Post on 30-Jun-2015
PENGGUNAAN EYD
I. PENULISAN HURUF
1.1. Huruf Besar atau Huruf Kapital
1.1.1. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata awal
kalimat.
Contoh : Selain buku juga penggaris yang dijual.
Kamu harus belajar sungguh-sungguh.
Bagaimana itu bisa terjadi ?
Mobil itu berjaIan dengan cepat.
1.1.2. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan
langsung.
Contoh : Ibu bertanya, "Kapan Anton pergi ?"
"Kemarin aku membeli baju baru" kata Budi.
Pak Lurah berseru, "Peinuda harus giat bekerja." .
1.1.3. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam
ungkapan-ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan,
kitab suci, nama Tuhan termasuk kata gantinya
Contoh : Allah
Yang Maha Kuasa
Yang Maha Agung Alkitab
Weda
Quran
Hindu
1
Kristen
Islam
Tuhan seJalu mengasihi semua ummat-Nya.
1.1.4. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh : Haji Abu Bakar
Imam Maliki
Imam Hambali
Nabi Ibrahim
Sultan Ageng Tirtayasa
1.1.5. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.
Contoh : Presiden Soeharto
Gubernur Wahono
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Tetapi, perhatikanlah penulisan di bawah ini :
Siapakah presiden yang baru dilantik itu ?
Kolonel Hartono baru dilantik menjadi brigadir jenderal.
1.1.6. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang.
Contoh : Siti Mariam
Agus Subekti
2
Abdul Kahar
Wage Rudolf Supratman
Suparto Sosrodiharjo
1.1. 7. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
bangsa, suku dan bahasa
Contoh : bangsa Indonesia
suku Jawa
bahasa Belanda.
Tetapi, perhatikan penulisan di bawah ini.
mengindonesiakan kata-kata asing kebelanda-belandaan.
1.1.8. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
hari, bulan, tahun, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh : hari Selasa Perang Candu
bulan Agustus Perang Salib
tahun Saka tahun Hijrah
hari Natal tahun Masehi
hari Lebaran hari Galungan
bulan Maulud hari Waisak
1.1.9. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
khas dalam geografi
Contoh : Surabaya Kali Serayu
Asia Tenggara Jazirah Arab
3
Banyuwangi Laut Jawa
Danau Toba Selat Sunda
Gunung Semeru Tanjung Harapan
bukit Barisan Terusan Panama
Jalan Mojopahit Sungai Ciliwung
1.1.10. Huruf besar at.au huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
resmi badan, lembaga pemerint.ahan dan ketatanegaraan, serta nama
dokumen resmi.
Contoh : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Dewan Perwakilan Rakyat Kerajaan Sriwijaya
Piagam Jakarta Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.
1.1.11. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua
kat.a untuk nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan,
kecuali kata partikel seperti: di, ke, dari, untuk dan yang, yang mana
tidak terletak pada posisi awal.
Contoh : Azab dan Sengsara
Buana Minggu
Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Lanjutan Atas
Dari Ave Mari ke Jalan Lain ke Roma .
1.1.12. Huruf besar atau huruf kapital dipakai dalam singkatan nama, gelar
dan sapaan.
Contoh : Ir. Insinyur S.E. Sarjana Ekonomi
Ny. Nyonya S.H. Sarjana Hukum
4
Nn. Nona S.S. Sarjana Sastra
Sdr. Saudara M.A Master of Arts.
Prof. Profesor dr. Dokter
Catatan: Untuk menulis singkatan selalu diikuti oleh tanda titik.
1.1.13. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata
penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, adik, saudara,
kakak, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
Contoh : Kapan Ayah datang ?
Itu siapa, Bu ?
Besok Adik dan Paman akan datang.
Mereka semua pergi ke rumah Pak Camat.
Kakak dan Adik berkunjung ke rumah Ibu Dimyati.
