Post on 06-Jan-2022
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
BERPENDEKATAN SAINS, LINGKUNGAN, TEKNOLOGI,
MASYARAKAT (SALINGTEMAS) TERHADAP
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI
MINYAK BUMI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
WULAN SARI
NIM 1113016200003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
berpendekatan Sains, Lingkungan, Teknologi, Masyarakat
(SALINGTEMAS) terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi
Minyak Bumi disusun oleh WULAN SARI Nomor Induk Mahasiswa
1113016200003, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan
sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diajukan pada sidang munaqasah sesuai
ketentuan yang ditetapkan fakultas.
Jakarta, 26 Maret 2018
Yang mengesahkan,
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
berpendekatan Sains, Lingkungan, Teknologi, Masyarakat (SALINGTEMAS)
terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Minyak Bumi
disusun oleh Wulan Sari, NIM 1113016200003, diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan
LULUS dalam ujian Munaqosah pada tanggal 04 April 2018 dihadapan dewan
penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
dalam bidang pendidikan kimia.
Jakarta, 04 April 2018
Panitia Ujian Munaqosah
iv
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Wulan Sari
Tempat/Tgl.Lahir : Pemalang, 24 Juni 1995
NIM : 1113016200003
Jurusan / Prodi : Pendidikan IPA/Pendidikan Kimia
Judul Skripsi : Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
berpendekatan Sains, Lingkungan, Teknologi, Masyarakat
(SALINGTEMAS) terhadap Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa pada Materi Minyak Bumi.
Dosen Pembimbing : 1. Tonih Feronika, M.Pd
2. Dila Fairusi, M.Si
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta, 26 Maret 2018
Mahasiswa Ybs.
KEMENTERIAN AGAMA
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FITK No. Revisi: : 01
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
v
ABSTRAK
Wulan Sari, “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
berpendekatan Sains, Lingkungan, Teknologi, Masyarakat
(SALINGTEMAS) terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi
Minyak Bumi”, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
Penelitian terdahulu menyatakan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa kurang
terlatih dengan baik, dikarenakan siswa kurang memandang kimia sebagai salah
satu bagian dari ilmu sains yang terintegrasi dengan teknologi, lingkungan, dan
masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) berpendekatan Sains, Lingkungan,
Teknologi, Masyarakat (SALINGTEMAS) terhadap keterampilan berpikir kritis
siswa pada materi minyak bumi. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 4 Kota
Tangerang Selatan pada 27 November - 11 Desember 2017 di semester ganjil tahun
ajaran 2016/2017. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuasi eksperimen. Sampel penelitian masing-masing pada kelas eksperimen dan
kontrol berjumlah 37 orang siswa. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian
ini yaitu purposive sampling. Instrumen utama yang digunakan yaitu tes uraian
sebanyak 9 butir soal yang mewakili 11 indikator berpikir kritis Robert H. Ennis,
kemudian jawaban siswa dianalisis menggunakan uji independent sample T-test.
Hasil uji hipotesis menggunakan bantuan software SPSS versi 20 diperoleh data
Sig (2-tailed) < α dan t-hitung > t-tabel, yaitu 0,02 < 0,05 dan 3,210 > 1,993, sehingga
𝐻1 diterima dan 𝐻0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model
PBM berpendekatan SALINGTEMAS terhadap keterampilan berpikir kritis siswa.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi untuk guru sebagai model
pembelajaran yang dapat melatih keterampilan berpikir kritis siswa.
Kata Kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) berpendekatan Sains,
Lingkungan, Teknologi, Masyarakat (SALINGTEMAS),
Keterampilan Berpikir Kritis, Minyak Bumi.
vi
ABSTRACT
Wulan Sari, “The Effect of Problem Based Learning (PBL) through Science,
Environment, Technology, Society (SETS) toward Student’s Critical Thinking
skills on Petroleum topics”, Chemistry Education Study Program, Science
Education Department, Faculty of Tarbiya’ and Teaching Science, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2018.
Previous studies stated student's critical thinking skills are trained not as good
because students less look at chemistry as one part of science that is integrated with
technology, environment, and society. This study aimed to find out the effect of
Problem Based Learning (PBL) model through Science, Environment, Technology,
Society (SETS) toward student's critical thinking skills in Petroleum topics. This
study was conducted in SMAN four Tangerang Selatan City on the November 27th
until December 11th 2017 of odd semester in academic year 2016/2017. The
method applied in this study was quasi-experimental. The method applied in this
study was quasi-experimental. The samples were taken consist of 37 each student
from experimental and control group. The sampling technique used in this study
was purposive sampling. The main instrument used in this study was essays test
with nine items represents 11 indicators of critical thinking skills by Robert H.
Ennis, then student's answers were analyze using independent sample T-test. The
result of hypothesis using software SPSS version 20 obtained data Sig (2-tailed) <
α and t-count > t-table, was 0,02 < 0,05 and 3,210 > 1,993, so 𝐻1 is accepted and
𝐻0 is rejected. This study shows that there was effect of PBL model through SETS
toward student's critical thinking skills. The result of this study could be a
recommendation for teachers as learning model that could train student's critical
thinking skills.
Keywords : Problem Based Learning (PBL) through Science, Environment,
Technology, Society (SETS), Critical Thinking Skills, Petroleum.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrohim,
Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin. Puji dan syukur senantiasa penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) berpendekatan Sains, Lingkungan,
Teknologi, Masyarakat (SALINGTEMAS) terhadap Keterampilan Berpikir
Siswa pada Materi Minyak Bumi”. Skripsi ini ditujukan sebagai prasyarat untuk
memperoleh gelar sarjana Strata 1 (S1) pada Program Studi Pendidikan Kimia,
Jurusan Pendidikan Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Terselesainya skripsi ini tentunya tak lepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa bagaimanapun usaha yang ditempuh,
tanpa adanya bimbingan dan bantuan dari pihak-pihak terkait, penulisan skripsi ini
tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini,
penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu, mendukung, dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
diantaranya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguraan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Tonih Feronika, M.Pd., selaku dosen pembimbing I dan dosen pembimbing
akademik yang telah memberikan waktu, ilmu, bimbingan, saran, dan motivasi
kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
4. Dila Fairusi, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan waktu,
ilmu, bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis selama penyusunan skripsi
ini.
viii
5. Evi Sapinatul Bahriah, M.Pd., selaku dosen validator instrumen yang telah
memberikan kritik dan saran selama proses validasi.
6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA, khususnya dosen Program Studi
Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik
dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
7. Sukanta, S.Pd., selaku wakil kepala SMAN 4 Kota Tangerang Selatan bidang
kurikulum yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian
disekolah tersebut.
8. Nurtohidah, S.Pd., selaku guru kimia kelas XI SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
yang telah mendukung keberlangsungan penelitian ini.
9. Para siswa dan siswi kelas XI IPA 3 dan 4 SMAN 4 Kota Tangerang Selatan,
terimakasih banyak atas kerjasamanya.
10. Bapak dan Ibu tercinta (Reno Wijaya dan Sari Asih) beserta kedua adikku
(Chandra Wijaya dan Bayu Wisnu Wijaya) yang selalu memberikan do’a,
dukungan, dan bantuan moril maupun materil kepada penulis.
11. Sahabat satu bimbingan skripsi yang sulit dipisahkan yaitu Khansa Nur Haida
Muhsin yang selalu menemani bimbingan, memberikan bantuan saat
pengambilan data, semangat, konsultan yang baik, dan saling membantu
menyelesaikan masalah yang dihadapi saat mengerjakan skripsi.
12. Sahabat-sahabat seperjuangan yang amat sangat berarti yaitu Wiji Dwi Utami,
Ajeng Dwi Pangestuti, Khansa Nur Haida, Siti Amaliyah, Fitri Hanifa, dan Raja
Melisa Nelvitasari yang tiada hentinya memberikan semangat, membantu saat
pengambilan data, dan selalu menemani kehidupan diperkuliahan dari awal
hingga akhir.
13. Rekan-rekan Program Studi Pendidikan Kimia Angkatan 2013 dan teman-teman
satu bimbingan Pak Tonih dan Bu Dila, yang telah banyak memberikan
dukungan, saran, masukan, informasi, dan pendapatnya kepada penulis.
14. Sahabat-sahabat SMA yang selalu meluangkan waktunya untuk berbagi keluh
kesah dalam mengerjakan skripsi, senantiasa mendukung, dan mendoa’kan
penulis yaitu Hutami Devari, Arum Selisa, Rafika Puspa Wardhana, dan Dita
Adha Ariani.
ix
15. Sahabatku Gaby Violitta Syam dan Nurul Syafitri yang selalu memberikan
semangat dan saling mendukung dalam hal kebaikan.
16. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah
membantu hingga tersusunnya karya ini.
Semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan dan ketulusan semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini dengan memberikan
kelancaran dan kemudahan disetiap urusannya. Penulis menerima kritik maupun
saran yang bersifat membangun untuk terus memperbaiki penulis kedepannya.
Semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat dan dijadikan referensi
dalam penelitian orang banyak. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 04 April 2018
Penulis
Wulan Sari
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ............................................. iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ........................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 7
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretis ......................................................................... 8
1. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) .................................... 8
2. Pendekatan Sains, Lingkungan, Teknologi, Masyarakat
(SALINGTEMAS) ................................................................... 10
3. Model PBM Berpendekatan SALINGTEMAS ........................ 12
4. Berpikir Kritis ........................................................................... 14
5. PBM, SALINGTEMAS, dan Keterampilan Berpikir Kritis ..... 18
6. Minyak Bumi............................................................................. 19
B. Penelitian Relevan ........................................................................ 24
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 26
D. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 29
xi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 30
B. Metode dan Desain Penelitian ...................................................... 30
C. Prosedur Penelitian ....................................................................... 31
D. Populasi dan Sampel .................................................................... 34
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 35
F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 36
1. Tes Uraian Berpikir Kritis Siswa .............................................. 36
2. Lembar Observasi .................................................................... 38
3. Lembar Kerja Siswa ................................................................. 39
G. Validitas dan Realibilitas Instrumen ............................................ 40
1. Uji Validitas .............................................................................. 40
2. Uji Realibilitas .......................................................................... 42
3. Daya Beda ................................................................................. 43
4. Tingkat Kesukaran ................................................................... 44
H. Teknik Analisis Data .................................................................... 46
1. Data Hasil Tes Uraian ............................................................... 47
2. Data Hasil Lembar Kerja Siswa ............................................... 51
3. Hipotesis Statistik ..................................................................... 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 53
1. Data Hasil Pretest dan Posttest pada Kelas Eksperimen dan
kontrol ................................................................................. 53
2. Data Hasil Pretest dan Posttest Berdasarkan Indikator
Ketetampilan Berpikir Kritis ............................................... 54
3. Data Hasil Lembar Kerja Siswa .......................................... 58
4. Hasil Analisis Data .............................................................. 59
B. Pembahasan .............................................................................. 65
xii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 77
B. Saran .......................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 79
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sintaks untuk Model Pembelajaran Berbasis Masalah ................. 9
Tabel 2.2 Tahapan Pembelajaran Pendekatan SALINGTEMAS ................. 11
Tabel 2.3 Tahapan PBM berpendekatan SALINGTEMAS ......................... 13
Tabel 2.4 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis ........................................ 17
Tabel 2.5 Fraksi Minyak Bumi ..................................................................... 22
Tabel 3.1 Desain Penelitian ......................................................................... 31
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kritis ................. 36
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Observasi Keterlaksanaan Model
PBM berpendekatan SALINGTEMAS ....................................... 38
Tabel 3.4 Hasil Uji Realibilitas Instrumen Pertemuan Pertama ................... 43
Tabel 3.5 Hasil Uji Realibilitas Instrumen Pertemuan Kedua ...................... 43
Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran ........................................................................ 44
Tabel 3.7 Hasil Uji Realibilitas Tingkat Kesukaran Instrumen .................... 45
Tabel 3.8 Instrumen Penelitian yang Akan Diujikan .................................... 45
Tabel 3.9 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa Melalui Tes ........................ 51
Tabel 4.1 Data Hasil Nilai Pretest dan Posttest .......................................... 53
Tabel 4.2 Persentase (%) Ketercapaian Indikator Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa Berdasarkan Hasil Pretest ....................................... 54
Tabel 4.3 Persentase (%) Ketercapaian Indikator Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa Berdasarkan Hasil Posttest ...................................... 56
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ....... 60
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol .... 61
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol .......... 61
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ...... 62
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol .. 63
Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol .......... 64
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Fraksi Minyak Bumi ................................................................. 21
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir ......................................................... 28
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian ........................................................ 34
Gambar 4.1 Persentase (%) Indikator KBK Berdasarkan LKS .................... 58
Gambar 4.2 Contoh Instrumen dan Jawaban Kelas Eksperimen ................. 68
Gambar 4.3 Poster Efek Rumah Kaca ......................................................... 70
Gambar 4.3 Persentase (%) Ketercapaian Indikator Keterampilan Berpikir
Kritis Berdasarkan Hasil Posttest ............................................ 71
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ..................... 85
Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen ............................................................. 90
Lampiran 3 RPP Kelas Kontrol ..................................................................... 108
Lampiran 4 Lembar Validasi Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis ......... 123
Lampiran 5 Tes Keterampilan Berpikir Kritis (Uji Coba) ............................. 145
Lampiran 6 Analisis Butir Soal Validasi ....................................................... 153
Lampiran 7 Tes Keterampilan Berpikir Kritis ............................................... 165
Lampiran 8 Pedoman Penskoran ................................................................... 168
Lampiran 9 Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa .................................................... 172
Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa ................................................................ 192
Lampiran 11 Hasil Tes Keterampilan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen ..... 209
Lampiran 12 Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen ...................................... 210
Lampiran 13 Persentase Ketercapaian Indikator Keterampilan Berpikir
Kritis Kelas Eksperimen .......................................................... 211
Lampiran 14 Data Hasil Pretest Kelas Kontrol ............................................. 212
Lampiran 15 Persentase Ketercapaian Indikator Keterampilan Berpikir
Kritis Kelas Kontrol ................................................................ 213
Lampiran 16 Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen ..................................... 214
Lampiran 17 Persentase Ketercapaian Indikator Keterampilan Berpikir
Kritis Kelas Eksperimen .......................................................... 215
Lampiran 18 Data Hasil Posttest Kelas Kontrol ............................................ 216
Lampiran 19 Persentase Ketercapaian Indikator Keterampilan Berpikir
Kritis Kelas Kontrol ................................................................ 217
Lampiran 20 Data Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan
Kontrol ..................................................................................... 218
Lampiran 21 Data Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan
Kontrol ..................................................................................... 220
Lampiran 22 Data Hasil Uji Hipotesis Pretest Kelas Eksperimen dan
Kontrol ..................................................................................... 221
xvi
Lampiran 23 Data Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan
Kontrol ..................................................................................... 222
Lampiran 24 Data Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan
Kontrol ..................................................................................... 224
Lampiran 25 Data Hasil Uji Hipotesis Posttest Kelas Eksperimen dan
Kontrol ..................................................................................... 225
Lampiran 26 Data Hasil Lembar Kerja Siswa ............................................... 226
Lampiran 27 Lembar Observasi .................................................................... 227
Lampiran 28 Contoh Lembar Jawaban Siswa Kelas Eksperimen ................. 228
Lampiran 29 Contoh Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol ........................ 230
Lampiran 30 Contoh Jawaban LKS Efek Rumah Kaca ................................ 231
Lampiran 31 Contoh Jawaban LKS ISPA ..................................................... 234
Lampiran 32 Surat Bimbingan Skripsi .......................................................... 237
Lampiran 33 Surat Permohonan Izin dan Keterangan Telah
Melakukan Penelitian ............................................................... 238
Lampiran 34 Dokumentasi Penelitian ........................................................... 239
Lampiran 35 Uji Referensi ............................................................................ 242
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Semakin bertambahnya ilmu pengetahuan dan teknologi siswa harus
dibiasakan untuk membuka pemikiran mereka mengenai fenomena-fenomena
yang ada di lingkungannya. Kita hidup di era yang terkenal dengan cepatnya dan
mengagumkannya perkembangan pengetahuan ilmiah dan penerapan teknologi
yang berhubungan dengan dimensi etika saat pengambilan keputusan (Zo'bi,
2014). Maka dari itu, sudah sepantasnya siswa mendapatkan pembelajaran yang
dapat melatih pengetahuan mereka tentang penerapan teknologi dan
perkembangan pengetahuan ilmiah.
Banyak situasi yang kita temukan dalam kehidupan berhubungan dengan
kimia dan melibatkan pengetahuan ilmiah. Sebagai individu kita harus mengerti
hubungan antara apa yang kita pelajari dan apa pengaruh dari kejadian yang
terjadi di dalam kehidupan kita (Yoruk, Morgil, & Sekcen. 2010). Pembelajaran
yang baik adalah pembelajaran yang memberikan pengalaman bagi pesertanya
melalui “learning to know, learning to do, learning to be and learning to live
together” (UNESCO, 1996, hlm 37).
Berdasarkan pendapat Binadja yang dikutip oleh Nugraheni, Mulyani, dan
Ariani, pembelajaran kimia yang ada di Indonesia cenderung menekankan
kepada pengetahuan sains murni yang hanya fokus pada hukum dasar, teori, dan
rumus-rumus hasil pembuktian percobaan yang dikemukakan oleh para
kimiawan (Nugraheni, Mulyani, & Ariani, 2013). Hal itu menjadikan siswa
kurang memandang kimia sebagai salah satu bagian dari ilmu sains yang
terintegrasi dengan teknologi, lingkungan, dan masyarakat. Hal ini disebabkan
pembelajaran kimia saat ini masih belum dihubungkan dengan masalah aktual
yang ada di kehidupan nyata. Oleh karena itu, konsep-konsep yang dikuasai oleh
siswa kurang diaplikasikan dalam kehidupannya. Akibatnya, siswa belum
mengetahui manfaat dari mempelajari suatu konsep kimia. Padahal pengetahuan
akan dirasakan manfaatnya, jika yang dipelajari siswa berguna bagi
2
kehidupannya di masa depan, ia akan termotivasi untuk mempelajarinya, bahkan
ingin mencari tahu lebih banyak lagi (Poedjiadi, 2010, hlm 110).
Siswa saat ini hanya sekedar mempelajari konsep kimia untuk keperluan
ketuntasan dalam belajar saja, tanpa memiliki keinginan untuk mengetahuinya
lebih lanjut. Hal itu terjadi karena siswa belum mengetahui manfaat dari
mempelajari konsep tersebut, sehingga keterampilan berpikir kritis siswa rendah
beserta keinginan belajarnya. Hal ini didukung dengan hasil observasi penelitian
Luzyawati (2015) yang mengungkapkan bahwa masih banyak siswa yang
kurang berpikir kritis untuk menanggapi masalah-masalah yang ada di
lingkungan sekitarnya. Sebagai akibatnya, keterampilan berpikir kritis siswa
rendah beserta keinginan belajarnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dibutuhkan pembelajaran
SALINGTEMAS yang melibatkan konsep sains, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat. Tujuan pemberian mata pelajaran yang terintegrasi
SALINGTEMAS (Sains, Lingkungan, Teknologi, Masyarakat) adalah agar
siswa memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang kaitan antara sains dan
teknologi serta manfaatnya bagi masyarakat (Poedjiadi, 2010, hlm 104).
Penelitian yang dilakukan Luzyawati menyatakan pembelajaran berpendekatan
SALINGTEMAS pada subtopik pencemaran air memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa. Selain itu,
respon yang didapatkan dalam kegiatan pembelajaran ialah memotivasi siswa
dalam belajar, meningkatkan keterampilan berpikir kritis, menemukan ide-ide
baru, mendorong siswa berani bertanya dan menyenangkan (Luzyawati, 2015).
Selain memiliki keterampilan mengaplikasikan konsep-konsep sains yang
telah dipelajari di kehidupan nyata. Siswa juga harus dapat bekerja sama dan
berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah aktual yang menyangkut
kepentingan banyak orang. Salah satu model pembelajaran yang berpusat pada
siswa dan menyajikan masalah sebagai langkah awal pembelajarannya dan
mencoba untuk mengkonstruk pengetahuan melalui pemecahan masalah dikenal
sebagai model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Model
pembelajaran ini dapat mendukung pendekatan SALINGTEMAS dalam
3
pembelajaran. Karena pendekatan SALINGTEMAS dan Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) sama-sama menggunakan masalah dalam mengawali
pembelajarannya. Selain itu di antara keduanya sama-sama membentuk
kelompok kerja untuk berdiskusi mengenai pemecahan masalah yang ada.
Peran guru dalam pembelajaran PBM dan SALINGTEMAS tidak terlalu
dominan, karena guru memberikan kesempatan untuk siswa mengeksplor dan
mengkonstruk pengetahuannya, sehingga pendekatan SALINGTEMAS cocok
diimplementasikan pada model PBM. Hal ini sejalan dengan pendapat Wasiso
& Hartono (2013) yang menjelaskan bahwa pendekatan SALINGTEMAS dapat
diimplementasikan dengan berbagai model pembelajaran yang salah satunya
adalah model pembelajaran PBM. Penelitian yang dilakukan oleh Saeed dan
Rousta (2013) menyatakan bahwa PBM dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis. Melalui penelitian ini, telah dikonfirmasi bahwa penggunaan
model PBM dalam pembelajaran di kelas berpengaruh terhadap berpikir kritis
siswa.
Keterampilan berpikir kritis (critical thinking) merupakan keterampilan
yang dibutuhkan di abad 21 ini. Keterampilan berpikir kritis yang dibutuhkan di
abad 21 adalah adanya keterampilan untuk memanfaatkan teknologi canggih
untuk mengakses, membuat, menganalisis, mengelola, menyimpan, dan
mengkomunikasikan informasi (Pacific Policy Research Center, 2010). Selain
itu, dalam Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
Kurikulum 2013 menyebutkan bahwa siswa harus memiliki keterampilan
berpikir dan bertindak secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan
komunikatif (Permendikbud No. 21, 2016). Dengan begitu, keterampilan
berpikir kritis penting dimiliki oleh siswa. Berdasarkan penelitian-penelitian
sebelumnya, model pembelajaran berbasis masalah dan pendekatan
pembelajaran SALINGTEMAS dapat memfasilitasi siswa untuk memperoleh
keterampilan berpikir kritis. Oleh karena itu, keterampilan ini dipilih untuk
dikembangkan melalui model pembelajaran berbasis masalah yang
memanfaatkan pendekatan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat di
dalam pembelajarannya.
4
Salah satu materi kimia yang ada hubungannya dengan lingkungan,
teknologi, dan masyarakat adalah Dampak Pembakaran Senyawa Hidrokarbon
terhadap Lingkungan dan Kesehatan. Materi ini merupakan bagian dari materi
pokok Hidrokarbon dan Minyak bumi yang ada di kelas XI semester ganjil.
Materi ini memiliki masing-masing satu Kompetensi Dasar (KD) Pengetahuan
dan Proses. KD pengetahuan untuk materi ini adalah “Mengidentifikasi reaksi
pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak sempurna serta sifat zat
hasil pembakaran (CO2, CO, partikulat karbon)”. KD proses untuk materi ini
adalah “Menyusun gagasan cara mengatasi dampak pembakaran senyawa
karbon terhadap lingkungan dan kesehatan” (Permendikbud No. 24, 2016).
Kedua KD ini sangat cocok dengan visi pembelajaran SALINGTEMAS yang
berbasis lingkungan dan aktual di masyarakat. Selain itu, melibatkan
penggunaan sains teknologi, manfaat, dan dampak yang disebabkan dari
penggunaan produk teknologi tersebut.
Materi minyak bumi erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Akan
tetapi, faktanya guru masih menggangap materi ini sebagai materi hafalan dan
siswa cukup membaca buku paket yang mereka miliki (Nugraheni, Mulyani, &
Ariani, 2013). Padahal penggunaan energi fosil yang berasal dari minyak bumi
selain bermanfaat bagi kesejahteraan manusia, ternyata menimbulkan dampak
buruk bagi lingkungan dan kesehatan. Hal ini dapat dibahas secara mendalam
oleh guru untuk membiasakan siswa peduli terhadap lingkungan disekitarnya.
Oleh karena itu, perlu dikembangkan model pembelajaran terpadu untuk
membiasakan siswa berpikir kritis untuk memperhatikan masalah-masalah yang
ada di lingkungan dan masyarakatnya saat ini.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, pendekatan
SALINGTEMAS dapat diimplementasikan menggunakan model PBL. Selain
itu, model pembelajaran PBM dan pendekatan SALINGTEMAS dapat
meningkatkan keterampilan berpikir kritis, namun belum banyak penelitian yang
menggabungkan keduanya dalam kegiatan pembelajaran pada materi subtopik
minyak bumi yaitu dampak pembakaran senyawa hidrokarbon bagi lingkungan
dan kesehatan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk membahas dan
5
mengangkat masalah tersebut menjadi sebuah judul skripsi, yaitu: “Pengaruh
Pembelajaran Masalah (PBM) Berpendekatan Sains, Lingkungan,
Teknologi, Masyarakat (SALINGTEMAS) terhadap Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa pada Materi Minyak Bumi”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Pembelajaran kimia saat ini cenderung menekankan pengetahuan sains
murni, sehingga siswa kurang memandang kimia sebagai salah satu bagian
dari ilmu sains yang terintegrasi dengan teknologi, lingkungan, dan
masyarakat.
2. Pembelajaran kimia saat ini masih belum dihubungkan dengan masalah
aktual yang ada di kehidupan nyata, sehingga konsep-konsep sains yang
dikuasai siswa kurang diaplikasikan dalam kehidupannya.
3. Siswa hanya sekedar mempelajari konsep kimia untuk keperluan ketuntasan
dalam belajar saja, tanpa memiliki keinginan untuk mengetahuinya lebih
lanjut, sehingga keterampilan berpikir kritis siswa rendah beserta keinginan
belajarnya.
4. Materi minyak bumi dianggap sebagai materi hafalan dan siswa cukup
membaca buku paket yang mereka miliki tanpa dibahas secara mendalam.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka penelitian
dibatasi pada:
1. Materi minyak bumi yang dipilih adalah dampak dari reaksi pembakaran
hidrokarbon yang sempurna dan tidak sempurna serta sifat zat hasil
pembakaran terhadap lingkungan dan kesehatan.
2. Indikator berpikir kritis yang digunakan pada instrumen tes uraian adalah 11
indikator berpikir kritis menurut Robert H. Ennis. Indikator berinteraksi
dengan orang lain tidak diujikan dalam tes, karena tidak dapat dibuat dalam
6
bentuk soal. Akan tetapi, indikator berinteraksi dengan orang lain dapat
dilihat melalui kegiatan diskusi dan tahapan pembelajaran menyajikan hasil
karya (aplikasi) berdasarkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang disesuaikan
dengan model pembelajaran PBM berpendekatan SALINGTEMAS.
3. Pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah (PBM) dengan berpendekatan Sains, Lingkungan, Teknologi,
Masyarakat (SALINGTEMAS) untuk mengukur keterampilan berpikir kritis
siswa dalam materi minyak bumi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan,
maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah
terdapat pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah berpendekatan Sains,
Lingkungan, Teknologi, Masyarakat (SALINGTEMAS) terhadap
keterampilan berpikir kritis siswa pada materi minyak bumi?”
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
Pembelajaran Berbasis Masalah berpendekatan Sains, Lingkungan, Teknologi,
Masyarakat (SALINGTEMAS) terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada
materi minyak bumi.
7
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian mengenai penggunaan Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) berpendekatan Sains, Lingkungan, Teknologi, Masyarakat
(SALINGTEMAS) terhadap keterampilan berpikir kritis siswa dapat bermanfaat
bagi:
1. Siswa
Membantu siswa memahami suatu materi kimia berorientasi sains,
lingkungan, teknologi, masyarakat, dan untuk memunculkan keterampilan
berpikir kritisnya.
2. Guru
Memberikan informasi kepada guru yang dapat digunakan sebagai
pertimbangan guru dalam memilih model pembelajaran yang tepat untuk
mengasah keterampilan berpikir kritis siswa.
3. Peneliti
Sebagai bahan rujukan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya.
8
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretis
1. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan aktivitas
pembelajaran yang menekankan proses penyelesaian masalah dengan
diselesaikan melalui kegiatan ilmiah secara sistematis dan logis (Sanjaya,
2013, hlm 213). Menurut Arends, PBM didesain untuk membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan
keterampilan intekektual berdasarkan pengalaman nyata yang dialami siswa
(Arends, 2007, hlm 381-382). Di dalam PBM, siswa bertanggung jawab
untuk menyintesis konten pengetahuan melalui pembelajaran mandiri dan
kegiatan diskusi grup yang ditentukan berdasarkan masalah nyata di
kehidupan sehari-hari (Sockalingam, Rotgans, & Schmidt, 2011).
Masalah dalam PBM adalah masalah yang bersifat terbuka. Bahkan
siswa dan guru dapat mengembangkan kemungkinan jawaban dari
permasalahan. Karena jawaban dari masalah tersebut belum pasti, PBM
memberikan kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi mengumpulkan
dan menganalisis data secara lengkap. Dengan begitu siswa dapat
mengembangkan keterampilan berpikir kritis, analitis, sistematis, dan logis
untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui kegiatan ilmiah
(Sanjaya, 2013, hlm 216). Melalui PBM guru lebih berperan sebagai
fasilitator, lain halnya dengan siswa yang akan belajar bagaimana
menggunakan suatu proses interaktif dalam mengevaluasi apa yang mereka
ketahui, mengidentifikasi apa yang perlu mereka ketahui, mengumpulkan
informasi, dan berkolaborasi dalam mengevaluasi suatu hipotesis
berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Sadia, 2014, hlm 68).
Tujuan instruksional dari model PBM terdiri atas tiga komponen,
yaitu untuk membantu siswa mengembangkan penyelidikan dan
keterampilan pemecahan masalah, untuk memberikan pengalaman kepada
9
siswa tentang peranan pendidikan masyarakat, dan untuk memberikan
kepercayaan diri kepada mereka untuk menggunakan keterampilan untuk
berpikir dan menjadi pelajar yang dapat mengatur dirinya sendiri (Arends,
2007, hlm 407). Ada beberapa aspek khas untuk mendefinisikan pendekatan
PBM: 1) menempatkan belajar dalam konteks tugas, persoalan, dan masalah
yang menyangkut kehidupan sebenarnya, 2) di dalam rangkaian pelajaran
PBM, siswa dan guru menjadi rekan belajar, ahli perencanaan, ahli
produksi, dan ahli menilai sebagai desain, implementasi, dan terus-menerus
memperbaiki kurikulum, 3) pendekatan PBM adalah dasar dari penelitian
akademik mendalam dan praktik terbaik untuk memajukan akademik.
Pendekatan ini menstimulasi siswa untuk bertanggung jawab dengan belajar
mereka, 4) PBM sangat khas untuk mengembangkan kolaborasi di antara
siswa, menekankan pengembangan kemampuan pemecahan masalah dalam
konteks praktik profesional, meningkatkan efektivitas pemberian alasan dan
pengaturan diri dalam belajar, dan bertujuan untuk meningkatkan motivasi
untuk pembelajaran seumur hidup (Saeed & Rousta, 2013).
Arends menyatakan bahwa ada lima tahapan pembelajaran berbasis
masalah yang terangkum pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Sintaks untuk Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Arends, 2007, hlm 394)
Fase Kegiatan Siswa
Fase 1:
Orientasi siswa pada masalah
Siswa mendengarkan penjelasan
mengenai tujuan pembelajaran dan
motivasi yang disampaikan oleh guru
untuk terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah.
Fase 2:
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Siswa dibantu guru untuk men-
definiskan dan mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
Fase 3:
Membimbing pengalaman penyelidikan
individual atau kelompok
Siswa mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
10
Fase Kegiatan Siswa
Fase 4:
Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya
Siswa dibimbing oleh guru dalam
merencanakan dan menyiapkan karya
yang sesuai seperti laporan, video, dan
model serta membantu mereka untuk
membagikan hasil kerja mereka
dengan yang lain.
Fase 5:
Analisis dan Evaluasi proses
pemecahan masalah
Siswa bersama guru melakukan
refleksi dari penyelidikan mereka dan
proses yang mereka gunakan.
2. Pendekatan Sains, Lingkungan, Teknologi, Masyarakat
(SALINGTEMAS)
Kata SALINGTEMAS (Sains, Lingkungan, Teknologi,
Masyarakat), merupakan satu kesatuan yang dalam konsep pendidikan
mempunyai implementasi agar anak didik mempunyai kemampuan berpikir
tingkat tinggi (higher order thinking) (Khasanah, 2015). SALINGTEMAS
berhubungan dengan pendidikan yang berasal dari pendekatan
postmodernist. Pendekatan ini mendefinisikan ilmu sains sebagai
penyelidikan saintifik yang berisi kekuatan manusia, sosial, politik, dan
ekonomi daripada sekedar teori dan pengamatan saja (Yoruk, Morgil, &
Secken, 2010).
Poedjiadi berpendapat bahwa, istilah Science Technology Society
(STS) yang diterjemahkan menjadi Sains Teknologi Masyarakat (STM),
Science Environment Technology (SET), dan Science Technology
Environment Society yang disingkat dengan SALINGTEMAS pada
dasarnya sama saja (Poedjiadi, 2010, hlm 115).
“Pendekatan Science, Technology and Society (STS) atau pendekatan
Sains, Teknologi dan Masyarakat (STM) merupakan gabungan
antara pendekatan konsep, keterampilan proses, CBSA, Inkuiri dan
diskoveri serta pendekatan lingkungan. Istilah Sains Teknologi
Masyarakat (STM) dalam bahasa Inggris disebut Sains Technology
Society (STS), Science Environtment Technology and Society (SETS)
atau Sains Teknologi Lingkungan dan Masyarakat. Meskipun
istilahnya banyak namun sebenarnya intinya sama yaitu
Environtment, yang dalam berbagai kegiatan perlu ditonjolkan.
Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan pendekatan terpadu
11
antara sains, teknologi, dan isu yang ada di masyarakat. Adapun
tujuan dari pendekatan STM ini adalah menghasilkan peserta didik
yang cukup memiliki bekal pengetahuan, sehingga mampu
mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah dalam
masyarakat serta mengambil tindakan sehubungan dengan
keputusan yang telah diambil” (Khasanah, 2015).
Terdapat 5 tahapan pembelajaran sains dengan menggunakan
pendekatan SALINGTEMAS yang terangkum dalam tabel 2.2
Tabel 2.2 Tahapan Pembelajaran Pendekatan SALINGTEMAS
(Poedjiadi, 2010, hlm 126; Khasanah, 2015)
Fase Aktivitas Pembelajaran
Invitasi (penyajian
isu atau masalah
aktual yang ada di
masyarakat)
Siswa disajikan masalah aktual oleh guru yang sedang
berkembang di masyarakat yang dapat dipahami dan
mendorong siswa untuk mengatasinya
Eksplorasi
(memahami dan
mengeksplorasi
masalah yang
disajikan)
Siswa secara berkelompok diberi kesempatan untuk
memahami dan mengeksplorasi masalah yang disajikan
oleh guru
Eksplanasi
(pembentukan
konsep)
Siswa dengan bimbingan guru melakukan eksperimen
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Sehingga siswa dapat menemukan solusi alternatif dari
permasalahan yang disajikan
Aplikasi
(menerapkan
konsep yang telah
dipelajari atau
ditemukan dalam
bentuk kinerja)
Siswa diberikan kesempatan untuk menggunakan atau
menerapkan konsep yang telah dipelajari untuk mengatasi
masalah yang muncul di tahapan invitasi.
Penilaian
(mengevaluasi
pemahaman siswa
terkait tema
pembelajaran yang
disampaikan)
Siswa dievaluasi pemahamannya terkait tema
pembelajaran yang disampaikan
12
3. Model PBM Berpendekatan SALINGTEMAS
Terdapat kesamaan konsep pembelajaran antara model
pembelajaran berbasis masalah (PBM) dengan pendekatan
SALINGTEMAS. Model PBM yang terdiri atas 5 tahapan memiliki
kesamaan dengan pendekatan SALINGTEMAS yang memiliki 5 tahapan
juga. Selain itu, terdapat kesamaan langkah di aktivitas pembelajaran PBM
dan SALINGTEMAS. Model PBM sendiri mengawali kegiatan
pembelajaran dengan penyajian masalah. SALINGTEMAS juga mengawali
kegiatan pembelajarannya dengan menyajikan isu atau masalah. Akan tetapi
masalah PBM bersifat bebas, maka topik pada pembelajaran PBM tidak
terbatas pada sumber dari buku saja akan tetapi juga bersumber dari
peristiwa-peristiwa tertentu (Sanjaya, 2013, hlm 216). Lain halnya dengan
SALINGTEMAS yang menyajikan masalah aktual dan tidak asing bagi
siswa. Masalah pada pembelajaran SALINGTEMAS dipilih untuk
menggali keingintahuan alami yang menghubungkan sains dengan
kehidupan sehari-hari yang terintegrasi dengan teknologi, lingkungan, dan
masyarakat (Samiana, Binadja, & Saptorini, 2013).
SALINGTEMAS juga menekankan pada nilai-nilai sains,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat dalam kegiatan pembelajaran.
Berbeda dengan PBM yang tidak mengintegrasikan keempat nilai tersebut
di dalam kegiatan pembelajaran. Walaupun begitu, PBM dan
SALINGTEMAS mencoba mengembangkan kegiatan pembelajaran yang
menjadikan siswa sebagai pusat dari pembelajaran (Saeed & Rousta, 2013;
Yoruk, Morgil, & Secken, 2010). Peran guru hanya sekedar fasilitator untuk
membuat siswa mencapai tujuan akhir dari pelajaran yang telah disusun
sebelumnya. Dengan masalah yang disajikan, diharapkan siswa secara
mandiri dapat merumuskan, menganalisis, memberikan solusi, dan
menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang ada di kelas. Agar siswa dapat
melatih keterampilan berpikir kritis, analitis, kreatif dalam memecahkan
masalah, aktif dan terbiasa bekerja berkolaborasi dengan teman sebayanya.
13
Hal ini didukung oleh pernyataan Rohmah, Irawati, & Susilowati
(2014) bahwa penerapan pendekatan SETS yang diartikan ke dalam bahasa
Indonesia menjadi SALINGTEMAS memerlukan model pembelajaran
yang sesuai. Model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan ini adalah
model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Penerapan
pembelajaran pendekatan SALINGTEMAS dengan penggunaan model
PBM akan menghadirkan permasalahan yang nyata mengenai perubahan
lingkungan akibat pengembangan sains maupun teknologi yang berdampak
pada masyarakat.
Hal ini senada dengan pernyataan Wasiso & Hartono (2013) bahwa
model pembelajaran PBM dapat diimplementasikan menggunakan
pendekatan SALINGTEMAS. Konsep SALINGTEMAS dapat ditemukan
melalui model pembelajaran PBM karena mampu mengkondisikan
kegiatan diskusi berjalan secara optimal. Keterlibatan yang aktif dalam
pembelajaran memberi sumbangan yang besar dalam keberhasilan proses
pembelajaran. Adapun tahapan pembelajaran PBM berpendekatan
SALINGTEMAS yang dilakukan pada penelitian ini terdapat pada Tabel
2.3.
Tabel 2.3 Tahapan PBM berpendekatan SALINGTEMAS
Fase Aktivitas Pembelajaran
Orientasi siswa terhadap masalah/
Invitasi (penyajian isu atau masalah
aktual yang ada di masyarakat)
Siswa diisajikan isu-isu sains, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat yang terkait
dengan pembelajaran pada materi minyak
bumi.
Mengorganisasi siswa untuk
belajar/ Eksplorasi
(memahami dan mengeksplorasi
masalah yang disajikan
berdasarkan diskusi kelompok)
Siswa berkelompok dan membagi tugas
untuk pemecahan masalah terkait isu-isu
sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat
pembelajaran minyak bumi.
Membimbing pengalaman pe-
nyelidikan individu dan
kelompok/ Eksplanasi
(pembentukan konsep melalui
pengalaman penyelidikan secara
individu maupun kelompok)
Siswa melakukan penyelidikan dan mencari
informasi lebih lanjut untuk menyelesaikan
masalah yang terkait isu-isu sains,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat pada
pembelajaran minyak bumi.
14
4. Berpikir Kritis
Salah satu bagian dari berpikir tingkat tinggi (high order thinking)
adalah “critical thinking”, berpikir kritis (critical thinking) adalah salah satu
keterampilan berpikir yang menerapkan keputusan secara bijaksana di
dalam situasi tertentu (Brookhart, 2010, hlm 84). Menurut Ennis, berpikir
kritis merupakan proses untuk mencapai tujuan dalam membuat keputusan
secara layak tentang apa yang dipercaya dan dilakukan (Ennis, 1996, hlm
xvii). Sejalan dengan definisi yang diberikan oleh Ennis, Facione
mendefinisikan berpikir kritis sebagai salah satu objek utama dari
kurikulum di zaman ini. Berpikir kritis menggambarkan bagaimana cara
mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah secara bijaksana tentang
apa yang dilakukan dan apa yang dipercayai (Zivkovic, 2016).
Berpikir kritis tidak sama dengan intelegensi, berpikir kritis adalah
keterampilan yang dapat dilakukan oleh semua orang. Berpikir biasa
bukanlah berpikir kritis. Berpikir kritis lebih kompleks dan berdasarkan
ukuran objektivitas dan konsistensi. Siswa harus mengubah cara pikir
mereka dari (a) perkiraan menjadi perhitungan, (b) pilihan menjadi
penilaian, (c) menggolongkan menjadi mengklasifikasikan, (d) kepercayaan
menjadi mengumpamakan, (e) menduga menjadi menduga secara logis, (f)
menghubungkan konsep menjadi menyerap prinsip, (g) tidak ada hubungan
menjadi tidak ada hubungan diantara hubungan, (h) pengandaian menjadi
Fase Aktivitas Pembelajaran
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya/Aplikasi
(menerapkan konsep yang telah
dipelajari atau ditemukan dalam
bentuk kinerja dan menyajikan
hasil kinerja)
Siswa menyiapkan dan menyajikan hasil
penyelidikan melalui presentasi berupa
poster mengenai Dampak dan cara
mengatasi pembakaran senyawa
hidrokarbon secara sempurna dan tidak
sempurna.
Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan
masalah/Penilaian
(mengevaluasi pemahaman siswa
terkait tema pembelajaran yang
disampaikan)
Guru dan siswa mengevaluasi hasil
penyelidikan sebagai bentuk pemecahan
masalah.
15
hipotesis, (i) pemberian saran tanpa alasan menjadi pemberian saran dengan
alasan, dan (j) pembuatan keputusan tanpa kriteria menjadi pembuatan
keputusan dengan kriteria (D. Moore, 2015, hlm 380).
Ennis (1996, hlm 4) merumuskan enam elemen dari berpikir kritis
yang terdiri atas fokus (focus), alasan (reasons), penarikan kesimpulan
(inference), situasi (situation), kejelasan (clarity), dan gambaran secara
keseluruhan (overview). Enam elemen ini disingkat sebagai FRISCO.
Elemen FRISCO dapat membantu untuk melihat sejauh mana seseorang
dalam berpikir kritis.
a. Focus (fokus)
Hal pertama yang dilakukan di berbagai situasi untuk mengetahui inti
dari suatu masalah, isu yang beredar, pertanyaan, atau permasalahan
yang dihadapi adalah fokus. Dalam berargumen, memfokuskan suatu
hal biasanya dilengkapi dengan kesimpulan. Dengan memfokuskan
suatu hal akan membantu kita untuk tidak banyak membuang waktu
dalam menyelesaikan masalah (Ennis, 1996, hlm 4-5).
b. Reasons (alasan)
Membuat alasan merupakan hal penting sebelum menentukan
keputusan dan kesimpulan. Alasan yang dibuat harus dapat diterima dan
mendukung kesimpulan yang dibuat (Ennis, 1996, hlm 5). Fisher
menyatakan bahwa dalam membuat alasan diawali dengan kata
“karena” (Fisher, 2011, hlm 24).
c. Inference (penarikan kesimpulan)
Untuk menarik sebuah kesimpulan kita harus menentukan alasan yang
kita gunakan dapat diterima dan kita juga harus menentukan apakah
alasan yang digunakan cukup untuk membuktikan kesimpulan jika
alasan kita dapat diterima (Ennis, 1996, hlm 6). Inference (penarikan
kesimpulan) merupakan kecakapan untuk membedakan antara
kebenaran dan kepalsuan. Inference juga dapat diartikan sebagai
kesimpulan yang dihasilkan oleh seorang observer berdasarkan fakta
tertentu (Kowiyah, 2012).
16
d. Situation (situasi)
Ketika kita berpikir, lebih memfokuskan pada kepercayaan dan
keputusan, hal tersebut akan memposisikan kita ke beberapa situasi.
Situasi disini mencakup lingkungan sosial dan individu yang sejalan
tidak hanya dengan kepentingan aktivitas berpikir dan aturan di
dalamnya tapi juga makna dari apa yang si pemikir akan lakukan atau
putuskan (Ennis, 1996, hlm 7).
e. Clarity (kejelasan)
Ketika kita menulis dan berbicara, sangat penting untuk memberikan
kejelasan terhadap apa yang kita bicarakan. Membuat semua menjadi
jelas dan mudah dipahami atau dimengerti oleh orang lain akan
membantu orang lain untuk menerima keputusan yang kita buat (Ennis,
1996, hlm 7). Memperoleh kejelasan mengapa keputusan itu penting
berarti megidentifikasi masalah dan kadang-kadang itu akan menuntut
kita untuk berpikir secara teliti tujuan yang kita ingin peroleh (Fisher,
2011, hlm 154).
f. Overview (gambaran secara keseluruhan)
Elemen keenam dalam berpikir kritis adalah overview. Elemen ini
berguna untuk memeriksa kembali apa yang telah kita temukan,
putuskan, pertimbangkan, pelajari, dan kita simpulkan. Elemen ini
bukanlah suatu akhir dari elemen yang telah dilakukan tetapi merupakan
suatu awal dan berkelanjutan. Walaupun kamu telah membuat sesuatu
keputusan tentang menarik kesimpulan pada tahap kesimpulan, kita
akan melakukan lagi pada tahap ini sebagai bagian dari pemeriksaan
keseluruhan (Ennis, 1996, hlm 8).
Ennis (1985, hlm 46) mencetuskan 12 indikator yang harus dicapai untuk
melatih keterampilan berpikir kritis, berikut ini akan ditampilkan indikator
berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian seperti pada tabel 2.4.
17
Tabel 2.4 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
No Kelompok Indikator Sub Indikator
1 Elementary
clarification
(memberikan
penjelasan
sederhana)
1) Memfokuskan
pertanyaan
Mengidentifikasi atau
merumuskan pertanyaan
2) Menganalisis
argumen
Mengidentifikasi alasan
(sebab) berdasarkan
informasi yang ditemukan
Mencari persamaan dan
perbedaan
3) Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
Menyebutkan contoh
(Apa contohnya?)
Memberikan penjelasan
sederhana
(Dapatkah anda
mengatakan lebih banyak
tentang hal tersebut?)
2 Basic support
(membangun
keterampilan
dasar)
1) Mempertimbang
kan kredibilitas
sumber
Mempertimbangkan
penggunaan prosedur yang
tepat
Kemampuan memberi
alasan
2) Mengobservasi
dan mem-
pertimbangkan
hasil observasi
Menggunakan bukti-bukti
yang kuat
3
Inference
(menyimpulkan)
1) Membuat
deduksi dan
mem-
pertimbangkan
hasil deduksi
Menafsirkan data
2) Membuat induksi
dan mem-
pertimbangkan
hasil induksi
Menarik kesimpulan sesuai
fakta
3) Membuat dan
menentukan
hasil
pertimbangan
Membuat dan menentukan
hasil pertimbangan
berdasarkan pemikiran
alternatif
4 Advanced
clarification
1) Mendefinisikan
istilah dan
mempertimbang
kan definisi
Membuat suatu definisi
18
No Kelompok Indikator Sub Indikator
(membuat
penjelasan lebih
lanjut)
2) Mengidentifikasi
asumsi-asumsi
Memberikan penjelasan
bukan pernyataan
5 Strategy and
tactics
(mengatur strategi
dan taktik)
1) Memutuskan
suatu tindakan
Merumuskan solusi
alternatif
2) Berinteraksi
dengan orang
lain
Menggunakan argumen
5. Pembelajaran Berbasis Masalah, Pendekatan SALINGTEMAS, dan
Keterampilan Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah keterampilan berpikir yang melibatkan aktivitas
mental dalam melakukan suatu tindakan seperti memecahkan masalah secara
analitis dan reflektif, mengambil keputusan secara akurat, dan melakukan
inkuiri dalam pembelajaran sains. Melalui pembelajaran sains di sekolah,
kemampuan dan keterampilan berpikir kritis dan kreatif dapat dilatih dengan
menggunakan model-model pembelajaran inovatif yang dapat memberi
peluang bagi tumbuh dan berkembangnya kemampuan berpikir tingkat tinggi
(Sadia, 2014, hlm 40). Ennis (1985) mengemukakan bahwa berpikir kritis
merupakan kemampuan bernalar dan berpikir reflektif untuk menentukan apa
yang diyakini dan apa yang harus dilakukan. Kemampuan berpikir kritis ini
cocok dikembangkan melalui pendidikan IPA. Sesuai hakikatnya,
pembelajaran IPA idealnya mengacu pada kegiatan pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik dapat memberdayakan potensi berpikir mereka
secara optimal (Sajidan & Afandi, 2017).
Arends (2007, hlm 381-382) menyatakan bahwa pembelajaran
berbasis masalah khusus dirancang untuk membantu siswa dalam
mengembangkan keterampilan berpikir mereka, pemecahan masalah,
keterampilan intelektual, pembelajaran berdasarkan pengalaman mereka
secara nyata atau simulasi yang mereka temukan di masyarakat. Sejalan
dengan pendapat Arends, Sanjaya (2013, hlm 221) menjelaskan bahwa salah
satu keunggulan pembelajaran berbasis masalah adalah dapat
19
mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis melalui proses
pemecahan masalah. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Shaer & Gaber (2014) menyatakan bahwa secara statistik, penggunaan model
PBM dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan
berpikir kritis siswa. Masek & Yamin (2011) menyatakan bahwa secara
keseluruhan PBM berpotensi besar untuk meningkatkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi siswa, khususnya kemampuan berpikir kritis.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Luzyawati (2015)
menunjukkan bahwa pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat secara
signifikan memiliki pengaruh terhadap peningkatkan keterampilan berpikir
kritis. Respon siswa terhadap pendekatan ini ialah menyenangkan,
mendorong siswa berani bertanya, menemukan ide-ide baru, meningkatkan
berpikir kritis dan motivasi belajar. Melalui pembelajaran SALINGTEMAS
berpikir kritis siswa dilatih melalui pemecahan masalah-masalah isu-isu
sosial yang ada di masyarakat yang berhubungan dengan konsep-konsep,
prinsip, dan teori yang dipelajari (Sadia, 2014, hlm 41).
Implementasi Pendekatan SALINGTEMAS dan PBM yang
disesuaikan dengan Kurikulum 2013 ternyata mampu mengembangkan
keterampilan berpikir kritis, merumuskan masalah, memberikan solusi
alternatif atau mencari pemecahan masalahnya. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh (Rohmah, Irawati, & Susilowati, 2014) menyatakan bahwa
pendekatan SALINGTEMAS dengan menggunakan model PBM dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan sikap peduli lingkungan.
Terjadi peningkatan hasil berpikir kritis pada siklus I sebesar 75,52% menjadi
82,81% pada siklus II.
6. Minyak Bumi
a. Pengertian Minyak Bumi
Minyak bumi (L. Petroleum, berasal dari bahasa Yunani: petra
(batuan) dan berasal dari bahasa latin: oleum (minyak) atau minyak mentah
yang berasal dari alam, merupakan cairan yang mudah terbakar terdiri atas
20
campuran kompleks hidrokarbon dari berbagai berat molekul dan cairan
senyawa organik lain, yang ditemukan di lapisan tanah dan terbentuk di
bawah permukaan bumi (Russel, 2012, hlm 1). Petroleum (minyak bumi)
adalah cairan kompleks yang terdiri atas senyawa alkana, sikloalkana,
alkena, dan hidrokarbon aromatik yang terbentuk dari sisa tumbuhan dan
hewan dari jutaan tahun yang lalu (Moore, Stanitski, & Jurs, 2008, hlm 546).
