Post on 20-Jul-2015
Ireland athalla irgy sopyan
Hardika dwi pamungkas
M. jihad R.F.R
Bagus perdana yusuf
Rio ramdani
Yulis indawati
Dede ratnasari
Dewi alia
Debi yolanda
delia
Dalam konferasi meja bundar (KMB) yg di
selenggarakan di den haag belanda pada tanggal 23
agustus sampai 2 september 1949. salah satu
keputusan dalam konferensi tersebutantara lain
bahwa irian barat akan dibicarakan antara Indonesia
dengan belanda satu tahun setelah kedaulatan.
indonesia menafsirkan bahwa belanda akan
menyerahkan irian barat kepada Indonesia. tetapi
pihak belanda menafsirkan hanya akan merundingkan
saja masalah irian barat. Dalam perjalan waktu,
belanda tidak ingin membicarakan masalah irian barat
dengan Indonesia. Untuk menghadapi sikap belanda
tersebut maka Indonesia melakukan berbagai upaya
sebagai berikut.
Mula-mula Indonesia melakukan upaya damai. Yakni diplomasi
bilateral dalam uni Indonesia-belanda. Akan tetapi usaha ini
selalu mengalami kegagalan. Maka sejak tahun 1953
perjuangan pembebasan irian barat mulai dilakukan di forum-
forum internasional, terutama PBB dan forum solidaritas asia-
afrika (konfrensi asia-afrika).
Sejak tahun 1954 masalah ini dibawa ke sidang majelis umum
PBB, namun tidak memperoleh tanggapan positif. Setelah
upaya diplomasi gagal maka pemerintah mengambil sikap
kasar, yakni membatalkan uni Indonesia-belanda dan secara
sepihak persetujuan KMB oleh Indonesia pada tahun 1956
Partai-partai politik dan semua golongan mendukung
pembebasan irian barat dan diresmikan oleh pemerintah maka
di tetapkanlah soa-siu di todere sebagai ibu kota dan zainal
abidin syah ditetapkan menjadi gubernur pada tanggal 23
september 1956.
Upaya tersebut sampai tahun 1957
ternyata belum membawakan hasil
sehingga belanda tetap menduduki
irian barat. Karena jalan damai tidak
membawakan hasil maka sejak itu
perjuangan ditingkatkandengan
melakukan aksi-aksi pembebasan irian
jaya di tanah air dengan
pengambilalihan perusahaan milik
belanda
Perusahaan-perusahaan milik belanda
yg di ambilalih pada bulan desember
1957 tersebut antara lain
nederlandsche handel maatschappij
n.v. (sekarang menjadi bank dagang
Negara) bank escompto di Jakarta
serta perusahaan milik belanda.
Pada 17 agustus 1960 indonesia secara resmi
memutuskan hubungan dengan belandadan
siding umum PBB kembali diperdebatkan pada
1961
Pada waktu ketegangan tersebut , sekertaris
jendrel PBB U thant menganjurkan kepada
diplomat amerikaellsworth bunker agar
menyerahkan irian barat kepada Indonesia
melalui PBB dalam waktu dua tahun
Akhirnya Indonesia menyutujui usul itu, dan
sebaliknya belanda tidak mau menyerahkan
irian malah bahkan membentuk Negara yaitu
“bonaken”. Dengan sikap belanda tersebut
maka konfrontasi ekonomi ditingkatkan
menjadi konfrontasi segala bidang
Pada tanggal 19 desember 1961, presiden
suekarno dalam suatu rapat raksasa di
Yogyakarta mengeluarkan komando yang
terkena sebagai tri komando rakyat (trikora)
yang isinya sebagi berikut:
1) Gagalkan pembentukan “Negara papua”
bikinan belanda colonial.
