Post on 31-Oct-2020
35 Jurnal DINAMIKA Vol. 5 No. 2 – Desember2019 | ISSN:2460-3643
PENGARUH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KERJA
TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN
PT.INDOMOBIL FINANCE LAMPUNG TIMUR
Oleh :
BUCHORI
Dosen Tetap STIE Lampung Timur
Jalan Pramuka Desa Labuhan Ratu 2 Kecamatan Way Jepara
Kabupaten Lampung Timur
Email : buchori122@gmail.com
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out and analyze whether there is an
influence of the Standard Operating Procedures (SOPs) on improving the
performance of the employees of PT. Indomobil Finance Branch of Way Jepara,
East Lampung.
Data collection techniques used in this study were observation,
questionnaires and documentation. As in this study the population is all
employees of PT. Indomobil Finance Branch of Way Jepara, East Lampung, with
15 employees. This study discusses two research variables namely the Standard
Operating Procedure (SOP) work and employee performance improvement.
The analysis technique in this research is a simple linear regression formula. From
the analysis results obtained an R2 value of 0.186, meaning that there is a
workmanship Standard Operating Procedure (SOP) Work to increase employee
performance by 18.6% and t count 4,410 values when compared with t table
where dk = n-1 is 15- 1 = 14 with an error level of 5% the value of t table is 2.145
(Appendix 4) with a sig value <0.05. This means that the Standard Operating
Procedure (SOP) work has an influence on improving the performance of
employees of PT. Indomobil Finance Branch of Way Jepara, East Lampung.
Keyword : Standard Operational Procedure (SOP), Work Performance
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Manajemen perusahaan di
tuntut untuk dapat
menyelenggarakan seluruh aktivitas
perusahaan secara efektif dan
efesien. Keberhasilan perusahaan
dalam menjalankan aktifitas usaha
perlu di tunjang dengan komitmen
manajemen yang prima, serta adanya
system manajemen yang rapi dan
memadai. Ketika menjalankan
36 Jurnal DINAMIKA Vol. 5 No. 2 – Desember2019 | ISSN:2460-3643
tugasnya, para karyawan perlu
memahami standar kerja yang baik
dan jelas agar tidak terjadi
penyimpangan dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Kinerja karyawan merupakan
prestasi kerja, yakni perbandingan
antara hasil kerja yang dapat dilihat
serta nyata dengan standar kerja yang
telah ditetapkan perusahaan.
Membahas kinerja karyawan, maka
tidak lepas dari prestasi kerja
karyawan karena kinerja merupakan
bagian yang penting dari tingkah
laku kerja yang menarik karena
terbukti sangat besar manfaatnya.
Pada umunya prestasi kerja diberi
batasan sebagai kesuksesan
seseorang di dalam melakukan
pekerjaan sesuai dengan kekuatan
dan kemampuan yang dimilikinya.
Karyawan yang berprestasi berarti
karyawan dalam pelaksanakan
kerjanya dapat memberikan hasil
yang baik, serta waktu yang
ditentukan dan bermutu.
Perusahaan sangat
membutuhkan karyawan yang
memiliki kinerja yang tinggi dalam
bekerja. Dalam pelaksanaan suatu
pekerjaan perlu diadakan penilaian
kinerja yang telah dicapai pekerja.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengukur hasil kerja masing-masing
kegiatan dalam rangka
mengembangkan hasil kualitas kerja
mereka. Keberhasilan perusahaan
sangat ditentukan oleh pekerja yang
produktif dan berprestasi dalam
bekerja. Prestasi kerja pekerja
berkaitan dengan adanya hasil
optimal yang dapat dicapai dengan
pekerjaan yang harus dilakukan
untuk menghasilkan sesuatu sesuai
dengan yang dikehendaki.
Demikian juga dalam
mewujudkan pekerjaan yang
profesional, efektif dan efisien
adalah dengan menerapkan Standar
Operasional Prosedur (SOP). Hal ini
dinilai penting karena Standar
Operasional Prosedur adalah
pedoman atau acuan untuk
melaksanakan tugas pekerjaan sesuai
dengan fungsi dan Standar
Operasional Prosedur (SOP) juga
merupakan alat penilaian kinerja
instansi pemerintah/perusahaan
37 Jurnal DINAMIKA Vol. 5 No. 2 – Desember2019 | ISSN:2460-3643
berdasarkan indikator teknis,
administrasif dan prosedural sesuai
dengan tata kerja, prosedur dan
sistem kerja pada unit kerja yang
bersangkutan.
Dengan adanya Standar
Operasional Prosedur (SOP),
penyelenggaraan administrasi pun
dapat berjalan dengan pasti. Berbagai
bentuk penyimpangan dapat
dihindari atau sekalipun terjadi
penyimpangan di lingkungan
perusahaan, hal tersebut dapat
ditemukan penyebabnya dan bisa
diselesaikan dengan cara yang tepat.
Apabila semua kegiatan sudah sesuai
dengan yang ditetapkan dalam
Standar Operasional Prosedur (SOP),
maka secara bertahap kualitas
pelayanan publik akan lebih
profesional, cepat dan mudah.
Penerapan Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang
baik, akan menunjukkan konsistensi
hasil kinerja yang mengacu pada
kemudahan karyawan dalam bekerja.
Dalam suatu kegiatan harus memiliki
acuan serta pedoman dalam suatu
pekerjaan. Akibat dari tidak adanya
acuan dalam pelaksanaan pekerjaan
banyak membuat organisasi tidak
berfungsi dengan baik, hal ini di
karenakan para karyawan bingung
atas pekerjaan yang mereka akan
kerjakan selanjutnya, dan pihak
manajemen pun tidak mempunyai
pedoman dalam pengambilan
keputusan sehingga apabila ada suatu
kesalahan atau kekeliruan tidak bisa
di analisis dimana kesalahan itu
terjadi kerena tidak memiiliki alur
pedoman yang jelas.