Minyak bumi juga terdapat sedikit kandungan senyawa nitrogen maupun
belerang (Keenan, Kleinfelter, & Wood, 1984, hlm 370). konsentrasi sulfur
dan kontaminan lain di dalam petroleum biasanya sungguh rendah, sehingga
dapat mengurangi produk hasil pembakaran seperti gas SO2 yang berasal
dari kendaraan bermotor (Stanitski, Eubanks, Middlecamp, & Pienta, 2003,
hlm 169).
Pembentukan minyak bumi yang tersimpan di dalam struktur lapisan
tanah disebut dengan antiklin, yang mana lapisan batuan cenderung
mengalami kenaikan. Minyak bumi murni terbentuk dari sumber batuan
(source rock), kemudian bermigrasi ke atas melewati lapisan porous rock
dan berkumpul di atas, dimana terjerat di dalam lapisan batuan yang tidak
dapat ditembus (impermeable rock). Sementara itu, gas alam berkumpul di
lapisan atas sumber minyak bumi (Wolfson, 2012, hlm 96).
b. Teknik Pemisahan Minyak Bumi
Penyulingan dan pemisahan minyak bumi, akan lebih mudah
berdasarkan titik didihnya (Russel, 2012, hlm 1). Pengilangan minyak bumi
terdiri dari pemisahan senyawaan-senyawaan organik seperti di alam dan
pengubahan beberapa diantaranya menjadi senyawa organik lain (Keenan,
Kleinfelter, & Wood, 1984, hlm 371). Ribuan senyawa hidrokarbon hadir
sebagai minyak mentah yang dihasilkan dari pengeboran minyak bumi dari
dasar tanah (Moore, Stanitski, & Jurs, 2008, 546). Komponen hidrokarbon
dalam minyak bumi adalah gas alam yaitu gas metana (CH4) dalam jumlah
yang besar. Sementara itu, komponen non-hidrokarbon cairnya adalah
minyak mentah (crude oil) (Wolfson, 2012, hlm 97).
21
Proses penyulingan minyak mentah (crude oil) dilakukan
berdasarkan prinsip destilasi bertingkat (fractional distillation), dimana
minyak mentah akan dipanaskan dan menguap melalui kolom vertikal
sesuai dengan perbedaan titik didihnya (Wolfson, 2012, hlm 97). Pada
proses penyulingan, minyak mentah akan terpisahkan menjadi senyawa
individual ke dalam fraksi-fraksi yang terdiri atas senyawa yang memiliki
kesamaan bahan. Jika temperatur naik, komponen dengan titik didih yang
rendah akan menguap terlebih dahulu. Molekul gas akan terpisah dari
minyak mentah, kemudian minyak mentah berpindah ke kolom destilasi
yang lebih tinggi. Sedangkan uap gas akan didinginkan dan mengalami
kondensasi kembali menjadi cairan (Stanitski, Eubanks, Middlecamp, &
Pienta, 2003, hlm 169). Gambar 2.1 mengilustrasikan menara destilasi dan
fraksi yang diperoleh dari penyulingan minyak seperti metana dan propana,
cairan seperti bensin, kerosin, dan bahan bakar pesawat, demikian juga
padatan lilin dan aspal. Titik didih biasanya naik dengan adanya kenaikan
jumlah atom karbon pada molekul karena itu massa molar dan ukuran pun
bertambah (Middlecamp, et al., 2012, hlm 168).
Gambar 2.1 Fraksi Minyak Bumi
(Middlecamp, et al., 2012, hlm 169)
22
c. Kegunaan Minyak Bumi Berdasarkan Fraksi
Minyak bumi dikilang melalui penyulingan menjadi beberapa
fraksi. Fraksi-fraksi Hidrokarbon yang diperoleh dari minyak bumi dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.5 Fraksi Minyak Bumi (Petrucci, 1985, hlm 279)
d. Dampak Pencemaran Udara oleh Hidrokarbon
Produk dari minyak bumi merupakan energi yang sangat bermanfaat
bagi kelangsungan hidup manusia. Di samping membawa manfaat bagi
manusia, ternyata dapat menimbulkan beberapa pencemaran alam salah
satunya adalah pencemaran udara. Kota-kota besar di Indonesia seperti
Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung dan Medan mengalami
pencemaran udara yang menyebabkan menurunnya kualitas udara
sehingga menganggu kenyamanan bahkan telah menyebabkan terjadinya
gangguan kesehatan serta keseimbangan iklim global (Arifin & Sukoco,
2009, hlm 1). Pembakaran hidrokarbon dalam mesin motor yang
menggunakan bensin, mesin diesel, suatu kompor minyak atau kompor gas
tidak berlangsung demikian sempurna. Karena reaksi yang tak sempurna
itu sejumlah karbon monoksida, karbon (jelaga), dan bahkan hidrokarbon
bisa terdapat dalam hasil-hasil pembakaran (Keenan, Kleinfelter, & Wood,
Fraksi Jumlah
Atom C
Trayek
Titik Didih
(℃)
Kegunaaan
Petroleum gas 1-4 0–30 Bahan bakar kompor gas
Petroleum eter 5-7 30-60 Pelarut
Bensin 6-9 70-150 Bahan bakar kendaraan
bermotor
Kerosin atau
minyak tanah
10-16 175-300 Bahan bakar pesawat jet,
penerangan, kompor
minyak tanah
Minyak diesel 16-18 Di atas 300 Bahan bakar diesel
Minyak pelumas 18-20 Di atas 300 Pelumas
Lilin 21-40 Di atas 300 Lilin, kertas minyak
Aspal > 40 Di atas 300 Lapisan permukaan
jalan raya
23
1984, hlm 376). Sisa buang gas dari produk minyak bumi ini yang dapat
menyebabkan perubahan keseimbangan lingkungan hidup seperti
pemanasan global dan perubahan iklim, efek rumah kaca, dan penipisan
lapisan ozon.
Selain berpengaruh pada keadaan di lingkungan, ternyata terdapat
pengaruh pencemaran udara terhadap kesehatan manusia. Pengaruh polusi
udara pada kesehatan adalah meningkatkan jumlah penderita asma dan
penyakit-penyakit jantung. Selain itu, terdapat beberapa gangguan
kesehatan yang ditimbulkan oleh polusi udara adalah meningkatnya
penderita batuk akibat iritasi terhadap sistem pernapasan, kerusakan pada
sistem organ lainnya, dan kanker paru-paru (Soedarto, 2013, hlm 53).
Kasus penyakit yang umumnya diderita warga di kota besar seperti Jakarta
adalah penyakit infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA), asma, dan
sakit mata. Selain itu, penyakit paru-paru dan jantung akibat pneumonia
(Akhadi, 2014, hlm 246).
Banyak penelitian yang membahas dampak pencemaran udara yang
disebabkan oleh hidrokarbon. Sebagai negara berkembang, pemerintah
Indonesia telah melakukan upaya terbaik untuk mengendalikan
hidrokarbon yang mencemari daerah perkotaan besar di Indonesia. Dengan
bantuan masyarakat yang peduli akan lingkungan dan upaya pemerintah
yang terus menurunkan konsumsi produk minyak bumi pada kendaraan
bermotor, industri petrokimia, pendingin ruangan, batu bara dan sumber
utama lain dari hidrokarbon dapat membantu mengurangi dampak
pencemaran udara yang dapat membahayakan kehidupan manusia ke
depannya.
Kesimpulannya, upaya terakhir yang harus dilakukan untuk
mengatasi dampak pencemaran oleh hidrokarbon adalah mengkonversi
energi fosil menjadi energi yang lebih ramah lingkungan. Beberapa negara
sudah mengembangkan kendaraan yang menggunakan bahan bakar gas
alam, listrik, atau kombinasi listrik dan bensin, sebagai langkah konversi
energi (Moore, Stanitski, & Jurs, 2008, hlm 556). Menghemat energi
24
dengan menggunakan sepeda, berjalan kaki, dan menggunakan
transportasi publik dapat menjadi salah satu alternatif terbaik untuk
mereduksi polusi dan menghemat energi. Untuk itu dianjurkan
menggunakan kendaraan yang anti smog (tidak mengeluarkan kabut asap),
mempergunakan mesin kendaraan seperlunya, dan menyetir secara
perlahan dapat dilakukan untuk menghemat BBM yang dikeluarkan
(Cunningham & Cunningham, 2015, hlm 368).
Peran masyarakat dalam merawat dan memelihara kendaraan agar
kinerja kendaraan menjadi baik atau sempurna juga diperlukan, karena
dapat berpengaruh terhadap kualitas emisi gas buangnya (Arifin &
Sukoco, 2009, hlm 30). Selain itu, sebagai individu dan bagian dari
masyarakat, kita harus rela berkorban untuk mengurangi penggunaan
bahan bakar fosil untuk kebaikan bumi kita. Pemerintah dapat menaikkan
pajak kendaraan bermotor, menaikkan harga BBM, dan listrik (Stanitski,
Eubanks, Middlecamp, & Pienta, 2003, hlm 191).
B. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan berkaitan dengan pengaruh pendekatan
SALINGTEMAS pada pembelajaran kimia pernah dilakukan oleh Yoruk,
Morgil, & Secken (2010) yang berjudul “The effects of science, technology,
society, environment (STSE) interactions on teaching chemistry”. Hasil dari
penelitian ini, secara statistik terdapat kenaikan signifikan yang terlihat dalam
level akademik pada kelas eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran STSE dibandingkan kelas kontrol. Perbedaan diantara level
akademik kelas kontrol dan eksperimen menunjukkan bahwa dalam kegiatan
postes skor yang dihasilkan kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.
Penelitian relevan berikutnya pernah dilakukan oleh Akcay & Yager
(2010) berjudul “The Impact of a Science/Technology/Society Teaching
Approach on Student Learning in Five Domains”. Hasil penelitian
menyatakan bahwa siswa dalam pembelajaran STS yang berpusat pada siswa
mengalami kenaikan signifikan lebih baik daripada siswa yang menggunakan
25
pembelajaran STS yang diarahkan guru dalam 5 domain yang ada pada
program Chautauqua Professional Development, yaitu: penguasaan konsep
dasar sains, pemahaman utama proses sains, penggunaan keterampilan
kreativitas, perbaikan sikap ilmiah siswa, dan keterampilan untuk
menerapkan konsep dan proses sains di situasi terbaru.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Luzyawati (2015) berjudul
“Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Subtopik Pencemaran
Air”. Hasil penelitian menyatakan bahwa model pembelajaran Sains
Teknologi Masyarakat (STM) ialah menyenangkan, mendorong siswa berani
bertanya, menemukan ide-ide baru, meningkatkan keterampilan berpikir
kritis dan motivasi belajar.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Shaer & Gaber (2014) berjudul
“Impact of Problem-Based Learning on Students Critical Thinking
Dispositions, Knowledge Acquisition and Retention” menyatakan bahwa dari
penelitian ini menurut data statistik terjadi peningkatan signifikan dalam
keterampilan berpikir siswa menggunakan pembelajaran berbasis masalah
daripada sebelum diberikan perlakuan. Selain itu, item percaya diri siswa
yang merupakan bagian berpikir kritis mendapatkan perubahan persentase
yang tinggi setelah diberikan perlakuan. Terjadi peningkatan nilai dalam
pengetahuan tambahan dan retensi pada kelas ekperimen dibandingkan kelas
kontrol. Tidak ada korelasi berdasarkan data statistik di antara pengetahuan
total siswa kelas eksperimen dengan keterampilan berpikir kritis mereka
setelah diberikan perlakuan.
Penelitian selanjutnya pernah dilakukan oleh Kamp, Dolmans, Berjel,
& Schmidt (2012) yang berjudul “The Relationship between Student’s small
group activities, time spent of self-study, and achievement” yang menyatakan
bahwa waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran mandiri siswa tidak
berpengaruh bagi kontribusi siswa dalam kegiatan kelompok. Hal itu hanya
berpengaruh pada nilai dari tes unit yang dilakukan siswa. Selain itu, hasil
yang didapatkan mengungkapkan bahwa terdapat hubungan sebab-akibat
26
antara kontribusi siswa terhadap kegiatan kelompok dengan prestasi yang
didapatkan siswa. Dengan begitu siswa yang berkontribusi banyak terhadap
kegiatan kolaborasi dalam grup dapat meningkatkan prestasi siswa.
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Rohmah, Irawati & Susilowati
(2014) yang berjudul “Penerapan Pendekatan SALINGTEMAS dengan
Penggunaan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Peduli Lingkungan pada Siswa Kelas
X MAN Tulungagung”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan
SALINGTEMAS dengan penggunaan model pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
sikap peduli lingkungan siswa kelas X-C MAN 2 Tulungagung.
C. Kerangka Berpikir
Memasuki zaman global yang berbasis sains dan teknologi menjadikan
pendidikan berbasis sains, teknologi, lingkungan, dan masyarakat diperlukan
untuk membantu siswa untuk mengetahui aplikasi dari subjek materi yang
sedang dipelajarinya. Untuk menghasilkan generasi muda yang paham akan
aplikasi sains dan teknologi, maka diperlukan pembelajaran yang menggunakan
pendekatan Sains, Lingkungan, Teknologi, Masyarakat (SALINGTEMAS)
untuk membiasakan siswa berpikir secara global dan memperhatikan dampak
langsung sains dan teknologi terhadap lingkungan dan masyarakat. Karena
penting untuk memperhatikan kualitas siswa saat ini dengan menyiapkan
pembelajaran yang bersifat ilmiah dalam kehidupan moderen. Selain itu,
memiliki kesadaran akan perkembangan teknologi juga diperlukan untuk
membiasakan siswa beradaptasi dengan perubahan sosial dan masyarakatnya
(Zo’bi, 2014).
Untuk menerapkan suatu pendekatan maka harus dibantu oleh model
pembelajaran yang mendukung visi dari pendekatan SALINGTEMAS yang
terfokuskan terhadap empat aspek yang dimilikinya. Model pembelajaran
berbasis masalah (PBM) dapat digunakan untuk membiasakan siswa
menemukan solusi dari permasalahan yang telah disajikan oleh guru. Selain itu,
27
siswa diajarkan bagaimana cara mengambil keputusan untuk menyelesaikan
masalah yang telah disajikan. Dengan isu-isu global yang ada di masyarakat
siswa diberikan tantangan untuk menyelesaikan masalah, dan menemukan solusi
alternatif yang bisa digunakan dalam menyelesaikan masalah.
Terdapat kesamaan antara pendekatan SALINGTEMAS dengan PBM
yaitu sama-sama dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis. Sebagai salah satu
indikator high order thinking, berpikir kritis dapat muncul dalam pembelajaran
berbasis masalah maupun pendekatan SALINGTEMAS, karena pemecahan
masalah dapat menjadikan siswa menggunakan seluruh kemampuan berpikirnya
dalam menyelesaikan permasalahan (Sanjaya, 2013, hlm 221). Menurut
Aikenhead yang dikutip oleh Yoruk, Morgil, & Secken (2010), tujuan dari
pembelajaran berbasis SALINGTEMAS adalah untuk membuat seseorang
memahami ilmu sains lebih baik, mendorong keterampilan kreatif dan berpikir
kritis, dan membuat pembelajaran yang abstrak dan membosankan menjadi
menyenangkan dan menarik.
Oleh karena itu, pemberian masalah tentang lingkungan dan masyarakat
dapat membiasakan siswa untuk menyelesaikan masalah dengan menerapkan
konsep pengetahuan yang dimiliki sehingga mendorong siswa untuk berpikir
kritis dalam menyelesaikan masalah. Berpikir kritis siswa juga dapat
dikembangkan melalui pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran aktif yang dialaminya (Ariyanti, Haryono, & Masykuri, 2017).
Nugraheni, Mulyani, Ariani (2013) menyatakan bahawa karakteristik materi
minyak bumi dimungkinkan diterapkan pendekatan kontekstual yang bisa
ditempuh melalui pembelajaran bervisi dan berpendekatan SALINGTEMAS,
karena materi minyak bumi akan membahas penerapan sains dan teknologi yang
akan berdampak positif maupun negatif pada lingkungan dan masyarakat yang
memanfaatkannya. Hal ini didukung dengan pernyataan Rohmah, Irawati,
Susilowati (2014) bahwa penggunaan model PBM dengan pendekatan
SALINGTEMAS akan menghasilkan permasalahan yang nyata di sekitar siswa.
Hubungan antara keterampilan berpikir kritis dan pembelajaran berbasis
28
masalah serta kaitannya dengan materi minyak bumi dapat dilihat pada kerangka
berpikir dalam penelitian ini yang diperlihatkan pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir
1. Memfokuskan Pertanyaan
2. Menganalisis Argumen
3. Bertanya dan Menjawab Pertanyaan
4. Mempertimbangkan Kredibilitas Sumber
5. Mengobservasi dan Mempertimbangkan
Hasil Observasi
6. Membuat dan Mempertimbangkan Hasil
Deduksi
7. Membuat dan Mempertimbangkan Hasil
Induksi
8. Membuat dan Menentukan Hasil
Pertimbangan
9. Mendefinisikan Istilah dan
Mempertimbangkan Definisi
10. Mengidentifikasi Asumsi
11. Memutuskan Suatu Tindakan
Model Pembelajaran PBM berpendekatan SALINGTEMAS berpengaruh terhadap
keterampilan berpikir kritis siswa pada materi minyak bumi
Keterampilan berpikir kritis siswa kurang terlatih dikarenakan siswa terbiasa dengan
kegiatan menghapal tanpa memahami dan memaknai apa yang telah dipelajarinya
Siswa kurang memandang kimia sebagai salah satu bagian dari ilmu sains yang
terintegrasi dengan teknologi, lingkungan, dan masyarakat
Diterapkan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) berpendekatan sains,
lingkungan, teknologi, masyarakat (SALINGTEMAS) pada materi minyak bumi
Model pembelajaran PBM
berpendekatan SALINGTEMAS
Indikator Berpikir Kritis menurut
Robert H. Ennis (1985)
Mengorganisasi siswa untuk
belajar (Eksplorasi)
Membimbing penyelidikan
individu atau kelompok
(Eksplanasi)
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya (Aplikasi)
Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
(Penilaian)
SALING-
TEMAS
Orientasi siswa pada masalah
(Invitasi)
Catatan: keterampilan berpikir kritis yang diukur dapat muncul secara berulang pada tahapan
model PBM berpendekatan SALINGTEMAS yang diterapkan.
29
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori-teori yang melandasi objek kajian penelitian serta
mengacu pada hasil penelitian yang relevan maka hipotesis dalam penelitian ini
ialah terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBM)
berpendekatan Sains, Lingkungan, Teknologi, Masyarakat (SALINGTEMAS)
terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi minyak bumi.
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan yang
berlokasi di Jl. W.R. Supratman No.1, Komplek Pertamina, Kelurahan Pondok
Ranji, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. Penelitan ini
dilaksanakan pada semester I tahun ajaran 2016/2017, pada akhir bulan
November sampai dengan awal Desember 2017, tepatnya pada tanggal 27
November – 11 Desember 2017. Sekolah ini dipilih karena berdasarkan
informasi yang diberikan oleh salah satu guru kimia di sekolah tersebut,
kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran telah mengacu pada kurikulum
2013 revisi, hal tersebut menandakan bahwa kurikulum yang berlaku di
sekolah saat ini sudah disesuaikan dengan peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan terbaru. Selain itu, fasilitas di sekolah ini telah dilengkapi dengan
fasilitas LCD proyektor dan laboratorium IPA yang memudahkan peneliti
dalam melakukan penelitian.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Pada
dasarnya penelitian menggunakan metode kuasi eksperimen sama dengan
eksperimen murni, hanya saja terdapat perbedaan dalam pengontrolan variabel.
Pengontrolannya hanya dilakukan terhadap variabel yang paling dominan dan
tidak sepenuhnya disamakan tetapi dipasangkan (Sukmadinata, 2013, hlm 59).
Pada penelitian ini, kelas eksperimen akan diberikan perlakuan model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) berpendekatan Sains, Lingkungan,
Teknologi, Masyarakat (SALINGTEMAS) sedangkan pada kelas kontrol
menggunakan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah dan
tanya jawab.
31
Desain dari penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design,
yaitu desain yang terdiri dari dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan
kontrol. Desain ini diawali dengan pemberian pretest pada kelompok
eksperimen dan kontrol, kemudian dikelompok eksperimen diberikan
perlakuan tertentu dan diakhir dikenakan posttest pada kelompok eksperimen
dan kontrol untuk melihat efek dari perlakuan pada kelompok eksperimen
(Suharsaputra, 2012, hlm 163). Menurut Sugiyono (2016, hlm 79) pada
Nonequivalent Control Group Design hampir sama seperti Pretest – Posttest
Control Group Design tetapi sampel tidak dipilih secara acak. Adapun
desainnya terlihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Nonequivalent Control Group Design
O X O
O Y O
Keterangan:
O = pretest/posttest
X = perlakuan pembelajaran dengan model PBM berpendekatan
SALINGTEMAS
Y = perlakuan pembelajaran dengan metode konvensional
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Dalam penelitian
ini, peneliti melaksanakan pembelajaran menggunakan model Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM) berpendekatan Sains, Lingkungan, Teknologi,
Masyarakat (SALINGTEMAS) dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
model pembelajaran dengan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi
minyak bumi. Terdapat tiga tahap dalam penelitian ini, yaitu tahap persiapan,
pelaksanaan, dan penyelesaian penelitian.
32
1. Persiapan Penelitian
a. Melakukan analisis kompetensi dasar (KD) dan indikator dalam silabus
kurikulum 2013 revisi pada materi yang dipilih yaitu minyak bumi.
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan indikator
pembelajaran yang disesuaikan dengan keterampilan berpikir kritis, dan
langkah pembelajaran yang disesuaikan dengan model pembelajaran
berbasis masalah berpendekatan sains, lingkungan, teknologi,
masyarakat (SALINGTEMAS).
b. Menganalisis keterampilan berpikir kritis dan menentukan indikator
keterampilan berpikir kritis.
c. Menyusun instrumen penelitian yaitu instrumen tes berupa soal
keterampilan berpikir kritis yang telah ditentukan.
d. Menguji validitas instrumen kepada validator ahli (dosen pendidikan
kimia) dan praktisi pendidikan (guru mata pelajaran kimia), kemudian
memperbaiki instrumen tes sesuai saran validator, setelah itu menguji
cobakan instrumen tes yang telah dibuat kepada siswa untuk mengetahui
validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran dari
instrumen yang dibuat. Hasil uji coba dikonsultasikan kembali dengan
validator ahli, apabila sudah layak maka instrumen tersebut siap
digunakan.
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Tahap pelaksanaan penelitian dimulai dengan wawancara kepada guru
kimia untuk memilih 2 kelas yang digunakan untuk penelitian.
b. Menganalisis nilai rata-rata ulangan harian siswa setelah mendapatkan
rekomendasi kelas untuk penelitian oleh guru.
c. Melaksanakan pretest terhadap 2 kelas tersebut untuk mengetahui
keterampilan berpikir kritis awal siswa.
d. Setelah itu, menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol melalui rata-
rata skor pretest. Kelas yang memiliki rata-rata skor pretest tertinggi
dijadikan kelas kontrol dan kelas yang memiliki rata-rata skor pretest
33
terendah dijadikan kelas eksperimen. Kemudian dilaksanakan penelitian
selama 3 kali pertemuan.
e. Kelas kontrol diberikan pembelajaran dengan metode konvensional dan
kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran
berbasis masalah berpendekatan Sains, Lingkungan, Teknologi,
Masyarakat (SALINGTEMAS). Pada kelas eksperimen sebelum
pembelajaran dimulai siswa dibagi ke dalam 8 kelompok, masing-masing
berjumlah 4-5 orang. Kemudian membagikan lembar kerja siswa sesuai
dengan model pembelajaran berbasis masalah berpendekatan Sains,
Lingkungan, Teknologi, Masyarakat (SALINGTEMAS). Setelah
pembelajaran dilakukan selama 3 kali pertemuan, diberikan posttest pada
kelas kontrol dan eksperimen untuk melihat pengaruh pembelajaran
dengan model pembelajaran berbasis masalah berpendekatan Sains,
Lingkungan, Teknologi, Masyarakat (SALINGTEMAS) terhadap
keterampilan berpikir kritis siswa.
3. Penyelesaian Penelitian
a. Mengolah data hasil penelitian dengan berbagai teknik analisis data.
b. Menuliskan hasil dan pembahasan.
c. Membuat kesimpulan.
34
Secara garis besar prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebagai terdapat
pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian
D. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMAN 4 Kota
Tangerang Selatan. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 4 Kota
Tangerang Selatan kelas XI-IPA 3 dan X-IPA 4. Teknik pengambilan
sampel yang dilakukan adalah pengambilan sampel berdasarkan tujuan atau
purposive sampling, dimana pengambilan sampel disesuaikan dengan
tujuan penelitian yang dilakukan (Sukmadinata, 2013, hlm 254). Adapun
pertimbangan yang dilakukan peneliti dalam menentukan sampel penelitian
Analisis KD dan
Indikator pada materi
minyak bumi
Analisis keterampilan
berpikir kritis dan
menentukan indikator
Pembuatan
RPP
Pembuatan
Instrumen
Penelitian
1. Soal tes keterampilan
berpikir kritis
2. Lembar Observasi
3. Lembar Kerja Siswa
Validasi instrumen
Revisi
Penelitian
Wawancara dengan wali
kelas untuk menentukan
2 kelas yang dijadikan
penelitian
Melakukan pretest
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Metode
Konvensional Model PBM berpendekatan
SALINGTEMAS
Melakukan posttest
1. Analisis Data
2. Menuliskan Hasil dan
Pembahasan
3. Membuat Kesimpulan
35
adalah berdasarkan hasil pretest dan nilai ulangan harian yang menunjukkan
kemampuan awal siswa setara pada kedua kelas, serta berdasarkan
informasi yang diberikan guru kimia di sekolah mengenai karakteristik
siswa dan daya tangkap siswa dalam memahami pelajaran kimia.
Berdasarkan hasil pretest yang dilakukan, dipilihlah kelas XI IPA 3 yang
berjumlah 37 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 4 yang
berjumlah 37 siswa sebagai kelas kontrol.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan
tes uraian untuk mengukur keterampilan berpikir kritis yang diberikan pada
saat di awal pembelajaran (pretest) dan di akhir pembelajaran (posttest),
lembar kerja siswa (LKS) yang disesuaikan dengan tahapan Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM) berpendekatan Sains, Lingkungan, Teknologi,
Masyarakat (SALINGTEMAS) yang diberikan kepada siswa saat proses
pembelajaran untuk melihat secara langsung kemunculan beberapa
keterampilan berpikir kritis siswa selama proses pembelajaran, dan lembar
observasi untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran PBM
berpendekatan SALINGTEMAS.
Data utama yang digunakan sebagai alat ukur penelitian atau
instrumen adalah tes uraian keterampilan berpikir kritis. Tes uraian (essay)
dipilih karena kelebihan penggunaan tes uraian adalah siswa dapat
mengemukakan pendapat dengan berani menggunakan bahasa mereka
sendiri, mengukur sejauh mana pemahaman siswa dalam menyelesaikan
masalah atas dasar pengetahuan yang diajarkan dalam kelas, dan mengukur
kemampuan siswa dalam menuangkan ide (Sukardi, 2011, hlm 101). Selain
itu, alasan penggunaan tes uraian dibandingkan tes pilihan ganda dalam
penelitian ini adalah hampir semua instrumen pilihan ganda untuk
mengukur keterampilan berpikir kritis memiliki banyak kelemahan, seperti
mengandung makna yang bias dan sulit untuk mengetahui alasan dari
sebuah pilihan jawaban dari pilihan ganda (Davidson & Dunham, 1996, hlm
36
8). Tes uraian yang diujikan sebanyak 9 butir soal yang digunakan untuk
mengukur 11 indikator dari keterampilan berpikir kritis menurut Robert H.
Ennis (1985). Adapun instrumen lain seperti LKS yang sesuai dengan
tahapan pembelajaran PBM bependekatan SALINGTEMAS dan lembar
observasi keterlaksanaan model pembelajaran PBM berpendekatan
SALINGTEMAS adalah instrumen pendukung dan penguat untuk
penelitian.
F. Instrumen Penelitian
1. Tes Uraian Berpikir Kritis Siswa
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
intrumen tes yang mengukur keterampilan berpikir kritis siswa yang
telah disesuaikan dengan indikator keterampilan bepikir kritis serta
Kompetensi Inti dan Dasar pada Standar Isi mata pelajaran Kimia
Kurikulum 2013 revisi pada materi minyak bumi. Indikator
keterampilan berpikir kritis yang dipakai adalah indikator berpikir kritis
menurut Robert. H. Ennis (1985). Indikator yang dimaksud terangkum
dalam tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kritis
No
Keterampilan
Berpikir
Kritis
Indikator Berpikir
Kritis
Sub-Indikator
Berpikir Kritis
No.
Soal
1
Memberikan
Penjelasan
Sederhana
(Elementary
clarification)
a. Memfokuskan
Pertanyaan
Mengidentifikasi
atau merumuskan
pertanyaan
1*, 2,
22a*
b. Menganalisis
Argumen
Mengidentifikasi
alasan (sebab)
berdasarkan
informasi yang
ditemukan
3*, 4a,
19b*
Mencari persamaan
dan perbedaan 5
c. Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
Menyebutkan
contoh 4b, 8a*
Memberikan
penjelasan
sederhana
6*, 7*
37
No
Keterampilan
Berpikir
Kritis
Indikator Berpikir
Kritis
Sub-Indikator
Berpikir Kritis
No.
Soal
2
Membangun
Keterampilan
Dasar (Basic
support)
a.Mempertimbangkan
kredibilitas sumber
Mempertimbangkan
penggunaan
prosedur yang tepat
10
Kemampuan
memberi alasan
11*, 9*,
23b
b.Mengobservasi dan
mempertimbangkan
hasil observasi
Menggunakan
bukti-bukti yang
kuat
17b,
25b*,
26a
3
Menyimpulkan
(Inference)
a. Membuat deduksi
dan mem-
pertimbangkan
hasil deduksi
Menafsirkan data
12a,
13a*,
14a, 24a
b. Membuat induksi
dan mem-
pertimbangkan
hasil induksi
Menarik
kesimpulan sesuai
fakta
8c,*
12b*,
19,a*
Membuat
pendapat/asumsi
yang layak
18b*
c. Membuat dan
menentukan hasil
pertimbangan
Membuat dan
menentukan hasil
pertimbangan
berdasarkan
pemikiran alternatif
14b*,
17b,
20*, 21
4
Memberikan
Penjelasan
Lanjut
(Advanced
clarification)
a. Mengidentifikasi
asumsi-asumsi
Memberikan
penjelasan bukan
pernyataan
8b, 13b,
17a*,
18a*
b. Mendefinisikan
istilah dan
mempertimbangkan
definisi
Membuat suatu
definisi
15*,
16*,
23a*
5
Mengatur
Strategi dan
Taktik
(Strategies and
tactics)
a. Menentukan suatu
tindakan
Merumuskan solusi
alternatif
17b,
14b*,
20*, 21
b. Berinteraksi
dengan orang lain
Menggunakan
argumen
24b,
25a*,
26b,
18b*
Keterangan *: soal yang valid
38
2. Lembar Observasi
Instrumen non-tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar observasi. Observasi dapat digunakan jika objek penelitian
bersifat perilaku dan tindakan manusia (Riduwan, 2015, hlm 76).
Observasi dalam penelitian ini diperlukan untuk mengetahui
keterlaksanaan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
berpendekatan Sains, Lingkungan, Teknologi, Masyarakat
(SALINGTEMAS). Lembar observasi yang disusun meliputi lembar
aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa menggunakan model
pembelajaran PBM berpendekatan SALINGTEMAS.
Observer yang dibutuhkan dalam penelitian ini berjumlah dua
orang. Observer pertama akan mengamati aktivitas guru dalam mengajar
dan observer yang kedua akan mengamati aktivitas siswa dalam
pembelajaran. Bagi peneliti yang menggunakan metode observasi, maka
dalam melaksanakan observasi, observer menggunakan alat bantu berupa
panduan observasi berupa checklist (Widoyoko, 2015, hlm 53). Berikut
ini ditampilkan tabel kisi-kisi instrumen observasi yang terangkum
dalam tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Observasi Keterlaksanaan Model
PBM berpendekatan SALINGTEMAS
No
Sintaks Model PBM
berpendekatan
SALINGTEMAS
Indikator
1 Orientasi siswa pada masalah/
Invitasi
Siswa disajikan isu-isu sains,
lingkungan, teknologi, dan
masyarakat yang terkait dengan
pembelajaran.
2 Mengorganisasi siswa untuk
belajar/Eksplorasi
Siswa berkelompok dan membagi
tugas untuk pemecahan masalah
terkait isu-isu sains, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat pada
pembelajaran.
3 Membimbing pengalaman
penyelidikan individual atau
kelompok/Eksplanasi
Siswa melakukan penyelidikan dan
mencari informasi lebih lanjut untuk
menyelesaikan masalah yang terkait
isu-isu sains, lingkungan, teknologi,
dan masyarakat pada pembelajaran.
39
No
Sintaks Model PBM
berpendekatan
SALINGTEMAS
Indikator
Guru membimbing siswa selama
proses penyelidikan dan pencarian
informasi.
4 Mengembangkan dan
Menyajikan hasil
karya/Aplikasi
Siswa menyiapkan dan menyajikan
hasil penyelidikan melalui presentasi.
5 Analisis dan Evaluasi proses
pemecahan masalah/Penilaian
Guru dan siswa mengevaluasi hasil
penyelidikan sebagai bentuk
pemecahan masalah.
3. Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa (LKS) adalah panduan siswa yang digunakan
untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah
(Trianto, 2010, hlm 111). Pada penelitian ini lembar kerja siswa yang
digunakan adalah lembar kerja diskusi siswa yang digunakan sebagai
latihan pengembangan aspek kognitif. Menurut Trianto (2011, hlm 111)
muatan materi setiap lembar kerja pada setiap kegiatannya diupayakan
mencerminkan keterpaduan konsep pembelajaran yang digunakan.
Maka dari itu, tujuan pemberian LKS selama proses pembelajaran ialah
sebagai pedoman dalam proses pembelajaran di kelas eksperimen dalam
menyelesaikan masalah-masalah melalui langkah-langkah model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) berpendekatan Sains,
Lingkungan, Teknologi, Masyarakat (SALINGTEMAS).
LKS juga digunakan untuk melihat kemunculan indikator berpikir
kritis pada saat proses pembelajaran berlangsung. LKS yang disusun
oleh peneliti terdiri atas dua tema berbeda, yaitu tema kesehatan dan
lingkungan. Tema kesehatan membahas dampak pembakaran senyawa
hidrokarbon yang dapat menyebabkan penyakit ISPA dan gangguan
pernapasan lainnya. Tema lingkungan membahas dampak pembakaran
senyawa hidrokarbon yang dapat menyebabkan efek rumah kaca. Kisi-
kisi dari lembar kerja siswa dapat dilihat dalam lampiran 10 halaman
192.
40
G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Pada penelitian kuantitatif, kriteria utama terhadap data hasil penelitian
adalah valid, reliabel, dan obyektif. Untuk itu, instrumen penelitian yang
digunakan memerlukan serangkaian uji untuk menguji keampuhan
instrumen yang akan digunakan (Sugiyono, 2016, hlm 267). Dalam
penelitian ini, dilakukan uji validitas internal yang mencakup validitas
konstruksi dan isi, serta validitas eksternal yang mencakup validitas
empiris.
1. Uji Validitas
a. Validitas Konstruksi (construct validity)
Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan
pendapat para ahli (judgment experts) (Sugiyono, 2016, hlm 125).
Oleh karena itu, instrumen penelitian tes ini melalui validasi
konstruksi bersama ahli pendidikan kimia dan praktisi mata
pelajaran kimia. Validasi yang dilakukan oleh ahli pendidikan
kimia berkaitan dengan kesesuaian indikator berpikir kritis yang
diukur dengan instrumen soal yang telah dibuat. Validasi yang
dilakukan oleh praktisi mata pelajaran kimia berkaitan dengan
kesesuaian instrumen soal yang disajikan dengan kondisi
pembelajaran siswa di sekolah. Kemudian para ahli akan
memberikan keputusan instrumen tersebut dapat dipergunakan
tanpa perbaikan, ada perbaikan, atau disusun secara ulang. Hasil
validasi konstruksi yang dilakukan dengan beberapa ahli
mendapatkan keputusan bahwa instrumen dapat digunakan dengan
adanya perbaikan. Hasil validasi konstruksi yang telah dilakukan
dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 123.
b. Validitas Isi (content validity)
Aspek validitas yang paling penting untuk hasil belajar
adalah validitas isi. Validitas isi berkenaan dengan isi dan format
41
instrumen yang digunakan. Untuk mengetahui tingkat validitas isi
tes, diperlukan adanya penilaian ahli yang menguasai isi bidang
studi tersebut (Widoyoko, 2015, hlm 98). Untuk instrumen yang
berbentuk tes, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang
telah diajarkan (Sugiyono, 2016, hlm 129). Pengujian validitas isi
yang dilakukan adalah membandingkan setiap butir soal uraian yang
dibuat dengan indikator pembelajaran dan indikator soal pada materi
sub-bab minyak bumi yaitu dampak pembakaran minyak bumi dan
cara mengatasinya. Validitas isi dilakukan dengan
mengkonsultasikan instrumen yang akan digunakan kepada dosen
ahli kimia dan guru mata pelajaran kimia sebagai validator ahli.
Hasil validitas isi dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 123.
c. Validitas Empiris
Setelah melakukan validitas konstruksi dan isi oleh ahli,
maka langkah selanjutnya dilakukan validitas empiris pada
instrumen tes yang dibuat. Untuk menguji tingkat validitas empiris
instrumen, peneliti mencobakan instrumen tersebut pada sasaran
dalam penelitian. Apabila data yang didapat pada uji coba telah
sesuai, artinya instrumen yang dibuat sudah baik dan valid
(Arikunto, 2013, hlm 212).
Validitas empiris hanya dilakukan pada instrumen tes
sedangkan untuk LKS dan observasi hanya menggunakan validitas
isi dan konstruksi. Validitas empiris dilakukan dengan
mengujicobakan instrumen tes yang dibuat sebanyak 26 soal (41
soal jika termasuk poin a, b, dan c) kepada siswa/i SMAN 3
Tangerang Selatan selama 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama
dilakukan dengan menguji cobakan sebanyak 13 soal (19 soal jika
termasuk poin a, b, dan c) di kelas XI MIA 7. Kemudian pada
pertemuan selanjutnya, 13 soal (22 soal jika termasuk poin a, b, dan
42
c) yang belum diujikan pada pertemuan sebelumnya diujikan di
kelas yang sama.
Hasil validitas yang telah dilakukan selanjutnya diolah
menggunakan software Anates versi 4.0.4. Berdasarkan hasil
pengolahan data menunjukkan bahwa dari 41 soal yang diujikan
terdapat 26 soal yang valid dan 15 soal yang tidak valid. Untuk
melihat hasil validitas soal yang telah diujikan dapat dilihat pada
lampiran 6 halaman 153.
2. Uji Reliabilitas
Langkah selanjutnya setelah menentukan validitas suatu instrumen
adalah menentukan relibialitasnya, reliabilitas berkenaan dengan
tingkat keajegan atau ketepatan hasil pengukuran. Suatu instrumen
dikatakan reliable, bila instrumen tersebut digunakan untuk mengukur
aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama
(Sukmadinata, 2013, hlm 229-230). Reliabilitas tes uraian umumnya
disajikan secara numerik dengan rentang -1 > 0 > +1, semakin tinggi
koefisien suatu tes maka semakin tinggi pula r (Sukardi, 2009, hlm 43).
Kategori koefisien reliabilitas (Guilford, 1956, hlm 145) adalah sebagai
berikut:
0,91 - 1,00 (reliabilitas sangat tinggi)
0,71 – 0,90 (reliabilitas tinggi)
0,41 – 0,70 (reliabilitas sedang)
0,20 – 0,40 (reliabilitas rendah)
dibawah 0,20 - 0,20 (tidak reliabilitas)
Dalam penelitian ini, perhitungan uji realibilitas soal
menggunakan bantuan software Anates versi 4.0.4. Hasil Anates uji
reliabilitas instrumen tes dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
3.4 dan 3.5 berikut:
43
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pertemuan Pertama
Statistik
rhitung 0,78
Kesimpulan tinggi
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pertemuan Kedua
Statistik
rhitung 0,70
Kesimpulan sedang
Nilai reliabilitas untuk pertemuan pertama memiliki tingkat
reliabilitas yang tinggi, karena berada pada jenjang 0,71 – 0,90.
Realibilitas pada pertemuan kedua, nilai realibilitasnya memiliki
tingkat realibilitas yang sedang, karena berada pada jenjang 0,40 – 0,70.
Hasil realibilitas pertemuan pertama maupun kedua sesuai dengan
koefisien reliabilitas yang dikemukakan Guilford (1956, hlm 145).
Untuk melihat hasil uji reliabilitas instrumen tes menggunakan software
Anates versi 4.0.4 secara lengkap dapat dilihat di lampiran 6 halaman
153.
3. Daya Beda
Untuk mengetahui kemampuan suatu butir soal dalam membedakan
antara kelompok siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai,
hal ini dapat diujikan melalui daya beda. Untuk menentukan daya beda
suatu instrumen tes yang digunakan, dapat dihitung melalui rumus
sebagai berikut:
𝐷 =(𝐵𝑎 − 𝐵𝑏)
0,5 𝑁
Keterangan:
Ba = jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas
Bb = jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah
N = jumlah peserta tes
44
Daya beda yang baik adalah daya beda dengan nilai D lebih besar dari
0,30 (Sofyan, Feronika, & Milama, 2006, hlm 105).
Pada penelitian ini, perhitungan daya beda soal menggunakan bantuan
software Anates versi 4.0.4. Hasil perhitungan anates dari 26 soal
terdapat 5 soal yang memiliki daya beda ≤ 0,30 yaitu soal nomor 2, 4a,
5, 14a, dan 21. Hal ini menunjukkan bahwa soal-soal tersebut tidak dapat
membedakan antara kelompok siswa yang pandai dan kurang pandai.
Untuk melihat hasil uji daya beda instrumen tes menggunakan software
Anates versi 4.0.4 secara lengkap dapat dilihat di lampiran 6 halaman
153.
4. Tingkat Kesukaran
Untuk menentukan tingkat kesukaran suatu soal adalah
menggunakan rumus:
𝐼 = 𝐵
𝑁
Keterangan:
I = indeks kesulitan setiap butir soal
B = jumlah siswa yang menjawab benar
N = jumlah peserta tes (Sofyan, Feronika, & Milama, 2006, hlm 103).
Adapun tolak ukur suatu indeks kesukaran menurut Sofyan,
Feronika, & Milama (2006) sebagai berikut:
Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran Keterangan
0 - 0,25 Sukar
0,26 – 0,75 Sedang
0,76 - 1 Mudah
Perhitungan tingkat kesukaran dalam penelitian ini
menggunakan bantuan software Anates versi 4.0.4. Hasil yang diperoleh
dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut:
45
Tabel 3.7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen
Kategori Soal Jumlah Soal
Sukar Tidak ada
Sedang 21
Mudah 12
Sangat mudah 8
Jumlah 41
Keterangan: jumlah 41 sudah termasuk soal poin a, b, dan c dari 26 soal
Setelah melalui serangkaian uji untuk mendapatkan instrumen
tes yang valid dan reliabel. Peneliti memutuskan untuk menggunakan
sebanyak 9 soal yang valid dan reliabel untuk mengukur keterampilan
berpikir kritis siswa. Hal tersebut dikarenakan beberapa alasan yaitu: 1)
karena 9 soal tersebut telah mewakili setiap indikator pembelajaran dan
indikator berpikir kritis yang diukur; 2) instrumen ini berupa tes uraian
(essay) yang memiliki beberapa poin untuk menjawab jadi peneliti
memilih soal yang valid lengkap dengan poin a dan b yang berpasangan,
sehingga tidak mengubah makna soal, karena jika memilih salah satu soal
yang valid namun yang lain tidak dikhawatirkan dapat mengubah makna
soal yang disajikan; 3) instrumen soal yang dipilih mempertimbangkan
waktu pengerjaan siswa dalam menjawab soal, agar siswa mampu
menjawab soal dengan alokasi waktu sekitar 90 menit. Instrumen
penelitian yang akan diujikan dapat dilihat melalui tabel 3.8.
Tabel 3.8 Instrumen Penelitian yang Akan Diujikan
No Indikator Berpikir
Kritis
Sub-Indikator
Berpikir Kritis
No.
Soal
Tingkat
Kesukaran
1 Memfokuskan
pertanyaan
Mengidentifikasi atau
merumuskan
pertanyaan
1 Sedang
2 Menganalisis
argumen
Mengidentifikasi
alasan/sebab
berdasarkan
informasi yang
ditemukan
9b Sedang
3 Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
Memberikan
penjelasan sederhana
2 Sedang
46
No Indikator Berpikir
Kritis
Sub-Indikator
Berpikir Kritis
No.
Soal
Tingkat
Kesukaran
4 Mempertimbangkan
kredibilitas sumber
Kemampuan
memberikan alasan
5 Mudah
5 Mengobservasi dan
mempertimbangkan
hasil observasi
Menggunakan bukti-
bukti yang kuat
7 Sedang
6 Membuat deduksi
dan mem-
pertimbangkan
hasil deduksi
Menafsirkan data 6 Mudah
7 Membuat induksi
dan mem-
pertimbangkan
hasil induksi
Menarik kesimpulan
sesuai fakta
9a Sedang
8 Membuat dan
menentukan hasil
pertimbangan
Membuat dan
menentukan hasil
pertimbangan
berdasarkan
pemikiran alternatif
8 Sedang
9 Mendefinisikan
istilah dan
mempertimbangkan
hasil definisi
Membuat suatu
definisi
3 Sedang
10 Mengidentifikasi
asumsi-asumsi
Memberikan
penjelasan lebih
lanjut
4 Mudah
11 Memutuskan suatu
tindakan
Merumuskan solusi
alternatif
8 Sedang
H. Teknik Analisis Data
Setelah data yang diujikan telah terkumpul semua, maka langkah
selanjutnya yang harus dilakukan adalah menganalisis data. Analisis data
yang digunakan menggunakan software SPSS versi 20 dan menggunakan
software Anates untuk menguji reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat
kesukaran dari instrumen yang digunakan. Analisis data dilakukan dengan
membandingkan hasil tes kelas eksperimen dan kelas kontrol.
47
1. Data Hasil Tes Uraian
a. Uji prasyarat
Teknik analisis data sangat berhubungan erat dengan jenis
data yang diperoleh, pertanyaan penelitian atau hipotesis dan tujuan
penelitian (Sukmadinata, 2011, hlm 288). Sebagai persyaratan
untuk pengujian hipotesis pada statistik inferensial, dilakukan
pengujian tentang asumsi distribusi normal dan homogenitas (Kadir,
2015, hlm 143).
1) Uji Normalitas
Tujuan dari pengujian data asumsi berdistribusi normal
adalah untuk mempelajari apakah distribusi sampel yang
terpilih berasal dari populasi normal atau tidak normal (Kadir,
2015, hlm 143). Penggunaan statistik parametris dan non
parametris tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan
dianalisis (Sugiyono, 2016, hlm 150). Jika data berasal dari
populasi normal maka digunakan uji statistik parametris dan
begitupula sebaliknya. Pengujian normalitas data dalam
penelitian ini menggunakan Software SPSS versi 20 dengan uji
Kolmogorov-Smirnov.
Uji Kolmogorov Smirnov merupakan uji yang digunakan
untuk mengetahui distribusi atau suatu variabel independen
adalah sama berdasarkan variabel grupnya (Wahana Komputer,
2003: 190). Kolmogorov Smirnov digunakan untuk menguji
data yang bersifat kontinyu atau data yang berasal dari
pengukuran, misalnya tes maupun kuesioner (Wahana
Komputer, 2003, hlm 181). Adapun langkah-langkah
pengujiannya sebagai berikut: a) buka file yang akan dianalisis;
b) pilih menu Analyze; c) kemudian pilih sub-menu Descriptive
Statistics; d) selanjutnya klik Explore; e) data yang dianalisis
dimasukkan ke dalam kotak Dependent List; f) pilih Plots, dan
48
ceklis pilihan Normality plots with test pada tampilan meni di
Boxplots; g) klik Continue, kemudian OK. Kriteria pengujian
Kolmogorov-Smirnov antara lain sebagai berikut:
Pada penelitian ini, pengujian normalitas untuk kelas
eksperimen dan kontrol untuk data pretest dan posttest
menunjukkan data berdistribusi normal. Hasil pengujian
normalitas pretest dapat dilihat pada lampiran 20 halaman 218
dan normalitas posttest pada lampiran 23 halaman 222.
2) Uji Homogenitas
Selain menguji normalitas sampel yang digunakan, peneliti
juga harus menguji keseragaman variansi (homogenitas)
sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama
(Arikunto, 2013, hlm 363). Uji homogenitas yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan software SPSS versi 20
dengan uji Levene. Adapun langkah-langkah pengujiannya
sebagai berikut: a) masukkan data pada Data View, kemudian
pada Variable View diberikan kode masing-masing data dengan
mengklik Values, setelah selesai pilih OK; b) pilih Analyze dan
klik General Linear Model; c) pilih Univariate; d) pindahkan
variabel data penelitian ke dalam kotak Dependent Variabel dan
Fixed Factor (s), selanjutnya pilih Options; e) masukkan data
penelitian ke dalam kotak Display Means for, selanjutnya pilih
Homogenity test, pilih Continue lalu OK. Kriteria pengujian
homogenitas dengan uji Levene antara lain sebagai berikut:
𝐻0: Distribusi populasi normal, jika probabilitas > 0,05, 𝐻0
diterima
𝐻1: Distribusi populasi tidak normal, jika probabilitas ≤ 0,05,
𝐻0 ditolak (Kadir, 2015: 156-157).
49
Pada penelitian ini, pengujian homogenitas untuk kelas
eksperimen dan kontrol untuk data pretest dan posttest
menunjukkan data berasal dari varians atau keseragaman nilai
yang sama (homogen). Hasil pengujian homogenitas pretest
dapat dilihat pada lampiran 21 halaman 220 dan homogenitas
posttest pada lampiran 23 halaman 224.
b. Uji Hipotesis
Salah satu bagian penting dari statistik inferensial adalah
pengujian hipotesis (Margono, 2010: 194). Untuk menguji hipotesis
perbedaan antara dua atau lebih variabel, maka teknik analisis yang
digunakan salah satunya adalah uji perbedaan dua atau lebih dari dua
variabel (uji-t) (Sukmadinata, 2013: 288). Dalam penelitian ini uji
perbedaan dua rata-rata (uji-t) yang dipilih adalah uji perbedaan dua
rata-rata untuk sampel bebas (Indipendent Sample Test). Sampel
bebas diartikan sebagai dua sampel yang tidak mempengaruhi satu
sama lain atau tidak memiliki korelasi (independent) (Kadir, 2015,
hlm 295).
Data yang diperoleh diuji menggunakan software SPSS versi
20 untuk menguji beda rata-rata dua kelompok (kontrol dan
eksperimen) dan menguji pengaruh variabel X (model pembelajaran
berbasis masalah berpendekatan Sains, Lingkungan, Teknologi,
Masyarakat) terhadap variabel Y (keterampilan berpikir kritis).
Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut: a) input
data pada Data View; b) pilih Analyze; c) kemudian pilih sub-menu
Compare Means; d) selanjutnya klik Indipendent Sample T test
𝐻0 = data berasal dari kelompok homogen, jika taraf nyata (α)
> 0,05, 𝐻0 diterima
𝐻1 = data berasal dari kelompok tidak homogen, jika taraf
nyata (α) ≤ 0,05, 𝐻0 ditolak (Kadir, 2015, hlm 167-169).
50
(Kadir, 2015: 300-302). Kriteria pengujian hipotesis dengan uji
Independent Sample T test antara lain sebagai berikut:
Sig (2-tailed) > α (0,05) maka 𝐻0 diterima; 𝐻1 ditolak
Sig (2-tailed) < α (0,05) maka 𝐻0 ditolak; 𝐻1 diterima
pada penelitian ini, pengujian hipotesis menunjukkan adanya
pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBM)
berpendekatan Sains, Lingkungan, Teknologi, Masyarakat
(SALINGTEMAS) terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada
materi minyak bumi. Hasil pengujian hipotesis pretest dapat dilihat
pada lampiran 22 halaman 221 dan hipotesis posttest lampiran 25
halaman 225.
c. Menentukan Tingkat Ketercapaian Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa
Untuk menentukan persentase pencapaian keterampilan
berpikir kritis dari tes uraian yang diberikan. Untuk tes uraian, setiap
butir diberi skor 0 sampai dengan 10 tergantung dari tingkat
kebenaran jawaban (Sofyan, Feronika, & Milama, 2006, hlm 116).
