Post on 28-Nov-2021
1
Angga Dwi Saputra, Universitas Brawijaya, anggads15@student.ub.ac.id
PENYUSUNAN STRATEGI BISNIS PADA USAHA BANGGA
SUPPLIER DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN
Oleh:
Angga Dwi Saputra
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
anggads15@student.ub.ac.id
Dosen Pembimbing:
Dr. Dra. Kusuma Ratnawati., MM., CFP
Abstrak
Berkembangnya ekonomi pada industri pariwisata di Kota Malang, memberikan dampak
positif bagi hadirnya wirausaha pendukung sektor pariwisata seperti usaha di bidang
supplier bahan baku makanan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan strategi bisnis
pada Bangga Supplier dalam memenangkan persaingan usaha dengan menggunakan
serangkaian alat analisis yang terdiri dari Matriks EFE, Matriks IFE, Matriks SWOT,
Matriks IE, dan Matriks QSPM. Jenis penelitian ini adalah kualitatif studi kasus, pada objek
penelitian Bangga Supplier. Metode pengumpulan data dari penelitian ini menggunakan
observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Metode analisis permasalahan yang
digunakan adalah dengan tahapan penyusunan strategi menurut Fred R. David.
Berdasarkan hasil analisis tersebut didapatkan bahwa peluang yang dihadapi Bangga
Supplier lebih besar daripada ancaman serta perusahaan memiliki kelemahan internal yang
lebih besar daripada kekuatan. Pilihan strategi yang dihasilkan pada matriks SWOT adalah
Kelemahan-Peluang. Mengacu pada matriks IE, perusahaan berada di kuadran I yaitu
kondisi tumbuh dan berkembang. Pada matriks SPACE menghasilkan strategi alternatif
yaitu strategi agresif. Alternatif strategi yang dihasilkan adalah strategi pengembangan
produk dan penetrasi pasar. Serta strategi prioritas yang akan diterapkan adalah strategi
penetrasi pasar.
Kata kunci: Strategi bisnis, pariwisata, pemasok.
2
Angga Dwi Saputra, Universitas Brawijaya, anggads15@student.ub.ac.id
BUSINESS STRATEGY FORMULATION FOR BANGGA
SUPPLIER IN FACING THE COMPETITION
By:
Angga Dwi Saputra
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
anggads15@student.ub.ac.id
Supervisor:
Dr. Dra. Kusuma Ratnawati., MM., CFP
Abstract
The economic development in tourism industry in the city of Malang, has a positive
impact on the presence of supporting businesses in the tourism sector such as businesses in
the supplier field of raw food materials. This study aims to provide a business strategy for
Bangga Supplier in winning the business competition using a series of analysis tools
consisting of EFE Matrix, IFE Matrix, SWOT Matrix, IE Matrix, and QSPM Matrix. The
type of the research is qualitative case study, with Bangga Supplier as the research object.
The data gathering methods that are used in this research are observation, in-depth
interviews, and documentation. The problem analysis method used is the stages of strategy
formulation according to Fred R. David. Based on the results of the analysis it was found
that the opportunities faced by Bangga Supplier are greater than the threats and also the
company itself has greater internal weaknesses than strengths. The choice of strategy
produced on the SWOT matrix is Weakness-Opportunity. Referring to the IE matrix, the
company is in quadrant I, which is grow and build. In the SPACE matrix produced an
alternative strategy is aggressive strategy. The alternative strategies produced is the product
development strategy and market penetration. And the priority strategy that will be applied
is the market penetration strategy.
Keyword: Business strategy, tourism, suppliers
3
Angga Dwi Saputra, Universitas Brawijaya, anggads15@student.ub.ac.id
PENDAHULUAN
Pada era yang serba modern ini
segala sesuatu serba praktis dan
efisien. Di mana perubahan pola hidup
masyarakat akan berdampak pada pola
konsumsi, khususnya masyarakat
perkotaan yang sibuk dengan segala
rutinitasnya. Keadaan inilah yang
menyebabkan masyarakat lebih
memilih untuk membeli makanan di
luar rumah dengan berbagai macam
alternatif menu pilihan sebagai
solusinya dan berpengaruh pada
tingginya permintaan masyarakat akan
jasa penyedia makanan. Terutama
dalam bentuk makanan siap saji,
sehingga muncul peluang bisnis yang
sangat menjanjikan untuk pelaku
usaha di bidang penyajian makanan
dan minuman khususnya cafe, rumah
makan dan restoran. Semakin
berkembang usaha kuliner tersebut
akan memunculkan sebuah peluang
besar bagi bisnis supplier untuk
memenuhi kebutuhan bahan baku
dalam bisnis kuliner tersebut. Semakin
sibuk suatu bisnis kuliner maka jasa
supplier merupakan salah satu kunci
sukses untuk membantu usaha kuliner
dapat berkembang.
Kota Malang merupakan salah satu
kota tujuan untuk destinasi pariwisata,
khususnya masyarakat Jawa Timur.
Sebagai kota pariwisata akan
menimbulkan banyak usaha
pendukung pariwisata, seperti usaha
penginapan yang terdiri dari hotel,
guest house, wisma, dan vila.
