Post on 18-Jan-2016
description
Penjelasan tentang GAS BERACUN
Macam-macam Gas Berbahaya dan Efeknya
GAS CARBON MONOKSIDA (CO)Efek terhadap Kesehatan dan LingkunganTerhadap kesehatan, gas CO merupakan gas yang berbahaya untuk tubuh karena daya ikat gas CO terhadap Hb adalah 240 kali dari daya ikat CO terhadap O2. Apabila gas CO darah (HbCO) cukup tinggi, maka akan mulai terjadi gejala antara lain pusing kepala (HbCO 10%), mual dan sesak nafas (HbCO 20%), gangguan penglihatan dan konsentrasi menurun (HbCO 30%) tidak sadar, koma (HbCO 40-50%) dan apabila berlanjut akan dapat menyebabkan kematian. Pada paparan menahun akan menunjukkan gejala gangguan syaraf, infark otak, infark jantung dan kematian bayi dalam kandungan. Gas CO yang tinggi di dalam darah dapat berasal dari rokok dan asap dari kendaraan bermotor.Terhadap lingkungan udara dalam ruangan, gas CO dapat pula merupakan gas yang menyebabkan building associated illnesses, dengan keluhan berupa nyeri kepala, mual, dan muntah.
GAS SULFUR DIOKSIDA (SO2)Secara garis besar efek terhadap kesehatan , akan mengganggu alat pernafasan dan mata.Terhadap alat pernafasan, terjadi iritasi selaput lendir saluran pernafasan dan pada kadar 8-12 ppm dapat menyebabkan batuk dan kesukaran bernafas. Pada paparan kronis terhadap saluran pernafasan dapat menyebabkan terjadinya bronchitis, chronic obstructive pulmonary disease (COPD) dan edema paru. Sedangkan efek terhadap mata adalah iritasi mata yang bisa menyebabkan keluarnya air mata dan mata menjadi memerah dan terasa pedas.Efek terhadap lingkungan dapat dilihat pada atmosfer. Apabila kadar di atmosfer cukup tinggi
dan ada hujan maka kemungkinan akan terjadi hujan asam yang bersifat lokal. Pada kondisi kelembaban udara tinggi maka gas SO2 akan bersifat korosive terhadap cat gedung.
GAS NITROGEN DIOKSIDA (NO2) DAN OZONE (O3)Kedua gas tersebut bersifat iritan dan efek negatipnya mirip dengan gas SO2, yaitu iritasi terhadap selaput lendir alat pernafasan, mata dan dapat iritasi kulit. Gas NO2 merupakan suatu gas oksidan eksogen yang apabila masuk kedalam tubuh manusia akan dapat menimbulkan oksidan indogen.
GAS HIDROCARBON (HC).Gas tersebut mempunyai sifat garcinogenic yaitu dapat memicu terjadinya kanker terutama kanker darah.
BAHAN PENCEMAR PARTIKEL LAINNYA ADALAH:Merupakan hasil atrisi (gesekan) dari bahan karet dan asbes, dengan demikian akan menghasilkan: Partikel karet dan Partikel asbes dan keduanya mempunyai sifat carcinogenic.
DAMPAK PENCEMAR LOGAM BERAT Pb, Hg dan Cd TERHADAP KESEHATAN.
1.Dampak Terhadap Manusia Akibat Tercemar oleh Logam BeratTimbal (Pb).Menurut ketentuan WHO, kadar Pb dalam darah manusia yang tidak terpapar oleh Pb adalah sekitar 10-25 ug/100 ml. Pada penelitian yang dilakukan di industri proses daur ulang aki bekas, Suwandi (1995) menemukan bahwa kadar Pb udara di daerah terpapar pada malam hari besarnya sepuluh kali lipat kadar Pb di daerah tidak terpapar pada malan hari (0,0299 mg/m3 vs 0,0028 mg/m3), sedangkan rerata kadar Pb Blood ( Pb-B ) di daerah terpapar 170,44 ug/100 ml dan di daerah tidak terpapar sebesar 45,43 ug/100 ml. Juga ditemukan bahwa semakin tinggi kadar Pb-B, semakin rendah kadar Hb nya.Pada penelitian mengenai kadar Pb di udara ambien dan hubungan antara kadar Pb-B dengan IQ anak sekolah, Susanto (1997) menemukan bahwa kadar Pb udara ambien di daerah penelitian sebesar 0,00103 mg/m3, masih dibawah nilai baku mutu yang besarnya 0,060 mg/m3. Didapatkan pula bahwa kadar Pb-B anak SD di kawasan tertib lalu-lintas (sekitar 39,73 ug/100 ml) lebih tinggi dari kadar Pb-B di luar kawasan tertib lalu lintas (16,30 ug/100 ml). Tidak di temukan pula perbedaan yang bermakna antara IQ anak sekolah SD di kawasan tertib lalu lintas dan di luar kawasan tertib lalu lintas. Mukono dkk. yang pada tahun 1991 meneliti status kesehatan dan kadar Pb-B karyawan SPBU (Setasiun Pompa Bensin Umum) di Jawa Timur, menemukan bahwa pemeriksaan darah lengkap pada karyawan SPBU dengan penjualan bensin kurang dari 8 ribu liter lebih baik dari karyawan SPBU yang menjual bensin lebih dari 10 ribu liter per hari. Didapatkan pula bahwa rerata kadar Pb-B karyawan SPBU sebesar 77,59 ug/100 ml.Paparan bahan tercemar Pb dapat menyebabkan gangguan pada organ sebagai berikut :
Gangguan pada sistem syaraf.
