KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

70
INSTITUT TEKNOLOGI -PLN SKRIPSI KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH (PLTSa) DENGAN DAYA 750kW DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT KABUPATEN ACEH BESAR DISUSUN OLEH : RAYYAN MUSLIM PUTRA NIM : 2016 11 203 PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN INSTITUT TEKNOLOGI PLN JAKARTA, 2021

Transcript of KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

Page 1: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

INSTITUT TEKNOLOGI -PLN

SKRIPSI

KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT

LISTRIK TENAGA SAMPAH (PLTSa) DENGAN DAYA

750kW DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT

KABUPATEN ACEH BESAR

DISUSUN OLEH :

RAYYAN MUSLIM PUTRA NIM : 2016 11 203

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN

INSTITUT TEKNOLOGI PLN

JAKARTA, 2021

Page 2: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT

LISTRIK TENAGA SAMPAH (PLTSa) DENGAN DAYA

750kW DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT

KABUPATEN ACEH BESAR

PROYEK SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

DISUSUN OLEH: RAYYAN MUSLIM PUTRA

2016-11-203

PROGRAM STUDI STRATA SATU TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN

INSTITUT TEKNOLOGI - PLN JAKARTA, 2020

Page 3: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

i

PERNYATAAN KEASLIAN PROYEK SKRIPSI Nama : Rayyan Muslim Putra NIM : 2016-11-203 Jurusan : S1 Teknik Elektro Judul Skripsi : KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT

LISTRIK TENAGA SAMPAH (PLTSa) DENGAN DAYA 750kW DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT KABUPATEN ACEH BESAR

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana baik di lingkungan IT-PLN maupun di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya ataupun pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar Pustaka. Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia memikul segala resiko jika ternyata pernyataan ini tidak benar.

Jakarta, 25 Januari 2021 TandaTangan

(Rayyan Muslim Putra)

Page 4: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

PROYEK SKRIPSI

KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH (PLTSa) DENGAN DAYA 750kW DI

KELURAHAN TANJUNG SELAMAT KABUPATEN ACEH BESAR

Disusun Oleh:

RAYYAN MUSLIM PUTRA NIM: 201611203

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

PROGRAM STUDI STRATA SATU

FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN INSTITUT TEKNOLOGI PLN

Jakarta, 25 Juli 2020

Mengetahui, Disetujui,

Kepala Program Studi Pembimbing Skripsi Pertama

S1 Teknik Elektro

(Tony Koerniawan,S.T.,M.T.) (Erlina,S.T.,M.T.)

Pembimbing Skripsi Kedua

(Heri Suyanto,S.T.,M.T)

Page 5: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

iii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

PROYEK SKRIPSI

KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH (PLTSa) DENGAN DAYA 750kW DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT

KABUPATEN ACEH BESAR Disusun Oleh:

RAYYAN MUSLIM PUTRA

NIM: 201611203

Telah disidangkan dan dinyatakan Lulus Sidang Skripsi Pada Program Sarjana Strata (S1) Fakultas Fakultas Ketenagalistrikan Dan Energi

Terbarukan Institut Teknologi PLN pada (…………………….)

Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan

Hendrianto Husada, Ir., M.T.

Ketua Sidang

Oktaria Handayani, S.T., M.T

Sekretaris Sidang

Muchamad Nur Qosim, S.T., M.T

Anggota Sidang

Mengetahui : Kepala Program Studi

S1 Teknik Elektro

(Tony Koerniawan,S.T.,M.T)

Sugeng-S1 TE
Textbox
16 Februari 2021
Page 6: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

iv

UCAPAN TERIMA KASIH Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

Erlina,S.T.,M.T. Selaku Pembimbing I

Heri Suyanto,S.T.,M.T .Selaku Pembimbing II Yang telah memberikan petunjuk, saran-saran serta bimbingannya sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan. Terima kasih yang sama, saya sampaikan kepada:

1. Badan Pusat Statistik Aceh

2. Dinas Lingkungan Hidup

3. Tim Projek Listrik IT PLN

4. Teman-Teman

Yang telah mengijinkan pengambilan data, memberikan ilmunya serta dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Jakarta, 17 Januari 2021

Hormat Saya

RAYYAN MUSLIM PUTRA 201611203

Page 7: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS Sebagai citivas akademika Institut Teknologi – PLN, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Rayyan Muslim Putra NIM : 2016-11-203 Program Studi : S1 Jurusan : Teknik Elektro Jenis Karya : Skripsi Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Institut Teknologi – PLN Hak Bebas Royalty Non Ekslusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

“KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH (PLTSa) DENGAN DAYA 750kW DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT

KABUPATEN ACEH BESAR “

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalty Non Ekslusif ini Institut Teknologi – PLN berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database) merawat dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta

Pada Tanggal : 17 Agustus 2020 Yang Menyatakan

(RAYYAN MUSLIM PUTRA)

Page 8: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

vi

KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK

TENAGA SAMPAH (PLTSa) DENGAN DAYA 750kW DI

KELURAHAN TANJUNG SELAMAT KABUPATEN ACEH BESAR

Oleh Rayyan Muslim Putra, 201611203 Dibawah bimbingan Erlina,S.T.,M.T. dan Heri Suyanto,S.T.,M.T.

ABSTRAK

Pengembangan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) merupakan solusi energi

terbarukan agar dapat membantu mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil.

Oleh sebab itu perlu adanya pengembangan sumber energi alternatif lain seperti sampah

yang digunakan sebagai solusi dalam menekan pengguanaan bahan bakar fosil. Kajian

Kelayakan Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (Pltsa) Dengan Daya

750kw Di Kelurahan Tanjung Selamat Kabupaten Aceh Besar membutuhkan 4 unit

Trillion Gasifier (TG180) serta 2 unit genset caterpillar G3215 dengan output 750 kW.

PLTSa dengan berbahan bakar pelet sampah dianggap lebih efisien serta layak dibangun

dikarenakan pertimbangan investasi sejumlah Rp 13.585.285.900, dengan harga jual

listrik Rp. 1.500,- per kWh serta bunga bank 12% pertahun memproduksi NPV

8.722.830.785, -, IRR 19, 847% %, BCR 1,642 dan PBP 3 Tahun 8 bulan. Maka

pemanfaatan pelet sampah selaku bahan bakar PLTSa gasifikasi Downdraft sangatlah

layak dibangun di Kelurahan Tanjung Selamat.

Kata Kunci : PLTSa, Gasifikasi, Sampah

Page 9: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

vii

A FEASIBILITY STUDY ON PLANNING FOR A 750KW WASTE

POWER PLANT (PLTSA) IN TANJUNG SELAMAT VILLAGE, ACEH

BESAR CITY

By Rayyan Muslim Putra, 201611203 Under the guidance of Erlina, S.T., M.T. and Heri Suyanto, S.T., M.T.

ABSTRACT

The waste power plant (PLTSa) development is a renewable energy solution which

could help to reduce dependency on fossil energy. Therefore it is essential to developt

other alternative energy sources such as waste which is used as a solution to suppress

the use of fossil fuels. A Feasibility Study on Planning for a 750kw Waste Power Plant

(Pltsa) In Tanjung Selamat Village, Aceh Besar City, it required 4 units of Trillion

Gasifier (TG180) and 2 units of caterpillar G3215 generator with 750 kW output.

PLTSa using waste pellet fuel is far more efficient and feasible to construct because the

investment of Rp. 13,585,285,900 using an electricity selling price of Rp. 1,500, - per

kWh and 12% per year bank’s interest generating NPV 8,722,830,785, -, IRR 19, 847

%%, BCR 1,642 and PBP 3 years and 8 months. The use of garbage pellets as fuel for

PLTSa in the Downdraft classification is very feasible to build in Tanjung Selamat.

Keywords: PLTSa, Gasification, Trash

Page 10: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

viii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN PROYEK SKRIPSI ................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI .......................................................... iii

UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................... v

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................... x

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ i

BAB I....................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar belakang........................................................................................... 1

1.2 Permasalahan Penelitian ........................................................................... 1

1.2.1 Identifikasi Masalah.................................................................................. 1

1.2.2 Ruang Lingkup Masalah ........................................................................... 2

1.2.3 Rumusan masalah ..................................................................................... 2

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 2

1.3.1 Tujuan penelitian ...................................................................................... 2

1.3.2 Manfaat penelitian .................................................................................... 2

1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................... 3

BAB II ..................................................................................................................... 4

LANDASAN TEORI .............................................................................................. 4

2.1 Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 4

2.2 Landasan Teori ......................................................................................... 5

2.2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) .......................................... 5

2.2.2 Definisi Sampah........................................................................................ 5

2.2.3 Jenis – jenis dan dampak negatif dari sampah .......................................... 5

2.2.4 Pengolahan Sampah .................................................................................. 7

2.2.5 Pengelolaan Sampah di Kabupaten Aceh Besar ....................................... 8

2.2.6 Teknologi Pengolahan Sampah Menjadi Tenaga Listrik (PLTSa) ........... 9

2.2.7 Aspek Biaya PLTSa................................................................................ 15

Page 11: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

ix

2.2.8 Parameter Kelayakan Proyek .................................................................. 17

BAB III .................................................................................................................. 19

METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 19

3.1 Analisis Kebutuhan................................................................................. 19

3.1.1 Variabel .................................................................................................... 19

3.2 Perancangan Penelitian ........................................................................... 19

3.3 Teknik Analisis ....................................................................................... 21

3.4 Perencanaan Mesin Yang Akan Digunakan Dengan Teknologi Gasifikasi

21

3.4.1 Data Pengujian Gasifikasi Menggunakan Trillion Gasifier (TG30) ........ 21

BAB IV.................................................................................................................. 25

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 25

4.1 Proses Pembuatan Pelet Dari Sampah .................................................... 25

4.1.1 Proses pembuatan pelet sampah ............................................................. 25

4.1.2 Sistem Kerja PLTSa ................................................................................ 26

4.1.2 Hasil Uji Laboraturium ........................................................................... 27

4.1.3 Data Pengujian Mengunakan Trillion Gasifier (TG 70) ......................... 29

4.2 Total Jumlah Sampah Yang Masuk Ke TPA .................................................. 29

4.3 Kebutuhan Daya Penduduk Kelurahan Tanjung Selamat ...................... 31

4.4 Rencana Pemilihan Lokasi Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah 32

4.5 Kondisi kelistrikan Eksisting Kabupaten Aceh Besar .................................. 33

4.6 Analisis Kelayakan ................................................................................. 33

4.7 Analisa Finansial .................................................................................... 36

4.7.1 Finansial Pembangkit Listrik Tenaga Sampah ....................................... 40

BAB V ................................................................................................................... 43

PENUTUP ............................................................................................................. 43

5.1 Simpulan ................................................................................................. 43

5.2 Saran ....................................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 44

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. 45

LAMPIRAN .......................................................................................................... 46

Page 12: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jenis-jenis sampah ........................................................................................... 6

