Post on 25-Oct-2021
Rahman, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Website Untuk Mata Pelajaran Programmable Logic
Controller (PLC) Pada SMK Darussalam Makassar
105
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE
UNTUK MATA PELAJARAN PROGRAMMABLE LOGIC
CONTROLLER (PLC) PADA SMK DARUSSALAM MAKASSAR
Khaidir Rahman N
Program Studi Teknik Teknik Komputer, STMIK AKBA,
Email: khaidir.as@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengembangan produk website
pembelajaran menggunakan media online dengan menggunakan Dreamweaver8, Filezilla,
Xampp win32 Power Point. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang
difokuskan untuk mengembangkan media pembelajaran pada mata pelajaran PLC. Model
pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada pengembangan model
pembelajaran Dick dan Carey, selanjutnya dilakukan tahap pengembangan yang mengacu
pada model Borg dan Gall yang dilakukan oleh beberapa tahap, concept, design, collecting
content material, assembly, testing, dan distribution. Media web pembelajaran yang telah
dikembangkan, telah divalidasi oleh dua orang ahli dengan mengalami revisi sehingga
didapatkan hasil yang layak digunakan. Uji coba dilakukan sebanyak tiga kali yakni uji coba
perorangan (one to one), uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan terbatas. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa media web pembelajaran dengan menggunakan website yang
dikembangkan setelah dilakukan validasi maka media tersebut dinyatakan valid. media
pembelajaran dengan menggunakan website dikatakan praktis karena seluruh aspek dalam
pembelajaran berada pada kategori sangat baik. media pembelajaran dengan metode simulasi
dikatakan efektif karena telah memenuhi kriteria keefektifan, dengan hasil: (1) memenuhi
syarat kevalidan, (2) aktivitas peserta terlaksana seluruhnya (3) aktivitas pendidik terlaksana
seluruhnya, dan (4) peserta didik serta pendidik memberikan respon yang positif terhadap
media web pembelajaran dengan menggunakan secara online yang dikembangkan.
Kata Kunci : media online, website plc, Pengembangan
ABSTRACT
This study aims to determine the product development process learning website using online
media using Dreamweaver8, FileZilla, Xampp win32 Power Point. This research is a
development that is focused on developing learning media on subjects PLC. The development
model used in this study refers to the development of learning models Dick and Carey, further
stages of development, which refers to the model Borg and Gall performed by several stages,
concept, design, content collecting material, assembly, testing, and distribution. Media web
learning has been developed, it has been validated by two experts to be revised so that the
results obtained are fit for use. The test is done as much as three times the individual testing
(one to one), the test group was small and limited field trial. The results showed that web
media learning by using a website developed after the validation of the media declared
invalid. learning media by using the website say impractical because all aspects of the study
are in the very good category. media with simulation method is said to be effective because it
has met the criteria of effectiveness, with the results: (1) qualifies the validity, (2) the activity
105
Jurnal Inspiraton, Volume 6, Nomor 2, Desember 2016: 105 -117
106
of the participants carried out entirely (3) activity educators implemented in full, and (4) of
learners and educators responded positively the web media by using online learning
developed.
Keywords: online media, website plc, Development
I. PENDAHULUAN
Pendidikan Nasional yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan Nasional harus mampu
menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan, peningkatan mutu dan
relevansi serta efisiensi manajemen
pendidikan. Pemerataan kesempatan
pendidikan diwujudkan dalam program
wajib belajar 9 tahun yang merupakan
perwujudan amanat pembukaan UUD
1945 dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Sebagaimana yang
tertuang dalam pasal 31 ayat 1 dan 2 yang
menyatakan bahwa: (1) tiap-tiap warga
negara berhak mendapat pengajaran, dan
(2) pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pengajaran
nasional yang diatur dengan undang-
undang.
Mata pelajaran merupakan materi
bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan
yang akan dibelajarkan kepada peserta
didik sebagai beban belajar melalui
metode dan pendekatan tertentu. Beban
belajar pada mata pelajaran ditentukan
oleh keluasan dan kedalaman pada
masing-masing tingkat satuan pendidikan.
Metode dan pendekatan pada mata
pelajaran bergantung pada ciri khas dan
karakteristik masing masing mata
pelajaran dengan menyesuaikan pada
kondisi yang tersedia di sekolah. Sejumlah
mata pelajaran tersebut terdiri dari mata
pelajaran wajib dan pilihan pada SMK.
Untuk mencapai standar kompetensi
yang telah ditetapkan oleh industri/dunia
usaha/asosiasi profesi, substansi mata
pelajaran di SMK dikemas dalam berbagai
mata pelajaran yang dikelompokkan dan
diorganisasikan menjadi program normatif,
adaptif, dan produktif.
Berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi telah membawa perubahan
pada learning material atau materi
pembelajaran. Dick dan Carey (dalam
Afgani, 2009), menyatakan ada dua jenis
materi pembelajaran, yaitu materi ajar
tertulis (written) dan materi ajar yang
dimedia-kan (mediated) atau disebut
materi ajar cetak (Printed material) dan
materi ajar non cetak (nonprinted
material) (Reisser dan Dempsey, 2002
dalam Afgani 2009). Materi ajar non cetak
merupakan materi ajar yang dikembangkan
untuk memperkaya pemahaman peserta
didik terhadap materi pelajaran selain
untuk mengisi kekurangan yang timbul
akibat masalah budaya membaca,
keterbatasan waktu serta untuk menjawab
keragaman gaya belajar peserta didik.
Sehingga pengembangan materi ajar non
cetak harus dapat memanfaatkan
semaksimal mungkin kemampuan
medianya. Dengan kata lain, pemilihan
materi yang sesuai dengan media yang
ditentukan merupakan langkah awal yang
penting, disamping pemaparan yang
mudah dicerna, dalam arti menggunakan
bahasa yang sederhana, komunikatif dan
jelas.
Media pembelajaran berbasis web (e-
learning) umumnya telah banyak
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran
seperti hypermedia, Moodle, dan
Wewebsite (website). Satu diantaranya
adalah media pembelajaran berbasis web
yang banyak digunakan sebagai sumber
pembelajaran adalah website. Website
merupakan kependekan dari wewebsite
yang mempunyai potensi dikembangkan
Rahman, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Website Untuk Mata Pelajaran Programmable Logic
Controller (PLC) Pada SMK Darussalam Makassar
107
sebagai media pembelajaran (Gomes,
2005). Website memberikan sebuah
peluang agar kegiatan belajar lebih
menarik dan interaktif. Hal ini dikarenakan
kemudahan pembuatannya yang mudah
tanpa perlu bahasa pemrograman yang
rumit. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Made Hery Santosa yang
berjudul “ Pemanfaatan Website (jurnal
online) dalam Pembelajaran Menulis”
diperoleh bahwa pembelajaran dengan
memanfaatkan website terbukti berhasil
meningkatkan prestasi dan motivasi
mahasiswa dalam menulis.
II. TINJUAN PUSTAKA
1. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran
Pengembangan perangkat
pembelajaran adalah serangkaian proses
atau kegiatan yang dilakukan untuk
menghasilkan suatu perangkat
pembelajaran berdasarkan teori
pengembangan yang telah ada.
Pengembangan adalah suatu proses
menciptakan, mencoba, menghasilkan
bahan-bahan pembelajaran yang tepat
guna (American Society for Training and
Development, 2007). Menurut Akker dan
Plomp mendeskripsikan penelitian
pengembangan berdasarkan dua tujuan
yaitu (1) pengembangan untuk
mendapatkan prototipe produk, (2)
perumusan saran-saran metodologis untuk
pendesainan dan evaluasi prototipe
tersebut.
Borg and Gall (1983)
mendefinisikan penelitian pengembangan
sebagai usaha untuk mengembangkan dan
memvalidasi produk-produk yang
digunakan dalam pendidikan. Menurut
Richey and Klein (2007), penelitian
desain dan pengembangan didefinisikan
sebagai berikut: “the systematic study of
design, development and evaluation
processes with the aim of establishing an
empirical basis for creation of
instructional and non-instructional
products and tools and new or enhanced
models that govern their development”.
Mengacu pada beberapa definisi di
atas, ada beberapa point utama yang dapat
kita simpulkan: 1) penelitian desain dan
pengembangan adalah merupakan suatu
studi (yang meliputi proses perancangan,
pengembangan dan evaluasi) yang
sistematis, artinya sama dengan studi lain
penelitian ini memiliki kaidah tertentu
yang harus dirancang dan direncanakan
dengan baik. 2) tujuannya adalah untuk
menciptakan suatu produk dan tool (alat)
baik yang bersifat pembelajaran
(instructional) maupun non-pembelajaran,
jadi output dari penelitian desain dan
pengembangan dapat berbentuk produk
maupun alat (tools) 3). produk dan tool
yang dihasilkan tersebut bisa berupa hal
baru maupun memperbaiki dari yang
sudah ada.
Tujuan yang mendasari
pengembangan pembelajaran yaitu untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, hal
itu dapat terlaksana jika dua dasar
kegiatan dapat terealisasi yaitu
pengembangan pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran. Kedua kegiatan dasar
tersebut secara terkonsep telah memilki
tiga tahap utama dalam pengembangan;
1) desain, 2) produksi, 3) validasi (Merril,
1978).