Pada penelitian ini, setiap butir tes yang mewakili indikator berpikir
kritis diberikan skor 0 – 4. Data yang sudah diperoleh kemudian
dianalisis dengan cara:
1) Memberikan skor mentah pada setiap jawaban siswa pada tes
tertulis berbentuk uraian berdasarkan pedoman penskoran yang
dibuat.
2) Menghitung skor total dari tes uraian untuk setiap siswa.
3) Menentukan nilai persentase masing-masing indikator
keterampilan berpikir kritis siswa.
Menurut Purwanto (2010, hlm 102) nilai persentase
ketercapaian indikator dapat dicari menggunakan rumus:
NP = 𝑅
𝑆𝑀 x 100
51
Keterangan:
NP = nilai persen yang dicari
R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimum ideal
100 = bilangan tetap
Kriteria interpretasi skor dalam persen menurut Riduwan (2015,
hlm 89) dapat dilihat pada tabel 3.9.
Tabel 3.9 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa Melalui Tes
Skor (%) Kriteria
0 – 20% Kurang Sekali
21 – 40% Kurang
41 – 60% Cukup
61 – 80% Baik
81 – 100% Sangat Baik
2. Data Hasil Lembar Kerja Siswa
Menganalisis hasil lembar kerja siswa yang terdiri atas empat
kelompok dengan tema kesehatan (ISPA) dan empat kelompok dengan tema
lingkungan (efek rumah kaca). Hasil lembar kerja siswa ini digunakan untuk
menentukan indikator berpikir kritis apa saja yang muncul pada proses
pembelajaran. Data yang diperoleh dari lembar kerja siswa diolah dengan
cara sebagai berikut:
1) Memberi skor terhadap jawaban lembar kerja siswa (LKS) berdasarkan
pedoman penskoran yang telah dibuat dengan menggunakan skala (0-4).
2) Mencari persentase dari masing-masing indikator yang muncul.
Menggunakan rumus sebagai berikut:
NP = 𝑅
𝑆𝑀 x 100
Keterangan:
NP = nilai persen yang dicari
R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimum ideal
100 = bilangan tetap (Purwanto, 2010, hlm 102).
52
Untuk melihat hasil perhitungan data lembar kerja siswa dapat dilihat
pada lampiran 25 halaman 225.
3. Hipotesis Statistik
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
𝐻0 : 𝜇1 = 𝜇2
𝐻1 : 𝜇1 ≠ 𝜇2
Keterangan:
𝐻0= tidak terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah
berpendekatan sains, lingkungan, teknologi, masyarakat
(SALINGTEMAS) terhadap keterampilan berpikir kritis siswa
pada materi minyak bumi.
𝐻1= terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah
berpendekatan sains, lingkungan, teknologi, masyarakat
(SALINGTEMAS) terhadap keterampilan berpikir kritis siswa
pada materi minyak bumi.
𝜇1= rata-rata keterampilan berpikir kritis kimia siswa pada kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah berpendekatan sains, lingkungan, teknologi, masyarakat
(SALINGTEMAS) pada materi minyak bumi.
𝜇2= rata-rata keterampilan berpikir kritis kimia siswa pada kelas
kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah berpendekatan sains, lingkungan, teknologi, masyarakat
(SALINGTEMAS) pada materi minyak bumi.
53
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data hasil pretest
dan posttest pada kelas eksperimen dan kontrol. Data tersebut diperoleh dari
instrumen tes uraian yang diberikan kepada siswa sebanyak 9 soal. Kegiatan
posttest pada kelas eksperimen dilakukan sesudah diberikan perlakuan berupa
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) berpendekatan Sains, Lingkungan,
Teknologi, Masyarakat (SALINGTEMAS). Dari hasil lembar observasi secara
keseluruhan pada kelas eksperimen, kegiatan observasi aktivitas guru saat
mengajar dan siswa di dalam pembelajaran telah tercapai semua dan sesuai
dengan tahapan PBM berpendekatan SALINGTEMAS. Walaupun ada satu
tahap yang tidak terlaksana pada tahapan analisis dan evaluasi yaitu mereview
kembali pembelajaran. Akan tetapi, kegiatan mereview dilaksanakan pada
pertemuan selanjutnya pada kegiatan awal pembelajaran sebelum memasuki
kegiatan inti. Adapun data hasil penelitian pretest dan postest yang diperoleh
dari kelas eksperimen dan kontrol adalah sebagai berikut:
1. Data Hasil Pretest dan Posttest pada Kelas Eksperimen dan Kontrol
Data hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kontrol
dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Data Hasil Nilai Pretest dan Posttest
Data Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Jumlah Siswa 37 37 37 37
Nilai Tertinggi 54,55 52,27 93,18 88,64
Nilai Terendah 15,91 15,91 72,73 63,64
Standar deviasi 9,78 10,78 5,96 7,50
Varians 95,62 116,20 35,51 56,21
Rata-rata 29,73 32,86 81,82 76,78
54
Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretest untuk kelas
eksperimen sebesar 29,73, dengan nilai tertinggi sebesar 54,55, dan nilai
terendah sebesar 15,91. Pada kelas kontrol, rata-rata nilai pretest yaitu sebesar
32,86, dengan nilai tertinggi sebesar 52,27, dan terendah sebesar 15,91. Nilai
rata-rata pretest pada kelas kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen. Hal
ini menunjukkan kemampuan awal siswa hampir sama, walaupun nilai rata-
rata di kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen. Hasil rata-
rata nilai posttest pada kelas eksperimen sebesar 81,82, dengan nilai tertinggi
sebesar 93,18, dan terendah 72,73. Pada kelas kontrol memiliki rata-rata nilai
posttest sebesar 76,78, dengan nilai tertinggi sebesar 88,64, dan nilai terendah
63,64. Secara keseluruhan, setelah diberikan perlakuan yang berbeda antara
kelas eksperimen dan kontrol, hasilnya dapat terlihat bahwa kelas eksperimen
yang diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah berpendekatan sains, lingkungan, teknologi, masyarakat
(SALINGTEMAS) pada materi minyak bumi memperoleh nilai rata-rata yang
lebih tinggi daripada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran
konvensional dengan metode ceramah dan tanya jawab.
2. Data Hasil Pretest dan Posttest Berdasarkan Indikator Keterampilan
Berpikir Kritis pada Kelas Eksperimen dan Kontrol
a. Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Data hasil pretest mengenai persentase ketercapaian indikator
keterampilan berpikir kritis pada kelas eksperimen dan kontrol dapat
dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Persentase (%) Ketercapaian Indikator Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan Hasil Pretest
No Indikator
KBK
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Persentase
(%) Kategori
Persentase
(%) Kategori
1 Memfokuskan
pertanyaan 56,76 Cukup 48,65 Cukup
2 Menganalisis
argumen 12,16
Kurang
sekali 11,49
Kurang
sekali
55
No Indikator
KBK
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Persentase
(%) Kategori
Persentase
(%) Kategori
3 Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
35,81 Kurang 35,14 Kurang
4 Mem-
pertimbangkan
kredibilitas
dari sebuah
sumber
45,27 Cukup 35,81 Kurang
5 Mengobservasi
dan mem-
pertimbangkan
hasil observasi
6,76 Kurang
sekali 11,49
Kurang
sekali
6 Membuat
deduksi dan
mem-
pertimbangkan
hasil deduksi
38,51 Kurang 45,27 Cukup
7 Membuat
induksi dan
mem-
pertimbangkan
hasil induksi
3,38 Kurang
sekali 20,95 Kurang
8 Membuat dan
menentukan
hasil
pertimbangan
18,24 Kurang
sekali 35,14 Kurang
9 Men-
definisikan
istilah dan
mem-
pertimbangkan
suatu definisi
27,03 Kurang 24,32 Kurang
10 Meng-
identifikasi
asumsi
58,11 Cukup 60,81 Baik
11 Memutuskan
suatu tindakan 18,24
Kurang
sekali 35,14 Kurang
Rata-rata 29,12 Kurang 33,11 Kurang
Pada tabel 4.2 menunjukkan rata-rata persentase indikator berpikir
kritis yang diujikan pada kegiatan pretest. Pada kelas eksperimen
maupun kontrol menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa
berada pada kategori kurang. Hanya saja, pada kelas kontrol nilai rata-
56
rata persentase indikator keterampilan berpikir kritis siswa lebih tinggi
daripada kelas eksperimen. Jika dilihat dari setiap nilai persentase yang
didapatkan, indikator tertinggi pada kelas eksperimen yaitu
mengidentifikasi asumsi dan indikator terendah yaitu membuat induksi
dan mempertimbangkan hasil induksi. Pada kelas kontrol, indikator yang
memiliki persentase tertinggi yaitu mengidentifikasi asumsi, kemudian
indikator terendah yaitu mengobservasi dan mempertimbangkan hasil
observasi serta menganalisis argumen.
b. Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Data hasil posttest mengenai persentase ketercapaian indikator
keterampilan berpikir kritis pada kelas eksperimen dan kontrol dapat
dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Persentase (%) Ketercapaian Indikator Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan Hasil Posttest
No Indikator
KBK
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Persentase
(%) Kategori
Persentase
(%) Kategori
1 Memfokuskan
pertanyaan 60,14 Cukup 53,38 Cukup
2 Menganalisis
argumen 77,03 Baik 71,62 Baik
3 Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
85,81 Sangat
baik 60,14 Cukup
4 Mem-
pertimbangkan
kredibilitas
dari sebuah
sumber
86,49 Sangat
baik 89,86
Sangat
baik
5 Mengobservasi
dan mem-
pertimbangkan
hasil observasi
62,16 Baik 72,30 Baik
6 Membuat
deduksi dan
mem-
pertimbangkan
hasil deduksi
96,62 Sangat
baik 91,89
Sangat
baik
57
No Indikator
KBK
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Persentase
(%) Kategori
Persentase
(%) Kategori
7 Membuat
induksi dan
mem-
pertimbangkan
hasil induksi
79,05 Baik 66,89 Baik
8 Membuat dan
menentukan
hasil
pertimbangan
91,89 Sangat
baik 88,51
Sangat
baik
9 Men-
definisikan
istilah dan
mem-
pertimbangkan
suatu definisi
91,22 Sangat
baik 76,35 Baik
10 Meng-
identifikasi
asumsi
87,84 Sangat
baik 84,46
Sangat
baik
11 Memutuskan
suatu tindakan 91,89
Sangat
baik 88,51
Sangat
baik
Rata-rata 82,74 Sangat
baik 76,72 Baik
Pada tabel 4.3 menunjukkan rata-rata persentase indikator
keterampilan berpikir kritis siswa yang diujikan pada kegiatan posttest.
Rata-rata persentase indikator keterampilan berpikir kritis pada kelas
eksperimen berada pada kategori sangat baik dan pada kelas kontrol
berada pada kategori baik. Dari hasil nilai posttest untuk kelas
eksperimen dan kontrol, indikator yang memiliki persentase tertinggi
adalah indikator membuat dan mempertimbangkan hasil deduksi, dan
indikator terendah yaitu indikator memfokuskan pertanyaan. Hanya saja
persentase indikator membuat dan mempertimbangkan hasil deduksi,
maupun indikator memfokuskan pertanyaan di kelas eksperimen,
memperoleh nilai yang jauh lebih tinggi daripada kelas kontrol,
walaupun terdapat kesamaan tingkat indikator tertinggi dan terendah.
58
3. Data Hasil Lembar Kerja Siswa
Berdasarkan data hasil lembar kerja siswa dapat dilakukan
perhitungan persentase dari masing-masing indikator keterampilan berpikir
kritis yang muncul pada proses pembelajaran. Selain untuk menentukan
indikator keterampilan berpikir kritis (KBK) yang muncul, lembar kerja
siswa juga berguna sebagai acuan guru untuk melaksanakan tahapan
pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan. Adapun
persentase indikator keterampilan berpikir kritis berdasarkan lembar kerja
siswa dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Persentase (%) Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
Berdasarkan LKS
Pada gambar 4.1 terlihat bahwa indikator yang memiliki persentase
tertinggi yang muncul pada proses pembelajaran dengan kategori baik
memperoleh persentase sebesar 83,94% adalah memutuskan suatu tindakan.
Indikator yang memiliki persentase terendah dengan kategori cukup
memperoleh persentase sebesar 65,63% adalah memfokuskan pertanyaan.
Dari 12 indikator yang digunakan dalam penelitian, ada satu indikator yang
tidak diukur menggunakan lembar kerja siswa. Indikator yang dimaksud
65,63%
81,25% 78,57%70,83%
81,25% 81,25% 80,22%71,00% 72,92%
83,94%78,25%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
PERSENTASE INDIKATOR KBK BERDASARKAN LKS
1. Indikator Memfokuskan Pertanyaan 7. Membuat dan Menentukan Hasil Pertimbangan2. Indikator Menganalisis Argumen 8. Mendefinisikan istilah dan Mempertimbangkan Definisi3. Indikator Bertanya dan Menjawab Pertanyaan 9. Mengidentifikasi Asumsi4. Mempertimbangkan Kredibilitas Sumber 10. Memutuskan Suatu Tindakan5. Membuat dan Mempertimbangkan Hasil Deduksi 11. Berinteraksi dengan Orang Lain6. Membuat dan Mempertimbangkan Hasil Induksi
59
adalah indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi.
Indikator ini tidak diukur melalui lembar kegiatan siswa melainkan diukur
menggunakan tes indikator berpikir kritis siswa.
4. Hasil Analisis Data
a. Uji Prasyarat Sampel
Uji prasyarat sampel dilakukan untuk menentukan kelayakan
sampel yang digunakan. Uji yang dilakukan terdiri atas uji normalitas
dan homogenitas. Jika syarat yang diperlukan terpenuhi dari uji
normalitas dan homogenitas, maka langkah selanjutnya adalah menguji
hipotesis berdasarkan sampel penelitian yang digunakan.
1) Uji Normalitas Data Pretest
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Arti normal dalam uji ini
adalah sebaran data yang dihasilkan merata, dengan begitu populasi
yang digunakan dalam uji berasal dari populasi yang sama atau
normal. Data pretest yang didapatkan dari kelas eksperimen dan
kontrol, kemudian diuji menggunakan uji Kolmogorov Smirnov
menggunakan software SPSS versi 20. Data dapat dikatakan
berdistribusi normal apabila sig > α, dimana nilai α = 0,05. Selain itu,
untuk menentukan data berdistribusi normal atau tidak dapat
dilakukan dengan cara membandingkan nilai D0 (hasil perhitungan)
dengan D-tabel berdasarkan jumlah sampel dan taraf keyakinan yang
digunakan. Jika nilai D0 < dibandingkan D-tabel maka dapat dipastikan
data berdistribusi normal. Adapun tabel hasil uji normalitas data
pretest terangkum dalam tabel 4.4.
60
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan
Kontrol
Statistik
Pretest
Kesimpulan Eksperimen Kontrol
α 0,05 0,05 Sig > α
(data berdistribusi
normal Sig. 0,196 0,200
D-tabel (α = 0,05, n = 37) 0,223 0,223 D0 ≤ D-tabel
(data berdistribusi
normal) D0 0,120 0,118
Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai pengujian normalitas
memenuhi kriteria statistik yang digunakan, dimana nilai sig > α (0,05)
dan nilai D0 < D-tabel. Hal ini menunjukkan bahwa data pretest baik di
kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi normal. Hasil uji
normalitas data pretest pada kelas eksperimen dan kontrol secara
lengkap dapat dilihat pada lampiran 20 halaman 218.
2) Uji Homogenitas Data Pretest
Berdasarkan pengujian normalitas, data pretest yang didapatkan
berdistribusi normal. Langkah selanjutnya adalah menguji homogenitas
dari data pretest yang didapatkan. Uji homogenitas digunakan untuk
menentukan apakah data memiliki keseragaman varians dari sampel-
sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji Levene dengan software
SPSS versi 20. Data dapat dikatakan homogen jika memenuhi kriteria
sig > α (0,05). Selain itu, penentuan data homogen atau tidak homogen dapat
dilihat dari nilai Fhitung dan F-tabel. Jika nilai Fhitung < F-tabel yang disesuaikan
dengan db1 (pembilang) dan db2 (penyebut) dari hasil perhitungan maka data
dapat disimpulkan homogen. Adapun hasil uji homogenitas nilai pretest dapat
dilihat pada tabel 4.5.
61
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Statistik Pretest Kesimpulan
α 0,05 Sig > α
(data berasal dari
kelompok homogen) Sig. 0,639
Fhitung 0,221 Fhitung ≤ F-tabel
(data berasal dari
kelompok homogen) F-tabel (α = 0,05; db1= 1; db2=72) 3,97
Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai pengujian homogenitas
memenuhi kriteria statistik yang digunakan, dimana nilai sig > α (0,05)
dan nilai Fhitung < F-tabel. Hal ini menunjukkan bahwa data pretest baik di
kelas eksperimen maupun kelas kontrol berasal dari kelompok
homogen atau memiliki nilai varians yang homogen. Hasil uji
homogenitas data pretest pada kelas eksperimen dan kontrol secara
lengkap dapat dilihat pada lampiran 21 halaman 220.
b. Uji Hipotesis Data Pretest
Setelah uji prasyarat yang terdiri atas uji normalitas dan
homogenitas terpenuhi, tahapan selanjutnya adalah menguji hipotesis
menggunakan uji independent sample test pada software SPSS versi 20.
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan nilai
pretest pada kelas eksperimen maupun kontrol. Adapun hasil uji
hipotesis data pretest pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat
pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Statistik Pretest Kesimpulan
α 0,05 Sig > α
(tidak terdapat
perbedaan yang
signifikan) Sig. (2-tailed) 0,187
thitung -1,333 thitung ≤ t-tabel
(tidak terdapat
perbedaan yang
signifikan)
t-tabel (α = 0,05; db= 72) 1,993
62
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa sig. (2-tailed) > α,
yaitu 0,187 > 0,05 sehingga 𝐻0 diterima. Kemudian hasil t-hitung (t0)
memenuhi kriteria t0 ≤ t-tabel, yaitu -1,333 ≤ 1,993. Hal ini
menunjukkan tidak adanya perbedaan rata-rata hasil pretest di kelas
eksperimen maupun kontrol. Artinya, dari uji hipotesis yang
dilakukan pada kedua kelas yang belum diberikan perlakuan,
menunjukkan kemampuan awal siswa setara antara kelas
eksperimen dan kontrol, sehingga sampel layak digunakan untuk
penelitian. Hasil uji hipotesis data pretest pada kelas eksperimen dan
kontrol secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 22 halaman 221.
c. Uji Prasyarat Analisis Data
Jika uji prasyarat sampel menggunakan data pretest, maka pada uji
prasyarat analisis menggunakan data posttest untuk menguji pengaruh atas
perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen dengan
membandingkannya dengan nilai kelas kontrol. Sama halnya dengan uji
prasyarat sampel, uji prasyarat analisis juga terdiri atas uji normalitas dan
uni homogenitas sebelum melakukan uji hipotesis. Adapun rinciannya
adalah sebagai berikut.
1) Uji Normalitas Data Posttest
Setelah data posttest didapatkan, maka pengujian normalitas
diperlukan untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan. Uji
normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov Smirnov
menggunakan software SPSS versi 20. Secara umum hasil uji normalitas
yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan
Kontrol
Statistik
Posttest
Kesimpulan Eksperimen Kontrol
α 0,05 0,05 Sig > α
(data berdistribusi
normal Sig. 0,200 0,092
63
Statistik
Posttest
Kesimpulan Eksperimen Kontrol
D-tabel (α = 0,05, n = 37) 0,223 0,223 D0 ≤ D-tabel
(data berdistribusi
normal) D0 0,117 0,134
Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh bahwa hasil posttest kelas
eksperimen maupun kontrol memenuhi syarat berdistribusi normal
menurut uji Kolmogorov Smirnov yaitu sig > α dan D0 ≤ D-tabel dengan
sampel sebanyak 37 dan taraf signifikan sebesar 5%. Dengan begitu dapat
disimpulkan data hasil posttest berasal dari populasi yang normal. Hasil
perhitungan uji normalitas data posttest kelas eksperimen maupun
kontrol secara lengkap dapat dilihat di lampiran 23 halaman 222.
2) Uji Homogenitas Data Posttest
Setelah didapatkan hasil data berdistribusi normal, langkah
selanjutnya adalah pengujian homogenitas data posttest dari kelas
eksperimen dan kontrol. Adapun hasil uji homogenitas menggunakan
uji Levene pada software SPSS versi 20 dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan
Kontrol
Statistik Posttest Kesimpulan
α 0,05 Sig > α
(data berasal dari
kelompok homogen) Sig. 0,073
Fhitung 3,313 Fhitung ≤ F-tabel
(data berasal dari
kelompok homogen) F-tabel (α = 0,05; db1= 1; db2=72) 3,97
Pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai pengujian homogenitas
memenuhi kriteria statistik yang digunakan, dimana nilai sig > α (0,05)
dan nilai Fhitung < F-tabel. Hal ini menunjukkan bahwa data posttest baik di
kelas eksperimen maupun kelas kontrol berasal dari kelompok
homogen atau memiliki nilai varians yang homogen. Hasil uji
64
homogenitas data posttest pada kelas eksperimen dan kontrol secara
lengkap dapat dilihat pada lampiran 24 halaman 224.
d. Uji Hipotesis Data Posttest
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas diketahui
bahwa data posttest berdistribusi normal dan memiliki varians yang
homogen. Kemudian data posttest dari kelas eksperimen maupun kontrol di
uji hipotesisnya menggunakan uji Independent Sample T test (uji-t) pada
software SPSS versi 20. Berikut ini hasil pengujian hipotesis data postest
dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil Hipotesis Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Statistik Posttest Kesimpulan
α 0,05 Sig < α
(terdapat pengaruh
yang signifikan) Sig. (2-tailed) 0,02
thitung 3,210 thitung > t-tabel
(terdapat pengaruh
yang signifikan) t-tabel (α = 0,05; db= 72) 1,993
Uji-t pada posttest dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata
keterampilan berpikir kritis siswa antara kelas eksperimen dan kontrol
sesudah diberi perlakuan. Berdasarkan tabel 4.9, maka diperoleh hasil sig <
α (0,05), yaitu 0,02 < 0,05 sehingga 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima. Selain itu,
data t0 menunjukkan bahwa t0 > t-tabel, yaitu 3,210 > 1,993 maka 𝐻1 diterima
dan 𝐻0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan hasil posttest siswa antara kelas eksperimen dan kotrol. Artinya,
dari uji hipotesis yang dilakukan pada kedua kelas tersebut menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh model berbasis masalah berpendekatan Sains,
Lingkungan, Teknologi, Masyarakat (SALINGTEMAS) terhadap
keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen. Hasil uji hipotesis
data pretest pada kelas eksperimen dan kontrol secara lengkap dapat dilihat
pada lampiran 25 halaman 225.
65
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) berpendekatan Sains, Lingkungan,
Teknologi, Masyarakat (SALINGTEMAS) terhadap keterampilan berpikir
kritis siswa pada materi minyak bumi. Pada kelas eksperimen diterapkan model
pembelajaran PBM berpendekatan SALINGTEMAS sedangkan pada kelas
kontrol diterapkan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah dan
tanya jawab. Dari hasil observasi yang dilakukan pengamat, diketahui bahwa
sintaks PBM berpendekatan SALINGTEMAS pada kelas eksperimen
terlaksana dengan baik dan sesuai dengan tahapan, sehingga bisa disimpulkan
kelas eksperimen yang diberikan perlakuan benar-benar menerapkan
pembelajaran PBM berpendekatan SALINGTEMAS. Akan tetapi, dari hasil
observasi terdapat kekurangan pada keterlaksanaan model PBM berpendekatan
SALINGTEMAS yaitu tidak terlaksananya kegiatan refleksi dan mereview
kembali proses pembelajaran pada tahap analisis dan evaluasi proses
pemecahan masalah (penilaian), karena waktu yang dimiliki guru tidak
mencukupi, sehingga guru tidak sempat mereview kembali hasil pembelajaran
yang dilakukan. Sebagai gantinya, pada pertemuan selanjutnya guru
menanyakan kepada siswa terkait pembelajaran sebelumnya dan kesulitan
yang dialami siswa terhadap pembelajaran. Setelah meyakini keterlaksanaan
model pembelajaran PBM berpendekatan SALINGTEMAS melalui lembar
observasi. Selanjutnya, dilakukan uji prasyarat sampel dan prasyarat analisis
data.
Pada penelitian ini, dilakukan terlebih dahulu uji prasyarat sampel
terhadap data pretest dan uji prasyarat analisis terhadap data posttest dari kelas
eksperimen maupun kontrol. Hasil pengujian data pretest maupun posttest
menunjukkan bahwa data yang berasal dari kelas eksperimen maupun kontrol
berdistribusi normal dan homogen. Hal ini menandakan bahwa data yang
diperoleh berasal dari populasi normal dan memiliki variasi data yang sama.
Setelah melalui uji prasyarat, untuk mengetahui apakah model PBM
berpendekatan SALINGTEMAS berpengaruh atau tidak terhadap
66
keterampilan berpikir kritis siswa, maka dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis
ini dilakukan pada data pretest maupun posttest dari kelas eksperimen dan
kontrol.
Berdasarkan hasil dari uji hipotesis data pretest menunjukkan 𝐻0
diteima. Artinya, bahwa antara kelas eksperimen maupun kontrol tidak terdapat
perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa. Dengan begitu, kedua kelas
tersebut dapat dijadikan sebagai sampel dalam penelitian karena memiliki
kondisi awal yang sama. Setelah melalui uji prasyarat, untuk mengetahui
apakah model pembelajaran PBM berpendekatan SALINGTEMAS
berpengaruh atau tidak terhadap keterampilan berpikir kritis siswa, maka
dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis ini dilakukan pada data pretest maupun
posttest dari kelas eksperimen dan kontrol. Berdasarkan hasil dari uji hipotesis
data pretest menunjukkan 𝐻0 diterima, yaitu sig. (2-tailed) sebesar 0,187 > α
(0,05) dan t-hitung (-1,333) ≤ t-tabel (1,993). Artinya, bahwa antara kelas
eksperimen maupun kontrol tidak terdapat perbedaan keterampilan berpikir
kritis awal siswa. Dengan begitu, kedua kelas tersebut dapat dijadikan sebagai
sampel dalam penelitian karena memiliki kondisi awal yang sama. Hal ini
sesuai dengan penelitian Qomariyah (2016) yang menyatakan bahwa hasil
belajar siswa dapat dikatakan setara atau tidak ada perbedaan secara signifikan
jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05.
Berdasarkan hasil dari uji hipotesis posttest, diperoleh data Sig < α dan
t-hitung > t-tabel, yaitu 0,02 < 0,05 dan 3,210 > 1,993. Hal itu menunjukkan bahwa
adanya penolakan 𝐻0 dan penerimaan 𝐻1. Artinya, terdapat perbedaan rata-rata
keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kontrol. Dengan
begitu, model pembelajaran PBM berpendekatan SALINGTEMAS
berpengaruh terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian Qomariyah (2016) yang menyatakan bahwa terdapat
perbedaan atau pengaruh kemampuan berpikir kritis siswa yang signifikan
dengan menggunakan model PBM-SALINGTEMAS. Hal tersebut ditunjukkan
dengan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas PBM-
SALINGTEMAS lebih baik dibandingkan pembelajaran konvensional.
67
Pengaruh model pembelajaran PBM berpendekatan SALINGTEMAS
dibuktikan dengan perbedaan rata-rata indikator keterampilan berpikir kritis
yang didapatkan pada hasil posttest di kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol, yaitu 82,74% dengan kategori sangat baik untuk
kelas eksperimen dan 76,72% dengan kategori baik untuk kelas kontrol. Hasil
yang didapatkan dalam penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Rohmah,
Irawati, & Susilowati (2014) yang menyatakan bahwa penerapan pendekatan
SALINGTEMAS dengan menggunakan model PBM dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa.
Persentase indikator berpikir kritis yang lebih besar pada kelas
eksperimen yaitu 82,74%, menunjukkan bahwa pembelajaran PBM
berpendekatan SALINGTEMAS lebih efektif daripada pembelajaran
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab pada kelas kontrol. Hal ini
dikarenakan esensi dari pembelajaran menggunakan pendekatan
SALINGTEMAS dapat mendorong siswa menjadi lebih kritis dalam
menyelidiki dan aktif bertukar pendapat dengan guru (Chowdhury, 2016).
Akcay & Yager (2010) berpendapat bahwa kesuksesan terbesar dari siswa yang
belajar menggunakan pendekatan Science, Technology, Society yang berpusat
pada siswa adalah siswa dapat memutuskan dan membuat usulan dalam
kehidupannya berdasarkan konsep dan keterampilan yang dipelajari siswa.
Kemudian didukung dengan lingkungan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran PBM, dimana siswa ikut berperan aktif dalam pembelajaran,
ternyata dapat berpengaruh terhadap pengembangan keterampilan berpikir
kritis daripada lingkungan pembelajaran yang pasif (Shaer & Gaber, 2014).
Penelitian yang dilakukan Luzyawati (2015) juga menyatakan bahwa
adanya peningkatan keterampilan berpikir kritis dengan menggunakan
pendekatan SALINGTEMAS disebabkan adanya kelas interaktif yang dapat
membuat kondisi siswa lebih optimal. Dengan begitu, siswa dapat
menghubungkan antara apa yang dipelajari dengan pengalaman di kehidupan
nyatanya, hal itu memberikan efek positif terhadap ketertarikan dalam
pembelajaran kimia (Yoruk, Morgil, & Secken, 2010). Berikut ini ditampilkan
68
contoh instrumen dan jawaban siwa pada gambar 4.2 yang dapat diaplikasikan
siswa dalam kehidupannya untuk mecegah dampak pembakaran senyawa
hidrokarbon bagi lingkungan.
Gambar 4.2 Contoh Instrumen dan Jawaban Siswa Kelas Eksperimen
Pembelajaran dengan model PBM berpendekatan SALINGTEMAS
diawali dengan penayangan video sebagai apersepsi yang bersangkutan dengan
pembakaran senyawa hidrokarbon hasil dari pengolahan minyak bumi secara
sempurna maupun tidak sempurna. Video ini berisi tentang apa saja kegiatan
keseharian manusia yang dapat mencemari lingkungan dan berdampak pada
kesehatan, seperti asap kendaraan bermotor berasal dari pembakaran bahan
bakar bensin, asap pabrik yang tidak menggunakan filter saat melepaskan gas
buang hasil pembakaran bahan bakar batu bara, kebakaran hutan dan
penebangan hutan secara liar, serta penggunaan kayu sebagai bahan bakar
memasak. Penayangan video ini bertujuan untuk memperkenalkan masalah
yang akan dipelajari terkait dengan dampak dan solusi dari pembakaran
senyawa hidrokarbon secara sempurna dan tidak sempurna yang harus
ditemukan oleh siswa melalui pembelajaran.
Setelah diberikan video pembelajaran, siswa belajar dalam kegiatan
kelompok dan diberikan lembar kerja siswa (LKS) yang sudah disesuaikan
dengan tahapan pembelajaran PBM berpendekatan SALINGTEMAS. LKS
69
yang disajikan berisi dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai sains,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat yang berkaitan dengan materi yang
diajarkan. Hal ini sejalan dengan pendapat (Rohmah, Irawati, & Susilowati,
2014) yang menyatakan bahwa masalah yang disajikan pada pembelajaran
pendekatan SALINGTEMAS menggunakan model PBM menghadirkan
permasalahan nyata mengenai perubahan lingkungan akibat perkembangan
sains maupun teknologi yang berdampak pada masyarakat.
Model pembelajaran ini berpengaruh terhadap keterampilan berpikir
kritis pada kelas eksperimen, karena model PBM berpendekatan
SALINGTEMAS menuntun peserta didik mencari keterkaitan ilmu sains
dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat, dengan begitu siswa dapat
mengkaji manfaat dan kerugian dari suatu isu atau masalah yang dihadirkan
dalam pembelajaran serta membimbing siswa menjadi lebih aktif dalam
kegiatan pembelajaran (Wasiso & Hartono, hlm 2013). Pada kelas eksperimen,
siswa diberikan tugas kelompok yaitu membuat poster. Pada tahap pembuatan
poster ini siswa bersama dengan kelompoknya mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya mengenai dampak dan cara mengatasi pembakaran
senyawa hidrokarbon bagi lingkungan dan kesehatan. Menurut Luzyawati
(2015), peningkatan keterampilan berpikir kritis yang dialami oleh siswa,
disebabkan karena keaktifan siswa dalam mencari informasi untuk
diaplikasikan dalam penyelesaian masalah.
Pada pembelajaran PBM berpendekatan SALINGTEMAS siswa akan
bekerja sama dengan kelompoknya, kegitan ini bertujuan untuk memecahkan
masalah dengan menyajikan hasil karya yang terkait dengan materi
pembelajaran. Hasil karya yang dimaksud berupa poster yang berisi dampak
dan cara untuk mengatasi pembakaran senyawa hidrokarbon bagi lingkungan
yaitu efek rumah kaca dan kesehatan yaitu penyakit infeksi saluran pernapasan
akut (ISPA) seperti pada gambar 4.3.
70
Gambar 4.3 Poster Efek Rumah Kaca dan ISPA
Kegiatan pembuatan poster ini memerlukan kerja sama tim yang baik antara
anggota kelompok. Bekerja sama dalam kelompok itu diperlukan, karena tidak
hanya meningkatkan dalam berbagi pengetahuan, akan tetapi juga berpengaruh
terhadap prestasi individual siswa ketika belajar bersama kelompoknya (Kamp,
Dolmans, Berkel, & Schmidt, 2012). Selain itu, dengan adanya kegiatan
kelompok, maka setiap anggota bertanggung jawab terhadap keberhasilan
dalam pembelajaran, memperbanyak peluang untuk berbagi pengetahuan, dan
untuk mengembangkan keterampilan sosial dan berpikir (al-Tabany, 2014, hlm
67). Hal ini didukung dengan hasil penelitian Hallatu, Prasetyo, & Haidar
(2017) yang menyatakan bahwa model PBM dengan strategi belajar diskusi
kelas efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.
Pada kelas kontrol rata-rata hasil keterampilan berpikir kritis siswa
berada pada kategori baik, namun persentase yang didapatkan lebih rendah
daripada kelas eksperimen yang mendapatkan kategori sangat baik. Hal ini
dikarenakan metode pembelajaran yang diterapkan hanya sekedar ceramah dan
tanya jawab. Dengan metode tersebut, siswa hanya mendengarkan penjelasan
yang diberikan oleh guru tanpa terlibat langsung dengan kegiatan
pembelajaran. Hal itu menyebabkan siswa menjadi kurang aktif dan
pembelajaran terkesan monoton karena semua kegiatan berpusat atas kehendak
guru. Akan tetapi, pada kelas kontrol tidak ada kegiatan yang membuat siswa
untuk aktif dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hasanah &
Mahdian (2013) bahwa pada pembelajaran konvensional, siswa cenderung
belajar menganalisis materi pokok dalam bentuk konsep sains sehingga
71
pembelajaran siswa cendering pasif, karena guru tidak mengajak siswa untuk
mengaitkan antara materi sains dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
Pembelajaran pasif yang diterima siswa menjadikan keterampilan berpikir
kritis siswa kelas kontrol menjadi lebih rendah dibandingkan kelas eksperimen.
Hal ini terjadi, karena hasil belajar dan daya berpikir siswa dipengaruhi oleh
kegiatan belajar yang dilakukan oleh guru (Hallatu, Prasetyo, & Haidar, 2017).
Persentase ketercapaian indikator keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas
eksperimen maupun kontrol dapat dilihat melalui gambar 4.4.
Gambar 4.4 Persentase (%) Ketercapaian Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa Berdasarkan Hasil Posttest
Indikator keterampilan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian
ini sebanyak 12 indikator menurut Ennis (1985), dimana 11 indikator diukur
melalui tes. Indikator berinteraksi dengan orang lain dan 10 indikator lainnya
diukur melalui LKS yang sesuai dengan tahapan PBM berpendekatan
SALINGTEMAS. Indikator berinteraksi dengan orang lain tidak diukur
melalui tes, karena indikator ini tidak memungkinkan diukur melalui tes,
melainkan berdasarkan aktivitas siswa dalam menggunakan argumennya pada
saat kegiatan diskusi maupun menyajikan hasil karya. Indikator mengobservasi
60
,14
%
77
,03
%
85
,51
%
86
,49
%
62
,16
%
96
,62
%
79
,05
%
91
,89
%
91
,22
%
87
,84
%
91
,89
%
53
,38
%
71
,62
%
60
%
89
,86
%
72
,30
%
91
,89
%
66
,89
% 88
,51
%
76
,35
%
84
,46
%
88
,51
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1
PERSENTASE (%) KETERCAPAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
BERDASARKAN HASIL POSTTESTKelas Eksperimen Kelas Kontrol
1. Indikator Memfokuskan Pertanyaan 7. Membuat dan Menentukan Hasil Induksi 2. Indikator Menganalisis Argumen 8. Membuat dan Menentukan Hasil Pertimbangan 3. Indikator Bertanya dan Menjawab Pertanyaan 9. Mendefinisikan Istilah dan Mempertimbangkan Definisi 4. Mempertimbangkan Kredibilitas Sumber 10. Mengidentifikasi Asumsi 5. Mengobservasi dan Mempertimbangkan observasi 11. Memutuskan Suatu Tindakan 6. Membuat dan Mempertimbangkan Hasil Deduksi
72
dan mempertimbangkan hasil observasi tidak diukur melalui LKS, melainkan
diukur menggunakan instrumen tes, karena untuk mengukur indikator ini
membutuhkan waktu yang lama terkait dengan penggunaan bukti kuat untuk
mendukung pernyataan seseorang, oleh karena itu peneliti memutuskan untuk
mengukur indikator ini hanya pada salah satu instrumen saja yaitu instrumen
utama berupa tes. Indikator berpikir kritis yang memperoleh nilai rata-rata
tertinggi di kelas eksperimen maupun kontrol adalah indikator membuat
deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi. Argumen yang bersifat
deduktif adalah argumen yang sangat teliti, argumen yang sangat tepat
dilengkapi dengan kesimpulan mutlak yang mengikuti premis yang digunakan
(Butterworth & Thwaites, 2013, hlm 256). Menurut Ennis (1985), salah satu
cara untuk melatih keterampilan membuat dan mempertimbangkan hasil
deduksi ialah menafsirkan data atau interpretasi pernyataan.
Kelas eksperimen memperolah nilai rata-rata sebesar 96,60% dengan
kategori sangat baik. Kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata sebesar 91,90%
dengan kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan pada kelas eksperimen
maupun kontrol sama-sama memiliki indikator berpikir kritis tertinggi yang
sama, yaitu membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi. Artinya,
siswa sudah memiliki kecakapan menimbang fakta-fakta dan menghasilkan
kesimpulan berdasarkan data yang diberikan melalui kegiatan menafsirkan
data. Menafsirkan data adalah salah satu kompetensi dalam berpikir kritis yang
digunakan untuk menilai apakah kesimpulan yang dibuat logis berdasarkan
informasi yang diberikan (Kowiyah, 2012). Meskipun perolehan persentase
indikator berpikir kritis tertinggi di kelas eksperimen maupun kontrol sama,
ternyata nilai rata-rata persentase indikator membuat dan mempertimbangkan
hasil deduksi di kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol. Hal
ini terjadi karena pada kelas eksperimen, siswa dibiasakan untuk
menginterpretasi dan menafsirkan data berdasarkan soal-soal yang disajikan
dalam LKS yang disesuaikan dengan tahapan model PBM berpendekatan
SALINGTEMAS, sedangkan pada kelas kontrol pada tahap pembelajarannya
diawali dengan siswa melihat tabel komposisi udara bersih dan siswa diminta
73
untuk menafsirkan data yang disajikan. Ternyata kegiatan ini mempengaruhi
cara berpikir siswa dalam menafsirkan data.
Indikator keterampilan berpikir kritis yang memperoleh nilai rata-rata
terendah di kelas eksperimen maupun kelas kontrol adalah indikator
memfokuskan pertanyaan. Fokus adalah hal utama yang dilakukan pada situasi
tertentu untuk mengetahui inti dari suatu masalah, isu yang beredar,
pertanyaan, atau permasalahan yang dihadapi. Tanpa melakukan kegiatan
memfokuskan suatu hal, kita akan terlalu banyak menghabiskan waktu untuk
menyelesaikan masalah (Ennis, 1996, hlm 4). Pada kelas eksperimen dan
kontrol diperoleh nilai rata-rata untuk indikator memfokuskan pertanyaan
sebesar 60,00% dan 53,40% dengan kategori cukup. Pada indikator ini
keterampilan berpikir kritis siswa belum menunjukkan hasil yang baik
melainkan cukup pada kelas eksperimen maupun kontrol. Hal ini dikarenakan
sebagian besar siswa belum menemukan fokus dari masalah yang harus
dibahas pada soal yang disajikan, sehingga siswa belum dapat merumuskan
masalah dalam bentuk pertanyaan dengan baik. Fisher (2016, hlm 54)
menyatakan bahwa kunci untuk berpikir kritis lebih baik adalah mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang tepat. Memfokuskan suatu masalah dapat terlihat
ketika seseorang mengajukan pertanyaan. Akan tetapi, pada kelas eksperimen
nilai rata-rata indikator memfokuskan pertanyaan memperoleh nilai yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, karena pada kelas eksperimen
diterapkan model pembelajaran PBM berpendekatan SALINGTEMAS.
Salah satu tahapan model PBM berpendekatan SALINGTEMAS
adalah orientasi siswa terhadap masalah atau invitasi. Pada tahap ini setiap
perwakilan kelompok diwajibkan untuk mengajukan satu pertanyaan terkait
materi yang dibahas. Untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis, strategi
pembelajaran yang dipilih guru seharusnya bermula dari pertanyaan,
pembelajaran berbasis masalah atau aktivitas diskusi (Birgili, 2015). Dengan
begitu, tahapan model PBM berpendekatan SALINGTEMAS dapat
memfasilitasi keterampilan berpikir kritis siswa. Pada tahap orientasi atau
invitasi, siswa dilatih untuk memfokuskan masalah dengan merumuskan
74
masalah yang sedang disajikan dalam bentuk pertanyaan, sehingga siswa
mengetahui langkah-langkah apa saja yang bisa dia lakukan untuk
menyelesaikan masalah yang ada. Namun, pada tahapan ini belum berjalan
maksimal. Karena siswa terbiasa dengan model pembelajaran konvensional di
sekolah yang berpusat pada guru, ada beberapa kelompok siswa yang masih
enggan untuk membuat pertanyaan. Hal itulah yang menyebabkan siswa belum
menggunakan keterampilan memfokuskan pertanyaan dengan maksimal dan
berpengaruh terhadap siswa dalam menjawab soal.
Berbeda dengan kelas eksperimen, kelas kontrol memperoleh nilai rata-
rata yang lebih rendah dibandingkan kelas eksperimen. Pada kelas kontrol,
siswa tidak dilatih untuk memfokuskan pertanyaan. Siswa belajar hanya
mendengarkan ceramah yang diberikan oleh guru, dan menjawab beberapa
pertanyaan yang guru sampaikan. Hal ini menjadikan siswa di kelas kontrol
tidak terbiasa untuk memfokuskan pertanyaan, sehingga dalam menjawab soal
siswa tidak membuat rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan melainkan
dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Alhasil, siswa pada kelas kontrol belum
bisa membuat rumusan masalah dengan baik dan belum bisa fokus terhadap
instruksi yang diberikan pada soal yang diujikan, sehingga berdampak pada
perolehan nilai yang didapatkan siswa. Hal ini didukung oleh pernyataan
Ariyanti, Haryono, & Masykuri (2017) bahwa siswa tidak terbiasa berpikir
kritis untuk menyelesaikan masalah dan kurang mandiri dalam belajar sehingga
berdampak pada nilai siswa.
Ada beberapa indikator yang memperoleh persentase yang lebih besar
di kelas kontrol daripada di kelas eksperimen yaitu indikator
mempertimbangkan kredibilitas dari sebuah sumber dan mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasi. Pada kelas eksperimen indikator
mempertimbangkan kredibilitas dari sebuah sumber memperoleh persentase
sebesar 86,49% dengan kategori sangat baik, sebaliknya kelas kontrol
memperoleh persentase yang lebih besar yaitu 89,86% dengan kategori sangat
baik. Menurut Ennis (1985), untuk mengukur keterampilan
75
mempertimbangkan kredibilitas dari sebuah sumber, dapat diukur berdasarkan
kemampuan siswa dalam memberikan alasan.
Kemampuan siswa memberikan alasan pada kelas eksperimen, lebih
fokus terhadap kesehatan manusia yang terganggu akibat menghirup asap
pembakaran bahan bakar minyak tanah yang kurang sempurna dibandingkan
penggunaan bahan bakar gas, sehingga siswa hanya sekedar mengaitkan
dampak negatif penggunaan bahan bakar minyak tanah pada lingkungan
dengan pencemaran asap terhadap lingkungan, tetapi tidak mengkaji apa
dampak yang terjadi jika asap tersebut mencemari lingkungan. Hal itulah yang
mengurangi perolehan skor di kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol.
Hasil penelitian ini didukung dengan pernyataan Cahyono (2017) bahwa dalam
memberikan alasan, siswa tidak langsung menjawab dengan cepat, melainkan
terperinci, lengkap, dan jelas, serta selalu berhati-hati sehingga waktu yang
diperlukan untuk menjawab cenderung lama. Selain itu, alasan yang digunakan
juga harus dapat mendukung kesimpulan (Fisher, 2016, hlm 44).
Indikator selanjutnya yang memperoleh persentase lebih tinggi di kelas
kontrol adalah indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil
observasi. Pada kelas eksperimen indikator mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasi memperoleh persentase sebesar 62,16%
dengan kategori baik, sebaliknya kelas kontrol memperoleh persentase yang
lebih besar yaitu 72,30% dengan kategori baik. Menurut Ennis (1985), yang
untuk mengukur kegiatan mengobservasi dan mempertimbangkan hasil
observasi salah satunya adalah menggunakan bukti-bukti yang kuat. Bukti-
bukti kuat yang dapat digunakan bersumber dari hasil penelitian yang
ditemukan dari sumber-sumber yang kuat seperti buku, jurnal, internet,
ensiklopedia, observasi, dan rekaman dari peristiwa tertentu. Pada kegiatan ini,
siswa kelas eksperimen belum bisa membedakan mana bukti-bukti kuat yang
berasal dari sumber yang terpercaya. Atas dasar pemilihan siswa mengenai
bukti-bukti yang mereka percayai untuk menyelesaikan masalah, menjadikan
nilai di kelas eksperimen menjadi lebih rendah dibandingkan kelas kontrol.
Kelas kontrol dapat menggunakan bukti-bukti yang kuat berdasarkan sumber
76
buku dan internet yang disajikan oleh peneliti lebih baik dibandingkan kelas
eksperimen, sehingga persentase yang dihasilkan kelas kontrol lebih besar.
Menurut Hasanah (2016) siswa yang mampu mengevaluasi fakta, asumsi,
logika, dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain dari sumber-sumber
relevan seperti buku dan jurnal lainnya adalah siswa yang berpikir secara kritis.
Selain itu, juga ada indikator yang memperoleh perbedaan persentase
yang cukup jauh antara kelas eksperimen dan kontrol, yaitu indikator bertanya
dan menjawab pertanyaan. Pada kelas eksperimen indikator bertanya dan
menjawab pertanyaan memperoleh persentase sebesar 85,81% dengan kategori
sangat baik, sebaliknya kelas kontrol memperoleh persentase yaitu 60,14%
dengan kategori cukup. Hal ini terjadi karena pembelajaran pada kelas
eksperimen dilengkapi dengan LKS yang sesuai dengan pembelajaran PBM
berpendekatan SALINGTEMAS, selain itu siswa juga diajak terlibat aktif
dalam kegiatan diskusi dan membuat serta menyajikan hasil karya. Pemberian
tugas-tugas yang kompleks dan terstruktur membantu siswa untuk
meningkatkan kemampuan kognitifnya (Umami & Jatmiko, 2013). Hal ini juga
sesuai dengan hasil penelitian Luzyawati (2015) yang menyatakan bahwa
pembelajaran menggunakan pendekatan SALINGTEMAS dapat membuat
siswa bertanya, memunculkan ide-ide, dan memotivasi siswa dalam belajar.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terbukti bahwa keterampilan
berpikir kritis siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
PBM berpendekatan SALINGTEMAS setelah dilakukan posttest, memiliki
rata-rata persentase yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal tersebut
disebabkan tahapan-tahapan model PBM berpendekatan SALINGTEMAS
berawal dari menghadirkan isu-isu yang ada di masyarakat atau di sekitar
siswa. Unsur SALINGTEMAS yang terintegrasi dalam pembelajaran IPA akan
memudahkan siswa dalam memahami suatu konsep pembelajaran (Wasiso &
Hartono, 2013). Dengan begitu, siswa akan diberikan kesempatan untuk
mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya dengan menggali berbagai
informasi, mempertimbangkan berbagai solusi yang mungkin, dan mengkreasi
berbagai sumber untuk menyelesaikan masalah.
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) berpendekatan Sains, Lingkungan,
Teknologi, Masyarakat (SALINGTEMAS) memiliki pengaruh terhadap
keterampilan berpikir kritis siswa pada materi minyak bumi. Hasil
Independent Sample T test (uji-t) posttest menunjukkan bahwa nilai t-hitung
lebih besar dibanding nilai t-tabel dan nilai sig yang diperoleh lebih rendah
dibanding nilai α pada taraf signifikansi 5%, sehingga t-hitung > t-tabel dan
sig < α , yang menunjukkan bahwa hipotesis alternatif (𝐻1) diterima, artinya
terdapat pengaruh keterampilan berpikir kritis siswa yang lebih baik
terhadap siswa yang mendapat pembelajaran melalui model PBM
berpendekatan SALINGTEMAS dibandingkan siswa yang mendapat
pembelajaran secara konvensional.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
memberikan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan, yaitu:
1. Dari hasil penelitian menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) berpendekatan Sains, Lingkungan, Teknologi,
Masyarakat (SALINGTEMAS), keterampilan berpikir kritis siswa pada
materi minyak bumi dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, guru diharapkan
dapat menerapkan model yang serupa atau model lain yang dapat melatih
keterampilan berpikir kritis siswa.
2. Pelaksanaan model PBM berpendekatan SALINGTEMAS
membutuhkan guru yang memiliki wawasan luas dalam menghadirkan
permasalahan nyata mengenai perubahan lingkungan akibat
perkembangan sains maupun teknologi yang berdampak pada
masyarakat. Oleh karena itu, sebaiknya guru atau peneliti selanjutnya
78
harus mengembangkan pengetahuannya secara luas dan mendalami
masalah yang akan dibahas agar dapat memfasilitasi siswanya untuk
memunculkan pemikiran-pemikiran yang kritis pada saat proses
pembelajaran.
79
DAFTAR PUSTAKA
Akcay, H., & Yager. (2010). The Impact of a Science/Technology/Society
Teaching Approach on Student Learning in Five Domains. Journal of
Science Education Technology, Vol. 19, No. 6, hlm 602.
Akhadi, M. (2014). Isu Lingkungan Hidup; Mewaspadai Dampak Kemajuan
Teknologi dan Polusi Lingkungan Global yang Mengancam Kehidupan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
al-Tabany, T. I. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual. Jakarta: Kencana.
Arends. (2007). Learning to Teach. New York: The McGraw-Hill Companies.
Arifin, Z., & Sukoco. (2009). Pengendalian Polusi Kendaraan . Bandung: Alfabeta.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ariyanti, N. D., Haryono, & Masykuri. (2017). Peningkatan Kemampuan Berpikir
Kritis dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Stoikiometri dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Problem Solving Berbantuan Modul Di
Kelas X MIA 2 SMA NEGERI 1 BANYUDONO. Jurnal Pendidikan
Kimia, Vol. 6 No. 1 Tahun 2017, hlm 65.
