Post on 13-Feb-2018
PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL,
KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN
KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN
(Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Property, Real Estate dan Kontruksi
Bangunan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Putri Aulia Rahmadina
1113081000106
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
ii
PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL,
KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN
KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN
(Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Property, Real Estate dan Kontruksi
Bangunan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015)
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Putri Aulia Rahmadina
NIM: 1113081000106
Pembimbing
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/ 2017 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Pada hari Selasa, 12 September 2017 telah dilakukan ujian komprehensif atas
Mahasiswa:
1. Nama : Putri Aulia Rahmadina
2. NIM : 1113081000106
3. Jurusan : Manajemen (Keuangan)
4.
5. Judul Skripsi : “Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kebijakan
Hutang, Ukuran Perusahaan dan Kinerja
Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan ( Studi
Kasus Pada Perusahaan Sektor Property, Real
Estate dan Kontruksi Bangunan Periode 2010-
2015)”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
Mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 September 2017
1. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si ( ___)
NIP. 19731221 200501 2 002 Penguji I
2. Sopyan, SE., MM ( ___)
Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 26 Oktober 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas
mahasiswa :
1. Nama : Putri Aulia Rahmadina
2. NIM : 1113081000106
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi :Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kebijakan
Hutang, Ukuran Perusahaan dan Kinerja
Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi
Kasus Pada Perusahaan Sektor Property, Real Estate
dan Kontruksi Bangunan Yang Terdaftar di BEI
Periode 2010-2015).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan
yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 26 Oktober 2017
1. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si (_______________________)
NIP. 19731221.200501.2.002 Ketua
2. Dr. Indoyama Nasarudin, SE., MAB (_______________________)
NIP. 19741127.200112.1.002 Sekretaris
3. Deni Pandu Nugraha, SE., M.Sc (_______________________)
Penguji Ahli
4. Dr. Indoyama Nasarudin, SE., MAB (_______________________)
NIP. 19741127.200112.1.002 Pembimbing
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Putri Aulia Rahmadina
NIM : 1113081000106
Jurusan : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 15 September 2017
Yang Menyatakan
Putri Aulia Rahmadina
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Putri Aulia Rahmadina
2. Nama Panggilan : Putri
3. Tempat & Tanggal Lahir : Tangerang, 27 Oktober 1995
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Alamat : Jl. Keadilan No.7 Rt 03/01 Batujaya
Selatan, Kec. Batuceper. Tangerang 15121
7. Status : Belum Menikah
8. Kewarganegaraan : Indonesia
9. Telepon : 082111084058
10. Email : Putriauliarahmadina@yahoo.com
II. PENDIDIKAN
1. SD (2001-2007) : SDN Tangerang 6
2. SMP (2007-2010) : MTsN Tangerang 1
3. SMA (2010-2013) : SMAN 14 Tangerang
4. S1 (2013-2017) : Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN
1. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) - Divisi Review Kebijakan dan Standar
Internasional
vii
ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze the influence of institutional
ownership, debt policy, firmsize and firm performsnce to firm value in the property,
real estate and building construction sector companies are listed in the Indonesia
Stock Exchange during the period 2010-2015. Variables used in this research is the
institutional ownership, debt to equity ratio, firm size, firm performance to firm
value. The sampling method used in this research is purposive sampling method of
sampling based on certain criteria. Samples that meet the criteria in this study as
many as 19 companies. The analysis used is regression analysis of panel data to
see the effect of independent variables on the dependent variable either jointly or
individually. the model chosen is a fixed effect model The results of data analysis
or regression results indicate that simultaneous institutional ownership, debt policy
and firm size affect the firm value. Partially variables that significantly influence
the firm value is the institutional ownership, debt policy ang firm performance.
While the firm size variables no significant effect on the firm size. The magnitude
of the coefficient of determination (Adjusted R Square) is approximately 0.764229.
This means that 76.4229% dependent variable is the firm value can be explained
by the four independent variables, while the remaining 23.58% is explained by the
firm value or other factors outside the model
Keywords: institutional ownership, debt policy, the firmsize, firm
performance, firm value,panel data regression.
viii
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kepemilikan
institusional, kebijakan hutang, ukuran perusahaan dan kinerja perusahaan terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan sektor property, real estate dan konstruksi
bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2015.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan institusional,
debt to equity ratio, ukuran perusahaandan ROE terhadap nilai perusahaan. Metode
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling
yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Sampel yang
memenuhi kriteria dalam penelitian ini sebanyak 19 perusahaan. Analisis yang
digunakan yaitu analisis regresi data panel untuk melihat pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen baik secara bersama-sama maupun secara
individu. Model yang terpilih adalah fixed effect model Hasil analisis data atau hasil
regresi menunjukkan bahwa secara simultan kepemilikan institusional, kebijakan
hutang, ukuran perusahaan dan kinerja perusahaan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Secara parsial variabel yang berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan adalah kepemilikan institusional kebijakan hutang dan kinerja
perusahaan. Sedangkan variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan. Besarnya koefisien determinasi (Adjusted R Square)
adalah sebesar 0.764229. Hal ini berarti bahwa 76.4229% variabel dependen yaitu
nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh empat variabel independen, sedangkan
sisanya sebesar 23.58% nilai perusahaan dijelaskan oleh variabel atau faktor-faktor
lainnya diluar model.
Kata kunci : kepemilikan institusionaal, kebijakan hutang, ukuran perusahaan,
kinerja perusahaan, nilai perusahaan, regresi data panel
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang
mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna
mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis
dan telah membuat segala yang tidak mungkin menjadi mungkin.
2. Ayah dan Mama yang telah memberikan dukungan lahir dan batin kepada
penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
5. Bapak Dr. Indoyama Nasarudin, SE., MAB selaku dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktu, membimbing, dan terus memberikan motivasi
dengan penuh kesabaran dan pengertian kepada penulis.
6. Ibu Titi Dewi Warnida, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu
yang tak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Seluruh Staf Tata Usaha dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dan
penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
9. Kakak dan Adik, Rezha Mubarok Al-Wahni, Rizky Agustian Mubarok, Ahmad
Sabili Huda Mubarok, Lia Handayani dan Anggi Puspita Amanda yang selalu
memberikan semangat dan motivasi.
10. Fikram, yang selalu ada disaat senang dan susah serta memberikan motivasi,
semangat, Nasihat dan mengajarkan penulis sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini.
11. Sahabat tersayang, Aning Lutfiah, Nelly Aprilya Shandy, Shintya Cahya
Adhani, Amalia Laraswati, Farah Agustina dan Dechy Rachmawati yang selalu
memberikan semangat yang tiada hentinya.
12. Teman-teman seperjuangan Manajemen 2013, yang telah memberikan energi
positif, memberikan semangat, motivasi, dan telah mengajarkan penulis.
13. Firly, Laras, Lian, Nindia, Maryati, Cindy, Melani, Aldy, Alman, Irfan dan
teman-teman lainnya yang sudah memberikan semangat dan kekuatan.
14. Sahabat terbaik, Prima Salimajanti, Annisa Muslimah, Hani Amarini, Ismi Ihda
xi
Choirunnisa, Vidyanne Ramadhanti, Sarah Banu, Ade Amalia dan UNO yang
memberikan nasihat serta motivasi.
15. KKN Kompas 101 Indah, Dita, Anya, Sekar, Fahdiansyah, Fahmi, Alwi, Alfi,
Omi dan Osa sudah memberikan semangat kepada penulis.
16. Dan kepada seluruh pihak, yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang
telah banyak membantu, mempermudah dan memperancar hingga skripsi ini
akhirnya selesai.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis
harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai tambahan
informasi serta pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, 15 September 2017
Penulis
Putri Aulia Rahmadina
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 11
A. Landasan Teori ..................................................................................... 11
1. Manajemen Keuangan ...................................................................... 11
2. Teori Keagenan (Agency Theory) .................................................... 12
3. Kepemilikan Institusional ................................................................ 15
4. Kebijkan Hutang .............................................................................. 17
5. Ukuran Perusahaan .......................................................................... 20
6. Kinerja Perusahaan .......................................................................... 22
7. Nilai Perusahaan .............................................................................. 23
8. Hubungan Kepemilikan Institusional dengan Nilai Perusahaan ...... 25
9. Hubungan Kebijakan Hutang dengan Nilai Perusahaan .................. 28
xiii
10. Hubungan Ukuran Perusahaan dengan Nilai Perusahaan ................ 29
11. Hubungan Kinerja Perusahaan dengan Nilai Perusahaan ................ 30
B. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 31
C. Hipotesis Penelitian ............................................................................... 36
D. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 38
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 39
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 39
B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel ............................................ 39
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 42
D. Metode Analisis Data ............................................................................ 43
1. Analisis Data Panel ........................................................................... 43
a. Model Common Effect ................................................................ 45
b. Model Fixed Effect ...................................................................... 46
c. Model Random Effect ................................................................. 47
2. Tahap Analisis Data .......................................................................... 48
a. Uji Chow ...................................................................................... 48
b. Uji Hausman ................................................................................ 49
3. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 50
a. Uji Normalitas ............................................................................. 50
b. Uji Multikolinieritas .................................................................... 51
c. Uji Autokorelasi .......................................................................... 51
d. Uji Heterokedastisitas .................................................................. 52
4. Uji Signifikansi ................................................................................ 53
a. Uji Simultan F (Uji Statistik) ...................................................... 53
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) ....................................... 54
c. Uji R2 (Koefisien Determinasi).................................................... 55
E. Pengukuran Variabel............................................................................ 55
1. Nilai Perusahaan ............................................................................... 55
2. Kepemilikan Institusional ................................................................. 56
3. Kebijakan Hutang ............................................................................. 57
4. Ukuran Perusahaan ........................................................................... 57
xiv
5. Kinerja Perusahaan ........................................................................... 58
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN....................................................... 59
1. Gambaran Umum Objek Penelitian………………………..............59
2.. Deskriptif Variabel Penelitian ........................................................... 68
a. Kepemilikan Institusional ............................................................ 69
b. Debt to Equity Ratio .................................................................... 71
c. Kinerja Perusahaan ...................................................................... 74
d. Ukuran Perusahaan ...................................................................... 76
e. PBV Rasio ................................................................................... 79
3. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel ......................................... 81
a. Uji Chow ..................................................................................... 81
b. Uji Hausman ................................................................................ 82
4. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 83
a. Uji Normalitas ............................................................................. 83
b. Uji Multikolinearitas ................................................................... 85
c. Uji Heterokedastisitas .................................................................. 86
d. Uji Autokorelasi .......................................................................... 88
5. Uji Signifikansi ................................................................................. 88
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ................................................ 88
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ..................................................... 90
c. Koefisien Determinasi (Adjusted R2) .......................................... 93
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 102
A. Kesimpulan .......................................................................................... 102
B. Implikasi .............................................................................................. 103
C. Saran .................................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 105
LAMPIRAN ........................................................................................................109
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 31
Tabel 3. 1 Rincian Jumlah Sampel ........................................................................ 41
Tabel 3. 2 Daftar Sampel Perusahaan ................................................................... 42
Tabel 4. 1 Data Kepemilikan Institusional ............................................................ 70
Tabel 4. 2 Data DER ............................................................................................. 72
Tabel 4. 3 Data Kinerja Perusahaan ...................................................................... 75
Tabel 4. 4 Data Ukuran Perusahaan ...................................................................... 77
Tabel 4. 5 Data PBV Ratio .................................................................................... 80
Tabel 4. 6 Hasil Uji Chow..................................................................................... 82
Tabel 4. 7 Hasil Uji Hausman ............................................................................... 83
Tabel 4. 8 Matriks Korelasi Antar Variabel .......................................................... 86
Tabel 4. 9 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 87
Tabel 4. 10 Hasil Uji Autokorelasi ....................................................................... 88
Tabel 4. 11 Hasil Uji F .......................................................................................... 89
Tabel 4. 12 Hasil Uji t ........................................................................................... 91
Tabel 4. 13 Hasil Uji R2 ........................................................................................ 93
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Pertumbuhan Indeks Demand Property Komersial ............................ 6
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 38
Gambar 4. 1 Kepemilikan Institusional Tahun 2010 - 2015 ................................. 69
Gambar 4. 2 DER 2010 - 2015.............................................................................. 71
Gambar 4. 3 Kinerja Perusahaan Tahun 2010 - 2015 .......................................... 74
Gambar 4. 4 Ukuran Perusahaan Tahun 2010 - 2015 ........................................... 76
Gambar 4. 5 PBV Ratio Tahun 2010 - 2015 ......................................................... 79
Gambar 4. 6 Uji Normalitas .................................................................................. 85
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Sampel Perusahaan ............................................................. 109
Lampiran 2 : Data Rasio Keuangan Perusahaan ................................................. 110
Lampiran 7 : Hasil Output Uji Regresi Data Panel ............................................. 113
Lampiran 8 : Hasil Uji Pemilihan Model Terbaik Regresi Data Panel ............... 116
Lampiran 9 : Hasil Output Uji Asumsi Klasik .................................................... 118
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini,
setiap perusahaan harus meningkatkan daya saing secara terus-menerus.
Persaingan yang semakin meningkat baik di pasar domestik maupun di
pasar internasional menuntut perusahaan untuk dapat mempertahankan atau
memperoleh keuntungan kompetitif dengan cara memberikan perhatian
penuh pada kegiatan operasional dan finansial perusahaan (Rustendi:2008).
Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasinya, pasti
memiliki tujuan utama yaitu memperoleh laba untuk memenuhi
kesejahteraan para pemegang saham yang ada dalam perusahaan tersebut.
Tujuan perusahaan didefinisikan sebagai usaha untuk meningkatkan
kekayaan pemegang saham (Keown, 2002:3). Peran seorang manajer sangat
dibutuhkan untuk dapat menjalankan sebuah bisnis. Terlebih khusus peran
seorang manajer keuangan yang pada dasarnya telah mempelajari hal-hal
menarik yang terjadi dalam perusahaan dalam menggunakan seluruh
sumberdaya yang ada dalam perusahaan untuk mencari dana, mengolahnya
serta membagi dana-dana tersebut sehingga kegiatan opersional dalam
perusahaan dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Pendirian sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Terdapat
beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu
perusahaan. Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai
2
keuntungan maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan
yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para
pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah
memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya.
Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak
banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-
masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
(Harjito,2005).
Tujuan perusahaan adalah sama dengan tujuan pemilik perusahaan
yaitu mencari laba. Oleh sebab itu perusahaan disebut organisasi pencari
laba (profit seeking organization). Ciri khusus perusahaan ialah semua
orang yang melibatkan diri dalam kegiatan harus berpikir penghematan
biaya dan memaksimumkan pendapatan, agar perusahaan dapat
memperoleh laba untuk memaksimumkan kekayaan pemiliknya,
kesejahteraan karyawannya, dan untuk mengembangkan kegiatannya
(Darsono, 2009:4).
Dalam akuntansi keuangan dikenal apa yang disebut dengan teori
keagenan. Hubungan keagenan (agency relationship) terjadi ketika satu atau
lebih individu yang disebut sebagai prinsipal menyewa individu atau
organisasi lain, yang disebut sebagai agen, untuk melakukan sejumlah jasa
dan mendelegasikan kewenangan untuk membuat keputusan kepada agen
tersebut. dalam manajemen keuangan, hubungan keagenan utama terjadi
3
antara (1) pemegang saham dan manajer dan (2) manajer dan pemilik utang
(Brigham dan Houston, 2009:26)
Masalah keagenan (agency problem) tentunya akan menimbulkan
kerugian. Karena konflik kepentingan antara agen dan pemilik dapat
menimbulkan biaya keagenan. Peningkatan kepemilikan saham oleh pihak
institusi dapat pula meminimumkan biaya keagenan. Hal ini seperti yang
dikemukakan oleh Bushee (1998) dalam Boediono (2005) yang menyatakan
kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengurangi insentif
para manajer yang mementingkan diri sendiri melalui tingkat pengawasan
yang intens. Kepemilikan institusional dapat menekan kecendrungan
manajemen untuk memanfaatkan discretionary dalam laporan keuangan.
Claessens et al. (2000), La Porta et al. (2002), Claessens et al.
(2002), Lemmons dan Lins (2003), Yeh et al. (2003) dalam Elva Nuraina
(2012) mengajukan dua argumen yang berbeda tentang pengaruh
konsentrasi kepemilikan terhadap nilai perusahaan, yaitu PIE (positif
incentive effect) dan NEE (negatif entrenchment effect). Argumen PIE
menyatakan bahwa pemegang saham pengendali tidak akan melakukan
ekspropriasi terhadap pemegang saham minoritas karena akan berdampak
pada penurunan nilai perusahaan. Berdasarkan argumen PIE, pemegang
saham pengendali memonitor manajemen dengan tujuan untuk peningkatan
nilai perusahaan.
Wahyudi dan Parwestri (2006) menyatakan struktur kepemilikan
yang dimiliki perusahaan diharapkan dapat berpengaruh terhadap keputusan
4
pendanaan perusahan. Semakin tinggi kepemilikan institusional maka
semakin kuat kontrol eksternal terhadap perusahaan dan mengurangi agency
cost, sehingga perusahaan akan menggunakan dividen yang rendah. Dengan
adanya kontrol yang ketat, menyebabkan manajer menggunakan hutang
pada tingkat rendah untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya financial
distress dan risiko kebangkrutan. Kebijakan hutang bisa digunakan untuk
menciptakan nilai perusahaan yang diinginkan, namun kebijakan hutang
juga tergantung dari ukuran perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan besar relatif lebih mudah untuk mengakses ke pasar modal.
Kemudahan ini mengindikasikan bahwa perusahaan dengan aktiva besar
relatif mudah memenuhi sumber dana dari hutang melalui pasar modal.
Dalam kaitannya dengan nilai perusahaan, hutang merupakan
instrumen yang sangat sensitif terhadap perubahan nilai perusahaan.
Menurut Modigliani dan Miller dalam Rodoni & Herni (2010), penggunaan
dana dari utang tidak mempunyai pengaruh apapun terhadap nilai
perusahaan. Namun bila mulai dipertimbangkan faktor pajak, penggunaan
utang akan selalu lebih menguntungkan dan dapat meningkatkan nilai
perusahaan, dengan asumsi bahwa yang dipergunakan dalam model ini
adalah : pertama, tidak ada biaya kebangkrutan. Kedua, tidak ada biaya
transaksi. Ketiga, bunga pinjaman dan simpanan besarnya sama bagi
perorangan ataupun perusahaan. Kebijakan hutang merupakan salah satu
alternatif pendanaan perusahaan selain menjual saham di pasar modal.
5
Ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai
perusahaan. Semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan
semakin mudah pula perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang
bersifat internal maupun eksternal. Ukuran perusahaan merupakan
cerminan total dari aset yang dimiliki suatu perusahan. Perusahaan sendiri
dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu perusahaan berskala kecil dan
perusahaan berskala besar. Perusahaan yang berskala besar cenderung akan
menarik minat investor karena akan berimbas dengan nilai perusahaan
nantinya, sehingga dapat dikatakan bahwa besar kecilnya ukuran suatu
perusahaan secara langsung berpengaruh terhadap nilai dari perusahaan
tersebut (Rudangga dan Sudiarta, 2016).
Permintaan akan Sektor property, real estate dan konstruksi
bangunan masih mempunyai trend positif. Seperti yang dilansir oleh
bi.go.id, sektor ini masih terus meningkat permintaannya.
6
Grafik 1.1
Pertumubuhan Index Demand Property Komersial
Ada beberapa faktor yang membuat sektor property dan konstruksi
bangunan akan berkembang. Diantaranya adalah inflasi yang terkendali
Sekarang ini inflasi sudah cukup terkendali dan diperkirakan dapat sesuai
target pemerintah yakni di angka 5%. Daya beli masyarakat juga masih bisa
dipertahankan bahkan memungkinkan untuk mengalami kenaikan. Kedua,
nilai tukar yang tidak berubah. Nilai tukar rupiah ke dollar AS sekarang ini
masih cenderung stabil. Ini diharapkan bisa membuat bahan bangunan yang
didatangkan dengan cara impor menjadi lebih stabil pula. Ketiga, Penurunan
suku bunga. Suku bunga KPR diperkirakan akan mengalami penurunan.