Bagi sebagian perusahaan,
terutama perusahaan-perusahaan
yang sudah memahami arti penting
keberadaan Standar Operasional
Prosedur (SOP) bagi bisnis mereka,
sangat menyakini bahwa Standar
Operasional Prosedur (SOP) akan
memberikan manfaat yang sangat
banyak bagi pertumbuhan bisnis
mereka. Hal ini pula di yakini oleh
PT. Indomobil Finance bahwa
Standar Operasional Prosedur (SOP)
akan memberikan manfaat yang
sangat banyak bagi pertumbuhan
bisnisnya.
38 Jurnal DINAMIKA Vol. 5 No. 2 – Desember2019 | ISSN:2460-3643
PT. Indomobil Finance yang
bergerak dalam usaha penyaluran
kredit pembiayaan sepeda motor,
berusaha secara aktif merebut
peluang pasar tersebut, yakni dengan
turut berpartisipasi dalam memenuhi
kebutuhan konsumen yang ada di
Way Jepara Lampung Timur dalam
bentuk penyaluran kredit
kepemilikan kendaraan bermotor
melalui sistem pembiayaan (Leasing)
kepada berbagai lapisan masyarakat
yang membutuhkannya. Prosedur
kerja ini telah tertuang dalam Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang
sudah diterapkan untuk mengontrol
kinerja karyawan dimana untuk
mengatur tentang standar operasional
prosedur kerja karyawan.
Dengan demikian Standar
Operasional Prosedur (SOP) di
perlukan dalam perusahaan ini, agar
perusahaan dapat mengetahui kinerja
karyawannya dalam menjalankan
tugasnya sesuai atau tidak dengan
prosedur yang telah ditetapkan dalam
Standar Operasional Prosedur (SOP)
yang diterapkan Oleh perusahaan.
Sebagaimana yang sudah di jelaskan,
di PT. Indomobil Finance sebagai
objek penelitian ini telah memiliki
Standar Operasional Prosedur (SOP)
yang diterapkan sebagai pedoman
aktivitas sehari-harinya para
karyawan. Namun Standar
Operasional Prosedur (SOP) di PT.
Indomobil Finance ini dapat berubah
seketika dikarenakan keadaan dan
kondisinya bila diperlukan selama
tidak merugikan perusahan dan dapat
berdampak positif bagi perusahaan.
Berikut ini kondisi kinerja
karyawan pada PT. Indomobil
Finance Cabang Way Jepara
Lampung Timur yang dilihat dari
hasil penilaian kinerja dari sebelum
dan sesudah SOP dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 1. Rata-rata Hasil Penilaian Kinerja Karyawan
No Perilaku Kerja
Sebelum SOP Sebelum SOP
Bobot
(%)
Nilai
Capation
Skor
(%)
Bobot
(%)
Nilai
Capation
Skor
(%)
1 Kedisiplinan 10 70 7 10 70 7
2 Tanggung jawab 10 70 7 10 65 6,5
3 Kerjasama 10 85 8,5 10 70 7
4 Kepemimpinan 10 75 7,5 10 65 6,5
39 Jurnal DINAMIKA Vol. 5 No. 2 – Desember2019 | ISSN:2460-3643
No Perilaku Kerja
Sebelum SOP Sebelum SOP
Bobot
(%)
Nilai
Capation
Skor
(%)
Bobot
(%)
Nilai
Capation
Skor
(%)
Hasil Kerja
1 Kualitas kerja 20 80 16 20 70 14
2 Kuantitas kerja 20 80 16 20 70 14
3 Keterampilan kerja 20 80 16 20 80 16
Jumlah 100 78 100 70
Sumber: Hasil olah data penilaian kinerja pada PT. Indomobil Finance, 2018
Berdasarkan tabel 1 di atas,
dapat disimpulkan hasil penilaian
kinerja yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan bahwa
kondisi kinerja karyawan yang
berjumlah 15 orang pada saat ini di
PT. Indomobil Finance Cabang Way
Jepara Lampung Timur mengalami
peningkatan pada sesudah SOP
sebesar 78% sedangkan sebelum
SOP sebesar 70%.
Berdasarkan uraian latar
belakang di atas, dan juga mengingat
pentingnya hal Tersebut Maka
Penulis Tertarik Untuk Melakukan
Penelitian Dengan Judul “Pengaruh
Standar Operasional Prosedur (Sop)
Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja
Karyawan Pt. Indomobil Finance
Cabang Way Jepara Lampung
Timur”
TINJAUAN PUSTAKA
Standar Operasional Prosedur
(SOP)
Atmoko Tjipto (2011 : 16)
bahwa : “Standar Operasional
Prosedur (SOP) ialah suatu standar
atau pedoman tertulis yang
dipergunakan untuk mendorong dan
menggerakan suatu kelompok untuk
tujuan organisasi”. Standar
Operasional Prosedur (SOP)
merupakan tatacara atau tahapan
yang dibakukan dan yang harus
dilalui untuk menyelesaikan suatu
proses kerja tertentu.
Dengan melakukan Standar
Operasional Prosedur (SOP)
perusahaan dapat memastikan suatu
aktifitas pekerjaan dapat berjalan
sesuai dengan standar yang
diharapkan. Standar Operasional
Prosedur (SOP) ini perlukan untuk
menghasilkan sistem yang
40 Jurnal DINAMIKA Vol. 5 No. 2 – Desember2019 | ISSN:2460-3643
berkualitas, teknis yang konsisten
dan mempertahankan kualitas
kontrol serta menjaga perusahaan
tetap berjalan.
Menurut Usmara Ahmad (2010
: 47) bahwa : “Standar Operasional
Prosedur (SOP) adalah sebuah
panduan yang dikemukakan secara
jelas tentang apa yang diharapkan
dan diisyaratkan dari semua
karyawan dalam menjalankan
kegiatan sehari-hari serta
menggambarkan kinerja yang
diharapkan terhadap karyawan agar
dapat mencapai tujuan organisasi,
artinya karyawan membutuhkan
persyaratan kinerja spesifik”.