2. Pembelajaran Mandiri
Pembelajaran mandiri (self
directed learning) dapat diartikan sebagai
mata proses, dimana individu mengambil
inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang
lain. Kegiatan yang dilakukan oleh
individu tersebut adalah mencakup
mendiagnosis kebutuhan belajar,
merumuskan tujuan belajar,
mengidentifikasi sumber belajar, memilih
dan melaksanakan strategi dan menilai
hasil belajar. Menurut Knowles (1975),
belajar mandiri lebih ditekankan pada
orang dewasa dengan asumsi semakin
dewasa peserta didik maka :
a. Konsep dirinya semakin berubah dari
sikap ketergantungan terhadap
Jurnal Inspiraton, Volume 6, Nomor 2, Desember 2016: 105 -117
108
pendidik kepada sikap mengarahkan
diri dan saling belajar diantara
mereka.
b. Semakin bertambah pula pengalaman
belajar mereka yang dapat dijadikan
sumber belajar, sedangkan orientasi
belajar berubah dari penguasaan
materi kearah pemecahan masalah.
c. Kesiapan belajarnya semakin
dirasakan untuk menguasai tugas-
tugas yang berkaitan dengan peranan
mereka dalam kehidupan.
d. Perspektif waktunya semakin
berorientasi pada penggunaan hasil
belajar yang dapat segera
dimanfaatkan dalam kehidupan.
e. Makin diperlukan keterlibatan mereka
dalam perencanaan, diagnosis
kebutuhan, penentuan tujuan belajar,
dan evaluasi proses serta hasil belajar.
Belajar mandiri sangat penting untuk
perkembangan seseorang karena:
a. Orang-orang yang mengambil
inisiatif dalam belajar lebih banyak
dan lebih baik daripada orang yang
tergantung pada pendidik.
b. Cara belajar ini sejalan dengan proses
alamiah perkembangan jiwa.
c. Munculnya konsep-konsep atau teori-
teori baru dalam pendidikan yang
menekankan tanggung jawab belajar
pada peserta didik.
Konsep belajar mandiri pada dasarnya
menekankan pada kreatifitas dan inisiatif
peserta didik. Akan tetapi pada kondisi
tertentu, secara sistematik peserta didik
dapat meminta bantuan/bimbingan pada
pendidik, disini peran pendidik lebih
menekan kan sebagai fasilitator.
Dengan demikian pembelajaran
mandiri adalah pembelajaran yang
dilakukan individu secara inisiatif, tampa
bantuan orang lain. Yang sudah
mempunyai perencanaan dalam belajar
sehingga hasilnya dapat dievaluasi dalam
nilai akhir.
3. Analisis Perilaku dan Karakteristik
awal siswa
Karakteristik siswa dianalisis
berdasarkan teori perkembangan kognitif
menurut Jean Peaget psikolog-kognitif
dari Swiss ini, berpendapat bahwa proses
berpikir manusia merupakan suatu
perkembangan bertahap dari berpikir
intelektual kongkrit ke abstrak berurutan
melalui empat tahap. Keempat tahap
tersebut adalah: (1) tahap sensori motor
pada usia 0-2 tahun, (2) tahap pra-
operasional pada usia 2-7 tahun, (3) tahap
periode operasi kongkrit pada usia 7-12
tahun, dan (4) yang terakhir adalah tahap
operasi formal pada usia 12 tahun ke atas.
Disain pembelajaran PLC dirancang untuk
subjek didik SMK dengan usia antara 15-
18 tahun. Maka sesuai dengan teori
Peaget, siswa pada kelompok usia tersebut
berada dalam tahap operasional formal
atau mereka telah mampu berpikir abstrak.
Jadi pada tahap ini siswa sudah mampu
menyelesaikan masalah dengan cara yang
lebih baik dan lebih kompleks dari pada
anak yang berada pada level
perkembangan kognitif dibawahnya.
Gambar 2 Peta konsep materi
pembelajaran PLC kelas X
Dengan demikian kesulitan siswa
dalam mengumpulkan sumber-sumber
informasi yang dibutuhkan dalam proses
Rahman, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Website Untuk Mata Pelajaran Programmable Logic
Controller (PLC) Pada SMK Darussalam Makassar
109
pembelajaran dapat diatasi. Pengguna bisa
langsung menuju pada masalah yang
dikehendakinya. Selain itu, website juga
dapat mengurangi sifat abstrak dari
materi-materi pelajaran, terutama dalam
mempelajari Programmable Logic
Controller (PLC). Oleh karena itu,
website merupakan salah satu media
pembelajaran yang strategis untuk
meningkatkan proses pembelajaran yang
aktif dan interaktif.
