Post on 16-Oct-2021
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN WATTPAD DALAM
KETERAMPILAN MEMBACA CERPEN PADA SISWA
KELAS XI SMK PRIMA UNGGUL TANGERANG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Imron Sukriyadi
11150130000025
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
ABSTRAK
Imron Sukriyadi. NIM: 11150130000025. Skripsi. Penggunaan Media Pembelajaran
Wattpad dalam Keterampilan Membaca Cerpen pada Siswa Kelas XI SMK Prima
Unggul Tangerang Tahun Pelajaran 2019/2020. Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembimbing: Dr. Elvi Susanti, M.Pd. dan Didah
Nurhamidah, M.Pd. Tahun 2019.
Penelitian ini membahas penggunaan media pembelajaran wattpad dalam
keterampilan membaca cerpen pada siswa kelas XI SMK Prima Unggul Tangerang
tahun pelajaran 2019/2020. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana
penggunaan media pembelajaran wattpad dalam keterampilan membaca cerpen pada
siswa kelas XI SMK Prima Unggul Tangerang, semester ganjil.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI Multimedia 3 dan
objeknya adalah keterampilan membaca cerpen dengan memanfaatkan media
wattpad. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah teknik tes, observasi, dan
dokumentasi berupa hasil tes essai dari cerpen yang dibaca siswa.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa media wattpad sangat efektif bila
digunakan dalam keterampilan membaca cerpen di dalam kelas. Keterampilan
membaca cerpen dengan menggunakan media Wattpad pada siswa kelas XI
Multimedia 3 SMK Prima Unggul Tangerang juga sudah tergolong baik dengan nilai
rata-rata yang diperoleh ialah 86,27. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai A (86-100)
yang diperoleh siswa berjumlah 17 orang dengan persentase 77%, lalu nilai B (76-85)
berjumlah 5 orang dengan persentase 23%, dan tidak ada siswa yang memperoleh
nilai C (56-75) serta D (10-55).
Kata Kunci: Media Wattpad, Keterampilam Membaca, Cerpen
ii
ABSTRACT
Imron Sukriyadi. NIM: 11150130000025. The Use of Wattpad Learning Media in
Short Story Reading Skills in Grade XI Students of SMK Prima Unggul Tangerang in
2019/2020 Academic Year. Indonesian Language and Literature Education
Department. Faculty of Tarbiyah and Teacher Training. Syarif Hidayatullah State
Islamic University Jakarta. Advisor: Dr. Elvi Susanti, M.Pd. and Didah
Nurhamidah, M.Pd. 2020.
This study discusses the use of wattpad learning media in short story reading
skills in class XI students of Prima Prima Unggul Tangerang in the academic year
2019/2020. The purpose of this study was to find out how the use of wattpad
learning media in short story reading skills in class XI students of Prima Unggul
Tangerang school, first semester.
The research method used in this research is descriptive qualitative method.
The research subjects were students of class XI Multimedia 3 and the object was
short story reading skills using wattpad media. The data collection techniques used
were test, observation, and documentation in the form of essay test results from short
stories that were read by students.
The results of this study prove that wattpad media is very effective when used
in short story reading skills in the classroom. Short story reading skills using Wattpad
media in class XI Multimedia 3 SMK Prima Unggul Tangerang have also been
classified as very good with an average value obtained is 86.27. This can be proved
by a total of 17 students with a percentage of 77%, then the value of B amounted to 5
people with a percentage of 23%, and none of the students received scores C or D.
Keywords: Wattpad Media, Reading Skill, Short Story
iii
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah swt. yang telah melimpahkan segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Rasulullah saw. yang telah
menuntun dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang.
Skripsi ini adalah salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana
pendidikan. Judul skripsi tersebut adalah ”Penggunaan Media Pembelajaran Wattpad
dalam Keterampilan Membaca Cerpen pada Siswa Kelas XI SMK Prima Unggul
Tahun Pelajaran 2019/2020”. Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat
bimbingan, doa, dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia.
3. Dr. Elvi Susanti, M.Pd. dan Didah Nurhamidah, M.Pd., selaku dosen pembimbing
I dan pembimbing II.
4. Dra. Mahmudah Fitriyah, M.Pd. dan Dr. Hindun, M. Pd., selaku dosen penguji
skripsi I dan penguji skripsi II.
5. Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
6. Kepala SMK Prima Unggul Tangerang, Feby Wulandari, SH. M.Pd, yang telah
memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
7. Safirah Azzahra, S.Pd. selaku guru Bahasa Indonesia SMK Prima Unggul
Tangerang yang telah membantu proses pengambilan data.
8. Kepada keluarga, Bapak Abdul Syukur dan Ibu Tiyamah yang selalu memberikan
motivasi dan mendoakan putra tercintanya. Kemudian, kepada saudara sekandung
iv
penulis, Komarudin, Asifah Fauziah, Anis Annisa, dan Yaris Syahri Syabana
yang telah memberikan semangat dan dukungannya kepada saudara tersayangnya.
9. Teruntuk sahabatku Ahmad Fauzi, Nur Alamsah, Iip Maulana Syaiful Bahri,
Muhammad Yasser Irfan, Nabila, dan Nadine Ayuningtias Putri yang selalu
menemani, menghibur, dan memberikan kisah indah semasa perkuliahan.
10. Teman-teman jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2015,
terima kasih atas kebersamaan dan dukungannya selama ini.
11. Siswa-siswi kelas XI Multimedia 3 SMK Prima Unggul Tangerang tahun
pelajaran 2019/2020 yang telah memberikan semangat kepada penulis dalam
mengerjakan skripsi.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan di dalam skripsi ini.
Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Penulis juga
berharap semoga skripsi ini dapat memperluas dan menambah ilmu pengetahuan
dalam bidang pendidikan serta bermanfaat bagi para pembaca dan peneliti lainnya.
Jakarta, Maret 2020
Imron Sukriyadi
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
ABSTRACK ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 4
C. Batasan Masalah ...................................................................................... 4
D. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORETIS ..................................................................... 6
A. Hakikat Media Pembelajaran ................................................................... 6
1. Pengertian Media Pembelajaran......................................................... 6
2. Fungsi Media Pembelajaran ............................................................... 7
3. Manfaat Media Pembelajaran ............................................................ 8
4. Jenis-Jenis Media Pembelajaran ........................................................ 9
B. Hakikat Wattpad .................................................................................... 10
C. Hakikat Membaca .................................................................................. 13
1. Pengertian Membaca ........................................................................ 13
2. Tujuan Membaca ............................................................................. 14
3. Membaca Pemahaman ..................................................................... 15
vi
D. Hakikat Cerpen ...................................................................................... 16
1. Pengertian Cerpen ............................................................................ 16
2. Ciri-Ciri Cerpen ............................................................................... 16
3. Jenis-Jenis Cerpen ............................................................................ 17
4. Unsur-Unsur Cerpen ........................................................................ 18
E. Penelitian Relevan ................................................................................. 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 25
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 25
B. Metode Penelitian .................................................................................. 25
C. Subjek dan Objek Penelitian .................................................................. 25
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 27
1. Observasi .......................................................................................... 27
2. Tes .................................................................................................... 27
3. Dokumentasi .................................................................................... 28
E. Instrumen Penelitian .............................................................................. 29
F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 33
A. Deskripsi Sekolah .................................................................................. 33
1. Sejarah Singkat Sekolah .................................................................. 33
2. Visi dan Misi Sekolah ...................................................................... 33
3. Tenaga Pendidik SMK Prima Unggul ............................................. 34
4. Struktur Kepengurusan SMK Prima Unggul ................................... 37
B. Pembahasan ............................................................................................ 38
C. Hasil Penilaian Keterampilan Membaca Cerpen ................................... 78
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 85
A. Simpulan ................................................................................................ 85
B. Saran ...................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA
vii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT PENULIS
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3 Instrumen Keterampilan Membaca Cerpen .......................................... 29
Tabel 3.1 Persentase Kriteria ............................................................................. 31
Tabel 4 Tenaga Pendidik SMK Prima Unggul .................................................. 34
Tabel 4.1 Struktur Kepengurusan SMK Prima Unggul ..................................... 37
Tabel 4.2 Subjek Penelitian ............................................................................... 39
Tabel 4.2.1 Analisis Data Kode Subjek S1 ........................................................ 40
Tabel 4.2.2 Analisis Data Kode Subjek S2 ........................................................ 41
Tabel 4.2.3 Analisis Data Kode Subjek S3 ........................................................ 43
Tabel 4.2.4 Analisis Data Kode Subjek S4 ....................................................... 44
Tabel 4.2.5 Analisis Data Kode Subjek S5 ....................................................... 47
Tabel 4.2.6 Analisis Data Kode Subjek S6 ....................................................... 49
Tabel 4.2.7 Analisis Data Kode Subjek S7 ....................................................... 50
Tabel 4.2.8 Analisis Data Kode Subjek S8 ....................................................... 52
Tabel 4.2.9 Analisis Data Kode Subjek S9 ....................................................... 54
Tabel 4.2.10 Analisis Data Kode Subjek S10 .................................................... 55
Tabel 4.2.11 Analisis Data Kode Subjek S11 .................................................... 57
Tabel 4.2.12 Analisis Data Kode Subjek S12 .................................................... 59
Tabel 4.2.13 Analisis Data Kode Subjek S13 .................................................... 61
Tabel 4.2.14 Analisis Data Kode Subjek S14 .................................................... 63
Tabel 4.2.15 Analisis Data Kode Subjek S15 .................................................... 64
Tabel 4.2.16 Analisis Data Kode Subjek S16 .................................................... 66
Tabel 4.2.17 Analisis Data Kode Subjek S17 .................................................... 68
Tabel 4.2.18 Analisis Data Kode Subjek S18 .................................................... 70
Tabel 4.2.19 Analisis Data Kode Subjek S19 .................................................... 71
Tabel 4.2.20 Analisis Data Kode Subjek S20 .................................................... 73
Tabel 4.2.21 Analisis Data Kode Subjek S21 .................................................... 75
ix
Tabel 4.2.22 Analisis Data Kode Subjek S22 .................................................... 77
Tabel 4.3 Penilaian Membaca Sebelum Menggunakan Wattpad ...................... 79
Tabel 4.4 Penilaian Membaca dengan Menggunakan Wattpad ......................... 80
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Keterampilan Membaca Cerpen ....................... 84
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Uji Referensi
Lampiran 2 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 4 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 6 : Hasil Tugas Siswa Kelas XI Multimedia
Lampiran 7 : Transkrip Wawancara
Lampiran 8 : Foto Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan satu dari beberapa negara yang memiliki minat baca
yang sangat rendah. Berdasarkan penelitian yang berjudul Most Literred Nation
in the World 2016, Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara terkait
minat baca. Peringkat tersebut menempatkan Indonesia di atas negara Bostwana
dan berada di bawah negara Thailand yang menduduki peringkat 59. Minat baca
yang rendah ini harus mendapatkan perhatian dari seluruh masyarakat Indonesia.
