Post on 16-Oct-2021
PERANAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP
PROFESIONALISME GURU PAI SDN 12 PULAU PAMALIKAN
KABUPATEN PANGKEP
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S,Pd.I) Pada Jurusan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
AHMAD MANDAR
105 190 1269 11
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1436 H/2015 M
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul Skrips : Peranan Pengawas pendidikan Agama Islam Terhadap
Profesionalisme Guru Pai Di SDN 12 Pamalikang Kabupaten
Pangkep
Nama : Ahmad Mandar
Nim : 105 190 1269 11
Fakultas/ Jurusa : Agama Islam/ Pendidikan Agama Islam
Setelah dengan saksama memeriksa dan meneliti, maka skripsi ini di
nyatakan telah memenuhi syarat dan layak untuk diujikan didepan tim penguji skripsi
pada Jurusan PAI Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar.
Makassar, 4. Muharram 1437 H 17 oktober 2015 M
Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H.Mawardi Pewangi, M. Pd.I Markas Iskandar,S.Ag, M.Pd.I NBM : 554 612 NBM :2303 6090 691468
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ahmad mandar
NIM : 105 190 1269 11
Fakultas/ Jurusan : Agama Islam/ Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Peranan Pengawas Pendidikan Agama Islam Terhadap
Profesionalisme Guru PAI Di SDN 12 Pulau Pamalikan
Kabupaten Pangkep.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji
adalah asli hasil kerja saya sendiri dan bukan hasil ciplakan dan tidak dibuat oleh
siapapun.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 2 Muharram 1436 H 15 oktober 2015 M
Yang membuat pernyataan
Ahmad Mandar
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ahmad Mandar
NIM : 105 190 1269 11
Fakultas/ Jurusan : Agama Islam/ Pendidikan Agama Islam
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini. Saya menyusun
sendiri dan tidak dibuatkan oleh siapapun.
2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi saya.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya pada point 1, 2 dan 3 maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, 8 Muharram1437 H
20 oktober 2015 M
Yang membuat perjanjian
Ahmad Mandar
ABSTRAK
Ahmad Mandar, 105190 126911 “ Peranan Pengawas PAI Terhadap Profesionalisme Guru Pai Di SD Negeri 12 Pulau Pamalikang Kec.liukang Kalmas Kab. Pangkajene “ (Dibimbing oleh Mawardi Pewangi, dan Markas Iskandar.).
Tujuan penulisan ini mengacu pada tiga pokok permasalahan yaitu : Untuk Mengetahui bagai mana peranan pengawas dalam profesionalisme Guru PAI Dalam Proses Belajar Mengajar, Untuk Mengetahui bagai mana bentuk pembinaan dalam profesionalisme Guru PAI Dan mengetahui faktur-faktur Penghambat Dalam Meningkatkan Profesinalisme Guru PAI Pada Saat Proses Belajar Mengajar Di SD Negeri 12 Pulau Pamalikang Kec. Liukang Kalmas Kab. Pangkajene.Metode yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan penelitian lapangan ( field research),dan dianalisis secara kualitatif yang dilakukan Di SD Negeri 12 Pulau Pamalikang Kec. Liukang Kalmas Kab. Pangkajene sebagai lokasi penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah Pengawas PAI sebagai variabel bebas dan Profesionalisme Guru PAI sebagai variabel terikat. Populasi dalam penelitian ini yaitu Guru PAI berjumla 2 dan pengawas PAI 1 orang . adapun yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah Pengawas dan guru PAI.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa: (1). Peranan pengawas sangat penting namun meraka tida menjalankan tugasanya degan profesional. (2).bayak kegiatan yang tidak di ikuti para guru dalam meningkatkat kualitas guru dan menambah wawasan yang dilakukan pengawas PAI. (3).yang menjadi faktor penhambat dalam meningkatkan profesioalisme guru ialah kuranya alat taranfortasi dan tadak adanya alat komunikasi yang mudah menghubukan antara pengawas PAI dan Guru PAI yang ada DI SDN 12 pulau pamalikang .sehingga hasil dari seluruh rumusan data yang ada bahwa 75% atau 25 frekuensi yang mengatakan bahwa kualitas guru tidak profesional. Ulasan psikologi sekolah PAI tidak maksimal dalam melakukan pengawasan sesuai hasil penelitian diberbagai sekolah.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan walaupun
dalam bentuk belum sempurna secara maksimal , serta salawat dan salam semoga
tercurahkan atas junjungan kita Nabiyullah Muhammad Saw.
Banyak rintangan yang dihadapi penulis dalam rangka menyusun skripsi
ini, tetapi berkat bantuan berbagai pihak maka skripsi ini dapat penulis selesaikan
pada waktu yang telah ditetapkan. Dalam hal ini penulis menyampaikan terima kasih
yang tulus dan ikhlas kepad yang terhormat :
1. Kepada kedua orang tua penulis yaitu Ibunda Nurliah dan Ayahanda
Amiruddin yang telah membimbing dan memberikan dukungan baik moril
maupun materil sejak kecil samapai sekarang sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa mengasihi dan
melindungi mereka sebagaimana mereka mengasihi penulis sejak masih
dalam kandungan hingga sekarang ini.
2. Bapak Dr.H. Irwan Akib ,M.Pd Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar
yang telah menyediahkan fasilitas kampus yang memadai.
3. Bapak Drs. Mawardi Pewangi , M. Pd Dekan Fakultas Agama Islam beserta
seluruh staf yang telah mengembangkan Fakultas dan memberikan bantuan
dalam pengembangan kemampuan dan keterampilan kepada penulis.
4. Ibu Dra. Amirah M awardi M.SI ketua jurusan dan Ibu Dra.Hj. Maryam M.Th.I
sekertaris jurusan Pendidikan Agama Islam yang senantiasa membantu
penulis dalam persoalan Akademik.
5. Bapak Drs. Mawardi Pewangi , M. Pd dan Markas Iskandar Sg,M.Pd.I
selaku pembimbingn yang senantiasa sabar dalam mendampingi dan
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak/Ibu para dosen yang telah mentransper ilmu dan nilai kepada penulis
yang sangat bermanfaat, semoga amal jariahnya selalu mengalir
7. Terima kasi pada ka Rhamat dan keluarga serta keluarga dari hj, rahmatia
dan anak-anaknya yang senantiasa membirakan aku tempat tinggal slama
aku berada dikota Makassar hingga saat ini
8. Teman- teman kelas B yang senantaiasa mendukung penulis hingga
sekarang ini.
9. Dan yang terahir ucapan terimah kasih penulis sampaikan kepada ka
Hamsari, Ramlah dan Mahdin yng senatiasa degan iklas memimjamkan alat
eliktronikan dalam pesusunana skirpsi ini.
10. teman-teman mahasiswa yang telah banyak membantu dalam
menyelesaikaan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi yang membaca pada umunya dan lebih lagi bagi pribadi penulis, Amin ya Rabbal „alami
Makassar- 8 Muharram 1437 20 oktober 2015
Penulis/peneliti
Ahmad Mandar 1051901269 11
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................ .............. i
PERSETUJUAN PEMBIBING ................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN ………………………….………………………….
iii
SURAT PERJANJIAN ………………………………………………………..
IV
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………………..
V
ABSTRAK ……………………………………………………………………..
VI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………
VII
DAFTAR ISI ............................................................................................
VIII
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………
ix
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
D. Manfaat penelitian ................................................................... 7
BAB Il TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 8
A. Pengawas Pendidikan Agama Islam ........................................ 8
1. Pengertian Pengawas pendidikan Agama Islam ................. 8
2. Tujuan Pengawas Pendidikan Agama Islam ....................... 10
3. Tugas Pokok Dan Fungsi Pengawas PAI ........................... 18
B. Profesionalisme Guru PAI ......................................................... 24
1. Pengertian Profesinalisme Guru PAI ................................... 24
2. Kompotensi Guru Profesional ............................................. 25
3. Tugas Dan Tanggungjawab Guru Yang Profesional ........... 28
4. Ciri-Ciri Guru Yang Profesinal ............................................. 35
C. Peranan Pengawas Pendidikan Agama Islam
Dalam Pembinaan Profesionalisme Guru PAI ........................... 38
1. Tugas dan Fungsi Pembinaan Guru PAI .............................. 38
2. Teknik Pembinaan Guru PAI ............................................... 39
3. Bentuk-Bentuk Pembinaan Guru PAI .................................. 49
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………..
41
A. Jenis Penelitian……………………………………................ ....
41
B. Lokasi dan objek penelitian ..................................................
42
C. Variabel penelitian……………………………………………. ....
42
D. Defenisi overasional variabel…………………………………… 43
E. Populasi dan sampel …………………………………………….
44
F. Instrumen penelitian ............................................................... 46
G. Teknik pengumpulan data .....................................................
47
H. Teknik analisis data ................................................................ 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………….
51
A. Gambar Umum Lokasi Penelitian……………………………….
51
1. Sejarah Singkat SDN 12 Pulau Pamalikang……………….
51
2. Visi misi dan Tujuan SDN 12 Pulau Pamalikag ...………..
52
3. Keadaan Guru dan Peserta Didik…………………………..
52
4. Sarana dan Prasarana DI SDN 12 Pulau Pamalikang……
55
5. Struktur Organisasi SDN 12 Pulau Pamlikang……………..
56
B. Peranan Pengawas PAi Terhadap Profesionalisme Guru PAI
Di SDN 12 Pulau pamalikang…………………………………….
63
c. Bentuk-Bentuk Pembinaan profesionalisme Guru PAI Di SDN 12
Pulau Pamalikang .………………………………………………
70
1. Teknik Pembinaan Guru……………………………………
70
2. Bentuk-Bentuk Pembinaan Guru………………………….
72
D. Kendala yang Dihadapi Pengawas PAI Dalam Pembinaan
Profesionalisme Guru PAI di SDN 12 pulau
pamalikan………………................................ 73
BAB V PENUTUP………………………………………………………………………………………
80
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………
80
B. Saran………………………………………………………………………………………..
82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRA-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel. 1 Jumlah Populasi Remaja Desa Ranteangin ........... …... 44
Tabel. 2 Jumlah Sampel Remaja Desa Ranteangin .................... 45
Tabel. 3 Data keplah sekolah ......................................................... 52
Tabel. 4. Nama-Nama Guru Yang ada di SDN 12 PL Pamalikan... 54
Tabel. 5. Keadaan Siswah Di SDN 12 PL Pamalikan……………... 55
Tabel. 6. Sarana dan Prasarana Di SDN 12 PL Pamalikan………. 55
Tabel. 7 Angket No 1 …………………………………………………. 66
Tabel. 8. Angket No 2 ………………………………………………… 69
Tabel. 9. Angket No 3 ………………………………………………… 71
Tabel. 10 Angket No 4 ………………………………………………. 74
Tabel.11. Angket No 5 ……………………………………………….. 78
Tabel. 12. Angke No 6 ……………………………………………….. 78
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja direncanakan untuk
mencapai tujuan yang telah dicita-citakan. Pendidikan pada umumnya bertujuan
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang seutuhnya. Menurut
Mohammad Daud Ali, (2000: 179) bahwa:
“Pendidikan diharapkan dapat memunculkan atau mencetak output manusia yang dapat mengerti dan mampu membangun kehidupan dalam masyarakat di sekitanya. Oleh karena itu tujuan ataupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi serta ciri-ciri yang ada dalam masyarakat”.
Dalam pencapaian keberhasilan pendidikan, pembelajaran merupakan
faktor yang paling sentral dan guru memiliki peran yang sangat strategis, baik
sebagai perencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, maupun penilai
pembelajaran. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan,
guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan
dikembangkan terus menerus agar dalam pembelajaran dapat efektif dan
efesien.
Guru dituntut harus memiliki kualitas kinerja yang memadai. Mampu untuk
mengembangkan kompetensi yang dimiliki, baik kompetensi pedagogik,
personal, professional maupun sosial. Hal tersebut lantaran guru merupakan
penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tataran institusional,
sehingga upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek guru
itu sendiri dan tenaga kependidikan lainnya yang menyangkut kualitas
keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam suatu manajemen pendidikan
yang profesional.
Oemar Hamalik (2002: 8) menjelaskan bahwa guru adalah: “suatu jabatan
profesional yang memiliki peranan dan kompetensi profesional”. Sedangkan
dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 Pasal 1 ditetapkan bahwa yang dimaksud
dengan guru adalah:
Pendidik profesional yang mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Dengan demikian guru memiliki peranan yang sangat penting dalam
menentukan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu guru harus
mampu mamikirkan dan membuat perencanaan dengan seksama dalam
meningkatkan kesempatan belajar siswanya dan memperbaiki kualitas
mengajarnya. Guru harus mampu berperan sebagai pengelola proses belajar
mengajar, bertindak sebagai fasilitator yang mampu menciptakan kondisi dan
lingkungan belajar mengajar yang kondusif dan efektif . Disamping itu juga guru
dituntut agar mampu mengorganisasikan kelas, menggunakan metode belajar
yang berfariasi, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses
belajar mengajar.
Dalam meningkatkan profesionalisme, guru dapat dibimbing oleh
supervisor yang dalam istilah pendidikan disebut pengawas. Pengawas
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat berat, serta mempunyai
peran yang sangat penting terhadap perkembangan dan kemajuan sekolah.
Keberadaannya sangat diharapkan oleh guru dalam rangka membantu dan
membimbing guru ke arah tercapainya peningkatan kualitas pembelajaran guru
mata pelajaran, khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
lingkungan sekolah-sekolah yang bernaung pada Kementerian
Agama. Pengawasan dalam rangka mengetahui serta memperbaiki berbagai
kelemahan yang selama ini dilakukan menuju pencapaian tujuan kegiatan yang
telah direncanakan dan ditetapkan.
Menurut M. Ngalim Purwanto (2004: 76) bahwa:
Dalam proses pendidikan, pendidik atau guru dituntut pula memiliki kompetensi pada bidang masing-masing. Maka dari itu untuk menghasilkan kualitas guru yang memiliki kompetensi baik, perlu dilakukan adanya pembinaan dan pengawasan secara kontinu (terus-menerus) sesuai dengan perkembangan, kegiatan pembinaan kependidikan. Karena pengawasan atau supervisi merupakan suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah yang pada umumnya dalam melaksanakan pekerjaan atau tugas mereka, agar berjalan dengan lebih baik dan efektif dari sebelumnya.
Yang bertugas melakukan pengawasan biasanya disebut supervisor,
yakni kepala sekolah dan pengawas. Dilingkungan Kementerian Agama sendiri
Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) melaksanakan tugas diantaranya
memonitor, membina, mengawasi, serta menilai guru Pendidikan Agama Islam
(PAI) dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan agama Islam.
Adanya pengawas sekolah pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
pada sekolah Islam merujuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama
Nomor: 381 Tahun 1999 tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatan pengawas
pendidikan agama. Adapun pada sekolah RA, MI dan MD Awaliyah diawasi oleh
pengawas sekolah mata pelajaran pendidikan agama RA, BA, MI, MD Awaliyah
(Depag RI, 1999: 6). Sedangkan pengawas pada sekolah umum ada dua
macam pengawas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada TK, SD, SLB
serta pengawas sekolah mata pelajaran agama Islam SLTP, SMU/K.