Birgili, B. (2015). Creative and Critical Thinking Skills in Problem-based Learning
Environments. Journal of Gifted Education and Creativity, No 2, Vol 2, hlm
77.
Brookhart, S. M. (2010). How to Asses Higher-Order Thinking Skills in your
Classroom. Alexandria: ASCD.
Butterworth, J., & Thwaites. (2013). Thinking Skills Critical Thinking and Problem
Solving Second Edition. Edinburgh: Cambridge University Press.
Cahyono, B. (2017). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis dalam Memecahkan
Masalah Ditinjau Perbedaan Gender. Aksioma, Vol. 08, No. 1, hlm 55-56.
Chowdhury, M. A. (2016). The Integration of Science-Technology-
Society/Science-Technology-Society-Environment and Socio-Scientific-
Issues for Effective Science Education and Science Teaching. Electronic
Journal of Science Education, Vol. 20, No. 5, hlm 23.
Cunningham, W. P., & Cunningham. (2015). Environmental Science A Global
Concern 13 th Edition. New York: Mc Graw Hill Education.
80
Davidson, B. W., & Dunham. (1996). Assesing EFL Student Progress in Critical
Thinking with the Ennis-Weir Critical Thinking Essay Tesr. International
Conference of the Japan Association for Language, hlm 8. Nara:
Tezukayama University.
D. Moore, K. (2015). Effective Instructional Strategies. London: Sage Publication.
Ennis, R. H. (1985). A Logical Basis for Measuring Critical Thinking Skills.
Association for Supervision and Curriculum Development, hlm 45-46.
Ennis, R. H. (1996). Critical Thinking. New Jersey: Prentice Hall.
Fisher, A. (2016). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Guilford, J. (1956). Fundamental Statistics in Psychology and Education. Tokyo:
MCGraw-Hill Book Company.
Hallatu, Y. A., Prasetyo, & Haidar. (2017). Pengaruh Model Problem Based
Learning terhadap Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa Madrasah Aliyah BPD IHA tentang Konflik. Jurnal Penelitian
Pendidikan, Vol. 34, No. 2, hlm 189.
Hasanah, A., & Mahdian. (2013). Penerapan Pendekatan SETS (Science,
Environment, Technology, Society) pada Pembelajaran Reaksi Reduksi
Oksidasi. Quantum, Jurnal Inovasi Pendidikan, hlm 4.
Hasanah, U. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir
Kritis terhadap Hasil Belajar IPA. Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 27, No. 2,
hlm 381.
Kadir. (2015). Statistika Terapan Konsep, Contoh, dan Analisis Data dengan
Program SPSS/Lisrel dalam Penelitian. Jakarta: PT. Rajawali Press.
Kamp, R. J., Dolmans, Berjel, V., & Schmidt. (2012). The Relationship between
students; small group activities, time spent on self-study, and achievement.
Journal High Education, Vol. 64, No. 3, hlm 385.
Keenan, C. W., Kleinfelter, & Wood. (1984). Ilmu Kimia untuk Universitas Jilid 2
Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Kemendikbud. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia No. 21.
Kemendikbud. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia No. 24.
81
Khasanah. (2015). SETS (Science, Environmental, Technology, and Society)
sebagai Pendekatan Pembelajaran IPA Modern pada Kurikulum 2013.
Pendidikan Biologi, Pendidikan Geografi, Pendidikan Sains, PKLH-FKIP
UNS, hlm 271.
Kowiyah. (2012). Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 3,
No. 5, hlm 177.
Luzyawati, L. (2015). Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Subtopik
Pencemaran Air. Wacana Didaktika, Vol. 3, No. 19, hlm 47.
Margono, S. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Masek, A., & Yamin. (2011). The Effect of Problem Based Learning on Critical
Thinking Ability: A Theoretical and Empirical Review. International
Review of Social Sciences and Humanities, Vol. 2, No 1, hlm 216.
Middlecamp, C. H., Keller, Anderson, Bentley, Cann, & Ellis. (2012). Chemistry
in Context Applying Chemistry in Society 7th Edition. New York: McGraw-
Hill Companies.
Moore, J. W., Stanitski, & Jurs. (2008). Chemistry The Molecular Science 3rd
Edition. New York: Thomson Higher Education.
Nugraheni, D., Mulyani, & Ariani. (2013). Pengaruh Pembelajaran Bervisi dan
Berpendekatan SETS Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMAN 2 Sukoharjo Pada Materi Minyak
Bumi. Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2, No 3, hlm 35.
Pacific Policy Research Center. (2010). 21st Century Skills for Students and
Teacher. KAMEHAMEHA SCHOOLS RESEARCH & EVALUATION
DIVISIONS, hlm 7.
Petrucci, R. H. (1985). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat
Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Poedjiadi, A. (2010). Sains Teknologi dan Masyarakat Model Pembelajaran
Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Purwanto, N. (2010). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran . Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Riduwan. (2015). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
82
Rohmah, N. M., Irawati, & Susilowati. (2014). Penerapan Pendekatan
SALINGTEMAS dengan Penggunaan Model Problem Based Learning
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Peduli
Lingkungan Pada Siswa X MAN 2 Tulungagung. Jurnal Pendidikan UNM,
hlm 7.
Russel, F. (2012). Petroleum Geochemistry. London: Auris Reference LTD.
Saeed, S. J., & Rousta. (2013). The Effect of Problem-based Learning on Critical
Thinking Ability of Iranian EFL Students. Journal of Academic and Applied
Studies, Vol. 3. No. 7, hlm 3.
Sadia, I. W. (2014). Model-model Pembelajaran Sains Konstruktivistik.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sajidan, & Afandi. (2017). Pengembangan Model Pembelajaran IPA untuk
Memberdayakan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2017, hlm 16.
Samiana, K., Binadja, & Saptorini. (2013). Pengaruh Pembelajaran Kimia Berbasis
Masalah Bervisi SETS terhadap Keterampilan Generik Sains. Chemistry
Education, Vol 1, No 2, hlm 37.
Sanjaya, W. (2013). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan Edisi Pertama Cetakan ke-10. Jakarta: Kencana.
Shaer, A. E., & Gaber. (2014). Impact of Problem Based Learning on Students
Critical Thinking Dispositions, Knowledge, Acquisition, and Retention.
Journal of Education and Practice, Vol. 5, No. 14, hlm 74.
Sockalingam, N., Rotgans, & Schmidt. (2011). Student and Tutor Perceptions on
Attributes of Effective Problems in Problem-based Learning. Journal of
Higher Education, Vol. 62, No 1, hlm 1.
Soedarto. (2013). Lingkungan dan Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto.
Sofyan, A., Feronika, & Milama. (2006). Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis
Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press.
Stanitski, C. L., Eubanks, Middlecamp, & Pienta. (2003). Chemistry in Context
Applying Chemistry to Society 4th Edition. New York: McGraw-Hill
Companies.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
83
Suharsaputra, U. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Sukardi, H. (2011). Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasional. Yogyakarta:
Bumi Aksara.
Sukmadinata, N. S. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan
Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Bumi Aksara.
Umami, R., & Jatmiko. (2013). Penerapan Pembelajaran Inkuiri dengan Pendekatan
SETS pada Fluida Statis untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Gedangan. Jurnal Inovasi Pendidikan
Fisika, Vol. 02, No. 03, hlm 61.
UNESCO. (1996). Learning: The Treasure Within. Paris: UNESCO Publishing.
Wahana Komputer, Tim Penelitian dan Pengembangan. (2003). Pengolahan Data
Statistik dengan SPSS 11.5 Penelitian dan Pengembangan Wahana
Komputer. Jakarta: Salemba Infotek.
Wasiso, S., & Hartono. (2013). Implementasi Model Problem Based Learning
Bervisi SETS untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah IPA
dan Kebencanaan Oleh Siswa. Journal of Innovative Science Education,
Vol. 2, No 1, hlm 67.
Widoyoko, E. P. (2015). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Wolfson, R. (2012). Energy, Environment, and Climate 2nd ed. New York: Norton
& Company Ltd.
Yoruk, N., Morgil, & Secken. (2010). The effect of science, technology, society,
environment (STSE) interactions on teaching chemistry. Journal of Natural
Science, Vol. 2, No. 12, hlm 1417-1418.
Zivkovic, S. (2016). A Model of Critical Thinking as an Important Attribute for
Success in the 21st Century. Procedia-Social and Behaviorial Science, Vol.
232, hlm 103.
Zo'bi, A. S. (2014). The Effect of Using Socio-Scientific Issues Approach in
Teaching Environmental Issues on Improving the Students Ability of
84
Making Appropiate Decisions Towards These Issues. Journal of
International Education Studies, Vol. 7, No 8, hlm 113.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
85
Lampiran 1
ANALISIS KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI IPA/1
Alokasi Waktu : 3 x 2 JP
Materi : Minyak Bumi
A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar (KD)
3.3 Mengidentifikasi reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak sempurna serta sifat zat hasil pembakaran (CO2, CO, partikulat karbon).
4.3 Menyusun gagasan cara mengatasi dampak pembakaran senyawa karbon terhadap lingkungan dan kesehatan.
86
Indikator
Pembelajaran Materi Kegiatan Pembelajaran
Tahapan
Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM)
Tahapan Pendekatan
Sains, Lingkungan,
Teknologi, Masyarakat
(SALINGTEMAS)
Indikator Berpikir
Kritis Siswa
Indikator Pengantar
3.3.1 Memahami
stimulus guru
mengenai reaksi
pembakaran
hidrokarbon yang
sempurna dan sifat
zat hasil
pembakaran (CO2
dan partikulat
karbon)
3.3.2 Memahami
stimulus guru
mengenai reaksi
pembakaran
hidrokarbon yang
tidak sempurna
dan sifat zat hasil
pembakaran (CO
dan partikulat
karbon)
Indikator Utama
3.3.3 Menganalisis
reaksi pembakaran
hidrokarbon yang
sempurna dan sifat
zat hasil
pembakaran (CO2
dan partikulat
karbon)
Reaksi Pembakaran
Hidrokarbon yang
sempurna dan sifat
zat hasil
pembakaran (CO2
dan partikulat
karbon)
Reaksi Pembakaran
Hidrokarbon yang
tidak sempurna dan
sifat zat hasil
pembakaran (CO
dan partikulat
karbon)
Siswa memahami video yang menampilkan gabungan
dari beberapa masalah yang terkait dengan
pembelajaran seperti pembakaran bensin pada
kendaraan bermotor, kebakaran hutan dan kabut asap,
asap pabrik, pengolahan minyak bumi dsb, agar siswa
terorientasi pada masalah atau isu aktual di masyarakat
yang disajikan oleh guru sehingga dapat memfokuskan
pertanyaan, menganalisis dan mengidentifikasi
kalimat-kalimat pertanyaan (argumen) mengenai
reaksi pembakaran sempurna dan tidak sempurna serta
sifat zat hasil pembakaran (CO, CO2, dan partikulat
karbon)
Orientasi Siswa
pada masalah
Invitasi (penyajian
isu atau masalah
aktual yang ada di
masyarakat)
Memfokuskan
Pertanyaan
Menganalisis
argumen
87
Indikator
Pembelajaran Materi Kegiatan Pembelajaran
Tahapan
Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM)
Tahapan Pendekatan
Sains, Lingkungan,
Teknologi, Masyarakat
(SALINGTEMAS)
Indikator Berpikir
Kritis Siswa
3.3.4 Menganalisis
reaksi pembakaran
hidrokarbon yang
tidak sempurna
dan sifat zat hasil
pembakaran (CO
dan partikulat
karbon)
Indikator Utama
4.3.1 Merancang
gagasan cara
mengatasi dampak
pembakaran
senyawa karbon
terhadap
lingkungan dan
kesehatan.
3.3.5 Menyimpulkan
reaksi pembakaran
hidrokarbon yang
sempurna dan sifat
zat hasil
pembakaran (CO2
dan partikulat
karbon)
3.3.6 Menyimpulkan
reaksi pembakaran
hidrokarbon yang
tidak sempurna
dan sifat zat hasil
pembakaran (CO
dan partikulat
karbon)
Dampak
Pembakaran
Senyawa Karbon
terhadap Lingkugan
dan Kesehatan
Reaksi Pembakaran
Hidrokarbon yang
sempurna dan sifat
zat hasil
pembakaran (CO2
dan partikulat
karbon)
Reaksi Pembakaran
Hidrokarbon yang
tidak sempurna dan
sifat zat hasil
pembakaran (CO
dan partikulat
karbon)
Siswa diorganisasi belajarnya secara berkelompok
oleh guru untuk mengeksplor masalah dan merancang
gagasan tentang cara mengatasi Dampak Pembakaran
Senyawa Karbon terhadap Lingkungan dan Kesehatan
(kabut asap, ISPA, efek rumah kaca) agar siswa dapat
bertanya dan menjawab pertanyaan, mengidentifikasi
asumsi, mendefiniskan istilah, serta
mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat
dari sumber yang terpercaya pada saat mencari
literatur.
Siswa dalam merancang solusi alternatif, siswa
diarahkan oleh guru untuk menyimpulkan reaksi
pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan gas
CO dan air sedangkan reaksi pembakaran sempurna
akan menghasilkan gas CO2 dan air. Di mana kedua
gas tersebut sebagai penyebab Global Warming, Efek
Rumah Kaca, dan ISPA.
Mengorganisasi
siswa untuk belajar
Eksplorasi
(memahami dan
mengeksplorasi
masalah yang
disajikan)
Mempertimbangkan
apakah sumber
dapat dipercaya
Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
Mendefinisikan
istilah dan
mempertimbangkan
suatu definisi
Mengidentifikasi
asumsi-asumsi
88
Indikator
Pembelajaran Materi Kegiatan Pembelajaran
Tahapan
Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM)
Tahapan Pendekatan
Sains, Lingkungan,
Teknologi, Masyarakat
(SALINGTEMAS)
Indikator Berpikir
Kritis Siswa
Indikator Utama
4.3.2 Membuat hasil
karya tentang cara
mengatasi dampak
pembakaran
senyawa karbon
terhadap
lingkungan dan
kesehatan
Dampak
Pembakaran
Senyawa Karbon
terhadap Lingkugan
dan Kesehatan
Siswa dibimbing guru untuk melakukan penyelidikan
secara kelompok untuk membuat poster tentang cara
mengatasi dampak pembakaran senyawa karbon
terhadap lingkungan dan kesehatan (kabut asap,
ISPA, efek rumah kaca), agar siswa dapat bersama-
sama berinteraksi dengan kelompoknya,
menggunakan bukti-bukti yang kuat (mengobservasi
dan mempertimbangkan hasil observasi),
mengonstruksi argumen (mengidentifikasi asumsi-
asumsi), mendefinisikan istilah, membuat
pertimbangan dan memutuskan tindakan berdasarkan
hasil diskusi (proses pembentukan konsep) yang
dilakukan
Membimbing
pengalaman
penyelidikan
individual atau
kelompok
Eksplanasi
(pembentukan
konsep)
Mengobservasi dan
mempertimbangkan
hasil observasi
Mengidentifikasi
asumsi-asumsi
Mendefinisikan
istilah dan
mempertimbangkan
suatu definisi
Memutuskan suatu
tindakan
Membuat dan
menentukan hasil
pertimbangan
Berinteraksi dengan
orang lain
Indikator Utama
4.3.3 Menyajikan hasil
karya tentang cara
mengatasi dampak
pembakaran
senyawa karbon
terhadap
lingkungan dan
kesehatan
Dampak
Pembakaran
Senyawa Karbon
terhadap Lingkugan
dan Kesehatan
Siswa dipersilahkan oleh guru untuk
mengembangkan dan menyajikan hasil karya berupa
poster tentang cara mengatasi dampak pembakaran
senyawa karbon terhadap lingkungan dan kesehatan
(kabut asap, ISPA, efek rumah kaca, sehingga siswa
dapat menerapkan konsep pengetahuan yang
didapatkan dalam proses eksplanasi agar siswa dapat
membuat argumen dan berinteraksi dengan kelompok
lain, serta menafsirkan pernyataan (membuat deduksi
dan mempertimbangkan hasil deduksi).
Mengembangkan
dan Menyajikan
hasil karya
Aplikasi
(menerapkan
konsep yang telah
dipelajari atau
ditemukan dalam
bentuk kinerja)
Membuat deduksi
dan mem-
pertimbangkan hasil
deduksi
Berinteraksi dengan
orang lain
Indikator Utama
4.3.4 Menyimpulkan
dampak
pembakaran
senyawa karbon
Dampak
Pembakaran
Senyawa Karbon
terhadap Lingkugan
dan Kesehatan
Siswa dievaluasi pemahamannya dan proses
pemecahan masalah dengan melakukan tanya jawab
di kelas agar siswa dapat menyimpulkan tentang apa
yang didapatkan setelah mempelajari dampak
pembakaran senyawa karbon terhadap lingkungan
Analisis dan
Evaluasi proses
pemecahan masalah
Penilaian
(mengevaluasi
pemahaman siswa
terkait tema
Membuat induksi
dan
mempertimbangkan
hasil induksi
89
Indikator
Pembelajaran Materi Kegiatan Pembelajaran
Tahapan
Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM)
Tahapan Pendekatan
Sains, Lingkungan,
Teknologi, Masyarakat
(SALINGTEMAS)
Indikator Berpikir
Kritis Siswa
terhadap
lingkungan dan
kesehatan
dan kesehatan agar siswa dapat bertanya dan
menjawab pertanyaan, serta menyampaikan
kesimpulan (membuat induksi dan
mempertimbangkan induksi), selain itu guru juga
melakukan penilaian kepada siswa dengan
mengerjakan soal tes tertulis untuk mengukur
kemampuan berpikir kritisnya.
pembelajaran yang
disampaikan)
Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
Catatan: indikator berpikir kritis yang diukur dapat mengalami proses berulang di setiap tahapan pembelajaran menggunakan model Pembelajaran
Berbasis Masalah berpendekatan SALINGTEMAS
90
90
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah : SMA Negeri 4 Tangerang Selatan.
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Minyak Bumi
Sub Materi : Dampak Pembakaran Hidrokarbon dan Cara Mengatasinya
Alokasi Waktu : (Pertemuan ke-1 x 2 JP)
A. Kompetensi Inti
KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan
metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Mengidentifikasi reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak sempurna serta
sifat zat hasil pembakaran (CO2, CO, dan partikulat karbon).
3.3.1 Memahami reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak sempurna serta
sifat zat hasil pembakaran (CO2, CO, dan partikulat karbon).
3.3.2 Menganalisis reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan dan tidak sempurna
serta sifat zat hasil pembakaran (CO2, CO, dan partikulat karbon).
4.3 Menyusun gagasan cara mengatasi dampak pembakaran senyawa karbon terhadap lingkungan
dan kesehatan.
4.3.1 Mengajukan gagasan tentang cara mengatasi dampak pembakaran senyawa karbon
terhadap lingkungan dan kesehatan.
91
91
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu memahami reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak sempurna
serta sifat zat hasil pembakaran (CO2, CO, partikulat karbon).
2. Siswa mampu menganalisis reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak
sempurna serta sifat zat hasil pembakaran (CO2, CO, partikulat karbon).
3. Siswa mampu mengajukan gagasan tentang cara mengatasi dampak pembakaran senyawa
karbon terhadap lingkungan dan kesehatan.
D. Materi Pembelajaran
(Terlampir)
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Salingtemas
Metode : Diskusi dan Tanya Jawab
Model : Pembelajaran Berbasis Masalah
F. Media, Alat, Bahan dan Sumber belajar
1. Media
Bahan Tayang (slide powerpoint)
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Video pembelajaran
2. Alat/Bahan
Laptop
LCD proyektor
Papan tulis
Spidol
3. Sumber Belajar
Rufaida, Margono & Yustiana. (2017). Kimia Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu
Alam. Klaten: Intan Pariwara.
Tim Masmedia Buana Pustaka. (2016). KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI. Sidoarjo: PT.
Masmedia Buana Pustaka.
Rahardjo, Sentot Budi. (2017). Kimia Berbasis Eksperimen 2 untuk Kelas XI SMA dan
MA Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Solo: PT. Tiga Serangkai
92
92
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Ke-1 (1 x 2JP)
Tahapan PBM
Berpendekatan
SALINGTEMAS
Deskripsi Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran Indikator
Berpikir Kritis Waktu
Guru Siswa
Kegiatan Pendahuluan
-
Orientasi
- Guru mengucapkan salam
untuk membuka kegiatan, dan
berdo’a
- Guru mempersilahkan siswa
duduk pada kelompoknya
masing-masing
Orientasi
- Siswa menjawab salam dan
berdo’a
- Siswa duduk sesuai dengan
kelompoknya
-
10
menit
-
Apersepsi
- Guru mengingatkan kembali
(apersepsi) tentang fraksi-
fraksi minyak bumi beserta
kegunaanya
Apersepsi
- Siswa merespon apersepsi
yang diberikan oleh guru -
-
Motivasi
- Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
- Guru memberikan motivasi
dan manfaat mempelajari
reaksi pembakaran sempurna
dan tidak sempurna, dampak
terhadap lingkungan dan
kesehatan, serta cara
mengatasinya
Motivasi
- Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
- Siswa termotivasi untuk
belajar reaksi pembakaran
sempurna dan tidak
sempurna, dampak terhadap
lingkungan dan kesehatan,
dan cara mengatasinya
-
-
Pemberian Acuan
- Guru menjelaskan mekanisme
pembelajaran hari ini
menggunakan metode diskusi
dan tanya jawab
Pemberian Acuan
- Siswa menyimak mekanisme
pembelajaran yang akan
dilakukan
-
Kegiatan Inti
Orientasi Siswa
pada
Masalah/Invitasi
- Guru mengorientasi siswa
pada masalah dengan
memberikan video
pembelajaran yang
menampilkan isu-isu aktual di
masyarakat seperti
pembakaran bensin pada
kendaraan bermotor,
kebakaran hutan dan kabut
asap, asap pabrik, dan
pembakaran limbah rumah
tangga dsb.
- Guru mengarahkan siswa
untuk memperhatikan zat-zat
- Siswa mengamati video
yang ditampilkan oleh guru
agar dapat menganalisis
argumen dan memfokuskan
pertanyaan.
- Siswa memperhatikan
dengan seksama zat-zat
pencemar yang dihasilkan
dari pembakaran bahan
bakar fosil berdasarkan
video yang disajikan.
- Menganalisis
argumen
- Memfokuskan
pertanyaan
15
menit
93
93
Tahapan PBM
Berpendekatan
SALINGTEMAS
Deskripsi Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran Indikator
Berpikir Kritis Waktu
Guru Siswa
pencemar yang dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar fosil
berdasarkan video yang
disajikan.
Kegiatan Inti
Mengorganisasi
siswa untuk
belajar/
Eksplorasi
Sains
- Guru mengorganisasi siswa
secara berkelompok dengan
memberikan LKS berbasis
masalah mengenai dampak
pembakaran senyawa karbon
terhadap lingkungan dan
kesehatan (ISPA dan efek
rumah kaca)
- Guru mempersilahkan siswa
untuk berdiskusi dan
mengeksplor masalah dampak
pembakaran senyawa karbon
bagi lingkungan dan
kesehatan.
- Guru mengajukan pertanyaan
apa saja zat-zat pencemar
udara yang yang ditemukan
siswa pada tayangan video
sebelumnya (CO, CO2,
partikulat karbon).
- Guru menggali pemahaman
siswa tentang pembuatan
persamaan reaksi. Kemudian
siswa diberi contoh persamaan
reaksi yang menghasilkan zat
pencemar yang ditemukan
oleh siswa melalui video (CO
dan CO2).
- Guru mengajukan pertanyaan
kepada siswa perbedaan kedua
reaksi tersebut dilihat dari
jumlah oksigen yang
diperlukan dengan produk
reaksi yang dihasilkan.
Sains
- Siswa mendiskusikan
masalah yang disajikan oleh
guru di dalam LKS agar
dapat berinteraksi dengan
kelompoknya.
- Siswa menjawab pertanyaan
guru tentang zat-zat
pencemar udara yang siswa
temukan pada tayangan
video agar dapat
mempertimbangkan
kredibilitas sumber.
- Siswa merespon pertanyaan
guru tentang cara
pembuatan persamaan reaksi
terdiri atas reaktan dan
produk agar dapat
mengidentifikasi asumsi-
asumsi.
- Siswa menyebutkan
perbedaan reaksi
berdasarkan jumlah oksigen
yang diperlukan dengan
produk reaksi yang
dihasilkan agar dapat
mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan suatu
definisi tentang reaksi
pembakaran sempurna dan
tidak sempurna.
- Berinteraksi
dengan orang
lain
- Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
- Mem-
pertimbangkan
kredibilitas
sumber
- Meng-
identifikasi
asumsi-asumsi
- Men-
definisikan
istilah dan
mem-
pertimbangkan
suatu definisi
20
menit
Membimbing
pengalaman
penyelidikan
individual atau
kelompok/
Eksplanasi
Lingkungan
- Guru mengajukan pertanyaan
mengenai dampak lingkungan
bertambahnya gas CO dan
partikulat karbon dari hasil
pembakaran tidak sempurna
Lingkungan
- Siswa merespon pertanyaan
guru mengenai dampak CO
terhadap lingkungan adalah
munculnya partikulat
karbon/kabut asap dan
- Meng-
identifikasi
asumsi-asumsi
10
menit
94
94
Tahapan PBM
Berpendekatan
SALINGTEMAS
Deskripsi Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran Indikator
Berpikir Kritis Waktu
Guru Siswa
dan bertambahnya gas CO2
dari hasil pembakaran
sempurna berdasarkan
tayangan video.
- Guru membimbing siswa
secara berkelompok untuk
mengumpulkan informasi yang
berkaitan dengan dampak
pembakaran senyawa karbon
terhadap lingkungan yaitu efek
rumah kaca (sumber
pencemaran, dampak, dan cara
mengatasinya).
- Guru mengarahkan siswa
untuk menemukan solusi
alternatif untuk mengatasi
dampak efek rumah kaca bagi
lingkungan agar dapat
menyusun poster sesuai tema
kelompoknya.
dampak CO2 terhadap
lingkungan adalah efek
rumah kaca agar dapat
mengidentifikasi asumsi-
asumsi.
- Siswa mencari dan
mengumpulkan informasi
untuk mengatasi masalah
efek rumah kaca agar dapat
mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil
observasi serta membuat
deduksi dan induksi.
- Siswa mengajukan gagasan
pada poster yang dibuatnya
untuk mengatasi dampak
efek rumah kaca bagi
lingkungan agar dapat
memutuskan tindakan dan
menentukan hasil
pertimbangan.
- Mengobservasi
dan mem-
pertimbangkan
hasil observasi
- Membuat
deduksi dan
mem-
pertimbangkan
deduksi
- Membuat
induksi dan
mem-
pertimbangkan
hasil induksi
- Memutuskan
suatu tindakan
- Membuat dan
menentukan
hasil
pertimbangan
Membimbing
pengalaman
penyelidikan
individual atau
kelompok/
Eksplanasi
Teknologi
- Guru membimbing siswa
untuk mengumpulkan
informasi yang berkaitan
dengan dampak positif dan
negatif dari penggunaan
teknologi minyak bumi dalam
kehidupan sehari-hari.
- Guru memperkenalkan
pemanfaatan teknologi untuk
mengatasi dampak negatif dari
pembakaran senyawa karbon
pada bensin (konverter
katalitik).
Teknologi
- Siswa mencari dan
mengumpulkan informasi
tentang dampak positif dan
negatif dari teknologi minyak
bumi dalam kehidupan
sehari-hari agar dapat
mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil
observasi serta membuat
deduksi dan induksi.
- Siswa menemukan salah satu
solusi alternatif untuk
mengatasi dampak
pembakaran senyawa karbon
dengan menggunakan
teknologi (konverter
katalitik) agar dapat
memutuskan suatu tindakan
dan menentukan hasil
pertimbangan.
- Mengobservasi
dan mem-
pertimbangkan
hasil observasi
- Membuat
deduksi dan
mem-
pertimbangkan
deduksi
- Membuat
induksi dan
mem-
pertimbangkan
hasil induksi
- Memutuskan
suatu tindakan
- Membuat dan
menentukan
hasil
pertimbangan
10
menit
Membimbing
pengalaman
penyelidikan
individual atau
kelompok/
Eksplanasi
Masyarakat
- Guru mengajukan pertanyaan
mengenai dampak
bertambahnya gas CO dan
partikulat karbon dari hasil
pembakaran tidak sempurna
Masyarakat
- Siswa merespon pertanyaan
guru mengenai dampak CO
dan CO2 terhadap kesehatan
adalah munculnya penyakit
saluran pernapasan seperti
- Membuat
deduksi dan
mem-
pertimbangkan
deduksi
- Membuat
induksi dan
10
menit
95
95
Tahapan PBM
Berpendekatan
SALINGTEMAS
Deskripsi Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran Indikator
Berpikir Kritis Waktu
Guru Siswa
dan bertambahnya gas CO2
dari hasil pembakaran
sempurna terhadap kesehatan
manusia berdasarkan tayangan
video
- Guru membimbing siswa
untuk mengumpulkan
informasi yang berkaitan
dengan dampak pembakaran
senyawa karbon terhadap
kesehatan yaitu penyakit ISPA
akibat partikulat karbon
(sumber pencemaran, dampak,
dan cara mengatasinya).
- Guru mengarahkan siswa
untuk menemukan solusi
alternatif untuk mengatasi
dampak penyakit ISPA bagi
kesehatan agar dapat
menyusun poster sesuai tema
kelompoknya.
ISPA agar siswa dapat
membuat induksi dan
mempertimbangkan hasil
induksi.
- Siswa mencari dan
mengumpulkan informasi
untuk mengatasi masalah
penyakit ISPA akibat
partikulat karbon agar dapat
membuat deduksi dan
induksi.
- Siswa mengajukan gagasan
pada poster yang dibuatnya
untuk mengatasi dampak
penyakit ISPA bagi
kesehatan agar dapat
memutuskan tindakan dan
menentukan hasil
pertimbangan.
mem-
pertimbangkan
hasil induksi
- Memutuskan
suatu tindakan
- Membuat dan
menentukan
hasil
pertimbangan
Kegiatan Penutup
-
- Guru bersama siswa
melakukan refleksi, dan
mereview kembali proses
pembelajaran yang telah
berlangsung
- Guru mengingatkan kepada
siswa untuk melanjutkan
pembuatan poster di luar kelas
- Guru mengajak siswa untuk
melakukan do’a bersama
sebelum mengakhiri
pembelajaran hari ini
- Siswa melakukan refleksi,
dan mereview kembali proses
pembelajaran.
- Siswa melanjutkan
pembuatan poster secara
kelompok di luar kelas.
- Siswa berdo’a untuk
mengakhiri pembelajaran
hari ini.
- 15
menit
96
96
H. Penilaian Hasil Belajar
1. Jenis/teknis penilaian
Penilaian dilakukan melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses
dilakukan melalui observasi kerja kelompok dan kerja individu, presentasi, dan laporan
tertulis. Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis.
2. Bentuk Instrumen dan Instrumen
Instrumen penilaian tes berpikir kritis dengan fokus penilaian pada 12 indikator berpikir
kritis: memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas
sumber, mengobservasi dan memperti bangkan hasil observasi, mengidentifikasi asumsi-
asumsi, bertanya dan menjawab pertanyaan, menginduksi dan mempertimbangkan hasil
deduksi, mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi, membuat dan
menentukan hasil pertimbangan, membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi,
membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, menentukan suatu tindakan, dan
berinteraksi dengan orang lain.
Contoh bentuk instrumen terlampir
3. Pedoman penskoran
Pedoman penskoran terlampir.
Tangerang Selatan, 27 November 2017
Mengetahui,
Guru Kimia SMAN 4 Tangerang Selatan Peneliti
Nurtohidah, S.Pd Wulan Sari
NIP. 196501121995022001 NIM. 1113016200003
97
97
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah : SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Minyak Bumi
Sub Materi : Dampak Pembakaran Hidrokarbon dan Cara Mengatasinya
Alokasi Waktu : (Pertemuan ke-2 x 2 JP)
A. Kompetensi Inti
KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan
metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Mengidentifikasi reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak sempurna serta sifat
zat hasil pembakaran (CO2, CO, partikulat karbon).
3.3.3 Menyimpulkan reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan sifat zat hasil
pembakaran (CO, CO2 dan partikulat karbon).
4.3 Menyusun gagasan cara mengatasi dampak pembakaran senyawa karbon terhadap lingkungan
dan kesehatan.
4.3.1 Mengajukan gagasan cara mengatasi dampak pembakaran senyawa karbon terhadap
lingkungan dan kesehatan.
4.3.2 Membuat hasil karya tentang cara mengatasi dampak pembakaran senyawa karbon
terhadap lingkungan dan kesehatan.
4.3.3 Menyajikan hasil karya tentang cara mengatasi dampak pembakaran senyawa karbon
terhadap lingkungan dan kesehatan.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menyimpulkan reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak
sempurna serta sifat zat hasil pembakaran (CO2, CO, partikulat karbon).
2. Siswa mampu mengajukan gagasan tentang cara mengatasi dampak pembakaran senyawa
karbon terhadap lingkungan dan kesehatan.
98
98
3. Siswa mampu membuat hasil karya tentang cara mengatasi dampak pembakaran senyawa
karbon terhadap lingkungan dan kesehatan.
4. Siswa mampu menyajikan hasil karya tentang cara mengatasi dampak pembakaran senyawa
karbon terhadap lingkungan dan kesehatan.
D. Materi Pembelajaran
(terlampir)
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Salingtemas
Metode : Diskusi dan Tanya Jawab
Model : Pembelajaran Berbasis Masalah
F. Media, Alat, Bahan dan Sumber belajar
1. Media
Bahan Tayang (slide powerpoint)
2. Alat/Bahan
Laptop
LCD proyektor
Papan tulis
Spidol
3. Sumber Belajar
Rufaida, Margono & Yustiana. (2017). Kimia Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu
Alam. Klaten: Intan Pariwara.
Tim Masmedia Buana Pustaka. (2016). KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI. Sidoarjo: PT.
Masmedia Buana Pustaka.
Rahardjo, Sentot Budi. (2017). Kimia Berbasis Eksperimen 2 untuk Kelas XI SMA dan MA
Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Solo: PT. Tiga Serangkai.
99
99
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Ke-2 (2 x 2JP)
Tahapan PBM
Berendekatan
SALINGTEMAS
Deskripsi Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran Indikator
Berpikir Kritis Waktu
Guru Siswa
Kegiatan Pendahuluan
-
Orientasi
- Guru mengucapkan salam
untuk membuka kegiatan,
dan berdo’a
- Guru mempersilahkan siswa
duduk pada kelompoknya
masing-masing
Orientasi
- Siswa menjawab salam dan
berdo’a
- Siswa duduk sesuai dengan
kelompoknya
-
15
menit
-
Apersepsi
- Guru mengingatkan kembali
(apersepsi) tentang reaksi
pembakaran sempurna dan
tidak sempurna senyawa
karbon.
Apersepsi
- Siswa merespon apersepsi
yang diberikan oleh guru -
-
Motivasi
- Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
- Guru memberikan motivasi
dan manfaat mempelajari
pembakaran dampak
pembakaran senyawa karbon
terhadap lingkungan dan
kesehatan seperti pemanasan
global, efek rumah kaca, dan
penyakit ISPA.
Motivasi
- Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
- Siswa termotivasi untuk
dampak pembakaran
senyawa karbon terhadap
lingkungan dan kesehatan
-
-
Pemberian Acuan
- Guru menjelaskan
mekanisme pembelajaran
hari ini menggunakan
metode tanya jawab dan
diskusi.
Pemberian Acuan
- Siswa menyimak mekanisme
pembelajaran yang akan
dilakukan oleh guru.
-
Kegiatan Inti
Membimbing
pengalaman
penyelidikan
individual atau
kelompok/
Eksplanasi
- Guru membimbing
penyelidikan dengan
memberikan kesempatan
pada siswa untuk
mengajukan pertanyaan
tentang kesulitan saat
pembuatan poster
- Guru mencari tahu sejauh
mana pengetahuan siswa
tentang dampak positif dari
pengolahan minyak bumi
(menghasilkan bahan bakar
bensin, diesel, lilin, aspal,
- Siswa merespon pertanyaan
guru tentang kesulitan saat
pembuatan poster.
- Siswa menjawab pertanyaan
yang disampaikan oleh guru
tentang dampak positif dari
produk minyak bumi agar
dapat membuat induksi dan
mempertimbangkan hasil
induksi.
- Siswa menjawab pertanyaan
yang disampaikan oleh guru
tentang dampak negatif dari
pembakaran produk
- Membuat
induksi dan
mem-
pertimbangkan
hasil induksi
- Memutuskan
suatu tindakan
- Membuat dan
menentukan
pertimbangan
10
menit
100
100
Tahapan PBM
Berendekatan
SALINGTEMAS
Deskripsi Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran Indikator
Berpikir Kritis Waktu
Guru Siswa
yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup
manusia)
- Guru mencari tahu sejauh
mana pengetahuan siswa
tentang dampak negatif dari
pembakaran produk
pengolahan minyak bumi
seperti bensin dan batubara.
pengolahan minyak bumi
seperti bensin dan batubara
agar siswa dapat
menentukan pertimbangan
dan memutuskan suatu
tindakan.
Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya/
Aplikasi
- Guru mempersilahkan siswa
untuk menerapkan konsep
pengetahuan yang sudah
dibentuk pada tahap
eksplanasi/ pembentukan
konsep dalam
mempresentasikan dan
menyajikan hasil karya
berupa poster yang bervisi
Science, Environment,
Technology, dan Society.
- Guru memperhatikan hasil
kegiatan seluruh kelompok,
dan memfasilitasi siswa agar
mereka dapat
mengkonstruksi konsep
ilmiah yang menjadi target
pembelajaran.
Sains
- Satu orang perwakilan
kelompok mem-
presentasikan poster buatan
kelompoknya yang
mencakup definisi reaksi
pembakaran sempurna dan
tidak sempurna, contoh
reaksinya, dan sumbernya
agar siswa dapat berinteraksi
dengan kelompok dan
menggunakan argumennya.
Lingkungan
- Kemudian siswa mem-
presentasikan dampak dari
pembakaran hidrokarbon
sempurna dan tidak
sempurna bagi lingkungan
yaitu efek rumah kaca dan
kabut asap yang berasal dari
partikulat karbon. Dan siswa
mengajukan gagasan untuk
mengatasi dampaknya agar
dapat membuat deduksi dan
induksi berdasarkan poster
yang dipresentasikan.
- Membuat
deduksi dan
mem-
pertimbangkan
hasil deduksi
- Membuat
induksi dan
mem-
pertimbangkan
hasil induksi
- Berinteraksi
dengan orang
lain
55
menit
Teknologi
- Selanjutnya, siswa
menjelaskan bahwa dampak
pembakaran hidrokarbon
berasal dari pemanfaatan
teknologi minyak bumi.
Seperti penggunaan
kendaraan bermotor dan
penggunaan batubara sebagai
energi. Selain itu, siswa
menjelaskan beberapa
pemanfaatan teknologi untuk
mengatasi dampak
101
101
Tahapan PBM
Berendekatan
SALINGTEMAS
Deskripsi Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran Indikator
Berpikir Kritis Waktu
Guru Siswa
- Guru menginstruksikan pada
siswa untuk bertanya,
menanggapi, dan
menambahkan penjelasan
pada poster yang sedang di
presentasikan.
pembakaran hidrokarbon
(konverter katalitik) agar
siswa dapat membuat
deduksi dan induksi
berdasarkan poster yang di
presentasikan.
Masyarakat
- Siswa mempresentasikan
bahwa pembakaran
hidrokarbon juga dapat
berdampak pada kesehatan
manusia, yaitu munculnya
penyakit pernapasan seperti
ISPA, iritasi mata, dan
penyakit lainnya. Kemudian
siswa mengajukan gagasan
untuk mengatasinya agar
sisiwa dapat membuat
deduksi dan induksi
berdasarkan poster yang di
presentasikan.
- Masing-masing perwakilan
kelompok siswa mengajukan
pertanyaan, menanggapi, dan
menambahkan penjelasan
pada poster yang sedang di
presentasikan agar siswa
dapat menggunakan
argumennya untuk
berinteraksi dengan kelompok
lain.
Kegiatan Penutup
-
- Guru bersama siswa
melakukan refleksi, dan
mereview kembali proses
pembelajaran yang telah
berlangsung.
- Guru mengingatkan kepada
siswa untuk latihan soal
dirumah untuk
mempersiapkan diri untuk tes
di pertemuan berikutnya.
- Guru mengajak siswa untuk
melakukan do’a bersama
sebelum mengakhiri
pembelajaran hari ini.
- Siswa melakukan refleksi,
dan mereview kembali proses
pembelajaran.
- Siswa mencatat latihan soal
yang diberikan oleh guru.
- Siswa berdo’a untuk
mengakhiri pembelajaran hari
ini. -
10
menit
102
102
H. Penilaian Hasil Belajar
1. Jenis/teknis penilaian
Penilaian dilakukan melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses
dilakukan melalui observasi kerja kelompok dan kerja individu, presentasi, dan laporan
tertulis. Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis.
2. Bentuk Instrumen dan Instrumen
Instrumen penilaian tes berpikir kritis dengan fokus penilaian pada 12 indikator berpikir
kritis: memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas
sumber, mengobservasi dan memperti bangkan hasil observasi, mengidentifikasi asumsi-
asumsi, bertanya dan menjawab pertanyaan, menginduksi dan mempertimbangkan hasil
deduksi, mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi, membuat dan
menentukan hasil pertimbangan, membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi,
membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, menentukan suatu tindakan, dan
berinteraksi dengan orang lain.
Contoh bentuk instrumen terlampir
3. Pedoman penskoran
Pedoman penskoran terlampir.
Tangerang Selatan, 28 November 2017
Mengetahui,
Guru Kimia SMAN 4 Tangerang Selatan Peneliti
Nurtohidah, S.Pd Wulan Sari
NIP. 196501121995022001 NIM.1113016200003
103
103
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah : SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Minyak Bumi
Sub Materi : Dampak Pembakaran Hidrokarbon dan Cara Mengatasinya
Alokasi Waktu : (Pertemuan ke-3 x 2 JP)
A. Kompetensi Inti
KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan
metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Mengidentifikasi reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak sempurna serta sifat
zat hasil pembakaran (CO2, CO, partikulat karbon).
3.3.3 Menyimpulkan reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan sifat zat hasil
pembakaran (CO2 dan partikulat karbon).
4.3 Menyusun gagasan cara mengatasi dampak pembakaran senyawa karbon terhadap lingkungan
dan kesehatan.
4.3.1 Mengajukan gagasan cara mengatasi dampak pembakaran senyawa karbon terhadap
lingkungan dan kesehatan.
4.3.3 Menyimpulkan dampak pembakaran senyawa karbon terhadap lingkungan dan
kesehatan.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menyimpulkan reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak
sempurna serta sifat zat hasil pembakaran (CO2, CO, partikulat karbon).
2. Siswa mampu mengajukan gagasan tentang cara mengatasi dampak pembakaran senyawa
karbon terhadap lingkungan dan kesehatan.
104
104
3. Siswa mampu menyimpulkan dampak pembakaran senyawa karbon terhadap lingkungan dan
kesehatan.
D. Materi Pembelajaran
(terlampir)
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Salingtemas (Science, Environment, Technology, Society)
Metode : Diskusi dan Tanya Jawab
Model : Problem Based Learning
F. Media, Alat, Bahan dan Sumber belajar
1. Media
Bahan Tayang (slide powerpoint)
2. Alat/Bahan
Laptop
LCD proyektor
Papan tulis
Spidol
3. Sumber Belajar
Rufaida, Margono & Yustiana. (2017). Kimia Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam.
Klaten: Intan Pariwara.
Tim Masmedia Buana Pustaka. (2016). KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI. Sidoarjo: PT.
Masmedia Buana Pustaka.
Rahardjo, Sentot Budi, (2017). Kimia Berbasis Eksperimen 2 untuk Kelas XI SMA dan MA
Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Solo: PT. Tiga Serangkai.
105
105
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Ke-3 (3 x 2JP)
Tahapan PBM
Berpendekatan
SALINGTEMAS
Deskripsi Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran Indikator
Berpikir Kritis Waktu
Guru Siswa
Kegiatan Pendahuluan
-
Orientasi
- Guru mengucapkan salam
untuk membuka kegiatan,
dan berdo’a
- Guru mempersilahkan
siswa duduk pada
kelompoknya masing-
masing
Orientasi
- Siswa menjawab salam dan
berdo’a
- Siswa duduk sesuai dengan
kelompoknya
-
10
menit
-
Apersepsi
- Guru mengingatkan
kembali (apersepsi) tentang
Dampak Pembakaran
Senyawa Karbon bagi
Lingkungan dan
Kesehatan.
Apersepsi
- Siswa merespon apersepsi
yang diberikan oleh guru
-
-
Motivasi
- Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang
akan dicapai
- Guru memberikan motivasi
dan manfaat mempelajari
cara untuk mengatasi
dampak pembakaran
senyawa karbon terhadap
lingkungan dan kesehatan
seperti pemanasan global,
efek rumah kaca, dan
penyakit ISPA.
Motivasi
- Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
- Siswa termotivasi untuk
mempelajari cara mengatasi
dampak pembakaran
senyawa karbon terhadap
lingkungan dan kesehatan
-
-
Pemberian Acuan
- Guru menjelaskan
mekanisme pembelajaran
hari ini menggunakan
metode ceramah dan
diskusi
Pemberian Acuan
- Siswa menyimak mekanisme
pembelajaran yang akan
dilakukan
-
Kegiatan Inti
Analisis dan
Evaluasi
Pemecahan
Masalah
- Guru mengadakan sesi
tanya jawab pada siswa
mengenai materi yang
telah diajarkan.
- Guru menginstruksikan
kepada siswa untuk
mengerjakan soal untuk
mengukur keterampilan
berpikir kritisnya.
- Siswa bertanya terkait
materi yang belum
dipahaminya dan menjawab
pertanyaan yang
disampaikan oleh guru.
- Siswa mengerjakan soal
yang diberikan oleh guru.
- Siswa membuat dan
menyampaikan kesimpulan
(membuat induksi) yang
didapatkan dari kegiatan
- Membuat
induksi dan
mem-
pertimbangkan
hasil induksi
- Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
70
menit
106
106
Tahapan PBM
Berpendekatan
SALINGTEMAS
Deskripsi Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran Indikator
Berpikir Kritis Waktu
Guru Siswa
- Guru menganalisis
pemahaman siswa dengan
meminta salah satu siswa
untuk menyimpulkan
pembelajaran hari ini
pembelajaran, agar siswa
dapat membuat induksi dan
mempertimbangkan hasil
induksi.
-
Kegiatan Penutup
-
- Guru bersama siswa
melakukan refleksi, dan
mereview kembali proses
pembelajaran yang telah
berlangsung
- Guru mengajak siswa untuk
melakukan do’a bersama
sebelum mengakhiri
pembelajaran hari ini
- Siswa melakukan refleksi,
dan mereview kembali proses
pembelajaran
- Siswa berdo’a untuk
mengakhiri pembelajaran
hari ini
- 10
menit
107
107
H. Penilaian Hasil Belajar
1. Jenis/teknis penilaian
Penilaian dilakukan melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses
dilakukan melalui observasi kerja kelompok dan kerja individu, presentasi, dan laporan
tertulis. Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis.
2. Bentuk Instrumen dan Instrumen
Instrumen penilaian tes berpikir kritis dengan fokus penilaian pada 12 indikator berpikir
kritis: memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas
sumber, mengobservasi dan memperti bangkan hasil observasi, mengidentifikasi asumsi-
asumsi, bertanya dan menjawab pertanyaan, menginduksi dan mempertimbangkan hasil
deduksi, mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi, membuat dan
menentukan hasil pertimbangan, membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi,
membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, menentukan suatu tindakan, dan
berinteraksi dengan orang lain.
Contoh bentuk instrumen terlampir
3. Pedoman penskoran
Pedoman penskoran terlampir.
Tangerang Selatan, 11 Desember 2017
Mengetahui,
Guru Kimia SMAN 4 Tangerang Selatan Peneliti
Nurtohidah, S.Pd Wulan Sari
NIP. 196501121995022001 NIM. 1113016200003
108
108
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS KONTROL)
Sekolah : SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Minyak Bumi
Sub Materi : Dampak Pembakaran Hidrokarbon dan Cara Mengatasinya
Alokasi Waktu : (Pertemuan ke-1 x 2 JP)
A. Kompetensi Inti
KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan
metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Mengidentifikasi reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak sempurna serta
sifat zat hasil pembakaran (CO2, CO, dan partikulat karbon).
3.3.1 Memahami reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak sempurna serta
sifat zat hasil pembakaran (CO2, CO, dan partikulat karbon).
3.3.2 Menganalisis reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan dan tidak sempurna
serta sifat zat hasil pembakaran (CO2, CO, dan partikulat karbon).
4.3 Menyusun gagasan cara mengatasi dampak pembakaran senyawa karbon terhadap lingkungan
dan kesehatan.
4.3.1 Mengajukan gagasan tentang cara mengatasi dampak pembakaran senyawa karbon
terhadap lingkungan dan kesehatan.
109
109
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu memahami reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak sempurna
serta sifat zat hasil pembakaran (CO2, CO, partikulat karbon).
2. Siswa mampu menganalisis reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak
sempurna serta sifat zat hasil pembakaran (CO2, CO, partikulat karbon).
3. Siswa mampu mengajukan gagasan tentang cara mengatasi dampak pembakaran senyawa
karbon terhadap lingkungan dan kesehatan.
D. Materi Pembelajaran
(Terlampir)
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific (Saintifik)
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
Model : Pembelajaran Konvensional
F. Media, Alat, Bahan dan Sumber belajar
1. Media
Bahan Tayang (slide powerpoint)
Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Alat/Bahan
Laptop
LCD proyektor
Papan tulis
Spidol
3. Sumber Belajar
Rufaida, Margono & Yustiana. (2017). Kimia Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu
Alam SMA/MA Kelas XI Semester 1. Klaten: Intan Pariwara.
Tim Masmedia Buana Pustaka. (2016). KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI. Sidoarjo: PT.
Masmedia Buana Pustaka.
Rahardjo, Sentot Budi. (2017). Kimia Berbasis Eksperimen 2 untuk Kelas XI SMA dan
MA Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam.
110
110
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Ke-1 (1 x 2JP)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran
Waktu
Guru Siswa
Pendahuluan
Orientasi
- Guru mengucapkan salam untuk
membuka kegiatan, dan berdo’a
- Guru mempersilahkan siswa duduk
pada kelompoknya masing-masing
Orientasi
- Siswa menjawab salam dan
berdo’a
- Siswa duduk sesuai dengan
kelompoknya
10 menit
Apersepsi
- Guru mengingatkan kembali
(apersepsi) tentang fraksi-fraksi
minyak bumi beserta kegunaanya
Apersepsi
- Siswa merespon apersepsi yang
diberikan oleh guru
Motivasi
- Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
- Guru memberikan motivasi dan
manfaat mempelajari reaksi
pembakaran sempurna dan tidak
sempurna, dampak terhadap
lingkungan dan kesehatan, serta
cara mengatasinya
Motivasi
- Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
- Siswa termotivasi untuk belajar
reaksi pembakaran sempurna
dan tidak sempurna, dampak
terhadap lingkungan dan
kesehatan, dan cara
mengatasinya
Pemberian Acuan
- Guru menjelaskan mekanisme
pembelajaran hari ini
menggunakan metode ceramah dan
diskusi
Pemberian Acuan
- Siswa menyimak mekanisme
pembelajaran yang akan
dilakukan
Inti
Mengamati
- Guru menampilkan tabel komposisi
udara bersih.
- Guru menampilkan gambar-
gambar aktivitas pembakaran
(pembakaran bensin, hutan,
batubara, sampah) yang dapat
mencemari lingkungan.
Mengamati
- Siswa mengamati dengan
seksama tabel yang ditampilkan
oleh guru.
- Siswa mengamati gambar
gambar-gambar aktivitas
pembakaran yang dapat
mencemari lingkungan.
10 menit
Inti
Menanya
- Guru mengarahkan siswa untuk
bertanya mengapa aktivitas
pembakaran tersebut dapat
mencemari lingkungan.
- Guru menyampaikan bahwa
aktivitas pembakaran tersebut
menghasilkan gas CO, CO2, dan
partikulat karbon yang dapat
berdampak negatif bagi kesehatan
dan lingkungan.
