Post on 03-Apr-2018
7/28/2019 Pentingnya Imunisasi Ulangan
http://slidepdf.com/reader/full/pentingnya-imunisasi-ulangan 1/16
; Pentingnya Imunisasi sejak Dini
Nanda Cendikia 102011025
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA Semester 3
Fakultas Kedokteran UKRIDA 2011
Jl. Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510
www.ukrida.ac.id
Pendahuluan
Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit inifeksi serius yang paling efektif
biaya. Integrasi praktek-praktek imunisasi menjadi pelayanan perawatan kesehatan rutin,
memberikan kepada dokter anak, pengendalian sebagian besar penyakit dan mortalitas yang
mengganggu Amerika Serikat dan negara-negara lain sapai pertengahan kedua abad ke 20.1
Imunisasi menggambarkan proses yang menginduksi imunitas secara artifisial dengan
pemberian bahan antigenik, seperti agen imunobiologis. Pemberian agen imunobiologis tidak
dapat disamakan secara automatis dengan perkembangan imunitas yang cukup.1
Imunisasi akan memberikan antibodi bagi anak. Setelah diimunisasi, antibodi anak akan naik.
Tapi suatu saat, antibodi itu akan turun lagi. Nah, pada saat antibodi turun atau hampir habis,
harus diberikan imunisasi lagi agar antibodi yang turun itu bisa kembali baik. Itulah
mengapa, imunisasi ulangan sangat penting.
Imunisasi | 1
7/28/2019 Pentingnya Imunisasi Ulangan
http://slidepdf.com/reader/full/pentingnya-imunisasi-ulangan 2/16
Anamnesis
Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara
melakukan serangkaian wawancara dengan pasien atau keluarga pasien atau dalam keadaan
tertentu dengan penolong pasien. Berbeda dengan wawancara biasa, anamnesis dilakukan
dengan cara yang khas, berdasarkan pengetahuan tentang penyakit dan dasar-dasar
pengetahuan yang ada di balik terjadinya suatu penyakit serta bertolak dari masalah yang
dikeluhkan oleh pasien.
Tujuan melakukan anamnesis adalah mengembangkan pemahaman mengenai masalah medis
pasien dan membuat diagnosis banding. Walaupun telah banyak kemajuan dalam
pemeriksaan diagnostik modern, namun anamnesis klinis masih sangat dipelukan untuk mendapatkan diagnosis yang akurat. Akan tetapi, proses ini juga memungkinkan dokter untuk
mengenal pasiennya serta memahami masalah medis dalam konteks kepribadian dan latar
belakang sosial pasien.
Anamnesis untuk pemberian imunisasi antara lain adalah riwayat kehamilan, riwayat
persalinan, riwayat tumbuh kembang, riwayat imunisasi, RPS, RPD, riwayat penyakit
keluarga.
Riwayat Kehamilan
Riwayat kehamilan ibu merupakan bagian dari anamnesis khususnya pada pasien yang ingin
diimunisasi. Pertanyaan biasanya berkaitan dengan apakah kehamilan direncanakan ?
bagaimana dengan perawatan prenatal ? apakah ada komplikasi dan bagaimana terapinya ?
