Post on 02-Oct-2021
PERBANDINGAN PENDEKATAN PAILKEM DAN NON-
PAILKEM TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA
SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR GUGUS 1
KECAMATAN BONTOMARANNU
THE COMPARISON OF PAILKEM AND NON-PAILKEM
APPROACH TOWARDS INTEREST AND LEARNING
OUTCOMES IN SCIENCE OF THE FOURTH GRADE
STUDENTS OF PRIMARY SCHOOL CLUSTER 1
BONTOMARANNU SUBDISTRICT
TESIS
Oleh:
MURNIATI Nomor Induk Mahasiswa : 105.06.02.057.17
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2020
i
PERBANDINGAN PENDEKATAN PAILKEM DAN NON-PAILKEM
TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV
SEKOLAH DASAR GUGUS 1 KECAMATAN BONTOMARANNU
TESIS
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Magister
Program Studi Magister Pendidikan Dasar
Disusun dan Diajukan oleh
MURNIATI
Nomor Induk Mahasiswa : 105.06.02.057.17
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2020
iv
ABSTRAK
Murniati. 2020. Perbandingan Pendekatan PAILKEM dan non-PAILKEM terhadap Minat dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Gugus 1 Kecamatan Bontomarannu. Tesis. Pendidikan Dasar Program Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Makassar. (Dibimbing oleh Arsad Bahri dan Evi Ristiana).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pendekatan
PAILKEM dan non-PAILKEM terhadap minat dan hasil belajar IPA siswa Kelas IV Sekolah Dasar Gugus 1 Kecamatan Bontomarannu. Penelitian ini dilaksanakan di SDI Songkolo dengan menggunakan metode quasi experimental tipe non equivalen control group design. Teknik pengumpulan data melalui angket minat belajar dan tes hasil belajar IPA. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan uji multivariat (MANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pendekatan PAILKEM dan non-PAILKEM terhadap minat dan hasil belajar IPA. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig 0,001< 0,05. Selain itu, rata-rata posttes minat belajar kelas yang diajar melalui pendekatan PAILKEM yaitu 4,13 lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata posttes kelas yang diajar melalui pendekatan non-PAILKEM yaitu 3,89. Sehingga pendekatan PAILKEM memiliki potensi lebih baik dalam meningkatkan minat belajar IPA dibandingkan pembelajaran non-PAILKEM. Pendekatan PAILKEM juga berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPA siswa. Kelas yang diajar melalui pendekatan PAILKEM memiliki rerata hasil belajar IPA lebih tinggi yaitu 91,39 dibandingkan dengan siswa yang diajar melalui pendekatan non-PAILKEM yaitu 85,93. Kata kunci: PAILKEM, non-PAILKEM, hasil belajar, minat belajar
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah subhanallaahu wa
ta’ala, atas limpahan rahmat dan kasih sayang Allah serta keridhaannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Salam dan salawat
semoga tetap tercurah kepada Nabi Allah Muhammad shallallaahu’alaihi
wassallam.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan untuk tulisan-tulisan yang lebih baik kedepannya.
Dalam penyusunan tesis ini, berbagai kendala yang dilalui terasa ringan
berkat bantuan dari berbagai pihak, baik berupa dukungan moril, do’a dan
semangat yang terus mengalir. Untuk itu penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta Badollahi Dg Tojeng dan Deni Dg Tanning
yang telah membesarkan, mendidik, dan mendo’akan sehingga
penulis bisa seperti sekarang ini. Semoga Allah memberikan balasan
sebagai amal jariyah untuk ibu dan bapak.
2. Kepada suami dan anak tercinta yang telah memberikan kesempatan
untuk kuliah dan mendo’akan kesuksesan perjalanan dalam menuntut
ilmu.
vii
3. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis sebagai mahasiswa program pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Makassar, terima kasih atas bantuan dan segala
fasilitas yang disediakan untuk menyelesaikan tesis ini.
4. Dr. H. Darwis Muhdina, M.Ag. Direktur program pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Makassar atas dukungan dan izinnya
dalam penelitian ini.
5. Hj. Sulfasyah, S.Pd., M.A., Ph.D, ketua prodi S2-Pendidikan Dasar
Universitas Muhammadiyah Makassar atas bantuan dan dukungannya
terhadap penyelesaian tesis ini.
6. Bapak Dr. Arsad Bahri, S.Pd., M.Pd, pembimbing I dan Ibu Dr. Evi
Ristiana, S.Pd., M.Pd, Pembimbing II yang telah dengan ikhlas
meluangkan waktu, memberikan bimbingan, petunjuk, ide dan
motivasi kepada penulis dalam penulisan tesis ini.
7. Bapak Dr. Rukli, M.Pd., M.Cs. penguji I dan Ibu Dr. Hj. Roslaeny B,
M.Si. penguji II yang telah memberikan saran, perbaikan dan kritikan
demi terwujudnya tesis yang lebih baik.
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Magister Pendidikan Dasar
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali ilmu dan
pengalaman kepada penulis selama kuliah.
9. Bapak/Ibu guru dan seluruh stake holder SD Inpres Songkolo
viii
10. Kepada semua keluarga besar yang telah membantu dan mendo’akan
sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
11. Kepada semua sahabat, teman dan keluarga besar magister
pendidikan dasar atas dukungannya.
12. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Fastabiqul khairat, semoga Allah subhanallaahu wa ta’ala, senantiasa
meridhoi semua aktivitas dan usaha yang kita lakukan dalam rangka
beribadah kepadaNya. Aamiin…
Makassar, November 2020
Penulis
ix
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN …................................................................ ii PERNYATAAN KEASLIAN TESIS …..................................................... iii ABSTRAK …........................................................................................... iv ABSTRACT …........................................................................................ v KATA PENGANTAR .............................................................................. vi DAFTAR ISI .......................................................................................... ix DAFTAR TABEL .................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xii BAB I. PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................... 1 B. Rumusan Masalah................................................................. 6 C. Tujuan Penelitian................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian................................................................. 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA..................................................................... 9 A. Kajian Teoritis........................................................................ 9 B. Kajian Penelitian yang Relevan ............................................ 26 C. Kerangka Pikir....................................................................... 34 D. Hipotesis............................................................................... 37
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................ 39 A. Desain dan Jenis Penelitian .................................................. 39 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 40 C. Populasi dan Sampel ............................................................ 40 D. Metode Pengumpulan Data .................................................. 41
1. Jenis Data ....................................................................... 41 2. Sumber Data ................................................................... 41 3. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 41
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian .... 42 F. Teknik Analisis Data .............................................................. 44
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 49 A. Hasil Penelitian ..................................................................... 49
1. Deskripsi Lokasi Penelitian .............................................. 49 2. Deskripsi Penelitian .......................................................... 49 3. Pengujian Hipotesis ......................................................... 58
B. Pembahasan ........................................................................ 63 BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 72
A. SIMPULAN............................................................................ 72 B. Saran .................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 74 RIWAYAT HIDUP .................................................................................. 78 LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 79
1. INSTRUMEN PENELITIAN ................................................... 79 2. IZIN PENELITIAN .................................................................. 139 3. OLAHAN DATA ..................................................................... 146
x
DAFTAR TABEL
Tabel Teks Halaman Tabel 3.1 Desain penelitian quasi eksperimen ................................. 39 Tabel 3.2 Jumlah Populasi ……………………………………………... 40 Tabel 3.3 Kategorisasi Nilai N-Gain .................................................. 44 Tabel 3.4 Klasifikasi Nilai Minat Belajar Siswa ................................... 45 Tabel 3.5 Klasifikasi Nilai Hasil Belajar Siswa .................................... 46 Tabel 4.1 Frekuensi dan Persentase Kategori Minat Belajar IPA .................................................................................... 50 Tabel 4.2 Frekuensi dan Kategori Minat Belajar Berdasarkan N-Gain ....................................................... 52 Tabel 4.3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Minat Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........... 53 Tabel 4.4 Frekuensi dan Kategori Hasil Belajar ………..................... 54 Tabel 4.5 Frekuensi dan Kategori Hasil Belajar Berdasarkan N-Gain .......................................................... 56 Tabel 4.6 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar IPA Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............. 57 Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Minat Belajar ..................................... 58 Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar .................................... 59 Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Minat Belajar ............................... 60 Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar ................................ 60 Tabel 4.11 Hasil Uji Korelasi Minat dan Hasil Belajar IPA .................. 61 Tabel 4.12 Pengujian Hipotesis N-gain dengan Manova Kelas
PAILKEM dan non-PAILKEM ........................................... 62 Tabel 4.13 Pengujian Hipotesis N-gain dengan Manova Kelas
PAILKEM dan non-PAILKEM ........................................... 63
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Teks Halaman
Gambar 4.1 Grafik Frekuensi dan Persentase Kategori Minat Belajar
IPA ..................................................................................... 51
Gambar 4.2 Grafik Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Belajar
IPA ..................................................................................... 55
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Teks Halaman
Lampiran A.1 Lampiran A.2 Lampiran A.3 Lampiran A.4 Lampiran A.5 Lampiran A.6 Lampiran A.7 Lampiran B.1 Lampiran B.2 Lampiran B.3 Lampiran B.4 Lampiran B.5 Lampiran C.1 Lampiran C.2 Lampiran C.3 Lampiran C.4 Lampiran C.5 Lampiran C.6 Lampiran C.7 Lampiran C.8 Lampiran C.9 Lampiran C.10 Lampiran C.11 Lampiran C.12 Lampiran C.13 Lampiran C.14 Lampiran C.15 Lampiran C.16 Lampiran C.17
Kisi-kisi Minat Belajar IPA ................................................. Kisi-kisi Soal Pretes dan Posttes ....................................... Pretes, Posttes, dan Kunci Jawaban ................................. Silabus Tematik Kelas IV SD ............................................. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................... Lembar Kerja Siswa .......................................................... Lembar Validasi ............................................................... Lembar Persetujuan Perbaikan Ujian Seminar Proposal .. Lembar Persetujuan Perbaikan Ujian Seminar Proposal Bagian Kedua .................................................................... Permohonan Izin Penelitian (Universitas) ......................... Permohonan Izin Penelitian (PTSP) ................................. Permohonan Izin Penelitian (Dinas Pendidikan) ............... Tabel Utama Nilai Pretes Minat Belajar IPA Kelas Eksperimen ....................................................................... Tabel Utama Nilai Posttes Minat Belajar IPA Kelas Eksperimen ....................................................................... Tabel Utama Nilai Pretes Minat Belajar IPA Kelas Kontrol................................................................................ Tabel Utama Nilai Posttes Minat Belajar IPA Kelas Kontrol ............................................................................... Tabel Utama Nilai Pretes Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen ....................................................................... Tabel Utama Nilai Posttes Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen......................................................................... Tabel Utama Nilai Pretes Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol................................................................................ Tabel Utama Nilai Posttes Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol................................................................................ Nilai N-Gain Minat Belajar IPA Kelompok Eksperimen...... Nilai N-Gain Minat Belajar IPA Kelompok Kontrol.............. Kategorisasi Persentase dan Nilai N-Gain Minat Belajar IPA..................................................................................... Analisis Statistik Deskriptif Minat Belajar IPA Kelas Eksperimen......................................................................... Analisis Statistik Deskriptif Minat Belajar IPA Kelas Kontrol................................................................................ Analisis Statistik Inferensial Minat Belajar IPA .................. Nilai N-Gain Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen …......... Nilai N-Gain Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol …................. Kategorisasi Persentase dan Nilai N-Gain Hasil Belajar IPA......................................................................................
79 80 82 90
102 120 131 139 141 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 162 167 173 174 175
xiii
Lampiran C.18 Lampiran C.19 Lampiran C.20 Lampiran C.21 Lampiran C.22
Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen................................................................ Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol........................................................................ Analisis Statistik Inferensial Hasil Belajar IPA........... Dokumentasi Kelas Eksperimen................................ Dokumentasi Kelas Kontrol........................................
176 181 186 193 197
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang pesat di
seluruh dunia sehingga menuntut setiap orang untuk menjadi produktif
dan bersaing lebih keras. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia agar mampu bersaing dengan negara lain adalah
memperhatikan pendidikan bangsanya. Wahab (2017) menjelaskan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan
atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah untuk
mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan perannya secara
tepat dalam berbagai lingkungan hidup.
Pendidikan juga tersurat dalam Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 yang
menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
2
Permasalahan yang sering dihadapi dalam dunia pendidikan
khususnya dalam pembelajaran IPA adalah guru kurang kreatif dalam
menggunakan pendekatan pembelajaran. Siswa kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan berfikirnya pada saat proses pembelajaran
dikelas. Mereka lebih diarahkan pada kemampuan menghafal informasi.
Otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi
tanpa dituntut untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.
Wisudawati (2017) menyatakan bahwa peran seorang guru dalam
melaksanakan pembelajaran IPA yang baik adalah sebagai sumber
belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, motivator, dan pengontrol
konsep IPA yang dipahami peserta didik. Jika peran tersebut dilaksanakan
dengan baik, maka akan mengarah pada pembelajaran yang lebih baik.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru merupakan
hal krusial untuk meningkatkan pendidikan. Era milenial sekarang ini
menuntut guru agar mampu mendidik siswa sesuai dengan zaman yang
dihadapinya terutama dalam proses pembelajaran sehari-hari di sekolah.
Wisudawati (2017) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran IPA
merupakan pondasi yang melatarbelakangi proses pembelajaran IPA
yang didasarkan pada tujuan yang akan dicapai dalam proses
pembelajaran, karakteristik materi IPA, karakteristik peserta didik,
pengalaman belajar, kecakapan hidup yang akan dimiliki peserta didik dan
karakter yang diharapkan.
3
Berdasarkan hasil pengamatan proses belajar di kelas dan
wawancara terhadap guru kelas IV SDI Songkolo pada tanggal 24Oktober
2018, ada beberapa masalah yang ditemukan oleh peneliti pada saat
proses pembelajaran IPA, yaitu (1) Siswa kurang aktif dalam proses
pembelajaran dikelas karena siswa sering bermain pada waktu belajar dan
masih malu untuk bertanya serta menyampaikan pendapat, (2) siswa
belum mampu menemukan hal-hal baru yang relevan dengan materi yang
sedang dipelajari. (3) siswa belum mampu berpikir kritis, (4) guru belum
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, (5) guru kurang
memperhatikan karakteristik siswa seperti minat dan bakat mereka, (6)
guru belum menggunakan media pembelajaran yang dapat menarik
perhatian siswa.
Masalah-masalah inilah yang menyebabkan minat belajar siswa
bermasalah dan hasil belajar IPA siswa kelas IV tergolong rendah yang
ditunjukkan dengan nilai rata-rata hasil ulangan mereka masih di bawah
nilai standar Kriteria Ketuntasan Minimal 70. Nilai rata-rata hasil ulangan
IPA pada semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 di SDI Songkolo
Kabupaten Gowa yaitu 65. Permasalahan ini mengindikasikan bahwa guru
harus mencari dan menggunakan pendekatan pembelajaran yang bisa
mengatasi masalah tersebut. Karwono & Mularsih (2018) menyatakan
bahwa peran guru dalam pembelajaran adalah menjadi fasilitator bagi
para siswanya dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang
membuat siswa aktif serta menyampaikan materi pembelajaran yang
4
sistematis. Semakin luas ragam pemahaman guru terhadap
pendekatandan metode pembelajaran, maka semakin memperkuat
keberhasilan pelaksanaan pembelajaran.
Mata pelajaran IPA dapat diajarkan melalui berbagai cara, seperti
menggunakan alat peraga, audio, gambar, melihat objek secara langsung,
permainan, dan lain-lain. Pemilihan pendekatan pembelajaran harus
disesuaikan dengan karakteristik materi, karakteristik siswa dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai agar siswa lebih mudah memahami
materi yang diajarkan. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru
untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV adalah menggunakan
pendekatan PAILKEM (pembelajaran aktif, inovatif, lingkungan, kreatif,
efektif, dan menarik).
Uno & Mohamad (2015) menjelaskan bahwa PAILKEM merupakan
sinonim dari pembelajaran aktif, inovatif, lingkungan, kreatif, efektif, dan
menarik. Konsep pendekatan PAILKEM memposisikan guru sebagai
fasilitator dalam belajar yang mampu mengimplementasikan hal-hal yang
inovatif sesuai dengan masalah yang dipelajari oleh siswa, menggunakan
lingkungan sebagai sumber belajar, menciptakan hal-hal baru
berdasarkan data dan informasi, mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
serta memberikan pelayanan yang terbaik kepada siswa agar menjadi
aktif, inovatif, dan kreatif. Dengan penerapan pendekatan ini, maka
diharapkan siswa lebih mudah memahami pelajaran.
5
Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan bahwa penggunaan
pendekatan PAILKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil
penelitian Sari & Mintohari (2014) menunjukkan bahwa penerapan
pendekatan PAILKEM dengan metode Gallery Walk meningkatkan hasil
belajar siswa. Sejalan dengan penelitian Rahmawaty, Mestawaty, & Lilies
(2017) juga menunjukkan bahwa penerapan pendekatan PAIKEM dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Kedua penelitian ini menunjukkan
bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan pendekatan
PAILKEM terhadap hasil belajar siswa.
Pendekatan PAILKEM merupakan salah satu pendekatan yang
dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran IPA. Ada beberapa
keuntungan penerapan pendekatan PAILKEM seperti: 1)
Pengorganisasian materi pembelajaran, 2) penyampaian atau
menggunakan metode pembelajaran, 3) mengelola pembelajaran
sebagaimana yang dikehendaki oleh para ilmuan pembelajaran selama ini
yang telah meletakkan dasar-dasar instruksional yang mengoptimalkan
proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut tentang “Perbandingan Pendekatan PAILKEM dan
non-PAILKEM terhadap Minat dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV
Sekolah Dasar Gugus 1 Kecamatan Bontomarannu”.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Seberapa besar minat dan hasil belajar IPA siswa kelas IV Sekolah
Dasar Gugus 1 Kecamatan Bontomarannu yang diajar dengan
pendekatan PAILKEM dan non-PAILKEM?
2. Apakah ada perbedaan pendekatan PAILKEM dan non-PAILKEM
terhadap minat dan hasil belajar IPA siswa kelas IV Sekolah Dasar
Gugus 1 Kecamatan Bontomarannu?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui besarnya minat dan hasil belajar IPA siswa kelas IV
Sekolah Dasar Gugus 1 Kecamatan Bontomarannu yang diajar dengan
pendekatan PAILKEM dan non-PAILKEM.
2. Untuk mengetahui perbedaan pendekatan PAILKEM dan non-PAILKEM
terhadap minat dan hasil belajar IPA siswa kelas IV Sekolah Dasar
Gugus 1 Kecamatan Bontomarannu.
D. Manfaat Penelitian
Jika tujuan penelitian yang dipaparkan di atas tercapai, maka
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan
praktis yaitu:
7
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu diharapkan akan
memberikan konstribusi terhadap pembelajaran dengan menerapkan
Pendekatan PAILKEM untuk melahirkan siswa yang aktif, inovatif, dan
kreatif. Hal tersebut dapat dijadikan dasar dalam pengembangan
penelitian lanjutan tentang Pendekatan PAILKEM dalam pembelajaran
IPA.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
1) Penelitian ini diharapkan meningkatkan motivasi siswa untuk lebih
aktif, inovatif, dan kreatif melalui penguatan pengetahuan, sikap dan
keterampilan dalam proses pelaksanaan pembelajaran.
2) Penelitian ini diharapkan dapat mendorong siswa belajar melalui
pengalaman langsung agar lebih berkesan sehingga mampu
meningkatkan prestasinya.
b. Manfaat bagi guru
1) Penelitian ini diharapkan agar guru bisa mengajarkan mata pelajaran
IPA dengan pembelajaran lebih berpusat pada siswa.
2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman yang cukup
bagi guru mengenai Pendekatan PAILKEM untuk meningkatkan hasil
pembelajaran IPA siswa kelas IV sekolah dasar.
8
c. Manfaat bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengimplementasikan
Pendekatan PAILKEM sehingga dapat meningkatkan mutu sekolah dan
dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak sekolah untuk pengadaan
sarana dan prasarana media pembelajaran IPA di sekolah.
d. Manfaat bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan
wawasan pengetahuan yang lebih luas mengenai Pendekatan PAILKEM
dalam pembelajaran IPA di sekolah.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
\
A. Kajian Teoritis
1. Minat Belajar
Minat adalah kecenderungan individu (siswa) untuk memusatkan
perhatian dan rasa ketertarikan terhadap suatu objek atau situasi tertentu.
Slameto (2010) menyatakan bahwa minat adalah kecenderungan untuk
selalu memperhatikan sesuatu yang disertai dengan rasa senang dan
ketertarikan. Hal ini juga didukung oleh Djaali (2007) yang menyatakan
bahwa minat adalah rasa suka dan keterikatan pada hal-hal atau aktivitas
tertentu. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa minat
merupakan rasa suka, senang, dan ketertarikan terhadap sesuatu.
Saat ini telah banyak muncul model-model pembelajaran hasil
karya para filosof pendidikan, salah satunya adalah model pembelajaran
ARCS (attention, relevance, confidence, dan satisfaction). Keller (1987)
menyatakan bahwa model pembelajaran ARCS merupakan suatu bentuk
pendekatan pemecahan masalah untuk merancang aspek motivasi serta
lingkungan belajar dalam mendorong dan mempertahankan motivasi
siswa untuk belajar. Tujuan model ARCS adalah membuat petunjuk bagi
siswa untuk lebih tertarik dalam kegiatan pembelajaran. Pemberian
petunjuk yang menarik diharapkan dapat mempengaruhi minat belajar,
10
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam Q.S ar-Ra’d: 11
dijelaskan bahwa:
Terjemahan: Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Q.S. ar-Ra’d: 11). Berdasarkan Q.S ar-Ra’d ayat 11, setiap manusia harus berusaha
semaksimal mungkin untuk mengubah keadaan diri mereka sendiri
termasuk dalam proses belajar. Guru harus bisa menggunakan berbagai
model-model pembelajaran agar proses pembelajaran semakin maksimal
karena setiap materi memerlukan model pembelajaran yang berbeda.
Dengan berikhtiar menggunakan berbagai model pembelajaran dalam
proses pembelajatan maka siswa akan lebih mudah memahami materi
yang diajarkan.
Dilanjutkan dengan ayat yang menganjurkan meraih apa yang
diinginkan yaitu Q.S. al-Jumu’ah: 10.
Terjemahan: Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung (Q.S. al-Jumu’ah: 10).
11
Q.S al-Jumu’ah ayat 10 menyatakan bahwa manusia hidup di dunia
ini wajib menunaikan sholat dan menuntut ilmu agar kita bisa
mendapatkan karunia Allah. Dengan menuntut ilmu, maka kita bisa
mendapatkan banyak pengetahuan yang berguna untuk diri sendiri dan
juga orang lain karena kita bisa mengajarkan ilmu yang kita peroleh
kepada orang lain. Mengajar suatu pengetahuan atau materi tentu saja
membutuhkan kemampuan seperti menarik perhatian siswa, kecocokan
materi yang diberikan kepada siswa, rasa percaya diri, dan juga
kepuasan.
ARCS adalah akronim dari bentuk sikap siswa yakni attention
(perhatian), relevance (kecocokan), confidence (percaya diri), dan
satisfaction (kepuasan). Model pembelajaran ini menarik karena
dikembangkan atas dasar teori-teori dan pengalaman nyata intsruktur
sehinga mampu membangkitkan semangat belajar siswa secara optimal
dengan memotivasi dan membuat siswa tertarik untuk belajar sehingga
didapatkan hasil belajar yang optimal. Model pembelajaran ARCS terdiri
dari empat komponen, yaitu:
a. Attention (perhatian)
Perhatian adalah bentuk pengarahan untuk dapat berkonsultasi/
pemusatan pikiran dalam menghadapi siswa dalam peristiwa proses
belajar mengajar di kelas.Perhatian dapat berarti sama dengan
konsentrasi, dapat pula menunjuk pada minat ”momentain” yaitu perasaan
tertarik pada suatu masalah yang sedang dipelajari. Konsentrasi/perasaan
12
siswa dan minat dalam belajar bisa dilihat dari siswa yang perasaannya
senang akan membantu dalam konsentrasi belajarnya dan sebaliknya
siswa dalam kondisi tidak senang maka akan kurang berminat dalam
belajarnya dan mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi terhadap
pelajaran yang sedang berlangsung.
Keller (1987) menyatakan bahwa strategi untuk menjaga dan
meningkatkan perhatian siswa yaitu sebagai berikut:
1) Gunakan metode penyampaian dalam proes pembelajaran yang
bervariasi (kelas, diskusi kelompok, bermain peran, simulasi, curah
pendapat, demontrasi, studi kasus).
2) Gunakan media (media pandang, audio, dan visual) untuk melengkapi
penyampaian materi pembelajaran.
3) Bila merasa tepat gunakan humor dalam proses pembelajaran.
4) Gunakan peristiwa nyata, dan contoh-contoh untuk memperjelas
konsep yang digunakan.
5) Gunakan teknik bertanya untuk melibatkan siswa.
b. Relevance (Kecocokan)
Relevance (kecocokan) dapat diartikan sebagai keterkaitan atau
kesesuaian antara materi pembelajaran yang disajikan dengan
pengalaman belajar siswa. Dari keterkaitan atau kesesuaian ini otomatis
dapat menumbuhkan motivasi belajar di dalam diri siswa karena siswa
merasa bahwa materi pelajaran yang disajikan mempunyaai manfaat
langsung secara pribadi dalam kehidupan sehari-hari siswa. Motivasi
13
siswa akan bangkit dan berkembang apabila mereka merasakan bahwa
apa yang dipelajari itu memenuhi kebutuhan pribadi, bermanfaat serta
sesuai dengan nilai yang diyakini atau dipegangnya.
c. Confidence (percaya diri)
Demi membangkitkan kesadaran yang kuat di dalam proses belajar
mengajar siswa yang selama ini lebih banyak dikuasai guru (teacher’s
centered) dan lebih memproduk penghafal kata-kata bukan pada
kemampuan bagaimana belajar dan akhirnya setelah siswa tamat tidak
bisa berbuat apa-apa dan tidak ada kemampuan “problem solving” di
tengah masyarakat yang plural heterogen dan banyak masalah, maka
guru harus menggunakan strategi yang efektif.
Keller (1987) menyatakan bahwa strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan memperbanyak
pengalaman siswa, misal dengan menyusun materi pembelajaran agar
dengan mudah dipahami, di urutkan dari materi yang mudah ke sukar.
Dengan demikian, siswa merasa mengalami keberhasilan sejak awal
proses pembelajaran.
2) Susunlah kegiatan pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih
kecil, sehingga siswa tidak dituntut untuk mempelajari terlalu banyak
konsep baru dengan sekaligus.
3) Meningkatkan harapan untuk berhasil, hal ini dapat dilakukan dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran dan kriteria tes pada awal
14
pembelajaran. Hal ini akan membantu siswa mempunyai gambaran
yang jelas mengenai apa yang diharapkan.
4) Meningkatkan harapan untuk berhasil dengan menggunakan strategi
yang memungkinkan kontrol keberhasilan di tangan siswa sendiri.
5) Tumbuh kembangkan kepercayaan diri siswa dengan menganggap
siswa telah memahami konsep ini dengan baik serta menyebut
kelemahan siswa sebagai hal-hal yang masih perlu dikembangkan.
6) Berilah umpan balik yang relevan selama proses pembelajaran agar
siswa mengetahui pemahaman dan prestasi belajar mereka sejauh ini.
d. Satisfaction (kepuasan)
Kepuasan yang dimaksud di sini adalah perasaan gembira,
perasaan ini dapat menjadi positif yaitu timbul kalau orang mendapatkan
penghargaan terhadap dirinya. Perasaan ini dapat meningkat kepada
perasaan percaya diri siswa nantinya dengan membangkitkan semangat
belajar diantaranya dengan:
1) Mengucapkan “baik”, “bagus” dan seterusnya bila siswa
menjawab/mengajukan pertanyaan.
2) Memuji dan memberi dorongan, dengan senyuman, anggukan dan
pandangan yang simpatik atas partisipasi siswa.
3) Memberi tuntunan pada siswa agar dapat memberi jawaban yang
benar.
4) Memberi pengarahan sederhana agar siswa memberi jawaban yang
benar.
15
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh
siswa setelah menerima pengalaman belajarnya sehingga dapat
mengkonstruksikan kemampuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Hasil
belajar tidak terlepas dari aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar yang
baik akan memberikan dampak positif pada hasil belajar. Selain itu, Allah
SWT berfirman dalam QS. Al Mujadalah ayat 11:
ي رفع الله الذين آمنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات Artinya :
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (QS. al-Mujadalah: 11).
QS. Al Mujadalah ayat 11 menjelaskan bahwa orang-orang yang
beriman dan diberi ilmu pengetahuan akan ditinggikan derajatnya. Untuk
mengukur pengetahuan siswa disekolah, maka guru bisa melihat hasil
belajar siswa.
