Post on 10-Oct-2019
i
PENGARUH E-BANKING TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK
UMUM DI INDONESIA DENGAN VARIABEL KONTROL RISIKO
KREDIT, LIKUIDITAS, INFLASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
PERIODE 2014-2017
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Shahara Putri Gusevi
NIM: 11150810000053
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M/1440 H
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. DATA PRIBADI
1. Nama : Shahara Putri Gusevi
2. Tempat tanggal lahir : Tangerang, 20 Februari 1998
3. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda No. 87 RT 003/RW 03,
Cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangerang
Selatan, 15412, Banten.
4. Agama : Islam
5. Nama ayah : Agusdi Arya (Alm)
6. Nama ibu : Noviwarmi Ganin
7. Nomor telepon : 0812-9817-7660
8. E-mail : shaharagusevi9@gmail.com
B. PENDIDIKAN FORMAL
1. SD N Kampung Utan I 2003-2009
2. SMP N 212 Jakarta 2009-2012
3. SMK N 20 Jakarta 2012-2015
4. Universitas Islam Negeri Jakarta 2015-2019
C. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Panitia Acara “Youth Economic Summit 2017” Divisi Lomba Fotografi
(2017)
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah Subhanau Wata’alla yang telah melimpahkan rahmat,
nikmat serta karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul ”Pengaruh E-Banking
Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Di Indonesia Dengan Variabel
Kontrol Risiko Kredit, Likuiditas, Inflasi Dan Pertumbuhan Ekonomi Periode
2014-2017” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari doa, bantuan,
bimbingan, petunjuk dan saran dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Mama tercinta, Noviwarmi Ganin yang telah memberikan doa, arahan,
bantuan, bimbingan, membantu pengkoreksian skripsi serta motivasi agar
penulis tidak menyerah dalam menyelesaikan skripsi serta dukungan secara
lahir dan batin yang selalu diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelsaikan skripsi ini.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanudin Umar Lubis, Lc., MA. selaku Rektor
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E., M.Si., Ak., CA., BKP., QIA. selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah membantu dalam berbagai kebijakan demi kemajuan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
4. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom., M.,M., selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta serta Dosen Pembimbing Skripsi, terima kasih sebesar-besarnya telah
berkenan meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing penulis, yang
telah bersedia memotivasi, memberikan tambahan ilmu, arahan dan solusi
setiap permasalahan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan
skripsi ini.
viii
5. Ibu Amalia, S.E., M.M., selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Almarhum Papa yang selalu saya rindukan, terima kasih karena telah
mengajarkan penulis pelajaran-pelajaran yang tidak pernah didapatkan di
bangku akademis, semoga papa tenang di sisi-Nya.
7. Adik sekaligus sahabat saya, Mashita Putri Gusevi yang sudah memotivasi
penulis dengan caranya sendiri hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Lelaki istimewa, Muhamad Fadhil Mufid yang selalu berada di sisi penulis dan
selalu sabar menemani, mendukung serta mendoakan penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan lahir dan batin
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat penulis, Diana, Yunita, Mega, Nurhasanah dan Alfi yang
selalu mendukung, membantu dan mendoakan penulis, serta mengisi kenangan
indah selama perkuliahan dan telah memberi semangat kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
11. Teman-teman Manajemen 2015, terutama untuk kelas Manajemen Keuangan
2015 yang telah memberikan warna berbeda selama masa perkuliahan dengan
canda tawa mereka.
12. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dan memberi masukan serta inspirasi bagi penulis, suatu
kebahagiaan tersendiri telah dipertemukan dengan kalian semua.
Akhir kata, penulis memahami bahwasanya tak ada satu pun di dunia ini yang
sempurna, termasuk skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kepada
pembaca agar berkenan memberikan saran yang membangun dan memberikan
koreksi pada skripsi ini agar dpat diperbaiki untuk penulis berikutnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, Juli 2019
Shahara Putri Gusevi
NIM. 11150810000053
ix
ABSTRACT
This study aims to determine the influence of e-banking on the financial
performance of commercial banks in Indonesia with a variable control of credit
risk, liquidity, inflation and economic growth during the period 2014-2017. This
study used 23 public banks listed on the Indonesian Stock Exchange a bank sub-
sector during the period 2014-2017 as a research sample. Data is collected based
on commercial bank financial reports published by Bank Indonesia and Badan
Pusat Statistik. The data analysis technique used is regression with the Ordinary
Least Square (OLS) model using Eviews 9 software. The results show that e-
banking has a positive impact on financial performance of commercial banks in
Indonesia. Control variables in this study of credit risk have a negative impact on
financial performance while liquidity has a positive effect on financial performance
of commercial banks in Indonesia. Other control variables, inflation and economic
growth proved that have no effect on the financial performance of commercial
banks in Indonesia.
Keywords: E-banking, Credit Risk, Liquidity, Inflation, Economic Growth.
x
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh e-banking
terhadap kinerja keuangan bank umum di Indonesia dengan variabel kontrol risiko
kredit, likuiditas, inflasi dan pertumbuhan ekonomi periode 2014-2017. Penelitian
ini menggunakan 35 bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sub sektor
bank selama periode 2014-2017 sebagai sampel penelitian. Data dikumpulkan
berdasarkan laporan keuangan bank umum yang dipublikasikan oleh Bank
Indonesia dan Badan Pusat Statistik. Teknik analisis data yang digunakan adalah
uji regresi dengan model Ordinary Least Square (OLS) menggunakan software
Eviews 9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-banking memiliki pengaruh
positif terhadap kinerja keuangan bank umum di Indonesia. Variabel kontrol berupa
risiko kredit memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja keuangan sedangkan
likuiditas berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan bank umum di di
Indonesia. Variabel kontrol lainnya yaitu inflasi dan pertumbuhan ekonomi terbukti
tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank umum di Indonesia.
Kata kunci: E-banking, Risiko Kredit, Likuiditas, Inflasi, Pertumbuhan
Ekonomi
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
ABSTRAK .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 19
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 19
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 22
A. Landasan Teori ........................................................................................... 22
1. Bank ....................................................................................................... 22
2. Kinerja Bank .......................................................................................... 30
3. Elektronik Banking (E-banking) ............................................................ 39
xii
4. Risiko Kredit ......................................................................................... 48
5. Likuiditas ............................................................................................... 49
6. Inflasi ..................................................................................................... 50
7. Pertumbuhan Ekonomi .......................................................................... 50
B. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 51
C. Keterkaitan Antar Variabel ........................................................................ 69
D. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 73
E. Hipotesis ..................................................................................................... 74
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 76
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 76
B. Populasi dan Sampel .................................................................................. 76
1. Populasi ................................................................................................. 76
2. Sampel ................................................................................................... 76
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 79
1. Jenis Data ............................................................................................... 79
2. Sumber Data .......................................................................................... 79
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 80
1. Penelitian Kepustakaan.......................................................................... 80
2. Data Sekunder ....................................................................................... 80
E. Teknik Analisis Data .................................................................................. 80
1. Uji Statistik Deskriptif ........................................................................... 80
2. Analisis Regresi Ordinary Least Square ............................................... 81
3. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 82
xiii
4. Uji Hipotesis .......................................................................................... 85
F. Operasional Variabel Penelitian ................................................................. 87
1. Variabel Dependen ................................................................................ 88
2. Variabel Independen .............................................................................. 88
3. Variabel Kontrol .................................................................................... 89
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................... 92
A. Analisis Statistik Deskriptif ....................................................................... 92
B. Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 96
1. Uji Normalitas ....................................................................................... 96
2. Uji Multikolinearitas ............................................................................. 97
3. Uji Autokorelasi .................................................................................... 98
4. Uji Heteroskedastisitas .......................................................................... 99
C. Analisis Regresi Ordinary Least Square.................................................. 100
D. Uji Hipotesis ............................................................................................ 101
1. Uji F (Pengujian Secara Simultan) ...................................................... 102
2. Uji Statistik t ........................................................................................ 102
3. Uji Adjusted R2 .................................................................................... 105
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 111
A. Kesimpulan ............................................................................................... 111
B. Implikasi ................................................................................................... 112
C. Saran ......................................................................................................... 112
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 114
LAMPIRAN ........................................................................................................ 119
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Pertumbuhan Jumlah Aset, Dana Pihak Ketiga dan
Kredit Yang Diberikan Pada Bank Umum di Indonesia ....................... 2
Tabel 2.1. Kriteria Peringkat ROA ........................................................................ 39
Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 53
Tabel 3.1. Kriteria Penentuan Sampel.................................................................... 78
Tabel 3.2. Daftar Sampel Penelitian ...................................................................... 78
Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Keseluruhan Data................................................... 93
Tabel 4.2. Uji Multikolinearitas ............................................................................. 97
Tabel 4.3. Uji Autokorelasi ................................................................................... 98
Tabel 4.4. Uji Heteroskedastisitas ......................................................................... 99
Tabel 4.5. Hasil Uji Regresi Ordinary Least Square ........................................... 100
Tabel 4.6. Hasil Uji Hipotesis dengan Model Ordinary Least Square ................ 101
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Grafik Perkembangan ROA Bank Umum di Indonesia
Periode 2014-2017 .............................................................................. 4
Gambar 1.2. Grafik Jumlah Kartu Kredit, Kartu ATM dan Kartu ATM+Debet
Beredar di Indonesia Periode 2014-2017 ............................................ 9
Gambar 1.3. Grafik Jumlah Transaksi Volime dan Nominal Kartu Debet
Di Indonesia Periode 2014-2017 ...................................................... 11
Gambar 1.4. Grafik Jumlah Transaksi Volume dan Nominal Kartu Kredit
Di Indonesia Periode 2014-2017 ...................................................... 13
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir ............................................................................. 73
Gambar 4.1. Uji Normalitas Data ......................................................................... 96
Gambar 4.2. Uji Normalitas Data (Setelah Transformasi) .................................... 97
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Input Variabel ................................................................................... 119
Lampiran 2 Output Eviews 9 ................................................................................ 130
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman sekarang dalam perekonomian manapun di permukaan bumi
ini telah tumbuh dan berkembang beberapa lembaga keuangan. Semua
lembaga keuangan memiliki fungsi utama yaitu menyalurkan dana yang telah
dikumpulkan dari berbagai penabung kepada pihak-pihak yang membutuhkan
dana dengan berbagai cara. Salah satu lembaga keuangan yang paling besar
perannya dalam perekonomian yaitu lembaga keuangan bank.
Bank memiliki berbagai peranan dalam perekonomian suatu negara,
khususnya di Indonesia. Antara lain sebagai lembaga perantara keuangan,
sebagai lembaga pencipta kredit dan uang, pencipta lapangan kerja dan sebagai
sumber pemasukan, pemasok aneka ragam jasa perbankan dan sebagainya.
Peranan bank selain itu juga sebagai lembaga moneter di suatu negara. Bank
memiliki keikutsertaan dalam penciptaan uang dengan jumlah yang sangat
berarti, hal ini menjadi alasan bank dianggap sebagai salah satu lembaga
moneter. Melalui lembaga perbankan, pengaruh kebijakan-kebijakan moneter
Bank Indonesia selaku bank sentral Indonesia, disalurkan ke dalam
perekonomian negara.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menilai industri perbankan nasional
pada tahun 2018 berada dalam kondisi yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Hal ini menyebabkan regulator yakin perbankan pada tahun ini dapat
2
mendukung pemerintah dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi dalam
negeri. Hal ini dibuktikan oleh tabel di bawah ini
Tabel 1.1.
Pertumbuhan Jumlah Aset, Dana Pihak Ketiga dan Kredit Yang
Diberikan Pada Bank Umum di Indonesia
(Dalam Miliar Rp)
Sumber: OJK (2017) (Data diolah)
Tabel 1.1. menyajikan informasi mengenai jumlah aset bank umum di
Indonesia yang mengalami kenaikan setiap tahunnya dengan rata-rata kenaikan
sebesar 9,58%. Kenaikan ini dapat dikarenakan oleh kredit yang diberikan juga
mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan rata-rata kenaikan sebesar
8,87%. Sementara itu, dana pihak ketiga bank umum di Indonesia sempat
mengalami pelemahan sebesar 0,03% pada tahun 2015. Namun rata-rata
peningkatan dari tahun 2014-2017 terhitung sebesar 6,31%. Walaupun sempat
melemah, nilai dana pihak ketiga bank tidak banyak berubah dan menunjukkan
masih adanya kepercayaan masyarakat secara umum terhadap kestabilan dan
keamanan dari simpanan mereka, serta membuktikan bahwa sistem perbankan
di Indonesia masih dalam keadaan baik. Jumlah aset bank umum di Indonesia
yang paling besar terjadi pada tahun 2017 yaitu sebesar 7.387.634 miliar
rupiah. Hal ini disebabkan oleh pada tahun yang sama, dana pihak ketiga bank
umum berada di level tertinggi pula yaitu sebesar 5.289.377 miliar rupiah.
Menguatnya pertumbuhan kredit menyebabkan aset perbankan pun ikut
meningkat dikarenakan komposisi aset perbankan yang terbesar adalah kredit.
Indikator 2014 2015 2016 2017
Jumlah Aset 5.615.150 6.095.908 6.729.799 7.387.634
Kredit Yang Diberikan 3.706.501 4.092.104 4.413.414 4.781.931
Dana Pihak Ketiga 4.414.420 4.413.056 4.836.056 5.289.377
3
Peningkatan kredit dapat didorong oleh perkiraan kondisi ekonomi Indonesia
yang semakin membaik, penurunan suku bunga kredit, penurunan risiko
penyaluran kredit dan peningkatan kondisi likuiditas bank.
Sebagai lembaga moneter di suatu negara, bank didorong untuk lebih
efisien dan selektif dalam mengolah dan mempertahankan dan melaksanakan
manajemen perusahaan menjadi profesional. Selain itu, kinerja keuangan bank
akan berpengaruh pada kualitas dan keseimbangan sistem keuangan nasional.
Oleh karena itu, bank harus memiliki kinerja yang baik dari aktivitas usaha
yang telah dicapai. Untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan perbankan,
maka diperlukan adanya kinerja keuangan yang menjadi hal sangat penting
bagi suatu bank. Kinerja keuangan bank merupakan suatu gambaran mengenai
kondisi keuangan suatu bank pada periode tertentu, baik mencakup aspek
penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Kinerja suatu bank yang
buruk akan menyebabkan hilangnya kepercayaan dari masyarakat bahkan
kebangkrutan dari sebuah bank. Penilaian terhadap kinerja keuangan bank
dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangannya. Namun, laporan
keuangan yang telah disusun tidak menjamin diperolehnya informasi mengenai
kinerja keuangan bank tanpa dipelajari dan dianalisis lebih lanjut. Salah satu
cara yang biasa digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan bank yaitu
dengan melakukan analisis rasio keuangan.
Return on Asset (ROA) merupakan rasio yang membandingkan antara laba
bersih sebelum pajak dengan total aset suatu bank. Rasio ini dapat
menunjukkan proftabilitas suatu bank karena dapat mendeskripsikan kinerja
4
dari manajemen dalam menghasilkan laba menggunakan asetnya (Rauf, et.al.,
2014). ROA berfokus pada kemampuan perusahaan dalam memperoleh
earning dengan mengunakan seluruh aset yang dikelola. Sehingga ROA
digunakan sebagai alat ukur kinerja perbankan. Semakin tinggi hasil ROA
maka semakin baik atau sehat kinerja bank tersebut karena tingkat
pengembalian (return) semakin besar. Apabila ROA meningkat, berarti
profitabilitas bank meningkat yang berdampak pada peningkatan profit pada
pemegang saham.
Gambar 1.1.
Perkembangan ROA Bank Umum di Indonesia
(Dalam Persentase)
Sumber: OJK (2017)
Gambar 1.1. menjelaskan bahwa terjadi fluktuasi ROA bank umum di
Indonesia selama periode penelitian, yaitu tahun 2014-2017. Diawali pada
tahun 2014, ROA bank umum di Indonesia sebesar 2,85% dan menurun sebesar
0,53 poin menjadi 2,32%. Penurunan ini juga berlanjut ke tahun 2016 menjadi
2,32% dengan selisih 0,09 poin dari tahun sebelumnya. Menurunnya rasio laba
sebelum pajak dengan total aset bank selama dua tahun berturut-turut dapat
disebabkan oleh menurunnya suku bunga perbankan baik di global maupun
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
2014 2015 2016 2017
5
domestik selama dua tahun tersebut. Turunnya suku bunga pinjaman akan
menyebabkan marjin bunga bank menipis dan berakibat pendapatan bank bisa
saja turun. Selain itu masalah naiknya rasio kredit bermasalah (Non Performing
Loan/NPL) juga menjadi salah satu alasan ROA menurun. Kemungkinan lain
yang menyebabkan turunnya ROA yaitu beban regulasi untuk penambahan
cadangan modal perbankan. Namun pada tahun 2017 ROA bank umum di
Indonesia melonjak tinggi menjadi 4,5% dengan peningkatan sebesar 2,27 poin
dari tahun sebelumnya, bahkan persentase ini lebih tinggi dari tahun-tahun
sebelumnya, yaitu 2014, 2015 dan 2016. Membaiknya rasio ini dapat
disebabkan oleh dana pencadangan mengalami penurunan. Dana ini digunakan
untuk mengurangi risiko akibat terjadinya kredit macet. Hal ini mengartikan
perbankan di Indonesia mulai mengefektifkan kegiatannya dalam
menghasilkan profitabilitasnya guna memperbaiki kinerja keuangannya.
