Post on 04-Feb-2018
PERANAN IBU-IBU DALAM PENGELOLAAN KOMPREHENSIF SAMPAH
BERBASIS MASYARAKAT DI KELURAHAN SUKOMULYO KABUPATEN
LAMONGAN
(Pengaruhnya Terhadap Kelestarian Lingkungan Hidup)
Nur azizah Affandy1 dan Cicik Herlina Yulianti
2
1Dosen dpk, Jurusan Teknik Sipil, Universitas islam lamongan, Telp. 08113407073,
email: nurazizah_5@yahoo.com 2Dosen dpk, Jurusan Teknik Elektro Universitas islam lamongan, Telp. 085730616331,
email: cicikherlina@gmail.com
ABSTRAK
Penanganan sampah yang tidak komprehensif akan memicu terjadinya masalah
pencemaran lingkungan dan sosial. Kunci keberhasilan program penanganan sampah ini
terletak pada proses pemilahan. Keberhasilan pemilahan sampah yang bersumber dari
rumah tangga sangat ditentukan dengan peranan seorang ibu dalam memberikan contoh
bagi anggota keluarganya dalam memilah, mengelola dan menanamkan kesadaran
terhadap masalah lingkungan hidup. Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian
ini berlokasi di Kelurahan Sukomulyo. Kelurahan Sukomulyo merupakan salah satu
kelurahan di kabupaten Lamongan yang pengelolaan sampahnya telah terlaksana
dengan baik mulai dari pemilahan sampai pengomposan.
Dari hasil penelitian ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : (1)
Peranan ibu-ibu dalam proses perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan teknis program
pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat di kelurahan Sukomulyo sangat
penting dari hasil analisa 49% ibu-ibu yang paling aktif dari beberapa tahapan
pengelolaan. (2) Pengaruh kegiatan ibu-ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga
terhadap kelestarian lingkungan hidup sangat besar 71 % merasakan manfaatnya di
mana Lingkungan tempat tinggal mereka menjadi lebih bersih, rapi, indah, rindang dan
sehat. (3) Problematika yang dihadapi ibu-ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga
berbasis masyarakat adalah bagaimana merubah paradigma ibu-ibu yang merupakan
aktor utama kegiatan pemilahan sampah dari paradigma membuang sampah menjadi
memanfaatkan sampah.
Kata Kunci : Komprehensif, Sampah, Berbasis Masyarakat, Kelestarian Lingkungan
1. PENDAHULUAN
Persoalan lingkungan yang selalu menjadi isu besar di hampir seluruh wilayah
perkotaan adalah masalah sampah. Pertambahan jumlah sampah yang tidak diimbangi
dengan pengelolaan yang ramah lingkungan akan menyebabkan terjadinya perusakan
dan pencemaran lingkungan (Tuti Kustiah, 2005:1). Pengkajian mengenai pengelolaan
sampah yang diujicobakan menjadi kajian yang sangat menarik dan strategis, sebagai
sebuah upaya untuk mengatasi permasalahan sampah di Kabupaten Lamongan. Kajian
ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh kegiatan ibu-ibu dalam pengelolaan secara
komprehensif sampah rumah tangga terhadap kelestarian lingkungan hidup di kelurahan
Sukomulyo. Hasil dari kajian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam rangka
menemukan model yang paling tepat pengelolaan komprehensif sampah rumah tangga
berbasis masyarakat yang dapat diterapkan di perkotaanan pada umumnya, dan
Kabupaten Lamongan pada khususnya.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Sampah adalah barang yang tidak berguna. Itulah imajinasi sebagian besar
orang ketika melihat sampah di sekelilingnya. Pengertian sampah adalah suatu yang
tidak dikehendaki lagi oleh yang punya dan bersifat padat. Sementara didalam UU No
18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan
sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat
organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap
sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan, (Faizah,2008).
Sistem pengelolaan sampah adalah proses pengelolaan sampah yang meliputi 5
(lima) aspek/komponen yang saling mendukung dimana antara satu dengan yang
lainnya saling berinteraksi untuk mencapai tujuan (Dept. Pekerjaan Umum, SNI 19-
2454-2002).
