Post on 20-Feb-2018
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X
SMA NEGERI 1 NGAMBUR KABUPATEN PESISIR BARAT
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
dalam Ilmu Fisika
Oleh
TRI PUTRA OCTA WIJAYA
NPM : 1211090032
Jurusan : Pendidikan Fisika
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
RADEN INTAN LAMPUNG
1438 H/2017 M
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X
SMA NEGERI 1 NGAMBUR KABUPATEN PESISIR BARAT
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
dalam Ilmu Fisika
Oleh
TRI PUTRA OCTA WIJAYA
NPM : 1211090032
Jurusan : Pendidikan Fisika
Pembimbing I : Sri Latifah, M.Sc
Pembimbing II : Rahma Diani, M.Pd
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
RADEN INTAN LAMPUNG
1437 H/2016 M
ABSTRAK
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X SMA
NEGERI 1 NGAMBUR KABUPATEN PESISIR BARAT
OLEH
TRI PUTRA OCTA WIJAYA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh strategi
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil belajar Fisika peserta didik di
Kelas X SMA Negeri 1 Ngambur Kabupaten Pesisir Barat. Dengan hipotesis
penelitian, yaitu terdapat pengaruh strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
terhadap hasil belajar Fisika peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Ngambur
Kabupaten Pesisir Barat.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ngambur Kabupaten Pesisir
Barat pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, desain eksperimen
yang digunakan adalah Quasi Eksperiment Design. Desain quasi eksperimen yang
digunakan adalah Non Randomized Control Group Pretest-Posttest Design.
Penelitian ini menggunakan dua kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Populasi penelitian adalah peserta didik kelas X dengan jumlah 152 peserta didik,
dengan sampel dari dua kelas yaitu kelas X1 sebagai kelas eksperimen dan X3 sebagai
kelas kontrol. Kelas eksperimen menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw, dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, terdapat perbedaan nilai rata-rata
(mean) hasil belajar (posttest) antara strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan
pembelajaran konvensional yang di dapat oleh peserta didik. Dari perhitungan uji t
dapat disimpulkan bahwa hipotesis H0 = ditolak dan Ha = diterima, hal ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pada strategi pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw terhadap hasil belajar Fisika peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Ngambur
Kabupaten Pesisir Barat. Effect size dalam penelitian ini adalah 1,24, nilai tersebut
termasuk dalam kategori tinggi yang berarti memberikan pengaruh yang cukup tinggi.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
MOTTO
لب غس مب بقىم حخ غسوا مب بأنفسهم ٱللهإن
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.
(QS. Ar-Rad : 11)
“Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat”
(Oemar Said Tjokroaminoto)
“Kunci kebahagiaan hidup hanya satu, Ilmu”
(Tri Putra Octa Wijaya)
PERSEMBAHAN
ٱلسحمن ٱلسحمبسم ٱلله
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat
dan karunia-Nya. Dengan kerendahan hati, kupersembahkan skripsi ini
kepada:
1. Abah dan ibuku tersayang yang telah membesarkanku, mendidik serta
mendo’akanku. Mohon maaf selama ini telah banyak menyusahkan dan
membuat abah dan ibu kecewa. Jasa kalian takkan mungkin dapat ananda
balas walau sampai akhir hayat. Mudah-mudahan kelak dapat
membahagiakan dan dapat membuat kalian bangga telah melahirkan ku.
Khususnya buat abah yang Insya Allah ada ditempat yang layak, disisi-Nya
yang selalu menunggu keberhasilan ananda.....
2. Kakak dan adikku yang tersayang (Wo Cut, Udo Aldi, dan Adek Purna, dan
Meri),,,,,,,,terimakasih atas kasih sayang dan perhatiannya untukku, tawa
dan canda kalian adalah semangat bagiku,,,,,,,,
3. Almamaterku tercinta...
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Tri Putra Octa Wijaya, dilahirkan di Krui, Pesisir Barat, pada
tanggal 14 Oktober 1992. Anak putra ke tiga dari empat bersaudara, pasangan
bahagia Bapak Ishak Hardy (Alm) dan Ibu Dewi Yulia.
Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri 1
Sumber Agung diselesaikan pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri 1 Ngambur diselesaikan pada tahun 2008, Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri 1 Ngambur diselesaikan pada tahun 2011. Pada tahun 2012 penulis terdaftar
sebagai mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung
melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri
(SNMPTAIN) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan
Fisika.
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah mengikuti kegiatan dikampus, yaitu
menjadi staf Divisi Minat Bakat Himpunan Mahasiswa Fisika IAIN Raden Intan
Lampung. Mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tahun 2015 di Desa
Sendang Asih, Kecamatan Sendang Agung, Kabupaten Lampung Tengah. Dan
penulis juga mengikuti kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA
Negeri 15 Bandar Lampung.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam. Taburan cinta dan kasih sayang
Mu telah memberikan kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku
dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan tak terhingga yang telah Engkau berikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Strategi
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik
Kelas X SMA N 1 Ngambur Kabupaten Pesisir Barat”. Shalawat beiriring salam
semoga senantiasa tercurah atas junjungan kita Nabi Muahammad SAW, para shabat,
keluarga, dan pengikutnya yang taat menjalankan syariat Nya.
Penulis menyusun skripsi ini, sebagai bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan
pendidikan pada program Strata Satu (S1) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN
Raden Intan Lampung, dan Alhamdulillah dapat penulis selesaikan sesuai dengan
rencana. Dalam upaya penyusunan skripsi ini, penulis tidak lepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak serta tidak mengurangi rasa terimakash atas bantuan
semua pihak, maka secara khusus penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada:
1. Bapak Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Raden Intan Lampung.
2. Ibu Dr. Yuberti, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Fisika IAIN Raden Intan
Lampung
3. Ibu Sri Latifah, M.Sc selaku pembimbing I dan Ibu Rahma Diani, M.Pd selaku
pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan.
4. Dosen Fakultas Tarbiyah dan keguruan, khususnya dosen Prodi pendidikan Fisika
yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti selama
menuntut ilmu di Jurusan Pendidikan Fisika IAIN Raden Intan Lampung.
5. Kepala sekolah, guru dan staf di SMA N 1 Ngambur Kabupaten Pesisir Barat yang
telah memberikan bantuan hingga terselesainya skripsi ini
6. Rekan-rekan pendidikan fisika angkatan 2012 yang telah menemani dari awal
menjadi mahasiswa hingga sekarang, terimakasih untuk semua hal yang telah kita
lakukan bersama-sama selama 4 tahun ini.
7. Almamaterku tercinta IAIN Raden Intan Lampung
Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat imbalan di
sisi Allah SWT sebagai amal ibadah, Amin. Mengingat kemampuan yang penulis
miliki, tentunya skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan-perbaikan
dimasa yang akan datang.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Bandar Lampung, Desember 2016
Penulis,
Tri Putra Octa Wijaya
NPM 1211090032
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
MOTTO ...................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ....................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 5
C. Batasan Masalah................................................................................ 6
D. Rumusan Masalah ............................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian............................................................................. 7
G. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 8
H. Definisi Operasional .......................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 9
1. Pembelajaran Fisika ..................................................................... 9
2. Strategi Pembelajaran .................................................................. 10
3. Strategi Pembelajaran Kooperatif ................................................ 11
4. Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ............................. 14
5. Hasil Belajar ................................................................................ 16
6. Materi .......................................................................................... 17
B. Hasil Penelitian Yang Relevan .......................................................... 27
C. Kerangka Berfikir .............................................................................. 29
D. Hipotesis ........................................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 33
B. Populasi dan Sampel ......................................................................... 33
C. Jenis Penelitian .................................................................................. 34
D. Variabel Penelitian ............................................................................ 36
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 37
F. Instrumen Penelitian .......................................................................... 38
G. Uji Coba Instrumen ........................................................................... 38
1. Validitas Insrumen....................................................................... 39
2. Reliabilitas Instrumen .................................................................. 41
3. Tingkat Kesukaran....................................................................... 42
4. Daya Pembeda ............................................................................. 44
5. Kualitas Pengecoh ....................................................................... 47
6. Kesimpulan Butir Soal ................................................................. 49
H. Teknik Analisis Data ......................................................................... 50
1. Uji Analisis Prasyarat .................................................................. 50
a. Uji Normalitas ....................................................................... 50
b. Uji Homogenitas .................................................................... 51
2. Uji Hipotesis................................................................................ 52
3. Effect Size ................................................................................... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 54
B. Hasil Analisis Data ............................................................................ 56
1. Uji Prasyarat Analisis Data .......................................................... 56
a. Uji Normalitas Pretest dan Posttest ........................................ 56
b. Uji Homogenitas Pretest dan Posttest .................................... 57
2. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 58
3. Effect Size ................................................................................... 59
C. Pembahasan ...................................................................................... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 69
B. Saran ................................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Presentase Ketuntasan Ulangan Harian ....................................... 3
Tabel 3.1 Non- Randomized Control Group Pretest and Posttest Design .... 35
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 37
Tabel 3.3 Validitas Butir Soal .................................................................... 40
Tabel 3.4 Kualifikasi Koefisien Reliabilitas ............................................... 41
Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal .............................................. 43
Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran Butir Soal ..................................................... 43
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda .......................................................... 45
Tabel 3.8 Daya Pembeda Butir Soal ........................................................... 46
Tabel 3.9 Kualitas Pengecoh ...................................................................... 47
Tabel 3.10 Pengambilan Kesimpulan Butir Soal Hasil Belajar ..................... 49
Tabel 3.11 Kategori Effect Size ................................................................... 53
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest .............................................. 54
Tabel 4.2 Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................... 56
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest ............................................ 57
Tabel 4.4 Hasil Posttest Kelas eskperimen dan Kelas Kontrol .................... 59
Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Pretest dan Posttest ....................................... 60
Tabel 4.6 Uji Normalitas Pretest dan Posttest ........................................... 63
Tabel 4.7 Uji Homogenitas Pretest dan Posttest ......................................... 64
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Pretest dan Posttest ...................................... 65
Tabel 4.9 Hasil Effect Size ......................................................................... 66
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ilustrasi Kelompok Jigsaw .......................................... 14
Gambar 2.2 Gaya Berat ................................................................. 21
Gambar 2.3 Gaya Normal .............................................................. 21
Gambar 2.4 Gaya Tegangan Tali ................................................... 22
Gambar 2.5 Gaya Sentripetal ......................................................... 23
Gambar 2.6 Gerak Benda Pada Bidang Datar ................................. 24
Gambar 2.7 Gerak Dua Benda Saling Bersentuhan ........................ 24
Gambar 2.8 Gerak Benda Pada Bidang Miring .............................. 25
Gambar 2.9 Gerak Benda Pada Katrol ........................................... 25
Gambar 2.10 Gaya Tekan Kaki Pada Lift Diam ............................... 26
Gambar 2.11 Gaya Tekan Kaki Pada Lift Naik ................................ 26
Gambar 2.12 Gaya Tekan Kaki Pada Lift Turun .............................. 26
Gambar 2.13 Gerak Melingkar Vertikal ........................................... 27
Gambar 3.1 Pengaruh Variabel X Terhadap Y ............................... 36
Gambar 4.1 Rekapitulasi Data Pretest Dan Posttest Kelas
Eksperimen Dan Kelas Kontrol .................................. 54
Gambar 4.2 Persentase Hasil Belajar Fisika Materi Dinamika
Partikel (Pretest) ......................................................... 63
Gambar 4.3 Persentase Hasil Belajar Fisika Materi Dinamika
Partikel (Posttest) ....................................................... 64
DAFTAR LAMPIRAN
1. Data Hasil Penelitian ......................................................................... 74
2. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian .............................................. 76
a. Uji normalitas ............................................................................. 78
b. Uji homogenitas .......................................................................... 84
c. Uji hipotesis ................................................................................ 90
d. Effect Size ................................................................................... 95
3. Perangkat Pembelajaran..................................................................... 96
4. Soal Pretest Dan Posttest ................................................................... 119
5. Surat Penelitian ................................................................................. 124
6. Foto Kegiatan Penelitian.................................................................... 126
7. Nota Dinas Bimbingan ...................................................................... 127
8. Kartu Konsultasi Skripsi .................................................................... 129
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi
yang ada disekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang
diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman.1
Dalam pembelajaran strategi pembelajaran merupakan hal yang sangat
penting. Apabila proses belajar mengajar tidak menggunakan strategi yang
tepat, maka akan sulit untuk mendapatkan tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa strategi pembelajaran
merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran
dalam lingkungan pembelajaran tertentu2.
Alqur’an sebagai kitab suci umat Islam didalamnya memuat berbagai
informasi tentang seluruh kehidupan yang berkaitan dengan manusia. Salah
satunya adalah hal yang berkaitan dengan pendidikan, termasuk strategi
dalam pembelajaran.
1 Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi Kedua
(Depok: Raja Grafindo Persada,2013),h.1 2 Gerlach dan Ely, (dalam Sunhaji), Strategi Pembelajaran Konsep dan Aplikasinya (Jurnal
Pemikiran Alternatif Pendidikan: P3M STAIN Purwokerto, INSANIA|Vol. 13|No. 3 Sep-Des
2008|474-492)
ا بهغت رسانته نرسىلٱ۞يأيها نههٱو ۥبهغ يا أزل إنيك ي ربك وإ نى تفعم ف
ك ي اسٱيعص ن ٱ نقىوٱنا يهدي نههٱإ ٧٦ نكفري
“Artinya :Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti)
kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari
(gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang kafir.” (Q.S Al-Ma’idah :67)
Ayat ini memuat tentang prinsip-prinsip berdakwah, mengajar, dan
mendidik. Prinsip dasar ini berkembang menjadi beberapa insipirasi dalam
konteks kekinian baik dalam bidang dakwah, komunikasi, dan pendidikan,
serta hal-hal lain yang berhubungan dengan interaksi sesama manusia.
Pendidikan sebagai salah satu bagian dari dakwah yaitu mengajak manusia
dalam hal kebaikan dan mencegah keburukan tidak terlepas dari penggunaan
beberapa prinsip tersebut. Sehingga peserta didik bisa mendapatkan ilmu
serta terjadi perubahan tingkah laku yang diharapkan dari setiap proses
kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, bahwa
pembelajaran mata pelajaran Fisika kelas X di SMA Negeri 1 Ngambur masih
rendah. Hal ini diduga karena guru belum menemukan strategi pembelajaran
yang cocok dengan karakteristik materi yang diberikan. Kondisi ini akan
berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari
rata-rata presentase ketuntasan ulangan harian mata pelajaran Fisika peserta
didik SMA Negeri 1 Ngambur pada materi Dinamika partikel tahun pelajaran
13
2015/2016 sebesar 37,06 % yang mencapai KKM dan 62,93 % yang belum
mencapai KKM.
Tabel 1.1
Presentase Ketuntasan Ulangan Harian Semester Ganjil Mata Pelajaran
Fisika Peserta Didik pada materi Dinamika Partikel Kelas X SMA Negeri
1 Ngambur Tahun Ajaran 2015/2016.
Kelas Jumlah
Siswa
KKM
KKM
% KKM %
X1 32 70 14 43,75 18 56,25
X2 31 70 12 38,71 19 61,29
X3 32 70 13 40,63 19 59,37
X4 30 70 9 30 21 70
X5 31 70 10 32,26 21 67,74
Rata-rata
37,06%
Rata-rata
62,93%
Sumber : Nilai ulangan harian semester ganjil tahun 2015/2016 bidang
studi Fisika kelas X SMA N 1 Ngambur
Data yang diperoleh dari observasi yang dilakukan di kelas X SMA
Negeri 1 Ngambur pada mata pelajaran Fisika hanya sebagian peserta didik
yang aktif dalam kegiatan pembelajaran dikelas, seperti mendengarkan,
mencatat, menjawab pertanyaan bila guru memberikan pertanyaan, dan
sebagian lainnya peserta didik yang tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran,
hanya mengikuti pembelajaran tanpa memperhatikan.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka dibutuhkan strategi pembelajaran
yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik serta menumbuhkan
14
aktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Strategi pembelajaran
tersebut adalah strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara
pengorganisasian materi perkuliahan dan mahasiswa, metode dan teknik
pembelajaran, dan media pembelajaran yaitu berupa peralatan dan bahan
pelajaran, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan yang ditentukan.3 Strategi pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw merupakan strategi yang membelajarkan peserta didik melalui teman-
teman sebaya dan mencipta semangat kerjasama serta memupuk suatu
tanggung jawab.4
Disamping mencipta kerjasama dalam belajar dan mengetahui tentang
sesuatu, peserta didik juga dihargai dan diberi kepercayaan oleh guru dan
teman kelompoknya untuk menguasai suatu topik dan masalah yang
kemudian akan kembali kepada kelompoknya untuk menjelaskan kepada
teman-temannya. Kelebihan stategi ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa
dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain5.
Berdasarkan penelitian Fadliyani, Muhibbuddin, Ali Sarong
dinyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan
dengan pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan siswa yang diajarkan dengan
3 M Yamin, Strategi Dan Metode Dalam Model Pembelajaran (Jakarta: GP Press Group, 2013),
h.7 4 M Yamin, Ibid, h. 91 5 Zaini, (dalam Kartika, Soeprajitno), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi Materi Bentuk-Bentuk
Hubungan Sosial Kelas VIII SMP Negeri 2 Talun, Blitar, (Jurnal Unnes)
15
pembelajaran konvensional.6 Heni Mularsih, dalam penelitiannya menyatakan
bahwa ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang
diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif dengan
teknik Jigsaw daripada siswa yang tidak diajarkan dengan strategi kooperatif7.
Atas dasar pertimbangan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian di SMA Negeri 1 Ngambur dengan menggunakan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, yang diharapkan akan berpengaruh
terhadap hasil belajar Fisika peserta didik.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi sebagai
berikut :
1. Hasil belajar Fisika peserta didik masih rendah.
2. Guru belum menemukan strategi pembelajaran yang cocok dengan
karakteristik materi yang diberikan.
3. Hasil belajar siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang ditetapkan sekolah, yaitu 70.
6 Fadliyani, Muhibbuddin, Ali Sarong, “ Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Konsep
Sistem Pencernaan Makanan Manusia Terhadap Hasil Belajar Siswa Sma Negeri 1Sakti Kabupaten
Pidie” (Jurnal Biotik : Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 1, Ed.
April 2014) 7 Heni Mularsih, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Jigsaw
Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Smpn 07 Tangerang”, (Jurnal Psikologi Vol 6 No 1,
Juni 2008)
16
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan dapat mencapai sasaran serta
mendapatkan hasil yang relevan, maka penulis membatasi penelitian ini pada :
1. Pembelajaran Fisika dilakukan dengan menggunakan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
2. Hasil belajar Fisika ditinjau dari ranah kognitif peserta didik.
3. Materi pelajaran dibatasi pada pokok bahasan Dinamika Partikel.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : “Apakah terdapat pengaruh strategi pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil belajar Fisika peserta didik kelas X
SMA Negeri 1 Ngambur Kabupaten Pesisir Barat?”
E. Tujuan Penelitian
Mengacu kepada masalah yang menjadi pokok pembahasan pada
penelitian ini, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
17
terhadap hasil belajar Fisika peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Ngambur
Kabupaten Pesisir Barat.
F. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan dan
memejukan polapikir peneliti dan pembaca mengenai strategi
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai pengalaman baru bagi peneliti untuk meningkatkan
pemahaman tentang strategi pembelajaran dikelas.
b. Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diharapkan dapat lebih
memudahkan peserta didik dalam meningkatkan aktivitas, berfikir
ilmiah dan kreatif, mengedepankan kerjasama kelompok,
menumbuhkan rasa tanggung jawab dan interaksi sosial. Sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik itu sendiri.
c. Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diharapkan dapat
menjadi salah satu alternatif bagi guru dalam memilih strategi
pembelajaran sebagai upaya meningkatkan hasil belajar Fisika
18
d. Mendorong guru untuk pro-aktif dalam menggunakan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam meningkatkan mutu
pembelajaran IPA sekolah dalam rangka perbaikan proses
pembelajaran khususnya mata pelajaran Fisika.
G. Definsi Operasional
Agar tidak terjadi pemahaman yang berbeda tentang istilah-istilah
yang digunakan dalam penelitian ini. Ada beberapa istilah yang perlu
dijelaskan, yaitu:
1. Strategi pembelajaran Jigsaw yaitu strategi pembelajaran berkelompok,
setiap kelompok anggotanya 5-6 orang peserta didik yang memiliki
kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Langkah
pembelajaran dengan strategi Jigsaw antara lain;
a. Pembagian kelompok
b. Setiap peserta didik dalam tim diberi materi dan tugas yang berbeda
c. Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama
membentuk kelompok baru (kelompok ahli)
d. Setiap anggota kembali ke kelompok asli dan menjelaskan kepada
anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai
e. Setiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi (pembahasan)
19
f. Penutup
2. Hasil belajar, berarti ulangan, ujian atau tes. Tes tersebut ialah untuk
memperoleh suatu indeks dalam menentukan keberhasilan peserta didik.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa pretest dan postest.
Instrumen tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda.
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran Fisika
Pembelajaran ialah proses atau upaya yang dilakukan seseorang
agar orang lain melakukan belajar. Pembelajaran tidak identik dengan
belajar sebagaimana yang dipahami sebagian orang selama ini.8 Kegiatan
mengajar dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Guru
mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan
fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya.9 Jadi subyek
pembelajaran adalah peserta didik. Pembelajaran berpusat pada peserta
didik.
Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA merupakan rumpun ilmu,
memiliki krakteristik khusus yang mempelajari fenomena alam yang
faktual, baik berupa kenyataan, atau kejadian, dan hubungan sebab
8 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru Edisi kedua (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2014), h. 215 9 Agus Suprijono , Cooperativ Learning Teori & Aplikasi PAIKEM (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,2015), hal. 13
21
akibatnya.10
Cabang ilmu yang termasuk anggota rumpun IPA saat ini
antara lain Biologi, Fisika,
10 Asih, Eka Sulistyowati, Metode Pembelejaran IPA (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 22
10
Astronomi/Astrologi, dan Geologi. Subiyanto, mendefinisikan IPA
sebagai berikut :
a. Suatu cabang pengetahuan yang menyangkut fakta-fakta yang tersusun
secara sistematis dan menunjukkan berlakunya hukum-hukum umum.
b. Pengetahuan yang didapatkan dengan jalan studi dan praktik.
c. Suatu cabang ilmu yang bersangkut-paut dengan observasi dan
klasifikasi fakta-fakta, terutama dengan disusunnya hukum umum
dengan induksi dan hipotesis.11
2. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan cara sistematik mengkomunikasikan
isi pelajaran kepada peserta didik yang meliputi perpaduan dari
komponen; urutan kegiatan pembelajaran, metode atau cara
pengorganisasian pembelajaran ke peserta didik, media pembelajaran
yakni peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.12
Pemilihan strategi pembelajaran pada dasarnya merupakan salah satu
hal penting yang harus dipahami oleh setiap guru, mengingat proses
pembelajaran merupakan proses komunikasi multiarah antarsiswa, guru,
dan lingkungan belajar13
. Karena itu pembelajaran harus diatur sedemikian
rupa sehingga akan diperoleh dampak pembelajaran secara langsung ke
11 Subiyanto (dalam Asih, Eka Sulistyowati), Ibid, h.23 12
Suparman, (dalam Abdul Halim), Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Gaya Belajar
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMPN 2 Secanggang Kabupaten Langkat, (Jurnal Tabularasa)
PPS UNIMED Vol.9 No.2, Desember 2012 13 Hamzah, Nurdin, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
h.4
11
arah perubahan tingkah laku sebagaimana dirumuskan dalam tujuan
pembelajaran.
3. Strategi Pembelajaran Kooperatif
Satretegi pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran
yang membantu siswa mempelajari isi akademik dan hubungan sosial.14
Strategi pembelajaran kooperatif mempunyai dua komponen utama, yaitu
komponen tugas kooperatif (cooperative task) dan komponen struktur
insentif kooperatif (cooperative incentive structure). Tugas kooperatif
berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota bekerja sama dalam
menyelesaikan tugas kelompok; sedangkan struktur insentif kooperatif
merupakan sesuatu yang membangkitkan motivasi individu untuk bekerja
sama mencapai tujuan kelompok.15
Dari definisi tersebut dapat dipahami,
bahwa strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang
didalamnya mengkondisikan para siswa untuk bekerja bersama-sama
didalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain
dalam belajar. Dalam strategi pembelajaran kooperatif, guru bukan lagi
berperan sebagai satu-satunya nara sumber dalam PBM, tetapi berperan
14 Ibrahim, (dalam Syaiful Bahri), Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), h.356 15 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada media, 2011), h.243
12
sebagai mediator, stabilisator, dan manajer pembelajaran.16
Sintaks
strategi pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
Tabel 2.1 Sintaks strategi pembelajaran kooperatif17
FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1: Present goals and set
Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan peserta didik
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
mempersiapkan peserta didik siap belajar
Fase 2: Present Information
Menyajikan informasi
Mempresentasikan informasikepada
peserta didik secara verbal
Fase 3: Organize students into
learning teams
Mengorganisir peserta didik
kedalam tim-tim belajar
Memberikan penjelasan kepada peserta
didik tentang tata cara pembentukan tim
belajar dan membantu kelompok
melakukan transisi yang efisien
Fase 4: Assist team work and
study
Membantu kerja tim dan belajar
Membantu tim-tim belajar selama peserta
didik mengerjakan tugasnya
Fase 5: Test on the materials
Mengevaluasi
Menguji pengetahuan peserta didik
mengenal berbagai materi pembelajaran
atau kelompok-kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya
Fase 6 : Provide recognition
Memberikan pengakuan atau
penghargaan
Mempersiapkan cara untuk mengakui
usaha dan prestasi individu maupun
kelompok
Seperti diketahui bahwa tidak ada satu strategi pembelajaran pun yang
paling baik diantara strategi yang lain. Demikian halnya dengan strategi
pembelajaran kooperatif. Ada sejumlah keunggulan dan keterbatasan yang
dimiliknya.
a. Keunggulan strategi pembelajaran kooperatif 18
:
1) Siswa berkelompok sambil belajar mengenai suatu konsep atau
topik dalam suasana yang menyenangkan.