Pada awalnya segala kegiatan perbankan dilakukan secara manual yang
dapat memperlambat penyelesaian transaksi (Kahiga, 2014). Namun,
perkembangan teknologi telah memungkinkan lembaga keuangan untuk
melakukan kegiatan operasionalnya secara elektronik (Karuru, 2013).
Di industri perbankan, electronic banking atau yang selanjutnya disebut e-
banking merupakan salah satu alat yang sedang diadopsi. Brown dan Molla
(2005) menjelaskan bahwa e-banking merupakan koneksi internet yang terjadi
antara bank dan nasabah dengan tujuan untuk menyiapkan, menyusun serta
mengendalikan transaksi keuangan. Electronic banking juga dapat dijadikan
sebagai salah satu cara penyaluran produk dan jasa perbankan menggunakan
6
jaringan komunikasi elektronik secara langsung kepada nasabahnya (Malhotra
dan Singh, 2004). Salah satu negara yang sedang mengadopsi sistem electronic
banking yaitu Kenya (Arisa dan Muturi, 2015). Berdasarkan laporan tahunan
yang dipublikasikan oleh Central Bank of Kenya (CBK) salah satu adopsi
electronic banking yang dilakukan yaitu dengan menggunakan mobile banking
di beberapa tahun terakhir (CBK, 2014). Terdapat sekitar 8 juta pengguna jasa
mobile banking serta 4 juta orang yang memiliki akun di lembaga keuangan
konvensional di Kenya (CBK, 2014). Selain itu, penggunakan electronic
banking juga diberlakukan di Bangladesh dengan tujuan untuk meningkatkan
kinerja bank serta mengedukasi nasabah mengenai perubahan sistem bank di
Bangladesh dari sistem tradisional menjadi sistem elektronik (Sarker et.al.,
2015). Perkembangan sistem teknologi yang diadopsi oleh bank secara
langsung memberikan keuntungan dalam hal penyaluran produk dan jasa yang
dimiliki oleh bank kepada nasabah dengan cara yang lebih interaktif dan
komunikatif selama 24 jam dengan gangguan yang rendah serta lebih cepat.
Hal ini mengakibatkan banyak nasabah yang menggunakan transaksi
pembayaran dengan menggunakan e-banking. Penerapan e-banking telah
membawa banyak keuntungan bagi nasabah maupun pihak bank itu sendiri.
Peluang ini juga dimanfaatkan oleh bank-bank di Indonesia karena media
internet merupakan salah satu inovasi yang memberi kemudahan dalam
pengembangan bisnisnya. Teknologi yang dilakukan oleh perbankan untuk
membantu kegiatan operasionalnya seperti mengakses perbankan
menggunakan komputer, secara mobile, menggunakan mesin ATM, transfer
7
uang secara elektronik, transfer uang dari satu rekening ke rekening lainnya,
membayar tagihan secara online, pelaporan secara online dan penggunaan
kartu kredit (Mwaura, 2013). Transaksi tersebut dapat dilakukan oleh nasabah
melalui media elektronik seperti mesin ATM, phone banking, electronic fund
transfer, internet banking, SMS banking, mobile banking, dll.
Saat ini, e-banking merupakan perhatian utama dan menjadi strategi setiap
bank untuk merebut pangsa pasar mereka. E-banking menjadi layanan yang
diberikan bank di mana nasabah bank dapat melakukan aktivitas finansial
perbankan secara elektronik melalui website bank. Nasabah dapat melakukan
transaksi non cash setiap saat dengan mudah dan cepat hanya dengan
mengakses melalui komputer atau telepon genggam mereka yang memiliki
jaringan internet.
Transaksi yang dilakukan menggunakan e-banking menunjukkan
pertumbuhan yang cukup besar. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat,
jumlah pengguna e-banking (SMS Banking, phone banking, mobile banking
dan internet banking) meningkat sebesar 270% dari 13,6 juta nasabah pada
2012 menjadi 50,4 juta nasabah pada 2016. Sementara untuk frekuensi
transaksi pengguna e-banking meningkat 169% dari 150,8 juta transaksi pada
2012 menjadi 405,4 juta transaksi pada tahun 2016 (Putra, 2017).
Berbagai penawaran produk jasa yang dikeluarkan bank sebagai turunan
dari jasa e-banking dalam kemudahan akses oleh bank dengan nasabah salah
satunya adalah mobile banking. Mobile banking merupakan salah satu bagian
dari e-banking yang merupakan layanan informasi perbankan melalui wireless
8
yang ditawarkan pihak bank hanya dengan menggunakan teknologi telepon
genggam untuk mendukung kelancaran dan kemudahan kegiatan perbankan.
Dengan mobile banking, nasabah tidak perlu datang ke ATM ataupun ke bank
untuk melakukan transaksi perbankan seperti mentransfer uang, cek saldo serta
melakukan pembayaran tagihan. Penting bagi nasabah untuk mendapatkan
kemudahan-kemudahan dalam memperoleh informasi keuangan dan
melakukan transaksi secara online terlebih bagi mereka yang memiliki tingkat
mobilitas yang tinggi. Berdasarkan keunggulan yang dimiliki oleh mobile
banking tersebut, pihak perbankan yakin dapat menarik minat nasabah dengan
memberi layanan yang sejenis (Sulistriyarini, 2013).
Produk lainnya yang dikeluarkan oleh bank dengan menggunakan sistem
electronic banking yaitu kartu plastik, dimana penggunanya dapat melakukan
transaksi pembayaran menggunakan kartu plastik seperti kartu kredit, kartu
Automated Teller Machine (ATM) dan kartu debet. Kartu plastik yang
dikeluarkan oleh beberapa bank dapat memberikan kemudahan bagi
penggunanya dalam bertransaksi dibandingkan penggunaan uang tunai yang
lebih membahayakan. Transaksi yang dilakukan juga dapat diakses kapanpun
serta dimanapun, karena keberadaan mesin ATM yang digunakan untuk
menarik uang tunai, melakukan pembayaran atau transfer antar bank atau
rekening menggunakan kartu ATM atau mesin Electronic Data Capture (EDC)
yang digunakan untuk menerima pembayaran dari nasabah ke toko
menggunakan kartu kredit maupun kartu debet dapat ditemui di berbagai
tempat perbelanjaan. Keuntungan lain juga dapat dirasakan oleh pemegang
9
kartu kredit yaitu dapat melakukan transaksi pembelanjaan dimana
pembayarannya akan ditanggung terlebih dahulu oleh penerbit atau acquirer
dan pemegangnya memiliki kewajiban untuk melakukan pembayaran pada
waktu yang telah disepakati dengan pelunasan sekaligus atau secara angsuran.
Penggunaan kartu plastik juga semakin banyak diminati oleh masyarakat, hal
ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya peredaran kartu kredit, kartu
ATM serta kartu ATM+debet seperti gambar di bawah ini
Gambar 1.2.
Jumlah Kartu Kredit, Kartu ATM dan Kartu ATM+Debet Beredar
di Indonesia
Sumber: Bank Indonesia (2017)
Gambar 1.2. menjelaskan bahwa jumlah kartu kredit, kartu ATM dan kartu
ATM+Debet dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2014
jumlah kartu kredit yang beredar di Indonesia sebesar 16.043.347 kartu, dan
mengalami kenaikan di tahun selanjutnya sebesar 4,96% menjadi 16.838.842
0
20000000
40000000
60000000
80000000
100000000
120000000
140000000
160000000
180000000
2014 2015 2016 2017
Kartu Kredit Kartu ATM Kartu ATM+Debet
10
kartu. Pada tahun 2016 jumlah kartu kredit yang beredar sebanyak 17.406.327
kartu yang meningkat 3,37% dari tahun sebelumnya. Namun pada tahun 2017
mengalami penurunan sebesar 0,93% dan menjadi 17.244.127 kartu, hak ini
dikarenakan terdapat kebijakan di beberapa penerbit untuk menghapus
kepemilikan kartu dari pengguna yang sudah tidak aktif atau tidak dapat
memenuhi kewajiban sesuai dengan waktu yang ditentukan. Sementara itu,
jumlah kartu ATM yang beredar mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada
tahun 2014 terdapat sebanyak 7.189.917 kartu ATM yang beredar di Indonesia
dan meningkat sebesar 1,95% di tahun berikutnya menjadi 7.330.388 kartu.
Pada tahun 2016 terjadi peningkatan yang cukup besar yaitu sebesar 14,06%
menjadi 8.361.351 kartu, sedangkan pada tahun 2017 meningkat sebesar 5,42%
menjadi 8.815.007 kartu. Peningkatan setiap tahunnya juga dialami oleh
peredaran kartu ATM+Debet di Indonesia. Pada tahun 2014, jumlah kartu
ATM+Debet yang beredar sebanyak 98.638.287 kartu dan meningkat sebesar
14,51% menjadi 112.948.818 di tahun 2015. Di tahun 2016 meningkat sebesar
13,14% menjadi 127.786.999 kartu. Sedangkan pada tahun 2017 terjadi
peningkatan yang cukup besar yaitu 21,81% menjadi 155.663.442 kartu. Hal
ini mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia memiliki ketertarikan
terhadap kepemilikan kartu plastik serta mulai merasakan manfaat yang
diberikan oleh berbagai jenis kartu plastik yang dikeluarkan oleh perbankan
dalam mengadopsi sistem electronic banking.
11
Ketertarikan masyarakat dalam penggunaan kartu plastik dalam kegiatan
perbankannya juga dapat dilihat dari volume transaksi maupun nominal
transaksi dari masing-masing kartu plastik. Awalnya jumlah transaksi yang
dilakukan dengan menggunakan kartu plastik terbilang kecil karena belum
populernya gaya berbelanja menggunakan kartu. Namun seiring berjalannya
waktu, jumlah transaksi baik volume maupun nominal dari masing-masing
kartu mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari gambar di bawah ini
Gambar 1.3.
Jumlah Transaksi Volume dan Nominal Kartu Debet di Indonesia
(Volume dalam satuan transaksi)
(Nominal dalam jutaan rupiah)
Sumber: Bank Indonesia (2017)
Gambar 1.3. menjelaskan bahwa jumlah transaksi kartu debet di Indonesia
periode 2014-2017 terus mengalami kenaikan setiap tahunnya, baik dari segi
volume transaksi maupun nominal transaksi. Untuk volume transaksi kartu
pada tahun 2014 sebanyak 382.222.638 transaksi. Pada tahun selanjutnya
meningkat sebesar 11,62% menjadi 426.658.783 transaksi. Peningkatan ini
-
100.000.000
200.000.000
300.000.000
400.000.000
500.000.000
600.000.000
700.000.000
2014 2015 2016 2017
Volume Nominal
12
juga terjadi di tahun berikutnya dimana volume transaksi meningkat sebesar
11,47% di 2016 menjadi 475.610.928 transaksi dan pada tahun 2017 meningkat
sebesar 11,32% menjadi 529.470.069 transaksi. Selain itu, nominal transaksi
juga mengalami peningkatan selama periode penelitian, dimana pada tahun
2014 terdapat 418.872.201 juta rupiah dan pada tahun 2015 meningkat
sebanyak 10,80% menjadi 464.104.309 juta rupiah. Pada tahun 2016 juga
mengalami peningkatan sebesar 12,67% menjadi 522.911.291 dan pada tahun
2017 juga meningkat sebesar 9,87% menjadi 574.509.684 juta rupiah. Hal ini
mengindikasikan bahwa para pengguna kartu debet di Indonesia merasakan
manfaat yang diberikan oleh bank dalam mengembangkan sistem perbankan
mereka dari sistem tradisional menjadi electronic. Nasabah dapat dengan
mudah melakukan transaksi pembayaran atau pembelanjaan dimana saja dan
kapan saja tanpa menggunakan uang tunai. Selain memberikan kemudahan,
penggunanya juga merasakan manfaat dari segi rasa aman karena tidak
membawa uang tunai ketika akan melakukan transaksi pembelanjaan ataupun
pembayaran dalam jumlah besar.
Sama halnya dengan kartu debet, pengguna kartu kredit juga terus
meningkat. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya toko yang bekerja sama
dengan berbagai bank dalam hal pembayaran menggunakan kartu. Masyarakat
dapat dengan nyaman berbelanja karena pembayaran akan dilakukan oleh bank
yang menerbitkan kartu terlebih dahulu, dan pemegang kartu harus membayar
total kredit ditambah bunga yang telah ditentukan dan pada waktu yang telah
ditentukan sebelumnya. Kenyamanan yang dirasakan oleh berbagai
13
masyarakat mengakibatkan jumlah volume maupun nilai transaksi dari kartu
kredit meningkat, seperti gambar di bawah ini
Gambar 1.4.
Jumlah Transaksi Volume dan Nominal Kartu Kredit di Indonesia
(Volume dalam satuan transaksi)
(Nominal dalam jutaan rupiah)
Sumber: Bank Indonesia (2017)
Gambar 1.4. menjelaskan bahwa jumlah volume transaksi kartu kredit di
Indonesia periode 2014-2017 mengalami peningkatan, namun untuk nominal
transaksi mengalami fluktuasi. Untuk volume transaksi kartu pada tahun 2014
sebanyak 24.464.977 transaksi. Pada tahun selanjutnya meningkat sebesar
9,56% menjadi 26.805.021 transaksi. Peningkatan ini juga terjadi di tahun
berikutnya dimana volume transaksi meningkat sebesar 5,76% di 2016 menjadi
28.348.527 transaksi dan pada tahun 2017 meningkat sebesar 3,08% menjadi
29.224.159 transaksi. Sedangkan untuk nominal transaksi, pada tahun 2014
terdapat 25.489.551 juta rupiah dan pada tahun 2015 meningkat sebanyak
4,26% menjadi 26.576.810 juta rupiah. Pada tahun 2016 mengalami penurunan
sebesar 0,77% menjadi 26.370.998 juta rupiah, meskipun menurun dari tahun
sebelumnya, namun nominal ini tetap lebih tinggi dibandingkan pada tahun
22.000.000
23.000.000
24.000.000
25.000.000
26.000.000
27.000.000
28.000.000
29.000.000
30.000.000
2014 2015 2016 2017
Volume Nominal
14
2014 dan pada tahun 2017 kembali meningkat sebesar 3,15% menjadi
27.227.587 juta rupiah. Penurunan nominal transaksi pada tahun 2016 bisa
disebabkan oleh konsumen mengurangi tingkat konsumsi mereka. Penyebab
lainnya yaitu kebijakan masing-masing penerbit kartu kredit yang juga dapat
mempengaruhi penurunan nominal transaksi kartu kredit, seperti perubahan
segmen yang juga akan merubah nominal transaksi ikut berubah. Tapi untuk
volume transaksi setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini menjelaskan
walaupun nasabah mengurangi tingkat konsumsinya, namun setiap transaksi
pembayaran atau pembelanjaan yang dilakukan tetap menggunakan fasilitas
electronic banking berupa kartu kredit dibandingkan membayar tunai.
Penggunaan teknologi dalam kegiatan perbankan memiliki beberapa
keuntungan mulai dari peraturan, biaya operasional, aksesibilitas layanan yang
semakin mudah yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan
(Nzau, 2013). Kegiatan perbankan yang dilakukan secara elektronik atau
mobile dapat menghasilkan efisiensi dan efektifitas yang lebih tinggi dalam
pengontrolan kegiatannya. Hal ini membantu bank dalam menekan biaya
operasional dan biaya overhead mereka sehingga dapat menghasilkan
keuntungan yang lebih di masa mendatang. Selain itu perbankan juga dapat
mengurangi dokumen dan memiliki dokumentasi yang lebih tepat untuk
mencatat segala kegiatan secara keseluruhan (Ngumi, 2014). Bank juga terus
mengembangkan penggunaan teknologinya dalam hal pelayanan pelanggan
dengan baik yang menyebabkan enggan merekrut sejumlah karyawan guna
mengurangi biaya penggajian (Nzau, 2013).
15
Kegiatan operasional perbankan elektronik berfokus pada aspek
pembayarannya. Sehingga sebagian besar inovasi yang dilakukan perbankan
secara teknologinya yaitu untuk mendukung kegiatan pembayaran. Pemerintah
juga secara resmi mendukung kegiatan pembayaran menggunakan uang
elektronik yang dilakukan bank melalui Gerakan Nasional Non-Tunai
(GNNT). Salah satu wujudnya berupa pemerintah mewajibkan penggunaan
uang elektronik atau e-money dalam transaksi pembayaran tol terhitung tanggal
31 Oktober 2017. Per 3 November 2017, Bank Indonesia mencatat 98%
transaksi yang terjadi di gerbang tol merupakan transaksi non-tunai. Sistem ini
juga memberikan banyak manfaat, salah satunya dapat mengurangi antre
panjang dikarenakan mengurus uang kembalian ketika menggunakan uang
fisik (CNN Indonesia, (Sahara, 2017).
