Post on 16-Oct-2021
Joko Tripono, Peningkatan Kemampuan Guru Kelas IV Melaksanakan Metode Snowball Throwing… 287
PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS IV MELAKSANAKAN
METODE SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN
PECAHAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI 10 SD BINAAN
KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG
SEMESTER II TAHUN 2015/2016
Oleh:
Joko Tripono
Pengawas TK, SD, SDLB Kecamatan Sendang
Abstrak. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
menerapkan Metode Snowball Throwing melalui pembinaan yang dilakukan supervisor sekolah da-
lam rangka meningkatkan motivasi guru dan prestasi belajar siswa kelas IV di 10 SDN Binaan Ke-
camatan Sendang Kabupaten Tulungagung Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian di-
lakukan pada bulan Maret sampai bulan April 2016, yaitu dalam waktu 8 minggu, sesuai dengan
jadwal pelajaran dari sekolah yang menjadi subyek penelitian. Tempat pelaksanaan penelitian ini
adalah 10 SD Binaan Peneleiti di Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah dengan memperhatikan usaha yang dilakukan dalam penelitian ini dan berdasar
tugas yang dilakukan oleh supervisor sekolah untuk membina dan memotivasi guru dalam mene-
rapkan Metode Snowball Throwing dalam pembelajaran Matematika dan peningkatan prestasi sis-
wa, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa peranan tugas supervisor sekolah dalam membina
dan memotivasi guru, mampu meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam menerapkan
Pembelajaran dengan Metode Snowball Throwing. Metode Snowball Throwing sangat efektif untuk
meningkatkan motivasi belajar dan prestasi siswa. Metode Snowball Throwing sangat sesuai untuk
menumbuhkan kekritisan siswa dalam menganalisis, membedakan, menggeneralisasikan, dan
menghipotesis permasalahan. Semakin intensif penerapan Metode Snowball Throwing semakin
meningkatkan prestasi belajar dan motivasi siswa. Semakin intensif menerapkan Metode Snowball
Throwing, semakin meningkat jumlah atau persentase siswa mengalami ketuntasan belajar, jika
dilaksanakan secara konsisten berdasarkan alur siklus yang benar.
Kata Kunci: Metode Snowball Throwing, Matematika, Kemampuan Guru
Pendidikan pada Era sekarang selalu muncul
masalah-masalah baru seiring tuntutan per-
kembangan zaman karena pada dasarnya
sistem pendidikan nasional senantiasa di-
kembangkan sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan baik ditingkat lokal, nasional,
maupun global. Menurut Fuad Ihsan (2013:
7) Pendidikan adalah aktivitas dan usaha
manusia untuk meningkatkan kepribadi-
annya dengan jalan membina potensi-potensi
pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa,
cipta dan budi nurani) dan jasmani (panca
indera serta keterampilan-keterampilan).
Tugas seorang Supervisor Sekolah sa-
lah satunya adalah bertanggung jawab untuk
meningkatkan kualitas proses belajar meng-
ajar/bimbingan dan hasil prestasi belajar/
bimbingan siswa dalam rangka pencapaian
tujuan pendidikan nasional. Dan yang ter-
masuk dalam wewenang supervisor sekolah
antara lain memilih dan menentukan metode
kerja untuk mencapai hasil yang optimal
dalam melaksanakan tugas dengan sebaik-
baiknya sesuai dengan kode etik profesi,
menciptakan tingkat kinerja guru dan tenaga
lain yang diawasi serta faktor-faktor yang
288 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 2, AGUSTUS 2017
mempengaruhi, dan menentukan dan atau
mengusulkan program pembinaan serta
melakukan pembinaan.
Setelah peneliti melakukan pengamat-
an pada 10 SD Binaan dapat diketahui jika
prestasi belajar siswa Kelas IV pada mata
pelajaran Matematika masih rendah. Hal ini
mungkin terjadi karena dalam pembelajaran
Matematika guru sering menggunakan model
pembelajaran ceramah. Dan model pembe-
lajaran ini tidak dapat membangkitkan
aktivitas siswa dalam belajar. Kegiatan terse-
but tampak dari perilaku siswa yang cende-
rung hanya mendengar dan mencatat
pelajaran yang diberikan guru. Siswa tidak
mau bertanya apalagi mengemukakan penda-
pat tentang materi yang diberikan.
Dari permasalahan tersebut, sebagai
usaha untuk meningkatkan keaktifan dan
hasil belajar siswa, maka perlu dikembang-
kan strategi pembelajaran yang sesuai dan
tepat, salah satunya adalah metode Snowball
Throwing. Menurut Miftahul H. (2013:226),
“Pembelajaran Snowball Throwing atau
Snowball Fight merupakan pembelajaran
yang diadopsi pertama kali dari game fisik
dimana segumpalan salju dilempar dengan
maksud memukul orang. Dalam konteks
pembelajaran Snowball Throwing diterapkan
dengan melempar segumpalan kertas untuk
menunjuk siswa yang diharuskan menjawab
soal dari guru”.
Supervisor adalah orang atau badan
yang melakukan kegiatan supervisi/ penga-
wasan di sekolah. Maka kegiatan supervisi
atau lebih tepatnya pengawasan (Control-
ling) adalah merupakan salah satu fungsi
manajemen untuk menjaga agar kegiatan pe-
laksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi
dalam rangka mencapai tujuan dapat berjalan
dengan efektif dan efisien sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Supervisor sekolah mempunyai tugas
pokok menilai dan membina penyelenggara-
an pendidikan pada sejumlah sekolah tertentu
baik negeri maupun swasta yang menjadi
tanggung jawabnya. Meningkatkan kualitas
proses belajar mengajar/bimbingan dan hasil
prestasi belajar/bimbingan siswa dalam rang-
ka mencapai tujuan pendidikan, merupakan
salah satu tanggung jawab dari supervisor
sekolah.
