PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

77
PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA NIFAS DI RUMAH BERSALIN MADINA KECAMATAN MEDAN TEMBUNG KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014 RIMA JUNIA SARI 135102035 KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014 Universitas Sumatera Utara

Transcript of PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

Page 1: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA NIFAS DI RUMAH BERSALIN MADINA KECAMATAN MEDAN TEMBUNG

KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014

RIMA JUNIA SARI

135102035

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2014

Universitas Sumatera Utara

Page 2: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

Universitas Sumatera Utara

Page 3: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA NIFAS DI RUMAH BERSALIN MADINA KECAMATAN MEDAN TEMBUNG

KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014

ABSTRAK

Rima Junia Sari

Latar Belakang : Pantang terhadap makanan tidak boleh dilakukan oleh ibu post partum karena dapat memperlambat proses penyembuhan luka jahitan perineum sedangkan dalam proses penyembuhan luka sangat membutuhkan protein, maka ibu post partum di anjurkan untuk makan dalam pola yang benar sesuai dengan kualitas dan kuantitasnya.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui persepsi ibu mengenai pantang makanan pada masa nifas.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif fenomenologi. Jumlah partisipan dalam penelitian ini sebanyak 7 orang. Teknik pengambilan partisipan dengan purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin Madina, Medan. Proses pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan menggunakan alat perekam. Analisa data menggunakan metode colaizzi. Hasil : Penelitian ini ditemukan 6 kategori yaitu pengertian pantang makanan, jenis makanan dan pengaruh pada ibu, jenis makanan dan buah-buahan yang mempengaruhi kesehatan bayi, pemenuhan nutrisi atau gizi, manfaat berpantang makanan, waktu berpantang makanan, sumber informasi dan dukungan keluarga dalam berpantang makanan pada masa nifas. Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini diketahui masih banyak ibu yang berpantang makanan pada masa nifas. Padahal makanan tersebut justru baik untuk penyembuhan luka pada masa nifas. Diharapkan agar ibu lebih mengetahui jenis makanan yang baik dikonsumsi pada masa nifas. Kata Kunci : Persepsi, pantang makanan, nifas

Universitas Sumatera Utara

Page 4: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT karena atas segala rahmat dan

hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Persepsi Ibu

Mengenai Pantang Makanan Pada Masa Nifas di Rumah Bersalin Madina Kecamatan

Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014”.

Penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini, tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari

berbagai pihak. Pada kesempatan ini peneliti banyak mengucapkan terimakasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep. Ns, M.Kep, selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Diah Lestari Nasution, SST, M.Keb, selaku dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan bimbingan dan arahan serta kesabaran dalam menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini.

4. Dr.dr. Juliandi Harahap, MA selaku dosen penguji I dan Farida Linda Sari Siregar,

S.Kep. Ns, M,Kep selaku dosen penguji II yang telah memberikan bimbingan dan

saran dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Seluruh Dosen, Staf dan Pegawai Administrasi Program Studi D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

6. Kedua orang tua, abang dan adik-adikku yang kusayangi, yang selalu

mendoakanku dan selalu memberikan dukungan baik materi maupun spiritual,

sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Seluruh teman-teman mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara T.A 2013/2014, yang telah banyak memberikan

dukungan terhadap penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Hj. Nurhamida selaku Kepala Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan

Tembung Kabupaten Deli Serdang yang telah mengizinkan saya meneliti.

9. Seluruh partisipan yang telah bersedia menjadi sampel dalam penelitian Karya

Tulis Ilmiah ini.

Dengan segala keterbatasan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis

menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Karya Tulis

Ilmiah nantinya.

Akhir kata peneliti ucapkan terimakasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga

mendapat anugerah dari Allah SWT.

Medan, Juli 2014

Peneliti

(Rima Junia Sari)

iii

Universitas Sumatera Utara

Page 6: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ i

ABSTRAK........................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR….................................................................................... iii

DAFTAR ISI........................................................................................................ v

DAFTAR TABEL.............................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Pertanyaan penelitian ................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 5

A. Pengertian persepsi .................................................................... 5

B. Pengertian Pantang Makanan ..................................................... 5

C. Konsep Masa Nifas .................................................................... 13

D. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas ...................................... 16

E. Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas......................... ............ 21

F. Gizi Pada Ibu Nifas.................................................................... 21

G. Penelitian Kualitatif Fenomenologi............................................ 23

BAB III METODELOGI PENELITIAN ................................................... 26

A. Desain Penelitian ....................................................................... 26

B. Populasi dan Sampel .................................................................. 26

Universitas Sumatera Utara

Page 7: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

C. Tempat Penelitian ...................................................................... 28

D. Waktu Penelitian ........................................................................ 28

E. Etika Penelitian .......................................................................... 28

F. Instrumen Penelitian .................................................................. 30

G. Prosedur Pengumpulan Data ...................................................... 30

H. Analisis Data .............................................................................. 31

I. Tingkat Keabsahan Data ............................................................ 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 34

A. Karakteristik Partisipan............................................................... 34

B. Persepsi Ibu Mengenai Pantang Makanan pada Masa Nifas....... 35

C. Pembahasan ................................................................................ 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 48

A. Kesimpulan ................................................................................ 48

B. Saran ...................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Page 8: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Demografi Partisipan

Universitas Sumatera Utara

Page 9: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Partisipan

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP)

Lampiran 3 : Kuesioner Data Demografi

Lampiran 4 : Panduan Wawancara

Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 6 : Surat Izin Pengambilan Data Penelitian dari Universitas Sumatra Utara

Lampiran 7: Surat Balasan Penelitian dari Kepala Rumah Bersalin Madina Kecamatan

Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang

Lampiran 8 : Daftar Riwayat Hidup

Universitas Sumatera Utara

Page 10: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa post partum atau nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran

plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,

masa nifas berlangsung selama 6 minggu (Yulianti, Lia. dkk, 2013).

Di Indonesia (2012) jumlah ibu nifas dalam beberapa tahun terakhir terlihat

mengalami peningkatan sedangkan angka kematian ibu nifas mengalami penurunan. Pada

tahun 2009 angka ibu nifas diperkirakan sebesar 96.000 dengan jumlah kematian sebanyak

12 %. Pada tahun 2010 sebanyak 125.000 ibu nifas dengan angka kematian sebanyak 7%.

Sedangkan pada tahun 2011 jumlah ibu nifas sebanyak 176.000 dengan angka kematian

sebanyak 4%. Sementara pada tahun 2012 ibu nifas sebanyak 198.300 dengan angka

kematian ibu sebanyak 3% (wordpress.com/AKI).

Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dengan berbagai

jenis masalah dan hambatan dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Salah satu hambatan

yang sering terjadi di masyarakat adalah adanya pantang makanan setelah melahirkan.

Padahal setelah melahirkan seorang wanita memerlukan nutrisi yang cukup untuk

memulihkan kembali seluruh alat genetalianya. Mereka tidak menyadari bahwa tindakannya

berpengaruh terhadap lambatnya pemulihan kesehatan kembali, juga dapat terhambatnya

pertumbuhan bayi (Kardinan, 2008).

Berdasarkan penelitian Nasya (2008), banyaknya ibu nifas yang melakukan pantang

makan berdasarkan data yang ada diantaranya disebabkan oleh pengetahuan yang kurang

sebesar 26,5%, faktor budaya atau anjuran keluarga 37,6% , status ekonomi 25,4% dan

Universitas Sumatera Utara

Page 11: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

paritas 10,5%. Pantang makanan yang sering terjadi antara lain daging, telur dan ayam

(53,5%), sayur sawi dan bayam (12,4%), makanan panas (6,3%), dan ikan laut (27,8%).

Menurut Prawiroharjo (2010) pelayanan masa postpartum bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan

komplikasi penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara

menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu. Dibutuhkan juga pemantauan dan

asuhan pada masa nifas untuk dapat mencegah beberapa kematian ibu. Sebagian besar asuhan

diberikan untuk memulihkan atau menyembuhkan dan pengembalian alat-alat kandungan ke

keadaan sebelum hamil.

Salah satu hal yang mempengaruhi kesehatan di Indonesia, antara lain masih adanya

pengaruh sosial budaya yang turun temurun masih dianut sampai saat ini. Selain itu

ditemukan pula sejumlah pengetahuan dan perilaku yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip

kesehatan menurut ilmu kedokteran ataupun ilmu kebidanan atau bahkan memberikan

dampak kesehatan yang kurang menguntungkan bagi ibu dan anaknya. Tradisi yang ada di

masyarakat seperti pandangan budaya mengenai penanganan kesehatan, kehamilan dan

kelahiran, mengenai kesakitan, kematian di tiap-tiap daerah sesuai kepercayaan dan adat

istiadat yang berlaku (Perry, 2005)

Budaya memiliki nilai-nilai terdiri tergantung dengan budaya yang dianut oleh

seseorang dan dianggapnya benar secara turun temurun atau secara agama yang bisa diterima

dikalangan masyarakat. Budaya atau kebiasaan merupakan salah satu yang mempengaruhi

status kesehatan. Diantara kebudayaan maupun adat istiadat dalam masyarakat ada yang

menguntungkan, ada pula yang merugikan. Banyak sekali pengaruh atau yang menyebabkan

berbagai aspek kesehatan di negara kita, bukan hanya karena pelayanan medik yang tidak

memadai atau kurangnya perhatian dari instansi kesehatan (Syafrudin, 2009).

Universitas Sumatera Utara

Page 12: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

Tarak (Pantang) terhadap makanan tidak boleh dilakukan oleh ibu post partus karena

dapat memperlambat proses penyembuhan luka jahitan perineum sedangkan dalam proses

penyembuhan luka sangat membutuhkan protein, maka ibu post partum di anjurkan untuk

makan dalam pola yang benar sesuai dengan kualitas dan kuantitasnya (Iskandar, dalam

nurwahyuni 2010).

Berdasarkan penelitian Baumali (2009) banyak masyarakat dari berbagai budaya

percaya adanya hubungan antara makanan dengan kesehatan ibu nifas yang sebenarnya salah,

mereka memberikan perlindungan yang bersifat sangat protektif terhadap ibu nifas sehingga

keputusan untuk mengkonsumsi makanan ditentukan oleh pihak yang dianggap punya

kewenangan, dalam hal ini suami dan orang tua serta orang yang memliki kemampuan seperti

dukun. Pada masa nifas diperlukan nutrisi yang bermutu tinggi dengan cukup kalori, protein

cairan serta vitamin. Diet yang diberikan harus bermutu tinggi dengan cukup kalori,

mengandung cukup protein, cairan, serta banyak buah-buahan karena wanita tersebut

mengalami hemokonsentrasi, dan terlebih bila ada laserasi jalan lahir atau luka bekas

episiotomi. Laserasi jalan lahir atau luka episiotomi adalah suatu tindakan insisi pada

perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput dara,

jaringan pada septum retrovaginal, otot-otot dan fasia perineum dan kulit sebelah depan

perineum (Sarwono, 2010).

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa ibu nifas di kecamatan medan

tembung, masyarakat masih percaya dan masih banyak yang berpantang makanan pada masa

nifas. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Persepsi

Ibu Mengenai Pantang Makanan Pada Masa Nifas Di Rumah Bersalin Madina Kecamatan

Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014”.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

B. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi ibu mengenai pantang

makanan pada masa nifas?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi ibu mengenai pantang

makanan pada masa nifas.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Partisipan

Hasil penelitian ini diharapkan ibu dapat mengubah kebiasaan yang dapat merugikan

ibu dan anaknya, dan diharapkan juga ibu dapat mengetahui dan memilih makanan atau

gizi yang sangat dibutuhkan oleh ibu pada masa nifas.

2. Bagi pelayanan kebidanan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber dan menambah pengetahuan bagi bidan

dalam memberikan pelayanan kesahatan dan pendidikan kesehatan terhadap ibu-ibu

pada masa nifas khususnya tentang nutrisi yang baik dikonsumsi pada masa nifas.