Gambar 1. Skema Manajemen Pengelolaan Sampah
(Sumber : Departemen Pekerjaan Umum, (SNI 19-2454-2002)
Gambar 2 Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (Sumber : SNI 19-2454-2002)
3. METODOLOGI PENELITIAN
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif,
yaitu penelitian yang bermaksud mendeskripsikan fenomena dalam pengelolaan sampah
rumah tangga, yang terjadi di Kelurahan Sukomulyo Kabupaten Lamongan. Dengan
demikian, penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan dimaksudkan untuk
mengeksplorasi dan mendeskripsikan fenomena peranan ibu-ibu dalam pengelolaan
sampah berbasis masyarakat di Kelurahan Sukomulyo.
Untuk menentukan jumlah responden pengisian kuesioner ditentukan dengan
menggunakan Rumus Slovin (Sevilla, et. al., 1993), yaitu:
2Ne1
Nn
+
= ………………………………………………………… (1)
dengan: n = jumlah sampel (responden) yang diperlukan
N = jumlah populasi (N=221)
e = sample error (10 %)
� =���
��( ����(.�)�)= 69 jiwa
Dalam penelitian yang telah dilakukan, peneliti berhasil mendapatkan 82 orang
responden, sehingga jumlah tersebut sudah sangat memadai.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejalan dengan perkembangan pembangunan Kabupaten Lamongan, limbah atau
sampah yang dibuang ke lingkungan pada masa-masa mendatang jumlahnya akan
meningkat. Peningkatan tersebut tidak hanya dari segi jumlah dan volume tetapi
meningkat pula pada keanekaragaman bentuk, jenis dan komposisinya.
Peningkatan volume sampah di Kabupaten Lamongan terutama disebabkan oleh :
1. Jumlah pertumbuhan penduduk dan teknologi yang terus meningkat.
2. Meningkatnya konsentrasi penduduk di perkotaan atau pusat-pusat kawasan
industri yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk dan urbanisasi.
3. Terjadinya peningkatan timbulan sampah per kapita yang diakibatkan oleh
perubahan konsumsi karena meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat.
4. Pergeseran teknik penanganan makanan, misalnya menuju ke kemasan yang tidak
terurai seperti plastik kaleng dan lain-lain.
Pada tahun 2007 jumlah timbulan sampah di TPA Tambakrigadung mencapai
101,1 �/ℎ��� . Dari jumlah sampah tersebut, sampah yang terkelola dengan sistem
yang ada sebanyak 1.9 �/ℎ��� atau 1.84% dari total volume timbulan sampah. Secara
keseluruhan daerah pelayanan sistem persampahan di Kota Lamongan tercantum dalam
Gambar 3.
Gambar 3. Peta Pelayanan Sampah Eksisting
Sumber. DPUCK Kabu
a. Kondisi Wilayah Penelitian
1. Kondisi Geografis
Kelurahan Sukomulyo wilayah bagian Kecamatan Lamo
wilayah keseluruhan 347,36 Ha (3,47 Km
- sebelah Utara : Kelurahan Tumenggungan
- sebelah selatan : Kelurahan Sidoharjo dan Desa Sumberjo
- sebelah Barat : Desa Plosowahyu dan Desa Sumberjo.
- sebelah Timur : Desa Sidoharjo
2. Demografi
Wilayah Kelurahan Sukomulyo dihuni oleh 1538 Kepala Kel
jumlah penduduk Keseluruhan 7.322 ji
• Penduduk Berdasarkan Jenis KelaminPenduduk di wilayah penelitian Kelurahan Sukomulyo, berdasarkan jenis
kelamin, terdiri dari komposisi sebagai berikut :
Tabel 1. Komposisi Penduduk Kelurahan
Jenis
kelamin
Jumlah
(Orang)
Laki-laki 3562
Perempuan 3817
Jumlah 7322
Sumber : Monografi Kelurahan Sukomulyo, 2012
Gambar 4. Komposisi Penduduk Kel
Berdasarkan tabel dan grafik tersebut, terlihat bahwa di wilayah penelitian, dari
total jumlah penduduk sebanyak 7322 orang, 3779 orang atau 52 % penduduknya
berjenis kelamin perempuan dan
berjenis kelamin laki-laki.
Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber. DPUCK Kabupaten lamongan 2012
Kondisi Wilayah Penelitian
Kelurahan Sukomulyo wilayah bagian Kecamatan Lamongan, Propinsi Jawa Timur
keseluruhan 347,36 Ha (3,47 Km2). Batas Kelurahan Sukomulyo yaitu :
sebelah Utara : Kelurahan Tumenggungan
sebelah selatan : Kelurahan Sidoharjo dan Desa Sumberjo
sebelah Barat : Desa Plosowahyu dan Desa Sumberjo.
sebelah Timur : Desa Sidoharjo
Wilayah Kelurahan Sukomulyo dihuni oleh 1538 Kepala Kel
jumlah penduduk Keseluruhan 7.322 jiwa.
Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Penduduk di wilayah penelitian Kelurahan Sukomulyo, berdasarkan jenis
kelamin, terdiri dari komposisi sebagai berikut :
Komposisi Penduduk Kelurahan Sukomulyo Berdasarkan Jenis Kelamin
Persentasi
(%)
48,27
51,73
100
Sumber : Monografi Kelurahan Sukomulyo, 2012
Komposisi Penduduk Kel. Sukomulyo Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel dan grafik tersebut, terlihat bahwa di wilayah penelitian, dari
total jumlah penduduk sebanyak 7322 orang, 3779 orang atau 52 % penduduknya
berjenis kelamin perempuan dan 3543 orang penduduknya atau 48 %penduduknya
48%52%
Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
ngan, Propinsi Jawa Timur luas
Batas Kelurahan Sukomulyo yaitu :
Wilayah Kelurahan Sukomulyo dihuni oleh 1538 Kepala Keluarga dengan
Penduduk di wilayah penelitian Kelurahan Sukomulyo, berdasarkan jenis
Sukomulyo Berdasarkan Jenis Kelamin
Sukomulyo Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel dan grafik tersebut, terlihat bahwa di wilayah penelitian, dari
total jumlah penduduk sebanyak 7322 orang, 3779 orang atau 52 % penduduknya
48 %penduduknya
• Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia
Penduduk di wilayah penelitian, berdasarkan usia, komposisi sebagai berikut:
Tabel 2. Komposisi Penduduk Kelurahan Sukomulyo Berdasarkan Usia
Usia Jumlah
00 - 14 th
15 - 60 th
60 th keatas
Jumlah
Sumber : Monografi Kelurahan Sukomulyo, 2012
Gambar 5. Komposisi Penduduk Kelurahan Sukomulyo Berdasarkan Usia
Berdasarkan tabel dan grafik tersebut di atas, terlihat bahwa mayoritas
penduduk di wilayah penelitian (60 %) berusia antara 15
kelompok usia produktif. Sedang 27% penduduknya berusia 0
merupakan pelajar, dan 13% merupakan
b. Implementasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Kelurahan
Sukomulyo
1. Peranan Ibu-Ibu dalam Proses Perencanaan
Kemunculan kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat di kelurahan
Sukomulyo, memiliki korelasi yang kuat
menyediakan infrastruktur yang mendukung kegiatan pengelolaan sampah. Upaya
pemerintah Lamongan dalam menangani permasalahan sampah dengan pendekatan 3R
(Reduce, Reuse, Recycle) adalah dengan menawarkan program
Clean (LGC) kepada seluruh masyarakat Lamongan. Menanggapi hal ini, semua
masyarakat Lamongan antusias dan ingin berperan serta, tidak terkecuali dengan
masyarakat di kelurahan Sukomluyo.
Berdasarkan data dari kuesioner, diketahui alasan ibu
Sukomulyo mengikuti kegiatan pengelolaan sampah adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Alasan Ibu-Ibu Mengikuti Program Pemilahan Sampah
Alasan Ibu-ibu mengikuti kegiatan
pengelolaan sampah
Karena tertarik manfaatnya
Tertarik manfaat & diwajibkan
RT/RW
Tertarik manfaat & inisiatif sendiri
Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia
Penduduk di wilayah penelitian, berdasarkan usia, komposisi sebagai berikut:
Komposisi Penduduk Kelurahan Sukomulyo Berdasarkan Usia
Jumlah (Orang) Persentasi (%)
1998 27.08
4460 60.44
921 12.48
7379 100
Sumber : Monografi Kelurahan Sukomulyo, 2012
Komposisi Penduduk Kelurahan Sukomulyo Berdasarkan Usia
Sumber : Hasil Analisa
tabel dan grafik tersebut di atas, terlihat bahwa mayoritas
penduduk di wilayah penelitian (60 %) berusia antara 15–60 th, yang merupakan
kelompok usia produktif. Sedang 27% penduduknya berusia 0–14 th, yang mayoritas
merupakan pelajar, dan 13% merupakan kelompok lansia (>60 th).
Implementasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Kelurahan
Ibu dalam Proses Perencanaan
Kemunculan kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat di kelurahan
Sukomulyo, memiliki korelasi yang kuat terhadap keterbatasan pemerintah dalam
menyediakan infrastruktur yang mendukung kegiatan pengelolaan sampah. Upaya
pemerintah Lamongan dalam menangani permasalahan sampah dengan pendekatan 3R
) adalah dengan menawarkan program Lamong
(LGC) kepada seluruh masyarakat Lamongan. Menanggapi hal ini, semua
masyarakat Lamongan antusias dan ingin berperan serta, tidak terkecuali dengan
masyarakat di kelurahan Sukomluyo.
Berdasarkan data dari kuesioner, diketahui alasan ibu-ibu di kelurahan
Sukomulyo mengikuti kegiatan pengelolaan sampah adalah sebagai berikut:
Ibu Mengikuti Program Pemilahan Sampah
ibu mengikuti kegiatan Frekuensi Persenta
se
Karena tertarik manfaatnya 21 30 %
Tertarik manfaat & diwajibkan 7 9 %
Tertarik manfaat & inisiatif sendiri 19 23 %
27%
60%
13%
Komposisi Berdasarkan Usia
00 - 14 th
15 - 60 th
Penduduk di wilayah penelitian, berdasarkan usia, komposisi sebagai berikut:
Komposisi Penduduk Kelurahan Sukomulyo Berdasarkan Usia
Komposisi Penduduk Kelurahan Sukomulyo Berdasarkan Usia
tabel dan grafik tersebut di atas, terlihat bahwa mayoritas
60 th, yang merupakan
14 th, yang mayoritas
Implementasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Kelurahan
Kemunculan kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat di kelurahan
terhadap keterbatasan pemerintah dalam
menyediakan infrastruktur yang mendukung kegiatan pengelolaan sampah. Upaya
pemerintah Lamongan dalam menangani permasalahan sampah dengan pendekatan 3R
Lamongan Green and
(LGC) kepada seluruh masyarakat Lamongan. Menanggapi hal ini, semua
masyarakat Lamongan antusias dan ingin berperan serta, tidak terkecuali dengan
ibu di kelurahan
Sukomulyo mengikuti kegiatan pengelolaan sampah adalah sebagai berikut:
Tertarik manfaat, diwajibkan
RT/RW & inisiatif sendiri
31 38 %
TOTAL 82 100 %
Sumber: data penelitian diolah (N=82), 2012
Dari tabel 3 diketahui bahwa alasan utama ibu-ibu mengikuti kegiatan
pengelolaan sampah adalah karena diwajibkan oleh RT/RW/Kelurahan/Kecamatan
dalam rangka mengikuti program LGC (30%), karena tertarik manfaat & diwajibkan
RT/RW (9%), karena tertarik manfaat & inisiatif sendiri (23%), karena tertarik manfaat,
diwajibkan RT/RW & inisiatif sendiri (38%).
2. Peranan Ibu-Ibu dalam Sosialisasi Kegiatan
a. Sosialisasi Tahap Perencanaan
Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui kuesioner, pihak yang pertama kali
mengajak ibu-ibu untuk memilah sampah adalah sebagi berikut:
Tabel 4. Pihak yang pertama kali mengajak ibu-ibu memilah sampah
Pihak yang pertama kali
mengajak memilah
sampah
Frekuensi
Persentase
1. Ibu-ibu Pengurus
RT/RW
40 49%
2. Ibu-Ibu pengurus PKK 28 34%
3. Ibu-Ibu pengurus
pengajian
13 16%
4. Dinas Kebersihan 1 1%
TOTAL 82 100%
Sumber: data penelitian diolah (N=82), 2012
Dari hasil tersebut dapat diketahui, bahwa yang paling aktif pertama kali
mengajak warga masyarakat untuk memilah sampah adalah ibu-ibu pengurus RT/RW
(49%). kemudian ibu-ibu pengurus PKK (34%), Ibu-Ibu pengurus pengajian (16%), dan
Dinas Kebersihan (1%).
b. Sosialisasi Tahap Pengelolaan
Proses ini mulai berjalan di tengah masyarakat terutama setelah berbagai peralatan dan
perlengkapan tersedia dan telah dibagikan kepada masyarakat yang sudah terdaftar.