Hadirnya usaha penginapan sangat
mendukung para wisatawan untuk
dapat menikmati destinasinya dan
semakin banyak usaha penginapan
akan menimbulkan persaingan antar
setiap usaha penginapan. Para pelaku
usaha di bidang penginapan akan
menawarkan berbagai fasilitas
pendukung seperti sajian makanan,
kolam renang, function room, hingga
fasilitas gym untuk menambah
kepuasan para wisatawan dan sebagai
nilai tambah bagi setiap usaha
penginapan dalam menghadapi
persaingan. Sehingga para pelaku
usaha penginapan tersebut
membutuhkan berbagai jasa supplier
untuk dapat mendukung fasilitas yang
akan diberikan kepada para
wisatawan.
Berdasarkan penjelasan data di atas
menunjukkan bahwa peluang yang
besar akan menimbulkan persaingan
4
Angga Dwi Saputra, Universitas Brawijaya, anggads15@student.ub.ac.id
yang semakin ketat dimana sebuah
perusahaan tidak lagi hanya bertarung
dengan pesaingnya dalam industri
yang sama namun juga dari industri
yang lain. Perencanaan strategi
(strategic planning) adalah sebuah alat
manajemen yang digunakan untuk
melakukan proyeksi kondisi pada
masa depan. Perencanaan strategi
membantu memberikan kesadaran
tentang arah yang dituju perusahaan,
menjaga kesinambungannya, serta
memudahkan pendelegasian dan
meningkatkan koordinasi dan alokasi
yang lebih efisien (Henry,2018).
Sebuah perencanaan strategi sangat
berdampak bagi setiap perusahaan
dengan implementasi yang dilakukan
dengan melalui langkah-langkah yang
sistematis, didukung dengan budaya
yang sesuai dan kepemimpinan yang
efektif, melibatkan partisipasi yang
luas bagi anggota perusahaan, serta
dikomunikasikan secara tepat ke
seluruh anggota perusahaan maka
akan memudahkan organisasi
mencapai visi, misi, serta sasaran
strategi yang telah ditetapkan
(Susanto, 2014).
Bangga Supplier merupakan salah
satu UMKM di Kota Malang yang
bergerak di sektor pemenuhan bahan
baku makanan dan minuman. Bangga
Supplier merupakan usaha start-up
yang masih mempunyai banyak
permasalahan serta membutuhkan
perencanaan strategi pengembangan
bisnis yang matang guna
keberlangsungan usahanya. Bangga
Supplier berlokasi di Jalan
Saxsophone no 9, Lowokwaru, Kota
Malang. Bangga Supplier memiliki
beberapa target pasar yaitu hotel
berbintang tiga, restoran dan café.
Pada tahun pertama ini masih
ditemukan banyak permasalahan,
seperti minimnya permodalan untuk
dapat mengembangkan usaha,
pemasaran yang kurang maksimal, dan
minimnya keterampilan dalam proses
distribusi akan menjadi kendala bagi
Bangga Supplier dimana target pada
tahun berikutnya mendapatkan
minimal tiga calon konsumen baru.
Maka dari itu analisis terhadap
perencanaan perusahaan yang
berkaitan dengan perumusan strategi
harus dilakukan. Evaluasi terhadap
kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman, serta sistem yang dijalankan
tim usaha Bangga Supplier juga perlu
5
Angga Dwi Saputra, Universitas Brawijaya, anggads15@student.ub.ac.id
dilakukan terlebih dahulu sebagai
dasar pertimbangan.
Pada penelitian ini dilakukan
analisis perumusan strategi dengan
menggunakan SWOT Analysis melalui
Matriks Internal Factor Evaluation
(IFE) dan Matriks External Factor
Evaluation (EFE) sebagai tahap
masukan dalam penentuan strategi,
Matriks Strength, Weakness,
Opportunity, and Threat (SWOT),
Matriks Internal-External (IE) dan
Matriks Strategic Positioning and
Action Evaluation (SPACE) sebagai
tahap pencocokan, serta Matriks
Quantitative Strategic Planning
Method (QSPM) sebagai tahap
keputusan dan memperoleh strategi
yang dibutuhkan.
Hasil yang diharapkan dari
penelitian ini yaitu keputusan strategi
bisnis yang tepat guna memenangkan
persaingan dan keberlangsungan
usaha serta terus mengembangkan
usaha. Sehingga mampu memperluas
pasar dan mempertahankan hubungan
kerjasama dengan konsumennya.
LANDASAN TEORI
Manajemen Strategi
Manajemen strategis adalah
kumpulan dan tindakan yang
menghasilkan perumusan dan
pelaksanaan sebuah rencana-rencana
untuk mencapai sebuah tujuan yang
ditetapkan oleh perusahaan. Sebuah
perencanaan yang matang dan diikuti
dengan implementasi maka
perusahaan akan dapat memenangkan
persaingan dalam pasar (Pearce dan
Robinson, 2013).
Proses Manajemen Strategi
Proses manajemen strategi meliputi
empat elemen yaitu pengamatan
lingkungan, perumusan strategi,
implementasi strategi, evaluasi dan
pengendalian. (Wheelen, dkk. 2018).
Formulasi strategi meliputi
pengembangan visi dan misi,
mengidentifikasi peluang dan
ancaman eksternal organisasi,
menentukan kekuatan dan kelemahan
internal organisasi, membuat tujuan
jangka panjang, menghasilkan strategi
alternatif dan memilih strategi tertentu
yang akan dicapai (David, 2017).
