PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35894/1/JURNAL-C2C008211.pdf ·...

13
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-13 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KECENDERUNGAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN Nurul Aiisiah, Sugeng Pamudji 1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239, Phone: +622476486851 ABSTRACT This study aims to determine the effect of audit quality, company’s financial condition, audit opinion prior year, company’s growth, and company size to the acceptance of going concern audit opinion. After data analysis based on four models of financial condition, the result are audit quality, audit opinion prior year and company’s growth does not significantly affect the acceptance of goi ng concern audit opinion use either The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, and The Springate model. On the other hand, company size significantly affect the acceptance of going concern audit opinion in each models. Company’s financial condition has the negative effect and significantly to the acceptance of going concern audit opinion when using The Zmijeski Model, The Revised Altman Model. While company’s financial condition does not affect the acceptance of going concern audit opinion when using The Altman Model and The Springate Model. Keywords : The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, The Springate model, audit quality, financial condition, audit opinion prior year, company growth, company size, going concern audit opinion. PENDAHULUAN Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha. Going concern juga merupakan asumsi dasar dalam penyusunan laporan keuangan, suatu perusahaan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya (Standar Akuntansi Keuangan, 2009). Going concern digunakan sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal berlawanan (contrary information). Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup satuan usaha adalah berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar dan kegiatan serupa yang lain. (PSA No.30) Auditor mengeluarkan opini audit going concern untuk memastikan apakah perusahaan mampu mempertahankan kelangsungan usahanya atau tidak. Opini audit going concern sangat berguna bagi investor untuk menetapkan keputusan investasi. Clarkson (1994) dalam Januarti (2008) melakukan studi yang mengidentifikasi reaksi investor terhadap opini audit yang memuat informasi kelangsungan hidup perusahaan berdasarkan pengungkapan hasil analisis laporan keuangan. Studi tersebut menemukan bukti bahwa ketika investor akan melakukan investasi maka ia perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan, dengan melihat laporan auditor terutama yang menyangkut kelangsungan hidup perusahaan. 1 Penulis penanggung jawab

Transcript of PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35894/1/JURNAL-C2C008211.pdf ·...

Page 1: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35894/1/JURNAL-C2C008211.pdf · Keywords : The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, The Springate model,

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-13

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting

PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,

OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN

DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KECENDERUNGAN

PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

Nurul Aiisiah, Sugeng Pamudji

1

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro

Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239, Phone: +622476486851

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of audit quality, company’s financial condition, audit opinion

prior year, company’s growth, and company size to the acceptance of going concern audit opinion. After

data analysis based on four models of financial condition, the result are audit quality, audit opinion prior

year and company’s growth does not significantly affect the acceptance of going concern audit opinion

use either The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, and The Springate model. On the

other hand, company size significantly affect the acceptance of going concern audit opinion in each

models. Company’s financial condition has the negative effect and significantly to the acceptance of

going concern audit opinion when using The Zmijeski Model, The Revised Altman Model. While

company’s financial condition does not affect the acceptance of going concern audit opinion when using

The Altman Model and The Springate Model.

Keywords : The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, The Springate model, audit

quality, financial condition, audit opinion prior year, company growth, company size, going concern

audit opinion.

PENDAHULUAN

Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha. Going concern juga merupakan

asumsi dasar dalam penyusunan laporan keuangan, suatu perusahaan tidak bermaksud atau berkeinginan

melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya (Standar Akuntansi Keuangan, 2009).

Going concern digunakan sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti

adanya informasi yang menunjukkan hal berlawanan (contrary information). Biasanya informasi yang

secara signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup satuan usaha adalah

berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo

tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi

utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar dan kegiatan serupa yang lain. (PSA No.30)

Auditor mengeluarkan opini audit going concern untuk memastikan apakah perusahaan mampu

mempertahankan kelangsungan usahanya atau tidak. Opini audit going concern sangat berguna bagi

investor untuk menetapkan keputusan investasi. Clarkson (1994) dalam Januarti (2008) melakukan studi

yang mengidentifikasi reaksi investor terhadap opini audit yang memuat informasi kelangsungan hidup

perusahaan berdasarkan pengungkapan hasil analisis laporan keuangan. Studi tersebut menemukan bukti

bahwa ketika investor akan melakukan investasi maka ia perlu untuk mengetahui kondisi keuangan

perusahaan, dengan melihat laporan auditor terutama yang menyangkut kelangsungan hidup perusahaan.

