Post on 01-Oct-2021
PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA NIFAS DI RUMAH BERSALIN MADINA KECAMATAN MEDAN TEMBUNG
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014
RIMA JUNIA SARI
135102035
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2014
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA NIFAS DI RUMAH BERSALIN MADINA KECAMATAN MEDAN TEMBUNG
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014
ABSTRAK
Rima Junia Sari
Latar Belakang : Pantang terhadap makanan tidak boleh dilakukan oleh ibu post partum karena dapat memperlambat proses penyembuhan luka jahitan perineum sedangkan dalam proses penyembuhan luka sangat membutuhkan protein, maka ibu post partum di anjurkan untuk makan dalam pola yang benar sesuai dengan kualitas dan kuantitasnya.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui persepsi ibu mengenai pantang makanan pada masa nifas.
Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif fenomenologi. Jumlah partisipan dalam penelitian ini sebanyak 7 orang. Teknik pengambilan partisipan dengan purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin Madina, Medan. Proses pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan menggunakan alat perekam. Analisa data menggunakan metode colaizzi. Hasil : Penelitian ini ditemukan 6 kategori yaitu pengertian pantang makanan, jenis makanan dan pengaruh pada ibu, jenis makanan dan buah-buahan yang mempengaruhi kesehatan bayi, pemenuhan nutrisi atau gizi, manfaat berpantang makanan, waktu berpantang makanan, sumber informasi dan dukungan keluarga dalam berpantang makanan pada masa nifas. Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini diketahui masih banyak ibu yang berpantang makanan pada masa nifas. Padahal makanan tersebut justru baik untuk penyembuhan luka pada masa nifas. Diharapkan agar ibu lebih mengetahui jenis makanan yang baik dikonsumsi pada masa nifas. Kata Kunci : Persepsi, pantang makanan, nifas
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT karena atas segala rahmat dan
hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Persepsi Ibu
Mengenai Pantang Makanan Pada Masa Nifas di Rumah Bersalin Madina Kecamatan
Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014”.
Penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini, tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini peneliti banyak mengucapkan terimakasih kepada:
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep. Ns, M.Kep, selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Diah Lestari Nasution, SST, M.Keb, selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan dan arahan serta kesabaran dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
4. Dr.dr. Juliandi Harahap, MA selaku dosen penguji I dan Farida Linda Sari Siregar,
S.Kep. Ns, M,Kep selaku dosen penguji II yang telah memberikan bimbingan dan
saran dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Seluruh Dosen, Staf dan Pegawai Administrasi Program Studi D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
6. Kedua orang tua, abang dan adik-adikku yang kusayangi, yang selalu
mendoakanku dan selalu memberikan dukungan baik materi maupun spiritual,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Seluruh teman-teman mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara T.A 2013/2014, yang telah banyak memberikan
dukungan terhadap penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Hj. Nurhamida selaku Kepala Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan
Tembung Kabupaten Deli Serdang yang telah mengizinkan saya meneliti.
9. Seluruh partisipan yang telah bersedia menjadi sampel dalam penelitian Karya
Tulis Ilmiah ini.
Dengan segala keterbatasan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis
menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Karya Tulis
Ilmiah nantinya.
Akhir kata peneliti ucapkan terimakasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga
mendapat anugerah dari Allah SWT.
Medan, Juli 2014
Peneliti
(Rima Junia Sari)
iii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ i
ABSTRAK........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR….................................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Pertanyaan penelitian ................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 5
A. Pengertian persepsi .................................................................... 5
B. Pengertian Pantang Makanan ..................................................... 5
C. Konsep Masa Nifas .................................................................... 13
D. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas ...................................... 16
E. Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas......................... ............ 21
F. Gizi Pada Ibu Nifas.................................................................... 21
G. Penelitian Kualitatif Fenomenologi............................................ 23
BAB III METODELOGI PENELITIAN ................................................... 26
A. Desain Penelitian ....................................................................... 26
B. Populasi dan Sampel .................................................................. 26
Universitas Sumatera Utara
C. Tempat Penelitian ...................................................................... 28
D. Waktu Penelitian ........................................................................ 28
E. Etika Penelitian .......................................................................... 28
F. Instrumen Penelitian .................................................................. 30
G. Prosedur Pengumpulan Data ...................................................... 30
H. Analisis Data .............................................................................. 31
I. Tingkat Keabsahan Data ............................................................ 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 34
A. Karakteristik Partisipan............................................................... 34
B. Persepsi Ibu Mengenai Pantang Makanan pada Masa Nifas....... 35
C. Pembahasan ................................................................................ 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 48
A. Kesimpulan ................................................................................ 48
B. Saran ...................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Demografi Partisipan
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Partisipan
Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP)
Lampiran 3 : Kuesioner Data Demografi
Lampiran 4 : Panduan Wawancara
Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 6 : Surat Izin Pengambilan Data Penelitian dari Universitas Sumatra Utara
Lampiran 7: Surat Balasan Penelitian dari Kepala Rumah Bersalin Madina Kecamatan
Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang
Lampiran 8 : Daftar Riwayat Hidup
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa post partum atau nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,
masa nifas berlangsung selama 6 minggu (Yulianti, Lia. dkk, 2013).
Di Indonesia (2012) jumlah ibu nifas dalam beberapa tahun terakhir terlihat
mengalami peningkatan sedangkan angka kematian ibu nifas mengalami penurunan. Pada
tahun 2009 angka ibu nifas diperkirakan sebesar 96.000 dengan jumlah kematian sebanyak
12 %. Pada tahun 2010 sebanyak 125.000 ibu nifas dengan angka kematian sebanyak 7%.
Sedangkan pada tahun 2011 jumlah ibu nifas sebanyak 176.000 dengan angka kematian
sebanyak 4%. Sementara pada tahun 2012 ibu nifas sebanyak 198.300 dengan angka
kematian ibu sebanyak 3% (wordpress.com/AKI).
Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dengan berbagai
jenis masalah dan hambatan dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Salah satu hambatan
yang sering terjadi di masyarakat adalah adanya pantang makanan setelah melahirkan.
Padahal setelah melahirkan seorang wanita memerlukan nutrisi yang cukup untuk
memulihkan kembali seluruh alat genetalianya. Mereka tidak menyadari bahwa tindakannya
berpengaruh terhadap lambatnya pemulihan kesehatan kembali, juga dapat terhambatnya
pertumbuhan bayi (Kardinan, 2008).
Berdasarkan penelitian Nasya (2008), banyaknya ibu nifas yang melakukan pantang
makan berdasarkan data yang ada diantaranya disebabkan oleh pengetahuan yang kurang
sebesar 26,5%, faktor budaya atau anjuran keluarga 37,6% , status ekonomi 25,4% dan
Universitas Sumatera Utara
paritas 10,5%. Pantang makanan yang sering terjadi antara lain daging, telur dan ayam
(53,5%), sayur sawi dan bayam (12,4%), makanan panas (6,3%), dan ikan laut (27,8%).
Menurut Prawiroharjo (2010) pelayanan masa postpartum bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan
komplikasi penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara
menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu. Dibutuhkan juga pemantauan dan
asuhan pada masa nifas untuk dapat mencegah beberapa kematian ibu. Sebagian besar asuhan
diberikan untuk memulihkan atau menyembuhkan dan pengembalian alat-alat kandungan ke
keadaan sebelum hamil.
Salah satu hal yang mempengaruhi kesehatan di Indonesia, antara lain masih adanya
pengaruh sosial budaya yang turun temurun masih dianut sampai saat ini. Selain itu
ditemukan pula sejumlah pengetahuan dan perilaku yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip
kesehatan menurut ilmu kedokteran ataupun ilmu kebidanan atau bahkan memberikan
dampak kesehatan yang kurang menguntungkan bagi ibu dan anaknya. Tradisi yang ada di
masyarakat seperti pandangan budaya mengenai penanganan kesehatan, kehamilan dan
kelahiran, mengenai kesakitan, kematian di tiap-tiap daerah sesuai kepercayaan dan adat
istiadat yang berlaku (Perry, 2005)
Budaya memiliki nilai-nilai terdiri tergantung dengan budaya yang dianut oleh
seseorang dan dianggapnya benar secara turun temurun atau secara agama yang bisa diterima
dikalangan masyarakat. Budaya atau kebiasaan merupakan salah satu yang mempengaruhi
status kesehatan. Diantara kebudayaan maupun adat istiadat dalam masyarakat ada yang
menguntungkan, ada pula yang merugikan. Banyak sekali pengaruh atau yang menyebabkan
berbagai aspek kesehatan di negara kita, bukan hanya karena pelayanan medik yang tidak
memadai atau kurangnya perhatian dari instansi kesehatan (Syafrudin, 2009).
Universitas Sumatera Utara
Tarak (Pantang) terhadap makanan tidak boleh dilakukan oleh ibu post partus karena
dapat memperlambat proses penyembuhan luka jahitan perineum sedangkan dalam proses
penyembuhan luka sangat membutuhkan protein, maka ibu post partum di anjurkan untuk
makan dalam pola yang benar sesuai dengan kualitas dan kuantitasnya (Iskandar, dalam
nurwahyuni 2010).
Berdasarkan penelitian Baumali (2009) banyak masyarakat dari berbagai budaya
percaya adanya hubungan antara makanan dengan kesehatan ibu nifas yang sebenarnya salah,
mereka memberikan perlindungan yang bersifat sangat protektif terhadap ibu nifas sehingga
keputusan untuk mengkonsumsi makanan ditentukan oleh pihak yang dianggap punya
kewenangan, dalam hal ini suami dan orang tua serta orang yang memliki kemampuan seperti
dukun. Pada masa nifas diperlukan nutrisi yang bermutu tinggi dengan cukup kalori, protein
cairan serta vitamin. Diet yang diberikan harus bermutu tinggi dengan cukup kalori,
mengandung cukup protein, cairan, serta banyak buah-buahan karena wanita tersebut
mengalami hemokonsentrasi, dan terlebih bila ada laserasi jalan lahir atau luka bekas
episiotomi. Laserasi jalan lahir atau luka episiotomi adalah suatu tindakan insisi pada
perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput dara,
jaringan pada septum retrovaginal, otot-otot dan fasia perineum dan kulit sebelah depan
perineum (Sarwono, 2010).
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa ibu nifas di kecamatan medan
tembung, masyarakat masih percaya dan masih banyak yang berpantang makanan pada masa
nifas. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Persepsi
Ibu Mengenai Pantang Makanan Pada Masa Nifas Di Rumah Bersalin Madina Kecamatan
Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014”.
Universitas Sumatera Utara
B. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi ibu mengenai pantang
makanan pada masa nifas?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi ibu mengenai pantang
makanan pada masa nifas.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Partisipan
Hasil penelitian ini diharapkan ibu dapat mengubah kebiasaan yang dapat merugikan
ibu dan anaknya, dan diharapkan juga ibu dapat mengetahui dan memilih makanan atau
gizi yang sangat dibutuhkan oleh ibu pada masa nifas.
2. Bagi pelayanan kebidanan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber dan menambah pengetahuan bagi bidan
dalam memberikan pelayanan kesahatan dan pendidikan kesehatan terhadap ibu-ibu
pada masa nifas khususnya tentang nutrisi yang baik dikonsumsi pada masa nifas.
3. Bagi penelitian kebidanan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi awal dan dapat menjadi sumber
pengetahuan dan penelitian berikutnya tentang pantang makanan pada masa nifas
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Persepsi
Persepsi di definisikan sebagai suatu proses yang menggabungkan dan mengorganisir
data-data indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita
dapat menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri (Shaleh, 2009).
