PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL ( MATERIAL REQUIREMENT PLANNING )

Post on 19-Jan-2016

168 views 16 download

description

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL ( MATERIAL REQUIREMENT PLANNING ). samsulb. Introduction. Pokok bahasan ini merupakan pokok bahasan yang menekankan pada proses pengadaan material/komponen dengan jenis, jumlah, dan saat yang tepat dalam upaya pengendalian persediaan. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL ( MATERIAL REQUIREMENT PLANNING )

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL(MATERIAL REQUIREMENT PLANNING)

samsulb

Introduction

•Pokok bahasan ini merupakan pokok bahasan yang menekankan pada proses pengadaan material/komponen dengan jenis, jumlah, dan saat yang tepat dalam upaya pengendalian persediaan.

•Perencanaan kebutuhan material ini diharapkan mampu mengendalikan persediaan dan meminimalkan biaya persediaan, sehingga menghasilkan efisiensi produksi.

Material Requirement Planning (MRP)

• DefinisiSuatu prosedur logis berupa aturan keputusan dan teknik transaksi berbasis komputer yang dirancang untuk menterjemahkan jadwal induk produksi menjadi “kebutuhan bersih” untuk semua item.

• TujuanPenjadwalan item pada saat dibutuhkan (tidak lebih awal dan tidak terlambat).

• Item dependen dan diskrit• Produk kompleks• Job shop• Assemble to order

Asumsi dalam MRP

Lead time untuk seluruh item yang diketahui atau dapat diperkirakan.

Setiap persediaan selalu dalam kontrol. Semua komponen untuk suatu perakitan harus tersedia pada saat

suatu pesanan untuk perakitan tersebut dilakukan.Pengadaan dan pemakaian terhadap persediaan bersifat diskrit.Proses pembuatan suatu item dengan item yang lain bersifat

idependen.

Input dan Output MRP

Master Production Schedule (MPS) (1)

MPS menentukan prosedur MRP dengan jadwal pemenuhan produk jadi.

MPS menunjukkan jumlah produksi bukan demand.MPS bisa merupakan kombinasi antara pesanan

langsung konsumen dan peramalan demand.MPS menunjukkan jumlah yang harus diproduksi, bukan

jumlah yang bisa diproduksi.

Master Production Schedule (MPS) (2)

MPS Item Period

1 2 3 4 5 6 7 8

Clipboard 86 93 119 100 100 100 100 100

Lapboard 0 50 0 50 0 50 0 50

Lapdesk 75 120 47 20 17 10 0 0

Pencil Case 125 125 125 125 125 125 125 125

Bill Of Material (BOM) (1)

• Istilah lain dari Bill Of Material (BOM) adalah Struktur Produk.• Struktur produk berisi informasi tentang hubungan antara

komponen- komponen dalam suatu perakitan.

Bill Of Material (BOM) (2)

Dependensi Vertical dan Horizontal

Catatan persediaan

• Catatan keadaan persediaan menggambarkan status semua item yang ada dalam persediaan.

• Catatan persediaan untuk keperluan MRP harus akurat.

Output Sistem MRP

• Rencana pemesanan atau rencana produksi yang dibuat atas dasar lead time.

• Merupakan tindakan pengendalian persediaan dan penjadwalan produksi.

Mekanisme MRP (1)

• Netting Merupakan proses perhitungan kebutuhan bersih (net requirement) yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor (gross requirement) dengan jadwal penerimaan persediaan (schedule order receipt) dan persediaan awal yang tersedia (beginning inventory).

• Offsetting Merupakan proses yang bertujuan menentukan saat yang tepat untuk melakukan pemesanan dalam memenuhi kebutuhan bersih.

Mekanisme MRP (2)

• Lotting Merupakan suatu proses untuk menentukan besarnya jumlah pesanan optimal untuk setiap item secara individual didasarkan pada hasil perhitungan kebutuhan bersih yang telah dilakukan dari proses netting.

• Exploding/Eplotion Exploding merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk item pada level yang lebih bawah. Perhitungan ini didasarkan pada pemesanan item-item produk pada level yang lebih atas.