Dari uraian-uraian diatas sudah jelas bahwasanya Pengawas Pendidikan
Agama Islam adalah seorang yang diberi tanggung jawab meningkatkan kualitas
pendidikan dan pengajaran dibidang agama Islam pada khususnya, dengan
melakukan tugasnya yakni pengawasan dan pembinaan terhadap guru
pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah yang menjadi tanggung
jawabnya. Adapun tugas pengawas yang berkaiatan terutama pada bidang
kegiatan pembinaan terhadap guru yang pada khususnya guru Pendidikan
Agama Islam, memberikan bantuan tehadap segala sesuatu yang diperlukan
guru, serta dilakukanya pemeriksaan terhadap pelaksanaan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam di lembaga
masing-masing.
Pengawas Pendidikan Agama Islam melakukan tugasnya yakni
mengawasi serta membina guru dengan baik dan profesional akan berdampak
pada peningkatan kompetensi guru yang menjadi objek pembinaan, karena guru
harus dibantu, dibina, diperiksa dan dievaluasi tugasnya. Hal ini akan
menciptakan motivasi yang baik pula dari guru sebagai tenaga pendidik yang
baik dan berkompeten.
Menurut Ali Imron (1995: 5) bahwa:
kompetensi guru meliputi 10 aspek yang harus dimilikinya, yang kesemuanya dirangkum dalam tiga gugus yang meliputi kemampuan mempersiapkan pengajaran, kemampuan melaksanakan pengajaran, hubungan pribadi dengan peserta didik serta kemampuan mengevaluasi pengajaran. Sebagai seorang yang bertugas mendidik dan mengajar guru akan melaksanakan berbagai macam kegiatan yang bertujuan demi tercapainya mutu pendidikan dan tujuan yang telah dirumuskan.
Berangkat dari adanya fenomena tersebut maka dalam proposal ini
penulis mengambil judul: Peranan Pengawas Pendidikan Agama Islam dalam
Profesionalisme Guru PAI di SDN Kabupaten Pangkep.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana peranan pengawas Pendidikan Agama Islam terhadap
profesionalisme guru PAI di SD 12 Pulau Pamalikang Kabupaten pangkep?
2. Bagaimana bentuk-bentuk pembinaan profesionalisme guru PAI di SD 12
Pulau Pamalikan Kabupaten Pangkep?
3. Kendalah apa yang dihadapi pengawas PAI dalam pembinaan
profesionalisme guru PAI di SD 12 pulau pamalikang kabupaten pangkep?
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini sangat perlu menentukan tujuan, karena setiap
pekerjaan yang tidak ditentukan tujuannya tidak akan mencapai sasaran yang
tepat dan jelas. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui peranan pengawas Pendidikan Agama Islam terhadap
profesionalisme guru PAI di SD 12 Pulau Pamalikang Kabupaten pangkep.
2. Mengetahui bentuk-bentuk pembinaan profesionalisme guru PAI di
SD 12 Pulau Pamalikang Kecamatan Kalukuan Kabupaten Pangkep.
3. Kendala apa sajah yang dihadapi pengawas dalam meningkatkaan
profesionalisme guru Pai di SDN 12 pulau pamalikan?
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian yang dapat diperoleh mengenai Peranan Pengawas
Pendidikan Agama Islam Terhadap Profesionalisme Guru ini diharapkan untuk
dapat diperoleh manfaat secara teoritis maupun praktis yaitu:
1. Kegunaan Teoritis yaitu dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai bahan informasi dalam upaya menambah dan
mengembangkan wawasan dan pengetahuan, terutama sekali tentang
peranan pengawas pendidikan agama Islam terhadap pembinaan
profesionalisme guru PAI di SDN 12 Pulau Pamalikang Kab. Pangkep.
2. Kegunaan Praktis yaitu dengan hasil penelitian ini dapat dijadikan suatu
pertimbangan bagi semua fihak yang bergelut di bidang pendidikan baik bagi
pengawas maupun guru-guru di SD 12 Pulau Pamalikan, dan di harapkan
dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat sebagai ransangan agar ikut
serta dalam meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya pendidikan
agama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengawas Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pengawas
Pengawas adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan
pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapain hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.
Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segalah aktifitas yang
terlaksana sesuai dengan apa yang direncanakan.
Menurut Winardi” pengawasan adalah semua aktivitas yang
dilaksanakan pihak manejer dalam upanya memastikan bahwa hasil aktual
sesuai dengan hasil yang direncanakan”. Senadangkan menurut Basu
Swasta” Pegawasan merupakan fungsi yang menjamin bahwa kegitan-
kegitan dapat memberikan hasil yang diinginkan”.
Sedangkan Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) adalah
pegawai negeri sipil dari lingkungan Kementerian Agama yang diberi tugas,
tanggung jawab dan wewenang penuh terhadap pelaksanaan pendidikan
agama Islam di Sekolah umum dan penyelenggaraan pendidikan di
madrasah dengan melakukan penilaian dan pembinaan baik dari segi teknis
pendidikan maupun administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah,
pendidikan dasar dan menengah
Mengacu pada Surat Keputusan MENPAN pengawas sekolah di
lingkungan Kementerian Agama khususnya Direktorat Jendral Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam yang kemudian diberi istilah “Pengawas
Pendidikan Agama Islam (PPAI)” sehingga muncul beberapa pengertian
yang lebih spesifik tentang pengawas pendidikan agama Islam diantaranya :
a. Menurut KEPMENPAN Nomor: 118/1996 (Pasal 1 ayat 1), pengawas
sekolah adalah:
Pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwewenang untuk melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah, sekolah dasar dan sekolah menengah.
b. Menurut KEPMENPAN Nomor: 118/1996 (Pasal 3 ayat 1), pengawas
sekolah adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai
pelaksana teknis dalam melakukan pengawasan pendidikan terhadap
sekolah tertentu yang ditunjuk. Berdasarkan peraturan KEPMENPAN
tersebut pengawas sekolah merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yang tidak ada kualifikasi baik dari guru ataupun kepala sekolah.
c. Menurut PERMENDIKNAS No. 12 Tahun 2007, pengawas sekolah
adalah:
Guru yang diangkat dan diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwewenang untuk melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan melakukan penilaian dan pembinaan dari segi teknis dan administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah, sekolah dasar dan sekolah menengah.
d. Menurut PERMENAG Nomor: 2 Tahun 2012 (bab I Pasal 1 ayat
4), Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) yang disebut pengawas
pendidikan agama Islam pada sekolah adalah:
pegawai negeri sipil yang diangkat dalam jabatan fungsional pengawas Pendidikan Agama Islam yang tugas, tanggung jawab dan wewenangnya melakukan pengawasan penyelenggaraan pendidikan agama Islam pada sekolah.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang
dinamakan Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) adalah pegawai
negeri sipil dari lingkungan Kementerian Agama yang diberi tugas, tanggung
jawab dan wewenang penuh terhadap pelaksanaan pendidikan agama Islam
di Sekolah umum dan penyelenggaraan pendidikan di madrasah dengan
melakukan penilaian dan pembinaan baik dari segi teknis pendidikan
maupun administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah, pendidikan dasar
dan menengah.
2. Tujuan Pengawas Disekolah Pendidikan Agama Islam
Menurut Piet A. Sahertian (2000: 19) Secara umum tujuan
pengawasan atau supervisi adalah:
memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada dasarnya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tetapi juga mengembangkan potensi kualitas guru.
Pengawasan merupakan kegiatan yang membantu memperbaiki dan
meningkatkan dalam pengelolaan Pendidikan Agama Islam di sekolah dan
madrasah dengan tujuan agar tercipta kondisi belajar mengajar yang sebaik-
baiknya. Menurut Depag RI (2013:6-7) adalah:
Dalam melakuakan pengawasan, pengawas Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum terdapat dua macam pengawas mata pelajaran pendidikan agama Islam pada TK, SD, SLB serta pengawas sekolah mata Pelajaran Agama Islam SLTP, SMU/K. Sedangkan pada sekolah RA, MI dan MD awaliyah diawasi oleh pengawas sekolah mata pelajaran Pendidikan Agama RA, MI, MD Awaliyah.
Dari tujuan tersebut maka sudah jelas bahwa pengawas pendidikan
agama Islam mengemban tugas dan amanat dua lembaga yang berbeda
yaitu membantu pencapaian tujuan pendidikan agama Islam di sekolah
umum dan pengelolaan pendidikan pada madrasah.
Mengingat pengawas Pendidikan Agama Islam sepatutnya memiliki
sikap jujur dan adil serta bertakwa kepada Allah, sebagaimana dalam Al-
quran surah Al-Ahzab ayat 70:
Terjemahnya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada
Allah dan Katakanlah perkataan yang benar.
Beberapa hadits Rasulullah Saw juga menganjurkan perlunya
melaksanakan pengawasan atau evaluasi dalam setiap pekerjaan. Ajaran
Islam sangat memperhatikan adanya bentuk pengawasan terhadap diri
terlebih dahulu sebelum melakukan pengawasan terhadap orang lain. Hal ini
antara lain berdasarkan hadits Rasulullah Saw sebagai berikut:
الكيس من ل رسول الله ص معن ابي يعلى شداد ابن اوس رضي الله عنو قال قاوت ، والعاجز من أت بع ن فسو ىواىا وتنى على الله دان ن فسو ، وعمل
لما بعد الم
)رواه الترميذي( الامانى Artinya:
Dari Abu Ya‟la Syaddad bin Aus berkata bahwa Rasulullah Saw bersabdah: “Orang yang sempurna akalnya ialah yang mengoreksi dirinya dan bersedia beramal sebagai bekal setelah mati. Dan orang yang rendah adalah yang selalu menurutkan hawa nafsunya. Disamping itu, ia mengharapkan berbagai angan-angan kepada Allah.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Dalam pandangan Islam segala sesuatu harus dilakukan secara
terencana, dan teratur. Tidak terkecuali dengan proses kegiatan belajar-
mengajar yang merupakan hal yang harus diperhatikan, karena substansi
dari pembelajaran adalah membantu siswa agar mereka dapat belajar
secara baik dan maksimal. Manajemen dalam hal ini berarti mengatur atau
mengelola sesuatu hal agar menjadi baik. Hal ini sesuai denganhadits, An-
Nawawi (1987: 17) yang diriwayatkan dari Ya‟la Rasulullah bersabda:
Artinya:
Abu Ya‟la Syaddad bin Aus berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah mewajibkan berlaku ihsan dalam segala hal. Karena itu, jika membunuh [yang dibenarkan syariat], bunuhlah dengan baik, dan jika menyembelih, sembelihlah dengan baik, tajamkan pisau dan janganlah membuat hewan sembelihan itu menderita.” (HR Muslim 6010).
Berdasarkan hadits di atas, pengawasan dalam Islam dilakukan untuk meluruskan yang bengkok, mengoreksi yang salah dan membenarkan yang hak. Pengawasan di dalam ajaran Islam, paling tidak terbagi kepada 2 (dua) hal: pertama, pengawasan yang berasal dari diri, yang bersumber dari tauhid dan keimanan kepada Allah SWT. Orang yang yakin bahwa Allah pasti mengawasi hamba-Nya, maka orang itu akan bertindak hati-hati. Ketika sendiri, dia yakin Allah yang kedua, dan ketika berdua dia yakin Allah yang ketiga. Allah SWT berfirman dalam (QS . Al-Mujadalah 58:7).
Terjemahnya :
Tidaklah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa
yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan
rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan
tiada (pembicaraan antara) lima melainkan Dia-lah yang keempatnya.
Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah yang
keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang
dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di
manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada
mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”( Departemen
Agama RI : 542 )
Adapun dalam tujuan pengawas Pendidikan Agama Islam dan
tanggung jawab kepengawasannya pada satuan pendidikan dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Meningkatkan kemampuan kepala sekolah/madrasah dan guru/pendidik
dalam menyusun perangkat pembelajaran dan melaksanakan kegiatan
akademis.
b. Meningkatkan kemampuan kepala sekolah/ madrasah, pendidik dan
tenaga kependidikan lainnya dalam pengelolaan administrasi/manajerial
madrasah.
c. Memberikan masukan, bahan pertimbangan, dan rekomendasi kepada
kepala kantor Kementerian Agama untuk mengambil kebijakan
pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
d. Memberikan masukan, bahan pertimbangan, dan rekomendasi kepada
kepala Kantor Kementerian Agama tentang peningkatan jenjang dan
karier guru dan kepala sekolah/madrasah pada jenjang yang lebih tinggi.
Sasaran supervisi akademik yang dilakukan pengawas yaitu
membantu guru dalam hal:
1. Merencanakan kegiat an pembelajaran dan atau bimbingan,
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan,
3. Menilai proses dan hasil pembelajaran/bimbingan,
4. Memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan
pembelajaran/bimbingan,
5. Memberikan umpan balik secara tepat dan teratur dan terus menerus
pada peserta didik,
6. Melayani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar,
7. Memberikan bimbingan belajar pada peserta didik,
8. Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan,
9. Mengembangkan dan memanfaatkan alat bantu dan media
pembelajaran dan atau bimbingan,
10. Memanfaatkan sumber-sumber belajar,
11. Mengembangkan interaksi pembelajaran/bimbingan (metode, strategi,
teknik, model,pendekatan dan sebagainya) yang tepat dan berdaya
guna.
Sedangkan dalam melaksanakan supervisi manajerial, pengawas
sekolah/madrasah memiliki peranan khusus sebagai:
1. Konseptor yaitu menguasai metode, teknik, dan prinsip-prinsip supervisi
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah/madrasah;
2. Programer yaitu menyusun program kepengawasan berdasarkan visi,
misi,tujuan, dan program pendidikan di sekolah/madrasah;
3. Komposer yaitu menyusun metode kerja dan instrumen kepengawasan
yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawas
di sekolah/madrasah;
4. Reporter yaitu melaporkan hasil-hasil pengawasan dan
menindaklanjutinya untuk perbaikan program pengawasan berikutnya di
sekolah/madrasah;
5. Builder yaitu: membina kepala sekolah/madrasah dalam pengelolaan
(manajemen) dan administrasi sekolah/madrasah berdasarkan
manajemen peningkatan mutu pendidikan di
sekolah/madrasah dan membina guru dan kepala sekolah/madrasah
dalam melaksanakan bimbingan konseling di sekolah/madrasah;
6. Supporter yaitu mendorong guru dan kepala sekolah/madrasah dalam
merefleksikan hasil-hasil yang dicapai untuk menemukan kelebihan dan
kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya di sekolah/madrasah,
7. Observer yaitu memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan di
sekolah/madrasah; dan
8. User yaitu memanfaatkan hasil-hasil pemantauan untuk membantu
kepala sekolah dalam menyiapkan akreditasi sekolah.
Sasaran supervisi manajerial adalah membantu kepala
sekolah/madrasah dan tenaga kependidikan di sekolah di bidang
administrasi sekolah/madrasah yang meliputi:
1. Administrasi kurikulum,
2. Administrasi keuangan,
3. Administrasi sarana prasarana/perlengkapan,
4. Administrasi tenaga kependidikan,
5. Administrasi kesiswaan,
6. Administrasi hubungan/madrasah dan masyarakat,
7. Administrasi persuratan dan pengarsipan.
Kegiatan yang dilaksanakan pengawas baik pada supervisi akademik
maupun supervisi manajerial adalah melakukan pemantauan/monitoring,
penilaian, penilaian, pengawasan, pembinaan dan pengembangan serta
pelaporan. Oleh sebab itu peran yang harus dimainkan seorang pengawas
pendidikan sekolah, madrasah dan pondok pesantren adalah sebagai mitra
guru dan kepala sekolah sekaligus sebagai pelopor, inovator, kolabolator,
motivator, penilai, pembimbing, peneliti dan konsultan pendidikan.