Tabel 5. Pihak yang Aktif Melakukan Sosialisasi
Pihak yang Aktif Melakukan Sosialisasi Frekuensi Persentase
1. Dinas Kebersihan 1 1%
2. Pengurus RT/RW 28 34%
3. Ibu-ibu Pengelola Sampah 40 49%
4. Ibu-Ibu (warga) 13 16%
TOTAL 82 100%
Sumber: data penelitian diolah (N=82), 2012
Dari hasil tersebut dapat diketahui, bahwa pihak yang paling aktif melakukan
sosialisasi adalah ibu-ibu Pengelola Sampah (49%) dan pengurus RT/RW (34%). Jadi
setelah dilakukan implementasi program pengelolaan sampah, sosialisasi lebih banyak
dilakukan oleh ibu-ibu pengelola daripada dilakukan oleh pengurus RT/RW.
Tabel 6. Kegiatan Sosialisasi yang Paling Tepat
Kegiatan Sosialisasi yang Paling Tepat Frekuensi
Persentase
a. Dalam pertemuan rutin PKK & pengajian
Ibu-Ibu
34 41%
b. Kunjungan ibu-ibu pengelola ke rumah
warga
9 11%
c. Pertemuan isidental (acara khusus yang
membahas sosialisasi teknis Pengelolaan
sampah)
36 44%
d. Lainnya 3 4%
TOTAL 82 100%
Sumber: data penelitian diolah (N=82), 2012
Dari data tersebut dapat diketahui, bahwa kegiatan sosialisai pengelolaan
sampah paling tepat dilakukan pada pertemuan isidental antara warga (ibu-ibu) dengan
ibu-ibu pengurus RT/RW dan pengurus pengelola sampah yang khusus membahas
sosialisasi teknis pengelolaan sampah (44%) dan juga dalam pertemuan rutin PKK dan
pengajian Ibu-ibu (41%) serta kunjungan ibu-ibu pengelola ke rumah-rumah (11%) dan
acara lainnya (4%).
3. Pelaksanaan Teknis Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Kelurahan
Sukomulyo
Hasil penelitian tentang pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang
berlangsung di Kelurahan Sukomulyo tercantum dalam tabel berikut ini dan selanjutnya
dibandingkan dengan standar Revisi SNI 03 3242 1994 tentang Pengelolaan Sampah di
Pemukiman.
Tabel 7. Tabel Perbandingan Aspek Teknis Operasional Berdasarkan Standar SNI dan
Temuan di Lapangan
no ASPEK TEKNIS OPERASIONAL
(Revisi SNI 03-3242-1994) KETERANGAN TEMUAN
LAPANGAN
I. POLA OPERASIONAL
1 Pewadahan terdiri dari :
1. pewadahan individual dan atau ;
2. pewadahan komunal
Pola pewadahan berskala
individual/rumah tangga
2 Jumlah wadah sampah minimal 2 buah per
rumah untuk pemilahan jenis sampah mulai
di sumber yaitu
1. wadah sampah organik untuk mewadahi
sampah sisa sayuran, sisa makanan, kulit
buah-buahan, dan daun daunan
menggunakan wadah dengan warna gelap ;
2. wadah sampah anorganik untuk
mewadahi sampah jenis kertas, kardus,
botol, kaca, plastik, dan lain-lain
Peralatan yang yang ada di rumah
tangga:
- 2 buah tong plastik (untuk
sampah organik)
- 3 buah tas/kantong plastik (untuk
sampah anorganik)
- 1 buah tempat sampah untuk
sampah Campursari
menggunakan wadah warna terang.
3 Pengumpulan terdiri dari : pola individual
tidak langsung dari rumah ke rumah; pola
individual langsung dengan truk untuk jalan
dan fasilitas umum; pola komunal langsung
untuk pasar dan daerah komersial ; pola
komunal tidak langsung untuk permukiman
padat.
Pengumpulan sampah menganut
pola individual, artinya sampah
dikumpulkan dari rumah ke rumah
oleh petugas penarik gerobak
sampah untuk selanjutnya dibawa
ke TPSS.
4 Pengelolaan dan daur ulang sampah di
sumber berupa : pengomposan skala rumah
tangga dan daur ulang sampah anorganik,
sesuai dengan tipe rumah atau luas halaman
yang ada
Pada skala rumah tangga, sampah
organik dibuat pupuk, sampah
anorganikdikumpulkan kemudian
dijual langsung ke pedagang lapak.
Sampah campursari dikumpulkan
langsung di TPSS dengan
menggunakan gerobag sampah.