1

Penulis penanggung jawab

Page 2: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35894/1/JURNAL-C2C008211.pdf · Keywords : The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, The Springate model,

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 2

2

Terkait dengan pentingnya opini audit yang dikeluarkan oleh auditor, maka auditor harus

bertanggungjawab untuk mengeluarkan opini audit going concern yang konsisten dengan kondisi yang

sebenarnya. Ada beberapa faktor yang dapat dikaji sebagai faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan

opini audit going concern, yaitu : kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun

sebelumnya, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan.

Penulis beranggapan bahwa penelitian mengenai opini audit going concern di Indonesia masih

menjadi objek penelitian yang penting dan menarik dilakukan karena mengingat bahwa opini audit going

concern suatu badan usaha merupakan salah satu hal yang mendasari para investor dalam pengambilan

keputusan investasi dan juga para kreditor dalam meminjamkan dananya dengan tujuan untuk

memperoleh laba dari aktivitas entitas tersebut. Selain itu, opini audit going concern sering dihubungkan

dengan kemampuan manajemen perusahaan untuk lebih mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini

audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan. Populasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 –

2010.

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Jensen dan Meckling (1976) dalam Susanto (2009) menggambarkan hubungan agensi sebagai

suatu kontrak di bawah satu atau lebih principal yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa

layanan bagi mereka dengan melakukan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen.

Baik principal maupun agen diasumsikan orang ekonomi rasional dan semata – mata termotivasi oleh

kepentingan pribadi. Shareholders atau principal mendelegasikan pembuatan keputusan mengenai

perusahaan kepada manajer atau agen. Bagaimanapun juga, manajer tidak selalu bertindak sesuai

keinginan shareholders, sebagian dikarenakan oleh adanya moral hazard.

Dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara principal dan

agen. Pihak ketiga ini berfungsi untuk memonitor perilaku manajer (agen) apakah sudah bertindak sesuai

keinginan principal. Auditor adalah pihak yang mampu menjembatani kepentingan pihak principal

(shareholders) dengan pihak manajer (principal) dalam mengelola keuangan perusahaan (Setiawan 2006).

Tugas auditor adalah memberikan opini atas laporan keuangan tersebut, mengenai kewajarannya. Selain

itu, auditor saat ini juga harus mempertimbangkan akan kelangsungan hidup perusahaan

Pengaruh kualitas audit terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern

Auditor yang mempunyai kualitas audit yang baik lebih cenderung akan mengeluarkan opini audit going

concern apabila klien mengalami masalah going concern. Penelitian Mutchler et. al. (1997) dalam

Ramadhany (2004) menemukan bukti univariat bahwa auditor big 6 lebih cenderung menerbitkan opini

audit going concern pada perusahaan yang mengalami financial distress dibandingkan auditor non big 6.

Auditor skala besar dapat menyediakan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan auditor skala kecil,

termasuk dalam mengungkapkan masalah going concern.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis pertama yang diajukan adalah sebagai berikut :

H1 : Kualitas audit berpengaruh positif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit

going concern.

Pengaruh kondisi keuangan terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern

Tingkat kesehatan suatu perusahaan dapat dilihat dari kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan

yang mempunyai kondisi keuangan yang baik maka auditor tidak akan mengeluarkan opini audit going

concern (Ramadhany, 2004). Penelitian setyarno et. al (2006) menggunakan regresi logistik

menunjukkan bahwa variabel kondisi keuangan yang diproksikan dengan The Altman Model berpengaruh

signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.