Menurut Zainal Aqib (2009 :48) Tugas pengawas adalah
“melaksanakan pengawasan Akademik dan pengawasan manajerial”. Oleh
karena itu setiap pengawas wajib memiliki kemampuan yang professional
dalam dua bidang tersebut, yaitu :
a. Bidang Tehnis Pendidikan
Hal-hal pokok yang berkaitan dengan tehnis pendidikan adalah
kurikulum, proses belajar mengajar, evaluasi, keterpaduan pendidikan
agama Islam dengan mata pelajaran lain.
b. Kurikulum
Menutrut. Piet A Sahertian (2008:29) Kurikulum yang dimaksud
dalam konteks ini adalah:
kurikulum yang berlaku secara nasional saat ini. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berorientasi dan mengacu pada taksonomi tujuan pendidikan,seperti yang mencakup domain kognitif, domain psikomotorik dan domain apektif. Pengawas Pendidikan Agama Islam harus menguasai kurikulum
tersebut secara rinci. Hal ini sangat penting, karena atas dasar
kurikulum itulah para pengawas melakukan pembinaan teknis edukatif,
tanpa menguasai kurikulum akan sangat sulit dalam melakukan
pembinaan kepada guru
3. Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas Pengawas Pendidikan Agama Islam
Pada PERMENAG Nomor: 2 Tahun 2012 (Bab II pasal 3 ayat
2) dijelaskan bahwa tugas pokok Pengawas Pendidikan Agama Islam
sebagaimana yang dimaksud pasal 2 ayat 1 adalah: pengawas Madrasah
yang meliputi pengawas RA, MI, MTs, MA atau MAK mempunyai tugas
melaksanakan pengawasan Pendidikan Agama Islam pada sekolah”.
(Lampiran Permenag Nomor 2 Tahun 2012).
Merujuk pada KEPMENPAN Nomor 118/ Tahun 1996 (Bab II pasal 3
ayat 1) dijelaskan bahwa tugas pokok Pengawas Pendidikan Agama Islam
adalah:
Menilai dan membina teknis pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah umum dan penyelengaraan pendidikan di madrasah, baik yang berstatus negeri maupun swasta yang sudah menjadi tanggung-jawabnya. (Kemenag RI, 2005: 79).
Dari gambaran diatas dapat dipahami bahwa tugas pokok Pengawas
Pendidikan Agama Islam mencakup dua lembaga pendidikan yang berbeda,
yaitu sekolah umum dalam lingkungan Departemen Pendidikan Nasional
dan di madrasah dalam lingkungan Kementerian Agama. Hal tersebut
berarti bahwa apabila Pengawas Pendidikan Agama Islam melakukan
pengawasan di sekolah umum maka tugas pokoknya adalah menilai
pelaksanaan pengajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
membina para guru pendidikan agama Islam di sekolah yang bersangkutan,
serta pengawasan yang dilakukan adalah pengawasan atau supervisi teknis
kependidikan dan melakukan pengawasan administrasi terkait.
Sebagaimana dalam Al-Quran Surah Al-Hasyr ayat 18:
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Kemenag RI (2011:548)
Sedangkan pada madrasah, pengawas pendidikan agama Islam
melakukan penilaian dan pembinaan atas penyelenggaraan pendidikan
pada Madrasah yang bersangkutan secara menyeluruh baik teknis
pendidikan maupun administrasi, kecuali terhadap mata pelajaran atau
rumpun mata pelajaran lain seperti Matematika, Fisika, Kimia, Biologi dan
sebagainya, yang pengawasannya dilakukan oleh pengawas sekolah yang
beragama Islam dari Departemen Pendidikan Nasional.
Kini tugas yang diamanatkan pemerintah kepada pengawas
pendidikan agama islam amatlah berat karena berkaitan dengan berbagai
kebijakan baru pemerintah yang berhubungan dengan masalah-masalah
kependidikan dan pengajaran untuk menerapkan kurikulum dengan segala
aspeknya di sekolah dan madrasah, masalah peningkatan mutu pendidikan
yang harus terus dipacu bagi para penyelenggara pendidikan dengan
dengan segala bentuk pembinaannya juga masalah penanaman nilai-nilai
akhlaq mulia terhadap peserta didik melalui pembinaan agama yang
semakin intensif berkaitan dengan pengaruh arus globalisasi dengan segala
dampak budaya negatifnya, serta masalah terciptanya kerukunan umat
beragama yang dimulai dari peserta didik agar mempunyai sikap solidaritas
yang tinggi sebagai implementasi nilai-nilai demokrasi seutuhnya yang
sedang dibangun.Sebagaimana dalam surat al-fajr ayat 89 : 14
Terjemahnya:“sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.” Kemenag
RI : (2011:593)
Pengawasan yang dilakukan pengawas sebagai perpanjangan
tangan dari pemerintah harus benar-benar dapat diukur. Artinya, ada
peningkatan kualitas layanan belajar yang cukup signifikan sebagai
peningkatan profesionalitas guru PAI. Dengan demikian, pengeloaan
institusi satuan pendidikan sebagai dampak dari pengawasan yang
dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat akan terus menerus dapat
membangun karakter warga sekolah dan karakter peserta didik.
Menurut Zainal Aqib 2009 : 48 Tugas pengawas adalah:
“melaksanakan pengawasan Akademik dan pengawasan manajerial”. Oleh
karena itu setiap pengawas wajib memiliki kemampuan yang professional
dalam dua bidang tersebut, yaitu:
Agus Salim Mansyur (2009: 214) mengatakan bahwa tugas dari
pada pengawas ialah:
diarahkan pada pencapaian supervisi yang tidak hanya memperbaiki mutu mengajar guru, akan tetapi juga melakukan pembinaan pertumbuhan profesi guru yang diartikan secara luas, yang salah satunya ialah meningkatkan mutu pengetahuan dan keterampilan guru.
Adapun secara spesifik tugas pengawas pendidikan agama Islam
terbagi menjadi dua bagian, yakni pengawas pendidikan agama Islam yang
bertugas pada satuan pendidikan dasar, diantaranya ialah TK, RA, SD dan
MI. Dan kelompok yang kedua tugas pengawas pendidikan agama Islam
di satuan pendidikan menengah. Adapun tugas pengawas pendidikan
agama Islam menurut Kemenag RI (2005:980) pada satuan Pendidikan
Dasar yang meliputi TK, RA, SD dan MI yakni:
a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengembangan agama Islam di TK dan penyelenggaraan pendidikan di RA kecuali bidang pengembangan selain agama Islam.
b. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan mata pelajaran agama Islam di Sekolah Dasar dan penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Diniyah, kecuali selain mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas guru pendidikan agama Islam pada TK dan SD dan guru serta tenaga lain pada RA, MI, dan SD serta MD, kecuali guru mata pelajaran selain agama Islam.
d. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam pada TK dan SD serta kegiatan ekstrakurikuler di RA, MI dan MD. Menurut Kemenag RI, (2006: 87) Pengawas PAI mempunyai fungsi
yang sangat strategis yang meliputi:
pengawasan akademik dan manajerial. Pengawasan akademik pada dasarnya berkaitan dengan fungsi pembinaan, penilaian, perbantuan dan pengembangan kemampuan guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta sebagai bimbingan dan kualitas hasil belajar peserta didiknya. Sedangkan pengawasan manajerial berfungsi sebagai pembinaan,
penilaian dan bantuan serta bimbingan kepada kepala madrasah dan
seluruh tenaga kependidikan lainnya di madrasah dalam pengelolaan
madrasah untuk meningkatkan kinerja sekolah dan kinerja kepala
madrasah serta kinerja tenaga kependidikan lainnya.
Sejalan dengan fungsi Pengawas Pendidikan Agama Islam di atas,
maka merujuk pada PERMENAG Nomor: 2 Tahun 2012 (Bab II Pasal 4
ayat 1 dan 2) tentang fungsi pengawas, yang meliputi :
1. Pengawas Madrasah mempunyai fungsi diantaranya melakukan: a. Penyuluhan program pengawasan di bidang akademik dan
manajerial; b. Pembinaan dan pengembangan Madasah; c. Pembinaan, pembimbingan dan pengembangan profesi guru
Madrasah 2. Pengawas PAI pada Sekolah mempunyai fungsi diantaranya
melakukan:
a. Menyusun program pengawas PAI; b. Pembinaan, pembimbingan dan pengembangan profesi guru
PAI; c. Memantau penerapkan standar nasional PAI.
Dalam fungsi pengawasan secara umun merupakan kegiatan-
kegiatan yang meliputi memantau, mengarahkan, menilai dalam suatu
organisasi yang menjadi tanggung jawabnya. Menurut Kemenag RI,
(2005: 81) Adapun Pengawas Pendidikan Agama Islam dalam melakukan
pengawasan pada sekolah umum melaksanakan kegiatan yang
diantaranya ialah:
1. Melakukan pemantauan pada pelaksanaan pengajaran yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP SMU dan SMK.
2. Memantau penggunaan kurikulum dan sarana pendidikan agama Islam pada SD, SMP SMU dan SMK.
3. Mamantau faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP SMU dan SMK.
4. Melakukan pengarahan pada guru pendidikan agama Islam SD, SMP SMU dan SMK yang dalam proses pembelajaran didapat kekeliruan atau ketidak sesuaian dengan tujuan.
B. Profesionalisme Guru
1. Pengertian Profesional Guru
Pengertian profesional menurut UUGD BAB 1 Pasal 1 Poin 1 yang
berbuyi adalah Pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran
atau kecakapan yang memenuhi satandar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.
Sebelum lebih lanjut menjelaskan tentang profesionalisme guru terlebih
dahulu dijelaskan tentang profesionalisme. Menurut Tumadi (2008: 3)
Profesionalisme adalah “ide, aliran atau pendapat suatu profesi yang harus
dilaksanakan dengan profesional dengan mengacu kepada norma-norma
profesionalisme”. Profesionalisme bukan sekedar pengetahuan teknologi dan
manajemen tetapi lebih merupakan sikap, pengembangan profesionalisme
lebih dari seorang teknisi bukan hanya memiliki keterampilan yang tinggi tetapi
memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan. Jadi profesionalisme adalah
seseorang yang bekerja terampil dalam profesinya dan mampu
mengembangkan profesi dan keterampilannya sekalipun keterampilan tersebut
merupakan produk dari minat belajar dan pembiasaan.
Profesionalisme menjadi tuntutan dari setiap pekerjaan. Apalagi profesi
guru yang sehari-hari menangani benda hidup yang berupa anak-anak atau
siswa dengan berbagai karakteristik yang masing-masing tidak sama.
Pekerjaaan sebagai guru menjadi lebih berat tatkala menyangkut peningkatan
kemampuan anak didiknya, sedangkan kemampuan dirinya mengalami
stagnasi. Jadi jelaslah profesi guru harus didukung oleh ilmu atau teori
yangmemberikan konsepsi yang teoritis ilmu pendidikan. Demikian juga untuk
menjadi guru yang profesional memerlukan waktu,pendidikan dan latihan yang
lama, mulai dari pendidikan dasar untuk taraf sarjana ditambah dengan
pendidikan profesional. “Guru yang profesional adalah mereka yang memiliki
mereka yang memiliki kemampuan profesional dengan berbagai kapasitasnya
sebagai pendidik” (Sabaruddin, 2010 : 8). Sedangkan menurut Udin
Syaefuddin Saud (2009: 49) mengemukakan bahwa:
Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan prilaku) yang harus dimilki, dihayati dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
profesionalisme guru adalah seseorang yang memiliki pengetahuan serta
mampu mengembangkan profesinya sebagai guru sehingga dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan anak didik. Dengan demikian seorang
guru/pendidik yang profesional adalah seorang yang memiliki ilmu
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang profesional, yang mampu
mengembangkan profesinya sebagai guru yang profesional.
2. Kompetensi Guru Professional
Orang yang profesional memiliki sikap-sikap yang berbeda dengan
orang-orang yang tidak profesional. Sebagai pendidik yang profesional
guru bukan saja dituntut untuk melaksanakan tugasnya secara profesional,
tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan profesionalnya.
Dalam diskusi pengembangan model pendidikan yang diselenggarakan oleh
PPS IKIP Bandung tahun 1990, dirumuskan 10 ciri suatu profesi (Nana
Syaodih Sukmadinata, 2004: 191) yaitu:
a. Memiliki fungsi dan signifikan sosial. b. Memiliki keahlian atau ketrampilan tertentu. c. Keahlian atau ketrampilan diperoleh dengan menggunakan teori dan
metode ilmiah. d. Didasarkan atas disiplin yang jelas. e. Diperoleh dengan pendidikan dalam masa tertentu dan cukup lama. f. Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional. g. Memiliki kode etik. h. Kebebasan untuk memberikan pendapat dalam memecahkan masalah
dalam lingkup kerjanya. i. Memiliki tanggung jawab profesional dan otonomi. j. Ada pengakuan dari masyarakat dan imbalan atas layanan profesinya.
Dalam tugasnya sebagai guru, seorang guru diharapkan lebih
meningkatkan kualitas keilmuannya yang berkaitan dengan ilmu kependidikan
dan keguruan agar semakin profesional dalam mengelola proses pendidikan.
Menurut Piet A. Sahertian dan Ida A. Sahertian (1992: 6)
mengemukakan bahwa:
yang dimaksud dengan kompetensi profesional guru adalah kemampuan dengan penguasaan akademik (mata pelajaran) dengan kemampuan mengajar sekaligus sehingga guru mempunyai wibawa akademis.
Muhibbin Syah (2004: 279) mengemukakan bahwa: “yang dimaksud dengan
kompetensi profesional guru adalah kemampuan dan kewenangan guru dalam
menjalankan profesi keguruannya”.
Lebih lanjut Muhibin Syah (2004: 230) mengemukakan bahwa dalam
menjalankan kewenangan profesionalnya, guru dituntut untuk memiliki
kecakapan-kecakapan (competencies) yang bersifat psikologis, yang meliputi
:
1. Kompetensi kognitif (kecakapan ranah cipta), artinya kemampuan intelektual yang meliputi pengetahuan kependidikan/keguruan dan pengetahuan bidang studi
2. Kompetensi afektif, yang meliputi sikap dan perasaan diri yang berkaitan dengan potensi keguruan.
3. Kompetensi psikomotor, yaitu kecakapan yang bersifat jasmaniah yang pelaksanaannya berhubungan dengan tugasnya selaku pengajar.
Selain kompetensi-kompetensi di atas, untuk menjadi profesional
seorang guru juga dituntut untuk memiliki kompetensi-kompetensi yang lain,
seperti dikemukakan oleh E. Mulyasa (2007: 175) yang meliputi:
a. Kompetensi Pedagogik, yaitu kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pengembangan kurikulum, perancangan pembelajaran, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
b. Kompetensi Kepribadian, yaitu kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada umumnya.
c. Kompetensi Profesional, adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
d. Kompetensi Sosial, yaitu kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar, bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, berkomunikasi secara
lisan, tulisan dan isyarat serta menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
Dari penjelasan pakar pendidik diatas penulis mengambil kesimpulan
bahwa potensi sumber daya guru perlu secara terus-menerus dikembangkan
agar dapat melakukan fungsinya secara profesional. Selain itu pengaruh
perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus-menerus
belajar untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Berangkat dari hal tersebut, maka komponen-komponen yang perlu
ditingkatkan dalam proses belajar mengajar, diantaranya sebagai berikut:
a. Membantu guru dalam memahami strategi belajar mengajar.
b. Membantu guru dalam merumuskan tujuan-tujuan pengajaran.
c. Membantu guru dalam menyusun berbagai pengalaman belajar.
d. Membantu guru dalam menyusun keaktifan belajar.
e. Membantu guru dalam meningkatkan ketrampilan dasar mengajar.