3. Bagi penelitian kebidanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi awal dan dapat menjadi sumber

pengetahuan dan penelitian berikutnya tentang pantang makanan pada masa nifas

Universitas Sumatera Utara

Page 14: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Persepsi

Persepsi di definisikan sebagai suatu proses yang menggabungkan dan mengorganisir

data-data indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita

dapat menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri (Shaleh, 2009).

Persepsi dalam pengertian psikologi menurut Sarwono (2002) adalah proses pencarian

informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah penginderaan

(penglihatan, pendengaran, peraba dan sebagainya). Sebaliknya, alat untuk memahaminya

adalah kesadaran atau kognisi.

Persepsi adalah proses pengolahan informasi dari lingkungan yang berupa stimulus,

yang diterima melalui alat indera dan diteruskan ke otak untuk diseleksi, diorganisasikan

sehingga menimbulkan penafsiran atau penginterpretasian yang berupa penilaian dari

penginderaan atau pengalaman sebelumnya. Persepsi merupakan hasil interaksi antara dunia

luar individu (lingkungan) dengan pengalaman individu yang sudah diinternalisasi dengan

sistem sensorik alat indera sebagai penghubung, dan dinterpretasikan oleh system syaraf di

otak (Walgito, 2004).

B. Pantang Makanan

a. Pengertian Pantang Makanan

Pantang Makanan adalah bahan makanan atau masakan yang tidak boleh dimakan

oleh para individu dalam masyarakat karena alasan yang bersifat budaya. Adat memantang

tersebut diajarkan secara turun temurun dan cenderung ditaati walaupun individu yang

menjalankan tidak terlalu paham atau yakin dari alasan memantang makanan yang

bersangkutan (Swasono, 2004). Tarak atau pantangan makanan adalah kebiasaan, budaya

Universitas Sumatera Utara

Page 15: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

atau anjuran yang tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi jenis makanan tertentu misalnya

sayuran, buah, ikan dan biasanya berkaitan dengan proses pemulihan kondisi fisik misalnya

yang dapat mempengaruhi produksi ASI, ada pula makanan tertentu yang dilarang karena

dianggap dapat mempengaruhi kesehatan bayi (Iskandar, 2006)

b. Jenis-jenis pantang makanan

1. Bermacam-macam ikan seperti ikan mujair, udang, ikan belanak, ikan lele, ikan basah

karena dianggap akan menyebabkan perut menjadi sakit

2. Ibu melahirkan pantang makan telur karena akan mempersulit penyembuhan luka dan

pantang makan daging karena akan menyebabkan perdarahan yang banyak. Jika ibu

alergi dengan telur maka makanan pengganti yang dianjurkan adalah tahu, tempe, dan

sebagainya.

3. Buah-buahan seperti pepaya, mangga, semua jenis pisang, semua jenis buah-buahan

yang asam atau kecut seperti jeruk, cerme, jambu air, karena dianggap akan

menyebabkan perut menjadi bengkak dan cepat hamil kembali.

4. Semua jenis makanan yang licin antara lain daun talas, daun kangkung, daun genjer,

daun kacang, daun seraung, semua jenis makanan yang pedas tidak boleh dimakan

karena dianggap akan mengakibatkan kemaluan menjadi licin.

5. Semua jenis buah-buahan yang bentuknya bulat, seperti nangka, durian, kluih, talas,

ubi, waluh, duku dan kentang karena dianggap akan menyebabkan perut menjadi

gendut seperti orang hamil.

6. Jenis makanan yang dipantang adalah roti, kue apem, makanan yang mengandung

cuka, ketupat dan makanan yang ditusuk seperti sate dengan alasan bahwa semuanya

dianggap akan menyebabkan perut menjadi besar.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

7. Hanya boleh makan lalapan pucuk daun tertentu, nasi, sambel oncom dan kunyit

bakar. Kunyit bakar sangat dianjurkan agar alat reproduksi cepat kembali pulih dan

sepet.

8. Hindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur dan buah karena

makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare. Makanan berserat hanya

baik untuk penderita susah buang air besar.

9. Ibu nifas minum abu dari dapur dicampur air, disaring, dicampur garam dan asam

diminumkan supaya ASI banyak. Hal ini tidak benar karena abu, garam dan asam

tidak mengandung zat gizi yang diperlukan oleh ibu menyusui untuk memperbanyak

produksi ASI nya (Swasono, 2004).

10.

11.

Ibu melahirkan pantang makan telur karena akan mempersulit penyembuhan luka dan

pantang makan daging karena akan menyebabkan perdarahan yang banyak.

12.

Pantang makan sayur, terong dan buah pepaya karena takut perdarahannya tidak

segera berhenti.

13.

Pantang makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan

ASI menjadi asin.

14.

Untuk ibu menyusui bayinya, makanan yang dianjurkan atau dilarang selama masa

pemulihan juga berkaitan dengan bayinya. Makanan dingin (beberapa jenis buah dan

sayuran) dilarang dikonsumsi karena dipercaya menyebabkan mual, kejang perut

hingga kolik pada bayi.

15. Sayur bayam, sayur sawi, sayur nangka dan buah dapat menyebabkan bayi mengalami

diare.

Sedangkan jamu (obat-obatan herbal tradisional) yang disarankan untuk wanita yang

baru melahirkan juga dapat terlalu “panas” untuk bayi.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

16. Efek terjadinya aroma tertentu pada ASI belum diketahui dengan pasti, tetapi

rempah

17. Membatasi konsumsi makanan pedas dan asam untuk menghindari diare.

-rempah dan makanan yang beraroma kuat (bawang putih) dapat

mempengaruhi aroma ASI.

18. Ibu harus makan lebih banyak karena untuk memenuhi nutrisi bayi.

19. Pantang sekali makan telur, daging-dagingan dan susu. Alasannya: nanti alat

reproduksi dan air susunya anyir.

20. Hindari makanan jemek

21. Golongan makanan yang harus dijauhi adalah pepaya, durian, pisang, dan terung.

Karena konon ragam makanan tadi bisa dikhawatirkan bikin jemek atau terasa basah

organ vital kaum perempuan.

22. Pantang makanan yang bersantan dan pedas karena pencernaannya bakal terganggu

yang bisa berpengaruh pada bayinya.

23. Dilarang makan yang berbau amis karena dikhawatirkan bisa menyebabkan bau anyir

pada ASI yang membuat bayi muntah saat disusui. Selain itu juga proses

penyembuhan luka jalan lahir akan lebih lambat.

24. Wanita hamil yang setelah melahirkan dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut

dan lele, keong, daun lembayung, buah pare, nenas, gula merah, dan makanan yang

digoreng pakai minyak.

25. Setelah melahirkan atau setelah operasi hanya boleh makan tahu dan tempe tanpa

garam, dilarang bayak makan dan minum, makanan harus dibakar.

26. Ibu nifas yang menyusui setelah waktu maghrib harus puasa. Hal ini tidak perlu

karena ibu yang menyusui memerlukan makanan yang cukup agar ASI dapat keluar

dengan lancar

Universitas Sumatera Utara

Page 18: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

27. Ibu nifas minum abu dari dapur dicampur air, disaring, dicampur garam dan asam

diminumkan supaya ASI banyak.

28. Hal ini tidak benar karena abu, garam dan asam tidak mengandung zat gizi yang

diperlukan oleh ibu menyusui untuk memperbanyak produksi ASI-nya

c.

(Wibowo,

2006).

Pada masa nifas seringkali ibu dihadapkan oleh kondisi budaya yang secara medis

dapat merugikan kesehatan ibu, misalnya berpantang makanan yang mengandung protein

tinggi agar luka perineum cepat sembuh serta bayi yang menyusui tidak mengalami penyakit

kulit. Munculnya pantangan ini disebabkan :

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pantang Makanan

1. Tradisi/budaya

Pada kalangan yang luas terutama pada suku jawa, diyakini bahwa mengkonsumsi

makanan berprotein tinggi dapat memicu terjadinya infeksi, pada luka perineum maupun

pada kulit bayi akibatnya seringkali masyarakat mewajibkan pada ibu nifas untuk

menghindari makan telur atau ikan laut.

2. Pendidikan Masyarakat

Rendahnya pendidikan masyarakat menyebabkan penerimaan tradisi sebagai sebuah

pengetahuan yang merupakan landasan yang penting untuk berperilaku.

3. Kondisi Ekonomi

Ketidak mampuan masyarakat dalam menyediakan makanan yang bergizi bagi ibu

nifas menyebabkan penerimaan tradisi berpantang makanan bagi ibu nifas dapat diterima

dengan mudah.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

4. Akses Pada Layanan Kesehatan

Rendahnya kemampuan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang

bermutu menyebabkan masyarakat menjadi mudah terpegaruh oleh tradisi yang ada

(Suririnah, 2007).

d.

Alasan pantang makan yang paling utama dijumpai adalah alasan budaya masyarakat.

Oleh karenanya tiap daerah dengan aneka ragam budayanya tentu memiliki alasan yang

berbeda-beda. Beberapa alasan yang sering terjadi adalah faktor kepercayaan terhadap tradisi

leluhur dan kekuatan gaip (bisa kuwalat, melanggar akan menjadikan perut menjadi gendut,

peranakan turun dan cepat mengandung lagi), faktor penampilan wanita atau ingin tetap

cantik, bertubuh langsing dan memuaskan suami, takut pada orang tua.

Alasan Pantang Makan

Adanya pantang makan merupakan gejala yang hampir universal berkaitan dengan

e.

konsepsi "panas-dingin" yang dapat mempengaruhi keseimbangan unsur dalam tubuh

manusia-tanah, udara, api dan air. Apabila unsur di dalam tubuh terlalu panas atau terlau

dingin maka akan menimbulkan penyakit. Untuk mengembalikan keseimbangan unsur

tersebut maka seseorang harus mengkonsumsi makanan atau menjalani pengobatan yang

bersifat lebih "dingin" atau sebaliknya. Pada beberapa suku bangsa, ibu yang sedang

menyusui kondisi tubuhnya dipandang dalam keadaan "dingin" sehingga ia harus memakan

makanan yang "panas" dan menghindari makanan yang "dingin". Hal sebaliknya harus

dilakukan oleh ibu yang sedang hamil (Reddy, 2005)

Manfaat pantang makan menurut masyarakat juga bervariasi. Hasil penelitian

sebelumnya antara lain : “rasa aman pada diri sendiri, perut menjadi seperti keadaan semula,

tidak gendut dan peranakan tidak turun”.

Manfaat Pantang Makan

Universitas Sumatera Utara

Page 20: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

f.

Sebaliknya kerugian dari pantang makan setelah melahirkan umumnya tidak ada atau

mereka tidak mengetahuinya. Sebagai contoh dari hasil penelitian Meutia F. Swasono (1998)

di Desa Simpar dan Kosambi Jawa Barat kerugian dianggap tidak ada, dan tidak tahu

mengapa harus melakukan pantangan makan selama hamil dan melahirkan, sesepuh bilang

harus menjalankan.

Kerugian Pantang Makan

g.

