Post on 15-Oct-2021
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Wismantara et al., Pengaruh Filtrat Azolla 48
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
PENGARUH FILTRAT Azolla Microphylla DAN PENAMBAHAN FILTRAT KAYU MANIS
TERHADAP KUALITAS PRODUK NATA DE SOYA SERTA PENGEMBANGANNYA
SEBAGAI MODUL BIOLOGI BERBASIS RISET
UNTUK SISWA KELAS XII SMA/MA The Effect of Azolla microphylla Filtrate and Addition of Cinnamon Filtrate to Product Quality of Nata de soya and
Development as Research-Based Biology Module for Class XII High School Students
Hikmah Ramadhany Wismantara1, Moh. Amin
2, Elly Purwanti
3
1) 3) Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP-Universitas Muhammadiyah Malang
Jl. Tlogomas No. 246 Malang 2)
Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang No. 5 Malang
e-mail korespondensi: hrwdhany@gmail.com
ABSTRAK
Azolla microphylla adalah tanaman yang digunakan sebagai penambah nutrisi pada pembuatan nata de soya karena
mempunyai kandungan nitrogen cukup tinggi. Pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum di media limbah tahu juga
membutuhkan glukosa dengan cara penambahan filtrat kayu manis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh filtrat Azolla microphylla dan penambahan filtrat kayu manis terhadap kualitas nata de soya, perlakuan
optimum, dan menghasilkan modul biologi berbasis riset materi Bioteknologi. Metode penelitian ini yaitu penelitian
sesungguhnya dan Pengembangan. Rancangan dalam penelitian menggunakan RAL, pola faktorial. Hasil penelitian
tahap I dikembangkan menjadi modul berbasis riset menggunakan metode penelitian pengembangan ADDIE. Hasil penelitian tahap I menunjukkan bahwa filtrat Azolla microphylla dan penambahan filtrat kayu manis berpengaruh
terhadap ketebalan, kadar air, kadar serat kasar, dan organoleptik nata de soya. Hasil penelitian tahap II yaitu hasil
validasi ahli bahan ajar, ahli materi, praktisi pendidikan, dan uji keterbacaan menunjukkan presentase 98,125%,
90,44%, 75,62%, 87,8% termasuk kategori sangat layak.
Kata kunci: filtrat Azolla microphylla, filtrat kayu manis, nata de soya, modul
ABSTRACT
Azolla microphylla is a plant used as a nutritional enhancer in the manufacture of nata de soya because it has a high nitrogen content. The growth of Acetobacter xylinum bacteria in tofu waste media also requires glucose by adding
cinnamon filtrate. The purpose of this research is to know the effect of Azolla microphylla filtrate and the addition of
cinnamon filtrate to the quality of nata de soya, optimum treatment, and produce biological module based on
Biotechnology research material. This research method is real research and development. The design in the research using RAL, factorial pattern. The result of the first phase of the research was developed into a research-based
module using ADDIE. The results of the first phase showed that Azolla microphylla filtrate and the addition of
cinnamon filtrate affect the quality of nata de soya. The results of the second phase of the research are the validation
of expert materials, materials experts, educational practitioners, and legibility test shows the percentage of 98.125%, 90.44%, 75.62%, 87.8% are included in the very decent category.
Keywords: Azolla microphylla filtrate, cinnamon filtrate, nata de soya, module
Indonesia terdapat banyak pabrik tahu dalam skala
kecil maupun industri. Proses pembuatan tahu akan
menghasilkan limbah. Limbah dari pengolahan tahu
berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah cair tahu
atau whey tofu adalah air buangan sisa proses
penggumpalan tahu yang biasanya tidak dimanfaatkan.