2) Kibarkan sang merah putih di irian barat tanah
air Indonesia
3) Bersiaplah mobalisai umum guna
mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan
tanah air dan bangsa
Dengan dikeluarkanya trikora maka mulailah
konfrontasi total dan pada bulan januari 1962
pemerintah membentuk komando mandala
pembebasab irian barat yang berkedudukan
di makasar. Adapun tugas pokok komando
mandala adalah pengembangan operasi-
operasi militer dengan tujuan pengembangan
wilayah irian barat kedalam kekuasaan
Negara republic Indonesia. Sebagai panglima
adalah mayor jendral sueharto.
1) Fase infiltrasi (sampai akhir 1962).
Memasuki 10 kompi kesekitar
sasaran-sasaran tertentu untuk
menciptakandaerah bebas de facto,
2) Fase eksploitasi (mulai awal 1963).
Mengadakan serangan terbuka
terhadap induk militer lawan,
menduduki semua pos pertahanan
musuh yang penting.
3) Fase konsolidasi (awal 1964).
Menegakkan kekuasaan republic
Indonesia secara mutlak diseluruh
irian barat
Operasi banteng di fak-fak dan
kaimana
Operasi srigala di sekitar sorong dan
teminabuan
Operasinaga di merauke
Operasi jatayu di sorong, kaimana, dan
merauke
Dan serangan terbuka merebut irian
barat dengan operasi jayawijaya
Dengan adanya rencana bunker di
atas maka sikap indonesia adalah
menerimanya. Hal ini ternyata
menambah simpati dunia terhadap RI,
sebaliknya belanda bersikukuh
mempertahankan irian barat. Oleh
karena itu pada tanggal 14 agustus
1962 RI melakukan operasi besar-
besaran yang terkenal sebagai
operasi jayawijaya. Tanggal
penyerbuan ini ditetapkan sebagai
“HARI H” atau “HARI PENYERBUAN”
Pada tanggal 15 agustus 1962
ditandatangani suatu perjanjian
antara indonesia dengan
pemerintahan belanda di new york,
bertempat di merkas besar PBB.
Perjanjian ini terkenal dengan
perjanjian new york
1. Pemerintah belanda akan menyerahkan irian
barat kepada penguasa pelaksana sementara
PBB (UNTEA) pada tanggal 1 oktober 1962
2. Pada tanggal 1 oktober 1962 bendera PBB
akan dikibar di irian barat berdampingan
dengan bendera belanda, yang selanjutnya
akan diturunkan pada tanggal 31 desember
untuk diganti oleh bendera indonesia
mendampingi bendera PBB
3. Pemerintahan UNTEA berakhir pada tanggal 1
mei 1963, pemerintah selanjutnya diserahkan
kepada pihak indonesia
4. Pemulangan orang-orang sipil dan militer
belanda harus selesai pada tanggal 1 mei
1963
5. Pada tahun 1969 rakyat irian barat diberi
kesempatan untuk menyatakan pendapatnya
tetap dalam wilayah RI atau memisahkan diri
dari RI melalui penentuan pendapat rakyat
(pepera)
Sebagai bagian dari persetujuan new York bahwa
Indonesia berkewajiban untuk mengadakan pepera
(ascertainment of the wishes of the people) di irian barat
sebelum akhir tahun 1969 dengan ketentuan bahwa
kedua belah pihak, Indonesia dan belanda, akan dihormti
keputusan hasil keputusan hasil penentuan pendapat
rakyat irian barat tersebut.
Pada tahun 1969 diselenggarakanlah pepera di irian
barat dan hasilnya adalah bahwa rakyat irian barat tetap
menghendaki sebagai bagian dari wilayah republic
Indonesia. Selanjutnya hasil dari pepera tersebut dibawa
ke new York oleh utusan sekjen PBB ke-24 pada bulan
November 1969.
Lebih-lebih setelah tahun 1965, RI-belanda sangat akrab
dan banyak sekali bantuan dari belanda kepada
Indonesia baik melalui IGGI (inter governmental group for
Indonesia) atau di luarnya
Akhirnya sidang umum PBB tanggal 19 november 1969
menyetujui hasil-hasil pepera tersebut sehingga irian
barat tetap merupakan bagian dari wilayah republic
Indonesia.