Post on 07-Mar-2021
PENGARUH PEMBERIAN BOKASHI BERBAHAN DASAR ALGACOKLAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L.)
SKRIPSI
Ditulis Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Biologi
ATI YAYA BOIRATANNIM. 0120402053
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERIAMBON
2019
MOTTO PERSEMBAHAN
MOTTO
“Cerdas Dalam Berfikir dan Cermat Dalam Bertindak “
PERSEMBAHAN
skripsi ini kupersembahkan kepada kedua orang tuaku yang tercinta
(ayah handa Suharto Boiratan dan ibundaku tersayang Baheta Boiratan)
Orang yang sangat aku cintai (Umar Boiratan)
Kakak dan adik adikku tersayang
(Jahara Boiratan Laila Boiratan.Nurnas Boiratan.Hamit Boiratan.Hakim
Boiratan.Reza Boiratan) terimakasih atas kasih sayang serta didikan dan
pengorbanan yang tulus selama ini kepadaku tanpa menguluh sedikitpun,
serta Almamater IAIN Ambon.
ABSTRAK
Ati Yaya Boiratan. NIM. 0120402053. Pengaruh Pemberian BokashiBerbahan Dasar Alga Coklat Terhadap Pertumbuhan dan ProduksiTanaman Seledri ( Apium graveolens L.). Dibimbing oleh Cornelia Pary.,M.Pd dan Masita., M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberianbokashi berbahan dasar alga coklat terhadap pertumbuhan dan produksitanaman seledri (L). Penelitian ini dilaksanakan di kompleks STAIN Ambon,yang berlangsung selama 1 bulan yakni dari bulan Agustus hinggaSeptember 2018. Menggunakan rancangan acak kelompk (RAK) yangdisusun secara nonfaktorial. Faktor yang cobakan yaitu pupuk bokashiberbahan dasar alga coklat yang terdiri dari 5 taraf dosis pemberian antaralain Wo (kontrol), W1 (7,5 ton/ha atau setara dengan 90 g/polybag), W2 (10 ton/ha atau setara dengan 120 g/polybag), W3 (15 ton/ha atau setaradengan 180 g/polyabg), dan W4 (20 ton/ha atau setara dengan 240g/polybag). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa adanya pengaruhpemberian pupuk bokashi berbahan dasar alga coklat terhadappertumbuhan dan poduksi tanaman seledri terlihat pada perlakuan pupukbokashi pada umur 28 HST yaitu pada perlakuan W3 (180 g/polybag) danW4 (240 g/polybag) menunjukan pertumbuhan tinggi tanaman tertinggi,jumlah daun terbanyak serta bobot brangkasan basah terberat.
Kata Kunci : Tanaman Seledri, Pupuk Organik, Pupuk Alga coklat, Alga Coklat
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas
kelimpahan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulis dengan segala kemampuan yang ada berusaha agar penampilan
skripsi ini sebaik mungkim, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa
penulisan ini masih jauh dari kelengkapan dan kesempurnaan. Untuk itu penulis
sangat mengharapkan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi
ini.
Penulis menyadari selama perkuliahan sampai tersusunnya skripsi ini
banyak hambatan yang penulis temui, namun dengan kesabaran serta motivasi dan
bantuan dari berbagai pihak, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk
itu dengan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa syukur dan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. H. Hasbollah Toisuta., M.Ag selaku Rektor IAIN Ambon yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis dalam studi dan memfasilitasi selama
proses pembelajaran.
2. Dr. Samad Umarella., M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan yang telah menerima penulis untuk mengikuti pendidikan pada
Fakultas Ilmu Tarbiyah.
3. Janaba Renggiwur., M.Pd selaku ketua jurusan Pendidikan Biologi, beserta
seluruh staf dosen Pendidikan Biologi yang selama ini telah mengarah dan
membimbing penulis dalam proses perkuliahan.
4. Cornelia Pry., M.Pd dan Masita., M.Pd selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan selama penelitian dan penulisan skripsi ini.
5. Ivan La Saiba., M.Biotech dan Surati., M.Pd selaku penguji yang telah
memberikan saran-saran perbaikan untuk penulisan skripsi ini.