Hasil akhir yang diharapkan dari
penelitian ini adalah membuat sebuah
pengembangan media pembelajaran
berbasis website pada PLC yang valid,
praktis dilihat dari respon siswa dan guru,
dan efektif meningkatkan hasil belajar
siswa.
III. METODE PENELITIAN
Model prosedural dalam Penelitian
ini merupakan gabungan antara model
pengembangan pembelajaran Dick dan
Carey, metodologi penelitian
pengembangan Borg dan Gall, serta
metode pengembangan multimedia Arch
C. Luther seperti gambar 3. Pada tahap ke
7 dari pengembangan pembelajaran Dick
dan Carey, dilakukan penelitian dan
pengembangan menurut Brog dan Gall.
Dalam penelitian ini hanya dibatasi pada
tahap ke 1 sampai tahap ke 7 sesuai
dengan kebutuhan, pada tahap 3
pembuatan produk awal menggunakan
metode pengembangan multimedia
berdasarkan Arch C Luther. Berikut
uraian setiap tahap-tahap tersebut.
Gambar 3. Bagan desain penelitian
gabungan antara Dick & Carey model,
Borg & Gall, and Luther)
Pembuatan Website
pembelajaran
Pembelajaran Programmable
Logic Controllers (PLC) berbasis Website
(online learning)
j
Evaluasi
Media Pembelajaran
afektif dan Valid
Kemajuan IPTEK
pembelajaran
Pemanfaatan Internet dalam pembelajaran
pembelajaran
Jurnal Inspiraton, Volume 6, Nomor 2, Desember 2016: 105 -117
110
IV HASIL PENELITIAN
A. Konstruksi
Berdasarkan tahap perancangan
sesuai dengan desain paper-based dan
rancangan skenario pembelajaran
kemudian diinput ke dalam komputer
(computer-based) sehingga
menghasilkan media dalam bentuk
prototype I. Berikut tampilan tahap
kontruksi/ realisasi pembuatan media
pembelajaran online berbentuk website
sebagai berikut :
1) Ketik
http://www.plcdarusalammks.com
/admin. Kemudian isi user name
dan password tampilannya bisa
dilihat dibawah ini :
Gambar 4. Halaman awal untuk login
2) Jika sudah berhasil, dapat
langsung login dengan mengisi
user dan password. Tampilan
sebagai berikut :
Gambar 5. Halaman utama admin
3) Setelah masuk, anda akan
diarahkan ke halaman utama
admin web dan disini anda
diarahkn untuk mengisi data -data
yang akan ditampilan dihalaman
utama web.
Gambar 6. Jadwal Praktikum
4) Selanjutnya akan disis modul
praktikum. Tampilannya sebagai
berikut :
Gambar 7. Halaman modul Praktikum
Gambar diatas merupakan
halaman untuk memasukkan
modul praktikum pada pelajaran
program logic control oleh admin
Rahman, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Website Untuk Mata Pelajaran Programmable Logic
Controller (PLC) Pada SMK Darussalam Makassar
111
5) Untuk melihat tampilan utama
pada website ketik
http://www.plcdarusalammks.com
pada broswer.
6) Tampilan halaman utama sisi
bawah
7) halaman tenaga pengajar
Gambar 10 Halaman tenaga pengajar
8) Halaman petugas praktikum
Gambar 11. Halaman petugas praktikum
9) Halaman modul praktikum
Gambar 12. Halaman Modul Praktikum
10) Halaman jadwal praktikum
Gambar 13. Halaman Jadwal Praktikum
Gambar 8 Halaman utama website sisi
atas
Gambar 9. Halaman utama website sisi
bawah
Jurnal Inspiraton, Volume 6, Nomor 2, Desember 2016: 105 -117
112
11). halaman informasi
Gambar 14. Halaman Informasi
Media pembelajaran PLC berbasis
web ini dikembangkan dengan model
gabungan antara model pengembangan
pembelajaran Dick dan Carey, metodologi
penelitian pengembangan Borg dan Gall,
serta metode pengembangan multimedia
Arch C Luther. Pada tahap ke 7 dari
pengembangan pembelajaran Dick dan
Carey, dilakukan penelitian dan
pengembangan menurut Brog dan Gall.
Dalam penelitian ini hanya dibatasi pada
tahap ke 1 sampai tahap ke 7 sesuai
dengan kebutuhan, pada tahap 3
pembuatan produk awal menggunakan
metode pengembangan multimedia
berdasarkan Arch C Luther.
