UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS DALAM MEMBACA PETA MELALUI TEHNIK PERMAINAN KARTU BERWARNA BAGI SISWA TUNA RUNGU WICARA KELAS III SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Oleh : TRI ASRIATI NIM. X5209026 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

Page 1: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SKRIPSI

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS DALAM

MEMBACA PETA MELALUI TEHNIK PERMAINAN KARTU BERWARNA

BAGI SISWA TUNA RUNGU WICARA KELAS III SDLB NEGERI

KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh :

TRI ASRIATI

NIM. X5209026

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS DALAM

MEMBACA PETA MELALUI TEHNIK PERMAINAN KARTU BERWARNA

BAGI SISWA TUNA RUNGU WICARA KELAS III SDLB NEGERI

KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Pendidikan Khusus Jurusan Ilmu Pendidikan

Oleh :

TRI ASRIATI

NIM. X5209026

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Munawir Yusuf, M.Psi Drs. Gunarhadi, MA, Ph.D

NIP. 19550501 198103 1 003 NIP. 19550210 198203 1 004

Page 4: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Rabu

Tanggal : 13 Juli 2011

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. R. Indianto, M.Pd …………………………..

Sekretaris : Priyono, S.Pd., M.Si …………………………..

Penguji I : Drs. Munawir Yusuf, M.Psi .…………………………..

Penguji II : Drs. Gunarhadi, MA, Ph.D …………………………..

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Tri Asriati. NIM. X5209026. UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL

BELAJAR IPS DALAM MEMBACA PETA MELALUI TEHNIK PERMAINAN

KARTU BERWARNA BAGI SISWA TUNA RUNGU WICARA KELAS III

SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta, Juli 2011.

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan hasil belajar IPS

dalam membaca peta melalui tehnik permainan kartu berwarna bagi siswa tuna

rungu wicara kelas III SDLB Negeri Kota Pekalongan tahun pelajaran 2010/2011.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Subyek penelitian adalah anak tuna rungu wicara kelas III di SDLB Negeri Kota

Pekalongan, dengan jumlah 4 orang siswa terdiri dari 2 orang anak laki-laki dan 2

orang anak perempuan. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara

observasi, wawancara dan tes. Sedangkan tehnik analisis data menggunakan model

interaktif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I, dan

nilai tes setelah siklus II.

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa

berdasarkan nilai kondisi awal rata-rata 47,50 meningkat menjadi 60,00 pada siklus

I dan pada siklus II menjadi 73,75. Sehingga terjadi peningkatan rata-rata dari

47,50 menjadi 73,75.

Dengan demikian penggunaan tehnik permainan kartu berwarna dapat

meningkatkan hasil kemampuan belajar IPS dalam membaca peta melalui tehnik

permainan kartu berwarna bagi siswa tuna rungu wicara kelas III SDLB Negeri

Kota Pekalongan.

Page 6: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Tri Asriati. NIM.X5209026. THE ATTEMPT OF IMPROVING THE SOCIAL

SCIENCE LEARNING COMPETENCY IN READING MAP USING COLOR

CARD GAME FOR THE DEAF III GRADERS OF SDLB NEGERI OF

PEKALONGAN CITY IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/2011. Thesis.

Surakarta. Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University.

June. 2011.

The objective of this research is to improve the Social Science Learning

Competency in Reading Map using Color Card Game for the deaf III graders of

SDLB Negeri of Pekalongan City in the school year of 2010/2011.

The study belongs to a Classroom Action Research. The subject of research

was the deaf III graders of SDLB Negeri of Pekalongan City, consisting of 4

students (2 boys and 2 girls). Techniques of collecting data used were observation,

interview and test. Meanwhile the technique of analyzing data used was an

interactive model, namely to compare the prior condition test value, after cycle I

test value, and after cycle II test value.

From the result of classroom action research, it can be concluded that the

mean prior condition value of 47.50 increases to 60.00 in cycle I and 73.75 in cycle

II. Thus, there is an increase in the mean value from 47.50 to 73.75.

Thus, the use of Color Card Game technique can improve the Social

Science Learning Competency in Reading Map using Color Card Game for the

deaf III graders of SDLB Negeri of Pekalongan City.

Page 7: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Sesungguhnya orang yang memberikan pendidikan/bimbingan kepada anak-

anaknya itu lebih dari sedekah”

(Hadist Riwayat Tirmidzi)

Kesuksesan, keberhasilan, dan kebahagiaan hanya dapat diraih dengan

perjuangan dan niat yang sungguh-sungguh, usaha yang keras serta tidak

lepas dari doa.

(Penulis)

Page 8: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

- Suami tercinta

- Anak-anak tersayang

- Rekan-rekan PKh FKIP UNS.

- Murid-murid yang kusayangi.

- Almamater.

Page 9: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., atas rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) ini untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Khusus,

Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian

penulisan penelitian tindakan kelas ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak

akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat diatasi. Untuk itu, atas segala

bentuk bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terima kasih kepada

yang terhormat :

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi ijin

kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

2. Drs. R. Indianto, M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas.

3. Drs. Gunarhadi, MA, Ph.D., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Khusus

dan pembimbing II telah memberikan ijin penyusunan skripsi.

4. Drs. Munawir Yusuf, M.Psi, selaku pembimbing I yang dengan sabar telah

memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

5. Segenap dosen dan staf Program Studi Pendidikan Khusus (PKh)/PLB yang

telah memberikan bekal ilmu yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi

ini.

6. Kepala SDLB Negeri Kota Pekalongan yang telah membantu memberikan

informasi yang dibutuhkan dalam proses penyusunan skripsi.

7. Seluruh staf pengajar di SDLB Negeri Kota Pekalongan yang telah membantu

memberikan informasi yang dibutuhkan dalam proses penyusunan skripsi.

Page 10: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

8. Seluruh siswa SDLB Negeri Kota Pekalongan yang telah membantu dan

memberikan informasi yang dibutuhkan dalam proses penyusunan skripsi.

9. Bapak dan ibuku yang telah memberikan doa restu dan motivasinya sehingga

skripsi ini dapat selesai.

10. Suamiku dan anak-anaku, terima kasih atas doa, kasih, dorongan, dan kesetiaan

serta kesabarannya, semoga Allah meridhoi kita selamanya. Amin.

11. Teman-teman se-almamater khususnya kelas PPKHB, terima kasih untuk

segala bantuannya.

12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian

tindakan kelas ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih ada kekurangan,

karena keterbatasan pengetahuan yang ada dan tentu hasilnya juga masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun

sangat penulis harapkan.

Semoga kebaikan Bapak, Ibu, mendapat pahala dari Allah SWT., dan

menjadi amal kebaikan yang tiada putus-putusnya dan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Surakarta, Juli 2010

Penulis

Page 11: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. vi

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 3

BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................... 5

A. Kajian Teori .............................................................................. 5

1. Tinjauan Tentang Anak Tuna Rungu Wicara ..................... 5

a. Pengertian Anak Tuna Rungu Wicara ............................ 5

b. Sebab-sebab Anak Tuna Rungu Wicara ......................... 5

c. Ciri-ciri Anak Tuna Rungu Wicara ................................. 6

d. Cara Mendeteksi Ketunarunguan .................................... 8

e. Klasifikasi Anak Tuna Rungu Wicara ............................ 9

2. Tinjauan Tentang Belajar dan Pembelajaran ...................... 11

a. Pengertian Belajar ........................................................... 11

b. Pengertian Pembelajaran ................................................. 12

Page 12: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

3. Tinjauan Tentang Pembelajaran IPS .................................. 14

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ..................... 14

b. Tinjauan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) . 15

c. Ruang Lingkup IPS SDLB .............................................. 16

4. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran ............................... 16

a. Pengertian media Pembelajaran ...................................... 16

b. Klasifikasi Media Pembelajaran ..................................... 16

c. Manfaat dan Fungsi Media ............................................. 17

d. Media Peta....................................................................... 19

e. Permainan Kartu ............................................................. 19

B. Kerangka Berpikir ..................................................................... 22

C. Hipotesis Tindakan ................................................................... 23

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 24

A. Setting Penelitian ...................................................................... 24

a. Tempat Penelitian ................................................................ 24

b. Waktu Penelitian .................................................................. 24

B. Subyek Penelitian ...................................................................... 24

C. Sumber Data .............................................................................. 24

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ......................................... 24

a. Observasi ............................................................................. 24

b. Tes ........................................................................................ 26

c. Wawancara .......................................................................... 27

E. Validitas Data ........................................................................... 28

F. Analisis Data ............................................................................. 29

G. Indikator Kinerja ........................................................................ 29

H. Prosedur Penelitian ................................................................... 29

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAAN PEMBAHASAN ............................ 33

A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 33

1. Kondisi Awal (Pre Test) ...................................................... 33

2. Deskripsi Siklus I ................................................................. 35

3. Deskripsi Siklus II ............................................................... 40

Page 13: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

B. Hasil Penelitian ......................................................................... 44

C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 46

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...................................... 52

A. Simpulan ................................................................................... 52

B. Implikasi ................................................................................... 52

C. Saran ......................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 55

Page 14: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2. Nilai Hasil Prestasi Belajar IPS Materi Membaca Peta Siswa Kelas III

SDLB Negeri Kota Pekalongan Pekalongan (Kondisi Awal). ................. 33

Tabel 3. Data Hasil Rekapitulasi Penilaian Hasil Evaluasi Siswa Mata

Pelajaran IPS Materi Membaca Peta Pada Kondisi Awal ........................... 34

Tabel 4. Data Hasil Rekapitulasi Penilaian Hasil Evaluasi Siswa Mata

Pelajaran IPS Materi Membaca Peta Pada Siklus I ..................................... 38

Tabel 5. Data Hasil Rekapitulasi Penilaian Hasil Evaluasi Siswa Mata

Pelajaran IPS Materi Membaca Peta Pada Siklus II .................................... 43

Tabel 6. Prestasi Belajar IPS Materi Membaca Peta Setiap Siklus

Melalui Penerapan Teknik Permainan Kartu Yang Berwarna. ................... 47

Tabel 7. Peningkatan Nilai Rata-rata Prestasi Matematika Materi Nilai

Pecahan Setiap Siklus .................................................................................. 48

Page 15: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR SKEMA, DIAGRAM DAN GRAFIK

Halaman

Daftar Skema

Skema 1. Skema Kerangka Berpikir ............................................................. 23

Skema 2. Skema Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ...................... 30

Daftar Diagram

Diagram 1. Diagram Prestasi Belajar IPS (Kondisi Awal) ............................. 34

Diagram 2. Diagram Prestasi Belajar IPS Siklus I .......................................... 38

Diagram 3. Diagram Prestasi Belajar IPS Siklus II ......................................... 43

Daftar Grafik

Grafik 1. Grafik Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi IPS

Materi Membaca Peta Setiap Siklus Melalui Teknik Permainan

Kartu Berwarna ............................................................................. 48

Grafik 2. Grafik Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi IPS

Materi Membaca Peta Setiap Siklus ............................................. 49

Page 16: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Silabus ...................................................................................................... 57

2. Lembar Soal Pre Test ................................................................................ 62

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................................ 63

4. Lembar Soal Post Test dan Kunci Jawaban Siklus I ................................ 75

5. Denah, Peta, dan Media Pembelajaran Siklus I ....................................... 78

6. Foto-foto Kegiatan dalam Proses Pembelajaran pada Siklus I ................. 83

7. Silabus ....................................................................................................... 90

8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ........................................... 95

9. Lembar Soal Pos Test dan Kunci Jawaban Siklus II ............................... 107

10. Denah, Peta, dan Media Pembelajaran Siklus II ...................................... 110

11. Foto-foto Kegiatan dalam Proses Pembelajaran pada Siklus II ................ 114

12. Instrumen Pengamatan .............................................................................. 119

13. Surat Ijin Penelitian Dari Pembantu Dekan III Kepada Rektor

14. Surat Keputusan Menyusun Skripsi dari Pembantu Dekan I

15. Surat Ijin Menyusun Skripsi kepada BAPPEDA Jateng

16. Surat Ijin Penelitian kepada Kepala Sekolah

17. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian dari Kepala Sekolah

Page 17: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah hak seluruh warga negara tanpa membedakan asal usul,

status sosial ekonomi maupun keadaan fisik seseorang termasuk anak-anak yang

mengalami kelainan sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1

“Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”.

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

Nasional tentang Pendidikan Luar Biasa menegaskan bahwa :

Pendidikan luar biasa adalah merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena

kelainan fisik, emosional, mental, sosial dan/atau memiliki potensi

kecerdasan dan bakat istimewa. Tujuannya agar anak-anak tersebut mampu

mengembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan sebagai pribadi maupun

anggota masyarakat sehingga mampu hidup mandiri dan mengadakan

interaksi dengan lingkungan sosial di sekitarnya.