Pada umumnya air limbah tahu hanya di buang ke
lingkungan sehingga menyebabkan pencemaran
lingkungan, bau busuk dan sarang nyamuk (Budiarti,
2008). Salah satu alternatif pemecahan masalah
pencemaran lingkungan yaitu memanfaatkan air limbah
tahu secara optimal dengan cara mengolahnya menjadi
produk pangan nata de soya karena air limbah tahu masih
mengandung komposisi kimia yang cukup banyak dan
potensi gizi yang dimilikipun cukup tinggi seperti
karbohidrat, protein, lemak, serat kasar dan kalsium.
Komposisi yang masih terdapat pada limbah air tahu
merupakan media yang baik untuk digunakan sebagai
bahan baku nata de soya, karena medium fermentasi
dalam pembuatan nata harus banyak mengandung
karbohidrat (Sarwono dan Saragih, 2001).
Nutrisi penting diperlukan oleh Acetobacter
xylinum untuk hidup dan menjalankan aktivitasnya yaitu
nitrogen. Azolla merupakan jenis tumbuhan paku air yang
hidup di perairan. Azolla mampu mengikat N2 dari udara
karena bersimbiosis dengan sianobakteri (Anabaena
azollae) yang hidup di dalam rongga daun Azolla
(Gunawan, 2013). Jumlah unsur nitrogen yang dapat
ditambat melalui simbiosis Azolla-Anabaena azollae
cukup tinggi. Jika dihitung dari berat keringnya, Azolla
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Wismantara et al., Pengaruh Filtrat Azolla 49
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
mengandung unsur Nitrogen (N) 1.96-5.30 %, phosphor
(P) 0,5%-0,9% dan Kalium (K) 0 ml-4,5% (Syarif, 2013).
Keseimbangan nutrisi dalam pemenuhan kebutuhan
metabolisme Acetabacter xylinum mutlak diperlukan
dalam proses pembuatan nata. Menurut Evy (2008)
kondisi ketidakseimbangan nutrisi seperti tingginya
pemberian nitrogen menyebabkan banyak nitrogen yang
tidak dapat dimanfaatkan untuk biosintesis protein sel
bakteri Acetobacter xylinum akibat kekurangan gizi lain
seperti glukosa yang merupakan sumber utama rangka
karbon dan energi sehingga perlu ditambahkan nutrisi lain
yang mengandung glukosa sekaligus berperan sebagai
bahan tambahan makanan dalam meningkatkan kualitas
nata.
Penambahan kayu manis dapat meningkatkan
kadar gula total yaitu sekitar 1,0 %. Gula total adalah
senyawa karbohidrat yang berupa monosakarida maupun
disakarida (glukosa, galaktosa, fruktosa, sukrosa) yang
berfungsi memberikan rasa manis dan penyedia energi
untuk Acetobacter xyinum (Andriana, 2014). Komponen
yang terdapat pada kayu manis berupa sinamaldehid.
Sinamaldehid berperan sebagai pemberi aroma dan warna
pada minuman. Kayu manis berbau wangi dan beraroma
khas yang ditimbulkan oleh sinamaldehid dan eugenol
(Andriana, 2014). Penambahan bahan makanan
ditambahkan kedalam makanan dengan tujuan untuk
memperbaiki penampakan, warna, bentuk, citarasa,
tekstur, flavour, dan memperpanjang daya simpan
makanan sehingga meningkat produk makanan tersebut
(Effendi, 2012).
Hasil penelitian ini akan diimplementasikan
menjadi bahan ajar karena mendukung ketrampilan proses
yang dilakukan oleh siswa khususnya sebagai bahan ajar
berupa modul Biologi SMA kelas XII semester 2 pada
materi Bioteknologi, KD 4.10 Merencanakan dan
melakukan percobaan dalam penerapan prinsip-prinsip
bioteknologi konvensional untuk menghasilkan produk
dan mengevaluasi produk yang dihasilkan serta prosedur
yang dilaksanakan.