Selain itu ada begitu banyak orang yang melirik investasi ini sebagai
investasi yang cukup menggiurkan. Keempat pemerintah terus melanjutkan
infrastruktur. Tahun 2017 ini, pemerintah akan melanjutkan untuk
melakukan pembangunan infrastruktur sehingga potensi pasar properti akan
7
berjalan dengan terus positif. Kelima harga properti yang masih cukup
rendah. Dibandingkan dengan harga properti di negara lain di Asia
Tenggara, harga properti yang berada di Indonesia masih dianggap cukup
rendah. Keenam, kelas menengah terus tumbuh Sekarang ini masyarakat
yang berada di kelas menengah secara terus menerus mengalami
pertumbuhan, dan tentu saja mereka ingin meningkatkan kualitas hidup.
Inilah yang menjadi alasan mengapa penjualan properti bisa semakin
empuk.
Berdasarkan pada kenyataan tersebut dimana sektor property, real
estate dan kontruksi bangunan mempunyai prospek yang sangat baik
kedepannya karena banyak sekali kebijakan pemerintah saat ini yang
menimbulkan stimulus bagi industry perumahan dan bangunan. Tentunya
itu akan membuat persaingan antara perusahaan sektor tersebut semakin
ketat untuk dapat berkontribusi dan mengambil keuntungan dari peluang
tersebut. sektor sektor property, real estate dan kontruksi bangunan
merupakan sektor usaha yang padat modal. Itu artinya, investasi yang
dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan operasinya sangat besar dan
membutuhkan waktu lama untuk menghasilkan keuntungan berupa return
kepada para investor. Ini merupakan tantangan tersendiri bagaimana
perusahaan dapat memikat minat investor untuk menginvestasikan uangnya
pada perusahannya. (sumber: Industri.kontan.co.id )
8
Berdasarkan fenomena diatas hasil penelitian sebelumnya yang
tidak konsisten, maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul:
“Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Ukuran
Perusahaan dan Kinerja Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan”.
(Studi Kasus pada Sektor Property, real estate dan kontruksi bangunan yang
terdaftar di BEI periode 2010-2015).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang dijelaskan diatas, maka dapat
disimpulkan rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini
sebagai berikut :
1. Apakah variabel kepemilikan institusional, kebijakan hutang, ukuran
perusahaan dan kinerja perusahaan pada perusahaan sektor property,
real estate dan kontruksi bangunan berpengaruh secara parsial
terhadap nilai perusahaan?
2. Apakah variabel kepemilikan institusional, kebijakan hutang, ukuran
perusahaan dan kinerja perusahaan pada perusahaan sektor property,
real estate dan kontruksi bangunan berpengaruh secara simultan
terhadap nilai perusahaan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah :
9
1. Untuk menguji secara parsial pegaruh kepemilikan institusional,
kebijakan hutang, ukuran perusahaan dan kinerja perusahaan terhadap
nilai perusahaan yang diukur dengan Price Book Value (PBV).
2. Untuk menguji secara simultan pengaruh kepemilikan institusional,
kebijakan hutang, ukurang perusahaan dan kinerja perusahaan terhadap
nilai perusahaan yang diukur dengan Price Book Value (PBV).
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak,
antara lain sebagai berikut:
1. Bagi Investor
Memberikan informasi tentang pengaruh kepemilikan
institusional, kebijakan hutang, ukuran perusahaan dan kinerja
perusahaan terhadap nilai perusahaan sektor property, real estate dan
konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI agar menjadi bahan
pertimbangan investor untuk berinvestasi di sektor tersebut agar
mendapat manfaat.
2. Bagi pihak perusahaan
Menjadi gambaran dan acuan dalam meningkatkan nilai
perusahaan dengan mengatur kepemilikan saham institusional,
optimalisasi penggunaan hutang, memanfaatkan ukuran perusahaan
dan memaksimalkan kinerja perusahaan.
10
3. Bagi ilmu pengetahuan
Memberikan sumbangsih dan kontribusi terhadap ilmu
pengetahuan dan memperkaya penelitian mengenai pengaruh
kepemilikan institusional, kebijakan hutang, ukuran perusahaan dan
kinerja perusahaan terhadap nilai perusahaan bagi pembaca dari
kalangan praktisi maupun akademisi.
4. Bagi Masyarakat
Menarik minat dan mendorong masyarakat agar bersedia
untuk berinvestasi pada saham khususnya saham perusahaan sektor
property, real estate dan kontruksi bangunan yang terdaftar di BEI.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan teori
1. Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan ialah kegiatan memperoleh sumber dana
dengan biaya yang semurah-murahnya dan menggunakan dana
seefektif dan seefisien mungkin untuk mencipta laba dan nilai tambah
ekonomi (economic value added) (Darsono, 2009:1).
Pendapat serupa diungkapkan juga oleh Moeljadi (2006:9),
manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana, baik
yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam bentuk investasi
yang efektif, pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi secara
efisien dan pengelolaan aktiva dengan tujuan menyeluruh.
Manajemen keuangan berkepentingan dengan bagaimana cara
menciptakan dan menjaga nilai ekonomis atau kekayaan.
Konsekuensinya, semua semua pengambilan keputusan harus
difokuskan pada penciptaan kekayaan. Demikianlah, kita akan
berhadapan dengan keputusan keuangan seperti ketika
memperkenalkan produk baru, kapan melakukan investasi dalam asset
baru, kapan harus mengganti aset yang sudah ada, kapan melakukan
pinjaman dari bank, kapan menerbitkan saham atau obligasi, kapan
memperluas kredit ke pelanggan, dan berapa banyak kas harus
dipertahankan (Keown et all, 2011:4).
12
Menurut Rodoni dan Ali (2010:2-3), penjelasan mengenai
fungsi keuangan, antara lain :
a. Keputusan Investasi atau disebut juga the capital budgeting
decision, berkaitan dengan investasi jangka panjang yang harus
dilakukan, baik dalam bentuk tangible asset maupun intangible
asset. Ini merupakan keputusan yang paling penting untuk
pengelolaan perusahaan.
b. Keputusan keuangan/pendanaan. Setelah perusahaan
memutuskan untuk melakukan investasi, hal berikutnya yang
harus dipertimbangkan mengenai sumber dana yang akan
digunakan untuk investasi tersebut. Umumnya terdapat dua
sumber dana, yaitu menerbitkan saham atau melakukan hutang.
c. Keputusan modal kerja bersih (net working capital). Keputusan
ini berkaitan dengan bagaimana perusahaan mengelola dana
untuk keperluan seharihari atau dikatakan berapa besar arus kas
jangka pendek yang dibutuhkan perusahaan untuk membayar
tagihan-tagihannya.
2. Teori Keagenan (Agency Theory).
Menurut Brigham dan Houston (2006), telah lama diketahui
bahwa para manajer mungkin memiliki tujuan-tujuan pribadi yang
bersaing dengan tujuan memaksimalkan kekayaan pemegang saham.
Para manajer diberi kekuasaan oleh para pemilik perusahaan, yaitu
pemegang saham, untuk membuat keputusan, dimana hal ini
13
menciptakan potensi konflik kepentingan yang dikenal sebagai teori
keagenan (agency theory).
Walaupun tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan
para pemegang saham, kenyataannya, masalah keagenan dapat terjadi
pada saat tujuan diimplementasikan. Masalah keagenan (agency
problem) terjadi akibat pemisahan tugas manajemen perusahaan
dengan para pemegang saham (Keown et all, 2011:18).
Menurut Tampubolon (2013:222) Terjadinya konflik keagenan
pada umumnya akibat tuntutan kepentingan masing-masing pihak,
antara lain dilihat dari sisi :
a. Membangun atau proteksi kerajaan (Protector or Build Empire).
Manajer termotivasi untuk meningkatkan skala korporasi menjadi
lebih besar, apabila tingkat kompensasi yang diterimana
manajemen juga besar, tentu dengan asumsi investasi tidak terlalu
besar. Dengan demikian pengaruh kekuasaan yang diberikan
kepada manajerial akan dapat membentuk prestasi yang
berhubungan dengan ukuran korporasi.
b. Teori aliran bebas (Free Cash Flow Theory) Teori ini berdasarkan
konflik yang sering terjadi antara manajerial dengan pemilik
(stockholder’s). Disatu sisi pemilik mempunyai persepsi bahwa
manajerial akan membangun kekuasaan, untuk menentukan sendiri
kompensasi bagi karyawan, dengan pengertian bahwa manajerial
dapat memanfaatkan aliran kas bebas, sehingga pemilik khawatir
14
tingkat earning korporasi maupun earning per-share tidak dapat
maksimal.
Terjadinya konflik kepentingan antara pemilik dan agen
karena kemungkinan agen bertindak tidak sesuai dengan
kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan (agency
cost). Sebagai agen, manajer bertanggung jawab secara moral untuk
mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dengan
memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak. Dengan demikian
terdapat dua kepentingan berbeda di dalam perusahaan dimana
masing-masing pihak berusaha untuk mencapai atau
mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendaki (Ali,
2002).
Oleh karena itu, manajer sudah seharusnya selalu
memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik.
Sinyal yang dapat diberikan oleh manajer yakni melalui
pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting bagi para
pengguna eksternal terutama sekali karena kelompok ini berada
dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya (Ali:2002).
Adanya ketidakseimbangan penguasaan informasi ini akan memicu
munculnya kondisi yang disebut sebagai asimetri informasi
(information asymetry). Dengan adanya asimetri informasi antara
manajemen dengan pemilik akan memberi kesempatan kepada para
15
manajer untuk melakukan manajemen laba (earnings management)
sehingga akan menyesatkan pemilik (pemegang saham) mengenai
kinerja ekonomi perusahaan.
3. Kepemilikan Institusional
Struktur Kepemilikan (ownership structure) merupakan
komposisi modal antara hutang dan ekuitas termasuk juga proporsi
antara kepemilikan saham inside shareholders dan outside
shareholders (Haryono: 2005). Kepemilikan saham dalam sebuah
perusahaan bisa dimiliki oleh perorangan, keluarga dan institusi atau
lembaga atau perusahaan lain. (Darsono: 2009).
Menurut Sukmajaya (2009: 13) dalam Martan (2010: 19)
struktur kepemilikan adalah persentase saham yang dimiliki oleh
insider shareholder dan persentase saham yang dimiliki oleh outsider
shareholder. Rachmawati dan Triatmoko (2007) menyatakan bahwa
dalam hubungannya dengan fungsi monitor, investor institusional
diyakini memiliki kemampuan untuk memonitor tindakan manajemen
lebih baik dibandingkan investor individual. Ada dua perbedaan
pendapat mengenai investor institusional, yaitu :
a. Pendapat pertama didasarkan pada pandangan bahwa investor
institusional adalah pemilik sementara (transfer owner)
sehingga hanya terfokus pada laba sekarang (current earnings).
Perubahan pada laba sekarang dapat mempengaruhi keputusan
16
investor institusional. Jika perubahan ini dirasakan tidak
menguntungkan oleh investor, maka investor dapat melikuidasi
sahamnya. Investor institusional biasanya memiliki saham
dengan jumlah besar, sehingga jika mereka melikuidasi
sahamnya akan mempengaruhi nilai saham keseluruhan.
b. Pendapat kedua memandang investor institusional sebagai
investor yang berpengalaman (sophisticated). Menurut
pendapat ini, investor lebih fokus pada laba masa mendatang
(future earnings) yang lebih besar relative dari laba sekarang.
Rachmawati dan Triatmoko (2007) juga menyebutkan bahwa
investor institusional akan melakukan monitoring secara efektif dan
tidak akan mudah diperdaya dengan tindakan manipulasi yang
dilakukan manajer. Kepemilikan Institusional diharapkan dapat
membantu mengurangi biaya keagenan atas free cash flow dan menjadi
pengganti dari hutang jika kepemilikan institusi dapat memonitor
aktivitas manajemen. Adanya pengawasan yang efektif berkaitan
dengan kebijakan hutang maka penggunaan hutang pun bisa menurun
karena peranan hutang sebagai salah satu alat monitoring sudah diambil
oleh pihak institusional. Hal ini disebabkan karena kepemilikan
mewakili suatu sumber kekuasaan (source of power) yang dapat
digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan
manajemen. Semakin tinggi kepemilikan institusional diharapkan
17
semakin kuat control internal terhadap perusahaan dimana akan dapat
mengurangi agency cost pada perusahaan.
Menurut Susiana dan Herawaty (2007:9), kepemilikan
institusional merupakan presentase saham institusi ini diperoleh dari
penjumlahan atas presentase saham perusahaan yang dimiliki oleh
perusahaan lain baik yang berada di dalam maupun di luar negeri serta
saham pemerintah dalam maupun luar negeri. Kepemilikan
institusional diukur dari presentase antara saham yang dimiliki oleh
institusi dibagi dengan banyaknya saham yang beredar.
4. Kebijakan Hutang
Seberapa jauh sebuah perusahaan menggunakan pendanaan
melalui utang, atau pengungkit keuangan (financial leverage), untuk
selanjutnya kita akan gunakan istilah leverage, akan memiliki tiga
implikasi penting: (1) dengan memperoleh dana melalui utang, para
pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas
perusahaan tersebut dengan sekaligus membatasi investasi yang
mereka berikan. (2) kreditor akan melihat pada ekuitas, atau dana yang
diperoleh sendiri, sebagai suatu batasan keamanan, sehingga semakin
tinggi proporsi dari jumlah modal yang diberikan oleh pemegang
saham, maka semakin kecil resiko yang harus dihadapi kreditor. (3) jika
perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan dana
hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang dibayarkan, maka
18
pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar, atau “diungkit”.
(Brigham & Houston, 2009:101)
Menurut Moeljadi (2006: 235-236) Perusahaan yang sedang
berkembang memerlukan modal yang dapat berasal dari hutang
maupun ekuitas. Hutang mempunyai dua keuntungan. Pertama, bunga
yang dibayarkan dapat dipotong untuk tujuan pajak, sehingga
menurunkan biaya efektif dari hutang. Kedua, pemegang hutang
mendapat pengembalian yang tetap, sehingga pemegang saham tidak
perlu mengambil bagian laba mereka dalam kondisi yang prima.
Namun hutang juga mempunyai beberapa kelemahan. Pertama,
semakin tinggi rasio hutang semakin tinggi pula resiko perusahaan,
sehingga suku bunganya mungkin akan lebih tinggi. Kedua, apabila
sebuah perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan laba operasi
tidak mencukupi untuk menutup beban bunga, maka pemegang
sahamnya harus menutupi kekurangan itu, dan perusahaan akan
bangkrut jika mereka tidak sanggup. Terlalu banyak hutang akan
menghambat perkembangan perusahaan yang pada gilirannya dapat
membuat pemegang saham berpikir dua kali untuk tetap menanamkan
modalnya.
Menurut Modigliani Miller dalam David dan Herdinata (2009)
financial leverage tidak mempengaruhi nilai pasar perusahaan. Hal ini
terjadi karena penggunaan hutang tidak merubah weighted average
cost of capital. Biaya utang lebih kecil dibandingkan biaya modal
19
sendiri. Namun semakin besar penggunaan utang, semakin besar pula
risikonya sehingga biaya modal sendiri akan bertambah. Akan tetapi
hasil penelitiannya yang kedua dengan mengubah asumsi tidak adanya
pajak menjadi adanya pajak terhadap penghasilan perusahaan sebagai
penentu struktur modal perusahaan. Hasilnya menunjukan bahwa
penggunaan utang (leverage) akan meningkatkan nilai perusahaan
karena biaya utang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak.
Apabila pembayaran bunga dapat dipergunakan untuk
mengurangi pembayaran pajak, maka penggunaan hutang memberikan
manfaat bagi para pemilik perusahaan. Dalam keadaan seperti itu,
struktur modal yang terdiri dari 100% modal sendiri bukanlah
merupakan struktur modal yang terbaik. Secara teoritis struktur modal
terbaik adalah struktur modal yang akan meminimumkan biaya modal
perusahaan. Sayangnya penentuan struktur modal yang terbaik ini
tidaklah mudah diestimasi (Husnan dan Pudjiastuti 2004:349).
The pecking orde theory mengatakan bahwa perusahaan lebih
suka untuk menerbitkan hutang dibandingkan saham, jika kondisi
keuangan internal tidak mencukupi. Rule 1; gunaan pendanaan internal
lebih dahulu, Rule 2; terbitkan hutang, kemudian saham terakhir. The
pecking orde theory menjadi ganjil dengan Trade off theory (Rodoni
dan Ali, 2010:146-147):
a. Tidak ada target debt to equity ratio.
20
b. Perusahaan yang menguntungkan menggunakan hutang
lebih sedikit.
c. Perusahaan mempunyai kelonggaran keuangan.
Hutang merupakan salah satu alternatif yang dapat
digunakan perusahaan untuk mengatasi kesulitan keuangan
(Christiawan dan Tarigan,2007). Namun tingkat hutang yang terlalu
tinggi juga dapat meningkatkan resiko kebangkrutan karena
perusahaan mengalami financial distress. Oleh sebab itu manajer
akan berusaha menekan serendah mungkin jumlah hutang yang
dimiliki perusahaan.
5. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar atau kecilnya
suatu perusahaan yang ditentukan dengan batas-batas tertentu yang
sudah ditentukan. Moeljadi (2006: 274) Ukuran perusahaan merupakan
ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan. Suatu perusahaan
yang berukuran besar lebih mudah memperoleh pinjaman
dibandingkan dengan perusahaan kecil.
Menurut Bapepam No.9 tahun 1995 berdasarkan ukuran
perusahaan dapat digolongkan atas 2 kelompok sebagai berikut:
1. Perusahaan Kecil
Perusahaan kecil merupakan badan hokum yang
didirikan di Indonesia yang; (1) memiliki sejumlah
kekayaan (total aset) tidak lebih dari Rp.
21
20.000.000.000; (2) bukan merupakan afiliasi dan
dikendalikan oleh suatu perusahan yang bukan
perusahaan menengah/kecil merupakan reksadana.
2. Perusahaan Menengah/Besar
Perusahaan menengah/besar merupakan kegiatan
ekonomi yang mempunyai kriteria kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan usaha. Usaha ini meliputi usaha
nasional (milik negara atau swasta) dan usaha asing
yang melakukan kegiatan di Indonesia.
Perusahaan kecil dan dalam masa pertumbuhan cenderung
untuk tidak membayarkan dividennya dan perusahaan biasanya baru
akan membagikan labanya dalam bentuk dividen setelah perusahaan
mencapai titik kedewasaan (mature) dalam daur hidupnya. Perusahaan
kecil dengan kesempatan pertumbuhan yang tinggi lebih memilih
seluruh laba bersih operasinya dialokasikan untuk investasi yang
profitable dan tidak menyisakan kas untuk pembayaran dividen.
Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka perusahaan akan
cenderung semakin lebih besar menggunakan modal asing. Hal ini
disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar
pula untuk menunjang operasionalnya dan salah satu alternative
pemenuhannya adalah dengan menggunakan modal asing apabila
modal sendiri tidak mencukupi (Abdul Halim 2009:93).
22
Besar kecilnya perusahaan sangat berpengaruh terhadap
struktur modal, terutama berkaitan dengan kemampuan memperoleh
pinjaman. Perusahaan besar yang telah terdiversivikasi, lebih mudah
untuk memasuki pasar modal, menerima penilaian kredit yang lebih
tinggi dari bank komersial untuk hutang-hutang yang diterbitkan dan
membayar tingkat bunga yang lebih rendah pada hutangnya. Salah satu
alasannya perusahaan lebih mudah menerima pinjaman adalah karena
nilai aktiva dijadikan jaminan lebih besar dan tingkat kepercayaan bank
juga lebih tinggi (Yuli Soesetio, 2008).
6. Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan adalah hasil kegiatan operasional
perusahaan. Kegiatan operasional di dalam laporan keuangan
ditunjukkan oleh pencapaian laba bersih. Laba merupakan selisih
antara revenue dengan expenses. Sehingga manajer dalam
mengelola perusahaan akan berusaha memaksimalkan revenue dan
menekan expenses. Kegiatan memaksimalkan revenue disebut juga
peningkatan profitabilitas, sedangkan menekan expenses disebut
juga peningkatan efisiensi. Kinerja perusahaan akan lebih baik jika
saham perusahaan dimiliki oleh manajer. Manajer merasa lebih
memiliki perusahaan. Manajer tidak lagi sebagai tenaga professional
yang digaji tetapi juga sebagai pemilik perusahaan. Kinerja
perusahaan yang baik akan berdampak pada deviden yang akan
diterima pemegang saham, karena deviden selalu didasarkan pada
23
laba bersih tahun berjalan dan laba bersih adalah ukuran kinerja
perusahaan. Manajer yang memiliki saham perusahaan akan
menikmati pembagian dividen ini. Penelitian Mudambi
menunjukkan bahwa kepemilikan saham oleh manajer
mempengaruhi kinerja perusahaan. Bahkan penelitian ini berhasil
membuktikan arah hubungannya yaitu tidak selalu sama (non-
monotonic).