Untuk mengadakan interaksi dengan lingkungannya anak-anak tuna rungu

sangat mengalami hambatan terutama dalam komunikasi dikarenakan anak tuna

rungu wicara alat pendengarannya dan organ bicaranya tidak dapat berfungsi secara

sempurna, sehingga dalam menerima informasi lewat pendengaran mengalami

kesulitan. Keadaan seperti itu sangat berpengaruh terhadap penguasaan membaca

peta dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Sebagai makluk sosial anak tunarungu wicara juga sangat diharapkan mampu

mengkomunikasikan dirinya dengan lancar, baik di dunia pendidikan maupun di

lingkungan masyarakat sekitarnya. Di lingkungan pendidikan misalnya, dapat

berkomunikasi dengan guru, teman-teman dan karyawan yang berada di lingkup

sekolahnya dengan baik serta dapat mengikuti pelajaran yang diterimanya.

Kemampuan berkomunikasi merupakan faktor yang mendominasi bentuk sosialisasi

tersebut. Karena dengan indera pendengaran dan organ bicara anak tunarungu wicara

tidak dapat dimanfaatkan secara sempurna, ini sangat menghambat perkembangan

kepribadian, kecerdasan dan penampilan sebagai mahkluk sosial.

1

Page 18: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Untuk mencapai keberhasilan suatu pendidikan bukanlah persoalan yang

mudah, banyak masalah atau kendala yang harus dihadapi dan diatasi untuk

mencapai tujuan pendidikan yaitu keberhasilan suatu proses belajar mengajar,

sehingga tercapai prestasi belajar siswa yang memuaskan, demikian juga untuk

menghadapi anak-anak berkelainan mereka memerlukan pelayanan khusus agar

mereka dapat mengoptimalkan sisa-sisa kemampuannya secara maksimal.

Pendidikan yang diperuntukan untuk anak-anak berkebutuhan khusus tertuang

dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

tentang Pendidikan Luar Biasa yarg berbunyi :

Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam proses belajar karena

kelainan fisik, emosional mental, sosial dan atau memiliki potensi

kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.

Anak berkebutuhan khusus tersebut memperoleh pendidikan melalui

Pendidikan Sekolah Luar Biasa (SLB) yaitu: TKLB, SDLB, SMPLB, dan

SMALB serta melalui sekolah regular sistem terpadu yang disebut pendidikan

inklusi. Tingkat belajar siswa kelas III untuk anak tuna rungu wicara di SDLB

Negeri Kota Pekalongan dalam pelajaran IPS terutama dalam kemampuan

membaca peta masih rendah. Maka perlu dicari penyebabnya, mungkin

penggunaan media belajar yang tidak tepat atau mungkin dapat juga dari pihak

guru dalam penyampaiannya yang tidak sesuai dengan kemampuan anak. Inilah

yang menjadi pangkal tolak mengapa guru perlu menggunakan media belajar

yang tepat dalam melakukan proses belajar mengajar.

Penguasaan membaca peta bagi anak-anak tuna rungu wicara

merupakan modal utama untuk dapat mengikuti pelajaran IPS dengan baik,

semakin tepat media belajar dimiliki besar pula kemungkinan dalam

membaca peta. Dalam membaca peta tidak hanya cukup melalui peragaan,

tetapi harus menggunakan media yang sifatnya konkrit.

Dengan demikian peneliti berasumsi bahwa salah satu strategi untuk

peningkatan kemampuan membaca peta pada pelajaran IPS adalah dengan

menggunakan media peta melalui teknik permainan kartu berwarna. Hal ini

dikarenakan siswa lebih menyukai kartu gambar daripada tulisan, apalagi jika

Page 19: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

kartu gambar dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan yang baik, sudah

tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran,

dengan media kartu gambar juga akan dapat memperjelas suatu fakta yang

berupa peristiwa/ kejadian, keadaan secara realistik dan kongkrit.

Dari beberapa kegiatan pembelajaran IPS terutama penguasaan membaca

peta oleh peneliti dan kebanyakan guru di SDLB Negeri Kota Pekalongan dalam

kegiatan pembelajaran sehari-hari hanya sedikit menggunakan kartu gambar,

lainnya menggunakan peragaan, media gambar hanya untuk menunjukkan kata

benda itu saja hanya di gambar di papan tulis, sehingga siswa kurang tertarik di

dalam mengikuti pelajaran serta kurang cepat dapat memahami apa yang sedang

dipelajari.

Berangkat dari uraian permasalahan di atas melalui teknik permainan kartu

yang berwarna yang menarik diharapkan kemampuan membaca peta untuk anak

tunarungu wicara kelas III di SDLB Negeri Kota Pekalongan dapat meningkat.

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah, peneliti berharap agar kemampuan

belajar IPS dalam membaca peta dapat meningkat. Maka peneliti mengemukakan

rumusan masalah sebagai berikut:

“Apakah teknik permainan kartu berwarna dapat meningkatkan

kemampuan hasil belajar IPS dalam membaca peta anak tunarungu wicara kelas III

SDLB Negeri Kota Pekalongan tahun pelajaran 2010/2011?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan hasil

belajar IPS dalam membaca peta anak tunarungu wicara kelas III SDLB Negeri

Kota Pekalongan tahun pelajaran 2010/2011”.

D. Manfaat Penelitian

Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut:

Page 20: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

1. Manfaat teoritis

a) Hasil penelitian ini minimal dapat mengembangkan penggunaan teknik

media permainan kartu yang berwarna dalam upaya peningkatan belajar IPS

dalam membaca peta bagi anak tuna rungu wicara.

b) Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pengelola anak tuna rungu

wicara.

c) Membuka cakrawala baru bagi dunia pendidikan, masyarakat dan khususnya

bagi keluarga anak tuna rungu wicara, bahwa kemampuan membaca peta juga

penting sebagai sarana untuk wawasan dan interaksi dengan lingkungan

sekitar bagi siswa.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi siswa dengan penelitian ini dapat bermanfaat untuk memaksimalkan

belajarnya sehingga kemampuan membaca peta dapat meningkat secara optimal.

b) Bagi guru dengan penelitian ini dapat mengembangkan proses pembelajaran

yang lebih baik, menemukan kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran,

meningkatkan semangat dalam menjalankan tugas menguasai materi yang

diajarkan.

c) Bagi institusi dapat untuk meningkatkan kerja sama yang baik antara

sesama guru dan kepala sekolah.

d) Bagi orang tua dapat dijadikan masukan dalam membimbing anaknya

dalam belajar di rumah, sehingga kerja sama antara guru orang tua dapat terjalin

dengan baik.

Page 21: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Tinjauan Tentang Anak Tunarungu Wicara

a. Pengertian Anak Tuna Rungu Wicara

Pengertian anak tuna rungu wicara sebagaimana dikemukakan dalam

buku yang berjudul “Komunikasi Total” oleh Soewito dan Soejono (2000: 9)

adalah seorang yang mengalami ketulian berat sampai total, yang tidak dapat

lagi menangkap tutur kata tanpa membaca gerak bibir lawan bicaranya.

Menurut Sudibyo Markus yang dikutip Sardjono (2002: 5) dalam buku

“Orthopaedagogik Anak Tuna Rungu”, pengertian anak tunarungu adalah

sebagai berikut :

1) Tuna Rungu adalah mereka yang menjalani kekurangan tetapi

masih mampu (tidak kehilangan kemampuan berbicara).

2) Tuna Wicara adalah mereka yang menderita tuna rungu sejak bayi/

lahir, yang karenanya tidak dapat manangkap pembicaraan orang

lain, sehingga tak mampu mengembangkan kemampuan bicaranya

meskipun tak mengalami gangguan pada alat suaranya.

Menurut Herry Widyastono (2003: 52-61) bahwa secara medis

ketunarunguan berarti kekurangan atau kehilangan kemampuan dengar yang

disebabkan oleh kerusakan dan/atau tidak berfungsinya sebagian atau seluruh

alat pendengaran; sedangkan secara pedagogis ketunarunguan ialah

kekurangan atau kehilangan kemampuan dengar yang mengakibatkan

hambatan dalam perkembangan sehingga memerlukan bimbingan dan

pendidikan khusus.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa anak tuna rungu

wicara adalah anak yang mengalami ketulian berat sampai total, tetapi mereka

masih mempunyai kemampuan berbicara.

b. Sebab-sebab Anak Tuna Rungu Wicara

Pendapat Brown seperti dikutip dalam buku “Special Needs

Education” oleh Howard dan Orlensky (2000: 263-264) memberikan contoh

5

Page 22: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

penyebab kerusakan pendengaran yaitu :

1) Materna Rubella (campak), pada waktu ibu mengandung muda

terkena penyakit campak sehingga dapat menyebabkan rusaknya

pendengaran anak.

2) Faktor keturunan, yang tampak dari adanya beberapa anggota

keluarga yang mengalami kerusakan pendengaran.

3) Ada komplikasi pada saat dalam kandungan dan kelahiran prematur,

berat badan kurang, bayi lahir biru, dan sebagainya.

4) Meningitis (radang otak), sehingga ada semacam bakteri yang dapat

merusak sensitivitas alat dengar di bagian dalam telinga.

5) Kecelakaan/trauma atau penyakit.

Sebab-sebab kelainan pendengaran atau tunarungu wicara dapat terjadi

sebelum anak dilahirkan, atau sesudah anak dilahirkan. Menurut Sardjono

(2002:10-20) dalam buku “Orthopaedagogik Anak Tuna Rungu”,

mengemukakan bahwa faktor penyebab ketunarunguan dapat dibagi dalam:

1) Faktor-faktor sebelum anak dilahirkan (pre natal)

a) Faktor keturunan

b) Cacar air, campak (rubella, gueman measles)

c) Terjadi toxaemia (keracunan darah)

d) Penggunaan pilkina atau obat-obatan dalam jumlah besar

e) Kekurangan oxygen (anoxia)

f) Kelainan organ pendengaran sejak lahir

2) Faktor-faktor saat anak dilahirkan (natal)

a) Faktor rhesus (Rh) ibu dan anak yang sejenis

b) Anak lahir pre mature

c) Anak lahir menggunakan forcep (alat bantu tang)

d) Proses kelahiran yang terlalu lama

3) Faktor-faktor sesudah anak dilahirkan (post natal)

a) Infeksi

b) Meningitis (peradangan selaput otak)

c) Tunarungu perseptif yang bersifat keturunan

d) Otitis media yang kronis

e) Terjadi infeksi pada alat-alat pernafasan

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan penyebab

ketunarunguan pada individu terdiri dari tiga faktor yaitu prenatal, natal dan

postnatal.

c. Ciri-ciri Anak Tuna Rungu Wicara

Banyak anak tuna rungu wicara yang menghadapi persoalan dalam

Page 23: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

penyesuaian diri dengan lingkungan karena kecacatannya. Tuna rungu

menuntut orang lain supaya memahami mereka dan memberikan toleransi

yang lebih besar, kadang-kadang anak tuna rungu itu menjadi lebih sensitif

akan reaksi orang lain.

Perbedaan-perbedaan tersebut yang dapat menjadikan suatu ciri atau

karakteristik yang membedakannya dengan anak normal. Adapun ciri-ciri

anak tuna rungu menurut Sardjono (2002: 24-25) adalah sebagai berikut:

1) Ciri dari segi fisik

a) Cara berjalan cepat dan agak membungkuk.

b) Gerakan mata cepat dan agak beringas.

c) Gerakan anggota badan cepat dan lincah.

d) Waktu bicara pernapasan pendek dan agak terganggu.

e) Dalam keadaan bisa (bermain, tidur, tidak bicara) pernapasan

biasa.

2) Ciri khas dalam intelegensi.

Intelegensi merupakan motor dari perkembangan mental/ seseorang.

Anak tuna rungu dalam hal intelegensi tidak banyak berbeda dengan

anak normal pada umumnya.

3) Ciri dari segi emosi

Anak tuna rungu memiliki emosi yang tidak stabil, sehingga dapat

menghambat perkembangan kepribadiannya dengan menampilkan

sikap menutup diri, bertindak secara agresif atau sebaliknya,

menampakkan kebimbangan, dan keragu-raguan.

4) Ciri dari segi sosial

Perlakuan yang kurang wajar dari keluarga atau dari anggota

masyarakat yang berada di sekitarnya dapat menimbulkan beberapa

aspek negatif antara lain:

1) Perasaan rendah diri dan merasa diasingkan.

2) Perasaan cemburu dan merasa diperlakukan kurang adil.

3) Kurang dapat bergaul.

4) Cepat merasa bosan dan tidak tahan berfikir lama.

5) Ciri dalam segi bahasa, antara lain:

1) miskin kosa kata

2) sulit mengartikan ungkapan bahasa yang mengandung arti

kiasan.

3) sulit mengartikan ungkapan bahasa yang mengandung irama dan

gaya bahasa.

Sedangkan menurut Van Uden yang dikutip Muh. Bandi (2000:64)

mengungkapkan bahwa ciri khas anak tuna rungu wicara adalah sebagai

berikut:

Page 24: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

1) Sifat egosentris yang lebih besar dari anak normal disebabkan oleh

sempitnya dunia penghayatan mereka terhadap kejadian-kejadian di

sekitar mereka.

2) Mempunyai rasa takut akan hidup, sedikit banyak mereka kurang

dapat menguasai dunia sekitar. Hal ini membawa sifat ragu-ragu.

