Post on 01-Feb-2018
Pengaruh Penggunaan Teknik Mind Map terhadap
Pemahaman Konsep Siswa pada Mata Pelajaran IPA
di Kelas V MIN 16 Cipayung
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar
Serjana Pendidikan
Oleh:
Eko Fardiansyah
NIM: 1110018300062
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MIND MAP TERHADAP PEMAHAMAN
KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V MIN 16 CIPAYUNG
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar
Serjana Pendidikan
Oleh:
Eko Fardiansyah
NIM: 1110018300062
Pembimbing
Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si
NIP: 19540310 198803 1001
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
iv
ABSTRAK
Pengaruh Penggunaan Teknik Mind Map terhadap Pemahaman Konsep Siswa
pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V MIN 16 Cipayung, Skripsi Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kata kunci: Mind Map, Pemahaman Konsep, IPA
Metode penelitian yang digunakan ialah metode Quasi Eksperimen dengan rancangan
Non-equivalent Control Group Design. Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1)
pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran IPA menggunakan teknik Mind Map, (2)
pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran IPA menggunakan teknik konvensional,
dan (3) pengaruh penggunaan teknik Mind Map terhadap pemahaman konsep siswa
pada mata pelajaran IPA. Pengambilan sampel menggunakan metode Cluster Random
Sampling. Instrumen yang digunakan merupakan instrument soal objektif pembuatan
Mind Map yang dinilai menggunakan acuan rubric penilaian Mind Map, serta soal tes
berbentuk soal pilihan ganda yang mengacu kepada indikator pokok bahasan Sifat
Bahan dengan Penyusunnya.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh penggunaan teknik Mind Map terhadap
pemahaman konsep siswa. Hal tersebut didasarkan pada perhitungan analisis hipotesis.
Pada analisis hipotesis ditentukan taraf signifikan (α) sebesar 5%. Dari perhitungan nilai
thitung yang didapat sebesar 1,75. Nilai ttabel sebesar 1,671 didapat dari ketentuan t(1-α).
Kemudian dari perbandingan antara thitung dan ttabel didapatkan bahwa thitung lebih besar
dari ttabel (thitung =1,75 > ttabel=1,671). Hasil tersebut juga diperkuat dengan perolehan
nilai pembuatan Mind Map siswa yang tinggi.
v
ABSTRACT
The Influence of Using Mind Map Technique towards Student’s Concept
Comprehension of Science in V Grade at MIN 16 Cipayung. Thesis in Department
of Educational Elementary School’s Teacher, Faculty of Tarbiyah and Mastership
Educational, Syarif Hidayatullah Islamic State University of Jakarta.
Key words: Mind Map, Concept Comprehension, Science
This research method used Quasi Experiment with Non-equivalent Control Group
Design. The purpose of this research is knowing (1) student‟s concept comprehension in
science using Mind Map technique, (2) student‟s concept comprehension in science
using conventional technique, and (3) the influence of using Mind Map technique
towards student‟s Concept Comprehension of Science in V Grade at MIN 16 Cipayung.
Sample assembling used cluster random sampling method. This research used objective
question instrument with Mind Map creating which is assessed by Mind Map rubric, and
multiple choice question for checking understanding based on Physical Properties of
Matter evaluating indicator.
The result show there was influence of using Mind Map technique towards student‟s
Concept Comprehension of Science in V Grade at MIN 16 Cipayung. It was based on
hypothesis analytical calculation. Significant level confirmed at 5%. From the
calculation obtained tcount at 1,75 and ttable at 1,671by form t(1-α) from t-student‟s table.
Then, from the proportion between tcount and ttable obtained that tcount is bigger than ttable
(tcount =1,75 > ttable =1,671). The result was streght by high result of student‟s Mind Map
creating.
vi
KATA PENGANTAR
Puja dan puji serta syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt. Tuhan semesta
alam yang telah memberikan Rohman-Nya kepada penulis, dan semoga memberikan
pula Rohim serta Ridho-Nya kepada penulis dalam penulisan karya ilmiah sebagai
syarat mendapatkan gelar sarjana pendidikan dengan judul Pengaruh Penggunaan
Teknik Mind Map terhadap Pemahaman Konsep Siswa pada Mata Pelajaran IPA
di Kelas V MIN 16 Cipayung. Sholawat serta salam tak kan lupa penulis sampaikan
kepada junjungan umat Islam, Nabi Muhammad Saw. yang tak lelah menyampaikan
tarbiyah membimbing umatnya menuju jalan yang diridhoi Allah Swt. dan semoga
penulis khususnya, serta orang-orang terdekat mendapatkan syafaat dihari kemudian
nanti.
Karya ilmiah skripsi ini sengaja dibuat dalam rangka pembelajaran bagi penulis
serta sebagai syarat terpenuhinya pencapaian gelar sarjana yang penulis usahakan untuk
dicapai sejak memulai perkuliahan di Jurusan Pendidikan Guru MI, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah. Mengingat penulisan ini merupakan
sarana belajar bagi penulis, maka penulis mengakui masih sangat banyak kekurangan
dan kelemahan dalam penulisan karya ilmiah ini. Penuh rasa syukur penulis sampaikan
kembali kepada Allah Swt. yang memberi bimbingan kepada penulis melalui orang-
orang terdekat yang rela mengorbankan waktu dan tenaganya untuk memberi dukungan
dalam penulisan karya ilmiah ini baik dukungan berupa moral maupun materi. Oleh
karenanya, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Teristimewa untuk kedua orang tua tersayang, Bapak Drs. Kurnain dan Ibu Sri
Patmiati, serta adik-adikku tercinta Dwi Fakhrulia dan M. Faza Tsalats, yang
senantiasa memberi kehangatan dalam rumah, mengantar dengan nasihat dan
menyambut dengan peluk hangat kasih sayang
2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vii
3. Bapak Dr. Fauzan, M.A., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta
yang turut membantu dalam menentukan judul penelitian ini
4. Ibu Dra. Manerah., Selaku Dosen Penasehat Akademik Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan bimbingan dan motivasinya
5. Bapak Ir. Mahmud Maratua Siregar, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan segenap waktu, arahan, bimbingan, dukungan, dan
kesabarannya dalam membimbing penulis hingga akhir penulisan skripsi ini
6. Bapak Dr. Achmad Zaenuri, M.Si selaku orang tua serta guru yang dengan rela
memberi motivasi serta nasihat di sela-sela waktu sibuknya
7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.
8. Sahabat-sahabati seperjuangan PGMI, M. Izzet, S.Pd, Feby Yansasnie, S.S, Wajito,
S.Pd, M. Arif, S.Pd, Masyhuri Baedhowi, S.Pd, Irfan Shiddiq, S.Pd, A. Maulana,
S.Pd, Riski MP, S.Pd, Imam Hanafi, Nur Aini, Tri Astuti, Dinda Rachmawati, serta
seluruh teman-teman PGMI angkatan 2010
9. Sahabat-sahabati PMII rayon PGMI, Ahmad Fatah Yasin, Siti Khodijah, dan Rama
Indarto
10. Guru-guru serta Saudara satu atap UICCI Ponpes Sulaimaniyah cabang Pejaten dan
Ciputat, Abi Zeni, Abi Taufik, Khairul Rizal, Zaki Mubarok, Sofyan Hady, Abdusy
Syakur, Ryan Ramdhani, Shekar Suryo, Nurfi Syahri, Warthoi, dan yang lainnya
tanpa mengurangi rasa persaudaraan.
11. Sahabat-sahabat komunitas lukis KW, M. Imam Faizal, Dimas Koko, Sri
Wahyuningsih, Ferawati, Aida Komalasari, dan Fathurachman
12. Lia Kurnia Pratiwi, S.St.Keb yang telah memberi warna canda tawa, marah kesal,
serta motivasi lebih kepada penulis
13. Sahabat-sahabat kos Kumlo Irul dan Imam
14. Semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
viii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan Skripsi ini masih jauh dari
sempurna, semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis.
Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Jakarta, 15 April 2015
Penulis
Eko Fardiansyah
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………… .i
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI…………………………….. iii
ABSTRAK……………………………………………………………………... .iv
ABSTRACT………………………………………………………………….… v
KATA PENGANTAR……………………………………………………….… vi
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… ix
DAFTAR TABEL……………………………………………………………… xii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… xiii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………….. 1
B. Identifikasi Masalah………………………………………… 5
C. Pembatasan Masalah………………………………………..... 5
D. Perumusan Masalah………………………………………….. 6
E. Tujuan Penelitian……………………………………………. 6
F. Manfaat Penelitian…………………………………………... 6
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis……………………………………………. 7
1. Teknik Pembelajaran Mind Map………………………… 7
a. Konsep Teknik Pembelajaran Mind Map……………. 7
b. Kelebihan Mind Map………………………………... 8
c. Penggunaan dan Cara Membuat Mind Map saat
Pembelajaran di Kelas ………………………………… 10
d. Manfaat Mind Map………………………………….. 11
e. Penilaian Mind Map…………………………………. 13
2. Pemahaman Konsep Siswa dalam Mata Pelajaran IPA… 15
a. Definisi Pemahaman Konsep (C2)…………………….. 24
x
b. Tujuan Pembelajaran Pemahaman Konsep IPA di
MI/SD………………………………………………. 17
c. Penilaian Pemahaman pada Proses dan Hasil Belajar 18
d. Prosedur Penilaian Pemahaman……………………... 23
3. Hubungan Teknik Mind Map dan Pemahaman Konsep... 25
B. Kerangka Berpikir……………………………………………. 29
C. Hipotesis Penelitian…………………………………………... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian……………………………….. 31
B. Populasi dan Sampel……………………………………….. 31
C. Metode dan Desain Penelitian………………………………. 31
D. Data dan Sumber Data………………………………………. 32
E. Instrumen Penelitian…………………………………………. 33
F. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan………………………...… 36
1. Uji Validitas…………………………………………….. 36
2. Uji Reliabilitas………………………………………….. 37
3. Uji Taraf Kesukaran…………………………………….. 38
4. Uji Daya Pembeda………………………………………. 39
G. Teknik Analisis Data Kuantitatif…………………………… 39
1. Uji Asumsi Dasar……………………………………….. 39
a. Uji Kenormalan Distribusi Populasi………………… 39
b. Uji Homogenitas Varians…………………………… 41
2. Uji-t……………………………………………………... 42
3. Hipotesis Statistik……………………………………….. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Belajar Siswa………………………………………….. 44
1. Pretest dan Posttest Siswa……………………………… 44
a. Hasil Pretest………………………………………….. 44
b. Hasil Posttest………………………………………… 44
xi
2. Uji Asumsi Dasar…………………………………………. 45
a. Uji Normalitas……………………………………….. 45
b. Uji Homogenitas……………………………………… 46
3. Analisis Hipotesis degnan Uji-t………….……………. 47
4. Peningkatan Pemahaman Siswa…………………………. 48
a. Pemahaman Translation………………………….... 48
b. Pemahaman Interpretation…………………………... 49
c. Pemahaman Extrapolation…………………………... 50
5. Nilai Mind Map Siswa…………………………………... 51
6. Observasi…………………………………………………. 52
B. Pembahasan …………………………………………………... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………………………………………………….. 55
B. Saran…………………………………………………………. 55
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 57
LAMPIRAN……………………………………………………………………... 59
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Soal Pilihan Ganda Menggunakan Distraktor
Tabel 3.1 Data dan Sumber Data
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Tertulis Materi Benda dan Sifatnya
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Mind Map
Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal
Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda
Tabel 4.1 Deskripsi Uji Normalitas Data Pretest
Tabel 4.2 Deskripsi Uji Normalitas Data Posttest
Tabel 4.3 Deskripsi Uji Homogenitas Data Pretest
Tabel 4.4 Deskripsi Uji Homogenitas Data Posttest
Tabel 4.5 Hasil Penghitungan Uji Beda Rata-rata
Tabel 4.6 Penilaian Mind Map
Tabel 4.7 Ukuran Pemusatan Data Nilai Mind Map Siswa
Tabel 4.8 Persentase Hitung Lembar Observasi
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Unsur Pembentuk Mapping
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Gambar 3.1 Non-equivalent Control Group Design
Gambar 4,1 Mind Map Siswa
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen
Lampiran 2 RPP Kelas Kontrol
Lampiran 3 Bahan Ajar
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa
Lampiran 5 Lembar Observasi Pra-Penelitian
Lampiran 6 Kisi-Kisi Soal Uji Validitas
Lampiran 7 Soal Uji Validitas
Lampiran 8 Kunci Jawaban Soal Uji Validitas
Lampiran 9 Soal Pre Tes
Lampiran 10 Kunci Jawaban Soal Pre Tes
Lampiran 11 Soal Pos Tes
Lampiran 12 Kunci Jawaban Soal Pos Tes
Lampiran 13 Penghitungan Uji Validitas
Lampiran 14 Penghitungan Uji Reliabilitas (Teknik Spearman Brown)
Lampiran 15 Penghitungan Uji Daya Beda Soal
Lampiran 16 Penghitungan Uji Taraf Kesukaran Soal
Lampiran 17 Hasil Belajar Pretest
Lampiran 16 Hasil Belajar Posttest
Lampiran 19 Penilaian Mind Map
Lampiran 20 Distribusi Nilai Pre Tes kelas Kontrol
Lampiran 21 Distribusi nilai Pre-Tes kelas Eksperimen
Lampiran 22 Distribusi Nilai Pos Tes Kelas Kontrol
Lampiran 23 Distribusi Nilai Pos Tes kelas Eksperimen
Lampiran 24 Penghitungan Uji Normalitas data Pre Tes kelompok Kontrol
Lampiran 25 Penghitungan Uji Normalitas data Pre Tes kelompok Eksperimen
Lampiran 26 Penghitungan Uji Normalitas data Pos Tes kelompok Kontrol
Lampiran 27 Penghitungan Uji Normalitas data Pos Tes kelompok Eksperimen
Lampiran 28 Penghitungan Uji Homogenitas data Pre Tes
Lampiran 29 Penghitungan Uji Homogenitas data Pos Tes
xv
Lampiran 30 Penghitungan Uji Beda Rata-Rata (UJI-T)
Lampiran 31 Lembar Hasil Observasi Eksperimen
Lampiran 32 Hasil LKS Siswa
Lampiran 33 Hasil Mind Map Individu Siswa
Lampiran 34 Hasil Mind Map Kelompok Siswa
Lampiran 35 Foto dokumentasi
Lampiran 36 Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah
Lampiran 37 Lembar Uji Referensi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan
dalam pendidikan Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI). Mata pelajaran
IPA atau Sains erat hubungannya dengan konsep. Menurut Trianto (2010), “Mata
pelajaran IPA itu sendiri tersusun dari tiga komponen penting yang salah satunya
adalah konsep”.1 Maka perlu diperhatikan perihal penanaman konsep yang benar
sejak dini. Pembelajaran di usia dini memang menjadi suatu hal yang unik. Sebagai
seorang pengajar pada, guru harus berusaha mencapai tujuan dalam pembelajaran.
Namun, dalam pembelajaran pada siswa usia dini, penting bagi guru untuk
memperhatikan karakteristik siswa dalam menerima pelajaran. Oleh karenanya, sudah
menjadi tugas guru pada jenjang pendidikan dasar untuk menciptakan pembelajaran
yang tidak menjenuhkan di mata siswa, namun juga tidak mengabaikan ketercapaian
tujuan pembelajaran.
Kenyataan pada saat ini, kegiatan dalam pembelajaran IPA atau sains di
sekolah masih terdapat banyak kegagalan, menurut Felder (1993), “one of the
primary reasons students fail in science is because they often have learning styles
significantly different from those emphasized by most science courses”.2 Alasan
utama kegagalan dalam pembelajaran sains ialah kegagalan dalam memperoleh
makna serta mengorganisasi informasi. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan
di MIN 16 Cipayung, pembelajaran IPA di kelas V masih menggunakan metode serta
teknik pembelajaran yang kurang menarik perhatian siswa, serta keterbatasan dalam
1 Ika Anung Juliyastuti, dkk., Penerapan Mind Map untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep Alat Peredaran Darah pada Pembelajaran IPA, Jurnal PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret,
2009, diakses 2014, h.1, (http://download.portal-garuda.org/article.php? article=139093&val=4065) 2 Gömleksiz, M. N., Elementary School Students' Perceptions of the New Science and
Technology Curriculum by Gender. Educational Technology & Society, 2012, pp. 117
2
pengembangan media dan sumber belajar.3 Sebagian besar siswa mengalami
kebosanan dalam pendidikan sains, sebagian besar karena faktor didaktik, termasuk
metode pembelajaran yang berpusat pada guru.4 Penggunaan metode dan media yang
menarik berdampak kepada motivasi dan perhatian siswa yang meningkat dalam
pembelajaran begitu juga sebaliknya.
Dari beberapa redaksi tersebut, permasalahan dalam pembelajaran sains pada
umumnya masih berpangkal pada pemilihan metode yang digunakan oleh guru dalam
pembelajaran sains. Oleh karenanya, untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan
pembelajaran sains ialah dengan menggunakan strategi, metode serta teknik
pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan bagi siswa, salah satunya ialah
pembelajaran dengan menggunakan teknik mencatat mind map.
Teknik mencatat mind map termasuk salah satu teknik yang
direkomendasikan dalam pembelajaran sains. “mind maps in ways that best
correspond with how they recall information, make sense of concepts and integrate
their understandings of science content”.5 Mind map merupakan teknik mencatat
yang digagas oleh Tony Buzan. Teknik tersebut sengaja diciptakan berdasarkan dua
alasan Buzan. Dasar filosofis menunjuk bahwa mind map muncul sebagai sebuah
penemuan yang dihasilkan dari kinerja, unsur dan juga susunan otak manusia.
Sementara itu, dasar faktual lebih mengarah kepada kegelisahan Buzan atas berbagai
teknik pencatatan yang dianggap bisa berbahaya bagi kinerja otak itu sendiri.6
Kekhawatiran Buzan akan teknik mencatat biasa dikarenakan teknik tersebut
merupakan teknik mencatat yang hanya banyak melibatkan satu bagian otak saja.
3 Lampiran 5 4 Zubaidah, “Penguasaan Konsep oleh Siswa Melalui Metode Problem Solving pada Konsep
Sistem Respirasi”, Skripsi pada Prodi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010, h. 1, tidak diterbitkan 5 Issam Abi-El-Mona, et al., The influence of Mind Mapping on Science achievement, Mind
Mapping: Scientific Research and Studies, ThinkBuzan, Ltd., 2010, diakses 2015, h. 66,
(thinkbuzaninventorsofmindmapping.com) 6 Ika Anung Juliyastuti, op. cit, h. 2
3
Sistem pendidikan modern memiliki kecenderungan untuk lebih memilih
keterampilan-keterampilan “otak kiri”.7
Penggunaan metode dan teknik yang efisien selalu dikaitkan dengan harapan
peningkatan kompetensi siswa dalam proses pembelajaran dan pencapaian hasil
belajar yang memuaskan, tak terkecuali penggunaan teknik Mind Map. Hasil atau
prestasi belajar yang sejak lama erat dikaitkan dengan angka pencapaian belajar siswa
masih menjadi momok yang membayangi proses pembelajaran di sekolah. Prestasi
belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena
kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses
belajar. Berdasarkan data Kementrian Pendidikan Nasional, Nuh menjelaskan, “di
Indonesia masih banyak sekolah yang hampir semua siswanya tidak lulus ujian
nasional”.8 Banyaknya siswa yang tidak lulus ujian nasional menunjukan bahwa
prestasi belajar di Indonesia masih rendah, termasuk dalam pembelajaran IPA.
Peningkatan kompetensi siswa, seperti peningkatan hasil belajar yang dicapai
siswa, tidak bisa dipisahkan dari pengaruh peningkatan pemahaman yang dimiliki
oleh siswa. Namun sayangnya, perihal pemahaman siswa sering kali kurang
diperhatikan. Berdasarkan hasil ulangan harian yang peneliti dapatkan di salah satu
kelas V MIN 16 Cipayung, hasil belajar yang menunjukan perolehan nilai tes tertulis
ulangan harian dari dua Standar Kompetensi (SK) yang telah dilakukan,
menunjukkan bahwa Standar Kompetensi (SK) yang berbunyi “Mengidentifikasi
fungsi organ tubuh manusia dan hewan” mendapat perolehan rata-rata nilai lebih
besar dengan 74,52 dibandingkan dengan perolehan hasil dari SK yang berbunyi
“Memahami cara tumbuhan hijau membuat makanan” dengan rata-rata nilai 69,92.9
Dari temuan tersebut disimpulkan bahwa hasil ulangan harian masih mendapat hasil
yang tergolong rendah pada KKM 70.
7 Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007), h. 50 8 Muhammad Chomsi Imaduddin, dkk., Efektifitas Metode Mind Map untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIII, Humanitas Vol:IX No:1, 2012, h. 63 9 Lampiran 31
4
Kemudian peneliti melakukan tes awal untuk mengetahui pemahaman awal
siswa pada bahasan pokok Sifat Bahan dengan Penyusunnya. Rata-rata hasil yang
didapatkan pada tes awal dari dua kelas ialah 77,0 dan 78,0. Dari KKM 70 rata-rata
nilai tersebut, disimpulkan bahwa pemahaman konsep siswa masih tergolong rendah,
khususnya pada pokok bahasan Sifat Bahan dengan Penyusunnya.
Juga sebagai penguat, observasi yang dilakukan oleh Ika Anung Juliyastui dan
timnya pada siswa kelas V SD Negeri Paulan Karanganyar.
Di SD ini siswa mendapati kesulitan memahami materi peredaran darah
paling tidak dikarenakan beberapa hal. Kembali lagi, pemilihan penggunaan
metode pembelajaran yang kurang tepat bagi pembelajaran siswa menjadi
faktor yang paling berpengaruh. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ika
dan timnya yang menggunakan metode Mind Map sebagai pemecahan
masalah pemahaman siswa kelas V SD Negeri Paulan Karanganyar,
didapatkan bahwa „mind map dapat meningkatkan pemahaman konsep alat
peredaran darah‟.10
Dari observasi yang peneliti lakukan, juga berdasarkan penelitian lain yang
dilakukan oleh Ika Anung dan tim menunjukkan bahwa pemahaman konsep juga
menjadi salah satu permasalahan dan merupakan permasalahan pangkal yang terdapat
dalam pembelajaran sains. Dari penelitian yang dilakukan Ika juga disimpulkan
bahwa permasalahan pemahaman tersebut dapat diatasi dengan penggunaan Mind
Map.
Oleh karenanya, melalui penggunaan teknik Mind Map peneliti tertarik untuk
lebih lanjut lagi melakukan penelitian dalam meingkatkan pemahaman konsep siswa
pada bahasan pokok Sifat Bahan dengan Penyusunnya yang merupakan salah satu
materi esensi dari mata pelajaran IPA, dengan judul penelitian, “Pengaruh
Penggunaan Teknik Mind Map terhadap Pemahaman Konsep Siswa pada Mata
Pelajaran IPA di Kelas V MIN 16 Cipayung”.
10 Ika Anung Juliyastuti, loc. cit
5
Pemahaman konsep dipilih karena peneliti menganalisa dari beberapa
permasalahan yang telah disebutkan di atas, seperti hasil belajar serta prestasi belajar
siswa yang rendah, berpangkal pada rendahnya pemahaman siswa akan konsep yang
mereka pelajari serta eratnya kaitan antara Mind Map dengan Pemahaman Konsep.
Pemahaman konsep siswa perlu ditingkatkan demi mencapai pemecahan terhadap
permasalahan dalam pembelajaran IPA.
B. Identifikasi Masalah
Ditinjau dari latar belakang dan beberapa penelitian tersebut, peneliti
mengidentifikasi beberapa masalah dalam pembelajaran, khususnya masalah yang
dianggap mampu diatasi menggunakan metode pembelajaran Mind Map. Adapun
masalah-masalah tersebut antara lain:
1. Metode dan teknik pembelajaran IPA yang kurang menarik
2. Hasil dan prestasi belajar yang belum memuaskan
3. Kemampuan siswa yang masih rendah dalam memahami konsep.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang peneliti temukan, kemudian peneliti
membatasi penelitian ini hanya dalam lingkup permasalahan:
1. Pemahaman konsep (C2) siswa menurut Bloom mencakup bentuk
pemahaman Translation, Interpretation dan Ekstrapolation pada
pembelajaran IPA tingkat Sekolah Dasar (SD) yang mampu diatasi dengan
penggunaan teknik mencatat Mind Map.
2. Konsep bahasan IPA yang digunakan pada penelitian ini dibatasi pada materi
pokok Sifat Bahan dengan Penyusunnya.
3. Teknik mind map digunakan sebagai teknik mencatat pelajaran.
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah peneliti tetapkan, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan teknik Mind Map terhadap
pemahaman konsep siswa pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V MIN 16
Cipayung?
2. Bagaimana hasil mind map siswa?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui pengaruh penggunaan teknik
Mind Map terhadap pemahaman konsep siswa pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V
MIN 16 Cipayung.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, diharapkan penelitian ini memberikan manfaat
kepada pihak-pihak yang bersangkutan. Adapun manfaat yang diharapkan ialah:
1. Bagi Sekolah
Menjadi acuan membuat kebijakan peningkatan mutu pembelajaran,
khususnya di bidang Ilmu Pengetahuan Alam.
2. Bagi Guru
Memperoleh pengetahuan penggunaan teknik pembelajaran yang
mengikutsertakan siswa secara aktif dengan melibatkan penggunaan Mind
Map khususnya dalam pembelajaran IPA.
3. Bagi Siswa
Meningkatkan pemahaman konsep siswa dengan diaplikasikannya
pembelajaran yang menggunakan Mind Map, khususnya pada pembelajaran
IPA.
7
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Teknik Pembelajaran Mind Map
a. Konsep Teknik Pembelajaran Mind Map
Setiap tujuan pasti terdapat jalan untuk mencapainya. Begitu pun dalam
pembelajaran, ada berbagai cara dalam melakukan jalannya pembelajaran, yang
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran tersebut. Cara itu lah yang dikenal dengan
metode pembelajaran. “Metode pembelajaran adalah cara untuk mempermudah
peserta didik untuk mencapai kompetensi tertentu”.11
Metode pembelajaran yang
sukses ialah metode pembelajaran yang membuat siswa semakin mudah mencapai
tujuan pembelajaran. Pemilihan metode yang baik, juga perlu didukung dengan
pemilihan teknik yang tepat. “Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam
rangka mengimplementasikan satu metode”.12
Teknik mencatat yang sudah banyak diketahui salah satunya ialah teknik
mencatat Mind Map. Mind Map merupakan teknik mencatat pelajaran yang tidak
biasa bagi siswa. Mencatat dengan Mind Map merupakan proses mengulang. Struktur
Mind Map menyerupai bentuk pola-pola pikir, maka tindakan menggambarkannya
adalah pengulangan yang alami dan mudah diingat.13
“Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan
“memetakan” pikiran-pikiran kita”.14
Sutanto Windura, pengajar Mind Map yang
telah terlisensi oleh Think Buzan Licenced Instructor, mengemukakan beberapa
definisi mengenai Mind Map, salah satunya ia mendefinisikan “Mind Map sebagai
11 Iif Khoiru Ahmadi, dkk., Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya, 2011), h. 130.
12 Sudi Lestari, dik., Strategi Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Unindra Press, 2013), h. 8
13 Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007), h. 61
14 Tony Buzan, op.cit, h. 4
8
sistem belajar dan berpikir yang menggunakan kedua belah otak”.15
Otak manusia
terdiri dari dua belahan utama, yakni otak kanan dan otak kiri. Penggunaan otak yang
tidak seimbang dapat menyebabkan proses yang disebut dengan balancing atau
penyeimbangan. Penggunaan kedua belah otak oleh Buzan diibaratkan ketika kita
menggunakan kedua belah kaki, bukan hanya dapat berjalan, namun kita juga dapat
berlari.16
Hal tersebut lah yang mendasari cara kerja Mind Map yang berbeda dengan
teknik mencatat biasa. Mind Map dikatakan sebagai teknik mencatat yang
menggunakan kedua belah otak karena kontennya yang tetap menggunakan huruf
serta kata sebagai tugas kerja otak kiri, dan penggunaan garis, gambar serta berbagai
macam warna yang melibatkan kerja otak kanan.
Mind map bekerja berdasarkan kinerja kedua belah otak. Hal tersebut
menghidarkan dari kebosanan yang akan dialami siswa ketika melakukan
pembelajaran. Maka dari itu, dari beberapa redaksi tersebut dapat disimpulkan bahwa
Mind Map menjadi salah satu teknik pembelajaran yang direkomendasikan dalam
pembelajaran.
b. Kelebihan Mind Map
Seperti halnya peta kota yang memetakan jalan-jalan utama, sekunder hingga
jalan-jalan kecil di dalam kota, begitu pula kerja mind map yang memetakan pikiran-
pikiran kita, mulai dari pikiran utama, sekunder hingga seterusnya. Dari penyamaan
tersebut, akan didapat kelebihan dari mencatat dengan mind map sebagai berikut, (1)
memberi pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas, (2)
memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan mengetahui
kemana kita akan pergi dan dimana kita berada, (3) mengumpulkan sejumlah besar
data di satu tempat, (4) mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita
melihat jalan-jalan terobosan kreatif baru, dan (5) menyenangkan untuk dilihat,
15 Sutanto Windura, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2013),
h.12.
