PENYUSUNAN ZONA SELANG BIOSTRATIGRAFI FORAMINIFERA PLANKTONIK FORMASI SENTOLO JALUR PERENG...

Post on 08-Aug-2015

633 views 5 download

Transcript of PENYUSUNAN ZONA SELANG BIOSTRATIGRAFI FORAMINIFERA PLANKTONIK FORMASI SENTOLO JALUR PERENG...

PENYUSUNAN ZONA SELANG BIOSTRATIGRAFI FORAMINIFERA

PLANKTONIK FORMASI SENTOLO JALUR PERENG BALECATUR DAN BANGUNCIPTO

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH

Banyak kendala atau kesukaran yang dihadapi baik dalam menentukan umur batuan secara lebih teliti maupun untuk melakukan korelasi yang bersifat regional ataupun inter-regional dengan menggunakan zonasi foraminifera planktonik. Untuk mengatasi kendala tersebut, perlu dilakukannya penyusunan zona selang.

Zona selang menurut SSI 1996 ialah selang stratigrafi antara pemunculan awal atau akhir dari dua takson penciri. Pemunculan awal dan akhir dari takson yaitu awal dan akhir dari munculnya takson-takson penciri pada sayatan stratigrafi. Bidang dimana titik-titik tempat munculnya awal dan akhir tersebut berada disebut sebagai biohorizon dan sering dikenal sebagai biodatum.

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari penyusunan makalah seminar ini sebagai salah satu prasyarat kelulusan untuk mencapai tingkat sarjana (S-1) pada Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.

Tujuan dalam penyusunan seminar ini yaitu untuk menentukan dan menyusun zona selang berdasarkan FAD dan LAD dari takson-takson penciri foraminifera planktonik yang terdapat di daerah penelitian.

METODE DAN PERALATAN

METODE

• Studi pustaka• Penelitian lapangan• Analisis mikrofosil • Penyusunan zona selang

PERALATAN

• Kompas geologi• HCL • Kantong sampel• Jacob staf• Mikroskop binokuler/

digital microskop • Ayakan menurut skala

mesh• H2O2

• Alat penunjang lainnya

Lokasi dan Waktu Pengambilan SampelPengambilan sampel dilakukan di dua tempat :

Desa Pereng Balecatur kecamatan Sedayu kabupaten Sleman pada hari sabtu 3/01/2015

Desa Banguncipto (Dukuh Kelapa) kecamatan Sentolo kabupaten Kulonprogo pada hari selasa 6/01/2015.

Batasan Masalah

Dalam pembahasan makala seminar ini, penyusun memfokuskan pada penyusunan zona selang berdasarkan foraminifera planktonik.

TINJAUAN PUSTAKA

Tingkat Dan Jenis Satuan Zonasi BiostratigrafiZona Kumpulanialah satu lapisan atau kesatuan sejumlah lapisan yang terdiri oleh kumpulan alamiah fosil yang khas atau kumpulan sesuatu jenis fosil.Zona Kisaran ialah tubuh lapisan batuan yang mencakup kisaran stratigrafi unsur terpilih dari kumpulan seluruh fosil yang ada.Zona Puncakialah tubuh lapisan batuan yang menunjukkan perkembangan maksimum suatu takson tertentu.

Zona Selang ialah selang stratigrafi antara pemunculan awal atau akhir dari dua takson penciri.Zona Rombakantubuh lapisan batuan yang ditandai oleh banyaknya fosil rombakan, berbeda jauh daripada tubuh lapisan batuan di atas dan di bawahnya.Zona Padatialah tubuh lapisan batuan yang ditandai oleh melimpahnya fosil dengan kepadatan populasi jauh lebih banyak daripada tubuh batuan di atas dan di bawahnya.

Sumber : SSI 1996

Foraminifera Planktonik Susunan Kamar

Foraminifera Planktonik

• Planispiralbentuk kamar ini terputar pada satu bidang dan semua kamarnya dapat terlihat, juga jumlah kamar ventral dan dorsanya sama (Cth Herthenina)• Trocospiralterputar tidak pada satu bidang dan tidak semua kamar terlihat serta jumlah kamar ventral dan dorsal tidak sama (Cth Turbeogloburotalia)• Streptospiralbentuk kamar awalnya berbentuk trochospiral, kemudian menjadi planispiral, sehingga menutupi sebagian atau seluruh kamar-kamar sebelumnya. (Cth Orbulina)