Catatan:
Huruf besar atau huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama
kata penunjuk hubungim kekerabatan yang tidak dipakai sebagai kata
ganti atau sapaan.
Contoh : Semua karyawan mengikuti upacara.
Semua lurah dan camat hadir di kantor kecamatan.
Kita wajib menghormati bapak clan ibu kita.
1.2. Huruf Miring
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk :
2.2.1. Menulis nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
karangan.
5
Contoh : surat kabar Buana Minggu.
Sutasoma karangan Mpu Tantular
majalah Olah Raga dan Kesehatan
2.2.2. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok
kata.
Contoh : Pasal itu tidak memuat ketentuan hukum.
BuatIah kalimat dengan berjalan cepat.
Huruf pertama kata makan adalah m.
2.2.3. Menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing kecuali
yang telah disesuaikan ejaannya.
Contoh : Penggunaan kata training centre sebaik-nya diganti dengan
kata pemusatan latihan.
Zea mays nama latin dari tanaman jagung.
Ora Et Labora artinya bekerja sambil berdoa.
Catatan:
Dalam tulisan t.angan atau ketikan; huruf atau kata yang akan
dicetak miring diberi satu garis men-, datar di bawahnya.
II. PENULISAN KATA
2.1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu satuan.
Contoh: Paman baru datang kemarin pagi.
Budi barubeli sepeda warna biru.
Ayah pergi ke Bandung.
6
2.2. Kata Turunan
2.2.1. Imbuhan (awalan, sisipan. akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya.
Contoh : dipukul
dilebarkan
melewati
bergemuruh.
2.2.2. Kalau bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan se· kaligus
mendapat awalan dan akhiran, maka kata-kata itu ditulis serangkai.
Contoh : mempertanggungjawabkan
Melipatgandakan
memberitahukan
2.2.3. Kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam
kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh : Pancasila prasangka
swadaya tunanetra
dwiwarna ultramodern
caturtunggal purnawirawan
mahasiswa saptakrida .
Catatan:
(a) Bila bentuk terikat tersebut diikuti oleh kata yang huruf
awalnya hurufbesar, di antara kedua unsur itu dituliskan
tanda hubung (-)
7
Contoh : pan-Amerikanisme
non-Israel.
(b) Maha sebagai unsur gabungan kata ditulis serangkai
kecualijika diikuti oleh kata yang bukan kata dasar.
Contoh : Dalam menjalankan pemerintahan Sultan Agung
dikenal sebagai raja yang "mahabijaksana".
Tuhan maha mengetahui segalanya.
2.2.4. Awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung
mengikuti atau mendahuluinya kalau bentuk dasarnya berupa
gabungan kata.
Contoh : mata pelajaran melipat tiga
persegi empat bertanggung jawab
2.3. Kata Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh: anak-anak gerak-gerik
tukar- menukar mata-mata
lauk-pauk huru-hara
sayur-mayur ramah-tamah
undang-undang mondar-mandir
2.4. Gabungan Kata
2.4.1 Gabungan kata yang lazim disebut dengan kata majemuk, termasuk
istilah khusus, bagian-bagiannya yang umum ditulis terpisah.
Contoh : meja tulis orang tua
8
konsul jenderal tegak lurus
duta besar kuda hitam
perdana menteri simpang tiga
rumah sakit segi lima
2.4.2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan
salah baca, dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian di
antara unsur yang bersangkutan.
Contoh : anak-istri ampere-meter
alat pandang-dengar dua-sendi
bapak-ibu adik-kakak
2.4.3. Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis
serangkai.
Contoh : apabila manakala
bilamana bumiputra
barangkali peribahasa
bagaimana tatabahasa
padahal sendratari
2.5. Kata Depan
Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,
kecuali di dalam gabungan kata yang sudah di anggap sebagai satu kata
seperti kepada dan daripada
Contoh: Arman duduk di kursi Parnan pergi ke Semarang
Ibu baru saja datang dari Bandung
9
1.1.12. Huruf besar atau huruf kapital dipakai dalam singkatan nama, gelar
dan sapaan.