3) Selalu menunjukkan sikap tergantung pada orang lain, disebabkan

perasaan khawatir.

4) Perhatian mereka sulit dialihkan apabila mereka melakukan sesuatu

yang menurut mereka senangi dan dikuasai.

Meskipun demikian sesuai dengan kemampuannya, pelajaran membaca

peta perlu diajarkan sebaik-baiknya, mengingat bahwa membaca peta itu

sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari bagi setiap orang.

d. Cara Mendeteksi Ketunarunguan

Keturanguan dapat terjadi setiap saat, baik masih dalam kandungan

(prenatal), saat kelahiran (natal), ataupun setelah kelahiran (postnatal).

Sehingga perlu cara-cara untuk mendeteksi ketunarunguan seseorang dengan

tujuan semakin cepat teridentifikasi ketunarunguan maka semakin besar

tingkat keberhasilan dalam penanganannya.

Menurut Sardjono (2002:48) dalam buku “Orthopaedagogik Anak

Tuna Rungu”, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui

kelainan pendengaran seseorang. Adapun tes-tes yang dapat dilakukan untuk

mengetahui kelainan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Tes bisik (whisper test)

Jika testee dapat mengerjakannya secara tepat, berarti

pendengarannya masih baik. Tes ini dapat dilakukan dengan cara:

a) Dilakukan di tempat yang tenang

b) Jarak anak dan pemeriksa antara 5 atau 6 meter

c) Periksa dahulu telinga kanan

d) Telinga menghadap pemeriksa

e) Pemeriksa membisikkan kata-kata yang harus diterima si anak

2) Tes detik jam

a) Mendengarkan detik jam tangan dan menghitung jarak dimana

anak tersebut tidak bisa mendengar detik tersebut (beberapa

sentimeter)

b) Dilakukan terhadap dua telinga bergantian.

c) Bandingkan dengan pemeriksa (dengan catatan pendengaran

pemeriksa normal).

Page 25: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

3) Apabila cara 1 dan 2 tidak bisa, dapat dilakukan pemeriksaan

sebagai berikut :

Apakah ada reaksi apabila anak dipanggil namanya dari belakang,

atau dibunyikan suara. Misal : suara bel, pukulan piring dan sendok,

dan lain-lain.

4) Tes mendengar suara

Dapat dilakukan dengan cara pemeriksa membunyikan suara

binatang (kambing, ayam, kucing, dan lain-lain) kemudian anak

disuruh menyebutkan binatangnya.

Menurut Muljono Abdurrachman dan Sudjadi S. (2001: 28) dalam

buku “Pendidikan Luar Biasa Umum”, cara mendeteksi ketunarunguan pada

seseorang adalah sebagai berikut:

1) Deteksi dini ketunarunguan (pemeriksaan pendengaran secara

klinis) sederhana.

2) Deteksi dini ketunarunguan (pemeliharaan pendengaran secara

klinis) dengan menggunakan instrumen (alat) dan dilakukan oleh

ahli.

e. Klasifikasi Anak Tuna Rungu Wicara

Banyak ahli yang mengklasifikasikan anak tuna rungu, baik itu

berdasarkan berat ringannya, faktor penyebabnya ataupun waktu kejadiannya.

Dalam penulisan ini akan kami kemukakan menurut berat ringannya, seperti

yang dikemukakan oleh Charles W. Telford dan James M. Swrey (2000:112)

dalam buku “Education for children with special needs”. Mereka

mengelompokkan anak tuna rungu menjadi lima kelompok yaitu:

1) Mild Losses (20-30 dB), yaitu gangguan pendengaran dalam taraf

ringan, anak kelompok ini masih bisa belajar bicara dengan

menggunakan sisa pendengarannya dengan cara-cara yang

dilakukan oleh anak yang memiliki kemampuan pendengaran

normal. Kemampuan mendengar mereka berada dalam batas normal

dan setengah mendengar.

2) Marginal Losses (31-40 dB), yaitu anak yang kehilangan

kemampuan pendengaran, yang biasanya mengalami kesulitan

dalam mendengarkan pembicaraan pada jarak beberapa langkah dari

pembicara, tetapi mereka masih mampu mempelajari bicara dan

bahasa melalui pendengarannya.

3) Moderate Losses (41-60 dB), yaitu gangguan kemampuan

pendengaran tingkat sedang. Pada tingkat ini mereka mendengar

percakapan harus keras suaranya, dan matanya selalu menangkap

Page 26: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

mimik muka dan bibir pembicara. Gangguan tingkat ini masih bisa

belajar bicara bahasa dengan menggunakan sisa pendengarannya.

4) Severe Losses (61-75 dB), yaitu gangguan pendengaran pada taraf

berat dimana mereka harus mempelajari bicara dan bahasa dengan

menggunakan teknik khusus. Kemampuan mendengar mereka

terletak di antara setengah mendengar dan tuli (deae).

5) Profoun Losses (lebih dari 75 dB), yaitu gangguan kemampuan

pendengaran yang sangat berat. Anak ini sudah tidak bisa lagi

menggunakan kemampuan pendengarannya untuk latihan bicara dan

bahasa, walaupun dengan suara yang keras.

Menurut Emon Sastrowinoto yang dikutip Sardjono (2000: 30) dalam

buku “Orthopaedagogik Anak Tuna Rungu I” mengklasifikasikan

ketunarunguan sesuai sengan dasar-dasarnya yaitu:

1) Klasifikasi secara etiologis

a) Tuna rungu endogen atau turunan

b) Tuna rungu eksogen atau disebabkan penyakit atau kecelakaan

2) Secara anatomis fisiologis tuna rungu dapat dibagi menjadi:

a) Tuna rungu hantaran (konduktif)

b) Tuna rungu saraf (perceptif)

c) Tuna rungu campuran

3) Klasifikasi menurut terjadinya ketuna runguan

a) Tuna rungu yang terjadi pada waktu dalam kandungan (pre natal)

b) Tuna rungu yang terjadi pada saat kelahiran (neo natal)

c) Tuna rungu yang terjadi setelah kelahiran (post natal)

4) Klasifikasi menurut taraf ketunarunguan atas dasar ukuran

audiometer

a) Tuna rungu taraf ringan antara 5-25 dB

b) Tuna rungu taraf sedang antara 26-50 dB

c) Tuna rungu taraf berat anatara 51-75 dB

d) Tuli total >75 dB

Menurut Bishop yang dikutip Herry Widyastono (2003:52-61), taraf

ketunarunguan dapat diukur dengan Audiometer, dan diklasifikasi sebagai

berikut :

1) Ketunarunguan pada taraf 30-40 dB (decibel), yaitu ketunarunguan

taraf sangat ringan. Anak tunarungu pada taraf ini masih dapat

belajar bersama anak normal asalkan mereka ditempatkan di

bangku pada depan.

2) Ketunarunguan pada taraf 45-55 dB, yaitu ketunarunguan taraf

ringan. Anak tunarungu pada taraf ini masih dapat belajar bersama

anak normal dengan pemakaian alat bantu dengar.

3) Ketunarunguan pada taraf 60 – 70 dB, yaitu ketunarunguan taraf

Page 27: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

sedang. Anak tunarungu pada taraf ini masih dapat belajar bersama

anak normal dengan pemakaian alat bantu dengar, dengan diberi

latihan bicara, membaca ujaran, dan latihan mendengar.

4) Ketunarunguan pada taraf 75 – 90 dB, yaitu ketunarunguan taraf

berat. Anak tunarungu pada taraf ini sudah memerlukan pendidikan

khusus dengan latihan bicara, membaca ujaran, dan latihan

mendengar.

5) Ketunarunguan pada taraf 90 dB ke atas, yaitu ketunarunguan taraf

sangat berat (tuli). Anak tunarungu pada taraf ini sudah harus

mengikuti program pendidikan di sekolah khusus (SLB-B) dengan

mengutamakan pelajaran bahasa, bicara dan membaca ujaran.

Penggunaan alat bantu dengar tidak memberikan manfaat baginya.

Tuna rungu dapat diklasifikasikan menjadi kelompok tunarungu ringan,

sedang, berat, dan tuli total. Selain itu dapat disimpulkan bahwa kemampuan

akademik anak tunarungu wicara mengalami keterbatasan dibanding anak

normal. Keadaan seperti ini disebabkan karena anak tunarungu mengalami

gangguan dalam menerima informasi lewat pendengaran.

2. Tinjauan Tentang Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar

Sebelum berbicara tentang hakekat belajar dan pembelajaran akan lebih

tepat jika mengetahui tentang arti “belajar” terlebih dahulu. Menurut pendapat

James O.Whittaker yang dikutip Syaiful Bahri Djamarah (2000: 12), dikatakan

bahwa “Belajar sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah

melalui latihan atau pengalaman”. Sedangkan Howard L. King Skey mengatakan

bahwa learning is the procecss by which behavior (in the broader sense)

isoriginated or changed trough practice or training. Belajar adalah proses di mana

tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.

Masih dalam buku yang sama, tokoh pendidikan Crombach berpendapat bahwa

learning is shown by change in behavior as a result of experience. Belajar sebagai

suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai dan hasil

pengalaman.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas tentang

pengertian belajar, ada kata yang penting perlu kita catat sehubungan dengan

Page 28: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

hakekat belajar, yakni kata “perubahan” atau “change”. Misalnya saja

Crombach mengatakan bahwa belajar merupakan aktivitas yang ditunjukkan

oleh perubahan tingkah laku...., dan Slameto (2003: 2) mengatakan bahwa belajar

adalah “Suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan...”. Tokoh lain mungkin tidak menyebut kata “perubahan” dalam

mengartikan belajar, namun secara tersirat mengandung makna perubahan.

Perubahan yang dimaksud tentu perubahan yang dikehendaki dalam belajar yang

memiliki ciri-ciri tertentu. Menurut Ahmad Badawi (2000: 14) ciri-ciri

perubahan tingkah laku dalam belajar sebagai berikut :

1) Perubahan yang terjadi secara sadar.

2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional.

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan diakhir aktivitasnya

itu memperoleh perubahan dalam dirinya dengan pemilikan pengalaman baru,

maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut telah belajar. Perubahan yang

dimaksud adalah perubahan yang bersentuhan dengan aspek kejiwaan dan

mempengaruhi tingkah laku seperti ciri-ciri yang telah disebutkan di atas.

Perubahan tingkah laku akibat mabuk karena minum-minuman keras, akibat

gila, akibat tabrakan, dan sebagainya bukanlah kategori yang dimaksud.

(Ahmad Badawi, 2000: 14)

Dari pemahaman di atas dapat disimpulkan bahwa hakekat belajar

adalah perubahan dan tidak semua perubahan adalah hasil dari belajar.

b. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran berasal dari kata belajar, yang berarti berusaha memperoleh

kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang

disebabkan oleh pengalaman (Poerwodarminto, 2007: 79). Menurut pendapat

Hilgard dan Bower dalam Ngalim Purwanto (2002: 84) mengemukakan, “Belajar

berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi,

Page 29: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar

kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat

seseorang”. Sedangkan menurut Rooijakers yang dikutip Aben Ambarita (2003),

mengatakan bahwa belajar adalah proses belajar (pembelajaran), merupakan sesuatu

yang harus ditempuh seseorang untuk mengerti sesuatu yang sebelumnya tidak

diketahui.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

pembelajaran merupakan proses belajar. Dalam proses tersebut melibatkan

beberapa unsur yakni a). Pembelajar, b) Guru (yang bertindak sebagai orang yang

membelajarkan siswa, c). Sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Maka

salah satu ciri seseorang yang telah mengikuti pembelajaran yakni mengerti

sesuatu hal serta mampu menerapkan apa yang telah ia pelajari. Proses belajar

(Pembelajaran) terdiri dari beberapa tahap yang harus dilalui apabila seseorang

ingin sungguh belajar. Berikut tahap-tahap proses belajar menurut Alben Alberto

(2006: 64):

1) Motivasi untuk belajar

2) Minat (perhatian) pada materi pelajaran

3) Menerima dan mengingat

4) Reproduksi

5) Generalisasi dan

6) Melaksanakan latihan dan umpan balik dari belajar yang

diperoleh.

Dari uraian dan pendapat++6+456+456+ beberapa ahli pendidikan di

atas, penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses

membelajarkan subyek didik/ pebelajar yang direncanakan atau didesain,

dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subyek didik/ pembelajar

dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Sebagai

sistem maka pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang meliputi tujuan

pembelajaran, materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media

pembelajaran/ alat peraga, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran dan

tindak lanjut pembelajaran (pelayanan remedial dan pengayaan).

