Post on 13-Mar-2019
PENGARUH PRESTASI MATA PELAJARAN K3 DAN PENGALAMAN
PRAKTIK INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA PADA SISWA
KELAS XII SMK MUDA PATRIA KALASAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknik
Disusun oleh:
AZIIZ AJI WIJAYA
07501241008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
ii
PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Prestasi Mata Pelajaran K3 dan Pengalaman
Praktik Industri terhadap Kesiapan Kerja pada Siswa Kelas XII SMK Muda
Patria Kalasan” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.
iii
iv
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Aziiz Aji Wijaya
NIM : 07501241008
Prodi : Pendidikan Teknik Elektro (S1)
Fakultas : Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Judul TAS : Pengaruh Prestasi Mata Pelajaran K3 dan Pengalaman Praktik
Industri terhadap Kesiapan Kerja pada Siswa Kelas XII SMK
Muda Patria Kalasan
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir Skripsi ini
benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat materi
yang ditulis orang lain kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai
acuan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang lazim.
Apabila ternyata terbuki bahwa pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab saya dan bagian dari payung penelitian Bapak Drs.
Ahmad Sujadi, M.Pd, Bapak K. Ima Ismara, M.Pd., M.Kes dan Bapak Drs. Nur
Kholis, M.Pd.
Yogyakarta, Mei 2012
Penulis
Aziiz Aji Wijaya
NIM. 07501241008
v
MOTTO
§ Pendidikan adalah perlengkapan paling baik untuk hari tua
§ Kerjakanlah pekerjaan yang membawa berkah bagimu dan orang yang kamu cintai
§ Ketika kamu melihat seseorang yang diberi titipan harta dan keadaan yang lebih baik daripadamu, lihatlah mereka yang diberi lebih sedikit oleh
Allah"Kerjakanlah Pekerjaan Yang Membawa Berkah
Bagimu Dan Orang Yang Kamu Cintai"
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, Karya ini kupersembahkan kepada :
Ø Kedua orangtuaku yang telah memberikan dorongan dan kasih sayangnya, yang
selalu mendoakan untuk kebaikanku.
Ø Adik-adikku tersayang yang selalu memberikan senyuman manisnya kepadaku.
Ø Kekasihku tercinta yang selalu memberikan kasih sayang dan semangat untuk
menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.
Ø Sahabat-sahabatku yang telah memberikanku dorongan, bantuan dan semangat.
Terimakasih atas bimbingan, kasih sayang, pengorbanan, dorongan, semangat, dan do’a yang
tidak pernah putus.
vi
PENGARUH PRESTASI MATA PELAJARAN K3 DAN PENGALAMAN PRAKTIK INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA PADA SISWA
KELAS XII SMK MUDA PATRIA KALASAN
Abstrak Aziiz Aji Wijaya
07501241008
Banyaknya lulusan siswa SMK yang belum siap kerja. Kompetensi yang kurang memadahi merupakan salah satu penyebab utama terhadap kesiapan kerja siswa. Tingkah laku/sikap kerja siswa di sekolah berpengaruh terhadap tingkat kesiapan kerja siswa dalam melaksanakan praktikum. Pengalaman bekerja di industri juga akan mempengaruhi tingkat kesiapan siswa dalam bekerja. Permasalahan pada penelitian ini adalah apakah prestasi mata pelajaran K3 dan pengalaman praktik industri berpengaruh terhadap kesiapan kerja pada siswa kelas XII SMK Muda Patria Kalasan baik secara parsial maupun secara simultan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh prestasi mata pelajaran K3 dan pengalaman praktik industri terhadap kesiapan kerja pada siswa kelas XII SMK Muda Patria Kalasan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian expost facto dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas XII SMK Muda Patria Kalasan. Penelitian ini adalah penelitian populasi. Pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi berupa nilai mata pelajaran K3 dan metode kuesioner berupa butir pertanyaan/pernyataan. Teknik analisis data menggunakan bantuan software statistik SPSS versi 17.00. Keabsahan data diperoleh melalui validitas dan reliabilitas.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara prestasi mata pelajaran K3 terhadap kesiapan kerja pada siswa kelas XII SMK Muda Patria Kalasan sebesar 34,8% yang dilihat dari nilai thitung sebesar 6,690 (> ttabel sebesar 1.664) pada signifikansi 5%, (2) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengalaman praktik industri terhadap kesiapan kerja pada siswa kelas XII SMK Muda Patria Kalasan sebesar 25,6% yang dilihat dari nilai thitung sebesar 5,372 (> ttabel sebesar 1,664) pada signifikansi 5% dan (3) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara prestasi mata pelajaran K3 dan pengalaman praktik industri terhadap kesiapan kerja pada siswa kelas XII SMK Muda Patria Kalasan sebesar 46,4% yang dilihat dari nilai Fhitung
sebesar 35,955 (> Ftabel sebesar 1,99) pada signifikansi 5%.
Kata kunci : prestasi mata pelajaran k3, pengalaman praktik industri, kesiapan kerja
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis kepada Allah SWT atas segala rahmat, hidayah
serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir
Skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam selalu tercurah untuk Rasullulah
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Skripsi yang berjudul
“Pengaruh Prestasi Mata Pelajaran K3 dan Pengalaman Praktik Industri
terhadap Kesiapan Kerja pada Siswa Kelas XII SMK Muda Patria Kalasan”
disusun guna memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan teknik. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Moch. Bruri Triyono, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta.
2. Drs. Ahmad Sujadi, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan
sabar memberikan pengarahan, bimbingan dan petunjuk selama penyusunan
tugas akhir skripsi ini.
3. Ketut Ima Ismara, M.Pd., M.Kes selaku Kepala Jurusan Pendidikan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Zamtinah, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membimbing dan mengarahkan saya selama menyelesaikan studi saya.
5. Orang tuaku tercinta Bapak Tugiyo, S.Pd dan Ibu Siti Rusdarwati, terima
kasih yang tak terhingga atas segala pengorbanannya selama ini, telah
membesarkanku, menyayangiku, banyak membimbingku dan selalu
mendo’akanku sampai saat ini.
6. Adik-adikku tersayang, Lathif, Epung, Fadly, Alya, terima kasih selalu
mendo’akanku selama ini, sukses buat kita dan rukun selalu.
7. Kekasihku Mia Gustaviani Sapitry yang selalu memberikanku do’a, kasih
sayang, semangat yang tak pernah putus, terima kasih telah membantuku
menjalani masa-masa sulit dan terima kasih atas segala pengorbanannya.
viii
8. Bapak Handa Widyantara Punama, S.TP Selaku kepala sekolah SMK Muda
Patria Kalasan yang telah memberikan kemudahan-kemudahan mulai dari
KKN-PPL sampai penelitian skripsi saya.
9. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Teknik Elektro 2007 (Jumiko, Huda,
Isa, Putut, Yusron, Chulenk, Kong Jaim, Aryo, Topik, Ariska, Budi, Nasir,
Resti, Vio, Herry, Fikri, Latip, Untung, Erik, Hasbu, Afrie), best friends
(Arbian Suryana, Chandra WB, Nunuk, Cobe, Satria, Pita, Dewinta, Lulu,
Ama), thanks to (Mas Barry, Latip mupat, Devita, Anggun, Mba Anti, Andi
Cipenk, Akbar, Bawon, Surya, Ableh, Wahyu, Ibnu, Asep, Han, Agung,
Reni, Mba Laras), terima kasih atas semua do’a, dukungan dan motivasinya.
10. Adik-adik SMK Muda Patria Kalasan yang telah bersedia membantu saya
dalam penelitian.
11. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas
do’a, dukungan dan bantuan, sehingga tugas akhir skripsi ini terselesaikan
dengan lancar.
Dalam penyusunan tugas akhir skripsi ini, penulis menyadari bahwa
masih banyak kekurangan baik dalam isi maupun penyusunannya. Masukan
berupa kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan serta
kemajuan dimasa akan datang. Penulis juga minta maaf jika dalam penulisan ini
banyak kekeliruan baik yang disengaja maupun tidak disengaja kepada semua
pihat yang terkait. Penulis berharap semoga laporan tugas akhir skripsi ini
bermanfaat bagi penulis dan khalayak umum serta dapat menjadi amal ibadah.
Yogyakarta, Mei 2012 Penulis
Aziiz Aji Wijaya
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBARAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
LEMBARAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
LEMBARAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................................. iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................. v
ABSTRAK .................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 6
C. Batasan Masalah .......................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ........................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 8
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 10
A. Landasan Teori ............................................................................ 10
1. Pendidikan Menengah Kejuruan .............................................. 10
a. Pengertian Pendidikan Menengah Kejuruan ........................ 10
b. Visi dan Misi SMK Muda Patria Kalasan ............................ 12
2. Prestasi Belajar ........................................................................ 13
a. Pengertian Prestasi Belajar .................................................. 13
b. Faktor yang Mempengaruhi Proses Hasil Belajar ................ 15
x
3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja ........................................... 17
a. Hazard ................................................................................ 17
b. Environmental .................................................................... 18
c. Analisis Risiko ................................................................... 19
d. Risiko .................................................................................. 19
e. Identifikasi Risiko ............................................................... 20
f. Budaya dan Iklim K3 ........................................................... 21
g. Hirarki Pengendalian Risiko K3........................................... 23
h. Persepsi Siswa Tentang Lingkungan Fisik Bengkel ............. 23
i. Persepsi Siswa Tentang Peralatan K3................................... 24
j. Persepsi Siswa Tentang Peran Guru Pembimbing Praktik ... 25
4. Pengalaman Praktik Industri .................................................... 26
a. Pengertian Praktik Industri .................................................. 26
b. Tujuan Praktik Industri ....................................................... 29
c. Kompetensi Praktik Industri ............................................... 31
5. Kesiapan Kerja ........................................................................ 33
a. Pengertian Kesiapan Kerja .................................................. 33
b. Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja ....................... 34
B. Penelitian Yang Relevan .............................................................. 42
C. Kerangka Berfikir ........................................................................ 43
D. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 45
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................... 46
A. Desain Penelitian .................................................................... 46
1. Jenis Penelitian ................................................................. 46
2. Subyek Penelitian .............................................................. 46
3. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 46
B. Definisi Operasional Variabel ................................................. 47
1. Variabel Bebas (X) ............................................................ 47
2. Variabel Terikat (Y) .......................................................... 50
xi
C. Populasi Dan Sampel Penelitian .............................................. 52
D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ............... 53
1. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 53
2. Instrumen Penelitian ......................................................... 55
3. Pengujian Instrumrn Penelitian........................................... 57
a. Uji Coba Instrumen ................................................... 57
b. Uji Validitas Instrumen .............................................. 57
c. Uji Reliabilitas Instrumen .......................................... 62
E. Teknik Analisis Data ..................................................................... 63
1. Analisis Deskriptif ............................................................... 64
a. Tabel Distribusi Frekuensi ........................................... 64
b. Grafik Distribusi .......................................................... 65
c. Kecenderungan Skor .................................................... 65
2. Uji Prasyarat Analisis .......................................................... 66
a. Uji Normalitas .............................................................. 66
b. Uji Multikolinearitas ..................................................... 67
c. Uji Heteroskedasitas ..................................................... 67
3. Pengujian Hipotesis ............................................................. 68
a. Analisis Regresi Linear Sederhana ................................ 69
b. Analisis Regresi Linear Berganda ................................. 69
c. Koefisien Determinasi .................................................. 71
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN ............................. 72
A. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................... 72
1. Prestasi Mata Pelajaran K3 ................................................. 73
2. Pengalaman Praktik Industri ............................................... 76
3. Kesiapan Kerja ................................................................... 81
B. Pengujian Pesyaratan Analisis ................................................. 85
1. Uji Normalitas .................................................................... 86
2. Uji Multikolinieritas ........................................................... 88
3. Uji Heteroskedasitas ........................................................... 89
xii
C. Pengujian Hipotsis .................................................................. 90
1. Analis Regresi Linear Sederhana ........................................ 90
2. Analisis Regresi Linear Berganda ....................................... 93
3. Koefisien Determinasi ........................................................ 96
D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 98
BAB V. PENUTUP ..................................................................................... 103
A. Kesimpulan ............................................................................... 103
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 104
C. Saran ......................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 106
LAMPIRAN ................................................................................................. 110
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Berfikir ...................................................................... 43
Gambar 2. Paradigma Penelitian ................................................................. 51
Gambar 3. Grafik Distribusi Frekuensi Mata Pelajaran K3 .......................... 74
Gambar 4. Diagram Kualifikasi Skor Prestasi Mata Pelajaran K3 ................. 76
Gambar 5. Grafik Distribusi Frekuensi Pengalaman Praktik Industri ............ 78
Gambar 6. Diagram Kecenderungan Skor Pengalaman Praktik Industri ....... 80
Gambar 7. Grafik Distribusi Frekuensi Kesiapan Kerja ............................... 83
Gambar 8. Diagram Kecenderungan Skor Kesiapan Kerja ........................... 85
Gambar 9. Hasil Uji Normalitas ................................................................. 86
Gambar 10. Hasil Uji Heterokedasitas ........................................................... 89
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Penyebaran Populasi tiap Kelas ..................................................... 52
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Pengalaman Praktik Industri .......................... 56
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Kesiapan Kerja .............................................. 57
Tabel 4. Uji Validitas Instrumen Pengalaman Praktik Industri .................... 59
Tabel 5. Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Pengalaman Praktik Industri .. 60
Tabel 6. Uji Validitas Instrumen Kesiapan Kerja ......................................... 60
Tabel 7. Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Kesiapan Kerja ....................... 61
Tabel 8. Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ................................ 62
Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pengalaman Praktik Industri ....... 63
Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kesiapan Kerja ........................... 63
Tabel 11. Hasil Analisis deskriptif ............................................................... 72
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Prestasi Mata Pelajaran K3 ........................... 74
Tabel 13. Kecenderungan Skor Prestasi Mata Pelajatan K3 .......................... 75
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Pengalaman Praktik Industri ......................... 77
Tabel 15. Kecenderungan Pengalaman Praktik Industri ................................ 80
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Kesiapan Kerja ................................................... 82
Tabel 17. Kecenderungan Skor Kesiapan Kerja ................................................... 84
Tabel 18. Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 87
Tabel 19. Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................... 88
Tabel 20. Hasil Analisis Pengujian Hipotesis Pertama ........................................ 91
Tabel 21. Hasil Analisis Pengujian Hipotesis Kedua .......................................... 92
Tabel 22. Hasil Analisis Regresi Linear berganda ................................................ 94
Tabel 23. Hasil Analisis Pengujian Hipotesis Ketiga ........................................ 95
Tabel 24. Hasil perhitungan koefisien determinasi variabel X1 dan X2 secara
parsial terhadap Variabel Y ................................................................ 96
Tabel 25. Model Summary ................................................................................... 97
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Validasi Instrumen Penelitian ............................................... 111
Lampiran 2. Angket Instrumen Penelitian ................................................ 114
Lampiran 3. Data Mentah Uji Coba Instrumen Penelitian ......................... 121
Lampiran 4. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ............... 124
Lampiran 5. Daftar Nilai K3 Kelas XII A-C ............................................. 129
Lampiran 6. Data Mentah Hasil Penelitian ............................................... 133
Lampiran 7. Hasil Analisis Data ................................................................ 144
Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian .............................................................. 148
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu pokok masalah yang dihadapi bangsa Indonesia untuk
memasuki era globalisasi adalah kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) yang
relatif rendah yang dicermati dari pemilikan latar pendidikannya. Peningkatan
kualitas SDM menjadi perhatian semua pihak, terlebih dalam suasana krisis
multidimensi yang terjadi saat ini. Masyarakat membutuhkan dukungan
berbagai pihak untuk menghadapi persaingan bebas. Pendidikan memegang
peranan penting bagi peningkatan kualitas sumber daya yang dimiliki. Para
pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu
pendidikan Bangsa Indonesia agar dapat bersaing dalam pasar tenaga kerja
yang berkualitas dengan menyesuaikan pembangunan pendidikan itu sendiri.
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan
manusia yang dinamis. Perkembangan dan perubahan terjadi sejalan dengan
perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti menghasilkan sesuatu
yang lebih baik. Mutu pendidikan erat kaitannya dengan proses pelaksanaan
pembelajaran yang dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain kurikulum,
tenaga kependidikan, proses pembelajaran, sarana dan prasarana serta
lingkungan sekolah dan manajemen sekolah itu sendiri.
Sekolah Menengah Kejuruan memiliki tujuan untuk menyiapkan
kebutuhan tenaga kerja tingkat menengah yang memiliki kemampuan kerja
dalam bidang industri sesuai dengan bidang kompetensi masing-masing.
Tenaga kerja yang dihasilkan diharapkan memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri. Upaya
perbaikan mutu telah ditempuh oleh pemerintah, akan tetapi keberadaan SMK
dalam menyiapkan tenaga kerja masih dipandang sebelah mata oleh pihak
industri. Upaya perbaikan ini terkait oleh mutu dan kesiapan kerja siswa yang
kurang terpenuhi untuk bekerja. Setiap lulusan SMK memang disiapkan
untuk menjadi sumber daya manusia yang siap pakai. SDM yang siap pakai
artinya ketika mereka telah menyelesaikan sekolahnya dan lulusan SMK
tersebut dapat menerapkan ilmu yang telah mereka dapat sewaktu di sekolah.
Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan salah satunya seperti
yang telah dimuat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yang di dalamnya mencakup dasar dan tujuan,
penyelenggaraan pendidikan termasuk wajib belajar. Penjamin kualitas
pendidikan dan peran serta masyarakat dalam sistem pendidikan nasional.
Kebijakan tersebut dibuat untuk menghasilkan pendidikan Indonesia yang
baik dan lulusan berkualitas di sektor jenjang pendidikan. Penentuan standar
yang harus menjadi acuan pelaksanaan kegiatan pendidikan harus diutamakan
terlebih dahulu untuk mendukung hal tersebut, oleh karena itu pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP) yang kemudian dibentuk pula Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) sebagai badan yang menentukan 8 (delapan)
standar dan kriteria pencapaian penyelenggaraan pendidikan.
Kecerobohan siswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum
seringkali memicu terjadinya kecelakaan dalam praktik. Kecelakaan dalam
praktik tidak hanya berdampak pada siswa saja, tetapi peralatan yang
digunakan juga banyak yang rusak. Guru pembimbing yang sering
meninggalkan saat praktikum menyebabkan siswa banyak yang berkeliaran,
bermain-main dan bersenda gurau dengan teman-temannya, maka siswa lupa
apa yang seharusnya dikerjakan. Kecelakaan dalam praktik juga dipengaruhi
oleh kelalaian siswa yang mengindahkan aspek keselamatan kerja.
Keselamatan kerja ditinjau secara praktis adalah keselamatan yang ada
kaitanya dengan mesin, tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara
melakukan pekerjaan. Tujuan kesehatan dan keselamatan kerja adalah untuk
mencegah terjadinya kecelakaan, cacat, kematian sebagai akibat dari
kecelakaan kerja dan menjamin keselamatan orang lain di tempat kerja.
Menurut Rumondang Silalahi (1995) bahwa tujuan keselamatan dan
kesehatan kerja adalah dengan meniadakan unsur penyebab kecelakaan dan
atau mengadakan pengawasan yang ketat.
Faktor penyebab kecelakaan kerja yaitu: (1) faktor perbuatan
manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe human acts) misalnya
tidak adanya kemampuan fisik dan mental, kelalaian, hilangnya konsentrasi
pada saat kerja dan sikap mental yang kurang baik. (2) faktor keadaan
lingkungan yang tidak aman (unsafe conditions), lingkungan kerja yang
kurang aman dimana keadaan tempatnya membahayakan dan memungkinkan
terjadinya kecelakaan kerja. Pembenahan pada aspek-aspek kesehatan dan
keselamatan kerja di sekolah harus diadakan dengan baik. Melalui mata
pelajaran kesehatan dan keselamatan kerja (K3) siswa diajarkan untuk
menerapkan keselamatan dalam praktik. Penerapan K3 yang efektif maka
akan meminimalisir terjadinya kecelakaan dalam kerja/praktik.
Masyarakat berharap besar terhadap dunia pendidikan sebagai
tempat penyiapan tenaga kerja produktif yang nantinya mampu bersaing
didunia kerja. Permasalahan yang dihadapi dunia kerja terletak pada
kenyataan bahwa sulit untuk dapat memperoleh tenaga kerja yang berkualitas
tinggi yaitu tenaga kerja ahli, terampil dan beretos kerja tinggi. Adanya
kesenjangan antara dunia pendidikan dan dunia kerja terjadi pada SMK.
Kesenjangan berupa kemampuan lulusan yang belum sesuai dengan standar
kualifikasi dalam dunia kerja.
Dunia industri membuka lebar bagi siswa SMK untuk melakukan
praktik industri. Pengalaman praktik industri dapat menambah wawasan dan
pengatahuan yang luas bagi siswa. Terkadang siswa tidak aktif untuk
bertanya pada pembimbingnya sehingga pengetahuan yang didapat selama
praktik industri dirasa kurang. Masalah lain yang muncul adalah sebagian
besar siswa melakukan praktik industri yang tidak sesuai bidang
kompetensinya sehingga siswa akan kesulitan dalam mencari informasi di
industri. Menurut Helmut Nolker (2005: 11), kegiatan belajar dapat dilakukan
dimana saja, belajar dapat terjadi diruang kelas, laboraturium, bengkel dan
pabrik. Berdasarkan pendapat tersebut maka belajar dapat dilakukan di
sekolah maupun di luar sekolah.
Belajar yang dilakukan di luar sekolah menurut Helmut Nolker
(2005: 12) mengatakan bahwa pengalaman yang diperoleh siswa di luar
sekolah, disamping akan membantu proses belajar mengajar, juga dapat
digunakan untuk menguji ketrampilan dan pengetahuan yang mereka peroleh
di sekolah. Belajar langsung di dunia kerja akan lebih menguntungkan,
karena disamping siswa menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang
didapat di sekolah, siswa juga dapat mengenal keadaan yang sesungguhnya di
dunia kerja. Siswa akan lebih siap untuk terjun ke dunia kerja pada saatnya
nanti. Pendidikan kejuruan akan efektif jika siswa diberikan tempat yang
sesuai dengan tempat kerja nanti, diberikan latihan tentang alat-alat dan
mesin-mesin yang sesuai dengan pekerjaanya agar bisa mengenal kondisi
dimana mereka dihadapkan pada tuntutan kerja. Para siswa perlu memperoleh
pengalaman langsung pada dunia kerja unruk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas pendidikan kejuruan, sehingga siswa setelah lulus akan terbiasa
dalam kehidupan yang seungguhnya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil
suatu belajar pada pendidikan kejuruan akan lebih baik jika siswa dihadapkan
langsung pada alat-alat maupun kondisi yang sesungguhnya yang sesuai
dengan tuntutan dunia kerja. Memberikan pengalaman-pengalaman baru
tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia kerja melaui kegiatan praktik
kerja industri di industri maupun pada dunia usaha lain yang dikenal dengan
Praktik Industri adalah salah satu cara untuk menambah pengalaman siswa.