Untuk itu supervisor sekolah harus me-
miliki program yang terencana, terarah,
terpadu, dan berkesinambungan. Di samping
itu supervisor sekolah dalam menjalankan
tugasnya harus berperan aktif dengan me-
nonjolkan unsur pembinaan daripada unsur
sebagai inspektur. Adapun rincian tugas su-
pervisor sekolah, salah satunya adalah mem-
berikan contoh pelaksanaan tugas guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar/
bimbingan siswa. (Depdiknas, 2002).
Kemampuan guru merupakan faktor
pertama yang dapat mempengaruhi keberha-
silan pembelajaran. Guru yang memilki
kemampuan tinggi akan bersikap kreatif dan
inovatif dan selamanya akan mencoba dan
mencoba menerapkan berbagai penemuan
baru yang dianggap lebih baik untuk pembe-
lajaran siswa. suatu asumsi bahwa peningkat-
an mutu pembelajaran di sekolah dapat
dicapai melalui peningkatan mutu sumber
daya manusia (guru dan tenaga kependidikan
lainnya). Walaupun diakui bahwa kompo-
nen-komponen lain turut memberikan kon-
tribusi dalam peningkatan mutu pembela-
jaran. Peningkatan sumber daya manusia
telah banyak dilakukan pemerintah, terutama
peningkatan kompetensi guru. Usaha ini
berupa peningkatan melalui pendidikan
Joko Tripono, Peningkatan Kemampuan Guru Kelas IV Melaksanakan Metode Snowball Throwing… 289
maupun pelatihan, workshop, atau bentuk
lainnya.
Guru adalah figur manusia sumber
yang menempati posisi dan memegang peran
penting dalam pendidikan. Ketika semua
orang mempersoalkan masalah dunia pendi-
dikan figur guru mesti terlibat dalam agenda
pembicaraan terutama yang menyangkut per-
soalan pendidikan formal di sekolah. Pen-
didik atau guru merupakan tenaga pro-
fesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, melakukan pembimbing-
an dan pelatihan, serta melakukan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat, terutama
bagi pendidik pada perguruan tinggi. Hal
tersebut tidak dapat disangkal kerana
lembaga pendidikan formal adalah dunia
kehidupan guru. sebagai besar waktu guru
ada di sekolah, sisanya ada di rumah dan di
masyarakat (Djamarah, 2002).
Pembelajaran dengan metode Snowball
Throwing merupakan salah satu modifikasi
dari teknik bertanya yang menitik beratkan
pada kemampuan merumuskan pertanyaan
yang dikemas dalam sebuah permainan
menarik. Pembelajaran Snowball Throwing
atau yang juga sering dikenal dengan
Snowball Fight dari permainan fisik di mana
segumpulan salju dilempar dengan maksud
memukul orang lain. Dalam konteks pembe-
lajaran, Snowball Throwing diterapkan de-
ngan melempar segumpulan kertas untuk me-
nunjuk siswa yang diharuskan menjawab
soal dari guru.
Lemparan pertanyaan tidak mengguna-
kan tongkat sebagaimana pada model
Talking Stick, tetapi menggunakan kertas
berisi pertanyaan yang diremas manjadi
sebuah bola kertas kemudian dilempar-lem-
parkan kepada siswa lain. Siswa yang men-
dapat bola kertas lalu membuka dan men-
jawab pertanyaan di dalamnya. (Miftahul
Huda, 2013:226)
Pembelajaran ini digunakan untuk
memberikan konsep pemahaman materi yang
sulit kepada siswa serta dapat juga digunakan
untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan
dan kemampuan siswa dalam materi tersebut.
Matematika muncul saat orang-orang
mulai menentukan masalah-masalah rumit
yang melibatkan kuantitas, struktur, ruang,
dan perubahan. (Wahyu M., 2011:5) Awal-
nya masalah itu dijumpai dalam bidang per-
dagangan, pengukuran tanah, dan astronomi.
(Endang, 2012:113) Perkembangan ilmu pe-
ngetahuan dan teknologi yang semakin cepat
menuntut setiap manusia untuk mampu
menyesuaikan diri guna mengikuti perubah-
an-perubahan yang terjadi, serta mampu
memecahkan masalah yang dihadapnya se-
cara cermat, tepat dan kreatif. Maka tidak
heran jika peradapan manusia berubah de-
ngan pesat karena ditunjang oleh partisipasi
matematika yang selalu mengikuti perubahan
dan perkembangan zaman.
METODE PENELITIAN
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini
dilaksanakan di sekolah binaan peneliti, ya-
itu, di 10 SD Kecamatan Sendang Kabupaten
Tulungagung. 10 SD Binaan peneliti yang
akan dijadikan tempat penelitian adalah SDN
1 Geger, SDN 2 Geger, SDN 3 Geger, SDN
1 Krosok, SDN 2 Krosok, SDN 3 Kedoyo,
SDN 4 Kedoyo, SDN 4 Nyawangan, SDN 2
Picisan, dan SDIT AT TAQWA.
Sedangkan yang menjadi subyek pene-
litian adalah 1 (satu) orang guru mata
pelajaran Matematika (guru Kelas IV) dari
masing-masing sekolah, sehingga jumlahnya
sebanyak 10 orang.