Bagaimana pengobatannya ? apakah ada penyalahgunaan obat-oabatan ? dan lain
sebagaimya.2
Riwayat Persalinan
Riwayat persalinan ibu merupakan bagian dari anamnesis khususnya pada pasien yang ingin
diimunisasi. Pertanyaan biasanya berkaitan dengan sejak kapan mulai persalinan, spontan
atau diinduksi ? lamanya persalinan ? pengobata selama persalinan dan kelahiran ? apakah
menggunakan vacum ? proses kelahiran pervagina atau seksio sesaria ? reaksi maternal
terhadap pengalaman dan kelahiran ? dan lain sebagainya.2
Riwayat Tumbuh Kembang
Imunisasi | 2
7/28/2019 Pentingnya Imunisasi Ulangan
http://slidepdf.com/reader/full/pentingnya-imunisasi-ulangan 3/16
Usia sekarang dan tingkat pekerjaan harus menentukan perluasan pertanyaan. Contoh
pertanyaan pembukaan umum terdiri dari, secara keseluruhan apa yang anda pikirkan
mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak anda sampai sekarang ? apakah anak anda
bertambah besar dan tinggi ? apakah anak anda sudah bisa tengkurap, berjalan, merangkak,
berlari, memegang pensil dengan benar di usianya ? dan lain sebagainya.2
Riwayat imunisasi
Pertanyaan tentang penyakit masa kanak-kanak dan imunisasi berbeda-beda dan tergantung
pada umur. Pada semua penderita harus ditanyakan tentang injeksi tetanus toksoidnya yang
terakhir dan apakah mereka juga menerima vaksin influenza atau vaksinasi terhadap
pneumokok. Terdapat peningkatan dorongan untuk menganjurkan vaksin hepatitis B utuk
semua orang profesi kesehatan; tanyakan tentang ini, bila berhubungan. Imunisasi campak
dianjurkan untuk semua dewasa muda yang belum pernah diimunisasi atau diimunisasi
sebelum tahun 1970. Semua wanita dewasa usia subur harus mempunyai catatan tentang
rubela, imunisasi melawan virus ini atau titer antibodi serum yang terbukti protektif.
Imunisasi polio penting pada dewasa dan anak-anak. Pewawancara harus
mendokumentasikan rincian imunisasi tersebut sejauh penderita dapat memberikan
informasinya.2
Riwayat Penyakit Sekarang
Deskriptif naratif dari kejadian-kejadian yang terdiri dari penyakit sekarang, riwayat medis
yang lalu yang relevan, tinjauan sistem, dan kesehatan keluarga.2
Riwayat Penyakit Dahulu
RPD adalah bagian penting dari anamnesis. Penting untuk mencatat secara rinci semua
masalah medis yang pernah timbul sebelumnya dan terapi yang pernah timbul sebelumnya
dan terapi yang pernah diberikan. Penyakit masa kanak-kanak yang pernah ada, pemaparan
terakhir terhadap penyakit menular.2
Riwayat Penyakit Keluarga
Penting untuk mencari penyakit yang pernah diderita oleh kerabat pasien karena terdapat
kontribusi genetik yang kuat pada berbagai penyakit. Contohnya seperti, apakah orang tua
anda masih hidup ? JIka tidak pada usia berapakah mereka meninggal dunia ? apa sebabkematiannya ? Adakah penyakit yang menurun dalam keluarga ? dan lain sebagainya.2
Imunisasi | 3
7/28/2019 Pentingnya Imunisasi Ulangan
http://slidepdf.com/reader/full/pentingnya-imunisasi-ulangan 4/16
Pemeriksaan Fisik
Penilaian pertumbuhan fisik anak
Penilaian tumbuh kembang perlu dilakukan untuk menentukan apakah tumbuh kembang
seseorang anak berjalan normal atau tidak, baik dilihat dari segi medis maupun statistik.
Anak yang sehat akan menunjukkan tumbuh kembang yang optimal, apabila diberikan
lingkungan bio-fisiko-psikososial yang adekuat.
Proses tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari konsepsi
sampai dewasa, yang mengikuti pola tertentu yang khas untuk setiap anak. Proses tersebut
merupakan proses interaksi yang terus menerus serta rumit antara faktor genetik dan faktor
lingkungan bio-fisiko-psikososial tersebut. Untuk mengetahui tumbuh kembang anak,
terutama pertumbuhan fisiknya digunakan parameter-parameter tertentu, yang akan dibahas
pada topik ini.3
Ukuran antropometrik
Untuk menilai pertumbuhan fisik anak, sering digunakan ukuran-ukuran antropometrik yang
dibedakan menjadi 2 kelompok yang meliputi :
Tergantung umur (age dependence)
- Berat badan (BB) terhadap umur
- Tinggi/panjang (TB) terhadap umur
- Lingkaran kepala (LK) terhadap umur
- Lingkaran lengan atas (LLA) terhadap umur
Kesulitan menggunakan cara ini adalah menetapkan umur anak yang tepat karena tidak
semua anak mempunyai catatan mengenai tanggal lahirnya.
