Post on 24-Aug-2019
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PITCHED BALL DAN
TEE BALL TERHADAP KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA
SOFTBALL PADA TEAM SOFTBALL PUTRI SMEAKRISTEN
I SURAKARTA TAHUN 2010
SKRIPSI
Oleh :
ENCANO RYBETO
NIM: K 5604044
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PITCHED BALL DAN
TEE BALL TERHADAP KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA
SOFTBALL PADA TEAM SOFTBALL PUTRI SMEAKRISTEN
I SURAKARTA TAHUN 2010
Oleh :
ENCANO RYBETO
NIM: K 5604044
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
SarjanaPendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
iii
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes.
NIP. 19620518 198702 1001
Pembimbing II
Islahuzzaman Nuryadin, S.Pd., M.Or
NIP. 19780113 200604 1001
iv
Skripsi ini telah dipertahankan didepan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Hari : Jumat
Tanggal : 11 Juni 2010
Tim Penguji Skripsi
( Nama Terang ) ( Tanda Tangan )
Ketua : Drs. H. Agus Margono, M.Kes. …………............
Sekretaris : Drs. Sarjoko Lelono, M.Kes. ………..…….....
Anggota I : Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes. ………………....
Anggota II : Islahuzzaman Nuryadin, S.Pd. M.Or. …….…………..
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP. 19600727 198702 1001
v
ABSTRAK
Encano Rybeto. PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PITCHED BALL
DAN TEE BALL TERHADAP KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA
SOFTBALL PADA TEAM SOFTBALL PUTRI SMEAKRISTEN I
SURAKARTA TAHUN 2010
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Pengaruh latihan
memukul bola pitched ball dan tee ball terhadap kemampuan memukul bola
softball pada team softball putri SMEA Kristen I Surakarta tahun 2010. (2)
Pengaruh latihan yang lebih baik antara latihan memukul bola pitched ball dan tee
ball terhadap kemampuan memukul bola softball pada team softball putri SMEA
Kristen I Surakarta tahun 2010.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan
pretest-postest designs. Subyek penelitian ini adalah team softball putri SMEA
Kristen I Surakarta tahun 2010. yang berjumlah 30 orang, dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan Total sampling . Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan Elrod batting test. Teknik analisis data dengan rumus t-test
dengan taraf signifikansi 5%. Kendala yang dihadapi dalam penelitian ini adalah
waktu penelitian yang bertepatan dengan ujian sekolah, sehingga penelitian ini
hanya dapat di lakukan selama 7 minggu dari rencana penelitian selama 2 bulan /
8 minggu
Penelitian ini menghasilkan simpulan sebagai berikut : (1) Ada
perbedaan pengaruh latihan memukul bola pitched ball dan tee ball terhadap
kemampuan memukul bola softball pada team softball putri SMEA Kristen I
Surakarta tahun 2010. dengan t hitung yang diperoleh = 2,316> t tabel = 2,145. (2)
Latihan memukul bola pitched ball lebih baik pengaruhnya daripada latihan
memukul bola tee ball terhadap kemampuan memukul bola softball pada team
softball putri SMEA Kristen I Surakarta tahun 2010 dengan presentase
peningkatan kelompok 1 ( pitched ball ) sebesar 25,871% lebih besar daripada
kelompok 2 ( tee ball ) sebesar 15,764%.
vi
ABSTRACT
Encano Rybeto. EFFECT OF DIFFERENCES IN EXERCISE PITCHED
BALL AND TEE BALL SKILLS TO SOFTBALL HITTING SOFTBALL
TEAM ON PRINCESS SMEAKRISTEN I SURAKARTA YEAR 2010
The purpose of this study is to determine: (a) Effect of exercise ball and hitting the
ball pitched on the ability of hitting the tee ball softball on softball team SMEA
daughter of Christian I Surakarta in 2010. (2) Effect of exercise is better ball
pitched batting practice ball on the tee ball and softball hitting skills on the
softball team SMEA daughter of Christian I Surakarta in 2010.
This study uses experimental design with pretest-posttest designs. The subject of
this research is the daughter of SMEA Christian softball team I Surakarta in 2010.
numbering 30 people, with the sampling technique using total sampling. Data was
collected by Elrod test batting. Data analysis techniques to the formula t-test with
significance level 5%. Obstacles encountered in this research is research time that
coincided with school exams, so this research can only be done during the seven
weeks of the research plan during the two months / 8 weeks
This research resulted in a conclusion as follows: (1) There is a difference which
exercise ball and hitting the ball pitched on the ability of hitting the tee ball
softball on softball team SMEA daughter of Christian I Surakarta in 2010.
obtained with t = 2.316> t = 2.145. (2) Exercise pitched ball hit the ball better
effect than a batting practice ball hit the tee ball on the ability of softball girls
softball team SMEA at First Christian Surakarta in 2010 with a percentage
increase in group 1 (pitched ball) amounted to 25.871% higher than group 2 ( tee
ball) amounted to 15.764%.
vii
MOTTO
Manusia dibentuk dari kegagalan – kegagalan yang pernah
dibuatnya. (Penulis)
Satu langkah maju lebih baik daripada seribu rencana yang
hebat. (Penulis)
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan kepada:
1. Bapak dan Ibu yang tercinta,
2. Kakakku yang tersayang,
3.Sahabatku yang selalu memberi
semangat dan dukungan moril,
4. Rekan-rekan angkatan 2004,
5. Almamater
ix
KATA PENGANTAR
Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat terselesaikan
penulisan skripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan dan
berkat bantuan dari beberapa pihak skripsi ini dapat terselesaikan. Dalam
kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
ijin untuk mengadakan penelitian.
3. Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes. sebagai Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Islahuzzaman Nuryadin, S.Pd. M.Or. sebagai Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
6. Team softball putri SMEA Kristen I tahun 2010 yang telah bersedia menjadi
subyek dalam penelitian ini.
7. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga segala amal tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa. Walaupun disadari dalam skripsi ini masih ada kekurangan, namun
diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
juga dunia pragmatika.
Surakarta, Juni 2010
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL . …………………………..........……………..……………...…….
PENGAJUAN …………………………........…………………..………....
PERSETUJUAN .........……………………………………………..…..….
PENGESAHAN ……….........………………………………………...…...
ABSTRAK……………………….........……………..…………………….
MOTTO ……………………........………………..………………………
PERSEMBAHAN …………………….........………………..…………….
KATA PENGANTAR ……………………….........……………..………..
DAFTAR ISI …………………………………………….........………….
DAFTAR GAMBAR ……………………………….........……..…………
DAFTAR TABEL .......……………………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN ........……………………………………..……….
BAB I . PENDAHULUAN ……...……………………………………..
A. Latar Belakang Masalah .…….………………………...............
B. Identifikasi Masalah ...………………………………………….
C. Pembatasan Masalah ………………………………………….
D. Perumusan Masalah …………………………………………..
E. Tujuan Penelitian ……………………………………………..
F. Manfaat Penelitian ….………………………………………..
BAB II. LANDASAN TEORI ………………………………………..
A. Tinjauan Pustaka …………………………………….………..
1. Permainan Softball……………………… …………………
a. Pengertian Memukul Bola Softball …...…………………
b. Teknik Memukul Bola Softball ………………………….
2. Latihan ……………………………..……………………...
a. Pengertian Latihan……………... ………………………
b. Prinsip-prinsip Latihan …… ………….. ……………….
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xii
xiii
xiv
1
1
3
4
4
5
5
6
6
6
7
8
14
14
15
xi
c. Komponen – komponen Latihan ………………………..
3. Latihan Memukul Bola Pitched ball ……………...
a. Pengertian Pitched ball ……………………………….
b. Kesalahan yang sering terjadi dalam latihan memukul
bola Pitched ball………………………………
c. Keuntungan dan Kelemahan latihan memukul bola
Pitched ball …………………………………...
4. Latihan Memukul Bola Tee ball …………………..
a. Pengertian Tee ball …………………………………..
b. Kesalahan yang sering terjadi dalam latihan memukul
bola Tee ball …………………………………
c. Kelebihan dan Kelemahan latihan memukul bola Tee
ball ……………………………………….
5. Otot – otot yang bekerja saat memukul bola Softball………
B. Kerangka Pemikiran ...………………………………...............
C. Perumusan Hipotesis …………………………………………...
BAB III. METODE PENELITIAN ……………………………………
A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………......................
1. Tempat Penelitian ………………………………………….
2. Waktu Penelitian …...………………………………………
B. Metode Penelitian …………….……….………………………
C. Variabel Penelitian …… …………...………………………….
D. Populasi dan Sampel ……………..…………………………...
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................
F. Teknik Analisis Data .................................................................
BAB IV. HASIL PENELITIAN ………….……………………………...
A. Deskripsi Data …………………………………………………
B. Uji Prasyarat Analisis Data ……………………….…………....
C. Hasil Analisis Data …………………...…...……………………
D. Pembahasan Hasil Analisis Data……………….………………
19
23
23
25
26
27
27
28
29
29
30
32
33
33
33
33
33
35
35
35
36
39
39
41
43
46
xii
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI,SARAN …………….........…….....
A. Simpulan …………………………………………………….....
B. Implikasi ………………………………………………………..
C. Saran ……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..
LAMPIRAN ……………………………………………………………….
49
49
49
50
51
53
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Cara memegang bat …………………………………………...
Gambar 2. Cara memegang bat dan posisi memukul..................................
Gambar 3. Posisi siap …………………………………. ............................
Gambar.4. Posisi bahu…………………………………………………….
Gambar.5. Pandangan terhadap bola………………………………………
Gambar.6. Pelaksanaan gerakan pukulan………………………………….
Gambar.7. Gerak lanjut……………………………………………………
Gambar.8. Posisi awal……………………………………………………..
Gambar. 9. Sikap berdiri…………………………………………………...
Gambar.10. Latihan memukul bola Pitched ball…………………………..
Gambar.13. Latihan memukul bola Tee ball…………….............................
8
9
10
10
11
11
12
13
14
24
28
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kesalahan dan Pembetulan latihan memukul bola Pitched
ball……………………………………………………………...
Tabel 2. Kesalahan dan Pembetulan latihan memukul bola Tee ball …..
Tabel 3. Diskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Memukul Bola Softball .
Tabel 4. Diskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Memukul Bola Softbal ..
Tabel 5. Derajat Reliabilitas ………………………………………….....
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Reliabilita Tes ............…........................
Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Normalitas ..............................................
Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji homogenitas…........................................
Tabel 9. Rangkuman Hasil t-test untuk Tes Awal Kelompok 1 dan
Kelompok 2 ...............................................................................
Tabel 10. Rangkuman Hasil t-test untuk Tes Awal dan Tes Akhir
Kelompok 1 ...............................................................................
Tabel 11. Rangkuman Hasil t-test untuk Tes Awal dan Tes Akhir
Kelompok 2 .................................................................................
Tabel 12. Rangkuman Hasil t-test untuk Tes Akhir Antar Kelompok .......
Tabel 13. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Presentase
Peningkatan Kemampuan Memukul bola Softball pada
Kelompok 1 dan Kelompok 2 .....................................................
26
28
39
40
40
41
42
42
43
44
44
45
46
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Petunjuk Pelaksanaan Tes......................................................
Lampiran 2. Program Latihan …………....................................................
Lampiran 3. Data Penelitian ……………………………………………...
Lampiran 4. Rangking ……………………………………………………
Lampiran 5. Pembagian Kelompok Penelitian …………………………..
Lampiran 6. Rekapitulasi data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir
Kemampuan Memukul Bola Softball pada Kelompok 1 …..
Lampiran 7. Rekapitulasi data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir
Kemampuan Memukul Bola Softball pada Kelompok 2 .....
Lampiran 8. Uji Reliabilitas ……………………………………………...
Lampiran 9. Uji Normalitas Data Dengan Liliefors ……………………...
Lampiran 10. Uji Homogenitas …………………………………………
Lmapiran 11. Uji Perbedaan Tes Awal Kelompok 1 dan Kelompok 2 …...
Lampiran 12. Tabel Kerja Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada
Kelompok 1 ………………………………………………...
Lampiran 13. Tabel Kerja Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada
Kelompok 2 ………………………………………………...
Lapiran 14. Tabel Kerja Uji Perbedaan Tes Akhir Antara Kelompok 1
dan Kelompok 2 ……………………………………………
Lampiran 15. Presentase Pengaruh Latihan ………………………………
Lampiran 16. Foto-foto Penelitian ………………………………………..
53
55
59
62
63
64
65
66
72
74
76
78
80
82
84
85
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang masalah
Pada masa sekarang ini orang aktif dan tekun berolah raga sebagian besar
mengarah pada pencapaian prestasi salah satunya adalah softball. Softball adalah
permainan yang di jadikan materi dalam kegiatan ekstrakurikuler SMEA Kristen I
Surakarta. Permainan softball disamping sebagai materi ekstrakurikuler juga
merupakan sebagai alat untuk mencapai prestasi, diharapkan siswi anggota team
softball dapat mencapai prestasi yang optimal.
Demi mencapai hasil yang optimal dalam hal ini latihan maupun
pembelajaran perlu adanya keterpaduan sistem pengajaran maupun pembinaan
softball. Komponen yang digunakan dalam sistem latihan maupun sistem
pembelajaran adalah pelatih, pembina, serta sarana dan prasarana yang memadai.
Untuk membina team yang anggotanya terdiri dari siswi putri tentunya memiliki
kesulitan tersendiri. Berdasarkan informasi yang di dapat dari guru sekaligus
pelatih team softball putri SMEA Kristen I Surakarta menyebutkan ”anggota team
softball putri SMEA Kristen I Surakarta adalah siswi kelas satu dan kelas tiga”.
Sebagian besar anggota team adalah kelas satu dan kebanyakan dari mereka
adalah pemula.
Masih banyaknya kendala yang dihadapi oleh siswi SMEA Kristen I
Surakarta diantaranya pada saat memukul bola softball masih salah dan kurang,
sehingga hasil pukulan pada saat bermain softball belum keras dan terarah.
Penyebab pukulan bola softball yang kurang keras dan terarah pada siswi karena
sebagian besar masih pemula dalam penguasaan kemampuan memukul. Dengan
demikian, diperlukan latihan yang tepat dan efektif. Dalam usaha meningkatan
kemampuan memukul dapat digunakan latihan memukul bola dengan pitched ball
dan tee ball, kedua latihan pukulan tersebut merupakan latihan dasar pukulan
yang mudah dan efektif karena siswi yang tergabung dalam ekstra kurikuler
softball sebagian besar adalah pemula.
2
Dalam latihan maupun pembelajaran permainan softball tidak lepas dari
unsur gerak, karena belajar gerak merupakan salah satu cara untuk menguasai
keterampilan gerak memukul, bagaimana cara mempelajari pola-pola gerakan
memukul bola softball. Intesitas keterlibatan kemampuan yang paling utama
adalah unsur kemampuan psikomotor, termasuk pula kemampuan fisik. Hasil
akhir dari belajar gerak berupa kemampuan melakukan pola-pola gerak
keterampilan tubuh, salah satunya kemampuan teknik memukul bola dalam
permainan softball.
Permainan softball merupakan permainan beregu, yang setiap regu terdiri
dari 9 orang pemain, dengan lama permainan ditentukan dengan inning yang
terdiri dari 7 inning untuk setiap pertandingan. Keberhasilan suatu regu softball,
tidak lepas dari kerja sama para pemain anggota regu. Sehingga setiap pemain
dituntut agar dapat bermain dengan baik guna mendukung tim agar dapat menang
di setiap pertandingan. Untuk dapat menjadi pemain softball yang terampil dan
berprestasi, pertama-tama yang harus dimiliki adalah keahlian bermain softball,
dalam hal ini keterampilan dasar yang baik.