Media pembelajaran merupakan
salah satu faktor yang berperan dalam
proses pembelajaran yang efektif dan
efisien, meskipun terdapat faktor-faktor
lain yang berperan dalam keberhasilan
pembelajaran seperti strategi, model, dan
metode pembelajaran. Proses pembelajaran
dilakukan dibawah kendali guru dengan
menggunakan media pembelajaran,
sehingga media pembelajaran menjadi
komponen yang sangat penting. Media
pembelajaran yang digunakan dalam
proses pembelajaran perlu dikembangkan
sehingga siswa dapat lebih mudah
memahami bahan pelajaran yang
disampaikan oleh guru.
1. Hasil validasi media pembelajaran
berbasis Web Mengetahui layak atau tidaknya
media pembelajaran berbasis web ini
digunakan oleh siswa dan guru maka
didesain sebuah instrumen penilaian media
untuk mengukur valid atau tidaknya media
pembelajaran berbasis web tersebut.
Menurut Nieven (dalam Bisaso, 2006) uji
validasi merupakan salah satu syarat yang
harus dimiliki sebuah media pembelajaran,
validitas mengacu pada sejauh mana
materi yang dikembangkan sejalan dengan
pengetahuan seni (validitas isi) dan
konsisten antara bagian yang beragam dari
materi (validitas konstruk). Media yang
dikembangkan telah memenuhi syarat
valid, kevalidan tersebut dapat dilihat dari
aspek konten, aspek media, maupun aspek
bahasa yang telah mencapai nilai validasi
yang telah ditetapkan.
Validasi dilakukan oleh ketiga tim
ahli ( media, isi, dan bahasa). Hasil dari
validasi pada prototype I adalah 3.2 (cukup
valid), ini berarti bahwa website pada
prototype I ini belum dapat diuji cobakan
karena masih terdapat banyak kekurangan
yang harus diperbaiki. Kekurangan yang
dimaksud mencakup kualitas slide
presentasi yang belum maksimal,
penggunaan widget yang masih kurang,
dan template website yang masih monoton
yang membuat keinteraktifan website
masih kurang. Kekurangan tersebut
kemudian direvisi untuk memperbaiki
kekurangan yang telah didapatkan
sebelumnya kemudian divalidasi dan
menghasilkan prototipe II.
Setelah dilakukan revisi terhadap
hasil vaildasi I dihasilkan prototipe II,
kemudian dilanjutkan dengan validasi II.
Pada validasi II diperoleh nilai kevalidan
keseluruhan aspek tampilan media,
materi/isi, dan bahasa adalah 4,3 (valid).
Dari aspek tampilan media kriteria yang
memperoleh nilai tertinggi yaitu kualitas
slide presentasi, dan kesatuan 4,7 (sangat
valid). Dari aspek materi/isi kriteria yang
memperoleh nilai tertinggi yaitu kriteria
Rahman, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Website Untuk Mata Pelajaran Programmable Logic
Controller (PLC) Pada SMK Darussalam Makassar
113
kejelasan tujuan, dan kemenarikan
tampilan fisik dengan nilai 4.7 (sangat
valid). Sedangkan dari aspek bahasa, untuk
kriteria dengan nilai tertinggi yaitu kriteria
kejelasan kalimat dan penggunaan kata-
kata/istilah yang dikenal siswa, dengan
nilai kevalidan 4,3 (valid).
Berdasarkan hasil validasi tersebut
maka media pembelajaran PLC berbasis
web ini sudah menjadi sebuah media yang
valid dan dapat digunakan siswa dalam
proses pembelajaran baik secara mandiri
maupun di dalam ruang kelas, hal ini
sesuai yang diungkapkan oleh Nieven
(2006) suatu media dikatakan baik jika
memenuhi aspek-aspek kualitas, antara
lain validitas, kepraktisan, dan efektivitas.
2. Respon siswa terhadap media
berbasis web
Setelah perbaikan dilakukan maka
dihasilkan prototipe II, kemudian diuji
cobakan di SMK Darussalam Makassar
pada siswa kelas XII. Umumnya siswa
mengatakan senang dengan media
pembelajaran PLC berbasis web, Mereka
menganggap bahwa media pembelajaran
PLC berbasis web ini menyenangkan
sebab media berbasis web yang digunakan
membantu siswa untuk memahami
pelajaran dengan mudah, selain itu materi
yang disajikan menarik sebab dilengkapi
dengan gambar dan slide presentasi
pembelajaran yang memberikan gambaran
jelas tentang melakukan praktikum pada
setiap job program logic control yang
dilakukan oleh sisi pengontrolan, dan
menggunakan peralatan, hal ini dapat
dilihat berdasarkan respon siswa terhadap
tampilan media, materi/isi, dan bahasa
secara keseluruhan yaitu sangat baik
(31,27%), baik (53,85%), dan cukup baik
(14,89%).