Tidak tergantung umur
- BB terhadap TB
- LLA terhadap TB
Imunisasi | 4
7/28/2019 Pentingnya Imunisasi Ulangan
http://slidepdf.com/reader/full/pentingnya-imunisasi-ulangan 5/16
- Lain-lain: LLA dibandingkan dengan standar/baku, lipatan kulit pada trisep,
subskapular, abdominal dibandingkan dengan baku.
Kemudian hasil pengukuran antropometrik tersebut dibandingkan dengan suatu baku tertentu,
misalnya baku Harvard, NCHS, atau baku nasional.2 Disamping itu masih ada ukuran
antropometrik lainnya yang dipakai untuk keperluan khusus, misalnya pada kasus-kasus
dengan kelainan bawaan atau untuk menentukan jenis perawakan anatara lain adalah :
1. Lingkaran dada, lingkaran perut, dan lingkaran leher.
2. Panjang jarak antara 2 titik tubuh seperti biakromial untuk lebar bahu, bitrokanterik
untuk lebar pinggul, bitemporal untuk lebar kepala dll.
Berat badan
Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai pada setiap
kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan merupakan
hasil peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot,
lemak, cairan tubuh dan lain-lainnya. Berat badan dipakai sebagai indikator yang terbaik pada
saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak, sensitif terhadap
perubahan sedikit saja, pengukuran obyektif dan dapat diulangi dapat digunakan timbangan
apa saja yang relatif murah, mudah, dan tidak memerlukan banyak waktu. Kerugiannya,
indikator berat badan ini tidak sensitif terhadap proporsi tubuh, misalnya pendek gemuk atau
tinggi kurus.
Perlu diketahui bahwa terdapat fluktuasi wajar dalam sehari sebagai akibat masukan makanan
dan minuman, dengan keluaran melalui urin, feses, keringat dan bernapas. Besarnya fluktuasi
tergantung pada kelompok umur dan bersifat sangat individual yang berkisar antara 100-200
gram sampai 500-1000 gram bahkan lebih, sehingga dapat mempengaruhi hasil penilaian.3
Indikator berat badan dimanfaatkan dalam klinik untuk :
1. Bahan informasi untuk menilai keadaan gizi baik yang akut maupun yang kronis,
tumbuh kembang dan kesehatan.
2. Memonitor keadaan kesehatan, misalnya pada pengobatan penyakit.
Imunisasi | 5
7/28/2019 Pentingnya Imunisasi Ulangan
http://slidepdf.com/reader/full/pentingnya-imunisasi-ulangan 6/16
3. Dasar perhitungan dosis obat dan makanan yang perlu diberikan.
Tinggi badan
Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting. Keistimewaannya
adalah bahwa ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan meningkat terus menerus sampai
tinggi maksimal dicapai. Walaupun kenaikan tinggi badan ini berfluktuasi, dimana tinggi
badan meningkat pesat pada masa bayi kemudian melambat dan menjadi pesat kembali
selanjutnya melambat lagi dan akhirnya berhenti pada umur 18-20 tahun.
Tulang-tulang anggota gerak berhenti bertambah panjang tetapi ruas-ruas tulang belakang
berlanjut tumbuh sampai umur 30 tahun, dengan pengisian tulang pada ujung atas dan bawah
korpus-korpus ruas-ruas tulang belakang sehingga tinggi badan sedikit bertambah yaitu
sekitar 3-5 mm. Antara umur 30 sampai 45 tahun tinggi badan tetap statis, kemudian
menyusut.3,4
Keuntungan indikator TB ini adalah pengukurannya obyektif dan dapat diulang, alat dapat
dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa merupakan indikator yang baik untuk gangguan
pertumbuhan fisik yang sudah lewat, sebagai perbandingan terhadap perubahan-perubahan
relatif seperti terhadap nilai BB dan LLA.