Kemampuan memukul bola merupakan salah satu keterampilan dasar
yang dikuasai oleh setiap pemain. Dengan memiliki kemampuan memukul bola
dengan keras dan terarah, akan membantu regunya dalam menghasilkan nilai,
serta membantu teman mencapai base berikutnya guna memenangkan disetiap
pertandingan.
Mengingat pentingnya penguasaan kemampuan memukul bola softball,
maka dalam latihan kemampuan ini harus didahulukan dengan melatih gerak
dasar memukul, sehingga setiap pemain akan mampu memukul bola softball
dengan baik untuk mendapatkan nilai, maupun membantu teman dalam satu regu
melewati base berikutnya, guna mendukung tim dalam memenangkan setiap
pertandingan.
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukaan di atas, peneliti akan
meneliti pengaruh latihan memukul bola dengan pitched ball dan tee ball.
Berdasarkan hal tersebut muncul masalah yaitu, adakah perbedaan pengaruh
3
antara latihan memukul bola dengan pitched ball dan tee ball terhadap
kemampuan memukul bola softball?
Permasalahan yang telah dikemukakan diatas merupakan dasar yang dapat
melatarbelakangi judul penelitian “ PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN
PITCHED BALL DAN TEE BALL TERHADAP KEMAMPUAN MEMUKUL
BOLA SOFTBALL PADA TEAM SOFTBALL PUTRI SMEA KRISTEN I
SURAKARTA TAHUN 2010
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukaan di atas maka dapat di-
identifikasikan permasalahan sebagai berikut:
1. Perlunya penguasaan teknik keterampilan dasar yang baik.
2. Kemampuan dasar bermain softball yang baik dapat dicapai melalui
proses pembelajaran maupun latihan.
3. Kemampuan memukul bola softball merupakan salah satu
keterampilan dasar yang belum dikuasai secara optimal oleh anggota
team softball putri SMEA Kristen I Surakarta tahun 2010.
4. Pengaruh latihan memukul bola dengan pitched ball dan tee ball
terhadap kemampuan memukul bola softball pada team softball putri
SMEA Kristen I Surakarta tahun 2010.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari penafsiran yang salah dalam penelitian ini , masalah
penelitian akan dibatasi sebagai berikut:
1. Latihan memukul bola dengan pitched ball terhadap kemampuan
memukul bola softball pada team softball putri SMEA Kristen I
Surakarta 2010.
4
2. Latihan memukul bola dengan tee ball terhadap kemampuan
memukul bola softball pada team softball putri SMEA Kristen I
Surakarta 2010.
3. Kemampuan memukul bola softball pada team softball putri SMEA
Kristen I Surakarta 2010.
D . Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah
dibahas diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Adakah perbedaan pengaruh latihan memukul bola dengan pitched
ball dan tee ball terhadap kemampuan memukul bola softball pada
team softball putri SMEA Kristen I Surakarta 2010?
2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara latihan memukul bola
dengan pitched ball dan tee ball terhadap kemampuan memukul bola
softball team softball putri SMEA Kristen I Surakarta 2010?
E. Tujuan penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini
mempunyai tujuan untuk mengetahui :
1. Perbedaan pengaruh latihan memukul bola dengan pitched ball dan
tee ball terhadap kemampuan memukul bola softball pada team
softball purtri SMEA Kristen I Surakarta 2010.
2. Latihan mana yang lebih baik pengaruhnya antara latihan memukul
bola dengan pitched ball dan tee ball terhadap kemampuan memukul
bola softball pada team softball putri SMEA Kristen I Surakarta
2010.
5
F. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai
berikut:
1. Dapat membantu team softball putri SMEA Kristen I Surakarta
dalam meningkatkan kemampuan memukul bola softball.
2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi pembina
softball dalam melatih dan meningkatkan kemampuan memukul
bola softball pada team softball putri SMEA Kristen I Surakarta.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1.Permainan Softball
Softball merupakan olahraga permainan dari Amerika Serikat yang
diciptakan oleh George Hancoc pada 1887 di kota Chicago. Lapangan permainan
softball berbentuk segi empat dengan panjang sisi – sisinya 18,3 m. Jarak dari
pelempar ( Pitcher plate ) ke home base adalah 14 m untuk putra dan 12 m untuk
putri. Ukuran tempat pitcher plate adalah 60 x 15 cm.
Permainan softball dikenal oleh bangsa Indonesia pada abad 20. Pada
tahun 1966 di Indonesia olahraga softball masih dianggap sebagai olahraga kaum
wanita. Akan tetapi setelah melihat ASEAN GAMES di Bangkok diketahui
bahwa kaum pria juga bermain softball, melihat keterbukaan ini, Indonesia mulai
serius mengembangkan permainan softball. Perkembangan permainan softball
mulai tampak di Jakarta, Bandung, Palembang, Semarang, dan Surabaya. Melihat
perkembanganya yang sangat pesat maka dibentuklah organisasi softball yaitu
PERBASASI. Kejuaraan nasional diadakan pada 1967 di Jakarta. Pada PON VII
1969 di Surabaya, softball merupakan olahraga yang dipertandingkan. Seiring
dengan perkembangan jaman permainan softball berkembang pesat di Indonesia.
Faktor – faktor yang mendukung pencapaian prestasi softball harus dilatih
dan ditingkatkan lebih intensif, salah satu faktor yang harus dilatih untuk
mencapai kemampuan bermain softball adalah dengan menguasai keterampilan
dasar bermain softball, adapun macam - macam keterampilan dasar bermain
softball adalah : memukul bola, melempar dan menangkap bola, teknik base dan
meluncur.
Teknik memukul bola merupakan salah satu keterampilan yang hendaknya
dikuasai oleh setiap pemain terutama regu penyerang. Dengan memiliki
kemampuan memukul bola dengan keras dan terarah akan berpeluang
meringankan regunya dalam menghasilkan nilai serta membantu teman mencapai
7
base berikutnya guna memenangkan pertandingan. Menurut Sarumpaet dkk
(1992: 167 ) “ Tujuan memukul adalah untuk menyerang lawan agar memperoleh
nilai untuk meraih kemenangan disamping itu merupakan usaha batter untuk
menyelamatkan diri dan membantu teman dalam mencapai base berikutnya.”
Dengan demikian teknik kemampuan memukul harus dapat dikuasai melalui
latihan secara sistematis dan kontinyu.
a. Pengertian memukul bola Softball
Menurut Parno (1991 : 1974 ) “ Memukul adalah merupakan salah satu
teknik dalam softball yang dilakukan oleh regu penyerang dengan melakukan
pukulan terhadap bola yang dilemparkan oleh pitcher. Tujuannya untuk
memperoleh nilai dan menyelamatkan dirinya atau membantu pelari lain ( base
runner) untuk mencapai base berikutnya”. Sedangkan menurut House Worth dan
Rifkin (1985 : 274 ) “ Memukul bola adalah suatu keterampilan yang sukar
dilakukan bagi anak remaja, demikian juga halnya bagi anak-anak, pemain
pemula harus mengembangkan keterampilan koordinasi antara mata tangan dan
pengamatan yang diperlukan untuk memukul bola”.
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, keterampilan
memukul sangat penting untuk dikuasai oleh pemain yang tergabung dalam team
softball. Sehingga pemain memerlukan latihan yang terarah dan efektif baik waktu
maupun materinya.
Para siswi masih kurang mampu mengkombinasikan gerak, antara gerakan
bola dan gerakan tangan saat akan memukul dalam waktu yang sangat terbatas.
Seperti yang dikemukakan oleh Diane L.Potter (1999 : 56 ) “Memukul adalah
keahlian yang komplek dalam jangka waktu yang pendek kamu harus membuat
keputusan tentang hubungan antara bergeraknya bola dan gerakan tongkat
pemukul”. Memukul memiliki peranan yang penting dalam permainan softball
sehingga perlu dilatih dan ditingkatkan kemampuanya.
8
b. Teknik memukul bola Softball
Pada dasarnya memukul bola dalam permainan softball ada dua cara
antara lain:
1. Memukul bola dengan ayunan ( swing)
2. Memukul bola tanpa ayunan ( bunt)
Kedua teknik memukul ini dipergunakan untuk menyerang lawan agar
memperoleh nilai untuk kemenangan, serta menyelamatkan diri ke base, dan
membantu teman satu regu mencapai base berikutnya. Untuk melakukan gerakan
memukul bola, perlu memperhatikan beberapa prinsip, menurut Parno ( 1991:77 )
“ adalah prinsip memegang bat, sikap kaki, posisi badan, gerakan kaki dan ayunan
lengan posisi bat, serta gerak lanjutan.
Adapun prinsip-prinsip memukul bola dijelaskan sebagai berikut:
1) Memegang Bat
Pegangan jari terhadap bat seperti bersalaman, jari berada pada ujung bat
merapat dengan knop, relaks dan tidak terjadi ketegangan pada lengan dan
pergelangan tangan. Lengan yang dominan untuk memukul dalam posisi
horizontal dengan tanah dan sedikit ditekuk pda siku serta dijauhkan dari badan.
Posisi kepala dan pandangan selalu kearah bola, menghadap pitcher sampai
terjadi perkenaan bola terhadap bat. Posisi bat berada disamping bahu, agak
condong maju dari badan.
Gambar 1. Cara memegang bat
( Suparno. 1991:82)
9
2) Sikap ( Stance)
Pada saat memukul bola, harus berdiri dalam batter box, dengan sikap
sewajarnya dan relaks. Posisi kaki selebar bahu, mudah untuk bergerak memukul
bola . Badan condong sedikit ke depan, dengan berat badan pada kedua kaki.
Gambar 2. cara memegang bat dan posisi memukul
( Suparno. 1991:81)
3) Pelaksanaan gerak
Setelah pitcher melepaskan bola pitching, batter mengayunkan lengan
kebelakang untuk menambah kekuatan pukulan. Lakukanlah striding kaki ke
depan secukupnya, disertai dengan ayunan lengan ke depan, diikuti dengan
putaran pinggang ke arah pitcher, gerak lengan pada saat memukul bola harus
lurus dan mendatar, agar memperoleh hasil yang maksimal. Berat badan
berpindah ke depan dengan mendorongkan kaki ke belakang, dengan gerakan
lengan aktif disertai dengan lecutan pergelangan tangan, untuk menambah
kekuatan pada saat perkenaan terhadap bola.
10
Gambar 3. Posisi siap Striding
( Suparno. 1991:79)
Gambar 4. Posisi bahu Pandangan arah pitcher.
( Suparno. 1991:81)
11
Gambar 5. Pandangan terhadap bola
( Suparno. 1991:84 )
Gambar 6. Pelaksanaan gerakan pukulan
( Suparno. 1991:86 )
12
4). Sikap Akhir
Gerak akhir dari pukulan harus disertai dengan gerak kelanjutan dari
badan ke arah pukulan, searah dengan jalannya bola, diikuti dengan pivot kaki
belakang dan tumit terangkat, serta memindahkan berat badan ke depan.
Gambar 7. Gerak lanjutan
( Suparno. 1991:87 )
Sedangkan teknik pukulan tanpa ayunan ( bunt), dijelaskan sebagai
berikut:
1) Sikap Awal
Untuk melakukan pukulan tanpa ayunan ( bunt), sikap awal pemukul
sama dengan posisi pada saat melakukan pukulan dengan ayunan ( swing). Hal ini
agar tidak diketahui atau mengelabui lawan. Bola hasil pukulan tanpa ayunan
sebaiknya tidak bergerak jauh dari home plate. Sedangkan bola yang dipukul
hendaknya strike dengan posisi rendah. Posisi pemukul berdiri pada ujung batter
box, kedua tangan lurus, pandangan mata selalu terarah pada bola sampai terjadi
perkenaan pada bat.
13
Gambar 8. Posisi awal Pelaksanaan pukulan
( Suparno. 1991:77 )
Jika posisi berdiri pemukul sejajar dengan home plate, geserkan kaki
dengan pivot diagonal kearah base dua, disusul dengan kaki belakang sehingga
kedua kaki sejajar. Pada posisi demikian, pemukul berdiri pada ujung batter box
menghadap pitcher. Pertahankan posisi ini sampai terjadi perkenaan bola terhadap
bat.
2) Pelaksanaan Gerak
Bersamaan dengan pivot foot, geserkan tangan yang dibagian atas kearah
di sekitar merk bat. Peganglah dengan ibu jari dan ujung jari belakang bat
sedemikian rupa agar terkena bola.
14
Gambar 9. Sikap berdiri posisi tangan
( Suparno. 1991:89 )
2.Latihan
a. Pengertian Latihan
Latihan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan
kontinyu yang dilakukan secara berulang-ulang dengan meningkatkan beban
latihan secara bertahap. Berkaitan dengan latihan A. Hamidsyah Noer ( 1996: 6)
menyatakan” Latihan suatu proses yang sistematis dan kontinyu dari berlatih atau
bekerja yang dilakukan dengan berulang-ulang secara kontinyu dengan kian hari
kian menambah jumlah beban latihan untuk mencapai tujuan”. Hal senada
dikemukakan Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifudidin ( 1996: 145) bahwa
“Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara
berulang-ulang, dengan kian hari menambah jumlah beban latihan serta intensitas
latihannya”.
Latihan pada dasarnya merupakan proses kerja atau berlatih yang
dilakukan secara teratur dan terus - menerus, dengan beban latihan yang semakin
15
meningkat demi untuk mencapai prestasi. Hal ini sesuai pandapat A. Hamidsyah
Noer (1995:89) bahwa, “ Sesungguhnya banyak faktor yang mempengaruhi
peningkatan prestasi atlet. Namun demikian salah satu faktor yang paling dominan
adalah latihan yang teratur dan terus-menerus “.
b.Prinsip-Prinsip Latihan
Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara berulang-ulang
dengan meningkatkan beban latihan secara periodik. Dalam pelaksanaan latihan
harus berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang benar. Menurut Sudjarwo (
1993: 21) bahwa, “ Prinsip-prinsip latihan digunakan agar pemberian dosis latihan
dapat dilaksanakan secara tepat dan tidak merusak atlet”. Sedangkan dalam
pemberian beban latihan harus memahami prinsip-prinsip latihan yang sesuai
dengan tujuan latihan. Berkaitan dengan prinsip latihan Nosseck (1982:14)
menyatakan, “Prinsip latihan merupakan garis pedoman yang hendaknya
dipergunakan dalam latihan yang terorganisir dengan baik”.
Prinsip latihan merupakan garis pedoman yang hendaknya dipergunakan
dalam latihan yang terorganisir dengan baik. Agar tujuan latihan dapat dicapai
secara optimal, hendaknya diterapkan prinsip-prinsip latihan yang baik dan tepat.
Dalam pemberian beban latihan harus memahami prinsip-prinsip latihan yang
sesuai dengan tujuan latiahan. Menurut Harsono (1988:102-112) prinsip-prinsip
latihan yang harus diperhatikan meliputi: ”(1) prinsip beban lebih (overload
principle), (2) prinsip perkembangan menyeluruh, (3) prinsip spesialisasi, (4)
prinsip individualisasi”. Sedangkan menurut Bompa (1990:29-50) prinsip-prinsip
yang diperhatikan dalam latihan meliputi : “(1) prinsip aktif dan bersungguh-
sungguh dalam berlatih, (2) prinsip perkembangan menyeluruh, (3) prinsip
spesialisasi, (4) prinsip individual, (5) prinsip latihan bervariasi, (6) prinsip
modeling adalah proses pelatihan”.
Prinsip-prinsip latihan tersebut sangat penting untuk diperhatikan dalam
latihan. Tujuan latihan dapat tercapai dengan baik, jika prinsip-prinsip latihan
tersebut dilaksanakan dengan baik dan benar. Adapun macam-macam prinsip-
prinsip latihan akan dijelaskan sebagai berikut.