5 Pemindahan sampah dilakukan di TPS atau
TPS Terpadu dan di lokasi wadah sampah
komunal
Pemindahan sampah dari lokasi
penelitian (berupa sampah
campursari) terjadi di TPSS
6 Pengangkutan dari TPS atau TPS Terpadu
atau wadah komunal ke TPA frekuensinya
dilakukan sesuai dengan jumlah sampah
yang ada.
Pengangkutan sampah dari TPSS
ke TPSA sesuai jadwal yang sudah
ditetapkan Pemerintah.
II PENGELOLAAN DI SUMBER SAMPAH PERMUKIMAN
1 Sediakan wadah sampah minimal 2 buah per
rumah untuk wadah sampah organik dan
anorganik
Peralatan yang yang ada di rumah
tangga: 2 bh tong plastik (untuk
sampah organik), 3 bh tas/kantong
plastik (untuk sampah anorganik)
dan 1 bh tempat sampah untuk
sampah campursari
2 Tempatkan wadah sampah anorganik di
halaman bangunan
Letak wadah sampah anorganik di
sisi luar rumah
3 Pilah sampah sesuai jenis sampah. Sampah
organik dan anorganik masukan langsung ke
masing-masing wadahnya ;
Pasang minimal 2 buah alat pengomposan
rumah tangga pada setiap bangunan yang
lahannya mencukupi ;
Warga memisahkan sampah
menjadi 5 jenis, yaitu: sampah
organik, sampah anorganik (plastik,
kertas, logam/kaca), dan sampah
campursari.
• Setiap rumah tangga memiliki 2
bh tong sampah organik, yang
merupakan alat pengomposan
Sumber: Data penelitian, diolah, 2012
Dari analisis dengan menggunakan standar SNI tersebut, dapat diketahui bahwa,
dari segi teknis operasional program pengelolaan sampah yang dilakukan di kelurahan
Sukomulyo telah memenuhi standar pengelolaan sampah di pemukiman dengan prinsip
3R. Kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga yang dilakukan di kelurahan
Sukomulyo adalah sebagai berikut :
a. Peran Ibu-Ibu dalam Kegiatan Pemilahan Sampah
Proses pemilahan sampah yang dilakukan di tingkat rumah tangga (tingkat
sumber), dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Kegiatan pemilahan sampah dilakukan ibu-ibu di rumah masing-masing.
- Setelah dipisahkan, sampah dimasukkan dalam wadah-wadah terpisah:
1. Sampah organik dimasukkan pada tong sampah organik
2. Sampah anorganik (plastik, kertas dan logam/kaca) dimasukkan pada tas yang
terpisah
3. Sampah campur sari dimasukkan pada keranjang sampah (dibuang langsung ke
TPSS oleh petugas sampah).
- Sampah anorganik yang telah terpilahkan pada masing-masing wadah (kertas, plastik,
kaca/logam) akan disetor ibu-ibu (biasanya 1 minggu sekali atau 2 minggu sekali)
- Sampah organik yang telah terkumpul dalam tong pertama dan telah penuh, ditutup
rapat. Untuk selanjutnya digunakan tong kedua. Satu bulan sejak tong ditutup, isinya
dibongkar dan dilakukan pengayakan untuk mendapatkan kompos.
Berdasarkan kepraktisan kegiatan proses pemilahan sampah yang dilakukan oleh
ibu-ibu di Kelurahan Sukomulyo, data hasil kuesioner tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 8. Kepraktisan tentang Kegiatan Pemilahan Sampah
Kerepotan yang dialami ibu-
ibu dalam kegiatan
pemilahan sampah
Frekuensi
Persentase
1. Sangat merepotkan 0 0%
2. Merepotkan 5 6%
3. Sedikit/agak merepotkan 17 21%
4. Tidak merepotkan 60 73%
TOTAL 82 100%
Sumber: data penelitian diolah (N=82), 2012
Dari hasil tersebut dapat diketahui, secara umum ibu-ibu warga Kelurahan
Sukomulyo berpendapat bahwa kegiatan pemilahan sampah di rumah adalah tidak
merepotkan (73%) dan sedikit merepotkan (21%). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan
pemilahan sampah di rumah sebenarnya tidak merepotkan. Bahwa masih adanya warga
yang berpendapat agak merepotkan, barangkali hanya masalah kebiasaan.
