulan ma’rufa berarti pula perkataan yang pantas dengan latar belakang dan status seseorang. Seorang guru hendaknya berutur kata yang santun karena memang pantasnya begitu. Pun dengan seorang da’i, muballigh, petinggi ormas, dll. hendaknya berbicara dengan perkataan ma’ruf, karena memang seperti itulah pantasnya.

Dalam al-Quran dijelaskan:ف�يه�ا ق�وه�م� ز� و�ار� �ام"ا ق�ي �م� �ك ل �ه� الل ج�ع�ل� �ي �ت ال �م� �ك م�و�ال

� أ ف�ه�اء� Iالس �وا �ؤ�ت ت و�ال��س�وه�م� وف"ا و�اك م�ع�ر� ق�و�ال" �ه�م� ل �وا و�ق�ول

“Dan janganlah kamu menyerahkan harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya (anak yatim) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan! berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik!” (QS an-Nisa [4]: 5).

Qaulan SadidaSadida berarti jelas, jernih, terang. Dalam al-Quran, konteks qaulan sadida diugkapkan pada pembahasan mengenai wasiat (QS an-Nisa [4]: 9) dan tentang buhtan (tuduhan tanpa bukti) yang dilakukan kaum Nabi Musa kepada Nabi Musa (QS al-Ahzab [33]: 70). Dari kedua konteks ayatnya, qaulan sadida merupakan perkataan yang jelas, tidak meninggalkan keraguan, meyakinkan pendengar, dan perkataan yang benar tidak mengada-ada (buhtan: tuduhan tanpa bukti).

Qaulan BalighaTerhadap kelompok oposisi atau kaum munafiq kita diminta menggunakan bahasa yang komunikatif (qaulan baligha). Balighaitu sendiri berarti sampai. Dalam konteks ayatnya (QS an-Nisa [4]: 63), qaulan baligha dimaknai sebagai perkataan yang sampai dan meninggalkan bekas di dalam jiwa seseorang. Ini merupakan indikasi bahwa dakwah itu mesti diupayakan. Salah satunya adalah dakwah dengan lisan (da’wah billisan). Dan, kemestian dakwah dengan lisan ini tentunya bagi yang mumpuni dan berkapasitas. Kecakapan dakwah yang perlu diasah adalah dalam penyampaian verbal. Maka, kecakapan dalam qaulan balighamerupakan hal yang niscaya bagi seorang Fasilitator/pembicara/trainer atau ustadz.

Qaulan MaysuraMaysura artinya mudah. Qaulan maysura berarti perkataan yang mudah. Dalam konteks ayatnya (QS al-Isra` [17]: 28), Imam al-Maraghi mengartikannya sebagai ucapan yang lunak dan baik atau ucapan janji yang tidak mengecewakan. Sedangkan Imam Ibnu Katsir menyebutkan makna qaulan maysura dengan perkataan yang pantas dan ucapan janji yang menyenangkan. Kedua pendapat tersebut identik, yakni ucapan yang keluar dari mulut kita hendaknya menyenangkan orang dan tidak mengecewakannya.

Qaulan LayyinaSecara bahasa layyina artinya lemah lembut. Qaulan layyina bisa bermakna sebagai strategi dakwah. Pasalnya, konteks qaulan layyina (QS Thaha [20]: 44) berbicara tentang dialog Nabi Musa dengan Firaun. Sebagai seseorang yang dibesarkan dan disenangkan di istana Firaun, penguasa yang melabeli diri sebagai tuhan, Musa harus berurusan dengan Firau sebagai objek dakwah tauhidnya. Berat rasanya bagi Nabi Musa. Tetapi, ini adalah misi yang diembankan Allah. Maka, Allah menuntun dan memotivasi agar Nabi Musa menggunakan qaulan layyina saat menyampaikan dakwahnya. Ini dimaksudkan agar Firaun menjadi sadar dan takut, meskipun pada kenyataannya Firaun marah besar dan berupaya untuk melenyapkan Nabi Musa dan ajarannya.