3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Sebelum menguraikan tentang tugas dan tanggung jawab seorang
guru, terlabih dahulu perlu untuk menguraikan siapa yang dimaksud dengan
guru, menurut Oemar Hamalik(2002 :8) Guru adalah: ”suatu jabatan
professional yang memiliki peranan dan kompetensi professional yang memiliki
peranan yang sangat penting dalam menentukan kualitas pengajaran yang
dilaksanakan”.
Jadi guru adalah seseorang yang menyebabkan orang lain mengetahui
atau mampu melaksanakan sesuatu atau yang memberikan pengetahuan atau
keterampilan kepada orang lain. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa guru bukan hanya memberikan ilmu pengetahuan kepada murid-
mudridnya didepan kelas saja tetapi guru merupakan tenaga profesional yang
dapat menjadikan siswa mampu merencanakan,mengumpulkan dan
menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Sebagaimana dalam hadits
rasulillah saw sebgai berikut :
الله عنه قال: رسول الله صل ته: عن إبن عمر رض الله عله وسل م: كلكم مسعل عن رع
ته, والمرأة جل راع ف أهله وهو مسؤل عن رع ته, والر فالإمام راع وهو مسعل عن رع
تها, والخاد مسؤلة عن رع ة ف بت زوجهاوه م راع ف مال أبه وهو مسؤل عن راع
ته)حدث صحح رواه الخمسه( ته فكلكم راع وكلكم مسؤل عن رع رع
Artinya:
Dari Umar ia berkata bahwa Rasulullah Saw Bersabdah: “Setiap kamu bertanggung jawab atas kepemimipinmu: maka seorang imam adalah pemimpin dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinanya, seorang laki-laki adalah pemimpin di dalam keluarganya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinanya, perempuan adalah pemimpin di rumah suaminya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinannya, pembantu adalah peminpin/penanggung jawab terhadap harta tuanya dan dia bertanggung jawab atas kepimimpinanya, seorang anak adalah pemimpin terhadap harta ayahnya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinanya, maka setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu bertanggung jawab atas kepemimpinannya”.
Mengenai pelaksanaan tugas selaku seorang guru harus didukung
dengan perasaan bangga akan tugas yang dipercayakan kepadanya, yaitu
mempersiapkan masa depan bangsa, walaupun banyak rintangan dan
tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan tugasnya. Guru dalam
mengahadapi tantangan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia,
sudah seharusnya meningkatkan kualitas dirinya dengan jalan meningkatkan
keprofesionalan dalam mengelola pelajaran dan meningkatkan wawasan
dengan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang setiap hari berkembang terus,
hal ini diperlukan sekali dalam rangka peningkatan sumber daya manusia
Indonesia.
Mengajar dan mendidik adalah pekerjaan mulia dan oleh karenanya
maka pahala kebaikanya akan diberikan Allah semenjak yang bersangkutan
berada di dalam kuburnya (sebelum datangnya hari kiamat). Nabi Bersabda:
جري للعبد أجرهن وهو ف ن انس رضلى الله ع ع صل الله عله وسل م: سبع ب نه قال: قال الن
قبره بعد موته: من عل م علما أو أجري نهرا أو حفر بئرا أو غرس نخلا أو بن مسجدا أو ورث
ستغفرله بعد موته )رواه البزارمصحفا أو ترك ولدا )
Artinya:
Dari Anas r.a berkata: Nabi saw. Bersabda: Ada tujuh hal yang pahalanya mengalir pada seorang hamba semenjak dia didalam kubur setelah kematianya, yaitu: Orang yang mengajarkan sesuatu ilmu, atau mengalirkan sungai (memberikan pengairan), atau menggali sumur, atau menanam pohon kurma, atau membangun masjid, atau mewariskan mushaf, atau meninggalkan anak yang memohonkan ampun kepadanya setelah kematianya. (HR. Buhari)
Hadis di atas memberikan kita pelajaran bahwa kebaikan yang
menyangkut kepentingan orang lain lebih baik dari pada kebaikan individual,
artinya kebaikan yang dilakukan untuk dirinya sendiri.
Sebab mengajar, menyalurkan air untuk kepentingan umum, serta
mewariskan al-Quran untuk dibaca dan diamalkan banyak orang, semuanya itu
merupakan amal sosial yang kemaslahatannya dapat dinikmati orang lain.
Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia, maka ada
beberapa pendapat para ahli pendidikan mengenai tugas dan tanggung jawab
seorang guru dan pendapat para ahli tentang tugas dan tanggung jawab guru
ternyata bervariasi tergantung kepada cara memandang atau persepsi tentang
tugas dan tanggung jawab guru, diantaranya yaitu :
a. Udin Syaefuddin Saud, (2008 : 40) merumuskan tugas dan tanggung jawab guru antara lain:
1. Guru sebagai pengajar 2. Guru sebagai pengajar dan juga pendidik 3. Guru sebagai pengajar, pendidik dan juga agen pembaharuan dan
pembangunan masyarakat 4. Guru yang berkewenangan berganda sebagai pendidik profesional
dengan bidang keahlian lain selain kependidikan
b. Dalam buku Pendidikan Guru Oemar Hamalik (2008:28) mengemukakan
tugas seorang guru professional antara lain yaitu:
1. Bertindak sebagai model bagi para anggota lainnya. 2. Merangsang pemikiran dan tindakan 3. Memimpin perencanaan dalam mata pelajaran atau daerah pelajaran
tertentu. 4. Memberikan nasihat kepada executive teacher sesuai dengan kebutuhan
tim. 5. Membina/memelihara literature professional dalam daerah pelajarannya. 6. Bertindak atau memberikan pelayanan sebagai manusia sumber dalam
daerah pelajaran tertentu dengan referensi pada in-service, training dan pengembangan kurikulum.
7. Mengembangkan file sumber kurikulum dalam daerah pelajaran tertentu dan mengajar kelas-kelas yang paling besar.
8. Memelihara hubungan dengan orang tua murid dan memberikan komentar atau laporan.
9. Bertindak sebagai pengajar dalam timnya.
Dari penjelasan diatas penulis menghubungkan sebua ayat dalam Al-
quran surah ar-rahman ayat 1-4 :
Terjemahnya :( Allah) yang maha pengasih , yang mengajarkan al-qur‟an, dan
menciptakan manusia, mengajarinya pandai berbicara. Kemenag RI (2011:531)
Yang Maha Pengasih (ar-Rahman) adalah salah satu sifat Allah. Setiap
sifat adalah ayat, sebuah tanda yang menunjukkan keesaan Allah. Segala
sesuatu dalam penciptaan selalu berkaitan dengan-Nya.
Untuk memahami, mengapresiasi, dan menghayati rahmat dari Tuhan
Yang Maha Pengasih, manusia telah dianugerahi pengetahuan. Seseorang
tidak dapat memahami sesuatu kecuali bila mengalaminya terlebih dahulu.
Pengetahuan paling berharga dalam perjalanan hidup adalah pengetahuan Al-
quran. Hubungan manusia dengan Allah dijalin melalui Alquran, melalui kitab
suci, melalui pengetahuan yang memungkinkan manusia melihat rahmat Allah
yang serba meliputi. Makna hadis yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad
saw. diciptakan sebelum diciptakannya Adam adalah bahwa cahaya jalan
kebenaran sudah ada lebih dahulu sebelum Adam. Setelah Alquran,
diciptakanlah manusia, Bani Adam. Dengan demikian, pengetahuan cahaya
Islam, cahaya Al-quran sudah ada lebih dahulu sebelum Allah menciptakan
manusia (khalaqa al-insan) serta didalamnya tidak ada keraguan sedikitpun.
sebagaimana dalam al-quran surah al-baqarah [2] ayat 2:
Terjemahnya: “Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertaqwa” Kemenag RI (2011:2)
Kompetensi professional diatas merupakan profil dan kemampuan dasar
yang harus dimiliki oleh seorang guru, kompetensi ini dikembangkan
berdasarkan analisis tugas-tugas yang harus dilakukan oleh guru. Melalui
pengembangan kompetensi profesi dan juga guru dituntut agar menguasai
akademis secara serasi dengan kemampuan mengajar. Hal ini perlu karena
seorang guru diharapkan mampu mengambil keputusan yang mengandung
akademis dan praktis secara kependidikan. Sebagaimana sabda Rasulullah:
رسول الله صلىى الله عليو و سلىم: إذاضي عت الأمانة قال: قال عن أبي ىر ي ر ة رضي الله عنو إذا أسندالأمر إلى غي أىلو فان تظرالسىا عة. قال: فان تظرالسىاعة,كيف إضاعت ها يارسول الله؟
....................... (ري البخااخرجو )
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda: Apabila amanah disia-siakan maka tunggulah saat kehancurannya. Salah seorang sahabat bertanya:”Bagaimanakah menyia-nyiakannya, hai Rasulullah?” Rasulullah SAW menjawab: “Apabila perkara itu diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya (HR. Imam Bukhari)
Nabi Muhammad SAW menyebutkan tentang salah satu pertanda akan
datangnya hari kiamat adalah bilamana amanah atau kepercayaan diserahkan
bukan pada ahlinya. Manusia memiliki keahlian yang berbeda-beda. Idealnya
seorang manusia harus mengerjakan sesuatu sesuai dengan kemampuannya.
Kalau dia melakukan suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan maka
pekerjaan tersebut akan berantakan. Kalau dia ahli pertanian janganlah
disuruh memperbaiki mobil, untuk sekedar bergaya montir dan membongkar
mesin mungkin bisa, tetapi memperbaiki mesinnya tidak akan bisa. Untuk itulah
nabi melarang memberikan perkara kepada orang yang bukan ahlinya
Sifat amanah memang lahir dari kekuatan iman. Semakin menipis
keimanan seseorang semakin pudar pula sifat amanah pada dirinya.
Berpadunya kekuatan dan amanah pada diri seorang manusia sangat jarang
terdapat. Maka bila ternyata ada dua orang laki-laki satu diantaranya lebih
besar amanah padanya dan yang satunya lebih besar kekuatan haruslah
diutamakan mana yang lebih bermanfaat bagi bidang jabatannya itu yang lebih
sedikit resikonya.
4. Ciri-Ciri Guru yang professional
a. Mempunyai komitmen pada proses belajar siswa
b. Menguasai secara mendalam materi pelajaran dan cara mengajarkannya.
c. Mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya.
d. Merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya
yang memungkinkan mereka untuk meningkatkan profesionalismenya.
Dalam hal ini Allah menegaskan dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah [2] Ayat
31:
Terjemahnya:
Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!. Kemenag RI (2011:6)
Dari ayat diatas, bahwa seorang pendidik seharusnya menberikan
materi kepada peserta didik bukan sekedar teori saja, tapi harus
pengaplikasin pada peserta didik tersebut.
Ciri-ciri tersebut dapat digunakan sebagai kreteria atau tolak ukur
keprofesioanalan guru. Selanjutnya kreteria ini akan berfungsi ganda yaitu:
untuk mengukur sejauh mana guru-guru di Indonesia ini telah memenuhi
kreteria professional dan untuk dijadikan titik tujuan yang akan
mengarahkan segala upaya menuju profesionalisasi guru.
Menurut Robert W. Richey dalam Arikunto ( Udin Syaefuddin Saud,
2009 : 15 ) mengemukakan bahwa ciri dan syarat suatu profesi antara lain
yaitu:
a. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan dengan kepentingan pribadi
b. Seorang pekerja professional, secara aktif memerlukan waktu ang panjang mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya.
c. Memiliki kualifikasi untuk memasuki profesi tersebut serta mampu mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.
d. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap dan cara kerja.
e. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi
f. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin diri dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya,
g. Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan kemandirian,
h. Memandang profesi suatu karier hidup ( a live career ) dan menjadi seorang anggota yang permanen. Sedangkan menurut chandler dalam Sahertian(1992; 11)
mengemukakan ciri mengajar sebagai suatu profesi sebagai berikut:
a. Hakekat suatu profesi adalah mengutamakan layanan sosial b. Suatu profesi dilandasi dengan memiliki sejumlah pengetahuan
yang sistematis c. Suatu profesi derajat otonomi yang tinggi d. Suatu profesi yang dikatakan telah memiliki otonomi kalau orang itu
dapat mengatur dirinya sendiri dan dapat mengontrol fungsinya sebagai orang bertanggung jawab secara ilmu pengetahuan
e. Suatu profesi yang umumnya menyadari pertumbuhan terus menerus.
Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa semua orang
yakin bahwa pendidik memiliki andil yang sangat besar terhadap
keberhasilan peserta didik. Guru sangat berperan dan mempunyai peran
yang cukup besar terhadap kematangan intelektual, spiritual, dan
emosional peserta didik. Dalam dunia pendidikan, komponen Guru
sangatlah penting, yakni orang yang bertanggungjawab mencerdaskan
kehidupan anak didik, dan bertanggungjawab atas segala sikap, tingkah
laku dan perbuatan dalam rangka membina anak didik agar menjadi orang
yang bersusila yang cakap, berguna bagi nusa dan bangsa.
C. Peranan Pengawas Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan
Profesionaisme Guru PAI.
1. Tujuan dan Fungsi Pembinaan Guru PAI
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Dekdikbud) merumuskan
tujuan pembinaan guru adalah meningkatkan kemampuan-kemampuan
profesional guru dalam meningkatkan proses dan hasil belajar melalui
pemberian bantuan atau layanan profesional kepada guru. Jika dalam proses
belajar mengajar meningkat, maka hasil output peserta didik akan baik pula.
Dalam Undang-undang Guru dan Dosen pada bagian kelima tentang
pembinaan dan pengembangan (pasal 32 ayat 2) disebutkan bahwa:
pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaiman dimaksud dalam ayat (1) meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. (UUD RI No.14 Thn 2005)
Djajadisastra dalam Ali Imron (1995: 12) berpendapat bahwa:
Dalam tujuan pembinaan guru yakni memperbaiki tujuan khusus dari mengajar guru dan belajar siswa, memperbaiki dari segi materi, metode dalam proses belajar mengajar bahkan memperbaiki sikap kepribadian guru kepada peserta didiknya.
Dari penjelasan diatas, adapun fungsi dari adanya pembinaan guru dapat
diidentifikasi berdasarkan tujuan yang tertulis diatas yakni memelihara program
dalam pengajaran, menilai dan memperbaiki faktor yang mempengarui dalam
pembelajaran serta memperbaiki situasi dalam belajar.
2. Teknik Pembinaan Guru
Teknik-teknik dalam pembinaan guru menurut Ali Imron dalam bukunya
Pembinaan Guru di Indonesia, secara garis besar dilakukan dalam tiga hal yakni
dilakukan secara individu, kelompok, langsung dan tidak langsung.