290 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 2, AGUSTUS 2017
Pelaksanaan penelitian ini melalui pu-
taran-putaran spiral, yakni suatu daur ulang
berbentuk spiral yang dimulai dari peren-
canaan (planning), diteruskan dengan pelak-
sanaan tindakan (acting), dan diikuti dengan
pengamatan sistematik terhadap hasil tindak-
an yang dilakukan (observating), dan refleksi
berdasarkan hasil pengamatan (reflecting),
kemudian diulangi lagi dengan perencanaan
tindakan berikutnya (replanning) dan
seterusnya.
Dalam penelitian ini, untuk mendapat-
kan data peneliti menggunakan isntrumen
penelitian berupa lembar pengamatan guru
dan siswa, lembar soal pre-test dan post test,
daftar hadir siswa, dan daftar nilai pre-
test/pos-test. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini, sesuai de-
ngan desain penelitian yang telah diuraikan
adalah tes, observasi, dan catatan lapangan.
Penelitian ini menggunakan perpaduan
antara teknik analisis data kualitatif dan tek-
nik analisis data kuantitatif karena sebagian
data yang diperoleh berupa data kuantitatif.
Analisis data kualitatif dari penelitian ini
akan dilakukan melalui 3 tahap, yaitu: (1)
reduksi data, adalah proses penyederhanaan
yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan,
dan pengabstraksian data mentah menjadi
informasi yang bermakna; (2) paparan data,
adalah proses penampilan data secara
sederhana dalam bentuk naratif, representasi
tabulasi termasuk dalam format matrik,
grafis, dsb; (3) penyimpulan, adalah proses
pengambilan intisari dari sajian data yang-
telah diorganisasi tersebut dalam bentuk
pernyataan kalimat yang singkat dan padat
tetapi mengandung pengertian luas.
Sedangkan analisis data kuantitatif da-
lam penelitian ini akan menggunakan analisis
data dengan jenis statistik Preskritif karena
adanya data- data prestasi siswa yang
dihitung berdasarkan hasil pengamatan yang
berupa skala nilai dan dimasukkan dalam
tabel-tabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kajian Awal
Sebelum memasuki siklus penelitian,
peneliti bersama kolaborator penelitian
memberikan pertanyaan apresiasi untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa
terhadap mata pelajaran Matematika materi
“penjumlahan dan pengurangan pecahan”
pada 10 SD Binaan Kecamatan Sendang
Kabupaten Tulungagung Semester II Tahun
pelajaran 2015/2016. Selanjutnya guru mela-
kukan tanya jawab dengan siswa tentang
materi pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui kemampuan siswa. Di samping
itu guru juga memberi tes kemampuan
tentang materi penjumlahan dan pengu-
rangan pecahan kepada siswa melalui “tes
tertulis” atau pre Test untuk mengetahui
kemampuan awal siswa sesuai pokok bahas-
an di atas sebelum dilaksanakan penelitian
tindakan.
Dari hasil pengamatan yang telah dila-
kukan oleh peneliti pada 10 SD Binaan dapat
diketahui jika prestasi belajar siswa Kelas IV
pada mata pelajaran Matematika masih
rendah. Hal ini mungkin terjadi karena dalam
pembelajaran Matematika guru sering
menggunakan model pembelajaran ceramah.
Dan model pembelajaran ini tidak dapat
membangkitkan aktivitas siswa dalam
belajar. Hal ini tampak dari perilaku siswa
yang cenderung hanya mendengar dan men-
catat pelajaran yang diberikan guru. Siswa
tidak mau bertanya apalagi mengemukakan
pendapat tentang materi yang diberikan.
Sedangkan untuk hasil “Pre-Test” yang
dilakukan terhadap siswa guna mendapatkan
data awal, dapat dilihat pada tabel 1.
Joko Tripono, Peningkatan Kemampuan Guru Kelas IV Melaksanakan Metode Snowball Throwing… 291
Tabel 1 Data Hasil Pre-Test sebelum siklus di 10 SD Binaan
No SD Binaan Jumlah Siswa Rata-rata Nilai Jumlah Siswa Yang Tuntas
1 SDN 1 Geger 23 64.04 11
2 SDN 2 Geger 21 65.71 11
3 SDN 3 Geger 24 65.00 11
4 SDN 1 Krosok 26 65.77 12
5 SDN 2 Krosok 28 66.07 16
6 SDN 3 Kedoyo 29 63.10 14
7 SDN 4 Kedoyo 24 64.58 11
8 SDN 4 Nyawangan 22 65.00 10
9 SDN 2 Picisan 27 62.96 12
10 SDIT AT TAQWA 30 62.67 13
Jumlah 254 644.91 121
Rata-rata 64.49
Tabel 2 Data Ketuntasan Belajar Siswa Di 10 SD Binaan Pada Pra Siklus
No SDN Binaan Jumlah Ketuntasan Persentase Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
1 SDN 1 Geger 11 12 47.83 52.17
2 SDN 2 Geger 11 10 52.38 47.62
3 SDN 3 Geger 11 13 45.83 54.17
4 SDN 1 Krosok 12 14 46.15 53.85
5 SDN 2 Krosok 16 12 57.14 42.86
6 SDN 3 Kedoyo 14 15 48.28 51.72
7 SDN 4 Kedoyo 11 13 45.83 54.17
8 SDN 4 Nyawangan 10 12 45.45 54.55
9 SDN 2 Picisan 12 15 44.44 55.56
10 SDIT AT TAQWA 13 17 43.33 56.67
Jumlah 121 133 476.68 523.32
Rata-rata 47.67 52.33
Dari data tabel 1, terlihat jelas bahwa
kemampuan siswa terhadap penguasaan ma-
teri sebelum diterapkan Metode Snowball
Throwing masih sangat rendah, yaitu rata-
rata 64,49. Di samping itu, dilihat dari jumlah
siswa yang belajarnya mencapai ketuntasan
atau mencapai standar ketuntasan minimal
yang ditentukan (nilai 70), persentasenya
tergambar sebagaimana dalam Tabel 2.
