PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI...

110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING DAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA VII-C SMP NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: CICIK ROSITA DEWI K1208076 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI...

Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN

MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING DAN

MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA VII-C SMP

NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

CICIK ROSITA DEWI

K1208076

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Cicik Rosita Dewi

NIM : K1208076

Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul N KEMAMPUAN

MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM

LEARNING DAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA VII-C SMP

NEGERI 3 SUKOH ini benar-benar merupakan hasil karya saya

sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juni 2012

Yang membuat pernyataan

Cicik Rosita Dewi

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN

MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING DAN

MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA VII-C SMP

NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh:

Cicik Rosita Dewi

K1208076

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Juni 2012

Pembimbing I

Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M. Pd.

NIP 19620407 198703 1 003

Pembimbing II

Drs. Yant Mujiyanto, M. Pd.

NIP 19540520 198503 1 002

Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dr. Rr. E. Nugraheni Eko W, S. S. , M. Hum. _______________

Sekretaris : Dr. Andayani, M. Pd. _______________

Anggota I : Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M. Pd. _______________

Anggota II : Drs. Yant Mujiyanto, M. Pd. _______________

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.

NIP 196007271987021001

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Cicik Rosita Dewi. K1208076. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING DAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan: (1) kualitas proses pembelajaran menulis narasi yaitu keaktifan siswa selama apersepsi, keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, dan kemampuan siswa dalam mengembangkan ide ke dalam tulisan narasi; dan (2) kualitas hasil pembelajaran menulis narasi, yaitu isi, organisasi, kosa kata, penggunaan bahasa, dan mekanik melalui penerapan metode quantum learning dan media gambar berseri. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII-C SMP Negeri 3 Sukoharjo yang berjumlah 21 siswa. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah pembelajaran menulis narasi yang termasuk dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan dokumen. Validitas data menggunakan teknik triangulasi metode dan triangulasi sumber. Analisis data menggunakan teknik analisis interaktif dan analisis kritis. Prosedur penelitian adalah model spiral yang saling berkaitan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan kualitas pembelajaran menulis narasi, yaitu (1) peningkatan kualitas proses ditandai dengan indikator ketercapaian pada setiap siklus, yaitu keaktifan selama apersepsi pada siklus I sebesar 67%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 90%, Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus I sebesar 62 %, kemudian pada siklus berikutnya yaitu siklus II mengalami peningkatan sebesar 86%, dan Kemampuan siswa dalam mengembangkan ide ke dalam tulisan narasi siklus I sebanyak 52%, pada siklus berikutnya terus mengalami peningkatan menjadi 81% (pada siklus II). (2) peningkatan kualitas hasil ditandai dari setiap siklus, yaitu siklus I sebesar 52 % atau 11 siswa; dan siklus II sebesar 86% atau 18 siswa. Simpulan penelitian ini adalah penggunaan metode quantum learning dan media gambar berseri dalam pembelajaran menulis narasi pada siswa VII-C SMP Negeri 3 Sukoharjo mengalami peningkatan. Kata Kunci: Kemampuan Menulis Narasi, Metode Quantum Learning,Media

Gambar Berseri

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sebelum mereka

mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

( QS. Ar-

Tak ada yang mampu mengubah masa lalu, tapi Anda dapat merusak masa depan

dengan menangisi masa lalu dan merisaukan masa depan. Dan mintalah

pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang

demikian itu sangat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk

(Qs. Al- Baqarah; 45)

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Alm. Bapakku tercinta Sukiman;

2. Ibuku tercinta Mariyati;

3. Saudara sekandung Agus

Santoso/keponakan-keponakan terkasih;

4. Wawan Hendriyanto atas motivasi,

kesabarannya dan jalinan kasihnya dengan

penulis;

5. THE LOLLIPOP Alvi, Antik, Apriana,

Ari, Armin, Cicik, Dian, Ena, Evi, dan

Kurnia Putri.

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas rahmat dan hidayah- PENINGKATAN

KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN

METODE QUANTUM LEARNING DAN MEDIA GAMBAR BERSERI

PADA SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 SUKOHARJO

dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari bahwa

terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan

pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas

keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah

memberikan persetujuan pengesahan skripsi;

2. Dr. Muhammad Rohmadi, M. Hum., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra yang telah memberikan izin untuk penulisan skripsi;

3. Dr. Kundharu Sadhono, S.S.,M. Hum., Ketua Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan izin untuk menyusun

skripsi;

4. Dr. Andayani, M. Pd., selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama menjadi

mahasiswa di Program Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNS;

5. Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M. Pd., selaku Pembimbing I yang telah

mencurahkan segenap perhatian, nasihat, dan bimbingan hingga selesainya

penulisan skripsi ini;

6. Drs. Yant Mujiyanto, M. Pd.,selaku Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan serta masukan hingga sempurnanya skripsi ini;

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

7. Bapak Suratman, S. Pd., M. Pd., selaku Kepala SMP Negeri 3 Sukoharjo

yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK);

8. Bapak Muksoni, S. Pd.. selaku guru Bahasa Indonesia Kelas VII-C SMP

Negeri 3 Sukoharjo yang telah banyak membantu dan berpartisipasi aktif

dalam proses penelitian;

9. Siswa-siswi kelas VII-C SMP Negeri 3 Sukoharjo yang telah berpartisipasi

aktif sebagai subjek penelitian dan membantu pelaksanaan penelitian;

10. Alm. Bapak, ibu, adik, dan seluruh keluarga yang telah memberikan doa

restu dan semangat untuk menyelesaikan skripsi;

11. Orang yang spesial bagi penulis yaitu Wawan Hendriyanto, A. Md., yang

selalu memberikan motivasi serta kesabarannya dalam menjalin kasih

dengan penulis;

12. The Lollipop: Alvi, Antik, Apriana, Ari, Armin, Cicik, Dian, Ena, Evi, dan

Kurnia Putri yang telah memberikan semangat dalam proses penulisan

skripsi.

13. Mahasiswa BASTIND 2008 yang telah memberikan semangat dalam

proses penelitian;

14. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

karenaa keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga

skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................. i

PERNYATAAN ............................................................................................... ii

PENGAJUAN .................................................................................................. iii

PERSETUJUAN .............................................................................................. iv

PENGESAHAN ............................................................................................... v

ABSTRAK ..................................................................................................... vi

MOTTO .......................................................................................................... viii

PERSEMBAHAN ........................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 7

B. Kerangka Berpikir .......................................................................... 39

C. Hipotesis Tindakan......................................................................... 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 43

B. Subjek Penelitian ........................................................................... 43

C. Indikator Penelitian ........................................................................ 44

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 45

E. Teknik Uji Validitas Data ............................................................. 47

F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 47

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

G. Prosedur Penelitian ........................................................................ 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi penelitian ........................................ .................. 52

B. Deskripsi Kondisi Awal Penelitian ............................ .................. 53

C. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................. 59

1. Deskripsi Tindakan Siklus I .................................. .................. 59

2. Deskripsi Tindakan Siklus II ................................. .................. 71

3. Deskripsi Antarsiklus ............................................. .................. 83

D. Pembahasan ................................................................................... 85

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................... 91

B. Implikasi ........................................................................................ 92

C. Saran ............................................................................................. 94

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 96

LAMPIRAN .................................................................................................... 98

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur Kerangka Berpikir ............................................................................... 41

2. Model Analisis Interaktif ............................................................................. 48

3. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas ....................................................... 49

4. Grafik Nilai Kemampuan menulis Narasi ................................................... 58

5. Siswa sedang melakukan Apersepsi Siklus I .............................................. 66

6. Siswa Tidak Fokus Saat Pembelajaran dan Berbicara Sendiri

dengan Teman Siklus I ................................................................................ 67

7. Siswa sedang Mengarang dengan Mengembangkan Ide Siklus I ................ 67

8. Siswa Aktif dalam Mengikuti Apersepsi Siklus II ...................................... 78

9. Siswa Fokus Saat Guru Menerangkan Materi Siklus II .............................. 79

10. Siswa sedang Berdiskusi untuk Mengembangkan Ide pada Gambar Seri

Secara Berkelompok ................................................................................. 79

11. Grafik Nilai Kemampuan Menulis Narasi ................................................ 79

12. Grafik Persentase Hasil Nilai Menulis Narasi ......................................... 83

13. Grafik Prosentasi Hasil Nilai Menulis Narasi ............................................ 88

14. Grafik Peningkatan Ketuntasan Kemampuan Menulis Narasi Siswa ........ 89

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perbedaan Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif .................................. 16

2. Jadwal Penelitian ........................................................................................ 43

3. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa ....................................................... 44

4. Daftar Nilai Kondisi Awal Kemampuan Menulis

Narasi Kondisi Awal ................................................................................... 57

5. Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Menulis Narasi .......................... 58

6. Nilai Siswa pada Siklus I .......................................................................... 69

7. Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Menulis Narasi Siklus I ............ 70

8. Nilai Siswa Pada Siklus II ......................................................................... 81

9. Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Menulis Narasi Siklus II ........... 82

10. Hasil Tindakan Berdasarkan Indikator Ketercapaian ............................... 83

11. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Hasil Kemampuan Menulis Narasi

siklus I dan II ............................................................................................. 87

12. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar pada kondisi awal, siklus I,

dan siklus II .............................................................................................. 88

13. Rekapitulasi Indikator Ketercapaian Menulis Narasi dari

Siklus I dan Siklus II ................................................................................. 89

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus Pembelajaran ............................................................................. 98

2. Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Siswa ................................. 100

3. Lembar Pengamatan Kinerja Guru ........................................................ 103

4. Lembar Hasil Menulis Narasi Siswa ...................................................... 105

5. Lembar Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .............. 112

6. . ... 113

7. .. 115

8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ....................................................... 118

9. Catatan Lapangan Survai Awal (PraTindakan) ..................................... 122

10. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Guru (PraTindakan) ...... 126

11. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan siswa (PraTindakan) ....... 130

12. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan siswa (PraTindakan) ...... 133

13. Daftar Nilai Kondisi Awal Kemampuan Menulis Narasi ...................... 136

14. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar pada Survai Awal

(PraTindakan) ........................................................................................ 137

15. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus I) .................................. 143

16. Catatan Lapangan Siklus I ...................................................................... 157

17. Nilai Menulis Narasi pada Siklus I ........................................................ 160

18. Penilaian Proses Menaulis Narasi Siklus I ............................................. 161

19. Hasil Nilai Rubrik Penilaian Suklus I .................................................... 163

20. Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ......................... 164

21. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar pada Siklus I .............. 165

22. Hasil Pekerjaan Siswa Pada Siklus I ....................................................... 169

23. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .................................... 173

24. Catatan Lapangan Siklus II ..................................................................... 188

25. Nilai Menulis Narasi Siswa pada Siklus II ............................................. 191

26. Penilaian Proses Menulis Narasi Siklus II ............................................. 192

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

27. Hasil Nilai Rubrik Penilaian .................................................................. 193

28. Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ........................ 194

29. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar Siklus II ..................... 195

30. Hasil Pekerjaan Siswa Pada Siklus II .................................................... 200

31. Foto Pelaksanaan Tindakan .................................................................... 204

32. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Pasca Tindakan

dengan Guru ........................................................................................... 207

33. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Pasca Tindakan

dengan Siswa .......................................................................................... 210

34. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Pasca Tindakan

dengan Siswa .......................................................................................... 212

Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seseorang menggunakan bahasa dapat menjadikannya sebagai alat untuk

berinteraksi dengan sesamanya dan bisa mengungkapkan keinginan, perasaannya,

kehendaknya, pendapatnya, dan lain-lain. Melihat peran bahasa yang sangat

penting bagi kehidupan, maka bahasa perlu diajarkan kepada siswa agar mereka

memiliki kemampuan berbahasa yang baik dan benar serta dapat berinteraksi

dengan dunia luar yang lebih luas mengingat zaman yang semakin maju.

Tentunya dunia pendidikan harus lebih memantapkan siswa dalam menggunakan

bahasa Indonesia yang baik dan benar. Di dalam bahasa mana pun semua konsep

dinyatakan dengan kata atau rangkaian kata. Anak dapat menguasai bahasa jika

menguasai sejumlah kata, meskipun demikian menguasai kata-kata belum berarti

menguasai bahasa.

Hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Oleh

karena itu, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan agar siswa

terampil berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa selain

untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan

kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan, perasaan, pendapat, persetujuan,

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan

memperluas wawasan. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia haruslah

diarahkan pada hakikat Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai alat komunikasi.

Sebagaimana diketahui bahwa sekarang ini orientasi pembelajaran bahasa berubah

dari penekanan pada pembelajaran aspek bentuk ke pembelajaran yang

menekankan pada aspek fungsi.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam

kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat

penting dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan menulis sebagai suatu

keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak

langsung. Menulis adalah suatu kegiatan yang aktif dan produktif serta

Page 18: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

memerlukan cara berpikir yang teratur yang diungkapkan dalam bahasa tulis.

Keterampilan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan,

pengetahuan, ilmu, dan pengalaman sebagai suatu keterampilan yang produktif.

Seseorang mengalami kesulitan untuk mengajarkan anak belajar menulis,

disebabkan karena adanya kesalahan guru dalam hal pengajaran yang terlalu kaku

sehingga menimbulkan kesan bahwa menulis itu sulit.

Menulis merupakan suatu keterampilan yang sulit dan kompleks, tetapi

keterampilan menulis sangatlah penting untuk dikuasai oleh siswa. Menulis

merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting selain dari tiga

keterampilan berbahasa lainnya seperti menyimak, berbicara dan membaca.

Kegiatan menulis berperan penting dalam pengembangan kemampuan berbahasa

seseorang terutama para siswa. Pembelajaran menulis bukan semata-mata

penyajian materi dengan menuliskan segala sesuatu informasi, melainkan ada

proses pemahaman yang harus dikembangkan.

Menulis diharapkan siswa tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan

membuat karangan, tetapi memiliki kemampuan untuk menuangkan ide atau

gagasan dengan cara membuat karangan yang menarik untuk dibaca. Selain itu

siswa pun dalam menulis sebuah karangan memiliki kemampuan dalam

penggunaan kata-kata yang baik dan benar tentunya sesuai dengan ejaan yang

telah dibakukan (EYD). Siswa secara tidak langsung dapat melatih kemampuan

berbahasanya dalam bentuk tulisan dan kesalahan dalam berbahasa yang sering

dijumpai di sekolah menegah atas dapat diminimalisasi. Dalam pembelajaran

menulis karangan, guru harus dapat menyediakan, menunjukkan, membimbing

dan memberikan motivasi kepada siswa agar siswa mampu berkreasi dan

mengungkapkan gagasan serta idenya dengan berbagai sumber yang ada karena

dengan begitu siswa dapat mengembangkan segala potensi yang dimilikinya.

Selain itu, guru harus mampu memiliki dan menggunakan media yang sesuai

dengan materi sehingga dapat membantu siswa dalam membuat karangan.

Penggunaan media sangatlah penting dalam pelajaran. Minimnya

penggunaan media oleh guru selama ini perlu diatasi. Hal ini dimaksudkan agar

siswa tidak hanya tinggi kualitas teoritisnya tetapi juga tinggi praktisnya. Siswa

Page 19: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

hanya dijejali teori-teori tentang menulis, cara menulis, ketentuan-ketentuan

menulis tetapi teori tersebut jarang dipraktikkan. Pembelajaran yang konvensional

jarang atau tidak menggunakan media, padahal pemanfaatan media memiliki

peran yang penting terhadap pencapaian kualitas pembelajaran.

Keterampilan menulis memang harus diterapkan kepada siswa, sehingga

siswa terlatih kemampuan menulisnya. Namun dalam pembelajaran keterampilan

menulis karangan sering ditemukan berbagai hambatan, terutama tentang kurang

tepatnya penggunaan teknik maupun model dalam pembelajaran mengarang.

Demikian juga, pada pembelajaran mengarang di kelas VII-C SMP Negeri 3

Sukoharjo. Penulis menemukan ada beberapa kendala atau masalah yang

ditimbulkan baik oleh guru maupun siswanya, serta dalam penggunaan strategi,

teknik, media dan evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran mengarang.

Keadaan seperti itu terjadi di sekolah-sekolah pada umumnya, termasuk di

kelas VII-C SMP Negeri 3 Sukoharjo. Dari penilaian terhadap tugas menulis

narasi yang dilakukan diperoleh hanya 8 siswa atau sebanyak 38% siswa yang

kelogisan dengan standar 1-6 sebanyak 8 siswa mengalami kesulitan dalam

menyusun karangan yang logis. Pada aspek ejaan siswa juga mengalami

kelemahan. Kesalahan yang sering muncul adalah penggunaan huruf kapital yang

tidak sesuai dengan EYD. (Lampiran 14, hal. 137)

Pada aspek kohesi dan koherensi, siswa juga mengalami kelemahan,

kekurangtepatan dalam menggabungkan kalimat merupakan tanda dari kelemahan

mereka. Penyebab terjadinya rendahnya guru dalam kemampuan menulis narasi,

yaitu saat pembelajaran berlangsung guru hanya menggunakan metode ceramah

tanpa metode tanya jawab dan pemodelan, guru jarang menggunakan media lain

selain papan tulis dalam setiap pembelajaran, dan siswa kurang aktif bertanya

apabila ada materi yang kurang dimengerti. Pembelajaran yang dilaksanakan oleh

guru tersebut dirasakan kurang tepat. Karena dalam pembelajaran menulis

karangan diperlukan metode dan teknik yang sangat mendukung serta penggunaan

media untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan indikator. Berkaitan

Page 20: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

dengan masalah di atas maka penulis mencoba mengatasi masalah tersebut yang

terjadi pada siswa di kelas VII-C SMP Negeri 3 Sukoharjo 2011/2012.

Kekurangberhasilan tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Berdasarkan

wawancara yang dilakukan dengan siswa diperoleh penjelasan bahwasanya rata-

rata siswa mempunyai budaya menulis yang kurang baik dan benar. Terkait

dengan menulis mereka memberikan jawaban, yakni mereka jarang berlatih

menulis. Alasannya karena guru melaksanakan proses pembelajaran menulis

hanya dengan metode ceramah. Hal yang demikian menyebabkan siswa kurang

memiliki andil yang besar terhadap pembelajaran dan membuat siswa pasif. Hal

yang diungkapkan guru, guru menuturkan bahwa rata-rata siswa mempunyai

kemampuan menulis yang masih rendah. Hal itu disebabkan oleh kesulitan dalam

menemukan ide, perbendaharaan kata yang minim, pengorganisasian isi yang

kurang baik, dan mekanik penulisan yang rendah.

Sebagai solusi atas permasalahan tersebut, peneliti merujuk pendapat

DePorter, Bobbi dkk (2000) yang menawarkan metode quantum learning, dan

pendapat Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001) yang menawarkan juga media

gambar berseri. Melalui ini guru bertindak sebagai fasilitator yang membimbing

dan mengarahkan siswa sehingga mampu menulis narasi. Di samping itu, metode

ini dipilih karena proses pembelajaran terasa hidup. Dalam hal ini, siswa tidak

dibatasi dalam menuangkan ide-idenya, bertanya, ataupun menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan guru atau siswa lainnya. Metode ini juga

memperkenankan siswa untuk menentukan sendiri topik-topik yang akan

ditulisnya tanpa harus khawatir salah. Menggunakan media gambar berseri dapat

membantu siswa dalam meminimalisasi kesalahan dalam pemilihan kata. Untuk

itu dengan gambar berseri siswa akan dilatih dalam membuat kalimat yang akan

menjadi sebuah paragraf dalam karangan. Media gambar seri sebagai sumber ajar

dapat membantu siswa untuk melatih pemilihan kata yang sesuai dengan EYD

yang telah dibakukan. Siswa pun akan mendapatkan modal yang cukup untuk

menulis. Berdasarkan uraian di atas, penelitian memandang perlu dilakukan suatu

penelitian mengenai peningkatan kemampuan menulis narasi dengan

menggunakan metode quantum learning dan media gambar berseri.

Page 21: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Rumusan Masalah

Masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah cara menerapkan metode quantum learning dan media gambar berseri

dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis narasi pada siswa

kelas VII-C SMP Negeri 3 Sukoharjo?

2. Apakah penggunaan metode quantum learning dan media gambar berseri

dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis narasi pada siswa

kelas VII-C SMP Negeri 3 Sukoharjo?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk

meningkatkan:

1. Kualitas proses pembelajaran menulis pada siswa kelas VII-C SMP Negeri 3

Sukoharjo melalui penerapan metode quantum laerning dan media gambar

berseri.

2. Kualitas hasil pembelajaran menulis pada siswa kelas VII-C SMP Negeri 3

Sukoharjo melalui penerapan metode quantum learning dan media gambar

berseri.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Peneliti diharapkan dapat memperluas wawasan, khazanah keilmuan

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya dalam pembelajaran

menulis narasi.

b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi penelitian selanjutnya

yang berhubungan dengan metode quantum learning dan media gambar

berseri.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, upaya peningkatan kemampuan menulis narasi dengan

metode quantum learning dan media gambar berseri yang diterapkan

Page 22: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

akan lebih bermakna dan lebih optimal, serta siswa akan dilatih dan

dibiasakan berpikir logis mengenai hubungan sebab-akibat.

b. Bagi guru, upaya peningkatan kemampuan menulis narasi dengan

metode quantum learning dan media gambar berseri dapat

meningkatkan kinerja guru karena dengan metode quantum learning dan

media gambar berseri dapat mengefektifkan waktu pembelajaran, dapat

memotivasi sisa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran menulis,

serta dapat menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan

sehingga dapat menarik perhatian siswa.

c. Bagi sekolah, upaya peningkatan kemampuan menulis narasi dengan

metode quantum learning dan media gambar berseri dapat mendorong

guru lain untuk aktif melaksanakan pembelajaran yang inovatif dan

sebagi inovasi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.

d. Bagi peneliti, upaya peningkatan kemampuan menulis narasi dengan

metode quantum learning dan media gambar berseri dapat

mengembangkan wawasan mengenai penerapan pembelajaran menulis

yang inovatif, mendapatkan fakta bahwa penggunaan metode quantum

learning dan media gambar berseri dapat meningkat keterampilan

menulis siswa, dan dapat memberikan sumbangan perbaikan

pembelajaran menulis di sekolah menegah pertama.

Page 23: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Kemampuan Menulis Narasi

a. Pengertian Kemampuan

Pada dasarnya proses pembelajaran yang ada di lembaga-lembaga

pendidikan di Indonesia terutama bagi siswa memerlukan suatu kemampuan.

Kemampuan awal yang dimiliki siswa merupakan awal dari prasyarat proses

pembelajaran yang diperlukan siswa untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya.