Membaca merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa. Membaca
adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar guna mendapatkan informasi dari
sesuatu yang dibaca. Membaca menjadi sesuatu hal yang penting, karena dengan
membaca seseorang dapat memperluas pemikirannya terhadap sesuatu hal. Selain
itu, membaca juga dapat membentuk karakter seseorang menjadi bijak, kreatif,
dan kritis.
Membaca dalam praktiknya pada kegiatan belajar mengajar dapat
diaplikasikan ke semua mata pelajaran di sekolah. Salah satunya adalah mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata
pelajaran yang mengandung pembelajaran keterampilan berbahasa, yakni
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Sebagai bagian dari keterampilan
berbahasa, membaca memiliki banyak jenis satu di antaranya ialah membaca
pemahaman.
Membaca pemahaman merupakan salah satu jenis membaca yang
tingkatannya lebih tinggi daripada jenis membaca lainnya. Hal itu disebabkan,
dalam membaca pemahaman, seseorang tidak hanya sekadar mengetahui sebuah
informasi yang dibaca, akan tetapi juga dituntut untuk memahami isi dari
informasi yang dibaca. Dengan demikian, membaca pemahaman perlu diterapkan
2
dalam kehidupan sehari-sehari tak terkecuali dalam kegiatan belajar mengajar di
sekolah.
Keterampilan membaca dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia memiliki
banyak cakupan, satu di antaranya adalah keterampilan membaca sastra.
Keterampilan membaca sastra merupakan kegiatan membaca sebuah karya sastra
yang meliputi puisi, novel, cerpen, dan lain sebagainya. Hakikatnya, sebuah karya
sastra hadir di tengah masyarakat dengan tujuan untuk dinikmati. Misalnya
dengan cara membaca.
Membaca cerpen merupakan bagian dari keterampilan membaca sastra
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Cerpen merupakan bentuk akronim dari
cerita pendek. Pada umumnya, siswa cenderung lebih senang membaca cerpen
ketimbang novel. Hal itu disebabkan sedikitnya halaman yang harus dibaca dalam
sebuah cerpen sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk
menuntaskannya. Membaca cerpen dapat dilakukan dengan membaca
pemahaman. Hal itu dilakukan untuk mengetahui dan memahami isi yang
terkandung dalam cerpen tersebut.
Pada praktik mengajar di sekolah SMK Prima Unggul Tangerang kelas XI
Multimedia 3, pembelajaran membaca cerpen dilakukan dengan cara yang
monoton, yakni guru menyampaikan materi dengan metode ceramah dan
didukung oleh buku penunjang pembelajaran sebagai media pembelajarannya.
Setelah itu siswa diminta untuk membaca cerpen yang terdapat dalam sebuah
buku. Kegiatan tersebut dinilai sangat membosankan oleh siswa. Hal itu membuat
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas menjadi kurang efektif dan membentuk
pola pikir siswa menjadi “Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang
membosankan”. Selain itu, minimnya penggunaan media pembelajaran yang
berbasis teknologi menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam belajar,
sehingga tidak sedikit siswa yang mendapatkan nilai untuk materi membaca
cerpen di bawah KKM yang telah ditentukan oleh sekolah.
3
Pada zaman sekarang, guru dituntut untuk tidak gagap teknologi, artinya
guru harus bisa melakukan pembelajaran di dalam kelas dengan memanfaatkan
teknologi yang ada. Keterampilan membaca cerpen dapat dilakukan dengan
memanfaatkan sebuah aplikasi yang dapat diakses melalui gawai, komputer,
laptop, dan lain sebagainya. Aplikasi tersebut bernama wattpad. Wattpad
merupakan salah satu aplikasi yang berisikan kumpulan artikel, cerita pendek,
novel, puisi dan sejenisnya.
Wattpad dipilih sebagai media pembelajaran karena selain dapat
digunakan untuk belajar di kelas, aplikasi ini juga dapat dijadikan sebagai hiburan
untuk siswa agar pembelajaran di dalam kelas tidak monoton dan tidak
membosankan. Hal itu dapat memberikan kesan tersendiri bagi siswa, karena
siswa mendapatkan pembelajaran dan hiburan secara bersamaan di dalam kelas,
sehingga dapat memudahkan siswa untuk memahami pembelajaran. Selain itu,
siswa juga tidak asing dengan aplikasi ini, sehingga penggunaan media
pembelajaran ini cukup mudah diterapkan.
SMK Prima Unggul Tangerang merupakan sekolah yang berkaitan erat
dengan teknologi, sehingga penulis merasa bahwa melakukan kegiatan
pembelajaran di dalam kelas haruslah didukung dengan penggunaan teknologi.
Salah satu teknologinya adalah aplikasi wattpad. Berdasarkan kondisi di atas,
penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian. Penelitian ini akan membahas
secara khusus mengenai penggunaan media wattpad di kelas untuk keterampilan
membaca cerpen. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai strategi mengajar yang
dapat diterapkan oleh pendidik dan bisa memberikan nilai tersendiri bagi siswa,
sehingga siswa dapat memahami unsur intrinsik dan pesan yang terkandung
dalam cerpen. Penelitian tersebut berjudul “Penggunaan Media Pembelajaran
Wattpad dalam Keterampilan Membaca Cerpen pada Siswa Kelas XI SMK Prima
Unggul Tangerang Tahun Pelajaran 2019/2020”.
4
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut.
1. Masyarakat Indonesia memiliki minat baca yang rendah.
2. Pembelajaran membaca cerpen dilakukan dengan monoton di SMK Prima
Unggul Tangerang di kelas XI Multimedia 3
3. Guru kurang tepat dalam memilih strategi dan media pembelajaran
4. Pemanfaatan teknologi dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia di
dalam kelas.
5. Penggunaan media sosial berupa Wattpad dalam pembelajaran keterampilan
membaca cerpen di dalam kelas.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang diteliti dalam
penelitian ini dibatasi pada penggunaan media pembelajaran wattpad dalam
keterampilan membaca cerpen karya Asma Nadya berjudul Rembulan di Mata
Ibu yang ditulis ulang di aplikasi wattpad oleh @Niviananda. Cerpen ini dipilih
karena mengandung nilai moral yang dapat diaplikasikan oleh siswa kelas XI
Multimedia 3 SMK Prima Unggul Tangerang tahun pelajaran 2019/2020.
