Post on 06-Mar-2019
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI DOKUMEN DIRI DAN
KELUARGA DENGAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA KONKRET
PADA SISWA KELAS II B SEKOLAH DASAR NEGERI PAMULANG
PERMAI
(Penelitian Tindakan Kelas)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Fida Nindia Nurfathin
1112018300071
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M / 1439 H
ii
iii
iv
v
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Fida Nindia Nurfathin
NIM : 1112018300071
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Angkatan : 2012
Alamat : Perumahan Alam Parung Blok D5/7 Rt 03 Rw 07 Kec. Ciseeng
Kel. Cibentang Kab. Bogor Kode Pos 16330 Jawa Barat
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Dokumen
Diri dan Keluarga dengan Penggunaan Alat Peraga Konkret Pada Siswa
Kelas II B Sekolah Dasar Negeri Pamulang Permai adalah benar hasil karya
sendiri dibawah bimbingan dosen:
Nama : Asep Ediana Latip, M. Pd
NIP : 19810623 200912 1 003
Dosen Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 22 Desember 2017
Yang Mengatakan
Fida Nindia Nurfathin
vi
ABSTRAK
FIDA NINDIA NURFATHIN. NIM: 1112018300071. Peningkatan Hasil
Belajar IPS Materi Dokumen Diri dan Keluarga dengan Penggunaan Alat
Peraga Konkret Pada Siswa Kelas II B Sekolah Dasar Negeri Pamulang
Permai. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
setelah diterapkannya penggunaan alat peraga konkret dalam proses pembelajaran
IPS. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II B SD Negeri Pamulang Permai
tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 35 orang siswa. Penelitian ini
dilaksanakan dalam 2 siklus, pada tiap siklusnya terdiri empat tahapan yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang
digunakan yakni teknik kualitatif dan teknik kuantitatif. Teknik analisis data
kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran di kelas
berupa observasi dan catatan lapangan. Sedangkan teknik analisis data kuantitatif
dengan menggunakan hasil tes setiap siklus. Siklus ini akan berenti jika indikator
keberhasilan telah tercapai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga konkret dapat
meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya
peningkatan hasil belajar IPS, aktivitas siswa, dan aktivitas pencapaian tujuan IPS
siswa dari siklus I ke siklus II. Peningkatan hasil belajar IPS ditunjukkan dari tes
akhir siklus pada siklus I diperoleh nila rata-rata 73 dengan tingkat ketuntasan
hanya mencapai 37,14%. Kemudian meningkat pada tes akhir siklus II dengan
nilai rata-rata 85 dengan tingkat ketuntasan mencapai 80%. Maka, hasil presentase
nilai hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II meningkat yaitu sebesar 45,83%.
Untuk peningkatan aktivitas siswa aspek penilaian afektif pada siklus I ditunjukan
dari rata-rata presentase yaitu 57,5% sedangkan pada siklus II yaitu 76,2%. Maka,
hasil presentase nilai aktivitas siswa aspek penilaian afektif dari siklus I ke siklus
II meningkat yaitu sebesar 18,7%. Sedangkan aktivitas pencapaian tujuan IPS
siklus I ditunjukkan dari rata-rata presentase yaitu 45,6% sedangkan pada siklus II
yaitu 75%. Maka, hasil presentase nilai aktivitas pencapaian tujuan IPS dari siklus
I ke siklus II meningkat yaitu sebesar 29,4%.
Kata Kunci : Alat Peraga, Hasil Belajar, IPS
vii
ABSTRACT
FIDA NINDIA NURFATHIN. NIM: 1112018300071. Improved Learning
Outcomes of IPS Self Document and Family Material with the Use of Concrete
Teaching For Students of Class II B Pamulang Permai State Elementary
School. Thesis, Teacher Education Study Program Madrasah Ibtidaiyah,
Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta.
Action Research This class aims to improve student learning outcomes after the
application of the use of concrete aids in the learning process of social studies.
The subjects of this study are the students of grade II B SD Negeri Pamulang
Permai academic year 2017/2018 which amounted to 35 students. This research
was conducted in 2 cycles, each cycle consisted of four stages: planning, action,
observation, and reflection. Data collection techniques used are qualitative
techniques and quantitative techniques. Qualitative data analysis techniques used
to describe the implementation of learning in the class of observation and field
notes. While the quantitative data analysis techniques using the test results of
each cycle. This cycle will stop if the success indicator has been reached.
The results showed that the use of concrete aids can improve students' IPS
learning outcomes. This is evidenced by the increase in IPS learning outcomes,
student activities, and activities achievement of student IPS goals from cycle I to
cycle II. Improvement of IPS learning outcomes is shown from the final cycle test
in cycle I obtained tilapia average 73 with the completeness rate only reached
37.14%. It then increases in the final test of cycle II with an average value of 85
with a completeness rate of 80%. Thus, the result of the percentage of student
learning outcomes from cycle I to cycle II increased by 45.83%. To increase
student activity aspect of affective assessment in cycle I is shown from average
percentage that is 57,5% while in cycle II that is 76,2%. Thus, the result of the
percentage of student activity score of affective assessment aspect from cycle I to
cycle II increased that is equal to 18,7%. While the activity of achievement of IPS
I cycle objectives is shown from the average percentage of 45.6% while in the
second cycle is 75%. Thus, the percentage of activity achievement of IPS goals
from cycle I to cycle II increased by 29.4%.
Keywords: Display Tools, Learning Outcomes, Social Studies
viii
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam
semoga tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga
dan sahabat-sahabatnya.
Skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Dokumen
Diri dan Keluarga dengan Penggunaan Alat Peraga Konkret Pada Siswa
Kelas II B Sekolah Dasar Negeri Pamulang Permai” ini ditulis untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penulis menyadari bahwa selama pembuatan dan penulisan skripsi ini
kemampuan dan pengetahuan penulis sangat terbatas, maka dengan adanya
bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sangat tulus memberikan
dukungan dan motivasi dalam segi apapun kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini, terutama kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.
2. Dr. Khalimi, MA selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah.
3. Asep Ediana Latip, M. Pd selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah sekaligus selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
ix
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu yang
bermanfaat.
5. Ahmad Ghozali, S. Pd., MM selaku Kepala Sekolah SD Negeri Pamulang
Permai yang sudah memberikan izin untuk melaksanakan peneltitian serta
guru kelas II B yaitu Farhah Nurmilah, S. Pd. I yang telah membantu dan
memberikan waktu untuk melaksanakan penelitian ini.
6. Teristimewa untuk kedua orangtuaku tercinta, Bapak Drs. Edy Suandi dan
Ibu Sri Rahmawati yang tak henti-hentinya mendoakan, melimpahkan kasih
sayang, dan memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Ini
untuk bapak sama ibu walaupun aku telat lulusnya.
7. Untuk abang dan kakakku tersayang Achmad Isyadea Fauzzan Putra, S. IP
dan Semyanka Rizki Kurnia, S. Kom. I dan juga abang iparku Gigih Catur
Pambudi, SE yang selalu memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi
ini.
8. Keluarga besar Abdurrahman Family’s dan Syahbuddin Effendi Family’s
yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.
9. Achmad Rifa’i, S.T yang tidak pernah berhenti memberikan doa, bantuan,
motivasi, dan semangat yang tinggi untuk menyelesaikan skripsi ini.
Yeeayy... Akhirnya, aku siap juga untuk menempuh hidup baru.
10. Keluarga Besar Aku Rindu (Fenita, Anita, Juju, Aida, Mesty, Anis, April,
Farida, Ayu, Wila) serta Arif Rahman, Darda, dan seluruh teman-teman
PGMI Angkatan 2012 UIN Jakarta khususnya PGMI B yang telah banyak
memberikan motivasi, bantuan, dan saran kepada penulis. Sukses selalu
untuk kita semua.
11. Keluarga Besar Beck Never Die (Ella, Elli, Saras, Linda, Nova, Nuy, Pipit)
yang selalu memberikan dukungan walaupun sudah jarang bertemu.
12. Semua pihak yang telah banyak memberikan doa, bimbingan, dukungan,
serta pendapat yang sangat bermanfaat kepada penulis.
x
Semoga Allah SWT dapat menerima sebagai amal kebaikan atas jasa baik
yang diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini
masih banyak kekurangan-kekurangan karena terbatasnya kemampuan penulis.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Mudah-
mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umunya bagi
khasanah ilmu pengetahuan.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, 22 Desember 2017
Penulis
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ILMIAH ................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH ....................................... iv
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH .................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiv
DAFTAR TABEL .............................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian .................................. 2
C. Pembatasan Masalah .............................................................. 2
D. Perumusan Masalah ................................................................ 3
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian .................................. 3
F. Manfaat Penelitian .................................................................. 3
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ............................ 5
1. Hasil Belajar .................................................................... 5
a. Belajar ..................................................................... 5
b. Pengertian Hasil Belajar ........................................... 11
c. Tujuan Hasil Belajar................................................. 13
d. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............... 19
xii
2. Alat Peraga ...................................................................... 22
a. Pengertian Alat Peraga ............................................. 22
b. Syarat Penggunaan Alat Peraga ............................... 24
c. Fungsi dan Sifat Alat Peraga .................................... 24
d. Pengertian Alat Peraga Konkret ............................... 25
e. Kelebihan Alat Peraga Konkret ................................ 26
3. IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) ........................................ 26
a. Pengertian IPS .......................................................... 26
b. Hakikat IPS .............................................................. 28
c. Karakteristik IPS ...................................................... 29
d. Fungsi dan Tujuan IPS ............................................. 30
4. IPS di Sekolah Dasar ....................................................... 33
a. Pelajaran IPS untuk Sekolah Dasar .......................... 34
b. Tujuan IPS di Sekolah Dasar ................................... 35
c. Ruang Lingkup IPS di Sekolah Dasar ...................... 36
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................ 37
C. Hipotesis Tindakan ................................................................. 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 39
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ............. 39
1. Metode Penelitian ............................................................ 39
2. Rencana Siklus Penelitian ............................................... 39
C. Subjek Penelitian .................................................................... 41
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............................. 41
E. Tahapan IntervensiTindakan .................................................. 41
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .......................... 44
G. Data dan Sumber Data ............................................................ 44
H. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 44
I. Instrumen Pengumpulan Data ................................................ 45
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ..................................... 49
xiii
1. Uji Validitas .................................................................... 49
2. Uji Reliabilitas ................................................................. 50
3. Uji Tingkat Kesukaran .................................................... 50
4. Uji Daya Pembeda ........................................................... 52
K. Analisis Data dan Interpretasi Data ........................................ 53
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan .................................. 54
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ........................................................................ 55
1. Observasi Pra Penelitian .................................................. 55
2. Tindak Pembelajaran Siklus I ......................................... 56
3. Tindak Pembelajaran Siklus II ........................................ 64
B. Analisis Data .......................................................................... 73
1. Hasil Observasi Ativitas Siswa, Guru, dan Pencapaian
Tujuan IPS ....................................................................... 73
2. Hasil Belajar IPS ............................................................. 74
C. Pembahasan ............................................................................ 77
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 80
B. Saran-saran ............................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 82
LAMPIRAN ......................................................................................................... 84
xiv
DAFTRAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .......................... 84
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ........................ 93
Lampiran 3 Lembar Kerja Kelompok 1 ................................................................ 99
Lampiran 4 Lembar Kerja Kelompok 2 ..............................................................103
Lampiran 5 Lembar Kerja Kelompok 3 ..............................................................107
Lampiran 6 Lembar Kerja Kelompok 4 ..............................................................113
Lampiran 7 Kisi-kisi Soal IPS Siklus I ...............................................................117
Lampiran 8 Soal Siklus I .....................................................................................121
Lampiran 9 Kunci Jawaban Siklus I ...................................................................124
Lampiran 10 Kisi-kisi Soal IPS Siklus II ............................................................131
Lampiran 11 Soal Siklus II .................................................................................136
Lampiran 12 Kunci Jawaban Siklus II ................................................................141
Lampiran 13 Kisi-kisi Uji Instrumen Soal IPS Siklus I ......................................152
Lampiran 14 Soal Uji Instrumen Siklus I ...........................................................159
Lampiran 15 Kunci Jawaban Uji Instrumen Siklus I ..........................................164
Lampiran 16 Data Skor Uji Validitas Siklus I ....................................................165
Lampiran 17 Data Skor Uji Reliabilitas Siklus I ................................................166
Lampiran 18 Data Skor Uji Tingkat Kesukaran Siklus I ....................................167
Lampiran 19 Data Skor Uji Daya Pembeda Siklus I...........................................168
Lampiran 20 Kisi-kisi Uji Instrumen Soal IPS Siklus II ....................................169
Lampiran 21 Soal Uji Instrumen Siklus II ..........................................................177
Lampiran 22 Kunci Jawaban Uji Instrumen Siklus II .........................................184
Lampiran 23 Data Skor Uji Validitas Siklus II ...................................................185
Lampiran 24 Data Skor Uji Reliabilitas Siklus II ...............................................186
Lampiran 25 Data Skor Uji Tingkat Kesukaran Siklus II ...................................187
Lampiran 26 Data Skor Uji Daya Pembeda Siklus II .........................................188
Lampiran 27 Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Guru ................................189
xv
Lampiran 28 Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa ..............................190
Lampiran 29 Kisi-kisi Lembar Observasi Pencapaian Tujuan IPS .....................199
Lampiran 30 Instrumen Lembar Observasi Pencapaian Tujuan IPS ..................200
Lampiran 31 Catatan Lapangan ..........................................................................210
Lampiran 32 Hasil Wawancara Guru Pra Penelitian .........................................214
Lampiran 33 Hasil Wawancara Siswa Pra Penelitian .........................................215
Lampiran 34 Hasil Wawancara Guru Pasca Penelitian.......................................216
Lampiran 35 Hasil Wawancara Siswa Pasca Penelitian .....................................217
Lampiran 36 Surat Permohonan Pembimbing Skripsi ........................................218
Lampiran 37 Surat Bimbingan Skripsi ................................................................219
Lampiran 38 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................220
Lampiran 39 Surat Keterangan Penelitian ..........................................................221
Lampiran 40 Lembar Uji Referensi ....................................................................222
Lampiran 41 Biografi Penulis .............................................................................231
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data dan Sumber Data .......................................................................... 44
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Soal IPS Siklus I .............................................................. 45
Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Soal IPS Siklus II............................................................. 46
Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Observasi Pencapaian Tujuan IPS ............................ 47
Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas ............................................................................... 50
Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Kesukaran ................................................................... 51
Tabel 3.7 Kriteria Daya Pembeda ......................................................................... 52
Tabel 4.1 Tindakan Perbaikan Siklus I ................................................................. 64
Tabel 4.2 Hasil Tindakan Perbaikan Siklus I ........................................................ 71
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I dan II .............. 73
Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I dan II ............................ 73
Tabel 4.5 Hasil Pencapaian Tujuan IPS pada Siklus I dan II................................ 74
Tabel 4.6 Nilai Tes Hasil Belajar IPS pada Siklus I dan II ................................... 75
Tabel 4.7 Presentase Pencapaian KKM pada Siklus I dan II ................................ 77
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Foto Ketika akan Memulai Pembelajaran ......................................... 57
Gambar 4.2 Foto Siswa Mengerjakan LKK 2 ....................................................... 60
Gambar 4.3 Foto Siswa Saat Mengerjakan Soal Siklus I...................................... 61
Gambar 4.4 Foto Siswa Mengerjakan LKK 3 ....................................................... 67
Gambar 4.5 Foto Siswa Mengerjakan LKK 4 ....................................................... 69
Gambar 4.6 Foto Siswa Saat Mengerjakan Soal Siklus II .................................... 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu sektor yang paling penting dalam
pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat
membentuk manusia yang cerdas sehingga dapat berkualitas. Sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional yang terdapat pada pembukaan Undang-undang
Dasar 1945 alinea ke empat bahwa pendidikan adalah cara penting untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui pendidikan pula lah manusia dapat
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan berwawasan luas. Pendidikan
yang berkualitas juga akan berpengaruh kepada kemajuan di berbagai bidang
kehidupan manusia.
Oleh sebab itu, mutu pendidikan di dunia khususnya di Indonesia harus
ditingkatkan oleh pemerintah. Mutu pendidikan tersebut seperti
penyempurnaan kurikulum, penyediaan sarana dan prasarana, serta
meningkatkan kualitas pengajaran di sekolah dengan berbagai metode,
pendekatan, serta alat peraga yang sesuai dengan materi pelajaran.
Namun, masalah yang terjadi atau yang ditemui dalam Pembelajaran IPS
di Sekolah Dasar Negeri Pamulang Permai Tangerang Selatan pada kelas II B
dan pada pokok bahasan materi dokumen diri dan keluarga berdasarkan dari
hasil wawancara bersama wali kelas, didapatkan bahwa sekitar 15 orang
siswa masih belum dapat menyelesaikan soal-soal dokumen diri dan keluarga
yang ditunjukkan dengan nilai yang kurang dari KKM. Hal ini dikarenakan
guru kurang kreatif menggunakan model, pendekatan, serta alat peraga yang
sesuai dengan materi sehingga menyebabkan siswa masih belum aktif dalam
proses pembelajaran.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan para guru untuk mengoptimalkan
proses pembelajaran di dalam kelas yaitu dengan menggunakan alat peraga
dalam pembelajaran IPS sebagai pendukung siswa untuk memahami materi
serta meningkatkan hasil belajar yang maksimal atau sesuai KKM (Kriteria
2
Ketuntasan Minimum). Alat peraga dimaksudkan untuk membantu siswa
dalam memahami materi yang masih abstrak kemudian kepada konkret atau
nyata sehingga dapat dilihat, dipandang, dan dirasakan oleh siswa.
Dari uraian yang telah dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa salah satu cara meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan
alat peraga untuk memudahkan siswa agar cepat mengenal jenis-jenis
dokumen diri dan keluarga serta meningkatkan hasil belajar siswa di kelas II
B Sekolah Dasar Negeri Pamulang Permai.
Oleh karena itu, peneliti mencoba melakukan penelitian tindakan kelas
dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Dokumen Diri dan
Keluarga dengan Penggunaan Alat Peraga Konkret Pada Siswa Kelas II
B Sekolah Dasar Negeri Pamulang Permai”
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi beberapa
masalah, sebagai berikut:
1. Siswa belum aktif dalam pembelajaran.
2. Guru kurang memaksimalkan penggunaan alat peraga.
3. Hasil belajar siswa kurang dari KKM.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini masalah dibatasi kepada hasil belajar siswa pada
ranah kognitif dengan ditunjukkan berupa nilai (angka) yang diperoleh
peserta didik dalam menyerap materi Dokumen Diri dan Keluarga yang
disampaikan guru sehingga peserta didik mampu menyelesaikan soal-soal
yang diberikan sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM). Selain hasil belajar pada ranah kognitif
terdapat pula pada ranah afektif yang merujuk kepada tujuan pencapaian IPS
di Sekolah Dasar.
Untuk mengatasi masalah penelitian diatas, peneliti menggunakan alat
peraga konkret yang berupa: KTP (Kartu Tanda Penduduk), KK (Kartu
3
Keluarga), ijazah, akta kelahiran, SIM (Surat Izin Mengemudi), album foto,
buku rapor, dan lain-lain yang berkaitan dengan materi.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pernyataan dari identifikasi masalah diatas, maka penelitian
ini disusun dan dirumuskan sebagai berikut, yaitu : Bagaimana peningkatan
hasil belajar IPS materi dokumen diri dan keluarga dengan penggunaan alat
peraga konkret pada siswa Kelas II B Sekolah Dasar Negeri Pamulang
Permai?
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian
Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui
peningkatan atau analisis hasil belajar siswa kelas II B Sekolah Dasar Negeri
Pamulang Permai terhadap mata pelajaran IPS materi dokumen diri dan
keluarga dengan menggunakan alat peraga konkret.
F. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian di kelas II B SD Negeri Pamulang
Permai Tangerang Selatan diharapkan memberi manfaat yang besar bagi
guru, siswa, sekolah, dan pemerhati pendidikan yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi dokumen diri dan
keluarga.
b. Dapat meningkatkan partisipasi siswa secara aktif dalam pembelajaran
IPS.
2. Bagi Guru
a. Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola proses
pembelajaran.
b. Dapat memberikan pengalaman merancang pembelajaran dan
pengelolaan kelas dalam kegiatan pembelajaran IPS dan terbiasa
menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran IPS.
4
3. Bagi Sekolah
Peneliti ini memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam rangka
perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran IPS SD Negeri Pamulang
Permai Tangerang Selatan khususnya, dan merupakan salah satu upaya
untuk pelayanan pendidikan pada masyarakat pada umumnya.
4. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengalaman dalam pelaksanaan tugas
sehari-hari dan meningkatkan profesionalisme peneliti sebagai pendidik.
5. Bagi Pembaca
Sebagai referensi kepustakaan, perbandingan dalam melaksanakan
tugas dan tambahan wawasan keilmuwan dalam dunia pendidik dan
kependidikan.
5
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Hasil Belajar
a. Belajar
1) Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk
memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.1
Belajar adalah proses perubahan perilaku, dimana perubahan
perilaku tersebut dilakukan secara sadar dan bersifat menetap,
perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan dalam hal
kognitif, afektif, dan psikomotor.2
Belajar adalah suatu upaya pembelajar untuk mengembangkan
seluruh kepribadiannya, baik fisik maupun psikis. Belajar juga
dimaksudkan untuk mengembangkan seluruh aspek inteligensi
sehingga anak didik akan menjadi manusia yang utuh, cerdas
secara inteligensi, cerdas secara emosi, cerdas psikomotornya,
dan memiliki keterampilan hidup yang bermakna bagi dirinya.3
Menurut Gagne belajar adalah suatu perubahan tingkah laku
manusia atau kemampuan yang dapat dipelihara yang bukan
berasal dari proses pertumbuhan. Hal itu ditunjukkan dalam suatu
perubahan tingkah laku yang dapat diamati yang terjadi
berdasarkan syarat-syarat tertentu yang dapat diamati pula.
Belajar disebut suatu proses karena secara formal dapat
1Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. 2, h. 9 2Asep Herry Hernawan, Asra, dan Laksmi Dewi, Belajar & Pembelajaran Sekolah
Dasar, (Bandung: UPI PRESS, 2007), Cet. 1, h. 2. 3Suyono dan Hariyanto, op. cit., h. 165.
6
dibandingkan dengan proses organik lainnya seperti pencernaan
dan pernapasan. Orang tidak belajar dalam arti umum tetapi selalu
dalam arti perubahan tingkah laku khusus yang diamati.