6. Karyawan-karyawati Fakultas Ilmu Tarbiyah atas kemudahan dan bantuan
selama ini.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
E. Penjelasan Istilah............................................................................. 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi dan Morfologi Seledri................................................... 8
B. Kandungan Gizi Tanaman Seledri .................................................. 9
C. Syarat Tumbuh Tanaman Seledri.................................................... 10
D. Manfaat Tanaman Seledri ............................................................... 11
E. Pupuk Organik ................................................................................ 14
F. Pupuk Bokashi Seledri .................................................................... 13
G. Kerangka Pemikiran........................................................................ 17
H. Hipotesis.......................................................................................... 17
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian................................................................................ 18
B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 18
C. Bahan dan Alat ................................................................................ 18
D. Obyek Penelitian ............................................................................. 18
E. Variabel Penelitian .......................................................................... 19
F. Populasi dan Sampel ....................................................................... 19
G. Rancangan Penelitian ...................................................................... 19
H. Prosedur Penelitian ......................................................................... 19
I. Pengamatan ..................................................................................... 23
J. Analisis Data ................................................................................... 23
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................... 24
B. Pembahasan..................................................................................... 24
C. Implikasi Dalam Pembelajaran Biologi .......................................... 36
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 39
B. Saran ............................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
1. Hasil Analisis Ragam Peubah Pertumbuhan Dan
Produksi Pada Umur 28 HST ................................................................. 27
2. Hasil Uji BNJ Pengaruh Pupuk Bokashi
Terhadap Rata-Rata Tinggi Tanaman (TT)
Dan Jumlah Daun (JD) Tanaman Seledri
Pada Umur 28 HST ................................................................................ 28
3. Hasil Uji BNJ Pengaruh Pupuk Bokashi
Terhadap Rata-Rata Brangkasan Basah (BB)
Tanaman Seledri Pada Umur 28 HST .................................................... 29
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
1. Tanaman Seledri .................................................................................... 19
2. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 17
3. Pola Pertumbuhan Tinggi Tanaman SeledriPada Pemberian Pupuk Bokashi Berbahan Dasar Alga coklat............... 25
4. Pola Pertumbuhan Jumlah Daun SeledriPada Pemberian Pupuk Bokashi Berbahan Dasar Alga Coklat.............. 26
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
1. Data Pola Pertumbuhan Jumlah Daun SeledriPada Pemberian Pupuk Bokashi Berbahan Dasar Alga Coklat.............. 40
2. Tabulasi data Tinggi Tanaman Pada Umur 7 HST ................................ 41
3. Tabulasi Data Jumlah Daun Pada Umur 14 HST................................... 42
4. Tabulasi Data Bobot Brangkasan Basah ............................................... 43
5. Dokumentasi Pertumbuhan dan Produksi tanamanSeledri..................................................................................................... 44
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keadaan alam Indonesia memungkinkan dilakukannya pembudidayaan
berbagai jenis sayuran, baik yang lokal maupun yang berasal dari luar
negeri.Ditinjau dari aspek agroklimatologis, Indonesia sangat potensial untuk
pembudidayaan sayur – sayuran.Dilihat dari berbagai bermacam jenis sayuran
yang dapat dibudidayakan.Salah satu tanaman yang mempunyai nilai gizi yang
cukup tinggi adalah tanamanseledri.
Seledri termasuk tanaman sayuran daun dari keluarga Cruciferae yang
mempunyai nilai gizi yang tinggi. Dalam 100 g sawi terdapat protein 2,3 g, lemak
0,3 g, karbohidrat 4,0 g, Ca 220,0 mg P 38,0 mg, Fe 2,9 mg, vitamin A 1940 mg,
vitamin B 0,09 mg dan vitamin C 102 mg.Dengan kandungan gizi yang dimiliki
sawi dapat dimanfaatkan untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada
penderita batuk.Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah,
memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan.