2) Optomalisasi partisipasi siswa
16 Syaiful Bahri, Op.Cit, h.358 17 Agus Suprijono, Op.Cit, h.84 18 Syaiful Bahri, Op.Cit, h.366
13
3) Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk
berbagi dengan pasangan dengan sesama siswa dalam susasana
gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk
mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan
berkomunikasi.
4) Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk
berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan
teratur.
5) Meningkatkan penerimaan.
6) Meningkatkan hubungan positif.
7) Motivasi Instrinsik makin besar.
8) Percaya diri yang tinggi.
9) Perilaku dalam tugas lebih.
10) Sikap yang baik terhadap guru dan sekolah
11) Siswa bertanggung jawab dengan belajarnya
12) Siswa mengartikan “apa yang guru bicarakan” kepada “apa
yang dikatakan siswa” untuk peer mereka
13) Siswa meningkat dalam “kolaborasi kognitif”. Mereka
mengorganisasi pikirannya untuk dijelaskan ide pada teman-
teman sekelas mereka.
b. Keterbatasan strategi pembelajaran kooperatif adalah19
:
1) Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, contohnya,
mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap
kurang memiliki kemampuan.
2) Jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan
dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar
yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami
tidak pernah dicapai oleh siswa.
19 Wina Sanjaya, Op.Cit, h.250
14
4. Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Dalam perkembangannya, pembelajaran kooperatif memiliki
berbagai tipe. Tiap tipe mempunyai perbedaan dalam hakekat
pembelajaran, bentuk kerjasama, peranan dan komunikasi antar peserta
didik, serta peranan guru. Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah
Jigsaw. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini dikembangkan oleh Elliot
Aronson, Slavin, dan Kagan.
Pembelajaran tipe Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.20
Blaney, Stephan, Resenfield, Aronson, dan Sikes menyatakan bahwa
penerapan strategi Jigsaw akan mencipta peserta didik menyenangi teman-
teman antara satu dan lainnya.21
Pembelajaran tipe Jigsaw dikenal juga
dengan pembelajaran kooperatif para ahli. Menurut Arends hubungan
antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai berikut:22
Kelompok Asal
Kelompok Ahli
Gambar 2.1 Ilustrasi Kelompok Jigsaw
20 Isjoni, Cooperativ Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok (Jakarta: Alfhabeta, 2013),
h. 54 21 Blaney, dkk (dalam Martinis Yamin), Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran.
(Jakarta: GP Press Group,2013), h. 91 22 Martinis Yamin, Ibid, h. 93
15
Kunci strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah tiap siswa
bergantung kepada teman satu timnya untuk dapat memberikan informasi
yang diperlukan supaya dapat berkinerja baik pada saat penilaian.23
Stephen, sikes dan Snapp, mengemukakan langkah-langkah
pembelajaran koperatif tipe Jigsaw sebagai berikut24
:
a. Siswa dikelompokkan ke dalam 1 sampai 5 anggota tim;
b. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda;
c. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan;
d. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari
bagian/subbab yang sama bertemu dalam kelompok baru
(kelompok ahli) untuk mendiskusikan subbab mereka;
e. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke
kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka
tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya
mendengarkan dengan seksama;
f. Tiap tim asal mempresentasikan hasil diskusi;
g. Guru memberikan evaluasi
h. Penutup.
Jhonson dan Jhonson melakukan penelitian tentang pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw yang hasilnya menunjukkan bahwa interaksi
kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan
anak.25
Pengaruh positif tersebut adalah:
a. Meningkatkan hasil belajar;
b. Meningkatkan daya ingat;
23 Robert E Slavin. Cooperativ Learning. Teori, Riset, Dan Praktik (Bandung: Nusa
Media.2009), h. 237 24 Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru (Depok:
Rajagrafindo Persada,2013), h.220 25 Rusman, Ibid, h.219
16
c. Dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran tingkat tinggi;
d. Mendorong tumbuhnya motovasi intrinsik (kesadaran individu);
e. Meningkatkan hubungan antarmanusia yang heterogen;
f. Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah;
g. Meningkatkan sikap positif terhadap guru;
h. Meningkatkan harga diri anak;
i. Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif;dan
j. Meningkatkan keterampilan hidup bergotong-royong.
5. Hasil Belajar
Proses kegiatan belajar mengajar tidak lepas dari hasil belajar. Hasil
belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif
maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah
mengikuti proses belajar mengajar26
. Proses adalah kegiatan yang
dilakukan oleh siswa dalam tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya27
. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan
tujuan pendidikan, digunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin
Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotoris.28
Dalam penelitian ini, hasil belajar
yang diukur hanya dalam ranah kognitif, yaitu pada aspek pengetahuan
(C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), dan analisis (C4).
26 Kunandar, Penilaian Autentik Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2013), h. 62 27 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya.
2009), h. 22 28 Nana, Ibid, h.22
17
6. Materi
Dinamika Partikel
a. Hukum Newton
1) Hukum II Newton
Hukum 1 Newton disebut juga hukum kelembaman atau
hukum kemalasan. Benda yang mula-mula diam akan
mempertahankan keadaan diamnya (malas bergerak), dan benda yang
mula-mula bergerak akan mempertahankan keadaaan bergeraknya
(malas berhenti). Sifat benda yang cenderung mempertahankan
keadaan geraknya (diam atau bergerak) disebut sebagai kelembaman
atau inersia (kemalasan).29
Sedangkan ukuran kuantitas kelembaman
suatu benda adalah besaran massa. Makin besar massa benda, makin
besar kelembaman benda (makin sukar digerakkan atau dihentikan).
Bunyi hukum 1 Newton :
“Jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol, maka benda
yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak akan tetap
bergerak dengan
kecepatan tetap”30
∑F = 0
Jadi jika benda tersebut ingin bergerak, harus ada gaya yang mengenai
benda tersebut. Itu juga diajarkan dalam Islam. Untuk membuat suatu
pergerakan, dibutuhkan pula gaya. Dorongan dari diri sendiri atau dari
29
Sri Handayani & Ari Damari, Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X BSE (Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h.77 30 Setya Nurachmandani, Fisika 1 Untuk SMA/MA Kelas X BSE (Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h.82
18
orang lain. Sebagaimana fiman Allah SWT dalam surat Ar-Ra’d ayat
11 yang berbunyi:
لب غس مب ٱللهإن ٱللهمن أمس ۥحفظىنه ۦمن بن ده ومن خلفه معقبج لهۥ
ومب لهم من ۥا فلب مسد لهسىء بقىم ٱللهبقىم حخ غسوا مب بأنفسهم وإذا أزاد
١١من وال دونهۦArtinya : “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka
menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah
keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada
pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan
sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”
2) Hukum II Newton
Hukum II Newton berkaitan dengan hubungan antara percepatan
benda dengan massa dan gaya yang mempengaruhinya. Menurut
Newton percepatan suatu benda di pengaruhi oleh gaya (F) dan massa
(m). Bunyi hukum II Newton sebagai berikut :
“Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada
suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, dan berbanding
terbalik dengan massa benda”31
∑
∑
31 Setya Nurachmandani, Ibid, h.84
19
Berarti, semakin besar gaya yang kita berikan maka pergerakan benda
semakin besar. Begitu juga pergerakan hidup, semakin besar gaya
yang kita berikan pada hidup kita, maka pergerakan dan kemajuan
hidup kita akan lebih cepat. Sebagaimana, firman Allah SWT dalam
surat Al-Jatsiyah ayat 22 yang berbunyi:
٢٢ولخجزي مل نفس بمب مسبج وهم لب ظلمىن ٲلحقب ٱلأزضو ٱلسمىث ٱلله وخلق
Artinya : “Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan
yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang
dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan”
Satuan SI untuk gaya adalah Newton.
Satuan F = (satuan m). (satuan a)
1 N = (1 kg). (1 m/ )
1 N = 1 kg m/
“satu Newton didefinisikan sebagai gaya yang menghasilkan
percepatan 1 m/ ketika gaya ini diberikan pada benda bermassa 1 kg.
3) Hukum III Newton.
Gaya hadir jika sedikitnya ada dua benda yang berinteraksi.
Gaya pertama dapat disebut sebagai aksi dan gaya kedua sebagai
reaksi. Hukum III Newton dapat dinyatakan sebagai berikut :
“Jika benda A mengerjakan gaya pada benda B, benda B akan
mengerjakan gaya pada benda A, yang besarnya sama tetapi arahnya
berlawanan”. Secara matematis, hukum III Newton dinyatakan
sebagai :
20
Berarti gaya yang kita berikan pada benda atau sesuatu akan dibalas
dengan gaya yang sama besar, yang berlawanan arah. Jika kebaikan
merupakan suatu gaya yang kita berikan, dan dibalas dengan
kejahatan, maka kejahatan tersebut merupakan gaya yang sama besar
yang telah kita berikan, namun berlawanan arah dengan kebaikan.
Penjelasan tentang hukum Newton III juga terdapat dalam Al-Qur’an
surat QS. Fushilat: 34-35
أحسن فإذا ٲلخب ٱدفع ٱلسئتولب ٱلحسنتحسخى ولب عدوة ۥبنل وبنه ٱلره
حمم ۥأنهم ٣٤ ول
Artinya : “Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah
(kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang
yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah
menjadi teman yang sangat setia.”
b. Jenis-jenis Gaya
1) Gaya berat
Gaya berat sering disebut juga dengan berat. Massa adalah
banyaknya materi yang dikandung oleh suatu benda. Atau massa
adalah ukuran kelembaman (kemampuan mempertahankan keadaan
gerak) suatu benda. Berat (diberi lambang w dari kata “weight”)
adalah gaya gravitasi Bumi yang bekerja pada suatu benda. Dengan
menggunakan hukum II Newton pada benda jatuh bebas ini diperoleh
hubungan antara berat dan massa.
21
∑
Vektor berat selalu berarah tegak lurus pada permukaan Bumi menuju
ke pusat Bumi. Vektor berat suatu benda di Bumi selalu berarah tegak
lurus ke bawah dimanapun posisi benda diletakkan.
W= mg w=mg w=mg w=mg
Gambar 2.2 : Arah vektor berat selalu tegak lurus kebawah bagaimanapun posisi
benda diletakkan.
2) Gaya Normal
Gaya normal didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada bidang
sentuh antara dua permukaan yang bersentuhan, yang arahnya selalu
tegak lurus pada bidang sentuh.
N N
N
N
Gambar 2.3 : Gaya normal adalah gaya sentuh yang arahnya selalu tegak lurus pada bidang sentuh.
3) Gaya Gesekan
Gaya gesekan termasuk gaya sentuh, yang muncul jika
permukaan dua benda bersentuhan langsung secara fisik. Arah gaya
22
gesekan searah dengan permukaan bidang sentuh dan berlawanan
dengan kecenderungan arah gerak. Gaya gesekan yang dikerjakan
permukaan bidang pada sebuah benda sewaktu benda tidak bergerak
disebut gaya gesekan statis.
4) Gaya Tegangan Tali
Tegangan tali adalah gaya yang bekerja pada ujung-ujung tali
karena tali tersebut tegang, sebagai reaksi dari gaya luar yang bekerja
padanya.. Pada kedua ujung tali yang tegang timbul tegangan tali
(diberi lambang T). Jika tali dianggap ringan (beratnya dapat
diabaikan), gaya tegangan tali pada kedua ujung tali untuk tali yang
sama dianggap sama besar. Pada gambar, A dan B dihubungkan oleh
tali yang sama (sebut tali 1). Tegangan tali pada kedua ujung tali 1
sama besar, yaitu T1. B dan C dihubungkan oleh tali yang sama (sebut
tali 2). Tegangan tali pada kedua ujung tali dua sama besar, yaitu T2.
Tali 1 Tali 2
T1 T1 T2 T2 P
Gambar 2.4 : Tiga benda A, B, dan C dihubungkan oleh dua utas tali. Diujung-
ujung tali 1 muncul tegangan T1 dan diujung-ujung tali 2 muncul T2
5) Gaya Sentripetal
A C B
23
Suatu benda yang bergerak melingkar beraturan
mengalami percepatan sentripetal (diberi lambang ), dan besarnya
dinyatakan oleh :
Percepatan sentripetal disebabkan oleh gaya sentripetal (diberi
lambang ). Sesuai dengan hukum II Newton, hubungan antara
percepatan sentripetal dan gaya sentripetal adalah :
Arah gaya sentripetal tegak lurus terhadap vektor kecepatan, menuju
pusat lingkaran. Gaya sentripetal yang menarik bola menuju ke pusat
lingkaran adalah gaya tegangan tali T.
Asal gaya sentripetal adalah gaya tegangan tali T
Rumus gaya sentripetal
Bola
Jadi,
Gambar 2.4 : Gaya Sentripetal
c. Penerapan Hukum Newton
T
24
1) Gerak benda pada bidang datar
F
θ F cos
θ
a b
Gambar 2. 6 (a) balok pada bidang datar ditarik horizontal. (b) balok pada bidang
datar ditarik dengan membentuk sudut
Sebuah benda yang terletak di atas bidang datar licin ditarik
horizontal dengan gaya F. Benda tersebut bergerak dengan percepatan
a. benda bergerak pada sumbu X (horizontal), maka gaya yang bekerja
pada benda tersebut adalah F = m a.
Jika gaya tarik F membentuk sudut, maka komponen yang
menyebabkan benda bergerak di atas bidang licin adalah komponen
F, yaitu Fx.
, maka
2) Gerak dua benda yang saling bersentuhan
F ma mb
Gambar 2.7 dua benda ma dan mb bersentuhan dan diletakkan pada bidang
datar licin
Persamaannya adalah :
3) Gerak benda pada bidang miring
25
N
mg sin θ
mg cos θ
θ mg
Gambar 2.8 gerak pada bidang miring
Gaya-gaya yang bekerja pada sumbu y :
Gaya-gaya yang bekerja pada sumbu x :
Percepatan benda :
4) Gerak benda yang dihubungkan dengan katrol
T T
a
a mb g
ma g Gambar 2.9 Katro
Tegangan tali benda ma:
27
Tegangan tali benda mb :
Percepatan benda :
( ) ( )
5) Gaya tekan kaki pada lift
N
Gambar 2.10 Lift diam
N a a
Gambar 2.11 Lift Naik Gambar 2.12 Lift turun
6) Gerak benda melingkar
A
27
B
C
D
Gambar 2.13 gerak melingkar vertikal
Pada semua keadaan
berlaku :
Saat benda di posisi A
berlaku :
(
)
Saat beda di posisi B berlaku :
Saat benda di posisi C berlaku :
(
)
Saat benda berada di posisi D
berlaku :
(
)
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Beberapa penelitian yang berhubungan dengan strategi pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw adalah sebagai berikut :
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar
peserta didik yang diberi penerapan Strategi pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw berbasis macromedia flash materi pokok Hukum-hukum Newton
tentang Gerak dan Gravitasi dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional.32
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran
kooerpatif tipe Jigsaw pada materi hakikat Biologi terhadap hasil belajar
biologi siswa kelas X SMA Negeri 1 Rambah Hilir tahun pelajaran
2014/2015.33
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
dapat membantu siswa untuk lebih antusias serta bertanggung jawab
dalam belajar sehingga membantu siswa untuk menyerap materi lebih
baik. Hal ini dapat dilihat pada hasil penelitian yang diperoleh bahwa
pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan pembelajaran
32 Pohan D & Simamora P, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbasis
Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hukum-Hukum Newton (Jurnal
Inpafi) 33
Miftahul Sani,Afifah,Afniyanti, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada
Materi Hakikat Biologi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rambah Hilir Tahun
Pembelajaran 2014/2015 (Jurnal Universitas Pasir Pengaraian)
34
kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dari pemahaman konsep matematis
siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.34
4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui Strategi pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran seni musik pada materi lagu Nusantara di kelasVIII E
SMPN 3 Sidayu Gresik.35
5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar
siswa yang diajarkan dengan Strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw
dengan siswa yang diajarkan dengan Strategi pembelajaran
konvensional.36
C. Kerangka Berfikir
Secara umum hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Fisika
masih dikategorikan rendah. Harus disadari bahwa dewasa ini dalam proses
pembelajaran Fisika, guru hanya menyampaikan produk tanpa memperhatikan
proses kejadian. Hal tersebut berpengaruh aktivitas peserta didik dan hasil
belajar yang akan dicapai.
34Marthina, Gunowibowo, Djalil, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa (Jurnal Pendidikan Matematika Unila) 35
Muhammad Wendy Fathur Rahman, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Seni Musik Pada Materi Lagu Nusantara Kelas VIII E
SMPN 3 Sidayu Gresik (Jurnal Universitas Negeri Surabaya) 36
Fadliyani, Muhibbuddin dan M. Ali Sarong, Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada
Konsep Sistem Pencernaan Makanan Manusia Terhadap Hasil Belajar Siswa Sma Negeri 1Sakti Kabupaten Pidie (Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 1, Ed. April 2014)
35
Pada proses pembelajaran peserta didik akan lebih mudah memahami
materi yang disampaikan, apabila mereka terlibat langsung dalam proses
pembelajaran tersebut. Salah satu cara untuk mengatasi keadaan demikian
adalah pemilihan Strategi dan metode pembelajaran yang dapat meningkatakn
aktivitas dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan
sendiri pengetahuan melalui interaksinya dengan lingkungan dan juga lebih
diarahkan kepada kegiatan yang mendorong peserta didik belajar aktif baik
secara fisik, sosial maupun mental dalam memahami konsep dan memecahkan
masalah.
Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw membuat peserta didik
dapat bekerjasama dalam kelompok. Dengan Strategi pembelajaran ini akan
melatih peserta didik mengembangkan keterampilan sosialnya, menghargai
perbedaan, meningkatkan motivasi, sikap positif, dan mengurangi kecemasan,
serta dapat memecahkan masalah secara bersama-sama, sehingga pada
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Selama Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw peserta didik
dikelompokkan dengan jumlah anggota 4-6 orang dengan kemampuan yang
heterogen. Anggota dari setiap kelompok mempelajari secara singkat materi
yang diberikan oleh guru dalam kelompok asal. Setelah semua anggota dari
kelompok asal mempelajari secara singkat materi yang diberikan oleh guru,
mereka membentuk kelompok ahli dan mendiskusikan materi yang sama
dengan anggota kelompok ahli tersebut. Selanjutnya anggota kelompok ahli
36
kembali ke kelompok asal serta mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru
berupa tugas, dan dituntut untuk memecahkan masalah dari tugas tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah, serta mengacu pada kajian
teoritis yang telah peneliti kemukakan diatas, selanjutnya dapat disusun suatu
kerangka pemikiran guna menghasilkan hipotesis dari 2 variabel yang diteliti,
2 variabel tersebut adalah :
1. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw (X) sebagai
variabel bebas
2. Hasil belajar Fisika peserta didik (Y) sebagai variabel terikat.
Hubungan antara kedua variabel tersebut dapat digambarkan dengan
diagram sebagai berikut :
Keterangan :
X = Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Y = Hasil Belajar Fisika Peserta Didik
D. Hipotesis
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir yang telah
dikemukakan diatas, maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian
ini adalah :
a. Hipotesis Penelitian
X Y
37
Terdapat pengaruh pada strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
terhadap hasil belajar Fisika peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Ngambur
Kabupaten Pesisir Barat.
b. Hipotesis Statistik
, tidak ada pengaruh pada strategi pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw terhadap hasil belajar Fisika peserta didik kelas X SMA Negeri
1 Ngambur Kabupaten Pesisir Barat.
, terdapat pengaruh pada strategi pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw terhadap hasil belajar Fisika peserta didik kelas X SMA Negeri 1
Ngambur Kabupaten Pesisir Barat.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ngambur Kabupaten
Pesisir Barat pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek
yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.37
Populasi
pada penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMA N 1 Ngambur
Kabupaten Pesisir Barat dengan jumlah 152 orang peserta didik.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi.38
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas,
yaitu:
a. Kelas eksperimen, yaitu kelompok siswa yang mendapat pembelajaran
Fisika secara pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Kelas eksperimen
pada penelitian ini adalah kelas X1.
37 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2014), h.61 38 Sugiyono, Ibid, h. 62
b. Kelas kontrol, yaitu kelas siswa yang mendapatkan pembelajaran Fisika
secara konvensional. Kelas kontrol pada penelitian ini adalah kelas X3.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Cluster Sampling. Cluster sampling merupakan teknik memilih
sampel lainnya dengan menggunakan prinsip probabilitas.39
Memilih sampel dengan menggunakan teknik ini mempunyai beberapa
langkah sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi populasi yang hendak digunakan
2) Menentukan besar sampel yang di inginkan
3) Menentukan dasar logika untuk menentukan klaster.
4) Memperkirakan jumlah rata-rata subjek yang ada pada setiap
klaster.
5) Membagi antara jumlah sampel dengan jumlah klaster yang ada.
6) Secara random, memilih anggota sampel yang diinginkan untuk
setiap klaster.
7) Jumlah sampel adalah, jumlah klaster dikalikan jumlah anggota
populasi per klaster.
C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.
Penelitian ekseprimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
39 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 61
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan40
. Dalam penelitian ini, desain eksperimen
yang digunakan adalah Quasi Eksperiment Design. Desain ini mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain
quasi eksperimen yang digunakan adalah Non Randomized Control Group
Pretest-Posttest Design. Pada design ini terdapat pretest dan post test untuk
kelompok eksperimen dan kontrol.
Tabel 3.1
non-Randomized Control Group Pretest and Postest Design.41
Keterangan :
: Prestest ( tes awal sebelum proses belajar mengajar dimulai dan belum
diberikan perlakuan)
: Posttest ( tes akhir setelah proses belajar mengajar berlangsung dan
diberikan perlakuan)
: Pemberian proses belajar mengajar untuk kelompok eksperimen yang
dikenai perlakuan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
40 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 107 41 Sukardi, Opcit, h.186
Kelompok Tes Awal Perlakuan (x) Tes Akhir
Eksperimen X
Kontrol -
: Proses belajar mengajar untuk kelompok kotrol dengan pembelajaran
konvesional.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang diteliti oleh seseorang peneliti,
jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi kemudian tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulanya.42
Dalam hal ini penulis mendefinisikan operasional variabel:
1. Variabel Independent (Variabel penyebab atau variabel bebas)
Variable independent atau variabel bebas dalam penelitian ini
adalah Pengaruh strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw (X).
2. Variabel Dependent (Variabel Terikat)
Variabel dependent atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah
hasil belajar Fisika peserta didik (Y). Dimana variabel independent
atau variabel bebas dapat mempengaruhi variabel dependent atau
variabel terikat.
(Gambar 3.1. Pengaruh variable X terhadap Y)
Keterangan : X = Pengaruh strategi pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw
42 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta. 2013), h. 38
X Y
Y = Hasil belajar Fisika peserta didik.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Tes
Tes ialah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok
murid43
. Nilai pretest diambil sebelum pembelajaran baik pada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol, sedangkan nilai post tes diambil
setelah pembelajaran baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal pilihan ganda.
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data Tes
Sumber data Jenis data Teknik
Pengumpulan data
Instrumen
Kelas
Eksperimen &
Kelas Kontrol
Hasil belajar siswa sebelum diterapkan strategi
pembelajaran kooperatif dan konvensional
Pretest Butir pilihan
ganda
Kelas
Eksperimen &
Kelas Kontrol
Hasil belajar siswa sesudah diterapkan strategi pembelajaran kooperatif dan konvensional
Post test Butir pilihan
ganda
43 Muchtar Bukhori, (dalam Suharsimi A), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2
(Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 46
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mengambil data berbentuk
tulisan, nama siswa, gambar kegiatan, dan lain sebagainya yang berkaitan
dengan pembahasan peneliti.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, instrumen tes.
Intrumen tes yang digunakan adalah tes hasil belajar. Tes hasil belajar
kadang-kadang disebut juga tes prestasi belajar, mengukur hasil-hasil belajar
yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu44
. Instrumen tes hasil belajar
berupa pilihan ganda.. Tes dilakukan sebelum pembelajaran (prestest) dan
sesudah pembelajaran (post test). Skor yang digunakan dalam pilhan ganda
adalah bernilai satu (1) untuk jawaban yang benar, dan bernilai nol (0) untuk
jawaban yang salah.
G. Uji Coba Instrumen
Sebelum soal digunakan untuk memperoleh data hasil belajar Fisika
peserta didik pada penelitian ini, terlebih dahulu soal diuji cobakan untuk
mengetahui validitas, reabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran, serta
kualitas pengecoh. Uji coba soal yang dilaksanakan dikelas XI IPA di SMA
44 Nana Syaodih S, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2013), h.223
Negeri 1 Ngambur sebanyak 30 peserta didik. Soal yang di ujikan sebanyak
25 soal dengan empat alternatif jawaban pada setiap butir soal (multiple
choice).
1. Validitas Instrumen
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid.45
Validitas tes yang digunakan
adalah validitas butir soal dengan cara membandingkan skor siswa untuk
tiap butir soal dengan skor total. Perhitungan validitas butir soal dengan
korelasi “pearson product moment”46
sebagai berikut :
(∑ ) (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) + * ∑ (∑ ) +
Dimana :
= koefisien korelasi suatu butir/item
n = jumlah subyek; x = skor suatu butir/item
y = skor total
√
√
Nilai t kemudian dikonsultasikan dengan t-tabel (t-kritis). Bila t-hitung
dari rumus diatas lebih besar dari t-tabel, maka butir tersebut valid, dan
sebaliknya. Pada penelitian ini, soal yang akan digunakan adalah soal
45 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Op.Cit, h. 173 46Riduwan & Sunarto,Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, ekonomi,
Kominikasi, dan Bisnis (Bandung: Alfabeta, 2013), h.80
yang valid. Berdasarkan hasil perhitungan validitas terhadap 30 soal uji
coba, semua soal dinyatakan valid, kecuali soal nomor 22, 24, 27, 28, 30.