Menurut Bloom (Uno & Nurdin, 2011: 55-56) hasil belajar
mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Agar penilaian
hasil belajar siswa sesuai dengan standar kompetensi dan hasil belajar
yang dirumuskan, maka instrumen yang digunakan harus mampu
mengukur ranah yang ingin diukur apakah kognitif, afektif atau
psikomotorik.
16
Anderson et.al (2001) mengemukakan bahwa hasil belajar ranah
kognitif memiliki dimensi proses kognitif yang terbagi menjadi enam
kategori yang secara spesifik dijabarkan menjadi sembilan belas sub
kategori. Dimensi proses kognitif tersebut merupakan revisi dari
pengklasifikasian atau taksonomi hasil belajar kognitif Bloom. Kategori
hasil belajar tersebut meliputi remember (mengingat), understand
(mengerti), apply (menerapkan), analyze (menganalisis), evaluate
(mengevaluasi) dan create (mengkreasi).
Hasil belajar kognitif diukur menggunakan tes hasil belajar.
Pemilihan terhadap bentuk instrumen atau tes yang digunakan untuk
mengukur hasil belajar siswa harus memperhatikan prinsip penyusunan
tes. Sebagaimana yang dikemukakan Yusuf (2017) bahwa tes hasil
belajar harus valid dan reliable serta memperhatikan prinsip penyusunan
tes hasil belajar yang disusun betul-betul mengukur tujuan pendidikan,
merupakan sampel yang representatif dari semua materi pembelajaran,
pemilihan bentuk tes sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, tes proses
dan tes hasil belajar harus memperhatikan panjang tes, memperbaiki butir
soal yang kurang tepat, menyediakan butir soal untuk mewakili tingkah
laku, dan mengujicobakan tes.
3. Pendekatan PAILKEM
Pendekatan pembelajaran pada hakikatnya bisa dipahami sebagai
cara-cara yang di tempuh seorang pembelajar untuk bisa belajar dengan
efektif, dalam hal ini, guru juga berperan penting dalam menyediakan
17
perangkat-perangkat metodis yang memungkinkan untuk mencapai
kebutuhan tersebut. Hamruni (2011: 11) menyatakan bahwa pendekatan
(approach) dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran. Ada beberapa jenis pendekatan dalam
pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-
centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-
centred approaches).
Pemilihan pendekatan pembelajaran perlu mempertimbangkan
efektivitas dan efisiensi penerapannya pada mata pelajaran tertentu.
Mak’mur (2010: 63) menjelaskan bahwa salah satu pendekatan
pembelajaran adalah pendekatan PAEM (pembelajaran aktif, efektif dan
menyenangkan). Kemudian, PAEM disempurnakan menjadi PAKEM
(Pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menarik). Selanjutnya,
pembelajaran PAKEM disempurnakan kembali menjai PAIKEM
(Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menarik) sesuai dengan
PP No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19,
Ayat (1) yang berbunyi: “Proses pembelajaran pada inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang cukup bagi prakasa, kreativitas dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis”.
Setelah beberapa kali disempurnakan seperti yang telah diuraikan
di atas, maka Uno dan Mohamad (2011) dalam bukunya yang berjudul
”Belajar dengan pendekatan PAILKEM” menambahkan komponen
18
lingkungan pada pendekatan PAIKEM sehingga menjadi PAILKEM
(pembelajaran aktif, inovatif, lingkungan, efektif dan menarik). PAILKEM
merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengoptimalkan
proses pembelajaran. Menurut Uno & Mohamad (2011: 10) PAILKEM
merupakan sinonim dari pembelajaran aktif, inovatif, lingkungan, kreatif,
efektif dan menarik.
a. Pembelajaran yang Aktif
Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak
untuk belajar secara aktif. Menurut Uno dan Mohamad (2015:10)
pembelajaran aktif adalah salah satu strategi untuk mengoptimalkan
proses pembelajaran. Aktif dalam strategi ini adalah memposisikan guru
sebagai orang yang menciptakan suasana belajar yang kondusif atau
sebagai fasilitator dalam belajar, sementara siswa sebagai peserta belajar
juga harus aktif. Zaini (2008: 14) pembelajaran aktif (active learning)
adalah pembelajaran yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan
penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga semua
siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan
karakteristik pribadi yang mereka miliki. Pembelajaran aktif adalah proses
belajar yang menumbuhkan dinamika belajar bagi siswa.
Selain itu, Sobry (2014: 149) mengemukakan bahwa pembelajaran
aktif adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara
aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri, baik dalam bentuk interaksi
antar siswa dengan siswa maupun antar siswa dengan guru.
19
Pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan
semua potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga semua siswa dapat
mencapai hasil belajar yang memuaskan. Dalam suasana pembelajaran
yang aktif, siswa tidak terbebani secara perorangan dalam memecahkan
masalah yang dihadapi saat belajar, tetapi mereka dapat saling bertanya
dan berdiskusi sehingga beban belajar bagi mereka sama sekali tidak
terjadi.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang membuat siswa aktif
dalam proses pembelajaran seperti bertanya, menyampaikan pendapat,
dan memperoleh hasil belajar yang baik. Siswa diharapkan tumbuh dan
berkembang dengan segala potensi yang mereka miliki sehingga pada
akhirnya dapat mengoptimalkan hasil belajar mereka.
b. Pembelajaran yang Inovatif
Uno dan Mohamad (2015:11) menyatakan bahwa pembelajaran
inovatif adalah strategi pembelajaran yang mendorong agar terjadi hal-hal
yang baru dalam aktivitas belajar. Dalam strategi pembelajaran yang
inovatif ini, guru tidak saja tergantung dari materi pembelajaran yang ada
pada buku, tetapi dapat mengimplementasikan hal-hal baru yang menurut
guru sangat cocok dan relevan dengan masalah yang dipelajari oleh
siswa. Begitupun dengan siswa, melalui aktivitas belajar yang dibangun
melalui strategi ini, siswa dapat menemukan caranya sendiri untuk
memperdalam hal-hal yang sedang dia pelajari.
20
Menurut Sobry (2014:151) pembelajaran inovatif adalah
pembelajaran dengan memperkenalkan sesuatu yang baru atau berbeda,
yang belum dialami sebelumnya. Sesuatu yang baru, tidak identik dengan
sesuatu yang mahal dalam penciptaan pembelajaran inovatif, yang
terpenting adalah kemauan guru untuk diikuti dan menghilangkan
kebosanaan dalam belajar. Penggunaan variasi media dan
modelpembelajaran merupakan kebutuhan dalam membangun proses
pembelajaran inovatif.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran inovatif adalah pembelajaran dengan memperkenalkan
sesuatu yang baru yang relevan dan sesuai dengan masalah materi yang
sedang dipelajari. Melalui pembelajaran inovatif, siswa tidak akan buta
teknologi dan mereka bisa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang berkembang pesat saat ini. Dengan demikian,
pembelajaran diwarnai dengan hal-hal yang baru yang bermanfaat untuk
siswa. Dalam Q.S. Sad: 29 dijelaskan bahwa:
Terjemahan: Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran (Q.S. Sad: 29).
Q.S. Sad: 29 menjelaskan bahwa Allah SWT menurunkan kitab
suci Al-Qur’an agar manusia menjadikan kitab tersebut sebagai pedoman
21
hidup. Segala hal yang dilakukan oleh manusia harus berdasarkan Al-
Qur’an. Salah satu kewajiban manusia yang ada dalam Al-Qur’an adalah
menuntut ilmu. Ilmu yang dimaksud disini adalah ilmu yang bermanfaat
untuk orang banyak.
c. Pembelajaran yang Menggunakan Lingkungan
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dalam proses
pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalkan
pembelajaran dan hasil belajar. Uno & Nurdin (2011: 11) menyatakan
bahwa strategi pembelajaran yang menggunakan lingkungan adalah salah
satu pendekatan yang mendorong agar belajar tidak tergantung dari apa
yang ada di dalam buku atau kitab yang merupakan pegangan guru.
Konsep pembelajaran ini berangkat dari belajar kontekstual dengan lebih
mengedepankan bahwa hal yang perlu di pelajari terlebih dahulu oleh
siswa adalah apa yang ada pada lingkungannya. Misalnya yang
sekolahnya berada di kompleks perkotaan, maka bagaimana
memanfaatkan hal-hal yang ada di kota menjadi sumber belajar. Demikian
pula yang sekolahnya di dekat laut, bagaimana menggunakan laut dan
sekitarnya itu sebagai sumber belajar. Dalam Q.S. al-Ankabut: 20 Allah
berfirman:
22
Terjemahan: Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi. Maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya. Kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (Q.S al-Ankabut: 20).
Q.S. al-Ankabut: 20 mengajarkan kita untuk memanfaatkan apa
saja yang telah diciptakan oleh Allah SWT dengan baik. Salah satu
contohnya yaitu lingkungan. Dalam proses belajar mengajar di sekolah,
lingkungan bisa menjadi sumber belajar yang baik untuk siswa karena
siswa bisa mempraktekkan langsung materi yang sedang mereka pelajari
di lingkungan sekolah, terutama materi IPA.
Dengan mengetahui lingkungan yang ada disekitarnya, maka kelak
setelah selesai belajar, siswa akan berusaha memanfaatkan lingkungan
ini sebagai sumber daya yang akan dikelolanya sebagai sumber yang
dapat memberikan nilai tambah baginya. Hal ini sejalan dengan yang
diungkapkan Mak’mur (2010: 110-111) untuk mengoptimalkan
pembelajaran adalah dengan memanfaatkan lingkungan belajar, dimana
lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Lingkungan ini mencakup dua
hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Berdasarkan
pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
23
dengan memanfaatkan lingkungan dapat mengoptimalkan pembelajaran
dan meningkatkan hasil pembelajaran sehingga siswa merasa betah di
sekolah dan memperoleh hasil belajar yang bagus.
d. Pembelajaran yang Kreatif
Pembelajaran yang kreatif juga merupakan salah satu strategi yang
mendorong siswa untuk lebih bebas mempelajari makna yang dia pelajari.
Uno & Mohamad (2015:12) menyatakan bahwa pembelajaran yang kreatif
adalah salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Pembelajaran kreatif ini
pada dasarnya mengembangkan belahan otak kanan anak yang dalam
teori Hemosfir disebutkan bahwa belahan otak anak terdiri dari belahan
kiri dan belahan kanan. Belahan kiri sifatnya konvergen dengan ciri
utamanya berpikir linier atau teratur, sementara belahan otak kanan
sifatnya difergen dengan ciri utamanya berpikir konstruktif, kreatif, dan
holistik.
Selanjutnya Suprijono (2009:2) menyatakan bahwa pembelajaran
kreatif merupakan pembelajaran yang harus menumbuhkan pemikiran
kritis, karena dengan pemikiran seperti itulah kreativitas bisa
dikembangkan. Kreativitas adalah kemampuan berpikir tentang sesuatu
dengan cara baru dan tak biasa serta menghasilkan solusi unik atas suatu
problem. Sejalan dengan pendapat Suprijono, Beetlestone (2011:3)
mengungkapkan bahwa kreativitas sebagai sebuah bentuk pembelajaran
dan cara yang dapat digunakan untuk memperkaya dan mengembangkan
24
pembelajaran dalam semua bidang kurikulum. Karena dengan kreatifitas
anak dapat berkomunikasi dan mengekspresikan diri mereka dengan atau
tanpa kata-kata, bertingkah laku secara kreatif dan meningkatkan percaya
diri.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kreatif adalah pembelajaran yang menuntut guru agar
kreatif dalam menyajikan dan mengajarkan materi sehingga siswa juga
bisa turut kreatif. Pembelajaran yang kreatif sangat penting dalam rangka
pembentukan generasi yang kreatif, mampu menghasilkan sesuatu untuk
kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru
menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi
berbagai tingkat kemampuan siswa.
e. Pembelajaran yang Efektif
Uno & Nurdin (2015:13) menjelaskan bahwa pembelajaran efektif
adalah salah satu strategi pembelajaran yang diterapkan guru dengan
maksud untuk menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan. Strategi
pembelajaran yang efektif ini menghendaki agar siswa yang belajar
dimana dia telah membawa sejumlah potensi lalu dikembangkan melalui
kompetensi yang telah ditetapkan, dan dalam waktu tertentu kompetensi
belajar dapat dicapai dengan baik atau tuntas. Uno & Nurdin (201:14) juga
menjelaskan bahwa untuk menerapkan startegi ini maka tujuan yang akan
disusun dalam kompetensi dasar, indikator, dan tujuan perlu
mempertimbangkan karakteristik siswa. Untuk itu, sebelum strategi ini
25
digunakan, guru terlebih dahulu menganalisis karakteristik siswa dengan
analisis minat, bakat, kemampuan awal, atau motivasi belajar siswa
hingga gaya belajar mereka.
Jadi dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang berdasar kepada
sifat dan keperluan siswa dengan mempertimbangkan metode serta
media yang cocok diterapkan kepada siswa tersebut. Dengan strategi ini,
maka akan terjadi proses pembelajaran yang kondusif karena guru ketika
memberikan pembelajaran telah terbekali dengan karakteristik siswa yang
menjadi dasar penerapan metode dan penggunaan media pembelajaran.
f. Pembelajaran yang Menarik
Pembelajaran yang menarik perlu memberikan tantangan kepada
siswa untuk berfikir, mencoba dan belajar lebih lanjut, penuh percaya diri
dan mandiri untuk mengembangkan potensi positifnya secara optimal.
Menurut Uno & Nurdin (2015:14) pembelajaran yang menarik adalah
pembelajaran yang terletak pada bagaimana memberikan pelayanan
kepada siswa sebab posisi siswa jika diibaratkan dalam sebuah
perusahaan, maka siswa merupakan pelanggan yang perlu dilayani
dengan baik. Guru menyediakan situasi atau suasana agar pembelajaran
itu berjalan dengan baik, dalam kaitan ini hal yang perlu disiapkan guru
adalah: (1) media pembelajaran disiapkan dengan baik, (2) lingkungan
belajar disetting sesuai dengan objek materi yang dipelajari, (3) metode
pembelajaran yang digunakan sesuai dengan karakteristik siswa,
26
sehingga merasa tertarik karena sesuai dengan apa yang diinginkan, dan
(4) dilayani sebagai seorang yang perlu dilayani.
Oleh sebab itu, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran
menarik adalah pembelajaran yang membuat siswa merasa tertarik dan
mampu mencapai tujuan pembelajaran. Jika kegiatan yang dirancang oleh
guru membuat siswa benar-benar tertarik dalam belajar, maka akan
membuat siswa nyaman dan betah disekolah. Selain itu, hasil belajar
siswa juga akan meningkat.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Ada beberapa kajian penelitian yang relevan dengan pengaruh
Pendekatan PAILKEM terhadap minat belajar IPA siswa yaitu:
Supramita (2019) dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh
Model PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan) terhadap Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA
Kelas IV SDN 163 Seluma” bertujuan untuk mengetahui pengaruh model
PAIKEM terhadap minat belajar IPA siswa kelas IV SDN 163 Seluma.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 163 Seluma dengan
jumlah 19 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan
model PAIKEM memberikan pengaruh positif terhadap minat belajar IPA
siswa.
Persamaan penelitian Supramita (2019) dengan penelitian ini
terletak pada strategi pembelajaran yang digunakan, yaitu PAIKEM.
Sedangkan perbedaannya adalah peneliti terdahulu tidak menggunakan
27
lingkungan sebagai sumber belajar. Jenis penelitian peneliti terdahulu juga
menggunakan eksperimen semu (Pre-Eksperimental Design) dengan
bentuk desain One Group Pretest Posttest Design sedangkan peneliti saat
ini menggunakan jenis quasi eksperimental. Selain itu, subjek dan
instrumen dalam penelitian ini juga berbeda dengan peneliti sebelumnya.
Supramita (2019) melakukan penelitian di kelas IV SDN 163 Seluma
dengan jumlah siswa 19 orang sementara penelitian ini dilaksanakan di
SDI Songkolo Kabupaten Gowa. Peneliti terdahulu mengumpulkan data
dengan melakukan angket dan observasi sedangkan peneliti saat ini akan
mengumpulkan data melalui tes dan angket untuk mengukur minat siswa
terhadap penggunaan PAILKEM dikelas.
Hajar (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Strategi
PAIKEM terhadap Minat Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTS.
Nurussalamah Montong Are Tahun Pelajaran 2016/2017” bertujuan untuk
mengetahui pengaruh strategi PAIKEM terhadap minat belajar matematika
siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII MTS. Nurussalamah
Montong Are Tahun Pelajaran 2016/2017 jumlah 25 siswa. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif strategi PAIKEM
terhadap minat belajar siswa.
Persamaan penelitian Hajar (2017) dengan penelitian ini terletak
pada strategi pembelajaran yang digunakan, yaitu PAIKEM. Sedangkan
perbedaannya adalah peneliti terdahulu tidak menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar. Jenis penelitian peneliti terdahulu juga
28
menggunakan eksperimen semu (Pre-Eksperimental Design) dengan
bentuk desain One Group Pretest Posttest Design sedangkan peneliti saat
ini menggunakan jenis quasi eksperimental. Selain itu, subjek dan
instrumen dalam penelitian ini juga berbeda dengan peneliti sebelumnya.
Hajar (2017) melakukan penelitian di kelas VII VII MTS. Nurussalamah
Montong Are sementara penelitian ini dilaksanakan di SDI Songkolo
Kabupaten Gowa. Peneliti terdahulu mengumpulkan data dengan
melakukan angket dan observasi sedangkan peneliti saat ini akan
mengumpulkan data melalui tes dan angket untuk mengukur minat siswa
terhadap penggunaan PAILKEM dikelas.
Wijayanti (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Strategi PAIKEM (Pembelajaran– Aktif –Inofatif- kreatif- Efektif- Menarik)
Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas VII SMP
Negeri 1 Ngunut Tulungagung Tahun ajaran 2015/2016” bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh Strategi PAIKEM terhadap minat
belajar matematika siswa di SMPN 1 Ngunut Tulungagung, dan ada
tidaknya pengaruh Strategi PAIKEM (Pembelajaran– Aktif –Inofatif-
kreatif- Efektif- Menarik) terhadap hasil belajar matematika siswa di SMPN
1 Ngunut Tulungagung. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh Strategi PAIKEM yang signifikan terhadap minat
belajar dan hasil belajar matematika siswa.
Persamaan penelitian Wijayanti (2016) dengan penelitian ini
terletak pada strategi pembelajaran yang digunakan, yaitu PAIKEM.
29
Sedangkan perbedaannya adalah peneliti terdahulu tidak menggunakan
lingkungan sebagai sumber belajar. Selain itu, subjek dan instrumen
dalam penelitian ini juga berbeda dengan peneliti sebelumnya. Wijayanti
(2016) melakukan penelitian di kelas VII SMP Negeri 1 Ngunut
Tulungagung sementara penelitian ini dilaksanakan di SDI Songkolo
Kabupaten Gowa. Peneliti terdahulu mengumpulkan data dengan
melakukan angket dan tes sedangkan peneliti saat ini akan
mengumpulkan data melalui tes dan angket untuk mengukur minat siswa
terhadap penggunaan PAILKEM dikelas.
Beberapa kajian penelitian yang relevan dengan pengaruh
PAILKEM terhadap hasil belajar IPA siswa yaitu:
Sari & Mintohari (2014) dalam penelitiannya yang berjudul
”Peningkatan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar pada Mata Pelajaran IPA
melalui Strategi PAILKEM Metode Gallery Walk” bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa baik kognitif, afektif dan psikomotor serta
meningkatkan aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran IPA
menggunakan strategi PAILKEM dengan metode gallery walk.Jenis
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas IV SDN Geluran I Taman Sidoarjo pada semester II
Tahun 2012/2013 dengan jumlah siswa 30 anak yang terdiri dari 13 siswa
laki-laki dan 17 siswa perempuan. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa
penerapan strategi PAILKEM dengan metode gallery walk meningkatkan
hasil belajar siswa. Berdasarkan aktivitas siswa dalam siklus I terjadi
30
peningkatan sebesar 68% dan siklus II sebesar 86%, aktivitas guru pada
siklus I sebesar 79% dan siklus II sebesar 92%. Pada siklus I hasil belajar
kognitif memperoleh ketuntasan klasikal sebesar 83% dan pada siklus II
memperoleh 97%. Hasil belajar afektif pada siklus I memperoleh
persentase sebesar 68% dan pada siklus II memperoleh 86%. Untuk hasil
belajar psikomotor, pada siklus Imemperoleh 69% dan pada siklus II
memperoleh 94%.
Persamaan penelitian Sari dan Mintohari (2014) dengan penelitian
ini terletak pada strategi pembelajaran yang digunakan, yaitu PAILKEM.
Sedangkan perbedaannya adalah peneliti terdahulu menggunakan jenis
penelitian tindakan kelas sementara peneliti saat ini menggunakan jenis
quasi eksperimental. Selain itu, subjek dan instrumen dalam penelitian ini
juga berbeda dengan peneliti sebelumnya. Sari dan Mintohari (2014)
melakukan penelitian di kelas IV SDN Geluran I Taman Sidoarjo pada
semester II Tahun 2012/2013 sementara penelitian ini akan dilaksanakan
di SDI Songkolo Kabupaten Gowa tahun ajaran 2018/2019. Peneliti
terdahulu mengumpulkan data dengan melakukan observasi sedangkan
peneliti saat ini akan mengumpulkan data melalui tes dan angket untuk
mengukur minat siswa terhadap penggunaan PAILKEM dikelas.
Rahmawaty, Mestawaty, & Lilies (2017) dalam penelitian mereka
yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran PAIKEM untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA di Kelas V SDN 3 Tompoh” bertujuan
untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 3 Tompoh.
31
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dengan subjek penelitian adalah
siswa kelas V SDN 3 Tompoh dengan jumlah siswa 26 siswa. Jenis
penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pada hasil belajar IPA siswa semakin meningkat setelah diajar
menggunakan PAIKEM.
Persamaan penelitian Rahmawaty, Mestawaty, & Lilies (2017)
dengan penelitian ini terletak pada tujuan pembelajaran, yaitu ingin
meningkatkan hasil belajar IPA siswa sekolah dasar. Perbedaannya
adalah peneliti terdahulu menggunakan stratgei pembelajaran PAIKEM
sedangkan peneliti saat ini menggunakan pendekatan PAILKEM. Jenis
penelitian terdahulu menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK)
sementara peneliti saat ini menggunakan jenis quasi eksperimental.
Selain itu, subjek dan instrumen dalam penelitian ini juga berbeda dengan
peneliti sebelumnya. Rahmawaty, Mestawaty, & Lilies (2017) melakukan
penelitian di kelas V SDN 3 Tompoh sementara penelitian ini akan
dilaksanakan di SDI Songkolo Kabupaten Gowa tahun ajaran 2018/2019.
Peneliti terdahulu mengumpulkan data dengan memberikan tes
sedangkan peneliti saat ini akan mengumpulkan data melalui tes dan
angket untuk mengukur minat siswa terhadap penggunaan PAILKEM di
kelas.
Proity (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Effect of Joyful
Teaching on Grade IV Students’ Academic Performance in Science”
bertujuan untuk menyelidiki pengaruh pengajaran yang menyenangkan
32
pada kinerja akademis siswa dalam ilmu pengetahuan umum di sekolah
dasar. Desain penelitian ini menggunakan jenis kuantitatif (eksperimental).
Subjek dalam penelitian ini adalah 40 siswa dari kelas IV di salah satu
sekolah di kota Dhaka. Instrumen penelitian ini menggunakan tes. Hasil
penelitian ini mengungkapkan bahwa pengajaran yang menyenangkan
membuat siswa memiliki skor yang lebih tinggi pada post-test
dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode pembelajaran
konvensional (ceramah).
Persamaan penelitian Proity (2014) dengan penelitian ini terletak
pada tujuan pembelajaran, yaitu ingin meningkatkan hasil belajar IPA
siswa sekolah dasar dan menggunakan jenis penelitian quasi
eksperimental. Perbedaannya adalah peneliti terdahulu hanya
menggunakan strategi pembelajaran aktif sedangkan peneliti saat ini
menggunakan strategi PAILKEM (pembelajaran aktif, inovatif, lingkungan,
kreatif, efektif, dan menarik). Selain itu, subjek dan instrumen dalam
penelitian ini juga berbeda dengan peneliti sebelumnya. Proity (2014)
melakukan penelitian di salah satu sekolah di kota Dhaka sementara
penelitian ini akan dilaksanakan di SDI Songkolo kabupaten Gowa tahun
ajaran 2019/2020. Peneliti terdahulu mengumpulkan data dengan
memberikan tes sedangkan peneliti saat ini akan mengumpulkan data
tidak hanya melalui tes tetapi juga menggunakan angket untuk mengukur
minat siswa terhadap penggunaan PAILKEM di kelas.
33
Suparminingsih (2016) dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengaruh Strategi Pembelajaran Pailkem dengan Media Animasi
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 3 Kedungbanteng Tahun
Ajaran 2015/2016” bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
pendekatan PAILKEM dengan media animasi terhadap hasil belajar IPA
siswa kelas IV SDN Kedungbanteng 3 Kota Ponorogo. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan metode
eksperimen. Teknik pengumpulan data menggunakan tes hasil belajar
IPA. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Kedungbanteng 3
kota Ponorogo tahun ajaran 2015/2016. Hasil penelitian ini menemukan
bahwa hasil belajar siswa pada kelas yang diberi perlakuan menggunakan
pendekatan PAILKEM dengan media animasi lebih baik dari pada kelas
yang tidak diberi perlakuan dengan menggunakan pendekatan PAILKEM
dengan media animasi. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar siswa.
Persamaan penelitian Suparminingsih (2016) dengan penelitian ini
terletak pada tujuan pembelajaran, yaitu ingin meningkatkan hasil belajar
IPA siswa sekolah dasar, menggunakan pendekatan PAILKEM, dan jenis
penelitian kuasi eksperimental. Perbedaannya adalah subjek penelitian
terdahulu merupakan siswa kelas IV SDN Kedungbanteng 3 kota
Ponorogo tahun ajaran 2015/2016 sementara penelitian ini akan
dilaksanakan di SDI Songkolo kabupaten Gowa tahun ajaran 2018/2019.
Peneliti terdahulu menggunakan materi sumber daya alam sedangkan
34
peneliti saat ini menggunakan materi gaya dan gerak. Selain itu, model
pendekatan PAILKEM yang digunakan juga berbeda.
C. Kerangka Pikir
1. Perbedaan pendekatan PAILKEM dan non-PAILKEM terhadap
minat dan hasil belajar IPA
Pembelajaran IPA yang didominasi ceramah atau penyampaian
secara verbal cenderung membuat siswa pasif dalam proses
pembelajaran. Proses pembelajaran IPA di sekolah dasar hendaknya
melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan konsep pengetahuan
berdasarkan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari karena pada
dasarnya siswa sering menemukan konsep IPA dalam kehidupan sehari-
hari. Mengembangkan pengetahuan siswa dalam proses pembelajaran
membutuhkan upaya yang maksimal dalam menyusun rancangan
pembelajaran. Pemilihan pendekatan sangat mempengaruhi aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran.
Pendekatan yang dipilih dalam pembelajaran perlu disesuaikan
dengan karakteristik siswa dan materi ajar. Salah satu pendekatan yang
dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran adalah pendekatan
pembelajaran aktif, inovatif, lingkungan, kreatif, efektif, dan menarik
(PAILKEM). Penerapan pendekatan PAILKEM bisa dilakukan dengan
menggunakan alat peraga, audio, gambar, melihat objek secara langsung,
permainan, dan lain-lain. Penggunaan pendekatan PAILKEM dapat
35
memotivasi siswa dalam proses pembelajaran dan menghadirkan respon
yang berbeda dibandingkan pembelajaran konvensional.
Respon yang ditunjukkan oleh siswa bisa dipengaruhi oleh minat
yang dimiliki siswa. Dalam proses pembelajaran, minat siswa dapat
mendukung keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran
yang akan berdampak pada hasil belajar IPA yang lebih baik.
Sebagaimana hasil penelitian Wijayanti (2016) yang menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh Strategi PAIKEM yang signifikan terhadap minat
belajar dan hasil belajar matematika siswa.
Berdasarkan uraian di atas, ada perbedaan antara pendekatan
PAILKEM dan non-PAILKEM terhadap minat dan hasil belajar IPA siswa
kelas IV Sekolah Dasar Gugus 1 Kecamatan Bontomarannu.
2. Pendekatan PAILKEM terhadap minat belajar IPA
Minat adalah kecenderungan individu (siswa) untuk memusatkan
perhatian dan rasa ketertarikan terhadap suatu objek atau situasi tertentu.