Contoh : Ir. Insinyur S.E. Sarjana Ekonomi
1.1.13. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata
penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, adik, saudara,
kakak, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
Contoh : Kapan Ayah datang ?
Itu siapa, Bu ?
1.2. Huruf Miring
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk :
2.2.1. Menulis nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
karangan.
Contoh : surat kabar Buana Minggu.
2.2.2. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok
kata.
Contoh : Pasal itu tidak memuat ketentuan hukum Huruf
pertama kata makan adalah m.
2.2.3. Menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing kecuali
yang telah disesuaikan ejaannya.
Contoh : Penggunaan kata training centre sebaik-nya diganti dengan
kata pemusatan latihan.
II. PENULISAN KATA
2.1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu satuan.
10
Contoh: Paman baru datang kemarin pagi.
2.2. Kata Turunan
2.2.1. Imbuhan (awalan, sisipan. akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya.
Contoh : dipukul
2.2.2. Kalau bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan se· kaligus
mendapat awalan dan akhiran, maka kata-kata itu ditulis serangkai.
Contoh : mempertanggungjawabkan 2.2.3. Kalau salah satu unsur
gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu
ditulis serangkai.
Contoh : Pancasila prasangka
2.2.4. Awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung
mengikuti atau mendahuluinya kalau bentuk dasarnya berupa
gabungan kata.
Contoh : mata pelajaran melipat tiga
2.3. Kata Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh: anak-anak gerak-gerik
2.4. Gabungan Kata
2.4.1 Gabungan kata yang lazim disebut dengan kata majemuk, termasuk
istilah khusus, bagian-bagiannya yang umum ditulis terpisah.
Contoh : meja tulis orang tua
2.4.2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan
salah baca, dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian di
antara unsur yang bersangkutan.
11
Contoh : anak-istri ampere-meter
2.4.3. Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis
serangkai.
Contoh : apabila manakala
2.5. Kata Depan
Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,
kecuali di dalam gabungan kata yang sudah di anggap sebagai satu kata
seperti kepada dan daripada
Contoh: Arman duduk di kursi Parnan pergi ke Semarang
2.6. Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya ..
Contoh: Si Pengirim suratitu tidak rnencanturnkan alamat yang jelas.
Kucingku si Manis baru punya anak dua.
Harimau, itu marah sekali kepada sang Raneil
2.7. Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya.
Rata ganti ku dan kau ditulis serangkaidengan kata yang mengikutinya; ku,
mu dan nya ditulis serangkai dengan kata yang rnendahuluinya.
Contoh : Apa yang kumiliki bisa kaupinjarn sekarang juga.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan rapi di alrnari.
2.8. Partikel
2.8.1. Partikellah, kah, tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Contoh : Marilah kita maka.n bersama-sama.
12
Siapakah yang menjadi juara sepak bola kemariri ?
2.8.2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahu· luinya.
Contoh : Apa pun yang kau Minta tidak akan saya berikan.
Ayah pun mengetahui kalau kamu kemarin tidak masuk.
Mobil-mobil keeil pun larinya juga cepat sekali.
Kelompok kata yang berikut, yang sudah dianggap padu benar,
ditulis serangkai; adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun,
biarpun, walaupun, kendatipun. maupun, meskipun, sekalipun,
sungguhpun, walaupun.
Contoh : Meskipun kaya dia tidak tampak sombong.
Baik yang laki-Iaki maupun yang perempuan putranya
bergelar sarjana.
Walaupun sakit, dia tampak tetap kuat saja.
Adapun asal-usul barang itu tidak pernah diketahui.
2.8.3. Partikelper yang berarti 'mulai', 'demi' dan 'tiap' ditutis terpisah dari
bagian-bagian kalimat yang mendampinginya.