Perubahan telah terjadi, apabila membandingkan tingkah laku
individu sebelum ia tempatkan dalam situasi belajar dengan
tingkah laku yang dapat diperlihatkan olehnya sesudah belajar.
Belajar dapat juga dipandang sebagai suatu perubahan watak yang
biasa disebut “sikap”, “minat”, atau “nilai”. Watak yang
dipergunakan disini artinya kecendurangan seseorang terhadap
tingkah laku dalam cara tertentu dan dalam situasi tertentu.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa inti dari
belajar menurut Gagne adalah perkembangan kemampuan untuk
perubahan sikapnya. Gagne menyamakan perubahan sikap itu
sendiri dengan belajar.4
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar
adalah aktivitas perubahan perilaku siswa yang dilakukan secara
sadar untuk memperoleh seluruh aspek perkembangan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap agar menjadi anak yang
cerdas serta bermakna bagi dirinya.
2) Ciri-ciri Belajar
Ciri-ciri belajar, yaitu:5
a) Adanya perubahan perilaku dalam diri individu.
b) Perubahan perilaku relatif menetap.
c) Perubahan perilaku merupakan hasil interaksi aktif individu
dengan lingkungannya.
4Asep Herry Hernawan, Asra, dan Laksmi Dewi, Belajar & Pembelajaran Sekolah
Dasar, (Bandung: UPI PRESS, 2007), Cet. 1, h. 62. 5Ibid.,h. 2.
7
Ciri-ciri belajar juga diungkapkan oleh Burhanuddin dan
Wahyuni, yaitu sebagai berikut:6
a) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku
(change behavior).
b) Perubahan perilaku relatif permanen.
c) Perubahan perilaku tidak harus segera dapat diamati pada saat
proses belajar berlangsung, perubahan perilaku tersebut
bersifat potensial.
d) Perubahan perilaku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
e) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.
Ciri belajar yang dapat disimpulkan dalam pendapat diatas
bahwasannya ciri belajar ditandai dengan adanya perubahan serta
perubahan itu bersifat relatif permanen.
3) Prinsip-prinsip Belajar
Untuk menjadikan kegiatan belajar dapat mencapai hasil yang
diinginkan, diperlukan pengetahuan tentang prinsip-prinsip
belajar, yaitu:7
a) Adanya perbedaan individual dalam belajar, yaitu bahwa
proses belajar yang terjadi pada setiap individu berbeda satu
dengan yang lain baik secara fisik maupun psikis, untuk itu
dalam proses pembelajaran mengandung implikasi bahwa
setiap siswa harus dibantu untuk memahami kekuatan dan
kelemahan dirinya dan selanjutnya mendapat perlakuan dan
pelayanan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa itu
sendiri.
b) Prinsip perhatian dan motivasi, dalam proses pembelajaran,
perhatian berperan amat penting sebagai langkah awal yang
akan memacu aktivitas-aktivitas berikutnya. Munculnya
perhatian bisa secara spontan dan juga secara terencana,
6Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2011), Cet. 1, h. 19. 7Hernawan, Asra, dan Dewi, op. cit., h. 2-3.
8
seseorang yang menaruh perhatian dan minat terhadap materi
bidang studi tertentu biasanya akan muncul motivasi pada
dirinya untuk mempelajarinya. Dalam kaitan ini motivasi
merupakan suatu kekuatan yang menggerakkan tingkah laku
seseorang untuk beraktivitas.
c) Prinsip keaktifan, belajar pada hakikatnya merupakan suatu
proses aktif yaitu kegiatan merespon terhadap stimulus
pembelajaran. Setiap individu harus melakukan sendiri
aktivitas belajar, karena belajar tidak bisa diwakilkan kepada
orang lain.
d) Prinsip keterlibatan langsung, prinsip ini berhubungan dengan
prinsip aktivitas, bahwa setiap individu harus terlibat secara
langsung untuk mengalaminya, hal ini sejalan dnegan
pernyataan I hear and I forget, I see and I remember, I do and
I understand. Pendekatan pembelajaran yang mampu
melibatkan siswa secara langsung akan menghasilkan
pembelajaran lebih efektif sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran.
e) Prinsip balikan dan penguatan, prinsip ini berkaitan dengan
teori belajar operant conditioning dari B.F Skinner yang
menekankan pada penguatan respon untuk memperoleh
balikan yang sesuai dengan rancangan pembelajaran. Balikan
yang segera diperoleh siswa setelah belajar melalui
pengamatan metode-metode pembelajaran yang menantang.
Prinsip belajar menurut Suprijono, prinsip-prinsip belajar
terdiri dari tiga hal. Pertama, prinsip belajar adalah perubahan
perilaku sebagai hasil belajar yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
a) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental, yaitu perubahan
yang disadari.
b) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku yang lainnya.
9
c) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.
d) Positif atau berakumulasi.
e) Aktif sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.
f) Permanen atau tetap.
g) Bertujuan dan terarah.
h) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena
dorongan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah
proses sistemik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar
merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.
Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada
dasarnya adalah interaksi antara peserta didik dan
lingkungannya.8
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
prinsip belajar adalah bahwa guru atau tenaga pendidik harus
mengetahui tentang bagaimana prinsip-prinsip belajar yang sesuai
berdasarkan karateristik peserta didik agar proses pembelajaran
berjalan dengan lancar.
4) Tujuan Belajar
Menurut Suprijono, tujuan belajar yang eksplisit diusahakan
untuk dicapai dengan tindakan instruksional yang dinamakan
instructional effects, yang biasanya berbentuk pengetahuan dan
keterampilan. Sedangkan, tujuan belajar sebagai hasil yang
menyertai tujuan belajar instruksional disebut nurturant effects.
Bentuknya berupa kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap
terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan sebagainya.
Tujuan ini merupakan konsekuensi logis dari peserta didik
“menghidupi” (live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu.9
8Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2011), Cet. 1, h. 21-22. 9Ibid.,h. 22.
10
Dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar adalah ada yang
berupa tindakan instruksional dan belajar instruksional
dimaksudkan agar peserta didik tidak hanya mendapatkan
pengetahuan saja tetapi mendapatkan keterampilan, berpikir,
kreatif dan kritis, demokratis, dan sebagainya.
5) Syarat Belajar
Gagne berpendapat pembelajaran adalah upaya guru
meyakinkan siswa bahwa setiap siswa mempunyai kemampuan
prasyarat untuk tugas-tugas belajarnya, menstimulir penggunaan
kemampuan siswa sehingga siap menyelesaikan dan mengatur
persyaratan belajar. Dengan demikian pembelajaran adalah faktor
eskternal bagi siswa. Pada situasi belajar, tingkatan belajar yang
tepat terdiri dari hal-hal yang berhubungan dengan persyaratan
keterampilan intelektual dan melibatkan penggunaan persyaratan
belajar. Ada delapan syarat belajar atau tipe belajar dari Gagne,
yakni:10
a) Signal Learning (belajar tanda, isyarat) adalah subtitusi
stimulus yang dari sifat tersebut organisme belajar membuat
respon yang sama terhadap stimulus (signal).
b) Stimulus Response Learning (belajar merangsang jawaban)
adalah proses modifikasi respon terhadap stimulus.
c) Chaining (mengikat, merantai).
d) Verbal Association (perkumpulan lisan) adalah belajar dari
rangkaian lisan.
e) Discrimination Learning (belajar diskriminasi) adalah proses
dimana individu yang terlibat dalam belajar melakukan
sejumlah respon yang bermacam-macam terhadap berbagai
stimuli pada suatu tingkatan tertentu, yang menyerupai salah
satu penampilan fisik.
10
Asep Herry Hernawan, Asra, dan Laksmi Dewi, Belajar & Pembelajaran Sekolah
Dasar, (Bandung: UPI PRESS, 2007), Cet. 1, h. 63.
11
f) Concept Learning (belajar konsep) adalah membuat respon
biasa terhadap jenis rangsangan yang dapat membedakan satu
dengan lainnya.
g) Rule Learning (belajar peraturan) adalah bentuk dari mata
rantai dari dua konsep atau lebih, berubah tingkah laku yang
terjadidalam respon.
h) Problem Solving (memecahkan masalah) adalah perluasan
pokok belajar peraturan yang merupakan bagian terpenting
dari proses belajar siswa.
b. Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Seseorang
dikatakan telah belajar apabila dalam interaksi tersebut seseorang
mengalami perubahan tingkah laku baik dari segi pengetahuan,
sikap maupun keterampilannya. Perubahan tingkah laku ini
merupakan bukti seseorang telah belajar:9
Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada
siswa yang mengikuti proses belajar mengajar.10
Hasil belajar adalah
perwujudan kemampuan akibat perubahan perilaku yang dilakukan
oleh usaha pendidikan.11
Hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya.12
Pengertian hasil belajar juga di ungkapkan oleh Hamalik bahwa
bukti seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku
pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari
9Devy Yulianty S. Mayulu, Jurnal Penelitian Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Masalah Sosial Melalui Metode Inquiry Di Kelas IV SDN 9 Telaga Biru Kabupaten
Gorontalo, 2016, h. 5, (http://www.academia.edu/9689941). 10
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014), Cet. 6, h. 46. 11
Ibid.,h. 49. 12
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014), Cet. 18, h. 22.
12
tidak mengerti menjadi mengerti. Sedangkan menurut Nasution bahwa
hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar
dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.13
Menurut Suprijono hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-
nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.
Merujuk pada pemikiran Gagne, hasil belajar berupa hal-hal berikut:14
1) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan
merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik.
Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol,
pemecahan masalah, maupun penerapan aturan.
2) Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari
kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintetis fakta-
konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan
aktivitas kognitif bersifat khas.
3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa
kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap
perilaku.
13
Devy Yulianty S. Mayulu, Jurnal Penelitian Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Masalah Sosial Melalui Metode Inquiry Di Kelas IV SDN 9 Telaga Biru Kabupaten
Gorontalo, 2016, h. 5, (http://www.academia.edu/9689941). 14
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2011), h. 22-23.
13
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan siswa dan pola-pola perbuatan siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya dari yang tidak tahu
menjadi tahu, serta tercapainya tujuan pendidikan yang dilakukan oleh
usaha pendidikan.
c. Tujuan Hasil Belajar
Tujuan pendidikan direncanakan untuk dapat dicapai dalam
proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan
pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar.
Tujuan pendidikan bersifat ideal, sedang hasil belajar bersifat aktual.
Hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan,
sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung kepada tujuan
pendidikannya.
Hasil belajar perlu di evaluasi. Evaluasi dimaksudkan sebagai
cermin untuk melihat kembali apakah tujuan yang ditetapkan telah
tercapai dan apakah tujuan yang proses belajar mengajar telah
berlangsung efektif untuk memperoleh hasil belajar.15
Benjamin S. Bloom berpendapat bahwa taksonomi
(pengelompokkan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu
kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat
pada diri peserta didik, yaitu:16
1) Ranah proses berpikir (cognitive domain)
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas
otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif
itu terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang
terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam
jenjang tersebut adalah:
15
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014), Cet. 6, h. 46-
47. 16
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,
2013), Cet. 13, h. 49-58.
14
a) Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge) adalah kemampuan
seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau
mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-
rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk
menggunakannya. Pengetahuan atau ingatan ini adalah
merupakan proses berpikir yang paling rendah.
b) Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang
untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan di ingat. Dengan kata lain, memahami adalah
mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai
segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu
apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian
yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-
katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan
berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.
c) Penerapan (aplication) adalah kesanggupan seseorang untuk
menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara
ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-
teori, dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan konkret.
Aplikasi atau penerapan ini adalah merupakan proses berpikir
setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman.
d) Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk
merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut
bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami
hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu
dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah setingkat
lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.
e) Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berpikir yang
merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis
merupakan satu proses yang memadukan bagian-bagian atau
unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu
15
pola yang terstruktur atau berbentuk pola baru. Jenjang sintesis
kedudukannya setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang
analisis.
f) Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation) adalah merupakan
jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif menurut
Taksonomi Bloom. Penilaian atau evaluasi di sini merupakan
kemampuan seseroang untuk membuat pertimbangan terhadap
suatu situasi, nilai atau ide, misalnya jika seseorang
dihadapkan pada beberapa pilihan, maka ia akan mampu
memilih satu pilihan yang terbaik, sesuai dengan patokan-
patokan atau kriteria yang ada.
Dalam bahasan lain disebutkan pengetahuan kognitif meliputi:
pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan
prosedural, dan pengetahuan metakognitif. Proses kognitif
meliputi: mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis,
mengevaluasi, dan membuat atau mencipta.17
Sesuai pada kedua bahasan diatas pada ranah kognitif proses
berpikir terjadi mengingat, memahami, mengaplikasikan,
menganalisis, mengevaluasi, dan membuat atau mencipta. Jadi,
penelitian ini hanya di batasi pada pengetahuan/hafalan/ingatan
(knowledge), pemahaman (comprehension), dan penerapan
(aplication). Karena sesuai dengan karakteristik siswa menurut
teori kognitif Piaget: “Pemikiran anak-anak usia sekolah dasar
disebut pemikiran operasional konkret (concret operational
thought)”.20
Karena perkembangan kognitif (7-11 tahun) pada
tahap ini adalah anak mulai dapat bernalar secara logis mengenai
kejadian konkret dan mengklasifikasikan objek ke latar yang
17
Riskan Qadar, Nuryani Y. Rustaman, Andi Suhandi, Mengakses Aspek Afektif dan
Kognitif pada Pembelajaran Optika Dengan Pendekatan Demonstrasi Interaktif, Jurnal Inovasi
dan Pembelajaran Fisika, Vol. 2, 2015, h. 2,
(http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jipf/article/download/2348/1215). 20
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. 7,
h. 156.
16
berbeda. Yang dimaksud dengan operasi konkret adalah tindakan
mental yang dapat di balik yang berkaitan dengan benda nyata,
yang konkret.21
Kalau pada sebelumnya daya pikir anak masih
bersifat imajintaif dan egosentris, maka pada usia sekolah dasar
ini daya pikir anak berkembang ke arah berpikir konkret, rasional
dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak
benar-benar berada dalam suatu stadium belajar.22
Sesuai dengan
teori kognitif Piaget diatas bahwasannya penelitian ini dilakukan
pada kelas II Sekolah Dasar dimana usia siswa berkisar 7 dan 8
tahun yang pembelajarannya masih menggunakan hal-hal yang
konkret atau nyata.
Hal tersebut didukung dengan Permendikbud No. 104 Tahun
2014 yang menjelaskan bahwa pada kemampuan berpikir
mengingat artinya mengemukakan kembali apa yang sudah
dipelajari dari guru, buku, sumber lainnya sebagaimana aslinya,
tanpa melakukan perubahan. Pada kemampuan berpikir
pemahaman artinya sudah ada proses pengolahan dari bentuk
aslinya tetapi arti dari kata, istilah, tulisan, grafik, tabel, gambar,
foto tidak berubah. Sedangkan pada kemampuan bepikir
menerapkan artinya menggunakan informasi, konsep, prosedur,
prinsip, hukum, teori yang sudah dipelajari untuk sesuatu yang
baru/belum dipelajari.23
1) Ranah nilai atau sikap (affective domain)24
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan
nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat
diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki
21
Nafia Wafiqni & Asep Ediana Latip, Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD,
(Jakarta Selatan: UIN Press, 2015), Cet. 1, h. 185. 22
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. 7,
h. 156. 23
Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014, 2014, h. 6-7,
(https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bsnp/Permendikbud104-2014PenilaianHasilBelajar.pdf). 24
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,
2013), Cet. 13, h. 49-58.
17
penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif
akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku,
seperti: perhatiannya terhadap mata pelajaran pendidikan agama
Islam, kedisiplinannya dalam mengikuti pelajaran agama di
sekolah, motivasinya tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai
pelajaran agama Islam yang diterimanya, penghargaan atau rasa
hormatnya terhadap guru pendidikan agama Islam, dan
sebagainya.
Adapun target dari domain afektif meliputi ketekunan,
ketelitian, dan kemampuan memecahkan masalah logis dan
sistematis. Domain ini merupakan ranah yang ditunjukkan oleh
perilaku yang berurusan dengan hal-hal emosional seperti
perasaan, nilai-nilai, minat, kepedulian, motivasi, dan sikap.25
Bloom mengemukakan bahwa tujuan afektif dalam
pembelajaran sebagai sarana tujuan kognitif adalah
mengembangkan minat dan motivasi. Motivasi sangat penting
untuk belajar dan dengan demikian merupakan salah satu cara
utama dimana domain afektif digunakan sebagai sarana kognitif.
Untuk meningkatkan minat dan motivasi peserta didik sangat
penting memperhatikan siatuasi tempat belajar. Oleh sebab itu,
dapat disimpulkan bahwa pencapaian tujuan afektif adalah
merupakan sarana untuk memfasilitasi pembelajaran kognitif.26
Ranah afektif ini oleh Krathwohl ditaksonomi menjadi lebih
rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:
a) Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan),
adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan
25
Riskan Qadar, Nuryani Y. Rustaman, Andi Suhandi, Mengakses Aspek Afektif dan
Kognitif pada Pembelajaran Optika Dengan Pendekatan Demonstrasi Interaktif, Jurnal Inovasi
dan Pembelajaran Fisika, Vol. 2, 2015, h. 2,
(http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jipf/article/download/2348/1215). 26
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,
2013), Cet. 13, h. 49-58.
18
(stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk
masalah, situasi, gejala, dan lain-lain.
b) Responding (menanggapi) mengandung arti adanya partisipasi
aktif. Jadi kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang
dimiliki oleh seseorang untuk mengikut-sertakan dirinya secara
aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi
terhadapnya dengan salah satu cara. Jenjang ini setingkat lebih
tinggi ketimbang jenjang receiving.
c) Valuing (menilai atau menghargai) artinya memberikan nilai
atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau
obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak di kerjakan,
dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Valuing
adalah merupakam tingkatan afektif yang lebih tinggi lagi
daripada receiving dan responding.
d) Organization (mengatur atau mengorganisasikan) artinya
mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru
yang lebih universal, yang membawa kepada perbaikan umum.
e) Characterization by a Value or Value Complex (karakterisasi
dengan suatu nilai atau komplek nilai), yakni keterpaduan
semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
Pada penelitian ini ranah afektif ditunjukkan pada sikap sosial
yang dikaitkan pada pencapaian tujuan IPS di Sekolah Dasar yang
terdiri dari sikap sosial rasa ingin tahu, berpikir logis dan kritis,
memecahkan masalah, komunikasi, dan bekerja sama.
2) Ranah keterampilan (psychomotor domain)27
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranah
27
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,
2013), Cet. 13, h. 49-58.
19
psikomotor dikemukakan oleh Simpson yang menyatakan bahwa
hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan
dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini
sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif
(memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang baru tampak
dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan hasil
belajar merupakan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan
belajar yang telah ditetapkan untuk memperoleh hasil yang
diinginkan dan dipengaruhi dengan ranah afektif.
Dalam penelitian ini hasil belajar yang diamati adalah hasil
belajar pada ranah kognitif bahwa perubahan perilaku yang terjadi
dalam kawasan kognisi dan pada ranah afektif yang merujuk
kepada sikap sosial siswa melalui pencapaian tujuan IPS di
Sekolah Dasar.
d. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar28
1) Faktor Internal
a) Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang
prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam
keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan
membantu dalam proses dan hasil belajar. Siswa yang
kekuranagn gizi misalnya, ternyata kemampuan belajarnya
berada di bawah siswa-siswa yang tidak kekurangan gizi,
sebab mereka yang kekurangan gizi pada umumnya cenderung
cepat lelah dan capek, cepat ngantuk dan akhirnya tidak mudah
dalam menerima pelajaran.
Demikian juga kondisi saraf pengontrol kesadaran dapat
berpengaruh pada proses dan hasil belajar. Misalanya,
28
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Referensi (GP Press Group), 2013), Cet.
1, h. 24-35.
20
seseorang yang minum-minuman keras akan kesulitan untuk
melakukan karena saraf pengontrol kesadarannya terganggu.
Bahkan, perubahan tingkah laku akibat pengaruh minuman
keras tersebut, tidak bisa dikatakan perubahan tingkah laku
hasil belajar.
Disamping kondisi-kondisi di atas, merupakan hal yang
penting juga memperhatikan kondisi pancaindera. Artinya,
kondisi pancaindera tersebut akan memberikan pengaruh pada
proses dan hasil belajar.
b) Faktor Psikologis
Beberapa faktor psikologis yang dapat diuraikan
diantaranya yaitu:
(1) Intelegensi, menurut C. P. Chaplin mengartikan
intelegensi sebagai kemampuan menghadapi dan
menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan
efektif, kemampuan menggunakan konsep abstrak secara
efektif, dan kemampuan memahami pertalian-pertalian
dan belajar dengan cepat sekali. Intelegensi hanya sebuah
potensi artinya seseorang yang memiliki intelegensi tinggi
mempunyai peluang besar untuk memperoleh hasil belajar
yang lebih baik.
(2) Perhatian, adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa
semata-mata tertuju kepada suatu obyek ataupun
sekumpulan obyek.
(3) Minat dan bakat, minat diartikan Hilgard sebagai
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Bakat adalah kemampuan
untuk belajar. Kemampuan ini baru akan terealisasi
menjadi kecakapan yang nyata setelah melalui belajar dan
berlatih.
21
(4) Motif dan motivasi, kata motif diartikan sebagai daya
upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Menurut Aminuddin Rasyad dalam setiap diri
manusia pada umumnya mempunyai dua macam motif
atau dorongan, yaitu motif yang sudah ada di dalam diri
yang sewaktu-waktu akan muncul tanpa ada pengaruh dari
luar, disebut intrinsic motive. Motif lainnya adalah motif
yang datang dari luar diri, yaitu karena ada pengaruh
situasi lingkungannya, motif ini disebut extrinsic motive.
(5) Kognitif dan daya nalar, pembahasan mengenai hal ini
meliputi tiga hal, yakni presepsi, mengingat dan berpikir.
Presepsi adalah penginderaan terhadap suatu kesan yang
timbul dalam lingkungannya. Mengingat adalah suatu
aktivitas kognitif, di mana orang menyadari bahwa
pengetahuannya berasal dari masa yang lampau atau
berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh melalui
pengalamannya di masa lampau. Berpikir oleh Jalaluddin
Rakhmat dibagi dua macam, yakni berpikir autistik
(autistic) atau lebih tepat disebut melamun; fantasi,
mengkhayal, wishful thingking dan berpikir realistik
(realistic) disebut juga nalar (reasoning), ialah berpikir
dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan
Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil
belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau
alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial.
Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban,
kepengapan udara, dan sebagainya.
22
Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun
hal-hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil
belajar.
b) Faktor Instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan
dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi
sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang
telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa
kurikulum, sarana dan fasilitas, serta guru.
Jadi, dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada pada faktor
internal dan faktor eksternal dimana faktor internal
menyangkut kepada kondisi fisik dan psikologis siswa tersebut
sedangkan faktor eksternal menyangkut kepada kondisi
lingkungan dan instrumental siswa.
2. Alat Peraga
a. Pengertian Alat Peraga
Alat peraga adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyatakan pesan merangsang pikiran, perasaan dan perhatian, dan
kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar.29
Alat
peraga juga digunakan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan
dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.30
Alat peraga adalah alat bantu pembelajaran, dan segala macam
benda yang digunakan untuk memperagakan materi pelajaran. Alat
peraga disini mengandung pengertian bahwa segala sesuatu yang
masih bersifat abstrak, kemudian dikonkretkan dengan menggunakan
29
Rostina Sundayana, Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika,
(Bandung: Alfabeta, 2014) , Cet. 1, h. 7. 30
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.
RINEKA CIPTA, 2006), Cet. 3, h. 47.
23
alat agar dapat dijangkau dengan pikiran yang sederhana dan dapat
dilihat, dipandang, dan dirasakan. Dengan demikian, alat peraga lebih
khusus dari media dan teknologi pembelajaran karena berfungsi hanya
untuk memperagakan materi pelajaran yang bersifat abstrak.31
Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan
yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui
panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk
menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula
pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Dengan perkataan lain, alat
peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin
kepada suatu objek sehingga mempermudah persepsi.32
Dalam kegiatan belajar mengajar guru harus mampu menjelaskan
konsep kepada siswanya. Usaha ini dapat dibantu dengan alat peraga,
karena dengan bantuan alat-alat tersebut, yang sesuai dengan topik
yang diajarkan, konsep akan dapat lebih mudah dipahami lebih jelas.33
Sedangkan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses
belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat
siswa dalam belajar.34
Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila di pahami
secara garis besar adalah manusia, atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan
lingkungan sekolah merupakan media.35
31
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), Cet.
17, h. 9. 32
Ade Iwan, Alat Peraga dan Media Pembelajaran, 2017,
(https://www.academia.edu/9857924/Alat_Peraga_Dan_Media_Pembelajaran). 33
Suwardi, Masni Erika Firmiana, Rohayati, Pengaruh Penggunaan Alat Peraga
terhadap Hasil Pembelajaran Matematika pada Anak Usia Dini, Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri
Humaniora, Vol. 2, 2014, h. 299. 34
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), Cet.
17, h. 10. 35
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Cet.
14, h. 3.
24
Jadi, istilah media pembelajaran dan alat peraga pembelajaran
merupakan sesuatu yang dapat membantu untuk memudahkan
menyampaikan pesan atau informasi kepada peserta didik. Dalam hal
ini alat peraga berupa benda yang akan digunakan untuk
memperagakan materi pelajaran yang masih bersifat abstrak dan
kemudian di konkretkan menggunakan alat peraga. Sedangkan media
berupa guru, buku teks, dan lingkungan sekolah.
b. Syarat Penggunaan Alat Peraga
Menurut Rusefendi beberapa persyaratan alat peraga antara lain:36
1) Tahan lama.
2) Bentuk dan warnanya menarik.
3) Sederhana dan mudah dikelola.
4) Ukurannya sesuai.
5) Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep
berpikir abstrak bagi siswa.
6) Menjadikan siswa belajar aktif dan mandiri dengan memanipulasi
alat peraga.
7) Bila mungkin alat peraga tersebut bisa berfaedah lipat (banyak).
c. Fungsi dan Sifat Alat Peraga
Fungsi alat peraga yaitu:37
1) Sebagai perlengkapan.
2) Sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan.
3) Sebagai tujuan.
Sebagai alat bantu dalam pendidikan pengajaran, alat peraga
mempunyai sifat sebagai berikut:38
1) Kemampuan untuk meningkatkan persepsi.
2) Kemampuan untuk meningkatkan pengertian.
36
Rostina Sundayana, Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika,
(Bandung: Alfabeta, 2014) , Cet. 1, h. 18-19. 37
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.
RINEKA CIPTA, 2006), Cet. 3, h. 47. 38
Ibid.,h. 47.
25
3) Kemampuan untuk meningkatkan transfer (pengalihan) belajar.
4) Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau
penguatan hasil yang dicapai.
5) Kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan).
d. Pengertian Alat Peraga Konkret
Konkret adalah nyata, benar-benar ada (berwujud, dapat dilihat,
diraba, dsb).39
Menurut Ibrahim dan Nana Syaodih, menyatakan
bahwa media benda konkret adalah objek yang sesungguhnya yang
akan memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa dalam
mempelajari berbagai hal, terutama yang menyangkut pengembangan
keterampilan tertentu.40
Dapat disimpulkan bahwa media benda konkret adalah benda-
benda asli atau tiruan dalam bentuk nyata (berwujud, dapat dilihat,
dan dapat diraba) yang digunakan sebagai sumber belajar untuk
menyampaikan informasi melalui ciri fisiknya sendiri, seperti
ukurannya, bentuknya, beratnya, susunannya, warnyanya, fungsinya,
dan sebagainya.
Jadi, pada penelitian ini alat peraga yang digunakan seperti KTP
(Kartu Tanda Penduduk), KK (Kartu Keluarga), ijazah, akta kelahiran,
SIM (Surat Izin Mengemudi), album foto, buku rapor, dan lain-lain
yang berkaitan dengan materi adalah menggunakan alat peraga
konkret karena sesuai dengan karakteristik perkembangan kognitif J.
Piaget bahwasannya anak usia MI/SD masuk ke dalam tahap
operasional konkret (7-11 tahun) yang pembelajarannya berkaitan
dengan benda nyata.
39
Tri Rama K, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Karya Agung), h. 275. 40
Maria Tri Erowati, Pengaruh Penggunaan Media Benda Konkret Terhadap Hasil
Belajar IPA Siswa Kelas IV di SDN Sumberejo 01, 2015, h. 290,
(https://media.neliti.com/media/publications/171861-ID-pengaruh-penggunaan-media-benda-
konkret.pdf).
26
e. Kelebihan Alat Peraga Konkret
Sumantri dan Permana menyatakan kelebihan dari alat peraga
konkret yaitu:41
1) Memberi pengalaman yang sangat berharga karena langsung
dalam dunia sebenarnya.
2) Memiliki ingatan yang tahan lama dan sulit dilupakan.
3) Pengalaman nyata dapat membentuk sikap mental dan emosional
yang positif terhadap hidup dan kehidupan.
4) Benda konkret dapat dikumpulkan dan dicari
5) Benda konkret dapat dikoleksi orang.
3. IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
a. Pengertian IPS
Menurut Sumantri IPS merupakan suatu program pendidikan dan
bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan
baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (Social
Studies), maupun ilmu pendidikan. Social Science Education (SSEC)
dan National Council for Social Studies (NCSS), menyebut IPS
sebagai “Social Science Education” dan “Social Studies”. Dengan
kata lain, IPS mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari
jumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu
hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya.42
Menurut Charles R. Keller mengartikan IPS sebagai suatu paduan
daripada sejumlah ilmu-ilmu sosial dan ilmu lainnya yang tidak terikat
oleh ketentuan disiplin/struktur ilmu tertentu melainkan bertautan
dengan kegiatan-kegiatan pendidikan yang berencana dan sistematis
untuk kepentingan program pengajaran sekolah dengan tujuan
41
Restuti, Imam Suyanto, dan Setyo Budi, Penggunaan Media Benda Konkret dalam
Peningkatan Pembelajaran Sifat-sifat Cahaya di Sekolah Dasar, (https://www.google.co.id).
42
Rudy Gunawan, Pendidikan IPS Filosofi, Konsep, dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta,
2013), Cet. 2, h. 17.
27
memperbaiki, mengembangkan dan memajukan hubungan-hubungan
kemanusiaan kemasyarakatan.
Menurut Sistrunk Masson mengartikan IPS sebagai berikut:
“Suatu pengajaran yang membimbing para pemuda-pemudi ke arah
menjadi warga Negara yang cerdas, hidup fungsional, efektif,
produktif, dan berguna.
Menurut kurikulum 1975:
1) IPS adalah bidang studi yang merupakan paduan (fusi) dari
sejumlah mata pelajaran ilmu sosial.
2) IPS terutama akan membina kecerdasan, keterampilan,
pengetahuan, rasa tanggung jawab, dan demokrasi.
3) Walaupun penyajian IPS diusahakan dengan cara akademis tetapi
pokok persoalan (pembahasannya) kemasyarakatan yang aktual.
4) IPS mengemban dua fungsi utama yaitu membina pengetahuan
kecerdasan dan keterampilan yang bermanfaat bagi pengemban
dan kelanjutan pendidikan siswa selanjutnya dan membina sikap
yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD RI 1945.
Menurut kurikulum 2006 dikemukakan bahwa: IPS merupakan
salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB
sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat isu sosial. Pada
jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah,
sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik
diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang
demokrasi dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta
damai.
Menurut Muhammad Nu’man Somantri mengemukakan:
Pendidikan IPS adalah penyederhanaan ilmu-ilmu sosial, ideologi
negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait
yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk
tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.
28
Menurut A. Kosasih Djahiri merumuskan IPS sebagai berikut:
IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep
pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian
diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan
program pengajaran pada tingkat persekolahan.
Jika kita cermati pengertian-pengertian diatas secara seksama,
maka kita akan menemukan sejumlah ide pokok sebagai berikut:
1) Banyak peristilahan yang muncul seperti Social Sciences, Social
Studies, Basic Social Science, Ilmu Pengetahuan Dasar dan lain-
lain.
2) Kedudukan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) hampir sama dengan
pengertian Social Studies walaupun keseluruhannya sama karena
disesuaikan dengan kondisi bangsa Indonesia.
3) Munculnya program pengajaran IPS menurut kurikulum 1975
adalah sebagai salah satu usaha penyederhanaan dari sekelompok
Ilmu-ilmu sosial yang diajarkan pada tingkat sekolah.
4) Sebelum kurikulum 1975 yaitu dalam kurikulum 1968 pengajaran
Ilmu-ilmu Sosial sudah ada hanya istilahnya yang berbeda. Dalam
kurikulum 1968 di Sekolah Dasar pengajaran Ilmu-ilmu Sosial ini
disebut pengajaran Pendidikan Kewarga Negaraan, yang di
dalamnya meliputi pelajaran Ilmu Sosial seperti: Ilmu Bumi,
Sejarah dan Civics. Walaupun sudah menjadi wadah namun
penerapannya terpisah-pisah.43
b. Hakikat IPS
Hakikat IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya.
Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan
sesamanya. Dengan kemajuan teknologi pula sekarang ini orang dapat
berkomunikasi dengan cepat dimanapun mereka berada melalui
handphone dan internet. Kemajuan Iptek menyebabkan cepatnya
43
Sapriya, Dadang Sundawa, dan Iim Siti Masyitoh, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil
Belajar IPS, (Bandung: UPI PRESS, 2006), Cet. 1, h. 6-7.
29
komunikasi antara orang satu dengan lainnya, antara negara satu
dengan negara lainnya. Dengan demikian arus komunikasi akan
semakin cepat pula mengalirnya. Oleh karena itu diyakini bahwa
orang menguasai informasi itulah yang menguasai dunia.44
c. Karakteristik IPS
Karakteristik pembelajaran IPS yang membedakan dengan
pembelajaran ilmu-ilmu sosial lainnya (geografi, sejarah, ekonomi,
hukum, dan lain-lain). Menurut A. Kosasih Djahiri sebagai berikut:45
1) IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau
sebaliknya (menelaah fakta dari segi ilmu).
2) Penelaahan dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang
disiplin ilmu saja, melainkan bersifat komprehensif (meluas/dari
berbagai ilmu sosial dan lainnya, sehingga berbagai konsep ilmu
secara terintegrasi terpadu) digunakan untuk menelaah satu
masalah/tema/topik. Pendekatan seperti ini disebut juga sebagai
pendekatan integrated, juga menggunakan pendekatan broadfield,
dan multiple resources (banyak sumber).
3) Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inkuiri
agar sisiwa mampu mengembangkan berpikir kritis, rasional, dan
analitis.
4) Program pembelajaran disusun dengan
meningkatkan/menghubungkan bahan-bahan dari berbagai
disiplin ilmu sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata di
masyarakat, pengalaman, permasalahan, kebutuhan dan
memproyeksikannya kepada kehidupan di masa depan baik dari
lingkungan fisik/alam maupun budayanya.
5) IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat
labil (mudah berubah), sehingga titik berat pembelajaran adalah
terjadinya proses internalisasi secara mantap dan aktif pada diri
44
Ibid.,h. 17-18. 45
Ibid.,h. 7-8.
30
siswa agar siswa memiliki kebiasaan dan kemahiran untuk
menelaah permasalahan kehidupan nyata pada masyarakatnya.
6) IPS mengutamakan hal-hal, arti dan pengahayatan hubungan
antarmanusia yang bersifat manusiawi.
7) Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata,
juga nilai dan keterampilannya.
8) Berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui
program maupun pembelajarannya dalam arti memperhatikan
minat siswa dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat
dengan kehidupannya.
9) Dalam pengembangan Program Pembelajaran senantiasa
melaksanakan prinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar) dan
pendekatan-pendekatan yang menjadi ciri IPS itu sendiri.
Sedangkan dalam kurikulum 2006 pembelajaran IPS diarahkan
pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dibinakan IPS
adalah sebagai berikut:46
“Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif dan
terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan
keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan
tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang
lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.”
d. Fungsi dan Tujuan IPS
Kurikulum 2004 untuk pendidikan dasar menyatakan bahwa,
pengetahuan sosial (sebutan IPS dalam kurikulum 2004), bertujuan
untuk:47
1) Mengajarkan konsep-konsep sosiologi, geografi, ekonomi,
sejarah, dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.
2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan sosial.
46
Ibid.,h. 9. 47
Rudy Gunawan, Pendidikan IPS Filosofi, Konsep, dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta,
2013), Cet. 2, h. 18.
31
3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial.
Tujuan pendidikan IPS menurut Nursid Sumaatmaja, adalah
membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki
pengetahuan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta
bagi masayarakat dan negara.48
Oemar Hamalik merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi
pada tingkah laku para siswa, yaitu:1849
1) Pengetahuan dan pemahaman.
2) Sikap hidup belajar.
3) Nilai-nilai sosial dan sikap.
4) Keterampilan.
Menurut Nu’man Somantri mengemukakan bahwa pada dasarnya
terdapat empat pendapat mengenai tujuan pembelajaran IPS di tingkat
persekolahan, sebagai berikut:50
1) Pendapat yang mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran IPS di
persekolahan adalah untuk mendidik para siswa menjadi ahli
ekonomi, politik, hukum, sosiologi dan pengetahuan sosial
lainnya. Menurut paham ini, kurikulum pengajaran IPS harus
diorganisasikan secara terpisah-pisah sesuai dengan “body of
knowledge” masing-masing disiplin ilmu sosial tersebut.
Golongan yang menganut paham ini tidak setuju apabila
pembelajaran IPS di sekolah disebut “social studies” tapi harus
disebut “social sciences”. Paham ini dipelopori Charles Keller
dan Bareslon. Golongan ini lebih menekankan pada isi (content
continuum).
2) Pendapat yang kedua ini sangat berbeda dengan pendapat
pertama. Pendapatnya bahwa tujuan pembelajaran IPS di sekolah
ialah untuk menumbuhkan warga negara yang baik. Pembelajaran
48
Ibid.
49
Ibid. 50
Sapriya, Dadang Sundawa, dan Iim Siti Masyitoh, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil
Belajar IPS, (Bandung: UPI PRESS, 2006), Cet. 1, h. 11-12.
32
di sekolah harus merupakan “a unified coordinated holistic study
of men living in societies”. Menurut paham ini sifat warga negara
yang baik akan mudah ditumbuhkan pada siswa apabila guru
mendidik mereka dengan jalan menempatkannya dalam konteks
kebudayaannya daripada memusatkan perhatian pada disiplin
ilmu yang terpisah-pisah seperti dilakukan di universitas.
Pengorganisasian bahannya harus secara ilmiah dan psikologis.
Golongan ini menghendaki program pembelajaran
mengkorelasikan bahkan mungkin harus mengintegrasikan
beberapa disiplin ilmu sosial dalam unit program studi. Golongan
ini lebih menekankan pada proses yang berkelanjutan (process
continuum) untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS tersebut.
3) Pendapat ketiga merupakan kompromi dari pendapat pertama dan
kedua. Golongan ini mengakui kebenaran masing-masing
golongan tersebut. Oleh karena itu golongan ini berpendapat
bahwa bahan pembelajaran IPS harus dapat menampung para
siswa untuk studi lanjutan ke universitas maupun yang akan
terjun langsung pada kehidupan masyarakat. Sehingga tujuan
pembelajaran IPS merupakan “simplikasi dan distilasi dari
berbagai ilmu sosial untuk kepentingan pendidikan”. Tujuan
pembelajaran IPS di sekolah merupakan sebagian dari hasil
penelitian dalam ilmu-ilmu sosial, untuk kemudian dipilih dan
diramu agar cocok untuk pembelajaran di sekolah.
4) Pendapat keempat berpendapat bahwa pembelajaran IPS di
sekolah dimaksudkan untuk mempelajari bahan pelajaran yang
sifatnya “tertutup” (closed areas). Maksudnya ialah bahwa
dengan mempelajari bahan pembelajaran yang pantang (tabu)
untuk dibicarakan, para siswa akan dapat memperoleh
kesempatan untuk memecahkan konflik intrapersonal maupun
antar personal. Bahan tabu tersebut yang timbul dari bidang
33
ekonomi, politik, sejarah, sosiologi maupun ilmu-ilmu sosial
lainnya.
“The Social Science Education Frame Work for California
School” dalam Kosasih Djahiri mengemukakan 5 tujuan pokok
pembelajaran IPS:51
1) Membina siswa agar mampu mengembangkan
pengertian/pengetahuan berdasarkan data, generalisasi serta
konsep ilmu tertentu maupun yang bersifat
interdisipliner/komprehensif dari berbagai ilmu cabang sosial.
2) Membina siswa agar mampu mengembangkan dan
mempraktekkan keanekaragaman keterampilan studi, kerja dan
intelektualnya secara pantas dan tepat sebagaimana diharapkan
ilmu-ilmu sosial.
3) Membina dan mendorong siswa untuk memahami, menghargai
dan menghayati adanya keanekaragaman dan kesamaan kultural
maupun individual.
4) Membina siswa kearah turut mempengaruhi nilai-nilai
kemasyarakatan serta juga dapat mengembangkan dan
menyempurnakan nilai-nilai yang ada pada dirinya.
5) Membina siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan
kemasyarakatan baik sebagai individu maupun sebagai warga
negara.
4. IPS di Sekolah Dasar
Ilmu Sosial adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan
penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan
dari konsep-konsep dan keterampilan Sejarah, Geografi, Sosiologi,
Antropologi, dan Ekonomi.52
51
Ibid.,h. 13. 52
Rudy Gunawan, Pendidikan IPS Filosofi, Konsep, dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta,
2013), Cet. 2, h. 48.
34
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang
mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu sosial. Menurut materi geografi, sejarah, sosiologi,
dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, anak diarahkan untuk dapat
menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab,
serta warga dunia yang cinta damai.53
a. Pelajaran IPS untuk Sekolah Dasar
Pelajaran IPS di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang
berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11 tahun
menurut Piaget berada dalam perkembangan kemampuan
intelektual/kognitifnya pada tingkatan konkrit operasional. Mereka
memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap
tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka
pedulikan adalah sekarang (konkrit), dan bukan masa depan yang
belum mereka pahami (abstrak). Padahal bahan materi IPS penuh
dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Konsep-konsep seperti
waktu, perubahan, kesinambungan (continuity), arah mata angin,
lingkungan, ritual, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan,
permintaan, atau kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak yang
dalam program studi IPS harus dibelajarkan kepada siswa SD.
Berbagai cara dan teknik pembelajaran dikaji untuk
memungkinkan konsep-konsep abstrak itu dipahami anak. Bruner
memberikan pemecahan berbentuk jembatan bailey untuk
mengkonkritkan yang abstrak itu dengan enactive, iconic, dan
symbolic melalui percontohan dengan gerak tubuh, gambar, bagan,
peta, grafik, lambang, keterangan lanjut, atau elaborasi dalam kata-
kata yang dapat dipahami siswa. itulah sebabnya IPS SD bergerak dari
yang konkrit ke yang abstrak dengan mengikuti pola pendekatan
lingkungan yang semakin meluas (expanding environment approach)
dan pendekatan spiral dengan memulai dari yang mudah kepada yang
53
Ibid.,h. 51.
35
sukar, dari yang sempit menjadi lebih luas, dari yang dekat ke yang
jauh, dan seterusnya: dunia-negara tetangga-negara-propinsi-
kota/kabupaten-kecamatan-kelurahan/desa-RT/RW tetangga-keluarga-
Aku.54
b. Tujuan IPS di Sekolah Dasar
IPS bertujuan membentuk warga negara yang berkemampuan
sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah kekuatan
fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang
baik dan bertanggung jawab, sedangkan ilmu sosial bertujuan
menciptakan tenaga ahli dalam bidang ilmu sosial.55
Setiap bidang studi yang tercantum dalam kurikulum sekolah,
telah dijiwai oleh tujuan yang harus dicapai oleh pelaksanaan Proses
Belajar Mengajar (PBM) bidang studi tersebut secara keseluruhan.
Tujuan ini disebut Tujuan Kurikuler yang merupakan penjabaran lebih
lanjut dari Tujuan Institusional dan Tujuan Pendidikan Nasional.56
Tujuan Kurikuler yang dimaksud adalah tujuan pendidikan IPS.
Secara keseluruhan tujuan pendidikan IPS di SD adalah sebagai
berikut:57
1) Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna
dalam kehidupannya kelak di masyarakat.
2) Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial
yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
3) Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi
dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan
serta bidang keahlian.
54
Ibid.,h. 50. 55
Ibid., h. 48-49. 56
Ibid., h. 52. 57
Ibid., h. 52-53.