Tanaman seledri merupakan sayuran yang mempunyai nilai komersial dan
prospek yang cukup baik, karena jika ditinjau dari aspek budidaya seledri tidak
terlalu sulit. Seledri memiliki kelebihan dari segi agronomi dan ekonomis, seperti:
(a) lebih tahan kekeringan, (b) serangan hama dan penyakit lebih sedikit, (c) dapat
dipanen pada umur 55-60 hari, (d) dapat ditanam pada tanah yang kurang subur,
dan (e) cara budidayanya mudah. Oleh karena itu, sangat penting bagi mahasiswa
dan petani untuk dapat mengetahui teknik budidaya seledri baik secara teori
1
2
maupun aplikasi dan prakteknya secara langsung di lapangan sehingga dapat
melakukan tehnik budidaya yang baik dilapangan.1
Saat ini permintaan pasar terhadap seledri terus mengalami peningkatan
sedangkan produksi di dalam negeri masih rendah. Sebagian besar kebutuhan
seledri domestik untuk pangan, dan kebutuhan industri lainnya. Selain untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri, produksi seledrii nasional juga berpeluang
besar untuk memasok sebagian pasar seledri dunia sehingga dapat menambah
devisa negara.2
Di Indonesia tanaman seledri merupakan jenis sayuran yang mempunyai
nilai ekonomi tinggi dan digemari banyak orang, namun produksinya masih
tergolong rendah. Rendahnya produksi karena dalam prosesnya tidak didukung
dengan teknik pembudidayaan yang tepat sehingga mempengaruhi produksi yang
dihasilkan.3
Produksi seledri di Maluku mengalami penurunan selama kurun waktu 5
tahun terakhir. Menurut Badan Pusat Statistik Maluku pada Tahun 2016
menandakan produksi seledri mulai tahun 2010 sampai 2016 mengalami
penurunan. Pada tahun 2009 produksi seledri diperoleh sebanyak 79.850 ton / ha,
sedangkan tahun 2016 produksi menurun menjadi 63.911 ton / ha. Beberapa
penyebab penurunanproduksi ini juga dikarenakan adanya pengurangan luas lahan
1Atman, Teknologi budidaya Seledri (Phaseolus radiatus L.) di lahan Sawah. (Jurnal
Ilmiah Tambua Vol.VI, Tahun, 2007), hlm. 89-95. 2Hilman, Y., A. Kasno, dan N. Saleh. Kacang-kacangan dan umbi-umbian: Kontribusi
terhadap ketahanan pangan dan perkembangan teknologinya. Dalam Makarim, (Bogor: Inovasi
Pertanian Tanaman Pangan, Puslitbangtan, 2004), hlm. 95-132. 3Rahmat Rukmana, Kacang Hijau,Budi Daya & Pasca Panen, (Jakarta : Kanisius, 1997),
hlm. 15
3
dan banyaknya petani seledri yang beralih ke komoditi lain, serta rendahnya
produksi.
Rendahnya produksi seledri ditingkat petani antara lain disebabkan oleh
praktek budidaya yang kurang optimal. Usaha meningkatkan produksi dan
produktivitas seledri dapat ditempuh dengan cara penggunaan teknik budidaya
yang tepat, yaitu dengan pemupukan.
Pemupukan melalui tanah dapat dilakukan dengan pupuk buatan dan pupuk
alami.Berkurangnya subsidi pupuk dan banyaknya beredar pupuk majemuk
alternatif membuat para petani menjadi bingung, hal ini disebabkan kurangnya
pengetahuan petani mengenai jumlah dan jenis unsur hara yang dibutuhkan
tanaman. Sehingga tidaklah mengherankan bila penerapan pemupukan tidak
diikuti dengan peningkatan produksi karena hanya memenuhi beberapa unsur hara
makro saja, sementara unsur mikro yang lain tidak terpenuhi. Meskipun
dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit, unsur mikro ini tidak kalah
pentingnya dengan unsur hara makro sebagai komponen struktural sel yang
terlibat langsung dalam metabolisme sel dan aktivitas enzim.
Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan adalah pupuk kompos
berbahan dasar alga coklat. Pupuk kotoran sapi mengandung beberapa keutamaan
seperti kadar unsur hara tinggi, daya higroskopisitasnya atau kemampuan
menyerap dan melepaskan airnya tinggi serta mudah larut dalam air sehingga
gampang diserap tanaman. Dengan sifat tersebut pupuk kotoran sapi memiliki
beberapa keistimewaan diantaranya sedikit pemakaiannya, praktis dan hemat
dalam pengangkutan, komposisi unsur hara pasti, efek kerjanya cepat sehingga
4
pengaruhnya pada tanaman dapat dilihat.Dibalik keunggulannya pupuk ini juga
mengalami kekurangan, sehingga perlu adanya kombinasi pertumbuhan.
Kombinasi pertumbuhan yang bisa ditambahkan yaitu dengan lamun.