16
1) Prinsip aktif dan bersungguh-sungguh dalam berlatih
Didalam pelatihan perlu timbal balik informasi yang diberikan kepada
siswa. Dengan partisipasi aktif dan bersungguh-sungguh maka pelatih akan
mudah dalam pemberian materi. Menurut Bompa ( 1990 : 29 ) bahwa ”
Keikutsertaan aktif dan teliti di dalam pelatihan akan dimaksimalkan pelatih pada
waktu tertentu secara konsisten”. Dengan keikutsertaan atlet maka materi yang
diajarkan cepat ditangkap oleh siswa. Mendiskusikan kemajuan atlet perlu
diketahui, atlet perlu menghubungkan informasi sasaran menerima dari pelatih
dengan penilaian tentang pencapaiannya. Atlet akan mampu memahami hal positif
dan hal negatif aspek dari pencapaiannya, apa yang ia harus tingkatkan dan
bagaimana ia boleh meningkatkan hasilnnya.
2) Prinsip perkembangan menyeluruh
Di dalam pelatihan kita dapat mengamati perkembangan atlet-atlet muda
yang cukup cepat, dari sinilah kita dapat mengembangkan suatu program latihan
khusus, pengembangan, persiapan phisik terutama adalah suatu kebutuhan dasar.
Pendekatan seperti itu ke pelatihan adalah suatu prasyarat untuk mengkhususkan
sesuatu di bidang olahraga.
Bompa ( 1999 : 30 ) menjelaskan bahwa ” Program pelatihan, pertunjukan
secara multilateral pengembangan. Ketika pengembangan ini menjangkau suatu
tingkatan dapat diterima oleh atlet, terutama pengembangan phisik, dari sinilah
atlit masuk tahap pengembangan hal ini dapat mendorong atlet yakni dalam
pelatihan untuk capaian tinggi”.
3) Prinsip Spesialisasi
Spesialisasi yang dikhususkan untuk suatu olahraga, yaitu Spesialisasi
yang menghadirkan unsur utama yang diperlukan untuk memperoleh sukses di
dalam suatu olahraga. Spesialisasi adalah suatu kompleks, secara sepihak pun,
proses ini berdasar pada pengembangan multilateral. Dari suatu pelajaran
pelatihan pemula pertama hingga ke atlit yang telah dewasa, total volume
pelatihan dan bagian latihan khusus secara konstan semakin ditingkatkan .
Bompa ( 199 : 34 ) menyatakan bahwa ” Rata-rata di dalam pelatihan,
atau tindakan atlet yang khusus untuk memperoleh suatu efek pelatihan, harus
17
berlatih dari olahraga yang khusus dan berlatih untuk perkembangan kemampuan
biomotor. Yang terdahulu mengacu pada latihan itu. Kemudian dikembangkan
kekuatan, kecepatan, dan daya tahan”.
4) Prinsip Individual
Individualisasi di dalam pelatihan adalah salah satu kebutuhan yang utama
di dalam pelatihan jaman ini. Mengacu pada gagasan di mana pelatih harus
memperlakukan atlet masing-masing secara individu baik berdasar
kemampuannya, potensi belajar karakteristik, dan pokok-pokok olahraga. Dengan
mengabaikan tingkatan capaian. Model konsep pelatihan ini utuh, menurut
karakteristik atlet psikologis dan fisiologis secara alami akan meningkatkan
pelatihan secara obyektif
Bompa ( 1999 : 37 ) menyatakan ” Pelatihan model individualisasi
gunakanlah koreksi indvidu teknis atau mengkhususkan perorangan, untuk suatu
peristiwa atau posisi beregu yaitu menilai secara obyektif dan secara subyektif
mengamati suatu atlet. Dengan cara ini, pelatih dapat mengetahui kebutuhan atlet
memaksimalkan kemampuannya”.
5) Prinsip Latihan bervariasi
Pelatihan sekarang ini adalah menuntut suatu aktivitas yang berat dan
menuntut atlet untuk berlatih secara kondusif dan kontinyu, Volume dan intensitas
pelatihan secara terus-menerus dapat menyebabkan atlit di dalam pertengahan
ataupun pengulangan di dalam latihan menyebabkan atlet tersebut merasa bosan.
Untuk mencapai capaian tinggi, volume pelatihan harus melebihi kemampuan
atlet. Di sisi lain Bompa ( 1999 : 40 ) menyatakan ” Untuk mengalahkan sifat
membosankan dan kebosanan di dalam pelatihan, suatu pelatih perlu
mengkreatifitaskan dengan pengetahuan suatu sumber daya latihan yang besar
yang mengijinkan perubahan berkala. Pelatih dapat memperkaya keterampilan dan
latihan dengan mengadopsi bergeraknya pola teladan yang teknis serupa atau yang
mengembangkan kemampuan biomotor olahraga”.
6) Prinsip modeling ( Proses Pelatihan )
Model pelatihan, walaupun tidak selalu diorganisir dengan baik dan sering
juga memanfaatkan suatu pendekatan acak telah ada sejak tahun 1960. Di dalam
18
istilah umum suatu model adalah suatu tiruan, suatu simulasi suatu kenyataan
dibuat dari unsur-unsur yang spesifik yang mana peristiwa itu orang mengamati
atau menyelidiki.
Menurut Bompa (1999 : 40 ) bahwa ” Model pelatihan adalah uasaha
pelatih untuk mengarahkan dan mengorganisasi pelajaran pelatihannya
sedemikian sehingga sasaran hasil, isi dan metode adalah serupa bagi mereka pada
suatu kompetisi”. Pelatih mengenal pokok-pokok kompetisi suatu hal yang
diperlukan prasyarat dengan sukses memperagakan proses pelatihan. Pokok-
pokoknya menyangkut struktur, seperti volume, intensitas, kompleksitas, jumlah
periode atau game, dan semacamnya harus secara penuh dipahami. Persamaan
dengan perbandingan kontribusi menyangkut sistem anaerobik dan aerobik untuk
suatu olahraga menjadi arti penting modal untuk pemahaman aspek dan
kebutuhan harus ditekankan di dalam pelatihan.
Berikut ini adalah langkah kesimpulan ketika pelatih berdasarkan pada
pengamatan memutuskan unsur-unsur tentang pelatihan harus ditahan,
apakahsedang berkurang. Di dalam langkah berikutnya pelatih memperkenalkan
(1) unsur-unsur kualitatif, yang mengacu pada intensitas pelatihan, teknis, rencana
dan aspek, (2) psikologis komponen kuantitatif, mengenai volume pelatihan,
jangka waktu dan jumlah pengulangan yang diperlukan otomatis unsur kualitatif
yang baru berdasarkan pada penambahan. Yang baru adalah pelatih merinci dan
mencoba untuk menyempurnakan kedua-duanya dengan model kuantitatif dan
kualitatif.
7) Prinsip Beban Berlebih
Prinsip beban berlebih yaitu peningkatan di dalam proses latihan, dalam
pelatihan memerlukan waktu lama dan adaptasi. Atlet bereaksi menurut anatomi,
secara fisiologis, dan secara psikologis jenis program yang ditingkatkan di dalam
pelatihan, untuk meningkatkan reaksi dan fungsi sistem nerves, neuromuscular,
koordinasi, dan kapasitas tubuh dan psikologis untuk mengatasi tekanan dari
beban latihan yang diberikan, atlet memerlukan waktu dan kepemimpinan pelatih
yang berkompeten.
19
Bompa ( 1999 : 44 ) menyatakan ” Prinsip dari berangsur-angsur beban
meningkat adalah untuk pelatihan atlet dalam perencanaan, dari suatu siklus
program latihan, dan semua atlit perlu mengikutinya dengan mengabaikan
tingkatan capaian mereka. Peningkatan menilai capaian tergantung secara
langsung pada tingkat dan cara dimana atlet meningkatkan beban pelatihan
tersebut”.
c. Komponen-Komponen Latihan
Setiap pelatihan olahraga akan mengarah kepada sejumlah perubahan
yang bersifat anatomis, fisiologis, biokimia, kejiwaan dan keterampilan. Efisiensi
dari suatu kegiatan merupakan akibat dari waktu yang dipakai, jarak yang
ditempuh dan jumlah pengulangan (volume), beban dan kecepatannya intensitas,
serat frekuensi penampilan (densitas).
Semua komponen dibuat sedemikian rupa dalam berbagai model yang
sesuai dengan karakteristik fungsional dan ciri kejiwaan dari cabang olahraga
yang dipelajari. Sepanjang fase latihan, pelatih harus menentukan tujuan latihan
secara pasti, komponen mana yang menjadi tekanan latihan dalam mencapai
tujuan penampilannya yang telah direncanakan. Cabang olahraga yang banyak
menentukan keterampilan yang tinggi termasuk softball, maka kompleksitas
merupakan hal yang sangat diutamakan. Menurut Andi Suhendro (1999:3-17 )
komponen-komponen penting yang harus diperhatikan dalam suatu latihan
meliputi: “(1) volume latihan, (2) intensitas latihan, (3) density atau kekerapan
latihan dan, (4) kompleksitas latihan “. Untuk lebih jelasnya komponen-
komponen latihan dapat diuaraikan secara singkat sebagai berikut :
1) Volume Latihan
Sebagai komponen utama, menurut Bompa (1999 : 80) bahwa ” Volume
adalah hal pentimg prasyarat yang kuantitatif untuk taktis tinggi dan terutama
prestasi”. Menurut Andi Suhendro (1999 : 317) bahwa ” Volume latihan adalah
ukuran yang menunjukan jumlah atau kuantitas derajat besarnya suatu rangsang
yang dapat ditujukan dengan jumlah repetisi, seri atau set dan panjang jarak yang
ditempuh”. Sedangkan repetisi menurut Suharno HP (1993 : 32) adalah ” Ulangan
20
gerak berapa kali atlet harus melakukan gerak setiap giliran”. Pengertian seri atau
set, menurut M. Sajoto (1995 : 34) adalah ” Suatu rangkaian kegiatan dari satu
repetisi’.
Peningkatan volume latihan merupakan puncak latihan dari semua
cabang olahraga yang memiliki komponen aerobik dan juga pada cabang olahraga
yang menuntut kesempurnaan teknik atau keterampilan taktik. Hanya jumlah
pengulangan latihan yang tinggi yang dapat menjamin akumulasi jumlah
keterampilan yang diperlukan untku perbaikan penampilan secara kuantitatif.
Perbaikan penampilan seorang atlet merupakan hasil dari adanya peningkatan
jumlah satuan latihan serta jumlah kerja yang diselesaikan setiap satuan latihan.
2) Intensitas Latihan
Intensitas latihan merupakan salah satu komponen yang sangat penting
untuk dikaitkan dengan komponen kualitatitf kerja yang dilakukan dalam kurun
waktu yang diberikan. Lebih banyak kerja yang dilakukan dalam satuan waktu
akan lebih tinggi pula intensitasnya.
Menurut Bompa (1999 : 81) bahwa ” Intensitas adalah fungsi dari
kekuatan rangsangan syaraf yang dilakukan dalam latihan, dan kekuatan
rangsangan tergantung dari beban kecepatan geraknya, variasi interval atau
istirahat diantara tiap ulangannya”. Suharno HP. (1993 : 31) menyatakan ”
Intensitas adalah takaran yang menunjukan kadar atau tingkatan pengeluaran
energi atlet dalam aktifitas jasmani baik dalam latihan maupun pertandingan”.
Hasil latihan dapat dicapai secara optimal, maka intensitas latihan yang
diberikan tidak boleh terlalu tinggi atau rendah. Intensitas suatu latihan yang tidak
memadai atau terlalu rendah, maka pengaruh latihan yang ditimbulkan sangat
kecil bahkan tidak ada sama sekali. Sebaliknya bila intensitas latihan terlalu tinggi
dapat menimbulkan cidera.
3) Densitas Latihan
Menurut Bompa ( 1999 : 91) bahwa ” Densitas adalah frekuensi dimana
atlet ditunjukan ke suatu rangkaian stimuli per bagian waktu”. Menurut Andi
Suhendro (1999 : 324) ” Density merupakan ukuran yang menunjukan derajat
kepadatan suatu latihan yang dilakukan”. Dengan demikian densitas latihan
21
berkaitan dengan suatu hubungan yang dinyatakan dalam waktu antara akan
mengarah kepada pencapaian rasio optimal antara rangsangan latihan dan
pemulihan.
Istirahat interval yang direncanakan diantara dua rangsangan, bergantung
langsung pada intensitasnya dan lama setiap rangsangan yang diberikan.
Rangsangan di atas tingkat intesitas submaksimal menuntut interval istirahat yang
relatif lama, dengan maksud untuk memudahkan pemulihan seseorang dalam
menghadapi rangsangan berikutnya. Sebaliknya rangsangan pada intensitas
rendah membutuhkan sedikit waktu untuk pemulihan, karena tuntutan terhadap
organismenya pun juga rendah.
4) Kompleksitas Latihan
Kompleksitas dikaitkan kerumitan bentuk latihan yang dilaksanakan
dalam latihan. Kompleksitas dari suatu keterampilan membutuhkan koordinasi,
dapat menjadi penyebab penting dalam menambah intensitas latihan.
Keterampilan teknik yang rumit atau sulit, mungkin akan menimbulkan
permasalahan dan akhirnya akan menyebabkan tekanan tambahan terhadap otot,
khususnya selama tahap dimana koordinasi syaraf otot berada dalam keadaan
lemah. Suatu gambaran kelompok individual terhadap terhadap keterampilan yang
kompleks, dapat membedakan dengan cepat mana yang memiliki koordinasi yang
baik dan jelek. Seperti yang dikemukakan Astrand dan Rodahl dalam Bompa (
1999 : 36 ) ” Semakin sulit bentuk latihan semakin besar juga perbedaan
individual serta efisiensi mekanismenya”.
Komponen-komponen latihan yang telah disebutkan di atas harus
dipahami dan diperhatikan dalam pelaksanaan latihan. Untuk memperoleh hasil
latihan yang optimal, komponen-komponen latihan tersebut harus diterapkan
dengan baik dan benar.
22
d. Perlakuan ke kebenaran eksternal
Camphel dan Stanley ( 1963 ) dalam Thomas & Nelson, buku Research
Methods in Physical Activity, 2th ed ( 1990 : 301 ) yang dikenali empat perlakuan
ke kebenaran eksternal, atau kemampuan untuk menyamaratakan hasil kepada lain
partisipan, pengaturan, ukuran dan demikian semua :
1) Reacitve atau efek pengujian interaktif, pretest membuat peserta lebih
mengena atau sensitif kepada pelatihan yang akan datang, Suatu hasil
pelatihan itu tidak dapat efektif tanpa adanya pretest.
2) Interaksi penyimpangan pemilihan dan pelatihan yang bersifat percobaan,
ketika suatu kelompok terpilih beberapa karakteristik, pelatihan bekerja hanya
pada kelompok yang dikenai proses karakteristik itu.
3) Efek reaktif tentang pengaturan bersifat percobaan, pelatihan yang efektif di
dalam situasi yang dibatasi tidak mungkin efektif di dalam pengaturan.
4) Gangguan pelatihan ganda, kapan peserta melakukan lebih dari satu treatment,
efek dari sebelumnya treatment dapat mempengaruhi orang-orang pelatihan.
e. Perlakuan ke kebenaran internal
Camphel dan Stanley ( 1963 ) dalam Thomas & Nelson, buku Research
Methods in Physical Activity, 2th ed ( 1990: 298 ) menyatakan tentang kebenaran
internal adalah suatu dasar minimum, tanpa validitas internal eksperimen /
percobaan tidak bisa diinterprestasikan. Yang dikenali sembilan perlakuan kepada
eksperimen / percobaan antara lain :
1) Sejarah :
Peristiwa yang terjadi sepanjang eksperimen yang bukanlah bagian dari
perlakuan.