Selain itu, di awal tahun 2018 masyarakat Indonesia dikenalkan dengan
berbagai jenis pembayaran lainnya yang menggunakan e-banking. Salah
satunya yaitu pembayaran dengan menggunakan kartu tap, perangkat Near
Field Communication (NFC) yang diterbitkan oleh operator telepon seluler dan
yang terbaru yaitu dompet elektronik dengan metode pembayaran berupa QR
Code. Pembayaran QR Code merupakan pembayaran yang sangat mudah
karena hanya perlu menunjukan QR Code yang telah dimiliki ke kasir,
kemudian kasir akan memindai QR Code dan secara otomatis saldo pada
dompet elektronik akan berkurang yang mengartikan bahwa pembayaran telah
selesai. Beberapa pusat perbelanjaan di Indonesia bahkan hanya menunjukkan
QR Code mereka dan pembeli memindainya untuk melakukan pembayaran.
16
Beberapa bank di Indonesia yang telah menerapkan sistem pembayaran
menggunakan QR Code yaitu Bank BNI dengan YAP, Bank BCA dengan
QRku, Bank BRI yang bernama MY QR, serta yang terbaru adalah Bank
Mandiri dengan Mandiri Pay.
Perkembangan elektronik yang tajam di Indonesia menjadi acuan bagi
bank untuk terus mengikuti zaman agar nasabah merasa lebih nyaman dan
mudah untuk bertransaksi. Dapat diketahui bahwa saat ini hanya terdapat
beberapa bank di Indonesia yang mengimplementasikan e-banking dalam
pelayanan jasa mereka. Kondabagil (2007) mengatakan bahwa terdapat
beberapa faktor termasuk biaya kompetitif, retensi pelanggan dan peningkatan
kinerja secara keseluruhan, dalam mempengaruhi keputusan suatu bank untuk
mengadopsi e-banking. Pengukuran kinerja keuangan suatu bank dianggap
penting bagi bank yang telah mengadopsi sistem e-banking untuk memantau
apakah terdapat peningkatan kinerja keuangan dan bagi bank yang belum
mengadopsi e-banking akan terdorong untuk menggunakannya jika ditemukan
bahwa memiliki dampak positif terhadap profitabilitas mereka yang akan
mempengaruhi kinerja keuangannya.
Yasin (2018) melakukan penelitian dan menemukan bahwa terdapat
pengaruh positif antara electronic banking dengan kinerja bank, dengan ROA
sebagai rasio untuk mengukur kinerjanya. Dapat disimpulkan bahwa bank yang
mengadopsi e-banking akan meningkatkan kinerja keuangannya. Hasil
penelitian tersebut selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Delgado
et.al. (2007), Mwaura (2015) dan Aduda dan Kingoo (2012)
17
Penelitian lain yang dilakukan oleh Al-Smadi dan Al-Webel (2011)
menemukan bahwa e-banking memiliki pengaruh yang negatif signifikan
terhadap kinerja keuangan bank di Yordania. Hal ini bertolak belakang dengan
penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa e-banking berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan bank. Penyebab yang memungkinkan yaitu biaya
terkait dengan e-banking seperti insfrastruktur elektronik, pemeliharaan
berkelanjutan dan pelatihan karyawan lebih tinggi daripada pendapatan dari
layanan elektronik di bank-bank Yordania. Hal ini dapat disebabkan oleh fakta
bahwa nasabah bank di Yordania lebih memilih menggunakan saluran
tradisional untuk melakukan transaksi perbankan daripada saluran elektronik.
Selain itu, kurang terbiasanya masyarakat dengan penggunaan e-banking juga
menyebabkan penggunaannya memiliki pengaruh yang negatif terhadap
kinerja keuangan bank. Sedangkan Malhotra dan Singh (2009) menemukan
bahwa penyediaan layanan internet banking tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan bank, hasil ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sinambela dan Rohani (2017) dan Sathye (2005).
Beberapa penelitian lain menggunakan variabel kontrol guna mengisolasi
dampak e-banking pada kinerja bank. Siddiq et.al. (2016) dan Al-Smadi dan
Al-Wabel (2011) menggunakan dua set variabel kontrol, yaitu variabel spesifik
dari bank dan variabel makro ekonomi. Variabel spesifik dari bank yang
digunakan oleh Siddiq et.al. (2016) yaitu likuiditas, risiko kredit, modal,
ukuran perusahaan. Hasil penelitiannya menunjukkan likuiditas memiliki
pengaruh yang positif signifikan dan variabel lainnya memiliki pengaruh yang
18
negatif signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Al-Smadi dan Al-Wabel
(2011) juga menggunakan variabel spesifik bank yang sama, namun ditambah
dengan variabel beban manajemen. Hampir sama dengan penelitian
sebelumnya, Al-Smadi dan Al-Wabel (2011) menemukan bahwa variabel
ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap kinerja
bank sedangkan variabel modal memiliki pengaruh positif yang tidak
signifikan. Variabel lainnya seperti risiko kredit, likuiditas dan beban
manajemen memiliki pengaruh yang negatif signifikan terhadap kinerja bank.
Kedua penelitian ini menggunakan variabel makro ekonomi yang sama, yaitu
inflasi dan pertumbuhan ekonomi, namun menemukan hasil yang berbeda.
Penelitian yang dilakukan oleh Siddiq et.al. (2016) menemukan bahwa inflasi
dan pertumbuhan ekonomi tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja bank.
Penemuan lain yang dilakukan oleh Al-Smadi dan Al-Wabel (2011) yaitu
inflasi memiliki pengaruh negatif signifikan sedangkan pertumbuhan ekonomi
berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja bank.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti akan
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh E-Banking Terhadap
Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia dengan Variabel Kontrol
Risiko Kredit, Likuiditas, Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Periode
2014-2017”.
19
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, maka rumusan
masalah yang akan peneliti kembangkan dalam penelitian ini antara lain:
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara e-
banking, risiko kredit, likuiditas, inflasi dan pertumbuhan ekonomi
terhadap kinerja keuangan bank?
2. Apakah terdapat pengaruh positif antara e-banking terhadap kinerja
keuangan bank?
3. Apakah terdapat pengaruh negatif antara variabel kontrol risiko kredit
terhadap kinerja keuangan bank?
4. Apakah terdapat pengaruh positif antara variabel kontrol likuiditas
terhadap kinerja keuangan bank?
5. Apakah terdapat pengaruh positif antara variabel kontrol inflasi terhadap
kinerja keuangan bank?
6. Apakah terdapat pengaruh positif antara variabel kontrol pertumbuhan
ekonomi terhadap kinerja keuangan bank?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh
peneliti dalam melakukan penelitian ini yaitu:
1. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara
simultan antara e-banking, risiko kredit, likuiditas, inflasi dan
pertumbuhan ekonomi terhadap kinerja keuangan bank.
20
2. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh positif antara e-banking
terhadap kinerja keuangan bank.
3. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh negatif antara variabel
kontrol risiko kredit terhadap kinerja keuangan bank.
4. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh positif antara variabel
kontrol likuiditas terhadap kinerja keuangan bank.
5. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh positif antara variabel
kontrol inflasi terhadap kinerja keuangan bank.
6. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh positif anraea variabel
kontrol pertumbuhan ekonomi terhadap kinerja keuangan bank.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk beberapa
pihak, antara lain:
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan untuk
peneliti mengenai bagaimana pengaruh e-banking terhadap kinerja
keuangan bank umum dengan variabel kontrol risiko kredit, likuiditas,
inflasi dan pertumbuhan ekonomi periode 2014-2017.
2. Bagi Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
bagaimanakah pengaruh e-banking terhadap kinerja keuangan bank umum
dengan variabel kontrol risiko kredit, likuiditas, inflasi dan pertumbuhan
ekonomi periode 2014-2017.
21
3. Bagi Sektor Perbankan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada
bank sebagai pedoman agar terus meningkatkan kinerjanya berdasarkan
internal serta mempertimbangkan lingkungan makronya.
4. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi investor
dalam mempertimbangkan keputusan berinvestasi di perbankan Indonesia.
22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Bank
1.1. Pengertian Bank
Bank memiliki peranan yang sangat penting dan berpengaruh
terhadap kegiatan perekonomian suatu negara. Hal ini dikarenakan
bank merupakan lembaga yang menyediakan berbagai jasa keuangan.
Menurut Kasmir (2015:13) bank merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang keuangan, yang artinya usaha perbankan selalu
berkaitan dalam bidang keuangan, yang memiliki tiga kegiatan utama,
yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa
bank lainnya.
Pengertian lain dari bank menurut Lukman (2009:25) yaitu suatu
badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara
keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari
pihak yang berkelebihan dana (idle fund/surplus unit) kepada pihak
yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (deficit unit) pada
waktu yang ditentukan.
Selain itu, menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk
23
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
Berdasarkan definisi bank yang telah diungkapkan, dapat
disimpulkan bahwa bank merupakan suatu perusahaan yang bergerak
di bidang keuangan atau dapat disebut suatu lembaga keuangan yang
memiliki tiga fungsi yaitu:
a. Menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan
dana atau disebut idle fund/surplus unit dalam bentuk simpanan
dan lainnya.
b. Menyalurkan dana ke masyarakat yang membutuhkan dana atau
disebut deficit unit dalam bentuk kredit, pembiayaan serta bentuk
lainnya dalam rangka upaya peningkatan taraf hidup masyarakat
c. Menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.
1.2. Kegiatan Bank
Sebagai lembaga keuangan, dalam menjalankan kegiatannya
bank selalu memiliki hubungan dengan keuangan. Kegiatan bank
adalah menghimpun dana (funding), menyalurkan dana (lending) serta
menyediakan berbagai jasa keuangan lainnya (services). Berdasarkan
Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 yang
ditegaskan kembali dengan dikeluarkannya Undang-undang RI
Nomor 10 Tahun 1998 bank dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan
kegiatannya, antara lain kegiatan bank umum dan bank pengkreditan
rakyat (BPR). Kegiatan bank umum lebih luas dibandingkan bank
24
pengkreditan rakyat. Bank umum memiliki produk yang lebih
beragam yang dikarenakan bank umum memiliki kebebasan
menentukan jenis produk dan jasanya, sedangkan bank pengkreditan
rakyat memiliki keterbatasan tertentu, yang menyebabkan
kegiatannya menjual produk dan wilayah operasinya lebih sempit
dibandingkan bank umum.
a. Kegiatan Bank Umum
Menurut Kasmir (2010:37) kegiatan bank umum yang ada di
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Menghimpun dana dari masyarakat (Funding) dalam bentuk:
a. Simpanan Giro (Demand Deposit) yang merupakan
simpanan pada bank di mana penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau bilyet
giro.
b. Simpanan Tabungan (Saving Deposit) yaitu simpanan
yang penarikannnya dapat dilakukan sesuai perjanjian
antara bank dengan nasabah dan penarikannya dengan
menggunakan slip penarikan, buku tabungan, kartu ATM
atau sarana penarikan lainnya.
c. Simpanan Deposito (Time Deposit) merupakan simpanan
pada bank yang penarikannya sesuai jangka waktu (jatuh
tempo) dan dapat ditarik dengan bilyet deposito atau
sertifikat deposito.
25
2. Menyalurkan dana ke masyarakat (Lending) dalam bentuk
seperti:
a. Kredit investasi, yaitu kredit yang disalurkan kepada para
investor untuk investasi yang bersifat jangka panjang.
b. Kredit modal kerja, yaitu kredit yang diberikan untuk
membiayai kegiatan suatu usaha dan biasanya bersifat
jangka pendek guna memperlancar transaksi
perdagangan.
c. Kredit perdagangan, yaitu kredit yang diberikan kepada
para pedagang, seperti agen-agen hingga pengecer.
d. Kredit konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk
keperluan pribadi atau untuk dikonsumsi.
e. Kredit produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk
menghasilkan barang atau jasa.
3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (Services) seperti:
a. Menerima setoran-setoran seperti:
• Pembayaran pajak
• Pembayaran telepon
• Pembayaran air
• Pembayaran listrik
• Pembayaran uang kuliah
• Pembayaran transaksi e-commerce
26
b. Melayani pembayaran-pembayaran seperti:
• Gaji/pensiun/honorarium
• Pembayaran dividen
• Pembayaran kupon
• Pembayaran bonus/hadiah
c. Berperan di pasar modal menjadi:
• Penjamin emisi (underwriter)
• Penanggung (guarantee)
• Wali amanat (trustee)
• Perantara perdagangan efek (pialang/broker)
• Pedagang efek (dealer)
• Perusahaan pengelola dana (investment company)
d. Kiriman Uang (Transfer) yang merupakan jasa kirim uang
antarbank, baik antarbank yang sama atau bank yang
berbeda. Pengiriman uang dapat dilakukan untuk dalam
kota hingga luar negeri.
e. Inkaso (Collection) merupakan jasa penagihan warkat
antarbank yang berasal dari luar kota berupa cek, bilyet,
giro atau surat-surat berharga lainnya yang baik berasal
dari warkat bank dalam negeri maupun luar negeri.
f. Kliring (Clearing) yaitu jasa penarikan warkat (cek) yang
berasalah dari dalam satu kota, termasuk transfer dalam
kota antar bank.
27
g. Safe Depost Box yaitu jasa penyimpanan dokumen,
berupa surat-surat atau benda berharga yag lebih dikenal
dengan Safe Locket.
h. Bank Card yaitu jasa penerbitan kartu-kertu kredit yang
dapat digunakan dalam berbagai transaksi dan penarikan
uang tunai di ATM.
i. Bank Notes (Valas) yaitu kegiatan jual beli mata uang
asing.
j. Bank Garansi yaitu jaminan yang diberikan kepada
nasabah dalam pembiayaan proyek tertentu.
k. Referensi Bank yaitu surat referensi yang dikeluarkan
oleh bank.
l. Bank Draft yaitu wesel yang diterbitkan oleh bank.
m. Letter of Credit (L/C) yaitu jasa yang diberikan bank
dalam rangka mendukung kegiatan atau transaksi ekspor
dan impor.
n. Cek Wisata (Travellers Cheque) yaitu cek perjalanan yang
biasa digunakan oleh para turis dan dibelanjakan di
berbagai tempat perbelanjaan.
o. Dan jasa lainnya.
b. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat
Menurut Kasmir (2010:44) kegiatan Bank Perkreditan Rakyat
yaitu:
28
1. Menghimpun dana dalam bentuk:
a. Simpanan Tabungan
b. Simpanan Deposito
2. Menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk:
a. Kredit Investasi
b. Kredit Modal Kerja
c. Modal Perdagangan
3. Bank Perkreditan Rakyat dilarang untuk:
a. Menerima Simpanan Giro
b. Mengikuti Kliring
c. Melakukan Kegiatan Valuta Asing
d. Melakukan Perasuransian
1.3. Fungsi Bank
Menurut UU No. 19 Tahun 1998 bank berfungsi sebagai
pembantu pemerintah dalam hal mengatur, menjaga dan memelihara
stabilitas nilai rupiah, mendorong kelancaran produksi dan
pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna peningkatan
taraf hidup rakyat banyak. Secara lebih spesifik bank dapat berfungsi
sebagai agent of trust, agent of development dan agent of services
a. Agent of Trust
Segala kegiatan yang dilakukan oleh perbankan baik dalam
menghimpun dana maupun menyalurkan dana, harus berdasarkan
kepercayaan (trust). Masyarakat akan mau menitipkan uang
29
mereka di bank jika adanya unsur kepercayaan. Mereka percaya
jika uang yang disimpan tidak akan disalahgunakan oleh bank,
akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut serta saat
waktu yang ditentukan dapat ditarik kembali. Kegiatan bank
berupa menghimpun dan menyalurkan dana sangat diperlukan
bagi kelancaran kegiatan perekonomian.
b. Agent of Development
Kegiatan menyalurkan dana oleh bank sangat diperlukan bagi
kelancaran perekonomian khususnya di sektor riil. Hal ini
mengakibatkan masyarakat mau melakukan investasi, distribusi
serta kegiatan konsumsi barang dan jasa. Kelancaran kegiatan
investasi-distribusi-konsumsi ini adalah salah satu kegiatan
pembangunan perekonomian masyarakat.
c. Agent of Services
Kegiatan lain yang dilakukan bank selain penghimpunan dan
penyaluran dana yaitu pemberian jasa perbankan lain kepada
masyarakat. Jasa yang diberikan juga memiliki keterkaitan
dengan kegiatan perekonomian masyarakat seperti penitipan
uang atau barang-barang berharga, pemberian jaminan bank serta
penyelesaian tagihan. Selain itu bank juga memberikan jasa
pengiriman uang non tunai kepada sesama bank maupun antar
bank yang berbeda. Masyarakat dapat dengan mudah
mengirimkan uang mereka dengan cepat dan aman.