Minat memiliki nurturent effect atau dampak pengiring yang berkembang
dari sikap ilmiah. Oleh sebab itu, dalam melaksanakan proses
pembelajaran IPA perlu memperhatikan minat siswa untuk menunjang
perolehan hasil belajar IPA yang lebih baik. Namun pada kenyataannya,
pembelajaran yang biasa diterapkan (non-PAILKEM) menggunakan
pendekatan yang berpusat pada guru. Sehingga siswa mengalami
kejenuhan dan menyebabkan minat belajar berkurang. Nesi (2018) dalam
penelitiannya mengatakan bahwa pembelajaran metode ceramah hanya
36
fokus pada penjelasan guru yang lebih aktif dalam proses belajar
mengajar dan siswa sebagai pendengar. Sehingga menyebabkan peranan
siswa kurang aktif dan mudah bosan.
Minat belajar siswa dapat mendukung keterampilan proses sains
siswa sebagaimana para ilmuwan dalam melakukan percobaan agar
temuannya dapat dipertanggungjawabkan. Dalam proses pembelajaran,
minat siswa dapat mendukung keterlibatan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran yang akan berdampak pada hasil belajar IPA yang
lebih baik. Salah satu pendekatan yang dapat mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran adalah pendekatan pembelajaran aktif, inovatif, lingkungan,
kreatif, efektif, dan menarik (PAILKEM). Hasil penelitian Supramita (2019)
juga menyatakan bahwa penerapan model PAIKEM memberikan
pengaruh positif terhadap minat belajar IPA siswa.
Sehingga, berdasarkan uraian di atas maka perpendekatan
PAILKEM dapat menigkatkan minat belajar IPA siswa kelas IV Sekolah
Dasar Gugus 1 Kecamatan Bontomarannu.
3. Pendekatan PAILKEM terhadap hasil belajar IPA
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh
siswa setelah menerima pengalaman belajarnya sehingga dapat
mengkonstruksikan kemampuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Hasil
belajar tidak terlepas dari aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar yang
baik akan memberikan dampak positif pada hasil belajar. Keterlibatan
siswa secara langsung dalam pembelajaran akan berdampak pada hasil
37
belajar siswa. Pendekatan PAILKEM membuat siswa menjadi lebih aktif
dan tertarik dalam proses belajar. Berbeda dengan pembelajaran
konvensional (non-PAILKEM) yang biasa diterapkan yaitu pembelajaran
berpusat pada guru dengan metode ceramah. Menurut Nurlinah (2017)
strategi pembelajaran PAILKEM dalam metode Outdoor study efektif
meningkatkan hasil belajar geografi siswa, juga terdapat perbedaan hasil
belajar antara kelas yang menggunakan strategi pembelajaran PAILKEM
dalam metode Outdoor Study dengan kelas yang menggunakan
pembelajaran konvensional dengan metode ceramah.
Hal ini sejalan dengan penelitian Sari & Mintohari (2014) yang
menemukan bahwa PAILKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa
baik kognitif, afektif dan psikomotor serta meningkatkan aktivitas siswa
dan guru dalam pembelajaran IPA. Selain itu, menurut Uno & Mohamad
(2015) pendekatan PAILKEM sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar karena dapat mengoptimalkan penggunaan
semua potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga semua siswa dapat
mencapai hasil belajar yang memuaskan.
Berdasarkan uraian di atas maka pendekatan PAILKEM dapat
menigkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV Sekolah Dasar Gugus 1
Kecamatan Bontomarannu.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan tinjauan hasil penelitian yang relevan
maka, dirumuskan hipotesisnya adalah:
38
Hipotesis 1
H0M : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendekatan
PAILKEM dan non-PAILKEM terhadap minat dan hasil belajar IPA
siswa kelas IV Sekolah Dasar Gugus 1 Kecamatan
Bontomarannu.
H1M : Terdapat perbedaan yang signifikan antara pendekatan PAILKEM
dan non-PAILKEM terhadap minat dan hasil belajar IPA siswa
kelas IV Sekolah Dasar Gugus 1 Kecamatan Bontomarannu.
Hipotesis 2
H0P : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendekatan
PAILKEM dan non-PAILKEM terhadap minat belajar IPA siswa
kelas IV Sekolah Dasar Gugus 1 Kecamatan Bontomarannu.
H1P : Terdapat perbedaan yang signifikan antara pendekatan PAILKEM
dan non-PAILKEM terhadap minat belajar IPA siswa kelas IV
Sekolah Dasar Gugus 1 Kecamatan Bontomarannu.
Hipotesis 3
H0P : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendekatan
PAILKEM dan non-PAILKEM terhadap hasil belajar IPA siswa
kelas IV Sekolah Dasar Gugus 1 Kecamatan Bontomarannu.
H1P : Terdapat perbedaan yang signifikan antara pendekatan PAILKEM
dan non-PAILKEM terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV
Sekolah Dasar Gugus 1 Kecamatan Bontomarannu.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental. Jenis
desain yang digunakan adalah pretest–posttest non equivalent control
group design yang melibatkan dua kelompok yaitu kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Untuk membandingkan antara kedua kelas ini maka kelas
eksperimen diberikan perlakuan khusus berupa Pendekatan PAILKEM
dan untuk kelas kontrol tidak diberikan perlakuan khusus. Untuk lebih
jelasnya desain penelitian digambarkan dalam bentuk bagan sebagai
berikut:
Tabel 3.1. Desain penelitian quasi eksperimen
E O1 X O2
C O1 - O2
Keterangan:
E = Kelas Eksperimen
C = Kelas Kontrol
X = Perlakuan menggunakan PAILKEM
- = Non-PAILKEM
O1 = Pre-test hasil belajar dan minat belajar
O2 = Post-test hasil belajar dan minat belajar
40
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres Songkolo yang terletak di
Bontote’ne Kelurahan Bontomanai, Kecamatan Bontomarannu,
Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2019/2020
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV
Sekolah Dasar Gugus 1 Kecamatan Bontomarannu. Jumlah populasi
terlihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Jumlah Populasi
No Nama Sekolah Banyak Kelas Banyak Siswa 1. SDN Bontote’ne 1 34 Orang 2. SDI Songkolo 2 54 Orang 3. SDN Centre Mawang 4 96 Orang 4. SDN Unggulan Bontomanai 3 80 Orang 5. SDI Mawang 1 36 Orang
Jumlah 11 300 Orang Sumber Data: Korwil Bontomarannu
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah random sampling yaitu menentukan sampel secara acak. Adapun
sekolah yang terpilih adalah SD Inpres Songkolo yaitu kelas IV B sebagai
41
kelas eksperimen dan kelas IV A sebagai kelas kontrol. Masing-masing
kelas terdiri dari 27 orang siswa.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif atau data yang berbentuk angka yang dapat diolah dengan
menggunakan rumus atau teknik perhitungan. Berdasarkan skalanya,
akan dikumpulkan data yang berbentuk interval.
2. Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan
data sekunder. Sugiyono (2016:308) menyatakan bahwa data primer
adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data seperti wawancara
pada saat studi pendahuluan. Data lainnya yaitu data sekunder bersumber
dari angket tentang minat siswa dan tes hasil belajar IPA.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan tes hasil
belajar IPA.
a. Angket
Angket yang digunakan untuk mengukur minat siswa dalam
pembelajaran IPA adalah model ARCS yang dikembangkan oleh Keller
(1987). Angket ini terdiri dari 33 item yang tiap-tiap item telah dibagi
42
menjadi beberapa kategori berdasarkan model ARCS. Skala yang
digunakan adalah skala likert yang terdiri atas pernyataan sangat setuju,
setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Angket yang akan
digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu divalidasi oleh ahli.
b. Tes Hasil Belajar IPA
Tes hasil belajar IPA berbentuk uraian merujuk pada teori
taksonomi hasil belajar kognitif oleh Bloom yang dimodifikasi oleh
Anderson, et. al (2001) yang terdiri dari enam kategori. Tes hasil belajar
IPA berisi pertanyaan yang disusun berdasarkan materi ajar dan
kompetensi dasar yang telah ditentukan. Sebelum digunakan,tes hasil
belajar divalidasi oleh ahli.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel
sebagai berikut:
1. Variabel aktif yakni pendekatan pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran terdiri atas dua, yaitu PAILKEM dan non-PAILKEM.
2. Variabel ukur yakni minat dan hasil belajar IPA.
Variabel yang dilibatkan dalam penelitian secara operasional
didefenisikan sebagai berikut:
1. Pendekatan PAILKEM adalah pendekatan pembelajaran yang
memposisikan guru sebagai fasilitator yang mampu
mengimplementasikan hal-hal inovatif sesuai dengan masalah yang
dipelajari oleh siswa, menggunakan lingkungan sebagai sumber
43
belajar, menciptakan hal-hal baru berdasarkan data dan informasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pendekatan non-PAILKEM adalah pendekatan yang diterapkan di
sekolah tempat penelitian. Pembelajaran ini berpusat pada guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa melalui tahapan
menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik,
mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan.
3. Minat belajar IPA adalah ketertarikan, rasa suka, dan senang siswa
terhadap pembelajaran IPA yang dapat dihitung dari skor yang
diperoleh siswa setelah mengisi angket minat belajar dengan indikator
attention (perhatian), relevance (kecocokan), confidence (percaya diri),
dan satisfaction (kepuasan).
4. Hasil belajar IPA adalah skor tes IPA yang diperoleh peserta didik
setelah diajar dengan menggunakan pendekatan PAILKEM dan non-
PAILKEM yang diukur dengan pemberian tes essay pada materi gaya
dan gerak, gaya tarikan dan dorongan, perubahan gerak akibat gaya,
jenis-jenis gaya yang terdapat di lingkungan sekitar, contoh gaya dalam
kehidupan sehari-hari, pengaruh gaya terhadap gerak benda, serta
hubungan gaya dan gerak dalam kehidupan sehari-hari.
44
F. Teknik Analisis Data
Data penelitian dianalisis melalui prosedur sebagai berikut:
1. Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran
umum mengenai karakteristik pencapaian hasil belajar peserta didik pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam hal ini digunakan nilai
maksimal dan nilai minimal, nilai rata-rata (N-Gain), median, modus, dan
standar deviasi yang dihitung secara manual.
Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain
menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa
setelah pembelajaran dilakukan guru. Untuk menghindari hasil kesimpulan
yang akan menimbulkan bias penelitian, karena pada nilai pretest kedua
kelompok penelitian sudah beda maka akan digunakan uji normal gain.
Rumus normal gain yaitu:
Adapun kategorisasi perolehan N-gain ditujukan pada tabel 3.3.
Tabel 3.3. Kategorisasi Nilai N-Gain
Interval Nilai Kategori (<g>) 0,7 Tinggi
0,3 (<g>) < 0,7 Sedang (<g>) < 0,3 Rendah
(Sumber: Hake, 1998)
45
a. Minat Belajar
Untuk mengukur minat siswa, peneliti menggunakan angket. Ini
bertujuan untuk meminta sampel menanggapi pernyataan seri dengan
menunjukkan apakah mereka sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu
(R), tidak setuju (TS), atau sangat tidak setuju (STS) dengan
pernyataan yang diberikan. Setiap tanggapan dikaitkan dengan bobot
dan skor individu ditentukan dengan menjumlahkan nilai bobot untuk
setiap pernyataan. Nilai bobot untuk pernyataan positif adalah SS = 5,
S = 4, R = 3, TS = 2, dan STS = 1 dan untuk pernyataan negatif nilai
bobotnya dibalik.
Untuk menginterpretasikan minat siswa dalam pembelajaran
IPA, peneliti menggunakan sistem klasifikasi dengan 5 kategori seperti
yang ditunjukkan pada tabel 3.4.
Table 3.4. Klasifikasi Nilai Minat Belajar Siswa
No Nilai Klasifikasi 1 4.50 – 5.00 Sangat Tinggi 2 3.50 – 4.49 Tinggi 3 2.50 – 3.49 Sedang 4 1.50 – 2.49 Rendah 5 1.00 – 1.49 Sangat Rendah
(Keller, 2010)
Catatan:
Sangat Tinggi = Sangat Tertarik
Tinggi = Tertarik
Sedang = Cukup Tertarik
Rendah = Tidak Tertarik
Sangat Rendah = Sangat Tidak Tertarik
b. Tes Hasil Belajar IPA
46
Peneliti memberikan 10 soal uraian pada tes IPA untuk
mengetahui hasil belajar siswa. Setiap jawaban dinilai berdasarkan
ketentuan berikut ini:
1) Jika jawaban tepat diberikan bobot 3.
2) Jika jawaban kurang tepat diberikan bobot 2.
3) Jika ada jawaban tapi salah diberikan bobot 1.
4) Jika tidak ada jawaban diberikan bobot 0.
Untuk menginterpretasikan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPA, peneliti menggunakan sistem klasifikasi 4 kategori
seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.5:
Table 3.5. Klasifikasi Nilai Hasil Belajar Siswa
Nilai Interval Klasifikasi
89 < A ≤ 100 A (Sangat Baik) 79< B ≤ 89 B (Baik) 70 ≤ C ≤ 79 C (Cukup)
D < 70 D (Perlu Bimbingan)
2. Statistik Inferensial
Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian. Namun sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu
dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Prasyarat
1) Uji Normalitas
Dilakukan untuk menguji data yang diteliti berasal dari populasi yang
terdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan
47
menggunakan rumus kai kuadrat (chi square). Normalitas data diuji
menggunakan rumus sebagai berikut :
χ2hitung = ∑
–
Keterangan : χ2
hitung = Kai kuadrat (Chi Square) fo = Frekuensi observasi fe = Frekuensi harapan Kriteria pengujian normalitas :
Pada taraf kepercayaan α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k-1,
maka data terdistribusi normal jikaχ2hitung<χ
2tabel (Supardi, 2013).
2) Uji homogenitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok
data yang diperoleh bersifat homogen atau tidak. Data yang
memenuhi syarat adalah jika varian sama atau subjek berasal dari
kelompok yang homogen. Pengujian homogenitas dilakukan dengan
uji-F dengan rumus:
F =
, dimana S =
∑ ∑
Keterangan: F = Homogenitas S1
2 = Varian terbesar S2
2 = Varian terkecil Kriteria pengujian homogenitas:
Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel dengan rumus: dk
pembilang= n-1 (untuk varians terbesar) dk: penyebut = n-1 (untuk
48
varians terkecil) ada taraf kepercayaan α = 0,05 data berasal dari
varians yang homogen jika Fhitung<Ftabel (Supardi, 2013).
3) Uji Korelasi
Pengujian korelasi ini menggunakan korelasi bivariate/ product
moment Pearson. Adapun pedoman dalam menunjukkan tingkat korelasi
yaitu jika angka korelasi di atas 0.5 menunjukkan korelasi cukup kuat,
sedang di bawah 0.5 korelasi lemah. Setelah angka korelasi didapat,
maka bagian kedua adalah menguji angka signifikan dengan kriteria, jika
sig : p > 0,025 maka tidak ada hubungan, sig : p ≤ 0,025 maka ada
hubungan pada taraf sig 5%.
b. Uji hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan analisis varian
multivariate (MANOVA). Uji MANOVA digunakan untuk menguji apakah
terdapat perbedaan minat belajar IPA dan hasil belajar IPA siswa kelas
eksperimental dan siswa kelas kontrol.
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres Songkolo menggunakan
rancangan Quasi Experimen desain pretes-postest non-equivalent control
group design yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas
eksperimen diajar dengan pendekatan PAILKEM dan kelas kontrol diajar
dengan pembelajaran konvensional. Data penelitian ini akan dianalisis
dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial.
1. Analisis Statistik Deskriptif Minat dan Hasil Belajar IPA
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran
umum mengenai minat belajar IPA dan hasil belajar IPA siswa di kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
a. Minat Belajar IPA
Hasil analisis statistik deskriptif minat belajar IPA bertujuan untuk
memberikan gambaran mengenai minat belajar IPA siswa di kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan setelah diberikan perlakuan.
Data hasil analisis deskriptif minat belajar IPA kelas eksperimen dan
kontrol di pretest dapat dilihat pada Tabel 4.1 – 4.4 dibawah ini:
50
Tabel 4.1. Frekuensi dan Persentase Kategori Minat Belajar IPA
No Klasifikasi Nilai
Pretest Posttest Kelas
Eksperimen Kelas
Kontrol Kelas
Eksperimen Kelas
Kontrol F % F % F % F %
1 Sangat Tinggi 4,50-5,00 - - - - 6 22,2 2 7,4 2 Tinggi 3,50-4,49 11 40,7 10 37,0 20 74,1 21 77,8
3 Sedang 2,50-3,49 15 55,6 17 63,0 1 3,7 4 14,8 4 Rendah 1,50-2,49 1 3,7 - - - - - - 5 Sangat Rendah 1,00-1,49 - - - - - - - -
Total 27 100 27 100 27 100 (Sumber: Lampiran C.11 Hal 155)
Tabel 4.1 menunjukkan frekuensi dan persentase minat belajar
siswa kelas eksperimen dan kontrol di pretest dan posttest. Di kelas
eksperimen untuk pretest, tidak terdapat siswa yang memiliki minat belajar
yang sangat tinggi dan sangat rendah, 11 (40,7%) memiliki minat belajar
yang tinggi, 15 (55,6%) memiliki minat belajar yang sedang, dan 1 (3,7%)
memiliki minat belajar rendah. Untuk kelas kontrol, tidak terdapat siswa
yang memiliki minat belajar yang sangat tinggi dan sangat rendah, 10
(37,0%) memiliki minat belajar yang tinggi, dan 17 (60,0%) memiliki minat
belajar yang sedang.
Di posttest, frekuensi dan persentase minat belajar siswa kelas
eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan. 6 (22,2%) siswa
memiliki minat belajar yang sangat tinggi, 20 (74,1%) siswa memiliki minat
belajar yang tinggi, 1 (3,7%) siswa memiliki minat belajar yang sedang,
dan tidak ada siswa yang memiliki minat belajar rendah maupun sangat
rendah. Untuk kelas kontrol, terdapat 2 (7,4%) siswa yang memiliki minat
belajar yang sangat tinggi, 21 (77,8%) siswa memiliki minat belajar tinggi,
51
4 (14,8%) siswa memiliki minat belajar sedang, dan tidak ada siswa yang
memiliki minat belajar rendah maupun sangat rendah.
Data minat belajar IPA siswa kelas eksperimen dan kontrol juga
disajikan dalam bentuk grafik dibawah ini:
Gambar 4.1. Grafik Frekuensi dan Persentase Kategori Minat Belajar IPA
Grafik diatas menunjukkan nilai pretest dan posttes minat belajar
IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dikelas eksperimen, terdapat 11
orang yang memiliki minat belajar IPA tinggi, 15 orang memiliki minat
belajar sedang, dan 1 orang memiliki minat belajar rendah. Di kelas
kontrol, terdapat 11 orang memiliki minat belajar IPA tinggi dan 16 orang
memiliki minat belajar sedang. Minat belajar IPA siswa di posttest juga
mengalami peningkatan. Di kelas ekserimen, terdapat 6 orang yang
memiliki minat belajar sangat tinggi, 20 orang yang memiliki minat belajar
IPA tinggi, 1 orang memiliki minat belajar sedang, sementara untuk kelas
0
5
10
15
20
25
PretestKelas
Eksperimen
PretesKelas
Kontrol
PosttesKelas
Eksperimen
PosttesKelas
Kontrol
Sangat Tinggi (4,50-5,00)
Tinggi (3,50-4,49)
Sedang (2,50-3,49)
Rendah (1,50-2,49)
Sangat Rendah (1,00-1,49)
52
pretest, 2 orang memiliki minat belajar sangat tinggi, 21 orang yang
memiliki minat belajar IPA tinggi, 4 orang memiliki minat belajar sedang.
Selanjutnya nilai minat belajar siswa dibagi kedalam beberapa
kategori berdasarkan perolehan N-Gain. Frekuensi serta persentase tiap
kategori minat belajar IPA berdasarkan N-Gain dapat dilihat pada Tabel
4.2 dibawah ini:
Tabel 4.2. Frekuensi dan Kategori Minat Belajar Berdasarkan N-Gain
Kelas Perolehan N-Gain
Frekuensi Persentase (%) Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah
Eksperimen 2 17 8 7,41 62,96 29,63 Kontrol - 10 17 - 37,04 62,96
(Sumber: Lampiran C.11 hal 155)
Tabel 4.2 menunjukkan perolehan N-Gain minat belajar IPA siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Di kelas eksperimen, terdapat 2
(7,41%) siswa yang memperoleh N-Gain tinggi, 17 (62,96%) siswa
memperoleh N-Gain sedang, dan 8 (29,63%) siswa memperoleh N-Gain
rendah. Sedangkan untuk kelas kontrol, tidak terdapat siswa yang
memperoleh nilai N-Gain tinggi, 10 (37,04%) siswa memperoleh N-Gain
sedang, dan 17 (62,96%) siswa memperoleh N-Gain rendah. Oleh sebab
itu, dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen memiliki frekuensi N-Gain
minat belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
53
Tabel 4.3. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Minat Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
(Sumber: Lampiran C.12 Hal 156-165)
Tabel 4.3 menunjukkan hasil analisis statistik deskriptif minat
belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol di pretest dan
posttest. Nilai terendah kelas eksperimen di pretest adalah 2,48
sedangkan di posttest sebesar 3,39. Jadi N-Gain nilai terendah kelas
kontrol sebesar 0,155. Untuk kelas kontrol, nilai terendah dipretest
sebesar 2,82 sedangkan di posttest adalah 3,33. Total N-Gain nilai
terendah kelas kontrol adalah 0,076. Untuk nilai tertinggi, kelas
eksperimen memperoleh nilai 4,12 di pretest dan 4,64 di posttest dengan
nilai N-Gain sebesar 0,744. Sedangkan nilai tertinggi dipretest kelas
kontrol sebesar 4,03 sedangkan di posttest sebesar 4,61 dengan nilai N-
Gain sebesar 0,598. Nilai rata-rata kelas eksperimen di pretest sebesar
3,39 dan posttest sebesar 4,13 dengan nilai N-Gain sebesar 0,456.
Sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol di pretest sebesar 3,42 dan nilai
posttest sebesar 3,89 dengan nilain N-Gain sebesar 0,294.
Statistik Nilai Statistik
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain
Nilai Terendah 2,48 3,39 0,155 2,82 3,33 0,076 Nilai Tertinggi 4,12 4,64 0,744 4,03 4,61 0,598 Nilai Rata-Rata (Mean) 3,39 4,13 0,456 3,42 3,89 0,294 Median (Me) 3,33 4,03 - 3,34 3,85 - Modus (Mo) 3,01 3,91 - 3,21 3,84 - Varians (S2) 0,207 0,120 0,029 0,115 0,101 0,017 Standar Deviasi (S) 0,455 0,346 0,170 0,339 0,318 0,130
54
b. Hasil Belajar IPA
Hasil analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini juga digunakan
untuk memberikan gambaran umum mengenai hasil belajar IPA siswa di
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data hasil analisis deskriptif minat
belajar IPA kelas eksperimen dan kontrol di pretest dapat dilihat pada
Tabel 4.4. dibawah ini:
Tabel 4.4. Frekuensi dan Kategori Hasil Belajar
No Klasifikasi Nilai Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol F % F % F % F %
1 Sangat Baik 89 < A ≤ 100 - - 1 3,7 19 70,4 10 37,0
2 Baik 79 < B ≤ 89 10 37,0 10 37,0 7 25,9 14 51,9
3 Cukup 70 ≤ C ≤ 79 13 48,2 13 48,2 1 3,7 3 11,1
4 Perlu Bimbingan D < 70 4 14,8 3 11,1 - - - -
Total 27 100,0 27 100,0 27 100,0 27 100,0
(Sumber: Lampiran C.17 Hal 174)
Tabel 4.4 menunjukkan frekuensi dan persentase kategori hasil
belajar IPA siswa kelas eksperimen dan kontrol di pretest. Di kelas
eksperimen, tidak terdapat siswa yang memperoleh hasil belajar yang
sangat baik, 10 (37,0%) siswa memperoleh hasil belajar yang baik, 13
(48,2%) siswa memperoleh hasil belajar yang cukup, dan 4 (14,8%) siswa
memperoleh hasil belajar yang memerlukan bimbingan. Untuk kelas
kontrol, terdapat 1 (3,7%) siswa yang memperoleh hasil belajar yang
sangat tinggi, 10 (37,0%) memperoleh hasil belajar yang baik, 13 (48,2%)
memperoleh hasil belajar yang cukup, dan 3 (11,1%) memperoleh hasil
belajar yang memerlukan bimbingan.Berdasarkan data dari tabel 4.6,
peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar yang
signifikan antara kelas eksperimental dan kelas kontrol di pretest.
55
Frekuensi serta persentase hasil belajar IPA siswa dikelas
eksperimen mengalami peningkatan hasil belajar yang signifikan. 19
(70,4%) siswa memperoleh hasil belajar yang sangat baik, 7 (25,9%)
siswa memperoleh hasil belajar yang baik, 1 (3,7%) siswa memperoleh
hasil belajar yang cukup, dan tidak ada lagi siswa yang perlu bimbingan.
Untuk kelas kontrol, terdapat 10 (37,0%) siswa yang memperoleh hasil
belajar sangat baik, 14 (51,9%) siswa memperoleh hasil belajar baik, 3
(11,1%) siswa memperoleh hasil belajar sedang, dan tidak ada siswa yang
perlu bimbingan.
Data minat belajar IPA siswa kelas eksperimen dan kontrol juga
disajikan dalam bentuk grafik dibawah ini:
Gambar 4.2. Grafik Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Belajar IPA
Grafik diatas menunjukkan bahwa nilai pretest hasil belajar kelas
eksperimen terdapat 19 orang yang memperoleh hasil belajar IPA yang
sangat baik, 7 orang memperoleh hasil belajar baik, dan 1 orang
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
PretestKelas
Eksperimen
PretesKelas
Kontrol
PosttesKelas
Eksperimen
PosttesKelas
Kontrol
Sangat Baik (89 < A ≤ 100)
Baik (79 < B ≤ 89)
Cukup (70 ≤ C ≤ 79)
Perlu Bimbingan (D < 70)
56
memperoleh hasil belajar yang cukup. Untuk kelas kontrol, 10 orang
memperoleh hasil belajar IPA yang sangat baik, 14 orang memperoleh
hasil belajar yang baik, dan 3 orang memperoleh hasil belajar yang cukup.
Sedangkan, hasil belajar IPA siswa di posttest mengalami peningkatan, 19
orang memperoleh hasil belajar IPA yang sangat baik, 7 orang yang
memperoleh hasil belajar IPA yang baik, 1 orang memperoleh hasil belajar
yang cukup, sementara untuk kelas kontrol, 10 orang memperoleh hasil
belajar yang sangat baik, 14 orang yang memiliki hasil belajar IPA yang
baik, 3 orang memiliki hasil belajar IPA yang sedang.
Selanjutnya nilai hasil belajar siswa diklasifikasikan kedalam
beberapa kategori berdasarkan perolehan N-Gain. Frekuensi serta
persentase tiap kategori minat belajar berdasarkan N-Gain dapat dilihat
pada Tabel 4.5 dibawah ini:
Tabel 4.5. Frekuensi dan Kategori Hasil Belajar Berdasarkan N-Gain
(Sumber: Lampiran C.17 Hal 174)
Tabel 4.5 menunjukkan perolehan N-Gain hasil belajar IPA kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Di kelas eksperimen, terdapat 1 (3,70%)
siswa yang memperoleh N-Gain tinggi, 19 (70,37%) siswa memperoleh
N-Gain sedang, dan 7 (25,93%) siswa memperoleh N-Gain rendah.
Sedangkan untuk kelas kontrol, tidak terdapat siswa yang memperoleh N-
Gain tinggi, 7 (25,93%) siswa memperoleh N-Gain sedang, dan 20
Kelas Perolehan N-Gain
Frekuensi Persentase (%) Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah
Eksperimen 1 19 7 3,70 70,37 25,93
Kontrol - 7 20 - 25,93 74,07
57
(74,07%) siswa yang memperoeh N-Gain rendah.
Data hasil analisis deskriptif hasil belajar siswa dapat dilihat pada
Tabel 4.6 dibawah ini:
Tabel 4.6. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
(Sumber: Lampiran C.18 Hal 175-184)
Tabel 4.6 menunjukkan hasil analisis statistik deskriptif hasil
belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol di pretest dan
posttest. Nilai terendah kelas eksperimen di pretest adalah 60 sedangkan
di posttest sebesar 77. Jadi N-Gain nilai terendah kelas kontrol sebesar
0,303. Untuk kelas kontrol, nilai terendah dipretest sebesar 63 sedangkan
di posttest adalah 73. Total N-Gain nilai terendah kelas kontrol adalah
0,1. Untuk nilai tertinggi, kelas eksperimen memperoleh nilai 87 di pretest
dan 100 di posttest dengan nilai N-Gain sebesar 1. Nilai tertinggi dipretest
kelas kontrol sebesar 90 sedangkan di posttest sebesar 100 dengan nilai
N-Gain sebesar 1. Nilai rata-rata kelas eksperimen di pretest sebesar
75,33 dan posttest sebesar 91,39 dengan nilai N-Gain sebesar 0,653.
Sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol di pretest sebesar 76.30 dan nilai
posttest sebesar 85,93 dengan nilain N-Gain sebesar 0,445.
Statistik Nilai Statistik
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain
Nilai Terendah 60 77 0,303 63 73 0,1 Nilai Tertinggi 87 100 1 90 100 1 Nilai Rata-Rata (Mean) 75,33 91,39 0,653 76,30 85,93 0,445 Median (Me) 73,82 91,64 - 76,25 85,31 - Modus (Mo) 72 90,50 - 76 84,64 - Varians (S2) 48,077 36,103 0,039 39,60 55,84 0,047
Standar Deviasi (S) 6,934 6,253 0,197 6,29 7,47 0,217
58
2. Analisis Statistik Inferensial
a. Pengujian Prasyarat Analisis
Syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan pengujian
terhadap hipotesis adalah melakukan pengujian prasyarat analisis, yaitu
uji normalitas dan uji homogenitas.
1) Uji Normalitas
a) Minat Belajar Siswa
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada
penelitian ini menggunakan statistik uji chi-kuadrat yang dihitung
secara manual dengan kriteria data terdistribusi normal jika
χ2hitung<χ
2tabel. Nilai untuk χ2
tabel yang digunakan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah pada taraf signifikan = 0,05 dan
derajat kebebasan (dk) = 5. Berdasarkan hasil perhitungan dengan N-
gain diperoleh data pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Minat Belajar
Kelas Uji Normalitas
Kesimpulan χ
2hitung (α) = 0,05
Eksperimen 4,23 11,07 Normal Kontrol 4,16 11,07
(Sumber: Lampiran C.14 Hal 166-171)
Berdasarkan data pada tabel 4.7, diperoleh nilai χ2hitung (4,23)
<χ2tabel(11,07) pada kelas eksperimen. Begitupun dengan kelas
kontrol yang memperoleh nilai χ2hitung (4,16) <χ2
tabel(11,07). Oleh
sebab itu, dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa berdistribusi
normal.
59
b) Hasil Belajar Siswa
Uji normalitas pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol
menggunakan statistik uji chi-kuadrat yang dihitung secara manual
dengan kriteria data terdistribusi normal jika χ2hitung<χ
2tabel. Nilai untuk
χ2tabel yang digunakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
pada taraf signifikan = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 5.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan N-gain diperoleh data pada
Tabel 4.8 dibawah ini:
Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar
Kelas Uji Normalitas
Kesimpulan χ
2hitung
χ2tabel
(α) = 0,05 Eksperimen 4,81 11,07
Normal Kontrol 9,04 11,07
(Sumber: Lampiran C.20 Hal 185-189)
Berdasarkan data pada tabel 4.8, diperoleh nilai χ2hitung<χ2
tabel
untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol sehingga dapat disimpulkan
bahwa kedua kelas berdistribusi normal.
2) Uji Homogenitas
a) Minat Belajar Siswa
Kriteria pengujian homogenitas adalah jika Fhitung < Ftabel maka
kedua kelas sampel berasal dari populasi yang homogen.
Berdasarkan hasil uji homogenitas dengan menggunakan varians dari
kelas eksperimen sebagai varians terbesar dan varians dari kelas
kontrol sebagai varians terkecil, maka diperoleh data pada Tabel 4.9
seperti dibawah ini:
60
Tabel 4.9. Hasil Uji Homogenitas Minat Belajar
Kelas Uji Homogenitas
Kesimpulan Varians Fhitung Ftabel
(α) = 0,05 Eksperimen 0,029
1,71 1,90 Homogen Kontrol 0,017
(Sumber: Lampiran C.14 Hal 171)
Tabel 4.9 menunjukkan perolehan nilai Fhitung < Ftabel (1,71 <
1,90) sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua sample homogen.
b) Hasil Belajar Siswa
Kriteria pengujian homogenitas adalah jika Fhitung < Ftabel maka
kedua kelas sampel berasal dari populasi yang homogen.
Berdasarkan hasil uji homogenitas dengan menggunakan varians dari
kelas eksperimen sebagai varians terkecil dan varians dari kelas
kontrol sebagai varians terbesar, maka diperoleh data pada Tabel
4.10.
Tabel 4.10. Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar
Kelas Uji Homogenitas
Kesimpulan Varians Fhitung Ftabel
(α) = 0,05 Eksperimen 0,039
1,21 1,90 Homogen Kontrol 0,047
(Sumber: Lampiran C.20 Hal 189)
Berdasarkan tabel 4.10, diperoleh nilai Fhitung < Ftabel (1,21 <
1,90) sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua sample homogen.
3) Uji Korelasi
Kriteria pengujian korelasi adalah jika angka korelasi di atas
0,5 menunjukkan korelasi cukup kuat, sedang di bawah 0,5 korelasi
lemah. Setelah angka korelasi didapat, maka bagian kedua adalah
61
menguji angka signifikan dengan kriteria, jika sig : p > 0,025 maka
tidak ada hubungan, sig : p ≤ 0,025 maka ada hubunga pada taraf sig
5%. Diperoleh data pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Hasil Uji Korelasi Minat dan Hasil Belajar IPA
Correlations
Minat_Belajar Hasil_Belajar
Minat_Belajar
Pearson Correlation 1 .646**
Sig. (2-tailed) .000
N 54 54
Hasil_Belajar
Pearson Correlation .646** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 54 54 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel 4.11, angka korelasi menunjukkan 0,646 >
0,5 maka disimpulkan korelasi cukup kuat. Kemudian diperoleh nilai
sig : p ≤ 0,025 (0,000 < 0,025) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara minat belajar dengan hasil belajar.
b. Pengujian Hipotesis Minat Belajar dan Hasil Belajar
Berdasarkan uji prasyarat, diketahui bahwa kedua sampel atau
kelas yang berasal dari kelas ekperimen dan kelas kontrol berdistribusi
normal dan homogen, maka dari itu dilakukan pengujian hipotesis
menggunakan analisis varian Multivariat (Manova) dengan
membandingkan nilai N-Gain antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Perhitungan uji hipotesis minat belajar dan hasil belajar IPA
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan
antara minat belajar IPA dan hasil belajar IPA menggunakan
62
pendekatan PAILKEM dan non-PAILKEM. Hasil uji Manova disajikan
pada tabel 4.12 dan 4.13 dibawah ini:
Tabel 4.12 Pengujian Hipotesis N-gain dengan Uji Manova Kelas PAILKEM dan non-PAILKEM
Multivariate Testsa
Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.
Intercept
Pillai's Trace .885 196.907b 2.000 51.000 .000
Wilks' Lambda .115 196.907b 2.000 51.000 .000
Hotelling's Trace 7.722 196.907b 2.000 51.000 .000
Roy's Largest Root 7.722 196.907b 2.000 51.000 .000
Kelas
Pillai's Trace .246 8.332b 2.000 51.000 .001
Wilks' Lambda .754 8.332b 2.000 51.000 .001
Hotelling's Trace .327 8.332b 2.000 51.000 .001
Roy's Largest Root .327 8.332b 2.000 51.000 .001
a. Design: Intercept + Kelas
b. Exact statistic
(Sumber: Lampiran C.20 Hal 190)
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai F untuk Pillae Trace, Wilk
Lambda, Hotelling Trace, Roy’s Largest Root.x memiliki signifikansi yang
lebih kecil dari 0,05. Artinya, nilai F untuk Pillae Trace, Wilk Lambda,
Hotelling Trace, Roy’s Largest Root semuanya signifikan. Jadi, terdapat
perbedaan minat belajar IPA dan hasil belajar IPA antara siswa yang
diajar dengan PAILKEM dan siswa yang diajar dengan non-PAILKEM.
63
.Tabel 4.13 Pengujian Hipotesis N-gain dengan Uji Manova Kelas PAILKEM dan non-PAILKEM
Tests of Between-Subjects Effects
Source Dependent
Variable
Type III Sum
of Squares
df Mean
Square
F Sig.
Corrected Model Minat_Belajar_IPA .334a 1 .334 13.253 .001
Hasil_Belajar_IPA .655b 1 .655 13.194 .001
Intercept Minat_Belajar_IPA 7.475 1 7.475 296.863 .000
Hasil_Belajar_IPA 16.253 1 16.253 327.188 .000
Kelas Minat_Belajar_IPA .334 1 .334 13.253 .001
Hasil_Belajar_IPA .655 1 .655 13.194 .001
Error Minat_Belajar_IPA 1.309 52 .025
Hasil_Belajar_IPA 2.583 52 .050
Total Minat_Belajar_IPA 9.118 54
Hasil_Belajar_IPA 19.491 54
Corrected Total Minat_Belajar_IPA 1.643 53
Hasil_Belajar_IPA 3.238 53
a. R Squared = .203 (Adjusted R Squared = .188)
b. R Squared = .202 (Adjusted R Squared = .187)
(Sumber: Lampiran C.20 Hal 191)
Tabel 4.13 menunjukkan hasil uji beda antara pendekatan
PAILKEM dan non-PAILKEM terhadap minat dan hasil belajar IPA siswa.
Hasil yang diperoleh menunjukkan nilai sig 0.001 < 0.05 yang artinya
terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan pendekatan
PAILKEM dengan non-PAILKEM terhadap minat dan hasil belajar IPA.
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan
PAILKEM terhadap minat belajar IPA dan hasil belajar IPA siswa kelas IV
SD Inpres Songkolo. Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan minat
belajar dan hasil belajar IPA siswa yang diberi pendekatan PAILKEM di
64
kelas eksperimen dengan siswa yang diberi pendekatan konvensional di
kelas kontrol.
1. Pengaruh pendekatan PAILKEM terhadap minat belajar IPA
Berdasarkan hasil analisis deskriptif data minat belajar IPA siswa
diperoleh rata-rata N-Gain yang lebih tinggi pada kelas eksperimen dari
pada kelas kontrol. Selain itu, hasil pengelompokan siswa ke dalam
beberapa kategori minat belajar di posttest menunjukkan bahwa kelas
eksperimen memperoleh kategori “sangat tinggi” yang lebih tinggi
daripada kelas kontrol. Sama halnya pada pengelempokan siswa
berdasarkan perolehan N-Gain kategori “tinggi dan sedang”, persentase
kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hasil penelitian ini di
dukung oleh beberapa penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa
pendekatan PAILKEM berpengaruh terhadap minat belajar siswa
(Supramita, 2019;Hajar, 2017; Tamala, 2017; Wijayanti, 2016). Hal ini
menunjukkan bahwa siswa yang diajar dengan pendekatan PAILKEM
memiliki minat belajar yang lebih tinggi dari pada siswa yang diajar tanpa
menggunakan pendekatan PAILKEM.
Peningkatan minat belajar IPA siswa yang signifikan terjadi pada
kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol. Pendekatan
PAILKEM membuat siswa menjadi lebih aktif dan tertarik dalam proses
belajar. Hal ini sejalan dengan penelitian Sari & Mintohari (2014) yang
menemukan bahwa PAILKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa
baik kognitif, afektif dan psikomotor serta meningkatkan aktivitas siswa
65
dan guru dalam pembelajaran IPA. Sedangkan siswa kelas kontrol
cenderung pasif karena dalam proses pembelajaran di kelas, guru hanya
menggunakan metode ceramah.
Pembelajaran aktif yang diterapkan untuk meningkatkan minat
belajar IPA siswa terlihat dari keaktifan dan semangat siswa selama
proses pembelajaran. Siswa terlihat antusias dan cenderung mendominasi
dalam proses pembelajaran. Uno & Muhamad (2015) dalam bukunya
menjelaskan bahwa pendekatan PAILKEM mampu menstimulasi siswa
menjadi aktif dalam proses pembelajarannya. Pada saat peneliti
memberikan materi ”Penyebab Benda Bergerak”, siswa sangat
bersemangat diajak ke halaman sekolah dan bermain ayunan secara
berpasangan. Hal ini disebabkan oleh minat siswa yang besar terhadap
pembelajaran karena proses pembelajaran dilaksanakan dengan
mempraktekkan langsung materi yang diberikan, belajar sambil bermain,
dan siswa bekerja sama dengan teman-teman mereka.
Minat belajar IPA siswa juga meningkat dengan penggunaan
pendekatan inovatif karena banyaknya aktifitas yang tergolong baru
diterapkan di SDI Songkolo. Beberapa aktifitas baru tersebut seperti
mendorong dan menarik meja sendirian maupun bersama teman pada
saat proses pembelajaran, penggunaan media belajar seperti mobil
mainan, penggunaan media gambar, bermain ayunan, dan bermain bola
di lingkungan sekolah. Aktifitas seperti ini akan membangkitkan minat
siswa karena mereka bisa belajar sambil bermain dan mempraktekkan
66
langsung materi yang sedang mereka pelajari di kehidupan nyata. Witiarini
(2014) menyatakan bahwa penggunaan metode dan model pembelajaran
yang menarik dapat mempengaruhi minat belajar siswa.
Penggunaan lingkungan sebagai sarana dalam mengajar IPA juga
dapat meningkatkan minat belajar IPA siswa karena mereka belajar di
lingkungan sekolah. Selama ini, pembelajaran cenderung monoton karena
hanya dilakukan dikelas dengan penjelasan dari buku atau guru, tetapi
dengan membawa siswa belajar di lingkungan sekolah maka banyak
aktifitas yang bisa dilakukan yang berkaitan dengan pelajaran IPA.
Beberapa contohnya adalah bermain ayunan dibawah pohon, bermain
bola di halaman sekolah, dan bermain mobil-mobilan untuk melihat
pengaruh gaya terhadap benda. Samatowa (2006:173) bahwa
pembelajaran dapat dilakukan di luar kelas (out door education) dengan
memanfaatkan lingkungan sebagai laboratorium alam.
Pembelajaran kreatif juga dapat meningkatkan minat belajar IPA
siswa. Misalnya pada saat proses pembelajaran siswa melakukan
percobaan mengenai materi yang sedang dipelajari dan berdiskusi
dengan teman mereka mengenai hasil percobaan yang mereka lakukan
dengan penggunaan berbagai macam metode yang dapat menggugah
siswa untuk berpikir kritis. Ditambah lagi dengan metode-metode baru
yang diterapkan oleh peneliti pada saat proses pembelajaran.
Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang bermanfaat dan
terfokus pada siswa melalui penggunaan prosedur yang tepat. Misalnya
67
sebelum masuk ke kelas, peneliti sudah menyiapkan materi dan alat
belajar yang akan digunakan untuk menunjang proses pembelajaran,
mengatur tempat duduk siswa, melakukan beberapa aktivitas,
menggunakan bahasa yang mudah dipahami, melakukan evaluasi,
perangkuman, dan tindak lanjut. Hal ini sesuai dengan Wotruba & Wright
(1985) yang menyatakan bahwa ada beberapa indikator yang dapat
menunjang pembelajaran efektif seperti pengorgnisasian materi yang baik,
komunikasi yang efektif, penguasaan/antusiasme terhadap materi
pembelajaran, dan pemberian nilai.
Peningkatan minat belajar IPA siswa menggunakan pembelajaran
menarik juga berpengaruh sangat baik. Ketertarikan siswa sekolah dasar
biasanya dengan bermain, sehingga peneliti mengajarkan materi IPA
dengan berbagai metode seperti bermain bola dilapangan, bermain
ayunan, dan mobil-mobilan baik secara individu maupun secara
kelompok. Uno & Mohammad (2015) menyatakan bahwa para guru boleh
memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai
tujuan pendidikannya.
2. Pengaruh pendekatan PAILKEM terhadap hasil belajar IPA
Berdasarkan hasil analisis deskriptif data hasil belajar IPA siswa
diperoleh bahwa nilai rata-rata N-Gain pada kelas eksperimen lebih tinggi
daripada kelas kontrol. Setelah siswa dikelompokkan dalam beberapa
kategori hasil belajar, terlihat bahwa pada hasil posttest kategori “sangat
baik”, persentase kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.
68
Sama halnya pada pengelempokan siswa berdasasarkan perolehan N-
Gain kategori “baik dan cukup”, persentase kelas eksperimen lebih tinggi
daripada kelas kontrol. Hasil penelitian ini didukung oleh beberapa
penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa PAILKEM memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa (Fauzi,
2019;Kamroni, 2019; Vatia, 2016). Hal ini membuktikan bahwa siswa yang
diajar dengan pendekatan PAILKEM memiliki hasil belajar yang lebih
tinggi daripada siswa yang diajar tanpa menggunakan pendekatan
PAILKEM.
Merujuk pada deskipsi data penelitian, peningkatan hasil belajar
yang signifikan terjadi pada kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas
kontrol. Pendekatan PAILKEM membuat siswa menjadi lebih aktif dan
tertarik dalam proses belajar. Hal ini sejalan dengan penelitian Sari &
Mintohari (2014) yang menemukan bahwa PAILKEM dapat meningkatkan
hasil belajar siswa baik kognitif, afektif dan psikomotor serta meningkatkan
aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran IPA.
Selain itu, menurut Uno & Mohamad (2015) pendekatan PAILKEM
sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar karena
dapat mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh
siswa sehingga semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang
memuaskan. Dalam suasana pembelajaran yang aktif, siswa tidak
terbebani secara perorangan dalam memecahkan masalah yang dihadapi
69
saat belajar, tetapi mereka dapat saling bertanya dan berdiskusi sehingga
beban belajar bagi mereka sama sekali tidak terjadi.
Salah satu contoh keaktifan siswa dalam proses belajar
menggunakan PAILKEM adalah sikap ingin tahu siswa terhadap
pelaksanaan kegiatan mengamati, sikap kritis terhadap hasil pengamatan,
dan kerjasama dalam proses pembelajaran. Terlihat jelas dalam proses
pembelajaran siswa memiliki kemampuan komunikasi yang baik, mampu
menjelaskan ke teman-temannya alur dari pengamatan yang dia lakukan.
Selain itu, mereka juga menerima dengan baik jika hasil penemuan
mereka tidak sesuai dengan temannya. Penemuan ini juga didukung oleh
Tshering & Dema (2020) yang menyatakan bahwa siswa menyukai
pembelajaran yang menstimulasi mereka untuk menjadi lebih aktif dikelas.
Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar juga merupakan
salah satu contoh pembelajaran dengan penerapan pendekatan
PAILKEM. Pada saat peneliti memberikan materi ”Pengaruh gaya
terhadap Gerak Benda”, siswa terlihat sangat antusias bermain bola
dilapangan. Mereka juga aktif menjawab berbagai pertanyaan tentang
pengaruh gaya terhadap gerak benda dan sangat antusias ketika
melakukan percobaan menarik mobil mainan sesuai dengan langkah
kegiatan di LKS 3 yang diberikan oleh peneliti. Tshering & Dema (2020)
menyatakan bahwa siswa menyukai pembelajaran yang menstimulasi
mereka untuk menjadi lebih aktif dikelas.
70
Hal ini dilakukan agar siswa bisa mempraktikkan dan mengetahui
secara langsung materi yang sedang mereka pelajari. Dengan melakukan
berbagai kegiatan yang kreatif dalam proses belajar mengajar, siswa
merasa lebih senang. Sebagaimana yang dikemukakan Depdiknas
(1990:9) bahwa belajar dengan menggunakan lingkungan memungkinkan
siswa menemukan hubungan yang sangat bermakna antara ide-ide
abstrak dan penerapan praktis didalam konteks dunia nyata, konsep
dipahami melalui proses penemuan, pemberdayaan, dan hubungan.
3. Pendekatan PAILKEM terhadap minat dan hasil belajar IPA
Berdasarkan hasil uji korelasi data minat dan hasil belajar IPA
siswa diperoleh bahwa ada hubungan antara minat belajar dengan hasil
belajar. Hal ini berarti semakin tinggi minat belajar siswa maka semakin
tinggi pula hasil belajar siswa. Hasil yang diperoleh sejalan dengan
Dalyono (2009), yang menyatakan bahwa minat belajar yang besar
cenderung menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, dan sebaliknya jika
minat belajar kurang maka akan menghasilkan prestasi yang rendah.
Djamarah (2002) juga menyatakan bahwa seseorang yang memiliki minat
terhadap suatu aktivitas, akan memperhatikan aktivitas itu secara
konsisten disertai rasa senang. Konsistensi dalam melaksanakan kegiatan
belajar yang dilakukan siswa dan disertai dengan perhatian yang tinggi
akan membantu siswa menambah pengetahuan dan pemahaman pada
materi yang dipelajarinya.
71
Adanya peningkatan minat dan hasil belajar siswa tentunya juga
dipengaruhi oleh pendekatan yang digunakan. Penggunaan pendekatan
PAILKEM dapat memotivasi siswa dalam proses pembelajaran dan
menghadirkan respon yang berbeda dibandingkan pembelajaran non-
PAILKEM. Respon yang ditunjukkan oleh siswa bisa dipengaruhi oleh
minat yang dimiliki. Dalam proses pembelajaran, minat siswa dapat
mendukung keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran
yang akan berdampak pada hasil belajar IPA yang lebih baik.
Sebagaimana hasil penelitian Wijayanti (2016) yang menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh Strategi PAIKEM yang signifikan terhadap minat
belajar dan hasil belajar matematika siswa.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa:
1. Skor N-Gain minat belajar siswa yang diajar dengan pendekatan
PAILKEM yaitu 0,456 lebih tinggi daripada yang diajar dengan
pendekatan non-PAILKEM yaitu 0,294. Sejalan dengan skor minat
belajar, untuk skor N-gain hasil belajar siswa yang diajar dengan
pendekatan PAILKEM juga lebih tinggi yaitu 0,653 daripada yang diajar
dengan pendekatan non-PAILKEM yaitu 0,445.
2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pendekatan PAILKEM dan
non-PAILKEM terhadap minat dan hasil belajar IPA siswa kelas IV
Sekolah Dasar Gugus 1 Kecamatan Bontomarannu.
3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pendekatan PAILKEM dan
non-PAILKEM terhadap minat belajar IPA siswa kelas IV Sekolah
Dasar Gugus 1 Kecamatan Bontomarannu.
4. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pendekatan PAILKEM dan
non-PAILKEM terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV Sekolah Dasar
Gugus 1 Kecamatan Bontomarannu.
73
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka
dipaparkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi sekolah atau lembaga pendidikan
untuk menggunakan pendekatan PAILKEM, dalam proses
pembelajaran, dapat dikembangkan sehingga dapat digunakan pada
pembelajaran lain dalam pemenuhan keterampilan abad 21 dan
kurikulum 2013.
2. Sebagai pendekatan yang dapat digunakan guru dalam proses
pembelajaran IPA untuk meningkatkan keaktifan, penggunaan
lingkungan sebagai media pembelajaran, kreativitas, dan membuat
siswa tertarik dalam proses pembelajaran.
3. Siswa dapat mengelola kemampuan mereka dengan baik sehingga
mampu menjadikannya sebagai pembelajar yang mandiri yang
memahami masalah sains terkait pembelajarannya.
74
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an. 2007. Al-Qur’an dan Terjemahan. Solo: PT. Tiga Seragkai Pustaka Mandiri.
Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York: Longman.
Beetlestone, F. 2011. Creative Learning Strategi Pembelajaran untuk Melseatkan Kreativitas Siswa. Nusa Media. Jakarta.
Brodjonegoro, S. S. & Muhammad, S. 2001. Undang-undang Guru dan Dosen. Jakarta: Pustaka Belajar.
Dalyono, M. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Dema, K & Tshering. 2020. The Effects of Active Learning Approach in Teaching and Learning Science: a Case of One of the Primary Schools in Bhutan. International Research Journal for Quality in Education, Vol. 7 (1).
Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Djamarah, S,B. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fauzi, F, E. 2019. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Sumber Energi Menggunakan Model Pembelajaran PAIKEM Gembrot dan Media Games Ular Tangga pada Siswa Kelas IV MI Ma’arif Dukuh Sidomukti Kota Salatiga Tahun Ajaran 2018/2019. Salatiga: Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Hajar. 2017. Pengaruh Strategi PAIKEM terhadap Minat Belajar Matematika Siswa Kelas VII Mts. Nurussalamah Montong Are Tahun 2016/2017. Mataram: Universitas Islam Negeri Mataram.
Hake, R.R. 1998. Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A Six-Thousand-Student Survey Of Mechanics Test Data For Introductory Physics Courses. Am J. Phys Vol 66 No. 1. Departement Of Physic, Indiana University, Bloomington Indiana 47405.
Hamruni. 2011. Stategi Belajar dan Pembelajaran. Yogjakarta: Insan Madani.
Kamroni. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran PAIKEM melalui Think Talk Write terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata
75
Pelajaran IPA Kelas V MIN 8 Bandar Lampung. Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Karwono, H. & Mularsih, H. 2017. Belajar dan Pembelajaran serta Pemanfaatan Sumber Belajar. Depok: Rajawali Pers.
Keller, J. M. 2010. Motivational Design for Learning and Performance: The ARCS Model Approach. New York: Springer Publisher.
Keller, J. M. 1987. Development and Use of the ARCS Model of Motivational Design. Journal of Instructional Development, 10(3), 2-10.
Kemendikbud. 2016. Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar (SD). Jakarta: Kemendikbud.
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mak’mur, J. A. 2010. 7 Tips Aplikasi PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Yogjakarta: Diva Press.
Proity, S. H. 2014. Effect of Joyful Teaching on Grade IV Students’ Academic Performance in Science. International Journal of Science and Research (IJSR), 6(14), 1232-1240.
Rahmawaty, Mestawaty, As. A, & Lilies. 2017. Penerapan Model
Pembelajaran PAIKEM Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Kelas V SDN 3 Tompoh. Jurnal Kreatif Tadulako Online, 5(10), 234-249.
Samatowa, U. 2016. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta Barat:
PT Indeks.
Sari, D. R. & Mintohari. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar pada Mata Pelajaran IPA Melalui Strategi Pailkem Metode Gallery Walk. JPGSD, 01, 1-5.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Subana. 2000. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Sobry, M. S. 2014. Metode dan Model-model Pembelajaran Menjadikan Proses Pembelajaran Lebih Variatif, Afektif, Inovatif, Efektif dan Menyenangkan. Lombok: Holistica.
76
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Supardi. 2013. Aplikasi Statistika dalam Penelitian Konsep Statistika yang Lebih Komprehensif. Jakarta: Change Publication.
Suparminingsih, T. 2016. Pengaruh Strategi Pembelajaran Pailkem dengan Media Animasi Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 3 Kedungbanteng Tahun Ajaran 2015/2016. Premiere Educandum, 6(2), 241–250
Supramita, E. F. 2019. Pengaruh Model Paikem (Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan ) terhadap Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN 163 Seluma. Bengkulu: iain bengkulu.
Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Tamala, K.K. 2017. Upaya Meningkatkan Minat Belajar Anak TK Melalui
Strategi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, dan Menarik (PAILKEM) di TK IT Salsabila Al-Muthi’inmaguwo Banguntapan Bantul Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Uno, H. B. & Mohamad, N. 2015. Belajar dengan Pendekatan
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.
Vatia, N. 2016. Penerapan PAKEM untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa pada Pembelajaran IPA di Kelas V MIN Piyeung Aceh Besar. Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam - banda aceh.
Wahab, R. 2017. Memahami Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo. Wijayanti, N.K. 2016. Pengaruh Strategi Paikem (Pembelajaran– Aktif –
Inofatif- Kreatif- Efektif- Menarik) Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Ngunut Tulungagung Tahun Ajaran 2015/2016
Wisudawati, A.W & Sulistyowati, E. 2017. Metodologi Pembelajaran IPA.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
77
Witariani, P.E., Dantes, N., dan Tika, I.N. 2014. Pengaruh Model Brain-Based Learning Berbantuan Media Visual Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau Dari Sikap Ilmiah Siswa Kelas V SD Gugus I Kecamatan Banjar Tahun Pelajaran 2013/2014. Pendasi: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia, (Online), Vol.4 No.1. (http://pasca.undhiksa.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_pendas/article/view/1122/868, diakses pada 04 November 2017)
Yamin, M. 2015. Teori dan Metode Pembelajaran: Konsepsi, Strategi dan Praktik Belajar yang Membangun Karakter. Malang: Madani.
Yusuf, A. M. 2017. Asesmen dan Evaluasi Pendidikan: Pilar Penyedia Informasi dan Kegiatan Pengendalian Mutu Pendidikan. Jakarta: kencana.
Zaini, H., Munthe, B., & Aryani, S. A. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani.