Persepsi dalam pengertian psikologi menurut Sarwono (2002) adalah proses pencarian
informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah penginderaan
(penglihatan, pendengaran, peraba dan sebagainya). Sebaliknya, alat untuk memahaminya
adalah kesadaran atau kognisi.
Persepsi adalah proses pengolahan informasi dari lingkungan yang berupa stimulus,
yang diterima melalui alat indera dan diteruskan ke otak untuk diseleksi, diorganisasikan
sehingga menimbulkan penafsiran atau penginterpretasian yang berupa penilaian dari
penginderaan atau pengalaman sebelumnya. Persepsi merupakan hasil interaksi antara dunia
luar individu (lingkungan) dengan pengalaman individu yang sudah diinternalisasi dengan
sistem sensorik alat indera sebagai penghubung, dan dinterpretasikan oleh system syaraf di
otak (Walgito, 2004).
B. Pantang Makanan
a. Pengertian Pantang Makanan
Pantang Makanan adalah bahan makanan atau masakan yang tidak boleh dimakan
oleh para individu dalam masyarakat karena alasan yang bersifat budaya. Adat memantang
tersebut diajarkan secara turun temurun dan cenderung ditaati walaupun individu yang
menjalankan tidak terlalu paham atau yakin dari alasan memantang makanan yang
bersangkutan (Swasono, 2004). Tarak atau pantangan makanan adalah kebiasaan, budaya
Universitas Sumatera Utara
atau anjuran yang tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi jenis makanan tertentu misalnya
sayuran, buah, ikan dan biasanya berkaitan dengan proses pemulihan kondisi fisik misalnya
yang dapat mempengaruhi produksi ASI, ada pula makanan tertentu yang dilarang karena
dianggap dapat mempengaruhi kesehatan bayi (Iskandar, 2006)
b. Jenis-jenis pantang makanan
1. Bermacam-macam ikan seperti ikan mujair, udang, ikan belanak, ikan lele, ikan basah
karena dianggap akan menyebabkan perut menjadi sakit
2. Ibu melahirkan pantang makan telur karena akan mempersulit penyembuhan luka dan
pantang makan daging karena akan menyebabkan perdarahan yang banyak. Jika ibu
alergi dengan telur maka makanan pengganti yang dianjurkan adalah tahu, tempe, dan
sebagainya.
3. Buah-buahan seperti pepaya, mangga, semua jenis pisang, semua jenis buah-buahan
yang asam atau kecut seperti jeruk, cerme, jambu air, karena dianggap akan
menyebabkan perut menjadi bengkak dan cepat hamil kembali.
4. Semua jenis makanan yang licin antara lain daun talas, daun kangkung, daun genjer,
daun kacang, daun seraung, semua jenis makanan yang pedas tidak boleh dimakan
karena dianggap akan mengakibatkan kemaluan menjadi licin.
5. Semua jenis buah-buahan yang bentuknya bulat, seperti nangka, durian, kluih, talas,
ubi, waluh, duku dan kentang karena dianggap akan menyebabkan perut menjadi
gendut seperti orang hamil.
6. Jenis makanan yang dipantang adalah roti, kue apem, makanan yang mengandung
cuka, ketupat dan makanan yang ditusuk seperti sate dengan alasan bahwa semuanya
dianggap akan menyebabkan perut menjadi besar.
Universitas Sumatera Utara
7. Hanya boleh makan lalapan pucuk daun tertentu, nasi, sambel oncom dan kunyit
bakar. Kunyit bakar sangat dianjurkan agar alat reproduksi cepat kembali pulih dan
sepet.
8. Hindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur dan buah karena
makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare. Makanan berserat hanya
baik untuk penderita susah buang air besar.
9. Ibu nifas minum abu dari dapur dicampur air, disaring, dicampur garam dan asam
diminumkan supaya ASI banyak. Hal ini tidak benar karena abu, garam dan asam
tidak mengandung zat gizi yang diperlukan oleh ibu menyusui untuk memperbanyak
produksi ASI nya (Swasono, 2004).
10.
11.
Ibu melahirkan pantang makan telur karena akan mempersulit penyembuhan luka dan
pantang makan daging karena akan menyebabkan perdarahan yang banyak.
12.
Pantang makan sayur, terong dan buah pepaya karena takut perdarahannya tidak
segera berhenti.
13.
Pantang makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan
ASI menjadi asin.
14.
Untuk ibu menyusui bayinya, makanan yang dianjurkan atau dilarang selama masa
pemulihan juga berkaitan dengan bayinya. Makanan dingin (beberapa jenis buah dan
sayuran) dilarang dikonsumsi karena dipercaya menyebabkan mual, kejang perut
hingga kolik pada bayi.
15. Sayur bayam, sayur sawi, sayur nangka dan buah dapat menyebabkan bayi mengalami
diare.
Sedangkan jamu (obat-obatan herbal tradisional) yang disarankan untuk wanita yang
baru melahirkan juga dapat terlalu “panas” untuk bayi.
Universitas Sumatera Utara
16. Efek terjadinya aroma tertentu pada ASI belum diketahui dengan pasti, tetapi
rempah
17. Membatasi konsumsi makanan pedas dan asam untuk menghindari diare.
-rempah dan makanan yang beraroma kuat (bawang putih) dapat
mempengaruhi aroma ASI.
18. Ibu harus makan lebih banyak karena untuk memenuhi nutrisi bayi.
19. Pantang sekali makan telur, daging-dagingan dan susu. Alasannya: nanti alat
reproduksi dan air susunya anyir.
20. Hindari makanan jemek
21. Golongan makanan yang harus dijauhi adalah pepaya, durian, pisang, dan terung.
Karena konon ragam makanan tadi bisa dikhawatirkan bikin jemek atau terasa basah
organ vital kaum perempuan.
22. Pantang makanan yang bersantan dan pedas karena pencernaannya bakal terganggu
yang bisa berpengaruh pada bayinya.
23. Dilarang makan yang berbau amis karena dikhawatirkan bisa menyebabkan bau anyir
pada ASI yang membuat bayi muntah saat disusui. Selain itu juga proses
penyembuhan luka jalan lahir akan lebih lambat.
24. Wanita hamil yang setelah melahirkan dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut
dan lele, keong, daun lembayung, buah pare, nenas, gula merah, dan makanan yang
digoreng pakai minyak.
25. Setelah melahirkan atau setelah operasi hanya boleh makan tahu dan tempe tanpa
garam, dilarang bayak makan dan minum, makanan harus dibakar.
26. Ibu nifas yang menyusui setelah waktu maghrib harus puasa. Hal ini tidak perlu
karena ibu yang menyusui memerlukan makanan yang cukup agar ASI dapat keluar
dengan lancar
Universitas Sumatera Utara
27. Ibu nifas minum abu dari dapur dicampur air, disaring, dicampur garam dan asam
diminumkan supaya ASI banyak.
28. Hal ini tidak benar karena abu, garam dan asam tidak mengandung zat gizi yang
diperlukan oleh ibu menyusui untuk memperbanyak produksi ASI-nya
c.
(Wibowo,
2006).
Pada masa nifas seringkali ibu dihadapkan oleh kondisi budaya yang secara medis
dapat merugikan kesehatan ibu, misalnya berpantang makanan yang mengandung protein
tinggi agar luka perineum cepat sembuh serta bayi yang menyusui tidak mengalami penyakit
kulit. Munculnya pantangan ini disebabkan :
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pantang Makanan
1. Tradisi/budaya
Pada kalangan yang luas terutama pada suku jawa, diyakini bahwa mengkonsumsi
makanan berprotein tinggi dapat memicu terjadinya infeksi, pada luka perineum maupun
pada kulit bayi akibatnya seringkali masyarakat mewajibkan pada ibu nifas untuk
menghindari makan telur atau ikan laut.
2. Pendidikan Masyarakat
Rendahnya pendidikan masyarakat menyebabkan penerimaan tradisi sebagai sebuah
pengetahuan yang merupakan landasan yang penting untuk berperilaku.
3. Kondisi Ekonomi
Ketidak mampuan masyarakat dalam menyediakan makanan yang bergizi bagi ibu
nifas menyebabkan penerimaan tradisi berpantang makanan bagi ibu nifas dapat diterima
dengan mudah.
Universitas Sumatera Utara
4. Akses Pada Layanan Kesehatan
Rendahnya kemampuan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu menyebabkan masyarakat menjadi mudah terpegaruh oleh tradisi yang ada
(Suririnah, 2007).
d.
Alasan pantang makan yang paling utama dijumpai adalah alasan budaya masyarakat.
Oleh karenanya tiap daerah dengan aneka ragam budayanya tentu memiliki alasan yang
berbeda-beda. Beberapa alasan yang sering terjadi adalah faktor kepercayaan terhadap tradisi
leluhur dan kekuatan gaip (bisa kuwalat, melanggar akan menjadikan perut menjadi gendut,
peranakan turun dan cepat mengandung lagi), faktor penampilan wanita atau ingin tetap
cantik, bertubuh langsing dan memuaskan suami, takut pada orang tua.
Alasan Pantang Makan
Adanya pantang makan merupakan gejala yang hampir universal berkaitan dengan
e.
konsepsi "panas-dingin" yang dapat mempengaruhi keseimbangan unsur dalam tubuh
manusia-tanah, udara, api dan air. Apabila unsur di dalam tubuh terlalu panas atau terlau
dingin maka akan menimbulkan penyakit. Untuk mengembalikan keseimbangan unsur
tersebut maka seseorang harus mengkonsumsi makanan atau menjalani pengobatan yang
bersifat lebih "dingin" atau sebaliknya. Pada beberapa suku bangsa, ibu yang sedang
menyusui kondisi tubuhnya dipandang dalam keadaan "dingin" sehingga ia harus memakan
makanan yang "panas" dan menghindari makanan yang "dingin". Hal sebaliknya harus
dilakukan oleh ibu yang sedang hamil (Reddy, 2005)
Manfaat pantang makan menurut masyarakat juga bervariasi. Hasil penelitian
sebelumnya antara lain : “rasa aman pada diri sendiri, perut menjadi seperti keadaan semula,
tidak gendut dan peranakan tidak turun”.
Manfaat Pantang Makan
Universitas Sumatera Utara
f.
Sebaliknya kerugian dari pantang makan setelah melahirkan umumnya tidak ada atau
mereka tidak mengetahuinya. Sebagai contoh dari hasil penelitian Meutia F. Swasono (1998)
di Desa Simpar dan Kosambi Jawa Barat kerugian dianggap tidak ada, dan tidak tahu
mengapa harus melakukan pantangan makan selama hamil dan melahirkan, sesepuh bilang
harus menjalankan.
Kerugian Pantang Makan
g.
Petunjuk pola makan yang sehat adalah makanan yang dikonsumsi memiliki jumlah
Pola Makan yang Sehat Selama Masa Nifas
kalori
Ibu nifas hendaknya mengusahakan mengkonsumsi daging khususnya
dan zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral, serat dan air. Selain itu, pola makan harus diatur secara rasional, yaitu 3 kali sehari
(pagi, siang dan malam). Selain makanan utama, ibu nifas harus mengkonsumsi cemilan dan
jus buah-buahan sebagai makanan selingan (Krisnatuti, 2005).
daging sapi
agar penurunan berat badan berjalan lebih cepat. Dan produksi ASI tetap lancar, karena
daging sapi memiliki banyak serat yag dapat memperlancar buang air besar. Sehingga tanpa
diet ibu tetap memiliki badan yang ideal. Selain itu sayur dan buah pun juga mengandung
banyak serat yang dapat memperlancar air besar pula (Iping, 2005). Oleh karena itu, pola
makan dengan menu seimbang sangat dianjurkan yang terdiri dari jumlah kalori serta zat gizi
yang sesuai dengan kebutuhan seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, serat dan
air. Sedangkan jenis makanan yang sebaiknya dihindari oleh ibu nifas diantaranya adalah
makanan yang mengandung zat aditif atau bahan pengawet makanan yang berkalori tinggi,
daging atau makanan yang tidak diolah dengan sempurna serta makanan yang merangsang
seperti makanan pedas (Krisnatuti, 2005).