Page 3: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35894/1/JURNAL-C2C008211.pdf · Keywords : The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, The Springate model,

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 3

3

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis kedua yang diajukan adalah sebagai berikut :

H2a : Kondisi keuangan perusahaan yang diukur dengan The Zmijeski Model (1984) berpengaruh

negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern.

H2b : Kondisi keuangan perusahaan yang diukur dengan The Altman Model (1968) berpengaruh

negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern.

H2c : Kondisi keuangan perusahaan yang diukur dengan Revised Altman Model (1993)

berpengaruh negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern.

H2d : Kondisi keuangan perusahaan yang diukur dengan The Springate Model (1978)

berpengaruh negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern.

Pengaruh opini audit going concern tahun sebelumnya terhadap kecenderungan penerimaan opini

audit going concern

Opini audit going concern yang telah diterima auditee pada tahun sebelumnya akan menjadi

faktor pertimbangan yang penting bagi auditor dalam mengeluarkan opini audit going concern pada tahun

berjalan jika kondisi keuangan auditee tidak menunjukkan tanda – tanda perbaikan atau tidak adanya

rencana manajemen yang dapat direalisasikan untuk memperbaiki kondisi perusahaan. Santosa dan

Wedari (2007) menganalisis tentang faktor – faktor yang mempengaruhi kecenderungan penerimaan

opini audit going concern. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel opini audit tahun sebelumnya

berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern.

Konsisten dengan penelitian terdahulu, maka hipotesis ketiga yang diajukan adalah :

H3 : Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap kecenderungan penerimaan opini

audit going concern.

Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going

concern Dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan rasio pertumbuhan penjualan.

Penjualan merupakan kegiatan operasi utama perusahaan. Suatu perusahaan dengan rasio pertumbuhan

penjualan yang positif memberikan indikasi bahwa perusahaan lebih mampu untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya dan kemungkinan perusahaan terhadap kebangkrutan adalah kecil. Oleh karena

itu, semakin tinggi rasio pertumbuhan penjualan perusahaan, maka akan semakin kecil kemungkinan

auditor untuk menerbitkan opini audit going concern.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis keempat yang diajukan adalah sebagai berikut :

H4 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini

audit going concern

Pengaruh ukuran perusahaan terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern

Santosa dan Wedari (2007) melakukan penelitian tentang faktor – faktor yang mempengaruhi

kecenderungan penerimaan opini audit going concern. Hasil dari penelitian tersebut memberikan bukti

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis kelima yang diajukan adalah sebagai berikut :

H5 : Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit

going concern

METODE PENELITIAN Variabel opini audit going concern diukur dengan menggunakan variabel dummy, dimana

kategori 1 diberikan kepada perusahaan yang menerima opini audit going concern sedangkan kategori 0

diberikan kepada perusahaan yang tidak menerima opini audit going concern. Variabel kualitas audit

dalam penelitian ini diproksikan dengan menggunakan skala auditor. Variabel ini diukur dengan

menggunakan variabel dummy, dimana kategori 1 untuk auditor yang tergabung dalam skala besar dan

Page 4: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35894/1/JURNAL-C2C008211.pdf · Keywords : The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, The Springate model,

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 4

4

kategori 0 untuk auditor dalam skala kecil. Variabel kondisi keuangan perusahaan diukur dengan

menggunakan empat model prediksi kebangkrutan yaitu The Zmijeski Model, The Altman Model, Revised

Altman Model dan Springate Model. Variabel opini audit tahun sebelumnya diukur dengan menggunakan

variabel dummy. Jika perusahaan menerima opini audit going concern (GCAO) pada tahun sebelumnya

akan diberi kode 1 sedangkan jika perusahaan menerima opini audit non going concern (NGCAO) akan diberi kode 0. Varriabel pertumbuhan penjualan diukur sebagai berikut = (penjualan bersih t – penjualan

bersih t-1) : Penjualan bersih t-1. Variabel ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan natural

logaritma dari total aktiva.