16 Tony Buzan, op.cit, h. 10
9
dibaca, dicerna dan diingat.17
Rancangan teknik mencatat menggunakan mind map
memang sengaja dikembangkan berdasarkan sistem kerja otak yang memancarkan
pikirannya secara hierarki terhadap informasi yang telah diperoleh, juga penggunaan
simbol dan gambar-gambar kreatif. Dengan penggunaan mind map diharapkan siswa
dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran, khususnya pencatatan informasi, dengan
lebih menyenangkan tanpa ada rasa mudah jenuh serta lebih kuat dalam pemerolehan
konsep.
Hal lain yang membedakan mind map dengan mencatat biasa dan menjadi
kelebihan dari mind map ialah keunggulan memetakan sebuah informasi sebagai
berikut:
(1) meningkatkan kinerja manajemen pengetahuan, (2) memaksimalkan
sistem kerja otak, (3) saling berhubungan satu sama lain sehingga makin
banyak ide dan informasi yang dapat disajikan, (4) memacu kreativitas,
sederhana, dan mudah dikerjakan, (5) sewaktu-waktu dapat me-recall data
yang ada dengan mudah, (6) menarik dan mudah tertangkap mata (eye
catching), (7) dapat melihat sejumlah besar data dengan mudah, dan (8) dapat
melihat sejumlah besardata dengan mudah.18
Salah satu penyebab mudahnya informasi diingat serta di-recall ialah
penggunaan kata kunci. Penggunaan kata kunci dalam Mind Map merupakan
rancangan yang disesuaikan dengan reflek otak manusia. Ketika seseorang ditanya
untuk mengisahkan kembali peristiwa atau suatu kejadian, maka yang akan keluar
dalam pikirannya ialah beberapa kata kunci yang dapat membuka kembali ingatan-
ingatan secara garis besar seseorang tersebut. Ia tidak perlu mengingat secara rinci
kata demi kata secara lengkap mengenai peristiwa yang telah ia alami, begitu pun
dalam kaitannya mengingat kembali pengetahuan atau pelajaran yang telah diperoleh
siswa dalam proses pembelajaran sebelumnya. Dengan penggunaan teknik mind map
17 Norma Kusmintayu, Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan
Berbicara pada Siswa Sekolah Menengah Pertama, Basastra Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra
Indonesia dan Pengajarannya, vol:1 No:1, 2012, h. 5.
18 Doni Swadarma, Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum Pembelajaran, (Jakarta:
Gramedia, 2013), h. 110.
10
dalam mencatat pelajaran yang telah mereka peroleh, secara mudah mereka dapat
mengeluarkan memori-memori penting dari pikiran mereka yang menjadi inti-inti
pelajaran dengan bantuan kata kunci dalam Mind Map. Inilah yang disebut mengapa
penggunaan Mind Map dapat menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang lebih
cepat dan efisien. Dalam pengajaran pada siswa sekolah dasar sangat diperlukan
metode yang efisien, untuk menghindari kejenuhan siswa dalam belajar yang lebih
mudah terjadi, juga tidak mengesampingkan tujuan pembelajaran yakni pemahaman
siswa terhadap materi yang disampaikan.
c. Penggunaan dan Cara Membuat Mind Map saat Pembelajaran di Kelas
Sebagai sebuah teknik mencatat yang akan diaplikasikan menjadi sebuah
metode pembelajaran, penggunaan mind map perlu mendapat penyesuaian dengan
tahap-tahap pembelajaran. Penempatan mind map dalam pembelajaran agar lebih
jelas, merujuk pada langkah-langkah pembelajaran berikut ini:19
(1) tahap persiapan
dengan mengorganisasikan materi, mempersiapkan penguasaan materi,
mempersiapkan media, menyiapkan alat evaluasi dan menentukan alat dan saran
pembelajaran. (2) tahap pelaksanaan kegiatan dengan menjelaskan tujuan
pembelajaran, menunjukkan media mind map dengan ukuran karton, menjelaskan
prosedur pembuatan mind map, menuntun siswa membuat mind map dan menerima
laporan serta hasil pembuatan mind map siswa. (3) tahap akhir kegiatan dengan
memberi kesimpulan pembelajaran dan melakukan evaluasi.
Dalam melakukan pembiasaan penggunaan mind map, perlu diawali dengan
pembekalan akan cara pembuatan mind map yang dibenarkan dan sesuai aturan yang
telah ditetapkan oleh pakarnya. Berikut merupakan langkah-langkah membuat mind
map:20
19 Ika Anung Juliyastuti, dkk., Penerapan Mind Map untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep Alat Peredaran Darah pada Pembelajaran IPA, Jurnal PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret,
2009, diakses 2014, h.3, (http://download.portal-garuda.org/article.php? article=139093&val=4065)
20 Tony Buzan, Sepuluh Cara Jadi Oang yang Jenius Kreatif, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2002), h. 38
11
1) Mulailah di tengah-tengah sebuah kertas kosong dengan sisi terpanjangnya
diletakkan mendatar.
2) Pilihlah sebuah gambar sebagai gagasan sentral kita.
3) Gunakan warna selama proses ini.
4) Hubungkan cabang-cabang utama dengan gambar sentral.
5) Buatlah cabang yang melengkung, bukan garis lurus.
6) Gunakan satu kata untuk setiap cabang.
7) Gunakan gambar di seluruh proses tersebut.
Penggunaan garis, simbol, grafik dan gambar terlihat dominan dalam
pembuatan mind map. Hal tersebut diakui berpengaruh dalam merangsang visualitas
otak dalam penggunaan mind map dalam pembelajaran. Serta pemusatan sentral yang
dianggap akan membuat kreator lebih mudah dalam mengembangkan pikirannya.
d. Manfaat Mind Map
Mind map sebagai sistem berpikir dan kreasi memiliki manfaat di berbagai
segi dalam kehidupan sehari-hari mulai dari pembelajaran, keluarga hingga dalam
bisnis. Namun, guna menjadi landasan penelitian pedidikan, hanya akan dipaparkan
manfaat mind map dalam aspek pembelajaran. Menurut Bobbi DePorter, Mark
Reardon, & Sarah Singer Nourie (2008), “metode ini dapat membantu kita mengingat
perkataan dan bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu
mengorganisasikan materi, dan memberikan wawasan baru karena di dalamnya
memuat kata-kata kunci dalam sebuah topik”.21
Dengan mengorganisasikan materi
menggunakan skema dan kata kunci, pengguna mind map dapat lebih mudah
mengingat dan memahami bahasan yang telah mereka dapat dan mereka catat
menggunakan mind map.
Kegunaan mind map yang dijelaskan oleh Buzan secara umum “mind maps
are multi-sensory tools that use visuospatial orientation to help students integrate,
21 Norma Kusmintayu, op.cit, h. 209
12
organize, and retain information”.22
Secara umum penggunaan mind map
dipengaruhi dan mempengaruhi system kerja otak, dengan mengolah informasi yang
telah diperoleh otak, penggunaan mind map dapat membantu penggunanya mengingat
kembali dan memahami informasi yang telah mereka dapat sebelumnya, serta dapat
membantu memecahkan masalah yang kompleks.
Penggunaan mind map pada pembelajaran disekolah, maka subjek yang
merasakan langsung manfaat mind map adalah siswa dan guru yang melakukan
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Adapun manfaat mind map bagi siswa
dalam belajar, berpikir dan merencanakan kegiatan sehari-hari ialah sebagai berikut:23
Mencatat, meringkas, mengarang, berpikir analis, berpikir kreatif, merencanakan
(jadwal, waktu, kegiatan, dll), menguraikan artikel bacaan (misal: reading
comprehension Bahasa Inggris), mengurai soal cerita matematika atau sains, dan lain
sebagainya. Dengan menggunakan mind map siswa mendapat kemudahan dalam
mempelajari kembali apa yang telah mereka pelajari dan mereka rangkum dan catat
ke dalam mind map mereka. Keuntungan lainnya bagi siswa ialah dalam mencatat
pelajaran yang telah mereka dapat, siswa tidak merasa terlalu bosan, terlebih lagi
pada siswa sekolah dasar, karna mind map dirancang sebagai teknik mencatat yang
kreatif dan menyenangkan siswa dengan menggunakan gambar, garis dan warna-
warni.
Adapun manfaat mind map bagi guru ialah:24
merancang kurikulum
pengajaran yang komprehensif, menyatukan materi pengajaran dari berbagai sumber,
meringkas materi pengajaran, mengembangkan ide materi mengajar, mempersiapkan
22Anthony V. D‟Antoni, Does the Mind Map Learning Strategy Facilitate Information
Retrieval and Critical Thinking in Medical Students?, Journal of the Academy of Chiropractic Orthopedists, Volume 8, Issue 1, 2010, diakses 2015, h. 20, (http://www.dcorthoacademy.com/
pdfsJournalsjournals%20/2011/March_2011_JACO.pdf)
23 Norma Kusmintayu, loc.cit
24 Ibid, h. 209
13
presentasi mengajar, presentasi mengajar, menejemen waktu dalam mengajar,
membuat catatan mengajar di papan tulis atau whiteboard, dan lain sebagainya.
Hal tersebut menunjukkan bahwa manfaat mind map tidak hanya dapat
dirasakan oleh siswa, namun juga guru yang mengajarkannya. Akan tetapi kembali
lagi, perihal pembiasaan dan penggunaan aturan-aturan yang tepat dalam pembuatan
mind map harus diawali dan dibiasakan dalam lingkup kelas. Dengan pembekalan
dan pembiasaan akan aturan-aturan mind map, dirasa akan mampu menciptakan
karakter siswa dan guru yang kreatif serta lebih disiplin dan teratur.
e. Penilaian Mind Map
Sebagai sebuah teknik mencatat, mind map memiliki beberapa aturan yang
ditentukan oleh penciptanya, yakni Tony Buzan. Dalam bukunya, 1st Mind Map,
Sutanto Windura menyebutnya dengan aturan tersebut dengan Hukum mind map.
Adapun Hukum mind map antara lain:25
1) Kertas
Kertas yang digunakan ialah kertas polos yang minimal berukuran A4, yang
dalam penggunaannya diposisikan landscape.
2) Pusat Mind Map
Pusat mind map sekiranya tepat di tengah-tengah kertas dan menggunakan
gambar. Ukuranya tidak terlalu besar, juga tidak terlalu kecil, sekitar 4x4 cm2 atau
5x5 cm2 untuk kertas ukuran A4. Serta tidak dianjurkan menggunakan pigura atau
garis tepi karena dapat mengganggu asosiasi informasi. Pemusatan mind map di
tengah berfungsi untuk membentuk pancaran pikiran. Pancaran Pikiran atau Radiant
Thinking sesuai dengan cara kerja otak. Dengan pancaran pikiran, otak men-asosiasi
serta menghubungkan ide-ide atau konsep-konsep.
3) Cabang Utama
25 Sutanto Windura, op. cit, h. 50
14
Menempel dan memancar langsung dari pusat mind map. Cabang utama
menggunakan bentuk organic line (dari tebal ke tipis) dan menggunakan warna
berbeda untuk menandakan informasi berbeda tiap cabangnya.
4) Cabang-cabang
Menggunakan garis melengkung dan disesuaikan dengan panjang kata kunci.
Penggambaran cabang semakin jauh dari pusat mind map maka ia semakin tipis untuk
menunjukan hierarki informasi.
5) Kata Kunci
Merupakan kata kunci yang dituliskan di setiap cabang. Masing-masing
cabang memiliki kata kunci. Penulisan kata kunci menggunakan huruf cetak sehingga
lebih jelas, dan penulisannya semakin jauh dari pusat mind map maka semakin kecil,
guna menunjukan hierarki informasi. Alasan penggunaan kata kunci pada mind map
ialah sebagaimana yang disebutkan oleh Buzan dalam bukunya, bahwa penggunaan
kata kunci akan menghindari siswa dari terhalangnya hubungan antar kata kunci-kata
kunci dikarenakan terdapat banyak kata yang tidak perlu yang memisahkan.
Sedangkan otak bekerja secara asosiasi.26
Penggunaan kata kunci dipercaya akan
lebih mudah bagi siswa untuk memahami informasi. Dengan menggunakan kata
kunci, siswa dapat merangsang siswa mengingat informasi yang lebih utuh.
6) Warna
Penggunaan warna pada cabang dimaksudkan untuk menunjukkan perbedaan
informasi tiap cabangnya. Penggunaan warna yang menyala sangat dianjurkan untuk
lebih membuat menarik. Selain membuat menarik, berdasarkan penelitian bahwa
penggunaan warna pada mind map juga memiliki fungsi dalam pembelajaran seperti
yang telah disebutkan yakni mampu menangkap perhatian siswa, memperbaiki
pemahaman serta memori siswa.
26 Tony Buzan, Use Your Head, (Batam: Penerbit Interaksara, 2006), h. 110
15
7) Gambar
Dianjurkan menggunakan gambar yang banyak, gambar juga sepatutnya
sesuai dan mewakili kata kunci pada tiap cabang. Gambar dapat berfungsi sebagai
pengganti atau penguat kata kunci. Ada pun alasan lain penggunaan gambar dalam
mind map ialah sebagai penguat memori. Novak (1998), ”point out that the
economical way Mind Maps summarise information into visual symbols, helps you to
remember that information i.e. the Mind Map can be clearly pictured in your mind’s
eye”.27
Penggunaan gambar yang sesuai dengan kata kunci, akan membuat kita lebih
mudah mengingat kata kunci yang mengantarkan kita kepada informasi. Dengan
begitu informasi yang telah tersimpan dalam memori akan lebih mudah dipanggil
kembali.
2. Pemahaman Konsep Siswa dalam Mata Pelajaran IPA
a. Definisi Pemahaman Konsep (C2)
Pemahaman konsep merupakan salah satu tujuan utama dalam pembelajaran
IPA. Klasifikasi tujuan pembelajaran pertama kali dikembangkan secara mendalam
oleh penelitian yang dilakukan oleh Benjamin Bloom dan timnya, yang banyak
mengadopsi dari perilaku otak serta fisik manusia. Oleh karenanya klasifikasi ini
lebih dikenal dengan taksonomi Bloom. Pada tahun 2001 terdapat perbaikan terhadap
teori yang digagas Bloom oleh tim yang terdiri dari pakar pendidikan Peter W.
Airasian, Kathleen A. Cruikshank, Richard E. Mayer, Paur E. Pitrich, James Raths
dan Merlin C. Wittrock dalam buku yang berjudul A Taksonomy for Learning,
Teaching and Assesing dengan editor Orin W. Anderson dan David R. Krathwohl.
Dalam buku tersebut terdapat revisi terhadap aspek kognitif yang digagas Bloom,
27 Novak, J., Learning, creating and using knowledge. Concept maps as facilitative tools in
schools and corporations, Mind Mapping: Scientific Research and Studies, ThinkBuzan. Ltd., 2010,
diakses 2015, h. 28. (Thinkbuzan inventorsofmindmapping.com)
16
“dengan membagi menjadi dua dimensi, yakni dimensi pengetahuan dan dimensi
proses kognitif”.28
Terdapat tiga ranah kemampuan hasil belajar yang diklasifikasikan dalam
Taksonomi Bloom hasil revisi, yakni ranah kognitif, ranah psikomotorik dan ranah
afektif. Letak pemahaman ialah terdapat pada ranah kognitif yang meliputi 1)
mengingat; 2) memahami; 3) Mengaplikasi; 4) Menganalisis; 5) Mensintesis; dan 6)
Mengevaluasi”.29
Memahami merupakan tindak lanjut dari kegiatan mengingat.
“Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami
hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep”.30
Jika didefinisikan
secara posisi tingkat berpikir, maka pemahaman berarti pemahaman merupakan
kemampuan berpikir yang satu tingkat lebih tinggi dari pengetahuan. Sedangkan yang
dimaksud dengan pengetahuan, berdasarkan kutipan diatas, ialah fakta-fakta dan
konsep. Oleh karenanya, sebagai tindak lanjut dari pengetahuan, pemahaman lebih
menuntut otak manusia untuk mengerti pengertian atau definisi dari fakta serta
konsep tersebut, menentukan contoh-contoh yang lebih konkretnya, serta mampu
menjelaskan sebuah hubungan antar fakta dan konsep tersebut.
Pemahaman merupakan proses memahami atas informasi yang telah kita
peroleh sebelumnya. “Pemahaman disini diartikan kemampuan seseorang dalam
mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya
sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya”.31
Oleh karenanya,
pemahaman erat hubungannya dengan kemampuan berpikir, perolehan pengetahuan
dan konsep. Sehingga untuk mengetahui pemahaman yang diperoleh seseorang, dapat
dilihat melalui ketepatan konsep yang diutarakan oleh orang tersebut dalam rangka
penindaklanjutan dari perolehan informasi sebelumnya.
28 Sudi Lestari, op. cit., h.67
29 Peter W. Airasian, et al., Classroom Assessment, (New York: McGraw Hill, 2008), p. 68.
30 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
h.131.
31 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.36.
17
Penjelasan konsep dijelaskan sebagai basic units of semantic memory –
mental categories into which we place object, activities, abstractions (such as
“liberal” and “concervative”), and events that have essential features in common.32
Konsep merupakan bagian dasar dari memori semantik. Semantic memory atau
memori semantik bisa diartikan sebagai memori yang menjadi tempat dimana kita
menempatkan atau mengingat objek, aktivitas, abstraksi (pemisahan) dan kejadian.
Seseorang yang dalam otaknya sedang menyusun sebuah konsep, berarti ia sedang
berusaha menempatkan suatu objek, aktivitas dan kejadian dalam memorinya untuk
diingat.
Dari beberapa penjelasan mengenai pemahaman dan konsep tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa definisi pemahaman konsep ialah sebuah bentuk usaha
seorang siswa untuk mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan sebuah informasi
berupa objek, aktivitas, abstraksi (pemisahan) serta kejadian yang telah ia terima atau
alami ke dalam memori semantiknya, kemudian ia nyatakan informasi tersebut
menggunakan caranya sendiri. Indikasi seorang siswa telah memahami konsep ialah
mereka telah mampu menerjemahkan, menafsirkan dan menyatakan kembali
menggunakan cara tertentu dengan minim miskonsepsi.
b. Tujuan Pembelajaran Pemahaman Konsep IPA di MI/SD
Pembelajaran IPA tidak dapat dipisahkan dengan pemahaman konsep siswa.
Sering tidak tercapainya pemahaman konsep dalam pembelajaran IPA tidak dapat
dianggap sebagai hal yang biasa. Terlebih apabila pemahaman merupakan aspek
kompetensi yang dijadikan sebagai tujuan pembelajaran. Seperti yang telah
diungkapkan oleh Wina Sanjaya (2008), terdapat beberapa aspek dalam setiap
kompetensi sebagai tujuan yang ingin dicapai, yaitu: (1) pengetahuan, (2)
pemahaman, (3) kemahiran, (4) nilai, (5) sikap dan (6) minat.33
“Pemahaman
32 Michael C. Passer, et al., Psychology: The Science of Mind and Behavior, (New York: The
McGraw Hill, 2007), p.292
33 Ibid, h. 133
18
(understanding) sebagai tujuan dapat diartikan sebagai kedalaman pengetahuan yang
dimiliki setiap individu”.34
Pemahaman sebagai salah satu aspek yang dijadikan
tujuan pembelajaran tidak dapat dianggap sepele. Terlebih aspek pemahaman
merupakan tindak lanjut dari pemerolehan pengetahuan siswa dan sebagai pengukur
kedalaman pengetahuan yang telah dicapai oleh siswa.
Penting bagi guru untuk tidak hanya memperhatikan hasil, namun terlebih lagi
untuk memperhatikan proses pemelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajaran IPA.
Tujuan pembelajaran pemahaman memiliki beberapa indikator yakni
menerjemahkan, menginterpretasi dan meramalkan. Dapat disebutkan bahwa sub
ranah pemahaman (comprehension) dapat dideskripsikan ke dalam tiga perilaku,
“yakni (1) menerjemahkan makna pengetahuan (translation), (2) menafsirkan
(interpretation) dan (3) ekstrapolasi (extrapolation)”.35
Dari ketiga deskripsi tersebut,
terdapat tiga bentuk pemahaman. Kemampuan pemahaman menerjemahkan,
kemampuan pemahaman menafsirkan dan kemampuan pemahaman ekstrapolasi.
Seseorang dapat dikatakan telah mencapai kemampuan pemahaman kognitifnya
apabila ia telah menguasai ketiga indikator pemahaman tersebut.
c. Penilaian Pemahaman pada Proses dan Hasil Belajar
Dalam kegiatan pembelajaran terdapat unsur utama maupun unsur pendukung.
“Ada empat unsur utama proses belajar-mengajar, yakni tujuan, bahan, metode dan
alat, serta penilaian”.36
Unsur utama merupakan unsur yang penting adanya dalam
setiap kegiatan pembelajaran. Apabila kurang salah satunya, maka pembelajaran
tersebut kurang sempurna dalam pelaksanaannya.
Pada poin ini akan dibahas unsur penilaian dalam proses belajar mengajar.
Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang
telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. “Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai
34 Ibid, h. 131
35 Suyono, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 168.
36 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 22.
19
alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa”.37
Dalam kegiatan
belajar mengajar, penilaian menjadi salah satu unsur utama dikarenakan guru akan
mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran yang dilaksanankannya telah tercapai.
Dengan begitu, guru dapat melakukan tindak lanjut dalam pembelajaran selanjutnya,
baik melakukan pengembangan atau perbaikan.
Penilaian tidak dapat dipisahkan pada segi proses atau pun hasil. Keduanya
saling berkaitan. “Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai
tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuanyang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.38
Dengan kata lain, hasil
belajar tidak ada gunanya tanpa adanya proses belajar mengajar yang dilakukan
sebelumnya. Sedangkan proses tidak dapat diketahui ketercapaiannya tanpa
dilakukannya penilaian.
1) Penilaian Proses Pembelajaran Pemahaman
Penilaian proses pembelajaran dapat menggunakan asesmen yang mengacu
pada NSES. The Nation Science Education Standard (NSES) merupakan standar
pembelajaran sains yang sengaja didesain untuk standardisasi tujuan pembelajaran
IPA yang digunakan di Amerika Serikat. NSES merekomendasikan aspek yang
dinilai pada siswa dalam pembelajaran IPA pada salah satu dari dua ranah, yakni
pemahaman dan penemuan.
The NSES recommend assessing children in two broad areas, understanding
and inquiry. Understanding means what you would espect it to means –
werther children comprehend the science ideas you are teaching. Basic to the
NSES approach to assessment is the use of prompts and rubric. A prompt is
the question or group of question that includes the statement about a task to
be done along with directions on how to do it. A scoring rubric is used to
describe to criteria that should be used when assessing a child’s
performance.39
37 Ibid, h. 22
38 Ibid
39 Joseph Abruscato, et al., Teaching Children Science A Discovery Approach, (USA:
Pearson, 2010), h. 97.
20
Penilaian pemahaman yang dilakukan pada proses pembelajaran
menggunakan asesmen yang juga merupakan rekomendasi dari NSES. Dalam
penilaian pemahaman asesmen yang digunakan adalah prompt dan rubric. Prompt
merupakan pertanyaan yang disusun mengandung bahasan yang telah dipelajari.
Penggunaan prompt ialah setelah pembelajaran usai dilaksanakan. Sedangkan dalam
menilai pemahaman saat proses pembelajaran menggunakan rubrik. Rubrik dapat
memberi gambaran kepada kita kriteria yang cocok saat menilai kinerja siswa.
Dalam kaitannya mendapatkan hasil penelitian pengaruh penggunaan Mind
Map, maka rubrik yang digunakan ialah rubrik Mind Map. Penyusunan rubrik Mind
Map disesuaikan dengan proses pembuatan Mind Map dan juga konten yang terdapat
dalam aturan atau hukum Mind Map. Rubrik yang telah disusun guna menilai
pemahaman siswa pada penelitian ini dapat dilihat pada bab selanjutnya.
2) Hasil Belajar Tipe Pemahaman
Hasil belajar dapat digunakan untuk mengukur seberapa dalam pemahaman
konsep siswa, karena hasil belajar sangat dipengaruhi oleh Pemahaman konsep.
“Pemahaman materi ajar merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar
dengan didukung motivasi belajar yang baik, disamping itu memberikan efek yang
penting bagi prestasi belajar siswa”.40
Tipe penilaian hasil belajar yang ada pada saat
ini dibentuk merujuk kepada klasifikasi hasil belajar yang sering dikenal dengan
sebutan taksonomi Bloom. Klasifikasinya secara garis besar dibagi menjadi tiga
ranah, yakni kognitif, afektif dan psikomotorik, sedangkan tipe hasil belajar
pemahaman masuk ke dalam ranah kognitif. Tipe hasil belajar pemahaman
merupakan tipe hasil belajar yang setingkat lebih tinggi dari tipe hasil belajar
pengetahuan. Kemudian pemahaman dapat dibedakan lagi menjadi tiga kategori:41
40 Daniko Purnomo, “Hubungan Antara Pemahaman Materi, Motivasi Belajar, Dan Prestasi
Belajar Pada Siswa Kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta”, Skripsi pada
Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, 2012, h. 6, tidak dipublikasikan.
41 Ibid, h. 24
21
a) Tingkat terendah adalah pemahaman terjemah
Terjemah yang dimaksudkan ialah menerjemahkan dalam arti sesungguhnya
seperti mengartikan dari bahasa Inggris menjadi bahasa Indonesia, atau mengartikan
sebuah gagasan menjadi sebuah kata kunci. “Misalnya mengungkapkan tema, topik
atau masalah yang sama dengan yang pernah dipelajari atau diajarkan, tetapi
materinya berbeda”.42
Siswa dapat dikatakan telah menguasai pemahaman
menerjemahkan apabila ia telah mampu menerjemahkan suatu konsep dengan
bahasanya sendiri.
b) Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran
Pemahaman jenis ini dimaksud sebagai kemampuan memahami siswa dalam
menghubungkan sebuah gagasan yang telah mereka pelajari dengan gambar, denah,
diagram atau grafik. Jika pemahaman menerjemahkan hanya menggambarkan
menggunakan kata-kata atau sebaliknya, namun pemahaman penafsiran menuntut
siswa lebih mampu untuk mengkonversi penjelasannya itu ke dalam sebuah gambar,
grafik atau simbol lain, dan sebaliknya.
c) Tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi
Pemahaman ekstrapolasi merupakan tingkat pemahaman yang paling tinggi.
“Dengan kemampuan pemahaman ini, diharapkan seseorang mampu melihat dibalik
yang tertulis”.43
Tanpa dibantu gambar, grafik atau simbol dan tanpa penjelasan
secara definitif, siswa mampu memberi kesimpulan yang tersirat dari suatu konsep.
Pengukuran pemahaman siswa dapat menggunakan pertanyaan atau soal
setelah pembelajaran. “Cheking for understanding using tests is depent in part on the
design and development of good test items”.44
Pengukuran pemahaman menggunakan
soal pertanyaan bukan sekedar menggunakan pertanyaan dan jawaban saja, namun
42 Ibid, h. 25
43 Ibid, h. 25
44 Douglash Fisher, Cheking for Understanding : Formative Assessment Techniques for your
Classroom, (Virginia USA: ASCD, 2007), h. 103
22
terdapat beberapa langkah yang harus dilalui, terlebih dalam proses perancangan soal
tersebut.
Salah satu jenis tes yang dapat digunakan dalam pengukuran pemahaman
ialah soal pilihan ganda.
Multiple-choice items are probably the most common type of objective test
question (Linn & Miller, 2005). They provide the teacher with an opportunity
to gauge student understanding in a fairly quick and efficient manner. They
also are easy to analyze in the incorrect responses can be clustered as
percentages and teachers can easily determine which of the incorrect
responses students most commonly selected.45
Soal pilihan ganda merupakan rancangan tes yang biasa digunakan dalam
pengukuran pemahaman. Menggunakan soal pilihan ganda memiliki kelebihan dapat
mempermudah guru untuk menganalisis jawaban siswa.
Ada beberapa tipe soal pilihan ganda, salah satunya yakni the response
options. Obviously, the first rule to a good multiple-choice question is that only one
answer can be correct.46
Soal pilihan ganda tipe response option merupakan soal
yang dirancang dengan pilihan jawaban yang hanya memiliki satu jawaban yang
paling tepat.
Merancang soal pilihan ganda yang lebih efektif dalam pengukuran
pemahaman namun sulit dibandingkan dengan hanya membuat satu jawaban benar
ialah dengan menggunakan pengecoh atau distractor. Dengan distractor, guru akan
lebih mengetahui siswa mana yang benar-benar memahami konsep. Berikut
merupakan contoh soal pilihan ganda yang menggunakan distractor.