Susunan syaraf merupakan jaringan yang sangat peka terhadap bahan pencemar Pb. Gangguan
neurologi (susunan syaraf) akibat tercemar oleh Pb dapat berupa encephalopathy, ataxia, stupor
dan coma. Pada anak-anak dapat menimbulkan kejang tubuh dan neuropathy perifer.
Gangguan pada sistem urogenetal .
Bahan pencemar Pb dapat menyebabkan tidak berfungsinya tubulus renal, nephropati
irreversible, sclerosis vaskuler, sel tubulus atropi, fibrosis dan sclerosis glumerolus. Akibatnya
dapat menimbulkan aminoaciduria dan glukosuria, dan jika paparannya terus berlanjut dapat
terjadi nefritis kronis.
.
Gangguan pada sistem reproduksi
Sistem reproduksi dapat pula terganggu fungsinya akibat terpapar oleh logam berat Pb.
Gangguan terhadap sistem reproduksi dapat berupa keguguran, kesakitan dan kematian janin.
Logam berat Pb mempunyai efek racun terhadap gamet dan dapat menyebabkan cacat
kromosom. Anak-anak sangat peka terhadap paparan Pb di udara. Paparan Pb dengan kadar yang
rendah yang berlangsung cukup lama dapat menurunkan IQ .
Gangguan pada sistem hemopoitik.
Unsur hemopoitik yang peka terhadap paparan Pb adalah hemoglobin yang menyebabkan
terjadinya anemia. Efek paparan Pb tersebut menyebabkan terjadinya terjadinya penurunan
sintesis globin walaupun tak tampak adanya penurunan kadar zat besi dalam serum. Anemia
ringan yang terjadi disertai dengan sedikit peningkatan kadar ALA (Amino Levulinic Acid)
urine. Pada anak – anak juga terjadi peningkatan ALA dalam darah. Efek dominan dari
keracunan Pb pada sistem hemopoitik adalah peningkatan ekskresi ALA dan CP
(Coproporphyrine). Dapat dikatakan bahwa gejala anemia merupakan gejala dini dari keracunan
Pb pada manusia. Anemia tidak terjadi pada karyawan industri dengan kadar Pb-B (kadar Pb
dalam darah) dibawah 110 ug/100 ml.
Gangguan pada sistem syaraf.
Anak –anak lebih peka terhadap paparan Pb, utamanya organ otak lebih sensitif pada anak-anak
dibandingkan pada orang dewasa. Paparan menahun dengan Pb dapat menyebabkan lead
encephalopathy. Gambaran klinis yang timbul adalah rasa malas, gampang tersinggung, sakit
kepala, tremor, halusinasi, gampang lupa, sukar konsentrasi dan menurunnya kecerdasan.
Pada anak dengan kadar Pb darah (Pb-B) sebesar 40-80 ug/100 ml dapat timbul gejala gangguan
hematologis, namun belum tampak adanya gejala lead encephalopathy. Gejala yang timbul pada
lead encephalopathy antara lain adalah rasa cangung, mudah tersinggung, dan penurunan
pembentukan konsep. Apabila pada masa bayi sudah mulai terpapar oleh Pb, maka pengaruhnya
pada profil psikologis dan penampilan pendidikannya akan tampak pada umur sekitar 5-15
tahun. Akan timbul gejala tidak spesifik berupa hiperaktifitas atau gangguan psikologis jika
terpapar Pb pada anak berusi 21 bulan sampai 18 tahun.