Kerugiannya adalah perubahan tinggi badan relatif pelan, sukar mengukur tinggi badan yang
tepat dan kadang-kadang diperlukan lebih dari seorang tenaga. Disamping itu dibutuhkan 2
macam teknik pengukuran pada anak umur kurang dari 2 tahun dengan posisi tidur terlentang
dan pada umur lebih dari 2 tahun dengan posisi berdiri. Panjang supinasi pada umumnya 1
cm lebih panjang, daripada tinggi berdiri pada anak yang sama meski diukur dengan teknik
pengukuran yang terbaik dan secara cermat.3,4
Peningkatan nilai rata-rata TB orang dewasa suatu bangsa merupakan indikator peningkatan
kemakmuran (perbaikan gizi, perawatan kesehatan dan keadaan sosial ekonomi), jika potensi
genetik belum tercapai secara optimal. Demikian pula perkawinan sebagai akibat meluasnya
migrasi ke bagian-bagian lain disuatu negeri maupun dunia, kemungkinan besar mempunyai
andil pula pada perubahan sekular TB ini.
Lingkaran kepala
Lingkaran kepala mencerminkan volume intrakranial. Dipakai untuk menaksir pertumbuhanotak. Apabila otak tidak tumbuh normal maka kepala akan kecil. Sehingga pada lingkar
Imunisasi | 6
7/28/2019 Pentingnya Imunisasi Ulangan
http://slidepdf.com/reader/full/pentingnya-imunisasi-ulangan 7/16
kepala (LK) yang lebih kecil dari normal (mikrosefali) maka menunjukkan adanya retardasi
mental. Sebaliknya kalau ada penyumbatan pada aliran cairan serebrospinal pada hidrosefalus
akan meningkatkan volume kepala sehingga LK lebih besar dari normal. Sampai saat ini yang
dipakai sebagai acuan untuk LK ini adalah kurve LK dari Nellhaus yang diperoleh dari 14
penelitian didunia, dimana tidak terdapat perbedaan bermakna terhadap suku bangsa, ras
maupun secara geografi. Sehingga kurve LK Nellhaus tersebut dapat digunakan juga di
Indonesia.1,3
Pertumbuhan LK yang paling pesat adalah pada 6 bulan pertama kehidupan yaitu dari 34 cm
pada waktu lahir menjadi 44 cm pada umur 6 bulan. Sedangkan pada umur 1 tahun 47 cm, 2
tahun 49 cm dan dewasa 54 cm. Oleh karena itu manfaat pengukuran LK terbatas pada 6
bulan pertama sampai umur 2 tahun karena pertumbuhan otak yang pesat, kecuali diperlukan
seperti pada kasus hidrosefalus.1,3
LK kepala yang kecil pada umumnya sebagai variasi normal, bayi kecil, keturunan, retardasi
mental, kraniostenosis. Sedangkan LK yang besar pada umumnya disebabkan oleh variasi
normal, bayi besar, hidranensefali, tumor serebri, keturunan, efusi subdural, hidrosefalus,
penyakit canavan, megalensefali. Untuk menilai apakah kepala yang kecil/besar tersebut
diatas masih dalam batas-batas normal/tidak harus diperhatikan gejala-gejala klinik yang
menyertainya.
Lingkaran lengan atas
Lingkaran lengan atas (LLA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang
tidak berpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingakan dengan berat badan.
LLA dapat dipakai untuk menilai keadaan gizi/tumbuh kembang pada kelompok umur
prasekolah. Laju tumbuh lambat dari 11 cm pada saat lahir menjadi 16 cm pada umur satu
tahun. Selanjutnya tidak banyak berubah selama 1-3 tahun.
Keuntungan penggunaan LLA ini adalah alatnya murah, bisa dibuat sendiri, mudah dibawa,
cepat penggunaannya dan dapat digunakan oleh tenaga yang tidak terdidik. Sedangkan
kerugiannya adalah LLA hanya untuk identifikasi anak dengan gangguan gizi/pertumbuhan
yang berat, sukar menentukan pertengahan LLA tanpa menekan jaringan dan hanya untuk
anak umur 1-3 tahun, walaupun ada yang mengatakan dapat untuk anak mulai umur 6 bulan
s/d 5/6 tahun.1,3
Lipatan kulit
Imunisasi | 7
7/28/2019 Pentingnya Imunisasi Ulangan
http://slidepdf.com/reader/full/pentingnya-imunisasi-ulangan 8/16
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapular merupakan refleksi tumbuh
kembang jaringan lemak dibawah kulit yang mencerminkan kecukupan energi. Dalam
keadaan defisiensi, lipatan kulit menipis dan sebaliknya menebal jika masukan energi
berlebihan. Tebal lipatan kulit dimanfaatkan untuk menilai terdapatnya keadaan gizi lebih,
khususnya pada kasus obesitas.
