Post on 01-May-2021
PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP NILAI SAHAM
(Studi Kasus pada Sektor Real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Periode 2015-2019)
1
st Dian Islamiyati, 2
nd Dr. Iman S. Suriawinata
Manajemen
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, Jakarta
Jakarta, Indonesia
islamiyati29@gmail.com; iman.suriawinata@gmail.com
Abstract - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kinerja keuangan dan ukuran perusahaan terhadap nilai saham pada
perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2015 - tahun 2019. Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh perusahaan real estate dan properti di Indonesia.
Metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi situs resmi
BEI. Dengan menggunakan metode purposive sampling maka
terdapat 19 jumlah sampel perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, disimpulkan bahwa
variabel aktivitas dengan proksi Total asset turnover berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap nilai saham, variabel profitabilitas
dengan proksi return on equity ratio berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai saham, variabel leverage dengan proksi debt
to equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
saham dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap nilai saham.
Kata Kunci: Price to book value, total asset turnover, return on
equity, debt to equity ratio, and firm size.
I. Latar Belakang Banyak perusahaan berfokus untuk memaksimalkan tujuan keuangan secara luas, seperti
pertumbuhan, pendapatan perlembar saham, serta pangsa pasar. Namun yang seharusnya menjadi tujuan utama dalam manajemen perusahaan adalah memaksimalkan nilai saham bagi para
investor {Brigham (2018:125)}. Karena para pemegang saham mewakili individu yang memilih
menginvestasikan sebagian penghasilan nya ke dalam saham dan menginginkan hasil dari
investasi tersebut yang dapat memenuhi tujuan keuangan jangka panjang bagi para investor untuk kebutuhan tabungan pensiun, rumah, ataupun pendidikan anak.
Pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Saham
(Studi Kasus pada Sektor Real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2015-2019)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 1
Investor dapat melihat bagaimana kinerja keuangan perusahaan itu baik atau tidak dari
rasio keuangan perusahaan. Ross (2015:62) rasio keuangan (financial ratio) merupakan cara
untuk membandingkan dan memeriksa hubungan antarbagian yang berbeda dari informasi
keuangan. Ada beberapa rasio keuangan yang umum digunakan seperti :
1) Rasio solvabilitas jangka pendek atau rasio likuiditas (liquidity ratio)
2) Rasio solvabilitas jangka panjang atau rasio leverage (leverage ratio)
3) Manajemen aset, atau rasio perputaran (activities ratio)
4) Rasio profitabilitas (profitabilitiy ratio)
5) Rasio nilai pasar (valuation ratio)
Berdasarkan latar belakang di atas, dengan ini penulis melakukan penelitian dalam sektor
real estate & properti yang terdaftar di BEI. Dengan menggunakan rasio aktivitas dengan proksi
(TATO), profitabilitas dengan proksi (ROE), profitabilitas leverage dengan proksi (DER) dan
menggunakan ukuran perusahaan. Penulis ingin mengetahui pengaruh kinerja keuangan yang
terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) dalam sektor
perusahaan real estate dan properti dengan periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.
II. Kajian Pustaka 2.1 Review Penelitian Penelitian pertama dilakukan oleh Rusmin Nuryadin dan Emylia Pebriani (2020) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Parepare dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis
dengan Judul “Analisis Tingkat Utilitas Sistem Antrian Model M/M/S Pada Proses Transaksi di
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Kantor Cabang Sidrap Unit Pangkajene”. Probabilitas
rata-rata 0 nasabah dalam sistem (P0) yaitu 0,1240 atau 12,40%. Tingkat utilitas teller (ρ) adalah 0,625 atau 62,5%. Jumlah rata-rata nasabah dalam sistem (Ls) yakni 4,762 atau 5 orang,
sementara jumlah rata-rata nasabah yang menungggu dalam antrian (Lq) yaitu 3,512 atau 4 orang.
Waktu rata-rata yang dihabiskan nasabah dalam sistem (Ws) adalah 0,190 jam atau 11,4 menit sedangkan waktu rata-rata yang dihabiskan nasabah dalam antrian (Wq) adalah 0,14948 jam atau
8,42 menit. Dan yang terakhir, biaya utilisasi/biaya menganggur sebesar Rp 108.000,-/hari.
Penelitian ke dua dilakukan oleh Nelly Naomi Sihombing dan Faridawaty Marpaung (2018) Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Medan dengan Judul “Optimasi Sistem
Antrian Pelayanan Teller di BRI Unit Sumbul Kabupaten Dairi“ dalam Jurnal Sains Indonesia.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah pelayanan teller di BRI Unit Sumbul yang
merupakan satu-satu nya Bank yang ada di daerah tersebut sudah optimal atau belum. Dari perhitungan ini, di dapat bahwa pelayanan yang dilakukan BRI Unit Sumbul kurang optimal
sehingga harus di analisis kembali dengan menggunakan penambahan 1 teller untuk melihat
perbedaan karakteristik. Dengan penambahan 1 teller di dapat probabilitas teller menganggur menjadi bertambah sebesar 0,0851. Dengan penambahan 1 teller, probabilitas teller sibuk
berkurang sebesar 0,04542, untuk rata-rata jumlah nasabah dalam sistem (Ls) berkurang sebesar
4,1396 (4 nasabah), untuk rata-rata waktu tunggu yang dihabiskan nasabah dalam antrian (Lq) berkurang sebesar 4,134 menit dan rata-rata waktu yang dihabiskan nasabah dalam sistem (Ws)
berkurang sebesar 10,02 menit.