HASIL DAN PEMBAHASAN Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2006 – 2010 yang telah diaudit dan dipublikasikan. Sampel

yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling. Proses seleksi sampel berdasarkan

kriteria yang telah ditetapkan ditampilkan dalam tabel berikut ini :

Tabel 1

Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

No Kriteria Jumlah

1.

2

3.

4.

5.

Total perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006 – 2010

Delisting selama periode penelitian (2006 - 2010)

Selalu mengalami laba bersih setelah pajak yang positif selama laporan

keuangan selama periode penelitian (2006 - 2010)

Tidak ada laporan audit

Sampel

140

( 4)

(101)

(3)

37

Total Sampel Selama Periode Penelitian ( 5 tahun) yaitu 37 x 5 = 185 185

Sumber : laporan keuangan, ICMD berbagai edisi

Pengujian Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi

antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen.

Page 5: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35894/1/JURNAL-C2C008211.pdf · Keywords : The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, The Springate model,

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 5

5

Tabel 2

Hasil Uji Multikolinearitas

GROWT

H OPINI AUDIT SIZE

ALTMA

N68

ZJIMES

KI

ALTMA

N93

SPRINGA

TE

GROWTH Pearson

Correlation 1 .023 .157

* .136 .010 .007 .011 .013

Sig. (2-tailed) .753 .033 .064 .890 .926 .883 .863

N 185 185 185 185 185 185 185 185

OPINI Pearson

Correlation .023 1 -.062 .139 -.019 -.009 -.020 -.020

Sig. (2-tailed) .753 .401 .059 .798 .907 .786 .783

N 185 185 185 185 185 185 185 185

AUDIT Pearson

Correlation .157

* -.062 1 .166

* .057 .042 .051 .046

Sig. (2-tailed) .033 .401 .024 .441 .569 .490 .535

N 185 185 185 185 185 185 185 185

SIZE Pearson

Correlation .136 .139 .166

* 1 .343

** .251

** .338

** .298

**

Sig. (2-tailed) .064 .059 .024 .000 .001 .000 .000

N 185 185 185 185 185 185 185 185

ALTMAN

68

Pearson

Correlation .010 -.019 .057 .343

** 1 .860

** .998

** .638

**

Sig. (2-tailed) .890 .798 .441 .000 .000 .000 .000

N 185 185 185 185 185 185 185 185

ZJIMESK

I

Pearson

Correlation .007 -.009 .042 .251

** .860

** 1 .863

** .161

*

Sig. (2-tailed) .926 .907 .569 .001 .000 .000 .029

N 185 185 185 185 185 185 185 185

ALTMAN

93

Pearson

Correlation .011 -.020 .051 .338

** .998

** .863

** 1 .629

**

Sig. (2-tailed) .883 .786 .490 .000 .000 .000 .000

N 185 185 185 185 185 185 185 185

SPRINGA

TE

Pearson

Correlation .013 -.020 .046 .298

** .638

** .161

* .629

** 1

Sig. (2-tailed) .863 .783 .535 .000 .000 .029 .000

N 185 185 185 185 185 185 185 185

Page 6: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35894/1/JURNAL-C2C008211.pdf · Keywords : The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, The Springate model,