Mekanisme MRP (3)

Contoh kasus:

• Order 25• Persediaan:

Lamps 3Base assemblies 7Shaft 4Tubing 16

(setiap shaft membutuhkan 2 feet tubing)

NETTING Lamp

• Permintaan kotor 25• Persediaan - 3• Permintaan bersih 22

Base assembly• Permintaan kotor 22• Persediaan - 7• Permintaan bersih 15

Shaft (1 per Base assembly)• Permintaan kotor 15• Persediaan - 4• Permintaan bersih 11

Tubing (2 feet per shaft assembly)• Permintaan kotor 22• Persediaan - 16• Permintaah bersih 6

Offsetting

Lead time:Lead time:

LampsLamps 2 minggu2 minggu

Base assemblyBase assembly 1 minggu1 minggu

ShaftShaft 2 minggu2 minggu

TubingTubing 3 minggu3 minggu

mingguminggu

Lotting

• Teknik yang dipergunakan dalam MRP untuk memperoleh ukuran Lot pengorderan yang paling ekonomis.

Teknik Lot Sizing:• Lot For Lot (LFL)• Least Unit Cost (LUC)• Least Total Cost (LTC)• Part Period Balancing (PPB)• Period Order Quantity (POQ)• Economic Order Quantity (EOQ)• Fixed Periode Requirement (FPR)• Fixed Order Quantity (FOQ)

MRP Chart (1)

Periode

PD 1 2 3 4 5 6 7 8

Gross requirements 25 15 120 0 60 0 15 0

Scheduled receipts

Projected on hand 50 25 10 0 0 0 0 0 0

Net requirements 110 60 15

Planned order receipts 110 60 15

Planned order releases 110 60 15

Lead time : 2

Ukuran lot: LFL

Safety stock: 0

Inventory: 50

MRP Chart (2)

Periode

PD 1 2 3 4 5 6 7 8

Gross requirements 10 15 15 10 15 10 15 10

Scheduled receipts 2525

Projected on hand 30 20 5 15 5 15 5 15 5

Net requirements 10 10

Planned order receipts 25 25

Planned order releases 2525 2525

Lead time : 3

Ukuran lot: 25

Safety stock: 0

Inventory: 30

Perbandingan Teknik Lotting (1)

1. Lot for Lot (L4L)• Pesan sejumlah yang diperlukan (tidak ada on hand

inventory).• Mengasumsikan bahwa order dapat dilakukan untuk

jumlah berapapun.• Contoh kasus, jika lead time 2, ongkos set up $ 5.75,

dan ongkos simpan $ 0.05, maka:

Perbandingan Teknik Lotting (2)

00 11 22 33 44 55 66 77 88 99

GRGR 1212 1515 99 1717 88 1010 1616 77 1111

SRSR 1212 1515

POHPOH 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00

PORePORecc

99 1717 88 1010 1616 77 1111

PORelPORel 99 1717 88 1010 1616 77 1111•Ongkos set up : 9 x $ 5.75 = $ 51.75•Ongkos simpan : = 0 +•Ongkos total = $ 51.75

PeriodePeriode

Perbandingan Teknik Lotting (3)

2. Least Unit Cost (LUC)• Pilih ongkos per unit terkecil selama periode

berurutan.• Contoh kasus, jika lead time 2, ongkos set up $

5.75, dan ongkos simpan $ 0.05, maka:

Perbandingan Teknik Lotting (4)

00 11 22 33 44 55 66 77 88 99

GRGR 1212 1515 99 1717 88 1010 1616 77 1111

SRSR 5353

POHPOH 00 4141 2626 1717 00 4444 3434 1818 1111 00

PORePORecc

5252

PORelPORel 5252•Ongkos set up : 2 x $ 5.75 = $ 11.50•Ongkos simpan : = $ 9.55 +•Ongkos total = $ 21.05