Dian Islamiyati 1,Dr. Iman S. Suriawinata
2
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia -2020 2
Penelitian ke tiga dilakukan oleh Hilda, Saharuddin Kaseng dan Husein HI Moh. Saleh (2018) dalam Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Tadulako, dengan Judul “Analisis Antrian
Pelayanan Nasabah Pada PT Bank Syariah Mandiri Cabang Bungku. Tingkat utilitas atau
kesibukan teller (ρ) dengan menggunakan model M/M/1 yaitu 0,94 atau 94%. Rata-rata jumlah nasabah dalam antrian (Lq) terpanjang terjadi pada periode hari Senin sebanyak 15 orang
sedangkan rata-rata jumlah nasabah dalam sistem (Ls) terpendek terjadi pada hari Kamis yakni
sebanyak 2 orang. Waktu rata-rata yang dihabiskan nasabah dalam sistem (Ws) terpanjang adalah 0,5 jam atau 30 menit 28 detik terjadi di hari Senin, kemudian waktu rata-rata yang dihabiskan
nssabah dalam antrian (Wq) terpanjang yaitu 0,4714 jam atau 28 menit 16 detik.
Penelitian ke empat dilakukan oleh Dimas Dwi Prayogo, Jessie J Pondaag dan Ferdinand
Tumewu (2017) dalam Jurnal EMBA Universitas Sam Ratulangi Manado dengan Judul “Analisis Sistem Antrian dan Optimalisasi Pelayanan Teller pada PT. Bank SulutGO“. Dari penelitian di
atas, di dapat tingkat utilitias teller (ρ) pada jam 11.00-12.00 kesibukan teller sebesar 0,75%
sedangkan rendah pada jam 08.00-09.00. Rata-rata jumlah nasabah dalam antrian (Lq) lebih besar pada jam 12.00-13.00 dibandingkan jam 08.00-09.00 yakni hanya 0,00046 orang atau 0. Jumlah
rata-rata nasabah yang menunggu dalam sistem (Ls) terpanjang terjadi di jam 12.00-13.00
sebanyak 5,1353 atau 5 orang. Waktu rata-rata yang dihabiskan seorang nasabah untuk menunggu
dalam antrian (Wq) terpendek di jam 08.00-.09.00 yakni selama 0,0028 menit. Waktu rata-rata yang dihabiskan seorang nasabah dalam sistem (Ws) terpanjang terjadi di jam yang sama yaitu
12.00-13.00 selama 6,847 menit.
Penelitian ke lima dilakukan oleh Ilham, Husein HI Moh. Saleh dan Asngadi (2020) dalam Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Tadulako dengan Judul “Analisis Sistem Pelayanan Antian
Pada Bank BNI Syariah Cabang Kota Palu”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbandingan kinerja teller 1 dan 2 dalam melayani nasabah untuk transaksi penyetoran dan penarikan tunai. Berdasarkan hasil perbandingan antara teller 1 dan 2 yang diterapkan Bank BNI
Syariah Cabang Kota Palu, kinerja pelayanan teller tersibuk berada pada teller 2 didasarkan pada
tingkat kesibukan yang lebih tinggi yaitu 0,3687 atau 36,87% Sedangkan untuk teller 1 yaitu
0,3393 atau 33,93%. Namun, untuk perhitungan Probabilitas rata-rata 0 nasabah dalam sistem (P0), rata-rata nasabah yang menunggu dalam antrian dan sistem (Lq dan Ls), waktu rata-rata
yang dihabiskan nasabah dalam antrian dan sistem (Wq dan Ws) memiliki nilai yang sama dan
artinya, kinerja kedua teller sama dalam pelayanannya. Penelitian ke enam dilakukan oleh Eshetie Berhan (2015) dalam IOSR Journal of Business
and Management (IOSR-JBM) June 2015 dengan judul “Bank Service Performance
Improvements using Multi-Sever Queue System”. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkannya layanan kinerja sebagai beberapa server yang cocok pada sistem antrian. Dari hasil penelitian,
optimum konfigurasi direalisasikan ketika jumlah server mencapai lima. Rata-rata waktu yang
setiap server atau teller sibuk (service pemanfaatan) ditemukan 0,584 atau 58,4%. Rata-rata
jumlah nasabah dalam antrian dan sistem (Lq dan Ls) yaitu 0,305 atau 0 nasabah dan 2,23 atau 2 nasabah. Rata-rata waktu tunggu yang dihabiskan nasabah dalam antrian dan sistem (Wq dan Ws)
adalah 0,042 jam atau 2,52 menit dan 0,428 jam atau 25,68 menit.
Penelitian ke tujuh dilakukan oleh Eze, Everestus Obinwanne, Odunukwe dan Adaora Darlingtina (2015) dalam American Research Journal of Bio Sciences dengan judul “On
Application of Queuing Models to Customers Management in Banking System”. Penelitian ini
bertujuan untuk menyelidiki waktu tunggu yang diharapkan dari pelanggan dan waktu tunggu
yang sebenarnya di Bank. Dari hasil penelitian, kapasitas sistem yang diteliti adalah 238 pelanggan dan tingkat kedatangan adalah 0,1207 sedangkan tingkat layanan adalah 0,156. Ini
menunjukkan bahwa tingkat layanan sistem lebih besar daripada tingkat kedatangan, ini tidak
berarti bahwa tidak ada antrian, tetapi antrian itu mungkin tidak lama. Jumlah yang diharapkan di garis tunggu adalah 0,1361. Angka yang diharapkan dalam sistem adalah 0,9098. Waktu tunggu
Pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Saham
(Studi Kasus pada Sektor Real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2015-2019)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 3
yang diharapkan dalam antrian adalah 1.276 dan total waktu tunggu yang diharapkan dalam satu hari adalah 3.2664 jam.