78
RIWAYAT HIDUP
Murniati, lahir di Borongrappo Bontomarannu pada
tanggal 20 Mei 1969. Penulis adalah anak pertama dari
empat bersaudara pasangan suami istri Badollahi Daeng
Tojeng dan Deni Daeng Tanning. Penulis mengawali
pendidikan formal di SD Negeri Borongkaluku pada
tahun 1976 dan tamat pada tahun 1982. Selanjutnya
penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri Bontomanai (sekarang SMP
Negeri 1 Bontomarannu) mulai tahun 1982 hingga tahun 1985. Setelah itu,
penulis melanjutkan pendidikannya di SPG Negeri Pattallassang (sekarang
SMA Negeri 3 Takalar) dan lulus pada tahun 1988.Kemudian pada tahun
1990, Penulis melanjutkan pendidikannya untuk menempuh pendidikan
Diploma Dua (D2) di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Ilmu Pendidikan di IKIP Ujung Pandang (sekarang Universitas
Negeri Makassar). Pada tahun 2003, penulis melanjutkan pendidikan Strata
satu (S1) di Program Studi Teknologi Pendidikan di Universitas Veteran
Republik Indonesia. Selanjutnya, pada tahun 2013 penulis melanjutkan Strata
satu (S1) di Universitas Muhammadiyah Makassar dengan Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan selesai tahun 2015. Pada tahun 2017,
penulis melanjutkan Strata dua (S2) Program Studi Pendidikan Dasar di
Universitas Muhammadiyah Makassar.
79
Lampiran A.1: Kisi-kisi Angket Minat Belajar IPA
KISI-KISI ANGKET MINAT BELAJAR IPA
Penggolongan pernyataan dalam angket minat berdasarkan model
ARCS yaitu:
(Keller, 1987)
No Model ARCS
Angket Minat
Pernyataan Positif
Pernyataan Negatif
1. Attention (Perhatian) 1, 15, 20, 23, 28 4, 10, 25
2. Relevance (Kecocokan) 2, 5, 13, 19, 21, 22, 27 8, 24
3. Confidence (Percaya Diri) 3, 6, 11, 26, 29 9, 17
4. Satisfaction (Kepuasan) 7, 12, 14, 16, 18, 31, 32, 33 30
80
Lampiran A.2: Kisi-kisi Soal Pretes dan Posttes KISI-KISI SOAL PRETES DAN POSTTES
No Mata Pelajaran Kompetensi Dasar Bahan
Kelas/Semester Konten/ Materi Indikator Soal Level Kognitif
Bentuk Soal
Nomor Soal
1 IPA 3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa dilingkungan sekitar.
IV/2 Penyebab Benda Bergerak
1) Siswa mampu membedakan gaya dan gerak.
C 4 Uraian 1
2) Siswa mampu membandingkan gaya tarikan dan dorongan.
C 5 Uraian 2
3
Perubahan Gerak Akibat Gaya
3) Siswa mampu menentukan perubahan gerak akibat gaya.
C 3 Uraian 4
5
Jeni-jenis Gaya dan Contohnya
4) Sswa mampu menuliskan jenis-jenis gaya yang terdapat di lingkungan sekitar
C 2
Uraian 6
5) Siswa mampu memberikan contoh gaya dalam kehidupan sehari-hari
C 2 Uraian 7
8
81
No Mata Pelajaran Kompetensi Dasar Bahan
Semester/Kelas Konten/ Materi Indikator Soal Level
Kognitif Bentuk
Soal Nomor
Soal Pengaruh Gaya
Terhadap Gerak Benda
6) Disajikan gambar siswa mampu menganalisis pengaruh gaya terhadap gerak benda
C 4 Uraian 9
Hubungan Gaya dan Gerak
7) Disajikan gambar siswa mampu menentukan hubungan gaya dan gerak dalam kehidupan sehari-hari.
C 6 Uraian 10
82
Lampiran A.3: Pretes, Posttes, dan Kunci Jawaban
SOAL PRE-TEST
Satuan Pendidikan : SD Inpres Songkolo
Kelas/ Semester : IV/2
Materi : Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda
Alokasi Waktu : 60 Menit
Nama :
NISN :
Petunjuk!
Jawablah soal-soal dibawah ini dengan benar!
1. Apa perbedaan gaya dan gerak?
2. Tuliskan 2 jenis kegiatan yang menggunakan gaya dorong!
3. Tuliskan 2 jenis kegiatan yang menggunakan gaya tarik!
4. Perubahan apa yang terjadi pada mobil mainan yang digerakkan dari
lambat ke cepat?
83
5. Apa yang terjadi pada bola yang ditendang?
6. Tuliskan jenis-jenis gaya yang kamu ketahui!
7. Berikan 2 contoh yang termasuk gaya gravitasi!
8. Berikan 2 contoh gaya listrik!
9.
Amatilah gambar diatas, kemudian jelaskan pengaruh gaya terhadap
gerak benda pada gambar tersebut.
84
10.
Bagaimana hubungan gaya dan gerak pada gambar diatas!
85
KUNCI JAWABAN
1. Gaya adalah tarikan atau dorongan yang dapat mempengaruhi
keadaan suatu benda sedangkan gerak adalah perpindahan kedudukan
suatu benda.
2. - Mendorong gerobak
- Menendang bola
3. - Menimba air
- Menurunkan layang-layang
4. Perubahan kecepatan pada benda tersebut
5. Bola akan mengalami percepatan atau perpindahan tempat.
6. Gaya otot, gaya gesek, dan gaya pegas.
7. - Buah yang jatuh dari pohonnya
- Bola yang melambung tinggi akan kembali ke tanah.
8. - Kipas angin yang bergerak ketika dihubungkan dengan sumber
energi listrik
- Energi panas yang dihasilkan setrika listrik
9. Gaya dapat mempengaruhi benda diam menjadi bergerak.
10. Hubungan gaya dengan gerak pada peristiwa menimba adalah gaya
yang dikerjakan pada saat menarik tali timba mengakibatkan ember
yang semula diam menjadi bergerak naik.
86
SOAL POST-TEST
Satuan Pendidikan : SD Inpres Songkolo
Kelas/ Semester : IV/2
Materi : Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda
Alokasi Waktu : 60 Menit
Nama :
NISN :
Petunjuk!
Jawablah soal-soal dibawah ini dengan benar!
1. Apa perbedaan gaya dan gerak?
2. Tuliskan 2 jenis kegiatan yang menggunakan gaya dorong!
3. Tuliskan 2 jenis kegiatan yang menggunakan gaya tarik!
4. Perubahan apa yang terjadi pada mobil mainan yang digerakkan dari
lambat ke cepat?
87
5. Apa yang terjadi pada bola yang ditendang?
6. Tuliskan jenis-jenis gaya yang kamu ketahui!
7. Berikan 2 contoh yang termasuk gaya gravitasi!
8. Berikan 2 contoh gaya listrik!
9.
Amatilah gambar diatas, kemudian jelaskan pengaruh gaya terhadap
gerak benda pada gambar tersebut.
88
10.
Bagaimana hubungan gaya dan gerak pada gambar diatas!
89
KUNCI JAWABAN
1. Gaya adalah tarikan atau dorongan yang dapat mempengaruhi
keadaan suatu benda sedangkan gerak adalah perpindahan kedudukan
suatu benda.
2. - Mendorong gerobak
- Menendang bola
3. - Menimba air
- Menurunkan layang-layang
4. Perubahan kecepatan pada benda tersebut
5. Bola akan mengalami percepatan atau perpindahan tempat.
6. Gaya otot, gaya gesek, dan gaya pegas.
7. - Buah yang jatuh dari pohonnya
- Bola yang melambung tinggi akan kembali ke tanah.
8. - Kipas angin yang bergerak ketika dihubungkan dengan sumber
energi listrik
- Energi panas yang dihasilkan setrika listrik
9. Gaya dapat mempengaruhi benda diam menjadi bergerak.
10. Hubungan gaya dengan gerak pada peristiwa menimba adalah gaya
yang dikerjakan pada saat menarik tali timba mengakibatkan ember
yang semula diam menjadi bergerak naik.
90
Lampiran A.4: Silabus Tematik Kelas IV SD
D. Kelas IV
Silabus ini adalah silabus untuk pembelajaran tematik terpadu. Setelah siswa mengikuti proses pembelajaran diharapkan siswa memiliki kompetensi sebagai berikut ini. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Siswa mampu: 1.1 Menerima makna hubungan bintang, rantai, pohon beringin, kepala
banteng, dan padi kapas pada lambang negara “Garuda Pancasila” sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa
2.1 Bersikap berani mengakui kesalahan, meminta maaf, memberi maaf, dan santun sebagaiperwujudan nilai dan moral Pancasila.
3.1 Memahami makna hubungan simbol dengan sila-sila Pancasila 4.1 Menjelaskan makna hubungan simbol dengan sila-sila Pancasila
sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari 1.2 Menghargai kewajiban dan hak warga masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari dalam menjalankan agama 2.2 Menunjukkan sikap disiplin dalam memenuhi kewajiban dan hak
sebagai warga masyarakat sebagai wujud cinta tanah air 3.2 Mengidentifikasi pelaksanaan kewajiban dan hak sebagai warga
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari 4.2 Menyajikan hasil identifikasi pelaksanaan kewajiban dan hak
sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari 1.3 Mensyukuri keberagaman umat beragama di masyarakat sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa dalam konteks Bhineka Tunggal Ika
2.3 Bersikap toleran dalam keberagaman umat beragama di masyarakat dalam konteks Bhinneka Tunggal Ika
3.3 Menjelaskan manfaat keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan sehari- hari
4.3 Mengemukakan manfaat keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan sehari- hari
1.4 Mensyukuri berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa
2.4 Menampilkan sikap kerja sama dalam berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan
3.4 Mengidentifikasi berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan
91
kesatuan; dan 4.4 Menyajikan berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial,
dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan; Bahasa Indonesia (BI) Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Untuk Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) dan Kompetensi inti 4 (Keterampilan) dicapai melalui Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia berikut ini. Siswa mampu: 3.1 Mencermati gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh
dari teks lisan, tulis, atau visual; 4.1 Menata informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan
antargagasan ke dalam kerangka tulis; 3.2 Mencermati keterhubungan antargagasan yang didapat dari teks
lisan, tulis, atau visual; 4.2 Menyajikan hasil pencermatan tentang keterhubungan antargagasan
ke dalam tulisan; 3.3 Menggali informasi dari seorang tokoh melalui wawancara
menggunakan daftar pertanyaan; 4.3 Melaporkan hasil wawancara menggunakan kosakata baku dan
kalimat efektif dalam bentuk teks tulis; 3.4 Membandingkan teks petunjuk penggunaan dua alat yang sama dan
berbeda; 4.4 Menyajikan petunjuk penggunaan alat dalam bentuk teks tulis dan
visual menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif 3.5 Menguraikan pendapat pribadi tentang isi buku sastra (cerita,
dongeng, dan sebagainya) 4.5 Mengomunikasikan pendapat pribadi tentang isi buku sastra
yang dipilih dan dibaca sendiri secara lisan dan tulis yang didukung oleh alasan
3.6 Menggali isi dan amanat puisi yang disajikan secara lisan dan tulis dengan tujuan untuk kesenangan;
4.6 Melisankan puisi hasil karya pribadi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat sebagai bentuk ungkapan diri;
3.7 Menggali pengetahuan baru yang terdapat pada teks nonfiksi;
92
4.7 Menyampaikan pengetahuan baru dari teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri;
3.8 Membandingkan hal yang sudah diketahui dengan yang baru diketahui dari teks nonfiksi;
4.8 Menyampaikan hasil membandingkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru secara tertulis dengan bahasa sendiri;
3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi; 4.9 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks
fiksi secara lisan, tulis, dan visual 3.10 Membandingkan watak masing-masing tokoh pada teks fiksi; dan 4.10 Menyajikan hasil membanding-kan watak setiap tokoh pada teks fiksi
secara lisan, tulis, dan visual Matematika (MAT) Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Untuk Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) dan Kompetensi inti 4 (Keterampilan) dicapai melalui Kompetensi Dasar Matematika berikut ini. Siswa mampu: 3.1 Menjelaskan pecahan-pecahan senilai dengan gambar dan model
konkret; 4.1 Mengidentifikasi pecahan-pecahan senilai dengan gambar dan
model konkret; 3.2 Menjelaskan berbagai bentuk pecahan (biasa, campuran, desimal,
dan persen) dan hubungan diantaranya; 4.2 Mengidentifikasi berbagai bentuk pecahan (biasa, campuran,
desimal, dan persen) dan hubungan diantaranya; 3.3 Menjelaskan dan melakukan penaksiran dari jumlah, selisih, hasil
kali, dan hasil bagi dua bilangan cacah maupun pecahan; 4.3 Menyelesaikan masalah penaksiran dari jumlah, selisih, hasil kali,
dan hasil bagi dua bilangan cacah maupun pecahan; 3.4 Menjelaskan faktor dan kelipatan suatu bilangan; 4.4 Mengidentifikasi faktor dan kelipatan suatu bilangan; 3.5 Menjelaskan bilangan prima; 4.5 Mengidentifikasi bilangan prima; 3.6 Menjelaskan dan menentukan faktor persekutuan, faktor
persekutuan terbesar (FPB), kelipatan persekutuan, dan kelipatan
93
persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari;
4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan faktor persekutuan, faktor persekutuan terbesar (FPB), kelipatan persekutuan, dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari;
3.7 Menjelaskan dan melakukan pembulatan hasil pengukuran panjang dan berat ke satuan terdekat;
4.7 Menyelesaikan masalah pembulatan hasil pengukuran panjang dan berat ke satuan terdekat;
3.8 Menganalisis sifat-sifat segibanyak beraturan dan segibanyak tidak beraturan
4.8 Mengidentifikasi segibanyak beraturan dan segibanyak tidak beraturan;
3.9 Menjelaskan dan menentukan keliling dan luas daerah persegi, persegipanjang, dan segitiga;
4.9 Menyelesaikan masalah berkaitan dengan keliling dan luas daerah persegi, persegipanjang, dan segitiga;
3.10 Menjelaskan hubungan antar garis (sejajar, berpotongan, berhimpit) menggunakan model konkret;
4.10 Mengidentifikasi hubungan antar garis (sejajar, berpotongan, berhimpit) menggunakan model konkret;
3.11 Menjelaskan data diri peserta didik dan lingkungannya yang disajikan dalam bentuk diagram batang
4.11 Mengumpulkan data diri peserta didik dan lingkungannya dan menyajikan dalam bentuk diagram batang
3.12 Menjelaskan dan menentukan ukuran sudut pada bangun datar dalam satuan baku dengan menggunakan busur derajat; dan
4.12 Mengukur sudut pada bangun datar dalam satuan baku dengan menggunakan busur derajat.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Untuk Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) dan Kompetensi inti 4 (Keterampilan) dicapai melalui Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Alam berikut ini. Siswa mampu:
94
3.1 Menganalisis hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh pada hewan dan tumbuhan;
4.1 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang bentuk dan fungsi bagian tubuh hewan dan tumbuhan;
3.2 Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta mengaitkan dengan upaya pelestariannya
4.2 Membuat skema siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup yang ada di lingkungan sekitarnya, dan slogan upaya pelestariannya;
3.3 Mengidentifikasi macam-macam gaya, antara lain: gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan
4.3 Mendemonstrasikan manfaat gaya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.
3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar
4.4 Menyajikan hasil percobaan tentang hubungan antara gaya dan gerak;
3.5 Mengidentifikasi berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari
4.5 Menyajikan laporan hasil pengamatan dan penelusuran informasi tentang berbagai perubahan bentuk energi;
3.6 Menerapkan sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indera pendengaran
4.6 Menyajikan laporan hasil percobaan tentang sifat-sifat bunyi 3.7 Menerapkan sifat-sifat cahaya dan keterkaitannya dengan indera
penglihatan; 4.7 Menyajikan laporan hasil percobaan tentang sifat-sifat cahaya 3.8 Menjelaskan pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian
sumber daya alam di lingkungannya 4.8 Melakukan kegiatan upaya pelestarian sumber daya alam bersama
orang-orang di lingkungannya. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Untuk Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) dan Kompetensi inti 4 (Keterampilan) dicapai melalui Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial berikut ini.
95
Siswa mampu: 3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya
alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi;
4.1 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi;
3.2 Mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia;
4.2 Menyajikan hasil identifikasi mengenai keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia;
3.3 Mengidentifikasi kegiatan ekonomi dalam meningkatkan kehidupan masyarakat di bidang pekerjaan, sosial, dan budaya di lingkungan sekitar sampai provinsi;
4.3 Menyajikan hasil identifikasi kegiatan ekonomi dalam meningkatkan kehidupan masyarakat di bidang pekerjaan, sosial, dan budaya di lingkungan sekitar sampai provinsi;
3.4 Mengidentifikasi kerajaan Hindu, Buddha dan Islam serta pengaruhnya pada kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan daerah setempat; dan
4.4 Menyajikan hasil identifikasi kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam serta pengaruhnya pada kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan daerah setempat.
Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Untuk Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) dan Kompetensi inti 4 (Keterampilan) dicapai melalui Kompetensi Dasar Seni Budaya dan Prakarya berikut ini. Siswa mampu: 3.1 Mengetahui gambar dan bentuk tiga dimensi dimensi; 4.1 Menggambar dan membentuk tiga dimensi; 3.2 Mengetahui tanda tempo dan tinggi rendah nada; 4.2 Menyanyikan lagu dengan memperhatikan tempo dan tinggi rendah
nada; 3.3 Mengetahui gerak tari kreasi daerah;
96
4.3 Meragakan gerak tari kreasi daerah; 3.4 Mengetahui karya seni rupa teknik tempel; dan 4.4 Membuat karya kolase, montase, aplikasi, dan mozaik. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Untuk Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) dan Kompetensi inti 4 (Keterampilan) dicapai melalui Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan berikut ini. Siswa mampu: 3.1 Memahami variasi gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan
manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam permainan bola besar sederhana dan atau tradisional;
4.1 Mempraktikkan variasi gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam permainan bola besar sederhana dan atau tradisional;
3.2 Memahami variasi gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam permainan bola kecil sederhana dan atau tradisional;
4.2 Mempraktikkan variasi gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam permainan bola kecil sederhana dan atau tradisional;
3.3 Memahami variasi gerak dasar jalan, lari, lompat, dan lempar melalui permainan/olahraga yang dimodifikasi dan atau olahraga tradisional;
4.3 Mempraktikkan variasi pola dasar jalan, lari, lompat, dan lempar melalui permainan/olahraga yang dimodifikasi dan atau olahraga tradisional;
3.4 Menerapkan gerak dasar lokomotor dan non-lokomotor untuk membentuk gerak dasar seni beladiri;
4.4 Mempraktikkan gerak dasar lokomotor dan non lokomotor untuk membentuk gerak dasar seni beladiri;
97
3.5 Memahami berbagai bentuk aktivitas kebugaran jasmani melalui berbagai bentuk latihan; daya tahan, kekuatan, kecepatan, dan kelincahan untuk mencapai berat badan ideal;
4.5 Mempraktikkan berbagai aktivitas kebugaran jasmani melalui berbagai bentuk latihan; daya tahan, kekuatan, kecepatan, dan kelincahan untuk mencapai berat badan ideal;
3.6 Menerapkan variasi dan kombinasi berbagai pola gerak dominan (bertumpu, bergantung, keseimbangan, berpindah/lokomotor, tolakan, putaran, ayunan, melayang, dan mendarat) dalam aktivitas senam lantai;
4.6 Mempraktikkan variasi dan kombinasi berbagai pola gerak dominan (bertumpu, bergantung, keseimbangan, berpindah/lokomotor, tolakan, putaran, ayunan, melayang, dan mendarat) dalam aktivitas senam lantai;
3.7 Menerapkan variasi gerak dasar langkah dan ayunan lengan mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan musik dalam aktivitas gerak berirama;
4.7 Mempraktikkan variasi gerak dasar langkah dan ayunan lengan mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan musik dalam aktivitas gerak berirama;
3.8 Memahami gerak dasar satu gaya renang; 4.8 Mempraktikkan gerak dasar satu gaya renang; 3.9 Memahami jenis cedera dan cara penanggulangannya secara
sederhana saat melakukan aktivitas fisik dan dalam kehidupan sehari-hari;
4.9 Mendemonstrasikan cara penanggulangan jenis cidera secara sederhana saat melakukan aktivitas fisik dan dalam kehidupan sehari-hari;
3.10 Menganalisis perilaku terpuji dalam pergaulan sehari-hari (antar teman sebaya, orang yang lebih tua, dan orang yang lebih muda); dan
4.10 Mendemonstrasikan perilaku terpuji dalam pergaulan sehari-hari (antar teman sebaya, orang yang lebih tua, dan orang yang lebih muda).
Pembelajaran tematik terpadu dalam satu kelas dikelompokkan menjadi beberapa tema dan setiap tema dibagi menjadi beberapa subtema.
98
1. Tema 8 : Tempat Tinggalku Alokasi waktu : 66 jam pelajaran
Pembelajaran Kompetensi Dasar yang akan dicapai
Materi Pokok
Subtema 1: Lingkungan Tempat Tinggalku (22 jam pelajaran)
Mengamati gambar/vidio/film yang menunjukkan toleransi antar umat beragama di suatu lingkungan
Membaca wacana dan menyimak penjelasan tentang keberagaman umat beragama di masyarakat dengan rasa peduli dan toleransi
Mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar tempat tinggal dan contoh perilaku toleransi terhadap pemeluk agama lain
Mencari informasi dari berbagai sumber tentang keberagaman umat beragama di lingkungan tempat tinggal dengan rasa ingin tahu dan peduli
Mendiskusikan bagaimana berinteraksi dengan orang sekitar tempat tinggal dengan rasa peduli dan toleransi
PPKn KD 1.3 PPKn KD 2.3 PPKn KD 3.3 PPKn KD 4.3
Keberagaman umat beragama di masyarakat
Membuat tulisan mengenai tokoh yang diidolakan siswa di keluarga atau lingkungan sekitar
Membaca teks tentang tokoh fiksi yang dikenal di lingkungan tempat tinggalnya
Menuliskan perwatakan tokoh dalam teks yang dibaca
BI KD 3.9 BI KD 4.9
Teks fiksi
Mengamati benda-benda yang bergerak di sekitarnya (bergerak akibat dorongan/tarikan, dilempar, pengaruh magnet, dan
IPA KD 3.4 IPA KD 4.4
Penyebab benda bergerak
99
Pembelajaran Kompetensi Dasar yang akan dicapai
Materi Pokok
lainnya) Membuat daftar benda-benda
yang bergerak dan bagaimana pergerakannya
Menggambarkan tempat tinggal siswa dengan teknis kolase
SBdP KD 3.4 SBdP KD 4.4
Teknik tempel dalam berkarya (Kolase)
Subtema 2: Keunikan Daerah Tempat Tinggalku (22 jam pelajaran)
Wacana dan menyimak penjelasan tentang keberagaman umat beragama di masyarakat dengan rasa peduli dan toleransi di daerah tempat tinggalku
Mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh umat beragama yang menjadi ciri khas daerah
Membaca teks fiksi yang berhubungan dengan legenda di daerah siswa
PPKn KD 1.1 PPKn KD 2.1 PPKn KD 3.1 PPKn KD 4.1
Keberagaman umat beragama di masyarakat
Membandingkan sifat tokoh dalam legenda yang dibaca.
Menuliskan kembali teks fiksi yang berhubungan dengan legenda di daerah siswa menggunakan bahasa sendiri
BI KD 3.10 BI KD 4.10
Membandingkan tokoh dan watak yang terdapat pada teks fiksi
Melakukan percobaan dan melaporkannya untuk menunjukkan perubahan gerak akibat gaya
IPA KD 3.4 IPA KD 4.4
Pengaruh gaya terhadap gerak benda
Melihat gambar/vidio/film yang menggambarkan potensi daerah kabupaten/kota di tempat tinggal siswa
IPS KD 3.1 IPS KD 4.1
Kondisi karakteristik alam yang ada di daerah
100
Pembelajaran Kompetensi Dasar yang akan dicapai
Materi Pokok
Mencari informasi mengenai keunikan penduduk dan karakteritik alam yang ada di daerah tempat tinggal siswa
Membuat klasifikasi karakteristik alam yang ada di daerahnya
tempat tinggal siswa
Membuat montase mengenai penduduk dan karakteristik alam di daerah tempat tinggalku
SBdP KD 3.4 SBdP KD 4.4
Teknik tempel dalam berkarya (Montase)
Subtema 3: Aku Bangga dengan Daerah Tempat Tinggalku (22 jam pelajaran)
Mengamati gambar/vidio/film terkait keragaman daerah di Indonesia.
Membaca teks mengenai keragaman karakteristik alam di daerah tempat tinggal siswa
Menuliskan karakteristik alam di daerah tempat tinggal dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan YME
IPS KD 3.1 IPS KD 4.1 PPKn KD 1.1 PPKn KD 2.1 PPKn KD 3.1 PPKn KD 4.1
Kondisi/karakteristik alam (iklim, bentuk muka bumi, flora, fauna)
Membaca teks fiksi mengenai legenda dari suatu daerah
Mempresentasikan hal-hal yang menumbuhkan rasa bangga terhadap daerah berdasarkan legenda yang dibaca
BI KD 3.9 BI KD 4.9
Teks fiksi
Melakukan percobaan dan melaporkannya untuk menunjukkan perubahan gerak akibat gaya
IPA KD 3.4 IPA KD 4.4
Pengaruh gaya terhadap gerak benda
Membaca teks informasi mengenai kependudukan (jumlah, kepadatan, persebaran) dan kegiatan ekonomi penduduk
IPS KD 3.1 IPS KD 4.1
Kondisi kependudukan (jumlah, kepadatan,
101
Pembelajaran Kompetensi Dasar yang akan dicapai
Materi Pokok
di provinsi tempat tinggal siswa Membuat ringkasan (dapat
dalam bentuk tabel) mengenai informasi kependudukan dan ekonomi di provinsinya
persebaran) Kegiatan
ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya alam
Membuat karya seni yang
menggambarkan aktivitas ekonomi di lingkungan sekitarnya dengan aplikasi dan mozaik dengan teknik menempel
SBdP KD 3.4 SBdP KD 4.4
Teknik tempel dalam berkarya (Mozaik)
102
Lampiran A.5: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SatuanPendidikan : SDI SONGKOLO Tema : 8. Daerah Tempat Tinggalku Sub Tema : 1. Lingkungan Tempat Tinggalku Pembelajaran ke- : 1 Kelas /Semester : IV/2 Alokasi Waktu : 2x35 Menit
A. KOMPETENSI INTI (KI)
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
IPA KompetensiDasar IndikatorPencapaianKompetensi
3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar.
3.4.1 Menjelaskan pengertian gaya dan gerak.
3.4.2 Menjelaskan perbedaan gaya dan gerak.
3.4.3 Melakukan percobaan tentang hubungan gaya dan gerak.
4.4 Menyajikan hasil percobaan tentang hubungan antara gaya dan gerak.
4.4.1 Menyajikan laporan hasil percobaan tentang gaya dan gerak.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan kegiatan bermain ayunan, siswa dapat mengetahui pengertian gaya dan gerak.
2. Dengan berdiskusi tentang perbedaan gaya dan gerak, siswa dapat menjelaskan perbedaan gaya dan gerak.
3. Dengan melakukan percobaan, siswa dapat mempraktekkan gaya dorong dan tarikan.
4. Dengan kegiatan menulis hasil percobaan mendorong dan menarik meja, siswa dapat menyajikan hasil percobaan tentang gaya dan gerak.
103
D. MATERI PEMBELAJARAN Penyebab Benda Bergerak
E. PENDEKATAN,METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN (PAILKEM)
Pendekatan Pembelajaran : PAILKEM Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok, tanya jawab, demonstrasi, dan
penugasan
F. MEDIA/ALAT, DAN SUMBER BELAJAR Media/ Alat : Ayunan,meja, pintu, gerobak.
Sumber Belajar : 1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas IV, Tema 8: Daerah Tempat Tinggalku. 2. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 3. Buku Penunjang yang sesuai 4. Lingkungan Sekitar
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendekatan PAILKEM Deskripsi Waktu
Pendahuluan
1. Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar, dan mengecek kehadiran siswa.
2. Membaca do’a bersama dipimpin oleh salah seorang siswa.
3. Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab pentingnya mengawali setiap kegiatan dengan doa.
4. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya. 5. Siswa diminta memeriksa kerapian diri. 6. Siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang tujuan, manfaat, dan aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
7. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pentingnya sikap disiplin yang akan dikembangkan dalam pembelajaran
15 menit
Kegiatan inti
Inovatif, Lingkungan dan menarik Aktif
1. Secara berpasangan siswa bermain ayunan di halaman sekolah.
2. Mengadakan tanya jawab tentang
bermain ayunan. 3. Guru mengonfirmasi dan mengapresiasi
jawaban siswa.
45menit
104
Kreatif Aktif Aktif
4. Secara berkelompok siswa melakukan percobaan 1 dan mendiskusikan tentang perbedaan gaya dan gerak.
5. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan ditanggapi kelompok lain.
6. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.
Penutup
1. Mengadakan evaluasi 2. Siswa bersama guru melakukan refleksi
atas pembelajaran yang telah berlangsung.
3. Menyanyikan salah satu lagu daerah. 4. Membaca do’a bersama.
10 menit
H. PENILAIAN
1. Penilaian Sikap Mencatat hal-hal menonjol (positif atau negatif ) yang ditunjukkan siswa dalam sikap disiplin.
2. Penilaian Pengetahuan Jawablah soal-soal dibawah ini dengan tepat! a. Jelaskan pengertian gaya dan gerak! b. Apa perbedaan gaya dan gerak!
