penyakit periradikular

Post on 26-Oct-2015

66 views 3 download

description

kedokteran gigi

Transcript of penyakit periradikular

Penyakit Periradikular

Learning Objektif

Oral Biology

•Mekanisme Nyeri

•Perbedaan nyeri spontan dengan nyeri tidak spontan

•Imunopatogenesis penyakit periradikular

•Mikroorganisme yang berperan pada penyakit periradikular

Konservasi Gigi

•Etiologi Penyakit periradikular

•Klasifikasi Penyakit periradikular

•Patogenesis Penyakit periradikular

•Pemeriksaan Klinis Penyakit periradikular

•Diagnosis dan diagnosis Penyakit periradikular

•Rencana Perawatan Penyakit periradikular

•Perawatan Non Invasif

Farmakologi

•Obat untuk Penyakit periradikular

MEKANISME NYERI GIGI

Rangsangan nyeri

pada pulpa gigi

Pengeluaran

mediator infl amasi

Merangsang

reseptor nyeri

Neuron aff eren (Serat

C dan A) N. Trigeminus

Ganglion trigeminus

Cornu dorsalis medula spinalis

Melalui jalur trigeminotala

mik

Thalamus

Melalui jalur talamukortik

al

Cortex cerebri

Dipersepsi nyeri

Nyeri Spontan(Kronik)

Nyeri spontan (nyeri kronik) adalah nyeri yang timbul tanpa adanya stimulus dan kerusakan jaringan yang jelas, suatu rasa yang tidak begitu mengganggu, dan dapat dianggap sebagai penyakit sistem peringatan dini.

Nyeri Ada Stimulus(Akut)

Nyeri akibat stimulus (nyeri akut) adalah rasa tidak enak yang timbul dari terangsangnya jalur nyeri oleh stimulus yang menyebabkan atau memungkinkan kerusakan jaringan. Nyeri akut mempunyai efek perlindungan (protektif) terhadap keselamatan tubuh

IMUNOPATOGENESIS

Vasokontriksi

Vasodilatasi arteriola

Permeabilitas kapiler

Filtrasi plasma darah

Menuju ke daerah injuri

Fibrinogen menghasilkan

fibrin

Plasminogen menjadi plasmin

Aktivasi sistem komplemen dan mencerna fibrin

Venula kolaps

Marginasi leukosit

Pavementasi leukosit

Emigrasi leukosit (PMN, monosit,

limfosit)

PMN menghasilkan

enzim lisosomal

Menaikkan bahan kemotaktif

Reaksi imunologis

• Mikroorganisme yang terdapat dalam karies merupakan sumber utama iritasi terhadap jaringan pulpa dan periradukuler. Email dan dentin yang karies mengandung berbagai spesies bakteri.

• Mikroorganisme di dalam jaringan karies akan memproduksi toksin yang akan berpenetrasi ke dalam pulpa melalui tubulus.

Mikroorganisme pada Penyakit Periradikular

Faktor Virulensi Bakteri

• Fimbria(Pili)• Kapsul• Vesikel ekstrasel• Lipopolisakarida(LPS)• Enzim• Asam Lemak RantaiPendek• Poliamin

ETIOLOGI

Penyakit Periradikula

r

Fisis

Kimiawi

Bakterial

KLASIFIKASI

Penyakit Periradikular

AkutAbses Alveolar Akut

Periodontitis Apikalis Akut

Kronik dengan daerah

rarefaksi

Abses Alveolar Kronis

Granuloma

KistaKronik dengan daerah

Kondensasi Condensing Osteitis

Lesi Periradikular yang lain

Resorpsi Eksternal Akar

Berasal dari Non Endodontik

Patogenesis

• Karies → invasi bakteri pada tubulus dentin→ produk bakteri mengiritasi pulpa→pulpa terbuka→kematian sel→ inflamasi→ kemotaksis leukosit PMN oleh C5→ pulpitis akut→nekrosis→ invasi bakteri→infeksi bakteri→lesi periradikuler.

