Post on 28-Jan-2020
PENGELOLAAN HHBK BAMBU
Oleh:
SUTIYONO*
MARFUAH WARDANI**
RETNO AGUSTARINI*
HUSNUL KHATIMAH***
Peneliti Bidang Silvikultur
**Peneliti bidang Botani Hutan
*Peneliti bidang Sosial Ekonomi
***Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
Jln Gunung Batu No.5 Bogor, e-mail :
irsutiyono@yahoo.com
I. PENDAHULUAN
I.PENDAHULAUN
• Pemanfaatan bambu
konvensional :
• pertanian,
• peternakan,
• perikanan,
• peralatan rumah tangga,
• konstruksi rumah
sederhana,
• jembatan di pedesaan,
tangan.
• Pemanfaatan bambu
saat ini :
• kertas,
• tusuk gigi,
• tusuk sate,
• chopstick,
• bambu lamina,
partikelbord,
• Arang
• rebung
24/10/2014
Rapi, Bersih, Terpelihara, Terpencar-pencar,
POPULASINYA MENURUN
Mengumpul, Terpelihara, Rapi,
Tidak Banyak Pemiliknya
/POPULASINYA SEDIKIT
Bambu MASYARAKAT
Hutan Tanaman
bambu
KONDISI SAAT INI TANAMAN BAMBU
UNTUK MENAMBAH
POPULASI :
MENANAM
POPULASI
JENIS-JENIS BAMBU
PROSPEKTIF
II. JENIS-JENIS BAMBU
Bambu : famili Gramineae, Di dunia 1250 jenis bambu 75 marga Di Indonesia > 76 jenis bambu 17 marga :
1. Arundinaria (1 jenis), 2. Bambusa (19 jenis), 3.Cephalostachyum (1 jenis),
4. Chimonobambusa (2 jenis), 5. Dendrocalamus (6 jenis), 6. Dinochloa (1 jenis), 7. Gigantochloa (18 jenis), 8. Melocana (1 jenis), 9. Nastus (3 jenis), 10. Neololeba (1 jenis), 11. Phyllostachys (3 jenis),
12. Pleioblastus (2 jenis),13. Pseudosasa (1 jenis), 14. Schizostachyum (14 jenis), 15. Semiarundinaria (1 jenis), 16. Shibatea (1 jenis), dan
17. Thyrsostachys (1 jenis).
Jenis-jenis bambu yang prospektif dikembangkan :
bambu petung (D. asper), bambu tali (G. apus), bambu ater (G. atter), bambu hitam (G.
atroviolacae), bambu mayan (G. robusta), bambu andong (G. pseudoarundinacae),
bambu temen (G. verticiliata), bambu peting (G. levis), bambu ampel kuning (B.
vulgaris v. striata), bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata), bambu duri (B.
blumeana). Dan bambu tutul (B. maculata)
Bambu ampel hijo Bambu ampel kuning Bambu andong
Bambu ater/legi
Bambu tali/apus
Bambu petung
Bambu mayan
24/10/2014 5
III. BUDIDAYA BAMBU
1.Kesesuaian Jenis Bambu Dengan Peruntukannya
2.Kesesuaian Jenis Bambu Dengan Kondisi Lahan
3.Kesesuaian Jenis Bambu Dengan Tipe Iklim
A. PEMILIHAN JENIS BAMBU
1.Pembukaan Lahan 2.Jarak Tanam 3.Persiapan dan pemasangan ajir 4. Penyiapan pupuk organik 5. Pembuatan lubang tanam
B. PERSIAPAN TANAM
1.Bahan bibit dan perbanyakan 2.Penyiapan bibit 3.Pengangkutan bibit 4. Ecer bibit
C. PERSIAPAN BIBIT
1.Waktu tanam 2.Penggalian kemlai lubang
tanam 3.Penanaman
D. PENANAMAN
1.Penyulaman 2.Penyiangan 3.Babat semak 4. Pemangkasan (Prunning) 5. Pemupukan 6. Penjarangan 7. Pengaturan struktur dan
komposisi batang dalam rumpun
8. Pengaturan drainase
E. PEMELIHARAAN
1.Waktu tebang 2.Prediksi produksi
F. PENEBANGAN
A. PEMILIHAN JENIS BAMBU
Kesesuaian Jenis Bambu Dengan Peruntukannya
1
Kesesuaian Jenis Bambu Dengan Kondisi Lahan
2
Kesesuaian Jenis Bambu Dengan Tipe Iklim 3
B. PERSIAPAN TANAM