2) Kematangan :
Proses di dalam peserta melakukan hasil pada berlalunya waktu.
3) Pengujian :
Efek pada suatu tes untuk menemukan administrasi berikutnya
menggunakan tes yang sama.
23
4) Instrumentasi :
Menggunakan alat ukur yang sesuai.
5) Kemunduran statistik ( statistik regresi ) :
Fakta bahwa menggolongkan terpilih atas dasar ekstrim pada tes
berikutnya.
6) Penyimpangan pemilihan :
Memilih perbandingan menggolongkan untuk cara nonrandom.
7) Kesempatan pada percobaan hilang :
Hilangnya peserta dari perbandingan kelompok menggolongkan untuk
pertimbangan non random.
8) Interaksi pemilihan kematangan :
Berlalunya waktu pelatihan mempengaruhi satu kelompok tetapi tidak
mempengaruhi kelompok yang tidak sama.
9) Pengharapan :
Eksperimenters atau penguji mengantisipasi peserta tertentu akan
melaksanakan lebih baik.
3. Latihan Memukul Bola dengan Pitched ball
a. Pengertian Pitched Ball
Metode latihan ini adalah dengan cara memukul bola yang
dilempar oleh pitcher dari arah depan dengan jarak 12 meter ke daerah pukulan
(strike zone) dengan kecepatan bola hasil lemparan maksimal. Latihan memukul
bola bergerak ini mempunyai tujuan untuk melatih ketepatan, kekuatan dan
kecepatan ayunan perkenaan bola, membiasakan pemukul dengan bola yang
datangnya dari pitcher dengan kecepatan bola maksimal, dan membiasakan
gerakan ayunan yang dilakukan mendatar setinggi pinggang.
24
Gambar.10, 11 dan 12 Latihan memukul bola dengan pitched ball
25
( Diane L.Potter 1999: 51)
Pelaksanaan dari latihan memukul pitched ball ini adalah sebagai berikut:
a. Pemain dibagi menjadi beberapa kelompok masing-masing 6 orang atau
disesuaikan dengan jumlah alat yang ada. Dengan satu orang menjadi pitcher,
satu pemain menjadi pemukul dan pemain yang lainnya menjadi penjaga atau
mengumpulkan bola hasil pukulan.
b. Pemain mendapat giliran memukul bola bersiap di dekat home plate dengan
memegang pemukul dan melakukan persiapan. Kemudian pemain tersebut
masuk ke home plate dan mengukur perkenaan pemukul dengan bola. Lalu
pitcher melempar bola ke zone strike.
c. Pemain yang berdiri pada posisi sikap awal memukul bola, lalu memukul bola
dengan ayunan penuh, dengan catatan bola yang dipukul hanya bola yang
masuk pada strike zone.
Dalam melakukan latihan memukul dengan pitched ball ini, ada beberapa
hal yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Posisi pemukul harus benar-benar pada posisi perkenaan antara pemukul
dengan bola yang tepat yaitu perkenaan kurang lebih satu kali lebar telapak
tangan dari ujung pemukul.
b. Gerakan ayunan harus mendatar, tidak boleh ada gerakan mengayun dari
bawah ke atas karena bola hasil pukulan yang diharapkan mendatar bukan ke
atas.
c. Pandangan mata saat memukul selalu tertuju pada bola. Dan saat perkenaan
bola pandangan mata selalu tertuju pada titik perkenaan bola.
d. Perkenaan pemukul harus pada titik tengah bola.
b. Kesalahan yang sering terjadi dalam latihan memukul bola dengan
Pitched Ball.
Pitched ball merupakan jenis latihan pukulan yang melibatkan 2 orang
dengan 2 keterampilan, Diane L.Potter (1999:56) mengidentifikasikan kesalahan-
lesalahan yang sering dilakukan dalam latihan memukul dengan pitched ball dan
cara memperbaikinya sebagai berikut:
26
Kesalahan yang sering dilakukan Pembetulan
1. Hasil pukulan anda selalu
melambung ke atas.
2. Anda selalu memukul bola yang
menyusur tanah.
3. Anda tidak mempunyai kekuatan
dalam memukul bola.
1. Rapatkan kedua kaki anda, hilangkan
simpulan apapun dalam ayunan anda
(dengan menjatuhkan laras alat
pemukul di bawah alur ayunan
horizontal sebelum pukulan, yang
menyebabkan ayunan rendah sampai
tinggi pada saat pukulan)
2. Periksa alur ayunan tinggi sampai
rendah. Turunkan posisi pegangan
awal anda pada ketinggian sedikit di
atas bahu.
3. Ayunkan dengan keseluruhan kisaran
gerakan. Pegangan yang baik di
mulai dari garis balakang bahu,
bukan di depan tubuh anda.
c. Keuntungan dan Kelemahan Latihan Memukul Pitched Ball
1) Keuntungan Latihan Memukul Pitched Ball
Dalam pelaksanaan latihan memukul bola dengan pitched ball ini,
memiliki keuntungan sebagai berikut :
a) Pemain akan dapat menyesuaikan dengan posisi atau jarak pukul yang pas
dengan bola.
b) Pandangan mata akan dapat mengawasi mulai dari lepasnya bola dari pitcher
sampai titik perkenaan dengan pemukul.
c) Ayunan lengan pemukul akan terbiasa menyesuaikan ketinggian datangnya
bola.
d) Pemukul akan terbiasa dengan bola lemparan dari pitcher.
e) Arah bola yang bervariasi titik sasarannya.
f) Pergerakan posisi kaki dan badan dapat disesuaikan dengan titik bola.
g) Pemukul dapat terbiasa dengan hasil lemparan dari pitcher yang cepat.
27
2) Kelemahan Latihan Memukul Pitched Ball
Selain keuntungan dari latihan tersebut, ada pula kelemahan dari latihan
ini, yaitu :
a) Pemain harus benar-benar mamiliki perasaan yang tepat kapan harus bergerak
mengayun pemukul untuk memukul bola yang masuk zone strike.
b) Konsentrasi pemain dapat terpecah antara gerakan mengayun dan letak atau
posisi bola.
c) Pemain akan lebih sulit mencapai titik perkenaan yang tepat karena bolanya
dalam keadaan gerak.
d) Bagi pemain pemula mendapatkan kesulitan dalam memukul bola, karena
jarak lemparan sesuai saat prtandingan dan kecepatan lemparan bola
maksimal.
4. Latihan Memukul bola dengan Tee Ball
a. Pengertian Tee Ball
Tee ball adalah latihan memukul yang menggunakan tiang sebagai tempat
bola untuk dipukul, sedangkan bola tepat diatas tiang tersebut. Menurut Diane L.
Potter 1999:53) “ Tee ball adalah memukul bola dari ujung alat pemukul adalah
salah satu cara termudah untuk mancapai beberapa kunci kesuksesan dan teknis
memukul”. Latihan memukul bola dengan tee ball adalah latihan memukul yang
mudah dan sederhana namun dapat meningkatkan kemampuan memukul para
pemain pemula, karena bola tidak akan berubah dari posisinya ketika akan
dipukul, sehingga pemukul tidak harus sesuaikan ayunan terhadap posisi bola. Hal
ini memungkinkan pemukul untuk fokus pada aspek-aspek pukulan yang
memerlukan kerja yang lebih.
Pelaksanaan latihan memukul bola dengan tee ball yaitu pelatih
menjelaskan teknik yang benar tentang gerakan memukul yang baik dan benar
dalam latihan tee ball, setelah pemain memahami teknik dan mengerti, kemudian
pemain langsung mempraktekkan sesuai dengan instruksi pelatih.
28
Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan gambar mengenai latihan
memukul bola dengan tee ball.
Gambar.13 latihan memukul dengan Tee ball.
( Diane L.Potter 1999: 52)
b. Kesalahan yang sering terjadi dalam melakukan latihan memukul bola
dengan Tee Ball
Dalam pelaksanaannya meskipun latihan tee ball tergolong mudah namun
sering terjadi kesalahan. Diane L.Potter (1999 : 54) mengidentifikasi kesalahan-
kesalahan yang sering dilakukan dalam latihan memukul bola dengan tee ball
serta bagaimana membetulkannya,terdapat dalam tabel berikut:
Kesalahan Pembetulan
1. Anda memukul bola dengan bagian
pemukul yang dekat dengan tangan
anda, atau anda harus menekuk siku
anda untuk mememgang pemukul
1. Anda bisa berdiri dengan post tee
berlawanan dengan bagian tengah
tubuh anda. Pindahlah atau ubahlah
posisi kaki depan anda sehingga
29
supaya dapat memukul bola.
2. Anda tidak dapat mencapai bola
ketika anda mengayun.
3. Anda memukul tee ketimbang
bolanya.
berlawanan / tidak sejajar dengan
posisi tee.
2. Berpindahlah lebih dekat dengan tee
dalam posisi seperti yang
digambarkan pada koreksi satu.
3. Jagalah bahu belakang anda tetap
tegak, jangan turunkan siku belakang
anda ketika mengayun.
c. Kelebihan dan kelemahan Latihan memukul bola dengan Tee Ball.
Seperti halnya pada latihan memukul bola dengan pitched ball, latihan
memukul bola dengan tee ball juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan
latihan memukul dengan tee ball antara lain :
1) Dapat menghemat waktu, jika siswi dapat cepat menyesuaikan diri dengan
metode latihan memukul dengan tee ball.
2) Siswi lebih jelas menerima konsep gerakan yang dilatihkan secara jelas.
3) Siswi dapat secara langsung melakukan gerakan pukulan yang sebenarnya.
Sedangkan kelemahan latihan memukul bola dengan tee ball antara lain :
1) Siswi akan mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan latihan ini karena
sering memukul tiangnya daripada bola.
2) Tiang yang digunakan akan cepat rusak karena sering dipukul.
3) Pelatih akan sering membetulkan gerakan yang salah, menyebabkan pelatihan
akan sedikit terhenti dan tujuan latihan lebih lama tercapai.
5. Otot - otot yang bekerja saat memukul bola Softball
Kemampuan bergerak seseorang didukung dari dalam tubuh manusia,
motor penggeraknya adalah berupa otot - otot tubuh yang bekerja sesuai dengan
aktivitas atau perintah dari syaraf pusaf yaitu otak. Gerakan memukul tidak lepas
dari kerja otot - otot dalam tubuh, saat melakukan gerakan memukul bola softball
ada beberapa sekumpulan otot - otot yang berpengaruh terhadap gerakan tersebut.
30
Gerakan memukul bola softball melibatkan beberapa sendi tubuh yaitu ;
sendi bahu, sendi siku dan sendi pergelangan tangan. Dimana ditiap - tiap sendi
terdapat otot - otot yang mendukung kinerja sendi - sendi tersebut. Dalam sendi
bahu, otot - otot yang bekerja saat memukul bola softball antara lain :
a. m. Pectoralis major
b. m. Deltoid anterior
Dalam sendi siku, otot - otot yang bekerja saat memukul bola softball
antara lain :
a. m. Biceps brachii
b. m. Triceps brachii
Sedangkan dalam sendi pergelangan tangan, otot - otot yang bekerja saat
memukul bola softball antara lain :
a. m. Extensor carpi radialis longus
b. m. Extensor carpi radialis brevis
c. m. Extensor carpi ulnalis
d. m. Extensor digito rum
e. m. Extensor digiti minimi
B.Kerangka Berfikir
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat
diajukan kerangka pemikiran sebagai berikut:
1. Pengaruh Latihan Memukul bola dengan Pitched Ball dan Tee Ball
Terhadap Kemampuan Memukul Bola Softball
Dalam memukul bola diperlukan latihan yang tepat dan cocok untuk
meningkatkan kemampuan pukulan yang keras dan terarah. Pelaksanaan latihan
memukul bola dengan pitched ball dapat dilakukan yaitu siswi dijelaskan dengan
teknik memukul secara terperinci dan didemonstrasikan yaitu dari posisi siap,
gerakan mengayun tangan, gerakan memukul bola yang dilemparkan oleh pitcher
kemudian gerak lanjut. Jadi latihan pitched ball ini memerlukan penguasaan
31
teknik memukul yang lebih baik. Karena latihan ini lebih mengarah ke pada
simulasi pertandingan. Latihan memukul bola dengan tee ball pelaksananya siswi
dijelaskan terlebih dahulu agar siswi dapat mengerti apa yang akan dilakukan,
latihanya adalah dari posisi siap siswi melakukan pukulan terhadap bola yang
berada diatas tiang kemudian diikuti gerak lanjut. Latihan tee ball ini lebih
sederhana karena hanya memukul bola softball yang tidak bergerak di atas tiang /
tee.
2. Perbedaan Pengaruh Latihan dengan pitched Ball dan Tee Ball Terhadap
Kemampuan Memukul Bola Softball
Dalam pelaksanaan latihan kedua macam latihan ini memiliki karakteristik
yang berbeda dan memiliki kelebihan serta kelemahan. Kelebihan latihan
memukul bola dengan pitched ball antara lain : siswi dapat menguasai teknik
memukul dengan baik dan benar, sehingga dapat terhindar dari kesalahan teknik,
karena melalui latihan dengan pitched ball teknik pukulan dapat dikuasai, siswi
dapat meningkatkan kemampuan koordinasi mata tangan dan ketepatan memukul
dengan terarah. Kelemahan dari latihan ini antara lain : jarak antara pelempar dan
pemukul jauh sehingga lemparan bola kurang akurat, pemukul ragu-ragu dalam
memukul.
Sedangkan kelebihan dari latihan memukul bola dengan tee ball antara
lain : dapat menghemat waktu, dengan metode latihan memukul dengan tee bal,
sisiwii lebih jelas menerima konsep gerakan yang dilatihkan secara jelas, siswi
dapat secara langsung melakukan gerakan pukulan yang sebenarnya. Kelemahan
dari latihan memukul bola dengan tee ball antara lain : siswi akan mengalami
kesulitan dalam melakukan gerakan latihan ini karena sering memukul tiangnya
daripada bola, tiang yang digunakan akan cepat rusak karena sering dipukul,
pelatih akan sering membetulkan gerakan yang salah, menyebabkan pelatihan
akan sedikit terhenti dan tujuan latihan lebih lama tercapai.
Berdasarkan kelebihan dan kelemahan antara latihan memukul bola
dengan pitched ball dan tee ball tersebut maka akan menimbulkan pengaruh yang
berbeda. Perlakuan yang berbeda akan menimbulkan respon yang berbeda pula
32
pada diri pelaku. Ditinjau dari segi pelaksanaan latihan memukul bola dengan
pitched ball memiliki efektifitas yang lebih baik hal ini dikarenakan
perkembangan koordinasi mata tangan dan ketepatan terhadap sasaran lebih cepat
meningkat dibandingkan dengan latihan memukul bola dengan tee ball.
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah
dikemukakan di atas dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh latihan memukul bola dengan pitched ball
dan tee ball terhadap kemampuan memukul bola softball pada team
softball SMEA Kristen I Surakarta tahun 2010.
2. Latihan memukul bola dengan pitched ball memiliki pengaruh yang
lebih baik dibanding latihan memukul bola dengan tee ball terhadap
kemampuan memukul bola softball pada team softball SMEA Kristen I
Surakarta tahun 2010.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Softball Stadion Manahan, Jl Adi
Sucipto No.1 Surakarta. Telp 0271718196
2.Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 01 Febuari hingga 31 Maret 2010.
treatment dilaksanakan selama 7 minggu.