Gambar 2.2 dampak negatif akibat sampah ........................................................................ 7

Gambar 2.3 Teknologi pembakaran langsung................................................................... 10

Gambar 2.4 Teknologi gasifikasi ...................................................................................... 12

Gambar 2.5 Teknologi biogas ........................................................................................... 13

Gambar 2.6 Teknologi biogas ........................................................................................... 14

Gambar 3.1 Flow chart penelitian ..................................................................................... 20

Gambar 3.2 Trilion Gasifier (TG180) ............................................................................... 22

Gambar 3.3 Genset Caterpillar G3512 .............................................................................. 24

Gambar 4.1 Diagram alur pembuatan pelet sampah ......................................................... 25

Gambar 4.2 Contoh sketsa tempat yang akan dipergunakan guna memanen hasil pelet

sampah ......................................................................................................... 26

Gambar 4.3 Perencanaan Pemilihan Lokasi Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga

Sampah......................................................................................................... 32

Page 13: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Sampah Perhari ......................................................................................... 30

Tabel 4.2 Data Jumlah penduduk Sumber:Badan Pusat Statistik ..................................... 31

Tabel 4.3 Keperluan Pekerjaan Sipil ................................................................................. 33

Tabel 4.4 Keperluan Elektrikal serta Mekanikal............................................................... 34

Tabel 4.5 Biaya EPC ......................................................................................................... 34

Tabel 4.6 Biaya Tunjangan Pegawai ................................................................................. 35

Tabel 4.7 Biaya Operasi dan Pemeliharaan ...................................................................... 35

Tabel 4.8 Aspek biaya PLTSa Pelet Sampah .................................................................... 36

Tabel 4.9 Kelayakan Finansial ......................................................................................... 37

Page 14: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

i

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. RAB PT. ALAM HIJAU LESTARI............................................................. 46

Lampiran 2 Parameter PLTSa ........................................................................................... 47

Lampiran 3 NPV ............................................................................................................... 48

Lampiran 4 IRR................................................................................................................. 49

Lampiran 5 BCR ............................................................................................................... 50

Lampiran 6 PBP ................................................................................................................ 51

Lampiran 7 Spesifikasi Genset G3512.............................................................................. 52

Lampiran 8 Lembar Bimbingan Skripsi............................................................................ 53

Page 15: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pencemaran terhadap lingkungan dikarenakan sampah sudah makin membahayakan

apabila tidak diatasi dengan serius. Pencemaran akibat sampah dampaknya terhadap air,

tanah, dan udara. Proses terjadinya pencemaran lingkungan akibat sampah merupakan

terjadi berbagai unsur yaitu organik dan anorganik yang tertimbun dan menjadi satu.

Sampah yang tertimbun sangat lama tidak dilakukan pengolahan akan sangat berpotensi

menjadi biang bahan pencemar. Kondisi tersebut akan semakin parah dengan adanya

hujan yang membasahi tumpukan sampah

Sejalan dengan semakin berkembangnya teknologi semakin besar pula energi yang

dibutuhkan manusia. Akan tetapi di waktu yang sama energy fosil yang telah tersedia

akan semakin berkurang, sehingga penduduk bumi wajib mengubah gaya produksi dan

pemakaian bahan bakar, seperti bahan bakar energi terbarukan atau non fosil, seperti

pembangkit listrik tenaga sampah, panas bumi, air, surya, angin dan lainnya.

Dari semua potensi sumber energi terbarukan yang saat ini belum termanfaatkan

dengan baik dan menjadi permasalahan serius khususnya di daerah Perkotaan ialah

sumber energi terbarukan dari sampah. Jadi dengan adanya Pembangkit Listrik Tenaga

Sampah di Kelurahan Tanjung Selamat ini bisa membantu kebutuhan listrik dan

mengurangi sampah yang ada.

Berdasarkan uraian diatas adanya sumber daya lebih mudah didapatkan

dikarenakan sampah sangat mudah didapatkan karena semakin banyak penduduk bumi

maka makin banyak juga produksi sampah, sehingga sampah dapat dijadikan sebagai

bahan ideal guna diolah menjadi energi terbarukan

1.2 Permasalahan Penelitian

1.2.1 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah penelitian berikut untuk mengkaji kelayakan pemanfaatan

sampah di Kelurahan Tanjung Selamat Kabupaten Aceh Besar menjadi Pembangkit

Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)

Page 16: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

2

1.2.2 Ruang Lingkup Masalah

Lingkup kajian permasalahan berikut mencakup:

1. Sumber data yang didapat dari Dinas lingkungan hidup (DLH), Badan Pusat

Statistik (BPS) yang terkait pada penelitian ini.

2. Subjek penelitian pada lingkup Kelurahan Tanjung Selamat Kabupaten Aceh Besar

3. Referensi yang di peroleh dari jurnal dan buku mengenai Pembangkit Listrik

Tenaga Sampah (PLTSa) yang sudah lebih dulu terdapat di Indonesia.

4. Tidak melakukan pembahasan tentang penyambungan keluaran pembangkit pada

jaringan PLN.

5. Tidak melakukan pembahasan tentang finansial pembuatan pellet sampah

6. Mengetahui tentang analisis ekonomi perencanaan pembangunan PLTSa dengan

bahan bakar pellet sampah di Kelurahan Tanjung Selamat Kabupaten Aceh Besar

1.2.3 Rumusan masalah

Rumusan masalah yang penulis ingin dijabarkan ialah:

1. Bagaimana pemanfaatan sampah sehingga dapat mengahasilkan listrik umtuk

perencanaan PLTSa di Kelurahan Tanjung Selamat Kabupaten Aceh Besar?

2. Bagaimana kelayakan pembangunan PLTSa dengan bahan bakar pelet sampah di

Kelurahan Tanjung Selamat Kabupaten Aceh Besar?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Skripsi berikut bertujuan guna:

1. Mengetahui perencanaan pada suatu proses pembangunan Pembangkit Listrik

Tenaga Sampah dan proses menjadi pelet sampah sampai menjadi listrik.

2. Mengetahui kajian kelayakan finansial Pembangkit Listrik Tenaga Sampah dengan

bahan bakar pelet sampah.

1.3.2 Manfaat penelitian

Manfaat yang nantinya didapatkan pada skripsi berikut ialah :

1. Guna mendapatkan pengalaman operasional pada suatu industri tentang penerapan

ilmu pengetahuan serta technology menurut bidang yang didalami penulis.

Page 17: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

3

2. Guna salah satu referensi serta sumber ilmu pengetahuan pada penulis maupun

pembaca dan pihak lain yang terkait .

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan berikut terbagi dalam 5 (lima) BAB, yakni BAB I mencakup

latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, rumusan masalah, serta

yang terakhir sistematika penulisan. BAB ll yaitu landasan teori tentang Pembangkit

Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) serta tahapannya hingga menjadi listrik. BAB lll yaitu

metodologi penelitian, mencakup tahapan penelitian yang penulis laksanakan dari awal

hingga tahap penulisan laporan. BAB lV yaitu mencakup mengenai tahap pellet sampah

sampai menjadi listrik serta hasil dari perhitungan ekonomi di Kelurahan Tanjung

Selamat Kabupaten Aceh Besar. BAB V yaitu kesimpulan serta saran

Page 18: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Mengacu pada Kebijakan Energi Nasional (KEN) No 5 tahun 2006, definisi dari

Energi Baru dan Terbarukan (EBT) ialah sumber energi bukan fosil yang mampu

diperbarui ataupun mampu dikelola dengan baik, jadi sumber energi tak akan habis,

mencakup: aliran sungai, biofuel, matahari, panas bumi, angin, biogas, biomassa,

gelombang laut serta perubahan suhu laut.

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah atau PLTSa merupakan pembangkit listrik

thermal beruap supercritical steam yang menggunakan sampah sebagai bahan bakarnya

atau lebih tepatnya gas methan pada sampah. Panas yang dihasilkan dari sampah atau gas

methan pada sampah yang di bakar akan memanaskan uap pada boiler steam

supercritical. Turbin uap serta flywheel yang terhubung dalam generator dinamo bergerak

akibat dari uap kompresi tinggi yang dihasilkan. Kemudian, dengan perantara gear

transmisi (transmisi otomatis) karenanya dapat memproduksi listrik.( Herry, 2019)

Akibat positif yang diberikan pasca pencabutan subsidi BBM dimana hendak

berkembangnya kemampuan tenaga alternatif spesialnya tenaga biomasa dari limbah

sampah yang belum terolah buat memadai keperluan listrik buat wilayah 3T.

Pemanfaatan sampah itu sanggup mengubah tenaga fossil yang makin menipis serta pula

garapannya bisa menuntaskan kasus di wilayah perkotaan. Sampah bisa diolah sehingga

jadi dalam wujud briket sampah ataupun bio–arang bagaikan substitusi bahan bakar

rumah tangga tradisional misalnya BBM serta gas LPG pula bisa dibangun jadi pellet

yang memiliki kalori besar bagaikan bahan baku pada pembangkit listrik. Parameter

temperatur proses karbonisasi diamati mempergunakan tungku pirolisa bersuhu 250°C,

300°C, serta 350°C juga dilaksanakan dalam penelitian tersebut. Briket dibentuk melalui

penggerusan serta pengayakan bagi butiran berukuran 40 mesh sementara cara

pencampuran serta pembentukannya yaitu menggunakan alat cetak briket berbahan

pembantu guna merekatkan yakni tepung kanji. Kemudian menggunakan sinar matahari

untuk proses pengeringan briket. Buat pengujian mutu briket dicoba terhadap parameter

perbandingan pencampuran arang serta temperatur pada tahap karbonisasi. Hasil uji coba

briket yang dikatakan sebagai mutu baik merupakan yang memiliki nilai kalor

Page 19: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

5

(Supriyatno 2019)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)

PLTSa merupakan pembangkit listrik yang bahan bakarnya memanfaatkan limbah

sampah. Sampah digunakan buat memanaskan air didalam boiler. Boiler hendak

menciptakan uap panas yang setelah itu dimasukkan ke dalam turbin uap yang nantinya

hendak menggerakkan generator sehingga bisa dihasilkannya listrik.

PLTBM ataupun pembangkit listrik tenaga biomassa merupakan pembangkit

listrik berbahan bakar biomassa guna memenuhi kecukupan listrik pada jumlah beban

yang relative kecil. PLTBM mempunyai komponen pendukung yang berbeda dibanding

pembangkit listrik yang lain dimana biomassa mempunyai ciri yang berbeda. Antara lain

komponen pendukung tersebut merupakan perlengkapan permanen gas, water trap, gas

holder serta digester.( Pitaloka, 2019)

2.2.2 Definisi Sampah

Menurut SK SNI Tahun 1990, sampah merupakan limbah yang tersusun dari sifat

zat organik serta sifat non organik dimana sekiranya tidak diperlukan lagi serta harus

dilakukan pengelolaan agar nantinya tak membahayakan lingkungan serta investasi

pembangunan dapat terlindungi.