Contoh : Harga gula sekarang Rp 700,00 per kilo gram.
Mereka diijinkan masuk satu persatu.
Dia akan dipindahkan ke Jakarta per 1 Nopember tahun ini.
2.9. Angka dan Lambang Bilangan
2.9.1. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di
dalam tulisan lazim digunakan angka arab dan angka Romawi.
Pemakaiannya di atur lebih lanjut dalam pasal-pasal yang berikut ini.
Contoh : Angka Arab: 0, 1,2,3, 4, 5,6,7,8,9,
13
Angka Romawi : 1, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L
(50), C (100), D (500), M (1.000).
2.9.2. Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang, berat, isi.
satuan waktu, dan nilai uang.
Contoh : 20 liter air bersih.
8 kilogram gula
15 meter persegi
tahun 1985
125 rupiah
Rp 500,00
10 gram.
puku112.00
2.9.3 Angka lazim dipakai untuk menandai nomor jalan, rumah, apartemen
atau kamar pada alamat.
Contoh : Jalan Sriwijaya No. 87
Hotel simpang, Kamar 64
2.9.4. Angka digunakan juga untuk menomori karangan atau bagiannya.
Contoh : Bab VII, Pasal15, halaman 54
Surat Al-Baqarah : 24
2.9.5. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut :
a) Bilangan utuh.
Contoh : 17 tujuh belas
14
29 dua puluh sembilan
145 seratus empat puluh lima
b) Bilangan pecahan
Contoh : setengah
seperempat
3/5 tiga per lima
6% enam persen
3,9 tiga sembilan per sepuluh
2.9.6. Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang
berikut.
Contoh : Tingkat V
Tingkat ke-5
Tingkat kelima
Bab IX
Bab ke-9
Bab kesembilan
AbadXX
Abad ke-20
Abad keduapuluh
2.9.7. Penulisan. kata bilangan yang mendapat akhiranan mengikuti cara
yang berikut.
Contoh : tahun 50 -an atau tahun lima puluhan
15
Uang 700-an atau uang tujuh ribuan
Empat uang 100 –an atau empat uang seratusan
2.9.12. Kalau bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf,
penulisannya harus tepat.
Contoh: Dengan ini kami kirimkan uang sebesar Rp 500,00 (lima
ratus rupiah).
Dengan ini kami kirimkan uang sebesar 500 (lima ratus)
rupiah.
III. PENGGUNAAN TANDA BACA
3.1. Tanda Titik ( . )
3.1. 1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
Contoh : Andi membeli baju baru.
Ayah pergi ke Bandung kemarin pagi Hardi naik sepeda
putar-putar kota.
3.1.2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh : Muh. Bisri AR. Hartana
3.1.3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan
sapaan.
Contoh :S.E. Sarjana Ekonomi
S.H. Sarjana Hukum
Ir. Insinyur
dr. Dokter
Sdr. Saudara
16
Kol. Kolonel
3.1.4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah
sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih
hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh : tgl. tanggal
dkk: dan kawan-kawan
dsb. dan sebagainya.
a.n. atas nama.
u.p. untuk perhatian
u.b. untuk beliau
3.1.5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
untuk menunjukkan waktu.
Contoh : pukul 07.34.15 (pukul 71ewat 34 menit 15 detik).
3.1.6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukkan jangka waktu.
Contoh : 6.20.55 jam (6 jam, 20 menit, 55 detik).
3.1.7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan,
dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh : Sunaryo pindah ke Jakarta tahun 1987
Pesawat teleponnya nomor 445342
3.1.8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-
huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, atau yang
terdapat di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh : Sekjen Sekretaris Jenderal
17
Dirjen Direktorat Jenderal
ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
DPR Dewan Perwakilan Rakyat
MPR Majelis Permusyawaratan Rakyat
ormas organisasi massa
tilang bukti pelanggaran
3.1.9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan
ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
Contoh: Na Natrium
TNT Trinitrololuena
30 em Panjangnya 30 em kurang sedikit
20 kg Ibu membeli 20 kg tepung terigu
Rp 500,00 Harga buku itu Rp 500,00 per buah.