Universitas Sumatera Utara
h. Faktor-faktor melakukan Pantang Makan
Masih banyaknya ibu nifas yang melakukan pantang makanan disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya:
1. Faktor predisposisi yang meliputi:
a. Pengetahuan
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dibandingkan dengan
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang hanya setengah justru lebih
berbahaya dari pada tidak tahu sama sekali, kendati demikian ketidaktahuan bukan berarti
tidak berbahaya.
b. Pendidikan
Pendidikan merupakan jalur yang ditempuh untuk mendapatkan informasi. Informasi
memberikan pengaruh besar terhadap perilaku ibu nifas. Apabila ibu nifas diberikan
informasi tentang bahaya pantang makanan dengan jelas, benar dan komprehensif termasuk
akibatnya maka ibu nifas tidak akan mudah terpengaruh atau mencoba melakukan pantang
makanan.
c. Pengalaman
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan dan tindakan sesorang dalam melakukan
sesuatu hal. Adanya pengalaman melahirkan dan menjalani masa nifas maka ibu akan
mempunyai perilaku yang mengacu pada pengalaman yang telah dialami sebelumnya.
Misalnya ibu nifas yang dahulunya mengalami masalah baik pada dirinya dan bayinya karena
pantang makanan maka ibu nifas tidak akan melakukan pantang makanan kembali pada masa
nifas berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
d. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan suatu usaha dalam memperoleh imbalan yaitu uang. Suami yang
bekerja akan mendukung ibu dalam memenuhi kebutuhan masa nifas yang mengandung
banyak zat gizi, sedangkan ibu yang bekerja menyebabkan ibu mempunyai kesempatan untuk
bertukar informasi dengan rekan kerja tentang pantang makan
C. Konsep Masa Nifas
a. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Liana, Meda. dkk, 2013). Menurut
Sulistyawati (2009) periode postpartum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-
organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Pengertian lainnya, masa nifas
adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
(Saleha, 2009).
b. Tujuan Asuhan Masa Nifas
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis dimana dalam
asuhan pada masa ini peranan keluarga sangat penting, dengan pemberian nutrisi,
dukungan psikologi maka kesehatan ibu dan bayi selalu terjaga.
2. Melaksanakan skrining yang komperehensif (menyeluruh) di mana bidan harus
melakukan manajemen asuhan kebidanan. Pada ibu masa nifas secara sistematis
yaitu mulai pengajian data subjektif, objektif maupun penunjang.
Universitas Sumatera Utara
3. Setelah bidan melaksanankan pengkajian data maka bidan harus menganalisa data
tersebut sehingga tujuan asuhan masa nifas ini dapat mendeteksi masalah yang
terjadi pada ibu dan bayi.
4. Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya, yakni
setelah masalah ditemukan maka bidan dapat langsung masuk ke langkah berikutnya
sehingga tujuan diatas dapat dilaksanakan.
5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan
bayi sehat. (Liana, Meda, dkk, 2013)
c. Tahapan Masa Nifas
Ada 3 tahapan yang dilalui oleh beberapa wanita pada masa nifas yang harus
dipahami oleh seorang bidan, yaitu:
1. Puerperium dini, yaitu masa permulihan awal dimana ibu diperbolehkan untuk
berdiri dan berjalan-jalan. Ibu yang melahirkan per vagina tanpa komplikasi dalam 6
jam pertama setelah kala IV dianjurkan untuk mobilisasi segera.
2. Puerperium intermedial, yaitu suatu masa pemulihan dimana organ-organ reproduksi
secara berangsur-angsur akan kembali ke keadaan sebelum hamil. Masa ini
berlangsung selama kurang lebih 6-8 minggu.
3. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali
dalam keadaan sempurna, terutama bila ibu selama hamil atau waktu persalinan
mengalami komplikasi. Rentang waktu remote puerperium berbeda untuk setiap ibu,
tergantung dari berat ringannya komplikasi yang dialami selama hamil atau
persalinan.
Universitas Sumatera Utara
d. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit 4 kali melakukan
kunjungan pada masa nifas. Tujuan kebijakan tersebut adalah:
1. Untuk menilai kesehatan ibu dan kesehatan bayi baru lahir
2. Pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu
nifas dan bayinya
3. Mendeteksi adanya kejadian-kejadian pada masa nifas dan menyusui
4. Menangani berbagai masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu maupun
bayinya pada masa nifas.
Adapun kunjungan pada masa nifas yaitu:
1) Kunjungan pertama, 6-8 jam setelah persalinan
- Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
- Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan : rujuk bila perdarahan
berlanjut
- Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga cara
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
- Pemberian ASI awal.
- Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
- Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia
- Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal bersama ibu dan
bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi
dalam keadaan stabil.
2) Kunjungan kedua , 6 hari setelah persalinan
- Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus di
bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
Universitas Sumatera Utara
- Menilai adanya tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
- Memastikan mendapatkan cukup makanan, cairan dan istiharat.
- Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda penyulit.
- Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga
bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
3). Kunjungan ketiga , 2 minggu setelah persalinan
- Sama dengan di atas (6 hari setelah persalinan)
4). Kunjungan ke empat, 6 minggu setelah persalinan
- Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia alami dan bayi alami
- Memberikan konseling KB secara dini ( Maritalia, Dewi. 2012).
D. Perubahan fisiologis selama Post Partum (Nifas)
1. Uterus
Uterus merupakan organ reproduksi interna yang berongga dan berotot, berbentuk
seperti buah alpukat yang sedikit gepeng dan berukuran sebesar telur ayam. Panjang uterus
sekitar 7-8 cm, lebar sekitar 5-5,5 cm dan tebal sekitar 2,5 cm. Letak uterus secara fisiologis
adalah anteversiofleksio. Uterus terdirindari 3 bagian yaitu: fundus uteri, korpus uteri, dan
serviks uteri. Uterus terdiri dari otot polos dan tersusun atas 3 lapis, yaitu :
a. Primetrium, yaitu lapisan terluar yang berfungsi sebagai pelindung uterus.
b. Miometrium, yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan berfungsi untuk kontraksi
dan relaksasi uterus dengan melebar dan kembali ke bentuk semula setiap bulannya.
c. Endometrium, merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel darah merah. Bila
tidak terjadi pembuahan maka dinding endometrium akan meluruh bersama dengan
sel ovum matang.
Selama kehamilan, uterus berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya
hasil konsepsi. Pada akhir kehamilan berat uterus dapat mencapai 1000 gram. Pada saat tidak
Universitas Sumatera Utara
hamil sekitar 30 gram., dan satu minggu setelah persalinan berat uteru menjadi sekitar 500
gram. (Maritalia , Dewi. 2012)
2. Involusi tempat placenta
Ekstrusi lengkap tempat placenta perlu waktu sampai 6 minggu. Proses ini mempunyai
kepentingan klinik yang amat besar, karena kalau proses ini terganggu, mungkin terjadi
pendarahan nifas yang lama. Segera setelah kelahiran, tempat placenta kurang lebih
berukuran sebesar telapak tangan, tetapi dengan cepat ukurannya mengecil. Pada akhir
minggu kedua, diameternya 3 sampai 4 cm. Segera setelah berakhirnya persalinan, tempat
placenta normalnya terdiri dari banyak pembuluh darah yang mengalami trombosis yang
selanjutnya mengalami organisasi trombus secara khusus.(Maritalia, Dewi. 2012)
3. Pembuluh darah uterus
Di dalam uterus sebagian besar pembuluh darah mengalami obliterasi dengan
perubahan hialain, dan pembuluh yang lebih kecil tumbuh ditempat mereka. Reabsorbsi
residu yang mengalami hialinisasi diselesaikan dengan proses yang serupa dengan yang di
temukan di ovarium setelah ovulasi dan pembentukan korpus luteum. Tetapi sisa kecil tetap
ada selama bertahun-tahun, yang dibawah mikroskop memberikan cara untuk membedakan
antara uterus wanita multipara dan nullipara.
4. Lochia
Lochia adalah nama yang diberikan pada pengeluaran dari uterus yang terlepas melalui
vagina selama masa nifas .
Pengeluaran Lochia dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya sebagai berikut :
d. Lochia Rubra yaitu lochia yang keluar 1 sampai 3 hari, berwarna merah dan hitam,
terdiri dari sel decidua, verniks kaseosa, rambut, sisa mekonium, sisa darah.
e. Lochia Sanguinolenta yaitu lochia yang keluar 3 sampai 7 hari dan berwarna putih
bercampur merah.
Universitas Sumatera Utara
f. Lochia Serosa yaitu lochia yang keluar 7 sampai 14 hari dan berwarna kekuningan.
g. Lochia Alba yaitu lochia yang keluar setelah hari ke 14 dan berwarna putih.
(Maritalita, Dewi. 2012)
5. Vagina dan Perineum
Segera setelah persalinan, vagina menegang disertai edema dan memar dan terbuka.
Dalam satu atau dua hari edema vagina akan berkurang. Dinding vagina kembali halus dan
ukuran lebih luas. Ukuran mengecil dengan terbentuk rugae 3 minggu setelah persalinan.
Vagina berukuran sedikit lebih besar dari sebelum melahirkan pertama kali. Meskipun
demikian latihan untuk mengencangkan otot perineum akan memulihkan tonusnya (Varney,
2004).
6. Payudara
Konsentrasi hormon yang menstimulasi perkembangan payudara selama wanita hamil,
(estrogen, progesteron, human chorionic gonadotropin, prolaktin, kortisol, dan insulin)
menurun dengan cepat setelah bayi lahir. Waktu yang dibutuhkan hormon ini untuk kembali
ke kadar sebelum hamil sebagian ditentukan oleh apakah ibu menyusui atau tidak.
7. Tanda Vital
Tekanan darah biasanya stabil dan normal, temperatur biasanya kembali normal dari
kenaikannya yang sedikit selama periode melahirkan dan menjadi stabil dalam 24 jam
pertama setelah melahirkan. Denyut nadi biasanya normal kecuali bila ada keluhan persalinan
yang lama dan sulit atau kehilangan banyak darah (Maritalia, Dewi 2012).
8. Perubahan Sistem Ginjal
Pelvis ginjal dan ureter yang berdilatasi selama kehamilan, kembali normal pada akhir
minggu setelah melahirkan. Segera setelah melahirkan kandung kemih tampak bengkak,
sedikit terbendung, dapat hipotonik, dapat mengakibatkan overdistensi, pengosongan yang
tidak sempurna dan adanya sisa urin yang berlebihan kecuali bila diambil langkah yang
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi ibu untuk melakukan buang air kecil secara teratur meskipun saat wanita itu
tidak mempunyai keinginan buang air kecil. Efek dari trauma selama persalinan pada
kandung kemih dan ureter akan menghilang dalam 24 jam pertama setelah melahirkan
(Maritalia, Dewi. 2012).
9. Kehilangan Berat Badan
Seorang wanita akan kehilangan berat badannya sekitar 5 kg pada saat melahirkan.
Kehilangan ini berhubungan dengan berat bayi, placenta dan cairan ketuban. Pada minggu
pertama post partum seorang wanita akan kehilangan berat badan sebesar 2 kg akibat
kehilangan cairan (Varney, 2004).