Kemampuan awal siswa tersebut dapat dijadikan sebagai titik tolak untuk

membekali siswa agar bisa mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh

siswa sebelumnya atau kemampuan baru.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W.J.S. Poerwadarminta

yang diolah kembali oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2007:

742) kemampuan diartikan kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan. Menurut

Nurkhasanah dan Didik Tumianto (2007: 423) kemampuan diartikan

kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan. Menurut Chaplin dalam

ability (kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat,

kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

(ability) adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam menguasai suatu

keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir, hasil latihan, atau praktik dan

digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang ditunjukkan melalui tindakannya.

b. Pengertian Menulis

Menurut Kastam Syamsi (1983:1) menulis merupakan sebagai kegiatan

melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Kegiatan menulis harus memiliki

sikap yang positif terhadap pembelajaran menulis. Sikap pembelajaran menulis

dapat diartikan sebagai pandangan dan perbuatan yang didasarkan pada pendirian

terhadap kegiatan pembelajaran menulis di kelas maupun di luar kelas. Sementara

Page 24: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

itu Agus Suriamiharja, dkk (1996:2) mengemukakan bahwa menulis merupakan

kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang grafis yang dimengerti oleh

penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain yang mempunyai kesamaan

pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut.

Pujiati Suyata (1997:198) mengatakan bahwa menulis merupakan suatu

keterampilan yang keberhasilannya banyak ditentukan oleh banyak latihan. Makin

sering siswa melakukan pengulangan menulis, maka semakin baik hasil belajar

siswa tersebut. Begitu pula menurut Henry Guntur Tarigan (1984 : 21) bahwa

menulis merupakan menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-

orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka

memahami bahasa dan gambar grafik itu.

Menurut Daeng, dkk (2010:68) menulis merupakan sebuah proses kreatif

menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberi

tahu, meyakinkan, dan menghibur. Hasil dari proses kreatif bisa disebut dengan

istilah tulisan atau karangan. Kedua istilah tersebut mengacu pada hasil yang

sama meskipun ada yang mengatakan bahwa kedua istilah tersebut memiliki

pengertian yang berbeda. Tetapi menulis atau mengarang sebenarnya dua kegiatan

yang sama karena menulis berarti mengarang (baca: menyusun atau merangkai,

bukan menghayal) kata menjadi kalimat, menyusun kalimat menjadi paragraf,

menyusun paragraf menjadi tulisan komleks yang mengusung pokok

permasalahan.

Berdasarkan isi dan sifatnya tulisan itu terbagi menjadi lima macam, hal ini

dijelaskan sebagai berikut:

1) Narasi

Menurut Chaedar Alwasilah dan Senny Suzzana Alwasilah (2007:119)

narasi berasal dari kata to narrate , yaitu bercerita. Cerita merupakan

rangkaian peristiwa atau kejadian secara kronologis, baik fakta maupun

rekaan fiksi. Penulisan narasi bisa dimulai dari peristiwa di tengah atau paling

belakang, sehingga memunculkan flashback. Dalam tulisan narasi bisa

Page 25: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

memakai kisah orang pertama sehingga terasa subjektivitas pengarangnya,

atau orang ketiga sehingga terdengar lebih objektif.

Daeng Nurjamal dan Warta Sumirat (2010:69) mengatakan bahwa

menulis narasi dapat diartikan sebuah tulisan yang sebagian besar berisi

cerita. Meskipun di dalamnya terdapat gambaran-gambaran untuk melengkapi

cerita tersebut, namun secara utuh tulisan tersebut bersifat cerita. Narasi

merupakan satu bentuk pengembangan karangan dan tulisan yang bersifat

menyejarahkan sesuatu berdasarkan perkembangannya dari waktu ke waktu

(Jos,Daniel Parera, 1993:5).

2) Deskripsi

Menurut Daeng Nurjamal dan Warta Sumirat (2010:69) deskripsi

merupakan sebuah tulisan yang berisikan gambar tentang objek atau keadaan

tertentu yang dijelaskan seolah-oleah objek tersebut terlihat. Jos, Daniel

Parera (1993:5) mengatakan bahwa deskripsi merupakan sutu bentuk

karangan yang hidup dan berpengaruh. Karangan deskropsi berhubungan

dengan pengalaman pancaindra seperti penglihatan, pendengaran, perabaan,

penciuaman, dan perasaan.

Menurut Chaedar Alwasilah dan Senny Suzzana Alwasilah (2007:115)

deskripsi merupakan gambaran verbal manusia, objek, penampilan,

pemandangan, atau kejadian. Cara penulisan ini menggambarkan sesuatu

sedemikian rupa sehingga pembaca dibuat mampu (seolah merasakannya,

melihat, mendengar, atau mengalami) sebagaimana dipersepsi oleh

pancaindra. Karena dilandaskan pada pancaindra, maka deskripsi sangat

mengandalkann pencitraan konkrit dan perincian.

3) Argumentasi

Menurut Jos Daniel Parera (1993:6) menulis argumentasi merupakan

satu bentuk karangan eksposisi yang khusus. Pengarang argumentasi berusaha

untuk menyakinkan dan membujuk pembaca atau pendengar untuk percaya

dan menerima apa yang dikatakan. Pengarang argumentasi selalu

memberikan pembuktian dengan objektif dan menyakinkan, hal itu dapat

menggunakan dengan metode deduktif dan induktif.

Page 26: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Sedangkan menurut Chaedar Alwasilah dan Senny Suzzana Alwasilah

(2007:116) menulis deskripsi merupakan karangan yang membuktikan

kebenaran atau ketidakbenaran dari sebuah pernyataan. Menulis argumentasi

merupakan tulisan yang berisi pendapat tentang suatu persoalan yang

didukung dengan sejumlah argumentasi dengan maksud untuk meyakinkan

pembaca atas pendapat yang dikemukakannya (Daeng Nurjamal dan Warta

Sumirat, 2010:70).

4) Eksposisi

Menurut Daeng Nurjamal dan Warta Sumirat (2010:70) menulis

eksposisi merupakan tulisan yang berisi sabuah pembahasan tentang suatu

persoalan serta penjelasan-penjelasannya secara terperinci supaya pembaca

dapat memahami persoalan tersebut. Jos,Daniel Parera (2007:5) mengatakan

bahwa menulis eksposisi merupakan suatu tulisan yang pengarang dan

penulis berusaha memaparkan kejadian atau masalah agar pembaca dan

pendengar memahaminya.

Chaedar Alwasilah dan Sunny Suzzana Alwasilah (2007:111) menulis

eksposisi merupakan tulisan yang tujuan utamanya mengklasifikasi,

menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan. Penulisan

eksposisi ini berniat untuk memberikan informasi atau petunjuk kepada

pembaca, dan mengandalkan strategi pengembangan alinea seperti lewat

pemberian contoh, proses, sebab akibat, klasifikasi, definisi, analisis,

komparasi dan kontras.

5) Persuasi

Karangan persuasi merupakan karangan yang membuat pembaca

percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang

mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat/gagasan atau

pun perasaan seseorang (Laminudin Finoza, 2002:199). Dalam persuasi usaha

untuk mempengaruhi tersebut memanfaatkan aspek-aspek psikologis.

Page 27: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan tentang

perbedaan kelima tulisan tersebut. Hal itu menulis narasi ditekankan pada urutan

pada suatu peristiwa dari waktu ke waktu. Menulis deskripsi menekankan pada

memberikan gambar tentang objek tulisan dan berusaha menjadi pembaca ikut

merasakan penggambaran tersebut, menulis argumentasi menekankan dengan

menyakinkan pembaca tentang kebenaran suatu hal yang logis, menulis eksposisi

menekankan dengan menjelaskan suatu pengetahuan atau informasi, dan menulis

persuasi menekankan memengaruhi pembaca secara logis.

Seseorang dapat dikatakan telah mampu menulis dengan baik jika dapat

mengungkapkan maksudnya dengan jelas sehingga orang lain dapat memahami

apa yang diungkapnya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Morsey (1976) (dalam H.G. Tarigan, 1984:20), menyatakan bahwa:

Tulisan dipergunakan oleh orang-orang terpelajar untuk merekam, meyakinkan, melaporkan, serta mempengaruhi orang lain, dan maksud serta tujuan tersebut hanya tercapai dengan baik oleh orang-orang (atau para penulis) yang dapat menyusun pikirannya serta mengutamakannya dengan jelas (mudah dimengerti, kejelasan tersebut tergantung pada pikiran, susunan/organisasi, penggunaan kata-kata, dan struktur kalimat yang cerah.

Mc. Crimmon dalam Sabarti Akhadiah (2008:141) mengatakan bahwa

menulis adalah sebagai kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai subjek,

memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga

pembaca dapat memahami dengan mudah dan jelas.

Kegiatan menulis di samping sebagai proses, menulis juga merupakan suatu

kegiatan yang kompleks karena melibatkan cara berpikir yang teratur dan

berbagai persyaratan yang berkaitan dengan teknik penulisan, antara lain: (1)

adanya kesatuan gagasan; (2) penggunaan kalimat yang jelas; (3) paragraf disusun

dengan baik; (4) penerapan kaidah ejaan yang benar; dan (5) penguasaan kosakata

yang memadai.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat didefinisikan menulis adalah

serangkaian proses kegiatan yang kompleks yang memerlukan tahapan-tahapan,

dan menuangkannya ke dalam bentuk tulisan sehingga pembaca dapat memahami

Page 28: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

isi dari gagasan yang disampaikan. Dengan kata lain bahwa menulis merupakan

serangkaian kegiatan yang akan melahirkan pikiran dan perasaan melalui tulisan

untuk disampaikan kepada pembaca.

1. Tahapan-tahapan Menulis

Sabarti Akadiah, dkk (1988:2) mengatakan bahwa kegiatan menulis adalah

suatu proses, yaitu penulisan. Ini berarti dalam melakukan kegiatan menulis

dilakukan beberapa tahap, yaitu tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap

revisi. Hal ini dapat dijelaskan, sebagai berikut:

a). Tahap Prapenulisan

Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis dan

mencakup beberapa langkah kegiatan. Kegiatan yang mula-mula dilakukan jika

menulis karangan ialah menentukan topiknya. Dalam menentukan topik harus

diperoleh dari berbagai sumber, seperti pengalaman membaca, pengamatan,

pendapat, sikap, dan tanggapan sendiri atau orang lain. Akan tetapi, dalam

menentukan topik yang harus diingat adalah dalam memilih topik selalu

mengenai fakta dan memperhatikan beberapa persyaratan.

Setelah berhasil menemukan topik yang memenuhi persyaratan, maka

langkah kedua yang perlu dilakukan ialah membatasi topik. Membatasi topik

berarti mempersempit dan memperkhusus lingkup pembicaraan. Untuk

mempermudah proses pembatasan tersebut, dan dapat digunakan gambar,

bagan, diagram, atau cara visualisasi yang lain. Di antaranya dapat digunakan

diagram jam dan diagram pohon.

Langkah selanjutnya, menentukan bahan atau materi penulisan

maksudnya adalah semua informasi atau data yang digunakan untuk mencapai

tujuan penulisan. Bahan tersebut berupa rincian rincian, sejarah kasus, contoh,

penjelasan, definisi, fakta, hubungan sebab akibat, hasil pengujian hipotesisi,

angka-angka, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya.

Kegiatan yang terakhir, menyusun kerangka karangan. Menyusun

kerangka berarti memecahkan topik ke dalam sub-subtopik. Kerangka itu dapat

berbentuk kerangka topik atau kerangka kalimat. Kerangka itu dapat disusun

Page 29: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

dengan berbagai cara, yang penting kerangka itu harus logis, sistematis, dan

konsisten.

b). Tahap Penulisan

Tahap ini akan membahas setiap butir topik yang ada di dalam kerangka

yang disusun, berarti menggunakan bahan-bahan yang sudah diklasifikasikan

menurut sendiri masih memerlukan bahan lain. Dalam mengembangkan

gagasan menjadi suatu karangan yang utuh, diperlukan bahasa agar dapat

menguasai kata-kata yang akan mendukung gagasan. Hal ini berarti bahwa

harus mampu memulih kata dan istilah yang tepat sehingga gagasan dapat

dipahami pembaca dengan tepat. Kata-kata itu harus dirangkaikan menjadi

kalimat-kalimat yang efektif. Selanjutnya, kalimat-kalimat harus disusun

menjadi paragraf-paragraf yang memenuhi persyaratan. Tetapi tulisan itu

harus ditulis dengan ejaan yang berlaku disertai dengan tanda baca yang

digunakan secara tepat.

c). Tahap Revisi

Tahap revisi dilakukan secara menyeluruh mengenai logika, sistematika,

ejaa, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, pengetikan catatan kaki dan

daftar pustaka, dan sebagainya.

2. Manfaat Menulis

Menulis merupakan suatu kegiatan yang mempunyai banyak manfaat yang

dapat diterapkan oleh penulis itu sendiri. Menurut Sabarti Akhadiah, dkk. (1994:

1-2) ada beberapa manfaat menulis antara lain yaitu:

a). Dengan menulis dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi pribadi yang

berkaitan dengan permasalahan yang sedang ditulis.

b). Melalui kegiatan menulis dapat mengembangkan berbagai gagasan atau

pemikiran yang akan dikemukakan.

c). Dari kegiatan menulis dapat memperluas wawasan kemampuan berpikir, baik

dalam bentuk teoritis maupun dalam bentuk berpikir terapan.

d). Permasalahan yang kabur dapat dijelaskan dan dipertegas melalui kegiatan

menulis.

e). Melalui tulisan dapat menilai gagasan sendiri secara objektif.

Page 30: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

f). Dalam konteks yang lebih konkret, masalah dapat dipecahkan dengan lebih

melalui tulisan.

g). Dengan menulis dapat memotivasi diri untuk belajar dan membaca lebih giat.

Penulis menjadi penemu atau pemecah masalah bukan sekadar menjadi

penyadap informasi dari orang lain.

h). Melalui kegiatan menulis dapat membiasakan diri untuk berpikir dan

berbahasa secara tertib.

Dari pendapat di atas, jelas bahwa melalui menulis seseorang akan mampu

mengenali potensi yang dimilikinya. Penulis akan mengetahui sampai dimana

pengetahuannya tentang suatu topik atau bahan yang akan dibuat tulisan. Untuk

mengembangkan topik tersebut, penulis harus berpikir, menggali pengetahuan

dan pengalamannya.

Menulis sebuah karangan sederhana secara teknis dituntut memenuhi

persyaratan dasar seperti kalau akan menulis karangan yang rumit. Dalam menulis

karangan sederhana diperlukan adanya pemilihan topik, membatasinya,

mengembangkan gagasan, menyajikannya dalam kalimat dan paragraf yang

tersusun secara logis, dan sebagainya. Walaupun demikian, kemampuan menulis

bukanlah milik orang yang mempunyai bakat dalam menulis saja. Dengan latihan

yang sungguh-sungguh kemampuan tersebut dapat dimiliki oleh siapa saja yang

berniat dalam mengungkapkan gagasannya dalam bentuk tulisan.

c. Pengertian Narasi

Wacana jenis narasi, yang sering disebut naratif, istilahnya berasal dari kata

bahasa Inggris narrration narrative

-136)

mengungkapkan bahwa narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha

mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca

melihat atau mengalami sendiri peristiwa. Hal yang perlu mendapat perhatian

dalam narasi adalah perbuatan atau tindakan dan waktu (rangkaian waktu),

rangkaian waktu inilah yang nantinya menjadi pembeda antara narasi dan

deskripsi atau dengan kata lain, narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran

Page 31: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah

peristiwa yang menjadi dalam satu kesatuan waktu.

Sedangkan C. H. Vivian (dalam Muchsin Achmadi, 1990) mengatakan

bahwa naratif merupakan suatu bentuk wacana yang menguraikan serangkaian

peristiwa yang diatur sedemikian rupa untuk mengembangkan makna sentralnya.

Dengan membuat suatu cerita dengan makna sentralnya dapat membuat karangan

yang dapat menarik dibaca oleh pembaca secara utuh. Menurut Chaedar

Alwasilah dan Senny Suzzana Alwasilah (2007:119) narasi berasal dari kata to

narrate , yaitu bercerita. Cerita merupakan rangkaian peristiwa atau kejadian

secara kronologis, baik fakta maupun rekaan fiksi. Penulisan narasi bisa dimulai

dari peristiwa di tengah atau paling belakang, sehingga memunculkan flashback.

Dalam tulisan narasi bisa memakai kisah orang pertama sehingga terasa

subjektivitas pengarangnya, atau orang ketiga sehingga terdengar lebih objektif.

Daeng Nurjamal dan Warta Sumirat (2010:69) mengatakan bahwa menulis

narasi dapat diartikan sebuah tulisan yang sebagian besar berisi cerita. Meskipun

di dalamnya terdapat gambaran-gambaran untuk melengkapi cerita tersebut,

namun secara utuh tulisan tersebut bersifat cerita. Narasi merupakan satu bentuk

pengembangan karangan dan tulisan yang bersifat menyejarahkan sesuatu

berdasarkan perkembangannya dari waktu ke waktu (Jos Daniel Parera, 1993:5).

Oleh karena itu, Gorys Keraf (2007) menyatakan bahwa narasi tersebut

dapat dibagi menjadi dua, adalah sebagai berikut:

1) Narasi Ekspositoris

Narasi Ekspositorik adalah narasi yang berisikan fakta-fakta yang

memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa

dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam

narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data

yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku

diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atau sampai terakhir dalam

kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan

eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositorik. Ketentuan ini

Page 32: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada,

tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.

2) Narasi Sugestif

Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu

maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para

pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihatnya.

Agar lebih jelas lagi mengenai narasi ekspositoris dan narasi sugestif,

maka dapat di buat tabel perbedaan antara keduanya, sebagai berikut:

Tabel 1. Perbedaan Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif (Gory Keraf,

2007)

Narasi Ekspositoris Narasi Sugestif 1. Memperluas pengetahuan. 2. Menyampaikan informasi mengenai

suatu kejadian. 3. Didasarkan pada penalaran untuk

mencapai kesepakatan nasional. 4. Bahasanya lebih condong ke

bahasa informatif dengan pengunaan kata-kata denotatif.

1. Menyampaikan suatu makna atau makna secara tersirat.

2. Menimbulkan daya khayal. 3. Penalaran hanya berfungsi sebagai

alat untuk menyampaikan makna. 4. Bahasanya lebih condong ke

bahasa figuratif dengan penggunaan kata-kata konotatif.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa menulis narasi adalah suatu kekuatan atau kecakapan untuk

mengungkapkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan yang mengisahkan suatu

peristiwa, sesuai dengan urutan waktu kejadian yang telah terjadi. Sebab itu, unsur

yang paling penting dalam sebuah narasi adalah unsur perbuatan dan tindakan.

d. Pembelajaran Menulis Narasi di SMP

Peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah mulai tahun 2006

mengenai kurikulum yang berlaku dalam pendidikan mengajar pada jenjang

pendidikan baik dari tingkat SD-SMA mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Pada tingkatan SMP khususnya kelas VII dalam

pembelajaran menulis narasi mengacu pada SK dan KD yang telah ditetapkan,

sebagai berikut:

Page 33: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Standar Kompetensi: Menulis

12. Mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi

dan pesan singkat

Kompetensi Dasar: Menulis

12.1 Mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan

memperhatikan cara penulisan kalimat langsung dan tak

langsung

Pembelajaran menulis narasi yang ada di Sekolah Menegah Pertama

(SMP) dapat mengukur keterampilan siswa dalam menulis. Keterampilan menulis

merupakan salah bentuk keterampilan berbahasa yang sangat penting bagi siswa,

disamping keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca, baik selama mereka

masih sekolah maupun dalam kehidupannya nanti di masyarakat. Kemampuan

menulis siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar-

mengajar di sekolah. Oleh sebab itu, pembelajaran menulis mempunyai

kedudukan yang sangat strategis dalam pendidikan dan pengajaran di sekolah,

keterampilan menulis harus dikuasai oleh anak sedini mungkin dalam

kehidupannya di sekolah.

Selain memperbanyak latihan menulis harus pula didukung dengan

mengaitkan antara kemampuan membaca dan menulis. Hal ini disebabkan, karena

sebuah kenyataan bahwa dengan membaca berarti menambah perbendaharaan

pengetahuan yang sangat penting untuk memperkaya sebuah tulisan. Kegiatan

menulis melibatkan aspek penggunaan tanda baca dan ejaan, penggunaan diksi

dan kosakata, penataan kalimat, pengembanagan paragraf, pengolahan gagasan

dan pengembangan model karangan. Dalam menulis diperlukan adanya suatu

bentuk ekspresi gagasan yang berkesinambungan dan mempunyai urutan logis

dengan menggunakan kosakata dan tatabahasa tertentu atau kaidah bahasa yang

digunakan sehingga dapat menggambarkan atau menyajikan informasi yang

diekspresikan secara jelas. Hal ittu menjadi penyebab untuk terampil menulis

diperlukan latihan dan praktik yang terus menurus dan teratur (Agus Suriamiharja

dkk, 1984:2).

Page 34: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Di samping memperbanyak latihan ternyata kemampuan menulis harus

belajar dari contoh atau model wacana yang akan memberikan gambaran secara

konkret dari pada sekadar deretan teori yang akan menjadi abstrak di benak siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat diambil suatu

kesimupulan mengenai hakikat menulis narasi merupakan suatu kecakapan yang

dimiliki oleh siswa untuk mengembangkan ide atau gagasan karangan dalam

sebuah karangan yang menceritakan suatu peristiwa sesuai dengan urutan waktu.

Oleh karena itu, kemampuan menulis narasi pada siswa SMP N 3 Sukoharjo akan

ditindaklanjuti dalam penelitian ini. Peneliti berharap dengan ini siswa dapat

meningkatkan kemampuan menulis, terutama dalam menulis narasi.

2. Hakikat Metode Quantum Learning

a. Pengertian Pembelajaran

Menurut Syaiful Sagala (2003 : 61) pembelajaran merupakan proses

komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik,

sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Dalam pembelajaran

peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, melainkan juga

mengarahkan dan memberikan fasilitas belajar agar proses belajar lebih memadai.

Proses pembelajaran seorang guru dituntut untuk mengetahui kemampuan dasar

yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar

belakang, akademisnya, latar belakang ekonominya dan lain sebagainya.

Berdasarkan penjelasan diatas maka kesiapan guru untuk mengenal karkteristik

siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian dan menjadi

indikator suskesnya pelaksanaan pembelajaran.

E. Mulyasa (2006 : 189) mengatakan pembelajaran merupakan aktualisasi

kurikulum yang menuntut aktivitas, kreativitas, dan kearipan guru dalam

menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana

yang telah diprogramkan secara efektif dan menyenangkan. Dalam pembelajaran

seorang guru harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, pemilihan dan

pengunaan metode mengajar, serta memilih dan menggunakan strategi dan

pendekatan pembelajaran. Oleh karenanya, kompetensi-kompetensi tersebut

merupakan bagian integral seorang guru juga sebagai tenaga profesioanl yang

Page 35: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

hanya dapat dikuasai dengan baik melalui pengalaman secara intensif. Sedangkan,

menurut Corey (dalam Syaiful Sagala, 1990) mengatakan bahwa pembelajaran

merupakan suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola

untuk memungkinkan turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi

khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran merupakan suatu proses belajar mengajar yang dilaksanakan

oleh guru dengan cara yang menyenangkan, agar siswanya aktif dan senang dalam

mengikuti proses pembelajaran.