Para pakar memaknai sampah dengan pengertian yang berbeda – beda. Menurut

(Mulasari, 2012), sampah ialah suatu benda ataupun material yang sudah tak

dipergunakan kembali karena itu disingkirkan. Penilaian masyarakat atas sampah ialah

seluruh sampah tersebut kotor, menjijikkan, sudah tak dipergunakan kembali jadi harus

disingkirkan atau dibakar. Jadi disimpulkan bahwasanya yang dimaksud dengan sampah

ialah benda yang berbentuk padat yang sudah tidak bernilai dan berguna bagi pemakainya

atau pemiliknya

2.2.3 Jenis – jenis dan dampak negatif dari sampah

2.2.3.1 Jenis Sampah

Kriteria berdasarkan sifat, bentuk dan sumbernya.

Page 20: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

6

(Surwajo 2014), kriteria sampah berdasarkan sifat ada dua jenis yakni sampah

organik serta anorganik.

1. Sampah organik, berasal dari sejumlah bahan hayati yang mampu terdegradasi

mikroba atau sifatnya biodegradable. Sampah tersebut dapat dengan mudah

teruraikan melewati proses alami. Bahan organik sebagian besar merupakan hasil

dari sampah rumah tangga. Sampah organik mencakup sampah dari dapur, sisa

makanan, kulit buah, sayuran, tepung, pembungkus (selain karet, kertas serta

plastik), ranting serta daun. Disisi lain, pasar konvensional juga banyak

menyumbang sampah organik misalnya sampah buah, sayuran, dan lainnya

2. Sampah anorganik atau non organik berasal dari sejumlah sumber non hayati, baik

berbentuk produk sintetik ataupun hasil tahap teknologi pengolahan material

tambang. Limbah anorganik dikategorikan atas limbah logam serta sejumlah

produk olahannya, kertas, kaca, plastik, serta keramik, detergen. Sebagian besar

anorganik tak mampu terurai alam/ mikroorganisme secara menyeluruh

(unbiodegradable). Disisi lain, bagian lainnya hanya mampu terurai pada jangka

waktu lama. Jenis sampah tersebut di tingkat rumah tangga yakni botol gelas,

botol plastik, kaleng serta tas plastik.

Gambar 2.1 Jenis-jenis sampah

2.2.3.2 Dampak Negatif Keberadaan Sampah

Menurut (Faizah, 2008), dampak negatif akan timbul apabila sampah tidak

dikelola secara sistematis serta bertahap. Diantaranya dampak yang ditimbulkan ialah:

1. Kesehatan, yakni diantaranya dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.

2. Lingkungan, yakni diantaranya punahnya flora serta fauna dan menipisnya lapisan

ozon.

Page 21: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

7

3. Sosial ekonomi, yaitu pemandangan yang buruk serta berdampak pada pariwisata.

Gambar 2.2 dampak negatif akibat sampah

2.2.4 Pengolahan Sampah

UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengolahan sampah mengungkapkan

bahwasanya sampah ialah masalah nasional jadi pengolahannya harus dijalankan secara

menyeluruh serta terpadu mulai dari hulu menuju hilir supaya memberi manfaat ekonomi,

sehatnya masyarakat, serta aman untuk lingkungan, dan bisa merubah perilaku

masyarakat. Disisi lain, terdapat hal lain yang penting diperhatikan, bahwasanya tiap

orang berhak memperoleh pelayanan serta pengolahan sampah secara baik serta

berpengtahuan lingkungan dari pemerintah, pemerintah daerah, dan/ataupun pihak lain

yang diberikan tanggungjawab. Jadi permasalahan sampah yang terjadi di area

perumahan tak bisa dibiarkan, namun harus mampu menyelesaikan masalah tersebut.

2.2.4.1 Pengolahan Sampah Di Luar Negri

Pengolahan sampah di luar negeri yang diuji coba di Eropa, Australia, serta

Jepang. Mereka menuju pada pengurangan timbunan sampah sejumlah 75% ialah

memfokuskan dalam 3R (reduce, recycle and reuse). Pengelolaan sampah diawali dari

rumah tangga ialah dengan pemisahan sampah organik serta anorganik, kantong sampah

terbentuk dari material yang bisa di daur ulang, serta sampah organic diangkut oleh truk

yang mempunyai drum berbalik yang sudah diperlengkapi dengan pisau pencacah serta

mikroba yang bisa merombak bahan organik (Siregar 2019).

Teknologi oleh Keppler Seghers berpusat di negeri Belgia, tetapi industri

tersebut sudah membangun PLTSa di Korea, Cina, Italia, serta di negaranya sendiri di

Belgia. Informasi–informasi yang didapatkan dalam plant berikut merupakan: sampah

yang dipergunakan pada teknologi tersebut merupakan sampah perkotaan, dengan 60%

Page 22: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

8

isi air sampah, pre- treatment yang dicoba ialah sampah diaduk dalam bunker sepanjang

3–5 hari. Dengan ditaksir nilai kalor merupakan sehabis pre-treatment merupakan 1000-

1400 kkal/ kilogram dengan hasil output listrik 24 MW. Dengan temperature pembakaran

diatas 850°C serta waktu start up: 20 jam, lindi yang bisa diproduksi ialah 20% dari

jumlah sampah.

2.2.4.2 Pengolahan Sampah di Indonesia

Posisi TPA Kota DKI Jakarta di wilayah Bantar Gebang–Bekasi. Manajemen

sampah menggunakan Metode Activated Sludge System (danau yang diterapkan areasi

menggunakan pengaduk bertenaga besar). Pada penerapannya Pemda DKI Jakarta

membayarkan Royalty ke Pemda Bekasi sejumlah Rp 60 juta per ton sampah. ASC

bertujuan supaya bebas bau, panorama alam tak nikmat, serta kemunculan penyakit.

(Syafrizal, 2014)

Bandung mempunyai banyak posisi buat TPA semacam Jelekong, Cicabe,

Cikubang, serta Sarimukti. Tetapi, seluruhnya cuma bertabiat sedangkan akibat

keterbatasan lahan. Sehabis tragedy longsoran sampah pada TPA Leuwigajah di tahun

2004, Pemkot Bandung telah mencanangkan mengelola sampah dengan dengan metode

pembakaran buat menciptakan listrik, tetapi karna kasus lokasi yang memperoleh

penolakan terus menerus proyek itu dihibahkan pada Pemkab Bandung.

Kota Surabaya mempunyai TPA di wilayah Sukolilo serta Sidoharjo, pada

pengelolaan sampah Dinas Kebersihan mempunyai unit Incinerator ataupun mesin

pembakar dari Inggris. Pada keyataannya pengaplikasian Incinerator kurang cocok buat

diterapkan sebab kandungan air sampah Indonesia sangat besar (lebih dari 80%).

2.2.5 Pengelolaan Sampah di Kabupaten Aceh Besar

Menurut (M. Faisal 2014), sistem manajemen sampah di Banda Aceh sekarang

telah berkembang serta perubahan misalnya terdapatnya mesin penghancur sampah

organik yang berada di TPA Kabupaten Aceh Besar, mesin pengolahan sampah misalnya

dedauan menjadi kompos, dan sejumlah pemulung yang mengais limbah organik yang

mampu di daur ulang. Tetapi, selain perkembangan, juga ada hambatan yang ditemui

pemerintah Kabupaten Aceh Besar diantaranya rendahnya kesadaran masyarakat

utamanya pedagang kaki lima, kurangnya sarana tempat sampah, serta keterbatasan

petugas penyuluh mengakibatkan penyuluhan masih relatif kurang intens.

Page 23: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

9

2.2.6 Teknologi Pengolahan Sampah Menjadi Tenaga Listrik (PLTSa)

Terdapat berbagai bentuk teknologi pemanfaatan sampah yang dapat diolah ke

energi listrik seperti:

1. Pembakaran

2. Gasifikasi

3. Biogas

4. Sampah dirubah menjadi pelet

2.2.6.1 Proses Pembakaran

Pembakaran sampah bisa menciptakan panas dimana nantinya dipergunakan

guna pemanasan air di dalam boiler guna menghasilkan uap. Uap yang dihasilkan bisa

dijual ataupun pula bisa dikonversikan jadi listrik dengan turbin uap. Efisiensi dari

teknologi thermal bisa menggapai 18%- 27%(dikala menciptakan listrik) buat

pembangkit berdimensi 25.000 hingga 600.000 ton per tahun. Teknologi tersebut pula

hendak menghasilkan sisa dari sampah berbentuk abu, abu terbang, abu boiler, serta

residu scrubber droprasi pembersihan cerobong gas (Harahap, 2018)

Pengoperasian pada PLTSa yang memakai technology thermal wajib dilindungi

pada kondisi temperatur pembedahan kritis. Jika suhunya rendah, senyawa beracun

organic volatile ataupun VOC yang beresiko tidak bisa terurai sempurna yang bisa

mengganggu area serta Kesehatan manusia, dan ketentuan standar keamanan nasional

secara tidak langsung hendak dilanggar akibat emisi gas pembangkit. Oleh sebab itu buat

menggapai serta memikirkan temperatur pembedahan minimum yang nyaman dikala

volume aliran sampah bisa jadi rendah ataupun memiliki kandungan air yang besar,

bahan bakar bonus semacam minyak bisa jadi dibutuhkan. (Winanti, 2018)

Page 24: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

10

Gambar 2.3 Teknologi pembakaran langsung

2.2.6.2 Teknologi Gasifikasi

Prinsip gasifikasi ialah sampah dikonversi jadi syn gas yang biasanya tersusun

dari hydrogen serta karbondioksida dengan tata cara kekurangan hawa. Gas tersebut

langsung bisa digunakan guna penggerak turbin gas, ataupun bisa dipergunakan guna

bahan bakar, sesudah dibersihkan dari hydrogen sulfide serta ammonia dalam turbin uap.

komponen utama pada tahap gasifikasi merupakan gasifer.(Siregar 2019)

Didalam gasifier berlangsung proses gasifikasi yang tersusun dari beberapa

elemen, yakni :

1 . Reaktor

Lokasi munculnya perubahan bio massa menjadi gas merupakan fungsi utama

reaktor. Bio massa dibakar di temperatur 500-1200°C. Karenanya unsur C6H10O5

(Selulosa) terpecah menjadi CO, H2 serta CH4.