Standard Operating procedure
atau dalam istilah Indonesia kita
kenal sebagai Prosedur Operasional
Baku atau prosedur tetap adalah
prosedur tertulis yang harus diikuti
oleh semua pegawai dalam
pelaksanaan kegiatan organisasi
secara rutin sesuai dengan tanggung
jawab dan kewenangannya dan
mengacu pada kegiatan tersebut.
SOP menjelaskan secara detail
langkah-langkah operasi yang harus
dilalui dalam menyelesaikan suatu
kegiatan.
Pada dasarnya Standar
Operasional Prosedur (SOP) berlaku
umum, artinya kegiatan yang sama
dapat diberlakukan di bidang
manapun seperti kegiatan yang
menyangkut pengelolaan
kepegawaian, pengadaan barang
perlengkapan, pengelolaan
persuratan, dan pengelolaan
keuangan. Namun demikian,
spesifikasi setiap kegiatan seringkali
hanya dapat diberlakukan pada
bidang tertentu. Di bidang
pendidikan, kegiatan yang
menyangkut penerimaan siswa atau
mahasiswa baru, persiapan
pembelajaran, pemberian materi
pelajaran, dan evaluasi hasil belajar
adalah contoh kegiatan yang secara
spesifik hanya berlaku secara khusus.
Dalam konteks organisasi
dengan berbagai bidang dan sektor
khususnya di Indonesia, SOP
disusun dalam sebuah organisasi
untuk meningkatkan performansi
proses secara terus menerus sehingga
mampu meningkatkan efisiensi
41 Jurnal DINAMIKA Vol. 5 No. 2 – Desember2019 | ISSN:2460-3643
waktu dan biaya dan efektivitas
hasil/produk dengan tetap menjaga
kualitas. Karena proses adalah
sebuah integrasi sekuensial dari
orang, material, metode, dan mesin
atau peralatan dalam suatu
lingkungan guna menghasilkan nilai
tambah output. Suatu proses
mengkonversi input terukur ke dalam
output terukur melalui sejumlah
langkah sekuensial yang
terorganisasi.
Menurut Aris Sunandar
(2010 : 58) bahwa : ” Standar
Operasional Prosedur (SOP) adalah
dokumen tertulis yang memuat
prosedur kerja secara rinci, tahap
demi tahap dan sistematis”.
Standar Operasional Prosedur
(SOP) memuat serangkaian instruksi
secara tertulis tentang kegiatan rutin
atau berulang-ulang yang dilakukan
oleh sebuah organisasi. Untuk itu
SOP juga dilengkapi dengan
referensi, lampiran, formulir,
diagram dan alur kerja (flow
chart). SOP sering juga disebut
sebagai manual SOP yang digunakan
sebagai pedoman untuk
mengarahkan dan mengevaluasi
suatu pekerjaan.
Sedangkan Menurut Atmoko
Tjipto (2011 : 62) bahwa : “Standar
Operasional Prosedur merupakan
suatu pedoman atau acuan untuk
melaksanakan tugas pekerjaan sesuai
dengan fungsi dan alat penilaian
kinerja instansi pemerintah
berdasarkan indikator-indikator
teknis, administratif dan prosedural
sesuai tata kerja, prosedur kerja dan
sistem kerja pada unit kerja yang
bersangkutan”.
Jadi menurut pendapat para
ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
Standar Operasional Prosedur (SOP)
sangat berperan penting dalam
sebuah perusahaan untuk mencapai
target dan hasil kerja yang
berkualitas.
Manfaat Standar Operasional
Prosedur (SOP)
Standard Operating Procedure
(SOP) dibuat dengan maksud dan
tujuan tertentu, sehingga
memberikan manfaat bagi pihak
42 Jurnal DINAMIKA Vol. 5 No. 2 – Desember2019 | ISSN:2460-3643
yang bersangkutan. Berikut beberapa
manfaat dari SOP :
a. Menjelaskan secara detail semua
kegiatan dari proses yang
dijalankan.
b. Standarisasi semua aktifitas
yang dilakukan pihak yang
bersangkutan.
c. Membantu untuk
menyederhanakan semua syarat
yang diperlukan dalam proses
pengambilan keputusan.
d. Dapat mengurangi waktu
pelatihan karena kerangka kerja
sudah distandarkan.
e. Membantu menganalisa proses
yang berlangsung dan
memberikan feedback bagi
pengembangan SOP.
f. Dapat meningkatkan konsistensi
pekerjaan karena sudah ada arah
yang jelas.
g. Dapat meningkatkan komunikasi
antar pihak-pihak yang terkait,
terutama pekerja dengan pihak
manajemen.
Begitu juga halnya manfaat SOP
dalam lingkup penyelenggaraan
administrasi pemerintahan sesuai
Permenpan No.PER/21/M-
PAN/11/2010 meliputi antara lain :
1. Sebagai standarisasi cara
yang dilakukan pegawai
dalam menyelesaikan
pekerjaan yang menjadi
tugasnya.
2. Mengurangi tingkat
kesalahan dan kelalaian yang
mungkin dilakukan oleh
seorang pegawai dalam
melaksanakan tugas.
3. Meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pelaksanaan tugas
dan tanggungjawab
individual pegawai dan
organisasi secara
keseluruhan.
4. Membantu pegawai menjadi
lebih mandiri dan tidak
tergantung pada intervensi
manajemen, sehingga akan
mengurangi keterlibatan
pimpinan dalam pelaksanaan
proses sehari-hari.
5. Meningkatkan akuntabilitas
pelaksanaan tugas.
6. Menciptakan ukuran standar
kinerja yang akan
43 Jurnal DINAMIKA Vol. 5 No. 2 – Desember2019 | ISSN:2460-3643
memberikan pegawai cara
konkrit untuk memperbaiki
kinerja serta membantu
mengevaluasi usaha yang
telah dilakukan.