Petunjuk pola makan yang sehat adalah makanan yang dikonsumsi memiliki jumlah

Pola Makan yang Sehat Selama Masa Nifas

kalori

Ibu nifas hendaknya mengusahakan mengkonsumsi daging khususnya

dan zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin,

mineral, serat dan air. Selain itu, pola makan harus diatur secara rasional, yaitu 3 kali sehari

(pagi, siang dan malam). Selain makanan utama, ibu nifas harus mengkonsumsi cemilan dan

jus buah-buahan sebagai makanan selingan (Krisnatuti, 2005).

daging sapi

agar penurunan berat badan berjalan lebih cepat. Dan produksi ASI tetap lancar, karena

daging sapi memiliki banyak serat yag dapat memperlancar buang air besar. Sehingga tanpa

diet ibu tetap memiliki badan yang ideal. Selain itu sayur dan buah pun juga mengandung

banyak serat yang dapat memperlancar air besar pula (Iping, 2005). Oleh karena itu, pola

makan dengan menu seimbang sangat dianjurkan yang terdiri dari jumlah kalori serta zat gizi

yang sesuai dengan kebutuhan seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, serat dan

air. Sedangkan jenis makanan yang sebaiknya dihindari oleh ibu nifas diantaranya adalah

makanan yang mengandung zat aditif atau bahan pengawet makanan yang berkalori tinggi,

daging atau makanan yang tidak diolah dengan sempurna serta makanan yang merangsang

seperti makanan pedas (Krisnatuti, 2005).

Universitas Sumatera Utara

Page 21: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

h. Faktor-faktor melakukan Pantang Makan

Masih banyaknya ibu nifas yang melakukan pantang makanan disebabkan oleh

beberapa faktor diantaranya:

1. Faktor predisposisi yang meliputi:

a. Pengetahuan

Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dibandingkan dengan

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang hanya setengah justru lebih

berbahaya dari pada tidak tahu sama sekali, kendati demikian ketidaktahuan bukan berarti

tidak berbahaya.

b. Pendidikan

Pendidikan merupakan jalur yang ditempuh untuk mendapatkan informasi. Informasi

memberikan pengaruh besar terhadap perilaku ibu nifas. Apabila ibu nifas diberikan

informasi tentang bahaya pantang makanan dengan jelas, benar dan komprehensif termasuk

akibatnya maka ibu nifas tidak akan mudah terpengaruh atau mencoba melakukan pantang

makanan.

c. Pengalaman

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan dan tindakan sesorang dalam melakukan

sesuatu hal. Adanya pengalaman melahirkan dan menjalani masa nifas maka ibu akan

mempunyai perilaku yang mengacu pada pengalaman yang telah dialami sebelumnya.

Misalnya ibu nifas yang dahulunya mengalami masalah baik pada dirinya dan bayinya karena

pantang makanan maka ibu nifas tidak akan melakukan pantang makanan kembali pada masa

nifas berikutnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

d. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan suatu usaha dalam memperoleh imbalan yaitu uang. Suami yang

bekerja akan mendukung ibu dalam memenuhi kebutuhan masa nifas yang mengandung

banyak zat gizi, sedangkan ibu yang bekerja menyebabkan ibu mempunyai kesempatan untuk

bertukar informasi dengan rekan kerja tentang pantang makan

C. Konsep Masa Nifas

a. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat

kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Liana, Meda. dkk, 2013). Menurut

Sulistyawati (2009) periode postpartum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-

organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Pengertian lainnya, masa nifas

adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan

kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.

(Saleha, 2009).

b. Tujuan Asuhan Masa Nifas

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis dimana dalam

asuhan pada masa ini peranan keluarga sangat penting, dengan pemberian nutrisi,

dukungan psikologi maka kesehatan ibu dan bayi selalu terjaga.

2. Melaksanakan skrining yang komperehensif (menyeluruh) di mana bidan harus

melakukan manajemen asuhan kebidanan. Pada ibu masa nifas secara sistematis

yaitu mulai pengajian data subjektif, objektif maupun penunjang.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

3. Setelah bidan melaksanankan pengkajian data maka bidan harus menganalisa data

tersebut sehingga tujuan asuhan masa nifas ini dapat mendeteksi masalah yang

terjadi pada ibu dan bayi.

4. Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya, yakni

setelah masalah ditemukan maka bidan dapat langsung masuk ke langkah berikutnya

sehingga tujuan diatas dapat dilaksanakan.

5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,

keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan

bayi sehat. (Liana, Meda, dkk, 2013)

c. Tahapan Masa Nifas

Ada 3 tahapan yang dilalui oleh beberapa wanita pada masa nifas yang harus

dipahami oleh seorang bidan, yaitu:

1. Puerperium dini, yaitu masa permulihan awal dimana ibu diperbolehkan untuk

berdiri dan berjalan-jalan. Ibu yang melahirkan per vagina tanpa komplikasi dalam 6

jam pertama setelah kala IV dianjurkan untuk mobilisasi segera.

2. Puerperium intermedial, yaitu suatu masa pemulihan dimana organ-organ reproduksi

secara berangsur-angsur akan kembali ke keadaan sebelum hamil. Masa ini

berlangsung selama kurang lebih 6-8 minggu.

3. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali

dalam keadaan sempurna, terutama bila ibu selama hamil atau waktu persalinan

mengalami komplikasi. Rentang waktu remote puerperium berbeda untuk setiap ibu,

tergantung dari berat ringannya komplikasi yang dialami selama hamil atau

persalinan.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

d. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit 4 kali melakukan

kunjungan pada masa nifas. Tujuan kebijakan tersebut adalah:

1. Untuk menilai kesehatan ibu dan kesehatan bayi baru lahir

2. Pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu

nifas dan bayinya

3. Mendeteksi adanya kejadian-kejadian pada masa nifas dan menyusui

4. Menangani berbagai masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu maupun

bayinya pada masa nifas.

Adapun kunjungan pada masa nifas yaitu:

1) Kunjungan pertama, 6-8 jam setelah persalinan

- Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

- Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan : rujuk bila perdarahan

berlanjut

- Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga cara

mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

- Pemberian ASI awal.

- Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

- Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia

- Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal bersama ibu dan

bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi

dalam keadaan stabil.

2) Kunjungan kedua , 6 hari setelah persalinan

- Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus di

bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

- Menilai adanya tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.

- Memastikan mendapatkan cukup makanan, cairan dan istiharat.

- Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda penyulit.

- Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga

bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

3). Kunjungan ketiga , 2 minggu setelah persalinan

- Sama dengan di atas (6 hari setelah persalinan)

4). Kunjungan ke empat, 6 minggu setelah persalinan

- Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia alami dan bayi alami

- Memberikan konseling KB secara dini ( Maritalia, Dewi. 2012).

D. Perubahan fisiologis selama Post Partum (Nifas)

1. Uterus

Uterus merupakan organ reproduksi interna yang berongga dan berotot, berbentuk

seperti buah alpukat yang sedikit gepeng dan berukuran sebesar telur ayam. Panjang uterus

sekitar 7-8 cm, lebar sekitar 5-5,5 cm dan tebal sekitar 2,5 cm. Letak uterus secara fisiologis

adalah anteversiofleksio. Uterus terdirindari 3 bagian yaitu: fundus uteri, korpus uteri, dan

serviks uteri. Uterus terdiri dari otot polos dan tersusun atas 3 lapis, yaitu :

a. Primetrium, yaitu lapisan terluar yang berfungsi sebagai pelindung uterus.

b. Miometrium, yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan berfungsi untuk kontraksi

dan relaksasi uterus dengan melebar dan kembali ke bentuk semula setiap bulannya.

c. Endometrium, merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel darah merah. Bila

tidak terjadi pembuahan maka dinding endometrium akan meluruh bersama dengan

sel ovum matang.

Selama kehamilan, uterus berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya

hasil konsepsi. Pada akhir kehamilan berat uterus dapat mencapai 1000 gram. Pada saat tidak

Universitas Sumatera Utara

Page 26: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

hamil sekitar 30 gram., dan satu minggu setelah persalinan berat uteru menjadi sekitar 500

gram. (Maritalia , Dewi. 2012)

2. Involusi tempat placenta

Ekstrusi lengkap tempat placenta perlu waktu sampai 6 minggu. Proses ini mempunyai

kepentingan klinik yang amat besar, karena kalau proses ini terganggu, mungkin terjadi

pendarahan nifas yang lama. Segera setelah kelahiran, tempat placenta kurang lebih

berukuran sebesar telapak tangan, tetapi dengan cepat ukurannya mengecil. Pada akhir

minggu kedua, diameternya 3 sampai 4 cm. Segera setelah berakhirnya persalinan, tempat

placenta normalnya terdiri dari banyak pembuluh darah yang mengalami trombosis yang

selanjutnya mengalami organisasi trombus secara khusus.(Maritalia, Dewi. 2012)

3. Pembuluh darah uterus

Di dalam uterus sebagian besar pembuluh darah mengalami obliterasi dengan

perubahan hialain, dan pembuluh yang lebih kecil tumbuh ditempat mereka. Reabsorbsi

residu yang mengalami hialinisasi diselesaikan dengan proses yang serupa dengan yang di

temukan di ovarium setelah ovulasi dan pembentukan korpus luteum. Tetapi sisa kecil tetap

ada selama bertahun-tahun, yang dibawah mikroskop memberikan cara untuk membedakan

antara uterus wanita multipara dan nullipara.

4. Lochia

Lochia adalah nama yang diberikan pada pengeluaran dari uterus yang terlepas melalui

vagina selama masa nifas .

Pengeluaran Lochia dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya sebagai berikut :

d. Lochia Rubra yaitu lochia yang keluar 1 sampai 3 hari, berwarna merah dan hitam,

terdiri dari sel decidua, verniks kaseosa, rambut, sisa mekonium, sisa darah.

e. Lochia Sanguinolenta yaitu lochia yang keluar 3 sampai 7 hari dan berwarna putih

bercampur merah.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

f. Lochia Serosa yaitu lochia yang keluar 7 sampai 14 hari dan berwarna kekuningan.

g. Lochia Alba yaitu lochia yang keluar setelah hari ke 14 dan berwarna putih.

(Maritalita, Dewi. 2012)

5. Vagina dan Perineum

Segera setelah persalinan, vagina menegang disertai edema dan memar dan terbuka.

Dalam satu atau dua hari edema vagina akan berkurang. Dinding vagina kembali halus dan

ukuran lebih luas. Ukuran mengecil dengan terbentuk rugae 3 minggu setelah persalinan.

Vagina berukuran sedikit lebih besar dari sebelum melahirkan pertama kali. Meskipun

demikian latihan untuk mengencangkan otot perineum akan memulihkan tonusnya (Varney,

2004).

6. Payudara

Konsentrasi hormon yang menstimulasi perkembangan payudara selama wanita hamil,

(estrogen, progesteron, human chorionic gonadotropin, prolaktin, kortisol, dan insulin)

menurun dengan cepat setelah bayi lahir. Waktu yang dibutuhkan hormon ini untuk kembali

ke kadar sebelum hamil sebagian ditentukan oleh apakah ibu menyusui atau tidak.

7. Tanda Vital

Tekanan darah biasanya stabil dan normal, temperatur biasanya kembali normal dari

kenaikannya yang sedikit selama periode melahirkan dan menjadi stabil dalam 24 jam

pertama setelah melahirkan. Denyut nadi biasanya normal kecuali bila ada keluhan persalinan

yang lama dan sulit atau kehilangan banyak darah (Maritalia, Dewi 2012).

8. Perubahan Sistem Ginjal

Pelvis ginjal dan ureter yang berdilatasi selama kehamilan, kembali normal pada akhir

minggu setelah melahirkan. Segera setelah melahirkan kandung kemih tampak bengkak,

sedikit terbendung, dapat hipotonik, dapat mengakibatkan overdistensi, pengosongan yang

tidak sempurna dan adanya sisa urin yang berlebihan kecuali bila diambil langkah yang

Universitas Sumatera Utara

Page 28: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

mempengaruhi ibu untuk melakukan buang air kecil secara teratur meskipun saat wanita itu

tidak mempunyai keinginan buang air kecil. Efek dari trauma selama persalinan pada

kandung kemih dan ureter akan menghilang dalam 24 jam pertama setelah melahirkan

(Maritalia, Dewi. 2012).

9. Kehilangan Berat Badan

Seorang wanita akan kehilangan berat badannya sekitar 5 kg pada saat melahirkan.