Untuk melihat hubungan antara kadar Pb-B dengan IQ (Intelegance Quation) telah dilakukan
penelitian pada anak berusia 3 sampai 15 tahun dengan kondisi sosial ekonomi dan etnis yang
sama. Pada sampel dengan kadar Pb-B sebesar 40-60 ug/ml ternyata mempunyai IQ lebih rendah
apabila dibandingkan dengan sampel yang kadar Pb-B kurang dari 40 ug/ml. Pada dewasa muda
yang berumur sekitar 17 tahun tidak tampak adanya hubungan antara Pb-B dan IQ.
Gambaran klinis akibat keracunan Pb terhadap gangguan syaraf perifer dapat berupa semutan
dan kulit terasa tebal. Keracunan kronis Pb akan meningkatkan kematian yang disebabkan oleh
kelainan cerebro vasculer. Efek keracunan timbal (Pb) terhadap saluran pencernaan berupa
abdominal colic. Efek negatif terhadap liver adalah meningkatnya enzym SGOT (Serum
Glutamic Oxaloacetic Transaminase).
Masyarakat dapat terpapar oleh Pb melalui pencemaran udara, air dan tanah serta dapat pula
masuk kedalam tubuh melalui makanan/minuman, obat-obatan, rokok dan terpapar oleh cat.
Paparan kronis oleh Pb dapat menyebabkan tertimbunnya Pb dalam organ atau jaringan dan
cairan tubuh. Dalam keadaan ini dapat terdeteksi adanya Pb dalam urine, feces, keringat ,rambut
dan kuku.
Logam berat Pb yang terdeteksi dalam darah merupakan indikator penting akibat paparan dan
seberapa jauh akibat/efek yang ditimbulkan. Paparan oleh Pb yang cukup tinggi di industri dapat
memberikan gangguan cerebrovaskular seperti perdarahan otak, trombosis, dan arterio sclerosis..
Karyawan industri dengan masa kerja 20 tahun dan terpapar timbal dengan kadar yang cukup
tinggi menunjukkan kadar timbal dalam urine sebanyak 100 - 250 ug/liter. Pada pria yang
bekerja selama 15 tahun pada pabrik aki dan pengecoran Pb yang kadar Pb udaranya melebihi
0,15 ug/m3 dapat timbul hipertensi.
Implikasi klinik akibat tercemar oleh Pb dapat ditunjukan oleh hubungan antara dosis-efek dan
dosis-respon. Hubungan antara dosis-efek ditunjukkan oleh besarnya dosis dengan intensitas
yang spesifik pada seseorang. Sebagai contoh adalah bagaimana hubungan antara Pb-B (kadar
Pb di dalam darah) dengan persentasi inhibisi dari ALAD (Amino Levulinic Acid Dehydratase)
dalam darah. Sedangkan hubungan dosis-respon ditunjukkan oleh hubungan antara dosis paparan
dengan proporsi populasi penduduk yang terkena efek paparan.
2. Dampak Terhadap Manusia Akibat Tercemar oleh Logam Berat
Merkuri (Hg).
Studi epidemiologi menunjukkan bahwa keracunan metil dan etil merkuri sebagian besar di
sebabkan oleh konsumsi ikan yang di peroleh dari daerah tercemar atau makanan yang berbahan
baku tumbuhan yang disemprot dengan pestisida jenis fungisida alkil merkuri. Pada tahun 1968
Katsuna melaporkan adanya epidemi keracunan Hg di Teluk Minamata, dan pada tahun 1967
terjadi pencemaran Hg di sungai Agano di Nigata. Pada saat terjadi epidemi, kadar Hg pada ikan
di Teluk Minamata sebesar 11 ug/kg berat basah dan di sungai Agano sebesar 10 ug/kg berat
basah.
Kejadian di Irak pada tahun 1971-1972 terjadi keracunan alkil merkuri akibat mengkonsumsi
gandum yang disemprot dengan alkil merkuri yang menyebabkan 500 orang meninggal dunia
dan 6000 orang masuk rumah sakit.
Penelitian Eto (1999), menyimpulkan bahwa efek keracunan Hg tergantung dari kepekaan
individu dan faktor genetik. Individu yang peka terhadap keracunan Hg adalah anak dalam
kandungan (prenatal), bayi, anak-anak, dan orang tua.
Gejala yang timbul akibat keracunan Hg dapat merupakan gangguan psikologik berupa rasa
cemas dan kadang timbul sifat agresi.