PeriodePeriode

Perbandingan Teknik Lotting (5)Periode Jumlah

OrderOngkos Set up

Ongkos Simpan

Ongkos Total

Ongkos Per Unit

1 12 5.75 0 5.75 0.479

1 – 2 27 5.75 15 x 0.05 = 0.75 6.50 0.240

1 – 3 36 5.75 15 x 0.05 + 9 x 0.1 = 1.65

7.40 0.205

1 – 4 53 5.75 15 x 0.05 + 9 x 0.1 + 17 x 0.15 = 4.20

9.95 0.188

1 – 5 61 5.75 5.80 11.55 0.189

5 8 5.75 0 5.75 0.719

5 – 6 18 5.75 10 x 0.05 = 0.5 6.25 0.343

5 – 7 34 5.75 10 x 0.05 + 16 x 0.1 = 2.1

7.85 0.230

5 – 8 41 5.75 10 x 0.05 + 16 x 0.1 + 7 x 0.15 = 3.15

8.90 0.217

5 – 9 52 5.75 5.35 11.10 0.213

Perbandingan Teknik Lotting (6)

3. Least Total Cost (LTC)• Pilih ongkos total minimum (menggabungkan

kebutuhan sampai ongkos simpan mendekati ongkos pesan).

• Contoh kasus, jika lead time 2, ongkos set up $ 5.75, dan ongkos simpan $ 0.05, maka:

Perbandingan Teknik Lotting (7)

00 11 22 33 44 55 66 77 88 99

GRGR 1212 1515 99 1717 88 1010 1616 77 1111

SRSR 6161

POHPOH 00 4949 3434 2525 88 00 3434 1818 1111 00

PORePORecc

4444

PORelPORel 4444•Ongkos set up : 2 x $ 5.75 = $ 11.50•Ongkos simpan : 179 x $ 0.05 = $ 8.95 +•Ongkos total = $ 20.45

PeriodePeriode

Perbandingan Teknik Lotting 8)

•Perhitungan untuk penyelesaian LTC

•Jadi, kebutuhan untuk periode 2 sampai 5 harus dipesan pada periode 1 adalah 12 + 15 + 9 + 17 + 8 = 61.•Perhitungan yang sama akan menghasilkan pemesanan pada periode 6 sebanyak 44.

Periode Unit PeriodsCarried

Period Carrying Cost Kumulatif

1 12 0 12 x 0.05 x 0 = 0.00 0.00

2 15 1 15 x 0.05 x 1 = 0.75 0.75

3 9 2 9 x 0.05 x 2 = 0.90 1.65

4 17 3 17 x 0.05 x 3 = 2.55 4.20

5 8 4 8 x 0.05 x 4 = 1.60 5.80

Perbandingan Teknik Lotting (9)

4. Part Period Balancing (PPB)• Suatu variasi LTC.• Konversi ongkos pesan menjadi equivalent part periods (EPP)

EPP = s/ks = ongkos pesank = ongkos simpan per unit per periode

periodspart 115periodpart 0.05

5.75 EPP

Perbandingan Teknik Lotting (10)

Periode Kebutuhan PeriodsCarried

Part Periods Kumulatif

1 12 0 0 0

2 15 1 15 15

3 9 2 18 33

4 17 3 51 84

5 8 4 32 116

6 10 5 50 166

116 mendekati EPP (=115)

MRP Chart dan Struktur Produk (1)

Periode

PD 1 2 3 4 5 6 7 8

Gross requirements 25 15 120 0 60 0 15 0

Scheduled receipts

Projected on hand 50 25 10 0 0 0 0 0 0

Net requirements 110 60 15

Planned order receipts 110 60 15

Planned order releases 110 60 15

LT = 2LT = 2 KK

MRP Chart dan Struktur Produk (2)

Periode

PD 1 2 3 4 5 6 7 8

Gross requirements 220 120 30

Scheduled receipts 3030

Projected on hand 225 35 35 0 0 0 0 0 0

Net requirements 85 30

Planned order receipts 85 30

Planned order releases 8585 3030

LT = 1LT = 1 MM

• Merupakan perencanaan prioritas kapasitas yang berperan dalam pengembangan MPS.

• RCCP melakukan validasi terhadap MPS, guna menetapkan sumber-sumber spesifik tertentu khususnya yang diperkirakan akan menjadi hambatan potensial adalah cukup untuk melaksanakan MPS (Gaspersz, 2002).

Rough Cut Capacity Planning (RCCP)

Perhitungan RCCP digunakan tiga metode (Fogarty. Dkk, 1991): • Capacity Planning using Overall Factors (CPOF)

Metode yang menggunakan data masa lalu untuk menentukan prosentase jam produksi total pada stasiun kerja. Prosentase ini digunakan untuk memperkirakan kapasitas kerja pada setiap stasiun kerja untuk setiap waktu jadwal induk produksi.