Page 30: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

3. Tinjauan Tentang Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Menurut Sumantri (2000: 3) mengemukakan bahwa batasan Pembelajaran

IPS ini digambarkan sebagai “Program pendidikan yang memilih bahan pendidikan

dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humanities yang diorganisasi dan disajikan secara

ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan”. Pendapat yang senada

disampaikan Al Muchtar (2001: 32) bahwa “Pembelajaran IPS merupakan

berbagai macam pengorganisasian ilmu-ilmu sosial dan kegiatan-kegiatan dasar

manusia dengan segala permasalahannya, yang diorganisir dan disajikan secara

ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan FIPS Pascasarjana”. Sedangkan

Max Helly (2000: 60-63) menjelaskan bahwa “Pembelajaran IPS ialah suatu

program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya

mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik maupun lingkungan

sosialnya dan yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti geografi,

penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial, termasuk di dalamnya sosiologi, sejarah,

ekonomi, antropologi, politik, psikologi”. Sejalan dengan itu, Ken Worthy (2001:

12) menegaskan pula bahwa pada kenyataannya dapat disebutkan “Antropologi,

sosiologi, ekonomi, geografi, ilmu politik, sejarah dan psikologi merupakan

lapangan pendidikan IPS, dan PIPS pun berkaitan erat dengan seni dan musik,

agama, dan filsafat serta ilmu-ilmu lainnya”.

Sedangkan menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dari

Puskur seperti dikutip oleh Mulyasa (2006: 125) dikatakan bahwa:

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS

mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang

berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran. IPS

memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata

pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara

Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang

cinta damai.

Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan

berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh

karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,

Page 31: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam

memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu

dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan

di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan

memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang

berkaitan.

Dari beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa

pembelajaran IPS merupakan program pendidikan atau bidang studi yang

mempelajari dan menelaah serta menganalisis gejala dan masalah sosial di

masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu, sedangkan

pengertian ilmu sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan

manusia dalam konteks sosialnya atau semua bidang ilmu yang mempelajari

manusia sebagai anggota masyarakat.

b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Seperti yang tertulis dalam Garis-garis Program Pembelajaran (GBPP,

1994) seperti yang dikutip oleh Purwanto (2001: 199) dikatakan bahwa “Mata

Pelajaran IPS SD bertujuan agar siswa mampu mengembangkan

pengetahuan dan ketrampilan dan ketrampilan dasar yang berguna bagi dirinya

dalam kehidupan sehari-hari”. Pengajaran sejarah bertujuan agar siswa mampu

mengembangkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia

sejak masa lalu hingga kini, sehingga siswa memiliki kebanggaan sebagai

bangsa Indonesia dan cinta tanah air. Sedangkan Mulyasa (2006: 125)

menuliskan bahwa mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam

kehidupan sosial

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan

Page 32: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional,

dan global.

c. Ruang Lingkup IPS SDLB

Ruang Lingkup IPS menurut KTSP telah ditetapkan oleh Depdiknas

seperti yang dikutip oleh Mulyasa (2006: 126) disebutkan sebagai berikut:

1) Manusia, Tempat, dan Lingkungan

2) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan

3) Sosial dan Budaya

4. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media menurut istilahnya berasal bahasa latin medium yang artinya adalah

perantara atau pengantar. Selanjutnya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(Poerwodarminto, 2007: 640) media diartikan “Alat (sarana) komunikasi”. Robert

Henick (2001: 7) memberikan pengertian “media are caries of information between

receiver”. Media adalah membawa informasi dengan penerima. Suharsimi Arikunto

(2003: 19) menyebutkan “Media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang

digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk lebih

mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan”.

Sedangkan Oemar Hamalik (2002: 22) mengemukakan media adalah “Alat,

metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi guru

dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah”. Menurut Briggs

yang dikutip oleh Arsito Rahadi (2004: 8) mengartikan media sebagai “Alat untuk

memberikan perangsang bagus agar terjadi proses belajar”.

Berdasarkan dan pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian media

adalah suatu sarana yang digunakan dalam proses belajar sehingga terjadi

komunikasi antara guru dan siswa.

b. Klasifikasi Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang digunakan di dunia pendidikan, baik

Page 33: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

pendidikan formal maupun non formal memiliki berbagai jenis. Pembagian

jenis media tersebut berdasarkan sudut pandang dan kemajuan teknologi yang

berkembang. Secara garis besar jenis media terbagi menjadi tiga yaitu media

suara, media gerak dan media visual. Arsito Rahadi (2004: 17) membagi jenis

media sebagai berikut:

1) media audio

2) media cetak

3) media visual diam

4) media audio semi gerak

5) media audio semi gerak

6) media semi gerak

7) media audio visual diam

8) media audio visual gerak

Lebih jauh Arsito Rahadi (2004: 18) mengelompokkan media menjadi 10

golongan yaitu :

1) Audio contohnya dalam pembelajaran adalah kaset audio, siaran

radio, CD, telepon.

2) Cetak, contoh dalam pembelajaran adalah buku pelajaran, modul,

brosur, leaflet, gambar.

3) Audio cetak, contoh dalam pembelajaran adalah kaset audio yang

dilengkapi bahan tertulis.

4) Proyeksi visual diam, contoh dalam pembelajaran adalah overhead

tranparansi (OHT), film bingkai (slide).

5) Proyeksi audio visual, diam contoh dalam pembelajaran adalah film

bingkai (slide) bersuara.

6) Visual gerak, contoh dalam pembelajaran adalah film bisu.

7) Audio visual gerak, contoh pembelajaran adalah film gerak

bersuara, video /VCD, televisi.

8) Obyek fisik contoh dalam pembelajaran benda nyata, model,

specimen.

9) Manusia dan lingkungan, contoh dalam pembelajaran adalah guru,

pustakawan, laboran.

10) Komputer contoh dalam pembelajaran adalah CAI

(pembelajaran berbantukan Komputer, CBI (pembelajaran berbasis

Komputer).

c. Manfaat dan Fungsi Media

Media dalam pendidikan memiliki berbagai manfaat dan fungsi. Sehingga

setiap media yang akan diciptakan atau digunakan harus memiliki nilai

kebermanfaatan baik bagi guru maupun bagi siswa terutama dalam mencapai

Page 34: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

tujuan pembelajaran. Arsito Rahadi (2004: 15) mengemukakan bahwa manfaat

media pembelajaran adalah sebagai berikut;

1) Media dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih

kongkrit.

2) Media juga dapat mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu.

3) Media dapat membantu keterbatasan indera manusia

4) Media juga dapat menyajikan obyek pelajaran berupa benda atau

peristiwa langka dan berbahaya ke dalam kelas.

5) Infomasi pelajaran yang disajikan dengan media yang tepat akan

memberikan kesan mendalam dan lebih lama tersimpan pada diri

siswa.

Adapun fungsi media pembelajaran menurut Roestijah (2002: 29) adalah

sebagai berikut:

1) Fungsi edukatif

Media pendidikan dapat memberikan pengaruh baik yang mengandung

nilai-nilai pendidikan.

2) Fungsi sosial

Dengan media pendidikan hubungan antara anak dapat lebih baik, sebab

mereka secara gotong royong dapat bersama-sama mempergunakan media

tersebut.

3) Fungsi ekonomis

Dengan satu macam alat, media pendidikan sudah dapat dinikmati oleh

sejumlah anak dan dapat digunakan sepanjang waktu.

4) Fungsi politis

Dengan media pendidikan berarti sumber pendidikan dari pusat akan sampai

ke daerah.

5) Fungsi seni budaya

Dengan adanya media pendidikan berarti kita dapat bermacam-macam hasil

budaya manusia sehingga pengetahuan anak tentang nilai budaya

manusia makin bertambah luas.

Selanjutnya menurut Oemar Hamalik (2002:57) fungsi media

pembelajaran adalah :

1) bersifat kongkrit untuk berfikir dan dapat mengurangi verbalisme.

2) memperbesar perhatian siswa.

3) membuat pelajaran menjadi lebih mudah.

4) memberikan pelajaran pengalaman yang nyata kepada siswa

5) menumbuhkan pemikiran siswa secara teratur.

6) membantu tumbuhnya pengertian dalam kemampuan berbahasa.

7) memberikan pengalaman serta membantu berkembangnya efisiensi

yang lebih mendalam belajarnya.

Page 35: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

d. Media Peta

Pengertian peta merupakan suatu media yang menunjukkan letak tanah,

laut, sungai, gunung dan sebagainya, denah representatif melalui gambar dari

satu daerah yang menyatakan sifat-sifat seperti batas daerah, dan sifat permukaan.

Media peta mempunyai fungsi antara lain ;

1) Menyajikan data-data lokasi jarak arah, wilayah daratan, lautan,

kepulauan.

2) Menggambarkan secara visual tentang permukaan bumi dan

peristiwa-peristiwa yang terjadi di permukaan bumi.

3) Memberi pengetahuan pada peserta didik tentang posisi dari kesatuan

politik, keadaan alam daerah kepulauan, dll.

4) Merangsang minta belajar peserta didik terhadap penduduk dan

keadaan geografis.

5) Mengkongkritkan pesan-pesan yang abstrak

6) Memahami kejadian-kejadian yang terjadi di muka bumi, bentuk

bumi, distribusi penduduk, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.

7) Memperjelas pengetahuan peserta didik tentang peta.

e. Permainan Kartu

Pengertian media yaitu media yang memuat instruksi-instruksi yang

berupa pertanyaan dan latihan yang digunakan untuk mempelajari ide mereka

dalam bentuk kartu angka.

Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dikemukakan, maka yang

dimaksud media permainan kartu dalam penelitian ini adalah media permainan

kartu yang berbentuk empat persegi panjang yang terbuat dari kertas asturo

berwarna yang berukuran 15 x 10 cm yang berisi gambar dan angka, yang

bertujuan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran, dimana peserta yang

terlibat di dalamnya atau pemain-pemainnya bermain dengan menggunakan

aturan-aturan yang telah ditentukan.

1) Fungsi Media Permainan Kartu Berwarna Anak Tunarungu

John D. Latuheru (2001:112-113) mengemukakan fungsi permainan

Page 36: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

kartu sebagai berikut:

a) Kondisi atau situasi dimana permainan sangat penting bagi anak

didik, karena mereka akan bersikap lebih positif terhadap

permainan kartu ini.

b) Permainan dapat mengajarkan tentang fakta dan konsep secara

tetap guna, sama dengan pembelajaran konvensional pada objek

yang sama.

c) Pada umumnya permainan kartu dapat meningkatkan motivasi

belajar anak didik, permainan dapat juga mendorong siswa untuk

saling membantu satu sama lain.

d) Bantuan yang paling baik dari permainan kartu adalah bagi

dominan efektif (yang menyangkut perasaan atau budi pekerti)

yaitu memberi bantuan motivasi untuk belajar serta bantuannya

dalam masalah yang menyangkut perubahan sikap.

e) Guru maupun siswa harus dapat memilih bentuk media permainan

kartu mana yang mengandung nilai tinggi dan bermakna untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

f) Dalam bidang berhitung, media permainan dapat meningkatkan

kemampuan anak, dan dapat memberikan hasil yang lebih baik

dibandingkan dengan proses pembelajaran yang konvensional.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat

ditegaskan bahwa fungsi media permainan kartu berwarna dalam pelajaran

IPS terutama materi membaca peta bagi anak tunarungu wicara adalah

sebagai berikut:

a) Membangkitkan motivasi belajar IPS bagi anak tunarungu, media

permainan kartu berwarna dibuat dari gambar-gambar yang bermacam-

macam sehingga menarik perhatian anak dan anak mau mencobanya

serta aktif dalam belajar, yang ada akhirnya memotivasi belajar anak.

b) Meningkatkan kemampuan membaca peta bagi anak tunarungu wicara,

karena anak sudah termotivasi untuk lebih lama dan mencobanya secara

berulang-ulang, sehingga kemampuan membaca peta anak tunarungu

meningkat.

c) Membantu menumbuhkan pengertian konsep dari yang abstrak menjadi

konkret, media permainan kartu berwarna memang dirancang untuk

menjadikan konsep-konsep yang abstrak menjadi konkret, sehingga

membantu menumbuhkan pengertian menjadi jelas.

d) Memperbesar dan meningkatkan perhatian anak, media permainan kartu

Page 37: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

berwarna sengaja dibuat supaya anak tertarik untuk mencobanya

sehingga dapat memperbesar dan dapat meningkatkan perhatian anak.

e) Memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuan bakat serta

minat anak tunarungu wicara, media ini dibuat atau dirancang

(disesuaikan dengan kemampuan anak).

2) Keuntungan Media Permainan Kartu

John D. Latuheru (2001:112-113) mengemukakan keuntungan

permainan kartu sebagai berikut:

a) Melalui permainan kartu siswa dapat dengan segera melihat atau

mengetahui hasil dari pekerjaan mereka.

b) Permainan kartu memungkinkan peserta untuk memecahkan

masalah-masalah nyata.

c) Biaya untuk latihan dapat dikurangi dengan adanya permainan.

d) Permainan memberikan pengalaman-pengalaman nyata dan dapat

diulangi sebanyak yang dikehendaki.

e) Permainan dapat digunakan hampir semua bidang pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat

ditegaskan bahwa keuntungan media permainan kartu berwarna sebagai berikut:

a) Belajar IPS dengan menggunakan media permainan kartu berwarna anak

akan senang, sebab anak memperjelas pengetahuan tentang peta

dengan melakukan permainan itu.

b) Materi pelajaran IPS khususnya materi tentang peta akan lebih jelas

dikuasai anak sebab dengan menggunakan media permainan kartu berwarna,

materi sering diulang-ulang.

c) Anak tunarungu wicara sukar memahami sesuatu yang abstrak, dengan

menggunakan media permainan kartu berwarna dalam pelajaran IPS anak

akan lebih konkrit dalam menerima pelajaran.