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 6

6

GROWT

H OPINI AUDIT SIZE

ALTMA

N68

ZJIMES

KI

ALTMA

N93

SPRINGA

TE

GROWTH Pearson

Correlation 1 .023 .157

* .136 .010 .007 .011 .013

Sig. (2-tailed) .753 .033 .064 .890 .926 .883 .863

N 185 185 185 185 185 185 185 185

OPINI Pearson

Correlation .023 1 -.062 .139 -.019 -.009 -.020 -.020

Sig. (2-tailed) .753 .401 .059 .798 .907 .786 .783

N 185 185 185 185 185 185 185 185

AUDIT Pearson

Correlation .157

* -.062 1 .166

* .057 .042 .051 .046

Sig. (2-tailed) .033 .401 .024 .441 .569 .490 .535

N 185 185 185 185 185 185 185 185

SIZE Pearson

Correlation .136 .139 .166

* 1 .343

** .251

** .338

** .298

**

Sig. (2-tailed) .064 .059 .024 .000 .001 .000 .000

N 185 185 185 185 185 185 185 185

ALTMAN

68

Pearson

Correlation .010 -.019 .057 .343

** 1 .860

** .998

** .638

**

Sig. (2-tailed) .890 .798 .441 .000 .000 .000 .000

N 185 185 185 185 185 185 185 185

ZJIMESK

I

Pearson

Correlation .007 -.009 .042 .251

** .860

** 1 .863

** .161

*

Sig. (2-tailed) .926 .907 .569 .001 .000 .000 .029

N 185 185 185 185 185 185 185 185

ALTMAN

93

Pearson

Correlation .011 -.020 .051 .338

** .998

** .863

** 1 .629

**

Sig. (2-tailed) .883 .786 .490 .000 .000 .000 .000

N 185 185 185 185 185 185 185 185

SPRINGA

TE

Pearson

Correlation .013 -.020 .046 .298

** .638

** .161

* .629

** 1

Sig. (2-tailed) .863 .783 .535 .000 .000 .029 .000

N 185 185 185 185 185 185 185 185

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-

tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level

(2-tailed).

Page 7: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35894/1/JURNAL-C2C008211.pdf · Keywords : The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, The Springate model,

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 7

7

Tabel 2 merupakan matrik korelasi untuk persamaan regresi. Dalam matrik ini akan dilihat

besarnya korelasi antar variabel independen yang ukuran kinerja perusahaan memiliki nilai-niai korelasi

antar variabel yang besar sehingga menunjukkan adanya gejala multikolinearitas antar keempat variabel

independen. Untuk selanjutnya model penelitian akan dipecah ke dalam 4 model untuk membahas

mengenai masing-masing ukuran kondisi keuangan perusahaan.

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dengan regresi logistik cukup dengan melihat tabel Variables in the Equation

pada kolom signifikan dibandingkan dengan nilai signifikansi (α) yang digunakan, yaitu 0.05 (5%).

Pengujian Kelayakan Model Regresi

Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan Goodness of Fit Test

yang diukur dengan nilai Chi-Square pada bagian bawah uji Hosmer and Lemeshow.

Tabel 3

Hosmer and Lemeshow Test

Model Hosmer and Lemeshow Test Sig

1

2

3

4

8.641

26.051

18.814

11.467

0.374

0.001

0.016

0.177

Sumber: Data Sekunder yang diolah

Pada model 1 dan 4 angka probabilitas menunjukkan angka > 0,05, sedangkan pada model 2 dan

3 signifikansi di bawah 0,05. Hal ini berarti model regresi logistik pada model 1 dan 4 sudah fit

sedangkan pada model 2 dan 3 masih memiliki gangguan.

Pengujian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal

(Block Number = 0) dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1). Adanya

pengurangan nilai antara -2LL awal (initial -2LL function) dengan nilai -2LL pada langkah berikutnya (-

2LL akhir) menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2001).

Tabel 4

Angka Block Number

Model

-2 Log Likelihood

Block Number = 0 Block Number = 1

1

2

3

4

245,408

245,408

245,408

245,408

223,664

218,479

215,036

222,849

Sumber : Data Sekunder yang diolah

Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai -2LL mengalami penurunan.

Page 8: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35894/1/JURNAL-C2C008211.pdf · Keywords : The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, The Springate model,

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 8

8

Tabel 5

Omnibus Test

Model

Hasil Uji

Chi Square Sig

1

2

3

4

27,744

26,929

30,372

22,559

0,001

0,000

0,000

0,000

Sumber : Data Sekunder yang diolah

Hasil pengujian penurunan likelihood mendapatkan nilai signifikansi di bawah 0,05 untuk

keempat model tersebut. Hal ini mencerminkan bahwa keempat model tersebut adalah model yang baik

dalam menjelaskan pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan perusahan, opini audit tahun sebelumnya,

pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern.

