Post on 09-Jul-2016
1. Permasalahan
Penggunaan sepeda di Jakarta kini kian marak. Perkembangan jaman
dan gaya hidup masyarakat saat ini sudah mulai cenderung mengacu pada
keselamatan lingkungan sehingga mendorong tumbuh kembangnya aktifitas
yang meminimalisir pembuangan polusi, penggunaan BBM serta meninimalisir
penggunaan tenaga berlebih.
Selain sebagai penyaluran hobi, budaya bersepeda mulai digalakkan
oleh berbagai kalangan masyarakat sebagai upaya untuk menurunkan tingkat
polusi udara di ibukota sekaligus menghemat energi. Namun padatnya Kota
Jakarta menyebabkan pengendara sepeda tak leluasa mengayuh sepedanya
dan bahkan tak jarang terjadi kecelakaan terhadap pengendara sepeda yang
disebabkan oleh tingginya volume kendaraan bermotor serta kurangnya
kesadaran dan terlalu banyak tindakan kurang displin para pengendara
kendaraan bermotor yang beraktivitas dijalan. Atas dasar itulah Pemkot DKI
Jakarta membuat jalur khusus sepeda di beberapa titik.
Jalur sepeda adalah jalur yang khusus diperuntukkan bagi pengguna
sepeda, dipisahkan dari lalu lintas kendaraan bermotor untuk meningkatkan
keselamatan pengguna sepeda. Jalur sepeda ini hanya dipisahkan dari jalur
biasa dengan marka jalan atau warna jalan yang berbeda. Lebar lajur sepeda
sekurang-kurangnya 1 meter, dapat dilewati satu sepeda dengan ruang bebas
di kiri dan kanan sepeda dengan jarak yang cukup, dan jalur untuk lalu lintas
dua arah sekurang-kurangnya 2 meter.
Di sepanjang lajur sepeda diberi cat khusus berwarna hijau dilengkapi
gambar sepeda dan sejumlah rambu khusus lainnya. Pengamanan lajur
sepeda ini dilakukan untuk mensterilkan dari kendaraan lainnya, agar
pesepeda dapat memanfaatkan lajur tersebut semaksimal mungkin dan
tentunya supaya aman dan nyaman bersepeda.
Hadirnya jalur sepeda menjadi langkah awal bagi Jakarta menuju kota
hijau dan ramah lingkungan. Jalur sepeda pertama di Jakarta dibangun yakni
untuk rute Taman Ayodya-Blok M, Jakarta Selatan sepanjang 1,5 kilometer
pada akhir Mei 2011. Namun dalam pengoperasian jalur sepeda pada rute
tersebut ditemukan berbagai permasalahan,antara lain :
1. Angkutan umum yang berhenti menghalangi jalur sepeda sehingga
pengendara sepeda terpaksa menggunakan trotoar atau jalan umum
yang berbahaya.
2. Para pengemudi kendaraan lain hendak menggunakan jalur sepeda
3. Tukang ojek dan supir bajaj sering memarkir kendaraannya di jalur
sepeda, menjadikan jalur sepeda sebagai tempat berpangkal.
4. Jalur sepeda di sekitar taman ayodya dijadikan sebagai tempat parkir on
the street
5. Jalur sepeda digunakan sebagai lahan untuk berjualan
6. Kurang leluasanya pergerakan pengendara sepeda akibat lalu lintas
campuran dengan kendaraan bermotor
Gambar : Kondisi Jalur Khusus Sepeda Yang disalahgunakan
2. Dasar hukum
Aspek legalitas / regulasi / hukum yang terkait dengan penyediaan jalur
khusus sepeda terdiri atas :
1. Undang -undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu - lintas dan Angkutan Jalan,
2. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang
Penataan Ruang,
3. Peraturan Pemerintah,
4. Keputusan Menteri Perhubungan,serta
5. Peraturan Daerah.
Ada beberapa peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar
dalam penyediaan jalur khusus sepeda, yaitu :
a. Undang Undang RI No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu - Lintas dan
Angkutan Jalan Pasal 62 ayat (1) (2)
Pasal 62
1) Pemerintah harus memberikan kemudahan berlalu lintas bagi
pesepeda.
2) Pesepeda berhak atas fasilitas pendukung keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran dalam berlalu lintas
b. Undang Undang RI No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu - Lintas dan
Angkutan Jalan Pasal 216 (1) (2)
Pasal 216
1) Masyarakat berhak mendapatkan Ruang Lalu Lintas yang
ramah lingkungan.