Pemeriksaan Denver II
Denver Developmental Screening Test (DDST) adalah salah satu dari metode skrining
terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. rtu. Dari
beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat
mengidentifikasi antara 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami
keterlambatan perkembangan dan pada follow up selanjutnya ternyata 89% dari kelompok
DDST abnormal mengalami kegagalan disekolah 5-6 tahun kemudian. Tetapi dari penelitaian
Borowitz (1986) menunjukan bahwa DDST tidak dapat mengidentifikasi lebih separoh anak
dengan kelainan bicara. Frankenburg melakukan revisi dan restandarisasi kembali DDST dan
juga tugas perkembangan pada sector bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi dari
DDST tersebut dinamakan Denver II.5
Aspek perkembangan yang dinilai
Berdasarkan revisi DDST yang telah dilakukan maka terdapat 125 tugas perkembangan yang
semula hanya ada 105 tugas perkembangan. (Lihat Lampiran 1 : Denver II) Semua tugas
perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam empat
kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yang meliputi:
- Personal social (perilaku social)
Merupakan aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
-Fine motor adaptive ( gerakan motorik halus)
Merupakan aspek yang berhungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot
kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
-Language (bahasa)
Imunisasi | 8
7/28/2019 Pentingnya Imunisasi Ulangan
http://slidepdf.com/reader/full/pentingnya-imunisasi-ulangan 9/16
Merupakan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan.
-Gross motor (gerakan motorik kasar)
Merupakan aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.5
Alat yang digunakan
- Alat peraga : benang wol merah, kismis atau manic-manik, kubus warna merah-kuning-
hijau-biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas dan pensil.
- Lembar formulir DDST.
- Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara
penilaiannya.
Prosedur DDST terdiri dari dua tahap
- Tahap pertama, secara periodic dilakukan pada semua anak yang berusia :
3-6 bulan, 9-12 bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun
- Tahap kedua, dilakukan pada mereka yang dicurigai adanaya hambatan perkembangan pada
tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.5
Penilaian
Dari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaimana melakukan penilaian, apakah lulus
(Passed = P), gagal (Fail = F) ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No
Opportunity = NO). kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong
garis horizontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-
masing sektor berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes
diklasifikasikan dalam : Normal, Abnormal, Meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites
(Untestable).
Abnormal
- Bila didapatkan dua atau lebih keterlambatan pada dua sektor atau lebih.
Imunisasi | 9
7/28/2019 Pentingnya Imunisasi Ulangan
http://slidepdf.com/reader/full/pentingnya-imunisasi-ulangan 10/16
- Bila dalam satu sektor atau lebih didapatkan dua atau lebih keterlambatan plus satu sektor
atau lebih dengan satu keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus
pada kotak yang brpotongan dengan garis vertikal usia.
Meragukan
- Bila pada satu sektor didapatkan dua keterlambatan atau lebih.
-Bila pada satu sektor atau lebih didapatkan satu keterlambatan dan pada sektor yang sama
tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.
Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut diatas.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan ini dilakukan guna menilai keadaan pertumbuhan dan perkembangan anak yang
berkaitan dengan keberadaan penyakit. Adapun pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain
pemeriksaan kadar hemoglobin, pemeriksaan serum protein antara lain albumin dan globulin,
hormonal dan pemeriksaan lain yang dapat menunjang penegakan diagnosis suatu penyakit
ataupun evaluasinya.1,4
Pemeriksaan radiologis
pemeriksaan radiologis terutama untuk menilai umur biologis yaitu umur tulang, biasanya
dilakukan kalau ada kecurigaan adanya gangguan pertumbuhan.