3) Kelemahan Media Pembelajaran Kartu

John D. Latuheru (2001:115) mengemukakan bahwa kelemahan

media permainan kartu sebagai berikut :

a) Efektivitas belajar dengan melalui permainan tergantung dari

Page 38: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

materi yang dipilih secara khusus serta bagaimana

menggunakannya.

b) Penggunaa bahan untuk permainan biasanya memerlukan suatu

pengaturan kelompok secara khusus, bila ada siswa yang tidak

melakukan, biasanya mengganggu atau menghambat keberhasilan

pencapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan.

c) Bahan permainan mungkin sekali membutuhkan biaya yang cukup

besar serta membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

d) Membutuhkan adanya diskusi-diskusi sesudah permainan dan itu

dilaksanakan demi keberhasilan tujuan pembelajaran tersebut.

e) Waktu dalam hal ini merupakan suatu rintangan yang sangat

berarti secara induktif memang membutuhkan waktu jika

dibandingkan dengan mengajar secara langsung.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat

ditegaskan bahwa kelemahan media permainan kartu berwarna dalam

pelajaran IPS materi membaca peta bagi anak tunarungu wicara dalam

penelitian ini sebagai berikut:

a) Penggunaan media permainan kartu berwarna dalam pelajaran IPS

membutuhkan waktu yang banyak, bila dibandingkan dengan belajar

biasa.

b) Media permainan kartu membutuhkan biaya yang cukup tinggi bila

dibandingkan dengan alat peraga yang lain dalam meningkatkan

kemampuan belajar IPS anak tunarungu wicara.

c) Penggunaan media permainan kartu berwarna harus disesuaikan

dengan materi pelajaran yang diajarkan.

d) Media permainan kartu berwarna sulit diajarkan bagi siswa yang jumlahnya

banyak, terutama anak tunarungu wicara.

B. Kerangka Berpikir

Mata Pelajaran IPS merupakan salah satu pelajaran yang diberikan pada siswa

tunarungu di SDLB. Mata pelajaran IPS diberikan pada siswa tunarungu wicara dengan

tujuan agar siswa memiliki pengetahuan tentang ekonomi dalam hidup sehari-hari,

kondisi suatu wilayah dan sejarah. Dengan tujuan itu diharapkan siswa tunarungu

dalam kehidupan sehari-harinya dapat menerapkan di lingkungan hidupnya.

Page 39: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Kondisi anak tunarungu wicara yang lemah dalam pendengaran berakibat sulitnya

menerima materi pelajaran yang bersifat abstrak. Dengan kondisi tersebut anak tunarungu

wicara memiliki prestasi belajar yang rendah khususnya dalam mata pelajaran IPS. Hal ini

dikarenakan materi dalam IPS banyak materi dengan tingkat abstraksi yang cukup

tinggi.

Untuk memecahkan permasalahan tersebut salah satu upaya yang

dilakukan adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang dapat

mempermudah penjelasan materi yang disampaikan. Media tersebut dapat berupa media

buatan sendiri maupun media yang sudah jelas. Salah satu media yang digunakan dalam

mata pelajaran IPS yaitu media peta. Media peta sebagai salah satu media yang memiliki

berbagai kelebihan dan kemudahan dalam menjelaskan materi pada pembelajaran IPS.

Adapun untuk memperjelas kerangka berfikir dapat dilihat pada diagram berikut :

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan teknik permainan kartu

berwarna dapat meningkatkan kemampuan belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dalam

membaca peta pada siswa tunarungu wicara kelas III SDLB Negeri Kota Pekalongan

Tahun Pelajaran 2010/2011.

Kemampuan Awal, Prestasi Belajar

Ilmu Pengetahuan sosial

Guru memberikan pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial dalam materi membaca peta dengan

Menggunakan teknik permainan kartu berwarna

Kemampuan akhir, diduga dengan menggunakan

teknik permainan kartu berwarna dapat

meningkatkan kemampuan pemahaman membaca

peta pada anak runarungu wicara

Skema 1. Skema Kerangka berpikir

Page 40: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian merupakan lokasi diperolehnya data yang dibutuhkan

dan harus sesuai dengan tujuan penelitian dan pokok permasalahan yang

dirumuskan. Pada penelitian ini peneliti melakukan penelitian di kelas III SDLB

Negeri Kota Pekalongan tahun pelajaran 2010/2011.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 (empat) bulan yaitu 2 (dua) jam per

minggu dari bulan Februari sampai dengan Mei 2011.

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Jenis Kegiatan Februari Maret April Mei

1.Persiapan Penelitian

a. Penyusunan Judul

b. Penyusunan proposal

c. Perijinan

2. Perencanaan Tindakan

3. Implementasi Tindakan

a. Siklus I

b. Siklus II

4. Review

5. Penyusunan Laporan

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III SDLB Negeri Kota

Pekalongan tahun pelajaran 2010/2011 sejumlah 4 (empat) anak.

Tabel 2. Daftar Nama Subyek Penelitian

No Nama Umur L/P Ketajamanan

pendengaran Keterangan

1.

2.

3.

4.

Chairun Nisa

Siswi

Tiyo

Yogi

11

13

11

11

P

P

L

L

Belum ada

Belum ada

Belum ada

Belum ada

Semua belum diperiksakan karena

keterbatasan ekonomi orangtua

24

Page 41: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

C. Sumber Data

Sumber data adalah sebagian individu yang menjadi subyek penelitian.

Adapun yang menjadi sumber data penelitian ini adalah siswa tuna rungu wicara

kelas III SDLB Negeri Kota Pekalongan tahun pelajaran 2010/2011.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Metode penelitian merupakan hal yang sangat penting dan harus

diperhatikan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian, karena hal ini

merupakan sesuatu yang paling mendasar guna keberhasilan suatu penelitian

dapat tercapai.

Metodologi penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2006: 136) “Metode

penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

penelitiannya”. Sedangkan Sumadi Suryabrata (2000: 59) berpendapat bahwa

“Metode penelitian adalah suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan

secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode

penelitian adalah suatu cara yang dilakukan secara terencana dan sistematis dalam

mengumpulkan data untuk pemecahan suatu masalah.

Berorientasi pada judul penelitian maka metode yang akan penulis

gunakan dalam penelitian tindakan kelas ini dengan metode observasi,

dokumentasi, dan tes.

1. Observasi

a. Pengertian Observasi

Berdasarkan beberapa literatur yang diperoleh, pengertian observasi

dapat dijelaskan sebagai berikut:

Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan

pengamatan secara langsung mengenal fenomena-fenomena dan gejala psikis

maupun psikologi dengan pencatatan. Format yang disusun berisi item-item

tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi (Suharsimi

Arikunto, 2006: 197).

Page 42: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Menurut Supardi (2008: 127), observasi adalah kegiatan pengamatan

(pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah

mencapai sasaran.

Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa observasi

adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) secara langsung mengenal

fenomena-fenomena dan gejala psikis maupun psikologi dengan pencatatan

untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.

b. Macam-macam Observasi

Observasi ini dilakukan untuk mengamati secara langsung proses dan

dampak pembelajaran yang diperlukan untuk menata langkah-langkah

perbaikan agar lebih efektif dan efisien. Dalam melakukan observasi proses,

menurut Retno Winarni (2009: 84-85) ada 4 metode observasi yaitu:

1) Observasi Terbuka

Pengamat tidak menggunakan lembar observasi, melainkan hanya

menggunakan kertas kosong merekam pelajaran yang diamati.

2) Observasi Terfokus

Ditujukan untuk mengamati aspek-aspek tertentu dari pembelajaran.

Misalnya: yang diamati kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi.

3) Observasi Terstruktur

Observasi menggunakan instrumen yang terstruktur dan siap pakai,

sehingga pengamat hanya tinggal membubuhkan tanda ( ) pada tempat

yang disediakan.

4) Observasi Sistematik

Observasi sistematik lebih rinci dalam kategori yang diamati. Misalnya

dalam pemberian penguatan, data dikategorikan menjadi penguatan verbal

dan nonverbal.

c. Observasi yang Digunakan

Dalam penelitian in digunakan observasi terstruktur, dimana observasi

menggunakan instrumen yang terstruktur dan siap pakai, sehingga pengamat

Page 43: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

hanya tinggal membubuhkan tanda ( ) pada tempat yang disediakan pada

lembar pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran

kemampuan membaca peta melalui teknik permainan kartu. Alasan digunakan

observasi terstruktur adalah untuk mempermudah observer melakukan

pengamatan dan observasi terstruktur sesuai dengan masalah yang diteliti.

2. Tes

a. Pengertian Tes

Berdasarkan beberapa literatur, diperoleh pengertian bahwa: “Tes

adalah sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab dan/atau tugas yang harus

dikerjakan” (Saifuddin Azwar, 2001: 2). Menurut Suharsimi Arikunto (2006:

138) tes adalah “Serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu alat

yang dipergunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat, berujud pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa

baik secara individu atau kelompok.

b. Macam-macam Tes

Bentuk-bentuk tes antara lain sebagai berikut: 1) Tes benar salah, 2)

Tes pilihan ganda, 3) Tes menjodohkan, 4) Tes isian atau melengkapi, 5) Tes

jawaban singkat (Suharsimi Arikunto, 2006:139).

c. Tes yang Digunakan

Bentuk tes yang dipakai adalah tes objektif. Tes objektif adalah tes

yang hanya satu jawaban dapat dianggap terbaik. Siswa yang diuji diminta

untuk menunjukkan jawaban yang terbaik. Tes yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tes lisan atau perbuatan.

Page 44: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

3. Wawancara

a. Pengertian Wawancara

Dari beberapa literatur, diperoleh pengertian wawancara sebagai

berikut:

“Wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan

sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula” (Margono,

2009: 165). Sedangkan pengertian wawancara menurut Masri Singarimbun dan

Sofian Effendi (2005: 192), “Wawancara adalah mendapatkan informasi

dengan cara bertanya langsung kepada responden”.

Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa wawancara

adalah alat pengumpul informasi dengan cara bertanya langsung kepada

responden sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.

b. Teknik Wawancara

Wawancara dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan di

kelas.Wawancara dilakukan antara peneliti dan guru kelas. Kegiatan ini

dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan

dengan pelaksanaan pembelajaran kemampuan membaca peta sebelum

menggunakan teknik permainan kartu berwarna dan sesudah menggunakan

teknik permainan kartu berwarna.

Dari wawancara serta kegiatan pengamatan yang telah dilakukan,

kemudian diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada berkenaan

dengan pembelajaran kemampuan membaca peta.

E. Validasi Data

Validasi diperlukan agar diperoleh data yang valid. Teknik yang

digunakan untuk memeriksa validitas data antara lain adalah triangulasi review

informan kunci. Informasi yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti dan akan

dijadikan data dalam penelitian ini perlu diperiksa validitasnya sehingga data

validitas tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar

yang kuat dalam menarik kesimpulan. Adapun teknik yang digunakan untuk

Page 45: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

memeriksa validitas adalah triangulasi.

Moleong (2004: 330) mengemukakan bahwa “Triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Teknik

triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data dan

triangulasi metode. Triangulasi data (sumber) dilakukan dengan mengumpulkan

data tentang permasalahan dalam penelitian dari beberapa sumber yang berbeda.

Sedang triangulasi metode dilakukan dengan menggali data yang sama dengan

metode yang berbeda, seperti disinkronkan dengan hasil observasi atau dokumen

yang ada.

Untuk menjaga validitas, secara kolaboratif data akan didiskusikan dengan

teman sejawat, serta diupayakan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1)

observer akan mengamati keseluruhan sekuensi peristiwa yang terjadi di kelas; 2)

tujuan, batas waktu dan rambu-rambu observasi jelas; 3) hasil observasi dicatat

lengkap dan hati-hati; dan 4) observasi harus dilakukan secara obyektif.

F. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data yang telah

berhasil dikumpulkan antara lain dengan model interaktif yaitu membandingkan

nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I, dan nilai tes setelah siklus II.

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan

dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Dalam penelitian ini

yang menjadi indikator kinerja adalah adanya peningkatan kemampuan belajar

IPS dalam membaca peta.

Untuk mengetahui keberhasilan apabila siswa telah diadakan pembelajaran

dengan menggunakan teknik permainan kartu berwarna, maka perolehan nilai

siswa meningkat dari sebelumnya baik nilai individu siswa maupun rata-rata kelas

sehingga mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu 60.

Page 46: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

H. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui empat langkah

utama yang saling berkaitan, yaitu: 1) Perencanaan Tindakan, 2) Pelaksanaan

Tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan model PTK sebagaimana yang dikemukakan oleh Suhardjono

dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2008: 74).