Apertur Foraminifera Planktonik

• Primary aperture interiomarginal Primary aperture interiomarginal umbilical Primary aperture interiomarginal umbilical

extra umbilical Primary aperture interimarginal equatorial

• Secondary aperture

• Accessory aperture

Komposisi Test Foraminifera Planktonik

• Gampingan porselenadalah dinding gampingan yang tidak berpori, mempunyai kenampakan seperti pada porselen, bila kena sinar langsung berwarna putih opaque• Gamping granular

dinding yang terdiri dari Kristal kalsit yang granular.• Gamping komplekadalah dinding dijumpai berlapis, kadang-kadang terdiri dari satu sampai empat lapis yang homogen• Gamping hialinterdiri dari zat-zat gampingan yang transparan dan berpori

Konsep Dasar Startigrafi

Hukum Steno• Hukum Superposisi • Hukum Kejadian Horizontal • Hukum Kejadian Menerus

Hukum Hubungan Potong Menyilang (AWR Potter dan H. Robinson)Teori Uniformitas (James Hutton) (1726-1779)

Teori Kepunahan Organik (George Cuvier) (1769-1832)

Hukum Urutan Fauna• De Soulovie (1777)

dalam urut-urutan batuan sedimen sekolompok lapisan dapat mengandung kumpulan fosil tertentu dengan sekelompok lapisan di atas maupun di bawahnya.

• William Smith (1816)urutan lapisan sedimen dapat “dilacak”

secara lateral dengan mengenali kumpulan fosilnya yang didiagnostik jika kriteria litologinya tidak menentu.

Stratigrafi Regional Daerah Penelitian

Batuan tertua yang tersingkap di Kulonprogo adalah Formasi Nanggulan. Secara tidak selaras di atasnya terdapat batuan volkanik Formasi Andesit Tua (FAT). Di atas FAT dijumpai dua fasies batugamping yaitu Formasi Sentolo dan Formasi Jonggrangan, dan sebagai endapan termuda yaitu endapan alluvial.

Formasi Nanggulan diendapkan pada lingkungan paralik, tetapi pada bagian atas diendapkan pada lingkungan neritik atau tepi benua.

FAT tersusun oleh batuan intrusi dangkal andesit dan dasit, breksi andesit, tuf dan lava. Batuan tersebut mempunyai komposisi dari andesit basaltik sampai andesit.

Dua fasies batugamping berkembang di tepi batuan FAT yaitu Formasi Sentolo dan Formasi Jonggrangan.

Formasi Sentolo didominasi oleh napal dan batugamping yang diendapkan pada lingkungan neritik sampai batial pada Kala Miosen Awal - Pliosen. Tebal formasi sentolo lebih kurang 1200 meter

Formasi Jonggrangan tersusun oleh batugamping terumbu dan napal, dan pada bagian atas berkembang perselingan batulempung. Umur formasi Jonggrangan adalah Miosen Awal - Miosen Tengah, dan tebalnya lebih kurang 400 meter

Kedua formasi tersebut diendapkan secara transgresif di atas FAT

Dan batuan termuda yang tersinkap adalah endapan alluvial yang berumur Holosen, terbentuk oleh endapan gunungapi kwarter, endapan sungai, dan endapan debris dari perbukitan dan pegunungan.

METODELOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

Studi Pustaka

Peneltian Lapangan

Measuring section

Perparasi Sampel

Determinasi Mikrofosil

Penyusunan Zona selang Biostratigrfi

Analisis Mikrofosil

Pengambilan Sampel

HASIL & PEMBAHASAN

Kandungan Fosil Foraminifera Planktonik Daerah Penelitian

Hasil Pengamatan Fosil Foraminifera Planktonik

Keragaman dan Populasi Fosil Foraminifera Planktonik

Popu

lasi

Umur Daerah Penelitian

Measuring Section 1 Pereng Balecatur

Pada lintasan pengukuran MS 1 Pereng Balecatur (Lampiran 3), sebagian besar tersusun atas litologi batugamping pasiran halus. Dalam contoh batuan yang diperoleh dari hasil pengukuran stratigrafi terukur (Measuring Section) pada lintasan ini, ditemukan beberapa spesies fosil foraminifera kecil planktonik mulai dari lapisan bagian bawah, lapisan bagian tengah dan pada lapisan bagian atas

Umur Batuan Bagian Atas (N.16-19)

