Post on 02-Mar-2019
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-13
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting
PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,
OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN
DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KECENDERUNGAN
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
Nurul Aiisiah, Sugeng Pamudji
1
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239, Phone: +622476486851
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of audit quality, company’s financial condition, audit opinion
prior year, company’s growth, and company size to the acceptance of going concern audit opinion. After
data analysis based on four models of financial condition, the result are audit quality, audit opinion prior
year and company’s growth does not significantly affect the acceptance of going concern audit opinion
use either The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, and The Springate model. On the
other hand, company size significantly affect the acceptance of going concern audit opinion in each
models. Company’s financial condition has the negative effect and significantly to the acceptance of
going concern audit opinion when using The Zmijeski Model, The Revised Altman Model. While
company’s financial condition does not affect the acceptance of going concern audit opinion when using
The Altman Model and The Springate Model.
Keywords : The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, The Springate model, audit
quality, financial condition, audit opinion prior year, company growth, company size, going concern
audit opinion.
PENDAHULUAN
Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha. Going concern juga merupakan
asumsi dasar dalam penyusunan laporan keuangan, suatu perusahaan tidak bermaksud atau berkeinginan
melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya (Standar Akuntansi Keuangan, 2009).
Going concern digunakan sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti
adanya informasi yang menunjukkan hal berlawanan (contrary information). Biasanya informasi yang
secara signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup satuan usaha adalah
berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo
tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi
utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar dan kegiatan serupa yang lain. (PSA No.30)
Auditor mengeluarkan opini audit going concern untuk memastikan apakah perusahaan mampu
mempertahankan kelangsungan usahanya atau tidak. Opini audit going concern sangat berguna bagi
investor untuk menetapkan keputusan investasi. Clarkson (1994) dalam Januarti (2008) melakukan studi
yang mengidentifikasi reaksi investor terhadap opini audit yang memuat informasi kelangsungan hidup
perusahaan berdasarkan pengungkapan hasil analisis laporan keuangan. Studi tersebut menemukan bukti
bahwa ketika investor akan melakukan investasi maka ia perlu untuk mengetahui kondisi keuangan
perusahaan, dengan melihat laporan auditor terutama yang menyangkut kelangsungan hidup perusahaan.
1
Penulis penanggung jawab
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 2
2
Terkait dengan pentingnya opini audit yang dikeluarkan oleh auditor, maka auditor harus
bertanggungjawab untuk mengeluarkan opini audit going concern yang konsisten dengan kondisi yang
sebenarnya. Ada beberapa faktor yang dapat dikaji sebagai faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan
opini audit going concern, yaitu : kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun
sebelumnya, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan.
Penulis beranggapan bahwa penelitian mengenai opini audit going concern di Indonesia masih
menjadi objek penelitian yang penting dan menarik dilakukan karena mengingat bahwa opini audit going
concern suatu badan usaha merupakan salah satu hal yang mendasari para investor dalam pengambilan
keputusan investasi dan juga para kreditor dalam meminjamkan dananya dengan tujuan untuk
memperoleh laba dari aktivitas entitas tersebut. Selain itu, opini audit going concern sering dihubungkan
dengan kemampuan manajemen perusahaan untuk lebih mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini
audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan. Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 –
2010.
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Jensen dan Meckling (1976) dalam Susanto (2009) menggambarkan hubungan agensi sebagai
suatu kontrak di bawah satu atau lebih principal yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa
layanan bagi mereka dengan melakukan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen.
Baik principal maupun agen diasumsikan orang ekonomi rasional dan semata – mata termotivasi oleh
kepentingan pribadi. Shareholders atau principal mendelegasikan pembuatan keputusan mengenai
perusahaan kepada manajer atau agen. Bagaimanapun juga, manajer tidak selalu bertindak sesuai
keinginan shareholders, sebagian dikarenakan oleh adanya moral hazard.
Dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara principal dan
agen. Pihak ketiga ini berfungsi untuk memonitor perilaku manajer (agen) apakah sudah bertindak sesuai
keinginan principal. Auditor adalah pihak yang mampu menjembatani kepentingan pihak principal
(shareholders) dengan pihak manajer (principal) dalam mengelola keuangan perusahaan (Setiawan 2006).
Tugas auditor adalah memberikan opini atas laporan keuangan tersebut, mengenai kewajarannya. Selain
itu, auditor saat ini juga harus mempertimbangkan akan kelangsungan hidup perusahaan
Pengaruh kualitas audit terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern
Auditor yang mempunyai kualitas audit yang baik lebih cenderung akan mengeluarkan opini audit going
concern apabila klien mengalami masalah going concern. Penelitian Mutchler et. al. (1997) dalam
Ramadhany (2004) menemukan bukti univariat bahwa auditor big 6 lebih cenderung menerbitkan opini
audit going concern pada perusahaan yang mengalami financial distress dibandingkan auditor non big 6.
Auditor skala besar dapat menyediakan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan auditor skala kecil,
termasuk dalam mengungkapkan masalah going concern.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis pertama yang diajukan adalah sebagai berikut :
H1 : Kualitas audit berpengaruh positif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit
going concern.
Pengaruh kondisi keuangan terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern
Tingkat kesehatan suatu perusahaan dapat dilihat dari kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan
yang mempunyai kondisi keuangan yang baik maka auditor tidak akan mengeluarkan opini audit going
concern (Ramadhany, 2004). Penelitian setyarno et. al (2006) menggunakan regresi logistik
menunjukkan bahwa variabel kondisi keuangan yang diproksikan dengan The Altman Model berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 3
3
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis kedua yang diajukan adalah sebagai berikut :
H2a : Kondisi keuangan perusahaan yang diukur dengan The Zmijeski Model (1984) berpengaruh
negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern.
H2b : Kondisi keuangan perusahaan yang diukur dengan The Altman Model (1968) berpengaruh
negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern.
H2c : Kondisi keuangan perusahaan yang diukur dengan Revised Altman Model (1993)
berpengaruh negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern.
H2d : Kondisi keuangan perusahaan yang diukur dengan The Springate Model (1978)
berpengaruh negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern.
Pengaruh opini audit going concern tahun sebelumnya terhadap kecenderungan penerimaan opini
audit going concern
Opini audit going concern yang telah diterima auditee pada tahun sebelumnya akan menjadi
faktor pertimbangan yang penting bagi auditor dalam mengeluarkan opini audit going concern pada tahun
berjalan jika kondisi keuangan auditee tidak menunjukkan tanda – tanda perbaikan atau tidak adanya
rencana manajemen yang dapat direalisasikan untuk memperbaiki kondisi perusahaan. Santosa dan
Wedari (2007) menganalisis tentang faktor – faktor yang mempengaruhi kecenderungan penerimaan
opini audit going concern. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel opini audit tahun sebelumnya
berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern.
Konsisten dengan penelitian terdahulu, maka hipotesis ketiga yang diajukan adalah :
H3 : Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap kecenderungan penerimaan opini
audit going concern.
Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going
concern Dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan rasio pertumbuhan penjualan.