Menurut Moeljadi (2006) tujuan manajemen keuangan yakni
memaksimalkan harga saham, bukan memaksimalkan laba per
lembar saham seperti ukuran akuntansi. Data akuntansi sangat
memengaruhi harga saham dan untuk memahami bagaimana kinerja
perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi
akuntansi yang di laporkan dalam laporan keuangan. Laporan
keuangan sangat diperlukan oleh manajer untuk meningkatkan
kinerja perusahaan. Sedangkan bagi investor laporan keuangan
berguna untuk mengevaluasi kemungkinan dibayarnya pinjaman
dan bagi pemegang saham berguna untuk meramalkan laba,
dividend dan harga saham. Moeljadi (67:2006).
7. Nilai Perusahaan
Menurut Rodoni dan Ali (2010: 3) Nilai perusahaan dianggap
sebagai “kue bola”. Tujuan dari manajer adalah untuk memperbesar
“kue bola” tersebut. Keputusan struktur pemodalan (capital structure
decision) dapat dilihat sebagai bagaimana baiknya memotong “kue
24
bola” tersebut. Jika bagaimana Anda memotong mempengaruhi ukuran
“kue bola” tersebut, maka keputusan struktur pemodalan ada
pengaruhnya. Pendapat lain dikatakan oleh Suad Husnan (1996: 7)
Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon
pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.
Menurut Brigham dan Houston (2009: 19) menyatakan bahwa
tujuan utama manajemen adalah memaksimalkan kekayaan pemegang
saham, yang diterjemahkan menjadi memaksimalkan harga dari saham
biasa perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan, semakin besar
kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik saham.
Menurut Rodoni dan Ali (2010: 4) untuk dapat menciptakan
value / nilai bagi perusahaan, manajer keuangan harus:
a. Mencoba untuk membuat keputusan investasi yang tepat.
b. Mencoba untuk membuat keputusan pendanaan yang tepat.
c. Keputusan dividen yang tepat dan juga keputusan investasi
modal kerja bersih.
Nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai
perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran
pemegang saham (Brigham dan Gapenski, 1996). Semakin tinggi
harga saham semakin tinggi nilai perusahaan. Kekayaan pemegang
saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham
yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan
25
(financing), dan manajemen aset. Nilai perusahaan dalam penelitian
ini menggunakan pengukuran Price book value menggambarkan
seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu
perusahaan. Perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya
memiliki rasio price book value di atas satu, yang mencerminkan
bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Price book
value yang tinggi mencerminkan tingkat kemakmuran para
pemegang saham, dimana kemakmuran bagi pemegang saham
merupakan tujuan utama dari perusahaan (Weston dan Brigham,
2000).
8. Hubungan Kepemilikan Institusional dan Nilai Perusahaan
Menurut Boediono (2005) Kepemilikan Institusional memiliki
kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses
monitoring secara efektif sehingga mengurangi tindakan manajemen
melakukan manajemen laba. Presentase saham tertentu yang dimiliki
oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan
keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat aktualisasi
sesuai kepentingan pihak manajemen.
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham
perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti
perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan
institusi lain. Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam
memonitor manajemen karena adanya kepemilikan institusional akan
26
mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Monitoring
tersebut tentunya akan menjamin kemakmuran untuk pemegang
saham, pengaruh kepemilikan institusional sebagai agen pengawas
ditekan melalui investasi mereka yang cukup besar dalam pasar modal
(Sukirni, 2012:4).
Nuraina (2012:4) Kepemilikan oleh bank akan menurunkan
kemungkinan perusahaan mengalami kebangkrutan. Namun, apabila
struktur kepemilikan perusahaan dimiliki oleh dewan direksi atau
dewan komisaris maka dewan tersebut justru akan cenderung
melakukan tindakan-tindakan ekspropriasi yang menguntungkannya
secara pribadi. Oleh karena itu dengan kepemilikan perusahaan
dimiliki oleh direksi semakin meningkat maka keputusan yang
diambil oleh direksi akan cenderung untuk menguntungkan dirinya
dan secara keseluruhan akan merugikan perusahaan sehingga
kemungkinan nilai perusahaan akan cenderung mengalami penurunan.
Nilai suatu perusahaan akan lebih tinggi apabila perusahaan
tersebut dimiliki oleh lembaga keuangan yang disponsori oleh bank.
Hal ini menjelaskan bahwa bank, sebagai pemilik perusahaan akan
menjalani fungsi monitoringnya dengan lebih baik dan investor
percaya bahwa bank tidak akan melakukan ekspropriasi atas asset
perusahaan. Selain itu, apabila perusahaan tersebut dimiliki oleh
perbankan maka apabila perusahaan tersebut menghadapi masalah
27
keuangan maka perusahaan akan lebih mudah mendapatkan suntikan
dana dari bank tersebut (Wardhani:2006).
Namun penelitian diatas berbeda dengan penelitia yang
dilakukan oleh Sujoko dan Soebiantoro (2007) yang menemukan
bahwa kepemilikan institusional memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap nilai perusahaan. Karena adanya kepemilikan institusional
menunjukkan bahwa manajemen akan mendapat pengawasan dalam
operasional perusahaan sehingga pengambilan keputusan perusahaan
pun akan lebih efektif dan efisien. Hal ini akan meningkatkan nilai
perusahaan, kepemilikan institusional dimaksudkan untuk
mempertahankan kredibilitas dari laporan keuangan dan perlindungan
terhadap perilaku seperti manajemen laba, pemantauan yang efektif
oleh kepemilikan institusional akan menghubungkan antara
kompensasi dan kinerja. Apabila kompensasi tidak dikaitkan dengan
ukuran kinerja seperti laba, maka akan mengurangi manajemen laba.
Dengan demikian keterkaitan antara kepemilikan institusional
dengan nilai perusahaan, maka dapat dirumuskan melelui hipotesis
dalam penelitian ini sebagai berikut :
Ha1 : terdapat pengaruh antara kepemilikan institusional dengan
nilai perusahaan.
28
9. Hubungan Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan
Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara
resiko dan tingkat pengembalian-penambahan hutang memperbesar
tingkat pengembalian yang diharapkan. Risiko yang makin tinggi
akibat membesarnya hutang cenderung menurunkan harga saham,
tetapi meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan akan
menaikan harga saham tersebut. struktur pendanaan yang optimal
adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara
resiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham.
Semakin terkonsentrasi kepemilikan saham perusahaan
cenderung akan mengurangi hutang. Manajemen akan semakin berhati-
hati dalam melakukan peminjaman, sebab jumlah hutang yang terlalu
tinggi akan menimbulkan resiko financial distress sehingga nilai
perusahaan akan menurun. Jumlah hutang yang melewati titik
optimalnya akan membuat penghematan pajak dari penggunaan hutang
lebih rendah dari pada nilai sekarang dari financial distress dan agency
cost (model trade off) (Sujoko,2007:42). Dalam keputusan
pembelanjaan akan ditentukan perimbangan yang optimal dari berbagai
sumber dana yang akan digunakan. Yang dimaksud dengan struktur
pendanaan adalah perimbangan antara hutanhg dengan modal sendiri
(saham).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sofyaningsih (2011)
menunjukan bahwa kebijakan hutang tidak berpengaruh signifikan
29
terhadap nilai perusahaan. Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan
Nita (2016) juga menyebutkan bahwasanya kebijakan hutang tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Dengan demikian keterkaitan antara kebijakan hutang dengan
nilai perusahaan, maka dapat dirumuskan melelui hipotesis dalam
penelitian ini sebagai berikut :
Ha2 : terdapat pengaruh antara kebijakan hutang dengan nilai
perusahaan.
10. Hubungan Ukuran Perusahaan dan Nilai Perusahaan
Hasil penelitian Soliha dan Taswan (2009) menunjukkan bahwa
variabel size berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Perusahaan besar dapat dengan mudah mengakses ke pasar
modal. Kemudahan untuk mengakses ke pasar modal berarti
perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan
dana, karena kemudahan aksebilitas ke pasar modal dan kemapuannya
untuk memunculkan dana lebih besar. Adanya kemudahan tersebut
ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dan prospek yang baik
sehingga size bisa memberikan pengaruh yang positif terhadap nilai
perusahaan.
Dengan demikian keterkaitan antara kebijakan hutang dengan
nilai perusahaan, maka dapat dirumuskan melelui hipotesis dalam
penelitian ini sebagai berikut :
30
Ha3 : terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan dengan nilai
perusahaan.
11. Hubungan Kinerja Perusahaan dan Nilai Perusahaan
Para investor melakukan overview suatu perusahaan dengan melihat
rasio keuangan sebagai alat evaluasi investasi, karena rasio keuangan
mencerminkan tinggi rendahnya nilai perusahaan. Jika investor ingin
melihat seberapa besar perusahaan menghasilkan return atas investasi
yang akan mereka tanamkan, yang akan dilihat pertama kali adalah
rasio profitabilitas, terutama ROE, karena rasio ini mengukur seberapa
efektif perusahaan menghasilkan return bagi para investor. Semakin
tinggi rasio ini, maka semakin besar nilai profitabilitas perusahaan,
yang pada akhirnya dapat menjadi sinyal positif bagi investor dalam
melakukan investasi untuk memperoleh return tertentu. Tingkat return
yang diperoleh menggambarkan seberapa baik nilai perusahaan di mata
investor. Apabila perusahaan berhasil membukukan tingkat keuntungan
yang besar, maka hal ini akan memotivasi para investor untuk
menanamkan modalnya pada saham, sehingga harga saham dan
permintaan akan saham pun akan meningkat.
Kinerja perusahaan mencerminkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham.
Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar pula
kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya, dan hal ini
berdampak pada kenaikan nilai perusahaan. Dengan rasio return on
31
equity yang tinggi yang dimilki sebuah perusahaan akan menarik minat
investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan. (Dewi dan
Wirajaya:2013)
Ha3 : terdapat pengaruh antara kinerja perusahaan dengan nilai
perusahaan.
B. Penelitian terdahulu
Adapun penelitian terdahulu yang pernah dilakukan adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode
Penelitian
Perbedaan Hasil Penelitian
1 Sri
Sofyaningsih
dan Pancawati
Hardiningsih
(2011)
Struktur
Kepemilikan,
Kebijakan
Dividen,
Kebijakan hutang
dan Nilai
Perusahaan.
Regresi
Linier
Berganda
Penelitian
ini meniliti
variabel
kebijakan
dividen dan
tidak
meneliti
ukuran
perusahaan.
Objek
penelitian
ini adalah
perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di
BEI
Kepemilikan
manajerial, ukuran
perusahaan,
pertumbuhan
perusahaan dan
kinerja perusahaan
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan,
kepemilikan
institusional ,
kebijakan dividen
dan kebijakan
hutang, tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan
2 Faisal (2013) Pengaruh
Kepemilikan
Insider, dan
kebijakan hutang
terhadap nilai
perusahaan
Regresi
Linear
Berganda
Penelitian
ini meneliti
Kepemilika
n Insider
dan tidak
meneiliti
Kepemilika
n
Berdasarkan hasil
penelitian dapat
diambil beberapa
simpulan. Pertama,
hipotesis 1 secara
parsial tidak
sepenuhnya
didukung, karena
32
No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode
Penelitian
Perbedaan Hasil Penelitian
manufaktur di
BEI
Manajemen
dan Ukuran
perusahaan
dan objek
dalam
penelitian
ini adalah
manufaktur
yang
terdaftar di
BEI
ISDR Over 25
tidak signifikan
secara statistik,
sementara ISDR 0
to 5 dan ISDR 5 to
25 signifikan
secara statistic,
Kedua, hipotesis 2
secara parsial
didukung.
Kebijakan hutang
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan. Ketiga,
hipotesis 3
didukung.
Kepemilikan
insider (ISDR 0 to
5, ISDR 5 to 25,
dan ISDR Over
25), kebijakan
hutang
(LEVERAGE) dan
variabel kontrol
yang terdiri dari
ukuran perusahaan
(SIZE),
profitabilitas
perusahaan (ROA),
dan umur
perusahaan (AGE)
secara bersama-
sama berpengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan.
Kempat, pengujian
pengaruh
kepemilikan insider
terhadap nilai
perusahaan lebih
tepat menggunakan
model piecewise
33
No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode
Penelitian
Perbedaan Hasil Penelitian
linear regression
daripada model
regresi OLS biasa.
3 Dwi Sukirni
(2012)
Kepemilikan
Manajerial,
Kepemilikan
Institusional,
Kebijakan
Dividen, dan
Kebijakan Hutang
Analisis Terhadap
Nilai Perusahaan
Analisis
Deskriptif
dan regresi
linear
berganda
Penelitian
ini tidak
meneliti
ukuran
perusahaan
dan kinerja
perusahaan
Adapaun
kesimpulannya
yaitu :
Kepemilikan
manajerial
berpengaruh
negatif secara
signifikan terhadap
nilai perusahaan,
kepemilikan
institusional
berpengaruh positif
secara signifikan
terhadap nilai
perusahaan,
kebijakan deviden
berpengaruh positif
secara tidak
signifikan terhadap
nilai perusahaan,
kebijakan hutang
berpengaruh positif
secara signifikan
terhadap nilai
perusahaan,
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional,
kebijakan deviden
dan kebijakan
hutang
berpengaruh secara
bersama-sama
terhadap nilai
perusahaan
4 Elva Nuraina
(2012)
pengaruh
Kepemilikan
Institusional dan
Regresi
Liner
Berganda
Penelitian
ini hany
mengukur
Pada variabel
kepemilikan
institusional dan
34
No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode
Penelitian
Perbedaan Hasil Penelitian
Ukuran
Perusahaan
terhadap
Kebijakan Hutang
dan Nilai
perusahaan
variabel
kepemilikan
institusional
dan ukuran
perusahaan
dan objek
yang diteliti
adalah
sektor
Manufaktur
di BEI.
ukuran perusahaan
berpengaruh
signifikan dengan
nilai perusahaan,
kepemilikan
institusional
berpengaruh
terhadap kebijakan
hutang, ukuran
perusahaan tidak
berpengaruh
terhadap kebijakan
hutang
5 Sumanti dan
Mangantar
(2015)
Analisis
Kepemilikan
Manajerial,
Kebijakan
Hutang, dan
Profitabilitas
Terhadap
Kebijakan
Dividen dan Nilai
Perusahaan Pada
Perusahaan
Manufaktur Yang
Terdaftar di BEI
Path
Analysis
Penelitian
ini meneliti
Profitabilita
s dan
menggunak
an variable
intervening
dan
objeknya
adalah
perusahaan
manufaktur
yg ada di
BEI
Hasilnya
kepemilikan
manajerial
berpengaruh
signifikan terhadap
kebijakan dividen,
kebijakan hutang
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
kebijakan dividen,
profitabilitas tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
kebijakan dividen,
Kepemilikan
manajerial tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan,
Profitabilitas
berpengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan,
Kebijakan dividen
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan.
35
No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode
Penelitian
Perbedaan Hasil Penelitian
6. Umi Mardiyati,
Gatot Nazir
Ahmad dan Ria
Putri (2012)
Pengaruh
kebijakan dividen
,kebijakan hutang
dan profitabilitas
terhadap nilai
perusahaan
manufaktur
yang terdaftar
di bursa efek
indonesia (BEI)
periode 2005-
2010
Metode
Kausal
Komparatif
Penelitian
ini
menganalisi
s kebijakan
dividen
terhadap
nilai
perusahaan,
dan
menggunak
an metode
kausal
komparatif.
Objek
penelitianny
a
perusahaan
manufaktur
Hasilnya kebijakan
dividend dan
kebijakan hutang
tidak berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan dan
profitabilitas
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan
7. Hesti Setyorini
Pamungkas dan
Abriyani
Puspaningsih
(2013)
Pengaruh
keputusan
investasi,
keputusan
pendanaan,
kebijakan
dividend dan
ukuran
perusahaan
terhadap nilai
perusahaan
Regresi
Linier
Berganda
Penelitian
ini meneliti
variable
keputusan
investasi
dan
keputusan
pendanaan
serta
kebijakan
dividen.
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa keputusan
investasi
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan.
Meskipun
demikian,
keputusan
pendanaan,
kebijakan dividend
dan ukuran
perusahaan tidak
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan.
8. Georgeta
Vintila and
Stefan Cristian
Gherghina
(2014)
The Impact of
Ownership
Concentration on
Firm Value.
Empirical Study
of The Bucharest
Regresi
Data Panel
Variabel
yang
digunakan
adalah
kepemilikan
institusional
besar dan
Hasilnya
menunjukan bahwa
kepemilikan
institusional
mempunyai
pengaruh yang
36
No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode
Penelitian
Perbedaan Hasil Penelitian
Stock Exchange
Listed Companies
kepemilikan
institusional
kecil dan
objek
penelitian di
bursa
Rumania
signifikan terhadap
nilai perusahaan
9. Hamidon Katan
dan Fauzias
Mat Noor
(2015)
Institutional
Ownership
Heterogeneity and
Firm Performance
: Evidence from
Malaysia
Regresi
Linier
hirarkis
Penelitian
ini
membagi
jenis
kepemilikan
institusional
menjadi
kepemilikan
dedicated
dan
kepemilikan
sementara
dan objek
penelitian
ini adalah
perusahaan
yang
terdaftar di
bursa saham
Malaysia
Kepemilikan
dedicated tidak
berpengaruh
terhadap kinerja
perusahaan,
kepemilikan
sementara
berpengaruh
terhadap kinerja
perusahaan.
Sumber : Penelitian terdahulu
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran mengenai pengaruh kepemilikan
institusional, kebijakan hutang, ukuran perusahaan dan kinerja perusahaan
terhadap nilai perusahaan,maka hipotesis yang dikembangkan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis uji signifikansi secara parsial (Uji T) dapat dijelaskan sebagai
berikut:
37
H0 : β1, β2, β3, β4 = 0 Diduga variabel independen kepemilikan
institusional, kebijakan hutang, ukuran perusahaan dan kinerja
perusahaan tidak berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan.
Ha : β1, β2, β3, β4 ≠ 0 Diduga variabel independen kepemilikan
institusional, kebijakan hutang, ukuran perusahaan dan kinerja
perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan.
2. Hipotesis uji signifikansi secara simultan (Uji F) dapat dijelaskan
sebagai berikut:
H0 : β1, β2, β3, β4 = 0 Diduga variabel independen kepemilikan
institusional, kebijakan hutang, ukuran perusahaan dan kinerja
perusahaan tidak berpengaruh secara simultan terhadap nilai
perusahaan.
Ha : β1, β2, β3, β4 ≠ 0 Diduga variabel independen kepemilikan institusional,
kebijakan hutang, ukuran perusahaan dan kinerja perusahaan
berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan.
38
D. Kerangka Pemikiran
Skema kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan (PBV)
Variabel Independen :
Kepemilikan Institusional (INST),
Kebijakan Hutang (DER), Ukuran
Perusahaan (FIRMSIZE), Kinerja
Perusahaan (ROE)
Model Estimasi Data Panel
Common Effect Fixed Effect Random effect
Uji Chow Uji Hausman
Multikolinieritas Normalitas
Bursa Efek Indonesia
Autokorelasi Heterokedastisitas
Uji Asumsi Klasik
Adjusted 𝑅2 Uji T Uji F
Interpretasi
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bersifat studi kasus dengan cara mengumpulkan,
mempelajari, menganalisis dan mengintegrasikan variabel-variabel dari
hasil publikasi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada sektor Property, Real Estate dan Konstruksi
Bangunan pada periode penelitian dan diolah berdasarkan kriteria-kriteria
pengambilan sampel yang ditentukan peneliti.
Objek penelitian terbatas pada perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sektor Property, Real Estate
dan Konstruksi Bangunan selama periode tahun 2010 sampai dengan 2015.
Adapun variabel yang digunakan untuk menganalisis perbedaan tersebut
adalah kepemilikan institusional (INST), kebijakan hutang (DER), ukuran
perusahaan (FIRMSIZE), kinerja perusahaan (ROE) dan nilai perusahaan
(PBV).
B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel
Menurut Priadana dan Muis (2009: 103), populasi adalah
sekelompok orang, kejadian atau gejala sesuatu yang mempunyai
karakteristik tertentu. Dengan kata lain, populasi adalah keseluruhan dari
objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
terdaftar pada Property, Real Estate dan Konstruksi Bangunan di Bursa
Efek Indonesia (BEI).
