Post on 27-Sep-2015
description
I. ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI
Semua pembangkit energi listrik, baik yang terinterkoneksi maupunyang terisolasi (independent) harus didasarkan atas analisis
CAKUPAN : ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI, SURVEI DAN STUDI KELAYAKAN, DAN PERENCANAAN TEKNIK.
yang terisolasi (independent) harus didasarkan atas analisiskebutuhan energi listrik.
Rasio Elektrifikasi : Perbandingan antara jumlah rakyat Indonesia yangtelah mendapat energi listrik terhadap jumlah seluruh rakyat Indonesia.Target Kementerian ESDM, Insha Allah tahun 2020 mencapai 100%, saat inimasih 80,54% (ingat! Program listrik 10.000MW). Konsumsi listrik nasionaltahun 2013 mencapai 188 TWh; Rumah Tangga 41%, Industri 34%, Komersial19%, dan Publik 6%. Pertumbuhan 7,8-8% pertahun
Kebutuhan Internal : Unit bebantertentu (industri) lebih memilihsumber sendiri dengan alasan tertentu,misalnya PT Makassar Tene, KawasanIndustri Jababeka, dll
Peluang Bisnis : Independent Power Plant (IPP); PT Energy Sengkang, PLTU Bosowa, dll.
Analisis Kebutuhan Energi Listrik, meliputi:
a. Analisis kebutuhan energi dalam kurun waktu tertentu, misalnya 10tahun yang akan datang atau permintaan yang sangat mendesak.
b. Analisis kebutuhan daya dalam bentuk kurva beban harian.
c. Analisis tingkat keandalan yang dibutuhkan, lalu dikaitkan denganperan energi listrik yang harus disediakan.peran energi listrik yang harus disediakan.
d. Peran pembangkit energi listrik; penyedia dasar (base load),penyedia semi-dasar (support), penyedia beban puncak (peakload), atau penyedia cadangan (emergency)
a. Analisis Kebutuhan Energi Dalam Kurung WaktuTertentu
b. Analisis Kebutuhan Daya
Energi listrik yang dibangkitkan tidak dapat disimpan, harus habis digunakanoleh konsumen (produksi = kebutuhan) agar frekuensi jaringan terjaga (50 Hz s.d.60 Hz). Perubahan konsumsi beban harus diikuti oleh produksi daya pembangkit.
Tidak ada rumus eksak untuk membuat perkiraan beban, hanya mengacu padastatistik masa lalu atau kajian pembebanan (untuk lokasi dan pembangkit baru)sebagai dasar karakteristik beban
Hal-hal yang dapat mempengaruhi karakteristik beban: hari kerja, hari libur,event tertentu, suhu udara, musim, dll.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pembangkitan energilistrik sebagai akibat dari prilaku beban.
1. Faktor Beban
Faktor Beban =Beban rata-rata
Beban puncak
Dalam praktek, faktor bebantahunan sistem berkisar 60-80%
3. Faktor Utilisasi (Penggunaan)
Beban alat yang tertinggi
2. Faktor Kapasitas
Menggambarkan seberapa besar sebuah unit pembangkit dimanfaatkan
Faktor Kapasitas Tahunan (8760 jam) =Produksi satu tahun
Daya terpasang x 8.760
PLTU 60-80%; PLTA 30-50%
Faktor Utilitas =Beban alat yang tertinggi
Kemampuan alat
4. Forced Outgate Rate (FOR)
FOR =Jumlah jam gangguan unit
Jumlah jam operasi unit + Jumlah jam gangguan unit
Faktor yang menggambarkan sering tidaknya sebuah unit pembangkit mengalamigangguan, dalam satu tahun operasi (8.760 jam).
FOR Pembangkit Termis 0,5 s.d. 0,1 ; FOR PLTA 0,01
c. Analisis Tingkat Keandalan Pembangkit
Keandalan sistem kelistrikan sangat dipengaruhi oleh keandalan masing-masingunit pembangkit. FOR merupakan salah satu faktor keandalan unit pembangkit.