Penjualan merupakan kegiatan operasi utama perusahaan. Suatu perusahaan dengan rasio pertumbuhan
penjualan yang positif memberikan indikasi bahwa perusahaan lebih mampu untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan kemungkinan perusahaan terhadap kebangkrutan adalah kecil. Oleh karena
itu, semakin tinggi rasio pertumbuhan penjualan perusahaan, maka akan semakin kecil kemungkinan
auditor untuk menerbitkan opini audit going concern.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis keempat yang diajukan adalah sebagai berikut :
H4 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini
audit going concern
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern
Santosa dan Wedari (2007) melakukan penelitian tentang faktor – faktor yang mempengaruhi
kecenderungan penerimaan opini audit going concern. Hasil dari penelitian tersebut memberikan bukti
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis kelima yang diajukan adalah sebagai berikut :
H5 : Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit
going concern
METODE PENELITIAN Variabel opini audit going concern diukur dengan menggunakan variabel dummy, dimana
kategori 1 diberikan kepada perusahaan yang menerima opini audit going concern sedangkan kategori 0
diberikan kepada perusahaan yang tidak menerima opini audit going concern. Variabel kualitas audit
dalam penelitian ini diproksikan dengan menggunakan skala auditor. Variabel ini diukur dengan
menggunakan variabel dummy, dimana kategori 1 untuk auditor yang tergabung dalam skala besar dan
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 4
4
kategori 0 untuk auditor dalam skala kecil. Variabel kondisi keuangan perusahaan diukur dengan
menggunakan empat model prediksi kebangkrutan yaitu The Zmijeski Model, The Altman Model, Revised
Altman Model dan Springate Model. Variabel opini audit tahun sebelumnya diukur dengan menggunakan
variabel dummy. Jika perusahaan menerima opini audit going concern (GCAO) pada tahun sebelumnya
akan diberi kode 1 sedangkan jika perusahaan menerima opini audit non going concern (NGCAO) akan diberi kode 0. Varriabel pertumbuhan penjualan diukur sebagai berikut = (penjualan bersih t – penjualan
bersih t-1) : Penjualan bersih t-1. Variabel ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan natural
logaritma dari total aktiva.
HASIL DAN PEMBAHASAN Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2006 – 2010 yang telah diaudit dan dipublikasikan. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling. Proses seleksi sampel berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan ditampilkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 1
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
No Kriteria Jumlah
1.
2
3.
4.
5.
Total perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006 – 2010
Delisting selama periode penelitian (2006 - 2010)
Selalu mengalami laba bersih setelah pajak yang positif selama laporan
keuangan selama periode penelitian (2006 - 2010)
Tidak ada laporan audit
Sampel
140
( 4)
(101)
(3)
37
Total Sampel Selama Periode Penelitian ( 5 tahun) yaitu 37 x 5 = 185 185
Sumber : laporan keuangan, ICMD berbagai edisi
Pengujian Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen.
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 5
5
Tabel 2
Hasil Uji Multikolinearitas
GROWT
H OPINI AUDIT SIZE
ALTMA
N68
ZJIMES
KI
ALTMA
N93
SPRINGA
TE
GROWTH Pearson
Correlation 1 .023 .157
* .136 .010 .007 .011 .013
Sig. (2-tailed) .753 .033 .064 .890 .926 .883 .863
N 185 185 185 185 185 185 185 185
OPINI Pearson
Correlation .023 1 -.062 .139 -.019 -.009 -.020 -.020
Sig. (2-tailed) .753 .401 .059 .798 .907 .786 .783
N 185 185 185 185 185 185 185 185
AUDIT Pearson
Correlation .157
* -.062 1 .166
* .057 .042 .051 .046
Sig. (2-tailed) .033 .401 .024 .441 .569 .490 .535
N 185 185 185 185 185 185 185 185
SIZE Pearson
Correlation .136 .139 .166
* 1 .343