D. Rumusan masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, rumusan
masalah yang akan diteliti adalah: Bagaimana penggunaan media pembelajaran
Wattpad dalam keterampilan membaca cerpen pada siswa kelas XI Multimedia 3
SMK Prima Unggul Tangerang tahun pelajaran 2019/2020?
E. Tujuan penelitian
Tujuan dari adanya penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan
media pembelajaran Wattpad dalam keterampilan membaca cerpen pada siswa
5
kelas XI Multimedia 3 SMK Prima Unggul Tangerang tahun pelajaran
2019/2020.
F. Manfaat penelitian
A. Teoretis
Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan inovasi
pembelajaran membaca cerpen dengan menggunakan media pembelajaran
wattpad sehingga dapat bermanfaat untuk guru dalam melakukan kegiatan
pembelajaran keterampilan membaca cerpen di dalam kelas.
B. Praktis
a. Bagi Guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi atau bahan
pembelajaran dan dapat diterapkan dalam melakukan kegiatan belajar
mengajar di kelas untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan
menyenangkan, sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang lebih
maksimal.
b. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat menjadikan siswa aktif dan ceria
dalam kegiatan pembelajaran keterampilan membaca cerpen di dalam
kelas.
c. Bagi sekolah, hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam rangka
menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif serat perbaikan
pembelajaran di sekolah.
d. Bagi Lembaga Pendidikan, sebagai bahan kajian akademis dalam
meningkatkan kualitas penyelenggaran pembelajaran keterampilan
membaca di instansi atau sekolah tertentu.
e. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai perbandingan dan penelitian
relevan pada bentuk-bentuk karya ilmiah lainnya.
6
BAB II
LANDASAN TEORETIS
A. Hakikat Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Heinich dalam Pribadi menjelaskan bahwa media pembelajaran adalah
sesuatu yang memuat informasi dan pengetahuan yang dapat digunakan untuk
melakukan proses belajar.1 Senada dengan itu, Sadiman dalam Suwarna
mengartikan media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa, dan dengan
demikian terjadilah proses belajar.2
Selanjutnya, Yaumi mengemukakan bahwa media pembelajaran
adalah semua bentuk peralatan fisik yang didesain secara terencana untuk
menyampaikan informasi dan membangun interaksi.3 Pendapat Yaumi selaras
dengan pendapat Rossi dan Breidle dalam Sanjaya yang mengemukakan
bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai
untuk tujuan pendidikan. Baginya media itu sama dengan alat-alat fisik yang
mengandung informasi dan pesan pendidikan.4
Susilana dan Riyana menjelaskan bahwa media pembelajaran
memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting
bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawakan
1 Benny A. Pribadi, Media dan Teknologi dalam Pembelajaran, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2017), hlm. 15. 2Suwarna, dkk., Pengajaran Mikro, Pendekatan Praktis dalam Menyampaikan Pendidikan
Profesional, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), hlm. 128. 3 Muhammad Yaumi, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2018),
hlm. 7. 4 Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 58.
7
oleh media tersebut.5 Kustandi dan Sutjipto juga menjelaskan bahwa
pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai
alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memroses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal.6 Berdasarkan pendapat dari
beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan
sebuah media baik elektronik ataupun non-elektronik yang bertujuan untuk
menyampaikan pesan atau informasi dalam kegiatan pembelajaran.
2. Fungsi Media Pembelajaran
Livie dan Lentz dikutip oleh Arsyad dalam Hasanudin membagi
fungsi media menjadi empat macam, yaitu fungsi atensi, afektif, kognitif, dan
kompensatoris. Adapun penjabaran dari keempat fungsi tersebut adalah
sebagai berikut:7
a. Fungsi Atensi, yakni menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual
yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
b. Fungsi Afektif, yakni tingkat keterlibatan emosi dan sikap siswa pada saat
menyimak tayangan materi pelajaran yang disertai dengan visualisasi.
c. Fungsi Kognitif, yakni kajian-kajian yang mengemukakan bahwa lambang
visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d. Fungsi Kompensatoris, yakni memberikan konteks kepada siswa yang
kemampuannya lemah dalam mengintegrasikan dan mengingat kembali
informasi dalam teks.8
5 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan,
dan Penilaian, (Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI, 2008), hlm. 6. 6 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital, (Bogor:
Penerbit Ghalia Indonesia, 2013), hlm. 7. 7 Cahyo Hasanudin, Media Pembelajaran: Kajian Teoretis dan Kemanfaatan, (Yogyakarta:
Deepublish, 2017), hlm. 8. 8 Ibid., hlm. 9.
8
Berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran memiliki empat fungsi yang berbeda tanpa mengubah tujuan
dari media pembelajaran.
3. Manfaat Media Pembelajaran
Kustandi dan Sutjipto menjelaskan bahwa dalam pendidikan, media
difungsikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran. Karenanya,
informasi yang terdapat dalam media harus dapat melibatkan siswa, baik
dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata, sehingga
pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan
psikologis, serta ditinjau dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat
menyiapkan instruksi belajar yang efektif. Di samping menyenangkan, media
pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan
memenuhi kebutuhan individu siswa, karena setiap siswa memiliki
kemampuan yang berbeda.9
Sudjana dan Riva’i dalam Kustandi dan Sutjipto mengemukakan
bahwa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu sebagai
berikut.
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai
tujuan pembelajaran
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan,
dan guru tidak kehabisan tenaga.
9 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Op. Cit., hlm. 21.
9
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain, seperti mengamati,
melakukan, mendemostrasikan, memerankan, dan lain-lain.10
Menurut Pribadi penggunaan media untuk keperluan
mengomunikasikan pengetahuan dan informasi akan memberikan beberapa
manfaat terhadap penggunanya, yaitu:
a. Penyampaian isi pesan dan pengetahuan menjadi bersifat standar;
b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik;
c. Proses pembelajaran berlangsung lebih interaktif;
d. Penggunaan waktu dan tenaga dalam memperoleh informasi dan
pengetahuan menjadi lebih efisien;
e. Meningkatkan kualitas proses belajar;
f. Proses belajar menjadi lebih fleksibel; dan
g. Meningkatkan sikap positif terhadap isi atau materi pembelajaran.11
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
manfaat media pembelajaran tersebut hampir semuanya terelasasikan dalam
penelitian penulis.
4. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan salah satu penunjang keberhasilan
belajar mengajar di sekolah. Media pembelajaran dapat dibedakan menjadi
tiga kelompok, yaitu:
a. Media grafis
Media grafis adalah salah satu jenis media yang menuangkan
pesan dalam bentuk simbol-simbol komunikasi verbal. Bentuk-bentuk
media grafis antara lain: (1) gambar foto, (2) sketsa, (3) diagram, (4)
bagan, (5) poster dan lain-lain.
10 Ibid., hlm. 22. 11 Benny A. Pribadi, Op. Cit., hlm. 24.
10
b. Media audio
Media audio adalah media yang digunakan menyampaikan pesan
dengan lambang-lambang auditif, baik verbal maupun non-verbal. Contoh
media audio antara lain radio dan alat perekam.
c. Media projeksi
Media projeksi memiliki persamaan dengan media grafis, dalam
arti dapat menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Beberapa media
projeksi antara lain: (1) film bingkai, (2) film rangkai, (3) Televisi dan
video.12
Media pembelajaran yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah wattpad.
wattpad merupakan media pembelajaran yang memadukan dua jenis media, yakni
media visual dan media audio. Wattpad merupakan jenis media visual, karena
sejatinya mengandung cerita tertulis. Selain itu, juga merupakan media audio
karena pengguna wattpad dapat menikmati kegiatan membaca sambil diiringi
dengan alunan lagu.
B. Hakikat Wattpad
Blod yang dikutip Tirocchi dalam Carlos menjelaskan pendapatnya
mengenai wattpad, yakni “ wattpad is a platform for apiring and experienced
authors, allowing them to publish their work, get feedback and connect with other
writers and readers”.13 Pengertian dari pendapat ini ialah wattpad merupakan
sebuah platform untuk penulis yang memiliki cita-cita dan pengalaman, hal ini
memungkinkan mereka untuk mempublikasikan karyanya, mendapatkan umpan
balik, dan terhubung dengan penulis dan pembaca lainnya. Syahrani dan
Mahadian mengemukakan bahwa Wattpad adalah salah satu situs dan aplikasi
12 Suwarna, dkk. Op. Cit, hlm. 134-135. 13 Carlos A. Scolari. Teens, Media And Collaborative Cultures. Exploiting Teens’ Transmedia
Skills In The Classroom, (Barcelona: Universitat Pompeu Fabra, 2018), hlm. 93.