A. Zona Pengeringan

Yakni proses dimana kandungan pada air pada bio massa diekstraksi menjadi

berbentuk uap tanpa dekomposisi kimia dari biomassa tersebut. Biomassa + Panas =

Biomassa kering + Uap

B. Zona Pirolisis

Sehabis dicoba pengeringan bahan bakar hendak hadapi penyusutan serta

menerima panas sebesar 250-500°C dalam keadaan tidak terdapat hawa. Pirolisis diawali

dengan dekomposisi hemiselulosa di 200 sampai 250°C, dekomposisi hemiselulosa

hingga 350°C, serta pirolisis terhenti di 500°C. Berikutnya terjadi pengarangan di 500-

Page 25: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

11

900°C, terjalin di batasan zona pirolisis serta oksidasi. Produk tahap itu dibagi jadi

produk cair (Tar), gas (CO, H2, H2O, CH4) serta arang. Respon kimia pirolisis bisa

disusun seperti berikut:

Pelet sampah yang kering + panas = arang + tar + gas (CO, H2, H2O, CH4).

C. Zona Pembakaran

Tahap menciptakan panas yang digunakan guna memanasi susunan carbon yang

terdapat di bawah. Arang tercipta dari ujung zona pirolis setelah itu masuk dalam

oksidasi, setelah itu terbakar di zona pembakaran pembedahan yang besar 900-1400°C.

Pada gasifier downdraft suhu yang tinggi tersebut hendak menghancurkan substansi tar

agar isi tar jadi lebih rendah. Buat menyempurnakan proses oksidasi dibutuhkan

distribusi oksigen yang menyeluruh sehingga bisa dihasilkan temperatur optimal dalam

totalitas tahap gasifikasi. Dekat 20%, arang dan volatile teroksidasi menggunakan O2

yang terbatas, sisanya 80% arang turun ke bawah ke sisi reduksi yang hampir

keseluruhannya hendak dipergunakan, cuma menyisakan abu yang terjatuh pad a wadah

pembuangan.

2C + O2 = 2CO + Energi termal 2CO + O2 = 2 CO2 + Energi termal

Tar minyak metana, dll = CO, H2O, CH4, CO2 + Energi termal

D. Zona Reduksi

Sesi berikut merupakan sesi akhir dalam reaktor gasifikasi serta proses berarti

supaya bisa terjadinya sebagian senyawa yang bermanfaat buat combustible gas semacam

H2, CH4, CO yang biasa diketahui dengan producer gas. Prosedur dicoba dalam

temperatur 400- 900°C.

1. Cyclone

Gas yang dihasilkan di proses berikut ialah dari reaktor yang terpisahkan dari

partikel debu, tar serta gas yang dipergunakan.

2. Wet Scrubber

Penyaring gas yang sudah terpisahkan di cyclone dari tar serta sisa debu.

3. Dry Filter

Tahap penyaringan gas sampai menghasilkan kualitas gas yang lebih kering

serta bersih sebelum di injeksikan menuju mesin pembangkit listrik.

Page 26: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

12

4. Gas Tank

Tempat untuk menyimpan dan menjaga kestabilan volume dari gas untuk siap

di injeksikan ke mesin pembangkit.

Gambar 2.4Teknologi gasifikasi

2.2.6.3 Biogas

Biogas ialah hasil proses anaerobic fermentation. anaerobic fermentation yang

merupakan tahap biologis dimana kuman mikrobiologi menguraikan zat- zat organic pada

sampah. Setelah itu dari proses tersebut hendak menciptakan gas- gas yang gampang

dibakar misalnya gas metan(CH4). Gas metan tersebut dapat dimanfaatkan bagaikan

bahan bakar. Sebab prosesnya sangat bergantung pada kuman, proses ini membutuhkan

waktu yang lama serta cuma bisa menciptakan listrik berskala relatif kecil. Tahap yang

dibutuhkan 4-6 minggu dengan 1m3 menciptakan 1,25 kWh, tidak hanya itu tahap biogas

berikut hanya dapat diimplementasikan pada sampah organik.. (Pitaloka, 2019)

Dua metode yaitu anaerob digestion serta landfill gasification (penumpukan)

merupakan metode yang menggunakan teknoplogi biologi untuk mengkonversi sampah

menjadi energi listrik.

1. Anaerob Digestion

Biogas dihasilkan dengan terdapatnya dorongan kuman metanogen

ataupun metanogenik. Kuman ini secara natural ada pada limbah yang memiliki

bahan organic semacam limbah ternak serta sampah organik. Tahap itu pula

diucap dengan anaerobic digestion.

2 . Landfill Gasifacation

Gas yang diproduksi limbah padat yang dibuang merupakan definisi dari

Page 27: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

13

Gas Landfill. Sampah ditimbun serta di tekan secara mekanis serta tekanan dari

lapisan diatasnya.

Gambar 2.5 Teknologi biogas

2.2.6.4 Pelet Sampah

Pelet sampah merupakan alternatif energy baru yang dapat memproduksi gas

dari tahap gasifikasi. Sehingga semua sampah bisa dipergunakan guna bahan bakar padat

bermulalah konsep Zero Waste.

Proses secara kimia- hayati seperti digestasi an- aerobis serta timbunan sanitasi

pula bisa menciptakan gas biologi yang bersih, hendak namun pula mempunyai efek

kebocoran gas timbunan, dan mempunyai efisiensi tenaga yang rendah. Pemprosesan

limbah serta sampah lewat proses gasifikasi modern tingkatkan efisiensi hingga 90%

serta pula banyak kurangi akibat emisi bagi area. ( Rina S. 2011)

1. Peyeumisasi

Peyeumisasi ialah sampah organic kering, plastik yang dimasukkan kedalam

keranjang bambu. Proses ini berguna mengecilkan berat sampah serta

menurunkan kadar air dalam sampah organic kering selama seminggu.

2. RDF (Refuse Derived Fuel)

Tahap ini merupakan kenaikan nilai kalori sampah, dengan metode

biomekanis, paling utama buat merendahkan kandungan air sampah serta kurangi

emisi gas beresiko untuk area.

3. Gasifikasi

Gasifikasi ialah sesuatu mekanisme guna memproses pelet serta briket.

Page 28: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

14

Keduanya dimasukan ke dalam reaktor setelah itu dipanaskan di suhu 500-

1200°C hingga lapisan senyawa C6H10O5 hendak berganti jadi CO, H2, serta

CH4. Pelet serta briket nantinya berperan bagaikan gas pembakaran yang

panasnya hendak dipergunakan untuk listrik.

4. Lindi

Lindi ialah produk dari tahap digestasi yang merupakan tahap

pengolahan sampah merubah ke gas metan serta cairan lindi.

Berikut ialah uraian proses pengolahan sampah sampai jadi listrik

kerakyatan ataupun LK:

1. Sampah organik serta non-organik dipisah dengan menempatkan ember buat

organik.

2. Petugas mengumpulkan serta memasukkan sampah organic ke digester yang

terletak pada lumbung LK

3. Jika terdapat sampah organik dicacah dulu setelah itu dicampurkan dengan lindih

supaya dapat jadi kompos supaya dapat ditambahkan ke digester.

4. Sampah non-organik yang masih berharga semacam plastik sisa dikumpulkan buat

dijual

5. Sampah non-organik serta sisa-sisa sampah yang lain dihancurkan dengan

terbakar pada tungku. Panas yang tercipta hendak dikumpulkan ke wujud biogas

storage yang hendak didistribusikan ke genset yang berikutnya hendak jadi energi

listrik yang berguna untuk warga atau masyarakat.

Gambar 2.6 Teknologi biogas

2.2.6.5 Komposisi Sampah

Page 29: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

15

Tabel 2.1 Karakteristik dan komposisi sampah kota rata-rata di Indonesia

No Komponen % Kadar Air (%)

Nilai Kalor (Kkal/Kg)

1 Organik 73,98 47,08 674,57

2 Kertas 10,18 4,97 235,55

3 Kaca 1,75 - -

4 Plastik 7,86 2,28 555,46

5 Logam 2,04 - -

6 Kayu 0,98 0,32 38,28

7 Kain 1,57 0,63 42,64

8 Karet 0,55 0.02 7,64

9 Battery 0,29 - -

10 Lain-Lain 0,86 - -

Total 100 55,3 1555,96

2.2.7 Aspek Biaya PLTSa

2.2.7.1 Capital Cost

Ialah bayaran yang wajib senantiasa dikeluarkan baik pembangkit baik

dioperasikan maupun tidak. Komponen tersebut biasanya tersusun dari bayaran

konstruksi pembangkit semacam pekerjaan sipil, bayaran pembelian turbin, generator dll.

Elemen biaya pembangunan PLTSA yakni:

a. Engineering

Diantaranya detail rancangan, supersive, konstruksi serta persiapan

dokumen teknis akhir untuk pembangunan pembangkit.

b. Peralatan Elektrik-Mekanik

Diantaranya pengadaan sarana serta sejumlah alat yang di gunakan.

c. Biaya Sipil

Pekerjaan pembangunan pembangkit meliputi pembangunan konstruksi

dan jalan raya.

d. Biaya Pengembangan

Indirect cost ataupun bayaran pengembangan. Elemen berikut

diperhitungkan sebagai akibat dari tahap penyiapan serta perencanaan

pembanguna pembangkit yang tak gambang serta membutuhkan terdapat

Page 30: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

16

aktivitas pendukung.

Perkiraan biaya pengembangan dikategorikan dalam:

❖ Manajemen proyek(10%) dari total bayaran raga pajak

❖ Kontrak, Tender, serta Sah(5%) dari total bayaran raga serta pajak

diperkirakan buat PPN sejumlah 10%

Total Capital Cost diperoleh dengan menjumlahkan seluruh Overnight Cost

dengan mempertimbangkan beban bunga sepanjang waktu konstruksi. Overnight Cost

diperoleh dari penjumlahan seluruh bayaran Procurement, Engineering, serta

Construction (EPC Cost) ditambahkan development cost serta other cost.

2.2.7.2 Biaya Tetap Operasi dan Pemeliharaan

Bayaran senantiasa pembedahan serta pemeliharaan ialah bayaran senantiasa

yang bertabiat relative senantiasa sejauh masa pengoperasian serta tak berbanding

lurus dengan penciptaan listrik, antara lain: asuransi pembangkit, bayaran pendapatan

pegawai, pajak, dll.

Bayaran pembedahan serta pemeliharaan yang bersifat sistem berganti sejauh

masa pengoperasian yang berbanding lurus dengan penciptaan listrik serta pola

pengoperasian pembangkit. Bayaran tersebut diantaranya semacam pelumas, konsumsi

air, pemeliharaan teratur bersumber pada jumlah pembedahan, suku cadang, dll.

2.2.7.3 Biaya Bahan Bakar

Peraturan Menteri Tenaga serta Sumber Energi Mineral No 12 Tahun 2017

memastikan bayaran bahan bakar untuk pembangkit.