Menurut Hendiyat Soetopo.Dkk (1998:44):
Dalam pembinaan guru apabila dilihat dari segi banyaknya guru maka pembinaan dapat dilakukan secara individu dan secara kelompok, sedangkan apabila dilihat dari segi cara menghadapi guru dalam melakukan pembinaan maka dilakukan teknik langsung dan tidak langsung.
Dari penjelasan diatas penulis menarik kesimpulan bahwa dalam
Pembinaan Guru di Indonesia, meliputi kunjungan kelas, pertemuan pribadi,
rapat dewan guru, kunjungan antar kelas, kunjungan sekolah, kunjungan antar
sekolah, pertemuan dalam kelompok kerja, penerbitan bulletin profesional dan
penataran
3. Bentuk-bentuk Pembinaan Guru PAI
Membina guru adalah mengembangkan potensi, termasuk potensi
mereka sebagai guru karena kemampuan profeional dan kepribadian adalah
modal dasar bagi seorang guru yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai bentuk
pembinaan guru, maka dalam hal ini Made Pidarta (1997: 134-140)
mengemukakan program-program sebagai berikut:
a. Memotivasi dan meningkatkan semangat guru b. Menegakkan disiplin kerja dan sangsinya c. Memberikan konsultasi, diskusi dan membantu dalam memecahkan
masalah d. Menjadi contoh berprilaku terhadap persoalan sekolah pada
umumnya dan terhadap para guru yang pada khususnya dengan berpedoman ajaran agama
e. Mengusahakan intensif bagi guru dan kepala sekolah f. Mengembangkan dan membina profesi guru melalui kesempatan
belajar lebih lanjut seperti penataran, seminar, diskusi imiah bahkan belajar kelompok.
g. Mengusahakan perpustakaan bagi guru h. Memberi kesempatan pada guru-guru untuk mengarang bahan
pelajaran sendiri sebagai buku tambahan bagi siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survey ( lapangan ) dengan
pendekatan kualitatif, dalam hal ini peneliti berusaha memberikan penjelasan
tentang Peranan pengawas pendidikan Agama islam terhadap profesinalisme
Guru pai Di SDN 12 pamalikang. Suharsimi Arikunto (2010:117)
Mengemukakan bahwa:
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriftif yakni penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan memberikan gambaran mendalam terhadap suatu organisasi atau lembaga tertentu, yang akan diamati.
Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan
mengumpulkan informasi dalam bentuk kata-kata atau keterangan-
keterangan dengan tidak memerlukan perhitungan. Alasan penggunaan
penelitian kualitatif adalah :
1. Untuk memberikan batas latar belakang penelitian.
2. Untuk memudahkan perhatian penulis pada masalah-masalah yang
akan diteliti.
Dengan menggunakan metode kualitatif, penulis akan lebih kreatif
dalam mengumpulkan data dan informasi di lapangan karena dapat
memanfaatkan nalar dalam memecahkan masalah yang
dihadapi,disamping itu juga dapat mengembangkan hasil penelitian yang
mendukung keabsahan data yang didapatkan di lokasi penelitian.
B. Lokasi dan Objek Peneliti
Lokasi atau tempat penulis mengadakan penelitian yaitu dii SD Pulau
Pamalikang Kecamatan Kalukuang Kabupaten Pangkep. Penulis
menetapkan objek dalam penelitian ini Peranan Pengawas Pendidikan
Agam Islam Terhadap Profesionalisme Guru di SD 12 Pulau Pamalikang
Kecamatan Kalukuang Kabupaten Pangkep. Adapun objek penelitian adalah
pengawas pendidikan Agama Islam dan guru PAI di SDN 12 Pulau
Pamalikan Kabupaten Pangkep.
C. Variabel Penelitian.
Menurut Hadi dalam Suharsimi Arikunto (2010:97), variabel adalah
“gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian”. Adapun variable dalam
penelitian ini ada 2 variabel yaitu:
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat dirumuaskan disini bahwa
variabel peneliti adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempuyai variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulan. Adapun variable dalam
peneliti ini ada 2 yaitu
1. Pengawas Pendidikan Agama Islam sebagai variable bebas (indevendent
variabel) yaitu variable yang mempengaruhi intensitas variable terikat
2. Profesionalisme Guru PAI variable terikat (devendent variabel) yaitu variabel
yang dipengaruhi oleh intensitas variabel bebas.
D. Defenisi Overasional Variabel
Defenisi overasional variabel dimaksutkan untuk membatasi ruang
lingkup yang telah diteliti agar tidak terjadi salah penafsiran dalam peneliti
dan untuk pengukuran atau pengamatan terhadap variabel yang
bersangkutan serta pengembangan instrument . Adapun defenisi oprasional
untuk memberikan pemahaman lebih jauh pada penelitian ini sebagai
berikut:
Pengawas pendidikan Agama Islam adalah pegawai negerii siplil dari
lingkungan Dipertemen Agama yang diberi tugas, tanggung jawab dan
wewenag penuh terhadap pelaksanan PAI di sekolah umum dan
penyelenggaraan pendidikan di Madrasah dengan melakuan penilaian dan
pembinaan dari segih tehnis pendidinkan dan adiministrasi pada suatu
pendidikan pra sekolah, pendidikan dasar dan menengah.
Profesionalisme Guru adalah seseorang yang memilikih pengetahuan
serta mampu mengembangkan profesinya sebagai guru sehingga dapat
dimamfaatkan untuk kepentingan anak didik.
E. Popolasi dan Sampel
1. Populasi
Suharsimi Arikunto (2002:108) menguraikan bahwa:
populasi yaitu keseluruha obyek penelitian. Apabilah seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilaya penelitian, maka penelitianya merupakan penelitian populasi. Jika kita hanya ingin meneliti sebagaian populasi maka penelitian tersebut disebut Sampel.
Berdasarkan defenisi yang telah dikemukakan diatas, maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan obyek penelitian
yang dijadikan sumber data yang memiliki karakteristik penelitian yang
terdapat dilokasi penelitian. Dalam hal ini yang menjadi populasi penelitian
adalah pengawas pendidikan agama islam 1 dan guru pendidikan agama
islam 2 orang.
Untuk lebih jelasanya mengenai populasi dalam penelitian ini,
peneliti memberikan penjelasan melalui tabel berikut:
Tabel 1
Populasi Penelitian di SDN 12 Pulau Pamalikan Kab. Pangkep
No. Objek Laki-laki Perempuan Jumlah
1.
2.
Pengawas PAI
Guru PAI
1
1
0
1
1
2
Jumlah 2 1 3
Sumber data : Data awal , Pengawas PAI dan Guru PAI di SDN 12 Pulau Pamalikang Kabupaten Pangkep 2. Sampel
Setelah melihat populasi dalam penelitian ini, maka langka berikutnya
adalah menentukan sampel. Penentuan sampel merupakan sebagian kecil
yang diambil dari sebuah populasi penelitian. Jadi dalam penentuan penelitian
tidak selamaya perlu meneliti secrah keseluruhan populasi, karna hal tersebut
membutukan dana, biaya dan anggarn yang relative bayak memilikih waktu
yang agak lama serta pertimbanagan keterbatasan yang dimilikih oleh peneliti.
Menurut Suharsimi Arikunto (2007 ; 106), menjelaskan bahwa: Apabila
subieknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi.
Dalam bukunya Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, mengutip pendapat
Suharsimi Arikunto (2007:76), yang menjelaskan bahwa sampel atau contoh
adalah sebagian individu yang diselidiki keseluruhan individu (objek dan
subyek). Sampel yang baik yaitu sampel yang memiliki populasi atau
mencerminkan populasi secara maksimal tetapi walaupun mewakili sampel
bukan merupakan duplikat dari populasi.
Tabel 2
Sampel Penelitian
No. Objek Laki-laki Perempuan Jumlah
1.
2.
Pengawas PAI
Guru PAI
1
1
0
1
1
2
Jumlah 2 1 3
Sumber data : Data awal , Pengawas PAI dan Guru PAI di SDN 12 Pulau Pamalikang Kabupaten Pangkep
F. Instrument Penelitian
Peneliti menggunakan instrument penelitian sebagai alat bantu agar
kegitan penelitian berjalan sismtematis dan terstruktur, dalam dalam
mengumpulkan data dilakukan dalam beberapa cara sebagai beriku
1. Pedoman Observasi
Sutrisno Hadi dalam Sugiono (2012:203) mengemukakan
bahwa:Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara
yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan.
2. Pedoman Angket (Kuesioner)
Menurut. Uma Sekaran (2004) Angketn adalah beberapa prinsip
dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu: perinsip
penuliasan, pengukuran dan penampilan fisik. dan Angket merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member
seperangkat pernyataan atau peertanyaan tertulis kepada respondeng
untuk dijawabnya.
3. Pedoman Wawancara
Suharsimi Arikunto 2006: 145 berpendapat wawancara dapat
dibedakan atas beberapa macam yaitu:
a. Interview bebas, dalam pelaksanaanya tidak mesti membawa pedoman
yang akan ditanyakan
b. Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh pewawancara
dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci.
c. Interview bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara interview bebas
dengan interview terpimpin. Dalam melaksanakan interview
pewawancara membawa pedoman yang hanya garis besar yang akan di
tanyakan.
4. Catatan Dokumentasi.
Menurut Suharsimi Arikunto, 2006 : 158). “Metode dokumentasi ini
penelitian gunakan untuk mengumpulkan data tertulis yang dapat
memberikan keterangan yang sesuai dengan data yang dibutuhkan”.di
SDN 12 Pulau Pamalikan Kab. Pangkep.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang palin utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data, pengumpulan data dapat dilakukan dari baerbagai setting , berbaagai
sumber dan berbagai cara.
1. Metode Observasi
Metode observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara
pengamatan langsung. Dalam artian penelitian observasi dapat dilakukan
dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara” ( Suharsimi
Arikunto, 2006 : 157). Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang
kemudian digunakan untuk menyebut jenis observasi, yaitu:
a. Observasi non-sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan
tidak menggunakan instrument pengamatan.
b. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan
menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatazz
2. Metode Wawancara ( Interview )
Interview/wawancara/kuensioner lisan adalah sebuah dialog yang
dilakukan oleh pewawancara/interviewer untuk memperoleh informasi dari
terwawancara”
Suharsimi Arikunto, (2006 : 155 ). Bahwa: “Interviu ini digunakan
oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang”. Sehubungan dengan
penelitian ini peneliti akan mewawancarai orang-orang yang mengetahui
dan memahami tentang serta bagaimana peranan Pengawas Pendidikan
Agama Islam dalam membina profesionalisme guru di SDN 12 Pulau
Pamalikang. Adapun yang akan di wawancara adalah :
a. Pengawas PAI SDN 12 Pulau Pamalikang
b. Kepala SDN 12 Pulau Pamalikang
c. Guru-guru PAI di SDN 12 Pulau Pamalikang
Adapun hal-hal yang perlu diwawancarai adalah berkaitan dengan
Peranan Pengawas Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan
profesionalisme Guru-guru di SDN 12 Pulau Pamalikang.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah penyelidikan terhadap benda-
benda tertulis seperti ”buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
paraturan, notulen rapat, catatan harian”
Suharsimi Arikunto, 2006 : 158). “Metode dokumentasi ini penelitian
gunakan untuk mengumpulkan data tertulis yang dapat memberikan
keterangan yang sesuai dengan data yang dibutuhkan”. seperti program
Pengawas guru agama islam dalam membina profesionalisme guru-guru di
SDN 12 Pulau Pamalikang, seperti persiapan mengajar guru dan catatan-
catatan lain yang terkait dengan pembinaan professionalisme guru PAI di
SDN 12 Pulau Pamalikan
4. Pedoman Angket (Kuesioner)
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara member seperangkat pernyataan atau peertanyaan tertulis kepada
respondeng untuk dijawabnya. Angket merupakan teknik pengumpulan
data yang efesien bilah peneliti menghetahui dengan pasti variabel yang
akan diukur dan tau apa yang bisa diharapkan dariresponden. Uma
Sekaran (2004) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket
sebagai teknik pengumpulan data yaitu: perinsip penuliasan, pengukuran
dan penampilan fisik.
H. Tehnik Analisis Data
Seluruh data yang dikumpulkan baik melalui kepustakaan maupun
penelitian lapangan, oleh penulis dengan menggunakan analisis kualitatif
deskriptif, karena penulis hanya ingin menggambarkan “apa adanya” tentang
sesuatu variabel, gejala atau keadaan.
Adapun teknik berpikir yang digunakan dalam menganalisa data dari
hasil penelitian penulis, yaitu:
1. Teknik berpikir induktif yaitu penulis mengumpulkan fakta –fakta berupa
data yang bersifat khusus kemudian menganalisanya untuk menarik
kesimpulan yang bersifat umum.
2. Teknik berpikir deduktif yaitu penulis memecahkan masalah yang
dijumpai dengan bertolak dari hal yang bersifat umum, kemudian
menganalisanya secara sederhana untuk dijadikan suatu kesimpulan
yang bersifat khusus berupa “Peranan Pengawas Pendidikan Agama
Islam Dalam Terhadap Profesionalisme Guru PAI di SDN 12 Pulau
Pamalikang Kabupaten Pangkep
Teknik berpikir komparatif yaitu metode di mana penulis dalam
menyelesaikan masalah, terlebih dahulu membanding-bandingkan antara
pendapat yang satu dengan pendapat yang lainnya, atau membanding-
bandingkan antara pengamatan penulis sendiri dengan pengamatan
seseorang yang diperoleh melalui hasil wawancara. Dalam hal ini, penulis
juga tidak melalaikan untuk membandingkan dengan pendapat atau
pandangan para pakar untuk menyelesaikan sebuah permasalahan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat SD Negeri 12 Pulau Pamalikang
SD Negeri 12 Pulau Pamalikang berada di pulau pamalikanng Kec. Liukang Kalmas Kab.
Pangkep, sekolah yang berdiri pada tahun 1969 ini merupakan sekolah pertama dan tertua yang
berdiri di kepulauan pamalikang. Sekolah yang di prakarsai oleh H. Abd. Hafi Ali berdiri sebagai
bentuk kepedulian beliau terhadap anak-anak generasi muda demi peningkatan kualitas taraf hidup
masyarakat di pulau pamalikang khususnya, dan tepatnya pada tanggal 3 Januari 1969 dengan
bantuan dari swadaya masyarakat didirikanlah SD Negeri 12 Pulau Pamalikang dengan jumlah siswa
pada tahun ajaran pertama sebanyak 30 siswa. H. Abd. Hafi Ali adalah anak pertama dari tujuh
bersaudara, Ayahnya bernama Muhammad Ali dan Ibunya bernama Maimunah yang berasal dari
Mandar Pamboang (Sul-Bar). Beliau mengajar selama 20 tahun dan semasa pengabdiannya beliau
hanya seorang diri menjadi guru di SD Negeri 12 Pulau Pamalikang, seiring dengan perkembanganya
pada tahun 1998 kali pertama pergantian kepala sekolah SD Negeri 12 Pamalikang dan masuknya
beberapa tenaga pengajar baru sehingga berimbas pula dari semakin meningkatnya jumlah siswa
dari tahun ke tahun.