11
blogging yang memberikan fasilitas bagi penggunanya untuk menulis dan
membaca.14 Senada dengan itu, Putri menjelaskan bahwa Wattpad adalah salah
satu situs online yang diperuntukan bagi penggunanya yang gemar menulis, baik
itu menulis artikel, cerita pendek, cerita bersambung atau pun puisi.15
Selanjutnya Mawardi menjelaskan bahwa Wattpad merupakan situs online
yang menyediakan fitur khusus bagi pemilik akun untuk mengunggah karyanya
secara berkala. Karena diunggah secara berkala, maka karya sastra yang ada
dalam Wattpad merupakan karya berseri. Dengan demikian, Wattpad merupakan
media sosial yang dapat diakses baik secara online maupun offline yang berisikan
berbagai jenis karya sastra dengan berbagai jenis genre yang berbeda.16
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa wattpad merupakan
aplikasi yang dapat diakses melalui gawai, laptop, komputer, dan sebagainya,
yang berisi berbagai macam cerita beserta jenisnya.
Wattpad merupakan buah hasil kolaborasi antara Lau dan Ivan Yuen yang
berbasis di Toronto, Kanada dan resmi diluncurkan pada tahun 2006. Dalam
perkembangannya secara perlahan tapi pasti, Wattpad mulai menyebar ke
beberapa negara di antaranya Amerika, Inggris, Australia, Filipina, Rusia, Libya,
Jamaika, Uni Emirat Arab dan beberapa Negara lain di penjuru dunia.17 Pengelola
Wattpad mengklaim bahwa di tahun 2016 terdapat 45 juta orang per bulan yang
mengakses Wattpad, 16 miliar menit waktu yang dihabiskan pengguna untuk
mengakses Wattpad. Wattpad juga diklaim memiliki lebih dari 300 juta cerita
14 Nadya Syahrani dan Adi Bayu Mahadian, Perilaku Menulis Fanfiction oleh Penggemar Kpop
di Wattpad, Jurnal Komunikasi Global Universitas Syiah Kuala, Vol. 6, No.2 (Banda Aceh:
Universitas Syiah Kuala, 2017), hlm. 201. 15 Ria Ananda Putri, Pemanfaatan Aplikasi Wattpad dalam Memotivasi Siswa untuk Menulis
Cerita, Jurnal Interaksi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Vol.3, No.1, Edisi Januari 2019,
(Medan: Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, 2019), hlm. 60. 16 Arif Budi Mawardi, Komodifikasi Sastra Cyber Wattpad pada Penerbit Indie, Jurnal Sabda
Universitas Diponegoro, ISSN 1410-7910, Vol. 13, No. 1, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2018),
hlm. 78. 17 Ria Ananda Putri, Op. Cit., hlm. 60.
12
dengan 90% aktivitas Wattpad diakses melalui mobile serta mendukung lebih dari
50 bahasa.18 Wattpad juga dapat diakses secara online maupun offline.
Wattpad sering kali digunakan oleh penggunanya untuk membaca dan
menulis sebuah cerita. Selama proses penulisan tersebut, author (pemilik
akun/pengarang) akan dapat berinteraksi langsung dengan follower
(pengikut/pembaca) yang lebih akrab disebut reader (pembaca). Author dan
reader dapat berinteraksi di kolom komentar. Bukan hanya memberikan
komentar, follower dan reader bahkan dapat memberikan masukan, kritikan,
hinaan, dan hujatan.19 Situs Wattpad juga menyediakan fitur penghitung
komentar, follower, dan bintang otomatis pada masing-masing akun. Wattpad
juga dapat memberikan peringkat pada cerita yang mendapat komentar, follower,
dan bintang terbanyak.20 Selain itu, Wattpad juga memiliki fitur perpustakaan,
yakni sebuah wadah untuk menyimpan banyak cerita.
Wattpad dalam situs resminya mengungkapkan bahwa “wattpad’s vision
is to entertain and connect the world through stories”. 21 Artinya, wattpad
memiliki sebuah visi, yakni untuk menghibur dan menghubungkan dunia melalui
cerita. Adanya wattpad memberikan keuntungan bagi penggunanya. Bagi orang
yang hobi membaca, terutama membaca cerita tapi tidak ingin dipusingkan
dengan bawaan buku-buku yang berat. Maka, bisa mengandalkan Wattpad.
Melalui Wattpad pengguna bisa membaca apa saja sesuai genre yang disukai,
baik itu fan-fiction, teen-fiction, romance, action, dan genre-genre lainnya.22
18 Nadya Syahrani dan Adi Bayu Mahadian, Op. Cit., hlm. 201. 19 Arif Budi Mawardi, Op. Cit., hlm. 78. 20 Arif Budi Mawardi, Op. Cit., hlm. 78-79. 21https://company.wattpad.com/press, ditulis oleh pengelolah situs terkait dengan judul About
Wattpad dan diunduh pada hari Rabu, 19 September 2018 pukul 14.45 WIB. 22 Ria Ananda Putri, Op. Cit., hlm. 61.
13
C. Hakikat Membaca
1. Pengertian Membaca
Tarigan mengemukakan bahwa membaca adalah suatu proses yang
dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang
tersirat dalam yang tersurat.23 Artinya, membaca dapat membantu pembaca
untuk menemukan informasi tersirat yang terdapat dalam sebuah tulisan yang
tersurat.
Selanjutnya, Arthur dalam jurnalnya yang dikutip oleh Danielle
mengemukakan pendapatnya mengenai membaca, yakni “reading is an
extraordinary achievement when one considers the number of levels and
components that must be mastered”.24 Pengertian dari pendapat ini ialah
membaca adalah sebuah prestasi ketika seseorang mempertimbangkan jumlah
level dan komponen yang harus dikuasai. Dalman berpendapat bahwa
membaca merupakan kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk
menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Hal ini berarti
membaca merupakan proses berpikir untuk memahami isi teks yang dibaca.25
Senada dengan Dalman, Ahmad menjelaskan bahwa membaca adalah
alternatif terbaik untuk mendapatkan informasi sebagai model belajar dalam
memecahkan permasalahan.26
Zainuddin menjelaskan bahwa membaca dalam arti yang sederhana
adalah menyuarakan huruf atau deretan huruf yang berupa kata atau kalimat.
Adapun hakikat membaca adalah melihat tulisan dan menyuarakan atau tidak
23 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
2008), hlm. 7-8. 24 Danielle S. McNamara, Reading Comprehension Strategies: Theories, Interventions, and
Technologies, (New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publisher, 2007), hlm. 3. 25 Dalman, Keterampilan Membaca, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2017), hlm. 5. 26 Listiyanto Ahmad, Speed Reading: Teknik dan Metode Membaca Cepat, (Yogyakarta: A Plus
Books, 2017), hlm. 12.
14
bersuara (dalam hati) serta mengerti isi tulisannya.27 Kemudian Priyatni dan
Nurhadi juga menjelaskan bahwa membaca bukan proses yang bersifat
mekanis yang sederhana tetapi proses yang kompleks. Hal ini karena
membaca adalah kegiatan berpikir dan bernalar yang melibatkan kegiatan:
mengenali, menginterpretasi, menilai, menalarkan bahkan memecahkan
berbagai persoalan sehingga keterlibatan daya nalar menjadi sangat dominan.
Pembelajaran membaca harus difokuskan pada kemampuan berpikir dan
bernalar secara mandiri untuk menemukan pesan-pesan/informasi dalam teks
yang dibaca.28 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa membaca
merupakan kegiatan memperoleh informasi dari sebuah tulisan guna
menambah wawasan.
2. Tujuan Membaca
Tarigan mengemukakan bahwa tujuan utama dalam membaca adalah
untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna
bacaan. Makna atau arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud
tujuan, atau intensif dalam membaca. Berikut adalah tujuan dari membaca.
a. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading
for details of facts)
b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).
c. Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan sebuah cerita (reading
for sequence or organization).
d. Membaca untuk menyimpulkan atau membaca inferensi (reading for
inference).
e. Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan (reading to
classify).
f. Membaca untuk menilai atau mengevaluasi (reading to evaluate)
27 Zainuddin, Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992), hlm.
124. 28 Endah Tri Priyatni dan Nurhadi, Membaca Kritis dan Literasi Kritis, (Tangerang: Tira Smart,
2017), hlm. 9-10.
15
g. Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to
compare or contrast).29
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca memiliki 7
tujuan. Setiap tujuan tersebut memiliki peranannya masing-masing.