2.2.7.4 Faktor Diskonto

Nilai waktu duit ialah perihal yang bisa menyebabkan terdapatnya perbandingan

nilai duit pada waktu yang hendak tiba dengan saat ini. Perihal ini bisa diatasi dengan

didiskontokan nilai pada waktu mendatang supaya nilainya sama dengan nilai mata duit

dikala ini. Aspek diskonto merupakan aspek yang digunakan buat memperhitungkan

sekarangkan penerimaan pada waktu mendatang. Aspek diskonto bisa di tentukan dengan

metode menetukan tingkatan diskonto yang berbentuk tingkatan suku bunga pasar

Page 31: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

17

ataupun bunga bank.

dimana

DF = diskon faktor

i = Tingkat diskonto atau bunga bank n = waktu operasi

2.2.8 Parameter Kelayakan Proyek

(Dodi, 2015) Parameter universal yang melaporkan sesuatu projek ataupun

usaha supaya bisa disebut layak mencakup:

• Net Present Value (NPV)

NPV ialah nilai saat ini dari totalitas discount cash flow ataupun

cerminan biaya total ataupun pula bisa diucap bagaikan pemasukan total proyek

dilihat dengan nilai saat ini. Secara matematik nilai NPV bisa dicari dengan

memakai rumus berikut:

NPV = ∑𝐶𝑡

(1+𝑖)𝑛−

𝐶0

(1+𝑖)𝑛𝑇𝑡+1

Dimana :

NPV = Net Present Value

K = Discount rate yang dipakai

COF = Cash outflow atau investasi

CIFt = Cash in flow di periode t

N = Periode terakhir cash flow yang diharapkan

• Internal Rate of Return (IRR)

IRR ialah besar tingkatan laba yang dipakai guna pelunasan total modal

yang di pinjam supaya tercapainya penyeimbang kearah nol dengan

mempertimbangkan laba. IRR diarahkan pada wujud persentase (%) per periode

serta umumnya nilainya positif (I>0).nPerhitungan guna memperoleh nilai IRR

mempergunakan rumus:

𝐼𝑅𝑅 = 𝐼′ +𝑁𝑃𝑉′

𝑁𝑃𝑉′ − 𝑁𝑃𝑉" (𝐼" − 𝐼′)

Page 32: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

18

dimana:

IRR =Internal Rate of Return (%)

NPV1 =Net Present Value bertingkat bunga rendah

NPV2 = Net Present Value bertingkat bunga tinggi

i1 = tingkat bunga pertama (%)

• Benefit Cost Ratio (BCR)

BCR merupakan perbandingan income total selama jangka

pengoperasian pembangkit dan biaya investasi awal. Guna mencari BCR bisa

diperoleh mempergunakan rumus:

𝐵𝐶𝑅 = ∑ 𝑃𝑉𝑛

𝑡=1 𝐵−(0+𝑀)

∑ 𝑃𝑉𝐶𝑡=1 𝐶𝑅

• Payback Periode (PP)

Payback Periode merupakan berapa jangka waktu yang dibutuhkan

guna pengembalian dana investasi mempergunakan rumus:

𝐵𝑃𝐵 = 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙

𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑘𝑎𝑠 𝑥 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

• Perhitungan Spesific Fuel Consumption (SFC)

Spesific Fuel Consumption (SFC) merupakan jumlah bahan bakar yang

digunakan oleh pembangkit buat menciptakan energi 1 kw sepanjang 1 jam. Bersumber

pada SPLN Nomor. 80 Tahun 1989 dugunakan persamaan guna menghitung

mengkonsumsi bahan bakar sebagai berikut:

SPC = 𝑄

𝑘𝑊𝐻

Dimana :

Q = jumlah bahan bakar yang dipergunakan (dalam ton)

kWH = jumlah kWH yang dibangkitkan oleh generator (Kwh)

Page 33: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Analisis Kebutuhan

Dalam skripsi berikut peneliti hendak memakai tata cara kuantitatif disebabkan

pada riset ini diisi dengan wujud angka- angka. Riset kuantitatif itu merupakan riset yang

banyak menggunakan angka mulai dari pengambilan informasi serta pengertian pada

informasi tersebut, dan penampilan pada hasilnya.

Beberapa aspek yang penting lainnya juga dapat diperhatikan dan di Analisa untuk

kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) aspek teknis dan aspek social

serta aspek lingkungan.

3.1.1 Variabel

Variable pada penelitian merupakan poin perhatian pada suatu penelitian,

sementara data ialah hasil dari pencatatan pada penelitian studi kelayakan pemanfaatan

pelet sampah di Kelurahan Tanjung Selamat menjadi PLTSa di Kelurahan Tanjung

Selamat, terbagi menjadi dua variable, yaitu :

1. Variabel independen

Variable indenpenden ialah variable yang menyebabkan perubahan.variable

indenpenden pada penelitian ini yaitu perencanaan PLTSa di Kelurahan Tanjung Selamat.

2. Variabel dependen

Variable denpenden ialah variable yang menjadikan akibat perubahan . Pada

penelitian ini variable dependennya yaitu studi kelayakan pemanfaatan pelet sampah di

Kabupaten Aceh Besar menjadi PLTSa di Kelurahan Tanjung Selamat

3.2 Perancangan Penelitian

Guna mengkaji riset ini, dibutuhkan lapisan kerangka kerja ataupun Frame Work

yang tahap-tahapnya jelas. Rancangan kerja berikut ialah tahapan yang dapat diterapkan

Page 34: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

20

guna menjabarkan permasalahan. Adapun rancangan kerja pada riset yang hendak

dipergunakan dapat diamati pada bagan berikut.

Tidak

Iya

Gambar 3.1 Flow chart penelitian

Mulai

Menentukan Permasalahan dan Variabel bebas (Pelet sampah dan system gasifikasi dan

Variabel Terkait Pembangunan PLTSa)

1. Studi Literatur

2. Studi Lapangan

3. Diskusi

4. Penelitian

Pengolahan Data

Evaluasi Data

Hasil Evaluasi

Penyajian Hasil Penelitian

Selesai

Page 35: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

21

3.3 Teknik Analisis

Teknik analisa yang akan dipergunakan yaitu:

1. Studi Literatur

Dilaksanakan guna memperoleh sejumlah teori pendukung topik, kondisi

tersebut berguna dalam penentuan metode pengolah data serta analisa.

2. Pengumpulan Data

Digunakan tehnik observasi serta wawancara guna menganalisis serta

mengamati objek penelitian guna memperoleh informasi serta data yang dibutuhkan

peneliti.

3. Pengolahan Data

Data diolah dengan kuantitatif maupun kualitatif. Data secara kualitatif dapat

diolah dengan cara penjelasan deskriptif. sedangkan kuantitatif dapat dilakukan

perhitungan dengan matematis bedasarkan teori tersebut.

4. Penyajian Data

Data dijabarkan pada bentuk grafik maupun table agar mempermudah

pembacaan dan melampirkan dokumentasi guna pembuktian objek penelitian tersebut

3.4 Perencanaan Mesin Yang Akan Digunakan Dengan Teknologi Gasifikasi

3.4.1 Data Pengujian Gasifikasi Menggunakan Trillion Gasifier (TG30)

Bersumber pada perolehan informasi pada pengujian yang diterapkan di Kabupaten

Klungkung Bali dengan memakai TG30 serta generator set 33KVA sepanjang 3 x 8

jam. Diperlukan 10 Kilogram pelet sampah perjamnya buat bisa melaksanakan

gasifikasi dan menciptakan listrik. Dalam pengujian itu genset(generator set) memakai 2

bahan bakar (bi- fuel), ialah syn-gas serta solar dengan komparasi 80%: 20%.

Rancangan PLTSa Yang Akan Di Bangun Di Kelurahan Tanjung Selamat

Sangat erat kaitannya dari kapasitas PLTSa yang dirancang dengan hasil

penciptaan pelet, proses gasifikasi serta generator set yang digunakan. Terus menjadi

Page 36: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

22

baik mutu pelet yang dibuat hingga hendak terus menjadi baik syngas yang dihasilkan

lewat tahap gasifikasi dan menyebabkan genset bisa bekerja dengan normal hingga bisa

menciptakan listrik.

1. Teknologi Gasifikasi

Rancangan yang dikerjakan oleh diperlukan 4 unit TG180. Pemasok gas utama 3

unit, serta cadangan satu unit. Ada pula pertimbangan memakai TG180 sebab banyak

wilayah di Indonesia yang telah memakai teknologi tersebut, efisiensi gasifikasi telah

terbukti buat dipakai pada bermacam beban, maintenance gasifikasi lebih gampang,

serta konstruksi pekerjaan sipil guna gasifikasi lebih simpel.

Gambar 3.2 Trilion Gasifier (TG180)

Tabel 4. 1 Komponen yang ada dalam TG180

Page 37: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

23

Page 38: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

24

2. Generator Set

Genset ialah singkatan “generator set” ialah mesin ataupun penggerak yang

tersusun atas pembangkit listrik (generator) bermesin penggerak dimana tersusun dalam

sebuah kesatuan guna menciptakan sesuatu tenaga dengan besaran spesifik. Diharapkan

dengan pengoperasian 3 unit gasifikasi(TG180) sanggup memenuhi keperluan gas

genset yang dipergunakan dalam sumber PLTSa.

Gambar 3.3 Genset Caterpillar G3512

Page 39: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

25

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses Pembuatan Pelet Dari Sampah

Tata cara ilmiah yang sanggup memproses sampah organik serta non organik

dalam bak penampung menggunakan kuman karenanya sampah tersebut bisa

menciptakan produk briket sampah yang mempunyai kalori 2500 sampai 4000 kkal.

Proses peunyeumisasi yang hendak mengganti sampah jadi sumber tenaga yang yang

mempunyai keahlian setingkat batu bara. Tahap penyeumisasi ialah tahap yang sangat

efisien dikarekan tanpa wajib terlebih dulu memisahkan sampah organik serta

anorganik, berikut tahapan produksi pelet sampah:

Sampah Logam

Sampah anorganik Bahan Baku Sampah

Mesin Penghancur

(Pencacah) Gas Metan

Mesin penghancur (Pelembut) Lindi Bak Penampung

Mesin pencetak pelet Hasil Produksi Pelet

Gambar 4.1 Diagram alur pembuatan pelet sampah

4.1.1 Proses pembuatan pelet sampah

Page 40: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

26

1. Pemisah antara logam serta limbah lain

Limbah yang hendak diolah jadi pelet wajib bebas dari logam serta limbah

yang tak mempunyai energi bakar.

2. Mesin pencacah (Hammer Mill)

Berperan bagaikan penggiling material supaya bahan baku jadi lebih halus.

Beroperasi dengan memukul material yang dimasukkan menngunakan mata

hammer bermotor penggerak dengan kecepatan besar.

3. Bak penampung

Dipergunakan untuk penampung sampah yang sudah dicacah dalam mesin

penghancur bagaikan wadah buat melaksanakan pembusukan yang mana

sampah yang sudah hancur diberi ragi supaya membagikan hasil briket dari

limbah plastik yang sudah hadapi pembusukan ataupun tahap fermentasi kurang

lebih sepanjang 7 sampai 10 hari setelah itu limbah dikirim ke konveyor buat

dilembutkan lagi setelah itu di cetak jadi konveyor.