Kesiapan kerja siswa SMK didukung dari tiga aspek yaitu: aspek
penguasaan pengetahuan, penguasaan sikap kerja, dan penguasaan
keterampilan kerja. Keberhasilan seseorang dalam usahannya/pekerjaannya,
juga didukung oleh kecintaan terhadap pekerjaan selain ketiga aspek tersebut.
Kepuasan kerja akan timbul jika seseorang benar-benar mencintai
pekerjaannya. Seseorang yang mencintai pekerjaannya akan bekerja dengan
tekun, penuh semangat, dan selalu gembira.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dipaparkan di atas,
maka menarik untuk dilakukan penelitian tentang “Pengaruh Prestasi Mata
Pelajaran K3 dan Pengalaman Praktik Industri terhadap Kesiapan Kerja pada
Siswa Kelas XII SMK Muda Patria Kalasan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan
masalah-masalah sebagai berikut:
1. Sumber Daya Manusia (SDM) yang relatif rendah, dicermati dari
pemilikan latar pendidikannya yang masih rendah pula.
2. Kecelakaan kerja terjadi karena kecerobohan siswa dalam praktikum.
3. Kurangnya aspek keselamatan kerja dalam melaksanakan setiap
praktikum.
4. Faktor kesalahan manusia (human error) dan lingkungan adalah
penyebab utama pada kecelakaan kerja.
5. Praktik industri yang kurang sesuai dengan bidang kompetensinya, maka
siswa akan kesulitan dalam mencari informasi di industri.
6. Kurang aktifnya siswa dalam mencari informasi selama melaksanakan
praktik industri.
7. Ada kesenjangan antara dunia pendidikan dan dunia kerja pada lulusan
SMK, sehingga banyak sekali penganggura.
8. Masih minim pengalaman dan ketrampilan kerja yang dimiliki oleh
lulusan siswa SMK.
9. Masih sulit untuk memperoleh tenaga kerja yang berkualitas tinggi.
10. Pengalaman dan ketrampilan yang dimiliki oleh lulusan SMK sangat
mempengaruhi kesiapan kerja.
C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan untuk membatasi ruang lingkup
masalah penelitian agar penelitian lebih terarah. Berdasarkan identifikasi
masalah diatas, maka batasan masalah yang ditetapkan hanya yang berkaitan
dengan prestasi mata pelajaran K3, pengalaman praktik industri, kesiapan
kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesiapan kerja siswa.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh prestasi mata pelajaran K3 terhadap kesiapan
kerja pada siswa kelas XII SMK Muda Patria Kalasan?
2. Bagaimanakah pengaruh pengalaman praktik industri terhadap kesiapan
kerja pada siswa kelas XII SMK Muda Patria Kalasan?
3. Bagaimanakah pengaruh prestasi mata pelajaran K3 dan pengalaman
praktik industri terhadap kesiapan kerja pada siswa kelas XII SMK Muda
Patria Kalasan?
E. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh prestasi mata pelajaran K3 terhadap kesiapan
kerja pada siswa kelas XII SMK Muda Patria Kalasan.
2. Mengetahui pengaruh pengalaman praktik industri terhadap kesiapan
kerja pada siswa kelas XII SMK Muda Patria Kalasan.
3. Mengetahui pengaruh prestasi mata pelajaran K3 dan pengalaman
praktik industri terhadap kesiapan kerja pada siswa kelas XII SMK Muda
Patria Kalasan.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari hasil pelaksanaan penelitian ini
adalah:
1. Manfaat Secara Umum
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah
pengetahuan dan wawasan terutama menyangkut hal–hal yang berkaitan
dengan pengaruh prestasi mata pelajaran K3 dan pengalaman praktik
industri terhadap kesiapan kerja siswa.
2. Bagi Mahasiswa
a. Menerapkan disiplin ilmu yang ditekuni di perkuliahan.
b. Menambah pengetahuan mengenai prestasi mata pelajaran K3,
pengalaman praktik industri dan kesiapan kerja siswa.
3. Bagi peserta didik
a. Sebagai masukan untuk meningkatkan prestasi mata pelajaran K3.
b. Sebagai masukan untuk meningkatkan tingkat kesiapan siswa dalam
bekerja di industri.
4. Bagi pendidik atau guru
a. Menjadi masukan untuk meningkatkan aspek-aspek keselamatan
kerja di sekolah.
b. Menjadi pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
siswa agar mandiri dan siap bekerja.
5. Bagi dunia pendidikan
a. Memberi masukan kepada pihak sekolah tentang pengaruh prestasi
mata pelajaran K3 dan pengalaman praktik industri dengan kesiapan
kerja siswa saat masih kelas XII.
b. Sebagai pertimbangan dalam menyiapkan peserta didik kelas XII
agar mandiri dan siap bekerja.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pendidikan Menengah Kejuruan
a. Pengertian Pendidikan Menengah Kejuruan
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 0490/U1992 tentang Sekolah Menengah
Kejuruan menyebutkan definisi Sekolah Menengah Kejuruan adalah
bentuk satuan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk
melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta mempersiapkan
peserta didik untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan
sikap profesional.
Pendidikan menengah diselenggarakan untuk melanjutkan
dan meluaskan pendidikan dasar serta mempersiapkan peserta
didiknya menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
mengadakan hubungan timbal balik lingkungan serta dapat
mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau
melanjutkan ke perguruan tinggi (UU Nomor 20 Tahun 2003).
Keputusan memilih pekerjaan yang akan diambil berkaitan dengan
jenis pendidikan yang ditempuhnya sehingga perlu untuk
mengetahui jenis pekerjaan yang diinginkan, informasi-informasi
tentang pekerjaan dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi,
11
kualifikasi yang diperlukan, persiapan yang dipersyaratkan, metode
memasuki dunia kerja dan lain-lain. Sekolah harus sejak awal
menjalin kerjasama, mengadakan hubungan interaktif, hubungan
yang bermakna dalam arti saling menunjang dengan dunia luar,
khususnya pihak-pihak yang terkait dengan dunia kerja.
Lulusan yang dihasilkan sekolah menengah kejuruan
diharapkan sudah memiliki kemampuan kerja yang sesuai dengan
kebutuhan lapangan kerja. Hal ini seperti yang tertera dalam UU
Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan kejuruan
merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik
terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Sekolah menengah kejuruan memiliki tujuan yang sesuai
dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 080/U/1993 tentang kurikulum SMK yaitu:
1) Menyiapkan siswa memasuki lapangan kerja serta
mengembangkan sikap profesional.
2) Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu
berkompetisi dan mengembangkan diri.
3) Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi
kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun yang
akan datang.
4) Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif,
adaptif dan kreatif.
12
Berdasarkan berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa pendidikan kejuruan adalah jenis pendidikan yang
mempersiapkan peserta didiknya untuk dapat bekerja pada bidang
tertentu dan mempersiapkan mereka agar dapat memperoleh
penghidupan yang layak melalui pekerjaan bidang kemampuanya
tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur yang ada. Kompetensi yang
baik harus dimiliki oleh setiap siswa untuk dapat bersaing dalam
dunia pekerjaan.
b. Visi dan Misi SMK Muda Patria Kalasan
SMK Muda Patria Kalasan juga mempunyai visi dan misi
dasar dan acuan untuk mencapai tujuan sekolah. Visi dan Misi dibuat
agar tujuan sekolah menjadi terarah. Visi SMK Muda Patria Kalasan
adalah menciptakan tenaga kerja profesional, unggul, berkualitas dan
berakhlak mulia. Misi diperlukan untuk mewujudkan sebuah visi.
Misi SMK Muda Patria Kalasan adalah: (1) meningkatkan iman dan
taqwa, (2) menyiapkan tenaga kerja menengah yang sesuai pasar
kerja, (3) menjadikan tamatan yang produktif, adaptif, inovatif dan
mandiri, (4) menyiapkan tamatan agar mampu berkompetensi,
mengembangkan diri dan siap memasuki lapangan kerja. (Buku
Akademik SMK Muda Patria Kalasan, 2010).
13
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua
kata, yakni "prestasi" dan "belajar", mempunyai arti yang berbeda.
Pengertian prestasi belajar dijabarkan menjadi dua kata untuk
memahami lebih jauh tentang maknanya.
Prestasi adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan baik secara individual atau kelompok. Pengertian prestasi
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang telah
dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Saiful Bahri
Djamarah (2007: 23) berpendapat bahwa prestasi adalah apa yang
telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan
hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Prestasi adalah
penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa
berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan
kepada siswa.
Belajar menurut Slameto (2003: 12) adalah suatu usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Muhibbin Syah (2005: 92) menambahkan bahwa belajar adalah
tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan
14
yang melibatkan proses kognitif. Menurut James O. Whitaker yang
dikutip oleh Wasty Soemanto (2003: 99) belajar adalah ”Learning
may be defined as the process by which behavior originates or is
altered through training or experience”, bahwa belajar dapat
didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau
diubah melalui latihan atau pengalaman.
Menurut John W. Santrock (2007: 226) mengemukakan
bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah
dicapai oleh seseorang. Prestasi belajar merupakan hasil maksimum
yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha
belajar. Pengertian prestasi belajar dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan
nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar
merupakan suatu kemajuan/peningkatan pada perkembangan siswa
setelah ia mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam periode waktu
tertentu. Seluruh pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan perilaku
individu terbentuk serta berkembang melalui proses belajar
mengajar.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama
berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu
tertentu. Pengharganan prestasi belajar di sekolah yaitu berbentuk
15
pemberian nilai (angka) dari guru kepada siswa. Pemberian nilai
diberikan sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi
pelajaran yang disampaikannya. Prestasi belajar ini dapat dinyatakan
dengan angka, huruf, atau kalimat dalam periode tertentu.
b. Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah
Menurut Muhibbin Syah (2005: 132) mengemukakan
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu: (1) faktor internal (faktor dari dalam diri siswa),
yakni keadaan/kondisi jasmani atau rohani siswa, (2) faktor eksternal
(faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar siswa, (3)
faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi
pelajaran.
Faktor internal adalah: (1) faktor fisiologis, keadaan fisik
yang sehat, segar dan kuat akan menguntungkan serta memberikan
hasil belajar yang baik. Keadaan fisik yang kurang baik akan
berpengaruh pada siswa dalam keadaan belajarnya, (2) faktor
psikologis, yang termasuk dalam faktor psikologis adalah
intelegensi, perhatian, minat, motivasi dan bakat yang ada dalam diri
siswa, (3) intelegensi, faktor ini berkaitan dengan Intellegency
Question (IQ) seseorang, (4) perhatian, perhatian yang terarah
dengan baik akan menghasilkan pemahaman dan kemampuan yang
16
mantap, (5) minat, minat merupakan kecenderungan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu, (6) motivasi, motivasi
merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk
berbuat sesuatu, (7) bakat, bakat merupakan kemampuan potensial
yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa
yang akan datang (Muhibbin Syah, 2005: 133).
Faktor eksternal adalah: (1) faktor sosial, yang terdiri dari
(lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat),
(2) faktor non sosial, faktor-faktor yang termasuk lingkungan non
sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal
keluarga dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu
belajar yang digunakan siswa. Faktor ini dipandang turut
menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa, (3) faktor
pendekatan belajar, pendekatan belajar dapat dipahami sebagai
segala cara atau strategi yang digunakan oleh siswa dalam
menunjang efektifitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran
materi tertentu (Muhibbin Syah, 2005: 137).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar siswa di sekolahnya sifatnya relatif, artinya dapat
berubah setiap saat. Prestasi belajar siswa sangat berhubungan erat
dengan faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut saling
berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Kelemahan salah
satu faktor akan dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam
17
belajar. Faktor internal dan faktor eksternal tersebut adalah faktor
yang mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai
siswa di sekolah.
3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
a. Hazard
Menurut Harry Ghautama (2009), definisi hazard adalah
source, situation, oract with a potential to cause harm in terms of
human injury, ill health or environment impact or combination of
these, definisi tersebut artinya adalah sumber, situasi atau kegiatan
yang berpotensi menyebabkan kerugian termasuk mengakibatkan
manusia cedera, gangguan kesehatan atau dampak lingkungan atau
kombinasi semuanya. Hazard adalah suatu keadaan yang bersifat
kualitatif yang mempunyai pengaruh terhadap frekwensi
kemungkinan terjadinya kerugian ataupun besarnya jumlah dari
kerugian yang mungkin terjadi.
Macam-macam hazard menurut Hendra (2010), antara lain:
(1) bahaya fisis yaitu berupa energi seperti kebisingan, radiasi,
temperature yang ekstrim, pencahayaan, getaran dan tekanan udara,
(2) aspek ergonomic (ergonomic) merupakan bahaya yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan sebagai akibat dari
ketidaksesuaian desain tempat kerja dangan pekerja, (3) bahaya
kimia (chemical hazard) yaitu berupa bahan kimia baik dalam gas,
cair dan padat yang mempuanyai sifat toksik, beracun, irritant,
18
asphyxia, patologik, (4) bahaya mekanik (mechanical hazard)
berupa gesekan, putar, tarik, jatuh,bentur, puntir, tergelincir,
terpukul, terpeleset, tertusuk, tergores, terpotong, terbakar, (5)
bahaya biologi (biological hazard) merupakan bahaya yang berasal
dari mikroorganisme khususnya yang pathogen yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan, (6) bahaya psikososial
(psychological hazard) adalah stress, kekerasan di tempat kerja, jam
kerja yang panjang, kurangnya control dalam mengambil keputusan
tentang pekerjaan semuanya dapat berkontribusi terhadap performa
kerja yang buruk.
b. Environmental
Menurut Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi (2007: 51),
faktor environmental adalah faktor lingkungan yang memotivasi
seseorang untuk selalu hidup bersih dan hidup sehat, baik
lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan kerja. Lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan kerja yang orang/karyawan kurang
berkesadaran untuk hidup bersih akan membuat seseorang malas
untuk hidup bersih.
Kurangnya kesadaran individu untuk melaksanakan hidup
sehat dikarenakan kurang memahami pentingnya kesehatan bagi diri
kita sendiri. Kita harus tetap berupaya untuk menyarankan dan
memberikan keteladanan terhadap orang lain atau rekan kerja
tentang pentingnya hidup bersih dan sehat.
19
c. Analisis Risiko
Berdasarkan Safety Enginer Career Workshop (2003),
terdapat tiga hal utama dalam analisa risiko, yaitu (1) perkiraan
seberapa besar dampak yang ditimbulkan bila suatu risiko tersebut
menjadi kenyataan (consequence analysis), (2) seberapa lama/sering
(frequency analysis) suatu risiko, dan (3) seberapa besar
kemungkinan (probability analysis) terjadinya risiko dalam suatu
kegiatan/pekerjaan.
d. Risiko
Menurut Harry Ghautama (2009) risiko adalah Combination
of likelihood of an occurrenceof a hazardous event or exposure(s)
and the severity of injury or ill health that can be caused by the event
or exposure(s), artinya adalah kombinasi tingkat keseringan dari
sebuah kejadian berupa situasi atau paparan yang berbahaya, dengan
tingkat keparahan cedera atau gangguan kesehatan yang disebabkan
oleh situasi atau paparan tersebut. Definisi risiko menurut Hendra
(2010) adalah seberapa besar kemungkinan suatu bahan/material,
proses atau kondisi untuk menimbulkan kerusakan atau kesakitan
(kerugian). Risiko adalah kombinasi probabilitas suatu kejadian
dengan konsekuensi atau akibatnya (Siahaan, 2007).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa risiko
adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu
kegiatan/aktivitas yang dilakukan manusia. Ketidakpastian
20
(uncertainty) dalam melakukan suatu kegiatan/pekerjaan yang dapat
menimbulkan kerusakan/kerugian.
e. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko dapat dikelompokkan menjadi beberapa
macam menurut karakteristiknya. Menurut Trieschman, Gustavon,
Hoyt, (2001), yaitu:
1) Risiko berdasarkan sifatnya, antara lain: (a) Risiko spekulatif
(speculative risk), yaitu risiko yang memang sengaja diadakan,
agar dilain pihak dapat diharapkan hal–hal yang
menguntungkan. Contoh: Risiko yang disebabkan dalam hutang
piutang, membangun proyek, perjudian, menjual produk, dan
sebagainya. (b) Risiko murni (pure risk), yaitu risiko yang tidak
disengaja, yang jika terjadi dapat menimbulkan kerugian secara
tiba–tiba. Contoh: Risiko kebakaran, perampokan, pencurian,
dan sebagainya.
2) Risiko berdasarkan dapat atau tidaknya dialihkan, antara lain:
(a) Risiko yang dapat dialihkan, yaitu risiko yang dapat
dipertanggungkan sebagai obyek yang terkena risiko kepada
perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi.
Kerugian tersebut menjadi tanggungan (beban) perusahaan
asuransi. (b) Risiko yang tidak dapat dialihkan, yaitu semua
risiko yang termasuk dalam risiko spekulatif yang tidak dapat
dipertanggungkan pada perusahaan asuransi.
21
3) Risiko berdasarkan asal timbulnya, antara lain: (a) Risiko
Internal, yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu
sendiri. Misalnya risiko kerusakan peralatan kerja pada proyek
karena kesalahan operasi, risiko kecelakaan kerja, risiko
mismanagement, dan sebagainya. (b) Risiko Eksternal, yaitu
risiko yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan luar
perusahaan. Misalnya risiko pencurian, penipuan, fluktuasi
harga, perubahan politik, dan sebagainya.
f. Budaya dan Iklim K3
Menurut Cheyne (dalam K. Ima Ismara, 2005) menemukan
adanya apresiasi pribadi terhadap resiko atau bagaimana siswa calon
pekerja memandang resiko yang dikaitkan dengan praktek kerja,
prioritas kebutuhan pribadi terkait dengan K3, serta manajemen diri
dan kebutuhan untuk merasa aman (need of safety), adalah yang
digunakan sebagai indikator utama dalam mengukur iklim K3.
Bailey & Petersen, 1989; Brown et al., 2000; Cooper, 2002
(dalam K. Ima Ismara, 2005), usaha untuk meningkatkan K3 di
tempat kerja, biasanya dikonsentrasikan pada isu-isu terkait dengan
human error, ergonomika, termasuk rekayasa teknologi, alat
pelindung diri (safety engineering), dan prosedur atau peraturan K3.
Kecelakaan kerja dapat terjadi di tempat yang telah memiliki
prosedur operasi K3 terhadap peralatan dan proses produksi.
22
Menurut Cullen (K. Ima Ismara, 2005), memaparkan bahwa
berdasarkan analisis penelitian berbagai bencana besar di industri.
Bencana tersebut menunjukkan bahwa terdapat peranan penting dan
kontribusi dari aturan dan prosedur baku K3 terhadap terjadinya
kecelakaan tersebut.
Griffin, and Hart (K. Ima Ismara, 2005), menyatakan bahwa
performansi K3 di pendidikan teknologi dan kejuruan dipengaruhi
secara langsung oleh iklim atau budaya K3 (safety climate or safety
culture). Budaya dan iklim K3 merupakan konsep teori yang sudah
banyak diterapkan di berbagai industri, kesehatan, nuklir dan
penerbangan. Mulai diadopsi untuk peningkatan performansi K3
dalam pelayanan pendidikan, khususnya di pendidikan teknologi dan
kejuruan pada era sekarang ini.
Budaya K3 merupakan kombinasi dari attitude, beliefs,
norms, dan persepsi dari para siswa calon pekerja organisasi tertentu
yang terkait dengan iklim K3, serta perilaku sehat dan selamat secara
praktis (Dula.2006; Clarke.2000). Definisi yang paling banyak
digunakan adalah berdasarkan pendapat Cooper (2000) yang
menyatakan bahwa budaya K3 merupakan bagian dari budaya
organisasi yang dipengaruhi oleh sikap (attitudes) dan niai-nilai yang
diyakini (beliefs) dari setiap anggotanya dalam kerangka performansi
K3 (health and safety performance).
23
g. Hirarki Pengendalian Risiko K3
Menurut Harry Ghautama (2009) hirarki pengendalian risiko
K3 yaitu dengan lima cara, yaitu (1) elimination, yaitu
menghilangkan sumber bahaya, misalnya memperkenalkan
pengangkatan secara mekanik untuk menghilangkan bahaya
pengangkatan manual, (2) substitution yaitu mengganti dengan
material dan mesin yang lebih tidak berbahaya, misalnya
penggantian bagian yang sudah rusak dengan yang baru, (3)
engineering control yaitu memodifikasi desain untuk menghilangkan
bahaya, misalnya menginstal sistem ventilasi, pemberian pelindung
pada mesin, pengurungan sumber suara, (4) administrative control
yaitu membuat beberapa sistem berupa posedur untuk memastikan
pekerja melakukan pekerjaan yang aman, misalnya rambu, standar,
prosedur kerja aman, pemeriksaan peralatan dann (5) PPE (protect
the personal with specific equipment) yaitu melindungi orang dengan
menggunakan peralatan yang spesifik dari paparan bahaya, misalnya
penggunaan safety glasses, sarung tangan atau respirator.
h. Persepsi Siswa Tentang Lingkungan Fisik Bengkel
Persepsi siswa tentang lingkungan fisik bengkel akan
berpengaruh terhadap sikap siswa dalam bekerja. Persepsi siswa
selanjutnya akan menentukan prestasinya dan kualitas hasil praktik
siswa. Lingkungan fisik bengkel kerja bepengaruh terhadap kuantitas
dan kualitas hasil pekerjaan. The Liang Gie (2005: 179) yang
24
menyatakan bahwa lingkungan fisik bengkel adalah segenap faktor
yang bersama-sama merupakan suasana tertentu yang melingkupi
suatu tempat kerja. Faktor-faktor tersebut mencakup tata ruang,
penyusunan mesin, perabotan, cahaya penerangan, hiasan dinding,
keadaan warna tempat kerja, keadaan udara dan keadaan suara.
Menurut Agus Ahyari (2003: 154) menyatakan bahwa lingkungan
fisik bengkel kerja meliputi penerangan, suhu udara, suara bising,
penggunaan warna, ruang gerak dan keamanan yang diperlukan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
persepsi siswa tentang lingkungan fisik bengkel adalah proses
pemberian makna pada segenap faktor-faktor yang bersama-sama
merupakan suasana tertentu yang melingkupi suatu tempat kerja
yang dapat megakibatkan kebiasaan-kebiasaan bekerja yang baik.
Kesalahan/kecelakaan dapat terjadi pada siswa yang melaksanakan
praktik di bengkel dapat diperkecil secara tidak langsung dengan
persepsi siswa tentang lingkungan fisik bengkel yang baik.
i. Persepsi Siswa Tentang Peralatan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja
Persepsi siswa tentang peralatan K3 adalah proses
pengamatan siswa tentang peralatan K3 untuk melindungi pekerja
dari penyakit atau bahaya kecelakaan akibat kerja. Peralatan K3 ini
meliputi peralatan yang harus dipasang pada mesin perkakas.