Produk lamun dapat dijadikan sebagai pupuk dengan bantuan formula
Efektif Mikroorganisme (EM–4) selain dapat memperkaya mikroorganisme lahan,
juga dapat meningkatakan peran fisiologis dalam menghambat intensitas
gangguan hama dan penyakit. Selain digunakan sebagai pupuk, alga coklat juga
dapat digunakan untuk membesar pori-pori tanah supaya tanaman bisa tumbuh
lebih baik.4
Penelitian tentang tanaman seledri dan pupuk kompos sudah banyak
dilakukan diantaranya penelitian Aridong., dkk (2008) yang menunjukaan bahwa
penggunan pupuk kompos berbahan dasar alga coklat memberikan respon yang
baik pada tiap peubah pertumbuhan dan produksi5 . Diharapkan dengan
penggunaan pupuk kompos berbahan dasar alga coklat dapat memacu
pertumbuhan akar dan pembentukan perakaran yang baik sehingga tanaman dapat
mengambil unsur hara lebih banyak dan pertumbuhan tanaman menjadi sehat atau
kuat, menggiatkan pertumbuhan jaringan tanaman yang membentuk pada titik
tumbuh tanaman, memacu pembentukan bunga dan masaknya buah sehingga
mempercepat masa panen.5
4Febrianto, Alga Coklat Sebagai Pupuk, https://www.google.co.id/#q=
TUMBUHAN%20TANAMAN%20SAWI. Artikel diakses pada tanggal 18 Desember 2016. 5Aridong, A. Hermaya, R.dan Lisa Vibrianan. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi
dengan Pemberian Bokashi 5Anonim, Pupuk Fosfat,diakses tanggal 10 Desember 2012 dari http ://indonesia
kimia.blogspot.com/2011/06/05/pupuk-phosphat-htm/ss.Artikel diakses pada tanggal 18 Desember
2016
5
Penelitian pemanfaatn pupuk kompos yang mengandung alga coklat ( belum
banyak diteliti, sehingga penelitian ini perlu dilakukan. Dengan demikian peneliti
mencoba melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Pupuk
Kompos Berbahan Dasar Alga Coklat TerhadapPertumbuhan dan Produksi
Tanaman Seledri (Apium graveolens L.)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini antara lain :
1. Apakah ada pengaruh penggunaan pupuk kompos berbahan dasar alga coklat
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Seledri (Apium graveolens L.) ?
2. Apakah ada pengaruh penggunaan dosis pupuk terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman Seledri (Apium graveolens L.)
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, maka yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kompos berbahan dasar alga
coklat terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Seledri (Apium
graveolens L.)
2. Untuk mendapatkan dosis pupuk yang tepat terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman seledri (Apium graveolens L.).
6
D. Manfaat Penelitian
1. Institusi
Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan informasi tentang
penggunaan pupuk kompos berbahan daras alga coklat yang tepat dalam
pembudidayaan tanaman seledri.
2. Peneliti
Sebagai informasi ilmiah bagi kepentingan ilmu pendidikan dan teknologi
khususnya budidaya seledri, sebagai bahan pembelajaran tambahan kepada
mahasiswa khususnya mahasiswa biologi dan pertanian
3. Masyarakat
Sebagai informasi kepada petani untuk dapat menggunakan dosis pupuk
yang tepat dalam menunjang pertumbuhan dan produksi tanaman seledri. Di
samping itu juga menjadi sumber informasi bagi masyarakat dalam meningkatkan
produksi tanaman seledri.
E. Penjelasan Istilah
Agar tidak menimbulkan penafsiran mengenai judul penelitian ini, maka
penulis perlu memberikan penjelasan yang menyangkut beberapa istilah yang
dipakai dalam judul diatas sebagai berikut :
1. Pupuk kandang merupakan istilah untuk salah satu pupuk yang berasal dari
kotoran binatang baik itu kambing, sapi, ayam dan lain sebagainya yang
7
dijadikan olen buatan manusia sebagai proses untuk menyuburkan tanah untuk
pertumbuhan tanaman yang ingin dikembangbiakan.6
2. Alga coklat (seagrass) adalah tumbuhan berbiji tunggal dari kelas
angiospermae (tumbuhan berbunga) yang sudah sepenuhnya menyesuaikan
diri untuk hidup di bawah permukan air laut.7
3. Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau subtansi atau
massa zat suatu organisme, misalnya kita makhluk makro ini dikatakan
tumbuh ketika brtambah tinggi, bertambah besar atau bertambah berat.8
4. Produksi merupakan proses mengeluarkan hasil; penghasilan9 berupa proses
pertumbuhan terhadap tanaman seledri.
5. Seledri (Apium graveolens L) merupakantanaman berakar serabut yang
tumbuh dan berkembang secara menyebar ke semua arah disekitar permukaan
tanah, perakarannya sangat dangkal pada kedalaman sekitar 5 cm. Tanaman
seledri tidak memiliki akar tunggang. Perakaran tanaman seledri dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, subur, tanah mudah
menyerap air dan kedalaman tanah cukup dalam.10
6Larfan Habibi, Pembuatan Pupuk Kompos Dari Limbah Rumah Tangga, (Bandung : Titian
Ilmu Bandung, 2009), hlm. 10. 7Benges, SinopsisEkosistem dan Sumber Daya Alam Pesisir dan Laut Serta Prinsip
Pengelolaannya.(Bogor, PT Institut Pertanian Bogor, 2004), hlm 39. 8Anonim, Pengertian Pertumbuhan, diakses tanggal 05 April 2016 dari
http://www.geocities.ws/bpurnomo51/mik_files/mik4.pdf 9Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm. 652. 10Purwono, dan Heni Purnamawati, M.Sc.Agr, Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul,
(Jakarta : Penebar Swadaya, 2007), hlm. 90.