7. Memastikan pelaksanaan
tugas penyelenggaraan
pemerintahan dapat
berlangsung dalam berbagai
situasi.
8. Menjamin konsistensi
pelayanan kepada
masyarakat, baik dari sisi
mutu, waktu dan prosedur.
9. Memberikan informasi
mengenai kualifikasi
kompetensi yang harus
dikuasai oleh pegawai dalam
melaksanakan tugasnya.
10. Memberikan informasi bagi
upaya peningkatan
kompetensi pegawai.
11. Memberikan informasi
mengenai beban tugas yang
dipikul oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan
tugasnya.
12. Sebagai instrumen yang dapat
melindungi pegawai dari
kemungkinan tuntutan hukum
karena tuduhan melakukan
penyimpangan.
13. Menghindari tumpang tindih
pelaksanaan tugas.
14. Membantu penelusuran
terhadap kesalahan-kesalahan
prosedural dalam
memberikan pelayanan.
15. Membantu memberikan
informasi yang diperlukan
dalam penyusunan standar
pelayanan, sehingga
sekaligus dapat memberikan
informasi bagi kinerja
pelayanan.
Tahapan Standar Operasional
Prosedur (SOP)
Menurut Atmoko Tjipto (2011
: 65) bahwa tahapan penting dalam
pelaksanaan Standar Operasional
Prosedur (SOP) adalah sebagai
berikut:
1. Analisis sistem dan prosedur
kerja
Analisis sistem dan prosedur
kerja adalah kegiatan
mengidentifikasikan fungsi –
44 Jurnal DINAMIKA Vol. 5 No. 2 – Desember2019 | ISSN:2460-3643
fungsi utama dalam suatu
pekerjaan, dan langkah-langkah
yang diperlukan dalam
melaksanakan fungsi sistem dan
prosedur kerja. Sistem adalah
kesatuan unsur atau unit yang
saling berhubungan dan saling
mempengaruhi sedemikian rupa,
sehingga muncul dalam bentuk
keseluruhan, bekerja, berfungsi
atau bergerak secara harmonis
yang ditopang oleh sejumlah
prosedur yang diperlukan, sedang
prosedur merupakan urutan kerja
atau kegiatan yang terencana untuk
menangani pekerjaan yang
berulang dengan cara seragam dan
terpadu.
2. Analisis Tugas
Analisis tugas merupakan
proses manajemen yang
merupakan penelaahan yang
mendalam dan teratur terhadap
suatu pekerjaan, karena itu analisa
tugas diperlukan dalam setiap
perencanaan dan perbaikan
organisasi. Analisa tugas
diharapkan dapat memberikan
keterangan mengenai pekerjaan,
sifat pekerjaan, syarat pejabat, dan
tanggung jawab pejabat.
Indikator Standar Operasional
Prosedur (SOP)
Indikator SOP seperti
yang termuat dalam SOP
pembayaran biaya kesehatan
menurut Istyadi Insani (2010 :
2) antara lain sebagai berikut:
1. Analisis sistem dan prosedur
kerja
Analisis sistem dan prosedur
kerja adalah kegiatan
mengidentifikasikan fungsi-
fungsi utama dalam suatu
pekerjaan, dan langkah-langkah
yang diperlukan dalam
melaksanakan fungsi sistem dan
prosedur kerja. Sistem adalah
kesatuan unsur atau unit yang
saling berhubungan dan saling
mempengaruhi sedemikian rupa,
sehingga muncul dalam bentuk
keseluruhan, bekerja, berfungsi
atau bergerak secara harmonis
yang ditopang oleh sejumlah
prosedur yang diperlukan,
sedang prosedur merupakan
45 Jurnal DINAMIKA Vol. 5 No. 2 – Desember2019 | ISSN:2460-3643
urutan kerja atau kegiatan yang
terencana untuk menangani
pekerjaan yang berulang dengan
cara seragam dan terpadu.
2. Analisis Tugas
Analisis tugas merupakan proses
manajemen yang merupakan
penelaahan yang mendalam dan
teratur terhadap suatu pekerjaan,
karena itu analisa tugas
diperlukan dalam setiap
perencanaan dan perbaikan
organisasi. Analisa tugas
diharapkan dapat memberikan
keterangan mengenai pekerjaan,
sifat pekerjaan, syarat pejabat,
dan tanggung jawab pejabat. Di
bidang manajemen dikenal
sedikitnya 5 aspek yang
berkaitan langsung dengan
analisis tugas yaitu :
a) Analisa tugas, merupakan
penghimpunan informasi
dengan sistematis dan penetapan
seluruh unsur yang tercakup
dalam pelaksanaan tugas
khusus.
b) DePenelitian tugas, merupakan
garis besar data informasi yang
dihimpun dari analisa tugas,
disajikan dalam bentuk
terorganisasi yang
mengidentifikasikan dan
menjelaskan isi tugas atau
jabatan tertentu. DePenelitian
tugas harus disusun berdasarkan
fungsi atau posisi, bukan
individual merupakan dokumen
umum apabila terdapat sejumlah
personel memiliki fungsi yang
sama dan mengidentifikasikan
individual dan persyaratan
kualifikasi untuk mereka serta
harus dipastikan bahwa mereka
memahami dan menyetujui
terhadap wewenang dan
tanggung jawab yang
didefinisikan itu.
c) Spesifikasi tugas berisi catatan-
catatan terperinci mengenai
kemampuan pekerja untuk tugas
spesifik
d) Penilaian tugas, berupa prosedur
penggolongan dan penentuan
kualitas tugas untuk menetapkan
serangkaian nilai moneter untuk
setiap tugas spesifik dalam
hubungannya dengan tugas lain
46 Jurnal DINAMIKA Vol. 5 No. 2 – Desember2019 | ISSN:2460-3643
e) Pengukuran kerja dan penentuan
standar tugas merupakan
prosedur penetapan waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan
setiap tugas dan menetapkan
ukuran yang dipergunakan
untuk menghitung tingkat
pelaksanaan pekerjaan.