METODE
Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu penelitian
tahap I yaitu penelitian eksperimen sesungguhnya (True
Eksperimental Research) dan penelitian tahap II yaitu
penelitian Pengembangan. Pada penelitian tahap I, desain
penelitian yang digunakan yaitu desain faktorial (faktorial
design), dengan menggunakan dua faktor. Faktor
pertamaadalah pemberian filtrat Azolla microphylla (A),
yang terdiri dari 4 level yaitu 0 ml, 5 ml, 10 ml, dan 15 ml
sedangkan faktor kedua adalah filtrat kayu manis (B),
yang terdiri dari 4 level yaitu 0 ml, 4 ml 6 ml dan 8 ml.
Rancangan penelitian yang digunakan untuk
menempatkan unit eksperimental menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Penelitian untuk membuat nata de soya dilakukan
di Pusat Pengembangan Bioteknologi Universitas
Muhammadiyah Malang sedangkan penelitian unutk
mengetahui kualitas nata de soya dilakukan di
Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah
Malang. Alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain
timbangan analitik, erlenmeyer, blender, mortal martil,
panci, saringan, gelas ukur, kompor, tabung gas, nampan
plastik ukuran 30x20x5, koran, karet, kayu manis 250 gr,
Azolla microphylla 1000 gr, limbah tahu 24 liter, gula
pasir 600 gr, bakteri Acetobacter xylinum 2400 ml.
Penelitian ini dilakukan tahap pelaksanaan dan
pengamatan. Tahap pelaksanaan yaitu membuat filtrat
Azolla microphylla yaitu dengan cara menyiapkan alat
dan bahan, Azolla microphylla kemudian ditiriskan
hingga tidak ada air yang menetes, menimbang Azolla
microphylla dengan berat basah 1 kg, Azolla microphylla
diblender sampai halus dengan menambahkan aquades,
menyaring Azolla microphylla hingga ampas dan sari
terpisah, merebus filtrat Azolla microphylla.
Tahapan berikutnya membuat filtrat kayu manis
yaitu dengan cara menyiapkan alat dan bahan,
menghaluskan batang kayu manis dengan mortal martil,
menimbang batang kayu manis dengan timbangan
analitik, memindahkan bahan tersebut kedalam panci
direbus menggunakan air pada suhu 100oC selama ±15
menit. Setelah itu menghaluskan kayu manis. Air rebusan
kayu manis disaring dengan kertas saring dan ampasnya
dibuang.
Tahapan selanjutnya yaitu pembuatan nata de soya
dengan cara menyaring air limbah tahu terlebih dahulu,
memasukkan air limbah tahu ke dalam panci dan merebus
hingga mendidih, setelah mendidih memasukkan gula,
memasukkan filtrat Azolla microphylla, menuangkan
kedalam nampan yang sudah steril (500 ml air limbah
tahu), menambahkan filtrat kayu manis, menutupnya
dengan koran dan diikat dengan karet, setelah dingin
memberi bibit nata pada nampan tersebut (1 nampan bibit
ditanam sebanyak 50 ml). Waktu fermentasi adalah 10
hari agar dapat menghasilkan nata.
Pengamatan dilakukan terhadap ketebalan, kadar
air, dan kadar serat nata yang dihasilkan serta
organoleptik. Penentuan ketebalan nata (cm) diukur
menggunakan jangka sorong. Penentuan dan analisa kadar
air dan kadar serat kasar berdasarkan metode uji kadar air
dan kadar serat kasar (Sudarmadji,1984). Data yang
diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan
uji normalitas, uji homogenitas, uji anava 2 faktor, dan uji
BNT 5%.