3. Penilaian Keterampilan Menyajikan laporan hasil percobaan tentang gaya dan gerak
Siswa yang tuntas : orang
Siswa yang tidak tuntas : orang
Bontote’ne, 20 -1- 2020
Guru Kelas Mahasiswa
Sutiawati, S. Pd Murniati NIM. 105.06.02.057.17
Mengetahui
Kepala SDI Songkolo
Burhan, S.Pd NIP. 19650814 198803 1 015
105
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SatuanPendidikan : SDI SONGKOLO Tema : 8 Daerah Tempat Tinggalku Sub tema : 1. Lingkungan Tempat Tinggalku Pembelajaran ke- : 2 Kelas /Semester : IV/2 Alokasi Waktu : 2x35 Menit
A. KOMPETENSI INTI (KI) 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
IPA KompetensiDasar IndikatorPencapaianKompetensi
3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar.
3.4.4 Menjelaskan perubahan gerak akibat gaya.
4.4 Menyajikan hasil percobaan tentang hubungan antara gaya dan gerak.
4.4.2 Menyajikan hasil percobaan tentang pengaruh gaya dengan gerak.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan naik sepeda, Siswa mampu menjelaskan perubahan gerak akibat gaya.
2. Dengan menulis hasil percobaan,siswa dapat menyajikan hasil percobaan yang dilakukan tentang pengaruh gaya dengan gerak benda.
D. MATERI PEMBELAJARAN Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda
E. PENDEKATAN,METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : PAILKEM Metode Pembelajaran : Demonstrasi,Tanya jawab, diskusi kelompok dan
penugasan
106
F. MEDIA/ALAT, DAN SUMBER BELAJAR Media/Alat : Sepeda, meja, lemari dan lain-lain.
Sumber Belajar : 1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas IV, Tema 8: Daerah
Tempat Tinggalku. 2. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017).
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 3. Buku Penunjang yang sesuai
4. Lingkungan sekitar
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN (PAILKEM)
Kegiatan Pendekatan PAILKEM Deskripsi Alokasi
Waktu Pendahuluan 1. Kelas dibuka dengan salam,
menanyakan kabar, dan mengecek kehadiransiswa.
2. Membaca do’a bersama dipimpin oleh salah seorang siswa.
3. Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab pentingnya mengawali setiap kegiatan dengan doa.
4. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya. 5. Siswa diminta memeriksa kerapian diri. 6. Siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang tujuan, manfaat, dan aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
7. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pentingnya sikap disiplin
15 menit
Kegiatan inti Inovatif, Lingkungan dan menarik Aktif Kreatif Aktif Aktif
1. Secara bergantian siswa naik sepeda di lapangan.
2. Mengadakan tanya jawab. 3. Guru menginformasi dan mengapresiasi
jawaban siswa. 4. Secara berkelompok siswa melakukan
percobaan 2. 5. Setiap kelompok mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya dan ditanggapi kelompok lain.
6. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil percobaan.
45 menit
Penutup 1. Mengadakan evaluasi 2. Siswa bersama guru melakukan refleksi
atas pembelajaran yang telah berlangsung.
10 menit
107
3. Menyanyikan salah satu lagu nasional. 4. Kelas ditutup dengan do’a bersama.
H. PENILAIAN
1. Penilaian Sikap Mencatat hal-hal menonjol (positif atau negatif) yang ditunjukkan siswa dalam sikap disiplin.
2. Penilaian Pengetahuan
a. Apa perbedaan yang kamu rasakan saat mendorong meja sendiri dan berdua?
b. Bagaimana pergerakan meja saat didorong sendiri dan berdua?
3. Penilaian Keterampilan Menyajikan hasil percobaan tentang pengaruh gaya dengan gerak!
Siswa yang tuntas : orang
Siswa yang tidak tuntas : orang
Bontote’ne, 23-1- 2020
Guru Kelas Mahasiswa Sutiawati, S. Pd Murniati NIM. 105.06.02.057.17
Mengetahui Kepala SDI Songkolo
Burhan, S. Pd NIP. 19650814 198803 1 015
108
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SatuanPendidikan : SDI SONGKOLO Tema : 8. Daerah TempatTinggalku Sub tema : 2. Keunikan Daerah Tempat Tinggalku Pembelajaran ke- : 1 Kelas /Semester : IV/2 Alokasi Waktu : 2x35 Menit
A. KOMPETENSI INTI (KI)
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI IPA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar.
3.4.5 Menjelaskan pengaruh gaya terhadap gerakan benda.
3.4.6 Melakukan percobaan tentang pengaruh gaya gerak benda.
4.4 Menyajikan hasil percobaan tentang hubungan antara gaya dan gerak.
4.4.3 Menyajikan hasil percobaan tentang pengaruh gaya terhadap benda.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan kegiatan menendang bola secara berpasangan,siswa mampu menjelaskan pengaruh gaya terhadap gerakan benda.
2. Dengan kegiatan melakukan percobaan,siswa mampu menjelaskan bahwa semakin besar gaya yang diberikan maka gerakan benda itu semakin cepat.
D. MATERI PEMBELAJARAN Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda
E. PENDEKATAN,METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : PAILKEM Metode Pembelajaran : Demonstrasi, tanya jawab, diskusi kelompokdan pemberian tugas.
109
F. MEDIA/ALAT, DAN SUMBER BELAJAR (PAILKEM)
Media/Alat : Bola dan mobil mainan. Sumber Belajar :1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas IV, Tema 8: Daerah Tempat Tinggalku. 2. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Buku Penunjang yang sesuai 4. Lingkungan sekitar
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendekatan PAILKEM Deskripsi Alokasi
Waktu Pendahuluan 1. Kelas dibuka dengan salam,
menanyakan kabar, dan mengecekkehadiransiswa.
2. Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah seorang siswa.
3. Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab pentingnya mengawali setiap kegiatan dengan doa.
4. Siswa diajak menyanyikan Lagu Indonesia Raya.
5. Siswa diminta memeriksa kerapian diri.
6. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan, manfaat, dan aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
7. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pentingnya sikap disiplin.
15 menit
Kegiatan inti Inovatif, Lingkungan dan menarik Aktif Kreatif Aktif Aktif
1. Secara berpasangan siswa bermain bola di lapangan.
2. Mengadakan tanya jawab. 3. Guru mengonfirmasi dan
mengapresiasi jawaban siswa. 4. Secara berkelompok siswa
melakukan percobaan 3. 5. Setiap kelompok mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya dan ditanggapi kelompok lain.
6. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil percobaan.
45 menit
110
Penutup
1. Mengadakan evaluasi. 2. Siswa bersama guru melakukan
refleksi atas pembelajaran yang berlangsung.
3. Menyanyikan salah satu lagu daerah.
4. Membaca do’a bersama.
10 menit
H. PENILAIAN
1. Penilaian Sikap Mencatat hal-hal menonjol (positif atau negatif ) yang ditunjukkan siswa dalam sikap disiplin.
2. Penilaian Pengetahuan a. Apa yang terjadi pada bola yang ditendang? b. Jelaskan salah satu pengaruh gaya terhadap benda!
3. Penilaian Keterampilan Menyajikan hasil percobaan tentang pengaruh gaya terhadap gerak benda.
Siswa yang tuntas : orang Siswa yang tidak tuntas : orang
Bontote’ne, 27 - 1 - 2020
Guru Kelas Mahasiswa Sutiawati, S. Pd Murniati NIM. 105.06.02.057.17
Mengetahui Kepala SDI Songkolo
Burhan, S. Pd NIP. 19650814 198803 1 015
111
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SatuanPendidikan : SDI SONGKOLO Tema : 8.Daerah TempatTinggalku Sub tema : 2 Keunikan Daerah Tempat Tinggalku Pembelajaran ke- : 2 Kelas /Semester : IV/2 Alokasi Waktu : 2x35 Menit
A. KOMPETENSI INTI (KI)
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
IPA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar.
3.4.7 Menuliskan berbagai contoh pengaruh gaya terhadap gerak benda.
4.4 Menyajikan hasil percobaan tentang hubungan gaya dengan gerak.
4.4.4 Menyajikan hasil percobaan tentang pengaruh gaya terhadap gerak benda.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan kegiatan mencari berbagai gambar peristiwa gerakan benda,siswa mampu menuliskan berbagai contoh pengaruh gaya terhadap gerakan benda di lingkungan sekitar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda
E. PENDEKATAN,METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN Pendekatan Pembelajaran : PAILKEM Metode Pembelajaran : Demonstrasi, tanya jawab, diskusi kelompokdan pemberia tugas.
112
F. MEDIA/ALAT, DAN SUMBER BELAJAR
Media/Alat : Gambar peristiwa gerakan benda Sumber Belajar : 1.Buku Guru dan Buku Siswa Kelas IV, Tema 8: Daerah Tempat Tinggalku.
2. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). 3. Buku Penunjang yang sesuai 4. Lingkungan sekitar
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendekatan PAILKEM Deskripsi Alokasi
Waktu Pendahuluan 1. Kelas dibuka dengan salam,
menanyakan kabar, dan mengecekkehadiransiswa.
2. Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah seorang siswa.
3. Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab pentingnya mengawali setiap kegiatan dengan doa.
4. Siswa diajak menyanyikan Lagu Indonesia Raya.
5. Siswa diminta memeriksa kerapian diri. 6. Siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang tujuan, manfaat, dan aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
7. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pentingnya sikap disiplin.
15 menit
Kegiatan inti Inovatif, Lingkungan dan menarik Aktif Kreatif Aktif Aktif
1. Setiap siswa mencari gambar peristiwa gerakan benda yang terdapat dilingkungan sekitar.
2. Mengadakan tanya jawab. 3. Guru mengonfirmasi dan mengapresiasi
jawaban siswa. 4. Secara berkelompok siswa mengerjakan
lembar kerja 4 yang disiapkan. 5. Setiap kelompok mempresentasikan
hasil kerja kelompok 6. Guru bersama siswa menyimpulkan
materi pelajaran.
45 menit
Penutup 1. Mengadakan evaluasi. 2. Siswa bersama guru melakukan refleksi
atas pembelajaran yang berlangsung. 3. Menyanyikan salah satu lagu daerah. 4. Membaca do’a bersama.
10 menit
113
H. PENILAIAN 1. Penilaian Sikap
Mencatat hal-hal menonjol (positif atau negatif ) yang ditunjukkan siswa dalam sikap disiplin.
2. Penilaian Pengetahuan Tuliskan 5 contoh peristiwa gerakan benda!
3. Penilaian Keterampilan
Menyajikan hasil percobaan tentang pengaruh gaya dengan gerak!
Siswa yang tuntas : orang Siswa yang tidak tuntas : orang
Bontote’ne, 30 – 1 - 2020
Guru Kelas Mahasiswa Sutiawati, S. Pd Murniati NIM. 105.06.02.057.17
Mengetahui Kepala SDI Songkolo
Burhan, S. Pd NIP. 19650814 198803 1 015
114
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SatuanPendidikan : SDI Songkolo Tema : 8. Daerah Tempat Tinggalku Sub tema : 3.Lingkungan Tempat Tinggalku Pembelajaran ke- : 1 Kelas /Semester : IV/2 Alokasi Waktu : 2x35 Menit
A. KOMPETENSI INTI (KI)
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
IPA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar.
3.4.8 Menjelaskan hubungan gaya dan gerak.
4.4 Menyajikan hasil percobaan tentang hubungan antara gaya dan gerak.
4.4.5 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentanggaya dan gerak
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan kegiatan mengamati peristiwa di lingkungan sekitar yang berkaitan dengan gaya dan gerak, siswa mampu menjelaskan hubungan antara gaya dan gerak dalam kehidupan sehari-hari.
D. MATERI PEMBELAJARAN
HubunganAntara Gaya danGerak E. PENDEKATAN,METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : PAILKEM Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok,tanya jawab, demonstrasi dan pemberian tugas.penugasan
115
F. MEDIA/ALAT, DAN SUMBER BELAJAR Media/Alat :Pintu, bola, plastising dan sepeda. Sumber Belajar : 1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas IV, Tema 8: Daerah Tempat Tinggalku.
2. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Buku Penunjang yang sesuai 4. Lingkungan sekitar
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendekatan PAILKEM Deskripsi Alokasi
Waktu Pendahuluan 1. Kelas dibuka dengan salam, menanyakan
kabar, dan mengecek kehadiran siswa. 2. Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin
oleh salah seorang siswa. 3. Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab
pentingnya mengawali setiap kegiatan dengan doa.
4. MenyanyikanLaguIndonesia Raya. 5. Siswa diminta memeriksa kerapian diri. 6. Siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang tujuan, manfaat, dan aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
7. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pentingnya sikap disiplin yang akan dikembangkan dalam pembelajaran
15 menit
Kegiatan inti Inovatif, Lingkungan dan menarik Aktif Kreatif Aktif Aktif
1. Siswa mengamati peristiwa di lingkungan sekitar yang berkaitan dengan hubungan antara gaya dan gerak.
2. Mengadakan tanya jawab. 3. Guru mengonfirmasi dan mengapresiasi
jawaban siswa. 4. Secara berkelompok siswa mengerjakan
lembar kerja 5 yaitu laporan hasil pengamatan.
5. Setiap kelompok mempresentasikan hasil pengamatannya dan ditanggapi oleh kelompok lain.
6. Guru bersama siswa menyimpulkan laporan hasil pengamatan.
45 menit
Penutup 1. Mengadakan evaluasi. 2. Siswa bersama guru melakukan refleksi
atas pembelajaran pada hari ini. 3. Menyanyikan salah satu lagu daerah. 4. Membaca do’a bersama.
10 menit
116
H. PENILAIAN a. Penilaian Sikap
Mencatat hal-hal menonjol (positif atau negatif ) yang ditunjukkan siswa dalam sikap disiplin.
2. Penilaian Pengetahuan Jawablah soal-soal dibawah ini dengan tepat!
a. Jelaskan hubungan antara gaya dan gerak! b. Berikan contohnya masing-masing dari setiap penjelasan!
3. Penilaian Keterampilan Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang gaya dan gerak.
Siswa yang tuntas : orang
Siswa yang tidak tuntas : orang
Bontote’ne, 3 – 2 - 2020
Guru Kelas Mahasiswa Sutiawati, S. Pd Murniati NIM. 105.06.02.057.17
Mengetahui
Kepala SDI Songkolo
Burhan, S. Pd NIP.19650814 198803 1 015
117
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SDI SONGKOLO Tema : 8. Daerah Tempat Tinggalku Sub tema : 3. Bangga Terhadap Daerah Tempat Tinggalku Pembelajaran ke- : 2 Kelas /Semester : IV/2 Alokasi Waktu : 6x35 Menit
A. KOMPETENSI INTI (KI)
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
IPA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sektar.
3.4.9 Mengidentifikasi hubungan antara gaya dan gerak dalam berbagai peristiwa.
4.4 Menyajikan hasil percobaan tentang hubungan gaya dengan gerak.
4.4.4 Menyajikan hasil percobaan tentang hubungan antara gaya dan gerak.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan kegiatan mengamati berbagai peristiwa sehari-hari, siswa mampu mengidentifikasi hubungan antara gaya dan gerak dalam berbagai peristiwa.
2. Dengan kegiatan mencoba mempraktikkan permainan ketapel, siswa mampu membuktikan adanya hubungan antara gaya dan gerak.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Hubungan Antara Gaya dan Gerak
E. PENDEKATAN,METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN (PAILKEM) Pendekatan Pembelajaran : PAILKEM Metode Pembelajaran : Demonstrasi,tanya jawab, diskusi kelompok dan penugasan. Model Pembelajaran : Example non Examples Direction Instruction
118
F. MEDIA/ALAT, DAN SUMBER BELAJAR (PAILKEM) Media/Alat : 1. Benda Tiga Dimensi
2. Ketapel dan katrol
Sumber Belajar: 1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas IV, Tema 8: Daerah Tempat Tinggalku.
2. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Buku Penunjang yang sesuai. 4. Lingkungan sekitar
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN (PAILKEM)
Kegiatan Pendekatan PAILKEM Deskripsi Alokasi
Waktu Pendahuluan a. Kelas dibuka dengan salam,
menanyakan kabar, dan mengecekkehadiransiswa.
b. Membaca do’a dipimpin oleh salah seorang siswa.
c. Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab pentingn ya mengawali setiap kegiatan dengan doa.
d. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya. e. Siswa diminta memeriksa kerapian diri. f. Siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang tujuan, manfaat, dan aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
g. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pentingnya sikap disiplin.
15 menit
Kegiatan inti Inovatif, Lingkungan dan menarik Aktif Kreatif Aktif Aktif
1. Siswa bermain ketapel di luar kelas.
2. Mengadakan tanya jawab 3. Guru mengonfirmasi dan
mengapresiasi jawaban siswa. 4. Secara berkelompok mengerjakan
lembar kegiatan 6 yang sudah disiapkan.
5. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing dan ditanggapi kelompok lain.
6. Guru bersama siswa meyimpulkan hasil kerja kelompok.
7. Siswa mengadakan latihan.
185 menit
119
Penutup 1. Mengadakan evaluasi. 2. Siswa bersama guru melakukan refleksi
atas pembelajaran yang telah berlangsung.
3. Menyanyikan salah satu lagu daerah. 4. Membaca do’a bersama.
10 menit
H. PENILAIAN (PAILKEM)
1. Penilaian Sikap Mencatat hal-hal menonjol (positif atau negatif ) yang ditunjukkan siswa dalam sikap disiplin.
2. Penilaian Pengetahuan a. Jelaskan hubungan gaya dan gerk pada peristiwa bermain katapel! b. Jelaskan pula hubungan gaya dan gerak pada peristiwa menimba air!
3. Penilaian Keterampilan
Menyajikan hasil percobaan tentang hubungan gaya dengan gerak!
Siswa yang tuntas : orang Siswa yang tidak tuntas : orang
Bontote’ne, 6 – 2 - 2020 Guru Kelas Mahasiswa Sutiawati, S.Pd Murniati NIM. 105.06.02.057.17
Mengetahui Kepala SDI Songkolo
Burhan, S.Pd NIP.19650814 198803 1 015
120 Lampiran A.6: Lembar Kerja Siswa
Mendorong dan Menarik Meja
Langkah kegiatan :
1. Letakkan meja di tempat cukup luas.
2.
Doronglah meja itu.
Amati yang terjadi pada meja itu.
3.
Tariklah meja itu.
Amati yang terjadi pada meja itu.
Percobaan
Tujuan : Membedakan gaya dan gerak
Alat : Meja
Pertemuan 1
121 Lampiran A.6: Lembar Kerja Siswa
Tulislah hasil percobaanmu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Apa yang terjadi pada meja saat didorong?
2. Kemana arah meja saat didorong?
3. Apa yang terjadi pada meja saat ditarik?
4. Kemana arah meja saat ditarik?
122 Lampiran A.6: Lembar Kerja Siswa
LEMBAR KERJA SISWA
Bersama kelompokmu diskusikan perbedaan gaya dan gerak. Tuliskan hasil diskusi pada kolom berikut! No Gaya Gerak
123
Mendorong Sendiri dan Bersama Teman
Langkah kegiatan :
1. Letakkan meja di tempat cukup luas.
2.
Dorong meja secara sendiri dengan kekuatan penuh.
Perhatikan gerakan meja.
Apa yang kamu rasakan?
3.
Dorong meja bersama temanmu.
Gunakan kekuatan penuh seperti saat mendorong sendirian.
Perhatikan gerakan meja.
Apa yang kamu rasakan?
Percobaan
Tujuan : Mengetahui perubahan gerak akibat gaya
Alat : Meja
Pertemuan 2
124
Tulislah hasil percobaanmu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Apa perbedaan yang kamu rasakan saat mendorong meja sendiri dan berdua?
..........................................................................................................................
..............
..........................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
............................................
2. Bagaimana pergerakan meja saat disorong sendiri dan berdua?
..........................................................................................................................
..............
..........................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
............................................
3. Apa yang terjadi pada meja saat ditarik?
..........................................................................................................................
..............
..........................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
...........................................
125
Menarik Mobil Mainan
Tujuan : Mengetahui pengaruh gaya terhadap gerakan benda
Alat : Mobil mainan
Langkah kegiatan :
1. Siapkan sebuah mobil mainan.
2. Ikat bagian depan mobil mainan dengan seutas tali.
3. Tarik mobil mainan perlahan, lalu semakin lama semakin cepat.
4. Tarik mobil mainan lurus ke depan, lalu belokkan arah mobil mainan.
Tulislah hasil percobaanmu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Apakah terdapat perubahan pada mobil mainan yang digerakkan dari lambat ke cepat?
..........................................................................................................................
..............
..........................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.............................
2. Perubahan apa yang terjadi pada mobil mainan yang digerakkan dari lambat ke
cepat?Jelaskan!
..........................................................................................................................
..............
..........................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
............................................
Percobaan
Pertemuan 3
126
3. Kamu menarik mobil mainan dari lambat ke cepat dengan gaya. Apa kesimpulan yang kamu peroleh dari kegiatan ini?
..........................................................................................................................
..............
..........................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
..........................................
4. Apakah terdapat perubahan pada mobil mainan yang ditarik lurus kemudian dibelokkan?
..........................................................................................................................
..............
..........................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.............................
5. Perubahan apa yang terjadi pada mobil mainan yang ditarik lurus kemudian
dibelokkan? Jelaskan!
..........................................................................................................................
..............
..........................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
............................................
6. Kamu menarik mobil mainan dari dari lurus, lalu berbelok dengan gaya. Apa
kesimpulan yang kamu peroleh? ..........................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.............................................
127
Petunjuk! Diskusikan dengan anggota kelompokmu masing-masing. Kemudian tempelkan gambar yang telah kamu peroleh pada kotak dalam tabel berikut! Berilah keterangan mengenai pengaruh gaya terhadap gerak bendanya!
No Peristiwa Gerak Benda Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda
Nama Kelompok:
1. ............................. 2. ............................. 3. ............................. 4. ............................. 5. .............................
Lembar Kegiatan Siswa
Pertemuan 4
128
Petunjuk! Amatilah peristiwa di lingkunganmu yang berkaitan dengan hubungan antara gaya dan gerak. Tuliskan hasil pengamatanmu pada kotak berikut!
Nama Kelompok:
1. ............................. 2. ............................. 3. ............................. 4. ............................. 5. .............................
Lembar Kegiatan Siswa
Objek atau peristiwa yang diamati
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
Hasil pengamatan berupa hubungan gaya dan gerak sesuai peristiwa
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
Pertemuan 5
129
Petunjuk! Amatilah gambar di bawah ini. Diskusikan dengan anggota kelompokmu masing-masing, kemudian tentukan hubungan gaya dan gerak pada masing-masing gambar peristiwa tersebut!
No Gambar Peristiwa di Lingkungan Sekitar Hubungan Gaya dan Gerak pada Peristiwa
1.
Anak bermain ketapel
2.
Paman menimba dengan ember
Lembar Kegiatan Siswa
Pertemuan 6
130
3.
Perajin membuat gerabah
Nama Kelompok:
1. ............................. 2. ............................. 3. ............................. 4. ............................. 5. .............................