Adapun hal-hal yang menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran

tersebut melibatkan berbagai komponen.

Komponen Guru. Guru merupakan seseorang yang bertindak sebagai pendidik

dalam belajar mengajar. Seorang guru sebagai tenaga profesioanl yang memiliki

kualifikasi, peranan guru dalam pendidikan adalah sebagai fasilitator,

pembimbing, evaluator, dan inovator. Menurut Hadi A. Soedomo (dalam skripsi

Dhiastuti, 2010) tugas guru dalam pembelajaran dapat dikelompokkan meliputi

tiga hal, seperti: (1) tugas edukasional mendidik); (2) tugas instruksional

(mengembangkan kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotorik); dan tugas

managerial (mengelola kelas dan kegiatan belajar).

Komponen siswa. Siswa merupakan seseorang yang bertindak sebagai

penerima, pencari, dan pelaksana dalam pembelajaran. Siswa dituntut berperan

aktif dalam proses pembelajaran dan tidak diharapkan hanya sekadar menerima,

menurut, dan pasrah terhadap segala materi yang diberikan. Komponen Materi.

Materi merupakan bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan tujuan

yang diterapkan. Materi dalam pembelajaran dengan isi yang tercantum dalam

kurikulum yang berlaku. Komponen Metode. Metode merupakan cara yang

digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Komponen Media.

Media merupakan alat tau bahan yang digunakan untuk menyampaikan materi

kepada siswa. Media yang digunakan guru bisa berupa audio, visual, dan audio-

visual. Dan komponen evaluasi, evaluasi merupakan cara yabg digunakan untuk

Page 36: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

memperoleh informasi yang akurat mengenai penyelenggaraan pembelajaran dan

keberhasilan belajar siswa.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

pembelajaran sebagai titik tolak atau sudut pandang yang merujuk pada

pandangan tentang terjadinya suatu proses kegiatan yang sifatnya meliputi

perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian pembelajaran dengan cakupan

teoritis yang digunakan guru dalam mengajar.

b. Quantum Learning sebagai Metode Pembelajaran

Pembelajaran quantum learning merupakan salah satu model, strategi, dan

pendekatan pembelajaran yang mengutamakan pada keterampilan guru dalam

mengelola pembelajaran. Guru merupakan salah satu komponen dalam

pembelajaran. Guru juga berperan sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar di

dalam kelas, sehingga guru sebagai fasilitator yang berusaha menciptakan

kegiatan belajar mengajar yang efektif, mengembangkan bahan ajar,

meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak, dan menguasai tujuan

pendidikan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran peran guru sangat diperlukan

khususnya berhubungan dengan penggunaan metode atau cara-cara mengajar

yang menarik dapat meningkatkan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran

sehingga tercapaainya tujuan yang telah direncanakan.

Menurut Andayani (2009:110) dapat diartikan bahwa quantum learning

merupakan keseragaman atau variasi yang memiliki makna sebagai belajar dengan

memperhatikan beragam cara atau belajar dengan cara yang bervariasi.

quantum learning

merupakan sebuah program yang mengizinkan pendidik untuk memahami

perbedaan gaya pembelajaran para siswa di dalam kelas.

Dari beberapa jenis metode pembelajaran yang ada, salah satu yang dapat

diterapkan di dalam materi menulis narasi adalah quantum learning. Hal ini

dikarenakan quantum learning merupakan model pembelajaran yang

memperhatikan segala sistem pembelajaran berupa interaksi, yang

mempertimbangkan perbedaan kondisi murid, serta memaksimalkan peristiwa

belajar. Metode quantum learning berfokus pada hubungan dinamis dalam

Page 37: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

lingkungan kelas serta menciptakan interaksi yang efektif untuk pembelajaran.

Interaksi-interaksi ini mencakup berbagai unsur yang dapat dimanfaatkan untuk

menunjang kegiatan belajar yang efektif serta dapat mempengaruhi kesuksesan

murid dalam belajar.

Awal kemunculan quantum leraning pada tahun 70-an, semula diterapkan

dalam pembelajaran di Super Camp yaitu sebuah program pembelajaran yang

mengacu pada akselerasi atau percepatan dengan suasana yang menyenangkan

murid. Program ini dilakukan dengan cara murid mengikuti pembelajaran dengan

program menginap selama dua belas hari pada sebuah Super Camp. Hasil dari

pembelajaran ini menunjukkan bahwa murid-murid yang mengikuti program

Super Camp mendapatkan prestasi yang lebih baik, lebih berpartisipasi, dan

merasa lebih bangga akan diri mereka sendiri (Bobby DePorter & Mike Hemacki,

2004: 4-5).

Quantum learning dipopulerkan oleh Learning Forum, yaitu sebuah

asosiasi pendidikan international yang menekankan perkembangan keterampilan

akademis dan keterampilan untuk mengembangkan kepribadian. Quantum

learning oleh Learning Forum kemudian dikukuhkan sebagai sebuah metodologi

pembelajaran dalam bentuk rancangan pembelajaran, penyajian bahan ajar, dan

fasilitas pembelajaran, yang tidak harus dilaksanakan di kelas-kelas biasa. Dalam

hal ini quantum learning merangkaikan suatu model pembelajaran yang oleh

asosiasi sebagai model atau metode yang efektif untuk dikembangkan menjadi

sebuah metode pembelajaran. Dikatakan demikian karena dapat merangsang

multisensori, multikecerdasan, dan relevan dengan perkembangan otak pada masa

anak-anak, sehingga pada akhirnya dapat mengembangkan kemampuan guru

untuk mengacu kemampuan murid agar berprestasi.

Proses belajar yang dialami seorang siswa sangat bergantung kepada

lingkungan tempat belajar. Jika lingkungan belajar dapat memberikan sugesti

positif, maka akan baik dampaknya bagi proses dan hasil belajar, sebaliknya jika

lingkungan tersebut memberikan sugesti negatif maka akan buruk dampaknya

bagi proses dan hasil belajar. Dalam hal ini metode quantum learning juga

mempertimbangkan segala sistem pembelajaran yang berupa interaksi yang

Page 38: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

mempertimbangkan perbedaan kondisi murid, serta memaksimalkan peristiwa

belajar.

Lozanov (dalam Andayani, 2009 : 111) menyatakan proses pembelajaran

dengan model quantum learning membutuhkan sebuah sistem yang kompleks.

Sistem kompleks yang dimaksud diperlukan sebagai upaya menggubah atau

menciptakan sebuah lingkungan, cara presentasi guru, dan rancangan

pembelajaran, selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini quantum

learning juga mempertimbangkan segala ssistem pembelajaran yang berupa

interaksi yang mempertimbangkan perbedaan kondisi murid, serta

memaksimalkan peristiwa belajar. Quantum learning berfokus pada hubungan

dinamis dalam lingkungan kelas serta menciptakan interaksi yang efektif untuk

pembelajaran.

The model learning is usingmust can make students active and ignorance

teaching model that cause their reluactance, discontent, and eventual abandonment. Tradisional models often have students sitting silently and they back to the teacher but innovate can make students move and active. (Shelly Thomas, 2007:1) Berdasarkan hal di atas Shelly Thomas (2007:1) mengatakan bahwa model

pembelajaran yang digunakan seharusnya dapat membuat siswa aktif dan tidak

menimbulkan kebosanan, ketidakpuasan, dan siswa tidak mendapatkan hasil

belajar yang kurangh. Model pembelajaran tradisional hanya akan membuat siswa

duduk dan diam dalam pembelajaran kembali pada guru sedangkan model

pembelajaran yang inovatif akan membuat siswa bergerak dan lebih aktif. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa seorang guru dalam pembelajaran menerarapkan

model pembelajaran yang sesuai karena akan berpengaruh pada keaktifan,

kemampuan dan hasil belajar siswa.

Quantum learning merupakan aplikasi dari pengajaran quantum teaching.

Bobbi DePorter (2003:4-5) menyatakan bahwa pelaksanaan metode quantum

leraning memiliki petunjuk yang bersifat spesifik untuk menciptakan lingkungan

belajar yang efektif, merancang bahan ajar, menyampaikan isi pembelajaran, dan

memudahkan proses belajar. Dalam hal ini, dapat diuraikan cara-cara efektif

pelaksanaan metode quantum learning, diantaranya:

Page 39: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

(1) partisipasi dengan cara mengubah keadaan kelas dari yang biasa menjadi kelas yang menarik; (2) memotivasi dan menumbuhkan minat dengan menerangkan kerangka rancangan yang dikenal dengan singkatan TANDUR (tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, rayakan); (3) membangun rasa kebersamaan; (4) menumbuhkan dan mempertahankan daya ingat; dan (5) merangsang daya dengar anak didik.

Pembelajaran model quantum learning yang penting adalah bagaimana

menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar.

Model quantum learning hampir sama dengan sebuah simponi, yaitu ada banyak

unsur yang menjadi faktor pengalaman musik. Unsur-unsur itu dibagi menjadi dua

kategori yaitu konteks dan isi.

Konteks merupakan latar belakang pengalaman yang dimiliki oleh seorang

guru. Jika dalam orkestra musik misalnya, konteks merupakan suatu keakraban

ruang orkestra itu sendiri (lingkungan), semangat konduktor dan para pemain

musiknya (suasana), keseimbangan instrument dan musisi dalam bekerja sama

(landasan), dan interpretasi sang maestro terhadap lembaran musik (rancangan).

Unsur-unsur ini berpadu dan menciptakan pengalaman bermusik secara

menyeluruh. Tidak berbeda dengan apa yang ada dalam konteks pengajaran, di

mana agar mampu mendapatkan sesuatu yang mampu dijadikan rujukan maka

harus dipadukan beberapa metode yang menarik dan simpel.

Sedangkan, isi merupakan bentuk penyajian. Isi juga meliputi fasilitas

seorang ahli sang maestro terhadap orkestra, memanfaatkan bakat setiap pemain

musik dan potensi setiap instrumen. Tidak hanya terfokus satu langkah saja dan

meninggalkan unsur penting yang lainnya. Jika dikaitkan dengan situasi belajar

mengajar sekolah, maka unsur-unsur yang sama tersusun dengan baik yaitu

suasana, lingkungan, landasan, rancangan, penyajian, dan fasilitas.

quantum learning mempunyai suatu asas yang menguatkan keberadaannya. Asas

dari quantum learning adalah Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan

Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Hal ini berarti apa yang ada dalam diri

harus mampu membawa anak didik untuk memahami dan mencoba

menerapkannya dalam kehidupan. Maka dari itu, hal yang pertama dilakukan oleh

Page 40: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

guru adalah memasuki dunia muridnya. Tindakan ini akan memberi guru izin

untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan mereka menuju

kesadaran ilmu pengetahuan yang lebih luas. Jadi, mampu untuk menerapkan dan

mencari model terbaru dalam pembelajaran.

Pelaksanaan quantum learning dalam pembelajaran memiliki lima prinsip,

antara lain: (1) segalanya berbicara; (2) segalanya bertujuan; (3) pengalaman

sebelum pemberian nama; (4) akui setiap usaha; dan (5) jika layak dipelajari maka

Segalanya berbicara dapat diartikan bahwa dalam sebuah kelas bukan

hanya guru saja yang berhak berbicara, namun semua yang ada di dalam memiliki

hak yang sama untuk saling berargumentasi dan menyatakan apa yang ada dalam

benak pikirannya. Segalanya bertujuan diartikan bahwa seorang guru menyusun

pelajaran secara hati-hati, agar dalam pelaksanaan mengajar tidak ada yang

melenceng dari tujuan utama. Pengalaman sebelum pemberian nama didasari atas

hakikat bahwa otak manusia akan berkembang pesat dengan adanya rangsangan

kompleks yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses

pembelajaran paling baik terjadi ketika murid telah mengalami informasi sebelum

mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.

Mengakui setiap usaha diartikan bahwa dalam sebagai prinsip karena

belajar mengandung resiko. Belajar bagi murid sering dianggap sebagai aktivitas

melangkah keluar dari kenyamanan. Pada saat murid langkah ini, mereka pantas

mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka bahwasanya

mereka telah mengambil keputusan untuk mengambil sebuah langkah. Sedangkan,

jika layak dipelajarai diartikan sebagai layak pula dirayakan guna sebagai prinsip

karena perayaan dapat menjadi sebuah perangsang motivasi bagi setiap murid.

Perayaan juga dapat memberikan umpan balik mengenai persepsi murid yang

benar terhadap pembelajaran yang diikutinya, serta perkembangan emosi yang

positif bagi murid dalam belajar.

Menurut Bobbi DePorter, dkk (2004:112-113) mengungkapkan bahwa

pemanfaatan quantum leraning dapat dilakukan dengan menggunakan

kemampuan visual, auditorial, dan kinestetik yang merupakan gaya belajar dalam

Page 41: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

diri seorang anak. Kemampuan visual dapat dimunculkan dengan memanfaatkan

media pembelajaran yang berupa gambar, poster, penayangan film, dan

sebagainya. Guru dapat memancing kemampuan auditori siswa dengan cara

memperdengarkan cerita, puisi, berita, dari sebuah radio atau tape. Kemampuan

kinestika siswa dapat diasah dengan cara pembentukan kerja kelompok atau

dengan belajar di luar kelas. Oleh karenya, pemilihan media harus sesuai dengan

tema dan materi yang akan diajarkan.

Selaras dengan pendapat di atas, Andayani (2008:40) mengungkapkan

bahwa pemilihan media dan sumber pembelajaran berbasis quantum leraning

meliputi media pandang berbentuk gambar, media dengar berbentuk rekaman, dan

media audiovisual berbentuk VCD. Penggunaan media gambar tematik maupun

mnemonik dirancang untuk membantu murid mendapatkan inspirasi sehingga

dapat mencapai aspek ekspresi dalam mencipta tulisan atau karangan, baik puisi

maupun cerita. Gambar tematik merupakan gambar bertema, seringkali berbentuk

tunggal. Selain dengan media gambar untuk menginspirasi anak dapat pula

dilakukan dengan pengamatan obyek secara langsung.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan

bahwa metode quantum learning merupakan suatu pendekatan yang digunakan

guru dalam proses pembelajaran yang menyenangkan berdasarkan dengan konteks

dan isi sebagai salah satu metode pembelajaran yang efektif, karena dengan

metode ini siswa juga aktif dalam proses pembelajaran tidak hanya sebagai

pendengar saja di dalam kelas.

c. Konsep TANDUR dalam Metode Pembelajaran Quantum Learning

Kegiatan pembelajaran quantum learning memiliki suatu konsep

TANDUR yang merupakan akronim dari: Tumbuhkan, Alami, Rayakan, Namai,

Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Dengan konsep TANDUR diharapkan

dapat membawa siswa tertarik dan berminat dalam proses pembelajaran. Selain

itu, siswa juga dapat mengalami pembelajaran, berlatih, dan menjadikan isi

pembelajaran nyata bagi mereka sendiri dan akhirnya dapat mencapai kesuksesan

dalam belajar.

Page 42: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Menurut Bobbi DePorter (2003:89) konsep TANDUR yang digunakan

dalam pembelajaran quantum learning dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Tumbuhkan

Sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan keinginan mereka. Buatlah

mereka tertarik atau penasaran tentang materi yang akan diajarkan.

2) Alami

3) Namai

-

konsep dari materi pembelajaran.

4) Demonstrasikan

Berikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan pengalaman dengan data

atau keterangan baru, sehingga mereka menghayati dan membuatnya sebagai

pengalaman pribadi.

5) Ulangi

Rekatkan gambaran keseluruhannya. Ini dapat dilakukan melakui pertanyaan,

post test, atau penugasan maupun membuat ringkasan hasil belajar.

6) Rayakan

Jika materi layak dipelajari, maka harus dirayakan. Perayaan menambahkan

belajar dengan asosiasi positif.

-40) setiap metode pembelajaran memiliki

langkah-langkah pembelajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan konsep TANDUR,

dijelaskan sebagai berikut.

1) Tumbuhkan

Tumbuhkan minat dengan memuaskan, yakni apakah manfaat yang akan

diperoleh dari pembelajaran bagi guru dan muridnya. Konsep tumbuhkan

menyenangkan dan menggembirakan di hati setiap siswa, dalam suasana

Page 43: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

relaks, tumbuhkan interaksi dengan siswa, masuklah ke alam pikiran mereka

dan bawalah alam pikiran ke alam pikiran Anda, yakinkan siswa mengapa

harus mempelajari ini dan itu, belajar adalah suatu kebutuhan siswa, bukan

suatu keharusan. Jadi, siswa akan merasakan kesenagan dan menikmati

pembelajarannya.

2) Alami

Alami merupakan ciptakan dan datangkan pengalaman umum yang

dapat dimengerti semua pelajar. Unsur alami akan medorong hasrat alami otak

untuk menjelajah. Pada konsep ini dapat dilakukan berbagai aktivitas,

misalnya: murid mulai mencari dan menemukan bacaan yang akan

dibicarakan, murid berkelompok membicarakan cerita yang dibaca, dan murid

menyimak secara bersama-sama suatu cerita.

3) Namai

Konsep namai ini digunakan untuk memusatkan otak siswa, membuat

mereka penasaran penuh dengan pertanyaan mereka sendiri. Serta membantu

siswa untuk mendapatkan informasi pengalaman yang berarti, sehingga siswa

dapat menamai pengelamanya tersebut.

4) Demonstrasikan

Demonstrasikan merupakan sediakan kesempatan bagi pelajar untuk

menunjukan bahwa mereka tahu. Setelah siswa mengalami belajar akan

sesuatu, beri kesempatan kepada mereka untuk mendemonstrasikan

kemampuannya karena siswa akan mampu mengingat 90% jika siswa itu

mendengar, melihat, dan melakukannya. Melalui pengalaman belajar siswa

akan mengerti dan mengetahui bahwa siswa memiliki kemampuan dan

informasi yang cukup.

5) Ulangi

Ulangi merupakan menunjukkan kepada siswa tentang cara-cara

mengulang materi dan menegaaskan. Dengan pengulangan dapat memperkuat

koneksi saraf, pengulangan harus dilakukan dengan mengikutsertakan multi

kecerdasan yang dimiliki oleh setiap siswa. Multi kecerdasan itu berupa

kecerdasan spasial-visual, verbal linguistik, interpersonal, musical-ritmik,

Page 44: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

naturalisasi, kinestetik, interpersonal, dan logis matematik. Menggunakan

kecerdasan berganda dalam pembelajaran dapat membantu siswa

mendapatkan lebih banyak makna dan rangsangan otak dalam proses belajar,

sekaligus memberikan mereka lebih banyak variasi dan kesenagan serta

mengembangkan dan memperkuat kecerdasan mereka.

6) Rayakan

Rayakan merupakan pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi dan

perolehan keterampilan dan ilmu pengetahua. Serta merasa kebanggan

pemberdayaan diri untuk usaha maksimal, simpati untuk kepercayaan diri

serta ungkapan terima kasih untuk antusiasnya, semua itu adalah sesuatu yang

sangat berharga dan kesemuanya perlu diberikan pujian dan merayakannya.

Perayaan adalah ekspresi dari kelompok seseorang yang telah berhasil

mengerjakan sesuatu tugas dan kewajiban dengan baik.

Dengan kata lain, anak menjadi lebih keras kemauannya untuk

bekerja dan berbuat lebih baik lagi.

Berdasarkan beberapa kerangka konseptual di atas tentang langkah-

langkah pengajaran dalam quantum learning, maka dapat dilihat dengan jelas

bahwa ada ciri khas yang terkandung didalamnya, seperti adanya unsur demokrasi

dalam pengajaran, adanya kepuasan pada diri si anak, adanya unsur pemantapan

dalam menguasai materi atau suatu keterampilan yang diajarkan, dan adanya

unsur kemampuan pada seorang guru dalam merumuskan temuan yang dihasilkan

siswa, dalam bentuk konsep, teori, model, dan sebagainya.

3. Hakikat Media Gambar Berseri

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

asa Arab. Media adalah

perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Azhar

Arsyad (2011:3) mengatakan bahwa media daiartikan sebagai alat-alat grafis,

photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun

kembali informasi visual atau verbal. Menurut Webster (1983:105) dalam Azhar

Page 45: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

art skill) yang diperoleh lewat pengalaman, studi

dan observasi.

Menurut Zaenal (2000:15) media merupakan sumber belajar, maka secara

luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang

memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Dalam

proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting.

Karena dalam kegiatan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan

menghadirkan media sebagai perantara. Media pengajaran, menurut Arif S.

Sadiman (1993:4) dimaknai sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses

belajar terjadi.

Hamalik (dalam Azhar (2011:15)) mengemukakan bahwa pemakaian media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan

minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan

membawa pengaruh psikologi terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran

sangant membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan

isi pelajaran.

Menurut Levie & Lentz (dalam Azhar (2011:16) mengemukakan fungsi

media pembelajaran khususnya media visual menjadi 4, sebagai berikut:

1) Fungsi Atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan

perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan

dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

Media gambar, khususnya gambar yang diproyeksikan melalui overhead

projector dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada

pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan siswa

untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.

2) Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika

belajar teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah

emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial

dan ras.

Page 46: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

3) Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang

mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar

pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan

yang terkandung dalam gambar.

4) Fungsi Kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian

bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks

membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan

informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

Berdasarkan pengertian di atas mengenai fungsi media pembelajaran, maka

dapat diambil kesimpulan bahwa dengan media pembelajaran berfungsi untuk

mengakomodasikan siswa yang lemah dan lembut menerima dan memahami isi

pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

Menurut Azhar Arsyad (2011 : 82-96) penggunaan media pembelajaran

dibedakan menjadi empat, yaitu media berbasis manusia, media berbasis cetakan,

media berbasis visual, dan media berbasis audio visual.

1) Media berbasis manusia

Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan

untuk mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media ini

bermanfaat khususnya untuk mengubah sikap atau ingin secara langsung

terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Salah satu faktor pentig

dalam pembelajaran dengan media berbasis manusia ialah rancangan

pelajaran yang interaktif. Dengan adanya manusia sebagai pemeran utama

dalam proses belajar maka kesempatan interaksi semakin terbuka lebar.

Pelajaran interaktif yang terstruktur dengan baik bukan hanya lebih menarik

tetapi juga memberikan kesempatan untuk percobaab mental dan pemecahan

masalah yang kreatif.