Peralatan kesehatan yang harus tersedia pada suatu ruangan bengkel
25
serta peralatan yang harus dipergunakan oleh setiap pekerja dalam
melakukan pekerjaanya Agus Budi Santosa (1999: 41).
j. Persepsi Siswa Tentang Peran Guru Pembimbing Praktik
Persepsi siswa tentang peran guru pembimbing praktik
adalah merupakan proses pengamatan siswa tentang peran guru
pembimbing dalam memberikan informasi pada siswa yang
berhubungan dengan penerapan prinsip-prinsip Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Persepsi siswa terhadap guru pembimbing baik
sebelum maupun sesudah pelaksanaan praktik sehingga siswa selalu
menyadari tentang informasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang
disampaikan oleh guru pembimbing praktik.
SMK merupakan sekolah menengah yang berorientasi pada
penyiapan tenaga kerja yang terampil, produktif dan profesional.
Siswa SMK adalah calon tenaga kerja profesional yang harus
dibekali dengan keterampilan praktik dan K3 yang tercantum
didalamnya. Guru pembimbing praktik mempunyai peran penting
dalam membina peserta didiknya.
Menurut Agus Budi Santosa (1999: 42), ruang lingkup
peran guru pembimbing dalam hal pembinaan sikap siswa terhadap
kesehatan dan keselamatan kerja dibatasi pada pemberian informasi
atau instruksi pada siswa yang berhubungan dengan penerapan
prinsip-prinsip K3. Informasi diberikan baik sebelum melaksanakan
26
praktik maupun sesudah melaksanakan praktik, pemberian lembar
kerja/jobsheet dan pengawasan selama praktik berlangsung.
4. Pengalaman Praktik Industri
a. Pengertian Praktik Industri
Menurut Slameto (2002: 20), kegiatan belajar dapat
dilakukan dimana saja. Belajar dapat terjadi diruang kelas,
laboraturium, bengkel dan pabrik. Berdasarkan pendapat tersebut
berarti belajar dapat dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah.
Helmut Nolker (2005: 12) menambahkan belajar yang
dilakukan diluar sekolah bahwa pengalaman yang diperoleh siswa di
luar sekolah, disamping akan membantu proses belajar mengajar,
belajar diluar sekolah juga dapat digunakan untuk menguji
ketrampilan serta pengetahuan yang mereka dapatkan di sekolah.
Belajar langsung di dunia kerja akan lebih menguntungkan, karena
siswa dapat langsung menerapkan pengetahuan serta ketrampilan
yang didapat di sekolah. Siswa juga dapat mengenal keadaan yang
sesungguhnya di dunia kerja dan siswa akan lebih siap untuk terjun
ke dunia kerja pada saatnya nanti.
Menurut Herminarto Sofyan (1989: 17) yang menyatakan
bahwa pendidikan kejuruan akan efektif jika siswa diberikan tempat
yang sesuai dengan tempat kerja nanti, diberikan latihan tentang alat-
alat dan mesin-mesin yang sesuai dengan pekerjaanya agar bisa
mengenal kondisi dimana mereka dihadapkan pada tuntutan kerja.
27
Menurut I Ketut Mahisa (1997: 12) berpendapat bahwa untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pendidikan kejuruan para
siswa perlu memperoleh pengalaman langsung pada dunia kerja,
sehingga siswa setelah lulus akan terbiasa dalam kehidupan yang
sesungguhnya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa hasil suatu belajar pada pendidikan kejuruan akan lebih baik
jika siswa dihadapkan langsung pada alat-alat maupun kondisi yang
sesungguhnya sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Belajar diluar
sekolah dapat dilakukan dengan memberikan pengalaman-
pengalaman baru tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia
kerja melalui kegiatan praktik kerja industri di industri maupun pada
dunia usaha lain yang dikenal dengan Praktik Industri.
Praktik Industri (PI) merupakan praktik keahlian produktif
yang dilaksanakan di dunia usaha atau industri berbentuk kegiatan
mengerjakan pekerjaan produksi atau jasa. Berdasarkan pengertian
tersebut maka kegiatan praktik industri merupakan bentuk praktik
kerja atau latihan kerja dengan cara mengerjakan suatu pekerjaan
dalam bidang produksi atau jasa agar siswa memperoleh keahlian
tertentu. Kegiatan praktik industri memungkinkan siswa memperoleh
berbagai pengalaman kejuruan dan pengalaman normatif berupa
nilai-nilai dan sikap dalam dunia kerja (Dian Arini, 2011: 11).
28
Kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam melakukan
praktik industri relatif belum sebanding dengan tenaga kerja
berkompeten yang dimiliki industri, keterlibatan siswa dalam bekerja
membutuhkan bimbingan dari orang-oang yang berkopenten di
industri. Bimbingan dan tuntunan dalam bekerja selama praktik akan
memberikan manfaat bagi efisiensi dan efektivitas tenaga kerja.
Melalui bimbingan ini diharapkan menjadi transfer pengetahuan dan
keterampilan dari pembimbing kepada siswa pada obyek kerja yang
sesungguhnya. Pelaksanaan praktik industri membutuhkan tenaga
kerja yang berkompeten untuk memberikan bimbingan bagi peserta
praktik dalam bekerja.
Pengalaman yang diperoleh pada saat melakukan praktik
kerja industri secara tidak langsung akan mempercepat transisi siswa
dari sekolah ke dunia industri. Siswa dapat mempelajari cara
mendapatkan pekerjaan dan belajar bagaimana memiliki pekerjaan
yang relevan dengan bakat dan minat. Bakat dan minat akan
mendorong individu untuk memusatkan perhatian, meningkatkan
aktivitas mental serta kegiatan yang sesuai dengan minatnya.
Menurut Eko Endarmoko (2006), pengalaman mempunyai
kata dasar ”alami” yang artinya adalah mengalami, melakoni,
menempuh, menemui, mengarungi, menghadapi, menyeberangi,
menanggung, mendapat, menyelami, mengenyam, menikmati, dan
merasakan. Pengalaman yang terkait dalam hal ini adalah
29
pengalaman yang didapat setelah melaksanakan praktik kerja
industri. Pengalaman kerja inilah yang akan menentukan minat siswa
untuk berwirausaha karena di dalam industri siswa diajarkan untuk
bekerja dengan kemampuan sendiri sehingga mereka akan mandiri
(Aditya Indra Putra, 2009: 17).
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa praktik industri merupakan suatu upaya untuk memberikan
bekal pengalaman kerja kepada siswa di industri, agar setelah lulus
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerjanya. Lembaga
pendidikan untuk dapat memiliki peralatan yang sesuai dengan
kondisi dan tuntutan dunia industri dibutuhkan biaya yang sangat
mahal dan sulit untuk membuat kondisi sekolah sesuai dengan
kondisi dunia kerja. Belajar langsung melalui praktik kerja di
industri dirasa merupakan langkah yang efisien dan efektif untuk
mencapai kemampuan yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
Siswa dapat terlibat langsung dengan suasana dan lingkungan kerja
yang sesungguhnya selama melaksanakan praktik industri.
b. Tujuan Praktik Industri
Penyelenggaraan Praktik Industri bertujuan untuk:
menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional
(dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang
sesuai dengan tuntutan lapangan kerja), memperkokoh ”link and
macth” antara sekolah dengan dunia kerja, meningkatkan efisiensi
30
proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas,
profesional, memberi pengakuan dan penghargaan terhadap
pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.
Tujuan praktik industri menurut Made Wena (1996: 12)
adalah: (1) menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian
profesional, yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan,
keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan
kerja, (2) meningkatkan/memperkokoh, keterkaitan dan kesepadanan
(link and match) antara lembaga pendidikan pelatihan kejuruan
dengan dunia kerja, (3) meningkatkan efisiensi proses pendidikan
dan pelatihan tenaga kerja berkualitas dan profesional, (4) memberi
pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
proses dari pendidikan.
Tujuan praktik industri Menurut Dian Arini (2011: 12)
tujuan praktik industri adalah: (1) siswa dapat menambah wawasan
dengan cara turun belajar langsung di dunia industri, (2) siswa dapat
mengetahui cara kerja di dunia industri yang mementingkan disiplin,
keselamatan dan kualitas produk, (3) melengkapi salah satu
kurikulum sekolah menengah kejuruan, (4) menghasilkan tenaga
kerja yang berkualitas, yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat
pengetahuan, keterampilan, etos kerja yang sesuai dengan tuntutan
lapangan pekerjaan, (5) memperkokoh link and match antara SMK
denagn dunia kerja, (6) meningkatkan efektifitas, efesiensi proses
31
pendidikan dan pelatihan kerja berkualitas. Pengalaman PI
diharapkan siswa akan mempunyai bekal ketrampilan yang cukup
dan mempunyai keinginan untuk membuka usaha sendiri.
c. Kompetensi Praktik Industri
Menurut Coper and Weber (1996) menyatakan kompetensi
itu harus memenuhi tiga kriteria yaitu: (1) pengetahuan, (2)
penampilan, (3) hasil. Pengetahuan berhubungan dengan hasil
belajar ranah kognitif. Penampilan merupakan hasil belajar dalam
ranah afektif. Hasil merupakan hasil belajar dalam ranah
psikomotorik. Psikomotorik dapat tercapai melalui keterampilan
yang melibatkan otot atau koordinasi antara pikiran dan otot.
Definisi kompetensi menurut Sukamto (Dian Arini, 2011),
menyatakan bahwa kompetensi setiap orang meliputi pengetahuan
yang luas, kemampuan yang baik dan sikap seseorang.
Menurut Spencer & Spencer. (1993: 9), menjelaskan bahwa
kompetensi merupakan bagian dari kepribadian individu yang relatif
stabil, dapat dilihat serta dapat diukur dari perilaku individu yang
besangkutan di tempat kerja atau dalam berbagai situasi. Kompetensi
praktik kerja industri dipengaruhi oleh, pengetahuan kerja, sikap
kerja yang benar, keterampilan kerja dan kreativitas kerja. Kreativitas
adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data,
informasi atau unsur-unsur yang ada. Hasil yang diciptakan tidak selalu
32
hal-hal yang baru, tetapi juga dapat berupa gabungan (kombinasi) dari
hal-hal yang sudah ada sebelumnya Munandar (Dian Arini, 2011).
Berdasarkan dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kompetensi meliputi empat kriteria yaitu: (1) pengetahuan yang luas,
(2) kemampuan atau keterampilan yang memadahi, (3) sikap
seseorang merupakan bagian dari kepribadian setiap individu yang
relatif stabil dan dapat dilihat serta diukur dari perilakunya dan (4)
kreativitas kerja.
Menurut Haryo Guntoro (2007: 25) menyebutkan bahwa
prestasi dapat didefinisikan sebagai tingkah laku yang diarahkan
terhadap tercapainya standart of excellent atau suatu nilai standar
yang diunggulkan. Menurut Mc Clelland, D.C. (2002) berpendapat
mengenai ciri-ciri orang yang ingin mengejar prestasi ada enam ciri
yaitu: (1) orang tersebut menjadi bersemangat jika unggul, (2)
menentukan tujuan secara realistis dan mengambil resiko yang
diperhitungkan, (3) bertanggung jawab sendiri mengenai hasil
usahanya, (4) ia senang memilih tugas yang menantang dengan
menunjukkan perilaku yang berinisiatif dari pada orang lain. (5)
tidak begitu percaya kepada nasib baik dan (6) ingin segera
mengetahui hasil usaha yang dicapainya. Orang seperti ini
mempunyai prinsip bahwa bekerja itu bukan semata-mata untuk
memperoleh uang atau kekuasaan, tetapi juga prestasi. Praktik Kerja
Industri adalah penyelenggaraan pendidikan yang mengintegrasikan
33
kegiatan pendidikan (teori) di sekolah dengan kegiatan pendidikan
(praktik) di dunia industri.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengalaman praktik kerja industri adalah suatu kejadian yang pernah
dialami oleh seorang siswa selama di industri. Pengalaman praktik
industri mengintegrasikan kegiatan pendidikan (teori) di sekolah
dengan kegiatan pendidikan (praktik) di dunia industri untuk
memperoleh pengalaman kerja serta membiasakan diri dengan
perkembangan-perkembangan baru.
5. Kesiapan Kerja
a. Pengertian Kesiapan Kerja
Menurut Dali Gulo (Ghozali Kabul, 1996: 20), pengertian
dari kesiapan (readiness) merupakan suatu titik kematangan untuk
menerima dan mempraktikan tingkah laku tertentu. Kesiapan dapat
dipandang sebagai suatu karakteristik tertentu yang diperlukan
seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu. Kesiapan menunjukan
perilaku yang dimiliki seseorang sebelum mencapai perilaku/tujuan
yang diinginkan.
Kesiapan dapat diartikan sebagai kemauan, keinginan dan
kemampuan untuk mengusahakan suatu kegiatan tertentu. Kesiapan
tergantung kepada tingkat kematangan, pengalaman-pengalaman
masa lalu, keadaan emosi dan mental dari orang yang belajar.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dinyatakan untuk mencapai
34
tingkat kesiapan terhadap sesuatu dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:
(1) tingkat kematangan, (2) pengalaman-pengalaman masa lalu, (3)
keadaan emosi dan mental yang serasi.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005: 94) definisi kerja
adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan suatu
pekerjaan. Menurut Nanang Fattah (2003: 19), kerja merupakan
kegiatan dalam melakukan sesuatu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa kesiapan kerja adalah kesiapan, kemauan, keinginan, dan
kemampuan seseorang terhadap suatu pekerjaan. Kesiapan dapat
dipandang sebagai karakteristik tertentu yang diperlukan seseorang
untuk melakukan kegiatan, kesiapan menunjukan perilaku yang
dimiliki seseorang sebelum mencapai perilaku yang diinginkan.
b. Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja
Kesiapan kerja seseorang dipengaruhi oleh empat faktor
antara lain:
1) Tingkat Kematangan Individu
Setiap individu yang mencapai usia dewasa biasanya
akan berusaha mencapai tingkat kematangan. Seseorang yang
telah dewasa memiliki pertumbuhan dan perkembangan
sehingga memiliki ciri tertentu dalam kematangan. Menurut
Monks, dkk (1999: 2) kematangan didefinisikan sebagai
kesiapan individu dalam melaksanakan tugas-tugas
35
perkembangan tertentu dan kemampuan untuk berfungsi dalam
tingkat yang lebih tinggi sebagai hasil pertumbuhan.
Menurut Hendriati Agustiani (2006: 28), proses
kematangan pribadi ditandai oleh kematangan potensi-potensi
dari organisme, baik dari fisik mapun psikis, untuk terus maju
menuju pemekaran atau perkembangan secara maksimal.
Kematangan ditandai dengan kedewasaan yang diindikasikan
dengan keberanian memasuki jenjang perkawinan, mempunyai
penghasilan sendiri dan lepas dari bimbingan orang tua.
Tingkat kematangan yaitu suatu proses perkembangan
yang dalam hal ini fisik dan mentalnya telah mencapai
perkembangan yang sempurna, dalam arti siap digunakan.
Tingkat kematangan ini banyak dipengaruhi oleh usia dan
keadaan fisik. Pengalaman-pengalaman masa lalu, yaitu
pengalaman-pengalaman tertentu yang diperoleh anak yang ada
kaitanya dengan lingkungan, kesempatan yang tersedia, dan
pengaruh-pengaruh dari luar yang disengaja maupun tidak
disengaja.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa tingkat kematangan individu adalah kesiapan individu
dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan tertentu dan
kemampuan untuk berfungsi dalam tingkat yang lebih tinggi
sebagai hasil pertumbuhan. Kematangan ditandai dengan
36
kedewasaan yang diindikasikan dengan keberanian memasuki
jenjang perkawinan, mempunyai penghasilan sendiri dan lepas
dari bimbingan orang tua.
2) Pengalaman-pengalaman masa lalu
Pengalaman merupakan satu penentu kesiapan kerja
seseorang. Pengalaman sangat diperlukan agar siswa dapat
mempersiapkan diri untuk bekerja. Pengalaman tersebut
diberikan kepada siswa pada saat belajar disekolah atau di
lingkungan sekitar. Menurut Kartini Kartono (dalam Ariski
2011) pengalaman-pengalaman yang diperlukan adalah
pengalaman-pengalaman tertentu yang diperoleh seseorang yang
ada kaitannya dengan keadaan lingkungan kerja. Kesempatan-
kesempatan yang tersedia dan pengaruh dari luar baik yang
disengaja maupun tidak disengaja.
Pengalaman merupakan keterampilan yang sudah
diketahui dan dikuasai seseorang sebagai perbuatan atau akibat
dari yang dilakukan sebelumnya selama jangka waktu tertentu.
Seseorang dikatakan berpengalaman apabila telah memiliki
tingkat penguasaan dan keterampilan yang banyak yang sesuai
dengan bidang keahlianya, Sukirin (dalam Ariski 2011).
Pengalaman dapat diperoleh dari pendidikan maupun latihan.
Pendidikan dilakukan untuk mempersiapkan tenaga kerja
sebelum memasuki lapangan kerja agar pengetahuan dan
37
keterampilan yang diperoleh sesuai dengan syarat yang
dibutuhkan oleh suatu jenis pekerjaan.
Individu yang kurang memiliki pengalaman kerja atau
belum pernah bekerja sering mengalami kesulitan dalam
menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang dimilikinya.
Seseorang yang lebih berpengalaman pada keahlian tertentu
akan merasa lebih puas dan lebih leluasa bekerja bila bekerja
pada bidang keahlianya. Pengalaman tersebut didapat saat masih
duduk di bangku sekolah tingkat SMK. Individu tersebut sudah
terbiasa dengan kerja sambilan saat masih sekolah. Pengalaman
sambil bekerja dapat digunakan untuk memulai jenis pekerjaan
yang dianggap cocok dari berbagai pilihan alternatif pekerjaan
yang tersedia demi hari kedepanya kelak.
Menurut Kartini Kartono (Ariski 2011) bahwa
hakekatnya pemilihan jenis pekerjaan tidak lepas dari masalah
pendidikan. Bekal pengetahuan, adanya kemampuan serta
ketrampilan yang dibutuhkan untuk bekerja dibidang yang akan
dituju. Sekolah-sekolah menengah kejuruan bersaing dalam
meningkatkan kualitas pengajarannya, baik dengan cara
menambah sarana laboraturium, praktik maupun dengan
pembenahan-pembenahan sistem pengajarannya untuk
menyiapkan kualitas kompetensi siswa yang handal dan
berkemampuan tinggi.
38
Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), “creativity is a
process that maniifest in self fluency, in flexibility a wll in
originality of thinking” artinya bahwa kreativitas adalah sebuah
proses atau kemampuan yang mencerminkan kelancaran,
keluwesan dan orisinilitas dalam berfikir. Kreativitas tidak lepas
berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya yang dapat
mempengaruhi kepada kreativitas berikutnya yang diharapkan
dapat menghasilkan kualitas kreativitas yang lebih
meningkatkan kemampuan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa pengalaman adalah suatu tingkat penguasaan,
pemahaman dan kreativitas seseorang dalam bidang yang
diminatinya. Kreativitas dapat diukur dari lamanya kegiatan
belajar, tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
setiap individu.
3) Kompetensi yang sesuai dengan bidangnya
Sekolah menengah kejuruan mempunyai misi utama
untuk mempersiapkan peserta didiknya sebagai calon tenaga
kerja yang memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja.
Sekolah menengah kejuruan merupakan bagian dari pendidikan
yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan SMK dalam
memasuki dunia kerja.
39
Kebutuhan tenaga kerja profesional di lapangan
semakin meningkat, oleh karena itu pendidikan kejuruan
hendaknya memberikan pengetahuan dan keterampilan yang
sesuai dengan yang ada di lapangan. Pengetahuan dan
ketrampilan yang diajarkan di sekolah identik dengan unsur-
unsur yang ada di dunia kerja, maka siswa diharapkan akan
memiliki kesiapan dan kemampuan untuk menghadapi
pekerjaan di dunia kerja setelah lulus nantinya.
Menurut Kartini Kartono (1985) bahwa pada
hakekatnya pemilihan jenis pekerjaaan tidak lepas dari masalah
pendidikan. Bekerja pada bidang yang akan dituju dibutuhkan
keterampilan/kompetensi yang baik. Sekolah-sekolah menengah
kejuruan akan bersaing dalam meningkatkan kualitas
pengajarannya untuk menyiapkan kualitas kompetensi siswa
yang handal dan berkemampuan tinggi. Peningkatan kualitas
kompetensi pada lulusan SMK dengan cara menambah sarana
laboraturium praktik maupun dengan pembenahan-pembenahan
sistem pembelajarannya di sekolah.
4) Keadaan emosi dan mental
Menurut Crow & Crow (Sunarto, 2002: 149), emosi
adalah “An emotion is an affective experience that accompanies
generalized inner adjustment and mental physiological stirred
up states in the individual, and that shows it self in his overt
40
behavior”, bahwa emosi merupakan pengalaman afektif yang
disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan
mental, fisik dan berwujud tingkah laku yang tampak.
Pengaruh emosi terhadap perilaku individu menurut
Syamsu Yusuf (2008: 115) emosi merupakan warna efektif yang
menyertai sikap keadaan atau perilaku individu. Warna efektif
adalah perasaan-perasaan tertentu yang dialami pada saat
menghadapi (menghayati) suatu situasi tertentu. Contohnya,
gembira, bahagia, putus asa, terkejut, benci (tidak senang), dan
sebagainya. Pengaruh emosi terhadap perilaku individu
diantaranya adalah: (1) memperkuat semangat, apabila orang
merasa senang atau puas atas hasil yang telah dicapai, (2)
melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena
kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini timbulnya rasa
putus asa (frustasi), (3) menghambat atau mengganggu
konsentrasi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan
emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup (nervous) dan
gugup dalam berbicara, (4) terganggu penyesuaian sosial,
apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati, (5) suasana emosional
yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan
mempengaruhi sikapnya di kemudian hari, baik terhadap dirinya
maupun terhadap orang lain.
41
Kesiapan kerja seseorang dapat ditinjau dari aspek
mental atau afektif menurut Sri Pangestuti (1990: 16) memiliki
beberapa ciri yaitu: (1) mempunyai pertimbangan logis dan
obyektif. Siswa SMK setelah lulus akan berhadapan dengan
banyak pilihan, maka dalam mengambil keputusan sudah harus
sesuai dengan akal yang sehat dan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki, (2) mempunyai kemampuan dan kemauan untuk
bekerja sama dengan orang lain serta mampu mengendalikan
emosi, (3) mempunyai sikap kritis, individu yang memiliki sikap
kritis terhadap bidang pekerjaannya, (4) mempunyai keberanian
untuk menerima tanggungjawab secara individu (5) mempunyai
ambisi untuk maju dan berusaha mengikuti perkembangan
bidang keahlian yang ditekuni.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
keadaan mental dan emosi seseorang merupakan penyesuaian
dari dalam diri individu tentang keadaan mental, fisik, berwujud
tingkah laku yang tampak, berfikir logis, mempunyai
kemampuan dan kemauan untuk bekerja sama dengan orang
lain, berani, kritis dan mempunyai ambisi untuk maju.