Kehilangan ini berhubungan dengan berat bayi, placenta dan cairan ketuban. Pada minggu

pertama post partum seorang wanita akan kehilangan berat badan sebesar 2 kg akibat

kehilangan cairan (Varney, 2004).

10. Dinding Abdomen

Strie abdominal tidak bisa dilenyapkan sama sekali akan tetapi mereka bisa berubah

menjadi garis yang halus berwarna putih perak (Varney, 2004). Ketika miometrium

berkontraksi dan berektrasi setelah kelahiran dan beberapa hari sesudahnya, peritonium yang

membungkus sebagian besar uterus dibentuk menjadi lipatan dan kerutan. Ligamentum latum

dan rotundum jauh lebih kendor daripada kondisi tidak hamil, dan mereka memerlukan

waktu cukup lama untuk kembali dari peregangan dan pengendoran yang telah dialaminya

selama kehamilan tersebut.

11. Perubahan Hematologis

Leukositosis yang meningkatkan jumlah sel darah putih sampai sebanyak 15.000

semasa persalinan, akan tetap tinggi selama beberapa hari pertama dari masa post partum.

Jumlah sel darah putih tersebut masih bisa naik lagi lebih tinggi sampai 25.000 atau 30.000

tanpa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama. Jumlah

hemoglobin, hematokrit dan erytrocyte akan sangat bervariasi pada awal masa nifas sebagai

akibat dari volume darah, volume plasma dan tingkat volume sel darah yang berubah-ubah

(Varney, 2004).

Universitas Sumatera Utara

Page 29: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

12. Sistem Endokrin

1) Hormon Placenta

Selama periode pascapartum, terjadi perubahan hormon yang besar. Pengeluaran

placenta menyebabkan penurunan signifikan hormon yang diproduksi oleh organ tersebut.

Penurunan hormon Human Placcental Lactogen (HPL), estrogen dan kortisol, serta placenta

enzyme insulinase membalik efek diabetogenik kehamilan, sehingga kadar gula darah

menurun secara yang bermakna pada masa puerperium.

2) Hormon Hipofisis dan Fungsi Ovarium

Waktu dimulainya ovarium dan menstruasi pada wanita menyusui berbeda. Kadar

prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui tampaknya berperan dalam menekan

ovulasi. Karena kadar Follicle-Stimulating Hormone (FSH) terbukti sama pada wanita

menyusui dan tidak menyusui, disimpulkan ovarium tidak berespons terhadap stimulasi FSH

kadar prolaktin meningkat.

13. Sistem Urinarius

Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar steroid yang tinggi) turut

menyebabkan peningkatan fungsi ginjal, sedangkan penurunan kadar steroid setelah wanita

melahirkan sebagian menjelaskan sebab penurunan fungsi ginjal selama masa pascapartum.

Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan.

Diperkirakan 2 sampai 8 minggu mengalami hipotonia pada kehamilan dan dilatasi ureter

serta pelvis ginjal kembali ke keadaan sebelum hamil. Pada sebagian kecil wanita, dilatasi

traktus urinarius bisa menetap selama tiga bulan. (Maritalia, Dewi. 2012).

Universitas Sumatera Utara

Page 30: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

E. Perubahan Psikologis Pada Ibu Nifas

1. Fase Taking In

Fase ini merupakan periode ketergantungan yang berlangsung hari 1-2 setelah

melahirkan, pada saat itu fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri.

2. Fase Taking Hold

Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan, ibu merasa khawatir akan

ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam perawatan bayi, ibu menjadi sangat

sensitif dan mudah tersinggung.

3. Fase Letting Go

Fase untuk menerima tanggung jawab akan peran yang berlangsung 10 hari, setelah

melahirkan, sudah beradaptasi dengan bayinya. (Fitramaya, 2008).

F. Gizi Pada Ibu Nifas

Gizi ibu nifas adalah zat-zat makanan yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan

kesehatan ibu dan bayi pada masa nifas.

1. Fungsi Gizi ibu nifas

a. Sebagai sumber tenaga

b. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh

c. Mengatur keseimbangan tubuh

2. Manfaat Gizi pada Ibu Nifas

a. Menjaga kesehatan

b. Mempercepat pengembalian alat-alat kandungan seperti sebelum hamil.

c. Untuk aktivitas dan metabolisme tubuh

Universitas Sumatera Utara

Page 31: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

d. Untuk meningkatkan produksi ASI

e. Membantu mempercepat penyembuhan luka-luka persalinan

3. Macam-Macam Zat Gizi, Manfaat dan Jenis Masing-Masing Makanannya

a. Karbohidrat

Fungsi sebagai sumber tenaga (energi). Sumber nasi, jagung, gandum, roti,

sagu, ketela

b. Protein

Fungsi pengganti sel-sel tubuh yang rusak, mengangkut zat gizi, sebagai sumber

pembangun tubuh.

(1). Protein nabati, contoh tahu, tempe, kacang-kacangan

(2). Protein hewani, contoh telur, udang, hati ayam, ikan laut.

c. Vitamin

(1). Vitamin A

Fungsi memperbaiki jaringan mata yang rusak, memelihara jaringan mata,

membantu proses penglihatan. Contoh : wortel,pepaya, tomat.

(2). Vitamin B

Fungsi mencegah penumpukan cairan. Memelihara fungsi saraf, memelihara

nafsu makan. Contoh : Hati, susu, keju, daging.

(3). Vitamin C

Fungsi pembentukan sel jaringan tubuh, membantu penyerapan zat gizi,

memperkuat pembuluh darah.

(4). Vitamin D

Fungsi membantu penyerapan zat kapur dan fosfor, mengatur pengerasan

tulang. Contoh : Susu sapi, mentega, telur, minyak ikan.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

(5). Vitamin E

Fungsi berpengaruh dalam kesuburan wanita. Contoh : Kecambah, Gandum,

biji-bijian, kacang tanah, kedelai.

(6). Vitamin K

Fungsi mempengaruhi proses pembekuan darah. Contoh : Hati, sayur-sayuran

berwarna hijau, kecambah, gandum, keju.

d. Mineral

(1). Garam Dapur (kalsium) dan fosfor

Fungsi sebagai bahan pembentuk tulang. Contoh : Bayam, kacang

panjang, sawi, kedelai

(2). Garam Besi

Fungsi membentuk zat warna merah pada darah yang berguna untuk

mengangkut oksigen. Contoh : Bayam, kacang panjang, sayur-sayuran

berwarna hijau, buah-buahan.

(3). Garam Yodium

Fungsi mencegah penyakit Gondok. Contoh : ikan laut, telur ayam,

daging,dll.

e. Air

Fungsi membentuk cairan tubuh, alat pengangkut unsur-unsur gizi, mengatur panas

tubuh.

4. Kebutuhan Gizi Pada Ibu Nifas

a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori (5-6 kali) tiap hari

b. Makan dengan diit seimbang untuk mineral dan vitamin yang cukup

c. Minum sedikitnya 8-12 gelas tiap hari

Universitas Sumatera Utara

Page 33: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

d. Pil zat besi khusus di minum untuk mendapatkan gizi setidaknya 40 hari setelah

bersalin.

5. Akibat Kekurangan Gizi Pada Ibu Nifas

a. Produksi ASI berkurang / kualitas menurun

b. Luka dalam persalinan tidak cepat sembuh

c. Proses pengembalian rahim dapat terganggu

d. Anemia (kurang darah)

G. Penelitian Kualitatif Fenomenologi

Menurut Bodgan dan Taylor (1975) penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur

penilaian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan dan tulisan perilaku orang-orang

yang diamati (Basrowi, 2008). Penelitian kualitatif menggunakan pendekatan naturalistik

untuk mencari dan menemukan pengertian dan pemahaman tentang fenomena dalam suatu

latar yang berkonteks khusus ( Moleong, 2010). Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat

mengenali subjek, merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Dalam

penelitian ini peneliti terlibat dalam situasi dan perilaku orang. Berusaha fenomena yang

diteliti (Basrowi, 2008).

Teori fenomenologi merupakan pandangan berfikir yang menekankan pada fokus

kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interprestasi-interprestasi dunia.

Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau

fenomeno pengalaman yang didasari oleh kesadaran dalam situasi yang dialami, sehingga

tidak ada batasan dalam memaknai atau memahai fenomena yang terjadi (Moleong, 2010) .

Penelitian dengan berdasarkan landasan fenomenologi melihat objek penelitian dalam

suatu konteks naturalnya. Artinya peneliti yang menggunakan dasar fenomenologi melihat

suatu peristiwa tidak secara parisial, lepas dari konteks sosialnya karena suatu fenomena yang

Universitas Sumatera Utara

Page 34: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

sama dalam situasi berbeda dengan akan pula memiliki makna yang berbeda pula (Idrus,

2009). Yang ditekankan dalam penelitian fenomenologi adalah aspek subjektif dan perilaku

orang. Berusaha untuk masuk kedalam dunia konseptual para subjek yang diteliti sedemikian

rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh

mereka dalam kehidupan sehari-hari (Moleong, 2010).

Polot, et al (1999) menyatakan bahwa terdapat dua macam penelitian fenomenologi,

yaitu deskriptif dan fenomenologi interpretif. Fenomenologi deskriptif berfokus kepada

penyelidikan fenomena, kemudian pengalaman yang seperti apakah yang terlihat dalam

fenomena (fenomenologi deskriptif) dan bagaimana menafsirkan pengalaman tersebut

(fenomenologi interpretif). Tujuan dari penelitian fenomenologi adalah untuk

menggambarkan secara penuh tentang pengalaman dan pengembangan persepsi. Terdapat

empat aspek dalam fenomenologi yaitu ruang kehidupan, kehidupan tubuh (memenuhi

badaniah), usia (kesementaraan), kehidupan hubungan manusia (hubungan).

Ahli fenomenologi, percaya bahwa kehidupan seseorang adalah berharga dan

menarik, karena kesadaran seorang tentang kehidupan tersebut. Ungkapan menjadi sesuatu di

dunia (perwujudan) adalah konsep tentang ketajaman ikatan fisik seseorang pada dunia

mereka, seperti berfikir, melihat, mendengar, rasa dan interaksi antara perasaan yang terus

menerus pada tubuh mereka dengan dunia (Polit, et al, 1999).

Universitas Sumatera Utara

Page 35: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Desain penelitian kualitatif

fenomenologi. Yaitu mencari yang memancar dari objek yang diteliti (Arikunto,2006).

Desain ini sesuai dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi Ibu mengenai pantang

makanan pada masa nifas.

Terdapat dua macam penelitian fenomenologi, yaitu deskriptif dan fenomenologi

interpretif. Fenomenologi deskriptif berfokus kepada penyelidikan fenomena, kemudian

pengalaman seperti apa yang terlihat dalam fenomena (fenomena deskriptif), sedangkan

fenomenologi interpretif adalah bagaimana cara menafsirkan pengalaman (Polit, et al, 1999).

Tujuan dari penelitian fenomenologi adalah untuk menggambarkan secara penuh tentang

pengalaman dan pengembangan persepsi.

B. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan pendekatan populasi. Dengan kata lain

penelitian kualitatif tidak mengenal populasi (Arikunto, 2006). Menurut Sugiyono (2008)

penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi tetapi oleh Spradley dinamakan

“social situation” atau situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen yaitu : tempat (place),

pelaku (actors), dan aktifitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Tetapi sebenarnya

objek penelitian kualitatif, juga bukan semata-mata pada situasi sosial yang terdiri dari tiga

elemen tersebut, tetapi juga bisa berupa peritiwa alam, tumbuh-tumbuhan, binatang,

kendaraan dan sejenisnya (Sugiyono, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Page 36: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

Penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial dan hasil

kerjanya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi

sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari (Sugiyono,

2008). Pada penelitian kualitatif, tidak ada kriteria atau aturan untuk ukuran sampel, ukuran

sampel ditentukan berdasarkan kebutuhan informasi. Oleh karena itu, prinsipya dalam

pengambilan sampel adalah kejenuhan data, yang dimana tidak memerlukan partisipan baru

jika redudansi sudah tercapai. Redudansi biasanya dapat tercapai dengan jumlah partisipan

yang sedikit, tetapi dengan syarat informasi yang diterima telah dirasa cukup oleh peneliti.