Visi, Misi, dan Tujuan
Menurut Rahman dan Radjab
(2017) visi dan misi adalah landasan
penyelenggaraan program sebuah
instansi. Visi dan misi tentu tidak
untuk dijadikan simbol atau kalimat
6
Angga Dwi Saputra, Universitas Brawijaya, anggads15@student.ub.ac.id
berbingkai yang tanpa makna. Banyak
visi dan misi yang tidak efektif karena
tidak dapat dijabarkan kedalam
program kerja operasional. Kondisi ini
mengkhawatirkan karena
menunjukkan bahwa visi dan misi
hanya merupakan simbol semata. Visi
yang efektif antara lain harus memiliki
karakteristik seperti: Imagible (dapat
dibayangkan), desirable (menarik),
feasible (realistis dan dapat dicapai),
focused (jelas), flexible (aspiratif dan
responsif terhadap perubahan
lingkungan), Communicable (mudah
dipahami).
Tujuan merupakan uraian dari visi
yang menjadi sasaran jangka
menengah yang konkret dan terukur.
Karena pernyataan tujuan merupakan
gambaran jangka menengah dari
perjalanan mencapai visi dan target
yang dibuat, pernyataan tujuan perlu
mencerminkan keadaan masa depan
yang ingin dicapai perusahaan secara
konkret dan terukur (Pearce dan
Robinson, 2013).
Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal merupakan
faktor-faktor diluar kendali yang
mempengaruhi pilihan perusahaan
mengenai arah dan tindakan, yang
pada akhirnya akan mempengaruhi
struktur organisasi dan proses
internalnya. Lingkungan eksternal
terbagi menjadi tiga sub-kategori yang
berkaitan, yaitu: faktor-faktor dalam
lingkungan jauh (remote), faktor-
faktor dalam lingkungan industri, dan
faktor-faktor dalam lingkungan
operasional. (Pearce dan Robinson,
2013).
a. Lingkungan Jauh
1) Faktor Ekonomi
Ekonomi suatu negara akan
mempengaruhi kondisi bisnis-bisnis
yang terikat langsung pada negara
tersebut.
2) Faktor Sosial Budaya
Faktor sosial budaya yang
mempengaruhi perusahaan adalah
kepercayaan, nilai, pandangan, sikap
dan gaya hidup orang-orang disekitar
lingkungan eksternal perusahaan,
yang berkembang dari pengaruh
kultural ekologi, etnik, demografi,
agama, dan pendidikan.
3) Faktor Politik, Pemerintahan dan
Hukum
Stabilitas politik dan kebijakan
pemerintah sangat menentukan
7
Angga Dwi Saputra, Universitas Brawijaya, anggads15@student.ub.ac.id
kecenderungan dan arah
perekonomian nasional. Kondisi
lingkungan politik pemerintah
tersebut berpengaruh signifikan dan
strategis terhadap aktivitas bisnis.
4) Faktor Teknologi
Kekuatan teknologi dapat
menggambarkan peluang dan
ancaman yang harus dipertimbangkan
dalam merumuskan sebuah strategi.
Kemajuan teknologi dapat
mempengaruhi produk ataupun jasa,
pemasok, pesaing, pelanggan, proses
produksi, distributor, praktik
pemasaran dan posisi kompetitif
perusahaan secara dramatis.
b. Lingkungan Kompetitif
Lingkungan kompetitif merupakan
lingkungan dimana perusahaan yang
bergerak pada sektor tertentu saling
bersaing. Lingkungan kompetitif
memiliki efek yang besar terhadap
kelangsungan hidup perusahaan.
c. lingkungan operasional
Lingkungan operasional terdiri dari
faktor-faktor dalam situasi persaingan
yang mempengaruhi keberhasilan
suatu perusahaan dalam mendapatkan
sumber daya yang dibutuhkan (Pearce
dan Robinson, 2013).
Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal yaitu
perusahaan menganalisis kuantitas dan
kualitas sumber daya keuangan,
manusia, dan fisik perusahaan.
Perusahaan juga menilai kekuatan dan
kelemahan manajemen serta struktur
organisasi perusahaan (Pearce dan
Robinson, 2013).
Menurut David (2017) pendekatan
fungsi bisnis berupaya menilai dan
mengindikasikan faktor-faktor
internal yang mencakup kemampuan
perusahaan, dan keterbatasan yang
biasanya dikategorikan sebagai
berikut:
a. Manajemen
Manajemen merupakan suatu
tingkatan sistem pengaturan organisasi
yang mencakup sistem produksi,
pemasaran, pengelolaan sumberdaya
manusia, dan keuangan. Fungsi
manajemen terdiri dari empat aktivitas
dasar yaitu perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan
pengendalian.
b. Pemasaran
Pemasaran merupakan proses
menetapkan, menciptakan, memenuhi
kebutuhan dan keinginan pelanggan
akan produk dan jasa.
8
Angga Dwi Saputra, Universitas Brawijaya, anggads15@student.ub.ac.id
c. Keuangan
Kondisi keuangan sering dijadikan
ukuran tunggal terbaik dalam
menentukan posisi persaingan. Selain
itu, kondisi keuangan perusahaan juga
dapat menjadi daya tarik bagi investor.
d. Produksi dan operasi
Produksi dan operasi dalam suatu
perusahaan merupakan seluruh
aktivitas yang merubah input menjadi
output yang berupa barang dan jasa.