Sebagai penuntun untuk mengembangkan pelajaran interaktif

dikemukan langkah-langkah, yaitu: (a) mengidentifikasi pokok bahasan

pelajaran; (b) mengembangkan sajian pembelajaran yang mencangkup semua

informasi yang diharapkan siswa harus kuasai; (c) membaca/mengamati

keseluruhan penyajian dan menentukan di mana dialog-dialog interkati dapat

Page 47: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

digabungkan dan disisipkan; (d) menetapkan jenis informasi yang diinginkan

dari siswa; (e) menentukan pesan-pesan apa yang ingin disampaikan dengan

kegiatan interaktif; dan (f) menetapkan butir-butir diskusi penting.

2) Media Berbasis Cetakan

Media pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal

adalah buku teks, buku penutun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas.

Perancangan pembelajaran harus berupaya untuk membuat materi dengan

media berbasis teks menjadi interaktif. Petunjuk berikut dapat membantu

menyiapkan media berbasis teks yang interaktif, yaitu (a) sajikan informasi

dalam jumlah yang selayaknya dapat dicerna, diproses, dan dikuasai;

(b) pertimbangan hasil pengamatan dan analisis kebutuhan siswa dan siapkan

latihan sesuai dengan kebutuhan tersebut; (c) pertimbangan hasil analisis

respons siswa; (d) siapkan kesempatan bagi siswa untuk dapat belajar sesuai

kemampuan dan kecepatan mereka; dan (e) gunakan beragam jenis latihan

dan evaluasi seperti main peran, studi kasus, berlomba, atau stimulus.

3) Media Berbasis Visual

Media berbasis visual memegang peran yang sangat penting dalam

proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan

memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat

memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata, agar

menjadi lebih efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang

bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual untuk meyakinkan

terjadinya proses informasi. Media visual dibedakan menjadi dua yaitu media

visual diam dan media visual gerak. Media visual diam antara lain, foto,

ilustrasi, flash card, gambar kartun bisu yang diproyeksikan, peta dan globe.

Sedangkan media visual gerak antara lain film.

4) Media Audio-Visual

Media audio visual memiliki kemampuan untuk mengatasi kelemahan

dari media visual dengan suara. Media ini menjadi lebih efektif

penggunaannya bila dibandingkan dengan media visual saja. Pada dasarnya

media visual dibedakan menjadi dua sesuai karakteristiknya, yaitu media

Page 48: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

audio visual diam dan media audio visual gerak. Contoh media audio diam

anntara lain, slow scan TV, TV diam, film rangkai bersuara, halaman

bersuara, dan buku bersuara. Sedangkan contoh media audio visual gerak

adalah film bersuara, pita video, film TV, dan gambar bersuara.

Selain itu, pemilihan media dalam pembelajaran juga harus memiliki

kriteria, diantaranya: (1) media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai; (2) ketepatgunaan pemakaian media dalam pengajaran; (3)

kondisi siswa; (4) ketersediaan media yang akan digunakan; dan (5) mutu teknis

dan biaya.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa media pengajaran

adalah sarana atau alat bantu perantara yang digunakan guru atau siswa dalam

proses belajar mengajar untuk menyalurkan pesan/informasi pembelajaran dan

sumber pesan ke penerima pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan

kemauan siswa serta mempertinggi efektifitas dan efisien dalam mencapai tujuan.

b. Pengertian Media Gambar

Penggunaan media, lebih-lebih media gambar berseri dalam pembelajaran

keterampilan menulis narasi, akan dapat memotivasi siswa dalam proses

pembelajaran. Sebagaimana yang dinyatakan Gagne (1988), gambar-gambar bisa

memberikan motivasi belajar, walaupun bukan satu-satunya. Sejalan dengan

pernyataan tersebut, Wright (1992) mengatakan bahwa gambar memiliki beberapa

peran di dalam keterampilan seperti dapat memotivasi siswa, berkontribusi

terhadap konteks bahasa yang digunakan, dapat digunakan untuk menjelaskan

secara objektif atau menginterpretasikan, dan dapat memberikan informasi.

Media gambar adalah gambar yang tidak diproyeksikan, terdapat di mana-

mana, baik di lingkungan anak-anak maupun orang dewasa, mudah diperoleh dan

ditunjukkan kepada anak-anak. (Oemar Hamalik, 1989:81). Dari pengertian ter-

sebut, bahwa media gambar selain terdapat di mana-mana, mudah diperoleh, dan

ditunjukkan kepada anak-anak, merupakan alat bantú proses belajar mengajar,

karena melalui gambar siswa dapat melihat dengan jelas sesuatu yang sedang di-

bicarakan atau didiskusikan di dalam kelas. Sedangkan dalam Kamus Besar

Page 49: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Bahasa Indonesia (2001: 32

Gambar pada dasarnya membantu mendorong para siswa dan dapat

membangkitkan minatnya pada pelajaran. Membantu mereka dalam kemampuan

berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan kreatif dalam bercerita, dramatisasi,

bacaan, penulisan, melukis dan menggambar serta membantu mereka menafsirkan

dan mengingat-ingat isi materi bacaan dari buku teks.

Penggunaan media gambar dapat membantu siswa untuk memusatkan

perhatian terhadap materi yang disampaikan. Media gambar dapat berupa gambar

berseri maupun gambar lepas. Media gambar berseri merupakan golongan atau

jenis media visual gambar dasar. Media gambar memiliki kelebihan sebagai

berikut.

1) Umumnya murah harganya, media gambar menggunakan kertas sebagai

bahan baku sehingga harga relalif murah;

2) Mudah didapat, untuk mendapatkannya guru bisa menggandakan dengan

cara memfotokopi;

3) Mudah digunakannya, penggunaan media ini cukup dilihat dengan mata

saja tanpa ada pengguaan alat lain sebagai penyerta.;

4) Dapat memperjelas suatu masalah;

5) Lebih realistis;

6) Dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan; dan

7) Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

Namun demikian media gambar juga memiliki suatu kelemahan, sebagai

berikut.

1) Hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya dapat

terlihat oleh sekelompok siswa;

2) Gambar diintepretasikan secara personal dan subjektif; dan

3) Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga kurang efektif

dalam pembelajaran.

Dalam pemilihan gambar yang baik untuk kegiatan pengajaran terdapat

beberapa kriteria yang perlu diperhatikan antara lain:

Page 50: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

1) Keaslian gambar. Gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya, seperti

melihat keadaan atau benda yang sesungguhnya. Kekeliruan dalam hal ini

akan memberikan pengaruh yang tak diharapkan gambar yang palsu

dikatakan asli;

2) Kesederhanaan. Gambar itu sederhana dalam warna, menimbulkan kesan

tertentu, mempunyai nilai estetis secara murni dan mengandung nilai praktis.

Jangan sampai peserta didik menjadi bingung dan tidak tertarik pada gambar;

3) Bentuk item. Hendaknya si pengamat dapat memperoleh tanggapan yang

tetap tentang objek-objek dalam gambar;

4) Perbuatan. Gambar hendaknya hal sedang melakukan perbuatan. Siswa akan

lebih tertarik dan akan lebih memahami gambar-gambar yang sedang

bergerak;

5) Fotografi. Siswa dapat lebih tertarik kepada gambar yang nilai fotografinya

rendah, yang dikerjakan secara tidak profesional seperti terlalu terang atau

gelap. Gambar yang bagus belum tentu menarik dan efektif bagi pengajaran;

dan

6) Artistik. Segi artistik pada umumnya dapat mempengaruhi nilai gambar.

Penggunaan gambar tentu saja disesuaikan dengan tujuan yang hendak

dicapai.

Kriteria-kriteria memilih gambar seperti yang telah dikemukakan di atas

juga berfungsi untuk menilai apakah suatu gambar efektif atau tidak untuk

digunakan dalam pengajaran. Gambar yang tidak memenuhi kriteria tidak dapat

digunakan sebagai media dalam mengajar.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa gambar sebagai

media pendidikan dapat membuat siswa melihat dan mempertajam imajinasi yang

kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. Semakin tajam daya imajinasi siswa,

maka akan semakin berkembang sudut pandang siswa dalam membahas gambar.

c. Pengertian Media Gambar Berseri

Gambar merupakan bahasa umum yang dapat dimengerti dan dinikmati

dimana-

Page 51: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

dibedakan menjadi dua yaitu gambar fotografi dan gambar tangan. Sedangkan dari

segi isinya gambar berisikan satu perbuatan tentang satu orang atau benda (tipe

pertama), sedangkan tipe kedua adalah gambar yang berisikan suatu situasi yang

mengandung beberapa kegiatan yang ada kaitannya dengan orang, benda, dan

peristiwa atau kejadian-kejadian yang menyangkut masa lalu atau sekarang.

Gambar seri disebut juga gambar susun. Media ini terbuat dari kertas manila lebar

yang berisi beberapa buah gambar. Gambar-gambar tersebut saling berhubungan

sehingga membentuk rangkaian cerita. Setiap gambar diberi nomor sesuai dengan

urutan gambarnya. Media ini sangat sesuai untuk melatih keterampilan ekspresi

tulis (mengarang) dan keterampilan ekspresi lisan (berbicara, bercerita). Dengan

mengamati gambar yang dibentang di depan kelas, para siswa diharapkan dapat

memperoleh konsep tentang topik tertentu.

Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001) menyatakan bahwa media

gambar berseri adalah sejumlah gambar yang menggambarkan suasana yang

sedang diceritakan dan menunjukkan adanya kesinambungan antara gambar yang

satu dengan lainnya, sedangkan gambar lepas merupakan gambar yang

menunjukkan situasi ataupun tokoh dalam cerita yang dipilih untuk

menggambarkan situasi-situasi tertentu, antara gambar satu dengan lainnya tidak

menunjukkan kesinambungan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media gambar

berseri adalah media pembelajaran yang digunakan oleh guru yang berupa gambar

datar yang mengandung cerita, dengan urutan tertentu sehingga antara satu

gambar dengan gambar yang lain memiliki hubungan cerita dan membentuk satu

kesatuan.

d. Media Gambar Berseri sebagai Pembalajaran

Hamalik (dalam Azhar (2011:15)) mengemukakan bahwa pemakaian

media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan

kegiatan belajar, dan membawa pengaruh psikologi terhadap siswa. Penggunaan

Page 52: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

media pembelajaran sangant membantu keefektifan proses pembelajaran dan

penyampaian pesan dan isi pelajaran.

Menurut Zaenal (2000:16) media pembelajaran dapat mempertinggi proses

belajar siswa dalam pengajaran yang diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar

siswa. Adapun manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, sebagai

berikut: (1) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi siswa; (2) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya

sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa, dan siswa dapat menguasai tujuan

pembelajaran lebih baik; (3) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-

mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru; dan (4) siswa

lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian

guru tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,

dan lain-lain.

Kriteria pemilihan media disinggung bahwa media digunakan harus sesuai

dengan taraf berfikir anak didik. Demikian pula dalam pembelajaran menulis

narasi di SMP. Media pembelajaran penggunaan media gambar seri dirasakan

sangat tepat untuk membantu siswa dalam keterampilan menulis. Dengan melihat

gambar, siswa dapat menarik isi kesimpulan dari gambar tersebut, kemudian dapat

menguraikan dalam bentuk tulisan. Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa cerita gambar seri adalah cara atau daya upaya dalam menyusun atau

menulis suatu tulisan atau karangan dengan menerjemahkan isi pesan visual

(gambar seri) ke dalam bentuk tulisan.

4. Penilaian dalam Menulis Narasi

Menurut Sarwiji Suwandi (2011:9) penilaian dapat diartikan suatu proses

untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan telah

sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan. Penilaian dapat dilakukan

secara tepat jika tersedia data yang berkaitan dengan objek penilaian. Untuk

memperoleh data tersebut diperlukan alat penilaian yang berupa pengukuran.

Penilaian dan pengukuran merupakan dua kegiatan yang saling berkaitan.

Page 53: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Depdiknas (2002) mengatakan bahwa evaluasi merupakan penilaian

keseluruhan program pendidikan termasuk perencanaan suatu program substansi

pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian (assessment) dan pelaksanaannya,

pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, pengelolaan (management)

pendidikan, dan reformasi pendidikan secara keseluruhan (dalam Sarwiji Suwandi

(2011:11). Sedangkan, Nana Sujana (2011:3) mengatakan bahwa penilaian

merupakan proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu

berdasar suatu kriteria tertentu.

Tes merupakan suatu teknik atau cara dalam rangka melaksanakan kegiatan

evaluasi, yang di dalamnya terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang

harus dikerjakan atau dijawab oleh siswa, kemudian pekerjaan dan jawaban itu

menghasilkan nilai tentang perilaku siswa tersebut (Zainal dalam Agus

Suriamiharja, dkk (1984:5). Penilaian atas kemampuan dan keterampilan menulis

dapat dilakukan dalam bentuk objektif, karena agar mendapatkan hasil yang baik

jika tulisannya disajikan lebih rinci lagi.

Berhubungan dengan hal tersebut maka pembobotan penilaian tidaklah

mutlak. Tiap guru dapat memilih atau membuat model yang dianggapnya paling

sesuai (Burhan Nurgiyantoro, 2001:208). Dengan demikian, dalam menentukan

bobot penilaian guru hendaknya memperhatikan kriteria penilaian yang yang

digunakan serta tujuan yang hendak dicapai sehingga penilaian tersebut benar-

benar dapat mengukur keberhasilan tujuan pembelajaran baik poses maupun hasil.

a. Penilaian Proses Pembelajaran

Penilaian proses dapat dilihat dari sikap siswa ketika mengikuti kegiatan

pembelajaran. Sikap bermula dari perasaan suka atau tidak suka yang terkait

dengan kecenderungan seseorang dalam merespon suatu objek. Sikap juga

merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki seseorang.

Sikap dapat dibentuk sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan.

Nana Sujana (2011:3) mengatakan bahwa penilaian proses belajar

merupakan upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang

dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Dalam

Page 54: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

penilaian ini dilihat sejauh mana keefektifan dan efisiennya dalam mencapai

tujuan pengajaran atau perubahan tingkah laku siswa.

b. Penilaian Hasil Pembelajaran

Menurut Nana Sujana (2010:3) peniliaian hasil belajar merupakan proses

pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria

tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa obyek yang dinilai adalah hasil belajar

siswa yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Hasil belajar siswa pada

hakikatnya adalah perubahan tingkah laku seperti telah dijelaskan di muka.

Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang

kognitif, afektif, dan psikomotoris. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar,

peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku

yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan

penilaian.

Sebagaimana yang telah diungkapkan bahwa tes atau penilaian yang

digunakan hendaknya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran maka penilian

hasil dalam pembelajaran menulis narasi di kelas VII C SMP Negeri 3 Sukoharjo

didasarkan hasil pekerjaan siswa dalam bentuk menulis narasi dengan pilihan kata

serta dinyatakan tidak tuntas dengan mendapatkan

5. Hasil Penelitian yang Relevan

Budi Santoso (2009) dalam penelitian skripsi

Media Gambar Berseri untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Deskriptif

terbukti bahwa dengan menggunakan media gambar berseri mampu meningkatkan

kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran menulis depkripsi siswa kelas VII

A SMP Muhammadiyah Surakarta. Berdasarkan penelitian tersebut diketahui

bahwa pembelajaran menulis deskripsi mengalami adanya keberhasilan, siswa

dapat menyusun gambar berseri sesuai dengan urutan yang benar dan kemudian

disusun menjadi sebuah cerita yang padu. Penelitian ini relevan dalam hal media

Page 55: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

gambar yang menjadi unsur penting dalam membantu siswa menulis deskripsi.

Dapat disimpulkan bahwa media gambar berseri dapat meningkatkan kemampuan

siswa dalam menulis deskripsi.

Eny Sulistyaningsih dengan penelitian skripsi yang berjudul,

Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi dengan Menggunakan Metode Peta

Pikir (Mind Mapping) Pada Siswa Kelas V SD Negeri Karangasem III Surakarta

dibuktikan dengan kemampuan

menulis narasi tidak secara otomatis dapat dikuasai oleh siswa, melainkan harus

melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur sehingga siswa akan lebih

mudah berekspresi dalam kegiatan menulis. Sehubungan dengan itu kemampuan

menulis harus ditingkatkan sejak kecil atau mulai dari pendidikan Sekolah Dasar.

Apabila kemampuan menulis tidak ditingkatkan, maka kemampuan siswa untuk

mengungkapkan pikiran atau gagasan melalui bentuk tulisan akan semakin

berkurang atau tidak berkembang.

Dhiastuti dalam penelitian skripsi

Keterampilan Menulis Puisi dengan Pendekatan Quantum Learning pada Siswa

Kelas V-

menggunakan atau menerapkan quantum learning pada sistem pembelajaran dapat

membangkitkan semangat siswa, dapat menciptakan keaktifan dan partisipasi

siswa yang tinggi dan signifikan. Selain itu, dengan penerapan quantum learning,

sistem pembelajaran dapat berjalan dengan baik karena siswa lebih senang dan

tidak bosan dan hasil yang diperoleh akan maksimal.

B. Kerangka Berpikir

Penelitian ini memiliki permasalahan yang terletak pada rendahnya

kemampuan menulis siswa. Pembelajaran ini kurang berhasil karena disebabkan

oleh pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Pembelajaran tersebut diawali

dengan pemberian teori menulis yang banyak pada siswa serta pembelajarannya

belum menggunakan media, metode yang digunakan hanya ceramah, keaktifan

siswa dalam bertanya pada guru masih kurang, dan tanpa memberikan waktu

untuk mengaplikasikan secara memadai guna penguasaan terhadap kompetensi

Page 56: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

tersebut. Pembelajaran yang demikian menyebabkan siswa menjadi kurang aktif.

Ketidakaktifan siswa tersebut diindikasikan dengan rasa kebingungan pada

pembelajaran menulis dan menggangap menulis sebagai kegiatan yang sulit.

Berdasarkan permasalahan yang ada maka dipilihlah metode quantum

learning dan media gambar berseri untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Metode dan media ini dipilih karena mampu mengatasi kendala yang dihadapi

siswa kelas VII C SMP Negeri 3 Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012. Pada

metode ini guru bertindak sebagai fasilitator yang membimbing dan mengarahkan

siswa sehingga mampu menulis narasi. Di samping itu, metode ini dipilih karena

proses pembelajaran terasa hidup. Dalam hal ini, siswa tidak dibatasi dalam

menuangkan ide-idenya, bertanya, ataupun menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan guru atau siswa lainnya. Metode ini juga memperkenankan siswa

untuk menentukan sendiri topik-topik yang akan ditulisnya tanpa harus takut

salah. Sedangkan, media gambar berseri dipilih karena media ini mudah

dipergunakan saat menyelesaikan suatu permasalahan dengan jelas dan realitas.

Secara keseluruhan siswa akan merasa memiliki pembelajaran yang benar

karena guru benar-benar berfungsi sebagai fasilitator untuk membantu siswa

mengkonstruksikan pemahannya tentang menulis narasi.. Dengan pendapat itulah

metode quantum learning dan media gambar berseri dipilih untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran menulis narasi. Untuk lebih jelasnya tentang kerangka

berpikir pada penelitian ini maka dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Page 57: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir

Kondisi

Awal

Tindakan

1. Pembelajaran yang dilakukan guru masih konvensioanl

2. Guru belum menggunakan media dalam pembelajaran menulis narasi

3. Lingkungan pembelajaran kurang kondusif dan belum memakai metode pada pembelajaran menulis narasi.

1. Siswa tidak aktif saat pembelajaran 2. Kemampuan menulis narasi siswa masih

rendah 3. Sebesar 35% siswa mempunyai nilai di

bawah KKM

Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi dengan Menggunakan Metode Quantum Learning dan Media Gambar Berseri

Melaui PTK Guru menggunakan metode Quantum Learning dan Media Gambar Berseri dalam pembelajaran

menulis narasi

Menggunakan Metode Quantum Learning

Menggunakan Media Gambar Berseri

1. Menimbulkan minat siswa 2. Membantu siswa mendapatkan

konsep/gambaran yang jelas dan tepat 3. Bersifat konkrit 4. Menguatkan ingatan siswa 5. Menghindari kesalahpahaman

1. Dapat memperjelas masalah 2. Media mudah digunakan 3. Lebih realitas

Kondisi Akhir

Efektifitas pembelajaran menulis narasi siswa meningkat

Page 58: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, dalam penelitian ini

diajukan sebagai berikut.

1. Penggunaan metode quantum learnig dan media gambar berseri dapat

meningkatkan kualitas proses menulis narasi pada siswa kelas VII-C SMP

Negeri 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012.

2. Penggunaan metode quantum learnig dan media gambar berseri dapat

meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis narasi pada siswa kelas

VII-C SMP Negeri 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012.

Page 59: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII-C SMP Negeri 3

Sukoharjo, beralamat di Kabupaten Sukoharjo. Sekolah ini dipimpin oleh Bp.

Suratman yang membawahi 57 guru mata pelajaran.

Tahap persiapan hingga pelaporan hasil penelitian akan dilakukan selama

enam bulan, yakni mulai bulan Januari 2012 sampai Juni 2012.

Kegiatan Jan '12 Feb '12 Mar '12 Apr '12 Mei '12 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

A. Persiapan

1. konsultasi bimbingan ,survey awal, dan penyusunan proposal.

2. mengurus perijinan dan koordinasi dengan guru dan Kepala Sekolah

3. menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian (lembar observasi)

4. mengadakan simulasi

B. Pelaksanaan Pembelajaran

1. Siklus 1

2. Siklus 2

C. Penyusunan Laporan

Tabel 2. Jadwal Penelitian

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 3 Sukoharjo tahun

ajaran 2011/2012. Jumlah siswa kelas VII-C adalah 21 siswa terdiri dari 12 siswa

putra dan 9 siswa putri, dan yang bertindak sebagai guru mata pelajaran bahasa

Indonesia adalah Bp. Muksoni, S. Pd.

Page 60: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

C. Indikator Penelitian

Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya

kualitas proses dan hasil belajar dalam pembelajaran menulis narasi. Menurut

Enco Mulyasa (2006 : 101-102) berpendapat bahwa kualitas pembelajaran dapat

dilihat dari segi proses dan segi hasil. Proses pembelajaran dikatakan berhasil jika

seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat

secara aktif, baik fisik, mental, sosial selama proses pembelajaran. Dilihat dari

segi hasil pembelajaran dikatakan berhasil jika seluruhnya atau setidak-tidaknya

sebagian besar (75%) siswa mengalami perubahan positif dan output yang

bermutu tinggi serta mendapat ketuntasan sesuai dengan kriteria yang telah

ditetapkan.

Kualitas proses yang diukur dalam penelitian ini meliputi keaktifan siswa

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, keaktifan siswa selama apersepsi,

kemampuan siswa dalam mengembangkan ide ke dalam tulisan narasi, sedangkan

kualitas hasilnya adalah kemampuan siswa dalam menulis narasi. Sisa dikatakan

75).

Berdasarkan hal tersebut maka indikator dalam penelitian ini dirumuskan

seperti pada tabel berikut.