(Polit & Hungler, 1999).

Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu dengan melakukan

wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial tersebut

(Sugiyono, 2008). Dengan demikian untuk menentukan informan atau partisipan dalam

penelitian kualitatif harus memiliki kriteria tertentu yang dapat memperkuat alasan pemilihan

seseorang menjadi sampel dalam penelitian. Inilah alasan, mengapa dalam penelitian

kualitatif kerap menggunakan teknik purposive sebagai cara untuk menentukan sampel dalam

penelitan (Idrus, 2009).

Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai

narasumber, partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian

kualitatif juga bukan disebut sample statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian

kualitatif adalah untuk menghasilkan teori (Sugiyono, 2008).

Umumnya penelitian fenomenologi menggunakan 10 atau kurang dari 10 sampel.

Dengan sampel yang homogen, kurang dari 10 sampel mungkin cukup jika informasi dari

masing-masing sampel diperoleh secara mendalam. Namun ketika sampel memiliki variasi

yang banyak atau sampel heterogen akan dibutuhkan sampel yang lebih besar (Polit dan

Hungler, 1999). Adapun jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 7 orang,

Universitas Sumatera Utara

Page 37: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

karena menurut Polit (2004) ciri dari penelitian fenomenologi adalah penelitian yang

menggunakan sampel dalam jumlah yang kecil yaitu sepuluh atau lebih kecil dan dari sampel

tersebut sudah dapat memenuhi saturasi data. Teknik pengambilan sampel yang digunakan

adalah purposive sampling . Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Ibu-ibu yang berpantang makanan pada masa nifas

2. Bersedia untuk diwawancarai atau menjadi partisipan

3. Ibu dapat berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung

Kabupaten Deli Serdang.

D. Waktu Penelitian

Membuat proposal dilakukan dari bulan November 2013 sampai dengan Januari 2014,

lalu pengumpulan data dan penelitian dilakukan dari bulan Februari sampai April 2014.

Transkip hasil pengumpulan data, dianalisis oleh dosen pembimbing selama satu bulan.

Kemudian dilanjutkan laporan hasil penelitian pada awal Mei sampai Juni 2014.

E. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti akan terjun langsung ke lapangan dimana peneliti

akan berinteraksi langsung kepada masyarakat. Untuk mendapatkan hasil maksimal, maka

peneliti berpegang teguh pada etika penelitian dengan cara peneliti mengajukan surat

permohonan persetujuan penelitian kepada Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh persetujuan penelitian.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

Setelah memperoleh surat penelitian tersebut peneliti mengajukan surat permohonan

persetujuan penelitian kepada Pimpinan Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan

Tembung Kabupaten Deli Serdang agar dapat memperoleh persetujuan penelitian. Maka

peneliti tetap mengajukan surat permohonan persetujuan penelitian yang dibagikan pada

setiap partisipan dengan tetap menghormati setiap hak partisipan.

Etika penelitian yang diterapkan peneliti terhadap partisipan mengacu pada prinsip etik

menurut (Polit dan Hungler dalam Wardani 2009) yaitu prinsip benefience, prinsip

menghargai martabat manusia dan prinsip keadilan. Untuk memenuhi prinsip benefience

peneliti harus memastikan bahwa penelitian bebas dari bahaya (fisik maupun emosional) dan

eksploitasi serta menjamin bahwa manfaat dari penelitian lebih besar daripada risiko yang

mungkin ditimbulkan.

Setelah partisipan bersedia, peneliti akan memberikan surat persetujuan menjadi

partisipan (informed consent) dan meminta partisipan untuk menandatanganinya. Formulir

persetujuan untuk menjadi partisipan penelitian dapat dilihat pada lampiran 1. Peneliti akan

menjelaskan bahwa tidak akan ada efek negatif yang akan mengganggu kehidupan partisipan,

peneliti akan tetap menjaga kerahasiaan identitas partisipan dengan tidak mencantumkan

nama dan alamat partisipan pada lembar pengumpulan data (kuesioner data demografi),

peneliti hanya menggunakan nomor kode sehingga kerahasiaan akan terjaga dan seluruh

informasi yang diperoleh hanya akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan

sepenuhnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua jenis instrument yaitu :

a. Kuesioner data demografi berisi tentang data umum partisipan pada lembar

pengumpulan data (kuesioner) yakni : Usia, agama, suku, tingkat pendidikan, dan

pekerjaan.

b. Panduan wawancara mendalam (depth interview) dengan menggunakan alat perekam

berupa pertanyaan seputar jenis makanan yang dimakan pada masa nifas, jenis

pantangan makanannya serta alasannya.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut yaitu: Setelah

mendapat izin dari Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin

dari Kepala Pimpinan Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli

Serdang. Kemudian peneliti melakukan pendekatan dan memperkenalkan diri kepada

informan dan menjelaskan hal-hal yang terkait serta tujuan dari penelitian ini. Pada saat

Imunisasi pada tanggal tertentu setiap bulannya peneliti meminta alamat dan no handphone

ibu-ibu tersebut. Kemudian, wawancara dilakukan dalam waktu yang telah disepakati oleh

peneliti dan informan.

Setelah itu informan terlebih dahulu diminta mengisi kuesioner data demografi, lalu

memulai wawancara dan atas kesediaan informan peneliti merekam wawancara dengan

menggunakan alat perekam pada setiap pertemuan. Setelah itu hasil wawancara ditulis dalam

bentuk transkrip dan dibaca ulang. Peneliti menganalisa data yang telah dilakukan dan

mengelompokkan data lalu menguraikannya kedalam bentuk narasi. Peneliti membahas hasil

penelitian sesuai dengan analisa data yang telah dilakukan. Jika ada hal yang kurang jelas

maka peneliti akan melakukan wawancara ulang terhadap informan sampai data yang

Universitas Sumatera Utara

Page 40: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

dibutuhkan terpenuhi atau pengumpulan data selesai karena saturasi data telah diperoleh

peneliti.

H. Analisis Data

Proses analisa data pada penelitian ini dilakukan oleh peneliti langsung setelah

mengumpulkan data dari masing-masing partisipan. Setelah melakukan wawancara dengan

partisipan, peneliti segera melakukan transkip hasil wawancara untuk selanjutnya dianalisa.

Peneliti membaca transkip berulang-ulang kali dengan teliti, kemudian membut significan

statement yaitu proses mencari, mengidentifikasi, dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam pola, memilih

mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami.

I. Tingkat Keabsahan Data

Untuk menjaga derajat keabsahan data yang telah diperoleh dalam penelitian. Dalam

penelitian ini menggunakan empat prinsip keabsahan data yaitu:

1. Credibility (dapat dipercaya)

Credibility dapat dicapai dengan cara mengumpulkan data subjektif dan selengkap

mungkin (Sugiono, 2010). Dalam penelitian ini, credibility yang dilakukan peneliti adalah

dengan melakukan pendekatan kepada calon partisipan (prolonged engangement) dengan

mengunjungi rumah masing-masing sebanyak 1 kali (lama kunjungan 30-40 menit) untuk

saling mengenal, membina hubungan dan saling mempercayai. Hal ini dilakukan agar timbul

keakraban, keterbukaan, sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan oleh partisipan

kepada peneliti.

Kemudian peneliti melakukan member check yaitu proses pengecekan data-data yang

diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untu mengetahui

Universitas Sumatera Utara

Page 41: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data

(Sugiono, 2010)

2. Transferbility (berlaku pada konteks lain)

Transferbility merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas

eksternal menunjukkan derajat keteptan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi

dimana sampel tersebut diambil ( Sugiono, 2010).

Oleh karena itu, supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif

sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam

membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat

dipercaya (Sugiono, 2010). Karena keterbatasan waktu penelitian, peneliti tidak dapat

memenuhi aspek ini.

3. Dependability (konsisten)

Dalam penelitian kualitatif, dependability disebut reabilitas. Suatu penelitian yang

reliabel apabila orang lain dapat mengulangi/ mereplikasi proses penelitian tersebut (Sugiono,

2008).

Salah satu teknik untuk mencapai dependability data adalah inquiry audit yaitu suatu

penelahaan data dan dokumen-dokumen yang mendukung secara menyeluruh dan detail dari

seorang review eksternal (Polit & Hungler, 1999). Dalam penelitian ini, dependability

dilakukan peneliti dengan melibatkan pembimbing karya tulis imiah sebagai review

eksternal.

4. Confirmability (kepastian)

Pengujian confirmability dalam penelitian kualitatif disebut dengan uji obyektivitas

penelitian. Penelitian dilakukan obyektif apabila hasil penelitian telah disepakati banyak

orang (Sugiono, 2008)

Universitas Sumatera Utara

Page 42: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

Hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan

data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan, dengan tujuan agar hasil

dapat lebih objektif. Untuk memenuhi ktriteria tersebut peneliti telah menginformasikan hasil

penelitian kapada pembimbing.

Universitas Sumatera Utara

Page 43: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yaitu

mengenai karakteristik partisipan dan persepsi ibu mengenai pantang makanan pada masa

nifas. Penelitian fenomenologi bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentang

pantang makanan pada ibu masa nifas. Penelitian ini melibatkan 7 partisipan yang mengalami

pantang makanan pada masa nifas dengan kriteria ibu yang sudah pernah melahirkan dan

berpantang makanan pada masa nifas. Pengumpulan data dilakukan dengan proses

wawancara mendalam kepada partisipan dengan menggunakan alat perekam suara. Berikut

ini paparan masing-masing karakteristik responden dari data demografi.

A. Karakteristik Partisipan

Ketujuh partisipan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah partisipan yang

memenuhi kriteria dan bersedia untuk diwawancarai serta menandatangani persetujuan

menjadi partisipan sebelum wawancara dimulai. Dari kuesioner data demografi diperoleh

bahwa ketujuh partisipan berusia yaitu 22-35 tahun. Dua orang berusia 22 tahun, satu orang

berusia 26 tahun, satu orang berusia 27 tahun, satu orang berusia 30 tahun, satu orang berusia

33 tahun, dan satu orang berusia 35 tahun. Pada penelitian ini seluruh partisipan beragama

Islam. Pendidikan terakhir partisipan mayoritas adalah SMA yakni lima orang, satu orang

sudah perguruan tinggi, dan satu orang berpendidikan SMP. Dari ketujuh partisipan dua

orang bersuku Batak, dua orang bersuku Jawa, dua orang bersuku Minang dan satu orang

bersuku Melayu. Dan pada penelitian ini seluruh partisipan bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Persalinan pertama dialami oleh empat partisipan, persalinan kedua dialami oleh satu

Universitas Sumatera Utara

Page 44: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

partisipan, dan persalinan ketiga dialami oleh dua partisipan. Data demografi partisipan dapat

dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Data Demografi Partisipan

Karakteristik Jumlah 1. Usia : 22- 35 tahun

7

2. Agama : Islam

7

3. Suku : Batak Jawa Minang

Melayu

2 2 2 1

4. Pendidikan : SM

SMA PT

1 5 1

5. Pekerjaan : IRT

7

6. Persalinan ke: I II III

4 1 2

B. Persepsi Ibu mengenai Pantang Makanan pada Masa Nifas

Hasil penelitian menemukan pengertian pantang makanan, jenis makanan dan

pengaruh pada ibu, jenis makanan dan buah-buahan yang mempengaruhi kesehatan bayi,

manfaat berpantang makanan, waktu berpantang makanan, sumber informasi dan dukungan

keluarga dalam berpantang makanan pada masa nifas.