Penelitian ke delapan dilakukan oleh Tanzila Azad, Amitsaha, Hasnain Shaikh Sithil dan
Rafiul Rafi (2020) dalam Research Journal of Management Sciences dengan Judul “Performance improvements using multi server queuing model by reducing customer wait time of a bank“.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi model dalam hal pemanfaatan dan lama
menunggu. Software yang digunakan adalah TORA software. Dari hasil penelitian, di dapat tabel kinerja penjumlahan model antrian multi-server di bank yaitu tingkat kedatangan (λ) 4 menit,
tingkat layanan (µ) yaitu 2 menit, pemanfaatan dari rata-rata server atau utilitas (ρ) 66,7%,
jumlah pelanggan dalam antrian (Lq) 0,889 pelanggan, jumlah rata-rata pelanggan dalam sistem
(Ls) yaitu 2,889. Selanjutnya, rata-rata waktu menunggu dalam antrian (Wq) adalah 0,222 menit, waktu rata-rata yang dihabiskan pelanggan dalam system (Ws) yaitu 0,722 menit dan probabilitas
tidak ada pelanggan dalam system (P0) yaitu 0,111 atau 11,11%.
2.2 Landasan Teori
2.2.1. Signalling Theory
Signalling Theory (teori sinyal) teori sinyal merupakan adanya informasi didalam
perusahaan yang diberikan antara pihak manejemen dengan pihak lainnya yang berkepentingan
pada informasi tersebut. Teori sinyal menujukkan bagaimana perusahaan memberikan sinyal bagi
investor dalam memandang prospek perusahaan saat ini dan masa yang akan datang. Salah satu
hal sinyal dapat berupa suatu promosi atau dalam hal yang menyatakan bahwa perusahaan
memiliki kinerja yang baik. Informasi yang dapat menjadi suatu sinyal pada perubahan obligasi
yang dipublikan yang menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan yang menggambarkan
kemungkinan yang terjadi pada retrun saham yang dimiliki (Sartono, 1996 dalam Nurianti, 2019).
2.2.2. Laporan Keuangan
2.2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Brigham (2018:72) laporan keuangan adalah laporan paling penting yang
dikeluarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Laporan tahunan (annual report) yang
memberikan empat laporan keuangan dasar :
1) Laporan posisi keuangan
2) Laporan laba rugi
3) Laporan arus kas
4) Laporan ekuitas pemegang saham
Laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan
pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Kondisi perusahaan saat ini adalah keadaan
keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan
laba rugi). Menurut Kasmir (2017;7)
Dian Islamiyati 1,Dr. Iman S. Suriawinata
2
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia -2020 4
2.2.2.2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2017:10) tujuan laporan keuangan secara umum bertujuan untuk
memberikan informasi keuangan suatu perusahaan baik pada saat tertentu, maupun pada periode
tertentu. Laporan keuangan mampu memberikan informasi kepada pihak dalam dan luar
perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.
2.2.3. Kinerja Keuangan
Menurut Kasmir (2017:66) posisi keuangan adalah berapa jumlah harta (kekayaan),
kewajiban (utang), serta modal (ekuitas) dalam neraca yang dimiliki. Kemudian juga akan
diketahui jumlah pendapatan yang diterima dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama periode
tertentu. Dengan demikian dapat diketahui bagaimana hasil usaha (laba atau rugi) yang diperoleh
selama periode tertentu dari laporan laba rugi yang disajikan.
2.2.4. Rasio Keuangan
2.2.4.1. Pengertian Rasio Keuangan
Menurut Ross (2015:62), rasio keuangan merupakan cara untuk membandingkan dan
memeriksa hubungan antar bagian yang berbeda dari informasi keuangan. Penggunaan rasio akan
menghilangkan permasalahan ukuran karena ukuran akan hilang.
Rasio keuangan, menurut Kasmir (2017:104) merupakan kegiatan membandingkan
angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka
lainnya yang dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan
atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan.
2.2.4.2. Jenis-jenis Rasio Keuangan
Menurut Brigham (2015:126-127), pengelompokan bentuk-bentuk rasio seperti :
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio ini memberikan gambaran kemampuan perusahaan membayar utang yang jatuh
tempo dalam satu tahun. Rasio likuiditas diantara nya :
a) Rasio lancar (Current ratio)
b) Rasio lancar atau rasio cepat (Quick ratio or Acid test ratio)
2. Rasio manajemen aset atau rasio perputaran (Asset management ratio or Activity ratio)
Rasio ini memberikan gambaran terkait seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan
asetnya. Rasio perputaran diantaranya :
Pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Saham
(Studi Kasus pada Sektor Real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2015-2019)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 5
a) Rasio perputaran persediaan (Inventory turnover ratio)
b) Rasio jumlah hari penjualan belum tertagih (Days sales outstanding-DSO or
Average collection period-ACP)
c) Rasio perputaran aset tetap (Fixed assets turnover ratio)
d) Rasio perputaran aset total (Total asset turnover ratio)
3. Rasio manajemen utang (Debt management ratio or Financial leverage)
Rasio ini memberikan gambaran terkait cara perusahaan mendanai asetnya serta
kemampuan perusahaan untuk membayar kembali utang jangka panjang. Rasio
manajemen utang diantaranya :
a) Total utang terhadap total modal (Total debt to total capital)
b) Kemampuan membayar bunga (Ratio times interest earned)
4. Rasio profitabilitas (Profitability ratio)
Rasio ini memberikan gambaran terkait cara perusahaan menggunakan dan
memanfaatkan aset secara menguntungkan.rasio profitabilitas diantaranya:
a) Margin operasi (Operating margin)
b) Margin laba (Profit margin)
c) Pengembalian atas total aset (Return on total asset-ROA)
d) Pengembalian atas ekuitas saham biasa (Return on common Equity-ROE)
e) Pengembalian atas modal yang diinvestasikan (Return on invested capital-ROIC)
f) Rasio kemampuan dasar untuk menghasilkan laba (Basic earned power-BEP
ratio)
5. Rasio nilai pasar (Market value ratio)
Rasio ini memberikan gambaran terkait opini investor mengenai kemampuan perusahaan
dan prospek perusahaan dimasa mendatang. Rasio nilai pasar diantaranya:
a) Rasio harga terhadap laba per saham (Price earning ratio)
b) Rasio nilai pasar/nilai buku (Market value/Book value ratio-PBV)
2.2.5. Rasio Aktivitas
Menurut Ross (2015:68-71) rasio aktivitas adalah rasio perputaran rasio yang
digambarkan sebagai ukuran tingkat perputaran. Hal yang diharapkan untuk digambarkan oleh
rasio-rasio tersebut adalah seberapa efisien atau intensifnya suatu perusahaan dalam
memanfaatkan aset yang dimilikinya untuk menghasilkan penjualan.