3.1.10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh : Acara Peresmian Monumen Bahari Salah Asuhan
3.1.11. Tanda titik tidak dipakai dibelakang alamat pengirim " dan tanggal
surat atau nama dan alamat penerima surat.
Contoh: Jalan Melati 127
Bandung
10 Januari 1986
18
Yth. Sdr. Abd. Hasan
Jalan Kertajaya 127
Surabaya
3.1.12. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daftar.
Contoh :
III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat Desa.
B. Direktorat Jendral Agraria"
Penyiapan Naskah : 1. Patokan Umum
1. 1. Isi karangan
1. 2. Ilustrasi
1. 2. 1. Gambar Tangan
1.2.2. Tabel
1.2.3. Grafik
3.2. Tanda Koma ( , )
3.2.1. Tanda koma dipakai di an tara unsur·unsur dalam suatu perincian atau
pembilang.
Contoh: Ibu membeli buah durian, jeruk, dan pepaya.
Satu, dua, ... tiga!
3.2.2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat se· tara yang satu
dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi,
melainkan.
19
Contoh : Ayah bukan pergi ke Jakarta, melainkan ke Bandung
Saya ingin membeli baju baru, tetapi uangnya masih
kurang.
3.2.3. T:anda koma dipakai untuk meIilisahkan anak kalimat di induk
kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh : Karena sibuk, ayah tidak jadi pergi
Kalau hari hujan, ibu tidak akan pergi.
3.2.4. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dad induk
kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh : Ibu tidak akan pergi kalau hari hujan Andi mengatakan
bahwa buku itu harganya mahal.
Anton tidak jadi membeli .baju karena uangnya kurang.
3.2.5 Tanda koma dipakai dibelakang ungkapan atau kata penghubung an
tara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di
dalamnya, oleh karena itu,jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh : Oleh karena itu, kita harus membayarnya sekarang juga.
Jadi, kita harus menabung sejak sekarang Juga.
3.2.6. Tanda koma dipakai dibelakang kata-kata seperti 0, ya, wah, aduh,
kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh : O, begitukah hasilnya ?
` Wah, bukan main kerasnya!
3.2.7. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain dalam kalimat.
Contoh : Kata Ibu, "Saya lelali sekali."
20
"Saya bangga sekali," kata ayah,"karena anak-anakku telah
menjadi sarjana semua."
3.2.8. Tanda koma dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian
alamat, tempat dan tanggal, nama tempat dan wilayah atau negeri
yang ditulis berurutan.
Contoh : Bapak Haris Pambudi, Jalan Diponegoro 27,Surabaya
Bandung, 17 Maret 1987.
Surat-surat ini harap dikirim kepada Kepala Desa Bedali,
Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Propinsi Jawa
Timur.
3.2.9. Tanda koma dipakai di antara temp at penerbitan, nama penerbit, dan
tahun penerbitan.
Contoh : Yuwono, Salim Santosa, Drs, Perkembangan Sastra
Indonesia, Surabaya, Bina Sarana, 1979
3.2.10. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh : Siregar, Merari, Azab dan Sengsara, Weltevreden, Balai
Poestaka, 1920.
3.2.11. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya, untuk membedakan dari singkatan nama keluarga atau
marga.
Contoh : D. Sastranegara, S.H.
Ny. Sri Sunarsih, M.A
3.2.12. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan dan di antara
rupiah dan sen dalam bilangan.
Contoh : 44,50 kg
21
Rp 25,75
3.2.13. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan
keterangan aposisi.
Contoh : Ayah Pambudi, Pak Sartono, termasuk orang yang kaya di
kampung ini.
