Post on 05-Aug-2015
PENGARUH PUASA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH
Tujuan:
1 untuk membuktikan bahwa dalam k e a d a a n p u a s a a t a u k e l a p a r a n k a d a r g l i k o g e n h a t i a k a n b e r k u r a n g k a r e n a dipecah (glikogenelisis)
2 Untuk mengukur kadar glukosa darah tikus dalam keadaan puasa dan tidak puasa
Dasar Teori :
Metabolisme karbohidrat merupakan salah satu jenis metabolisme yangberlangsung dalam setiap tubuh makhluk hidup sepanjang hidupnya. Di dalam tubuh, karbohidrat yang telah terkonversi menjadi glukosa tidak hanya akan berfungsi sebagai sumber energi utama bagi kontraksi otot atau aktifitas fisik tubuh, namun glukosa juga akan berfungsi sebagai sumber energi bagi sistem syaraf pusat termasuk juga untuk kerja otak. Selain itu, karbohidrat yang dikonsumsi juga dapat tersimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk glikogen di dalam otot dan hati. Glikogen otot merupakan salah satu sumber energi tubuh saat sedang berolahraga sedangkan glikogen hati dapat berfungsi untuk membantu menjaga ketersediaan glukosa di dalam sel darah dan sistem pusat syaraf (Irawan 2003).
Kandungan penting dalam metabolisme karbohidrat diantaranya adalah glukosa. Glukosa digunakan tubuh sebagai senyawa penting dalam sistem aktivitas tubuh sehari-hari. Untuk mempertahankan kadar glukosa darah, didalam tubuh dapat berlangsung beberapa proses yaitu : pencernaan dan absorpsi makanan mengandung karbohidrat, proses glukoneogenesis, dan glikogenolisis di hepar dan parenkim ginjal. Perombakan cadangan glukosa dalam darah dan otot menjadi glukosa dikenal dengan nama glikogenolisis, sedangkan perubahan senyawa non-karbohidrat seperti asam amino, laktat, maupun gliserol menjadi senyawa glukosa dikenal dengan proses glukoneogenesis. Proses perubahan dari dan menjadi senyawa glukosa ini dilakukan dalam tubuh untuk menjaga kondisi homeostatis tubuh Pada macam-macam kondisi, seperti puasa, glikogen hati akan menurun pada rentang waktu 18 jam karena terjadi proses glikogenolisis (Amalia 2011).
Manusia mampu menyimpan glikogen hingga 450 gr dimana 33.3% kandungannya berada di hati. Glikogen hati berfungsi untuk menjaga kadar gula pasca absorpsi. Pada saat konsumsi normal, glukosa dirubah menjadi glikogen oleh hormon insulin sedangkan pada saat puasa/kelaparan kadar glikogen menurun drastis bahkandapat mencapai kadar nol karena terjadi proses glukoneogenesis yang berfungs menyediakan glukosa darah. Pada praktikum kali ini akan dilakukan pengukuran kandungan glikogen darah pada kondisi konsumsi normal dan pada kondisi puasa. Kandungan glikogen hati dinyatakan dan diukur secara tidak langsung
dengan menetapkan kadar glukosa yang berasal dari hasil hidrolisis glikogen hati. Pengaruh puasa tersebut juga dapat dilihat pada pengukuran glukosa kedua kelompok tikus
ALAT DAN BAHAN
Alat
Mikropipet
Beaker glass
Spektrofotometer
Tabung folin wu
Bahan Darah segar tikus puasa dan tidak puasa Na tungstat Asam sulfat Asam fosfomolibdat
PROSEDUR KERJA
1. Ambil darah tikus puasa dan tikus tidak
puasa.
Pembuatan filtrate darah folin wu
2. Tambahkan 2ml Na tungstat kedalam
darah tikus tidak puasa.
3. Kemudian tambahkan asam sulfat kedalam
darah tikus tidak puasa
4. Tambahkan 2ml Na tungstat kedalam
darah tikus puasa.
5. Kemudian tambahkan asam sulfat kedalam
darah tikus puasa.
6. Saring menggunakan corong Buchner dan vacuum.
7. Didapatkan filtrat darah bebas protein
folin wu. Kemudian disimpan sampai
praktikum berikutnya.
8. Filtrat darah setelah disimpan seminggu
Ket:
Kiri: filtrat darah tikus puasa
Kanan: filtrat darah tikus tidak puasa
Pengukuran glukosa darah tikus tidak
puasa
(Dari kiri ke kanan)
9. Tambahkan 2 ml tembaga alkalis kedalam
filtrat folin wu uji (1)
10. Tambahkan 2 ml tembaga alkalis kedalam
Blanko
11. Tambahkan 2 ml tembaga alkalis kedalam
filtrat folin wu uji (2)
12. Tambahkan 2 ml tembaga alkalis kedalam
standar glukosa
Pengukuran glukosa darah tikus puasa
(Dari kiri ke kanan)
13. Tambahkan 2 ml tembaga alkalis kedalam
Blanko
14. Tambahkan 2 ml tembaga alkalis kedalam
standar glukosa
15. Tambahkan 2 ml tembaga alkalis kedalam
filtrat folin wu uji (1)
16. Tambahkan 2 ml tembaga alkalis kedalam
filtrat folin wu uji (2)
17. Lakukan pemanasan pada air mendidih
selama 8 menit.