No Tanggal Kegiatan
1 01 – 03 Febuari Pengambilan data awal (pretest)
2 05 Febuari Pengambilan beban awal (reps mak)
3 08 Febuari – 28 Maret Treatment Pitched ball dan Tee ball
4 29 – 31 Maret Latihan tambahan dan pengambilan
data akhir (posttest)
B.Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen. Suharsimi Arikunto (1998 : 9) menyatakan sebagai berikut :
Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat
(hubungan kausal) antara 2 faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti
dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor
lain yang bisa mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud
untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.
Memperhatikan pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa dalam
penelitian eksperimen adalah penelitian dengan memberikan perlakuan terhadap
orang untuk mencari gambaran tentang hubungan sebab akibat.
Metode penelitian yang digunakan, ditetapkan berdasarkan pada tujuan
dan hasil penelitian yang diharapakan. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah eksperimen dengan rancangan pretest-posttes design. Metode yang
34
digunakan adalah metode eksperimen yaitu metode yang memberikan suatu gejala
latihan atau percobaan maka akan terlihat hubungan sebab akibat sebagai
pengaruh dari pelaksanaan latihan. Rancangan penelitian eksperimen pretest-
posstest design dalam penelitian ini yaitu:
KE1 X Postest
Latihan dengan pitched ball
Pretest OP
KE2 Y Postest
Keterangan: Latihan dengan tee ball
OP = Ordinal Pairing
KE1 = Kelompok Eksperimen 1
X = Latihan memukul dengan pitched ball
KE2 = Kelompok Eksperimen 2
Y = Latihan memukul dengan tee ball
Untuk menyeimbangkan kelompok dilakukan dengan cara ordinal
pairing berdasarkan hasil tes awal kemampuan memukul bola, yaitu setelah
dilakukan tes awal. kemudian hasil tes awal dirangking setelah itu dipisahkan ke-
dalam kelompok 1 dan kelompok 2 dengan cara ordinal pairing sehingga kedua
kelompok mempunyai kemampuan yang setara atau seimbang. Adapun
pembagian kelompok dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
KI K2
1 2
4 3
5 6 dan seterusnya
35
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas ( Independen ) dan satu
variabel terikat ( Dependen ) dengan perincian :
1. Variabel bebas ( Independen )
a) Latihan memukul bola dengan pitched ball.
(latihan memukul bola softball dengan bantuan lemparan bola dari
pitcher)
b) Latihan memukul bola dengan tee ball.
(latihan memukul bola softball dengan bantuan tonggak/tongkat
tempat untuk memasang bola)
2. Variabel terikat ( Dependen )
a) Kemampuan memukul bola softball.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi dan Sampel
Suharsimi Arikunto ( 1998 : 102 ) menyatakan bahwa, “ Populasi adalah
keseluruhan subyek penelitian.”. Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah
siswi anggota team softball SMEA Kristen I Surakarta tahun 2010 yang berjumlah
keseluruhan 30 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Total populasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini diadakan tes
dan pengukuran dengan menggunakan Elrod Batting Test dari Johnson BL and
Nelson JK (1974:279) yaitu untuk mengukur kemampuan memukul bola softball.
36
F. Teknik Analisis Data
1. Reliabilitas Tes
Menghitung Reliabilitas tes menggunakan rumus ANAVA dari Mulyono
B (2007 : 44). Adapun rumus uji reliabilita tes yang digunakan adalah sebagai
berikut:
R = A
WA
MS
MSMS
Keterangan:
R = Koefisien Reliabilitas
Dari hasil perhitungan korelasi di atas kemudian dimasukkan kedalam
rumus Reliabilita dari Spearman - Brown dalam Suharsimi Arikunto (1998 : 173),
sebagai berikut:
r 11 =)2/21/1
2/21/1
r1(
r.2
Keterangan:
r 11 = Reliabilita instrumen
r 2/21/1 = Indeks korelasi antara dua belahan instrumen
2. Uji Prasyarat
a. Uji normalitas
Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lillieforse
dari Sudjana (1996:466). Adapun prosedur uji normalitas tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Pengamatan X1,X2…….Xn dijadikan bilangan baku Z1,Z2……..,Zn
dengan menggunakan rumus :
Zi =s
XXi
Keterangan:
37
X = Rata-rata
s = Simpangan baku
2) Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z < Xi)
3) Selanjutnya dihitung proporsi Z1,Z2,………Zn yang lebih kecil atau
sama dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(Zi) maka:
S(Zi) = n
ZiyangZ.............ZbanyaknyaZ n21
4) Hitung selisih F(Zi)- S(Zi) kemudian ditentukan harga mutlaknya.
5) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Sebutlah harga terbesar ini sebagai Lo.
b. Uji Homogenitas
Untuk mencari atau menguji homogenitas data, digunakan rumus dari
Sudjana ( 1996:386 ) sebagai berikut:
kt2
bs2
dbvk:dbvbSD
SDF
Keterangan:
db : vb = derajat kebebasan dari varians yang lebih besar
db : vk = derajat kebebasan dari varian yang lebih kecil
bs2SD = Varians yang lebih besar
kt2SD = Varians yang lebih kecil
3. Uji Perbedaan
Untuk menghitung perbedaan peningkatan kemampuan memukul bola
softball dengan menggunakan rumus t- test dari Sutrisno Hadi ( 1989 : 278 ),
rumus t-test yang digunakan dalam eksperimen-eksperimen yang menggunakan
sampel-sampel berkorelasi, yaitu sampel-sampel yang sudah disamakan salah satu
variabelnya. Rumus t-tes yang digunakan adalah sebagai berikut:
t =
1NN
d
Md
2
38
Keterangan:
t = Nilai perbedaan
Md = Rata- rata selisih antara X1 dan X2
N = Jumlah pasangan
Adapun uji perbedaannya menggunakan derajat kebebasan N-1 pada taraf
signifikansi 5%. Peningkatan presentasi dari latihan yang dilakukan, dicari dengan
sebagai berikut:
Peningkatan presentasi = testMpre
Md
x 100%
Md = perbedaan dari rata-rata tes akhir dikurangi tes awal
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Diskripsi Data
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam penelitan maka dilakukan
pengambilan data. Pengambilan data kemampuan memukul bola softball
merupakan hasil dari 10 kali pukulan bola yang dilemparkan oleh pitcher dalam
tes kemampuan memukul bola softball. Pengambilan data dalam penelitian ini
terdiri dari data sebelum diberi perlakuan (tes awal) dan data setelah diberi
perlakuan (tes akhir). Data tersebut kemudian dikelompokkan dan dianalisis
menggunakan perhitungan statistik seperti terlihat dalam lampiran. Adapun
rangkuman hasil analisis data secara keseluruhan akan disajikan dalam bentuk
tabel 3 sebagai berikut.
1. Penyajian Data Pada Kelompok 1
Tabel 3. Diskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Memukul Bola Softball
Tes Statistik Nilai
Awal
Nilai Terendah 10
Nilai Tertinggi 17
Rata-rata 13,400
Simpangan Baku 2,165
Akhir
Nilai Terendah 15
Nilai Tertinggi 20
Rata-rata 16,867
Simpangan Baku 1,356
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil tes awal kemampuan
memukul bola softball pada kelompok 1 memiliki nilai terendah10, nilai tertinggi
17, rata-rata 13,400 dengan simpangan baku 2,165 Sedangkan hasil tes akhir
kemampuan memukul bola softball pada kelompok 1 memiliki nilai terendah 16,
nilai tertinggi 20 , rata-rata 16,867 dengan simpangan baku 1,356
40
2. Penyajian Data Pada Kelompok 2
Tabel 4. Diskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Memukul Bola Softball
Tes Statistik Nilai
Awal
Nilai Terendah 10
Nilai Tertinggi 17
Rata-rata 13,533
Simpangan Baku 2,066
Akhir
Nilai Terendah 11
Nilai Tertinggi 20
Rata-rata 15,667
Simpangan Baku 2,440
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil tes awal kemampuan
memukul bola softball pada kelompok 2 memiliki nilai terendah 10, nilai tertinggi
17, rata-rata 13,533 dengan simpangan baku 2,066. Sedangkan hasil tes akhir
kemampuan memukul bola softball pada kelompok 2 memiliki nilai terendah 11,
nilai tertinggi 20 , rata-rata 15,667 dengan simpangan baku 2,440.
3. Pengujian Reliabilita
Agar data yang dianalisis adalah hasil dari suatu tes atau pengukuran
yang baik, maka perlu diadakan uji reliabilita. Tujuan dari dilakukanya uji
reliabilitas tes adalah untuk mengetahui keajegan dari tes atau alat ukur yang
digunakan. Dalam penelitian ini diadakan uji reliabilitas kemampuan memukul
bola softball. Untuk menghitung reliabilitas tes digunakan rumus Korelasi, adapun
hasil perhitungan dari reliabilitas tes dapat dilihat dalam tabel 6 berikut ini
(Perhitungan selengkapnya pada lampiran 7)
Tabel 5. Derajat Reliabilitas
NO Derajat Reliabilitas Koofisien Reliabilitas
1 Sangat tinggi 0,90 – 1,00
2 Tinggi 0,80 – 0,89
41
NO Derajat Reliabilitas Koofisien Reliabilitas
3 Sedang 0,60 - 0,79
4 Jelek 0,00 – 0,59
Kirkendall D.R, Gruber J.J, Johnson RE ( 1987 : 61 )
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Reliabilita Tes
Variabel N Belahan RXY
Keterangan
Ganjil Genap
Tes Awal 30 197 207 0,807 Reliabel
TesAkhir 30 246 242 0,841 Reliabel
Berdasarkan rangkuman hasil dari analisis yang dilakukan dengan uji
koefisien korelasi dari Spearman-Brown (ganjil-genap) diperoleh dari tes awal
R XY = 0,807 dan dari tes akhir R XY = 0,841(Perhitungan selengkapnya pada
lampiran 7). Hasil tersebut dikonsultasikan dengan r product moment dengan N =
30 pada taraf signifikan 5% sebesar 0,220Berdasarkan hasil perhitungan tersebut,
karena rxy > r tabel maka tes kemampuan memukul bola softball dikatakan reliabel
dan dapat digunakan sebagai alat ukur karena memenuhi syarat Reliabilita.
B. Uji Prasyarat Analisis Data
Penelitian ini sebelum data hasil penelitian dianalisis teknik t-tes,
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu dengan 1) uji normalitas
sampel. 2) uji homogenitas variansi populasi.
1. Uji Normalitas
Bentuk data yang normal merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi sebelum digunakan untuk menganalisis data Dalam penelitian ini untuk
mengetahui kenormalan pada tiap kelompok dengan menggunakan uji normalitas.
Pengujian normalitas data dilakukan terhadap hasil pukulan dengan mengikuti uji
42
Liliefors pada taraf = 0,05 Hasil pengujian tersebut disajikan dalam tabel 7
berikut ini.
Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Normalitas
Kelompok N M SD L O L %5t
Kelompok 1 15 13,400 2,165 0,1047 0,220
Kelompok 2 15 13,533 2,066 0,1036 0,220
Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada Kelompok 1 diperoleh
L Hitung sebesar 0,1047dimana nilai tersebut lebih kecil dari L tabel sebesar 0,220
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data Kelompok 1 berdistribusi
normal. Sedangkan data hasil uji normalitas yang dilakukan pada Kelompok 2
diperoleh nilai L hitung sebesar 0,1036dimana nilai tersebut lebih kecil dari L tabel
sebesar 0,220 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data Kelompok 2
berdistribusi normal.
2.Uji Homogenitas
Semua sampel harus homogen merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi sebelum teknik t-test dapat digunakan untuk menganalisis data.
Pengujian homogenitas terhadap kemampuan memukul bola softball dilakukan
dengan cara standar deviasi besar dibagi standar deviasi kecil. Hasil pengujian
tersebut disajikan pada tabel 8 berikut ini.
Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji homogenitas
Kelompok N SD2
F o F %5t
Kelompok 1 15 4,3733
1,098
2,48 Kelompok 2 15 3,9822
Dari hasil uji homogenitas varians yang tertera dalam tabel di atas,
terlihat bahwa F hitung memiliki nilai sebesar 1,098 sedangkan nilai F tabel dengan
db = 14 Lawan 14 pada taraf 5 % sebesar 2,48 Dengan demikian dapat ditarik
43
kesimpulan bahwa F hitung lebih kecil dari F tabel dan berarti sampel yang digunakan
berasal dari populasi yang homogen.
C. Hasil Analisis Data
1. Hasil Sebelum Diberi Perlakuan
Sebelum dilakukan uji perbedaan dengan t-test telah diadakan
“Matching”, yaitu tes awal yang mempunyai kemampuan setara dipasang-
pasangkan dibagi menjadi 2 kelompok, yakni kelompok 1 dan kelompok 2. Hal
ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara kedua kelompok tersebut.
Dalam penentuan kelompok, kelompok 1 mendapat perlakuan latihan
memukul bola pitched ball dan kelompok 2 mendapat perlakuan latihan memukul
bola tee ball dengan cara rangking dan dikelompokan menggunakan ordinal
pairing. Hasil t-test untuk tes awal antara kelompok 1 dan kelompok 2 dapat
dilihat dalam tabel 9 berikut ini.
Tabel 9. Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Awal Kelompok 1 dan
Kelompok 2
Kelompok N Mean Md t o t %5t
Kelompok 1 15 13,400
0,133
1,468
2,145 Kelompok 2 15 13,533
Dari rangkuman hasil t-test untuk tes awal di atas, pada kelompok 1
dapat diketahui memiliki nilai rata-rata sebesar 13,400 sedangkan kelompok 2
diketahui memiliki nilai rata-rata sebesar 13,533 dan untuk nilai Mean deviasi
sebesar 0,133. Dengan derajat kebebasan N – 1 = 15 – 1 = 14 pada taraf
signifikansi 5% ternyata nilai t tabel sebesar 2,145sedangkan nilai t hitung sebesar
1,468 berarti t hitung lebih kecil dari t tabel . Dengan demikian dapat disimpulkan
sebelum diberi perlakuan antara kelompok 1 dan kelompok 2 tidak ada perbedaan.
44
2.Uji Perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan
Setelah melakukan latihan (treatment) selama 7 minggu, kemudian
diadakan tes akhir, dan untuk membuktikan apakah latihan yang diberikan telah
menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan memukul bola
softball, maka dicari dengan uji t-test antara tes awal dan tes akhir pada masing-
masing kelompok. Adapun hasil t-test untuk mengetahui peningkatan prestasi tes
awal ke tes akhir kelompok 1 dan kelompok 2 dapat dilihat dalam tabel-tabel
berikut ini.
a. Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir Pada Kelompok 1
Tabel 10. Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Awal dan Tes Akhir
Kelompok 1
Tes N Mean Md t o t %5t
Awal 15 13,400
3,467
9,903
2,145 Akhir 15 16,867
Dari rangkuman hasil t-tes di atas, pada kelompok 1 dapat diketahui
bahwa pada tes awal memiliki nilai rata-rata sebesar 13,400 dan tes akhir sebesar
16,867 untuk Mean deviasi sebesar 3,467. Dengan derajat kebebasan 14 ( N – 1 =
15 – 1 ) pada taraf signifikansi 5%, ternyata nilai t tabel sebesar 2,145. Sedangkan
nilai t hitung sebesar 9,903. Berarti t hitung lebih besar dari t tabel . Dengan demikian
antara tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 ada perbedaan yang signifikan.
b. Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir Pada Kelompok 2
Tabel 11. Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Awal dan Tes Akhir
Kelompok 2
Tes N Mean Md t o t %5t
Awal 15 13,533
2,133
5,323
2,145 Akhir 15 15,667
45
Dari rangkuman hasil t-tes di atas, pada kelompok 2 dapat diketahui
bahwa pada tes awal memiliki nilai rata-rata sebesar13,533 dan tes akhir sebesar
15,667 untuk Mean deviasi sebesar 2,133. Dengan derajat kebebasan 14 ( N – 1 =
15 – 1 ) pada taraf signifikansi 5%, ternyata nilai t tabel sebesar 2,145. Sedangkan
nilai t hitung sebesar 5,323 berarti t hitung lebih besar dari t tabel . Dengan demikian
antara tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 ada perbedaan yang signifikan.
c. Perbedaan Tes Akhir Antar Kelompok
Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil latihan antara
kelompok 1 dan kelompok 2 setelah diberi perlakuan, dapat dilihat pada hasil t-
test untuk tes akhir dari kedua kelompok dalam tabel 12 berikut ini.