Di daerah kami, misalnya, masih ban yak pemuda yang
hanya lulus Sekolah Dasar
.
3.2.14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain dalam kalimat apabila petikan langsung tersebut berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru, dan mendahului bagian lain
dalam kalimat itu.
Contoh : "Sudah datangkah adikmu ?" tanya Ibu.
"Bayar lunas sekarangjuga!” perintahnya.
3.3. Tanda Titik Koma ( ; )
3.3.1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian
kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh : Usia semakin tua; belum juga mendapatkan cucu.
3.3.2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang
setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata
penghubung.
Contoh : Ayah mengajar di SMP Negeri; ibu bekerja di Kantor
Depdikbud; adik memasak di dapur; saya sendiri mencuci
pakaian.
3.4. Tanda Titik Dua ( : )
3.4.1. Tanda t.it.ik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila
22
diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh : Untuk kerja bakt.i ini kit.a membut.uhkan alat-alat
seperti : sabit, cangkul, dan sapu lidi.
3.4.2. Tanda titik dua dipakai sesudah ungkapan atau kata yang memerlukan
pemerian.
Contoh: 1. Ketua Bambang Legowo
Sekretaris Lilis Hartanti
Bendahara Didik Sugandhi
2. Hari : rabu
Tanggal : 7 Juli 1972
Jam : 09.00WIB
Tempat : Jalan Kencana 5 Surabaya
Acara : Rapat Anggaran
3.4.3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan.
Contoh : Ibu : "Keluarkan sepeda motornya segera, Dik!"
Didik : "Baik, Bu."
Ibu : "Jangan lupa membawa keranjang, untuk belanja !"
3.4.4. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu
merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh : Kita sekarang memerlukan, meja, almari, bangku, dan papan
tulis.
3.4.5. Tanda titik dua dipakai di antarajilid atau nomor dan halaman, di antara
bab dan ayat dalam kitab·kitab suci, atau di antarajudul dan anak judul
23
suatu karangan.
Contoh : Sarinah, I (1974), 32: 4
Surat Al·Baqarah : 24
Karangan Idrus, Kisah Sebuah Celana
Pendek: Celana Kepar, made in Italia.
3.5. Tanda Tanya ( ? )
3.5.1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Contoh : Kapan kamu berangkat ?
Andi sudah datang ?
3.5.2. Tanda tanya dipakai di an tara tanda kurung urituk menyatakan bagian
kalimat yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh : Budi dilahirkan tahun 1828 ( ? )
3.6. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah, atau yang menggambarkan kesungguhan.
ketidakpereayaan, atau rasa emosi yang kuat.
Contoh : Alangkah hebatnya permainan itu !
Bersihkan halaman rumah ini sekarang juga! Merdeka!
3.7. Tanda Kurung ( )
3.7.1. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh : Dia sekolah di SMA (Sekolah Menengah Atas) Budi
Utomo.
3.7.2. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerina satu seri
24
keterangan. Angka atau huruf itu dapat juga diikuti oleh kurung
tutup saja.
Contoh :Pendidikan adalah tanggung jawab bersama yang harus
dipikul secara bersama oleh unsur-unsur :
(1) pemerintah a) pemerintah
(2) masyarakat b) masyarakat
(3) orangtua murid c) orangtua murid
3.7.3. Tanda kurung mengapit. atau penjelasan yimg bukan merupakan
bagian integral dari pokok pembicaraan.
Contoh : Memang diakui bahwa untuk dua jenis pelajaran (menurut
kami harus dikatakan: 'pengajaran') ini ada metode dan
sistimnya.
3.8. Tanda Hubung (-)
3.8.1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh
pergantian baris.
Contoh : .... mari kita menunjukkan prestasi yang lebih baik ..
3.8.2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di
belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada
pergantian baris.
Contoh : .... cara yang baik rnengarnbil udara
.... cara baru untuk rnengukurpanas .