2.2.6. Rasio Profitabilitas
Dian Islamiyati 1,Dr. Iman S. Suriawinata
2
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia -2020 6
Menurut Ross (2015:72), rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa efisien suatu perusahaan dalam memanfaatkan asetnya dan mengelola
kegiatan operasinya.
2.2.7. Rasio-rasio Nilai Pasar (Market Valuation Ratios)
Rasio-rasio nilai pasar (market valuation ratios) yaitu rasio yang menghubungkan harga
saham perusahaan dengan keungtungan dan nilai buku per saham [Brigham (2018;143)].
2.2.8. Ukuran Solvabilitas atau Utang Jangka Panjang (Rasio Financial Leverage)
Ukuran Solvabilitas atau ratio financial leverage yaitu untuk menangani kemampuan
jangka panjang perusahaan dalam memenuhi kewajibannya atau yang lebih umum kewajiban
keuangannya [Ross (2015;66)].
2.2.9. Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Ukuran perusahaan merupakan ukuran perusahaan yang dianggap mampu mempengaruhi
nilai perusahaan. Semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula
perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Ukuran
perusahaan merupakan cerminan total dari aset yang dimiliki suatu perusahan. Perusahaan sendiri
dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu perusahaan berskala kecil dan perusahaan berskala besar.
Perusahaan yang berskala besar cenderung akan menarik minat investor karena akan berimbas
dengan nilai perusahaan nantinya, sehingga dapat dikatakan bahwa besar kecilnya ukuran suatu
perusahaan secara langsung berpengaruh terhadap nilai dari perusahaan tersebut. (Rudangga dan
Sudiarta, 2016)
2.2.10. Nilai Saham
Menurut Brigham (2018:145) rasio nilai pasar terhadap nilai buku (market to book ratio-
PBV) yaitu rasio yang membandingkan nilai pasar dari investasi perusahaan terhadap harga
perolehan atau biayanya.
2.3 Hubungan Antar Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan empat variabel x yang diantaranya yaitu rasio aktivitas dengan
proxy total asset turnover (TATO), rasio profitabilitas dengan proksi return on equity ratio
(ROE), rasio solvabilitas dengan proxy debt to equity ratio dan ukuran perusahaan (firm size).
Pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Saham
(Studi Kasus pada Sektor Real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2015-2019)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 7
Variabel y yang digunakan dalam penelitian ini adalah price to book value (PBV) terhadap sektor real estate dan properti periode 2015-2019.
2.3.1. Pengaruh Total Aset Turnover terhadap Nilai Saham
2.3.2. Pengaruh Return on Equity Ratio (ROE) terhadap Nilai Saham
2.3.3. Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Nilai Saham
2.3.4. Ukuran Perusahaan (Firm Size) terhadap Nilai Saham
2.4 Pengembangan Hipotesis
Hipotesis penelitian yang akan diajukan dalam penelitian ini berdasarkan landasan teori,
dan penelitian terdahulu yaitu :
H1 : Total aset turnover (TATO), berpengaruh signifikan terhadap nilai saham.
H2 : Return on equity ratio (ROE), berpengaruh signifikan terhadap nilai saham.
H3 : Debt to equity ratio (DER), berpengaruh signifikan terhadap nilai saham.
H4 : Variabel ukuran perusahaan (firm size) berpengaruh signifikan terhadap nilai saham.
2.5 Kerangka Konseptual Penelitian
Berdasarkan uraian di atas setelah kerangka teoretis terbentuk, maka model kerangka
konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut :
Sumber: Data Diolah (2020)
Gambar 2.5 Kerangka Konseptual Penelitian
III. METODE PENELITIAN 3.1. Strategi Penelitian
Nilai Saham
(PBV)
Total Aset Turnover (TATO)
Return On Equity Ratio (ROE)
Debt To Equity Ratio (DER)
Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Dian Islamiyati 1,Dr. Iman S. Suriawinata
2
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia -2020 8
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang menggunakan analisis data dalam bentuk numerik/ angka. Penelitian
kuantitaif memiliki tujuan untuk mengembangkan dan menggunakan model matematis,
teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena yang diselidiki oleh peneliti
{Hendryadi (2019: 99)}.
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi Penelitian
Populasi adalah objek/subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian di tarik kesimpulannya oleh peneliti. Menurut
Hendryadi (2019:162-163).
Adapun populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan dalam sektor real estate
dan properti yang terdaftar di IDX atau BEI dari periode tahun 2015 sampai dengan periode tahun
2019. Berdasarkan data yang terdaftar di Website IDX atau BEI terdapat 44 perusahaan yang
tercatat di dalamnya yang tergabung dalam sektor real estate & properti.
3.2.2. Sampel Penelitian
Pengambilan sampel adalah proses memilih sejumlah elemen yang tepat dari populasi
sehingga studi sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya memungkinkan kita
untuk menggeneralisasi karakteristik tersebut ke elemen populasi (Hendryadi, 2019:165).