36
4) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang
positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup
yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.
5) Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan
kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mata pelajaran IPS juga bertujuan agar anak didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:58
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan
dalam kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal,
nasional, dan global.
c. Ruang Lingkup IPS di Sekolah Dasar
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai
berikut:59
1) Manusia, tempat, dan lingkungan.
2) Waktu, bekerlanjutan, dan perubahan.
3) Sistem sosial dan budaya.
4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
IPS SD sebagai Pendidikan Global (global education), yakni:
Mendidik siswa akan kebhinekaan bangsa, budaya, dan peradaban di
dunia; Menanamkan kesadaran ketergantungan antar bangsa;
Menanamkan kesadaran semakin terbukanya komunikasi dan
58
Ibid., h. 51. 59
Ibid., h. 51.
37
trasnportasi antar bangsa di dunia; Mengurangi kemiskinan,
kebodohan dan perusakan lingkungan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hasil penelitian sebelumnya
yang dianggap relevan sebagai acuan penelitian, yaitu:
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mani dengan judul skripsi:
“Penggunaan Alat Peraga Untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Bangun Ruang (PTK Kelas V MI Al-
Hidayatussalafiyah Pasar Minggu)” yaitu berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga pada materi
bangun ruang mengalami peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa
kelas V MI Al-Hidayatussalafiyah. Setelah dilakukan perhitungan
terhadap data yang didapat selama pelaksanaan siklus diperoleh: nilai
rata-rata aktivitas siswa pada kegiatan siklus I 2,90 atau setara dengan
72,5%. Sedangkan nilai rata-rata aktivitas siswa kegiatan siklus II 3,07
setara dengan 76,75%. Peningkatan aktivitasi ini tergolong cukup tinggi.
Analisis data hasil belajar siswa sebelum dilakukan PTK diperoleh data
awal 58,0 setelah dilakukan PTK diperoleh nilai rata-rata siklus I 63,9
terdapat peningkatan 5,9 dibanding data awal. Sedangkan hasil belajar
siswa pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 68,4 terdapat peningkatan
4,5 bila dibandingkan siklus I. Ketuntasan hasil belajar belajar siswa
siklus I mencapai 60% dan ketuntasan hasil belajar pada siklus II 76,7%.
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Usup Supriatna dengan judul
skripsi: “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi
Bangun Datar dengan Menggunakan Alat Peraga” yaitu hasil
penelitian diperoleh bahwa aktivitas siswa mengalami perubahan yang
signifikan dan rata-rata pada siklus I berkisar 75,68 dan pada siklus II
berkisar 81,64. Berdasarkan hasil belajar tersebut dapat dibuktikan
bahwa penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya pada pelajaran Matematika materi bangun datar.
38
Dari kedua penelitian yang telah dijelaskan di atas, dapat diketahui
bahwa terdapat perbedaan antara penelitian ini dengan kedua penelitian di
atas yakni pada obyek dan mata pelajaran penelitian. Sedangkan persamaan
dalam penelitian ini adalah yaitu membahas tentang penggunaan alat peraga
untuk meningkatkan hasil belajar.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada uraian kajian teori dan keberhasilan penelitian
terdahulu, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: dengan penggunaan
alat peraga konkret pada siswa kelas II B Sekolah Dasar Negeri Pamulang
Permai terdapat peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran IPS materi
dokumen diri dan keluarga.
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah di Kelas II B Sekolah
Dasar Negeri Pamulang Permai yang akreditasinya adalah A dan beralamat di
Komplek Pamulang Permai Blok A 43, Kecamatan Pamulang, Kota
Tangerang, Provinsi Banten. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada
semester ganjil tahun ajaran 2017/2018.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), merupakan salah satu upaya yang dapat
dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas peran dan tanggung jawab
guru khususnya dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui PTK, guru
dapat meningkatkan kinerjanya secara terus-menerus, dengan cara
melakukan refleksi diri (self reflection), yakni upaya menganalisis untuk
menemukan kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran yang
dilakukannya, kemudian merencanakan untuk proses perbaikan serta
mengimplementasikannya dalam proses pembelajaran sesuai dengan
program pembelajaran yang telah disusunnya, dan diakhiri dengan
melakukan refleksi.1
2. Rancangan Siklus Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas mempunyai tujuan utama yaitu
peningkatan kualitas proses dan hasil belajar di dalam kelas.2 Penelitian
ini dilakukan pada pembelajaran IPS dengan menggunakan alat peraga
konkret, guna untuk meningkatkan hasil belajar IPS.
1 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 2, h. 13.
2 Ibid., h. 33.
40
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model Kurt Lewin, model
ini adalah model yang mendasari model-model lainnya yang berangkat
dari model action research. Kurt Lewin mengatakan bahwa ada 4 hal
yang harus dilakukan dalam proses penelitian tindakan yakni
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan penelitian
tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu lingkungan yang terus-
menerus.
Perencanaan adalah proses menentukan program perbaikan yang
berangkat dari suatu ide gagasan peneliti, sedangkan tindakan adalah
perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan
yang telah disusun oleh peneliti. Observasi adalah pengamatan yang
dilakukan untuk mengetahui efektivitas tindakan atau mengumpulkan
informasi tentang berbagai kelemahan (kekurangan) tindakan yang telah
dilakukan dan refleksi adalah kegiatan analisis tentang hasil observasi
hingga memunculkan program atau perencanaan baru.3
a. Perencanaan (Planning)
Dalam tahap ini peneliti merencanakan tindakan berdasarkan
tujuan penelitian. Peneliti membuat rencana dan skenario
pembelajaran yang akan disajikan dalam materi penelitian, lembar
kerja siswa serta menyiapkan alat peraga konkret, peneliti juga
menyiapkan instrumen yang terdiri dari soal yang harus dijawab siswa
dan lembar observasi.
b. Pelaksanaan tindakan (Acting)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan
rencana dan skenario pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.
c. Observasi (Observing)
Observasi atau pengamatan dilakukan pada waktu tindakan
sedang berlangsung. Peneliti dibantu oleh observer yang mengamati
segala aktivitas selama proses pembelajaran. Observasi dimaksudkan
3Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2014), Cet. 2, h. 154-155.
41
sebagai kegiatan mengamati, mengenal, dan mendokumentasikan
semua dari proses, hasil tindakan terencana maupun efek sampingnya.
d. Refleksi (Reflecting)
Kegiatan refleksi dilakukan ketika peneliti sudah selesai
melakukan tindakan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan
dikumpulkan dan dianalisis bersama oleh peneliti dan observer,
sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang dilaksanakan ini
dilakukan untuk memperoleh masukan bagi rencana tindakan siklus
berikutnya.
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas II
B Sekolah Dasar Negeri Pamulang Permai. Adapun jumlah siswa yang
menjadi subjek penelitian sebanyak 35 siswa, yang terdiri dari 17 siswa laki-
laki dan 18 siswa perempuan.
D. Peran dan Posisi dalam Penelitian
Dalam penelitian ini, posisi peneliti adalah sebagai guru dan pelaksana
penelitian yang berperan sebagai perancang, pelaksana tindakan,
mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian.
Demi kelancaran kegiatan proses penelitian maka peneliti di bantu oleh
seorang pembantu observer yakni guru kelas yang berperan mengamati
jalannya proses pembelajaran.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Tahapan penelitian ini dimulai dengan tahap pra penelitian yang
dilanjutkan dengan siklus I, setelah melakukan analisis dan refleksi pada
siklus I akan dilanjutkan ke siklus II dan seterusnya jika diperlukan.
Penelitian ini berakhir apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah
berhasil menguji menggunakan alat peraga konkret dalam peningkatan hasil
belajar siswa dengan materi dokumen diri dan keluarga.
42
Adapun tahap penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan
digambarkan sebagai berikut:
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Observasi ke SD Negeri Pamulang Permai
b. Mengurus surat izin penelitian
c. Membuat instrumen penelitian.
d. Mempersiapkan prosedur kegiatan yang akan dilaksanakan.
e. Mensosialisasikan hasil observasi kepada guru kelas.
2. Tahap Penelitian Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
1) Menyiapkan kelas tempat penelitian.
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
3) Menyiapkan materi ajar.
4) Menyiapkan lembar observasi kegiatan siswa, dan kegiatan
pembelajaran.
5) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa setiap pertemuan.
6) Menyiapkan soal akhir siklus.
7) Menyiapkan alat dokumentasi.
b. Tahap Tindakan (Acting)
1) Mempelajari materi tentang dokumen diri dan keluarga dengan
menggunakan alat peraga konkret.
2) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP.
3) Mengerjakan soal evaluasi untuk menilai hasil tes siklus I.
4) Menilai hasil tes siklus I.
c. Observasi (Observation)
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang
terdiri dari observasi terhadap siswa dengan guru saat proses
pembelajaran.
d. Refleksi (Reflecting)
1) Menuliskan masalah-masalah pada siklus I kemudian menentukan
tingkat keberhasilan.
43
2) Menentukan langkah untuk siklus berikutnya berdasarkan hasil
pembelajaran pada siklus I.
3. Tahap Penelitian Siklus II
a. Tahap Perencanaan (Planning)
1) Menyiapkan kelas tempat penelitian.
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
3) Menyiapkan materi ajar.
4) Menyiapkan lembar observasi kegiatan siswa, dan kegiatan
pembelajaran.
5) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa setiap pertemuan.
6) Menyiapkan soal akhir siklus.
7) Menyiapkan alat dokumentasi.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
1) Mempelajari materi tentang dokumen diri dan keluarga dengan
menggunakan alat peraga konkret.
2) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP.
3) Mengerjakan soal evaluasi untuk menilai hasil tes siklus II.
4) Menilai hasil tes siklus II.
c. Observasi (Observation)
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang
terdiri dari observasi terhadap siswa dengan guru saat proses
pembelajaran.
d. Refleksi (Reflecting)
Menentukan keberhasilan dan kekurangan pelaksanaan siklus II
yang akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya. Bila
permasalahan terselesaikan maka penelitian PTK ini selesai. Tetapi
bila permasalahan ini belum selesai, maka penelitian ini dilanjutkan ke
penelitian selanjutnya.
44
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Dengan melakukan penelitian ini hasil intervensi yang diharapkan dari
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah peningkatan hasil belajar pada
materi dokumen diri dan keluarga siswa kelas II B SDN Pamulang Permai
dengan menggunakan alat peraga konkret dapat mengalami peningkatan
sebesar 80% dengan rata-rata skor hasil belajar harus mencapai nilai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan sekolah untuk mata pelajaran
IPS yaitu 76.
G. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini ada dua macam data, yaitu data kualitatif dan
data kuantitatif. Data kualitatif berupa proses belajar mengajar dengan
menggunakan alat peraga konkret dan data kuantitatif berupa nilai hasil
belajar siswa pada setiap tes akhir siklus. Adapun sumber data dalam
penelitian ini yakni peneliti, guru kelas dan siswa-siswi kelas II B SDN
Pamulang Permai. Untuk lebih jelasnya mengenai data dan sumber data dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Data dan Sumber Data
Jenis Data Data Sumber Data
Kualitatif
Proses Belajar Mengajar
dengan Menggunakan Alat
Peraga Konkret
Guru dan siswa
Aktivitas Belajar Siswa
Kuantitatif Hasil Belajar Siswa
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi (studi lapangan)
Observasi digunakan untuk memperoleh data dengan cara mengisi
lembar observasi aktivitas siswa, aktivitas guru, dan lembar observasi
45
pencapaian tujuan IPS terhadap mata pelajaran IPS dengan penggunaan
alat peraga konkret yang diisi oleh observer pada setiap pembelajaran.
2. Tes
Tes digunakan untuk mengukur ketercapaian hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPS yang dilakukan pada setiap akhir siklus.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan agar mengetahui presepsi siswa tentang
pembelajaran IPS dengan menggunakan alat peraga konkret.
4. Dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto yang diambil
pada saat proses pembelajaran berlangsung yang diperoleh dari setiap
akhir siklus.
Setelah semua data terkumpul, peneliti bersama guru kolaborator
melakukan analisis dan evaluasi data untuk mengambil kesimpulan tentang
hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPS menggunakan alat peraga
konkret, tentang kelebihan dan kekurangan penelitian dalam tindakan kelas
yang telah dilaksanakan.
I. Instrumen Pengumpulan Data
Berdasarkan pengumpulan data di atas, maka instrumen yang
dikembangkan dalam penelitian ini adalah:
1. Soal Tes
Berikut ini adalah tabel kisi-kisi instrumen soal tes:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Tes Soal IPS Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Aspek
yang
Diukur
Nomor
Soal
1. Memahami
peristiwa
penting
dalam
keluarga
1.1
Memelihara
dokumen dan
koleksi benda
berharga
1. Memberikan
contoh
dokumen diri
dan keluarga. C2 18.
46
secara
kronologis.
miliknya. 2. Menghafal
nama
dokumen
dengan
benar.
C1
1, 4, 8,
12, 13,
14.
3. Menuliskan
jenis
dokumen. C3
9, 11,
17, 18,
19.
4. Menjelaskan
cara
memelihara
dokumen diri
dan keluarga.
C3
2, 3, 5,
6, 7, 10,
15, 16.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Tes Soal IPS Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator Nomor Soal
1. Memahami
peristiwa
penting
dalam
keluarga
secara
kronologis.
1.2
Memanfaatkan
dokumen dan
benda penting
keluarga
secara
kronologis.
1. Menceritakan
peristiwa yang
berkesan
tentang diri
melalui
dokumen.
6, 7, 9, 11, 15,
16.
2. Menjelaskan
manfaat
dokumen diri.
1, 2, 3, 4, 5,
18.
3. Menceritakan
peristiwa yang
berkesan
tentang
keluarga
melalui
dokumen.
8, 10, 12, 13,
14, 17.
4. Menjelaskan
manfaat
dokumen
keluarga.
19, 20.
47
2. Instrumen Non Tes
Instrumen non tes yang digunakan adalah lembar observasi, yang
terdiri dari lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas
guru, dan lembar observasi pencapaian tujuan IPS kemudian wawancara
dan dokumentasi.
a. Observasi (pengamatan)
Observasi ini terdiri dari tiga observasi, yaitu observasi siswa
dalam aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran, observasi guru
dalam belajar mengajar, dan observasi pencapaian tujuan IPS. Lembar
observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran digunakan
untuk mengatasi pembelajaran di kelas. Kemudian lembar observasi
guru dalam belajar mengajar digunakan untuk mengetahui proses
pembelajaran IPS dengan menggunakan alat peraga konkret, apakah
terlaksana dengan baik ataukah tidak. Sedangkan lembar observasi
pencapaian tujuan IPS digunakan untuk mengetahui apakah tercapai
tujuan IPS melalui sikap-sikap saat pembelajaran.
Berikut ini adalah tabel kisi-kisi lembar obeservasi:
Tabel 3.4
Kisi-kisi Lembar Observasi Pencapaian Tujuan IPS
No.
Aspek
Pencapaian
Sikap Sosial
Indikator Nomor
Butir
1. Rasa ingin
tahu
- Antusias mencari jawaban
- Perhatian pada obyek yang
diamati
1, 2
2. Berpikir Logis
dan Kritis
- Menyimpulkan pendapat orang
lain
- Memberi alasan suatu pendapat
- Suka bertanya
- Suka mengamati
- Tidak puas dengan jawaban
yang meragukan
- Berani menanggapi jawaban
teman
3, 4, 5,
6, 7, 8
48
3. Memecahkan
masalah
- Menjelaskan hasil jawaban
sesuai permasalahan serta
memeriksa kebenaran/jawaban
9
4. Komunikasi - Menjelaskan kesimpulan yang
diperoleh 10
5. Bekerja sama
- Kesediaan melakukan tugas
sesuai kesepakatan
- Bersedia membantu orang lain
tanpa mengharap imbalan
- Aktif dalam kerja kelompok
- Memusatkan perhatian pada
tujuan kelompok
- Tidak mendahulukan
kepentingan pribadi
- Mencari jalan untuk mengatasi
perbedaan pendapat/pikiran
antara diri sendiri dengan orang
lain
- Mendorong orang lain untuk
bekerja sama demi mencapai
tujuan bersama
11, 12,
13, 14,
15, 16,
17.
b. Wawancara
Peneliti mewawancarai siswa dan guru, hal ini bertujuan agar
mengetahui langsung kondisi siswa di dalam kelas serta mengetahui
gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-
masalah yang dihadapi di dalam kelas.
c. Dokumentasi
Dokumentasi berisikan tentang hasil belajar siswa pada
pembelajaran sebelumnya dan dokumentasi pada proses pembelajaran
berupa foto-foto kegiatan siswa.
49
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih
dahulu tes tersebut di uji coba kepada responden, dalam hal ini diluar sampel
yang sudah ditetapkan yaitu pada kelas III. Tes uji coba tersebut dimaksudkan
untuk mengetahui apakah instrumen tersebut dapat memenuhi syarat validitas
dan reliabilitasnya atau tidak.
1. Uji Validitas
Validitas adalah ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai
sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.4
Jadi, alat penilaian atau alat evaluasi dapat dikatakan valid ketika alat
tersebut mampu mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasikan
tersebut. Pengujian validitas dalam instrumen ini adalah validitas isi yang
dalam penyusunan butir-butir soalnya disesuaikan dengan materi.
Dari uji instrumen untuk siklus I dilakukan uji validitas sebanyak 40
butir soal. Kemudian hasil uji validitas dengan menggunakan program
anates didapatkan butir soal yang valid sebanyak 30 butir soal. Butir soal
yang sangat signifikan yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 11, 12, 13,
14, 16, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 37,
dan 39. Dan butir soal yang signifikan yaitu butir soal nomor 38.
Sedangkan pada uji instrumen untuk siklus II didapatkan butir soal
yang valid sebanyak 33 butir soal. Butir soal yang sangat signifikan yaitu
butir soal nomor 1, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22,
23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39, dan 40. Dan butir
soal yang signifikan yaitu butir soal nomor 5. Pada penelitian ini
instrumen yang digunakan hanya 20 butir soal.
4Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), Cet. 18, h. 12.
50
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai
apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan
akan memberikan hasil yang relatif sama.5
Instrumen ini di uji dengan menggunakan program ANATES dengan
kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut:6
Tabel 3.5
Kriteria Reliabilitas
Nilai Kriteria
0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 –0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
3. Uji Tingkat Kesukaran
Bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil belajar pertama-tama
dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki
oleh masing-masing butir item tersebut. Butir-butir item tes hasil belajar
dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir
item tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain
derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup.7
Tingkat kesukaran ini di uji dengan menggunakan program ANATES,
mengenai bagaimana cara memberikan penafsiran (interpretasi) terhadap
angka indeks kesukaran item, Robert L. Thorndike dan Elizabeth Hagen
5Ibid., h.16.
6Risa Afriyanti, Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPS pada Siswa Kelas III A MIN Ciputat Tangerang Selatan, Skripsi pada Sarjana UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta. h. 49. 7Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2013), Cet. 13, h. 370.
51
dalam bukunya berjudul Measurement and Evaluation in Psycology and
Education mengemukakansebagai berikut:8
Tabel 3.6
Kriteria Tingkat Kesukaran
Nilai Kriteria
Kurang dari 0,30 Sukar
0,30 – 0,70 Sedang
Lebih dari 0,70 Mudah
Berdasarkan pengujian di tingkat kesukaran instrumen penelitian
untuk siklus I terdiri dari 40 butir soal. Pada kategori soal yang termasuk
sukar didapatkan 1 butir soal, dengan nomor soal yaitu 21. Pada kategori
soal yang termasuk sedang didapatkan 33 butir soal, dengan nomor soal
yaitu 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26,
27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37 38, 39, dan 40. Dan pada kategori
soal yang termasuk mudah didapatkan 6 butir soal, dengan nomor soal
yaitu 1, 2, 6, 7, 13, dan 33.
Sedangkan pengujian di tingkat kesukaran instrumen penelitian untuk
siklus II terdiri dari 40 butir soal. Pada kategori soal yang termasuk sukar
didapatkan 3 butir soal, dengan nomor soal yaitu 2, 8, dan 26. Pada
kategori soal yang termasuk sedang didapatkan 8 butir soal, dengan
nomor soal yaitu 3, 5, 13, 16, 19, 22, 27, dan 28. Pada kategori soal yang
termasuk mudah didapatkan 26 butir soal, dengan nomor soal yaitu 1, 6,
7, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 23, 24, 25, 29, 30, 31, 32, 33, 34,
35, 36, 39, dan 40. Dan pada kategori soal yang termasuk sangat mudah
didapatkan 3 butir soal, dengan nomor soal yaitu 4, 37, dan 38.
8Ibid., h. 372.
52
4. Uji Daya Pembeda
Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil
belajar untuk dapat membedakan antara testee yang berkemampuan
tinggi dan testee yang berkemampuan tingkat rendah demikian rupa
sehingga sebagian besar testee yang memiliki kemampuan tinggi untuk
menjawab butir item tersebut lebih banyak yang menjawab betul,
sementara testee yang kemampuannya rendah untuk menjawab butir item
tersebut sebagian besar tidak dapat menjawab item dengan betul.9
Untuk menentukan daya pembeda peneliti menggunakan program
ANATES. Dengan klasifikasi daya pembeda seabagai berikut:10
Tabel 3.7
Kriteria Daya Pembeda
Daya Pembeda Tingkat Daya Pembeda
Kurang dari 0,20 Kurang
0,20 – 0,40 Sedang
0,40 – 0,70 Baik
0,70 – 1, 00 Baik Sekali
Berdasarkan pengujian di tingkat daya pembeda instrumen penelitian
untuk siklus I terdiri dari 40 butir soal. Pada kategori soal yang termasuk
kurang didapatkan 5 butir soal, dengan nomor soal yaitu 8, 20, 21, 36,
dan 40. Pada kategori soal yang termasuk sedang didapatkan 5 butir soal,
dengan nomor soal yaitu 4, 9, 10, 15, dan 38. Pada kategori soal yang
termasuk baik didapatkan 11 butir soal, dengan nomor soal yaitu 1, 2, 3,
5, 7, 13, 27, 28, 30, 31, dan 33. Pada kategori soal yang termasuk baik
sekali didapatkan 19 butir soal, dengan nomor soal yaitu 6, 11, 12, 14,
16, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 26, 29, 32, 34, 35, 37, dan 39.
Sedangkan pengujian di tingkat kesukaran instrumen penelitian untuk
siklus II terdiri dari 40 butir soal. Pada kategori soal yang termasuk
9Ibid.,h. 385-386.