30
2. Kinerja Bank
2.1. Pengertian Kinerja Bank
Pengertian kinerja menurut Moeheriono (2012:95) merupakan
gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program
kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan
misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu
organisasi.
Selain itu menurut Hanafi dan Halim (2007:69) kinerja merupakan
suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk
mengevaluasi efisien dan efektifitas dari aktivitas perusahaan yang
telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu.
Berdasarkan pengertian dari kinerja yang telah diungkapkan oleh
beberapa ahli, maka kinerja merupakan gambaran mengenai
pencapaian atau hasil kerja suatu perusahaan untuk mengevaluasi
keefisienan dan keefektifan suaktu kegiatan perusahaan dalam periode
tertentu.
2.2. Pengukuran Kinerja Bank
Pengukuran atau penilaian terhadap kinerja dilakukan berdasarkan
kebijakan, apakah berorientasi pada masa depan atau tujuan
perusahaan tersebut.
Penilaian kinerja bank dibutuhkan oleh beberapa pihak seperti
manajemen bank dan nasabah. Bank yang dapat selalu menjaga
kinerjanya dengan baik, terutama tingkat profitabilitas yang tinggi dan
31
mampu membagikan dividen dengan baik serta memiliki prospek
usaha yang selalu berkembang dan memenuhi ketentuan prudential
banking regulation dengan baik, memiliki kemungkinan nilai saham
dan jumlah dana pihak ketiga meningkat (Sari:2010). Peningkatan
inilah yang menjadi salah satu penyebab meningkatnya kepercayaan
masyarakat terhadap bank tersebut. Bank yang memiliki kinerja yang
buruk akan menurunkan kepercayaan nasabahnya, mereka akan
mengkhawatirkan keamanan uang yang disimpan di bank tersebut.
2.3. Manfaat Pengukuran Kinerja Bank
Pengukuran kinerja bank memiliki manfaat antara lain
(Rusdiana:2012):
a. Mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam
suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan
pelaksanaan kegiatannya.
b. Menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan
perusahaan secara keseluruhan.
c. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan
untuk masa mendatang.
d. Sebagai petunjuk dalam membuat keputusan dan kegiatan
organisasi secara umum dan secara khusus untuk divisi atau
bagian organisasi lain.
e. Penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar meningkatkan
efisiensi dan produktifitas perusahaan.
32
2.4. Indikator Pengukuran Kinerja Bank
Penilaian kinerja memiliki keterkaitan dengan kesehatan bank.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
“Perbankan” yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 10
Tahun 1998, bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai
dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas
manajemen, likuiditas dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas
aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan
aspek lain yang memiliki hubungan dengan usaha bank dan wajib
melakukan kegiatan usaha yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
Hal ini dikarenakan tujuan dari perbankan Indonesia yaitu menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka pemerataan,
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kea rah peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Menurut Kasmir (2015:300) untuk menilai kinerja suatu bank
dapat menggunakan berbagai metode salah satunya adalah CAMEL.
Unsur-unsur penilaian dalam analisis CAMEL adalah sebagai berikut:
a. Capital
Penilaian ini didasarkan pada permodalan yang dimiliki oleh
suatu bank. Perhitungannya menggunakan metode Capital
Adequacy Ratio (CAR), yaitu dengan membandingkan modal
terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).
33
b. Asset
Penilaian berdasarkan kualitas aset yang dimiliki bank. Rasio
yang diukur ada dua macam yaitu rasio aktiva produktif yang
diklasifikasikan terhadap aktiva produktif dan rasio penyisihan
penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif yang
diklasifikasikan.
c. Management
Penilaian manajemen bank didasarkan pada manajemen
permodalan, manajemen aktiva, manajemen rentabilitas,
manajemen likuiditas dan manajemen umum. Penilaian
manajemen bank dinilai dengan mengajukan 250 pertanyaan.
d. Earning (Rentabilitas)
Penilaian rentabilitas bank didasarkan pada kemampuan suatu
bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam unsur ini
didasarkan pada dua macam yaitu:
• Rasio laba terhadap total aset (Return on Asset).
• Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO).
e. Liquidity (Likuiditas)
Penilaian ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank yang
didasarkan pada dua macam rasio yaitu:
34
• Rasio jumlah kewajiban bersih call money terhadap aktivitas
lancar. Yang termasuk aktiva lancer yaitu kas, giro dan BI,
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga.
• Rasio antara kredit terhadap dana yang diterima oleh Bank.
Selain itu, menurut Lukman (2009:114) kinerja bank dapat diukur
menggunakan beberapa rasio, yaitu:
a. Rasio Likuiditas
Rasio ini dilakukan untuk melihat kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang
sudah jatuh tempo. Rasio yang digunakan adalah sebagai berikut:
• Cash Ratio
Cash ratio digunakan untuk mengukur kemampuan bank
dalam membayar kembali simpanan nasabahnya pada saat
ditarik kembali. Semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi
pula kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan.
• Reserve Requirement
Reserve requirement yang lebih dikenal dengan likuiditas
wajib minimum merupakan simpanan minimun yang wajib
dimiliki oleh semua bank dalam bentuk giro di Bank
Indonesia. Berdasarkan surat Edaran Bank Indonesia No.
23/17/13PPP tanggan 28 Februari 1992, besarnya required
reservement (RR) adalah 2%. Semejak Februari 1996 menjadi
3% dan sejak tahun 1997 menjadi 5%.
35
• Loan to Deposit Ratio
Rasio ini digunakan untuk melihat kemampuan bank dalam
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan
dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya.
Semakin tinggi rasio ini maka mengindikasikan semakin
rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan.
Rasio ini juga sebagai indikator kerawanan dan kemampuan
dari suatu bank. Sebagian praktisi perbankan sepakat bahwa
batas aman loan to deposit ratio suatu bank berkisar 80%.
Namun batas toleransinya berkisar 85% sampai 100%.
• Loan to Asset Ratio
Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank
untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total
aset yang dimiliki bank tersebut. Semakin tinggi rasio ini,
maka tingkat likuiditasnya semakin kecil karena jumlah aset
yang diperlukan untuk membiayai kreditnya semakin besar.
• Rasio Kewajiban Bersih Call Money
Rasio ini menunjukkan besarnya kewajiban bersih call money
terhadap aktiva lancar atau aktiva yang paling likuid dari bank.
Semakin kecil rasio ini, maka likuiditas bank senmakin baik
karena bank dapat segera menutup kewajiban dalam kegiatan
pasar uang antar bank dengan alat likuid yang dimilikinya.
36
b. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas merupakan alat untuk mengukur tingkat
efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh suatu bank.
Rasio rentabilitas yang digunakan yaitu:
• Return on Asset (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam memperoleh laba atau keuntungan secara
keseluruhan. Semakin besar nilai ROA suatu bank, maka
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai serta
semakin baik penggunaan aset bank tersebut. Sebaliknya,
semakin rendah nilai ROA, maka mengindikasikan kurang
baiknya bank dalam mengoptimalkan asetnya.
• Return on Equity (ROE)
ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan yang
dikaitkan dengan pembayaran dividen.
• Rasio Biaya Operasional
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya.
• Net Profit Margin (NPM)
Rasio ini menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh
bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari
kegiatan operasionalnya.
37
c. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka
panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-
kewajiban jika terjadi likuidasi. Selain itu rasio ini juga dapat
melihat perbandingan antara volume jumlah dana yang diperoleh
dari berbagai utang baik jangka pendek maupun jangka panjang,
serta sumber-sumber lainnya dengan volume penanaman dana
tersebut di berbagai jenis aktiva yang dimiliki bank. Rasio yang
dapat digunakan yaitu:
• Capital Adequacy Ratio (CAR)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang
dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau
menghasilkan risiko, seperti kredit yang diberikan. Selain itu,
CAR juga sebagai indikator kemampuan bank untuk menutupi
penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian
bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko.
• Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam menutupi sebagian atau
keseluruhan utangnya, baik jangka utang pendek maupun
utang jangka panjangnya, dengan dana yang berasal dari
modal bank sendiri.
38
• Long Term Debt to Assets Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh nilai
seluruh aktiva bank yang dibiayai atau didanai oleh utang
jangka panjang.
Penelitian ini menggunakan Return on Asset (ROA) sebagai
proksi dari kinerja bank.
2.5. Return on Asset (ROA)
Return on asset (ROA) rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan atau
laba secara keseluruhan (Lukman, 2009:118). ROA atau yang dapat
disebut Tingkat Pengembalian Aset merupakan rasio profitabilitas
yang menunjukkan persentase keuntungan (laba bersih) yang
diperoleh bank yang berkaitan dengan keseluruhan sumber daya atau
rata-rata jumlah aset yang dimiliki. Sebagai pembina dan pengawas
perbankan, Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas
suatu bank yang diukur dengan aset yang dananya sebagian besar
berasal dari simpanan masyarakat (Lukman, 2009:119).
Untuk menghitung ROA dapat menggunakan rumus sebagai
berikut (Kasmir, 2015:330):
ROA = Laba Bersih
Total Aset 𝑥 100%
Tujuan dari perhitungan ROA yaitu untuk mengukur keberhasilan
manajemen dalam menghasilkan laba. Semakin besar ROA suatu
bank, maka semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai bank
39
tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi
penggunaan asetnya. Sebaliknya, semakin kecil rasio ini maka
menandakan kurangnya kemampuan manajemen bank dalam hal
mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan atau menekan
biaya. Menurut surat edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP
tanggal 25 Oktober 2011 menjelaskan kriteria peringkat ROA yang
disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 2.1. Kriteria Peringkat ROA
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Kuat (Strong) ROA > 1,5%
2 Memuaskan (Satisfactory) 1,25% < ROA ≤ 1,5%
3 Baik (Fair) 0,5% < ROA ≤ 1,25%
4 Kurang Baik (Marginal) 0% < ROA ≤ 0,5%
5 Tidak Memuaskan
(Untatisfactory) ROA ≤ 0%
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP tanggal
25 Oktober 2011
3. Elektronik Banking (E-Banking)
3.1. Pengertian Elektronik Banking (E-Banking)
Industri perbankan dituntut selalu memperluas jangkauan akses
pasarnya guna meningkatkan mutu dan kualitas layanan terhadap para
nasabahnya dan yang terpenting yaitu penerapan e-banking digunakan
sebagai sarana strategis untuk melakukan kompetisi antar bank
(Riswandi, 2005:47).
Menurut Pasal 1 angka 3 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 38/POJK.03/2016 Tentang penerapan Manajemen Risiko
Dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum, Layanan
40
Perbankan Elektronik (Electronic Banking atau E-banking)
merupakan layanan bagi nasabah bank untuk memperoleh informasi,
melakukan komunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui
media elektronik.
Berdasarkan Pasal 1 angka 3 Peraturan Bank Indonesia Nomor
9/15/PBI/2007 Tahun 2007 tentang Penerapan Manajemen Risiko
Dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum, layanan
perbankan melalui media elektronik atau yang selanjutnya disebut
electronic banking atau e-banking merupakan suatu layanan yang
memungkinkan nasabah bank untuk memperoleh informasi,
melakukan komunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui
media elektronik antara lain ATM, phone banking, electronic fund
transfer, internet banking, SMS banking, mobile banking.
Electronic banking (E-banking) atau Internet banking merupakan
produk perbankan elektronik yang ditawarkan oleh pihak bank kepada
nasabahnya dengan tujuan mempermudah melakukan transaksi
perbankan melalui komputer dan jaringan internet (Suryani, 2005).
Menurut Maharsi dan Fenny (2006) e-banking merupakan salah
satu pelayanan jasa bank yang memungkinkan nasabahnya untuk
memperoleh informasi, melakukan komunikasi serta melakukan
transaksi perbankan melalui jaringan internet. Suatu bank yang
memiliki website tetapi tidak digunakan untuk transaksi perbankan
maka tidak termasuk e-banking atau internet banking.
41
Berdasarkan pengertian di atas, maka electronic banking atau e-
banking merupakan salah satu bentuk layanan atau jasa yang
diberikan oleh bank untuk memberikan kemudahan bagi nasabahnya
dalam memperoleh informasi, melakukan komunikasi serta
melakukan transaksi perbankan melalui website atau jaringan internet.
Di Indonesia, e-banking mulai diperkenalkan ke masyarakat pada
tahun 2001 oleh Bank Central Asia (BCA) melalui situs Klik BCA,
tetapi awal masuknya pemograman e-banking Indonesia pertama
adalah Bank Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, semakin banyak bank di Indonesia
yang menyediakan jasa e-banking demi meningkatkan efisiensi,
efektifitas serta produktifitas sekaligus memperoleh keuntungan
dengan menyediakan jasa yang dapat membantu nasabahnya dalam
bertransaksi di bank. Berikut ini beberapa bank yang menggunakan
layanan e-banking di Indonesia:
a. Tahun 1998, Bank International Indonesia
b. Tahun 2000, Bank Niaga
c. Tahun 2001, Bank Bukopin
d. Tahun 2001, Bank Central Asia
e. Tahun 2001, Bank Mandiri
f. Tahun 2005, Bank PermataNet
g. Tahun 2006, Bank Permata e-Business
h. Tahun 2007, Bank Negara Indonesia dan Bank Lippo
42
i. Tahun 2008, Bank Danamon Indonesia
j. Tahun 2009, Bank Rakyat Indonesia
k. Tahun 2010, Bank Mega.
Kemajuan pesat yang terjadi pada teknologi komputer, baik
perangkat keras, perangkat lunak, sistem host to host, sistem jaringan
serta komunikasi data telah membawa dampak yang luar biasa kepada
jasa perbankan, terutama secara elektronik (Supriyono, 2010:65).
Perkembangan yang dialami oleh e-banking mengalami peningkatan
dengan menyediakan layanan transaksi lebih mudah, cepat dan real
time tanpa adanya keterbatasan waktu ataupun tempat. Bank
menyediakan layanan e-banking untuk memenuhi kebutuhan dan
tuntutan nasabah dalam melakukan transaksi perbankan, tanpa perlu
datang ke bank atau ATM. Kecuali dalam transaksi penarikan dan
setoran tunai. Dengan adanya fasilitas layanan e-banking nasabah
mendapatkan keuntungan berupa fleksibilitas dalam melakukan
transaksi setiap saat. Selain itu nasabah juga mendapat akses layanan
e-banking dari komputer, ponsel atau media wireless lainnya.
3.2. Produk E-Banking
E-Banking merupakan layanan perbankan untuk nasabahnya
yang mempermudah mereka dalam memperoleh informasi keuangan
dan melakukan transaksi perbankan melalui media internet dengan
mudah dan praktis melalui jaringan elektronik seperti ponsel dalam
melakukan beberapa transaksi.
43
Layanan e-banking yang disediakan oleh bank yaitu:
a. ATM (Automated Teller Machine)
Automated Teller Machine atau disebut Anjungan Tunai Mandiri
atau yang selanjutnya akan disebut ATM merupakan saluran e-
banking yang paling populer di masyarakat. Hampir semua orang
mempunyai kartu ATM dan menggunakan fasilitas ATM.
Layanan yang paling dasar dari ATM yaitu untuk mengetahui
informasi saldo dan melakukan transaksi penarikan tunai. Zaman
sekarang, ada beberapa mesin ATM yang menyediakan fasilitas
penyetoran uang tunai, jadi nasabah tidak perlu datang ke bank
untuk menabung. Dalam perkembanganya, fitur ATM semakin
bertambah yang memungkinkan nasabahnya untuk melakukan
pemindahbukuan antar rekening, pembayaran tagihan, pembelian
kupon atau tiket dan transfer uang ke bank lain.
Manfaat dari ATM antara lain:
• Mudah. Dengan menggunakan kartu ATM, penggunanya tidak
perlu datang ke bank untuk melakukan transaksi seperti
penarikan tunai, transfer, serta memperoleh informasi.
• Aman. Nasabah tidak perlu membawa uang dalam jumlah
besar saat akan melakukan transaksi.
• Fleksibel. Transaksi penarikan tunai dapat dilakukan di ATM
bank sendiri, jaringan lokal atau internasional.
• Leluasa. Layanan ATM dapat diaksess selama 24 jam.
44
b. SMS Banking
SMS banking merupakan layanan informasi perbankan yang
dapat diakses langsung melalui telepon seluler/handphone
dengan menggunakan media Short Message Service (SMS). SMS
Banking merupakan suatu layanan yang diberikan oleh bank
menggunakan media SMS untuk melakukan transaksi perbankan,
seperti cek saldo, mutasi rekening dan sebagainya. Hampir semua
bank di Indonesia telah menyediakan fasilitas mobile banking
atau M-banking, berupa menu layanan data maupun SMS plain
(SMS manual) atau yang lebih dikenal dengan SMS banking.
Fasilitas SMS banking yang disediakan oleh bank tentunya
memiliki manfaat bagi nasabah, antara lain:
• Memberi kemudahan bagi penggunanya dalam kegiatan
transfer uang antar rekening dan pembayaran tagihan di
manapun dan kapanpun, selama memiliki sinyal provider
selulernya.