3. Membaca Pemahaman
RAND Reading Study Group dalam Caldwell menjelaskan
pendapatnya mengenai membaca pemahaman, yakni “reading comprehension
is the process of simultaneously extracting and constructing meaning through
interaction and involvement with written language”.30 Pengertian dari
pendapat ini ialah membaca pemahaman adalah proses secara simultan
mengekstraksi dan membangun makna melalui interaksi dan keterlibatan
dengan bahasa tertulis. Kemudian, Dalman menjelaskan bahwa membaca
pemahaman merupakan keterampilan membaca yang berada pada urutan yang
paling tinggi. membaca pemahaman adalah membaca secara kognitif
(membaca untuk memahami).31 Dalam membaca pemahaman, pembaca
dituntut mampu memahami isi bacaan.
Selanjutnya, Tarigan mengemukakan bahwa membaca pemahaman
adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau
norma-norma kesastraan; resensi kritis; drama tulis; dan pola-pola fiksi.32
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman
merupakan salah satu jenis membaca yang tingkatannya lebih tinggi daripada
jenis membaca lainnya. Hal itu disebabkan, dalam membaca pemahaman,
29 Henry Guntur Tarigan, Op. Cit., hlm. 11. 30 JoAnne Schudt Caldwell, Comprehension Assessment: A Classroom Guide, (New York: The
Guilford Press, 2008), hlm. 4. 31 Dalman, Keterampilan Membaca, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2017), hlm. 87. 32 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
2008), hlm. 56.
16
seseorang tidak hanya sekedar mengetahui sebuah informasi yang dibaca,
akan tetapi juga dituntut untuk memahami isi dari informasi yang dibaca.
D. Hakikat Cerita Pendek (Cerpen)
1. Pengertian Cerpen
Esten menjelaskan bahwa cerpen merupakan pengungkapan suatu
kesan yang hidup dari fragmen kehidupan manusia. Daripadanya tidak
dituntut terjadinya sebuah perubahan nasib dari pelaku-pelakunya. Hanya
suatu lintasan dari secercah kehidupan manusia yang terjadi pada suatu
kesatuan waktu.33
Selanjutnya, Priyanti berpendapat bahwa cerpen adalah salah satu
bentuk karya fiksi yang panjangnya kira-kira 17 halaman kuarto spasi
rangkap, isinya padat, lengkap, memiliki kesatuan, dan mengandung efek
kesan yang mendalam.34 Kemudian Edgar Allan Poe dalam Nurgiyantoro
mengemukakan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam
sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam.35 Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa cerpen merupakan akronim dari cerita
pendek yang termasuk ke dalam salah satu karya sastra yang serba pendek dan
sedikit.
2. Ciri-Ciri Cerpen
Cerita pendek sesuai dengan namanya, memperlihatkan sifat yang
serba pendek, baik peristiwa yang diungkapkan, isi cerita, jumlah pelaku dan
jumlah kata yang digunakan.36 Peristiwa dan isi cerita dalam cerpen disajikan
33 Mursal Esten, Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah, (Bandung: Angkasa, 2013), hlm. 7. 34 Endah Tri Priyanti, Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2010), hlm. 127. 35 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
1995), hlm. 10. 36 Endah Tri Priyanti, Op.Cit.., hlm. 126.
17
dengan singkat. Meskipun peristiwa yang disajikan singkat, tetapi
mengandung kesan yang dalam. Isi ceritanya yang pendek disebabkan
mengutamakan kepadatan ide. Peristiwa dan isi cerita dalam cerpen yang
singkat membuat tokoh-tokoh di dalamnya relatif lebih sedikit.37
Nurgiyantoro menjelaskan bahwa cepen memiliki kelebihan yang
khas, yaitu ia mampu mengemukakan secara lebih banyak –jadi, secara
implisit- dari sekadar apa yang diceritakan. Karena bentuknya yang pendek,
cerpen menuntut penceritaan yang serba ringkas, tidak sampai detail-detail
khusus yang “kurang penting” yang lebih bersifat memperpanjang cerita.38
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa cerpen memiliki beberapa ciri, di
antaranya adalah semua yang terdapat dalam cerpen, sesuai dengan namanya,
serba pendek dan sedikit.
3. Jenis-Jenis Cerpen
Panjang setiap cerpen bervariasi. Ada cerpen yang pendek (short short
story), bahkan mungkin pendek sekali: berkisar 500-an kata; ada cerpen yang
panjangnya cukupan (middle short story), serta ada cerpen yang panjang (long
short story) yang terdiri dari puluhan (atau bahkan beberapa puluh) ribu
kata.39
Pranoto mengemukakan bahwa cerpen yang ideal mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut, (1) ditulis terdiri atas 3.000 atau 4.000 kata; (2) bahasa dan
isinya mudah dipahami; (3) dapat dibaca kurang dari satu jam dan isinya tidak
terlupakan oleh pembacanya dalam waktu lama. Ada dua jenis cerpen, yaitu
cerpen yang ditulis dengan sempurna, disebut well made short-story, dan
cerpen yang ditulis tidak utuh, disebut slice of life short-story.40
37 Ibid., hlm. 126. 38 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
1995), hlm. 11. 39 Ibid., hlm. 10. 40 Naning Pranoto, Seni Menulis Cerita Pendek, (Jakarta: Opuss Agrapana Mandiri, 2015) hlm. 5.
18
Jenis pertama adalah cerpen yang ditulis secara fokus, yaitu satu tema
dengan plot yang sangat jelas dan ending yang mudah dipahami. Cerpen
tersebut pada umumnya bersifat konvensional dan berdasar pada
realitas/fakta. Cerpen jenis ini biasanya enak dibaca dan mudah dipahami
isinya. Pembaca awam bisa membaca cerpen jenis ini dalam waktu tak kurang
dari satu jam.41
Sebaliknya, cerpen jenis kedua, yaitu slice of short-story, tidak
terfokus pada temanya, memencar, sehingga plotnya tidak terstruktur. Plot
(alur) ceritanya kadang dibuat mengambang oleh pengarangnnya. Pada
umumnya, cerpen jenis ini ditulis dengan gaya kontemporer dan bersumber
dari ide atau gagasan murni, maka disebut juga cerpen gagasan. Dengan
demikian, cerpen jenis ini seringkali sulit dipahami hingga perlu dibaca
berulang-ulang. Pembaca karya seperti itu adalah kalangan tertentu, yang
memang paham akan karya-karya sastra. Orang awam menyebutnya sebagai
‘cerpen kental’ atau ‘cerpen berat’.42
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa cerpen
memiliki lima jenis, yaitu cerpen yang pendek (short short story), cerpen
yang panjangnya cukupan (middle short story), cerpen yang panjang (long
short story), cerpen yang ditulis dengan sempurna (well made short-story),
dan cerpen yang ditulis tidak utuh (slice of life short-story).
4. Unsur-Unsur Cerpen
Aminuddin dalam Priyanti menjelaskan bahwa unsur intrinsik adalah
elemen-elemen fiksional yang membangun karya fiksi itu sendiri sebagai
suatu wacana. Kemudian masih dalam Endah Tri Priyanti, Soedjijono
menyatakan bahwa unsur intrinsik adalah unsur yang berkaitan dengan
41 Ibid., hlm. 5. 42 Ibid., hlm. 5.
19
eksistensi sastra sebagai struktur verbal yang otonom.43 Dengan demikain,
dapat disimpulkan bahwa secara sederhana, unsur intrinsik dapat diartikan
sebagai unsur-unsur pembangun cerpen yang berasal dari dalam cerpen
tersebut.
Jakob Sumardjo dan Saini K.M. dalam Priyanti mengungkapkan
bahwa unsur intrinsik prosa fiksi –dalam hal ini cerpen- meliputi: alur, tema,
tokoh, watak, latar, amanat dan sudut pandang.44
a. Alur
Lukens dalan Nurgiyantoro mengemukakan bahwa alur merupakan
urutan peristiwa sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh lewat aksi. Senada
dengan hal itu,45 Nurgiyantoro menjelaskan bahwa dalam kaitannya
dengan sebuah cerita, alur berhubungan dengan berbagai hal seperti
peristiwa, konflik yang terjadi, dan akhirnya mencapai klimaks, serta
bagaimana kisah itu diselesaikan.46 Dengan demikain, dapat disimpulkan
bahwa secara sederhana, alur merupakan jalan sebuah cerita.
b. Tema
Lukens dalam Nurgiyantoro menjelaskan bahwa secara sederhana
tema dapat dipahami sebagai gagasan yang mengikat cerita, mengikat
berbagai unsur intrinsik yang membangun cerita sehingga tampil sebagai
sebuah keterpaduan yang harmonis. Senada dengan hal tersebut,
Nurgiyantoro mengatakan bahwa tema sebuah cerita fiksi merupakan
gagasan utama atau makna utama cerita.47 Berdasarkan pendapat di atas,
43 Endah Tri Priyanti, Op. Cit., hlm. 109. 44 Ibid., hlm. 109. 45 Burhan Nurgiyantoro, Sastra Anak, Pengantar Pemahaman Dunia Anak, (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2005), hlm. 238. 46 Ibid., hlm. 237. 47 Ibid., hlm. 260.