42
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan prestasi mata pelajaran K3 dan
pengalaman praktik industri terhadap kesiapan kerja adalah:
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dian Arini (2001) dengan penelitian
yang berjudul “Pengaruh Prestasi Praktik Kerja Industri dan Pengetahuan
Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas 3 Teknik
Bangunan SMK Negeri Pengasih Tahun Ajaran 2010/2011”
menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara Prestasi
Praktik Kerja Industri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat
Berwirausaha dengan koefisien determinasi sebesar 0,127.
2. Hasil penelitian Nurhening Yuniarti (1999) dengan penelitian berjudul
“Hubungan antara prestasi hasil belajar mata pelajaran kejuruan, praktik
industri dan minat kerja terhadap kesiapan kerja pada siswa kelas III
Jurusan Listrik SMK Negeri 2 Yogyakarta” menunjukan bahwa terdapat
hubungan positif antara prestasi hasil belajar mata pelajaran kejuruan
dengan kesiapan kerja dengan koefisien korelasi sebesar 0,623.
3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ghozali Kabul (1996) dengan
penelitian berjudul “Hubungan antara kreativitas, kemandirian belajar
dan informasi dunia kerja dengan kesiapan kerja siswa STM I
Yogyakarta Jurusan Elektronika” menunjukkan bahwa ada hubungan
positif antara kemandirian belajar dan kesiapan kerja dengan koefisien
korelasi sebesar 0.477.
43
C. Kerangka Berpikir
Gambar 1. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Prestasi Mata Pelajaran K3 terhadap Kesiapan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah keselamatan
yang berkaitan dengan orang, mesin, alat kerja, bahan, proses kerja,
landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan. Mata pelajaran K3 sangat diperlukan di sekolah-sekolah untuk
mencegah terjadinya kecelakaan pada saat melaksanakan praktikum.
Penerapan K3 yang baik akan berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa
dalam praktikum maupun kesiapan dalam dunia kerja nantinya.
Berdasarkan pemikiran di atas diduga terdapat pengaruh antara prestasi
mata pelajaran K3 terhadap kesiapan kerja.
2. Pengaruh Pengalaman Praktik Industri terhadap Kesiapan Kerja
Praktik kerja industri merupakan tempat untuk pelatihan
profesionalisme siswa yaitu dengan proses penguasaan ketrampilan
melalui bekerja langsung di lapangan kerja. Kreativitas dan inisiatif
Pengalaman Praktik Industri Kesiapan Kerja
Prestasi Mata Pelajaran K3
Melaksanakan Praktik Industri
Guru memberikan materi pelajaran
K3
44
dalam bekerja di industri akan melatih setiap siswa untuk
mengembangkan ide-idenya. Peserta didik yang kreatif dan berinisiatif
dalam mengembangkan idenya, maka merka akan semakin punya
keinginan untuk bekerja pada bidangnya.
Belajar langsung di dunia kerja akan lebih menguntungkan,
karena disamping siswa menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang
didapat di sekolah, siswa juga dapat mengenal keadaan yang
sesungguhnya di dunia kerja. Siswa akan lebih siap untuk terjun ke dunia
kerja dengan keterampilan yang dimiliki. Pengalaman bekerja sangat
dibutuhkan dalam dunia kerja. Berdasarkan pemikiran di atas diduga
terdapat pengaruh pengalaman antara praktik industri terhadap kesiapan
kerja.
3. Pengaruh Prestasi Mata Pelajaran K3 dan Pengalaman Praktik
Industri terhadap Kesiapan Kerja
Mata pelajaran K3 dan praktik industri dapat menjadi faktor
yang mempengaruhi siswa dalam melakukan pekerjaan. Belajar K3 dapat
mempengaruhi tingkah laku siswa dalam praktikum. Siswa akan lebih
siap dan lebih berhati-hati dalam melakukan pekerjaan. Siswa-siswa
dapat langsung mengaplikasikan pengetahuan yang didapatkan di sekolah
pada dunia industri selama melaksanakan praktik industri. Siswa akan
langsung mengetahui keadaan dunia industri yang sesungguhnya.
Berdasarkan pemikiran di atas diduga terdapat pengaruh antara prestasi
mata pelajaran K3 dan pengalaman praktik industri terhadap kesiapan
kerja.
45
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas, dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan prestasi mata pelajaran K3
terhadap kesiapan kerja pada siswa kelas XII SMK Muda Patria Kalasan.
2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pengalaman praktik
industri terhadap kesiapan kerja pada siswa kelas XII SMK Muda Patria
Kalasan.
3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan prestasi mata pelajaran K3
dan pengalaman praktik industri terhadap kesiapan kerja pada siswa kelas
XII SMK Muda Patria Kalasan.
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian expost facto, yaitu
disebabkan dalam penelitian tidak dibuat perlakuan atau manipulasi
terhadap variabel penelitian. Penelitian ini hanya mengungkap gejala
yang telah terjadi pada diri responden sebelum penelitian ini dilakukan.
Sukardi (2007: 165) menyatakan bahwa penelitian expost facto
artinya sesudah fakta dan gejala yang diteliti sudah terjadi, maka
merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas dan terikat telah
tersedia dan tinggal melihat dampaknya terhadap variabel terikat. Peneliti
tidak perlu memberikan perlakuan atau manipulasi terhadap variabel
bebas. Keterikatan pada penelitian ini sudah terjadi secara alami antara
variabel bebas dengan variabel terikat.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa SMK Muda Patria Kalasan
pada siswa kelas XII tahun ajaran 2011/2012.
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Muda Patria Kalasan Sleman
Yogyakarta. Sasaran penelitian adalah pada siswa kelas XII A-C. Waktu
penelitian dilakukan pada bulan Maret 2012.
47
B. Definisi Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2010: 2), variabel merupakan segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau
faktor-faktor yang berperan sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut.
Informasi yang diperoleh kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
variabel independent dan variabel dependent. Variabel independent sering
disebut variabel stimulus, predictor, antecedent atau dalam Bahasa Indonesia
sering disebut dengan veriabel bebas yaitu merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel
terikat. Variabel dependent sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen
atau dalam Bahasa Indonesia sering disebut dengan variabel terikat yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Penelitian ini
ada tiga macam variabel yaitu dua variabel bebas dan satu variabel terikat.
1. Variabel Bebas (X1)
Ada dua macam variabel bebas dalam penelitian ini adalah:
a. Prestasi Mata Pelajaran K3 (X1)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang dikenal dengan
slogan K3 adalah suatu norma yang mengatur tata kerja dan perilaku
yang berfungsi untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit
dalam beraktivitas. Mata pelajaran K3 merupakan salah satu upaya
untuk mencegah/mengurangi risiko kecelakaan selama melakukan
praktikum di sekolahan.
48
Faktor kelalaian manusia ini berhubungan langsung dengan
kelalaian pelaku kerja dimana seseorang bekerja. Bentuk kelalaian
disebabkan karena rendahnya kemampuan dasar yang dimiliki
individu. Lingkungan kerja adalah tempat dimana seorang pekerja
melakukan pekerjaanya. Persepsi terhadap K3 adalah suatu sikap
individu terhadap apapun yang berhubungan dengan K3 dan
kesadaran individu untuk selalu berhati-hati. Persepsi terhadap guru
pembimbing adalah merupakan proses pengamatan individu tentang
peran guru pembimbing dalam memberikan informasi pada siswa
yang berhubungan dengan penerapan prinsip-prinsip Kesehatan dan
Keselamatan Kerja, baik sebelum pelaksanaan praktik maupun
sesudah pelaksanaan praktik.
Prestasi mata pelajaran K3 adalah suatu hasil yang dicapai
oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar dalam
jangka waktu tertentu. Penghargaan prestasi belajar di sekolah
berbentuk pemberian nilai (angka) dari guru kepada siswa sebagai
indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran yang
disampaikannya.
Variabel prestasi mata pelajaran K3 diperoleh dengan cara
mengumpulkan dokumen berupa nilai prestasi mata pelajaran K3
pada siswa kelas XII SMK Muda Patria Kalasan. Dokumen nilai
pada umumnya berupa angka sesuai dengan standar nilai yang telah
ditentukan oleh sekolah.
49
b. Pengalaman Praktik Industri (X2)
Pengalaman praktik industri adalah pengalaman yang
diperoleh siswa di luar sekolah. Pengalaman ini akan membantu
proses belajar mengajar, dapat digunakan untuk menguji
keterampilan serta pengetahuan yang meraka dapatkan di sekolah.
Indikator pengalaman praktik industri adalah:
1) Pengetahuan kerja
2) Sikap kerja yang benar
3) Keterampilan kerja
4) Kreativitas kerja
Pengetahuan kerja merupakan pengetahuan masing-masing
individu yang diperoleh dari sekolah. Sikap kerja yang benar
merupakan tingkah laku tiap individu terhadap suatu pekerjaan.
Keterampilan kerja merupakan kompetensi yang dimiliki masing-
masing individu dalam penguasaan bidang keahlianya. Kreativitas
kerja merupakan keuletan masing-masing individu untuk mencari
pengetahuan dan informasi di industri.
Variabel pengalaman praktik industri ini diperoleh melalui
scoring terhadap sejumlah pertanyaan dalam bentuk instrumen
angket yang tersedia di lampiran, dengan kriteria sebagai berikut:
a) Tidak Pernah (TP) = 1
b) Kadang-kadang (KK) = 2
c) Sering (SR) = 3
d) Selalu (SL) = 4
50
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kesiapan kerja.
Kesiapan kerja adalah kesiapan seseorang terhadap sesuatu sebagai
kemauan, keinginan dan kemampuan dalam bidang keahliannya.
Kesiapan kerja dalam penelitian ini adalah kesiapan kerja setelah peserta
didik lulus dari sekolah nantinya.
Indikator dari kesiapan kerja adalah:
1) Tingkat kematangan individu
2) Pengalaman-pengalaman masa lalu
3) Kompetensi dalam bidang keahliannya
4) Keadaan mental dan emosi
Tingkat kematangan dalam hal ini dipengaruhi oleh usia dan
keadan fisik. Pengalaman-pengalaman masa lalu merupakan
pengalaman-pengalaman tertentu yang diperoleh seseorang yang ada
sangkut pautnya dengan keadaan lingkungan kerja, kesempatan-
kesempatan yang tersedia dan pengaruh dari luar baik yang disengaja
maupun tidak disengaja. Kompetensi adalah bagian dari individu yang
relatif stabil dan dapat dilihat serta diukur dari perilaku individu yang
bersangkutan, di tempat kerja atau dalam berbagai situasi. Keadaan
mental dan emosi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh
individu sesuai dengan kemampuannya sehingga pada hasilnya akan
tercapai rasa puas.
51
Variabel kesiapan kerja ini diperoleh melalui scoring terhadap
sejumlah pertanyaan dalam bentuk instrumen angket yang tersedia di
lampiran, dengan kriteria sebagai berikut:
a) Sangat Tidak Setuju (STS) = 1
b) Tidak Setuju (TS) = 2
c) Setuju (S) = 3
d) Sangat Setuju (SS) = 4
Paradigma dalam penelitian dapat dilihat dari gambar dibawah ini:
Gambar 2. Paradigma Penelitian
Keterangan :
X1 : Variabel Prestasi Mata Pelajaran K3
X2 : Variabel Pengalaman Praktik Industri
Y : Variabel Kesiapan Kerja
: Garis Pengaruh X terhadap Y
: Garis Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y
X1
X2
Y
r (X1,Y)
r (X2,Y)
r (X1; X2,Y)
52
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 61) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu. Karakteristik tersebut telah ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Penelitian ini merupakan penelitian populasi sebagaimana
dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002: 109) yang mengatakan bahwa
sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Suharsimi
Arikunto (2002: 112) menjelaskan, dalam pengambilan sampel apabila
jumlah subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua untuk
penelitian.
Populasi dalam penelitian ini yang diambil adalah seluruh siswa
kelas XII di SMK Muda Patria Kalasan. Pemilihan kelas XII sebagai subyek
penelitian yaitu dengan mempertimbangkan bahwa siswa kelas XII A-C yang
sudah menempuh mata pelajaran K3 dan kegiatan praktik industri serta
hampir menyelesaikan pendidikannya. Pada kasus ini menarik untuk diteliti
tentang kesiapan kerja siswa. Jumlah siswa kelas XII SMK Muda Patria
Kalasan sebanyak 86 siswa yang terbagi dalam 3 kelas.
Tabel 1. Penyebaran Populasi tiap Kelas
No. Kelas Jumlah Siswa
1. XII A 30
2. XII B 30
3. XII C 26
Jumlah 86
Sumber : Data SMK Muda Patria Kalasan
53
D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan metode dokumentasi dan metode kuesioner.
a. Metode Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 135) metode dokumentasi
merupakan metode pengumpulan data yang bersumber pada hal-hal
atau benda-benda yang tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen, rapat, catatan harian dan sebagainya.
Metode dokumentasi merupakan data sekunder yang digunakan untuk
memperoleh data prestasi mata pelajaran K3 yang diambil dari nilai
raport siswa kelas III di SMK Muda Patria Kalasan.
b. Metode Kuesioner
Menurut Sugiyono (2006: 199) kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pertanyaan tertulis ditujukan kepada responden
untuk dijawabnya. Definisi kuesioner menurut Suharsimi Arikunto
(1998: 140) adalah sejumlah pertanyaan/pernyataan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal lain yang ia ketahui.
Kuesioner atau yang sering dikenal dengan angket
merupakan data primer yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mengetahui besarnya pengaruh pengalaman praktik industri di
industri terhadap kesiapan kerja pada siswa kelas XII di SMK Muda
54
Patria Kalasan. Jenis Angket yang digunakan dalam penelitian ini
adalah jenis angket tertutup, yaitu kuesioner yang disusun dengan
menyediakan jawaban sehingga pengisi hanya memberikan tanda
pada jawaban yang dipilihnya sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Penelitian ini hanya menggunakan angket dengan
pertimbaangan lebih mudah dan efisien dalam penggunaan waktu
sehingga responden tidak banyak kehilangan waktu saat di sekolah.
Penelitian dengan menggunakan metode kuesioner/angket
memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing antara lain:
1) Kelebihan menggunakan teknik kuesioner/angket antara lain:
a) Tidak memerlukan kehadiran peneliti.
b) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden
dalam satu waktu.
c) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan masing-
masing dan menurut waktu senggang responden.
d) Dapat dibuat anonym sehingga semua responden bebas,
jujur, dan tidak malu-malu dalam menjawab.
e) Dapat dibuat standar sehingga semua responden dapat
diberi pertanyaan yang sama.
2) Kelemahan menggunakan teknik kuesioner/angket
a) Kemungkinan tidak dapat berhadapan langsung dengan
responden, sehingga bila ada pertanyaan yang kurang jelas
tidak mendapatkan keterangan lebih lanjut.
55
b) Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada angket sifatnya
agak kaku karena telah ditentukan, dan tidak dapat diubah
sesuai dengan kemampuan responden.
c) Sulit untuk memberikan jaminan bahwa semua angket yang
telah dikeluarkan akan kembali seluruhnya.
d) Terkadang ada responden yang tidak jujur sepenuhnya
dalam mengisi angket.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk melakukan
pengukuran terhadap pengalaman praktik industri dan kesiapan kerja
siswa dengan tujuan menghasilkan data kuatitatif yang akurat. Instrumen
penelitian yang berisi pertanyaan/pernyataan yang harus dijawab
responden dengan beberapa alternatif jawaban yang didasarkan pada
skala Likert. Pengembangan instrumen penelitian ini peneliti mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengadakan identifikasi variabel-variabel yang ada pada rumusan
judul penelitian
b. Menjabarkan variabel ke dalam indikator.
c. Menyusun tabel persiapan pembuatan instrumen (kisi-kisi).
d. Menulis butir-butir pertanyaan atau pernyataan.
e. Melengkapi instrumen dengan petunjuk pengisian dan pengantar
atau permohonan dan identitas sumber data.
(Suharsimi Arikunto, 2002: 178)
56
Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data
mengenai prestasi mata pelajaran K3 yaitu dengan dokumen data-data
hasil prestasi mata pelajaran K3. Instrumen penelitian yang digunakan
untuk memperoleh data mengenai pengalaman praktik industri dan
kesiapan kerja disusun dalam bentuk kuesioner/angket berupa daftar
pertanyaan/pernyataan dengan mengacu model skala Likert. Kriteria
penilaian pada skala likert sebagai berikut:
a. Penilaian pengalaman praktik industri menggunakan empat pilihan
dengan masing-masing skor yaitu: Tidak Pernah (TP) = 1, Kadang-
kadang (KK) = 2, Sering (SR) = 3 dan Selalu (SL) = 4
b. Penilaian mengetahui kesiapan kerja menggunakan empat pilihan
dengan masing-masing skor yaitu: Sangat Tidak Setuju (STS) = 1,
Tidak Setuju (TS) = 2, Setuju (S) = 3 dan (SS) = 4
Kisi-kisi merupakan dasar pembuatan instrumen dalam
penelitian. Kisi-kisi terdiri dari beberapa butir pertanyaan/pernyataan
seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Pengalaman Praktik Industri
Variabel Indikator No. Item Jumlah
Soal
Pengalaman Praktik Industri
Pengetahuan kerja 1, 2, 3, 4, 5, 6 6
Sikap kerja yang benar 7, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 14 8
Keterampilan kerja 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22
8
Kreativitas kerja 23, 24, 25, 26 27, 28, 29, 30
8
Jumlah 30
57
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Kesiapan Kerja
Variabel Indikator No. Item Jumlah
Soal
Kesiapan Kerja
Tingkat kematangan individu
1, 2, 3, 4, 5, 6 6
Pengalaman-pengalaman masa lalu
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14
8
Kompetensi dalam bidang keahliannya
15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22
8
Keadaan mental dan emosi 23, 24, 25, 26 27, 28, 29, 30
8
Jumlah 30
3. Pengujian Instrumen Penelitian
a. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dalam penelitian ini adalah menggunakan
teknik uji coba terpakai. Uji coba terpakai artinya pelaksanaan uji
coba dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan penelitian
sesungguhnya. Hasil penelitian langsung digunakan untuk analisis
selanjutnya. Uji coba terpakai dilakukan jika jumlah populasi
terbatas, sehingga tidak memungkinkan pelaksanaan uji coba secara
terpisah (Suharsimi Arikunto, 1989).
b. Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukan tingkat
kevalidan atau keshahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto,
2006: 168). Kevalidan sebuah instrumen apabila dapat mengungkap
data dari variabel yang diteliti secara tepat, yaitu agar butir-butir
yang membentuk instrumen tidak menyimpang dari fungsi instrumen
tersebut (Suharsimi Arikunto, 2006: 170).
58
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukan tingkat kevalidan
suatu instrumen. Instrumen yang baik dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat serta tidak menyimpang dari fungsi
instrumen penelitian tersebut.
Menurut Sugiyono (2006: 174), instrumen yang valid harus
mempunyai validitas internal dan eksternal. Instrumen yang berupa
test harus memenuhi validitas konstruksi dan validitas isi. Validitas
konstruk berkenaan dengan kesanggupan untuk mengukur
pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi yang
diukurnya. Validitas isi yaitu berkenaan dengan kesanggupan
instrumen penelitian untuk mengukur isi yang harus diukur, artinya
alat ukur tersebut mampu mengungkap isi konsep yang akan diukur.
Pengujian validitas instrumen menggunakan bantuan
software statistik SPSS versi 17. Kriteria kevalidan instrumen
adalah apabila rhitung > rtabel, maka butir pertanyaan/pernyataan
tersebut dikatakan valid, sebaliknya apabila rhitung < rtabel, maka butir
pertanyaan/pernyataan tersebut dikatakan valid. rtabel dapat dicari
menggunakan rumus berikut:
df = n – k n = jumlah sampel
df = 20 - 3 = 17 k = jumlah variabel
df = distribusi frekuensi
Signifikansi alpha (α) = 0.05 (5%), maka besarnya rtabel = 0.456
59
1) Uji Validitas Instrumen Pengalaman Praktik Industri
Tabel 4. Uji Validitas Instrumen Pengalaman Praktik Industri
Variabel Indikator No. Item Soal
rhitung rtabel Sig. Keterangan
Pen
gala
man
Pra
ktik
Ind
ustr
i
Pen
geta
huan
ke
rja
1 0.701 0.456 0.001 Valid 2 0.692 0.456 0.001 Valid 3 0.567 0.456 0.009 Valid 4 0.696 0.456 0.001 Valid 5 0.689 0.456 0.001 Valid 6 0.643 0.456 0.002 Valid
Sik
ap k
erja
yan
g be
nar
7 0.657 0.456 0.002 Valid 8 0.533 0.456 0.016 Valid 9 0.460 0.456 0.041 Valid
10 0.748 0.456 0.000 Valid 11 0.825 0.456 0.000 Valid 12 0.799 0.456 0.000 Valid 13 0.454 0.456 0.044 Valid 14 0.225 0.456 0.341 Tidak Valid
Ket
eram
pila
n ke
rja 15 0.105 0.456 0.659 Tidak Valid
16 0.284 0.456 0.225 Tidak Valid 17 0.840 0.456 0.000 Valid 18 0.703 0.456 0.001 Valid 19 0.441 0.456 0.052 Tidak Valid 20 0.691 0.456 0.001 Valid 21 0.748 0.456 0.000 Valid 22 0.754 0.456 0.000 Valid
Kre
ativ
itas
ker
ja
23 0.724 0.456 0.000 Valid 24 0.542 0.456 0.014 Valid 25 0.404 0.456 0.078 Tidak Valid 26 0.649 0.456 0.002 Valid 27 0.488 0.456 0.029 Valid 28 0.582 0.456 0.007 Valid 29 0.754 0.456 0.000 Valid 30 0.699 0.456 0.001 Valid
60
Tabel 5. Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Pengalaman Praktik
Industri
Berdasarkan hasil uji validitas, maka dapat diketahui bahwa
terdapat 5 butir soal yang gugur, yaitu pada nomor item soal 14, 15,
16, 19, 25. Butir Pertanyaan/pernyataan yang gugur tersebut tidak
dapat digunakan lagi untuk mengambil data dalam penelitian.