Menanya
- Siswa bertanya mengenai
mengapa aktivitas pembakaran
tersebut dapat mencemari
lingkungan.
- Siswa bertanya apa dampak
negatif dari gas CO, CO2, dan
partikulat karbon bagi kesehatan
dan lingkungan.
5 menit
Mencoba
- Guru menyampaikan bahwa
aktivitas pembakaran yang
menghasilkan gas CO, CO2, dan
Mencoba
- Guru menyimak penjelasan
guru mengenai definisi 20 menit
111
111
Kegiatan Deskripsi Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran
Waktu
Guru Siswa
partikulat karbon berkaitan dengan
reaksi pembakaran sempurna dan
tidak sempurna.
- Guru menggali pemahaman siswa
tentang cara membuat dan
menyetarakan reaksi dengan
memberikan contoh reaksi
pembakaran sempurna dan tidak
sempurna.
- Guru mengarahkan siswa untuk
mencari informasi tentang dampak
pembakaran senyawa karbon bagi
lingkungan dan kesehatan.
pembakaran sempurna dan tidak
sempurna.
- Siswa mencoba membuat dan
menyetarakan persamaan reaksi
pembakaran sempurna dan tidak
sempurna.
- Siswa mencari informasi
tentang dampak pembakaran
senyawa karbon bagi
lingkungan dan kesehatan.
Menalar
- Guru menginstruksikan kepada
siswa untuk mengerjakan soal
secara mandiri
Menalar
- Siswa mengerjakan soal secara
mandiri
25 menit
Menglomunikasikan
- Guru meminta salah satu
perwakilan siswa untuk
menyimpulkan kegiatan
pembelajaran hari ini
Mengkomunikasikan
- Siswa mengkomunikasikan
kesimpulan yang didapatkan
dari kegiatan pembelajaran
10 menit
Penutup
- Guru bersama siswa melakukan
refleksi, dan mereview kembali
proses pembelajaran yang telah
berlangsung.
- Guru mengingatkan siswa untuk
menyelesaikan tugas individu yang
telah diberikan
- Guru melakukan pembacaan doa
bersama siswa untuk mengakhiri
pembelajaran hari ini
- Siswa melakukan refleksi, dan
mereview kembali proses
pembelajaran.
- Siswa menyimak perintah yang
diberikan oleh guru
- Siswa melakukan pembacaan
doa untuk mengakhiri
pembelajaran hari ini
10 menit
112
112
H. Penilaian Hasil Belajar
1. Jenis/teknis penilaian
Penilaian dilakukan melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses
dilakukan melalui observasi kerja kelompok dan kerja individu, presentasi, dan laporan
tertulis. Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis.
2. Bentuk Instrumen dan Instrumen
Instrumen penilaian tes berpikir kritis dengan fokus penilaian pada 12 indikator berpikir
kritis: memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas
sumber, mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, mengidentifikasi asumsi-
asumsi, bertanya dan menjawab pertanyaan, menginduksi dan mempertimbangkan hasil
deduksi, mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi, membuat dan
menentukan hasil pertimbangan, membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi,
membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, menentukan suatu tindakan, serta
berinteraksi dengan orang lain.
3. Pedoman penskoran
Pedoman penskoran terlampir
Tangerang Selatan, 27 November 2017
Mengetahui,
Guru Kimia SMAN 4 Tangerang Selatan Peneliti
Nurtohidah, S.Pd Wulan Sari
NIP. 196501121995022001 NIM. 1113016200003
113
113
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS KONTROL)
Sekolah : SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Minyak Bumi
Sub Materi : Dampak Pembakaran Hidrokarbon dan Cara Mengatasinya
Alokasi Waktu : (Pertemuan ke-2 x 2 JP)
A. Kompetensi Inti
KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan
metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Mengidentifikasi reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak sempurna serta sifat
zat hasil pembakaran (CO2, CO, partikulat karbon).
3.3.3 Menyimpulkan reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan sifat zat hasil
pembakaran (CO, CO2 dan partikulat karbon).
4.3 Menyusun gagasan cara mengatasi dampak pembakaran senyawa karbon terhadap lingkungan
dan kesehatan.
4.3.1 Mengajukan gagasan cara mengatasi dampak pembakaran senyawa karbon terhadap
lingkungan dan kesehatan.
4.3.2 Membuat hasil karya tentang cara mengatasi dampak pembakaran senyawa karbon
terhadap lingkungan dan kesehatan.
4.3.3 Menyajikan hasil karya tentang cara mengatasi dampak pembakaran senyawa karbon
terhadap lingkungan dan kesehatan.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menyimpulkan reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak
sempurna serta sifat zat hasil pembakaran (CO2, CO, partikulat karbon).
2. Siswa mampu mengajukan gagasan tentang cara mengatasi dampak pembakaran senyawa
karbon terhadap lingkungan dan kesehatan.
114
114
3. Siswa mampu membuat hasil karya tentang cara mengatasi dampak pembakaran senyawa
karbon terhadap lingkungan dan kesehatan.
4. Siswa mampu menyajikan hasil karya tentang cara mengatasi dampak pembakaran senyawa
karbon terhadap lingkungan dan kesehatan.
D. Materi Pembelajaran
(Terlampir)
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific (Saintifik)
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
Model : Pembelajaran Konvensional
F. Media, Alat, Bahan dan Sumber belajar
1. Media
Bahan Tayang (slide powerpoint)
Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Alat/Bahan
Laptop
LCD proyektor
Papan tulis
Spidol
3. Sumber Belajar
Rufaida, Margono & Yustiana. (2017). Kimia Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu
Alam SMA/MA Kelas XI Semester 1. Klaten: Intan Pariwara.
Tim Masmedia Buana Pustaka. (2016). KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI. Sidoarjo: PT.
Masmedia Buana Pustaka.
Rahardjo, Sentot Budi. (2017). Kimia Berbasis Eksperimen 2 untuk Kelas XI SMA dan
MA Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam.
115
115
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Ke-2 (2 x 2JP)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran
Waktu
Guru Siswa
Pendahuluan
Orientasi
- Guru mengucapkan salam untuk
membuka kegiatan, dan berdo’a
- Guru mempersilahkan siswa
duduk pada kelompoknya
masing-masing
Orientasi
- Siswa menjawab salam dan
berdo’a
- Siswa duduk sesuai dengan
kelompoknya
10 menit
Apersepsi
- Guru mengingatkan kembali
(apersepsi) tentang reaksi
pembakaran sempurna dan tidak
sempurna
Apersepsi
- Siswa merespon apersepsi
yang diberikan oleh guru
Motivasi
- Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
- Guru memberikan motivasi dan
manfaat mempelajari dampak
pembakaran senyawa karbon
dan cara mengatasinya
Motivasi
- Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
- Siswa termotivasi untuk
belajar dampak pembakaran
senyawa karbon dan cara
mengatasinya
Pemberian Acuan
- Guru menjelaskan mekanisme
pembelajaran hari ini
menggunakan metode ceramah
dan diskusi
Pemberian Acuan
- Siswa menyimak mekanisme
pembelajaran yang akan
dilakukan
Inti
Mengamati
- Guru menampilkan presentasi
dampak-dampak yang
dihasilkan dari pembakaran
senyawa hidrokarbon
Mengamati
- Siswa mengamati dampak-
dampak yang dihasilkan dari
pembakaran senyawa
hidrokarbon yang disajikan
oleh guru
10 menit
Inti
Menanya
- Guru mengarahkan siswa untuk
bertanya bagaimana cara
mengatasi dampak senyawa
karbon bagi lingkungan seperti
efek rumah kaca dan ISPA.
Menanya
- Siswa bertanya mengenai
bagaimana cara mengatasi
dampak senyawa karbon
bagi lingkungan seperti efek
rumah kaca dan ISPA.
5 menit
Mencoba
- Guru mengarahkan siswa untuk
mengumpulkan informasi
tentang cara untuk mengurangi
pembakaran senyawa karbon
yang dapat menyebabkan efek
rumah kaca dan penyakit ISPA.
Mencoba
- Siswa mengumpulkan
informasi tentang cara untuk
mengurangi pembakaran
senyawa karbon yang dapat
menyebabkan efek rumah
kaca dan penyakit ISPA.
15 menit
Menalar
- Guru membimbing siswa
dengan membahas hasil
informasi yang siswa
Menalar
- Siswa menyimak penjelasan
guru mengenai dampak
pembakaran senyawa
25 menit
116
116
Kegiatan Deskripsi Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran
Waktu
Guru Siswa
kumpulkan mengenai dampak
pembakaran senyawa
hidrokarbon dan bagaimana
cara mengatasinya.
- Guru menginstruksikan siswa
untuk mengerjakan latihan soal
secara mandiri
hidrokarbon dan bagaimana
cara mengatasinya.
- Siswa mengerjakan latihan
soal yang diberikan oleh
guru
Menglomunikasikan
- Guru mempersilahkan salah
satu siswa secara bergantian
mengerjakan kedepan
- Guru membahas soal yang
dikerjakan siswa
- Guru meminta salah satu
perwakilan siswa untuk
menyimpulkan kegiatan
pembelajaran hari ini
Mengkomunikasikan
- Siswa mengkomunikasikan
hasil jawabannya
- Siswa menyimak
pembahasan soal oleh guru
- Siswa menyimpulkan
kegiatan pembelajaran hari
ini
15 menit
Penutup
- Guru bersama siswa melakukan
refleksi, dan mereview kembali
proses pembelajaran yang telah
berlangsung.
- Guru memberikan kesempatan
siswa untuk bertanya terkait
materi yang belum
dipahaminya.
- Guru mengingatkan pada siswa
bahwa pertemuan selanjutnya
akan ada evaluasi terhadap
kegiatan pembelajaran.
- Guru melakukan pembacaan
doa bersama siswa untuk
mengakhiri pembelajaran hari
ini
- Siswa melakukan refleksi,
dan mereview kembali
proses pembelajaran.
- Siswa bertanya terkait materi
yang belum dipahaminya
- Siswa menyimak penjelasan
dari guru mengenai evaluasi
yang akan dilaksanakan
pertemuan selanjutnya.
- Siswa melakukan
pembacaan doa untuk
mengakhiri pembelajaran
hari ini
10 menit
117
117
H. Penilaian Hasil Belajar
1. Jenis/teknis penilaian
Penilaian dilakukan melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses
dilakukan melalui observasi kerja kelompok dan kerja individu, presentasi, dan laporan
tertulis. Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis.
2. Bentuk Instrumen dan Instrumen
Instrumen penilaian tes berpikir kritis dengan fokus penilaian pada 12 indikator berpikir
kritis: memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas
sumber, mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, mengidentifikasi asumsi-
asumsi, bertanya dan menjawab pertanyaan, menginduksi dan mempertimbangkan hasil
deduksi, mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi, membuat dan
menentukan hasil pertimbangan, membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi,
membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, menentukan suatu tindakan, serta
berinteraksi dengan orang lain.
3. Pedoman penskoran
Pedoman penskoran terlampir
Tangerang Selatan, 28 November 2017
Mengetahui,
Guru Kimia SMAN 4 Tangerang Selatan Peneliti
Nurtohidah, S.Pd Wulan Sari
NIP. 196501121995022001 NIM. 1113016200003
118
118
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS KONTROL)
Sekolah : SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Minyak Bumi
Sub Materi : Dampak Pembakaran Hidrokarbon dan Cara Mengatasinya
Alokasi Waktu : (Pertemuan ke-3 x 2 JP)
A. Kompetensi Inti
KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan
metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Mengidentifikasi reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak sempurna serta sifat
zat hasil pembakaran (CO2, CO, partikulat karbon).
3.3.3 Menyimpulkan reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan sifat zat hasil
pembakaran (CO2 dan partikulat karbon).
4.3 Menyusun gagasan cara mengatasi dampak pembakaran senyawa karbon terhadap lingkungan
dan kesehatan.
4.3.1 Mengajukan gagasan cara mengatasi dampak pembakaran senyawa karbon terhadap
lingkungan dan kesehatan.
4.3.3 Menyimpulkan dampak pembakaran senyawa karbon terhadap lingkungan dan
kesehatan.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menyimpulkan reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak
sempurna serta sifat zat hasil pembakaran (CO2, CO, partikulat karbon).
2. Siswa mampu mengajukan gagasan tentang cara mengatasi dampak pembakaran senyawa
karbon terhadap lingkungan dan kesehatan.
119
119
3. Siswa mampu menyimpulkan dampak pembakaran senyawa karbon terhadap lingkungan dan
kesehatan.
D. Materi Pembelajaran
(Terlampir)
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific (Saintifik)
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
Model : Pembelajaran Konvensional
F. Media, Alat, Bahan dan Sumber belajar
1. Media
Bahan Tayang (slide powerpoint)
Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Alat/Bahan
Laptop
LCD proyektor
Papan tulis
Spidol
3. Sumber Belajar
Rufaida, Margono & Yustiana. (2017). Kimia Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu
Alam SMA/MA Kelas XI Semester 1. Klaten: Intan Pariwara.
Tim Masmedia Buana Pustaka. (2016). KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI. Sidoarjo: PT.
Masmedia Buana Pustaka.
Rahardjo, Sentot Budi. (2017). Kimia Berbasis Eksperimen 2 untuk Kelas XI SMA dan
MA Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam.
120
120
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Ke-3 (3 x 2JP)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran
Waktu
Guru Siswa
Pendahuluan
Orientasi
- Guru mengucapkan salam untuk
membuka kegiatan, dan berdo’a
- Guru mempersilahkan siswa
duduk pada kelompoknya
masing-masing
Orientasi
- Siswa menjawab salam dan
berdo’a
- Siswa duduk sesuai dengan
kelompoknya
10 menit
Apersepsi
- Guru mengingatkan kembali
(apersepsi) tentang dampak
negatif dari pembakaran
senyawa karbon dan cara
mengatasinya
Apersepsi
- Siswa merespon apersepsi
yang diberikan oleh guru
Motivasi
- Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
- Guru memberikan motivasi dan
manfaat mempelajari dampak
pembakaran senyawa karbon
dan cara mengatasinya
Motivasi
- Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
- Siswa termotivasi untuk
belajar dampak pembakaran
senyawa karbon dan cara
mengatasinya
Pemberian Acuan
- Guru menjelaskan mekanisme
pembelajaran hari ini
menggunakan metode ceramah
dan diskusi
Pemberian Acuan
- Siswa menyimak mekanisme
pembelajaran yang akan
dilakukan
Inti
Mengamati
- Guru mengevaluasi hasil tugas
individu yang dikerjakan oleh
siswa
Mengamati
- Siswa mengamati penjelasan
guru 10 menit
Menanya
- Guru mengarahkan siswa untuk
bertanya mengenai penjelasan
yang belum dipahaminya terkait
hasil diskusi yang dilakukan
Menanya
- Siswa bertanya mengenai
materi yang belum
dipahaminya
5 menit
Mencoba
- Guru membahas materi yang
belum dipahaminya dengan
memberikan contoh soal.
- Guru menyajikan soal untuk
dikerjakan oleh siswa
Mencoba
- Siswa menyimak penjelasan
yang diberikan oleh guru.
- Siswa mencoba mengerjakan
soal yang disajikan oleh guru
25 menit
Menalar
- Guru menginstruksikan kepada
siswa untuk mengerjakan soal
yang diberikan secara individu
untuk melatih keterampilan
berpikir kritisnya.
Menalar
- Siswa mengerjakan soal
yang diberikan guru secara
individu untuk melatih
keterampilan berpikir
kritisnya.
30 menit
121
121
Kegiatan Deskripsi Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran
Waktu
Guru Siswa
Menglomunikasikan
- Guru meminta salah satu
perwakilan siswa untuk
menyimpulkan kegiatan
pembelajaran hari ini
Mengkomunikasikan
- Siswa mengkomunikasikan
kesimpulan yang didapatkan
dari kegiatan pembelajaran
5 menit
Penutup
- Guru melakukan pembacaan doa
bersama siswa untuk mengakhiri
pembelajaran hari ini
- Siswa melakukan pembacaan
doa untuk mengakhiri
pembelajaran hari ini
5 menit
122
122
H. Penilaian Hasil Belajar
1. Jenis/teknis penilaian
Penilaian dilakukan melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses
dilakukan melalui observasi kerja kelompok dan kerja individu, presentasi, dan laporan
tertulis. Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis.
2. Bentuk Instrumen dan Instrumen
Instrumen penilaian tes berpikir kritis dengan fokus penilaian pada 12 indikator berpikir
kritis: memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas
sumber, mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, mengidentifikasi asumsi-
asumsi, bertanya dan menjawab pertanyaan, menginduksi dan mempertimbangkan hasil
deduksi, mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi, membuat dan
menentukan hasil pertimbangan, membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi,
membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, menentukan suatu tindakan, serta
berinteraksi dengan orang lain.
3. Pedoman penskoran
Pedoman penskoran terlampir
Tangerang Selatan, 11 Desember 2017
Mengetahui,
Guru Kimia SMAN 4 Tangerang Selatan Peneliti
Nurtohidah, S.Pd Wulan Sari
NIP. 196501121995022001 NIM. 1113016200003
123
Lampiran 4
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Mata Pelajaran : Kimia Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Kelas/Semester : XI/1 Jumlah Soal : 26 soal
Materi Pokok : Minyak Bumi Bentuk Soal : Uraian/Essay
Sub-Materi Pokok : Dampak Pembakaran Hidrokarbon dan Cara Mengatasinya
Kompetensi Dasar : 3.3 Mengidentifikasi reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak sempurna serta sifat zat hasil pembakaran
(CO2, CO, partikulat karbon).
4.3 Menyusun gagasan cara mengatasi dampak pembakaran senyawa karbon terhadap lingkungan dan kesehatan.
Nama Pembuat Soal : Wulan Sari
No Indikator Keterampilan Berpikir Kritis yang akan diukur Nomor Soal
1. (1) Memfokuskan pertanyaan 1, 2, 22a
2. (2) Menganalisis argumen 3, 4a, 5, 19b
3. (3) Bertanya dan menjawab pertanyaan 4b, 6, 7, 8a
4. (4) Mempertimbangkan kredibilitas sumber 9, 10, 11, 23b
5. (5) Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi 17b, 25b, 26a
6. (6) Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi 12a, 13a, 14a, 24a
7. (7) Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi 8c, 12b, 18b, 19a
8. (8) Membuat dan menentukan hasil pertimbangan 14b, 17b, 20, 21
9. (9) Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi 15, 16, 23a
10. (10) Mengidentifikasi asumsi-asumsi 8b, 13b, 17a, 18a
11. (11) Memutuskan suatu tindakan 14b, 17b, 20, 21
12 (12) Berinteraksi dengan orang lain 18b, 24b, 25a, 26b
124
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Indikator
Berpikir Kritis
Sub Indikator
Berpikir Kritis
No
Soal Butir Soal
Kesesuaian
Soal Catatan
Sesuai Tidak
Menganalisis
reaksi
pembakaran
hidrokarbon
yang sempurna
dan tidak
sempurna, serta
sifat zat hasil
pembakaran
(CO, CO2 dan
partikulat
karbon)
Disajikan
suatu
fenomena,
kemudian
siswa
menganalisis
reaksi
pembakaran
sempurna dan
tidak
sempurna
dengan
merumuskan
pertanyaan
(1) Memfokuskan
pertanyaan
(1) Meng-
identifikasi atau
merumuskan
pertanyaan
1. Perhatikan tabel hasil pengamatan siswa mengenai
pembakaran sempurna dan tidak sempurna kendaraan
bermotor berikut!
Jenis
Mobil
Bahan
Bakar
Asap Kendaraan yang
dihasilkan
Angkutan
Umum
Kendaraa
n pribadi
Bensin
Menghasilkan asap yang
tidak terlalu tebal
dibandingkan mobil
berbahan bakar solar
Bus
Truk
angkut &
Tronton
Solar
Menghasilkan asap
hitam yang sangat tebal
dibandingkan mobil
berbahan bakar bensin
Berdasarkan kegiatan pengamatan yang telah dilakukan
siswa, buatlah rumusan masalah dalam bentuk
pertanyaan (minimal 2)! (C4)
Menganalisis
reaksi
pembakaran
hidrokarbon
yang tidak
sempurna, dan
sifat zat hasil
pembakaran
(CO dan
partikulat
karbon)
Disajikan
suatu hasil
penelitian
tentang
dampak
polusi udara
bagi
kesehatan,
kemudian
siswa
menganalisis
reaksi
pembakaran
tidak
(1) Memfokuskan
pertanyaan
(1) Meng-
identifikasi atau
merumuskan
pertanyaan
2. Menurut studi penelitian nasional di Prancis yang
dilakukan oleh Denis Hermon, polusi yang diakibatkan
oleh lalu lintas di dekat rumah, khususnya polusi udara
yang diakibatkan pembakaran bensin yang tidak
sempurna pada kendaraan bermotor dapat
meningkatkan risiko penyakit leukimia. Denis Hermon
menjelaskan bahwa asap kendaraan bermotor
mengandung sejumlah gas-gas yang beracun dan dapat
meningkatkan risiko salah satu jenis leukimia pada
anak-anak. Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan,
buatlah rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan
(minimal 2)! (C4)
125
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Indikator
Berpikir Kritis
Sub Indikator
Berpikir Kritis
No
Soal Butir Soal
Kesesuaian
Soal Catatan
Sesuai Tidak
sempurna
dengan
merumuskan
pertanyaan
Menganalisis
reaksi
pembakaran
hidrokarbon
yang tidak
sempurna dan
sifat zat hasil
pembakaran
(CO dan
partikulat
karbon)
Diberikan
informasi
mengenai
sifat gas
karbon
monoksida,
kemudian
siswa
menganalisis
penyebab
karbon
monoksida
berbahaya
bagi tubuh
(2) Menganalisis
argumen
(2) Meng-
identifikasi
alasan/sebab berdasarkan
informasi yang
ditemukan
3. Gas karbon monoksida dapat menyebabkan tubuh
kekurangan oksigen sehingga mengakibatkan sesak
napas. Apa yang menyebabkan gas karbon monoksida
dapat mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen?
Jelaskan! (C4)
Menganalisis
reaksi
pembakaran
hidrokarbon
yang tidak
sempurna dan
sifat zat hasil
pembakaran
(CO dan
partikulat
karbon)
Disajikan
informasi
mengenai
sumber
partikulat
karbon,
kemudian
siswa
menganalisis
penyebab
partikulat
karbon
berasal dari
(2) Menganalisis
argumen
(3) Bertanya dan
menjawab
pertanyaaan
(2) Meng-
identifikasi
alasan/sebab berdasarkan
informasi yang
ditemukan
(3) Menyebutkan
contoh
4. Perhatikan gambar berikut!
Gambar A Sesak napas akibat menghirup
asap pembakaran (www.sehatmagz.com)
Gambar B Asap hitam industri batu bara merupakan
salah satu sumber partikulat karbon (C) yang berasal dari
pembakaran tidak sempurna (www.pic.cerpen.co.id)
C O
C
Karbon
Partikulat
126
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Indikator
Berpikir Kritis
Sub Indikator
Berpikir Kritis
No
Soal Butir Soal
Kesesuaian
Soal Catatan
Sesuai Tidak
pembakaran
tidak
sempurna
a. Apa yang menyebabkan partikulat karbon (asap
hitam) dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna?
(C4) b. Berikan dua contoh lain aktivitas pembakaran tidak
sempurna dalam kehidupan sehari-hari yang
menghasilkan partikulat karbon! (C4)
Menganalisis
reaksi
pembakaran
hidrokarbon
yang sempurna
dan tidak
sempurna, serta
sifat zat hasil
pembakaran
(CO, CO2 dan
partikulat
karbon)
Disajikan
tabel
mengenai
pembakaran
sempurna dan
tidak
sempurna,
kemudian
siswa
melengkapi
tabel untuk
menganalisis
persamaan
dan
perbedaan
reaksi
pembakaran
sempurna dan
tidak
sempurna
(2)Menganalisis
argumen
(2) Mencari
persamaan
dan
perbedaan
5. Isilah dengan jawaban yang benar pada tabel berikut!
Aspek Pembakaran
Sempurna
Pembakaran
Tidak
Sempurna
a. Sumber - .................... - .................... - ....................
- ....................
- ....................
- ....................
b. Produk
.....................
.......................
c. Jumlah
Oksigen
yang di-
butuhkan
untuk
pem-
bakaran
..................... ......................
Berdasarkan tabel yang telah Anda isi secara lengkap,
analisislah apakah ada persamaan dan perbedaan antara reaksi pembakaran sempurna dan tidak
sempurna! (C4)
Menganalisis
reaksi
pembakaran
hidrokarbon
Disajikan
kegunaan
senyawa
hirokarbon
(3)Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
(3) Memberikan
penjelasan
sederhana
6. Jika kalian mengambil korek api gas, kalian dapat
melihat butana dalam bentuk cair. Ketika korek api gas
ditekan, butana akan kembali menjadi gas membentuk
nyala api. Nyala api dari korek gas tersebut mengalami
127
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Indikator
Berpikir Kritis
Sub Indikator
Berpikir Kritis
No
Soal Butir Soal
Kesesuaian
Soal Catatan
Sesuai Tidak
yang sempurna
dan sifat zat
hasil
pembakaran
(CO2)
dalam
kehidupan
sehari-hari,
kemudian
siswa me-
nyetarakan
reaksi dan
menganalisis
jumlah
oksigen, air,
dan karbon
dioksida dari
persamaan
reaksi yang
telah
dibuatnya
reaksi pembakaran sempurna antara gas butana dengan
oksigen. Berdasarkan peristiwa tersebut,
a. Setarakan persamaan reaksi pembakaran sempurna
butana dengan oksigen!
C4H10(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g) (belum setara)
b. Kemudian jelaskan secara sederhana berapa
banyak molekul gas karbon dioksida dan air yang
dihasilkan, serta berapa banyak molekul oksigen
yang dibutuhkan dalam reaksi pembakaran
sempurna senyawa butana pada reaksi a? (C4)
128
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Indikator
Berpikir Kritis
Sub Indikator
Berpikir Kritis
No
Soal Butir Soal
Kesesuaian
Soal Catatan
Sesuai Tidak
Menganalisis
reaksi
pembakaran
hidrokarbon
yang sempurna
dan sifat zat
hasil
pembakaran
(CO2)
Diberikan
kegunaan
senyawa
hirokarbon
dalam
kehidupan
sehari-hari,
kemudian
siswa me-
nyetarakan
reaksi dan
menganalisis
jumlah
oksigen, air,
dan karbon
dioksida dari
persamaan
reaksi yang
telah
dibuatnya
(3)Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
(3) Memberikan
penjelasan
sederhana
7. Senyawa oktana merupakan salah satu penyusun bahan
bakar bensin. Bensin merupakan bahan bakar yang
paling sering dicari oleh para pengendara mobil maupun
motor.
a. Setarakan reaksi pembakaran oktana dengan
oksigen!
C8H18(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g) (belum setara)
b. Kemudian jelaskan secara sederhana berapa
banyak molekul gas karbon dioksida dan air yang
dihasilkan, serta berapa banyak molekul oksigen
yang dibutuhkan dalam reaksi pembakaran
sempurna senyawa oktana pada reaksi a? (C4)
Menyimpulkan
dampak
pembakaran
senyawa karbon
terhadap
lingkungan
Disajikan
skema
fenomena
efek rumah
kaca,
kemudian
siswa me-
nyimpulkan
sumber-
sumber
penghasil gas
rumah kaca,
(3)Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
(10)Meng-
identifikasi
asumsi-asumsi
(7)Membuat induksi
dan mem-
(3) Me-nyebutkan
contoh
(10) Mem-berikan
penjelasan
lebih lanjut
(7) Menarik
kesimpulan
sesuai fakta
8. Perhatikan gambar skema efek rumah kaca berikut!
Gambar C Skema Efek Rumah Kaca
(http://www.environment.gov.au )
129
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Indikator
Berpikir Kritis
Sub Indikator
Berpikir Kritis
No
Soal Butir Soal
Kesesuaian
Soal Catatan
Sesuai Tidak
dampak
negatif, dan
bagaimana
peristiwa efek
rumah kaca
dapat terjadi.
pertimbangkan
hasil induksi
Berdasarkan gambar C,
a. Sebutkan sumber-sumber penghasil gas rumah
kaca! (C3)
b. Jelaskan dampak negatif efek rumah kaca bagi
lingkungan! (C3)
c. Apa yang dapat Anda simpulkan dari skema efek
rumah kaca tersebut? (C5)
Mengajukan
gagasan tentang
cara mengatasi
dampak
pembakaran
senyawa karbon
terhadap
lingkungan
Disajikan
contoh
pemanfatan
teknologi
untuk
mengatasi
dampak
pembakaran
senyawa
karbon,
kemudian
siswa
menjelaskan
cara kerja
teknologi
tersebut
(4)Mem-
pertimbangkan
kredibilitas
sumber
(4)Mem-
pertimbangkan
penggunaan
prosedur/cara
yang tepat
9. Perhatikan gambar berikut!
Berdasarkan gambar D, buatlah prosedur cara kerja
konverter katalitik untuk mengubah gas-gas beracun
pada kendaraan bermotor menjadi produk yang lebih
aman! (C3)
Menyimpulkan
dampak
pembakaran
senyawa karbon
Diberikan
informasi
mengenai
larangan
(4) Mem-
pertimbangkan
kredibilitas
sumber
(4) Kemampuan
memberikan
alasan
10. Penambahan TEL (tetra ethyl lead/timbal tetra etil)
dalam bensin mampu meningkatkan bilangan oktan.
Akan tetapi pada pertengahan tahun 2006 dalam rangka
mendukung program langit biru, pemerintah Indonesia
Gambar D Katalitik Konverter (Brown, Chemistry The Central
Science ed 13)
Katalis logam platina melapisi area honey comb (sekat-sekat berbentuk seperti sarang lebah)
CO, NOx
N2, CO2
Langkah 1
Langkah 2
Langkah 3
130
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Indikator
Berpikir Kritis
Sub Indikator
Berpikir Kritis
No
Soal Butir Soal
Kesesuaian
Soal Catatan
Sesuai Tidak
terhadap
kesehatan
meng-
gunakan
bahan aditif
bensin untuk
me-
ningkatkan
bilangan
oktan,
kemudian
siswa me-
nyimpulkan
alasan
larangan
meng-
gunakan
bahan aditif
berbahaya
menghentikan penggunaan TEL sebagai bahan
tambahan dalam bensin untuk meningkatkan bilangan
oktan.
a. Berikan alasan mengapa penggunaan TEL dilarang
di Indonesia? (C4)
b. Sebutkan bahan aditif apa yang digunakan untuk
menggantikan TEL sebagai bahan untuk
meningkatkan bilangan oktan? (C3)
Menyimpulkan
dampak
pembakaran
senyawa karbon
terhadap
lingkungan dan
kesehatan
Disajikan
informasi
mengenai
konversi
energi
minyak tanah
ke LPG,
kemudian
siswa me-
nyimpulkan
alasan
perlunya
konversi
energi
tersebut
(4) Mem-
pertimbangkan
kredibilitas
sumber
(4) Kemampuan
memberikan
alasan
11. Perhatikan gambar berikut!
Kompor Minyak tanah
Kompor gas
Gambar E Konversi minyak tanah ke LPG merupakan salah
satu program konversi energi terbesar oleh pemerintah
Indonesia.
131
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Indikator
Berpikir Kritis
Sub Indikator
Berpikir Kritis
No
Soal Butir Soal
Kesesuaian
Soal Catatan
Sesuai Tidak
Berikan dua alasan mengapa program konversi
minyak tanah ke LPG perlu dilakukan? Kaitkan
jawabanmu dengan dampak pembakaran minyak tanah
bagi lingkungan dan kesehatan! (C4)
Menganalisis
reaksi
pembakaran
hidrokarbon
yang sempurna
dan sifat zat
hasil
pembakaran
(CO2)
Disajikan
diagram
lingkaran
mengenai
sumber emisi
karbon
dioksida,
kemudian
siswa
menganalisis
hasil
pembakaran
tidak
sempurna
dengan
menafsirkan
data yang
telah
disajikan
(6)Membuat
deduksi dan
mempertimbang
kan hasil deduksi
(7)Membuat induksi
dan mem-
pertimbangkan
hasil induksi
(6) Menafsirkan
data
(7) Menarik
kesimpulan sesuai fakta
12. Perhatikan diagram berikut!
Sumber : infografis, esthiJurnalNasional
Berdasarkan data sumber gas karbon dioksida (CO2)
yang disajikan,
a. Apakah semua sumber gas CO2 yang dihasilkan
berkaitan dengan hasil pembakaran produk minyak
bumi? (C4)
b. Apa yang dapat Anda simpulkan dari diagram di
atas, apa semua pembakaran produk minyak bumi
dapat menghasilkan gas karbon dioksida? (C5)
Menyimpulkan
dampak
pembakaran
senyawa karbon
Disajikan
grafik jumlah
data
kendaraan per
(6)Membuat
deduksi dan
mem-
(6) Menafsirkan
data
13. Data Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik
Indonesia mencatat, jumlah kendaraan yang masih
beroperasi di Indonesia pada tahun 2017 adalah sebagai
berikut:
20%
17%
39%
14%
10%
SUMBER GAS KARBON DIOKSIDA
Transportasi
Industri Batu bara
Pembangkit ListrikTenaga Uap Batu baraRumah Tangga
Lainnya
132
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Indikator
Berpikir Kritis
Sub Indikator
Berpikir Kritis
No
Soal Butir Soal
Kesesuaian
Soal Catatan
Sesuai Tidak
terhadap
lingkungan
kepulauan,
kemudian
siswa me-
nyimpulkan
dampak
pembakaran
senyawa
karbon
dengan
menafsirkan
data dan
mencari
kaitan antara
jumlah
kendaraan
bermotor
dengan
masalah
lingkungan
pertimbangkan
hasil deduksi
(10) Meng-
identifikasi
asumsi-asumsi
(10) Mem-berikan
penjelasan
lebih lanjut
Berdasarkan data yang disajikan,
a. Jenis kendaraan mana yang paling besar
jumlahnya di setiap pulau? Jelaskan! (C3)
b. Jelaskan adakah hubungan antara banyaknya
jumlah kendaraan bermotor dengan masalah
lingkungan? (C6)
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Pe
rse
nta
se ju
mla
h k
en
dar
aan
Pulau di Indonesia
Mobil Pribadi Sepeda Motor Angkutan Umum
Data Jumlah
Kendaraan per
Kepulauan
133
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Indikator
Berpikir Kritis
Sub Indikator
Berpikir Kritis
No
Soal Butir Soal
Kesesuaian
Soal Catatan
Sesuai Tidak
Mengajukan
gagasan tentang
cara mengatasi
dampak
pembakaran
senyawa karbon
terhadap
lingkungan
Disajikan
diagram
penelitian
mengenai
dampak
polusi udara
terhadap
kesehatan,
kemudian
siswa
mengajukan
gagasan
untuk
mengatasi
dampak
tersebut bagi
lingkungan
(6) Membuat
deduksi dan
mem-
pertimbangkan
hasil deduksi
(8)Membuat dan
menentukan
hasil
pertimbangan
(11) Memutuskan
suatu tindakan
(6) Menafsirkan
data
(8) Membuat dan
menentukan
hasil
pertimbangan
berdasarkan
pemikiran
alternatif
(11) Merumuskan
solusi
alternatif
14. Perhatikan diagram berikut!
Berdasarkan diagram yang telah disajikan,
a. Urutkanlah jenis penyakit yang disebabkan polusi
udara dari presentase terkecil ke terbesar! (C3)
b. Buatlah solusi alternatif berdasarkan pemikiran
Anda mengenai kegiatan apa yang harus dilakukan
pemilik kendaraan bermotor untuk mengurangi
dampak polusi udara terhadap kesehatan! (C4)
Menganalisis
reaksi
pembakaran
hidrokarbon
yang sempurna
dan tidak
sempurna dan
sifat zat hasil
pembakaran
(CO2, CO dan
Diberikan
reaksi
pembakaran
hidrokarbon,
kemudian
siswa me-
nyetarakan
dan
menganalisis
reaksi
(9)Mendefinisikan
istilah dan mem-
pertimbangkan
definisi
(9) Membuat
suatu definisi
15. LPG (liquid petroleum gas) berisi senyawa alkana, yaitu
gas propana yang digunakan untuk keperluan rumah
tangga, seperti memasak.
a. Setarakan persamaan reaksi propana dengan oksigen
berikut!
C3H8 (g) + O2 (g) → CO (g) + H2O (g) (belum setara)
b. Kemudian, analisislah reaksi tersebut termasuk ke
dalam jenis pembakaran hidrokarbon yang mana?
Lalu buatlah definisinya menggunakan bahasamu
sendiri! (C3)
54%
14%
10%
22%
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN
ISPA
Jantung Koroner
Asma
Pneumonia
134
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Indikator
Berpikir Kritis
Sub Indikator
Berpikir Kritis
No
Soal Butir Soal
Kesesuaian
Soal Catatan
Sesuai Tidak
partikulat
karbon)
tersebut
termasuk ke
dalam
pembakaran
sempurna
atau tidak
sempurna
Menyimpulkan
reaksi
pembakaran
hidrokarbon
yang tidak
sempurna dan
sifat zat hasil
pembakaran
(CO dan
partikulat
karbon)
Diberikan
reaksi
pembakaran
hidrokarbon,
kemudian
siswa me-
nyetarakan
dan me-
nyimpulkan
reaksi
tersebut
termasuk ke
dalam
pembakaran
sempurna
atau tidak
sempurna
(9)Mendefinisikan
istilah dan mem-
pertimbangkan
definisi
(9) Membuat
suatu definisi
16. Perhatikan dua reaksi pembakaran heptana berikut!
(1) C7H16 (g) + O2 (g) → CO2 (g) + H2O (belum setara)
(2) C7H16 (g) + O2 (g) → CO (g) + H2O (belum setara)
Berdasarkan reaksi heptana yang disajikan,
a. Setarakan dua reaksi pembakaran heptana tersebut!
b. Analisislah kedua reaksi tersebut termasuk ke dalam
jenis pembakaran hidrokarbon sempurna atau tidak
sempurna? lalu buatlah definisinya menggunakan
bahasamu sendiri! (C3)
Menyimpulkan
dampak
pembakaran
senyawa karbon
terhadap
lingkungan
Disajikan
gambar-
gambar
aktivitas
manusia yang
dapat
mencemari
lingkungan,
(10) Meng-
identifikasi
asumsi-asumsi
(5) Meng-observasi
dan
mempertimbang
(10) Memberikan
penjelasan
lebih lanjut
(5) Menggunakan
bukti-bukti
yang kuat
17. Perhatikan gambar berikut!
Gambar (A) Asap Kendaraan Gambar (B) Asap
bermotor Pabrik
135
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Indikator
Berpikir Kritis
Sub Indikator
Berpikir Kritis
No
Soal Butir Soal
Kesesuaian
Soal Catatan
Sesuai Tidak
kemudian
siswa me-
nyimpulkan
dampak
pembakaran
senyawa
karbon
terhadap
lingkungan
beserta
solusinya
kan hasil
observasi
(8)Membuat dan
menentukan
hasil
pertimbangan
(11)Memutuskan
suatu tindakan
(8) Membuat dan
menantukan
pertimbangan
berdasarkan
pemikiran
alternatif
(11)Merumuskan
solusi
alternatif
a. Jelaskan bagaimana dampak negatif yang
dihasilkan dari kedua aktivitas pembakaran pada
gambar (A) dan (B) bagi lingkungan dan kesehatan!
(C3)
b. Berikan solusi alternatif untuk mengurangi dampak
negatif aktivitas pembakaran bahan bakar kendaraan
dan industri! Untuk menjawab pertanyaan tersebut,
gunakan sumber yang kuat dan tuliskanlah
sumber yang Anda gunakan untuk menjawab!
(C4)
136
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Indikator
Berpikir Kritis
Sub Indikator
Berpikir Kritis
No
Soal Butir Soal
Kesesuaian
Soal Catatan
Sesuai Tidak
Menyimpulkan
dampak
pembakaran
senyawa karbon
terhadap
lingkungan dan
kesehatan
Disajikan
gambar asap
kendaraan
bermotor
yang dapat
mencemari
lingkungan,
kemudian
siswa me-
nyimpulkan
dampak
pembakaran
senyawa
karbon
terhadap
lingkungan
dan kesehatan
(10) Meng-
identifikasi
asumsi-asumsi
(7)Membuat induksi
dan
mempertimbang
kan hasil induksi
(12)Berinteraksi
dengan orang
lain
(10)Memberikan
penjelasan
lebih lanjut
(7) Membuat
pendapat/
asumsi yang
layak
(12)Meng-gunakan
argumen/
pendapat
18. Perhatikan gambar berikut!
Berdasarkan gambar F,
a. Jelaskan bagaimana dampak partikulat karbon bagi
lingkungan dan kesehatan! (C3)
b. Menurut pendapat Anda, apakah gas CO dan
partikulat karbon dapat berperan sebagai faktor
penyebab kecelakaan lalu lintas? Jelaskan (C5)
Gambar F. Asap kendaraan bermotor dari hasil pembakaran
tidak sempurna menghasilkan gas karbon monoksida (CO2) dan
uap air (H2O)
C O
Karbon dioksida
Uap air
O
0 H
H
137
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Indikator
Berpikir Kritis
Sub Indikator
Berpikir Kritis
No
Soal Butir Soal
Kesesuaian
Soal Catatan
Sesuai Tidak
Menyimpulkan
reaksi
pembakaran
hidrokarbon
yang tidak
sempurna dan
sifat zat hasil
pembakaran
(CO dan
partikulat
karbon)
Disajikan
grafik waktu
pemaparan
terhadap
konsentrasi
CO,
kemudian
siswa me-
nyimpulkan
pada
konsentrasi
berapa CO
dapat me-
nyebabkan
kematian
(7) Membuat
induksi dan
mem-
pertimbangkan
hasil induksi
(2)Menganalisis
argumen
(7) Menarik
kesimpulan
sesuai fakta
(2) Meng-
identifikasi
alasan/sebab berdasarkan
informasi yang
ditemukan
19. Perhatikan grafik berikut!
Grafik berikut berisi pada konsentrasi berapa ppm
karbon monoksida dalam jangka waktu tertentu dapat
menyebabkan (1) kematian (deadly), (2) penyakit
(sickness), dan (3) belum terlihat pengaruhnya (barely
perceptable).
Berdasarkan grafik tersebut,
a. Apa yang dapat Anda simpulkan? (C4)
b. Apakah terdapat pengaruh konsentrasi
karbon monoksida dengan waktu
pemaparannya? (C4)
Mengajukan
gagasan tentang
cara mengatasi
dampak
pembakaran
senyawa karbon
Disajikan
informasi
mengenai
dampak
pembakaran
senyawa
(8)Membuat dan
menentukan
hasil
pertimbangan
(8) Membuat dan
menentukan
hasil
pertimbangan
berdasarkan
20. Perhatikan Tabel berikut!
DAMPAK EFEK RUMAH KACA
Lingkungan Kesehatan
1. Meningkatnya
permukaan air laut
1. Munculnya berbagai
macam wabah
1
2
3
138
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Indikator
Berpikir Kritis
Sub Indikator
Berpikir Kritis
No
Soal Butir Soal
Kesesuaian
Soal Catatan
Sesuai Tidak
terhadap
lingkungan
karbon
terhadap
lingkungan,
kemudian
siswa
mengajukan
gagasan
untuk
mengatasi
dampak
tersebut
(11) Memutuskan
suatu tindakan
pemikiran
alternatif
(11) Merumuskan
solusi
alternatif
penyakit menular
melalui udara
2. Meningkatnya suhu
bumi
2. Menurunnya
imunitas tubuh
sehingga mudah
terjangkit diare,
malaria, dan demam
berdarah
3. Merubah ekosistem
dan iklim
3. Dapat menyebabkan
penyakit katarak
4. Rawan bencana alam
(banjir dan kemarau
panjang)
4. Terjadinya kelaparan
karena menurunnya
produksi pangan
5. Mudah mengalami
kekeringan sehingga
sektor pertanian dan
peternakan akan
menurun
5. Panas yang
berlebihan dapat
menyebabkan kanker
kulit
Bagaimana cara Anda mengatasi ini? Buatlah solusi
alternatif berdasarkan pemikiran Anda untuk
mencegah dampak negatif dari efek rumah kaca! (C4)
Mengajukan
gagasan tentang
cara mengatasi
dampak
pembakaran
senyawa karbon
terhadap
kesehatan
Disajikan
cuplikan
berita
mengenai
dampak
pembakaran
senyawa
karbon
terhadap
(8)Membuat dan
menentukan
hasil
pertimbangan
(8) Membuat dan
menentukan
hasil
pertimbangan
berdasarkan
pemikiran
alternatif
21. Simak cuplikan berita di bawah ini!
“Kemarau panjang yang melanda Kabupaten Indragiri
Hulu dan sekitarnya dalam satu bulan terakhir mulai
berdampak terhadap peningkatan pencemaran udara
oleh kabut asap akibat aktivitas pembakaran hutan dan
lahan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab (lihat
gambar 1).
139
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Indikator
Berpikir Kritis
Sub Indikator
Berpikir Kritis
No
Soal Butir Soal
Kesesuaian
Soal Catatan
Sesuai Tidak
kesehatan,
kemudian
siswa
mengajukan
gagasan
untuk
mengatasi
dampak
tersebut
(11) Memutuskan
suatu tindakan
(11)Merumuskan
solusi
alternatif
Selain itu, peningkatan kendaraan bermotor juga
menyumbang terjadinya kabut asap yang berasal dari
partikulat karbon dan dapat mengganggu saluran
pernapasan. Masalah kesehatan yang umum dijumpai
akibat dampak kabut asap diantaranya penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada anak-anak dan
orang dewasa. Umumnya, ISPA menyerang hidung,
tenggorokan dan paru-paru sehingga menyebabkan
kesulitan bernapas (Mardani, http://dinkes
.inhukab.go.id).
Bagaimana cara Anda mengatasi ini? Buatlah solusi
alternatif berdasarkan pemikiran Anda untuk
mencegah dampak negatif dari kabut asap yang
menyebabkan penyakit ISPA! (C4)
Menganalisis
reaksi
pembakaran
hidrokarbon
yang tidak
sempurna dan
sifat zat hasil
Disajikan
suatu
fenomena,
kemudian
siswa
menganalisis
hubungan
(1)Memfokuskan
pertanyaan
(1) Meng-
identifikasi
atau
merumuskan
pertanyaan
22. Seorang siswa mengamati video animasi mengenai
pembakaran beberapa jenis bahan bakar minyak
(bensin) dengan suatu mesin motor. Dari hasil
pengamatannya, siswa menemukan bahwa semakin
banyak knocking (ketukan) di dalam mesin motor maka
semakin banyak jelaga atau partikulat karbon yang
dihasilkan.
Gambar 1 Kebakaran Hutan menyebabkan
penyakit ISPA terutama pada anak-anak
(sumber: www.dinkes.inhukab.go.id)
140
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Indikator
Berpikir Kritis
Sub Indikator
Berpikir Kritis
No
Soal Butir Soal
Kesesuaian
Soal Catatan
Sesuai Tidak
pembakaran
(CO dan
partikulat
karbon)
knocking
dengan
pembakaran
tidak
sempurna
Berdasarkan hasil pengamatan siswa, buatlah rumusan
masalah dalam bentuk pertanyaaan! (minimal 2) (C4)
Mengajukan
gagasan tentang
cara mengatasi
dampak
pembakaran
senyawa karbon
terhadap
lingkungan
Siswa
disajikan
sebuah
wacana
mengenai
bahan bakar
alternatif,
kemudian
siswa
mengajukan
gagasan atau
pendapat
pentingnya
meng-
gunakan
bahan bakar
alternatif
tersebut
(9)Mendefinisikan
istilah dan mem-
pertimbangkan
definisi
(4) Mem-
pertimbangkan
kredibilitas suatu
sumber
(9) Membuat
suatu definisi
(4) Kemampuan
memberi
alasan
23. Simak cuplikan berita berikut!
“Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar menjelaskan
bahwa pemerintah fokus mendorong konversi bahan
bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) untuk
transportasi karena kebutuhan konsumsi BBM yang
sangat tinggi. Maka stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas
(SPBG) dan Mobile Refuling Unit (MRU) diperbanyak.
Untuk mendukung konversi BBM ke BBG, kendaraan
umum dan dinas yang berada di Jakarta juga dipasangi
konverter katalitik pada knalpot untuk meminimalisir
gas buang kendaraan. BBG patut dipilih karena
menghasilkan gas buang yang lebih bersih dan harganya
jauh lebih murah dibandingkan BBM. Pemerintah juga
sedang mengembangkan mobil Hybrid yang dapat
menggunakan bahan bakar minyak maupun gas.” (Detik
Finance, 13 Maret 2017).
Berdasarkan cuplikan berita tersebut,
a. Menurut Anda apa definisi dari BBG? Buatlah
definisi menggunakan bahasamu sendiri! (C3)
b. Apakah Anda setuju BBG dijadikan bahan bakar
alternatif untuk mengatasi ketergantungan akan
bahan bakar minyak seperti bensin dan solar?
Kemukakanlah alasannya! (C3)
141
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Indikator
Berpikir Kritis
Sub Indikator
Berpikir Kritis
No
Soal Butir Soal
Kesesuaian
Soal Catatan
Sesuai Tidak
Menyimpulkan
dampak
pembakaran
senyawa karbon
terhadap
lingkungan
Disajikan
grafik
permintaan
BBM,
kemudian
siswa
menyimpulka
n dampak
pembakaran
senyawa
karbon
dengan
menafsirkan
data dan
memberikan
argumen
mengenai
meningkatnya
permintaan
BBM
terhadap
kasus
pencemaran
udara di
lingkungan
(6)Membuat
deduksi dan
mem-
pertimbangkan
hasil deduksi
(12)Berinteraksi
dengan orang
lain
(6) Menafsirkan
data
(12)Meng-
gunakan
argumen/
pendapat
24. Perhatikan grafik berikut!
Berdasarkan grafik B,
a. Pilihlah sumber manakah di antara transportasi
darat, laut, dan udara yang paling dominan
meningkatkan permintaan BBM? Urutkanlah
berdasarkan permintaan terbesar sampai terkecil!
(C3) b. Menurut argumen Anda, apakah meningkatnya
permintaan BBM dapat meningkatkan juga kasus
pencemaran udara akibat pembakaran bahan bakar?
(C3)
Grafik B Perkiraan permintaan BBM untuk transportasi
darat, laut, udara sampai tahun 2030
142
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Indikator
Berpikir Kritis
Sub Indikator
Berpikir Kritis
No
Soal Butir Soal
Kesesuaian
Soal Catatan
Sesuai Tidak
Menyimpulkan
dampak
pembakaran
senyawa karbon
terhadap
kesehatan
Disajikan
grafik
hubungan
antara gas CO
yang
dihasilkan
dengan
kecepatan
kendaraan,
kemudian
siswa me-
nyimpulkan
dampak
pembakaran
senyawa
karbon bagi
kesehatan
(12)Berinteraksi
dengan orang
lain
(5) Mengobservasi
dan mem-
pertimbangkan
hasil observasi
(12)Menggunakan
argumen
(5) Menggunakan
bukti-bukti
yang kuat
25. Perhatikan grafik berikut!
Berdasarkan grafik C,
a. Jika semakin lambat kecepatan rata-rata kendaraan
bermotor maka semakin banyak jumlah gas karbon
monoksida yang dihasilkan. Menurut argumen
Anda, apakah grafik ini ada hubungannya dengan
tingkat kemacetan di Indonesia? Jelaskan! (C3)
b. Analisislah apa dampak negatif dari meningkatnya
gas karbon monoksida akibat kecepatan rata-rata
kendaraan bagi kesehatan! Untuk menjawab
pertanyaan tersebut, gunakan sumber yang kuat
dan tuliskanlah sumber yang Anda gunakan
untuk menjawab! (C4)
Grafik C Hubungan antara gas karbon monoksida yang
dihasilkan dengan kecepatan kendaraan (Environmental
Assessment, DOT, UK., 1994)
143
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Soal
Indikator
Berpikir Kritis
Sub Indikator
Berpikir Kritis
No
Soal Butir Soal
Kesesuaian
Soal Catatan
Sesuai Tidak
Mengajukan
gagasan tentang
cara mengatasi
dampak
pembakaran
senyawa karbon
terhadap
kesehatan
Disajikan
informasi
dampak
negatif
pembakaran
bensin,
kemudian
siswa
mengajukan
gagasan
untuk
mengatasi
dampak
pembakaran
senyawa
karbon
(5) Mengobservasi
dan mem-
pertimbangkan
hasil observasi
(12) Berinteraksi
dengan orang
lain
(5) Meng-gunakan
bukti-bukti
yang kuat
(12)Meng-
gunakan
argumen/
pendapat)
26. Menurut US Environmental Protection Agency paparan
pembakaran tidak sempurna bensin jangka pendek
dapat menyebabkan kantuk, pusing, sakit kepala, sakit
mata, kulit, dan iritasi saluran pernapasan. Sementara
itu, paparan jangka panjang dapat menyebabkan
gangguan di dalam darah, termasuk berkurangnya
sejumlah sel darah merah dan anemia aplastik.
a. Berdasarkan dampak negatif dari pembakaran tidak
sempurna bensin. Tentukan cara-cara yang dapat
digunakan untuk mengatasi pembakaran tidak
sempurna bensin! Untuk menjawab pertanyaan
tersebut, gunakan sumber yang kuat dan
tuliskanlah sumber yang Anda gunakan untuk
menjawab! (C2)
b. Menurut argumen Anda, perlukah bahan bakar
alternatif pengganti bensin untuk segera
dikembangkan? Jelaskan! (C3)
144
145
145
Lampiran 5
Tes Keterampilan Berpikir Kritis
(Uji Coba)
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Pokok Bahasan : Minyak Bumi
Sub-pokok Bahasan : Dampak Pembakaran Minyak Bumi dan Cara Mengatasinya
Waktu : 2 x 45 menit
Petunjuk:
(1) Tulislah terlebih dahulu identitas diri dilembar jawaban
(2) Berdoalah sebelum mengerjakan soal
(3) Bacalah dengan cermat dan teliti sebelum menjawab soal
(4) Kerjakan sejujurnya dan dengan usaha sendiri
1. Perhatikan tabel hasil pengamatan siswa mengenai pembakaran sempurna dan tidak sempurna
kendaraan bermotor berikut!