• Memudahkan nasabah dalam melakukan pembayaran
transaksi melalui online di internet.
• Nasabah dapat dengan mudah mengecek saldo akhir tabungan
mereka serta melihat 5 transaksi terakhir dalam rekeningnya.
• Memudahkan transaksi pembayaran listrik, air, telepon, dll.
45
• Memberikan keuntungan dari segi waktu karena dalam
melakukan transaksi, nasabah tidak perlu datang ke ATM
ataupun ke bank.
Selain memberikan manfaat kepada nasabah atau penggunanya,
SMS banking juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu:
• Karena SMS banking hanya mengandalkan sinyal provider,
maka proses transaksi kadang melambat pada jam-jam
tertentu.
• Selain mengandalkan sinyal, SMS banking juga melibatkan
dua server, yaitu server bank dan server operator seluler, maka
jika salah satu server mengalami gangguan atau perbaikan
maka proses transaksi ikut terganggu.
c. Mobile Banking
Mobile banking atau yang biasa disebut m-banking merupakan
suatu layanan perbankan yang dapat diakses langsung melalui
telepon seluler/handphone GSM (Global for Mobile
Communication). M-banking memiliki penyediaan fasilitas yang
hampir sama dengan ATM, kecuali penarikan uang tunai.
M-banking memiliki manfaat bagi nasabahnya antara lain:
• Nasabah dapat melakukan transaksi atau pembayaran tagihan
kapanpun dan di manapun yang dapat menghemat waktu.
• Dalam melakukan transaksi, m-banking memiliki tampilan
yang mudah dimengerti penggunanya. Mereka hanya perlu
46
mengikuti instruksi untuk bertransaksi. Hal ini dapat
menghemat pencatatan dari transaksi yang dilakukan.
• M-banking mengefektifkan biaya yang dikeluarkan.
• M-banking mengurangi risiko penipuan karena, nasabah akan
menerima SMS jika terjadi aktifitas pada rekeningnya,
meliputi setoran tunai, penarikan uang, transfer antar rekening
dan sebagainya.
• Selain memberikan keuntungan bagi penggunanya, m-banking
juga dapat memberikan keuntungan bagi bank. Hal ini
dikarenakan m-banking mengurangi biaya dari tele-banking
dan lebih ekonomis.
d. Internet Banking
Menurut Bank Indonesia (2004), internet banking merupakan
salah satu pelayanan atau jasa bank yang memungkinkan
nasabahnya memperoleh informasi, melakukan komunikasi serta
melakukan transaksi perbankan melalui jaringan internet. Internet
banking memungkinkan nasabanya untuk melakukan transaksi
melalui internet dengan menggunakan Personal Computer (PC).
Fitur transaksi yang dilakukan internet banking memiliki
kemiripan dengan mobile banking yaitu informasi jasa atau
produk bank, informasi saldo rekening, transaksi
pemindahbukuan antar rekening, pembayaran tagihan, pembelian
kupon atau tiket dan transfer ke bank lain. Kelebihannya yaitu
47
dalam melakukan transaksi, nasabah akan merasa lebih nyaman
karena tampilan menu dan informasi secara lengkap tertera di
layar komputer.
3.3. Layanan E-Banking
Beberapa bank di Indonesia telah memiliki layanan e-banking
yang dapat membantu nasabah dalam melakukan transaksi di
manapun dan kapanpun secara online, cepat dan murah. Berikut ini
merupakan beberapa layanan dari e-banking yang dapat dimanfaatkan
oleh nasabahnya, antara lain:
a. Cek Saldo
Dengan menggunakan layanan e-banking nasabah tidak perlu
datang ke ATM atau bank untuk mengecek saldo rekeningnya.
b. Pembayaran Tagihan
Dengan mengakses e-banking melalui komputer atau telepon
genggam, nasabah sudah dapat membayar tagihan sehari-hari
seperti listrik, air, telepon, biaya pendidikan dan sebagainya yang
sudah terintegrasi pihak bank. Dengan melalui e-banking, proses
pembayaran akan cepat dan lebih efektif tanpa harus datang ke
tempat pembayaran.
c. Transfer Uang Non Tunai
Sebelumnya, untuk mentransfer uang nasabah perlu datang ke
ATM atau bank. Namun dengan e-banking cukup mengakses
rekening melalui PC atau telepon genggam dan menuliskan
48
nominal yang ingin ditransfer dari rekening nasabah ke rekening
tujuan. Uang secara non tunai akan sampai dengan cepat ke
rekening tujuan tersebut.
d. Pemesanan Tiket
Transaksi lainnya yang dapat dilakukan menggunakan e-banking
salah satunya yaitu pemesanan dan pembayaran tiket.
Sebelumnya, nasabah diharuskan datang ke loket penjualan tiket
dan mengantri untuk membelinya, kini dengan e-banking bisa
dilakukan dengan mudah, murah dan cepat. Website bank
memungkinkan pelanggannya untuk melakukan transaksi
perbankan 24 jam hanya dengan PC atau telepon genggam serta
koneksi internet. Transaksi ini juga dapat dilakukan di negara
yang berbeda atau luar negara asal nasabah.
4. Risiko Kredit
Risiko kredit merupakan risiko kerugian yang berhubungan dengan
peluang gagal memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo (Hardanto,
2006). Dengan kata lain, risiko kredit merupakan risiko yang ditimbulkan
oleh peminjam yang tidak membayar utangnya.
Menurut Sastradipoera (2001), risiko kredit merupakan salah satu
risiko yang umum dihadapi oleh bank dalam pemberian kredit. Risiko
kredit merupakan bagian terbesar dalam kegiatan perbankan karena
pemberian pinjaman dan investasi merupakan bagian terbesar dalam
aktiva bank.
49
Pada penelitian ini, risiko kredit dihitung dengan perhitungan Non
Performing Loan (NPL), yaitu sebagai berikut:
NPL = Kredit Bermasalah
Total Kredit
5. Likuiditas
Likuiditas merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk melunasi
kewajiban (utang) jangka pendek tepat pada waktunya, termasuk melunasi
bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan
(Mardiyanto, 2009: 54).
Menurut Munawir (2007: 31) likuiditas merupakan ukuran
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya
yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan pada saat ditagih.
Jadi likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam penelitian
ini yaitu bank untuk memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek dan
jangka panjang tepat pada waktunya.
Suatu bank dapat dikatakan likuid apabila bank tersebut mampu
melunasi kewajiban finansial jangka pendek maupun jangka panjangnya
tepat pada waktunya.
Likuiditas suatu bank dapat dihitung menggunakan rasio Loan to
Deposit Ratio (LDR):
LDR = Total 𝐿𝑜𝑎𝑛
Total 𝐷𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡
50
6. Inflasi
Inflasi merupakan suatu kondisi dimana kecenderungan dari harga-
harga untuk naik secara terus menerus. Kenaikan harga juga dapat
dikatakan inflasi apabila kenaikan harga tersebut mencakup keseluruhan
jenis barang (Latumaerissa, 2011:22). Menurut Mankiw et.al. (2012:55)
mengemukakan bahwa inflasi ialah kenaikan tingkat harga secara
keseluruhan.
Dalam penelitian ini, tingkat inflasi diperoleh dari Statistik Ekonomi
dan Keuangan Bank Indonesia selama periode penelitian 2014-2017.
Tingkat inflasi yang digunakan adalah tingkat inflasi perbulan selama satu
tahun, kemudian dibagi 12 (dua belas).
7. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan upaya peningkatan kapasitas
produksi untuk mencapai penambahan output, yang diukur menggunakan
Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) dalam suatu wilayah (Rahardjo, 2013:4). Pengertian lain menurut
Kuznets (1995) pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan kapasitas
jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan
berbagai barang ekonomi kepada penduduknya.
Berdasarkan pengertian di atas, maka pertumbuhan ekonomi
merupakan peningkatan kapasitas produksi jangka panjang suatu wilayah
untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya secara
jangka panjang.
51
Dalam penelitian ini pertumbuhan ekonomi diproksikan dengan
persentase pertumbuhan PDB Indonesia selama periode 2014-2017 yang
diperoleh dari Badan Pusat Statistik.
B. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena
penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Berikut
ringkasan penelitian terdahulu:
• Yasin, M.A. (2018)
Yasin, M.A. (2018), Impact of Internet Banking on Financial
Performance: Empirical Evidence from Ethiopia Banks. Penelitian ini
bertujuan untuk meneliti dampak dari internet banking terhadap kinerja
keuangan dari bank-bank komersial di Ethiopia. Variabel dependen dalam
penelitian ini merupakan kinerja keuangan yang diukur menggunakan
Return on Asset (ROA). Sedangkan variabel independen dalam penelitian
ini yaitu internet banking, likuiditas, kecukupan modal, ukuran bank,
efisiensi biaya dan rasio deposito terhadap aset.
Sampel dalam penelitian ini adalah 10 bank dengan periode penelitian
2012-2016. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear
berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel internet banking,
kecukupan modal dan efisiensi biaya berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan bank. Sedangkan variabel rasio deposito terhadap aset
berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan bank. Variabel ukuran
52
bank dan likuiditas memiliki hubungan negatif tidak signifikan terhadap
kinerja keuangan bank di Ethiopia.
• Al-Smadi, M.O. dan Al-Webel, S.A. (2011)
Al-Smadi, M.O. dan Al-Webel, S.A. (2011), The Impact of E-Banking
on The Performance of Jordanian Banks. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh e-banking terhadap kinerja keuangan bank di
Yordania. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kinerja keuangan
yang diukur menggunakan Return on Equity (ROE). Variabel independen
dalam penelitian ini yaitu e-banking dengan menggunakan variabel
dummy yang bernilai 1 jika bank menggunakan e-banking, dan nilai 0 jika
tidak. Variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu ukuran perusahaan,
modal, risiko kredit, biaya manajemen, likuiditas, inflasi dan pertumbuhan
ekonomi. Sampel dalam penelitian ini yaitu 15 bank di Yordania dengan
periode penelitian 2000-2010. Data diperoleh dari laporan keuangan dari
bank yang dijadikan sampel serta laporan tahunan bank sentral Yordania.
Teknik penelitian ini menggunakan regresi Ordinary Least Square.
Hasil penelitian menunjukkan e-banking, risiko kredit, likuiditas,
memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan bank.
Sedangkan ukuran perusahaan dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh
positif signifikan terhadap kinerja keuangan bank. Modal berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap kinerja keuangan bank, dan biaya
manajemen dan inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan
53
Beberapa penelitian terdahulu lainnya disajikan dalam bentuk tabel di
bawah ini:
Tabel 2.2.
Daftar Penelitian Terdahulu
No
Nama
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Variabel-
Variabel
Penelitian
Metode
Analisis
Hasil
(Kesimpulan)
1 Yasin,
M.A.
(2018)
Impact of
Internet
Banking on
Financial
Performance
: Empirical
Evidence
from
Ethiopia
Banks
Variabel
Dependen:
• Kinerja
Keuangan
Bank
Variabel
Independen:
• Internet
Banking
• Likuiditas
• Modal
• Ukuran
Bank
• Deposit to
Asset
• Cost
Efficiency
• Analisis
regresi
linear
berganda.
• Data
sekunder
didapat
dari
analisis
dokumen
10 bank
periode
2010-2016
yang
dijadikan
sampel
penelitian
.
Berdasarkan
penelitian yang
telah dilakukan,
maka ditemukan
bahwa:
• Variabel
internet
banking,
modal dan
cost efficiency
memiliki
pengaruh
positif
terhadap
kinerja
keuangan
bank.
• Variabel
deposit to
asset memiliki
pengaruh
negatif
terhadap
kinerja
keuangan
bank.
• Bank yang
mengadopsi
internet
banking
memiliki
modal dan
cost efficiency
yang lebih
tinggi dan
deposit to
54
No
Nama
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Variabel-
Variabel
Penelitian
Metode
Analisis
Hasil
(Kesimpulan)
asset yang
lebih rendah
dibandingkan
dengan bank
yang tidak
mengadopsi
yang artinya
memiliki
kinerja
keuangan
bank yang
lebih baik.
• Sedangkan
ukuran bank
dan likuiditas
memiliki
pengaruh
yang negatif
namun tidak
signifikan
dengan
kinerja
keuangan
bank di
Ethiopia.
2 Cahyani,
Y.T.
(2018)
Pengaruh
Inflasi, Suku
Bunga (BI
Rate) dan
Produk
Domestik
Bruto (PDB)
Terhadap
ROA (Studi
Pada Bank
Pembiayaan
Rakyat
Syariah
(BPRS) di
Indonesia
Tahun 2009-
2016)
Variabel
Dependen:
• Return on
Asset (ROA)
Variabel
Independen:
• Inflasi
• Suku Bunga
• Produk
Domestik
Bruto
• Analisis
Regresi
Linear
Berganda
• Data
kuantitatif
diperoleh
dari
laporan
keuangan
yang
dipublikas
ikan oleh
Bank
Indonesia,
Otoritas
Jasa
Keuangan
Berdasarkan
penelitian yang
telah dilakukan,
maka ditemukan
bahwa:
• Inflasi
berpengaruh
negatif dan
tidak
signifikan
terhadap ROA
BPRS.
• Suku bunga
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap ROA
BPRS.
55
No
Nama
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Variabel-
Variabel
Penelitian
Metode
Analisis
Hasil
(Kesimpulan)
(OJK) dan
laporan
keuangan
BPRS
tahun
2009-
2016.
• Produk
domestik
bruto
berpengaruh
positif dan
tidak
signifikan
terhadap ROA
BPRS.
3 Sinambela
, E. dan
Rohani
(2017)
Pengaruh
Penyediaan
Layanan
Internet
Banking
Terhadap
Kinerja
Keuangan
Perbankan di
Bursa Efek
Indonesia
Variabel
Dependen:
• Kinerja
Keuangan
Bank
Variabel
Independen:
• Internet
Banking
• Analisis
regresi
linear
sederhana.
• Data
penelitian
diperoleh
dari data
perbankan
yang
terdaftar
di Bursa
Efek
Indonesia
periode
2012-
2015.
Berdasarkan
penelitian yang
telah dilakukan,
maka ditemukan
bahwa
penyediaan
layanan internet
banking
berpengaruh
positif dan tidak
signifikan
terhadap kinerja
keuangan
perbankan yang
diukur dengan
ROA dan ROE.
4 Verawaty
et.al.
(2017)
Pengaruh
Risiko
Kredit,
Likuiditas.
Efisiensi
Operasional
dan Tingkat
Ekonomi
Makro
Ekonomi
Terhadap
Kinerja Bank
Pembanguna
n Daerah di
Pulau
Sumatera
Variabel
Dependen:
• Kinerja
Bank
Variabel
Independen:
• Risiko
Kredit
• Likuiditas
• Operasional
Bank
• Tingkat
Ekonomi
Makro
• Analisis
Regresi
Linear
Berganda.
• Sampel
penelitian
adalah 8
Bank
Pembangu
nan
Daerah di
Pulau
Sumatera
dengan
periode
penelitian
2011-2014
Hasil dari
penelitian
menunjukkan
bahwa:
• Risiko kredit
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
kinerja bank
yang diukur
menggunakan
ROA.
• Likuiditas
berpengaruh
positif tidak
signifikan
56
No
Nama
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Variabel-
Variabel
Penelitian
Metode
Analisis
Hasil
(Kesimpulan)
terhadap
kinerja bank.
• Efisiensi
operasional
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
kinerja bank.
• Tingkat
ekonomi
makro tidak
berpengaruh
terhdap
kinerja bank.
5 Lubis
et.al.
(2017)
Pengaruh
Loan to
Deposit
Ratio (LDR),
Non
Performing
Loan (NPL),
Capital
Adequacy
Ratio (CAR),
Net Interest
Margin
(NIM),
Biaya
Operasional
Pendapatan
Operasional
(BOPO)
Terhadap
Return on
Asset
(Studi Kasus
pada
Perusahaan
Perbankan
yang
Terdaftar di
Bursa
Variabel
Dependen:
• Return on
Asset (ROA)
Variabel
Independen:
• Loan to
Deposit
Ratio (LDR)
• Non
Performing
Loan (NPL)
• Capital
Adequacy
Ratio (CAR)
• Net Interest
Margin
(NIM)
• Biaya
Operasional
Pendapatan
Operasional
(BOPO)
• Analisis
Regresi
Data
Panel.
• Data
sekunder
dari
laporan
keuangan
31 bank
yang
terdaftar
di Bursa
Efek
Indonesia
periode
penelitian
2012-2015
Hasil dari
penelitian
menunjukkan
bahwa:
• LDR
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
ROA.
• NPL
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
ROA.
• CAR
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
ROA.
• NIM
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
ROA.
57
No
Nama
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Variabel-
Variabel
Penelitian
Metode
Analisis
Hasil
(Kesimpulan)
Efek
Indonesia
Tahun 2012-
2015)
• BOPO
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
ROA.
6 Siddiq
et.al.