Manajemen produksi dan operasi erat
kaitannya dengan input, proses dan
output.
e. Penelitian dan pengembangan
Penelitian dan pengembangan
biasanya diarahkan pada produk-
produk baru sebelum pesaing
melakukannya, hal tersebut dilakukan
untuk meningkatkan pemasaran serta
mendapatkan keunggulan dari biaya
melalui efisiensi.
SWOT Analysis
Semua organisasi memiliki
kekuatan dan kelemahan dalam area
fungsional bisnisnya. Tidak ada
perusahaan yang memiliki kekuatan
atau kelemahan yang sama dalam
semua area fungsional bisnisnya.
Kekuatan atau kelemahan yang
ditemukan di dalam lingkungan
internal perusahaan akan digabungkan
dengan peluang atau ancaman yang
didapatkan dari lingkungan eksternal
perusahaan serta pernyataan visi dan
misi yang jelas, menjadi dasar untuk
menetapkan tujuan dan strategi
(Wheelen, dkk., 2018).
Kerangka Analitis Formulasi
Strategi
Menurut David (2017), terdapat
tiga tahapan dalam pengambilan
keputusan, dimana setiap tahapan
terdapat alat analisis yang akan
digunakan untuk melakukan analisis
dan pemetaan strategi. Tiga tahapan
serta alat analisis yang akan digunakan
adalah:
a. Tahap Masukan
Tahap masukan berisikan informasi
dasar yang dibutuhkan untuk
merumuskan suatu strategi. Pada tahap
masukan, alat analisis yang digunakan
adalah Matriks IFE (Internal Factor
Evaluation) dan Matriks EFE
(External Factor Evaluation).
Informasi yang diperoleh dari matriks
IFE dan matriks EFE akan menjadi
informasi masukan dasar untuk
9
Angga Dwi Saputra, Universitas Brawijaya, anggads15@student.ub.ac.id
matriks-matriks tahap pencocokan dan
keputusan.
Matriks IFE adalah alat analisis
yang digunakan untuk mengetahui
faktor-faktor internal yang menjadi
kekuatan atau kelemahan bagi suatu
perusahaan. Sedangkan matriks EFE
adalah alat analisis yang digunakan
untuk mengetahui faktor-faktor
eksternal yang menjadi sebuah
peluang atau ancaman bagi suatu
perusahaan (Rangkuti, 2014).
b. Tahap Pencocokan
Tahap pencocokan berfokus pada
penciptaan strategi alternatif yang
tepat dengan memerhatikan faktor-
faktor internal dan eksternal
perusahaan. Teknik yang digunakan
pada tahap pencocokan pada
penelitian ini antara lain Matriks
SWOT, Matriks IE dan Matriks
SPACE.
Menurut David (2017) matriks
SWOT adalah sebuah alat pencocokan
yang penting sehingga dapat
membantu para manajer dalam
mengembangkan empat jenis strategi.
1) Strategi Strengths Opportunities
Strategi SO memanfaatkan
kekuatan internal perusahaan untuk
dapat membuat keuntungan dari
peluang eksternal. Semua manajer
tentunya menginginkan organisasi
mereka berada dalam posisi di mana
kekuatan internal dapat digunakan
untuk mengambil keuntungan dari
berbagai kejadian yang terjadi
dilingkungan eksternal.
2) Strategi Weakness-Opportunities
Strategi WO bertujuan untuk
memperbaiki kelemahan internal
dengan cara memanfaatkan
keuntungan dari peluang eksternal.
Peluang-peluang besar terkadang
muncul, tetapi perusahaan memiliki
kelemahan internal yang
menghalanginya memanfaatkan
peluang tersebut.
3) Strategi Strengths Threats
Strategi ST menggunakan kekuatan
sebuah perusahaan untuk dapat
meminimalisasi dampak ancaman dari
lingkungan eksternal. Proses ini bukan
berarti bahwa suatu organisasi yang
kuat harus selalu menghadapi
ancaman secara langsung di dalam
lingkungan eksternal.
4) Strategi Weakness-Threats
Strategi WT merupakan taktik
defensive yang diarahkan untuk dapat
mengurangi kelemahan internal serta
menghindari ancaman eksternal.
10
Angga Dwi Saputra, Universitas Brawijaya, anggads15@student.ub.ac.id
Sebuah organisasi yang berada dalam
kondisi untuk menghadapi ancaman
eksternal dan kelemahan internal
benar-benar berada dalam posisi yang
sangat membahayakan. Pada
kenyataannya, perusahaan semacam
itu mungkin harus berjuang untuk
bertahan hidup dengan menggunakan
strategi defensive seperti melakukan
merger, penciutan, menyatakan diri
bangkrut, atau memilih untuk
dilikuidasi.
Matriks Internal-External
merupakan matriks yang meringkas
hasil evaluasi faktor eksternal dan
internal yang menempatkan
perusahaan pada salah satu kondisi di
dalam sembilan sel, dimana tiap-tiap
sel merupakan kondisi langkah yang
harus ditempuh perusahaan. Matriks
IE didasari pada dua dimensi kunci:
total rata-rata terimbang IFE pada
sumbu x dan total rata-rata tertimbang
EFE pada sumbu y (David, 2017).