45 Ibid, h.103 46 Ibid, h. 107
23
Tabel 2.1 Soal Pilihan Ganda Menggunakan Distractor47
Soal: Tubuhan dapat tumbuh besar dikarenakan
A. Tumbuhan
mendapatkan
makanannya dari
dalam tanah
Miskonsepsi Siswa yang memilih jawaban ini tidak
memahami bahwa nutrisi makanan
dihasilkan dari dalam tumbuhan
B. Tumbuhan
membutuhkan air
dan udara untuk
membuat
karbohidrat
Salah
menyimpulkan
Siswa memahami bahwa tumbuhan
membuat makanan di dalam tubuhnya,
namun tidak memahami bahwa air dan
karbon dioksida (dari udara) tidak
hanyadigunakan untuk menghasilkan
karbohidrat tapi juga oksigen
C. Semua tumbuhan
memiliki klorofil
untuk membuat
makanan
Salah dalam
generalisasi
Siswa tidak memahami bahwa sebagian
tumbuhan seperti parasit tidak memiliki
klorofil
D. Tumbuhan
melakukan
fotosintesis
Jawaban yang
benar
d. Prosedur Penilaian Pemahaman
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa penilaian pemahaman
konsep dilakukan pada saat proses pembelajaran serta akhir pembelajaran. Penilaian
pemahaman pada saat proses pembelajaran menggunakan rubrik. Sehubungan dengan
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh mind map terhadap
Pemahaman Konsep, maka rubrik yang digunakan sebagai asasemen ialah rubrik
mind map. Rubrik penilaian mind map akan memberi gambaran kepada guru
47 Ibid, h. 108
24
bagaimana siswa menangkap instruksi yang telah diberikan oleh guru serta
melakukan kinerja pembuatan mind map. Prosedur kinerja penggunaan mind map
dibentuk berdasarkan unsur-unsur pembentuk mind map, yang ditunjukkan pada
Gambar 2.1 berikut:
Gambar 2.1 Bagan Unsur Pembentuk Mapping48
Penyusunan rubrik mind map dilakukan berdasarkan prosedur pembuatan
mind map serta aturan atau konten mind map. Rubrik penilaian mind map dapat
dilihat pada bab selanjutnya.
Kemudian penilaian pemahaman konsep pada akhir pembelajaran dilakukan
menggunakan tes hasil belajar tipe pemahaman. Penyusunan tes hasil belajar yang
digunakan untuk mengukur pemahaman konsep siswa, didasarkan pada Standar
Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) serta Indikator ketercapaian pembelajaran
IPA pada konsep Sifat Bahan dengan Penyusunnya yang kemudian dirumuskan
48 Doni Swadarma, op.cit, h. 9
25
dalam soal-soal tes tulis piliha ganda.49
Kisi-kisi indikator soal tes tulis dapat dilihat
pada bab selanjutnya.
3. Hubungan Teknik Mind Map dan Pemahaman Konsep
Hubungan mind map dengan Pemahaman Konsep dapat ditinjau salah satunya
melalui pengertian mind map itu sendiri. “Mind mapping is an extremely valuable
technique to be learnt and used by the students in learning process. As a notetaking
technique, the mind map allows individuals to “organize facts and thoughts”.50
mind
map merupakan teknik mencatat yang berbeda dengan teknik mencatat biasa lainnya.
Seperti telah dibahas, hal yang membuat mind map berbeda ialah prioritasnya akan
keseimbangan dua belah otak. Selain itu, secara teknis mind map dapat membantu
siswa mengorganisasikan fakta dan ide, hal tersebut dirasa mampu membuat siswa
lebih mudah dalam memahami konsep berupa fakta dan ide.
Hubungan antara mind map dengan pemahaman konsep juga dapat ditinjau
dari manfaat yang didapat dari penggunaan “Mind Map. In addition, the mind map
helps students to assimilate new information, to think and to develop their conceptual
schema. At the same time, adopting mind mapping strategy can significantly improve
students’ achievement”.51
Penggunaan mind map dalam pembelajaran membantu
siswa menggabungkan informasi baru dengan yang telah ia miliki sebelumnya, serta
dapat membantunya memahami skema konseptualnya. Dengan manfaat seperti
disebutkan, penggunaan mind map dirasa mampu untuk meningkatkan prestasi
belajar. Sedangkan sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya bahwa prestasi belajar
juga sangat dipengaruhi oleh pemahaman konsep.
49 Lampiran 31
50 T. K. Tee, dkk., Buzan Mind Mapping: An Efficient Technique for Note-Taking,
International Journal of Social, Management, Economics and Business Engineering Vol:8 No:1, 2014,
diakses 2014, h. 28, (http://waset.org/Publication/buzan-mind-mapping-an-efficient-technique-for-
note-taking/9997038)
51 T.K.Tee, op.cit, h. 28
26
Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, T.K. Tee juga memaparkan
manfaat penggunaan Mind Map. Mind Maps are also useful for: 52
a) Brainstorming - individually, and as a group.
Mind Map dapat memberikan pencerahan atau penjelasan suatu gagasan atau
informasi terhadap siswa, baik secara individual maupun kelompok.
b) Summarizing information, and note-taking.
Dengan Mind Map, pencatatan informasi menjadi lebih ringkas.
c) Consolidating information from different research sources.
Mind Map membantu siswa menggabungkan informasi baru dengan informasi
lama yang telah mereka miliki sebelumnya.
d) Thinking through complex problems.
Mengurai permasalahan yang rumit menjadi lebih mudah dengan Mind Map.
e) Presenting information in a format that shows the overall structure of your
subject.
Dengan menggunakan mind map, siswa dapat menunjukkan gagasan pikirannya
secara keseluruhan.
f) Studying, retaining and recall information.
Sebagai media untuk pembelajaran, penguat serta pengingat informasi yang telah
dipelajari.
g) Promotes meaningful learning instead of memorization.
Memberikan kepada siswa pengalaman belajara bermakana, dengan begitu
informasi yang telah didapat akan lebih tersimpan mendalam di memori siswa.
Penggunaan mind map dalam pembelajaran siswa tidak semata hanya sebagai
teknik mencatat belaka. mind map digunakan sebagai metode yang diyakini mampu
meningkatkan pemahaman konsep siswa. Hal tersebut terlihat dari konten mind map
yang memang sangat sesuai dengan kerja dua belah otak serta berhubungan dengan
pemahaman konsep siswa. In a map format containing a “central image, main
52 Ibid, h. 29
27
themes radiating from the central image, branches with key images and key words,
plus branches forming a connected nodal structure”.53
Dalam teknis penggunaannya
yang sesuai dengan hukumnya, Mind Map harus terdapat di dalamnya gambar pusat,
skema yang terpusat di tengah, cabang-cabang yang berhubungan dengan pusat Mind
Map berbentuk ranting-ranting pohon, yang diujungnya diberi keterangan
menggunakan kata kunci serta gambar kunci.
4. Penelitian Relevan
Selain tinjauan toritik seperti di atas, peneliti juga melakukan tinjauan dari
hasil penelitian faktual yang dilakukan para peneliti lain sebelumnya mengenai
hubungan Mind Map dengan Pemahaman Konsep. Tika Wulandari dengan penelitian
yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep IPA pada siswa kelas V
melalui metode pembelajaran mind mapping pada siswa kelas V SD N Ngombakan
01 Polokarto Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012. Bentuk penelitiannya adalah
Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap
siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek
penelitian adalah peserta didik kelas V SD N Ngombakan 01 berjumlah 29 orang
yang terdiri dari 14 peserta didik laki-laki dan 15 siswa perempuan. Teknik
pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi.
Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber data. Teknik analisis data yang
digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga komponen yakni
reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan pemahaman konsep
IPA pada siswa kelas V SD N Ngombakan 01 Polokarto Sukoharjo Tahun Ajaran
2011/2012. Nilai terendah pada siklus II ini adalah 61 dan nilai tertinggi 90.
Sedangkan rata-rata nilai tes peserta didik adalah 75,9. siswa yang mampu mencapai
KKM yaitu 26 atau 89,6% dari jumlah seluruh peserta didik. Sedangkan peserta didik
yang belum men-capai KKM menjadi 3 atau 10,3% dari jumlah seluruh siswa. Dari
53 Ibid, h. 28
28
hasil tersebut dapat diketahui bahwa upaya peningkatan pemahaman kon-sep IPA
khususnya materi tanah dan batuan sudah berhasil karena sudah mencapai indikator
kinerja penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh Ika Anung Juliyastuti dan timnya (2013)
dengan judul Penerapan Mind Map untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Alat
Peredaran Darah pada Pembelajaran IPA. Penelitian tersebut bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman konsep alat peredaran darah melalui penerapan mind map.
Bentuk penelitian tersebut adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas kegiatan perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek dari penelitian tersebut adalah
siswa kelas V SDN Paulan yang berjumlah 17 siswa. Sumber primer dari penelitian
tersebut adalah siswa dan guru kelas V SDN Paulan. Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa mind map dapat meningkatkan pemahaman konsep alat peredaran
darah.
Penelitian yang dilakukan oleh Cathy-Ann Radix dan Azim Abdool (2013)
dengan judul Using mind maps for the measurement and improvement of learning
quality menyebutkan bahwa Penggunaan Mind Map secara utuh dapat memberi
penilaian akan proses pembelajaran konstruktivis. Dalam penelitian tersebut
dijelaskan bahwa Mind Map berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pembelajaran
konstruktivis. Pembelajaran konstruktivis dijelaskan sebagai pembelajaran yang
menkonstruksikan pengetahuan serta pemahaman akan makna konsep .
Kemudian disertasi yang ditulis oleh Mary Barone Martine (2011) dengan
judul Mindmaps for Conceptual Understanding: A Preliminary Report menyatakan
bahwa Mind Map berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa. Disertasi yang
menggunakan metode telaah pustaka ini menyatakan finally, for future reference and
for use by students, the original mindmap from which the instructor developed his/her
plans can be used to document future testing topics, importan ideas, the relationship
of the concept to the rest of the course, and provide a map to the material from the
29
book an handouts which are related to the concept. Disimpulkan dari disertasi
tersebut beberapa fungsi Mind Map antara lain mencatat bahasan ujian, gagasan-
gagasan penting, serta hubungan antar konsep yang mengantarkan siswa kepada
pemahaman konsep.
B. Kerangka Berpikir
Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1991) mengemukakan
bahwa kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan degnan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah
yang penting.54
Dalam penelitian ini, krangka berfikir ditunjukkan Gambar 2.2
sebagai berikut:
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
54 Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010) h. 91
Penggunaan Teknik
Mind Map
Pemilihan Bahasan
Pokok dan Gambar
Pusat
Pembuatan Cabang
Utama
Pemilihan Kata Kunci
Pembuatan Sub-
Cabang
Pemilihan Gambar
Kunci
Presentasi Hasil Mind
Map
Translation
Interpretation Pemahaman
Konsep Siswa
Ekstrapolation
30
C. Hipotesis Penelitian
Pemahaman konsep siswa yang diajarkan dengan menggunakan teknik Mind Map
lebih tinggi dibandingkan pemahaman konsep siswa yang diajarkan dengan
teknik konvensional.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama semester ganjil tahun ajaran 2014/2015,
yakni pada bulan November sampai dengan bulan Desember 2014 dan dilakukan
di MIN 16 Cipayung Jakarta Timur.
B. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian kali ini ialah seluruh siswa kelas V Madrasah
Ibtidaiyah Negeri 16 Cipayung Jakarta Timur. Sedangkan sampel pada penelitian
kali ini merupakan sampel yang diambil dengan teknik random sampling yaitu
dua rombel kelas V, yakni kelas V-B sebagai kelas eksperimen dan V-C sebagai
kelas kontrol dari jumlah keseluruhan 3 rombel kelas V di MIN 16 Cipayung
Jakarta Timur.
Kesamaan jumlah siswa dalam satu rombel, lebih memudahkan peneliti
dalam mengacak atau merandom sampel. Salah satu yang juga menjadi alasan
peneliti dalam menentukan MIN 16 Cipayung sebagai tempat penelitian ialah
jumlah rombel kelas V yang berjumlah tiga rombel. Jumlah tersebut merupakan
jumlah yang dirasa cukup untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh mind
map terhadap Pemahaman Konsep. Dari tiga rombel yang tersedia, peneliti
memilih satu rombel yang penelitian jadikan kelompok tes uji validitas, yakni
kelas V-A. Sedangkan dua kelompok lainnya peneliti jadikan kelompok
eksperimen, yakni kelas V-B, dan kelompok kontrol, yakni kelas V-C dengan
metode penarikan sampel dengan merandom.
C. Metode dan Desain Penelitian
Guna menjawab pertanyaan mengenai pengaruh pemahaman konsep
menggunakan metode pembelajaran mind map, maka peneliti memilih metode
penelitian Kuasi Eksperimen dengan desain penelitian Non-equivalen Control
Group Design.
32
Gambar 3.1 Non-equivalent Control Group Design
Pencapaian pemahaman konsep siswa pada penelitian ini diukur salah
satunya menggunakan hasil belajar. Sedangkan terdapat beberapa faktor yang
dapat juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Guna menjawab penelitian
pengaruh penggunaan mind map terhadap pemahaman konsep, peneliti membatasi
faktor yang mempengaruhi hasil belajar hanya sebatas metode pembelajaran,
yakni teknik mind map, menggunakan kuasi eksperimen. Dalam quasi-
experiment, peneliti menggunakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen,
namun tidak secara acak memasukkan (non-random assignmaent) para partisipan
ke dalam dua kelompok tersebut.55
Yang dimaksud dengan tidak memasukkan
partisipan secara acak ialah bahwa kedua kelompok merupakan kelompok utuh
yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Penelitian ini menggunakan kelompok kontrol
dengan rancangan kelompok eksperimen dan kontrol yang berbeda satu sama lain.
Pembedaan tersebut berfungsi sebagai pengukur keberhasilan perlakuan yang
dialami oleh kelompok yang menggunakan teknik Mind Map, yakni kelompok
eksperimen.
D. Data dan Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh baik dari siswa
maupun guru Mata Pelajaran IPA kelas V MIN 16 Cipayung Jakarta Timur. Data
dan sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1
berikut:
55 John W. Creswell, Research Design, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 238
Pretes Postes
O1 X O3
O2 C O4
33
Tabel 3.1 Data dan Sumber Data
No. Data Sumber Data Instrumen yang
Digunakan
1 Permasalahan yang
dihadapi siswa dalam
pembelajaran
Siswa dan guru
mapel IPA kelas
V MIN 16
Cipayung Jakarta
Timur
Lembar observasi Pra-
Penelitian
2 Proses pembelajaran Siswa dan guru
mapel IPA kelas
V MIN 16
Cipayung Jakarta
Timur
Lembar observasi penelitian
3 Pemahaman konsep Siswa kelas V
MIN 16 Cipayung
Jakarta Timur
1. Tes pengukuran
pemahaman
2. Penilaian peta pikiran
(rubrik mind map)
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang peneliti gunakan untuk pengumpulan data pada penelitian
ini antara lain:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan salah satu instrument yang digunakan pada
pra dan pasca penelitian. Observasi merupakan, instrumen yang digunakan bila
objek bersifat prilaku manusia, proses kerja, gejala alam, responden kecil.56
Oleh
karenanya, penilaian observasi dibentuk dari indikator langkah-langkah
pembelajaran siswa, dan yang menilai merupakan orang yang berada di luar
pembelajaran. Peneliti bertugas sebagai observer ketika melakukan observasi pada
kegiatan pembelajaran pra-penelitian serta pada kegiatan penelitian di kelas
56 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 172
34
kontrol. Sedangkan ketika kegiatan perlakuan di kelas eksperimen, yang berlaku
sebagai observer ialah guru mata pelajaran IPA kelas V MIN 16 Cipayung.
Pedoman observasi pra-penelitian dan pada saat pelaksanaan penelitian, baik kelas
control maupun kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran.
2. Tes Pemahaman dengan Soal
Tes yang diberikan berupa soal tertulis, baik sebelum (pretest) maupun
setelah (posttest) perlakuan. Penyusunan instrumen tes tertulis mengacu pada kisi-
kisi di Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Tertulis
Materi Sifat Benda dengan Penyusunnya
SK KD Indikator Domain
C1 C2
4. Memahami
hubungan
antara sifat
bahan
dengan
penyusunny
a dan
perubahan
sifat benda
sebagai
hasil suatu
proses
4.1 Mendes-
kripsikan
hubungan
antara
sifat
bahan
dengan
bahan
penyusun
nya,
misalnya
benang,
kain, dan
kertas
4.1.1 Mendeskripsikan pengertian
sifat bahan
√
4.1.2 Menyebutkan berbagai macam
sifat bahan, seperti larut, kuat,
rapuh, lunak, dsb.
√
4.1.3 Mendeskripsikan pengertian
bahan penyusun
√
4.1.4 Menyebutkan berbagai macam
bahan penyusun, seperti benang,
kain dan kertas
√
4.1.5 Menginterpretasikan hubungan
antara sifat bahan dengan bahan
penyusunnya
√**
35
4.1.6 Memberi contoh benda-benda
sekitar dengan berbagai macam
sifat bahannya
√*
4.1.7 Membuat Mind Map hubungan
sifat bahan dan penyusunnya
secara individual
√***
4.1.8 Membuat Mind Map
hubungan sifat bahan dan
penyusunnya secara kelompok
√***
* pemahaman translation,
** pemahaman interpretation
*** pemahaman ekstrapolation
3. Tes Pemahaman dengan Rubrik Mind Map
Penyusunan lembar penilaian mind map mengacu pada rubrik atau kisi-kisi
instrumen di Tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Mind Map57
Kriteria Level 4
(Sangat Baik)
Level 3
(Baik)
Level 2
( Cukup)
Level 1
(Sangat Kurang)
Kata kunci58
(x7) _/28
Penggunaan
kata kunci yang
sangat efektif
(semua ide
ditulis dalam
bentuk kata
kunci)
Semua ide
ditulis dalam
kata kunci dan
kalimat
Penggunaan
kata kunci
terbatas (semua
ide ditulis dalam
bentuk kalimat)
Tidak ada atau
sangat terbatas
dalam pemilihan
kata kunci
(beberapa ide
ditulis dalam
bentuk paragraf)
57
Mind Mapping Rubric From Ohassta (Ontario history and social sciencesteachers’
association : 2004) 58 Suratmi, dkk., Penggunaan Mind Map sebagai Instrumen Penilaian Hasil Belajar
Siswa pada Pembelajaran Konsep Sistem Reproduksi di SMPN 1 Anyar, dalam Prosiding
Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013, h. 3
36
Hubungan
cabang utama
dengan
cabang
lainnya59
(x6) _/24
Menggunakan
lebih dari 3
cabang
Menggunakan 3
Cabang
Menggunakan 2
Cabang
Hanya
menggunakan 1
cabang
Desain
(warna
dan
gambar)60
(x7) _/28
Mengggunakan
warna berbeda
disetiap cabang
dan pemberian
gambar/ simbol
pada ide sentral,
cabang utama
dan cabang
lainnya
Mengggunakan
warna berbeda
disetiap cabang
dan pemberian
gambar/ simbol
hanya pada ide
sentral, dan
cabang utama
Mengggunakan
warna berbeda
disetiap cabang
dan pemberian
gambar/ simbol
pada ide sentral
Tidak
mengggunakan
warna dan
gambar atau
hanya
menggunakan
satu warna
Penempatan
(posisi kertas
dan pusat mind
map)
(x5)_/20
Landscape dan
pusat mind map
di tengah
Landscap, pusat
mind map tidak
di tengah
Potrait, pusat
mind map di
tengah
Potrait, pusat mind
map tidak di
tengah
F. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan
1. Uji Validitas
Validitas atau kesahihan menunjukan sejauh mana suatu alat ukur mampu
mengukur apa yang ingin diukur.61
Dengan uji validitas dapat diketahui instrumen
mana yang pantas untuk mengukur apa yang ingin diukur. Rumus yang digunakan
untuk mengetahui validitas konstruk alat ukur penelitian menggunakan rumus
korelasi product moment dengan simpangan.
59 Ibid 60 Ibid 61 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), h. 75
37
Keterangan:
n = jumlah responden
x = skor variabel (jawaban responden)
y = skor total dari variabel untuk responden ke-n
Suatu instrumen penelitian dikatakan valid, bila:62
1) Koefisien korelasi product moment melebihi 0,3
2) Koefisien korelasi product moment > r-tabel (α ; n-2)
3) Nilai sig ≤ α
Langkah-langkah serta hasil penghitungan uji validitas pada penelitian ini dapat
dilihat pada Lampiran 13.
2. Uji Reliabilitas
Menggunakan rumus yang diberikan oleh Spearman dan Brown yang
dikenal dengan rumus Spearman-Brown.
r11 = reabilitas instrumen
rxy = nilai korelasi, didapat dengan rumus:
Instrumen penelitian dianggap reliabel apabila r11 > r-tabel. Instrumen
penelitian yang reabilitasnya diuji dengan teknik Spearman Brown adalah
instrmen penilaian yang memiliki beberapa kriteria antara lain:63
a) Pilihan jawaban yang hanya memiliki dua kemungkinan yaitu benar atau
salah
b) Jumlah instrumen penelitian genap, karena menggunakan teknik membelah.
Ada dua teknik membelah dalam uji reabilitas Spearman Brown:64
62 Ibid
63 Ibid, h. 97
38
1) Teknik belahan ganjil-genap
2) Teknik belahan awal-akhir
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik belahan ganjil genap. Jumlah
soal yang dijawab benar dibedakan ke dalam kelompok soal ganjil dan soal genap.
Kaidah pengujiannya adalah:
Jika, r11 ≤ r tabel, maka Ho diterima
Jika, r11 > r tabel, maka Ho ditolak.
Langkah-langkah serta hasil penghitungan uji reliabilitas pada penelitian ini dapat
dilihat pada Lampiran 14.
3. Uji Taraf Kesukaran
Pengujian taraf kesukaran butir soal menggunakan rumus:65
P=
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Jumlah siswa yang menjawab soal tersebut dengan benar
Js = Jumlah total peserta
Tinglat kesukaran yang diperoleh digunakan tabel berikut:66
Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks kesukaran soal
Taraf Kesukaran Klasifikasi
0,00 – 0,29 Soal Sukar
0,30 – 0,69 Soal Sedang
0,70 – 1,00 Soal Mudah
Langkah-langkah serta hasil penghitungan uji taraf kesukaran pada penelitian ini
dapat dilihat pada Lampiran 15.
64 Ibid, h. 98
65 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
h. 223 66 Ibid, h. 225
39
4. Uji Daya Pembeda
Uji daya pembeda soal bertujuan mengetahui kemampuan soal dalam
membedakan kemampuan siswa. Rumus yang digunakan untuk pengujian daya
pembeda adalah:67
DP = -
Keterangan:
DP = Daya Pembeda
BA = Jumlah skor atas yang menjawab benar
BB = Jumlah skor bawah yang menjawab benar
JA = Jumlah skor maksimum kelompok atas yang seharusnya
JB = jumlah maksimum klompok bawah yang seharusnya
Klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:68
Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Klasifikasi
0,00 – 0,20 Jelek (pool)
0,21 – 0,40 Cukup (satisfaction)
0,41 – 0,70 Baik (good)
0,71 – 1,00 Baik Sekali (excellent)
Langkah-langkah serta hasil penghitungan uji daya pembeda pada penelitian ini
dapat dilihat pada Lampiran 16.
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Asumsi Dasar
a. Uji Kenormalan Distribusi Populasi
Tujuan dilakukannya uji normalitas terhadap serangkaian data adalah
untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak.69
Ada
67 Ibid, h. 228
68 Ibid, h.232
40
beberapa metode yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data. Dalam
penelitian ini digunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Adapun langkah-langkah
pengujian normalitas data menggunakan metode Kolmogornov-Smirnov adalah
sebagai berikut:70
1) Membuat hipotesis
2) Menentukan taraf signifikansi
3) Membuat tabel penolong
a) Menentukan kolom kedua (K2)
Keterangan:
i = sampel ke-i
n = jumlah data
b) Menentukan nilai kolom ketiga (K3)
c) Menentukan nilai kolom keempat (K4)
Mengurutkan data dari yang terkecil hingga terbesar.
d) Menentukan nilai kolom kelima (probability)
keterangan:
ti = nilai sampel ke-i
. = nilai rata-rata
s = standar deviasi
e) Menentukan nilai kolom keenam (cumulative probability)
Diperoleh dari nilai p yang dicari dari tabel distribusi normal
69 Syofian Siregar, op.cit, h. 153
70 Ibid
41
f) Menentukan nilai kolom ketujuh (D1)
D1=max
g) Menentukan nilai kolom kedelapan (D2)
D2=max
4) Menentukan D hitung
D hitung ditentukan dari perbandingan nilai kolom ke tujuh (K7) dan
delapan (K8) kemudian diambil yang paling besar diantara keduanya
5) Menentukan D tabel
Dapat dilihat di tabel Kolmogorov-Smirov dengan ketentuan D(ɑ, n-1)
6) Membandingkan Dhitung dan Dtabel
7) Membuat keputusan.
Dengan kaidah pengujian , jika Dhitung < Dtabel, maka Ho diterima.
b. Uji Homogenistas Varians
Tujuan dilakukannya uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah
objek yang diteliti mempunyai varian yang sama.71
Adapun tahapan uji
homogenitas ialah sebagai berikut: 72
1) Membuat hipotesis
2) Menentukan taraf signifikansi
3) Mencari Fhitung
Fhitung =
Keterangan:
= varian terbesar
= varian terkecil
Mencari varian terbesar atau terkecil menggunakan rumus:
=
71 Ibid, h. 167
72 Ibid
42
4) Menentukan Ftabel
Dilihat pada tabel F dengan ketentuan F-tabel (α, V1n-1, V2n-1)
Keterangan:
V1 = pembilang
V2 = penyebut
5) Menentukan kriteria penilaian
Jika F-hitung ≤ F-tabel maka data homogen
2. Pengujian Beda Rata-rata (Uji-t atau t-Test)
Penelitian eksperimen yang membandingkan dua sampel yang tidak
memiliki hubungan, yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol, perlu diuji
perbedaan rata-ratanya untuk mengetahui perbedaan pencapaian hasilnya. Uji-t
atau pengujian beda rata-rata merupakan golongan statistik parametric, yakni
statistic yang digunakan untuk data yang bersifat normal dan homogen. Pengujian
perbedaan dua rat-rata yang tidak memiliki hubungan, memiliki ketentuan sebagai
berikut:73
a. Simpangan baku populasi (σ), σ1= σ2= σ masing-masing diketahui, maka
menggunakan rumus:
Dimana:
= rata-rata sampel kelompok 1
= rata-rata sampel kelompok 2
= simpangan baku populasi perbedaan rata-rata, diperoleh dari:
73 Budi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2010), h. 202
43
b. Simpangan baku populasi (σ), σ1= σ2= σ masing-masing tidak diketahui,
maka menggunakan rumus:
Dimana:
= rata-rata sampel kelompok 1
= rata-rata sampel kelompok 2
s = simpangan baku populasi perbedaan rata-rata, diperoleh dari:
Pada penelitian ini, pengujian yang dilakukan ialah pengujian satu pihak
untuk mengetahui apakah penggunaan metode Mind Map lebih efektif
dibandingkan dengan metode konvensional. Dengan taraf nyata α = 0,05 dan dk =
n1+n2-2.
H. Hipotesis Statistik
H0 : µ1 > µ2
H1 : µ1 ≤ µ2
Kriteria pengujian satu pihak adalah:
Ho diterima jika t ≤ t tabel (1-α), harga t tabel (1-α) diperoleh dari daftar distribusi
student (t) dengan peluang 1-α, sebaliknya Ho ditolak pada harga lainnya.74
74 Ibid, h. 206
44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pretest dan Posttest Siswa
a. Hasil Pretest
Pada soal tes awal (pretest), soal tingkat pengetahuan (C1) yang dijawab benar
oleh kelompok kontrol rata-rata sebesar 75,8 %, sedangkan pada kelompok
eksperimen soal yang dijawab benar rata-rata sebesar 82,6 %. Pada soal tingkat
pemahaman (C2) rata-rata soal yang dijawab benar oleh kelompok kontrol adalah
75,7 %, sedangkan pada kelompok eksperimen 68,7%.
Pada kelas kontrol, item soal yang paling banyak terjawab benar adalah soal
dengan nomor 3 dan 7 dengan frekuensi penjawab benar sebanyak 30 siswa.
Sedangkan item soal yang paling sedikit terjawab benar adalah soal dengan nomor 12
dengan frekuensi penjawab benar sebanyak 3 siswa.
Pada kelas eksperimen, item soal yang paling banyak terjawab benar adalah
soal dengan nomor 3 dan 14 dengan frekuensi penjawab benar sebanyak 31 siswa.
Sedangkan item soal yang paling sedikit terjawab benar adalah soal dengan nomor 17
dengan frekuensi penjawab benar sebanyak 7 siswa.
b. Hasil Posttest
Pada soal tes akhir (posttest), soal tingkat pengetahuan (C1) yang dijawab
benar oleh kelompok kontrol rata-rata sebesar 83 %, sedangkan pada kelompok
eksperimen soal yang dijawab benar rata-rata sebesar 86,1 %. Pada soal tingkat
pemahaman (C2) rata-rata soal yang dijawab benar oleh kelompok kontrol adalah
80,2%, sedangkan pada kelompok eksperimen 86,8%.
Pada kelas kontrol, item soal yang paling banyak terjawab benar adalah soal
dengan nomor 2 dengan frekuensi penjawab benar sebanyak 31 siswa. Sedangkan
item soal yang paling sedikit terjawab benar adalah soal dengan nomor 1 dengan
frekuensi penjawab benar sebanyak 17 siswa.