10. Dinding Abdomen
Strie abdominal tidak bisa dilenyapkan sama sekali akan tetapi mereka bisa berubah
menjadi garis yang halus berwarna putih perak (Varney, 2004). Ketika miometrium
berkontraksi dan berektrasi setelah kelahiran dan beberapa hari sesudahnya, peritonium yang
membungkus sebagian besar uterus dibentuk menjadi lipatan dan kerutan. Ligamentum latum
dan rotundum jauh lebih kendor daripada kondisi tidak hamil, dan mereka memerlukan
waktu cukup lama untuk kembali dari peregangan dan pengendoran yang telah dialaminya
selama kehamilan tersebut.
11. Perubahan Hematologis
Leukositosis yang meningkatkan jumlah sel darah putih sampai sebanyak 15.000
semasa persalinan, akan tetap tinggi selama beberapa hari pertama dari masa post partum.
Jumlah sel darah putih tersebut masih bisa naik lagi lebih tinggi sampai 25.000 atau 30.000
tanpa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama. Jumlah
hemoglobin, hematokrit dan erytrocyte akan sangat bervariasi pada awal masa nifas sebagai
akibat dari volume darah, volume plasma dan tingkat volume sel darah yang berubah-ubah
(Varney, 2004).
Universitas Sumatera Utara
12. Sistem Endokrin
1) Hormon Placenta
Selama periode pascapartum, terjadi perubahan hormon yang besar. Pengeluaran
placenta menyebabkan penurunan signifikan hormon yang diproduksi oleh organ tersebut.
Penurunan hormon Human Placcental Lactogen (HPL), estrogen dan kortisol, serta placenta
enzyme insulinase membalik efek diabetogenik kehamilan, sehingga kadar gula darah
menurun secara yang bermakna pada masa puerperium.
2) Hormon Hipofisis dan Fungsi Ovarium
Waktu dimulainya ovarium dan menstruasi pada wanita menyusui berbeda. Kadar
prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui tampaknya berperan dalam menekan
ovulasi. Karena kadar Follicle-Stimulating Hormone (FSH) terbukti sama pada wanita
menyusui dan tidak menyusui, disimpulkan ovarium tidak berespons terhadap stimulasi FSH
kadar prolaktin meningkat.
13. Sistem Urinarius
Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar steroid yang tinggi) turut
menyebabkan peningkatan fungsi ginjal, sedangkan penurunan kadar steroid setelah wanita
melahirkan sebagian menjelaskan sebab penurunan fungsi ginjal selama masa pascapartum.
Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan.
Diperkirakan 2 sampai 8 minggu mengalami hipotonia pada kehamilan dan dilatasi ureter
serta pelvis ginjal kembali ke keadaan sebelum hamil. Pada sebagian kecil wanita, dilatasi
traktus urinarius bisa menetap selama tiga bulan. (Maritalia, Dewi. 2012).
Universitas Sumatera Utara
E. Perubahan Psikologis Pada Ibu Nifas
1. Fase Taking In
Fase ini merupakan periode ketergantungan yang berlangsung hari 1-2 setelah
melahirkan, pada saat itu fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri.
2. Fase Taking Hold
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan, ibu merasa khawatir akan
ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam perawatan bayi, ibu menjadi sangat
sensitif dan mudah tersinggung.
3. Fase Letting Go
Fase untuk menerima tanggung jawab akan peran yang berlangsung 10 hari, setelah
melahirkan, sudah beradaptasi dengan bayinya. (Fitramaya, 2008).
F. Gizi Pada Ibu Nifas
Gizi ibu nifas adalah zat-zat makanan yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan
kesehatan ibu dan bayi pada masa nifas.
1. Fungsi Gizi ibu nifas
a. Sebagai sumber tenaga
b. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh
c. Mengatur keseimbangan tubuh
2. Manfaat Gizi pada Ibu Nifas
a. Menjaga kesehatan
b. Mempercepat pengembalian alat-alat kandungan seperti sebelum hamil.
c. Untuk aktivitas dan metabolisme tubuh
Universitas Sumatera Utara
d. Untuk meningkatkan produksi ASI
e. Membantu mempercepat penyembuhan luka-luka persalinan
3. Macam-Macam Zat Gizi, Manfaat dan Jenis Masing-Masing Makanannya
a. Karbohidrat
Fungsi sebagai sumber tenaga (energi). Sumber nasi, jagung, gandum, roti,
sagu, ketela
b. Protein
Fungsi pengganti sel-sel tubuh yang rusak, mengangkut zat gizi, sebagai sumber
pembangun tubuh.
(1). Protein nabati, contoh tahu, tempe, kacang-kacangan
(2). Protein hewani, contoh telur, udang, hati ayam, ikan laut.
c. Vitamin
(1). Vitamin A
Fungsi memperbaiki jaringan mata yang rusak, memelihara jaringan mata,
membantu proses penglihatan. Contoh : wortel,pepaya, tomat.
(2). Vitamin B
Fungsi mencegah penumpukan cairan. Memelihara fungsi saraf, memelihara
nafsu makan. Contoh : Hati, susu, keju, daging.
(3). Vitamin C
Fungsi pembentukan sel jaringan tubuh, membantu penyerapan zat gizi,
memperkuat pembuluh darah.
(4). Vitamin D
Fungsi membantu penyerapan zat kapur dan fosfor, mengatur pengerasan
tulang. Contoh : Susu sapi, mentega, telur, minyak ikan.
Universitas Sumatera Utara
(5). Vitamin E
Fungsi berpengaruh dalam kesuburan wanita. Contoh : Kecambah, Gandum,
biji-bijian, kacang tanah, kedelai.
(6). Vitamin K
Fungsi mempengaruhi proses pembekuan darah. Contoh : Hati, sayur-sayuran
berwarna hijau, kecambah, gandum, keju.
d. Mineral
(1). Garam Dapur (kalsium) dan fosfor
Fungsi sebagai bahan pembentuk tulang. Contoh : Bayam, kacang
panjang, sawi, kedelai
(2). Garam Besi
Fungsi membentuk zat warna merah pada darah yang berguna untuk
mengangkut oksigen. Contoh : Bayam, kacang panjang, sayur-sayuran
berwarna hijau, buah-buahan.
(3). Garam Yodium
Fungsi mencegah penyakit Gondok. Contoh : ikan laut, telur ayam,
daging,dll.
e. Air
Fungsi membentuk cairan tubuh, alat pengangkut unsur-unsur gizi, mengatur panas
tubuh.
4. Kebutuhan Gizi Pada Ibu Nifas
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori (5-6 kali) tiap hari
b. Makan dengan diit seimbang untuk mineral dan vitamin yang cukup
c. Minum sedikitnya 8-12 gelas tiap hari
Universitas Sumatera Utara
d. Pil zat besi khusus di minum untuk mendapatkan gizi setidaknya 40 hari setelah
bersalin.
5. Akibat Kekurangan Gizi Pada Ibu Nifas
a. Produksi ASI berkurang / kualitas menurun
b. Luka dalam persalinan tidak cepat sembuh
c. Proses pengembalian rahim dapat terganggu
d. Anemia (kurang darah)
G. Penelitian Kualitatif Fenomenologi
Menurut Bodgan dan Taylor (1975) penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur
penilaian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan dan tulisan perilaku orang-orang
yang diamati (Basrowi, 2008). Penelitian kualitatif menggunakan pendekatan naturalistik
untuk mencari dan menemukan pengertian dan pemahaman tentang fenomena dalam suatu
latar yang berkonteks khusus ( Moleong, 2010). Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat
mengenali subjek, merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
penelitian ini peneliti terlibat dalam situasi dan perilaku orang. Berusaha fenomena yang
diteliti (Basrowi, 2008).
Teori fenomenologi merupakan pandangan berfikir yang menekankan pada fokus
kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interprestasi-interprestasi dunia.
Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau
fenomeno pengalaman yang didasari oleh kesadaran dalam situasi yang dialami, sehingga
tidak ada batasan dalam memaknai atau memahai fenomena yang terjadi (Moleong, 2010) .
Penelitian dengan berdasarkan landasan fenomenologi melihat objek penelitian dalam
suatu konteks naturalnya. Artinya peneliti yang menggunakan dasar fenomenologi melihat
suatu peristiwa tidak secara parisial, lepas dari konteks sosialnya karena suatu fenomena yang
Universitas Sumatera Utara
sama dalam situasi berbeda dengan akan pula memiliki makna yang berbeda pula (Idrus,
2009). Yang ditekankan dalam penelitian fenomenologi adalah aspek subjektif dan perilaku
orang. Berusaha untuk masuk kedalam dunia konseptual para subjek yang diteliti sedemikian
rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh
mereka dalam kehidupan sehari-hari (Moleong, 2010).
Polot, et al (1999) menyatakan bahwa terdapat dua macam penelitian fenomenologi,
yaitu deskriptif dan fenomenologi interpretif. Fenomenologi deskriptif berfokus kepada
penyelidikan fenomena, kemudian pengalaman yang seperti apakah yang terlihat dalam
fenomena (fenomenologi deskriptif) dan bagaimana menafsirkan pengalaman tersebut
(fenomenologi interpretif). Tujuan dari penelitian fenomenologi adalah untuk
menggambarkan secara penuh tentang pengalaman dan pengembangan persepsi. Terdapat
empat aspek dalam fenomenologi yaitu ruang kehidupan, kehidupan tubuh (memenuhi
badaniah), usia (kesementaraan), kehidupan hubungan manusia (hubungan).
Ahli fenomenologi, percaya bahwa kehidupan seseorang adalah berharga dan
menarik, karena kesadaran seorang tentang kehidupan tersebut. Ungkapan menjadi sesuatu di
dunia (perwujudan) adalah konsep tentang ketajaman ikatan fisik seseorang pada dunia
mereka, seperti berfikir, melihat, mendengar, rasa dan interaksi antara perasaan yang terus
menerus pada tubuh mereka dengan dunia (Polit, et al, 1999).
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Desain penelitian kualitatif
fenomenologi. Yaitu mencari yang memancar dari objek yang diteliti (Arikunto,2006).
Desain ini sesuai dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi Ibu mengenai pantang
makanan pada masa nifas.
Terdapat dua macam penelitian fenomenologi, yaitu deskriptif dan fenomenologi
interpretif. Fenomenologi deskriptif berfokus kepada penyelidikan fenomena, kemudian
pengalaman seperti apa yang terlihat dalam fenomena (fenomena deskriptif), sedangkan
fenomenologi interpretif adalah bagaimana cara menafsirkan pengalaman (Polit, et al, 1999).
Tujuan dari penelitian fenomenologi adalah untuk menggambarkan secara penuh tentang
pengalaman dan pengembangan persepsi.
B. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan pendekatan populasi. Dengan kata lain
penelitian kualitatif tidak mengenal populasi (Arikunto, 2006). Menurut Sugiyono (2008)
penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi tetapi oleh Spradley dinamakan
“social situation” atau situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen yaitu : tempat (place),
pelaku (actors), dan aktifitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Tetapi sebenarnya
objek penelitian kualitatif, juga bukan semata-mata pada situasi sosial yang terdiri dari tiga
elemen tersebut, tetapi juga bisa berupa peritiwa alam, tumbuh-tumbuhan, binatang,
kendaraan dan sejenisnya (Sugiyono, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial dan hasil
kerjanya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi
sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari (Sugiyono,
2008). Pada penelitian kualitatif, tidak ada kriteria atau aturan untuk ukuran sampel, ukuran
sampel ditentukan berdasarkan kebutuhan informasi. Oleh karena itu, prinsipya dalam
pengambilan sampel adalah kejenuhan data, yang dimana tidak memerlukan partisipan baru
jika redudansi sudah tercapai. Redudansi biasanya dapat tercapai dengan jumlah partisipan
yang sedikit, tetapi dengan syarat informasi yang diterima telah dirasa cukup oleh peneliti.
