Post on 03-Jan-2016
description
PERPETAAN for UNYPERPETAAN for UNY
KERANGKA DASAR PEMETAANKERANGKA DASAR PEMETAAN
1. KERANGKA DASAR HORISONTAL (KDH)1. KERANGKA DASAR HORISONTAL (KDH)
Posisi lateral titik-titik Kerangka Peta [Mempunyai koordinat bidang Posisi lateral titik-titik Kerangka Peta [Mempunyai koordinat bidang datar (X, Y)], Metode pengukurannya : Triangulasi, Polygon.datar (X, Y)], Metode pengukurannya : Triangulasi, Polygon.
2. KERANGKA DASAR VERTIKAL (KDV)2. KERANGKA DASAR VERTIKAL (KDV)
Posisi vertikal / ketinggian (Z) titik-titik Kerangka Peta, umumnya Posisi vertikal / ketinggian (Z) titik-titik Kerangka Peta, umumnya sebagai bidang datum permukaan air laut rata-rata.sebagai bidang datum permukaan air laut rata-rata.
Metode pengukurannya : Sipat datar memanjangMetode pengukurannya : Sipat datar memanjang
Penentuan Titik Kerangka Dasar :Penentuan Titik Kerangka Dasar :
a. Luas daerah yang dipetakana. Luas daerah yang dipetakan
b. Bentuk daerah yang dipetakanb. Bentuk daerah yang dipetakan
c. Kondisi daerah yang dipetakan (tertutup/terbuka/relief) c. Kondisi daerah yang dipetakan (tertutup/terbuka/relief)
Mengingat fungsi dari Titik Kerangka Dasar, maka pemasangannya :Mengingat fungsi dari Titik Kerangka Dasar, maka pemasangannya :
a.a. Ditempatkan menyebar merata di seluruh daerah yang dipetakanDitempatkan menyebar merata di seluruh daerah yang dipetakan
dengan kerapatan tertentu.dengan kerapatan tertentu.
b. Terbuat dari bahan yang tahan lama (beton, kayu).b. Terbuat dari bahan yang tahan lama (beton, kayu).
c.c. Pemasangannya cukup kuat dilokasi yang stabil & aman.Pemasangannya cukup kuat dilokasi yang stabil & aman.
d.d. Diberi kode tertentu supaya mudah dikenal.Diberi kode tertentu supaya mudah dikenal.
Pada prakteknya dilapangan titik-titik KDH dan titik-titik KDV tidak Pada prakteknya dilapangan titik-titik KDH dan titik-titik KDV tidak
dibuat sendiri-sendiri, akan tetapi menjadi satu titik.dibuat sendiri-sendiri, akan tetapi menjadi satu titik.
KERANGKA DASAR HORISONTALKERANGKA DASAR HORISONTAL
Sejumlah titik yang diketahui koordinatnya dalam sistem koordinat Sejumlah titik yang diketahui koordinatnya dalam sistem koordinat tertentu tertentu Koordinat Kartesian bidang datar (sebagian dari permukaan Koordinat Kartesian bidang datar (sebagian dari permukaan Elipsoida)Elipsoida)
Y
Xo
XA
YA
Z
A
P Q
RS
Oo Ao
Permukaan Bumi
PQRS : Bidang datar ,bag Elipsoid
Sb. Y : Grs meridian melalui O
Sb. X : Grs tegak lurus Y di titik O
Grs Oo O : Grs normal bid. PQRS
Grs AoA : Grs normal bid. PQRS
(AoA sejajar Oo O)
XA,YA : Koordinat planimetris
titik Ao.
Z : Ketinggian Ao diatas bidang
PQRS.ARTI POSISI HORISONTAL TITIK
Gbr. 1
SISTIM KOORDINAT KARTESIANSISTIM KOORDINAT KARTESIAN
A
B
C
D
+XA
+YA
+XD
- YD
- XC
- YC
+ YB
- XB
Y +
Y-
X+X-
Kwadran I
Kwadran IIKwadran III
Kwadran IV
Gbr 2
Dalam plane surveying, posisi titik dimuka Bumi, spt titik Ao (Gbr diatas), Dalam plane surveying, posisi titik dimuka Bumi, spt titik Ao (Gbr diatas), pada bid. Datar dinyatakan oleh Absis XA dan Ordinat YA. Sebagai pada bid. Datar dinyatakan oleh Absis XA dan Ordinat YA. Sebagai sumbu Y dlm Sistim Koordinat Kartesian, bidang datar adalah meridian sumbu Y dlm Sistim Koordinat Kartesian, bidang datar adalah meridian yang dipilih melalui satu titik (titik O pd Gbr diiatas). Titik tsb dinyatakan yang dipilih melalui satu titik (titik O pd Gbr diiatas). Titik tsb dinyatakan sebagai sebagai titik awaltitik awal sistim koordinatnya. Sebagai sumbu X adalah garis sistim koordinatnya. Sebagai sumbu X adalah garis tegak lurus sumbu Y di titik O.tegak lurus sumbu Y di titik O.