Banyak Ibu-ibu yang berpantang makanan tertentu pada masa nifas yang meliputi :

Universitas Sumatera Utara

Page 45: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

1. Pengertian pantang makanan

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa ibu-ibu setelah melahirkan masih banyak yang

berpantang makanan tertentu masa nifas. Enam orang partisipan mengatakan pantang

makanan adalah makanan yang tidak boleh dimakan pada masa nifas dan satu partisipan

mengatakan pantang makanan adalah makanan yang bisa membuat pencernaan bayi

terganggu. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan berikut:

“Pantang makanan itu ya makanan yang gak boleh dimakan setelah

melahirkan dek”.

(Partisipan 2)

“ pantang makanan setau kak makanan yang tidak boleh dimakan apalagi

baru siap melahirkan dek, “

(Partisipan 3)

“ Yahh makanan yang pantang dimakan pas melahirkan”.

(Partisipan 4)

“ hmmm,,apa ya dek ya paling makanan yang gak boleh kakak makanlah”

hehee.”

(Partisipan 5)

“Pantang makanan itu makanan yang gak boleh dikonsumsi karena dapat

menyebabkan luka jahitannya lama sembuh.”

(Partisipan 6)

“ kalo setau kakak, pantang makanan itu makanan yang bisa membuat bayi

kita pencernaan nya terganggu , seperti mencret rim”.

(Partisipan 1)

Universitas Sumatera Utara

Page 46: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

2. Jenis makanan dan pengaruh pada ibu

a. Makanan yang dikonsumsi dan dipantang ibu setelah melahirkan

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa seluruh ibu-ibu mengatakan mengkonsumsi

menu makanan sehari-hari seperti nasi, tahu dan tempe, ayam, ikan teri, ikan lele,

sayuran, dan buah-buahan. buah-buahan. Dan dari ketujuh partisipan, seluruh

partisipan tidak mengkonsumsi makanan pedas, satu partisipan tidak mengkonsumsi

makanan yang bersantan, satu partisipan tidak mengkonsumsi ikan pada bulan

pertama setelah melahirkan, dua partisipan mengatakan tidak mengkonsumsi telur,

satu partisipan mengkonsumsi telur tapi yang putihnya nya saja bagian yang kuning

nggak di makan dan tiga partisipan mengkomsumsi air hangat dan tidak minum es.

Ibu-ibu juga mengkonsumsi jamu setelah melahirkan.

“ kalau kak gak boleh makan yang pedas, kalo maupun dikit aja, gak boleh makan yang bersifat panas juga kayak nenas, durian, tape karena bisa sakit perut dibuatnya. Kalo Kak cuman banyakin makan telur aja dek, satu buah satu hari, kalo nggak nanti kadang kak ganti dengan makan ikan gabus juga. Biar cepat sembuh jahitannya”

( Partisipan 1)

“sehari-hari kak makan nasi, sayur, ikan semuanya boleh kak makan, paling kak gak makan yang pedas-pedas dulu takut sakit perut, tapi kalo makan telur iya, cuman yang pedas-pedas aja yang gak kak makan. Banyak makan buah juga, sama sayur aja, tahu tempe juga. Kata mamak, biar cepat sembuh jahitannya makanya makan telur. Kadang-kadang makan jeruk juga. Sama susu ibu menyusui dek. Ada juga sih minum jamu. Seperti, Jamu beras kencur dan temulawak supaya bisa membersihkan dan mengeluarkan sisa-sisa darah kotor. Namanya baru bersalin kan dek, ngerasa gak bersih badan kita itu. Supaya segar lah. Kak minumnya satu kali sehari tiap pagi, tapi nyampe satu minggu aja kak minum jamu ”. (Partisipan 2)

“ saya setelah melahirkan gak makan yang pedas-pedas dulu, minum es pun nggak, karena gak dibolehin sama suami kak takut sakit perut, apalagi si adek masih menyusui, jadi kasian nanti takutnya si adek mencret pula, ya paling kalo menu makanan sehari-hari nasi, rebusan sayur, tahu dan tempe, dan ikan teri yang digongseng tanpa minyak goreng, itu aja lauknya. Saya gak makan ikan basah dulu dek setelah melahirkan, karena dapat membuat kemaluan kak basah juga, dan lama sembuh luka jahitan dibuatnya, ”.

(Partisipan 3)

Universitas Sumatera Utara

Page 47: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

“ kalo kak boleh makan semuanya dek, kadang kan orang gak boleh makan

ayam takut gatal, kalo kak makan ikan, ayam, telur boleh, tapi iya dek kalo makan telr, kak makan yang putihnya saja, yang kuningnya nggak dek karena kata orang kalo yang kuningnya dimakan lama nanti sembuh luka jahitannya. Oia kak juga minum jamu dek setelah melahirkan jamu dari daun-daunan gitu dek mertua kak yang buatin katanya, biar badan segar lagi setelah melahirkan”.

(Partisipan 4)

“menu makanan sama sih dek kayak menu sehari-hari, ya palingan sayur nya saja di banyakin . kalo buah nya kadang kak makan jeruk, pepaya dan kadang pisang dek. Kak juga makan telur dan ikan gabus biar supaya cepat sembuh luka jahitannya.cuman kak gak makan yang pedas sam air dingin dulu pas setelah melahirkan takut sakit perut kakak dan adeknya. .

(Partisipan 5)

“kemaren kan kak melahirkannya operasi dek, jadi lauknya cuman makan nasi, lele, sop, sama sayuran aja, kalo makanan yang pedas dan bersantan memang gak dibolehin dimakan dulu, karena takut nya perut kak nanti sakit dan kata dokternya takutnya kalo makan yang bersantan diluar tampaknya luka jahitannya udah kering padahal luka didalamnya belum kering, jadi takut aja kak. “.

(Partisipan 6)

“ waktu itu kak gak boleh makan yang pedas, terong, minum es, dan ikan laut juga, karena takut gatal, luka nya lama sembuh dan takut sakit perut. Kemaren kak emang banyak kali pantang makanan nya dek, mamak kak yang bilang gitu. Ya dituruti aja. Kalau makanan sehari-hari kak paling sayur bayam, tahu , tempe, telur, kadang ayam sekali-kali dek”.

(Partisipan 7)

3. Jenis makanan dan buah-buahan yang mempengaruhi kesehatan bayi

Dari hasil penelitian diperoleh selain memperlambat penyembuhan luka jahitan,

seluruh partisipan berpantang makanan juga takut mempengaruhi kesehatan bayinya. Tiga

partisipan mengatakan takut bayinya diare, dua partisipan mengatakan takut bayinya demam

dan gembung, dan tiga partisipan mengatakan takut mengganggu pencernaan bayinya. Hal

tersebut dapat dilihat dari pernyataan berikut:

Universitas Sumatera Utara

Page 48: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

“ya nanti bisa menggangu pencernaan bayi nya, bisa menyebabkan bayi mencret, masuk angin, gembung, dan karena usus bayi tidak sama dengan bayi lainnya takutnya infeksi”.

(Partisipan 1)

“seperti minum es, takutnya si adek demam,seperti batuk, kakak kan menyusui jadi setiap apa yang kak makan itu kan sampe kepada adek”

(Partisipan 2)

“memang setelah melahirkan gak mau makan yang pedas dulu takut si adek mencrett”.

(Partisipan 3)

“ makanya kak gak mau makan yang pedas-pedas dulu dek, takutnya si adek nanti mencret apalagi masih menyusui adeknya”.

(Partisipan 4)

“Kakak memang gak pernah makan yang pedas-pedas setelah melahirkan ini, buah semangka juga dek, karena itu kan air aja isinya, jadi gak mau kak makan takutnya si adek mencret, dulu pernah anak kak yang pertama karena kak makan semangka mencret jadinya, kak kan gak tahu waktu itu, jadi sekarang gak berani lagi makan semangka setelah melahirkan”.

( Partisipan 5)

“ Setelah melahirkan kak gak mau minum es dulu dek takutnya si adek demam, gembung dan sakit perut nantinya”.

(Partisipan 6)

“ kak gak minum jamu setelah melahirkan dek, karena takut nanti cocok sama kak, sama si adek kan belum tentu cocok, takutnya pencernaan adek terganggu dan infeksi pula nanti”.

( Partisipan 7)

4. Manfaat berpantang makanan

Dari hasil penelitian ibu-ibu partisipan mengatakan banyak manfaat setelah

melakukan pantang makanan, adapun manfaatnya terbagi menjadi dua yaitu bagi ibu dan bagi

bayinya. Tiga partisipan mengatakan dengan berpantang makanan ini manfaatnya luka

jahitannya lebih lekas sembuh, pencernaannya tidak terganggu kemudian adapun manfaat

bagi bayinya tiga partisipan mengatakan dengan berpantang makanan ini bayinya jadi jarang

sakit, dan tidak menggangu pencernaannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 49: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

“ Manfaatnya ya adalah anak kak jadi jarang sakit dan luka jahitan kak juga lekas sembuh”.

(Partisipan 1)

“Iyaa, karena berpantang makanan ini malahan jahitan kak cepat kering dan sembuh, kurang dari satu minggu”

(Partisipan 2)

“ Karena pantang makananya betul-betul dijaga dan gak dimakan, kak merasa manfaatnya kepada si adek, si adek jarang sakit, demam, batuk maupun mencret

(Partisipan 4)

“Ya adalah biar cepat sembuh kan, dan cepat kering luka operasinya, kan takutnya kalo makanannya gak dipantang kayak makan santan tu, nanti bekas jahitannya lama sembuhnya, kan kadang dari luar tampak kayak udah kering padahal dari dalam belum kering lagi”.

(Partisipan 6)

5. Waktu berpantang makanan

Dari hasil penelitian diperoleh enam partisipan mengatakan pantang makanan

dilakukan sejak setelah melahirkan, dan satu orang mengatakan dari bayi mulai menetek. Dan

lamanya berpantang makanan diperoleh dua orang partisipan mengatakan berpantang

makanan selama 40 hr sejak pertma melahirkan, dua partisipan mengatakan sampai bayi usia

2 bulan, dan satu partisipan mengatakan sampai bayi usia 6 bulan, dua partisipan lagi

mengatakan sampai bayi berhenti menyusui.

“Kemaren kak berpantang makanannya abis melahirkan itu, rencananya sampai si adek berhenti netek kira-kira usia enam bulan gitu”.

(Partisipan 1)

“ Berpantang makanannya dari sejak melahirkan sampai si adek usia empat puluh

hari”.

(Partisipan 2)

“ Mulai berpantang makanannya itu setelah melahirkan itu dek sampai si adek usia

dua bulan”. (Partisipan 3)

Universitas Sumatera Utara

Page 50: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

“Kalau mulai berpantang makanannya sejak melahirkan dek, sampai si adek berumur 1 bulan”.

(Partisipan 4)

“ Sejak melahirkan kak udah berpantang makanan sampai si adek usia 2 bulan rencananya dek”.

(Partisipan 5)

“Kalau kak pantang makanannya dari adek mulai menyusui sampai berhenti menyusui, karena kalau masih menyusui kan takutya apa yang kak makan berpengaruh pada pencernaan adek”.

(Partisipan 6)

“Kalau kak kemaren pantang makanan nya bukan dari abis melahirkan dek malahan mulai dari si adek mulai menyusu, karena kemaren ASI kakak dikit, sampai adek berhenti menyusu baru berhenti pantang makanan nya dek”.

(Partisipan 7)

6. Sumber informasi dan dukungan keluarga tentang berpantang makanan

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa partisipan memperoleh informasi pantang

makanan yaitu dari empat partisipan mengatakan mengetahui sumber informasi tentang

berpantang makanan ini dari orang tua, dan dua partisipan mengatakan bahwa sumber

informasi dari tenaga kesehatan, dan satu partisipan yang mendapatkan sumber informasi

berpantang makanan dari buku. Dan dukungan keluarga terhadap berpantang makanan tiga

partisipan mengatakan mendapat dukungan dari orang tua, satu partisipan mendapat

dukungan dari mertua dan tiga partisipan mengatakan mendapat dukungan dari suami.