Dari data Table 2, terlihat jelas bahwa
ketuntasan individual siswa terhadap pe-
nguasaan materi sebelum diterapkan Metode
Snowball Throwing dalam pembelajaran Ma-
tematika masih sangat rendah, yaitu hanya
121 dari 254 siswa atau hanya 47,67% saja
siswa yang tuntas dalam dalam belajar.
Siklus I
Perencanaan (Planning)
Kegiatan yang dilaksanakan pada si-
klus ini adalah peneliti merencanakan
pemberian contoh kepada guru tentang ta-
hapan penerapan Metode Snowball Throwing
dalam pembelajaran yang harus dilakukan
oleh guru. Selanjutnya guru melaksanakan
tahapan yang disarankan oleh peneliti, yaitu:
merencanakan tindakan pembelajaran siswa
dengan menggunakan Metode Snowball
Throwing. Metode ini menekankan pada
proses pembelajaran yang menerapkan
menggunakan metode pendekatan diagnostik
Preskritif, peranan guru lebih intensif, peran
292 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 2, AGUSTUS 2017
siswa lebih leluasa, dan menggunakan
penilaian berkelanjutan. Kegiatan ini terlihat
dari saat guru bertanya jawab dengan siswa
disertai dengan motivasi tentang belajar
bagaimana belajar. Peneliti mempersiapkan
media pembelajaran soal-soal post-test, dan
lembar observasi, dan LKS.
Pelaksanaan (Acting)
Kegiatan pembelajaran untuk siklus I
dapat dijelaskan dalam langkah-langkah
berikut: (1) Kegiatan Awal, meliputi (a) Guru
meminta ketua kelas untuk memimpin siswa
yang lain berdo’a menurut agama dan
kepercayaan masing-masing; (b) Guru mela-
kukan absensi kehadiran siswa; (c) Guru
memberikan penjelasan kepada siswa me-
ngenai cara mengurangkan Pecahan; (d) Di-
lanjutkan dengan melakukan tanya jawab
dengan siswa tentang materi pembelajaran.
(2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru mem-
bagi siswa ke dalam beberapa kelompok; (b)
Guru memanggil masing-masing ketua ke-
lompok untuk maju ke depan dan memberi-
kan penjelasan tentang materi; (c) Masing-
masing ketua kelompok kembali ke kelom-
poknya masing-masing, kemudian menjelas-
kan materi yang disampaikan oleh guru ke-
pada temannya; (d) Masing-masing siswa
mendapatkan 1 lembar kertas untuk menulis-
kan 1 pertanyaan apa saja yang menyangkut
materi yang sudah dijelaskan oleh ketua
kelompok; (e) Kemudian kertas yang berisi
pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan di
lempar dari 1 siswa ke siswa yang lain selama
± 5 menit; (f) Setelah siswa mendapatkan 1
bola/1 pertanyaan, guru memberikan kesem-
patan kepada siswa untuk menjawab perta-
nyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk
bola tersebut secara bergantian. (3) Kegiatan
Akhir, meliputi: (a) Guru membimbing siswa
dalam membuat kesimpulan; (b) Penegasan
catatan siswa.
Pengamatan (Observing)
Pada saat tahap ini peneliti melakukan
pengamatan kegiatan pembelajaran Mate-
matika dengan sub pokok bahasan “penjum-
lahan dan pengurangan pecahan” melalui
Metode Snowball Throwing. Pengamatan di-
mulai ketika guru telah memberikan pen-
jelasan dan motivasi-motivasi. Materi dije-
laskan dengan menekankan pada kemam-
puan siswa untuk menganalisis, memban-
dingkan, menggeneralisasikan, serta meng-
hipotesis suatu permasalahan. Adapun lebih
detail hasil pengamatan kepada penerapan
Pembelajaran dengan Metode Snowball
Throwing tertera dalam Tabel 3.