131
Lampiran A.7: Lembar Validasi
132
133
134
135
136
137
138
139
Lampiran B.1: Lembar Persetujuan Perbaikan Ujian Seminar Proposal
140
Lampiran B.1: Lembar Persetujuan Perbaikan Ujian Seminar Proposal
141
Lampiran B.2: Lembar Persetujuan Perbaikan Ujian Seminar Proposal
142
Lampiran B.2: Lembar Persetujuan Perbaikan Ujian Seminar Proposal
143
Lampiran B.3: Permohonan Izin Penelitian (Universitas)
144
Lampiran B.4: Permohonan Izin Penelitian (PTSP)
145
Lampiran B.5: Permohonan Izin Penelitian (Dinas Pendidikan)
146
Lampiran C.1: Tabel Utama Nilai Pretes Minat Belajar IPA Kelas Eksperimen
HASIL ANALISIS ANGKET PRE-TEST KELAS EKSPERIMEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 331 AS 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 2 2 2 4 3 4 3 2 2 3 2 4 2 3 4 4 4 2 2 3 2 2 4 100 3,03 Sedang2 AH 4 4 3 3 5 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 121 3,67 Tinggi3 AKM 3 4 3 4 2 4 4 3 2 4 4 2 4 3 4 2 4 5 4 3 4 4 2 3 4 3 4 4 2 4 2 3 3 110 3,33 Sedang4 AA 3 3 4 4 5 3 5 3 4 3 2 4 3 4 4 2 5 4 2 3 5 5 1 2 4 4 4 4 3 4 4 4 5 119 3,61 Tinggi5 AS 1 4 2 2 4 3 4 2 2 4 1 2 3 4 4 2 1 2 3 2 3 4 3 4 5 4 5 3 2 5 1 2 5 98 2,97 Sedang6 A 2 3 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 2 2 4 4 4 4 1 4 2 2 4 107 3,24 Sedang7 AAB 2 4 4 3 3 4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 1 3 2 2 4 3 3 2 2 4 3 4 4 2 4 2 3 4 102 3,09 Sedang8 DS 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 3 3 4 5 4 4 2 4 3 3 4 4 2 3 4 5 5 3 4 4 4 4 5 127 3,85 Tinggi9 D 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 124 3,76 Tinggi
10 FA 3 4 3 2 4 3 4 3 2 2 2 2 2 3 4 2 4 1 2 2 4 4 1 3 4 3 5 4 4 4 3 4 4 101 3,06 Sedang11 HP 2 3 4 4 3 4 3 2 4 2 2 4 3 2 4 1 4 4 4 2 1 2 1 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 100 3,03 Sedang12 IS 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 5 1 4 2 4 2 4 2 3 4 4 4 4 1 4 2 4 4 112 3,39 Sedang13 M 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4 3 5 3 3 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 133 4,03 Tinggi14 MM 3 4 4 4 3 3 4 3 2 4 2 4 3 4 3 4 4 4 1 2 2 4 1 3 4 4 4 2 4 2 2 4 2 103 3,12 Sedang15 MAR 2 4 1 1 3 2 4 2 1 2 1 3 2 3 4 4 4 2 4 2 3 4 1 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 96 2,91 Sedang16 MAA 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 2 5 3 2 4 5 2 4 4 4 5 4 3 4 4 5 4 133 4,03 Tinggi17 MAM 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 3 3 4 4 5 5 2 5 2 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 136 4,12 Tinggi18 MF 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 2 4 4 4 2 2 4 4 5 4 3 3 4 3 4 118 3,58 Tinggi19 MF 4 4 3 4 4 4 5 4 4 5 1 4 4 5 4 4 2 5 4 1 3 4 1 4 5 4 5 4 3 3 4 4 3 122 3,7 Tinggi20 MFR 2 2 3 2 4 3 4 3 4 1 3 3 4 4 3 3 2 2 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 1 4 2 2 2 99 3 Sedang21 MII 2 4 2 3 2 2 4 1 4 2 4 1 3 4 4 2 3 2 1 3 4 4 1 4 3 4 4 2 3 4 3 2 2 93 2,82 Sedang22 MR 3 3 4 2 2 4 5 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 2 3 1 3 3 5 4 4 2 2 3 3 2 1 104 3,15 Sedang23 MA 4 4 2 2 3 3 4 2 4 4 4 3 5 4 3 4 5 4 2 2 3 4 1 4 4 4 5 4 2 4 3 4 4 114 3,45 Sedang24 MA 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 5 4 4 3 3 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 135 4,09 Tinggi25 MI 3 4 2 2 3 2 4 3 2 1 1 2 2 4 4 4 3 2 2 2 4 3 4 3 4 4 3 4 2 4 2 4 5 98 2,97 Sedang26 NAA 2 4 1 2 4 2 4 2 2 1 2 2 2 3 3 3 1 1 3 2 2 4 1 2 4 4 4 4 1 4 3 2 1 82 2,48 Rendah27 ZS 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 5 4 5 4 5 4 3 3 3 3 4 4 5 133 4,03 Tinggi
No Butir AngketNama SiswaNo Nilai KetTotal
147
Lampiran C.2: Tabel Utama Nilai Posttes Minat Belajar IPA Kelas Eksperimen
HASIL ANALISIS ANGKET POST-TEST KELAS EKSPERIMEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 331 AS 4 5 4 4 5 4 3 4 3 3 2 2 3 4 3 4 3 2 2 3 2 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 112 3,39 Sedang2 AH 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 151 4,58 Sangat Tinggi3 AKM 5 4 5 5 4 5 4 3 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 149 4,52 Sangat Tinggi4 AA 5 4 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 143 4,33 Tinggi5 AS 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 3 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 148 4,48 Tinggi6 A 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 146 4,42 Tinggi7 AAB 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 144 4,36 Tinggi8 DS 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 152 4,61 Sangat Tinggi9 D 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 141 4,27 Tinggi
10 FA 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 126 3,82 Tinggi
11 HP 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 128 3,88 Tinggi12 IS 4 5 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 5 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 126 3,82 Tinggi13 M 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 3 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 138 4,18 Tinggi14 MM 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 130 3,94 Tinggi15 MAR 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 125 3,79 Tinggi16 MAA 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 150 4,55 Sangat Tinggi17 MAM 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 151 4,58 Sangat Tinggi18 MF 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 5 4 4 4 4 2 4 5 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 132 4 Tinggi19 MF 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 3 3 4 3 4 3 4 5 4 3 3 4 4 3 129 3,91 Tinggi20 MFR 5 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 127 3,85 Tinggi21 MII 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 125 3,79 Tinggi22 MR 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 121 3,67 Tinggi23 MA 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 127 3,85 Tinggi24 MA 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 153 4,64 Sangat Tinggi25 MI 4 5 5 5 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 5 3 4 5 133 4,03 Tinggi26 NAA 5 4 5 4 4 4 5 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 4 4 4 3 130 3,94 Tinggi27 ZS 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 139 4,21 Tinggi
No Nama SiswaNo Butir Angket
Nilai KetTotal
148
Lampiran C.3: Tabel Utama Nilai Pretes Minat Belajar IPA Kelas Kontrol
HASIL ANALISIS ANGKET PRE-TEST KELAS KONTROL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 331 AR 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 4 2 2 4 3 4 3 2 4 3 2 4 4 3 4 4 4 2 4 3 2 4 4 110 3.33 Sedang2 MIFMN 4 3 3 3 5 2 4 4 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 3 2 2 4 1 3 3 3 4 3 1 4 2 3 4 93 2.82 Sedang3 MN 3 4 3 1 2 4 4 3 2 4 4 2 4 3 4 2 4 5 4 3 4 4 2 3 4 3 4 4 2 4 2 3 3 107 3.24 Sedang4 MN 3 3 4 1 5 3 5 3 1 3 2 3 3 2 4 2 5 4 2 3 5 2 1 2 3 3 4 4 1 4 1 4 5 100 3.03 Sedang5 MR 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 2 3 4 4 4 5 5 3 4 5 4 3 4 5 4 5 3 2 5 4 2 5 133 4.03 Tinggi6 MT 3 3 3 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 130 3.94 Tinggi7 MR 2 4 4 3 3 4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 2 2 4 3 3 2 2 4 3 4 4 2 4 4 3 4 106 3.21 Sedang8 M 5 4 4 3 4 3 2 2 4 2 3 3 1 5 4 1 2 4 3 3 1 4 2 3 4 2 2 3 4 3 3 4 3 100 3.03 Sedang9 NS 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 113 3.42 Sedang
10 N 3 4 3 2 4 3 4 3 2 2 2 2 2 3 4 2 4 1 2 2 4 4 1 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 98 2.97 Sedang11 NS 2 3 4 4 3 4 3 2 4 2 2 4 3 2 4 1 4 4 4 2 1 2 1 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 100 3.03 Sedang12 NAF 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 5 3 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 129 3.91 Tinggi13 NAS 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 126 3.82 Tinggi14 NF 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 2 4 3 4 3 4 4 4 1 2 2 4 1 3 3 4 4 2 4 2 2 3 2 100 3.03 Sedang15 NW 2 4 1 1 3 2 4 2 1 2 2 3 2 3 4 4 4 2 4 2 3 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 103 3.12 Sedang16 NZR 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 3 2 4 5 2 4 4 3 3 4 3 4 4 5 4 125 3.79 Tinggi17 RA 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 3 3 4 4 4 5 2 5 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 133 4.03 Tinggi18 RAZ 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 115 3.48 Sedang19 RA 2 3 3 4 4 4 2 4 3 4 1 4 4 3 4 4 2 3 4 1 3 3 2 4 5 4 5 2 3 3 2 4 3 106 3.21 Sedang20 RY 4 4 3 4 4 3 5 3 4 4 3 3 4 5 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 124 3.76 Tinggi21 SKI 4 4 2 3 4 2 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 3 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 3 4 4 113 3.42 Tinggi22 SAP 3 3 4 2 2 4 5 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 2 3 1 3 3 5 4 4 2 3 3 3 2 4 108 3.27 Sedang23 SR 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 5 4 3 4 5 4 4 2 3 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 4 4 126 3.82 Tinggi24 SM 3 3 3 3 2 2 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 1 3 4 3 4 2 2 4 2 4 3 2 104 3.15 Sedang25 SR 3 4 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 111 3.36 Sedang26 WR 3 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 2 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 4 117 3.55 Tinggi27 YR 4 3 4 3 4 2 2 4 2 3 4 4 2 4 3 4 2 3 4 3 3 4 5 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 110 3.33 Sedang
No Butir AngketNama SiswaNo Nilai KetTotal
149
Lampiran C.4: Tabel Utama Nilai Posttes Minat Belajar IPA Kelas Kontrol
HASIL ANALISIS ANGKET POST-TEST KELAS KONTROL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 331 AR 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 2 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 119 3.61 Tinggi
2 MIF 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 130 3.94 Tinggi
3 MN 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 123 3.73 Tinggi4 MN 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 119 3.61 Tinggi
5 MR 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 149 4.52 Sangat Tinggi6 MT 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 144 4.36 Tinggi7 MR 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 119 3.61 Tinggi8 M 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 128 3.88 Tinggi9 NS 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 136 4.12 Tinggi
10 N 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 4 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 112 3.39 Sedang
11 NS 4 4 3 3 4 3 4 4 2 4 3 2 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 2 4 3 3 4 4 4 3 4 2 4 110 3.33 Sedang
12 NAF 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 139 4.21 Tinggi13 NAS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 5 4 4 4 4 129 3.91 Tinggi14 NF 5 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 114 3.45 Sedang15 NW 4 3 4 4 3 3 4 4 2 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 117 3.55 Tinggi16 NZR 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 129 3.91 Tinggi17 RA 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 152 4.61 Sangat Tinggi18 RAZ 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 126 3.82 Tinggi19 RA 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 2 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 115 3.48 Sedang20 RY 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 132 4 Tinggi
21 SKI 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 136 4.12 Tinggi
22 SAP 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 121 3.67 Tinggi
23 SR 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 3 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 140 4.24 Tinggi24 SM 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 125 3.79 Tinggi25 SR 5 5 5 4 4 4 4 4 3 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3 5 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 130 3.94 Tinggi26 WR 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 129 3.91 Tinggi27 YR 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 125 3.79 Tinggi
No Nama SiswaNo Butir Angket
Nilai KetTotal
150
Lampiran C.5: Tabel Utama Nilai Pretes Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen
PRE-TEST HASIL BELAJAR IPA KELAS EKSPERIMEN
Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : IV.B/2
NamaBobot Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 AS 3 2 2 3 1 3 2 2 0 2 20 67
2 AHA 1 3 2 2 3 2 2 3 3 3 24 80
3 AKM 2 3 3 2 3 2 3 2 1 1 22 73
4 AA 1 2 3 3 2 3 3 2 3 2 24 80
5 AS 3 2 2 3 0 3 2 3 2 1 21 70
6 A 3 2 3 2 3 1 2 1 3 3 23 77
7 AAB 2 3 3 2 2 2 3 2 1 2 22 73
8 DS 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 26 87
9 D 2 3 2 1 3 3 3 3 2 3 25 83
10 FA 1 2 3 2 2 3 2 2 3 3 23 77
11 HP 3 1 3 2 1 3 3 1 3 2 22 73
12 IS 2 3 2 3 3 1 3 2 1 3 23 77
13 M 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 26 87
14 MM 3 2 3 2 1 3 1 2 2 3 22 73
15 MAR 1 3 2 3 3 1 3 1 1 2 20 67
16 MAA 3 2 1 3 3 3 1 2 3 3 24 80
17 MAM 2 3 3 2 3 3 3 3 2 1 25 83
18 MF 2 2 3 3 0 2 3 2 3 2 22 73
19 MF 3 2 1 3 2 3 3 3 2 2 24 80
20 MFR 2 3 3 1 3 0 2 3 3 2 22 73
21 MII 1 3 2 2 3 2 3 0 2 0 18 60
22 MR 3 2 1 3 2 3 2 3 3 0 22 73
23 MA 3 2 3 0 2 3 2 2 3 3 23 77
24 MA 2 3 2 3 2 1 3 2 3 3 24 80
25 MI 3 2 3 2 3 0 0 2 3 3 21 70
26 MAA 2 3 1 3 3 2 3 0 0 2 19 63
27 ZS 1 3 2 3 1 3 2 3 3 3 24 80
Nomor SoalNo Skor Nilai
22 73
21 70 2 2
2
151
Lampiran C.6: Tabel Utama Nilai Posttes Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen
POST-TEST HASIL BELAJAR IPA KELAS EKSPERIMEN
Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : IV.B/2
NamaBobot Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 AS 2 3 2 1 3 3 2 2 3 2 23 77
2 AHA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 100
3 AKM 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 27 90
4 AA 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 26 87
5 AS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 28 93
6 A 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 27 90
7 AAB 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 28 93
8 DS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 100
9 D 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 28 93
10 FA 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 25 83
11 HP 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 27 90
12 IS 3 2 3 3 3 2 3 3 1 3 26 87
13 M 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 28 93
14 MM 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 27 90
15 MAR 3 2 3 2 3 3 3 2 0 3 24 80
16 MAA 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29 97
17 MAM 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 100
18 MF 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 28 93
19 MF 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 27 90
20 MFR 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 26 87
21 MII 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 27 90
22 MR 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 26 87
23 MA 2 1 3 3 3 3 3 3 2 3 26 87
24 MA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 100
25 MI 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29 97
26 MAA 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 27 90
27 ZS 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 29 97
NoNomor Soal
Skor Nilai
152
Lampiran C.7: Tabel Utama Nilai Pretes Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol
PRE-TEST HASIL BELAJAR IPA KELAS KONTROL
Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : IV.A/2
NamaBobot Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 AR 3 2 3 2 1 3 2 3 2 1 22 73
2 MIF 3 3 2 3 3 1 3 2 3 3 26 87
3 MN 2 3 1 2 3 3 3 1 3 2 23 77
4 MN 3 1 2 3 1 2 3 3 3 1 22 73
5 MR 2 3 3 3 2 3 0 3 2 3 24 80
6 MT 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 26 87
7 MR 3 2 1 3 3 1 3 2 3 0 21 70
8 M 3 3 1 3 3 1 3 1 2 3 23 77
9 NS 2 1 3 3 3 2 3 1 3 1 22 73
10 N 3 2 2 1 2 1 2 3 2 2 20 67
11 NA 3 2 3 2 0 3 1 2 3 2 21 70
12 NAF 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 25 83
13 NAS 3 2 3 1 3 2 3 3 3 1 24 80
14 NF 3 0 2 2 3 3 2 1 2 3 21 70
15 NW 2 3 3 3 2 2 1 2 2 2 22 73
16 NZR 3 2 3 2 2 3 2 3 1 3 24 80
17 RA 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 27 90
18 RAA 2 0 2 3 3 3 2 0 3 1 19 63
19 RA 3 3 2 1 3 2 2 2 3 1 22 73
20 RY 3 2 3 3 1 1 3 2 3 3 24 80
21 SKI 3 2 1 2 3 3 2 3 2 3 24 80
22 SAP 2 3 2 0 2 3 3 2 2 3 22 73
23 SR 3 2 3 2 3 2 3 1 3 2 24 80
24 SM 1 2 2 3 3 2 3 0 3 0 19 63
25 SR 3 3 2 0 3 1 3 2 2 3 22 73
26 WR 2 3 3 1 2 3 2 2 3 3 24 80
27 YR 3 1 3 2 3 1 3 2 2 2 22 73
NoNomor Soal
Skor Nilai
153
Lampiran C.8: Tabel Utama Nilai Postes Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol
POST-TEST HASIL BELAJAR IPA KELAS KONTROL
Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : IV.A/2
NamaBobot Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 AR 2 3 2 3 1 3 2 3 2 3 24 80
2 MIF 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 27 90
3 MN 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 25 83
4 MN 3 3 2 2 1 3 2 3 3 2 24 80
5 MR 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 100
6 MT 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29 97
7 MR 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 25 83
8 M 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 27 90
9 NS 3 2 3 3 1 3 3 2 2 3 25 83
10 N 2 3 1 3 2 2 2 3 3 2 23 77
11 NA 3 1 3 2 2 1 3 3 3 3 24 80
12 NAF 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 28 93
13 NAS 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 26 87
14 NF 2 3 1 3 2 3 3 2 0 3 22 73
15 NW 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 25 83
16 NZR 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 26 87
17 RA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 100
18 RAA 3 2 2 3 3 3 3 2 1 3 25 83
19 RA 2 3 3 1 3 2 1 3 3 3 24 80
20 RY 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 27 90
21 SKI 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 28 93
22 SAP 1 3 3 2 2 2 3 3 3 2 24 80
23 SR 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 27 90
24 SM 2 3 2 1 3 2 1 2 3 3 22 73
25 SR 2 3 3 2 3 3 3 3 3 1 26 87
26 WR 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 28 93
27 YR 3 2 3 1 2 2 1 3 3 3 23 77
NoNomor Soal
Skor Nilai
154
Lampiran C.9: Nilai N-Gain Minat Belajar IPA Kelas Eksperimen
PERHITUNGAN N-GAIN MINAT BELAJAR IPA KELAS EKSPERIMEN
No Urut
Posttes Pretest N-Gain Kriteria
Skor Nilai Keterangan Skor Nilai Keterangan 1 112 3,39 Sedang 100 3,03 Sedang 0,183 Rendah 2 151 4,58 Sangat Tinggi 121 3,67 Tinggi 0,684 Sedang 3 149 4,52 Sangat Tinggi 110 3,33 Sedang 0,713 Tinggi 4 143 4,33 Tinggi 119 3,61 Tinggi 0,518 Sedang 5 148 4,48 Tinggi 98 2,97 Sedang 0,744 Tinggi 6 146 4,42 Tinggi 107 3,24 Sedang 0,670 Sedang 7 144 4,36 Tinggi 102 3,09 Sedang 0,665 Sedang 8 152 4,61 Sangat Tinggi 127 3,85 Tinggi 0,661 Sedang 9 141 4,27 Tinggi 124 3,76 Tinggi 0,411 Sedang 10 126 3,82 Tinggi 101 3,06 Sedang 0,392 Sedang 11 128 3,88 Tinggi 100 3,03 Sedang 0,431 Sedang 12 126 3,82 Tinggi 112 3,39 Sedang 0,267 Rendah 13 138 4,18 Tinggi 133 4,03 Tinggi 0,155 Rendah 14 130 3,94 Tinggi 103 3,12 Sedang 0,436 Sedang 15 125 3,79 Tinggi 96 2,91 Sedang 0,421 Sedang 16 150 4,55 Sangat Tinggi 133 4,03 Tinggi 0,536 Sedang 17 151 4,58 Sangat Tinggi 136 4,12 Tinggi 0,523 Sedang 18 132 4 Tinggi 118 3,58 Tinggi 0,296 Rendah 19 129 3,91 Tinggi 122 3,7 Tinggi 0,162 Rendah 20 127 3,85 Tinggi 99 3 Sedang 0,425 Sedang 21 125 3,79 Tinggi 93 2,82 Sedang 0,445 Sedang 22 121 3,67 Tinggi 104 3,15 Sedang 0,281 Rendah 23 127 3,85 Tinggi 114 3,45 Sedang 0,258 Rendah 24 153 4,64 Sangat Tinggi 135 4,09 Tinggi 0,604 Sedang 25 133 4,03 Tinggi 98 2,97 Sedang 0,522 Sedang 26 130 3,94 Tinggi 82 2,48 Rendah 0,579 Sedang 27 139 4,21 Tinggi 133 4,03 Tinggi 0,186 Rendah
155
Lampiran C.10: Nilai N-Gain Minat Belajar IPA Kelas Kontrol
PERHITUNGAN N-GAIN MINAT BELAJAR IPA KELAS KONTROL
No Urut
Posttes Pretest N-Gain Kriteria
Skor Nilai Keterangan Skor Nilai Keterangan 1 119 3,61 Tinggi 110 3,33 Sedang 0,168 Rendah
2 130 3,94 Tinggi 93 2,82 Sedang 0,514 Sedang
3 123 3,73 Tinggi 107 3,24 Sedang 0,278 Rendah
4 119 3,61 Tinggi 100 3,03 Sedang 0,294 Rendah
5 149 4,52 Sangat Tinggi 133 4,03 Tinggi 0,505 Sedang
6 144 4,36 Tinggi 130 3,94 Tinggi 0,396 Sedang
7 119 3,61 Tinggi 106 3,21 Sedang 0,223 Rendah
8 128 3,88 Tinggi 100 3,03 Sedang 0,431 Sedang
9 136 4,12 Tinggi 113 3,42 Sedang 0,443 Sedang
10 112 3,39 Sedang 98 2,97 Sedang 0,207 Rendah
11 110 3,33 Sedang 100 3,0303 Sedang 0,152 Rendah
12 139 4,21 Tinggi 129 3,91 Tinggi 0,275 Rendah
13 129 3,91 Tinggi 126 3,82 Tinggi 0,076 Rendah
14 114 3,45 Sedang 100 3,03 Sedang 0,213 Rendah
15 117 3,55 Tinggi 103 3,12 Sedang 0,229 Rendah
16 129 3,91 Tinggi 125 3,79 Tinggi 0,099 Rendah
17 152 4,61 Sangat Tinggi 133 4,03 Tinggi 0,598 Sedang
18 126 3,82 Tinggi 115 3,48 Sedang 0,224 Rendah
19 115 3,48 Sedang 106 3,21 Sedang 0,151 Rendah
20 132 4 Tinggi 124 3,76 Tinggi 0,194 Rendah
21 136 4,12 Tinggi 113 3,42 Tinggi 0,443 Sedang
22 121 3,67 Tinggi 108 3,27 Sedang 0,231 Rendah
23 140 4,24 Tinggi 126 3,82 Tinggi 0,356 Sedang
24 125 3,79 Tinggi 104 3,15 Sedang 0,346 Sedang
25 130 3,94 Tinggi 111 3,36 Sedang 0,354 Sedang
26 129 3,91 Tinggi 117 3,55 Tinggi 0,248 Rendah
27 125 3,79 Tinggi 110 3,33 Sedang 0,275 Rendah
156
Lampiran C11: Kategorisasi Persentase dan Nilai N-Gain Minat Belajar IPA
Frekuensi dan Persentase Kategori Minat Belajar IPA di Pretest
No Klasifikasi Nilai Kelas
Eksperimen Kelas Kontrol
Frekuensi % Frekuensi % 1 Sangat Tinggi 4,50-5,00 - - - - 2 Tinggi 3,50-4,49 11 40,7 10 37,0 3 Sedang 2,50-3,49 15 55,6 17 63,0 4 Rendah 1,50-2,49 1 3,7 - - 5 Sangat Rendah 1,00-1,49 - - - -
Total 27 100 27 100
Frekuensi dan Persentase Kategori Minat Belajar Posttes
No Klasifikasi Nilai Eksperimen Kontrol Frekuensi % Frekuensi %
1 Sangat Tinggi 4,50-5,00 6 22,2 2 7,4 2 Tinggi 3,50-4,49 20 74,1 21 77,8 3 Sedang 2,50-3,49 1 3,7 4 14,8 4 Rendah 1,50-2,49 - - - - 5 Sangat Rendah 1,00-1,49 - - - -
Total 27 100 27 100
Kelas Perolehan N-Gain
Frekuensi Persentase (%) Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah
Eksperimen 2 17 8 7,41 62,96 29,63
Kontrol - 10 17 - 37,04 62,96
Kategorisasi Nilai N-Gain Minat Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.
157
Lampiran C.12: Analisis Statistik Deskriptif Minat Belajar IPA Kelas Eksperimen
ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF MINAT BELAJAR IPA
KELAS EKSPERIMEN
A. Analisis Deskriptif Hasil Pretest
Langkah dalam menyusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :
1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.
Dalam hal ini data terbesar = 4,12, dan data terkecil = 2,48, dengan
menggunakan rumus :
R = nilai terbesar – nilai terkecil
= 4,12 – 2,48 = 1,64
2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan
menggunakan rumus :
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 27
= 1 + 3,3 (1,43)
= 5,72
3. Menentukan panjang kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan
rumus :
Panjang Kelas =
= 0,287 ≈ 0,29
158
Tabel distribusi frekuensi pretest kelas ekperimen
Kelas interval Fi Xi Xi2 FiXi FiXi2
2,48-2,76 1 2,62 6,86 2,62 6,86
2,77-3,05 7 2,91 8,47 20,37 59,29
3,06-3,34 6 3,20 10,24 19,20 61,44
3,35-3,63 4 3,49 12,18 13,96 48,72
3,64-3,92 4 3,78 14,29 15,12 57,16
3,93-4,21 5 4,07 16,56 20,35 82,80
Jumlah 27 20,07 68,6 91,62 316,27
4. Nilai rata-rata/ Mean )(X
= ∑
∑
=
= 3,39
5. Median
Me = b + P (
)
Keterangan : Me : median P : panjang kelas b : batas bawah kelas median n : banyak data F : jumlah frekuensi sebelum kelas median f : frekuensi kelas median
Me = 3,055 (
( )
)
Me = 3,32
6. Modus
Mo = (
)
159
Keterangan: Mo = modus b = batas bawah kelas modus P = panjang kelas b1 = frekuensi kelas modus dikurang frekuensi kelas sebelumnya b2 = frekuensi kelas modus dikurang frekuensi kelas setelahnya
Mo = (
)
Mo = 3,01
7. Varians
s2 =∑
(∑ )
∑
∑
s2 =
( )
s2= 0,207
8. Standar deviasi
S = √
S = √
S = 0,455
B. Analisis Deskriptif Hasil Postest
Langkah dalam menyusun table distribusi frekuensi sebagai berikut :
1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.
Dalam hal ini data terbesar = 4,64, dan data terkecil = 3,39, dengan
menggunakan rumus :
R = nilai terbesar – nilai terkecil
= 4,64 – 3,39
= 1,25
160
2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan
menggunakan rumus :
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 27
= 1 + 3,3 (1,43)
= 5,72
3. Menentukan panjang kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan
rumus :
Panjang Kelas =
= 0,219 ≈ 0,22
Tabel distribusi frekuensi pretest kelas ekperimen
Kelas interval Fi Xi Xi2 FiXi FiXi2
3,39-3,60 1 3,50 12,25 3,50 12,25
3,61-3,82 5 3,72 13,84 18,60 69,20
3,83-4,04 8 3,94 15,52 31,52 124,16
4,05-4,26 2 4,16 17,31 8,32 34,62
4,27-4,48 5 4,38 19,18 21,90 95,90
4,49-4,70 6 4,60 21,16 27,60 126,96
Jumlah 27 24,3 99,26 111,44 463,09
4. Nilai rata-rata/ Mean )(X
= ∑
∑
=
= 4,13
161
5. Median
Me = b + P (
)
Keterangan : Me : median P : panjang kelas b : batas bawah kelas median n : banyak data F : jumlah frekuensi sebelum kelas median f : frekuensi kelas median
Me = 3,825 (
( )
)
Me = 4,03
6. Modus
Mo = (
)
Keterangan: Mo = modus b = batas bawah kelas modus P = panjang kelas b1 = frekuensi kelas modus dikurang frekuensi kelas sebelumnya b2 = frekuensi kelas modus dikurang frekuensi kelas setelahnya
Mo = (
)
Mo = 3,91
7. Varians
s2 =∑
(∑ )
∑
∑
s2 =
( )
s2 = 0,120
8. Standar deviasi
S = √
S = √
S = 0,346
162
Lampiran C.13: Analisis Statistik Deskriptif Minat Belajar IPA Kelas Kontrol
ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF MINAT BELAJAR IPA
KELAS KONTROL
A. Analisis Deskriptif Hasil Pretest
Langkah dalam menyusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :
1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.
Dalam hal ini data terbesar = 4,03, dan data terkecil = 2,82, dengan
menggunakan rumus :
R = nilai terbesar – nilai terkecil
= 4,03 – 2,82 = 1,21
2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan
menggunakan rumus :
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 27
= 1 + 3,3 (1,43)
= 5,72
3. Menentukan panjang kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan
rumus :
Panjang Kelas =
= 0,212≈ 0,21
163
Tabel distribusi frekuensi pretest kelas ekperimen
Kelas interval Fi Xi Xi2 FiXi FiXi2
2,82-3,02 2 2,92 8,53 5,84 17,06
3,03-3,23 8 3,13 9,80 25,04 78,40
3,24-3,44 7 3,34 11,16 23,38 78,12
3,45-3,65 2 3,55 12,60 7,10 25,20
3,66-3,86 4 3,76 14,14 15,04 56,56
3,87-4,07 4 3,97 15,76 15,88 63,04
Jumlah 27 20,67 71,99 92,28 318,38
4. Nilai rata-rata/ Mean )(X
= ∑
∑
=
= 3,42
5. Median
Me = b + P (
)
Me = 3,235 (
( )
)
Me = 3,34
Keterangan : Me : median P : panjang kelas b : batas bawah kelas median n : banyak data F : jumlah frekuensi sebelum kelas median f : frekuensi kelas median
6. Modus
Mo = (
)
Mo = (
)
Mo = 3,21
164
Keterangan: Mo = modus b = batas bawah kelas modus P = panjang kelas b1 = frekuensi kelas modus dikurang frekuensi kelas sebelumnya b2 = frekuensi kelas modus dikurang frekuensi kelas setelahnya
7. Varians
s2 =∑
(∑ )
∑
∑
s2 =
( )
s2= 0,115
8. Standar deviasi
S = √
S = √
S = 0,339
B. Analisis Deskriptif Hasil Postest
Langkah dalam menyusun table distribusi frekuensi sebagai berikut :
1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.
Dalam hal ini data terbesar = 4,61, dan data terkecil = 3,33, dengan
menggunakan rumus :
R = nilai terbesar – nilai terkecil
= 4,61 – 3,33
= 1,28
2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan
menggunakan rumus :
165
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 27
= 1 + 3,3 (1,43)
= 5,72
3. Menentukan panjang kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan
rumus :
Panjang Kelas =
= 0,224 ≈ 0,22
Tabel distribusi frekuensi pretest kelas ekperimen
Kelas interval Fi Xi Xi2 FiXi FiXi2
3,33-3,54 4 3,44 11,83 13,76 47,32
3,55-3,76 6 3,66 13,40 21,96 80,40
3,77-3,98 9 3,88 15,05 34,92 135,45
3,99-4,20 3 4,10 16,81 12,30 50,43
4,21-4,42 3 4,32 18,66 12,96 55,98
4,43-4,64 2 4,54 20,61 9,08 41,22
Jumlah 27 23,94 96,36 104,98 410,8
4. Nilai rata-rata/ Mean )(X
= ∑
∑
=
= 3,89
5. Median
Me = b + P (
)
Me = 3,765 (
( )
)
Me = 3,85
166
Keterangan : Me : median P : panjangkelas b : batasbawahkelas median n : banyak data F : jumlah frekuensi sebelum kelas median f : frekuensi kelas median
6. Modus
Mo = (
)
Keterangan: Mo = modus b = batas bawah kelas modus P = panjang kelas b1 = frekuensi kelas modus dikurang frekuensi kelas sebelumnya b2 = frekuensi kelas modus dikurang frekuensi kelas setelahnya
Mo = (
)
Mo = 3,84
7. Varians
s2 =∑
(∑ )
∑
∑
s2 =
( )
s2= 0,101
8. Standar deviasi
S = √
S = √
S = 0,318
167
Lampiran C.14: Analisis Statistik Inferensial Minat Belajar IPA
ANALISIS STATISTIK INFERENSIAL MINAT BELAJAR IPA
A. Uji Prasyarat
1. Uji Normalitas
a. Uji Normalitas Minat Belajar Kelas Eksperimen Berdasarkan N-
Gain
Nilai tertinggi = 0,744
Nilai terendah = 0,155
Rentang (R) = 0,744 – 0,155 = 0,589
Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 27
= 1 + 3,3 (1,43)
= 1 + 4,72
= 5,72
Panjang kelas =
=
= 0,103
Distribusi Frekuensi Peningkatan Minat Belajar Kelas Eksperimen
Kelas interval Fi Xi Xi2 FiXi FiXi2
0,155-0,257 4 0,206 0,042 0,824 0,168
0,258-0,360 4 0,309 0,095 1,236 0,380
0,361-0,463 7 0,412 0,170 2,884 1,190
0,464-0,566 4 0,515 0,265 2,060 1,060
0,567-0,669 4 0,618 0,382 2,472 1,528
0,670-0,772 4 0,721 0,520 2,884 2,080
Jumlah 27 2,781 1,474 12,360 6,406
168
Nilai rata-rata
= ∑
∑
=
= 0,458
Varians
S2 =∑
(∑ )
∑
∑
=
( )
=
=
= 0,029
Standar deviasi
S = √
S = √
S = 0,170
169
Daftar Frekuensi Observasi dan Ekspektasi Peningkatan Minat Belajar Kelas Eksperimen
Kelas Interval
Batas Kelas (Xi)
Z Batas Kelas
(Zi)
Z Tabel F(Zi) Luas Z
Tabel Ei Oi (Oi-Ei)2/Ei
0,1545 -1,79 0,4633 0,0367
0,155-0,257 0,0823 2,2221 4 1,4225
0,2575 -1,18 0,3810 0,119
0,258-0,360 0,1653 4,4631 4 0,0481
0,3605 -0,57 0,2157 0,2843
0,361-0,463 0,2277 6,1479 7 0,1181
0,4635 0,03 0,0120 0,5120
0,464-0,566 0,2269 6,1263 4 0,7380
0,5665 0,64 0,2389 0,7389
0,567-0,669 0,1536 4,1472 4 0,0052
0,6695 1,24 0,3925 0,8925
0,670-0,772 0,0753 2,0331 4 1,9029
0,7725 1,85 0,4678 0,9678
Chi Kuadrat 4,2348
Kriteria pengujian
Taraf kepercayaan (α) = 0,05
Derajat kebebasan (dk) = Banyak kelas(k) -1
(dk) = 6-1
(dk) = 5
Diperoleh nilai χ2tabel = χ2
(1-α)(5)
= χ2 (0,95)(5)
= 11,07
Jika χ2hitung < χ2
tabel, maka data terdistribusi normal. Dari hasil perhitungan
diperoleh χ2hitung= 4,23dan χ2
tabel= 11,07. Karena χ2hitung <χ
2tabel, maka
disimpulkan bahwa data peningkatan minat belajar kelas eksperimen
terdistribusi normal.