(Polit & Hungler, 1999).
Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu dengan melakukan
wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial tersebut
(Sugiyono, 2008). Dengan demikian untuk menentukan informan atau partisipan dalam
penelitian kualitatif harus memiliki kriteria tertentu yang dapat memperkuat alasan pemilihan
seseorang menjadi sampel dalam penelitian. Inilah alasan, mengapa dalam penelitian
kualitatif kerap menggunakan teknik purposive sebagai cara untuk menentukan sampel dalam
penelitan (Idrus, 2009).
Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai
narasumber, partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian
kualitatif juga bukan disebut sample statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian
kualitatif adalah untuk menghasilkan teori (Sugiyono, 2008).
Umumnya penelitian fenomenologi menggunakan 10 atau kurang dari 10 sampel.
Dengan sampel yang homogen, kurang dari 10 sampel mungkin cukup jika informasi dari
masing-masing sampel diperoleh secara mendalam. Namun ketika sampel memiliki variasi
yang banyak atau sampel heterogen akan dibutuhkan sampel yang lebih besar (Polit dan
Hungler, 1999). Adapun jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 7 orang,
Universitas Sumatera Utara
karena menurut Polit (2004) ciri dari penelitian fenomenologi adalah penelitian yang
menggunakan sampel dalam jumlah yang kecil yaitu sepuluh atau lebih kecil dan dari sampel
tersebut sudah dapat memenuhi saturasi data. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling . Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Ibu-ibu yang berpantang makanan pada masa nifas
2. Bersedia untuk diwawancarai atau menjadi partisipan
3. Ibu dapat berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia.
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung
Kabupaten Deli Serdang.
D. Waktu Penelitian
Membuat proposal dilakukan dari bulan November 2013 sampai dengan Januari 2014,
lalu pengumpulan data dan penelitian dilakukan dari bulan Februari sampai April 2014.
Transkip hasil pengumpulan data, dianalisis oleh dosen pembimbing selama satu bulan.
Kemudian dilanjutkan laporan hasil penelitian pada awal Mei sampai Juni 2014.
E. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti akan terjun langsung ke lapangan dimana peneliti
akan berinteraksi langsung kepada masyarakat. Untuk mendapatkan hasil maksimal, maka
peneliti berpegang teguh pada etika penelitian dengan cara peneliti mengajukan surat
permohonan persetujuan penelitian kepada Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh persetujuan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Setelah memperoleh surat penelitian tersebut peneliti mengajukan surat permohonan
persetujuan penelitian kepada Pimpinan Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan
Tembung Kabupaten Deli Serdang agar dapat memperoleh persetujuan penelitian. Maka
peneliti tetap mengajukan surat permohonan persetujuan penelitian yang dibagikan pada
setiap partisipan dengan tetap menghormati setiap hak partisipan.
Etika penelitian yang diterapkan peneliti terhadap partisipan mengacu pada prinsip etik
menurut (Polit dan Hungler dalam Wardani 2009) yaitu prinsip benefience, prinsip
menghargai martabat manusia dan prinsip keadilan. Untuk memenuhi prinsip benefience
peneliti harus memastikan bahwa penelitian bebas dari bahaya (fisik maupun emosional) dan
eksploitasi serta menjamin bahwa manfaat dari penelitian lebih besar daripada risiko yang
mungkin ditimbulkan.
Setelah partisipan bersedia, peneliti akan memberikan surat persetujuan menjadi
partisipan (informed consent) dan meminta partisipan untuk menandatanganinya. Formulir
persetujuan untuk menjadi partisipan penelitian dapat dilihat pada lampiran 1. Peneliti akan
menjelaskan bahwa tidak akan ada efek negatif yang akan mengganggu kehidupan partisipan,
peneliti akan tetap menjaga kerahasiaan identitas partisipan dengan tidak mencantumkan
nama dan alamat partisipan pada lembar pengumpulan data (kuesioner data demografi),
peneliti hanya menggunakan nomor kode sehingga kerahasiaan akan terjaga dan seluruh
informasi yang diperoleh hanya akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan
sepenuhnya.
Universitas Sumatera Utara
F. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua jenis instrument yaitu :
a. Kuesioner data demografi berisi tentang data umum partisipan pada lembar
pengumpulan data (kuesioner) yakni : Usia, agama, suku, tingkat pendidikan, dan
pekerjaan.
b. Panduan wawancara mendalam (depth interview) dengan menggunakan alat perekam
berupa pertanyaan seputar jenis makanan yang dimakan pada masa nifas, jenis
pantangan makanannya serta alasannya.
G. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut yaitu: Setelah
mendapat izin dari Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin
dari Kepala Pimpinan Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli
Serdang. Kemudian peneliti melakukan pendekatan dan memperkenalkan diri kepada
informan dan menjelaskan hal-hal yang terkait serta tujuan dari penelitian ini. Pada saat
Imunisasi pada tanggal tertentu setiap bulannya peneliti meminta alamat dan no handphone
ibu-ibu tersebut. Kemudian, wawancara dilakukan dalam waktu yang telah disepakati oleh
peneliti dan informan.
Setelah itu informan terlebih dahulu diminta mengisi kuesioner data demografi, lalu
memulai wawancara dan atas kesediaan informan peneliti merekam wawancara dengan
menggunakan alat perekam pada setiap pertemuan. Setelah itu hasil wawancara ditulis dalam
bentuk transkrip dan dibaca ulang. Peneliti menganalisa data yang telah dilakukan dan
mengelompokkan data lalu menguraikannya kedalam bentuk narasi. Peneliti membahas hasil
penelitian sesuai dengan analisa data yang telah dilakukan. Jika ada hal yang kurang jelas
maka peneliti akan melakukan wawancara ulang terhadap informan sampai data yang
Universitas Sumatera Utara
dibutuhkan terpenuhi atau pengumpulan data selesai karena saturasi data telah diperoleh
peneliti.
H. Analisis Data
Proses analisa data pada penelitian ini dilakukan oleh peneliti langsung setelah
mengumpulkan data dari masing-masing partisipan. Setelah melakukan wawancara dengan
partisipan, peneliti segera melakukan transkip hasil wawancara untuk selanjutnya dianalisa.
Peneliti membaca transkip berulang-ulang kali dengan teliti, kemudian membut significan
statement yaitu proses mencari, mengidentifikasi, dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam pola, memilih
mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami.
I. Tingkat Keabsahan Data
Untuk menjaga derajat keabsahan data yang telah diperoleh dalam penelitian. Dalam
penelitian ini menggunakan empat prinsip keabsahan data yaitu:
1. Credibility (dapat dipercaya)
Credibility dapat dicapai dengan cara mengumpulkan data subjektif dan selengkap
mungkin (Sugiono, 2010). Dalam penelitian ini, credibility yang dilakukan peneliti adalah
dengan melakukan pendekatan kepada calon partisipan (prolonged engangement) dengan
mengunjungi rumah masing-masing sebanyak 1 kali (lama kunjungan 30-40 menit) untuk
saling mengenal, membina hubungan dan saling mempercayai. Hal ini dilakukan agar timbul
keakraban, keterbukaan, sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan oleh partisipan
kepada peneliti.
Kemudian peneliti melakukan member check yaitu proses pengecekan data-data yang
diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untu mengetahui
Universitas Sumatera Utara
seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data
(Sugiono, 2010)
2. Transferbility (berlaku pada konteks lain)
Transferbility merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas
eksternal menunjukkan derajat keteptan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi
dimana sampel tersebut diambil ( Sugiono, 2010).
Oleh karena itu, supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif
sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam
membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat
dipercaya (Sugiono, 2010). Karena keterbatasan waktu penelitian, peneliti tidak dapat
memenuhi aspek ini.
3. Dependability (konsisten)
Dalam penelitian kualitatif, dependability disebut reabilitas. Suatu penelitian yang
reliabel apabila orang lain dapat mengulangi/ mereplikasi proses penelitian tersebut (Sugiono,
2008).
Salah satu teknik untuk mencapai dependability data adalah inquiry audit yaitu suatu
penelahaan data dan dokumen-dokumen yang mendukung secara menyeluruh dan detail dari
seorang review eksternal (Polit & Hungler, 1999). Dalam penelitian ini, dependability
dilakukan peneliti dengan melibatkan pembimbing karya tulis imiah sebagai review
eksternal.
4. Confirmability (kepastian)
Pengujian confirmability dalam penelitian kualitatif disebut dengan uji obyektivitas
penelitian. Penelitian dilakukan obyektif apabila hasil penelitian telah disepakati banyak
orang (Sugiono, 2008)
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan
data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan, dengan tujuan agar hasil
dapat lebih objektif. Untuk memenuhi ktriteria tersebut peneliti telah menginformasikan hasil
penelitian kapada pembimbing.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yaitu
mengenai karakteristik partisipan dan persepsi ibu mengenai pantang makanan pada masa
nifas. Penelitian fenomenologi bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentang
pantang makanan pada ibu masa nifas. Penelitian ini melibatkan 7 partisipan yang mengalami
pantang makanan pada masa nifas dengan kriteria ibu yang sudah pernah melahirkan dan
berpantang makanan pada masa nifas. Pengumpulan data dilakukan dengan proses
wawancara mendalam kepada partisipan dengan menggunakan alat perekam suara. Berikut
ini paparan masing-masing karakteristik responden dari data demografi.
A. Karakteristik Partisipan
Ketujuh partisipan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah partisipan yang
memenuhi kriteria dan bersedia untuk diwawancarai serta menandatangani persetujuan
menjadi partisipan sebelum wawancara dimulai. Dari kuesioner data demografi diperoleh
bahwa ketujuh partisipan berusia yaitu 22-35 tahun. Dua orang berusia 22 tahun, satu orang
berusia 26 tahun, satu orang berusia 27 tahun, satu orang berusia 30 tahun, satu orang berusia
33 tahun, dan satu orang berusia 35 tahun. Pada penelitian ini seluruh partisipan beragama
Islam. Pendidikan terakhir partisipan mayoritas adalah SMA yakni lima orang, satu orang
sudah perguruan tinggi, dan satu orang berpendidikan SMP. Dari ketujuh partisipan dua
orang bersuku Batak, dua orang bersuku Jawa, dua orang bersuku Minang dan satu orang
bersuku Melayu. Dan pada penelitian ini seluruh partisipan bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Persalinan pertama dialami oleh empat partisipan, persalinan kedua dialami oleh satu
Universitas Sumatera Utara
partisipan, dan persalinan ketiga dialami oleh dua partisipan. Data demografi partisipan dapat
dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Data Demografi Partisipan
Karakteristik Jumlah 1. Usia : 22- 35 tahun
7
2. Agama : Islam
7
3. Suku : Batak Jawa Minang
Melayu
2 2 2 1
4. Pendidikan : SM
SMA PT
1 5 1
5. Pekerjaan : IRT
7
6. Persalinan ke: I II III
4 1 2
B. Persepsi Ibu mengenai Pantang Makanan pada Masa Nifas
Hasil penelitian menemukan pengertian pantang makanan, jenis makanan dan
pengaruh pada ibu, jenis makanan dan buah-buahan yang mempengaruhi kesehatan bayi,
manfaat berpantang makanan, waktu berpantang makanan, sumber informasi dan dukungan
keluarga dalam berpantang makanan pada masa nifas.