• Bill of Labor Approach (BOLA) Metode yang menggunakan pendekatan daftar tenaga kerja menggunakan rincian data pada waktu standar untuk setiap produk pada stasiun kerja.

Metode RCCP (1)

• Resources profile approach (RPA)Pendekatan metode ini terdapat perbedaan dengan kedua metode di atas yaitu terletak pada alokasi jam-jam produksi mingguan pada stasiun kerja individual. Load profile sebagai tampilan dari kebutuhan kapasitas mendatang berdasarkan pesanan-pesanan yang direncanakan dan dikeluarkan sepanjang suatu periode waktu tertentu. Perhitungan sumberdaya kritis adalah penggunaan jam mesin untuk membuat laporan kebutuhan kapasitas waktu dari proses produksi berdasarkan analisis RCCP untuk uji kelayakan jadwal induk produksi.

Metode RCCP (2)

Proses penentuan jumlah tenaga kerja dan mesin yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan produksi.

Suatu perincian membandingan kapasitas yang diperlukan oleh MRP oleh pemesanan sekarang dalam proses verifikasi yang mendasari dalam membuat suatu akhir penerimaan terhadap pengendali jadwal produksi (MPS) (Fogarty dkk, 1991).

Capacity Requirement Planning (CRP)

TUJUAN UTAMA CRP

• Menunjukkan perbandingan antara beban yang ditetapkan pada pusat-pusat kerja melalui pesanan kerja yang ada dan kapasitas dari setiap pusat kerja selama periode waktu tertentu (Garpezs, 1998).

Input CRP • Input untuk menjalankan CRP adalah Planned order

releases : merupakan salah satu output dari MRP. • CRP menerjemahkan Planned order releases menjadi

jam kerja di setiap Work center dalam setiap periode.• Informasi yang diperlukan untuk CRP adalah:

operations number, operation, planned work center, possible alternate work center, standard setup time, standard run time per unit, tooling needed at each work center, dan lain-lain.

Output CRP

• Laporan beban pusat kerja (Work center load report). Laporan ini menunjukkan hubungan antara kapasitas dan beban.

• Perbaikan Schedule of planned factory order releases. Perbaikan jadwal ini menggambarkan bahwa output dari MRP disesuaikan terhadap Specific release dates untuk factory orders berdasarkan perhitungan keterbatasan kapasitas.

Metode Pengukuran Kapasitas (1)

Theoretical Capacity (Maximum Capacity) merupakan kapasitas maksimum yang mungkin dari sistem manufakturing yang didasarkan pada asumsi mengenai adanya kondisi ideal seperti: tiga shif per hari, tujuh hari per minggu, tidak ada downtime mesin dll. Theoretical capacity diukur berdasarkan pada jam kerja yang tersedia untuk melakukan pekerjaan, tanpa suatu kesempatan untuk berhenti atau istirahat, downtime mesin, atau alasan lainnya.

METODE PENGUKURAN KAPASITAS (2)

• Demonstarted Capacity (Actual Capacity) merupakan tingkat output yang dapat diharapkan berdasarkan pada pengalaman, yang mengukur produksi secara aktual dari pusat kerja di waktu lalu, yang biasanya diukur menggunakan angka rata-rata berdasarkan beban kerja normal.

• Rated Capacity (Calculated Capacity) diukur berdasarkan penyesuaian kapasitas teoritis dengan faktor produktivitas yang telah ditentukan oleh Demonstrated Capacity. Dihitung melalui penggandaan waktu kerja yang tersedia dengan faktor utilisasi dan efisiensi.

Kesimpulan

1. MRP merupakan prosedur yang dirancang untuk menterjemahkan jadwal induk produksi menjadi kebutuhan bersih semua item.

2. Input dari MRP adalah inventory record, bill of material, master production schedule.

3. Output dari MRP adalah Planned order release.4. Kelancaran proses produksi (terkendalinya perencanaan

kebutuhan material/komponen) tidak lepas dari terintegrasinya peran MRP, RCCP, dan CRP.