40
Sampel adalah sebagian elemen-elemen populasi (Priadana dan
Muis,2009: 103). Tujuan mengapa dalam penelitian ini dilakukan sampling
karena jumlah atau populasi yang sangat besar sehingga keterbatasan
peneliti untuk dapat meneliti populasi. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling, dimana sampel
yang dipilih dengan cermat hingga relevan dengan kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan sektor Property, Real Estate dan Konstruksi Bangunan yang
terdaftar di BEI selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2015.
2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tahunan yang telah
diaudit selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2015.
3. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan tahunan (annual report)
tahun 2010 sampai dengan tahun 2015, memiliki data keuangan dan data
pasar yang lengkap.
4. Perusahaan yang mempunyai kelengkapan data mengenai kepemilikan
institusional, debt to equity ratio, ukuran perusahaan dan ROE.
41
Tabel 3.1
Rincian Jumlah Sampel
Kriteria
Tidak
Memenuhi
Kriteria
Jumlah
Perusahaan yang terdaftar di BEI selama
tahun 2010-2015 - 532
Perusahaan yang bukan sektor Property,
Real Estate dan kontruksi bangunan selama
periode tahun 2010-2015
(473) 59
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan
keuangan selama periode tahun 2010-2015 (18) 41
Perusahaan dengan data tidak lengkap (tidak
memiliki data kepemilikan institusional, data
DER, data total aset, ROE maupun data yang
menunjang untuk menghitur PBV selama
periode 2010-2015)
(22) 19
Jumlah sampel penelitian dalam setahun 19
Tahun Penelitian 6
Jumlah observasi penelitian 114
Selengkapnya mengenai rincian sampel penelitian dapat dilihat pada
tabel 3.1 berikut ini:
42
Tabel 3.2
Daftar Perusahaan Sampel
NO KODE NAMA EMITEN
1 APLN Agung Podomoro Land Tbk
2 ASRI Alam Sutera Reality Tbk
3 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk
4 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk
5 BCIP Bumi Citra Permai Tbk
6 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk
7 BKDP Bukit Darmo Property Tbk
8 BKSL Sentul City Tbk
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk
10 CWLL Cowell Development Tbk
11 CTRA Ciputra Development Tbk
12 DILD Intiland Development Tbk
13 DGIK Duta Graha Indah Tbk
14 GMTD Goa Makassar Tourism
Development Tbk
15 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk
16 PTPP Pembangunan Perumahan (Persero)
Tbk
17 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk
18 TOTL Total Bangun Persada Tbk
19 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yang merupakan data sekunder. Data sekunder yaitu data yang
43
diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh
dan dicatat oleh pihak lain) (Indriantoro dan Supomo, 2002) berupa laporan
keuangan tahunan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama enam tahun berturut-turut mulai periode tahun 2010 sampai dengan
tahun 2015. Data kuantitatif tersebut diukur dalam suatu skala rasio dan
skala nominal.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh dan didapatkan dengan cara :
1. Metode dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat,
mengkaji data sekunder secara tidak langsung melalui media perantara
yang berupa annual report dari seluruh perusahaan Property, Real
Estate dan Konstruksi Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2010 sampai dengan 2015.
2. Metode studi pustaka, yaitu dengan melakukan telaah pustaka,
eksplorasi dan mengkaji berbagai literatur pustaka seperti jurnal, tesis,
surat kabar, dan sumber-sember lain yang berkaitan dengan penelitian.
Hal ini disebabkan kepustakaan adalah bahan utama dalam penelitian
data sekunder (Indriantoro dan Supomo, 2002).
D. Metode Analisis Data
1. Analisis data panel
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi data
panel. Data panel adalah data yang terdiri atas beberapa variabel seperti
44
pada data seksi silang, namun juga memiliki unsur waktu seperti pada data
runtut waktu (Winarno, 2015:10.2)
Uji regresi data panel dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui hubungan antara empat variabel independen yaitu Kepemilikan
institusional, Kebijakan Hutang, Ukuran Perusahaan dan Kinerja
Perusahaan terhadap variabel dependen Nilai Perusahaan.
Pengelolaan data dalam penelitian ini menggunakan Software
Eviews 9 untuk menjelaskan hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen melalui data panel. Eviews dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang berbentuk time series, cross section,
maupun data panel (Winarno, 2015:1.1). Software Microsoft Office Excel
2013 juga digunakan untuk mempermudah pengelolaan data seperti
pembuatan grafik, tabel, dan lain-lain.
Menurut Agus Widarjono (2013:353) penggunaan data panel dalam
sebuah observasi penelitian memiliki beberapa keuntungan yang dapat
diperoleh. Pertama, data panel yang merupakan gabungan dua data time
series dan cross section mampu menyediakan data yang lebih banyak
sehingga akan menghasilkan Degree of Freedom yang lebih besar. Kedua,
menggabungkan informasi dari data time series dan cross section dapat
mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah penghilangan variabel
(omitted variabel).
Uji regresi data panel penelitian ini meliputi periode pada tahun
2010-2015 dengan beberapa jenis responden (perusahaan) yang terdiri dari
45
19 perusahaan Property, Real Estate dan Konstruksi Bangunan serta
beberapa jenis variabel yang terdiri dari PBV(variabel dependent) dan
INST, DER , FIRMSIZE, dan ROE (variabel independent).
Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh dari beberapa variabel
seperti INST, DER, FIRMSIZE dan ROE terhadap variabel dependen yaitu
PBV. Maka model penelitian ini akan berbentuk sebagai berikut :
Dimana :
𝑃𝐵𝑉𝑖𝑡 = Rasio PBV pada periode t
INSTit = Rasio kepemilikan institusional pada
periode t
𝐷𝐸𝑅𝑖𝑡 = Debt to equity ratio pada periode t
𝐹𝐼𝑅𝑀𝑆𝐼𝑍𝐸𝑖𝑡 = total asset pada periode t
𝑅𝑂𝐸𝑖𝑡 = Pengembalian modal pada periode t
Menurut Widarjono (2009:231) ada beberapa pendekatan yang dapat
digunakan untuk mengestimasi model regresi dengan menggunakan data
panel, antara lain :
a. Model Common Effect
Teknik yang paling sederhana untuk menestimasi data panel
adalah hanya dengan mengkombinasikan data time series dan cross
section, dengan hanya menggabungkan data tersebut tanpa melihat
perbedaan antar waktu dan individu maka kita bisa menggunakan
𝑃𝐵𝑉 𝑄𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1𝐼𝑁𝑆𝑇𝑖𝑡 + 𝛽2𝐷𝐸𝑅𝑖𝑡 + 𝛽3𝐹𝐼𝑅𝑀𝑆𝐼𝑍𝐸𝑖𝑡 + 𝛽4𝑅𝑂𝐸𝑖𝑡𝜀𝑖𝑡
46
metode OLS untuk mengestimasi model data panel. Metode ini dikenal
dengan estimasi Common Effect. Dalam pendekatan ini tidak
memperhatikan dimensi individu maupun waktu. Diasumsikan bahwa
perilaku data antarperusahaan sama dalam berbagai kurun waktu.
Model persamaannya adalah sebagai berikut (Widarjono, 2013:355) :
Dimana :
Yit : Variabel dependen
X1 : Variabel independen 1
X2 : Variabel independen 2
i : Cross section
t : Time series
b. Model Fixed Effect
Model Fixed Effect adalah model estimasi data panel dengan
menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan
intersep. Pengertian Fixed Effect didasarkan pada adanya perbedaan
intersep antara perusahaan namun intersepnya sama antar waktu (time
in variant). Disamping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa
koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan antar waktu
(Widarjono, 2013:356-357). Pendekatan dengan variabel dummy ini
dikenal dengan sebutan Fixed Effect Model atau Least Square Dummy
Variable (LSDV). Bentuk persamaan dalam Model Fixed Effect adalah
sebagai berikut :
Yit = β0 + β1In X1it + β2 In X2it + eit
47
Dimana :
i : 1,2,...,n
t : 1,2,...,t
D : Dummy
c. Model Random Effect
Dimasukkannya variabel dummy didalam Fixed effect model
bertujuan untuk mewakili ketidakpastian tentang model yang
sebenarnya. Namun, ini membawa konsekuensi berkurangnya derajat
kebebasan (degree of freedom) yang pada akhirnya mengurangi
efisiensi parameter. Untuk mengatasi masalah ini bisa menggunakan
variabel gangguan (error terms) yang dikenal dengan Random effect
model. Metode yang tepat digunakan untuk mengestimasi Random
Effect adalah Generalized Least Square (GLS) sebagai estimatornya,
karena dapat meningkatkan efisiensi dari least square (Widarjono,
2009:235-237).
Bentuk umum persamaan dalam Model Random Effect adalah
sebagai berikut :
Dimana :
ui ~ N (0, δu2) : komponen cross section error
Yit = β0 + β1In X1it + β2 In X2it + β3 D1+ β4 D2+ ... + eit
Yit = α1 + bjXj + eitdengan eit = ui +vt + wit
48
vt ~ N (0, δv2) : komponen time series error
wit ~ N (0, δw2) : komponen eror kombinasi
2. Tahap Analisis Data
Untuk memilih model yang paling tepat untuk mengolah data
panel, terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan, diantaranya:
a. Uji Chow
Uji Chow adalah uji statistic untuk memilih suatu model
yang tepat apakah menggunakan Common Effect Model atau Fixed
Effect Model. (Widarjono, 2009:238). Hipotesis dalam uji Chow
adalah:
𝐻0 : Common Effect model atau Pooled OLS
𝐻1 : Fixed Effect model
Untuk mengetahui apakah teknik regresi data panel dengan
Fixed Effect Model lebih baik dari Common Effect Model dengan
menggunakan uji F dan melihat Residual Sum of Squares (RSS).
Adapun uji F statistiknya adalah sebagai berikut:
𝐹𝑅𝑆𝑆1 − 𝑅𝑆𝑆2/𝑚
𝑅𝑆𝑆2/(𝑛 − 𝑘)
Dimana RSS1 adalah Residual Sum of Squares dari Common
Effect Model RSS2 adalah Residual Sum of Squares dari Fixed Effect
Model. Sedangkan m merupakan jumlah restriksi atau pembatasan
di dalam model tanpa variabel dummy (Common Effect Model).
(Widarjono, 2009:238)
49
Nilai statistic F hitung akan mengikuti distribusi statistic F
dengan derajat kebebasan (df) sebanyak untuk numerator dan
sebanyak n – k untuk denominator. (Widarjono, 2009:238)
Menurut Widarjono (2009:238) dasar penolakan terhadap
hipotesis diatas adalah dengan membandingkan perhitungan antara
Fhitung dengan Ftabel. Perbandingan yang dipakai adalah sebagai berikut:
Jika hasil dari Fhitung > Ftabel = H0 ditolak
Jika hasil dari Fhitung< Ftabel = H0 diterima
b. Uji Hausman
Uji hausman merupakan uji statistik untuk memilih apakah
menggunakan model Fixed Effect atau Random Effect. Statistic uji
Hausman ini mengikuti distribusi statistic chi-square dengan degree
of freedom (df) sebanyak dimana adalah jumlah variabel
independen. (Widarjono, 2009:240-241). Hipotesisnya adalah :
𝐻0 : Random Effect Model
𝐻1 : Fixed Effect model
Jika nilai statistik Hausman lebih besar dari nilai kritisnya
(chi-square) maka model yang tepat adalah Fixed Effect Model.
Sedangkan sebaliknya, apabila nilai statistic Hausman lebih kecil
dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah model Random
Effect. (Widarjono, 2009:241).
50
3. Uji Dasar Asumsi Klasik
Menurut Widarjono (2009:101), dalam melakukan analisis
regresi berganda harus memenuhi beberapa persyaratan dan berhasil
melewati serangkaian asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas,
multikolinearitas, heteroskedastisitan dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai
residual yang telah terstandarisasi dalam model regresi berdistribusi
normal atau tidak. Tidak terpenuhinya normalitas pada umumnya
disebabkan karena distribusi data yang dianalisis tidak normal,
karena terdapat nilai ekstrem pada data yang diambil. Nilai ektrem
ini dapat terjadi karena adanya kesalahan dalam pengambilan
sampel, bahkan karena kesalahan dalam melakukan input data atau
memang karena karakteristik data tersebut sangat jauh dari rata-rata
(Suliyanto, 2011:69). Pada penelitian ini penulis menggunakan uji
normalitas dengan cara uji statistik menggunakan teknik Jarque
Bera.
Hipotesis yang digunakan :
𝐻0 : Residual dari model berdistribusi normal
𝐻1 : Residual dari model tidak berdistribusi normal
Setelah dilakukan pengujian maka hasil dari pengujian
tersebut dibandingkan dengan α=0,05. jika nilai probabilitas
signifikansi data yang diuji > 0.05 maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak,
51
namun jika nilai probabilitas data <0,05 maka 𝐻0 ditolah dan
𝐻1 diterima. (Ghozali, 2013:hip)
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi yang terbentuk ada atau tidaknya korelasi yang tinggi
atau sempurna di antara variabel bebas. Jika dalam model regresi
yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna di antara
variabel bebas maka model regresi tersebut dinyatakan mengandung
gejala multikolinier. (Suliyanto, 2011:61).
Multikolinieritas merupakan hubungan linier antara variabel
independen di dalam regresi berganda. Oleh karena itu peneliti tidak
mendeteksi multikolinieritas dengan menguji koefisien korelasi (r)
antar variabel independen. Sebagai aturan main yang kasar (rule of
thumb), jika koefisien korelasi cukup tinggi katakanlah 0,85 maka
kita duga model tersebut tidak mengandung unsur multikolinieritas.
(Widarjono, 2009:106)
c. Uji Autokorelasi
Secara harfiah autokorelasi berarti adanya korelasi antara
anggota observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu.
Dalam kaitannya dengan asumsi metode OLS, autokorelasi
merupakan korelasi antara satu variabel gangguan dengan variabel
gangguan yang lain. Sedangkan salah satu asumsi penting metode
OLS berkaitan dengan variabel gangguan adalah tidak adanya
52
hubungan antara variabel gangguan satu dengan variabel gangguan
yang lain (Widarjono, 2013:137).
Nama lain dari uji breusch-godfrey adalah uji Lagrange-
Multiplier (Pengganda Lagrange) (Winarno, 2015:5.33). Guna
memastikan apakah model regresi linier terbebas dari autokorelasi,
dapat menggunakan metode Brusch-Godfrey atau LM (Lagrange
Multiplier) Test.(Iqbal:2015)
Apabila nilai Prob-F lebih besar dari dari tingkat signifikansi
0.05, maka uji hipotesis H0 diterima yang artinya tidak terjadi
autokorelasi. Sebaliknya, apabila nilai Prob-F lebih kecil dari tingkat
signifikansi 0.05 maka dapat disimpulkan terjadi autokorelasi (Iqbal:
2015).
d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan adanya varian variabel pada
model regresi yang tidak sama (konstan). Jika varian variabel pada
model regresi memiliki nilai yang sama maka disebut dengan
homoskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya masalah
heteroskedastisitas dapat digunakan metode analisis grafik dan
metode statistik. Metode analisis grafik dilakukan dengan
mengamati scatterplot di sumbu horizontal menggambarkan nilai
Predicted Standardized sedangkan sumbu vertical menggambarkan
nilai Residual Studentized. Jika scatterplot membentuk pola
tertentu, hal itu menunjukkan adanya masalah heteroskedastisitas
53
pada model regresi yang dibentuk. Sedangkan jika scatterplot
menyebar secara acak maka hal itu menunjukkan tidak terjadinya
masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk.
(Suliyanto, 2011:97)
Dalam penelitian ini pengujian heteroskedastisitas dilakukan
dengan metode Park (Uji Park). Pengambilan keputusan dalam uji
Park ini adalah jika β signifikan maka terdapat pengaruh variabel
bebas terhadap nilai ln residual kuadrat sehingga dapat dinyatakan
terdapat gejala heteroskedastisitas. Demikian pula sebaliknya
(Suliyanto, 2011: 102). Dalam penelitian ini tingkat signifikansi
yang digunakan adalah α = 5%.
4. Pengujian Signifikansi
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F merupakan uji signifikan simultan yang melihat
pengaruh variabel independen (dalam penelitian ini INST, DER,
FIRMSIZE,ROE) terhadap variabel dependen (PBV).
Dalam melakukan uji keseluruhan atau simultan melalui uji
Fhitung setiap software regresi selalu menghitung Fhitung secara
otomatis. Sedangkan untuk mencarai nilai dari Ftabel diambil
berdasarkan besarnya α dan degree of freedom (df) dimana besarnya
ditentukan oleh numerator (k-1) dan denominator (n-k). n disini
adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah parameter estimasi
termasuk intersep atau konstanta.(Widarjono, 2009:69)
54
Jika F-hitung > F-tabel (α ; n-k; k-1), maka H0 ditolak
Jika F-hitung < F-tabel (α ; n-k; k-1), maka H0 diterima
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji T)
Uji t digunakan untuk membuktikan apakah variabel
independen secara individu mempengaruhi variabel dependen
dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Uji ini dilakukan
dengan memperbandingkan t-hitung denga t-tabel.
Nilai t-hitung dicari dengan formula sebagai berikut: (Widarjono,
2009:65)
𝑡 =𝐵1
𝑠𝑒(𝐵1)
Dimana :
βi : Koefisien regresi variable Xi
Se(βi) : Standar error variabel Xi
Nilai t-hitung umumnya terlah disediakan oleh setiap
software regresi. Sedangkan untuk memperoleh nilai t-tabel
ditentukan oleh tingkat signifikansi 5% dengan degree of freedom
(df) = (n-k), dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah
parameter estimasi termasuk intersep.
Menurut Widarjono (2009:65) keputusan menolak dan
menerima 𝐻0 sebagai berikut :
Jika nilai t-hitung > nilai t kritis maka H0 ditolak atau
menerima Ha
55
Jika nilai t-hitung < nilai t kritis maka H0 diterima atau
menolak Ha.
c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted 𝑹𝟐)
Menurut Purwanto dan Suharyadi (2013:126), koefisien determinasi
adalah bagian dari variasi total variabel dependen yang dapat
diterangkan oleh variasi variabel independen. Jadi koefisien
determinasi adalah kemampuan variabel independen mempengaruhi
variabel dependen. Semakin besar koefisien determinasi menunjukkan
semakin baik kemampuan variabel independen dalam menerangkan
variabel dependen.
Salah satu persoalan besar penggunaan koefisien determinasi
𝑅2 dengan demikian adalah nilai 𝑅2 selalu naik ketika kita menambah
variabel independen X dalam model walaupun penambahan variabel
dependen Y belum tentu mempunyai justifikasi atau pembenaran dari
teori ekonomi ataupun logika ekonomi. (Widarjono, 2013:70)
E. Pengukuran Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel
dependen dan variable independen dengan rincian sebagai berikut:
1. Variable Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau
tertanggung oleh variabel lain. Variabel dependen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan pada
56
𝑷𝑩𝑽 =𝑴𝒂𝒓𝒌𝒆𝒕 𝑷𝒓𝒊𝒄𝒆 𝒑𝒆𝒓 𝑺𝒉𝒂𝒓𝒆
𝑩𝒐𝒐𝒌 𝑽𝒂𝒍𝒖𝒆 𝒑𝒆𝒓 𝑺𝒉𝒂𝒓𝒆
penelitian ini diukur menggunakan PBV Ratio dengan rumus
sebagai berikut :
Dimana :
Market Price per Share : Harga per lembar saham
Book Value per Share : nilai buku per lembar saham
2. Variabel Independen
Variabel independen ini sering disebut variabel tidak terikat
atau bebas. Variabel ini diwakili oleh Kepemilikan Institusinal,
kebijakan hutang, ukuran perusahaan dan kinerja perusahaan. Yang
termasuk variabel independen adalah sebagai berikut :
a. Kepemilikan Instituional
Kepemilikan Institusional adalah prosentase saham
perusahaan yang dimiliki oleh pihak institusi). Variabel kepemilikan
institusional diukur dengan persentase jumlah saham yang dimiliki
institusi minimal 10% terhadap total saham perusahaan.Adapun
rumusnya sebagai berikut (Nuraina:2012) :
𝐈𝐍𝐒𝐓 =𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐈𝐧𝐬𝐭𝐢𝐭𝐮𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐁𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐫
57
b. Kebijakan Hutang (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) adalah perbandingan total
kewajiban dengan ekuitas harga saham. Debt to Equity Ratio (DER)
menunjukan jumlah aktiva yang disediakan oleh kreditor untuk setiap
dolar aktiva yang disediakan oleh pemilik perusahaan. Jika rasio ini
buruk maka perusahaan akan memiliki masalah riil jangka panjang,
salah satunya adalah kebangkrutan.