2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah SD Negeri 12 Pulau Pamalikang
Setiap lembaga pendidikan terutama sekolah pasti memiliki visi, misi yang akan di capai
sebagai tujuann akhir dari proses pembelajaran yang telah di laksanakan. Adapun visi sekolah SD
Negeri 12 Pulau Pamalikang adalah sebagai berikut :
a. Visi :
Mewujudkan sekolah yang unggul dalam prestasi,cerdas, trampil dan berbudi luhur dan
Memberantas tiga aksara
1) Membaca
2) Menulis
3) Berhitung
b. Misi
1) Mengutamakan keakraban antara kepala sekolah ,guru,siswa dan masyarakat
2) Mengutamakan kedisiplinan tinggi antara warga sekolah dan stakeholder
3) Melakukan pembelajaran dan bimbingan secara efesien dan efektif
4) Unggul dalam segala hal baik pengetahuan, kerempilan ,nilai dan sikap.
c. Tujuan Sekolah
1) Terwujudnya budaya disiplin sekolah
2) Terlaksananya pembelajaran yang menyenangkan
3) Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan BSNP
3. Keadaan Guru dan Peserta Didik
Tabel 3
Data kepalah sekolah dipamalilang 1969-2015
No Nama keterangan Tahun
1 H.Abd. Hafit Ali Kepalah sekolah ke- 1 1969-1998
2 Muhammad Lasuwu Kepalah sekolah ke- 2 1998-2014
3 MA’ Bud Kepalah sekolah ke-3 2014-2015
a. Keadaan Guru
Guru adalah salah satu sumber primer belajar dalam mengantarkan ilmu pengetahuan
kepada siswa melalui proses pembelajaran, dan keberadaan guru disini sangat penting karena selain
guru sebagai sumber belajar, juga sebagai educator, manajerial, dan fasilitator dalam rangka
mengantarkan siswa memperoleh pengetahuan yang luas.
Adapun jumlah guru yang bertugas di SD Negeri 12 Pulau Pamalikang secara kuantitatif
berjumlah sebanyak sembilang orang, dengan perincian sebagai berikut :
1) Guru tetap adalah guru yang diangkat dan di tetapkan di SD Negeri 12 Pulau Pamalikang
oleh pemerintah, jumlahnya 8
2) Guru tidak tetap yakni guru honorer yang di angkat dan di beri gaji oleh pihak sekolah.
Mereka di angkat untuk menutupi kekurangan tenaga educatif, jumlahnya ada 1 orang.
Keterangan lebih jelas tentang nama-nama guru SD 12 Pulau Pamalikang dapat di lihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 4
Nama-nama guru yang ada di SD Negeri 12 Pulau Pamalikang
Tahun Ajaran 2014/2015
No Nama Guru Status Ijazah Terakhir
Pegawai Tingkat
Pend.
Jurusan Jabatan
1 Ma’bud, S.Pd
Nip 197507262002 121005
PNS/ 2013 S1 PGSD Kepala
sekolah
2 M Arwin, A.MA
Nip 1987 06282010011006
PNS/ 2008 DII PGSD Wakasek
3 Nurmi Z Abidin,S.Pdi
Nip 197301032006042011
PNS/2012 S1 GPAI Sekertaris
4 Amriani Amir, A.MA
Nip 198007172008012012
PNS/2002 DII PGSD Bendahara
5 Muhajir, S.Pd
Nip 197382152006041020
PNS/1998 S1 PPKn Guru
6 Nurhaedah, S.Pd - S1 PGSD Guru
7 Wahyuddin 2003 SMA IPA honorer
8. M. Ilyas , A.Ma PNS/2012 D ll PAI Guru
9. Yuliana, A.Ma PNS/2012 D ll PAI Guru
Sumber data : Kantor Tata Usaha SD Negeri 12 Pulau Pamalikang 2015
b. Keadaan Peserta Didik
Siswa atau anak didik adalah salah satu komponen pendidikan disekolah siswa merupakan
objek yang akan dibekali dan ditransforrmasikan ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai
upaya mencapai sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkopeten.
Tabel 5
Keadaan siswa SD Negeri 12 Pulau Pamalikang
Tahun Ajaran 2014/2015
No Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 1 14 20 34
2 2 17 19 36
3 3 10 20 30
4 4 15 21 36
5 5 21 13 34
6 6 12 18 3
Jumlah 89 111 200
Sumber data kantor SD Negeri 12 Pulau Pamalikang 2015
4. Sarana Dan Prasaran Di Sekolah SD Negeri 12 Pulau Pamalikang
Untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang efektif salah satu instrument yang
sangat berpengaruh adalah dengan tersedianya dan di lengkapinya sarana dan prasarana yang
memadai. Untuk terciptanya pendidikan yang baik dalam sebuah lembaga pendidikan, sebagai
tempat dimana di laksasnakannya pembelajaran maka kedudukan sarana dan prasarana menjadi
sangat penting sebagai media pendukung, media pembelajaran untuk seluruh siswa yang ada.
Tabel 6
Keadaaan Sarana Dan Prasarana SD Negeri 12 Pulau Pamalikang
Tahun Ajaran 2014/2015
No Jenis sarana dan prasarana Keadaan Keterangan
Baik Rusak
Ringan
Rusak Berat
1. Meja Guru 12 2 - Cukup
2. Kursi Guru 14 - - Cukup
3. Rak Buku Administrasi 1 - - Cukup
4. Lemari Berkas 3 - Kurang
5. Mesin ketik 1 - Cukup
7. Laptop 2 - Kurang
8. Mesin Foto Copy 1 - Kurang
9. Printer 1 - Cukup
10 Meja Murid 150 20 10 Cukup
11 Kursi Murid 150 15 15 Cukup
12 Buku Bacaan - - - Kurang
13 Papan Tulis 8 1 - Cukup
Lemari Kelas 7 - - Kurang
14 Peralatan Olaraga - - - Cukup
15 Kipas Angin 5 - 2 Cukup
16 Ruang Kantor - - - Cukup
17 Ruang Guru - - - Cukup
18 Ruang Kelas - - - Cukup
Sumber data :Kantor Tata Usaha SD Negeri 12 Pulau Pamalikang 2015
5. Struktur Organisasi SD Negeri 12 Pulau Pamalikang
Struktur organisasi merupakan suatu rangkaian yang menunjukkan hubungan antara
bagian yang satu dengan bagian yang lain, sehingga menjadi jelas kedudukan dan tanggung jawab
masing-masing bagian dalam suatu orgnisasi yang teratur. Struktur organisasi yang baik harus dapat
memperlihatkan pendelegasian, wewenang, rentang kekuasaan dan kesatuan perintah dalam
organisasi yang bersangkutan. Setiap instansi memiliki struktur organisasi yang berbeda, karena hal
ini di pengaruhi oleh tingkat kebutuhan dari instansi yang bersangkutan.
Struktur organisasi dapat bermanfaat untuk mengetahui tugas, pekerjaan, dan hubungan
antara tugas dan wewenang untuk menjalankan tugas tersebut. Untuk lebih jelasnya, berikut ini
adalah struktur organisasi SD Negeri 12 Pulau Pamalikang.
Gambar
Struktur Organisasi SD Negeri 12 Pulau Pamalikang
Gambaran di atas merupakan skema pengurusan yang ada di SD Negeri 12 Pulau
Pamalikang . adapun keterangannya adalah sebagai berikut:
a. Kepala Sekolah : Ma’bud, A.MA
b. Ketua Komite Sekolah : Mansur s
c. Wakil Kepsek Bidang Kurikulum : Muhajir, S.Pd
d. Wakil Kepsek Bidang Kesiswaan : M. Arwin, A.MA
e. Kepala Tata Usaha : Wahyuddin
f. Guru : lihat tabel 3
g. Siswa : lihat tabel 4
Mengingat keterbatasan tenaga didik, maka guru kelas yang ada harus merangkap untuk
menangani bidang lain, Sep. Mengenai tugas dari masing-masing bidang personalia adalah sebagai
berikut :
GURU
SISWA
WAKIL KEPSEK
BIDANG KURIKULUM
WAKIL KEPSEK
BIDANG KESISWAAN
BENDAHARA
KTU
KOMITE SEKOLAH
KEPALA SEKOLAH
1) Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai pemimpin,administrator, fasilisator dan supervisor melaksanakan
tugas sebagai berikut :
a) Menyusun perencanaan sekolah
b) Mengorganisasikan kegiatan sekolah
c) Mengarahkan kegiatan
d) Melaksanakan pengawasan
e) Melakukan evaluasi
f) Menentukan kebijakan
g) Mengadakan rapat
h) Keputusan
i) Mengatur pelaksanaan proses belajar mengajar
j) Mengatur administrsi
k) Menyelenggarakan hubungan sekolah dengan masyarakat dan dunia usaha
2) Komite Sekolah
Dalam menjalankan tugasnya komite sekolah berfungsi sebagai berikut :
a) Mendorong perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu.
b) Melakukan kerja sama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/dunia usaha) dan
pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
c) Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan
pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.
d) Memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan
mengenai:
(a) Kebijakan dan program pendidikan
(b) Rencana anggaran pendidikan dan belanja madrasah (RAPBM)
(c) Kriteria kinerja satuan pendidikan
(d) Criteria tenaga kependidikan
(e) hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan
e) Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna
mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan.
f) Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan
di satuan pendidikan.
g) Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan,
dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.
3) Wakil Kepsek Bidang Kurikulum
Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum bertanggung jawab atas semua kegiatan belajar
mengajar. Berikut tugas – tugasnya :
a) Menyusun pembagian tugas guru.
b) Mengelola kegiatan belajar mengajar.
c) Menyusul jadwal evaluasi.
d) Menyusun kriteria kenaikan kelas dan kurikulum.
e) Menyusun pelaksanaan UAS dan UAN.
f) Menyusun instrumen kegiatan belajar mengajar.
g) Menyusun kegiatan ekstrakulikuler
4)Wakil Kepsek Bidang Kesiswaan
a) Menyusun program bimbingan kesiswaan
b) Menyelenggarakan administrasi kesiswaan
c) Menyediakan perlengkapan/format administrasi yang berkaitan dengan kesiswaan
d) Mengkoordinasikan kegiatan siswa untuk urusan keluar dan kedalam
e) Mengkoordinasikan kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengadakan penjaringan
di masyarakat
f) Menyusun data – data kesiswaan
g) Membuat daftar UAS/UAN untuk diserahkan ke urusan pengajaran
h) Mengkoordinasikan kegiatan upacara
i) Menyelenggarka kegiatan peringatan hari besar agama / nasional yang dilaksanakann
di sekolah
j) Mengelola kegiatan UKS
5) Kepala Tata Usaha
a) Penyusunan program kerja tata usaha sekolah
b) Pengelolaan keuangan sekolah
c) Pengurus administrasi ketenagaan dan siswa
d) Pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah
e) Penyusunan administrasi perlengkapan
f) Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah
g) Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7K
h) Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketata usahaan secara berkala
6) Guru
Keberadaan dan tugas guru di sini sangat berperan penting sebagai sumber belajar dalam
rangka menghantarkan siswa memperoleh pengetahuan yang luas. Lebih jelasnya berikut
pemaparan tugas guru :
a) Membuat Perangkat Pembelajaran
b) Melaksanakan kegiatan pembelajaran
c) Melaksanakan kegiatan Penilaian Proses Belajar, Ulangan Harian, Ulangan Umum, Ujian
Akhir
d) Melaksanakan analisis hasil ulangan harian
e) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
f) Mengisi daftar nilai siswa
g) Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan) kepada guru lain
dalam proses kegiatan belajar mengajar
h) Membuat alat pelajaran / alat peraga
i) Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni
j) Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum
k) Melaksanakan tugas tertentu di sekolah
l) Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya
m) Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar
n) Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran
o) Mengatur keberhasilan ruang kelas dan pratikum
p) Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan perangkatnya
7) Siswa
Siswa atau peserta didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi
sentral dalam proses belajar mengajar. Didalam proses belajar mengajar siswa sebagai pihak yang
ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan ingin mencapai secara optimal. Siswa akan menjadi faktor
penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu untuk mencapai tujuan belajar.
B. Peranan Pengawas Pendidikan Agama Islam Terhadap ProfesionaIisme Guru PAI di SDN 12
Pulau Pamalikang
Pendidikan adalah subuah proses yang dilakukan oleh lembaga yang dibentuk
pemerintah yang bertugas dalam memberikan pelayanan pendidikan terhadap masyarakat
sebagai upaya mencerdaskan anak bangsa.
Pendidikan yang jalankan sebagai sebuah proses yang dilakukan oleh lembagai formal
pemerintah dalam bentuk sebuah organisasi yang didalamnya terdapat bebagai komponen yang
memiliki berbagai masing-masing peranan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah
dicanangkan oleh pemerintah sebagai tujuan Negara yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Salah satu komponen yang berperan dalam proses pendidikan akan adalah pengawas.
Dalam hal ini pengawas dapat diartikan sebagai proses kegiatan monitoring untuk menyakinkan
bahwa semua proses kegiatan organisasi terlaksana seperti yang telah direncanakan dan
sekaligus juga merupakan kigiatan untuk mengoreksi dan mencapai tujuan..
Kemudian pengawasan atau supervisi tidak lain dari usaha memberikan layanan kepada
stekholder pendidikan terutama kepada guru-guru baik scara individu atau kelompok dalam
usaha memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Pendidikan sebagai sebuah proses yang terdapat didalamnya berbagai komponen
diantaranya adalah pengawas yang meruapakan jabatan resmi yang melaksanakan kegiatan
pemantauan atas pelaksanaan manajemen sekolah dan pelaksanaan proses belajar mengajar
atau menjaga agar kegaiatn belajar mengajar agar tetap dalam garis yang telah ditentukan.
Sebagaimana dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berahlak mulia
sehat berilmu cakap kreatif dan mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta
bertanggung jawab
Jadi dalam hal ini pengawas sangat besar peranannya dalam proses pendidikan karena pengawas
sebagai subuah jabatan yang mengwasi memonitoring terlaksananya proses manajemen dan
proses belajar mengajar sebagai upaya pencapain tujuan yang telah di tentukan.
Kalau kita melihat lebih lanjut bahwa pengawas memiliki tugas pokok yaitu;
1. Pengawasan Akademik
b. Pelaksanaan kurikulum mata pelajaran
c. Proses pembelajaran
d. Kegiatan ekstra kurikuler
e. Penggunaan media alat pembelajaran
f. Kemajuan belajar
g. Lingkungan belajar
h. Menasehati guru dalam proses pembelajaran
1. Pengawasan Manajerial
a. Pelaksanaan kurikulum sekolah
b. Penyelanggaran administrasi sekolah
c. Kinerja kepala sekolah
d. Mamajukan pelaksanaan pendidikan di sekolah
e. Kerjasama sekolah dan masyarakat
f. Melaksanakan pembinaan di sekolah dalam rangka pencapaian tujuan yang telah di
tentukan.
Mohammad Suryadi Salah satu pengawas menjelaskan bahwa peranan Pengawas PAI
terhadap prefesionalisme Guru PAI.
Pengawas sangatlah berperan penting dalam mengawasi seorang guru apa lagi menyangkut
masalah profesianlisme guru itu sendiri. Karna tugas dan tanggung jawab seorang pengawas
ialah Menilai dan membina teknis pelaksanan pendidikan agama islam di Sekolah umum dan
menyelenggarakan pendidikan di madrasah baik yang berstatus suwasta maupun yang
Nengri. (wawancara 05 agustus 2015 di Depang)
Menurut M.Iiyas.A.Ma Guru PAI mengenai peranan pengawas terhadap profesionalisme guru.