Berdasarkan temuan Diner dan Brenner (1998) serta Frackelton dan Christensen (1998)
dikatakan bahwa diagnose klinis keracunan Hg tidaklah mudah dan sering dikaburkan dengan
diagnose kelainan psikiatrik dan autisme. Kesukaran diagnose tersebut disebabkan oleh karena
panjangnya periode laten dari mulai terpapar sampai timbulnya gejala dan tidak jelasnya bentuk
gejala yang timbul, yang mirip dengan kelainan psikiatrik.
Diagnose keracunan Hg dengan pemeriksaan urine, darah, kuku dan rambut
Keracunan Hg yang sering disebut sebagai mercurialism banyak ditemukan di negara maju,
misalnya Mad Hatter’s Disease yang merupakan suatu outbreak keracunan Hg yang diderita oleh
karyawan di Alice Wonderland, Minamata Disease yang merupakan suatu outbreak keracunan
Hg pada penduduk makan ikan yang terkontaminasi oleh Hg
di Minamata Jepang, dan kejadian ini dikenal sebagai Minamata Disease. Penyakit lain yang
disebabkan oleh keracunan Hg adalah Pink Disease yang terjadi di Guatemala dan Rusia yang
merupakan outbreak keracunan Hg akibat mengkonsumsi padi-padian yang terkontaminasi oleh
Hg.
Kadar Hg di udara ambien daerah yang tidak tercemar oleh Hg berkisar antara 20-50 ng/m3.
Dengan kadar Hg udara ambien sebesar 50 ng/m3, dalam waktu tiga hari banyaknya Hg yang
terhisap oleh paru sebesar 1 µg/hari. Gejala klinis yang timbul, tergantung pada banyaknya Hg
yang masuk ke dalam tubuh, mulai dari gejala yang paling ringan yaitu parestesia sampai gejala
yang lebih berat yaitu ataxia, dysarthria bahkan dapat menyebabkan kematian. Paparan oleh Hg
(biasanya berupa metil merkuri) pada saat prenatal akan nampak setelah bayi lahir yang dapat
berupa cerebral palsy maupun retardasi mental. Keracunan ini dapat terjadi jika pada ibu hamil
yang mengkonsumsi daging binatang yang diberi pakan padi-padian yang disemprot fungisida
yang mengandung metil merkuri.
Keracunan Hg yang akut dapat menyebabkan terjadinya kerusakan saluran pencernaan,
gangguan kardiovasculer, kegagalan ginjal akut maupun shock. Pada pemeriksaan laboratorium
tampak terjadinya denaturasi protein enzim yang tidak aktif dan kerusakan membran sel.
Metil maupun etil merkuri merupakan racun yang dapat mengganggu susunan syaraf pusat
(serebrum dan serebellum) maupun syaraf perifer. Kelainan syaraf perifer dapat berupa
parastesia, hilangnya rasa pada anggota gerak dan sekitar mulut serta dapat pula terjadi
menyempitnya lapangan pandang dan berkurangnya pendengaran. Keracunan merkuri dapat pula
berpengaruh terhadap fungsi ginjal yaitu terjadinya proteinuria. Pada karyawan yang terpapar
kronis oleh fenil dan alkil merkuri dapat timbul dermatitis. Selain mempunyai efek pada susunan
syaraf, Hg juga dapat menyebabkan kelainan psikiatri berupa insomnia, nervus, kepala pusing,
gampang lupa, tremor dan depresi.
Pada dasarnya besarnya risiko akibat terpapar oleh Hg, tergantung dari sumber Hg di
lingkungan, tingkat paparan, teknik pengambilan sampel, analisis sampel dan hubungan dosis-
respon.
3. Dampak Terhadap Manusia Akibat Tercemar oleh Logam Berat
Cadmium (Cd).
Oksida dari kadmium adalah logam yang toksisitasnya tinggi. Sebagian besar kontaminasi oleh
kadmium pada manusia melalui makanan dan rokok. Waktu paruh kadmium kira-kira 10-30
tahun. Akumulasi pada ginjal dan hati 10-100 kali konsentrasi pada jaringan yang lain.
Logam cadmium dalam tubuh manusia terutama akan dieleminasi melalui urine. Hanya sedikit
kadmium yang diabsorbsi yaitu sekitar 5-10%. Absorbsi dipengaruhi factor diet sep erti intake
protein, calcium, vitamin D dan trace logam seperti seng (Zn). Proporsi yang besar adalah
absorbsi malalui pernafasan yaitu antara 10-40% tergantung keadaan fisik wilayah Uap kadmium
sangat toksis dengan lethal dose melalui pernafasan diperkirakan 10 menit terpapar sampai
dengan 190 mg/m3 atau sekitar 8 mg/m3 selama 240 menit akan dapat menimbulkan kematian.