2) Masyarakat berhak memperoleh informasi tentang kelestarian
lingkungan bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
c. Undang Undang RI No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
Pasal 28 dan Pasal 29
Pasal 28
Ketentuan perencanaan tata ruang wilayah kabupaten sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25, Pasal 26, dan Pasal 27 berlaku mutatis
mutandis untuk perencanaan tata ruang wilayah kota, dengan
ketentuan selain rincian dalam Pasal 26 ayat (1) ditambahkan:
a) rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau.
b) rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka non
hijau,dan
c) rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dansarana
jaringan pejalan kaki, angkutan umum,kegiatan sektor informal,
dan ruang evakuasi bencana, yang dibutuhkan untuk
menjalankan fungsi wilayah kota sebagai pusat pelayanan sosial
ekonomi dan pusat pertumbuhan wilayah.
Pasal 29
1) Ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28
huruf a terdiri dari ruang terbuka hijau publik dan ruang
terbuka hijau privat.
2) Proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit
30 tiga puluh) persen dari luas wilayah kota.
3) Proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota paling
sedikit 20 (dua puluh) persen dari luas wilayah kota.
d. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 48 Tahun 1997 tentang
Kendaraan Tidak Bermotor dan Penggunaanya di Jalan
Pasal 1
Jenis kendaraan tidak bermotor terdiri dari : sepeda, kereta yang
ditarik hewan untuk mengangkut orang atau barang, becak yang
digunakan untuk mengangkut orang atau barang, dan kereta
dorong atau tarik untuk mengangkut barang.
Pasal 2
Ukuran utama sepeda (tidak termasuk muatannya) adalah lebar: 55
cm, tinggi: 110 cm dan panjang 210 cm.
Pasal 4
Setiap sepeda harus dilengkapi dengan sepakbor, untuk mengurangi
percikan air atau lumpur.
Pasal 5
Setiap sepeda harus dilengkapi dengan rem
Pasal 7
Setiap sepeda harus dilengkapi dengan alat bantu parkir kendaraan
sehingga ketika tidak digunakan dapat diparkir dalam posisi berdiri
Pasal 12
Pengguna sepeda ketika berubah arah, wajib memberi isyarat
dengan tangan atau alat bantu lain. Isyarat ini harus terlihat oleh
kendaraan lain baik dari arah depan atau belakang.
Pasal 13
Pengendara sepeda hanya boleh mengendarai maksimal 2 sepeda
secara berdampingan.
e. Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta nomor 680 tahun 2011
tentang Penetapan Lajur Sepeda dari Jalan Mahakam (Taman
Ayodya) hingga Jalan Prapanca.
3. DAMPAK
Dengan adanya jalur sepeda yang ada di Taman Ayodya banyak
permasalahan yang timbul dan juga berakibat pada pengguna sepeda.
Adapun akibat yang ditimbulkan dari permasalahan yang ada di jalur
sepeda di Taman Ayodya, yaitu:
a. Dengan adanya penghalang seperti orang berjualan, parkir, dan
berhenti di jalur sepeda maka pengguna sepeda tidak dapat
menggunakan jalurnya dan berpindah menggunakan trotoar atau
jalan raya
b. Ketika pengguna sepeda menggunakan jalan raya maka
keselamatan mereka terancam karena kemungkinan terjadi
kecelakaan dengan kendaraan bermotor lainnya
c. Karena jalur sepeda hanya dibatasi dengan garis maka
kemungkinan pengguna kendaraan dapat menggunakan jalur
sepeda sehingga pengguna sepeda menjadi kurang nyaman
d. Kecepatan untuk melaju di jalur sepeda sangat rendah dengan
adanya hambatan samping yang tinggi sehingga waktu untuk
mencapai tujuan menjadi lebih lama
e. Terlalu banyak mengerem dan mengayuh sepeda kembali karena
adanya kendaraan yang menghalangi dijalur sepeda maka
pengguna sepeda akan cepat lelah dan mengganggu aktifitas
ketika sampai di tempat kerja
4. Kebijakan
Dalam pelaksanaan penggunaan jalur sepeda, pemerintah membuat
kebijakan-kebijakan yang ditujukan agar terselenggaranya tujuan dan fungsi
jalur sepeda dengan baik dan menjamin keselamatan dan keamanan
pengguna sepeda dan juga pengguna jalan lain.