45
Pada kelas eksperimen, item soal yang paling banyak terjawab benar adalah
soal dengan nomor 2 dengan frekuensi penjawab benar sebanyak 31 siswa.
Sedangkan item soal yang paling sedikit terjawab benar adalah soal dengan nomor 6
dengan frekuensi penjawab benar sebanyak 13 siswa.
Secara umum, persentase dari gabungan hasil tes awal dan tes akhir. Dari
kedua tabel di atas, didapatkan soal yang memiliki tingkat C1 memiliki peningkatan
pada kelas kontrol sebesar 7,2% dan pada kelas eksperimen 3,5%. Sedangkan soal
tingkat C2 memiliki peningkatan pada kelas kontrol sebesar 4,5% dan pada kelas
eksperimen 18,2%. Maka dapat disimpulkan, pada tingkat pemahaman konsep (C2)
kelas eksperimen memiliki peningkatan yang lebih besar dibandingkan kelas kontrol
setelah mendapat perlakuan Mind Map.
2. Uji Asumsi Dasar
a. Uji Normalitas
Deskripsi uji normalitas data pretest dan posttest baik kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut
ini.
Tabel 4.1 Deskripsi uji normalitas data pretest
Data Eksperimen Kontrol
N 31 31
D hitung 0,0970 0,1752
D tabel 0,2420 0,2420
Kesimpulan Terdistribusi Normal Terdistribusi Normal
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa Dhitung data pretest, baik dari kelas
eksperimen maupun kelas kontrol, memiliki nilai lebih rendah dibandingkan dengan
Dtabel.
46
Tabel 4.2 Deskripsi uji normalitas data posttest
Data Eksperimen Kontrol
N 31 31
D hitung 0,1793 0,1376
D tabel 0,2420 0,2420
Kesimpulan Terdistribusi
Normal
Terdistribusi
Normal
Tabel di atas, juga menunjukan bahwa Dhitung data posttest, baik dari kelas
eksperimen maupun kelas kontrol, memiliki nilai lebih rendah dibandingkan dengan
Dtabel. Dari kedua tabel di atas, dapat dilihat bahwa Dhitung memiliki nilai lebih rendah
dibandingkan dengan Dtabel. Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh data terdistrubusi
secara normal.
b. Uji Homogenitas
Hasil uji homogenitas dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Deskripsi uji homogenitas data pre-test
S12 164,60
S22 129,11
F hitung 1,27
F table 1,84
Kesimpulan Homogen
F hitung yang diperoleh dari data pretest kedua kelas lebih rendah daripada F
tabel, dengan F hitung sebesar 1,27 sedangkan F tabel sebesar 1,84. Dengan begitu
data pretest kedua kelas memiliki varian yang homogen.
47
Tabel 4.4 Deskripsi uji homogenitas data post-test
S12 99,42
S22 94,06
F hitung 1,06
F table 1,84
F hitung yang diperoleh dari data posttest kedua kelas lebih rendah daripada F
tabel, dengan F hitung sebesar 1,06 sedangkan F tabel sebesar 1,84. Dengan begitu
data posttest kedua kelas memiliki varian yang homogen.
Dari kedua tabel di atas, dapat dilihat bahwa Fhitung memiliki nilai lebih rendah
dibandingkan dengan Ftabel. Maka dapat disimpulkan bahwa data pretest maupun
posttest, serta antara data post-test eksperimen dengan penilaian Mind Map, bervarian
homogen.
3. Analisis Hipotesis dengan Uji-t
Hasil dari penghitungan uji beda rata-rata hasil posttest dari kelas eksperimen
dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.5 Hasil penghitungan uji beda rata-rata
Rata-rata eksperimen (X1) 85,8
Varian eksperimen (S12) 94,1
Rata-rata kontrol (X2) 81,4
Varian kontrol (S22) 99,4
t-hitung 1,75
t-tabel (1-α) 1,671
48
Perolehan t-hitung merupakan hasil dari perhitungan menggunakan rumus uji
beda rata-rata satu pihak. Dari proses penghitungan didapatkan hasil t-hitung sebesar
1,75. Kemudian hasil perolehan t-hitung dibandingkan dengan t-tabel yang diperoleh
dengan kriteria (1-α = 1-0,05=0,95) dan dk=n1 + n2 -2=60 dari tabel student (t), maka
didapatkan t-tabel sebesar 1,671.
Setelah didapat nilai t-hitung dan t-tabel, maka didapat perbandingan antara
keduanya t-hitung = 1,75 > t-tabel = 1,671 yang berarti H0 uji beda rata-rata yang
menyatakan efektifitas antara kedua perlakuan sama, ditolak. Sedangkan H1 uji beda
rata-rata yang menyatakan bahwa efektifitas perlakuan pada kelas eksperimen lebih
baik daripada kelas kontrol, diterima.
4. Peningkatan Pemahaman Siswa
a. Pemahaman Translation
Tahapan pemahaman konsep siswa melalui penggunaan teknik Mind Map
dapat dilihat dari deskripsi tahapan-tahapan model konstruktivisme. Pertama,
penggunaan Mind Map pada tahap eksplorasi. Tahap eksplorasi merupakan tahap
yang memprioritaskan guru untuk mengetahui pengetahuan awal yang siswa miliki
atau naive conceptions. A person never really knows the world as it is. Each person
construct beliefs about what is real.75
Kegiatan pada tahap eksplorasi banyak
membantu siswa pada tahap awal memahami konsep yakni melalui bentuk
pemahaman translation. Pada tahap ini diharapkan siswa secara bebas dapat
mengemukakan pengetahuan yang telah mereka tahu sebelumnya. Namun tidak
semua siswa memiliki keberanian untuk mengungkapkan, oleh karenanya tugas guru
sebagai fasilitator dalam pembelajaran untuk merangsang siswa berpendapat.
Kemudian dalam tahap ini siswa diperkenalkan materi/keterampilan baru mengenai
konsep dan Mind Map.
75 Joseph Abruscato, dkk., Teaching Children Science: A Discovery Approach, (Boston:
Pearson Education, Inc., 2010), h. 29.
49
Pada saat guru memberikan penjelasan mengenai Mind Map secara verbal,
siswa tidak terlihat cukup antusias untuk memperhatikan penjelasan guru. Namun,
pada pertemuan selanjutnya guru menunjukkan contoh Mind Map dalam ukuran besar
dan peuh gambar serta warna, hampir seluruh siswa antusias memperhatikan
penjelasan guru. Hal tersebut diduga karena mereka baru pertama kalinya mendengar
teknik mencatat yang menggunakan skema garis serta gambar, yang terlihat ketika
guru memberikan penjelasan mengenai Mind Map. Pembelajaran mulai tercipta
suasana yang interaktif antara guru serta siswa yang diindikasikan dengan munculnya
berbagai pertanyaan yang diajukan siswa kepada guru seputar pembuatan Mind Map.
b. Pemahaman Interpretation
Setelah tahap eksplorasi, tahapan yang dilalui dalam setiap pembelajaran
konstruktivisme adalah tahap klarifikasi. Tahap klarifikasi atau konsolidasi yang
mencakup kegiatan asimilasi atau assimilation. Student try to reconcile new
experience and data whit their present understanding so that the new data support
and deepen but do not change thei fundamental mental model.76
Pada tahap
klarifikasi, siswa banyak mengalami proses menghubungkan atau interpretation.
Pendapat awal siswa mendapat penyesuain dengan pengetahuan baru yang diberikan
oleh guru dalam pembelajaran. Penyesuaian tersebut dapat berupa penambahan
informasi apabila informasi tersebut merupakan hal baru bagi siswa, berupa
penguatan informasi apabila terdapat kesamaan informasi dengan pengetahuan awal
yang siswa punya, atau pun pengkoreksian informasi apabila terdapat pengetahuan
awal siswa yang keliru. Bentuk pemahaman interpretation juga banyak terjadi
disebabkan penggunaan garis dan gambar dalam teknik Mind Map.
76 Ibid
50
Temuan yang paling terasa pada tahap ini ialah antusiasme siswa dalam
pembelajaran penggunaan Mind Map yang diduga dipicu oleh media contoh Mind
Map sebesar karton poster, yang sengaja dibuat oleh peneliti penuh warna serta
gambar, supaya siswa dapat lebih memahami prosedur pembuatan Mind Map.
Penggunaan warna dan gambar mampu menarik perhatian siswa, karena penggunan
garis, gambar serta warna sesuai denga kinerja otak.
c. Pemahaman Extrapolation
Tahapan pembelajaran konstruktivisme yang menggunakan teknik Mind Map
selanjutnya ialah tahap aplikasi yang menuntun siswa melakukan proses akomodasi
atau accomodation. Student cannot reconcile new experiences and data with their
present understanding and they have to change their mental model to logically
explain the experience.77
Pengetahuan siswa yang telah didapat pada dua tahap
sebelumnya dituntut untuk dikonversikan menjadi nilai, sikap atau prilaku siswa, baik
pengetahuan mengenai materi sifat bahan dengan penyusunnya, maupun pengetahuan
mengenai teknik mencatat Mind Map.
Siswa diharapkan dapat menerapkan
pengetahuan yang telah didapatkannya
dalam pembelajaran dalam kelas dan
kehidupan sehari-hari. Berkenaan dengan
pokok bahasan sifat bahan dengan
penyusunnya, siswa diharap menguasai
konsep bahwa setiap benda yang terdapat
di lingkungan sekitarnya merupakan
benda yang disusun oleh bahan penyusunnya yang mempengaruhi sifat khusus benda
tersebut. Sedangkan berkenaan dengan teknik mencatat Mind Map, siswa diharapkan
menerapkan teknik mencatat Mind Map dalam mencatat setiap pelajaran disekolah,
maupun dalam memanajemen kegiatan sehari-harinya.
77 Joseph Abruscato, loc.cit
Gambar 4.1 Mind Map Siswa
51
5. Nilai Mind Map Siswa
Penggunaan Mind Map dalam penelitian ini dilakukan tiap pertemuan.
Adapun pertemuan pertama, penerapan Mind Map menggunakan LKS yang telah
disiapkan peneliti berupa Mind Map dengan beberapa kolom rumpang. Pertemuan
kedua, siswa diminta untuk membuat Mind Map mengenai konsep sifat bahan dan
penyusunnya secara individual. Sedangkan peremuan ketiga, penerapan Mind Map
dilakukan secara berkelompok. Nilai mind map siswa hanya didapat dari sampel kelas
eksperimen, karena hanya kelas eksperimen saja yang mendapat perlakuan teknik
mind map dari peneliti.
Tabel 4.6 Penilaian Mind Map
Penerapan Mind Map Rata-rata Skor
LKS Mind Map 89,39
Mind Map Individu 91,74
Mind Map Kelompok 92,42
Rata-rata Jumlah 91,18
Ketiga penerapan Mind Map diukur menggunakan rubrik indikator penilaian
Mind Map. Dari tabel di atas dapat dilihat perolehan LKS Mind Map pada pertemuan
pertama adalah 89,39. Perolehan Mind Map Individu pada pertemuan kedua adalah
91,74. Sedangkan perolehan hasil Mind Map Kelompok pada pertemuan ketiga
adalah 92,42. Rata-rata dari jumlah perolehan nilai mind map dirata-ratakan lagi
dalam penilaian mind map siswa secara keseluruhan yang dapat dilihat pada Tabel 4.6
berikut.
52
Tabel 4.7 Ukuran pemusatan data Nilai Mind Map Siswa
mean 91,2
modus 100
median data ke-16 93
Dilihat dari Tabel 4.6 perolehan nilai mind map siswa secara keseluruhan
dapat dikatakan sangat baik, dengan perolehan rata-rata 91,2. Perolehan rata-rata
nilai mind map sejalan dengan perolehan hasil posttest siswa pada kelas eksperimen
yang juga dapat dikatakan sangat baik.
6. Observasi
Kegiatan observasidilakukan ketika proses belajar mengajar menggunakan
perlakuan teknik mind map berlangsung. Observasi dilakukan oleh seorang observer
penelitian yang bertugas mengamati jalannya kegiatan belajar mengajar dan
kemudian menuangkannya secara tertulis dalam lembar observasi yang telah
disediakan.
Lembar observasi dirancang dan dihitung menggunakan rancangan skala
Likert. Observasi dilakukan pada setiap kegiatan belajar mengajar dalam penelitian,
yakni tiga pertemuan. Persentase hasil perhitungan skala observasi aktivitas siswa
pada kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.8 Persentase Hitung Lembar Observasi
Pertemuan Persentase
1 65,91 %
2 78,41 %
3 80,70 %
53
Persentase hasil perhitungan skala observasi yang dapat dilihat dari tabel
mengalami peningkatan dari setiap pertemuan. Hal tersebut berbanding lurus dengan
tahapan atau tingkatan penyampaian materi menggunakan teknik mind map, bermula
dari perkenalan teknik mind map, hingga kegiatan langsung siswa dalam pembuatan
mind map sebagai teknik mencatat pelajaran. Dari hal tersebut, dapat disimpulkan
bahwa penggunaan teknik mind map berpengaruh positif tak terkecuali terhadap
aktivitas belajar siswa secara kasat mata.
B. Pembahasan
Berdasarkan pengalaman mengajar langsung dan dari data observasi yang
dilakukan di kelompok eksperimen, peneliti mendapatkan suasana pembelajaran yang
antusias ditunjukkan oleh siswa. Siswa tidak ragu dalam mengajukan pendapat serta
pertanyaannya. Hal tersebut terjadi dikarenakan teknik Mind Map yang belum pernah
mereka temui sebelumnya, serta media yang digunakan pengajar dinilai cukup
menarik, yaitu poster contoh Mind Map. Juga seperti yang dikutip dalam jurnal
Goodnough and Woods (2002).
Goodnough and Woods (2002) discovered that partakers in their study
perceived Mind Mapping as a fun, interesting and motivating approach to
learning. Several of these participants attributed the fun aspect to the
opportunity to be creative when creating Mind Maps through lots of choice in
colour, symbols, key words and design.78
Goodnough menyatakan bahwa antusias siswa dikarenakan atribut-atribut
mind map yang menarik bagi siswa. Media mind map yang disiapkan guru lebih
menarik dengan pilihan warna, simbol, kata kunci dan desain mind map yang
menarik.
Pada kelompok kontrol, peneliti hanya bertindak sebagai observer kegiatan
pembelajaran. Sedangkan kegiatan pengajaran dilakukan oleh guru mata pelajaran
IPA kelas V menggunakan metode konvensional.
78 Goodnough, K., op.cit, p, 9
54
Dari data observasi, peneliti mendapatkan kondisi pembelajaran yang kurang
antusias. Terdapat siswa yang mengajukan pendapat dan pertanyaannya, namun
hanya sedikit. Sebagian besar siswa sibuk sendiri berbincang dengan teman
sebelahnya. Hal tersebut diidentifikasi karena pembelajaran yang hanya
mengandalkan pusat suara dari pengajar/guru (teacher centered). Temuan tersebut
dapat dikatakan sebagai kegagalan dalam proses pembelajaran seperti yang dikutip
dari Gömleksiz (2012), one of the primary reasons students fail in science is because
they often have learning styles significantly different from those emphasized by most
science courses (Felder, 1993)79
. Proses pembelajaran dalam penelitian menunjukan
terdapatnya perbedaan peningkatan pemahaman konsep antara kelompok yang
menerima perlakuan teknik Mind Map dengan kelompok yang tidak mendapat
perlakuan apa-apa. Begitu juga bila dilihat dari hasil belajar siswa.
Analisis pengaruh penggunaan teknik Mind Map dengan pemahaman konsep
siswa ini menggunakan perhitungan uji-t yang menggunakan taraf signifikan (α)
sebesar 5% atau 0,05. Dari proses perhitungan didapat nilai t-hitung sebesar 1,75.
Nilai t-tabel didapat dengan melihat tabel t-student dengan ketentuan t(1-α) sebesar
1,671.
Dari perbandingan antara t-hitung dengan t-tabel didapatkan bahwa t-hitung
lebih besar dari t-tabel (thitung=1,75 > ttabel=1,671). Dengan demikian Ha diterima dan
Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep
siswa yang menggunakan teknik Mind Map dengan pemahaman konsep siswa yang
menggunakan teknik konvensional.
79 Gömleksiz, M. N., Elementary School Students' Perceptions of the New Science and
Technology Curriculum by Gender. Educational Technology & Society, 2012, p. 117
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Beberapa tahun terakhir, penelitian mengenai Mind Map banyak dilakukan
di berbagai jenjang pendidikan, tak terkecuali pendidikan dasar. Beberapa
penelitian dapat diliah di berbagai buku, jurnal serta artikel mengenai dampak
positif serta negatif penggunaan Mind Map. Penggunaan Mind map meembantu
siswa lebih cepat mencatat dan mudah mengorganisasikan serta mengingat
informasi, yang mengantarkan kepada pemahaman konsep siswa.
Berdasarkan hasil penghitungan statistik pada penelitian ini, didapatkan
nilai thitung sebesar 1,75 yang lebih besar dibandingkan dengan ttabel sebesar 1,671.
Dengan demikian Ha yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan pemahaman
konsep antara siswa yang menggunakan teknik Mind Map dan siswa yang
menggunakan teknik konvensional, diterima dan Ho yang menyatakan bahwa
tidak terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa yang menggunakan teknik
Mind Map dan siswa yang menggunakan teknik konvensional, ditolak. Serta
dengan diperkuat hasil penilaian Mind Map dengan rata-rata nilai sebesar 93,51
yang menunjukan kemampuan pemahaman translation dan interpretation siswa.
Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa
yang menggunakan teknik Mind Map dan siswa yang menggunakan teknik
konvensional di mata pelajaran IPA materi sifat bahan dan penyusunnya pada
siswa kelas V MIN 16 Cipayung.
B. Saran
Bedasarkan penelitian yang dilakukan, maka saran yang dapat peneliti
berikan adalah sebagai berikut:
1. Mencatat dengan menggunakan teknik Mind Map bisa dikatakan dapat
menjauhkan catatan siswa dari kesan rapi, namun mencatat pelajaran
menggunakan teknik dan metode ini baik untuk mengeksplorasi kreatifitas
serta meningkatkan pemahaman siswa dalam bentuk pemahaman translation
dan interpretation. Maka peneliti menyarankan guru untuk melatih siswa
menggunakan teknik Mind Map dalam mencatat setiap pelajaran.
2. Bagi peneliti lain yang selanjutnya akan melakukan penelitian menggunakan
teknik Mind Map, diharapkan terlebih dahulu memperdalam pengetahuan
mengenai Mind Map yang dirancang oleh Tony Buzan, serta menggunakan
aturan-aturan yang benar sebagaimana telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abruscato, Joseph, dkk. 2010, Teaching Children Science A Discovery Approach,
Pearson, USA
Ahmadi, Iif Khoiru, dkk. 2011, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, PT.
Prestasi Pustakaraya, Jakarta
Anokhin., 2010, „The forming of natural and artificial intelligence‟. Impact of
Science in Society, Vol. XXIII 3. dalam Mind Mapping: Scientific
Research and Studies, ThinkBuzan, Ltd., Diakses 2015,
thinkbuzaninventorsofmindmapping.com
Arikunto, Suharsimi 2013 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara,
Jakarta
Buzan, Tony., 2007, Buku Pintar Mind Map, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
Cain, 2010, „Using Mind Maps to raise standards in literacy, improve confidence
and encourage positive attitudes towards learning‟. Study conducted at
Newchurch Community Primary School, Warrington dalam Mind
Mapping: Scientific Research and Studies, ThinkBuzan, Ltd., Diakses
2015, thinkbuzaninventorsofmindmapping.com
Creswell, John W 2010, Research Design, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
D‟Antoni, A. V., dkk, 2010, „Applications of the Mind Map Learning Technique
in Chiropractic Education‟. Journal of Chiropractic Education, 19:53-4.
dalam Mind Mapping: Scientific Research and Studies, ThinkBuzan, Ltd.,
Diakses 2015, thinkbuzaninventorsofmindmapping.com
D‟Antoni, A.V., 2010 „Does the Mind Map Learning Strategy Facilitate
Information Retrieval and Critical Thinking in Medical Students?‟, dalam
Journal of the Academy of Chiropractic Orthopedists, Volume 8, Issue 1,
diakses 2015,
http://www.dcorthoacademy.com/pdfsJournalsjournals%20/2011/March_2
011_JACO.pdf
Dahar, Ratna Wilis 2011, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, Penerbit
Erlangga, Jakarta
El-Mona, Issam Abi, dkk., 2010, „The influence of Mind Mapping on Science
achievement‟, dalam Mind Mapping: Scientific Research and Studies,
ThinkBuzan, Ltd., Diakses 2015, thinkbuzaninventorsofmindmapping.com
Fisher, Douglash, dkk., 2007, Checking for Understanding: Formative
Assessment Techniques for Your Classroom, ASCD Publications,
Alexandria
Imaduddin, Muhammad Chomsi, dkk. 2012, „Efektifitas Metode Mind Map untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIII‟, dalam
Humanitas Vol:IX No:1
J., Novak, 2010, Learning, creating and using knowledge. Concept maps as
facilitative tools in schools and corporations, dalam Mind Mapping:
Scientific Research and Studies, ThinkBuzan. Ltd., Diakses 2015,
Thinkbuzan inventorsofmindmapping.com
Juliyastuti, Ika Anung, dkk., 2013, „Penerapan Mind Map untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Alat Peredaran Darah pada Pembelajaran IPA‟,
PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta. diakses 2014.
http://download.portal-garuda.org/article.php? article=139093&val=4065
K., Goodnough, dkk., 2010, „Student and Teacher Perceptions of Mind Mapping:
A Middle School Case Study‟. Paper presented at the Annual Meeting of
American Educational Research Association, New Orleans, 1st to 5th
April 2002 dalam Mind Mapping: Scientific Research and Studies,
ThinkBuzan, Ltd., Diakses 2015, thinkbuzaninventorsofmindmapping.com
Kusmintayu, Norma 2012, „Penerapan Metode Mind Mapping untuk
Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Siswa Sekolah Menengah
Pertama‟, dalam Basastra Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan
Pengajarannya, vol:1 No:1
Lestari, Sudi 2013, Strategi-strategi Belajar dan Pembelajaran, Unindra Press,
Jakarta
M.J.A, Howe, 2010, „Using students‟ notes to examine the role of the individual
learner in acquiring meaningful subject matter‟. Journal of Educational
Research, 64, 61-3 dalam Mind Mapping: Scientific Research and
Studies, ThinkBuzan. Ltd.,. Diakses 2015, Thinkbuzan
inventorsofmindmapping.com
M. N., Gömleksiz, 2012. „Elementary School Students' Perceptions of the New
Science and Technology Curriculum by Gender‟. Educational Technology
& Society, 15 (1)
Musfah, Jejen 2011, Peningkatan Kompetensi Guru, Kencana, Jakarta
Ozkan, Gulbin, 2012, „How Effective is “Conceptual Change Approach” In
teaching Physics?‟, Journal of Educational and Instructional Studies in The
World, May 2012, Volume: 2 Issue: 2 Article: 24 ISSN: 2146-7463,
Dokuz Eylul University
Purnomo, Daniko 2012, „Hubungan Antara Pemahaman Materi, Motivasi Belajar,
Dan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu
Pawiyatan Yogyakarta‟, Fakultas Psikologi, Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta
Radix, Cathy-Ann, dkk., 2013, „Mind mapping allows students to imagine and
explore associations between concepts‟, Caribbean Teaching Scholar Vol.
3, No. 1
Simon, Marilyn, dkk., 2011, „Mindmaps for Conceptual Understanding: A
Preliminary Report‟, Department of Mathematical Sciences, Middle
Tennessee State University, Murfreesboro,. diakses 2015,
http://dissertationrecipes.com/wpcontentuploads/2011/04/Mindmapexplan
a-tion.pdf
Siregar, Sofyan 2013, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, Bumi
Aksara, Jakarta
Situmeang, Merry R. 2013, „Problem Pembelajaran IPA di Sekolah‟, dalam
Harian Bintang Papua. Diakses 2014. http://bintang-
papua.com/index.php/keerom/ item/562-problem-pembelajaran-ipa-di-
sekolah
Sudaryono, 2012, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, Graha Ilmu, Yogyakarta
Sudjana, Nana 2010, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung
Sugiyono 2010, Metodologi Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung
Suratmi, dkk., 2013, Penggunaan Mind Map sebagai Instrumen Penilaian Hasil
Belajar Siswa pada Pembelajaran Konsep Sistem Reproduksi di SMPN 1
Anyar, dalam Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung
Susetyo, Budi 2010 Statistika untuk Analisis Data Penelitian, PT. Refika
Aditama, Bandung
Suyono 2011, Belajar dan Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
Swadarma, Doni, 2013, Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum
Pembelajaran, Gramedia, Jakarta
Tee, T.K., dkk. 2014, „Buzan Mind Mapping: An Efficient Technique for Note-
Taking‟, dalam International Journal of Social, Management, Economics
and Business Engineering Vol:8 No:1. diakses 2014.
http://waset.org/Publication/buzan-mind-mapping-an-efficient-technique-
for-note-taking/9997038
ThinkBuzan. Ltd., 2010, „Mind Mapping: Scientific Research and Studies‟,
Diakses 2015, thinkbuzaninventorsofmindmapping.com
Tucker, J.M., dkk., 2010, Profiling a mind map user: a descriptive appraisal,
dalam Journal of Instructional Pedagogies, , diakses 2015
http://www.aabri.com /manuscripts/09264.pdf
Uno, Hamzah B. 2011, Perencanaan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta
Windura, Sutanto 2013, Buku Pintar Mind Map, PT. Elex Media Komputindo,
Jakarta
Yaumi, Muhammad, 2013, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran: Disesuaikan
dengan kurikulum 2013, Kencana, Jakarta
Zubaidah 2010, Penguasaan Konsep oleh Siswa Melalui Metode Problem Solving
pada Konsep Sistem Respirasi, Prodi Pendidikan Biologi, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
62
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
I. Nama Sekolah : MIN 16 Cipayung
II. Mata Pelajaran : IPA
III. Kelas/Semester : V/1
IV. Standar Kompetensi :
4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan
sifat benda sebagai hasil suatu proses
V. Kompetensi Dasar :
4.1 Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya,
misalnya benang, kain, dan kertas
VI. Indiktor :
4.1.1 Mendeskripsikan pengertian sifat bahan
4.1.2 Menyebutkan berbagai macam sifat bahan, seperti larut, kuat, rapuh, lunak, dsb.
4.1.3 Mendeskripsikan pengertian bahan penyusun
4.1.4 Menyebutkan berbagai macam bahan penyusun, seperti kayu, plastik, karet,
kaca, dsb.
4.1.5 Meng-interpretasikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
4.1.6 Memberi contoh benda-benda sekitar dengan berbagai macam sifat bahannya
4.1.7 Membuat Mind Map hubungan sifat bahan dan bahan penyusunnya secara
individual
4.1.8 Menunjukan perbedaan sifat dua benda atau lebih menggunakan Mind Map
secara kelompok
VII. Tujuan :
1. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian sifat bahan
2. Siswa mampu menyebutkan berbagai macam sifat bahan, seperti larut, kuat, rapuh,
lunak, dsb.
3. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian bahan penyusun
Lampiran 1
4. Siswa mampu menyebutkan berbagai macam bahan penyusun, seperti kayu,
plastik, karet, kaca, dsb.
5. Siswa mampu meng-interpretasikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan
penyusunnya
6. Siswa mampu memberi contoh benda-benda sekitar dengan berbagai macam sifat
bahannya
7. Siswa mampu membuat Mind Map hubungan sifat bahan dan bahan penyusunnya
secara individual
8. Siswa mampu menunjukan perbedaan sifat dua benda atau lebih menggunakan
Mind Map secara kelompok
VIII. Materi Ajar :
A. Matter / Bahan
Edward Victor dalam bukunya Science for Elementary School, menjelaskan,
matter is anything that takes up or occupies spaces and has weight, bahwa yang
dimaksud dengan bahan ialah segala sesuatu yang menempati alam semesta dan
memiliki berat. Mengacu pada redaksi yang dituliskan dalam bukunya Edward Victor,
beberapa bahan yang menjadi penyusun benda antara lain udara, air, kayu, batu, logam,
kaca, karet, es, dan benang.
Sedangkan dalam bukunya Hery Sulistyanto, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam
untuk MI/SD kelas V disebutkan bahwa bahan yang menjadi penyusun benda antara
lain kayu, plastik, karet, bambu, kaca, batu dan benang.80
Kemudian peneliti
menetapkan bahwa macam-macam bahan penyusun benda yang sesuai diajarkan di
Sekolah Dasar khususnya kelas V dalam penelitian kali ini, antara lain 1) Kayu, 2)
Plastik, 3) Karet, 4) Kaca, 5) Batu, 6) Benang, 7) Bambu dan 8) Logam
B. Physical Properties of Matter / Sifat Fisik Bahan
Sifat fisik bahan merupakan sifat yang dapat diketahui melalui pengamatan fisik
suatu bahan. Merujuk pada pernyataan dalam buku Edwar Victor, Science for
Elementary School, physical properties include such characteristics as color (warna),
80
Heri Sulistyanto, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI kelas V, (Jakarta: Pusat
Perbukuan Depdiknas, 2008), h. 67
odor (bau), taste (rasa), heaviness (berat), hardness (kekuatan), brittleness (kerapuhan),
elasticity (kelenturan), melting and boiling temperatures (titik didih dan titik lebur),
solubility in water and other liquids (larut dalam cairan), conductivity of heat and
electricity (menghantarkan panas dan listrik), ductility and malleability (kelunakan).