10Ibid.,h. 389.
53
kurang didapatkan 3 butir soal, dengan nomor soal yaitu 13, 19, dan 28.
Pada kategori soal yang termasuk sedang didapatkan 2 butir soal, dengan
nomor soal yaitu 38 dan 39. Pada kategori soal yang termasuk baik
didapatkan 19 butir soal, dengan nomor soal yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 12,
14, 15, 17, 20, 24, 25, 26, 27, 33, 35, dan 40. Pada kategori soal yang
termasuk bai sekali didapatkan 16 butir soal, dengan nomor soal yaitu 7,
9, 10, 16, 18, 21, 22, 23, 29, 30, 31, 32, 34, 36, dan 39.
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Menganalisis data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk
menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh
orang yang meneliti, akan tetapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui
hasil penelitian.
Dalam menganalisis data ini dilakukan melalui beberapa tahapan
diantaranya adalah:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,
menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang
ada dalam catatan lapangan. Mereduksi data berarti merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas, sehingga kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi.
2. Penyajian Data
Penyajian adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Dengan melihat penyajian-penyajian kita akan dapat memahami apa
yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan.
3. Penarikan Data
Kegiatan analisis ketiga adalah menarik kesimpulan dan verifikasi.
Dari pengumpulan data, seorang penganalisis mulai mencari arti-arti,
pola-pola, alur sebab akibat, proporsi dan sebagainya.
54
Dalam penelitian ini data yang dianalisis yaitu data kuantitatif. Untuk
menganalisis data kuantitatif dilakukan dengan perhitungan-perhitungan
presentase. Data yang dianalisis adalah data yang dikumpulkan melalui
instrumen penelitian. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan
mendeskripsikan data dengan makna terhadap isi pada setiap tatap muka
dengan siswa. Analisis tersebut dinilai menggunakan rumus:
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Seperti yang telah dikemukakan di awal, penelitian ini menggunakan
jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang pada tiap siklusnya memiliki
tahapan-tahapan. Tahapan tersebut meliputi perencanaan (planning), tindakan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Sedangkan
prosedur pelaksanaan perbaikan dilakukan apabila tindakan siklus I selesai
dilakukan dan belum terjadi peningkatan hasil belajar pada siswa, maka akan
dilakukan tindakan selanjutnya pada siklus II sebagai perbaikan
pembelajaran.
Penelitian ini berakhir apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini
telah berhasil menguji dengan menggunakan alat peraga konkret dalam
meningkatkan hasil belajar pada materi dokumen diri dan keluarga mata
pelajaran IPS.
Nilai Akhir = Skor Perolehan Siswa x 100
Skor Maksimum
55
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti di
kelas II B Sekolah Dasar Negeri Pamulang. Berdasarkan tujuan yang dirumuskan
pada penelitian ini, data yang telah terkumpul meliputi data hasil belajar kognitif
melalui tes objektif yaitu butir soal pilihan ganda. Data tersebut dianalisis dan
dibahas sebagai upaya untuk memperoleh peningkatan hasil belajar siswa setelah
mengikuti pembelajaran IPS dengan penggunaan alat peraga konkret.
A. Deskripsi Data
1. Obesrvasi Pra Penelitian
Penelitian pendahuluan dilakukan sebelum kegiatan pelaksanaan
rencana pembelajaran dilakukan. Penelitian dilakukan dengan melakukan
kegiatan obeservasi ke Sekolah Dasar Negeri Pamulang. Kegiatan ini
meliputi wawancara dengan guru pembelajaran IPS, wawancara dengan
siswa dan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran IPS di kelas.
Berdasarkan hasil obeservasi baik melalui pengamatan langsung maupun
hasil wawancara dengan guru dan siswa kelas II B, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi pada saat proses
pembelajaran IPS diantaranya proses pembelajaran yang masih monoton
sehingga siswa merasa jenuh pada saat proses pembelajaran, suasana
kelas yang tidak kondusif sehingga mengurangi daya konsentrasi siswa,
kurangnya bahan ajar dan sumber belajar yang digunakan, kurangnya
penggunaan alat peraga dan proses pembelajaran yang kurang melibatkan
keaktifan siswa sehingga berpengaruh teradap hasil belajarnya.
Berdasarkan kendala-kendala tersebut, maka peneliti melakukan
tindakan dengan menerapkan penggunaan alat peraga konkret yang
belum pernah digunakan oleh guru mata pelajaran IPS yakni dengan cara
membentuk kelompok-kelompok kecil kemudian siswa diberikan
Lembar Kerja Kelompok (LKK) dan mendiskusikan permasalahan yang
56
ada pada LKK dengan menggunakan alat peraga konkret yang telah
disediakan sesuai dengan materi dokumen diri dan keluarga kemudian
mempresentasikan hasil jawabannya di depan kelas. Hal ini dilakukan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS.
2. Tindak Pembelajaran Siklus I
Pembelajaran pada siklus I terdiri dari dua pertemuan dimana tes
siklus I dilakukan pada pertemuan kedua. Pertemuan pertama siklus I
dilakukan pada hari Kamis, 31 Agustus 2017 dan berakhir pada hari
Kamis, 07 September 2017.
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan siklus I adalah kegiatan peneliti saat
mempersiapkan kelas tempat penelitian, membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyiapkan materi ajar,
menyiapkan lembar observasi kegiatan siswa dan guru serta lembar
observasi pencapaian tujuan IPS, menyiapkan LKK, soal tes yang
sudah di uji coba, serta menyiapkan alat dokumentasi. Peneliti
bersama pembimbing melakukan diskusi terkait penyusunan RPP,
selain itu peneliti juga mendiskusikannya bersama guru kolaborator.
Hal ini dilakukan agar rencana pembelajaran yang dibuat sesuai
dengan materi yang berjalan. Lembar observasi aktivitas siswa,
lembar observasi aktivitas guru, dan lembar observasi pencapaian
tujuan IPS diisi oleh observer, dalam penelitian ini yang bertindak
sebagai observer adalah guru mata pelajaran IPS. Lembar observasi
ini digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti melaksanakan RPP yang
telah disusun dalam perencanaan. Sementara itu guru kolabolator
bertindak sebagai observer. Sesuai dengan perencanaan, siklus I
terjadi selama dua kali pertemuan, dimana pada pertemuan pertama
57
dilakukan intervensi tindakan pembelajaran dan pertemuan terakhir
digunakan untuk melakukan tes akhir siklus I. Dalam pelaksanaan
siklus I ini pembelajaran IPS dilakukan dengan menggunakan alat
peraga konkret.
Pertemuan pertama, berlangsung selama 2 jam pelajaran pada
hari Kamis, 31 Agustus 2017. Peneliti mengucapkan salam dan
mengabsen siswa sebagai pembuka pelajaran telah dimulai.
Berdasarkan hasil absen, 3 orang siswa tidak hadir pada pertemuan
pertama dikarenakan 1 siswa izin dan 2 siswa sakit. Sebelum
pembelajaran dimulai, peneliti yang bertindak sebagai guru terlebih
dahulu menarik perhatian siswa dengan menginformasikan materi
yang akan dipelajari serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai yaitu memberikan contoh dokumen diri dan keluarga
serta menghafal nama dokumen dengan benar. Peneliti juga
mengingatkan kembali pada materi yang sudah dipelajari sebelumnya
dan memotivasi siswa agar selama pembelajaran siswa aktif dan
semangat.
Gambar 4.1 Foto Ketika akan Memulai Pembelajaran
58
Sebelum pembelajaran dimulai peneliti membagi siswa menjadi 7
kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa dalam satu kelompok dan
memilih ketua kelompok secara demokratis serta memberitahu nomor
kelompoknya masing-masing.
Setelah semua siswa duduk berdasarkan kelompoknya. Peneliti
meminta siswa untuk menyiapkan perlengkapan belajar IPS siswa,
seperti buku paket dan alat tulis. Peneliti juga membagikan materi
beserta alat peraga yang akan dipelajari dan siswa memahami materi
dan alat peraga yang dibagikan dibimbing oleh peneliti.
Setelah siswa memahami materi dan alat peraga tersebut peneliti
membagikan LKK dan siswa diminta berdiskusi untuk mengerjakan
bersama teman sekelompoknya. Soal pada LKK ini berisi 3 nomor
soal dan cara mengerjakannya menggunakan alat peraga. Pada soal
nomor pertama dan soal nomor kedua siswa dituntut untuk
menjelaskan pengertian dari dokumen diri dan keluarga. Kemudian
pada soal nomor ketiga siswa dituntut untuk mencari contoh-contoh
dokumen diri dan dokumen keluarga diantara susunan huruf acak
dengan menarik garis secara mendatar maupun menurun, setelah kata
tersebut ditemukan siswa diminta menuliskan di tempat yang telah
disediakan dan siswa dituntut untuk mencari alat peraga sesuai dengan
kata yang ditemukan secara cepat, tepat, dan lengkap. Peneliti juga
meminta kepada anggota kelompok yang mampu mengerjakan soal
untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang belum mengerti
agar semua anggota kelompok dapat mengerti.
Pada saat mengerjakan LKK dengan menggunakan alat peraga
siswa terlihat bingung karena belum terbiasa mengerjakan LKK
menggunakan alat peraga, akan tetapi terdapat dua kelompok yang
terlihat aktif yaitu kelompok 2 dan 4. Untuk kelompok 5 dan 6 sudah
terlihat aktif walaupun satu diantara anggota kelompoknya hanya
mendengarkan dan melihat temannya mengerjakan, kelompok 3 siswa
perempuannya terlihat aktif dalam mengerjakan LKK, sedangkan
59
siswa laki-laki hanya melihat-lihat. Kelompok 1 dan 7 masih
kebingungan dalam mengerjakan LKK dan sering bertanya kepada
guru.
Setelah semua kelompok selesai mengerjakan. Peneliti bersama
siswa memeriksa hasil pekerjaan dan memberi kesempatan siswa
untuk bertanya. Sebelum menutup pembelajaran, peneliti mengadakan
kuis yang terdiri dari 3 soal kuis dan dijawab oleh tiga orang siswa
yang masing-masing siswa menjawab satu pertanyaan. Kemudian
peneliti bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah
dipelajari dan ditutup dengan doa.
Pada pertemuan pertama aktivitas siswa dalam memperhatikan
penjelasan guru hanya sebagian kecil. Siswa lainnya terlihat senang
dan asyik mengobrol dengan teman sebangkunya. Bahkan ketika
peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai
pembelajaran yang belum dipahami, siswa masih terlihat malu-malu
untuk bertanya.
Pertemuan kedua, berlangsung selama 2 jam pelajaran pada hari
Kamis, 07 September 2017. Seperti pada pertemuan sebelumnya
peneliti mengucapkan salam dan mengabsen siswa sebagai pembuka
pelajaran telah dimulai. Berdasarkan hasil absen, semua siswa hadir
pada pertemuan kedua. Sebelum pembelajaran dimulai, peneliti yang
bertindak sebagai guru terlebih dahulu menarik perhatian siswa
dengan menginformasikan materi yang akan dipelajari serta
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu
menuliskan jenis dokumen dan menjelaskan cara memelihara
dokumen diri dan keluarga. Peneliti juga mengingatkan kembali pada
materi yang sudah dipelajari sebelumnya dan memotivasi siswa agar
selama pembelajaran siswa aktif dan semangat.
Siswa diminta untuk duduk kembali bersama kelompoknya
masing-masing yang anggotanya masih sama seperti pertemuan
sebelumnya. Peneliti membagikan teks bacaan kepada masing-masing
60
kelompok. Siswa bersama kelompoknya membaca teks bacaan
tersebut. Peneliti menggali pemahaman siswa dengan mengajukan tiga
pertanyaan. Peneliti menyiapkan alat-alat peraga yang akan digunakan
untuk mengetahui cara memelihara dokumen diri dan dokumen
keluarga. Pada pertemuan ini perwakilan dari kelompok diminta maju
untuk mencoba mempraktekkan cara memelihara dokumen diri dan
keluarga.
Setelah perwakilan kelompok maju, peneliti membagikan LKK.
Pada LKK ini siswa dituntut untuk menulis nama benda serta
menentukan masuk ke dalam jenis dokumen diri ataukah dokumen
pribadi nama benda tersebut dan mengisi kolom yang telah disediakan
lalu menjelaskan cara merawat dokumen tersebut. Kelompok yang
selesai mengerjakan LKK terlebih dahulu dari kelompok yang lain
diminta untuk maju menjelaskan hasil kerja diwakili oleh ketua
kelompok.
Gambar 4.2 Foto Siswa Mengerjakan LKK 2
61
Pada saat mengerjakan LKK siswa terlihat masih pasif dan
mengandalkan temannya yang aktif tetapi terdapat peningkatan
keaktifan pada kelompok 1 dan 7 dimana setiap anggota sudah mulai
ikut berdiskusi dalam pengerjaan LKK. Begitu pula pada saat
presentasi, perwakilan 3, 5, 6, 2, dan 4 sudah berani maju walau harus
dirayu dan masih ragu-ragu dalam menjawab.
Setelah semua kelompok selesai mengerjakan. Peneliti bersama
siswa memeriksa hasil pekerjaan dan memberi kesempatan siswa
untuk bertanya. Sebelum peneliti menutup pembelajaran, peneliti
membagikan soal siklus I yang harus diisi oleh siswa yang telah
dirumuskan dalam indikator hasil belajar dan untuk memperoleh
peningkatan hasil belajar IPS materi dokumen diri dan keluarga
setelah digunakannya alat peraga konkret dalam proses pembelajaran
di kelas. Kemudian peneliti bersama siswa menyimpulkan
pembelajaran yang telah dipelajari dan ditutup dengan doa.
Gambar 4.3 Foto Siswa Saat Mengerjakan Soal Siklus I
Pada pertemuan kedua aktivitas siswa dalam memperhatikan
penjelasan guru sudah mulai meningkat. Siswa sudah mulai aktif
dalam setiap proses pembelajaran. Walaupun masih ada beberapa
62
siswa yang pasif dan masih ada beberapa siswa yang masih asyik
mengobrol dengan teman sebangkunya. Tetapi ketika peneliti
menyimpulkan dengan bertanya jawab siswa sangat berantusias
menjawab pertanyaan tersebut.
c. Tahap Observasi
Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan siklus I
dilaksanakan, karena kedua tahap ini dilakukan pada waktu yang
bersamaan.
Pada tahap ini guru mata pelajaran mengobservasi pembelajaran
sekaligus mengamati aktivitas siswa dan guru serta pencapaian tujuan
IPS dengan melakukan pengamatan melalui instrumen-instrumen
penelitian yang diberikan selama siklus I berlangsung.
Dalam mengisi instrumen lembar observasi, skor yang diberikan
oleh guru kolabolator berkisar 1-4. Setiap pernyataan lembar
observasi dihitung nilai presentasenya. Presentase setiap pernyataan
siswa dirata-ratakan sehingga menjadi rata-rata presentase lembar
observasi pada setiap pertemuan tersebut. Sedangkan hasil belajar
siswa dievaluasi dengan menggunakan instrumen tes.
d. Refleksi
Tahap ini bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan
tindakan yang akan diberikan di siklus berikutnya. Pada tahap ini
peneliti bersama guru mata pelajaran yang bertugas sebagai
kolabolator dan observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses
pembelajaran pada siklus I, apakah tindakan yang telah diberikan
sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian yang telah
direncanakan.
Proses pembelajaran menggunakan alat peraga konkret mampu
membuat siswa lebih terkondisikan untuk belajar. Alat peraga konkret
dapat membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dimana
setiap siswa memiliki tanggung jawab untuk menggunakan alat peraga
konkret tersebut. Hal ini menyebabkan tidak ada lagi siswa yang tidak
63
mengikuti kegiatan pembelajaran. Alat peraga konkret juga mampu
membuat guru lebih mudah dalam menjalankan proses pembelajaran,
karena dengan alat peraga siswa langsung mengenal benda konkret
dan nyata serta langsung menerima maksud pesan yang disampaikan
guru. Artinya siswa dapat memahami secara langsung benda-benda
yang termasuk dokumen diri dan keluarga serta cara memelihara dan
manfaat dari dokumen tersebut.
Namun dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan alat
peraga konkret ini masih terdapat kekurangan dalam hal:
1) Antusias dalam belajar
Siswa masih terlihat main-main dengan teman sebangkunya pada
saat pembelajaran berlangsung menggunakan alat peraga konkret
sehingga menyebabkan antusias dalam belajar tidak maksimal.
2) Tanya jawab
Tanya jawab hanya didominasi siswa yang aktif saja, siswa yang
pasif masih terlihat enggan untuk menyampaikan jawabannya jika
ditunjuk guru.
3) Presentasi
Siswa masih harus dipaksa ketika mempresentasikan jawabannya
di depan kelas dan masih banyak siswa yang tidak menyimak
guru atau siswa lain yang sedang menyampaikan pendapat
menggunakan alat peraga konkret.
Pada pelaksanaan siklus I pembelajaran IPS dengan
menggunakan alat peraga konkret siswa masih kurang pada aktivitas
belajar siswa, aktivitas pencapaian tujuan IPS maupun hasil tes
kemampuan belajar IPS. Berdasarkan hasil observasi pada aktivitas
belajar siswa hanya didapatkan 57,5%. Untuk hasil aktivitas
pencapaian tujuan IPS hanya di dapatkan 45,6%. Sedangkan untuk tes
kemampuan yang telah dilaksanakan hanya didapatkan 37,14% siswa
yang mencapai ketuntasan batas minimal yang telah ditentukan yaitu
76. Hal ini menunjukkan belum tercapainya ketuntasan belajar yang
64
telah ditentukan. Oleh sebab itu hasil belajar harus ditingkatkan
melalui perbaikan tindakan yang dilaksanakan untuk diterapkan pada
siklus ke II. Adapun perbaikan yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Tindakan Perbaikan Siklus I
No. Tindakan Perbaikan
1. Memperhatikan
penjelasan guru
- Memotivasi siswa untuk antusias dalam
pembelajaran
- Memberi teguran pada siswa yang tidak
masih senang dan asyik mengobrol
dengan teman sebangkunya
2. Tanya jawab
- Mengajak siswa lain untuk bertepuk
tangan apabila siswa berani bertanya
maupun bisa menjawab pertanyaan
3. Presentasi
- Memberi reward kepada setiap
perwakilan siswa yang berani
membacakan hasil jawabannya ke depan
kelas
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil refleksi siklus I, diperoleh
bahwa penelitian belum mencapai kriteria yang diharapkan. Peneliti
merasa belum berhasil menerapkan penggunaan alat peraga konkret
pada materi dokumen diri dan keluarga mata pelajaran IPS. Oleh
karena itu, dilaksanakan perbaikan tindakan pembelajaran yang telah
dilakukan pada siklus I sehingga perlu dilanjutkan ke tindakan
pembelajaran siklus II.
3. Tindak Pembelajaran Siklus II
Pembelajaran pada siklus II terdiri dari dua pertemuan dimana tes
siklus II dilakukan pada pertemuan kedua. Pertemuan pertama siklus II
65
dilakukan pada hari Kamis, 14 September 2017 dan berakhir pada hari
Kamis, 28 September 2017.
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan tahap
perencanaan siklus I. Peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), tindakan yang akan dilaksanakan bercermin pada
hasil refleksi yang telah dibahas sebelumnya. Peneliti menyiapkan
bahan ajar dan alat peraga konkret yang akan digunakan pada saat
tindakan berlangsung dan mempersiapkan soal tes siklus II. Hasil
yang diharapkan pada siklus II yaitu hasil tes belajar IPS dapat
meningkat.
b. Tahap Pelaksanaan
Penelitian siklus II dilaksanakan selama dua kali pertemuan.
Tidak berbeda dengan penelitian sebelumnya dimana pada proses
pembelajaran menggunakan alat peraga konkret. Dan pada pertemuan
pertama dilakukan intervensi tindakan dan pembelajaran dan pada
pertemuan terkahir digunakan untuk melakukan tes akhir siklus II.
Pertemuan pertama, dilaksanakan pada hari Kamis, 14
September 2017. Semua siswa sudah berada di ruang kelas sebelum
guru masuk. Hampir seluruh siswa sudah siap untuk memulai
pelajaran dengan mempersiapkan peralatan belajarnya.
Tidak berbeda dengan pertemuan sebelumnya, peneliti
mengucapkan salam dan mengabsen siswa untuk memulai pelajaran.
Berdasarkan hasil absen, 1 orang siswa tidak hadir dikarenakan sakit.
Kemudian peneliti menginformasikan materi dan tujuan pembelajaran
yaitu menceritakan peristiwa yang berkesan tentang diri melalui
dokumen dan menjelaskan manfaat dokumen diri. Peneliti juga
mengingatkan kembali materi yang sebelumnya dipelajari serta
memberi motivasi agar siswa dapat aktif dan semangat selama
pembelajaran berlangsung.
66
Siswa diminta untuk duduk kembali bersama kelompoknya
masing-masing yang anggotanya masih sama seperti pertemuan
sebelumnya. Peneliti membagikan alat peraga berupa gambar untuk
diceritakan berdasarkan kejadian pada gambar di depan kelas kepada
masing-masing kelompok dan menanyakan kepada siswa apakah
pernah mempunyai pengalaman yang sama seperti pada gambar
tersebut. Kemudian peneliti menyiapkan alat peraga konkret berupa
gambar untuk menjelaskan manfaat dari dokumen diri dan siswa
diminta untuk menyimak dengan baik apa yang dijelaskan.
Setelah siswa menyimak dengan baik, siswa dibagikan LKK dan
alat peraga. Pada LKK ini siswa dituntut untuk mengisi nama benda
dokumen diri pada tabel dan mencari manfaat dari dokumen diri
tersebut dengan menempelkan potongan-potongan jawaban yang
sudah diberikan oleh peneliti. Seperti biasa, kelompok yang sudah
selesai mengerjakan LKK terlebih dahulu dari kelompok yang lain
diminta untuk maju menjelaskan hasil kerja diwakili oleh ketua
kelompok.
Pada saat mengerjakan LKK siswa terlihat sudah mulai aktif dan
sudah tidak terlihat mengandalkan temannya. Semua siswa dari setiap
anggota kelompok ikut berpartisipasi untuk menyelesaikan LKK yang
diberikan peneliti. Siswa juga sudah mulai berani untuk maju
mempresentasikan hasil kerja.
Setelah semua kelompok selesai mengerjakan. Peneliti bersama
siswa memeriksa hasil pekerjaan dan memberi kesempatan siswa
untuk bertanya. Kemudian peneliti bersama siswa menyimpulkan
pembelajaran yang telah dipelajari dan ditutup dengan doa.