Banyak Ibu-ibu yang berpantang makanan tertentu pada masa nifas yang meliputi :
Universitas Sumatera Utara
1. Pengertian pantang makanan
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa ibu-ibu setelah melahirkan masih banyak yang
berpantang makanan tertentu masa nifas. Enam orang partisipan mengatakan pantang
makanan adalah makanan yang tidak boleh dimakan pada masa nifas dan satu partisipan
mengatakan pantang makanan adalah makanan yang bisa membuat pencernaan bayi
terganggu. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan berikut:
“Pantang makanan itu ya makanan yang gak boleh dimakan setelah
melahirkan dek”.
(Partisipan 2)
“ pantang makanan setau kak makanan yang tidak boleh dimakan apalagi
baru siap melahirkan dek, “
(Partisipan 3)
“ Yahh makanan yang pantang dimakan pas melahirkan”.
(Partisipan 4)
“ hmmm,,apa ya dek ya paling makanan yang gak boleh kakak makanlah”
hehee.”
(Partisipan 5)
“Pantang makanan itu makanan yang gak boleh dikonsumsi karena dapat
menyebabkan luka jahitannya lama sembuh.”
(Partisipan 6)
“ kalo setau kakak, pantang makanan itu makanan yang bisa membuat bayi
kita pencernaan nya terganggu , seperti mencret rim”.
(Partisipan 1)
Universitas Sumatera Utara
2. Jenis makanan dan pengaruh pada ibu
a. Makanan yang dikonsumsi dan dipantang ibu setelah melahirkan
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa seluruh ibu-ibu mengatakan mengkonsumsi
menu makanan sehari-hari seperti nasi, tahu dan tempe, ayam, ikan teri, ikan lele,
sayuran, dan buah-buahan. buah-buahan. Dan dari ketujuh partisipan, seluruh
partisipan tidak mengkonsumsi makanan pedas, satu partisipan tidak mengkonsumsi
makanan yang bersantan, satu partisipan tidak mengkonsumsi ikan pada bulan
pertama setelah melahirkan, dua partisipan mengatakan tidak mengkonsumsi telur,
satu partisipan mengkonsumsi telur tapi yang putihnya nya saja bagian yang kuning
nggak di makan dan tiga partisipan mengkomsumsi air hangat dan tidak minum es.
Ibu-ibu juga mengkonsumsi jamu setelah melahirkan.
“ kalau kak gak boleh makan yang pedas, kalo maupun dikit aja, gak boleh makan yang bersifat panas juga kayak nenas, durian, tape karena bisa sakit perut dibuatnya. Kalo Kak cuman banyakin makan telur aja dek, satu buah satu hari, kalo nggak nanti kadang kak ganti dengan makan ikan gabus juga. Biar cepat sembuh jahitannya”
( Partisipan 1)
“sehari-hari kak makan nasi, sayur, ikan semuanya boleh kak makan, paling kak gak makan yang pedas-pedas dulu takut sakit perut, tapi kalo makan telur iya, cuman yang pedas-pedas aja yang gak kak makan. Banyak makan buah juga, sama sayur aja, tahu tempe juga. Kata mamak, biar cepat sembuh jahitannya makanya makan telur. Kadang-kadang makan jeruk juga. Sama susu ibu menyusui dek. Ada juga sih minum jamu. Seperti, Jamu beras kencur dan temulawak supaya bisa membersihkan dan mengeluarkan sisa-sisa darah kotor. Namanya baru bersalin kan dek, ngerasa gak bersih badan kita itu. Supaya segar lah. Kak minumnya satu kali sehari tiap pagi, tapi nyampe satu minggu aja kak minum jamu ”. (Partisipan 2)
“ saya setelah melahirkan gak makan yang pedas-pedas dulu, minum es pun nggak, karena gak dibolehin sama suami kak takut sakit perut, apalagi si adek masih menyusui, jadi kasian nanti takutnya si adek mencret pula, ya paling kalo menu makanan sehari-hari nasi, rebusan sayur, tahu dan tempe, dan ikan teri yang digongseng tanpa minyak goreng, itu aja lauknya. Saya gak makan ikan basah dulu dek setelah melahirkan, karena dapat membuat kemaluan kak basah juga, dan lama sembuh luka jahitan dibuatnya, ”.
(Partisipan 3)
Universitas Sumatera Utara
“ kalo kak boleh makan semuanya dek, kadang kan orang gak boleh makan
ayam takut gatal, kalo kak makan ikan, ayam, telur boleh, tapi iya dek kalo makan telr, kak makan yang putihnya saja, yang kuningnya nggak dek karena kata orang kalo yang kuningnya dimakan lama nanti sembuh luka jahitannya. Oia kak juga minum jamu dek setelah melahirkan jamu dari daun-daunan gitu dek mertua kak yang buatin katanya, biar badan segar lagi setelah melahirkan”.
(Partisipan 4)
“menu makanan sama sih dek kayak menu sehari-hari, ya palingan sayur nya saja di banyakin . kalo buah nya kadang kak makan jeruk, pepaya dan kadang pisang dek. Kak juga makan telur dan ikan gabus biar supaya cepat sembuh luka jahitannya.cuman kak gak makan yang pedas sam air dingin dulu pas setelah melahirkan takut sakit perut kakak dan adeknya. .
(Partisipan 5)
“kemaren kan kak melahirkannya operasi dek, jadi lauknya cuman makan nasi, lele, sop, sama sayuran aja, kalo makanan yang pedas dan bersantan memang gak dibolehin dimakan dulu, karena takut nya perut kak nanti sakit dan kata dokternya takutnya kalo makan yang bersantan diluar tampaknya luka jahitannya udah kering padahal luka didalamnya belum kering, jadi takut aja kak. “.
(Partisipan 6)
“ waktu itu kak gak boleh makan yang pedas, terong, minum es, dan ikan laut juga, karena takut gatal, luka nya lama sembuh dan takut sakit perut. Kemaren kak emang banyak kali pantang makanan nya dek, mamak kak yang bilang gitu. Ya dituruti aja. Kalau makanan sehari-hari kak paling sayur bayam, tahu , tempe, telur, kadang ayam sekali-kali dek”.
(Partisipan 7)
3. Jenis makanan dan buah-buahan yang mempengaruhi kesehatan bayi
Dari hasil penelitian diperoleh selain memperlambat penyembuhan luka jahitan,
seluruh partisipan berpantang makanan juga takut mempengaruhi kesehatan bayinya. Tiga
partisipan mengatakan takut bayinya diare, dua partisipan mengatakan takut bayinya demam
dan gembung, dan tiga partisipan mengatakan takut mengganggu pencernaan bayinya. Hal
tersebut dapat dilihat dari pernyataan berikut:
Universitas Sumatera Utara
“ya nanti bisa menggangu pencernaan bayi nya, bisa menyebabkan bayi mencret, masuk angin, gembung, dan karena usus bayi tidak sama dengan bayi lainnya takutnya infeksi”.
(Partisipan 1)
“seperti minum es, takutnya si adek demam,seperti batuk, kakak kan menyusui jadi setiap apa yang kak makan itu kan sampe kepada adek”
(Partisipan 2)
“memang setelah melahirkan gak mau makan yang pedas dulu takut si adek mencrett”.
(Partisipan 3)
“ makanya kak gak mau makan yang pedas-pedas dulu dek, takutnya si adek nanti mencret apalagi masih menyusui adeknya”.
(Partisipan 4)
“Kakak memang gak pernah makan yang pedas-pedas setelah melahirkan ini, buah semangka juga dek, karena itu kan air aja isinya, jadi gak mau kak makan takutnya si adek mencret, dulu pernah anak kak yang pertama karena kak makan semangka mencret jadinya, kak kan gak tahu waktu itu, jadi sekarang gak berani lagi makan semangka setelah melahirkan”.
( Partisipan 5)
“ Setelah melahirkan kak gak mau minum es dulu dek takutnya si adek demam, gembung dan sakit perut nantinya”.
(Partisipan 6)
“ kak gak minum jamu setelah melahirkan dek, karena takut nanti cocok sama kak, sama si adek kan belum tentu cocok, takutnya pencernaan adek terganggu dan infeksi pula nanti”.
( Partisipan 7)
4. Manfaat berpantang makanan
Dari hasil penelitian ibu-ibu partisipan mengatakan banyak manfaat setelah
melakukan pantang makanan, adapun manfaatnya terbagi menjadi dua yaitu bagi ibu dan bagi
bayinya. Tiga partisipan mengatakan dengan berpantang makanan ini manfaatnya luka
jahitannya lebih lekas sembuh, pencernaannya tidak terganggu kemudian adapun manfaat
bagi bayinya tiga partisipan mengatakan dengan berpantang makanan ini bayinya jadi jarang
sakit, dan tidak menggangu pencernaannya.
Universitas Sumatera Utara
“ Manfaatnya ya adalah anak kak jadi jarang sakit dan luka jahitan kak juga lekas sembuh”.
(Partisipan 1)
“Iyaa, karena berpantang makanan ini malahan jahitan kak cepat kering dan sembuh, kurang dari satu minggu”
(Partisipan 2)
“ Karena pantang makananya betul-betul dijaga dan gak dimakan, kak merasa manfaatnya kepada si adek, si adek jarang sakit, demam, batuk maupun mencret
(Partisipan 4)
“Ya adalah biar cepat sembuh kan, dan cepat kering luka operasinya, kan takutnya kalo makanannya gak dipantang kayak makan santan tu, nanti bekas jahitannya lama sembuhnya, kan kadang dari luar tampak kayak udah kering padahal dari dalam belum kering lagi”.
(Partisipan 6)
5. Waktu berpantang makanan
Dari hasil penelitian diperoleh enam partisipan mengatakan pantang makanan
dilakukan sejak setelah melahirkan, dan satu orang mengatakan dari bayi mulai menetek. Dan
lamanya berpantang makanan diperoleh dua orang partisipan mengatakan berpantang
makanan selama 40 hr sejak pertma melahirkan, dua partisipan mengatakan sampai bayi usia
2 bulan, dan satu partisipan mengatakan sampai bayi usia 6 bulan, dua partisipan lagi
mengatakan sampai bayi berhenti menyusui.
“Kemaren kak berpantang makanannya abis melahirkan itu, rencananya sampai si adek berhenti netek kira-kira usia enam bulan gitu”.
(Partisipan 1)
“ Berpantang makanannya dari sejak melahirkan sampai si adek usia empat puluh
hari”.
(Partisipan 2)
“ Mulai berpantang makanannya itu setelah melahirkan itu dek sampai si adek usia
dua bulan”. (Partisipan 3)
Universitas Sumatera Utara
“Kalau mulai berpantang makanannya sejak melahirkan dek, sampai si adek berumur 1 bulan”.
(Partisipan 4)
“ Sejak melahirkan kak udah berpantang makanan sampai si adek usia 2 bulan rencananya dek”.
(Partisipan 5)
“Kalau kak pantang makanannya dari adek mulai menyusui sampai berhenti menyusui, karena kalau masih menyusui kan takutya apa yang kak makan berpengaruh pada pencernaan adek”.
(Partisipan 6)
“Kalau kak kemaren pantang makanan nya bukan dari abis melahirkan dek malahan mulai dari si adek mulai menyusu, karena kemaren ASI kakak dikit, sampai adek berhenti menyusu baru berhenti pantang makanan nya dek”.