(Sumber: Sukirni:2012)
c. Ukuran Perusahaan
Variabel ini merupakan rasio logaritma natural dari
penjualan (sales). Menurut Tittman dan Wessels (1988) dalam
Yustina (2010) perusahaan yang diukur melalui logaritma natural
dari total Asset (Ln total asset). Total asset dijadikan sebagai
indikator ukuran perusahaan karena sifatnya jangka panjang
dibandingkan dengan penjualan. Sedangkan logaritma natural
digunakan untuk meminimalkan varian dari model penelitian Total
Asset memiliki satuan miliaran rupiah sedangkan variabel
independen yang lain menggunakan persen (%), maka agar
variannya minimal logaritma natural total asset. Rumus ukuran
perusahaan adalah :
𝐃𝐄𝐑 =𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠
𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐨𝐝𝐚𝐥 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢
58
d. Kinerja Perusahaan
Analisis terhadap kinerja perusahaan pada umumnya
dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan, yang mencakup
pembandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam
industry yang sama dan mengevaluasi kecenderungan posisi
keuangan sepanjang waktu. Sebetulnya, ada beberapa teknik analisis
yang dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan, namun
yang paling umum dan sering digunakan adalah analisis rasio.
Analisis rasio tersebut akan memberikan gambaran atau pengukuran
relative dari operasi perusahaan. Moeljadi (2006:6). Adapun
rumusnya yaitu:
𝑹𝑶𝑬 =𝑬𝑨𝑻
𝑬𝑸𝑼𝑰𝑻𝒀
U𝒌𝒖𝒓𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂𝒂𝒏 = 𝑳𝒏(𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒂𝒔𝒆𝒕)
59
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek yang di teliti penulis pada penelitian ini adalah perusahaan-
perusahaan sektor property, real estate dan kontruksi bangunan selama
periode 2010-2015. Berikut adalah profil singkat perusahaan yang menjadi
objek penelitian. (sumber : www.idx.co.id)
a. PT Agung Podomoro Land Tbk.
APLN didirikan pada tanggal 30 Juli 2004 dengan nama PT Tiara
Metropolitan Jaya. APLN, adalah perusahaan yang terdaftar sebagai
flagship (IDX: APLN) dari Agung Podomoro Group (APG), adalah
salah satu pengembang real estate dengan pertumbuhan tercepat dan
terbesar di Indonesia dengan kepentingan superblock, property ritel,
perkantoran, apartemen, perumahan dan hotel. Dari tahun 1973 sampai
sekarang, anggota APG telah menyelesaikan atau memulai
pembangunan lebih dari 70 proyek property, dengan mayoritas
ditujukan kepada kelas menengah Segmen masyarakat, dengan proyek
mulai dari apartemen dengan biaya rendah hingga apartemen kelas atas
di Jakarta Selatan, high end dan mal sekitar, ruko, hotel dan Menara
perkantoran.
b. PT Alam Sutera Realty Tbk
PT Alam Sutera Tbk (“perusahaan”) didirikan pada tanggal 3
November 1993 dengan nama PT Adhihutama Manunggal oleh
60
Harjanto Tirtohadiguno beserta keluarga yang memfokuskan kegiatan
usahanya dibidang property. Perusahaan mengganti nama menjadi PT
Alam Sutera Realty Tbk dengan akta tertanggal 19 September 2007 No.
71 dibuat oleh Misahardi Wilamarta, S.H., notaris di Jakarta. Pada 18
Desember 2007, perusahaan menjadi perusahaan public dengan
melakukan penawaran umum di Bursa Efek Indonesia.
Setelah lebih dari 19 tahun sejak didirikan. Perusahaan telah menjadi
pengembang property terintegrasi yang memfokuskan kegiatan
usahanya dalam pembangunan dan pengelolaan perumahan, kawasan
komersial, kawasan industry dan juga pengelolaan pusat perbelanjaan,
pusat rekreasi dan perhotelan (pengembangan kawasan terpadu).
Pada tahun 1994 perusahaan mulai mengembangkan proyek
pertama di kawasan terpadu bernama Alam Sutera yang terletak di
Serpong, Tangerang. Pengembangan tahap pertama dari Alam Sutera
sudah selesai dilakukan dan saat ini perusahaan memfokuskan untuk
pengembangan tahap kedua yang lebih menitik beratkan kepada
pembangunan area komersial. Seiring dengan pengembangan Alam
Sutera tahap kedua, pada tahun 2012 perusahaan juga memasarkan
beberapa cluster baru di proyek Suvarna Padi Golf Estate, Pasar Kemis,
Tangerang dan melakukan akuisisi atas beberapa asset dilokadi strategis
di Bali dan gedung perkantoran di Jakarta.
61
c. PT Adhi Karya (Persero) Tbk
PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) merupakan perusahaan public
yang bergerak di bidang kontruksi yang bermarkas di Jakarta, Indonesia.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1960 (bersamaan dengan berdirinya
Wijaya Karya).
d. PT Bekasi Asri Pemula Tbk
PT Bekasi Asri Pemula Tbk, merupakan perusahaan pengembang
perumahan di wilayah Bekasi dan Pamulang dengan focus segmen
konsumen pada golongan menengah untuk perumahan Bumi Serpong
Residence dan golongan bawah untuk perumahan Taman Alamanda dan
Alamanda Regency. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun
2008, Perseroan berkomitmen untuk menciptakan nilai bagi pemegang
saham, pelanggan dan masyarakat dalam menjalankan usahanya dan
tanggung jawab yang tinggi.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan ruang lingkup
Kegiatan Perseroan adalah dalam bidang real estate, perdagangan,
industry, percetakan, agrobisnis, pertambangan dan jasa angkutan.
Perseroan mulai melakukan kegiatan komersial sejak tahun 2004 dan
kegiatan usaha yang dijalankan perseroan sampai dengan saat ini adalah
real estate. Produk yang dihasilkan adalah rumah sederhana, rumah
menengah keatas dan pasar bersih.
62
e. PT Bumi Citra Permai Tbk
PT Bumi Citra Permai Tbk merupakan Perusahaan yang bergerak di
bidang pengembangan kawasan industry dan pergudangan dengan area
seluas 310 hektar, bernama Millenium Industrial Estate. Perjalanan PT
Bumi Citra Permai Tbk dalam berbisnis mengembangkan kawasan
industry dan perdagangan dimulai sejak tahun 2000 melalui akta
Pendirian Perseroan Terbatas PT Bumi Citra Permai Tbk No.2 Tanggal
3 Mei 2000. Sejak berdirinya hingga tahun 2003, kegiatan pembangunan
Perseroan dimulai dari proses permohonan, pembebasan tanah,
pematangan lahan dan pembangunan infrastruktur di kawasan industry.
f. PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk
PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk (BIPP) didirikan pada 21
Desember 1981. Kantor pusat BIPP beralamat di Graha BIP Lt. 6, Jl.
Gatot Subroto Kav. 23, Jakarta. Pemegang saham mayoritas/pengendali
BIPP adalah Safire Capital Pte. Ltd, dengan presentase kepemilikan
sebesar 40,40%. Pada tanggal 23 Oktober 1995, memindahkan
pencatatan saham dari Bursa Paralel Indonesia ke Bursa Efek Indonesia.
g. Bukit Darmo Property Tbk
PT Bukit Darmo Property Tbk. (dahulu PT Adhibaladika) didirikan
di Surabaya pada tahun 1989 dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan
Surabaya sejak tahun 2007. PT.IPAC Graha Sentosa dan PT. Sentra
Multi Unggul mengembangkan desain, pasar tanah dan real estate untuk
tujuan komersial, industry dan rekreasi.
63
h. PT Sentul City Tbk
Perseroan didirikan dengan nama PT. Sentragriya Kharisma,
berdasarkan Akta No. 311 tanggal 16 April 1993 yang dibuat dihadapan
Misahardi Wilamart, SH. Notaris di Jakarta dan telah mendapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan
keputusan Nomor C2-4350.HT.01.01.TH.93 tanggal 8 Juni 1993,
didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan di bawah
No.552/A.PT/ HKM/1993/PN.JAK.SEL tangal 24 Juni 1993 serta telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 65 tanggal 13
Agustus 1993, Tambahan No. 3693. Pada tanggal 9 Agustus 1993,
perseroan melakukan perubahan nama dari PT. Sentragriya Kharisma
menjadi PT. Royal Sentul Highlands, sebagaimana dinyatakan dalam
Akta No. 27 tanggal 9 Agustus 1993. Dalam Akta No. 26 tanggal 11
Desember 1997 nama perseroan diubah menjadi PT. Bukit Sentul Tbk.
Akta ini telah mendapat persetujuan Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dengan surat keputusan No. C2-33 HT.01.04.Th.98 tanggal
14 Januari 1998. Perseroan kemudian melakukan perubahan nama sekali
lagi menjadi PT. Sentul City Tbk, sebagaimana dinyatakan dalam Akta
No. 26 tanggal 19 Juli 2006 yang dibuat dihadapan Fathiah Helmi, SH,
Notaris di Jakarta yang telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indoenesia pada tanggal 20 Juli 2006
dengan Keputusan No. C2-21373 HT.01.04.Th.2006.
64
i. PT Bukit Serpong Damai Tbk
BSD telah dikembangkan selama 19 tahun terakhir. Sejak tahun
2003 proyek raksasa ini sepenuhnya dikeola oleh Sinarmas Developer
dan Real Estate, anak perusahaan Sinarmas, salah satu pengembang
terkemuka di Indonesia. Infrastruktur tingkat pertama dan fasilitas yang
lengkap dan rumah kualitas terbaik. Sebuah budaya yang pro-bisnis,
sebuah tim manajemen professional yang berkomitmen sama untuk
kedua warga negara dan pemegang saham.
j. PT Cowell Development Tbk
Perushaan didirikan di Jakarta pada tahun 1981 yang bertujuan
melibatkan diri dalam bisnis pengembangan kawasan perumahan dan
bangunan komersial. Pada tahun 1984, perseroan mulai
mengembangkan Melati Mas Residence (sebelumnya Villa Melati
Mas). Pada tahun 2000, pemegang saham perusahaan PT. Gama
Nusapala membeli kepemilikan perusahaan dari PT. Misori Utama dan
PT. Indokisar Djaya. Mengubah kepemilikan ini juga diikuti dengan
tanda perubahan yang sama dengan manajemen perusahaan. Dan karena
perubahan manajemen perusahaan, tahun 2005 perusahaan ini berganti
nama dari PT. Internusa Artacipta ke PT. Karya Cipta Putra Indonesia.
65
k. PT Ciputra Development Tbk
PT Ciputra Development Tbk (CTRA) adalah salah satu perusahaan
property Indonesia terkemuka. Didirikan pada tahun 1981,
pengembangan property perumahan skala besar dan komersial adalah
keahlian bisnis dan inti perusahaan. Property komersial dikembangkan
meliputi pusat perbelanjaan, hotel, apartemen dan lapangan golf.
Perusahaan pertama kali terdaftar di pasar saham pada tahun 1994
dan juga telah mencatat anak perusahaan, PT Ciputra Surya Tbk dan PT
Ciputra Property Tbk, yang memiliki bisnis inti yang sama.
l. PT Intilland Development Tbk
PT Intilland Development Tbk didirikan pada awal tahun 1970-an
oleh Hendro S. Gondokusumo, merupakan salah satu pengembang
property terbesar di Indonesia yang memfokuskan pada pengembangan
property, manajemen dan investasi. Portofolio perusahaan meliputi
pengembangan empat segmen utama yakni kawasan perumahan, mixed-
use dan bangunan tinggi, perhotelan dan kawasan industry. Lokasi
proyek-proyek perusahaan tersebar di wilayah Jabodetabek, Surabaya
dan beberapa kota lainnya.
m. PT Duta Graha Indah Tbk
Didirikan pada tahun 1982, PT. Duta Graha Indah Tbk adalah
perusahaan yang terdaftar dan salah satu Indonesia Construction
Company terbesar dengan bisnis inti pada kemampuan kontruksi dan
Teknik yang mencakup semua proyek, terlepas dari ukuran,
66
kecanggihan atau lokasi. PT. Duta Graha Indah Tbk adalah bisnis yang
matang yang selalu memberikan upaya terbaik untuk mencapai
kompetensi unggulan dan konsisten terkait dengan standar layanan yang
tinggi, kualitas, perhatian pribadi kepada klien, pengiriman tepat waktu,
efisiensi dan integritas.
n. PT Goa Makassar Tourism Development Tbk
PT Goa Makassar Tourism Development Tbk (perusahaan)
didirikan pada tanggal 14 Mei 1991. PT Goa Makassar Tourism
Development Tbk (Perseroan) adalah perusahaan yang bergerak di
bidang investasi dan pengembangan kota mandiri. Saat ini, kegiatan
usaha perseroan adalah pengembangan kota mandiri Tanjung Bunga,
berlokasi di Makassar, Sulawesi Selatan, yang pembangunan fisiknya
telah dimulai sejak tahun 1997.
o. PT Perdana Gapura Prima Tbk
Gapura Prima Group adalah salah satu perusahaan property nasional
yang telah berkiprah lebih dari 30 tahun dalam pengembangan proyek
property baik dari rumah sederhana, real estate, commercial, hotel
maupun mixed used project di Indonesia.
Gapura Prima Group didirikan pada tahun 1980 oleh Gunarso
Susanto Margono bermulai dari membangun komplek perumahan di
Lampung, Bekasi dan Bogor. Kini Gapura Prima Group telah menjadi
pengembang apartemen, perkantoran dan pusat perdagangan tidak saja
67
di Jabodetabek tetapi juga di kota-kota besar lainnya seperti Bandung,
Solo dan Bali.
p. PT Pembangunan Perumahan (persero) Tbk
Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau dikenal dengan nama PP
(Persero) Tbk (PTPP) didirikan 26 Agustus 1953 dengan nama NV
Pembangunan Perumahan, yang merupakan hasil peleburan suatu
Perusahaan Bangunan bekas milik Bank Industri Negara ke dalam Bank
Pembangunan Indonesia, dan selanjutnya dilebur ke dalam
P.N.Pembangunan Perumahan, suatu Perusahaan Negara yang didirikan
tanggal 29 Maret 1961. Kantor pusat PTPP beralamat di Jl. Letjend. TB
Simatupang No. 57, Pasar Rebo – Jakarta Timur 13760 – Indonesia.
q. PT Surya Semesta Internusa Tbk
PT Surya Semesta Internusa Tbk (Perusahaan) didirikan pada
tanggal 15 Juni 1971 dengan nama Multi Investments Limited. Pada
awalnya, kegiatan utama adalah seorang pengembang real estate.
Beberapa proyek pertama adalah “Kuningan Raya”, sebuah distrik
perumahan dan bisnis yang terletak di “Segitiga Emas” di Jakarta
Selatan dan Glodok Plaza, pertama pusat perbelanjaan modern di
Indonesia yang terletak di distrik komersial di Jakarta Barat.
Pada tahun 1995 Perusahaan mengubah nama menjadi PT Surya
Semesta Internusa, ini adalah nama baru yang mencerminkan strategi
yang lebih luas Perusahaan dan pada tanggal 27 Maret 1997 Perusahaan
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (sekarang BEI).
68
r. PT Total Bangunan Persada Tbk
Merupakan perusahaan public yang bergerak di bidang kontruksi
yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada
tahun 1987.
s. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
WIKA lahir dari proses nasionalisasi perusahaan Belanda
bertuliskan nama Naamlaze Vennotschap Technische Handel
Maatschappij en Bouwbediif Vis en Co atau NV Vis en Co berdasarkan
untuk Peraturan Pemerintah Nomor 2/1960 dan Menteri Pekerjaan
Umum dan Tenaga Listrik Keputusan PUTL No. 5 tanggal 11 Maret
1960, WIKA didirikan dengan nama Perusahaan Negara Bangunan
Widjaja Karja. Garis WIKA usaha pada saat itu adalah Listrik dan
instalasi pipa air bekerja. Pada awal 1960-an, WIKA mengambil bagian
dalam proyek pembangunan Gelanggang Olah Raga Bung Karno pada
kesempatan Oliampade dari The New Emerging Forces (GANEFO) dan
Asian Games ke-4 di Jakarta.
2. Deskriptif Variabel Penelitian
Variabel independen dalam penelitian ini yakni: Kepemilikan
Institusional, Debt to Equity Ratio, Return on Equity dan Firm Size. Adapun
variabel dependennya adalah PBV Ratio yang diambil selama periode tahun
2010-2015. Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut :
69
a. Kepemilikan Institusional
(Sumber : data diolah)
Gambar 4.1
Kepemilikan Institusional tahun 2010-2015
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
Rata-rata kepemilikan institusional 2010-2015
70
Tabel 4.1
Data Kepemilikan Institusional
(dalam %)
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Rata-rata
APLN 3,10% 3,10% 3,10% 3,10% 3,10% 3,10% 3,10%
ASRI 49,52% 58,07% 55,46% 55,46% 51,48% 51,48% 53,58%
BAPA 76,88% 76,88% 69,92% 69,92% 64,16% 76,89% 72,44%
BCIP 52,47% 52,47% 52,43% 52,43% 52,43% 52,43% 52,44%
BIPP 37,46% 47,36% 54,58% 66,35% 66,35% 66,35% 56,41%
BKDP 35,54% 35,54% 35,54% 35,54% 35,54% 35,54% 35,54%
BKSL 41,58% 41,58% 41,58% 48,35% 47,63% 54,57% 45,88%
BSDE 63,12% 63,12% 63,12% 63,12% 54,57% 47,63% 59,11%
COWL 66,07% 66,07% 94,74% 93,32% 93,32% 92,40% 84,32%
CTRA 8,08% 8,08% 7,93% 7,93% 38,32% 43,92% 19,04%
DILD 49,58% 49,58% 42,13% 42,13% 42,13% 42,13% 44,61%
GMTD 65,00% 65,00% 65,00% 65,00% 65,00% 65,00% 65,00%
GPRA 67,31% 67,31% 84,75% 84,75% 83,59% 72,23% 76,66%
ADHI 57,40% 57,40% 56,00% 56,00% 51,00% 51,00% 54,80%
DGIK 64,40% 64,40% 64,11% 64,11% 63,98% 63,98% 64,16%
PTPP 78,54% 78,54% 58,65% 56,86% 55,01% 54,64% 63,71%
SSIA 52,30% 38,38% 33,44% 33,44% 40,65% 42,30% 40,09%
TOTL 56,50% 56,50% 56,50% 56,50% 56,50% 56,50% 56,50%
WIKA 65,51% 65,51% 65,51% 65,15% 65,05% 65,05% 65,30%
Rata-rata
52,14% 52,36% 52,87% 53,66% 54,20% 54,57%
(sumber : data diolah)
Pada gambar diatas terlihat bahwa rata-rata kepemilikan institusional 2010-
2015 tertinggi pada perusahaan sektor property, real estate dan konstruksi
bangunan dimiliki oleh perusahaan PT Cowell Development Tbk (COWL) sebesar
84,32% dan kepemilikan institusional terendah dimiliki oleh perusahaan PT Agung
Podomoroland Tbk (APLN) sebesar 3,10%. Ada beberapa perusahaan seperti
Agung Podomoroland, Bukit Dharmo Property dan Total Bangun Persada memiliki
jumlah kepemilikan yang tetap di setiap tahunnya mulai dari 2010-2015. Adapun
71
perusahaan lainnya mengalami perubahan walaupun tidak terlalu signifikan. Hal ini
dikarenakan kepemilikan institusional disini merupakan investor pihak institusi
yang menginvestasikan dananya untuk jangka panjang sehingga cenderung tidak
mudah berubah.
Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Bushee (1998) dalam Boediono
(2005) yang menyatakan kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk
mengurangi insentif para manajer yang mementingkan diri sendiri melalui tingkat
pengawasan yang intens. Kepemilikan institusional dapat menekan kecendrungan
manajemen untuk memanfaatkan discretionary dalam laporan keuangan.
b. Debt to Equity Ratio
(Sumber : data diolah)
Gambar 4.2
Debt to Equity Ratio periode tahun 2010-2015
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
Rata-rata
Rata-rata
72
Tabel 4.2
Data Debt to Equity Ratio
(dalam %)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-rata
APLN 84,00% 115,40% 113,90% 174,00% 181,00% 170,70% 139,83%
ASRI 107,00% 116,00% 131,00% 171,00% 166,00% 183,00% 145,67%
BAPA 82,05% 83,26% 81,87% 89,88% 76,98% 74,12% 81,36%
BCIP 24,83% 29,78% 77,32% 99,52% 135,44% 163,70% 88,43%
BIPP 1,02% 1,63% 5,30% 29,48% 36,66% 23,21% 16,22%
BKDP 40,00% 37,00% 38,00% 43,20% 38,60% 38,10% 39,15%
BKSL 16,73% 15,15% 27,78% 53,96% 59,82% 70,17% 40,60%
BSDE 69,79% 65,92% 10,70% 30,50% 30,50% 30,50% 39,65%
COWL 105,00% 135,00% 56,00% 63,00% 173,00% 202,00% 122,33%
CTRA 5,80% 15,70% 26,30% 42,00% 52,60% 62,80% 34,20%
DILD 11,98% 32,04% 28,61% 25,96% 37,24% 53,21% 31,51%
GMTD 10,00% 181,00% 284,90% 223,30% 128,50% 129,90% 159,60%
GPRA 94,00% 90,00% 86,00% 66,00% 72,00% 66,00% 79,00%
ADHI 97,90% 70,30% 80,80% 117,00% 138,30% 60,40% 94,12%
DGIK 102,85% 54,77% 74,52% 99,36% 86,27% 93,22% 85,17%
PTPP 331,44% 392,38% 431,61% 538,41% 524,39% 273,68% 415,32%
SSIA 164,40% 157,90% 199,20% 140,20% 113,70% 107,50% 147,15%
TOTL 177,13% 193,25% 206,15% 186,88% 223,47% 228,54% 202,57%
WIKA 242,53% 294,64% 315,89% 3,18% 2,84% 3,34% 143,74%
Rata-rata 93,08% 109,53% 119,78% 115,62% 119,86% 107,06%
(Sumber : data diolah)
Pada gambar diatas terlihat bahwa rata-rata Debt to Equity Ratio
(DER) 2010-2015 tertinggi pada perusahaan sektor property, real estate dan
konstruksi bangunan dimiliki oleh perusahaan PT Pembangunan
73
Perumahan (persero) Tbk (PTPP) sebesar 415,32% dan Debt to Equity Ratio
(DER) terendah dimiliki oleh perusahaan PT Bhuwanatala Indah Permai
Tbk (BIPP) sebesar 16,22%. Besarnya hutang pihak eksternal yang di miliki
PT Pembangunan Perumahan (persero) Tbk itu berarti dalam menjalankan
operasional perusahaannya banyak menggunakan dana eksternal dan
beresiko tinggi. Akan tetapi, seperti kita ketahui bahwa PT PP merupakan
salah satu perusahaan kontruksi bangunan yang berhasil di Indonesia.
Perusahaan dinilai beresiko apabila memiliki porsi hutang yang
besar dalam struktur modalnya, namun sebaliknya apabila perusahaan
menggunakan hutang yang kecil atau tidak sama sekali maka perusahaan
dinilai tidak dapat memanfaatkan tambahan modal eksternal yang dapat
meningkatkan operasional perusahaan. Ketika perusahaan menggunakan
hutang yang terus meningkat maka akan semakin besar kewajibannya.
74
c. Kinerja Perusahaan
(Sumber : data diolah)
Gambar 4.3
Kinerja Perusahaan Tahun 2010-2015
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
75
Tabel 4.3
Data Kinerja Perusahaan
(dalam %)
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Rata-rata
APLN 10,00% 14,80% 14,80% 13,70% 12,60% 12,80% 13,12%
ASRI 13,00% 22,00% 25,00% 17,00% 18,00% 10,00% 17,50%
BAPA 16,93% 7,30% 5,13% 5,43% 7,08% 1,37% 7,21%
BCIP 12,11% 1,30% 4,93% 11,59% 12,18% 2,10% 7,37%
BIPP 5,31% 27,21% 17,87% 25,39% 3,58% 11,34% 15,12%
BKDP 2,02% 2,93% 9,00% -10,00% 1,20% -4,80% 0,06%
BKSL 1,59% 2,95% 4,95% 8,74% 0,06% 1,02% 3,22%
BSDE 6,43% 12,23% 16,20% 26,30% 26,30% 26,30% 18,96%
COWL 6,43% 20,33% 6,14% 4,08% 12,20% -15,22% 5,66%
CTRA 5,30% 6,40% 10,50% 15,00% 17,30% 15,30% 11,63%
DILD 14,76% 3,77% 4,68% 8,54% 10,05% 8,69% 8,42%
GMTD 22,00% 28,30% 27,50% 22,70% 17,90% 21,60% 23,33%
GPRA 5,93% 6,88% 8,01% 13,30% 10,47% 77,00% 20,27%
ADHI 22,60% 25,80% 33,20% 37,80% 25,10% 24,60% 28,18%
DGIK 7,27% 0,83% 4,71% 6,27% 5,59% 0,43% 4,18%
PTPP 19,05% 18,93% 23,11% 31,04% 29,31% 76,35% 32,97%
SSIA 13,30% 23,40% 44,20% 30,10% 15,90% 10,40% 22,88%
TOTL 14,46% 79,71% 26,66% 25,80% 21,58% 22,55% 31,79%
WIKA 15,81% 17,11% 18,35% 19,33% 15,64% 14,29% 16,76%
Rata-rata
11,28% 16,96% 16,05% 16,43% 13,79% 16,64%
(Sumber : data diolah)
Pada gambar diatas terlihat bahwa rata-rata kinerja perusahaan
2010-2015 tertinggi pada perusahaan sektor property, real estate dan
konstruksi bangunan dimiliki oleh perusahaan PT Pembangunan
Perumahan Tbk (PTPP) sebesar 32,97% dan kinerja perusahaan terendah
dimiliki oleh perusahaan PT Bukit Darmo Property (BKDP) sebesar 0,06%.
Kinerja perusahaan yang rendah pada PT Bukit Darmo Property setiap
tahunnya mengabarkan bahwa pengelolaan aktiva yang tidak efisien yang
76
dilakukan PT Bukit Darmo Property. Hal ini bisa berakibat kepada ketidak
percayaan investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.
ROE mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dari kegiatan bisnis yang dilakukan. Hasilnya, investor dapat
melihat seberapa efisien perusahaan menggunakan asset dan dalam
melakukan operasinya untuk menghasilkan keuntungan. Rasio profitabilitas
merupakan hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang
dilakukan oleh perusahaan.
d. Ukuran Perusahaan
(Sumber : data diolah)
Gambar 4.4
Ukuran PerusahaanTahun 2010-2015
0
5
10
15
20
25
30
35
Chart Title
77
Tabel 4.4
Data Ukuran Perusahaan
(dalam desimal)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-rata
APLN 29,67949 30,01416 30,35203 30,61059 30,79589 30,83211 30,38071
ASRI 29,15446 29,42404 30,02403 30,3002 30,45978 32,86266 30,37086
BAPA 25,63856 25,72105 28,09534 25,89167 25,89472 25,89229 26,18894
BCIP 25,97929 26,19361 26,5568 26,79242 27,10395 27,23419 26,64338
BIPP 25,97746 25,99867 25,90732 27,04697 27,14295 27,9156 26,66483
BKDP 27,64841 27,60723 27,5256 27,4636 27,44372 27,39677 27,51422
BKSL 29,20261 29,29691 29,44816 29,99698 29,9323 30,04209 29,65318
BSDE 30,09016 30,17948 30,44982 30,74774 30,74774 30,74774 30,49378
COWL 26,31029 26,67828 28,20675 28,29624 28,93458 28,89531 27,88691
CTRA 29,86942 30,07553 30,34063 30,63896 30,78967 30,89902 30,43554
DILD 29,15691 29,37007 29,43796 29,65076 29,8291 29,96205 29,56781
GMTD 26,60656 26,91193 27,52632 27,89938 28,05252 27,87318 27,47831
GPRA 27,8005 27,84311 27,90124 27,91821 28,04814 28,08475 27,93266
ADHI 29,22589 29,44143 29,69434 29,90531 29,97847 30,45008 29,78259
DGIK 28,30358 28,02683 28,19517 28,37334 28,34656 28,37032 28,2693
PTPP 29,32555 29,56736 29,77705 30,14814 30,31061 30,58222 29,95182
SSIA 28,49923 28,70873 29,21095 29,39141 29,42166 29,49726 29,12154
TOTL 28,09435 28,27152 28,3557 28,43142 21,63303 21,76923 26,09254
WIKA 29,46939 22,84229 23,11617 23,25656 23,49016 23,69892 24,31225
Rata-rata 28,21221 28,00906 28,42744 28,56631 28,3345 28,57925
(Sumber : data diolah)
Pada gambar diatas terlihat bahwa rata-rata ukuran perusahaan
2010-2015 tertinggi pada perusahaan sektor property, real estate dan
konstruksi bangunan dimiliki oleh perusahaan PT Bumi Serpong Damai
Tbk (BSDE) sebesar 30,49378 dan ukuran perusahaan terendah dimiliki oleh
perusahaan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sebesar 24,31225. Ukuran
perusahaan yang besar pada PT Bumi Serpong Damai akan mempengaruhi
tingkat kepercayaan masyarakat untuk berinvestasi. Tinggal bagaimana
78
caranya PT BSDE dapat memanfaatkan ukuran perusahaan untuk
menghasilkan profit yang sebesar-besarnya.
Perusahaan yang berskala besar cenderung akan menarik minat
investor karena akan berimbas dengan nilai perusahaan nantinya, sehingga
dapat dikatakan bahwa besar kecilnya ukuran suatu perusahaan secara
langsung berpengaruh terhadap nilai dari perusahaan tersebut (Rudangga
dan Sudiarta, 2016).
Ukuran perusahaan dianggap penting dalam menaikan nilai
perusahaan karena semakin besar ukuran perusahaan maka semakin
meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk berinvestasi di perusahaan
tersebut. Rata-rata dalam enam tahun terakhir PT. Bumi Serpong Damai
Tbk. konsisten menjaga total asset yang di milikinya sehingga terus menjadi
perusahaan yang mempunyai ukuran perusahaan terbesar diantara
perusahaan sampel lainnya.
79
e. PBV Ratio
(Sumber:data diolah)
Gambar 4.5
PBV Tahun 2010-2015
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
Chart Title
80
Tabel 4.5
Tabel PBV Ratio
(dalam desimal)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-rata
APLN 0,007446 0,548491 0,508896 0,228329 0,2903 0,712882 0,382724
ASRI 2,377534 2,948477 2,491538 1,54638 1,727097 1,020801 2,018638
BAPA 4,506128 2,472593 2,12648 0,991057 0,697275 0,687704 1,913539
BCIP 3,705195 3,926387 4,222124 3,002729 4,391286 4,766417 4,002356
BIPP 0,866911 1,102672 2,273392 0,633575 0,641369 0,247351 0,960878
BKDP 1,087581 1,109262 0,925112 0,925217 1,119751 1,073386 1,040051
BKSL 0,829808 1,810886 1,232042 0,716486 0,522537 0,310094 0,903642
BSDE 4,035577 3,263452 2,898075 2,64408 2,69152 2,23991 2,962102
COWL 0,694461 1,083363 0,614339 1,918304 2,25695 2,489252 1,509445
CTRA 0,729835 1,068904 1,430612 1,151636 1,625592 1,695521 1,283683
DILD 1,231128 0,695786 0,878921 0,79616 1,507838 1,062478 1,028719
GMTD 0,13067 0,386386 0,286444 2,083274 0 1,373974 0,710124
GPRA 0,724468 0,719955 0,541349 0,538412 0,733385 1,349956 0,767921
ADHI 1,677278 0,936702 2,384129 1,654494 3,393434 1,476177 1,920369
DGIK 0,834027 0,513797 0,792119 0,783914 0,903311 0,434502 0,710278
PTPP 2,916569 1,56269 2,304461 2,748985 7,045066 3,48397 3,343623
SSIA 0,91077 2,820449 3,043592 1,017848 1,673342 1,007865 1,745644
TOTL 1,448697 1,442517 4,348029 2,139546 4,973888 2,420771 2,795575
WIKA 2,131654 1,551596 2,972528 0,713204 4,295974 2,763594 2,404758
Rata-rata 1,62346 1,577072 1,909167 1,380717 2,131048 1,6614
(sumber : data diolah)
Pada gambar diatas terlihat bahwa rata-rata nilai perusahaan 2010-
2015 tertinggi pada perusahaan sektor property, real estate dan konstruksi
bangunan dimiliki oleh perusahaan PT Bumi Citra Permai Tbk (BCIP)
sebesar 4,002356 dan nilai perusahaan terendah dimiliki oleh perusahaan PT
Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sebesar 0,382724. Pada tahun 2013
rata-rata nilai PBV menjadi yang terendah dibanding tahun-tahun lain
81
sedangkan pada tahun 2014 menjadi rata-rata paling tinggi dibanding tahun-
tahun lain.
Perusahaan yang mempunyai nilai PBV tinggi atau nilai perusahaan
yang tinggi berarti perusahaan mampu mengelola seluruh asset yang
dimilikinya untuk menciptakan persepsi yang baik kepada para investor.
Karena nilai perusahaan merupakan persepsi para investor terhadap suatu
perusahaan.
Pengertian nilai perusahaan dicerminkan pada kekuatan tawar
menawar saham. Apabila perusahaan diperkirakan sebagai perusahaan
mempunyai prospek pada masa yang akan datang, maka nilai sahamnya
menjadi tinggi. Sebaliknya, apabila perusahaan dinilai kurang memiliki
prospek maka harga saham menjadi rendah.
3. Uji pemilihan model regresi data panel
Untuk memilih metode yang digunakan, maka dilakukan Uji Chow
untuk memilih antara Pooled Least Square dan Fixed Effect Model serta
Uji Hausman untuk memilih menggunakan model Fixed Effect atau
Random Effect. Berikut merupakan hasil regresi dari ketiga model
tersebut:
a. Uji Chow
Berikut merupakan hasil Uji Chow :
82
Tabel 4.6
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: FIX
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 20.086735 (18,91) 0.0000
(Sumber : data diolah peneliti)
Seperti yang dapat dilihat pada output diatas tabel 4.5 menunjukkan
bahwa nilai Probabilitas (Prob.) untuk Cross-section F sebesar 0.0000 yang
artinya nilai ini berada di bawah nilai 0,05 (tingkat signifikansi atau alpha),
sehingga model yang paling tepat untuk penelitian ini adalah Fixed Effect
(FE) dibandingkan dengan Common Effect (CE).
b. Uji Hausman
Setelah tahapan pengujian signifikansi antara model Fixed Effect
dan model Common Effect yang diperoleh model Fixed Effect lebih baik
dari pada model Common Effect. Kemudian dilakukan pengujian kembali
dengan menggunakan Uji Hausman yang digunakan untuk memilih model
yang paling tepat antara Fixed Effect atau Random Effect.
Berikut ini hasil Uji Hausman untuk memilih model Fixed Effect dan
model Random Effect :
83
Tabel 4.7
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: RANDOM
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 0.328023 4 0.0479
(Sumber : data diolah peneliti)
Seperti yang dapat dilihat pada output diatas tabel 4.6 menunjukkan
bahwa nilai Probabilitas (Prob.) untuk Cross-section F sebesar 0.0479 yang
artinya nilai ini berada di bawah nilai 0,05 (tingkat signifikansi atau alpha),
sehingga model yang paling tepat untuk penelitian ini adalah Fixed Effect
(FE) dibandingkan dengan Random Effect (RE).
4. Uji Dasar Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini ada berbagai masalah yang dijumpai dalam
regresi dan korelasi adalah :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan utnuk menguji apakah nilai residual yang
telah terstandarisasi dalam model regresi panel variabel-variabelnya
berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model yang
memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Tidak terpenuhinya
normalitas pada umumnya disebabkan karena distribusi data yang
dianalisistidak normal, karena terdapat nilai ekstrem pada data yang
diambil. Nilai ektrem ini dapat terjadi karena adanya kesalahan dalam
84
pengambilan sampel, bahkan karena kesalahan dalam melakukan input data
atau memang karena karakteristik data tersebut sangat jauh dari rata-rata
(Suliyanto, 2011:69).
Dalam penelitian ini, normalitas data diketahui dengan
membandingkan statistik Jarque-Bera (JB) dengan x2 tabel. Jika nilai
Jarque-Bera (JB) ≤ x2tabel maka nilai residual terstandarisasi dinyatakan
berdistribusi normal (Suliyanto, 2011:75).
Menurut Winarno (2011), untuk mengetahui sebuah data
berdisitribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan melihat
probabilitasnya, apabila lebih besar dari 5% (bila menggunakan tingkat
signifikansi tersebut), maka data berdistribusi normal.
Berikut adalah hipotesis, hasil dari uji normalitas dan keputusan yang
diambil berdasarkan uji normalitas dengan pengolahan menggunakan
software Eviews 8.0.
Hipotesis yang digunakan dalam uji normalitas adalah sebagai berikut :
H0 : residual dari model berdistribusi normal
H1 : residual dari model tidak berdistribusi normal
Berikut ini hasil uji Normalitas dengan variabel dependen PBV
85
0
2
4
6
8
10
12
-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5
Series: Standardized Residuals
Sample 2010 2015
Observations 114
Mean 4.29e-17
Median -0.026159
Maximum 1.637498
Minimum -1.828261
Std. Dev. 0.782246
Skewness 0.198210
Kurtosis 2.265243
Jarque-Bera 3.310825
Probability 0.191013
(Sumber : data diolah peneliti)
Gambar 4.6
Tabel Hasil Uji Normalitas
Pada hasil grafik histogram diatas menunjukkan nilai Jarque-
Bera (JB) sebesar 3,310825 yang jika dibandingkan dengan niai x2
tabel dengan df sebesar 4 pada α = 5% adalah sebesar 9,48773. Karena
nilai statistik Jarque-Bera (JB) (3,310825) ≤ nilai x2 tabel (9,48773)
dan nilai probabilitas yang lebih besar dari 5% yaitu 0,191013. Maka
dapat disimpulkan bahwa data yang dipakai dalam penelitian ini
terstandarisasi berdistribusi normal.
b. Uji Multikoliniearitas
Multikolinieritas merupakan hubungan linier antara variabel
independen di dalam regresi berganda. Oleh karena itu peneliti tidak
mendeteksi multikolinieritas dengan menguji koefisien korelasi (r) antar
variabel independen. Sebagai aturan main yang kasar (rule of thumb), jika
86
koefisien korelasi cukup tinggi katakanlah 0,85 maka kita duga model
tersebut tidak mengandung unsur multikolinieritas. (Widarjono, 2009:106)
Tabel 4.8
Matriks Korelasi Antar Variabel
INST DER ROE SIZE
INST 1.000000 0.148216 0.047843 -0.356124
DER 0.148216 1.000000 0.345013 0.054466
ROE 0.047843 0.345013 1.000000 0.085974
SIZE -0.356124 0.054466 0.075974 1.000000
(Sumber : data diolah peneliti)
Dari matrik korelasi diatas terlihat bahwa hubungan antara variabel
independennya semuanya dibawah 0.85 sehingga disimpulkan bahwa data
yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari masalah multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji Park
dengan hipotesis sebagai berikut :
H0 : Probability > 0,05 : tidak ada heteroskedastisitas
H1 : Probability < 0,05 : ada heteroskedastisitas
Berikut ini hasil uji Park :
87
Tabel 4.9
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dependent Variable: LOG(RES2)
Method: Panel Least Squares
Date: 07/04/17 Time: 15:11
Sample: 2010 2015
Periods included: 6
Cross-sections included: 19
Total panel (balanced) observations: 114
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 4.561314 3.651731 1.249083 0.2143
INST 1.143599 1.230445 0.929419 0.3547
DER 0.096852 0.240489 0.402731 0.6879
ROE 1.154731 1.704086 0.677625 0.4994
SIZE -0.231268 0.119437 -1.936312 0.0554
R-squared 0.065814 Mean dependent var -1.103964
Adjusted R-squared 0.031532 S.D. dependent var 2.456087
S.E. of regression 2.417053 Akaike info criterion 4.645844
Sum squared resid 636.7939 Schwarz criterion 4.765853
Log likelihood -259.8131 Hannan-Quinn criter. 4.694549
F-statistic 1.919794 Durbin-Watson stat 1.570567
Prob(F-statistic) 0.112234
Sumber : Data diolah dengan menggunakan Eviews 9
Dapat dilihat bahwa nilai profitabilitas untuk masing-masing
variabel semua berada di atas 0,05. Sehingga dapat disimpulkan H0
diterima yang berarti data dalam penelitian ini tidak mengandung
gejala heteroskedastisitas atau dikatakan tidak terjadi
heteroskedastisitas.