Jenis Mobil Bahan
Bakar Asap Kendaraan yang dihasilkan
Angkutan Umum
Kendaraan pribadi Bensin
Menghasilkan asap yang tidak terlalu tebal
dibandingkan mobil berbahan bakar solar
Bus
Truk angkut & Tronton Solar
Menghasilkan asap hitam yang sangat tebal
dibandingkan mobil berbahan bakar bensin
Berdasarkan kegiatan pengamatan yang dilakukan siswa, buatlah rumusan masalah dalam bentuk
pertanyaan! (minimal 2)
2. Jika kalian mengambil korek api gas, kalian dapat melihat butana dalam bentuk cair. Ketika korek
api gas ditekan, butana akan kembali menjadi gas membentuk nyala api. Nyala api dari korek gas
tersebut mengalami reaksi pembakaran sempurna antara gas butana dengan oksigen. Berdasarkan
peristiwa tersebut,
a. Setarakan persamaan reaksi pembakaran sempurna butana dengan oksigen!
C4H10(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g) (belum setara)
b. Kemudian jelaskan secara sederhana berapa banyak molekul gas karbon dioksida dan air yang
dihasilkan, serta berapa banyak molekul oksigen yang dibutuhkan dalam reaksi pembakaran
sempurna senyawa butana pada reaksi a?
3. Perhatikan dua reaksi pembakaran heptana berikut!
(1) C7H16 (g) + O2 (g) → CO2 (g) + H2O (belum setara)
(2) C7H16 (g) + O2 (g) → CO (g) + H2O (belum setara)
Berdasarkan reaksi heptana yang disajikan,
a. Setarakan dua reaksi pembakaran heptana tersebut!
b. Analisislah kedua reaksi tersebut termasuk ke dalam jenis pembakaran hidrokarbon sempurna
atau tidak sempurna? lalu buatlah definisinya menggunakan bahasamu sendiri!
A
146
146
4. Perhatikan gambar berikut!
a. Jelaskan bagaimana dampak negatif yang dihasilkan dari kedua aktivitas pembakaran pada gambar
(A) dan (B) bagi lingkungan dan kesehatan!
b. Berikan solusi alternatif untuk mengurangi dampak negatif aktivitas pembakaran bahan bakar
kendaraan dan industri! Untuk menjawab pertanyaan tersebut, gunakan sumber yang kuat dan
tuliskanlah sumber yang Anda gunakan untuk menjawab!
5. Perhatikan gambar berikut!
Berdasarkan gambar yang disajikan, buatlah
prosedur cara kerja konverter katalitik untuk
mengubah gas-gas beracun pada kendaraan
bermotor menjadi produk yang lebih aman!
6. Perhatikan gambar berikut!
a. Apa yang menyebabkan partikulat karbon (asap
hitam) dihasilkan dari pembakaran tidak
sempurna?
b. Berikan dua contoh lain aktivitas pembakaran
tidak sempurna dalam kehidupan sehari-hari yang
menghasilkan partikulat karbon!
Gambar (A) Asap knalpot hasil
pembakaran bensin pada kendaraan Gambar (B) Asap pabrik hasil
pembakaran batu bara pada industri
Gambar Asap hitam industri batu bara merupakan salah
satu sumber partikulat karbon (C) yang berasal dari
pembakaran tidak sempurna (www.pic.cerpen.co.id)
C O
C
Karbon monoksida
Partikulat Karbon
Gambar Katalitik Konverter (Brown, Chemistry The Central
Science ed 13)
Katalis logam platina melapisi area honey comb (sekat-sekat berbentuk seperti sarang lebah)
CO, NOx
N2, CO2
Langkah 1
Langkah 2
Langkah 3
147
147
7. Perhatikan gambar skema efek rumah kaca berikut!
Berdasarkan gambar skema efek rumah kaca yang disajikan,
a. Sebutkan sumber-sumber penghasil gas rumah kaca!
b. Jelaskan dampak negatif efek rumah kaca bagi lingkungan!
c. Apa yang dapat Anda simpulkan dari skema efek rumah kaca tersebut?
8. Penambahan TEL (tetra ethyl lead/timbal tetra etil) dalam bensin mampu meningkatkan bilangan
oktan. Akan tetapi pada pertengahan tahun 2006 dalam rangka mendukung program langit biru,
pemerintah Indonesia menghentikan penggunaan TEL sebagai bahan tambahan dalam bensin untuk
meningkatkan bilangan oktan.
a. Berikan alasan mengapa penggunaan TEL dilarang di Indonesia?
b. Sebutkan bahan aditif apa yang digunakan untuk menggantikan TEL sebagai bahan untuk
meningkatkan bilangan oktan?
9. Perhatikan diagram berikut!
Berdasarkan data sumber gas karbon dioksida
(CO2) yang disajikan,
a. Apakah semua sumber gas CO2 yang ada pada
diagram berkaitan dengan hasil pembakaran
produk minyak bumi?
b. Apa yang dapat Anda simpulkan dari diagram
di atas, apa semua pembakaran produk
minyak bumi dapat menghasilkan gas karbon
dioksida?
10. Seorang siswa mengamati video animasi mengenai pembakaran beberapa jenis bahan bakar minyak
(bensin) dengan suatu mesin motor. Dari hasil pengamatannya, siswa menemukan bahwa semakin
banyak knocking (ketukan) di dalam mesin motor maka semakin banyak jelaga atau partikulat karbon
yang dihasilkan. Berdasarkan hasil pengamatan siswa, buatlah rumusan masalah dalam bentuk
pertanyaaan! (minimal 2)
20%
17%
39%
14%
10%
SUMBER GAS KARBON DIOKSIDA
Transportasi
Industri Batu bara
Pembangkit ListrikTenaga Uap Batu baraRumah Tangga
Lainnya
Sumber : infografis, esthiJurnalNasional
148
148
11. Simak cuplikan berita di bawah ini!
“Kemarau panjang yang melanda Kabupaten Indragiri
Hulu dan sekitarnya dalam satu bulan terakhir mulai
berdampak terhadap peningkatan pencemaran udara
oleh kabut asap akibat aktivitas pembakaran hutan dan
lahan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Selain
itu, peningkatan kendaraan bermotor juga menyumbang
terjadinya kabut asap yang berasal dari partikulat karbon
dan dapat mengganggu saluran pernapasan. Masalah
kesehatan yang umum dijumpai akibat dampak kabut
asap diantaranya penyakit Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA) pada anak-anak dan orang dewasa.
Umumnya, ISPA menyerang hidung, tenggorokan dan paru-paru sehingga menyebabkan kesulitan
bernapas (Mardani, http://dinkes.inhukab.go.id).
Bagaimana cara Anda mengatasi ini? Buatlah solusi alternatif berdasarkan pemikiran Anda untuk
mencegah dampak negatif dari kabut asap yang menyebabkan penyakit ISPA!
12. Menurut US Environmental Protection Agency paparan pembakaran tidak sempurna bensin jangka
pendek dapat menyebabkan kantuk, pusing, sakit kepala, sakit mata, kulit, dan iritasi saluran
pernapasan. Sementara itu, paparan jangka panjang dapat menyebabkan gangguan di dalam darah,
termasuk berkurangnya sejumlah sel darah merah dan anemia aplastik.
a. Berdasarkan dampak negatif dari pembakaran tidak sempurna bensin. Tentukan cara-cara yang
dapat digunakan untuk mengatasi pembakaran tidak sempurna bensin! Untuk menjawab pertanyaan
tersebut, gunakan sumber yang kuat dan tuliskanlah sumber yang Anda gunakan untuk menjawab!
b. Menurut argumen Anda, perlukah bahan bakar alternatif pengganti bensin untuk segera
dikembangkan? Jelaskan!
13. Perhatikan grafik berikut!
Grafik berikut berisi pada konsentrasi berapa ppm
karbon monoksida dalam jangka waktu tertentu dapat
menyebabkan (1) kematian (deadly), (2) penyakit
(sickness), dan (3) belum terlihat pengaruhnya (barely
perceptable).
Berdasarkan grafik tersebut,
a. Apa yang dapat Anda simpulkan?
b. Apakah terdapat pengaruh konsentrasi karbon
monoksida dengan waktu pemaparannya?
Gambar Kebakaran Hutan menyebabkan
penyakit ISPA terutama pada anak-anak
(sumber: www.dinkes.inhukab.go.id)
1
2
3
Tes Keterampilan Berpikir Kritis
(Uji Coba)
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Pokok Bahasan : Minyak Bumi
Sub-pokok Bahasan : Dampak Pembakaran Minyak Bumi dan Cara Mengatasinya
Waktu : 2 x 45 menit
Petunjuk:
(1) Tulislah terlebih dahulu identitas diri dilembar jawaban
(2) Berdoalah sebelum mengerjakan soal
(3) Bacalah dengan cermat dan teliti sebelum menjawab soal
(4) Kerjakan sejujurnya dan dengan usaha sendiri
1. Menurut studi penelitian nasional di Prancis yang dilakukan oleh Denis Hermon, polusi yang diakibatkan
oleh lalu lintas di dekat rumah, khususnya polusi udara yang diakibatkan pembakaran bensin yang tidak
sempurna pada kendaraan bermotor dapat meningkatkan risiko penyakit leukimia. Denis Hermon
menjelaskan bahwa asap kendaraan bermotor mengandung sejumlah gas-gas yang beracun dan dapat
meningkatkan risiko salah satu jenis leukimia pada anak-anak.
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan, buatlah rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan! (minimal
2)
2. Senyawa oktana merupakan salah satu penyusun bahan bakar bensin. Bensin merupakan bahan bakar
yang paling sering dicari oleh para pengendara mobil maupun motor.
a. Setarakan reaksi pembakaran oktana dengan oksigen!
C8H18(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g) (belum setara)
b. Kemudian jelaskan secara sederhana berapa banyak molekul gas karbon dioksida dan air yang
dihasilkan, serta berapa banyak molekul oksigen yang dibutuhkan dalam reaksi pembakaran sempurna
senyawa oktana pada reaksi a?
3. Simak cuplikan berita berikut!
“Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar menjelaskan bahwa pemerintah fokus mendorong konversi
bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) untuk transportasi karena kebutuhan konsumsi
BBM yang sangat tinggi. Maka stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan Mobile Refuling Unit
(MRU) diperbanyak. Untuk mendukung konversi BBM ke BBG, kendaraan umum dan dinas yang berada
di Jakarta juga dipasangi konverter katalitik pada knalpot untuk meminimalisir gas buang kendaraan. BBG
patut dipilih karena menghasilkan gas buang yang lebih bersih dan harganya jauh lebih murah
dibandingkan BBM. Pemerintah juga sedang mengembangkan mobil Hybrid yang dapat menggunakan
bahan bakar minyak maupun gas.” (Detik Finance, 13 Maret 2017).
B
150
Berdasarkan cuplikan berita tersebut,
a. Menurut Anda apa definisi dari BBG? Buatlah definisi menggunakan bahasamu sendiri!
b. Apakah Anda setuju BBG dijadikan bahan bakar alternatif untuk mengatasi ketergantungan akan
bahan bakar minyak seperti bensin dan solar? Kemukakanlah alasannya!
4. Perhatikan grafik berikut!
Berdasarkan grafik yang disajikan,
a. Pilihlah sumber manakah di antara transportasi darat, laut,
dan udara yang paling dominan meningkatkan permintaan
BBM? Urutkanlah berdasarkan permintaan terbesar sampai
terkecil!
b. Menurut argumen Anda, apakah meningkatnya permintaan
BBM dapat meningkatkan juga kasus pencemaran udara
akibat pembakaran bahan bakar?
5. Isilah dengan jawaban yang benar pada tabel berikut!
Aspek Pembakaran Sempurna Pembakaran Tidak Sempurna
a. Sumber
- .............................................. - .............................................. - ..............................................
- .............................................. - .............................................. - ..............................................
b. Produk
...............................................
...............................................
c. Jumlah Oksigen yang
di-butuhkan untuk pem-
bakaran
............................................... ...............................................
Berdasarkan tabel yang telah Anda isi secara lengkap, analisislah apakah ada persamaan dan perbedaan
antara reaksi pembakaran sempurna dan tidak sempurna!
6. LPG (liquid petroleum gas) berisi senyawa alkana, yaitu gas propana yang digunakan untuk keperluan rumah
tangga, seperti memasak.
a. Setarakan persamaan reaksi propana dengan oksigen berikut!
C3H8 (g) + O2 (g) → CO (g) + H2O (g) (belum setara)
b. Kemudian, analisislah reaksi tersebut termasuk ke dalam jenis pembakaran hidrokarbon yang mana? Lalu
buatlah definisinya menggunakan bahasamu sendiri!
7. Gas karbon monoksida dapat menyebabkan tubuh kekurangan
oksigen sehingga mengakibatkan sesak napas. Apa yang
menyebabkan gas karbon monoksida dapat mengakibatkan tubuh
kekurangan oksigen? Jelaskan!
Grafik Perkiraan permintaan BBM untuk
transportasi darat, laut, udara sampai tahun 2030
Gambar Sesak napas akibat menghirup asap
pembakaran (www.sehatmagz.com)
151
8. Perhatikan gambar berikut!
Berdasarkan gambar yang disajikan,
a. Jelaskan bagaimana dampak partikulat karbon
bagi lingkungan dan kesehatan!
b. Menurut pendapat Anda, apakah gas CO2 dan
partikulat karbon dapat berperan sebagai faktor
penyebab kecelakaan lalu lintas? Jelaskan
9. Data Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia mencatat, jumlah kendaraan yang masih
beroperasi di Indonesia pada tahun 2017 adalah sebagai berikut:
Berdasarkan data yang disajikan,
a. Jenis kendaraan mana yang paling besar
jumlahnya di setiap pulau? Jelaskan!
b. Jelaskan adakah hubungan antara banyaknya
jumlah kendaraan bermotor dengan masalah
lingkungan?
10. Perhatikan gambar berikut!
Berikan dua alasan mengapa program konversi minyak
tanah ke LPG perlu dilakukan? Kaitkan jawabanmu
dengan dampak pembakaran minyak tanah bagi
lingkungan dan kesehatan!
Gambar Asap kendaraan bermotor dari hasil pembakaran tidak
sempurna menghasilkan gas karbon monoksida (CO2) dan uap
air (H2O)
C O
Karbon dioksida
Uap air
Kompor Minyak tanah
Kompor gas
Gambar E Konversi minyak tanah ke LPG merupakan salah
satu program konversi energi terbesar oleh pemerintah
0%
20%
40%
60%
80%
Per
sen
tase
jum
lah
ken
dar
aan
Pulau di Indonesia
Mobil Pribadi Sepeda Motor Angkutan Umum
Data Jumlah Kendaraan
per Kepulauan
0 H H
O
152
11. Diagram ini menunjukkan data hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Budi Haryanto, SKM, MSPH,
M.SC dari Universitas Indonesia mengenai dampak seseorang terlalu sering terpapar polusi udara dari
kendaraan bermotor (Sativa, hhtp://www.health.detik.com).
Berdasarkan diagram yang telah disajikan,
a. Urutkanlah jenis penyakit yang disebabkan polusi
udara dari presentase terkecil ke terbesar!
b. Buatlah solusi alternatif berdasarkan pemikiran
Anda mengenai kegiatan apa yang harus dilakukan
pemilik kendaraan bermotor untuk mengurangi
dampak polusi udara terhadap kesehatan!
12. Perhatikan Tabel berikut!
DAMPAK EFEK RUMAH KACA
Lingkungan Kesehatan
1. Meningkatnya permukaan air laut 1. Munculnya berbagai macam wabah
penyakit menular melalui udara
2. Meningkatnya suhu bumi 2. Menurunnya imunitas tubuh sehingga
mudah terjangkit diare, malaria, dan
demam berdarah
3. Merubah ekosistem dan iklim 3. Dapat menyebabkan penyakit katarak
4. Rawan bencana alam (banjir dan
kemarau panjang)
4. Terjadinya kelaparan karena menurunnya
produksi pangan
5. Mudah mengalami kekeringan
sehingga sektor pertanian dan
peternakan akan menurun
5. Panas yang berlebihan dapat
menyebabkan kanker kulit
Bagaimana Anda mengatasi ini? Berikanlah solusi alternatif untuk mencegah efek rumah kaca yang dapat
membuat bumi semakin panas!
13. Perhatikan grafik berikut!
Berdasarkan grafik yang disajikan,
a. Jika semakin lambat kecepatan rata-rata kendaraan
bermotor maka semakin banyak jumlah gas karbon
monoksida yang dihasilkan. Menurut pendapat Anda,
apakah grafik ini ada hubungannya dengan tingkat
kemacetan di Indonesia? Jelaskan!
b. Analisislah apa dampak negatif meningkatnya gas
karbon monoksida akibat kecepatan rata-rata kendaraan
bagi kesehatan! Untuk menjawab pertanyaan tersebut,
gunakan sumber yang kuat dan tuliskanlah sumber yang
Anda gunakan untuk menjawab!
54%
14%
10%
22%
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN
ISPA
Jantung Koroner
Asma
Pneumonia
Grafik Hubungan antara gas karbon monoksida yang
dihasilkan dengan kecepatan kendaraan (Environmental
Assessment, DOT, UK., 1994)
153
Lampiran 6
Analisis Butir Soal Validasi Pertemuan 1
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 51,00
Simpang Baku= 8,87
KorelasiXY= 0,63
Reliabilitas Tes= 0,78
Nama berkas: D:\WULAN SARI WIJAYA\MATA KULIAH\SEMESTER 8\SKRIPSI\WULAN
SARI_1113016200003\VALIDASI INSTRUMEN\VALIDASI\VALIDASI TES PERTEMUAN 1.AUR
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 1 T M 28 31 59
2 2 I A 28 25 53
3 3 A S 25 31 56
4 4 M L D 21 22 43
5 5 O A P 25 30 55
6 6 M H M 23 19 42
7 7 I A U 22 26 48
8 8 D M 22 22 44
9 9 N A 24 24 48
10 10 R F S 28 23 51
11 11 M R 26 25 51
12 12 M M G 18 22 40
13 13 F A 26 24 50
14 14 S I 34 30 64
15 15 A U P 35 33 68
16 16 R N 27 18 45
17 17 A L Z 22 19 41
18 18 H A 27 18 45
19 19 J M 19 10 29
20 20 U A H 32 33 65
21 21 A A 31 25 56
22 22 A S L 25 30 55
23 23 S D A 30 31 61
24 24 M R B 29 31 60
25 25 M T A 32 31 63
26 26 M C 30 36 66
27 27 K N 30 26 56
28 28 D P G 26 22 48
29 29 G P 20 22 42
30 30 A P A 25 22 47
31 31 H A 22 20 42
32 32 K P 26 20 46
33 33 N M H 31 23 54
34 34 M A M 25 25 50
35 35 A P G 20 22 42
KELOMPOK UNGGUL & ASOR
======================
Kelompok Unggul
Nama berkas: D:\WULAN SARI WIJAYA\MATA KULIAH\SEMESTER 8\SKRIPSI\WULAN
SARI_1113016200003\VALIDASI INSTRUMEN\VALIDASI\VALIDASI TES PERTEMUAN 1.AUR
1 2 3 4 5
154
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5
1 15 A U P 68 2 4 4 4 3
2 26 M C 66 1 4 4 4 3
3 20 U A H 65 2 4 4 4 3
4 14 S I 64 2 4 4 4 2
5 25 M T A 63 1 4 4 4 3
6 23 S D A 61 2 4 3 4 3
7 24 M R B 60 1 4 3 4 3
8 1 T M 59 2 4 4 4 4
9 3 A S 56 1 4 3 4 3
Rata2 Skor 1,56 4,00 3,67 4,00 3,00
Simpang Baku 0,53 0,00 0,50 0,00 0,50
6 7 8 9 10
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10
1 15 A U P 68 4 3 3 4 4
2 26 M C 66 4 3 4 4 4
3 20 U A H 65 3 3 4 4 4
4 14 S I 64 4 3 2 4 2
5 25 M T A 63 3 3 4 4 2
6 23 S D A 61 4 3 1 4 2
7 24 M R B 60 4 3 4 3 2
8 1 T M 59 4 3 3 3 4
9 3 A S 56 4 2 4 3 4
Rata2 Skor 3,78 2,89 3,22 3,67 3,11
Simpang Baku 0,44 0,33 1,09 0,50 1,05
11 12 13 14 15
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14 15
1 15 A U P 68 4 4 4 4 3
2 26 M C 66 3 4 3 4 3
3 20 U H 65 4 4 3 4 3
4 14 S I 64 4 4 4 4 3
5 25 M T A 63 3 4 4 3 4
6 23 S D A 61 3 4 4 4 2
7 24 M R B 60 3 4 4 4 3
8 1 T M 59 3 4 4 4 3
9 3 A S 56 4 4 1 4 3
Rata2 Skor 3,44 4,00 3,44 3,89 3,00
Simpang Baku 0,53 0,00 1,01 0,33 0,50
16 17 18 19
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 16 17 18 19
1 15 A U P 68 3 4 3 4
2 26 M C 66 4 4 4 2
3 20 U A H 65 2 4 4 2
4 14 S I 64 3 4 3 4
5 25 M T A 63 3 4 4 2
6 23 S D A 61 4 4 4 2
7 24 M R B 60 1 4 4 2
8 1 T M 59 2 2 2 0
9 3 A S 56 2 4 1 1
Rata2 Skor 2,67 3,78 3,22 2,11
Simpang Baku 1,00 0,67 1,09 1,27
155
Kelompok Asor
Nama berkas: D:\WULAN SARI WIJAYA\MATA KULIAH\SEMESTER 8\SKRIPSI\WULAN
SARI_1113016200003\VALIDASI INSTRUMEN\VALIDASI\VALIDASI TES PERTEMUAN 1.AUR
1 2 3 4 5
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5
1 8 D M 44 1 4 3 4 3
2 4 M L D 43 1 2 2 4 1
3 6 M H M 42 2 4 3 3 3
4 29 G P 42 2 1 0 2 3
5 31 H A 42 1 1 3 4 1
6 35 A P G 42 1 2 3 4 3
7 17 A L Z 41 1 2 2 2 3
8 12 M M G 40 2 3 0 4 4
9 19 J M 29 2 0 2 4 3
Rata2 Skor 1,44 2,11 2,00 3,44 2,67
Simpang Baku 0,53 1,36 1,22 0,88 1,00
6 7 8 9 10
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10
1 8 D M 44 3 3 3 3 1
2 4 M L D 43 4 2 2 1 2
3 6 M H 42 3 3 2 3 1
4 29 G P 42 3 4 1 1 1
5 31 H A 42 4 3 2 2 2
6 35 A P G 42 3 3 2 2 2
7 17 A L Z 41 4 2 2 2 2
8 12 M M G 40 4 4 3 1 1
9 19 J M 29 3 3 0 3 2
Rata2 Skor 3,44 3,00 1,89 2,00 1,56
Simpang Baku 0,53 0,71 0,93 0,87 0,53
11 12 13 14 15
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14 15
1 8 D M 44 3 1 1 1 3
2 4 M L D 43 3 1 4 2 3
3 6 M H M 42 3 1 1 1 3
4 29 G P 42 1 4 1 3 3
5 31 H A 42 3 1 2 2 3
6 35 A P G 42 0 4 3 2 3
7 17 A L Z 41 3 1 4 2 3
8 12 M M G 40 2 3 1 4 4
9 19 J M 29 3 1 3 0 0
Rata2 Skor 2,33 1,89 2,22 1,89 2,78
Simpang Baku 1,12 1,36 1,30 1,17 1,09
16 17 18 19
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 16 17 18 19
1 8 D M 44 3 1 2 1
2 4 M L D 43 2 2 3 2
3 6 M H M 42 2 2 2 0
4 29 G P 42 3 4 4 1
5 31 H A 42 3 2 1 2
6 35 A P G 42 1 1 2 1
7 17 A L Z 41 2 2 2 0
156
8 12 M M G 40 0 0 0 0
9 19 J M 29 0 0 0 0
Rata2 Skor 1,78 1,56 1,78 0,78
Simpang Baku 1,20 1,24 1,30 0,83
DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek= 35
Klp atas/bawah(n)= 9
Butir Soal= 19
Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang Baku
Nama berkas: D:\WULAN SARI WIJAYA\MATA KULIAH\SEMESTER 8\SKRIPSI\WULAN
SARI_1113016200003\VALIDASI INSTRUMEN\VALIDASI\VALIDASI TES PERTEMUAN 1.AUR
No No Btr Asli Rata2Un Rata2As Beda SB Un SB As SB Gab t DP(%)
1 1 1,56 1,44 0,11 0,53 0,53 0,25 0,45 2,78
2 2 4,00 2,11 1,89 0,00 1,36 0,45 4,15 47,22
3 3 3,67 2,00 1,67 0,50 1,22 0,44 3,78 41,67
4 4 4,00 3,44 0,56 0,00 0,88 0,29 1,89 13,89
5 5 3,00 2,67 0,33 0,50 1,00 0,37 0,89 8,33
6 6 3,78 3,44 0,33 0,44 0,53 0,23 1,46 8,33
7 7 2,89 3,00 -... 0,33 0,71 0,26 -... -2,78
8 8 3,22 1,89 1,33 1,09 0,93 0,48 2,79 33,33
9 9 3,67 2,00 1,67 0,50 0,87 0,33 5,00 41,67
10 10 3,11 1,56 1,56 1,05 0,53 0,39 3,96 38,89
11 11 3,44 2,33 1,11 0,53 1,12 0,41 2,70 27,78
12 12 4,00 1,89 2,11 0,00 1,36 0,45 4,64 52,78
13 13 3,44 2,22 1,22 1,01 1,30 0,55 2,22 30,56
14 14 3,89 1,89 2,00 0,33 1,17 0,40 4,94 50,00
15 15 3,00 2,78 0,22 0,50 1,09 0,40 0,55 5,56
16 16 2,67 1,78 0,89 1,00 1,20 0,52 1,71 22,22
17 17 3,78 1,56 2,22 0,67 1,24 0,47 4,75 55,56
18 18 3,22 1,78 1,44 1,09 1,30 0,57 2,55 36,11
19 19 2,11 0,78 1,33 1,27 0,83 0,51 2,63 33,33
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 35
Butir Soal= 19
Nama berkas: D:\WULAN SARI WIJAYA\MATA KULIAH\SEMESTER 8\SKRIPSI\WULAN
SARI_1113016200003\VALIDASI INSTRUMEN\VALIDASI\VALIDASI TES PERTEMUAN 1.AUR
No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1 1 37,50 Sedang
2 2 76,39 Mudah
3 3 70,83 Sangat Mudah
4 4 93,06 Sangat Mudah
5 5 70,83 Sangat Mudah
6 6 90,28 Sangat Mudah
7 7 73,61 Mudah
8 8 63,89 Sedang
9 9 70,83 Sangat Mudah
10 10 58,33 Sedang
157
11 11 72,22 Mudah
12 12 73,61 Mudah
13 13 70,83 Sangat Mudah
14 14 72,22 Mudah
15 15 72,22 Mudah
16 16 55,56 Sedang
17 17 66,67 Sedang
18 18 62,50 Sedang
19 19 36,11 Sedang
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL
================================
Jumlah Subyek= 35
Butir Soal= 19
Nama berkas: D:\WULAN SARI WIJAYA\MATA KULIAH\SEMESTER 8\SKRIPSI\WULAN
SARI_1113016200003\VALIDASI INSTRUMEN\VALIDASI\VALIDASI TES PERTEMUAN 1.AUR
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 1 0,014 -
2 2 0,639 Sangat Signifikan
3 3 0,619 Sangat Signifikan
4 4 0,224 -
5 5 0,090 -
6 6 0,303 -
7 7 0,045 -
8 8 0,454 Signifikan
9 9 0,540 Signifikan
10 10 0,609 Sangat Signifikan
11 11 0,444 Signifikan
12 12 0,554 Sangat Signifikan
13 13 0,326 -
14 14 0,624 Sangat Signifikan
15 15 0,282 -
16 16 0,483 Signifikan
17 17 0,746 Sangat Signifikan
18 18 0,560 Sangat Signifikan
19 19 0,590 Sangat Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
158
REKAP ANALISIS BUTIR
=====================
Rata2= 51,00
Simpang Baku= 8,87
KorelasiXY= 0,63
Reliabilitas Tes= 0,78
Butir Soal= 19
Jumlah Subyek= 35
Nama berkas: D:\WULAN SARI WIJAYA\MATA KULIAH\SEMESTER 8\SKRIPSI\WULAN
SARI_1113016200003\VALIDASI INSTRUMEN\VALIDASI\VALIDASI TES PERTEMUAN 1.AUR
No No Btr Asli T DP(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
1 1 0,45 2,78 Sedang 0,014 -
2 2 4,15 47,22 Mudah 0,639 Sangat Signifikan
3 3 3,78 41,67 Sangat Mudah 0,619 Sangat Signifikan
4 4 1,89 13,89 Sangat Mudah 0,224 -
5 5 0,89 8,33 Sangat Mudah 0,090 -
6 6 1,46 8,33 Sangat Mudah 0,303 -
7 7 -... -2,78 Mudah 0,045 -
8 8 2,79 33,33 Sedang 0,454 Signifikan
9 9 5,00 41,67 Sangat Mudah 0,540 Signifikan
10 10 3,96 38,89 Sedang 0,609 Sangat Signifikan
11 11 2,70 27,78 Mudah 0,444 Signifikan
12 12 4,64 52,78 Mudah 0,554 Sangat Signifikan
13 13 2,22 30,56 Sangat Mudah 0,326 -
14 14 4,94 50,00 Mudah 0,624 SangatSignifikan
15 15 0,55 5,56 Mudah 0,282 -
16 16 1,71 22,22 Sedang 0,483 Signifikan
17 17 4,75 55,56 Sedang 0,746 Sangat Signifikan
18 18 2,55 36,11 Sedang 0,560 Sangat Signifikan
19 19 2,63 33,33 Sedang 0,590 Sangat Signifikan
159
Analisis Butir Soal Validasi Pertemuan 2
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 60,86
Simpang Baku= 8,64
KorelasiXY= 0,52
Reliabilitas Tes= 0,69
Nama berkas: D:\WULAN SARI WIJAYA\MATA KULIAH\SEMESTER 8\SKRIPSI\WULAN
SARI_1113016200003\VALIDASI INSTRUMEN\VALIDASI\VALIDASI TES PERTEMUAN 2.AUR
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 1 T M 35 36 71
2 2 I A 29 33 62
3 3 A S 34 40 74
4 4 M L D 20 26 46
5 5 O A P 27 26 53
6 6 M H M 31 31 62
7 7 I C A 29 37 66
8 8 D M 28 24 52
9 9 N A S 28 28 56
10 10 R F S 24 24 48
11 11 M R 31 26 57
12 12 M M G 18 25 43
13 13 F A 33 33 66
14 14 S I 21 30 51
15 15 A U P 32 29 61
16 16 R N 27 28 55
17 17 A L Z 30 39 69
18 18 H A G 25 33 58
19 19 J M 33 31 64
20 20 U Z H 28 31 59
21 21 A A 33 36 69
22 22 A S L 35 27 62
23 23 S D A 36 41 77
24 24 M R B 27 29 56
25 25 M T A 22 33 55
26 26 M C 29 33 62
27 27 K N 29 32 61
28 28 D P G 22 29 51
29 29 G P 26 33 59
30 30 A P A 38 32 70
31 31 H A 35 32 67
32 32 K P 28 23 51
33 33 N M H 34 38 72
34 34 M A 37 37 74
35 35 A P G 37 34 71
KELOMPOK UNGGUL & ASOR
======================
Kelompok Unggul
Nama berkas: D:\WULAN SARI WIJAYA\MATA KULIAH\SEMESTER 8\SKRIPSI\WULAN
SARI_1113016200003\VALIDASI INSTRUMEN\VALIDASI\VALIDASI TES PERTEMUAN 2.AUR
1 2 3 4 5
160
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5
1 23 S D A 77 3 4 3 3 3
2 3 A S 74 4 4 3 4 4
3 34 M A 74 4 3 4 4 4
4 33 N M H 72 2 4 4 4 4
5 1 T M 71 4 4 4 4 2
6 35 A P G 71 4 3 4 3 3
7 30 A P A 70 3 4 4 4 3
8 17 A L Z 69 4 4 4 4 2
9 21 A A 69 1 4 4 4 3
Rata2 Skor 3,22 3,78 3,78 3,78 3,11
Simpang Baku 1,09 0,44 0,44 0,44 0,78
6 7 8 9 10
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10
1 23 S D A 77 4 4 4 3 4
2 3 A S 74 3 2 3 4 4
3 34 M A 74 4 2 4 4 4
4 33 N M H 72 2 2 4 4 4
5 1 T M 71 3 4 2 4 4
6 35 A P G 71 3 4 3 3 3
7 30 A P A 70 3 4 3 4 3
8 17 A L Z 69 3 2 4 4 4
9 21 A A 69 2 4 3 3 3
Rata2 Skor 3,00 3,11 3,33 3,67 3,67
Simpang Baku 0,71 1,05 0,71 0,50 0,50
11 12 13 14 15
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14 15
1 23 S D A 77 4 4 2 4 3
2 3 A S 74 4 4 2 2 4
3 34 M A 74 4 4 3 4 4
4 33 N M H 72 4 4 3 2 4
5 1 T M 71 1 2 4 2 4
6 35 A P G 71 4 2 4 4 4
7 30 A P A 70 4 4 4 2 3
8 17 A L Z 69 3 4 2 2 3
9 21 A A 69 3 4 4 2 2
Rata2 Skor 3,44 3,56 3,11 2,67 3,44
Simpang Baku 1,01 0,88 0,93 1,00 0,73
16 17 18 19 20
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 16 17 18 19 20
1 23 S D A 77 2 4 4 3 4
2 3 A S 74 4 1 4 2 4
3 34 M A 74 4 2 2 2 2
4 33 N M H 72 3 1 4 2 3
5 1 T M 71 4 1 4 3 3
6 35 A P G 71 3 4 3 1 3
7 30 A P A 70 1 3 3 2 3
8 17 A L Z 69 4 3 4 2 2
9 21 A A 69 2 2 4 3 4
Rata2 Skor 3,00 2,33 3,56 2,22 3,11 21
Simpang Baku 1,12 1,22 0,73 0,67 0,78 22
161
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 21 22
1 23 S D A 77 4 4
2 3 A S 74 4 4
3 34 M A 74 4 2
4 33 N M H 72 4 4
5 1 T M 71 4 4
6 35 A P G 71 2 4
7 30 A P A 70 4 2
8 17 A L Z 69 1 4
9 21 A A 69 4 4
Rata2 Skor 3,44 3,56
Simpang Baku 1,13 0,88
Kelompok Asor
Nama berkas: D:\WULAN SARI WIJAYA\MATA KULIAH\SEMESTER 8\SKRIPSI\WULAN
SARI_1113016200003\VALIDASI INSTRUMEN\VALIDASI\VALIDASI TES PERTEMUAN 2.AUR
1 2 3 4 5
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5
1 25 M T A 55 1 1 1 4 2
2 5 O A P 53 3 1 1 1 2
3 8 D M 52 3 2 2 1 3
4 14 S I 51 2 1 1 1 3
5 28 D P G 51 3 3 2 3 2
6 32 K P 51 3 3 3 3 2
7 10 R F S 48 3 1 2 3 2
8 4 M L D 46 1 1 1 3 2
9 12 M M G 43 1 1 1 3 3
Rata2 Skor 2,22 1,56 1,56 2,44 2,33
Simpang Baku 0,97 0,88 0,73 1,13 0,50
6 7 8 9 10
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10
1 25 M T A 55 3 4 3 4 4
2 5 O A P 53 2 4 4 4 3
3 8 D M 52 1 4 2 1 4
4 14 S I 51 3 4 3 1 4
5 28 D P G 51 1 1 3 3 4
6 32 K P 51 1 2 1 4 1
7 10 R F S 48 1 2 3 1 2
8 4 M L 46 1 4 4 1 4
9 12 M M G 43 1 4 4 1 4
Rata2 Skor 1,56 3,22 3,00 2,22 3,33
Simpang Baku 0,88 1,20 1,00 1,48 1,12
11 12 13 14 15
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14 15
1 25 M T A 55 3 2 2 2 2
2 5 O A P 53 3 3 4 2 2
3 8 D M 52 1 2 4 4 4
4 14 S I 51 3 4 1 2 2
5 28 D P G 51 3 4 2 1 1
6 32 K P 51 3 4 2 1 2
7 10 R F S 48 1 3 4 1 2
8 4 M L D 46 3 3 2 2 2
9 12 M M G 43 1 3 1 1 2
Rata2 Skor 2,33 3,11 2,44 1,78 2,11
Simpang Baku 1,00 0,78 1,24 0,97 0,78
16 17 18 19 20
162
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 16 17 18 19 20
1 25 M T A 55 2 1 4 1 4
2 5 O A P 53 2 1 4 1 2
3 8 D M 52 2 3 3 2 2
4 14 S I 51 2 1 4 2 4
5 28 D P G 51 1 2 4 2 3
6 32 K P 51 2 4 4 2 1
7 10 R F S 48 2 1 4 2 2
8 4 M L D 46 1 1 3 2 3
9 12 M M G 43 1 1 4 2 1
Rata2 Skor 1,67 1,67 3,78 1,78 2,44
Simpang Baku 0,50 1,12 0,44 0,44 1,13
21 22
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 21 22
1 25 M T A 55 1 4
2 5 O A P 53 2 2
3 8 D M 52 1 1
4 14 S I 51 1 2
5 28 D P G 51 1 2
6 32 K P 51 1 2
7 10 R F S 48 4 2
8 4 M L D 46 1 1
9 12 M M G 43 1 2
Rata2 Skor 1,44 2,00
Simpang Baku 1,01 0,87
DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek= 35
Klp atas/bawah(n)= 9
Butir Soal= 22
Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang Baku
Nama berkas: D:\WULAN SARI WIJAYA\MATA KULIAH\SEMESTER 8\SKRIPSI\WULAN
SARI_1113016200003\VALIDASI INSTRUMEN\VALIDASI\VALIDASI TES PERTEMUAN 2.AUR
No No Btr Asli Rata2Un Rata2As Beda SB Un SB As SB Gab t DP(%)
1 1 3,22 2,22 1,00 1,09 0,97 0,49 2,05 25,00
2 2 3,78 1,56 2,22 0,44 0,88 0,33 6,76 55,56
3 3 3,78 1,56 2,22 0,44 0,73 0,28 7,84 55,56
4 4 3,78 2,44 1,33 0,44 1,13 0,40 3,30 33,33
5 5 3,11 2,33 0,78 0,78 0,50 0,31 2,51 19,44
6 6 3,00 1,56 1,44 0,71 0,88 0,38 3,83 36,11
7 7 3,11 3,22 -... 1,05 1,20 0,53 -... -2,78
8 8 3,33 3,00 0,33 0,71 1,00 0,41 0,82 8,33
9 9 3,67 2,22 1,44 0,50 1,48 0,52 2,77 36,11
10 10 3,67 3,33 0,33 0,50 1,12 0,41 0,82 8,33
11 11 3,44 2,33 1,11 1,01 1,00 0,47 2,34 27,78
12 12 3,56 3,11 0,44 0,88 0,78 0,39 1,13 11,11
13 13 3,11 2,44 0,67 0,93 1,24 0,52 1,29 16,67
14 14 2,67 1,78 0,89 1,00 0,97 0,46 1,91 22,22
15 15 3,44 2,11 1,33 0,73 0,78 0,36 3,75 33,33
16 16 3,00 1,67 1,33 1,12 0,50 0,41 3,27 33,33
17 17 2,33 1,67 0,67 1,22 1,12 0,55 1,21 16,67
18 18 3,56 3,78 -... 0,73 0,44 0,28 -... -5,56
19 19 2,22 1,78 0,44 0,67 0,44 0,27 1,67 11,11
20 20 3,11 2,44 0,67 0,78 1,13 0,46 1,46 16,67
21 21 3,44 1,44 2,00 1,13 1,01 0,51 3,95 50,00
163
22 22 3,56 2,00 1,56 0,88 0,87 0,41 3,78 38,89
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 35
Butir Soal= 22
Nama berkas: D:\WULAN SARI WIJAYA\MATA KULIAH\SEMESTER 8\SKRIPSI\WULAN
SARI_1113016200003\VALIDASI INSTRUMEN\VALIDASI\VALIDASI TES PERTEMUAN 2.AUR
No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1 1 68,06 Sedang
2 2 66,67 Sedang
3 3 66,67 Sedang
4 4 77,78 Mudah
5 5 68,06 Sedang
6 6 56,94 Sedang
7 7 79,17 Mudah
8 8 79,17 Mudah
9 9 73,61 Mudah
10 10 87,50 Sangat Mudah
11 11 72,22 Mudah
12 12 83,33 Mudah
13 13 69,44 Sedang
14 14 55,56 Sedang
15 15 69,44 Sedang
16 16 58,33 Sedang
17 17 50,00 Sedang
18 18 91,67 Sangat Mudah
19 19 50,00 Sedang
20 20 69,44 Sedang
21 21 61,11 Sedang
22 22 69,44 Sedang
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL
=================================
Jumlah Subyek= 35
Butir Soal= 22
Nama berkas: D:\WULAN SARI WIJAYA\MATA KULIAH\SEMESTER 8\SKRIPSI\WULAN
SARI_1113016200003\VALIDASI INSTRUMEN\VALIDASI\VALIDASI TES PERTEMUAN 2.AUR
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 1 0,424 Signifikan
2 2 0,603 Sangat Signifikan
3 3 0,757 Sangat Signifikan
4 4 0,392 Signifikan
5 5 0,298 -
6 6 0,411 Signifikan
7 7 -0,041 -
8 8 0,105 -
9 9 0,485 Signifikan
10 10 0,224 -
11 11 0,489 Signifikan
12 12 0,296 -
13 13 0,209 -
14 14 0,381 -
15 15 0,536 Sangat Signifikan
16 16 0,603 Sangat Signifikan
164
17 17 0,224 -
18 18 -0,049 -
19 19 0,283 -
20 20 0,342 -
21 21 0,612 Sangat Signifikan
22 22 0,571 Sangat Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
REKAP ANALISIS BUTIR
=====================
Rata2= 60,86
Simpang Baku= 8,64
KorelasiXY= 0,52
Reliabilitas Tes= 0,69
Butir Soal= 22
Jumlah Subyek= 35
Nama berkas: D:\WULAN SARI WIJAYA\MATA KULIAH\SEMESTER 8\SKRIPSI\WULAN
SARI_1113016200003\VALIDASI INSTRUMEN\VALIDASI\VALIDASI TES PERTEMUAN 2.AUR
No No Btr Asli T DP(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
1 1 2,05 25,00 Sedang 0,424 Signifikan
2 2 6,76 55,56 Sedang 0,603 Sangat Signifikan
3 3 7,84 55,56 Sedang 0,757 Sangat Signifikan
4 4 3,30 33,33 Mudah 0,392 Signifikan
5 5 2,51 19,44 Sedang 0,298 -
6 6 3,83 36,11 Sedang 0,411 Signifikan
7 7 -... -2,78 Mudah -0,041 -
8 8 0,82 8,33 Mudah 0,105 -
9 9 2,77 36,11 Mudah 0,485 Signifikan
10 10 0,82 8,33 Sangat Mudah 0,224 -
11 11 2,34 27,78 Mudah 0,489 Signifikan
12 12 1,13 11,11 Mudah 0,296 -
13 13 1,29 16,67 Sedang 0,209 -
14 14 1,91 22,22 Sedang 0,381 -
15 15 3,75 33,33 Sedang 0,536 Sangat Signifikan
16 16 3,27 33,33 Sedang 0,603 Sangat Signifikan
17 17 1,21 16,67 Sedang 0,224 -
18 18 -... -5,56 Sangat Mudah -0,049 -
19 19 1,67 11,11 Sedang 0,283 -
20 20 1,46 16,67 Sedang 0,342 -
21 21 3,95 50,00 Sedang 0,612 Sangat Signifikan
22 22 3,78 38,89 Sedang 0,571 Sangat Signifikan
165
Lampiran 7
Tes Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Pokok Bahasan : Minyak Bumi
Sub-pokok Bahasan : Dampak Pembakaran Minyak Bumi dan Cara Mengatasinya
Waktu : 90 menit
Petunjuk:
(1) Tulislah terlebih dahulu identitas diri di lembar jawaban
(2) Berdoalah sebelum mengerjakan soal
(3) Bacalah dengan cermat dan teliti sebelum menjawab soal
(4) Kerjakan sejujurnya dan dengan usaha sendiri
1. Perhatikan tabel hasil pengamatan siswa mengenai pembakaran sempurna dan tidak sempurna kendaraan
bermotor berikut!
Jenis Mobil Bahan
Bakar Asap Kendaraan yang dihasilkan
Angkutan Umum
Kendaraan pribadi Bensin
Menghasilkan asap yang tidak terlalu tebal
dibandingkan mobil berbahan bakar solar
Bus
Truk angkut & Tronton Solar
Menghasilkan asap hitam yang sangat tebal
dibandingkan mobil berbahan bakar bensin
Berdasarkan kegiatan pengamatan yang dilakukan siswa, buatlah rumusan masalah dalam bentuk
pertanyaan! (minimal 2)
2. Jika kalian mengambil korek api gas, kalian dapat melihat butana dalam bentuk cair. Ketika korek api gas
ditekan, butana akan kembali menjadi gas membentuk nyala api. Nyala api dari korek gas tersebut
mengalami reaksi pembakaran sempurna antara gas butana dengan oksigen. Berdasarkan peristiwa
tersebut,
a. Setarakan persamaan reaksi pembakaran sempurna butana dengan oksigen!
C4H10(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g) (belum setara)
b. Kemudian, jelaskan secara sederhana berapa banyak oksigen yang dibutuhkan dalam reaksi
pembakaran, gas karbon dioksida yang dihasilkan, dan uap air yang dihasilkan dari reaksi a!
3. LPG (liquid petroleum gas) berisi senyawa alkana, yaitu gas propana yang digunakan untuk keperluan
rumah tangga, seperti memasak.
a. Setarakan persamaan reaksi propana dengan oksigen berikut!
C3H8 (g) + O2 (g) → CO (g) + H2O (g) (belum setara)
b. Kemudian, analisislah reaksi tersebut termasuk ke dalam jenis pembakaran hidrokarbon yang mana?
Lalu buatlah definisinya menggunakan bahasamu sendiri!
166
4. Perhatikan gambar berikut!
Jelaskan bagaimana dampak negatif
yang dihasilkan dari kedua aktivitas
pembakaran pada gambar (A) dan (B)
bagi lingkungan dan kesehatan!
5. Perhatikan gambar berikut!
Berikan dua alasan mengapa program konversi minyak
tanah ke LPG perlu dilakukan? Kaitkan jawabanmu
dengan dampak pembakaran minyak tanah bagi
lingkungan dan kesehatan!
6. Data Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia mencatat, jumlah kendaraan yang masih
beroperasi di Indonesia pada tahun 2017 adalah sebagai berikut:
Berdasarkan data yang disajikan, Jenis kendaraan mana yang paling besar jumlahnya di setiap pulau?
Jelaskan!
Gambar (A) Asap knalpot hasil
pembakaran bensin pada kendaraan Gambar (B) Asap pabrik hasil
pembakaran batu bara pada industri
Kompor Minyak tanah
Kompor gas
Gambar Konversi minyak tanah ke LPG merupakan salah
satu program konversi energi terbesar oleh pemerintah
Indonesia.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Jaw
a
Sum
ater
a
Kal
iman
tan
Sula
wes
i
Bal
i
Nu
sa T
engg
ara
Mal
uku
Pap
ua
Pe
rse
nta
se ju
mla
h k
en
dar
aan
Pulau di Indonesia
Mobil Pribadi
Sepeda Motor
Angkutan Umum
Data Jumlah
Kendaraan per
Kepulauan
167
7. Perhatikan grafik berikut!
Berdasarkan grafik yang disajikan,
a. Jika semakin lambat kecepatan rata-rata kendaraan
bermotor maka semakin banyak jumlah gas karbon
monoksida yang dihasilkan. Menurut argumen
Anda, apakah grafik ini ada hubungannya dengan
tingkat kemacetan di Indonesia? Jelaskan!
b. Analisislah apa dampak negatif meningkatnya gas
karbon monoksida bagi kesehatan manusia? Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, gunakan sumber
yang kuat dan tuliskanlah sumber yang Anda
gunakan untuk menjawab!
8. Perhatikan Tabel berikut!
DAMPAK EFEK RUMAH KACA
Lingkungan Kesehatan
1. Meningkatnya permukaan air laut 1. Munculnya berbagai macam wabah penyakit
menular melalui udara
2. Meningkatnya suhu bumi 2. Menurunnya imunitas tubuh sehingga mudah
terjangkit diare, malaria, dan demam berdarah
3. Merubah ekosistem dan iklim 3. Dapat menyebabkan penyakit katarak
4. Rawan bencana alam (banjir dan
kemarau panjang)
4. Terjadinya kelaparan karena menurunnya
produksi pangan
5. Mudah mengalami kekeringan sehingga
sektor pertanian dan peternakan akan
menurun
5. Panas yang berlebihan dapat menyebabkan
kanker kulit
Bagaimana cara Anda mengatasi ini? Buatlah solusi alternatif berdasarkan pemikiran Anda untuk mencegah
dampak negatif dari efek rumah kaca bagi lingkungan!
9. Perhatikan grafik berikut!
Grafik berikut berisi pada konsentrasi berapa ppm karbon
monoksida dalam jangka waktu tertentu dapat menyebabkan (1)
kematian (deadly), (2) penyakit (sickness), dan (3) belum terlihat
pengaruhnya (barely perceptable).
Berdasarkan grafik tersebut,
a. Apa yang dapat Anda simpulkan?
b. Apakah terdapat pengaruh konsentrasi karbon monoksida
dengan waktu pemaparannya?
Selamat Mengerjakan! Good Luck!
Grafik Hubungan antara gas karbon monoksida yang
dihasilkan dengan kecepatan kendaraan (Environmental
Assessment, DOT, UK., 1994)
1
2
3
168
Lampiran 8
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN SOAL KBK (Pretest & Posttest)
No Kunci Jawaban Skor Indikator
1. Rumusan pertanyaan tentang:
1) Mengapa solar menghasilkan asap
pembakaran yang lebih tebal dibandingkan
dengan bensin?
2) Apa jenis bahan bakar mobil yang
menyebabkan reaksi pembakaran
sempurna?