Pada penelitian tahap II, produk yang dihasilkan
dalam penelitian pengembangan ini yaitu modul biologi
berbasis riset pada materi bioteknologi untuk siswa kelas
XII SMA/MA menggunakan model pengembangan
ADDIE (Branch, 2009) tanpa menerapkan tahap
implementasi. Terdapat empat tahapan model
pengembangan ADDIE yang dilakukan yaitu 1) Analyze,
memuat tiga kegiatan utama yang dilakukan yaitu analisis
kebutuhan guru dan siswa, analisis kurikulum, dan
analisis studi pustaka 2) Design, memuat beberapa
langkah yaitu mendaftar hal-hal yang dibutuhkan
menyusun tujuan pengembangan produk, menyusun
strategi pengujian 3) Develop, memuat beberapa langkah
yaitu menyusun isi/materi, memilih atau mengembangkan
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Wismantara et al., Pengaruh Filtrat Azolla 50
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
media pendukung, melakukan revisi formatif (divalidasi)
4) Evaluate, memuat beberapa langkah menentukan
kriteria evaluasi, memilih alat evaluasi, melakukan
evaluasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian Tahap I
Ketebalan
Tabel 1. Ketebalan Nata de soya
Berdasarkan Tabel 1 perlakuan filtrat Azolla
microphylla dan penambahan filtrat kayu manis
mempunyai rata-rata ketebalan tertinggi pada perlakuan
A3B1 yaitu pemberian filtrat Azolla microphylla
sebanyak 15 ml dan penambahan filtrat kayu manis
sebanyak 4 ml. Sebaliknya rata-rata ketebalan terendah
adalah perlakuan A0B0 yaitu pemberian filtrat Azolla
microphylla sebanyak 0 ml dan filtrat kayu manis
sebanyak 0 ml.
Hasil penelitian menunjukkan semakin banyak
filtrat Azolla microphylla maka nilai ketebalan semakin
tinggi. Sedangkan pemberian filtrat kayu manis semakin
banyak maka nilai ketebalan semakin rendah. Pemberian
filtrat sebanyak 15 ml tersebut telah memenuhi kebutuhan
nitrogen bakteri Acetobacter xylinum untuk biosintesis
protein selnya sehingga bakteri tersebut dapat tumbuh dan
berkembang. Terjadinya pertumbuhan dan perkembangan
bakteri Acetobacter xylinum bukan hanya karena
ketersediaan nitrogen yang cukup dari filtrat Azolla
microphylla tetapi juga disebabkan karena adanya nutrisi-
nutrisi lain yang terkandung dalam limbah tahu seperti
karbohidrat, protein, dan mineral (Pambayun, 2002).
Penambahan sumber karbon dan sumber nitrogen
ke dalam medium fermentasi tidak hanya mencukupi
kebutuhan energi yang diperlukan bakteri Acetobacter
xylinum, akan tetapi juga merangsang pembentukan
selulosa nata yang tebal (Naufalin, 2003). Peningkatan
ketebalan nata disebabkan oleh sukrosa yang
ditambahkan berfungsi sebagai sumber karbon yang
tersedia untuk bakteri sebagai pembentuk serat kasar.
Semakin banyak penambahan nitrogen yang ditambahkan
dalam fermentasi nata de soya akan meningkatkan
produktifitas Acetobacter xylinum dalam memproduksi
selulosa (Hamad. 2013).
Menurut Purwanto (2012) pertumbuhan
Acetobacter xylinum dalam medium yang sesuai akan
menghasilkan massa berupa selaput tebal pada permukaan
medium. Selaput tebal tersebut mengandung 35-62 ml
selulosa, terbentuk di permukaan dan merupakan hasil
dari akumulasi polisakarida ekstraseluler yang tersusun
oleh jaringan mikrofibril atau pelikel. Pelikel tersebut
adalah tipe selulosa yang mempunyai struktur kimia
seperti selulosa yang dibentuk oleh tumbuhan tingkat
tinggi.
Pemberian filtrat kayu manis yang terlalu banyak
menyebabkan nilai pH larutan nata semakin rendah
sehingga proses pembentukan lapisan nata semakin
rendah dan larutan nata jauh dari pH optimum. Semakin
banyak penambahan kayu manis, pH yang dihasilkan
semakin rendah dan berhubungan dengan warna yang
dihasilkan. Kondisi keasaman yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum adalah kondisi
yang asam dengan pH 4,3. Limbah tahu mempunyai pH
yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum.