88
d. Uji Autokorelasi
Penelitian ini menggunakan uji LM untuk mendeteksi ada
tidaknya masalah autokorelasi. berikut tabel pengambilan keputusan
uji autokorelasi
Tabel 4.10
Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 10.72354 Prob. F(2,107) 0.0681
Obs*R-squared 19.03483 Prob. Chi-Square(2) 0.0587
(Sumber : data diolah peneliti)
Berdasarkan dari tabel 4.10 hasil uji autokorleasi dapat dilihat
nilai Prob-F sebesar 0.0681, dimana nilai tersebut lebih besar dari
0.05 (tingkat signifikansi atau alpha) maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat masalah autokorelasi dalam penelitian ini.
5. Uji Signifikansi
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Berdasarkan hasil uji Chow dan uji Hausman, model regresi
data panel yang terpilih adalah Fixed effect model untuk selanjutnya
dilakukan uji F. Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-
variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F-
hitung dengan F-tabel. Berikut tabel hasil persamaan fixed effect
model :
89
Tabel 4.11
Hasil Uji F
Dependent Variable: PBV
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 07/04/17 Time: 09:21
Sample: 2010 2015
Periods included: 6
Cross-sections included: 19
Total panel (balanced) observations: 114
Linear estimation after one-step weighting matrix
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 5.490767 2.651906 2.070498 0.0412
INST 0.253576 0.521887 0.485883 0.0282
DER 0.419987 0.155728 2.696934 0.0083
ROE 1.126631 0.218767 5.149911 0.0000
SIZE 0.160714 0.098260 1.635598 0.1054
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
Weighted Statistics
R-squared 0.810131 Mean dependent var 2.810733
Adjusted R-squared 0.764229 S.D. dependent var 2.230615
S.E. of regression 0.871690 Sum squared resid 69.14568
F-statistic 17.64902 Durbin-Watson stat 2.114582
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.614047 Mean dependent var 1.705477
Sum squared resid 71.76700 Durbin-Watson stat 2.114614
(Sumber : data diolah peneliti)
Dilihat dari nilai Probabilitas F-statistik, hasil perhitungan dari
uji F menunjukkan bahwa nilai probabilitas F-statistik sebesar 0.0000
dimana nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi yaitu 0.05.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1
diterima yang berarti variabel independen (Kepemilikan Institusional,
90
Kebijakan Hutang, Kinerja perusahaan dan Ukuran Perusahaan)
secara bersama-sama berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV
Ratio).
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2016:97). Berikut
tabel hasil persamaan regesi :
91
Tabel 4.12
Hasil Uji t
Dependent Variable: PBV
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 07/04/17 Time: 09:21
Sample: 2010 2015
Periods included: 6
Cross-sections included: 19
Total panel (balanced) observations: 114
Linear estimation after one-step weighting matrix
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 5.490767 2.651906 2.070498 0.0412
INST 0.253576 0.521887 0.485883 0.0282
DER 0.419987 0.155728 2.696934 0.0083
ROE 1.126631 0.218767 5.149911 0.0000
SIZE 0.160714 0.098260 1.635598 0.1054
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
Weighted Statistics
R-squared 0.810131 Mean dependent var 2.810733
Adjusted R-squared 0.764229 S.D. dependent var 2.230615
S.E. of regression 0.871690 Sum squared resid 69.14568
F-statistic 17.64902 Durbin-Watson stat 2.114582
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.614047 Mean dependent var 1.705477
Sum squared resid 71.76700 Durbin-Watson stat 2.114614
(Sumber : data diolah peneliti)
Dari hasil regresi data panel tersebut maka dapat dianalisis sebagai berikut:
1) Kepemilikan Institusional
Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t-hitung
sebesar (0.485883) dengan nilai probabilitas sebesar 0.0282. Dengan nilai
tersebut maka nilai probabilitas lebih kecil dari 5% atau 0.05. sehingga
92
dapat disimpulkan bahwa variabel Kepemilikan Institusional memiliki
pengaruh terhadap PBV Ratio. Tanda positif yang dihasilkan dapat
diinterpretasikan bahwa jika tingkat kepemilikan institusional mengalami
kenaikan 1% maka PBV Ratio akan naik sebesar 0.253576 (dalam %)
dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.
2) Debt to equity Ratio (DER)
Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t-hitung
sebesar (2.696934) dengan nilai probabilitas sebesar 0.0083. Dengan nilai
tersebut maka nilai probabilitas lebih kecil dari 5% atau 0.05. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh
terhadap PBV ratio. Tanda positif yang dihasilkan dapat diinterpretasikan
bahwa jika tingkat DER mengalami kenaikan 1% maka PBV Ratio akan
naik sebesar 0.419987 (dalam %) dengan asumsi variabel lain dianggap
konstan.
3) Return on Equity
Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t-hitung
sebesar (5.149911) dengan nilai probabilitas sebesar 0.0000. Dengan nilai
tersebut maka nilai probabilitas lebih kecil dari 5% atau 0.05. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel Return on Equity memiliki pengaruh
terhadap PBV Ratio. Tanda positif yang dihasilkan dapat diinterpretasikan
bahwa jika ROE mengalami kenaikan 1% maka PBV Ratio akan naik
sebesar 1.126631 (dalam %) dengan asumsi variabel independen yang lain
dianggap konstan.
93
4) Firm Size
Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t-hitung
sebesar (1.635598) dengan nilai probabilitas sebesar 0.1054. Dengan nilai
tersebut maka nilai probabilitas lebih besar dari 5% atau 0.05. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel Firm Size tidak memiliki pengaruh
terhadap PBV Ratio.
c. Koefisien Determinasi (Adjusted 𝑹𝟐)
Di dalam regresi berganda kita juga akan menggunakan koefisien
determinasi untuk mengukur seberapa baik garis regresi yang kita punya.
Nilai 𝑅2 selalu naik ketika kita menambah variabel independen X dalam
model walaupun penambahan variabel dependen Y belum tentu mempunyai
justifikasi atau pembenaran dari teori ekonomi ataupun logika ekonomi.
(Widarjono, 2013:70).
Berikut ini hasil Adjusted 𝑅2 dengan varibel dependen PBV Ratio:
Tabel 4.13
Hasil Uji 𝑹𝟐
Weighted Statistics
R-squared 0.810131 Mean dependent var 2.810733
Adjusted R-squared 0.764229 S.D. dependent var 2.230615
S.E. of regression 0.871690 Sum squared resid 69.14568
F-statistic 17.64902 Durbin-Watson stat 2.114582
Prob(F-statistic) 0.000000
(Sumber : data diolah peneliti)
Berdasarkan tabel diatas menyatakan bahwa nilai koefisien
determinasi sebesar 0,764229 atau 76,42%. Hal ini berarti menunjukan
bahwa variabel independen ( Kepemilikan Institusional, DER, ROE dan
94
FirmSize) menjelaskan sebesar 76,42% terhadap variabel dependen (PBV
Ratio). Sedangkan sisanya yaitu sebesar 23,58% dijelaskan oleh faktor lain
yang tidak terdapat pada model. Hal ini menandakan cukup tingginya
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.
Dari hasil estimasi model penelitian tersebut dapat dibentuk sebagai
berikut :
𝑃𝐵𝑉 = 5.490767 + 0.253576 INST + 0.419987 DER + 1.126631 ROE
Berikut adalah hasil uji signifikansi dan analisis hipotesis hubungan
setiap variabel independen yang signifikan dengan PBV ratio:
a) Variabel Kepemilikan Institusional
Variabel kepemilikan institusional memiliki probabilitas t-statistik
sebesar 0.0282. dengan menggunakan tingkat keyakinan (α=5%) dapat
disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah menerima hipotesis
alternatif dengan kata lain kepemilikan institusional memiliki pengaruh
signifikan terhadap PBV Ratio . Nilai koefisien dari variabel
kepemilikan institusional memiliki arah positif sebesar 0.253576. Nilai
ini menunjukan bahwa setiap peningkatan 1% pada kepemilikan
institusional akan menaikan PBV Ratio sebesar 0.253576 (dalam %).
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Elva
Nuraina (2012) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional
memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil ini mendukung
hasil penelitian Jensen (1986) yang menyatakan kepemilikan
institusional merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk
95
mengurangi agency conflict. Semakin tinggi tingkat kepemilikan
institusional maka semakin kuat tingkat pengendalian yang dilakukan
oleh pihak eksternal terhadap perusahaan sehingga agency cost yang
terjadi di dalam perusahaan semakin berkurang dan nilai perusahaan
juga dapat semakin meningkat.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan Sukirni (2012) yang
menyatakan bahwa Semakin besar kepemilikan institusional maka
semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaandan diharapkan juga
dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan dan
manipulasi laba yang dilakukan oleh manajemen sehingga akan
meningkatkan nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sofyaningsih (2011) dan Hamidon (2015) dimana hasil
penelitiannya menyebutkan kepemilikan institusional tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
b) Variabel Debt to Equity Ratio
Variabel Debt to Equity Ratio memiliki probabilitas t-statistik
sebesar 0.0083. Dengan menggunakan tingkat keyakinan (α=5%) dapat
disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah kebijakan hutang
(DER) berpengaruh signifikan terhadap PBV Ratio. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan Faisal (2013) yang
menyatakan bahwa kebijakan hutang dapat digunakan sebagai alat
untuk meminimumkan konflik keagenan antara pemegang saham
96
dengan pihak dalam perusahaan. Hasil riset ini juga konsisten dengan
teori yang dikemukakan sebelumnya, yaitu penggunaan hutang dapat
meningkatkan kontrol terhadap pihak manajemen dalam perusahaan.
Hasil riset ini senada dengan Jensen (1986, 1993; dan Stulz, 1990)
dalam Faisal (2013) yang menyatakan bahwa hutang membantu untuk
mencegah investasi yang berlebihan dari arus kas bebas
(overinvestment of free cash flow) yang dilakukan oleh manajer untuk
kepentingan mereka sendiri. Hutang juga dapat menciptakan nilai
dengan memberikan kesempatan bagi manajemen untuk memberikan
signal tentang kesediaannya untuk mendistribusikan arus kas dan
dipantau oleh pemberi pinjaman.
Menurut Modigliani dan Miller (MM) dalam Nita (2016) yang
menyatakan bahwa semakin tinggi proporsi utang maka nilai
perusahaan akan semakin tinggi. Dengan demikian, apabila perusahaan
terus menambah proporsi utangnya maka nilai perusahaan akan
semakin meningkat. Hal itu disebabkan karena adanya keuntungan dari
pengurangan pajak karena adanya pembayaran bunga yang dibayarkan
oleh perusahaan sebagai akibat dari penggunaan utang tersebut yang
nantinya akan mengurangi penghasilan terkena pajak. Sementara itu,
menurut teori trade off penggunaan utang akan meningkatkan nilai
perusahaan sampai titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan
utang justru akan menurunkan nilai perusahaan karena manfaat yang
97
diperoleh dari penggunaan utang lebih kecil daripada biaya yang
ditimbulkannya yaitu biaya financial distress dan agency cost.
Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sumanti dan
Mangantar (2015) yang isinyan kebijakan hutang tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan karena informasi perusahaan yang memiliki
nilai hutang yang tinggi dan kesempatan berinvestasi yang tinggi
prospek kedepan berdasarkan teori pesinyalan, tidak mempengaruhi
investor. Akan tetapi pasar lebih menerima informasi perusahaan yang
memiliki nilai hutang yang tinggi sebagai peningkatan resiko
kebangkrutan perusahaan.
c) Variabel Return on Equity
Variabel Return on Equity memiliki probabilitas t-statistik sebesar
0.0000. dengan menggunakan tingkat keyakinan (α=5%) dapat
disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah menerima hipotesis
alternatif dengan kata lain ukuran perusahaan memiliki pengaruh
signifikan terhadap PBV Ratio . Nilai koefisien dari variabel ukuran
perusahaan memiliki arah positif sebesar 1.126631. Nilai ini
menunjukan bahwa setiap peningkatan 1% pada ukuran perusahaan
akan menaikan PBV Ratio sebesar 1.126631 (dalam %).
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
Sumanti dan Mangantar (2015). Menurutnya hal tersebut terjadi karena
profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba atau keuntungan yang mencerminkan keberhasilan sebuah
98
perusahaan dimata para investor, keberhasilan tersebut yang membuat
para investor meningkatkan permintaan sahamnya. Sehingga semakin
tinggi nilai laba yang diperoleh oleh sebuah perusahaan maka secara
otomatis akan diikuti juga oleh meningkatnya nilai perusahaan akibat
permintaan saham yang meningkat.
Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian Mardiyati,
Ahmad dan Putri (2012). Menurutnya profit yang tinggi akan
memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat
memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Permintaan
saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan yang
meningkat.
d) Variabel Ukuran Perusahaan
Variabel ukuran perusahaan memiliki probabilitas t-statistik sebesar
0.1054. dengan menggunakan tingkat keyakinan (α=5%) dapat
disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah ukuran perusahaan
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap PBV Ratio.
Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Rahmawati
dkk (2015) yang menyatakan ukuran perusahaan yang tidak
berpengaruh signifikan memiliki makna bahwa ukuran perusahaan
bukan merupakan pertimbangan bagi investor dalam berinvestasi. Nilai
positif memberikan makna bahwa meningkatnya ukuran perusahaan
akan meningkatkan nilai perusahaan. Ukuran perusahaan dinilai dari
total aset yang dimiliki perusahaan untuk kegiatan operasionalnya.
99
Semakin besar perusahaan maka semakin besar pula dana yang
dibutuhkan untuk kegiatan operasional perusahaan. Salah satu sumber
dana perusahaan diperoleh dari hutang yang berasal dari pihak
eksternal. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar perusahaan
maka semakin besar pula hutang yang dimilikinya. Penarikan hutang
yang dilakukan perusahaan besar seharusnya mampu membuat
perusahaan memperoleh pengembalian berupa aset yang besar pula.
Aset yang dijadikan jaminan untuk memperoleh hutang tersebut lebih
besar nilainya daripada pengembalian aset yang diterima perusahaan.
Sehingga, hal tersebut menunjukkan kurang solvabilitasnya antara aset
dan hutang pada perusahaan. Ketidaksolvabilitasan pada perusahaan
menimbulkan kekhawatiran bagi para investor. Hal tersebut disebabkan
oleh tingginya risiko dalam perusahaan tersebut sehingga memperbesar
potensi terjadinya kebangkrutan.
Hasil penelitian ini tidak konsisten atau sesuai dengan penelitian
yang dilakukan Elva Nuraina (2012) yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Menurutnya, perusahaan besar dapat dengan mudah mengakses ke
pasar modal. Kemudahan untuk mengakses ke pasar modal berarti
perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan
dana, karena kemudahan aksebilitas ke pasar modal dan kemapuannya
untuk memunculkan dana lebih besar. Adanya kemudahan tersebut
101
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang menguji
pengaruh kepemilikan institusional, kebijakan hutang, ukuran perusahaan
dan kinerja perusahaan terhadap nilai perusahaan (studi kasus pada
perusahaan sektor property, real estate dan konstruksi bangunan) adalah
sebagai berikut:
1. Berdasarkan Hasil uji regresi data panel dengan fixed effect model dapat
diketahui bahwa secara simultan variabel independen kepemilikan
institusional, kebijakan hutang, kinerja perusahaan dan ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan
yang diukur dengan price to book value ratio dengan tingkat signifikansi
< 0.05 dan nilai Prob (F statistic) signifikansi sebesar 0.000000 < 0.05 .
2. Hasil uji regresi data panel secara parsial diketemukan bahwa:
a. Berdasarkan hasil uji regresi data panel dengan fixed effect model
bahwa secara parsial variabel kepemilikan institusional terbukti
berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan pada
sektor property, real estate dan konstruksi bangunan yang diukur
menggunakan price to book value ratio, karena memiliki nilai
signifikansi < 0.05 (0.0282 < 0.05) dengan koefisien sebesar
0.253576.
102
b. Berdasarkan hasil uji regresi data panel dengan fixed effect model
bahwa secara parsial variabel kebijakan hutang terbukti
berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan pada
sektor property, real estate dan konstruksi bangunan yang diukur
menggunakan price to book value ratio, karena memiliki nilai
signifikansi < 0.05 (0.0083 < 0.05) dengan koefisien sebesar
0.419987.
c. Berdasarkan hasil uji regresi data panel dengan fixed effect model
bahwa secara parsial variabel kinerja perusahaan terbukti
berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan pada
sektor property, real estate dan konstruksi bangunan yang diukur
menggunakan price to book value ratio, karena memiliki nilai
signifikansi < 0.05 (0.0000 < 0.05) dengan koefisien sebesar
1.126631.
d. Berdasarkan hasil uji regresi data panel dengan fixed effect model
bahwa secara parsial variabel ukuran perusahaan terbukti tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada sektor property, real
estate dan kontruksi bangunan yang diukur menggunakan price
to book value ratio, karena memiliki nilai signifikansi > 0.05
(0.1054 > 0.05).
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, terdapat beberapa
implikasi yang mungkin bermanfaat, diantaranya:
103
1. Bagi investor
Informasi tentang nilai perusahaan dapat dijadikan tambahan informasi
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.
2. Bagi pihak perusahaan.
Informasi tentang pengaruh kepemilikan institusional, kebijakan
hutang, kinerja perusahaan dan ukuran perusahaan dapat menjadi
landasan bagi pihak perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk
meningkatkan nilai perusahaan.
3. Bagi ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan pengetahuan bagi
pembaca dari kalangan akademisi maupun praktisi.
4. Bagi masyarakat
Dapat mendorong masyarakat agar tertarik untuk melakukan investasi
dalam bentuk kepemilikan saham khususnya saham perusahaan sektor
property, real estate dan kontruksi bangunan yang terdaftar di BEI.
C. Saran
Berikut beberapa saran yang dapat peneliti berikan bagi peneliti
selanjutnya yang akan melakukan penelitian sejenis:
1. Dalam penelitian ini variabel depeden yang dipakai adalah nilai
perusahaan (PBV), sedangkan variabel independennya adalah
kepemilikan institusional, kebijakan hutang, kinerja perusahaan dan
ukuran perusahaan. Diharapkan penelitian selanjutnya menggunakan
104
variabel yang beragam agar hasil penelitian berbeda dan lebih
mendalam.
2. Dalam penelitian ini sampel yang dipilih adalah perusahaan sektor
property, real estate dan konstruksi bangunan. Penelitian selanjutnya
diharapkan menambahkan jumlah sampel agar penelitian yang
dilakukan akan lebih baik.
3. Periode penelitian ini terbatas tahun 2010 sampai 2015, hendaknya
penelitian selanjutnya lebih memperbaharui dan menambahkan periode
tahun penelitian agar hasil yang didapat relevan.
4. Dalam penelitian ini metode yang dipakai adalah regresi data panel dan
pengolahannya menggunakan Eviews 9. Penelitian selanjutnya bisa
menggunakan metode lain dan software yang lebih baru.
105
DAFTAR PUSTAKA
Ali, I. “Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi dalam Hubungan
Agensi”,Lintasan Ekonomi, Vol. XIX, No.2, juli, 2002
Boediono, Gideon. “Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis
Jalur”. SNA 8 Solo, 2005.
Brigham, E.F.dan Gapenski, LouisC. 1996. “Intermadiate finance management”
(5th ed.). Harbor Drive: The Dryden Press
Brigham & Houston. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba
Empat. 2006.
Brigham, Houston.”Fundamentals of Financial Management Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan”. Edisi sepuluh. Jakarta:Salemba empat, 2009
Chiquita, Jorenza dan Marjam Mangantar, “Analisis Kepemilikan Manajerial,
Kebijakan Hutang dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen dan Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Sam Ratulangi Manado, ISSN 2302-1174.
Christiawan, Yulius Jogi dan Tarigan, Josua (2007). Kepemilikan
Manajerial:Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9, No. 1, Mei 2007: 1-8.
Darsono. Manajemen Keuangan. Jakarta : Nusantara Consuting. 2009.
Dewi, Ayu Sri Mahatma dan Wirajaya, Ari,”Pengaruh Sturktur modal,
Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan pada Nilai Perusahaan” E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana 4.2 (2013): 358-372. ISSN: 2302-8556
Faisal, “Pengaruh Kepemilikan Insider dan Kebijakan Hutang Terhadap Nilai
Perusahaan Manufaktur di BEI”, Vol. 20, No. 2, September, 2013, ISSN
1414-3126
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multiariate Dengan Program IBM SPSS 23”,
Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang, 2016.