67
Pada pertemuan ketiga di siklus II ini aktivitas siswa dalam
pembelajaran meningkat. Siswa sudah aktif dalam setiap proses
pembelajaran. Siswa juga tidak terlihat asyik mengobrol, ribut atau
gaduh pada saat pembelajaran berlangsung serta siswa sangat
berantusias dalam pembelajaran.
Gambar 4.4 Foto Siswa Mengerjakan LKK 3
Pertemuan kedua, dilaksanakan pada hari Kamis, 28 September
2017. Pertemuan diawali dengan mengucapkan salam, berdoa, serta
mengabsen siswa. Pertemuan kali ini tercatat bahwa seluruh siswa
hadir dalam pembelajaran. Sebelum memulai pembelajaran, seperti
biasa peneliti mengingatkan kembali pada pembelajaran sebelumnya.
Peneliti juga menyampaikan tujuan yang akan dicapai yaitu
68
menceritakan peristiwa yang berkesan tentang keluarga melalui
dokumen dan menjelaskan manfaat dokumen keluarga. Tidak lupa
peneliti memberikan motivasi agar siswa lebih aktif dan semangat lagi
pada proses pembelajaran.
Siswa diminta untuk duduk kembali sesuai dengan kelompoknya.
Peneliti membagikan alat peraga berupa gambar untuk diceritakan
berdasarkan kejadian pada gambar di depan kelas kepada masing-
masing kelompok dan menanyakan kepada siswa apakah pernah
mempunyai pengalaman yang sama seperti pada gambar tersebut.
Kemudian peneliti menyiapkan alat peraga konkret berupa gambar
untuk menjelaskan manfaat dari dokumen keluarga dan siswa diminta
untuk menyimak dengan baik apa yang dijelaskan.
Setelah siswa menyimak dengan baik, siswa dibagikan LKK dan
alat peraga. Pada LKK ini siswa dituntut untuk mengisi nama benda
dokumen keluarga pada tabel dan mencari manfaat dari dokumen
keluarga tersebut dengan menempelkan potongan-potongan jawaban
yang sudah diberikan oleh peneliti. Seperti biasa, kelompok yang
sudah selesai mengerjakan LKK terlebih dahulu dari kelompok yang
lain diminta untuk maju menjelaskan hasil kerja diwakili oleh ketua
kelompok.
Pada saat mengerjakan LKK siswa terlihat sudah lebih aktif dan
berpartisipasi dalam setiap proses pembelajaran dengan ikut
menyelesaikan LKK yang diberikan peneliti. Siswa juga sudah lebih
berani untuk maju mempresentasikan hasil kerja. Bahkan tidak sedikit
siswa yang berebut untuk maju memprsentasikan hasil kerjanya.
69
Gambar 4.5 Foto Siswa Mengerjakan LKK 4
Setelah semua kelompok selesai mengerjakan. Peneliti bersama
siswa memeriksa hasil pekerjaan dan memberi kesempatan siswa
untuk bertanya. Sebelum peneliti menutup pembelajaran, peneliti
membagikan soal siklus II yang harus diisi oleh siswa yang telah
dirumuskan dalam indikator hasil belajar dan untuk memperoleh
peningkatan hasil belajar IPS materi dokumen diri dan keluarga
setelah digunakannya alat peraga konkret dalam proses pembelajaran
di kelas. Kemudian peneliti bersama siswa menyimpulkan
pembelajaran yang telah dipelajari dan ditutup dengan doa.
Pada pertemuan keempat di siklus II ini aktivitas siswa dalam
pembelajaran semakin meningkat. Siswa lebih aktif dalam setiap
proses pembelajaran. Siswa juga sudah fokus dan semakin
berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
70
Gambar 4.6 Foto Siswa Saat Mengerjakan Soal Siklus II
c. Tahap Observasi
Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan siklus I
dilaksanakan, karena kedua tahap ini dilakukan pada waktu yang
bersamaan.
Pada tahap ini guru mata pelajaran mengobservasi pembelajaran
sekaligus mengamati aktivitas siswa dan guru serta pencapaian tujuan
IPS dengan melakukan pengamatan melalui instrumen-instrumen
penelitian yang diberikan selama siklus I berlangsung.
Dalam mengisi instrumen lembar observasi, skor yang diberikan
oleh guru kolabolator berkisar 1-4. Setiap pernyataan lembar
observasi dihitung nilai presentasenya. Presentase setiap pernyataan
siswa dirata-ratakan sehingga menjadi rata-rata presentase lembar
observasi pada setiap pertemuan tersebut. Sedangkan hasil belajar
siswa dievaluasi dengan menggunakan instrumen tes.
71
Tabel 4.2
Hasil Tindakan Perbaikan Siklus I
No. Tindakan Perbaikan
1. Memperhatikan
penjelasan guru
- Aktif dan antusias memperhatikan
penjelasan guru
2. Tanya jawab
- Tidak malu-malu lagi bertanya dan
menjawab
- Terlihat semangat karena senang
diberikan tepuk tangan pada saat berhasil
menjawab dan berani bertanya.
3. Presentasi
- Lebih semangat dalam menyampaikan
jawaban karena materinya mudah
dipahami.
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa pada saat siswa
memperhatikan penjelasan guru tidak ada lagi yang main-main bahkan
mereka mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru dengan
aktif dan antusias karena guru memberikan teguran bagi siswa yang
tidak memperhatikan. Selain itu, guru memberikan penjelasan-
penjelasan yang menarik menggunakan alat peraga sehingga siswa
aktif dan antusias memperhatikan penjelasan guru.
Pada saat melakukan tanya jawab seputar pertanyaan yang sudah
dijelaskan siswa terlihat semangat dan berani dalam bertanya maupun
menjawab. Siswa terlihat semangat karena senang diberi tepuk tangan
pada saat berani bertanya maupun menjawab pertanyaan. Gurupun
merasa bersemangat untuk mengajukan pertanyaan karena hampir
seluruh siswa merespon positif semua petanyaan.
Pada saat presentasi tidak ada lagi siswa yang malu untuk
mempresentasikan jawaban ke depan kelas. Bahkan mereka rebutan
untuk maju membacakan hasil diskusinya. Dan semangat untuk
72
menyampaikan jawabannya di depan kelas karena diberi reward
(hadiah) oleh guru.
d. Refleksi
Pada tahap terakhir ini yaitu refleksi dan analisis, dimana peneliti
bersama guru mata pelajaran yang bertugas sebagai guru kolabolator
dan observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses
pembelajaran pada siklus II, apakah tindakan yang telah diberikan
sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian yang telah
direncanakan. Kemudian hasil penelitian siklus II dibandingkan
dengan indikator keberhasilan.
Proses pembelajaran siklus II ini, tampak siswa mampu belajar
mandiri, lebih kondusif, dan turut aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Siswa yang lambat dalam memahami materi mulai dapat mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan baik. Dengan adanya perbaikan pada
pengajaran guru, membuat siswa senang dan mudah mempelajari
materi dokumen diri dan keluarga mata pelajaran IPS. Sehingga
terjadi peningkatan terhadap hasil belajar siswa. Dengan adanya alat
peraga konkret membuat siswa lebih bersemangat untuk mengikuti
pelajaran. Guru pengajar pun merasa lebih mudah menyampaikan
materi kepada siswa karena siswa melihat langsung benda-benda
konkret dari dokumen diri dan keluarga sehingga pembelajaran akan
mudah dicapai oleh guru.
Dengan dijalankannya perbaikan-perbaikan pada siklus I maka
peningkatan pada hasil belajar IPS materi dokumen diri dan keluaga
siswa meningkat menjadi 80%, untuk aktivitas belajar siswa
meningkat menjadi 76,2%. Sedangkan aktivitas pencapaian tujuan IPS
meningkat menjadi 75%. Jika dibandingkan dengan indikator
keberhasilan, maka hal ini sudah sesuai dengan kriteria yang
diharapkan dan menunjukkan tindakan yang dilakukan telah berhasil.
Sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya (siklus III).
73
B. Analisis Data
1. Hasil Observasi Ativitas Siswa, Guru, dan Pencapaian Tujuan IPS
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama pelaksanaan
pembelajaran IPS dengan menggunakan alat peraga konkret maka
peneliti juga menghimpun data aktivitas siswa, guru, dan pencapaian
tujuan IPS pada proses belajar mengajar di kelas. Data siklus I dan II
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I dan II
No. Siklus Pertemuan
Rata-rata 1 2
1. I 55% 60% 57,5%
2. II 65% 87,5% 76,2%
Dari tabel tersebut diketahui bahwa presentase aktivitas belajar siswa
mata pelajaran IPS materi dokumen diri dan keluarga pada siklus I
sebesar 57,5%. Hasil pencapaian ini jika dibandingkan dengan indikator
keberhasilan pada kategori aktivitas belajar aspek penilaian afektif maka
berada pada kategori aktif. Sedangkan pada siklus II diperoleh sebesar
76,2%. Hasil pencapaian ini jika dibandingkan dengan indikator
keberhasilan pada kategori aktivitas belajar aspek penilaian afektif maka
berada pada kategori sangat aktif.
Tabel 4.4
Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I dan II
No. Siklus Pertemuan
Rata-rata 1 2
1. I 62,5% 66,1% 64,3%
2. II 75% 83,9% 79,4%
Dari tabel tersebut diketahui bahwa presentase aktivitas guru mata
pelajaran IPS materi dokumen diri dan keluarga pada siklus I sebesar
74
64,3%. Hasil pencapaian ini jika dibandingkan dengan indikator
keberhasilan pada kategori aktivitas guru aspek penilaian afektif maka
berada pada kategori aktif. Sedangkan pada siklus II diperoleh sebesar
79,4%. Hasil pencapaian ini jika dibandingkan dengan indikator
keberhasilan pada kategori aktivitas guru aspek penilaian afektif maka
berada pada kategori sangat aktif.
Tabel 4.5
Hasil Pencapaian Tujuan IPS pada Siklus I dan II
No. Siklus Pertemuan
Rata-rata 1 2
1. I 41,2% 50% 45,6%
2. II 63,2% 86,8% 75%
Dari tabel tersebut diketahui bahwa presentase pencapaian tujuan IPS
pada siklus I sebesar 45,6%. Hasil pencapaian ini jika dibandingkan
dengan indikator keberhasilan pada kategori pencapaian tujuan IPS pada
aspek rasa ingin tahu, aspek berpikir logis dan kritis, aspek memecahkan
masalah, aspek komunikasi, dan aspek bekerja sama maka berada pada
kategori cukup aktif. Sedangkan pada siklus II diperoleh sebesar 75%.
Hasil pencapaian ini jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan
pada kategori pencapaian tujuan IPS pada aspek rasa ingin tahu, aspek
berpikir logis dan kritis, aspek memecahkan masalah, aspek komunikasi,
dan aspek bekerja sama maka berada pada kategori sangat aktif.
2. Hasil Belajar IPS
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama pelaksanaan
pembelajaran IPS dengan menggunakan alat peraga konkret maka
peneliti menghimpun data hasil belajar siswa. Data hasil belajar pada
siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel:
75
Tabel 4.6
Nilai Tes Hasil Belajar IPS pada Siklus I dan II
No. Inisial Nama
Nilai
Siklus
I
Predikat
Nilai
Siklus
II
Predikat
1. AGGB 85 Lulus 90 Lulus
2. AVN 65 Tidak Lulus 90 Lulus
3. AMS 75 Tidak Lulus 80 Lulus
4. ANR 85 Lulus 85 Lulus
5. AFH 65 Tidak Lulus 95 Lulus
6. ARD 85 Lulus 80 Lulus
7. BAW 65 Tidak Lulus 55 Tidak Lulus
8. BSP 90 Lulus 95 Lulus
9. CSA 65 Tidak Lulus 95 Lulus
10. F 65 Tidak Lulus 65 Tidak Lulus
11. FAA 80 Lulus 90 Lulus
12. G 70 Tidak Lulus 85 Lulus
13. GP 85 Lulus 100 Lulus
14. GA 60 Tidak Lulus 75 Tidak Lulus
15. JA 70 Tidak Lulus 95 Lulus
16. KNFP 90 Lulus 100 Lulus
17. KWZ 90 Lulus 95 Lulus
18. KJIS 75 Tidak Lulus 100 Lulus
19. KNK 70 Tidak Lulus 85 Lulus
20. LMA 80 Lulus 90 Lulus
21. MR 50 Tidak Lulus 85 Lulus
22. MAA 50 Tidak Lulus 75 Tidak Lulus
23. MH 60 Tidak Lulus 55 Tidak Lulus
24. NCN 55 Tidak Lulus 85 Lulus
25. RAF 65 Tidak Lulus 85 Lulus
76
26. RSD 85 Lulus 80 Lulus
27. RSY 65 Tidak Lulus 95 Lulus
28. RAS 90 Lulus 95 Lulus
29. RAH 70 Tidak Lulus 60 Tidak Lulus
30. SA 75 Tidak Lulus 80 Lulus
31. SDD 75 Tidak Lulus 85 Lulus
32. SS 80 Lulus 100 Lulus
33. SHY 85 Lulus 90 Lulus
34. TZS 70 Tidak Lulus 80 Lulus
35. ZSUH 60 Tidak Lulus 65 Tidak Lulus
Jumlah Siswa yang
Lulus 13 28
Jumlah Siswa yang
Tidak Lulus 22 7
Dari tabel diatas pada siklus I, beberapa siswa masih memperoleh
nilai dibawah ketuntasan minimal yaitu 76. Artinya, pembelajaran IPS
dengan menggunakan alat peraga materi dokumen diri dan keluarga
belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Sehingga hasil
belajar siswa masih perlu ditingkatkan dan dapat disimpulkan bahwa
proses pembelajaran IPS dengan menggunakan alat peraga konkret perlu
dilanjutkan ke siklus II dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
Sedangkan pada siklus II, dapat disimpulkan terdapat peningkatan
hasil belajar IPS dengan menggunakan alat peraga materi dokumen diri
dan keluarga meskipun masih ada beberapa siswa yang belum mencapai
indikator keberhasilan yang diharapkan. Namun hal ini, tetap dikatakan
sudah meningkat dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya (siklus
III). Hal tersebut dapat diperjelas pada tabel berikut:
77
Tabel 4.7
Presentase Pencapaian KKM pada Siklus I dan II
Nilai Kategori
Siklus I Siklus II
Jumlah
Siswa Presentase
Jumlah
Siswa Presentase
>76 Lulus 13 37,14% 28 80%
<76 Tidak Lulus 22 62,85% 7 20%
Dari tabel diatas dapat dijelaskan pada siklus I menunjukan bahwa
terdapat 13 orang siswa yang dapat dinyatakan lulus atau berhasil dengan
presentase 37,14%. Sedangkan pada siklus II menunjukkan bahwa
terdapat 28 orang siswa yang dapat dinyatakan lulus atau berhasil dengan
presentase 80%.
C. Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran IPS
dengan menggunakan alat peraga konkret mampu meningkatkan hasil belajar
siswa kelas II B SDN Pamulang Permai. Sebelum dilaksanakannya
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga konkret, proses pembelajaran
didominasi oleh guru. Siswa tidak turut aktif dalam mengikuti semua
kegiatan pembelajaran. Bahkan banyak siswa yang melakukan aktivitas lain
pada yang tidak mendukung proses pembelajaran. Setelah dilakukan
pembelajaran menggunakan alat peraga konkret siswa lebih aktif dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran, guru tidak lagi mendominasi kelas, siswa
juga mampu belajar mandiri. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan
oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain bahwa “Alat peraga digunakan
sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran.”1
1Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.
RINEKA CIPTA, 2006), Cet. 3, h. 47.
78
Sejalan dengan hal tersebut, Azhar Arsyad juga mengatakan “Alat peraga
disini mengandung pengertian bahwa segala sesuatu yang masih bersifat
abstrak, kemudian dikonkretkan dengan menggunakan alat agar dapat
dijangkau dengan pikiran yang sederhana dan dapat dilihat, dipandang, dan
dirasakan.”2
Dari kedua pernyataan diatas dibuktikan pada siklus I bahwa aktivitas
belajar siswa setelah menggunakan alat peraga konkret diperoleh nilai rata-
rata yaitu 57,5%. Jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan maka
berada pada kategori aktif. Hal ini terjadi dikarenakan banyak siswa yang
belum begitu paham dengan pengunaan alat peraga konkret. Kemudian pada
siklus II aktivitas belajar siswa setelah menggunakan alat peraga konkret
diperoleh nilai rata-rata yaitu 76,2%. Jika dibandingkan dengan indikator
keberhasilan maka berada pada kategori sangat aktif. Hal ini terjadi
peningkatan terhadap presentase aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus
II sebesar 18,7%. Peningkatan ini juga terjadi karena sudah pahamnya siswa
menggunakan alat peraga konkret. Sehingga, keadaan kelas cukup tertib dan
terkendali serta siswa lebih konsentrasi dalam pembelajaran.
Selain aktivitas belajar juga terdapat aktivitas guru dan pencapaian tujuan
IPS. Pada aktivitas guru siklus I didapatkan nilai rata-rata yaitu 64,3% dan
siklus II didapatkan nilai rata-rata yaitu 79,4%. Hal ini terjadi peningkatan
terhadap presentase aktivitas guru dari siklus I ke siklus II sebesar 15,1%.
Sedangkan untuk pencapaian tujuan IPS pada siklus I didapatkan nilai rata-
rata yaitu 45,6% dan siklus II didapatkan nilai rata-rata yaitu 75%. Hal ini
terjadi peningkatan terhadap presentase pencapaian tujuan IPS dari siklus I ke
siklus II sebesar 29,4%.
Selain proses pembelajaran, hasil belajar juga termasuk aspek yang
diteliti. Peningkatan hasil belajar juga terdiri dari siklus I ke siklus II. Pada
siklus I setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan menggunakan alat
peraga konkret diperoleh 13 orang siswa yang lulus sesuai KKM yang
2Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), Cet.
17, h. 9.
79
ditentukan atau berdasarkan presentase adalah 37,14%. Pada siklus II setelah
dilaksanakannya pembelajaran dengan menggunakan alat peraga konkret
diperoleh 28 orang siswa yang lulus sesuai KKM yang ditentukan atau
berdasarkan presentase adalah 80%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
alat peraga konkret pada mata pelajaran IPS membantu siswa untuk
memahami dan memperdalam materi yang diberikan sehingga mampu
meningkatkan hasil belajar siswa.
Adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa di siklus II
dikarenakan adanya perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan yang dilakukan
oleh guru terhadap kekurangan yang terdapat di siklus I. Dengan adanya
refleksi menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi lebih baik. Selain itu,
siswa juga lebih memperhatikan penjelasan guru, sehingga siswa lebih
memahami materi yang disampaikan. Pemahaman yang baik membawa
pengaruh terhadap hasil belajar siswa, dimana hasil belajar lebih optimal dan
meningkat.
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
Penggunaan alat peraga konkret berhasil meningkatkan hasil belajar pada
mata pelajaran IPS Kelas II B SD Negeri Pamulang Permai. Pada siklus I
setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan menggunakan alat peraga
konkret diperoleh 13 orang siswa yang lulus sesuai KKM yang ditentukan
yaitu 76 dan berdasarkan presentase adalah 37,14% atau dengan nilai rata-rata
siswa 73. Sedangkan pada siklus II setelah dilaksanakannya pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga konkret diperoleh 28 orang siswa yang
lulus sesuai KKM yang ditentukan yaitu 76 dan berdasarkan presentase
adalah 80% atau dengan nilai rata-rata siswa 85. Maka, hasil presentase nilai
hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II meningkat yaitu sebesar 45,83%.
Penelitian ini juga didukung oleh aktivitas siswa aspek penilaian afektif
pada mata pelajaran IPS Kelas II B SD Negeri Pamulang Permai. Hal ini
dapat ditunjukkan pada presentase nilai rata-rata aktivitas siswa aspek
penilaian afektif siklus I yaitu 57,5% sedangkan pada siklus II yaitu 76,2%.
Maka, hasil presentase nilai aktivitas siswa aspek penilaian afektif dari siklus
I ke siklus II meningkat yaitu sebesar 18,7%. Serta didukung oleh aktivitas
pencapaian tujuan IPS aspek rasa ingin tahu, aspek berpikir logis dan kritis,
aspek memecahkan masalah, aspek komunikasi, dan aspek bekerja sama pada
mata pelajaran IPS Kelas II B SD Negeri Pamulang Permai. Hal ini dapat
ditunjukkan pada presentase nilai rata-rata aktivitas pencapaian tujuan IPS
aspek rasa ingin tahu, aspek berpikir logis dan kritis, aspek memecahkan
masalah, aspek komunikasi, dan aspek bekerja sama siklus I yaitu 45,6%
sedangkan pada siklus II yaitu 75%. Maka, hasil presentase nilai aktivitas
pencapaian tujuan IPS aspek rasa ingin tahu, aspek berpikir logis dan kritis,
81
aspek memecahkan masalah, aspek komunikasi, dan aspek bekerja sama dari
siklus I ke siklus II meningkat yaitu sebesar 29,4%.
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti mengajukan
beberapa saran agar menjadi masukan yang berguna, diantaranya yaitu:
1. Siswa hendaknya lebih aktif lagi dalam berpartisipasi saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung dengan cara menggunakan referensi dan
alat pembelajaran yang tersedia.
2. Guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran menggunakan alat
peraga yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi siswa serta
mampu meningkatkan kompetensi siswa.
3. Pihak sekolah hendaknya lebih memperhatikan kelengkapan alat
pembelajaran di sekolah dalam upaya menunjang kegiatan proses belajar
mengajar.
4. Peneliti selanjutnya, diharapkan untuk melakukan penelitian sejenis
dalam pembelajaran lainnya pada tingkat kelas yang berbeda.
82
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanti, Risa, “Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk Meningkatkan
Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas III A MIN Ciputat Tangerang Selatan”,
Skripsi pada Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2014.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Cet. 17,
2014.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Cet. 14,
2011.
Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Cet. 7,
2012.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
RINEKA CIPTA. Cet. 3, 2006.
Erowati, Maria Tri. “Pengaruh Penggunaan Media Benda Konkret Terhadap
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV di SDN Sumberejo 01”. 2015.
(https://media.neliti.com/media/publications/171861-ID-pengaruh-
penggunaan-media-benda-konkret.pdf).
Hernawan, Asep Herry, Asra, dan Laksmi Dewi. Belajar & Pembelajaran
Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS. Cet. 1, 2007.