170
b. Uji Normalitas Minat Belajar Kelas Kontrol Berdasarkan N Gain
Nilai tertinggi = 0,598
Nilai terendah = 0,076
Rentang (R) = 0,598 – 0,076 = 0,522
Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 27
= 1 + 3,3 (1.43)
= 5,72
Panjang kelas =
=
= 0,091
Distribusi Frekuensi Peningkatan Minat Belajar Kelas Kontrol
Kelas interval Fi Xi Xi2 FiXi FiXi2
0,070-0,160 4 0,115 0,013 0,460 0,052
0,161-0,251 9 0,206 0,042 1,854 0,378
0,252-0,342 4 0,297 0,088 1,188 0,352
0,343-0,433 5 0,388 0,151 1,940 0,755
0,434-0,524 4 0,479 0,229 1,916 0,916
0,525-0,615 1 0,57 0,325 0,570 0,325
Jumlah 27 2,055 0,849 7,928 2,778
Nilai rata-rata
= ∑
∑
=
= 0,294
Varians
S2 =∑
(∑ )
∑
∑
=
( )
S2= 0,017
171
Standar deviasi
S = √
S = √
S = 0,130
Daftar Frekuensi Observasi dan Ekspektasi Peningkatan Minat
Belajar Kelas Kontrol
Kelas Interval
Batas Kelas (Xi)
Z Batas Kelas
(Zi)
Z Tabel F(Zi)
Luas Z
Tabel Ei Oi (Oi-
Ei)2/Ei
0,0695 -1,73 0,4582 0,0418
0,070-0,160 0,1097 2,9619 4 0,3639
0,1605 -1,03 0,3485 0,1515
0,161-0,251 0,2192 5,9184 9 1,6045
0,2515 -0,33 0,1293 0,3707
0,252-0,342 0,2736 7,3872 4 1,5531
0,3425 0,37 0,1443 0,6443
0,343-0,433 0,2134 5,7618 5 0,1007
0,4335 1,07 0,3577 0,8577
0,434-0,524 0,1039 2,8053 4 0,5088
0,5245 1,77 0,4616 0,9616
0,525-0,615 0,0316 0,8532 1 0,0253
0,6155 2,47 0,4932 0,9932
Chi Kuadrat 4,1563
Kriteria pengujian
Taraf kepercayaan (α) = 0,05
Derajat kebebasan (dk) = Banyak kelas(k) - 1
(dk) = 6-1
(dk) = 4
Diperoleh nilai χ2tabel = χ2
(1-)(4) = χ2
(0,95)(4) = 9,49
172
Jika χ2hitung < χ2
tabel, maka data terdistribusi normal, Dari hasil perhitungan
diperoleh χ2hitung= 4,16dan χ2
tabel= 11,07. Karena χ2hitung <χ
2tabel, maka
disimpulkan bahwa data peningkatan hasil belajar kelas kontrol
terdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
a. Uji Homogenitas Peningkatan Minat Belajar
Varians kelas Kontrol = 0,017 (Varians terkecil)
Varians kelas Eksperimen = 0,029 (Varians terbesar)
Fhitung =
Fhitung =
Fhitung = 1,71
Kriteria pengujian
Pada taraf kepercayaan (α) = 0,05
Derajat kebebasan pembilang = n-1
= 27-1 = 26 Derajat kebebasan penyebut = n-1 = 27-1 = 26 Ftabel = F(α),(dk1/dk2) Ftabel = F(0,05)(26/26) Diperoleh Ftabel = 1,90 Jika Nilai Fhitung < Ftabel maka sampel berasal dari varians yang
homogen. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung=1,71 dan nilai
Ftabel = 1,90 Nilai Fhitung < Ftabel maka disimpulkan bahwa varians antara
kelas ekperimen dengan kelas kontrolbersifat homogen.
173
Lampiran C.15: Nilai N-Gain Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen
PERHITUNGAN N-GAIN HASIL BELAJAR IPA KELAS EKSPERIMEN
No Urut
Posttes Pretest N-Gain Kriteria
Skor Nilai Keterangan Skor Nilai Keterangan 1 23 77 Tuntas 20 67 Tidak Tuntas 0,303 Sedang 2 30 100 Tuntas 24 80 Tuntas 1,000 Tinggi 3 27 90 Tuntas 22 73 Tuntas 0,625 Sedang 4 26 87 Tuntas 24 80 Tuntas 0,333 Sedang 5 28 93 Tuntas 21 70 Tuntas 0,778 Tinggi 6 27 90 Tuntas 22 73 Tuntas 0,625 Sedang 7 28 93 Tuntas 22 73 Tuntas 0,750 Tinggi 8 30 100 Tuntas 26 87 Tuntas 1,000 Tinggi 9 28 93 Tuntas 25 83 Tuntas 0,600 Sedang
10 25 83 Tuntas 21 70 Tuntas 0,444 Sedang 11 27 90 Tuntas 22 73 Tuntas 0,625 Sedang 12 26 87 Tuntas 23 77 Tuntas 0,429 Sedang 13 28 93 Tuntas 26 87 Tuntas 0,500 Sedang 14 27 90 Tuntas 22 73 Tuntas 0,625 Sedang 15 24 80 Tuntas 20 67 Tidak Tuntas 0,400 Sedang 16 29 97 Tuntas 24 80 Tuntas 0,833 Tinggi 17 30 100 Tuntas 25 83 Tuntas 1,000 Tinggi 18 28 93 Tuntas 22 73 Tuntas 0,750 Tinggi 19 27 90 Tuntas 24 80 Tuntas 0,500 Sedang 20 26 87 Tuntas 22 73 Tuntas 0,500 Sedang 21 27 90 Tuntas 18 60 Tidak Tuntas 0,750 Tinggi 22 26 87 Tuntas 22 73 Tuntas 0,500 Sedang 23 26 87 Tuntas 23 77 Tuntas 0,429 Sedang 24 30 100 Tuntas 24 80 Tuntas 1,000 Tinggi 25 29 97 Tuntas 21 70 Tuntas 0,889 Tinggi 26 27 90 Tuntas 19 63 Tidak Tuntas 0,727 Tinggi 27 29 97 Tuntas 24 80 Tuntas 0,833 Tinggi
174
Lampiran C.16: Nilai N-Gain Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol
PERHITUNGAN N-GAIN HASIL BELAJAR IPA KELAS KONTROL
No
Urut
Posttes Pretest N-Gain Kriteria
Skor Nilai Keterangan Skor Nilai Keterangan
1 24 80 Tuntas 22 73 Tuntas 0,259 Rendah
2 27 90 Tuntas 26 87 Tuntas 0,231 Rendah
3 25 83 Tuntas 23 77 Tuntas 0,261 Rendah
4 24 80 Tuntas 22 73 Tuntas 0,259 Rendah
5 30 100 Tuntas 24 80 Tuntas 1,000 Tinggi
6 29 97 Tuntas 26 87 Tuntas 0,769 Tinggi
7 25 83 Tuntas 21 70 Tuntas 0,433 Sedang
8 27 90 Tuntas 23 77 Tuntas 0,565 Sedang
9 25 83 Tuntas 22 73 Tuntas 0,370 Sedang
10 23 77 Tuntas 20 67 Tidak Tuntas 0,303 Sedang
11 24 80 Tuntas 21 70 Tuntas 0,333 Sedang
12 28 93 Tuntas 25 83 Tuntas 0,588 Sedang
13 26 87 Tuntas 24 80 Tuntas 0,350 Sedang
14 22 73 Tuntas 21 70 Tuntas 0,100 Rendah
15 25 83 Tuntas 22 73 Tuntas 0,370 Sedang
16 26 87 Tuntas 24 80 Tuntas 0,350 Sedang
17 30 100 Tuntas 27 90 Tuntas 1,000 Tinggi
18 25 83 Tuntas 19 63 Tidak Tuntas 0,541 Sedang
19 24 80 Tuntas 22 73 Tuntas 0,259 Rendah
20 27 90 Tuntas 24 80 Tuntas 0,500 Sedang
21 28 93 Tuntas 24 80 Tuntas 0,650 Sedang
22 24 80 Tuntas 22 73 Tuntas 0,259 Rendah
23 27 90 Tuntas 24 80 Tuntas 0,500 Sedang
24 22 73 Tuntas 19 63 Tidak Tuntas 0,270 Rendah
25 26 87 Tuntas 22 73 Tuntas 0,519 Sedang
26 28 93 Tuntas 24 80 Tuntas 0,650 Sedang
27 23 77 Tuntas 22 73 Tuntas 0,148 Rendah
175
Lampiran C.17: Kategorisasi Persentase dan Nilai N-Gain Hasil Belajar IPA
Frekuensi dan Kategori Hasil Belajar Pretest
No Klasifikasi Nilai Eksperimen Kontrol
Frekuensi (%) Frekuensi (%) 1 Sangat Baik 89 < A ≤ 100 - - 1 3,7 2 Baik 79 < B ≤ 89 10 37,0 10 37,0 3 Cukup 70 ≤ C ≤ 79 13 48,2 13 48,2 4 Perlu Bimbingan D < 70 4 14,8 3 11,1
Total 27 100,0 27 100,0
Frekuensi dan Kategori Hasil Belajar Posttest
No Klasifikasi Nilai Eksperimen Kontrol
Frekuensi (%) Frekuensi (%) 1 Sangat Baik 89 < A ≤ 100 19 70,4 10 37,0 2 Baik 79 < B ≤ 89 7 25,9 14 51,9 3 Cukup 70 ≤ C ≤ 79 1 3,7 3 11,1 4 Perlu Bimbingan D < 70 - - - -
Total 27 100,0 27 100,0
Kategorisasi Nilai Gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.
Kelas
Perolehan N-Gain
Frekuensi Persentase (%)
Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah
Eksperimen 1 19 7 3,704 70,370 25,926
Kontrol - 7 20 - 25,926 74,074
176
Lampiran C.18: Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen
ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF HASIL BELAJAR IPA
KELAS EKSPERIMEN
A. Analisis Deskriptif Hasil Pretest
Langkah dalam menyusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :
1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.
Dalam hal ini data terbesar = 87, dan data terkecil = 60, dengan
menggunakan rumus :
R = nilai terbesar – nilai terkecil
= 87 – 60
= 27
2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan
menggunakan rumus :
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 27
= 1 + 3,3 (1,43)
= 5,72
3. Menentukan panjang kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan
rumus :
Panjang Kelas =
= 4,72 ≈ 5
177
Tabel distribusi frekuensi pretest kelas ekperimen
Kelas interval Fi Xi Xi2 FiXi FiXi2 60-64 2 62 3844 124 7688 65-69 2 67 4489 134 8978 70-74 11 72 5184 792 57024 75-79 2 77 5929 154 11858 80-84 8 82 6724 656 53792 85-89 2 87 7569 174 15138
Jumlah 27 447 33739 2034 154478
4. Nilai rata-rata/ Mean )(X
= ∑
∑
=
= 75,33
5. Median
Me = b + P (
)
Me = 69 (
( )
)
Me = 73,82
Keterangan : Me : median P : panjangkelas b : batasbawahkelas median n : banyak data F : jumlahfrekuensisebelumkelas median f : frekuensikelas median
6. Modus
Mo = (
)
Mo = (
)
Mo = 72
178
Keterangan: Mo = modus b = batas bawah kelas modus P = panjang kelas b1 = frekuensi kelas modus dikurang frekuensi kelas sebelumnya b2 = frekuensi kelas modus dikurang frekuensi kelas setelahnya
7. Varians
s2 = ∑
(∑ )
∑
∑
s2 =
( )
s2 = 48,077
8. Standar deviasi
S = √
S = √
S = 6,934
B. Analisis Deskriptif Hasil Post test
Langkah dalam menyusun table distribusi frekuensi sebagai berikut :
1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.
Dalam hal ini data terbesar = 100, dan data terkecil = 77, dengan
menggunakan rumus :
R = nilai terbesar – nilai terkecil
= 100 – 77
= 23
179
2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan
menggunakan rumus :
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 27
= 1 + 3,3 (1,43)
= 5,72
3. Menentukan panjang kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan
rumus :
Panjang Kelas =
= 4,02 ≈ 4
Tabel distribusi frekuensi pretest kelas ekperimen
Kelas interval Fi Xi Xi2 FiXi FiXi2
77-80 2 78,5 6162,25 157 12324,5
81-84 1 82,5 6806,25 82,5 6806,25
85-88 5 86,5 7482,25 432,5 37411,3
89-92 7 90,5 8190,25 633,5 57331,8
93-96 5 94,5 8930,25 472,5 44651,3
97-100 7 98,5 9702,25 689,5 67915,8
Jumlah 27 531 47273,5 2467,5 226441
4. Nilai rata-rata/ Mean )(X
= ∑
∑
=
= 91,39
180
5. Median
Me = b + P (
)
Me = 88 (
( )
)
Me = 91,64
Keterangan : Me : median P : panjang kelas b : batas bawah kelas median n : banyak data F : jumlah frekuensi sebelum kelas median f : frekuensi kelas median
6. Modus
Mo = (
)
Mo = (
)
Mo = 90,5
Keterangan: Mo = modus b = batas bawah kelas modus P = panjang kelas b1 = frekuensi kelas modus dikurang frekuensi kelas sebelumnya b2 = frekuensi kelas modus dikurang frekuensi kelas setelahnya
7. Varians
s2 =∑
(∑ )
∑
∑
s2 =
( )
s2= 39,103
8. Standar deviasi S = √
S = √
S = 6,253
181
Lampiran C.19: Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol
ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF HASIL BELAJAR IPA
KELAS KONTROL
A. Analisis Deskriptif Hasil Pretest
Langkah dalam menyusun table distribusi frekuensi sebagai berikut :
1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.
Dalam hal ini data terbesar = 90, dan data terkecil = 63, dengan
menggunakan rumus :
R = nilai terbesar – nilai terkecil
= 90 – 63 = 27
2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan
menggunakan rumus :
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 27
= 1 + 3,3 (1,43)
= 5,72
3. Menentukan panjang kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan
rumus :
Panjang Kelas =
= 4,72 ≈ 5
182
Tabel distribusi frekuensi pretest kelas ekperimen
Kelas interval Fi Xi Xi2 FiXi FiXi2
63-67 3 65 4225 195 12675
68-72 3 70 4900 210 14700
73-77 10 75 5625 750 56250
78-82 7 80 6400 560 44800
83-87 3 85 7225 255 21675
88-92 1 90 8100 90 8100
Jumlah 27 465 36475 2060 158200
4. Nilai rata-rata/ Mean )(X
= ∑
∑
=
= 76,30
5. Median
Me = b + P (
)
Me = 72 (
( )
)
Me = 76,25 Keterangan : Me : median P : panjang kelas b : batas bawah kelas median n : banyak data F : jumlah frekuensi sebelum kelas median f : frekuensi kelas median
6. Modus
Mo = (
)
Mo = (
)
Mo = 76
183
Keterangan: Mo = modus b = batas bawah kelas modus P = panjang kelas b1 = frekuensi kelas modus dikurang frekuensi kelas sebelumnya b2 = frekuensi kelas modus dikurang frekuensi kelas setelahnya
7. Varians
s2 =∑
(∑ )
∑
∑
s2 =
( )
s2 = 39,601
8. Standar Deviasi
S = √
S = √
S = 6,293
B. Analisis Deskriptif Hasil Posttest
Langkah dalam menyusun table distribusi frekuensi sebagai berikut :
1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.
Dalam hal ini data terbesar = 100, dan data terkecil = 73, dengan
menggunakan rumus :
R = nilai terbesar – nilai terkecil
= 100 – 73
= 27
2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan
menggunakan rumus :
184
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 27
= 1 + 3,3 (1,43)
= 5,72
3. Menentukan panjang kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan
rumus :
Panjang Kelas =
= 4,72 ≈ 5
Tabel distribusi frekuensi pretest kelas ekperimen
Kelas interval Fi Xi Xi2 FiXi FiXi2
73-77 4 75 5625 300 22500
78-82 5 80 6400 400 32000
83-87 8 85 7225 680 57800
88-92 4 90 8100 360 32400
93-97 4 95 9025 380 36100
98-102 2 100 10000 200 20000
Jumlah 27 525 46375 2320 200800
4. Nilai rata-rata/ Mean )(X
= ∑
∑
=
= 85,93
5. Median
Me = b + P (
)
Me = 82,5 (
( )
)
Me = 85,31
185
Keterangan : Me : median P : panjang kelas b : batas bawah kelas median n : banyak data F : jumlah frekuensi sebelum kelas median f : frekuensi kelas median
6. Modus
Mo = (
)
Mo = (
)
Mo = 84,64
Keterangan: Mo = modus b = batas bawah kelas modus P = panjang kelas b1 = frekuensi kelas modus dikurang frekuensi kelas sebelumnya b2 = frekuensi kelas modus dikurang frekuensi kelas setelahnya
7. Varians
s2 =∑
(∑ )
∑
∑
s2 =
( )
s2 = 55,84
8. Standar deviasi
S = √
S = √
S = 7,47
186
Lampiran C.20: Analisis Statistik Inferensial Hasil Belajar IPA
ANALISIS STATISTIK INFERENSIAL HASIL BELAJAR IPA
A. Uji Prasyarat
1. Uji Normalitas
a. Uji Normalitas Hasil Belajar Kelas Eksperimen Berdasarkan N-Gain
Nilai tertinggi = 1,000
Nilai terendah = 0,303
Rentang (R) = 1,000 – 0,303 = 0,697
Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 27
= 1 + 3,3 (1,43)
= 1 + 4,72
= 5,72
Panjang kelas =
=
= 0,122
Distribusi Frekuensi Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Kelas interval Fi Xi Xi2 FiXi FiXi2
0,303-0,424 3 0,364 0,132 1,092 0,396
0,425-0,546 7 0,486 0,236 3,402 1,652
0,547-0,668 5 0,608 0,370 3,040 1,850
0,669-0,790 5 0,730 0,533 3,650 2,665
0,791-0,912 3 0,852 0,726 2,556 2,178
0,913-1,034 4 0,974 0,949 3,896 3,796
Jumlah 27 4,014 2,946 17,636 12,537
Nilai rata-rata
= ∑
∑
=
= 0,653
Varians
187
S2 =∑
(∑ )
∑
∑
=
( )
=
=
= 0,039
Standar deviasi
S = √
S = √ = 0,197
Daftar Frekuensi Observasi dan Ekspektasi Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Kelas Interval
Batas Kelas (Xi)
Z Batas Kelas
(Zi)
Z Tabel F(Zi)
Luas Z
Tabel Ei Oi (Oi-
Ei)2/Ei
0,3025 -1,78 0,4625 0,0375
0,303-0,424 0,0855 2,3085 3 0,2071
0,4245 -1,16 0,3770 0,1230
0,425-0,546 0,1716 4,6332 7 1,209
0,5465 -0,54 0,2054 0,2946
0,547-0,668 0,2373 6,4071 5 0,309
0,6685 0,08 0,0319 0,5319
0,669-0,790 0,2261 6,1047 5 0,1999
0,7905 0,70 0,2580 0,7580
0,791-0,912 0,1486 4,0122 3 0,2553
0,9125 1,32 0,4066 0,9066
0,913-1,034 0,0672 1,8144 4 2,6327
1,0345 1,94 0,4738 0,9738
Chi Kuadrat 4,8132
Kriteria pengujian
Taraf kepercayaan (α) = 0,05
Derajat kebebasan (dk) = Banyak kelas(k) -1
(dk) = 6-1
188
(dk) = 5
Diperoleh nilai χ2tabel= χ2
(1-α)(5)
= χ2 (0,95)(5)
= 11,07
Jika χ2hitung < χ2
tabel, maka data terdistribusi normal. Dari hasil perhitungan
diperoleh χ2hitung = 4,81dan χ2
tabel= 11,07. Karena χ2hitung <χ2
tabel, maka
disimpulkan bahwa data peningkatan hasil belajar kelas eksperimen
terdistribusi normal.
c. Uji Normalitas Hasil Belajar Kelas Kontrol Berdasarkan N-Gain
Nilai tertinggi = 1,000
Nilai terendah = 0,111
Rentang (R) = 1– 0,1 = 0,9
Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 27
= 1 + 3,3 (1,43)
= 5,72
Panjang kelas =
=
= 0,157
Distribusi Frekuensi Peningkatan Hasil Belajar Kelas Kontrol
Kelas interval Fi Xi Xi2 FiXi FiXi2
0,100-0,256 4 0,178 0,032 0,712 0,128
0,257-0,413 11 0,335 0,112 3,685 1,232
0,414-0,570 6 0,492 0,242 2,952 1,452
0,571-0,727 3 0,649 0,421 1,947 1,263
0,728-0,884 1 0,806 0,650 0,806 0,65
0,885-1,041 2 0,963 0,927 1,926 1,854
Jumlah 27 3,423 2,384 12,028 6,579
189
Nilai rata-rata
= ∑
∑
=
= 0,445
Varians
S2 =∑
(∑ )
∑
∑
=
( )
=
= 0,047
Standar deviasi
S = √
S = √ = 0,217
Daftar Frekuensi Observasi dan Ekspektasi Peningkatan Hasil Belajar
Kelas Kontrol
Kelas Interval
Batas Kelas (Xi)
Z Batas Kelas
(Zi)
Z Tabel F(Zi)
Luas Z
Tabel Ei Oi (Oi-
Ei)2/Ei
0,0995 -1,59 0,4441 0,0559
0,100-0,256 0,1363 3,6801 4 0,0278
0,2565 -0,87 0,3078 0,1922
0,257-0,413 0,2482 6,7014 11 2,7573
0,4135 -0,15 0,0596 0,4404
0,414-0,570 0,2786 7,5222 6 0,3080
0,5705 0,58 0,2190 0,719
0,571-0,727 0,1842 4,9734 3 0,7830
0,7275 1,30 0,4032 0,9032
0,728-0,884 0,0756 2,0412 1 0,5311
0,8845 2,03 0,4788 0,9788
0,885-1,041 0,0182 0,4914 2 4,6315
1,0415 2,75 0,497 0,997
Chi Kuadrat 9,0387
190
Kriteria pengujian
Taraf kepercayaan (α) = 0,05
Derajat kebebasan (dk) = Banyak kelas(k) - 1
(dk) = 6-1 = 5
Diperoleh nilai χ2tabel = χ2
(1-)(5) = χ2
(0,95)(5) = 11,07 Jika χ2
hitung < χ2tabel, maka data terdistribusi normal, Dari hasil perhitungan
diperoleh χ2hitung= 9,04dan χ2
tabel= 11,07. Karena χ2hitung <χ
2tabel, maka
disimpulkan bahwa data peningkatan hasil belajar kelas kontrol
terdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
a. Uji Homogenitas Peningkatan Hasil Belajar
Varians kelas Kontrol = 0,047 (Varians terbesar)
Varians kelas Eksperimen = 0,039 (Varians terkecil)
Fhitung =
Fhitung =
Fhitung = 1,21
Kriteria pengujian
Pada taraf kepercayaan (α) = 0,05
Derajat kebebasan pembilang = n-1
= 27-1 = 26 Derajat kebebasan penyebut = n-1 = 27-1 = 26 Ftabel = F(α),(dk1/dk2) Ftabel = F(0,05)(26/26) Diperoleh Ftabel = 1,90 Jika Nilai Fhitung < Ftabel maka sampel berasal dari varians yang
homogen. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung= 1,21 dan nilai
Ftabel = 1,90 Nilai Fhitung < Ftabel maka disimpulkan bahwa varians antara
kelas ekperimen dengan kelas control bersifat homogen.
191
Uji Hipotesis Minat dan Hasil Belajar
GLM Minat_Belajar_IPA Hasil_Belajar_IPA BY Kelas /METHOD=SSTYPE(3) /INTERCEPT=INCLUDE /PRINT=HOMOGENEITY /CRITERIA=ALPHA(.05) /DESIGN= Kelas.
General Linear Model [DataSet0] C:\Users\Windows 7\Documents\PENGUJIAN HIPOTESIS POST TEST MINAT DAN HASIL BELAJAR.sav
Between-Subjects Factors
Value Label N
Kelas 1 Eksperimental 27
2 Kontrol 27
Box's Test of Equality of
Covariance Matricesa
Box's M 3.751
F 1.198
df1 3
df2 486720.000
Sig. .309
Tests the null hypothesis that
the observed covariance
matrices of the dependent
variables are equal across
groups.
a. Design: Intercept + Kelas
Multivariate Testsa
Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.
Intercept
Pillai's Trace .885 196.907b 2.000 51.000 .000
Wilks' Lambda .115 196.907b 2.000 51.000 .000
Hotelling's Trace 7.722 196.907b 2.000 51.000 .000
Roy's Largest Root 7.722 196.907b 2.000 51.000 .000
Kelas
Pillai's Trace .246 8.332b 2.000 51.000 .001
Wilks' Lambda .754 8.332b 2.000 51.000 .001
Hotelling's Trace .327 8.332b 2.000 51.000 .001
Roy's Largest Root .327 8.332b 2.000 51.000 .001
a. Design: Intercept + Kelas
192
b. Exact statistic Levene's Test of Equality of Error Variancesa
F df1 df2 Sig.
Minat_Belajar_IPA 3.024 1 52 .088 Hasil_Belajar_IPA .017 1 52 .897
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + Kelas
Tests of Between-Subjects Effects
Source Dependent
Variable
Type III Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig.
Corrected Model Minat_Belajar_IPA .334a 1 .334 13.253 .001
Hasil_Belajar_IPA .655b 1 .655 13.194 .001
Intercept Minat_Belajar_IPA 7.475 1 7.475 296.863 .000
Hasil_Belajar_IPA 16.253 1 16.253 327.188 .000
Kelas Minat_Belajar_IPA .334 1 .334 13.253 .001
Hasil_Belajar_IPA .655 1 .655 13.194 .001
Error Minat_Belajar_IPA 1.309 52 .025
Hasil_Belajar_IPA 2.583 52 .050
Total Minat_Belajar_IPA 9.118 54
Hasil_Belajar_IPA 19.491 54
Corrected Total Minat_Belajar_IPA 1.643 53
Hasil_Belajar_IPA 3.238 53
a. R Squared = .203 (Adjusted R Squared = .188)
b. R Squared = .202 (Adjusted R Squared = .187)
193
Lampiran C.21: Dokumentasi Kelas Eksperimen
Peneliti Membuka Kelas dengan Salam, Menanyakan Kabar, dan Mengecek Kehadiran
Siswa Berdo’a Bersama Sebelum Memulai Pelajaran
Siswa Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
194
Guru Menjelaskan tentang Pelajaran
Siswa Melakukan Percobaan
Siswa Melakukan Percobaan
195
Peneliti Mengadakan Tanya Jawab tentang Bermain Ayunan
Peneliti Mengajak Siswa Belajar di Lingkungan Sekolah
Peneliti Mengajak Siswa Belajar di Lingkungan Sekolah
196
Peneliti Membimbing Diskusi
Siswa Mempresentasikan Hasil Kerja Kelompoknya
Siswa Mengerjakan Soal
197
Lampiran C.22: Dokumentasi Kelas Kontrol
Siswa Sedang Berdo’a Sebelum Memulai Pelajaran
Guru Menuliskan Tujuan Pembelajaran
Guru Menjelaskan Pelajaran
198
Guru Mengadakan Tanya Jawab dengan Siswa
Guru Membimbing Diskusi
Siswa Melakukan Presentase
199
Peneliti dan Kepala SDI Songkolo