Tabel 3 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Dalam Menerapkan Metode Snowball Throwing Di 10 SD
Binaan Pada Siklus I
No Nama Guru Nama Sekolah % Rata-rata Jumlah Skor
1 MAMI SRIWINDARYATI, S.Pd. SDN 1 Geger 60.71
2 JUMIASIH, S.Pd. SDN 2 Geger 64.29
3 SRI UTAMI, S.Pd SDN 3 Geger 64.29
4 ROLIYAH, S.Pd SDN 1 Krosok 64.29
5 RINI DWI ATMI P., S.Pd SDN 2 Krosok 60.71
6 RIRIN TRI MIATI, S.Pd SDN 3 Kedoyo 64.29
7 ANGRAINI RETNO WULAN, S.Pd SDN 4 Kedoyo 60.71
8 RIRIS YUANTIKA, S.Pd SDN 4 Nyawangan 60.71
9 ENIK YUSWANTI, S.Pd SDN 2 Picisan 60.71
10 HARYATI, S.Pd.I SDIT AT TAQWA 67.86
Jumlah Skor 628.57
Rata-rata Skor 62.86
Joko Tripono, Peningkatan Kemampuan Guru Kelas IV Melaksanakan Metode Snowball Throwing… 293
Tabel 4 Data Hasil Post-Test Siswa di 10 SD Binaan Pada Siklus I
No SD Binaan Jumlah Siswa Rata-rata Nilai Jumlah Siswa Yang
Tuntas
1 SDN 1 Geger 23 73.91 15
2 SDN 2 Geger 21 73.81 14
3 SDN 3 Geger 24 72.50 17
4 SDN 1 Krosok 26 71.92 17
5 SDN 2 Krosok 28 71.43 19
6 SDN 3 Kedoyo 29 70.00 18
7 SDN 4 Kedoyo 24 71.25 17
8 SDN 4 Nyawangan 22 71.36 15
9 SDN 2 Picisan 27 70.00 18
10 SDIT AT TAQWA 30 71.33 21
Jumlah 254 717.52 171
Rata-rata 71.75
Tabel 5 Data Ketuntasan Belajar Siswa di 10 SD Binaan Pada Siklus I
No SDN Binaan Jumlah Ketuntasan Persentase Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
1 SDN 1 Geger 15 8 65.22 34.78
2 SDN 2 Geger 14 7 66.67 33.33
3 SDN 3 Geger 17 7 70.83 29.17
4 SDN 1 Krosok 17 9 65.38 34.62
5 SDN 2 Krosok 19 9 67.86 32.14
6 SDN 3 Kedoyo 18 11 62.07 37.93
7 SDN 4 Kedoyo 17 7 70.83 29.17
8 SDN 4 Nyawangan 15 7 68.18 31.82
9 SDN 2 Picisan 18 9 66.67 33.33
10 SDIT AT TAQWA 21 9 70.00 30.00
Jumlah 171 83 673.71 326.29
Rata-rata 67.37 32.63
Dari data yang terdapat pada tabel di
atas, terlihat jelas bahwa proses pembela-
jaran yang dilakukan oleh guru-guru di 10
SD Binaan pada siklus I, masih sangat jauh
dari target Pembelajaran dengan menerapkan
Metode Snowball Throwing (menggunakan
metode pendekatan diagnostik preskriptif,
peranan guru lebih intensif, peran siswa lebih
leluasa, dan menggunakan Penilaian berke-
lanjutan) yaitu hanya 62,86%.
Hasil Post test yang dilakukan terhadap
siswa, pada siklus I ini belum menunjukkan
perubahan yang maksimal. Persentasenya
disajikan pada Tabel 4.
Data di atas jika dibandingkan dengan
tes awal atau pre-test, telah ada kenaikan
jumlah siswa yang tuntas dalam belajar. Jika
pada pra siklus 121 siswa yang tuntas, maka
pada siklus I ini ada 171 siswa yang tuntas
dalam belajar. Di samping itu, dilihat dari
jumlah siswa yang belajarnya mencapai
ketuntasan atau mencapai standar ketuntasan
minimal yang ditentukan (nilai 70), per-
sentasenya tergambar sebagaimana dalam
Tabel 5. Dari data Tabel 5, jika dibandingkan
dengan kondisi awal sebelum PTS, maka
hasil PTS siklus I ini sudah ada peningkatan,
yaitu sebelum PTS yang Tuntas sebanyak
121 anak (47,67%), sedang setelah PTS si-
klus I yang tuntas sebanyak 171 anak
(67,37%) yang berarti ada peningkatan
sebanyak 50 anak (19,70%)
Selama proses ini berlangsung banyak
ditemui hambatan-hambatan, antara lain: (a)
294 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 2, AGUSTUS 2017
Siswa masih pasif dalam mengajukan mau-
pun menjawab pertanyaan; (b) Peran siswa
masih sangat rendah terutama dalam menen-
tukan lamanya pencapaian kompetensi dasar;
(c) Pada saat tanya jawab, siswa masih belum
berani bertanya maupun menjawab sebelum
membuka buku; dan (d) Siswa belum me-
nguasai sub pokok bahasan.
Selain adanya hambatan-hambatan ter-
sebut, selama proses itu juga dijumpai siswa
yang sudah mampu dan lancar dalam tanya
jawab dan memecahkan masalah sebagai
gambaran penguasaan materi yang dimiliki
siswa tersebut.
Refleksi (Reflecting)
Tahapan ini dilaksanakan setelah
pelaksanaan tahap observasi. Caranya yaitu
dengan mengumpulkan data yang berupa
hasil observasi, penilaian (secara langsung
dan hasil post-test siswa). Kemudian data-
data ini diinterpretasikan apakah hasil
tindakan berhasil atau tidak.
Berdasarkan hasil refleksi lembar ob-
servasi oleh pengamat, dan lembar penilaian
kemampuan penguasaan materi pembela-
jaran setelah siklus I ini berakhir, maka dapat
disimpulkan yaitu bahwa ternyata masih
banyak kekurangan yang dilakukan oleh guru
pelaksana, baik sebelum melakukan pembe-
lajaran maupun sesudah melakukan kegiatan
pembelajaran dengan Metode Snowball
Throwing. Kekurangan yang harus diperbaiki
antara lain: (a) Pada waktu proses pem-
belajaran dengan Metode Snowball Throw-
ing berlangsung, guru hendaknya mem-
berikan penguatan-penguatan melalui pujian-
pujian seperti ‘bagus’, ‘betul’, ‘hebat’, serta
memotivasi kepada siswa agar siswa tertarik
untuk mengikuti setiap pembahasan; (b) Pada
saat proses pembelajaran berlangsung, guru
hendaknya lebih memberikan keleluasaan
kepada siswa untuk menentukan lamanya
pencapaian kompetensi dasar yang telah
ditentukan; (c) Dalam menerapkan Metode
Snowball Throwing, hendaknya guru
menjelaskan target yang diharapkan dalam
pembelajaran itu; (d) Dalam menerapkan
Metode Snowball Throwing, hendaknya guru
melakukan penilaian berkelanjutan.