Tabel 3. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa

Aspek yang Diukur Presentase Pencapaian Target

Cara Mengukur

Ke keaktifan siswa selama apersepsi

75% Diamati saat guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan menggunakan lembar observasi oleh peneliti dan dihitung dari jumlah siswa yang menampakkan keaktifan yang ditandai dengan kemauan merespon stimulus yang diberikan guru saat apersepsi

Ke keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan

75% Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi

Page 61: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

pembelajaran oleh peneliti dan dihitung dari jumlah siswa yang menunjukkan keaktifan bertanya, menjawab, serta menaggapi, mengerjakan tugas dan memperhatikan materi yang disampaikan guru (tidak berbicara dengan teman serta tidak sibuk beraktivitas sendiri)

Ke kemampuan siswa dalam mengembangkan ide ke dalam tulisan narasi

75% Dihitung dari jumlah siswa yang mampu menulis narasi dengan baik. Dilihat dari siswa yang mendapat nitelah mencapai ketuntasan belajar.

K ketuntasan hasil belajar (kemampuan siswa dalam menulis narasi)

80% Dihitung dari jumlah siswa yang

yang dilaksanakan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data tersebut meliputi

pengamatan (observasi), kajian dokumen, dan wawancara yang dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Observasi atau Pengamatan

Menurut Sarwiji Suwandi (2011:61) observasi yang peneliti lakukan

adalah pengamatan berperan secara pasif. Pengamatan itu dilakukan terhadap

guru ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kinerja

siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Observasi dilakukan oleh

peneliti dengan mengambil tempat duduk paling belakang. Dalam posisi itu,

peneliti dapat secara lebih leluasa melakukan pengamatan terhadap aktivitas

belajar-mengajar siswa dan guru di kelas.

Observasi terhadap guru difokuskan pada kegiatan guru dalam

melaksanakan pembelajaran menulis dengan menggunakan strategi komposisi

terkendali dan terarah. Observasi terhadap kinerja guru juga diarahkan pada

kegiatan guru dalam menjelaskan pelajaran, memotivasi siswa, mengajukan

pertanyaan dan menaggapi jawaban siswa, mengelola kelas, memberikan

Page 62: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

latihan dan umpan balik, dan melakukan penilaian terhadap hasil belajar

siswa. Sementara itu, pengamatan terhadap siswa difokuskan pada tingkat

partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran, seperti terlihat pada keaktiifan

bertanya dan menaggapi stimulasi baik yang datang dari guru maupun teman

lain, keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas.

2. Wawancara Mendalam

Menurut Sarwiji Suwandi (2011:62) teknik observasi dilakukan setelah

dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. Wawancara

dilakukan antara peneliti dan guru. Wawancara dengan guru dilaksanakan

setelah melakukan pengamatan pertama terhadap kegiatan belajar mengajar

(KBM) dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang

berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya

pembelajaran menulis.

Selain itu, untuk mengidentifikasi permasalahan wawancara dilakukan

setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen

dalam setiap siklus yang ada. Dalam kegiatan wawancara, hal-hal yang perlu

dilakukan berikut: (1) meminta pendapat guru tentang penampilannya dalam

melaksanakan pembelajan di kelas, yang antara lain mengungkapkan

kelebihan dan kekurangannya serta perasaan yang bersangkut-paut dengan

kegiatan itu; (2) mengemukakan tentang hasil pengamatan terhadap KBM

yang dilakukan guru sesuai sesuai dengan fokus penelitian, mengemukakan

segi-segi kelebihannya dan kekurangannya; dan (3) mendiskusikan hal-hal

yang telah dikemukakan baik oleh guru maupun peneliti untuk menyamakan

persepsi tentang hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam kegiatan

pembelajaran menulis. Dengan kata lain, pada akhir setiap kegiatan diskusi

disepakati hal-hal yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya untuk

meningkatkan keefektifan penerapan strategi komposisi terkendali dan terarah

untuk meningkatkan kemahiran menulis siswa.

3. Kajian Dokumen

Teknik mencatat dokumen ini oleh Sarwiji Suwandi (2011:64)

menyatakan kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang

Page 63: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

ada, seperti Kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat guru,

buku atau materi pembelajaran, hasil tulisan atau karangan siswa, dan nilai

yang diberikan guru.

E. Teknik Uji Validitas Data

Menurut Sarwiji Suwandi (2011:65) teknik validitas data akan diperoleh

jika suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat

dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik simpulan. Teknik yang

digunakan untuk memeriksa validitas data antara lain adalah triangulasi dan

review informan kunci.

Dalam penelitian ini peneliti memakai teknik triangulasi, triangulasi

adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data

itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data itu Lexy J. Moleong

(1995) dalam Sarwiji Suwandi (2011:65). Teknik triangulasi yang digunakan

antara lain berupa triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan

data. Dalam pelaksanaan peneliti ini, peneliti mengumpulkan data dari berbagai

sumber yang berbeda. Data yang bersumber dari peristiwa proses pembelajaran

menulis ilmiah diuji keabsahannya dengan pernyataan-pernyataan informan.

Selain menggunakan triangulasi sumber, data yang terkumpul juga diuji

validitasnya dengan triangulasi metode. Data yang terkumpul dari kegiatan

observasi di kelas dicek kebenarannya melalui kegiatan wawancara untuk

mengungkapkan proses dan hasil pembelajaran menulis yang dilaksanakan.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis kritis dan interaktif. Menurut Sarwiji Suwandi (2011:66) teknik analisis

kritis mencakup kegiatan untuk mengungkapkan kelemahan dan kelebihan kinerja

siswa dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria normatif yang

diturunkan dari kajian teoritis maupun dari ketentuan yang ada.

Page 64: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Adapun teknik analisis kedua yang dipergunakan, yaitu teknik analisis

interaktif. Menurut Iskandar (2008: 222) dalam proses analisis data interaktif ada

tiga langkah yang harus dilakukan oleh peneliti. Tiga langkah tersebut adalah (1)

reduksi data; (2) penyajian data; dan (3) penarikan simpulan atau verivikasi.

Secara diagramatik, proses siklus pengumpulan data dan anlisis data sampai pada

tahap penyajian hasil penelitian, serta pengambilan kesimpulan, seperti di bawah

ini :

Proses analisis tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Model Analisis Interaktif

(Miles dan Huberman, dalam Sutopo, H.B.2002: 96)

Berkaitan dengan keterampilan menulis narasi siswa, analisis interaktif

merupakan kegiatan menulis narasi siswa yang dilakukan pada survei awal. Hal

ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal kemampuan menulis narasi siswa.

Setelah kondisi awal diketahui, peneliti merencanakan siklus tindakan untuk

memecahkan masalah. Setiap akhir siklus dianalisis kekurangan dan kelebihannya

sehingga dapat diketahui peningkatan keterampilan menulis narasi siswa pada

setiap siklusnya.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah rangkaian tahapan penelitian dari akhir

prosedur dalam penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi persiapan, survai awal,

pelaksanaan, siklus, dan penyusunan laporan. Dalam pelaksanaan PTK ini,

mekanisme kerjanya diwujudkan dalam bentuk siklus, yang setiap siklusnya

mencakup 4 kegiatan yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan,

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Display Data

Penarikan Kesimpulan

Page 65: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

(3) observasi dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi. Karena pendekatan proses

ini melalui 5 fase, maka pelaksanaan kelima fase tersebut dianggap sebagai satu

siklus.

Berikut ini adalah gambaran singkat mengenai tahapan penelitian yang

dilaksanakan.

Siklus I

Siklus II

Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(Suharsini Arikunto, Suhardjono dan Supardi, 2006:74)

Keterangan:

1. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil identifikasi dan penetapan masalah penelitian dan guru

kemudian berdiskusi untuk menemukan alternatif. Alternatif yang disepakati

antara peneliti dan guru adalah model pembelajaran quantum learning dan

Permasalahan Perencanaan Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I

Refleksi I Pengamatan/ Pengumpulan

data

Permasalahan baru hasil refleksi

Perencanaan Tindakan II

Pelaksanaan Tindakan II

Refleksi II Pengamatan/ Pengumpulan data

Apabila permasalahan belum

terselesaikan

Dilanjutkan ke siklus

berikutnya

Page 66: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

media gambar berseri dalam pembelajaran menulis narasi. Pada tahap ini

peneliti menyajikan data yang telah dikumpulkan kemudian bersama guru

menentukan solusi yang tepat berdasarkan masalah yang dihadapi. Tahap

perencanaan tindakan meliputi:

a) Membuat skenario pembelajaran

b) Mempersiapkan sarana pembelajaran

c) Mempersiapkan instrumen penelitian

d) Menhajukan solusi alternatif berupa penerapan model pembelajaran

quantum learning dan media gambar berseri dalam pembelajaran menulis

narasi.

Adapun skenario pembelajaran yang direncanakan akan dilaksanakan

dalam tiap siklus sebagai berikut:

Rancangan Siklus I

a) Guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi untuk menumbuhkan

semangat siswa, mengenai materi keterampilan menulis, dan menciptakan

suasana yang nyaman dan santai.

b) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa yang

berkaitan dengan materi menulis narasi, baik pengalaman langsung maupun

tidak langsung.

c) Guru memberikan penjelasan mengenai materi menulis dengan tanya jawab.

Dari penjelasan tersebut siswa diarahkan agar nantinya mereka dapat

menamai sendiri mengenai keterkaitannya dengan gambar berseri yang telah

disediakan dengan materi menulis narasi.

d) Guru menunjukkan sebuah contoh gambar berseri kepada siswa dengan

menggunakan gambar tersebut, guru mengajak siswa untuk berpikir

menentukan tema dan kerangka karangan berdasarkan gambar berseri.

e) Guru membagikan kepada siswa masing-masing satu buah gambar berseri

yang berbeda dengan gambar yang digunakan guru sebagai contoh.

f) Guru menugasi siswa untuk menentukan tema dan kerangka karangan

berdasarkam gambar berseri tersebut.

Page 67: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

g) Setelah siswa selesai mengembangkan tema dan kerangka karangan

menjadi karangan narasi utuh, kemudian guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk maju ke depan dan membacakan hasil karangannya.

h) Guru meminta siswa untuk melihat pekerjaanya kembali dan memperbaiki

tulisan yang kurang, terutama dalam hal ejaan.

i) Guru mengulang kembali mengenai materi pembelajaran menulis narasi

agar siswa lebih memahami dan mengerti.

j) Guru memberikan applause kepada siswa yang sudah menyelesaikan

tugasnya dengan baik.

k) Guru menutup pelajaran.

Rancangan Siklus II dan Siklus III

Pada siklus II dilakukan dengan tahapan-tahapan seperti pada siklus I

tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil yang diperoleh pada

siklus I (refleksi), sehingga kelemahan yang terjadi pada siklus I tidak terjadi pada

siklus II. Demikian dengan siklus III, perwujudan tahap pelaksanaan, oberservasi

dan interpretasi, serta analisis dan refleksi yang mengacu pada siklus sebelumnya.

2. Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang

telah direncanakan. Dalam satu siklus, dilakukan satu kali tatap muka dengan

alokasi waktu 2x40 menit, sesuai skenario pembelajaran.

3. Observasi

Tahap ini dilakukan dengan mengamati dan menginterpretasi aktivitas guru

dan siswa dalam proses pembelajaran atau hasil pembelajaran menulis karangan

narasi yang telah dilaksanakan untuk mendapatkan data tentang kekurangan dan

kemajuan aplikasi tindakan pertama.

4.Analisis dan Refleksi

Tahap ini dilaksanakan analisis hasil observasi dan interpretasi sehingga

diperoleh kesimpulan bagian nama yang perlu diperbaiki atau disempurnakan dan

baian nama yang telah memenuhi target.

Page 68: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban atas rumusan masalah

yang telah dipaparkan dalam Bab I akan disajikan pada Bab IV. Namun

sebelumnya, akan diuraikan terlebih dahulu mengenai lokasi penelitian dan

kondisi awal (pratindakan) pembelajaran menulis narasi siswa kelas VII-C SMP

Negeri 3 Sukoharjo. Dengan demikian, pada bab ini akan dikemukakan mengenai:

(1) lokasi penelitian; (2) kondisi awal proses pembelajaran menulis narasi siswa

kelas VII-C SMP Negeri 3 Sukoharjo; (3) pelaksanaan tindakan dan hasil

penelitian; dan (4) pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan dalam

penelitian ini dilakukan sebanyak 3 siklus, masing-masing siklus terdiri atas 4

tahap. Tahapan tersebut meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi

dan insterpretasi, serta analisis dan refleksi.

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMP N 3 Sukoharjo. SMP Negeri 3

Sukoharjo berdiri pada Tahun Ajaran 1979/1980. Pada saat pendiriannya, sekolah

ini bernama SMP Negeri 3 Sukoharjo dan terletak di Jalan Sutomo 1 Sukoharjo.

Berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 7 Maret 1997

tentang perubahan Nomenlaktur SMP menjadi SLTP maka sejak tahun Ajaran

1997/1998, sekolah ini menjadi SLTP Negeri 3 Sukoharjo. Pada tahun ajaran

2003/2004 sekolah ini kembali menggunakan nama SMP Negeri 3 Sukoharjo

dengan jenjang kelas yaitu kelas VII, VIII dan IX. Selain itu, SMP Negeri 3

Sukoharjo telah ditetapkan sebagai RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar

Internasional) berdasarkan keputusan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Pertama Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Departemen Pendidikan Nasional No. 230/c3/KEP/2008 pada tanggal 8 februari

2008 dengan status RSBI reguler.

Status RSBI SMP Negeri 3 Sukoharjo didasari pula dengan kelebihan

yang dimiliki SMP Negeri 3 Sukoharjo yaitu prosentase ruang kelas yang sudah

Page 69: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

berbasis IT sebesar 25%, ruang kesenian dan perpustakaan yang representative,

laboratorimum yang lengkap, prisentase guru yang S2/S3 sebesar 3,7% serta

sudah memiliki fasilitas hot-spot yang menunjang pembelajaran secara global di

sekolah.

Sekolahan ini memiliki fasilitas ruangan kelas sebagai penunjang proses

pembelajaran di dalamnya. Ruangan yang ada di sekolahan tersebut antara lain,

kepala sekolah, multimedia, kantor guru, musola, laboratorium, UKS, BP, foto

copyan, perpustakaan, tata usaha, dan kamar mandi. Selain itu dalam proses

pembelajaran di sekolah SMP N 3 Sukoharjo selama ini sudah menggunakan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 yang ditetapkan oleh

Badan Pebdidikan Nasional. Pada tahun ajaran 2011/2012 jumlah siswa yang ada

di SMP N 3 Sukoharjo sebanyak 621 siswa. Adapun kelas yang digunakan oleh

peneliti adalah kelas VII-C yang jumlah siswanya sebanyak 21 siswa, terdiri dari

12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

B. Deskripsi Kondisi Awal Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, awalnya peneliti melakukan pratindakan

untuk mengetahui permasalahan yang nyata dari proses pembelajaran menulis

narasi di SMP N 3 Sukoharjo. Dalam melakukan survai di SMP N 3 Sukoharjo

peneliti melaksanakan pada hari Selasa, 7 Februari 2012, hal ini peneliti

melakukan beberapa langkah, yaitu: (1) mengamati berlangsungnya proses

pembelajaran menulis narasi di kelas VII-C (observasi); (2) membagikan angket

untuk diisi siswa; dan (3) melakukan wawancara pada guru dan siswa.

Wawancara dengan guru dilaksanakan pada hari Rabu, 8 Februari 2012. Setelah

peneliti melakukan wawancara dengan guru, maka peneliti mendapatkan hasil

bahwa kemampuan pembelajaran menulis narasi pada siswa kelas VII-C SMP N 3

Sukoharjo belum memuaskan. Alasanya, karena kurangnya minat siswa dalam

mengikuti pembelajaran menulis narasi serta cara guru dalam memberikan atau

menyampaikan materi pada siswa kurang menarik dan membosankan, termasuk

dalam pembelajaran menulis narasi.

Page 70: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Berdasarkan kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran

menulis narasi. Maka, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa (3 siswa),

peneliti mendapatkan hasil bahwa satu siswa yang menyatakan suka dengan

pembelajaran menulis narasi dan pada umumnya siswa mengungkapkan bahwa

pembelajaran menulis narasi masih terdapat kesulitan. Hal itu dinyatakan oleh

siswa ketika siswa masih merasa kebingungan dalam menuangkan ide atau

gagasan dan kerangka karangan dalam menulis narasi. Serta kemampuan menulis

narasi siswa juga belum bisa mencapai KKM dan kompetensi menulis narasi

masih rendah.

Peneliti dan guru selesai melakukan wawancara maka dilanjutkan dengan

melakukan obeservasi pratindakan. Observasi pratindakan dilakukan peneliti

dengan melihat pembelajaran menulis narasi di kelas VII-C pada hari Kamis, 9

Februari 2012 pukul 8.20 09.55 WIB. Pada saat observasi awal, proses

pembelajaran yang dilakukan guru seperti biasa. Peneliti hanya sebagai pengamat

jalannya pembelajaran di dalam kelas, dan di saat melakukan pengamatan peneliti

mengamati berdasarkan lembar observasi. Dalam penelitian di dalam kelas

peneliti hanya bertindak sebagai partisipan pasif dengan mengambil posisi tempat

duduk paling belakang, karena agar tidak mengganggu jalannya proses

pembelajaran yang sedang berjalan di dalam kelas. Adapun hasil observasi yang

dilakukan peneliti menunjukkan keadaan siswa saat pembelajaran menulis narasi

di kelas VII-C sebagai berikut.

1) Siswa kurang antusias dalam pembelajaran menulis narasi

Hasil observasi yang telah dilakukan peneliti dalam survai awal bahwa

dalam mengikuti pembelajaran siswa masih kelihatan pasif. Hal itu terlihat

ketika guru memberikan materi terdapat siswa yang kurang fokus dalam

pembelajaran, misalnya melamun, mengantuk, dan berbicara sendiri. Serta

hasil wawancara dan pengamatan pada survai awal mengatakan bahwa kurang

antusiasnya murid dikarenakan guru mengajar masih bersifat monoton.

Dikatakan monoton karena guru mengajarnya masih menggunakan metode

ceramah, hal itu membuat siswa bosan dan tidak menarik bagi siswa. Dan di

saat guru mengajar masih belum menggunakan media dalam pembelajaran

Page 71: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

menulis narasi. Setelah memberikan materi pada siswa mengenai menulis

narasi dengan menggunakan metode ceramah dan tidak menggunakan media,

guru memberikan penugasan pada siswa untuk membaca contoh menulis narasi

yang ada di buku paket dan setelah dibaca guru meminta siswa untuk

menceritakan isi cerita tersebut dalam bentuk tulisan singkat kemudian disuruh

membacakan di depan kelas. Dan pada akhir-akhir pelajaran siswa diberi tugas

oleh guru untuk membuat karangan narasi sesuai dengan contoh yang

diberikan. Oleh karenanya, pada saat survai awal guru juga belum memberikan

evaluasi pada hasil pekerjaan siswa.

2) Siswa terlihat kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

Hasil observasi dalam survai awal juga dapat dilihat bahwa dalam

pembelajaran menulis narasi siswa di kelas masih kurang aktif. Hal itu dapat

lihat pada saat siswa mengikuti jalannya proses pembelajaran, saat guru

menerangkan siswa tidak ada yang bertanya dan ada beberapa siswa

menanggapi atau menjawab pertanyaan dari guru. Serta dalam observasi ini

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran masih belum terlihat, seperti guru

bertanya kepada siswa mengenai bacaan karangan narasi, siswa tidak ada yang

menjawab sehingga guru yang menjelaskan isi bacaan tersebut dan siswa

mendengarkan penjelasan dari guru saja.

3) Guru belum menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan

materi menulis narasi

Survai awal yang dilakukan peneliti di dalam kelas mengetahui bahwa

pada saat guru mengajar di dalam kelas hanya menggunakan metode cermah

dan tidak menggunakan media yang mendukung dalam proses pembelajaran

menulis narasi. Hanya saja saat melakukan awal pembelajaran di dalam kelas,

siswa diminta membaca materi yang belum diterangkan yang ada di dalam

buku paket kemudian disuruh berdiri semua untuk menjawab pertanyaan dari

guru, bagi yang benar menjawab bisa duduk dan bagi yang belum tetap masih

berdiri, akhirnya siswa yang masih berditri disuruh duduk oleh guru. Kemudian

guru memberikan materi mengenai menulis narasi. Peneliti melihat bahwa

model pembelajaran yang digunakan seperti itu dalam menulis narasi kurang

Page 72: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

dapat mengoptimalkan karena dengan itu membuat siswa tertekan dan bingung

sehingga siswa tidak bisa menuangkan ide/gagasan dalam menulis narasi.

4) Guru kurang dapat mengelola kelas pada saat mengajarkan materi menulis

narasi

Selama peneliti melakukan observasi di dalam kelas, peneliti melihat

bahwa proses pembelajaran menulis narasi berlangsung kurang berjalan

dengan optimal, karena pada saat guru mengajar di dalam kelas, guru hanya

duduk di meja guru dan berdiri di dekat meja saja. Sehingga guru kurang

menjangkau siswa keseluruhan. Hal itu mengakibatkan, ada beberapa siswa

yang duduk paling belakang dan jauh dari meja guru kurang fokus pada

pelajaran yang diberikan guru dan melakukan aktifitas sendiri, seperti

mengantuk, melamun, dan berbicara sendiri.

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari guru mengenai hasil menulis

narasi pada kondisi awal, maka dari seluruh siswa kelas VII-C SMP N 3

75. Rendahnya nilai kemampuan siswa dalam menulis khususnya menulis narasi

membuat pembelajaran bahasa Indonesia lebih harus dioptimalkan. Berikut ini

hasil kemampuan menulis narasi di kelas VII-C SMP N 3 Sukoharjo.