Saat ini jalur sepeda telah dilengkapi dengan rambu-rambu yang
dipasang berupa palang tanda dan juga marka jalan serta green carpet pada
persimpangan yang berfungsi sebagai area mix traffic,selain itu pemerintah
telah melakukan penertiban di sepanjang jalur sepeda terkait dengan
penggunaan jalur sepeda yang tidak semestinya seperti sebagai lahan parkir
dan tempat berjualan.berbagai bentuk sosialisasi termasuk pemasangan
iklan yang fungsinya mengajak masyarakat menggunakan sepeda,serta
himbauan kepada masyarakat untuk menggunakan jalur sepeda
sebagaimana mestinya telah dilakukan di beberapa titik.
5. Efektifitas Kebijakan
Kebijakan yang telah diterapkan tidak memberi pengaruh banyak
dalam pelaksanaan di lapangan. Marka jalan, rambu jalan, dan papan iklan
yang ada seolah hanya sebagai hiasan bagi pengguna jalan,terutama para
pengendara kendaraan bermotor yang melintasi ruas jalan tersebut. Jalur
sepeda dianggap belum banyak membantu bagi pengguna sepeda karena
jalur tersebut bukan jalur eksklusif untuk pengendara sepeda. Pada
beberapa bagian dari jalur sepeda masih hanya dibuat dengan marka jalan
garis putus-putus. Artinya, kendaraan selain sepeda masih boleh melewati
jalur tersebut.
Fungsi sepeda sebagai salah satu sarana untuk hiburan atau rekreasi
juga disalahgunakan dengan menjadikan jalur sepeda sebagai tempat
untuk berjualan, selain mengganggu para pengguna sepeda, hal ini juga
berdampak pada kondisi lalu lintas di ruas jalan tersebut, dengan adanya
pedagang yang berjualan di jalur sepeda, tidak menutup kemungkinan
banyak dari pengguna jalan yang berhenti untuk membeli barang
dagangan, memberhentikan kendaraan di sembarang tempat dan dapat
menimbulkan kemacetan. Walaupun dalam wacananya akan dijaga 24 jam
oleh polisi pamong praja, babinsa, serta instansi terkait namun
penjagaannya masih kurang efektif.
Masih banyak permasalahan yang ada dalam pengoperasian jalur
sepeda, dimana pengguna sepeda menjadi korban akibat permasalahan
tersebut, Kebijakan dan langkah yang telah diambil oleh pemerintah belum
mampu menangani keadaan yang ada di lapangan, kurangnya kesadaran
dari masyarakat menjadi faktor utama tidak terselenggaranya
pengoperasian jalur sepeda dengan baik.
6. Kesimpulan dan saran
Perkembangan jaman sangat berpengaruh terhadap gaya hidup
masyarakat Indonesia, khususnya di ibukota Jakarta. Kebiasaan
menggunakan sepeda dalam melakukan mobilitas dinilai sangatlah positif,
disamping untuk mengurangi dampak dari polusi akibat emisi gas buang
dari kendaraan bermotor , bersepeda dapat menjaga kesehatan tubuh.
Pemerintah pun menyambut baik kebiasaan masyarakat yang baik ini
dengan memberikan fasilitas berupa prasarana lajur khusus sepeda agar
keamanan, kenyamanan, keselamatan pengendara sepeda terjamin. Hal
lainnya adalah agar daerah lainnya di Jakarta dapat memiliki jalur sepeda.
Saran saya mengingat kondisi geografis Jakarta yg cenderung gersang,
panas, berdebu seharusnya pihak terkait lebih peduli dengan memberikan
fasilitas penunjang yang sesuai agar pengendara sepeda memiliki rasa
aman dan nyaman dalam berkendara. Jalur sepeda harus menggambarkan
tujuan yang jelas bagi penggunanya. Termasuk karena lajur ini sebagai
solusi masalah polusi dan kemacetan, sebaiknya juga dibangun di jalur
rindang
Pemerintah harus memberikan sanksi tegas kepada pengguna jalan
lain yang melanggar dengan memasuki jalur sepeda, serta harus ada
hokum yang jelas untuk mengatur sanksi dan tilangnya. Termasuk misalnya
bagi pengguna sepeda motor atau mobil yang memarkir kendaraan di jalur
sepeda. Sehingga, kebiasaan melakukan pergerakan dengan sepeda dapat
dijadikan budaya bukan hanya sekedar gaya hidup.