Seperti yang telah dikemukakan
pada bab sebelumnya bahwa kriteria yang
ditetapkan untuk menyatakan bahwa para
siswa memberikan respon positif terhadap
tes interaktif adalah 50% dari mereka
memberi respon positif terhadap minimal
70% jumlah aspek yang ditanyakan
(Darwis, 2007). Berdasarkan hasil yang
diperoleh dapat dilihat bahwa 53,85%
siswa memiliki respon yang baik terhadap
media pembelajaran PLC berbasis web.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa media
pembelajaran PLC yang berbasis web
mampu menarik perhatian siswa dalam
proses pembelajaran.
Melihat keseluruhan hasil validasi
dan ujicoba terbatas, maka dapat dilihat
bahwa ada beberapa karakteriskan yang
hendaknya dimiliki media pembelajaran
PLC berbasis web.
a) Pemilihan tamplate web yang tidak
menoton namun sederhana dan
mendukung semua aspek yang ingin
ditampilkan pada halaman website.
b) Penyajian materi sebagai isi dari web
haruslah disajikan lengkap dalam hal
ini materi yang disajikan di dukung
oleh gambar, slide presentasi, dan
penggunaan jenis huruf yang jelas,
sehingga siswa tidak merasa bosan
karena media pembelajaran yang
dibuat ini ditujukan untuk siswa
SMK yang menyukai tampilan yang
praktis, berwarna dan tidak monoton.
c) Sebuah web memiliki fasilitas-
fasilitas yang dapat mendukung
potensi setiap pelajar dalam
mengembangkan materi pelajarannya.
Fasilitas – fasilitas tersebut
diantaranya; yaitu fasilitas komentar
melalui fasilitas ini siswa dibantu
untuk mendapatkan kejelasan dari
materi yang diposting. Komentar
tersebut berupa pertanyaan yang akan
dibalas oleh guru, sehingga terjadi
proses interaksi antara guru dan
siswa. Fasilitas lain yaitu dengan
adanya Forum diskusi agar tercipta
interaksi/timbal balik dalam proses
pembelajaran selain itu, media ini
bersifat Progresif dimana media ini
tampilannya tidak berubah ketika
dibuka diberbagai media elektronik
berbasis internet.
d) Hasil penelitian ini juga memiliki
beberapa keterbatasan, keterbatasan
Jurnal Inspiraton, Volume 6, Nomor 2, Desember 2016: 105 -117
114
dalam pengembangan media
pembelajaran PLC berbasis web
meliputi tahapan penelitian dan
pengembangan, keterbatasan isi
materi dan teknis. Pada tahapan
penelitian dan pengembangan media
ini dikembangkan dengan
penggabungan antara tiga model
pembelajaran yaitu model Dick dan
Carey, Borg dan Gall, dan Luther,
khusus model Borg dan Gall
sebenarnya meliputi 10 tahapan tapi
tidak dilaksanakan sepenuhnya.
Tahap ke-8 uji coba operasional,
tahap ke-9 perbaikan produk akhir,
dan tahapan ke-10 diseminasi
nasional tidak dilakukan. Dalam
penelitian ini hanya dibatasi pada
tahap ke-1 sampai tahap ke-7, hal ini
disesuaikan dengan kebutuhan
penelitian.
Keterbatasan dari segi isi materi dan
teknis, media pembelajaran PLC berbasis
web yang dikembangkan hanya terbatas
pada materi PLC pada kelas XII dan
keterbatasan peneliti dalam mengelolah
tampilan web atau template yang sesuai
dengan tema materi PLC, sehingga
peneliti hanya menggunakan template
tema yang telah dibuat sendiri dan dikirim
ke penyedia domain untuk dikelolah dalam
penyedia web. Peneliti juga mengalami
kesulitan dalam pendistribusian file
dimana dari admin programmer mengirim
ke server dan Admin web mengunggah file
dari server, karena peneliti menggunakan
jasa penyedia Domain yang berbayar
dimana terdapat keterbatasan untuk
mengunggah file/agenda/materi
dikarenakan keterbatasan oleh
ketersediaan kuota data pada server serta
masa berlaku domain yang bersifat
temporal, kendati demikian admin web
tetap bisa memperpanjang masa berlaku
domain pada server yang ditunjuk ke pusat
penyedia yaitu www.Masterweb.com.