2) Uji Validitas Instrumen Kesiapan Kerja
Tabel 6. Uji Validitas Instrumen Kesiapan Kerja
Variabel Indikator No. Item Soal
rhitung rtabel Sig. Keterangan
Kes
iapa
n
Ker
ja
Tin
gkat
ke
mat
anga
n in
divi
du
1 0.719 0.456 0.000 Valid 2 0.748 0.456 0.000 Valid 3 0.583 0.456 0.007 Valid 4 0.712 0.456 0.000 Valid 5 0.756 0.456 0.000 Valid 6 0.248 0.456 0.293 Tidak Valid
Pen
gala
man
-pe
nga
lam
an
mas
a la
lu
7 0.705 0.456 0.001 Valid 8 0.141 0.456 0.556 Tidak Valid 9 0.753 0.456 0.000 Valid
10 0.790 0.456 0.000 Valid 11 0.904 0.456 0.000 Valid 12 0.807 0.456 0.000 Valid
Variabel Indikator Jumlah Semula
Item
Jumlah Item
Gugur
No Item
Gugur
Jumlah Item Valid
Kes
iapa
n K
erja
Pengetahuan kerja
6 - - 6
Sikap kerja yang benar
8 1 14 7
Keterampilan kerja
8 3 15, 16,
19 5
Kreativitas kerja emosi
8 1 25 7
Jumlah 30 5 5 25
61
Variabel Indikator No. Item Soal
rhitung rtabel Sig. Keterangan
Kes
iapa
n
Ker
ja
13 0.937 0.456 0.000 Valid 14 0.730 0.456 0.000 Valid
Kom
pete
nsi
dala
m
bida
ng k
eahl
iann
ya 15 0.628 0.456 0.003 Valid
16 0.669 0.456 0.001 Valid 17 0.698 0.456 0.001 Valid 18 0.673 0.456 0.001 Valid 19 0.592 0.456 0.006 Valid 20 0.717 0.456 0.000 Valid 21 0.624 0.456 0.003 Valid 22 0.694 0.456 0.001 Valid
Kea
daan
men
tal
dan
em
osi
23 0.612 0.456 0.004 Valid 24 0.390 0.456 0.089 Tidak Valid 25 0.668 0.456 0.001 Valid 26 0.448 0.456 0.048 Valid 27 0.189 0.456 0.425 Tidak Valid 28 0.768 0.456 0.000 Valid 29 0.606 0.456 0.005 Valid 30 0.203 0.456 0.392 Tidak Valid
Tabel 7. Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Kesiapan Kerja
Variabel Indikator Jumlah Semula
Item
Jumlah Item
Gugur
No. Item
Gugur
Jumlah Item Valid
Kes
iapa
n K
erja
Tingkat kematangan individu
6 1 6 5
Pengalaman-pengalaman masa lalu
8 1 8 7
Kompetensi dalam bidang keahliannya
8 - - 8
Keadaan mental dan emosi
8 3 24, 27,
30 5
Jumlah 30 5 5 25
62
Berdasarkan hasil uji validitas, maka dapat diketahui bahwa
terdapat 5 butir soal yang gugur, yaitu pada nomor item soal 6, 8, 24,
27, 30. Butir Pertanyaan/pernyataan yang gugur tersebut tidak dapat
digunakan lagi untuk mengambil data dalam penelitian.
c. Uji Reliabilitas Instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 178) bahwa instrumen
penelitian cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpulan data jika instrumen tersebut sudah baik. Instrumen
yang sudah baik dan dapat dipercaya maka akan dapat menghasilkan
data yang dapat dipercaya juga (reliabel). Reliabilitas instrumen
penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Alpha
Chronbach, karena instrumen yang digunakan berupa angket dan
skornya bukan 1 dan 0. Pengujian reliabilitas menggunakan software
statistik SPSS versi 17. Koefisien reliabilitas yang diperoleh
kemudian dicocokan dengan alpha minimal 0.60. Koefisien
reliabilitas ≥ alpha minimal, maka butir pertanyaan/pernyataan
dinyatakan reliabel. Koefisien reliabilitas ≤ alpha minimal, maka
butir pertanyaan/pernyataan dinyatakan tidak reliabel.
Tabel 8. Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha
Alpha Tingkat Reliabilitas
Antara 0.00 sampai dengan 0.20 Sangat Rendah
Antara > 0.20 sampai dengan 0.40 Rendah
Antara > 0.40 sampai dengan 0.60 Cukup
Antara > 0.60 sampai dengan 0.80 Tinggi
Antara > 0.80 sampai dengan 1.00 Sangat Tinggi
(Sugiyono, 2002: 67)
63
Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pengalaman PI
Cronbach's
Alpha N of Items
.931 25
Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kesiapan Kerja
Cronbach's
Alpha N of Items
.946 25
Berdasarkan Tabel 9 dan Tabel 10, didapatkan besarnya
reliabilitas pada variabel pengalaman praktik industri sebesar 0.931
sedangkan variabel kesiapan kerja sebesar 0.946. Berdasarkan kedua
variabel tersebut, besarnya nilai reliabilitasnya lebih besar dari alpha
minimum yaitu (α = 0.60), maka dapat disimpulkan bahwa
instrumen pengalaman praktik industri dan kesiapan kerja tersebut
reliabel. Instrumen penelitian yang reliabel tersebut dapat digunakan
untuk pengambilan data/penelitian pada siswa kelas XII SMK Muda
Patria Kalasan.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah suatu proses dalam memperoleh data
ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara atau rumus-rumus
tertentu. Analisis data bertujuan memecahkan masalah-masalah penelitian,
memberikan jawaban terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian dan
sebagai bahan membuat kesimpulan dan saran-saran yang berguna untuk
peneliti selanjutnya (Iqbal Hasan: 30).
64
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan
software statistik yaitu Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi
17 untuk memperoleh hasil analisis yang lebih teliti dan terpercaya. Prosedur
dalam menganalisis data secara statistik adalah sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif
Menurut Sugiyono (2010: 29), analisis deskriptif merupakan
analisis statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul.
Pendeskripsian tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data kuantitatif yang dinyatakan dalam angka dan
dianalisis dengan teknik statistik.
a. Tabel Distribusi Frekuensi
Tebel distribusi frekuensi digunakan apabila jumlah data
yang disajikan cukup banyak. Data penelitian yang disajikan
menggunakan tabel biasa maka menjadi tidak efisien dan kurang
komunikatif. Data diperoleh dari hasil penskoran angket atas
jawaban yang diberikan responden sehingga diperlukan perhitungan
panjang kelas interval untuk menentukan klasifikasi/kategori kondisi
dari tiap-tiap variabel dengan menggunakan rumus Struges
(Sugiyono, 2010: 35) sebagai berikut:
1) Jumlah kelas = 1 + 3,3 log n, dengan n adalah jumlah responden
2) Rentang data = data terbesar – data terkecil + 1
3) Panjang kelas = rentang data : jumlah kelas interval
65
Panjang interval telah ditentukan, kemudian nilai tiap item
dimasukkan kedalam tiap interval dan dihitung dengan tingkat
persentase tiap interval. Besarnya persentase tiap variabel ditentukan
dengan menggunakan rumus:
P = ( F / N ) x 100%
Keterangan:
P = Persentase
F = Frekuensi (banyaknya responden yang menjawab)
N = Jumlah responden
b. Grafik Distribusi
Grafik distribusi digunakan untuk menyajikan data hasil
penelitian. Grafik ini dibuat berdasarkan data frekuensi yang telah
ditampilkan pada tabel distribusi frekuensi.
c. Kecenderungan Skor
Menurut Djemari Mardapi (2008: 123), identifikasi
kecenderungan skor masing-masing variabel menggunakan rerata
ideal (Mi), dan simpangan baku ideal (SDi) tiap-tiap variabel.
Kecenderungan skor didasarkan atas skor ideal dengan ketentuan
pada tebel sebagai berikut:
≥ Mi + 1Sdi = Sangat Tinggi
Mi + 1SDi ≥ Mi = Baik
Xi ≥ Mi - 1Sdi = Rendah
≤ Mi – 1SDi = Sangat Rendah
66
Perhitungan rerata ideal dan simpangan baku ideal dengan
rumus sebagai berikut:
a. Mi = ½ (Skor ideal tertinggi + Skor ideal terendah)
b. SDi = 1/6 (Skor ideal tertinggi - Skor ideal terendah)
2. Uji Persyaratan Analisis
Persyaratan linier atau yang disebut dengan uji asumsi klasik
dilakukan terlebih dahulu untuk menghindari pengukuran yang bias dari
persamaan regresi linier ganda harus dihindari, antara lain:
a. Uji Normalitas
Menurut Imam Ghozali (2009: 107), uji normalitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi, variabel penggangu
memiliki distribusi normal. Uji t dan uji F mengasumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal. Uji statistik menjadi tidak
valid untuk jumlah sampel kecil apabila asumsi ini dilanggar.
Menurut Imam Ghozali (2009: 109), dasar pengambilan
keputusan uji normalitas ada dua, apabila:
1) Data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi
normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
67
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan antara masing-masing variabel bebas. Persamaan
regresi dapat diartikan sebagai kenaikan variabel bebas (X) dalam
memprediksi variabel terikat (Y) akan diikuti variabel bebas (X)
yang lain jika terjadi multikolinieritas. Kenaikan tersebut disebabkan
pernyataan butir-butir pertanyaan/pernyataan pada variabel yang
terjadi multikolinieritas menurut responden, sebagian besar hampir
sama (saling berkaitan erat). Variabel yang terjadi multikolinieritas
harus dikeluarkan salah satu. Uji Multikolinieritas ini menggunakan
teknik metode VIF (Variance Inflation Factor), dimana VIF =
1/tolerance. Apabila harga VIF diantara nilai 1 sampai dengan 10
maka tidak terjadi multikolinieritas (Imam Ghozali, 2009: 112).
Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan
lawannya VIF. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF
yang tinggi, karena VIF=1/tolerance. Pedoman suatu model regresi
yang bebas dari multikolinieritas adalah mempunyai nilai VIF < 10
dan mempunyai nilai tolerance < dari 10% (0.1).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heterokedastisitas menurut Imam Ghozali (2009: 35),
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan yang lain.
Dasar analisis heterokedastisitas dengan menggunakan metode
68
grafik (scatterplot) menurut Imam Ghozali (2009: 37) adalah sebagai
berikut, apabila:
1) Membentuk pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heterokedastisitas.
2) Tidak membentuk pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di
atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3. Pengujian Hipotesis
Penelitian ini terdapat 3 macam hipotesis yaitu, (1) Terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan prestasi mata pelajaran K3 terhadap
kesiapan kerja pada siswa kelas XII SMK Muda Patria Kalasan. (2)
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pengalaman praktik industri
terhadap kesiapan kerja pada siswa kelas XII SMK Muda Patria Kalasan.
(3) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan prestasi mata pelajaran
K3 dan pengalaman praktik industri terhadap kesiapan kerja pada siswa
kelas XII SMK Muda Patria Kalasan.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis
regresi dan mencari koefisien determinasi. Analisis regresi merupakan
untuk mengukur pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
Analisis regresi yang digunakan yaitu analisis regresi linier sederhana dan
analisis regresi linier berganda (Danang Sunyoto, 2007: 9).
69
a. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana dilakukan untuk
mengetahui pengaruh yang terjadi secara parsial diantara variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) maka diperlukannya uji t.
Persamaan analisis sederhana adalah sebagai berikut:
Y = α + βX Keterangan:
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
X = Variabel Bebas
Analisis regresi linear sederhana dalam penelitian ini
menggunakan software statistik SPSS versi 17. Kriteria penerimaan
dan penolakan hipotesis menurut Suliyanto (dalam Jumiko, 2011:
42) adalah jika:
1) thitung > ttabel, atau signifikan ≤ 0.05, maka hipotesis nol (H0)
ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
2) thitung ≤ ttabel, atau signifikan > 0.05, maka hipotesis nol (H0)
diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak.
b. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk
mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel bebas (X1 dan
X1) terhadap variabel terikat (Y). Nilai analisis data dari hasil
perhitungan tersebut sudah diketahui, maka langkah selanjutnya
adalah mencocokkan nilai Fhitung dengan Ftabel, atau bisa juga dengan
70
memperhatikan signifikansi F lebih kecil atau sama dengan 0.05 atau
signifikansi F lebih besar 0.05. Berdasarkan keterangan tersebut
dapat ditarik kesimpulan apakah hipotesis nol (H0) atau hipotesis
alternatif (Ha) tersebut ditolak atau diterima. Persamaan analisis
regresi linear berganda adalah sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2
Keterangan :
Y = Subjek variabel terikat yang diproyeksikan
a = Konstanta
X = Variabel bebas yang memiliki nilai tertentu untuk
diprekdisikan
β = koefisien penjelas masing-masing input nilai parameter
Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini
menggunakan software statistik SPSS versi 17. Kriteria penerimaan
dan penolakan hipotesis menurut Suliyanto (dalam Jumiko, 2011:
42) adalah jika:
1) Nilai Fhitung > Ftabel, atau signifikan F ≤ 0.05, maka hipotesis nol
(H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
2) Nilai Fhitung ≤ Ftabel, atau signifikan F > 0.05, maka hipotesis nol
(H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak.
71
c. Koefisien Determinasi
Imam Ghozali (2009: 15) menyatakan bahwa koefisien
determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variabel-variabel dependen terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen. Model regresinya baik apabila dalam proses
mendapatkan nilai R2 tinggi.
72
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Muda Patria Kalasan yang berlokasi
di Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Subyek penelitian adalah siswa kelas XII
Tahun Ajaran 2011/2012 sebanyak 86 siswa yang telah menempuh mata
pelajaran K3 dan telah melaksanakan praktik industri. Waktu pelaksanaan
penelitian dilakukan pada bulan Maret 2012.
Deskripsi data hasil penelitian disajikan menggunakan teknik
statistik deskriptif yang tujuanya lebih pada penggambaran data. Deskripsi
data masing-masing variabel meliputi: nilai rerata (Mean), median (Me),
modus (Mo), standar deviasi (SD), tabel distribusi frekuensi, Grafik distribusi
frekuensi dan kecenderungan skor, pengujian hipotesis 1, 2 dan 3 beserta
pengujian persyaratan analisisnya.
Tabel 11. Hasil Analisis Deskriptif
Statistics
X1_Prestasi_ Mapel_K3
X2_Pengalaman_ PI
Y_Kesiapan_ Kerja
N Valid 86 86 86
Missing 0 0 0
Mean 79.03 78.66 81.43
Median 79.50 79.50 82.00
Mode 75 76 76
Std. Deviation 6.518 11.067 9.068
Minimum 65 43 37
Maximum 90 99 98
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
73
1. Prestasi Mata Pelajaran K3
Prestasi mata pelajaran K3 dalam penelitian ini diperoleh dari
hasil dokumentasi nilai raport pada siswa kelas XII SMK Muda Patria
Kalasan tahun ajaran 2011/2012. Berdasarkan dari Tabel 11 maka
diketahui harga mean = 79.03, median = 79.50, modus = 75, standar
deviasi = 6.518, skor minimum = 65 dan skor maksimum = 90.
a. Tabel Distribusi Frekuensi Prestasi Mata Pelajaran K3
Jumlah kelas dihitung dengan menggunakan rumus Struges.
Tabel distribusi frekuensi dan grafik distribusi dapat dibuat
menggunakan perhitungan berikut ini:
1) Jumlah Kelas Interval
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 86
= 1 + 3,3 X 1,93
= 1 + 6,38
= 7,38 = 7 (dibulatkan)
2) Rentang Data (Range)
Rentang Data = (data terbesar – data terkecil) + 1
= (90 – 65) +1
= 26
3) Panjang Kelas
Panjang Kelas = rentang data : jumlah kelas interval
= 26 : 7
= 3,71 = 4 (dibulatkan)
74
Tabel berikut ini merupakan tabel distribusi frekuensi
variabel prestasi mata pelajaran K3.
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Prestasi Mata Pelajaran K3
No. Interval Frekuensi Persentase (%)
1. 65 - 69 6 6.98
2. 70 - 73 10 11.63
3. 74 - 77 16 18.60
4. 78 - 81 23 26.74
5. 82 - 85 13 15.12
6. 86 - 89 14 16.28
7. 90 - 93 4 4.65
Total 86 100
Berdasarkan Tabel 9 distribusi frekuensi variabel
prestasi mata pelajaran K3 paling tinggi pada kelas interval
nomor 4 yang mempunyai rentang 78 – 81 dengan jumlah
sebanyak 23 siswa.
b. Grafik Distribusi Frekuensi Prestasi Mata Pelajaran K3
Gambar 3. Grafik distribusi frekuensi prestasi mata pelajaran K3
Distribusi frekuensi prestasi mata pelajaran K3 dapat dilihat
pada Tabel 12 dan Gambar 3 yaitu pada interval 65 - 69 sebanyak
0
5
10
15
20
25
65 - 69 70 - 73 74 - 77 78 - 81 82 - 85 86 - 89 90 - 93
6
10
16
23
13 14
4
Prestasi Mata Pelajaran K3F
r
e
k
u
e
n
s
i
Skor
75
6 siswa, interval 70 – 73 sebanyak 10 siswa,interval 74 – 77
sebanyak 16 siswa, interval 78 – 81 sebanyak 23 siswa, interval 82 –
85 sebanyak 13 siswa, interval 86 – 89 sebanyak 14 siswa, interval
90 – 93 sebanyak 4 siswa.
c. Kecenderungan Skor Prestasi Mata Pelajaran K3
Penentuan kecenderungan skor variabel prestasi mata
pelajaran K3 diperoleh berdasarkan pedoman penilaian di SMK
Muda Patria Kalasan. Pedoman ini digunakan pada semua mata
pelajaran. Pengkategorian kecenderungan skor pada mata pelajaran
K3 adalah sebagai berikut:
Istimewa = X ≥ 90
Amat Baik = 75 ≥ X < 90
Baik = 60 ≥ X < 75
Kurang = X < 60
Berdasarkan acuan pengkategorian nilai di atas, sehingga
skor variabel prestasi mata pelajaran K3 dapat dikategorikan ke
dalam 4 kelas.
Tabel 13. Kecenderungan Skor Prestasi Mata Pelajaran K3
No. Standar Nilai Frekuensi Persentase (%) Kualifikasi
1 X ≥ 90 4 4,65 Istimewa
2 75 ≥ X < 90 55 62,79 Amat Baik
3 60 ≥ X < 75 28 32,56 Baik
4 X < 60 0 0 Kurang
Total 86 100
Sumber: Buku Pedoman Penilaian SMK Muda Patria Kalasan
76
Berdasarkan Tabel 13 distribusi kecenderungan skor
variabel prestasi mata pelajaran K3 di atas maka dapat digambarkan
dengan diagram sebagai berikut:
Gambar 4. Diagram Kualifikasi Skor Prestasi Mata pelajaran K3
Berdasarkan Tabel 13 dan Gambar 4 di atas, dapat diketahui
bahwa dari sampel 86 siswa kelas XII SMK Muda Patria Kalasan
terdapat sebanyak 4 siswa (4,65%) yang memiliki nilai kualifikasi
istimewa, 55 siswa (62,79%) yang memiliki nilai kualifikasi amat
baik, 28 siswa (32,56%) yang memiliki nilai kualifikasi baik, 0 siswa
(0%) yang memiliki nilai kualifikasi kurang.
2. Pengalaman Praktik Industri
Pengalaman praktik industri dalam penelitian ini diukur
menggunakan 4 indikator yaitu pengetahuan kerja, sikap kerja yang
benar, keterampilan kerja, kreativitas kerja. Berdasarkan dari Tabel 2
maka diketahui harga mean = 78.66, median = 79.50, modus = 76,
standar deviasi = 11.067, skor minimum = 43 dan skor maksimum = 99.
Istimewa4,65%
Amat Baik62,79%
Baik32,56%
Kurang0%
Prestasi Mata Pelajaran K3
77
a. Tabel Distribusi Frekuensi Pengalaman Praktik Industri
Jumlah kelas dihitung dengan menggunakan rumus Struges.
Tabel frekuensi dan grafik distribusi dapat dibuat dari hasil
perhitungan berikut ini:
1) Jumlah Kelas Interval
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 86
= 1 + 3,3 X 1,93
= 1 + 6,38
= 7,38 = 7 (dibulatkan)
2) Rentang Data (Range)
Rentang Data = (data terbesar – data terkecil) + 1
= (99 – 43) + 1
= 57
3) Panjang Kelas
Panjang Kelas = rentang data : jumlah kelas interval
= 57 : 7
= 8,14 = 8 (dibulatkan)
Tabel berikut merupakan tabel distribusi frekuensi variabel
pengalaman praktik industri.
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Pengalaman Praktik Industri
No. Interval Frekuensi Persentase (%)
1. 43 - 50 3 3.49
2. 51 -58 2 2.33
3. 59 - 66 5 5.81
4. 67 - 74 17 19.77
5. 75 - 82 23 26.74
6. 83 - 90 24 27.91
7. 91 - 100 12 13.95
Total 86 100
78
Berdasarkan Tabel 14 distribusi frekuensi variabel prestasi
mata pelajaran K3 paling tinggi pada kelas interval nomor 6 yang
mempunyai rentang 83 – 90 dengan jumlah sebanyak 24 siswa.
b. Grafik Distribusi Frekuensi Pengalaman Praktik Industri
Gambar 5. Grafik Distribusi Frekuensi Pengalaman Praktik Industri
Frekuensi prestasi mata pelajaran K3 dapat dilihat pada
Tabel 14 dan Gambar 5 yaitu pada interval 43 – 50 sebanyak 3
siswa, interval 51 – 58 sebanyak 2 siswa, interval 59 – 66 sebanyak 5
siswa, interval 67 – 74 sebanyak 17 siswa, interval 75 – 82 sebanyak
23 siswa, interval 83 – 90 sebanyak 24 siswa, interval 91 – 100
sebanyak 12 siswa.
c. Kecenderungan Skor Pengalaman Praktik Industri
Kecenderungan skor pengalaman praktik industri dihitung
dengan mencari nilai rata-rata ideal dan nilai strandar deviasi ideal
sebagai berikut:
0
5
10
15
20
25
43 - 50 51 -58 59 - 66 67 - 74 75 - 82 83 - 90 91 - 100
3 2
5
17
23 24
12
Pengalaman Praktik Industri
F
r
e
k
u
e
n
s
i
Skor
79
1) Perhitungan Nilai Rata-rata Ideal (Mi) dan Standar Deviasi Ideal
(SDi)
a) Nilai Rata-rata Ideal (Mi) = ½ (Xmax + Xmin)
= ½ ( 99 + 43 )
= 71
b) Standar Deviasi Ideal (SDi) = 1/6 ( Xmax - Xmin )
= 1/6 ( 99 - 43 )
= 9.3 = 9 (dibulatkan)
2) Batasan-batasan Kategori Kecenderungan (Djemari Mardapi
2008: 123):
a) Sangat Tinggi = X ≥ Mi + 1.SDi
= X ≥ 71 + (1 X 9)
= X > 80
b) Tinggi = Mi + 1.SDi ≥ X ≥ Mi
= 71 + (1 X 9) ≥ X ≥ 71
= 80 ≥ X ≥ 71
c) Rendah = Mi > X ≥ Mi - 1.SDi
= 71 > X ≥ 71 - (1 X 9)
= 71 > X ≥ 62
d) Sangat Rendah = X < Mi - 1.SDi
= X < 71 - (1 X 9)
= X < 62
80
Berdasarkan perhitungan pengkatagorian tersebut, maka
dapat dibuatkan tabel distribusi frekuensi kategori kecenderungan
yaitu:
Tabel 15. Distribusi Kecenderungan Pengalaman Praktik Industri
No. Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori
1. X > 80 43 50.00 Sangat Tinggi
2. 80 ≥ X ≥ 71 27 31.40 Tinggi
3. 71 > X ≥ 62 10 11.63 Rendah
4. X < 62 6 6.98 Sangat Rendah
Total 86 100
Berdasarkan Tabel 15 distribusi kecenderungan variabel
pengalaman praktik industri di atas maka dapat digambarkan dengan
diagram sebagai berikut:
Gambar 6. Diagram Kecenderungan Skor Pengalaman Praktik Industri
Berdasarkan Tabel 15 dan Gambar 6 di atas, dapat diketahui
bahwa dari sampel 86 siswa kelas XII SMK Muda Patria Kalasan
terdapat sebanyak 43 siswa (50.00%) memiliki kecenderungan
pengalaman praktik industri dalam kategori sangat tinggi, 27 siswa
Sangat Tinggi
50.00%Tinggi
31.40%
Rendah11.63%
Sangat rendah6.98%
Pengalaman Praktik Industri
81
(31.40%) memiliki kecenderungan pengalaman praktik industri
dalam kategori tinggi, 10 siswa (11.63%) memiliki kecenderungan
pengalaman praktik industri dalam kategori rendah dan 6 siswa
(6.98%) memiliki kecenderungan pengalaman praktik industri dalam
kategori sangat rendah.