4. Mesin Pencetak Pelet (peketisasi)

Merupakan tahap akhir dalam proses TOSS. Dengan tekanan yang terjalin

di mesin pelet menyebabkan produk penciptaan pelet mempunyai kepadatan

serta mutu sesuai dengan harapan.

Gambar 4.2 Contoh sketsa tempat yang akan dipergunakan guna

memanen hasil pelet sampah

4.1.2 Sistem Kerja PLTSa

Pelet sampah yang sudah terbuat hendak didistribusikan ke posisi Pembangkit

Listrik Tenaga Sampah serta ditaruh dalam Gudang. Kemudian pelet dimasukkan pada

Page 41: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

27

reaktor gasifier, dalam reaktor, pelet sampah terbakar sampai menciptakan syn gas.

Pembakaran hendak berjalan sepanjang 45 menit. Sehabis pembakaran dalam tabung

reaktor, syn gas hendak masuk menuju cyclone buat memisah syn gas dengan partikel

debu serta didinginkan dalam wet scrubber. Sehabis tahap pendinginan syn gas hendak

disaring lagi di dry filter guna mendapatkan syn gas bermutu bagus. Syn gas yang

bermutu baik hendak ditaruh dalam gas tank saat sebelum disuntikkan ke mesin genset.

Gas tank hendak melindungi tekanan gas antara 0,5 hingga 1 Bar.nSyn gas disuntikkan

ke dalam genset guna diganti ke listrik, serta siap untuk didistribusikan menuju

pengguna.

Gambar 4.3 Diagram Blok PLTSa

4.1.2 Hasil Uji Laboraturium

Tim project listrik STT-PLN telah melakukan pengujian terhadap beberapa

sampel pelet sampah yang dilakukan di Laboratorium TEKMIRA. Sampel Pelet sampah

yang diuji memiliki komposisi antara sampah organik dan non organik yang berbeda-

beda, pengujian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi yang memiliki kandungan

Cyclone

Scrubber Filter Gas Tank

Pelet

Reaktor Gasifikasi

Generator

Pelanggan

Debu, Tar

Page 42: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

28

kalor yang terbesar. Hasil uji sampel pelet sampah yang dilakukan melalui TOSS

di desa Gunaksa, Klungkung Bali sebagai berikut :

Tabel 2 Hasil Pengujian Pelet Sampah

Keterangan :

BL – 6 : Serbuk gergaji pada filter gasifier

BL – 7 : Pelet 100% Organik Gunaksa

BL – 8 : Pelet 95% Organik 5% Plastik Gunaksa

BL – 9 : Pelet 90% Organik 10% Plastik Gunaksa

BL – 10 : Pelet 80% Organik 20% Plastik Gunaksa

BL – 11 : Pelet Peuyeum Lindi

Berdasarkan hasil pengujian yang di lakukan dapat diketahui bahwa BL–10

dengan komposisi pelet 80% Organik dan 20% plastik gunakasa memiliki kandungan

kalor yang tertinggi yaitu 4345,5 Kkal/Kg sehingga berpotensi untuk menghasilkan

Hasil Pengujian Sampel

Tanggal

Pengujian

No

Sampel

Nama

Sampel

Ash

(%)

Cal/Ad (Cal/gr)

26-06-2018 BL-6 5824,1

BL-7 22,85 3414,7

BL-8 35,51 3235,4

BL-9 35,03 3458,2

BL-10 19,49 4345,5

BL-11 21,11 3503,4

Page 43: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

29

energi yang tinggi pula. Hal ini menunjukkan bahwa sampah yang akan diolah menjadi

pelet tidak perlu dipilah antara sampah organik dan non organik.

4.1.3 Data Pengujian Mengunakan Trillion Gasifier (TG 70)

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengujian (test performance) yang

dilakukan di Indonesia Power UP Pesanggrahan Bali menggunakan TG70-1 dan genset

(generator set) 44kV dengan spesifikasi sebagai berikut :

Gasifier dan generator beroperasi selama 3 x 8 jam. Membutuhkan 20 Kg pelet

sampah perjam supaya dapat menjalankan gasifikasi dan menghasilkan listrik. Pada

pengujian tersebut Generator menggunakan dua bahan bakar (bi fuel), yaitu syn gas dan

solar dengan perbandingan 20% : 80%. Serta didapat data lainnya yaitu sebagai berikut:

1. Pada saat menggunakan bahan bakar solar 100% dengan beban 28,77 kW

membutuhkan 4 liter solar per jam. Sehingga penggunaan solar yaitu 0,139

Liter/kWh.

2. Setelah menerima pasokan bahan bakar gas dari proses gasifikasi diesel hanya

mengkonsumsi 0,8 liter perjam. Maka dapat diketahui setelah menggunakan

dua bahan bakar (bi fuel) jumlah bahan bakar yang dikonsumsi oleh mesin

diesel yaitu 20%

3. Pasokan syngas yang diterima mesin tersebut adalah 80% dari kebutuhan bahan

bakar diesel tersebut. Maka dapat diperoleh perhitungan penggunaan pelet

sebagai berikut :

80% x 38,37 kW = 23,016 kW

20Kg

23,016 kW= 0,86 Kg/kWh

4.2 Total Jumlah Sampah Yang Masuk Ke TPA

Total perolehan sampah dari data Dinas Lingkungan Hidup di Kabupaten Aceh

Besar dari seluruh sampah pada awal bulan November mencapai 208.700 Kg per hari,

Namun dapat dibulatkan 200.000 kg per hari dikarenakan sampah tiap harinya akan

berkurang dan bertambah jadi dari data tersebut dibulatkan menjadi rata-rata. hingga

pabrik pelet wajib sanggup menampung segala sampah tersebut dan mengelolanya jadi

bahan bakar. Kapasitas penciptaan yang direncanakan di pabrik pelet berikut menggapai

Page 44: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

30

120.000 Kilogram per hari. Yang mana total sampah yang tiba/hari hadapi proses

pemilahan yang sanggup kurangi 20% hingga 30% jumlah sampah (sampah yang masih

bisa dijual), 5% residu(sampah yang tak mempunyai energi bakar), serta 25% hadapi

penyusutan dari tahap peuyeumisasi. Jadi 60% total penyusutan sampah dari total

sampah fresh yang masuk.

Tabel 4.1 Data Sampah Perhari Sumber: Dinas Lingkungan hidup Kabupaten Aceh

NO HARI /

TANGGAL

SAMPAH BANDA ACEH SAMPAH

ACEH BESAR

( PERBATASAN )

SAMPAH SPESIFIK

TOTAL SAMPAH

MASUK TPA SAMPAH RUMAH

TANGGA

SAMPAH NON

RUMAH TANGGA

SAMPAH ITF

1 2 3 4 5 6 8

1 01

November 2020

186.096 6.560 10.160 - 202.815

2 02

November 2020

194.737 5.400 8.563 - 208.700

3 03

November 2020

185.561 6.350 13.380 - 205.290

4 04

November 2020

182.455 5.940 9.905 - 198.300

5 05

November 2020

184.450 5.540 10.171 - 200.160

6 06

November 2020

173.840 6.910 9.371 - 190.120

Page 45: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

31

4.3 Kebutuhan Daya Penduduk Kelurahan Tanjung Selamat

Berdasarkan perolehan data, kebutuhan daya penduduk di Kelurahan Tanjung

Selamat rata – rata setiap harinya mengkonsumsi 11000 Watt daya jadi dapat dihitung

guna memenuhi kebutuhan daya penduduk .

Tabel 4.2 Data Jumlah penduduk

Nama Gampong Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga

Rata-Rata Penduduk

Barabung 747 181 4

Tungkop 2.835 668 4

LamDuro 797 191 4

Lambitra 603 130 4

Lieue 1.093 250 4

Lambada Peukan 749 170 4

Blang 626 146 4

Cot 754 153 5

Angan 333 85 4

Miruek Taman 1.326 301 4

Lampeudaya 766 194 4

Sulue 414 117 4

Tanjong Deah 1.067 293 4

Tanjung Selamat 4.805 1.056 5

Kebutuhan daya penduduk:

T=P.U

Dimana : T= Total

P = Daya listrik pada satuan watt (W) U = Unit Rumah

11.000 Watt × 1056 unit = 11.616 kWh

Sehingga total kebutuhan listrik rumah penduduk di Kelurahan Tanjung Selamat

ialah 11.616 kWh

Jadi T = P x U

Page 46: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

32

4.4 Rencana Pemilihan Lokasi Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga

Sampah

Rencana area pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah, dicapai selama

kurang lebih 10 menit dari pusat Kota Banda Aceh, terletak di Kabupaten Aceh Besar

Kecamatan Darussalam Kelurahan Tanjung Selamat, berkoordinat 5.58°N Lintang

Utara 95.38°E Bujur Timur.

Gambar 4.3 Perencanaan Pemilihan Lokasi Pembangunan Pembangkit Listrik

Tenaga Sampah

Page 47: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

33

4.5 Kondisi kelistrikan Eksisting Kabupaten Aceh Besar

Sistem kelistrikan eksisting di Aceh tersusun dari sistem interkoneksi 150 kV

Sumut-Aceh serta sub-sistem isolated bertegangan distribusi 20 kV. Dekat 70% dari

sistem kelistrikan Aceh disuplai sistem interkoneksi 150 kV Sumbagut serta 30%

sisanya disuplai pembangkit PLTD isolated tersebar. Sekarang ini wilayah yang telah

disuplai sistem interkoneksi 150 kV ialah tepi laut timur Provinsi Aceh lewat 7 gardu

induk berlokasi di Kabupaten/ Kota; Aceh Timur, Tamiang, Langsa, Lhokseumawe,

Bireun, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Besar serta Banda Aceh, dengan sebagian besar lokasi

pembangkit terletak di Sumut. Segala daerah tepi laut barat serta tengah Aceh dan

kepulauannya masih disuplai oleh PLTD yang menggunakan HSD lewat sistem

kelistrikan 20 kV.

4.6 Analisis Kelayakan

Kelayakan finansial sangat berarti guna memperhitungkan kelayakan investasi

suatu pembangunan pembangkit listrik. Analisis finansial bisa dipergunakan buat

mengambil keputusan yang mengacu pada modal yang dikeluarkan atas labar yang

didapatkan sepanjang PLTSa pelet sampah itu bekerja. Sejumlah komponen bayaran

guna pembangunan pembangkit listrik tenaga pelet sampah berikut bisa dipecah

dalam:

A. Biaya Investasi

Ialah fixed cost, ialah bayaran yang senantiasa wajib dikeluarkan

walaupun pembangkit beroperasi ataupun tidak.

Berikut hitungan bayaran investasi guna pembangunan pembangkit

listrik tenaga pelet sampah terdiri dari bayaran buat pekerjaan sipil, elektro

mekanika, desain, pemasangan/ konstruksi, pengadaan, serta tercantum pajak

dan bunga.