.... merupakan alat pertahanan tubuh yang baik.
3.8.3. Tanda hubung menyambung un sur-un sur kata ulling.
Contoh : anak-anak berulang-ulang
25
lauk-pauk bersama-sama
3.8.4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan
bagian-bagian tanggal.
Contoh : t-a-n-a-m-a-n
15-11-1986
3.8.5. Tanda hubung dapat dipakai untuk mempeIjelas hubungan bagian-
bagian ungkapan.
Bandingkan : iber-evolusi dengan be-revolusi
isteri-guru yang ramah dengan isteri guru-yang
ramah.
3.8.6. Tanda hubung dipakai untuk rnerangkaikan sedengan kata
berikultnya yang dimulai dengan huruf kapital, ke- dengani angka,
angka dengan -an, dan singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau
kata.
Contoh : se-Jawa Timur KTP-nya nomor
15467A
se-Indonesia sinar-X
hadiah ke-2 tahun 50-an
3.8.7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan un sur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Contoh : di-export
di-charter
pen -tackle-an
3.9. Tanda Petik Ganda ( " ....”)
26
3.9.1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dad
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Kedua pasang tanda
petik itu ditulis sarna tinggi di sebelah atas baris.
Contoh : "Sudah berangkat. ?" tanya Halimah.
"Belum, masih makan," jawab Siti, "tunggu saja !" '
3.9.2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, danbab buku, apabila
dipakai dalam kalimat.
Contoh : Bacalah "Desaku Maju" dalam buku pelajaran Bahasa
Indonesia jilid II.
3.9.3. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung.
Contoh : Kata Budi, "Saya sudah membayar kemarin sore."
3.9.4. Tandapetik mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal atau
kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh : Penemu "vaksin polio" telah mendapat peinghargaan berupa
hadiah Nobel.
Budi memakai celana yang dikenal dengan nama"pantolan".
3.9.5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di
belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai
dengan arti khusus.
Contoh : Karena gemuknya, anjingku kuberi nama "Si Gendut".
Gajah Mada seorang "mahapatih" pada masa kerajaan
Majapahit.
3.10 Tanda Pisah (-)
3.10.1 Untuk menyatakan suatu pikiran sampingan atau tambahan.
27
Contoh : Ada kritik yang menyatakan bahwa cara siswa belajar
bahasa Inggris - khusus dalam pengucapannya - kurang
baik.
Bentuk karangan yang sederhana dapat mendorong orang-
orang awam - seperti saya ini - dapat mempelajari dengan
baik.
3.10.2. Untuk menghimpun atau memperluas suatu rangkaian subyek atau
bagian kalimat, sehingga menjadi lebih jelas.
Contoh :Rangkaian kegiatan ini - membersihkan lantai,
membersihkan halaman rumah, mencuci pakaian -
merupakan kegiatanku setiap harinya.
Warga desa - pria, wanita, tua, muda semua menyaksikan
pertandingan yang mendebarkan itu.
3.10.3. Tanda pisah dipakai di an tara dua bilangan berarti 'sampai dengan'
sedangkan bila dipakai antara dua temp at atau kota berarti ke atau
sampai.
Contoh : Budi sekolah di Jakarta dari tahun 1978 1984.
Pameran industri itu berlangsung dari tanggal 12 - 24 Maret.
3.10.4. Tanda pisah dipakai juga untuk menyatakan suatu ringkasan atau
suatu gelar.
Contoh : Hanya satu pekerjaannya - dagang mobil. lnilah kedua anak
saya yang saya ceritakan - Andi dan Anton.
Dalam hal ini lebih lazim dipergunakan titik-titik ( .... )
daripada tanda pisah.
3.11 Tanda Petik Tunggal (‘ ... .’)
3.11.1.Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan
lain.
