Post on 27-Jan-2021
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPAMATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA
MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATIONDENGAN MEDIA BROSUR KREATIF, AKTIF, INOVATIF
(KAI) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SALATIGATAHUN PELAJARAN 2019/2020
HALAMAN SAMPUL LUAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
DIANA DWI ASTUTINIM. 23060160079
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAMFAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUANINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
ii
LOGO IAIN
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPAMATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA
MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATIONDENGAN MEDIA BROSUR KREATIF, AKTIF, INOVATIF
(KAI) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SALATIGATAHUN PELAJARAN 2019/2020HALAMAN SAMPUL DALAM
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
DIANA DWI ASTUTINIM. 23060160079
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAMFAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUANINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
iv
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
v
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN
vi
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
vii
MOTTO
“Semangatlah dalam hal yang bermanfaat untukmu,
minta tolonglah pada Allah, dan jangan malas (patah semangat).”
(HR. Muslim no. 2664)
“Selesaikan apapun yang sudah dimulai,
mau mudah ataupun susah menunda bukan sebuah solusi.”
(Diana Dwi Astuti)
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat hidayah serta
karunia-Nya,
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua saya Bapak Haryanto dan Ibu Pariyati, yang telah
memberikan dukungan moril maupun materi serta doa yang tiada
henti-hentinya kepada saya agar sukses meraih cita-cita yang bermanfaat
untuk semua orang kelak.
2. Kakak dan adik saya, Agus Adi Rahmat dan Lilis Tri Handayani yang selalu
senantiasa memberikan doa dan motivasi saya untuk menjadi lebih baik dan
berusaha lagi tiada henti.
3. Seluruh keluarga besar penulis.
4. Sahabat dan teman dekat saya yang selalu memberikan motivasi kepada saya
dan membantu menyelesaikan skripsi ini.
5. Keluarga besar Tadris IPA FTIK IAIN Salatiga khususnya angkatan 2016.
6. Seluruh teman-teman seperjuangan dari PPL SMP Negeri 6 Salatiga sampai
dengan KKN di Desa Plutungan, Sawangan.
7. Seluruh Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Alhamdulillahirobbil’alaim, segala puji Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, nikmat, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi
Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (T.IPA) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
(FTIK) IAIN Salatiga. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, yang menjadi suri tauladan bagi kita semua dan yang telah
membimbing kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benarang
yang kita nantikan syafaatnya kelak di hari akhir.
Setelah melalui berbagai proses yang harus ditempuh, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi
Sistem Ekskresi Manusia Menggunakan Model Group Investigation dengan
Media Brosur Kreatif Aktif Inovatif (KAI) pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6
Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020” dengan lancar. Untuk itu, penulis
mengucapkan alhamdulillah sebagai ungkapan rasa syukur atas segala nikmat
Allah SWT yang telah diberikan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari tidak akan terlaksana tanpa
bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Maka dalam kemampuan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam penulisan skripsi ini, khususnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. selaku rektor IAIN Salatiga.
x
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga.
3. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Tadris IPA
pada periode 2015-2019.
4. Ibu Dr. Eni Titikusumawati, M.Pd. selaku Ketua Prograam Studi Tadris IPA
pada periode 2019-2023.
5. Ibu Dr. Peni Susapti, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi ini yang dengan
sabar memberikan saran, kritik, arahan, serta membimbing saya sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
6. Bapak Muhammad Mas’ud, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik.
7. Seluruh Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu kepada saya.
8. Ibu Dra. Anna Maria Andharini, M.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 6 Salatiga
yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian
ini sampai selesai.
9. Ibu Dewi Ria Retnani A.S. S.Pd.Fis. selaku guru IPA yang telah memberikan
izin untuk objek penelitian di dalam kelasnya dan membantu saya
melaksanakan penelitian.
10. Seluruh siswa kelas VIII, khususnya kelas VIII C SMP Negeri 6 Salatiga
Tahun Pelajaran 2019-2020 yang telah ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan
penelitian ini sampai akhir.
11. Seluruh pihak yang telah membantu peneliti menyelesaikan penelitian ini
baik langsung maupun tidak langsung.
xi
Atas bantuan dari mereka, penulis berdo’a semoga segala amal ibadah mereka
mendapatkan balasan yang baik dari Allah SWT.
Penulis juga menyadari bahwa dalam melakukan penelitian maupun
penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak untuk bisa lebih baik dalam menulis sebuah karya ilmiah. Penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis, dan juga pendidik pada umumnya.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Salatiga, 17 Juni 2020
Yang Menyatakan
Diana Dwi Astuti
NIM. 23060160079
xii
ABSTRAK
Astuti, Diana Dwi. 2020. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Sistem EkskresiManusia Menggunakan Model Group Investigation dengan Media BrosurKreatif Aktif Inovatif (KAI) pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 SalatigaTahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi. Program Studi Tadris IlmuPengetahuan Alam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut AgamaIslam Negeri Salatiga Pembimbing: Dr. Peni Susapti, M.Pd.
Kata Kunci: Group Investigation, Media Brosur KAI, Hasil Belajar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPAmateri sistem ekskresi manusia menggunakan model group investigation denganmedia brosur Kreatif Aktif Inovatif (KAI) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6Salatiga tahun pelajaran 2019/2020. Hasil belajar yang rendah menjadi salah satualasan dilaksanakannya penelitian ini.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang manadigunakan untuk memperbaiki praktek pembelajaran di kelas. Langkah-langkahPTK yaitu sebagai berikut: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksiyang dilakukan dalam dua siklus. Adapun subjek dari penelitian adalah siswakelas VIII C SMP Negeri 6 Salatiga tahun pelajaran 2019/2020 yang berjumlah32 siswa dengan rincian 16 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model GroupInvestigation dengan media brosur Kreatif Aktif Inovatif (KAI) mampumeningkatkan antusias siswa dalam proses pembelajaran, dimana keaktifan siswamulai meningkat selama proses pembelajaran baik dalam menjawabpertanyaan-pertanyaan, mengerjakan tugas, melaksanakan diskusi kelompok danpresentasi di depan kelas serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIISMP Negeri 6 Salatiga materi sistem ekskresi manusia. Peningkatan hasil belajarini dapat diketahui melalui hasil evaluasi pembelajaran di akhir proses belajar.Pada siklus I siswa tuntas sebanyak 4 siswa atau 12,5% dengan nilai rata-ratakelas 60,31 dan siklus II siswa yang tuntas sebanyak 29 siswa atau 90,62%dengan nilai rata-rata kelas 85,16. Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklusII sebesar 24,85 dengan persentase ketuntasan 78,12%.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR............................................................................... i
LOGO IAIN............................................................................................................ii
HALAMAN SAMPUL DALAM......................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN......................................................v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.....................................vii
HALAMANMOTTO.......................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................... viii
KATA PENGANTAR...........................................................................................ix
ABSTRAK............................................................................................................ xii
DAFTAR ISI....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xixx
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................6
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian........................................................................................7
E. Definisi Operasional..................................................................................... 8
F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan........................................... 9
G. Metode Penelitian.......................................................................................11
xiv
H. Sistematika Penulisan.................................................................................24
BAB II : LANDASAN TEORI............................................................................26
A. Kajian Teori................................................................................................26
1. Hasil Belajar......................................................................................... 26
2. IPA Materi Sistem Ekskresi Manusia...................................................32
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation................. 41
4. Media Brosur Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI)........................................ 45
B. Kajian Pustaka............................................................................................ 52
BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN...................................................... 57
A. Gambaran Umum SMP Negeri 6 Salatiga..................................................57
1. Identitas Sekolah...................................................................................57
2. Visi dan Misi.........................................................................................58
3. Struktur Organisasi............................................................................... 59
4. Keadaan Guru....................................................................................... 61
5. Keadaan Siswa......................................................................................62
6. Karakteristik Siswa...............................................................................63
7. Kolaborator Penelitian.......................................................................... 64
8. Waktu Penelitian...................................................................................64
B. Pelaksanaan Penelitian................................................................................65
1. Deskripsi Siklus I..................................................................................65
2. Deskripsi Siklus II................................................................................ 69
xv
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 74
A. Deskripsi Paparan Siklus............................................................................74
1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I....................................................... 74