Pengawas sangatlah berperan penting dalam setiap kinerja seorang guru. Karan pengawasan
yang dilakukan Pengawas adalah perpanjagan tangan dari pemerintah harus benar-benar
dapat diukur. Artinya ada peninggatan kualitas layanan belajar yang cukup siknifikan sebagai
peningkatan profesionalisme guru Pai (wawancara 10 agustus 2015 di SDN 12 PL Mamalikan)
Dalam hal ini peneliti mencoba mengkaji menggali informasi dari berbagai sumber untuk
mengetahui bagaimana pengawas PAI dalam menjalankan tugasnya yang kami sajikan dalam bentuk
tabel dan persentasi pelaksanaan tugas pengwasan pendidkan agama islam di SD 12 pamalikang.
Tabel 7
Apakah pembinaan pengawas PAI terhadap profesionalisme guru sudah baik
No Kategori jawaban Frekuensi Persentase
1. Iya 1 25%
2. Tidak 0 0
3. Kurang 2 75%
Jumlah 3 100%
Suber data : Angket No: 1
Berdasarkan tabulasi angket diatas dari 3 responden penulis dapat mengetahu bahwa 1 atau 25%
menjawab iya 0 atau mengatakan tidak dan 2 atau 75% mengatakan kurang sehingga dapat di
simpulkan bahwa pengawas dalam melaksanakan perannya dalam pembinaan guru sebagai upaya
meningkatkan profesionalisme guru PAI di SD 12 Pulau Pamalikang masih sangat kurang maksimal.
Padahal kalau kita perhatikan secara seksama bahwa pengawas sangat besar peranannya dalam
proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kemudian lebih dari itu peran
pengwas sekolah adalah menjaga dan membimbing guru agar tetap berada dalam profesina. Untuk
lebih jelasnya peranan pengawasan atau supervisi meliputi: supervisi akademik dan supervisi
manajerial kedua hal ini harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas
sekolah.
Sasaran supervisi akademik antara lain adalah untuk membantu guru dalam hal:
a. Merencanakan kegiatan pembelajaran dan atau bimbingan
b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
c. Menilai proses dan hasil pembelajaran/bimbingan
d. Memanfaatn hasil penilaian untuk meningkatkan pembelajran
e. Memberikan umpan balik secara tetap dan teratur secara terus menerus
f. Melayani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
Dalam melaksanakan supervisi pengawas hendaknya memiliki peranan khusus:
a. Patner (mitra) guru dalam meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran dan
bimbingan disekola/madrasah
b. Innovator dan pelopor dalam mengembangkan inovasi pembelajaran dan bimbingan di
sekolah
c. Konsultan pendidikan dan pembelajaran di sekolah/madrasah binaanya
d. Motipator untuk meningkatkan kinerja guru dan semua tenaga kependidikan.
Kemudian pengawas dalam supervisioner manajerial pengawas membeantu kepala
sekolah/madrasah dan tugas kependidikan di sekolah di bidang administrasi sekolah yang meliputi :
a). administrasi kurikulum b). administrasi keuangan c). administrasi sarana prasarana d).
administrasi tenaga kependidikan
Kemudian ada beberapa hal yang harus dimiliki pengawas dalam rangka meningkatkan dan menjaga
agar guru tetap bekerja professional dalam tugas sebagai seorang guru antara lain:
a. Membantu gur membuat perencanaan pembelajaran
b. Membantu guru untuk menyajikan pembelajaran
c. Membantu guru untuk mengevaluasi pembelajaran
d. Membantu guru untuk mengelola kelas
e. Membatu gur dalam mengembangkan kurikulum
f. Membantu guru dalam menngevaluasi kurikulum
g. Membantu guru dalam program pelatihan
h. Membantu guru dalam mengevaluasi diri
Yuliana A.Ma guru PAI mengatakan bahawa pengawas berperan penting dalam
profesionalisme guru karan tugasnya pengawas iyalah membirikan pelatihan untuk
meningkatkan kualitas guru dalam proses belajar mengajar dan menijau disetiap sekolah-
sekolah untuk mengetauhi bagai mana kenerja guru yang ada disekolah tersebut (wawancara
10 agustus 2015 di SDN 12 PL Pamalikang).
Tabel 8
ApakahPengawas PAI sering meninjau di Pulau Pamalikang SD 12 Pamalikang
No Kategori jawaban Frekuensi Persentase
1. Iya 1 25%
2. Tidak 0 0%
3. Kadang-kadang 2 75%
Jumlah 3 100%
Sumber data: Angket No:2
Berdasarkan tabulasi angket diatas dari 3 respondeng penulis dapat mengetahu bahwa 1
atau 25% menjawab iya 0 atau 0% mengatakan tidak dan 2 atau 75% mengatakan kadang-kadang
sehingga dapat di simpulkan bahwa pengawas dalam melaksanakan perannya dalam mengawasi
pendidikan disebuah sekolah sangat kurang dalam pembinaan guru sebagai upaya meningkatkan
profesionalisme guru PAI di SD 12 Pulau Pamalikang masih sangat rendah
Padahal kalau kita perhatikan peranya pegawas disinih ialah megawasi setiap
perkembangan yang ada disekolah namun pegawas yang ada di SDN 12 Pulau Pamalikang masi
sangat kurang peranya dalam menjalankan tugas yang telah diberikan kepadaya
Dalam melaksanakan supervisi pengawas hendaknya memiliki peranan khusus: dalam
memperbaiki layanan dan bantuan dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas seorang guru
bukan sajah memperbaiki kemampuan belajar siswa tetapi memperhatikan kemampuan seorang
guru dalam memjalankan tugasnya
C. Bentuk-Bentuk Pembinaan Profesionalisme Guru PAI di SDN 12 Pulau Pamalikang
1. Teknik Pembinaan Guru
Teknik-teknik dalam pembinaan guru menurut Ali Imron dalam bukunya Pembinaan
Guru di Indonesia, secara garis besar dilakukan dalam tiga hal yakni dilakukan secara individu,
kelompok, langsung dan tidak langsung.
Dalam pembinaan guru apabila dilihat dari segi banyaknya guru maka pembinaan dapat
dilakukan secara individu dan secara kelompok, sedangkan apabila dilihat dari segi cara menghadapi
guru dalam melakukan pembinaan maka dilakukan teknik langsung dan tidak langsung.
Dari penjelasan diatas penulis menarik kesimpulan bahwa dalam Pembinaan Guru di
Indonesia, meliputi kunjungan kelas, pertemuan pribadi, rapat dewan guru, kunjungan antar kelas,
kunjungan sekolah, kunjungan antar sekolah, pertemuan dalam kelompok kerja, penerbitan bulletin
profesional dan penataran
Dalam hal ini peneliti mencoba mengkaji mengali informasi dari berbagai sumber untuk mengetahu
bagaimana pengawas PAI dalam menjalankan tugasnya yang kami sajikan dalam bentuk tabel dan
persentasi pelaksanaan tugas pengwasan pendidkan agama islam di SD 12 pamalikang
Dalam penjelasan Muhammad Suryadi salah satu pengawas mengenai bentuk-bentuk
pembinaan profesionalisme guru Pai.
Dalam pembinaan guru di Indonesia meliputi kunjugan kelas. Pertemuan Pribadi. Rapat
dewan guru. Kunjugan antara kelas. Kunjugan sekolah. Pertemuan dalam Kelompok kerja.
Penerbitan bulletion Profesinal dan penataran.(wawancara 05 agustus 2015 di Depang)
Dalam penjelasan M.Ilyas.A.Ma guru PAI mengenai bentuk-bentuk pembinaan
profesionalisme guru PAI.
Dalam pembinaan guru. Pengawas melakukan berbagai cara dalam meningkatkan
prefesionalisme guru degan cara mekukan penataran baik secara kelompok maupun
individu dan juga menegakkan disiplin kerja dan sngsinya. Mengusahakan intesif bagi guru
dan kepalah skolah dan mengusahakan perpustakaan bagi guru. (wawancara 06 agustus
2015 Di SDN 12 pamalikang)
Tabel 10
Apakah pegawas pai sering megadakan pelatihan untuk meningkatkan profesionalisme guru pai di
SDN 12 pulau pamlikang
No Kategori jawaban Frekuensi Persentase
1. Iya 1 35%
2. Tidak 1 30%
3. Kurang 1 35%
Jumlah 3 100%
Suber data : Angket No:3
Berdasarkan tabulasi angket diatas dari 3 respondeng penulis dapat mengetahu bahwa 1
atau 35% menjawab iya 1 atau 30% mengatakan tidak dan 1 atau 35% mengatakan kurang sehingga
dapat di simpulkan bahwa pengawas dalam melaksanakan perannya dalam pembinaan guru sebagai
upaya meningkatkan profesionalisme guru PAI di SD 12 Pulau Pamalikang kurang masimal.
Padahal kalu kita kaji degan seksam pengawas harus sering memberikan penataran pada guru untuk
meningkatkan pegatahuan dan kualitas dalam proses belajar mengajar
2. Bentuk-bentuk Pembinaan Guru PAI Melalui Pengawasan.
Membina guru adalah mengembangkan potensi, termasuk potensi mereka sebagai guru
karena kemampuan profesional dan kepribadian adalah modal dasar bagi seorang guru yang tidak
dapat dipisahkan. Sebagai bentuk pembinaan guru, adapum bentuk pembinaan guru yg dilakukan
pengawas PAI adalah:
1. Pembinaan Kelompok kerja guru (KKG)
Sebagai kelompok kerja berorentasi pada peningkatan kualitas pengetahuan, penguasan
materi, teknik mengajar, dan yang lain-lain yang berfokus pada penciptaan pembelajaran
yang aktif. Upaya pembinaan profesional guru melalui KKG dilaksanakan secara berencana
dengan tujuan yang jelas. Tujuan KKG antara lain: sebagai wada kerja sama dalam
peningkatan mutu pendidikan sekolah dasar, sarana pembinaan profesional dan
menumbuhkan semangat konpetif dikalangan anggota gugusan serta sebagai wadah
peyebaran informasi
2. Pembinaan Lesson Study
Para pengawas berkesempatan untuk melakukan hal-hal berikut:
Mengidentifikasi masalah pembelajaran.
Mengkaji pengalaman pembelajaran yang biasa dilakukan
Memilih alternatif model pembelajaran yang digunakan.
Merancang rencana pembelajaran.
Mengkaji kelebihan dan kekurangan alternatif model pembelajaran yang dipilih.
Melaksanakan pembelajaran.
Mengobservasi proses pembelajaran.
Mengidentifikasi hal-hal penting yang terjadi dalam aktivitas belajar siswa di kelas.
Melakukan refleksi secara bersama-sama atas hasil observasi kelas.
Mengambil pelajaran berharga dari setiap proses yang dilakukan untuk kepentingan peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran lainnya.
3. Melakukan Pelatihan
Yang diakukan dalam pelatiahan diantaraya
Melakukan Supervisi.
Melakukan evaluasi pencapaian materi pembelajaran.
Melakukan bimbingan tentang rancangan kegiatan pembelajaran.
Dari penjelasan mengenai bentuk-bentuk pembinaan guru penulis mengkaji mengali informasi dari
berbagai sumber untuk mengetahu bagaimana bentuk-bentuk pembianaan guru Pai yang dilakukan
pengawas PAI dalam menjalankan tugasnya sebagai pegawas pendidikan agama islam. Penulis
sajikan dalam bentuk tabel dan persentasi pelaksanaan tugas pengwasan pendidkan agama islam di
SD 12 pamalikang
Tabel 11
Apakah pembinaan yang dilakukan pengawas Pai sudah baik
No Kategori jawaban Frekuensi Persentase
1. Iya 1 25%
2. Tidak 0 o%
3. Kurang 2 75%
Jumlah 3 100%
Suber data : Angket No:4
Berdasarkan tabulasi angket diatas dari 3 respondeng penulis dapat mengetahu bahwa 1
atau 25% menjawab iya 0 atau 0% mengatakan tidak dan 2 atau 75 % mengatakan kurang sehingga
dapat di simpulkan bahwa pengawas dalam melaksanakan pembinaan terhadap profesionlisme guru
PAI sangat kurang perannya dalam pembinaan guru sebagai upaya meningkatkan profesionalisme
guru PAI di SD 12 Pulau Pamalikang masih sangat rendah
D. Kendala Yang Dihadapi Pengawas PAI Dalam Pembinaan Profesionalisme Guru PAI di SDN 12
Pulau Pamalikang
Dalam melaksanakan sebuah pekerjaan atau meyelesaikan sebuah masalah tentuya setiap
orang perluh kerjasama yang baik dalam meyelesaikan pekerjaan agar mempuyai hasil yang baik.
Begitupun pengawas dan guruh dalam menjalankan masing-masing tugasnya perluh kersama yang
baik antara pegawas dan guruh, ditinjau darih pegertian dan tugas pegawas dan guruh itu sendi.
Pengawas PAI adalah pegawai negri sipil dari lingkungan kementrian Agama yang diberi
tugas, tanggung jawab dan wewenag penuh terhadap pelaksanaan pendidikan agama islam di
sekolah umum dan penyelenggaraan pendidikan di mandrasa degan melakukan penilaian dan
pembinaan baik dari segi teknis pendidikan maupun administrasi pada satuan pendidikan pra
sekolah, pendidikan dasar dan menegah. Sedangkan tugas pegawas pendidikan agama islam adalah
menilai dan membina teknis pelaksanaan pendidikan agama islam disekolah umum maupun
disekolah suwasta yang sudah menjadi tugasnya.
Namun realita yang terjadi sekarang ini di SDN 12 pulau pamalikang malah sebaliknya
pengawas dan guru PAI kurang kumpak dalam menjalankan dan meyelesaikan tugas merekah
masing-masing karna berbagai kendalah yang dihadapiya di antarnya:
1. Kurangya alat komunikasi antara Pengawas dan guru PAI
Dalam hal ini pengawas kurang memberikan informasi terhadap guru yang adah di SDN
12 pulau pamalikan karna tidak adaya jarigan kumunikasi di pulau pamalikan sehingga guruh
di SDN 12 pulau pamalikang ketertinggalan informasi mengenai akan diadakanya pelatihan.
2. Geografis
Pulau pamalikang merupakan wilayah terpencil di kepulauan Kabupaten Pangkajene dan
Kepulauan bagian barat yang jarak tempunya lebih 180 mil dari daratan kota. Dengan
kondisi cuaca yang tidak menentu ombak besar kadang menjadi penghambat bagi pengawas
untuk melakukan tugasnya.
Dalam hal ini pengawas sering mengadakan pelatihan di kota makassar sedangkan
guru yang ada di SDN 12 pulau pamalikang berada di pulau yang sangat terpencil dan kurang
akses menujuh kota makasar dan menempuh jarank yang cukup jau
3. Kurangnya alat tranfortasi
Jarak yang ditempuh dari pulau pamalikang ke kota Makassar sekitar 24 jam lamaya
dan itu yang jadi penghalang besar bagi guru untuk mengikuti pelatihan yang diadakan
pengawas PAI
Dalam hal ini kurangnya kumunikasi, transfotasi dan jauhnya jarak antara maksaar dan
pualau pamalikan meyebapkan guru yang ada di SDN 12 pulau pamalikang jarang mengikuti
pelatiahan yang diadakan pendidikan agama islam dan kurangnya pegawasan terhadap guru.