KANDUGAN FOSIL FORAMINIFERA PLANKTONIK No. MS : 1 Daerah Pereng Balecatur Bagian Upper/Top

UMUR PLEISTOSI

N PLIOSIN MIOSIN

A- TAS

BA- WAH

A- TAS

BAWAH

ATAS TENGAH BAWAH

Sphaeroidinella dehiscens (PARKER and JONES)

Globigerinoides Conglobatus (BRADY) Globigerinoides ruber (D'ORBIGNY) Globigerinoides fistolosus (SCHUMBERT) Globorotalia margaritae BOLLI and BERMUDEZ Sphaeroidinella subdehiscens BLOW Globorotalia acostaensis BLOW Hestigerina aequilateralis (BRADY) Globorotalia plesiotumida BLOW and BANNER Orbulina Universa D'ORBIGNY Globigerinoides immaturus LEROY Orbulina bilobata (D'ORBIGNY) Globoquadrina altispira (CUSHMAN and JARVIS) Globorotalia scitula (BRADY) Globigerinoides sacculiferus (BRADY)

ZONA BLOW 1969

N.2

3

N.2

2

N.2

1

N.2

0

N.1

9

N.1

8

N.1

7

N.1

6

N.1

5

N.1

4

N.1

3

N.1

2

N.1

1

N.1

0

N.9

N .8

N.7

N.6

N.5

N.4

Umur Batuan Bagian Tengah (N.13-14)

KANDUGAN FOSIL FORAMINIFERA PLANKTONIK No. MS : 1 Daerah Pereng Balecatur Bagian Middle

UMUR PLEISTOSI

N PLIOSIN MIOSIN

A- TAS

BA- WAH

A- TAS

BAWAH

ATAS TENGAH BAWAH

Hestigerina aequilateralis (BRADY)

Sphaeroidinella subdehiscens BLOW Orbulina Universa D'ORBIGNY Globorotalia lenguaensis BLOW Globigerinoides immaturus LEROY Orbulina bilobata (D'ORBIGNY) Globoquadrina altispira (CUSHMAN and JARVIS) Globorotalia siakensis (LEROY) Globigerina praebulloides BLOW Globorotalia Mayeri CUSHMAN and ELLISOR Globorotalia scitula (BRADY) Globigerinoides sacculiferus (BRADY)

ZONA BLOW 1969

N.2

3

N.2

2

N.2

1

N.2

0

N.1

9

N.1

8

N.1

7

N.1

6

N.1

5

N.1

4

N.1

3

N.1

2

N.1

1

N.1

0

N.9

N .8

N.7

N.6

N.5

N.4

Umur Batuan Bagian Bawah (N.9-12)

KANDUGAN FOSIL FORAMINIFERA PLANKTONIK No. MS : 1 Daerah Pereng Balecatur Bagian Bottom

UMUR PLEISTOSI

N PLIOSIN MIOSIN

A- TAS

BA- WAH

A- TAS

BAWAH

ATAS TENGAH BAWAH

Globigerinoides immaturus LEROY

Globorotlia peripheroacuta BLOW and BANNER Orbulina bilobata (D'ORBIGNY) Globoquadrina altispira (CUSHMAN and JARVIS) Globorotalia siakensis (LEROY) Globigerina praebulloides BLOW Globorotalia Mayeri CUSHMAN and ELLISOR Globorotalia scitula (BRADY) Globigerinoides sacculiferus (BRADY) Pracorbulina glomerosa (BLOW) Globorotalia archeomenardii BOLLI

ZONA BLOW 1969

N.2

3

N.2

2

N.2

1

N.2

0

N.1

9

N.1

8

N.1

7

N.1

6

N.1

5

N.1

4

N.1

3

N.1

2

N.1

1

N.1

0

N.9

N .8

N.7

N.6

N.5

N.4

Measuring Section 2 Banguncipto (Dukuh Kelapa)

Pada lintasan pengukuran MS 02 Banguncipto (Lampiran 4), sebagian besar tersusun atas litologi batugamping pasiran halus. Dalam contoh batuan yang diperoleh dari hasil pengukuran stratigrafi terukur (Measuring Section) pada lintasan ini, ditemukan beberapa spesies fosil foraminifera kecil planktonik mulai dari lapisan bagian bawah, lapisan bagian tengah dan pada lapisan bagian atas.