Pengevaluasian tugas-tugas ini
dapat dibakukan, sehingga dapat
dibuat pelaksanaan tugas yang
baku. Setidaknya ada dua
manfaat analisis tugas dalam
penyusunan standar operasional
prosedur yaitu membuat
penggolongan pekerjaan yang
direncanakan dan dilaksanakan
serta menetapkan hubungan
kerja dengan sistematis.
3. Analisis prosedur kerja
Analisis prosedur kerja adalah
kegiatan untuk mengidentifikasi
urutan langkahlangkah
pekerjaan yang berhubungan
apa yang dilakukan, bagaimana
hal tersebut dilakukan, bilamana
hal tersebut dilakukan, dimana
hal tersebut dilakukan, dan siapa
yang melakukannya. Prosedur
diperoleh dengan merencanakan
terlebih dahulu bermacam-
macam langkah yang dianggap
perlu untuk melaksanakan
pekerjaan. Prosedur kerja dapat
dirumuskan sebagai serangkaian
langkah pekerjaan yang
berhubungan, biasanya
dilaksanakan oleh lebih dari satu
orang, yang membentuk suatu
cara tertentu dan dianggap baik
untuk melakukan suatu
keseluruhan tahap yang penting.
KINERJA KARYAWAN
Landasan yang sesungguhnya
dalam suatu organisasi adalah
kinerja. Jika tidak ada kinerja maka
tujuan seluruh bagian organisasi
tidak dapat tercapai. Kinerja perlu
dijadikan sebagai bahan evaluasi
bagi pemimpin atau manajer. Kinerja
merupakan suatu fungsi dari
motivasi dan kemampuan untuk
menyelesaikan tugas atau pekerjaan.
Seseorang sepatutnya memiliki
derajat kesediaan dan tingkat
kemampuan tertentu. Kesediaan dan
keterampilan seseorang tidaklah
47 Jurnal DINAMIKA Vol. 5 No. 2 – Desember2019 | ISSN:2460-3643
cukup efektif untuk mengerjakan
sesuatu tanpa pemahaman yang jelas
tentang apa yang akan dikerjakan
dan bagaimana mengerjakan.
Mangkunegara (2009 : 52)
berpendapat bahwa : “kinerja
merupakan perilaku nyata yang
ditampilkan setiap orang sebagai
prestasi kerja yang dihasilkan oleh
pegawai sesuai dengan perannya
dalam instansi, kinerja karyawan
merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam upaya instansi untuk
mencapai tujuan”.
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia yang dikutip dan
diterjemahkan oleh Nawawi (2008
28) mengatakan bahwa“Kinerja
adalah (a) sesuatu yang dicapai, (b)
prestasi yang diperlihatkan, (c)
kemampuan kerja”.
Definisi lain mengenai kinerja
menurut Nawawi (2010 : 45) adalah
“kinerja dikatakan tinggi apabila
suatu target kerja dapat diselesaikan
pada waktu yang tepat atau tidak
melampui batas waktu yang
disediakan”.
Kinerja menjadi rendah jika
diselesaikan melampui batas waktu
yang disediakan atau sama sekali
tidak terselesaikan kinerja
merupakan istilah yang berasal dari
kata job performance atau actual
performance (prestasi kerja atau
prestasi sesungguhnya yang dicapai
seseorang).
Defenisi kinerja karyawan
yang dikemukakan Kurisyanto (2011
: 41) adalah: “perbandingan hasil
yang dicapai dengan peran serta
tenaga kerja persatuan waktu
(lazimnya per jam)”.
Selanjutnya defenisi kinerja
karyawan menurut Mangkunegara
(2010 : 32) bahwa : “kinerja
karyawan adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seseorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya”.
Usmara Ahmad (2010 : 52)
berpendapat bahwa : pengelolaan
kinerja dapat dianggap sebagai
sebuah kerangka kerja yang di
dalamnya terdapat sejumlah faktor
48 Jurnal DINAMIKA Vol. 5 No. 2 – Desember2019 | ISSN:2460-3643
yang memengaruhi bagaimana
proses manajemen kinerja
seharusnya dikembangkan,
diperkenalkan, dan dievaluasi”.
Kerangka kerja atau intisari
kinerja diberikan oleh pengaturan-
pengaturan bagi pencapaian
kesepakatan mengenai persyaratan
dan pengharapan kinerja, persiapan
rencana kinerja, mengelola kinerja di
sepanjang tahun dan
mengevaluasinya.
Konsep Dasar Pengukuran
Kinerja
Pengukuran kinerja merupakan
suatu alat manajemen yang
digunakan untuk meningkatkan
kualitas pengambilan keputusan dan
akuntabilitas. Pengukuran kinerja
digunakan untuk penilaian atas
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan
kegiatan/program/kebijakan sesuai
dengan sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dalam rangka
mewujudkan misi dan visi
organisasi.
SOP sebagai alat yang dapat
digunakan dalam menjalankan
mekanisme kerja. Suatu satuan kerja
organisasi. Untuk mengetahui
berhasil tidaknya SOP organisasi
dilakukan pengukuran kinerja.
Karenanya, sudah merupakan suatu
hal yang mendesak untuk
menciptakan system yang mampu
untuk mengukur kinerja dan
keberhasilan organisasi, maka
seluruh aktivitas organisasi tidak
semata-mata kepada input dari
program organisasi, tetapi lebih
ditekankan kepada output, proses,
manfaat, dan dampak program
organisasi.