28
Contoh : Anton berkata, "Tiba-tiba saya mendengar suara menegur
seseorang 'Siapa kamu ?' “ atau Anton berkata,
'Tiba-tiba saya mendengar suara menegur seseorang
"Siapa kamu ?" ,
3.11.2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit terjemahan atau
penjelasan sebuah kata atau ungkapan asing.
Contoh : Teriakan-teriakan binatang dan orang primitif oleh Wund
disebut LAUTGEBARDEN 'gerak-gerik bunyi'.
3.12 Tanda Ulang ( .... 2 ) (angka 2 biasa)
Tanda ulang dapat dipakai dalam tulisan cepat dan notula untuk
menyatakan pengulangan kata dasar.
Contoh : dua2 marah2
mata2 pura2
hari2 .muda2
sia2 anak2
hati2 lama2
3.13 Tanda Penyingkat (apostrot) (')
Tanda apostrof menunjukkan, menghilangkan bagian kata.
Contoh : Titin, 'kan kuantar. ('kan = akan)
Dia 'lah pergi sejak kemarin. ('lah = telah)
3.14 Tanda Garis Miring (/)
29
3.14.1. Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat.
Contoh : No. 104/SK/1985
3.14.2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per
atau nomor alamat.
Contoh : dewa/dewi
Jalan Kenari II/12
Siswa/siswi
harganya Rp. 500,00/biji
3.15 Tanda Elipsis ( .... )
Tanda elipsis (titik-titik) yang dilambangkan dengan tiga titik ( ... )
dipakai untuk menyatakan hal-hal berikut :
3.15.1. Untuk menyatakan ujaran yang terputus-putus, atau menyatakan
ujaran yang terputus dengan tiba-tiba.
Contoh : Tuti selayaknya ... selayaknya ... menurut nasehat
orangtuanya.
Bukan dia malah membantah, sebagai seorang anak dia
tidak boleh begitu ... , ya,ya, tidaklah baik demikian.
3.15.2. Tanda elipsis dipakai untuk menyatakan bahwa dalam suatu
kutipan ada bagian yang dihilangkan.
Contoh : Sikap disiplin yang tinggi untukmenjalankan pemerintahan
yang bersih dan berwibawa '" perludimantapkan.
3.15.3. Tanda elipsis yang dipergunakan pada akhir kalimat karena
menghilangkan bagian tertElntu sesudah kalimat itu berakhir,
menggunakan empat titik, yaitu satu sebagai titik bagi kalimat
sebelumnya, dan tiga bagi bagian yang dihilangkan.
30
Contoh : Demi tegaknya hukum, serta kelancaran tata tertib hal ini
sangat perlu ... sehingga setiap "orang yang melanggar",
harus ditindak tegas.
3.15.4. Tanda elipsis dipergunakan juga untuk meminta kepada pembaca
mengisi sendiri kelanjutan dari sebuah kalimat.
Contoh : Mulanya bermodal kecil. Tetapi dia mempunyai dagangan
yang cukup lengkap, gula, kopi, tape recorder, televisi
berwarna, radio, vidio, bahkan semua kebutuhan dilayani.
Entah dari mana dia dapat mengumpulkan modal sebesar
itu .... !
3.16 Tanda Kurung Siku ( [ ... ] )
3.16.1 Dipakai untuk menerangkan sesuatu di luar jalannya teks, atau
sisipan keterangan (interpolasi) yang tidak ada hubungan dengan
teks.
Contoh : Bila kita perhatikan lingkungan pemuda dari desa ini
berhubungan [maksudnya: berhubungan] dengan
kenyataan-kenyataan yang ada di luar desa ini.
3.16.2. Mengapit keterangan atau penjelasan bagi suatu kalimat yang sudah
ditempatkan dalam tanda kurung.
Contoh : (Hanya menggunakan nada atau kombinasi nada-nada dan
apa yang saya sebut persendian [atau mungkin kata lain
perjedahan atau juncture itu])
31