Umur Batuan Bagian Atas (N.16-19)

KANDUGAN FOSIL FORAMINIFERA PLANKTONIK No. MS : 2 Daerah Banguncipto Bagian Upper/Top

UMUR PLEISTOSI

N PLIOSIN MIOSIN

A- TAS

BA- WAH

A- TAS

BAWAH

ATAS TENGAH BAWAH

Sphaeroidinella dehiscens (PARKER and JONES) Globigerinoides immaturus LEROY Orbulina bilobata (D'ORBIGNY) Globigerinoides Conglobatus (BRADY) Globigerinoides ruber (D'ORBIGNY) Globorotalia margaritae BOLLI and BERMUDEZ Globorotalia acostaensis BLOW Globigerinoides sacculiferus (BRADY) Globigerina nepents TODD Sphaeroidinella subdehiscens BLOW Globoquadrina altispira (CUSHMAN and JARVIS) Hestigerina aequilateralis (BRADY) Orbulina suturalis BRONNIMANN Orbulina Universa D'ORBIGNY Globorotalia Mayeri CUSHMAN and ELLISOR ZONA BLOW 1969 N

.23

N.2

2

N.2

1

N.2

0

N.1

9

N.1

8

N.1

7

N.1

6

N.1

5

N.1

4

N.1

3

N.1

2

N.1

1

N.1

0

N.9

N .8

N.7

N.6

N.5

N.4

Umur Batuan Bagian Tengah (N.13-14)

KANDUGAN FOSIL FORAMINIFERA PLANKTONIK No. MS : 2 Daerah Banguncipto Bagian Middle

UMUR PLEISTOSI

N PLIOSIN MIOSIN

A- TAS

BA- WAH

A- TAS

BAWAH

ATAS TENGAH BAWAH

Globigerina nepents TODD

Globigerinoides sacculiferus (BRADY) Orbulina bilobata (D'ORBIGNY) Orbulina Universa D'ORBIGNY Globoquadrina altispira (CUSHMAN and JARVIS) Hestigerina aequilateralis (BRADY) Orbulina suturalis BRONNIMANN Sphaeroidinella subdehiscens BLOW Globorotalia Mayeri CUSHMAN and ELLISOR Globorotalia siakensis (LEROY) Pracorbulina glomerosa (BLOW)

ZONA BLOW 1969 N

.23

N.2

2

N.2

1

N.2

0

N.1

9

N.1

8

N.1

7

N.1

6

N.1

5

N.1

4

N.1

3

N.1

2

N.1

1

N.1

0

N.9

N .8

N.7

N.6

N.5

N.4

Umur Batuan Bagian Bawah (N.9-12)

KANDUGAN FOSIL FORAMINIFERA PLANKTONIK No. MS : 2 Daerah Banguncipto Bagian Bottom

UMUR PLEISTOSI

N PLIOSIN MIOSIN

A- TAS

BA- WAH

A- TAS

BAWAH

ATAS TENGAH BAWAH

Globigerinoides immaturus LEROY

Orbulina bilobata (D'ORBIGNY) Globigerinoides sacculiferus (BRADY) Globoquadrina altispira (CUSHMAN and JARVIS) Hestigerina aequilateralis (BRADY) Orbulina Universa D'ORBIGNY Globorotalia Mayeri CUSHMAN and ELLISOR Globorotalia siakensis (LEROY) Pracorbulina glomerosa (BLOW) Orbulina Suturalis

ZONA BLOW 1969 N

.23

N.2

2

N.2

1

N.2

0

N.1

9

N.1

8

N.1

7

N.1

6

N.1

5

N.1

4

N.1

3

N.1

2

N.1

1

N.1

0

N.9

N .8

N.7

N.6

N.5

N.4

ZONA SELANG FORAMINIFERA PLANKTONIK

Zona Selang (ZS), disusun berdasarkan pemunculan awal (FAD) dan pemunculan akhir (LAD) spesies-spesies maupun subspecies penciri dari foraminifera planktonik. Berdasarkan data penyebaran fosil dari analisis foraminifera planktonik dapat disusun delapan Zona Selang, berturut-turut dari tua ke muda adalah sebagai berikut :

1. ZS (FAD) O. suturalis – Gt. peripheroacuta (FAD) Zona ini dapat dipersamakan dengan Zona N.9 dari Blow

(1969) atau Zona Gt. Peripheroronda dari Postuma (1971), juga Gt. Fohsi barisanensis dari Bolli (1966).