3. Kesiapan Kerja
Kesiapan kerja dalam penelitian ini diukur menggunakan 4
indikator yaitu tingkat kematangan seseorang, pengalaman-pengalaman
masa lalu, kompetensi dalam bidang keahliannya, keadaan mental dan
emosi. Berdasarkan Tabel 2 maka diketahui harga mean = 81.43, median
= 82.00, modus = 76, standar deviasi = 9.068, skor minimum = 37 dan
skor maksimum = 98.
a. Tabel Distribusi Frekuensi Kesiapan Kerja
Jumlah kelas dihitung dengan menggunakan rumus Struges.
Berikut adalah perhitungannya sehingga dapat dibuat tabel frekuensi
dan histogram.
1) Jumlah Kelas Interval
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 86
= 1 + 3,3 X 1,93
= 1 + 6,38
= 7,38 = 7 (dibulatkan)
82
2) Rentang Data (Range)
Rentang Data = (data terbesar – data terkecil) + 1
= (98 – 37) + 1
= 62
3) Panjang Kelas
Panjang Kelas = rentang data : jumlah kelas interval
= 62 : 7
= 8,85 = 9 (dibulatkan)
Tabel berikut merupakan tabel distribusi frekuensi variabel
kesiapan kerja.
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Kesiapan Kerja
No. Interval Frekuensi Persentase (%)
1. 37 - 45 1 1.16
2. 46 - 54 0 0.00
3. 55 - 63 2 2.33
4. 64 - 72 7 8.14
5. 73 - 81 30 34.88
6. 82 - 90 30 34.88
7. 91 - 99 16 18.60
Total 86 100
Berdasarkan Tabel 16 distribusi frekuensi variabel prestasi
mata pelajaran K3 paling tinggi pada kelas interval nomor 5 dan 6
yang mempunyai rentang 73 – 81 dan 82 – 90 dengan jumlah
masing-masing sebanyak 30 siswa.
83
b. Grafik Distribusi Frekuensi Kesiapan Kerja
Gambar 7. Grafik Distribusi Frekuensi Kesiapan Kerja
Frekuensi prestasi mata pelajaran K3 dapat dilihat pada
Tabel 10 dan Gambar 7 yaitu pada interval 37 - 45 sebanyak 1 siswa,
interval 46 – 54 sebanyak 0 siswa, interval 55 – 63 sebanyak 2 siswa,
interval 64 – 72 sebanyak 7 siswa, interval 73 – 81 sebanyak 30
siswa, interval 82 – 90 sebanyak 30 siswa, interval 91 – 99 sebanyak
16 siswa.
c. Kecenderungan Skor Kesiapan Kerja
Kecenderungan skor kesiapan kerja dihitung dengan
mencari nilai rata-rata ideal dan standar deviasi ideal:
1) Perhitungan Nilai Rata-rata Ideal (Mi) dan Standar Deviasi Ideal
(SDi)
a) Nilai Rata-rata Ideal (Mi) = ½ ( Xmax + Xmin )
= ½ ( 98 + 37 )
= 67.5 = 68 (dibulatkan)
0
5
10
15
20
25
30
37 - 45 46 - 54 55 - 63 64 - 72 73 - 81 82 - 90 91 - 99
1 02
7
30 30
16
Kesiapan Kerja
F
r
e
k
u
e
n
s
i Skor
84
b) Standar Deviasi Ideal (SDi) = 1/6 ( Xmax - Xmin )
= 1/6 ( 98 - 37 )
= 10.17 = 10 (dibulatkan)
2) Batasan-batasan Kategori Kecenderungan (Djemari Mardapi
2008: 123):
a) Sangat Tinggi = X ≥ Mi + 1.SDi
= X ≥ 68 + (1 X 10)
= X >78
b) Tinggi = Mi + 1.SDi ≥ X ≥ Mi
= 68 + (1 X 10) ≥ X ≥ 68
= 78 ≥ X ≥ 68
c) Rendah = Mi > X ≥ Mi - 1.SDi
= 68 > X ≥ 68 - (1 X 10)
= 68 > X ≥ 58
d) Sangat Rendah = X < Mi - 1.SDi
= X < 68 - (1 X 10)
= X < 58
Berdasarkan perhitungan pengkatagorian tersebut, maka
dapat dibuatkan tabel distribusi frekuensi kategori kecenderungan
yaitu:
Tabel 17. Distribusi Kecenderungan Pengalaman Praktik Industri
No. Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori
1. X >78 61 70.93 Sangat Tinggi
2. 78 ≥X ≥ 68 20 23.26 Tinggi
3. 68 > X ≥ 58 4 4.56 Rendah
4. X <58 1 1.16 Sangat Rendah
Total 86 100
85
Berdasarkan Tabel 17 distribusi kecenderungan variabel
kesiapan di atas maka dapat digambarkan dengan diagram sebagai
berikut:
Gambar 8. Diagram Kecenderungan Skor Kesiapan Kerja
Berdasarkan Tabel 11 dan Gambar 8 di atas, dapat diketahui
bahwa dari sampel 86 siswa kelas XII SMK Muda Patria Kalasan
terdapat sebanyak 61 siswa (70.93%) memiliki kecenderungan
kesiapan kerja dalam kategori sangat tinggi, 20 siswa (23.26%)
memiliki kecenderungan kesiapan kerja dalam kategori tinggi, 4
siswa (4.65%) memiliki kecenderungan kesiapan kerja dalam
kategori rendah dan 1 siswa (1.16%) memiliki kecenderungan
kesiapan kerja dalam kategori sangat rendah.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Uji prasyarat digunakan sebagai penentu terhadap analisis data yang
digunakan untuk pengujian hipotesis. Uji prasyarat dalam penelitian ini ada
tiga macam antara lain:
Sangat Tinggi
70.93%
Tinggi23.26%
Rendah4.65%
Sangat rendah1.16%
Kesiapan Kerja
86
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen
berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan analisis uji normalitas data
variabel independen menggunakan bantuan software statistik SPSS versi
17 dapat dilihat pada gambar Normal P-Plot of Regression Standardized
Residual berikut:
Gambar 9. Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan Gambar 9 terlihat bahwa grafik Normal P-Plot of
Regression Standaized Residual garis observasi mendekati atau
menyentuh garis diagonalnya yang berarti nilai residual tersebut
terdistribusi normal. Uji Kolmogorov-Smirnov perlu dilakukan untuk
lebih meyakinkan hasil Gambar 9 uji normalitas dengan bantuan software
statistik SPSS versi 17.
87
Pengambilan keputusan ini menurut Imam Ghozali (2007: 148)
adalah sebagai berikut:
a. Jika probabilitasnya > 0.05 maka data berdistribusi normal.
b. Jika probabilitasnya < 0.05 maka data berdistribusi tidak normal.
Tabel 18. Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov Test)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Prestasi
Mapel K3
(X1)
Pengalaman PI
(X2)
Kesiapan
Kerja (Y)
N 86 86 86
Normal
Parametersa,,b
Mean 79.03 78.66 81.43
Std. Deviation 6.518 11.067 9.068
Most Extreme
Differences
Absolute .111 .095 .135
Positive .069 .048 .071
Negative -.111 -.095 -.135
Kolmogorov-Smirnov Z 1.026 .882 1.253
Asymp. Sig. (2-tailed) .243 .418 .087
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan Tabel 18 di atas maka diperoleh nilai Kolmogorov-
Smirnov Test untuk variabel prestasi mata pelajaran K3 sebesar 1.026
dengan p = 0.234, variabel pengalaman praktik industri sebesar 0.882
dengan p = 0.418 dan variabel kesiapan kerja sebesar 1.253 dengan p =
0.087. Penelitian ini dapat dikatakan berdistribusi normal, karena setiap
variabel memiliki probabilitas (p) > 0.05.
88
2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan linier yang sempurna atau pasti, diantara beberapa
atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Uji
multikolinieritas digunakan untuk menguji ada atau tidaknya
multikolinieritas pada suatu data dengan mengunakan Tolerance (TOL)
dan Variance Inflantion Factor (VIF). Ukuran statistik yang
dipergunakan untuk menentukan seberapa besar suatu variabel
independent berhubungan secara linier dengan variabel independent yang
lain. Ketentuan TOL tidak kurang dari 0.10 dan VIF tidak ada yang di
atas 10, maka model regresi dikatakan terbebas dari multikolonieritas.
Uji multikolinearitas adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya
multikolinearitas dalam penelitian ini. Analisis regresi pada penelitian ini
menggunakan software statistik SPSS versi 17 sebagai berikut:
Tabel 19. Hasil Uji Multikolinearitas (Coefficients)
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Prestasi Mapel K3 (X1) .906 1.104
Pengalaman PI (X2) .906 1.104
a. Dependent Variabel: Kesiapan Kerja (Y)
Pada Tabel 19 di atas terlihat bahwa besaran VIF pada prestasi
mata pelajaran K3 (X1) dan pengalaman praktik industri (X2) adalah
1.104 kurang dari 10 dan besaran Tolerance pada prestasi mata pelajaran
89
K3 dan pengalaman praktik industri adalah 0.906 lebih dari 0.10. Model
regresi dalam penelitian ini dapat disimpulkan tidak terdapat adanya
multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui homogen
atau tidak variabel sampel penelitian. Hasil uji heterokesdasitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola grafik regresi dengan
bantuan software statistik SPSS versi 17. Hasil uji heterokedastisitas
dapat dilihat pada gambar Regression Standardized Predicted Value
berikut ini:
Gambar 10 Hasil Uji Heterokedastisitas
Berdasarkan Gambar 10 di atas terlihat bahwa titik-titik
menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas,
serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y
sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedasitas.
90
C. Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara atas rumusan masalah.
Hipotesis harus diuji kebenarannya secara empiris.
1. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana bertujuan untuk menguji
signifikansi konstanta dan masing-masing variabel independen yang
terdiri dari variabel prestasi mata pelajaran K3 (X1) dan variabel
pengalaman praktik industri (X2) secara parsial apakah ada pengaruh
yang signifikan terhadap variabel kesiapan kerja (Y).
a. Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama untuk variabel prestasi mata pelajaran K3
(X1), hipotesisnya sebagai berikut:
Ha = terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel
prestasi mata pelajaran K3 (X1) terhadap variabel kesiapan
kerja (Y) pada siswa kelas XII SMK Muda Patria Kalasan.
H0 = tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
variabel prestasi mata pelajaran K3 (X1) terhadap variabel
kesiapan kerja (Y) pada siswa kelas XII SMK Muda Patria
Kalasan.
91
Tabel 20. Hasil analisis pengujian hipotesis pertama
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 16.605 9.723 1.708 .000
Prestasi Mapel K3 .820 .123 .590 6.690 .000
a. Dependent Variable: Kesiapan Kerja
Berdasarkan Tabel 20 dapat dibuat persamaan regresi linear
sederhana untuk variabel Prestasi Mata Pelajaran K3 sebagai berikut:
Y = 16,605 + 0,820X1
Signifikansi t untuk prestasi mata pelajaran K3 dapat dilihat dari
persamaan di atas yaitu (X1) sebesar 0,000 pada tingkat signifikansi 0,05.
Selanjutnya thitung pada Tabel 20 tersebut dibandingkan dengan ttabel.
Besarnya ttabel dapat dilihat dari Tabel Critical Values For The t
Distribution (α = 0,05) dengan df sebesar 84 (dari rumus df = n – k = 86 -
2) dan signifikansi alpha (α) sebesar 0,05 (5%), sehingga diperoleh tTabel
besarnya 1,664. Signifikansi variabel prestasi mata pelajaran K3 0,000
lebih kecil dari signifikansi alpha (α) 0,05 dan thitung 6,690 lebih besar
dari pada ttabel (1,664), maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis
alternative (Ha) diterima. Berdasarkan perhitungan ini dapat dibuktikan
bahwa variabel independen (prestasi mata pelajaran K3) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel dependen (kesiapan kerja).
92
b. Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua untuk variabel pengalaman praktik industri
(X2), hipotesisnya sebagai berikut:
Ha = terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel
pengalaman praktik industri (X2) terhadap variabel kesiapan
kerja (Y) pada siswa kelas XII SMK Muda Patria
H0 = tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
Variabel pengalaman praktik industri (X2) terhadap variabel
kesiapan kerja (Y) pada siswa kelas XII SMK Muda Patria
Kalasan.
Tabel 21. Hasil analisis pengujian hipotesis kedua
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 48.839 6.126 7.973 .000
Pengalaman PI .414 .077 .506 5.372 .000
a. Dependent Variable: Kesiapan Kerja
Berdasarkan Tabel 21 dapat dibuat persamaan regresi linear
sederhana untuk variabel pengalaman praktik industri sebagai berikut:
Y = 48,839 + 0,414X2
Signifikansi t untuk pengalaman praktik industri dapat dilihat
dari persamaan di atas yaitu (X2) sebesar 0,000 pada tingkat signifikansi
0,05. thitung pada Tabel 21 tersebut dibandingkan dengan ttabel. Besarnya
ttabel dapat dilihat dari Tabel Critical Values For The t Distribution (α =
0,05) dengan df sebesar 84 (dari rumus df = n – k = 86 - 2) dan
93
signifikansi alpha (α) sebesar 0,05 (5%), sehingga diperoleh ttabel
besarnya 1,664. Signifikansi variabel pengalaman praktik industri 0,000
lebih kecil dari signifikansi alpha (α) 0,05 dan thitung 5.372 lebih besar
dari pada ttabel (1,664), maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis
alternative (Ha) diterima. Berdasarkan perhitungan ini dapat dibuktikan
bahwa variabel independen (pengalaman praktik industri) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel dependen (kesiapan kerja).
2. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui
signifikansi konstanta variabel prestasi mata pelajaran K3 (X1) dan
variabel pengalaman praktik industri (X2) apakah secara simultan ada
pengaruh terhadap variabel kesiapan kerja (Y).
- Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga untuk variabel X1 dan X2 secara simultan
terhadap variabel Y, hipotesisnya sebagai berikut:
H0 = terdapat pengaruh positif dan signifikan prestasi mata
pelajaran K3 (X1) dan pengalaman praktik industri secara
bersama terhadap kesiapan kerja (Y) pada siswa kelas XII
SMK Muda Patria Kalasan.
H0 = tidak dapat pengaruh yang positif dan signifikan prestasi
mata pelajaran K3 (X1) dan pengalaman praktik industri
secara bersama terhadap kesiapan kerja (Y) pada siswa
kelas XII SMK Muda Patria
94
Pengujian hipotesis ketiga, peneliti menggunakan software
statistik SPSS versi 17 dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 22. Hasil Analisis Regresi Linier Ganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Correlations
B
Std.
Error Beta
Zero-
order Partial Part
1 (Constant) 5.565 9.237 .603 .548
X1 .667 .117 .480 5.683 .000 .590 .529 .457
X2 .294 .069 .359 4.250 .000 .506 .423 .342
a. Dependent Variabel: Kesiapan Kerja (Y)
Berdasarkan Tabel 22 di atas, terlihat nilai konstanta sebesar
5.565, koefisien prestasi mata pelajaran K3 sebesar 0.667 dan koefisien
pengalaman praktik industri sebesar 0.294, maka diperoleh persamaan
garis regresi sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2
Y = 5.565 + 0.667X1 + 0.294X2
Persamaan garis linier ganda dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. a merupakan konstanta yang besarnya 5.565 menyatakan bahwa jika
variabel independen (prestasi mata pelajaran K3 dan pengalaman
praktik industri) dianggap konstan, maka kesiapan kerja (Y) naik
sebesar 5.565 satuan.
b. b1 merupakan koefisien regresi dari prestasi mata pelajaran K3 (X1)
koefisien regresi 0.667 menyatakan bahwa setiap penambahan
95
variabel prestasi mata pelajaran K3 (X1) sebesar 1 satuan, maka akan
menaikkan besarnya kesiapan kerja (Y) sebesar 0.667 satuan.
c. b2 merupakan koefisien regresi dari pengalaman praktik industri (X2)
koefisien regresi 0.294 menyatakan bahwa setiap penambahan
variabel pengalaman praktik industri (X2) sebesar 1 satuan, maka
akan menaikkan besarnya kesiapan kerja (Y) sebesar 0.294 satuan
Pengujian hipotesisnya menggunakan software statistik SPSS
versi 17 dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 23. Hasil Analisis Varian antara Prestasi Mata Pelajaran K3 dan
Pengalaman Praktik Industri dan Kesiapan Kerja
ANOVAb
Model Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 3244.344 2 1622.172 35.955 .000
Residual 3744.737 83 45.117
Total 6989.081 85
a. Predictors: (Constant), Pengalaman PI (X2), Prestasi Mapel K3 (X1)
b. Dependent Variabel: Kesiapan Kerja (Y)
Berdasarkan Tabel 23 diketahui nilai signifikansi F sebesar
0,000 pada tingkat signifikansi alpha (α) 0,05. Fhitung pada Tabel 22
tersebut dibandingkan dengan Ftabel. Besarnya Ftabel dapat dilihat dari
Tabel Critical Values For The F Distribution (α = 0,05) dengan df
sebesar 84 dan signifikansi alpha (α) sebesar 0,05 (5%), sehingga
diperoleh Ftabel besarnya 1.99. Signifikansi F (0,000) lebih kecil dari
signifikansi alpha (0,05) dan Fhitung (35.955) lebih besar dari Ftabel (1.99),
maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternative (Ha) diterima.
96
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas berarti dapat dibuktikan bahwa
seluruh variabel independen (prestasi mata pelajaran K3 dan pengalaman
praktik industri) berpengaruh positif dan signifikan secara simultan
terhadap variabel dependen (kesiapan kerja).
3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa
jauh kemampuan dalam menerangkan masing-masing variabel bebas,
baik secara parsial terhadap variabel terikat maupun secara keseluruhan.
Besarnya koefisien determinasi dihitung menggunakan software statistik
SPSS 17. Berikut adalah hasil perhitungannya:
Tabel 24. Hasil perhitungan koefisien determinasi variabel X1 dan X2
secara parsial terhadap Variabel Y
Variabel R R2 %
Prestasi Mata Pelajaran K3 0,590 0,348 34,8
Pengalaman Praktik Industri 0,506 0,256 25,6
Berdasarkan Tabel 24 secara parsial besarnya koefisien
determinasi (R2) untuk variabel prestasi mata pelajaran K3 sebesar 0,348
yang artinya adalah variabel tersebut memberikan kontribusi sebesar
34,8% terhadap kesiapan kerja siswa. Besarnya koefisien determinasi
(R2) untuk variabel pengalaman praktik industri sebesar 0,256 yang
artinya adalah variabel tersebut memberikan kontribusi sebesar 25,6%
terhadap kesiapan kerja siswa.
97
Hasil perhitungan secara keseluruhan antara prestasi mata
pelajaran K3 dan pengalaman praktik industri terhadap kesiapan kerja
siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 25. Model Summary
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .681 .464 .451 6.71694
a. Predictors: (Constant), Pengalaman PI (X2), Prestasi Mapel K3 (X1)
b. Dependent Variabel: Kesiapan Kerja (Y)
Berdasarkan Tabel 25 di atas diketahui bahwa besarnya nilai
koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0,464. Variabel independen
(prestasi mata pelajaran K3 dan pengalaman praktik industri) mampu
menjelaskan variabel dependen (kesiapan kerja) sebesar 46,40%.
Kontribusi dua prediktor ini adalah sebesar 46,40% terhadap variabel
dependen, berarti sisanya variabel kesiapan kerja bisa
dipengaruhi/dijelaskan oleh variabel-variabel independen yang lainnya di
luar persamaan model regresi berganda pada penelitian ini yaitu sebesar
53,60%.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa
variabel independen (prestasi mata pelajaran K3 dan pengalaman praktik
industri) berpengaruh terhadap variabel dependen (kesiapan kerja) cukup
kuat. Terbukti dengan dua prediktor variabel independen mampu
menjelaskan sebesar 46,40%.
98
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh prestasi mata
pelajaran K3 dan pengalaman praktik industri terhadap kesiapan kerja pada
siswa kelas XII SMK Muda Patria Kalasan. Berdasarkan data penelitian yang
telah dianalisis maka dilakukan pembahasan tentang hasil penelitian sebagai
berikut:
1. Pengaruh Prestasi Mata Pelajaran K3 terhadap Kesiapan Kerja pada Siswa Kelas XII SMK Muda Patria Kalasan
Hasil penelitian diketahui bahwa jumlah siswa kelas XII SMK
Muda Patria Kalasan bejumlah 86 siswa yang terbagi dalam 3 kelas.
Prestasi mata pelajaran K3 merupakan mata pelajaran yang dapat
mempengaruhi tingkah laku individu dalam melakukan suatu pekerjaan.
Nilai prestasi mata pelajaran K3 ini diperoleh dari hasil dokumentasi
nilai raport siswa kelas XII SMK Muda Patria Kalasan.
Berdasarkan hasil pengolahan data deskriptif menunjukan
bahwa prestasi mata pelajaran K3 siswa SMK Muda Patria Kalasan
tergolong amat baik. Populasi sampel yang telah diteliti sebanyak 86
siswa terdapat 4,65% siswa memiliki kualifikasi prestasi mata pelajaran
K3 yang istimewa, 62,79% siswa memiliki kualifikasi prestasi mata
pelajaran K3 yang amat baik, 32,56% siswa memiliki kualifikasi prestasi
mata pelajaran K3 yang baik dan 0% siswa memiliki kualifikasi prestasi
mata pelajaran K3 yang kurang.
99
Berdasarkan dari hasil uji t untuk menjawab hipotesis apakah
prestasi mata pelajaran K3 (X1) berpengaruh secara parsial terhadap
kesiapan kerja (Y), yaitu dengan melihat hasil dari thitung > ttabel (6,690 >
1.664) dan taraf signifikansi alpha (α) prestasi mata pelajaran K3 <
signifikansi 5% (0.000 < 0.05). Ha diterima dan H0 ditolak, sehingga
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara prestasi mata
pelajaran K3 terhadap kesiapan kerja.