Siklus II
Perencanaan (Planning)
Pada siklus II ini kegiatan yang dila-
kukan peneliti adalah berdiskusi dengan guru
tentang upaya-upaya perbaikan penerapan
sistem pembelajaran dengan Metode Snow-
ball Throwing yang akan diterapkan pada
siklus II. Selanjutnya guru melakukan saran-
saran dari peneliti, yaitu merencanakan tin-
dakan pembelajaran siswa dengan menggu-
nakan Metode Snowball Throwing yang me-
nekankan pada menggunakan metode pende-
katan diagnostik Preskriptif, peranan guru le-
bih intensif peran siswa lebih leluasa, dan
menggunakan penilaian berkelanjutan. Guru
dalam menerapkan hal ini disertai dengan
motivasi kepada siswa agar dalam proses
pembelajaran siswa termotivasi belajar ba-
gaimana belajar. Adapun materi pembela-
jaran pada siklus II ini adalah “penjumlahan
dan pengurangan pecahan” sesuai dengan
kurikulum mata pelajaran Matematika.
Peneliti mempersiapkan soal-soal post-test,
dan lembar observasi untuk guru dan siswa.
Pokok-pokok kegiatan pada siklus II ini
dengan mendasarkan pada hasil refleksi dari
siklus I, yaitu antara lain: Pada waktu proses
pembelajaran dengan Metode Snowball
Throwing berlangsung, guru hendaknya
memberikan pengautan-penguatan melalui
pujian-pujian seperti ‘bagus’, ‘betul’, ‘hebat,
serta memotivasi kepada siswa agar siswa
tertarik untuk mengikuti setiap pembahasan.
Joko Tripono, Peningkatan Kemampuan Guru Kelas IV Melaksanakan Metode Snowball Throwing… 295
Pada saat proses pembelajaran berlangsung,
guru hendaknya lebih memberikan kelelu-
asaan kepada siswa untuk menentukan lama-
nya pencapaian kompetensi dasar yang telah
ditentukan. Hendaknya guru menjelaskan
target yang diharapkan dalam pembelajaran
itu. Dalam menerapkan Metode Snowball
Throwing, hendaknya guru melakukan pe-
nilaian berkelanjutan.
Pelaksanaan (Acting)
Untuk pelaksanaan pembelajaran sik-
lus II dapat dijelaskan dalam langkah-lang-
kah berikut: (1) Kegiatan Awal, meliputi: (a)
Guru meminta ketua kelas untuk memimpin
siswa yang lain berdo’a menurut agama dan
kepercayaan masing-masing; (b) Guru mela-
kukan absensi kehadiran siswa; (c) Guru
memberikan penjelasan kepada siswa me-
ngenai cara mengurangkan Pecahan; (d) Di-
lanjutkan dengan melakukan tanya jawab
dengan siswa tentang materi pembelajaran.
(2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru mem-
bagi siswa ke dalam beberapa kelompok; (b)
Guru memanggil masing-masing ketua ke-
lompok untuk maju ke depan dan memberi-
kan penjelasan tentang materi; (c) Masing-
masing ketua kelompok kembali ke kelom-
poknya masing-masing, kemudian men-
jelaskan materi yang disampaikan oleh guru
kepada temannya; (d) Masing-masing siswa
mendapatkan 1 lembar kertas untuk menulis-
kan 1 pertanyaan apa saja yang menyangkut
materi yang sudah dijelaskan oleh ketua
kelompok; (e) Kemudian kertas yang berisi
pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan di
lempar dari 1 siswa ke siswa yang lain selama
± 5 menit; (f) Setelah siswa mendapatkan 1
bola/1 pertanyaan, guru memberikan kesem-
patan kepada siswa untuk menjawab perta-
nyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk
bola tersebut secara bergantian. (3) Kegiatan
Akhir, meliputi: (a) Guru membimbing siswa
dalam membuat kesimpulan; (b) Penegasan
catatan siswa.
Pengamatan (Observing)
Pengamatan dimulai ketika guru telah
memberikan penjelasan dan melaksanakan
prinsip-prinsip pembelajaran dengan Metode
Snowball Throwing pada pembelajaran
Matematika. Selama proses ini berlangsung
banyak ditemui kemajuan-kemajuan antara
lain: (a) Jumlah siswa yang aktif bertanya ja-
wab semakin meningkat; (b) Perasaan senang
siswa terhadap pembelajaran ini meningkat;
(c) Kemampuan dan prestasi hasil belajar
siswa meningkat; (d) Siswa yang mampu
menganalisis, membedakan, menggeneral-
isasikan, serta menghipotesis permasalahan
meningkat cukup signifikan.
Peningkatan keterampilan siswa ini
nampak karena adanya upaya peneliti dan
guru yang konsisten, yaitu dengan memanfa-
atkan hasil refleksi pada siklus sebelumnya
yang digunakan untuk perencanaan dan
dilaksanakan pada siklus berikutnya sebagai
gambaran, dapat kita lihat dalam Tabel 6.
Jika dibandingkan aktivitas guru dalam
menerapkan Metode Snowball Throwing an-
tara PTS siklus I dengan PTS siklus II, sudah
ada peningkatan yang cukup tajam, yaitu per-
bandingannya adalah 67,37 % dengan
92,79% (naik 25,42%). Data ini mengandung
arti bahwa guru sudah melaksanakan pem-
belajaran yang menerapkan prinsip-prinsip
belajar tuntas atau pembelajaran dengan
Metode Snowball Throwing. Selama proses
ini berlangsung banyak ditemui kemajuan-
kemajuan antara lain: (a) jumlah siswa aktif
meningkat; (b) siswa tidak lagi menunjukkan
rasa takut dan minder; (c) siswa sudah
menunjukkan termotivasi untuk belajar ba-
gaimana belajar; (d) guru dapat melakukan
kegiatan pembelajaran matematika dengan
296 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 2, AGUSTUS 2017
metode Snowball Throwing; (e) guru me-
lakukan penilaian sesuai prinsip-prinsip
penilaian berkelanjutan. Pengamatan untuk
siklus II yang dapat dilihat dari hasil
penilaian oleh observer, bahwa Metode
Snowball Throwing dengan menekankan ke-
pada terbentuknya sikap kritis siswa terhadap
berbagai permasalahan, dan motivasi, serta
langkah-langkahnya yang dibuat oleh guru
pelaksana, perlu dipertahankan dan diterap-
kan pada pokok bahasan berikutnya. Sedang-
kan hasil prestasi belajar siswa dapat dilihat
pada nilai post-tes.