Gejala umum keracunan Cd adalah sakit di dada, nafas sesak (pendek), batuk-batuk dan lemah.
Paparan akut oleh kadmium (Cd) akan menyebabkan gejala nausea (mual), muntah, diare, kram,
otot, anemia, dermatitis, pertumbuhan lambat, kerusakan ginjal dan hati, gangguan
kardiovaskuler, empisema dan degenerasi testicular (Ragan & Mast 1990).
Dosis mematikan (lethal dose) secara akut diperkirakan sekitar 500 mg/kg untuk dewasa dan
efek dosis akan nampak jika terabsorbsi 0,043 mg/
kg per hari (Ware, 1989)
Gejala akut akibat keracunan Cd (cadmium).
Gejala akut :
o Sesak dada, kerongkongan kering dan dada terasa sesak (constriction of chest ), nafas pendek,
nafas terengah-engah , distress dan bisa berkembang ke arah penyakit radang paru-paru. diserta
sakit kepala dan menggigil kemungkinan .dapat diikuti kematian.
Gejala kronis:
o Nafas pendek, kemampuan mencium bau menurun., berat badan menurun dan gigi terasa ngilu
serta berwarna kuning keemasan.
Selain menyerang pernafasan dan gigi, keracunan yang bersifat kronis menyerang juga saluran
pencernaan, ginjal, hati dan tulang.
PENCEMARAN UDARA OLEH GAS CO (KARBON MONOKSIDA)
Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan
terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan
tubuh manusia. Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat
industri yang menghasilkan gas-gas yang mengandung zat di atas batas kewajaran. Pada
umumnya bahan pencemar udara adalah berupa gas-gas beracun (hampir 90 %) dan partikel-
partikel zat padat. Gas-gas beracun ini berasal dari pembakaran bahan bakar kendaraan, dari
industri dan dari rumah tangga. Selain gas-gas beracun di atas, pembakaran bahan bakar
kendaraan juga menghasilkan partikel-partikel karbon dan timah hitam yang berterbangan
mencemari udara. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain
industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan. Sumber pencemaran udara juga dapat
disebabkan oleh berbagai kegiatan alam, seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam
beracun, dan lain-lain.
Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan penurunan kualitas udara,
yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. Semakin banyak kendaraan bermotor dan
alat-alat industri yang mengeluarkan gas yang mencemarkan lingkungan akan semakin parah
pula pencemaran udara yang terjadi. Salah satu bahan pencemar udara yang sangat
membahayakan makhluk hidup adalah gas karbon monoksida.
Gas Karbon monoksida adalah sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa dan tidak mudah larut dalam air, beracun dan berbahaya. Zat gas CO ini akan
mengganggu pengikatan oksigen pada darah karena CO lebih mudah terikat oleh darah
dibandingkan dengan oksigen dan gas-gas lainnya. Pada kasus darah yang tercemar karbon
monoksida dalam kadar 70% hingga 80% dapat menyebabkan kematian pada orang.
Untuk dapat menanggulangi terjadinya pencemaran udara dapat dilakukan beberapa usaha
antara lain: mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak
menghasilkan gas karbon monoksida dan diusahakan pula agar pembakaran yang terjadi
berlangsung secara sempurna, selain itu pengolahan/daur ulang atau penyaringan limbah asap
industri, penghijauan untuk melangsungkan proses fotosintesis (taman bertindak sebagai paru-
paru kota), dan tidak melakukan pembakaran hutan secara sembarangan, serta melakukan
reboisasi/penanaman kembali pohonpohon pengganti yang penting adalah untuk membuka lahan
tidak dilakukan pembakaran hutan, melainkan dengan cara mekanik.
Pengertian gas monoksida (CO)
Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk senyawa karbon monoksida (CO) sebagai
hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbon dioksida (CO2) sebagai hasil pembakaran
sempurna. Karbon monoksida (CO) merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasa dan
pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna, dan dapat berbentuk cairan pada
suhu dibawah -129OC. berat jenis sedikit lebih ringan dari udara (menguap secara perlahan ke
udara), CO tidak stabil dan membentuk CO2 untuk mencapai kestabilan phasa gasnya.
Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman kalau waktu kontak hanya
sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap manusia selama 8 jam akan menimbulkan
rasa pusing dan mual. Senyawa CO mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya karena
mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu haemoglobin.