Peneliti berharap pengembangan media
pembelajaran PLC berbasis web
selanjutnya dapat menggunakan ini
sebagai acuan dalam proses perbaikan
mutu pendidikan pada mata pelajaran PLC
pada khususnya dan dalam Konsentrasi
Sistem Instalasi Tenaga Listrik pada
umumnya.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Media pembelajaran PLC berbasis web
ini dikembangkan dengan model
gabungan antara model pengembangan
pembelajaran Dick dan Carey,
metodologi penelitian pengembangan
Borg dan Gall, serta metode
pengembangan media Arch C Luther.
2. Dari hasil analisis data respon peserta
didik dan pendidik terhadap media
pembelajaran tersebut, menunjukkan
bahwa media pembelajaran dengan
menggunakan website layak untuk
dikembangkan. Begitupun dengan
kevalidtaan dan keefektifan produk
yang dikembangkan dapat dilihat dari
segi: a) ketercapaian hasil belajar dan
b) terlaksanya aktivitas peserta didik
dan pendidik sesuai indikator yang
ditetapkan. Hasil analisis data terjadi
peningkatan skor. Hal ini berarti
penggunaan produk media
pembelajaran mampu meningkatkan
prestasi belajar peserta didik.
Sementara itu hasil analisis data
pengamatan aktivitas peserta didik dan
pendidik pada saat proses
pengembangan media pembelajaran
berada pada kategori sangat baik.
Berdasarkan data tersebut, disimpulkan
bahwa media pembelajaran dengan
menggunakan website yang
dikembangkan dalam pembelajaran
mandiri sangat valid dan efektif untuk
digunakan di SMK Darussalam
Makassar.
Rahman, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Website Untuk Mata Pelajaran Programmable Logic
Controller (PLC) Pada SMK Darussalam Makassar
115
DAFTRA PUSTAKA
Afgani, M.W., 2009. Pengembangan
Media Website pada Materi
Program Linear di Sekolah
Menengah Atas. Tesis Program
Magister Pendidikan Matematika
Program Pascasarjana Universitas
Sriwijaya (tidak dipublikasikan).
Akker, J. Van den. 1999. Principles and
Method of Development Research.
London. Dlm. van den Akker, J.,
Branch, R.M., Gustafson, K.,
Nieveen, N., & Plomp, T. (pnyt.)”.
Design approaches and tools in
educational and training.Dordrecht:
Kluwer Academic Publisher.
American Society for Training and
Development. 2007. ISD Model.
United States of America.
Anagnostopaulo, Kyriaki. 2002. Designing
to Learn and Learning to Design.
LTSN Generic Centre. Middlesex
University.
Arsyad, A. 2003. Media Pembelajaran.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Blood, Rebecca. 2002. The Weblog
Handbook, Basic Books, A
Member of the Perseus Books
Group.
Bonk, C. J., & Reynolds, T. H. (1997).
Learner-centered web instruction
for higher-order thinking,
teamwork, and apprenticeship. In
B. H. Khan (Ed.), Web-based
instruction (pp. 167–178).
Englewood Cliffs, NJ:Educational
Technology Publications.
Borg, W.R. & Gall, M.D. (1983).
Educational Research. An
Introduction. Fourth Edition. New
York & London: Longman.
Briggs, J. L. (1997) Instruction Design;
Principle and Aplication New
York: Educational Technology
Publication Inc.
Budi Rahardjo. (2007). Langkah-langkah
Membuat “Web ”. Tersedia pada
http://mbraharjo.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 1 Januari
2013
Campbell, A.P. (2003, February). Web
logs for use with ESL classes. The
Internet TESL Journal ,
9 (2).http://iteslj.org/Techniques/Ca
mpbell.Weblogs.html
Clark, R. E. (2001). A summary of
disagreements with the
‘merevehicles’argument. In R. E.
Clark (Ed.), Learning from media:
Arguments, analysis, and evidence
(pp. 125–136). Greenwich, CT:
Information Age Publishin.
Cobine, G.R. (1997). Studying with the
Computer. ERIC Digest. [Online].
Tersedia:http://www.ericfacility.net
/ericdigests/ed450069.html.[17
Januari 2003].
Darwis, M. 2007. Model Pembelajaran
Matematika yang Melibatkan
Kecerdasan Emosional. Disertasi,
Program Pascasarjana Program
Studi Pendidikan Matematika
Universitas Negeri Surabaya. Tidak
Diterbitkan.
Depdiknas. (2006). Kurikulum 2006
Standar Kompetensi Mata
Pelajaran. Jakarta : Depdiknas.