Perhitungan validitas butir soal pada penelitian ini menggunakan program
Anates 4.0 (Lampiran 3). Berikut hasil perhitungan validitas butir soal
yang telah di uji coba.
Tabel 3.3 Validitas Butir Soal
No Butir Soal Korelasi Keterangan
1 0,386 Valid
2 0,480 Valid
3 0,492 Valid
4 0,437 Valid
5 0,421 Valid
6 0,525 Valid
7 0,354 Valid
8 0,480 Valid
9 0,413 Valid
10 0,499 Valid
11 0,468 Valid
12 0,610 Valid
13 0,399 Valid
14 0,481 Valid
15 0,691 Valid
16 0,698 Valid
17 0,698 Valid
18 0,743 Valid
19 0,593 Valid
20 0,602 Valid
21 0,454 Valid
22 0,216 Tidak Valid
23 0,531 Valid
24 0,073 Tidak Valid
25 0,698 Valid
26 0,698 Valid
27 0,100 Tidak Valid
28 0,150 Tidak Valid
29 0,530 Valid
30 0,045 Tidak Valid
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat
evaluasi. Suatu alat evaluasi atau tes dikatakan reliabel jika, tes tersebut
dapat dipercaya, konsisten, atau stabil produktif. Teknik yang digunakan
dalam menentukan reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus “Spearman-Brown”47
. Dengan rumus sebagai
berikut:
Dimana :
reliabilitas internal seluruh instrumen
korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
Dengan kualifikasi koefisien reliabilitas sebagai berikut :
Tabel 3.4 Kualifikasi Koefisien Reliabilitas48
Koefisien Reliabilitas (r) Interpretasi
47Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), h
.216 48Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 257
0,00 ≤ r < 0,20 Sangat Rendah
0,20 ≤ r < 0,40 Rendah
0,40 ≤ r < 0,60 Cukup
0,60 ≤ r < 0,80 Tinggi
0,80 ≤ r ≤ 1,00 Sangat Tinggi
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas terhadap 30 soal uji coba,
diperoleh nilai reliabilitas (r) tes sebesar 0,94. Perhitungan reliabilitas
pada penelitian ini menggunakan program Anates 4.0 (Lampiran 3.1).
Berdasarkan kualifikasi reliabilitas tes, jika 0,80 ≤ r ≤ 1,00, maka
reliabilitas tes instrumen sangat tinggi. Dengan demikian, reliabilitas pada
instrumen tes yang telah di uji coba dapat disimpulkan mempunyai
interpretasi sangat tinggi.
3. Tingkat Kesukaran
Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar
derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran
seimbang (proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut
baik.49
Oleh karena itu soal yang dibuat untuk mengukur tes hasil belajar
sebaiknya adalah soal yang dapat menjangkau semua kemampuan siswa.
Untuk mengetahui tingkat kesukaran yang dibuat, sebaiknya pembuat soal
49 Zainal Arifin, Ibid, h.266
harus melakukan perhitungan tingkat kesukaran soal. Adapun perhitungan
tingkat kesukaran soal menggunakan rumus berikut50
:
Dimana :
= banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar
= banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar
= jumlah siswa kelompok atas
Interprestasi mengenai tingkat kesukaran yang diperoleh menggunakan
tabel klasifikasi berikut :
Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal51
Tingkat Kesukaran Klasifikasi
0,00-0,15 Sangat Sukar
0.15-0,30 Sukar
0,30-0,70 Sedang
0,70-0,85 Mudah
0,85-1,00 Sangat Mudah
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran terhadap 30
soal uji coba, diperoleh 1 soal sangat mudah, 5 soal mudah, 12 soal
sedang, 6 soal sukar, dan 6 soal sangat sukar. Perhitungan tingkat
kesukaran pada penelitian ini menggunakan program Anates 4.0
50 Rostina Sundayana, Statistika Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta), h.76 51 Arikunto (Dalam Lian G. Otaya), “Analisis Kualitas Butir Soal Pilihan Ganda Menurut
Teori Tes KlasikDengan Menggunakan Program Iteman”, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 02 Nomor 2 Agustus 2014
(Lampiran 3.2). Berikut hasil perhitungan tingkat kesukaran soal pada
instrumen setelah di uji coba.
Tabel 3.6 Tingkat kesukaran butir soal
No Butir Soal Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Keterangan
1 26 86,67 Sangat Mudah
2 22 73,33 Mudah
3 22 73,33 Mudah
4 14 46,67 Sedang
5 23 76,67 Mudah
6 21 70 Sedang
7 22 73,33 Mudah
No Butir Soal Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Keterangan
8 19 63,33 Sedang
9 17 56,67 Sedang
10 24 80 Mudah
11 15 50 Sedang
12 18 60 Sedang
13 19 63,33 Sedang
14 17 56,67 Sedang
15 15 50 Sedang
16 12 40 Sedang
17 12 40 Sedang
18 8 26,67 Sukar
19 9 30 Sukar
20 16 53,33 Sedang
21 5 16,67 Sukar
22 9 30 Sukar
23 1 10 Sangat Sukar
24 4 13,33 Sangat Sukar
25 1 10 Sangat Sukar
26 1 10 Sangat Sukar
27 9 20 Sukar
28 2 6,67 Sangat Sukar
29 2 6,67 Sangat Sukar
30 6 20 Sukar
4. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda adalah mengkaji butir-butir soal dengan tujuan
untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang
tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong
kurang atau lemah prestasinya52
. Artinya, apabila soal tersebut diberikan
kepada anak yang mampu, hasilnya menunjukkan prestasi yang tinggi ;
dan bila diberikan kepada siswa yang lemah, hasilnya rendah.
Tes dikatakan tidak memilii daya pembeda apabila tes tersebut, jika di
ujikan kepada anak berprestasi tinggi, hasilnya rendah, dtetapi bila
diberikan kepada anak yang lemah hasil nya tinggi. Untuk mengetahui
daya pembeda instrumen tes adalah dengan menggunakan rumus
berikut53
:
Dengan klasfikasi daya pembeda sebagai berikut :
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda54
52 Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009), h.141 53 Rostina Sundayana, Op.Cit. h,76 54 Suwarto, “Tingkat Kesulitan, Daya Beda, dan Reliabilitas Tes Menurut Teori Tes Klasik”,
Jurnal Pendidikan, Jilid 16, Nomor 2,Juli 2007
Daya Pembeda Klasifikasi
0 - 0,20 Item soal memiliki daya pembeda lemah
0,20 - 0,40 Item soal memiliki daya pembeda sedang
0,41 - 0,70 Item soal memiliki daya pembeda baik
0.71 - 1,00 Item soal memiliki daya pembeda sangat baik
Bertanda negatif Item soal memiliki daya pembeda sangat lemah
Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda terhadap 30 soal uji
coba, diperoleh 1 soal dengan daya pembeda sangat lemah, 4 soal dengan
daya pembeda lemah, 8 soal dengan daya pembeda sedang, 10 soal dengan
daya pembeda baik, dan 7 soal dengan daya pembeda sangat baik.
Perhitungan daya pembeda pada penelitian ini menggunakan program
Anates 4.0 (Lampiran 3.3). Berikut hasil perhitungan daya pembeda item
soal pada instrumen setelah di uji coba.
Tabel 3.8 Daya Pembeda Butir Soal
No Butir Soal Indeks DP (%) Keterangan
1 37,5 Daya pembeda item soal sedang
2 62,5 Daya pembeda item soal baik
3 62,5 Daya pembeda item soal baik
4 62,5 Daya pembeda item soal baik
5 50 Daya pembeda item soal baik
6 62,5 Daya pembeda item soal baik
7 37,5 Daya pembeda item soal sedang
8 50 Daya pembeda item soal baik
9 37,5 Daya pembeda item soal sedang
10 62,5 Daya pembeda item soal baik
11 87,5 Daya pembeda item soal sangat baik
12 87,5 Daya pembeda item soal sangat baik
13 50 Daya pembeda item soal baik
14 62,5 Daya pembeda item soal baik
15 100 Daya pembeda item soal sangat baik
16 87,5 Daya pembeda item soal sangat baik
17 87,5 Daya pembeda item soal sangat baik
18 75 Daya pembeda item soal sangat baik
19 50 Daya pembeda item soal baik
20 75 Daya pembeda item soal sangat baik
21 25 Daya pembeda item soal sedang
22 12,5 Daya pembeda item soal lemah
23 25 Daya pembeda item soal sedang
24 0 Daya pembeda item soal lemah
25 37,5 Daya pembeda item soal sedang
26 37,5 Daya pembeda item soal sedang
27 0 Daya pembeda item soal lemah
28 0 Daya pembeda item soal lemah
29 25 Daya pembeda item soal sedang
30 -12,5 Daya pembeda item soal sangat lemah
5. Kualitas Pengecoh
Pada soal bentuk pilihan ganda ada alternatif jawaban (opsi) yang
merupakan pengecoh. Butir soal yang baik, pengecohnya akan dipilih
secara merata oleh peserta didik yang menjawab salah. Sebaliknya, butir
soal yang kurang baik, pengecohnya akan dipilih secara tidak merata.
Indeks pengecoh dihitung dengan rumus55
:
IP = P x 100%
(N - B) (n - 1)
IP = indeks pengecoh
P = jumlah peserta didik yang memilih pengecoh
N = jumlah peserta didik yang ikut tes
B = jumlah peserta didik yang menjawab benar pada setiap soal
55 Zainal Arifin, Op.Cit. h,279
n = jumlah alternatif jawaban
1 = bilangan tetap
Berdasarkan hasil perhitungan kualitas pengecoh terhadap 25 soal
uji coba, diperoleh hasil pengecoh dari setiap soal berfungsi dengan
indeks pengecoh tergolong baik dan sangat baik. Perhitungan kualitas
pengecoh pada penelitian ini menggunakan program Anates 4.0 (Lampiran
3.4). Berikut hasil perhitungan kualitas pengecoh soal pada instrumen
setelah di uji coba.
Tabel 3.9 Kualitas Pengecoh
No Butir Soal a B c d
1 1+ 26** 1+ 2+
2 2+ 2+ 2** 4+
3 3++ 22** 3++ 2+
4 5++ 5++ 14** 6++
No Butir Soal a B c d
5 23** 2++ 2++ 3+
6 21** 3++ 3++ 3++
7 22** 2+ 3++ 3++
8 3++ 4++ 19** 4++
9 5++ 6++ 17** 4++
10 23** 2++ 2++ 3+
11 5++ 6++ 15** 4++
12 5++ 4++ 18** 3+
13 3++ 5+ 3++ 19**
14 17** 6+ 3+ 4++
15 5++ 5++ 15** 5++
16 12** 9+ 5++ 4+
17 8+ 5++ 5++ 12**
18 8++ 10+ 4+ 8**
19 5+ 10+ 9** 6++
20 4++ 16** 5++ 5++
21 7++ 5** 10++ 8++
22 10+ 9** 6+ 5+
23 10++ 3** 9++ 8+
24 9++ 4** 10++ 7++
25 5+ 11++ 3** 11++
26 10++ 10++ 3** 7++
27 8++ 7++ 9++ 6**
28 10++ 2** 9++ 9++
29 12+ 2** 11++ 5+
30 6** 7++ 9++ 8++
Keterangan:
** : Kunci Jawaban ++ : Sangat Baik
+ : Baik - : Kurang Baik
-- : Buruk --- : Sangat Buruk
6. Kesimpulan Butir Soal
Untuk memperoleh instrumen tes yang baik, telah dilakukan uji coba
tes yang terdiri dari 30 soal plihan ganda. Instrumen yang dinyatakan baik
apabila instrumen tersebut valid, reliabel, memiliki tingkat kesukaran
seimbang (proporsional), daya pembeda baik, dan kualitas pengecoh baik.
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis uji validitas, tingkat kesukaran,
daya beda, dan kualitas pengecoh dapat dirangkum dal tabel berikut :
Tabel 3.10
Pengambilan Kesimpulan Butir Soal Hasil Belajar
No
Soal
Validitas Tingkat
kesukaran
Daya pembeda Kualitas
pengecoh
Kesimpulan
1 Valid Sangat Mudah Sedang Baik Diterima
2 Valid Mudah Baik Baik Diterima
3 Valid Mudah Baik Baik Diterima
4 Valid Sedang Baik Baik Diterima
5 Valid Mudah Baik Baik Diterima
6 Valid Sedang Baik Baik Diterima
7 Valid Mudah Sedang Baik Diterima
8 Valid Sedang Baik Baik Diterima
9 Valid Sedang Sedang Baik Diterima
10 Valid Mudah Baik Baik Diterima
11 Valid Sedang Baik Baik Diterima
12 Valid Sedang Baik Baik Diterima
13 Valid Sedang Baik Baik Diterima
14 Valid Sedang Baik Baik Diterima
15 Valid Sedang Baik Baik Diterima
16 Valid Sedang Baik Baik Diterima
17 Valid Sedang Baik Baik Diterima
18 Valid Sedang Baik Baik Diterima
19 Valid Sukar Baik Baik Diterima
20 Valid Sukar Baik Baik Diterima
21 Valid Sedang Sedang Baik Diterima
22 Tidak Valid Sukar Lemah Baik Ditolak
23 Valid Sukar Sedang Baik Diterima
24 Tidak Valid Sangat Sukar Lemah Baik Ditolak
25 Valid Sangat Sukar Sedang Baik Diterima
No
Soal
Validitas Tingkat
kesukaran
Daya pembeda Kualitas
pengecoh
Kesimpulan
26 Valid Sangat Sukar Sedang Baik Diterima
27 Tidak Valid Sangat Sukar Lemah Baik Ditolak
28 Tidak Valid Sukar Lemah Baik Ditolak
29 Valid Sangat Sukar Sedang Baik Diterima
30 Tidak Valid Sangat Sukar Sangat Lemah Baik Ditolak
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Analisis Prasyarat
Sebelum menguji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat,
yaitu :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Lilliefors. Pada
metode Lilliefors setiap data x diubah menjadi bilangan baku z, dengan
rumus56
:
Langkah-langkah Uji Lilliefors :
1) Menghitung nilai rata-rata dan simpangan bakunya;
2) Susunlah data dari yang terkecil sampai data terbesar pada tabel;
3) Mengubah nilai x pada nilai z, dengan rumus ;
4) Menghitung luas z dengan menggunakan tabel z ;
5) Menentukan nilai proporsi data yang lebih kecil atau sama dengan
data tersebut ;
6) Menghitung selisih luas z dengan nilai proporsi ;
7) Menentukan luas maksimum (Lmaks) ;
8) Menentukan luas tabel Lilliefors (Ltabel) ; Ltabel = Lα(n-1)
9) Kriteria kenormalan : jika L maks ≤ Ltabel maka data berdistribusi
normal.
Hipotesis
56
Rostina Sundayana, Op.Cit, h. 83
H0 : sampel berdistribusi normal
H1 : sampel tidak berdistribusi normal
Kriteria kenormalan :
Jika Lmaks ≤ Ltabel, maka sampel berdistribusi normal
b. Uji Homogenitas
Setelah uji normalitas, dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dua
varians digunakan untuk menguji apakah kedua data tersebut homogen.
Langkah-langkah uji homogrnitas dua varians sebagai berikut57
:
1) Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya :
H0 : kedua varians homogen (v1 = v2 )
H1 : kedua varians tidak homogen (v1 ≠ v2 )
2) Menentukan nilai Fhitung dengan rumus :
( )
( )
3) Menentukan nilai Ftabel dengan rumus :
Ftabel = Fα (dk nvarians besar, -1/ dk nvarians kecil -1)
4) Kriteria uji : jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima (varians
homogen)
2. Uji Hipotesis
57 Rostina Sundayana, Ibid, h. 144
Untuk menguji hipotesis digunakan uji t. Langkah-langkah uji t sebagai
berikut :
a. Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya ;
b. Menentukan nilai thitung dihitung dengan rumus 58
:
√ (
√
) ( √
)
c. Menentukan nilai ttabel = tα (dk = n1 + n2 – 2)
d. Kreteria pengujian hipotesis :
Jika –ttabel < thitung < ttabel, maka H0 diterima
3. Effect Size
Untuk mengetahui besarnya efektivitas strategi pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil belajar fisika peserta didik adalah
58 Riduwan & Sunarto, Op.Cit, h. 126
dengan kriteria cohen dalam hake dengan rumus effect size.59
Rumus yang
digunakan yaitu:60
,(
) - ⁄
Keterangan:
d = effect size
mA = nilai rata-rata kelas eksperimen
mB = nilai rata-rata kelas kontrol
sdA = standar deviasi kelas eksperimen
sdB = standar deviasi kelas control
Kriteria besar kecilnya effect size diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 3.1161
Kategori Effect Size
Effect Size Kategori
d < 0,2 Kecil
0,2 < d < 0,8 Sedang
d > 0,8 Tinggi
59 Festi Arista, Marzuki, Hery Kresnadi, ”Dampak Pembelajaran Tematik Terhadap Perolehan
Belajar Peserta Didik Di Sekolah Dasar” Jurnal Pendidikan Dan Pembeajaran FKIP Untan Vol. 3 No.
8 (2014), h. 5. 60 Richard R. Hake, “Relationship of Individual Student Normalized Learning Gains in
Mechanics with Gender, High-School Physich, and Pretest Scores on Mathematics and Spatial
Visualization” Journal International Indiana University Vol. 1 No. 1 (2002), h.3. 61 Erpina. Maridjo Abdul Hasjimy, Asmayani Salimi, “ Pengaruh Kooperatif Teknik Talking
Stick Terhadap Hasil Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD” Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Vol. 3 No. 9 2014, h. 13
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest
Berdasarkan hasil perhitungan Pretest dan Posttest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yang terdiri dari 60 siswa, diperoleh
rekapitulasi data sebagai berikut :
Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
No Distribusi
Frekuensi
Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
1 Nilai Tertinggi 68 60 100 80
2 Nilai Terendah 24 24 48 28
3 Mean 43,5 42,14 71,37 54,42
4 Median 44 40 72 56
5 Standar
Deviasi
10,54 8,54 13,17 14,12
Selain dalam bentuk tabel, untuk lebih jelasnya rekapitulasi data
pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam
bentuk grafik berikut :
Gambar 4.1 Rekapitulasi data pretest dan posttest kelas Eksperimen
dan kelas kontrol
0
50
100
150
Nilai Tertinggi Nilai Terendah Mean Median Standar Deviasi
Rekapitulasi Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Pretest Pretest Posttest Posttest
Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1, terlihat bahwa nilai tertinggi
yang diperoleh siswa kelas eksperimen adalah 60 dan nilai terendah
adalah 24, sedangkan pada kelas kontrol nilai tertinggi adalah 60 dan nilai
terendah adalah 24. Nilai rata-rata (mean) tidak berbeda jauh antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol, yaitu 43,5 dan 42,14. Selanjutnya, nilai
tengah (median) kelas eksperimen adalah 44 dan kelas kontrol adalah 40.
Kemudian standar deviasi kelas eksperimen yaitu 10,54 dan kelas kontrol
8,54.
Tabel 4.1 dan gambar 4.1 juga memperlihatkan hasil posttes dengan
nilai tertinggi yang diperoleh kelas eksperimen adalah 100, dan nilai
terendah adalah 48. Sedangkan, nilai tertinggi yang diperoleh kelas
kontrol adalah 80, dan nilai terendah adalah 28. Nilai rata (mean) pada
kelas eksperimen sedikit berbeda dengan kelas kontrol, yaitu 71,37 untuk
kelas eksperimen dan 54,42 untuk kelas kontrol. Selanjutnya, nilai tengah
(median) kelas eksperimen 72, dan kelas kontrol 56. Kemudian untuk
standar deviasi, kelas eksperimen 13,17 dan kelas kontrol 14,12.
Setelah melakukan penelitian terhadap kelas eksperimen dengan
memberikan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan kelas
kontrol dengan pembelajaran konvensional, dengan diperoleh data
tersebut memberikan gambaran bahwa terjadi perubahan nilai terhadap
kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Perubahan nilai yang terbesar
terjadi pada kelas eksperimen yaitu 43,5 menjadi 71,37, sedangkan pada
kelas kontrol perubahan nilai dari 42,14 menjadi 54,42. Dengan
demikian, rata-rata nilai (mean) siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan rata-rata (mean) siswa pada kelas kontrol.
B. Hasil Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis Data
Uji normalitas dan homogenitas digunakan untuk mengetahui
apakah data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai varians
yang homogen. Adapun hasil yang didapat setelah dilakukan pengujian
prasyarat analisis data adalah sebagai berikut :
a. Uji Normalitas Pretest dan Posttest
Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov pada program SPSS 18.0. Uji
Kolmogorov-Smirnov digunakan karena n < 50 buah. Perhitungan
lengkap uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 2. Hasil
perhitungan uji normalitas dengan taraf kepercayaan 95% (α = 0,05)
untuk data pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol ialah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Statistik Eksperimen Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
Sig. 0,075 0,069 0,102 0,099
Uji Kolmogorov-
Smirnov
Sig.≥0,05 Sig.≥0,05 Sig.≥0,05 Sig.≥0,05
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal
Berdasarkan tabel 4.2, terlihat bahwa keempat data
terdistribusi normal. Nilai Sig. data pretest untuk kelas eksperimen
sebesar 0,075, sedangkan nilai Sig. posttest pada kelas eksperimen
sebesar 0,069. Terlihat bahwa pada kelas eksperimen data pretest
0,075 > 0,05 dan posttest 0,069 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
data pretest pada kelas eksperimen terdistribusi normal, dan data
posttest pada kelas eksperimen terdistribusi normal. Nilai Sig. data
pretest untuk kelas kontrol sebesar 0,102, sedangkan nilai Sig.
posttest pada kelas kontrol sebesar 0,099. Terlihat bahwa pada kelas
kontrol data pretest 0,102 > 0,05 dan posttest 0,099 > 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa data pretest pada kelas kontrol terdistribusi
normal, dan data posttest pada kelas kontrol terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Pretest dan Posttest
Dalam penelitian ini nilai homogenitas didapat dengan
menggunakan uji Levene’s pada SPSS 18. Perhitungan secara
lengkap untuk uji homogenitas kedua kelas dapat dilihat pada
lampiran 2.1. Berikut adalah rekapitulasi hasil uji homogenitas pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.3 Uji Homogenitas Pretest Dan Posttest
Statistik Pretest Kelas
Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Posttest Kelas
Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Sig. 0,344 0,495
Uji Levene’s Sig. ≥ 0,05 Sig. ≥ 0,05
Kesimpulan Homogen Homogen
Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa nilai Sig. pada pretest
untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,344 yang
artinya 0,344 > 0,05. Sesuai dengan kriteria uji, jika nilai Sig. ≥
0,05 maka sampel mempunyai varians yang homogen. Perolehan
nilai ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen maupun kelas
kontrol berasal dari populasi homogen. Selanjutnya, nilai Sig. pada
posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,495
yang artinya, 0,495> 0,05. Sesuai dengan kriteria uji, jika nilai Sig.
≥ 0,05 maka sampel mempunyai varians yang homogen. Karena
antara data pretest dan posttest menunjukkan hasil yang tidak jauh
berbeda, maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan
kelas kontrol memiliki varians yang homogen.
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis parametrik yaitu dengan menggunakan uji
Indepedent-Sample T Test pada program SPSS 18.0. Output uji
Independent-Sample T Test untuk data pretest dan posttest secara lengkap
dapat dilihat pada lampiran 2.2. Berikut adalah tabel hasil uji hipotesis
data pretest dan posttest menggunakan Independent-Sample T Test.
Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
dan Kontrol
Uji Hipotesis
Independent-Sample
T Test
Pretest Posttest
Kriteria Sig.(2-tailed) ≥ 0,05 Sig.(2-tailed) ≥ 0,05
Sig.(2-tailed) 0,589 0,000
Keputusan Ho diterima Ha diterima
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa untuk data pretest diperoleh Sig.(2-
tailed) sebesar 0,589. Nilai Sig.(2-tailed) > 0,005 artinya nilai rata-rata
pretest kelas eksperimen sama dengan nilai rata-rata pretest kelas kontrol.
Untuk data posttest diperoleh nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,000. Nilai
Sig.(2-tailed) < 0,05, artinya nilai rata-rata posttest kelas eksperimen tidak
sama dengan nilai rata-rata posttest kelas kontrol. Jadi dapat disimpulkan,
bahwa terdapat pengaruh pada strategi pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw terhadap hasil belajar Fisika peserta didik.
3. Effect Size
Effect size merupakan ukuran mengenai signifikansi praktis hasil
penelitian yang berupa ukuran besarnya korelasi atau perbedaan, atau efek
dari suatu variabel pada variabel lain.62
Untuk mengetahui besarnya
pengaruh strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil
belajar Fisika peserta didik digunakan rumus Effect Size, dengan hasil
perhitungan pada lampiran 2.3 yang dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Hasil Effect Size
Kelas Mean Standar
deviasi Effect Size Keterangan
Eksperimen 71,37 13,17 1,24 Tinggi
Kontrol 54,43 14,12
C. Pembahasan
Hasil analisis data uji hipotesis sebelum diberikan perlakuan (pretest) antara
kelas eksperimen dengan kelas kontrol diperoleh nilai Sig (2-tailed)> 0,589
yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretest kelas eksperimen sama
dengan nilai rata-rata pretest kelas kontrol, atau tidak ada perbedaan
kemampuan awal pada kedua kelas tersebut. Dengan demikian, dapat
diasumsikan bahwa sebelum diberikan perlakuan pembelajaran kedua kelas
memiliki kemampuan yang sama berdasarkan uji statistik. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan rata-rata nilai (mean) pretest kelas eksperimen yaitu
sebesar 43,5 yang tidak jauh berbeda dengan rata-rata nilai kelas kontrol yaitu
sebesar 42,14. Dengan demikian, pengujian untuk melihat pengaruh strategi
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil belajar Fisika peserta didik
didasarkan pada tes akhir (posttest) kedua kelas.