Besarnya pengaruh variabel independen (prestasi mata pelajaran
K3) terhadap variabel dependen (kesiapan kerja) secara parsial adalah
sebesar 0,348. Besarnya pengaruh tersebut menunjukkan bahwa prestasi
mata pelajaran K3 mempengaruhi kesiapan siswa dalam bekerja sebesar
34,8%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi prestasi mata pelajaran K3 siswa SMK Muda Patria
Kalasan maka semakin tinggi pula kesiapan siswa dalam bekerja.
2. Pengaruh Pengalaman Praktik Industri terhadap Kesiapan Kerja pada Siswa Kelas XII SMK Muda Patria Kalasan
Pengalaman praktik industri merupakan salah satu upaya yang
dilakukan oleh sekolah dalam meningkatkan dan mengembangkan
kompetensi peserta didiknya. Siswa dapat mengaplikasikan langsung
teori yang diperoleh di sekolah pada industri-industri tempat praktik
industri. Siswa yang aktif dan kreatif akan mendapatkan pengalaman
kerja yang lebih baik, sehingga kesiapan siswa dalam bekerja juga akan
semakin tinggi. Kriteria penelitian ini yang digunakan untuk mengukur
pengalaman praktik industri terdiri dari empat indikator antara lain, (1)
100
pengetahuan kerja, (2) sikap kerja yang benar, (3) keterampilan kerja dan
(4) kreativitas kerja.
Berdasarkan hasil pengolahan data deskriptif menunjukan
bahwa pengalaman praktik industri pada siswa SMK Muda Patria
Kalasan tergolong sangat tinggi. Populasi sampel yang telah diteliti 86
siswa terdapat 50,00% siswa memiliki pengalaman praktik industri yang
sangat tinggi, 31,40 % siswa memiliki pengalaman praktik industri yang
tinggi, 11,63% siswa memiliki pengalaman praktik industri yang rendah
dan 6,98% siswa memiliki pengalaman praktik industri yang sangat
rendah.
Berdasarkan dari hasil uji t untuk menjawab hipotesis apakah
pengalaman praktik industri (X2) berpengaruh secara parsial terhadap
kesiapan kerja (Y), yaitu dengan melihat hasil dari thitung > ttabel (5,372 >
1.664) dan taraf signifikansi alpha (α) pengalaman praktik industri <
signifikansi 5% (0.000 < 0.05). Ha diterima dan H0 ditolak, sehingga
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengalaman praktik
industri terhadap kesiapan kerja.
Besarnya pengaruh variabel independen (pengalaman praktik
industri) terhadap variabel dependen (kesiapan kerja) secara parsial
adalah sebesar 0,256. Besarnya pengaruh tersebut menunjukkan bahwa
pengalaman praktik industri mempengaruhi kesiapan siswa dalam
bekerja sebesar 25,6%.
101
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Nurhening Yuniarti (1999) dengan penelitian berjudul “Hubungan
antara prestasi hasil belajar mata pelajaran kejuruan, praktik industri dan
minat kerja terhadap kesiapan kerja pada siswa kelas III Jurusan Listrik
SMK Negeri 2 Yogyakarta” menunjukan bahwa terdapat hubungan
positif antara prestasi hasil belajar mata pelajaran kejuruan dengan
kesiapan kerja dengan koefisien determinasi sebesar 0,623.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi pengalaman praktik industri pada siswa SMK Muda
Patria Kalasan maka semakin tinggi pula kesiapan siswa dalam bekerja.
3. Pengaruh Prestasi Mata Pelajaran K3 dan Pengalaman Praktik Industri secara bersama terhadap Kesiapan Kerja pada Siswa Kelas XII SMK Muda Patria Kalasan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif
dan signifikan antara prestasi prestasi mata pelajaran K3 (X1) dan
pengalaman praktik industri (X2) secara bersama-sama terhadap kesiapan
kerja. Koefisien korelasi Fhitung > Ftabel (35.955 > 1.99) dan taraf
signifikasi F sebesar 5% (0,000 < 0.005).
Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa prestasi mata
pelajaran K3 dan pengalaman praktik industri secara bersama
berpengaruh terhadap kesiapan kerja. Prestasi mata pelajaran K3
merupakan mata pelajaran yang dapat mempengaruhi tingkah laku
individu dalam melakukan suatu pekerjaan. Pelaksanaan praktikum tidak
terlepas dari unsur K3, maka sekolah perlu memperhatikan dan
102
menerapkan budaya K3 sejak dini yaitu melalui mata pelajaran K3.
Budaya K3 yang baik maka kesehatan dan keselamatan dalam akan
semakin terjaga, sehingga lebih siap dalam bekerja atau melakukan sutu
pekerjaan. Pengalaman praktik industri merupakan salah satu upaya yang
dilakukan oleh sekolah dalam meningkatkan dan mengembangkan
kompetensi peserta didiknya. Siswa dapat mengaplikasikan langsung
teori yang diperoleh di sekolah pada industri-industri tempat praktik
industri. Siswa yang aktif dan kreatif akan mendapatkan pengalaman
kerja yang lebih baik, sehingga kesiapan siswa dalam bekerja juga akan
semakin tinggi.
Besarnya koefisien determinasi (R2) sebesar 0,464 atau sebesar
46,40%. Variabel independen (X1 dan X2) dapat mempengaruhi variabel
dependen (Y) sebesar 46,40%, sehingga 53,60% dipengaruhi oleh
variabel-variabel lain yang tidak dibahas dan tidak diteliti pada penelitian
ini.
Pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
prestasi mata pelajaran K3 dan pengalaman praktik industri secara
bersama maka akan semakin tinggi kesiapan kerja siswa kelas XII SMK
Muda Patria Kalasan.
103
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dikemukakan pada BAB IV
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara prestasi mata
pelajaran K3 terhadap kesiapan kerja pada siswa kelas XII SMK Muda
Patria Kalasan dengan thitung sebesar 6,690 > ttabel sebesar 1.664,
sedangkan koefisien determinasi atau besarnya sumbangan pengaruh
prestasi mata pelajaran K3 terhadap kesiapan kerja adalah 0,348 atau
sebesar 34,8%.
2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengalaman praktik
industri terhadap kesiapan kerja pada siswa XII SMK Muda Patria
Kalasan dengan thitung sebesar 5,372 > ttabel sebesar 1.664, sedangkan
koefisien determinasi atau besarnya sumbangan pengaruh prestasi mata
pelajaran K3 terhadap kesiapan kerja adalah 0,256 atau sebesar 25,6%.
3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara prestasi mata
pelajaran K3 dan pengalaman praktik industri secara bersama-sama
terhadap kesiapan kerja pada siswa kelas XII SMK Muda Patria Kalasan.
Fhitung sebesar 35.955 > Ftabel sebesar 1.99, sedangkan koefisien
determinasi secara simultan sebesar 0.464 atau sebesar 46.40%.
104
B. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian kesiapan kerja hanya diteliti dengan angket, sehingga
kejujuran responden adalah kunci pokok dalam kebenaran keadaan diri
responden.
2. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XII SMK Muda Patria Kalasan,
sehingga penelitian ini tidak dapat dijadikan dasar pengembangan
kesiapan bekerja pada SMK lain.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab
sebelumnya, maka peneliti menemukan beberapa hal penting yang perlu di
pertimbangkan, yaitu:
1. SMK Muda Patria Kalasan
Sekolah hendaknya memberikan dorongan dan motivasi kepada
siswanya untuk terus belajar terutama pada mata pelajaran K3, karena hal
tersebut dapat mempengaruhi kesiapan kerja siswa. Apabila nilai prestasi
mata pelajaran K3 tinggi maka kesiapan kerja siswa akan tinggi pula.
2. Bagi Siswa
Siswa hendaknya memanfaatkan waktu sebaik-baiknya selama
melaksanakan praktik industri. Pengalaman yang diperoleh akan sangat
bermanfaat kedepannya bagi diri sendiri kedepannya. Faktor
pengalaman praktik industri berpengaruh besar terhadap kesiapan dalam
bekerja.
105
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Variabel informasi dunia kerja, pengetahuan kewirausahaan,
bimbingan karier atau variabel yang lainnya dapat digunakan untuk
penelitian selanjutnya selain variabel independen selain prestasi mata
pelajaran K3 dan pengalaman praktik industri, karena masih ada faktor
lain yang lebih mempengaruhi kesiapan kerja.
106
DAFTAR PUSTAKA
Aditya Indra Putra. (2009). Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa Kelas XII Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Texmaco Pemalang. Semarang: Skripsi Fakultas Teknik Unnes.
Agus Ahyari. (2003). Manajemen Produksi. Yogyakarta : BPFE
Agus Budi Santosa. (1999). Budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Praktik Bengkel. Pasca Sarjana IKIP Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta
Awaluddin Tjalla. (1989). Faktor Diri dan Lingkungan Kerja dalam Hubungannya dengan Produktifitas Kerja Karyawan Usaha Service Elektronika Kotamadya Ujung Pandang. FPS IKIP Jakarta: Tesis. Jakarta.
Berson, Alex, Smith, Stephen J. (1997). Data Warehousing, Data Mining, and OLAP. McGraw-Hill, New York.
Calboun and Finch. (1976). Vocational and Career Education: Concept and Operations. Balmont, CA: Wadsworth Publishing Company.
Coper, J. and Weber. (1996). Classroom teaching skill. A. handbook, USA. University of Houston.
Crow & Crow. (1973). Educational Pshycology. New York: Litlle Field Adam
Danang Sunyoto. (2007). Analisis Regresi dan Korelasi Bivariat Ringkasan dan Kasus. Yogyakarta: Amara Books.
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Dokumen 1 Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Edisi 2004. (Versi Elektronik). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasioanal.
Dian Arini. (2011). Pengaruh Praktik Kerja industri dan Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas 3 Teknik Bangunan SMK Negeri 2 Pengasih Tahun Ajaran 2010/2011. Yogyakarta: Skripsi Fakultas Teknik UNY.
Djemari Mardapi. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen dan Nontes. Yogyakarta: Mitra Cendekia.
Eko Endarmoko. (2006). Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramesia Pustaka Utama.
107
Ghozali Kabul. (1996). Hubungan Antara Kreatifitas, Kemandirian Belajar dan Informasi Dunia Kerja dengan Kesiapan Kerja Siswa STM I Yogyakarta Jurusan Elektronika. Yogyakarta: Skripsi Fakultas Teknik UNY.
Harry Ghautama. (2009). Hazard Identification Risk Assesment and Determining Controls. Sidoarjo: OHSAS 18002:2008.
Haryo Guntoro. (2007). Hubungan Prestasi Kerja Praktik Industri Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas II Teknik Otomotif SMK Yapin Bekasi Tahun Ajaran 2006/2007. Semarang : Hasil Penelitian UNNES.
Helmut Nolker. (2005). Pendidikan Kejuruan: Pengajaran, Kurikulum, Perencanaan. Jakarta: Gramedia.
Hendriati Agustiani. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: Refika Aditama.
Herminarto Sofyan. (1989). Kesiapan Mental Kerja Siswa-siswa STM Daerah Istimewa Yogyakarta. Laporan Hasil Penelitian. FPTK IKIP Yogyakarta.
I Ketut Mahisa. (1997). Hubungan antara prestasi mata pelajaran kejuruan pengalaman praktik luar dan informasi dunia kerja dengan kesiapan mental kerja siswa jurusan bangunan STM Negeri di Bali. Yogyakarta : Skripsi UNY.
Imam Ghozali. (2009). Ekonometrika, Teori dan Konsep Aplikasi dengan SPSS 16. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Iqbal Hasan. (2004). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
James, O. Whittaker. (1970). Introduction to Psychology. Tokyo: Toppan Company Limited.
Jumiko. (2011). Pengaruh Interaksi Sosial dan Perhatian Orang Tua Terhadap Minat Bekerja Pada Siswa Kelas XII SMK Negeri 2 Pengasih. Yogyakarta: Skripsi Fakultas Teknik UNY.
K. Ima Ismara. (2005). Budaya K3, Iklim K3, dan Permormansi K3 di Rumah Sakit DIY. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0490/U/1992. Tentang Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta.
Made Wena. (1996). Pendidikan Sistem Ganda. Bandung: Tarsito.
Malayu S.P. Hasibuan. (2005). Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara
108
Mc Clelland, D.C. (2002). Human Motivation. New York : Cambridge University Press.
Monk, dkk. 1999. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. hal. 2
Muhibbin Syah. (2005). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nanang Fattah. (2003). Landasan Menejemen Kependidikan. Bandung: Tonis.
Nurhening Yuniarti. (1999). Hubungan Antara Prestasi Hasil Belajar Mata Pelajaran Kejuruan, Praktik Industri dan Minat Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Jurusan Listrik SMK Negeri 2 Yogyakarta. Yogyakarta: Skripsi Fakultas Teknik UNY.
Reni Akbar Hawadi. (2001). Identifikasi Keberbakatan Intelektual Melalui Metode Non-Tes. Jakarta: Grassindo.
Rumondang Silalahi. (1995). Manajemen Kesehatandan Keselamatan Kerja. Jakarta : Pustaka Budiman.
Safety Enginer Career Workshop (2003), Phytagoras Global Development
Saiful Bahri Djaramah. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Siahaan. (2009). Manajemen Risiko Pada Perusahaan dan Birokrasi. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Slameto. (2002). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Bina Aksara.
SMK Muda Patria Kalasan (2010). Buku Akademik SMK Muda Patria Kalasan 2. Sleman. Yogyakarta.
Spencer Lyle. M. Jr & Signe M., Spencer. (1993). Competence at Work: Model for Superior Performance. New York USA: John Wiley & Sons Inc.
Sri Pangestuti (1990). Hubungan antara motivasi berprestasi dengan kesiapan kerja siswa rumpun busana SMKK dan SMTK Negeri di DIY. Yogyakarta: Skripsi Fakultas Teknik UNY.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
109
Suharsimi Arikunto. (2006). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Sukardi. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya. Jakart: Bumi Aksara.
Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi. (2007). Prosedur Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Sukabumi: Ghalia Indonesia Printing.
Syamsu Yusuf. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.
The Liang Gie. (1986). Kamus Administrasi Perkantoran. Yogyakarta: Nur Cahaya.
Tim FIP IKIP Yogyakarta. 2007. Psikologi Pendidikan. UPP IKIP Yogyakarta.
Trieschman, Gustavon, Hoyt. (2001). Risk Management and Insurance. Edisi 11 South Western College Publishing, New York.
Wasty Soemanto. (2003). Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan (Edisi Baru). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Winkel, J. Santrock. (2007). Psikologi Pendidikan (Edisi Kedua). Jakarta: Salemba Humanika.
WJS. Poerwodarminto. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Lampiran 1. Validasi Instrumen Penelitian
Lampiran 2. Angket Instrumen Penelitian
Lampiran 3. Data Mentah Uji Coba Instrumen Penelitian
Lampiran 4. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Lampiran 5. Daftar Nilai K3 Kelas XII A-C
Lampiran 6. Data Mentah Hasil Penelitian
Lampiran 7. Hasil Analisis Data
Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian
110
111
112
Angket Instrumen Penelitian
114
115
Lampiran 2. Instrumen Penelitian
Instrumen Pengalaman Praktik Industri
ANGKET PENGALAMAN PRAKTIK INDUSTRI
PETUNJUK PENGISIAN:
1. Baca petunjuk pengisian angket ini dengan cermat.
2. Isilah identitas anda pada kolom yang telah disediakan.
3. Bacalah pernyataan yang ada dengan seksama.
4. Berilah tanggapan yang sesuai dengan keadaan anda dengan memberikan
tanda centang (√) pada kolom pilihan tanggapan yang ada.
5. Mohon mengisi setiap pertanyaan dengan jujur.
6. Peneliti menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas anda dalam
penulisan hasil penelitian.
7. Penelitian ini tidak berpengaruh terhadap nilai di kelas.
8. Kriteria jawaban ( nomor 1 – 30 )
TP = Tidak Pernah
KK = Kadang-kadang
SR = Sering
SL = Selalu
Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
No. Absen : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kelas : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Jenis Kelamin : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
116
Instrumen Pengalaman Praktik Industri
No Pertanyaan Pilihan
TP KK SR SL
1 Pada saat pelaksanaan PI, saya diberi penjelasan
tentang semua jenis pekerjaan yang ada di
perusahaan tersebut.
2 Selama melakukan PI, saya mendapatkan
pengetahuan keteknikan.
3 Selama melakukan PI, saya mendapatkan
pengetahuan yang tidak diajarkan di sekolah.
4 Disamping pengetahuan keteknikan, saya juga
mendapatkan penjelasan tentang keadaan industri.
5 Pembimbing lapangan memberi informasi tentang
sikap kerja yang baik dalam melakukan
pekerjaan.
6 Guru pembimbing banyak memberikan informasi
tentang kedisiplinan dan kesopanan kerja selama
melaksanakan PI.
7 Pembimbing lapangan selalu mengingatkan agar
tugas yang dibebankan kepada saya diselesaikan
tepat waktu.
8 Saya berusaha menyelesaikan setiap pekerjaan
tepat waktu.
9 Semua pekerja pada perusahaan di tempat saya
melakukan praktik industri taat pada tata tertib
yang berlaku.
10 Apabila saya tidak datang ke tempat praktik,
maka pembimbing lapangan akan menegur
kelompok praktik saya.
11 Selama praktik, pembimbing lapangan mengajak
saya dan kelompok praktik saya untuk berdiskusi
dalam memecahkan masalah.
12 Saya mengerjakan tugas yang bersifat praktik di
lapangan selama pelaksanaan PI.
13 Saya mengamati urutan kerja dari tugas yang
diberikan pembimbing lapangan terlebih dahulu
sebelum saya kerjakan agar semua pekerjaan
terselesaikan dengan baik.
14 Pekerjaan yang sama selama PI membuat saya
merasa bosan.
117
No Pertanyaan Pilihan
TP KK SR SL
15 Menurut saya, jenis pekerjaan yang saya kerjakan
di lapangan lebih sulit dibanding dengan
pekerjaan di bengkel selama praktik di sekolah.
16 Disamping menyelesaikan tugas yang bersifat
fisik, saya juga diberi tugas kerja non fisik.
17 Selama PI, saya banyak mendapatkan cara untuk
menyelesaikan pekerjaan.
18 Dalam menyelesaikan pekerjaan, saya lebih
mengutamakan kualitas hasilnya.
19 Pembimbing lapangan tidak mewajibkan saya
menggunakan cara yang digunakan di
perusahaan.
20 Selama PI, para pekerja memberikan masukan
tentang cara kerja yang efisien baik waktu
maupun tenaga.
21 Pada saat menyelesaikan pekerjaan bersama
dengan teman, saya dituntut untuk bekerja sama
dalam menyelesaikan masalah.
22 Pada saat saya mengalami kesulitan, pembimbing
lapangan memberikan penyelesaian yang tepat.
23 Dalam melaksanakan kegiatan praktik, saya
bekerja sama dengan para pekerja yang sedang
meyelesaikan tugas.
24 Saya saling tukar pikiran mengenai jenis
pekerjaan yang sedang dikerjakan.
25 Jika menemukan hal yang baru dalam industri,
saya tertarik untuk mencatatnya.
26 Untuk menambah pengetahuan, saya bertanya
pada pembimbing lapangan.
27 Pada saat mengalami kesulitan, saya berusaha
berkonsultasi kepada pembimbing lapangan.
28 Dengan kemampuan yang saya miliki, saya
pernah menyumbangkan ide baru untuk
perusahaan tersebut.
29 Saya menggunakan cara-cara yang praktis dalam
menyelesaikan pekerjaan.
30 Saya bekerja sesuai yang diajarkan di sekolahan.
118
Instrumen Penelitian Kesiapan Kerja
ANGKET KESIAPAN KERJA SISWA
PETUNJUK PENGISIAN:
1. Baca petunjuk pengisian angket ini dengan cermat.
2. Isilah identitas anda pada kolom yang telah disediakan.
3. Bacalah pernyataan yang ada dengan seksama.
4. Berilah tanggapan yang sesuai dengan keadaan anda dengan memberikan
tanda centang (√) pada kolom pilihan tanggapan yang ada.
5. Mohon mengisi setiap pertanyaan dengan jujur.
6. Peneliti menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas anda dalam
penulisan hasil penelitian.
7. Penelitian ini tidak berpengaruh terhadap nilai di kelas.
8. Kriteria jawaban ( nomor 1 – 30 )
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
No. Absen : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kelas : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Jenis Kelamin : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
119
Instrumen Kesiapan Kerja
No Pernyataan Pilihan
STS TS S SS
1 Jika sudah lulus saya akan mencari pekerjaan
sesuai dengan jurusan saya.
2 Kemajuan dibidang teknologi informasi saat ini
menuntut lulusan SMK seperti saya harus lebih
terampil.
3 Saya siap bekerja dengan orang lain.
4 Saya siap bekerja secara berkelompok.
5 Saya akan meneliti setiap tahapan pekerjaan dari
awal.
6 Kita tidak boleh gegabah dalam menghadapi
masalah walaupun masalah itu kita anggap
ringan.
7 Setelah saya lulus saya tidak mau bekerja pada
bidang yang bukan keahlian saya.
8 Saya beranggapan bahwa bekerja di kantor lebih
baik dibandingkan bekerja di lapangan.
9 Saya selalu mengikuti perkembangan bidang
teknologi informasi melalui majalah, buku,
internet dan televisi.
10 Saya siap mempertanggungjawabkan segala
sesuatu dari pekerjaan yang pernah saya lakukan.
11 Jika sudah diterima bekerja saya siap untuk diberi
pelatihan oleh perusahaan saya demi kelancaran
karir saya.
12 Walaupun sudah bekerja tetapi saya akan terus
belajar untuk meningkatkan kompetensi yang
saya miliki.
13 Saya tidak tergesa-gesa dalam menangani
masalah yang rumit.
14 Saya memanfaatkan kompetensi yang saya miliki
untuk mencoba membuat barang yang berguna.
15 Saya akan mempertahankan pendapat/pemikiran
yang saya anggap benar.
16 Saya akan berusaha menyelesaikan masalah yang
saya hadapi sesulit apapun masalahnya.
120
No Pertanyaan Pilihan
STS TS S SS
17 Bekerja keras adalah salah satu faktor dasar
keberhasilan.
18 Agar tidak ketinggalan informasi, setiap hari saya
menyempatkan diri untuk mendengarkan dan
membaca berita dari internet, radio, dan televisi
walaupun saya sibuk.
19 Setelah lulus, saya akan bekerja sepenuhnya pada
tempat kerja saya.
20 Saya ingin mengetahui hal-hal yang baru
disekitar tempat tinggal saya.
21 Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan,
saya berusaha membaca buku-buku terbaru atau
artikel-artikel terbaru di internet, perpustakaan
atau di koran.
22 Saya mempelajari kompetensi yang berbeda dari
yang saya pelajari selama ini.
23 Melakukan praktik untuk membuktikan teori
sangat menyenangkan.
24 Saya lebih senang melakukan pekerjaan dengan
cara baru yang praktis daripada cara yang lama
yang sulit dilakukan.
25 Daripada berdiam diri, saya melakukan aktivitas
yang bersifat positif.
26 Saya antusias terhadap sesuatu pekerjaan.
27 Saya membantu teman dalam memahami hal
yang berkaitan dengan praktik.