Loss Of Load Probability (LOLP) merupakan gambaran berapa besar probabilitasunit-unit pembangkit yang beroperasi tidak mampu melayani beban
LOLP = p x t
Dinyatakan dalam: hari per tahun
p menggambarkan probabilitassistem dapat menyediakan dayasebesar b
t menggambarkan lamanyatersedianya daya sebesar bmemotong kurva lama beban darisistem
LOLP rendah berartikeandalan sistem tinggi
b
t
Beb
an (
MW
)
Lamanya (Hari) 365
d. Peran Pembangkit Energi Listrik
Penentuan peran pembangkit energi listrik, apakah sebagai penyedia dasar (baseload), penyedia semi-dasar (support), penyedia beban puncak (peak load), ataupenyedia cadangan (emergency), didasarkan pada:
Jenis sumber energi pembangkit
Kapasitas daya terpasang
Kecepatan respon terhadap perubahan beban
Biaya operasional sistem pembangkit
Dll. Dll.
II. SURVEI DAN STUDI KELAYAKAN
Berdasarkan AKEL dikaji alternatif cara memenuhi KEL melaluisurvei di lapangan tentang bagaimana kelayakan setiap alternatif.
Survei meliputi:
a. Umum
Untuk semua jenis pembangkit listrik perlu di survei hal-halberikut:
Pembebasan lahan: kepemilikan, adat/kebiasaan setempat,.
Sifat tanah, dari segi pembangunan kebutuhan bangunan sipil.
Masalah lingkungan: kebisingan dan limbah (perlu AMDAL)
Masalah transportasi alat-alat berat.
b. PLTA
Untuk PLTA, hal-hal spesifik yang perlu di survei adalah:
Hidrologi, yang menggambarkan curah hujan di daerah aliransungai (DAS) atau di daerah tangkapan hujan dari danau yangakan akan diambil tenaga airnya, minimal data 10 tahunterakhir.
Debit sungai, minimal 10 tahun terakhir Keadaan hutan di sekitar daerah aliran sungai, apakah ada Keadaan hutan di sekitar daerah aliran sungai, apakah ada
hak pengusahan hutan, hutan tanaman industri, atau hutanadat, sehingga Analisis Kelestarian Hutan DAS atas dasarhasil survei sangatlah penting.
Dampak penggenangan lahan (masyarakat dan tanaman) jikadiperlukan kolam tando tahunan (danau buatan) (search:kasus Kedung Ombo Jawa tengah! Menenggelamkan 37 desa,7 keceamatan di 3 kabupaten).
c. PLTU, PLTD, dan PLTG
Untuk jenis pembangkit termal ini beberapa hal spesifik yangharus di survei yaitu:
Penyediaan bahan bakar, meliputi: pengadaan, transportasi,pembongkaran, dan penyimpanannya.
Penyediaan air pendingin, yang meliputi instalasi pengolahanair dengan berbagai karakteristik sumber air (disesuaikankondisi alam sekitar).kondisi alam sekitar).
d. PLTP
Hal-hal spesifik yang perlu di survei ialah:
Banyaknya kandungan uap yang akan dimanfaatkan berkaitandengan besarnya unit yang akan dibangun.
Kualitas uap, terutama kandungan belerang terkait denganspesifikasi turbin uap.
e. Energi baru dan Terbarukan (energi alternatif)
Untuk pemanfaatan energi baru dan terbarukan pada suatukawasan terlebih dilakukan survei menyeluruh potensi air, angin,dan penyinaran matahari pada kawasan tersebut.
Berdasarkan hasil survei di atas, kemudian dilakukan studikelayakan untuk membangun jenis pembangkit yang dipilih. Studikelayakan harus mempertimbangkan segi-segi ekonomi selain segi-segi teknik.segi teknik.
Studi kelayakan harus menyimpulkan jenis pembangkit yang akandibangun, kapasitasnya, letaknya, dan perkiraan biaya pembangunan(sebaiknya ada analisis finansial), disertai rekomendasi-rekomendasiyang diperlukan.
Analisis finansial, harus menunjukkan parameter-parameter (NPV,IRR, ROI, BEP, dll) yang mampu menarik investor swasta atau lembagapembiayaan.