Tabel 4. 3 Keperluan Pekerjaan Sipil

Pekerjaan Sipil

Rumah Kantor Rp 450.000.000

Gudang Penyimpanan Pelet Sampah Rp 350.000.000

Peralatan Administrasi Rp 50.000.000

Biaya Pembangunan Rp 400.000.000

Page 48: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

34

Akses Rp 70.000.000

Total Rp1.320.000.000

Tabel 4. 4 Keperluan Elektrikal serta Mekanikal

Nama Peralatan Jumlah (set) Harga Total

Gasifikasi 4 Rp 600.000.000 Rp 2.400.000.000

Engine Gas 2 Rp 3.000.000.000 Rp 6.000.000.000

Total Rp 8.400.000.000

Tabel 4. 5 Biaya EPC

EPC COST IDR

Pekerjaan Bangunan Sipil Rp 1.320.000.000

Peralatan Mekanikal serta Elektrikal Rp 8.400.000.000

Rancangan enjineering dan lainnya Rp 550.000.000

Total Rp 10.270.000.000

NON EPC COST

biaya kontigensi (5% terhadap EPC) Rp 513.500.000

insurence expenses (0,25% dari EPC) Rp 25.675.500

Kompensasi serta Akuisisi Lahan

pembangkit

Rp 350.000.000

Total Rp 889.175.000

FINANCIN G COST

PPN 10% Rp 1.115.917.500

IDC (bunga bank selama masa

konstruksi

Rp 1.115.917.500

Commitment Fee (biaya kesepakatan) Rp 194.275.900

Total keseluruhan Rp 13.585.285.900

Page 49: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

35

Berdasarkan tabel (4.6) bisa diamati bahwasanya besarnya biaya

investasi dalam pembangunan PLTSa pelet sampah ialah Rp 13.585.285.900,-

B. Biaya Operasi serta Pemeliharaan

Biaya O/M merupakan biaya yang wajib diberikan secara senantiasa

pada tiap tahunnya. Bayaran pembedahan serta pemeliharaan terdiri dari

bayaran buat keperluan pegawai/ karyawan, bayaran pemeliharaan teratur serta

penjelasan pada masing- masing tahunnya dan bayaran yang lain semacam

pendapatan, bayaran kantor, pajak bumi serta bangunan, serta suku cadang.

Tabel 4. 6 Biaya Tunjangan Pegawai

Tunjangan Pegawai

Rp 1.779.167 THR

Rp 1.779.167 Bonus

Rp 250.000 Seragam

Rp 625.000 BPJS Kesehatan

Rp 750.000 BPJS Ketenagakerjaan

Rp 5.183.333 Total

Tabel 4. 7 Biaya Operasi dan Pemeliharaan

Dapat diamati pada table di atas bayaran total guna operasional serta

pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah ataupun PLTSa dalam satu

tahun ialah Rp. 3.100.048.859,00 ataupun Rp589,81 per kWh. Pendapatan

karyawan bersumber pada UMR ACEH yakni Rp. 3.165.000,00.

Parameter anggapan dasar guna rencana pada pembangunan Pembangkit

Listrik Tenaga Sampah pula dibutuhkan. Anggapan dasar yang diartikan

merupakan anggapan–anggapan yang berlaku universal buat segala

perencanaan PLTSa yang dianalisis. Anggapan dasar yang dipergunakan guna

mengkalkulasi kelayakan finansial pada PLTSa pelet sampah ialah:

Page 50: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

36

1. Usia ekonomis dianggap 12 tahun (ialah perkiraan usia perlengkapan

PLTSa pelet sampah).

2. Jangka waktu guna pembangunan proyek tersebut dianggap sepanjang 2

tahun dengan Investment Disbrusment:

Tahun 1 : 40 persen

Tahun 2 : 60 persen

3. Tingkatan bunga pinjaman diasumsikan 12%

4. Nilai tukar dolar atas rupiah yakni Rp 14.200.

4.7 Analisa Finansial

Analisa finansial dicoba guna mengenali besar laba secara ekonomi yang hendak

didapatkan owner proyek jika pembangunan pembangkit listrik tenag pelet sampah itu

bisa berjalan. Bayaran investasi guna PLTSa pelet sampah cocok perhitungan ialah Rp

13.585.285.900,-nPeneliti menghitung bayaran pembangunan PLTSa pelet sampah

serta persyaratan kelayakan proyek tersebut memakai parameter Net Present Value

(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP), serta Benefit Cost Ratio

(BCR).

Aspek Biaya PLTSa Pelet Sampah

Tabel 4. 8 Aspek biaya PLTSa Pelet Sampah

Komponen per kWh

A Rp 569

B Rp 47,96

C Rp 516,00

D Rp 25,85

Total Rp 1.158

Menurut table segi biaya diatas PLTSa pelet sampah didapatlah pengeluaran

yakni Rp 1.158,- per kWh. Jadi listrik PLTSa pelet sampah bisa diperjualkan ke PLN

seharga Rp. 1.500,- per kWh. Dikarenakan BPP di Kelurahan Tanjung Selamat yakni

Rp. 1.673,- per kWh. Karenanya PLN bisa menghemat 10,34%. (INDONESIA, 55

K/20/MEM/2019)

Pendapatan PLTSa Sistem gasifikasi Downdraft

Page 51: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

37

Guna evaluasi pemasukan yang didapatkan PLTSa pelet sampah sistem

gasifikasi Downdraft masing-masing tahunnya bisa dihitung bersumber pada 85%

dikalikan dengan harga jual listrik per kWh kemudian dikalikan total penciptaan

tahunan.

𝑏𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡 = 85 x h𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 𝑝𝑒𝑟 𝑘𝑊h × 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑡𝑎h𝑢𝑛𝑎𝑛

Menurut besar produksi tahunan, tiap tahun bisa ditetapkan perolehan PLTSa

pelet sampah sistem gasifikasi Downdraft. Bagi harga jual ke listrik PLTSa pelet

sampah seharga Rp.1.500 /kWh. Jadi perolehan yang didapatkan setiap tahun ialah:

Benefit =85% x Rp. 1.500 /kWh x 5.256.000 kWh

= Rp.6.701.400.000.

Maka diperoleh kelayakan finansial berikut:

Tabel 4. 9 Kelayakan Finansial

Investasi Rp. 13.585.285.900,-

Pendapatan (Benefit) Rp. 6.701.400.000,-

Biaya O&M Rp. 3.100.048.859,-

Perhitungan kelayakan Finansial Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa

A. Net Present Value

NPV ialah selisih pengeluaran serta pendapatan yang sudah didiskom

dengan social opportunity cost of capital bagaikan diskon aspek, ataupun

dengan istilah lain arus kas yang diprediksi di waktu yang hendak tiba yang

didiskonto dikala ini.

Bersumber pada tabel dalam lampiran B total PV Gross B– O&

Meter yang ialah hasil kali Gross B– O& Meter dengan aspek diskonto

yakni Rp. 22.660.619.939,- serta total bayaran investasi sepanjang masa

konstruksi yakni Rp 7.894.585.900,-. hingga nilai NPV PLTBM bisa dihitung:

NPV = ∑𝐶𝑡

(1+𝑖)𝑛−

𝐶0

(1+𝑖)𝑛𝑇𝑡+1

Page 52: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

38

= Rp. 22.308.116.685– Rp 13.585.285.900

= Rp. 8.722.830.785, -

Hasil perhitungan menampilkan kalau nilai NPV lebih dari 0, jadi nilai

NPV bernilai Positif. NPV adalah Rp. 8.722.830.785, - menunjukkan kalau arus

kas proyek telah mencukupi buat membayar modal yang di investasikan dan

bisa membagikan tingkatan return yang dibutuhkan atas modal itu, hingga

proyek PLTSa pelet sampah tersebut bisa disebut layak.

B. Internal Rate of Return (IRR)

Ialah tata cara penghitungan tingkatan return, yang mana nilai bersih saat

ini dari seluruh arus kas dari investasi tertentu sama dengan nol.

IRR ialah penanda tingkatan efisiensi investasi, dengan memandang

berapa besar suku bunga yang bisa diberi bila dibanding suku bunga bank yang

berjalan. Guna menghitung IRR tadinya wajib dicari discount rate yang

menciptakan NPV positif, setelah itu dicari discount rate yang menciptakan

NPV negative.

Menurut hasil olah data IRR di lampiran C diperoleh nilai NPV positif Rp.

14.766.034.039, - dalam suku bunga 25% serta nilai NPV negatif Rp –

634.460.545,- dalam suku bunga 25% jadi bisa dihitung nilai IRR menggunakan

rumus:

𝐼𝑅𝑅 = 𝐼′ +𝑁𝑃𝑉′

𝑁𝑃𝑉′ −𝑁𝑃𝑉" (𝐼" − 𝐼′)

= 12% + 8.722.830.785

8.722.830.785 −(−169.813.200)

× (25% − 12%) = 19, 847%

I’ = suku bunga memberi nilai NPV positif

I” = suku bunga memberi nilai NPV negatif NPV’ = NPV positif

NPV” = NPV negatif

Page 53: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

39

Hasil dari penghitungan tersebut didapatlah nilai IRR 19,943% serta nilai

tersebut lebih besar dibanding suku bunga yang dipergunakan ialah 12%.

Perihal ini melaporkan kalau proyek PLTSa pelet sampah sistem gasifikasi

downdraft secara finansial Layak.

C. Benefit Cost Ratio (BCR)

BCR ialah rasio antara benefit dengan Total cost. Penghitungan nilai

ekuivalen bisa dicoba dengan memakai salah satu analisis nilai saat ini, nilai di

waktu yang hendak tiba ataupun nilai tahunan. Secara universal sesuatu proyek

bisa disebut layak secara finansial merupakan bila B/C melebihi 1 maksudnya

keuntungan yang hendak didapatkan lebih dari bayaran return investasi.

Berdasarkan pengolahan informasi tabel lampiran D di lampiran total nilai

Net Benefit Cost di masa konstruksi bernilai positif yakni Rp. 13.585.285.900,-

serta sehabis masa pembedahan diperoleh nilai total Net Benefit Cost yakni Rp

Rp. 22.308.116.685– Sehingga bisa dihitung rasio benefit terhadap Cost yang

sudah didiskontokan:

𝐵𝐶𝑅 = ∑ 𝑃𝑉𝑛

𝑡=1 𝐵−(0+𝑀)

∑ 𝑃𝑉𝐶𝑡=1 𝐶𝑅

= Rp. 22.308.116.685–

Rp. 13.585.285.900,-

= 1,642

Bersumber pada perhitungan yang sudah dicoba tersebut diperoleh nilai

BCR 1,642 nilai tersebut memenuhi syarat BCR > 1 yang maksudnya kalau laba

yang diperoleh sepanjang masa pembedahan lebih besar dibanding besarnya

bayaran pengeluaran investasi guna mendirikan pembangkit, jadi proyek PLTSa

Pelet Sampah sistem gasifikasi downdraft secara finansial l.