ARTI JARAKARTI JARAK
P Q
RS
Y
XO
AB
BoAo
Permukaan BumiB’
AB : Jarak mendatar
AoBo : Jarak miring
B’ Bo : Beda tinggi
Gbr . 3
Dari Gbr diatas, antara sudut miring, jarak miring, jarak mendatar dan Dari Gbr diatas, antara sudut miring, jarak miring, jarak mendatar dan beda tinggi terdapat hubungan matematis sebagai berikut :beda tinggi terdapat hubungan matematis sebagai berikut :
Jika sudut miring BoAoB’ = Jika sudut miring BoAoB’ = θθ, komplemennya disebut sudut zenith (z), , komplemennya disebut sudut zenith (z), maka z = (90 – maka z = (90 – θθ), maka :), maka :
AoB’ = AB = AoBo Cos AoB’ = AB = AoBo Cos θθ = AoBo Sin z = AoBo Sin z
BoB’ = AoBo Sin BoB’ = AoBo Sin θθ = AoBo Cos z = AoBo Cos z
(AoBo)(AoBo)22 = (AB) = (AB)22 + (BoB’) + (BoB’)22..
ARTI SUDUT MENDATAR DAN SUDUT JURUSANARTI SUDUT MENDATAR DAN SUDUT JURUSANYang disebut sudutYang disebut sudut mendatar di Ao (Gbr di bawah) adalah sudut yg mendatar di Ao (Gbr di bawah) adalah sudut yg dibentuk oleh bidang-bidang normal AoBoBA dengan AoCoCA, sudut dibentuk oleh bidang-bidang normal AoBoBA dengan AoCoCA, sudut BAC disebut sudut mendatar (BAC = BAC disebut sudut mendatar (BAC = ββ).).
Sudut antara sisi AB dengan garis Y’ yg sejajar dengan sumbu Y Sudut antara sisi AB dengan garis Y’ yg sejajar dengan sumbu Y disebut sudut jurusan sisi AB = disebut sudut jurusan sisi AB = αα AB, sudut jurusan sisi AC = AB, sudut jurusan sisi AC = ααAC.AC.
Y
X
Y’
A
B
C
AoBo
Co
O
PQ
RS
β
αABαAC
Gbr. 4
SUDUT JURUSAN = SUDUT ARAH = AZIMUTHSUDUT JURUSAN = SUDUT ARAH = AZIMUTH
Sudut horisontal yang diukur dari Utara searah jarum ke suatu titik / Sudut horisontal yang diukur dari Utara searah jarum ke suatu titik / garis tertentu (harganya dari 0garis tertentu (harganya dari 000 – 360 – 36000).).
Berdasarkan orientasi Utara, maka dikenal :Berdasarkan orientasi Utara, maka dikenal :
Azimuth Magnetis Azimuth Magnetis orientasi Utara Magnetis orientasi Utara Magnetis
Azimuth Geografis/Azimuth Astronomis Azimuth Geografis/Azimuth Astronomis Orientasi Utara Geografis. Orientasi Utara Geografis.
O
U
A
BC
DαOA
αOB
αOC
αOD
Gbr. 5
Dari Gbr. 4 tsb diatas Sudut Mendatar (Dari Gbr. 4 tsb diatas Sudut Mendatar (ββ ) = ) = ααAC – AC – ααAB.AB.