Pengukuran kinerja harus
merupakan salah satu penjabaran
kegiatan dalam SOP, pengukuran
kinerja penting peranannya sebagai
alat manajemen untuk :
a. Memastikan pemahaman
pelaksana akan ukuran yang
digunakan untuk mencapai
kinerja.
b. Memastikan tercapainya rencana
kinerja yang disepakati.
c. Memantau dan mengevaluasi
pelaksanaan kinerja dan
membandingkannya dengan
rencana kerja serta melakukan
49 Jurnal DINAMIKA Vol. 5 No. 2 – Desember2019 | ISSN:2460-3643
tindakan untuk memperbaiki
kinerja.
d. Memberi penghargaan dan
hukuman yang obyektif atas
kinerja pelaksana yang telah
diukur sesuai system
pengukuran kinerja yang
disepakati.
e. Menjadi alat komunikasi antar
karyawan dan pimpinan dalam
upaya memperbaiki kinerja
organisasi.
f. Mengidentifikasi apakah
kepuasan pelanggan sudah
terpenuhi.
g. Membantu memahami proses
kegiatan organisasi.
h. Memastikan bahwa pengambilan
keputusan dilakukan secara
obyektif.
i. Menunjukkan peningkatan yang
perlu dilakukan.
j. Mengungkap permasalahan yang
terjadi.
Sistem pengukuran kinerja
membantu pimpinan dalam
memantau implementasi strategis
kegiatan dengan cara
membandingkan antara hasil aktual
dengan sasaran dan tujuan strategis.
Sistem pengukuran kinerja biasanya
terdiri dari metode sistematis dalam
penetapan sasaran dan tujuan dan
pelaporan secara periodik yang
mengindikasikan realisasi atas
pencapaian sasaran tujuan.
Pengukuran kinerja merupakan
metode menilai kemajuan yang telah
dicapai dibandingkan dengan tujuan
yang telah ditetapkan. Pengukuran
kinerja tidak dimaksudkan berperan
sebagai mekanisme untuk
memberikan penghargaan /
hukuman, akan tetapi pengukuran
kinerja berperan sebagai alat
komunikasi dan alat manajemen
untuk memperbaiki kinerja
organisasi. Melalui pengukuran
kinerja, fokus laporan bergeser dari
besarnya jumlah sumber daya yang
dialokasikan ke hasil yang dicapai
dari penggunaan sumber daya
tersebut.
Standar Kinerja Karyawan
Menurut Timpe (2009 : 43),
menyatakan bahwa standar kerja
merupakan standar kerja dianggap
memuaskan bila pernyataannya
50 Jurnal DINAMIKA Vol. 5 No. 2 – Desember2019 | ISSN:2460-3643
menunjukkan beberapa bidang pokok
tanggung jawab karyawan, memuat
bagaimana suatu kegiatan kerja akan
dilakukan, dan mengarahkan
perhatian kepada mekanisme
kuantitif bagaimana hasil-hasil
kinerja diukur.
Menurut Wirawan (2009 : 25)
“Standar kinerja adalah target,
sasaran, tujuan upaya kerja karyawan
dalam kurun waktu tertentu. Dalam
melaksanakan pekerjaannya,
karyawan harus mengarahkan semua
tenaga, pikiran, ketrampilan,
pengetahuan, dan waktu kerjanya
untuk mencapai apa yang ditentukan
oleh standar kinerja”.
Menurut Notoatmodjo (2010 :
52) “Untuk mencapai tujuan kinerja
karyawan maka dapat dinilai dari
tiga hal, meliputi: penilaian harus
mempunyai hubungan dengan
pekerjaan, adanya standar
pelaksanaan kerja, praktis (mudah
dipahami atau dimengerti karyawan
atau penilai)”.
Seringkali diasumsikan bahwa
standard kinerja kualitatif sulit untuk
ditentukan. Tetapi semua perusahaan
membuat penilaian tentang standar
kinerja yang mereka harapkan dan
mereka dapatkan dari staf mereka.
Menurut Dharma (2010 : 41), bahwa
hasil tersebut antara lain :
1. Pencapaian dari norma
operasional yang telah
ditentukan bagi bidang-bidang
seperti prosedur administratif,
praktik-praktik perburuhan
yang baik, kepuasan konsumen
atau klien dan citra di
masyarakat.
2. Pencapaian standar service
delivery (penyampaian
pelayanan) yang telah
ditetapkan.
3. Proporsi dari dipakainya suatu
layanan atau fasilitas
4. Perubahan dalam perilaku
karyawan, konsumen, klien
atau orang-orang penting
lainnya dalam organisasi.
5. Reaksi dari klien, konsumen
(internal maupun eksternal)
dari pihak luar terhadap
layanan yang diberikan.
51 Jurnal DINAMIKA Vol. 5 No. 2 – Desember2019 | ISSN:2460-3643
6. Kecepatan aktifitas dan
tanggapan terhadap
permintaan.
7. Di bawah ini ada beberapa
contoh dari standar kinerja
kualitatif :
8. Kinerja akan dianggap
memenuhi standar apabila para
penelepon ditangani dengan
ramah tamah setiap waktunya
meskipun pada saat mereka
dirasakan menyusahkan atau
tidak sopan
9. Kinerja akan dianggap
memenuhi standar apabila
hubungan yang kooperatif dan
produktif dapat dijaga diantara
sesama anggota lain
10. Kinerja akan dianggap
memenuhi standar apabila
terdapat bukti tentang adanya
dorongan yang terus menerus
untuk meningkatkan standar
kualitas
11. Kinerja akan dianggap
memenuhi standar apabila
dapat didemonstrasikan bahwa
kebijakan dan program untuk
peningkatan yang
berkesinambungan telah
diimplementasikan secara
efektif dan ditindaklanjuti.
Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan pembelajaran
dan bahan pembanding, peneliti
menggunakan penelitian terdahulu
sebagai berikut :
1. Pentingnya Standar Operasional
Prosedur (SOP) Kerja Untuk
Meningkatkan Kinerja
Karyawan di Laboratorium PT.