Kadar Air
Tabel 2 Kadar Air pada Nata de soya
Berdasarkan Tabel 2 persentase perlakuan filtrat
Azolla microphylla dan penambahan filtrat kayu manis
mempunyai rata-rata persentase kadar air tertinggi pada
perlakuan A0B1 dengan perlakuan filtrat Azolla
microphylla 0 ml dan filtrat kayu manis 4 ml. Sebaliknya
rata-rata persentase kadar air terendah adalah perlakuan
A2B1 dengan perlakuan Azolla microphylla 10 ml dan
filtrat kayu manis 4 ml.
Bakteri Acetobacter xylinum mampu mengoksidasi
asam asetat menjadi CO2 dan H2O apabila ditambahkan
pada medium yang banyak mengandung gula.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Wismantara et al., Pengaruh Filtrat Azolla 51
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
Penambahan filtrat kayu manis memberikan tambahan
gula pada medium. Sehingga dengan penambahan jumlah
gula yang semakin banyak maka kadar air yang
dihasilkan akan semakin banyak. Selain itu pH, suhu dan
penambahan bahan kimia lainnya juga dapat
mempengaruhi kadar air nata yang dihasilkan (Effendi.
2009). Medium fermentasi yang terlalu pekat
menyebabkan semakin lambatnya proses pembentukan
selulosa oleh bakteri. Hal ini dikarenakan tekanan
osmosis semakin meningkat dan menyebabkan sel bakteri
mudah mengalami lisis sehingga pembentukan selulosa
tidak optimal. Penambahan substrat yang sesuai akan
meningkatkan laju reaksi dan memberikan ketebalan pada
nata. Semakin tebal nata yang dihasilkan maka kadar air
semakin kecil.
Kadar Serat Kasar
Tabel 3. Serat Kasar Nata de soya
Berdasarkan Tabel 3 persentase perlakuan filtrat
Azolla microphylla dan penambahan filtrat kayu manis
mempunyai rata-rata persentase kadar serat kasar tertinggi
pada perlakuan A3B1 dengan perlakuan Azolla
microphylla 5 ml dan filtrat kayu manis 4 ml. Sebaliknya
rata-rata persentase kadar serat kasar terendah adalah
perlakuan A0B1 dengan perlakuan Azolla microphylla 0
ml dan filtrat kayu manis 4 ml.
Perlakuan filtrat Azolla microphylla yang tinggi
maka akan memberikan nutrisi pada Acetobacter xylinum
yang digunakan untuk proses metabolisme, sehingga serat
kasar yang dihasilkan semakin tinggi. Presentase serat
kasar yang tinggi dipengaruhi oleh aktivitas dari
Acetobacter xylinum pada proses metabolisme yang
mengubah glukosa menjadi selulosa. Hal tersebut dapat
dilakukan apabila nutrisi pada medium tercukupi.
Banyaknya mikroorganisme yang tumbuh dan
metabolisme dipengaruhi oleh nutrisi yang terkandung
pada media.
Organoleptik
Tabel 4. Organoleptik Nata de soya
Berdasarkan Tabel 4 perlakuan filtrat Azolla
microphylla dan penambahan filtrat kayu manis terhadap
sifat organoleptik nata de soya memiliki nilai yang
berbeda antara nilai warna, aroma, tekstur, rasa. Nilai
warna, tekstur, dan rasa tertinggi pada perlakuan A3B1
dengan perlakuan Azolla microphylla sebanyak 15 ml dan
penambahan filtrat kayu manis sebanyak 4 ml. Sedangkan
nilai aroma tertinggi pada perlakuan A2B1 dengan
perlakuan Azolla microphylla sebanyak 10 ml dan
penambahan filtrat kayu manis sebanyak 4 ml.