Matriks Strategic Positioning and
Action Evaluation, alat penting
lainnya pada tahap pencocokan,
Kerangka kerja empat kuadrannya
menunjukkan apakah strategi agresif,
konservatif, defensif, atau kompetitif
paling tepat untuk organisasi yang
diberikan (David, 2017).
c. Tahap Keputusan
Pada tahap keputusan, alat yang
digunakan adalah matriks QSPM
(Quantitative Strategic Planning
Matriks) yang merupakan suatu teknik
analisis dalam literatur yang dirancang
untuk menetapkan daya tarik relatif
dari tindakan alternatif yang dapat
dijalankan (Pearce dan Robinson,
2013). QSPM menentukan daya tarik
relatif dari berbagai strategi yang
dipilih sampai seberapa jauh faktor-
faktor keberhasilan kritis eksternal dan
internal kunci dimanfaatkan atau
ditingkatkan. Daya tarik relatif dari
masing-masing strategi dihitung
dengan menentukan dampak
kumulatif dari masing-masing faktor
keberhasilan krisis eksternal dan
internal.
Klasifikasi Strategi
Menurut David (2017), klasifikasi
strategi perusahaan terdiri dari empat
alternatif strategi, yaitu:
a. Strategi Integrasi
Strategi Integrasi merupakan
strategi dengan mengupayakan
kepemilikan atau kendali yang lebih
11
Angga Dwi Saputra, Universitas Brawijaya, anggads15@student.ub.ac.id
besar kepada distributor (forward
integration), kepada pemasok
perusahaan (backward integration),
ataupun kepada pesaing yang bergerak
pada usaha sejenis (vertical
integration).
b. Strategi Intensif
Strategi Intensif adalah strategi
yang mewajibkan perusahaan untuk
melakukan upaya-upaya intensif untuk
meningkatkan posisi perusahaan
dipasar melalui produk yang ada.
Terdapat 3 opsi untuk penerapan
strategi intensif, yakni melakukan
penetrasi pasar, pengembangan
jangkauan geografis layanan baru atau
strategi pengembangan pasar, dan
pengembangan produk yang lebih
inovatif.
c. Strategi Diversifikasi
Strategi diversifikasi merupakan
strategi yang dimaksudkan untuk
menambah suatu produk baru. Strategi
diversifikasi dibagi lagi menjadi dua,
untuk penambahan produk baru yang
masih berkaitan disebut dengan
diversifikasi.
Implikasi atau Tindak Lanjut
Strategi
Implikasi strategi merupakan
tahapan lanjutan setelah proses
penyusunan strategi yang diputuskan
berupa kebijakan dalam mendukung
berjalannya strategi yang ditetapkan
untuk suatu organisasi. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kebijakan
diartikan sebagai rangkaian konsep
dan asas yang menjadi garis besar dan
dasar rencana dalam pelaksanaan
suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan
cara bertindak (tentang pemerintahan,
organisasi, dsb. Menurut Carl J
Federick (dikutip dalam Leo Agustino,
2012) kebijakan sebagai serangkaian
tindakan/kegiatan yang diusulkan
seseorang, kelompok atau pemerintah
dalam suatu lingkungan tertentu
dimana terdapat hambatan dan
kesempatan terhadap pelaksanaan
usulan kebijaksanaan tersebut dalam
rangka mencapai tujuan tertentu.
METODE PENELITIAN
Ditinjau dari pendekatannya,
penelitian ini digolongkan sebagai
penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang
bertujuan untuk memahami kejadian,
tindakan, perilaku, persepsi dan
sebagainya, secara menyeluruh yang
dialami pada objek yang diteliti
(Moelong, 2012). Penelitian ini
12
Angga Dwi Saputra, Universitas Brawijaya, anggads15@student.ub.ac.id
dikategorikan sebagai penelitian studi
kasus yaitu penelitian yang bertujuan
untuk menggali informasi yang dapat
dipelajari atau ditarik dari sebuah
kasus. Penelitian studi kasus adalah
penyelidikan empiris yang
menyelidiki sebuah fenomena
kontemporer (kasus) dalam konteks
kehidupan nyata (Yin,2015).
Lokasi yang diambil dalam
penelitian ini ditentukan dengan
sengaja (purposive), yang dilakukan
pada wilayah Kota Malang yang
menjadi tempat usaha Bangga
Supplier yang beralamat di Jalan
Saxsophone no. 9, Tunggulwulung,
Lowokwaru, Kota Malang, Jawa
Timur. Objek dalam penelitian ini
adalah pada usaha supplier yang
bernama Bangga Supplier. Alasan
peneliti memilih Bangga Supplier
sebagai objek penelitian adalah
mengingat pentingnya sebuah strategi
yang tepat pada sebuah usaha kecil
khususnya pada Bangga Supplier
untuk dapat berkelanjutan dan dapat
memenangkan persaingan dalam
pasar.
Data dalam penelitian ini terdiri
dari data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Wawancara dalam
penelitian ini dilakukan kepada pihak
eksternal dan pihak internal Bangga
Supplier. Observasi yang dilakukan
pada penelitian ini adalah observasi
partisipan, dimana peneliti juga
mengikuti serta melakukan proses
bisnis objek penelitian Bangga
Supplier. Dokumentasi yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah
transkrip wawancara, gambar-gambar
yang berkaitan dengan penyusunan
strategi, dan dokumen tertulis lainnya
seperti data perusahaan Bangga
Supplier dan data statistik yang
berkaitan dengan penyusunan strategi
bisnis.