Tabel 6 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Dalam Menerapkan Metode Snowball Throwing Di 10 SD
Binaan Pada Siklus II
No Nama Guru Nama Sekolah % Rata-rata Jumlah Skor
1 MAMI SRIWINDARYATI, S.Pd. SDN 1 Geger 85.71
2 JUMIASIH, S.Pd. SDN 2 Geger 78.57
3 SRI UTAMI, S.Pd SDN 3 Geger 78.57
4 ROLIYAH, S.Pd SDN 1 Krosok 89.29
5 RINI DWI ATMI P., S.Pd SDN 2 Krosok 85.71
6 RIRIN TRI MIATI, S.Pd SDN 3 Kedoyo 89.29
7 ANGRAINI RETNO WULAN, S.Pd SDN 4 Kedoyo 82.14
8 RIRIS YUANTIKA, S.Pd SDN 4 Nyawangan 75.00
9 ENIK YUSWANTI, S.Pd SDN 2 Picisan 92.86
10 HARYATI, S.Pd.I SDIT AT TAQWA 89.29
Jumlah Skor 846.43
Rata-rata Skor 84.64
Tabel 7 Data Hasil Post-Test Siswa di 10 SD Binaan Pada Siklus II
No SD Binaan Jumlah Siswa Rata-rata Nilai Jumlah Siswa Yang Tuntas
1 SDN 1 Geger 23 86.52 21
2 SDN 2 Geger 21 88.10 20
3 SDN 3 Geger 24 88.33 22
4 SDN 1 Krosok 26 87.31 23
5 SDN 2 Krosok 28 88.21 27
6 SDN 3 Kedoyo 29 87.59 26
7 SDN 4 Kedoyo 24 85.42 22
8 SDN 4 Nyawangan 22 90.00 20
9 SDN 2 Picisan 27 87.78 25
10 SDIT AT TAQWA 30 90.33 30
Jumlah 254 879.59 236
Rata-rata 87.96
Tabel 8 Data Ketuntasan Belajar Hasil Post-test di 10 SD Binaan Pada Siklus II
No SDN Binaan Jumlah Ketuntasan Persentase Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
1 SDN 1 Geger 21 2 91.30 8.70
2 SDN 2 Geger 20 1 95.24 4.76
3 SDN 3 Geger 22 2 91.67 8.33
4 SDN 1 Krosok 23 3 88.46 11.54
5 SDN 2 Krosok 27 1 96.43 3.57
6 SDN 3 Kedoyo 26 3 89.66 10.34
7 SDN 4 Kedoyo 22 2 91.67 8.33
8 SDN 4 Nyawangan 20 2 90.91 9.09
9 SDN 2 Picisan 25 2 92.59 7.41
10 SDIT AT TAQWA 30 0 100.00 0.00
Jumlah 236 18 927.92 72.08
Rata-rata 92.79 7.21
Joko Tripono, Peningkatan Kemampuan Guru Kelas IV Melaksanakan Metode Snowball Throwing… 297
Hasil Post test yang dilakukan terhadap
siswa, pada siklus II ini juga menunjukkan
perubahan yang sangat baik. Persentasenya
ditampilkan dalam Tabel 7.
Jika dibandingkan kemampuan siswa
antara sebelum PTS dengan setelah PTS
siklus II, nilai rata-ratanya sudah ada
peningkatan, yaitu perbandingannya adalah
71,75 dengan 87,96. Hal ini berarti sudah ada
kenaikan yaitu sebesar 16,21%.
Di samping itu dilihat dari jumlah
siswa yang belajarnya mencapai ketuntasan
atau mencapai standar ketuntasan minimal
yang ditentukan (nilai 70) persentasenya
tergambar sebagaimana dalam Tabel 8.
Dari data di atas, jika dibandingkan
dengan kondisi awal sebelum PTS siklus II,
maka hasil PTS siklus II ini semakin
meningkat, yaitu setelah PTS siklus II yang
tuntas sebanyak 236 anak (92,79%).
Refleksi
Hasil penilaian pada lembar observasi
di siklus II, makin menunjukkan peningkatan
yang sangat berarti, baik dari segi kemam-
puan berpikir kritis (menganalisis, mem-
bedakan, menggeneralisasikan, menghipo-
tesis), maupun hasil dari post-test. Setelah
menerangkan tentang pokok bahasan,
sebaiknya seorang guru memberikan ke-
sempatan kepada siswa untuk bertanya ten-
tang hal-hal yang tidak dimengerti, sebelum
memberikan tugas selanjutnya.
Pengujian Hipotesis
Berdasarkan data sebelumnya, maka
hipotesis yang diajukan dalam pendahuluan,
dapat diterima. Hipotesis itu terbukti setelah
diadakan penelitian/observasi selama 2 si-
klus. Bunyi hipotesisnya adalah “Melalui
supervisi berkelanjutan yang dilakukan
supervisor sekolah dalam membina guru
diharapkan mampu dan dapat meningkatkan
keterampilan guru dalam menerapkan Meto-
de Snowball Throwing untuk meningkatkan
prestasi siswa di 10 SDN Binaan Kecamatan
Sendang Kabupaten Tulungagung Tahun
2015/2016 Semester II”.