Komponen utama pada kayu manis berupa
sinamaldehid. Sinamaldehid berperan sebagai pemberi
aroma dan warna pada minuman. Warna pada minuman
kulit batang kayu manis juga disebabkan kandungan
sinamaldehid pada kayu manis yang berwarna
kekuningan. Semakin banyak penambahan kayu manis
warna yang dihasilkan semakin merah tua.
Kayu manis memiliki senyawa aromatik,
aromanya tergantung pada substansi dengan susunan yang
berbeda. Substansi yang terkandung dalam kayu manis
antara lain adalah sinnamaldehid, eugenol, safrol atau
camphor, aceteugenol dan beberapa aldehid lain dalam
jumlah kecil. Rasa manis dan bau tertentu dari kulit
batang kering kayu manis terutama ditentukan oleh
kandungan minyak aromatic.
Tingkat kekerasan tekstur nata sangat dipengaruhi
oleh kerapatan jalinan selulosa yang terbentuk. Ikatan
hidrogen pada nutrisi yang ditambahkan dengan precursor
polisakarida menghasilkan polimer yang lebih longgar
sehingga tekstur selulosa menjadi lebih lunak. Tingkat
kekenyalan nata sangat penting untuk diperhatikan karena
parameter ini merupakan satu-satunya parameter
organoleptik yang sulit untuk dimodifikasi seperti halnya
warna, rasa dan bau yang dapat dimodifikasi.
Kayu manis mengandung minyak atsiri yang tinggi
sehingga apabila terlalu banyak maka akan menimbulkan
rasa yang getir karena perasa alami pada kayu manis
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Wismantara et al., Pengaruh Filtrat Azolla 52
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
cenderung berasa manis akibat kandungan gula pada kayu
manis (Indriyani, 2015).
Penelitian Tahap II
Analize
Berdasarkan analisis kebutuhan yang telah
dilakukan, proses pembelajaran Biologi telah dilakukan
dengan berbagai metode namun masih ada beberapa
materi yang diajarkan dengan metode yang kurang sesuai
dengan karakteristik materinya, sehingga masih terdapat
beberapa kemampuan siswa yang belum dikembangkan
seperti keterampilan proses.
Gambar 1. Tanggapan Mengenai Bahan Ajar Modul
Materi Bioteknologi
Gambar 1 menunjukkan presentase siswa 60%
mengatakan sangat tertarik, dan 10% mengatakan tertarik
dan sisanya sebesar 30% menyatakan kurang tertarik,
maka dapat dikatakan siswa membutuhkan media bahan
ajar berupa modul untuk menunjang pembelajaran
bioteknologi khususnya dalam aspek ketrampilan proses.
Hal tersebut juga didukung Guru Pengajar oleh Siti
Juhariyah S.Pd, M.Pd karena siswa masih mengalami
kesulitan dalam memahami contoh bioteknologi terutama
penerapannya. Siti Juhariyah S.Pd, M.Pd mengharapkan
adanya bahan ajar berupa modul kontekstual yang
mengkaji materi bioteknologi dan mendukung adanya
pengembangan modul berbasis riset untuk materi
bioteknologi.
Design
Langkah awal yang dilakukan adalah menyusun
tujuan pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013.
Pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang harus dimiliki
oleh siswa sesuai dengan Kurikulum 2013.
Modul nantinya dapat menjadi sumber
pengetahuan bagi siswa mengenai penerapan IPTEKS dan
menghasilkan suatu produk yang bermanfaat. Menurut
Amin (2010), Amin (2015), dan Amin (2016),
pengembangan bahan ajar berupa modul berbasis riset
kekinian dan berbasis penelitian sangat penting karena
akan memberikan penguatan pengembangan pendidikan
yang dilandasi oleh perkembangan keimuan biologi
kekinian. Hal ini diharapkan mampu mempermudah siswa
dalam mengembangkan kemampuan kognitif,
psikomotorik, dan afektifnya secara maksimal.