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II......................................................79
3. Analisis Data Uji Coba Instrumen........................................................82
B. Pembahasan................................................................................................ 87
BAB V : PENUTUP............................................................................................. 95
A. Simpulan.....................................................................................................95
B. Saran........................................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................97
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................ 101
xvi
DAFTAR TABEL
Table 1.1 Lembar Observasi Afektif..............................................................17
Table 1.2 Rubrik Penilaian Afektif................................................................ 18
Table 1.3 Lembar Observasi Psikomotor....................................................... 18
Table 1.4 Rubrik Penilaian Psikomotor......................................................... 19
Table 1.5 Lembar Penilaian Guru.................................................................. 19
Table 1.6 Lembar Hasil Belajar Kognitif.......................................................20
Table 1.7 Kategori Hasil Belajar Afektif....................................................... 21
Table 1.8 Kategori Hasil Belajar Psikomotor................................................ 22
Table 1.9 Kriteria Penilaian............................................................................22
Table 1.10 Ketuntasan Belajar Individu.........................................................23
Table 3.1 Profil SMPN 6 Salatiga.................................................................. 57
Table 3.2 Daftar Guru SMPN 6 Salatiga........................................................61
Table 3.3 Daftar Jumlah Siswa SMPN 6 Salatiga..........................................62
Table 3.4 Data Siswa Kelas VIII C SMPN 6 Salatiga................................... 63
Table 3.5 Jadwal Pelaksanaan Post Test........................................................ 65
Table 4.1 Analisis Data Hasil Belajar IPA Siklus I....................................... 74
Table 4.2 Kategori Nilai Hasil Belajar Siklus I..............................................76
Table 4.3 Kategori Penilaian Afektif Siklus I................................................ 77
Table 4.4 Kategori Penilaian Psikomotor Siklus I......................................... 78
Table 4.5 Analisis Data Hasil Belajar IPA Siklus II...................................... 79
Table 4.6 Kategori Nilai Hasil Belajar Siklus II............................................ 80
Table 4.7 Kategori Penilaian Afektif Siklus II...............................................81
xvii
Table 4.8 Kategori Penilaian Psikomotor Siklus II........................................82
Table 4.9 Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus I & II Dengan SPSS 22.0.....83
Table 4.10 Tingkat Reliabel........................................................................... 84
Table 4.11 Reliability Statistics......................................................................84
Table 4.12 Kategori Taraf Kesukaran............................................................ 85
Table 4.13 Tingkat Kesukaran Butir Soal...................................................... 85
Table 4.14 Kategori Daya Pembeda...............................................................86
Table 4.15 Hasil Uji Pembeda Butir Soal...................................................... 86
Table 4.16 Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II......................... 90
Table 4.17 Rekapitulasi Penilaian Afektif..................................................... 92
Table 4.18 Rekapitulasi Penilaian Psikomotor...............................................92
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas...............................................13
Gambar 2.1 Struktur Ginjal............................................................................ 34
Gambar 2.2 Proses Pembentukan Urine.........................................................35
Gambar 2.3 Struktur Kulit..............................................................................36
Gambar 2.4 Struktur Paru-Paru...................................................................... 38
Gambar 2.5 Struktur Anatomi Hati................................................................ 39
Gambar 2.6 Media Brosur KAI......................................................................51
Gambar 2.7 Tahapan Membuat Desain Grafis...............................................52
Gambar 3.1 Struktur Organisasi SMPN 6 Salatiga........................................ 60
Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Siklus I.................................... 77
Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Ketuntasan Siklus II................................... 81
Gambar 4.3 Diagram Histogram Hasil Uji Validitas Soal............................. 87
Gambar 4.4 Diagram Histogram Hasil Uji Kesukaran Soal.......................... 88
Gambar 4.5 Hasil Uji Kelayakan Soal Siklus I.............................................. 89
Gambar 4.6 Hasil Uji Kelayakan Soal Siklus II.............................................89
Gambar 4.7 Diagram Histogram Rekapitulasi Hasil Belajar......................... 91
Gambar 4.8 Diagram Histogram Rekapitulasi Aktivitas Siswa..................... 93
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP SIKLUS I.......................................................................... 102
Lampiran 2 RPP SIKLUS II.........................................................................123
Lampiran 3 Soal, Kunci Jawaban & Jawaban Uji Validitas Siklus I........... 145
Lampiran 4 Soal, Kunci Jawaban & Lembar UJi Validitas Siklus II...........150
Lampiran 5 Hasil Validitas Soal Siklus I & Siklus II.................................. 157
Lampiran 6 Hasil Reliabel Soal Siklus I dan Siklus II.................................158
Lampiran 7 Hasil Kesukaran Soal Siklus I & Siklus II................................159
Lampiran 8 Hasil Pembeda Soal Siklus I & Siklus II.................................. 160
Lampiran 9 Soal Siklus I, Kunci Jawaban & Jawaban Siswa...................... 162
Lampiran 10 Soal Siklus II, Kunci Jawaban & Jawaban Siswa...................167
Lampiran 11 Nilai Hasil Belajar Siswa........................................................172
Lampiran 12 Nilai Afektif Siklus I & Siklus II............................................173
Lampiran 13 Nilai Psikomotor Siklus I & Siklus II.....................................175
Lampiran 14 Brosur Kreatif Aktif Inovatif (KAI)....................................... 177
Lampiran 15 Pengamatan Aktivitas Guru.................................................... 179
Lampiran 16 Pengamatan Sejawat............................................................... 187
Lampiran 17 Dokumentasi........................................................................... 195
Lampiran 18 Surat Pembimbing Skripsi...................................................... 198
Lampiran 19 Surat Izin Penelitian................................................................199
Lampiran 20 Ketersediaan Guru.................................................................. 200
Lampiran 21 Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian...........................201
xx
Lampiran 22 Konsultasi............................................................................... 202
Lampiran 23 SKK........................................................................................ 203
Lampiran 24 Riwayat Hidup........................................................................ 207
1
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan saat ini berkembang dengan sangat cepat. Sebab
pemahaman terhadap aliran pendidikan memiliki arti yang sangat penting
ketika seorang pendidik ataupun calon pendidik hendak menangkap hakikat
dari setiap dinamika perkembangan pemikiran tentang pendidikan yang
tengah terjadi. Disadari bahwa keterlambatan dalam menangani kekeliruan
sekecil apapun di dalam praktek pendidikan akan berdampak sangat luas dan
dalam tempo yang relatif panjang bagi perkembangan peradaban generasi
manusia selanjutnya (Muhib, 2006: 90).
Seiring berkembangnya pendidikan maka akan semakin banyak
permasalahan yang akan dihadapi. Salah satu masalah yang dihadapi dunia
pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses
pembelajaran yang diterapkan para guru di sekolah. Proses pembelajaran
yang terjadi selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berfikir
peserta didik. Pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas
hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak
siswa dipaksa hanya untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi
tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh untuk
menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari (Murfiah,
2017: 105). Seperti halnya dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah
Al-An’Kaabut ayat 43
2
�愈➷⑀ɭ큄採�⯠⟶採 ��큄⺁ ��⑀�큄�⟶⯠��Ǭ ���� 큄²���큄採 ��⑀�É큄º⟶ƥ�Ê ⑀¾��⟶��⟶Ì �Ǯ⟶�큄Ǵ��
Artinya : “Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia
dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.”
Dalam tafsir Al-Maragi, Allah menjelaskan beberapa faedah dibuatnya
perumpamaan-perumpamaan bagi manusia untuk mendekatkan pemahaman
mereka kepada apa yang sulit untuk mereka pahami, dan untuk memperjelas
apa yang perkaranya terasa sulit oleh mereka, hikmahnya sulit digali,
intisarinya sulit dipahami dan pengaruhnya sulit diketahui serta sulit diikuti,
karena faedahnya yang terlalu banyak, kecuali orang-orang yang ilmunya
mendalam dan yang berpikir tentang akibat segala perkara.
Berdasarkan penjelasan tafsir tersebut diketahui bahwa ilmu sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari. Manusia jika hidup tanpa ilmu bisa
dipastikan bahwa mereka akan kesulitan melakukan semua hal, manusia
dapat ditetapkan menjadi pembawa risalah kekhalifahan di muka bumi, yang
memiliki kewajiban untuk memakmurkan dan mengembangkan ilmu serta
berbagi ilmu mereka.
Belajar pada dasarnya berbicara tentang tingkah lalu seseorang berubah
sebagai akibat pengalaman yang berasal dari lingkungan (Hardini dan Puspita,
2017: 4). SMP Negeri 6 Salatiga merupakan sekolah dengan predikat
adiwiyata nasional sehingga dalam pembelajaran khususnya IPA sering
dikaitkan dengan kelestarian lingkungan sehingga sekolah ini menjadi daya
tarik sendiri untuk dijadikan tempat penelitian khususnya dalam mata
3
pelajaran IPA. IPA sering disebut ilmu pasti, atau ilmu eksakta, atau ada yang
menyebutkan ilmu sains karena setiap soal yang ditemukan selalu berkaitan
dengan ilmu yang menghasilkan jawaban pasti (Murfiah, 2017: 105). IPA
materi sistem ekskresi manusia merupakan sistem pengeluaran sisa
metabolisme dari tubuh makhluk hidup. Sistem ekskresi merupakan suatu
sistem saluran dalam tubuh manusia yang terdiri ginjal dan saluran
pengeluarannya yang bertugas membersihkan tubuh dari zat-zat tidak
dibutuhkan atau tidak berguna. Kemudian zat-zat pengotor akan dibuang
melalui organ-organ ekskresi yakni ginjal, paru-paru, hati dan kulit (Sartono,
2014: 119).
Belajar juga merupakan kebutuhan yang paling mendasar dalam
kehidupan umat manusia, sebab tanpa belajar kehidupan manusia tidak akan
berarti dalam hidupnya. Belajar memiliki dimensi kehidupan yang berkaitan,
karena itu untuk kesuksesan dalam belajar dibutuhkan guru, sistem nilai,
moral kekuatan, daya saing, perjuangan, dan motivasi berprestasi. Belajar
memberikan arti yang mendalam bagi setiap orang yang menggunakannya
(Murfiah, 2017: 2).