** .251
** .338
** .298
**
Sig. (2-tailed) .064 .059 .024 .000 .001 .000 .000
N 185 185 185 185 185 185 185 185
ALTMAN
68
Pearson
Correlation .010 -.019 .057 .343
** 1 .860
** .998
** .638
**
Sig. (2-tailed) .890 .798 .441 .000 .000 .000 .000
N 185 185 185 185 185 185 185 185
ZJIMESK
I
Pearson
Correlation .007 -.009 .042 .251
** .860
** 1 .863
** .161
*
Sig. (2-tailed) .926 .907 .569 .001 .000 .000 .029
N 185 185 185 185 185 185 185 185
ALTMAN
93
Pearson
Correlation .011 -.020 .051 .338
** .998
** .863
** 1 .629
**
Sig. (2-tailed) .883 .786 .490 .000 .000 .000 .000
N 185 185 185 185 185 185 185 185
SPRINGA
TE
Pearson
Correlation .013 -.020 .046 .298
** .638
** .161
* .629
** 1
Sig. (2-tailed) .863 .783 .535 .000 .000 .029 .000
N 185 185 185 185 185 185 185 185
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 6
6
GROWT
H OPINI AUDIT SIZE
ALTMA
N68
ZJIMES
KI
ALTMA
N93
SPRINGA
TE
GROWTH Pearson
Correlation 1 .023 .157
* .136 .010 .007 .011 .013
Sig. (2-tailed) .753 .033 .064 .890 .926 .883 .863
N 185 185 185 185 185 185 185 185
OPINI Pearson
Correlation .023 1 -.062 .139 -.019 -.009 -.020 -.020
Sig. (2-tailed) .753 .401 .059 .798 .907 .786 .783
N 185 185 185 185 185 185 185 185
AUDIT Pearson
Correlation .157
* -.062 1 .166
* .057 .042 .051 .046
Sig. (2-tailed) .033 .401 .024 .441 .569 .490 .535
N 185 185 185 185 185 185 185 185
SIZE Pearson
Correlation .136 .139 .166
* 1 .343
** .251
** .338
** .298
**
Sig. (2-tailed) .064 .059 .024 .000 .001 .000 .000
N 185 185 185 185 185 185 185 185
ALTMAN
68
Pearson
Correlation .010 -.019 .057 .343
** 1 .860
** .998
** .638
**
Sig. (2-tailed) .890 .798 .441 .000 .000 .000 .000
N 185 185 185 185 185 185 185 185
ZJIMESK
I
Pearson
Correlation .007 -.009 .042 .251
** .860
** 1 .863
** .161
*
Sig. (2-tailed) .926 .907 .569 .001 .000 .000 .029
N 185 185 185 185 185 185 185 185
ALTMAN
93
Pearson
Correlation .011 -.020 .051 .338
** .998
** .863
** 1 .629
**
Sig. (2-tailed) .883 .786 .490 .000 .000 .000 .000
N 185 185 185 185 185 185 185 185
SPRINGA
TE
Pearson
Correlation .013 -.020 .046 .298
** .638
** .161
* .629
** 1
Sig. (2-tailed) .863 .783 .535 .000 .000 .029 .000
N 185 185 185 185 185 185 185 185
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-
tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed).
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 7
7
Tabel 2 merupakan matrik korelasi untuk persamaan regresi. Dalam matrik ini akan dilihat
besarnya korelasi antar variabel independen yang ukuran kinerja perusahaan memiliki nilai-niai korelasi
antar variabel yang besar sehingga menunjukkan adanya gejala multikolinearitas antar keempat variabel
independen. Untuk selanjutnya model penelitian akan dipecah ke dalam 4 model untuk membahas
mengenai masing-masing ukuran kondisi keuangan perusahaan.
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dengan regresi logistik cukup dengan melihat tabel Variables in the Equation
pada kolom signifikan dibandingkan dengan nilai signifikansi (α) yang digunakan, yaitu 0.05 (5%).
Pengujian Kelayakan Model Regresi
Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan Goodness of Fit Test
yang diukur dengan nilai Chi-Square pada bagian bawah uji Hosmer and Lemeshow.
Tabel 3
Hosmer and Lemeshow Test
Model Hosmer and Lemeshow Test Sig
1
2
3
4
8.641
26.051
18.814
11.467
0.374
0.001
0.016
0.177
Sumber: Data Sekunder yang diolah
Pada model 1 dan 4 angka probabilitas menunjukkan angka > 0,05, sedangkan pada model 2 dan
3 signifikansi di bawah 0,05. Hal ini berarti model regresi logistik pada model 1 dan 4 sudah fit
sedangkan pada model 2 dan 3 masih memiliki gangguan.
Pengujian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal
(Block Number = 0) dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1). Adanya
pengurangan nilai antara -2LL awal (initial -2LL function) dengan nilai -2LL pada langkah berikutnya (-
2LL akhir) menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2001).