Tabel 12. Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Akhir Antar Kelompok
Kelompok N Mean Md t o t %5t
Kelompok 1 15 16,867
-1,200
2,316
2,145 Kelompok 2 15 15,667
Berdasarkan rangkuman di atas , pada tes akhir kelompok 1 diketahui
memiliki rata-rata sebesar 16,867 dan untuk kelompok 2 diketahui memiliki rata-
rata sebesar 15,667. Mean deviasi sebesar -1,200 dengan derajat kebebasan 14 (N
– 1 = 15 – 1) pada taraf signifikansi 5% ternyata nilai t tabel sebesar 2,145
sedangkan nilai t hitung sebesar 2,316 berarti t hitung lebih besar dari t tabel . Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pada tes akhir antara kelompok 1 dan
kelompok 2 ada perbedaan yang signifikan.
d. Perbedaan Presentase Peningkatan
Setelah diberikan perlakuan latihan dengan latihan memukul bola pitched
ball pada kelompok 1 dan latihan memukul bola tee ball pada kelompok 2
kemudian dilakukan perhitungan presentase peningkatan latihan. Untuk
mengetahui kelompok mana yang memiliki presentase peningkatan latihan yang
lebih baik, diadakan perhitungan perbedaan presentase peningkatan masing-
46
masing kelompok. Adapun nilai perbedaan peningkatan latihan kemampuan
memukul bola softball kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut.
Tabel 13. Rangkuman Hasil Perhitungan Nilai perbedaan Presentase
Peningkatan Kemampuan Memukul Bola Softball Pada Kelompok 1 dan
Kelompok 2
Kelompok N Mpre-test Mpost-test MD Presentase
Peningkatan
Kelompok 1 15
13,400 16,867 3,467 25,871%
Kelompok 2 15
13,533 15,667 2,133 15,764%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kelompok 1 memiliki
peningkatan kemampuan memukul bola softball sebesar 25,871%, Sedangkan
kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan memukul bola softball sebesar
15,764%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 memiliki
presentase peningkatan kemampuan memukul bola softball lebih besar daripada
kelompok 2.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Dari hasil analisis data yang dilakukan sebelum diberi perlakuan
diperoleh nilai t antara tes awal pada kelompok 1 dan kelompok 2 sebesar 1,468
sedangkan t tabel sebesar 2,145. Ternyata t hitung yang diperoleh lebih kecil dari t tabel
yang berarti hipotesis nol diterima. Dengan demikian kelompok 1 dan kelompok 2
sebelum diberi perlakuan dalam keadaan seimbang. Berarti antara kelompok 1 dan
kelompok 2 berangkat dari titik tolak kemampuan memukul bola softball yang
sama.
Nilai t antara tes awal dan akhir pada kelompok 1 adalah sebesar 9,903
Sedangkan t tabel sebesar 2,145. Ternyata t hitung yang diperoleh lebih besar dari
t tabel , yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir pada
47
kelompok 1, yang berarti bahwa kelompok 1 memiliki peningkatan kemampuan
memukul bola softball yang disebabkan latihan ( treatment ) yang diberikan, yaitu
dengan latihan memukul bola pitched ball.
Nilai t antara tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 adalah sebesar
5,323. Sedangkan t tabel sebesar 2,145. Ternyata t hitung yang diperoleh lebih besar
dari t tabel , yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir pada
kelompok 2, yang berarti bahwa kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan
memukul bola softball yang disebabkan latihan ( treatment ) yang diberikan, yaitu
dengan latihan memukul bola tee ball.
Dalam uji perbedaan yang dilakukan terhadap hasil tes akhir pada
kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai t sebesar 2,316. Sedangkan t tabel
sebesar 2,145. Ternyata t hitung yang diperoleh lebih besar dari t tabel , yang berarti
hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setelah
diberikan perlakuan latihan selama 7 minggu, terdapat perbedaan yang signifikan
antara hasil tes akhir kelompok 1 dan kelompok 2, karena sebelum diberi
perlakuan kedua kelompok berangkat dari titik tolak yang sama, maka perbedaan
tersebut adalah karena perbedaan pengaruh dari perlakuan yang diberikan.
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan pengaruh
latihan memukul bola pitched ball dan tee ball terhadap kemampuan memukul
bola softball pada team softball putri SMEA Kristen I Surakarta tahun 2010, dapat
diterima kebenaranya.
Kelompok 1 memiliki nilai presentase peningkatan kemampuan
memukul bola softball sebesar 25,871%. Sedangkan kelompok 2 memiliki nilai
presentase peningkatan kemampuan memukul bola softball sebesar 15,764%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 memiliki peningkatan
kemampuan memukul bola softball yang lebih baik daripada kelompok 2.
Latihan memukul bola pitched ball ternyata dapat memberikan
rangsangan yang lebih baik dan efektif dalam peningkatan kemampuan memukul
bola softball. Latihan memukul bola pitched ball meningkatkan kemampuan
48
gerakkan tubuh yang menunjang gerakan memukul bola softball dengan lebih
baik dibandingkan dengan gerakan dalam latihan memukul bola tee ball. Oleh
karena itulah, maka kelompok 1 ( kelompok yang mendapat perlakuan latihan
memukul bola pitched ball ) memiliki kemampuan memukul bola softball yang
lebih baik daripada kelompok 2 ( kelompok yang mendapatkan perlakuan latihan
memukul bola tee ball ). Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa,
pengaruh latihan memukul bola pitched ball lebih baik pengaruhnya daripada
latihan memukul bola tee ball terhadap kemampuan memukul bola softball pada
team softball putri SMEA Kristen I Surakarta tahun 2010, dapat diterima
kebenaranya.
49
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasar hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan
pada BAB IV, maka diperoleh simpulan sebagai berikut :
1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan memukul bola
pitched ball dan tee ball terhadap kemampuan memukul bola softball
pada team softball putri SMEA Kristen I Surakarata tahun 2010,
dengan t hitung = 2,316> t tabel = 2,145
2. Latihan memukul bola pitched ball lebih baik pengaruhnya daripada
latihan memukul bola tee ball terhadap kemampuan memukul bola
softball pada team softball putri SMEA Kristen I Surakarata tahun
2010, dengan persentase peningkatannya adalah kelompok 1 (pitched
ball) sebesar 25,871% lebih besar daripada kelompok 2 ( tee ball )
sebesar 15,764%.
B. Implikasi
Simpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide
yang lebih luas jika dikaji tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar
simpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut:
Latihan memukul bola pitched ball dan tee ball merupakan metode
latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan memukul bola
softball, namun demikian dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa latihan
memukul bola pitched ball memiliki pengaruh yang lebih baik daripada latihan
memukul bola tee ball dalam meningkatkan kemampuan memukul bola softball.
Implikasi praktis dari hasil penelitian ini adalah bahwa terjadi peningkatan
kemampuan memukul bola softball pada team softball putri SMEA Kristen I
Surakarata tahun 2010, dan siswi yang diberi perlakuan dengan latihan memukul
50
bola pitched ball memiliki peningkatan kemampuan memukul bola softball yang
lebih baik daripada siswi yang diberi latihan memukul bola tee ball. Hal tersebut
dapat menjadi dasar pemikiran bagi para Pembina dan pelatih.softball tentang
metode yang tepat untuk meningkatkan kemampuan memukul bola softball pada
para pemainnya.
C. Saran
Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang
ditimbulkan , maka kepada para Pembina dan pelatih softball khususnya di Smea
Kristen I Surakarata, disarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Latihan memukul bola pitched ball maupun latihan memukul bola tee
ball dapat digunakan sebagai variasi latihan untuk meningkatkan
kemampuan memukul bola softball.
2. Untuk meningkatkan kemampuan memukul bola softball lebih baik
menggunakan latihan memukul bola pitched ball karena pengaruhnya
lebih baik daripada latihan memukul bola tee ball bagi team softball
putri SMEA Kristen I Surakarata tahun 2010
51
DAFTAR PUSTAKA
A.Hamidsyah Noer.1995. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta : UNS Press.
Andi Suhendro.1999. Dasar -Dasar Kepelatihan. Jakarta : Universitas Terbuka
Bompa.Tudor.O.1999. Periodization : Theory and Methodology of Training. 4rd
ed.
Dell Bethel.1987. Petunjuk Lengkap Softball dan Baseball. Semarang : Dharma
prize.
Diane L. Potter.1999. Step to Succes Softball. USA : Human Kinetik.
FKIP UNS.2007. Pedoman Penulisan Skripsi. UNS Press.
Harsono.1988. Coaching Aspek - Aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta :
Depdikbud Dirjendikti.
House Worth and Rivkin.1985. Coaching Softball Effectivelly. Canada : Human
Kinetik.
Johnson BL and Nelson JK.1974. Practical Measuremen for Evaluation In
Physical Education. Mileapolis. Minnesota : Burgess Publishing
Company.
Kirkenndall DR, Gruber JJ, Johnson RE.1987. Measurement and Evaluation for
Physical Education, 2nd
ed. Champaign : Human Kinetics Publiser Inc
M. Sajoto.1995. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang : IKIP
Semarang Press.
Mulyono B.2007. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani/Olahraga.
Surakarta : UNS Press.
Nosseck Yosef.1982. Coaching Training. Lagos : Pan African Press Ltd.
Parno.1991. Olahraga Pilihan Softball. Jakarta : Depdikbud.Dirjendikti.
Rusli Lutan.1988. Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode.
Jakarta : Depdikbud Dirjendikti.
Sudjana.1996. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
52
Sudjarwo.1993. Kepelatihan Dasar. Surakarta : UNS Press.
Suharsimi Arikunto.1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Yogyakarta : Rineka Cipta.
Sutrisno Hadi.1989. Statistik 2.Yogyakarta : Andi Offset.
Thomas & Nelson. 1990. Research Methods in Physical Activity, 2th ed.
Champaign : Human Kinetic Publisher Inc.
Ucup Yusuf. 2000. Anatomi Fungsional. Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional.
Yusuf Adi Sasmita dan Aip Syariffudin.1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta :
Depdikbud.Dirjendikti.Proyek Pendidikan Tingkat Akademik.
53
Lampiran 1.
Petunjuk Pelaksanaan Tes dan Program Latihan.
Tes dan Pengukuran
Tes Kemampuan Memukul Bola Softball
Untuk Mengukur kemampuan memukul bola softball yaitu dilakukan
dengan Elrod batting tes dari Johnson BL and Nelson JK (1974 : 279-280)
a) Alat dan perlengkapan :
Stik softball
Bola softball Secukupnya
Blangko dan Alat Tulis
Torong dan Roll meter
b) Petugas :
Seorang pengamat hasil pukulan
Seorang pencatat hasil pukulan
c) Pelaksanaan tes:
Testi menempatkan diri di batter box untuk segera melakukan
pukulan
Seorang asisten sebagai Pitcher untuk melemparkan bola
kepada testi
Testi diberi kesempatan mencoba dua kali pukulan
Testi boleh tidak memukul bola dari pitcher bila lemparanya
buruk dan diluar daerah strike.
Tes pukulan bola softball dilakukan sebanyak 10 x
d) Penilaian :
Setiap pukulan dari 10 bola yang dilakukan benilai 0 - 4,
tergantung jatuhnya bola pada daerah sasaran.
0 Point diberikan untuk testi yang tidak dapat memukul bola
dari pitcher.
1 Point diberikan untuk foul bola.
54
Lanjutan Lampiran 1.
Gambar. 13. Lapangan Tes Kemampuan memukul bola Softball
Johnson BL and Nelson JK ( 1974 : 279-280)
2
3
4
55
Lampiran 2.
Program Latihan Memukul Pitched ball
Pertemuan
Minggu
Hari Intensitas
latihan
Jmlh
Set
Istirahat
I
Selasa
Kamis
Sabtu
60% X RM
3
Antar set
2menit
II
Selasa
Kamis
Sabtu
65% X RM
3
Antar set
2menit
III
Selasa
Kamis
Sabtu
70% X RM
3
Antar set
2menit
IV
Selasa
Kamis
Sabtu
75% X RM
3
Antar set
2menit
V
Selasa
Kamis
Sabtu
80% X RM
3
Antar set
2menit
VI
Selasa
Kamis
Sabtu
85% X RM
3
Antar set
2menit
VII Selasa
Kamis
Sabtu
90% X RM
3
Antar set
2menit
56
Keterangan :
1. Untuk menentukan repetisi maksimal adalah dengan cara melakukan tes
memukul pitched ball pada masing – masing sampel. Tes kemampuan
memukul pitched ball akan di hentikan apabila sampel mengalami
penurunan kemampuan memukul bola secara berturut – turut 3 – 4 kali
dengan indikasi :
a. Tidak mempunyai kekuatan dalam memukul bola.
b. Hasil pukulan bola keluar lapangan atau foul ball.
c. Lemparan bola dalam kondisi strike tidak dipukul.
d. Tidak mampu memukul bola yang dilempar.
2. Beban dengan intensitas 60 – 90% X Repetisi Max per set dari Suharno
HP(1993:42) menyatakan bahwa intensitas daya tahan kekuatan otot
adalah 60% – 90% dari kemampuan maksimal, volume beban latihan
antara 1 – 5 set recovery antara 1 – 2 menit. Intensitas latihan dimulai dari
60% karena sebagian besar anggota team adalah pemula.
3. Waktu latihan 3 kali per minggu selama 7 minggu
4. Istirahat antar set ± 2 menit.
5. Peningkatan pada repetisi / beban latihan
6. Menurut Wescott Wayne. L (1983) Principle and Training Technique.
“dalam satu minggu kekuatan akan meningkat 5% - 7% dan peningkatan
beban latihan yang disarankan tidak lebih dari 5% untuk keselamatan
7. Setelah program latihan berakhir dilakukan latihan tambahan yaitu latihan
memukul bola pitched ball, untuk menyesuaikan tes pengambilan data
akhir atau posttest.
57
Lanjutan Lampiran 2.
Program Latihan Memukul Tee ball
Pertemuan
Minggu
Hari Intensitas
latihan
Jmlh
Set
Istirahat
I
Selasa
Kamis
Sabtu
60% X RM
3
Antar set
2menit
II
Selasa
Kamis
Sabtu
65% X RM
3
Antar set
2menit
III
Selasa
Kamis
Sabtu
70% X RM
3
Antar set
2menit
IV
Selasa
Kamis
Sabtu
75% X RM
3
Antar set
2menit
V
Selasa
Kamis
Sabtu
80% X RM
3
Antar set
2menit
VI
Selasa
Kamis
Sabtu
85% X RM
3
Antar set
2menit
VII Selasa
Kamis
Sabtu
90% X RM
3
Antar set
2menit
Keterangan :
58
1. Untuk menentukan repetisi maksimal adalah dengan cara melakukan tes
memukul tee ball pada masing – masing sampel. Tes kemampuan
memukul tee ball akan di hentikan apabila sampel mengalami penurunan
kemampuan memukul bola secara berturut – turut 3 – 4 kali dengan
indikasi :
a. Tidak mampu memukul bola yang berada di atas tee.