Tabel 5. Analsis Pengetahuan, Ketram-pilan, dan Sikap
Siswa
Develop
Gambar 2. Desain Sampul Modul
Sesuai dengan pembelajaran biologi pada
Kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan ilmiah
(Scientific approach) maka langkah pembelajaran yang
ada di dalam modul meliputi apersepsi, mengamati,
mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data,
mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Berdasarkan
kriteria kualifikasi penilaian yang diadaptasi dari Akbar
(2013), modul biologi berbasis riset ini dapat digunakan
setelah melalui revisi.
Bagian-bagian dari modul biologi berbasis riset
yang dikembangkan adalah sebagai berikut: 1)
Pendahuluan terdiri dari halaman sampul, prakata, latar
belakang penyusunan modul, Petunjuk penggunaan
modul, uraian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan
Indikator Pencapaian Kompetensi, serta daftar isi; 2)
Bagian isi terdiri atas materi ajar, kegiatan siswa,
instrumen penilaian diri siswa pada materi bioteknologi
untuk kelas XII SMA/MA. Kegiatan belajar pada modul
ini disusun sedemikian rupa sehingga mampu
mengembangkan kemampuan kognitif, psikomotorik, dan
afektif siswa. Kegiatan tersebut adalah tentang riset
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Wismantara et al., Pengaruh Filtrat Azolla 53
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
mengembangkan suatu produk bioteknologi dan berupa
analisis hasil riset dan beberapa diskusi tentang
bioteknologi. Evaluasi pada modul ini terdapat pada akhir
unit serta pada akhir materi secara keseluruan berupa uji
kompetensi. Kelengkapan lain yang ada pada modul ini
adalah “Catatan Penting” yang berisi uraian penting
tentang konsep bioteknologi yang tersusun dengan bahasa
singkat dan mudah dipahami. Terdapat pula “Tantangan”
yang memacu siswa untuk mempelajari lebih dalam
materi bioteknologi;
3) Bagian penutup berisi atas glossarium dan daftar
pustaka. Kedua bagian ini disajikan pada akhir modul.
Glossarium berisi tentang istilah-istilah asing biologi
beserta pengertiannya
Tabel 6, Tabel 7, dan Tabel 8 menyajikan hasil
validasi produk yang dikembangkan.
Tabel 6 hasil validasi materi
Tabel 7. Hasil Validasi Bahan Ajar
Tabel 8. Hasil Validasi Praktisi
Evaluate
Hasil validasi oleh ahli bahan ajar, ahli materi,
dan praktisi pendidikan menunjukkan bahwa modul ini
termasuk kedalam kategori sangat layak dengan
presentase penilaian secara berurut adalah presentase
98,125%, 90,44%, 75,62%. Setelah dilakukan proses
valdiasi dan revisi, modul biologi berbasis riset pada
materi bioteknologi diuji cobakan pada siswa yang terdiri
dari 10 siswa kelas XII SMA Negeri 3 Malang yang telah
menempuh materi Bioteknologi. Hasil uji coba kelompok
kecil menunjukkan bahwa modul biologi berbasis riset
pada materi bioteknologi termasuk ke dalam kategori
sangat layak dengan presentase 87,8%.
Komentar dan saran dari validator ahli materi, ahli
bahan ajar, dan praktisi pendidikan serta siswa yang
menjadi subyek uji coba keterbacaan modul pada
kelompok kecil digunakan sebagai pertimbangan dalam
proses revisi modul biologi berbasis riset. Komentar dan
saran tersebut ditindak lanjuti dengan melakukan
perbaikan pada bagian yang dikomentari.
KESIMPULAN
Ada pengaruh pemberian filtrat Azolla micropylla
dan penambahan filtrat kayu manis terhadap kualitas
produk (ketebalan, kadar air, kadar serat) pada nata de
soya. Pemberian filtrat Azolla micropylla sebanyak 15 ml
dan penambahan filtrat kayu manis sebanyak 4 ml
berpengarh paling optimal terhadap ketebalan, kadar air,
kadar serat, dan organoleptik nata de soya. Hasil validasi
modul termasuk dalam kategori sangat layak. Saran perlu
di informasikan kepada masyarakat tentang pemanfaatan
limbah tahu sebagai bahan dasar alternatif pembuatan
nata, perlu dilakukan uji lebih lanjut tentang faktor-faktor
lain (misal kadar gula reduksi) yang juga mempengaruhi
kualitas nata dari limbah tahu, sehingga dihasilkan nata
yang lebih baik.