Menurut pengamatan dan diskusi dengan guru mata pelajaran IPA kelas
VIII, dibandingkan kelas lain terlihat bahwa sebagian besar kelas VIII C hasil
belajar IPA masih rendah penyebab rendahnya hasil belajar dikarenakan
motivasi belajar siswa yang kurang sehingga menyurutkan semangat mereka
untuk mengikuti pembelajaran. Peneliti juga melakukan observasi terlebih
dahulu di kelas VIII C, berdasarkan observasi masih banyak siswa yang
4
membolos atau tidak mengikuti pembelajaran dikarenakan ada penilaian
harian atau kuis yang dianggap mereka membosankan. Berdasarkan data hasil
belajar IPA, siswa menunjukkan hasil belajar yang belum optimal, sebagian
besar siswa di kelas VIII C masih banyak yang nilainya belum memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan nilai KKM>75. Hal ini
ditunjukkan dengan rata-rata nilai kelas adalah 47, dengan nilai tertinggi 75
dan nilai terendah siswa 0. Ditunjukkan pula bahwa persentase nilai
ketuntasan klasikal kelas VIII C hanya 3,13%, banyak nilai siswa masih
berada dibawah KKM kompetensi dasar. Salah satu penyebab rendahnya
hasil belajar IPA adalah proses pembelajaran yang kurang efektif yang
menyebabkan siswa kurang berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran di
kelas, sehingga kurang aktif dalam mengikuti pelajaran IPA. Proses
pembelajaran yang mandiri dalam artian tidak berkelompok juga salah satu
penyebab rendahnya hasil belajar karena di kelas VIII C menyukai
pembelajaran secara berkelompok dan bekerja sama agar lebih mudah
memahami materi tetapi masih dalam patauan guru.
Kunci utama keberhasilan guru dalam mengajar yaitu dalam memilih
strategi, model maupun metode yang tepat serta didukung oleh teknik dan
taktik dalam mengajar (Cahyono, 2019: 97). Proses pembelajaran tidak
pernah lepas dari adanya penilaian dari seorang guru karena penilaian
merupakan bagian dari proses pendidikan yang dapat memacu dan
memotivasi peserta didik untuk lebih berprestasi, meraih tingkat dan level
yang setinggi-tingginya sesuai dengan potensi peserta didik (Warso, 2017: 7).
5
Dengan melihat kondisi proses dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA
saat ini serta memperhatikan peningkatan mutu proses pendidikan, maka
persoalan yang muncul adalah bagaimana upaya yang harus dilakukan guru
IPA untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran yang tinggi salah satunya
dengan peningkatan hasil belajar yang dapat ditandai dengan ketuntasan hasil
belajar sebagian besar siswa kelas VIII C sudah memenuhi KKM.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh penulis dalam memperbaiki proses
pembelajaran yaitu meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas VIII C
SMP Negeri 6 Salatiga dengan melaksanakan pembelajaran yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
dengan media brosur Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI).
Penulis memilih solusi pembelajaran yang menggunakan model Group
Investigation dengan media brosur Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI) dengan
alasan bahwa belajar kooperatif merupakan suatu upaya yang dapat
dikembangkan untuk di kelas. Belajar kooperatif merupakan perbaikan atas
metode belajar kelompok yang biasa dilakukan di kelas. Model Group
Investigation dengan media brosur Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI) ini dapat
memberikan kesempatan siswa untuk aktif berpartisipasi dalam
menyelesaikan permasalahan yang ditulis dalam media brosur dengan
mengkombinasikan pengalaman dan kemampuan antar personal (kelompok)
sehingga diperoleh suatu kesepakatan dari penyelesaian permasalahan. Media
brosur ini digunakan untuk memotivasi siswa agar kreatif, aktif dan inovatif
dalam proses pembelajaran. Hal inilah yang menjadi asal penamaan media
6
brosur KAI. Model Group Investigation dengan media brosur Kreatif, Aktif,
Inovatif (KAI) ini diharapkan dapat membantu siswa untuk meningkatkan
belajar IPA mereka dalam proses pembelajaran, sehingga akhirnya akan dapat
meningkatkan hasil belajar IPA.
Berdasarkan uraian tersebut timbul keinginan peneliti untuk mengetahui
apakah penggunaan model Group Investigation dengan media brosur dapat
meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa. Penulis memberi judul
penelitian tindakan kelas ini adalah “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi
Sistem Ekskresi Manusia Menggunakan Model Group Investigation
Dengan Media Brosur Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI) Pada Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 6 Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang sebagaimana telah
diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
apakah penggunaan model Group Investigation dengan media brosur Kreatif,
Aktif, Inovatif (KAI) materi sistem ekskresi manusia dapat meningkatkan
hasil belajar IPA siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Salatiga tahun pelajaran
2019/2020?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka
penelitian ini bertujuan: untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA
menggunakan model Group Investigation dengan media brosur Kreatif, Aktif,
7
Inovatif (KAI) materi sistem ekskresi manusia pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 6 Salatiga tahun pelajaran 2019/2020.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan mengembangkan IPA
dengan penerapan model Group Investigation dengan media brosur
Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI) yang lebih baik dan berkualitas lagi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Melalui model Group Investigation dengan media brosur Kreatif,
Aktif, Inovatif (KAI) dapat meningkatkan hasil belajar IPA serta
membantu siswa lebih memahami materi pembelajaran IPA.
b. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang model
Group Investigation dengan media brosur Kreatif, Aktif, Inovatif
(KAI) yang tepat sehingga dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam proses pembelajaran di kelas dalam upaya
meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa.
8
c. Bagi sekolah
Meningkatkan prestasi sekolah dan kualitas pembelajaran
dengan mengembangkan minat belajar siswa terutama dalam hal
proses pembelajaran dan khususnya hasil belajar IPA.
d. Bagi peneliti
Mendapatkan pengetahuan tentang model Group investigation
yang dipadukan dengan media brosur Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI)
dalam pembelajaran IPA Biologi serta kemampuan pengelolaan
kelas.
E. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Hasil belajar ialah hasil usaha bekerja atau belajar yang
menunjukkan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai.
Sedangkan hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran
kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang, prestasi
belajar ditunjukan dengan jumlah nilai rapot atau tes nilai sumatif (Warso,
2017: 167).
2. Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi merupakan suatu sistem saluran dalam tubuh
manusia, yang terdiri ginjal dan saluran pengeluarannya yang bertugas
membersihkan tubuh dari zat-zat tidak dibutuhkan atau tidak berguna.
Kemudian zat-zat pengotor akan dibuang melalui organ-organ ekskresi
(Sartono, 2014: 119).
9
3. Model Group Investigation
Group investigation merupakan model pembelajaran yang bisa
mengajak mahasiswa untuk berfikir secara aktif dan kreatif dalam proses
pembelajaran. Model ini tidak hanya mengembangkan kemampuan
intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan
emosional dan pengembangan keterampilan (Setiawan, 2013: 2).
4. Media Brosur Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI)
Media brosur adalah suatu alat untuk menyampaikan informasi yang
sistematis yang dicetak pada beberapa halaman kertas dan dilipat
(Rhepon, 2014: 33). Media brosur Kreatif, Aktif, novatif (KAI) ini
merupakan gabungan antara gambar dan tulisan dalam satu bidang yang
memberikan informasi tentang satu atau lebih ide pokok yang bervariasi.
Media brosur KAI digunakan untuk membangkitkan kreatifitas dan
inovasi siswa dalam mengembangkan gambaran mengenai materi
pembelajaran yang diajarkan oleh guru secara aktif.
F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Hipotesis dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis
terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik
(Sugiyono, 2014: 64).
10
Berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berfikir diatas maka
hipotesis tindakan penelitian ini adalah:
Penggunaan model Group Investigation dengan media brosur Kreatif,
Aktif, Inovatif (KAI) materi sistem ekskresi manusia dapat meningkatkan
hasil belajar IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Salatiga tahun
pelajaran 2019/2020.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pada penelitian tindakan kelas ini ada dua hal
yaitu indikator sebagai keberhasilan proses dan indikator dari hasil proses
pembelajaran yang dilakukan, dua indikator tersebut adalah apabila
(Warso, 2017: 180):
a. Indikator keberhasilan individu
Siswa dapat mencapai nilai ≥ KKM. Setiap siswa dikatakan
tuntas belajarnya apabila dapat mencapai nilai melebihi KKM yang
telah ditetapkan oleh sekolahan yaitu ≥ 75 pada mata pelajaran IPA.
b. Indikator keberhasilan klasikal
Siklus akan berhenti apabila 85% dari total siswa dalam satu
kelas mendapatkan nilai ulangan harian ≥ nilai KKM (Purwanto, 2009:
102).
Kriteria keberhasilan penelitian ini dilihat dari indikator proses
dan indikator hasil belajar. Indikator proses dapat dilakukan dengan
melihat data dari observasi lapangan, sedangkan indikator hasil
belajar dapat dilakukan dengan melihat data dari hasil tes.