D. Pay Back Period

Pay Back Period ialah lamanya waktu jumlah pokok investasi/ modal

yang ditanam pada sesuatu projek hendak kembali. Perolehan PBP merupakan

Kala nilai kumulatif berganti dari nilai negatif jadi nilai positif. PBP pula

hendak bisa mengenali seberapa kilat modal hendak tertutup.

Page 54: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

40

Dalam perencanaan PLTSa Pelet Sampah sistem gasifikasi downdraft

berikut total bayaran investasi yang diperlukan guna pembangunan yakni Rp.

Rp. 13.585.285.900,- menurut hasil pengolahan informasi tabel PBP di lampiran

E bayaran investasi hendak tertutup pada tahun ke 4, sebab di tahun ke 4 nilai

komulatif Gross B– O&M telah melebihi nilai investasi Rp. 14.405.404.564.

Tahun Kembali bisa dikenal dengan menyamakan nilai investasi

terhadap pemasukan masing- masing tahunnya sehabis dikurangi dengan

bayaran O&M:

PBP = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖

× 1 𝑡𝑎h𝑢𝑛

𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠

= 13.585.285.900

3.601 .351 .141 × 1 𝑡𝑎h𝑢𝑛

= 3, 8 x 1 tahun = 3 tahun 8 bulan

Berdasarkan hasil perhitungan yang sudah dicoba diperolehlah lama

jangka pengembalian ialah 3 tahun 8 bulan. Perolehan nilai PBP lebih pendek

dibanding usia PLTSa Pelet Sampah sistem gasifikasi downdraft ialah 12 tahun

hingga proyek tersebut dikatakan secara finansial Layak.

4.7.1 Finansial Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

Finansial PLTSa bisa dilamati pada komponen C ialah bayaran guna bahan

bakar. Komponen C bisa dihitung dari kebutuhan bayaran bahanbakar perbulan

dipecah dengan penciptaan perbulannya. Buat memperoleh perhitungan bayaran butuh

dikenal SFC (spesific fuel consumption), sebab SFC tersebut melaporkan jumlah

konsumsi bahan bakar yang disantap oleh pembangkit guna menciptakan energi 1

kwh/ jam.

Perhitungan Finansial:

a. Kapasitas yang dibutuhkan : 750 kW

b. Produksi bulanan 𝐶𝐹 𝑥 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑥 8760

12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

= 80% 𝑥 750𝑘𝑊 𝑥 8760

12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

Page 55: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

41

= 438.000 kWh/bulan

1. SFC kebutuhan pelet untuk membangkitkan 1 kWh

• PLTSa : 0, 86 kg

• PLTD : 0,27 liter

2. Kebutuhan bahan bakar

• PLTSa = SFC x Produksi Bulanan

= 0,86kg x 438.000kWH/bulan

= 376.680kg

• PLTD = SFC x Produksi Bulanan

= 0,27liter x 438.000kWh/bulan

= 118.260liter

3. Perhitungan finansial

• PLTSa

Harga Pelet = Rp. 600/kg

Biaya perbulan = 376.680Kg x Rp. 600 /Kg

= Rp. 226.008.000

• PLTD

Harga Bahan Bakar = Rp. 9300/liter

Biaya Perbulan = 118.260 liter x Rp. 9300/liter

= Rp. 1.099.818.000

4. Komponen C

• PLTSa = 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

Page 56: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

42

= 226.008.000

438.000

= Rp. 516

• PLTD = 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

= 1.099.818.000

438.000

= Rp. 2.511

Berdasarkan perhitungan finansial bahan bakar atau komponen C diatas dapat

disimpulkan bahwa penggunaan PLTSa dengan bahan bakar pellet sampah

sebesar Rp. 516,- perkWh perbulan lebih efisien dibandingkan PLTD dengan bahan

bakar solar sebesar Rp. 2.511,-.

Page 57: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

43

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Menurut pembahasan serta hasil dari pengkajian kelayakan pemanfaatan

sampah di Kabupaten Aceh Besar Kelurahan Tanjung Selamat guna dijadikan

Pembangkit Listrik Tenaga Pelet Sampah atau PLTSa, diperoleh sejumlah kesimpulan,

yakni :

1. Pada Kabupaten Aceh Besar, sampah yang dapat diolah melalui proses

peunyeumisasi untuk dijadikan pelet sampah perharinya diperoleh 120.000 Kg

pelet sampah, jadi tiap bulannya diperoleh 3.600.000 Kg pelet sampah

karenanya dapat memenuhi untuk kebutuhan bahan bakar pada Pembangkit

Listrik Tenaga Sampah 750kW dengan sistem dasifikasi downdraft, serta bisa

dikembangkan di Kelurahan Tanjung Selamat dengan mempergunakan gasifier

(TG180) yang memerlukan pelet sebanyak 376.680 kg setiap bulannya.

2. Menurut hasil kalkulasi dari kelayakan finansial PLTSa berbahan bakar pelet

sampah yakni:

(a) NPV lebih dari 0 (>0) yakni 8.722.830.785

(b) IRR lebih dari suku bunga (12%) yakni 19,847%.

(c) BCR lebih dari 1(>1) yakni 1,642.

(d) Jangka waktu untuk pengambilan modal (PBP) kurang dari perkiraan

masa operasi pembangkit yakni didapatkan di tahun ke - 4.

5.2 Saran

Sejumlah saran yang dapat penulis berikan dalam penelitian berikut ialah:

1. Perlunya melakukan penilaian terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

(PLTSa) berbahan bakar pelet sampah terkait proses pembangkit listriknya

supaya didapatkan jalan keluar pengolahan sampah guna mengatasi

permsalahan listrik yang ada di Indonesia.

2. Perlunya dilakukan kajian lanjutan terkait kemudahan pemanfaatan sampah

kota untuk digunakan sebagai pelet sampah yang nantinya akan menjadi

pasokan bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Sampah serta guna

mengurangi sampah yang terdapat di perkotaan dan dirumah - rumah.

Page 58: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

44

DAFTAR PUSTAKA

Faisal M. (2014) “Analisis laju alir sampah dan emisi carbon yang dihasilkan Kota

Banda Aceh”

Faizah. (2008). “Pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat (studi kasus

di kota yogyakarta).”

Harahap, A. H. (2018). “Studi Kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Di Kota

Pekanbaru.” Hidup, D. L. DKI Jakarta.

Herry Widjasena (2019). “Studi Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)

Pada Tempat Pembuangan Akhir makbon Kota Sorong”

Ikromi, M. (2017). “Feasibility Study Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga

Sampah (Studi Kasus TPA, Bakung Bandar Lampung.” INDONESIA, M. E. (55 K/20/MEM/2019).

Mulasari, S. A. (2012). “Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap perilaku

masyarakat dalam mengelola sampah di dusun padukuhan Desa Sidokarto

Kecamatan Godean Kabupaten Sleman Yogyakarta”

Nofri Dodi, S. S. (2015). “Studi Kelayakan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga

Sampah (PLTSa) Kota Padang (Studi Kajian Di TPA Air Dingin Kota

Padang.” Nusantara, P. L. Jakarta.

Pitaloka Rere (2019) “Studi Kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa

Gasifikasi Downdraft 250kVA Dengan Bahan Bakar Pelet Sampah Untuk

Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar “

Rina S, (2011) “Efektivitas Proses Kontinyu Digestasi Anaerobik Dua Tahap Pada

Pengolahan Lumpur Biologi Industri Kertas”

Siregar, K. (2019). Dr. S.TP, M.SI. “Teknologi Gasifikasi Dan Proses Produksinya.”

Statistik, B. P. (n.d.). Jakarta.

Supriyatno, M. C. (2019). “Studi Kasus Energi Alternatif Briket Sampah Lingkungan

Kampus.” POLBAN BANDUNG, 5.

Surwajo, (2014) “ Pengolahan sampah organic dan anorganik” Universitas Negeri

Yogyakarta.

Syafrizal. (2014). “Penelitian Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Kota (PLTSa) Type

Incinerator Solusi Listrik Alternatif Kota Medan,” 5.

UU Nomor 18 Tahun (2008) Tentang Pengolahan Sampah

Winanti W. Sih (2018) “Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)”

Page 59: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

45

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

a. Data Personal

NIM : 201611203 Nama : Rayyan Muslim Putra Tempat/Tgl. Lahir : 22 April 1998 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Status Perkawinan : - Program Studi : S1 Teknik Elektro Alamat Rumah : Jl.Miruek Taman, Aceh Besar Telp : 085283553470 Email : [email protected] Personal Web : -

b. Pendidikan

Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun Lulus

SD SD N 16 Banda Aceh

- 2010

SMP MtsN Model Banda Aceh

- 2013

SMA SMA N 3 Banda Aceh

IPA 2016

Demikian daftar riwayat hidup berikut dibuat dengan sebenarnya. Banda Aceh, 17 Januari 2021

Rayyan Muslim Putra

Page 60: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

46

LAMPIRAN Lampiran 1. RAB PT. ALAM HIJAU LESTARI

Sumber Gasifikasi : http://www.trilliongasifier.com/

Sumber GeneratorSet: https://www.zcgenset.com/

Page 61: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

47

Lampiran 2 Parameter PLTSa

Page 62: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

48

Lampiran 3 NPV

Page 63: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

49

Lampiran 4 IRR

Page 64: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

50

Lampiran 5 BCR

Page 65: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

51

Lampiran 6 PBP

Page 66: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

52

Lampiran 7 Spesifikasi Genset G3512

Page 67: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

53

Lampiran 8 Lembar Bimbingan Skripsi

LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Rayyan Muslim Putra NIM : 2016-11-203 Program Studi : Teknik Elektro Jenjang : Sarjana Pembimbing Satu : Erlina,S.T.,M.T. Judul Skripsi : KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT

LISTRIK TENAGA SAMPAH (PLTSa) DENGAN DAYA 750kW DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT KABUPATEN ACEH BESAR

Tanggal Materi Bimbingan Paraf Pembimbing

18 Novemver 2020 Proposal Skripsi 19 November 2020 Proposal Skripsi

7 Desember 2020 Proposal Skripsi 11 Desember 2020 Revisi Proposal Skripsi

14 Desember 2020 Revisi Perubahan Judul Skripsi

15 Januari 2021 Bimbingan Skripsi Bab 1-3 19 Januari 2021 Bimbingan Skripsi Bab 2-3

21 Januari 2021 Bimbingan Skripsi Bab 3-4 23 Januari 2021 Bimbingan Skripsi Bab 3-4

25 Januari 2021 Bimbingan Skripsi Bab 4 26 Januari 2021 Bimbingan Skripsi Bab 4

27 Januari 2021 Bimbingan Skripsi Bab 1- 4 29 Januari 2021 Bimbingan Skripsi Bab1- 4 Dan PPT

3 Februari 2021 Bimbingan Skripsi Dan PPT

Page 68: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

54

Page 69: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

55

Page 70: KAJIAN KELAYAKAN PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK …

56