Gambar 6. Ibu-ibu di kelurahan Sukomulyo mengadakan pemilahan sampah
Sumber. Hasil dokumentasi, 2012
b. Peralatan Pemilahan Sampah
Dalam rangka melaksanakan pemilahan sampah rumah tangga di Kelurahan
Sukomulyo dibutuhkan peralatan. Peralatan yang digunakan pada awalnya diperoleh
secara cuma-cuma dari pemerintah.
Gambar 7. Peralatan pemilahan sampah di kelurahan Sukomulyo
c. Pengaruh Kegiatan Ibu-Ibu dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Terhadap Kelestarian Lingkungan Hidup
Kegiatan ibu-ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga terhadap kelestarian
lingkungan hidup berkorelasi positif terhadap kelestarian lingkungan hidup. Data
quisioner pendapat ibu-ibu tentang pengaruh kegiatan pemilahan sampah yang mereka
lakukan terhadap kelestarian lingkungan hidup ditampilkan pada tabel 9.
Tabel 9. Pengaruh kegiatan pemilahan dan pengelolaan sampah terhadap kelestarian
lingkungan hidup
Pengaruh kegiatan pemilahan dan
pengelolaan sampah terhadap
kelestarian lingkungan hidup
Frekuensi
Persentase
1. Sangat bermanfaat untuk kelestarian
lingkungan hidup
58 71%
2. bermanfaat untuk kelestarian
lingkungan hidup
24 29%
3. kurang bermanfaat untuk kelestarian
lingkungan hidup
0 0%
5. tidak bermanfaat untuk kelestarian
lingkungan hidup
0 0%
TOTAL 82 100%
Sumber: data penelitian diolah (N=82), 2012
Dari tabel 9. dapat diketahui pendapat ibu-ibu mengenai dampak kegiatan
pemilahan dan pengelolaan sampah terhadap kelestarian lingkungan hidup. Sebagian
besar menyatakan sangat bermanfaat (71%) dan bermanfaat (29%).
d. Problematika Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Problematika yang dihadapi dalam pengelolaan sampah rumah tangga berbasis
masyarakat di kelurahan Sukomulyo dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu hambatan
dari dalam (internal) dan hambatan dari luar (eksternal). Berdasarkan hasil quisioner,
dapat diketahui hambatan yang dialami ibu-ibu dalam pengelolaan sampah berbasis
masyarakat di Kelurahan Sukomulyo, ditunjukkan pada tabel 10. :
Tabel 10. Problematika yang dihadapi ibu-ibu dalam kegiatan pemilahan dan
pengelolaan sampah
Problematika yang dihadapi ibu-ibu
dalam kegiatan pemilahan dan
pengelolaan sampah
Frekuensi
Persentase
1. Malas 14 17%
2. Ribet 14 17%
3.Tidak ada waktu untuk melakukan
pengelolaan sampah
24 29%
4. Sarana dan prasarana kurang
memadai
30 37%
TOTAL 82 100%
Sumber: data penelitian diolah (N=82), 2012
Problematika yang dihadapi ibu-ibu dalam kegiatan pemilahan dan pengelolaan
sampah adalah malas (17%), Ribet (17%), Tidak ada waktu luang untuk melakukan
pengelolaan sampah (24%), dan sarana dan prasarana yang kurang memadai (30%).
4.6 USULAN PENGELOLAAN Tabel 11. Usulan Model Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat
Kegiatan
Pihak
Perencanaan
Implementasi Pengendalian &
Pengawasan
Evaluasi
Pemda Regulator
• Inisiator
• Merencanakan program
• Edukator
• Sosialisasi pra implementasi
•Fasilitasi studi banding dan pelatihan
bagi calon pengelola
Fasilitasi sarana & prasarana serta anggaran
pengelolaan
•Mengatur dan memberikan insentif
dan disinsentif
•Sosialisasi implementasi (kampanye
pengelolaan sampah)
Monitoring dan supervisi
•Menerima laporan rutin
dari pengelola
Melakukan evaluasi
tahunan berdasar
laporan pengelola
dan masukan
masyarakat serta
pengurus RT/RW
Ibu-ibu
pengurus
RT/RW
fasilitator pemerintah dan masyarakat
•Menjaring masukan dari masy.