11
Sekolah yang digunakan peneliti yaitu SMP Negeri 6 Salatiga
menentukan bahwa kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk mata
pelajaran IPA adalah 75. KKM ini nantinya akan digunakan peneliti
sebagai alat ukur untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa kelas
VIII C. Jika hasil tes siswa mencapai ketuntasan maksimal 100% atau
sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai
lebih dari 75 atau tepat pada KKM yang telah ditentukan, maka
pembelajaran dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat
dikatakan telah berhasil.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan rancangan atau model
Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
Classroom Action Research merupakan suatu model penelitian yang
dikembangkan di kelas. PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang
melekat pada guru, yaitu mengangkat masalah-masalah aktual yang
dialami oleh guru di lapangan selama proses pembelajaran dilakukan
(Warso, 2017: 6-8).
PTK ditandai dengan adanya tindakan. Tindakan tersebut dilakukan
tidak hanya sekali. Akan tetapi, berulang-ulang sampai dengan tujuan
PTK tercapai. Setiap tindakan terdiri dari rangkaian empat kegiatan
sebagai berikut: (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan dan (d)
evaluasi dan refleksi (Suhardjono, 2015: 143).
12
Keempat rangkaian kegiatan itu dinamakan kegiatan satu siklus, atau
satu putaran kegiatan. Dengan demikian PTK dimulai dengan siklus yang
pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Berdasar hasil refleksi, akan
diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan pada siklus
pertama. Selanjutnya, tindakan tersebut diulang, tindakan ulangan (yang
telah diperbaiki) itu dengan sebagai siklus kedua (Suhardjono, 2015:
145).
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMP Negeri 6
Salatiga tahun pelajaran 2019/2020 pada mata pelajaran IPA materi
semester genap yaitu sistem ekskresi manusia. Jumlah siswa ada 32 siswa,
terdiri atas 16 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan dengan
kolaborator guru IPA kelas VIII C yaitu Ibu Dewi Ria Retnani A.S,
S.Pd.Fis sehingga model dan media pembelajaran dapat dilaksanakan
dalam pembelajaran IPA.
Lokasi pelaksanaan penelitian berada di SMP Negeri 6 Salatiga
tepatnya di ruang kelas VIII C dan waktu pelaksanaan penelitian ini
terdiri dua siklus yaitu dimulai dari siklus I tanggal 19 Februari 2020 dan
siklus II dimulai tanggal 27 Februari 2020.
3. Langkah-Langkah Penelitian
Tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas atau PTK terdiri atas
rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang.
13
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Sumber: Arikunto, dkk., 2015
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, peneliti melakukan persiapan untuk
melaksanakan kegiatan proses pembelajaran IPA materi sistem
ekskresi manusia antara lain:
1) Menentukan masalah yang akan diperbaiki yaitu hasil belajar
IPA
2) Memilih alternatif yang digunakan untuk memperbaiki
rendahnya hasil belajar IPA
3) Menyusun skenario dan strategi untuk melaksanakan alternatif
yang telah dipilih
4) Menyusun RPP dalam pembelajaran IPA
5) Menyiapkan sumber belajar dan media yang akan digunakan
dan soal evaluasi berupa post test
14
6) Menyiapkan instrumen untuk melihat proses pembelajaran dan
hasil belajar IPA
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan ini peneliti telah melaksanakan skenario
perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model Group
Investigation dengan media brosur Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI)
sesuai dengan RPP yang telah disusun.
c. Pengamatan/Observasi
Pada tahap pengamatan ini dilaksanakan pada saat pelaksanaan
pembelajaran menggunakan model Group Investigation dengan
media brosur Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI). Pengamatan yang
dilakukan adalah pengamatan terhadap proses pembelajaran yakni
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan hasil belajar IPA
dengan menggunakan format pengamatan yang telah disediakan.
Pengamatan terhadap hasil belajar IPA menggunakan instrumen test
yang sudah disiapkan
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi mengenai tindakan
dari awal sampai akhir sesuai dengan yang direncanakan. Tolok ukur
keberhasilan adalah indikator keberhasilan yang telah ditentukan.
Jika hasil tindakan sudah sesuai dengan indikator keberhasilan maka
penelitian itu akan dihentikan, namun akan berlanjut ke siklus
berikutnya jika masalah belum terselesaikan.
15
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan
dalam PTK ini adalah:
a. Tes
Alat pengumpul data berupas tes adalah alat ukur yang diberikan
kepada individu untuk mendapatkan jawaaban yang diharapkan baik
secara tertulis, lisan maupun tindakan (Hatibe, 2012: 49). Peneliti
melaksanakan proses pembelajaran dengan memberikan post test
untuk mengetahui hasil belajar siswa.
b. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan terhadap
objek (benda, peristiwa) diikuti dengan pencatatan secara cermat
(Sani dan Sudiran, 2016: 68). Peneliti melakukan observasi terhadap
guru dan siswa selama proses pembelajaran, observasi yang
dilakukan adalah observasi terstruktur.
c. Dokumentasi
Teknik mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa
catatan harian, buku, agenda, transkip, dan sebagainya. Metode ini
digunakan untuk memperoleh foto saat dilaksanakannya penelitian,
nilai sebelum penerapan model pembelajaran, kumpulan rencana
16
pelaksanaan pembelajaran dan sarana prasarana (Sugiyono, 2014:
240).
5. Instrumen Penelitian
Instrumen PTK adalah semua alat yang akan digunakan untuk
mengumpulkan data tentang semua proses pembelajaran, jadi bukan
hanya proses tindakan saja (Arikunto, dkk., 2015: 85). Menurut Supardi
(2015: 222) mengatakan bahwa instrumen yang valid adalah instrumen
yang mampu dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur, jika
instrumen tidak konsisten (berubah-ubah) maka instrumen tersebut tidak
dapat dipercaya.
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana yang akan dilakukan peneliti terhadap siswa dalam
proses pembelajaran selama dua siklus penelitian untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
b. Lembar observasi
Lembar yang akan diisi oleh peneliti, lembar observasi
digunakan untuk mengamati perilaku siswa dan guru selama proses
pembelajaran dan digunakan sebagai parameter untuk membatasi
penelitian dari peneliti. Lembar observasi pada siswa terdiri atas
lembar afektif dan lembar psikomotor. Berikut adalah rubrik
penilaian instrumen lembar observasi serta kisi-kisinya.
17
1) Lembar observasi siswa afektif
Table 1.1 Lembar Observasi Afektif
Berikan skor 1, 2, 3, atau 4 pada tabel di atas sesuai dengan
pengamatan pada saat pelaksanaan proses pembelajaran.
Keterangan :
Berilah kategori penilaian dari skor 1-4 sebagai berikut:
Skor 4: Sangat baik
Skor 3: Baik
Skor 2: Cukup
Skor 1: Kurang
18
Table 1.2 Rubrik Penilaian Afektif
Kriteria Sangat baik(4)
Baik (3) Cukup (2) Kurang (1)
Disiplin Mampumenjalan-kan aturandengankesadarandiri
Mampumenjalan-kan aturandenganpengarahan guru
Kurangmampumenjalankan aturan
Belummampumenjalankanaturan
TanggungJawab
Tertibmengikutiinstruksidan selesaitepat waktu
Tertibmengikutiinstrukturselesaitidak tepatwaktu
Kurangtertibmengikutiinstrukturselesaitidak tepatwaktu
Tidak tertibdan tidakmenyelesaikan tugas
Percayadiri
Tidakterlihatragu-ragu
Terlihatragu-ragu
Memerlu-kanbantuanguru
Belummenunjukkakepercayaandiri
Kerjasama
Mampumembagitugas sesuaiporsianggota
Belummampumembagitugassesuaiporsianggota
Memerlu-kan batuangurumembagitugassesuaiporsi
Tidak maumembagitugas dantdak maumengerjakan
2) Lembar observasi siswa psikomotor
Table 1.3 Lembar Observasi Psikomotor
19
Berikan skor 1, 2, 3, atau 4 pada tabel di atas sesuai dengan
pengamatan pada saat pelaksanaan proses pembelajaran.
Keterangan:
A = Berdiskusi dengan teman kelompok setelah
mendapatkan instruksi dari guru
B = Mengangkat tangan sebelum mengomentari pendapat
dan menyampaikan ide atau gagasan
C = Mempresentasikan jawaban di depan kelas
D = Melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru dengan
baik
Table 1.4 Rubrik Penilaian Psikomotor
Skor Nilai Mutu Kriteria
4Sangat baik Dilaksanakan dengan baik oleh siswa, siswa
melakukannya dengan sempurna dan siswaterlihat sangat aktif
3Baik Dilaksanakan dengan cukup baik oleh siswa
melakukan dengan sedikit kesalahan, dansiswa terlihat cukup aktif
2Cukup Dilaksanakan dengan kurang baik oleh siswa,
melakukannya dengan sedikit kesalahan danterlihat kurang aktif
1 Kurang Tidak dilaksanakan oleh siswa
3) Lembar observasi guru
Table 1.5 Lembar Penilaian Guru
Kegiatan Skor AkhirA PersiapanB PelaksanaanC Penutupan
∑ skor akhirPresentaseKualifikasi
20
c. Lembar soal
Soal-soal dibuat untuk melengkapi perangkat pembelajaran dan
untuk memperoleh data pada ranah kognitif. Soal-soal dalam
penelitian ini meliputi soal post test pada siklus I dan soal post test
pada siklus II. Masing-masing soal terdiri atas 20 soal dalam bentuk
pilihan ganda.