Iwan, Ade. Alat Peraga dan Media Pembelajaran. 2017.
(https://www.academia.edu/9857924/Alat_Peraga_Dan_Media_Pembelajaran
). Diakses pada 17 Desember 2017.
Mayulu, Devy Yulianty S. “Jurnal Penelitian Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Masalah Sosial Melalui Metode Inquiry Di Kelas IV SDN 9
Telaga Biru Kabupaten Gorontalo”. 2016.
http://www.academia.edu/9689941. Diakses pada 20 Februari 2017.
Munadi,Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi (GP Press Group). Cet. 1,
2013.
Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014. 2014.
(https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bsnp/Permendikbud1042014PenilaianHasilBe
lajar.pdf). Diakses pada 06 Desember 2017.
Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Cet. 6, 2014.
83
Qadar, Riskan, Nuryani Y. Rustaman, dan Andi Suhandi. “Mengakses Aspek
Afektif dan Kognitif pada Pembelajaran Optika Dengan Pendekatan
Demonstrasi Interaktif”. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika. 2015.
(http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jipf/article/download/2348/1215).
Diakses pada 17 Desember 2017.
Rama, Tri K. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Agung.
Restuti, Imam Suyanto, dan Setyo Budi. “Penggunaan Media Benda Konkret
dalam Peningkatan Pembelajaran Sifat-sifat Cahaya di Sekolah Dasar.”
(https://www.google.co.id).
Sanjaya, Wina. Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group. Cet. 2, 2014.
Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana. Cet. 2, 2010.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada. Cet. 13, 2013.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada. Cet. 11, 2011.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Cet. 18, 2014.
Sundayana, Rostina. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika.
Bandung: Alfabeta. Cet. 1, 2014.
Suwardi, Masni Erika Firmiana, Rohayati. Pengaruh Penggunaan Alat Peraga
terhadap Hasil Pembelajaran Matematika pada Anak Usia Dini. Jurnal Al-
Azhar Indonesia Seri Humaniora. 2014. Diakses pada 17 Desember 2017.
Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Cet. 2, 2011.
Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media. Cet. 1, 2011.
Wafiqni, Nafia & Asep Ediana Latip. Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD.
Jakarta Selatan: UIN Press. Cet. 1, 2015.
84
Lampiran 1
85
86
87
88
89
90
Materi Dokumen Diri dan Kelurga
Dokumen adalah surat penting yang dipakai sebagai bukti atau keterangan.
Dokumen juga merupakan bukti tertulis dan dapat disebut sebagai arsip.
Dokumen ada 2 jenis atau macam, yaitu:
1. Dokumen pribadi adalah kumpulan arsip atau surat-surat berharga tentang
diri seseorang.
2. Dokumen keluarga adalah kumpulan arsip atau surat-surat berharga yang
dimiliki oleh suatu keluarga.
Contoh-contoh dokumen yaitu:
1. SIM
2. Ijazah
3. Akta Kelahiran
4. Piagam
5. Rapot
6. Foto Diri
7. KTP
8. Kartu Pelajar
9. STNK
10. Foto Keluarga
11. Kartu Keluarga
91
Jenis dan Cara Memelihara Dokumen Diri dan Keluarga
Jenis dokumen diri, yaitu:
1. SIM (Surat Izin Mengemudi) sebagai tanda bahwa seseorang sudah
diperbolehkan untuk mengendarai kendaraan.
Cara memeliharanya dengan disimpan dan di rawat dengan baik di dalam
dompet.
2. Ijazah adalah surat penting yang harus dimiliki sebagai tanda bukti bahwa
seseorang telah menyelesaikan sekolahnya.
Cara memeliharanya dengan dilaminating lalu dimasukkan ke dalam map
dirawat dan disimpan dengan baik.
3. Akta kelahiran adalah surat penting yang harus dimiliki sebagai tanda bukti
lahir.
Cara memeliharanya dengan dilaminating lalu dimasukkan ke dalam map
dirawat dan disimpan dengan baik.
4. Piagam adalah salah satu penghargaan yang diberikan kepada kita cara
mendapatkannya dengan kita mengikuti perlombaan dan memenangkan
perlombaan tersebut.
Cara memeliharanya dengan dilaminating lalu dimasukkan ke dalam map
dirawat dan disimpan dengan baik.
5. Rapot adalah dokumen yang berisi nilai hasil belajar.
Cara memeliharanya dengan disampul agar tidak mudah rusak.
6. Foto Diri adalah gambar diri kita sendiri.
Cara memeliharanya dengan di masukkan ke dalam album foto atau bingkai
foto agar tidak rusak.
7. KTP (Kartu Tanda Penduduk) sebagai kartu tanda pengenal seseorang, setiap
orang yang sudah berusia 17 tahun wajib memliki KTP.
Cara memeliharanya dengan disimpan dan di rawat dengan baik di dalam
dompet.
92
8. Kartu Pelajar adalah sebagai kartu tanda pengenal bahwa seseorang sebagai
siswa di sekolah tersebut.
Cara memeliharanya dengan disimpan dan di rawat dengan baik di dalam
dompet.
9. STNK (Surat Tanda Kendaraan Bermotor) adalah dokumen yang harus
dimiliki pemilik kendaraan.
Cara memeliharanya dengan di sampul plastik, disimpan dan dirawat dengan
baik di dalam dompet.
Jenis dokumen keluarga, yaitu:
1. Foto Keluarga adalah foto yang didalamnya terdiri dari beberapa anggota
keluarga.
Cara memeliharanya dengan di masukkan ke dalam album foto atau bingkai
foto agar tidak rusak.
2. Kartu Keluarga adalah kartu yang dimiliki oleh sebuah keluarga yang berisi
identitas seluruh anggota keluarga.
3. Cara memeliharanya dengan di dilaminating lalu dimasukkan ke dalam map
dirawat dan disimpan dengan baik.
93
Lampiran 2
94
95
96
97
98
99
Lampiran 3
Lembar Kerja Kelompok 1
Kompetensi Dasar
Memelihara dokumen dan koleksi benda berharga miliknya.
Indikator
1. Memberikan contoh dokumen diri dan keluarga.
2. Menghafal nama dokumen dengan benar.
Kelompok : _____________
Anggota Kelompok:
1. ________________________
2. ________________________
3. ________________________
4. ________________________
5. ________________________
6. ________________________
7. ________________________
8. ________________________
9. ________________________
10. ________________________
100
~Bismillahirrahmanirrahim~ Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang benar!
1. Dokumen diri adalah __________________________________
2. Dokumen keluarga adalah ______________________________
3. Carilah bersama teman kelompokmu contoh-contoh dokumen diri
dan dokumen keluarga diantara susunan huruf acak di bawah ini
dengan cara menarik garis baik secara mendatar maupun menurun
dengan cepat, tepat, dan lengkap kemudian tulislah kata yang telah
di temukan pada tempat yang telah disediakan serta carilah alat
peraga tersebut sesuai dengan kata yang ditemukan !
A K T A K E L A H I R A N
F O T O K E L U A R G A F
P G H Q X C V N M K L P O
I J A Z A H X K Q S I M T
A W Q R A P O T L T N M O
G E D F T Y U P Q N W X D
A Z X C V B N M L K J H I
M K A R T U P E L A J A R
Q W E R T Y U I O P S X I
K A R T U K E L U A R G A
a. _________________________
b. _________________________
c. _________________________
d. _________________________
e. _________________________
f. _________________________
g. _________________________
h. _________________________
i. _________________________
j. _________________________
k. _________________________
~Alhamdullillahirabbil’alamin~
101
102
103
Lampiran 4
Lembar Kerja Kelompok 2
Kompetensi Dasar
Memelihara dokumen dan koleksi benda berharga miliknya.
Indikator
Menuliskan jenis dokumen
Mengetahui cara memelihara dokumen diri dan keluarga
Kelompok : _____________
Anggota Kelompok:
1. ________________________
2. ________________________
3. ________________________
4. ________________________
5. ________________________
6. ________________________
7. ________________________
8. ________________________
9. ________________________
10. ________________________
104
~Bismillahirrahmanirrahim~
Isilah nama benda dan berilah tanda check list (√) pada tabel yang
sesuai dengan dokumen pribadi atau dokumen keluarga dan jelaskanlah
bagaimana cara memelihara dokumen tersebut pada tempat yang telah
disediakan!
No. Nama Benda
Dokumen Pribadi
Dokumen Keluarga
Cara Memelihara
~Alhamdullillahirabbil’alamin~
105
106
107
Lampiran 5
Lembar Kerja Siswa 3
Kompetensi Dasar
Memanfaatkan dokumen dan benda penting keluarga secara
kronologis.
Indikator
Menjelaskan manfaat dokumen diri
Kelompok : _____________
Anggota Kelompok:
1. ________________________
2. ________________________
3. ________________________
4. ________________________
5. ________________________
6. ________________________
7. ________________________
8. ________________________
9. ________________________
10. ________________________
108
~Bismillahirrahmanirrahim~
Isilah nama benda dokumen diri pada tabel yang telah disediakan
dibawah ini kemudian tempelkanlah manfaatnya!
No. Nama Benda Manfaat
109
~Alhamdullillahirabbil’alamin~
110
111
112
113
Lampiran 6
Lembar Kerja Siswa 4
Kompetensi Dasar
Memanfaatkan dokumen dan benda penting keluarga secara
kronologis.
Indikator
Menceritakan cara memelihara dokumen keluarga.
Kelompok : _____________
Anggota Kelompok:
1. ________________________
2. ________________________
3. ________________________
4. ________________________
5. ________________________
6. ________________________
7. ________________________
8. ________________________
9. ________________________
10. ________________________
114
~Bismillahirrahmanirrahim~
Isilah nama benda dokumen keluarga pada tabel yang telah disediakan
dibawah ini kemudian tempelkanlah manfaatnya!
No. Nama Benda Manfaat
~Alhamdullillahirabbil’alamin~
115
116
117
Lampiran 7
KISI-KISI SOAL IPS KELAS II
MATERI DOKUMEN DIRI DAN KELUARGA
SIKLUS I
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Aspek
yang
Diukur
Nomor dan Naskah Soal Kunci
Jawaban
1. Memahami
peristiwa
penting
dalam
keluarga
secara
kronologis.
1.1
Memelihara
dokumen
dan koleksi
benda
berharga
miliknya.
1. Memberikan
contoh
dokumen diri
dan keluarga. C2
18. Foto keluarga adalah
termasuk jenis
dokumen ...
a. Pribadi
b. Keluarga
c. Tetangga
B
2. Menghafal
nama
dokumen
dengan
benar.
C1
1. Anak baru lahir wajib
dibuatkan ...
a. BPKB
b. STNK
c. Akta kelahiran
C
4. Dokumen yang harus
dimiliki pemilik
kendaraan adalah ...
a. Akta kelahiran
b. STNK
c. KTP
B
8. Dokumen yang harus
dimiliki pelajar adalah
...
a. SIM
b. STNK
c. Kartu pelajar
C
12. Dokumen berisi data
anggota keluarga
adalah ...
a. KTP
b. Kartu keluarga
c. Piagam
C
118
13. Hasil belajar selama
satu semester adalah ...
a. Kartu pelajar
b. STNK
c. Rapot
C
14. SIM singkatan dari ...
a. Surat Izin Makan
b. Surat Izin Minum
c. Surat Izin
Mengendarai
C
3. Menuliskan
jenis
dokumen. C3
9.
Dokumen disamping
ini adalah termasuk
jenis dokumen ...
a. Pribadi
b. Keluarga
c. Pribadi dan
keluarga
A
11. Surat-surat yang
dimiliki semua orang
disebut ...
a. Arsip negara
b. Dokumen pribadi
c. Album kenangan
B
17. Kartu pelajar termasuk
dokumen ...
a. Pribadi
b. Keluarga
c. Tetangga
A
119
19.
D
o
k
u
m
e
n
d
i
samping adalah jenis
dokumen diri yaitu ...
a. Rapot
b. Ijazah
c. Kartu pelajar
A
20. Piagam adalah
termasuk jenis
dokumen ...
a. Keluarga
b. Teman
c. Pribadi
C
4. Menjelaskan
cara
memelihara
dokumen diri
dan keluarga.
C3
2. Melapisi dokumen
dengan plastik yang
dipanaskan disebut ...
a. Printing
b. Keriting
c. Laminating
C
3. Foto adalah dokumen
diri yang harus di ...
a. Jual
b. Simpan
c. Buang
B
5. Dokumen yang
disimpan dan dirawat
dengan dilaminating
adalah ...
a. Buku tulis
b. Piagam
c. Buku rapot
B
120
6. Berikut adalah cara
merawat foto-foto
keluarga yang benar
yaitu ...
a. Diberi warna
b. Dimasukkan album
c. Disampul
B
7. Berikut ini yang dapat
merusak suatu
dokumen adalah ...
a. Air
b. Sampul
c. Kertas
A
10.
Dokumen seperti
gambar disamping
dilaminating agar ...
a. Bertambah banyak
b. Rusak
c. Tidak rusak
C
15. Foto agar awet harus di
...
a. Jual
b. Buang
c. Simpan
C
16. Cara merawat ijazah
adalah dengan cara ...
a. Dimasukkan ke
album foto
b. Disimpan ke
dompet
c. Dilaminating
C
121
Lampiran 8
122
123
124
Lampiran 9
125
126
127
128
129
130
131
132
Lampiran 10
KISI-KISI SOAL IPS KELAS II
MATERI DOKUMEN DIRI DAN KELUARGA
SIKLUS II
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Aspek
yang
Diukur
Nomor dan Naskah Soal Kunci
Jawaban
1. Memahami
peristiwa
penting
dalam
keluarga
secara
kronologis.
1.2
Memanfaatk
an dokumen
dan benda
penting
keluarga
secara
kronologis.
1. Menceritakan
peristiwa
yang
berkesan
tentang diri
melalui
dokumen. C1
6.
Ga
mba
r di
atas
adal
ah
kenangan ketika ...
a. Ulang tahun
b. Lulus sekolah
c. Kelahiranku
A
C1
7.
Gambar di samping adalah
kenangan ketika
mendapatkan ...
a. Sepeda
b. Piala
c. Ijazah
B
C2
9. Aku memenangkan piala
lomba perasaanku sangat ...
a. Bahagia
b. Sedih
c. Marah
A
133
C1
11.
Ga
mb
ar
diat
as
ada
lah kenangan ketika sedang
...
a. Mengikuti perlombaan
makan kerupuk
b. Mengikuti jalan sehat
c. Mengikuti lomba menari
A
C1
15.
Gambar di atas adalah
ketika ...
a. Antri masuk ke kebun
binatang
b. Pendaftaran sekolah
c. Pendaftaran liburan
B
C1
16.
Ga
mb
ar
diat
as
ada
lah ketika ...
a. Mendapatkan peringkat
kelas
b. Mendapatkan sanksi
c. Mendapatkan hukuman
A
2. Menjelaskan
manfaat
dokumen diri. C2
1. SIM berguna sebagai ...
a. Mengetahui kenangan
masa lalu
b. Surat izin mengendarai
kendaraan
c. Bukti lahir seorang anak
B
134
C2
2. Akta kelahiran berguna
sebagai ...
a. Bukti lahir seorang anak
b. Surat izin mengendarai
c. Mengetahui hasil belajar
A
C2
3. Rapor berguna untuk ...
a. Mencoret nilai kita
b. Mengetahui nilai kita
c. Mengendarai motor
B
C2
4. Kegunaan ijazah adalah
untuk mengetahui bahwa
seseorang telah ...
a. Tamat cerita
b. Tamat membaca
c. Tamat sekolah
C
C2
5. Dokumen yang berfungsi
sebagai bukti kelahiran
seseorang adalah ...
a. Ijazah
b. SIM
c. Akta kelahiran
C
C2
18. Ijazah digunakan untuk ...
a. Keterangan seseorang
kalau pernah menjuarai
suatu perlombaan
b. Melanjutkan ke jenjang
pendidikan selanjutnya
c. Pergi ke luar negeri
B
3. Menceritakan
peristiwa
yang
berkesan
tentang
keluarga
melalui
dokumen.
C1
8.
Gambar diatas adalah
kenangan ketika ...
a. Berlibur bersama ibu dan
bapak guru
b. Berlibur bersama
keluarga
B
135
c. Berlibur bersama teman-
teman
C1
10. Gambar
di atas
adalah
kenangan ketika berlibur ke
kebun binatang bersama ...
a. Keluarga
b. Tetangga
c. Teman
A
C1
12.
Gambar di atas adalah
kenangan ketika berlibur
bersama keluarga ke ...
a. Kebun binatang
b. Pantai
c. Taman safari
B
C1
13.
Gam
bar
di
atas
adalah ketika ...
a. Bermain bersama ayah
b. Bermain bersama ibu
c. Bemain bersama adik
C
C1
14.
Gamb
ar di
atas
adalah
kenan
gan ketika ...
a. Adik dilahirkan
b. Adik ulang tahun
c. Adik naik kelas
A
136
C1
17.
Ga
mba
r di
atas
adal
ah
kenangan ketika masuk ke
ancol bersama ...
a. Tetangga
b. Keluarga
c. Ibu dan bapak guru
B
4. Menjelaskan
manfaat
dokumen
keluarga.
C1
19. Aku mempunyai foto
kelahiran adikku yang
berguna sebagai ...
a. Piala
b. Hadiah
c. Kenangan
C
C3
20. Untuk mendapatkan
pelayanan administrasi di
kantor kelurahan harus
membawa ...
a. SIM
b. Rapot
c. Kartu keluarga
A
137
Lampiran 11
138
139
140
141
142
143
Lampiran 12
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
Lampiran 13
KISI-KISI UJI INSTRUMEN SOAL IPS KELAS II
MATERI DOKUMEN DIRI DAN KELUARGA
SIKLUS I
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Aspek
yang
Diukur
Nomor dan Naskah Soal Kunci
Jawaban
1. Memahami
peristiwa
penting
dalam
keluarga
secara
kronologis.
1.1
Memelihara
dokumen
dan koleksi
benda
berharga
miliknya.
1. Memberikan
contoh
dokumen
diri dan
keluarga.
C2
1. KTP merupakan dokumen
...
a. Pribadi
b. Keluarga
c. Orang lain
A
9. Berikut ini yang termasuk
dokumen pribadi adalah ...
a. Akta kelahiran
b. Kartu keluarga
c. Sertifikat tanah
A
12. Kartu pelajar dimiliki oleh ...
a. Siswa
b. Kepala sekolah
c. Pedagang
A
15. Kartu keluarga dimiliki oleh
setiap ...
a. Kepala keluarga
b. Kelapa sekola
c. Anggota keluarga
A
20. Dokumen keluarga dibawah
ini adalah, kecuali ...
a. KTP
b. Kartu keluarga
c. Foto keluarga
A
35. Foto keluarga adalah
termasuk jenis dokumen ...
a. Pribadi
b. Keluarga
c. Tetangga
B
156
34.
Jenis dokumen disamping
adalah jenis dokumen diri
yaitu ...
a. Ijazah
b. Akta kelahiran
c. Kartu keluarga
A
36.
Gambar disamping adalah
contoh dokumen diri yaitu
...
a. Ijazah
b. Piagam
c. Akta kelahiran
C
2. Menghafal
nama
dokumen
dengan
benar.
C1
2. Anak baru lahir wajib
dibuatkan ...
a. BPKB
b. STNK
c. Akta kelahiran
C
3. Dokumen yang berisi bukti
kelulusan sekolah adalah ...
a. Ijazah b. Akta kelahiran c. Buku rapot
A
4. Gambar diri sebagai
dokumen pribadi kita
adalah ...
a. Foto diri
b. SIM
c. Piagam
A
157
7. Foto ayah, ibu, dan anak-
anak disebut ...
a. Foto keluarga
b. Foto masyarakat
c. Foto studio
A
8. Keluarga harus memiliki ...
a. KTP
b. Kartu keluarga
c. Buku rapot
B
10. Dokumen diri yang harus
dimiliki oleh setiap
penduduk adalah ...
a. Ijazah
b. KTP
c. Akta kelahiran
B
11. Dokumen yang harus
dimiliki pemilik kendaraan
adalah ...
a. Akta kelahiran
b. STNK
c. KTP
B
18. Dokumen yang harus
dimiliki pelajar adalah ...
a. SIM
b. STNK
c. Kartu pelajar
C
21. Dokumen yang memuat
tentang nama, tempat dan
tanggal lahir, alamat,
status, golongan darah
adalah ...
a. KTP
b. Akta kelahiran
c. SIM
A
24. Dokumen berisi data
anggota keluarga adalah ...
a. KTP
b. Kartu keluarga
c. Piagam
B
25. Hasil belajar selama satu
semester adalah ...
a. Kartu pelajar
b. STNK
c. Rapot
C
158
26. SIM singkatan dari ...
a. Surat Izin Makan
b. Surat Izin Minum
c. Surat Izin Mengendarai
C
27. STNK singkatan dari ...
a. Surat Tanda Nomor
Kelas
b. Surat Tanda Nomor
Keluarga
c. Surat Tanda Nomor
Kendaraan
C
28. Penghargaan untuk orang
yang pernah mengikuti
kegiatan adalah ...
a. Piagam
b. Ijazah
c. Rapot
A
3. Menuliskan
jenis
dokumen.
C3
19.
Dokumen disamping ini
adalah termasuk jenis
dokumen ...
a. Pribadi
b. Keluarga
c. Pribadi dan keluarga
A
23. Surat-surat yang dimiliki
semua orang disebut ...
a. Arsip negara
b. Dokumen pribadi
c. Album kenangan
B
159
30.
Dokumen seperti gambar
diatas termasuk jenis
dokumen ..
a. Pribadi
b. Keluarga
c. Orang lain
A
31.
Gambar disamping
termasuk dokumen ...
a. Keluarga
b. Tetangga
c. Pribadi
C
33. Kartu pelajar termasuk
dokumen ...
a. Pribadi
b. Keluarga
c. Tetangga
A
38. Kartu keluarga adalah
termasuk jenis dokumen ...
a. Keluarga
b. Keluarga dan pribadi
c. Pribadi dan tetangga
A
39. Piagam adalah termasuk
jenis dokumen ...
a. Keluarga
b. Teman
c. Pribadi
C
160
40. Akta kelahiran termasuk
jenis dokumen ...
a. Teman dan keluarga
b. Pribadi
c. Keluarga
B
37.
Dokumen disamping adalah
jenis dokumen diri yaitu ...
a. Rapot
b. Ijazah
c. Kartu pelajar
A
4. Menjelaskan
cara
memelihara
dokumen
diri dan
keluarga.