Dioagnosis
Imunisasi | 10
7/28/2019 Pentingnya Imunisasi Ulangan
http://slidepdf.com/reader/full/pentingnya-imunisasi-ulangan 11/16
Diagnosis adalah identifikasi mengenai sesauatu. Dalam kasus ini diagnosis diperlukan untuk
menentukan apakah pasien dapat diberikan imunisasi atau tidak. Sebelum menegakkan
diagnosis seorang dokter perlu melakukan beberapa hal yaitu, anamnesis, kemudian
pemeriksaan fisik, dan yang terakhir pemeriksaan penunjang bila diperlukan. Setelah semua
sudah dilaksanakan, barulah dokter dapat menegakkan diagnosis. Hal-hal yang berkaitan
dengan indikasi kontra atau risiko kejadian ikutan pasca imunisasi, pernah mengalami
kejadian ikutan pasca imunisasi yang berat pada imunisasi sebelumnya, alergi terhadap bahan
yang juga terdapat di dalam vaksin, sedang mendapat pengobatan steroid, radioterapi atau
kemoterapi, menderita sakit yang menurunkan imunitas (leukimia, kanker, HIV/AIDS).
Tata Laksana
Tata laksana dibagi menjadi 2 yaitu, farmako terapi dan non-farmakoterapi.
Farmako terapi
- Vitamin
Adalah senyawa organik yang termasuk bahan makanan esensial yang diperlukan oleh tubuh,
tetapi tubuh sendiri tidak dapat mensintesisnya. Vitamin dibutuhkan oleh tubuh untuk
pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan melalui peranannya sebagai enzim pembantu dalam
proses metabolisme. Vitamin dikenal sebagai mikronutrien karena vitamin dibutuhkan pada
makanan manusia hanya dalam jumlah miligram per hari. Vitamin masuk ke dalam tubuh
bersama makanan. Kebutuhan tubuh akan berbagai vitamin tidak sama setiap hari sebab
masing-masing vitamin mempunyai fungsi yang berbeda. Defisiensi suatu vitaminn dapat
menimbulkan suatu penyakit. Penyakit akibat kekurangan vitamin ini disebut avitamiosis.
Sekarang, vitamin-vitamin telah dapat dibuat secara sintesis sehingga kekurangan salah satu
vitamin dari jumlah yang diperlukan dapat ditambahkan dengan makan atau minum vitaminsintesis ini.6
Non-Farmakoterapi
Imunisasi
- Imunisasi BCG
Imunisasi BCG adalah prosedur memasukkan vaksin BCG yang bertujuan memberi
kekebalan tubuh terhadap kuman mycobacterium tuberculosis dengan cara menghambat
Imunisasi | 11
7/28/2019 Pentingnya Imunisasi Ulangan
http://slidepdf.com/reader/full/pentingnya-imunisasi-ulangan 12/16
penyebaran kuman. Pemberian vaksin pertama pada usia 2 bulan, diberikan di pangkal lengan
ata. 2-6 minggu setelah imunisasi BCG dapat timbul bisul kecil ( papula) yang semakin
membesar dan dapat terjadi ulserasi selama 2-4 bulan, kemudian menyembuh perlahan
dengan menimbulkan jaringan parut. Bila ulkus mengeluarkan cairan orangtua dapat
mengkompres dengan cairan antiseptik. Bila cairan bertambah banyak, koreng semakin
membesar atau timbul pembesaran kelenjar regional (aksila), orangtua harus membawanya ke
dokter.7
- Imunisasi DPT
Merupakan tindakan imunisasi dengan memberi vaksin DPT (difteri pertusis tetanus)/DT
(difteri tetanus) pada anak yang bertujuan memberi kekebalan dari kuman penyakit difteri,
pertusis, dan tetanus. Pemberian vaksin pertama pada usia 2 bulan dan berikutnya dengan
interval 4-6 minggu (kurang lebih tiga kali), selanjutnya ulangan pertama satu tahun dan
ulangan berikutnya tiga tahun sekali sampai usia 8 tahun. Imunisasi ini tidak dianjurkan
untuk bayi yang kurang dari 2 bulan mengingat imunogen pertusis yang sangat reaktogenik
dan adanya hambatan tanggap kebal karena pengaruh antibodi maternal untuk imunogen
difteri atau tetanus.7
Reaksi yang dapat terjadi segera setelah vaksinasi DPT antara lain demam tinggi, rewel, ditempat suntikan timbul kemerahan, nyeri dan pembengkakan, yang akan hilang dalam 2 hari.