Table 1.6 Lembar Hasil Belajar Kognitif
6. Analisis Data
Analisis data dilakukan secara kuantitatif. Analisa ini bertujuan untuk
mengetahui hasil belajar yang telah dicapai siswa juga untuk memperoleh
respon terhadap proses pembelajaran. Data hasil belajar siswa pada ranah
kognitif diperoleh dari hasil tes tertulis yaitu post test. Sedangkan data
hasil belajar siswa pada ranah psikomotor dan afektif diperoleh dari
lembar observasi (Wijayanti, 2015: 29).
a. Observasi afektif dan psikomotor
1) Nilai hasil belajar afektif setiap siswa diperoleh dengan rumus:
100 x SMRN
21
Keterangan:
N = nilai yangg dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimum
100 = bilangan tetap
Table 1.7 Kategori Hasil Belajar Afektif
Skor Nilai Kategori4 ≥85 Sangat baik3 70-84 Baik2 55-69 Cukup1 ≥54 Kurang
Sumber: Kunandar (2013: 129)
Persentase nilai hasil belajar afektif siswa secara klasikal
diperoleh dengan rumus:
100% x siswa
tuntassiswaP
2) Nilai hasil belajar psikomotor setiap siswa diperoleh dengan
rumus:
100 x SMRN
Keterangan:
N = nilai yang dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 = bilangan tetap
22
Table 1.8 Kategori Hasil Belajar Psikomotor
Skor Nilai Kategori4 ≥85 Sangat terampil3 70-84 Terampil2 55-69 Cukup terampil1 ≥54 Kurang terampil
Sumber: Kunandar, 2013
Persentase nilai hasil belajar psikomotor siswa secara
klasikal diperoleh dengan rumus:
100% x siswa terampilsiswa
P
3) Nilai hasil pengamatan guru dapat diperoleh dengan rumus:
Nilai = jumlah skor akhir A + jumlah skor akhir B + jumlah skor
akhir C
Persentase nilai pengamata guru diperoleh dengan rumus:
Persentase = %100maxsimal
akhir
skor
Table 1.9 Kriteria Penilaian
Tingkat keberhasilan (%) Keterangan85-100 Sangat Baik65-84 Baik55-64 Cukup0-54 Kurang
23
b. Hasil belajar kognitif
1) Ketuntasan belajar individu
Berdasarkan KKM yang telah ditentukan di SMP Negeri 6
Salatiga, siswa yang dituntaskan jika memperoleh nilai minimal
75. Ketuntasan belajar secara individu dengan kriteria sebagai
berikut.
Table 1.10 Ketuntasan Belajar Individu
Nilai Individu Keterangan≥ 75 dari KKM Tuntas≤ 75 dari KKM Tidak Tuntas
Untuk mengukur persentase ketuntasan belajar secara
individu menggunakan rumus:
100 maksimalskor
siswadiperoleh yangskor Nilai
2) Ketuntasan belajar klasikal
Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa secara
klasikal dihitung menggunakan rumus:
100 mengikuti yang siswaJumlah
75 nilai memperoleh yang siswaJumlah KK
Untuk menghitung rata-rata kelas menggunakan rumus:
nX
X
Dengan,X = rata-rata kelas
X = jumlah skor seluruh siswa
n = banyaknya objek (Wijayanti, 2015: 28).
24
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian
awal, bagian inti dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari: Halaman
Judul, Lembar Logo IAIN, Persetujuan Pembimbing, Pernyataan Keaslian
Tulisan, Pengesahan Kelulusan, Motto dan Persembahan, Kata Pengantar,
Abstrak, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran.
Sedangkan pada bagian inti skripsi terdapat lima bab yang terdiri dari:
Bab I berisi Pendahuluan yang mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan,
Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, dan Sistematika
Penulisan.
Bab II berisi Landasan Teori yang mencakup Kajian Teori tentang
peningkatan hasil belajar IPA materi sistem ekskresi manusia menggunakan
model Group Investigation dengan media brosur Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI)
dan Kajian Pustaka yang mendukung adanya penelitian ini. Bab III berisi
Pelaksanaan Penelitian yang mencakup Gambaran SMP Negeri 6 Salatiga,
Deskripsi Pelaksanaan Siklus I dan Deskripsi Pelaksanaan Siklus II.
Bab IV berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan yang mencakup Analisis
Hasil Siklus I, Analisis Hasil Siklus II, Analisis Uji Instrumen Soal dan
Pembahasan. Bab V berisi Penutup tentang Kesimpulan dan Saran.
Sedangkan ada bagian akhir terdiri dari Daftar Pustaka dan
Lampiran-lampiran yaitu: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Surat
25
Keterangan, Soal Siklus I dan II, Lembar Observasi, Lembar Evaluasi,
Dokumentasi Kelas, dan Daftar Riwayat Hidup.
26
2. BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Teori tentang belajar sudah ada sejak dulu, orang yang
memperkenalkan tentang teori belajar adalah Gagne, Jean Piaget,
Skinner dan masih banyak lagi. Pada dasarnya belajar adalah suatu
proses memperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap. Belajar
dimulai saat masa kecil atau kanak-kanak hingga dewasa sampai
meninggal dunia. Dari pengertian teori-teori terdahulu, pengertian
belajar mengalami perkembangan.
Belajar pada dasarnya berbicara tentang tingkah lalu seseorang
berubah sebagai akibat pengalaman yang berasal dari lingkungan.
Dari pengertian tersebut tersirat bahwa agar terjadi proses belajar
atau terjadinya perubahan tingkah laku sebelum kegiatan belajar
mengajar di kelas, seorang guru perlu menyiapkan atau merencankan
berbagai pengalaman belajar yang akan diberikan pada peserta didik
dan pengalaman belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai (Hardini dan Puspita, 2017: 4).
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang
terjadi karena latihan dan pengalaman (Mustaqim, 2012: 34). Belajar
merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan
27
belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan
oleh seseorang. Belajar memegang peran penting di dalam
perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan
bahkan persepsi orang (Rifai dan Anni, 2010: 82).
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang diwujudkan
dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap
berdasarkan pengalaman pribadi (individu) maupun orang lain
(Maisaroh dan Rostrieningsih, 2010: 161).
Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan
dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit
maupun implisit (tersembunyi). Untuk menangkap isi dan pesan
belajar, maka dalam belajar tersebut individu menggunakan
kemampuan pada ranah-ranah: kognitif (pengetahuan), afektif (sikap)
dan psikomotorik (keterampilan) (Kompri, 2015: 219).
Pengertian ini hampir sama dengan pendapat bahwa belajar
secara umum dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman
dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif
(Syah, 2017: 90).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku individu
berdasarkan pengalaman baik perubahan secara kognitif
28
(pengetahuan), afektif (sikap) maupun psikomotorik (keterampilan)
melalui sebuah proses yang panjang.
b. Prinsip-prinsip Belajar
Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai
hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat atau
kecelakaan) dan bisa melaksanakannya pada pengetahuan lain serta
mampu mengomunikasikan kepada orang lain (Pidarta, 2007: 206).
Ada sejumlah prinsip belajar menurut Gagne sebagai berikut:
1) Kontiguitas, memberikan situasi atau materi yang mirip dengan
harapan pendidik tentang respons anak yang diharapkan,
beberapa kali secara berturut-turut.
2) Pengulangan, situasi dan respons anak diulang-ulang atau
dipraktikkan agar belajar lebih sempurna dan lebih lama diingat.
3) Penguatan, respons yang benar misalnya diberi hadiah untuk
mempertahankan dan menguatkan respons itu.
4) Motivasi positif dan percaya diri dalam belajar.
5) Tersedia materi pelajaran yang lengkap untuk memancing
aktivitas anak-anak.
6) Ada upaya membangkitkan keterampilan intelektual untuk
belajar, seperti apersepsi dalam mengajar.
7) Ada strategi yang tepat untuk mengaktifkan anak-anak dalam
belajar.
29
8) Aspek-aspek jiwa anak harus dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor dalam pengajaran (Pidarta, 2007: 207).
Tujuan belajar adalah agar mendapatkan pengalaman. Belajar
bukan hanya mengetahui apa dan siapa. Di dalam belajar ada
berbagai prinsip yang harus dipatuhi agar tujuan belajar tercapai.
Menurut Mustaqim (2012: 69) berpendapat bahwa dari beberapa
teori yang dikemukakan, prinsip-prinsip belajar antara lain sebagai
berikut:
1) Belajar akan berhasil jika disertai kemauan dan tujuan tertentu.
2) Belajar akan lebih berhasil jika disertai berbuat, latihan dan
ulangan.
3) Belajar lebih berhasil jika memberi sukses yang menyenangkan.
4) Belajar lebih berhasil jika tujuan belajar berhubungan dengan
kebutuhan hidupnya.
5) Belajar lebih berhasil jika bahan yang sedang dipelajari dipahami,
bukan sekedar menghafal fakta.
6) Dalam proses belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam
diri si pelajar.
7) Hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam diri si
pelajar.
8) Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh
pemahaman.