Metode Analisa Permasalahan
dalam penelitian ini menggunakan alat
analisis yang berupa matriks dan harus
melalui tiga tahapan, yakni tahap
masukan, tahap pencocokan, dan
tahap keputusan. Pada tahap masukan,
matriks yang digunakan adalah
matriks IFE-EFE. Setelah hasil
analisis matriks IFE-EFE keluar, maka
selanjutnya masuk ketahapan
pencocokan strategi, dimana dalam
tahapan ini menggunakan matriks
SWOT, Matriks Internal-Eksternal
13
Angga Dwi Saputra, Universitas Brawijaya, anggads15@student.ub.ac.id
dan Matriks SPACE. Terakhir, hasil
pencocokan strategi akan dievaluasi
dalam tahap keputusan menggunakan
matriks QSPM.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1) Matriks EFE
Tabel 1. Matriks EFE Bangga
Supplier
Sumber: Data Diolah,2020.
Hasil analisis matriks EFE
menunjukkan skor total pembobotan
sebesar 3,21. Total skor 3,21 berarti
sudah termasuk memiliki total skor
diatas rata-rata yang mengindikasikan
bahwa Bangga Supplier sebenarnya
mampu untuk merespon peluang yang
ada sehingga mampu menarik
keuntungan dari hal tersebut, serta
meminimalkan pengaruh negatif dari
ancaman eksternal.
2) Matriks IFE
Tabel 2. Matriks IFE Bangga
Supplier
Sumber: Data Diolah,2020.
Hasil analisis matriks IFE
menunjukkan skor total pembobotan
sebesar 3,25. Total skor 3,25 berarti
sudah termasuk memiliki total skor
diatas rata-rata yang mengindikasikan
bahwa Bangga Supplier sudah cukup
optimal pada lingkungan internal
usahanya dimana dapat meminimalisir
ancaman yang timbul dari ketatnya
persaingan antar usaha supplier bahan
baku makanan yang ada di Kota
Malang.
3) Matriks SWOT
Tabel 3. Matriks SWOT Bangga
Supplier
14
Angga Dwi Saputra, Universitas Brawijaya, anggads15@student.ub.ac.id
Sumber: Data Diolah,2020.
Berdasarkan dari analisis Matriks
SWOT di atas, terdapat berbagai
macam alternatif strategi yang dapat
dipilih oleh Bangga Supplier untuk
diterapkan. Tetapi jika melihat dari
kondisi Bangga Supplier, sebaiknya
menggunakan strategi alternatif WO
(Weakness-Opportunities) supaya
dapat memperbaiki kelemahan yang
dimiliki perusahaan untuk
memanfaatkan peluang yang ada pada
lingkungan eksternal.
4) Matriks IE
Sumber: Data diolah,2020.
Gambar 1. Matriks IE Bangga Supplier
Berdasarkan koordinat 3,21 dan
3,25 pada matriks IE, Bangga Supplier
berada pada Kuadran I. Kuadran I
digambarkan sebagai kondisi yang
sedang tumbuh dan berkembang.
Alternatif strategi yang dapat
diterapkan adalah penetrasi pasar dan
pengembangan produk.
5) Matriks SPACE
Berdasarkan koordinat 1,0 dan 1,5
pada matriks SPACE, Bangga
Supplier berada pada pilihan strategi
alternatif yaitu strategi agresif.
Adapun strategi alternatif strategi
yang dapat diterapkan adalah penetrasi
pasar dan pengembangan produk.
Kekuatan
(Strengths)
Kelemahan (Weaknesses)
1. Pemanfaatan sumber daya aset.
2. Memiliki sistem database dalam pengelolaan kegiatan operasional.
3. Target pasar yang ingin disasar sudah jelas.
4. Saluran distribusi yang baik 5. Memiliki database yang baik. 6. Sistem pembayaran yang
transparan.
1. Kurangnya sumber daya manusia dalam mengelola usaha.
2. Kurang perencanaan strategi dari awal.
3. Kurang terkenalnya brand Bangga Supplier.
4. Penganggaran untuk kegiatan pemasaran sangat rendah.
5. Kurang memanfaatkan kemajuan teknologi dalam kegiatan pemasaran.
6. Kemampuan permodalan sangat
terbatas.
Peluang
(Opportunites)
Strategi S-O Strategi W-O
1. Tenaga kerja di kota malang tersedia banyak.
2. Pariwisata merupakan sektor riil sebagai penggerak ekonomi di kota malang.
3. Perkembangan usaha kuliner dan perhotelan di kota malang semakin meningkat.
4. Gaya hidup konsumtif mahasiswa di kota malang akan berpengaruh pada tingkat permintaan barang dari konsumen di bidang kuliner.
5. Perilaku pelaku konsumen yang membutuhkan pihak ketiga dalam rantai pasok.
6. Dukungan pemerintah dalam menciptakan wirausaha baru (umkm).
7. Peran pemerintah dalam menstabilkan harga barang yang tinggi di pasar.
8. Kemajuan teknologi dapat membantu dalam hal proses kegiatan usaha.
9. Profil pelanggan dalam memetakan target pasar
10. Data pemasok
mempermudah dalam
memenuhi kebutuhan
bahan baku makanan dan
minuman.