Jika Koordinat titik A (XA, YA), jarak mendatar dari A ke B = DtAB, dari A ke C = Jika Koordinat titik A (XA, YA), jarak mendatar dari A ke B = DtAB, dari A ke C = DtAC, azimuth dari A ke B = DtAC, azimuth dari A ke B = ααAB, dari A ke C = AB, dari A ke C = ααAC, maka :AC, maka :
XB = XA + DtAB SinXB = XA + DtAB SinααAB AB
YB = YA + DtAB CosYB = YA + DtAB CosααABAB
XC = XA + DtAC SinXC = XA + DtAC SinααACAC
YC = YA + DtAC CosYC = YA + DtAC CosααACAC
Jika koordinat-koordinat titik-titik A, B dan C diketahui besarnya XA,YA; XB,YB; Jika koordinat-koordinat titik-titik A, B dan C diketahui besarnya XA,YA; XB,YB; XC,YC maka :XC,YC maka :
DtAB = (XB – XA)/SinDtAB = (XB – XA)/SinααAB = (YB – YA)/CosAB = (YB – YA)/CosααAB = V (XB – XA)AB = V (XB – XA)22 + (YB-YA) + (YB-YA)22
ααAB = TanAB = Tan-1 -1 (XB – XA)/(YB – YA)(XB – XA)/(YB – YA)
DtAC = (XC – XA)/SinDtAC = (XC – XA)/SinααAC = (YC – YA)/CosAC = (YC – YA)/CosααAC = (XC – XA)AC = (XC – XA)22 + (YC – YA) + (YC – YA)22
ααAC = TanAC = Tan-1-1(XC – XA)/(YC – YA)(XC – XA)/(YC – YA)
- Untuk menghitung azimuth sisi berikutnya dari sudut sebelumnya, Untuk menghitung azimuth sisi berikutnya dari sudut sebelumnya, digunakan rumus :digunakan rumus :
ααBC = BC = ααAB + AB + ββ1 – 1801 – 18000
- Jika jumlah titik sudutnya adalah n titik, maka :Jika jumlah titik sudutnya adalah n titik, maka :
nnαα akhir = akhir = αα awal + awal + ΣΣ ββi – n 180i – n 18000..
i i
A
B
C
αAB
β1
αBC
YY
METODA PENENTUAN KERANGKA HORISONTALMETODA PENENTUAN KERANGKA HORISONTAL
1.1. Metoda PolygoonMetoda Polygoon2.2. Metoda TriangulasiMetoda Triangulasi3.3. Metoda TrilaterasiMetoda Trilaterasi
Metoda PolygoonMetoda PolygoonSalah satu cara penentuan posisi horisontal Salah satu cara penentuan posisi horisontal banyak titik banyak titik dimana titik satu dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan satu sama lain dengan pengukuran jarak, dengan lainnya dihubungkan satu sama lain dengan pengukuran jarak, azimuth dan sudut sehingga membentuk rangkaian titik-titik (polygoon).azimuth dan sudut sehingga membentuk rangkaian titik-titik (polygoon).
Ditjinjau dari cara menyambungkan titik satu dengan lainnya, maka Ditjinjau dari cara menyambungkan titik satu dengan lainnya, maka polygoon dibedakan :polygoon dibedakan :a.a. Polygoon tertutup (loop)Polygoon tertutup (loop)b. Polygoon terikat sempurnab. Polygoon terikat sempurnac. Polygoon terikat sebagianc. Polygoon terikat sebagiand. Polygoon lepasd. Polygoon lepase. Polygoon cabange. Polygoon cabang
A
12
3
4POLIGON TERTUTUP
A
B
C D
12
αAB
POLIGON TERIKAT SEMPURNA
5
β1
β2
β3
β4
αA1β1
β2
β3
β4
β5
β6
A : Titik Ikat (Ttk. Kontrol)
1, 2, 3 .. : Titik Poligon
αA1 : Azimuth A-1(Az. Awal)
Β : Sudut mendatar (sudut dalam
AB & CD : Titik Ikat (Ttk Kontrol)
1, 2 : Titik Poligon
Β : Sudut mendatar
αAB : Azimuth AB (Az. Awal)
POLIGON TERIKAT SEBAGIANPOLIGON TERIKAT SEBAGIAN
A
B
1
2
3
αAB αB1
β
A, B : Titik Ikat (BM)
α : Asimuth
β : Sudut mendatar
1, 2, 3 : Titik Poligon
POLIGON LEPAS
12
3
4
POLIGON CABANG
A
B1
2
3
1a 1b
Poligon TertutupPoligon Tertutup
BM
1
2
3
4
5
KASUS PERHITUNGANKASUS PERHITUNGAN
UNSUR – UNSUR PETAUNSUR – UNSUR PETA
JUDULJUDULORIENTASIORIENTASISKALASKALALEGENDALEGENDA IDENTITAS ; PEMBUAT, TANGGALIDENTITAS ; PEMBUAT, TANGGALKOORDINATKOORDINAT
KOMPUTERKOMPUTER
PENGOLAHAN EXCELPENGOLAHAN EXCELPENGOLAHAN DENGAN PERANGKAT PENGOLAHAN DENGAN PERANGKAT
LUNAK (AUTOCAD DAN QUICKSURF)LUNAK (AUTOCAD DAN QUICKSURF)