30
c. Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Rifa’i dan Anni (2012: 80-81) berpendapat bahwa
faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses dan hasil
belajar adalah kondisi internal dan eksternal peserta didik. Kondisi
internal mencakup kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh,
kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual, emosional, dan
kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan.
Faktor-faktor internal ini dapat terbentuk sebagai akibat dari
pertumbuhan, pengalaman belajar sebelumnya, dan perkembangan.
Sama kompleksnya pada kondisi eksternal yang ada di lingkungan
peserta didik. Beberapa faktor eksternal seperti variasi dan tingkat
kesulitan materi belajar yang dipelajari, tempat belajar, proses dan
hasil belajar.
Belajar bertujuan untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan
kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan
tuntas. Menurut Syah (2017: 129) berpendapat bahwa secara global
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan
menjadi:
1) Faktor internal/dalam diri siswa yakni keadaan/kondisi jasmani
dan rohani siswa
2) Faktor eksternal/luar diri siswa yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa
31
3) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yag
meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan mempelajari materi-meteri pelajaran.
Sedangkan menurut H.C. Witherington dan Lee J. Cronbach
Bapemsi bahwa faktor-faktor serta kondisi-kondisi yang mendorong
perbuatan belajar bisa diringkas sebagai berikut:
1) Situasi belajar (kesehatan jasmani, keadaan psikis, pengalaman
dasar).
2) Penguasaan alat-alat intelektual.
3) Latihan-latihan yang terpencar.
4) Penggunaan unit-unit yang berarti.
5) Latihan yang aktif.
6) Kebaikan bentuk dan sistem.
7) Efek penghargaan (reward) dan hukuman.
8) Tindakan-tindakan pedagogis.
9) Kapasitas dasar (Mustaqim, 2012: 69-70).
d. Hasil Belajar
Teori proses belajar, belajar sebagai proses, tidak mengenal awal
dan tidak pula ada akhir. Pakar yang mengkaji secara intensif dari
teori belajar sebagai proses adalah Gagne. Ia percaya bahwa belajar
terjadi karena keterpaduan antara kondisi internal peserta didik yang
dipandu oleh kondisi eksternal, lingkungan, pembelajaran, dan
sebagainya (Prawiladilaga, 2012: 71-72).
32
Pengertian hasil belajar ialah hasil usaha bekerja atau belajar
yang menunjukkan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk
nilai. Sedangkan hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai
ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang,
prestasi belajar ditunjukan dengan jumlah nilai rapot atau tes nilai
sumatif (Warso, 2017: 167).
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan
aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang
dipelajari peserta didik (Rifai dan Anni, 2010: 85).
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli yang telah dipaparkan
maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan
tingkat keahlian dan kemampuan yang diperoleh karena adanya
pengalaman dari proses belajar. Hasil belajar merupakan kesuksesan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam menempuh suatu
proses.
2. IPA Materi Sistem Ekskresi Manusia
Hardini dan Puspita (2017: 149) menyatakan bahwa Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip
saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
33
Hakikat Pendidikan IPA merupakan salah satu aspek pendidikan
dengan menggunakan IPA sebagai alatnya untuk mencapai tujuan
pendidikan IPA khususnya. IPA merupakan suatu cabang pengetahuan
yang menyangkut fakta-fakta yang tersusun secara sistematis dan
menunjukkan berlakunya hukum-hukum umum (Warso, 2017: 167-168).
IPA juga sering disebut ilmu pasti, atau ilmu eksakta, atau ada yang
menyebutkan ilmu sains karena setiap soal yang ditemukan selalu
berkaitan dengan ilmu yang menghasilkan jawaban pasti. Sebuah ilmu
yang menuntut kekuatan berfikir cerdas dan berfikir intelektual.
Kecerdasan ini membutuhkan latihan yang sangat serius dalam
menggalinya, artinya tidak mungkin akan berfikir tajam kalau tidak
terlatih dengan ketajaman berfikirnya (Murfiah, 2017: 105). IPA
merupakan perpaduan antara biologi, fisika dan kimia yang tergabung
menjadi satu pokok bahasan. Biologi kelas VIII terdapat pokok bahasan
sistem ekskresi manusia.
a. Struktur dan Fungsi Sistem Ekskresi Manusia
Sistem ekskresi merupakan suatu sistem saluran dalam tubuh
manusia, yang terdiri ginjal dan saluran pengeluarannya yang
bertugas membersihkan tubuh dari zat-zat tidak dibutuhkan atau
tidak berguna. Kemudian zat-zat pengotor akan dibuang melalui
organ-organ ekskresi (Sartono, 2014: 119).
Sistem ekskresi berfungsi untuk membuang sisa metabolisme
agar tidak meracuni tubuh, untuk menjaga homeostatis tubuh,
34
mempertahankan keseimbangan air dalam tubuh, mempertahankan
volume dan komposisi cairan dalam tubuh, serta mengatur pH cairan
tubuh.
1) Ginjal
Ginjal merupakan salah satu organ pengeluaran zat sisa
hasil metabolisme di dalam tubuh yang tidak diperlukan oleh
tubuh. Manusia memiliki ginjal berjumlah dua buah. Letaknya
di pinggang dekat tulang rusuk bagian belakang. Ukuran
panjang ginjal sekitar 11 cm, lebar 6 cm, serta ketebalan 3 cm.
Gambar 2.1 Struktur Ginjal
Sumber: Campbell, dkk., 2012
Ginjal menjadi tempat memproduksi urine atau air seni.
Ginjal terdiri dari tiga bagian utama, di antaranya.
35
a) Bagian pelvis renalis berupa rongga ginjal yang bermuara
pada pembuluh pengumpul.
b) Bagian medulla berupa sumsum ginjal.
c) Bagian luar atau korteks (Sartono, 2014: 120).
Gambar 2.2 Proses Pembentukan Urine
Sumber: Campbell, dkk., 2012
Komposisi urin:
(1) Urea: dari perombakan asam amino di hati
(2) Kreatinin: zat buang dari otot
(3) Asam urat
(4) NaCl (natrium karbonat) (Rachmawati dan Tim Tentor,
2015: 249).
Faktor yang mempengaruhi jumlah urine:
(1) Jumlah air yang diminum
(2) Hormon insulin
(3) Hormon ADH (antidiuretik)
36
(4) Suhu lingkungan
(5) Emosi dan stres
(6) Minuman beralkohol dan kafein (Rachmawati dan Tim
Tentor, 2015: 250).
2) Kulit
Kulit merupakan salah satu organ yang dalam sistem
ekskresi berfungsi mengeluarkan keringat dari tubuh,
melindungi tubuh dari gesekan dengan benda dari luar tubuh,
sinar matahari, serangan kuman, sebagai reseptor, serta
mengontrol suhu tubuh. Kulit memiliki kelenjar keringat yang
terdapat di beberapa bagian tubuh, seperti tangan, kaki, kening,
ketiak, dan daerah pubis (Sartono, 2014: 121).
Gambar 2.3 Struktur Kulit
Sumber: Campbell, dkk., 2008
37
Kulit manusia tersusun oleh beberapa lapisan, di antaranya.
a) Epidermis (kutikula) merupakan lapisan kulit terluar.
Ketebalannya sekitar 0,07 mm. Epidermis tersusun atas
stratum korneum, stratum lusidam, stratum granulosum, dan
stratum germinativum.
b) Dermis (kulit jangat) merupakan lapisan kulit dengan ciri-ciri
terdiri atas banyak lapisan. Ketebalannya sekitar 2,5 mm,
dibentuk oleh serabut-serabut yang lentur dan terdiri atas
kolagen (Sartono, 2014: 122).
3) Paru-paru
Paru-paru selain fungsi utamanya sebagai alat pernafasan,
juga berperan dalam sistem ekskresi. Di sini zat sisa hasil
metabolisme akan dikeluarkan ke luar tubuh. Di dalam
paru-paru, zat yang dibuang berupa H2O (air) dan CO2
(karbondioksida). Yang mana keduanya merupakan zat sisa hasil
metabolisme karbohidrat dan lemak yang dikeluarkan melalui
jaringan tubuh. Dari paru-paru, air dan karbondioksida dibawa
oleh darah menuju jantung melalui pembuluh vena. Selanjutnya
dari jantung zat sisa tersebut akan dipompa ke paru-paru agar
berdifusi di alveolus (Sartono, 2014: 119). Reaksi respirasi:
Reaksi: C6H12O6 + O2 → CO2 + H2O + ATP
38
Gambar 2.4 Struktur Paru-Paru
Sumber: Campbell, dkk., 2012
4) Hati
Dalam tubuh, hati memiliki beberapa fungsi, seperti sebagai
penawar racun yang bersumber dari alkohol, obat-obatan, asam
amonia, maupun asam laktat. Tanpa adanya hati, manusia bisa
mati karena tubuh keracunan oleh bahan-bahan tersebut. Selain
itu, hati juga menjadi tempat pembentukan dan perombakan
eritrosit. Kemudian hati bertugas mensekresikan cairan empedu
dan urea. Cairan empedu merupakan cairan yang berwarna hijau
kebiru-biruan yang ditampung dalam kantong empedu.
Selanjutnya disalurkan ke usus dua belas jari (Sartono, 2014:
123).