Orangtua / pengaruh dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI atau air buah),
jika demam pakailah pakaian yang tipis, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air
dingin, jika demam berikan parasetamol 15 kg/kgbb setiap 3 - 4 jam bila diperlukan,
maksimal 6 kali dalam 24 jam, boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat. Jika reaksi-
reaksi tersebut berat dan menetap, atau jika orangtua merasa khawatir, bawalah bayi / anak
ke dokter.7
- Imunisasi POLIO
Imunisasi POLIO adalah tindakan memberi vaksin polio (dalam bentuk oral) atau dikenal
dengan nama oral polio vaccine (OPV) yang bertujuan memberi kekebalan dari penyakit
poliomelitis. Imunisasi dapat diberikan empat kali dengan interval 4-6 minggu. Imunisasi
ulangan atau booster bisa diberikan 1 tahun setelah terakhir diimunisasi selama 4 kali dengan
interval 4-6 minggu tadi. Sangat jarang terjadi reaksi sesudah imunisasi polio, oleh karena itu
orangtua / pengasuh tidak perlu melakukan tindakan apapun.7
Imunisasi | 12
7/28/2019 Pentingnya Imunisasi Ulangan
http://slidepdf.com/reader/full/pentingnya-imunisasi-ulangan 13/16
- Imunisasi Hepatitis B
Tindakan imunisasi dengan pemberian vaksin hepatitis B ke tubuh yang bertujuan memberi
kekebalan dari penyakit hepatitis. Ibu dan anak dengan hepatitis B jika HbsAg negatif, anak
dapat diberikan sesuai dosis yang ada, kemudian dilanjutkan pada usia 1-2 bulan , dan yang
ketiga pada usia 6 bulan. Jika ibu HsAg positif, dapat diberikan dalam waktu 12 jam stetelah
bayi lahir, kemudian suntikan kdua pada usia 1-2 bulan, dan ketiga serta ulangan dapat
diberikan 5 tahun kemudian.7
- Imunisasi Campak
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjaddinya penyakit campak pada
anak, karena penyakit ini sangat menular. Kandungan vaksin ini adalah virus yang
dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi campak adalah satu kali. Waktu pemberian
imunisasi campak adalah satu kali. Waktu pemberian imunisasi campak pada saat usia 9
bulan melalui subkutan dan efek sampingnya adalah dapat terjadi ruam pada tempat suntikan
dan panas.7
- Imunisasi MMR
Dalam imunisasi MMR ini antigen yang dipakai adalah virus campak strain edmonson yangdilemahkan, virus rubella strain RA 27/3 dan virus gondong. Vaksin ini tidak dianjurkan
pada bayi usia di bawah 1 tahun karena dikhawatirkan terjadi interferensi dengan antibody
maternal yang masih ada. Khusus pada daerah endemik sebaiknya diberikan imunisasi
campak yang monovalen dahulu pada usia 9-11 bulan dan booster dapat dilakukan MMR
pada usia 15-18 bulan.7
- Imunisasi Varricela
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit varicella. Vaksin
varicella merupakan virus hidup varicella zoozter strain OKA yang dilemahkan. Pemberian
vaksin varicella dapat diberikan suntikan tunggal pada usia 12 tahun di daerah tropik dan bila
di atas usia 13 tahun dapat diberikan dua kali suntikan dengan interval 4-8 minggu.7
Nutrisi
Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal
dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Sebagai orang tua sudah
Imunisasi | 13
7/28/2019 Pentingnya Imunisasi Ulangan
http://slidepdf.com/reader/full/pentingnya-imunisasi-ulangan 14/16
seharusnya utuk memberikan nutrisi sesuai 4 sehat 5 sempurna yaitu, makanan pokok, lauk
pauk, sayur-sayuran, buah-buahan, susu. Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari–hari
yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh,
dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik,
kebersihan, dan berat badan ideal.8
Edukasi
- Informed Consent
Sebelum melakukan imunnisasi para orang tua sudah harus mmengetahui apa-apa saja yang
harus dilakukan. Yang pertama adalah surat persetujuan atau informed consent yaitu tentang
persetujuan tindakan medik yang dinyatakan bahwa informed consent adalah persetujuan
yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik
yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.9
- Pemberian Parasetamol Sesudah Imunisasi
Untuk mengurangi ketidaknyamanan pasca vaksinasi, dipertimbangkan untuk pemberian
parasetamol 15 mg/kgbb kepada bayi/anak setelah imunisasi, terutama pasca vaksinasi DPT.