(Partisipan 7)
6. Sumber informasi dan dukungan keluarga tentang berpantang makanan
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa partisipan memperoleh informasi pantang
makanan yaitu dari empat partisipan mengatakan mengetahui sumber informasi tentang
berpantang makanan ini dari orang tua, dan dua partisipan mengatakan bahwa sumber
informasi dari tenaga kesehatan, dan satu partisipan yang mendapatkan sumber informasi
berpantang makanan dari buku. Dan dukungan keluarga terhadap berpantang makanan tiga
partisipan mengatakan mendapat dukungan dari orang tua, satu partisipan mendapat
dukungan dari mertua dan tiga partisipan mengatakan mendapat dukungan dari suami.
“Kalo informasi tentang berpantang makanan ini kak taunya dari buku, karena kak tinggalnya cuman sama suami dan anak-anak ya pastinya suami kak sangat mendukung lah dek, misalnya gini dia lagi beli rujak kak pengen dia gak bolehin, katanya gak boleh makan yang asam-asam dulu, dan dirumah pun dia yang masak, karena udah tau juga makanan kan mana makanan yang boleh kak makan sama nggak, kayak makanan yang peda nggaak dulu”. (Partisipan 1)
“kak tau pantang makanan ini dari orang tua, kata mamak kak, gak usah makan yang pedas- pedas dulu nanti anaknya mencret, sama gak boleh makan ikan laut takut gatal-gatal nanti kemaluannya dan dapat merusak bekas jahitannya nanti, katanya ”.
(Partisipan 2)
Universitas Sumatera Utara
“kalau sumbernya kak tau dari orang tua dek, karena katanya kalau siap melahirkan nih gak boleh makan sembarangan, karena dapat memperlambat sembuh luka nya. Suami kak sangat mendukung dek malahan dia yang nyiapin makanan untuk kakak selama kak melahirkan, kan udah berpengalaman sama anak yang pertama, jadi udah taulah makanan yang terbaik untuk istrinya setelah melahirkan”.
(Partisipan 3)
“ Orang tua sih yang bilang dek jangan makan yang pedas dulu, dan jangan makan buah seperti semangka dulu nanti anaknya bisa gembung, dan yang nyiapin makanan pun orang tua dek, jadi kak percayalah mamak kak pasti tau yang terbaik untuk kak dan cucunya, heehe ”.
(Partisipan 4)
“ kak taunya dari dokter dan perawat nya kemaren, sebelum pulang dibilang gitu jangan makan santan dulu, yang pedas-pedas juga gak boleh katanya, takutnya lama nanti sembuh luka jahitannya, karena kadang diluar tampak kering padahal didalam belum kering luka jahitannya, katanya gitu..kalau kak yang sangat mendukung berpantang makanan ini mertua kak dek, katanya gak boleh makan yang pedas-pedas dulu, dan gak boleh makan telur nanti lama sembuh lukanya katanya gitu“.
(Partisipan 6)
Universitas Sumatera Utara
C. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian ini menggunakan literatur yang berhubungan dengan
persepsi ibu mengenai pantang makanan pada masa nifas yang meliputi pengertian pantang
makanan, jenis makanan dan pengaruh pada ibu, jenis makanan dan buah-buahan yang
mempengaruhi kesehatan bayi, manfaat berpantang makanan, waktu berpantang makanan,
sumber informasi dan dukungan keluarga dalam berpantang makanan pada masa nifas.
1. Interpretasi dan Diskusi Hasil
a. Pengertian Pantang makanan
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa ibu-ibu setelah melahirkan masih banyak yang
berpantang makanan tertentu masa nifas. Enam orang partisipan mengatakan pantang
makanan adalah makanan yang tidak boleh dimakan pada masa nifas dan satu partisipan
mengatakan pantang makanan adalah makanan yang bisa membuat pencernaan bayi
terganggu
b. Jenis makanan dan pengaruh pada ibu
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa seluruh ibu-ibu mengatakan mengkonsumsi
menu makanan sehari-hari seperti nasi, tahu dan tempe, ayam, ikan teri, ikan lele, sayuran,
dan buah-buahan. buah-buahan. Dan dari ketujuh partisipan, seluruh partisipan tidak
mengkonsumsi makanan pedas, satu partisipan tidak mengkonsumsi makanan yang
bersantan, satu partisipan tidak mengkonsumsi ikan pada bulan pertama setelah melahirkan,
dua partisipan mengatakan tidak mengkonsumsi telur, satu partisipan mengkonsumsi telur
tapi yang putihnya nya saja bagian yang kuning nggak di makan dan tiga partisipan
mengkomsumsi air hangat dan tidak minum es. Ibu-ibu juga mengkonsumsi jamu setelah
melahirkan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan penelitian Randhatul Jannah (2009) mengatakan protein sangat penting
bagi ibu nifas, karena pemenuhan kebutuhan protein semakin meningkat untuk membantu
penyembuhan luka baik pada dinding rahim maupun pada luka jalan lahir yang mengalami
jahitan. Protein ini dibutuhkan sebagai zat pembangun yang membentuk jaringan otot tubuh
dan mempercepat pulihnya kembali luka. Tanpa protein sebagai zat pembangun yang cukup,
maka ibu nifas akan mengalami keterlambatan penyembuhan bahkan berpotensi infeksi bila
daya tahan tubuh kurang akibat pantang makanan bergizi. Protein juga diperlukan untuk
pembentukan ASI. Ibu nifas sebaiknya mengkonsumsi minimal telur, tahu, tempe dan
daging atau ikan bila ada. Kecuali bila ibu nifas alergi dengan ikan laut tertentu atau alergi
telur sejak sebelum hamil, maka sumber protein yang menyebabkan alergi tersebut
dihindari. Bila memang alergi jenis protein tertentu misal ikan laut, Ibu nifas boleh mencari
ganti sumber protein dari daging ternak dan unggas juga dari protein nabati seperti kacang
kacangan.
c. Jenis makanan dan buah-buahan yang mempengaruhi kesehatan bayi
Dari hasil penelitian diperoleh selain memperlambat penyembuhan luka jahitan,
seluruh partisipan berpantang makanan juga takut mempengaruhi kesehatan bayinya. Tiga
partisipan mengatakan takut bayinya diare, dua partisipan mengatakan takut bayinya demam
dan gembung, dan tiga partisipan mengatakan takut mengganggu pencernaan bayinya.
Pernyataan ini tidak benar. Konsumsi buah sangat baik untuk menjaga kebugaran
tubuh dan sama sekali tidak berpengaruh buruk terhadap mutu ASI. Jangan kuatir
mengkonsumsi buah tidak menyebabkan diare pada bayi. Selain itu ibu nifas juga
memerlukan asupan makanan berserat seperti buah dan sayur mayur untuk memperlancar
buang air besar. Pada ibu nifas kebutuhan serat sangat penting untuk membantu proses
pencernakan, Kadar vitamin dan air dalam buah juga sangat baik untuk menjaga kesehatan
Universitas Sumatera Utara
tubuh. Misalnya air jeruk, buah pisang dan pepaya. Sebaiknya ibu nifas selalu menyertakan
menu buah setiap makan agar tidak mengalami sembelit.(Nurhikmah, 2012)
d. Manfaat berpantang maknanan
Dari hasil penelitian ibu-ibu partisipan mengatakan banyak manfaat setelah
melakukan pantang makanan, adapun manfaatnya terbagi menjadi dua yaitu bagi ibu dan bagi
bayinya. Tiga partisipan mengatakan dengan berpantang makanan ini manfaatnya luka
jahitannya lebih lekas sembuh, pencernaannya tidak terganggu kemudian adapun manfaat
bagi bayinya tiga partisipan mengatakan dengan berpantang makanan ini bayinya jadi jarang
sakit, dan tidak menggangu pencernaannya.
e. Waktu berpantang makanan
Dari hasil penelitian diperoleh enam partisipan mengatakan pantang makanan
dilakukan sejak setelah melahirkan, dan satu orang mengatakan dari bayi mulai menetek. Dan
lamanya berpantang makanan diperoleh dua orang partisipan mengatakan berpantang
makanan selama 40 hr sejak pertma melahirkan, dua partisipan mengatakan sampai bayi usia
2 bulan, dan satu partisipan mengatakan sampai bayi usia 6 bulan, dua partisipan lagi
mengatakan sampai bayi berhenti menyusui.
f. Sumber dan dukungan keluarga berpantang makanan pada masa nifas
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa partisipan memperoleh informasi pantang makanan
yaitu dari empat partisipan mengatakan mengetahui sumber informasi tentang berpantang
makanan ini dari orang tua, dan dua partisipan mengatakan bahwa sumber informasi dari
tenaga kesehatan, dan satu partisipan yang mendapatkan sumber informasi berpantang
makanan dari buku. Dan dukungan keluarga terhadap berpantang makanan tiga partisipan
mengatakan mendapat dukungan dari orang tua, satu partisipan mendapat dukungan dari
mertua dan tiga partisipan mengatakan mendapat dukungan dari suami.
Universitas Sumatera Utara
Dukungan dari orang-orang yang berada di sekitar ibu sangat mempengaruhi
psikologis ibu pada masa nifas (Maryunani, 2009). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa
seluruh partisipan sangat merasa senang dengan adanya dukungan seperti dari suami, mertua,
adik dan pemberi dukungan lainnya. Pemberian dukungan pada praktiknya juga harus
dilakukan oleh bidan dalam setiap kunjungannya dengan menerapkan komunikasi terapeutik
untuk menciptakan hubungan baik antara bidan dan pasien dalam rangka kesembuhan ibu
pada masa nifas (Dahro, 2012).
2. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian kualitatif, peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Oleh karena itu,
untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki kemampuan untuk
melakukan wawancara mendalam. Pada penelitian ini, peneliti sebagai instrumen masih
membutuhkan banyak pengalaman agar hasil peneltian mencakup seluruh aspek yang
diinginkan.
3. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan Bidan
Dari hasil penelitian ditemukan tentang persepsi ibu mengenai pantang makanan pada
masa nifas yang meliputi pengertian pantang makanan, jenis makanan dan pengaruh pada
ibu, jenis makanan dan buah-buahan yang mempengaruhi kesehatan bayi, pemenuhan
nutrisi atau gizi, manfaat berpantang makanan, waktu berpantang makanan, sumber
informasi dan dukungan keluarga dalam berpantang makanan pada masa nifas.
Dari hasil penelitian ditemukan tentang pantang makanan terhadap ibu nifas. Hasil
penelitian ini dapat diimplikasikan bagi tenaga kesehatan khususnya dalam memberikan
1. Bagi tenaga kesehatan
Hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam layanan kebidanan dan dijadikan
sebagai bahan pengetahuan dan informasi bagi petugas kesehatan bidan agar dapat
Universitas Sumatera Utara
lebih memperhatikan dan memahami tentang cara pandang berpantang makanan pada
masa nifas.
Penting bagi tenaga kesehatan terutama bagi bidan untuk tidak menggunakan
keyakinan kebudayaan sebagai kerangka kerja, Karena salah satu paradigma kebidanan
adalah lingkungan. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik yang
mendukung maupun menghambat sehingga hal ini perlu diantisipasi. Sebaiknya bidan
atau tenaga kesehatan tetap memberikan pelayanan yang bermutu dan dapat
memuaskan pasien terutama mengenai pendidikan ibu pada masa nifas.
2. Bagi pendidikan
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah
pengetahuan bagi mahasiswa nantinya dalam menerapkan asuhan kebidanan khususnya
pada ibu yang berpantang makanan tentang nutrisi yang sangat penting dikonsumsi ibu
pada masa nifas.