18
BAB III.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen lapangan guna
melihat pengaruh pemberian pupuk bokashi berbahan dasar alga coklat terhadap
pertumbuhan dan produksi dari tanaman Seledri.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kompleks STAIN Ambon, yang berlangsung
Pada tanggal 12 November s/d 10 Desember 2018.
A. Bahan Dan alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi benih seledri,
pupuk kandang sapi (Trubus),sekam, EM4, gula pasir, dan air.
Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi polybag
dengan ukuran 30 x 40 cm, sekop, terpal, timbangan duduk, timbangan analitik,
terpal, ember, lakban, gembor, plastik gula, label, meter, penggaris, kamera dan
alat tulis menulis.
B. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah tanaman seledri di sesuaikan dengan susunan
percobaan di lapangan.
18
19
C. Variabel Penelitian
Yang menjadi variabel dalam penelitian ini yaitu :
1. Variabel independen : pupuk bokashi berbahan daar alga coklat
2. Variabel dependent: Pertumbuhan tanaman seledri (peubah tinggi tanaman
dan jumlah daun) dan produksi tanaman seledri (bobot basah brangkasan).
D. Populasi Dan Sampel
Yang menjadi populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
tanaman seledri yang diteliti.
E. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang
disusun secara nonfaktorial dan 3 kali ulangan, dengan 15 unit percobaan. Faktor
yang cobakan yaitu pupuk bokashi berbahan dasar alga coklat (W) yang terdiri
dari 5 taraf dosis pemberian antara lain :
W0 : Kontrol
W1 : 7,5 ton/ha = 90 g/polybag
W2 : 10 ton/ha = 120 g/polybag
W3 : 15 ton/ha = 180 g/polybag
W4 : 20 ton/ha = 240 g/polybag
H. Prosedur Penelitian
a. Pembuatan Bokashi
Bokashi berbahan dasar alga coklat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
bokashi yang dibuat sendiri. Bahan-bahan yang digunakan adalah pupuk kandang
sapi (trubus), EM4, sekam, gula pasir dan air.
20
1.. Membuat larutan EM4 dengan perbandingan 1 cc air di tambah dengan
Molase.
2.. Membuat lapisan dari tumpukan alga coklat yang diambil dari daerah SBB dan
pupuk kandang sapi dengan komposisi : lapisan pertama adalah tumpukan alga
coklat 30 cm, kemudian lapisan kedua pupuk kandang 10 %,
4.Disiram dengan campuran EM4 dan molases yang sudah diencerkan dengan
air.
5. Ditutup dengan plastik dan dibiarkan selama 24 jam kemudian diaduk dengan
membolak balikan campuran bahan bokashi, kemudian ditutup kembali.
6. Fermentasi akan terjadi ditandai dengan naiknya suhu. Suhu harus dijaga
jangan lebih dari 500C, dengan cara membuka tutup tumpukan Alga coklat dan
mengaduk-aduk kembali.
7.Bokashi dapat digunakan setelah 14 hari, setelah perlakuan fermentsi ditandai
dengan munculnya benang-benang putih menutupi permukaan gundukan
bokashi dengan suhu yang kembali normal.
b. Persiapan Media Tanam
1. Media tanam berupa tanah yang telah diayak dan dibersihkan kotoran.
2. Siapkan polybag dengan ukuran 30x40 cm, kemudian polybag diisi dengan
tanahnya seberat 5 kg.
3. Pada setiap polybag diberikan label sesuai dengan perlakuan dilapangan,
kemudian diletakan secara acak.
4. Pada polybag dengan perlakuan pupuk diberikan pupuk sesuai dengan
perlakuan. Dimana perlakuan pupuk W0 (tanpa pemupukan), pada perlakuan
21
W1 (7,5 ton/ha yang telah dikonversikan ke g/lubang tanam sebanyak 90
g/polybag, pada perlakuan W2 (10 ton/ha yang telah dikonversikan ke g/lubang
tanam sebesar 120 g/polybag), dan perlakuan W3 (15 ton/ha yang telah di
konversikan ke g/lubang tanam sebesar 180 g/polybag) dan perlakuan W4
(dengan dosis pemberian 20 ton/ha yang telah di konversikan ke g/lubang
tanam sebesar 240 g/polybag).