Kemudian dilanjutkan setiap 3-4 jam sesuai kebutuhan, maksimal 4 kali dalam 24 jam. Jikakeluhan masih berlanjut, diminta segera kembali kepada dokter.9
- Reaksi KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)
Orangtua atau pengantar perlu diberitahu bahwa setelah imunisasi dapat timbul reaksi lokal di
tempat penyuntikan atau reaksi umum berupa keluhan dan gejala tertentu, tergantung pada
jenis vaksinnya. Reaksi tersebut umumnya ringan, mudah diatasi oleh orangtua atau
pengasuh , dan akan hilang dalam 1 - 2 hari. Di tempat suntikan kadang-kadang timbul
kemerahan, pembekakan, gatal, nyeri selama 1 sampai 2 hari. Kompres hangat dapat
mengurangi keadaan tersebut. Kadang-kadang teraba benjolan kecil yang agak keras selama
beberapa minggu atau lebih, tetapi umunya tidak perlu dilakukan tindakan apapun.9
- Jadwal imunisasi
Orangtua perlu diberitahu tentang jadwal imunisasi yang benar sehingga pemberian imunisasi
bisa dilaksanakan dengan tepat dan benar. Berikut jadwal imunisasi tahun 2012.
Imunisasi | 14
7/28/2019 Pentingnya Imunisasi Ulangan
http://slidepdf.com/reader/full/pentingnya-imunisasi-ulangan 15/16
Jadwal imunisasi
http://tokoibudananak.wordpress.com/2012/10/30/jadwal-imunisasi-bayianak-2012/
Kesimpulan
Hipotesis diterima, bahwa imunisasi diberikan hanya kepada balita yang dalam keadaan
sehat. Oleh karena itu sebelum memberikan imunisasi dokter biasanya melakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan penunjang, agar imunisasi bisa diberikan dengan tepat dan aman.
Sedangkan imunisasi Booster diberikan untuk mempertahankan sistem umun tubuh yang
didapat dari imunitas sebelumnya.
Imunisasi | 15
7/28/2019 Pentingnya Imunisasi Ulangan
http://slidepdf.com/reader/full/pentingnya-imunisasi-ulangan 16/16
Daftar Pustaka
1. Berhman, Kliegman, Arvin, Nelson. Ilmu kesehatan anak. 15 th. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2000.h.1248.
2. Willms LJ, Schneiderman H, Algranati SP. Diagnosis fisik. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2005.h.10, 475-7.
3. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC; 2012.h.37-42.
4. Hidayat A. Pengantar ilmu kesehatan anak. Jakarta: Salemba Medika; 2008.h.32-54.
5. Latief A, Napitupulu M, dkk. Ilmu kesehatan anak. Jakarta : EGC ; 2008.h.3
6. Sumardjo D. Pengantar kimia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 22009.h. 351.
7. Hidayat AA. Siapa bilang anak cerdas pasti sehat. Jakarta: Elex Media Komputindo;
2007.h.61-5.
8. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2009.h. 254-6.
9. Suharjo JB, Cahyono B. Vaksinasi cara ampuh cegah penyakit. Yogyakarta: Penerbit Buku
Kanisius; 2010.h. 35-8.
Imunisasi | 16