20
dapat disimpulkan bahwa tema merupakan sebuah ide utama yang
melatarbelakangi sebuah cerita.
c. Tokoh
Priyanti menjelaskan bahwa tokoh adalah para pelaku atau subjek
lirik dalam karya fiksi. Tokoh, berdasarkan bentuknya dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu: tokoh fiksi dan tokoh imajiner.48 Aminuddin dalam
Priyanti mengungkapkan bahwa tokoh berdasarkan sifat atau watak tokoh
terbagi menjadi dua, yaitu tokoh protagonist dan tokoh antagonis. Tokoh
protagonist adalah tokoh yang berwatak baik sehingga disukai oleh
pembaca. Sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh yang berwatak jelek,
tidak sesuai dengan apa yang diidamkan oleh pembaca.49
Selanjutnya, Sudjiman dalam Priyanti menjelaskan bahwa tokoh
berdasarkan fungsinya terbagi menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh
pembantu. Tokoh utama adalah tokoh yang memegang peran utama,
frekuensi kemunculannya sangat tinggi, menjadi pusat penceritaan.
Sedangkan tokoh pembantu adalah tokoh yang mendukung tokoh utama,
yang membuat cerita lebih hidup.50 Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tokoh merupakan seseorang yang memiliki peran dalam sebuah
cerita. Tokoh memiliki beberapa jenis, misalnya bila dilihat berdasarkan
sifat atau watak tokoh, tokoh terbagi atas tokoh antagonis dan tokoh
protagonist. Bila dilihat berdasarkan fungsinya, terbagi atas tokoh utama
dan tokoh pembantu.
48 Endah Tri Priyanti, Op. Cit., hlm. 110. 49 Ibid., hlm. 110. 50 Ibid., hlm. 110.
21
d. Watak
Priyanti menjelaskan bahwa watak adalah sifat dasar, akhlak, atau
budi pekerti yang dimiliki oleh tokoh. Setiap tokoh dalam karya fiksi
memiliki sikap, sifat, dan tingkah laku atau watak-watak tertentu.
Pengarang adalah orang yang memperkenalkan watak-watak para tokoh
dengan tujuan untuk memperjelas tema yang ingin disampaikan.51 Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa watak merupakan sifat atau tabiat
yang ada pada diri seorang tokoh dalam sebuah cerita.
e. Latar
Hudson dalam Nuryatin mengemukakan bahwa istilah latar adalah
terjemahan dari istilah Inggris setting. Suatu cerita terjadi di suatu tempat
dan pada waktu tertentu. Waktu dan tempat itu oleh Hudson disebut
setting.52 Nurgiyantoro mengungkapkan bahwa latar (setting) dapat
dipahami sebagai landas tumpu berlangsungnya berbagai peristiwa dan
kisah yang diceritakan. Latar menunjuk pada tempat, yaitu lokasi di mana
cerita itu terjadi, waktu, kapan cerita itu terjadi, dan lingkungan social-
budaya, keadaan kehidupan bermasyarakat tempat tokoh dan peristiwa
terjadi.53 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa latar adalah
keterangan yang menjadi tumpuan terjadinya berbagai peristiwa yang
terkandung dalam sebuah cerita. Secara umum, latar terbagi menjadi tiga,
yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial-budaya.
f. Amanat
Nurgiyantoro mengungkapkan bahwa amanat, moral, atau message
dapat dipahami sebagai sesuatu yang ingin disampaikan kepada pembaca.
51 Ibid., hlm. 111. 52 Agus Nuryatin, Mengabadikan Pengalaman Dalam Cerpen: 7 Langkah Pembelajaran Menulis
Cerpen, (Rembang: Yayasan Adhigama, 2010), hlm. 13. 53 Burhan Nurgiyantoro, Op. Cit., hlm. 249.
22
Sesuatu itu selalu berkaitan dengan berbagai hal yang berkonotasi positif,
bermanfaat bagi kehidupan, dan mendidik.54 Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa amanat adalah pesan yang ingin disampikan oleh
pengarang melalui ceritanya.
g. Sudut Pandang
Nurgiyantoro menjelaskan bahwa sudut pandang pada hakikatnya
adalah sebuah cara, strategi, atau siasat yang secara sengaja dipilih oleh
pengarang untuk mengungkapkan cerita dan gagasnnya. Lebih lanjut lagi,
ia menjelaskan bahwa secara lebih konkret dan spesifik, sudut pandang
adalah “siapa yang melihat, siapa yang berbicara”, atau “dari kacamata
siapa sesuatu itu dibicarakan.55 Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa sudut pandang merupakan cara pengarang menyampaikan sebuah
cerita kepada pembaca.
Lukens dalan Nurgiyantoro membagi sudut pandang menjadi
beberapa macam, yakni (1) sudut pandang orang pertama, (2) sudut
pandang orang ketiga mahatahu, (3) sudut pandang orang ketiga terbatas,
(4) sudut pandang objektif atau dramatik.56
E. Penelitian Relevan
Penelitian pertama, yakni Ibrahim Sumartono Umbu Djala dari
Universitas Mahasaraswati Denpasar dengan skripsinya yang berjudul
“Peningkatan Kemampuan Membaca Cerpen Melalui Metode Drill pada Siswa
Kelas VII A SMP Widya Sakti Denpasar Tahun Ajaran 2015/2016”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah metode drill dapat meningkatkan kemampuan
membaca cerpen pada siswa kelas VIIA SMP Widya Sakti Denpasar tahun ajaran
54 Ibid., hlm. 265. 55 Ibid., hlm. 269. 56 Ibid., hlm. 270.
23
2015/2016 dan untuk mengetahui langkah-langkah yang tepat dalam penerapan
metode Drill untuk meningkatkan kemampuan membaca cerpen pada siswa kelas
VIIA SMP Widya Sakti Denpasar tahun ajaran 2015/2016. Ruang lingkup
penelitian ini dibatasi pada peningkatan kemampuan membaca cerpen melalui
metode drill pada siswa kelas VIIA SMP Widya Sakti Denpasar tahun ajaran
2015/2016. Hasil tes yang diperoleh dari penerapan metode Drill untuk
meningkatkan kemampuan membaca cerpen pada siswa mengalami peningkatan
yaitu : Pada tes awal nilai rata-rata siswa adalah 3,52 dengan kategori kurang.
Siklus I dengan nilai rata-rata siswa adalah 5,94 dengan kategori cukup. Siklus II
dengan nilai rata-rata siswa adalah 6,80 dengan kategori lebih dari cukup. Siklus
III dengan nilai rata-rata siswa adalah 8,44 dengan kategori baik sekali.
Peneliti terdahulu dan penulis memiliki persamaan dalam penelitian yakni
sama-sama meneliti keterampilan membaca cerpen peserta didik di sekolah.
Adapun perbedaannya adalah penulis menggunakan media pembelajaran wattpad
dan peneliti terdahulu menggunakan metode drill.
Penelitian selanjutnya, yakni sebuah jurnal terbitan tahun 2019 dengan
judul “Pemanfaatan Aplikasi Wattpad dalam Memotivasi Siswa untuk Menulis
Cerita” yang ditulis oleh Ria Ananda Putri dari Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian yang dilakukan rata-rata siswa
yang diteliti oleh peneliti, pada umumnya punya motivasi dan keinginan untuk
menulis di aplikasi wattpad. Walaupun sebagian dari mereka belum berani
melakukan hal itu dengan alasan kurang percaya diri. Namun, ada siswi yang
posisinya tidak hanya sebagai pembaca, tetapi juga aktif sebagai penulis dan
termotivasi untuk terus menulis.
Peneliti terdahulu dan penulis memiliki persamaan dalam penelitian yakni
sama-sama memanfaatkan aplikasi wattpad. Selain itu metode penelitian yang
dilakukan juga sama, yakni menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun
24
perbedaannya adalah penulis meneliti keterampilan membaca dan peneliti
terdahulu meneliti keterampilan menulis.
Penelitian terakhir yaitu Dhita Ruari dari Universitas Sanata Darma dalam
skripsinya yang berjudul “Efektivitas Penerapan Teknik Team Game Tournament
(TGT) Dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Cerpen Siswa Kelas VII SMP
1 Panjatan Tahun Ajaran 2017/2018”. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan teknik TGT dengan
hasil belajar siswa yang menggunakan teknik diskusi dalam pembelajaran
membaca pemahaman cerpen pada kelas VII SMP 1 Panjatan. Teknik
pengumpulan data penelitian ini adalah tes, yaitu melalui prates dan pascates.
Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas VII C (kelas eksperimen) dan VII D
(kelas control) SMP 1 Panjatan. Teknik analisis data penelitian ini adalah uji-t.