(2016)
Impacts of E-
Banking on
Performance
of Banks in a
Developing
Economy:
Empirical
Evidence
From
Bangladesh
Variabel
Dependen:
• Kinerja
Keuangan
Bank
Variabel
Independen:
• Electronic
Banking
(EBANK)
Variabel
Kontrol:
• Likuiditas
(Liquidity)
• Risiko
Kredit
(Credit Risk)
• Modal
(Capital)
• Ukuran
Perusahaan
(Size)
• Pertumbuhan
Ekonomi
(Growth)
• Inflasi
(Inflation)
• Analisis
regresi
OLS.
• Sampel
penelitian
berupa 13
privat
bank
umum di
Bangladesh.
• Data
penelitian
diperoleh
dari
laporan
tahunan
masing-
masing
bank yang
telah
diaudit
periode
20013
hingga
2013
dengan
cara
melakukan
kunjungan
secara
pribadi.
• Data
makro
ekonomi
diperoleh
dari World
Bank.
Hasil dari
penelitian
menunjukkan
bahwa:
• E-banking
awalnya
mempunyai
pengaruh
yang positif
terhadap ROE
selama dua
tahun dimana
serupa dengan
penelitian
yang
dilakukan di
negara
berkembang
lainnya.
• Penelitian ini
juga
menunjukkan
adanya
pengaruh
yang positif
namun tidak
signifikan
pada
e-banking
terhadap ROA
dan NIM.
• Untuk semua
variabel
kontrol,
kecuali
variabel
makro,
58
No
Nama
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Variabel-
Variabel
Penelitian
Metode
Analisis
Hasil
(Kesimpulan)
• Variabel
dummy
digunakan
untuk
electronic
bank
(EBANK)
Nilai 1
untuk
bank yang
mengguna
kan
e-banking,
nilai 0
untuk
yang
tidak.
memiliki
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
profitabilitas
Bank.
• Risiko kredit
memiliki
pengaruh
yang negatif
signifikan
terhadap ROE
dan NIM.
• Likuiditas
memiliki
hubungan
yang positif
terhadap
ROE, ROA,
NIM.
• Modal
memiliki
pengaruh
negatif
signifikan
terhadap ROE
dan ROA.
• Ukuran
perusahaan
memiliki
pengaruh
yang negatif
signifikan
terhadap ROE
dan ROA,
namun
berpengaruh
positif
terhadap NIM.
• Inflasi dan
pertumbuhan
ekonomi tidak
59
No
Nama
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Variabel-
Variabel
Penelitian
Metode
Analisis
Hasil
(Kesimpulan)
memiliki
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
kinerja bank.
Kesimpulannya
yaitu e-banking
positif
berpengaruh
terhadap
profitabilitas
bank di negara
berkembang.
7 Prasetiono
, E.A.K.
(2016)
Pengaruh
Struktur
Pasar, Bank
Size, Inflasi
dan Gross
Domestic
Product
Terhadap
Kinerja Bank
di ASEAN 5
(Studi Kasus
Bank
Komersial di
ASEAN 5
Periode
2007-2014)
Variabel
Dependen:
• Kinerja
Bank
Variabel
Independen:
• Struktur
Pasar
• Ukuran
Perusahaan
• Inflasi
• Produk
Domestik
Bruto
• Analisis
Regresi
Data Panel
Fixed
Effect
Hasil dari
penelitian
menunjukkan
bahwa
• Struktur pasar
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
kinerja bank
yang diukur
dengan ROA.
• Ukuran
perusahaan
berpengaruh
positif tidak
signifikan
terhadap
kinerja bank.
• Inflasi
berpengaruh
negatif tidak
signifikan
terhadap
kinerja bank.
• Produk
domestik
bruto yang
digunakan
60
No
Nama
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Variabel-
Variabel
Penelitian
Metode
Analisis
Hasil
(Kesimpulan)
sebagai alat
ukur
pertumbuhan
ekonomi
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
kinerja bank.
8 Siahaan,
D dan
Asandimi
tra, N
(2016)
Pengaruh
Likuiditas
dan Kualitas
Aset
Terhadap
Profitabilitas
Pada Bank
Umum
Nasional
(Studi Pada
Bursa Efek
Indonesia
Periode
2010-2014)
Variabel
Dependen:
• Return on
Asset (ROA)
Variabel
Independen:
• Loan to
Deposit
Ratio (LDR)
• Non
Performing
Loan (NPL)
• Analisis
Regresi
Linear
Berganda
Berdasarkan
penelitian yang
telah dilakukan
maka ditemukan
hasil:
• Likuiditas
yang
diproksikan
dengan LDR
berpengaruh
positif
terhadap
Profitabilitas
yang
diproksikan
dengan ROA.
• Kualitas aset
yang
diproksikan
oleh NPL
berpengaruh
Negatif
terhadap
Profitabilitas
yang
diproksikan
oleh ROA.
9 Andre
et.al.
(2015)
Pengaruh
Likuiditas
Bank
Terhadap
Return on
Asset Pada
Bank Swasta
Variabel
Dependen:
• Return on
Asset
Variabel
Independen:
• Analisis
Regresi
Linear
Berganda
• Data
penelitian
diperoleh
Berdasarkan
penelitian yang
telah dilakukan
maka ditemukan
hasil:
• Quick Ratio
berpengaruh
61
No
Nama
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Variabel-
Variabel
Penelitian
Metode
Analisis
Hasil
(Kesimpulan)
Nasional
Yang
Terdaftar Di
Bursa Efek
Indonesia
Periode
2008-2013
• Quick Ratio
(QR)
• Cash Ratio
(CHR)
• Loan to
Deposit
Ratio (LDR)
dari IDX
Statistic
dan Bursa
Efek
Indonesia.
positif
terhadap
Return on
Asset.
• Cash Ratio
berpengaruh
positif
terhadap
Return on
Asset.
• Loan to
Deposit Ratio
berpengaruh
positif
terhadap
Return on
Asset.
10 Arisa,
C.N. dan
Muturi,
W.
(2015)
Effect of
Electronic
Banking on
Financial
Performance
of
Commercial
Banks in
Kenya;
Survey Study
in Kenya
Variabel
Dependen:
• Kinerja
Keuangan
Bank
Variabel
Independen:
• Internet
Banking
(E-money,
account
management
electronic
bill
payment).
• Mobile
banking
(Withdrawl,
deposit
taking,
account
opening).
• Real time
gross
settlement
(Interbank
• Ananlisis
regresi
linear
berganda.
• Data
penelitian
mengguna
kan survei
mengguna
kan
kuesioner
kepada 44
senior
manajer
setiap
bank yang
dijadikan
sampel
penelitian.
Berdasarkan
kuesioner yang
telah dilakukan,
diketahui bahwa
• Internet
banking tidak
memiliki
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
kinerja
keuangan
bank umum di
Kenya.
• Mobile
banking
memiliki
pengaruh
yang positif
terhadap
kinerja
keuangan
bank umum di
Kenya.
62
No
Nama
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Variabel-
Variabel
Penelitian
Metode
Analisis
Hasil
(Kesimpulan)
transfers,
funds
transfer
systems,
interbank
settlement).
• Volume
transaksi
Call Center
(CCT)
• RTGS
memiliki
pengaruh
terhadap
kinerja
keuangan
bank umum di
Kenya.
11 Mwaura,
K.J.
(2015)
The Effect of
Electronic
Banking on
the Financial
Performance
of
Commercial
Banks in
Kenya
Variabel
Dependen:
• Kinerja
Keuangan
Bank
Variabel
Independen:
• ATM
• Credit/Debit
Card
• POS
• Analisis
regresi
linear
berganda.
• Data
sekunder
diperoleh
dari
Central
Bank of
Kenya dan
laporan
keuangan
bank
umum di
Kenya
setelah
diaudit
pajak dari
tahun
2010
hingga
2014.
Secara umum
penelitian
menyatakan
bahwa variabel
e-banking yang
diproksikan oleh
nomor mesin
ATM bank
umum, nomor
merchant POS
dan nomor kartu
kredit dan debit
yang
dikeluarkan oleh
bank kepada
nasabah
memiliki
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja
keuangan bank
umum di Kenya.
12 Paramitha
et.al.
(2014)
Pengaruh
Risiko Kredit
dan
Likuiditas
Terhadap
Profitabilitas
pada
Perusahaan
Perbankan
Variabel
Dependen:
• Profitabilitas
Bank
Variabel
Independen:
• Risiko kredit
• Likuiditas
• Analisis
Regresi
Linear
Berganda.
• Data
diperoleh
dari laporan
perusahaan
Perbankan
Berdasarkan
penelitian yang
dilakukan, maka
ditemukan
bahwa:
• Risiko kredit
berpengaruh
negatif
signifikan
63
No
Nama
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Variabel-
Variabel
Penelitian
Metode
Analisis
Hasil
(Kesimpulan)
yang Go
Publik
Periode
2010-2012
yang Go
Publik
periode
20120-
2012
terhadap
profitabilitas
bank yang
diukur
menggunakan
ROA
• Likuiditas
tidak memiliki
pengaruh
terhadap
profitabilitas
perbankan
yang telah go
publik.
13 Egan, R.
dan
Prawoto,
H.
(2013)
Pengaruh
Internet
Banking
Terhadap
Kinerja
Perbankan di
Indonesia
(Studi
Empiris Pada
Bank yang
Listing di
BEI)
Variabel
Dependen:
• Kinerja
Bank
Variabel
Independen:
• Electronic
Banking
(EBANK)
Varaibel
Kontrol:
• Ukuran
perusahaan
(Size)
• Modal
(Capital)
• Risiko kredit
(Credit Risk)
• Beban
Manajemen
(Expenses
Management)
• Likuiditas
(Liquidity)
• Inflasi
• Pertumbuhan
ekonomi
(growth)
• Analisis
Regresi
Linear
Berganda.
• Data
diperoleh
dari
laporan
keuangan
Bank yang
listing di
BEI pada
tahun
2002-
2011.
Berdasarkan
penelitian yang
dilakukan, maka
ditemukan
bahwa:
• Internet
banking
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
kinerja
perbankan.
• Modal
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
kinerja
perbankan.
• Risiko kredit
berpengarih
negatif
signifikan
terhadap
kinerja
perbankan.
• Beban
manajemen
64
No
Nama
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Variabel-
Variabel
Penelitian
Metode
Analisis
Hasil
(Kesimpulan)
berpangruh
negatif
signifikan
terhadap
kinerja
perbankan.
• Likuiditas
berpengaruh
positif tidak
signifikan
terhadap
kinerja
perbankan.
• Inflasi
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
kinerja
perbankan.
• Pertumbuhan
ekonomi
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
kinerja
perbankan.
14 Aduda, J.
dan
Kingoo,
N.
(2012)
The
Relationship
Between
Electronic
Banking and
Financial
Performance
among
Commercial
Banks in
Kenya.
Variabel
Dependen:
• Kinerja
Keuangan
Bank
Variabel
Independen:
• Investasi di
electronic
banking
• ATM
• Credit/Debit
Card
• Analisis
Regresi
Linear
Berganda.
• Data
diperoleh
dari laporan
tahunan
yang
dijadikan
sampel
penelitian
periode
2006-2010.
Berdasarkan
penelitian yang
telah dilakukan,
maka ditemukan
bahwa terdapat
hubungan yang
positif antara
e-banking
dengan kinerja
keuangan bank.
65
No
Nama
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Variabel-
Variabel
Penelitian
Metode
Analisis
Hasil
(Kesimpulan)
15 Al-Smadi,
M.O. dan
Al-Wabel,
S.A.
(2011)
The Impact
of E-Banking
on The
Performance
of Jordanian
Banks
Variabel
Dependen:
• Kinerja
Bank
Variabel
Independen:
• Electronic
Banking
(EBANK)
Varaibel
Kontrol:
• Ukuran
perusahaan
(Size)
• Modal
(Capital)
• Risiko kredit
(Credit Risk)
• Beban
manajemen
(Expenses
Management)
• Likuiditas
(Liquidity)
• Inflasi
• Pertumbuhan
ekonomi
(growth)
• Analisis
regresi
OLS.
• Data
penelitian
berupa
data panel
dari 15
bank di
Jordania
periode
2000
hingga
2010.
• Laporan
keuangan
bank
diperoleh
dari
Central
Bank of
Jordan.
• Data
makro
ekonomi
diperoleh
dari
laporan
keuangan
dan data
yang
dipublikas
i oleh
Central
Bank of
Jordan
periode
2000-
2010.
• Variabel
dummy
digunakan
untuk
Berdasarkan
penelitian yang
dilakukan, maka
ditemukan
bahwa:
• Electronic
banking
memiliki
pengaruh
yang negatif
signifikan
terhadap
kinerja bank.
• Ukuran
perusahaan
memiliki
pengaruh yang
positif
signifikan
terhadap
kinerja bank.
Penjelasan
yang
memungkinka
n yaitu bank
yang besar
cenderung
memiliki
sumber daya
yang lebih
banyak,
investasi yang
lebih besar dan
memiliki
keuntungan
yang lebih
dibandingkan
bank yang
kecil.
• Modal
memiliki
pengaruh
yang positif
66
No
Nama
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Variabel-
Variabel
Penelitian
Metode
Analisis
Hasil
(Kesimpulan)
electronic
bank
(EBANK).
Nilai 1
untuk
bank yang
mengguna
kan
e-banking,
nilai 0
untuk
yang
tidak.
namun tidak
signifikan
terhadap
kinerja bank.
• Risiko kredit
memiliki
pengaruh
yang negatif
signifikan
terhadap
kinerja bank.
• Beban
manajemen
memiliki
pengaruh
yang negatif
tidak
signifikan
terhadap
kinerja bank.
• Likuiditas
memiliki
pengaruh
yang negatif
signifikan
terhadap
kinerja bank.
• Inflasi
memiliki
pengaruh
yang negatif
signifikan
terhadap
kinerja bank.
• Pertumbuhan
ekonomi
memiliki
pengaruh
yang positif
signifikan
terhadap
kinerja bank.
67
No
Nama
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Variabel-
Variabel
Penelitian
Metode
Analisis
Hasil
(Kesimpulan)
16 Malhotra,
P. dan
Singh, B.
(2009)
The Impact
of Internet
Banking on
Bank
Performance
and Risk:
The Indian
Experience
Variabel
Dependen:
• Kinerja dan
Risiko Bank
Variabel
Independen:
• Internet
Banking
• Ukuran
perusahaan
(Size)
• Profitabilitas
• Kemampuan
Operasional
• Keuangan
• Kualitas
Aset
• Diversifikasi
• Biaya
Operasional
• Penelitian
ini
membandi
ngkan
kinerja
bank yang
mengadop
si internet
banking
dengan
bank yang
tidak dari
segi
ukuran
perusahaan,
profitabilita
s,
kemampuan
operasional,
keuangan,
kualitas
aset,
diversifikas
idan biaya
operasional.
• Selain itu
juga
melihat
pengaruh
internet
banking
terhadap
kinerja
dan risiko
bank.
• Analisis
Regresi
OLS
Hasil dari
penelitian
menunjukkan
bahwa
• Terdapat
beberapa
perbedaan
yang
signifikan
terhadap bank
yang
menawarkan
internet
banking
dengan bank
yang tidak.
• Tidak terdapat
pengaruh
yang
signifikan
antara adopsi
internet
banking
dengan
kinerja bank
dan risiko
bank.
• Internet
banking
memiliki
pengaruh
yang negatif
terhadap
profitabilitas
bank
• Internet
banking
memiliki
pengaruh
negatif
signifikan
terhadap
risiko bank.
68
No
Nama
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Variabel-
Variabel
Penelitian
Metode
Analisis
Hasil
(Kesimpulan)
17 Sathye,
M.
(2005)
The Impact
of Internet
Banking on
Performance
and Risk
Profile:
Evidence
from
Australian
Credit
Unions
Variabel
Dependen:
• Kinerja
Keuangan
• Profil Risiko
Variabel
Independen:
• Internet
Banking
Variabel
Kontrol:
• Tipe Kredit
Union
• Ukuran
perusahaan
• Risiko
Kredit
• Sekuritisasi
• Regulasi
• Analisis
Regresi
OLS
• Data
diperolej
dari
laporan
tahunan
dan survei
yang
dilakukan
olah
Institusi
Keuangan
KPMG.
Berdasarkan
penelitian yang
telah dilakukan,
maka ditemukan
bahwa:
• Internet
banking tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
kinerja
keuangan.
• Tipe Kredit
Union tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
kinerja
keuangan.
• Ukuran
perusahaan
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
kinerja
keuangan.
• Risiko kredit
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
kinerja
keuangan.
• Sekuritisasi
berpengarih
positif
signifikan
terhadap
kinerja
keuangan.
• Regulasi
berpengaruh
69
No
Nama
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Variabel-
Variabel
Penelitian
Metode
Analisis
Hasil
(Kesimpulan)
signifikan
terhadap
kinerja
keuangan
• Internet
banking tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
profil risiko.