Dalam hal ini peneliti mencoba mengkaji menggali informasi dari berbagai sumber untuk
mengetahu bagaimana pengaruh pengawas PAI dalam profesionalisme guru PAI yang kami sajikan
dalam bentuk tabel dan persentasi pelaksanaan tugas pengwasan pendidkan agama islam di SD 12
pamalikang.
Menurut Yuliana.A.Ma guru PAI mengatakan bahwa ada beberapa kendalah yang dihadapi
pengawas dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI.
Yang menjadi kendala dalam pembinaan profesionalisme guru PAI di SDN 12 pamalikang
karna pulau pamalikang merupakan pulau yang terpencil di kepulauan kabupaten pangkep
dan memerlukan jarak tempuh lebih dari 180 mil dari darata kota.(wawancara 10 agustus
2015 Di SDN 12 Pamalikang)
Menurut Muhammad Suryadi salah satu pengawas menjelasakan bahwa kendalah yang
dihadapi pengawas dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI
Sebagai pengawas tugas kami berkunjung kesekolah-sekolah yang dibawa pegawasan kami
dan juga memberikan penataran bagi guru –guru PAI yang ada di SDN tersebut namun kami
tergendalah jaragk yang sangat jau dari kota. Jaringan yang tidak memadai dan
taransfortasi yang kurang serta alat komunikasi yang memadai. (wawancara 06 agustus
2015 Di Depang)
Tabel 12
Apakah pengawas PAI berperan penting dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI di SDN 12
pulau pamalikang
No Kategori jawaban Frekuensi Persentase
1. Iya 1 25%
2. Tidak 0 0%
3. Kurang 2 75%
Jumlah 3 100%
Suber data : Angket No:5
Berdasarkan tabulasi angket diatas dari 3 responden penulis dapat mengetahu bahwa 1 atau 25%
menjawab iya 0 atau 0% mengatakan tidak dan 2 atau 75 % mengatakan kurang sehingga dapat di
simpulkan bahwa dengan adaya pengawas PAI tidak menjamin keprofesionalan seorang guru PAI di
SD 12 Pulau Pamalikang.
Menurut M. Ilyas guru PAI kendalah yang dihadapi pengawas dalam meningkatkan
profesinalisme guru iayalah jarak yang sangat jauh. Transfortasi yang minim dan alat kumunikasi
yang kurang sehingga kami sebagai guru yang ada di SDN 12 pamalikan jarang sekali menerima
kunjungan dan mengikuti berbagai kegiatan baik itu penataran maupun kegitan-kegitan laian.
(wawancara 10 agustus 2015 di SDN 12 pamalikang)
Tabel 13
Apakah guru Pai suda professional dalam menjalankan tugasnya
No Kategori jawaban Frekuensi Persentase
1. Iya 2 75%
2. Tidak 0 0%
3. Kurang 1 25%
Jumlah 3 100%
Suber data : Angket No: 6
Berdasarkan tabulasi angket diatas dari 3 respondeng penulis dapat mengetahu bahwa 2
atau 75% menjawab iya 0 atau 0% mengatakan tidak dan 1 atau 25% mengatakan kurang sehingga
penulis dapat meyimpulkan bahwa guru Pai yang ada di SDN 12 pualu pamalikan kurang profesinal
dalam menjalankan tugasnya.
Dari hasil penelitain menunjukan dari tiga rumusan masalah yang tertera diatas bahwa
penulis menyimpulkan dari uarain diatas pengawas pendidikan sekolah dalam hal pendidukan agam
islam dari berbagai sekolah dapat melihat kenerja pengawas dalam menjalankan tugasnya sangat
membutuhkan transportasi dan alat komunikasi secarah multi punsi dalam melaksanakan perananya
didaerah terpencil sehingga pengawas maupun guru degan mudah saling berkumunikasi dengan baik
Dalam melaksanakan tugas secara profesinal hasil penelitian menunjukan bahwa proses
belajar mengajar tidaklah selalu berjalan dengan baik, meski dalam pendidikan terdapat sebuah
Pengawas pendidikan yang selalu mengawasi perkembangan disekolah-sekolah baik yang negrih
maupun suwasta, tidak menjamin guru-guru menjalankan tugasnya dengan baik, hususnya guru
yang ada di SDN 12 pulau pamalikan tidak profesinal dalam menjalankan tugasnya karna kurangnya
pengawasan yang diberikan oleh pengawas PAI disebapkanya tidak adaya jaringan dan kurangya alat
tranfortasi meliahat jangkah waktu yang akan ditepuh untuk sampeh ke pulau pamalikang.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis menguraikan tentang peningkatan kualitas guru PAI dalam
proses belajar mengajar Di SD Negeri Pulau Pamalikang Kec. Liukang Kalamas
Kab. Pangkajene maka penulis mengemukakan beberapa kesimpulan:
1. Peranan Pengawas Pendidikan Agama Islam Terhadap Profesionalisme
Guru PAI
Secara garis besar dari uraian-uraian di bab sebelumnya dapat ditarik
kesimpulan bahwa pengawas berperan penting dalam meningkatkatkan
profesinalisme guru PAI di SD Negeri Pulau Pamalikang karana melihat dari tugas
seorang pegawas iyalah menilai dan membinah teknis pelaksanaan Pendidikan
Agama Islam di sekolah umum dan hususnya pendidikan agama islam
penyelanggaraan pendidikan dimadrasah, baik yang bersatatus negri maupun
suwasta yang sudah menjadi tanggung jawapnya. Namun kurangnya taransportasi
dan tidak adanya jaringan yang bisa menyambung komunikasi antara pegawas dan
guru PAI ynag ada di SDN 12 pulau pamalikang, sehinggah pengawas pai yang
bertugas di SDN 12 pulau pamalikang secara profesional.
2. Bentuk-Bentuk pembinaan Terhadap profesionalisme Guru PAI
(1) Teknik Pembinaan guru, dalam pembinaan guru apabilah dilihat dari segi
banyaknya guru maka pembinanaan dapat dilakukan secara individu dan
secara kelompok, sedangkan apabilah dilihat dari cara menghadapi guru
dalam melakukan pembinaan maka dilakukan teknik langsung dan tidak
langsung. (2) Bentuk-bentuk pembinaan profesionalisme gur
(a) Pembinaan Kelompok kerja guru (KKG),Sebagai kelompok kerja berorentasi pada
peningkatan kualitas pengetahuan, penguasan materi, teknik mengajar, dan yang
lain-lain yang berfokus pada penciptaan pembelajaran yang aktif. Upaya pembinaan
profesional guru melalui KKG dilaksanakan secara berencana dengan tujuan yang
jelas. Tujuan KKG antara lain: sebagai wada kerja sama dalam peningkatan mutu
pendidikan sekolah dasar, sarana pembinaan profesional dan menumbuhkan
semangat konpetif dikalangan anggota gugusan serta sebagai wada peyebaran
informasi.(b) Pembinaan Lesson Study, Para pengawas berkesempatan untuk
melakukan hal-hal berikut:Mengidentifikasi masalah pembelajaran, Mengkaji
pengalaman pembelajaran yang biasa dilakukan, Memilih alternatif model
pembelajaran yang digunakan,Merancang rencana pembelajaran, Mengkaji
kelebihan dan kekurangan alternatif model pembelajaran yang dipilih. (c) Melakukan
Pelatihan, Yang diakukan dalam pelatiahan diantaraya: Melakukan Supervisi,
Melakukan evaluasi pencapaian materi pembelajaran.
3. Kendalah yang dihadapai Pengawas PAI dalam pembinaan profesionalisme
Guru PAI
Dalam melaksanakan sebuah pekerjaan atau meyelesaikan sebuah
masalah tentuya setiap orang perluh kerjasama yang baik dalam meyelesaikan
pekerjaan agar mempuyai hasil yang baik. Begitupun pengawas dan guruh dalam
menjalankan masing-masing tugasnya perluh kersama yang baik antara pegawas
dan guruh, ditinjau darih pegertian dan tugas pegawas dan guruh itu sendi.
Namun realiata yang terjadi sekarang ini di SDN 12 pulau pamalikang
malah sebaliknya pengawas dan guru Pai kurang kumpak dalam menjalankan
dan meyelesaikan tugas merekah masing-masing karna berbagai kendalah yang
dihadapiya di antarnya:
4. Kurangya alat komunikasi antara Pegawas dan guru PAI, 2.Geografis. 3.
Kurangnya alat tranfortasi
B.Saran
1. Diharapkan pemerintah hendaknya senantiasa memperhatikan bagaimna
kenerja pengawas dan guru agar semua tanggung jawap yang diberikan
kepadaya berjalan dengan
2. Diharapkan pengawas dan guru, lebih meningkatkan kulitasnya agar tujuan
pendidika dapat tercapai baik itu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Selain itu guru juga harus menjadi contoh teladan yang baik di sekolah
maupun di masyarakat.
3. Diharapkan sekolah mampu memberikan kesempatan kepada para guru
untuk lebih meningkatkan kualitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al- quranul Karim
Arikunto, Suharsimin, (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
Al-„Utsaimin, Muhammad bin Shaleh. 2008. Syarah Hadits Arba’in An Nawawiyyah,
Ibnu Katsir, Bogor.
--------------------, Suharsimin, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cet, Xll. Jakarta: PT Rineke Cipta .
---------------------, Suharsimi. 2007. Penelitian Pendidikan Prosedur Dan Strategi. :
Rienaka Cipta, Jakarta..
A. Sehartian, Piet dan Maheru, Frans, (1991), Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional. 1991)
Aqib, Z. (2009), Menjadi Guru Profesional Berstandar Nasional, Bandung: Yrama
Widya.. Daud A. Mohammad, (2000), Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. Hadi Sutrisno dan sugiono (2012; 103) Penelitian Pendidikan prosedur. (Surabanya
nasinal) Hamalik, O. (2002), Pendidikan Guru: Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,
Jakarta: SD. Bumi Aksara. Imron, Ali, (1995), Pembinaan Guru di Indonesia, Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya. Kepmenpan RI. (1996). No 118. Profesionalisme Pelaksanan Pengawas Pendidikan.
Jakarta Direktorat Jenderal Kelembagaan. Mansyur, A. Salim, (2009), Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: CV.
Pustaka Setia. Muhibin Syah, (2004), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT
Remaja Rosda Karya. Pidarta, Made. (1997), Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan, Surabaya : Sarana
Press. Purwanto, M. Ngalim, (1992), Administrasi Pendidikan, Jakarta: Mutiara Sumber
Media.
Purwanto, M. Ngalim, (2004). Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sabaruddin. (2010). Profesionalisme Guru. Jokjakarta : PT Bina Askara Sahertian (1992: 11) Profesionalisme Gurun. Bandung: CV. Pustaka Setia
Saud, U. Syaefudin, (2009), Pengembangan Profesi Guru, Bandung: Alfabetaba. Sekarang Uma, (2004). Metode penelitian ilmiah, Unifersity at Carbondale. Soetopo, Hendiyat. dkk, (1998), Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan Jakarta:
Bina Aksara. Sukmadinata, N. Syaodih, (2004), Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya. Syah Muhibin, (2004), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT
Remaja Rosda Karya. Undang-Undang PERMENDIKNAS, No.12 Tahun 2007. Tentang pengawas sekolah.
Cet. 5, Jakarta: Sinar Grafika Offset Undang-Undang Guru dan Doseng Repoblik Indinesia No 14 Tahun 2005. Undang-Undang KEPMENAN Republik Indonesia 2003, No.118 Tahun 1996.
Tentang pengawas sekolah. Cet. 5, Jakarta: Sinar Grafika Offset.
Undang-Undang PERMENAG. No 2. Tahun 2012 Tentang Pengawas Sekolah cet . 5. Jakarta Sinar Grafika Offset.
B. PERTANYAAN
1. Apakah pembinaan pengawas Pai terhadap profesionalisme guru Pai suda
baik?
a. iya b. Tidak c. kurang
Alasan : .........................................................................
2. Apakaha pengawas pai sering menenjau dipulau SDN 12 pulau pamalikang?
a. iya bTidak c. Kadang-kadang
Alasan : .........................................................................
3. Apakah Pengawas Pai sering megadakan pelatihan untuk meningkatkan
profesionalisme guru Pai?
a. iya b. Tidak c. Kadang-kadang
Alasan : .........................................................................
4. Apakah pembinaan pengawas Pai terhadap profesionalisme guru Pai suda
baik?
b. iya b. Tidak c. kurang
Alasan : .........................................................................
5. Apakah dengan adanya pengawas profesionalisme guru pai suda baik ?
a. Iya b. Tidak c. kurang
Alasan :……………………………………………………….
6. Apakah guru Pai sudah professional dalam menjalangkan tugasnya?
a. Iya b. Tidak c. Kurang
Alasan………………………………………………………
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 PEDOMAN WAWANCARA
LAMPIRAN 2 ANGKET
LAMPIRAN 3 SURAT IZIN MELAKUKAN PENELITIAN
LAMPIRAN 4 SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar Al-Manar Lt.4 Kantor FAI
Unismuh Makassar
ANGKET/KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI
Nama Responden :
Tempat dan Tanggal Lahir :
Alamat :
A. PETUNJUK
1. Baca dan teliti baik-baik pertanyaan berikut ini !
2. Pilih salah satu jawaban yang telah tersedia dan berilah tanda (X) yang dapat
dianggap tepat sesuai dengan hati nurani anda kemudian sertailah dengan
alasan !
3. Pilihan dan alasan yang diberikan diharapkan sejujur mungkin dan objektif
tanpa ada pengaruh dari orang lain !
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar Al-Manar Lt.4 Kantor FAI Unismuh
Makassar
PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN SKRIPSI
Nama Responden :
Tempat dan Tanggal Lahir :
Alamat :
A. PETUNJUK
1. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang disediakan, terlebih dahulu
isi identitas yang telah tersedia.
2. Jawablah tes wawancara ini dengan jujur dan penuh ketelitian karena
jawaban anda akan membantu kelengkapan data yang penulis butuhkan.
B. PERTANYAAN
4. Bagaimana peranan pengawas Pendidikan Agama Islam terhadap
profesionalisme guru PAI di SD 12 Pulau Pamalikang Kabupaten pangkep?
5. Bagaimana bentuk-bentuk pembinaan profesionalisme guru PAI di SD 12
Pulau Pamalikan Kabupaten Pangkep?
6. Kendalah Apah Yang dihadapi pengawas PAI dalam pembinaan
profesionalisme guru PAI di SD 12 pulau pamalikang kabupaten pangkep?
RIWAYAT WIDUP
Ahamad manadar lahir di Pulau pamalikang pada tanggal
25 Agustus 1991. Anak bungsu dari empat bersaudara
dari pasangan Amiruddin dan Nurliah. Riwayat
pendidikan yaitu pada tahun 2004 lulus dari SD negeri 12
pulau pamalikang kemudian melanjutkan ke SMPN 2 pulau
pamalikang lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2011 lulus dari SMA Negeri 1
Liukang Kalmas. Pada tahun 2011 ia terdaftar sebagai mahasiswa universitas
muhammadiyah makassar jurusan Pendidiakn Agama Islam. Pada semester
akhir tahun 2015 penulis telah menyelesaikan Skripsi yang berjudul “ Peranan
Pengawas Pendidikan Agama Islam Terhadap Profesionalisme Guru PAI Di SD
Negeri 12 Pulau Pamalikang Kec.Liukang Kalmas Kab. Pangkajene.