Koefisien Determinasi

Cox & Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple

regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu)

sehingga sulit diinterpretasikan. Nilai Nagelkerke’s R Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada

multiple regression (Ghozali, 2001). Tabel 6

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model

R2

Cox & Snel Nagelkerke

1

2

3

4

0,111

0,135

0,151

0,115

0,151

0,184

0,206

0,156

Sumber : Data Sekunder yang diolah

Dilihat dari output SPSS pada tabel 4.11, nilai Cox Snell’s R Square maupun nilai Nagelkerke R2

untuk model 3 adalah yang paling besar

Matrik Klasifikasi

Matrik klasifikasi bertujuan untuk menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi dalam

memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going concern pada perusahaan.

Tabel 7 Matrik Klasifikasi

Model % Ketepatan Klasifikasi

1

2

3

4

69,2

71,9

73,5

62,2

Page 9: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35894/1/JURNAL-C2C008211.pdf · Keywords : The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, The Springate model,

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 9

9

Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi penerimaan opini audit going concern

pada perusahaan yang paling besar adaalah pada model 3 yang mencapai 73,4%

Pengujian Koefisien Regresi

Tahap akhir adalah uji koefisien regresi. Hasil pengujian koefisien regresi dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 8

Hasil uji Hipotesis

Var Altman 68 Zjimeski Altman 93 Springate

Koef Sig Koef Sig Koef Sig Koef Sig

Constant 4.453 0.115 4.266 0.151 4.776 0.103 4.546 0.106

GROWTH -0.166 0.484 -0.184 0.471 -0.145 0.537 -0.129 0.542

OPINI 0.149 0.853 0.305 0.710 0.215 0.797 0.033 0.967

AUDIT -10.165 0.007 -10.136 0.009 -1.252 0.006 -1.224 0.005

SIZE -0.181 0.088 -0.214 0.050 -0.198 0.073 -0.178 0.092

Kinerja

ALTMAN68 -0.020 0.166

ZJIMESKI -0.093 0.019

ALTMAN93 -0.053 0.023

SPRINGATE -0.096 0.119

Sumber: Data sekunder yang diolah

Interpretasi Hasil dan Pembahasan

Dalam penelitian ini dilakukan pengujian pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan,

opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahan terhadap kecenderungan

penerimaan opini audit going concern.

Pengaruh kualitas audit terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern.

Pada Tabel 8 variabel kualitas audit (AUDIT) pada masing-masing model pengujian

kebangkrutan signifikan dengan nilai sig dibawah 0.05. Walaupun secara statistik signifikan namun

semua model menunjukkan arah koefisien negatif atau arah hasil pengujian tidak sesuai dengan yang

diharapkan. sehingga model kebangkrutan ini kurang tepat untuk digunakan sebagai proksi kondisi

keuangan perusahaan. Dengan demikian, hipotesis pertama ditolak. Artinya dapat disimpulkan bahwa

variabel kualitas audit yang diproksikan dengan skala auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap

penerimaan opini audit going concern.

Berdasarkan uraian sebelumnya, dijelaskan bahwa kualitas auditor berpengaruh terhadap

penerimaan opini audit going concern. Ternyata hal tersebut tidak dapat dibuktikan dalam penelitian ini.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Mutchler et al. (1997), yang menemukan bukti bahwa

Page 10: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35894/1/JURNAL-C2C008211.pdf · Keywords : The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, The Springate model,

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 10

10

auditor big 6 lebih cenderung menerbitkan opini audit going concern pada perusahaan yang

mengalami financial distress dibandingkan auditor non big 6. Namun demikian penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyarno dkk (2006) yang membuktikan bahwa kualitas audit

tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Kantor Akuntan Publik,

baik yang berskala besar maupun berskala kecil, akan selalu bersikap obyektif dalam memberikan

pendapat.

Pengaruh kondisi keuangan perusahaan terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going

concern.