Pemeriksaan klinis Penyakit Periradikular

• Pemeriksaan Subjektifa. Penyakit yang Dideritab. Keluhan Utamac. Riwayat Kesehatan Umum

•Pemeriksaan Objektifa. Pemeriksaan Ekstraoralb. Pemeriksaan Intraoralc. Tes Klinis

• Tes Kevitalan Pulpa• Tes Periapeks

• Pemeriksaan Penunjang- Pemeriksaan Radiografi

Gambaran Peny. Periapeks

• Abses alveolar akut

• Abses Alveolar Kronik

• Granuloma

• Kista Radikular

Diagnosis dan Diagnosis BandingPenyakit Periradikular

1.Penyakit Peradikular Akut a.Abses alveolar akut

• Diagnosis :– Diketahui bila infeksi telah berkembang ke batas periodontitis.– Radiograf memperlihatkan suatu kavitas, suatu restorasi yang rusak,

ruang ligament periodontal menebal, atau kerusakan tulang pada daerah apeks gigi.

– Ditegaskan dgn bantuan tes pulpa listrik dan termal.– Sensitive terhadap perkusi atau gigi terasa sakit bila mengunyah.

• Diagnosis banding :

– Suatu abses periodontal dihubungkan dengan gigi vital– Suatu abses alveolar akut hubungkan dengan gigi nonvital

b. Periodontitis apikal akut• Diagnosis :

– Diagnosis diketahui dari gigi yang dirawat.– Gigi sensitive terhdap perkusi atau tekanan ringan.– Pemeriksaan radiograf menunjukkan ligament

periodontal menebal atau daerah kecil rarefaksi pada gigi non vital, dan struktur periradikular normal pada pulpa vital.

• Diagnosis banding : Periodontitis apikal akut dan abses alveolar

akut menunjukkan kelanjutan dalam perkembangan dengan kerusakan jaringan periapikal.

2. Penyakit Periradikular Kronis Daerah Rarefaksia. Abses Alveolar Kronis (Periodontitis Apical Supuratif

Kronis)• Diagnosis :

– Tidak memberikan rasa asakit atau hanya rasa sakit yang ringan.

– Daerah rarefaksi difus seperti menghilang menjadi reda dan timbul lagi.

– Pemeriksaan klinis menunjukkan suatu kavitas, restorasu komposit, akrilik atau metalik dan nekrosi pulpa tanpa menyebabkan gejala

• Diagnosis banding :Suatu abses kronis dibedakan dari osteofibrosis

periapikal (sementoma)

b. Granuloma • Diagnosis :

– Adanya granuloma asimtomatik pada pemeriksaan radiograf daerah rarefaksi terlihat nyata, tidak adanya kontinoitas lamuna dura.

– Diagnosis yang tepat hanya dapat dilakukan dengan pemerikaan mikroskopik.

– Gigi yang terlibat biasanya tidak perkusi dan tidak bereaksi terhadap tes termal atau tes pulpa listrik

• Diagnosis banding :

Suatu granuloma bersifat asimtomatik, kecuali dengan pemeriksaan mikroskopis, granuloma harus dibedakan dgn gigi vital (sementoma )

c. Kista radikular• Diagnosis :

– Tidak bereaksi terhadap stimulus listrik atau termal.– Pada pemeriksaan radiografik, terlihat tidak adanya

kontinuitas lamina dura dengan suatu daerah rarefaksi.– Daerah radiolusen lebih besar daripada sautu ganuloma

dan dapat meliputi lebih dari satu gigi.

• Diagnosis banding Suatu kista lebih besar dari granuloma dan dapat

menyebabkan akar merenggang karena tekanan dari akumulasi cairan kista.

3. Penyakit periradikuler kronis daerah kondensasi (Condensing osteotis)

• Diagnosis :– Terlihat pada radiograf sebagai suatu daerah radiopak terlokalisasi yang

mengelilingi gigi yang terpengaruh.

4. Lesi-lesi perirasikuler yang lain (Resorpsi eksternal akar)

• Diagnosis :– dagnosis radiograf dan histologist.

– Terlihat cekung atau tidak rata pada permukaan akar.

• Diagnosis banding :– Pada radiograf resorbsi eksternal penumpukan apeks daerah tidak rata.– Pada radiograf resorpsi internal saluran seperti balon dan dibatasi dengan

baik.