5. Tanah tersebut disiram sampai kapasitas lapang, dan dibiarkan selama 1
minggu.
c. Persiapan Bahan Tanam
Benih yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang dibeli dari Toko
Tani dengan nama dagangnya Multi Tani.
d. Persemaian
Sebelum disemai biji seledri direndam didalam air dingin selama 12-24
jam, perendaman ini berfungsi untuk merangsang perkecambahan. Setelah
berkecambah, benih-benih kemudian ditaburkan pada bak perkecambahan dengan
media campuran tanah dan pupuk bokashi. Kemudian ditutup setipis mungkin dan
siram bagian permukaannya agar tetap lembab, sehingga seledri tumbuh menjadi
bibit muda. Persemaian dilakukan dipinggiran rumah agar sinar matahari tetap
menembus kebak perkecambahan. Selama tahap persemaian bibit tanaman
seledritetap dilakukan peroses pemeliharaan berupa penyiraman setiap pagi dan
sore hari.
22
e. Penanaman
Langkah awal dalam proses penanaman yaitu :
1. Membuat lubang tanam, lubang tanam dibuat sedalam 5 cm.
2. Jumlah bibit tanaman seledri setiap lubang tanam berisi 1 benih.
3. Mengatur jarak tanam antara polybag adalah 30x40 cm
e. Pemeliharaan
1. Penyiraman
Peyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari tetapi apabila tanah dalam
keadaan lembab maka tidak dilakukan proses penyiraman. Penyiraman dilakukan
dengan menggunakan gembor.
2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada tanaman pengganggu atau gulma yang ada di
sekitar tanaman dalam polybag.
f. Pengendalian hama dan penyakit
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengendalian hama tanaman antara
lain :Pada umur 20 HST tanaman sudah mulai terserang hama. Hama yang
menyerang tanaman adalah kutu daun (Thrips, sp). Pengendalian dilakukan secara
mekanik dengan cara meneliti tanaman secara seksama, apabila ada tanaman yang
terserang digunting atau dihilangkan organ tanaman yang terserang .
g. Pemanenan
Tanaman seledri dipanen ± 30 HST, dan pemanenan dilakukan secara
serempak. Pemanenan dilakukan pada pagi hari dengan cara mencabut tanaman.
23
Hasil panen diletakkan ditempat yang teduh untuk melindungi transpirasi yang
mengakibatkan daun cepat layu.
I. Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada indikator pertumbuhan dan produksi
dilakukan pada saat tanaman berumur 7 HST, 14 HST, 21 HST, dan 28 HST:
Peubah pertumbuhan, meliputi :
a. Tinggi tanaman (TT)
Pengukuran tinggi tanaman (cm) dengan cara mengukur setiap tanaman,
Diukur mulai dari permukaan tanah sampai dengan kuncup daun tertinggi .
b. Jumlah daun (JD)
Perhitungan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung semua daun dari
masing-masing tanaman.
Peubah produksi, meliputi :
c. Brangkasan basah (BB)
Diperoleh dari keseluruhan bagian tanaman dan dilakukan setelah panen,
dengan cara menimbang hasil panen tanaman dengan menggunakan
timbangan.
J. Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan
analisis sidik ragam (anova) sesuai dengan rancangan yang digunakan. Perlakuan
menunjukkan pengaruh sangat nyata maka dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf
5 %.
39
BAB V.
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di kemukakan
sebelumnya maka, disimpulkan bahwa :
1. Adanya pengaruh pemberian pupuk bokashi berbahan dasar alga coklat
terhadap pertumbuhan dan poduksi tanaman seledri terlihat pada perlakuan
pupuk bokashi pada umur 28 HST yaitu pada perlakuan W4 menunjukan
pertumbuhan tinggi tanaman tertinggi, jumlah daun terbanyak serta brangkasan
basah terberat.
2. Dosis pupuk yang dapat diajurkan adalah dosis 240 g/polybag.
6.2 Saran
Dari hasil penelitian dapat disarankan sebagai berikut :
1. Dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan jenis pupuk organik yang
sama dengan dosis yang ditingkatkan dari 240 ke 600 g/polybag. Selain itu
penelitian lanjutan juga dapat dilakukan pada jenis tanaman yang berbeda.
39
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, N. Pengaruh Pupuk Bokashi Limbah Olahan Sagu TerhadapPertumbuhan Tanaman Seledri (Apiumgraveolens L). IAIN. Ambon. 2016.
Arifin. Bokashi (Bahan Organik Kaya Sumber Hidup). Malang. Balai TeknologiPertanian UPTD Pertanian. 2007
Arinong. Aplikasi Berbagai Pupuk Organik Pada Tanaman Kedelai di LahanKering. Jurnal Sains dan teknologi. Vol. 5. No.2:65-72.