2. Beban dengan intensitas 60 – 90% X Repetisi Max per set dari Suharno
HP(1993:42) menyatakan bahwa intensitas daya tahan kekuatan otot
adalah 60% – 90% dari kemampuan maksimal, volume beban latihan
antara 1 – 5 set recovery antara 1 – 2 menit. Intensitas latihan dimulai dari
60% karena sebagian besar anggota team adalah pemula.
3. Waktu latihan 3 kali per minggu selama 7 minggu
4. Istirahat antar set ± 2 menit.
5. Peningkatan pada repetisi / beban latihan
6. Menurut Wescott Wayne. L (1983) Principle and Training Technique.
“Dalam satu minggu kekuatan bisa meningkat 5% - 7% dan peningkatan
beban latihan yang disarankan tidak lebih dari 5% untuk keselamatan
7. Setelah program latihan berakhir dilakukan latihan tambahan yaitu latihan
memukul bola pitched ball, untuk menyesuaikan tes pengambilan data
akhir atau posttest.
59
Lampiran 3.
Data Penelitian
Data hasil tes awal memukul bola softball pada team softball putri SMEA Kristen I
Surakarta tahun 2010.
No Nama Pukulan Ke Belahan
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ganjil Genap
1 Putri Aviani 2 0 1 2 1 2 2 2 0 1 6 7 13
2 Febe Yuniarti 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 8 8 16
3 Pujiati 0 2 2 1 2 0 2 0 0 2 6 5 11
4 Ritus Dian Pratiwi 0 2 2 0 2 1 0 0 2 2 6 5 11
5 Nindya Karisma 0 1 2 1 1 2 2 2 1 1 6 7 13
6 Rindika Candra 0 2 2 0 2 2 1 2 1 2 6 8 14
7 Rinda Rizky 0 0 2 2 2 2 2 1 1 2 7 7 14
8 Yumaizera 0 2 2 2 0 1 2 2 2 1 6 8 14
9 Untari 0 2 0 2 2 1 2 2 2 0 6 7 13
10 Dina N V 2 0 0 2 1 2 0 0 2 2 5 6 11
11 Anastasia 2 0 1 2 2 2 2 0 0 2 7 6 13
12 Ita Puswari 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 9 8 17
13 Siwi Purnanti 2 1 2 2 0 2 2 2 2 2 8 9 17
14 Diana Eka 2 0 2 1 1 2 2 2 1 2 8 7 15
15 Natalia Dewie 1 2 0 2 2 1 2 0 0 0 5 5 10
16 Rahayuning Andini K P 0 2 1 2 0 2 2 1 2 0 5 7 12
17 Anis Puspita 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 8 8 16
18 Anggia Lucy 0 2 2 0 0 2 2 0 1 1 5 5 10
19 Astri Novinda 0 0 2 2 0 1 2 2 1 2 5 7 12
20 Atika Ayu 0 2 1 2 2 0 2 2 2 0 7 6 13
21 Puji C 0 2 2 2 0 1 2 2 2 1 6 8 14
22 Isti 0 0 2 0 0 2 2 2 2 0 6 4 10
23 Wulan 1 2 0 0 1 2 2 2 2 0 6 6 12
24 Mutia 0 2 2 2 2 2 2 1 1 2 7 9 16
25 Trimi 2 2 0 2 1 1 2 2 2 1 7 8 15
26 Marta K 2 2 1 1 2 2 2 0 1 2 8 7 15
27 Erias F 0 2 2 2 2 1 1 2 2 1 7 8 15
28 Fanny S 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 8 8 16
29 Evy P 1 0 2 0 1 2 2 2 0 2 6 6 12
30 Inggrit C P 0 2 1 2 2 0 2 2 2 1 7 7 14
60
Data hasil tes akhir memukul bola softball pada team softball putri SMEA Kristen I
Surakarta tahun 2010.
No Nama Pukulan Ke Belahan
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ganjil Genap
1 Putri Aviani 2 2 0 0 2 2 2 0 1 2 7 6 13
2 Febe Yuniarti 2 2 2 3 3 0 2 2 2 2 11 9 20
3 Pujiati 1 1 2 2 2 2 2 0 2 2 9 7 16
4 Ritus Dian Pratiwi 2 1 2 2 2 0 0 2 2 2 8 7 15
5 Nindya Karisma 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 7 9 16
6 Rindika Candra 2 0 2 1 0 2 2 1 2 2 8 6 14
7 Rinda Rizky 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 8 9 17
8 Yumaizera 1 2 2 2 2 2 2 2 2 0 9 8 17
9 Untari 2 2 2 0 0 2 2 1 2 2 8 7 15
10 Dina N V 2 2 2 2 0 0 1 2 2 0 7 6 13
11 Anastasia 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 8 9 17
12 Ita Puswari 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 9 9 18
13 Siwi Purnanti 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 10 10 20
14 Diana Eka 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 8 8 16
15 Natalia Dewie 0 2 2 2 2 0 2 2 1 2 7 8 15
16 Rahayuning Andini K P 2 2 2 0 2 2 2 1 0 2 8 7 15
17 Anis Puspita 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 9 10 19
18 Anggia Lucy 2 2 0 2 2 2 2 1 2 1 8 8 16
19 Astri Novinda 2 2 2 2 2 2 1 0 2 2 9 8 17
20 Atika Ayu 2 1 2 2 2 2 2 1 0 2 8 8 16
21 Puji C 0 1 2 1 2 2 1 2 2 2 7 8 15
22 Isti 2 2 0 2 1 1 0 0 2 1 5 6 11
23 Wulan 2 2 2 3 2 1 0 2 3 1 9 9 18
24 Mutia 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 9 9 18
25 Trimi 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 9 8 17
26 Marta K 2 2 2 2 2 2 0 2 2 1 8 9 17
27 Erias F 2 2 2 2 2 2 0 1 2 2 8 9 17
28 Fanny S 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 9 10 19
29 Evy P 2 1 1 2 0 2 2 0 3 2 8 7 15
30 Inggrit C P 2 1 2 2 2 1 2 2 0 2 8 8 16
61
Lanjutan lampiran 3.
Rekapitulasi hasil tes awal dan tes akhir memukul bola softball pada
team softball putri SMEA Kristen I Surakarta tahun 2010.
No Nama Memukul Bola
Tes Awal Tes Akhir
1 Putri Aviani 13 13
2 Febe Yuniarti 16 20
3 Pujiati 11 16
4 Ritus Dian Pratiwi 11 15
5 Nindya Karisma 13 16
6 Rindika Candra 14 14
7 Rinda Rizky 14 17
8 Yumaizera 14 17
9 Untari 13 15
10 Dina N V 11 13
11 Anastasia 13 17
12 Ita Puswari 17 18
13 Siwi Purnanti 17 20
14 Diana Eka 15 16
15 Natalia Dewie 10 15
16 Rahayuning Andini K P 12 15
17 Anis Puspita 16 19
18 Anggia Lucy 10 16
19 Astri Novinda 12 17
20 Atika Ayu 13 16
21 Puji C 14 15
22 Isti 10 11
23 Wulan 12 18
24 Mutia 16 18
25 Trimi 15 17
26 Marta K 15 17
27 Erias F 15 17
28 Fanny S 16 19
29 Evy P 12 15
30 Inggrit C P 14 16
62
Lampiran 4.
Rangking
Data hasil tes awal memukul bola softball pada team softball putri
SMEA Kristen I Surakarta tahun 2010 berdasarkan urutan rangking.
No Nama Hasil Rangking
1 Ita Puswari 17 1
2 Siwi Purnanti 17 2
3 Anis Puspita 16 3
4 Fanny S 16 4
5 Febe Yuniarti 16 5
6 Mutia 16 6
7 Diana Eka 15 7
8 Trimi 15 8
9 Marta K 15 9
10 Erias F 15 10
11 Rindika Candra 14 11
12 Rinda Rizky 14 12
13 Yumaizera 14 13
14 Puji C 14 14
15 Inggrit C P 14 15
16 Nindya Karisma 13 16
17 Atika Ayu 13 17
18 Putri Aviani 13 18
19 Untari 13 19
20 Anastasia 13 20
21 Rahayuning Andini K P 12 21
22 Wulan 12 22
23 Evy P 12 23
24 Astri Novinda 12 24
25 Pujiati 11 25
26 Ritus Dian Pratiwi 11 26
27 Dina N V 11 27
28 Natalia Dewie 10 28
29 Anggia Lucy 10 29
30 Isti 10 30
63
Lampiran 5.
Pembagian Kelompok.
Pemasangan subyek penelitian berdasarkan hasil tes awal memukul bola softball
Kelompok 1 Kelompok 2
No Nama Hasil Rang-
king Nama Hasil
Rang-
king
1 Ita Puswari 17 1 Siwi Purnanti 17 2
2 Fanny S 16 4 Anis Puspita 16 3
3 Febe Yuniarti 16 5 Mutia 16 6
4 Trimi 15 8 Diana Eka 15 7
5 Marta K 15 9 Erias F 15 10
6 Rinda Rizky 14 12 Rindika Candra 14 11
7 Yumaizera 14 13 Puji C 14 14
8 Nindya Karisma 13 16 Inggrit C P 14 15
9 Atika Ayu 13 17 Putri Aviani 13 18
10 Anastasia 13 20 Untari 13 19
11 Rahayuning Andini K P 12 21 Wulan 12 22
12 Astri Novinda 12 24 Evy P 12 23
13 Pujiati 11 25
Ritus Dian
Pratiwi 11 26
14 Natalia Dewie 10 28 Dina N V 11 27
15 Anggia Lucy 10 29 Isti 10 30
Keterangan :
Kelompok 1 = Latihan pitched ball
Kelompok 2 = Latihan tee ball
64
Lampiran 6.
Rekapitulasi hasil tes awal dan tes akhir memukul bola softball pada
kelompok 1 (kelompok latihan pitched ball).
No Nama
Tes
Awal
Tes
Akhir Peningkatan
1 Ita Puswari 17 18 1
2 Fanny S 16 19 3
3 Febe Yuniarti 16 20 4
4 Trimi 15 17 2
5 Marta K 15 17 2
6 Rinda Rizky 14 17 3
7 Yumaizera 14 17 3
8 Nindya Karisma 13 16 3
9 Atika Ayu 13 16 3
10 Anastasia 13 17 4
11 Rahayuning Andini K P 12 15 3
12 Astri Novinda 12 17 5
13 Pujiati 11 16 5
14 Natalia Dewie 10 15 5
15 Anggia Lucy 10 16 6
Jumlah 201 253 52
Mean 13.400 16.867 3.467
SD 2.165 1.356
65
Lampiran 7.
Rekapitulasi hasil tes awal dan tes akhir memukul bola softball pada
kelompok 2 (kelompok latihan tee ball).
No Nama
Tes
Awal
Tes
Akhir Peningkatan
1 Siwi Purnanti 17 20 3
2 Anis Puspita 16 19 3
3 Mutia 16 18 2
4 Diana Eka 15 16 1
5 Erias F 15 17 2
6 Rindika Candra 14 14 0
7 Puji C 14 15 1
8 Inggrit C P 14 16 2
9 Putri Aviani 13 13 0
10 Untari 13 15 2
11 Wulan 12 18 6
12 Evy P 12 15 3
13 Ritus Dian Pratiwi 11 15 4
14 Dina N V 11 13 2
15 Isti 10 11 1
Jumlah 203 235 32
Mean 13.533 15.667 2.133
SD 2.066 2.440
66
Lampiran 8.
Uji Reliabilitas Dengan Anava Langkah I Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes awal memukul bola pada permainan softball
No I II
X1 X2 Ti X12 X2
2 Ti
2
1 6 7 13 36 49 169
2 8 8 16 64 64 256
3 6 5 11 36 25 121
4 6 5 11 36 25 121
5 6 7 13 36 49 169
6 6 8 14 36 64 196
7 7 7 14 49 49 196
8 6 8 14 36 64 196
9 6 7 13 36 49 169
10 5 6 11 25 36 121
11 7 6 13 49 36 169
12 9 8 17 81 64 289
13 8 9 17 64 81 289
14 8 7 15 64 49 225
15 5 5 10 25 25 100
16 5 7 12 25 49 144
17 8 8 16 64 64 256
18 5 5 10 25 25 100
19 5 7 12 25 49 144
20 7 6 13 49 36 169
21 6 8 14 36 64 196
22 6 4 10 36 16 100
23 6 6 12 36 36 144
24 7 9 16 49 81 256
25 7 8 15 49 64 225
26 8 7 15 64 49 225
27 7 8 15 49 64 225
28 8 8 16 64 64 256
29 6 6 12 36 36 144
30 7 7 14 49 49 196
Jml 19
7 20
7 40
4 1329 1475 5566
67
X1 X2 Ti X12 X2
2 Ti
2
Lanjutan lampiran 8.
Langkah II.
Dari hasil penghitungan diperoleh:
X = 404
X2 = 1329 + 1475 = 2804
Langkah III.
(Ti)2
= 5566
= 2783
k 2
(Tj)2
= 197
2 + 207.00
2
= 2721.93333
n 30
Maka.
SST = X2 -
X)2
nk
= 2804 - 404
2
= 2804 -
2720.26667 = 83.7333333
30 X 2
SSs = i)
2
- X)
2
k nk
= 2783 - 2720.26667 = 62.7333333
SSt = j)
2
- X)
2
n nk
= 2721.933333 - 2720.26667 = 1.66666667
SSI = X2 +
X)2
- i)
2
- j)
2
nk k n
= 2804 + 2720.26667 - 2783 - 2721.93333 = 19.3333333
SSS
= 62.733
SSt
= 1.667
SSI
= 19.333
68
SST
= 83.733
Lanjutan Lampiran 8.
Langkah IV.
Tabel ringkasan Anava untuk menghitung reliabilita
Sumber Variasi
df SS MS
Diantara Subyek
n - 1
29 62.7333 2.1632
Diantara Trial
k - 1
1 1.6667 1.6667
Interaksi
(n-1)(k-1)
29 19.3333 0.6667
Total
nk - 1
59 83.7333
Rumus reliabilita:
R
=
MSs - MSw
MSs
MSw
=
SSt + SSI
MSs
=
1.6667 + 19.3333 =
21.0000 = 0.7000
1 + 29 30
R
=
2.1632 - 0.7000 = 0.6764
2.1632
Koefisien r ganjil genap hasil tes awal memukul bola softball yaitu : 0.676
Dimasukkan ke dalam formula Spearman Brown:
r
=
2(R")
1 + R"
=
2 X 0.676 = 0.8070
1 + 0.676
69
Jadi nilai reliabilita hasil tes awal memukul bola pada softball yaitu : 0.807 Lanjutan lampiran 8.
Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes akhir memukul bola softball.
No I II
X1 X2 Ti X12 X2
2 Ti
2
1 7 6 13 49 36 169
2 11 9 20 121 81 400
3 9 7 16 81 49 256
4 8 7 15 64 49 225
5 7 9 16 49 81 256
6 8 6 14 64 36 196
7 8 9 17 64 81 289
8 9 8 17 81 64 289
9 8 7 15 64 49 225
10 7 6 13 49 36 169
11 8 9 17 64 81 289
12 9 9 18 81 81 324
13 10 10 20 100 100 400
14 8 8 16 64 64 256
15 7 8 15 49 64 225
16 8 7 15 64 49 225
17 9 10 19 81 100 361
18 8 8 16 64 64 256
19 9 8 17 81 64 289
20 8 8 16 64 64 256
21 7 8 15 49 64 225
22 5 6 11 25 36 121
23 9 9 18 81 81 324
24 9 9 18 81 81 324
25 9 8 17 81 64 289
26 8 9 17 64 81 289
27 8 9 17 64 81 289
28 9 10 19 81 100 361
29 8 7 15 64 49 225
30 8 8 16 64 64 256
Jml 246 242 488 2052 1994 8058
X1 X1 Ti X12 X2
2 Ti
2
70
Lanjutan lampiran 8.