Hasil uji hipotesis pada posttest menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil
belajar Fisika antara kelas eksperimen yang menggunakan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan kelas kontrol yang menggunakan
pembelajaran konvensional. Nilai rata-rata (mean) posttest kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean) posttest kelas kontrol,
terdapat selisih sebesar 16,95. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari hasil
perhitungan uji Independent-Sample T Test pada hasil akhir (posttest) dengan
taraf signifikan 5% (α = 0,05) dan tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan
62 Arifah & Bambang W, “Meta-Analityc Structural Equation Modeling (MASEM) Pada Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Dipulau Jawa” Prosiding Seminar Nasioanl Matemaitka,
Universitas Jember, 1 Nov 2014
analisis, nilai Sig.(2-tailed) 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa nilai rata-rata
(mean) hasil belajar (posttest) kelas eksperimen tidak sama dengan nilai rata-
rata (mean) posttest kelas kontrol, dengan ini membuktikan bahwa srategi
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan pengaruh pada hasil belajar
Fisika peserta didik. Menurut Miftahul Sani pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw melibatkan aktivitas seluruh siswa, bertanggung jawab atas materinya
masing-masing, karena seluruh siswa memiliki tugas masing-masing sehingga
siswa lebih aktif dan tidak bosan dalam proses pembelajaran. Siswa dalam
kelompoknya saling membantu dan bekerja sama untuk mencari tugas/soal
yang diberikan sehingga siswa yang kemampuan rendah juga bisa terbantu
oleh siswa yang pintar. Sedangkan pembelajaran konvensional siswa hanya
mendengarkan guru menjelaskan materi pelajaran, sehingga siswa bosan dan
tidak aktif.63
Pembelajaran dengan menggunakan strategi kooperatif tipe Jigsaw dapat
membantu peserta didik dalam menguasai setiap subbab materi yang
dipelajari. Hal ini sejalan dengan pendapat Arends, bahwa pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran yang terdiri dari
beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas
penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut
kepada anggota lain.64
Jhonson dan Jhonson melakukan penelitian tentang
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang hasilnya menunjukkan bahwa
interaksi kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap
perkembangan anak. Salah satu pengaruh positifnya adalah meningkatkan
hasil belajar dan meningkatkan daya ingat65
. Peningkatan hasil belajar pada
kelas eksperimen yang diberlakukan strategi pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw terlihat dari meningkatnya hasil posttest yang dicapai.
Sebelum diberi perlakuan terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol hasil
pretest menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang terlalu tinggi pada nilai
rata-rata (mean) kedua kelas, dengan selisih 1,36. Yang artinya kemampuan
kognitif peserta didik kedua kelas tidak jauh berbeda. Persentase kemampuan
kognitif peserta didik kelas eksperimen pada aspek mengingat (C1) adalah
sebesar 68,75%, memahami (C2) sebesar 75%, menerapkan (C3) sebesar
62,5%, dan menganalisis sebesar (C4) 50%. Sedangkan pada kelas kontrol,
kemampuan kognitif peserta didik pada aspek mengingat (C1) adalah sebesar
67,85%, memahami (C2) sebesar 64,28%, menerapkan (C3) sebesar 60,71%,
63 Miftahul Sani, Afifah, Afniyanti, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Materi
Hakikat Biologi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rambah Hilir Tahun
Pembelajaran 2014/2015, Jurnal Universitas Pasir Pengaraian. 64
Arends (dalam Martinis Yamin), Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran . (Jakarta : GP
Press Group, 2013), h.90 65 Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. (Depok :
Rajagrafindo Persada, 2013), h.219
dan menganalisis sebesar (C4) 53,57%. Persentase pretest kemampuan
kognitif setiap aspek dapat dilihat pada grafik berikut.
Gambar 4.2 Persentase Hasil Belajar Fisika materi Dinamika Partikel
(pretest)
Setelah diberi perlakuan terhadap kelas eksperimen dengan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan kelas kontrol dengan pembelajaran
konvensional, hasil posttest menunjukkan terdapat perbedaan yang cukup
tinggi pada nilai rata-rata (mean) kedua kelas, dengan selisih 16,95. Dengan
persentase kemampuan kognitif peserta didik kelas eksperimen pada aspek
mengingat (C1) adalah sebesar 93,75%, memahami (C2) sebesar 90,62%,
menerapkan (C3) sebesar 84,37%, dan menganalisis (C4) sebesar 81,25%.
Sedangkan pada kelas kontrol, kemampuan kognitif peserta didik pada aspek
mengingat (C1) adalah sebesar 89,28%, memahami (C2) sebesar 85,71%,
menerapkan (C3) sebesar 75%, dan menganalisis (C4) sebesar 67,85%.
Persentase posttest kemampuan kognitif setiap aspek dapat dilihat pada grafik
berikut.
68.75 75
62.5
50
67.85 64.28
60.71 53.57
C1 C2 C3 C4
PRESENTASE (%)
Persentase Hasil belajar Fisika materi Dinamika Partikel
(pretest)
Eksperimen Kontrol
Gambar 4.3 Persentase Hasil Belajar Fisika materi Dinamika Partikel
(posttest)
Grafik diatas menunjukkan bahwa hasil posttest kemampuan kognitif peserta didik
pada kelas eksperimen lebih tinggi disemua aspek dibandingkan kelas kontrol. Selisih
persentase antara rata-rata nilai pretest dan posttest kemampuan kognitif peserta didik
pada aspek mengingat (C1) adalah 25%, memahami (C2) 15,62%, mengaplikasi (C3)
21,67% dan menganalisis (C4) 31,25%. Sedangkan pada kelas kontrol selisih
persentase antara rata-rata nilai pretest dan posttest kemampuan kognitif peserta didik
pada aspek mengingat (C1) adalah 21,43%, memahami (C2) 21,43%, mengaplikasi
(C3) 14,29%, dan menganalisis (C4) 14,28%. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw peserta didik diajak untuk melakukan tahapan berdiskusi
dengan kelompok asal dan kelompok ahli sehingga memudahkan peserta didik dalam
mengingat dan memahami konsep. Menurut Damon bahwa diskusi kelompok
memotivasi peserta didik untuk mengabaikan miskonsepsi-miskonsepsi demi mencari
konsep-konsep yang lebih sistematis dan terpadu.66
Dalam pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw peserta didik juga melakukan kegiatan sendiri, sehingga informasi-
informasi yang didapat dari pengalaman peserta didik menjadi tahan lama.
Peningkatan kemampuan kognitif pada aspek mengingat (C1) disebabkan dari adanya
kegiatan membaca teks materi yang menjadi bahan diskusi. Dari kegiatan membaca
mandiri, peserta didik dapat mengingat dan menghafal konsep yang akan dipelajari,
66Damon, (dalam Miftahul Huda), Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur Dan Model
Penerapan. (Yogyakarta:Pustaka Pelajar. 2015), h.42
93.75 90.62 84.37 81.25
89.28 85.71
75 67.85
C1 C2 C3 C4
PRESENTASE (%)
Prentase Hasil Belajar Fisika Materi Dinamika Partikel
(posttest)
Eksperimen Kontrol
sehingga peserta didik dapat mengidentifikasi dan mengingat konsep pada materi
dinamika partikel. Menurut Arikunto kemampuan kognitif pada aspek mengingat
(C1) peserta didik diminta untuk mengingat kembali satu atau lebih fakta-fakta yang
sederhana.67
Peningkatan kemampuan kognitif pada aspek memahami (C2) dipengaruhi dengan
adanya proses diskusi antara kelompok. Diskusi yang terjadi didalam pembelajaran
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terjadi secara dua tahap,
yaitu diskusi yang dilakukan pada kelompok ahli dan kelompok asal. Pada tahap
pertama, peserta didik berdiskusi mengenai materi yang diperdalam secara mandiri
oleh peserta didik dan berkumpul dengan anggota dari kelompok lain yang membahas
materi yang sama. Dengan dilakukannya diskusi ini, peserta didik akan lebih
memahami tentang materi yang diemban olehnya. Pada tahapan kedua, peserta didik
kembali dengan kelompok asal, menjelaskan mengenai hasil diskusi dengan
kelompok ahli. Tahapan kedua ini menuntut peserta didik untuk bertanggung jawab
terhadap pemahaman anggota kelompok lainnya. Peningkatan pemahaman ini terjadi
karena peserta didik menjelaskan dengan cara yang sesuai dengan kemampuan
masing-masing peserta didik dalam belajar.
Kemampuan kognitif pada aspek mengaplikasi peserta didik dituntut untuk memiliki
kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu abstrasi tertentu (konsep, hukum,
dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam situasi baru dan
menerapkannya secara benar. 68
Peningkatan kemampuan kognitif pada aspek
mengaplikasi (C3) disebabkan oleh beberapa lembar kerja peserta didik, yang
menuntut peserta didik untuk dapat memecahkan masalah dan menerapkan konsep
materi dinamika partikel pada lembar kerja tersebut. Dalam lembar kerja peserta
didik juga terdapat soal dan latihan yang berkaitan dengan penerapan konsep
dinamika partikel dalam kehidupan sehari-hari.
Peningkatan kemampuan kognitif yang paling tinggi adalah aspek menganalisis (C4).
Pada aspek ini peserta didik dituntut untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan
tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen pembentuknya.69
Dengan adanya
diskusi kelompok ahli dan kelompok asal, menjadikan peserta didik dapat
menganalisis suatu hubungan, konsep atau materi pada dinamika partikel.
Hasil beberapa uraian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berpengaruh terhadap hasil belajar Fisika peserta
67Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua. (Jakarta : Bumi Aksara.2012),
h.118 68 Suharsimi Arikunto, Ibid, h.119 69 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur.(Bandung : Remaja
Rosdakarya,2011),h.21
didik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lorentya,
yang menunjukkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
berpengaruh pada aktivitas dan hasil belajar peserta didik.70
Hasil penelitian ini juga
membuktikan bahwa strategi pembelajaran koopeeratif tipe Jigsaw dapat memberikan
hasil belajar Fisika peseta didik yang lebih baik daripada pembelajaran yang
menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari uji hipotesis,
bahwa terdapat pengaruh pada strategi pembelajaran koopertaif tipe Jigsaw terhadap
hasil belajar Fisika peserta didik , dengan nilai Sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05 dan nilai
rata-rata (mean) postest sebesar 71,37. Besarnya pengaruh tersebut dapat dilihat dari
perhitungan Effect Size dengan nilai hasil 1,24, yang termasuk dalam kategori tinggi.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Laurentius Wahyudi,
Junaidi H. Matsum, dan Nuraini Asriati, yang menunjukkan bahwa strategi
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan pengaruh yang tinggi terhadap hasil
belajar Ekonomi peserta didik dengan effect size sebesar 2,35.71
Dengan demikian,
strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan pengaruh yang cukup tinggi
terhadap hasil belajar Fisika peserta didik.
70 Lorentya Yulianti Kurnianingtyas, Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Teknik
JigsawUntuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas X Akuntansi 3 Smk Negeri
7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun
2012
71 Laurentius Wahyudi, Junaidi H. Matsum, Dan Nuraini Asriati, “Efektivitas Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Hasil BelajarEkonomi Kelas Xi Ips”, Jurnal Pendidikan
Ekonomi FKIP Untan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, bahwa strategi pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw memberikan pengaruh terhadap hasil belajar Fisika
peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Ngambur Kabupaten Pesisir Barat. Hal
tersebut dibuktikan dengan nilai rata-rata (mean) posttest kelas eksperimen
lebih tinggi daripada nilai rata-rata (mean) posttest kelas kontrol, yaitu 71,37
pada kelas eksperimen dengan standar deviasi sebesar 13,17 dan 54,42 pada
kelas kontrol dengan standar deviasi sebesar 14,12. Demikian juga
berdasarkan hasil uji hipotesis data posttest menggunakan perhitungan uji-t
diperoleh nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,000, yang berarti 0,000 < 0,05, dan t-
hitung sebesar 4,807 dan ttabel sebesar 2,002, dapat dikatakan thitung > ttabel (4,807
> 2,002), yang berarti Ha diterima dan H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh
strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil belajar Fisika
peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Ngambur Kabupaten Pesisir Barat.
Strategi pembelajaran koperatif tipe Jigsaw memberikan pengaruh yang
cukup tinggi terhadap hasil belajar Fisika peserta didik dengan hasil Effect
Size sebesar 1,24.
71
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan, selanjutnya dapat diajukan beberapa saran
yang dapat dijadikan pertimbangan, yaitu:
1. Menjadikan strategi pembelajaran koperatif tipe Jigsaw sebagai salah satu
alternatif dalam memilih strategi pembelajaran, guna meningkatkan hasil
belajar Fisika peserta didik dan berbagai disiplin ilmu lainnya.
2. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai minat dan motivasi peserta
didik terhadap strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
81
82
DAFTAR PUSTAKA
Arifah & Bambang W, “Meta-Analityc Structural Equation Modeling (MASEM) Pada
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Dipulau Jawa” Prosiding Seminar Nasioanl Matemaitka, Universitas Jember, 1 Nov 2014
Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2.Jakarta : Bumi Aksara.
Arista Festi, Marzuki, Hery Kresnadi, ”Dampak Pembelajaran Tematik Terhadap Perolehan Belajar Peserta Didik Di Sekolah Dasar” Jurnal Pendidikan Dan Pembeajaran FKIP Untan Vol. 3 No. 8 (2014)
Asih Widi , Sulistiyowati Eka. 2014. Metode Pembelajaran IPA. Jakarta : Bumi Aksara.
Bahri Djamarah, Syaiful. 2010. Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta.
Destriana, Pohan & Simamora P, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Berbasis Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok
Hukum-Hukum Newton, Jurnal Inpafi.
Erpina. Maridjo Abdul Hasjimy, Asmayani Salimi, “Pengaruh Kooperatif Teknik Talking
Stick Terhadap Hasil Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD” Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 3 No. 9 2014
Fadliyani, Muhibbuddin, Sarong Ali. 2014. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Pada Konsep Pencernaan Manusia Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA
Negeri Sakti Kabupaten Pidie.Jurnal Biotik : Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Fathur, Muhammad Wendy. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Seni Musik Pada Materilagu Nusantara Kelas
VIII E SMPN 3 Sidayu Gresik. Jurnal Universitas Negeri Surabaya.Hamzah, Moh
Nurdin. 2012. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta : Bumi Aksara.
Hake, R Richard, “Relationship of Individual Student Normalized Learning Gains in Mechanics with Gender, High-School Physich, and Pretest Scores on Mathematics and Spatial Visualization” Journal International Indiana University Vol. 1 No. 1 2002
Halim, Abdul, Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMPN 2 Secanggang Kabupaten Langkat, (Jurnal Tabularasa) PPS UNIMED Vol.9 No.2, Desember 2012
Hamzah, Nurdin. 2012. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara,
83
Handayani Sri, Ari Damari. 2009. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X BSE. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
Huda, M. 2015. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur Dan Model Penerapan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Isjoni. 2013.Cooperativ Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok Jakarta: Alfhabeta. Kartika, Suprajitno. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi Materi Bentuk-bentuk Hubungan Sosial. Jurnal Unnes
Kunandar. 2013. Penilaian Autentik Pendekatan Praktis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Laurentius Wahyudi, Junaidi H. Matsum, Dan Nuraini Asriati, “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Hasil BelajarEkonomi Kelas Xi Ips”, Jurnal Pendidikan Ekonomi FKIP Untan
Lian G. Otaya, “Analisis Kualitas Butir Soal Pilihan Ganda Menurut Teori Tes KlasikDengan Menggunakan Program Iteman”, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 02 Nomor 2 Agustus 2014
Marthina, Gunowibowo & Djalil, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa, Jurnal Pendidikan Matematika Unila
Mularsih, Heni “Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Jigsaw
Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Smpn 07 Tangerang”, Jurnal
Psikologi Vol 6 No 1, Juni 2008
Nurachmandani, Setya, Fisika 1 Untuk SMA/MA Kelas X BSE (Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2009),
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme. Depok : Raja Grafindo Persada.
Sani M, Afifah & Afniyanti, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Materi
Hakikat Biologi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rambah Hilir
Tahun Pembelajaran 2014/2015, Jurnal Universitas Pasir Pengaraian.
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Kencana Prenada media.
Slavin, Robert . 2009.Cooperativ Learning. Teori, Riset, Dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sudijono, Anas. 2013. Pengantar Evaluasi Pendidikan .Jakarta: RajaGrafindo Persada
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Sunhaji. 2008. Strategi Pembelajaran : Konsep dan Aplikasinya, Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan. P3M STAIN Purwokerto.
84
Sudjana, Nana. 2009.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
-------. 2014. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
-------. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sunarto & Riduwan. 2013. Pengantar Statistika untuk Peneltian Pendidikan, Sosial, Ekonomi,Komunikasi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sundayana, Rostina. 2014. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. . Suprijono, Agus. 2015.Cooperativ Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Suwarto, “Tingkat Kesulitan, Daya Beda, dan Reliabilitas Tes Menurut Teori Tes Klasik”,
Jurnal Pendidikan, Jilid 16, Nomor 2,Juli 2007
Syah, Muhibbin. 2014. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Edisi Kedua. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Syaodih, Nana S. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: Remaja Rosdakarya,),
Yamin, M. 2013. Strategi Dan Metode Dalam Model Pembelajaran. Jakarta: GP Press Group.
Yulianti Kurnianingtyas, Lorentya. Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas X Akuntansi 3 Smk Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012
85
Lampiran 1. Data Hasil Penelitian
Tabel 1.a
Daftar Nilai peserta didik kelas eksperimen (kelas X1)
No Nama Pretest Posttest
1 ADI WIJAYA 40 64
2 ARI IRAWAN 48 68
3 ASRI WIDIANTI 24 48
4 AYU APRIYANI 52 84
5 AZHARI MAULANA 40 80
6 CINDI SEPTILIA PUTRI 48 72
7 DARYANTI 48 76
8 DEDI JULIANTO 32 68
9 HARIS FADILAH 56 88
10 HERI SAPUTRA 48 68
11 LISMA APRIDA 68 100
12 MAHDALENA 32 52
13 MARKO WIJAYA 40 68
14 MARTIN NOPRIANDI 36 64
15 MERLIYANI 48 80
16 NOPITASARI 32 68
17 ONAS SUTRA 48 72
18 PRASETYO 52 76
19 PUTRI FEBRIANTIKA 56 92
20 RIZKI ZULKANDRI 44 76
21 SISWANTO 40 72
22 SITI SOLEHA 68 100
23 SOLIKAH 48 76
24 SULAIMAN 48 72
25 TAUFIK HIDAYAT 44 76
26 TRI LESTARI 40 72
27 WALUYO 32 52
28 WINARTO 40 72
29 YANTI SULASTRIANI 48 72
30 YODI APRIZAL 24 48
31 YULIATI 32 52
32 YULIZAWATI 36 56
Tabel 1. b
Daftar Nilai peserta didik kelas kontrol (kelas X3)
86
No Nama Pretest Posttest
1 APRIANSYAH 40 52
2 ARI PRAYITNO 32 32
3 ASEP PRIADINATA 32 44
4 EKA TARYUNI 48 56
5 EKA YULIANI 44 56
6 ERNA WATI 36 48
7 FIKRI YANTO 48 60
8 INDRA GUNAWAN 40 40
9 JUPRI SAPUTRA 44 60
10 LEKOK ASTUTI 28 32
11 M. YAZID 48 64
12 MADE SUHANI 32 36
13 MARLIDA 40 52
14 MARSITOH 48 60
15 MAT NASIR 24 28
16 MEGA SILVIA 32 40
17 MERI OKTAVIA 48 68
18 MUHAMMAD TAUFIK 40 40
19 MUKSIDI 40 60
20 NITA PURWANTI 52 80
21 NOVIAN 60 80
22 PINDAYANI 40 56
23 RENI MURTINI 40 60
24 RINA APRIYANI 40 56
25 ROHMATUN 56 76
26 RUSMINA EFTIKA 48 60
27 SITI ROPIAH 52 72
28 ZULAIKHA 48 56
87
PROFIL SEKOLAH
A. IDENTITAS SEKOLAH
1. Nomor Statistik Sekolah ( NSS ) : 301120417023
2. NPSN : 10810248
3. Nama SMU/SMK/MA : SMA NEGERI 1 NGAMBUR
4. Sekolah dibuka Tahun : 2006
5. Kategori Sekolah : NEGERI
6. Waktu Pembelajaran : PAGI
7. Tempat Praktek : SEKOLAH SENDIRI
8. SK Pendirian :
a. Nomor SK : B/167/KPTS/IV.07/2007
b. Tanggal SK : 04 JUNI 2007
9. Akreditasi :
a. Status Akreditasi : B
b. Nomor SK : Ma. 025385
c. Tanggal SK : 4 November 2014
10. Alamat Lengkap Sekolah :
a. Jalan : LINTAS BARAT SUMATERA
b. Desa/Kelurahan : SUMBER AGUNG
c. Kecamatan : NGAMBUR
d. Kabupaten/Kota : PESISIR BARAT
e. Propinsi : LAMPUNG
f. E-mail : sman1ngambur@yahoo.com
g. Kode Post : 34883
h. Kode Area/No. Tlp/Fax : 0728
i. Jarak Sekolah Sejenis : 25 Km
11. Identitas Kepala Sekolah :
a. Nama Lengkap : PUTRAWAN JAYA NINGRAT, S.Pd
b. NIP : 19750628 200604 1 012
c. Pangkat/Golongan : PENATA TINGKAT I/III d
d. SK. Tugas Kepala sekolah : 800/1163/4.06/2014
e. Tempat dan Tanggal Lahir : WAY NAPAL, 28 JUNI 1975
88
f. Alamat Lengkap PEKON WAY NAPAL KECAMATAN KRUI
SELATAN
12. Komite Sekolah :
a. Jumlah Anggota : 04 ORANG
b. Nomor SK Pengangkatan : 421.3/074/SMAN1.032/VII/2013
c. Tanggal SK Pengangkatan : 09 JULI 2012
13. Rekening Sekolah :
a. Nomor Rekening Sekolah : 393.03.04.71746.7
b. Pemegang Rekening : PUTRAWAN JAYA NINGRAT, S.Pd
c. Nama Bank : LAMPUNG
d. Cabang : JL. MERDEKA NO. 703 KRUI
B. SISWA, KELAS DAN NILAI
1. Data Pendaftar
Tabel jumlah siswa yang mendaftar dan yang diterima 3 tahun pelajaran terakhir
NO
TAHUN PELAJARAN
2013/2014 2014/2015 2015/2016
Rencana Pendaftar Diterima Rencana Pendaftar Diterima Rencana Pendaftar Diterima
1. 120 115 108 148 152 142 160 170 158
2. Berdasarkan Sekolah Asal dan Jenis Kelamin
Tabel jumlah siswa yang mendaftar berdasarkan Sekolah Asal 3 tahun pelajaran terakhir
L P L P L P
1 SLTP 44 55 53 70 60 84
2 MTs 2 7 12 7 6 8
3 Paket B 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 46 62 65 77 66 92
NAMA SEKOLAHNO KET.2013/2014 2014/2015 2015/2016
TAHUN PELAJARAN
89
3. Siswa menurut Tingkat dan Agama yang di Anut
Tabel jumlah Siswa menurut Tingkat dan Agama yang di Anut 3 tahun pelajaran terakhir
X XI XII X XI XII X XI XII
1 Islam 103 115 123 136 94 111 148 142 100
2 Protestan 2
3 Katolik 2 1 2 1
4 Hindu 5 1 3 5 5 1 4 5 5
5 Budha
JUMLAH 108 118 126 142 99 114 152 150 105
NAMA SEKOLAHNO 2013/2014 2014/2015
TAHUN PELAJARAN
2015/2016
90
4. Program, Pelajaran, Tingkat dan Jenis Kelamin Tahun Pelajaran 2015/2016
PROGRAM
STUDI KLS L P JML. KLS L P JML. KLS L P JML. KLS L P JML.
1 UMUM 65 93 158 4 65 93 158
2 BAHASA
3 IPA XI 19 22 41 XII 12 21 33 2 31 43 74
4 IPS XI 54 55 109 XII 32 40 72 5 86 95 181
X 65 93 158 XI 73 77 150 XII 44 61 105 11 182 231 413JUMLAH
TINGKAT I TINGKAT II TINGKAT III JUMLAHNO
5. Siswa menurut umur, tingkat dan jenis kelamin Tahun Pelajaran 2015/2016
L P JML. L P JML. L P JML. L P JML.