3. Menyiapkan & Pasang Ajir
A j i r
Pasang ajir
4. Menyiapkan Pupuk Organik
Pupuk organik
1. Pembukaan Lahan
Membabat semak/alang2
Yang berkayu dibakar
8m
8m
8m
8m
8m
8m
8m
8m
8m
8m
8m
8m
8m
8m
8m
8m
8m
8m
8m
8m
2. Jarak Tanam
Tabel 4. Jarak tanam tanaman bambu
Ukuran bambu Jenis bambu Jarak tanam
Bambu besar 1. Bamabu duri (B. blumeana) 8 m x 8 m
2. Bambu petung (D. asper) (156 rumpun)
3. Bambu mayan (G. robusta)
4. Bambu peting (G. levis)
5. Bambu andong (G. pseudoarundinacae)
6. Bambu ampel kuning (B. vulgaris v. striata)
7. Bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata)
Bambu sedang 1. Bambu tali (G. apus) 8 m x 6 m
2. Bambu temen (G. pseudoarundinacae) (208 rumpun)
3. Bambu ater (G. atter)
4 Bambu ampel kuning (B. vulgaris v. striata)
5. Bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata)
6. Bambu tutul (B. maculata)
Membuat lubang tanam di tempat ajir
Lubang tanam digali dalam2
dan lebar2
Diisi hasil babatan semak/belukar
untuk dikomposkan
Di atasnya ditancapkan ajir
kembali sbg tanda
Diurug/di timbuni
dengan tanah galian
Diurug/di timbun terus
sampai menutup
seluruh lubang
5. Lubang Tanam
C. PERSIAPAN BIBIT
1. Bahan Bibit & Perbanyakan
Stek cabang
Stek batang
Stek rhizom
2. Penyiapan Bibit
Bibit siap angkut
4. Ecer ibit
Bibit diecer dengan dipanggul
3.Mengangkut Bibit
Angkutan bibit lainnya
Bibit diangkut menggunakan truk lapangan
Siap menurunkan bibit
D. PENANAMAN
1. WAKTU TANAM a. Musim hujan bulan-bulan Desember, Januari paling lambat bulan Pebruari. b. Tidak tepat waktu banyak kematian. 2. PENGGALIAN KEMBALI LUBANG TANAM Setelah dikomposkan hampir 2 bulan
maka lubang tanam digali kembali. 3. PENANAMAN BIBIT DARI SETEK
BATANG/ABANG
4. PENANAMAN BIBIT DARI SETEK RHIZOM
1. Penyulaman Penyulaman jika ada tanaman yang mati. Bibit sulaman dapat dari bibit stek batang dalam polybag atau stek rhizom yang sudah disemaikan terlebih dahulu 2. Penyiangan Penyiangan dengan mengkoret rumput sekitar tanaman dan bekas koretan digunakan menaburkan pupuk. 3. Babat semak Umur 1-2 tahun, dianatara rumpun tumbuh semak/ belukar. Maka harus dibersihkan. Ditumpuk dijadikan kompos. Ditaruh di sekitar tanam sebagai pupuk. 4. Pemangkasan (Prunning) Cabang-cabang dipangkas sampai setinggi 2 meter : kegiatan pemeliharaan/penebangan jadi mudah.
E. PEMELIHARAAN
5. Pemupukan
6. Penjarangan (Thinning) Mengatur kerapatan batang dan memperoleh batang berkualitas, menghilangkan batang yang tidak produktif/rusak/tidak dikehendaki.
7. Mengatur struktur dan komposisi batang dalam rumpun Tujuannya untuk mengatur kegiatan penebangan dalam rangka mendapatkan batang berkualitas, seumur dan lestari.
8. Pengaturan drainase
1. Teknik penebangan
WAKTU MENEBANG : musim kemarau agar
diperoleh kualitas batang yang baik.
BAGIAN YANG DITEBANG : bagian pangkal (5 – 10
cm) dengan kapak atau golok dan setelah itu ditarik
untuk dipangkas cabang-cabangnya. Selanjutnya
batang dipotong-potong sekitar 4 (empat) meter
dari pangkal untuk memudahkan pengangkutan.