1. Melakukan pemasaran untuk
menjangkau target pasar yang
semakin berkembang. (S3,
O3, O5)
2. Tawarkan kemudahan yang
akan didapatkan dan
tunjukkan kelebihan serta
pengalaman yang telah
dimiliki Bangga Supplier
untuk meyakinkan calon
konsumen (S2, S4, S6, O2)
3. Mencari data dan
menawarkan kerjasama
kepada calon konsumen yang
baru merintis usaha (S2, S3,
S6, O6)
1. Mencari tenaga kerja part time
tambahan untuk membantu
pengelolaan usaha Bangga
Supplier. (W1, O1)
2. Anggaran pemasaran perlu
ditambahkan untuk meyakinkan
para calon konsumen yang
tersedia di pasar. (W3, W4, O2,
O3)
3. Menyusun langkah pemasaran
yang masif untuk mengembangkan
usaha di tahun kedua dalam upaya
mendapatkan calon konsumen,
seperti pemasaran yang
memanfaatkan teknologi dan
memanfaatkan jaringan
pertemanan mahasiswa yang
memiliki usaha di bidang kuliner.
(W2, W3, W5, O2, O3, O8)
Ancaman (Threats) Strategi S-T Strategi W-T
1. Tingkat inflasi akan berpengaruh terhadap harga
jual atau keuntungan yang diperoleh.
2. Perilaku pelaku konsumen yang tidak membutuhkan
pihak ketiga dalam rantai pasok.
3. Kemajuan teknologi dapat membuat brand usaha kecil
akan sulit mendapatkan tempat.
4. Kemungkinan kompetitor untuk masuk kedalam pasar
supplier sangat besar. 5. Usaha supplier sejenis
sangat banyak ditemukan dipasar.
6. Konsumen dapat menentukan hubungan kerjasama dengan supplier.
7. Tingkat persaingan dalam usaha supplier sangat tinggi.
1. Melakukan forecasting untuk
melakukan pembelian barang
tertentu yang akan mengalami
kenaikan harga di saat tertentu
dan memperkirakan kenaikan
harga jual yang tepat ketika
terjadi kenaikan harga beli
dari suatu barang. (S2, S4,
T1)
2. Jelaskan kemudahan yang
akan didapatkan oleh
konsumen yang tidak
membutuhkan pihak ketiga
dalam rantai pasok
dibandingkan dengan
melakukan pencarian bahan
baku sendiri (S2, S6, T2)
3. Berikan pelayanan dengan
semua kekuatan yang dimiliki
perusahaan kepada konsumen
untuk dapat melanjutkan
hubungan kerjasama ditahun
berikutnya (S2, S4, T6)
1. Perlu meningkatkan cara
pemasaran supaya brand dapat
dikenal oleh calon konsumen
sehingga dapat mengantisipasi
kompetitor yang masuk (W3, W4,
T3, T4)
2. Benchmarking terhadap pesaing
yang dinilai lebih baik (W2, W5,
T7)
3. Menetapkan harga yang dapat
diterima konsumen dengan tetap
menjaga kualitas (W2, T2)
15
Angga Dwi Saputra, Universitas Brawijaya, anggads15@student.ub.ac.id
Tabel 4. Matriks SPACE Bangga
Supplier
Sumber: Data diolah,2020.
Sumber: Data diolah,2020.
Gambar 2. Matriks SPACE
6) Matriks QSPM
Berdasarkan hasil analisis
menggunakan Matriks QSPM, dapat
diketahui bahwa Total Attractiveness
Score (TAS) dari strategi penetrasi
pasar didapatkan angka sebesar 6,45
sedangkan strategi pengembangan
produk mendapatkan total skor
sebesar 6,01. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa strategi penetrasi
pasar memiliki nilai yang tertinggi
sehingga strategi utama yang paling
tepat untuk diterapkan saat ini oleh
Bangga Supplier adalah strategi
penetrasi pasar.
Tabel 5. Matriks QSPM Bangga
Supplier
Sumber: Data diolah,2020.
16
Angga Dwi Saputra, Universitas Brawijaya, anggads15@student.ub.ac.id
Strategi penetrasi pasar merupakan
upaya peningkatan pangsa pasar atau
market share dari suatu produk
ataupun jasa melalui usaha-usaha
pemasaran yang lebih besar. Adapun
Langkah kebijakan yang diterapkan
Bangga Supplier dalam mendukung
strategi penetrasi pasar diantaranya:
a) Menetapkan target konsumen
disertai target penjualan.
b) Mencari tambahan sumber daya
modal untuk mendukung strategi
yang ditetapkan supaya perusahaan
terus dapat berkembang.
c) Realokasi anggaran pada tahun
kedua, berfokus untuk kegiatan
pemasaran dan operasional
perusahaan.
d) Membuat konten pemasaran, dan
mencari tenaga pemasar.
e) Mencari tambahan pemasok untuk
memperkuat saluran distribusi.
f) Mencari tambahan tenaga kerja
untuk membantu kegiatan
operasional yang semakin padat.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil
berdasarkan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a) Kondisi lingkungan eksternal
menunjukkan bahwa Bangga
Supplier mampu untuk merespon
peluang yang ada sehingga mampu
menarik keuntungan dari hal
tersebut, serta meminimalkan
pengaruh negatif dari ancaman
eksternal. Adapun kondisi
lingkungan internal menunjukkan
bahwa sudah cukup optimal dimana
dapat meminimalisir ancaman yang
timbul dari ketatnya persaingan
antar usaha supplier bahan baku
makanan yang ada di Kota Malang,
meskipun terdapat kelemahan
internal yang lebih besar.
b) Berdasarkan hasil penelitian,
penyusunan strategi bisnis Bangga
Supplier melalui tiga tahapan.