Sedangkan dalam bukunya, Budi Suryatin, Kimia VII untuk SMP dan Mts kelas VII,
disebutkan bahwa karakteristik sifat bahan penyusun antara lain, pemuaian, kelarutan,
kekerasan/kekuatan, warna, bau, kemagnetan dan daya hantar listrik/panas.81
Kemudian
peneliti menentukan bahwa karakteristik sifat bahan yang sesuai diajarkan di Sekolah
Dasar khususnya kelas V dalam penelitian kali ini antara lain:
1. Kelarutan (larut)
2. Kekuatan (kuat)
3. Kerapuhan (rapuh)
4. Kelunakan (lunak)
5. Keresapan, meliputi resap air atau kedap air
6. Berat, meliputi berat atau ringan
7. Warna
8. Bau, meliputi bau menyengat atau bau tidak menyengat
9. Kemagnetan, meliputi sifat magnetik atau non-magnetik
10. Kelenturan, meliputi kaku atau lentur
11. Daya hantar listrik atau panas, meliputi konduktor atau isolator
IX. Model : Konstruktivisme
X. Metode : Mind Map dan Mind Map 3D
XI. Sumber : Buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI kelas V, Hery Sulistyanto
XII. Kegiatan
Pembelajaran :
Tahapan Inkuiri Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Nilai Karakter
Kegiatan Awal
81
Budi Suryatin, Kimia VII untuk SMP dan Mts kelas VII, (Jakarta: PT. Grasindo, 2008) h.
49
Membuka
pembelajaran
dengan mengucap
salam
Memandu
pembacaan do'a
Membacakan
absensi siswa
Menjawab salam
Membaca do'a
memulai pelajaran
Memperhatikan
R
eligius
M
enghargai
D
isiplin
Kegiatan Inti
Pertemuan I
Eksplorasi
Meminta dan
menampung
pendapat siswa
mengenai sifat
benda dan
bahan
penyusunnya
Memberi
kesempatan
siswa untuk
melakukan
pengamatan
terhadap benda-
benda sekitar
Memberi pendapat
mengenai materi
sifat benda dan
bahan
penyusunnya
melakukan
pengamatan
terhadap benda-
benda sekitar dan
mencocokan
pengamatan
dengan pendapat
awal mereka
Menghargai
Disiplin
Aktif
Klarifikasi Memberi
kesempatan
siswa
memperoleh
informasi
melalui sumber
Membaca materi
yang terdapat
dalam buku
Komunikatif
Aktif
belajar
Memberi
penjelasan
tentang materi
Sifat Benda dan
Bahan
Penyusunnya
menggunakan
Mind Map
Memperhatikan
penjelasan guru
Melakukan
pembelajaran yang
interaktif dengan
guru
Aplikasi Memberi
lembar kerja
siswa berupa
Mind Map
rumpang
Mengerjakan
soal berupa
post-test yang
telah disiapkan
oleh guru
Mengisi lembar
kerja siswa berupa
Mind Map
rumpang
Mengerjakan
soal yang
diberikan guru
Menghargai
Aktif
Komunikatif
Pertemuan II
Eksplorasi
Melakukan
tanya jawab
mengenai
pembelajaran
sebelumnya
mengenai Sifat
benda dan
Bahan
Melakukan tanya
jaab dengan guru
Menghargai
Disiplin
Aktif
Penyusunnya
Menguatkan
siswa tentang
pelajaran
pertemuan
sebelumnya
mengenai
pembuatan
Mind Map
Memperhatikan
penjelasan dari
guru
Klarifikasi Mengantar
siswa kepada
materi
selanjutnya
mengenai bahan
dan sifatnya
Menuntun
siswa mencatat
materi yang
baru saja
dipelajari
menggunakan
Mind Map
Membaca materi
yang ada di buku
secara sekilas
Mencatat materi
yang baru saja
dipelajari
menggunakan
Mind Map dengan
bantuan guru
Komunikatif
Aktif
Aplikasi Memberi
kesempatan
siswa
mempresentasik
an Mind Map
buatannya
Mendamping
i proses tanya
Mempresentasika
n Mind Map
buatannya
Menghargai
Aktif
Komunikatif
jawab atar
siswa
Memberi
penilaian
terhadap proses
pembelajaran
Mengerjakan
soal berupa
post-test yang
telah disiapkan
oleh guru
Membentuk
siswa menjadi
beberapa
kelompok
untuk
pertemuan
selanjutnya
Memberi
informasi
tentang
peralatan yang
dibutuhkan
untuk
pembelajaran
selanjutnya
Memberi
komentar terhadap
Mind Map yang
dipresentasikan
dan melakukan
tanya jawab antar
siswa didampingi
guru
Memperhatikan
guru
Mengerjakan
soal yang
diberikan guru
Membentuk
kelompok untuk
pertemuan
selanjutnya
Mencatat
informasi
Pertemuan III
Eksplorasi
Melakukan
tanya jawab
mengenai
pembelajaran
sebelumnya
mengenai Sifat
benda dan
Bahan
Penyusunnya
Meminta dan
menampung
pendapat siswa
mengenai sifat
dan bahan
penyusun benda
yang mereka
bawa
Memberi
kesempatan
siswa
mengamati
benda yang
mereka bawa
Menguatkan
siswa tentang
pelajaran
pertemuan
Melakukan tanya
jaab dengan guru
Memberi pendapat
mengenai sifat
dan bahan
penyusun benda
yang mereka bawa
Mengamati benda
yang mereka bawa
Memperhatikan
penjelasan dari
guru
Menghargai
Disiplin
Aktif
sebelumnya
mengenai
pembuatan
Mind Map
Kalrifikasi Duduk
berkelompok
Meminta siswa
menyiapkan
peralatan yang
diminta untuk
dibawa
Menuntun
siswa mencatat
materi yang
baru saja
dipelajari
menggunakan
Mind Map
secara
kelompok
Menuntun
siswa membuat
Mind Map
Membentuk
kelompok
Menyiapkan
peralatan
Mencatat materi
yang baru saja
dipelajari
menggunakan
Mind Map dengan
bantuan guru
secara
berkelompok
Membuat Mind
Map secara
berkelompok
dengan bantuan
Komunikatif
Aktif
guru
Aplikasi Memberi
kesempatan
siswa
mempresentasik
an Mind Map
buatannya
secara
berkelompok
Mendamping
i proses tanya
jawab atar
siswa
Memberi
penilaian
terhadap proses
pembelajaran
Mengerjakan
soal berupa
post-test yang
telah disiapkan
oleh guru
Mempresentasika
n Mind Map
buatannya secara
berkelompok
Memberi
komentar terhadap
Mind Map yang
dipresentasikan
dan melakukan
tanya jawab antar
kelompok
didampingi guru
Memperhatikan
guru
Mengerjakan soal
yang diberikan guru
Menghargai
Aktif
Komunikatif
Kegiatan Akhir Memandu
pembacaan do'a
Memberi
salam
Membaca do'a
Menjawab salam
Religious
Menghargai
XIII. Alat dan Bahan dalam Pembelajaran
1. Kertas HVS polos
2. Alat tulis
3. Spidol atau pensil warna
XIV. Penilaian
1. Lembar Kerja Siswa (terlampir)
2. Tes Formatif
3. Penilaian Mind Map
Guru Mapel IPA Mahasiswa Peneliti
M. Irwanto, S.Pd Eko Fardiansyah
Mengetahui,
Kepala MIN 16 Cipayung
H.M. Zubad, S.Ag, M.Pd.I
RENCANA PELAKSANAAN PMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : IPA
Kelas : Vc
Semester : 1
Jumlah Pertemuan : 2
I. Standar Kompetensi: 4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya
dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses
II. Kompetensi Dasar : 4.1 hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya,
misalnya benang, kain, dan kertas
III. Indikator :
Menjelaskan definisi sifat bahan dan macam-macamnya
Menjelaskan definisi bahan penyusun dan macam-macamnya
Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
IV. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu menjelaskan definisi sifat bahan dan macam-macamnya
Siswa mampu menjelaskan definisi bahan penyusun dan macam-
macamnya
Siswa mampu mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan
bahan penyusunnya
V. Materi Ajar : Sifat Bahan dan Bahan Penyusun Benda
VI. Metode Pembelajaran : Ceramah, pemberian tugas
VII. Kegiatan pembelajaran pertemuan I :
Kegiatan Awal (15 Menit)
- Berdoa
- Pemberian motivasi
- Pre-tes
Kegiatan Inti (30 Menit)
a. Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Guru bertanya tentang
hal-hal yang telah
dipelajari
Guru menyimpulkan
dari KBM yang telah
dipelajari
Siswa menjawab
dengan benar
Siswa menyimakdan
memperhatikandengan
baik
Patuh
Perhatian
b. Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Guru menjelaskan
materi mengenai sifat
bahan
Guru menjelaskan
materi mengenai bahan
penyusun benda
Siswa memperhatikan
penjelasan guru dan
mencatat penjelasan
dalam buku catatan
Patuh
Tanggung jawab
perhatian
c. Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Guru bertanya
mengenai materi yang
telah dipelajari
Guru menyimpulkan
dari KBM yang telah
dipelajarinya
Siswa menjawab
pertanyaan
Siswa menyimak
dengan baik
Patuh
Perhatian
Kegiatan Akhir (15 menit)
- Guru bertanya mengenai pelajaran yang telah dipelajari dan dijawab
oleh siswa
- Guru dan siswa membuat kesimpulanterhadap materi pelajaran
- Siswa dan guru berdoa sebagai penutup dari KBM
- Penugasan terstruktur :
1) Apakah yang dimaksud dengan sifat bahan?
2) Sebutkan macam-macam sifat bahan!
3) Apakah yang dimaksud dengan bahan penyusun?
4) Sebutkan macam-macam baha penyusun!
VIII. Kegiatan pembelajaran pertemuan II
Kegiatan Awal (15 Menit)
- Berdoa
- Pemberian motivasi
- Pre-tes
Kegiatan Inti (30 Menit)
d. Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Guru bertanya tentang
hal-hal yang telah
dipelajari
Guru menyimpulkan
dari KBM yang telah
dipelajari
Siswa menjawab
dengan benar
Siswa menyimakdan
memperhatikandengan
baik
Patuh
Perhatian
e. Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Guru menjelaskan
materi mengenai
hubungan antara sifat
bahan dan bahan
penyusunnya
Siswa memperhatikan
penjelasan guru dan
mencatat penjelasan
dalam buku catatan
Patuh
Tanggung jawab
perhatian
f. Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Guru bertanya
mengenai materi yang
telah dipelajari
Guru menyimpulkan
dari KBM yang telah
dipelajarinya
Siswa menjawab
pertanyaan
Siswa menyimak
dengan baik
Patuh
Perhatian
Kegiatan Akhir (15 menit)
- Guru bertanya mengenai pelajaran yang telah dipelajari dan dijawab
oleh siswa
- Guru dan siswa membuat kesimpulanterhadap materi pelajaran
- Siswa dan guru berdoa sebagai penutup dari KBM
- Penugasan terstruktur :
1) Sebutkan macam-macam sifat bahan beserta contohnya!
2) Sebutkan sifat bahan dan bahan penyusun dari benda yang
ditunjukkan!
IX. Alat/sumber/bahan pelajaran
Buku pelajaran IPA kelas V
Catatan :
N = (jumlah skor maksimal) x 2
Bagi siswa yang tidak mencapai KKM akan diadakan remedial
Mengetahui,
Kepala MIN 16 Cipayung Guru Mapel IPA
H.M. Zubad, S.Ag, M.Pd.I M. Irwanto, S.Pd
MATERI AJAR SIFAT BAHAN DENGAN PENYUSUNNYA
C. Matter / Bahan
Edward Victor dalam bukunya Science for Elementary School, menjelaskan,
matter is anything that takes up or occupies spaces and has weight, bahwa yang
dimaksud dengan bahan ialah segala sesuatu yang menempati alam semesta dan
memiliki berat. Mengacu pada redaksi yang dituliskan dalam bukunya Edward Victor,
beberapa bahan yang menjadi penyusun benda antara lain udara, air, kayu, batu,
logam, kaca, karet, es, dan benang.
Sedangkan dalam bukunya Hery Sulistyanto, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam untuk
MI/SD kelas V disebutkan bahwa bahan yang menjadi penyusun benda antara lain
kayu, plastik, karet, bambu, kaca, batu dan benang.82
Kemudian peneliti menetapkan
bahwa macam-macam bahan penyusun benda yang sesuai diajarkan di Sekolah Dasar
khususnya kelas V dalam penelitian kali ini, antara lain 1) Kayu, 2) Plastik, 3) Karet,
4) Kaca, 5) Batu, 6) Benang, 7) Bambu dan 8) Logam
D. Physical Properties of Matter / Sifat Fisik Bahan
Sifat fisik bahan merupakan sifat yang dapat diketahui melalui pengamatan fisik
suatu bahan. Merujuk pada pernyataan dalam buku Edwar Victor, Science for
Elementary School, physical properties include such characteristics as color (warna),
odor (bau), taste (rasa), heaviness (berat), hardness (kekuatan), brittleness
(kerapuhan), elasticity (kelenturan), melting and boiling temperatures (titik didih dan
titik lebur), solubility in water and other liquids (larut dalam cairan), conductivity of
heat and electricity (menghantarkan panas dan listrik), ductility and malleability
(kelunakan). Sedangkan dalam bukunya, Budi Suryatin, Kimia VII untuk SMP dan
Mts kelas VII, disebutkan bahwa karakteristik sifat bahan penyusun antara lain,
pemuaian, kelarutan, kekerasan/kekuatan, warna, bau, kemagnetan dan daya hantar
listrik/panas.83
Kemudian peneliti menentukan bahwa karakteristik sifat bahan yang
sesuai diajarkan di Sekolah Dasar khususnya kelas V dalam penelitian kali ini antara
lain:
82 Heri Sulistyanto, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI kelas V, (Jakarta: Pusat Perbukuan
Depdiknas, 2008), h. 67 83 Budi Suryatin, Kimia VII untuk SMP dan Mts kelas VII, (Jakarta: PT. Grasindo, 2008) h. 49
Lampiran 3
12. Kelarutan (larut)
13. Kekuatan (kuat)
14. Kerapuhan (rapuh)
15. Kelunakan (lunak)
16. Keresapan, meliputi resap air atau kedap air
17. Berat, meliputi berat atau ringan
18. Warna
19. Bau, meliputi bau menyengat atau bau tidak menyengat
20. Kemagnetan, meliputi sifat magnetik atau non-magnetik
21. Kelenturan, meliputi kaku atau lentur
22. Daya hantar listrik atau panas, meliputi konduktor atau isolator
LEMBAR KERJA SISWA
Kelas :
Nama :
..........
.
..........
.
.................. ............
....
................
................
kayu
sifat
isolator
kuat
.................
kedap air
lentur plastik
...............
lentur ................
.
........
..
..........
.. .......................
............
....
..........
..
..........
.
benang
...............
..........
.
..............................
sifat
sifat
sifat sifat
sifat
sifat
BAHAN
............
....
sifat ............
....
............
.... ............
....
.................
..................
Lampiran 4
KEMENTERIAN AGAMA
FORM (FR)
No. Dokumen :
UIN JAKARTA Tgl. Terbit :
FITK No. Revisi: :
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal :
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA EKSPERIMEN
1. Nama Observer : M. Irwanto, S.Pd
2. Tempat Penelitian : MIN 16 Cipayung
3. Kelas : V (Lima)
4. Mata Pelajaran : IPA
5. Tanggal : 21 November 2014
NO ASPEK YANG DIAMATI PENGUKURAN DESKRIPSI
1 2 3 4
I Pra Pembelajaran
1. Tempat duduk masing-masing siswa v Sudah baik dengan
berkelompok
2. Kesiapan menerima pembelajaran v Belum tampak
II Kegiatan Membuka Pelajaran
1. Membaca doa belajar v Sudah terlihat
2. Mendengarkan penjelasan tentang
kompetensi yang hendak dicapai
v Belum terlihat
III Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penjelasan materi pelajaran
1. Eksplorasi
a. Memberikan berpendapat awal v Belum tampak
Lampiran 5
b. Mengkonfirmasi pendapatnya dengan pengamatan langsung atau dari sumber belajar
v Tidak tampak
2. Klarifikasi
a. Mengajukan pertanyaan saat proses penjelasan materi
v Sudah terlihat
b. Interaksi antar siswa v Sudah ada interaksi
c. Interaksi antara siswa-guru, siswa-materi pelajaran
v Belum terlihat interaksinya
3. Aplikasi
a. Memfasilitasi siswa mengaplikasikan informasi melalui LKS dan tugas
v ya
B. Pendekatan/Strategi Belajar
1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar v Sudah terlihat
2. Mengemukakan pendapat ketika diberikan
kesempatan
v Terlihat
3. Mencatat penjelasan yang disampaikan guru v Ya
4. Mengikuti proses pembelajaran V Ada beberapa siswa belum
C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber
Belajar
1. Kemampuan menggunakan media
pembelajaran
v Hanya 1 media yang
digunakan (papan tulis)
2. Kesesuaian media dengan materi dan strategi v Kurang sesuai
3. Penggunaan sumber belajar selain buku ajar
dan LKS
v Ya
C. Penilaian Proses
1. Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan
guru
v Ya
2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar v Belum terlihat
D. Penggunaan Bahasa
1. Mengemukakan pendapat v Terlihat
2. Mengajukan pertanyaan v Belum terlihat
IV PENUTUP
Keterlibatan dalam member
rangkuman/kesimpulan
v terlihat
Catatan
Sebelum memulai KBM hendaknya selain dikondisikan tempat duduk, juga dikondisikan siswa agar siap menerima pembelajarab
Media pembelajaran hendaknya lebih dari satu
Bahan dan alat seharusnya diperlihatkan kepada siswa
Sesuaikan materi dengan waktu yang tersedia
Interaksi antara guru dengan siswa dalam materi belum terlihat
Mengetahui,
Pengamat
M. Irwanto, S.Pd
KEMENTERIAN AGAMA
FORM (FR)
No. Dokumen :
UIN JAKARTA Tgl. Terbit :
FITK No. Revisi: :
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal :
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR EKSPERIMEN
1. Nama Pengamat : M. Irwanto, S.Pd
2. Tempat Pengamatan : MIN 16 Cipayung
3. Kelas : V (Lima)
4. Mata Pelajaran : IPA
5. Tanggal : 21 November 2014
N
O
ASPEK YANG DIAMATI PENGUKURAN DESKRIPSI
1 2 3 4
I Pra Pembelajaran
1. Pengaturan tempat duduk masing-masing siswa v Sudah terlaksana
2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan
pembelajaran
v Belum terlihat
II Kegiatan Membuka Pelajaran
1. Mengajukan pertanyaan/apersepsi v Sudah tampak
2. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang
hendak dicapai
v Belum terlihat
III Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penjelasan materi pelajaran
1. Eksplorasi
c. Memberi kesempatan siswa berpendapat v Sudah terlihat
d. Memberi kesempatan siswa mengkonfirmasi pendapatnya
v Belum terlihat
2. Klarifikasi
d. Memberikan penjelasan materi pelajaran v Sudah terlihat
e. Mengajukan pertanyaan saat proses penjelasan materi
v Terlihat
f. Memfasilitasi adanya interaksi antar siswa v Belum terlihat
g. Memfasilitasi interaksi antara siswa-guru, siswa-materi pelajaran
v Belum terlihat
3. Aplikasi
b. Memfasilitasi siswa mengaplikasikan informasi melalui LKS dan tugas
v Sudah terlihat
B. Pendekatan/Strategi Belajar
1. Melaksanakan pembelajaran aktif v Ya
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya
v Ya
3. Memberikan respon terhadap pertanyaan dan
jawaban siswa
v ya
4. Memotivasi siswa untuk bertanya v Belum
C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber
Belajar
1. Kemampuan menggunakan media pembelajaran v Hanya satu media
2. Kesesuaian media dengan materi dan strategi v Ada
3. Penggunaan sumber belajar selain buku ajar dan
LKS
v Belum ada
D. Penilaian Proses
1. Memberikan tugas/latihan v Ya
2. Melakukan penilaian v Ya
E. Penggunaan Bahasa
1. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai
dengan perkembangan peserta didik
v Ya
2. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai v Ya
dengan kaidah
IV PENUTUP
Melakukan konfirmasi v Ya
Memberikan kesimpulan dant indaklanjut v Ya
Catatan:
Sebelum memulai KBM hendaknya selain dikondisikan tempat duduk, juga dikondisikan siswa agar siap menerima pembelajarab
Media pembelajaran hendaknya lebih dari satu
Bahan dan alat seharusnya diperlihatkan kepada siswa
Sesuaikan materi dengan waktu yang tersedia
Interaksi antara guru dengan siswa dalam materi belum terlihat
Mengetahui,
Pengamat
M. Irwanto, S,Pd
KISI-KISI SOAL UJI VALIDITAS
Nama Sekolah : MIN 16 Cipayung
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas : V (lima)
Semester : 1 (satu)
Jumlah Soal : Pilihan Ganda 24 soal
No Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Bentuk Soal Nomor Soal
1 4.2 Mendeskripsikan hubungan
antara sifat bahan dengan
bahan penyusunnya, misalnya
benang, kain, dan kertas
Bahan dan
Sifatnya
4.1.1 Mendeskripsikan pengertian sifat bahan
4.1.2 Menyebutkan berbagai macam sifat
bahan, seperti larut, kuat, rapuh, lunak, dsb.
4.1.3 Mendeskripsikan pengertian bahan
penyusun
4.1.4 Menyebutkan berbagai macam bahan
penyusun, seperti benang, kain dan kertas
4.1.5 Meng-interpretasikan hubungan antara
sifat bahan dengan bahan penyusunnya
PG
PG
PG
PG
1,4
2,9,17,21,22
3,6
5,11,12,18,23
Lampiran 6
4.1.6 Memberi contoh benda-benda sekitar
dengan berbagai macam sifat bahannya
4.1.7 Membuat Mind Map hubungan sifat
bahan dan penyusunnya secara individual
4.1.8 Membuat Mind Map 3D hubungan sifat
bahan dan penyusunnya secara kelompok
PG
PG
-
-
10,13,14,19,20
7,8,15,16,24
-
-
KISI-KISI SOAL UJI VALIDITAS
SK : 4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses
Kompetensi Dasar Indikator Soal Instrumen Soal Jenjang
Kognitif
Hasil uji
Validitas
4.3 Mendeskripsikan
hubungan antara sifat
bahan dengan bahan
penyusunnya, misalnya
4.1.1 Mendeskripsikan
pengertian sifat bahan
1. Yang dimaksud dengan sifat bahan ialah...
a. Bahan pembentuk suatu benda
b. Sifat khusus yang dimiliki suatu bahan pembentuk
C1
Valid
benang, kain, dan kertas
benda
c. Benda yang tidak dimiliki orang lain
d. Sifat yang ada hanya pada satu benda
4. Benda yang ada di sekitar kita memiliki sifat yang
berbeda-beda karena....
a. dibeli di toko yang berbeda
b. dimiliki oleh orang yang berbeda
c. dibentuk oleh bahan yang berbeda
d. dibuat oleh orang yang berbeda
C1
Valid
4.1.2 Menyebutkan
berbagai macam sifat
bahan, seperti larut,
kuat, rapuh, lunak,
dsb.
2. Sifat benda yang dapat dilekuk-lekukkan sesuka hati
adalah...
a. kaku c. lentur
b. halus d. kasar
9. Benda yang memiliki sifat magnetik berarti...
a. dapat menyerap air
C1
C1
Valid
Valid
b. dapat menghantarkan listrik
c. dapat tertarik magnet
d. menjauhi magnet
17.Sifat benda yang tidak tembus air adalah...
a. lentur c. menyerap
b. halus d. kedap
21.Benda yang memiliki sifat konduktor maka...
a. bentuknya tetap
b. tidak menghantarkan listrik
c. tidak tembus air
d. menghantarkan listrik/panas
22. Benda yang memiliki sifat lentur biasanya dipilih karena
alasan...
a. kuat c. Tahan panas
C1
C1
C1
Valid
Valid
Valid
b. dapat larut air d. Mudah dibentuk
4.1.3 Mendeskripsikan
pengertian bahan
penyusun
3. Benda-benda di sekitar kita dibentuk dari...
a. alat pembuat benda
b. barang-barang bekas
c. perusahaan yang membuat
d. bahan penyusun benda
6. Dalam membuat benda perlu disesuaikan bahan dengan...
a. kegunaannya c. kekuatannya
b. harganya d. Keindahannya
C1
C1
Tidak
Valid
Valid
4.1.4 Menyebutkan
berbagai macam bahan
penyusun, seperti
benang, kain dan
kertas
5. Jika kita ke hutan, kita akan menemukan banyak bahan
berupa..
a. c.
C1
Tidak
Valid
b. d.
11. Burhan hendak pergi ke perpustakaan, maka ia akan
menemukan banyak benda yang terbuat dari bahan....
a. Batu c. bambu
b. Kertas d. Benang
12.Pada kegiatan pramuka banyak digunakan bahan berupa
....
a. kayu c. plastik
b. tali d. Kaca
18.Jika hendak menemukan banyak bahan batu, sebaiknya
kita pergi ke...
a. sungai c. hutan
b. pasar d. perpustakaan
23.Usaha meubel merupakan usaha yang mengolah bahan....
C1
C1
C1
Tidak
Valid
Valid
Valid
a. batu c. karet
b. kain d. kayu
C1
Valid
4.1.5 Meng-
interpretasikan
hubungan antara sifat
bahan dengan bahan
penyusunnya
10.Kayu banyak digunakan untuk peralatan dapur. Hal ini
disebabkan karena kayu memiliki sifat ....
a. kuat c. tidak menghantarkan panas
b. lentur d. mudah patah
13.Bahan yang memiliki sifat tembus pandang, mudah
dibentuk, mudah pecah, dan warnanya bening adalah ....
a. bambu c. batu
b. kaca d. kain
14.Bahan yang memiliki sifat lentur, kenyal, tidak
menghantarkan listrik dan panas, kuat, dan mudah
dibentuk adalah ....
C2
C2
C2
Valid
Tidak
Valid
Valid
a. karet c. kayu
b. besi d. benang
19.Bahan plastik biasanya digunakan untuk keperluan...
a. menyerap air
b. menyerap panas
c. tidak mudah kusut
d. kedap air / menahan air
20. Benda yang digunakan untuk meletakkan makanan
sebaiknya...
a. kuat
b. tidak memiliki bau menyengat
c. magnetik
d. tidak dapat menyerap air
C2
C2
Valid
Tidak
Valid
4.1.6 Memberi contoh 7. Perabot di rumah yang disusun oleh bahan berupa kaca C2 Tidak
benda-benda sekitar
dengan berbagai
macam sifat bahannya
adalah ....
a. c.
b. d.
8. gambar di samping merupakan salah
satu benda yang disusun oleh bahan
berupa ....
C2
Valid
Tidak
Valid
a. kayu c. kaca
b. batu d. Benang
15.Pada pembuatan alat musik angklung digunakan bahan
berupa ....
a. kayu c. plastik
b. bambu d. kaca
16.Berikut merupakan bahan yang dapat diolah menjadi
lemari...
a. kain, karet, kayu
b. kayu, besi, kertas
c. Kayu, besi, plastik
d. Rotan, benang, plastik
24.Karpet, korden, sajadah, baju, dan celana merupakan
benda-benda yang disusun oleh kumpulan-kumpulan tali,
yaitu ....
a. benang c. kain
C2
C2
C2
Valid
Valid
Valid
b. besi d. kaca
4.1.7 Membuat Mind
Map hubungan sifat
bahan dan
penyusunnya secara
individual
- -
4.1.8 Membuat Mind
Map 3D hubungan
sifat bahan dan
penyusunnya secara
kelompok
- -
SOAL UJI VALIDITAS
MIN 16 CIPAYUNG
Nama :.......................................... Mata Pelajaran : IPA
Kelas :.......................................... Hari/Tanggal :.......................................
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan
a, b, c atau d !
2. Yang dimaksud dengan sifat bahan ialah...
e. Bahan pembentuk suatu benda
f. Sifat khusus yang dimiliki suatu bahan pembentuk benda
g. Benda yang tidak dimiliki orang lain
h. Sifat yang ada hanya pada satu benda
2. Sifat benda yang dapat dilekuk-lekukkan sesuka hati adalah...
a. kaku c. lentur
b. halus d. kasar
3. Benda-benda di sekitar kita dibentuk dari...
a. alat pembuat benda
b. barang-barang bekas
c. perusahaan yang membuat
d. bahan penyusun benda
4. Benda yang ada di sekitar kita memiliki sifat yang berbeda-beda karena....
a. dibeli di toko yang berbeda
b. dimiliki oleh orang yang berbeda
c. dibentuk oleh bahan yang berbeda
d. dibuat oleh orang yang berbeda
NILAI Lampiran 7
6. Jika kita ke hutan, kita akan menemukan banyak bahan berupa..
c. c.
d. d.