Halim, Abdul. 2009. “Analisis Kelayakan Investasi Bisnis : Kajian Dari Aspek
Keuangan”. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Haryono, Slamet. “Struktur Kepemilikan Dalam Bingkai Teori Keagenan”. Jurnal
Akuntansi dan Bisnis, Vol.5, No.1. 2005.
Harjito, A. Dan Martono. “Manajemen Keuangan”, Yogyakarta : UPP AMP
YKPN.
106
Husnan, Suad & Enny Pudjiastuti. 2004. “Dasar-Dasar Manejemen Keuangan”.
Edisi keempat. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Husnan, Suad. 1996. Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. UPP AMP YKPN–
Yogyakarta
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen”. Edisi 1, BPFE Yogyakarta, 2002.
Iqbal, Muhammad. “Operasionalisasi Regresi Data Panel Dengan Eviews 8”,
Perbanas, 2015.
Jensen, M.C. (1986). “Agency Cost Of Free Cash Flow, Corporate Finance, and
Takeovers”. American Economic Review, Vol. 27, Pages 478-487.
Katan, Hamidon et all, “Institutional Ownership Heterogeneity and Firm
Performance:Evidence from Malaysia” International Journal of Economics
and Finance; Vol. 7, No. 12. 2015.
Keown, E. A., Martin, J. D., Petty, J. W., dan JR, D. F. (2002). Manajemen
Keuangan: Prinsip-prinsip dan Aplikasi. Edisi Kesepuluh. Jakarta: PT.
Indeks Kelompok Gramedia.
Keown, Arthur J, John D. Martin, J, William Petty, David F. Scott, JR. “Manajemen
Keuangan Edisi Kesepuluh Jilid 2”. PT. Indeks. Jakarta Barat, 2011.
Kodrat, Sukardi david, dan Herdinata, Christian,”Manajemen Keuangan Based on
Empirical Research”Yogyakarta:Graha Ilmu.2009
Mamduh.Manajemen Keuangan Edisi. BPFE.Yogyakarta.2004.
Mrdiyati, Umi et all, “Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan
Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia” Jurnal Riset ManajemenSains Indonesia (JRMSI)
|Vol. 3, No. 1, 2012
Moeljadi. Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif & Kualitatif. Malang
:Bayu Media. 2006
Muhammad Yunus Martan. (2010). Resume Skripsi : Analisis Pengaruh Struktur
Kepemilikan, Faktor Ekstern, Faktor Intern Terhadap Kebijakan Struktur
Modal dan Nilai Perusahaan. Skripsi S1, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
Nita, Tiyas Pertiwi, “Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial, DER dan
FCF terhadap Nilai Perusahaan melalui DPR.” Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi ISSN : 2460-0585 : Volume 5, Nomor 2, Februari 2016.
Nuraina, Elva. 2012. Pengaruh Kepemilikkan Institusional dan Ukuran
Perusahaan Terhadap kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan (Studi pada
107
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Jurnal Bisnis dan Ekonomi
(JBE). 19(2):h:110 – 125
Pamungkas, Hesti Setyorini dan Puspaningsih, Abriyani. “Pengauh Keputusan
Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan”. JAAI Volume 17 No.2 Desember
2013: 156-165.
Priadana, Moh. Sidik dan Saludin Muis. Metodologi Penelitian Ekonomi dan
Bisnis. Yogyakarta. : Graha Ilmu. 2009.
Rachmawati, Andri dan Hanung Triatmoko. 2007. Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. SNA X, Makasar 26-
28 Juli 2007.
Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. “Manajemen Keuangan”. (Edisi 1. Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2010).
Rudangga, Gede dan Sudiarta. ”Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, dan
ProfitabilitasTerhadap Nilai Perusahaan”, E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5,
No.7: 4394 - 4422 ISSN : 2302-8912. 2016.
Rustendi, Tedi dan Farid Jimmi,” Pengaruh hutang dan kepemilikan manajerial
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Manufaktur”,Jurnal Akuntansi
FE Unsil, Vol 3, No.1:ISSN :1907-9958.2008
Sofyaningsih, Sri, dan Hardiningsih, Pancawati.”Struktur Kepemilikan, Kebijakan
Dividen, Kebijakan Utang dan Nilai Perusahaan”, Dinamika Keuangan dan
Perbankan, Mei 2011, Hal 68-87, 2011.
Sukirni, Dwi., November 2012, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Kebijakan Dividen, dan Kebijakan Utang Analisis terhadap
Nilai Perusahaan, Accounting Analysis Journal, Universitas Negeri
Semarang, Volume 2 nomor 1, halaman 1 – 12.
Suliyanto. 2011. “Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS”.
Yogyakarta: CV. Andi Offset..
Sujoko dan Soebiantoro, Ugy. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage,
Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, Vol. 9, No. 1, Maret, 2007.
Soliha, Euis dan Taswan. “Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai
Perusahaan Serta Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya”. Jurnal Bisnis,
No. 1, Tahun 14, Maret, 2009.
Susiana, dan A. Herawaty. 2007. Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme
Corporate Governance, dan Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan
Keuangan. Simpo-sium Nasional Akuntansi X, Makassar, 26-28 Juli, 2007.
108
Tampubolon, Manahan. “Manajemen Keuangan (Finance Management)”. Mitra
Wacana Media. 2013
Vintila, Georgita & Stefan Christian Ghergina, “The Impact Of Ownership
Concentration on Firm Value. Empirical Study Of The Bucharest Stock
Exchange Listed Companies”. Procedia Economics and Finance 15 (2014)
271-219
Wahyudi dan Perwestri, Hartini.P. 2006. Implikasi struktur Kepemilikan Terhadap
Nilai Perusahaan dengan keputusan keuangan sebagai variabel intervening.
SNA IX : Ikantan Akuntan Indonesia.
Wardhani, Ratna. 2006. Mekanisme Corporate Governance dalam Perusahaan
yang mengalami Masalah Keuangan. SNA 9 :Ikatan Akuntan Indonesia.
Widarjono, Agus. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya”. Ekonisia FE
UII,Yogyakarta, 2009.
Widarjono, Agus. 2013. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya”. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN.
Winarno, Wing Wahyu.”Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”.
(Edisi 4, Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN,2015).
Yuli Soesetio. 2008. Kepemilikan Manajerial Dan Institusional, Kebijakan
Deviden, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva Dan Profitabilitas Terhadap
Kebijakan Hutang. Universitas Negeri Malang, Malang.
www.idx.co.id
www.bisnis.liputan6.com
www.bi.go.id
www.industri.kontan.co.id
www.sahamok.com
109
LAMPIRAN
Lampiran 1: Daftar Sampel Perusahaan
NO KODE NAMA EMITEN
1 APLN Agung Podomoro Land Tbk
2 ASRI Alam Sutera Reality Tbk
3 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk
4 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk
5 BCIP Bumi Citra Permai Tbk
6 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk
7 BKDP Bukit Darmo Property Tbk
8 BKSL Sentul City Tbk
9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk
10 CWLL Cowell Development Tbk
11 CTRA Ciputra Development Tbk
12 DILD Intiland Development Tbk
13 DGIK Duta Graha Indah Tbk
14 GMTD Goa Makassar Tourism
Development Tbk
15 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk
16 PTPP Pembangunan Perumahan (Persero)
Tbk
17 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk
18 TOTL Total Bangun Persada Tbk
19 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk
110
Lampiran 2: Data Rasio Keuangan Perusahaan
tahun KEPEMILIKAN Institusional DER ROE
ukuran perusahaan PBV
APLN
2010 0.03098 0.84 0.1 29.67948634 0.007446
2011 0.03098 1.154 0.148 30.01415534 0.548491
2012 0.03098 1.139 0.148 30.35202982 0.508896
2013 0.03098 1.74 0.137 30.61059352 0.228329
2014 0.03098 1.81 0.126 30.79589261 0.2903
2015 0.03098 1.707 0.128 30.83210765 0.712882
ASRI
2010 0.4952 1.07 0.13 29.15446237 2.377534
2011 0.5807 1.16 0.22 29.42403781 2.948477
2012 0.5546 1.31 0.25 30.02403333 2.491538
2013 0.5546 1.71 0.17 30.30019763 1.54638
2014 0.5148 1.66 0.18 30.45977553 1.727097
2015 0.5148 1.83 0.1 32.86265741 1.020801
BAPA
2010 0.7688 0.8205 0.1693 25.63855695 4.506128
2011 0.7688 0.8326 0.073 25.72104974 2.472593
2012 0.6992 0.8187 0.0513 28.09534065 2.12648
2013 0.6992 0.8988 0.0543 25.89167381 0.991057
2014 0.6416 0.7698 0.0708 25.89472447 0.697275
2015 0.7689 0.7412 0.0137 25.89229196 0.687704
BCIP
2010 0.5247 0.2483 0.1211 25.97928735 3.705195
2011 0.5247 0.2978 0.013 26.19360845 3.926387
2012 0.5243 0.7732 0.0493 26.55680468 4.222124
2013 0.5243 0.9952 0.1159 26.79242429 3.002729
2014 0.5243 1.3544 0.1218 27.10394744 4.391286
2015 0.5243 1.637 0.021 27.23418999 4.766417
BIPP
2010 0.3746 0.0102 0.0531 25.97746411 0.866911
2011 0.4736 0.0163 0.2721 25.99867275 1.102672
2012 0.5458 0.053 0.1787 25.90731648 2.273392
2013 0.6635 0.2948 0.2539 27.04696688 0.633575
2014 0.6635 0.3666 0.03579 27.1429529 0.641369
2015 0.6635 0.2321 0.1134 27.91559837 0.247351
BKDP
2010 0.3554 0.4 0.0202 27.648413 1.087581
2011 0.3554 0.37 0.0293 27.60722932 1.109262
2012 0.3554 0.38 0.09 27.52560282 0.925112
2013 0.3554 0.432 -0.1 27.46360433 0.925217
2014 0.3554 0.386 0.012 27.44371878 1.119751
2015 0.3554 0.381 -0.048 27.39676732 1.073386
BKSL 2010 0.4158 0.1673 0.0159 29.20261489 0.829808
111
2011 0.4158 0.1515 0.0295 29.29691176 1.810886
2012 0.4158 0.2778 0.0495 29.44816093 1.232042
2013 0.4835 0.5396 0.0874 29.99697539 0.716486
2014 0.4763 0.5982 0.00062 29.93230276 0.522537
2015 0.5457 0.7017 0.0102 30.04209256 0.310094
BSDE
2010 0.6312 0.6979 0.0643 30.09016097 4.035577
2011 0.6312 0.6592 0.1223 30.17947963 3.263452
2012 0.6312 0.107 0.162 30.44982037 2.898075
2013 0.6312 0.305 0.263 30.74773838 2.64408
2014 0.5457 0.305 0.263 30.74773838 2.69152
2015 0.4763 0.305 0.263 30.74773838 2.23991
COWL
2010 0.6607 1.05 0.0643 26.31028708 0.694461
2011 0.6607 1.35 0.2033 26.67827791 1.083363
2012 0.9474 0.56 0.0614 28.20675146 0.614339
2013 0.9332 0.63 0.0408 28.29623875 1.918304
2014 0.9332 1.73 0.122 28.93458406 2.25695
2015 0.924 2.02 -0.1522 28.8953133 2.489252
CTRA
2010 0.0808 0.058 0.053 29.86942412 0.729835
2011 0.0808 0.157 0.064 30.07552815 1.068904
2012 0.0793 0.263 0.105 30.34062955 1.430612
2013 0.0793 0.42 0.15 30.63895539 1.151636
2014 0.3832 0.526 0.173 30.78966764 1.625592
2015 0.4392 0.628 0.153 30.89901919 1.695521
DILD
2010 0.4958 0.1198 0.1476 29.15691203 1.231128
2011 0.4958 0.3204 0.0377 29.37006694 0.695786
2012 0.4213 0.2861 0.0468 29.43795672 0.878921
2013 0.4213 0.2596 0.0854 29.65075514 0.79616
2014 0.4213 0.3724 0.1005 29.8291001 1.507838
2015 0.4213 0.5321 0.0869 29.96205489 1.062478
GMTD
2010 0.65 0.1 0.22 26.60656105 0.13067
2011 0.65 1.81 0.283 26.91192792 0.386386
2012 0.65 2.849 0.275 27.52632379 0.286444
2013 0.65 2.233 0.227 27.89938202 2.083274
2014 0.65 1.285 0.179 28.05251795 0
2015 0.65 1.299 0.216 27.87317502 1.373974
GPRA
2010 0.6731 0.94 0.0593 27.80049883 0.724468
2011 0.6731 0.9 0.0688 27.84311019 0.719955
2012 0.8475 0.86 0.0801 27.90123984 0.541349
2013 0.8475 0.66 0.133 27.91821177 0.538412
2014 0.8359 0.72 0.1047 28.04813567 0.733385
2015 0.7223 0.66 0.77 28.08475217 1.349956
112
ADHI
2010 0.574 0.979 0.226 29.22589265 1.677278
2011 0.574 0.703 0.258 29.44143124 0.936702
2012 0.56 0.808 0.332 29.69434268 2.384129
2013 0.56 1.17 0.378 29.9053057 1.654494
2014 0.51 1.383 0.251 29.97847269 3.393434
2015 0.51 0.604 0.246 30.45007969 1.476177
DGIK
2010 0.644 1.0285 0.0727 28.30357679 0.834027
2011 0.644 0.5477 0.0083 28.026827 0.513797
2012 0.6411 0.7452 0.0471 28.19517483 0.792119
2013 0.6411 0.9936 0.0627 28.37334061 0.783914
2014 0.6398 0.8627 0.0559 28.34656302 0.903311
2015 0.6398 0.9322 0.0043 28.37031957 0.434502
PTPP
2010 0.7854 3.3144 0.1905 29.32554878 2.916569
2011 0.7854 3.9238 0.1893 29.56736474 1.56269
2012 0.5865 4.3161 0.2311 29.77705187 2.304461
2013 0.5686 5.3841 0.3104 30.14813884 2.748985
2014 0.5501 5.2439 0.2931 30.31061387 7.045066
2015 0.5464 2.7368 0.7635 30.58221678 3.48397
SSIA
2010 0.523 1.644 0.133 28.49923088 0.91077
2011 0.3838 1.579 0.234 28.70872911 2.820449
2012 0.3344 1.992 0.442 29.21095471 3.043592
2013 0.3344 1.402 0.301 29.39141036 1.017848
2014 0.4065 1.137 0.159 29.42166209 1.673342
2015 0.423 1.075 0.104 29.4972576 1.007865
TOTL
2010 0.565 1.7713 0.1446 28.09434624 1.448697
2011 0.565 1.9325 0.7971 28.27151513 1.442517
2012 0.565 2.0615 0.2666 28.35570039 4.348029
2013 0.565 1.8688 0.258 28.43141513 2.139546
2014 0.565 2.2347 0.2158 21.6330339 4.973888
2015 0.565 2.2854 0.2255 21.76923396 2.420771
WIKA
2010 0.6551 2.4253 0.1581 29.46939457 2.131654
2011 0.6551 2.9464 0.1711 22.84228615 1.551596
2012 0.6551 3.1589 0.1835 23.1161677 2.972528
2013 0.6515 0.0318 0.1933 23.25656279 0.713204
2014 0.6505 0.0284 0.1564 23.49016464 4.295974
2015 0.6505 0.0334 0.1429 23.69891815 2.763594
113
Lampiran 3: Hasil Output Uji Regresi Data Panel
Uji Common Effect Model (OLS)
Dependent Variable: PBV
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 07/04/17 Time: 09:13
Sample: 2010 2015
Periods included: 6
Cross-sections included: 19
Total panel (balanced) observations: 114
Linear estimation after one-step weighting matrix
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.957056 1.198309 1.633181 0.1053
INST 0.146821 0.345404 0.425069 0.6716
DER 0.363868 0.110971 3.278941 0.0014
ROE 1.905632 0.584448 3.260566 0.0015
SIZE -0.040711 0.040363 -1.008634 0.3154
Weighted Statistics
R-squared 0.271983 Mean dependent var 2.262116
Adjusted R-squared 0.245267 S.D. dependent var 1.541674
S.E. of regression 1.133354 Sum squared resid 140.0096
F-statistic 10.18047 Durbin-Watson stat 1.326664
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.134453 Mean dependent var 1.705477
Sum squared resid 160.9464 Durbin-Watson stat 1.020788
114
Uji Fixed Effect Model
Dependent Variable: PBV
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 07/04/17 Time: 09:21
Sample: 2010 2015
Periods included: 6
Cross-sections included: 19
Total panel (balanced) observations: 114
Linear estimation after one-step weighting matrix
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 5.490767 2.651906 2.070498 0.0412
INST 0.253576 0.521887 0.485883 0.0282
DER 0.419987 0.155728 2.696934 0.0083
ROE 1.126631 0.218767 5.149911 0.0000
SIZE 0.160714 0.098260 1.635598 0.1054
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
Weighted Statistics
R-squared 0.810131 Mean dependent var 2.810733
Adjusted R-squared 0.764229 S.D. dependent var 2.230615
S.E. of regression 0.871690 Sum squared resid 69.14568
F-statistic 17.64902 Durbin-Watson stat 2.114582
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.614047 Mean dependent var 1.705477
Sum squared resid 71.76700 Durbin-Watson stat 2.114614
115
Uji Random Effect Model
Dependent Variable: PBV
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 07/04/17 Time: 09:05
Sample: 2010 2015
Periods included: 6
Cross-sections included: 19
Total panel (balanced) observations: 114
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 4.435320 2.053584 2.159795 0.0330
INST 0.260317 0.872876 0.298229 0.7661
DER 0.354252 0.139891 2.532347 0.0128
ROE 0.885516 0.751975 1.177588 0.2415
SIZE -0.119757 0.069055 -1.734239 0.0857
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.925418 0.5220
Idiosyncratic random 0.885485 0.4780
Weighted Statistics
R-squared 0.087778 Mean dependent var 0.620548
Adjusted R-squared 0.054302 S.D. dependent var 0.895084
S.E. of regression 0.870442 Sum squared resid 82.58594
F-statistic 2.622120 Durbin-Watson stat 1.830735
Prob(F-statistic) 0.038699
Unweighted Statistics
R-squared 0.162212 Mean dependent var 1.705477
Sum squared resid 155.7846 Durbin-Watson stat 0.970525
116
Lampiran 4: Hasil Uji Pemilihan Model Terbaik Regresi Data Panel
Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: FIX
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 20.086735 (18,91) 0.0000
117
Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: RANDOM
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 0.328023 4 0.0479
118
Lampiran 5: Hasil Output Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5
Series: Standardized Residuals
Sample 2010 2015
Observations 114
Mean 4.29e-17
Median -0.026159
Maximum 1.637498
Minimum -1.828261
Std. Dev. 0.782246
Skewness 0.198210
Kurtosis 2.265243
Jarque-Bera 3.310825
Probability 0.191013
Multikolinearitas
INST DER ROE SIZE
INST 1.000000 0.148216 0.047843 -0.356124
DER 0.148216 1.000000 0.345013 0.054466
ROE 0.047843 0.345013 1.000000 0.085974
SIZE -0.356124 0.054466 0.085974 1.000000
119
Heteroskedastisitas (Uji Park)
Dependent Variable: LOG(RES2)
Method: Panel Least Squares
Date: 07/04/17 Time: 15:11
Sample: 2010 2015
Periods included: 6
Cross-sections included: 19
Total panel (balanced) observations: 114
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 4.561314 3.651731 1.249083 0.2143
INST 1.143599 1.230445 0.929419 0.3547
DER 0.096852 0.240489 0.402731 0.6879
ROE 1.154731 1.704086 0.677625 0.4994
SIZE -0.231268 0.119437 -1.936312 0.0554
R-squared 0.065814 Mean dependent var -1.103964
Adjusted R-squared 0.031532 S.D. dependent var 2.456087
S.E. of regression 2.417053 Akaike info criterion 4.645844
Sum squared resid 636.7939 Schwarz criterion 4.765853
Log likelihood -259.8131 Hannan-Quinn criter. 4.694549
F-statistic 1.919794 Durbin-Watson stat 1.570567
Prob(F-statistic) 0.112234
Autokorelasi (Uji LM)
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 10.72354 Prob. F(2,107) 0.0681
Obs*R-squared 19.03483 Prob. Chi-Square(2) 0.0587