Taraf signifikasi yang digunakan dalam uji-t pada penelitian ini adalah 0,05%.
Hasil penelitian ini adalah teknik TGT lebih efektif digunakan pada pembelajaran
membaca pemahaman cerpen daripada teknik diskusi.
Peneliti terdahulu dan penulis memiliki persamaan dalam penelitian yakni
sama-sama meneliti keterampilan membaca cerpen siswa. Adapun perbedaannya
adalah peneliti terdahulu menggunakan teknik pengumpulan data dengan
menggunakan tes, yakni prates dan pascates, sedangkan penulis tidak
menggunakan hal tersebut. Selain itu, penulis menggunakan media pembelajaran
untuk meneliti keterampilan membaca cerpen siswa, sedangkan peneliti terdahulu
menggunakan teknik TGT untuk meneliti keterampilan membaca cerpen siswa.
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Prima Unggul yang beralamat lengkap
di Jl. Raden Fatah No. 98, Parung Serab, Ciledug, Kota Tangerang, Banten.
Waktu penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020,
yakni di bulan Juli 2019 sampai dengan bulan Desember 2019.
B. Metode Penelitian
Pada hakikatnya, melakukan sebuah penelitian harus menggunakan
metode yang sesuai dengan penelitian tersebut. Menurut Sugiyono metode
penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu.1 Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif.
Bogdan dan Guba mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Senada dengan pendapat
tersebut, Wallen menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
mengkaji kualitas hubungan, kegiatan, situasi, dengan penekanan kuat pada
deskripsi menyeluruh dalam menggambarkan rincian segala sesuatu yang terjadi
pada suatu kegiatan atau situasi tertentu.2
Selanjutnya, Sugiyono menjelaskan bahwa metode penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 3. 2 Uhar Suharsaputra,Metode Penelitian: kuntitatif, kualitatif, dan tindakan,(Bandung: Refika
Aditama, 2012), Hlm. 181.
26
adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal,
teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisai.3
Endang menjelaskan bahwa secara sederhana penelitian kualitatif
bertujuan menemukan jawaban terhadap fenomena atau pertanyaan melalui
aplikasi prosedur ilmiah secara sistematis dengan menggunakan pendekatan
kualitatif.4 Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
metode penelitian deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang menjelaskan
dengan sebenar-benarnya dari objek atau fenomena yang sedang diteliti.
Penelitian ini akan membahas mengenai penggunaan media wattpad
dalam keterampilan membaca cerpen karya Asma Nadya berjudul Rembulan di
Mata Ibu yang ditulis ulang di aplikasi wattpad oleh @niviananda pada siswa
kelas XI Multimedia 3 SMK Prima Unggul Tahun Pelajaran 2019/2020.
Pelaksanaan penelitian ini hanya memerlukan satu kelas yang akan diteliti untuk
menganalisis dan melihat keterampilan membaca siswa dengan menggunakan
media pembelajaran wattpad pada materi membaca cerpen.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI Multimedia 3 SMK
Prima Unggul yang berjumlah 27 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 11
siswa perempuan. Objek dari penelitian ini berupa teks yang berisikan hasil
identifikasi unsur intrinsik dari cerpen yang telah dibaca oleh siswa di aplikasi
wattpad.
3 Sugiyono, Op. Cit., hlm. 15. 4 Endang Widi Winarni, Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R&D, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2018), hlm. 146.
27
D. Teknik Pengumpulan Data
Endang mengemukakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data.5 Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh
peneliti adalah tes dan nontes. Tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
berbentuk essai yang didapat dari hasil membaca siswa. Nontes dalam penelitian
ini yaitu observasi, dokumentasi, dan wawancara.
1. Observasi
Nasution dalam Endang menyatakan bahwa observasi adalah dasar
semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data,
yaitu fakta mengenai kenyataan yang diperoleh melalui observasi.6 Observasi
memiliki banyak jenis. Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis
observasi secara terang-terangan atau tersamar.
Jenis observasi secara terang-terangan atau tersamar dilakukan oleh
peneliti saat pengumpulan data dengan menyampaikan tujuan , objek yang
akan diteliti, dan batas waktu penelitian secara terus terang kepada sumber
data. Dalam hal ini, sumber data/sekelompok orang yang akan diteliti
mengetahui sejak awal hingga akhir tentang kegiatan peneliti. Namun
adakalanya peneliti tidak terus terang atau tersamar dalam melakukan
observasi untuk menghindari jika suatu data yang akan dikumpulkan
merupakan data yang masih dirahasiakan.7 Pada penelitian ini, observasi
dilakukan untuk melihat hasil dari proses membaca yang dilakukan oleh siswa
dengan penilaian pada lembar pedoman observasi yang sudah disediakan.
2. Tes
Amirono dan Daryanto menjelaskan bahwa tes adalah alat atau
prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian, yang
5 Ibid., hlm. 158. 6 Ibid., hlm. 159. 7 Ibid., hlm. 161.
28
dapat berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditunjukan kepada
peserta didik untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk tersebut,
dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau
mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes.8 Tes memiliki banyak
jenis, salah satu contohnya adalah tes essai. Amirono dan Daryannto
menyatakan bahwa secara umum tes essai (tes uraian) adalah pertanyaan yang
menuntut peserta didik menjawab dalam bentuk menguraikan, menjelaskan,
mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang
sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata
atau bahasa sendiri.9 Jenis tes ini juga menuntut kemampuan peserta didik
untuk mengemukakan, menyusun, dan memadukan gagasan yang telah
dimilikinya dengan menggunakan kata-kata sendiri.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tes essai. Tes essai
digunakan untuk melihat kemampuan siswa dalam membaca cerpen karya
Asma Nadya berjudul Rembulan di Mata Ibu dengan menggunakan aplikasi
wattpad yang terdapat di dalam ponsel siswa. Pembelajaran membaca yang
dikaitkan dengan materi cerpen akan mendapatkan hasil tes yang nantinya
akan dianalisis oleh peneliti.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data atau informasi tentang
kronologis perkembangan pembelajaran. Dokumentasi yang digunakan berupa
foto sebagai bukti dalam observasi ketika pengambilan data. Foto digunakan
untuk mendokumentasikan keaktifan serta tingkah laku siswa pada saat proses
pembelajaran. Dokumentasi yang dilakukan diharapkan dapat
menggambarkan kegiatan yang berlangsung selama proses pembelajaran
8 Amirono dan Daryanto, Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013, (Yogyakarta:
Gava Media, 2016), hlm. 71. 9 Ibid., hlm. 157.
29
keterampilan membaca cerpen dengan media pembelajaran wattpad
berlangsung.
4. Wawancara
Nurgiyantoro mengemukakan bahwa wawancara merupakan suatu cara yang
dipergunakan untuk mendapatkan informasi dari responden dengan
melakukan tanya jawab sepihak.10 Dalam melakukan penelitian ini, penulis
menggunakan wawancara berjenis terstruktur, yakni dengan menyiapkan
beberapa pertanyaan yang akan diberikan kepada responden. Penulis memilik
jenis wawancara ini karena jenis ini dapat memberikan beberapa pertanyaan
yang sama kepada setiap responden, sehingga tidak perlu memiliki beberapa
pertanyaan yang berbeda pada setiap responden yang berbeda.
E. Instrumen Penelitian
Pada hakikatnya, setiap penelitian memerlukan instrumen. Instrumen
penelitian yang penulis gunakan berkiblat pada teori Burhan Nurgiantoro. Berikut
adalah instrumen penelitiannya.
Tabel 3
Instrumen Keterampilan Membaca Cerpen dengan Media Wattpad11
No. Aspek
Penilaian
Tingkat Capaian Kinerja
5 4 3 2 1
1. Tema
Mampu
menyebutkan
tema dan
alasan
Mampu
menyebutkan
tema dan
alasannya
salah
Hanya
mampu
menyebutkan
tema tanpa
alasan
Tidak
mampu
menyebutkan
tema dan
alasan
Hanya
mampu
menyebutkan
tema dengan
salah dan
tanpa alasan
10 10 Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa: Berbasis Kompetensi Edisi Kedua,
(Yogyakarta: BPEE, 2016), hlm. 114. 11 Burhan Nurgiyantoro,Op.Cit., hlm. 522.
30
2.