Agar di dalam penelitian ini dapat berjalan dan mendapatkan hasil yang

baik, optimal dan sesuai dengan apa yang diharapkan, maka perlu adanya

prosedur penelitian. Untuk lebih jelas mengenai tahapannya, dapat dilihat pada

bagan berikut :

Skema 2. Skema Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

Permasalahan Perencanaan

Tindakan I

Pelaksanaan

Tindakan I

Pengamatan/

Pengumpulan

Data I

Refleksi I

Perencanaan

Tindakan II Pelaksanaan

Tindakan II

Refleksi II Pengamatan/

Pengumpulan

Data II

Dilanjutkan ke siklus

berikutnya

Permasalahan baru

Hasil refleksi

Apabila permasalahan

belum terselesaikan

Siklus I

Siklus II

Page 47: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan yang matang dan terorganisir digunakan dalam penelitian

untuk mendapatkan hasil dan dapat berjalan dengan baik, optimal, sesuai

dengan yang diharapkan. Adapun perencanaan tindakan ini adalah:

a. Identifikasi masalah

Identifikasi masalah ini merupakan hasil dari observasi yang menunjukkan

bahwa siswa kelas III SDLB Negeri Kota Pekalongan tahun pelajaran

2010/2011 masih rendah pemahaman mengenai kemampuan membaca peta.

b. Alternatif tindakan

Alternatif tindakan yang digunakan untuk mengatasi masalah dari uraian

perencanaan (planning) tersebut di atas adalah dengan cara peningkatan

kemampuan membaca peta dipersiapkan oleh guru dengan cara teknik

permainan kartu berwarna secara berulang-ulang. Dalam pembelajaran ini

guru memberi contoh pada anak teknik permainan kartu berwarna, anak

disuruh melakukannya secara berulang-ulang.

c. Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran

Agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan apa

yang diharapkan, maka seorang guru mempersiapkan perangkat

pembelajaran. Adapun perangkat pembelajaran tersebut adalah silabus,

rencana pelaksanaan pembelajaran, dan alat peraga. Siklus I dilaksanakan

pada bulan Februari 2011 dengan kompetensi dasar membaca peta wilayah

lingkungan setempat (lingkungan sekolah, kelurahan, kecamatan, kabupaten

atau atau kota) propinsi Jawa Tengah.

Dalam pembelajaran secara klasikal sesuai deskripsi yang diberikan, siklus

II dan III dilaksanakan pada bulan Maret - Mei 2011 dengan kompetensi

dasar kompetensi dasar membaca peta wilayah lingkungan setempat

(lingkungan sekolah, kelurahan, kecamatan, kabupaten atau atau kota)

propinsi Jawa Tengah.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Guru dalam melaksanakan tindakan kelas dengan menerapkan

pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM). Guru

Page 48: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran peningkatan

kemampuan membaca peta melalui teknik permainan kartu berwarna. Dengan

cara pembelajaran secara klasikal kemudian dalam artikulasi diterapkan

pembelajaran secara individual mengingat kemampuan anak tuna rungu

terbatas. Guru memberikan penguatan berupa pujian pada anak setelah

mengucapkan kata dengan benar dan tepat. Data pelaksanaan tindakan

diperoleh dari hasil pengamatan kepada siswa saat berlangsung pelaksanaan

pembelajaran dan hasil belajar setelah pelaksanaan pembelajaran berlangsung.

3. Pemantauan (Observasi)

Pada tahap pemantauan dikumpulkan data dan informasi dari beberapa

sumber untuk mengetahui seberapa jauh efektifitas dan tindakan yang

dilaksanakan. Data tentang keberhasilan pemahaman membaca peta diperoleh

dari teknik permainan kartu berwarna, data tentang aktifitas dan pemulihan

metode diperoleh dari observasi selama pelaksanaan pembelajaran oleh guru

mitra/kolaborator.

4. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan yang mengulas secara kritis, tentang perubahan

pada siswa, suasana kelas, dan guru. Kemudian mendiskusikan hasil sebelum

dan sesudah tindakan, setelah itu merumuskan hasil berupa keberhasilan

maupun kekurangannya untuk ditindaklanjuti dengan langkah penyempurnaan

dan pengembangan.

Page 49: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

1. Deskripsi Kondisi Awal (Pre Test)

Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran siswa kelas III SDLB Negeri

Kota Pekalongan pada kondisi awal dengan metode ceramah, Berikut ini dapat

disajikan prestasi belajar IPS materi membaca peta yang terkait dengan kondisi

awal pembelajaran IPS.

Tabel 3. Nilai Hasil Prestasi Belajar IPS Materi Membaca Peta Siswa Kelas III

SDLB Negeri Kota Pekalongan Pekalongan (Kondisi Awal).

No.

Urut

Nama Siswa Nilai Keterangan

1 Nisa 40 Belum tuntas

2 Siswi 40 Belum tuntas

3 Tiyo 60 Tuntas

4 Yogi 50 Belum tuntas

Jumlah 190

Rerata Nilai IPS 47,5

Ketuntasan Klasikal 25,00% Belum tuntas

Dengan rentangan skor sebagai berikut :

1. Tinggi apabila memperoleh nilai 80 – 100

2. Sedang apabila memperoleh nilai 60 – 79

3. Rendah apabila memperoleh nilai < 60

Adapun data hasil rekapitulasi penilaian hasil evaluasi siswa mata

pelajaran IPS materi membaca peta pada kondisi awal adalah sebagai berikut :

33

Page 50: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Tabel 4. Data Hasil Rekapitulasi Penilaian Hasil Evaluasi Siswa Mata Pelajaran

IPS Materi Membaca Peta Pada Kondisi Awal

No Rentang Nilai Jumlah Siswa Prosentase Kriteria

1 80 – 100 - 0% Tinggi

2 60 – 79 1 25% Sedang

3 < 60 3 75% Rendah

Jumlah 4 100%

Prestasi belajar awal IPS siswa kelas III SDLB Negeri Kota

Pekalongan dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut :

Nilai

40

40

60

50Nisa

Siswi

Tiyo

Yogi

Diagram 1. Diagram Prestasi Belajar IPS (Kondisi Awal)

Nilai siswa yang disajikan pada tabel di atas menunjukkan bahwa

sebanyak 3 siswa memperoleh nilai di bawah 60. Sedangkan siswa yang

memperoleh nilai 60 hanya 1 siswa. Nilai rerata 47,5 dengan tingkat ketuntasan

secara klasikal sebesar 25,00%. Data ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPS

materi membaca peta pada siswa kelas III SDLB Negeri Kota Pekalongan

belum memenuhi batas tuntas yang ditetapkan. Dengan demikian, pada kondisi

awal ini pembelajaran IPS materi membaca peta dapat dikatakan belum mencapai

tujuan yang diharapkan.

Page 51: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Berdasarkan prestasi belajar IPS materi membaca peta yang masih rendah,

maka sebagai guru berusaha melakukan inovasi pembelajaran agar prestasi

belajar IPS materi membaca peta dapat ditingkatkan. Inisiatif yang diambil guru

kelas serta didukung oleh kepala sekolah dan dibantu teman guru kolaborasi,

dilakukan motivasi pembelajaran dengan menerapkan metode permainan kartu

yang berwarna dengan tujuan meningkatkan prestasi belajar IPS materi nilai

membaca peta.

2. Deskripsi Siklus I

a. Perencanaan

Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I meliputi

kegiatan-kegiatan :

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam rangka implementasi tindakan perbaikan, pembelajaran IPS

materi membaca peta siklus 1 ini dirancang dengan satu kali

pertemuan. Alokasi waktu pertemuan adalah 2 x 30 menit setiap

pertemuan. RPP siklus 1 yang mencakup ketentuan; kompetensi dasar,

materi pokok, indikator, skenario pembelajaran, media/sumber belajar,

dan sistem penilaian.

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran

adalah: (1) Ruang kelas. Ruang kelas yang digunakan adalah kelas yang

biasa digunakan setiap hari. Kelas tidak didesain secara khusus untuk

pelaksanaan pembelajaran. (2) Mempersiapkan alat peraga sesuai

dengan materi pembelajaran.

3) Menyiapkan lembar observasi.

Lembar observasi digunakan untuk mencatat segala aktivitas

selama pelaksanaan pembelajaran yang berisi daftar isian yang mencakup

kegiatan siswa dan juga kegiatan guru. Lembar pengamatan yang

digunakan untuk siswa meliputi bagaimana aktivitas siswa dalam

pembelajaran yang meliputi: memperhatikan penjelasan guru, menjawab

Page 52: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

pertanyaan guru, rasa ingin lahu dan mengajukan pertanyaan, pengamatan

bahan IPS materi membaca peta dan mengerjakan LKS. Lembar

pengamatan yang digunakan untuk guru meliputi: memberikan

informasi secara tepat, menggunakan berbagai sumber, menggunakan

waktu secara tepat sesuai perencanaan, penuh perhatian terhadap siswa,

memotivasi siswa, melakukan penilaian proses dan tanya jawab,

melakukan evaluasi, memberikan tindak lanjut.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I, diawali oleh guru memulai

kegiatan pembelajaran dengan berdoa bersama, selanjutnya guru menjelaskan

atau pengarahan kepada siswa tentang kartu berwarna serta

menggunakannya. Pada kesempatan tersebut, guru memberikan

kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menanyakan segala

sesuatunya yang belum jelas. Alokasi untuk penjelasan ini menggunakan

waktu selama 10 menit.

Kegiatan berikutnya, guru menyiapkan alat peraga berupa kartu yang

berwarna merah, kuning, hijau, biru, coklat, ungu, orange, pink,dan lain-

lain sebagai media pembelajaran. Setiap siswa diberi kesempatan untuk

mencermati alat peraga yang disediakan yaitu dengan melihat, memegang,

mengucapkan dan mengidentifikasikan alat peraga tersebut. Guru juga

memotivasi anak dengan menanyakan alamat rumahnya serta

mengkomunikasikan tujuan pembelajaran kepada siswa. Alokasi waktu yang

digunakan untuk kegiatan ini adalah 40 menit.

Setelah memperhatikan teknik permainan kartu berwarna, siswa

mencermati materi pelajaran membaca peta dan teknik mempelajarinya

sesuai dengan bimbingan yang diberikan guru. Pada saat kegiatan

pembelajaran dimulai yaitu anak disuruh maju satu persatu mencoba

menunjuk dan menyebutkan simbol-simbol yang ada di peta, guru kolaborasi

mengadakan pengamatan mengenai aktivitas siswa dan aktivitas guru

dengan menggunakan blangko yang telah dipersiapkan. Guru memberikan

Page 53: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

bantuan apabila ada siswa yang memerlukan penjelasan atau bimbingan.

Berdasarkan hasil pembelajaran melalui teknik permainan kartu berwarna

pada pembelajaran IPS materi membaca peta, guru menyempurnakan atau

melakukan revisi terhadap hasil pengamatan terhadap penerapan teknik

permainan kartu berwarna.

Pembelajaran siklus I diakhiri dengan refleksi, yakni merenungkan apa

saja yang terjadi. Kegiatan refleksi tersebut menggunakan waktu 10 menit.

Sebelum mengakhiri pertemuan, siswa diberi tugas rumah untuk menjawab

beberapa pertanyaan sesuai dengan materi membaca peta.

c. Pengamatan

Hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan dapat dideskripsikan

bahwa siswa belum dapat mengenal warna gambar peta dengan tepat. Hal ini

terlihat pada saat guru memberikan tugas dengan menerapkan teknik

permainan kartu berwarna, tidak semua siswa mengenal warna gambar

peta, masih terdapat siswa yang kebingungan membedakan jenis warna,

sehingga siswa belum menunjuk dan menyebutkan simbol-simbol yang

ada pada peta sampai kegiatan pembelajaran berakhir. Hal ini terjadi karena

siswa tidak memikirkan betapa terbatasnya alokasi waktu yang tersedia

sehingga mereka kurang bisa memanfaatkan waktu yang baik.

Pada saat melakukan pengamatan, masih terlihat kekurangsiapan pada

diri siswa. Masih ada di antara siswa yang masih takut untuk maju ke depan

pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan teknik permainan kartu

berwarna, karena siswa diutamakan untuk berani maju ke depan terlebih

dahulu kemudian menunjuk dan menyebutkan simbol-simbol yang ada pada

peta.

Dari hasil diskusi antara guru pamong dan guru kolaborasi, peran guru

untuk membangkitkan semangat siswa masih kurang. Guru kurang

memperhatikan siswa secara perseorangan. Seyogyanya guru selalu

menatap siswanya karena yang dihadapi adalah siswa tuna rungu wicara

yang perhatian yang tinggi. Selama mendampingi siswa belajar, guru kurang

Page 54: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

maksimal dalam menerapkan teknik permainan kartu berwarna, karena guru

kelas sudah sangat terbiasa dengan pembelajaran konvensional (ceramah),

yang lebih mengutamakan teori daripada praktek langsung.

Hasil belajar IPS materi membaca peta melalui teknik permainan

kartu berwarna pada Siklus 1 disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 5. Nilai Hasil Prestasi Belajar IPS Materi Membaca Peta Siswa Kelas

III SDLB Negeri Kota Pekalongan pada Siklus I.