6. Dalam membuat benda, perlu disesuaikan bahan dengan...
a. kegunaannya c. kekuatannya
b. harganya d. keindahannya
7. Perabot di rumah yang disusun oleh bahan berupa kaca adalah ....
a. c.
b. d.
8. Gambar di samping merupakan salah satu benda yang disusun oleh
bahan berupa ....
a. kayu c. kaca
b. batu d. benang
9. Benda yang memiliki sifat magnetik berarti...
a. dapat menyerap air
b. dapat menghantarkan listrik
c. dapat tertarik magnet
d. menjauhi magnet
10. Kayu banyak digunakan untuk peralatan dapur. Hal ini disebabkan karena kayu memiliki
sifat ....
a. kuat c. tidak menghantarkan panas
b. lentur d. mudah patah
12. Burhan hendak pergi ke perpustakaan, maka ia akan menemukan banyak benda yang
terbuat dari bahan....
c. batu c. bambu
d. kertas d. benang
12. Pada kegiatan pramuka banyak digunakan bahan berupa ....
a. kayu c. plastik
b. tali d. kaca
13. Bahan yang memiliki sifat tembus pandang, mudah dibentuk, mudah pecah, dan
warnanya bening adalah ....
a. bambu c. batu
b. kaca d. kain
14. Bahan yang memiliki sifat lentur, kenyal, tidak menghantarkan listrik dan panas, kuat,
dan mudah dibentuk adalah ....
a. karet c. kayu
b. besi d. benang
15. Pada pembuatan alat musik angklung digunakan bahan berupa ....
a. kayu c. plastik
b. bambu d. kaca
16. Berikut merupakan bahan yang dapat diolah menjadi lemari...
a. kain, karet, kayu c. kayu, besi, plastik
b. kayu, besi, kertas d. rotan, benang, plastik
17. Sifat benda yang tidak tembus air adalah...
a. lentur c. menyerap
b. halus d. kedap
18. Jika hendak menemukan banyak bahan batu, sebaiknya kita pergi ke...
a. sungai c. hutan
b. pasar d. perpustakaan
19. Bahan plastik biasanya digunakan untuk keperluan...
a. menyerap air c. tidak mudah kusut
b. menyerap panas d. menahan air
20. Benda yang digunakan untuk meletakkan makanan sebaiknya...
a. kuat
b. tidak memiliki bau menyengat
c. magnetik
d. tidak dapat menyerap air
21. Benda yang memiliki sifat konduktor maka...
a. bentuknya tetap
b. tidak menghantarkan listrik
c. tidak tembus air
d. menghantarkan listrik/panas
22. Benda yang memiliki sifat lentur biasanya dipilih karena alasan...
a. kuat c. tahan panas
b. dapat larut air d. mudah dibentuk
23. Usaha meubel merupakan usaha yang mengolah bahan....
a. batu c. karet
b. kain d. kayu
24. Korden, sajadah, baju, dan celana merupakan benda-benda yang disusun oleh kumpulan-
kumpulan benang, yaitu ....
a. tali c. kain
b. besi d. kaca
SELAMAT MENGERJAKAN
KUNCI JAWABAN SOAL UJI VALIDITAS
No.
Soal
Instrumen Prediksi Masalah Jawaban
1 Yang dimaksud dengan sifat bahan
ialah...
B
i. Bahan pembentuk suatu benda Terpaku pada satu situasi
j. Sifat khusus yang dimiliki suatu
bahan pembentuk benda
Memahami konsep
k. Benda yang tidak dimiliki orang
lain
Terpaku pada satu situasi
l. Sifat yang ada hanya pada satu
benda
Terpaku pada satu situasi
2 Sifat benda yang dapat dilekuk-
lekukkan sesuka hati adalah...
C
a. kaku Kesalahan menerjemahkan
b. halus Gagasan anak memiliki
berbagai konotasi
c. lentur Memahami konsep
d. kasar Kesalahan menerjemahkan
3 Benda-benda di sekitar kita
dibentuk dari...
D
a. alat pembuat benda Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
b. barang-barang bekas Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
c. perusahaan yang membuat Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
Lampiran 8
d. bahan penyusun benda Memahami konsep
4 Benda yang ada di sekitar kita
memiliki sifat yang berbeda-beda
karena....
C
a. dibeli di toko yang berbeda Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
b. dimiliki oleh orang yang
berbeda
Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
c. dibentuk oleh bahan yang
berbeda
Memahami konsep
d. dibuat oleh orang yang berbeda Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
5 Benda yang ada di sekitar kita Jika
kita ke hutan, kita akan
menemukan banyak bahan
berupa...
C
a.
Gagasan anak memiliki
berbagai konotasi
b.
Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
c.
Memahami konsep
d.
Gagasan anak memiliki
berbagai konotasi
6 Dalam membuat benda, perlu
disesuaikan bahan dengan...
A
a. kegunaannya Memahami konsep
b. harganya Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
c. kekuatannya Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
d. keindahannya Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
7 Perabot di rumah yang disusun
oleh bahan berupa kaca adalah ....
D
a.
Kesalahan menerjemahkan
dan interpretasi
b.
Kesalahan interpretasi
c.
Kesalahan menerjemahkan
dan interpretasi
d. Memahami konsep
8 Gambar di samping
merupakan salah satu
benda yang disusun
oleh bahan berupa ....
A
a. kayu Memahami konsep
b. batu Kesalahan menerjemahkan
c. kaca Kesalahan menerjemahkan
d. benang Kesalahan menerjemahkan
9 Benda yang memiliki sifat
magnetik berarti...
C
a. dapat menyerap air Kesalahan menerjemahkan
b. dapat menghantarkan listrik Kesalahan menerjemahkan
c. dapat tertarik magnet Memahami konsep
d. menjauhi magnet Kesalahan menerjemahkan
10 Kayu banyak digunakan untuk
peralatan dapur. Hal ini disebabkan
karena kayu memiliki sifat ....
B
a. kuat Gagasan anak memiliki
berbagai konotasi dan
kesalahan interpretasi
hubungan
b. tidak menghantarkan panas Memahami konsep
c. lentur Kesalahan menerjemahkan
d. mudah patah Kesalahan
menginterpretasi
11 Burhan hendak pergi ke
perpustakaan, maka ia akan
menemukan banyak benda yang
terbuat dari bahan....
B
a. batu Kesalahan interpretasi
b. kertas Memahami konsep
c. bambu Kesalahan interpretasi
d. benang Kesalahan interpretasi
12 Pada kegiatan pramuka banyak
digunakan bahan berupa ....
B
a. kayu Gagasan anak memiliki
berbagai konotasi
b. tali Memahami konsep
c. plastik Kesalahan interpretasi
d. kaca Kesalahan interpretasi
13 Bahan yang memiliki sifat tembus
pandang, mudah dibentuk, mudah
pecah, dan warnanya bening
adalah ....
B
a. bambu Kesalahan menerjemahkan
b. kaca Memahami konsep
c. batu Kesalahan menerjemahkan
d. kain Kesalahan menerjemahkan
14 Bahan yang memiliki sifat lentur,
kenyal, tidak menghantarkan listrik
A
dan panas, kuat, dan mudah
dibentuk adalah ....
a. karet Memahami konsep
b. besi Kesalahan menerjemahkan
c. kayu Kesalahan menerjemahkan
d. benang Kesalahan menerjemahkan
15 Pada pembuatan alat musik
angklung digunakan bahan berupa
....
B
a. kayu Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
b. bambu Memahami konsep
c. plastik Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
d. kaca Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
16 Berikut merupakan bahan yang
dapat diolah menjadi lemari...
C
a. kain, karet, kayu Kesalahan interpretasi
b. kayu, besi, kertas Kesalahan interpretasi
c. kayu, besi, plastik Memahami konsep
d. rotan, benang, plastik Kesalahan interpretasi
17 Sifat benda yang tidak tembus air D
adalah...
a. lentur Kesalahan menerjemahkan
b. halus Kesalahan menerjemahkan
c. menyerap Kesalahan menerjemahkan
d. kedap Memahami konsep
18 Jika hendak menemukan banyak
bahan batu, sebaiknya kita pergi
ke...
A
a. sungai Memahami konsep
b. pasar Gagasan anak memiliki
berbagai konotasi
c. hutan Kesalahan interpretasi
d. perpustakaan Kesalahan interpretasi
19 Bahan plastik biasanya digunakan
untuk keperluan...
D
a. menyerap air Kesalahan interpretasi
b. menyerap panas Kesalahan interpretasi
c. tidak mudah kusut Gagasan anak memiliki
berbagai konotasi
d. menahan air Memahami konsep
20 Benda yang digunakan untuk
meletakkan makanan sebaiknya...
B
a. kuat Gagasan anak memiliki
berbagai konotasi
b. tidak memiliki bau Memahami konsep
menyengat
c. magnetik Kesalahan interpretasi
d. tidak dapat menyerap air Gagasan anak memiliki
berbagai konotasi
21 Benda yang memiliki sifat
konduktor maka...
D
a. bentuknya tetap Kesalahan menerjemahkan
b. tidak menghantarkan listrik Kesalahan menerjemahkan
c. tidak tembus air Kesalahan menerjemahkan
d. menghantarkan listrik/panas Memahami konsep
22 Benda yang memiliki sifat lentur
biasanya dipilih karena alasan...
D
a. kuat Kesalahan menerjemahkan
b. dapat larut air Kesalahan menerjemahkan
c. tahan panas Kesalahan menerjemahkan
d. mudah dibentuk Memahami konsep
23 Usaha meubel merupakan usaha
yang mengolah bahan....
D
a. batu Kesalahan interpretasi
b. kain Kesalahan interpretasi
c. karet Kesalahan interpretasi
d. kayu Memahami konsep
24 Korden, sajadah, baju, dan celana
merupakan benda-benda yang
C
disusun oleh kumpulan-kumpulan
benang, yaitu ....
a. tali Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
b. besi Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
c. kain Memahami konsep
d. kaca Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
SOAL AWAL
SIFAT BAHAN DENGAN PENYUSUNNYA
MIN 16 CIPAYUNG
Nama :.......................................... Mata Pelajaran : IPA
Kelas :.......................................... Hari/Tanggal :.......................................
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan
a, b, c atau d !
3. Yang dimaksud dengan sifat bahan
ialah...
a. Bahan pembentuk suatu benda
b. Sifat khusus yang dimiliki suatu
bahan pembentuk benda
c. Benda yang tidak dimiliki orang
lain
d. Sifat yang ada hanya pada satu
benda
4. Dalam membuat benda perlu
disesuaikan bahan dengan...
a. kegunaannya c. kekuatannya
b. harganya d. Keindahannya
5. Sifat benda yang dapat dilekuk-
lekukkan sesuka hati adalah...
a. kaku c. Lentur
b. halus d. kasar
6. Benda yang memiliki sifat magnetik
berarti...
a. dapat menyerap air
b. dapat menghantarkan listrik
c. dapat tertarik magnet
d. menjauhi magnet
7. Sifat benda yang tidak tembus air
adalah...
a. lentur c. menyerap
b. halus d. kedap
8. Benda yang memiliki sifat konduktor
maka...
a. bentuknya tetap
b. tidak menghantarkan listrik
c. tidak tembus air
d. menghantarkan listrik/panas
9. Benda yang memiliki sifat lentur
biasanya dipilih karena alasan...
a. kuat c. Tahan panas
b. dapat larut air d. Mudah dibentuk
10. Benda yang ada di sekitar kita memiliki
sifat yang berbeda-beda karena....
a. dibeli di toko yang berbeda
b. dimiliki oleh orang yang berbeda
c. dibentuk oleh bahan yang berbeda
d. dibuat oleh orang yang berbeda
NILAI Lampiran 9
11. Pada kegiatan pramuka banyak
digunakan bahan berupa ....
a. kayu c. plastik
b. tali d. Kaca
12. Jika hendak menemukan banyak bahan
batu, sebaiknya kita pergi ke...
a. sungai c. hutan
b. pasar d. perpustakaan
13. Usaha meubel merupakan usaha yang
mengolah bahan....
a. batu c. karet
b. kain d. kayu
14. Kayu banyak digunakan untuk
peralatan dapur. Hal ini disebabkan
karena kayu memiliki sifat ....
a. kuat
b. lentur
c. tidak menghantarkan panas
d. mudah patah
15. Bahan yang memiliki sifat lentur,
kenyal, tidak menghantarkan listrik dan
panas, kuat, dan mudah dibentuk
adalah ....
a. karet c. kayu
b. besi d. benang
16. Bahan plastik biasanya digunakan
untuk keperluan...
a. menyerap air
b. menyerap panas
c. tidak mudah kusut
d. kedap air / menahan air
17. Pada pembuatan alat musik angklung
digunakan bahan berupa ....
a. kayu c. plastik
b. bambu d. kaca
18. Berikut merupakan bahan yang dapat
diolah menjadi lemari...
a. kain, karet, kayu
b. kayu, besi, kertas
c. kayu, besi, plastik
d. rotan, benang, plastik
19. Karpet, korden, sajadah, baju, dan
celana merupakan benda-benda yang
disusun oleh kumpulan-kumpulan tali,
yaitu ....
a. benang c. kain
b. besi d. kaca
KUNCI JAWABAN SOAL PRE-TEST
No.
Soal
Instrumen Prediksi Masalah Jawaban
1 Yang dimaksud dengan sifat bahan
ialah...
B
m. Bahan pembentuk suatu benda Terpaku pada satu situasi
n. Sifat khusus yang dimiliki suatu
bahan pembentuk benda
Memahami konsep
o. Benda yang tidak dimiliki orang
lain
Terpaku pada satu situasi
p. Sifat yang ada hanya pada satu
benda
Terpaku pada satu situasi
2 Dalam membuat benda, perlu
disesuaikan bahan dengan...
A
e. kegunaannya Memahami konsep
f. harganya Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
g. kekuatannya Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
h. keindahannya Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
3 Sifat benda yang dapat dilekuk-
lekukkan sesuka hati adalah...
C
e. kaku Kesalahan menerjemahkan
f. halus Gagasan anak memiliki
berbagai konotasi
g. lentur Memahami konsep
Lampiran 10
h. kasar Kesalahan menerjemahkan
4 Benda yang memiliki sifat magnetik
berarti...
C
a. dapat menyerap air Kesalahan menerjemahkan
b. dapat menghantarkan listrik Kesalahan menerjemahkan
c. dapat tertarik magnet Memahami konsep
d. menjauhi magnet Kesalahan menerjemahkan
5 Sifat benda yang tidak tembus air
adalah...
D
a. lentur Kesalahan menerjemahkan
b. halus Kesalahan menerjemahkan
c. menyerap Kesalahan menerjemahkan
d. kedap Memahami konsep
6 Benda yang memiliki sifat
konduktor maka...
D
a. bentuknya tetap Kesalahan menerjemahkan
b. tidak menghantarkan listrik Kesalahan menerjemahkan
c. tidak tembus air Kesalahan menerjemahkan
d. menghantarkan listrik/panas Memahami konsep
7 Benda yang memiliki sifat lentur
biasanya dipilih karena alasan...
D
a. kuat Kesalahan menerjemahkan
b. dapat larut air Kesalahan menerjemahkan
c. tahan panas Kesalahan menerjemahkan
d. mudah dibentuk Memahami konsep
8 Benda yang ada di sekitar kita
memiliki sifat yang berbeda-beda
karena....
C
e. dibeli di toko yang berbeda Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
f. dimiliki oleh orang yang berbeda Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
g. dibentuk oleh bahan yang
berbeda
Memahami konsep
h. dibuat oleh orang yang berbeda Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
9 Pada kegiatan pramuka banyak
digunakan bahan berupa ....
B
a. kayu Gagasan anak memiliki
berbagai konotasi
b. tali Memahami konsep
c. plastik Kesalahan interpretasi
d. kaca Kesalahan interpretasi
10 Jika hendak menemukan banyak
bahan batu, sebaiknya kita pergi ke...
A
a. sungai Memahami konsep
b. pasar Gagasan anak memiliki
berbagai konotasi
c. hutan Kesalahan interpretasi
d. perpustakaan Kesalahan interpretasi
11 Usaha meubel merupakan usaha
yang mengolah bahan....
D
a. batu Kesalahan interpretasi
b. kain Kesalahan interpretasi
c. karet Kesalahan interpretasi
d. kayu Memahami konsep
12 Kayu banyak digunakan untuk
peralatan dapur. Hal ini disebabkan
karena kayu memiliki sifat ....
B
e. kuat Gagasan anak memiliki
berbagai konotasi dan
kesalahan interpretasi
hubungan
f. tidak menghantarkan panas Memahami konsep
g. lentur Kesalahan menerjemahkan
h. mudah patah Kesalahan menginterpretasi
13 Bahan yang memiliki sifat lentur,
kenyal, tidak menghantarkan listrik
dan panas, kuat, dan mudah dibentuk
adalah ....
A
a. karet Memahami konsep
b. besi Kesalahan menerjemahkan
c. kayu Kesalahan menerjemahkan
d. benang Kesalahan menerjemahkan
14 Bahan plastik biasanya digunakan
untuk keperluan...
D
a. menyerap air Kesalahan interpretasi
b. menyerap panas Kesalahan interpretasi
c. tidak mudah kusut Gagasan anak memiliki
berbagai konotasi
d. menahan air Memahami konsep
15 Pada pembuatan alat musik
angklung digunakan bahan berupa
....
B
a. kayu Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
b. bambu Memahami konsep
c. plastik Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
d. kaca Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
16 Berikut merupakan bahan yang
dapat diolah menjadi lemari...
C
a. kain, karet, kayu Kesalahan interpretasi
b. kayu, besi, kertas Kesalahan interpretasi
c. kayu, besi, plastik Memahami konsep
d. rotan, benang, plastik Kesalahan interpretasi
17 Korden, sajadah, baju, dan celana C
merupakan benda-benda yang
disusun oleh kumpulan-kumpulan
benang, yaitu ....
a. tali Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
b. besi Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
c. kain Memahami konsep
d. kaca Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
SOAL AKHIR
SIFAT BAHAN DENGAN PENYUSUNNYA
MIN 16 CIPAYUNG
Nama :.......................................... Mata Pelajaran : IPA
Kelas :.......................................... Hari/Tanggal :.......................................
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (X) pada
pilihan a, b, c atau d !
20. Yang dimaksud dengan sifat bahan ialah...
e. Bahan pembentuk suatu benda
f. Sifat khusus yang dimiliki suatu bahan pembentuk benda
g. Benda yang tidak dimiliki orang lain
h. Sifat yang ada hanya pada satu benda
21. Sifat benda yang dapat dilekuk-lekukkan sesuka hati adalah...
c. kaku c. lentur
d. halus d. kasar
22. Benda yang ada di sekitar kita memiliki sifat yang berbeda-beda karena....
e. dibeli di toko yang berbeda
f. dimiliki oleh orang yang berbeda
g. dibentuk oleh bahan yang berbeda
h. dibuat oleh orang yang berbeda
23. Dalam membuat benda perlu disesuaikan bahan dengan...
c. kegunaannya c. kekuatannya
d. harganya d. keindahannya
24. Benda yang memiliki sifat magnetik berarti...
e. dapat menyerap air
f. dapat menghantarkan listrik
g. dapat ditarik oleh magnet
NILAI
Lampiran 11
h. menjauhi magnet
25. Kayu banyak digunakan untuk keselamatan memasak pada peralatan dapur. Hal ini
disebabkan karena kayu memiliki sifat ....
e. kuat c. tidak mudah panas
f. lentur d. mudah patah
26.
Pada kegiatan pramuka banyak digunakan bahan berupa ....
c. kayu c. plastik
d. tali d. kaca
27. Bahan yang memiliki sifat lentur, kenyal, tidak menghantarkan listrik dan panas, kuat, dan
mudah dibentuk adalah ....
c. karet c. kayu
d. besi d. benang
28.
Pada pembuatan alat musik angklung digunakan bahan berupa ....
c. kayu c. plastik
d. bambu d. kaca
29. Berikut merupakan bahan yang dapat diolah menjadi lemari...
e. kain, karet, kayu
f. kayu, besi, kertas
g. kayu, besi, plastik
h. rotan, benang, plastik
30. Sifat benda yang tidak tembus air adalah...
c. lentur c. menyerap air
d. halus d. kedap air
31. Jika hendak menemukan banyak bahan batu, sebaiknya kita pergi ke...
c. sungai c. hutan
d. pasar d. perpustakaan
32. Bahan plastik biasanya digunakan untuk keperluan...
e. menyerap air
f. menyerap panas
g. tidak mudah kusut
h. kedap air / menahan air
33. Benda yang memiliki sifat konduktor maka...
e. bentuknya tetap
f. tidak menghantarkan listrik
g. tidak tembus air
h. menghantarkan listrik/panas
34. Benda yang memiliki sifat lentur biasanya dipilih karena alasan...
c. kuat c. tahan panas
d. dapat larut air d. mudah dibentuk
35.
Usaha meubel merupakan usaha yang mengolah bahan....
c. batu c. karet
d. kain d. kayu
36. Gorden, sajadah, baju, dan celana merupakan benda-benda yang disusun oleh bahan yang
merupakan susunan tali/benang, yaitu ....
c. benang c. kain
d. besi d. kaca
KUNCI JAWABAN SOAL POST-TEST
No.
Soal
Instrumen Prediksi Masalah Jawaban
1 Yang dimaksud dengan sifat bahan
ialah...
B
q. Bahan pembentuk suatu benda Terpaku pada satu situasi
r. Sifat khusus yang dimiliki suatu
bahan pembentuk benda
Memahami konsep
s. Benda yang tidak dimiliki orang
lain
Terpaku pada satu situasi
t. Sifat yang ada hanya pada satu
benda
Terpaku pada satu situasi
2 Sifat benda yang dapat dilekuk-
lekukkan sesuka hati adalah...
C
i. Kaku Kesalahan menerjemahkan
j. Halus Gagasan anak memiliki berbagai
konotasi
k. lentur Memahami konsep
l. kasar Kesalahan menerjemahkan
3 Benda yang ada di sekitar kita
memiliki sifat yang berbeda-beda
karena....
C
i. dibeli di toko yang berbeda Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
j. dimiliki oleh orang yang berbeda Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
k. dibentuk oleh bahan yang
berbeda
Memahami konsep
Lampiran 12
l. dibuat oleh orang yang berbeda Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
4 Dalam membuat benda, perlu
disesuaikan bahan dengan...
A
i. kegunaannya Memahami konsep
j. harganya Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
k. kekuatannya Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
l. keindahannya Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
5 Benda yang memiliki sifat magnetik
berarti...
C
a. dapat menyerap air Kesalahan menerjemahkan
b. dapat menghantarkan listrik Kesalahan menerjemahkan
c. dapat tertarik magnet Memahami konsep
d. menjauhi magnet Kesalahan menerjemahkan
6 Kayu banyak digunakan untuk
peralatan dapur. Hal ini disebabkan
karena kayu memiliki sifat ....
B
i. kuat Gagasan anak memiliki berbagai
konotasi dan kesalahan
interpretasi hubungan
j. tidak mudah panas Memahami konsep
k. lentur Kesalahan menerjemahkan
l. mudah patah Kesalahan menginterpretasi
7 Pada kegiatan
pramuka banyak
digunakan bahan berupa ....
B
a. kayu Gagasan anak memiliki berbagai
konotasi
b. tali Memahami konsep
c. plastik Kesalahan interpretasi
d. kaca Kesalahan interpretasi
8 Bahan yang memiliki sifat lentur,
kenyal, tidak menghantarkan listrik
dan panas, kuat, dan mudah dibentuk
adalah ....
A
a. karet Memahami konsep
b. besi Kesalahan menerjemahkan
c. kayu Kesalahan menerjemahkan
d. benang Kesalahan menerjemahkan
9
Pada pembuatan alat musik
angklung digunakan bahan berupa
....
B
a. kayu Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
b. bambu Memahami konsep
c. plastik Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
d. kaca Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
10 Berikut merupakan bahan yang
dapat diolah menjadi lemari...
C
a. kain, karet, kayu Kesalahan interpretasi
b. kayu, besi, kertas Kesalahan interpretasi
c. kayu, besi, plastik Memahami konsep
d. rotan, benang, plastik Kesalahan interpretasi
11 Sifat benda yang tidak tembus air
adalah...
D
a. lentur Kesalahan menerjemahkan
b. halus Kesalahan menerjemahkan
c. menyerap Kesalahan menerjemahkan
d. kedap Memahami konsep
12 Jika hendak menemukan banyak
bahan batu, sebaiknya kita pergi ke...
A
a. sungai Memahami konsep
b. pasar Gagasan anak memiliki berbagai
konotasi
c. hutan Kesalahan interpretasi
d. perpustakaan Kesalahan interpretasi
13 Bahan plastik biasanya digunakan
untuk keperluan...
D
a. menyerap air Kesalahan interpretasi
b. menyerap panas Kesalahan interpretasi
c. tidak mudah kusut Gagasan anak memiliki berbagai
konotasi
d. menahan air Memahami konsep
14 Benda yang memiliki sifat
konduktor maka...
D
a. bentuknya tetap Kesalahan menerjemahkan
b. tidak menghantarkan listrik Kesalahan menerjemahkan
c. tidak tembus air Kesalahan menerjemahkan
d. menghantarkan listrik/panas Memahami konsep
15 Benda yang memiliki sifat lentur
biasanya dipilih karena alasan...
D
a. kuat Kesalahan menerjemahkan
b. dapat larut air Kesalahan menerjemahkan
c. tahan panas Kesalahan menerjemahkan
d. mudah dibentuk Memahami konsep
16
Usaha meubel
merupakan usaha yang mengolah
bahan....
D
a. batu Kesalahan interpretasi
b. kain Kesalahan interpretasi
c. karet Kesalahan interpretasi
d. kayu Memahami konsep
17 Korden, sajadah, baju, dan celana
merupakan benda-benda yang
disusun oleh kumpulan-kumpulan
benang, yaitu ....