Langkah II.
Dari hasil penghitungan diperoleh:
X = 488
X2 = 2052 + 1994 = 4046
Langkah III.
(Ti)2 = 8058 = 4029
k 2
(Tj)2 = 246
2 + 242.00
2 = 3969.33333
n 30
Maka.
SST = X2 -
X)2
nk
= 4046 - 488
2
= 4046 -
3969.06667
= 76.9333333
30 X 2
SSs = i)
2
- X)
2
k nk
= 4029 - 3969.06667 = 59.9333333
SSt = j)
2
- X)
2
n nk
= 3969.333333 - 3969.06667 = 0.26666667
SSI = X2 +
X)2
- i)
2
- j)
2
nk k n
= 4046 + 3969.06667 - 4029 - 3969.33333
= 16.7333333
SSS
= 59.933
SSt
= 0.267
SSI
= 16.733
71
SST
= 76.933
Lanjutan Lampiran 8.
Langkah IV.
Tabel ringkasan Anava untuk menghitung reliabilita
Sumber Variasi
df SS MS
Diantara Subyek
n - 1
29 59.9333 2.0667
Diantara Trial
k - 1
1 0.2667 0.2667
Interaksi
(n-1)(k-1)
29 16.7333 0.5770
Total
nk - 1
59 76.9333
Rumus reliabilita:
R
=
MSs - MSw
MSs
MSw
=
SSt + SSI
MSs
=
0.2667 + 16.7333 =
17.0000 = 0.5667
1 + 29 30
R
=
2.0667 - 0.5667 = 0.7258
2.0667
Koefisien r ganjil genap hasil tes akhir memukul bola softball yaitu : 0.726
Dimasukkan ke dalam formula Spearman Brown:
r
=
2(R")
1 + R"
=
2 X 0.726 = 0.8411
1 + 0.726
72
Jadi nilai reliabilita hasil tes akhir memukul bola pada softball yaitu : 0.841 Lampiran 9.
Uji Normalitas Data Dengan Metode Liliefors
1 Uji normalitas data pada kelompok 1.
Dari penghitungan data
diperoleh:
M = 13.400
SD = 2.165
Data disusun dalam tabel sebagai berikut:
Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
10 -1.57 0.0582 0.1333 0.0751
10 -1.57 0.0582 0.1333 0.0751
11 -1.11 0.1335 0.2000 0.0665
12 -0.65 0.2573 0.3333 0.0760
12 -0.65 0.2573 0.3333 0.0760
13 -0.18 0.4286 0.5333 0.1047
13 -0.18 0.4286 0.5333 0.1047
13 -0.18 0.4286 0.5333 0.1047
14 0.28 0.6103 0.6667 0.0564
14 0.28 0.6103 0.6667 0.0564
15 0.74 0.7703 0.8000 0.0297
15 0.74 0.7703 0.8000 0.0297
16 1.20 0.8849 0.9333 0.0484
16 1.20 0.8849 0.9333 0.0484
17 1.66 0.9515 1.0000 0.0485
Kesimpulan :
Dari penghitungan di atas diperoleh Lhitung = 0.1047. Dengan n = 15 dan
taraf signifikansi 5%, nilai Ltabel = 0.220. Ternyata nilai Lhitung lebih kecil
dari Ltabel. Dengan demikian hipotesis nol diterima. Yang berarti data
termasuk berdistribusi normal.
73
Lanjutan lampiran 9.
2 Uji normalitas data pada kelompok 2
Dari penghitungan data
diperoleh:
M = 13.533
SD = 2.066
Data disusun dalam tabel sebagai berikut:
Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
10 -1.71 0.0446 0.0667 0.0221
11 -1.23 0.1093 0.2000 0.0907
11 -1.23 0.1093 0.2000 0.0907
12 -0.74 0.2297 0.3333 0.1036
12 -0.74 0.2297 0.3333 0.1036
13 -0.26 0.3974 0.4667 0.0693
13 -0.26 0.3974 0.4667 0.0693
14 0.23 0.5910 0.6667 0.0757
14 0.23 0.5910 0.6667 0.0757
14 0.23 0.5910 0.6667 0.0757
15 0.71 0.7611 0.8000 0.0389
15 0.71 0.7611 0.8000 0.0389
16 1.19 0.8830 0.9333 0.0503
16 1.19 0.8830 0.9333 0.0503
17 1.68 0.9535 1.0000 0.0465
Kesimpulan :
Dari penghitungan di atas diperoleh Lhitung = 0.1036. Dengan n = 15 dan
taraf signifikansi 5%, nilai Ltabel = 0.220. Ternyata nilai Lhitung lebih kecil
dari Ltabel. Dengan demikian hipotesis nol diterima. Yang berarti data
termasuk berdistribusi normal.
74
Lampiran 10.
Uji Homogenitas
Tabel kerja untuk menghitung nilai homogenitas antara hasil tes awal memukul
bola softball pada kelompok 1 dan kelompok 2.
Pasangan K1 K1
Subyek (X1) (X1) X12 X2
2
1 - 2 17.00 17.00 289.0000 289.0000
4 - 3 16.00 16.00 256.0000 256.0000
5 - 6 16.00 16.00 256.0000 256.0000
8 - 7 15.00 15.00 225.0000 225.0000
9 - 10 15.00 15.00 225.0000 225.0000
12 - 11 14.00 14.00 196.0000 196.0000
13 - 14 14.00 14.00 196.0000 196.0000
16 - 15 13.00 14.00 169.0000 196.0000
17 - 18 13.00 13.00 169.0000 169.0000
20 - 19 13.00 13.00 169.0000 169.0000
21 - 22 12.00 12.00 144.0000 144.0000
24 - 23 12.00 12.00 144.0000 144.0000
25 - 26 11.00 11.00 121.0000 121.0000
28 - 27 10.00 11.00 100.0000 121.0000
29 - 30 10.00 10.00 100.0000 100.0000
Jumlah 201.00 203.00 2759.0000 2807.0000
Mean 13.400 13.533
SD 2.165 2.066
75
Lanjutan lampiran 10.
Menghitung nilai homogenitas data test awal antara kelompok 1 dan kelompok 2.
1. Hasil penghitungan data kelompok 1.
N = 15 X2 = 2759
X = 201
SD2 =
X2
-
X2
N N
SD2 =
-
201 2
= 4.373333
15 15
2. Hasil penghitungan data kelompok 2.
N = 15 X2 = 2807
X = 203
SD2 =
X2
-
X2
N N
SD2 =
2807 -
203 2
= 3.982222
15 15
3. Menghitung nilai homogenitas :
F dbvb:dbvk = SD
2bs
SD2
kt
F 14;14 = 4.37333
= 1.0982143
3.98222
Kesimpulan :
Dengan db = 14 lawan 14, angka Ftabel 5% = 2,48. Sedangkan harga Fhitung = 1.098.
Ternyata lebih kecil dari harga Ftabel. Dengan demikian hipotesis nol diterima, yang berarti
bahwa data kedua kelompok tersebut homogen.
76
Lampiran 11.
Uji Perbedaan
Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes awal memukul
bola softball pada kelompok 1 dan kelompok 2.
Pasangan K1 K2 D d d2
Subyek (X1) (X2) X2 - X1 (D - Md) (D - Md)2
1 - 2 17 17 0 -0.133 0.0178
4 - 3 16 16 0 -0.133 0.0178
5 - 6 16 16 0 -0.133 0.0178
8 - 7 15 15 0 -0.133 0.0178
9 - 10 15 15 0 -0.133 0.0178
12 - 11 14 14 0 -0.133 0.0178
13 - 14 14 14 0 -0.133 0.0178
16 - 15 13 14 1 0.867 0.7511
17 - 18 13 13 0 -0.133 0.0178
20 - 19 13 13 0 -0.133 0.0178
21 - 22 12 12 0 -0.133 0.0178
24 - 23 12 12 0 -0.133 0.0178
25 - 26 11 11 0 -0.133 0.0178
28 - 27 10 11 1 0.867 0.7511
29 - 30 10 10 0 -0.133 0.0178
Jumlah 201 203 2.00 0.000 1.7333
Mean
13.40
0
13.53
3 0.133
SD 2.165 2.066
77
Lanjutan lampiran 11.
Menghitung nilai perbedaan antara hasil test awal memukul bola softball pada
kelompok 1 dan kelompok 2.
t = Md
d²
N ( N - 1)
= 0.13333
1.73333
15 ( 14 )
t = 1.4676
Kesimpulan :
Dengan db = N - 1 = 15 - 1 = 14 dan taraf signifikansi 5%, angka
batas penolakan hipotesis nol dalam tabel t adalah 2.145. Sedangkan
nilai t yang diperoleh adalah sebesar 1.468. Ternyata lebih kecil dari
angka batas penolakan hipotesis nol. Dengan demikian hipotesis nol
diterima, yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara hasil test awal memukul bola softball pada kelompok 1 dan
kelompok 2.
78
Lampiran 12.
Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes awal dan tes
akhir memukul bola softball pada kelompok 1.
No
Pre-
Test
Post-
Test D d d2
Subyek (X1) (X2) X2 - X1 (D - Md) (D - Md)2
1 17 18 1 -2.467 6.0844
2 16 19 3 -0.467 0.2178
3 16 20 4 0.533 0.2844
4 15 17 2 -1.467 2.1511
5 15 17 2 -1.467 2.1511
6 14 17 3 -0.467 0.2178
7 14 17 3 -0.467 0.2178
8 13 16 3 -0.467 0.2178
9 13 16 3 -0.467 0.2178
10 13 17 4 0.533 0.2844
11 12 15 3 -0.467 0.2178
12 12 17 5 1.533 2.3511
13 11 16 5 1.533 2.3511
14 10 15 5 1.533 2.3511
15 10 16 6 2.533 6.4178
Jumlah 201 253 52 0.000 25.7333
Mean
13.40
0
16.86
7 3.467
SD 2.165 1.356
79
Lanjutan lampiran 12.
Menghitung nilai perbedaan antara hasil test awal dan test akhir pada
kelompok 1.
t = Md
d²
N ( N - 1)
= 3.467
25.733
15 ( 14 )
t = 9.90316
Kesimpulan :
Dengan db = N - 1 = 15 - 1 = 14 dan taraf signifikansi 5%, angka
batas penolakan hipotesis nol dalam tabel t adalah 2.145.
Sedangkan nilai t yang diperoleh adalah sebesar 9.903. Ternyata
lebih besar dari angka batas penolakan hipotesis nol. Dengan
demikian hipotesis nol ditolak, yang berarti bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara hasil test awal dan test akhir pada
kelompok 1.
80
Lampiran 13.
Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes awal dan tes
akhir memukul bola softball pada kelompok 2.
No
Pre-
Test
Post-
Test D d d2
Subyek (X1) (X2) X2 - X1 (D - Md) (D - Md)2
1 17 20 3 0.867 0.7511
2 16 19 3 0.867 0.7511
3 16 18 2 -0.133 0.0178
4 15 16 1 -1.133 1.2844
5 15 17 2 -0.133 0.0178
6 14 14 0 -2.133 4.5511
7 14 15 1 -1.133 1.2844
8 14 16 2 -0.133 0.0178
9 13 13 0 -2.133 4.5511
10 13 15 2 -0.133 0.0178
11 12 18 6 3.867 14.9511
12 12 15 3 0.867 0.7511
13 11 15 4 1.867 3.4844
14 11 13 2 -0.133 0.0178
15 10 11 1 -1.133 1.2844
Jumlah 203 235 32.00 0.000 33.7333
Mean
13.53
3
15.66
7 2.133
SD 2.066 2.440
81
Lanjutan lampiran 13.
Menghitung nilai perbedaan antara hasil test awal dan test akhir pada
kelompok 2.
t = Md
d²
N ( N - 1)
= 2.133
33.733
15 ( 14 )
t = 5.32278
Kesimpulan :
Dengan db = N - 1 = 15 - 1 = 14 dan taraf signifikansi 5%,
angka batas penolakan hipotesis nol dalam tabel t adalah 2.145.
Sedangkan nilai t yang diperoleh adalah sebesar 5.323. Ternyata
lebih besar dari angka batas penolakan hipotesis nol. Dengan
demikian hipotesis nol ditolak, yang berarti bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara hasil test awal dan test akhir
pada kelompok 2.
82
Lampiran 14.
Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes akhir
memukul bola softball pada kelompok 1 dan kelompok 2.
Pasangan K1 K2 D d d2
Subyek (X1) (X2) X2 - X1 (D - Md) (D - Md)2
1 - 2 18 20 2 3.200 10.2400
4 - 3 19 19 0 1.200 1.4400
5 - 6 20 18 -2 -0.800 0.6400
8 - 7 17 16 -1 0.200 0.0400
9 - 10 17 17 0 1.200 1.4400
12 - 11 17 14 -3 -1.800 3.2400
13 - 14 17 15 -2 -0.800 0.6400
16 - 15 16 16 0 1.200 1.4400
17 - 18 16 13 -3 -1.800 3.2400
20 - 19 17 15 -2 -0.800 0.6400
21 - 22 15 18 3 4.200 17.6400
24 - 23 17 15 -2 -0.800 0.6400
25 - 26 16 15 -1 0.200 0.0400
28 - 27 15 13 -2 -0.800 0.6400
29 - 30 16 11 -5 -3.800 14.4400
Jumlah 253 235 -18.00 0.000 56.4000
Mean
16.86
7
15.66
7 -1.200
SD 1.356 2.440
83
Lanjutan lampiran 14.
Menghitung nilai perbedaan antara hasil test akhir memukul bola softball pada
kelompok 1 dan kelompok 2.
t = Md
d²
N ( N - 1)
= 1.2
15 ( 14 )
t = 2.31553
Kesimpulan :
Dengan db = N - 1 = 15 - 1 = 14 dan taraf signifikansi 5%, angka
batas penolakan hipotesis nol dalam tabel t adalah 2.145. Sedangkan
nilai t yang diperoleh adalah sebesar 2.316. Ternyata lebih besar dari
angka batas penolakan hipotesis nol. Dengan demikian hipotesis nol
ditolak, yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
hasil test akhir memukul bola softball pada kelompok 1 dan
kelompok 2.
84
Lampiran 15.
Presentase Pengaruh latihan.
Menghitung nilai peningkatan memukul bola softball dalam persen pada
kelompok 1 dan kelompok 2.
1. Hasil penghitungan pada kelompok
.
Mean test awal
=
13.40
0
Mean tes akhir
=
16.86
7
Mean different
= 3.467
Prosentase
peningkatan =
Mean
different X
100%
Mean test
awal
=
3.467 X
100% = 25.871%
13.400
2. Hasil penghitungan pada kelompok
Mean test awal
=
13.53
3
Mean tes akhir
=
15.66
7
Mean different
= 2.133
Prosentase
peningkatan =
Mean
different X
100%
Mean test
awal
= 2.133 X
100% = 15.764%
13.533
Kesimpulan
:
85
Dari penghitungan tersebut dapat diketahui bahwa peningkatan kemampuan
memukul bola softball pada kelompok 1 adalah sebesar 25.871%.
Sedangkan peningkatan kemampuan memukul bola softball pada kelompok
2 adalah sebesar 15.764%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
ternyata kelompok 1 memiliki peningkatan kemampuan memukul bola
softball yang lebih baik daripada kelompok 2.
Lampiran 16. Foto-foto Penelitian
Pemanasan dan Peregangan
86
Tes kemampuan memukul bola softball
Lanjutan lampiran 16.
Latihan Memukul bola Pitched ball
Latihan Memukul bola Tee ball