“Kalo informasi tentang berpantang makanan ini kak taunya dari buku, karena kak tinggalnya cuman sama suami dan anak-anak ya pastinya suami kak sangat mendukung lah dek, misalnya gini dia lagi beli rujak kak pengen dia gak bolehin, katanya gak boleh makan yang asam-asam dulu, dan dirumah pun dia yang masak, karena udah tau juga makanan kan mana makanan yang boleh kak makan sama nggak, kayak makanan yang peda nggaak dulu”. (Partisipan 1)

“kak tau pantang makanan ini dari orang tua, kata mamak kak, gak usah makan yang pedas- pedas dulu nanti anaknya mencret, sama gak boleh makan ikan laut takut gatal-gatal nanti kemaluannya dan dapat merusak bekas jahitannya nanti, katanya ”.

(Partisipan 2)

Universitas Sumatera Utara

Page 51: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

“kalau sumbernya kak tau dari orang tua dek, karena katanya kalau siap melahirkan nih gak boleh makan sembarangan, karena dapat memperlambat sembuh luka nya. Suami kak sangat mendukung dek malahan dia yang nyiapin makanan untuk kakak selama kak melahirkan, kan udah berpengalaman sama anak yang pertama, jadi udah taulah makanan yang terbaik untuk istrinya setelah melahirkan”.

(Partisipan 3)

“ Orang tua sih yang bilang dek jangan makan yang pedas dulu, dan jangan makan buah seperti semangka dulu nanti anaknya bisa gembung, dan yang nyiapin makanan pun orang tua dek, jadi kak percayalah mamak kak pasti tau yang terbaik untuk kak dan cucunya, heehe ”.

(Partisipan 4)

“ kak taunya dari dokter dan perawat nya kemaren, sebelum pulang dibilang gitu jangan makan santan dulu, yang pedas-pedas juga gak boleh katanya, takutnya lama nanti sembuh luka jahitannya, karena kadang diluar tampak kering padahal didalam belum kering luka jahitannya, katanya gitu..kalau kak yang sangat mendukung berpantang makanan ini mertua kak dek, katanya gak boleh makan yang pedas-pedas dulu, dan gak boleh makan telur nanti lama sembuh lukanya katanya gitu“.

(Partisipan 6)

Universitas Sumatera Utara

Page 52: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

C. Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian ini menggunakan literatur yang berhubungan dengan

persepsi ibu mengenai pantang makanan pada masa nifas yang meliputi pengertian pantang

makanan, jenis makanan dan pengaruh pada ibu, jenis makanan dan buah-buahan yang

mempengaruhi kesehatan bayi, manfaat berpantang makanan, waktu berpantang makanan,

sumber informasi dan dukungan keluarga dalam berpantang makanan pada masa nifas.

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil

a. Pengertian Pantang makanan

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa ibu-ibu setelah melahirkan masih banyak yang

berpantang makanan tertentu masa nifas. Enam orang partisipan mengatakan pantang

makanan adalah makanan yang tidak boleh dimakan pada masa nifas dan satu partisipan

mengatakan pantang makanan adalah makanan yang bisa membuat pencernaan bayi

terganggu

b. Jenis makanan dan pengaruh pada ibu

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa seluruh ibu-ibu mengatakan mengkonsumsi

menu makanan sehari-hari seperti nasi, tahu dan tempe, ayam, ikan teri, ikan lele, sayuran,

dan buah-buahan. buah-buahan. Dan dari ketujuh partisipan, seluruh partisipan tidak

mengkonsumsi makanan pedas, satu partisipan tidak mengkonsumsi makanan yang

bersantan, satu partisipan tidak mengkonsumsi ikan pada bulan pertama setelah melahirkan,

dua partisipan mengatakan tidak mengkonsumsi telur, satu partisipan mengkonsumsi telur

tapi yang putihnya nya saja bagian yang kuning nggak di makan dan tiga partisipan

mengkomsumsi air hangat dan tidak minum es. Ibu-ibu juga mengkonsumsi jamu setelah

melahirkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 53: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

Berdasarkan penelitian Randhatul Jannah (2009) mengatakan protein sangat penting

bagi ibu nifas, karena pemenuhan kebutuhan protein semakin meningkat untuk membantu

penyembuhan luka baik pada dinding rahim maupun pada luka jalan lahir yang mengalami

jahitan. Protein ini dibutuhkan sebagai zat pembangun yang membentuk jaringan otot tubuh

dan mempercepat pulihnya kembali luka. Tanpa protein sebagai zat pembangun yang cukup,

maka ibu nifas akan mengalami keterlambatan penyembuhan bahkan berpotensi infeksi bila

daya tahan tubuh kurang akibat pantang makanan bergizi. Protein juga diperlukan untuk

pembentukan ASI. Ibu nifas sebaiknya mengkonsumsi minimal telur, tahu, tempe dan

daging atau ikan bila ada. Kecuali bila ibu nifas alergi dengan ikan laut tertentu atau alergi

telur sejak sebelum hamil, maka sumber protein yang menyebabkan alergi tersebut

dihindari. Bila memang alergi jenis protein tertentu misal ikan laut, Ibu nifas boleh mencari

ganti sumber protein dari daging ternak dan unggas juga dari protein nabati seperti kacang

kacangan.

c. Jenis makanan dan buah-buahan yang mempengaruhi kesehatan bayi

Dari hasil penelitian diperoleh selain memperlambat penyembuhan luka jahitan,

seluruh partisipan berpantang makanan juga takut mempengaruhi kesehatan bayinya. Tiga

partisipan mengatakan takut bayinya diare, dua partisipan mengatakan takut bayinya demam

dan gembung, dan tiga partisipan mengatakan takut mengganggu pencernaan bayinya.

Pernyataan ini tidak benar. Konsumsi buah sangat baik untuk menjaga kebugaran

tubuh dan sama sekali tidak berpengaruh buruk terhadap mutu ASI. Jangan kuatir

mengkonsumsi buah tidak menyebabkan diare pada bayi. Selain itu ibu nifas juga

memerlukan asupan makanan berserat seperti buah dan sayur mayur untuk memperlancar

buang air besar. Pada ibu nifas kebutuhan serat sangat penting untuk membantu proses

pencernakan, Kadar vitamin dan air dalam buah juga sangat baik untuk menjaga kesehatan

Universitas Sumatera Utara

Page 54: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

tubuh. Misalnya air jeruk, buah pisang dan pepaya. Sebaiknya ibu nifas selalu menyertakan

menu buah setiap makan agar tidak mengalami sembelit.(Nurhikmah, 2012)

d. Manfaat berpantang maknanan

Dari hasil penelitian ibu-ibu partisipan mengatakan banyak manfaat setelah

melakukan pantang makanan, adapun manfaatnya terbagi menjadi dua yaitu bagi ibu dan bagi

bayinya. Tiga partisipan mengatakan dengan berpantang makanan ini manfaatnya luka

jahitannya lebih lekas sembuh, pencernaannya tidak terganggu kemudian adapun manfaat

bagi bayinya tiga partisipan mengatakan dengan berpantang makanan ini bayinya jadi jarang

sakit, dan tidak menggangu pencernaannya.

e. Waktu berpantang makanan

Dari hasil penelitian diperoleh enam partisipan mengatakan pantang makanan

dilakukan sejak setelah melahirkan, dan satu orang mengatakan dari bayi mulai menetek. Dan

lamanya berpantang makanan diperoleh dua orang partisipan mengatakan berpantang

makanan selama 40 hr sejak pertma melahirkan, dua partisipan mengatakan sampai bayi usia

2 bulan, dan satu partisipan mengatakan sampai bayi usia 6 bulan, dua partisipan lagi

mengatakan sampai bayi berhenti menyusui.

f. Sumber dan dukungan keluarga berpantang makanan pada masa nifas

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa partisipan memperoleh informasi pantang makanan

yaitu dari empat partisipan mengatakan mengetahui sumber informasi tentang berpantang

makanan ini dari orang tua, dan dua partisipan mengatakan bahwa sumber informasi dari

tenaga kesehatan, dan satu partisipan yang mendapatkan sumber informasi berpantang

makanan dari buku. Dan dukungan keluarga terhadap berpantang makanan tiga partisipan

mengatakan mendapat dukungan dari orang tua, satu partisipan mendapat dukungan dari

mertua dan tiga partisipan mengatakan mendapat dukungan dari suami.

Universitas Sumatera Utara

Page 55: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

Dukungan dari orang-orang yang berada di sekitar ibu sangat mempengaruhi

psikologis ibu pada masa nifas (Maryunani, 2009). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa

seluruh partisipan sangat merasa senang dengan adanya dukungan seperti dari suami, mertua,

adik dan pemberi dukungan lainnya. Pemberian dukungan pada praktiknya juga harus

dilakukan oleh bidan dalam setiap kunjungannya dengan menerapkan komunikasi terapeutik

untuk menciptakan hubungan baik antara bidan dan pasien dalam rangka kesembuhan ibu

pada masa nifas (Dahro, 2012).

2. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian kualitatif, peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Oleh karena itu,

untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki kemampuan untuk

melakukan wawancara mendalam. Pada penelitian ini, peneliti sebagai instrumen masih

membutuhkan banyak pengalaman agar hasil peneltian mencakup seluruh aspek yang

diinginkan.

3. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan Bidan

Dari hasil penelitian ditemukan tentang persepsi ibu mengenai pantang makanan pada

masa nifas yang meliputi pengertian pantang makanan, jenis makanan dan pengaruh pada

ibu, jenis makanan dan buah-buahan yang mempengaruhi kesehatan bayi, pemenuhan

nutrisi atau gizi, manfaat berpantang makanan, waktu berpantang makanan, sumber

informasi dan dukungan keluarga dalam berpantang makanan pada masa nifas.

Dari hasil penelitian ditemukan tentang pantang makanan terhadap ibu nifas. Hasil

penelitian ini dapat diimplikasikan bagi tenaga kesehatan khususnya dalam memberikan

1. Bagi tenaga kesehatan

Hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam layanan kebidanan dan dijadikan

sebagai bahan pengetahuan dan informasi bagi petugas kesehatan bidan agar dapat

Universitas Sumatera Utara

Page 56: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

lebih memperhatikan dan memahami tentang cara pandang berpantang makanan pada

masa nifas.

Penting bagi tenaga kesehatan terutama bagi bidan untuk tidak menggunakan

keyakinan kebudayaan sebagai kerangka kerja, Karena salah satu paradigma kebidanan

adalah lingkungan. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik yang

mendukung maupun menghambat sehingga hal ini perlu diantisipasi. Sebaiknya bidan

atau tenaga kesehatan tetap memberikan pelayanan yang bermutu dan dapat

memuaskan pasien terutama mengenai pendidikan ibu pada masa nifas.

2. Bagi pendidikan

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah

pengetahuan bagi mahasiswa nantinya dalam menerapkan asuhan kebidanan khususnya

pada ibu yang berpantang makanan tentang nutrisi yang sangat penting dikonsumsi ibu

pada masa nifas.

3. Bagi peneliti lanjutan

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan tambahan informasi tentang

penelitian fenomenologi atau bahan perbandingan terhadap penelitian yang akan

dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

Page 57: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian terhadap tujuh orang partisipan yang berpantang maknanan

setelah melahirkan didapatkan persepsi ibu yang berpantang makanan sebagai berikut:

pengertian pantang makanan, jenis makanan dan pengaruh pada ibu, jenis makanan dan buah-

buahan yang mempengaruhi kesehatan bayi, pemenuhan nutrisi atau gizi, manfaat berpantang

makanan, waktu berpantang makanan, sumber informasi dan dukungan keluarga dalam

berpantang makanan pada masa nifas.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari ketujuh partisipan mengenai

pantangan makanan pada ibu nifas di dapatkan.

1. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa ibu-ibu setelah melahirkan masih banyak

yang berpantang makanan tertentu pada masa nifas. Enam orang partisipan

mengatakan pantang makanan adalah makanan yang tidak boleh dimakan pada

masa nifas dan satu partisipan mengatakan pantang makanan adalah makanan yang

bisa membuat pencernaan bayi terganggu.

2. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa seluruh ibu-ibu mengatakan mengkonsumsi

menu makanan sehari-hari seperti nasi, tahu dan tempe, ayam, ikan teri, ikan lele,

sayuran, dan buah-buahan. buah-buahan. Dan dari ketujuh partisipan, seluruh

partisipan tidak mengkonsumsi makanan pedas, satu partisipan tidak

mengkonsumsi makanan yang bersantan, satu partisipan tidak mengkonsumsi ikan

pada bulan pertama setelah melahirkan, dua partisipan mengatakan tidak

mengkonsumsi telur, satu partisipan mengkonsumsi telur tapi yang putihnya nya

saja bagian yang kuning nggak di makan dan tiga partisipan mengkomsumsi air

hangat dan tidak minum es. Ibu-ibu juga mengkonsumsi jamu setelah melahirkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 58: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

3. Dari hasil penelitian diperoleh selain memperlambat penyembuhan luka jahitan,

seluruh partisipan berpantang makanan juga takut mempengaruhi kesehatan

bayinya. Tiga partisipan mengatakan takut bayinya diare, dua partisipan

mengatakan takut bayinya demam dan gembung, dan tiga partisipan mengatakan

takut mengganggu pencernaan bayinya. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan

berikut:

4. Dari hasil penelitian ibu-ibu partisipan mengatakan banyak manfaat setelah

melakukan pantang makanan, adapun manfaatnya terbagi menjadi dua yaitu bagi

ibu dan bagi bayinya. Tiga partisipan mengatakan dengan berpantang makanan ini

manfaatnya luka jahitannya lebih lekas sembuh, pencernaannya tidak terganggu

kemudian adapun manfaat bagi bayinya tiga partisipan mengatakan dengan

berpantang makanan ini bayinya jadi jarang sakit, dan tidak menggangu

pencernaannya.

5. Dari hasil penelitian diperoleh enam partisipan mengatakan pantang makanan

dilakukan sejak setelah melahirkan, dan satu orang mengatakan dari bayi mulai

menetek. Dan lamanya berpantang makanan diperoleh dua orang partisipan

mengatakan berpantang makanan selama 40 hr sejak pertama melahirkan, dua

partisipan mengatakan sampai bayi usia 2 bulan, dan satu partisipan mengatakan

sampai bayi usia 6 bulan, dua partisipan lagi mengatakan sampai bayi berhenti

menyusui.

6. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa partisipan memperoleh informasi pantang

makanan yaitu dari empat partisipan mengatakan mengetahui sumber informasi

tentang berpantang makanan ini dari orang tua, dan dua partisipan mengatakan

bahwa sumber informasi dari tenaga kesehatan, dan satu partisipan yang

mendapatkan sumber informasi berpantang makanan dari buku. Dan dukungan

Universitas Sumatera Utara

Page 59: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

keluarga terhadap berpantang makanan tiga partisipan mengtakan mendapat

dukungan dari orang tua, satu partisipan mendapat dukungan dari mertua dan tiga

partisipan mengatakan mendapat dukungan dari suami.

B. Saran

1. Kepada Ibu

Dari aspek medis kebiasaan-kebiasaan dalam pantang makanan pada masa nifas

tidak sesuai dengan konsep dasar pelahanan kebidanan. Oleh karena itu diharapkan

kepada ibu-ibu yang telah melahirkan agar memperhatikan makanan dan nutrisi yang baik

dan penting dikonsumsi pada masa nifas.

2. Rekomendasi penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang mengidentifikasi pengalaman ibu dalam

memilih jenis makanan pada masa nifas melalui beberapa partisipan. Oleh karena itu,

perlu dilakukan penelitian secara kualitatif etnografi sehingga nantinya dapat ditentukan

strategi pendekatan yang lebih efektif dalam memberikan pelayanan yang komprehensif

khususnya pada ibu nifas.

3. Ilmu kebidanan

Ilmu kebidanan sebagai aspek penting dalam kontribusi pelayanan kebidanan di

masyarakat harus mengetahui kebutuhan nutrisi yang terbaik pada ibu nifas, kebutuhan-

kebutuhan masyarakat salah satunya dari segi sosiokultural yang sesuai dengan standart

pelayanan kebidanan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan tercapainya pemberian

pelayanan kebidanan yang berkualitas dan terpercaya di masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Page 60: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

. Jakarta : Rineka Cipta.

Aurelia, Evanti. (2012). Perencanaan dan Perawatan Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Menyusui, serta Perawatan Bayi. Klaten: Trimedia Pustaka

Basrowi, Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta Dahro Ahmad.2012. Psikologi Kebidanan: Analisis Prilaku Wanita untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta : Erlangga. Iskandar, 2006. Kehamilan Sehat & Mengatur Jenis Kelamin Anak. Yogyakarta: Andi

plubisher Kardinan, 2008. Nutrisi ibu saat menyusui. Yogyakarta: Flashbooks Krisnatuti, Diah. 2005. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI. Jakarta : Puspa Swara. Liana, Meida. (2013) Asuhan Kebidanan III Nifas. Jakarta : Penerbit Erlangga Maryunani, A. (2009). Asuhan pada Ibu dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta: TIM Maritalia, Dewi.(2012). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Maryunani, Anik. 2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta: TIM. Moleong. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Offset Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Polit, D.F., & Hungler, B.P. (1999). Nursing Research (Principles and Methods).

Philadhelphia: Lippincot. Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,Proses, Dan Praktik.Edisi 4.Volume 1.Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk.Jakarta : EGC.2005 Prawirohardjo, Sarwono. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. Profil Indonesia.(2007). Profil Kesehatan Indonesia. http:/www.Dinkes.Indonesia.go.id

diperoleh tanggal 24 November 2011.

Rumdasih, Yuyum. (2005). Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC

Universitas Sumatera Utara

Page 61: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

Saryono, et al. (2010). Metodeologi Penelitian Kualitatif dalam bidang Kesehatan.

Yogyakarta : Nurmedika. Shaleh, Abdul Rahman, 2009, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Persepektif Islam, Jakarta,

Kencana Prenada Media Group Sugiono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung : Alfa Beta. Sugiono. (2010). Metode Peneltian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sulistyawati, A. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Yogyakarta: Andi. Sumarah, Widyastuti Yani, Wiyati Nining, (2008).Perawatan Ibu Bersalin(Asuhan

Kebidanan Pada Ibu Bersalin),

Fitramaya.Yogyakarta.

Swasono, Meutia. 2004. Kehamilan, Kelahiran, Perawatan Ibu Dan Bayi Dalam Konteks Budaya. Jakarta: ui-press

Swasono, Mutia F. (2011). Kehamilan, Kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi dalam Konteks

Budaya. Universitas Indonesia. Syafrudin. (2009). Sosial Budaya Dasar Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: Trans Info

Media. Vamey, Helen (2004). Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Jakarta: EGC

Universitas Sumatera Utara

Page 62: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Dengan Hormat,

Nama Saya Rima Junia Sari , sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul

“Persepsi Ibu mengenai Pantang Makanan pada Masa Nifas di Rumah Bersalin Madina

Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi ibu mengenai pantang

makanan pada masa nifas.

Saya akan melakukan wawancara terstruktur kepada ibu tentang :

a. Data demografi seperti usia ibu, agama , suku, pendidikan dan pekerjaan

b. Serta memberikan pertanyaan kepada ibu yaitu jenis makanan yang ibu makan

sehari-hari setelah melahirkan, setelah melahirkan ibu ada berpantang jenis

makanan tertentu, jenis makanan seperti apa yang tidak boleh ibu makan

setelah melahirkan, dan alasan kenapa ibu tidak boleh memakan makanan

tersebut?

Partisipasi ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam

penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian

ini ibu tidaka akan dikenakan biaya apapun. Bila ibu membutuhkan penjelasan maka dapat

menghubungi saya :

Nama : Rima Junia Sari

Alamat : Jl. Panglima Denai, Jermal lV, No.62 Medan.

No. HP : 085297765260

Universitas Sumatera Utara

Page 63: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

Terima kasih saya ucapkan kepada ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian

ini. Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi

ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan ibu

bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, Maret 2014

Peneliti

(Rima Junia Sari)

Universitas Sumatera Utara

Page 64: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

No. Hp :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Persepsi Ibu mengenai

Pantang Makanan pada Masa Nifas di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung

Kabupaten Deli Serdang”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan

menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat digunakan seperlunya.

Medan, Maret 2014

( )

Universitas Sumatera Utara

Page 65: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

Lampiran 3

KUESIONER DATA DEMOGRAFI

1. Pengkajian data demografi

Petunjukan Pengisian :

a. Jawablah pertanyaan sesuai petunjuk

b. Untuk soal no. 1 dijawab dengan mengisi pertanyaan yang diuraikan

c. Untuk pertanyaan selanjutnya dijawab dengan memberikan tanda checklist (√) pada

tempat yang telah disediakan

d. Setiap pertanyaan dijawab hanya dengan satu jawaban yang sesuai menurut ibu.

Nomor Partisipan :

1. Umur Ibu : tahun

2. Persalinan ke :

3. Agama : ( ) Islam

( ) Kristen Protestan

( ) Kristen Katolik

( ) Hindu

( ) Budha

4. Suku : ( ) Batak

( ) Jawa

( ) Melayu

Universitas Sumatera Utara

Page 66: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

( ) Minang

( ) Lain-lain

5. Pendidikan : ( ) SD

( ) SMP

( ) SMA

( ) Perguruan Tinggi

( ) lain-lain

6. Pekerjaan : ( ) PNS

( ) Pegawai Swasta

( ) Wiraswasta

( ) Ibu Rumah Tangga

( ) Lain-lain

Universitas Sumatera Utara

Page 67: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

Lampiran 4

PANDUAN WAWANCARA

1. Bagaimana persepsi ibu tentang pantang makanan setelah melahirkan?

2. Coba ibu ceritakan jenis makanan yang ibu makan sehari-hari setelah melahirkan?

3. Apakah setelah melahirkan ibu ada berpantang jenis makanan tertentu?

4. Jenis makanan seperti apa yang tidak boleh ibu makan setelah melahirkan?

5. Coba ibu jelaskan alasan kenapa ibu tidak boleh memakan makanan tersebut?

6. Sejak kapan ibu berpantang makanan?

7. Berapa lama ibu berpantang makanan?

Universitas Sumatera Utara

Page 68: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

Universitas Sumatera Utara

Page 69: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

Universitas Sumatera Utara

Page 70: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

Universitas Sumatera Utara

Page 71: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

Universitas Sumatera Utara

Page 72: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

Universitas Sumatera Utara

Page 73: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

Universitas Sumatera Utara

Page 74: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

Universitas Sumatera Utara

Page 75: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

Universitas Sumatera Utara

Page 76: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

Universitas Sumatera Utara

Page 77: PERSEPSI IBU MENGENAI PANTANG MAKANAN PADA MASA …

Lampiran 8

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rima Junia Sari

Tempat / Tanggal lahir : Pujud, 26 Juni 1990

Agama : Islam

Nama Ayah : Drs. Bakri

Nama Ibu : Darmawati

Alamat : Jln. Tegalega Gg: Perkasa No.34 A

Riwayat Pendidikan : SD Negeri 004 Teluk Binjai Dumai Timur 1995-2001

SMP Negeri 2 Dumai 2001-2004

SMA Negeri 2 Dumai 2004-2007

STIKES Payung Negeri Pekanbaru 2007-2010

D-IV Bidan Pendidik 2013-2014

Universitas Sumatera Utara