39
Gambar 2.5 Struktur Anatomi Hati
Sumber: Campbell, dkk., 2008
Cairan empedu terdiri dari garam empedu dan zat warna
empedu. Garam empedu berfungsi sebagai pengemulsi lemak.
Sedangkan zat warna empedu tidak berguna sehingga harus
dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat itu diserap oleh darah dan
akan keluar melalui proses penyaringan darah di dalam ginjal.
Itulah mengapa urine sering kali berwarna. Selain itu, zat warna
empedu juga mewarnai feses (Sartono, 2014: 123).
b. Gangguan pada Sistem Ekskresi Manusia dan Upaya untuk
Mencegahnya
Sistem ekskresi manusia bisa mengalami gangguan sehingga
menyebabkan sistem kerjanya kurang maksimal. Beberapa gangguan
yang terjadi pada sistem ekskresi manusia, antara lain.
1) Gagal ginjal merupakan suatu penyakit dimana fungsi organ
ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu
bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan
40
elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia
tubuh seperti sodium dan kalium di dalam darah atau produksi
urine.
2) Diabetes mellitus terjadi karena kekurangan jumlah hormon
insulin atau kurang sempurnanya kerja insulin, yaitu hormon
yang bertugas membawa glukosa (gula) darah ke dalam sel untuk
pembentukan energi (Sartono, 2014: 124).
3) Albuminuria, urin mengandung protein, karena kerusakan
glomerulus sehingga proses filtrasi terganggu. Penyakit ini dapat
diuji dengan uji biuret, dengan hasil positif berwarna ungu.
Albuminuria dapat terjadi akibat kurangnya asupan air ke dalam
tubuh sehingga memperberat kerja ginjal, mengonsumsi terlalu
banyak protein, kalsium, dan vitamin C dapat membuat
glomerulus harus bekerja lebih keras sehingga meningkatkan
risiko kerusakannya. Upaya yang dapat dilakukan untuk
mencegah albuminuria adalah dengan mengatur jumlah garam
dan protein yang dikonsumsi, serta pola hidup sehat untuk
mengatur keseimbangan gizi.
4) Nefritis, kerusakan pada glomerulus akibat infeksi bakteri. Hal
ini mengakibatkan urea dan asam urin masuk kembali ke darah
(uremia) (Rachmawati dan Tim Tentor, 2015: 250).
5) Hematuria, urin mengandung darah. Hal ini dikarenakan adaya
iritasi pada saluran ekskresi. Upaya pencegahan hematuria dapat
41
dilakukan dengan segera buang air kecil ketika ingin buang air
kecil, membersihkan tempat keluarnya urine dari arah depan ke
belakang untuk menghindari masuknya bakteri dari dubur, serta
banyak minum air putih. Ketika seseorang sakit hematuria, maka
penanganan yang diberikan adalah dengan memberi antibiotik
untuk membersihkan infeksi bakteri pada saluran kemih.
6) Poliura, urin terlalu encer karena kegagalan nefron saat
reabsorbsi.
7) Oligoura, urin sangat sedikit karena adanya kerusakan total dari
ginjal (Rachmawati dan Tim Tentor, 2015: 250).
3. Model Group Investigation
a. Model Pembelajaran Kooperatif
Model adalah bentuk representasi akurat, sebagai proses actual
yang memungkinkn seseorang atau sekelompok orang mencoba
bertindak berdasarkan model itu. Model pembelajaran merupakan
landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi
pendidikan dan teori belajar yang diarahkan pada implementasi
kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di depan kelas
(Warso, 2017: 91).
Dapat diartikan bahwa model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain
pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas dan untuk
menentukan material/perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya
42
buku-buku, media (film-film), tipe-tipe, program-program media
komputer, dan kurikulum.
Pembelajaran kooperatif formal adalah suatu bentuk
pembelajaran kooperatif dimana siswa bekerja secara bersama-sama,
pada jam pelajaran tertentu selama beberapa minggu, untuk
mencapai tujuan pembelajaran bersama dngan memastikan bahwa
mereka dan teman satu kelompoknya berhasil menyelesaikan tugas
belajar yang diberikan dengan baik (Johnson,dkk, 2010: 12).
Berdasarkan uraian di atas dapat dijabarkan bahwa model
pembelajaran kooperatif merupakan bentuk suatu proses
pembelajaran di dalam kelas yang menekankan pada kerjasama antar
anggota kelompok kecil. Dalam hal ini Slavin (2010: 4) berpendapat
bahwa pembelajaran kooperatif bukanlah gagasan baru dalam dunia
pendidikan, tetapi sebelum masa belakangan ini, metode ini haya
digunakan oleh beberapa guru untuk tujuan tertentu, seperti
tugas-tugas atau laporan kelompok tertentu. Lebih dari itu,
pembelajaran kooperatif juga dapat digunakan sebagai cara utama
dalam mengatur kelas untuk pengajaran.
b. Group Investigation
Model pembelajaran kooperatif GI merupakan metode
pembelajaran dengan siswa belajar secara kelompok, kelompok
belajar terbentuk berdasarkan topik yang dipilih siswa (Afrilita, 2017:
38).
43
Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
merupakan model pembelajaran yang bisa mengajak mahasiswa
untuk berfikir secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.
Model ini tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi
seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan
pengembangan keterampilan (Setiawan, 2013: 2).
Model pembelajaran kooperatif tipe GI adalah suatu rancangan
dan pedoman dalam pembelajaran. Menurut Ngalimun (2017: 339)
berpendapat bahwa model kooperatif tipe GI dengan sintaks:
pengarahan, buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas,
rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap kelompok menginvestigasi
proyek tertentu, pengolahan data penyajian data hasil investigasi,
presentasi, kuis individual, buat skor perkembangan siswa, umumkan
hasil kuis dan berikan reward.
Menurut Slavin (2010: 218-226) menyatakan tahapan-tahapan
dalam Group Investigation ini menjadi enam tahap yaitu:
1) Mengidentifikasi topik dan mengatur murid dalam kelompok.
2) Merencanakan tugas yang akan dipelajari.
3) Melakukan investigasi.
4) Menyiapkan laporan akhir.
5) Mempresentasikan laporan akhir.
6) Evaluasi.
44
Memiliki maksud yang sama dengan pendapat-pendapat yang
lain, tahapan model Group Investigation di dalam kelas dapat
diuraikan sebagai berikut langkah-langkah Group Investigation
menurut Warso (2017: 99) adalah:
1) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
2) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
3) Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga
satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yag berbeda dari
kelompok lain
4) Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada
secara kooperatif berisi penemuan
5) Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan
hasil pembahasan.
Dalam penelitian ini langkah-langkah pembelajaran yang akan
digunakan yaitu sebagai berikut:
1) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang
heterogen.
2) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
yang harus dikerjakan.
3) Guru mengundang ketua-ketua kelompok.
4) Masing-masing kelompok membahas materi tugas secara
kooperatif dalam kelompoknya.
45
5) Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua
kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil
pembahasan dengan media brosur KAI.
6) Kelompok lain dapat memberikan tanggapan dan hasil
pembahasan.
7) Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi
miskonsepsi dan memberikan kesimpulan.
8) Evaluasi.
4. Media Brosur Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI)
Proses pembelajaran sangatlah penting bagi guru dalam mendesain
media pembelajarannya sehingga dapat membuat siswa mudah mengerti
dan mendukung aktivitas siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang
optimal.
Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk
jamak dari “medium” yang secara harafiah berarti perantara atau
pengantar. Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses
komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut
media pembelajaran (Falahudin, 2014: 108).
Media pembelajaran adalah media-media yang digunakan dalam
pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana
pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa).
Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu
bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa. Jika
46
program media itu didesain akan dikembangkan secara baik, maka fungsi
itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru
(Cahyono, 2019: 2).
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas tentang media
pembelajaran maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
sebuah alat bantu yang digunakan seorang guru agar dapat mencapai
tujuan dan hasil belajar yang maksimal dalam proses pembelajaran.
a. Pengertian Media Brosur
Media merupakan suatu alat yang bersifat untuk menyalurkan
pesan yang berisi informasi dari seorang informan (guru) kepada
orang lain (siswa). Menurut Arsyad dalam Reis, dkk (2018: 41)
berpendapat bahwa media pembelajaran terbagi menjadi 5 bagian
yaitu: media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main-peran
dan kegiatan kelompok), media berbasis cetak (buku, modul, lembar
kegiatan siswa dan brosur), media berbasis visual (bagan, grafik dan
model/maket), media audio-visual (video, film, slide, tape dan
televisi), dan media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan
komputer).
Menurut Rhepon (2014: 33) berpendapat bahwa media brosur
adalah suatu alat untuk menyampaikan informasi yang sistematis
yang dicetak pada beberapa halaman kertas dan dilipat. Oleh karena
itu, media brosur bimbingan belajar merupakan suatu alat untuk
47
menyampaikan informasi yang diberikan kepada siswa dalam
menghadapi dan memecahkan masalah belajarnya.