GGP Gunung Madu Lampung
Tengah. Oleh Mohammad
Erdian (2011). Tujuan penelitian
untuk mengetahui dan
menganalisis bagaimanakah cara
penerapan Standar Operasional
Prosedur (SOP) kerja untuk
meningkatkan kinerja karyawan
di Laboratorium PT. Nusantara
Trapical Farm Kecamatan
Labuhan Ratu Lampung Timur.
Dari hasil analisis di atas, pada
tabel Model Summary di dapat
hasil R2 sebesar 0,186, artinya
ada pengaruh Standar
Operasional Prosedur (SOP)
52 Jurnal DINAMIKA Vol. 5 No. 2 – Desember2019 | ISSN:2460-3643
Efektifitas dan
efesiensi
Otoritas
(wewenang)
Displin
Inisiatif
Kerja terhadap kinerja karyawan
sebesar 18,6%, sedangkan yang
81,4% dipengaruhi oleh faktor
lain..
2. Pengaruh Standar Operasional
Prosedur (SOP) kerja terhadap
peningkatan kinerja karyawan
PT. Indomobil Finance Cabang
Bandar Jaya Lampung Tengah.
oleh Iin Nurcahya (2012).
Tujuan penelitian untuk
mengetahui dan menganalisis
apakah ada pengaruh Standar
Operasional Prosedur (SOP)
kerja terhadap peningkatan
kinerja karyawan PT. Indomobil
Finance Cabang Bandar Jaya
Lampung Tengah. Hasil
penelitiannya mengungkapkan
bahwa terdapat pengaruh positif
antara Standar Operasional
Prosedur (SOP) kerja terhadap
kinerja karyawan.
Model Penelitian
HIPOTESIS
Menurut Arikunto (2009 : 63)
yang menyatakan bahwa : “Hipotesis
adalah merupakan dugaan yang
mungkin benar, apabila salah akan
ditolak dan akan diterima jika faktor-
faktornya membenarkan”. Adapun
hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini yaitu :
Ha : Ada pengaruh Standar
Operasional Prosedur (SOP)
kerja terhadap peningkatan
X
Standar Operasional
Prosedur Analisis
prosedur kerja
Y
Kinerja Karyawan
Analisis sistem
dan prosedur
kerja
Analisis
Tugas
Istyadi Insani (2010 : 2) Prawirosentono (2009 : 32)
53 Jurnal DINAMIKA Vol. 5 No. 2 – Desember2019 | ISSN:2460-3643
kinerja karyawan PT. Indomobil
Finance Cabang Way Jepara
Lampung Timur.
Ho : Tidak ada pengaruh Standar
Operasional Prosedur (SOP)
kerja terhadap peningkatan
kinerja karyawan PT.
Indomobil Finance Cabang
Way Jepara Lampung
Timur.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang
digunakan adalah menggunakan
metode penelitian deskriftif
kuantitatif yaitu suatu metode yang
digunakan untuk menentukan
ketepatan prediksi dari pengaruh
yang terjadi antara variabel
independen (X) terhadap variabel
dependen (Y), dimana analisis ini
untuk menganalisis Standar
Operasional Prosedur (SOP) kerja
terhadap peningkatan kinerja
karyawan PT. Indomobil Finance
Cabang Way Jepara Lampung
Timur.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini sebagai
berikut :
1. Observasi
Mengumpulkan data dengan
turun secara langsung ke lokasi
penelitian untuk melakukan
pencatatan atau pengamatan
terhadap masalah yang diteliti.
2. Kuisioner
Yaitu dengan memberikan daftar
pertanyaan atau kuesioner
tertulis dengan menyertakan
alternatif jawaban pilihan ganda.
3. Dokumentasi
Yaitu mengumpulkan data
sekunder dari berbagai sumber
atau referensi yang terkait
dengan penelitian, seperti buku,
majalah, atau literatur lainnya.
Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh melalui
penelitian lapangan dianalisis
menggunakan analisa kuantitatif
yang didasarkan pada analisis
statistik untuk mengetahui pengaruh
Standar Operasional Prosedur (SOP)
(X) terhadap kinerja karyawan (Y).
54 Jurnal DINAMIKA Vol. 5 No. 2 – Desember2019 | ISSN:2460-3643
Untuk menentukan dua gejala
tersebut penulis menggunakan rumus
regresi linier sederhana dari
Sugiyono (2010 : 204) sebagai
berikut :
bxaY +=
Dimana :
Y = Subjek dalam variabel
dependen yang diprediksikan
a = Harga Y bila X = 0 (harga
konstan)
b = Angka arah atau koefisien
regresi, yang menunjukkan
angka peningkatan ataupun
penurunan variabel
dependen yang didasarkan
pada variabel independent.
X = Subjek pada variabel
independent yang mempunyai nilai
tertentu.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil Analisis Data
Untuk mengetahui
bagaimanakah pengaruh Standar
Operasional Prosedur (SOP) kerja
terhadap peningkatan kinerja
karyawan (data hasil angket lampiran
2) digunakan rumus regresi linier
sederhana bantuan Program SPSS
For Windows Release 16.0, di dapat
hasil sebagai berikut :
Tabel Regresi Linier Sederhana
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .432a .186 .177 2.10099
a. Predictors: (Constant), Standar Operasional Prosedur (SOP) Kerja
b. Dependent Variable: Peningkatan kinerja Karyawan
Dari tabel di atas, didapat nilai
R sebesar 0,432. Hal ini berarti ada
pengaruh yang kuat antara X dengan
Y, dan pada tabel model summary di
atas juga didapat nilai R Square
sebesar 0,186 atau 18,6%. Hal ini
berarti perubahan variabel Y
55 Jurnal DINAMIKA Vol. 5 No. 2 – Desember2019 | ISSN:2460-3643
dipengaruhi oleh variasi variabel X sebesar 18,6%.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 18.514 2.108 5.957 .000
Standar Operasional
Prosedur (SOP) Kerja
.427 .097 .432 4.410 .020
a. Dependent Variable: Peningkatan kinerja Karyawan
Y = α + bX
Y = 18.514+0.427 X
Interpertasi:
1. α = 18.514 mempunyai makna
Jika Standar Operasional
Prosedur (SOP) kerja dianggap
konstan maka peningkatan
kinerja karyawan sebesar 18,514
persen
2. b = 0,427 mempunyai makna
Jika Standar Operasional
Prosedur (SOP) kerja
ditingkatkan 1 persen, maka
peningkatan kinerja karyawan
meningkat sebesar 0,427 persen.