• Memberi masukan ke Pemerintah
• Katalisator
• Advisor
• Motivator
• Menyiapkan organisasi bersama
dengan pengelola
Bersama dengan pengelola
membentuk lembaga dan menyusun
program kerja
• Membantu Sosialisasi
Membantu Pemerintah
dalam monitoring dan
supervisi
• Melaporkan hasil monitoring
dan supervisi ke Pemerintah
• Koordinasi dengan pengelola
Memberi masukan
ke Pemerintah dan
pengelola
• Menjaring masukan
dari masyarakat
Ibu-ibu
pengelola
Mengikuti pelatihan
• Mengikuti studi banding
• Menyiapkan organisasi
• Menyusun garis besar program
Membentuk organisasi dan program
kerja
•Melakukan pengelolaan sampah di wilayah
(mengumpulkan dan mengangkut ke TPSS
•Melakukan sosialisasi implementasi
• Membimbing warga untuk memanfaatkan
sampah
• Menarik retribusi dan iuran
• Mengelola sampah anorganik
• Melakukan dokumentasi keg.
Mengendalikan kegiatan
pengelolaan sampah
• Melakukan pengawasan
internal
• Membuat laporan rutin
• Melaporkan kegiatan
pengelolaan sampah ke
Pemerintah
• Koordinasi dengan
pengurus RT/RW
Evaluasi bulanan
dan tahunan
•Menyampaikan
laporan dan hasil
evaluasi kepada
Pemerintah dan
masyarakat
Ibu-ibu Memberi masukan kepada Pemerintah
melalui ibu-ibu pengurus RT/RW
Memilah sampah di rumah tangga
• Melakukan pengomposan
• Sosialisasi internal rumah tangga
•Laporan rutin dari
pengelola bersamaan dg
pertemuan warga
•Saling mengingatkan warga
Melakukan evaluasi
pengelolaan
•Memberi masukan
pada Pemerintah dan pengelola
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan:
1. Peranan ibu-ibu dalam proses perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan teknis
program pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat di kelurahan
Sukomulyo sangat penting dari hasil analisa 49% ibu-ibu yang paling aktif dari
beberapa tahapan pengelolaan.
2. Pengaruh kegiatan ibu-ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga terhadap
kelestarian lingkungan hidup sangat besar 71 % merasakan manfaatnya di
mana Lingkungan tempat tinggal mereka menjadi lebih bersih, rapi, indah,
rindang dan sehat.
3. Problematika yang dihadapi ibu-ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga
berbasis masyarakat adalah pada soal bagaimana merubah paradigma ibu-ibu
yang merupakan aktor utama kegiatan pemilahan sampah dari paradigma
membuang sampah menjadi memanfaatkan sampah.
6. DAFTAR PUSTAKA
BUKU
1. DPUCK Kabupaten Lamongan, 2012, DED TPA Tambakrigadung Kabupaten
Lamongan, Lamongan
2. Faizah,2008,Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat (Studi
Kasus Di Kota Yogyakarta), Thesis, Program Pasca Sarjana Magister Ilmu
Lingkungan, Universitas Diponegoro, Semarang
3. Kementerian Lingkungan Hidup, 2008, Undang-Undang RI Nomor 18
Tahun2008, tentang Pengelolaan Sampah, Jakarta
4. Ni Komang Ayu Artiningsih,2008, Peran Serta Masyarakat Dalam
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Studi Kasus Di Sampangan Dan
Jomblang, Kota Semarang), Thesis, Program Pasca Sarjana Magister Ilmu
Lingkungan, Universitas Diponegoro, Semarang
5. Satker PPLP Jawa Timur, 2011, Perencanaan Teknis Manajemen
Persampahan (Ptmp) Kabupaten Lamongan , Kementerian Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Surabaya.
6. Tuti Kustiah, 2005, Kajian Kebijakan Pengelolaan Sanitasi Berbasis
Masyarakat, Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Badan
Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, Bandung
INTERNET
7. http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/06/22/150287/Kaum-
Ibu-dan-Pengelolaan-Sampah diakses padahari Senin tanggal 12 Maret 2012
jam 15.00).
8. http://green.kompasiana.com/iklim/2012/02/08/bapak-bapak-vs-ibu-ibu-peduli-
lingkungan/ diakses pada hari kamis tanggal 12 Maret 2012 jam 15.10).
9. http://www.republika.co.id/berita/breakingnews/nasional/10/06/25/121393-
indonesia-hadapi-problem-urbanisasi-yang-tinggi ,tanggal 20 Maret 2012, jam
10.02.
10. http://www.lamongan.go.id/ diakses pada hari Rabu tanggal 27 Desember
2012 jam 15.45.