Page 73: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Tabel 4. Daftar Nilai Kondisi Awal Kemampuan Menulis Narasi Kelas VII-C

SMP N 3 Sukoharjo

No Indek Siswa Aspek yang Dinilai

Nilai Akhir Keterangan

Isi Organisasi Kosa Kata

Peng Bahasa Mekanik

1 7909 13 12 11 14 2 52 Tidak Tuntas 2 7910 25 14 16 18 2 75 Tuntas 3 7911 17 15 11 13 2 58 Tidak Tuntas 4 7912 14 15 11 15 2 57 Tidak Tuntas 5 7913 17 16 14 14 3 64 Tidak Tuntas 6 7914 19 18 16 20 2 75 Tuntas 7 7915 17 13 12 14 2 58 Tidak Tuntas 8 7916 21 18 15 18 3 75 Tuntas 9 7917 14 15 12 14 3 58 Tidak Tuntas

10 7918 14 11 13 13 2 53 Tidak Tuntas 11 7919 18 11 16 14 3 62 Tidak Tuntas 12 7920 22 16 15 20 2 75 Tuntas 13 7921 22 16 16 18 2 74 Tidak Tuntas 14 7922 24 18 15 16 2 75 Tuntas 15 7923 16 14 15 13 2 60 Tidak Tuntas 16 7924 23 18 16 15 3 75 Tuntas 17 7925 17 11 15 13 3 59 Tidak Tuntas 18 7926 18 15 14 16 3 78 Tuntas 19 7927 13 11 12 14 2 75 Tuntas 20 7928 16 13 13 16 2 60 Tidak Tuntas 21 7929 15 18 16 20 2 71 Tidak Tuntas Rata-rata 64

Keterangan:

Isi = 27 30 (sangat baik) Kosa Kata = 18 20 (sangat baik) Mekanik = 5 (sangat baik)

22 26 (cukup baik) 14 -17 (cukup baik) 4 (cukup baik)

17 21 (sedang cukup) 10 13 (sedang cukup) 3 (sedang cukup)

13 16 (sangat kurang) 7 9 (sangat kurang) 2 (sangat kurang)

Organisasi = 18 20 (sangat baik) Peng. Bahasa = 22 25 (sangat baik)

14 -17 (cukup baik) 18 21 (cukup baik)

10 13 (sedang cukup) 11 17 (sedang cukup)

7 9 (sangat kurang) 5 10 (sangat kurang)

Skor maksimal (Nilai Akhir) = 100

Page 74: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Dari seluruh siswa kelas VII-C yang berjumlah 21 siswa, hanya 8 siswa

kemampuan menulis siswa khususnya menulis narasi menunjukkan ada

kelemahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada pokok

aspek menulis narasi. Berikut adalah hasil tes awal kemampuan menulis narasi

siswa kelas VII-C SMP N 3 Sukoharjo yang ditujukkan berikut ini:

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Menulis Narasi kelas VII-C

SMP N 3 Sukoharjo pada Kondisi Awal

No Interval

Nilai frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi Persentase

(%) Keterangan 1 55-60 11 57,5 632,5 53% Dibawah KKM 2 61-65 2 63,5 127 10% Dibawah KKM 3 66-70 1 69,5 69,5 5% Dibawah KKM 4 71-76 7 74,5 521,5 33% Diatas KKM 5 77-80 1 79,5 79,5 5% Diatas KKM Jumlah 21 1430 100% Nilai Rata-rata = 1430 : 21 = 68,09

Ketuntasan Klasikal = 8 : 21 x

100% = 38%

Dari tabel di atas mengenai frekuensi hasil kemampuan menulis narasi kelas

VII-C SMP N 3 Sukoharjo, maka akan ditampilkan dalam grafik nilai kemampuan

menulis narasi siswa kelas VII-C SMP N 3 Sukoharjo pada kondisi awal.

Gambar 4. Grafik Nilai kemampuan menulis Narasi Siswa Kelas VII-C SMP

Negeri 3 Sukoharjo pada kondisi awal

Page 75: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Berdasarkan kondisi awal tersebut, selanjutnya peneliti dengan guru

melakukan diskusi untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang terjadi

dalam pembelajaran menulis narasi di kelas VII-C. Akhirnya tercapailah

kesepakatan bahwa peneliti akan melakukan penelitian bersama guru kelas

sebagai kolaborator dengan menerapkan model pembelajaran quantum learning

dan media gambar berseri dalam pembelajaran menulis narasi di kelas VII-C SMP

N 3 Sukoharjo.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Peneliti melakukan tindakan untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam

pembelajaran menulis narasi yang bertujuan untuk meningkatkan proses dan hasil

pembelajaran dilakukan 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yang

saling berkaitan, yaitu (1) perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, (3)

observasi dan interpretasi, serta (4) analisis dan refleksi.

1. Deskripsi Tindakan Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan siklus I dilaksanakan dengan guru bahasa Indonesia

yang bernama Bapak Muksoni, S.Pd. pada hari Selasa, 14 Februari 2012 (di

ruang guru) SMP N 3 Sukoharjo. Peneliti bersama dengan guru membicarakan

mengenai rancangan tindakan dan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan

dalam siklus pertama. Serta diantara peneliti dan guru memperoleh kesepakatan

bahwa dalam melaksanakan siklus pertama akan dilaksanakan dalam dua kali

pertemuan (4 x 40 menit). Tahapan perencanaan tindakan I meliputi kegiatan

berikut.

1) Peneliti bersama dengan guru merancang skenario pembelajaran menulis

narasi dengan metode quantum learning dan media gambar berseri. Langkah-

langkah yang ditempuh dalam dua pertemuan sebagai berikut.

Pertemuan pertama

(a) Guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi untuk menumbuhkan

semangat dan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam

3

Page 76: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

-ngibarkan bendera merah

putih yang sudah disediakan. (T=Tumbuhkan)

(b) Guru memberikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa mengenai

ng pernah menulis ditempelkan di mading sekolah atau di

pengalaman yang ditulisnya di depan kelas (A= Alami)

(c) Guru memberikan penjelasan mengenai materi pengertian menulis narasi

dan langkah-langkah mengarang serta diimbangi dengan tanya jawab. Dari

penjelasan tersebut siswa diarahkan agar mereka dapat menamai sendiri

mengenai keterkaitan antara menulis narasi dengan gambar seri yang telah

disediakan atau disampaikan oleh guru (N= Namai).

(d) Siswa tidak ada yang bertanya, guru pun memperlihatkan sebuah contoh

dipersiapkan untuk mengajak siswa berpikir menentukan kerangka

karangan dalam membuat suatu karangan narasi (D= Demonstrasikan).

(e) Guru merefleksikan kembali mengenai materi pembelajaran menulis narasi

agar siswa lebih memahaminya (U= Ulangi).

(f) Guru menutup pelajaran dengan membuat kesimpulan pelajaran dan

menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada

pertemuan berikutnya.

Pertemuan Kedua

(a) Guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi untuk

-ngibarkan bendera

merah putih yang sudah disediakan. (T= Tumbuhkan)

(b) Guru meminta siswa untuk menceritakan kerangka karangan menjadi

sebuah cerita berdasarkan hasil pengamatan contoh gambar seri yang

diberikan guru pada pertemuan sebelumnya. Berdasarkan cerita dari

siswa, kemudian guru mengaitkan dengan pengalaman yang terjadi dan

nyata dalam kehidupan sehari-hari (A=Alami).

Page 77: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

(c) Berdasarkan apa yang telah disampaikan guru, siswa dapat

menyimpulkan sendiri bahwa sesuatu yang dilihat dan diamati dapat

diungkapkan menjadi sebuah karangan yang indah (N=Namai).

(d) Guru memperlihatkan gambar seri dilayar LCD. Guru menugasi siswa

untuk menentukan tema dan kerangka karangan berdasarkan gambar seri

yang telah ditampilkan.

(e) Guru memberikan waktu 25 menit pada siswa untuk mengembangkan

tema dan kerangka karangan menjadi karangan narasi yang utuh. Setelah

waktu yang diberikan guru selesai, guru pun meminta siswa untuk

membacakan hasil karangannya di depan kelas, ada pun siswa yang maju

dengan berani membacakan hasil karangannya, yaitu bernama Gabriel,

Dian, dan Dyah (D=Demonstrasikan).

(f) Guru merefleksikan kembali mengenai materi pembelajaran menulis

narasi agar siswa lebih memahaminya (U= Ulangi).

(g) Guru memberikan applause dan reward kepada siswa yang mau maju

untuk membacakan hasil karangannya (R= Rayakan).

(h) Guru menutup pelajaran dengan memberikan kesimpulan pelajaran yang

telah dilaksanakan.

2). Guru bersama peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

mengenai materi menulis narasi sesuai dengan silabus sekolah yang akan

digunakan pada siklus I.

3). Guru bersama peneliti menyusun instrumen penelitian, instrumen yang dibuat

berupa instrumen hasil kemampuan menulis narasi dan penilaian proses

pembelajaran menulis narasi yang meliputi keaktifan siswa selama apersepsi,

keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, dan kemampuan

siswa dalam mengembangkan ide ke dalam tulisan narasi

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahapan berikutnya yaitu pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan tindakan I guru

melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode quantum learning dan

media gambar seri berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

telah disusun. Tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 21 Februari 2012 di

Page 78: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

kelas VII-C pada jam ketiga sampai keempat yaitu pukul 08.20-09.55 WIB.

Kegitan tindakan ini dilaksanakan dua kali pertemuan (4 x 40 menit).

Materi yang diajarkan pada siswa adalah siswa dapat menemukan pengertian

menulis narasi, siswa dapat menyebutkan langkah-langkah menulis narasi, dan

siswa dapat menulis narasi berdasarkan gambar seri dengan menggunakan

quantum learning dengan memperhatikan cara penulisan kalimat langsung dan tak

langsung. Pembelajaran dilakasanakan dengan metode quantum learning dan

media yang digunakan gambar berseri. Urutan dalam pelaksanaan tindakan I yang

dilaksanakan selama dua kali pertemuan sebagai berikut.

1) Pelaksanaan tindakan siklus I dalam pertemuan I

Pertemuan I dilaksanakan pada hari Selasa, 21 Februari 2012 jam ketiga

sampai keempat (08.20-09.55). Materi yang diajarkan, yaitu siswa dapat

menyebutkan pengertian menulis narasi, langkah-langkah mengarang, dan

dapat membuat karangan narasi. Pembelajaran ini dilaksanakan dengan

menerapkan metode quantum learning dan media gambar berseri.

Kegiatan awal yang dilakukan guru, yaitu mengucapkan salam dan

menanyakan kondisi siswa. Guru memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk bertanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan menulis narasi.

Guru juga menyampaikan SK, KD, dan tujuan pembelajaran sebelum

pembelajaran dimulai. Kemudian guru membuka pelajaran dan memberikan

apersepsi berupa menya

(T=Tumbuhkan).

Pada kegiatan inti guru melibatkan siswa untuk mencari informasi yang

luas tentang menulis narasi dari berbagai sumber. Guru memberikan

penjelasan materi menulis dimulai dari pengertian menulis narasi. Guru

menulis ditempelkan di mading sekolah atau di kelas

pernah menulis siswa disuruh menceritakan pengalaman di depan kelas (A=

Alami). Guru memberikan penjelasan mengenai materi pengertian menulis

narasi dan langkah-langkah mengarang serta diimbangi dengan tanya jawab.

Page 79: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Dari penjelasan tersebut siswa diarahkan agar mereka dapat menamai sendiri

mengenai keterkaitan antara menulis narasi dengan gambar seri yang telah

disediakan atau disampaikan oleh guru (N= Namai). Guru memberitahukan

mengenai hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis yaitu penggunaan

ejaan, kosa kata, tata bahasa, dan tanda baca. Guru kemudian memberikan

kesempatan siswa bertanya tentang materi yang telah disampaikan. Siswa

tidak ada yang bertanya, guru pun memperlihatkan sebuah contoh gambar seri

kepada siswa yang telah dipersiapkan untuk

mengajak siswa berpikir menentukan kerangka karangan dalam membuat

suatu karangan narasi (D= Demonstrasikan).

Kegiatan akhir pembelajaran diisi dengan guru merefleksikan kembali

mengenai materi pembelajaran menulis narasi agar siswa lebih memahaminya.

(U= Ulangi). Guru memberikan applause kepada siswa yang sudah

mengikuti pembelajaran dengan baik dan tertib (R= Rayakan). Guru menutup

pelajaran dengan membuat kesimpulan pelajaran dan menyampaikan rencana

pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya.

2) Pelaksanaan tindakan siklus I dalam pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada hari Selasa, 28 Februari 2012 jam

ketiga sampai keempat (08.20-09.55). Materi yang diajarkan, yaitu siswa

dapat menyebutkan pengertian menulis narasi, langkah-langkah mengarang,

dan dapat membuat karangan narasi. Pembelajaran ini dilaksanakan dengan

menerapkan metode quantum learning dan media gambar berseri.

Kegiatan awal yang dilakukan guru yaitu mengucapkan salam dan

menanyakan kondisi siswa. Guru memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk bertanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan menulis narasi.

Guru juga menyampaikan SK, KD, dan tujuan pembelajaran sebelum

pembelajaran dimulai. Kemudian guru membuka pelajaran dan memberikan

(T=Tumbuhkan).

Pada kegiatan inti guru meminta siswa untuk menceritakan kerangka

karangan menjadi sebuah cerita dari hasil pengamatan contoh gambar seri

Page 80: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

yang diberikan guru pada pertemuan sebelumnya. Berdasarkan cerita dari

siswa, kemudian guru mengaitkan dengan pengalaman yang terjadi dan nyata

dalam kehidupan sehari-hari (A=Alami). Berdasarkan apa yang telah

disampaikan guru, siswa dapat menyimpulkan sendiri bahwa sesuatu yang

dilihat dan diamati dapat diungkapkan menjadi sebuah karangan yang indah

(N=Namai). Guru memperlihatkan gambar seri dilayar LCD. Guru menugasi

siswa untuk menentukan tema dan kerangka karangan berdasarkan gambar

seri yang telah ditampilkan. Guru memberikan waktu 25 menit pada siswa

untuk mengembangkan tema dan kerangka karangan menjadi karangan narasi

yang utuh. Setelah waktu yang diberikan guru selesai, guru pun meminta

siswa untuk membacakan hasil karangannya di depan kelas, ada pun siswa

yang maju dengan berani membacakan hasil karangannya, yaitu bernama

Gabriel Mencari Teman Lama , Dian

Chatting , sedangkan Dyah tema

Teman Facebook (D=Demonstrasikan). Bagi siswa

yang tidak berani maju dan malu-malu untuk membacakan hasil karya

mengarangnya, maka guru meminta siswa agar memberikan tanggapan dan

penilaian teman yang maju. Guru dengan siswa mengevaluasi hasil pekerjaan

yang telah dibuat oleh siswa. Siswa pun menyimak akan konfirmasi atas

kesalahan yang ada pada hasil karyanya.

Kegiatan akhir pembelajaran diisi dengan guru merefleksikan kembali

mengenai materi pembelajaran menulis narasi agar siswa lebih paham. (U=

Ulangi). Guru memberikan applause dan reward kepada siswa yang mau

maju untuk membacakan hasil karangannya (R= Rayakan). Guru menutup

pelajaran dengan memberikan kesimpulan pelajaran yang telah dilaksanakan.

c. Observasi

Selama tahap observasi ini peneliti melaksanakan pengamatan terhadap

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode quantum learning dan

media gamnbar seri yang pelaksanaannya di bantu oleh lembar observasi yang

disusun oleh guru bersama peneliti. Observasi ini dilaksanakan untuk

memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran Bahasa

Page 81: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Indonesia pada kemampuan menulis narasi kelas VII-C dengan menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan silabus mata pelajaran

bahasa Indonesia yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pembelajaran

dengan metode quantum learning dan media gambar seri dapat menghasilkan

perubahan pada hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas VII-C SD SMP N 3

Sukoharjo. Oleh karena itu, pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas atau

partisipasi dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan guru

dalam melaksanakan pembelajaran termasuk suasana kelas pada setiap

pertemuan.

Pelaksanaan tindakan I ini berlangsung dalam dua kali pertemuan, di mana

diikuti oleh seluruh siswa kelas VII-C yang berjumlah 21 anak. Selama

pelaksanaan tindakan siklus I ini ditemukan kekurangan bagi guru dan siswa.

Kekurangan bagi guru, yaitu (a). Guru belum dapat membangkitkan semangat

siswa secara optimal khususnya dalam hal untuk memberikan pendapat atau

menaggapi, karena stimulus yang diberikan guru kurang direspon dengan baik

oleh siswa; (b). Guru kurang dapat memantau siswa secara keseluruhan karena

posisi guru lebih banyak di depan dan pada titik tertentu saja (dekat meja guru

dan di depan papan tulis); serta (c). Guru masih terkesan terlalu galak dan tegas

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga siswa terlihat takut untuk

beraktualisasi.

Sedangkan kekurangan bagi siswa, yaitu (a). Sebagian siswa kelihatan

kurang berkonsentrasi dan malu-malu pada saat apersepsi untuk menyanyikan

bahwa siswa disuruh berbicara atau pun untuk menanggapi pertanyaan dari guru

tidak ada yang menjawab saat pembelajaran; (b). Hasil pengamatan peneliti

selama pembelajaran, hanya sebagian siswa yang sudah tampak antusias dalam

pembelajaran. Sedangkan sebagian siswa lainnya masih kurang menikmati

kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas; serta (c). Berdasarkan

hasil karya siswa dalam menulis narasi dapat dilihat bahwa seluruh siswa belum

bisa membuat suatu karangan yang baik karena saat siswa dalam memilih dan

Page 82: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

menggunakan pilihan kata masih terbatas dan belum memakai bahasa yang baku

atau pun belum sesuai dengan EYD-nya.

Selama peneliti melakukan pengamatan di kelas yang berpedoman dengan

instrumen penilaian, peneliti mendapatkan hasil pengamatan terhadap proses dan

hasil pembelajaran menulis narasi. Berdasarkan hasil pengamatan maka diperoleh

gambaran ketercapaian indikator dalam pelaksanaan siklus I, sebagai berikut:

1) Siswa yang aktif dalam mengikuti apersepsi yang dinyatakan dengan kriteria

sangat baik atau baik serta diindikatori oleh keaktifan yang ditandai dengan

kemauan merespon stimulus yang diberikan guru sebanyak 14 siswa atau

sekitar 67%. Sedangkan 7 siswa atau sekitar 33% tidak ikut merespon

stimulus dan sekadar menyanyi yang guru berikan.

Di bawah ini terdapat foto proses tindakan dalam pembelajaran menulis

narasi menggunakan metode quantum learning dan media gambar berseri.

Gambar 5

2) Siswa yang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang dinyatakan

dengan kriteria sangat baik atau baik serta diindikatori oleh kemauan siswa

untuk bertanya, menjawab, menaggapi, mengerjakan tugas dan

memperhatikan materi yang disampaikan guru (tidak berbicara dengan teman

serta tidak sibuk beraktivitas sendiri) sebanyak 13 siswa atau sekitar 62%.

Sedangkan 8 siswa atau sekitar 38% tidak mau bertanya, menjawab,

menaggapi, mengerjakan tugas, dan memperhatikan materi yang diberikan

guru.

Di bawah ini terdapat beberapa foto proses tindakan dalam

pembelajaran menulis narasi menggunakan metode quantum learning dan

media gambar berseri.

Page 83: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Gambar 6. Siswa tidak fokus saat pembelajaran dan berbicara

sendiri dengan teman

3) Siswa aktif mengembangkan ide ke dalam tulisan narasi yang dinyatakan

dengan kriteria sangat baik atau baik serta diindikatori oleh mampu menulis

narasi dengan baik sebanyak 11 siswa atau sekitar 52%. Sedangkan 10 siswa

atau 48% tidak bisa menulis narasi dengan baik.

Di bawah ini terdapat beberapa foto proses tindakan dalam

pembelajaran menulis narasi menggunakan metode quantum learning dan

media gambar berseri.

Gambar 7. Siswa sedang mengarang dengan mengembangkan ide pada

gambar seri menjadi tulisan narasi secara individu

4) Siswa yang yang telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 7 siswa atau

sekitar 33%, sedangkan sisanya sebanyak 14 siswa atau sekitar 67% belum

tuntas karena masih mendapatkan

d. Analisis dan Refleksi

Setelah melaksanakan observasi, data-data yang diperoleh melalui observasi

dikumpulkan untuk dianalisis. Tujuan dari refleksi adalah untuk mengetahui

kendala sekaligus solusi pelaksanaan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil

observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan tindakan pada siklus I

belum menunjukkan perubahan yang berarti, baik pada keaktifan siswa selama

belajar maupun pada pencapaian hasil belajar kemampuan menulis narasi.

Page 84: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Berikut ini adalah uraian hasil refleksi pada siklus I.

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran menunjukkan

sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode quantum learning dan

media gambar berseri belum sepenuhnya tampak. Meskipun sudah dijelaskan,

tetapi masih ada siswa yang belum mengerti untuk mengarang narasi. Hal ini

mengakibatkan siswa belum sepenuhnya dapat membuat karangan narasi

berdasarkan metode quantum learning dan media gambar berseri sehingga nilai

yang diperoleh siswa pada siklus I belum menunjukkan perubahan yang cukup

berarti.

Posisi guru pada saat mengajar di dalam kelas hendaknya guru jangan berada

dalam satu titik saja (berdiri di dekat meja atau duduk di meja guru). Hendaknya

guru itu pada proses pembelajaran bisa berjalan berkeliling untuk memantau siswa

secara keseluruhan agar siswa lebih aktif ketika mengikuti pembelajaran yang

diberikan guru. Sebaiknya guru lebih banyak berinteraksi dengan siswa untuk

menciptakan suasana pembelajaran yang lebih akrab. Sehingga siswa tidak merasa

takut atau merasa tegang ketika mengikuti pembelajaran tersebut.

Guru mengajar seharusnya memakai media dan metode pembelajaran yang

menarik bagi siswa, tidak hanya guru melakukan ceramah saja. Dengan guru

memakai media atau metode yang menarik siswa bisa aktif dan memperhatikan

materi yang diajarkan oleh guru bisa tersampaikan dengan baik. Guru dapat

memberikan motivasi dan keberanian kepada siswa untuk mengungkapkan

gagasan dan menaggapi. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan minat siswa

tersebut guru tidak hanya memberikan tepuk tangan, guru bisa memberikan

dengan memberikan tambahan nilai pada siswa. Guru hendaknya disaat mengajar

sikapnya jangan terlalu galak, dengan guru mengajar terlalu galak siswa merasa

takut untuk melakukan aktivitas dan tidak berkonsentrasi secara penuh dalam

proses pembelajaran. Guru juga diharapkan untuk memberikan penguatan

mengenai materi pembelajaran menulis narasi. Dengan siswa tahu mengenai

kekurangan dalam menulis narasi, sehingga ada perbaikan-perbaikan tindakan

selanjutnya.

Page 85: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Hasil proses pembelajaran siswa dalam menulis narasi pada siklus I

terlihat ada peningkatan walaupun dalam skala kecil. Hal itu ditandai dengan

meningkatnya sejumlah indikator meliputi isi, organisasi, kosa kata,

pengembangan bahasa, dan mekanika. Peningkatan pada siklus I dalam menulis

narasi dapat dilihat melalui nilai yang diperoleh siswa dalam siklus I, sebagai

berikut.