C. Keterkaitan Antar Variabel
1. Hubungan Variabel E-Banking Terhadap Kinerja Keuangan
E-banking merupakan teknologi yang telah dibuat oleh dunia
perbankan yang bersifat memberikan manfaat bagi bank yaitu efisiensi
kinerja perbankan dalam penggunaan kertas karena semua sudah melalui
internet dan menjadi sumber pendapatan yang diperoleh dari biaya layanan
yang dibebankan kepada penggunanya. Pengurangan penggunaan kertas
dan efisiensi kinerja bank akan mengurangi biaya yang dikeluarkan dan
menyebabkan laba akan meningkat. Dengan demikian pendapatan yang
didapat dari penggunaan e-banking oleh nasabah akan menambah laba dari
bank tersebut.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yasin (2018), Sinambela dan
Rohani (2017), Siddiq et.al. (2016), Mwaura (2015) dan Aduda dan
Kingoo (2012) menunjukkan bahwa e-banking berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan.
H1 : E-banking berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
70
2. Hubungan Variabel Kontrol Risiko Kredit Terhadap Kinerja
Keuangan
Risiko kredit yang diproksikan dengan Non Performing Loan (NPL)
mencerminkan yang diterima oleh bank dalam pemberian kreditnya yang
ditimbulkan oleh peminjam yang tidak membayar utangnya. Peningkatan
NPL suatu bank akan mengakibatkan menurunkan Return on Aset suatu
bank yang dijadikan alat ukur kinerja keuangan. Oleh karena itu, bank
meningkatkan kinerja keuangannya dengan meminimalkan risiko kredit
melalui perbaikan kebijakan pinjaman yang sesuai.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Verawaty et.al. (2017), Lubis
et.al. (2017), Siddiq et.al. (2016), Paramitha et.al. (2014), Egan dan
Prawoto (2013), Al-Smadi dan Al-Webel (2011) dan Sathye (2005)
memperoleh hasil bahwa risiko kredit berpengaruh negatif terhadap
kinerja keuangan.
H2 : Risiko kredit berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan.
3. Hubungan Variabel Kontrol Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan
Dalam penelitian ini likuiditas dihitung menggunakan rasio Loan to
Deposit Ratio (LDR). Semakin rendah LDR suatu bank mencerminkan
kondisi bank yang belum dapat mengoptimalkan Dana Pihak Ketiga
(DPK) untuk disalurkan menjadi kredit. Hal ini sesuai dengan beberapa
teori seperti Commercial Loan, Shiftability, The Anticipated Income dan
The Liability Management. Likuiditas diprediksi memiliki pengaruh
positif terhadap kinerja keuangan bank umum karena jika semakin banyak
71
dana yang disalurkan sebagai kredit, maka bank tersebut akan menerima
bunga kredit yang akan meningkatkan profitabilitas bank, dengan asumsi
bank tersebut menyalurkan kreditnya secara optimal sehingga tidak terjadi
kredit macet. Selain itu, bank yang terbilang likuid dapat mengembalikan
dana nasabahnya tepat waktu ketika nasabah akan melakukan penarikan
tabungannya. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap
bank yang bersangkutan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siddiq et.al. (2016), Siahaan dan
Asandimitra (2016) dan Andre et.al. (2015) dan menemukan bahwa
likuiditas berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
H3 : Likuiditas berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
4. Hubungan Variabel Kontrol Inflasi Terhadap Kinerja Keuangan
Flamini et.al. (2009) menunjukkan bahwa sejauh mana inflasi
mempengaruhi kinerja keuangan bank ditentukan oleh bagaimana sikap
bank dalam mengantisipasi pergerakan inflasi di masa mendatang. Jika
inflasi diantisipasi dan tingkat bunga dapat disesuaikan sehingga
menghasilkan meningkatnya pendapatan dibandingkan biaya, maka akan
berdampak positif terhadap kinerja keuangan, sementara perubahan yang
tidak diantisipasi dapat meningkatkan biaya karena penyesuaian tingkat
bunga yang tidak sempurna. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Egan
dan Prawoto (2018) dan Al-Smadi dan Al-Webel (2011) menunjukkan
bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
H4 : Inflasi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
72
5. Hubungan Variabel Kontrol Pertumbuhan Ekonomi Terhadap
Kinerja Keuangan
Pertumbuhan ekonomi yang diproksikan melalui pertumbuhan
Produk Domestik Bruto (PDB) dapat mempengaruhi kinerja bank.
Athanasoglou et.al. (2008) menunjukkan selama perlambatan ekonomi,
pinjaman dapat menurun dan kualitas kredit memburuk, dengan demikian
dapat mengurangi laba bank. Sementara selama ekonomi sedang
meningkat, permintaan kredit juga meningkat dan menyebabkan
pendapatan bunga juga ikut meningkat. Oleh karena itu pendapatan dapat
tumbuh searah dengan peningkatan laba.
Penelitian yang dilakukan oleh Cahyani (2018), Prasetiono (2016) dan
Al-Smadi dan Al-Webel (2011) menemukan bahwa pertumbuhan
ekonomi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan bank.
H5 : Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan bank.
73
D. Kerangka Berpikir
Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian terdahulu serta
permasalahan yang telah dikemukakan, maka disajikan kerangka pemikiran
hipotesis yang digambarkan dalam model penelitian sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Bank Umum di Indonesia Periode 2014-2017
Variabel Independen:
E-banking
Variabel Kontrol:
Risiko Kredit
Likuiditas
Inflasi
Pertumbuhan Ekonomi
Variabel Dependen:
Kinerja Keuangan
Bank Umum
Regresi Linear
Ordinary Least Square
Uji Asumsi Klasik:
Normalitas
Multikolinearitas
Heteroskedastisitas
Autokorelasi
Uji F Adjusted R2 Uji t
Interpretasi
74
E. Hipotesis
Hipotesis menurut Sugiyono (2009:96) merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena
jawaban yang diberikan hanya didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan
atas dasar kerangka berpikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah
yang dirumuskan.
Berdasarkan rumusan dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan
sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a H0 : β1, β2, β3, β4, β5 = 0 Tidak terdapat pengaruh signifikan e-
banking, risiko kredit, likuiditas, inflasi
dan pertumbuhan ekonomi secara
simultan terhadap kinerja keuangan bank
H1 : β1, β2, β3, β4, β5 ≠ 0 Terdapat pengaruh signifikan e-banking,
risiko kredit, likuiditas, inflasi dan
pertumbuhan ekonomi secara simultan
terhadap kinerja keuangan bank
b H0 : β1 ≤ 0 Tidak terdapat pengaruh positif e-banking
terhadap kinerja keuangan bank
H1 : β1 > 0 Terdapat pengaruh positif e-banking
terhadap kinerja keuangan bank
c H0 : β2 ≥ 0 Tidak terdapat pengaruh negatif risiko
kredit terhadap kinerja keuangan bank
75
H1 : β2 < 0 Terdapat pengaruh negatif risiko kredit
terhadap kinerja keuangan bank
d H0 : β3 ≥ 0 Tidak terdapat pengaruh positif likuiditas
terhadap kinerja keuangan bank
H1 : β3 < 0 Terdapat pengaruh positif likuiditas
terhadap kinerja keuangan bank
e H0 : β4 ≤ 0 Tidak terdapat pengaruh positif inflasi
terhadap kinerja keuangan bank
H1 : β4 > 0 Terdapat pengaruh positif inflasi terhadap
kinerja keuangan bank
f H0 : β5 ≤ 0 Tidak terdapat pengaruh positif
pertumbuhan ekonomi terhadap kinerja
keuangan bank
H1 : β5 > 0
Terdapat pengaruh positif pertumbuhan
ekonomi terhadap kinerja keuangan bank
76
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menganalisis pengaruh e-banking terhadap kinerja keuangan
bank umum dengan variabel kontrol ukuran perusahaan, modal, risiko kredit,
likuiditas, inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Adapun periode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah rentang tahun 2014-2017. Penelitian ini dilakukan
pada bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan
laporan keuangan bank umum yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2014-
2017. Untuk data inflasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia diperoleh dari
data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia serta Badan Pusat Statistik.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2016:117) populasi merupakan wilayah
generalisasi objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank
umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 43 bank.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2016:118) sampel merupakan bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila peneliti
melakukan penelitian terhadap populasi yang besar, sementara peneliti
ingin meneliti tentang populasi tersebut dan memiliki keterbatasan dana,
77
tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan teknik pengambilan
sampel, sehingga generalisasi kepada populasi yang diteliti. Teknik
pengambilan sampel menurut Sugiyono (2016:81) merupakan cara untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat
berbagai teknik sampling yang akan digunakan. Dalam penelitian ini,
teknik sampling yang digunakan yaitu teknik non probability yang
menurut Sugiyono (2016:82) merupakan teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipillih menjadi sampel. Metode penentuan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling, yang
merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2016:85).
Sampel penelitian ini diambil berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. Bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sub sektor bank.
b. Bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sub sektor bank
selama periode 2014-2017.
c. Bank umum yang melakukan publikasi laporan keuangan dalam
periode penelitian.
Berdasarkan pada kriteria pengambilan sampel yang telah disebutkan
di atas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
35 bank.
Teknik pengambilan sampel dan daftar perusahaan yang menjadi
sampel penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
78
Tabel 3.1.
Kriteria Penentuan Sampel
Kriteria Jumlah
Jumlah bank umum yang terdaftar di BEI 43
Jumlah bank umum yang terdaftar di BEI selama
periode penelitian 2014-2017
35
Tabel 3.2.
Daftar Sampel Penelitian
No Kode Saham Nama Bank
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk
2 BABP Bank MNC International Tbk
3 BACA Bank Capital Indonesia Tbk
4 BBCA Bank Central Asia Tbk
5 BBKP Bank Bukopin Tbk
6 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk
7 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
8 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk
9 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
11 BCIC Bank J Trust Indonesia Tbk
12 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
13 BEKS Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk
14 BJBR Bank Jabar Banten Tbk
15 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk
16 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk
17 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk
18 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
19 BNBA Bank Bumi Arta Tbk
20 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk
21 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk
22 BNLI Bank Permata Tbk
23 BSIM Bank Sinar Mas Tbk
24 BSWD Bank of India Indonesia Tbk
25 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
26 BVIC Bank Victoria International Tbk
27 INPC Bank Artha Graha International Tbk
28 MAYA Bank Mayapada International Tbk
29 MCOR Bank China Construction Bank Ind. Tbk
30 MEGA Bank Mega Tbk
31 NAGA Bank Mitraniaga Tbk
32 NISP Bank OCBC NISP Tbk
33 NOBU Bank Nationalnobu Tbk
34 PNBN Bank Pan Indonesia
35 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk
79
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
kuantitatif dan kualitatif.
a. Data kuantitatif merupakan data yang dapat diukur atau dihitung
secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang
dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka (Sugiyono,
2016:13). Data operasional yang digunakan pada penelitian ini yaitu
data panel, yang merupakan gabungan dari data time series dan cross
sectional karena menggunakan data laporan keuangan 35 bank umum
yang terdaftar di BEI periode 2014 hingga 2017 yang menjadi sampel
penelitian.
b. Data kualitatif merupakan data yang disajikan dalam bentuk kata
verbal, bukan dalam bentuk angka. (Muhadjir, 1996:2). Data kualitatif
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data bank yang
menggunakan layanan e-banking.
2. Sumber Data
Jenis data yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini
merupakan data sekunder. Data sekunder menurut Sugiyono (2016:21)
adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, melainkan melalui orang lain atau melalui dokumen.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari laporan
keuangan yang dipublikasikan secara langsung oleh masing-masing bank
80
umum yang dijadikan sampel penelitian periode 2014-2017 dan data yang
dipublikasikan oleh Bank Indonesia serta Badan Pusat Statistik.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Penelitian Kepustakaan
Penelitian ini melihat pada buku-buku, jurnal, artikel serta hasil laporan
penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan permasalahan yang
diteliti.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain yang
memiliki keterkaitan dengan penelitian. Data sekunder dalam penelitian
ini diperoleh dari laporan keuangan yang bersumber langsung dari bank
umum yang dijadikan sampel penelitian periode 2014-2017 dan data yang
dipublikasikan oleh Bank Indonesia serta Badan Pusat Statistik.
E. Teknik Analisis Data
1. Uji Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Dalam statistik deskriptif, data
akan disajikan melalui tabel, grafik, diagram, perhitungan modus, median,
rata-rata (mean), persentase, perhitungan penyebaran data melalui
perhitungan rata-rata dan strandar deviasi (Sugiyono, 2009: 207-208).
81
2. Analisis Regresi Ordinary Least Square (OLS)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siddiq et.al. (2016) dan Al-
Smadi dan Al-Webel (2011) penelitian ini menggunakan metode
penelitian adalah uji regresi dengan model Ordinary Least Square (OLS),
dengan persamaan regresi sebagai berikut:
Dimana:
ROA = ROA bank i tahun t yang diproksikan oleh ROA
β0 = Konstanta
β1-5 = Koefisien regresi
EBANKING = Variabel dummy, nilai 1 untuk bank i yang
mengadopsi e-banking pada tahun t, dan 0 untuk yang
tidak
RISIKO_KREDIT = Variabel kontrol risiko kredit bank i pada tahun t
LIKUIDITAS = Variabel kontrol likuiditas bank i
pada tahun t
INFLASI = Variabel kontrol tingkat inflasi di Indonesia pada
tahun t
PDB = Variabel kontrol tingkat pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada tahun t
it = Error
ROAit = β0 + β1EBANKINGit + β2RISIKO_KREDITit + β3LIKUIDITASit
+ β4INFLASIt + β5PDBt + it
82
3. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan uji regresi, metode mensyaratkan untuk
melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu, dengan tujuan agar
mendapatkan hasil yang terbaik atau menunjukkan hubungan yang valid
atau tidak bias (Ghozali, 2011:105). Uji asumsi klasik atas data yang akan
diolah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Menurut Imam Ghozali (2011:160) tujuan dari uji normalitas
adalah untuk mengetahui apakah masing-masing variabel terdistirbusi
normal atau tidak. Uji normalitas digunakan untuk melakukan
pengujian-pengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar
maka uji statistik menjadi tidak valid dan statistik parametrik tidak
dapat digunakan. Apabila variabel tidak terdistribusi dengan normal
maka hasil uji statistik akan mengalami penurunan.
Uji normalitas dapat diketahui dengan melakukan pengujian
Jarque Bera (JB), jika probabilitas JB lebih besar dari 0,05 maka data
tersebut terdistribusi normal, tetapi apabila lebih kecil dari 0,05 maka
data tidak terdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2011:139) uji multikolinearitas bertujuan
untuk mengetahui apakah suatu model regresi terdapat korelasi antar
variabel bebas (independen). Dalam model regresi data panel jika
83
terjadi korelasi antara masing-masing variabel independen, maka
dikatakan terjadinya multikolinearitas. Model regresi yang baik
adalah yang tidak terjadi korelasi antar variabel independennya.
Pengujian apakah terjadi multikolinearitas dapat dilakukan dengan
menghitung koefisien korelasi antar variabel independent (Winarno,
2007:108).
Suatu model regresi yang bebas multikolinearitas yaitu jika
tingkat korelasinya kurang dari 0,85. Jika mempunyai korelasi
melebihi 0,85 maka diduga mengandung unsur kolinearitas
(Widarjono, 2010:77). Dimana nilai R2 tinggi namun banyak variabel
independen yang tidak signifikan terhadap variabel dependen yang
merupakan gejala adanya multikolinearitas.
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu dengan
residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah terjadi pada data
time series. Karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang
dipengaruhi oleh data pada masa sebelumnya. Meskipun demikian,
tetap memungkinkan autokorelasi timbul pada data cross section
(Winarno, 2007:130)
Pengujian autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam
model regresi panel terdapat korelasi antara residu (error) periode
tertentu dengan data residu periode sebelumnya. Jika terjadi gejala
84
korelasi maka terjadi masalah autokorelasi. Model regresi yang baik
adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Santoso (2012:243) mengatakan bahwa untuk mendeteksi
autokorelasi bisa dilihat pada tabel Durbin Watson yang secara umum
dapat diambil kesimpulan ada atau tidaknya autokorelasi. Dasar
pengambilan keputusannya yaitu:
• Jika nilai Durbin Watson berada di bawah -2, maka terjadi
autokorelasi positif.
• Jika nilai Durbin Watson berada di antara -2 sampai +2, maka
tidak terjadi autokorelasi.
• Jika nilai Durbin Watson berada di atas +2, maka terjadi
autokorelasi negatif.
d. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2011:139) uji heteroskedastisitas bertujuan
untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model
regresi yang baik harus memiliki varian yang sama
(homoskedastisitas).
Salah satu cara mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
adalah dengan melakukan uji Glejser (Ghozali, 2011:142). Uji Glejser
mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel
independen. Model regresi yang terbebas dari heteroskedastisitas jika
probabilitasnya di atas tingkat kepercayaan, yaitu 5% atau 0,05.