No.

Urut

Nama Siswa Nilai Keterangan

1 Nisa 50 Belum tuntas

2 Siswi 50 Belum tuntas

3 Tiyo 70 Tuntas

4 Yogi 70 Tuntas

Jumlah 240

Rerata Nilai IPS 60,00

Ketuntasan Klasikal 50,00% Belum tuntas

Prestasi belajar IPS materi membaca peta siklus I di atas dapat

digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

Nilai

50

50

70

70Nisa

Siswi

Tiyo

Yogi

Diagram 2. Diagram Prestasi Belajar IPS Siklus I

Page 55: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran, siswa

belum aktif memperhatikan penjelasan guru serta maju ke depan untuk

menunjuk dan menyebutkan simbol-simbol yang ada di peta. Kemampuan

siswa dalam memahami materi bidang membaca peta pada pertemuan awal

sudah menunjukkan perubahan yang berarti. Hal ini ditunjukkan nilai rata-rata

kelas mencapai 60,00. Siswa yang mendapat nilai > 6,0 berjumlah 2 siswa.

Pada kegiatan siklus I siswa yang memperoleh nilai > 60 sebanyak 2

siswa atau 50% dari 4 siswa, hasil tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran

yang dilaksanakan dengan menggunakan teknik permainan kartu berwarna

telah meningkat walaupun secara klasikal belum mencapai nilai ketuntasan

maksimal.

Kurangnya konsentrasi dan keberanian siswa dalam melakukan

kegiatan pembelajaran IPS dan jarangnya tanya jawab dilakukan antara siswa

dengan siswa dan bertanya pada guru disebabkan oleh kurangnya motivasi bagi

siswa untuk meningkatkan prestasi belajar IPS materi membaca peta

sehingga masih terdapat siswa yang kurang berani dan berkonsentrasi pada

saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran Oleh sebab itu, pada pembelajaran

pada siklus II perlu ditekankan kepada siswa agar lebih mempersiapkan diri

dan serta mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.

Siswa perlu dibangkitkan semangatnya sehingga penerapan teknik

permainan kartu berwarna yang dilaksanakan guru bermanfaat untuk

menyempurnakan pemahaman terhadap peningkatan prestasi belajar materi

membaca peta. Siswa masih perlu dibimbing dan diarahkan dalam kegiatan

pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi di atas, dapat diketahui bahwa siswa belum

termotivasi serta belum membedakan gambar peta dengan tepat . Untuk

menindaklanjutinya, pembelajaran pada siklus II perlu ditekankan pada

siswa pentingnya konsentrasi pada saat pembelajaran.

Page 56: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

3. Deskripsi Siklus II

Pembelajaran IPS materi membaca peta siswa kelas III SDLB Negeri

Kota Pekalongan pada siklus II masih ditujukan pada pemahaman siswa terhadap

pemanfaatan teknik permainan kartu berwarna. Pelaksanaannya dirancang sebagai

berikut :

a. Perencanaan

Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II meliputi kegiatan-

kegiatan :

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Dalam rangka implementasi tindakan perbaikan, pembelajaran

matematika materi nilai pecahan siklus II dirancang dengan dua kali

pertemuan. Alokasi waktu pertemuan adalah 2 x 30 menit setiap

pertemuan. RPP mencakup ketentuan: kompetensi dasar, materi pokok,

indikator, skrenario pembelajaran, media/sumber belajar, dan sistem

penilaian.

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran

adalah: (1) Ruang kelas. Ruang kelas yang digunakan adalah kelas yang

biasa digunakan setiap hari; (2) Mempersiapkan alat peraga sesuai dengan

materi pembelajaran.

3) Menyiapkan Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mencatat segala aktivitas

selama pelaksanaan pembelajaran yang berisi daftar isian yang mencakup

kegiatan siswa dan juga kegiatan guru. Lembar pengamatan yang

digunakan untuk siswa meliputi bagaimana aktivitas siswa dalam

pembelajaran yang meliputi: memperhatikan penjelasan guru, menjawab

pertanyaan guru, rasa ingin tahu dan mengajukan pertanyaan; mengamati

metode yang dilakukan guru di depan kelas, dan mengerjakan LKS.

Lembar pengamatan yang digunakan untuk guru meliputi: memberikan

informasi secara tepat, menggunakan berbagai sumber, menggunakan

waktu secara tepat sesuai perencanaan, penuh perhatian terhadap siswa,

Page 57: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

memotivasi siswa, melakukan penilaian proses dan tanya jawab,

melakukan evaluasi, memberikan tindak lanjut.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II, diawali oleh guru memulai

kegiatan pembelajaran dengan berdoa bersama. Setelah itu guru memberikan

informasi berupa denah dan gambar peta dapat berupa denah lokasi. Alokasi

untuk penjelasan ini menggunakan waktu selama 10 menit.

Kegiatan berikutnya, guru menyiapkan alat peraga berupa kartu yang

berwarna merah, kuning, hijau, biru, coklat, ungu, orange, pink, dan lain-

lain sebagai media pembelajaran. Setiap siswa diberi kesempatan untuk

mencermati alat peraga yang disediakan yaitu dengan melihat, memegang,

mengucapkan dan mengidentifikasikan alat peraga tersebut. Guru juga

memotivasi anak dengan menanyakan alamat rumahnya serta

mengkomunikasikan tujuan pembelajaran kepada siswa. Alokasi waktu yang

digunakan untuk kegiatan ini adalah 40 menit.

Setelah memperhatikan teknik permainan kartu berwarna, siswa

mencermati materi pelajaran membaca peta lingkungan setempat (peta

kabupaten/kota) dan teknik mempelajarinya sesuai dengan bimbingan yang

diberikan guru. Pada saat kegiatan pembelajaran dimulai yaitu anak disuruh

maju satu persatu mencoba menunjuk dan menyebutkan simbol-simbol yang

ada di peta, kemudian secara bersama-sama siswa untuk bermain kartu dan

membaca peta yang ditunjuk. Guru kolaborasi mengadakan pengamatan

mengenai aktivitas siswa dan guru dengan menggunakan blangko yang telah

dipersiapkan. Guru memberikan bantuan apabila ada siswa yang memerlukan

penjelasan atau bimbingan. Berdasarkan hasil pembelajaran melalui teknik

permainan kartu berwarna pada pembelajaran IPS materi membaca peta, guru

menyempurnakan atau melakukan revisi terhadap hasil pengamatan

terhadap penerapan teknik permainan kartu berwarna.

Pembelajaran siklus II diakhiri dengan refleksi, yakni merenungkan

apa saja yang terjadi. Kegiatan refleksi tersebut menggunakan waktu 10

Page 58: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

menit. Sebelum mengakhiri pertemuan, siswa diberi tugas rumah untuk

menjawab beberapa pertanyaan sesuai dengan materi membaca peta.

c. Pengamatan

Hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan dapat dideskripsikan

bahwa siswa belum dapat mengenal warna gambar peta dengan tepat. Hal ini

terlihat pada saat guru memberikan tugas dengan menerapkan teknik

permainan kartu berwarna, semua siswa mengenal warna gambar peta,

siswa sudah dapat menyebutkan dan menunjuk peta wilayah yang diwarnai.

Pada saat melakukan pengamatan, masih terlihat kekurangsiapan pada

diri siswa. Masih ada di antara siswa yang masih takut untuk maju ke depan

pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan teknik permainan kartu

berwarna, karena siswa diutamakan untuk berani maju ke depan terlebih

dahulu kemudian menunjuk dan menyebutkan simbol-simbol yang ada pada

peta. Terdapat siswa yang kurang aktif ketika siswa dikelompokan yang satu

memainkan kartu yang lain menunjukkan dan menyebutkan tempat sesuai

petunjuk kartu.

Dari hasil diskusi antara guru pamong dan guru kolaborasi, peran guru

untuk membangkitkan semangat siswa sudah meningkat. Guru sudah

memperhatikan siswa secara perseorangan/individu. Hal itu penting karena

yang dihadapi adalah siswa tuna rungu wicara yang perlu perhatian yang

tinggi. Selama mendampingi siswa belajar, guru sudah maksimal dalam

menerapkan teknik permainan kartu berwarna yang lebih bervariatif, karena

guru kelas sudah dapat mempraktekkan teknik permainan kartu berwarna

tersebut agar lebih menarik perhatian siswa.

Hasil belajar IPS materi membaca peta melalui teknik permainan

kartu berwarna pada Siklus 1 disajikan dalam tabel berikut:

Page 59: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Tabel 5. Nilai Hasil Prestasi Belajar IPS Materi Membaca Peta Siswa Kelas III

SDLB Negeri Kota Pekalongan pada Siklus II.

No.

Urut

Nama Siswa Nilai Keterangan

1 Nisa 65 Tuntas

2 Siswi 70 Tuntas

3 Tiyo 80 Tuntas

4 Yogi 80 Tuntas

Jumlah 295

Rerata Nilai IPS 73,75

Ketuntasan Klasikal 100 % Tuntas

Prestasi belajar IPS materi membaca peta siklus II di atas dapat

digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

Diagram 3. Diagram Prestasi Belajar IPS Siklus II.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran, siswa

telah aktif memperhatikan penjelasan guru serta maju ke depan untuk

menunjuk dan menyebutkan simbol-simbol serta warna-warna yang bervariasi

Page 60: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

pada peta. Kemampuan siswa dalam memahami materi bidang membaca peta

pada pertemuan awal sudah menunjukkan peningkatan yang baik. Hal ini

ditunjukkan nilai rata-rata kelas mencapai 73,75. Siswa yang mendapat nilai >

6,0 berjumlah 4 siswa.

Pada kegiatan siklus II siswa yang memperoleh nilai > 60 sebanyak 4

siswa atau 100% dari 4 siswa, hasil tersebut menunjukkan bahwa

pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan teknik permainan kartu

berwarna yang lebih variatif telah meningkat dan telah mencapai nilai

ketuntasan yang ditentukan.

Oleh sebab itu, pada pembelajaran pada siklus II perlu ditekankan

kepada siswa agar lebih mempersiapkan diri dan serta memperhatikan

pengarahan dan mempraktekan dari guru dengan sungguh-sungguh.

Siswa perlu dibangkitkan semangatnya sehingga penerapan teknik

permainan kartu berwarna yang lebih variatif yang dilaksanakan guru

bermanfaat untuk menyempurnakan pemahaman terhadap peningkatan

prestasi belajar materi membaca peta. Siswa masih perlu dibimbing dan

diarahkan dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi di atas, dapat diketahui bahwa siswa sudah

termotivasi serta dapat membedakan warna kartu peta dengan tepat.

Untuk menindaklanjutinya, untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya perlu

ditekankan pada siswa pentingnya konsentrasi pada saat pembelajaran.

B. Hasil Penelitian

Hasil evaluasi belajar matematika materi nilai pecahan materi pada siklus I

menunjukkan bahwa 2 siswa mendapat nilai kurang dari 60,00 yang dinyatakan

belum tuntas belajar IPS materi m embaca peta. Sedangkan 2 siswa mendapat

nilai > 60,00 yang dinyatakan telah tuntas belajar IPS materi membaca peta. Nilai

rata-rata kelas 60,00. Ketuntasan secara klasikal sebesar 50,00% yang

dinyatakan belum tuntas belajar IPS materi membaca peta secara klasikal.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa proses pembelajaran IPS materi

membaca peta melalui teknik permainan kartu berwarna pada siklus 1 belum

Page 61: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

berjalan maksimal dan perlu perbaikan karena masih berada di bawah indikator

kinerja ketuntasan belajar yang telah ditentukan 80% dari jumlah siswa mendapat

nilai 60,00 ke atas.

Dari hasil tindakan siklus I yang belum tuntas baik secara individu

maupun secara klasikal, maka masih perlu diadakan perbaikan pembelajaran IPS

materi membaca peta melalui teknik permainan kartu berwarna dari guru kelas.

Guru berusaha meningkatkan aktivitas mengajar dengan melakukan perbaikan

terhadap indikator yang masih kurang sehingga diharapkan pada siklus II aktivitas

guru mengajar dapat mencapai ketuntasan mengajar.

Dari hasil pengamatan pada siklus II, diperoleh dari lembar pengamatan

aktivitas guru dalam pembelajaran IPS materi membaca peta dapat disimpulkan

bahwa aktivitas guru dalam pembelajaran IPS materi membaca peta melalui

teknik permainan kartu berwarna yang lebih variatif telah menunjukkan aktivitas

yang diharapkan, guru telah mendalami teknik permainan kartu berwarna, dengan

penekanan tersebut terdapat peningkatan yang signifikan terhadap aktivitas guru

dalam pembelajaran IPS materi membaca peta.