Karbon monoksida di lingkungan dapat terbentuk secara alamiah, tetapi sumber utamanya
adalah dari kegiatan manusia. Karbon monoksida yang berasal dari alam termasuk dari lautan,
oksidasi metal di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan dan badai listrik alam. Sumber CO
buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama yang menggunakan bahan bakar bensin.
Berdasarkan estimasi, jumlah CO dari sumber buatan diperkirakan mendekati 60 juta Ton per
tahun. Separuh dari jumlah ini berasal dari kendaraan bermotor yang menggunakan bakan bakar
bensin dan sepertiganya berasal dari sumber tidak bergerak seperti pembakaran batubara dan
minyak dari industri dan pembakaran sampah domestik.
Karbon monoksida, CO, dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar
yang mengandung karbon dan oleh pembakaran pada tekanan dan suhu tinggi yang terjadi pada
mesin. Karbon monoksida dapat juga dihasilkan dari reaksi oksidasi gas metana oleh radikal
hidroksi dan dari perombakan/pembusukan tanaman meskipun tidak sebensar yang dihasilkan
oleh bensin. Pada jam-jam sibuk di daerah perkotaan konsentrasi gas CO bisa mencapai 50 -100
ppm. Tingkat kandungan CO di atmosfir berkorelasi positip dengan padatnya lalu lintas, tetapi
korelasi negatif dengan kecepatan angin. Keberadaan atau umur gas CO di atmosfir tidak lama
hanya kira-kira 4 bulan. Hal ini terjadi karena karbon monoksida di atmosfir dihilangkan melalui
reaksi dengan radikal hidroksil, HO*.
Bahaya gas CO bagi kesehatan
Karakteristik biologic yang paling penting dari CO adalah kemampuannya untuk berikatan
dengan haemoglobin, pigmen sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Sifat
ini akan menghasilkan pembentukan karboksihaemoglobin (HbCO) yang 200 kali lebih stabil
dibandingkan Oksihaemoglobin (HbO2). Penguraian HbCO yang relative lambat menyebabkan
terhambatnya kerja molekul sel pigmen tersebut dalam fungsinya membawa oksigen ke seluruh
tubuh. Kondisi seperti ini bisa berakibat serius hingga fatal, karena dapat menyebabkan
keracunan.
Karbon monoksida (CO) apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan
akan menghalangi masuknya oksigen yang akan dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi
karena gas CO bersifat racun metabolisme, ikut bereaksi secara metabolisme dengan darah.
Seperti halnya oksigen, gas CO bereaksi dengan darah (hemoglobin) :
Hemoglobin + O2 –> O2Hb (oksihemoglobin)
Hemoglobin + CO –> COHb (karboksihemoglobin)
Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman kalau waktu kontak hanya
sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap manusia selama 8 jam akan menimbulkan
rasa pusing dan mual. Pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap tubuh manusia ternyata tidak
sama dengan manusia yang satu dengan yang lainnya.
Kadar CO yang tinggi dapat menyebabkan perubahan tekanan darah, meningkatkan denyut
jantung, ritme jantung menjadi abnormal, gagal jantung dan kerusakan pembuluh darah perifal.
Dampak keracunan gas CO sangat berbahaya bagi orang yang telah menderita gangguan pada
otot jantung atau sirkulasi darah peripheral yang parah.
Manusia dengan aktifitas yang tinggi disekitar lalu lintas kendaraan yang padat merupakan
kelompok yang paling beresiko mengalami gangguan kesehatan akibat gas CO. Mereka
ini antara lain Polisi lalulintas yang dinas dijalan, menertibkan dan menagtur agar lalulintas
kendaraan lancar, petugas retribusi Tol, tukang parkir. Sedangkan yang beresiko dari
hasil sampingan kegiatan manusia antara lain para pekerja bengkel kendaraan, industri logam,
industri kimia dan industri bahan bakar. Dampak gangguan kesehatan terhadap manusia
tergantung ketahanan fisik manusia, namun yang paling sering adalah memperparah penderita
gangguan jantung dan paru-paru, kelahiran premature dan berat badan bayi dibawah normal
bahkan kematian akibat keracunan gas CO bisa terjadi.
Cara Menanggulangi Dampak Negative Gas CO
Pencemaran udara dapat memberikan dampak negatif bagi makhluk hidup, manusia, hewan
dan tumbuh-tumbuhan. Kebakaran hutan dan gunung api yang meletus menyebabkan banyak
hewan yang kehilangan tempat berlindung, banyak hewan dan tumbuhan mati bahkan punah.