3) Apa jenis bahan bakar mobil yang
menyebabkan pembakaran tidak sempur
4 Dapat membuat 3 pertanyaan sesuai
kunci jawaban
3 Dapat membuat 2 pertanyaan sesuai
kunci jawaban
2 Dapat membuat 1 pertanyaan sesuai
kunci jawaban
1 Dapat membuat pertanyaan namun
tidak tepat
0
Tidak memberikan jawaban
2. a. Reaksi setara pembakaran sempurna gas
butana:
b. Berdasarkan persamaan reaksi tersebut
oksigen yang dibutuhkan untuk reaksi
pembakaran sempurna butana sebanyak 13
mol. Gas karbon dioksida yang dihasilkan
sebanyak 8 mol. Uap air yang dihasilkan
sebanyak 10 mol dari 2 mol butana.
4 Dapat menyetarakan persamaan reaksi
dan memberikan penjelasan dengan
tepat
3 Dapat menyetarakan persamaan reaksi
dan memberikan penjelasan namun
kurang tepat
2 Dapat menyetarakan persamaan reaksi
namun tidak memberikan penjelasan
1 Tidak dapat menyetarakan persamaan
reaksi dan memberikan penjelasan
dengan tepat
0 Tidak memberikan jawaban
3. 1) Reaksi setara pembakaran tidak sempurna
gas propana:
2) Reaksi ini adalah reaksi pembakaran
hidrokarbon yang tidak sempurna. Reaksi
pembakaran tidak sempurna adalah
pembakaran senyawa hidrokarbon dengan
oksigen untuk menghasilkan gas karbon
monoksida dan uap air.
4 Dapat menyetarakan persamaan reaksi
dan mendefinisikan reaksi pembakaran
tidak sempurna dengan tepat
3 Dapat menyetarakan persamaan reaksi
dan mendefinisikan reaksi pembakaran
tidak sempurna namun kurang tepat
2 Dapat menyetarakan persamaan reaksi
namun tidak mendefinisikan reaksi
pembakaran tidak sempurna
1 Tidak dapat menyetarakan persamaan
reaksi kimia namun mendefinisikan
reaksi pembakaran tidak sempurna
0 Tidak memberikan jawaban
4. Asap kendaraan bermotor dan asap pabrik dapat
memproduksi zat-zat pencemar udara seperti
gas karbon monoksida, karbon dioksida, dan
partikulat karbon. Akibatnya, menyebabkan
permasalahan lingkungan dan kesehatan seperti
meningkatnya risiko efek rumah kaca,
perubahan iklim, pemanasan global, hujan
asam, penyakit ISPA, asma, mata menjadi perih,
4 Dapat menjawab dan menjelaskan
dampak negatif aktivitas pembakaran
bahan bakar fosil bagi lingkungan dan
kesehatan dengan tepat
3 Dapat menjawab dan menjelaskan
dampak negatif aktivitas pembakaran
bahan bakar fosil bagi lingkungan dan
kesehatan namun kurang tepat
2 C4H10(g) + 13 O2(g) → 8 CO2(g) + 10 H2O(g)
2 C3H8(g) + 7O2(g) → 6CO(g) + 8H2O(g)
169
kanker paru-paru dan masalah kesehatan yang
menganggu saluran pernapasan manusia.
2 Dapat menjawab dampak negatif
aktivitas pembakaran bahan bakar fosil
bagi lingkungan atau kesehatan saja
1 Dapat menjawab namun tidak tepat
0 Tidak memberikan jawaban
5. 1) Program konversi minyak tanah ke LPG
diperlukan karena penggunaan LPG lebih
efisien dan mudah digunakan lain halnya
dengan minyak tanah yang memerlukan
waktu untuk memanaskan kompor sebelum
digunakan.
2) Selain itu, LPG dalam proses pembakarannya
tidak menghasilkan asap dan tidak berbau
jadi lebih bersih dan ramah lingkungan. Lain
halnya dengan minyak tanah dalam proses
pembakarannya menghasilkan asap dan
berbau. Asap hasil pembakarannya, dapat
mengotori lingkungan dan menghasilkan gas
karsinogenik yang apabila dihirup dalam
jangka waktu yang lama dapat menyebabkan
kanker. Maka konversi minyak tanah ke LPG
sangat diperlukan.
4 Dapat memberikan 2 alasan dengan
tepat
3 Dapat memberikan 2 alasan namun
kurang tepat
2 Dapat memberikan 1 alasan dengan
tepat
1 Dapat memberikan alasan namun tidak
tepat
0 Tidak memberikan jawaban
6. Berdasarkan data jumlah kendaraan per
pulau, jenis kendaraan yang paling banyak
adalah sebagai berikut:
Jawa : mobil pribadi (± 75%)
Sumatera : sepeda motor (± 21%)
Kalimantan : sepeda motor (± 5%)
angkutan umum (± 5%)
Sulawesi : sepeda motor (± 3%)
Bali : angkutan
umum (±5%)
Nusa Tenggara : angkutan
umum (± 2%)
Maluku : sepeda
motor (±1%)
Papua : ada tapi jumlahnya sangat
sangat sedikit
4 Dapat menjawab dan memberikan
penjelasan dengan tepat.
3 Dapat menjawab dan memberikan
penjelasan namun kurang tepat
2 Dapat menjawab dengan benar namun
tidak memberikan penjelasan
1 Dapat menjawab namun tidak tepat
0 Tidak memberikan jawaban
7. a. Menurut pendapat Saya, karena berdasarkan
grafik menunjukkan semakin lambat
kecepatan rata-rata suatu kendaraan maka
semakin banyak gas CO yang dihasilkan.
Maka dari itu ada hubungannya dengan
kemacetan di Indonesia. Lalu lintas yang
padat akan menurunkan laju kendaraan untuk
berjalan, dengan begitu gas CO dari
pembakaran tidak sempurna bahan bakar
kendaraan akan semakin bertambah.
4 Dapat memberikan pendapat dan
menjelaskan dengan tepat
3 Dapat memberikan pendapat dan
menjelaskan namun kurang tepat
2 Dapat memberikan pendapat namun
tidak memberikan penjelasan
1 Dapat menjawab namun tidak tepat
0 Tidak memberikan jawaban
170
b. Sumber 1 (internet, yang tidak terpercaya)
Dampak karbon monoksida terhadap
lingkungan dan kesehatan adalah kadar
karbon monoksida sebesar 100 ppm hampir
tidak berpengaruh pada tumbuhan tingkat
tinggi, akan tetapi pada manusia akan
menyebabkan gangguan pada otot jantung
atau sirkulasi darah periferal yang parah
(http://www.elsari.wordpress.com)
Sumber 2 (buku pelajaran SMA)
Dampak karbon monoksida bagi kesehatan
manusia adalah mengurangi oksigen dalam
darah, mengakibatkan gangguan berpikir
(dalam jumlah kecil), jantung bekerja lebih
berat, menyebabkan pingsan dan kematian,
serta sesak napas (Margono, Rufaida, dan
Yustiono, 2017; Buku Kimia SMA/MA
Kelas XI: h.57)
Sumber 3 (internet, yang tidak terpercaya)
Dampak karbon monoksida bagi kesehatan
manusia adalah pada konsentrasi tinggi
karbon monoksida menyebabkan O2 tidak
terikat oleh hemoglobin, menyebabkan
gangguan pada sistem syaraf pusat dan
kardiovaskuler, serta menyebabkan
perubahan tekanan darah, dan meningkatkan
gagal jantung (http://www.basoarif1
0ribu.blogspot.co.id)
Sumber 4 (buku pengetahuan)
Kontak antara manusia dengan CO pada
konsentrasi ≤ 100 ppm dapat menganggu
kesehatan, dan pada konsentrasi tinggi dapat
mengakibatkan kematian. Faktor penting
yang menentukan pengaruh CO terhadap
tubuh manusia adalah konsentrasi COHb
yang terdapat di dalam darah, di mana
semakin tinggi persentase haemogoblin yang
terikat dalam bentuk COHb maka semakin
parah pengaruhnya terhadap kesehatan
manusia (Kristanto, 2012; Buku Ekologi
Industri : h.150).
Alasan yang dibuat adalah alasan mengapa
memilih sumber tersebut dan kaitannya
dengan dampak karbon monoksida (CO) bagi
tubuh manusia.
4 Dapat menuliskan dampak,
memberikan alasan dan memilih
sumber yang tepat
3 Dapat menuliskan dampak,
memberikan alasan, dan memilih
sumber namun kurang tepat
2 Dapat menuliskan dampak dan memilih
sumber yang tepat namun tidak
memberikan alasan
1 Dapat menuliskan dampak namun tidak
memberikan alasan dan memilih
sumber yang tepat
0 Tidak memberikan jawaban
8. Efek rumah kaca dapat diatasi dengan cara
mengurangi pembentukan gas-gas rumah kaca
seperti CO2, CH4, dan NOx, caranya adalah:
4 Dapat memberikan 3 solusi atau lebih
dengan tepat
3 Dapat memberikan 2 solusi dengan
tepat
171
1. Biasakan diri untuk berjalan kaki atau
bersepeda setiap harinya. Bila berpergian
cukup jauh, gunakan transportasi umum.
2. Menggunakan energi listrik, bahan bakar
minyak, gas, dan air dengan bijak.
3. Konversi energi fosil menjadi energi
matahari, angin, nuklir, dan gas alam.
4. Melakukan reboisasi, penghijauan, dan
pembuatan taman dalam kota.
5. Membatasi penggunaan plastik, dengan
begitu kita telah mengurangi jumlah sampah
yang sulit terurai.
6. Mengolah sampah organik menjadi kompos
dan mengolah sampah non organik menjadi
bahan yang berguna untuk mencegah
pembakaran limbah sampah rumah tangga.
7. Penggunaan filter atau scrubber untuk
menyaring CO2 dari asap buangan pabrik
ataupun pembangkit listrik yang
menggunakan bahan bakar batubara.
8. Menaikkan pajak kendaraan bermotor dan
mengganti bahan bakar minyak dengan
bahan bakar alternatif yang lebih ramah
lingkungan (BBG, bioetanol, biodiesel,
biogas dsb).
2 Dapat memberikan 1 solusi dengan
tepat
1 Dapat memberikan solusi namun tidak
tepat
0 Tidak memberikan solusi
9. a. Berdasarkan grafik tersebut pada konsentrasi
kurang dari 1000 ppm selama waktu 8 jam
tidak memperlihatkan pengaruh karbon
monoksida (CO) terhadap kesehatan. Pada
konsentrasi 1000 ppm selama waktu 8 jam
menyebabkan penyakit. Pada konsentrasi
lebih dari 1000 ppm selama waktu 8 jam
dapat menyebabkan kematian. Jadi
kesimpulannya, pada konsentrasi tertentu
selama waktu 8 jam gas karbon monoksida
dapat bersifat tidak berpengaruh,
menyebabkan penyakit, dan kematian
4 Dapat menjelaskan dan memberikan
kesimpulan dengan tepat.
3 Dapat menjelaskan dan memberikan
kesimpulan namun kurang tepat
2 Dapat membuat kesimpulan namun
tidak memberikan penjelasan
1 Dapat menjawab namun tidak tepat
0 Tidak memberikan jawaban
b. Ada pengaruhnya, semakin tinggi
konsentrasi karbon monoksida dan semakin
lama waktu pemaparan maka efek yang
dihasilkan akan semakin berbahaya
4 Dapat menjawab dan memberikan
penjelasan dengan tepat.
3 Dapat menjawab dan memberikan
penjelasan namun kurang tepat
2 Dapat menjawab dengan benar namun
tidak memberikan penjelasan
1 Dapat menjawab namun tidak
memberikan penjelasan dengan tepat
0 Tidak memberikan jawaban
Lampiran 9
KISI-KISI LEMBAR KERJA SISWA EFEK RUMAH KACA
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI IPA/Ganjil
Tahun Ajaran : 2017/2018
Kompetensi Dasar : 3.3 Mengidentifikasi reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak sempurna serta sifat zat hasil
pembakaran (CO2, CO, partikulat karbon).
4.3 Menyusun gagasan cara mengatasi dampak pembakaran senyawa karbon terhadap lingkungan dan kesehatan.
Tahapan
Pembelajaran
Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Sub-Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Indikator Pertanyaan Pertanyaan Kunci Jawaban Skor
Orientasi siswa
terhadap masalah
(1) Menganalisis
argumen
(1) Mengidentifikasi
alasan atau sebab
berdasarkan
informasi yang
ditemukan
Menemukan informasi
penting dari suatu
wacana
1. Apa informasi penting
yang kalian temukan
mengenai dampak
meningkatnya gas
rumah kaca bagi
lingkungan
berdasarkan laporan
penelitian Carbon
Disclosure Project?
Informasi yang saya
temukan adalah jika
gas-gas rumah kaca
terus-menerus
meningkat, maka suhu
rata-rata bumi secara
global akan naik hingga
4℃ di atas sebelumnya.
Sehingga bumi akan
mengalami krisis
pangan dan tidak dapat
ditinggali lagi.
4: bila membuat
jawaban tepat dan
lengkap
3: bila membuat
jawaban dengan
tepat
2: bila membuat
jawaban kurang
tepat
1: bila membuat
jawaban tapi tidak
tepat
0: tidak memberikan
jawaban
Orientasi siswa
terhadap masalah
(2) Memfokuskan
pertanyaan
(2) Mengidentifikasi
atau merumuskan
pertanyaan
Membuat rumusan
masalah berdasarkan
wacana dalam bentuk
pertanyaan
2. Berdasarkan kasus 1
mengenai hasil laporan
penelitian Carbon
Disclosure Project,
1. Apakah sumber
terbesar penghasil
emisi gas rumah
kaca?
4: bila menjawab
lebih dari dua
poin dengan tepat
173
Tahapan
Pembelajaran
Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Sub-Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Indikator Pertanyaan Pertanyaan Kunci Jawaban Skor
buatlah rumusan
masalah dalam bentuk
pertanyaan minimal 2!
2. Berapa persen total
emisi gas rumah
kaca yang
disebabkan oleh
industri bahan bakar
fosil?
3. Apa sajakah bahan
bakar fosil yang
dapat meningkatkan
gas-gas rumah kaca?
4. Apa yang
menyebabkan suhu
rata-rata bumi
meningkat?
5. Apa yang akan
terjadi jika gas –gas
rumah kaca
meningkat?
6. Apa yang
menyebabkan krisis
pangan dunia dan
bumi tidak dapat
ditinggali lagi?
3: bila menjawab dua
poin dengan tepat
2: bila menjawab 1
poin dengan tepat
1: bila menjawab
tapi tidak tepat
0: tidak memberikan
jawaban
Mengorganisasi
siwa untuk belajar
(3) Bertanya dan
mejawab
pertanyaan
(3) Memberikan
penjelasan
sederhana
Menyebutkan dan
menjelaskan gas yang
berperan penting
3. Menurut laporan
Carbon Disclosure
Project pada kasus 1,
1. Gas yang berperan
penting terjadinya
efek rumah kaca
4: bila membuat
jawaban tepat dan
lengkap
174
Tahapan
Pembelajaran
Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Sub-Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Indikator Pertanyaan Pertanyaan Kunci Jawaban Skor
terhadap fenomena efek
rumah kaca
sebanyak 71% emisi gas
rumah kaca dihasilkan
oleh kendaraan
bermotor dan kegiatan
industri. Gas yang
berperan penting
terjadinya fenomena
efek rumah kaca
adalah.......... berikan
penjelasan mengapa gas
tersebut dapat
menyebabkan efek
rumah kaca!
adalah gas karbon
dioksida.
2. Karena gas karbon
dioksida dapat
menyerap sinar
inframerah yang
berasal dari sinar
matahari dan
kemudian
memantulkannya
kembali ke atmosfer.
Akibatnya, makin
lama bumi makin
panas.
3: bila membuat
jawaban dengan
tepat
2: bila membuat
jawaban kurang
tepat
1: bila membuat
jawaban tapi tidak
tepat
0: tidak memberikan
jawaban
175
Mengorganisasi
siwa untuk belajar
(4) Mem-
pertimbangkan
kredibilitas suatu
sumber
(4) Mem-
pertimbangkan
penggunaan
prosedur yang
tepat
Memilih sumber
gambar yang tepat
untuk membuat
prosedur mengenai
peristiwa efek rumah
kaca
4a. Pilihlah salah satu dari
kedua sumber gambar
berikut! Kemudian
jelaskan kembali
tahapan peristiwa efek
rumah kaca
menggunakan bahasa
kalian sendiri dengan
mem-pertimbangkan
gambar mana yang
paling tepat?
Gambar A
1. Sinar matahari
memasuki atmosfer
bumi. Panas matahari
sebagian diserap oleh
bumi untuk membuat
bumi menjadi lebih
hangat.
2. Kemudian sisa panas
matahari lainnya
dipantulkan oleh
atmosfer kembali ke
ruang angkasa
3. Panas yang diserap
oleh bumi
sebelumnya pada
tahap 1, kemudian
dipantulkan kembali
oleh bumi dan
diteruskan oleh
atmosfer ke ruang
angkasa
4. Panas yang
dipantulkan oleh
bumi pada tahap 3,
tidak semuanya
kembali ke ruang
angkasa melainkan
beberapa panasnya
diserap oleh gas-gas
rumah kaca di
atmosfer. Akibatnya,
panas dari sinar
matahari ini terjebak
dan tertahan di
atmosfer dan
menyebabkan suhu
4: bila membuat
jawaban tepat dan
lengkap
3: bila membuat
jawaban dengan
tepat
2: bila membuat
jawaban kurang
tepat
1: bila membuat
jawaban tapi tidak
tepat
0: tidak memberikan
jawaban
176
permukaan bumi
meningkat.
Gambar B 1. Sinar matahari
memasuki atmosfer
bumi, kemudian
beberapa sinarnya
dipantulkan kembali
ke ruang angkasa.
2. Sisa sinar matahari
yang dipantulkan
pada tahap 1,
kemudian diserap
oleh bumi untuk
menghangatkan
bumi.
3. Panas matahari yang
diserap bumi pada
tahap 2, kemudian
kembali ke ruang
angkasa.
4. Beberapa panas
matahari tidak
semuanya kembali
ke angkasa,
melainkan terjebak
oleh gas-gas rumah
kaca di atmosfer.
5. Kegiatan manusia
seperti pembakaran
bahan bakar fosil,
pertanian,
peternakan,
kebakaran hutan
dapat meningkatkan
gas-gas rumah kaca
177
Tahapan
Pembelajaran
Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Sub-Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Indikator Pertanyaan Pertanyaan Kunci Jawaban Skor
dan terlepas ke
atmosfer
Kemudian panas
matahari yang
terjebak oleh gas-gas
rumah kaca pada
tahap 4, lalu
terperangkap dan
tertahan di bumi.
Akibatnya, bumi
semakin panas.
Mengorganisasi
siwa untuk belajar
(4) Mem-
pertimbangkan
kredibilitas suatu
sumber
(4) Kemampuan
memberikan alasan
Membuat alasan
berdasarkan gambar
yang di pilih
4b. Setelah kalian
membuat tahapan
peristiwa efek rumah
kaca dan
menjelaskannya
berdasarkan gambar,
tulislah alasan
mengapa kalian
memilih dan tidak
memilih gambar
tersebut! (dengan
memperhatikan
kemudahan pembaca
memahami isi
gambar, urutan yang
jelas, penjelasan lebih
lengkap, peristiwa
yang disampaikan
sesuai dengan teori,
1. Alasan kami
memilih gambar A
adalah tampilan
gambar yang
disajikan lebih
mudah di pahami,
gambar memiliki
urutan yang jelas,
peristiwa yang
ditampilkan sesuai
dengan teori, dan
sumber dapat
dipercaya. Kami
tidak memilih
gambar B karena
gambar ini sulit
untuk dipahami dan
penjelasannya terlalu
banyak.
4: bila membuat
kedua alasan
sesuai perintah
yang diberikan
dan alasan dapat
diterima
3: bila membuat
kedua alasan
sesuai perintah
yang diberikan
dan namun salah
satu alasan tidak
dapat diterima
2: bila membuat
salah satu alasan
sesuai perintah
yang diberikan
dan alasan dapat
diterima.
178
Tahapan
Pembelajaran
Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Sub-Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Indikator Pertanyaan Pertanyaan Kunci Jawaban Skor
dan sumber dapat
dipercaya)
2. Alasan kami
memilih gambar B
adalah tampilan
gambar yang
disajikan lebih
mudah di pahami,
lengkap dengan
sumber pencemaran,
gambar memiliki
urutan yang jelas,
peristiwa yang
ditampilkan sesuai
dengan teori dan
sumber dapat
dipercaya. Kami
tidak memilih
gambar A, karena
bahasa yang
digunakan tidak
mudah dipahami,
tidak dilengkapi
sumber pencemaran.
1: bila membuat
kedua alasan
sesuai perintah
yang diberikan
dan alasan tidak
dapat diterima
0: tidak memberikan
alasan sama
sekali
Mengorganisasi
siwa untuk belajar
(9) Mendefinisikan
istilah dan mem-
pertimbangkan
definisi
(9) Membuat definisi
berdasarkan
contoh
Mengidentifikasi dan
menjelaskan reaksi
pembakaran tidak
sempurna berdasarkan
contoh yang disajikan
5a. Pembakaran bensin
pada kendaraan
bermotor secara tidak
sempurna dapat
menghasilkan
1. Reaksi yang
termasuk ke dalam
reaksi pembakaran
tidak sempurna
4: bila membuat
jawaban tepat dan
lengkap
179
Tahapan
Pembelajaran
Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Sub-Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Indikator Pertanyaan Pertanyaan Kunci Jawaban Skor
partikulat-partikulat
karbon yang berupa
asap hitam (gambar 4).
Diantara contoh-
contoh reaksi berikut
ini manakah yang
termasuk ke dalam
reaksi pembakaran
tidak sempurna?
Berikan penjelasan
mengapa kalian
memilih reaksi
tersebut!
1. 2 C3H8 (l) + 7 O2 (g) → 6
CO (g) + 8 H2O (g)
2. 2 C8H18 (l) + 17 O2 (g) →
16 CO (g) + 18 H2O (g)
3. C8H18 (l) + 14 O2 (g) → 8
CO2 (g) + 9 H2O (g)
adalah reaksi nomor
1 dan 2.
2. Saya memilih reaksi
pada nomor 1 dan 2
karena pada reaksi
ini menghasilkan
karbon monoksida
dan uap air. Reaksi
ketiga adalah reaksi
pembakaran
sempurna oktana
karena
menghasilkan
oksigen dan karbon
dioksida yang
belum setara, jadi
jawaban yang benar
adalah reaksi nomor
dua.
3: bila membuat
jawaban dengan
tepat
2: bila membuat
jawaban kurang
tepat
1: bila membuat
jawaban tapi tidak
tepat
0: tidak memberikan
jawaban
Mengorganisasi
siwa untuk belajar
(10) Mengidentifikasi
asumsi
(10) Memberikan
penjelasan bukan
pernyataan
Menyetarakan
persamaan reaksi dan
menjelaskan
pembakaran sempurna
tidak menghasilkan
partikulat karbon
5b. Pembakaran bensin
pada kendaraan
bermotor juga dapat
mengalami reaksi
pembakaran
sempurna. Tuliskan
persamaan reaksi
setara pembakaran
sempurna antara
1. Reaksi setara
pembakaran
sempurna oktana
adalah:
2C8H18(g) + 25 O2(g) → 16
CO2(g) + 18 H2O(g)
2. Pembakaran
sempurna tidak
4: bila membuat
jawaban tepat dan
lengkap
3: bila membuat
jawaban dengan
tepat
180
Tahapan
Pembelajaran
Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Sub-Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Indikator Pertanyaan Pertanyaan Kunci Jawaban Skor
bensin (oktana)
dengan oksigen untuk
menghasilkan
karbondioksida dan
uap air! Kemudian
jelaskan mengapa
pembakaran sempurna
tidak menghasilkan
partikulat karbon?
menghasilkan
partikulat karbon
karena pada reaksi
pembakaran
sempurna jumlah
oksigen yang
tersedia mencukupi
untuk mengalami
reaksi pembakaran
sehingga tidak ada
sisa karbon yang
tidak terbakar secara
tidak sempurna,
karena sisa karbon
yang tidak terbakar
dapat menimbulkan
partikulat karbon.
2: bila membuat
jawaban kurang
tepat
1: bila membuat
jawaban tapi tidak
tepat
0: tidak memberikan
jawaban
Mengorganisasi
siwa untuk belajar
(9) Mendefinisikan
istilah dan mem-
pertimbangkan
definisi
(9) Membuat definisi
berdasarkan
contoh
Memberikan contoh
reaksi pembakaran
sempurna dan tidak
sempurna beserta
definisinya
6. Berikanlah masing-
masing satu contoh
reaksi pembakaran
sempurna dan tidak
sempurna lainnya!
Kemudian buatlah
definisi dari contoh
reaksi pembakaran
tersebut!
1. Reaksi setara
pembakaran
sempurna antara
heptana dengan
oksigen adalah:
2 C7H16(g) + 22 O2(g) →
14 CO2(g) + 16 H2O(g)
Reaksi pembakaran
sempurna adalah reaksi
pembakaran senyawa
karbon dengan jumlah
oksigen yang
mencukupi sehingga
menghasilkan gas
4: bila membuat
jawaban tepat dan
lengkap
3: bila membuat
jawaban dengan
tepat
2: bila membuat
jawaban kurang
tepat
1: bila membuat
jawaban tapi tidak
tepat
0: tidak memberikan
jawaban
181
Tahapan
Pembelajaran
Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Sub-Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Indikator Pertanyaan Pertanyaan Kunci Jawaban Skor
karbon dioksida dan
uap air.
2. Reaksi setara
pembakaran tidak
sempurna antara
heptana dengan
oksigen adalah:
2 C7H16 (g) + 15 O2 (g) →
14 CO (g) + 16 H2O (g)
Reaksi pembakaran
tidak sempurna adalah
reaksi pembakaran
senyawa karbon
dengan jumlah oksigen
yang tidak mencukupi
sehingga menghasilkan
gas karbon dioksida
dan uap air.
Membimbing
pengalaman
penyelidikan
individual atau
kelompok
(10) Mengidentifikasi
asumsi
(10) Memberikan
penjelasan bukan
pernyataan
Menyebutkan dan
menjelaskan dampak
negatif pembakaran
senyawa hidrokarbon
bagi lingkungan
7. Dapatkah kalian
sebutkan dan jelaskan
dampak negatif bagi
lingkungan akibat
banyaknya jumlah
sepeda motor di
Indonesia? Apa
kaitannya banyaknya
jumlah sepeda motor
dengan fenomena efek
rumah kaca?
1. Asap kendaraan
bermotor dapat
mnyebabkan
pembakaran tidak
sempurna akan
menghasilkan gas
CO dan CO2 jika
pembakarannya
sempurna.
2. Dampak CO bagi
lingkungan
4: bila membuat
jawaban tepat dan
lengkap
3: bila membuat
jawaban dengan
tepat
2: bila membuat
jawaban kurang
tepat
182
Tahapan
Pembelajaran
Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Sub-Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Indikator Pertanyaan Pertanyaan Kunci Jawaban Skor
- Emisi gas CO yang
berasal dari asap
kendaraan
bermotor dan
kegiatan industri
berkontribusi pada
terjadinya efek
rumah kaca dan
pemanasan global.
90% kandungan
CO di udara
mengalami reaksi
fotokimia untuk
memproduksi ozon
(O3). Ozon
mengabsorpsi sinar
UV di lapisan
atmosfer, akan
tetapi jika bereaksi
langsung dengan
makhluk hidup
sangat beracun.
Selain itu, emisi
gas CO berperan
membentuk CO2
yang merupakan
salah satu gas
rumah kaca.
- Dampak CO2 bagi
lingkungan
Peningkatan
konsentrasi CO2 di
1: bila membuat
jawaban tapi tidak
tepat
0: tidak memberikan
jawaban
183
Tahapan
Pembelajaran
Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Sub-Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Indikator Pertanyaan Pertanyaan Kunci Jawaban Skor
udara dapat
mengakibatkan
kenaikan suhu
permukaan bumi
(pemanasan
global) dan efek
rumah kaca.
peningkatan suhu
telah memicu
perubahan iklim
yang drastis dan
beberapa bencana
alam seperti angin
ribut, topan, dan
banjir yang
meningkat secara
drastis.
3. Ada kaitannya,
semakin banyak
jumlah sepeda
motor, maka
produksi gas-gas
rumah kaca akan
semakin
bertambah.
Akibatnya, risiko
terjadinya efek
rumah kaca
semakin
meningkat.
184
Tahapan
Pembelajaran
Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Sub-Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Indikator Pertanyaan Pertanyaan Kunci Jawaban Skor
Membimbing
pengalaman
penyelidikan
individual atau
kelompok
(5) Membuat deduksi
dan mem-
pertimbangkan
hasil deduksi
(12) Berinteraksi
dengan orang lain
(5) Menganalisis data
dan menafsirkan
data
(12) Menggunakan
argumen
Menafsirkan dan
menganalisis data yang
telah disajikan
8. Melihat hasil survei
yang dilakukan
lembaga kesehatan
WHO (2013),
analisislah negara mana
yang memiliki jumlah
sepeda motor terbanyak
dan kemukakan
pendapat kalian tentang
fenomena ini bagi
lingkungan dan
kesehatan di negara
tersebut!
1. Berdasarkan hasil
survei yang
dilakukan WHO
(2013), negara
yang memiliki
jumlah sepeda
motor terbesar
adalah Vietnam.
Pada urutan kedua
di tempati
Malaysia,
peringkat ketiga
ditempati oleh
Thailand dan
Indonesia.
2. Dampak bagi
lingkungan maka
negara-negara
yang memiliki
jumlah sepeda
motor terbesar
dapat
dikategorikan
sebagai negara
penghasil karbon
4: bila membuat
jawaban tepat dan
lengkap
3: bila membuat
jawaban dengan
tepat
2: bila membuat
jawaban kurang
tepat
185
Tahapan
Pembelajaran
Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Sub-Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Indikator Pertanyaan Pertanyaan Kunci Jawaban Skor
dioksida terbanyak
dan menyumbang
masalah
lingkungan dunia
yaitu efek rumah
kaca. Akibatnya,
perubahan iklim di
negara tersebut
dapat
menyebabkan
bencana alam dan
krisis pangan
karena perubahan
iklim yang tidak
menentu.
3. Dampak bagi
kesehatan adalah
negara-negara
yang memiliki
jumlah sepeda
motor terbanyak
akan menimbulkan
beberapa penyakit
seperti ISPA dan
iritasi mata. Akibat
asap buang dari
sepeda motor yang
mengalami reaksi
pembakaran tidak
sempurna.
1: bila membuat
jawaban tapi tidak
tepat
0: tidak memberikan
jawaban
186
Tahapan
Pembelajaran
Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Sub-Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Indikator Pertanyaan Pertanyaan Kunci Jawaban Skor
Membimbing
pengalaman
penyelidikan
individual atau
kelompok
(6) Membuat induksi
mem-
pertimbangkan
hasil induksi
(12) Berinteraksi
dengan orang lain
(6) Menarik
kesimpulan
berdasarkan fakta
(12) Menggunakan
argumen
Menyimpulkan
kegunaan suatu
penemuan teknologi
untuk mengatasi
dampak pembakaran
bagi kesehatan
9. Apa yang dapat kalian
simpulkan dari
penemuan teknologi
robot penyerap polutan
yang diciptakan oleh
Bayu Aji Setiawan?
Menurut kalian, apakah
penemuan ini dapat
mengatasi bahaya
partikulat karbon bagi
kesehatan manusia?
1. Robot penyerap
polutan adalah robot
yang dapat
menyerap polutan
dan melepaskannya
kembali ke udara
melalui proses
pemurnian,
menggunakan
karbon aktif dari
tanaman lidah
mertua yang dapat
menyerap polusi
udara seperti karbon
monoksida dan
karbon dioksida.
2. Menurut pendapat
kami, penemuan ini
merupakan salah
satu solusi untuk
mengatasi hasil
pembakaran bahan
bakar fosil di
lingkungan seperti
partikulat karbon
dari hasil
pembakaran tidak
sempurna.
4: bila membuat
jawaban tepat dan
lengkap
3: bila membuat
jawaban dengan
tepat
2: bila membuat
jawaban kurang
tepat
1: bila membuat
jawaban tapi tidak
tepat
0: tidak memberikan
jawaban
187
Tahapan
Pembelajaran
Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Sub-Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Indikator Pertanyaan Pertanyaan Kunci Jawaban Skor
Membimbing
pengalaman
penyelidikan
individual atau
kelompok
(8) Membuat dan
menentukan hasil
pertimbangan
(11) Memuskan suatu
tindakan
(8) Membuat dan
menentukan hasil
pertimbangan
berdasarkan
pemikiran/solusi
alternatif
(11) Merumuskan
solusi alternatif
Mengajukan gagasan
untuk mengurangi gas-
gas polutan penyebab
efek rumah kaca
10. Seperti upaya yang
dilakukan oleh Bayu
Aji Setiawan untuk
mengurangi polutan
penyebab efek rumah
kaca, apa solusi yang
kalian dapat lakukan
untuk mengurangi
gas-gas polutan
penyebab efek rumah
kaca di lingkungan
kalian?
9. Biasakan diri untuk
berjalan kaki atau
bersepeda setiap
harinya. Bila
berpergian cukup
jauh, gunakan
transportasi umum.
10. Menggunakan energi
listrik, bahan bakar
minyak, gas, dan air
dengan bijak.
11. Menanam tanaman-
tanaman yang dapat
menyerap polutan
seperti lidah mertua.
12. Membatasi
penggunaan plastik,
dengan begitu kita
telah mengurangi
jumlah sampah yang
sulit terurai.
13. Mengolah sampah
organik menjadi
kompos dan
mengolah sampah
non organik menjadi
bahan yang berguna
untuk mencegah
pembakaran limbah
sampah rumah
tangga.
4: bila membuat
jawaban tepat dan
lengkap
3: bila membuat
jawaban dengan
tepat
2: bila membuat
jawaban kurang
tepat
1: bila membuat
jawaban tapi tidak
tepat
0: tidak memberikan
jawaban
188
Tahapan
Pembelajaran
Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Sub-Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Indikator Pertanyaan Pertanyaan Kunci Jawaban Skor
Membimbing
pengalaman
penyelidikan
individual atau
kelompok
(8) Membuat dan
menentukan hasil
pertimbangan
(11) Merumuskan
suatu tindakan
(8) Membuat dan
menentukan hasil
pertimbangan
berdasarkan
pemikiran/solusi
alternatif
(11) Merumuskan
solusi alternatif
Mengajukan gagasan
untuk mengurangi
dampak negatif dari
efek rumah kaca
terhadap kesehatan
manusia
11. Melihat penyakit
berbahaya yang dapat
disebabkan oleh
fenomena efek rumah
kaca terhadap kesehatan
manusia. bagaimana
cara untuk mengurangi
dampak negatif dari
efek rumah kaca
terhadap kesehatan?
1. Menghimbau
masyarakat untuk
tidak melakukan
aktivitas di luar
rumah bila tidak
perlu, dan bila harus
keluar rumah untuk
menggunakan
masker untuk
mencegah penularan
berbagai penyakit.
2. Disarankan untuk
menjaga kesehatan
dengan makan
makanan yang
bergizi, cukup
minum,
mengonsumsi buah,
dan multivitamin
untuk meningkatkan
daya tahan tubuh.
3. Mengikuti program
kesehatan yang
ditawarkan oleh
pemerintah untuk
mencegah dampak
buruk efek rumah
kaca terhadap
kesehatan.
4: bila membuat
jawaban tepat dan
lengkap
3: bila membuat
jawaban dengan
tepat
2: bila membuat
jawaban kurang
tepat
1: bila membuat
jawaban tapi tidak
tepat
189
Tahapan
Pembelajaran
Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Sub-Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Indikator Pertanyaan Pertanyaan Kunci Jawaban Skor
4. Menjaga lingkungan
untuk menciptakan
udara yang sehat bagi
semua dengan
membatasi
penggunaan bahan
bakar fosil,
melakukan
penghijauan secara
besar-besaran, tidak
membakar sampah
rumah tangga, dan
menghemat energi.
0: tidak memberikan
jawaban
Membimbing
pengalaman
penyelidikan
individual atau
kelompok
(8) Membuat dan
menentukan hasil
pertimbangan
(11) Merumuskan
suatu tindakan
(8) Membuat dan
menentukan hasil
pertimbangan
berdasarkan
pemikiran/solusi
alternatif
(11) Merumuskan
solusi alternatif
Mengajukan gagasan
untuk meningkatkan
kualitas udara
12. Fenomena efek rumah
kaca merupakan salah
satu dampak
pembakaran senyawa
karbon. Gas-gas rumah
kaca merupakan bagian
dari zat pencemar
udara. Oleh karena itu
kualitas udara perlu
ditingkatkan. Apa
kegiatan langsung yang
dapat kalian lakukan
untuk meningkatkan
kualitas udara?
Berikanlah solusi
alternatif yang dapat
1. Menanam tanaman-
tanaman yang dapat
menyerap polutan
seperti lidah mertua,
sirih gading, spider
plants.
2. Tidak merokok di
sembarang tempat
3. Tidak membakar
sampah rumah
tangga di pekarangan
rumah
4. Memanfaatkan
transportasi publik
dan sepeda untuk
berpergian
4: bila membuat
jawaban tepat dan
lengkap
3: bila membuat
jawaban dengan
tepat
2: bila membuat
jawaban kurang
tepat
190
Tahapan
Pembelajaran
Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Sub-Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Indikator Pertanyaan Pertanyaan Kunci Jawaban Skor
kalian lakukan secara
langsung!
5. Memelihara knalpot
kendaraan bermotor
agar pembakarannya
lebih sempurna
6. Tidak menggunakan
kayu bakar dan
minyak tanah untuk
memasak
7. Menghemat energi
listrik dengan
menggunakannya
secara bijak
1: bila membuat
jawaban tapi tidak
tepat
0: tidak memberikan
jawaban
Analisis dan
Evaluasi proses
pemecahan
masalah
(7) Membuat induksi
dan mem-
pertimbangkan
hasil induksi
(7) Menarik
kesimpulan
berdasarkan fakta
Memberikan
kesimpulan mengenai
dampak positif dan
negatif dari
pemanfaatan minyak
bumi
13b. Sebagai siswa yang
telah belajar bab
minyak bumi, apa
yang dapat kalian
simpulkan mengenai
dampak positif dan
negatif dari
pemanfaatan minyak
bumi
Minyak bumi memiliki
peranan penting bagi
kehidupan, baik
sebagai sumber energi
maupun sebagai bahan
baku industri
petrokimia. Meskipun
minyak bumi berguna
sebagai sumber energi
dan bahan baku untuk
keperluan industri,
namun juga dapat
menimbulkan
pencemaran udara
sehingga dapat
mengganggu kehidupan
di muka bumi ini. oleh
karena itu, perlu
diusahakan agar
4: bila membuat
jawaban tepat dan
lengkap
3: bila membuat
jawaban dengan
tepat
2: bila membuat
jawaban kurang
tepat
1: bila membuat
jawaban tapi tidak
tepat
191
Tahapan
Pembelajaran
Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Sub-Indikator
Keterampilan
Berpikir Kritis
Indikator Pertanyaan Pertanyaan Kunci Jawaban Skor
dampak pencemaran
seminimal mungkin.
0: tidak memberikan
jawaban
Analisis dan
Evaluasi proses
pemecahan
masalah
(3) Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
Memberikan
penjelasan sederhana
Memberikan penjelasan
dampak penggunaan
bahan bakar minyak
yang berlebihan
13a. Menurut kalian,
bagaimana
memberikan
pembelajaran kepada
masyarakat terkait
dampak penggunaan
bahan bakar minyak
yang berlebihan?
Penggunaan bahan
bakar minyak secara
berlebihan dapat
menyebabkan masalah
lingkungan seperti efek
rumah kaca, partikulat
karbon, dan masalah
kesehatan pada saluran
pernapasan, kanker,
iritasi mata, dan risiko
terkena virus baru.
Karena bahaya yang
disebabkan penggunaan
bahan bakar secara
berlebihan sudah
seharusnya masyarakat
sadar dan lebih
mencintai lingkungan
mereka dengan
menghemat energi fosil
dan menggunakannya
secara bijak agar
kelangsungan hidup
manusia di masa depan
dapat terjaga.
4: bila membuat
jawaban tepat dan
lengkap
3: bila membuat
jawaban dengan
tepat
2: bila membuat
jawaban kurang
tepat
1: bila membuat
jawaban tapi tidak
tepat
0: tidak memberikan
jawaban
192
Lampiran 10
Mengapa planet bumi dapat tetap hangat ditengah-tengah ruang angkasa yang dingin? Temperatur bumi tetap
hangat karena adanya proses yang kita kenal sebagai efek rumah kaca. Istilah efek rumah kaca ini diilhami dari
rumah yang terdiri atas kaca berwarna hijau yang di dalamnya digunakan untuk menumbuhkan tumbuh-
tumbuhan, meskipun sedang terjadi musim dingin. Agar tumbuh-tumbuhan dapat bertahan hidup di dalam rumah
kaca, maka suhunya tetap dipertahankan (Rahardjo, 2017: 49). Efek rumah kaca yang dapat mempertahankan
suhu bumi seperti diilustrasikan pada gambar 1.
Gambar 1 Ilustrasi Efek Rumah Kaca
(sumber: http://mtsnmataram1.sch.id)
Dari ilustrasi pada gambar 1, karbon dioksida dan uap air di atmosfer diibaratkan sebagai tutup kaca yang
bertujuan untuk mempertahankan temperatur bumi. Dengan adanya rumah kaca tersebut, maka bumi tetap
dapat ditinggali oleh makhluk hidup. Akan tetapi, bagaimana jika tutup kaca (gas karbon dioksida dan uap air)
yang terbentuk amat banyak? Bukankah bumi akan bertambah panas? Untuk dapat menjawab pertanyaan
tersebut mari kita pelajari bahasan berikut!
LEMBAR KERJA SISWA
Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa mampu mengajukan gagasan tentang cara mengatasi dampak pembakaran senyawa karbon terhadap lingkungan dan kesehatan
2. Siswa mampu menyimpulkan reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak sempurna serta sifat zat hasil pembakaran bagi lingkungan dan kesehatan
3. Siswa mampu membuat dan menyajikan hasil karya tentang cara mengatasi dampak pembakaran senyawa karbon terhadap lingkungan dan kesehatan.
Kelompok :
Nama Anggota : 1) ...............................................
2) ...............................................
3) ...............................................
4) ...............................................
5) ...............................................
Tahukah Kalian?
Karbon dioksida
dan uap air
193
Sebuah laporan terbaru dari Carbon Disclosure Project yang bekerja sama dengan Climate Accountability Institute
menemukan fakta baru bahwa 71 persen emisi gas rumah kaca (greenhouse effect gases) disebabkan oleh industri
bahan bakar fosil. Sumber pembakaran bahan bakar fosil yang paling melimpah adalah kendaraan bermotor dan
industri yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya, seperti yang terlihat pada gambar 2 dan 3. Para
peneliti menghimbau, jika kejadian ini terus-menurus terjadi, maka suhu rata-rata secara global atau mendunia
akan naik hingga empat derajat celcius di atas suhu sebelumnya. Suhu tersebut dapat menempatkan manusia
pada kondisi yang belum pernah dialami sebelumnya. Kemungkinan buruk yang dapat terjadi adalah terjadinya
krisis pangan dunia dan bumi tidak dapat lagi ditinggali lagi (Wibawa, http://sains.kompas.com).
Gambar 2 Asap Kendaraan bermotor Gambar 3 Asap Pabrik (sumber: http://www.hellosehat.com) (sumber: http://www.harnas.co)
1. Apa informasi penting yang kalian temukan mengenai dampak meningkatnya gas rumah kaca bagi lingkungan
berdasarkan laporan penelitian Carbon Disclosure Project?
2. Berdasarkan kasus 1 mengenai hasil penelitian Carbon Disclosure Project, buatlah rumusan masalah dalam bentuk
pertanyaan minimal 2!
3. Menurut laporan Carbon Disclosure Project pada kasus 1, sebanyak 71% emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh
kendaraan bermotor dan kegiatan industri. Gas yang berperan penting terjadinya fenomena efek rumah kaca adalah
...... Berikan penjelasan mengapa gas tersebut dapat menyebabkan efek rumah kaca!
Science
Kasus 1
Jawab:
Jawab:
Orientasi Siswa terhadap Masalah
Mengorganisasi Siswa untuk Belajar
194
4. Pilihlah salah satu dari kedua sumber gambar berikut! Kemudian jelaskan kembali tahapan peristiwa efek rumah kaca
menggunakan bahasa kalian sendiri dengan mempertimbangkan gambar mana yang paling tepat?
A. http://www.oknusantara.com
B. http://www.environment.gov.au/climate-change
Gambar A Gambar B
Setelah kalian membuat tahapan peristiwa efek rumah kaca dan menjelaskannya berdasarkan gambar,
tulislah alasan kalian mengapa memilih gambar tersebut! (dengan mempertimbangkan kemudahan pembaca
memahami isi gambar, urutan yang jelas, penjelasan lebih lengkap, peristiwa yang disampaikan sesuai
dengan teori, dan sumber dapat dipercaya)
Jawab:
Jawab:
Jawab:
Efek Rumah Kaca
195
5. Bacalah wacana berikut dengan seksama!
Hasil penelitian Carbon Disclosure Project yang
diungkapkan pada kasus 1 di halaman sebelumnya,
menyatakan industri bahan bakar fosil seperti pembakaran
bensin pada kendaraan bermotor dapat memproduksi gas-gas
rumah kaca. Pembakaran bensin pada kendaraan bermotor
dapat menghasilkan gas buang berupa asap hitam yang tebal
seperti pada gambar 4. Asap hitam pada mobil tersebut
disebut partikulat karbon. Partikulat karbon adalah karbon-
karbon yang tidak terbakar selama reaksi pembakaran akibat
jumlah oksigen yang tersedia selama reaksi pembakaran tidak
mencukupi.
Partikulat karbon berasal dari pembakaran tidak
sempurna antara bensin (campuran senyawa oktana dan heptana) dengan oksigen di udara. Selain dapat
mengalami reaksi pembakaran tidak sempurna, bensin juga dapat mengalami reaksi pembakaran sempurna untuk
memproduksi gas-gas rumah kaca yang dapat menyebabkan fenomena efek rumah kaca. Reaksi pembakaran
sempurna tidak menghasilkan partikulat karbon seperti reaksi pembakaran tidak sempurna. Karena pada reaksi
pembakaran sempurna, semua karbon terbakar secara sempurna. Jadi tidak ada sisa karbon yang tidak terbakar
untuk membentuk partikulat karbon.
a. Pembakaran bensin pada kendaraan bermotor secara tidak sempurna dapat menghasilkan partikulat-partikulat
karbon yang berupa asap hitam (gambar 4). Diantara contoh-contoh reaksi berikut ini manakah yang termasuk
ke dalam reaksi pembakaran tidak sempurna? Berikan penjelasan mengapa kalian memilih reaksi tersebut!
1.
2.
3.
b. Pembakaran bensin pada kendaraan bermotor juga dapat mengalami reaksi pembakaran sempurna. Tuliskan
persamaan reaksi setara pembakaran sempurna antara bensin (oktana) dengan oksigen untuk menghasilkan
karbondioksida dan air! Kemudian jelaskan mengapa pembakaran sempurna tidak menghasilkan partikulat
karbon?
Jawab:
2 C3H8 (I) + 7 O2 (g) → 6 CO (g) + 8 H2O (g)
2 C8H18 (I) + 17 O2 (g) → 16 CO (g) + 18 H2O (g)
C8H18 (I) + 14 O2 (g) → 8 CO2 (g) + 9 H2O (g)
Gambar 4 Asap Kendaraan bermotor (sumber: http://www.shnews.co)
196
6. Berikanlah masing-masing satu contoh reaksi pembakaran sempurna dan tidak sempurna lainnya! Dan buatlah
definisi dari reaksi pembakaran tersebut!
Indonesia rentan terhadap dampak perubahan
iklim. Perubahan iklim disebabkan adanya
peningkatan suhu di permukaan bumi akibat dari
efek rumah kaca. Fenomena efek rumah kaca
dipengaruhi oleh gas–gas rumah kaca yang
dikenal sebagai greenhouse effect gases. Salah
satu tantangan yang dihadapi oleh Indonesia yang
ada kaitannya dengan perubahan iklim akibat
efek rumah kaca adalah konsumsi bahan bakar
fosil yang amat banyak. Berdasarkan survei yang
dilakukan lembaga kesehatan dunia WHO pada
tahun 2013 menyatakan bahwa empat negara
Asia yaitu Vietnam, Malaysia, Indonesia, dan
Thailand memiliki lebih dari 1 sepeda motor untuk
setiap 4 orang seperti yang ditujukkan pada
gambar 5. Semakin banyak jumlah sepeda motor maka semakin banyak pembakaran bahan bakar minyak yang
dihasilkan. Dengan demikian dapat dibayangkan berapa banyak gas-gas rumah kaca yang terbentuk dan mencemari
lingkungan. (Ribowo, https://berandainovasi.com/).
Environment Membimbing Pengalaman Penyelidikan Individual atau Kelompok
Kasus 2
Jawab:
Jawab:
Gambar 5 Laju pertambahan sepeda motor
197
7. Dapatkah kalian sebutkan dan jelaskan dampak negatif bagi lingkungan akibat banyaknya jumlah sepeda motor
di Indonesia? Apa kaitannya banyaknya jumlah sepeda motor dengan fenomena efek rumah kaca?
8. Melihat hasil survei yang dilakukan lembaga kesehatan WHO (2013), analisislah negara mana yang memiliki
jumlah sepeda motor terbanyak dan kemukakan pendapat kalian tentang fenomena ini bagi lingkungan dan
kesehatan di negara tersebut!
Emisi gas buang kendaraan bermotor merupakan masalah yang sering di
hadapi masyarakat perkotaan. Selain menghasilkan gas buang kendaraan
seperti karbon monoksida dan karbon dioksida, hasil pembakaran bensin
pada kendaraan bermotor dapat menimbulkan partikel padatan (partikulat
karbon) di udara berupa asap dan debu. Partikulat ini akan menginfeksi
saluran pernapasan dan mendorong timbulnya kanker. Karena bahaya yang
dihasilkan polusi udara dari kendaraan bermotor, maka Bayu Aji Setiawan
alumni dari SMKN 1 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan menciptakan
sebuah robot penyerap polutan lihat gambar 6. Robot ini dapat menyerap
polutan dan melepaskannya kembali ke udara melalui proses pemurnian
menggunakan karbon aktif dari tanaman lidah mertua (sanseviera). Lidah
mertua dipilih sebagai karbon aktif karena keampuhan lidah mertua untuk
menyerap polusi udara seperti karbon monoksida, karbon dioksida, dan
partikulat karbon. Selain dapat menyerap kelebihan polutan yang ada, lidah
mertua juga dapat mengubah polutan menjadi gas oksigen yang dibutuhkan
oleh manusia untuk bernapas lihat gambar 7. Berkat penemuannya ini, Bayu
Aji Setiawan berhasil mendapatkan penghargaan di kompetisi Robot
Internasional (Anonim, http://www.antaranews.com).
Technology Membimbing Pengalaman Penyelidikan Individual atau Kelompok
Kasus 3
Jawab:
Jawab:
Gambar 6 Robot Penyerap Polutan (sumber: https://sgimage.detik.net.id)
Gambar 7 Tanaman Lidah Mertua (sumber: http://cdn.jitunews.com)
198
9. Apa yang dapat kalian simpulkan dari penemuan teknologi robot penyerap polutan yang diciptakan oleh Bayu
Aji Setiawan? Menurut kalian. Apakah penemuan ini dapat mengatasi bahaya partikulat karbon bagi kesehatan
manusia?
10. Seperti upaya yang dilakukan oleh Bayu Aji Setiawan untuk mengurangi polutan penyebab efek rumah kaca, apa
yang dapat kalian lakukan untuk mengurangi gas-gas polutan penyebab efek rumah kaca di lingkungan kalian?
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setiap tahun
terdapat 3,2 juta kasus kematian yang disebabkan oleh polusi
udara di dunia. Efek rumah kaca adalah salah satu dampak buruk
dari polusi udara. Peningkatan suhu bumi akibat efek rumah
kaca dapat menyebabkan pemanasan global yang merupakan
isu lingkungan paling sering dibahas di dunia. Pemanasan global
dan efek rumah kaca erat kaitannya dengan masa depan bumi.