Rencana Perawatan dan Prognosis Penyakit Periradikular

1. Penyakit Periradikular Akuta. Abses alveolar akut

• Perawatan:– Dihubungkan dengan gigi vital.– Dilakukan debridemen dengan irigasi dan instrumentasi sebelum

mengobati dan menutup saluran akar.

• Prognosis:– bergantung pada tingkat jumlah kerusakan jaringan.– Hati-hati bila periodonsium telah rusak secara luas.

b. Periodontitis apikal akut• Perawatan:

– Meredakan gejalanya, lalu gigi dapat dirawat secara konservatif.

• Prognosis:– Baik perawatan endodontik tidak mempengaruhi hasil akhir

perawatan.

2. Penyakit Periradikular Kronis Dengan Daerah Rarefaksia. Abses alveolar kronis (periodontitis apikal supuratif kronis)

• Perawatan:– Pengambilan infeksi pada saluran akar.– Setelah saluran akar diisi, dilakukan perbaikan jaringan periradikular.

• Prognosis:Tergantung pada pembersihan, pemberian bentuk dan obturasi saluran akar, status periodontal, keperluan restoratif dan potensi fungsional

b. Granuloma• Perawatan:

Terapi saluran akar dan pengambilan inflamasi yang diikuti oleh resorbsi jaringan granulomatus dan perbaikan dengan tulang bertrabekula.

• Prognosis:Prognosis bagi retensi jangka panjang gigi

c.Kista radikular• Perawatan:

Bedah seluruh kista radikular sehingga bersih atau dengan perawatan saluran akar yang diikuti oleh observasi periodik.

• Prognosis:Prognosis tergantung gigi

3. Penyakit Periradikular Kronis Daerah Kondensasi (Condensing osteotis)

• Perawatan:perawatan endodontik.

• Prognosis:Retensi jangka panjang gigi baik bila perawatan saluran

akar dan bila direstorasikan secara memuaskan.

4. Lesi-lesi Periradikular Lainnya (Resorpsi eksternal akar)• Perawatan:

– resorbsi eksternal disebabkan perluasan penyakit pulpa ke jaringan pendukung, terapi saluran akar memberhentikan proses resorbtif.

– Resorbsi eksternal oleh kekuatan yang berlebihan dari alat orthodontik, dapat diberhentikan dengan mengurangi kekuatan tersebut.

• Prognosis:Prognosis gigi dengan resorbsi eksternal bila faktor etiologik

diketahui dan diambil, proses resorbtif berhenti tetapi meninggalkan sebuah gigi lemah

Perawatan Non Invasif

• Dental Health Education (DHE)• Topikal Aplikasi flour• Penggunaan Chlorheksidin• Kontrol Diet

Obat Penyakit Periradikular

Penggolongan Antibiotik

Berdasarkan Mekanisme Kerja:1. Anti mikroba yang menghambat metabolisme sel mikroba2. Anti mikroba yang menghambat sintesis dinding sel mikroba3. Anti mikroba yang mengganggu kebutuhan membran sel

mikroba4. Anti mikroba yang menghambat sintesis protein sel mikroba5. Anti mikroba yang menghambat sintesis asam nukleat sel

mikroba

Analgesik

• Golongan Analgesik Non Narkotiki. Asam Asetil Salisilat (Aspirin)ii. Asetaminopheniii. Asam Mefenamativ. Metampiron

• Golongan Analgesik Narkotik (Analgesik Opioid)

i. Turunan Morfinii. Turunan Meperidiniii. Turunan Metadon

Anastetik lokal

Anastetik lokal adalah obat yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar cukup. Obat ini bekerja pada tiap bagian susunan saraf.

Medikamen Intrakanal

Tujuan :1. Memperoleh aktivitas

antimikroba di pulpa dan periapeks

2. Menetralkan sisa debris si saluran akar dan menjadikannya inert

3. Mengontrol dan mencegah nyeri pasca perawatan

• Fenol (formokresol)• Parakloro-fenol

berkamfer• Eugenol• Metakresil asetat• Halida (iodin-kalium

iodida)• Kalsium hidroksida

(yang kini sering digunakan)