< 14 Tahun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Tahun 1 4 5 0 0 0 0 0 0 1 4 5
15 Tahun 20 36 56 0 5 5 0 0 0 20 41 61
16 Tahun 30 43 73 26 28 54 0 0 0 56 71 127
17 Tahun 11 7 18 43 36 79 0 8 8 54 51 105
18 Tahun 1 1 2 4 7 11 16 28 44 21 36 57
19 Tahun 1 2 3 0 1 1 28 25 53 29 28 57
20 Tahun 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1
21 Tahun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
> 21 Tahun 0 0 0 0 0 0 0 0
65 93 158 73 77 150 44 61 105 182 231 413JUMLAH
TINGKAT I TINGKAT II JUMLAHTINGKAT IIIUMUR
6. Mengulang, Putus Sekolah, Mutasi dan Jenis Kelamin Tahun Pelajaran 2015/2016
91
L P JUMLAH L P JUMLAH L P JUMLAH L P JUMLAH
Mengulang TP. 2015 - - - - - - - - - - - -
Putus Sekolah TP. 2015 - - - - - - - - - - - -
Mutasi TP. 2015 - - - 1 2 3 - - - - - -
TINGKAT I TINGKAT II TINGKAT III JUMLAHKOMPONEN
7. Peserta Ujian dan Lulus Tahun Pelajaran 2014/2015 menurut bidang studi/jenis kelamin
L P JUMLAH L P JUMLAH
1 IPA 13 23 36 13 23 36
2 IPS 36 42 78 36 41 77
3 BAHASA 0 0
49 65 114 49 64 113
PESERTA UJIAN LULUSPROGRAM STUDINO
JUMLAH
92 9. Data Keadaan Guru SMAN 1 Ngambur Tahun Pelajaran 2015/2016
TUGAS JUMLAH
MENGAJAR BEBAN KERJA
PER MINGGU
1 Putrawan Jaya Ningrat, S.Pd 19720628 2006041012 III/d Kepsek Geografi 24
2 Eka Juniarti, NG, S.Pd 198206012009022006 III/b Guru Matematika 25
3 Widiarsih, S.Si 198303172009022005 III/c Guru Fisika/kimia 25
4 Eni Suswandari, S.Pd 198311172009022003 III/b Guru B. Indonesia 24
5 Doni Andeska, S.Pd 198603092010011003 III/b Guru PKn/sosiologi 26
6 Widya Melasari, S.S, M.Pd 198709052010012004 III/b Wakalum Geografi/B. ing 25
7 Bariyati, S.Ag 198410242011012004 III/b W. Sarpras P. A. Hindu/Sos. 24
8 Desti Mulya Sari S, S.Pd 198712262014032001 III/a Guru B. Inggris 24
9 Siska Marviyanasari, S.Pd 199105202014032003 III/a W. Humas Geografi/Sos. 24
10 Purqon Da'i, S.Pd 198607042010011009 III/b Guru PAI 25
11 Eka Meliayana, S.Pd - - Guru Seni Budaya 8
12 A. Hibzon, S.Pd - - Guru Sejarah 12
13 Basar, S.Pd - - W. Siswa Matematika 37
14 Bisri Musthopa, S.PdI - - Guru PAI/BK 26
15 Khirjanah Tulatifah, S.PdI - - Guru B. Arab/PAI 18
16 Ruslaidi, S.Kom - - Guru TIK 16
17 Sri Wahyuni, S.Pd - - Guru BK 37
18 Cut Meilia Isharni, S.Pd - - Guru Biologi/Kimia 18
19 Sri Yulyana, S.Pd - - Guru Ekonomi 20
20 Muhamad Tohir, S.Pd - - Guru B. Ind./B. Lamp. 34
21 Ning Septias Sri Utami, S.Pd - - Guru Mtk/Kimia/Seni 26
22 Gausul Alam - - Guru B. Arab 6
23 Zulmansyah, S.Pd - - Guru B. Inggris 4
24 Iswan Al Khodri, S.Pd - - Guru Penjaskes 8
25 Koti'ah, S.Pd - - Guru Sejarah/B. Lamp. 24
26 Ir. Abdurrozak L. - - Guru Penjaskes 10
27 Nirtika Suma, S.Pd - - Guru Kimia 18
28 Yusuf Solichin - - Guru TIK 8
29 Fitriyanti, S.Pd - - Guru B. Inggris 20
30 Yahzanun, S.Pd - - Guru Ekonomi 21
31 Reni Novia, S.Pd - Guru BK 11
32 Wayan Donara, S.Pd - Guru Penjaskes 6
NO NAMA NIP GOL JABATAN
93
10. Data Pegawai SMAN 1 Ngambur Tahun Pelajaran 2015/2016
NO NAMA NIP GOL JABATAN
TUGAS JUMLAH
MENGAJAR BEBAN KERJA
PER MINGGU
1 Sumaryatun, A.Md - Ka. TU
2 Ir. Abdurrozak L 19631217 2014071001 Staff TU - -
3 Ponirah - Staff TU - -
4 Dodie Natalis, A.Md - Staff TU - -
5 Yusuf Solikin - Staff TU - -
6 Sri Haidar - Staff TU - -
7 Subhan - Pesuruh - -
8 Edi Suyanto - Penjaga - -
C. FASILITAS SEKOLAH
KEBUN LAIN-LAIN
1.306 M² 8.698 M²
BUKAN MILIK
BANGUNAN TAMAN/HALAMAN
JUMLAH
20.000 M²
STATUS PEMILIKLUAS TANAH
a. Sertifikat
b. Belum Sertifikat
PENGGUNAAN
MILIK
10.000 M²
1. LUAS TANAH YANG SUDAH DIKUASAI SEKOLAH
LAP. OLAHRAGA
94
1
2
3
4
5
6
7
8
9
2. BUKU MENURUT MATA PELAJARAN
JML.JUDUL JML. EKS
BUKU PEGANGAN GURU
40
BUKU TEKS SISWA
60
40
3
2
23
2
2
1
Matematika
6
3
3
3
6
4
3
6
2
IPA
a. Kimia
IPS/BAHASA
3
3
6
4
3
Bahasa dan Satra Indonesia
NO
2
Pendidikan Agama Islam
1
Bahasa Inggris
Sejarah
Pendidikan Jasmani
b. Fisika
c. Biologi
PKn
MATA PELAJARANJML. EKS JML.JUDUL JML. EKS
BUKU PENUNJANG
JML.JUDUL
e. Sejarah Budaya
f. Antropologi
2
3
2a. Ekonomi
b. Sosiologi
c. Geografi
d. Tata Negara
JUMLAH 41 41
3
33
2 40
9 180
95
3. ALAT PENDIDIKAN MENURUT MATA PELAJARAN
PERAGA (SET) PRAKTIK (SET) MEDIA (SET)
1 PKn
2 Pendidikan Agama Islam
3 Bahasa dan Sastra Indonesia
4 Bahasa Inggris
5 Sejarah
6 Pendidikan Jasmani 6 6
7 Matematika
8 IPA
a. Kimia 1 1
b. Fisika 1 1
c. Biologi 1 1
9 IPS/BAHASA
a. Ekonomi
b.Sosiologi
c. Geografi
d. Tata Negara
e. Sejarah Budaya
f. Antropologi
10 Bahasa Asing
11 Bimbingan Konseling
12 Produktif ( SMA )
JUMLAH 2 8 6
MATA PELAJARANALAT PENDIDIKAN
NO
KOMPUTER 3 UNIT
MESIN TIK -
MESIN HITUNG -
MESIN STENSIL -
MESIN FOTO COPY -
BRANKAS -
FILING KABINET -
LEMARI 10 UNIT
RAK BUKU -
MEJA GURU DAN TU 26 UNIT
KURSI GURU DAN TU 26 UNIT
MEJA SISWA 400 UNIT
KURSI SISWA 400 UNIT
PAPAN TULIS 10 UNIT
PAPAN ABSEN 3 UNIT
KOTAK SAMPAH 10 UNIT
JENIS PERLENGKAPAN JUMLAH SATUAN
JUMLAH LUAS JUMLAH LUAS JUMLAH LUAS JML LUAS
1 RUANG TEORI/KELAS 3 216 M2 7 504m2
LABORATORIUM 1 120 M2
PERPUSTAKAAN 1 120 M2
2 RUANG KEPALA SEKOLAH 1 18 m2
RUANG KANTOR 1 192 m2
WC KEPALA SEKOLAH 1 9 m2
WC GURU 3 12 m2
WC Siswa 3 12 M2
3 MUSHOLA 1 64 M2
6 HARI
6 HARI
RATA-RATA
SETIAP MINGGU
6 HARI
6 HARI
PENGGUNAANBUKAN MILIK
6 HARI
6 HARI
6 HARI
4. RUANG MENURUT JENIS, STATUS PEMILIK, KONDISI DAN LUAS
6 HARI
6 HARI
MILIK
NO JENIS RUANG BAIK RUSAK RINGAN RUSAK BERAT
96 D. KETERANGAN
L P L P L P L P L P L P L P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
KEPALA SEKOLAH 1 1
GURU PNS 2 7 2 8
GURU PNS DEPAG/KONTRAK
GURU TETAP/PNS
TIDAK TETAP GURU TIDAK TETAP 11 11 10 9
3 7 0 11 11 13 17
GURU TETAP
GOL I
TETAP
JUMLAH
1. JUMLAH GURU SESUAI STATUS, GOLONGAN DAN JENIS KELAMIN
JUMLAH PNS NON PNSGOL IV
GURU TIDAK TETAP
GOL IIIGOL IIJABATANSTATUS
< 20 20-29 30-39 40-49 50-59 >59 < 5 5-9 10-14 15-19 20-24 >24
1 1
5 4 2 7
11 9 1 1 12 9 1
16 13 2 1 14 17 1
2. MENURUT UMUR DAN MASA KERJA
GURU TIDAK TETAP
JUMLAH
UMUR ( TAHUN ) MASA KERJA ( TAHUN )JABATAN
KEPALA SEKOLAH
GURU TETAP
1
9
2 17
3
2
0 7 0 27
GURU TETAP
GURU TIDAK TETAP
1
1
1
PENJAGA/PESURUH
PEGAWAI ADM
D3DIK D3 NON DIK
JUMLAH
2
2
KEPALA SEKOLAH
KETENAGAAN <SLTP SLTP SLTA A1/D1 A2/D2 S1DIKSM
3. JUMLAH GURU DAN TENAGA ADMINISRTASI BERDASARKAN IJAZAH TERTINGGI
> S1S1 NON DIK
97
98 E. PEMAKAIAN LISTRIK DAN SUMBER AIR BERSIH
LISTRIK a. Sumber 1 1. PLN 3. Tenaga Susya 5. Tidak Ada Listrik
2. Diesel 4. PLN dan Diesel
b. Voltage 2 1. 110 Volt
2. 220 Volt
c. Daya 2 1. < 900 VA 3. 220-5000 VA 5. > 15.000 VA
2. 900-220 VA 4. 5500-10.000 VA
AIR BERSIH 3 1. PAM 3. Sumur Gali 5. NO.1,2 dan 3
2.Sumur Bor 4. Pam dan Sumur Bor 6. Tidak Ada
F. BEASISWA DAN PRESTASI
1. BEASISWA YANG DIPEROLEH TAHUN PELAJARAN 2014/2015
1 - 2 2
2. KEJUARAAN YANG DIPEROLEH SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015
NO
7.200.000
NO JENIS BEASISWA
JUMLAH PENERIMA BEASISWA
L P L+P
JUMLAH DANA
Pendidikan Menengah
SELURUHNYA
( Rp )
Beasiswa bakat dan Direktorat pembinaan SMA
SUMBER BEASISWA
TINGKAT PENYELENGGARA
DANA PERBULAN
PER SISWA
( Rp)
-
prestasi Direktorat Jenderal
BIDANG TINGKAT PRESTASI
99
Ngambur, 06 Desember 2016 Kepala Sekolah SMAN 1 Ngambur
PUTRAWAN JAYA NINGRAT, S.Pd.,M.Si
NIP. 19750628 200604 1 012
G. KEBUTUHAN GURU SMA NEGERI 1 NGAMBUR
GT GTT
1 Pendidikan Agama Islam 24 1 -
2 Pkn 24 1 -
3 Bahasa Indonesia 56 1 1 1
4 Bahasa Inggris 32 1 1 1
5 Sejarah 33 2 1
6 Penjaskes 20 2 1
7 Matematika 68 1 2 1
8 Fisika 24 1 -
9 Kimia 14 1 1
10 Biologi 16 1 1
11 Ekonomi 29 2 1
12 Sosiologi 20 - 1 1
13 Tata Negara -
14 Antropologi -
15 Geografi 28 2 -
16 BK 21 2 1
17 Pendidikan Seni 20 1 1
18 Muatan Lokal 32 2 1
19 TIK 24 2 1
KEKURANGANYANG ADA
NO MATA PELAJARAN JML JAM
100
Perhitungan Effect Size
mA = (71,37)
mB = 54,43
sdA = 13,17
sdB = 14,12
*(
)
+
[( )
]
[( )
]
, -
101
Uji Hipotesis Data Posttest
Hipotesis statistik :
Ho : µA = µB
Ha : µA ≠ µB
Keterangan :
Ho : Tidak terdapat pengaruh strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
terhadap hasil belajar Fisika peserta didik.
Ha : Terdapat pengaruh strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
terhadap hasil belajar Fisika peserta didik.
µA : Nilai rata-rata hasil belajar Fisika yang telah diajarkan dengan
menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
µB : Nilai rata-rata hasil belajar Fisika yang telah diajarkan dengan
menggunakan
pembelajaran konvensional
Uji hipotesis data Postest dilakukan dengan menggunakan uji Independent-Sample T
Test pada program SPSS 18.0. Langkah-langkah melakukan uji Independent-Sample
T Test adalah sebagai berikut :
1. Input data yang akan dianalisis. Pada variable view input, tulis variabel kelas dan
posttest. Khusus pada variabel kelas, lakukan pengelompokkan (koding), kelas
eksperimen 1, dan kelas kontrol 2.
2. Pada menu Analyze pilih Compare Means, kemudian Independent-Sample T Test
3. Pindahkan variable nilai posttest dari kolom sebelah kiri ke kolom Test
variable(s) yang berada disebelah kanan. Demikian pula pada variabel kelas yang
telah dikelompokkan dengan koding, dipindahkan ke kolom Grouping variable
102
4. Pada kotak define groups tulis group 1 dengan angka 1, dan group 2 angka 2.
5. Klik OK
Kriteria Uji
a. Sig. (2-tailed) > 0,05 Ho diterima. Artinya, nilai rata-rata hasil belajar Fisika
peserta didik yang telah diajarkan menggunakan strategi pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw sama dengan nilai rata-rata hasil belajar Fisika peserta
didik yang telah diajarkan menggunakan pembelajaran konvensional.
b. Sig. (2-tailed) < 0,05 Ha diterima. Artinya, nilai rata-rata hasil belajar Fisika
peserta didik yang telah diajarkan menggunakan strategi pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw tidak sama dengan nilai rata-rata hasil belajar Fisika
peserta didik yang telah diajarkan menggunakan pembelajaran konvensional.
a. Jika –ttabel < thitung < ttabel, maka H0 diterima
b. Jika –ttabel > thitung > ttabel, maka Ha diterima
ttabel = 2,002
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
posttest Eksperimen 32 71,3750 13,17316 2,32871
Kontrol 28 54,4286 14,12492 2,66936
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
posttest Equal variances assumed
,472 ,495 4,807 58 ,000 16,94643 3,52567 9,88903 24,00383
Equal variances
not assumed
4,784 55,658 ,000 16,94643 3,54237 9,84925 24,04360
103
Berdasarkan tabel Independent-Sample T Test, diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar
0,000. Oleh karena nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05, maka Ha diterima. Dengan
kata lain, nilai rata-rata hasil belajar Fisika peserta didik yang telah diajarkan
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tidak sama dengan nilai
rata-rata hasil belajar Fisika peserta didik yang telah diajarkan menggunakan
pembelajaran konvensional.
104
105
Uji Hipotesis Data Pretest
Hipotesis statistik :
Ho : µA = µB
Ha : µA ≠ µB
Keterangan :
Ho : Tidak terdapat perbedaan pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Ha : Terdapat terdapat perbedaan pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
µA : Nilai rata-rata pretest kelas eksperimen
µB : Nilai rata-rata pretest kelas kontrol
Uji hipotesis data Postest dilakukan dengan menggunakan uji Independent-Sample T
Test pada program SPSS 18.0. Langkah-langkah melakukan uji Independent-Sample
T Test adalah sebagai berikut :
6. Input data yang akan dianalisis. Pada variable view input, tulis variabel kelas dan
pretest. Khusus pada variabel kelas, lakukan pengelompokkan (koding), kelas
eksperimen 1, dan kelas kontrol 2.
7. Pada menu Analyze pilih Compare Means, kemudian Independent-Sample T Test
8. Pindahkan variable nilai pretest dari kolom sebelah kiri ke kolom Test
variable(s) yang berada disebelah kanan. Demikian pula pada variabel kelas yang
telah dikelompokkan dengan koding, dipindahkan ke kolom Grouping variable
9. Pada kotak define groups tulis group 1 dengan angka 1, dan group 2 angka 2.
10. Klik OK
Kriteria Uji
c. Sig. (2-tailed) > 0,05 Ho diterima. Artinya, nilai rata-rata pretest kelas
eksperimen sama dengan nilai rata-rata pretest kelas kontrol.
106
c. Sig. (2-tailed) < 0,05 Ha diterima. Artinya, nilai rata-rata pretest kelas
eksperimen tidak sama dengan nilai rata-rata pretest kelas kontrol.
d. Jika –ttabel < thitung < ttabel, maka H0 diterima
e. Jika –ttabel > thitung > ttabel, maka Ha diterima
ttabel = 2,002
Group Statistics
kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
pretest eksperimen 32 43,5000 10,54636 1,86435
kontrol 28 42,1429 8,53626 1,61320
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean Differenc
e
Std. Error Differenc
e
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
pretest Equal variances assumed
,911
,344
,543 58 ,589 1,35714 2,50048 -3,64812
6,36240
Equal variances not assumed
,550 57,676
,584 1,35714 2,46541 -3,57849
6,29278
Berdasarkan tabel Independent-Sample T Test, diperoleh nilai Sig. (2-tailed)
sebesar 0,589. Oleh karena nilai signifikasi lebih besar dari 0,05, maka Ho
diterima. Dengan kata lain, nilai rata-rata pretest kelas eksperimen sama
dengan nilai rata-rata pretest kelas kontrol.
107
Uji Homogenitas
Posttest
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat ditentukan nilai rata (mean), median (Me),
dan standar deviasi serta nilai homogenitas posttest. Data diolah menggunakan SPSS
18.0.
Berikut langkah-langkahnya :
11. Input data yang akan dianalisis. Pada variable view input, tulis variabel kelas
dan pretest. Khusus pada variabel kelas, lakukan pengelompokkan (koding),
kelas eksperimen 1, dan kelas kontrol 2.
12. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistcs, kemudian Explore
13. Pindahkan variable nilai posttest dari kolom sebelah kiri ke kolom Dependent
List yang berada disebelah kanan. Demikian pula pada variabel kelas yang
telah dikelompokkan dengan koding, dipindahkan ke kolom Factor List
14. Klik Plots, kemudian beri tanda ceklist pada Untransformed pada bagian
bawah Levene Test
15. Klik Continue, kemudian OK
16. Lihat pada tabel Test Of Homogenity Of Variance
17. Lihat Based On Mean pada kolom Sig.
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
a. Jika nilai Sig. > 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data homogen)
b. Jika nilai Sig.< 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data tidak
homogen)
a. Jika Fhitung ≤ Ftabel, ( data homogen)
108
b. Jika Fhitung ≥ Ftabel ( data tidak homogen)
Ftabel = 1,87
Tabel 2.f Homogenitas posttest
Descriptives
kelas Statistic Std. Error
posttest eksperimen Mean 71,3750 2,32871
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 66,6256
Upper Bound 76,1244
5% Trimmed Mean 71,0833
Median 72,0000
Variance 173,532
Std. Deviation 13,17316
Minimum 48,00
Maximum 100,00
Range 52,00
Interquartile Range 11,00
Skewness ,182 ,414
Kurtosis ,224 ,809
kontrol Mean 54,4286 2,66936
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 48,9515
Upper Bound 59,9056
5% Trimmed Mean 54,4127
Median 56,0000
Variance 199,513
Std. Deviation 14,12492
Minimum 28,00
Maximum 80,00
Range 52,00
Interquartile Range 19,00
Skewness -,062 ,441
Kurtosis -,496 ,858
109
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
posttest Based on Mean ,472 1 58 ,495
Based on Median ,322 1 58 ,572
Based on Median and with
adjusted df
,322 1 58,000 ,572
Based on trimmed mean ,444 1 58 ,508
Berdasarkan tabel diatas, nilai Sig. pada tabel menunjukkan angka 0,495. Hal
tersebut berarti bahwa, nilai Sig. 0,495 > 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data
homogen).
110
Uji Homogenitas
Pretest
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat ditentukan nilai rata (mean), median (Me),
dan standar deviasi serta nilai homogenitas pretest. Data diolah menggunakan SPSS
18.0.
Berikut langkah-langkahnya :
18. Input data yang akan dianalisis. Pada variable view input, tulis variabel kelas
dan pretest. Khusus pada variabel kelas, lakukan pengelompokkan (koding),
kelas eksperimen 1, dan kelas kontrol 2.
19. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistcs, kemudian Explore
20. Pindahkan variable nilai pretest dari kolom sebelah kiri ke kolm Dependent
List yang berada disebelah kanan. Demikian pula pada variabel kelas yang
telah dikelompokkan dengan koding, dipindahkan ke kolom Factor List
21. Klik Plots, kemudian beri tanda ceklist pada Untransformed pada bagian
bawah Levene Test
22. Klik Continue, kemudian OK
23. Lihat pada tabel Test Of Homogenity Of Variance
24. Lihat Based On Mean pada kolom Sig.
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
c. Jika nilai Sig. > 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data homogen)
d. Jika nilai Sig.< 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data tidak
homogen)
c. Jika Fhitung ≤ Ftabel, ( data homogen)
d. Jika Fhitung ≥ Ftabel ( data tidak homogen)
Ftabel = 1,87
111
Tabel 2.e Homogenitas pretest
Descriptives
kelas Statistic Std. Error
pretest eksperimen Mean 43,5000 1,86435
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 39,6976
Upper Bound 47,3024
5% Trimmed Mean 43,2222
Median 44,0000
Variance 111,226
Std. Deviation 10,54636
Minimum 24,00
Maximum 68,00
Range 44,00
Interquartile Range 12,00
Skewness ,347 ,414
Kurtosis ,381 ,809
kontrol Mean 42,1429 1,61320
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 38,8328
Upper Bound 45,4529
5% Trimmed Mean 42,1587
Median 40,0000
Variance 72,868
Std. Deviation 8,53626
Minimum 24,00
Maximum 60,00
Range 36,00
Interquartile Range 11,00
Skewness -,102 ,441
Kurtosis -,245 ,858
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
112
pretest Based on Mean ,911 1 58 ,344
Based on Median ,967 1 58 ,329
Based on Median and with
adjusted df
,967 1 56,857 ,330
Based on trimmed mean ,936 1 58 ,337
Berdasarkan tabel diatas, nilai Sig. pada tabel menunjukkan angka 0,344. Hal
tersebut berarti bahwa, nilai Sig. 0,344 > 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data
homogen).
113
Uji Normalitas
Posttest Eskperimen
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat ditentukan nilai rata (mean), median (Me),
dan standar deviasi serta nilai normalitas posttest. Data diolah menggunakan SPSS
18.0.
Berikut langkah-langkahnya :
25. Input data yang akan dianalisis
26. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistcs, kemudian Explore
27. Pindahkan variable nilai posttest dari kolom sebelah kiri ke kolom Dependent
List yang berada disebelah kanan.
28. Klik Plots, kemudian beri tanda ceklist pada Normality Plots With Test
29. Klik Continue, kemudian OK
30. Lihat pada tabel Test Of Normality
31. Karena jumlah n < 50, maka pada tabel menggunakan data pada bagian
Kolmogorov-Smirnov
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
e. Jika nilai Sig. > 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi
normal)
f. Jika nilai Sig.< 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data tidak
terdistribusi normal)
a. Jika L maks ≤ Ltabel maka data berdistribusi normal.
b. Jika L maks ≥ Ltabel maka data tidak terdistrbusi normal.
Ltabel = 0,159
114
Tabel 2.c Normalitas posttest Eksperimen
Descriptives
Statistic Std. Error
posttest_eksperimen Mean 71,3750 2,32871
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 66,6256
Upper Bound 76,1244
5% Trimmed Mean 71,0833
Median 72,0000
Variance 173,532
Std. Deviation 13,17316
Minimum 48,00
Maximum 100,00
Range 52,00
Interquartile Range 11,00
Skewness ,182 ,414
Kurtosis ,224 ,809
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
posttest_eksperimen ,149 32 ,069 ,945 32 ,101
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tabel diatas, nilai Sig. pada tabel Kolmogorov-Smirnov
menunjukkan angka 0,069. Hal tersebut berarti bahwa, nilai Sig. 0,069 > 0,05, maka
Ha diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi normal).
115
116
Uji Normalitas
Posttest Kontrol
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat ditentukan nilai rata (mean), median (Me),
dan standar deviasi serta nilai normalitas posttest. Data diolah menggunakan SPSS
18.0.
Berikut langkah-langkahnya :
32. Input data yang akan dianalisis
33. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistcs, kemudian Explore
34. Pindahkan variable nilai posttest dari kolom sebelah kiri ke kolom Dependent
List yang berada disebelah kanan.
35. Klik Plots, kemudian beri tanda ceklist pada Normality Plots With Test
36. Klik Continue, kemudian OK
37. Lihat pada tabel Test Of Normality
38. Karena jumlah n < 50, maka pada tabel menggunakan data pada bagian
Kolmogorov-Smirnov
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
g. Jika nilai Sig. > 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi
normal)
h. Jika nilai Sig.< 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data tidak
terdistribusi normal)
c. Jika L maks ≤ Ltabel maka data berdistribusi normal.
d. Jika L maks ≥ Ltabel maka data tidak terdistrbusi normal.
Ltabel = 0,170
117
Tabel 2.d Normalitas posttest kelas kontrol
Descriptives
Statistic Std. Error
posttest_kontrol Mean 54,4286 2,66936
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 48,9515
Upper Bound 59,9056
5% Trimmed Mean 54,4127
Median 56,0000
Variance 199,513
Std. Deviation 14,12492
Minimum 28,00
Maximum 80,00
Range 52,00
Interquartile Range 19,00
Skewness -,062 ,441
Kurtosis -,496 ,858
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
posttest_kontrol ,151 28 ,099 ,958 28 ,310
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tabel diatas, nilai Sig. pada tabel Kolmogorov-Smirnov
menunjukkan angka 0,099. Hal tersebut berarti bahwa, nilai Sig. 0,099 > 0,05, maka
Ha diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi normal).