Wabah penyakit akibat isu lingkungan ini (lihat gambar 8)
antara lain ialah iritasi pada mata, penyakit yang dapat menular
melalui udara, menurunnya imunitas tubuh sehingga rentan
terhadap penyakit, ancaman virus baru yang mematikan,
hingga kanker kulit. Menurut Camilo Mora, seorang guru besar
Biologi Universitas Hawaii menjelaskan bahwa jika cuaca di bumi terlalu panas dan lembap, panas dari dalam tubuh
tidak dapat keluar. Hal ini memicu kondisi yang disebut ‘sitoksin panas’ yang dapat merusak organ tubuh. Kondisi ini
seperti terbakar matahari akan tetapi di dalam tubuh (Anonim, http://www.dw.com/id).
11. Melihat penyakit berbahaya yang dapat disebabkan oleh fenomena efek rumah kaca terhadap kesehatan manusia.
Bagaimana cara untuk mengurangi dampak negatif efek rumah kaca terhadap kesehatan?
Society Membimbing Pengalaman Penyelidikan Individual atau Kelompok
Kasus 4
Jawab:
Jawab:
Gambar 8 Penyakit yang dipicu oleh efek rumah kaca (htpp://www.dw.com/id)
Kanker Kulit Iritasi mata
Ancaman virus baru Imunitas menurun
199
12. Fenomena efek rumah kaca merupakan salah satu dampak pembakaran senyawa karbon terhadap lingkungan.
Gas-gas rumah kaca merupakan bagian dari zat pencemar udara. Oleh karena itu kualitas udara perlu ditingkatkan.
Apa kegiatan langsung yang dapat kalian lakukan untuk meningkatkan kualitas udara? Berikanlah solusi alternatif
yang dapat kalian lakukan secara langsung!
Sajikanlah sebuah poster hasil evaluasi dampak pembakaran bahan bakar fosil (bensin) yang
menyebabkan efek rumah kaca bagi lingkungan, beserta upaya untuk mengatasinya menggunakan
kertas karton!
Setelah ini siapkan kelompok kalian dan pilihlah perwakilan anggota kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang kalian lakukan
Tugas Kelompok Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
Jawab:
Jawab:
200
Di kehidupan kita sehari-hari tidak terlepas dengan bahan-bahan yang mengandung senyawa karbon seperti lilin,
plastik, minyak tanah, bensin, cat dan masih banyak yang lainnya. Penggunaan bahan bakar minyak seperti bensin
sudah menjadi kebutuhan utama. Bahkan 76% bahan bakar minyak dihabiskan untuk kegiatan transportasi,
khususnya transportasi darat. Tetapi di sisi lain, penggunaan bahan bakar minyak secara berlebihan memiliki dampak
buruk bagi lingkungan dan kesehatan.
a. Menurut kalian, bagaimana memberikan pembelajaran kepada masyarakat terkait dampak penggunaan bahan
bakar minyak yang berlebihan?
b. Sebagai siswa yang telah belajar bab ini, apa yang dapat kalian simpulkan mengenai dampak positif dan negatif
dari pemanfaatan minyak bumi?
Refleksi Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
Jawab:
201
Udara yang kita hirup terdiri atas campuran dari beberapa macam gas yang sangat diperlukan bagi kehidupan. Di
antaranya, gas nitrogen sebanyak 78,08%, gas oksigen 20,95%, dan sisanya adalah karbon dioksida, uap air,
hidrogen, dan ozon. Pada umumnya komponen udara itu penting bagi proses kehidupan. Udara yang bersih dan
segar mempunyai susunan seperti pada Tabel 1.
Tabel 1 Susunan Udara Bersih
No. Komponen % Volume No. Komponen % Volume
1. Nitrogen 78,084 9. Belerang dioksida 0,000100
2. Oksigen 20,9476 10. Hidrogen 0,000050
3. Argon 0,9340 11. Nitrogen monoksida 0,000050
4. Karbon dioksida 0,0375 12. Xenon 0,000009
5. Neon 0,001818 13. Ozon 0,000007
6. Helium 0,000524 14. Nitrogen dioksida 0,000002
7. Metan 0,000200 15. Iodin 0,000001
8. Kripton 0,000114 16. Karbon monoksida 0,1-0,2 ppm Sumber: Sanders H.J., ed, Chemistry and The Atmosphere. The American Chem. Society
Pada dasarnya, udara tidak pernah benar-benar bersih. Karena ada zat
pencemar udara (polutan) yang dapat terbentuk secara alami maupun
terbentuk melalui aktivitas manusia. Zat pencemar alami dapat dihasilkan
dari debu tanah kering yang terbawa angin, proses vulkanis yaitu abu yang
berasal dari letusan gunung berapi, dan uap air laut. Zat pencemar yang
dihasilkan dari aktivitas manusia antara lain ialah pembakaran yang tidak
sempurna dari bahan bakar yang mengandung senyawa karbon seperti
bensin, solar, batu bara, dan kebakaran hutan (lihat gambar 1). Jika
aktivitas manusia tersebut dilakukan secara berlebihan maka udara
menjadi tidak bersih dan tidak sehat. Hal itu, memicu terjadinya
pencemaran udara. Pencemaran udara dapat menyebabkan penyakit
gangguan pernapasan seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA),
asma, dan TBC.
LEMBAR KERJA SISWA
Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa mampu mengajukan gagasan tentang cara mengatasi dampak pembakaran senyawa karbon terhadap lingkungan dan kesehatan
2. Siswa mampu menyimpulkan reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak sempurna serta sifat zat hasil pembakaran bagi lingkungan dan kesehatan
3. Siswa mampu membuat dan menyajikan hasil karya tentang cara mengatasi dampak pembakaran senyawa karbon terhadap lingkungan dan kesehatan.
Kelompok :
Nama Anggota : 1) ...............................................
2) ...............................................
3) ...............................................
4) ...............................................
5) ...............................................
Tahukah Kalian?
Gambar 1 Sumber pencemar udara
(http://pengen-tau.weebly.com)
202
Berdasarkan penelitian dari Universitas Indonesia, hampir 60
persen pasien Rumah Sakit di Jakarta menderita penyakit yang
disebabkan oleh polusi udara akibat menghirup asap kendaraan
bermotor. Dari keseluruhan pasien di Rumah Sakit Jakarta,
sekitar 1,2 juta atau 12,6 persen di antaranya memiliki keluhan
penyakit asma atau bronkhitis. Sementara di posisi tertinggi di
tempati oleh penyakit ISPA sebesar 2,4 juta kasus atau
memakan porsi sebesar 25,5 persen. Menurut Budi Haryanto,
peneliti perubahan iklim dan kesehatan lingkungan di
Universitas Indonesia menyatakan bahwa keadaan ini sangat
memprihatinkan, pasalnya sepertiga kematian di seluruh dunia
disebabkan oleh penyakit komplikasi dari gangguan
pernapasan, perhatikan gambar 1.2 (Samosir, https://www.
cnnindonesia.com).
3. Berdasarkan kasus 1, sebanyak 60% pasien di Rumah Sakit Jakarta menderita penyakit yang disebabkan oleh
polusi udara. Salah satu penyebab polusi udara adalah pembakaran bensin pada kendaraan bermotor.
a. Sebutkan gas-gas beracun yang dihasilkan dari kendaraan bermotor!
Science Mengorganisasi Siswa untuk Belajar
1. Apa informasi penting yang kalian temukan dari dampak polusi udara bagi kesehatan pada kasus 1?
Jawab:
Orientasi Siswa terhadap Masalah Kasus 1
2. Berdasarkan kasus 1 mengenai dampak polusi udara bagi kesehatan, buatlah rumusan masalah dalam
bentuk pertanyaan minimal 2!
Jawab:
Gambar 2 Penyakit yang disebabkan polusi
udara kendaraan bermotor yaitu: 1) ISPA, 2)
Asma, 3) Bronkhitis (http://www.dw.com/id)
1 2
3
1
3
2
203
b. Jelaskan mengapa gas-gas yang dihasilkan pembakaran kendaraan bermotor berdampak buruk bagi kesehatan
manusia?
4. Bacalah wacana berikut dengan seksama!
Pada saat ini, laju pertumbuhan penduduk yang semakin
besar, menjadikan penduduk di bumi semakin padat dan
mobilitas manusia semakin meningkat. Kebutuhan akan
transportasi dan industri semakin meningkat. Untuk
menjalankan keduanya, diperlukan sumber energi seperti
bensin dan batu bara. Pembakaran kedua bahan bakar yang
mengandung karbon tersebut mengakibatkan udara
menjadi tidak bersih dan sehat. Pembakaran senyawa
karbon dapat terjadi secara sempurna dan tidak sempurna.
Pembakaran sempurna akan menghasilkan produk yang
lebih aman seperti karbon dioksida dibandingkan
pembakaran yang tidak sempurna. Pembakaran bahan
bakar yang tidak sempurna akan memproduksi partikulat
karbon (asap hitam) dan gas karbon monoksida yang
bersifat racun.
a. Berdasarkan wacana yang disajikan, pembakaran senyawa
karbon seperti bensin dapat terjadi secara sempurna dan tidak sempurna. Di antara contoh-contoh berikut ini
manakah reaksi pembakaran yang sempurna dan tidak sempurna dilihat dari produk gas yang dihasilkan?
Jelaskan!
Jawab:
Jawab:
Gambar 3. Asap kendaraan bermotor dari hasil pembakaran
tidak sempurna menghasilkan gas karbon monoksida (CO)
dan partikulat karbon (C) (http://www.dw.com/id)
C O
C
204
b. Berikanlah masing-masing satu contoh reaksi pembakaran sempurna dan tidak sempurna lainnya! Dan buatlah
definisi dari reaksi pembakaran tersebut! Misalnya reaksi pembakaran butana dengan oksigen secara sempurna
dan tidak sempurna!
5. Berdasarkan wacana yang disajikan, gas karbon monoksida dan partikulat karbon merupakan gas hasil
pembakaran senyawa karbon yang beracun. Apa dampak negatif keracunan gas karbon monoksida dan partikulat
karbon akibat asap kendaraan bermotor?
Jawab:
Jawab:
Jawab:
2 C8H18 (l) + 25 O2 (g) → 16 CO2 (g) + 18 H2O (g) 1
2 C8H18 (l)+ 17 O2 (g) → 16 CO (g) + 18 H2O (g) 2
205
Kebakaran hutan dan lahan bukanlah fenomena asing
lagi di beberapa wilayah Indonesia, khususnya
Sumatera dan Kalimantan. Kebakaran hutan
merupakan salah satu contoh dari reaksi pembakaran
hidrokarbon sempurna, karena menghasilkan gas
karbon dioksida dan air. Kebakaran hutan umumnya
terjadi karena adanya bahan yang mudah terbakar,
sumber api, zat asam (oksigen) yang berinteraksi pada
saat proses pembakaran. Terungkap fakta bahwa
menurut Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah No.
15 Tahun 2010 untuk membakar hutan seluas maksimal
1 hektar, orang yang bersangkutan hanya perlu izin
kepada ketua RT. Sementara untuk membakar hutan
seluas 1 – 2 hektar, hanya cukup izin dari Lurah atau
Kepala Desa seperti yang diperlihatkan pada gambar 4
tentang pedoman pembukaan lahan dan pekarangan
bagi masyarakat Kalimantan Tengah (Anonim,
http://www.dw.com/id).
6. Bagaimana tanggapan kalian mengenai fenomena kebakaran hutan yang sering terjadi di wilayah Sumatera dan
Kalimantan? Apakah kalian setuju dengan peraturan Gubernur Kalimantan Tengah tentang pedoman
pembukaan lahan dan pekarangan bagi masyarakat di Kalimantan Tengah?
7. Asap pembakaran bensin dari kendaraan bermotor, asap pembakaran batu bara dari kegiatan industri, dan asap
kebakaran hutan dapat menimbulkan kabut asap yang dapat menghalangi jarak pandang manusia dan hewan
untuk melihat, serta menurunkan kualitas udara di lingkungan. Berikanlah solusi alternatif untuk mengurangi
kabut asap di lingkungan yang rawan terkena kabut asap!
Environment Membimbing Pengalaman Penyelidikan Individual atau Kelompok
Kasus 2
Jawab:
Gambar 4 Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah (PP
No 15 Tahun 2010)
Jawab:
206
Pernahkah kalian mencoba untuk mendesain dan merancang alat untuk
mengurangi polusi udara? Kendaraan bermotor merupakan
penyumbang terbesar polusi udara. Hal ini dikarenakan proses
pembakaran bensin dapat terjadi secara sempurna dan tidak sempurna.
Asap yang dihasilkan pembakaran bensin dapat menghasilkan polutan
yang menyebabkan pencemaran udara. Untuk mengatasi permasahan
tersebut, maka dikembangkanlah sebuah teknologi ramah lingkungan
yang memanfaatkan elektron-elektron yang berasal dari dua buah
elektroda dengan dihubungkan sumber tegangan tinggi. Teknologi ini
disebut dengan teknologi plasma. Menurut Fridman (2010) teknologi
plasma ini dapat menurunkan gas polutan hasil pembakaran berupa
COx, NOx, dan SOx melalui proses ionisasi, selain itu plasma juga dapat
digunakan untuk membunuh virus dan kuman yang ada di udara
(Suhartatin, http://www.berandainovasi.com)
8. Bagaimana pendapat kalian mengenai teknologi plasma untuk mengurangi asap pembakaran kendaraan bermotor?
9. Selain teknologi plasma yang telah dikembangkan, di beberapa negara maju
sudah memperbanyak pemasangan konverter katalitik pada knalpot
kendaraan bermotor untuk mengurangi emisi gas buang berbahaya pada
kendaraan bermotor. Berikanlah penjelasan tentang bagaimana peran
konverter katalitik dalam mengurangi emisi gas berbahaya pada kendaraan
bermotor?
Technology Membimbing Pengalaman Penyelidikan Individual atau Kelompok
Kasus 3
Jawab:
Gambar 5 Teknologi Plasma untuk
mengurangi polusi udara
(www.fisikanet.lipi.go.id)
Jawab:
Gambar C Katalitik Konverter (Brown, Chemistry The
Central Science ed 13)
207
Pencemaran udara akibat aktivitas pembakaran batu bara di pabrik-pabrik Cimahi Selatan bisa menyebabkan warga
sekitar pabrik mengalami batuk-batuk dan sesak napas. bahkan, juga membuat warga rentan terkena penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan Atas (ISPA). Kondisi ini rawan terjadi di kawasan industri. Menurut Dwihadi selaku Kepala
Puskesmas Cimahi Selatan, menyatakan bahwa masalah kesehatan terutama di bagian paru-paru memang sering
terjadi pemukiman di kawasan industri. Masalah kesehatan tersebut biasanya diawali dengan beberapa gejala seperti
batuk-batuk dan sesak napas, kemudian bisa menjadi ISPA. Jika sudah parah, bisa terkena penyakit Tuberkolosis
(TBC). Data dari Puskesmas Cimahi Selatan dapat dilihat melalui grafik 1 (Mukhtar dan Aminah,
http://nasional.republika.co.id).
Grafik 1 Data Pasien TBC di Puskesmas Cimahi Selatan
10. Penyakit ISPA yang berujung pada tuberkolosis mengancam di daerah kawasan industri. Berdasarkan Grafik 1
apa yang dapat kalian simpulkan mengenai data pasien di Puskesmas Cimahi Selatan? Berikanlah solusi untuk
mencegah penyakit ISPA dan gangguan pernapasan lain!
11. Melihat bahaya yang dapat disebabkan oleh asap dari pembakaran batu bara di kawasan industri terhadap
kesehatan manusia. Berdasarkan Bagaimana cara untuk mengurangi dampak pembakaran batu bara di kawasan
industri? Adakah sumber energi alternatif lain pengganti batu bara?
0
100
200
300
400
500
2013 2014 2015 2016
Data Pasien Puskesmas Cimahi Selatan
Penderita TBC dari tahun ke tahun
Society Membimbing Pengalaman Penyelidikan Individual atau Kelompok
Kasus 4
Jawab:
Jawab:
208
12. Apa kegiatan langsung yang dapat kalian lakukan untuk meningkatkan kualitas udara? Berikanlah solusi
alternatif yang dapat kalian lakukan secara langsung!
Di kehidupan kita sehari-hari tidak terlepas dengan bahan-bahan yang mengandung senyawa karbon seperti lilin,
plastik, minyak tanah, bensin, cat dan masih banyak yang lainnya. Penggunaan bahan bakar minyak seperti bensin
sudah menjadi kebutuhan utama. Bahkan 76% bahan bakar minyak dihabiskan untuk kegiatan transportasi,
khususnya transportasi darat. Tetapi di sisi lain, penggunaan bahan bakar minyak secara berlebihan memiliki dampak
buruk bagi lingkungan dan kesehatan.
a. Menurut kalian, bagaimana memberikan pembelajaran kepada masyarakat terkait dampak penggunaan bahan
bakar minyak yang berlebihan? Lalu langkah apa saja yang harus dilakukan untuk menghemat bahan bakar fosil
khususnya bensin?
b. Sebagai siswa yang telah belajar bab ini, apa yang dapat kalian simpulkan mengenai dampak positif dan negatif
dari pemanfaatan minyak bumi?
Refleksi Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
Sajikanlah sebuah poster hasil evaluasi dampak pembakaran bahan bakar fosil (bensin dan batu
bara) yang menyebabkan penyakit gangguan pernapasan bagi kesehatan, beserta upaya untuk
mengatasinya menggunakan kertas karton!
Setelah ini siapkan kelompok kalian dan pilihlah perwakilan anggota kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang kalian lakukan
Tugas Kelompok Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
Jawab:
Jawab:
Jawab:
Jawab:
209
Lampiran 11
HASIL TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
KELAS EKSPERIMEN (XI-IPA 3)
No Nama Siswa Pretest Posttest
1 AN 30 80
2 AMP 20 75
3 AAKS 23 77
4 AS 41 93
5 AFSP 20 75
6 AFR 32 89
7 AAA 34 75
8 AF 20 77
9 CNS 27 75
10 DM 18 89
11 FAD 27 80
12 GP 39 86
13 HRF 27 84
14 HOZ 32 80
15 IA 27 86
16 IAP 18 80
17 KNH 30 91
18 LA 27 73
19 LH 25 84
20 MHS 20 80
21 MRM 55 91
22 MN 18 84
23 MPS 16 73
24 MJA 34 80
25 MRI 45 82
26 MZG 43 82
27 NTW 41 84
28 NAA 25 77
29 NPA 36 93
30 OMP 34 75
31 PAY 34 86
32 RP 25 77
33 SM 20 82
34 TPP 16 73
35 VT 34 86
36 VFPA 52 91
37 WD 32 84
Jumlah 1100 3027
Rata-rata 30 82
210
Lampiran 12
Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen (XI-IPA 3) Berdasarkan Indikator KBK
NO NAMA SKOR PER NOMOR JUMLAH
SKOR NILAI
1 2 3 4 5 6 7a 7b 8 9a 9b
1 AN 1 1 1 4 3 3 0 0 0 0 0 13 30
2 AMP 2 1 2 1 3 0 0 0 0 0 0 9 20
3 AAKS 2 3 2 2 0 1 0 0 0 0 0 10 23
4 AS 3 1 1 2 3 1 3 0 2 2 0 18 41
5 AFSP 2 1 1 4 0 1 0 0 0 0 0 9 20
6 AFR 3 1 0 4 2 4 0 0 0 0 0 14 32
7 AAA 2 4 2 4 3 0 0 0 0 0 0 15 34
8 AF 2 1 1 2 2 1 0 0 0 0 0 9 20
9 CNS 2 0 0 2 4 4 0 0 0 0 0 12 27
10 DM 3 1 1 0 0 1 2 0 0 0 0 8 18
11 FAD 3 3 1 2 0 3 0 0 0 0 0 12 27
12 GP 1 1 0 3 4 1 3 2 2 0 0 17 39
13 HRF 3 1 0 4 2 1 1 0 0 0 0 12 27
14 HOZ 3 1 1 4 4 1 0 0 0 0 0 14 32
15 IA 2 2 1 1 2 0 1 0 0 0 3 12 27
16 IAP 2 3 1 2 0 0 0 0 0 0 0 8 18
17 KNH 2 3 2 2 0 4 0 0 0 0 0 13 30
18 LA 2 1 1 3 1 0 1 0 3 0 0 12 27
19 LH 2 3 2 0 0 2 0 0 2 0 0 11 25
20 MHS 3 0 0 1 1 0 1 1 2 0 0 9 20
21 MRM 3 4 3 0 0 3 4 1 3 2 1 24 55
22 MN 3 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0 8 18
23 MPS 2 0 1 2 1 1 0 0 0 0 0 7 16
24 MJA 1 2 1 2 2 1 2 0 3 0 1 15 34
25 MRI 3 2 1 3 2 2 3 0 2 0 2 20 45
26 MZG 3 1 1 4 0 1 3 2 2 0 2 19 43
27 NTW 4 1 1 4 4 4 0 0 0 0 0 18 41
28 NAA 1 0 1 2 2 2 3 0 0 0 0 11 25
29 NPA 2 1 1 2 2 4 3 1 0 0 0 16 36
30 OMP 3 1 1 3 2 1 0 0 2 0 2 15 34
31 PAY 2 0 1 3 4 2 0 0 0 0 3 15 34
32 RP 2 1 3 3 2 0 0 0 0 0 0 11 25
33 SM 2 0 0 2 4 1 0 0 0 0 0 9 20
34 TPP 2 1 0 3 0 1 0 0 0 0 0 7 16
35 VT 2 2 1 2 2 1 2 0 2 1 0 15 34
36 VFPA 2 1 3 1 4 4 4 2 0 0 2 23 52
37 WD 2 3 0 0 2 1 1 1 2 0 2 14 32
Jumlah 84 53 40 86 67 57 37 10 27 5 18 484 1100
Rata-rata 2 1,4 1,1 2 2 1,5 1 0 1 0 0,5 13 30
Presentase 56,8 36 27 58,1 45 39 25 7 18 3 12
211
Lampiran 13
PERSENTASE KETERCAPAIAN INDIKATOR KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
KELAS EKSPERIMEN (XI-IPA 3)
No Indikator Berpikir Keterampilan Berpikir Kritis No. Soal Presentase Kategori
1 Memfokuskan Pertanyaan 1 56,76% Cukup
2 Menganalisis Argumen 9b 12,16% Kurang Sekali
3 Bertanya dan Menjawab Pertanyaan 2 35,81% Kurang
4 Mempertimbangkan Kredibilitas dari Sebuah Sumber 5 45,27% Cukup
5 Mengobservasi dan Mempertimbangkan Hasil Observasi 7 6,76% Kurang Sekali
6 Membuat Deduksi dan Mempertimbangkan Hasil Deduksi 6 38,51% Kurang
7 Membuat Induksi dan Mempertimbangkan Hasil Induksi 9a 3,38% Kurang Sekali
8 Membuat dan Menentukan Hasil Pertimbangan 8 18,24% Kurang Sekali
9 Mendefinsikan Istilah dan Mempertimbangkan Suatu Definisi 3 27,03% Kurang
10 Mengidentifikasi Asumsi 4 58,11% Cukup
11 Memutuskan Suatu Tindakan 8 18,24% Kurang Sekali
Rata-rata 29,12% Kurang
212
Lampiran 14
Data Hasil Pretest Kelas Kontrol (XI-IPA 4) Berdasarkan Indikator KBK
NO NAMA SKOR PER NOMOR
JUMLAH
SKOR NILAI
1 2 3 4 5 6 7a 7b 8 9a 9b
1 AZF 2 1 2 1 0 0 0 0 1 0 0 7 16
2 AFM 0 3 1 2 2 1 3 0 0 0 0 12 27
3 AZB 3 1 1 0 2 1 0 0 0 0 0 8 18
4 AA 1 1 1 2 2 1 3 0 2 1 2 16 36
5 ARS 1 1 1 2 0 0 3 0 0 0 0 8 18
6 AZN 2 1 2 1 0 0 0 0 1 0 0 7 16
7 DHA 2 1 0 3 2 0 0 0 0 0 0 8 18
8 DAA 2 1 0 2 0 0 0 0 4 0 0 9 20
9 DJP 2 3 2 3 4 2 2 0 0 0 0 18 41
10 DY 2 1 0 2 2 1 3 1 2 3 3 20 45
11 GRA 1 2 1 2 4 1 3 4 2 1 0 21 48
12 GKN 2 1 1 0 3 0 0 0 0 0 0 7 16
13 HA 2 1 1 2 2 1 3 1 2 1 1 17 39
14 IRK 3 1 0 4 0 1 2 0 3 0 0 14 32
15 IRC 2 1 0 2 2 4 0 0 2 2 0 15 34
16 IPS 2 1 0 2 2 4 0 0 2 1 0 14 32
17 IY 2 1 1 2 0 3 0 0 2 3 1 15 34
18 KIR 2 1 1 3 1 3 1 2 0 0 0 14 32
19 LAS 3 1 1 2 0 3 0 0 4 0 0 14 32
20 MSA 2 1 1 3 3 1 3 2 1 2 0 19 43
21 MFR 2 2 3 4 3 1 4 0 0 0 0 19 43
22 MDM 2 1 1 3 3 2 0 0 0 0 2 14 32
23 MRS 1 1 1 4 3 4 1 0 0 0 0 15 34
24 MZP 2 2 2 3 0 4 3 2 1 3 0 22 50
25 ND 2 3 2 3 3 4 1 1 2 1 1 23 52
26 NF 2 0 0 2 2 1 3 0 4 3 4 21 48
27 PA 2 3 2 2 0 4 3 1 3 2 0 22 50
28 PAFY 2 1 0 3 0 4 2 0 3 0 0 15 34
29 RRP 1 3 2 1 1 4 3 1 2 2 1 21 48
30 RH 2 3 2 4 0 1 0 0 0 0 0 12 27
31 RAC 3 1 0 4 0 4 0 0 2 0 0 14 32
32 RPS 3 1 0 4 0 1 2 0 2 0 0 13 30
33 SFM 2 0 1 2 2 1 0 1 3 0 0 12 27
34 VNM 2 1 1 0 1 0 0 0 0 3 1 9 20
35 YHM 2 3 2 4 0 3 0 0 0 0 0 14 32
36 ZRP 2 1 0 4 2 1 0 0 2 3 1 16 36
37 ZPS 2 1 0 3 2 1 0 1 0 0 0 10 23
Jumlah 72 52 36 90 53 67 48 17 52 31 17 535 1216
Rata-rata 2 1 1 2 1,43 1,8 1,3 0,5 1 1 0 14 33
Presentase 49 35 24 61 35,8 45 32 11 35 21 11
Lampiran 15
PERSENTASE KETERCAPAIAN INDIKATOR KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
KELAS KONTROL (XI-IPA 4)
No Indikator Berpikir Keterampilan Berpikir Kritis No. Soal Presentase Kategori
1 Memfokuskan Pertanyaan 1 48,65% Cukup
2 Menganalisis Argumen 9b 11,49% Kurang Sekali
3 Bertanya dan Menjawab Pertanyaan 2 35,14% Kurang
4 Mempertimbangkan Kredibilitas dari Sebuah Sumber 5 35,81% Kurang
5 Mengobservasi dan Mempertimbangkan Hasil Observasi 7 11,49% Kurang Sekali
6 Membuat Deduksi dan Mempertimbangkan Hasil Deduksi 6 45,27% Cukup
7 Membuat Induksi dan Mempertimbangkan Hasil Induksi 9a 20,95% Kurang
8 Membuat dan Menentukan Hasil Pertimbangan 8 35,14% Kurang
9 Mendefinsikan Istilah dan Mempertimbangkan Suatu Definisi 3 24,32% Kurang
10 Mengidentifikasi Asumsi 4 60,81% Baik
11 Memutuskan Suatu Tindakan 8 35,14% Kurang
Rata-rata 33,11% Kurang
214
Lampiran 16
Data Hasil Postest Kelas Eksperimen (XI-IPA 3) Berdasarkan Indikator KBK
NO NAMA SKOR PER NOMOR JUMLAH
SKOR NILAI
1 2 3 4 5 6 7a 7b 8 9a 9b
1 AN 2 4 4 4 4 4 4 1 3 1 4 35 80
2 AMP 2 4 2 3 3 4 3 2 4 3 3 33 75
3 AAKS 1 4 3 4 4 4 4 2 4 3 1 34 77
4 AS 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 41 93
5 AFSP 3 1 2 4 3 4 3 2 3 4 4 33 75
6 AFR 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 39 89
7 AAA 3 1 4 4 3 4 2 3 4 2 3 33 75
8 AF 2 4 3 4 3 4 4 2 4 3 1 34 77
9 CNS 2 3 2 2 3 4 4 4 3 3 3 33 75
10 DM 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 39 89
11 FAD 2 2 2 3 4 4 4 2 4 4 4 35 80
12 GP 1 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 38 86
13 HRF 3 4 4 4 4 3 1 2 4 4 4 37 84
14 HOZ 3 4 4 4 4 4 3 2 2 3 2 35 80
15 IA 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 38 86
16 IAP 2 4 4 4 4 4 4 1 4 3 1 35 80
17 KNH 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 40 91
18 LA 3 1 4 2 4 4 4 1 4 2 3 32 73
19 LH 2 4 4 4 3 4 3 2 4 3 4 37 84
20 MHS 3 4 4 3 3 4 4 2 3 3 2 35 80
21 MRM 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 40 91
22 MN 2 4 4 4 3 4 3 2 4 3 4 37 84
23 MPS 2 4 4 2 1 1 3 4 3 4 4 32 73
24 MJA 3 4 4 2 4 4 4 2 4 1 3 35 80
25 MRI 3 1 4 4 4 4 3 2 3 4 4 36 82
26 MZG 2 4 4 4 4 4 3 2 2 3 4 36 82
27 NTW 3 4 4 4 4 4 3 1 3 3 4 37 84
28 NAA 3 1 4 2 4 4 3 2 4 3 4 34 77
29 NPA 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 41 93
30 OMP 2 4 4 2 1 4 3 2 4 3 4 33 75
31 PAY 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 38 86
32 RP 3 4 4 4 4 4 1 2 4 3 1 34 77
33 SM 3 4 2 3 3 4 4 2 3 4 4 36 82
34 TPP 2 1 4 2 4 3 3 2 4 4 3 32 73
35 VT 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 38 86
36 VFPA 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 40 91
37 WD 2 4 4 4 4 4 1 4 4 3 3 37 84
Jumlah 89 127 135 130 128 143 121 92 136 117 114 1332 3027
Rata-rata 2 3,43 3,6 4 3,5 3,86 3,27 2,49 3,7 3,2 3,1 36 82
Persentase 60 85,8 91 88 86 96,6 81,8 62,2 92 79 77
Lampiran 17
PERSENTASE KETERCAPAIAN INDIKATOR KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
KELAS EKSPERIMEN (XI-IPA 3)
No Indikator Berpikir Keterampilan Berpikir Kritis No. Soal Presentase Kategori
1 Memfokuskan Pertanyaan 1 60,14% Cukup
2 Menganalisis Argumen 9b 77,03% Baik
3 Bertanya dan Menjawab Pertanyaan 2 85,81% Sangat Baik
4 Mempertimbangkan Kredibilitas dari Sebuah Sumber 5 86,49% Sangat Baik
5 Mengobservasi dan Mempertimbangkan Hasil Observasi 7 62,16% Baik
6 Membuat Deduksi dan Mempertimbangkan Hasil Deduksi 6 96,62% Sangat Baik
7 Membuat Induksi dan Mempertimbangkan Hasil Induksi 9a 79,05% Baik
8 Membuat dan Menentukan Hasil Pertimbangan 8 91,89% Sangat Baik
9 Mendefinsikan Istilah dan Mempertimbangkan Suatu Definisi 3 91,22% Sangat Baik
10 Mengidentifikasi Asumsi 4 87,84% Sangat Baik
11 Memutuskan Suatu Tindakan 8 91,89% Sangat Baik
Rata-rata 82,74% Sangat Baik
Lampiran 18
Data Hasil Postest Kelas Kontrol (XI-IPA 4) Berdasarkan Indikator KBK
NO NAMA SKOR PER NOMOR JUMLAH
SKOR NILAI
1 2 3 4 5 6 7a 7b 8 9a 9b
1 AZF 2 1 1 4 4 4 4 2 4 3 3 32 73
2 AFM 2 3 4 2 3 4 4 4 4 3 4 37 84
3 AZB 2 2 4 2 4 4 3 2 4 1 4 32 73
4 AA 1 3 4 2 2 4 3 4 4 3 1 31 70
5 ARS 2 3 1 3 2 4 3 2 2 3 4 29 66
6 AZN 1 3 4 3 4 4 3 4 4 3 1 34 77
7 DHA 2 2 1 4 2 3 4 2 3 2 3 28 64
8 DAA 2 3 3 2 3 4 4 4 4 3 4 36 82
9 DJP 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 1 34 77
10 DY 2 3 4 2 3 4 4 4 4 3 4 37 84
11 GRA 2 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 34 77
12 GKN 2 1 1 2 4 4 4 2 1 3 4 28 64
13 HA 2 3 1 4 3 1 4 2 3 1 4 28 64
14 IRK 2 3 4 4 2 4 4 2 4 3 3 35 80
15 IRC 2 3 4 4 4 4 4 4 2 1 1 33 75
16 IPS 2 1 2 2 4 4 3 1 4 3 4 30 68
17 IY 3 1 4 2 4 4 2 2 3 2 4 31 70
18 KIR 2 1 3 4 3 4 3 3 3 3 2 31 70
19 LAS 3 3 4 3 4 4 2 2 4 3 0 32 73
20 MSA 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 39 89
21 MFR 3 3 4 4 4 4 4 4 3 1 1 35 80
22 MDM 2 3 2 4 4 4 4 4 4 3 2 36 82
23 MRS 1 3 2 4 4 3 3 4 4 3 2 33 75
24 MZP 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 38 86
25 ND 4 3 4 4 4 4 4 1 3 4 4 39 89
26 NF 3 3 4 3 4 4 4 2 4 3 4 38 86
27 PA 2 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 38 86
28 PAFY 2 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 38 86
29 RRP 2 3 4 4 4 4 4 2 4 3 2 36 82
30 RH 2 3 2 4 4 4 3 4 3 4 3 36 82
31 RAC 2 1 4 4 4 4 4 1 3 3 2 32 73
32 RPS 2 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 37 84
33 SFM 2 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 36 82
34 VNM 2 1 4 2 3 4 4 1 4 2 4 31 70
35 YHM 2 3 4 4 4 4 4 4 4 1 1 35 80
36 ZRP 3 1 1 4 4 1 4 4 4 1 2 29 66
37 ZPS 2 1 4 3 4 1 4 4 3 2 4 32 73
Jumlah 79 89 113 125 133 136 132 107 131 99 106 1250 2841
Rata-rata 2 2,4 3,054 3 3,59 3,68 3,57 2,9 3,54 2,7 2,86 34 77
Presentase 53,4 60 76,35 84 89,9 91,9 89,2 72 88,5 67 71,6
Lampiran 19
PERSENTASE KETERCAPAIAN INDIKATOR KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
KELAS KONTROL (XI-IPA 4)
No Indikator Berpikir Keterampilan Berpikir Kritis No. Soal Presentase Kategori
1 Memfokuskan Pertanyaan 1 53,38% Cukup
2 Menganalisis Argumen 9b 71,62% Baik
3 Bertanya dan Menjawab Pertanyaan 2 60,14% Cukup
4 Mempertimbangkan Kredibilitas dari Sebuah Sumber 5 89,86% Sangat Baik
5 Mengobservasi dan Mempertimbangkan Hasil Observasi 7b 72,30% Baik
6 Membuat Deduksi dan Mempertimbangkan Hasil Deduksi 6 91,89% Sangat Baik
7 Membuat Induksi dan Mempertimbangkan Hasil Induksi 9a 66,89% Baik
8 Membuat dan Menentukan Hasil Pertimbangan 8 88,51% Sangat Baik
9 Mendefinsikan Istilah dan Mempertimbangkan Suatu Definisi 3 76,35% Baik
10 Mengidentifikasi Asumsi 4 84,46% Sangat Baik
11 Memutuskan Suatu Tindakan 8 88,51% Sangat Baik
Rata-rata 76,72% Baik
218
Lampiran 20
Data Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Perhitungan uji normalitas adalah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 20, taraf nyata (α) adalah 5%
(0,05) dan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Nilai D-tabel untuk jumlah sampel (n) sebanyak 37
dan taraf nyata (α) adalah 5% (0,05), diperoleh D-tab = 1,36
√𝑛 =
1,36
√37 = 0,223.
EXAMINE VARIABLES=Pretest BY Kelas
/PLOT STEMLEAF HISTOGRAM NPPLOT
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.
Explore [DataSet1] D:\Wulan Sari Wijaya\Mata Kuliah\SEMESTER 8\SKRIPSI\Olah Data\Nilai
FIX\FIXASI NILAI PRETEST.sav
Case Processing Summary
Kelas
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pretest Eksperimen 37 100,0% 0 0,0% 37 100,0%
Kontrol 37 100,0% 0 0,0% 37 100,0%
Descriptives
Kelas Statistic Std. Error
Pretest Eksperimen Mean 29,6486 1,60761
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 26,3883 Upper Bound 32,9090
5% Trimmed Mean 29,0751 Median 27,0000 Variance 95,623 Std. Deviation 9,77871 Minimum 16,00 Maximum 55,00 Range 39,00 Interquartile Range 14,00 Skewness ,719 ,388
Kurtosis ,200 ,759
Kontrol Mean 32,8378 1,77212
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 29,2438 Upper Bound 36,4319
5% Trimmed Mean 32,7598 Median 32,0000 Variance 116,195 Std. Deviation 10,77939 Minimum 16,00
219
Maximum 52,00 Range 36,00 Interquartile Range 17,00 Skewness ,057 ,388
Kurtosis -,909 ,759
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pretest Eksperimen ,120 37 ,196 ,943 37 ,058
Kontrol ,118 37 ,200* ,943 37 ,058
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Keterangan:
1. Kriteria Pengujian
𝐻0 = distribusi populasi normal, jika taraf nyata (α) > 0,05, 𝐻0 diterima
𝐻1 = distribusi populasi tidak normal, jika taraf nyata (α) ≤ 0,05, 𝐻0 ditolak
D0 ≤ D-tabel maka 𝐻0 diterima (sampel berasal dari populasi berdistribusi normal)
D0 > D-tabel maka 𝐻0 ditolak (sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal)
2. Hasil Pengujian:
Sig kelas eksperimen 0,196 > 0,05, 𝐻0 diterima atau tidak signifikan.
Sig kelas kontrol 0,200 > 0,05, 𝐻0 diterima atau tidak signifikan.
D0 kelas eksperimen 0,120 < Dtabel (α = 0,05, n = 37) = 0,223, 𝐻0 diterima
D0 kelas kontrol 0,118 < Dtabel (α = 0,05, n = 37) = 0,223, 𝐻0 diterima
3. Kesimpulan:
-Data Kelas Eksperimen berdistribusi normal
-Data Kelas Kontrol berdistribusi normal
Lampiran 21
Data Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Perhitungan uji homogenitas adalah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 20, dengan taraf nyata (α)
adalah 5% (0,05) dan menggunakan uji Levene. Harga Ftabel (α = 0,05) untuk db pembilang 1 dan db penyebut
72 adalah 3,97.
UNIANOVA Pretest BY Kelas
/METHOD=SSTYPE(3)
/INTERCEPT=INCLUDE
/EMMEANS=TABLES(Kelas)
/PRINT=HOMOGENEITY
/CRITERIA=ALPHA(.05)
/DESIGN=Kelas.
Univariate Analysis of Variance
[DataSet1] D:\Wulan Sari Wijaya\Mata Kuliah\SEMESTER 8\SKRIPSI\Olah Data\Nilai
FIX\FIXASI NILAI PRETEST.sav
Between-Subjects Factors
Value Label N
Kelas 1,00 Eksperimen 37
2,00 Kontrol 37
Keterangan:
1. 𝐻0 = data berasal dari kelompok homogen, jika taraf nyata (α) > 0,05, 𝐻0 diterima
𝐻1 = data berasal dari kelompok tidak homogen, jika taraf nyata (α) ≤ 0,05, 𝐻0 ditolak
Fhitung ≤ F-tabel maka 𝐻0 diterima (sampel berasal dari populasi homogen)
Fhitung > F-tabel maka 𝐻0 ditolak (sampel berasal dari populasi tidak homogen)
2. Hasil Pengujian:
- Dari hasil analisis pada tabel Levene’s Test of Equality of Error Variances, Sig kelas eksperimen
dan kontrol 0,639 > 0,05, 𝐻0 diterima atau tidak signifikan.
- Harga F-hitung kelas eksperimen dan kontrol 0,221 < F-tabel (0,05:1;72) = 3,97, 𝐻0 diterima.
3. Kesimpulan:
- Data berasal dari varian yang sama atau homogen
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable: Pretest
F df1 df2 Sig.
,221 1 72 ,639
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + Kelas
221
Lampiran 22
Data Hasil Uji Hipotesis Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Perhitungan uji hipotesis adaalah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 20, dengan taraf nyata (α) adalah
5% (0,05) dan menggunakan uji-T Sampel Bebas (Independent Sample T-Test). Harga t-tabel (α = 0,05) db =
72 adalah 1,993.
T-Test [DataSet1] D:\Wulan Sari Wijaya\Mata Kuliah\SEMESTER 8\SKRIPSI\Olah Data\Nilai
FIX\FIXASI NILAI PRETEST.sav
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Pretest Eksperimen 37 29,6486 9,77871 1,60761
Kontrol 37 32,8378 10,77939 1,77212
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pretest
Equal variances assumed
,221 ,639 -1,333 72 ,187 -3,18919 2,39266 -7,95887 1,58049
Equal variances not assumed
-1,333 71,327 ,187 -3,18919 2,39266 -7,95964 1,58126
Keterangan:
1. 𝐻0= tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai pretest antara kelas eksperimen dan kontrol
𝐻1= terdapat perbedaan rata-rata nilai pretest antara kelas eksperimen dan kontrol
2. Kriteria Pengujian:
Sig (2-tailed) > α (0,05) maka 𝐻0 diterima; 𝐻1 ditolak
Sig (2-tailed) < α (0,05) maka 𝐻0 ditolak; 𝐻1 diterima
t0 ≤ t-tabel maka 𝐻0 diterima
t0 > t-tabel maka 𝐻0 ditolak
3. Hasil Pengujian:
- Sig (2-tailed) kelas eksperimen dan kontrol 0,190 > α (0,05) maka 𝐻0 diterima; 𝐻1 ditolak.
- Harga t-hitung kelas eksperimen dan kontrol -1,333 < t-tabel (α = 0,05, db = 72) = 1,993 maka 𝐻0
diterima; 𝐻1 ditolak.
4. Kesimpulan:
- Tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai pretest antara kelas eksperimen dan kontrol.
- Kemampuan keterampilan berpikir kritis siswa kelas eksperimen maupun kontrol memiliki
kondisi awal yang sama.
222
Lampiran 23
Data Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Perhitungan uji normalitas adalah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 20, taraf nyata (α) adalah 5%
(0,05) dan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Nilai D-tabel untuk jumlah sampel (n) sebanyak 37 dan
taraf nyata (α) adalah 5% (0,05), diperoleh D-tab = 1,36
√𝑛 =
1,36
√37 = 0,223.
EXAMINE VARIABLES=Postest BY Kelas
/PLOT STEMLEAF HISTOGRAM NPPLOT
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.
Explore [DataSet2] D:\Wulan Sari Wijaya\Mata Kuliah\SEMESTER 8\SKRIPSI\Olah Data\Nilai
FIX\FIXASI NILAI POSTEST.sav
Case Processing Summary
Kelas Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Postest Eksperimen 37 100,0% 0 0,0% 37 100,0%
Kontrol 37 100,0% 0 0,0% 37 100,0%
Descriptives
Kelas Statistic Std. Error
Postest Eksperimen Mean 81,8649 ,97964
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 79,8781 Upper Bound 83,8517
5% Trimmed Mean 81,7387 Median 82,0000 Variance 35,509 Std. Deviation 5,95894 Minimum 73,00 Maximum 93,00 Range 20,00 Interquartile Range 9,00 Skewness ,264 ,388
Kurtosis -,924 ,759
Kontrol Mean 76,8108 1,23259
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 74,3110 Upper Bound 79,3106
5% Trimmed Mean 76,8453 Median 77,0000 Variance 56,213 Std. Deviation 7,49755 Minimum 64,00 Maximum 89,00 Range 25,00
223
Interquartile Range 13,00 Skewness -,170 ,388
Kurtosis -1,102 ,759
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Postest Eksperimen ,117 37 ,200* ,946 37 ,073
Kontrol ,134 37 ,092 ,947 37 ,079
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Keterangan:
1. 𝐻0 = distribusi populasi normal, jika taraf nyata (α) > 0,05, 𝐻0 diterima
𝐻1 = distribusi populasi tidak normal, jika taraf nyata (α) ≤ 0,05, 𝐻0 ditolak
D0 ≤ D-tabel maka 𝐻0 diterima (sampel berasal dari populasi berdistribusi normal)
D0 > D-tabel maka 𝐻0 ditolak (sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal)
2. Hasil Pengujian:
Sig kelas eksperimen 0,200 > 0,05, 𝐻0 diterima atau tidak signifikan.
Sig kelas kontrol 0,092 > 0,05, 𝐻0 diterima atau tidak signifikan.
D0 kelas eksperimen 0,117 < Dtabel (α = 0,05, n = 37) = 0,223, 𝐻0 diterima
D0 kelas kontrol 0,134 < Dtabel (α = 0,05, n = 37) = 0,223, 𝐻0 diterima
3. Kesimpulan:
- Data Kelas Eksperimen berdistribusi normal
- Data Kelas Kontrol berdistribusi normal
Lampiran 24
Data Hasil Uji Homogenitas Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Perhitungan uji homogenitas adalah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 20, dengan taraf nyata (α)
adalah 5% (0,05) dan menggunakan uji Levene. Harga Ftabel (α = 0,05) untuk db pembilang 1 dan db penyebut
72 adalah 3,97.
UNIANOVA Postest BY Kelas
/METHOD=SSTYPE(3)
/INTERCEPT=INCLUDE
/EMMEANS=TABLES(Kelas)
/PRINT=HOMOGENEITY
/CRITERIA=ALPHA(.05)
/DESIGN=Kelas.
Univariate Analysis of Variance [DataSet2] D:\Wulan Sari Wijaya\Mata Kuliah\SEMESTER 8\SKRIPSI\Olah Data\Nilai
FIX\FIXASI NILAI POSTEST.sav
Between-Subjects Factors
Value Label N
Kelas 1,00 Eksperimen 37
2,00 Kontrol 37
Keterangan:
1. 𝐻0 = data berasal dari kelompok homogen, jika taraf nyata (α) > 0,05, 𝐻0 diterima
𝐻1 = data berasal dari kelompok tidak homogen, jika taraf nyata (α) ≤ 0,05, 𝐻0 ditolak
2. Hasil Pengujian:
- Dari hasil analisis pada tabel Levene’s Test of Equality of Error Variances, Sig kelas eksperimen
dan kontrol 0,073 > 0,05, 𝐻0 diterima atau tidak signifikan.
- Harga F-hitung kelas eksperimen dan kontrol 3,313 < F-tabel (0,05:1;72) = 3,97, 𝐻0 diterima.
3. Kesimpulan:
- Data berasal dari varian yang sama atau homogen
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable: Postest
F df1 df2 Sig.
3,313 1 72 ,073
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + Kelas
225
Lampiran 25
Data Hasil Uji Hipotesis Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Perhitungan uji hipotesis adaalah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 20, dengan taraf nyata (α) adalah
5% (0,05) dan menggunakan uji-T Sampel Bebas (Independent Sample T-Test). Harga t-tabel (α = 0,05) db =
72 adalah 1,993.
T-Test [DataSet2] D:\Wulan Sari Wijaya\Mata Kuliah\SEMESTER 8\SKRIPSI\Olah
Data\Nilai FIX\FIXASI NILAI POSTEST.sav
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Postest Eksperimen 37 81,8649 5,95894 ,97964
Kontrol 37 76,8108 7,49755 1,23259
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Postest
Equal variances assumed
3,313 ,073 3,210 72 ,002 5,05405 1,57448 1,91539 8,19272
Equal variances not assumed
3,210 68,509 ,002 5,05405 1,57448 1,91266 8,19545
Keterangan:
1. 𝐻0= tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai pretest antara kelas eksperimen dan kontrol
𝐻1= terdapat perbedaan rata-rata nilai pretest antara kelas eksperimen dan kontrol
2. Kriteria Pengujian:
Sig (2-tailed) > α (0,05) maka 𝐻0 diterima; 𝐻1 ditolak
Sig (2-tailed) < α (0,05) maka 𝐻0 ditolak; 𝐻1 diterima
t0 ≤ t-tabel maka 𝐻0 diterima
t0 > t-tabel maka 𝐻0 ditolak
3. Hasil Pengujian:
- Sig (2-tailed) kelas eksperimen dan kontrol 0,003 < α (0,05) maka 𝐻0 ditolak; 𝐻1 diterima
- Harga t-hitung kelas eksperimen dan kontrol 3,210 > t-tabel (α = 0,05, db = 72) = 1,993 maka 𝐻1
diterima; 𝐻0 ditolak.
4. Kesimpulan:
- Terdapat perbedaan rata-rata nilai postest antara kelas eksperimen dan kontrol
- Terdapat pengaruh model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) berpendekatan Sains,
Lingkungan, Teknologi, Masyarakat (SALINGTEMAS) terhadap keterampilan berpikir kritis
siswa pada materi Minyak bumi.
226
Lampiran 26
Data Hasil Lembar Kerja Siswa Efek Rumah Kaca
NO KELOMPOK SKOR PER NOMOR JUMLAH
SKOR
NILAI
1 2 3 4a 4b 5a 5b 6 7 8 9 10 11 12 13a 13b
1 AADGI 3 3 2 4 2 4 2 2 3 3 4 2 4 4 4 4 50 78
2 AAFMM 4 3 3 4 3 4 2 2 4 3 2 4 2 4 3 4 51 80
3 AHMM 4 3 3 4 2 4 2 2 4 3 3 4 4 4 4 4 54 84
4 MNSTV 0 2 4 0 0 4 4 4 1 3 3 4 3 3 0 0 35 55
Jumlah 11 11 12 12 7 16 10 10 12 12 12 14 13 15 11 12 190 297
Rata-rata 2,75 2,75 3 3 1,75 4 2,5 2,5 3 3 3 3,5 3,25 3,75 2,75 3 47,5 74
Persentase 68,75 68,75 75 75 43,75 100 62,5 63 75 75 75 87,5 81,25 93,75 68,75 75
Data Hasil Lembar Kerja Siswa ISPA
NO KELOMPOK SKOR PER NOMOR JUMLAH
SKOR
NILAI
1 2 3a 3b 4a 4b 5 6 7 8 9 10 11 12 13a 13b
1 KLPTW 3 1 4 3 4 3 4 4 1 4 4 2 2 4 4 4 51 79,7
2 CHMMV 4 3 4 4 2 1 2 2 3 4 3 4 2 4 3 3 48 75,0
3 INAN 4 3 4 3 4 2 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 56 87,5
4 RAOLA 4 3 4 4 2 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 55 85,9
Jumlah 15 10 16 14 12 8 13 10 11 16 15 14 12 15 15 14 210 328,1
Rata-rata 3,75 2,5 4 3,5 3 2 3,25 2,5 2,75 4 3,75 3,5 3 3,75 3,75 3,5 52,5 82,0
Persentase 93,75 62,5 100 87,5 75 50 81,25 63 68,8 100 93,75 87,5 75 93,75 93,75 87,5
227
Lampiran 27
Lampiran 28
Contoh Lembar Jawaban Siswa Kelas Eksperimen
Lampiran 29
Contoh Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol
Lampiran 30
Contoh Jawaban LKS ERK
Lampiran 31
Contoh Jawaban LKS ISPA
237
Lampiran 32
Surat Bimbingan Skripsi
238
Lampiran 33
Surat Permohonan Izin Penelitian & Keterangan Melakukan Penelitian
239
Lampiran 34
Dokumentasi Penelitian
Orientasi Siswa terhadap Masalah/Invitasi
Mengorganisasi Siswa terhadap Pembelajaran/Eksplorasi
240
Membimbing pengalaman penyelidikan individual atau kelompok/Eksplanasi
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya/Aplikasi
241
Analisis dan Evaluasi proses pemecahan masalah/Penilaian
242
Lampiran 35
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256