Sebagai gambaran untuk memperjelas
keberhasilan PTS ini, dapat kita lihat data dan
grafik perbandingan antara kemampuan
siswa pada siklus I dan setelah siklus II di
bawah ini.
Tabel 9 Perbandingan Penerapan Pembelajaran
Dengan Metode Snowball Throwing dan
Kemampuan Siswa Di 10 SDN Binaan
Kecamatan Sendang Kabupaten Tu-
lungagung Antara Siklus I dan II
No Jenis Kemampuan Siklus I Siklus II
1 Nilai Rata-rata 71.75 87.96
2 % Ketuntasan 67.37 92.79
3 Aktivitas guru 62.86 84.64
Dari data di atas dapat digambarkan
dalam Gambar 1.
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan memperhatikan usaha yang
dilakukan dalam penelitian ini dan berdasar
tugas yang dilakukan oleh supervisor sekolah
untuk membina dan memotivasi guru dalam
menerapkan Metode Snowball Throwing
dalam pembelajaran Matematika dan
peningkatan prestasi siswa, maka peneliti
dapat menyimpulkan bahwa peranan tugas
supervisor sekolah dalam membina dan
memotivasi guru, mampu meningkatkan
kemampuan dan keterampilan guru dalam
menerapkan Pembelajaran dengan Metode
Snowball Throwing. Metode Snowball
Throwing sangat efektif untuk meningkatkan
motivasi belajar dan prestasi siswa. Metode
Snowball Throwing sangat sesuai untuk
menumbuhkan kekritisan siswa dalam
menganalisis, membedakan, menggenerali-
sasikan, dan menghipotesis permasalahan.
298 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 2, AGUSTUS 2017
Semakin intensif penerapan Metode
Snowball Throwing semakin meningkatkan
prestasi belajar dan motivasi siswa. Semakin
intensif menerapkan Metode Snowball
Throwing, semakin meningkat jumlah atau
persentase siswa mengalami ketuntasan
belajar, jika dilaksanakan secara konsisten
berdasarkan alur siklus yang benar.
Dengan sendirinya hipotesis yang me-
nyatakan: “Melalui supervisi akademik yang
dilakukan supervisor sekolah dalam membi-
na guru diharapkan mampu dan dapat me-
ningkatkan kemampuan guru kelas IV dalam
menerapkan Metode Snowball Throwing
untuk meningkatkan prestasi siswa di 10
SDN Binaan Kecamatan Sendang Kabupaten
Tulungagung Tahun 2015/2016 Semester II”,
adalah benar dan dapat diterima.
Saran
Dengan selesainya penelitian ini bukan
berarti selesai pula upaya supervisor dalam
memberikan contoh-contoh kepada guru.
Upaya memberi contoh-contoh kepada guru
perlu terus dikembangkan oleh supervisor
sekolah yang lain dan dengan subyek yang
berbeda. Studi mengenai Metode Snowball
Throwing harus lebih ditingkatkan dalam
penelitian-penelitian metode pembelajaran
yang lain yang mungkin lebih dapat
menumbuhkan motivasi yang lebih besar
lagi, untuk itu peneliti ingin memberikan
saran-saran yang mungkin dapat bermanfaat
bagi semua komponen pendidikan, yaitu: (a)
Hasil penelitian ini hendaknya semakin me-
macu supervisor sekolah untuk lebih meng-
intensifkan dalam memberi contoh-contoh
Pembelajaran yang lebih memungkinkan
dapat meningkatkan keaktifan siswa serta
meningkatkan prestasi hasil belajar siswa; (b)
Dalam upaya menumbuhkan motivasi
berprestasi siswa hendaknya tiap melaksana-
kan pembelajaran menggunakan Metode
Snowball Throwing. Melaksanakan Metode
Snowball Throwing berarti memberikan ke-
sempatan yang sama kepada seluruh siswa
untuk bersikap kritis maupun mencapai
prestasi baik dari tingkatan pandai, sedang
maupun rendah; (c) Hasil penelitian ini sa-
ngat bermanfaat pada pelaksanaan program
peningkatan mutu pendidikan berbasis se-
kolah. Oleh karena itu perlu dilakukan per-
baikan-perbaikan pada proses KBM yang ada
di sekolah diantaranya metode pembelajaran
yang diterapkannya.
Gambar 1 Peningkatan Ketrampilan Guru Dan Prestasi Belajar Siswa Di 10 SDN Binaan Kecamatan
Sendang Kabupaten Tulungagung Antara Siklus I dan II
71.75
67.37
62.86
87.96
92.79
84.64
Nilai Rata-rata
% Ketuntasan
Aktivitas Guru
Siklus II Siklus I
Joko Tripono, Peningkatan Kemampuan Guru Kelas IV Melaksanakan Metode Snowball Throwing… 299
DAFTAR RUJUKAN
Depdiknas.2002. Pedoman Pengawasan
Pendidikan, Pembinaan Pemuda,
dan Pembinaan Olah Raga. Jakarta:
Depdiknas.
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pe-
ngajaran dan Pembelajaran I. Ma-
lang: Pustaka Pelajar.
Ihsan, Fuad. 2013. Dasar-dasar Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Minari, Endang Setyo, dan Sri Harmini.
2012. Matematika Untuk PGSD.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Plandi Yoga Dwi Saputrangsih, Wahyu.
2011. Para Pendekar Matematika
Dari Yunani Hingga Persia.
Jogjakarta: DIVA Press.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain.
2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Rineka Cipta.