C
a. tali Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
b. besi Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
c. kain Memahami konsep
d. kaca Cenderung tidak
menginterpretasi hubungan
unsur
PENGHITUNGAN UJI VALIDITAS
No Siswa No. Soal Uji Validitas
(Xt)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 A 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 18
2 B 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 18
3 C 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 20
4 D 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 20
5 E 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 16
6 F 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 14
7 G 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 20
8 H 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 16
9 I 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
10 J 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18
11 K 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 16
12 L 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 18
13 M 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 14
14 N 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 16
15 O 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 20
16 P 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 19
17 Q 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 20
18 R 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 18
19 S 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 16
20 T 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 20
21 V 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19
22 W 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 19
23 X 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 19
Lampiran 13
24 Y 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 15
25 Z 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 18
26 AA 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 20
27 BB 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 18
28 CC 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
29 DD 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 17
30 EE 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18
Jumlah
penjawab
benar
16 29 5 26 30 23 18 30 28 3 29 23 30 27 27 27 23 27 22 9 14 29 21 27 544
p 0,53 0,96 0,16 0,86 1 0,76 0,6 1 0,93 0,1 0,96 0,76 1 0,9 0,9 0,9 0,76 0,9 0,73 0,3 0,46 0,96 0,7 0,9
q 0,46 0,03 0,83 0,13 0 0,23 0,4 0 0,06 0,9 0,03 0,23 0 0,1 0,1 0,1 0,23 0,1 0,26 0,7 0,53 0,03 0,3 0,1
Mp 18,9 18,2 19 18,42 18,1 18,26 17,78 18,1 18,21 20 18,13 18,6 18,1 18,51 18,3 18,25 18,78 18,18 18,5 18,4 18,8 18,2 19 18,3
Mt 18,13333333
Sdt 2,04504822
rpbis 0,67 1,02 0,29 0,9 0 0,45 0 0 0,74 0,31 0,25 0,87 0 1,3 0,93 0,74 1,02 0,47 0,7 0,25 0,52 1,02 1,02 0,85
Ket. valid valid
Tidak
valid valid
Tidak
valid valid
Tidak
valid
Tidak
valid valid valid
Tidak
valid valid
Tidak
valid valid valid valid valid valid valid
Tidak
valid valid valid valid valid
PENGHITUNGAN UJI REABILITAS (TEKNIK SPEARMAN BROWN)
No Sisw
a
No. Soal Uji Validitas (Xt) Ganjil
(X)
Genap
(Y) XY X2
Y2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 A 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 18 10 8 80 100 64
2 B 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 18 8 10 80 64 100
3 C 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 20 9 11 99 81 121
4 D 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 20 9 11 99 81 121
5 E 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 16 7 9 63 49 81
6 F 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 14 7 7 49 49 49
7 G 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 20 10 10 100 100 100
8 H 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 16 8 8 64 64 64
9 I 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 11 11 121 121 121
10 J 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 9 9 81 81 81
11 K 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 16 8 8 64 64 64
12 L 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 18 8 10 80 64 100
13 M 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 14 6 8 48 36 64
14 N 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 16 8 8 64 64 64
Lampiran 14
15 O 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 20 10 10 100 100 100
16 P 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 19 10 9 90 100 81
17 Q 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 20 9 11 99 81 121
18 R 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 18 8 10 80 64 100
19 S 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 16 7 9 63 49 81
20 T 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 20 10 10 100 100 100
21 V 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19 9 10 90 81 100
22 W 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 19 10 9 90 100 81
23 X 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 19 9 10 90 81 100
24 Y 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 15 6 9 54 36 81
25 Z 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 18 9 9 81 81 81
26 AA 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 20 10 10 100 100 100
27 BB 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 18 9 9 81 81 81
28 CC 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 11 11 121 121 121
29 DD 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 17 9 8 72 81 64
30 EE 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 9 9 81 81 81
Jumlah 263 281 2484 2355 2667
Menentukan nilai korelasi (rxy)
0,495017
Menentukan r-hitung (r11)
= 0,662222
Menentukan r-tabel (menggunakan tabel product moment)
r(α, n-2) = r(0,05; 29) = 0,367
Membandingkan r hitung dan rtabel
r-hitung = 0,662 > r-tabel = 0,367
Keputusan
Menolak Ho dan menerima Ha, ada hubungan antara pengukuran belahan ganjil dengan pengukuran belahan genap (reliabel)
PENGHITUNGAN DAYA PEMBEDA SOAL
Resp Nilai
No. Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
kelo
mp
ok
atas
9 9.1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
28 9.1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 8.3 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
4 8.3 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
7 8.3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
15 8.3 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
17 8.3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
20 8.3 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
26 8.3 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
16 7.9 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
21 7.9 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
22 7.9 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
23 7.9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1
1 7.5 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1
2 7.5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1
BA 12 15 4 15 15 12 8 15 14 3 15 13 15 15 15 13 13 15 11 4 8 15 15 15
PA 0,8 1 0,26 1 1 0,8 0,53 1 0,93 0,2 1 0,86 1 1 1 0,86 0,86 1 0,73 0,26 0,53 1 1 1
kelo
mp
ok
baw
ah
10 7.5 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
12 7.5 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1
18 7.5 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1
25 7.5 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1
27 7.5 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
30 7.5 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
29 7 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1
Lampiran 15
5 6.6 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1
8 6.6 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0
11 6.6 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1
14 6.6 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0
19 6.6 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1
24 6.2 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1
6 5.8 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1
13 5.8 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1
BB 4 14 1 11 15 11 10 15 14 0 14 10 15 12 12 14 10 12 11 5 6 14 6 12
PB 0,26 0,93 0,06 0,73 1 0,73 0,6 1 0,93 0 0,93 0,6 1 0,8 0,8 0,93 0,66 0,8 0,73 0,33 0,4 0,93 0,4 0,8
D 0,53 0,06 0,2 0,26 0 0,06 -0,13 0 0 0,2 0,06 0,2 0 0,2 0,2 -0,06 0,2 0,2 0 -0,06 0,13 0,06 0,6 0,2
ket baik jelek cukup cukup jelek jelek
tidak baik jelek jelek cukup jelek cukup jelek cukup cukup
tidak baik cukup cukup jelek
tidak baik jelek jelek baik cukup
PENGHITUNGAN
TARAF KESUKARAN SOAL UJI
Nomor instrumen uji
Jumlah siswa
menjawab
benar
Taraf
Kesukaran Keterangan
1 16 0,5333333 sedang
2 29 0,9666667 mudah
3 5 0,1666667 sukar
4 26 0,8666667 mudah
5 30 1 mudah
6 23 0,7666667 mudah
7 18 0,6 sedang
8 30 1 mudah
9 28 0,9333333 mudah
10 3 0,1 sukar
11 29 0,9666667 mudah
12 23 0,7666667 mudah
13 30 1 mudah
14 27 0,9 mudah
15 27 0,9 mudah
16 27 0,9 mudah
17 23 0,7666667 mudah
18 27 0,9 mudah
19 22 0,7333333 mudah
20 9 0,3 sukar
21 14 0,4666667 sedang
22 29 0,9666667 mudah
23 21 0,7 sedang
24 27 0,9 mudah
Lampiran 16
Hasil belajar pretest
KD N
o S
oal
Indikator Konsep
Asp
ek
Kesulit
-an
Kontrol Eksperi
-men
ƒ % ƒ %
4.4
Men-
deskripsi-
kan
hubungan
antara
sifat
bahan
dengan
bahan
penyusun-
nya,
misalnya
benang,
kain, dan
kertas
1 4.1.1 Mendeskripsikan
pengertian sifat bahan
Sifat Bahan C1 Sedang 16 52 25 81
2 4.1.3 Mendeskripsikan
pengertian bahan
penyusun
Bahan
Penyusun
Benda
C1 Rendah 24 77 28 90
3 4.1.2 Menyebutkan
berbagai macam sifat
bahan, seperti kuat,
lentur, magnetik,
konduktor, dsb.
Sifat Bahan C1 Rendah 30 97 31 100
4 4.1.2 Menyebutkan
berbagai macam sifat
bahan, seperti kuat,
lentur, magnetik,
konduktor, dsb.
Sifat Bahan C1 Rendah 29 93 30 97
5 4.1.2 Menyebutkan
berbagai macam sifat
bahan, seperti kuat,
lentur, magnetik,
konduktor, dsb.
Sifat Bahan C1 Rendah 24 77 20 64
6 4.1.2 Menyebutkan
berbagai macam sifat
bahan, seperti kuat,
lentur, magnetik,
konduktor, dsb.
Sifat Bahan C1 Sedang 15 48 25 81
7 4.1.2 Menyebutkan
berbagai macam sifat
bahan, seperti kuat,
lentur, magnetik,
konduktor, dsb.
Sifat Bahan C1 Rendah 30 97 29 93
8 4.1.1 Mendeskripsikan Sifat Bahan C1 Rendah 27 87 30 97
Lampiran 17
pengertian sifat bahan
9 4.1.4 Menyebutkan
berbagai macam bahan
penyusun, seperti
benang, kain dan kertas
Bahan
Penyusun
Benda
C1 Rendah 24 77 25 81
10 4.1.4 Menyebutkan
berbagai macam bahan
penyusun, seperti
benang, kain dan kertas
Bahan
Penyusun
Benda
C1 Rendah 18 58 29 93
11 4.1.4 Menyebutkan
berbagai macam bahan
penyusun, seperti
benang, kain dan kertas
Bahan
Penyusun
Benda
C1 Sedang 22 71 10 32
12 4.1.5 Meng-
interpretasikan
hubungan antara sifat
bahan dengan bahan
penyusunnya
hubungan
antara sifat
bahan dengan
bahan
penyusun-nya
C2 Tinggi 3 23 8 26
13 4.1.5 Meng-
interpretasikan
hubungan antara sifat
bahan dengan bahan
penyusunnya
hubungan
antara sifat
bahan dengan
bahan
penyusun-nya
C2 Rendah 28 90 28 90
14 4.1.5 Meng-
interpretasikan
hubungan antara sifat
bahan dengan bahan
penyusunnya
hubungan
antara sifat
bahan dengan
bahan
penyusun-nya
C2 Rendah 23 74 31 100
15 4.1.6 Memberi contoh
benda-benda sekitar
dengan berbagai macam
sifat bahannya
hubungan
antara sifat
bahan dengan
bahan
penyusun-nya
C2 Rendah 28 90 27 87
16 4.1.6 Memberi contoh
benda-benda sekitar
dengan berbagai macam
sifat bahannya
hubungan
antara sifat
bahan dengan
bahan
penyusun-nya
C2 Rendah 28 90 27 87
17 4.1.6 Memberi contoh
benda-benda sekitar
dengan berbagai macam
sifat bahannya
hubungan
antara sifat
bahan dengan
bahan
penyusun-nya
C2 Rendah 27 87 7 22
Hasil belajar post-test
KD
No S
oal Indikator Konsep
Asp
ek
Kesulit-
an
Kontrol Eksperi
men
ƒ % ƒ %
4.2 Men-
deskripsikan
hubungan
antara sifat
bahan dengan
bahan
penyusunnya,
misalnya
benang, kain,
dan kertas
1 4.1.1 Mendeskripsikan
pengertian sifat bahan
Sifat
Bahan
C1 Sedang 17 55 23 74
2 4.1.2 Menyebutkan
berbagai macam sifat
bahan, seperti kuat,
lentur, magnetik,
konduktor, dsb.
Sifat
Bahan
C1 Rendah 31 100 31 100
3 4.1.1 Mendeskripsikan
pengertian sifat bahan
Sifat
Bahan
C1 Rendah 30 97 30 97
4 4.1.3 Mendeskripsikan
pengertian bahan
penyusun
Bahan
Penyusun
Benda
C1 Rendah 26 84 29 94
5 4.1.2 Menyebutkan
berbagai macam sifat
bahan, seperti kuat,
lentur, magnetik,
konduktor, dsb.
Sifat
Bahan
C1 Rendah 28 90 29 94
6 4.1.5 Meng-
interpretasikan
hubungan antara sifat
bahan dengan bahan
penyusunnya
hubungan
antara sifat
bahan
dengan
bahan
penyusun-
nya
C2 Tinggi 22 71 13 42
7 4.1.4 Menyebutkan
berbagai macam bahan
penyusun, seperti
benang, kain dan kertas
Bahan
Penyusun
Benda
C1 Rendah 20 65 30 97
Lampiran 18
8 4.1.5 Meng-
interpretasikan
hubungan antara sifat
bahan dengan bahan
penyusunnya
hubungan
antara sifat
bahan
dengan
bahan
penyusun-
nya
C2 Rendah 27 87 26 84
9 4.1.6 Memberi contoh
benda-benda sekitar
dengan berbagai macam
sifat bahannya
hubungan
antara sifat
bahan
dengan
bahan
penyusun-
nya
C2 Rendah 28 90 29 94
10 4.1.6 Memberi contoh
benda-benda sekitar
dengan berbagai macam
sifat bahannya
hubungan
antara sifat
bahan
dengan
bahan
penyusun-
nya
C2 Rendah 28 90 28 90
11 4.1.2 Menyebutkan
berbagai macam sifat
bahan, seperti kuat,
lentur, magnetik,
konduktor, dsb.
Sifat
Bahan
C1 Rendah 26 84 25 81
12 4.1.4 Menyebutkan
berbagai macam bahan
penyusun, seperti
benang, kain dan kertas
Bahan
Penyusun
Benda
C1 Rendah 30 97 29 94
13 4.1.5 Meng-
interpretasikan
hubungan antara sifat
bahan dengan bahan
penyusunnya
hubungan
antara sifat
bahan
dengan
bahan
penyusun-
nya
C2 Rendah 29 94 29 94
14 4.1.2 Menyebutkan
berbagai macam sifat
bahan, seperti kuat,
lentur, magnetik,
konduktor, dsb.
Sifat
Bahan
C1 Sedang 28 90 26 84
15 4.1.2 Menyebutkan
berbagai macam sifat
bahan, seperti kuat,
lentur, magnetik,
konduktor, dsb.
Sifat
Bahan
C1 Rendah 20 65 29 94
16 4.1.4 Menyebutkan
berbagai macam bahan
penyusun, seperti
benang, kain dan kertas
Bahan
Penyusun
Benda
C1 Sedang 26 84 31 100
17 4.1.6 Memberi contoh
benda-benda sekitar
dengan berbagai macam
sifat bahannya
hubungan
antara sifat
bahan
dengan
bahan
penyusun-
nya
C2 Rendah 16 51 17 55
PENILAIAN LKS MIND MAP SISWA
Nama Kata kunci Cabang Desain Penempatan Jumlah
Skor Lv Sk Lv Sk Lv Sk Lv Sk
Abidillah Luqman A 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Adinda N H 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Amanda Shaila S 2 14 4 24 4 28 4 20 86
Annisa T F 2 14 4 24 2 14 4 20 72
Ashma Kamalia 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Aulia Eka Rahmadini 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Bagus Mukti Legowo 2 14 4 24 3 21 4 20 79
Dafa Haikal 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Dendy Dwi N 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Dea Salsabila 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Farah Rafidah 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Fathihah Azzahra 2 14 4 24 2 14 4 20 72
Hasnah 4 28 4 24 2 14 4 20 86
Hilda Natasya 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Indhy Dwi A 4 28 4 24 2 14 4 20 86
Khaula Putri F 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Lisa Listiani 2 14 4 24 2 14 4 20 72
Mentari Jimmy 2 14 4 24 2 14 4 20 72
M. Huzain Al Fikri 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Niyaz 4 28 4 24 2 14 4 20 86
Nabillah Aisyah 2 14 4 24 2 14 4 20 72
Nasywa Bunga 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Niluh Diah Laraswati 4 28 4 24 3 21 4 20 93
Niursitatin H 2 14 4 24 4 28 4 20 86
Rafly F R 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Raka Pratama 2 14 4 24 3 21 4 20 79
Riski Dwi S 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Sandria Almanda A 2 14 4 24 2 14 4 20 72
Shinta Zahra 2 14 4 24 2 14 4 20 72
Vira Anisya P 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Win Riza F 4 28 4 24 2 14 4 20 86
Lampiran 19
PENILAIAN MIND MAP INDIVIDU SISWA
Nama
Kata kunci Cabang Desain Penempatan
Jumlah Skor
Lv Sk Lv Sk Lv Sk Lv Sk
Abidillah Luqman A 4 28 3 18 4 28 3 15 89
Adinda N H 4 28 2 12 3 21 4 20 81
Amanda Shaila S 4 28 3 18 3 21 3 15 82
Annisa T F 4 28 3 18 2 14 3 15 75
Ashma Kamalia 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Aulia Eka Rahmadini 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Bagus Mukti Legowo 4 28 4 24 3 21 4 20 93
Dafa Haikal 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Dendy Dwi N 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Dea Salsabila 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Farah Rafidah 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Fathihah Azzahra 4 28 3 18 3 21 4 20 87
Hasnah 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Hilda Natasya 4 28 4 24 3 21 3 15 88
Indhy Dwi A 4 28 4 24 3 21 4 20 93
Khaula Putri F 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Lisa Listiani 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Mentari Jimmy 4 28 3 18 2 14 3 15 75
M. Huzain Al Fikri 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Niyaz 4 28 3 18 4 28 4 20 94
Nabillah Aisyah 4 28 3 18 2 14 3 15 75
Nasywa Bunga 4 28 4 24 3 21 4 20 93
Niluh Diah Laraswati 4 28 3 18 4 28 3 15 89
Niursitatin H 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Rafly F R 4 28 3 18 4 28 4 20 94
Raka Pratama 4 28 4 24 4 28 4 20 100
Riski Dwi S 4 28 3 18 4 28 4 20 94
Sandria Almanda A 4 28 3 18 2 14 4 20 80
Shinta Zahra 4 28 3 18 2 14 3 15 75
Vira Anisya P 4 28 3 18 4 28 4 20 94
Win Riza F 4 28 4 24 3 21 4 20 93
PENILAIAN MIND MAP KELOMPOK SISWA
Kata kunci Cabang Desain Penempatan Jumlah
Skor kelompok 1 Lv Sk Lv Sk Lv Sk Lv Sk
Abidillah Luqman A
4 28 4 24 3 21 4 20 93
Amanda Shaila S
Farah Rafidah
Hasnah
Indhy Dwi A
Kelompok 2 Adinda N H
4 28 3 18 3 21 4 20 87
Win Riza F
Nabillah Aisyah
Riski Dwi S
Shinta Zahra
Kelompok 3 Dafa Haikal
4 28 4 24 4 28 4 20 100
Dea Salsabila
Hilda Natasya
Niluh Diah Laraswati
Aulia Eka Rahmadini
Kelompok 4 Annisa T F
3 21 4 24 3 21 4 20 86
Lisa Listiani
Sandria Almanda A
Vira Anisya P
Rafly F R
Kelompok 5 Ashma Kamalia
4 28 4 24 4 28 4 20 100
Bagus Mukti Legowo
Dendy Dwi N
M. Huzain Al Fikri
Fathihah Azzahra
Khaula Putri F
Kelompok 6 Mentari Jimmy
4 28 3 18 3 21 4 20 87
Nasywa Bunga
Niyaz
Niursitatin H
Raka Pratama
NILAI MIND MAP KESELURUHAN
Nama
Skor
Nilai LKS
Mind Map Individu
Mind Map Kelompok
Abidillah Luqman A 100 89 93 94
Adinda N H 100 81 87 89
Amanda Shaila S 86 82 93 87
Annisa T F 72 75 86 78
Ashma Kamalia 100 100 100 100
Aulia Eka Rahmadini 100 100 100 100
Bagus Mukti Legowo 79 93 100 91
Dafa Haikal 100 100 100 100
Dendy Dwi N 100 100 100 100
Dea Salsabila 100 100 100 100
Farah Rafidah 100 100 93 98
Fathihah Azzahra 72 87 100 86
Hasnah 86 100 93 93
Hilda Natasya 100 88 100 96
Indhy Dwi A 86 93 93 91
Khaula Putri F 100 100 100 100
Lisa Listiani 72 100 86 86
Mentari Jimmy 72 75 87 78
M. Huzain Al Fikri 100 100 100 100
Niyaz 86 94 87 89
Nabillah Aisyah 72 75 87 78
Nasywa Bunga 100 93 87 93
Niluh Diah Laraswati 93 89 100 94
Niursitatin H 86 100 87 91
Rafly F R 100 94 86 93
Raka Pratama 79 100 87 89
Riski Dwi S 100 94 87 94
Sandria Almanda A 72 80 86 79
Shinta Zahra 72 75 87 78
Vira Anisya P 100 94 86 93
Win Riza F 86 93 87 89
Jumlah 2827
Rata-rata 91,2
DISTRIBUSI NILAI POST-TEST KELAS KONTROL
Responden Gender Nilai
Pre-Test
A 2 76
B 2 76
C 2 94
D 2 94
E 2 59
F 2 53
G 1 88
H 2 59
I 2 94
J 1 82
K 1 65
L 1 76
M 1 53
N 1 71
O 1 94
P 2 82
Q 2 82
R 2 76
S 2 65
T 2 82
U 2 88
V 2 88
W 1 71
X 2 53
Y 1 82
Z 2 82
AA 2 71
BB 1 94
CC 2 71
DD 1 82
EE 1 82
Lampiran 20
Distribusi Frekuensi dan nilai tengah Pre-test
Kelas Interval kelas Titik
tengah kelas
Frekuensi
1 45 - 54 49,5 3
2 55 - 64 59,5 2
3 65 - 74 69,5 6
4 75 - 84 79,5 12
5 85 - 94 89,5 8
6 95 - 104 99,5 0
Jumlah 31
Ukuran pemusatan data
mean 77,0
modus 82
median
82
Tabel varian pre-test
nilai (Xi) mean (X) (Xi - X)^2
76 77,0 0,3
76 77,0 0,3
94 77,0 291,7
94 77,0 291,7
59 77,0 331,8
53 77,0 580,7
88 77,0 125,3
59 77,0 331,8
94 77,0 291,7
82 77,0 28,2
65 77,0 152,1
76 77,0 0,3
53 77,0 580,7
71 77,0 41,6
94 77,0 291,7
82 77,0 28,2
82 77,0 28,2
76 77,0 0,3
65 77,0 152,1
82 77,0 28,2
88 77,0 125,3
88 77,0 125,3
71 77,0 41,6
53 77,0 580,7
82 77,0 28,2
82 77,0 28,2
71 77,0 41,6
94 77,0 291,7
71 77,0 41,6
82 77,0 28,2
82 77,0 28,2
Jumlah 4938,1
Ukuran penyebaran data
rentangan 41
varian (S2) 164,6
simpangan baku 12,8
DISTRIBUSI NILAI PRE-TEST KELAS EKSPERIMEN
Responden Gender Nilai
Pre-Test
A 1 47
B 2 88
C 2 76
D 2 82
E 2 88
F 2 94
G 1 65
H 1 71
I 1 71
J 2 71
K 2 94
L 2 88
M 2 82
N 2 88
O 2 82
P 2 88
Q 2 82
R 2 71
S 1 71
T 2 71
U 2 76
V 2 94
W 2 82
X 2 65
Y 1 82
Z 1 71
AA 1 53
BB 2 82
CC 2 76
DD 2 88
EE 1 76
Lampiran 21
Distribusi Frekuensi dan nilai tengah Pre-test
Kelas Interval kelas
Titik tengah kelas
Frekuensi
1 45 - 54 49,5 2
2 55 - 64 59,5 0
3 65 - 74 69,5 8
4 75 - 84 79,5 12
5 85 - 94 89,5 9
6 95 - 104 99,5 0
Jumlah 31
Ukuran pemusatan data
mean 78,0
modus 82
median
82
Tabel varian pre-test
nilai (Xi) mean (X) (Xi - X)^2
47 78,0 956,7
88 78,0 105,0
76 78,0 2,3
82 78,0 19,0
88 78,0 105,0
94 78,0 260,1
65 78,0 176,4
71 78,0 54,8
71 78,0 54,8
71 78,0 54,8
94 78,0 260,1
88 78,0 105,0
82 78,0 19,0
88 78,0 105,0
82 78,0 19,0
88 78,0 105,0
82 78,0 19,0
71 78,0 54,8
71 78,0 54,8
71 78,0 54,8
76 78,0 2,3
94 78,0 260,1
82 78,0 19,0
65 78,0 176,4
82 78,0 19,0
71 78,0 54,8
53 78,0 627,4
82 78,0 19,0
76 78,0 2,3
88 78,0 105,0
76 78,0 2,3
Jumlah 3873,2
Ukuran penyebaran data
rentangan 47
varian (S2) 129,1
simpangan baku 11,4
DISTRIBUSI NILAI POST-TEST KELAS KONTROL
Responden Gender Nilai
Post-Test
A 2 76
B 2 94
C 2 88
D 2 88
E 2 82
F 2 76
G 1 76
H 2 82
I 2 82
J 1 71
K 1 71
L 1 88
M 1 59
N 1 65
O 1 71
P 2 82
Q 2 94
R 2 82
S 2 76
T 2 82
U 2 94
V 2 100
W 1 94
X 2 76
Y 1 94
Z 2 94
AA 2 71
BB 1 76
CC 2 82
DD 1 71
EE 1 82
Lampiran 22
Distribusi Frekuensi dan nilai tengah Pre-test
Kelas Interval kelas Titik
tengah kelas
Frekuensi
1 45 - 54 49,5 0
2 55 - 64 59,5 1
3 65 - 74 69,5 6
4 75 - 84 79,5 14
5 85 - 94 89,5 9
6 95 - 104 99,5 1
Jumlah 31
Ukuran pemusatan data
mean 81,4
modus 82
median
82
Tabel varian post-test
nilai (Xi)
mean (X) (Xi - X)^2
76 81,4 24,3
94 81,4 161,6
88 81,4 46,7
88 81,4 46,7
82 81,4 0,9
76 81,4 24,3
76 81,4 24,3
82 81,4 0,9
82 81,4 0,9
71 81,4 117,0
71 81,4 117,0
88 81,4 46,7
59 81,4 509,9
65 81,4 278,8
71 81,4 117,0
82 81,4 0,9
94 81,4 161,6
82 81,4 0,9
76 81,4 24,3
82 81,4 0,9
94 81,4 161,6
100 81,4 345,8
94 81,4 161,6
76 81,4 24,3
94 81,4 161,6
94 81,4 161,6
71 81,4 117,0
76 81,4 24,3
82 81,4 0,9
71 81,4 117,0
82 81,4 0,9
Jumlah 2982,5
Ukuran penyebaran data
rentangan 41
varian (S2) 99,4
simpangan baku 10,0
DISTRIBUSI NILAI POST-TEST KELAS EKSPERIMEN
Responden Gender Nilai
Pre-Test
A 1 76
B 2 82
C 2 59
D 2 82
E 2 94
F 2 100
G 1 82
H 1 100
I 1 94
J 2 88
K 2 76
L 2 100
M 2 88
N 2 82
O 2 71
P 2 94
Q 2 94
R 2 65
S 1 88
T 2 88
U 2 88
V 2 94
W 2 88
X 2 82
Y 1 76
Z 1 88
AA 1 88
BB 2 82
CC 2 82
DD 2 88
EE 1 94
Lampiran 23
Distribusi Frekuensi dan nilai tengah Post-test
Kelas Interval kelas
Titik tengah kelas
Frekuensi
1 45 - 54 49,5 0
2 55 - 64 59,5 1
3 65 - 74 69,5 2
4 75 - 84 79,5 10
5 85 - 94 89,5 15
6 95 - 104 99,5 3
Jumlah 31
Ukuran pemusatan data
mean 85,8
modus 88
median
82
tabel varian post-test
nilai (Xi)
mean (X) (Xi - X)^2
76 85,8 86,5
82 85,8 11,7
59 85,8 726,0
82 85,8 11,7
94 85,8 69,7
100 85,8 202,5
82 85,8 11,7
100 85,8 202,5
94 85,8 69,7
88 85,8 6,1
76 85,8 86,5
100 85,8 202,5
88 85,8 6,1
82 85,8 11,7
71 85,8 230,4
94 85,8 69,7
94 85,8 69,7
65 85,8 443,6
88 85,8 6,1
88 85,8 6,1
88 85,8 6,1
94 85,8 69,7
88 85,8 6,1
82 85,8 11,7
76 85,8 86,5
88 85,8 6,1
88 85,8 6,1
82 85,8 11,7
82 85,8 11,7
88 85,8 6,1
94 85,8 69,7
Jumlah 2821,7
Ukuran penyebaran data
rentangan 41
varian (S2) 94,1
simpangan baku 9,7
PENGHITUNGAN UJI NORMALITAS
DATA PRE-TEST KELOMPOK KONTROL
1) Hipotesis
Ho : data berdistribusi normal
Ha : data tidak berdistribusi normal
2) Taraf signifikansi
α = 0,05
3) Tabel penolong
Resp Nilai K2 K3 K4 K5 K6 D1 D2
1 76 0 0,032 53 -1,88 0,0301 0,0301 0,002
2 76 0,032 0,065 53 -1,88 0,0301 -0,0022 0,034
3 94 0,065 0,097 53 -1,88 0,0301 -0,0344 0,067
4 94 0,097 0,129 59 -1,42 0,0778 -0,0190 0,051
5 59 0,129 0,161 59 -1,42 0,0778 -0,0512 0,083
6 53 0,161 0,194 65 -0,96 0,1685 0,0072 0,025
7 88 0,194 0,226 65 -0,96 0,1685 -0,0250 0,057
8 59 0,226 0,258 71 -0,50 0,3085 0,0827 -0,050
9 94 0,258 0,290 71 -0,50 0,3085 0,0504 -0,018
10 82 0,290 0,323 71 -0,50 0,3085 0,0182 0,014
11 65 0,323 0,355 71 -0,50 0,3085 -0,0141 0,046
12 76 0,355 0,387 76 -0,04 0,484 0,1292 -0,097
13 53 0,387 0,419 76 -0,04 0,484 0,0969 -0,065
14 71 0,419 0,452 76 -0,04 0,484 0,0646 -0,032
15 94 0,452 0,484 76 -0,04 0,484 0,0324 0,000
16 82 0,484 0,516 82 0,41 0,6591 0,1752 -0,143
17 82 0,516 0,548 82 0,41 0,6591 0,1430 -0,111
18 76 0,548 0,581 82 0,41 0,6591 0,1107 -0,078
19 65 0,581 0,613 82 0,41 0,6591 0,0785 -0,046
20 82 0,613 0,645 82 0,41 0,6591 0,0462 -0,014
21 88 0,645 0,677 82 0,41 0,6591 0,0139 0,018
22 88 0,677 0,710 82 0,41 0,6591 -0,0183 0,051
23 71 0,710 0,742 82 0,41 0,6591 -0,0506 0,083