Budidaya Jagung Ketan. Jurnal Pemanfaatan Bokashi. 2014.
Gabesius, Y.O., Lutfi Aziz Mahmud Siregar dan Yusuf Husni. ResponPertumbuhan Dan produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.Merrill) Terhadap Pemberian Bokashi. Jurnal Online Agroekoteknologi. Vol 1.No.1. 2012.
Hadisoeganda, A dan Wijaya. Bayam Sayuran Penyangga Petani Di Indonesia
(Monograf, No.3). Bandung. 1996.
Kastono. Pengaruh Pemupukan Organik Terhadap Pertumbuhan Tanaman DanHasil Kacang Hijau (Phaseolus radiatus (L). Walp. Institusi Pertanian Bogor.2005.
Kresnatita,s. Aplikasi Pupuk Organik Dan Nitrogen Pada Jagung ManisApplication of Organic Manure and Nitrogen on Sweetorn. Agritek. Vol.17.No.6
Latifa, R. Pemanfaatan Sampah Organik Sebagai Bahan Pupuk Cair Untukpertumbuhan Tanaman Bayam merah (Alternanthera ficoides). JurnalLenteraBio. Vol 1. No.3. 2012.
Lingga, P. Dan Marsono. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.
2000.
Maria, K. Pengaruh Pemberian Bokashi Terhadap Pertumbuhan Vegetatif danProduksi Rumput Gajah (Pennisetum pupureum). Jurnal Ilmu Hewani Tropika.Vol.2. No.2 2013.
Masita. Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Dan Dosis Pupuk Organik TerhadapPertumbuhan dan Produksi Tanaman Hotong (Setaria italica (L.) Beauv)
Muzayyanah. Pengaruh Pemberian Pupuk Bokashi Terhadap PertumbuhanTanamn Sawi (Brassica juncea L.).Universitas Islam Negri. Malang, 2009.
Puja Kesuma dan Zuchrotus Salamah. Pertumbuhan Tanaman Bayam Cabut
(Amaranthus tricolor L.) dengan Pemberian Kompos Berbahan Dasar Daun
Krinyu (Chromolaena orodata L). Jurnal Bioedukatika. Vol 1. No. 1, 2013.
Riris, N., Winarsih, Yuni Sri Rahayu. Pemanfaatan Sampah Organik Sebagai
Bahan Pupuk Cair Untuk Pertumbuhan Tanaman Bayam Merah
(Alternanthera ficoides). Jurnal Lentera. Vol 1. No. 3, 2013.
Riya Juwita. Pertumbuhan dan Nilai Gizi Bayam Cabut (Amaranthus tricolor L.)dengan Pemberian Pupuk Fosfor Pada Urin Sapi. Yokyakarta. 2010.
Roos. Fisiologi Tanaman Budidaya. ITB. Bandung. 2005,
Rudi, N. Pengaruh Komposisi Serbuk Gergaji dan Jerami Padi TerhadapPertumbuhan Dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). JurnalAgroteknologi, 2015.
Rukmana R. Bertanam Bayam. Yokyakarta, 1995.
Salisbury dan Ross. C. W. Fisiologi Tumbuhan. ITB. Bandung. 1995.
Susanto, M. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineke cipta. Jakarta, 2002.
Tatipata, A., dan Agustinus Jacob. Pemanfaatan Ela Sagu Sebagai Pupuk Untu
Winatasasmito. 2014. Biologi I untuk SMU. Jakarta : Departemen PendidikanNasional Yayasan Studi Kurikulum Biologi. Biologi Umum. Jakarta. 2000.
Yusri, F. Dan Arman D. Aplikasi Pemupukan Terhadap Pertumbuhan Danproduksi Dua Varietas Bayam (Amaranthus sp). Jurnal Agronomi. Vol 18. No.13. 2014.
40
Lampiran 1. Data Pertumbuhan Tanaman Seledri Pada Umur 7 HST, 14
HST, 21 HST dan 28 HST.
1. Data Pola Peubah Tinggi Tanaman (TT) Seledri Pada Umur Tanaman 7
HST, 14 HST, 21 HST dan 28 HST.
PerlakuanPengamatan
7 HST 14 HST 21 HST 28 HST
W0 (kontrol) 2.2 4.1 6.6 10.5
W1 (90 g/polybag) 2.4 4.4 8.4 14.4
W2 (120 g/polybag) 2.5 4.6 8.9 16.7
W3 (180 g/polybag) 2.6 5.3 11.6 19.6
W4 (240 g/polybag) 2.8 5.7 12.8 21.3
Sumber :Data Penelitian
2. Data Pola Peubah Jumlah Daun (JD) Seledri Pada Umur Tanaman 7 HST, 14
HST, 21 HST dan 28 HST.