2. ZS (FAD) Gt. peripheroacuta- Gs. Immaturus (FAD)

Zona ini dapat dipersamakan dengan Zona N.10-N.11 dari Blow (1969) atau

Zona Gt. Peripheroacuta dari Postuma (1973)Juga Gt. fohsi-foshi dari Bolli (1966).

3. ZS (FAD) Gs. Immaturus- Sph. Subdehiscens (FAD)

Zona ini dapat dipersamakan dengan Zona N.12 dari Blow (1969) atau

Zona Gt. fohsi dari Postuma (1973) dan Gt. fohsi robusta dari Bolli (1966).

4. ZS (FAD) Sph. Subdehiscens – Ga. nepents (FAD) Zona ini dapat dipersamakan dengan Zona N.13 dari Blow

(1969) atau Zona Gs. subquadratus dari Postuma (1973) dan Gs. ruber dari Bolli (1966).

5. ZS (FAD) Ga. nepents – Gt. siakensis (LAD) Zona ini dapat dipersamakan dengan Zona N.14 dari Blow

(1969) atau Zona Gt.siakensis dari Postuma (1973) dan Gt. mayeri dari Bolli (1966).

6. ZS (FAD) Gt. acostaensis - Gt .plesiotumida (FAD) Zona ini dapat dipersamakan dengan Zona N.16 dari Blow

(1969) atau Zona Gt.acostensis dari Postuma (1973) dan Gt. acostensis dari Bolli (1966).

7. ZS (FAD) Gt. plesiotumida – Sph. Dehiscens (FAD) Zona ini dapat dipersamakan dengan Zona N.17-18 dari Blow

(1969) atau Zona Gt.dutertrei dari Postuma (1973) dan Gt. dutertrei dari Bolli (1966).

8. ZS (FAD) Sph. dehiscens – Gq. Altispira (LAD) Zona ini dapat dipersamakan dengan Zona N.19 dari Blow

(1969) atau Zona Gt. margaritae dari Postuma (1973) dan Gt. margaritae dari Bolli (1966).

KESIMPULAN

KESIMPULANBerdasarkan pemunculan awal dan pemunculan akhir dari spesies penciri foraminifera planktonik, dapat disusun 8 (delapan) zona selang dengan umur relatif N. 9 - N.19 yaitu :

1. ZS O. suturalis BRONNIMAN – Gt. peripheroacuta BLOW & BANNER2. ZS Gt. peripheroacuta BLOW and BANNER - Gs. Immaturus LEROY3. ZS Gs. Immaturus LEROY - Sph. Subdehiscens (PARKER and JONES)4. ZS Sph. Subdehiscens (PARKER and JONES) – Ga. nepents TODD5. ZS Ga. nepents TODD – Gt. siakensis LEROY6. ZS Gt. acostaensis BLOW - Gt .plesiotumida BLOW and BANNER7. ZS Gt. plesiotumida BLOW and BANNER – Sph. dehiscens (PARKER and JONES)8. ZS Sph. dehiscens (PARKER and JONES) – Gq. Altispira CUSHMAN and JARVIS

DAFTAR PUSTAKA

Jones, D. J, 1969, Introduction to Microfossils, Hafner Publishing Company, New York.

Fadel Boudagher, 2013, Biostratigraphic And Geological Significance Of Planktonic Foraminifera, Second Edition, OVPR UCL, London

Pringgoprawiro H., Rubiyanto K, 2000, Seri mikro fosil :foraminifera pengenalan mikrofosil dan aplikasi biostratigrafi, ITB, Bandung. Postuma, J.A, 1971, Manual of Plangktonic Foraminifera, Elsevier Publishing Company, Amsterdam. Sandi Satratigrafi Indonesia ,1996, Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Jakarta. Sanyoto S., Soeharsono, 1994, Petunjuk praktikum mikropaleontologi dasar ordo foraminifera, IST AKPRIND, Yogyakarta. ( Tidak Dipublikasikan)

Suhartati, M.N, Pemakaian mikrofosil untuk interpretasi geologi, Jurnal teknomin edisi 2 januari 1986, Pusat penelitian & pengembangan geoteknologi LIPI. Sukandarrumidi, 2008, Paleontologi Aplikasi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Sukandarrumidi, 2012, Modul Kuliah Biostratigrafi Konsep Dasar, IST AKPRIND, Yogyakarta. (Tidak Dipublikasikan).www.geoarc2011.blogspot.com