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis Statistik Data
Tabel 4.1. Analisis Statistik Deskriptif
PBV TATO ROE DER Size
Mean 0,9264 0,2659 0,1132 0,6567 21174,19
Median 0,8160 0,1871 0,0785 0,5749 10541,25
Maximum 4,8887 5,2489 1,0521 1,8338 179260,88
Minimum 0,0108 0,0116 0,0037 0,0433 250,87
Std.Dev 0,7410 0,5793 0,1552 0,4440 36860,57
Observation 95 95 95 95 95
Sumber: Data diolah (2020) Berdasarkan tabel 4.1, dapat dilihat bahwa variabel dalam pengamatan (obervations)
diolah dalam penelitian digambarkan seacara statistik. Dari 95 data, secara statistik dilihat melalui
nilai minimum, maximum, dan mean. Skor minimum dalam tabel menunjukan nilai terendah dari
data penelitian, sedangkan skor maximum dalam penelitian menunjukan skor tertinggi dari data penelitian. Mean digunakan untuk mengukur nilai rata-rata dari penjumlahan data dibagi dengan
banyaknya data. Sedangkan median untuk mengetahui nilai yang sering muncul. Statistik
deskriptif variabel-variabel dijelaskan sebagai berikut:
Pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Saham
(Studi Kasus pada Sektor Real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2015-2019)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 9
1. Analisis Total Asset Turnover (TATO) Variabel aktivitas yang diukur dengan proksi total asset turnover memiliki nilai rata-rata
sebesar 0,2659 dengan standar deviasi sebesar 0,579257. Nilai terendah atau minimum
dimiliki oleh PT GWSA pada tahun 2019 yaitu sebesar 0,0116. Sedangkan nilai tertinggi dimiliki oleh PT BKSL pada tahun 2018 sebesar 5,2489.
2. Analisis Return on Equity Ratio (ROE) Variabel profitabilitas yang diukur dengan proksi return on equity ratio memiliki nilai
rata-rata sebesar 0,1132 dengan standar deviasi sebesar 0,155173. Nilai terendah atau
minimum dimiliki oleh PT MDLN pada tahun 2018 yaitu sebesar 0,0037. Sedangkan
nilai tertinggi dimiliki oleh PT CTRA pada tahun 2017 sebesar 1,0521.
3. Analisis Debt to Equity Ratio (DER)
Variabel leverage yang diukur dengan proksi debt to equity ratio memiliki nilai rata-rata sebesar 0,6567 dengan standar deviasi sebesar 0,444001. Nilai terendah atau minimum
dimiliki oleh PT DMSA pada tahun 2018 yaitu sebesar 0,0433. Sedangkan nilai tertinggi
dimiliki oleh PT ASRI pada tahun 2015 sebesar 1,8338.
4. Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Variabel ukuran perusahaan yang diukur dengan logaritma natural (ln) total asset (dalam
bentuk miliar rupiah) memiliki nilai rata-rata sebesar Rp. 21.174,19 miliar dengan
standar deviasi sebesar Rp.36.860,57. Nilai terendah atau minimum dimiliki oleh PT
BKSL pada tahun 2018 yaitu sebesar Rp.250,87 miliar sedangkan nilai tertinggi dimiliki
oleh PT BAPA pada tahun 2016 sebesar Rp. 179.260,88 miliar. Untuk kepentingan
analisis regresi, dari ukuran perusahaan ditransformasikan dalam bentuk logaritma
natural (ln) total asset.
4.2. Uji Analisis Model Regresi Data Panel
Tabel 4.2. Hasil Uji Chow-Fixed Effect Model
Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 11.055615 (18,72) 0.0000
Cross-section Chi-square 125.918383 18 0.0000 Sumber : Output Eviews, Data Sekunder yang diolah (2020)
Berdasarkan tabel 4.2. hasil uji Chow menunjukan bahwa nilai probabilitas cross section
F dan Cross section Chi-square pada hasil uji Chow adalah sebesar 0,0000. Nilai ini lebih kecil
dari 0,05 sehingga H0 ditolak. Dengan demikian, model yang paling tepat digunakan untuk
mengestimasi persamaan regresi adalah fixed effect model (FEM).
Dian Islamiyati 1,Dr. Iman S. Suriawinata
2
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia -2020 10
Tabel 4.3. Hasil Uji Hausman-Fixed Effect Model
Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: REM Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 12.230658 4 0.0157
Sumber : Output Eviews, Data Sekunder yang diolah (2020)
Berdasarkan tabel 4.3. hasil uji Hausman menunjukan bahwa nilai probabilitas cross
section random pada hasil uji Hausman adalah sebesar 0,0157. Nilai ini lebih kecil dari 0,05
sehingga H0 ditolak. Dengan demikian, model yang paling tepat digunakan untuk mengestimasi
persamaan regresi adalah fixed effect model (FEM).
4.3. Uji Asumsi Klasik
4.3.1. Uji Multikolinearitas
Tabel 4.4. Hasil Uji Multikorelinearitas
PBV TATO ROE DER SIZE PBV 1.000000 -0.105669 0.331380 -0.115333 -0.274853
TATO -0.105669 1.000000 -0.023698 -0.004122 -0.397638 ROE 0.331380 -0.023698 1.000000 0.060572 0.053366 DER -0.115333 -0.004122 0.060572 1.000000 0.346646 SIZE -0.274853 -0.397638 0.053366 0.346646 1.000000
Sumber : Output Eviews, Data Sekunder yang diolah (2020)
Berdasarkan tabel 4.4. di atas, hasil menunjukan bahwa tidak ada satu variabel
independen yang memiliki nilai lebih dari 0,5. Dengan demikian hasil menunjukan bahwa dalam
model regresi yang dihasilkan tidak terdapat multikorelinearitas antar variabel independen.