DAFTAR RUJUKAN
Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Amin, M. 2010. Implementasi Hasil-Hasil Penelitian
Bidang Biologi dalam Pembelajaran. Proseding
Seminar Biologi. 1(7). diakses dari
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/prosbio/articl
e/view/1202
Amin, M. 2015. Biologi sebagai Sumber Belajar untuk
Generasi Masa Kini dan Mendatang yang
Berintegritas dan Berperadapan Tinggi. Pidato
Pengukuhan Guru Besar. Kemristekdikti.
Universitas Negeri Malang.
Amin, M. 2016. Pesatnya Perkembangan Biologi dan
Tantangan Pembelajarannya pada Abad 21.
Makalah utama pada Seminar Nasional Sain
Teknologi dan Pembelajarannya di Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Andriana. 2014. Pengaruh Penambahan Kayu Manis
terhadap Aktivitas Antioksidan dan Kadar Gula
Total Minuman Fungsional Secang dan Daun
Stevia sebagai Alternatif Minuman bagi Penderita
Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal, 1(1).
Budiarti. 2008. Pengaruh Konsentrasi Starter Acetobacter
xylinum Terhadap Ketebalan dan Rendemen
Selulosa Nata de Soya. Jurnal., 1(1).
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Wismantara et al., Pengaruh Filtrat Azolla 54
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
Branch, R. M., 2009. Instructional Design: The ADDIE
approach. New York: Spinger Science Bussines
Media, LLC.
Effendi, Supli. 2012. Teknologi Pengolahan dan
Pengawetan Pangan. Bandung: Alfabeta.
Evy, Rossy, Usman Pato dan S.R.Damanik. 2008.
Optimalisasi Pemberian Amonium Sulfat
Terhadap Produksi Nata de Banan Skin. Program
Studi Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas
Pertanian. Universitas Riau. SAGU, 7 (2): 30-36.
ISSN 1412.
Effendi, NH. 2009. Pengaruh Penambahan Variasi
Massa Pati (Soluble Starch) Pada Pembuatan
Nata de Coco dala Medium Fermentasi Bakteri
Acetobacter xylinum. Skripsi. Medan: Universitas
Sumatera Utara
Hamad, A & Kristino. 2013. Pengaruh Penambahan
Sumber Nitrogen Terhadap Hasil Fermentasi Nata
de Soya. Jurnal.9 (1). ISSN 0216-7395.
Indriyani, Eka Datik. 2015. Aktivitas Antioksidan dan
Sifat Organoleptik Teh Daun Kelor Dengan
Variasi Lama Pengeringan dan Penambahan
Kayu Manis Serta Cengkeh Sebagai Perasa
Alami. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Biologi.Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Solo
Naufalin, R & Wibowo, C. 2003. Pengaruh Penambahan
Sukrosa dan Ekstrak Kecambah Pada Kualitas
Nata De Cassava. Jurnal. Jurusan Teknologi
Pertanian Fakultas Pertanian UNSOED
Pambayun, Rindit. 2002. Teknologi Pengolahan Nata De
Coco. Yogyakarta: Kanisinus.
Purwanto, Agus. 2012. Produksi Nata Menggunakan
Limbah Beberapa Jenis Kulit Pisang. Jurnal Widya
Warta. 2 (36): 210-224. ISSN 0854-1981
Sarwono, B dan Y.P Saragih. 2001. Membuat Aneka
Tahu. Jakarta: Penebar Swadaya
Rismunandar. 1989. Kayu Manis. Jakarta: Penebar
Swadaya.