C3
5. Melapisi dokumen dengan
plastik yang dipanaskan
disebut ...
a. Printing
b. Keriting
c. Laminating
C
6. Foto adalah dokumen diri
yang harus di ...
a. Jual
b. Simpan
c. Buang
B
13.
Dok
ume
n
sepe
rti
gambar di samping
sebaiknya disimpan di ...
a. Celana
b. Dompet
c. Meja
B
161
14. Dokumen yang disimpan
dan dirawat dengan
dilaminating adalah ...
a. Buku tulis
b. Piagam
c. Buku rapot
B
16. Berikut adalah cara
merawat foto-foto keluarga
yang benar yaitu ...
a. Diberi warna
b. Dimasukkan album
c. Disampul
B
17. Berikut ini yang dapat
merusak suatu dokumen
adalah ...
a. Air
b. Sampul
c. Kertas
A
22.
Dokumen seperti gambar
disamping dilaminating
agar ...
a. Bertambah banyak
b. Rusak
c. Tidak rusak
C
29. Foto agar awet harus di ...
a. Jual
b. Buang
c. Simpan
C
32. Cara merawat ijazah adalah
dengan cara ...
a. Dimasukkan ke album
foto
b. Disimpan ke dompet
c. Dilaminating
C
162
Lampiran 14
163
164
165
166
167
168
Lampiran 15
169
Lampiran 16
170
171
Lampiran 17
172
Lampiran 18
173
174
Lampiran 19
175
Lampiran 20
KISI-KISI UJI INSTRUMEN SOAL IPS KELAS II
MATERI DOKUMEN DIRI DAN KELUARGA
SIKLUS II
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Aspek
yang
Diukur
Nomor dan Naskah Soal Kunci
Jawaban
1. Memahami
peristiwa
penting
dalam
keluarga
secara
kronologis.
1.2
Memanfaatkan
dokumen dan
benda penting
keluarga
secara
kronologis
1. Menceritakan
peristiwa yang
berkesan
tentang diri
melalui
dokumen.
C2
3.
Gambar di
atas
adalah
kenangan
ketika ...
a. Mendapatkan Ijazah
b. Mendapatkan rapot
c. mendapatkan PR
A
C1
14.
Ga
mb
ar
di
atas
adalah kenangan ketika ...
a. Ulang tahun
b. Lulus sekolah
c. Kelahiranku
A
C1
15.
Gambar di samping adalah
kenangan ketika
mendapatkan ...
a. Sepeda
b. Piala
B
176
c. Ijazah
C1
23.
Gambar diatas adalah
kenangan ketika sedang ...
a. Mengikuti perlombaan
makan kerupuk
b. Mengikuti jalan sehat
c. Mengikuti lomba menari
A
C1
31.
Gambar di atas adalah
ketika ...
a. Antri masuk ke kebun
binatang
b. Pendaftaran sekolah
c. Pendaftaran liburan
B
C1
32.
Gambar diatas adalah
ketika ...
a. Mendapatkan peringkat
kelas
b. Mendapatkan sanksi
c. Mendapatkan hukuman
A
C1
33.
Gambar di atas adalah
ketika mendapatkan ...
a. Hadiah
b. Hukuman
c. Piagam
C
177
C2
36. Ketika aku mendapatkan
juara umum di sekolah
perasaanku sangat ...
a. Marah
b. Sedih
c. Senang
C
C2
39. Aku memenangkan piala
lomba perasaanku sangat
...
a. Bahagia
b. Sedih
c. Marah
A
2. Menjelaskan
manfaat
dokumen diri.
C2
1. SIM berguna sebagai ...
a. Mengetahui kenangan
masa lalu
b. Surat izin mengendarai
kendaraan
c. Bukti lahir seorang anak
B
C2
38. Ayahku membelikan ku
sebuah boneka
perasaanku sangat ...
a. Senang
b. Marah
c. Sedih
A
C2
4. Dokumen yang berfungsi
sebagai tanda bukti
seseorang telah lulus
sekolah adalah ...
a. STNK
b. SIM
c. Ijazah
C
C1
5. Kejadian masa kecil dapat
di ingat di ...
a. Kartu keluarga
b. Akta kelahiran
c. Foto kenangan
C
C2
7. Akta kelahiran berguna
sebagai ...
a. Bukti lahir seorang
anak
b. Surat izin mengendarai
c. Mengetahui hasil
belajar
A
178
C2
9. Rapor berguna untuk ...
a. Mencoret nilai kita
b. Mengetahui nilai kita
c. Mengendarai motor
B
C2
11. Kegunaan ijazah adalah
untuk mengetahui bahwa
seseorang telah ...
a. Tamat cerita
b. Tamat membaca
c. Tamat sekolah
C
C1
12. Bayu dapat mengetahui
gambar ketika ia baru
dilahirkan karena adanya
...
a. Foto
b. Piagam
c. SIM
A
C2
13. Yoga mempunyai Kartu
Tanda Penduduk (KTP)
yang berguna sebagai ...
a. Identitas diri
b. Foto diri
c. Pengalaman diri
A
C1
17. Arya masih menyimpan
foto ketika ia sedang
pergi ke Taman Safari
yang berguna untuk ...
a. Oleh-oleh
b. Kenangan
c. Hadiah
B
C2
18. Dokumen yang berfungsi
sebagai bukti kelahiran
seseorang adalah ...
d. Ijazah
e. SIM
f. Akta kelahiran
C
C3
22.
Dokumen yang
dibutuhkan saat di tilang
polisi seperti gambar
disamping adalah ...
C
179
a. KTP dan SIM
b. STNK dan Kartu
Pelajar
c. SIM dan STNK
C2
40. Ijazah digunakan untuk ...
d. Melanjutkan ke
jenjang pendidikan
selanjutnya
e. Keterangan seseorang
kalau pernah menjuarai
suatu perlombaan
f. Pergi ke luar negeri
A
3. Menceritakan
peristiwa yang
berkesan
tentang
keluarga
melalui
dokumen.
C1
6.
Gambar di atas ini adalah
kenangan ketika ...
a. Berfoto keluarga
b. Foto wisuda
c. Foto diri
A
C1
20.
Gambar diatas adalah
kenangan ketika ...
a. Berlibur bersama ibu
dan bapak guru
b. Berlibur bersama
keluarga
c. Berlibur bersama
teman-teman
B
C1
21.
Gambar di atas adalah
A
180
kenangan ketika berlibur
ke kebun binatang
bersama ...
a. Keluarga
b. Tetangga
c. Teman
C1
24.
Gambar di atas adalah
kenangan ketika berlibur
bersama keluarga ke ...
a. Kebun binatang
b. Pantai
c. Taman safari
B
C1
29.
G
a
m
bar di atas adalah ketika
...
a. Bermain bersama ayah
b. Bermain bersama ibu
c. Bemain bersama adik
C
C1
30.
Gambar di atas adalah
kenangan ketika ...
a. Adik dilahirkan
b. Adik ulang tahun
c. Adik naik kelas
A
181
C1
34.
Gambar di atas adalah
kenangan ketika masuk ke
ancol bersama ...
a. Tetangga
b. Keluarga
c. Ibu dan bapak guru
B
C2
35. Ketika adik dilahirkan
perasaanku sangat ...
a. Senang
b. Sedih
c. Marah
A
C2
37. Ketika berlibur bersama
keluargaku ke pantai
perasaanku sangat ...
a. Sedih
b. Senang
c. Marah
B
C2
26. Kartu keluarga berguna
untuk ...
a. Sebagai bukti
pengenal
b. Mendapatkan
pelayanan
kependudukan
c. Meminjam buku
B
4. Menjelaskan
manfaat
dokumen
keluarga.
C3
2. Foto bersama keluarga
disimpan agar ...
a. Dapat di ingat di masa
lalu
b. Dapat di ingat di masa
kini
c. Dapat di ingat di masa
yang akan datang
C
C2
8. Foto keluarga dapat
digunakan untuk
mengenang ...
a. Masa depan
b. Masa kini
c. Masa lalu
C
182
C3
10. Salah satu cara agar
peristiwa penting dalam
keluarga dapat diketahui
dengan cara ...
a. Membuat foto
kenangan
b. Membuat SIM
c. Membuat KTP
A
C1
16. Aku mempunyai foto
kelahiran adikku yang
berguna sebagai ...
a. Kenangan
b. Hadiah
c. Piala
A
C2
19. Kartu keluarga berguna
untuk ...
a. Sebagai bukti pengenal
b. Mendapat pelayanan
kependudukan
c. Meminjam buku
B
C3
25. Untuk mendapatkan
pelayanan administrasi di
kantor kelurahan harus
membawa ...
a. SIM
b. Rapot
c. Kartu keluarga
C
C3
27.
Gambar di atas adalah
ketika ...
a. Mengikuti perlombaan
agustusan
b. Mengikuti perlombaan
pidato
c. Mengikuti perlombaan
menari
A
C2
28. Kegunaan foto keluarga
adalah ...
a. Agar mengenang masa
lalu
B
183
b. Agar dapat di ingat di
masa yang akan datang
c. Agar di ingat di masa
kini
Lampiran 21
184
185
186
187
188
189
190
191
Lampiran 22
192
Lampiran 23
193
194
Lampiran 24
195
Lampiran 25
196
197
Lampiran 26
198
Lampiran 27
Instrumen Lembar Observasi
Aktivitas Guru Dalam Penggunaan Alat Peraga
Nama Pengamat : _________________________
Mata Pelajaran : IPS
Hari/Tanggal : _________________________
Siklus Ke - : _________________________
Pertemuan Ke - : _________________________
Petunjuk Penilaian : Berilah tanda check list (√) pada nilai sesuai dengan
pengamatan yang ada! 4 = SB (Sangat Baik); 3 = B (Baik); 2 = C (Cukup); 1
= K (Kurang)
No Aspek yang Diamati Nilai
1 2 3 4
I Pendahuluan
1. Memulai pembelajaran dengan doa
2. Memeriksa kehadiran siswa
3. Melakukan kegiatan apersepsi
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
II Kegiatan Inti
1. Penguasaan materi
2. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
3. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa melalui interaksi guru, siswa
dan sumber belajar
4. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
5. Merespon positif partisipasi aktif siswa
6. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang
dicapai
7. Melaksanakan pembelajaran secara runtut
8. Melaksanakan pembelajaran yang aktif dan partisipatif siswa
III Akhir Pembelajaran
1. Memberikan kesimpulan
2. Menutup pembelajaran dengan doa
Total Skor
Guru Kelas
199
____________________
Lampiran 28
Instrumen Lembar Observasi
Aktivitas Siswa Dalam Penggunaan Alat Peraga
Nama Pengamat : _________________________
Mata Pelajaran : IPS
Hari/Tanggal : _________________________
Siklus Ke - : _________________________
Pertemuan Ke- : _________________________
Petunjuk Penilaian :
Berilah tanda check list (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan yang
ada!
4 = SB (Sangat Baik)
3 = B (Baik)
2 = C (Cukup)
1 = K (Kurang)
No Aspek yang Diamati Nilai
1 2 3 4
I Pendahuluan
1. Siswa berdoa bersama-sama
2. Menunjukkan kesiapan belajar
II Kegiatan Inti
1. Membaca materi yang telah disediakan guru
2. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
3. Partisipasi aktif siswa melalui interaksi guru, siswa dan sumber
belajar
4. Antusiasme siswa dalam belajar
5. Siswa aktif bertanya
6. Siswa aktif mengungkapkan pendapat
III Akhir Pembelajaran
1. Siswa merangkum pelajaran
2. Siswa berdoa bersama-sama
Total Skor
Guru Kelas
200
____________________
201
202
203
204
205
206
207
208
209
Lampiran 29
Kisi-kisi Lembar Obsevarsi Pencapaian Tujuan IPS pada
Pembelajaran Materi Dokumen Diri dan Keluarga di Kelas 2
Dengan Penggunaan Alat Peraga
No.
Aspek
Pencapaian
Sikap Sosial
Indikator Nomor
Butir
1. Rasa ingin tahu - Antusias mencari jawaban
- Perhatian pada obyek yang diamati 1, 2
2. Berpikir Logis
dan Kritis
- Menyimpulkan pendapat orang lain
- Memberi alasan suatu pendapat
- Suka bertanya
- Suka mengamati
- Tidak puas dengan jawaban yang
meragukan
- Berani menanggapi jawaban teman
3, 4, 5, 6, 7,
8
3. Memecahkan
masalah
- Menjelaskan hasil jawaban sesuai
permasalahan serta memeriksa
kebenaran/jawaban
9
4. Komunikasi - Menjelaskan kesimpulan yang
diperoleh 10
5. Bekerja sama
- Kesediaan melakukan tugas sesuai
kesepakatan
- Bersedia membantu orang lain tanpa
mengharap imbalan
- Aktif dalam kerja kelompok
- Memusatkan perhatian pada tujuan
kelompok
- Tidak mendahulukan kepentingan
pribadi
- Mencari jalan untuk mengatasi
perbedaan pendapat/pikiran antara diri
sendiri dengan orang lain
- Mendorong orang lain untuk bekerja
sama demi mencapai tujuan bersama
11, 12, 13,
14, 15, 16,
17.
210
Lampiran 30
Instrumen Lembar Obsevarsi Pencapaian Tujuan IPS pada
Pembelajaran Materi Dokumen Diri dan Keluarga di Kelas 2
Dengan Penggunaan Alat Peraga
Petunjuk Penilaian:
Berilah tanda check list (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan yang ada!
4 = SB (Sangat Baik)
3 = B (Baik)
2 = C (Cukup)
1 = K (Kurang)
No. Indikator Skor
4 3 2 1
1. Antusias mencari jawaban
2. Perhatian pada obyek yang diamati
3. Menyimpulkan pendapat orang lain
4. Memberi alasan suatu pendapat
5. Suka bertanya
6. Suka mengamati
7. Tidak puas dengan jawaban yang meragukan
8. Berani menanggapi jawaban teman
9. Menjelaskan hasil jawaban sesuai
permasalahan serta memeriksa
kebenaran/jawaban
10. Menjelaskan kesimpulan yang diperoleh
11. Kesediaan melakukan tugas sesuai
kesepakatan
12. Bersedia membantu orang lain tanpa
mengharap imbalan
13. Aktif dalam kerja kelompok
14. Memusatkan perhatian pada tujuan
kelompok
15. Tidak mendahulukan kepentingan pribadi
16. Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan
pendapat/pikiran antara diri sendiri dengan
orang lain
17. Mendorong orang lain untuk bekerja sama
demi mencapai tujuan bersama
Total Skor
Predikat
Penilaian :
211
Nilai Akhir = Skor Perolehan Siswa x 100
Skor Maksimum
Keterangan :
1. Rentang skor masing-masing sikap 1 - 4
2. Kode nilai/predikat :
76 - 100 : Sangat Baik (SB)
51 - 75 : Baik (B)
26 - 50 : Cukup (C)
0 - 25 : Kurang (K)
Pamulang, 2017
Observer
____________________
212
213
214
215
216
217
218
219
220
Lampiran 31
221
222
223
224
225
Lampiran 32
HASIL WAWANCARA GURU
Nama Sekolah : SD Negeri Pamulang Permai
Tahap Penelitian : Pra Penelitian
Hari/Tanggal : Kamis, 31 Agustus 2017
Narasumber : Ibu Farhah Nurmilah, S. Pd. I
Tujuan Wawancara : Mengidentifikasi kondisi awal proses pembelajaran
IPS
materi dokumen diri dan keluarga pada kelas yang
akan diteliti
1. Peneliti : Berapa jumlah siswa dan siswi pada kelas II B?
Guru : 35 Orang.
2. Peneliti : Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas II B?
Guru : Kurang menarik.
3. Peneliti : Apakah pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas II B
menggunakan
alat peraga?
Guru : Tidak.
4. Peneliti : Apakah hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS mencapai nilai
KKM yang telah ditentukan?
Guru : Ada beberapa siswa yang sudah mencapai tetapi banyak juga
yang
masih kurang dalam pencapaian nilai KKM yang telah
ditentukan.
5. Peneliti : Berapa jumlah siswa yang dapat mencapai KKM?
Guru : 15 Orang.
6. Peneliti : Berapa jumlah siswa yang tidak dapat mencapai KKM?
Guru : 20 Orang.
7. Peneliti : Apa kendala siswa yang tidak dapat mencapai KKM?
Guru : Kurang memperhatikan pada saat pembelajaran IPS karena
pembelajaran dirasa kurang menarik. Sehingga siswa atau siswi
kurang memperhatikan guru yang sedang menjelaskan.
8. Peneliti : Upaya apa yang dilakukan untuk siswa yang tidak mencapai
KKM?
Guru : Memberikan tugas.
226
Lampiran 33
HASIL WAWANCARA SISWA
Nama Sekolah : SD Negeri Pamulang Permai
Tahap Penelitian : Pra Penelitian
Hari/Tanggal : Kamis, 31 Agustus 2017
Narasumber : Siswa Kelas II B
Tujuan Wawancara : Mengidentifikasi kondisi awal proses pembelajaran
IPS materi dokumen diri dan keluarga
1. Peneliti : Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS dikelasmu?
Siswa : Biasa saja.
2. Peneliti : Apakah kalian dapat memahami materi IPS yang dijelaskan oleh
ibu guru?
Siswa : Sedikit-sedikit.
3. Peneliti : Alat peraga apa saja yang pernah digunakan oleh ibu guru saat
Mengajarkan mata pelajaran IPS?
Siswa : Tidak ada.
4. Peneliti : Apakah nilai mata pelajaran IPS kamu sudah mencapai KKM
yang
ditentukan?
Siswa : Belum.
5. Peneliti : Apakah menurut kamu mata pelajaran IPS itu sulit?
Siswa : Ya, sulit.
227
6. Peneliti : Apakah kamu menyukai mata pelajaran IPS?
Siswa : Biasa saja.
Lampiran 34
HASIL WAWANCARA GURU
Nama Sekolah : SD Negeri Pamulang Permai
Tahap Penelitian : Pasca Penelitian
Hari/Tanggal : Kamis, 28 September 2017
Narasumber : Ibu Farhah Nurmilah, S. Pd. I
TujuanWawancara : Mengidentifikasi kondisi akhir proses pembelajaran
IPS materi dokumen diri dan keluarga pada kelas
yang sudah diteliti
1. Peneliti : Bagaimana tanggapan ibu pada proses pelaksanaan pembelajaran
IPS pada materi dokumen diri dan keluarga dengan penggunaan
alat peraga?
Guru : Baik, sesuai dengan materi yang diberikan.
2. Peneliti : Bagaimana perubahan yang dialami siswa setelah digunakannya
alat peraga pada pembelajaran IPS materi dokumen diri dan
keluarga dengan penggunaan alat peraga?
Guru : Siswa lebih mengetahui perbedaan dokumen pribadi dan
dokumen
keluarga.
3. Peneliti : Apakah siswa menjadi aktif saat mengikuti pembelajaran IPS
menggunakan alat peraga?
Guru : Ya, siswa menjadi lebih aktif. Karena bisa langsung mengamati
alat peraga melalui diskusi dan tanya jawab.
4. Peneliti : Apakah pelaksanaan pembelajaran menggunakan alat peraga akan
228
selalu Ibu terapkan pada pembelajaran IPS materi dokumen diri
dan keluarga?
Guru : Ya, akan diterapkan menggunakan alat peraga.
Lampiran 35
HASIL WAWANCARA SISWA
Nama Sekolah : SD Negeri Pamulang Permai
Tahap Penelitian : Pasca Penelitian
Hari/Tanggal : Kamis, 28 September 2017
Narasumber : Siswa Kelas II B
Tujuan Wawancara : Mengidentifikasi kondisi akhir proses pembelajaran
IPS materi dokumen diri dan keluarga
1. Peneliti : Bagaimana pendapat kamu setelah pelaksanaan pembelajaran IPS
menggunakan alat peraga?
Siswa : Lebih mudah diingat.
2. Peneliti : Apakah belajar dengan menggunakan alat peraga lebih mudah
untuk kalian pahami pada materi dokumen diri dan keluarga?
Siswa : Ya, aku jadi lebih paham.
3. Peneliti : Apakah kamu senang belajar dengan menggunakan alat peraga?
Siswa : Ya, senang.
4. Peneliti : Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan alat
peraga dalam pembelajaran IPS?
Siswa : Seru dan menyenangkan sekali.
5. Peneliti : Apakah kalian belajar dengan menggunakan alat peraga menjadi
jenuh atau bosan?
Siswa : Tidak.
229
6. Peneliti : Bagaimana hasil belajar IPS kamu setelah menggunakan alat
peraga?
Siswa : Nilainya menjadi bagus.
Lampiran 36
230
231
Lampiran 37
232
Lampiran 38
233
234
Lampiran 39
235
236
Lampiran 40
237
238
239
240
241
242
243
244
245
Lampiran 41
BIOGRAFI PENULIS
Fida Nindia Nurfathin, lahir di Jakarta 15 Mei
1994. Terlahir dari pasangan Bpk. Drs. Edy Suandi
dan Ibu Sri Rahmawati sebagai anak terakhir dari 3
bersaudara. Bertempat tinggal di Perumahan Alam
Parung Blok D5 No. 7 Rt 003 Rw 007 Ds.
Cibentang Kec. Ciseeng Kab. Bogor – Jawa Barat.
Pengalaman pendidikan Sekolah Dasar (SD) di
Madrasah Pembangunan UIN Jakarta kelas 1-3
kemudian pindah pada kelas 4-6 di SD Islam Al-
Mukhlishin Ciseeng, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Islam Al-
Mukhlishin Ciseeng, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Islam Al-
Mukhlishin Ciseeng. Pendidikan terakhir penulis yaitu di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK), Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) pada
program S-1. Pengalaman organisasi yang pernah diikuti yaitu: Pasukan khusus
Pramuka SMP Islam Al-Mukhlishin, anggota OSIS sebagai Sie. Olahraga periode
tahun 2007/2008 SMP Islam Al-Mukhlishin, Pasukan baris berbaris di SMP Islam
Al-Mukhlishin. Pendidikan non formal yang pernah diikuti yaitu kursus di
Lembaga Inggris Amerika, Pamulang pada tahun 2009. Hobi yang dimiliki adalah
naik gunung, mendengarkan musik, dan sangat suka alam terbuka.
“Teruslah berbuat kebaikan kepada semua orang tanpa memilih-milih, mau
bagaimana orang tersebut menanggapi kebaikan kita biarlah itu menjadi
urusannya, yang terpenting tugas kita sebagai manusia adalah berbuat kebaikan
kepada siapapun, dimanapun, dan sampai kapanpun”.