4.3.2. Uji Heteroskedastisitas Tabel 4.5. Hasil Uji Heteroskedasticity Cross-Section Test
Cross section
Panel Cross-section Heteroskedasticity LR Test Equation: ORIGINAL Specification: PBV C TATO ROE DER SIZE
Pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Saham
(Studi Kasus pada Sektor Real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2015-2019)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 11
Null hypothesis: Residuals are homoscedastic Value Df Probability
Likelihood ratio 84.46288 19 0.0000
Period test
Panel Period Heteroskedasticity LR Test Equation: ORIGINAL Specification: PBV C TATO ROE DER SIZE Null hypothesis: Residuals are homoscedastic
Value Df Probability
Likelihood ratio 11.11908 19 0.9198 Sumber :Output Eviews, Data Sekunder yang diolah (2020)
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada tabel 4.5. di atas, hasil menunjukan bahwa
terjadinya heteroskedastisitas faktor cross section. Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas dalam
cross section menunjukan nilai probabilitas sebesar 0,0000 < 0,05 yang berarti bahwa error
terdapat gejala heteroskedastisitas yang disebabkan oleh adanya data cross section (perusahaan).
Sedangkan dalam period test menunjukan nilai probabilitas 0,9198 > 0,05. Hal ini menunjukan
tidak terdapat gejala heteroskedastisitas yang disebabkan oleh period (tahun). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa yang terdapat gejala heteroskedastisitas adalah cross section.
4.3.3. Uji Korelasi Tabel 4.6. Hasil Uji Korelasi-Autokorelasi
Durbin Watson
N K dL dU D 4-dU 4-dL Kesimpulan
95 5 1.5572 1.7781 0,638231 2,2219 2,4428 Ada auto korelasi
positif
Sumber : Data diolah (2020)
Berdasarkan tabel 4.6. di atas, hasil uji autokorelasi dengan Durbin-Watson (DW) hasil
diatas menunjukan bahwa nilai D sebesar 0.638231. Sedangkan nilai dL sebesar 1.5572. Dalam
Dian Islamiyati 1,Dr. Iman S. Suriawinata
2
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia -2020 12
hal ini jika dilihat dari dasar pengambilan keputusan yang telah ditentukan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat autokorelasi positif atau dengan keputusan tidak terjadi masalah
autokorelasi dalam model regresi.
Tabel 4.7. Hasil Uji Cross Corelation
Residual Cross-Section Dependence Test Null hypothesis: No cross-section dependence (correlation) in Residuals Equation: ORIGINAL Periods included: 5 Cross-sections included: 19 Total panel observations: 95 Note: non-zero cross-section means detected in data Cross-section means were removed during computation of Correlations
Test Statistic d.f. Prob. Breusch-Pagan LM 364.7272 171 0.0000
Pesaran scaled LM 10.47557 0.0000 Pesaran CD 3.851210 0.0001
Sumber : Output Eviews, Data Sekunder (2020)
Berdasarkan tabel 4.7. di atas, diketahui bahwa nilai Breusch-Pagan LM sebesar 0.0000
dimana tingkat probabilitas < 0,05 yang menandakan bahwa adanya hubungan cross correlation.
Untuk mengatasi autokorelasi pada metode fixed effect model dilakukan estimasi dengan
menggunakan pembobotan white cross-section.
4.4. Analisis Regresi Linear Berganda
Berdasarkan pengujian hipotesis dengan regresi linear berganda dilakukan dengan menggunakan program E-eviews 10. Setelah melakukan hasil pengujian uji Hausman maka dapat
diketahui bahwa pendekatan yang tepat digunakan oleh peneliti adalah Fixed Effect Model
(FEM).
Tabel 4.8. Hasil Uji Analisis Regresi Data Panel
Dependent Variable: PBV Method: Panel EGLS (Cross-section weights) Date: 08/24/20 Time: 12:33 Sample: 2015 2019 Periods included: 5 Cross-sections included: 19
Pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Saham
(Studi Kasus pada Sektor Real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2015-2019)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 13
Total panel (balanced) observations: 95 Linear estimation after one-step weighting matrix White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected) WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 30.97719 5.882345 5.266130 0.0000
TATO -0.786474 0.140732 -5.588458 0.0000 ROE 0.343929 0.116849 2.943370 0.0044 DER 0.562282 0.074462 7.551278 0.0000 SIZE -1.011500 0.194334 -5.204958 0.0000
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.915198 Mean dependent var 1.660221
Adjusted R-squared 0.889286 S.D. dependent var 1.546435 S.E. of regression 0.355454 Sum squared resid 9.097021 F-statistic 35.31988 Durbin-Watson stat 1.417137 Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics R-squared 0.789580 Mean dependent var 0.926450
Sum squared resid 10.85998 Durbin-Watson stat 1.631649 Sumber : Output Eviews, Data Sekunder yang diolah (2020)
Berdasarkan tabel 4.8. hasil pengujian menggunakan fixed effect, sehingga persamaan
regresi linier berganda untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah:
PBV= 30.97719 - 0.786474 TATOit + 0.343929 ROEit + 0.562282 DERit - 1.011500 Sizeit +
eit……………………………………………….............…(3.1)
Berdasarkan model persamaan regresi di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta model persamaan regresi sebesar 30.97719. Apabila variabel aktivitas
yang diukur dengan proksi total asset turnover (TATO), variabel profitabilitas yang diukur dengan proksi return on equity ratio (ROE), variabel leverage yang diukur dengan
proksi debt to equity ratio (DER), dan ukuran perusahaan (Ln) total asset nilainya adalah
nol, maka nilai perusahaan yang diukur dengan price to book value nilainya sebesar 30.97719 berpengaruh signifikan positif dengan nilai probabilitas sebesar 0.0000.