Kurnia, dkk (2015: 106) berpendapat bahwa brosur adalah bahan
informasi tertulis tentang suatu masalah yang disusun secara
bersistem atau cetakan terdiri atas beberapa halaman dan dilipat
tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat
tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa media brosur adalah alat pembelajaran yang berupa
selembaran kertas tanpa dijilid yang berisi informasi secara singkat
tetapi lengkap yang berguna untuk mempermudah pemahaman siswa
dalam belajar.
b. Fungsi Media Brosur
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan
berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran
menempati posisi yang cukup penting, sebagai salah satu komponen
sistem pembelajaran. Media pembelajaran adalah komponen integral
dari sistem pembelajaran (Daryanto, 2010: 7).
Syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar, yaitu:
1) Media pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
48
2) Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat
atau didengar.
3) Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar.
4) Media pembelajaran juga harus sesuai dengan kondisi individu
siswa.
5) Media pengajaran tersebut merupakan perantara atau medium
dalam proses pembelajaran siswa (Cahyono, 2019: 15-16).
Menurut Daryanto (2010: 8-11) berpendapat bahwa media
memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru)
menuju penerima (siswa). Fungsi media dalam proses pembelajaran
adalah sebagai berikut.
1) Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada
masa lampau.
2) Mengamati benda/peristiwa yag sukar dikunjungi, baik karena
jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang.
3) Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang
sukar diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak
memungkinkan, baik karena terlalu besar atau terlalu kecil.
4) Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara
langsung.
5) Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati
secara langsung karena sukar ditangkap.
49
6) Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau
berbahaya untuk didekati.
7) Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak/sukar
diawetkan.
8) Dengan mudah membandingkan sesuatu.
9) Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara
lambat.
10) Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung
secara cepat.
11) Mengamati gerakan-gerakan mesin/alat yang sukar diamati
secara langsung.
12) Melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari suatu alat.
13) Melihat ringkasan dari suatu rangkaian pengamatan yang
panjang/lama.
Usman dan Asnawir (2002: 24) berpendapat bahwa media
pembelajaran mempunyai fungsi:
1) Membantu memudahkan belajar bagi siswa/mahasiswa dan
membantu memudahkan mengajar bagi guru/dosen.
2) Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat
menjadi konkrit).
3) Menarik perhatan siswa lebih besar (jalannya pelajaran tidak
membosankan).
50
4) Semua indera murid dapat diaktifkan dan lebih menarik perhatian
dan minat murid dalam belajar.
5) Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.
Berdasarkan beberapa penjelasan mengenai fungsi pembelajaran
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi media brosur adalah
untuk membantu mempermudah siswa dalam pembelajaran dengan
efisien melalui selembar kertas bergambar dan berisi keterangan
secara ringkas dan jelas.
c. Media Brosur Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI)
Media grafis adalah suatu penyajian secara visual yang
menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, tullisan-tulisan,
atau simbol visual yang lain dengan maksud untuk mengihtiarkan,
menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data atau kejadian
(Daryanto, 2010: 19).
Kelebihan yang dimiliki media brosur adalah bentuknya
sederhana, ekonomis, baha mudah diperoleh, dapat menyampaikan
rangkuman, mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, tanpa
memerlukan peralatan khusus dan mudah penempatannya.
Kelemahan media brosur adalah tidak dapat menjangkau kelompok
besar, hanya menekankan persepsi indra penglihatan saja, tidak
menampilkan unsur audio dan motion.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas mengenai media brosur,
maka peneliti menggunakan media brosur yang dinamakan media
51
brosur Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI). Media brosur Kreatif, Aktif,
Inovatif (KAI) ini merupakan gabungan antara gambar dan tulisan
dalam satu bidang yang memberikan informasi tentang satu atau
lebih ide pokok yang bervariasi. Media brosur KAI digunakan untuk
membangkitkan kreatifitas dan inovasi siswa dalam mengembangkan
gambaran mengenai materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru
secara aktif.
Gambar 2.6 Media Brosur KAI
Desain brosur harus dirancang semenarik mungkin. Grafis pada
brosur harus diperhatikan. Pembuatan media brosur KAI yang
dilakukan siswa memiliki tahapan-tahapan. Ada beberapa tahapan
yang harus diperhatikan agar grafis brosur menarik seperti yang
digambarkan oleh Kusrianto pada gambar di bawah ini (Kurnia, dkk.,
2015: 106)
52
Gambar 2.7 Tahapan Membuat Desain Grafis
Sumber: Kusrianto, 2009
B. Kajian Pustaka
Penelitian ini mengenai peningkatan hasil dan motivasi belajar IPA
melalui model Group Investigation dengan media brosur materi sistem
ekskresi manusia pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Salatiga tahun
pelajaran 2019/2020. Berdasarkan eksplorasi peneliti, ditemukan beberapa
kajian yang relevan dengan penelitian ini.
Pertama adalah penelitian dari Rosmeidani Harahap dan Betty M. Turnip
pada tahun 2014 yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Group Investigation (GI) Berbantu Media Flash Terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa SMA”. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat adanya
perbedaan peningkatan hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol
yaitu kelas eksperimen dengan nilai rata-rata pretes 37,30 dan postes 67,82
sedangkan pada kelas kontrol dengan nilai rata-rata pretes 35,78 dan postes
60,78. Demikian juga aktivitas siswa pada kelas eksperimen mengalami
peningkatan yaitu pada pertemuan I rata-rata aktivitas siswa kelas eksperimen
53
adalah 59,12, sedangkan pada pertemuan II meningkat menjadi 71,62. Model
pembelajaran kooperatif tipe kooperatif tipe Group Investigation (GI)
berbantu media flash memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil
belajar dan keaktifan siswa pada materi pokok Hukum Newton di kelas X
semester SMA Negeri 14 Medan.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini antara lain pada
subjek penelitian dan media pembelajaran yang digunakan. Pada penelitian
terdahulu subjeknya adalah siswa SMA sedangkan pada penelitian ini
subjeknya merupakan siswa SMP. Jika pada penelitian terdahulu
menggunakan sampel dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kontrol,
penelitian ini hanya menggunakan satu kelas sebagai penelitan. Media yang
digunakanpun berbeda pada penelitian ini media brosur merupakan media
sederhana sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan media flash yang
merupakan media teknologi.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada
bidang kajian yang sama-sama meneliti hasil belajar siswa dan jelas
kajiannya yaitu ilmu sains, jika di penelitian sebelumnya bidang fisika pada
penelitian ini lebih cenderung ke biologi.
Kedua adalah penelitian dari Dewa Ayu Sri Ratnani pada tahun 2019
yang berjudul “Peningkatan Kreativitas Siswa SMP Wisata Sanur Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Berbasis Media
Mind Mapping”. Penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis
terhadap hasil kreativitas peserta didik dalam pembuatan Mind Mapping
54
dengan menggunakan uji stastistik non parametrik Ujiwilcoxon Matched
pairs dengan membandingkan penilaian hasil kreativitas peserta didik pada
pretest dan posttest, diperoleh nilai probabilitas (P) = 0,018 < taraf
signifikansi 0,05, hal ini menunjukkan perbedaan yang sangat nyata antara
pre test dan post test yang dapat dikatakan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation berbasis media Mind
Mapping meningkatkan kreativitas siswa SMP Wisata Sanur. Hasil analisis
statistik deskriptif yang telah dilakukan bahwa adanya peningkatan jumlah
skor kreativitas siswa yaitu (75,3 menjadi 169,2) dalam pembuatan Mind
Mapping sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation (GI) berbasis Mind Mapping.
Berdasarkan penelitian tersebut, model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation dengan media pembelajaran merupakan pembelajaran
yang dapat meningkatkan aspek-aspek tertentu. Persamaan dengan penelitian
yang peneliti buat adalah penelitian ini menggunakan model pembelajaran
yang sama yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan
media pembelajaran yang digunakan merupakan media grafis dengan bahan
kertas.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada
lokasi dan bidang kajiannya. Pada penelitian terdahulu menggunakan lokasi
di SMP Wisata Sanur sedangkan lokasi pada penelitian ini berlokasi di SMP
Negeri 6 Salatiga. Begitu pula bidang kajiannya, bidang kajian pada
55
penelitian terdahulu pada peningkatan kreativitas sedangkan pada penelitian
ini lebih menekankan pada hasil belajar.
Ketiga adalah penelitian dari Sang Ayu Ika Made Utari Dewi, dkk pada
tahun 2013 yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation (GI) Dengan Media Photovoice Berbasis Lanskap
Budaya Subak Terhadap Perilaku Berkelompok Siswa SMP Amarawati
Tampaksiring”. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif
tipe GI dengan media photovoice berbasis subak berpengaruh nyata
(p=0,028
56
kreativitas, keaktifan dan inovasi siswa menggunakan media brosur Kreatif,
Aktif, Inovatif (KAI) yang merupakan media brosur yang berbeda dengan
media brosur biasa. Jika pada penelitian sebelumnya kurang terfokus pada hal
yang akan dikaji, penelitian ini akan mengkaji peningkatan hasil belajar pada
mata pelajaran IPA khususnya materi sistem ekskresi manusia.
57
3. BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Negeri 6 Salatiga
1. Identitas Sekolah
Table 3.1 Profil SMPN 6 Salatiga
1. Identitas Sekolah1 Nama Sekolah : SMP NEGERI 6 SALATIGA2 NPSN : 203284393 Jenjang Pendidikan : SMP4 Status Sekolah : Negeri5 Alama