28 Saya senang melakukan pekerjaan yang sesuai
dengan keahlian saya.
29 Saya sabar dalam melakukan suatu pekerjaan
demi kualitas pekerjaan yang baik.
30 Melakukan pekerjaan yang sama membuat saya
merasa bosan.
Data Mentah Uji Coba Instrumen Penelitian
121
Lampiran 3. Data Mentah Uji Coba Instrumen Penelitian Data Mentah Uji Coba Instrumen Pengalaman Praktik Industri
Responden No Item Soal
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 99
2 4 2 2 4 2 2 4 3 4 3 2 2 4 3 4 2 4 2 4 3 2 4 3 4 2 4 2 4 2 4 91
3 1 4 2 2 1 3 2 4 4 1 2 3 4 1 1 4 2 4 4 1 3 3 1 3 1 3 4 2 1 1 72
4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 1 1 3 3 4 4 2 3 3 3 4 3 2 3 3 2 89
5 3 3 2 4 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 2 2 3 2 75
6 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 3 2 2 2 52
7 4 3 1 3 1 4 4 2 3 2 3 3 3 1 1 2 2 3 4 4 3 3 3 1 4 2 2 1 2 2 76
8 1 1 2 2 3 3 2 4 4 2 1 2 3 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 3 3 1 2 2 1 2 60
9 3 3 3 2 2 2 1 4 4 4 2 3 4 1 2 2 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3 1 2 3 84
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 110
11 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 92
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 110
13 3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 3 4 4 1 1 2 3 4 2 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 95
14 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 1 2 3 4 2 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 96
15 4 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 2 3 2 3 2 89
16 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 99
17 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 105
18 4 3 4 3 2 3 2 4 4 3 3 4 3 1 2 3 4 4 2 3 2 4 4 3 4 4 4 2 3 2 93
19 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 1 1 2 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 98
20 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 116
122
Data Mentah Uji Coba Instrumen Kesiapan Kerja
Responden No Item Soal
Jumlah 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
1 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 94
2 3 4 3 2 4 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 4 3 4 2 4 3 2 4 3 2 4 2 2 4 87
3 2 3 4 1 2 4 4 3 3 4 3 3 2 2 2 2 1 2 3 4 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 82
4 4 3 2 3 3 1 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 1 96
5 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 91
6 3 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 1 3 3 76
7 3 3 3 2 2 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 94
8 1 1 2 1 1 3 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 49
9 3 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 102
10 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 94
11 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 98
12 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 1 109
13 4 4 3 3 3 4 4 1 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 1 3 3 4 4 1 97
14 3 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 106
15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 93
16 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 95
17 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 112
18 3 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 109
19 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 106
20 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 113
123
Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen Penelitian
124
125
Lampiran 4. Uji Validitas Instrumen Pengalaman Praktik Industri Uji Validitas Instrumen Pengalaman Praktik Industri
Variabel Indikator No. Item
Soal r hitung Signifikansi Keterangan
Pengalaman Praktik Industri
Pengetahuan kerja
1 0.701 0.001 Valid 2 0.692 0.001 Valid 3 0.567 0.009 Valid 4 0.696 0.001 Valid 5 0.689 0.001 Valid 6 0.643 0.002 Valid
Sikap kerja yang benar
7 0.657 0.002 Valid 8 0.533 0.016 Valid 9 0.460 0.041 Valid
10 0.748 0.000 Valid 11 0.825 0.000 Valid 12 0.799 0.000 Valid 13 0.454 0.044 Valid 14 0.225 0.341 Tidak Valid
Ketrampilan kerja
15 0.105 0.659 Tidak Valid 16 0.284 0.225 Tidak Valid 17 0.840 0.000 Valid 18 0.703 0.001 Valid 19 0.441 0.052 Tidak Valid 20 0.691 0.001 Valid 21 0.748 0.000 Valid 22 0.754 0.000 Valid
Kreatifitas kerja
23 0.724 0.000 Valid 24 0.542 0.014 Valid 25 0.404 0.078 Tidak Valid 26 0.649 0.002 Valid 27 0.488 0.029 Valid 28 0.582 0.007 Valid 29 0.754 0.000 Valid 30 0.699 0.001 Valid
126
Uji Validitas Instrumen Kesiapan Kerja
Variabel Indikator No. Item
Soal r hitung Signifikansi Keterangan
Kesiapan Kerja
Tingkat kematangan seseorang
1 0.719 0.000 Valid 2 0.748 0.000 Valid 3 0.583 0.007 Valid 4 0.712 0.000 Valid 5 0.756 0.000 Valid 6 0.248 0.293 Tidak Valid
Pengalaman-pengalaman masa lalu
7 0.705 0.001 Valid 8 0.141 0.556 Tidak Valid 9 0.753 0.000 Valid
10 0.790 0.000 Valid 11 0.904 0.000 Valid 12 0.807 0.000 Valid 13 0.937 0.000 Valid 14 0.730 0.000 Valid
Kompetensi dalam bidang keahliannya
15 0.628 0.003 Valid 16 0.669 0.001 Valid 17 0.698 0.001 Valid 18 0.673 0.001 Valid 19 0.592 0.006 Valid 20 0.717 0.000 Valid 21 0.624 0.003 Valid 22 0.694 0.001 Valid
Keadaan mental dan emosi
23 0.612 0.004 Valid 24 0.390 0.089 Tidak Valid 25 0.668 0.001 Valid 26 0.448 0.048 Valid 27 0.189 0.425 Tidak Valid 28 0.768 0.000 Valid 29 0.606 0.005 Valid 30 0.203 0.392 Tidak Valid
127
Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Pengalaman Praktik Industri
Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Kesiapan Kerja
Variabel Indikator Jumlah Semula
Item
Jumlah Item
Gugur
No Item Gugur
Jumlah Item Valid
Kesiapan Kerja
Pengetahuan kerja 6 - - 6 Sikap kerja yang benar
8 1 14 7
Ketrampilan kerja 8 3 15, 16, 19 5 Kreatifitas kerja emosi 8 1 25 7 Jumlah 30 5 5 25
Variabel Indikator Jumlah Semula
Item
Jumlah Item
Gugur
No Item Gugur
Jumlah Item Valid
Kesiapan Kerja
Tingkat kematangan seseorang
6 1 6 5
Pengalaman-pengalaman masa lalu
8 1 8 7
Kompetensi dalam bidang keahliannya
8 - - 8
Keadaan mental dan emosi
8 3 24, 27, 30 5
Jumlah 30 5 5 25
128
Lampiran Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas Instrumen Pengalaman Praktik Industri
Cronbach's
Alpha N of Items
.931 25
Reliabilitas Instrumen Kesiapan Kerja
Cronbach's
Alpha N of Items
.946 25
Daftar Nilai K3 Kelas XII A-C
129
130
Lampiran 5. Daftar Nilai Mata Pelajaran K3 Kelas XII A-C
Daftar Nilai Kelas XII A
No Nama Nilai
1 Sapto Nugroho 81
2 Ady Pratama 70
3 Agung Dwi Saputro 68
4 Agung Nugraha 83
5 Andika Arya Seta 75
6 Ari Susanto 70
7 Arief Styawan 80
8 Aris Setiawan 85
9 Danang Bayu Saputra 90
10 Danang Saputro 88
11 Dwi Satyabudi 88
12 Edi Setyawan 76
13 Eko Purnomo 80
14 Evi Muslikhah 80
15 Fajar Andita 65
16 Hendri Prianto 75
17 Heri Kiswanto 79
18 Irfan Aryanto 79
19 Irfan Yunanto 85
20 Mia Apriyanti 75
21 Nanang Riyanto 80
22 Reni Puspita Sari 80
23 Riyan Dwiyanto 67
24 Sagini 87
25 Sepna Yudha Praja 83
26 Tri Nursidi 72
27 Tri Priyanto 71
28 Yoga Riyadi 76
29 Widodo 65
30 Wiwit Rudiyanto 66
131
Daftar Nilai Kelas XII B
No Nama Nilai
1 Adi Priyantoro 78
2 Afan Nurcahyadi 80
3 Agung Pamungkas 75
4 Agus Setiyo 75
5 Aji Sukmo 87
6 Anggit Prasetyo 86
7 Arif Yunanto 86
8 Awang Qomari 86
9 Azis Abdul Wahab 86
10 Bayu Eko Prasetyo 75
11 Dedi Sulaiman 79
12 Eko nur Cahyo 78
13 Feri Wahyu Nugroho 80
14 Frendy Indriya 80
15 Galang Gemilang 82
16 Ikhsan Wahyu Triyanto 87
17 Jodhi Dwi Marfianto 85
18 Junianto Bagas P 85
19 Kurniawan Priyantono 72
20 Linda Wiianingrum 74
21 Panji Samadi Umbara 75
22 Ravika Novita Sari 75
23 Risdianto 75
24 Rochmat Sulistiyono 78
25 Roni Haryanto 68
26 Shodiq Abdulah 70
27 Sidik Heriyanto 70
28 Vendi Febriwan 87
29 Windarto 75
30 Yuli Nuryani 78
132
Daftar Nilai Kelas XII C
No Nama Nilai
1 Ageng Dwi Saputro 82
2 Agung 85
3 Bagus Setiawan 85
4 Bayu Prasetya 86
5 Dedy Sriyanto 79
6 Dewi Retnowati 90
7 Dian Saputra 80
8 Endra Abdiantoro 82
9 Gatot Dwi Nuryanto 82
10 Handhika Styahadi 87
11 Hariyanto 76
12 Ikhsan Agus Setiayan 90
13 Inggar Rohmanto 76
14 Marita Lestari Utami 78
15 Muhamad Imron 88
16 Muhammad E H S 88
17 Muhammad Safingi 85
18 Rahmad Darmanto 80
19 Riyanto 70
20 Roni Wijaya 70
21 Stefanus S W 71
22 Subari Priyono 75
23 Supriyanto 78
24 Yudhi KBA 90
25 Arief KA 80
26 Gunawan 78
Data Mentah Hasil Penelitian
133
Lampiran 6 . Data Mentah Hasil Penelitian Data Mentah Hasil Penelitian Variabel Pengalaman Praktik Industri
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 17 18 20 21 22 23 24 26 27 28 29 30 JML
1 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 85
2 4 2 2 4 2 2 4 3 4 3 2 2 4 4 2 3 2 4 3 4 4 2 4 2 4 76
3 1 4 2 2 1 3 2 4 4 1 2 3 4 2 4 1 3 3 1 3 3 4 2 1 1 61
4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 2 76
5 3 3 2 4 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 4 2 2 2 3 2 63
6 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 3 2 2 2 43
7 4 3 1 3 1 4 4 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 1 2 2 1 2 2 64
8 3 2 4 4 3 2 2 3 2 4 2 4 2 3 3 4 1 4 4 1 4 4 2 3 1 71
9 3 3 3 1 2 2 2 4 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 1 2 2 67
10 3 4 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 1 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 76
11 2 2 3 3 3 4 4 4 2 4 1 2 4 4 4 4 4 3 3 2 4 3 2 2 4 77
12 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 2 3 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 2 2 2 80
13 4 4 3 3 3 3 4 2 2 2 2 3 2 3 2 4 4 3 2 3 4 4 2 3 3 74
14 4 4 3 4 2 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 3 87
15 4 4 2 2 3 2 3 4 4 3 2 2 2 4 3 4 4 4 2 2 4 4 2 2 2 74
16 3 4 4 2 3 3 2 2 2 3 3 4 4 4 2 1 4 4 3 2 3 3 1 2 2 70
17 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 2 4 3 3 2 2 3 4 4 1 3 3 1 2 3 70
18 3 3 4 2 2 3 3 2 3 4 4 2 3 3 4 2 3 3 2 3 2 2 2 4 2 70
19 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 2 3 4 88
20 4 3 2 2 2 4 4 4 4 4 4 1 2 2 4 4 2 4 2 3 2 3 1 2 3 72
134
Lanjutan
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 17 18 20 21 22 23 24 26 27 28 29 30 JML
21 2 4 3 2 3 4 3 4 4 4 2 2 3 4 3 3 2 4 4 3 3 4 2 2 3 77
22 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 4 2 2 2 85
23 3 4 4 2 3 4 3 3 4 3 2 4 2 3 3 2 3 4 2 2 3 4 2 3 3 75
24 3 4 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 1 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 76
25 4 4 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 83
26 3 4 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 1 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 76
27 3 3 4 1 4 4 1 1 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 1 1 1 74
28 4 4 3 4 2 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 3 87
29 4 4 2 3 4 3 2 4 4 3 2 2 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 3 4 74
30 2 3 3 4 3 2 4 2 3 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 2 2 4 2 2 2 64
31 1 1 2 2 3 3 2 4 4 2 1 2 3 1 2 2 1 1 2 3 1 2 2 1 2 50
32 3 3 3 2 2 2 1 4 4 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 1 2 3 73
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 96
34 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 80
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 98
36 3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 86
37 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 86
38 3 4 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 1 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 76
39 2 4 4 4 3 2 3 3 2 3 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 4 2 3 3 78
40 2 2 3 3 2 2 4 4 2 4 1 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 2 2 4 75
135
Lanjutan
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 17 18 20 21 22 23 24 26 27 28 29 30 JML
41 2 3 3 4 4 3 2 3 2 4 2 4 2 3 4 2 2 4 2 4 2 2 1 2 4 70
42 3 4 3 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 1 4 1 2 3 4 1 1 4 73
43 4 4 3 4 2 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 3 87
44 3 4 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 1 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 76
45 4 3 3 2 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 91
46 4 3 3 2 2 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 1 2 4 83
47 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 1 2 4 90
48 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 1 3 4 89
49 1 1 4 3 2 4 4 2 2 2 1 1 1 4 3 4 1 1 1 1 1 2 4 1 1 52
50 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 93
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 94
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 86
53 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75
54 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 81
55 3 3 2 3 4 2 3 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 2 2 78
56 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 74
57 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 73
58 3 3 3 3 4 4 3 2 3 1 1 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 64
59 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 50
60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 89
136
Lanjutan
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 17 18 20 21 22 23 24 26 27 28 29 30 JML
61 4 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 2 2 3 2 3 2 74
62 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 84
63 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 91
64 4 3 4 3 2 3 2 4 4 3 3 4 3 4 4 3 2 4 4 3 4 4 2 3 2 81
65 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 86
66 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99
67 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 4 91
68 4 4 3 3 3 4 4 4 2 1 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 1 3 4 82
69 4 4 3 4 2 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 3 87
70 4 2 3 2 2 4 2 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 83
71 4 3 4 3 4 4 3 4 4 2 1 4 4 2 2 2 4 3 2 1 2 1 2 2 3 70
72 4 4 2 3 4 2 2 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 86
73 4 2 3 2 2 4 2 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 84
74 4 4 3 4 2 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 3 87
75 3 4 3 2 3 3 4 4 4 3 2 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 2 79
76 4 3 4 2 3 4 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 2 2 2 82
77 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 2 3 4 88
78 2 2 3 3 4 2 1 2 3 2 1 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 1 2 2 57
79 4 3 2 2 3 3 3 4 4 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 2 3 2 80
80 4 3 3 2 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 91
137
Lanjutan
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 17 18 20 21 22 23 24 26 27 28 29 30 JML
81 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 92
82 4 3 3 2 2 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 1 2 4 84
83 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 94
84 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 2 4 92
85 4 4 3 3 3 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 1 3 4 85
86 2 4 3 2 3 3 2 4 4 4 3 4 3 4 4 2 3 2 2 4 3 3 1 3 3 75
138
Data Mentah Hasil Penelitian Variabel Kesiapan Kerja
Responden 1 2 3 4 5 7 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 28 29 JML
1 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 78
2 3 4 3 2 4 2 3 2 3 2 3 2 3 2 4 3 4 2 4 3 2 3 2 2 2 69
3 2 3 4 1 2 4 3 4 3 3 2 2 2 2 1 2 3 4 2 2 3 3 3 3 3 66
4 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 86
5 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 77
6 3 3 2 2 2 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 1 3 62
7 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 78
8 3 4 3 3 4 1 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 87
9 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91
10 3 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 91
11 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 90
12 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 1 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 76
13 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 77
14 3 3 3 4 3 1 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 82
15 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 76
16 1 4 3 3 3 1 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 3 3 3 81
17 3 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 90
18 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 82
19 4 4 3 3 4 1 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 88
20 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 77
139
Lanjutan
Responden 1 2 3 4 5 7 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 28 29 JML
21 3 4 3 3 4 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 82
22 2 4 2 2 3 2 3 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 78
23 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 69
24 3 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 91
25 3 4 4 4 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 84
26 3 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 91
27 4 4 4 4 3 1 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 86
28 3 3 3 4 3 1 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 82
29 2 3 2 4 2 1 3 2 4 2 4 3 1 3 2 4 2 1 3 1 3 4 3 3 1 63
30 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 79
31 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 3 2 2 37
32 3 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 2 3 4 3 4 3 3 4 3 3 84
33 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 80
34 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 81
35 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 94
36 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 1 3 4 4 84
37 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 3 4 4 91
38 3 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 91
39 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 81
40 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 92
140
Lanjutan
Responden 1 2 3 4 5 7 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 28 29 JML
41 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 71
42 4 3 3 3 4 1 3 4 4 4 4 4 2 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 87
43 3 3 3 4 3 1 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 82
44 3 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 91
45 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 76
46 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 92
47 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 85
48 3 4 4 3 4 1 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 82
49 2 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 69
50 3 4 3 3 4 2 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 84
51 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75
52 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 81
53 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75
54 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 83
55 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 4 4 82
56 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 79
57 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 71
58 3 4 4 4 3 2 4 4 3 3 4 3 2 2 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 81
59 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 64
60 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 81
141
Lanjutan
Responden 1 2 3 4 5 7 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 28 29 JML
61 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 78
62 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 80
63 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 93
64 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 93
65 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 90
66 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 98
67 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 76
68 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 1 4 3 3 3 4 3 2 3 4 84
69 3 3 3 4 3 1 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 82
70 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 93
71 3 3 4 3 4 2 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 76
72 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 94
73 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 87
74 3 3 3 4 3 1 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 82
75 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 90
76 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 3 4 88
77 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 86
78 4 4 3 3 4 2 4 2 4 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2 76
79 2 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 76
80 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 76
142
Lanjutan
Responden 1 2 3 4 5 7 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 28 29 JML
81 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 76
82 4 4 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 85
83 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 76
84 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 92
85 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 79
86 1 4 3 3 4 1 3 4 4 4 4 3 2 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 2 4 82
143
144
Hasil Analisis Data
144
145
Lampiran 7. Hasil Analisis Data Frequencies
Statistics
X1_Prestasi_ Mapel_K3
X2_Pengalaman_ PI
Y_Kesiapan_ Kerja
N Valid 86 86 86
Missing 0 0 0
Mean 79.03 78.66 81.43
Median 79.50 79.50 82.00
Mode 75 76 76
Std. Deviation 6.518 11.067 9.068
Minimum 65 43 37
Maximum 90 99 98
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown Regression
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
X1_Prestasi_Mapel_K3 79.03 6.518 86
X2_Pengalaman_PI 78.66 11.067 86
Y_Kesiapan_Kerja 81.43 9.068 86
Correlations
Y_Kesiapan_Kerja
X1_Prestasi_Mapel_K3
X2_Pengalaman_PI
Pearson Correlation Y_Kesiapan_Kerja 1.000 .590 .506
X1_Prestasi_Mapel_K3 .590 1.000 .306
X2_Pengalaman_PI .506 .306 1.000
Sig. (1-tailed) Y_Kesiapan_Kerja . .000 .000
X1_Prestasi_Mapel_K3 .000 . .002
X2_Pengalaman_PI .000 .002 .
N Y_Kesiapan_Kerja 86 86 86
X1_Prestasi_Mapel_K3 86 86 86
X2_Pengalaman_PI 86 86 86
146
Variables Entered/Removed
Model Variables Entered Variables Removed
Method
1 X2_Pengalaman_PI, X1_Prestasi_Mapel_K3a
. Enter
a. All requested variables entered.
Hasil analisis pengujian hipotesis pertama
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 16.605 9.723 1.708 .000
Prestasi Mapel K3 .820 .123 .590 6.690 .000
a. Dependent Variable: Kesiapan Kerja
Hasil analisis pengujian hipotesis kedua
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 48.839 6.126 7.973 .000
Pengalaman PI .414 .077 .506 5.372 .000
a. Dependent Variable: Kesiapan Kerja
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .681 .464 .451 6.71694
a. Predictors: (Constant), X2_Pengalaman_PI, X1_Prestasi_Mapel_K3
b. Dependent Variabel: Y_Kesiapan_Kerja
ANOVAb
Model Sum of Squares
df Mean
Square F Sig.
1 Regression 3244.344 2 1622.172 35.955 .000
Residual 3744.737 83 45.117
Total 6989.081 85
a. Predictors: (Constant), X2_Pengalaman_PI, X1_Prestasi_Mapel_K3
147
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .681 .464 .451 6.71694
a. Predictors: (Constant), X2_Pengalaman_PI, X1_Prestasi_Mapel_K3
b. Dependent Variabel: Y_Kesiapan_Kerja
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Correlations
B Std.
Error Beta Zero-order Partial Part
1 (Constant) 5.565 9.237 .603 .548
X1 .667 .117 .480 5.683 .000 .590 .529 .457
X2 .294 .069 .359 4.250 .000 .506 .423 .342
a. Dependent Variabel: Y_Kesiapan_Kerja
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
X1_Prestasi_Mapel_K3 .906 1.104
X2_Pengalaman_PI .906 1.104
a. Dependent Variabel: Y_Kesiapan_Kerja
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X1_Prestasi_ Mapel_K3
X2_Pengalaman_ PI
Y_Kesiapan_ Kerja
N 86 86 86
Normal Parametersa,,b
Mean 79.03 78.66 81.43
Std. Deviation 6.518 11.067 9.068
Most Extreme Differences
Absolute .111 .095 .135
Positive .069 .048 .071
Negative -.111 -.095 -.135
Kolmogorov-Smirnov Z 1.026 .882 1.253
Asymp. Sig. (2-tailed) .243 .418 .087
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Surat Ijin Penelitian
148
149
150
151
152
153
PRESENSI SEMINAR TUGAS AKHIR SKRIPSI
Hari, tanggal :
Jam :
Ruang :
Judul TAS : Pengaruh Prestasi Mata Pelajaran K3 dan Pengalaman
Praktik Industri terhadap Kesiapan Kerja pada Siswa Kelas
XII SMK Muda Patria Kalasan
Mahasiswa : Aziiz Aji Wijaya
Dosen Pembimbing : Drs. Ahmad Sujadi, M.Pd
No Nama NIM Jurusan Tanda Tangan 1 1.
2 2.
3 3.
4 4.
5 5.
6 6.
7 7.
8 8.
9 9.
10 10.
11 11.
12 12.
13 13.
14 14.
15 15.
16 16.
17 17.
18 18.
19 19.
20 20.
Yogyakarta, April 2012 Mengetahui, Mahasiswa Dosen Pembimbing Aziiz Aji Wijaya Drs. Ahmad Sujadi, M.Pd NIM. 07501241008 NIP. 19510419 197903 1 001