Tabel 6. Nilai Siswa pada Siklus I

No Nama Siswa

Aspek yang Dinilai Nilai

Akhir Keterangan

Isi Organisasi Kosa Kata

Peng Bahasa Mekanik

1 Anjas Aziz C P 19 14 13 15 3 64 Tidak Tuntas

2 Avininda A P 22 18 14 20 3 77 Tuntas

3 Brilian Hanung S 17 16 15 16 2 66 Tidak Tuntas

4 Chintia Aprian N M 19 13 13 18 4 67 Tidak Tuntas

5 Dian Novitasari 22 17 13 20 3 75 Tuntas

6 Dilli Enggar P 24 14 16 17 4 75 Tuntas

7 Faisal N A 20 15 13 15 4 67 Tidak Tuntas

8 Firlian Adi Nugroho 22 15 14 15 4 70 Tidak Tuntas

9 Gabriel Adilla G 23 13 17 24 3 80 Tuntas

10 Gita Fajar R 20 18 17 18 3 76 Tuntas

11 Hafidah Isnaini P 19 15 18 20 3 75 Tuntas

12 Hanindya Tama S C 20 14 15 19 2 70 Tidak Tuntas

13 Ma'ruf Syaifuddin 20 13 14 15 3 65 Tidak Tuntas

14 Muhammad Irvan 20 18 13 14 3 68 Tidak Tuntas

15 Muninggar P 21 18 19 20 4 82 Tuntas

16 Nadya Ayu D 21 13 13 18 3 68 Tidak Tuntas

17 Novita Maharani 23 19 17 20 4 83 Tuntas

18 Rama Indra Perkasa 21 19 16 18 4 78 Tuntas

19 Reza Salmaa N A 20 14 15 23 4 76 Tuntas

20 Risa Afida Nuraini 18 16 13 17 2 66 Tidak Tuntas

21 Wanda Mahendra 16 17 16 18 4 71 Tuntas

Rata-rata 72

Page 86: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Berdasarkan hasil belajar yang dilakukan pada siklus I belum dapat

menunjukkan nilai yang bagus. Hal itu dapat dilihat melalui nilai rata-rata kelas

mencapai 72

siswa atau 52%. Pembelajaran pada siklus I belum dikatakan berhasil apabila

kemampuan menulis narasi siswa yang memperoleh ni

75%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode

quantum learning dan media gambar seri belum berhasil. Data nilai kemampuan

menulis narasi siswa kelas VII-C pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Menulis Narasi Siswa

Kelas VII-C SMP Negeri 3 Sukoharjo pada Siklus I

No Interval Nilai

frekuensi (fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi Presentase

(%) Keterangan

1. 61-65 2 67,5 135 10% Dibawah KKM 2. 66-70 8 73,5 588 38% Dibawah KKM 3. 71-75 4 78,5 314 19% Diatas KKM 4. 76-80 5 83,5 417,5 24% Diatas KKM 5. 81-86 2 88,5 177 10% Diatas KKM

21 1631,5 100% Nilai Rata-rata = 1631,5: 21 = 77,6

Ketuntasan Klasikal = 11: 21 x 100%

= 52%

Berdasarkan tabel di atas mengenai distribusi frekuensi hasil kemampuan

menulis narasi siswa kelas VII-C SMP N 3 Sukoharjo dapat ditampilkan dalam

grafik berikut ini.

Page 87: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Gambar 8. Grafik Nilai kemampuan menulis Narasi Siswa Kelas VII-C SMP

Negeri 3 Sukoharjo pada siklus I

Berdasarkan data peneliti di atas, dapat dilihat bahwa dalam pelaksanaan

siklus I belum mencapai hasil yang memuaskan. Akan tetapi, suatu peningkatan

telah terjadi dalam beberapa indikator yang telah ditentukan, jika dibandingkan

dengan saat survai awal. Hal itu dapat dilihat dari beberapa siswa yaitu sebanyak

11 siswa atau 52% yang telah tuntas, sedangkan 10 siswa atau 48% belum

mencapai ketuntasan yang telah ditetapkan (KKM 75). Setelah melihat itu semua,

maka guru bersama peneliti melanjutkan dengan siklus II. Siklus II ini dilakukan

untuk memperbaiki proses dan hasil belajar pada siklus I.

2. Deskripsi Tindakan Siklus II

1) Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan siklus II ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 Maret 2012

di ruang kantor guru SMP N 3 Sukoharjo. Siklus ini dilaksanakan selama dua kali

pertemuan (4x40 menit). Berdasarkan analisis dan refleksi pelaksanaan tindakan

siklus I diketahui bahwa sudah menunjukkan adanya peningkatan dalam menulis

narasi di SMP N 3 Sukoharjo tetapi masih belum berhasil mencapai maksimal.

Maka pada siklus II ini peneliti dengan guru berdikusi untuk mencari alternative

pemecahan permasalahan berupa kekurangan yang masih ditemukan pada siklus

sebelumnya.

Kekurangan yang ada pada siklus sebelumnya akan diatasi pada siklus II ini.

Hal-hal yang harus dilakukan guru untuk mengatasi kekurangan tersebut, yaitu (a)

Page 88: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

agar guru membangkitkan semangat siswa sebelum memulai pelajaran maka

terlebih dahulu guru memberikan suatu permainan yang masih berhubungan

dengan materi yang diajarkan; (b) agar guru dapat memantau siswanya secara

keseluruhan maka guru disaat mengajar harus menempatkan pada posisi yang

strategis; (c) agar guru tidak kelihatan galak dan tegas maka disaat guru mengajar

banyak tersenyum dan diselingi menceritakan cerita yang masih tetap

bersangkutan dengan materi yang dibahas; (d) agar siswa tidak kelihatan malu-

malu lagi maka disaat itu guru harus bisa menumbuhkan keberanian siswa

Untuk memikat perhatian atau pun keantusiasan siswa yang dilakukan

guru dengan memberikan pembelajaran yang menarik. Misalnya guru

mengajarkan materi yang menggunakan metode dan media yang menarik; serta (f)

agar hasil karya siswa mendapatkan nilai yang baik, maka guru harus

menerangkan materi dengan tepat.

Berdasarkan diskusi tersebut disepakati bahwa pelaksanaan tindakan siklus II

dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 4x40 menit yaitu

pada hari Selasa, 28 Februari 2012.

1). Peneliti bersama dengan guru merancang skenario pembelajaran menulis

narasi dengan metode quantum learning dan media gambar berseri. Langkah-

langkah yang ditempuh dalam dua pertemuan sebagai berikut.

Pertemaun Pertama

(a). Guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi untuk

-ngibarkan bendera

merah putih yang sudah disediakan. (T= Tumbuhkan)

(b). Guru bertanya kepada salah satu siswa yang hasil karangannya cukup

bagus yang dibuat pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru

mengaitkan antara isi karangan siswa tersebut dengan pengalaman siswa

(A= Alami).

(c). Siswa mendengarkan materi yang disampaikan guru mengenai

pengertian menulis narasi dan memberikan penjelasan tentang kalimat

Page 89: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

langsung dan tak langsung. Berdasarkan materi yang disampaikan guru,

nantinya siswa diarahkan untuk dapat mendefinisikan sendiri mengenai

materi menulis narasi dan penjelasan kalimat langsung dan tak langsung

(N= Namai).

(d). Guru memberikan tugas pada masing-masing kelompok untuk

menentukan tema dan kerangka karangan berdasarkan gambar seri yang

diberikan guru. Setelah tema dan kerangka karangan terbentuk dari

kelompok, kemudian secara individu siswa diminta untuk

mengembangkan menjadi sebuah karangan yang utuh dan menarik

(D=Demonstrasikan).

(e). Guru merefleksikan kembali mengenai materi pembelajaran menulis

narasi agar siswa lebih memahaminya. (U= Ulangi).

(f). Guru memberikan applause kepada siswa yang sudah menyelesaikan

tugasnya dengan baik (R= Rayakan).

(g) Guru menutup pelajaran bahasa Indonesia dan menyimpulkan hasil

pembelajaran

Pertemuan Kedua

(a) Guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi untuk menumbuhkan

bernyanyi dibarengi siswa mengibar-ngibarkan bendera merah putih yang

sudah disediakan. (T= Tumbuhkan)

(b) Guru bersama siswa mengingat kembali tentang materi karangan narasi

yang sudah dipelajari dari pertemuan sebelumnya yang dikaitkan dengan

pengetahuan atau pengalaman siswa. (A=Alami)

(c) guru memberikan pertanyaan pada siswa mengenai hal-hal yang

bersangkutan menulis narasi dan gambar seri. Melalui kegiatan tersebut

akhirnya siswa dapat mendefinisikan sendiri mengenai menulis narasi dan

gambar seri. (N=Namai)

(d) Guru membagikan tugas pada siswa untuk melanjutkan kembali

mengembangkan tema dan kerangka karangan pada pertemuan

sebelumnya menjadi tulisan yang utuh. (D=Demonstrasikan)

Page 90: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

(e) Guru merefleksikan kembali mengenai materi pembelajaran menulis narasi

agar siswa lebih memahaminya. (U= Ulangi)

(f) Guru memberikan applause kepada siswa yang sudah menyelesaikan

tugasnya dengan baik. (R= Rayakan)

(g) Guru menutup pelajaran bahasa Indonesia dengan mengucapakan salam.

2). Guru bersama peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

mengenai materi menulis narasi sesuai dengan silabus sekolah yang akan

digunakan pada siklus II.

3). Guru bersama peneliti menyusun instrumen penelitian, instrumen yang dibuat

berupa instrumen hasil kemampuan menulis narasi dan penilaian proses

pembelajaran menulis narasi yang meliputi keaktifan siswa selama apersepsi,

keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, dan kemampuan

siswa dalam mengembangkan ide ke dalam tulisan narasi.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan pembelajaran siklus II ini dengan menggunakan metode

quantum learning dan media gambar berseri sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya. Kegiatan tindakan ini

dilakasnakan selama dua kali pertemuan. Perbedaan siklus II dari siklus I adalah

selain pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai juga pada media gambar yang

akan digunakan dalam pembelajaran. Urutan dalam pelaksanaan tindakan II

sebagai berikut.

(a) Pelaksanaan Tindakan Siklus II dalam Pertemuan I

Tindakan siklus II ini dilaksanakan pada hari Selasa, 6 Maret 2012 di kelas

VII-C pada jam ketiga sampai keempat yaitu pukul 08.20-09.55 WIB. Materi

yang diajarkan yaitu siswa dapat menyebutkan pengertian menulis narasi,

langkah-langkah mengarang, dan membuat karangan narasi. Pembelajaran ini

dilaksanakan dengan menerapkan metode quantum learning dan media

gambar berseri.

Kegiatan awal yang dilakukan guru yaitu mengucapkan salam dan

menanyakan kondisi siswa. Guru memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk bertanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan menulis narasi.

Page 91: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Guru juga menyampaikan SK, KD, dan tujuan pembelajaran sebelum

pembelajaran dimulai. Kemudian guru membuka pelajaran dan memberikan

(T=Tumbuhkan).

Kegiatan inti yang dilakukan adalah guru menjelaskan kembali tentang

menulis narasi serta menambahi penjelasan mengenai materi kalimat langsung

dan tak langsung dalam mengarang. Siswa memperhatikan disaat guru

menerangkan materi tentang kalimat langsung dan tak langsung. Guru

membagikan hasil pekerjaan siswa pada pertemuan sebelumnya. Guru

menjelaskan masih ada kesalahan dari penulisan hasil karangan sebelumnya

pada siswa. Siswa pun menyimak penjelasan guru mengenai kesalahan

penulisan dalam mengarang. Guru menjelaskan bahwa kesalahan penulisan itu

terletak pada hal ejaan. Guru bertanya kepada salah satu siswa yang hasil

karangannya cukup bagus yang dibuat pada pertemuan sebelumnya.

Kemudian guru mengaitkan antara isi karangan siswa tersebut dengan

pengalaman yang pernah dialami atau diamati siswa (A= Alami). Siswa

mendengarkan materi yang disampaikan guru mengenai pengertian menulis

narasi dan memberikan penjelasan tentang kalimat langsung dan tak langsung.

Berdasarkan materi yang disampaikan guru, selanjutnya siswa diarahkan

untuk dapat mendefinisikan sendiri mengenai materi menulis narasi dan

penjelasan kalimat langsung dan tak langsung (N= Namai). Guru meminta

siswa untuk membentuk kelompok (masing-masing kelompok terdiri atas 4-5

orang). Cara pembagian kelompok dengan menyebutkan nomor 1-4 secara

urut bergantian. Bagi siswa yang mendapatkan angka yang sama itu berarti

menjadi satu kelompok. Kemudian guru memberikan tugas pada masing-

masing kelompok untuk menentukan tema dan kerangka karangan

berdasarkan gambar seri yang diberikan guru. Setelah tema dan kerangka

karangan terbentuk dari kelompok, kemudian secara individu siswa diminta

untuk mengembangkan menjadi sebuah karangan yang utuh dan menarik

(D=Demonstrasikan). Guru berkeliling dan melilat-lihat masih ada siswa

yang belum bisa membuat karangan narasi, kemudian guru memberikan

Page 92: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

arahan. Guru memberikan waktu 15 menit untuk melakukan diskusi dalam

menentukan tema dan kerangka karangan gambar tersebut. Sedangkan untuk

mengembangkan tema dan kerangka karangan guru memberikan waktu 25

menit. Ketika waktu habis guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil

pekerjaanya, baik bagi yang sudah selesai atau belum selesai dapat

dikumpulkan. Pada pertemuan selanjutnya akan dilanjutkan kembali.

Kegiatan akhir pembelajaran diisi dengan guru merefleksikan kembali

mengenai materi pembelajaran menulis narasi agar siswa lebih memahaminya.

(U= Ulangi). Guru memberikan applause kepada siswa yang sudah

menyelesaikan tugasnya dengan baik. (R= Rayakan). Guru menutup

pelajaran bahasa Indonesia dan menyimpulkan hasil pembelajaran.

(b) Pelaksanaan Tindakan Siklus II dalam Pertemuan II

Tindakan siklus II ini dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Maret 2012 di

kelas VII-C pada jam ketiga sampai keempat yaitu pukul 08.20-09.55 WIB.

Materi yang diajarkan yaitu siswa dapat menyebutkan pengertian menulis

narasi, langkah-langkah mengarang, dan membuat karangan narasi.

Pembelajaran ini dilaksanakan dengan menerapkan metode quantum learning

dan media gambar berseri.

Kegiatan awal yang dilakukan guru yaitu mengucapkan salam dan

menanyakan kondisi siswa. Guru memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk bertanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan menulis narasi.

Guru juga menyampaikan SK, KD, dan tujuan pembelajaran sebelum

pembelajaran dimulai. Kemudian guru membuka pelajaran dan memberikan

(T=Tumbuhkan).

Kegiatan inti yang dilakukan guru bersama siswa mengingat kembali

tentang materi karangan narasi yang sudah dipelajari dari pertemuan

sebelumnya yang dikaitkan dengan pengetahuan siswa (A=Alami).

Guru memberikan pertanyaan pada siswa mengenai hal-hal yang bersangkutan

menulis narasi dan gambar seri. Melalui kegiatan tersebut akhirnya siswa

dapat mendefinisikan sendiri mengenai pengertian menulis narasi dan gambar

Page 93: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

seri (N=Namai). Guru membagikan tugas pada siswa untuk melanjutkan

kembali mengembangkan tema dan kerangka karangan pada pertemuan

sebelumnya menjadi tulisan yang utuh (D=Demonstrasikan). Guru

memberikan waktu 25 menit untuk mengerjakan tugas, ketika waktu yang

ditentukan habis guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas dimeja yang

paling depan. Guru menukarkan tugas siswa secara perbaris. Ada siswa yang

mau maju untuk membacakan hasil karangan temannya, yaitu Muniggar tema

Teman lain memberikan penilaian terhadap hasil karangan yang telah ditukar

(baik dari ejaan, kosa kata, tata bahasa, dan tanda baca). Guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai pembelajaran yang telah

dilakukan. Guru bersama siswa mengevaluasi tugas yang telah dikerjakan.

Hasil karangan siswa ditempelkan di mading kelas yang telah dipersiapkan.

Kegiatan akhir pembelajaran diisi dengan guru merefleksikan kembali

mengenai materi pembelajaran menulis narasi agar siswa lebih memahaminya.

(U= Ulangi). Guru memberikan applause kepada siswa yang sudah

menyelesaikan tugas dengan baik (R= Rayakan). Guru menutup pelajaran

bahasa Indonesia dengan mengucapakan salam.

3) Observasi

Hasil Observasi tindakan II ini difokuskan pada kegiatan pembelajaran

yang berlangsung di kelas, baik proses maupun aktivitas siswa dan guru.

Observasi siklus II bertujuan untuk mengetahui kekurangan yang ada dalam siklus

I sudah dapat diatasi atau belum. Hal ini peneliti hanya sebagai partisipan pasif

yang hanya mengamati jalannya proses pembelajaran dan mengambil posisi

tempat duduk paling belakang agar tidak mengganggu saat kegiatan pembelajaran.

Akan tetapi, sesekali peneliti berada di depan kelas untuk mengambil gambar

dokumentasi dalam penelitian.

Hasil observasi pada siklus II ini dapat dideskripsikan bahwa sebagian

besar siswa sudah dapat meningkatkan aktivitas dalam mengikuti pembelajaran.

Hal itu dapat dilihat ketika siswa yang tadinya malu-malu sudah terlihat berani

berbicara. Keberanian mengungkapkan pendapat sudah semakin meningkat.

Page 94: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Keantusiasan siswa dalam belajar sudah muncul, karena pembelajarannya tidak

membosankan. Peningkatan hasil karya siswa didapat oleh pengajaran guru yang

tepat sasaran sehingga hasilnya baik. Di sudut lain guru semakin meningkatkan

perhatiannya kepada setiap siswa baik kelompok maupun individu, sehingga

kegiatan pembelajaran semakin lancar.

Hasil proses dan hasil pembelajaran siswa dalam menulis narasi pada

siklus II terlihat sudah ada peningkatan. Hal itu ditandai dengan meningkatnya

sejumlah indikator meliputi isi, organisasi, kosa kata, pengembangan bahasa, dan

mekanika. Peningkatan pada siklus II dalam menulis narasi dapat dilihat melalui

nilai yang diperoleh siswa dalam siklus II, sebagai berikut:

1) Siswa yang aktif dalam mengikuti apersepsi yang dinyatakan dengan kriteria

sangat baik atau baik serta diindikatori oleh keaktifan yang ditandai dengan

kemauan merespon stimulus yang diberikan guru sebanyak 19 siswa atau

sekitar 90%. Sedangkan 2 siswa atau sekitar 10% tidak ikut merespon

stimulus dan sekadar menyanyi yang guru berikan, sehingga mendapatkan

nilai cukup.

Di bawah ini terdapat beberapa foto proses tindakan dalam pembelajaran

menulis narasi menggunakan metode quantum learning dan media gambar

berseri.

Gambar 9. Siswa aktif dalam mengikuti apersepsi dengan

2) Siswa yang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang dinyatakan

dengan kriteria sangat baik atau baik serta diindikatori oleh kemauan siswa

untuk bertanya, menjawab, menaggapi, mengerjakan tugas dan

memperhatikan materi yang disampaikan guru (tidak berbicara dengan teman

serta tidak sibuk beraktivitas sendiri) sebanyak 18 siswa atau sekitar 86%.

Page 95: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Sedangkan 3 siswa atau sekitar 14% tidak fokus pada pelajaran atau berbicara

sendiri dengan teman, dan melamun.

Di bawah ini terdapat beberapa foto proses tindakan dalam pembelajaran

menulis narasi menggunakan metode quantum learning dan media gambar

berseri.

Gambar 10. Siswa fokus saat guru menerangkan materi

3) Siswa aktif mengembangkan ide ke dalam tulisan narasi yang dinyatakan

dengan kriteria sangat baik atau baik serta diindikatori oleh mampu menulis

narasi dengan baik sebanyak 17 siswa atau sekitar 81%. Sedangkan 4 siswa

atau 19% tidak bisa menulis narasi dengan baik.

Di bawah ini terdapat beberapa foto proses tindakan dalam

pembelajaran menulis narasi menggunakan metode quantum learning dan

media gambar berseri.

Gambar 11. Siswa berdiskusi untuk mengembangkan ide pada gambar seri secara

berkelompok

4) Siswa yang yang telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 17 siswa atau

sekitar 81%. Sedangkan siswa atau sekitar 19% belum tuntas karena masih

mend .

4) Analisis dan Refleksi

Setelah melaksanakan observasi pada siklus II, kemudian data-data yang

diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk dianalisis. Berdasarkan hasil

Page 96: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan tindakan pada siklus II

sudah menunjukkan perubahan yang berarti, baik pada keaktifan siswa selama

belajar maupun pada pencapaian hasil belajar kemampuan menulis narasi.

Berikut ini adalah uraian hasil analisis dan refleksi pada siklus II.

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran menunjukkan

sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode quantum learning dan

media gambar berseri sudah mengalami peningkatan. Karena didukung oleh guru

mengajar sudah tidak berada dalam satu titik saja melainkan guru sudah mulai

berkeliling untuk memantau siswanya ketika mengajar di kelas. Guru juga sudah

mulai berinteraksi dengan siswa tidak merasa takut atau merasa tegang ketika

belajar. Tindakan siklus II ini guru mengajarnya tidak hanya dengan ceramah saja

melain dengan melakukan diskusi kelompok dan tanya jawab. Hal ini bertujuan

untuk membantu siswa lebih aktif dalam menuangkan ide gagasan dan

berpendapat. Guru di saat mengajar mimik wajahnya tidak begitu galak,

melainkan guru sedikit murah senyum tetapi guru masih kelihatan tegas disaat

mengajar.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa kualitas

pembelajaran menulis narasi pada siklus II (baik proses maupun hasil)

menunjukkan adanya peningkatan pada masing-masing indikator yang telah

ditetapkan guru dan peneliti. Hal itu dapat dilihat sebagai berikut.

1) Keaktifan siswa yang aktif dalam mengikuti apersepsi dalam pembelajaran

menulis narasi melalui penerapan metode quantum learning dan media gambar

berseri pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 67%

menjadi 90%. Siswa pada tahap ini lebih merespon guru saat apersepsi.

2) Siswa yang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus II telah

mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 62% menjadi 86%. Tahap ini

siswa lebih aktif untuk merespon stimulus guru.

3) Siswa aktif mengembangkan ide ke dalam tulisan narasi dalam kegiatan

pembelajaran pada siklus II telah mengalami peningkatan dari siklus I sebesar

52% menjadi 81%. Tahap ini siswa tampak bersungguh-sungguh dalam

mengerjakan tugas baik indivisu atau pun kelompok.

Page 97: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

4) Siswa yang yang telah mencapai ketuntasan belajar dalam menulis narasi

pada siklus II telah mencapai 81%, jika dibanding siklus I hanya 33%. Adapun

peningkatan kemampuan menulis narasi siswa dapat dilihat dalam perolehan

nilai pada siklus II, sebagai berikut.