PerlakuanPengamatan
7 HST 14 HST 21 HST 28 HST
W0 (kontrol) 2 2.6 5 7.3
W1 (90 g/polybag) 2 3 6 8.6
W2 (120 g/polybag) 2 3.6 6.6 9.3
W3 (180 g/polybag) 2 4.3 7.3 10.3
W4 (240 g/polybag) 2.3 5 8.6 12
Sumber :Data Penelitian
41
Lampiran 2a. Tabulasi Data Tingggi Tanaman Pada Umur Tanaman 28HST
PerlakuanKelompok
Jumlah RataanI II III
W0 8.2 8.4 8.1 24.7 10.5W1 10.1 10.3 10.0 30.4 14.4W2 12.0 12.5 13.2 37.7 16.7W3 15.3 15.5 16 46.8 19.6W4 16.3 16.7 17.0 50 21.3
Jumlah 61.9 63.4 64.3 189.6 82.5Sumber :Data Penelitian
Lampiran 2b. Hasil Analisis Sidik Ragam Tingggi Tanaman Pada UmurTanaman 28 HST.
No Varians Db JK KT Fhit Ftabel0.05 0.01
1. Kelompok 2 1.97 0.985 11.5 ** 4.45 8.642. Perlakuan 4 219.26 55.47 651.7** 3.83 7.003. Galat 8 0.68 0.085
Total 14
Hasil Uji Beda BNJ 5 %
Dosis Pupuk Bokashi Peubah Amatan
Tinggi Tanaman
W0 : Kontrol 10.5 a
W1: 90 g/polybag 14.4 b
W2: 120 g/polybag 16.7 c
W3: 180 g/polybag 19.6 d
W4: 240 g/polybag 21.3 e
42
Lampiran 3a. Tabulasi Data Data Jumlah Daun Pada Umur Tanaman 28HST
PerlakuanKelompok
Jumlah RataanI II III
W0 8 7 7 22 7.3W1 9 9 8 26 8.6W2 9 10 9 28 9.3W3 11 11 9 31 10.3W4 12 12 12 36 12
Jumlah 49 49 45 143 47.5Sumber :Data Penelitian
Lampiran 3b. Hasil Analisis Sidik Ragam Jumlah Daun Pada UmurTanaman 28 HST.
No Varians Db JK KT Fhit Ftabel0.05 0.01
1. Kelompok 2 2.14 1.07 3.34 tn 4.45 8.642. Perlakuan 4 37.04 10.435 32.60* 3.83 7.003. Galat 8 2.56 0.32
Total 14
Hasil Uji Beda BNJ 5 %
Dosis Pupuk Bokashi Peubah Amatan
Jumlah Daun
W0 : Kontrol 7.3 a
W1: 90 g/polybag 8.6 ab
W2: 120 g/polybag 9.3 bc
W3: 180 g/polybag 10.3 c
W4: 240 g/polybag 12 d
43
Lampiran 4a. Tabulasi Data Brangkasan Basah
PerlakuanKelompok
Jumlah RataanI II III
W0 2.9 2.7 2.8 8.4 2.8W1 3.8 3.9 3.8 11.5 3.8W2 4.5 4.4 4.5 13.4 4.4W3 6.0 6.1 6.2 18.3 6.1W4 7.1 8.9 8.6 24.6 8.2
Jumlah 24.3 26 25.9 76.2 25.3Sumber :Data Penelitian
Lampiran 4b. Hasil Analisis Sidik Ragam Brangkasan Basah Pada UmurTanaman 28
No Varians Db JK KT Fhit Ftabel0.05 0.01
1. Kelompok 2 0.364 0.182 0.94 tn 4.45 8.642. Perlakuan 4 53.7106 13.906 72.05* 3.83 7.003. Galat 8 1.5494 0.193
Total 14
Hasil Uji Beda BNJ 5 %
Dosis Pupuk Bokashi Peubah Amatan
Brangkasan basah
W0 : Kontrol 2.8 a
W1: 90 g/polybag 3.8 b
W2: 120 g/polybag 4.4 c
W3: 180 g/polybag 6.1 d
W4: 240 g/polybag 8.2 e
44
Lampiran 5. Dokumentasi Pertumbuhan dan Produksi tanaman Seledri.
45
46
Lampiran 13. Implikasi Hasil Penelitian Dalam Pembelajaran Biologi dalambentuk RKPS Fisiologi Tumbuhan