Gas-gas oksida belerang (SO2 dan SO3) bereaksi dengan uap air, dan air hujan dapat
menyebabkan terjadinya hujan asam yang dapat merusak gedung-gedung, jembatan, patung-
patung sehingga mengakibatkan tumbuhan mati atau tidak bisa tumbuh. Gas karbon monoksida
bila terhisap masuk ke dalam paru-paru bereaksi dengan haemoglobin menyebabkan terjadinya
keracunan darah dan masih banyak lagi dampak negatif yang disebabkan oleh pencemaran
udara.Asap tebal dari hasil kebakaran hutan ini sangat merugikan, baik dalam segi ekonomi,
transportasi (udara, darat dan laut) dan kesehatan. Akibat asap tebal tersebut menyebabkan
terhentinya alat-alat transportasi karena dikhawatirkan akan terjadi tabrakan. Selain itu asap itu
merugikan kesehatan yaitu menyebabkan sakit mata, radang tenggorokan, radang paru-paru dan
sakit kulit. Pencemaran udara lainnya berasal dari limbah berupa asap yang dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar kedaraan bermotor dan limbah asap dari industri.
Untuk dapat menanggulangi terjadinya pencemaran udara dapat dilakukan beberapa usaha
antara lain: mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak
menghasilkan gas karbon monoksida dan diusahakan pula agar pembakaran yang terjadi
berlangsung secara sempurna, selain itu pengolahan/daur ulang atau penyaringan limbah asap
industri, penghijauan untuk melangsungkan proses fotosintesis (taman bertindak sebagai paru-
paru kota), dan tidak melakukan pembakaran hutan secara sembarangan, serta melakukan
reboisasi/penanaman kembali pohonpohon pengganti yang penting adalah untuk membuka lahan
tidak dilakukan pembakaran hutan, melainkan dengan cara mekanik.
Pemerintah telah menetapkan batas emisi yang dapat diterima bagi setiap kendaraan. Oleh
karenanya para pemilik kendaraan harus merawat kendaraan secara berkala agar kadar gas buang
kendaraan memenuhi batas yang diijinkan pemerintah. Atau menambah alat catalytic converter
pada sistem pembakaran kendaraan sehingga akan menurunkan kadar CO dari gas buang sampai
90 % , jangan lupa manusia juga tetap harus memperhatikan dan mengatur sistem ventilasi
dalam ruangan dengan baik, sehingga terhindar dari gangguan gas CO.
Parameter yang Digunakan Untuk Mengetahui Gas CO
Secara umum parameter yang digunakan untuk mendeteksi pencemaran udara adalah dengan
mengetahui atau meneliti suatu daerah tersebut mengalami pencemaran udara atau tidak.
Parameter yang biasa digunakan adalah dengan mendeteksi adanya gas-gas beracun dan
kandungan logam kimia dalam udara, misalnya timbale (Pb), karbonmonoksida (CO), sulfur
dioxide (SO2), nitrogen dioxide (NO2), dan ozon.
Dengan menggunakan parameter konsentrasi zat pencemar dan waktu lamanya kontak antara
bahan pencemar atau polutan dengan lingkungan (udara), WHO menetapkan empat tingkatan
pencemaran sebagai berikut:
Pencemaran tingkat pertama; yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian bagi
manusia.
Pencemaran tingkat kedua; yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan kerugian bagi
manusia seperti terjadinya iritasi pada indra kita.
Pencemaran tingkat ketiga; yaitu pencemaran yang sudah dapat bereaksi pada faal tubuh
dan menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis.
Pencemaran tingkat keempat; yaitu pencemaran yang telah menimbulkan sakit akut dan
kematian bagi manusia maupun hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Emisi gas buang
Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin pembakaran dalam, mesin pembakaran luar, mesin jet yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan mesin.
Komposisi gas buangSisa hasil pembakaran berupa air (H2O), gas CO atau disebut juga karbon monooksida yang beracun, CO2 atau disebut juga karbon dioksida yang merupakan gas rumah kaca, NOx senyawa nitrogen oksida, HC berupa senyawa Hidrat arang sebagai akibat ketidak sempurnaan proses pembakaran serta partikel lepas.