Tabel 8. Nilai Siswa Pada Siklus II

No Nama Siswa

Aspek yang Dinilai Nilai

Akhir Keterangan

Isi Organisasi Kosa

Kata

Peng

Bahasa Mekanik

1 Anjas Aziz C P 22 17 16 20 4 79 Tuntas

2 Avininda Anggelia P 23 18 16 23 4 84 Tuntas

3 Brilian H S 22 16 15 23 4 80 Tuntas

4 Chintia Aprian N M 22 19 16 20 4 81 Tuntas

5 Dian Novitasari 24 17 13 20 4 78 Tuntas

6 Dilli Enggar P 21 17 16 18 3 75 Tuntas

7 Faisal N A 18 15 13 18 4 68

Tidak Tuntas

8 Firlian Adi N 21 15 18 22 4 80 Tuntas

9 Gabriel Adilla G 25 13 17 24 4 83 Tuntas

10 Gita Fajar R 23 18 18 23 4 86 Tuntas

11 Hafidah Isnaini P 20 16 18 21 3 78 Tuntas

12 Hanindya Tama S C 23 15 15 18 4 75 Tuntas

13 Ma'ruf Syaifuddin 19 15 16 19 4 73

Tidak Tuntas

14 Muhammad Irvan 24 16 18 20 3 81 Tuntas

15 Muninggar P 24 19 17 25 4 89 Tuntas

16 Nadya Ayu D 21 17 17 20 4 79 Tuntas

17 Novita Maharani 26 18 14 23 4 85 Tuntas

18 Rama Indra Perkasa 24 20 16 22 4 86 Tuntas

19 Reza Salmaa N A 24 16 18 22 3 83 Tuntas

20 Risa Afida Nuraini 21 15 17 21 4 78 Tuntas

21 Wanda Mahendra 16 14 15 21 4 70 Tidak Tuntas

Rata-rata 80

Berdasarkan hasil belajar yang dilaksanakan pada siklus II di atas, maka

dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian ini cukup untuk dilakasanakan.

Meskipun masih ada beberapa siswa yang belum mendapatkan kata Tuntas tetapi

Page 98: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa siklus II ini berhasil. Hal ini dapat

dilihat melalui nilai rata-rata kelas mencapai 80, di mana siswa yang memperoleh

atau sekitar 86%, sedangkan pada siswa yang

dengan menerapkan metode quantum learning dan media gambar berseri sudah

berhasil. Hal ini dapat dilihat mengenai data hasil kemampuan menulis narasi

siswa kelas VII-C pada siklus II, sebagai berikut.

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Menulis Narasi Siswa

Kelas VII-C SMP Negeri 3 Sukoharjo pada Siklus II

No Interval

Nilai frekuensi

(fi) Nilai Tengah (xi) fi.xi Prosentase

(%) Keterangan

1 65-70 2 67,5 135 10% Dibawah KKM

2 71-75 3 73,5 220,5 14% Diatas KKM

3 76-80 7 78,5 549,5 33% Diatas KKM

4 81-85 6 83,5 501 29% Diatas KKM

5 86-90 3 88,5 265,5 14% Diatas KKM

21 1671,5 100% Nilai Rata-rata: 1671,5 : 21 = 79,5 Ketuntasan Klasikal = 18: 21 x 100% = 86%

Berdasarkan tabel di atas mengenai distribusi frekuensi hasil kemampuan

menulis narasi siswa kelas VII-C SMP N 3 Sukoharjo dapat ditampilkan dalam

grafik berikut ini.

Gambar 12. Grafik Nilai Kemampuan Menulis Narasi Siswa kelas VII-

C SMP Negeri 3 Sukoharjo Pada Siklus II

Interval

Frek

uens

i

Page 99: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Berdasarkan data peneliti di atas, dapat dilihat bahwa dalam pelaksanaan

siklus III sudah berhasil dan mencapai indikator ketercapaiannya. Hal ini dapat

dilihat dari sejumlah siswa yang memp

Jadi, setelah melihat penelitian tindakan siklus II ini sudah cukup untuk

dilaksanakan.

4. Deskripsi Antarsiklus

Setelah melakukan penelitian dengan dua siklus yaitu siklus I dan II maka

hasil pelaksanaan pembelajaran menulis narasi setiap siklus di atas dapat

digambarkan secara rinci pada tabel rekapitulasi, sebagai berikut.

Tabel 10. Hasil Tindakan Berdasarkan Indikator Ketercapaian

No. Aktivitas dalam Pembelajaran Presentase

Siklus I Siklus II

1

Keaktifan siswa selama apersepsi (indikator:

merespon stimulus yang diberikan guru saat

apersepsi)

67% 90%

2

Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran (indikator: keaktifan bertanya,

menjawab, serta menaggapi, mengerjakan

tugas dan memperhatikan materi yang

disampaikan guru

62% 86%

3

Kemampuan siswa dalam mengembangkan

ide ke dalam tulisan narasi (indikator:

dinyatakan telah mencapai ketuntasan

belajar)

52% 81%

4

Kemampuan siswa dalam menulis narasi

(indikator: jumlah siswa yang memperoleh

67% 81%

Page 100: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa dalam penelitian yang

dilaksanakan selama dua siklus yaitu siklus I dna II terjadi suatu peningkatan yang

cukup baik pada indikator ketercapaiannya. Peningkatan dalam indikator

ketercapaiannya mencapai 14%-29%. Hal itu dapat dilihat dalam keberhasilan

keaktifan siswa selama apersepsi mengalami peningkatan sebesar 23%, keaktifan

siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran meningkat sekitar 24%, dan

kemampuan siswa dalam mengembangkan ide ke dalam tulisan narasi pun

meningkat sebesar 29%.

Selain itu, dapat dilihat pada indikator ketercapaian dalam ketercapain

siswa dalam menulis narasi juga mengalami peningkatan presentase sebesar 14%.

Peningkatan tersebut tampak dari hasil menulis narasi siswa yang pada setiap

siklusnya menunjukkan adanya perbaikan dalam pemakaian kata, ejaan, dan tata

bahasanya. Siklus II memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan

dengan dari nilai rata-rata pada saat survai awal dan siklus sebelumnya (siklus I ).

Rata-rata nilai siswa dalam siklus II menjadi 80 atau mengalami peningkatan

sekitar 11 poin jika dibandingkan dari survai awal (nilai rata-rata siswa 64).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode quantum

learning dan media gambar berseri dalam pembelajaran dapat meningkatkan

menulis narasi pada siswa kelas VII-C SMP Negeri 3 Sukoharjo.

D. PEMBAHASAN

Berdasarkan perumusan masalah dan deskripsi hasil pengamatan tindakan,

berikut ini dijabarkan pembahasan hasil penelitian mengenai Peningkatan

Kemampuan Menulis Narasi dengan Metode quantum learning dan Media

Gambar Berseri Pada Siswa Kelas VII-C SMP Negeri 3 Sukoharjo.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I

sampai dengan siklus II. Setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan (4x40).

Adapun tahapan dalam tiap siklus terdapat empat tahap, yaitu: tahap perencanaan

tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, observasi, dan analisis dan refleksi.

Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti terlebih dahulu melakukan survai

awal. Hal itu untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya dan mencari informasi

Page 101: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

kendala apa yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Setelah melakukan survai awal, peneliti menemukan bahwa kualitas proses dan

hasil pembelajaran menulis naras di kelas VII-C SMP Negeri 3 Sukoharjo masih

kurang memuaskan. Karena kompetensi menulis dirasa sulit bagi siswa terutama

menulis narasi. Hal ini menyebabkan kemampuan siswa dalam pembelajaran

menulis masih belum mencapai KKM.

Peneliti dan guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

sebelum melaksanakan siklus I. Pada siklus I ini merupakan tindakan awal yang

dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada pada pembelajaran menulis narasi

kelas VII-C. Setipa siklus ini pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan

metode quantum learnig

dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Hasil tindakan siklus I

memiliki kekurangan yang berasal dari guru dan siswa. Kekurangan dari segi

guru, yaitu (1) guru belum dapat membangkitkan semangat siswa secara optimal

dalam pembelajaran; (2) guru kurang dapat memantau siswa secara keseluruhan;

dan (3) guru masih terkesan terlalu galak dan tegas dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran. Dari segi siswa, yaitu (1) siswa kelihatan kurang berkonsentrasi

dan malu-malu pada saat apersepsi; (2) sebagian siswa kurang antusias serta

kurang menikmati kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas; dan

(3) berdasarkan hasil karya siswa masih ada ejaan yang masih salah.

Faktor penyebab kurang memuaskan hasil tes kemampuan siswa menulis

narasi pada tindakan siklus I itu dikarenakan kekurangan guru dan siswa pada

saat proses pembelajaran. Hal itu bisa dilihat dari hasil pembelajatan siklus I,

sebesar 11 siswa atau sekitar 52% dari jumlah keseluruhan. Selanjutnya,

kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I itu dievaluasi peneliti dan

guru sehingga memperoleh perencanaan baru. Melalui perencanaan ini diharapkan

dapat mengatasi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I.

Pada pelaksanaan siklus II guru dan peneliti memberikan beberapa solusi

untuk mengatasi beberapa permasalahan yang terjadi pada siklus I. Solusi tersebut

yaitu (1) guru menumbuhkan semangat siswa dalam pembelajaran dengan

Page 102: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

memberikan materi yang menarik dan tidak membosankan; (2) disaat mengajar

guru tidak hanya berada pada satu titik saja, melainkan guru mengelilingi murid di

saat mengajar; (3) guru menambahkan materi mengenai kaidah kata langsung dan

tak langsung; dan (4) mimik guru harus menyenagkan bisa tersenyum, karena

murid-murid agar tidak takut atau tertekan saat proses pembelajaran. Tinadakan

ini mengalami peningkatan proses dan hasil pembelajaran menulis dari siklus I.

Peningkatan proses dapat dilihat dari indikator ketercapaiannya yaitu keaktifan

siswa selama apersepsi, keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,

dan kemampuan siswa dalam mengembangkan ide ke dalam tulisan narasi.

Sedangkan untuk peningkatan hasil dapat dilihat dari meningkanya jumlah siswa

yang telah mencapai ketuntasan belajar dalam menulis narasi yang telah dibuat

siswa dari siklus II ini mencapai 81%, sedangkan pada siklus I sebesar 67%.

Tindakan siklus II dapat mengatasi kekurangan yang terdapat pada siklus

sebelumnya serta tujuan pembelajaran yang telah direncanakan juga telah

tercapai. Oleh sebab iu, penelitian ini cukup dilaksanakan sampai siklus II.

Berdasarkan observasi dan analisis data yang telah diperoleh, dapat

ditemukan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis narasi

dengan menggunakan metode quantum learning dan media gambar berseri pada

siswa kelas VII-C SMP Negeri 3 Sukoharjo. Baik dari kegiatan guru maupun

kegiatan siswa. Dari kegiatan guru terlihat guru sudah baik dalam mengelola

kelas, dari kesiapan guru (posisi guru ketika menjelaskan sudah menyeluruh,

posisi guru saat diskusi juga sudah baik guru tidak hanya di depan, tetapi

berkeliling kelas), kemempuan guru menerangkan materi yang sudah menarik,

kemampuan guru membuka dan menutup pelajaran juga sudah baik pada akhir

pembelajaran guru juga melakukan refleksi dan menyimpulkan pembelajaran.

Peningkatan terlihat dari perhitungan nilai hasil kemampuan menulis

narasi yang diperoleh siswa pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan dan

setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan II yang masing-masing siklusnya

dilaksanakan dua kali pertemuan.

Page 103: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Tabel 11. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Hasil Kemampuan Menulis Narasi

Siswa Kelas VII-C SMP Negeri 3 Sukoharjo pada Kondisi Awal,

Siklus I dan II

No. Pembelajaran Menulis Narasi

Kondisi Awal

Setelah Dilaksanakan Tindakan Siklus I Siklus II

1 Nilai rata-rata 64 72 80

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang

-rata

kemampuan menulis siswa pada kondisi awal sebelum tindakan adalah 64. Pada

siklus I mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata kemampuan menulis narasi

siswa menjadi 72. Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 80.

Peningkatan tersebut membuktikan bahwa metode quantum learning dan media

gambar berseri tepat untuk membantu meningkatkan kemampuan menulis siswa

khususnya untuk menulis narasi. Hal ini dapat direfleksikan bahwa pembelajaran

menulis narasi yang dilaksanakan oleh guru dapat dinyatakan berhasil.

Untuk melihat perbandingan persentase hasil menulis narasi dari kondisi

awal, siklus I, dan II dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Gambar 13. Grafik persentase hasil nilai menulis narasi siswa kelas VII-C SMP

Negeri 3 Sukoharjo

Secara garis besar perbandingan antara jumlah siswa yang mencapai

ketuntasan belajar kemampuan menulis narasi pada kondisi awal sebelum

tindakan, siklus I dan II sebagai berikut.

Page 104: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Tabel 12. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VII-C SMP Negeri 3

Sukoharjo pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

No Ketuntasan Kondisi Awal Siklus I Siklus II Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Tuntas 8 siswa 38% 11 siswa 52% 18 siswa 86%

2 Tidak Tuntas 13 siswa 62% 10 siswa 48 % 3 siswa 14%

Berdasarkan tabel di atas menyatakan bahwa rekapitulasi ketuntasan

belajar siswa kelas VII-C SMP Negeri 3 Sukoharjo. Hal ini dapat dilihat bahwa

ketuntasan belajar siswa dalam menulis narasi terlihat adanya penigkatan yaitu

pada kondisi awal yang mencapai KKM sebanyak 8 siswa atau 38%. Pada siklus I

mengalami peningkatan KKM sebanyak 11 siswa atau 52%, serta siklus II KKM

yang diperoleh sebanyak 18 siswa atau 86%. Selain itu juga, tabel rekapitulasi

ketuntasan belajar siswa dapat disajikan dalam suatu grafik yang isinya tentang

peningkatan kemampuan menulis narasi pada siswa kelas VII-C SMP Negeri 3

Sukoharjo, sebagai berikut.

Gambar 14. Grafik Peningkatan Ketuntasan Kemampuan Menulis Narasi

Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Sukoharjo pada Kondisi Awal,

Siklus I dan II

Setelah dilakukannya tindakan dalam mengatasi permasalahan yang

terdapat pada kelas VII-C SMP Negeri 3 Sukoharjo mengenai materi menulis

narasi, maka dapat dilihat bahwa dengan menggunakan metode quantum learning

Page 105: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

dan media gambar berseri dalam pembelajaran menulis narasi mengalami

peningkatan yang cukup signifikan pada siklusnya. Peningkatan hasil tulisan

narasi siswa pada siklus I sebesar 11 siswa atau 52% sudah mencapai KKM

memiliki nilai rata-rata 72. Sedangkan siklus II sebesar 18 siswa atau 86%.

Sehingga hasil tulisan siswa dari siklus sebelumnya mengalami peningkatan.

Sedangkan dalam peningkatan proses dan hasil menulis narasi dapat disajikan

dengan rekapitulasi indikator ketercapaian menulis narasi pada siswa kelas VII-C

SMP Negeri 3 Sukoharjo sebagai berikut.

Tabel 13. Rekapitulasi Indikator Ketercapaian Menulis Narasi Siswa Kelas

VII-C SMP Negeri 3 Sukoharjo

No. Kegiatan siswa Persentase

Siklus I Siklus II

2

Keaktifan siswa dalam

mengikuti kegiatan

pembelajaran menulis narasi

62% 86%

4

Ketuntasan hasil belajar

(kemampuan siswa dalam

menulis narasi)

33% 86%

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa kemampuan menulis narasi

dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode quantum learning dan media

gambar berseri pada siswa kelas VII-C SMP Negeri 3 Sukoharjo. Dengan

menggunakan metode dan media tersebut dapat mempermudah siswa untuk

menuangkan gagasan idenya ke dalam bentuk tulisan narasi. Metode dan media

itu meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. Peningkatan prosesnya dapat

dilihat pada saat siswa aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menulis

narasi dan merespon stimulus yang diberikan guru khususnya pada pelajaran

bahasa Indonesia pokok materi manulis narasi. Peningkatan hasilnya didasarkan

pada ketuntasan hasil belajar siswa dalam menulis narasi. Oleh karena itu, kualitas

hasil belajar siswa kelas VII-C SMP Negeri 3 Sukoharjo pun meningkat.

Page 106: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua

siklus, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan

metode quantum learning dan media gambar berseri dapat meningkatkan kualitas

proses dan kualitas hasil pembelajaran. Hal ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Kualitas proses pembelajaran menulis narasi pada siswa kelas VII-C SMP

Negeri 3 Sukoharjo. Peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis narasi

tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata indikator

ketercapaian belajar siswa dalam proses pembelajaran menulis narasi dengan

metode quantum learning dan media gambar berseri, yaitu: (a) keaktifan siswa

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada tiap siklus. Hal ini dapat

dibuktikan bahwa dengan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran

ditandai dengan kemauan siswa yang mau merespon stimulus yang diberikan

guru saat apersepsi pada siklus I sebesar 67%, sedangkan pada siklus II

meningkat menjadi 90%. (b). Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran. Hal ini dilihat dari siswa yang menunjukkan keaktifan bertanya,

menjawab, serta menaggapi, mengerjakan tugas dan memperhatikan materi

yang disampaikan guru (tidak berbicara dengan teman serta tidak sibuk

beraktivitas sendiri) pada siklus I sebesar 62 %, kemudian pada siklus

berikutnya yaitu siklus II mengalami peningkatan sebesar 86%. (c)

Kemampuan siswa dalam mengembangkan ide ke dalam tulisan narasi. Hal

tersebut kesungguhan dan antusias siswa yang mampu menulis narasi dengan

baik pada siklus I sebanyak 52%, pada siklus berikutnya terus mengalami

peningkatan menjadi 81% (pada siklus II).

2. Kemampuan menulis narasi pada siswa kelas VII-C SMP Negeri 3 Sukoharjo.

Peningkatan kemampuan menulis narasi tersebut dapat dibuktikan dengan

meningkatnya nilai kemampuan menulis narasi pada setiap siklusnya yaitu:

sebelum tindakan (kondisi awal) nilai rata-rata kemampuan menulis narasi

Page 107: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

siswa 64. Pada siklus I nilai rata-rata kemampuan menulis narasi siswa 72,

sedangkan siklus II mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata kemampuan

menulis siswa sebesar 80. Tingkat ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal

sebanyak 8 siswa atau 38%. Pada siklus I siswa yang telah mencapai

ketuntasan belajar sebesar 11 siswa atau 62%, sedangka siklus II mengalami

peningkatan sebesar 86%.

B. Implikasi

Nrasi dengan Menggunakan Metode Quantum Learning dan Media Gambar

Berseri Pada Siswa Kelas VII-C SMP Negeri 3 Sukoharjo. Dimana penelitian ini

memberikan gambaran secara luas dan jelas mengenai keberhasilan proses dan

hasil pembelajaran yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut

dapat dilihat dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat

sebelum melakukan siklus. Tindakan siklus tersebut dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari setiap perkembangan penigkatan proses

dalam siklus I sampai siklus II.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat diketahui

bahwa dengan metode quantum learning dan media gambar berseri dapat

meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa pada kelas VII-C SMP Negeri 3

Sukoharjo. Sehubungan dengan penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi

hasil penelitian sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Guru mengajar siswa dengan menggunakan materi harus dapat memilih

metode dan media pembelajaran yang mampu meningkatkan kualitas proses

dan hasil belajar siswa. Dengan menggunakan metode quantum leraning dan

media gambar seri dapat membantu siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam

menuangkan ide/gagasannya dalam menulis narasi sebelum diubah kedalam

bentuk karangan narasi.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa melalui penerapan metode

quantum learning dan media gambar berseri dapat meningkatkan proses dan

Page 108: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

hasil belajar siswa dalm menulis narasi. Dengan menggunakan prinsip

TANDUR yang terdapat pada metode quantum learning merupakan langkah-

langkah yang efektif. Prinsip TANDUR tersebut dalam pembelajaran menulis

narasi dapat dijabarkan yaitu pembelajaran yang dimulai dengan kata

bertujuan untuk menumbuhkan minat siswa sebelum pembelajaran dimulai.

siswa sendiri yang bertujuan agar materi yang ingin disampaikan bisa tercapai

proses pembelajaran diminta agar siswa lebih aktif dan bisa mengenal isi dari

materi yang diajarkan. Kemudian kat

pembelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaitkan

pengalamannya kedalam bentuk tulisan sebagai pengalaman pribadi. Kata

materi yang diajarkan melalui guru bertanya kepada siswa danmemberikan

penghargaan atas usaha yang dilakukan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Penelitian ini juga dapat dipertimbangkan untuk mengembangkan metode

pembelajaran bagi guru dalam memberikan materi pelajaran kepada siswa.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, implikasi

teoritis dari penelitian ini ada peningkatan dalam kemampuan menulis narasi

dengan menggunakan metode quantum learning dan media gambar berseri.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan

calon guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan

meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar terutama dalam pelajaran

Bahasa Indonesia pada pokok kemampuan menulis narasi. Kemampuan

menulis narasi siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode

quantum learning dan media gambar berseri. Pembelajaran dengan

menggunakan metode quantum learning dan media gambar berseri pada

hakikatnya dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi

Page 109: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

permasalahan yang sejenis, terutama untuk mengatasi masalah peningkatan

kemampuan menulis siswa yang pada umumnya dimiliki oleh sebagian besar

siswa. Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penelitian ini harus

di atasi semaksimal mungkin.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti memberikan

saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk Siswa

a. Hendaknya aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan berusaha

meningkatkan kemampuan belajar sehingga memperoleh hasil belajar

yang optimal.

b. Hendaknya lebih mengembangkan inisiatif dan keberanian dalam

menyampaikan pendapat dalam proses pembelajaran untuk menambah

pengetahuan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.

c. Hendaknya siswa merasa senang dalam mengikuti pelajaran menulis

narasi kerna dengan adanya rasa senang pada diri siswa maka akan

menumbuhkan rasa ingin tahu dan memudahkan siswa terhadap materi

materi yang dipelajari.

d. Hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran dan rajin

belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.

2. Untuk Guru

a. Guru dalam mengajar hendaknya menggunakan metode quantum

learning dan media gambar berseri dalam pembelajaran menulis

narasi. Penggunaan metode quantum learning dan media gambar

berseri dimaksudkan agar pembelajaran tidak terasa membosankan dan

membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi.

b. Guru dalam mengajar hendaknya menggunakan sarana prasarana yang

telah disediakan sekolah untuk menunjang disaat mengajar seperti

menggunakan media pembelajaran yang menarik agar siswa lebih

aktif.

Page 110: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN …/Peningkatan...PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

c. Mengevaluasi efisien dan efektivitas penerapan metode quantum

learning dan media gambar berseri untuk meningkatkan kemampuan

menulis narasi sewaktu pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung.

3. Untuk Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam melaksanakan

pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa Indonesia untuk

meningkatkan kemampuan menulis narasi dengan menggunakan metode

metode quantum learning dan media gambar berseri.

4. Untuk Peneliti Lain

Kepada peneliti lainnya hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan

untuk melakukan penelitian lebih lanjut, untuk menentukan faktor-faktor

lain yang dapat mendukung peningkatan kemampuan menulis narasi.

Melalui usaha ini, antara peneliti yang satu dengan peneliti yang lain dapat

menunjukkan kinerja semakin baik dalam rangka meningkatkan

kemampuan menulis narasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.