118
Lampiran 2. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian
Uji Normalitas
Pretest Eskperimen
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat ditentukan nilai rata (mean), median (Me),
dan standar deviasi serta nilai normalitas pretest. Data diolah menggunakan SPSS
18.0.
Berikut langkah-langkahnya :
39. Input data yang akan dianalisis
40. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistcs, kemudian Explore
41. Pindahkan variable nilai pretest dari kolom sebelah kiri ke kolom Dependent
List yang berada disebelah kanan.
42. Klik Plots, kemudian beri tanda ceklist pada Normality Plots With Test
43. Klik Continue, kemudian OK
44. Lihat pada tabel Test Of Normality
45. Karena jumlah n < 50, maka pada tabel menggunakan data pada bagian
Kolmogorov-Smirnov
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
i. Jika nilai Sig. > 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi
normal)
j. Jika nilai Sig.< 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data tidak
terdistribusi normal)
e. Jika L maks ≤ Ltabel maka data berdistribusi normal.
f. Jika L maks ≥ Ltabel maka data tidak terdistrbusi normal.
Ltabel = 0,159
119
Tabel 2. a Normalitas pretest Kelas Eksperimen
Descriptives
Statistic Std. Error
pretes_eksperimen Mean 43,5000 1,86435
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 39,6976
Upper Bound 47,3024
5% Trimmed Mean 43,2222
Median 44,0000
Variance 111,226
Std. Deviation 10,54636
Minimum 24,00
Maximum 68,00
Range 44,00
Interquartile Range 12,00
Skewness ,347 ,414
Kurtosis ,381 ,809
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pretes_eksperimen ,147 32 ,075 ,949 32 ,139
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tabel diatas, nilai Sig. pada tabel Kolmogorov-Smirnov
menunjukkan angka 0,075. Hal tersebut berarti bahwa, nilai Sig. 0,075 > 0,05, maka
Ha diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi normal).
120
Uji Normalitas
Pretest Kontrol
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat ditentukan nilai rata (mean), median (Me),
dan standar deviasi serta nilai normalitas pretest. Data diolah menggunakan SPSS
18.0.
Berikut langkah-langkahnya :
46. Input data yang akan dianalisis
47. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistcs, kemudian Explore
48. Pindahkan variable nilai pretest dari kolom sebelah kiri ke kolom Dependent
List yang berada disebelah kanan.
49. Klik Plots, kemudian beri tanda ceklist pada Normality Plots With Test
50. Klik Continue, kemudian OK
51. Lihat pada tabel Test Of Normality
52. Karena jumlah n < 50, maka pada tabel menggunakan data pada bagian
Kolmogorov-Smirnov
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
k. Jika nilai Sig. > 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi
normal)
l. Jika nilai Sig.< 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data tidak
terdistribusi normal)
g. Jika L maks ≤ Ltabel maka data berdistribusi normal.
h. Jika L maks ≥ Ltabel maka data tidak terdistrbusi normal.
Ltabel = 0,170
121
Tabel 2.b Normalitas pretest kelas Kontrol
Descriptives
Statistic Std. Error
pretest_kontrol Mean 42,1429 1,61320
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 38,8328
Upper Bound 45,4529
5% Trimmed Mean 42,1587
Median 40,0000
Variance 72,868
Std. Deviation 8,53626
Minimum 24,00
Maximum 60,00
Range 36,00
Interquartile Range 11,00
Skewness -,102 ,441
Kurtosis -,245 ,858
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pretest_kontrol ,151 28 ,102 ,964 28 ,434
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tabel diatas, nilai Sig. pada tabel Kolmogorov-Smirnov
menunjukkan angka 0,102. Hal tersebut berarti bahwa, nilai Sig. 0,102 > 0,05, maka
Ha diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi normal).
122
DAYA PEMBEDA
Jumlah Subyek= 30 Klp atas/bawah(n)= 8 Butir Soal= 30
123
KUALITAS PENGECOH
Jumlah Subyek= 30 Butir Soal= 30
124
RELIABILITAS TES
Rata2= 13,13 Simpang Baku= 6,08 KorelasiXY= 0,89 Reliabilitas
Tes= 0,94
125
TINGKAT KESUKARAN
Jumlah Subyek= 30 Butir Soal= 30
126
Lampiran 3. Hasil Uji Coba Instrumen
Validitas Tes
127
128
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagai berikut:
df (N-2 P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
10 0,576 0,708 60 0,25 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
df (N-2 P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
129
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Eksperimen)
Pertemuan Pertama
Mata pelajaran : Fisika
Sekolah : SMA N 1 NGAMBUR
Kelas/Semester : X (satu)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep dan prinsip dasar
kinematika dan
dinamika benda titik.
Kompetensi Dasar : Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar
dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak
melingkar beraturan
Indikator : Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum I Newton
(hukum inersia), mengidentifikasi penerapan prinsip
hukum II Newton ,mengidentifikasi penerapan prinsip
hukum III Newton.
Tujuan pembelajaran
1. Membedakan pengertian kinematika dan dinamika.
2. Menyebutkan bunyi hukum-hukum Newton.
3. Menerapkan hukum-hukum Newton untuk menyelesaikan soal
analisis dan soal hitungan.
Materi pembelajaran
- Dinamika dan kinematika
- Hukum I Newton, Hukum II Newton, Hukum III Newton
Strategi pembelajaran
Kooperatif tipe Jigsaw
130
Langkah-langkah Pembelajaran
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu Nuansa
Jigsaw
1. Pendahuluan
a. Guru mengadakan tes awal
(pretest) untuk materi
pelajaran tentang
Dinamika Partikel
b. Guru membacakan SK,
KD, dan Indikator
c. Guru memberikan motivasi
kepada siswa dengan cara
menanyakan : mengapa
disaat kita berada didalam
mobil dan ketika mobil
direm berhenti seakan kita
terdorong kedepan?
d. Guru menjelaskan
langkah-langkah strategi
pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw yang akan
digunakan dalam proses
pembelajaran
a. Siswa mengerjakan atau
menjawab soal-soal tes
awal (pretest) untuk materi
pelajaran tentang Dinamika
dan Kinematika Hukum I
Newton, Hukum II Newton,
Hukum III Newton
b. Siswa memperhatikan dan
mendengarkan penjelasan
dari guru
c. Siswa menjawab
pertanyaan dari guru
d. Siswa memperhatikan dan
mendengarkan penjelasan dari guru
20”
1”
1”
1”
131
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Guru mengelompokkan
siswa menjadi beberapa
kelompok asal/induk
b. Guru memberikan tiga
subbab materi yang
berbeda ke setiap siswa
pada setiap kelompok
asal/induk
1. Hukum I Newton
2. Hukum II Newton
3. Hukum III Newton
c. Guru meminta siswa yang
mendapat materi yang sama
untuk berkumpul
membentuk tim ahli dan
mendiskusikan materi yang mereka dapatkan
a. Siswa berkumpul dengan
teman kelompok
asal/induk
b. Siswa menerima materi
yang diberikan guru
c. Siswa berkumpul dengan
teman kelompok ahli dan
mendiskusikan materi
yang didapat.
1”
1”
10”
Pembentukan
kelompok
asal
Pembelajaran kelompok ahli
Elaborasi
a. Guru meminta siswa yang
berada dikelompok ahli
untuk kembali ke kelompok
asal/induk dan berdiskusi
tentang keseluruhan materi
yang diberikan
b. Guru memberikan LKS ke
setiap kelompok asal/induk
untuk menjadi bahan
diskusi
c. Guru meminta kepada
setiap kelompok asal/induk
untuk mempresentasikan
hasil diskusi.
a. Siswa kembali ke
kelompok asal dan
mendiskusikan
keseluruhan materi yang
telah mereka dapatkan
b. Siswa mengerjakan dan
mendiskusikan LKS yang
telah mereka dapatkan
c. Setiap kelompok
mempresentasikan hasil
diskusi.
10”
15”
15”
Diskusi
mengerjakan
LKS, dan presentasi
132
Konfirmasi
a. Guru memberikan
penjelasan tentang materi
yang telah didiskusikan.
a. Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan
dari guru
10”
3. Penutup
Guru bersama-sama seluruh
siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
Siswa menarik kesimpulan
dari kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan bersama guru.
5”
Evaluasi
Bahan dan Sumber Pembelajaran
Bahan pembelajaran
- Lembar Kerja Siswa
- Buku SMA Fisika Kelas X
Sumber pembelajaran - Buku SMA Fisika Kelas X
Penilaian
Teknik : tes tertulis
Bentuk instrumen : tes formatif berupa soal pilihan ganda
Penskoran
Nilai akhir
133
Ngambur, 26 September 2016
Guru Mitra, Peneliti,
WIDIARSIH, S.Si Tri Putra Octa Wijaya
NIP.19830317 200902 2 005 NPM. 1211090032
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Ngambur,
PUTRAWAN JAYA NINGRAT, S.Pd
NIP. 19750628 200604 1 012
134
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Eksperimen)
Pertemuan Kedua
Mata pelajaran : Fisika
Sekolah : SMA N 1 NGAMBUR
Kelas/Semester : X (satu)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep dan prinsip dasar
kinematika dan
dinamika benda titik.
Kompetensi Dasar : Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar
dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak
melingkar beraturan
Indikator : Mengidentifikasi Jenis-jenis Gaya dalam hukum
newton.
Tujuan pembelajaran
4. Mengetahui jenis-jenis gaya dalam hukum Newton.
5. Menyebutkan jenis-jenis gaya dalam hukum Newton
6. Membedakan gaya normal, gaya berat, gaya sentripetal, dan gaya
gesek.
7. Menerapkan perhitungan gaya berat, gaya normal, gaya gesek, dan
gaya sentripetal untuk pemecahan masalah.
Materi pembelajaran
- Jenis-jenis gaya dalam hukum Newton
Strategi pembelajaran
Kooperatif tipe Jigsaw
135
Langkah-langkah Pembelajaran
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu Nuansa
Jigsaw
1. Pendahuluan
e. Guru membacakan SK,
KD, dan Indikator
f. Guru memberikan motivasi
kepada siswa dengan cara
menanyakan : apa
perbedaan berat dengan
massa? 10 kg beras
merupakan keterangan
berat atau massa?
g. Guru menjelaskan
langkah-langkah strategi
pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw yang akan
digunakan dalam proses
pembelajaran
e. Siswa memperhatikan dan
mendengarkan penjelasan
dari guru
f. Siswa menjawab
pertanyaan dari guru
g. Siswa memperhatikan dan
mendengarkan penjelasan dari guru
1”
2”
1”
136
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
d. Guru mengelompokkan
siswa menjadi beberapa
kelompok asal/induk
e. Guru memberikan empat
subbab materi yang
berbeda ke setiap siswa
pada setiap kelompok
asal/induk
4. Gaya berat
5. Gaya normal
6. Gaya gesek
7. Gaya sentripetal
f. Guru meminta siswa yang
mendapat materi yang sama
untuk berkumpul
membentuk tim ahli dan
mendiskusikan materi yang mereka dapatkan
d. Siswa berkumpul dengan
teman kelompok
asal/induk
e. Siswa menerima materi
yang diberikan guru
f. Siswa berkumpul dengan
teman kelompok ahli dan
mendiskusikan materi yang didapat.
2”
2”
15”
Pembentukan
kelompok
asal
Pembelajaran kelompok ahli
Elaborasi
d. Guru meminta siswa yang
berada dikelompok ahli
untuk kembali ke kelompok
asal/induk dan berdiskusi
tentang keseluruhan materi
yang diberikan
e. Guru memberikan LKS ke
setiap kelompok asal/induk
untuk menjadi bahan
diskusi
f. Guru meminta kepada
setiap kelompok asal/induk
untuk mempresentasikan hasil diskusi.
d. Siswa kembali ke
kelompok asal dan
mendiskusikan
keseluruhan materi yang
telah mereka dapatkan
e. Siswa mengerjakan dan
mendiskusikan LKS yang
telah mereka dapatkan
f. Setiap kelompok
mempresentasikan hasil
diskusi.
15”
15”
15”
Diskusi
mengerjakan
LKS, dan presentasi
137
Konfirmasi
b. Guru memberikan
penjelasan tentang materi
yang telah didiskusikan.
b. Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan
dari guru
10”
3. Penutup
Guru bersama-sama seluruh
siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
Siswa menarik kesimpulan
dari kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan bersama guru.
5”
Evaluasi
Bahan dan Sumber Pembelajaran
Bahan pembelajaran
- Lembar Kerja Siswa
- Buku SMA Fisika Kelas X
Sumber pembelajaran - Buku SMA Fisika Kelas X
Penskoran
Nilai akhir
Penilaian
Teknik : tes tertulis
Bentuk instrumen : tes formatif berupa soal pilihan ganda
138
Ngambur, 29 September 2016
Guru Mitra, Peneliti,
WIDIARSIH, S.Si Tri Putra Octa Wijaya
NIP.19830317 200902 2 005 NPM. 1211090032
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Ngambur,
PUTRAWAN JAYA NINGRAT, S.Pd
NIP. 19750628 200604 1 012
139
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Eksperimen)
Pertemuan Ketiga
Mata pelajaran : Fisika
Sekolah : SMA N 1 NGAMBUR
Kelas/Semester : X (satu)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep dan prinsip dasar
kinematika dan
dinamika benda titik.
Kompetensi Dasar : Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar
dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak
melingkar beraturan
Indikator : Mengidentifikasi penerapan hukum Newton
dalam kehidupan
sehari-hari.
Tujuan pembelajaran
8. Mengidentifikasi penerapan hukum newton pada gerak benda di
bidang datar
9. Mengidentifikasi penerapan hukum newton pada gerak dua benda
yang bersentuhan
10. Mengidentifikasi penerapan hukum newton pada gerak benda di
bidang miring
11. Mengidentifikasi penerapan hukum newton pada gerak benda dengan
katrol
12. Mengidentifikasi penerapan hukum newton pada gerak lift
13. Mengidentifikasi penerapan hukum newton pada benda gerak
melingkar
Materi pembelajaran
- Penerapan hukum newton dalam kehidupan sehari-hari
140
Strategi pembelajaran
Kooperatif tipe Jigsaw
Langkah-langkah Pembelajaran
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu Nuansa
Jigsaw
1. Pendahuluan
h. Guru membacakan SK,
KD, dan Indikator
i. Guru memberikan motivasi
kepada siswa dengan cara
menanyakan : mengapa
berat seseorang yang
berada dalam lift berbeda
saat lift sedang diam, naik,
dan turun?
j. Guru menjelaskan
langkah-langkah Strategi
pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw yang akan
digunakan dalam proses
pembelajaran
a. Siswa memperhatikan
dan mendengarkan
penjelasan dari guru
b. Siswa menjawab
pertanyaan dari guru
c. Siswa memperhatikan
dan mendengarkan
penjelasan dari guru
1”
1”
1”
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
g. Guru mengelompokkan
siswa menjadi beberapa
kelompok asal/induk
h. Guru memberikan empat
subbab materi yang
berbeda ke setiap siswa
pada setiap kelompok
asal/induk
8. Gerak benda pada
g. Siswa berkumpul dengan
teman kelompok
asal/induk
h. Siswa menerima materi
yang diberikan guru
1”
1”
Pembentukan
kelompok
asal
141
bidang datar
9. Gerak benda pada
bidang miring
10. Gerak benda dengan
katrol
11. Gerak benda melingkar
i. Guru meminta siswa yang
mendapat materi yang sama
untuk berkumpul
membentuk tim ahli dan
mendiskusikan materi yang
mereka dapatkan
i. Siswa berkumpul dengan
teman kelompok ahli dan
mendiskusikan materi
yang didapat.
10”
Pembelajaran
kelompok ahli
Elaborasi
g. Guru meminta siswa yang
berada dikelompok ahli
untuk kembali ke kelompok
asal/induk dan berdiskusi
tentang keseluruhan materi
yang diberikan
h. Guru memberikan LKS ke
setiap kelompok asal/induk
untuk menjadi bahan
diskusi
i. Guru meminta kepada
setiap kelompok asal/induk
untuk mempresentasikan hasil diskusi.
g. Siswa kembali ke
kelompok asal dan
mendiskusikan
keseluruhan materi yang
telah mereka dapatkan
h. Siswa mengerjakan dan
mendiskusikan LKS yang
telah mereka dapatkan
i. Setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi.
10”
15”
15”
Diskusi
mengerjakan
LKS, dan
presentasi
Konfirmasi
c. Guru memberikan
penjelasan tentang materi
yang telah didiskusikan.
d. Guru bersama-sama
seluruh siswa
menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah
dilakukan.
c. Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan
dari guru
d. Siswa menarik kesimpulan
dari kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan bersama guru.
10”
5”
3. Penutup
Guru mengadakan tes akhir
(post tes) untuk materi yang telah dipelajari.
Siswa mengerjakan atau
menjawab soal-soal tes akhir
(post test) untuk materi yang
20”
Evaluasi
142
telah dipelajari
Bahan dan Sumber Pembelajaran
Bahan pembelajaran
- Lembar Kerja Siswa
- Buku SMA Fisika Kelas X
Sumber pembelajaran - Buku SMA Fisika Kelas X
Penskoran
Nilai akhir
Penilaian
Teknik : tes tertulis
Bentuk instrumen : tes formatif berupa soal pilihan ganda
Ngambur, 3 Oktober 2016
Guru Mitra, Peneliti,
WIDIARSIH, S.Si Tri Putra Octa Wijaya
NIP.19830317 200902 2 005 NPM. 1211090032
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Ngambur,
PUTRAWAN JAYA NINGRAT, S.Pd
NIP. 19750628 200604 1 012
143
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Pertemuan Pertama
Mata pelajaran : Fisika
Sekolah : SMA N 1 NGAMBUR
Kelas/Semester : X (satu)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep dan prinsip dasar
kinematika dan
dinamika benda titik.
Kompetensi Dasar : Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar
dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak
melingkar beraturan
Indikator : Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum I Newton
(hukum inersia), mengidentifikasi penerapan prinsip
hukum II Newton ,mengidentifikasi penerapan prinsip
hukum III Newton.
Tujuan pembelajaran
14. Membedakan pengertian kinematika dan dinamika.
15. Menyebutkan bunyi hukum-hukum Newton.
16. Menerapkan hukum-hukum Newton untuk menyelesaikan soal
analisis dan soal hitungan.
Materi pembelajaran
- Dinamika dan kinematika
- Hukum I Newton, Hukum II Newton, Hukum III Newton
144
Strategi pembelajaran
Konvensional
Langkah-langkah Pembelajaran
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
1. Pendahuluan
k. Guru mengadakan tes awal
(pretest) untuk materi
pelajaran tentang
Dinamika Partikel
l. Guru membacakan SK,
KD, dan Indikator
m. Guru memberikan motivasi
kepada siswa dengan cara
menanyakan : mengapa
disaat kita berada didalam
mobil dan ketika mobil
direm berhenti seakan kita
terdorong kedepan?
h. Siswa mengerjakan atau
menjawab soal-soal tes
awal (pretest) untuk materi
pelajaran tentang Dinamika
partikel
i. Siswa memperhatikan dan
mendengarkan penjelasan
dari guru
j. Siswa menjawab
pertanyaan dari guru
20”
2”
2”
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
j. Guru menerangkan materi
hukum-hukum Newton
j. Siswa memperhatikan
penjelasan materi
hukum-hukum newton
yang disampaikan oleh guru.
45”
145
Elaborasi
j. Guru memberikan LKS ke
setiap siswa untuk menjadi
bahan kerja siswa
k. Guru meminta kepada
setiap siswa untuk
mengumpulkan LKS yang
telah dikerjakan.
j. Siswa mengerjakan LKS
yang telah mereka
dapatkan
k. Siswa mengumpulkan
LKS yang telah dikerjakan
10”
1”
Konfirmasi
e. Guru bersama-sama
seluruh siswa
menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah
dilakukan.
e. Siswa menarik kesimpulan
dari kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan bersama guru.
15”
3. Penutup
Guru mengakhiri pelajaran
Siswa mengkahiri pelajaran
5”
Bahan dan Sumber Pembelajaran
Bahan pembelajaran
- Lembar Kerja Siswa
- Buku SMA Fisika Kelas X
Sumber pembelajaran - Buku SMA Fisika Kelas X
Penilaian
Teknik : tes tertulis
Bentuk instrumen : tes formatif berupa soal pilihan ganda
146
Ngambur, 28 September 2016
Guru Mitra, Peneliti,
WIDIARSIH, S.Si Tri Putra Octa Wijaya
NIP.19830317 200902 2 005 NPM. 1211090032
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Ngambur,
PUTRAWAN JAYA NINGRAT, S.Pd
NIP. 19750628 200604 1 012
147
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Pertemuan Kedua
Mata pelajaran : Fisika
Sekolah : SMA N 1 NGAMBUR
Kelas/Semester : X (satu)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep dan prinsip dasar
kinematika dan
dinamika benda titik.
Kompetensi Dasar : Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar
dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak
melingkar beraturan
Indikator : Mengidentifikasi Jenis-jenis Gaya dalam hukum
newton.
Tujuan pembelajaran
17. Mengetahui jenis-jenis gaya dalam hukum Newton.
18. Menyebutkan jenis-jenis gaya dalam hukum Newton
19. Membedakan gaya normal, gaya berat, gaya sentripetal, dan gaya
gesek.
20. Menerapkan perhitungan gaya berat, gaya normal, gaya sentripetal,
dan gaya gesek untuk pemecahan masalah.
Materi pembelajaran
- Jenis-jenis gaya dalam hukum Newton
Strategi pembelajaran
Konvensional
148
Langkah-langkah Pembelajaran
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
1. Pendahuluan
n. Guru membacakan SK,
KD, dan Indikator
o. Guru memberikan motivasi
kepada siswa dengan cara
menanyakan : apa
perbedaan berat dengan
massa? 10 kg beras
merupakan keterangan
berat atau massa?
k. Siswa memperhatikan dan
mendengarkan penjelasan
dari guru
l. Siswa menjawab
pertanyaan dari guru
2”
2”
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
k. Guru menerangkan materi
Jenis-jenis gaya dalam
hukum Newton
l. Siswa memperhatikan
penjelasan materi
hukum-hukum newton
yang disampaikan oleh
guru.
55”
Elaborasi
l. Guru memberikan LKS ke
setiap siswa untuk menjadi
bahan kerja siswa
m. Guru meminta kepada
setiap siswa untuk
mengumpulkan LKS yang
telah dikerjakan.
k. Siswa mengerjakan LKS
yang telah mereka
dapatkan
m. Siswa mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan
10”
1”
149
Konfirmasi
f. Guru bersama-sama
seluruh siswa
menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah
dilakukan.
f. Siswa menarik kesimpulan
dari kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan bersama guru.
10”
3. Penutup
Guru mengakhiri pelajaran
Siswa mengkhiri pelajaran
10”
Bahan dan Sumber Pembelajaran
Bahan pembelajaran
- Lembar Kerja Siswa
- Buku SMA Fisika Kelas X
Sumber pembelajaran - Buku SMA Fisika Kelas X
Penilaian
Teknik : tes tertulis
Bentuk instrumen : tes formatif berupa soal pilihan ganda
150
Ngambur, 1 Oktober 2016
Guru Mitra, Peneliti,
WIDIARSIH, S.Si Tri Putra Octa Wijaya
NIP.19830317 200902 2 005 NPM. 1211090032
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Ngambur,
PUTRAWAN JAYA NINGRAT, S.Pd
NIP. 19750628 200604 1 012
151
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Pertemuan Ketiga
Mata pelajaran : Fisika
Sekolah : SMA N 1 NGAMBUR
Kelas/Semester : X (satu)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep dan prinsip dasar
kinematika dan
dinamika benda titik.
Kompetensi Dasar : Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar
dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak
melingkar beraturan
Indikator : Mengidentifikasi penerapan hukum Newton
dalam kehidupan
sehari-hari.
Tujuan pembelajaran
21. Mengidentifikasi penerapan hukum newton pada gerak benda di
bidang datar
22. Mengidentifikasi penerapan hukum newton pada gerak dua benda
yang saling bersentuhan
23. Mengidentifikasi penerapan hukum newton pada gerak benda di
bidang miring
24. Mengidentifikasi penerapan hukum newton pada gerak benda dengan
katrol
25. Mengidentifikasi penerapan hukum newton pada gerak lift
26. Mengidentifikasi penerapan hukum newton pada benda gerak
melingkar
Materi pembelajaran
- Penerapan hukum newton dalam kehidupan sehari-hari
152
Strategi pembelajaran
Konvensional
Langkah-langkah Pembelajaran
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
1. Pendahuluan
p. Guru membacakan SK,
KD, dan Indikator
q. Guru memberikan motivasi
kepada siswa dengan cara
menanyakan : mengapa
berat seseorang yang
berada dalam lift berbeda
saat lift sedang diam, naik,
dan turun
m. Siswa memperhatikan
dan mendengarkan
penjelasan dari guru
n. Siswa menjawab
pertanyaan dari guru
2”
2”
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Guru menerangkan materi
penerapan hukum newton
dalam kehidupan sehari-
hari
n. Siswa memperhatikan
penjelasan materi
hukum-hukum newton
yang disampaikan oleh guru.
50”
Elaborasi
n. Guru memberikan LKS ke
setiap siswa untuk menjadi
bahan kerja siswa
o. Guru meminta kepada
setiap siswa untuk
mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan.
l. Siswa mengerjakan LKS
yang telah mereka dapatkan
o. Siswa mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan
10”
1”
153
Konfirmasi
g. Guru bersama-sama
seluruh siswa
menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
g. Siswa menarik kesimpulan
dari kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan
bersama guru.
5”
3. Penutup
Guru mengadakan tes akhir
(post tes) untuk materi yang telah dipelajari.