Dick, W. dan Carey, L. (1996). The
Sistematic Design of Instruction.
Harper Collin Publishers . New
York.
Gerlach dan Ely (1971). Teaching &
Media: A Systematic Approach.
Second Edition, by V.S. Gerlach &
D.P. Ely, 1980, Boston, MA: Allyn
and Bacon. Copyright 1980 by
Pearson Education.
Jurnal Inspiraton, Volume 6, Nomor 2, Desember 2016: 105 -117
116
Gomes, M.J. 2005. Blogs: A Teaching
Resource and a Pedagigical.
Universidade do Minho, Portugal.
Gustafson, K. and Branch, R. (1997)
Revisioning Models of
Instructional Development.
Educational Technology Research
and Development. Vol.45, No. 3,
pp. 73-89.
Hannafin, and Peck. 1989. The Design,
Development, and Evaluation of
Instruction Software. New York:
Macmillan Publishing Company.
Haughey, M. & Anderson, T. (1998).
Networked Learning: The
pedagogy of the Internet. Montreal:
Cheneliere/McGraw-Hill
Heinich, et. al. (1996). Intructional Media
and Technologies for Learning
(5thed).New Jersey: Prentice-Hall
Inc.
Heinich, dkk. (2005). Instructional
technology and media for learning
8th edition. New Jersey: Pearson
merrill Prentice Hall
Hidayat, Rudi. 2011. Teknologi Informasi
dan Komunikasi Untuk SMA/MA
Kelas XII . Erlangga. Bandung.
Hobri. 2009. Metodologi Penelitian
Pengembangan (Developmental
Research). Program Pendidikan
Matematika FKIP Universitas
Jember.Jember.Http//:PenelitianDe
saindanPengembanganTeknologiP
endidikan.NET.html
Khan, B. (1997). Web-based instruction:
What is it and why is it? In B. H.
Khan (Ed.), Web-based instruction
(pp. 5–18). Englewood Cliffs, NJ:
Educational Technology
Publications.
Kozma, R. B. (2001). Counterpoint theory
of „learning with media‟. In R. E.
Clark (Ed.), Learning from media:
Arguments, analysis, and evidence
(pp. 137 178). Greenwich, CT:
Information Age Publishing Inc.
Mc Ardle, Tom. (2002). Planning &
Project Development. National
Training Agency.
Merril. M. D and Reigeluth C.M. 1978.
Orginally published in the journal
of instructional development, 1978,
1(2), 11-16. Reprinted with
permission.
Mill, Steven. 2006. Using the Internet for
Active Teaching and Learning.
Merrill Prentice Hall. Ohio.
Munir. 2008. Kurikulum Berbasis
Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Alfabeta. Bandung.
Plomp. Tjeerd. dkk. 1997. Cross National
Policies and Practices on
Computers in Education.
Dordrecht/Boston/London: Kluwer
Academic Publishers.
Plotnik, R. (2005). Introduction to
psychology, 7th ed. New York :
Wadsworth.
Rusman. 2010. Model-Model
Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Rosenberg, M. J. (2001). E-learning:
Strategies for delivering knowledge
in the digital age. New York:
McGraw-Hill.
Richey, C Rita and Klein, D James,
(2007), Design and Development
Research Metdhods, Strategies and
Issues, Lawrence Erbaum
Associates, Inc.
Santosa, M. H. 2005. Pengembangan
Model Pembelajaran Diktatori
Berbasis Multimedia (Multimedia-
Based Dictatory Learning) untuk
Meningkatkan Kualitas
Rahman, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Website Untuk Mata Pelajaran Programmable Logic
Controller (PLC) Pada SMK Darussalam Makassar
117
Pembelajaran Dictation pada
Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
IKIP Negeri Singaraja. Singaraja:
IKIP Negeri Singaraja.
Sadiman, Arief. 1984. Media Pendidikan.
PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sa‟ud, Udin Syaefuddin. 2008. Inovasi
Pendidikan. Alfabeta. Bandung.
Supriatna, Dadang. Mulyadi, M. 2009.
Konsep Dasar Desain
Pembelajaran. Bahan ajar untuk
Diklat E-Training PPPPTK TK dan
PLB.
Setyautami, dkk. 2008. Blog sebagai
Media Pembelajaran Alternatif.
Karya tulis. Fakultas Ilmu
Komputer. Universitas Indonesia.
Surjono, Herman. 2009. Pengenalan dan
pengembangan E- Journal. Diakses
dari
http://blog.uny.ac.id/hermansurjono
tanggal 1 Januari 2013.
Van, Patten. 1989. Instructional Design for
Multimedia. New York: McGraw-
Hill.