Tabel 4
Angka Block Number
Model
-2 Log Likelihood
Block Number = 0 Block Number = 1
1
2
3
4
245,408
245,408
245,408
245,408
223,664
218,479
215,036
222,849
Sumber : Data Sekunder yang diolah
Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai -2LL mengalami penurunan.
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 8
8
Tabel 5
Omnibus Test
Model
Hasil Uji
Chi Square Sig
1
2
3
4
27,744
26,929
30,372
22,559
0,001
0,000
0,000
0,000
Sumber : Data Sekunder yang diolah
Hasil pengujian penurunan likelihood mendapatkan nilai signifikansi di bawah 0,05 untuk
keempat model tersebut. Hal ini mencerminkan bahwa keempat model tersebut adalah model yang baik
dalam menjelaskan pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan perusahan, opini audit tahun sebelumnya,
pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern.
Koefisien Determinasi
Cox & Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple
regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu)
sehingga sulit diinterpretasikan. Nilai Nagelkerke’s R Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada
multiple regression (Ghozali, 2001). Tabel 6
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model
R2
Cox & Snel Nagelkerke
1
2
3
4
0,111
0,135
0,151
0,115
0,151
0,184
0,206
0,156
Sumber : Data Sekunder yang diolah
Dilihat dari output SPSS pada tabel 4.11, nilai Cox Snell’s R Square maupun nilai Nagelkerke R2
untuk model 3 adalah yang paling besar
Matrik Klasifikasi
Matrik klasifikasi bertujuan untuk menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi dalam
memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going concern pada perusahaan.
Tabel 7 Matrik Klasifikasi
Model % Ketepatan Klasifikasi
1
2
3
4
69,2
71,9
73,5
62,2
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 9
9
Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi penerimaan opini audit going concern
pada perusahaan yang paling besar adaalah pada model 3 yang mencapai 73,4%
Pengujian Koefisien Regresi
Tahap akhir adalah uji koefisien regresi. Hasil pengujian koefisien regresi dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 8
Hasil uji Hipotesis
Var Altman 68 Zjimeski Altman 93 Springate
Koef Sig Koef Sig Koef Sig Koef Sig
Constant 4.453 0.115 4.266 0.151 4.776 0.103 4.546 0.106
GROWTH -0.166 0.484 -0.184 0.471 -0.145 0.537 -0.129 0.542
OPINI 0.149 0.853 0.305 0.710 0.215 0.797 0.033 0.967
AUDIT -10.165 0.007 -10.136 0.009 -1.252 0.006 -1.224 0.005
SIZE -0.181 0.088 -0.214 0.050 -0.198 0.073 -0.178 0.092
Kinerja
ALTMAN68 -0.020 0.166
ZJIMESKI -0.093 0.019
ALTMAN93 -0.053 0.023
SPRINGATE -0.096 0.119
Sumber: Data sekunder yang diolah
Interpretasi Hasil dan Pembahasan
Dalam penelitian ini dilakukan pengujian pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan,
opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahan terhadap kecenderungan
penerimaan opini audit going concern.
Pengaruh kualitas audit terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern.
Pada Tabel 8 variabel kualitas audit (AUDIT) pada masing-masing model pengujian
kebangkrutan signifikan dengan nilai sig dibawah 0.05. Walaupun secara statistik signifikan namun
semua model menunjukkan arah koefisien negatif atau arah hasil pengujian tidak sesuai dengan yang
diharapkan. sehingga model kebangkrutan ini kurang tepat untuk digunakan sebagai proksi kondisi
keuangan perusahaan. Dengan demikian, hipotesis pertama ditolak. Artinya dapat disimpulkan bahwa
variabel kualitas audit yang diproksikan dengan skala auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap
penerimaan opini audit going concern.
Berdasarkan uraian sebelumnya, dijelaskan bahwa kualitas auditor berpengaruh terhadap
penerimaan opini audit going concern. Ternyata hal tersebut tidak dapat dibuktikan dalam penelitian ini.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Mutchler et al. (1997), yang menemukan bukti bahwa
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 10
10
auditor big 6 lebih cenderung menerbitkan opini audit going concern pada perusahaan yang
mengalami financial distress dibandingkan auditor non big 6. Namun demikian penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyarno dkk (2006) yang membuktikan bahwa kualitas audit
tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Kantor Akuntan Publik,
baik yang berskala besar maupun berskala kecil, akan selalu bersikap obyektif dalam memberikan
pendapat.