Ket:
Kiri: filtrat folin wu tikus tidak puasa
Kanan: filtrat folin wu tikus puasa
18. Setelah pemanasan, dinginkan selama 3
menit.
Ket gambar atas (filtrat darah tidak puasa)
(dari kiri ke kanan)
Filtrat folin wu uji (1) + tembaga alkalis
Filtrat folin wu uji (2) + tembaga alkalis
Larutan glukosa standar + tembaga alkalis
Blanko + tembaga alkalis
Ket gambar bawah (filtrat darah puasa)
(dari kiri ke kanan)
Filtrat folin wu uji (1) + tembaga alkalis
Filtrat folin wu uji (2) + tembaga alkalis
Blanko + tembaga alkalis
Larutan glukosa standar + tembaga alkalis
19. Tambahkan 2 ml asam fosfomolibdat
kedalam masing masing larutan.
Ket gambar atas (filtrat darah tidak puasa)
(dari kiri ke kanan)
Filtrat folin wu uji (1) + tembaga alkalis +
asam fosfomolibdat.
Filtrat folin wu uji (2) + tembaga alkalis +
asam fosfomolibdat.
Larutan glukosa standar + tembaga alkalis
+ asam fosfomolibdat.
Blanko + tembaga alkalis + asam
fosfomolibdat.
Ket gambar bawah (filtrat darah puasa)
(dari kiri ke kanan)
Blanko + tembaga alkalis + asam
fosfomolibdat.
Larutan glukosa standar + tembaga alkalis
+ asam fosfomolibdat.
Filtrat folin wu uji (1) + tembaga alkalis +
asam fosfomolibdat.
Filtrat folin wu uji (2) + tembaga alkalis +
asam fosfomolibdat.
20. Kemudian masing - masing sample
diencerkan dengan aquades sampai 25 ml
21. Masukkan kedalam kuvet kemudian ukur
absorbannya menggunakan
spektrofotometer dengan panjang
gelombang 420 nm.
DATA PENGAMATAN
Absorbansi glukosa darah pada panjang gelombang 420 nm
Blanko Standar Uji 1 Uji 2Tikus Puasa 0.083 nm 0.385 nm 0.284 nm 0.275 nmTikus Tidak Puasa 0.089 nm 0.371 nm 0.274 nm 0.265 nm
Perhitungan glukosa darah tikus puasa
Rata rata absorban uji (Ru) yang didapatkan:
Ru= Ru1+Ru22
Ru=0,284+0,2752
Ru=0 ,2795 nm
kadar glukosa darah(mgdL )=Ru−RbRs−RbX 0,2 X
1000,2
kadar glukosa darah(mgdL )=0,2795−0,0830,385−0,083X 0,2 X
1000,2
kadar glukosadarah(mgdL )=0 ,19650 ,302X 100
kadar glukosa darah(mgdL )=65,0662mgdLPerhitungan glukosa darah tikus tidak puasa
Rata rata absorban uji (Ru) yang didapatkan:
Ru= Ru1+Ru22
Ru=0,274+0,2652
Ru=0 ,2695 nm
kadar glukosa darah(mgdL )=Ru−RbRs−RbX 0,2 X
1000,2
kadar glukosa darah(mgdL )=0,2695−0,0890,371−0,089X 0,2 X
1000,2
kadar glukosadarah(mgdL )=0 ,18050 ,282X 100
kadar glukosa darah(mgdL )=64,0070mgdL
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, dilakukan pengukuran kadar glukosa darah tikus puasa dan tidak
puasa. Pengukuran kadar glukosa darah tikus ditetapkan dengan cara Folin – Wu dimana
protein darah dipisahkan terlebih dahulu dengan pengendapan protein oleh pembentukan
asam tungstat. Endapan terjadi akibat adanya kombinasi anion asam dengan bentuk kationik
dari protein. Metode Folin Wu digunakan dalam analisis kuantitatif gula dalam darah.