Tokoh
dan
Watak
Mampu
menyebutkan
tokoh dan
watak serta
alasan
Mampu
menyebutkan
tokoh dan
watak serta
alasannya
salah
Hanya
mampu
menyebutkan
tokoh dan
watak tanpa
alasan
Tidak
mampu
menyebutkan
tokoh dan
watak serta
alasan
Hanya
mampu
menyebutkan
tokoh dan
watak
dengan salah
serta tanpa
alasan
3. Alur
Mampu
menyebutkan
alur dan
alasan
Mampu
menyebutkan
alur dan
alasannya
salah
Hanya
mampu
menyebutkan
alur tanpa
alasan
Tidak
mampu
menyebutkan
alur dan
alasan
Hanya
mampu
menyebutkan
alur dengan
salah dan
tanpa alasan
4. Latar
Mampu
menyebutkan
latar dan
alasan
Mampu
menyebutkan
latar dan
alasannya
salah
Hanya
mampu
menyebutkan
latar tanpa
alasan
Tidak
mampu
menyebutkan
latar dan
alasan
Hanya
mampu
menyebutkan
latar dengan
salah dan
tanpa alasan
5. Sudut
Pandang
Mampu
menyebutkan
sudut
pandang dan
alasan
Mampu
menyebutkan
sudut
pandang dan
alasannya
salah
Hanya
mampu
menyebutkan
sudut
pandang
tanpa alasan
Tidak
mampu
menyebutkan
sudut
pandang dan
alasan
Hanya
mampu
menyebutkan
sudut
pandang
dengan salah
dan tanpa
alasan
31
6. Amanat
Mampu
menyebutkan
Amanat dan
alasan
Mampu
menyebutkan
amanat dan
alasannya
salah
Hanya
mampu
menyebutkan
amanat tanpa
alasan
Tidak
mampu
menyebutkan
amanat dan
alasan
Hanya
mampu
menyebutkan
amanat
dengan salah
dan tanpa
alasan
1. Menentukan nilai akhir siswa
Nilai akhir = Skor Perolehan X 100 %
Skor Maksimal
2. Menginterpretasi dengan tabel
Tabel 3.1
Presentase Kriteria dengan Perhitungan Presentase Untuk Skala
Empat12
Interval Presentase
Tingkat Penguasaan
Nilai Ubahan Skala
Empat Keterangan
1 – 4 D – A
86 – 100 4 A Sangat Baik
76 – 85 3 B Baik
56 – 75 2 C Cukup
10 – 55 1 D Kurang
F. Teknik Analisis Data
Bogdan dan Biklen mengemukakan bahwa analisis data kualitatif adalah
upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,
12 Ibid., hlm. 277.
32
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.13
Teknik analisis kualitatif ini juga dipakai untuk mengetahui efektivitas
penerapan media pembelajaran wattpad dalam membantu siswa untuk
meningkatkan keterampilan membaca dengan melakukan pengamatan secara
langsung pada saat proses pembelajaran. Data yang dikumpulkan pada setiap
kegiatan observasi dianalisis secara deskriptif. Adapaun sebelum menganalisis
data tes, peneliti akan membaca hasil tes siswa terlebih dahulu. Setelah itu
peneliti akan menentukan nilai atau skor untuk menggambarkan kemampuan
siswa dalam membaca cerpen.
13 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offsit,
2018), hlm. 248.
85
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Media Wattpad merupakan media pembelajaran yang dapat diakses
melalui gadget. Media ini sangat efektif bila digunakan dalam pembelajaran
bahasa Indonesia di dalam kelas, khususnya pada materi membaca cerpen.
Media tersebut telah diujicobakan dalam keterampilan membaca cerpen pada
siswa kelas XI Multimedia 3 SMK Prima Unggul Tangerang, semester ganjil,
tahun pelajaran 2019/2020.
Hasil dari keterampilan membaca cerpen dengan menggunakan media
Wattpad pada siswa kelas XI Multimedia 3 SMK Prima Unggul Tangerang
juga sudah tergolong sangat baik dengan nilai rata-rata yang diperoleh ialah
86,72. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai A yang diperoleh siswa
berjumlah 17 orang dengan persentase 77%, lalu nilai B berjumlah 5 orang
dengan persentase 23%, dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai C serta D.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis memberikan saran:
1. Sekolah hendaknya menyediakan fasilitas yang memadai guna
meningkatkan kegiatan belajar-mengajar menjadi lebih baik lagi.
2. Guru hendaknya mampu menggunakan metode, strategi, dan media
pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam melakukan pembelajaran di
dalam kelas. Hal itu dilakukan untuk menarik perhatian siswa dalam
belajar, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
86
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Listiyanto. Speed Reading: Teknik dan Metode Membaca Cepat.
Yogyakarta: A Plus Books. 2017.
Amirono dan Daryanto. Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Gava Media. 2016.
Caldwell, JoAnne Schudt. Comprehension Assessment: A Classroom Guide. New
York: The Guilford Press. 2008.
Dalman. Keterampilan Membaca. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2017.
Esten, Mursal. Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: Angkasa. 2013.
Hasanudin, Cahyo. Media Pembelajaran: Kajian Teoretis dan Kemanfaatan.
Yogyakarta: Deepublish. 2017.
https://company.wattpad.com/press. ditulis oleh pengelolah situs terkait dengan judul
About Wattpad dan diunduh pada hari Rabu, 19 September 2018 pukul 14.45
WIB.
Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. Media Pembelajaran Manual dan Digital.
Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. 2013.
Mawardi, Arif Budi. Komodifikasi Sastra Cyber Wattpad pada Penerbit Indie, Jurnal
Sabda Universitas Diponegoro, ISSN 1410-7910, Vol. 13, No. 1,. Semarang:
Universitas Diponegoro. 2018.
McNamara, Danielle S. Reading Comprehension Strategies: Theories, Interventions,
and Technologies. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publisher.
2007.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset. 2018.
Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa: Berbasis Kompetensi Edisi
Kedua. Yogyakarta: BPEE. 2016. Nurgiyantoro, Burhan. Sastra Anak, Pengantar Pemahaman Dunia Anak.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2005.
Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press. 1995.
Nuryatin, Agus. Mengabadikan Pengalaman Dalam Cerpen: 7 Langkah
Pembelajaran Menulis Cerpen. Rembang: Yayasan Adhigama. 2010.
Pranoto, Naning. Seni Menulis Cerita Pendek. Jakarta: Opuss Agrapana Mandiri.
2015.
Pribadi, Benny A. Media dan Teknologi dalam Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia
Group. 2017.
Priyanti, Endah Tri. Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis. Jakarta: PT
Bumi Aksara. 2010.
Priyatni, Endah Tri dan Nurhadi. Membaca Kritis dan Literasi Kritis. Tangerang:
Tira Smart. 2017.
87
Putri, Ria Ananda. Pemanfaatan Aplikasi Wattpad dalam Memotivasi Siswa untuk
Menulis Cerita, Jurnal Interaksi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara,
Vol.3, No.1, Edisi Januari 2019. Medan: Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara. 2019.
Sanjaya, Wina. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana. 2012.
Scolari, Carlos A. Teens, Media And Collaborative Cultures. Exploiting Teens’
Transmedia Skills In The Classroom. Barcelona: Universitat Pompeu Fabra.
2018.
Sudiana, I Nyoman. Membaca. Malang: UM Press. 2007.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta. 2010.
Suharsaputra, Uhar. Metode Penelitian: kuntitatif, kualitatif, dan tindakan. Bandung:
Refika Aditama. 2012.
Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. Media Pembelajaran, Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI. 2008.
Suwarna, dkk. Pengajaran Mikro, Pendekatan Praktis dalam Menyampaikan
Pendidikan Profesional. Yogyakarta: Tiara Wacana. 2006.
Syahrani, Nadya dan Adi Bayu Mahadian. Perilaku Menulis Fanfiction oleh
Penggemar Kpop di Wattpad, Jurnal Komunikasi Global Universitas Syiah
Kuala, Vol. 6, No.2. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala. 2017.
Tarigan, Henry Guntur. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa. 2008.
Winarni, Endang Widi. Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, PTK,
R&D. Jakarta: Bumi Aksara. 2018.
Yaumi, Muhammad. Media dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia
Group. 2018.
Zainuddin. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
1992.
131
RIWAYAT PENULIS
IMRON SUKRIYADI merupakan
bujang dari Bapak Abdul Syukur dan
Ibu Tiyamah yang lahir di Tangerang,
04 Maret 1997. Ia merupakan anak
keempat dari lima bersaudara yang
gemar mendengarkan musik dan
membuat sajak puisi. Ia bertempat
tinggal di Jalan Inpres XI, No. 66, RT.
003/005, Kelurahan Gaga, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang. Penulis dalam
menempuh pendidikan diawali di MI Raudhotul Jannah pada tahun 2003 s.d. 2009,
MTsN 27 Jakarta Barat pada tahun 2009 s.d. 2012, MAS Jam’iyyah Islamiyyah
Pondok Aren pada tahun 2012 s.d. 2015. Selanjutnya, penulis meneruskan pendidikan
S1 di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.