Hasil uji regresi logistik memperlihatkan bahwa variabel kondisi keuangan yang diproksi

menggunakan The Revised Altman Model Z93 pada tabel 8 menunjukkan nilai koefisien sebesar -0.053

dengan tingkat signifikansi 0.023 dan variabel kondisi keuangan yang diproksikan dengan model The

Zjimeski Model menunjukkan nilai koefisien sebesar -0.093 dengan tingkat signifikansi 0.019.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model prediksi kebangkrutan The Revised Altman

Model dan The Zjimeski Model sebagai proksi kondisi keuangan menunjukkan hasil yang signifikan

dengan nilai sig di bawah 0.05. Hasil penelitian ini menerima hipotesis bahwa kondisi keuangan secara

signifikan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Penerimaan atas hipotesis kedua

ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyarno dkk (2006) yang membuktikan bahwa

kondisi keuangan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern.

Pengaruh opini audit tahun sebelumnya terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going

concern.

Pada tabel 8 hasil pengujian pengaruh opini audit tahun sebelumnya terhadap opini audit going

concern menunjukkan bahwa opini audit tahun sebelumnya tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap opini going concern pada keempat model penelitian dengan nilai sig lebih dari 0.05. Hal ini

berarti bahwa hipotesis ketiga ditolak. Apabila pada tahun sebelumnya auditor telah menerbitkan opini

audit going concern, maka ada kemungkinan auditor untuk tidak menerbitkan kembali opini audit going

concern pada tahun berikutnya.

Berdasarkan uraian sebelumnya, dijelaskan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh

terhadap penerimaan opini going concern. Ternyata hal tersebut tidak dapat dibuktikan dalam penelitian

ini. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Santosa (2007) yang

membuktikan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap penerimaan opini going

concern.

Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going

concern

Pada tabel 8 variabel pertumbuhan perusahaan (GROWTH) pada masing – masing model

pengujian kebangkrutan tidak signifikan dengan nilai sig lebih dari 0.05. Dengan demikian, hipotesis

keempat ditolak. Artinya dapat disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan (GROWTH) tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini going concern pada keempat model penelitian.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fanny dan Saputra (2005) yang menemukan bukti

empiris bahwa rasio pertumbuhan aktiva tidak berpengaruh signifikan pada penerimaan opini audit going

concern. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rasio pertumbuhan perusahaan tidak mempengaruhi

penerimaan opini audit going concern. Hal ini terjadi karena pertumbuhan aset perusahaan yang tidak

selalu diikuti dengan peningkatan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba serta meningkatkan

saldo labanya.

Page 11: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35894/1/JURNAL-C2C008211.pdf · Keywords : The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, The Springate model,

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 11

11

Pengaruh ukuran perusahaan terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern

Pada tabel 8 hasil pengujian pengaruh ukuran perusahaan terhadap opini going concern

menunjukkan nilai signifikansi di atas 0,05 namun di bawah 0,10 pada keempat model penelitian. Semua

model menunjukkan arah koefisien negatif pada variabel ukuran perusahaan. Dengan demikian hipotesis

kelima diterima. Artinya dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap opini audit going concern. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Januarti dan

Fitrianasari (2008) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern. Meskipun demikian hasil penelitian ini

konsisten dengan penelitian Santosa ( 2007) yang membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh

negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern.

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa : (1) kualitas audit tidak

berpengaruh terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern baik menggunakan The

Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, maupun The Springate Model. (2) kondisi

keuangan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going

concern ketika menggunakan The Zmijeski Model, The Revised Altman Model. Sedangkan kondisi

keuangan perusahaan tidak berpengaruh terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern

pada saat menggunakan Altman Model dan The Springate Model. (3) opini audit tahun sebelumnya tidak

berpengaruh terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern baik menggunakan The

Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, maupun The Springate Model. (4) pertumbuhan

perusahaan tidak berpengaruh terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern baik

menggunakan The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, maupun The Springate Model.

(5) ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going

concern pada saat menggunakan The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model dan The

Springate Model.