Siswa mengerjakan atau
menjawab soal-soal tes akhir
(post test) untuk materi yang
telah dipelajari
20”
Bahan dan Sumber Pembelajaran
Bahan pembelajaran
- Lembar Kerja Siswa
- Buku SMA Fisika Kelas X
Sumber pembelajaran - Buku SMA Fisika Kelas X
Penilaian
Teknik : tes tertulis
Bentuk instrumen : tes formatif berupa soal pilihan ganda
154
Ngambur, 5 Oktober 2016
Guru Mitra, Peneliti,
WIDIARSIH, S.Si Tri Putra Octa Wijaya
NIP.19830317 200902 2 005 NPM. 1211090032
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Ngambur,
PUTRAWAN JAYA NINGRAT, S.Pd
NIP. 19750628 200604 1 012
96
Lampiran 4. Perangkat Pembelajaan
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA N 1 NGAMBUR
Kelas : X
Mata Pelajaran : Fisika
Semester : Ganjil
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok/
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan
Hukum Newton dan Penerapannya
Mengerjakan LKS dan studi literatur FISIKA untuk memahami materi Hukum Newton
Mengidentifikasi prinsip hukum I newton dan penerapannya, Mengidentifikasi prinsip hukum II newton dan penerapannya, Mengidentifikasi prinsip hukum III newton dan penerapannya.Mengetahui jenis-jenis gaya
Mengidentifikasi Jenis-jenis Gaya dalam hukum newton.
Mengidentifikasi penerapan hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari
Jenis tagihan
Tugas
LKS
Pretes
dan Post tes
6 x 40’ Buku siswa, buku referensi,
96
Lampiran 5.
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI DINAMIKA PARTIKEL
Satuan Pendidikan : SMA N 1 NGAMBUR Alokasi Waktu : 45 menit
Kelas : X Jumlah Soal :
25 PG
Mata Pelajaran : Fisika Bentuk Soal : Pilhan Ganda
Semester : Ganjil
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.
Kompetensi Dasar
Konsep Indikator Jenjang Kognitif
Kunci No. Soal
C1 C2 C3 C4
Menerapkan hukum newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus, vertikal, dan gerak melingkar beraturan
Hukum Newton dan penerapannya
Mengidentifikasi prinsip hukum I newton, II newton, hukum III newton dan penerapannya,.
B 1
C 2
B 3
C 4
A 5
A 6
A 7
C 8
96
C 9
C 10 C 11
C 12
Mengidentifikasi Jenis-jenis Gaya dalam Hukum Newton
D 13
A 14
C 15
A 16
D 17
D 18
C 19
B 20
Mengidentifikasi Penerapan hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari
B 21
B 22
B 23
B 24
C 25
C 26
D 27
B 28
96
B 29
A 30
145
96
Lampiran 5.
Dinamika Partikel
INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR
NAMA :
KELAS :
Petunjuk :
1. Soal pilihan ganda terdiri dari empat alternatif jawaban
2. Kerjakan soal-soal berikut dengan teliti
3. Pilihlah jawaban yang paling tepat
1. Pernyataan berikut yang sesuai dengan
hukum I Newton adalah...
a. Jika v = 0, maka benda selalu
bergerak lurus beraturan
b. Jika a = 0, maka benda selalu diam
c. Jika a = 0, maka perubahan
kecepatan benda selalu nol
d. Jika v = 0, maka perubahan
percepatan benda selalu nol
2. Dalam sistem cgs satuan gaya adalah
dyne, sedang dalam sistem SI satuan
gaya adalah newton (N). Konversi
satuannya adalah 1 N sama dengan...
a. 10-5
dyne c. 105 dyne
b. 103 dyne d. 10
2 dyne
3. Sebuah benda yang dikenai gaya dapat
bergerak dengan kecepatan konstan v.
Besar gaya total yang bekerja pada benda
tersebut adalah...
a. Bergantung pada massa
b. Nol
c. Bergantung pada besar v
d. Tidak bergantung pada massa
4. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya
seperti gambar.
Berdasar gambar diatas, diketahui:
1) percepatan benda nol
2) bergerak lurus beraturan
3) benda dalam keadaan diam
4) benda akan bergerak jika berat benda
lebih kecil dari gaya tariknya
Pernyataan yang benar adalah....
a. 1 dan 2 saja
b. 1 dan 3 saja
c. 1, 2, dan 3 saja
d. 1, 2, 3, dan 4
146
96
5. Seorang penerjun dengan parasit ternyata
melayang saja, tidak naik dan juga turun.
Hal ini diakibatkan karena...
a. Tanpa bobot
b. Tanpa ada angin
c. Resultan gaya nol
d. Tidak ada gaya yang bekerja
6. Kalau kita berada dalam sebuah mobil
yang sedang bergerak, kemudian mobil
tersebut direm, maka badan kita
terdorong ke depan, hal ini sesuai …..
a. Hukum Newton I
b. Hukum Newton II
c. Hukum Aksi-Reaksi
d. Hukum Gaya berat
7. Bunyi hukun II Newton adalah...
a. Besar gaya yang bekerja sebanding
dengan percepatan gaya
b. Semua gaya yang bekerja sama
c. Resultan gaya nilainya nol
d. Gaya yang bekerja (aksi) sama dengan
gaya yang diterima (-reaksi)
8. Dari hukum Newton II dapat
disimpulkan bahwa jika gaya yang
bekerja pada sebuah benda berubah,
maka..
a. massa dan percepatannya berubah
b. massa dan percepatannya tidak
berubah
c. massa tidak berubah dan
percepatannya berubah
d. massa berubah dan percepatannya
tidak berubah
9. Sebuah mobil bermassa 1500 kg
bergerak dengan percepatan 5 m/s2. Gaya
yang harus diberikan oleh mesin mobil
tersebut adalah sebesar...
a. 750 N c. 7500 N
b. 300 N d. 3000 N
10. Perhatikan gambar dibawah ini. Yang
menunjukkan pasangan gaya aksi reaksi
adalah…
F
T1
T2
T2 W2
T1
W1
a. T1 dan W1 c. T1 dan T2
b. W1 dan W2 d. T2 dan W2
11. Aplikasi hukum III Newton dalam
kehidupan sehari-hari yang benar dan
sesuai adalah...
a. Mobil yang berhenti mendadak
b. Buku di atas meja
c. Roket yang meluncur keluar angkasa
d. Motor yang melaju konstan
12. Pernyataan berikut yang sesuai dengan
hukum III Newton adalah...
a. Jika FA = FB, maka benda bergerak
b. Jika FA > FB, maka benda diam
c. Jika FA = -FB, maka benda
bergerak
d. Jika FA < FB, maka benda diam
147
96
13. Apabila sebuah benda bergerak dalam
bidang datar yang kasar, maka selama
gerakkannya...
a. Gaya normal tetap, gaya gesekan
berubah
b. Gaya normal berubah, gaya gesekan
tetap
c. Gaya normal dan gaya gesekan kedua-
duanya berubah
d. Gaya normal dan gaya gesekan kedua-
duanya tetap.
14. Sebuah kotak bermassa 5kg terletak
diatas lantai seperti pada gambar.
10 N
20 N 370
Berapakah besar gaya normal yang
dikerjakan oleh lantai pada benda?
a. 36 N c. 24 N
b. 18 N d. 6 N
15. Perhatikan gambar berikut!
P
θ
Jika massa benda 5 kg, sudut θ adalah
370 (cos 37
0 = 0,6), dan gaya luar P =
10 N. Maka gaya normal yang
dikerjakan bidang vertikal pada benda
adalah..
a. 6 N c. 8 N
b. 7 N d. 9 N
16. Jika sebuah benda terletak pada bidang
datar, maka gaya normal pada benda
itu....
a. sama dengan berat benda
b. lebih kecil dari berat benda
c. lebih besar dari berat benda
d. dapat lebih besar atau lebih kecil
dari berat benda
17. Sebuah benda ditarik oleh gaya F1 = 15
N dan F2=40 N. Jika gesekan antara
benda dan lantai sebesar 5N, maka..
F1=15N F2=40 N
4kg
a. Benda diam
b. Benda bergerak lurus beraturan
c. Bergerak dengan percepatan 2 m/s2
d. Bergerak dengan percepatan 5 m/s2
18. Perhatikan gambar!
F
300
Sebuah balok kayu berada pada bidang
miring yang kasar dengan gaya F = 200
N. Jika massa balok 18 kg dan
percepatan 3 m/s2, maka gaya gesekan
yang dialami balok terhadap bidang
miring adalah...
a. 180 N c. 90 N
b. 126 N d. 56 N
148
96
19. Sebuah benda bermassa 200 gram di
ikat tali ringan kemudian diputar secara
horizontal dengan kecepatan sudut 5
rad/s seperti pada gambar berikut.
Jika panjang tali 60 cm, maka besar
gaya sentripetal yang bekerja pada
benda adalah...
a. 0,3 N
b. 0,6 N
c. 3 N
d. 6 N
20. Benda yang memiliki massa 10 kg
bergerak melingkar beraturan dengan
kecepatan 4 m/s. Jika jari-jari
lingkarannya 0,5 m, maka:
1) Frekuensi putarannya 4/π Hz
2) Percepatan sentripetalnya 32 m/s2
3) Gaya sentripetalnya 320 N
4) Periodenya 4πs Pernyataan yang benar adalah...
a. 1,2,3, dan 4
b. 1,2, dan 3
c. 1 dan 3
d. 2 dan 4
21. Dua buah benda A dan B masing-
masing bermassa 2 kg dan 3 kg
dihubungkan dengan tali melalui
sebuah katrol licin (massa tali
diabaikan). Jika percepatan gravitasi
bumi ditempat itu 10 m/s2, maka besar
tegangan tali adalah...
2kg
3kg
a. 23 N
b. 24 N
c. 25 N
d. 26 N
22. Suatu benda bermassa 5 kg berada
dipapan yang licin sempurna. Benda
tersebut ditarik oleh suatu gaya sebesar
50 N yang membentuk sudut 600
dengan arah mendatar. Percepatan yang
dialami oleh benda tersebut adalah ....
a. 0,5 m/s2
b. 5 m/s2
c. 10 m/s2
d. 15 m/s2
149
96
23. Seseorang berdiri didalam lift dalam
keadaan seimbang dan sistem diam.
Kapan berat orang tersebut lebih berat
dari aslinya...
a. Saat lift turun
b. Saat lift naik
c. Saat lift memiliki muatan listrik
d. Saat lift tetap diam
24. Benda bermassa 100 gram bergerak
melingkar dengan jari-jari sebesar 0,5
m dan kecepatan sudutnya 2 rad/s.
Percepatan sentripetal benda sebesar...
a. 1 m/s2
b. 2 m/s2
c. 3 m/s2
d. 4 m/s2
25. Faisal memutar secara vertikal sebuah
ember yang berisi air dengan jari-jari
0,8 meter. Jika gaya gravitasi sebesar
9,8 m/s2, maka kelajuan minimum
ember agar air didalmnya tidak timpah
adalah...
a. 0,8 m/s
b. 1,8 m/s
c. 2,8 m/s
d. 3,8 m/s
26. Sebuah elevator yang bermassa 400kg
bergerak vertikal ke atas dari keadaan
diam dengan percepatan tetap sebesar 2
m/s2. Tegangan tali penarik elvator
tersebut adalah...
a. 400 N
b. 800 N
c. 4800 N
d. 8000 N
27. Teguh duduk diatas kursi pada roda
yang berputar vertikal. Jika percepatan
gravitasi bumi 10m/s2 dan jari-jari roda
2,5 m, maka laju maksimum roda
terseut agar Teguh tidak terlepas dari
tempat duduknya adalah...
a. 2 m/s c. 4 m/s
b. 3 m/s d. 5 m/s
28. Sebuah lift bermassa 600kg dipakai
untuk menaikkan atau menurunkan
beban yang bermassa 400kg, lift
dipercepat beraturan dari diam menjadi
2 m/s dalam 5 m. Jika g = 9,8 m/s2 dan
lift bergerak keatas, maka gaya tegang
tali penggantung lift adalah...
a. 94000 N
b. 10200 N
c. 8400 N
d. 7200 N
29. Sebuah elevator bermassa 1.500 kg
bergerak ke bawah dengan percepatan 1
m/s2. Bila percepatan gravitasi bumi g
= 9.8 m/s2, besar tegangan pada kabel
penggantung adalah...
a. 32.000 N
b. 13.200 N
c. 14.700 N
d. 26.400 N
30. Sebuah bola yang bermassa 0,2 kg
diikat dengan tali sepanjang 0,5 m
kemudian diputar sehingga melakukan
gerak melingkar beraturan dalam
bidang vertikal. Jika pada saat
mencapai titik terendah laju bola 5
m/s, tegangan tali pada saat itu adalah..
a. 12 N c. 10 N
b. 8 N d. 14 N
119
Lampiran 6.
Soal Pretest/Posttest
NAMA :
KELAS :
Petunjuk :
4. Soal pilihan ganda terdiri dari empat alternatif jawaban
5. Kerjakan soal-soal berikut dengan teliti
6. Pilihlah jawaban yang paling tepat
31. Pernyataan berikut yang sesuai
dengan hukum I Newton adalah...
e. Jika v = 0, maka benda selalu
bergerak lurus beraturan
f. Jika a = 0, maka benda selalu diam
g. Jika a = 0, maka perubahan
kecepatan benda selalu nol
h. Jika v = 0, maka perubahan
percepatan benda selalu nol
32. Dalam sistem cgs satuan gaya adalah
dyne, sedang dalam sistem SI satuan
gaya adalah newton (N). Konversi
satuannya adalah 1 N sama dengan...
c. 10-5
dyne c. 105 dyne
d. 103 dyne d. 10
2 dyne
33. Sebuah benda yang dikenai gaya dapat
bergerak dengan kecepatan konstan v.
Besar gaya total yang bekerja pada benda
tersebut adalah...
e. Bergantung pada massa
f. Nol
g. Bergantung pada besar v
h. Tidak bergantung pada massa
34. Sebuah benda diam ditarik oleh 3
gaya seperti gambar.
Berdasar gambar diatas, diketahui:
1) percepatan benda nol
2) bergerak lurus beraturan
3) benda dalam keadaan diam
4) benda akan bergerak jika berat benda
lebih kecil dari gaya tariknya
Pernyataan yang benar adalah....
a. 1 dan 2 saja
b. 1 dan 3 saja
c. 1, 2, dan 3 saja
d. 1, 2, 3, dan 4
35. Seorang penerjun dengan parasit
ternyata melayang saja, tidak naik dan
juga turun. Hal ini diakibatkan karena...
e. Tanpa bobot
f. Tanpa ada angin
g. Resultan gaya nol
h. Tidak ada gaya yang bekerja
120
Selamat Mengerjakan!
36. Kalau kita berada dalam sebuah
mobil yang sedang bergerak, kemudian
mobil tersebut direm, maka badan kita
terdorong ke depan, hal ini sesuai …..
a. Hukum Newton I
b. Hukum Newton II
c. Hukum Aksi-Reaksi
d. Hukum Gaya berat
37. Bunyi hukun II Newton adalah...
e. Besar gaya yang bekerja sebanding
dengan percepatan gaya
f. Semua gaya yang bekerja sama
g. Resultan gaya nilainya nol
h. Gaya yang bekerja (aksi) sama dengan
gaya yang diterima (-reaksi)
38. Dari hukum Newton II dapat
disimpulkan bahwa jika gaya yang
bekerja pada sebuah benda berubah,
maka..
e. massa dan percepatannya berubah
f. massa dan percepatannya tidak
berubah
g. massa tidak berubah dan
percepatannya berubah
h. massa berubah dan percepatannya
tidak berubah
39. Sebuah mobil bermassa 1500 kg
bergerak dengan percepatan 5 m/s2. Gaya
yang harus diberikan oleh mesin mobil
tersebut adalah sebesar...
c. 750 N c. 7500 N
d. 300 N d. 3000 N
40. Perhatikan gambar dibawah ini. Yang
menunjukkan pasangan gaya aksi reaksi
adalah…
F
T1
T2
T2 W2
T1
W1
c. T1 dan W1 c. T1 dan T2
d. W1 dan W2 d. T2 dan W2
41. Aplikasi hukum III Newton dalam
kehidupan sehari-hari yang benar dan
sesuai adalah...
e. Mobil yang berhenti mendadak
f. Buku di atas meja
g. Roket yang meluncur keluar angkasa
h. Motor yang melaju konstan
42. Pernyataan berikut yang sesuai dengan
hukum III Newton adalah...
e. Jika FA = FB, maka benda bergerak
f. Jika FA > FB, maka benda diam
g. Jika FA = -FB, maka benda
bergerak
h. Jika FA < FB, maka benda diam
121
Selamat Mengerjakan!
43. Apabila sebuah benda bergerak dalam
bidang datar yang kasar, maka selama
gerakkannya...
e. Gaya normal tetap, gaya gesekan
berubah
f. Gaya normal berubah, gaya gesekan
tetap
g. Gaya normal dan gaya gesekan kedua-
duanya berubah
h. Gaya normal dan gaya gesekan kedua-
duanya tetap.
44. Sebuah kotak bermassa 5kg terletak
diatas lantai seperti pada gambar.
10 N
20 N 370
Berapakah besar gaya normal yang
dikerjakan oleh lantai pada benda?
c. 36 N c. 24 N
d. 18 N d. 6 N
45. Perhatikan gambar berikut!
P
θ
Jika massa benda 5 kg, sudut θ adalah
370 (cos 37
0 = 0,6), dan gaya luar P =
10 N. Maka gaya normal yang
dikerjakan bidang vertikal pada benda
adalah..
a. 6 N c. 8 N
b. 7 N d. 9 N
46. Jika sebuah benda terletak pada bidang
datar, maka gaya normal pada benda
itu....
e. sama dengan berat benda
f. lebih kecil dari berat benda
g. lebih besar dari berat benda
h. dapat lebih besar atau lebih kecil
dari berat benda
47. Sebuah benda ditarik oleh gaya F1 = 15
N dan F2=40 N. Jika gesekan antara
benda dan lantai sebesar 5N, maka..
F1=15N F2=40 N
4kg
e. Benda diam
f. Benda bergerak lurus beraturan
g. Bergerak dengan percepatan 2 m/s2
h. Bergerak dengan percepatan 5 m/s2
48. Perhatikan gambar!
F
300
Sebuah balok kayu berada pada bidang
miring yang kasar dengan gaya F = 200
N. Jika massa balok 18 kg dan
percepatan 3 m/s2, maka gaya gesekan
yang dialami balok terhadap bidang
miring adalah...
c. 180 N c. 90 N
d. 126 N d. 56 N
122
Selamat Mengerjakan!
49. Sebuah benda bermassa 200 gram di
ikat tali ringan kemudian diputar secara
horizontal dengan kecepatan sudut 5
rad/s seperti pada gambar berikut.
Jika panjang tali 60 cm, maka besar
gaya sentripetal yang bekerja pada
benda adalah...
e. 0,3 N
f. 0,6 N
g. 3 N
h. 6 N
50. Benda yang memiliki massa 10 kg
bergerak melingkar beraturan dengan
kecepatan 4 m/s. Jika jari-jari
lingkarannya 0,5 m, maka:
5) Frekuensi putarannya 4/π Hz
6) Percepatan sentripetalnya 32 m/s2
7) Gaya sentripetalnya 320 N
8) Periodenya 4πs Pernyataan yang benar adalah...
e. 1,2,3, dan 4
f. 1,2, dan 3
g. 1 dan 3
h. 2 dan 4
51. Dua buah benda A dan B masing-
masing bermassa 2 kg dan 3 kg
dihubungkan dengan tali melalui
sebuah katrol licin (massa tali
diabaikan). Jika percepatan gravitasi
bumi ditempat itu 10 m/s2, maka besar
tegangan tali adalah...
2kg
3kg
e. 23 N
f.24 N
g. 25 N
h. 26 N
52. Seseorang berdiri didalam lift dalam
keadaan seimbang dan sistem diam.
Kapan berat orang tersebut lebih berat
dari aslinya...
e. Saat lift turun
f. Saat lift naik
g. Saat lift memiliki muatan listrik
h. Saat lift tetap diam
123
Selamat Mengerjakan!
53. Faisal memutar secara vertikal sebuah
ember yang berisi air dengan jari-jari
0,8 meter. Jika gaya gravitasi sebesar
9,8 m/s2, maka kelajuan minimum
ember agar air didalmnya tidak timpah
adalah...
e. 0,8 m/s
f. 1,8 m/s
g. 2,8 m/s
h. 3,8 m/s
54. Sebuah elevator yang bermassa 400kg
bergerak vertikal ke atas dari keadaan
diam dengan percepatan tetap sebesar 2
m/s2. Tegangan tali penarik elvator
tersebut adalah...
e. 400 N
f. 800 N
g. 4800 N
h. 8000 N
55. Sebuah elevator bermassa 1.500 kg
bergerak ke bawah dengan percepatan 1
m/s2. Bila percepatan gravitasi bumi g
= 9.8 m/s2, besar tegangan pada kabel
penggantung adalah...
e. 32.000 N
f. 13.200 N
g. 14.700 N
h. 26.400 N
124
Selamat Mengerjakan!
Lembar Ahli I
Pertemuan 1
4) Hukum 1 Newton
Hukum 1 Newton disebut juga hukum kelembaman atau hukum
kemalasan. Benda yang mula-mula diam akan mempertahankan keadaan diamnya
(malas bergerak), dan benda yang mula-mula bergerak akan mempertahankan
keadaaan bergeraknya (malas berhenti). Sifat benda yang cenderung
mempertahankan keadaan geraknya (diam atau bergerak) disebut sebagai
kelembaman atau inersia (kemalasan). Sedangkan ukuran kuantitas kelembaman
suatu benda adalah besaran massa. Makin besar massa benda, makin besar
kelembaman benda (makin sukar digerakkan atau dihentikan).
Bunyi hukum 1 Newton :
“Setiap benda akan diam atau bergerak lurus beraturan jika resultan gaya yang
bekerja pada benda itu sama dengan nol”
∑F = 0
Jadi jika benda tersebut ingin bergerak, harus ada gaya yang mengenai benda
tersebut. Itu juga diajarkan dalam Islam. Untuk membuat suatu pergerakan,
dibutuhkan pula gaya. Dorongan dari diri sendiri atau dari orang lain.
Sebagaimana fiman Allah SWT dalam surat Ar-Ra’d ayat 11 yang berbunyi:
لب غس مب بقىم حخ ٱللهإن ٱللهمن أمس ۥحفظىنه ۦخلفه ومن ده بن من معقبج لهۥ
١١من وال دونهۦومب لهم من ۥله مسد فلب ا سىء بقىم ٱللهغسوا مب بأنفسهم وإذا أزاد
125
Selamat Mengerjakan!
Artinya : “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”
126
Selamat Mengerjakan!
Lembar Ahli II
Pertemuan 1
1) Hukum II Newton
Hukum 1 Newton berkaitan dengan gerak suatu benda ketika resultan gaya
yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol (∑ ). Pada keadaan seperti
itu kecepatan benda adalah tetap atau benda mengalami gerak lurus beraturan.
Bagaimana jika pada benda bekerja sebuah gaya saja atau beberapa gaya yang
resultannya tidak nol? Pada keadaan ini ternyata kecepatan benda selalu berubah.
Dan benda mengalami percepatan. Jelas bahwa ada kaitan antara resultan gaya
dengan percepatan yang ditimbulkannya. Kaitan antara percepatan dan resultannya
inilah yang diselidiki oleh Newton, sehingga ia berhasil mencetuskan hukum
keduanya tentang gerak, yang dikenal sebagai hukum II Newton.
Bunyi hukum II Newton sebagai berikut :
“Percepatan suatu benda yang disebabkan oleh suatu gaya, sebanding dan searah
dengan gaya itu, dan berbanding terbalik dengan massa benda yang dikenai oleh
gaya tersebut”
Secara matematis, dapat dinyatakan sebagai:
∑
∑
127
Selamat Mengerjakan!
Berarti, semakin besar gaya yang kita berikan maka pergerakan benda semakin besar.
Begitu juga pergerakan hidup, semakin besar gaya yang kita berikan pada hidup kita,
maka pergerakan dan kemajuan hidup kita akan lebih cepat.
Sebagaimana, firman Allah SWT dalam surat Al-Jatsiyah ayat 22 yang berbunyi:
٢٢ولخجزي مل نفس بمب مسبج وهم لب ظلمىن ٲلحقب ٱلأزضو ٱلسمىث ٱلله وخلق
Artinya : “Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan
agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan
dirugikan”
Satuan SI untuk gaya adalah Newton.
Satuan F = (satuan m). (satuan a)
1 N = (1 kg). (1 m/ )
1 N = 1 kg m/
“satu Newton didefinisikan sebagai gaya yang menghasilkan percepatan 1 m/
ketika gaya ini diberikan pada benda bermassa 1 kg.
128
Selamat Mengerjakan!
Lembar Ahli III
Pertemuan 1
1) Hukum III Newton.
Gaya hadir jika sedikitnya ada dua benda yang berinteraksi. Gaya pertama
dapat disebut sebagai aksi dan gaya kedua sebagai reaksi. Hukum III Newton dapat
dinyatakan sebagai berikut :
“Jika benda A mengerjakan gaya pada benda B, benda B akan mengerjakan gaya
pada benda A, yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan”. Secara matematis,
hukum III Newton dinyatakan sebagai :
Berarti gaya yang kita berikan pada benda atau sesuatu akan dibalas dengan gaya
yang sama besar, yang berlawanan arah. Jika kebaikan merupakan suatu gaya yang
kita berikan, dan dibalas dengan kejahatan, maka kejahatan tersebut merupakan gaya
yang sama besar yang telah kita berikan, namun berlawanan arah dengan kebaikan.
Penjelasan tentang hukum Newton III juga terdapat dalam Al-Qur’an surat QS.
Fushilat: 34-35
أحسن فإذا ٲلخب ٱدفع ٱلسئتولب ٱلحسنتحسخى ولب ۥأنهك عدوة ۥبنل وبنه ٱلره ول
٣٥ صبسوا ومب لقيهب إلب ذو حظ عظم ٱلرنلقيهب إلب ومب ٣٤ حمم
129
Selamat Mengerjakan!