Tahapan pertama yaitu tahapan
masukan, pada tahapan ini
melakukan analisis lingkungan
perusahaan dengan didukung alat
analisis berupa Matriks EFE dan
IFE. Berdasarkan hasil skor bobot
matriks EFE ditemukan bahwa
peluang memiliki nilai total skor
bobot sebesar 1,62 dan ancaman
memiliki nilai total skor bobot 1,59.
Hal ini menunjukkan bahwa
peluang yang dihadapi Bangga
17
Angga Dwi Saputra, Universitas Brawijaya, anggads15@student.ub.ac.id
Supplier lebih besar daripada
ancaman. Sedangkan hasil skor
bobot matriks IFE, kekuatan
memiliki nilai total skor bobot
sebesar 1,51 dan kelemahan
memiliki nilai total skor bobot 1,74.
Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki kelemahan
internal yang lebih besar daripada
kekuatan. Jadi, Bangga supplier
berada pada kondisi kelemahan
internal yang lebih besar dan
memiliki peluang yang harus
dimanfaatkan.
c) Tahapan kedua yaitu tahapan
pencocokan, pada tahapan ini
menganalisis hasil lingkungan
perusahaan dengan menggunakan
alat analisis yang berupa Matriks
SWOT menghasilkan strategi
alternatif Weakness-Opportunity
(WO) yaitu mencari tenaga kerja
part time untuk membantu
pengelolaan usaha Bangga
Supplier, anggaran pemasaran
perlu ditambahkan, dan menyusun
langkah pemasaran yang masif.
Pada matriks IE perusahaan berada
pada kuadran I dimana merupakan
wilayah yang menggambarkan
perusahaan sedang berada pada
kondisi tumbuh dan berkembang.
Alternatif strategi yang tepat untuk
diterapkan dalam kuadran I adalah
strategi penetrasi pasar dan
pengembangan produk. Serta pada
matriks SPACE menghasilkan
pilihan strategi alternatif yaitu
strategi pengembangan produk dan
penetrasi pasar.
d) Strategi utama yang paling tepat
untuk diterapkan oleh Bangga
Supplier adalah strategi penetrasi
pasar berdasarkan hasil dari
Matriks QSPM. Strategi penetrasi
pasar yaitu upaya peningkatan
pangsa pasar atau market share
melalui usaha-usaha pemasaran
yang lebih masif.
DAFTAR PUSTAKA
Agustino, Leo. 2012. Dasar-Dasar
Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.
Badan Pusat Statistik Kota Malang,
2018. Badan Pusat Statistik Kota
Malang. [Online] Available at:
https://malangkota.bps.go.id/
[Accessed 20 Oktober 2019].
Badan Pusat Statistik Kota Malang,
2019. Kota Malang dalam angka
2019. Available at:
https://malangkota.bps.go.id/
[Accessed 3 Maret 2020].
18
Angga Dwi Saputra, Universitas Brawijaya, anggads15@student.ub.ac.id
Badan Pusat Statistik Kota Malang,
2020. Kota Malang Dalam Angka
2020. [Online] Available at:
https://malangkota.bps.go.id/publicati
on/2020/02/28/5a3ba9dd73243958ed
907c53/kota-malang-dalam-angka-
2020--penyediaan-data-untuk-
perencanaan-pembangunan.html
[Accessed 30 Maret 2020].
Bugin, 2010. Metode Penelitian
Kualitatif. Jakarta: Kencana.
David, F. R., 2017. Strategic
Management (Manajemen Strategis
Konsep). 16 ed. s.l.:Pearson.
Gunawan, D. S., Alhabsji, T. &
Rahardjo, K., 2015. Analisis
Lingkungan Eksternal Dan Internal
Dalam Menyusun Strategi
Perusahaan. Profit Jurnal
Administrasi Bisnis, 9(1), p. 25.
Hery, 2018. Manajemen Strategik.
Jakarta: PT Gramedia.
Moelong, L. J., 2012. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Pearce, J. A. & Robinson Jr., R. B.,
2013. Manajemen Strategis. 12 Buku 1
(Formulasi Implementasi dan
Pengendalian) ed. Jakarta: Salemba
Empat.
Porter, M. E., 2016. Competitive
Advantage (menciptakan dan
Mempertahankan Kinerja
Keunggulan). s.l.: Kharisma
Publishing Grup.
Prihatsanti, U., Suryanto & Wiwin
Hendriani, 2018. Menggunakan Studi
Kasus sebagai Metode Ilmiah dalam
Psikologi. Buletin Psikologi, 26(2), p.
9.
Rangkuti, F., 2014. Analisis SWOT:
Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sekaran, U., 2010. Metodologi
Penelitian untuk Bisnis. Keempat ed.
Jakarta: Salemba Empat.
Sugiono, 2012. Metode Penelitian
Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Wheelen, T. L., Hoffman, A. N.,
Bamford, C. E. & Hunger, J., 2018.
Strategic Management and Business
Policy, Edisi 15, Penerbit: Pearson. 15
ed. s.l.:Pearson.
Yin, R., 2015. Studi Kasus: Desain
dan Metode. Jakarta: Rajawali Pers.