Keterbatasan dan Saran

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penelitian ini hanya menggunakan 5 variabel yaitu

kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, dan

ukuran perusahaan . Dari keterbatasan tersebut, maka untuk penelitian yang akan datang disarankan

untuk memasukkan variabel tambahan yang mungkin berpengaruh terhadap opini audit going concern.

REFERENSI

Altman, E, 1982. Accounting Implications of Failure Predictions Models. Journal of Accounting,

Auditing and Finance, Summer. 4 – 19.

DeAngelo, L. 1981. “Auditor Independence, Low Balling, and Disclosure Regulation”. Journal

of Accounting and Economics 20 (December). pp.297-322.

Fanny, Margaretta. dan Saputra, S. 2005. “Opini Audit Going concern: Kajian Berdasarkan

Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Kantor Akuntan

Publik (Studi pada Emiten Bursa Efek Jakarta)”. Simposium Nasional Akuntansi VIII:

pp. 966-978.

Page 12: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35894/1/JURNAL-C2C008211.pdf · Keywords : The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, The Springate model,

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 12

12

Fitrianasari, Ella dan Indira Januarti, 2008. ”Analisis Rasio Keuangan dan Rasio Non Keuangan

yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan Opini Audit Going Concern pada

Auditee (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2000-

2005).

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit

Universitas Diponegoro.

Guy, Dan M, Alderman, C . Wayne, Winters, Alan, J. (2001). Auditing Jilid 1. Jakarta. Erlangga

Hani, Clearly dan Mukhlasin (2003). “Going Concern dan Opini Audit: Suatu Studi Pada

Perusahaan Perbankan di BEJ.” Simposium Nasional Akuntansi VI. 1221-1233.

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta. Salemba

Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta. Salemba Empat.

Indriantoro dan Bambang Supomo.1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan

Manajemen. Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta.

Jensen, M.C and Meckling, W.H. 1976. “Theory Of The Firm, Managerial Behaviour, Agency

Costs & Ownership Structure”. Journal of Financial Economics. Vol 3 October. Pp 305-

360.

McKeown, J, Mutchler, J dan Hopwood, W.1991. “ Towards an Explanation of Auditor Failure

to Modify the Audit Opinions of Bankrupt Companies.” Auditing: A Journal Practice &

Theory. Supplement. 1-13.

Mutchler, J.F. 1985. “ A Multivariate Analysis of The Auditor’s Going Concern Opinion

Decision”. Journal of Accounting Research. Autumn. pp 668-682.

Mulyadi. 2002. Auditing. Buku 1. Yogyakarta: Salemba Empat.

Petronela, T. 2004. “Pertimbangan Going Concern Perusahaan Dalam Pemberian Opini Audit”.

Jurnal Balance, pp. 47-55.

Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti. 2007. Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt

Default, Opinion Shopping terhadap penerimaan Opini Going Concern Proceedings

Simposium Nasional Akuntansi X, Unhas Makassar, 26-28 Juli : 1-27

Ramadhany, Alexander. 2004. “Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini

Going concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Mengalami Financial Distress Di

Bursa Efek Jakarta.Tesis, Universitas Diponegoro , Semarang. Tidak Dipublikasikan.

Page 13: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35894/1/JURNAL-C2C008211.pdf · Keywords : The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, The Springate model,

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 13

13

Santosa, Arga Fajar dan Linda K. Wedari. 2007.”Analisis Faktor Yang Mempengaruhi

Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern.” JAAI, Vol.11, NO.2,

Desember 2007:141-158.

Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti dan Faisal. 2006. “Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi

Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan

Terhadap Opini Audit Going concern”, Simposium Nasional Akuntansi IX Padang, h 1-

25.

Soeratno dan Lincolin Arsyad. 1998. Metode Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta.

UPP STIM YKPN

Solikah, B, 2007, “Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan

Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going concern”, Skripsi,

Universitas Negeri Semarang.

Susanto, Yulius Kurnia. 2009. “Faktor – faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit

going concern pada perusahaan public sector manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi,

Vol.11, No.3, Desember 2009: 155-173