2. Koefisien aktivitas yang diukur dengan proksi total asset turnover (TATO) adalah sebesar
-0.786474. Total asset turnover (TATO) berpengaruh signifikan negatif dengan nilai
probabilitas sebesar 0.0000 terhadap nilai saham perusahaan yang diukur dengan proksi price to book value (PBV).
Dian Islamiyati 1,Dr. Iman S. Suriawinata
2
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia -2020 14
3. Koefisien profitabilitas yang diukur dengan proksi return on equity ratio (ROE) adalah sebesar 0.343929. Return on equity ratio (ROE) berpengaruh signifikan positif dengan
nilai probabilitas sebesar 0.0044 terhadap nilai saham perusahaan yang diukur dengan
proksi price to book value (PBV). 4. Koefisien leverage yang diukur dengan proksi debt to equity ratio (DER) adalah sebesar
0.343929. Debt to equity ratio (DER) berpengaruh signifikan positif dengan nilai
probabilitas sebesar 0.0000 terhadap nilai saham perusahaan yang diukur dengan price to book value (PBV).
5. Koefisien ukuran perusahaan (ln) total asset adalah sebesar -1.011500. Ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan negatif dengan nilai probabilitas sebesar 0.0000
terhadap nilai saham perusahaan yang diukur dengan proksi price to book value (PBV).
4.5. Uji Hipotesis
4.5.1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan tabel 4.8. diatas, dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R-squared sebesar
0,889286 yang menunjukan bahwa variabel dependen (nilai saham) dapat dijelaskan oleh variabel independen (total asset turnover, return on equity, debt to equity ratio dan ukuran perusahaan)
sebesar 88,93%. Sedangkan sisanya 11,07% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dianalisis
dalam model persamaan regresi pada penelitian ini.
4.5.2. Uji Signifikan Parmeter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independent lainnya konstan (Ghozali, 2018:57). Pengujian ini dilakukan dengan tingkat signifikan dengan level 1%,
5%, dan 10%.
1. Berdasarkan tabel 4.8. diperoleh hasil koefisien variabel aktivitas yang diukur dengan
total asset turnover (TATO) adalah sebesar -0,786474 dengan nilai probabilitas sebesar
0,0000 yang mana tingkat signifikan probabilitas kurang dari (0,01) 1%. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa koefisien aktivitas yang diukur dengan proksi total
asset turnover (TATO) memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap variabel nilai
saham perusahaan yang diukur dengan price to book value (PBV). Hasil penelitian ini
sejalan dengan hipotesis yang diajukan oleh peneliti, yang menyatakan bahwa variabel
aktivitas yang diukur dengan proksi total asset turnover (TATO) berpengaruh signifikan
terhadap nilai saham yang diukur dengan price to book value (PBV).
2. Berdasarkan tabel 4.8. diperoleh hasil koefesien profitabilitas yang diukur dengan return
on equity ratio (ROE) adalah sebesar 0,343929 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0044
yang mana tingkat signifikan probabilitas kurang dari (0,01) 1%. Bahkan profitabilitas
yang diukur dengan return on equity ratio (ROE) memiliki tingkat signifikan yang lebih
baik yaitu sebesar 5%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa profitabilitas yang
diukur dengan return on equity ratio (ROE) memiliki pengaruh positif terhadap variabel
nilai saham perusahaan yang diukur dengan price to book value (PBV). Hasil dari
Pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Saham
(Studi Kasus pada Sektor Real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2015-2019)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 15
penelitian ini sejalan dengan hipotesis yang diajukan oleh peneliti, yang menyatakan
bahwa profitabilitas yang diukur dengan return on equity ratio (ROE) memiliki pengaruh
signifikan terhadap nilai saham yang diukur dengan price to book value (PBV).
3. Berdasarkan tabel 4.8. diperoleh hasil koefisien leverage yang diukur dengan debt to
equity ratio (DER) adalah sebesar 0,562282 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0000
yang mana tingkat signifikan probabilitas kurang dari (0,01) 1%. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa leverage yang diukur dengan debt to equity ratio (DER) memiliki
pengaruh signifikan positif terhadap variabel nilai saham perusahaan yang diukur dengan
proksi price to book value (PBV). Hasil dari penelitian ini sejalan dengan hipotesis yang
diajukan oleh peneliti, yang menyatakan bahwa leverage yang diukur dengan debt to
equity ratio (DER) memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai saham perusahaan yang
diukur dengan price to book value (PBV).
4. Berdasarkan tabel 4.8. diperoleh hasil koefisien ukuran perusahaan yang diukur dengan ln
total aset adalah sebesar -1,011500 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0000 yang mana
tingkat signifikan probabilitas kurang dari (0,01) 1%. Ukuran perusahaan yang diukur
dengan ln total aset dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan yang diukur dengan ln
total aset memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap variabel nilai saham yang diukur
dengan price to book value (PBV). Hasil penelitian ini sejalan dengan hipotesis yang
diajukan oleh peneliti, yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan yang diukur dengan
ln total aset memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai saham yang diukur dengan price
to book value (PBV).
4.5.3. Uji F
Berdasarkan tabel 4.8. diatas, diperoleh nilai F-statistic sebesar 35,31988 dengan nilai
Prob (F-statistic) 0.0000 dengan H0 maka, β1 = β2 = β3 = β4 = 0 ditolak.
V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan hasil dalam penelitian yang
dilakukan pada 19 perusahaan real estate & property di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-
2019 mengenai pengaruh kinerja keuangan dan ukuran perusahaan terhadap nilai saham. Maka dapat disimpulkan, sebagai berikut:
1. Total asset turnover (TATO) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai
saham perusahaan resl estate & property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Dian Islamiyati 1,Dr. Iman S. Suriawinata
2
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia -2020 16
periode tahun 2015-2019.