Berdasarkan keterangan diatas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai
koefisien Regresi variabel Standar
Operasional Prosedur (SOP) kerja
memberikan kontribusi sebesar
18,6% terhadap peningkatan kinerja
karyawan PT. Indomobil Finance
Cabang Way Jepara Lampung
Timur.
Hasil Pengujian Hipotesis :
Dari hasil analisis di atas, pada
tabel Model Summary di dapat hasil
R2 sebesar 0,186, artinya ada
pengaruh Standar Operasional
Prosedur (SOP) Kerja terhadap
peningkatan kinerja karyawan
sebesar 18,6%, sedangkan yang
81,4% dipengaruhi oleh faktor lain.
Kemudian pada tabel
Coefficients, didapat nilai t hitung
sebesar 4,410 nilai tersebut jika
dibandingkan dengan t tabel dimana
dk = n-1 yaitu 15-1=14 dengan taraf
56 Jurnal DINAMIKA Vol. 5 No. 2 – Desember2019 | ISSN:2460-3643
kesalahan 5% nilai t tabel
adalah 2,145 (Lampiran 4) dengan
nilai sig < 0.05. Hal ini berarti
Standar Operasional Prosedur (SOP)
kerja penting untuk meningkatkan
peningkatan kinerja karyawan PT.
Indomobil Finance Cabang Way
Jepara Lampung Timur.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa nilai koefisien Regresi
variabel Standar Operasional
Prosedur (SOP) kerja memberikan
kontribusi terhadap peningkatan
kinerja karyawan PT. Indomobil
Finance Cabang Way Jepara
Lampung Timur.
Dari hasil analisis di atas, pada
tabel Model Summary di dapat hasil
R2 sebesar 0,186, artinya ada
pengaruh Standar Operasional
Prosedur (SOP) Kerja terhadap
peningkatan kinerja karyawan
sebesar 18,6%, sedangkan yang
81,4% dipengaruhi oleh faktor lain.
Kemudian pada tabel
Coefficients, didapat nilai t hitung
sebesar 4,410 nilai tersebut jika
dibandingkan dengan t tabel dimana
dk = n-1 yaitu 15-1=14 dengan taraf
kesalahan 5% nilai t tabel adalah
2,145 (Lampiran 4) dengan nilai sig
< 0.05. Hal ini berarti Standar
Operasional Prosedur (SOP) kerja
penting untuk meningkatkan
peningkatan kinerja karyawan PT.
Indomobil Finance Cabang Way
Jepara Lampung Timur.
Saran
Sehubungan dengan telah
selesainya penelitian ini dan sebagai
tindak lanjut dari kesimpulan yang
penulis uraikan di atas, maka penulis
ingin menyampaikan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Diharapkan pimpinan
perusahaan dapat memberikan
motivasi yang tinggi kepada
karyawannya agar karyawan
lebih bersemangat dan efektif
dalam bekerja untuk
menghasilkan produktivitas
kerja yang tinggi.
2. Diharapkan kepada seluruh
karyawan agar selalu bekerja
dengan baik dalam segala
57 Jurnal DINAMIKA Vol. 5 No. 2 – Desember2019 | ISSN:2460-3643
pekerjaan untuk dapat bekerja
dengan baik dan memiliki
peningkatan kinerja yang tinggi
sehingga memperoleh prestasi
kerja yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Aris Sunandar. 2010. Pedoman
Manajemen Informasi. Jakarta :
Universitas Indonesia.
Atmoko, Tjipto. 2011. Standar
Operasional Prosedur (SOP) dan
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Jakarta.
Dharma, 2010, Manajemen Sumber Daya
Manusia, PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2010. Pedoman
Penyelenggaraan dan Sistem
Operasional Prosedur. Jakarta :
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
Medik.
Kurisyanto. 2011. Modul Peningkatan
Kelengkapan Pendokumentasian
Klinis Manajemen Informasi Jakarta:
Universitas Esa Unggul.
Hasibuan, Malayu S.P, 2012, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi,
Cetakan Keenam Belas, PT. Bumi
Aksara. Jakarta.
Mangkunegara P., A. Anwar, 2009,
Manajemen Sumber Daya Manusia,
PT. Remaja Rosada Karya, Bandung.
Mangkunegara. 2010. Health Information
Management. Rineka Cipta : Jakarta.
Mangkunegara. 2010. Health Information
Management. Rineka Cipta : Jakarta.
Nawawi. 2010. Manajemen Informasi.
Jakarta : Universitas Esa Unggul.
Nurgiantoro, 2010, Manajemen Personalia
dan Sumber Daya Manusia, Edisi 2,
BPEF, Yogyakarta.
Notoatmodjo, 2010, Penilaian Kinerja
Pegawai, Jakarta: Binarupa Aksara.
Sutrisno Hadi, 2009, Statistik, Gramedia :
Jakarta
Rivai, 2010, Penilaian Kinerja Pegawai,
Jakarta: Binarupa Aksara.
Sugiyono. 2009, Metode Penelitian
Administrasi. Alfabeta. Bandung.
Sutrisno Hadi, 2009. Statistik, Gramedia :
Jakarta.
Timpe, 2009, Standar Kinerja, Jakarta :
Universitas Esa Unggul.
Usmara Ahmad. 2010. Pengantar
Administrasi. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Wirawan, 2009, Manajemen Sumber Daya
Manusia, Rineka Cipta : Jakarta