24 53 0,742 0,774 88 0,87 0,8078 0,0659 -0,034
25 82 0,774 0,806 88 0,87 0,8078 0,0336 -0,001
26 82 0,806 0,839 88 0,87 0,8078 0,0013 0,031
27 71 0,839 0,871 94 1,33 0,9082 0,0695 -0,037
28 94 0,871 0,903 94 1,33 0,9082 0,0372 -0,005
29 71 0,903 0,935 94 1,33 0,9082 0,0050 0,027
30 82 0,935 0,968 94 1,33 0,9082 -0,0273 0,060
31 82 0,968 1,000 94 1,33 0,9082 -0,0595 0,092
Lampiran 24
4) Menentukan D hitung (nilai D terbesar )
Dhitung = 0,1752
5) Menentukan D tabel
Dtabel = 0,2420
6) Membandingkan D-tabel dan D-hitung
Dhitung = 0,1752 ≤ Dtabel = 0,2420
7) Membuat keputusan
Data pre-test kelompok kontrol berdistribusi normal karena nilai Dhitung lebih
kecil dari Dtabel
PENGHITUNGAN UJI NORMALITAS
DATA PRE-TEST KELOMPOK EKSPERIMEN
1) Hipotesis
Ho : data berdistribusi normal
Ha : data tidak berdistribusi normal
2) Taraf signifikansi
α = 0,05
3) Tabel penolong
Resp Nilai K2 K3 K4 K5 K6 D1 D2
1 47 0 0,032 47 -2,72 0,0033 0,0033 0,029
2 88 0,032 0,065 53 -2,20 0,0139 -0,0184 0,051
3 76 0,065 0,097 65 -1,17 0,121 0,0565 -0,024
4 82 0,097 0,129 65 -1,17 0,121 0,0242 0,008
5 88 0,129 0,161 71 -0,65 0,2578 0,1288 -0,097
6 94 0,161 0,194 71 -0,65 0,2578 0,0965 -0,064
7 65 0,194 0,226 71 -0,65 0,2578 0,0643 -0,032
8 71 0,226 0,258 71 -0,65 0,2578 0,0320 0,000
9 71 0,258 0,290 71 -0,65 0,2578 -0,0003 0,033
10 71 0,290 0,323 71 -0,65 0,2578 -0,0325 0,065
11 94 0,323 0,355 71 -0,65 0,2578 -0,0648 0,097
12 88 0,355 0,387 76 -0,13 0,4483 0,0935 -0,061
13 82 0,387 0,419 76 -0,13 0,4483 0,0612 -0,029
14 88 0,419 0,452 76 -0,13 0,4483 0,0289 0,003
15 82 0,452 0,484 76 -0,13 0,4483 -0,0033 0,036
16 88 0,484 0,516 82 0,38 0,648 0,1641 -0,132
17 82 0,516 0,548 82 0,38 0,648 0,1319 -0,100
18 71 0,548 0,581 82 0,38 0,648 0,0996 -0,067
19 71 0,581 0,613 82 0,38 0,648 0,0674 -0,035
20 71 0,613 0,645 82 0,38 0,648 0,0351 -0,003
21 76 0,645 0,677 82 0,38 0,648 0,0028 0,029
22 94 0,677 0,710 82 0,38 0,648 -0,0294 0,062
23 82 0,710 0,742 88 0,90 0,8159 0,1062 -0,074
24 65 0,742 0,774 88 0,90 0,8159 0,0740 -0,042
25 82 0,774 0,806 88 0,90 0,8159 0,0417 -0,009
26 71 0,806 0,839 88 0,90 0,8159 0,0094 0,023
27 53 0,839 0,871 88 0,90 0,8159 -0,0228 0,055
28 82 0,871 0,903 88 0,90 0,8159 -0,0551 0,087
29 76 0,903 0,935 94 1,42 0,9222 0,0190 0,013
30 88 0,935 0,968 94 1,42 0,9222 -0,0133 0,046
31 76 0,968 1,000 94 1,42 0,9222 -0,0455 0,078
Lampiran 25
4) Menentukan D hitung (nilai D terbesar)
Dhitung = 0,0970
5) Menentukan D tabel
Dtabel = 0,2420
6) Membandingkan D-tabel dan D-hitung
Dhitung = 0,0970 ≤ Dtabel = 0,2420
7) Membuat keputusan
Data pre-test kelompok eksperimen berdistribusi normal karena nilai Dhitung
lebih kecil dari Dtabel
PENGHITUNGAN UJI NORMALITAS
DATA POST-TEST KELOMPOK KONTROL
1) Hipotesis
Ho : data berdistribusi normal
Ha : data tidak berdistribusi normal
2) Taraf signifikansi
α = 0,05
3) Tabel penolong
Resp Nilai K2 K3 K4 K5 K6 D1 D2
1 76 0 0,032 59 -2,26 0,0119 0,0119 0,020
2 94 0,032 0,065 65 -1,67 0,0475 0,0152 0,017
3 88 0,065 0,097 71 -1,08 0,1401 0,0756 -0,043
4 88 0,097 0,129 71 -1,08 0,1401 0,0433 -0,011
5 82 0,129 0,161 71 -1,08 0,1401 0,0111 0,021
6 76 0,161 0,194 71 -1,08 0,1401 -0,0212 0,053
7 76 0,194 0,226 71 -1,08 0,1401 -0,0534 0,086
8 82 0,226 0,258 76 -0,49 0,3121 0,0863 -0,054
9 82 0,258 0,290 76 -0,49 0,3121 0,0540 -0,022
10 71 0,290 0,323 76 -0,49 0,3121 0,0218 0,010
11 71 0,323 0,355 76 -0,49 0,3121 -0,0105 0,043
12 88 0,355 0,387 76 -0,49 0,3121 -0,0427 0,075
13 59 0,387 0,419 76 -0,49 0,3121 -0,0750 0,107
14 65 0,419 0,452 82 0,10 0,5398 0,1204 -0,088
15 71 0,452 0,484 82 0,10 0,5398 0,0882 -0,056
16 82 0,484 0,516 82 0,10 0,5398 0,0559 -0,024
17 94 0,516 0,548 82 0,10 0,5398 0,0237 0,009
18 82 0,548 0,581 82 0,10 0,5398 -0,0086 0,041
19 76 0,581 0,613 82 0,10 0,5398 -0,0408 0,073
20 82 0,613 0,645 82 0,10 0,5398 -0,0731 0,105
21 94 0,645 0,677 82 0,10 0,5398 -0,1054 0,138
22 100 0,677 0,710 88 0,69 0,7549 0,0775 -0,045
23 94 0,710 0,742 88 0,69 0,7549 0,0452 -0,013
24 76 0,742 0,774 88 0,69 0,7549 0,0130 0,019
25 94 0,774 0,806 94 1,28 0,8997 0,1255 -0,093
26 94 0,806 0,839 94 1,28 0,8997 0,0932 -0,061
27 71 0,839 0,871 94 1,28 0,8997 0,0610 -0,029
28 76 0,871 0,903 94 1,28 0,8997 0,0287 0,004
29 82 0,903 0,935 94 1,28 0,8997 -0,0035 0,036
30 71 0,935 0,968 94 1,28 0,8997 -0,0358 0,068
31 82 0,968 1,000 100 1,87 0,9693 0,0016 0,031
Lampiran 26
4) Menentukan D hitung (nilai D terbesar )
Dhitung = 0,1376
5) Menentukan D tabel
Dtabel = 0,2420
6) Membandingkan D-tabel dan D-hitung
Dhitung = 0,1376 ≤ Dtabel = 0,2420
7) Membuat keputusan
Data post-test kelompok kontrol berdistribusi normal karena nilai Dhitung
lebih kecil dari Dtabel
PENGHITUNGAN UJI NORMALITAS
DATA POST-TEST KELOMPOK EKSPERIMEN
1) Hipotesis
Ho : data berdistribusi normal
Ha : data tidak berdistribusi normal
2) Taraf signifikansi
α = 0,05
3) Tabel penolong
Resp Nilai K2 K3 K4 K5 K6 D1 D2
1 76 0 0,032 59 -2,78 0,0027 0,0027 0,030
2 82 0,032 0,065 65 -2,17 0,015 -0,0173 0,050
3 59 0,065 0,097 71 -1,57 0,0582 -0,0063 0,039
4 82 0,097 0,129 76 -0,96 0,1685 0,0717 -0,039
5 94 0,129 0,161 76 -0,96 0,1685 0,0395 -0,007
6 100 0,161 0,194 76 -0,96 0,1685 0,0072 0,025
7 82 0,194 0,226 82 -0,35 0,3632 0,1697 -0,137
8 100 0,226 0,258 82 -0,35 0,3632 0,1374 -0,105
9 94 0,258 0,290 82 -0,35 0,3632 0,1051 -0,073
10 88 0,290 0,323 82 -0,35 0,3632 0,0729 -0,041
11 76 0,323 0,355 82 -0,35 0,3632 0,0406 -0,008
12 100 0,355 0,387 82 -0,35 0,3632 0,0084 0,024
13 88 0,387 0,419 82 -0,35 0,3632 -0,0239 0,056
14 82 0,419 0,452 88 0,25 0,5987 0,1793 -0,147
15 71 0,452 0,484 88 0,25 0,5987 0,1471 -0,115
16 94 0,484 0,516 88 0,25 0,5987 0,1148 -0,083
17 94 0,516 0,548 88 0,25 0,5987 0,0826 -0,050
18 65 0,548 0,581 88 0,25 0,5987 0,0503 -0,018
19 88 0,581 0,613 88 0,25 0,5987 0,0181 0,014
20 88 0,613 0,645 88 0,25 0,5987 -0,0142 0,046
21 88 0,645 0,677 88 0,25 0,5987 -0,0465 0,079
22 94 0,677 0,710 88 0,25 0,5987 -0,0787 0,111
23 88 0,710 0,742 94 0,86 0,8051 0,0954 -0,063
24 82 0,742 0,774 94 0,86 0,8051 0,0632 -0,031
25 76 0,774 0,806 94 0,86 0,8051 0,0309 0,001
26 88 0,806 0,839 94 0,86 0,8051 -0,0014 0,034
27 88 0,839 0,871 94 0,86 0,8051 -0,0336 0,066
28 82 0,871 0,903 94 0,86 0,8051 -0,0659 0,098
29 82 0,903 0,935 100 1,47 0,9292 0,0260 0,006
30 88 0,935 0,968 100 1,47 0,9292 -0,0063 0,039
31 94 0,968 1,000 100 1,47 0,9292 -0,0385 0,071
Lampiran 27
4) Menentukan D hitung (nilai D terbesar )
Dhitung = 0,1793
5) Menentukan D tabel
Dtabel = 0,2420
6) Membandingkan D-tabel dan D-hitung
Dhitung = 0,1793 ≤ Dtabel = 0,2420
7) Membuat keputusan
Data post-test kelompok eksperimen berdistribusi normal karena nilai Dhitung
lebih kecil dari Dtabel
PENGHITUNGAN UJI HOMOGENITAS DATA PRE-TEST
Data Pretest
Kontrol Eksperimen
NlaiTertinggi 94 94
Nilaiterendah 53 47
Mean 77,0 78,0
Median 82 82
Modus 82 82
Varians 164,6 129,1
Simpanganbaku 12,8 11,4
1) Hipotesis Kalimat
Ho : tidak ada perbedaan nilai varian dari kedua data pre-test
Ha : ada perbedaan nilai varian dari kedua data pre-test
2) Hipotesis Statistik
Ho : S1 2 = S2
2
Ha : S1 2 ≠ S2
2
3) Taraf signifikansi
α = 0,05
4) Mencari F-hitung
Fhitung = = = 1,27
5) Menentukan F-tabel
Lampiran 28
Dilihat pada tabel F dengan ketentuan F-tabel (ɑ, V1n-1, V2n-1)
Ftabel = F(0,05;30;30) = 1,84
6) Tabel
S12 S2
2 F hitung F tabel
164,60 129,11 1,27 1,84
7) Menentukan kriteria penilaian
Fhitung = 1,27 ≤ Ftabel = 1,84
8) Membuat keputusan
Data pre-test penelitian memiliki varian homogen, karena Fhitung lebih kecil
dari Ftabel
PENGHITUNGAN UJI HOMOGENITAS DATA POST-TEST
Tabel 4.5 Deskripsi data postest kelas eksperimen dan kontrol
Data Post-test
Kontrol Eksperimen
Nlai Tertinggi 100 100
Nilai terendah 59 59
Mean 81,4 85,8
Median 82 88
Modus 82 88
Varians 99,4 94,1
Simpangan baku 10,0 9,7
1) Hipotesis Kalimat
Ho : tidak ada perbedaan nilai varian dari kedua data post-test
Ha : ada perbedaan nilai varian dari kedua data post-test
2) Hipotesis Statistik
Ho : S1 2 = S2
2
Ha : S1 2 ≠ S2
2
3) Taraf signifikansi
α = 0,05
4) Mencari F-hitung
Fhitung = = = 1,06
5) Menentukan F-tabel
Lampiran 29
Dilihat pada tabel F dengan ketentuan F-tabel (ɑ, V1n-1, V2n-1)
Ftabel = F(0,05;30;30) = 1,84
6) Tabel
S12 S2
2 F hitung F tabel
99,42 94,06 1,06 1,84
7) Menentukan kriteria penilaian
Fhitung = 1,06 ≤ Ftabel = 1,84
8) Membuat keputusan
Data post-test penelitian memiliki varian homogen, karena Fhitung lebih kecil
dari Ftabel
PENGHITUNGAN UJI BEDA RATA-RATA
(UJI-T Welch Satterthwaite)
Digunakan karena varians populasi tidak diketahui, ukuran sampel sama dan varians
diasumsikan berbeda
Menentukan Hipotesis
Ho : µ1 ≤ µ2
H1 : µ1> µ2
Menentukan mean dan varian (s2) data
kontrol eksperimen
Mean
81,4 mean
85,8
varian (S2) 99,4 varian (S2) 94,1
Menentukan taraf nyata
α = 0,05
Menentukan dk
dk= n1+n2-2
dk= 31+31-2
dk= 60
Menentukan nilai t-hitung
t = 1,75
Menentukan nilai t-tabel
Didapat dari daftar distribusi tabel t-student dengan ketentuan t(1-α)
t = 1,671
Membandingkan nilai t hitung dan t tabel
t-hitung = 1,75 > t-tabel = 1,671
Lampiran 30
Membuat keputusan
Karena nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel, maka Ho ditolak. Terdapat perbedaan
rata-rata antara kedua data. Rata-rata data eksperimen lebih besar dibandingkan rata-
rata data kontrol.
KEMENTERIAN AGAMA
FORM (FR)
No. Dokumen :
UIN JAKARTA Tgl. Terbit :
FITK No. Revisi: :
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal :
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA EKSPERIMEN
6. Nama Observer : M. Irwanto, S.Pd
7. Tempat Penelitian : MIN 16 Cipayung
8. Kelas : V (Lima)
9. Mata Pelajaran : IPA
10. Tanggal : 28 November 2014
NO ASPEK YANG DIAMATI PENGUKURAN DESKRIPSI
1 2 3 4
I Pra Pembelajaran
1. Tempat duduk masing-masing siswa v Sudah baik
2. Kesiapan menerima pembelajaran v Sangat siap
II Kegiatan Membuka Pelajaran
2. Membaca doa belajar v Ya
2. Mendengarkan penjelasan tentang
kompetensi yang hendak dicapai
v Ya
III Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penjelasan materi pelajaran
4. Eksplorasi
e. Memberikan berpendapat awal v Ya
f. Mengkonfirmasi pendapatnya dengan pengamatan langsung atau dari sumber
v Ya
Lampiran 31
belajar
5. Klarifikasi
h. Mengajukan pertanyaan saat proses penjelasan materi
v Baik
i. Interaksi antar siswa v Baik
j. Interaksi antara siswa-guru, siswa-materi pelajaran
v Baik
6. Aplikasi
c. Memfasilitasi siswa mengaplikasikan informasi melalui LKS dan tugas
v Ya
B. Pendekatan/Strategi Belajar
1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar v Aktif
2. Mengemukakan pendapat ketika diberikan
kesempatan
v Ya
3. Mencatat penjelasan yang disampaikan guru v Ya
4. Mengikuti proses pembelajaran v Ya
C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber
Belajar
1. Kemampuan menggunakan media
pembelajaran
v Baik
2. Kesesuaian media dengan materi dan strategi v Sesuai
3. Penggunaan sumber belajar selain buku ajar
dan LKS
v Ya
C. Penilaian Proses
1. Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan
guru
v Ya
2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar v Ya
D. Penggunaan Bahasa
1. Mengemukakan pendapat v ya
2. Mengajukan pertanyaan v Ya
IV PENUTUP
Keterlibatan dalam member
rangkuman/kesimpulan
v ya
Catatan:
Siswa semua aktif belajar disebabkan metode dan media menyenangkan siswa
Mengetahui,
Pengamat
M. Irwanto, S.Pd
KEMENTERIAN AGAMA
FORM (FR)
No. Dokumen :
UIN JAKARTA Tgl. Terbit :
FITK No. Revisi: :
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal :
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR EKSPERIMEN
6. Nama Pengamat : M. Irwanto, S.Pd
7. Tempat Pengamatan : MIN 16 Cipayung
8. Kelas : V (Lima)
9. Mata Pelajaran : IPA
10. Tanggal : 28 November 2014
N
O
ASPEK YANG DIAMATI PENGUKURAN DESKRIPSI
1 2 3 4
I Pra Pembelajaran
1. Pengaturan tempat duduk masing-masing siswa v Ada pengaturan
2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan
pembelajaran
v Terkondisikan
II Kegiatan Membuka Pelajaran
1. Mengajukan pertanyaan/apersepsi v Mengajukan
pertanyaan
2. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang
hendak dicapai
v Ya
III Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penjelasan materi pelajaran
4. Eksplorasi
g. Memberi kesempatan siswa berpendapat v Ya
h. Memberi kesempatan siswa mengkonfirmasi pendapatnya
v Ya
5. Klarifikasi
k. Memberikan penjelasan materi pelajaran v Ya
l. Mengajukan pertanyaan saat proses penjelasan materi
v Ya
m. Memfasilitasi adanya interaksi antar siswa v Ya
n. Memfasilitasi interaksi antara siswa-guru, siswa-materi pelajaran
v Ya
6. Aplikasi
d. Memfasilitasi siswa mengaplikasikan informasi melalui LKS dan tugas
v Ya
B. Pendekatan/Strategi Belajar
1. Melaksanakan pembelajaran aktif v Ya
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya
v Ya
3. Memberikan respon terhadap pertanyaan dan
jawaban siswa
v Ya
4. Memotivasi siswa untuk bertanya v Ya
C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber
Belajar
1. Kemampuan menggunakan media pembelajaran v Sangat baik
2. Kesesuaian media dengan materi dan strategi v Sesuai
3. Penggunaan sumber belajar selain buku ajar dan
LKS
v Ya
D. Penilaian Proses
1. Memberikan tugas/latihan v Ya
2. Melakukan penilaian v Ya
E. Penggunaan Bahasa
1. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai
dengan perkembangan peserta didik
v Sesuai
2. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai v Sesuai
dengan kaidah
IV PENUTUP
Melakukan konfirmasi v Ya
Memberikan kesimpulan dant indaklanjut v Ya
Catatan:
Kalimat perintah atau bahasa penugasan sudah cukup baik, sudah bervariasi metode belajarnya, dan
media belajarnya sudah baik
Mengetahui,
Pengamat
M. Irwanto, S,Pd
Menunjuk Surat a.n. Dekan Kajur Pend. Guru MI Universitas Islam Negeri Jakarta
(UIN) FITK Ciputat Tangerang Selatan Nomor: Un.01/F.1.3/2014 tanggal 11 November
2014, dengan ini Kepala MIN 16 Cipayung Kota Jakarta Timur menyatakan:
Nama : Eko Fardiansyah
NIM : 1110018300062
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Semester : IX (Sembilan)
Program Studi : S.1 / Strata Satu
Nama tersebut di atas benar akan melaksanakan penelitian untuk pengumpulan
bahan Penulisan Skripsi di MIN 16 Cipayung Kota Jakarta Timur pada bulan November
s.d. Desember 2014, dengan Judul Skripsi:
PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP TERHADAP PEMAHAMAN
KONSEP PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V MIN 16 CIPAYUNG
Survei di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 16 Cipayung Kelas v di Kota Jakarta Timur
Provinsi DKI Jakarta.
Demikian surat keterangan ini kami berikan untuk diketahui
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama : Eko Fardiansyah
NIM : 1110018300062
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Metode Mind Map terhadap
Pemahaman Konsep Siswa pada Mata Pelajaran IPA di
Kelas V MIN 16 Cipayung
Dosen Pembimbing : Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si
No Halaman dan Judul Buku/Referensi Paraf
Pembimbing
1. BAB I
Ika Anung Juliyastuti, dkk., „Penerapan Mind Map untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Alat Peredaran Darah pada Pembelajaran IPA‟,
PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2009, h.1, diakses
2014. http://download.portal-garuda.org/article.php?
article=139093&val=4065
2. Gömleksiz, M. N. (2012). Elementary School Students' Perceptions of
the New Science and Technology Curriculum by Gender. Educational
Technology & Society, 15 (1), 117
3. Ibid
4. Lampiran
5. Zubaidah, „Penguasaan Konsep oleh Siswa Melalui Metode Problem
Solving pada Konsep Sistem Respirasi‟, Prodi Pendidikan Biologi,
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2010, h. 1
6. Merry R. „Situmeang, Problem Pembelajaran IPA di Sekolah‟, dalam
Harian Bintang Papua, 2013, h. 1. Diakses 2014. http://bintang-
papua.com/ index.php/keerom/ item/562-problem-pembelajaran-ipa-di-
sekolah
7. Issam Abi-El-Mona, dkk. The influence of Mind Mapping on Science
achievement, dalam Mind Mapping: Scientific Research and Studies,
ThinkBuzan, Ltd., 2010, h. 66. Diakses 2015,
thinkbuzaninventorsofmindmapping.com
8. Ika Anung Juliyastuti, loc. cit, h. 2
9. T. K. Tee, dkk., Buzan Mind Mapping: An Efficient Technique for Note-
Taking, dalam International Journal of Social, Management, Economics
and Business Engineering Vol:8 No:1, 2014, h. 28, diakses 2014.
http://waset.org/Publication/buzan-mind-mapping-an-efficient-technique-
for-note-taking/9997038
10. Ibid, h. 30
11. Norma Kusmintayu, Penerapan Metode Mind Mapping untuk
Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Siswa Sekolah Menengah
Pertama, dalam Basastra Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan
Pengajarannya, vol:1 No:1, 2012, h. 206
12. Ibid, h. 209
13. Muhammad Chomsi Imaduddin, dkk., Efektifitas Metode Mind Map
untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIII,
dAlam Humanitas Vol:IX No:1, 2012, h. 63
14. Ibid
15. Lampiran
16. Ika Anung Juliyastuti, loc. cit, h. 1
17. Ibid
18. D‟Antoni, A. V., dkk „Applications of the Mind Map Learning
Technique in Chiropractic Education‟. Journal of Chiropractic
Education, 19:53-4, dalam Mind Mapping: Scientific Research and
Studies, ThinkBuzan, Ltd., 2010, h. 9. Diakses 2015,
thinkbuzaninventorsofmindmapping.com.
1. BAB II
Iif Khoiru Ahmadi, dkk., Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP,
(Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2011), h. 130
2. Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, (Jakarta: Kencana, 2011),
h. 85
3. Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map untuk Anak, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2008), h. 4
4. Sutanto Windura, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2013), h.12
5. Marilyn Simon, dkk., Mindmaps for Conceptual Understanding: A
Preliminary Report, Department of Mathematical Sciences, Middle
Tennessee State University, Murfreesboro, 2011, h. 3. diakses 2015,
http://dissertationrecipes.com/wp-
contentuploads/2011/04/Mindmapexplanation.pdf
6. Ika Anung Juliyastuti, dkk., „Penerapan Mind Map untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Alat Peredaran Darah pada Pembelajaran IPA‟,
PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2009, h.2, diakses
2014. http://download.portal-garuda.org/article.php?
article=139093&val=4065
7. Norma Kusmintayu, Penerapan Metode Mind Mapping untuk
Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Siswa Sekolah Menengah
Pertama, dalam Basastra Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan
Pengajarannya, vol:1 No:1, 2012, h. 5
8. Tony Buzan, Use Your Head, (Batam: Penerbit Interaksara, 2006), h. 110
9. Ika Anung Juliyastuti, loc. cit, h. 3
10. Norma Kusmintayu, loc.cit, h. 209
11. Anthony V D‟Antoni, „Does the Mind Map Learning Strategy Facilitate
Information Retrieval and Critical Thinking in Medical Students?‟,
dalam Journal of the Academy of Chiropractic Orthopedists, Volume 8,
Issue 1, 2010, h. 20, diakses 2015,
http://www.dcorthoacademy.com/pdfsJournalsjournals%20/2011/March_
2011_JACO.pdf
12. Norma Kusmintayu, loc.cit, h. 209
13. Ibid
14. Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map untuk Anak, h. 15
15. Joanne M. Tucker, dkk., Profiling a mind map user: a descriptive
appraisal, dalam Journal of Instructional Pedagogies, 2010, h. 2, diakses
2015 http://www.aabri.com /manuscripts/09264.pdf
16. Sutanto Windura, loc. cit, h. 50
17. Anokhin P.K. (1973). „The forming of natural and artificial intelligence‟.
Impact of Science in Society, Vol. XXIII 3. dalam Mind Mapping:
Scientific Research and Studies, ThinkBuzan, Ltd., 2010, h. 27. Diakses
2015, thinkbuzaninventorsofmindmapping.com
18. Howe, M.J.A (1970), „Using students‟ notes to examine the role of the
individual learner in acquiring meaningful subject matter‟. Journal of
Educational Research, 64, 61-3 dalam Mind Mapping: Scientific
Research and Studies, ThinkBuzan. Ltd., 2010, h. 28. Diakses 2015,
Thinkbuzan inventorsofmindmapping.com
19. ThinkBuzan. Ltd., Mind Mapping: Scientific Research and Studies,
2010, h. 27. Diakses 2015, thinkbuzaninventorsofmindmapping.com
20. Novak, J. (1998), Learning, creating and using knowledge. Concept
maps as facilitative tools in schools and corporations, dalam Mind
Mapping: Scientific Research and Studies, ThinkBuzan. Ltd., 2010, h.
28. Diakses 2015, Thinkbuzan inventorsofmindmapping.com
21. Sudi Lestari, Strategi-strategi Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:
Unindra Press, 2013), h. 66
22. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), h.131
23. Sudi Lestari, loc. cit., h.67
24. Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,
2011), h.36
25. Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2011), h. 154
26. Ibid, h. 133
27. Ibid, h. 131
28. Sukardi, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 75
29. Suyono, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2011), h. 168
30. Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:
Kencana, 2008), h. 126
31. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2010), h. 22
32. Ibid
33. Ibid
34. Joseph Abruscato, dkk., Teaching Children Science A Discovery
Approach, (USA: Pearson, 2010), h. 97
35. Daniko Purnomo, Hubungan Antara Pemahaman Materi, Motivasi
Belajar, Dan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas VIII SMP Taman
Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta, Fakultas Psikologi, Universitas
Ahmad Dahlan Yogyakarta, 2012, h. 6
36. Ibid, h. 24
37. Ibid, h. 25
38. Ibid
39. Douglash Fisher, dkk., Checking for Understanding: Formative
Assessment Techniques for Your Classroom, (Alexandria: ASCD
Publications, 2007), h. 103
40. Ibid
41. Ibid, h. 107
42. Ibid, h. 108
43. Melvin L. Silbermen, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif,
(Bandung: Nusamedia, 2006), h. 200
44. Lampiran
45. T. K. Tee, dkk., Buzan Mind Mapping: An Efficient Technique for Note-
Taking, dalam International Journal of Social, Management, Economics
and Business Engineering Vol:8 No:1, 2014, h. 28, diakses 2014.
http://waset.org/Publication/buzan-mind-mapping-an-efficient-technique-
for-note-taking/9997038
46. Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT. Gramedia, 2007), h. 7
47. T.K.Tee, loc.cit, h. 28
48. Ibid, h. 29
49. Ibid, h. 28
50. Sutanto Windura, loc. cit, h. 50
51. Ibid
52. Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
2010) h. 91
1. BAB III
John W. Creswell, Research Design, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010), h. 238
2. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.
172
3. Ibid, h. 134
4. Suratmi, dkk., Penggunaan Mind Map sebagai Instrumen Penilaian Hasil
Belajar Siswa pada Pembelajaran Konsep Sistem Reproduksi di SMPN 1
Anyar, dalam Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013, h.
3
5. Ibid
6. Ibid
7. Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 75
8. Ibid
9. Ibid, h. 97
10. Ibid, h. 98
11. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2005), h. 223
12. Ibid, h. 225
13. Ibid, h. 228
14. Ibid, h.232
15. Syofian Siregar, loc. cit., h. 153
16. Ibid
17. Ibid, h. 167
18. Ibid
19. Budi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2010), h. 202
20. Ibid, h. 206
1. BAB IV
Joseph Abruscato, dkk., Teaching Children Science: A Discovery
Approach, (Boston: Pearson Education, Inc., 2010), h. 29
2. Cain, M. E. (2001/2002), „Using Mind Maps to raise standards in
literacy, improve confidence and encourage positive attitudes towards
learning‟. Study conducted at Newchurch Community Primary School,
Warrington dalam Mind Mapping: Scientific Research and Studies,
ThinkBuzan, Ltd., 2010, h. 9. Diakses 2015,
thinkbuzaninventorsofmindmapping.com
3. Ibid
4. Goodnough, K. and Woods, R. (2002), „Student and Teacher Perceptions
of Mind Mapping: A Middle School Case Study‟. Paper presented at the
Annual Meeting of American Educational Research Association, New
Orleans, 1st to 5th April 2002 dalam Mind Mapping: Scientific Research
and Studies, ThinkBuzan, Ltd., 2010, h. 9. Diakses 2015,
thinkbuzaninventorsofmindmapping.com
5. Joseph Abruscato, loc.cit, h. 29
6. D‟Antoni, A. V., and Pinto Zipp, G. (2005), „Applications of the Mind
Map Learning Technique in Chiropractic Education‟. Journal of
Chiropractic Education, 19:53-4. dalam Mind Mapping: Scientific
Research and Studies, ThinkBuzan, Ltd., 2010, h. 9. Diakses 2015,
thinkbuzaninventorsofmindmapping.com
7. Cathy-Ann Radix, dkk., 2013, „Mind mapping allows students to imagine and
explore associations between concepts‟, Caribbean Teaching Scholar Vol. 3, No. 1, h. 6
8. Ibid, h. 13
9. Goodnough, K., loc.cit, h, 9
10. Gömleksiz, M. N. (2012). Elementary School Students' Perceptions of the New Science and Technology Curriculum by Gender. Educational Technology &
Society, 15 (1), h. 117
Pembimbing
Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si
NIP: 19540310 198803 1001