Dampak negative
Kerugian yang ditimbulan dari emisi gas buang adalah:
Pemicu hipertensi Penyebab iritasi mata Penurunan kecerdasan Mengganggu perkembangan mental anak Tenggorokan gatal dan batuk-batuk Mengurangi fungsi reproduksi laki-laki
Strategi menurunkan emisi gas buang
Sebagian dari gas buang yang dikeluarkan beracun, dan sebagian besar berupa gas rumah kaca yang pada gilirannya mengakibatkan pemanasan global, untuk itu berbagai strategi dilakukan:
Pengetatan standar emisi gas buang melalui teknologi. Kebijakan fiskal
o Pajak kendaraano Pajak bahan bakaro Insentif fiskal untuk alat yang ramah lingkungan
Peningkatan kelancaran lalu lintas o Pembatasan lalu lintaso Sistem lalu lintas pintar (intelligent transport system)o Peningkatan kapasitas infrastruktur
Peningkatan kualitas bahan bakar o Optimasi kualitas bahan bakaro Pengembangan bahan bakar nabatio Pengembangan bahan bakar alternatif
Hidrogen Listrik
Lihat pula
Mesin pembakaran dalam Mobil Karbon monooksida Sistem pembuangan Pengujian kendaraan bermotor Gas rumah kaca
Pranala luar
(Indonesia) Emisi gas buang kendaraan bermotor dan dampaknya pada kesehatan (Indonesia) Analisa emisi gas buang
Hidrogen sulfida
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Hidrogen sulfida, H2S, adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah terbakar dan berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Gas ini juga muncul pada gas yang timbul dari aktivitas gunung berapi dan gas alam.
Hidrogen sulfida juga dikenal dengan nama sulfana, sulfur hidrida, gas asam (sour gas), sulfurated hydrogen, asam hidrosulfurik, dan gas limbah (sewer gas). IUPAC menerima penamaan "hidrogen sulfida" dan "sulfana"; kata terakhir digunakan lebih eksklusif ketika menamakan campuran yang lebih kompleks.
Kimiawi
Hidrogen sulfida merupakan hidrida kovalen yang secara kimiawi terkait dengan air (H2O) karena oksigen dan sulfur berada dalam golongan yang sama di tabel periodik.
Hidrogen sulfida merupakan asam lemah, terpisah dalam larutan aqueous (mengandung air) menjadi kation hidrogen H+ dan anion hidrosulfid HS−:
H2S → HS− + H+
Ka = 1.3×10−7 mol/L; pKa = 6.89.
Ion sulfid, S2−, dikenal dalam bentuk padatan tetapi tidak di dalam larutan aqueous (oksida). Konstanta disosiasi kedua dari hidrogen sulfida sering dinyatakan sekitar 10−13, tetapi sekarang disadari bahwa angka ini merupakan error yang disebabkan oleh oksidasi sulfur dalam larutan alkalin. Estimasi terakhir terbaik untuk pKa2 adalah 19±2[1]. Gas Hydrogen Sulfide (H2S) sangat beracun dan mematikan, pekerjapekerja pada pemboran minyak dan gas bumi mempunyai resiko besar atas keluarnya gas H2S Pengetahuan Umum tentang (H2S) Hidrogen Sulfida (H2S) Adalah gas yang sangat beracun dan dapat melumpuhkan system pernapasan serta dapat dapat mematikan dalam beberapa menit. dalam jumlah sedikitpun gas H2S sangat berbahaya untuk kesehatan.
Hidrogen Sulfida terbentuk dari proses penguraian bahan-bahan organis oleh bakteri.Maka dari itu H2S terdapat dalam minyak dan gas bumi, selokan, air yang tergenang. Misalnya rawa-rawa dan juga terbentuk pada proses-proses industri maupun proses biologi lain
Kateristik H2S
Sangat beracun dan mematikan Tidak Berwarna Lebih Berat Dari udara sehingga cendrung berkumpul dan diam pada daerah yang rendah Dapat terbakar dengan nyala api berwarna biru dan hasil pembakarannya gas sulfur
Dioksida (SO2)yang juga merupakan gas beracun Sangat Korosif mengakibatkan berkarat pada logam tertentu Pada konsentrasi yang rendah berbau seperti telur busuk dan dapat melumpuhkan indera
penciuman manusia
Pranala luar
(Inggris) International Chemical Safety Card 0165 (Inggris)Concise International Chemical Assessment Document 53 (Inggris)National Pollutant Inventory - Hydrogen sulfide fact sheet (Inggris)NIOSH Pocket Guide to Chemical Hazards (Inggris)MSDS safety data sheet (Inggris)Abstract of survey article on H2S as used by the body, by P. Kamoun (Inggris)Computational Chemistry Wiki (Inggris)NACE (National Association of Corrosion Engineers)