Artinya : “Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu)
dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia
ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang
baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak
dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang
besar”
Lembar Ahli I
Pertemuan 2
6) Gaya berat
Gaya berat sering disebut juga dengan berat. Massa adalah banyaknya materi
yang dikandung oleh suatu benda. Atau massa adalah ukuran kelembaman
(kemampuan mempertahankan keadaan gerak) suatu benda. Berat (diberi
lambang w dari kata “weight”) adalah gaya gravitasi Bumi yang bekerja pada
suatu benda. Dengan menggunakan hukum II Newton pada benda jatuh bebas ini
diperoleh hubungan antara berat dan massa.
∑
Vektor berat selalu berarah tegak lurus pada permukaan Bumi menuju ke pusat
Bumi. Vektor berat suatu benda di Bumi selalu berarah tegak lurus ke bawah
dimanapun posisi benda diletakkan.
W= mg w=mg w=mg w=mg
Gambar 2.1 : Arah vektor berat selalu tegak lurus kebawah bagaimanapun posisi benda diletakkan.
130
Selamat Mengerjakan!
7) Gaya Normal
Gaya normal didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara
dua permukaan yang bersentuhan, yang arahnya selalu tegak lurus pada bidang
sentuh.
N N
N
N
Gambar 2.2 : Gaya normal adalah gaya sentuh yang arahnya selalu tegak lurus pada bidang
sentuh.
Hubungan Berat – Gaya Gravitasi Dan Gaya Normal
Dari Hukum II Newton, resultan gaya pada sebuah benda yang tetap diam
adalah nol. Pasti ada gaya lain pada benda tersebut untuk mengimbangi gaya
gravitasi. Untuk sebuah benda yang diam di atas meja, maka meja tersebut
memberikan gaya ke atas (perhatikan gambar dibawah). Meja sedikit tertekan di
bawah benda, dan karena elastisitasnya, meja itu mendorong benda ke atas seperti
diperlihatkan pada gambar. Gaya yang diberikan oleh meja ini sering disebut gaya
sentuh, karena terjadi jika dua benda bersentuhan. Ketika gaya sentuh tegak lurus
terhadap permukaan bidang sentuh, gaya itu biasa disebut gaya normal N
(“normal” berarti tegak lurus).
131
Selamat Mengerjakan!
Kedua gaya yang ditunjukkan pada gambar
diatas bekerja pada benda yang tetap dalam keadaan diam, sehingga jumlah vektor
kedua gaya ini pasti nol (Hukum II Newton). Dengan demikian, w dan N harus
memiliki besar yang sama dan berlawanan arah.
Tetapi gaya-gaya tersebut bukan gaya-gaya yang sama dan berlawanan arah yang
dibicarakan pada Hukum III Newton. Gaya aksi dan reaksi Hukum III Newton
bekerja pada benda yang berbeda, sementara kedua gaya yang ditunjukkan pada
gambar diatas, bekerja pada benda yang sama. Gaya ke atas N pada benda
diberikan oleh meja. Reaksi terhadap gaya ini adalah gaya yang diberikan oleh
benda kepada meja. Kondisi diatas menunjukan adanya hubungan antara berat –
gaya gravitasi dan gaya normal.
132
Selamat Mengerjakan!
Lembar Ahli II
Pertemuan 2
1) Gaya Gesekan
Gaya gesekan termasuk gaya sentuh, yang muncul jika permukaan dua benda
bersentuhan langsung secara fisik. Arah gaya gesekan searah dengan permukaan
bidang sentuh dan berlawanan dengan kecenderungan arah gerak. Gaya gesek dibagi
menjadi dua yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek dimanis.
Gaya gesek statis Yaitu gaya gesek yang terjadi pada benda selama benda itu diam.
Artinya jika kita mendorong sebuah benda kemudian benda tersebut tidak bergerak
sama sekali maka benda tersebut mempunyai gaya gesek yang lebih besar daripada
gaya yang kita berikan (gaya kerja). Gaya gesek statis disimbolkan dengan fs.
133
Selamat Mengerjakan!
dimana µs adalah koefisien gesekan statis dan N adalah
gaya Normal.
Gaya gesek dinamis, Yaitu gaya gesek pada waktu benda tersebut bergerak. Gaya
gesek dimanis disimbolkan dengan fk.
dimana µk adalah koefisien gesekan kinetis benda
Lembar Ahli III
Pertemuan 2
1) Gaya Tegangan Tali
Tegangan tali adalah gaya yang bekerja pada ujung-ujung tali karena tali tersebut
tegang, sebagai reaksi dari gaya luar yang bekerja padanya.. Pada kedua ujung tali
yang tegang timbul tegangan tali (diberi lambang T). Jika tali dianggap ringan
(beratnya dapat diabaikan), gaya tegangan tali pada kedua ujung tali untuk tali yang
sama dianggap sama besar. Pada gambar, A dan B dihubungkan oleh tali yang sama
(sebut tali 1). Tegangan tali pada kedua ujung tali 1 sama besar, yaitu T1. B dan C
134
Selamat Mengerjakan!
dihubungkan oleh tali yang sama (sebut tali 2). Tegangan tali pada kedua ujung tali
dua sama besar, yaitu T2.
Tali 1 Tali 2
T1 T1 T2 T2 P
Gambar 2.3 : Tiga benda A, B, dan C dihubungkan oleh dua utas tali. Diujung-ujung tali 1
muncul tegangan T1 dan diujung-ujung tali 2 muncul T2
Lembar Ahli IV
Pertemuan 2
1) Gaya Sentripetal
Suatu benda yang bergerak melingkar beraturan mengalami percepatan sentripetal
(diberi lambang ), dan besarnya dinyatakan oleh :
A C B
135
Selamat Mengerjakan!
Percepatan sentripetal disebabkan oleh gaya sentripetal (diberi lambang ). Sesuai
dengan hukum II Newton, hubungan antara percepatan sentripetal dan gaya
sentripetal adalah :
Arah gaya sentripetal tegak lurus terhadap vektor kecepatan, menuju pusat lingkaran.
Gaya sentripetal yang menarik bola menuju ke pusat lingkaran adalah gaya tegangan
tali T.
Asal gaya sentripetal adalah gaya tegangan tali T
Rumus gaya sentripetal
Bola
Jadi,
Gambar 2.4 : Gaya Sentripetal
Lembar Ahli I
Pertemuan 3
7) Gerak benda pada bidang datar
F
F F cos θ
T
136
Selamat Mengerjakan!
a b
Gambar 2. 5 (a) balok pada bidang datar ditarik horizontal. (b) balok pada bidang datar ditarik
dengan membentuk sudut
Sebuah benda yang terletak di atas bidang datar licin ditarik horizontal dengan
gaya F. Benda tersebut bergerak dengan percepatan a. benda bergerak pada
sumbu X (horizontal), maka gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah F = m
a.
Jika gaya tarik F membentuk sudut, maka komponen yang menyebabkan benda
bergerak di atas bidang licin adalah komponen F, yaitu Fx.
, maka
8) Gerak dua benda yang saling bersentuhan
F ma mb
Gambar 2.6 dua benda ma dan mb bersentuhan dan diletakkan pada bidang
datar licin
Persamaannya adalah :
Lembar Ahli II
Pertemuan 3
1) Gerak benda pada bidang miring
N
137
Selamat Mengerjakan!
mg sin θ
mg cos θ
mg Gambar 2.7 gerak pada bidang miring
Gaya-gaya yang bekerja pada sumbu y :
Gaya-gaya yang bekerja pada sumbu x :
Percepatan benda :
Lembar Ahli III
Pertemuan 3
1) Gerak benda yang dihubungkan dengan katrol
11
Selamat Mengerjakan!
T T
a
a mb g
ma g Gambar 2.8 Katrol
Tegangan tali benda ma:
Tegangan tali benda mb :
Percepatan benda :
( ) ( )
2) Gaya tekan kaki pada lift
N
11
Selamat Mengerjakan!
Gambar 2.9 Lift diam
N a a
Gambar 2.10 Lift Naik Gambar 2.11 Lift turun
11
Selamat Mengerjakan!
Lembar Ahli IV
Pertemuan 3
1) Gerak benda melingkar
A
B
C
D
Gambar 2.12 gerak melingkar vertikal
Pada semua keadaan berlaku :
Saat benda di posisi A berlaku :
(
)
Saat beda di posisi B berlaku :
Saat benda di posisi C berlaku :
(
)
Saat benda berada di posisi D berlaku :
(
)
159
Selamat Mengerjakan!
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
(Jenis-jenis gaya dalam hukum Newton)
Kelas Eksperimen
Nama asisten kelompok : ..........................................................
Nama anggota kelompok : 1.........................................................
: 2.........................................................
: 3.........................................................
: 4.........................................................
: 5.........................................................
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
Mengetahui jenis-jenis gaya dalam hukum Newton.
Menyebutkan jenis-jenis gaya dalam hukum Newton
Membedakan gaya normal, gaya berat, gaya sentripetal, dan gaya gesek.
Menerapkan perhitungan gaya berat, gaya normal, gaya sentripetal, dan gaya
gesek untuk .
Ringkasan Materi
Gaya berat sering disebut juga dengan berat. Massa adalah banyaknya materi
yang dikandung oleh suatu benda. Atau massa adalah ukuran kelembaman
(kemampuan mempertahankan keadaan gerak) suatu benda. Berat (diberi
lambang w dari kata “weight”) adalah gaya gravitasi Bumi yang bekerja pada
suatu benda.
Gaya normal didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara
dua permukaan yang bersentuhan, yang arahnya selalu tegak lurus pada bidang
sentuh.
Gaya gesekan termasuk gaya sentuh, yang muncul jika permukaan dua benda
bersentuhan langsung secara fisik. Arah gaya gesekan searah dengan permukaan
bidang sentuh dan berlawanan dengan kecenderungan arah gerak.
160
Selamat Mengerjakan!
Tegangan tali adalah gaya yang bekerja pada ujung-ujung tali karena tali tersebut
tegang, sebagai reaksi dari gaya luar yang bekerja padanya.. Pada kedua ujung tali
yang tegang timbul tegangan tali (diberi lambang T). Jika tali dianggap ringan
(beratnya dapat diabaikan), gaya tegangan tali pada kedua ujung tali untuk tali
yang sama dianggap sama besar.
Suatu benda yang bergerak melingkar beraturan mengalami percepatan yang
arahnya tegak lurus terhadap vektor kecepatan menuju pusat lingkaran.
Percepatan ini disebut percepatan sentripetal. Percepatan sentripetal disebabkan
oleh gaya sentripetal
Diskusikanlah bersama teman satu kelompok, kemudian jawablah pertanyaan
dibawah ini!
1. Sebuah balok bermassa 5 kg. Jika g = 10 m/s2,
maka tentukan:
a. berat balok,
b. gaya normal jika balok diletakkan di atas bidang datar,
c. gaya normal yang bekerja pada balok jika diam di atas bidang miring yang
membentuk sudut 300 terhadap horisontal!
Jawab :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
161
Selamat Mengerjakan!
2. Jika Anda menggelindingkan sebuah bola di lapangan rumput, maka setelah
menempuh jarak tertentu bola tersebut pasti berhenti. Mengapa hal-hal tersebut dapat
terjadi?
Jawab :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
3. Sebuah balok bermassa 20 kg berada di atas lantai mendatar kasar. μs = 0,6 dan μk =
0,3. Kemudian balok ditarik gaya sebesar F mendatar. g = 10 m/s2. Tentukan gaya
gesek yang dirasakan balok dan percepatan balok jika:
a. F = 100 N
b. F = 140 N
Jawab :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
4. Berikan contoh gaya sentripetal dalam kehidupan sehari-hari serta berikan atas
jawaban anda!
Jawab :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
162
Selamat Mengerjakan!
5. Sebuah benda bermassa 200 g diikat pada ujung sebuah tali kemudian diputar secara
vertikal sehingga benda bergerak melingkar dengan jari-jari 30 cm dan kecepatan 6
m/s. Tentukan perbandingan tegangan tali di titik tertinggi dengan tegangan tali di
titik terendah.
Jawab :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Semoga sukses!!!
163
Selamat Mengerjakan!
164
Selamat Mengerjakan!
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
(Penerapan hukum newton dalam kehidupan sehari-hari)
Kelas Eksperimen
Nama asisten kelompok : ..........................................................
Nama anggota kelompok : 1.........................................................
: 2.........................................................
: 3.........................................................
: 4.........................................................
: 5.........................................................
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
1. Mengidentifikasi penerapan hukum newton pada gerak benda di bidang datar
2. Mengidentifikasi penerapan hukum newton pada gerak dua benda yang
bersentuhan
3. Mengidentifikasi penerapan hukum newton pada gerak benda di bidang miring
4. Mengidentifikasi penerapan hukum newton pada gerak benda dengan katrol
5. Mengidentifikasi penerapan hukum newton pada gerak lift
6. Mengidentifikasi penerapan hukum newton pada benda gerak melingkar
Ringkasan Materi
Gerak benda-benda yang ada di alam banyak keadaannya yang memenuhi hukum II
Newton. Gabungan benda-benda yang diberi gaya atau sebuah benda yang dipengaruhi
beberapa gaya dinamakan sistem benda. Pada sistem benda inilah banyak berlaku hukum
II Newton. Contoh-contoh sistem benda yang dapat dipelajari di kelas X ini antara lain :
Sistem katrol, sistem benda mendatar dan sistem benda gerak vertikal dan sistem gerak
melingkar. Sistem katrol melibatkan hubungan dua benda atau lebih yang melalui sebuah
katrol. Penerapan hukum II Newton pada sistem benda
165
Selamat Mengerjakan!
yang bergerak vertikal selalu dipengaruhi berat bendanya.
Untuk menyelesaikan permasalahan yang menggunakan hukum I dan II Newton pada
suatu benda, ada beberapa catatan. Pertama, gambarlah diagram secara terpisah yang
menggambarkan semua gaya yang bekerja pada benda tersebut (gambar diagram bebas).
Kedua, gaya yang searah dengan perpindahan benda dianggap positif, sedangkan gaya
yang berlawanan arah dengan perpindahan benda dianggap negatif.
Diskusikanlah bersama teman satu kelompok, kemudian jawablah pertanyaan
dibawah ini!
1. Dua balok A = 4 kg dan balok B = 2 kg ditarik gaya F =16 N di atas lantai mendatar
licin seperti pada gambar.Tentukan percepatan sistem benda dan tegangan tali T!
A T B F = 16 N
Jawab
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
166
Selamat Mengerjakan!
2. Sebuah balok yang massanya 6 kg meluncur ke bawah pada sebuah papan licin yang
dimiringkan 30° dari lantai. Jika jarak lantai dengan balok 10 m dan besarnya gaya
gravitasi ditempat itu 10 ms-2, maka tentukan percepatan dan waktu yang diperlukan
balok untuk sampai di lantai!
Jawab
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
........................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
3. Perhatikan gambar di samping!
T T
m1
T
T
m2.g
Dua buah benda masing-masing memiliki massa 5 kg dan 10 kg dihubungkan dengan
katrol. Gesekan antara benda pertama dengan meja lantai diabaikan. Jika gaya
gravitasi di tempat itu sebesar 10 m/s2, maka tentukan percepatan yang dialami kedua
benda dan tegangan talinya!
Jawab
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
167
Selamat Mengerjakan!
4. Oneng yang bermassa 30 kg berdiri di dalam sebuah lift yang bergerak dengan
percepatan 3 m/s2. Jika gravitasi bumi 10 m/s
2, maka tentukan berat Oneng saat lift
bergerak ke atas dipercepat dan bergerak ke bawah dipercepat!
Jawab
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
5. Sitompul mengikat bolpointnya yang bermassa 0,1 kg dengan seutas tali dan diputar
vertikal dengan kecepatan tetap 4 m/s2. Jika panjang tali 1 m dan gaya gravitasi bumi
10 m/s2, maka tentukan tegangan tali saat bolpoint berada di posisi terendah dan
posisi tertinggi!
Jawab
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
168
Selamat Mengerjakan!
169
Selamat Mengerjakan!
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
(Dinamika dan kinematika Hukum I Newton, Hukum II Newton, Hukum III Newton )
Kelas Kontrol
Nama : ..........................................................
Kelas : ...........................................................
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
1. Membedakan pengertian kinematika dan dinamika.
2. Menyebutkan bunyi hukum-hukum Newton.
3. Menerapkan hukum-hukum Newton untuk menyelesaikan soal analisis dan soal
hitungan
Ringkasan Materi
Hukum 1 Newton disebut juga hukum kelembaman atau hukum kemalasan. Benda yang
mula-mula diam akan mempertahankan keadaan diamnya (malas bergerak), dan benda
yang mula-mula bergerak akan mempertahankan keadaaan bergeraknya (malas berhenti).
Sifat benda yang cenderung mempertahankan keadaan geraknya (diam atau bergerak)
disebut sebagai kelembaman atau inersia (kemalasan). Sedangkan ukuran kuantitas
kelembaman suatu benda adalah besaran massa.
Hukum Newton II : “Percepatan suatu benda yang disebabkan oleh suatu gaya,
sebanding dan searah dengan gaya itu, dan berbanding terbalik dengan massa benda
yang dikenai oleh gaya tersebut”
Hukum III Newton :
“Jika benda A mengerjakan gaya pada benda B, benda B akan mengerjakan gaya
pada benda A, yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan”
170
Selamat Mengerjakan!
Jawablah soal berikut dengan baik dan benar!
1. Coba jelaskan mengapa sebuah benda dapat bergerak!
Jawab :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
2. Sebuah benda dalam keadaan diam. Mungkinkah ada gaya yang bekerja pada benda
itu? Coba jelaskan mengapa kalian memilih jawaban tersebut!
Jawab
..............................................................................................................................
................................................................................................................ ..............
..............................................................................................................................
................................................................................................................ ..............
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
171
Selamat Mengerjakan!
3. Mengapa mobil yang lebih kecil (massanya kecil) membutuhkan bensin lebih sedikit
daripada mobil yang lebih besar (massanya besar)? Jelaskan dengan konsep hukum
Newton!
Jawab
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
4. Balok A bermassa 4 kg diletakkan di atas balok B yang bermassa 6 kg. Kemudian
balok B ditarik dengan gaya F di atas lantai mendatar licin sehingga gabungan balok
itu mengalami percepatan 1,8 m/s2. Jika tiba-tiba balok A terjatuh maka berapakah
percepatan yang dialami oleh balok B saja?
Jawab
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
172
Selamat Mengerjakan!
5. Perhatikan gambar berikut :
Manakah yang merupakan gaya aksi dan gaya reaksi?
Jawab
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Good Luck!!!
173
Selamat Mengerjakan!
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
(Jenis-jenis gaya dalam hukum Newton)
Kelas Kontrol
Nama : ..........................................................
Kelas : ...........................................................
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
Mengetahui jenis-jenis gaya dalam hukum Newton.
Menyebutkan jenis-jenis gaya dalam hukum Newton
Membedakan gaya normal, gaya berat, gaya sentripetal, dan gaya gesek.
Menerapkan perhitungan gaya berat, gaya normal, gaya sentripetal, dan gaya
gesek untuk pemecahan masalah.
Ringkasan Materi
Gaya berat sering disebut juga dengan berat. Massa adalah banyaknya materi
yang dikandung oleh suatu benda. Atau massa adalah ukuran kelembaman
(kemampuan mempertahankan keadaan gerak) suatu benda. Berat (diberi
lambang w dari kata “weight”) adalah gaya gravitasi Bumi yang bekerja pada
suatu benda.
Gaya normal didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara
dua permukaan yang bersentuhan, yang arahnya selalu tegak lurus pada bidang
sentuh.
Gaya gesekan termasuk gaya sentuh, yang muncul jika permukaan dua benda
bersentuhan langsung secara fisik. Arah gaya gesekan searah dengan permukaan
bidang sentuh dan berlawanan dengan kecenderungan arah gerak.
Tegangan tali adalah gaya yang bekerja pada ujung-ujung tali karena tali tersebut
tegang, sebagai reaksi dari gaya luar yang bekerja padanya.. Pada kedua ujung tali
yang tegang timbul tegangan tali (diberi lambang T). Jika tali dianggap ringan
(beratnya dapat diabaikan), gaya tegangan tali pada kedua ujung tali untuk tali
yang sama dianggap sama besar.
174
Selamat Mengerjakan!
Suatu benda yang bergerak melingkar beraturan mengalami percepatan yang
arahnya tegak lurus terhadap vektor kecepatan menuju pusat lingkaran.
Percepatan ini disebut percepatan sentripetal. Percepatan sentripetal disebabkan
oleh gaya sentripetal
Jawablah soal berikut dengan baik dan benar!
1. Sebuah balok bermassa 5 kg. Jika g = 10 m/s2,
maka tentukan:
a. berat balok,
b. gaya normal jika balok diletakkan di atas bidang datar,
c. gaya normal yang bekerja pada balok jika diam di atas bidang miring yang
membentuk sudut 300 terhadap horisontal!
Jawab :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..................................................................................................................
2. Jika Anda menggelindingkan sebuah bola di lapangan rumput, maka setelah
menempuh jarak tertentu bola tersebut pasti berhenti. Mengapa hal-hal tersebut dapat
terjadi?
Jawab :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
175
Selamat Mengerjakan!
3. Sebuah balok bermassa 20 kg berada di atas lantai mendatar kasar. μs = 0,6 dan μk =
0,3. Kemudian balok ditarik gaya sebesar F mendatar. g = 10 m/s2. Tentukan gaya
gesek yang dirasakan balok dan percepatan balok jika:
a. F = 100 N
b. F = 140 N
Jawab :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
4. Berikan contoh gaya sentripetal dalam kehidupan sehari-hari serta berikan
kesimpulan atas jawaban anda!
Jawab :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
5. Sebuah benda bermassa 200 g diikat pada ujung sebuah tali kemudian diputar secara
vertikal sehingga benda bergerak melingkar dengan jari-jari 30 cm dan kecepatan 6
176
Selamat Mengerjakan!
m/s. Tentukan perbandingan tegangan tali di titik tertinggi dengan tegangan tali di
titik terendah.
Jawab :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
177
Selamat Mengerjakan!
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
(Penerapan hukum newton dalam kehidupan sehari-hari)
Kelas Kontrol
Nama : ..........................................................
Kelas : ...........................................................
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
1. Mengidentifikasi penerapan hukum newton pada gerak benda di bidang datar
2. Mengidentifikasi penerapan hukum newton pada gerak dua benda yang
bersentuhan
3. Mengidentifikasi penerapan hukum newton pada gerak benda di bidang miring
4. Mengidentifikasi penerapan hukum newton pada gerak benda dengan katrol
5. Mengidentifikasi penerapan hukum newton pada gerak lift
6. Mengidentifikasi penerapan hukum newton pada benda gerak melingkar
Ringkasan Materi
Gerak benda-benda yang ada di alam banyak keadaannya yang memenuhi hukum II
Newton. Gabungan benda-benda yang diberi gaya atau sebuah benda yang dipengaruhi
beberapa gaya dinamakan sistem benda. Pada sistem benda inilah banyak berlaku hukum
II Newton. Contoh-contoh sistem benda yang dapat dipelajari di kelas X ini antara lain :
Sistem katrol, sistem benda mendatar dan sistem benda gerak vertikal dan sistem gerak
melingkar. Sistem katrol melibatkan hubungan dua benda atau lebih yang melalui sebuah
katrol. Penerapan hukum II Newton pada sistem benda
yang bergerak vertikal selalu dipengaruhi berat bendanya.
Untuk menyelesaikan permasalahan yang menggunakan hukum I dan II Newton pada
suatu benda, ada beberapa catatan. Pertama, gambarlah diagram secara terpisah yang
menggambarkan semua gaya yang bekerja pada benda tersebut (gambar diagram bebas).
Kedua, gaya yang searah dengan perpindahan benda dianggap positif, sedangkan gaya
yang berlawanan arah dengan perpindahan benda dianggap negatif.
178
Selamat Mengerjakan!
Jawablah soal berikut dengan baik dan benar!
1. Dua balok A = 4 kg dan balok B = 2 kg ditarik gaya F =16 N di atas lantai mendatar
licin seperti pada gambar.Tentukan percepatan sistem benda dan tegangan tali T!
A T B F = 16 N
Jawab
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
2. Sebuah balok yang massanya 6 kg meluncur ke bawah pada sebuah papan licin yang
dimiringkan 30° dari lantai. Jika jarak lantai dengan balok 10 m dan besarnya gaya
gravitasi ditempat itu 10 ms-2, maka tentukan percepatan dan waktu yang diperlukan
balok untuk sampai di lantai!
Jawab
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
........................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
179
Selamat Mengerjakan!
3. Perhatikan gambar di samping!
T T
m1
T
T
m2.g
Dua buah benda masing-masing memiliki massa 5 kg dan 10 kg dihubungkan dengan
katrol. Gesekan antara benda pertama dengan meja lantai diabaikan. Jika gaya
gravitasi di tempat itu sebesar 10 m/s2, maka tentukan percepatan yang dialami kedua
benda dan tegangan talinya!
Jawab
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
4. Oneng yang bermassa 30 kg berdiri di dalam sebuah lift yang bergerak dengan
percepatan 3 m/s2. Jika gravitasi bumi 10 m/s
2, maka tentukan berat Oneng saat lift
bergerak ke atas dipercepat dan bergerak ke bawah dipercepat!
Jawab
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
180
Selamat Mengerjakan!
5. Sitompul mengikat bolpointnya yang bermassa 0,1 kg dengan seutas tali dan diputar
vertikal dengan kecepatan tetap 4 m/s2. Jika panjang tali 1 m dan gaya gravitasi bumi
10 m/s2, maka tentukan tegangan tali saat bolpoint berada di posisi terendah dan
posisi tertinggi!
Jawab
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Semoga sukses!!!