Setelah didapatkan filtrat darah bebas protein maka dilakukan pengukuran kadar
glukosa darah tikus puasa dan tidak puasa dengan menggunakan metode folin Wu. Metode ini
digunakan dalam analisis kuantitatif gula dalam darah. Untuk mengukur kadar glukosa darah
tikus puasa dan tidak puasa, dibuat sebanyak delapan sampel dalam tabung Folin - Wu. Empat
tabung untuk mengukur kadar glukosa tikus puasa dan empat lainnya untuk mengukur kadar
glukosa tikus tidak puasa. Untuk mengukur kadar glukosa tikus puasa, tabung pertama dan
kedua diisi dengan 2 mL filtrate Folin Wu tabung ketiga diisi 2 mL larutan standart glukosa 0,1
gr/mL dan yang terakhir diisi dengan aquadest 2 mL. Tabung terakhir ini digunakan sebagai
blanko. Untuk mengukur kadar glukosa tikus tidak puasa sam hal nya dengan yang telah
dilakukan untuk mengukur kadar glukosa tikus puasa. Kedelapan tabung tersebut kemudian
ditambahkan dengan 2 mL tembaga alkalis. Kemudian semuanya dipanaskan pada water bath
bersuhu 1000C selama 8 menit. Selanjutnya ditambahkan dengan larutan asam fosfomolibdat
dan terakhir diencerkan dengan aquadest dan diukur absorbannya menggunakan
spektrofotometri pada panjang gelombang 420 nm.
Dasar dari penggunaan masing-masing reagen adalah ion kupri akan direduksi oleh gula
dalam darah menjadi kupro dan mengendap menjadi Cu2O. Selanjutnya filtrat tersebut
dipanaskan pada waterbath dengan suhu 1000C, pemanasan berfungsi untuk menambah laju
reaksi Cu2O, sementara penidinginan dimaksudkan untuk menghentikan laju reaksi Cu2O itu
sendiri. Penambahan reagen asam fosfomolibdat akan melarutkan Cu2O dan warna larutan
menjadi biru tua, karena terbentuk oksida molibdat. Dengan demikian, banyaknya Cu2O yang
terbentuk berhubungan secara linear dengan banyaknya glukosa di dalam darah. Filtrat yang
berwarna biru tua yang terbentuk akibat melarutnya Cu2O karena oksida molibdat dapat diukur
kadar glukosanya dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 420 nm.
Dan penambahan aquadest hingga volume 25 mL berfungsi untuk mengencerkan darah
sehingga albumin dalam darah akan larut oleh aquades dan juga mengencerkan larutan yang
terbentuk agar volume yang diperoleh cukup untuk digunakan pada saat analisis menggunakan
spektrofotometri.
Kadar glukosa dalam tubuh makhluk hidup dapat digunakan untuk memprediksi
metabolisme yang mungkin terjadi dalam sel dengan kandungan gula yang tersedia. Jika
kandungan suatu glukosa dalam tubuh sangat berlebih maka glukosa tersebut akan mengalami
reaksi katabolisme secara enzimatik untuk menghasilkan energi. Pada saat berpuasa glukosa
darah menurun secara signifikan dari waktu ke waktu. Jika kandungan glukosa tersebut
dibawah batas minimum, maka asam piruvat yang dihasilkan dari proses katabolisme dapat
mengalami proses enzimatik secara anabolisme melalui glukoneognesis untuk memenuhi
sintesis glukosa dan memenuhi kadar normal glukosa dalam darah (poejiadji 1994).
Dari hasil praktikum diperoleh kadar glukosa darah tikus puasa yaitu 65,0662 mg/dl
sedangkan kadar glukosa darah tikus tidak puasa yaitu 64,007 mg/dl. Normalnya, kadar glukosa
darah puasa yaitu 60 – 100 mg/dl dan kadar glukosa darah normal 2 jam setelah makan
biasanya kurang dari 120 – 140. Sedangkan hasil praktikum menunjukkan, kadar glukosa darah
tikus tidak puasa lebih kecil dari kadar glukosa darah tikus puasa. Hal ini bisa saja disebabkan
oleh faktor kesalahan dalam hal penyaringan untuk mendapatkan filtrat yang jernih masih
terdapat campuran darah didalam filtrat nya atau dapat disebabkan oleh keadaan fisiologis
hewan percobaan dalam praktikum kali ini yaitu tikus.
Kesimpulan
Dari hasil praktikum diperoleh kadar glukosa darah tikus puasa yaitu 65,0662 mg/dl
Kadar glukosa darah tikus tidak puasa yaitu 64,007 mg/dl.
Normalnya, kadar glukosa darah puasa yaitu 60 – 100 mg/dl
Kadar glukosa darah normal 2 jam setelah makan biasanya kurang dari 120 – 140mg/dl
Hasil praktikum menunjukkan kadar glukosa darah tikus tidak puasa lebih kecil dari
kadar glukosa darah tikus puasa, hal tersebut tidak sesuai dengan teori.
Hal ini bisa saja disebabkan oleh faktor kesalahan dalam hal penyaringan untuk
mendapatkan filtrat yang jernih masih terdapat campuran darah didalam filtrat nya atau
dapat disebabkan oleh keadaan fisiologis hewan percobaan dalam praktikum kali ini
yaitu tikus.