Dari hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS materi

membaca peta melalui teknik permainan kartu berwarna pada siklus II aktivitas

belajar siswa sudah sesuai yang diharapkan, rata-rata aktivitas belajar siswa telah

mencapai nilai ketuntasan minimal, guru terus memotivasi belajar siswa dengan

menjelaskan keuntungan dan kelebihan pembelajaran IPS melalui teknik

permainan kartu berwarna, dengan penekanan tersebut diharapkan dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Hasil evaluasi belajar IPS materi membaca peta pada siklus II,

menunjukkan seluruh siswa mendapat nilai di atas 60,00 yang dinyatakan telah

tuntas. Nilai rata-rata kelas sebesar 73,75. Ketuntasan secara klasikal sebesar

100% yang dinyatakan telah tuntas belajar IPS materi nilai pecahan secara

klasikal. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa proses pembelajaran

matematika materi nilai pecahan melalui metode demonstrasi pada siklus II

telah berjalan maksimal dan sudah berada di atas indikator kinerja ketuntasan

belajar yang telah ditentukan (80%).

Page 62: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri

Hartati (2009) Dalam penelitian yang berjudul “Media Pembelajaran Permainan

Kartu Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Bagi Anak Tuna Grahita

Kelas D1/C SLB/B – C Langenharjo Sukoharjo Tahun Ajaran 2008/2009. Hasil

penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar matematika bagi

anak tuna grahita setelah penerapan permainan kartu berwarna. Hasil pengamatan

kegiatan pembelajaran siswa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II terdapat

peningkatan prestasi belajar matematika siswa yaitu pada siklus I diketahui

kondisi awal nilai terendah 40, nilai tertinggi 70, dan nilai rata-rata 60, pada

siklus I diketahui nilai terendah 50, nilai tertinggi 75, dan nilai rata-rata 65,

sedangkan pada siklus II diketahui nilai terendah 55, nilai tertinggi 80, dan nilai

rata-rata 67,5.

Jadi dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan teknik permainan kartu

dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas pada anak tuna

grahita kelas D1/C SLB/B – C Langenharjo Sukoharjo tahun ajaran 2008/2009.

Persamaan dari penelitian di atas dengan penelitian yang sedang dilakukan

oleh peneliti adalah sama-sama menggunakan teknik permainan kartu dalam

proses pembelajaran. Dari kedua penelitian di atas dapat diketahui bahwa melalui

pembelajaran dengan menggunakan teknik permainan kartu telah berhasil

diterapkan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan data awal prestasi belajar IPS materi membaca peta, diketahui

nilai rerata sebesar 60,00, terdapat 3 siswa nilai kurang dari 60,00 dan 1 siswa

mendapat nilai 60,00. Ketuntasan secara klasikal sebesar 25,00%. Berdasarkan

data tersebut, rerata kelas belum mencapai batas tuntas yang ditetapkan.

Demikian pula, secara klasikal belum mencapai ketuntasan.

Berdasarkan hasil tes pada siklus 1, diketahui rerata nilai IPS materi

membaca peta sebesar 60,00, sebanyak 2 siswa mendapat nilai 60,00 atau lebih

(tuntas belajarnya) dan tinggal 2 siswa yang belum tuntas, karena nilainya masih

di bawah 60,00. Ketuntasan secara klasikal telah mencapai 50,00%. Berdasarkan

Page 63: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

data tersebut, secara klasikal belum mencapai ketuntasan belajar.

Berdasarkan hasil tes pada siklus II, diketahui rerata nilai IPS materi

membaca peta sebesar 73,75, seluruh siswa siswa mendapat nilai > 60,00 (tuntas

belajarnya). Ketuntasan secara klasikal telah mencapai 100%. Berdasarkan data

tersebut, secara klasikal telah mencapai ketuntasan belajar.

Berdasarkan hasil observasi, dengan upaya-upaya perbaikan yang

dilakukan pada pembelajaran IPS materi membaca peta melalui teknik permainan

kartu yang berwarna, hasil yang dicapai siswa mengalami peningkatan.

Peningkatan tersebut dapat dilihat dari naiknya persentase hasil tes yang diperoleh

siswa.

Tabel 7. Prestasi Belajar IPS Materi Membaca Peta Setiap Siklus Melalui

Penerapan Teknik Permainan Kartu Yang Berwarna.

No. Nama Siswa Nilai Awal Siklus I Siklus II

1 Nisa 40 50 65

2 Siswi 40 50 70

3 Tiyo 60 70 80

4 Yogi 50 70 80

Jumlah 47,5 60,00 295

Rata-Rata (%) 25,00% 50,00% 73,75

Ketuntasan Belajar (%) 25,00 50,00 100,00

Dari hasil nilai rata-rata secara individu dari setiap siklus dapat dibuat

tabel perbandingan sebagai berikut:

Page 64: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Grafik 1. Grafik Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi IPS Materi

Membaca Peta Setiap Siklus Melalui Teknik Permainan Kartu Berwarna

Dari hasil nilai rata-rata secara klasikal dari setiap siklus prestasi belajar

IPS materi membaca peta dapat dibuat tabel perbandingan sebagai berikut:

Tabel 7. Peningkatan Nilai Rata-rata Prestasi Matematika Materi Nilai Pecahan

Setiap Siklus

Sik lus Nilai Rata-rata Peningkatan

Tes Awal 25,00 -

Siklus I 50,00 25

Siklus II 73,75 23,75

Dari peningkatan prestasi belajar matematika materi nilai pecahan siswa

kelas IV SLB Negeri Wiradesa Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran

2010/2011 melalui metode demonstrasi secara klasikal dapat digambarkan dalam

bentuk grafik sebagai berikut :

Page 65: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Grafik 2.Grafik Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi IPS Materi

Membaca Peta Setiap Siklus

Hasil penilaian melalui tes menunjukkan bahwa rerata nilai IPS materi

membaca peta telah mencapai 73,75 dari 4 siswa seluruhnya mendapat di atas

60,00. Ketuntasan secara klasikal sebesar 100% siswa mendapat nilai 60,00 ke

atas yang dapat diasumsikan indikator kinerja secara klasikal telah mencapai

batas tuntas.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut bila dikaitkan dengan teori masih

relevan, karena secara umum tujuan penggunaan teknik permainan kartu

berwarna adalah untuk memperjelas pengertian, konsep dan memperlihatkan cara

melakukan atau mengerjakan sesuatu tindakan, prosedur dan ketrampilan

sebagaimana yang dikemukakan John D. Latuheru (2001:112-113)

mengemukakan fungsi permainan kartu sebagai berikut: 1) Kondisi atau situasi

dimana permainan sangat penting bagi anak didik, karena mereka akan

bersikap lebih positif terhadap permainan kartu ini; 2) Permainan dapat

mengajarkan tentang fakta dan konsep secara tetap guna, sama dengan

pembelajaran konvensional pada objek yang sama; 3) Pada umumnya

permainan kartu dapat meningkatkan motivasi belajar anak didik, permainan

dapat juga mendorong siswa untuk saling membantu satu sama lain; 4)

Page 66: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Bantuan yang paling baik dari permainan kartu adalah bagi dominan efektif

(yang menyangkut perasaan atau budi pekerti) yaitu memberi bantuan

motivasi untuk belajar serta bantuannya dalam masalah yang menyangkut

perubahan sikap; 5) Guru maupun siswa harus dapat memilih bentuk media

permainan kartu mana yang mengandung nilai tinggi dan bermakna untuk

mencapai tujuan pembelajaran; dan 6) Dalam bidang berhitung, media

permainan dapat meningkatkan kemampuan anak, dan dapat memberikan

hasil yang lebih baik dibandingkan dengan proses pembelajaran yang

konvensional.

Lebih lanjut fungsi media permainan kartu berwarna dalam pelajaran

IPS terutama materi membaca peta bagi anak tunarungu wicara adalah sebagai

berikut: 1) Membangkitkan motivasi belajar IPS bagi anak tunarungu, media

permainan kartu berwarna dibuat dari gambar-gambar yang bermacam-macam

sehingga menarik perhatian anak dan anak mau mencobanya serta aktif dalam

belajar, yang ada akhirnya memotivasi belajar anak ; 2) Meningkatkan

kemampuan membaca peta bagi anak tunarungu wicara, karena anak sudah

termotivasi untuk lebih lama dan mencobanya secara berulang-ulang, sehingga

kemampuan membaca peta anak tunarungu meningkat; 3) Membantu

menumbuhkan pengertian konsep dari yang abstrak menjadi konkret, media

permainan kartu berwarna memang dirancang untuk menjadikan konsep-konsep

yang abstrak menjadi konkret, sehingga membantu menumbuhkan pengertian

menjadi jelas; 4) Memperbesar dan meningkatkan perhatian anak, media

permainan kartu berwarna sengaja dibuat supaya anak tertarik untuk

mencobanya sehingga dapat memperbesar dan dapat meningkatkan perhatian

anak; dan 5) Memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuan bakat

serta minat anak tunarungu wicara, media ini dibuat atau dirancang (disesuaikan

dengan kemampuan anak).

Tujuan penggunaan teknik permainan kartu berwarna adalah mengajarkan

tentang fakta dan konsep secara tetap guna, sama dengan pembelajaran

konvensional pada objek yang sama dan melatih siswa agar dapat mandiri dan

berani memecahkan masalah secara kongkret. Siswa juga akan memperoleh fungsi

Page 67: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

dari pembelajaran dengan teknik permainan kartu diantaranya pengalaman

konkrit, pengalaman belajar yang bermanfaat serta dapat membahas semua

bagian materi pelajaran melalui peragaan tambahan.

Page 68: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah kemukakan maka

dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik permainan kartu berwarna dapat

meningkatkan prestasi belajar IPS materi membaca peta siswa kelas III SDLB

Negeri Kota Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011.

B. Implikasi

Berdasarkan kajian teori serta mengacu pada hasil penelitian ini maka

penulis menyampaikan implikasi yang berguna baik secara teoritis maupun secara

praktis dalam upaya peningkatan prestasi belajar IPS.

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini mendukung teori-teori yang telah ada yaitu bahwa

penerapan teknik permainan kartu berwarna dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa khususnya pada materi membaca peta kelas III SDLB Negeri Kota

Pekalongan. Hal ini sesuai dengan teori teknik permainan kartu berwarna yang

merupakan suatu instruksi-instruksi yang berupa pertanyaan dan latihan yang

digunakan untuk mempelajari ide mereka dalam bentuk kartu berwarna untuk

memperlihatkan suatu materi ajar kepada semua siswa sehingga dapat merangsang

siswa lebih bergairah dalam belajar dan prestasi siswa akan lebih meningkat lagi.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan bahan

pertimbangan bagi guru untuk menerapkan metode pengajaran dengan teknik

permainan kartu berwarna dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. Kegiatan

pembelajaran tersebut harus yang disesuaikan pada pokok bahasan yang akan

diajarkan agar dapat memacu siswa untuk aktif ditambah dengan perhatian

terhadap motivasi belajar siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa. Bagi sekolah sendiri dapat memberikan fasilitas yang lebih lengkap agar

52

Page 69: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

dalam proses pembelajaran dapat berjalan lebih baik lagi.

B. Saran

Berkaitan dengan simpulan hasil penelitian dan implikasi di atas, maka

peneliti dapat mengajukan saran-saran, yaitu:

1. Bagi Sekolah

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti, ditemukan beberapa

masalah yang perlu diperhatikan sekolah sehingga penulis mengajukan saran sebagai

berikut:

a. Sebaiknya mendukung guru untuk lebih meningkatkan kualitas/kompetensinya

melalui pelatihan, seminar, workshop, dll agar guru memiliki lebih banyak

pengetahuan mengenai metode, teknik, strategi pembelajaran dan sebagainya.

b. Hendaknya menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai

selama proses belajar mengajar, seperti buku perpustakaan yang perlu ditambah

agar proses belajar mengajar tidak terhambat.

2. Bagi Guru

a. Hendaknya guru lebih berinovasi dalam menerapkan model, metode dan teknik

pembelajaran seperti penerapan teknik permainan dalam upaya meningkatkan

kemampuan belajar IPS siswa.

b. Hendaknya guru lebih menciptakan suasana belajar mengajar yang nyaman,

menyenangkan agar siswa tidak tegang dan antusias untuk mengikuti

pembelajaran IPS, misalnya dengan melakukan pendekatan langsung kepada

siswa, pemberian motivasi dan bimbingan yang berkelanjutan kepada siswa.

c. Sebaiknya guru lebih aktif untuk membuat PTK agar mampu memperbaiki

proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS.

d. Metode pengajaran permainan kartu berwarna dalam pembelajaran IPS dapat

dijadikan guru sebagai salah satu solusi untuk mengatasi kesulitan penerapan

metode pembelajaran.

Page 70: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR IPS ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

3. Bagi Siswa

a. Sebaiknya lebih meningkatkan keaktifannya selama proses belajar mengajar

khususnya ketika menggunakan teknik permainan kartu.

b. Sebaiknya siswa lebih kreatif untuk menambah sumber belajar agar dapat

meningkatkan pemahaman konsep dan praktik, baik dengan membaca

buku maupun mencari materi pembelajaran di internet.

c. Sebaiknya dapat bekerjasama dalam arti yang positif, baik dengan guru

maupun dengan siswa yang lain selama proses belajar mengajar, misalnya saat

guru menjelaskan materi siswa tidak membuat gaduh, mengerjakan tugas dan

sebagainya.