2. Return on equity ratio (ROE) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
saham. Ini membuktikan bahwa perusahaan real estate & property yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode tahun 2015-2019 akan mengalami kenaikan nilai sahamnya di
tahun yang akan datang.
3. Debt to equity ratio (DER) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
saham. Ini membuktikan bahwa perusahaan real estate & property yang terdafar di bursa
efek Indonesia periode tahun 2015-2019 memiliki nilai utang yang baik di tahun
berikutnya.
4. Ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai saham
perusahaan real estate & property yang terdaftar di Bursa EfeK Indonesia periode tahun
2015-2019.
5.2. Saran
Berdasarkan pengolahan data dan hasil data dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan
saran diantaranya:
1. Penelitian ini hanya dilakukan terhadap 4 variabel independen yaitu total asset turnover
(TATO), return on equity ratio (ROE), debt to equity ratio (DER), dan ukuran perusahaan
(Size). Sehingga peneliti memberikan saran kepada penelitian selanjutnya untuk
menambahkan variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini, untuk mengetahui
hasil yang lebih baik.
2. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada perusahaan lain yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) baik dalam sektor manufaktur, food and beverage atau yang lainnya.
3. Penambahan periode waktu yang diteliti bagi penelitian selanjutnya agar jumlah sampel
dan observasi bertambah, sehingga dapat memberikan hasil yang lebih akurat.
DAFTAR REFERENSI
Arifianto, Mukhammad dan Mochammad Chabachib. 2016. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Pada
Indeks LQ-45 Periode 2011-2014). DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT.
Volume 5 , Nomor 1, 2016. Halaman 1-12. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr.
ISSN (Online): 2337-3792.
Brigham, E. F. dan J. F. Houston. 2018. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 14. Jakarta:
Salemba Empat.
Pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Saham
(Studi Kasus pada Sektor Real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2015-2019)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 17
Chudik, A., M. H. Pesaran and E. Tosetti. 2011. Weak and Strong Cross-Section Dependence and
Estimation Of Large Panels. The Econometrics Journal. Vol. 14. 2011.
Firdaus, Iwan. 2020. THE EFFECT OF DER, TATO, ROA AND SHARE PRICE TO PBV
(Studies on the food and beverage industry on the Indonesia Stock Exchange period of
2012-2018). (DIJDBM). Volume 1, Issue 2, February 2020 E-ISSN : 2715-4203, P-ISSN :
2715-419X. DOI:10.31933/DIJDBM.
Ghozali, I. dan D. Ratmono. 2018. Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori, Konsep dan
Aplikasi dengan EViews 10. Semarang: UNDIP.
Hsiao, C. 2014. Analysis Of Panel Data Third Edition. United States Of America: Cambridge
University Press.
Harahap, Irwan Mangara., Ivana Septiania, and Endri Endria. 2020. Effect of financial
performance on firms’ value of cable companies in Indonesia. Accounting 6 (2020) 1103–
1110. Universitas Mercu Buana, Jakarta, Indonesia
Kasmir. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Depok: PT Raja Grafindo Persada.
Lubis, Ignatius Leonardus, Bonar M Sinaga, dan Hendro Sasongko. 2017. Pengaruh Profitabilitas,
Stuktur Modal, dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Aplikasi Bisnis dan
Manajemen. Vol 3, No 3. September
2017.DOI:http://dx.doi.org/10.17358/jabm.3.3.458.http://journal.ipb.ac.id/index.php/jabm
ISSN: 2528-5149 EISSN: 2460-7819.
Muzayin, ade fajar. 2017. Pengaruh Price Earning dan Price to Book Value Terhadap Return
Saham Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks LQ45 Periode 2012-2015.
JURNAL MANAJEMEN DAN BISNIS (ALMANA) VOL. 1, NO. 1 APRIL 2017.
Marangu, Kenneth dan Ambrose Jangongo (PHD). 2014. Price to Book Value Ratio and
Financial Statement Variables (An Empirical Study of Companies Quoted At Nairobi
Securities Exchange, Kenya). Global Journal of Commerce and Management Perspective
(G.J.C.M.P)., Vol 3 (6): 50-56. ISSN: 2319-7285.
Nurianti, Melia Dewa. 2018. Pengaruh Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. e-ISSN:
2461-0593.
Rudangga, I Gusti Ngurah Gede dan Gede Merta Sudiarta. 2016. E-Jurnal Manajemen Unud,
Vol. 5, No.7, 2016; 4394 – 4422. ISSN : 2302-8912.
Ross, et al. 2015. Pengantar Keuangan Perusahaan. Edisi Global Asia (Ratna Saraswati :
Penerjemah). Jakarta: Salemba Empat
Sudaryo, Yoyo., Dyah Purnamasari , Nunung Ayu Sofiati (Efi) , Astrin Kusumawardani. 2020.
Pengaruh Sales Growth (SG), Current Ratio (CR), Price to Book Value (DER), Total
Assets Turnover (TATO), Return on Assets (ROA) Terhadap Price to Book Value (PBV).
Jurnal Ekonomi (EKONAM). e-ISSN: 2685-8118 Vol. 02 No.1 Maret 2020, Hlm:19-31
Available online at http://ejournal.uicm-unbar.ac.id/index.php/ekonam.
Dian Islamiyati 1,Dr. Iman S. Suriawinata
2
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia -2020 18
Yanti, Putu Diah Melinda, dan Nyoman Abundanti. 2019. PENGARUH PROFITABILITAS,
LEVERAGE DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
PROPERTI, REAL ESTATE DAN KONSTRUKSI BANGUNAN. E-Jurnal Manajemen,
Vol. 8, No. 9, 2019 : 5632-5651 ISSN:2302-8912
DOI:https://doi.org/10.24843/EJMUNUD.2019.v08.i09.p14,
www.idx.com
www.finance.yahoo.com
www.sahamok.com