F. PENEBANGAN
2. Produksi PREDIKSI PRODUKSI BATANG/HA/TAHUN BEBERAPA JENIS BAMBU pada Tabel 7
2. Produksi Tabel 7. Prediksi Produksi Batang/Ha/Tahun Beberapa Jenis Bambu
IV. ANALISIS USAHA A. TENAGA KERJA
persiapan penanaman,
persiapan bibit, penanaman, dan
pemeliharaan {
} pemeliharaan
penebangan
Penambahan volume penebangan
Tetap produksi batang tetap
B. ANALISA BIAYA PRODUKSI Tabel 12. Analisa biaya produksi budidaya bambu petung
No Perincian Kuantiti Harga/satuan
(Rp)
Biaya Total
(Rp)
Tahun pertama
1 Bibit 156 batang 12,000 1,872,000
2 Pupuk urea 40 kg 2,000 80,000
3 Pupuk TSP 40 kg 2,000 80,000
4 Persiapan lahan 34.8 HOK 35,000 1,218,000
5 Tanam 20.07 HOK 35,000 702,450
6 Pemeliharaan 23.8 HOK 35,000 833,000
Jumlah Tahun pertama 4,785,450
Tahun kedua
1 Pupuk urea 80 kg 2,000 160,000
2 Pupuk TSP 80 kg 2,000 160,000
3 Pemeliharaan 22.4 HOK 35,000 784,000
Jumlah tahun kedua 1,104,000
Tahun ketiga
1 Pupuk urea 120 kg 2,000 240,000
2 Pupuk TSP 120 kg 2,000 240,000
3 Pemeliharaan 23.6 HOK 35,000 826,000
Jumlah tahun ketiga 1,306,000
Tahun keempat
1 Pupuk urea 200 kg 2,000 400,000
2 Pupuk TSP 200 kg 2,000 400,000
3 Pemeliharaan 23.6 HOK 35,000 826,000
4 (Penebangan) 0 HOK 0
Jumlah tahun keempat 1,626,000
Tahun kelima
1 Pupuk urea 300 kg 2,000 600,000
2 Pupuk TSP 300 kg 2,000 600,000
3 Pemeliharaan 23.6 HOK 35,000 826,000
4 Penebangan 40 HOK 35,000 1,400,000
Jumlah tahun kelima 3,426,000
Tahun keenam
1 Pupuk urea 320 kg 2,000 640,000
2 Pupuk TSP 320 kg 2,000 640,000
3 Pemeliharaan 23.6 HOK 35,000 826,000
4 Penebangan 50 HOK 35,000 1,750,000
Jumlah tahun keenam 3,856,000
Tahun ketujuh
1 Pupuk urea 400 kg 2,000 800,000
2 Pupuk TSP 400 kg 2,000 800,000
3 Pemeliharaan 23.6 HOK 35,000 826,000
4 Penebangan 60 HOK 35,000 2,100,000
Jumlah tahun ketujuh 4,526,000
………………………………….………………….
Tahun ketigapuluh
1 Pupuk urea 400 kg 2,000 800,000
2 Pupuk TSP 400 kg 2,000 800,000
3 Pemeliharaan 23.6 HOK 35,000 826,000
4 Penebangan 60 HOK 35,000 2,100,000
Jumlah tahun ketigapuluh 4,526,000
Keterangan : Harga satuan tergantung kondisi daerah setempat
C. PENDAPATAN & KEUNTUNGAN
Pendapatan potensial dari usaha budidaya bambu dapat terdiri dari hasil penjualan batang-batang bambu dan rebung.
Sementara itu keuntungan budidaya bambu sangat tergantung dari biaya produksi dan harga jual batang yang dapat dinyatakan dalam bentuk
per batang atau per berat (kg).
Kelayakan pengusahaan budidaya bambu analisis proyeksi laba rugi dan analisis kelayakan investasi. Analisis ini akan menunjukan apakah investasi pada budidaya bambu akan memberi keuntungan
atau tidak untuk diusahakan..
Dari hasil analisa menunjukan harga terendah yang layak diberikan untuk bambu dalam batang adalah Rp 30.000/batang tergantung ukuran. Sedangkan harga jual yang layak diberikan untuk bambu dalam satuan berat (kg) adalah Rp 469/kg.
perhitungan analisis laba rugi dan kelayakan investasi dengan menggunakan indikator NPV, Net B/C, IRR, dan Payback Period
Tabel 13. Analisa finansial usahatani bambu
Perhitungan s/d tahun ke 7
1. Penerimaan 56.160.000 2. Biaya Produksi 4.526.000 3. Keuntungan 51.634.000
APA UNTUNG?
1. Peningkatan populasi rumpun bambu merupakan keharusan dalam meningkatkan produksi bambu,
2. Bduidaya bambu dapat memberikan keuntungan karena
layak secara finansial
24/10/2014 25
V. PENUTUP
Perkebunan bambu gading untuk rebung
Ibu kita masih sehat memanen rebung
Rebung2 yang berhasil dipanen
Rebung dikupas siap di bawa pulang
Rebung2 difermentasi
Di slice tipis2 Dirajang panjang2
Siap dikerjakan
Dikerjakan oleh ibu-ibu Ditimbang
5 kgan siap dikirim ke pembuat lompia
24/10/2014 27