Pengaruh kondisi keuangan perusahaan terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going
concern.
Hasil uji regresi logistik memperlihatkan bahwa variabel kondisi keuangan yang diproksi
menggunakan The Revised Altman Model Z93 pada tabel 8 menunjukkan nilai koefisien sebesar -0.053
dengan tingkat signifikansi 0.023 dan variabel kondisi keuangan yang diproksikan dengan model The
Zjimeski Model menunjukkan nilai koefisien sebesar -0.093 dengan tingkat signifikansi 0.019.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model prediksi kebangkrutan The Revised Altman
Model dan The Zjimeski Model sebagai proksi kondisi keuangan menunjukkan hasil yang signifikan
dengan nilai sig di bawah 0.05. Hasil penelitian ini menerima hipotesis bahwa kondisi keuangan secara
signifikan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Penerimaan atas hipotesis kedua
ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyarno dkk (2006) yang membuktikan bahwa
kondisi keuangan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern.
Pengaruh opini audit tahun sebelumnya terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going
concern.
Pada tabel 8 hasil pengujian pengaruh opini audit tahun sebelumnya terhadap opini audit going
concern menunjukkan bahwa opini audit tahun sebelumnya tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap opini going concern pada keempat model penelitian dengan nilai sig lebih dari 0.05. Hal ini
berarti bahwa hipotesis ketiga ditolak. Apabila pada tahun sebelumnya auditor telah menerbitkan opini
audit going concern, maka ada kemungkinan auditor untuk tidak menerbitkan kembali opini audit going
concern pada tahun berikutnya.
Berdasarkan uraian sebelumnya, dijelaskan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh
terhadap penerimaan opini going concern. Ternyata hal tersebut tidak dapat dibuktikan dalam penelitian
ini. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Santosa (2007) yang
membuktikan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap penerimaan opini going
concern.
Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going
concern
Pada tabel 8 variabel pertumbuhan perusahaan (GROWTH) pada masing – masing model
pengujian kebangkrutan tidak signifikan dengan nilai sig lebih dari 0.05. Dengan demikian, hipotesis
keempat ditolak. Artinya dapat disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan (GROWTH) tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini going concern pada keempat model penelitian.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fanny dan Saputra (2005) yang menemukan bukti
empiris bahwa rasio pertumbuhan aktiva tidak berpengaruh signifikan pada penerimaan opini audit going
concern. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rasio pertumbuhan perusahaan tidak mempengaruhi
penerimaan opini audit going concern. Hal ini terjadi karena pertumbuhan aset perusahaan yang tidak
selalu diikuti dengan peningkatan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba serta meningkatkan
saldo labanya.
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 11
11
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern
Pada tabel 8 hasil pengujian pengaruh ukuran perusahaan terhadap opini going concern
menunjukkan nilai signifikansi di atas 0,05 namun di bawah 0,10 pada keempat model penelitian. Semua
model menunjukkan arah koefisien negatif pada variabel ukuran perusahaan. Dengan demikian hipotesis
kelima diterima. Artinya dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap opini audit going concern. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Januarti dan
Fitrianasari (2008) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern. Meskipun demikian hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian Santosa ( 2007) yang membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern.
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa : (1) kualitas audit tidak
berpengaruh terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern baik menggunakan The
Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, maupun The Springate Model. (2) kondisi
keuangan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going
concern ketika menggunakan The Zmijeski Model, The Revised Altman Model. Sedangkan kondisi
keuangan perusahaan tidak berpengaruh terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern
pada saat menggunakan Altman Model dan The Springate Model. (3) opini audit tahun sebelumnya tidak
berpengaruh terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern baik menggunakan The
Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, maupun The Springate Model. (4) pertumbuhan
perusahaan tidak berpengaruh terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern baik
menggunakan The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, maupun The Springate Model.