3. Bagi peneliti lanjutan
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan tambahan informasi tentang
penelitian fenomenologi atau bahan perbandingan terhadap penelitian yang akan
dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian terhadap tujuh orang partisipan yang berpantang maknanan
setelah melahirkan didapatkan persepsi ibu yang berpantang makanan sebagai berikut:
pengertian pantang makanan, jenis makanan dan pengaruh pada ibu, jenis makanan dan buah-
buahan yang mempengaruhi kesehatan bayi, pemenuhan nutrisi atau gizi, manfaat berpantang
makanan, waktu berpantang makanan, sumber informasi dan dukungan keluarga dalam
berpantang makanan pada masa nifas.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari ketujuh partisipan mengenai
pantangan makanan pada ibu nifas di dapatkan.
1. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa ibu-ibu setelah melahirkan masih banyak
yang berpantang makanan tertentu pada masa nifas. Enam orang partisipan
mengatakan pantang makanan adalah makanan yang tidak boleh dimakan pada
masa nifas dan satu partisipan mengatakan pantang makanan adalah makanan yang
bisa membuat pencernaan bayi terganggu.
2. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa seluruh ibu-ibu mengatakan mengkonsumsi
menu makanan sehari-hari seperti nasi, tahu dan tempe, ayam, ikan teri, ikan lele,
sayuran, dan buah-buahan. buah-buahan. Dan dari ketujuh partisipan, seluruh
partisipan tidak mengkonsumsi makanan pedas, satu partisipan tidak
mengkonsumsi makanan yang bersantan, satu partisipan tidak mengkonsumsi ikan
pada bulan pertama setelah melahirkan, dua partisipan mengatakan tidak
mengkonsumsi telur, satu partisipan mengkonsumsi telur tapi yang putihnya nya
saja bagian yang kuning nggak di makan dan tiga partisipan mengkomsumsi air
hangat dan tidak minum es. Ibu-ibu juga mengkonsumsi jamu setelah melahirkan.
Universitas Sumatera Utara
3. Dari hasil penelitian diperoleh selain memperlambat penyembuhan luka jahitan,
seluruh partisipan berpantang makanan juga takut mempengaruhi kesehatan
bayinya. Tiga partisipan mengatakan takut bayinya diare, dua partisipan
mengatakan takut bayinya demam dan gembung, dan tiga partisipan mengatakan
takut mengganggu pencernaan bayinya. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan
berikut:
4. Dari hasil penelitian ibu-ibu partisipan mengatakan banyak manfaat setelah
melakukan pantang makanan, adapun manfaatnya terbagi menjadi dua yaitu bagi
ibu dan bagi bayinya. Tiga partisipan mengatakan dengan berpantang makanan ini
manfaatnya luka jahitannya lebih lekas sembuh, pencernaannya tidak terganggu
kemudian adapun manfaat bagi bayinya tiga partisipan mengatakan dengan
berpantang makanan ini bayinya jadi jarang sakit, dan tidak menggangu
pencernaannya.
5. Dari hasil penelitian diperoleh enam partisipan mengatakan pantang makanan
dilakukan sejak setelah melahirkan, dan satu orang mengatakan dari bayi mulai
menetek. Dan lamanya berpantang makanan diperoleh dua orang partisipan
mengatakan berpantang makanan selama 40 hr sejak pertama melahirkan, dua
partisipan mengatakan sampai bayi usia 2 bulan, dan satu partisipan mengatakan
sampai bayi usia 6 bulan, dua partisipan lagi mengatakan sampai bayi berhenti
menyusui.
6. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa partisipan memperoleh informasi pantang
makanan yaitu dari empat partisipan mengatakan mengetahui sumber informasi
tentang berpantang makanan ini dari orang tua, dan dua partisipan mengatakan
bahwa sumber informasi dari tenaga kesehatan, dan satu partisipan yang
mendapatkan sumber informasi berpantang makanan dari buku. Dan dukungan
Universitas Sumatera Utara
keluarga terhadap berpantang makanan tiga partisipan mengtakan mendapat
dukungan dari orang tua, satu partisipan mendapat dukungan dari mertua dan tiga
partisipan mengatakan mendapat dukungan dari suami.
B. Saran
1. Kepada Ibu
Dari aspek medis kebiasaan-kebiasaan dalam pantang makanan pada masa nifas
tidak sesuai dengan konsep dasar pelahanan kebidanan. Oleh karena itu diharapkan
kepada ibu-ibu yang telah melahirkan agar memperhatikan makanan dan nutrisi yang baik
dan penting dikonsumsi pada masa nifas.
2. Rekomendasi penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang mengidentifikasi pengalaman ibu dalam
memilih jenis makanan pada masa nifas melalui beberapa partisipan. Oleh karena itu,
perlu dilakukan penelitian secara kualitatif etnografi sehingga nantinya dapat ditentukan
strategi pendekatan yang lebih efektif dalam memberikan pelayanan yang komprehensif
khususnya pada ibu nifas.
3. Ilmu kebidanan
Ilmu kebidanan sebagai aspek penting dalam kontribusi pelayanan kebidanan di
masyarakat harus mengetahui kebutuhan nutrisi yang terbaik pada ibu nifas, kebutuhan-
kebutuhan masyarakat salah satunya dari segi sosiokultural yang sesuai dengan standart
pelayanan kebidanan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan tercapainya pemberian
pelayanan kebidanan yang berkualitas dan terpercaya di masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
. Jakarta : Rineka Cipta.
Aurelia, Evanti. (2012). Perencanaan dan Perawatan Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Menyusui, serta Perawatan Bayi. Klaten: Trimedia Pustaka
Basrowi, Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta Dahro Ahmad.2012. Psikologi Kebidanan: Analisis Prilaku Wanita untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta : Erlangga. Iskandar, 2006. Kehamilan Sehat & Mengatur Jenis Kelamin Anak. Yogyakarta: Andi
plubisher Kardinan, 2008. Nutrisi ibu saat menyusui. Yogyakarta: Flashbooks Krisnatuti, Diah. 2005. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI. Jakarta : Puspa Swara. Liana, Meida. (2013) Asuhan Kebidanan III Nifas. Jakarta : Penerbit Erlangga Maryunani, A. (2009). Asuhan pada Ibu dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta: TIM Maritalia, Dewi.(2012). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Maryunani, Anik. 2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta: TIM. Moleong. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Offset Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Polit, D.F., & Hungler, B.P. (1999). Nursing Research (Principles and Methods).
Philadhelphia: Lippincot. Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,Proses, Dan Praktik.Edisi 4.Volume 1.Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk.Jakarta : EGC.2005 Prawirohardjo, Sarwono. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Profil Indonesia.(2007). Profil Kesehatan Indonesia. http:/www.Dinkes.Indonesia.go.id
diperoleh tanggal 24 November 2011.
Rumdasih, Yuyum. (2005). Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC
Universitas Sumatera Utara
Saryono, et al. (2010). Metodeologi Penelitian Kualitatif dalam bidang Kesehatan.
Yogyakarta : Nurmedika. Shaleh, Abdul Rahman, 2009, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Persepektif Islam, Jakarta,
Kencana Prenada Media Group Sugiono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung : Alfa Beta. Sugiono. (2010). Metode Peneltian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sulistyawati, A. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Yogyakarta: Andi. Sumarah, Widyastuti Yani, Wiyati Nining, (2008).Perawatan Ibu Bersalin(Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Bersalin),
Fitramaya.Yogyakarta.
Swasono, Meutia. 2004. Kehamilan, Kelahiran, Perawatan Ibu Dan Bayi Dalam Konteks Budaya. Jakarta: ui-press
Swasono, Mutia F. (2011). Kehamilan, Kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi dalam Konteks
Budaya. Universitas Indonesia. Syafrudin. (2009). Sosial Budaya Dasar Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: Trans Info
Media. Vamey, Helen (2004). Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Jakarta: EGC
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN
Dengan Hormat,
Nama Saya Rima Junia Sari , sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul
“Persepsi Ibu mengenai Pantang Makanan pada Masa Nifas di Rumah Bersalin Madina
Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi ibu mengenai pantang
makanan pada masa nifas.
Saya akan melakukan wawancara terstruktur kepada ibu tentang :
a. Data demografi seperti usia ibu, agama , suku, pendidikan dan pekerjaan
b. Serta memberikan pertanyaan kepada ibu yaitu jenis makanan yang ibu makan
sehari-hari setelah melahirkan, setelah melahirkan ibu ada berpantang jenis
makanan tertentu, jenis makanan seperti apa yang tidak boleh ibu makan
setelah melahirkan, dan alasan kenapa ibu tidak boleh memakan makanan
tersebut?
Partisipasi ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam
penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian
ini ibu tidaka akan dikenakan biaya apapun. Bila ibu membutuhkan penjelasan maka dapat
menghubungi saya :
Nama : Rima Junia Sari
Alamat : Jl. Panglima Denai, Jermal lV, No.62 Medan.
No. HP : 085297765260
Universitas Sumatera Utara
Terima kasih saya ucapkan kepada ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian
ini. Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi
ilmu pengetahuan.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan ibu
bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.
Medan, Maret 2014
Peneliti
(Rima Junia Sari)
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
No. Hp :
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Persepsi Ibu mengenai
Pantang Makanan pada Masa Nifas di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung
Kabupaten Deli Serdang”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan
menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat digunakan seperlunya.
Medan, Maret 2014
( )
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3
KUESIONER DATA DEMOGRAFI
1. Pengkajian data demografi
Petunjukan Pengisian :
a. Jawablah pertanyaan sesuai petunjuk
b. Untuk soal no. 1 dijawab dengan mengisi pertanyaan yang diuraikan
c. Untuk pertanyaan selanjutnya dijawab dengan memberikan tanda checklist (√) pada
tempat yang telah disediakan
d. Setiap pertanyaan dijawab hanya dengan satu jawaban yang sesuai menurut ibu.
Nomor Partisipan :
1. Umur Ibu : tahun
2. Persalinan ke :
3. Agama : ( ) Islam
( ) Kristen Protestan
( ) Kristen Katolik
( ) Hindu
( ) Budha
4. Suku : ( ) Batak
( ) Jawa
( ) Melayu
Universitas Sumatera Utara
( ) Minang
( ) Lain-lain
5. Pendidikan : ( ) SD
( ) SMP
( ) SMA
( ) Perguruan Tinggi
( ) lain-lain
6. Pekerjaan : ( ) PNS
( ) Pegawai Swasta
( ) Wiraswasta
( ) Ibu Rumah Tangga
( ) Lain-lain
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4
PANDUAN WAWANCARA
1. Bagaimana persepsi ibu tentang pantang makanan setelah melahirkan?
2. Coba ibu ceritakan jenis makanan yang ibu makan sehari-hari setelah melahirkan?
3. Apakah setelah melahirkan ibu ada berpantang jenis makanan tertentu?
4. Jenis makanan seperti apa yang tidak boleh ibu makan setelah melahirkan?
5. Coba ibu jelaskan alasan kenapa ibu tidak boleh memakan makanan tersebut?
6. Sejak kapan ibu berpantang makanan?
7. Berapa lama ibu berpantang makanan?
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Rima Junia Sari
Tempat / Tanggal lahir : Pujud, 26 Juni 1990
Agama : Islam
Nama Ayah : Drs. Bakri
Nama Ibu : Darmawati
Alamat : Jln. Tegalega Gg: Perkasa No.34 A
Riwayat Pendidikan : SD Negeri 004 Teluk Binjai Dumai Timur 1995-2001
SMP Negeri 2 Dumai 2001-2004
SMA Negeri 2 Dumai 2004-2007
STIKES Payung Negeri Pekanbaru 2007-2010
D-IV Bidan Pendidik 2013-2014
Universitas Sumatera Utara