(5) ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going
concern pada saat menggunakan The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model dan The
Springate Model.
Keterbatasan dan Saran
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penelitian ini hanya menggunakan 5 variabel yaitu
kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, dan
ukuran perusahaan . Dari keterbatasan tersebut, maka untuk penelitian yang akan datang disarankan
untuk memasukkan variabel tambahan yang mungkin berpengaruh terhadap opini audit going concern.
REFERENSI
Altman, E, 1982. Accounting Implications of Failure Predictions Models. Journal of Accounting,
Auditing and Finance, Summer. 4 – 19.
DeAngelo, L. 1981. “Auditor Independence, Low Balling, and Disclosure Regulation”. Journal
of Accounting and Economics 20 (December). pp.297-322.
Fanny, Margaretta. dan Saputra, S. 2005. “Opini Audit Going concern: Kajian Berdasarkan
Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Kantor Akuntan
Publik (Studi pada Emiten Bursa Efek Jakarta)”. Simposium Nasional Akuntansi VIII:
pp. 966-978.
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 12
12
Fitrianasari, Ella dan Indira Januarti, 2008. ”Analisis Rasio Keuangan dan Rasio Non Keuangan
yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan Opini Audit Going Concern pada
Auditee (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2000-
2005).
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Guy, Dan M, Alderman, C . Wayne, Winters, Alan, J. (2001). Auditing Jilid 1. Jakarta. Erlangga
Hani, Clearly dan Mukhlasin (2003). “Going Concern dan Opini Audit: Suatu Studi Pada
Perusahaan Perbankan di BEJ.” Simposium Nasional Akuntansi VI. 1221-1233.
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta. Salemba
Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta. Salemba Empat.
Indriantoro dan Bambang Supomo.1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan
Manajemen. Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta.
Jensen, M.C and Meckling, W.H. 1976. “Theory Of The Firm, Managerial Behaviour, Agency
Costs & Ownership Structure”. Journal of Financial Economics. Vol 3 October. Pp 305-
360.
McKeown, J, Mutchler, J dan Hopwood, W.1991. “ Towards an Explanation of Auditor Failure
to Modify the Audit Opinions of Bankrupt Companies.” Auditing: A Journal Practice &
Theory. Supplement. 1-13.
Mutchler, J.F. 1985. “ A Multivariate Analysis of The Auditor’s Going Concern Opinion
Decision”. Journal of Accounting Research. Autumn. pp 668-682.
Mulyadi. 2002. Auditing. Buku 1. Yogyakarta: Salemba Empat.
Petronela, T. 2004. “Pertimbangan Going Concern Perusahaan Dalam Pemberian Opini Audit”.
Jurnal Balance, pp. 47-55.
Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti. 2007. Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt
Default, Opinion Shopping terhadap penerimaan Opini Going Concern Proceedings
Simposium Nasional Akuntansi X, Unhas Makassar, 26-28 Juli : 1-27
Ramadhany, Alexander. 2004. “Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini
Going concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Mengalami Financial Distress Di
Bursa Efek Jakarta.Tesis, Universitas Diponegoro , Semarang. Tidak Dipublikasikan.
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 13
13
Santosa, Arga Fajar dan Linda K. Wedari. 2007.”Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern.” JAAI, Vol.11, NO.2,
Desember 2007:141-158.
Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti dan Faisal. 2006. “Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi
Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan
Terhadap Opini Audit Going concern”, Simposium Nasional Akuntansi IX Padang, h 1-
25.
Soeratno dan Lincolin Arsyad. 1998. Metode Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta.
UPP STIM YKPN
Solikah, B, 2007, “Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan
Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going concern”, Skripsi,
Universitas Negeri Semarang.
Susanto, Yulius Kurnia. 2009. “Faktor – faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit
going concern pada perusahaan public sector manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi,
Vol.11, No.3, Desember 2009: 155-173