85
4. Uji Hipotesis
a. Uji F (Pengujian Secara Simultan)
Uji F dilakukan untuk menguji signifikansi seluruh variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2011:98). Ho menunjukkan bahwa semua variabel
independen yang terdapat dalam model secara bersama-sama tidak
memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatif
(Ha) menunjukkan bahwa semua variabel independen yang terdapat
dalam model secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap
variabel dependen. Apabila nilai F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan
Ha diterima. Sebaliknya, jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan
Ha ditolak yang artinya model tidak dapat digunakan.
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t merupakan pengujian yang menunjukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2011). Dalam pengujian ini
digunakan uji t satu ujung (one tail) karena hipotesis yang dirumuskan
telah menunjukkan arah yaitu positif atau negatif. Jika menggunakan
satu ujung maka df: α,(n-k). Pengujian dilakukan dengan
menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Penerimaan atau
penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
86
• Jika nilai signifikan >0,05 atau tHitung ≤ tTabel maka hipotesis
ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa
secara parsial variabel independen tersebut tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
• Jika nilai signifikan ≤ 0,05 atau tHitung > tTabel maka hipotesis
diterima (koefisien regresi signifikan). Ini artinya secara parsial
variabel independen tersebut memiliki pengaruh terhadap
variabel dependen.
c. Uji Koefisien Determinasi
Kelayakan suatu model regresi dapat dilihat dari koefisien
determinasi. Koefisien determinasi (R2) adalah salah satu nilai
statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan pengaruh antara dua variabel (Algifari, 2013:45). Nilai
koefisien determinasi menunjukkan persentase variasi nilai variabel
dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang
dihasilkan.
Nilai R2 akan berkisar antara 0 sampai dengan 1 (Suharyadi,
2004:515). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependennya sangat terbatas.
Sedangkan nilai yang mendekati satu, mengindikasikan bahwa
variabel-variabel independennya memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen.
87
Namun tidak cukup jika hanya melihat R2 saja. Nilai adjusted R2
lebih baik jika digunakan untuk menganalisis kekuatan model.
Anderson et.al. (1998:142) mengungkapkan bahwa suatu variabel
bebas ditambahkan ke dalam model nilai R2 dapat meningkat atau
menurun. Ketika sebuah variabel bebas yang memiliki kekuatan
penjelas yang besar diikutsertakan dalam model, maka nilai adjusted
R2 meningkat dan sebaliknya.
Menurut Suliyanto (2011:59) nilai R2 memiliki kelemahan, yaitu
bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model
regresi, dimana setiap penambahan satu variabel bebas dan jumlah
pengamatan dalam model maka akan meningkatkan nilai R2 meskipun
variabel yang dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependennya. Untuk mengurangi
kelemahan tersebut, maka digunakan kefisien determinasi yang telah
disesuaikan yang artinya koefisien tersebut telah dikoreksi dengan
memasukkan jumlah variabel dan ukuran sampel yang digunakan.
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian menurut Sugiyono (2016:38) merupakan suatu sifat
atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga variabel, yaitu variabel
dependen, variabel independen dan variabel kontrol.
88
1. Variabel Dependen
Menurut Sugiyono (2016:39) variabel dependen atau variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu
Kinerja Keuangan Bank Umum yang terdaftar sebagai Sub Sektor Bank di
Bursa Efek Indonesia. Kinerja keuangan bank umum yang dimaksud disini
yaitu kinerja keuangan pada 35 bank umum yang menjadi sampel
penelitian pada rentan waktu Januari 2014 sampai dengan Desember 2017.
Dalam penelitian ini, kinerja keuangan bank dihitung berdasarkan Return
on Asset (ROA).
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam memperoleh laba (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-
rata aset bank yang bersangkutan. Rasio ini didapat dengan perhitungan
sebagai berikut:
ROA = laba sebelum pajak
total aset 𝑥 100
2. Variabel Independen
Menurut Sugiyono (2016:39) variabel independen atau variabel
terikat merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian ini
yang merupakan variabel independen yaitu e-banking. Untuk
mengukurnya, peneliti mengikuti penelitian yang dilakukan oleh Siddiq
et.al. (2016) dan Al-Smadi dan Al-Wabel (2011) dengan menggunakan
variabel dummy. Variabel dummy merupakan variabel yang digunakan
89
untuk mengkuantitatifkan variabel yang bersifat kualitiatif (seperti: jenis
kelamim, ras, agama). Variabel dummy hanya mempunyai 2 nilai, yaitu 1
dan 0, serta diberi simbol D.
Variabel dummy EBANKING bernilai 1 jika bank menyediakan
layanan e-banking, dan nilai 0 jika tidak.
3. Variabel Kontrol
Untuk mengisolasi pengaruh e-banking terhadap kinerja bank,
diperlukan penilaian atas variabel-variabel lain yang telah digunakan
dalam literatur sebagai penentu yang mungkin dari kinerja bank. Variabel
kontrol merupakan variabel pelengkap yaitu untuk melengkapi atau
mengontrol hubungan kausalnya supaya lebih baik untuk didapatkan
model empiris yang lebih lengkap dan baik. Menurut Jogiyanto (2007:157)
variabel kontrol bukanlah variabel utama yang akan diteliti atau diuji,
melainkan sebagai variabel lain yang mempunyai efek pengaruh.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 kelompok variabel
kontrol, yaitu spesifikasi bank dan determinasi dari makroekonomi. Untuk
variabel spesifikasi bank, peneliti menggunakan indikator risiko kredit dan
likuiditas. Sedangkan untuk variabel determinasi makroekonomi
menggunakan inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
a. Risiko Kredit
Risiko kredit merupakan peringkat pertama di antara risiko bank
lainnya yang menjadi sumber kerugian. Peningkatan risiko kredit
secara normal menyebabkan kinerja keuangan bank menurun. Hal ini
90
mengartikan bahwa jika bank ini meningkatkan kinerja keuangannya
maka bank harus mengurangi risiko kredit melalui perbaikan
kebijakan pinjaman yang sesuai (Al-Smadi, 2011). Dalam penelitian
ini risiko kredit diproksikan dengan rasio Non Performing Loan
(NPL) dengan perhitungan sebagai berikut
NPL =Kredit Bermasalah
Total Kredit
b. Likuiditas
Likuiditas manajemen merupakan salah satu fungsi terpenting dari
manajemen bank. Hal ini diperlukan untuk menghindari defisitnya
likuiditas bank yang menjadi salah satu masalah kepailitan. Tingkat
likuiditas yang rendah mencerminkan kemampuan bank yang rendah
dalam memaksimalkan penggunaan dana pihak ketiga yang untuk
pemberian kredit kepada nasabah. Dalam penelitian ini, likuiditas
dihitung menggunakan rumus Loan to Deposit Ratio (LDR).
LDR =Total 𝐿𝑜𝑎𝑛
Total 𝐷𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡
c. Inflasi
Kinerja keuangan suatu bank dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal
yaitu pergerakan inflasi yang diantisipasi atau tidak (Flamini et.al.,
2009). Jika inflasi telah diantisipasi oleh bank dan tingkat bunga telah
disesuaikan sehingga menghasilkan keuntungan yang meningkat lebih
cepat dari biaya, maka inflasi mungkin akan memiliki dampak yang
positif bagi bank, namun jika perubahan yang tidak diantisipasi dapat
91
meningkatkan biaya karena penyesuaian tingkat bunga yang tidak
sempurna (Al-Smadi dan Al-Wabel, 2011). Dalam penelitian ini
tingkat inflasi Indonesia diperoleh dari Statistik Ekonomi dan
Keuangan Bank Indonesia selama periode penelitian 2014-2017.
Tingkat inflasi yang digunakan adalah inflasi perbulan selama satu
tahun, kemudian dibagi 12 (dua belas).
d. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi kinerja suatu bank.
Menurut Athanasoglou et.al. (2008) mengindikasikan bahwa selama
ekonomi menurun, pinjaman dapat menurun dan kualitas kredit suatu
bank akan memburuk, dengan demikian keuntungan suatu bank akan
menurun. Sedangkan, ketika ekonomi sedang booming atau dalam
kondisi baik, permintaan akan kredit mengalami peningkatan dan
margin dari tingkat bunga akan meningkat. Dengan begitu,
peningkatan dari pendapatan bank akan diikuti dengan kinerja
keuangan yang membaik. Dalam penelitian ini pertumbuhan ekonomi
diproksikan dengan persentasi peningkatan PDB Indonesia selama
periode 2014-2017 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik.
92
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi
suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai
minimum dan nilai maksimum. Dalam analisis statistik deskriptif yang
dijelaskan berikut ini, nilai mean merupakan nilai rata-rata dari keseluruhan
data terhadap variabel yang diteliti, sedangkan nilai standar deviasi
menunjukkan variasi data yang digunakan. Standar deviasi yang menjauhi
angka nol mengindikasikan bahwa penyebaran data penelitian beragam
(bervariasi). Nilai minimum merupakan data terendah dari variabel dan nilai
maksimum yang menunjukkan data tertinggi dari variabel tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel ROA sebagai
variabel dependen, variabel EBANKING sebagai variabel independen serta
variabel RISIKO_KREDIT, LIKUIDITAS, INFLASI dan PDB sebagai
variabel kontrol. Peneliti menggunakan 35 sampel data yang diperoleh dari
Annual Report 35 Bank Umum periode 2014-2017 serta laporan yang
dipublikasikan oleh Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik periode 2014-
2017. Penelitian ini menggunakan 140 data observasi yang diperoleh dari
website resmi bank umum, Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik.
Hasil statistik deskriptif pada penelitian ini disajikan pada tabel 4.1. yang
menunjukkan nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi
dari masing-masing variabel.
93
Tabel 4.1.
Statistik Deskriptif Keseluruhan Data Date:
04/30/19
Time:
15:19
Sample: 2014 2017
ROA EBANKING RISIKO_KRE LIKUIDITAS INFLASI PDB
Mean 0.118610 0.600000 0.018311 0.827279 0.050354 0.093041 Median 0.119375 1.000000 0.014100 0.849825 0.050958 0.092909 Maximum 0.197134 1.000000 0.090000 1.405700 0.064192 0.110000 Minimum 0.030361 0.000000 0.000000 0.414909 0.035308 0.076347 Std. Dev. 0.042334 0.491657 0.015108 0.147868 0.013739 0.012063 Skewness 0.010610 -0.408248 1.654040 -0.282022 -0.015191 0.031683
Kurtosis 2.322743 1.166667 6.740567 4.550437 1.020941 1.921785
Jarque-Bera 2.372161 23.49537 145.4555 15.87832 22.85265 6.804949
Probability 0.305416 0.000008 0.000000 0.000357 0.000011 0.033291
Sum 14.70765 84.00000 2.563500 115.8191 7.049583 13.02577
Sum Sq.
Dev. 0.220433 33.60000 0.031727 3.039231 0.026239 0.020227
Observations 124 140 140 140 140 140 Sumber: Data diolah dengan Eviews 9
Tabel 4.1. menjelaskan bahwa terdapat enam variabel penelitian (ROA,
EBANKING, RISIKO_KREDIT, LIKUIDITAS, INFLASI dan PDB) dengan
jumlah sampel keseluruhan sebanyak 140 sampel. Beberapa penjelasan
mengenai hasil perhitungan statistik diuraikan sebagai berikut:
1. ROA
Dari hasil pengujian statistik deskriptif, diketahui bahwa rata-rata
ROA dari bank umum yang dijadikan sampel dan selama periode
penelitian adalah 0,118610 atau 11,86% dengan standar deviasi sebesar
0.042334 atau 4,23%. Nilai minimum dari ROA sebesar 0.010610 atau
1,06% dan nilai maksimum sebesar 0.197134 atau 19,71%. Semakin tinggi
nilai ROA suatu bank maka semakin baik kinerja keuangannya dan
94
menunjukkan efisiensi pengelolaan aset bank umum dalam menghasilkan
labanya.
2. EBANKING
Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif yang telah dilakukan,
dapat diketahui bahwa rata-rata EBANKING sebesar 0.60 yang
mengartikan bahwa 60% dari seluruh bank umum yang dijadikan sampel
penelitian telah mengadopsi sistem e-banking.
3. RISIKO_KREDIT
Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif yang telah dilakukan,
rata-rata RISIKO_KREDIT sebesar 0,018311 hal ini merupakan
perbandingan antara kredit bermasalah suatu bank dengan total kredit yang
diberikan atau sebesar 1,83% dengan standar deviasi sebesar 0.015108
atau 1,51%. Nilai minimum RISIKO_KREDIT sebesar 0.0000 atau
00,00% dan nilai maksimum sebesar 0.0900 atau 9%. Rata-rata NPL pada
bank umum yang terdaftar di BEI berada di bawah batas maksimum yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5% sehingga dapat
disimpulkan bank umum memiliki kemampuan yang baik dalam
mengatasi risiko kredit bermasalahnya.
4. LIKUIDITAS
Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif yang telah dilakukan,
rata-rata LIKUIDITAS sebesar 0.827279 atau 82,73% dengan standar
deviasi sebesar 0.147868. Nilai minimum sebesar 0.4149 atau 41,49% dan
nilai maksimum sebesar 1.4057 atau 140,57%. Hal ini menunjukkan
95
bahwa selama periode penelitian, bank umum hampir memenuhi standar
Bank Indonesia yaitu sebesar 85% - 110%.
5. INFLASI
Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif yang telah dilakukan,
rata-rata inflasi Indonesia selama periode 2014-2017 sebesar 0.050354
atau 5,03% dengan standar deviasi sebesar 0.013739 atau 1,37%. Selama
periode penelitian nilai minimum inflasi sebesar 0.035308 atau 3,53% dan
nilai maksimum sebesar 0.064192 atau 6,42%. Hal ini menunjukkan
bahwa selama periode penelitian kondisi perekonomian di Indonesia pada
kondisi yang relatif stabil atau rendah karena nilai inflasi kurang dari 10%.
6. PDB
Berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif yang telah
dilakukan, pertumbuhan ekonomi Indonesia terkecil selama periode 2014-
2017 sebesar 0,076347 atau 7,63% dan pertumbuhan ekonomi Indonesia
terbesar selama periode 2014-2017 sebesar 0,11 atau 11% dan rata-rata
pertumbuhan ekonominya adalah sebesar 0,093041 atau 9,30%. Standar
deviasi sebesar 0,012063 yang berarti bahwa besar peningkatan
maksimum rata-rata variabel pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah
+0,012063, sedangkan penurunan maksimum dari rata-rata variabel
pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah -0,012063.
96
B. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan pengujian mengenai kenormalan distribusi
data. Penggunaan uji normalitas asumsi yang harus dimiliki pada analisis
statistik parametrik karena mengharuskan data tersebut terdistribusi secara
normal karena mempunyai sebaran yang normal pula.
Pada penelitian ini, untuk mengetahui apakah data yang dimiliki
terdistribusi dengan normal atau tidak dengan melakukan pengujian
Jarque Bera (JB), jika probabilitas JB di atas 0,05 maka data tersebut
terdistribusi normal.
Gambar 4.1.
Uji Normalitas Data
Sumber: Data diolah dengan Eviews 9
Hasil menunjukkan nilai probabilitas Jarque Bera sebesar 0,0000
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dari variabel dalam
penelitian ini tidak terdistribusi dengan normal. Untuk mengatasinya,
peneliti melakukan tranformasi Square Root (SQRT) pada ROA sebagai
24
20
16
12
8
4
0 -0.10 -0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04
Series: Standardized
Residuals Sample 2014 2017 Observations 140
Mean 1.63e-17 Median 0.003006
Maximum 0.050709
Minimum -0.106581
Std. Dev. 0.019736
Skewness -2.100601
Kurtosis 11.44709
Jarque-Bera 519.1869
Probability 0.000000
97
variabel independennya. Setelah melakukan transformasi, maka hasil Uji
Normalitas penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 4.2.
Uji Normalitas Data (Setelah Tranformasi)
Sumber: Data diolah dengan Eviews 9
Hasil menunjukkan nilai probabilitas Jarque Bera berubah menjadi
0,463850, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dari variabel
dalam penelitian telah terdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan melihat apakah model regresi terdapat
korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik adalah model
yang tidak terjadi multikolinearitas. Model regresi yang mempunyai
korelasi melebihi 0,85 maka diduga mengandung unsur kolinearitas
(Widarjono, 2010:77).
Tabel 4.2.
Uji Multikolinearitas ROA EBANKING RISIKO_K
RE
LIKUIDI
TAS
INFLASI PDB
ROA 1.000000 0.245446 -0.216374 0.364309 0.027506 0.076199
EBANKING 0.245446 1.000000 0.134261 0.199170 -0.227880 -0.180329
RISIKO_KRE -0.216374 0.134261 1.000000 0.032324 -0.088077 -0.120749
LIKUIDITAS 0.364309 0.199170 0.032324 1.000000 0.073270 0.000806
INFLASI 0.027506 -0.227880 -0.088077 0.073270 1.000000 0.642443
PDB 0.076199 -0.180329 -0.120749 0.000806 0.642443 1.000000
Sumber: Data diolah dengan Eviews 9
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0 -0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04 0.06 0.08
Series: Standardized
Residuals Sample 2014 2017
Observations 124 Mean 4.29e-18 Median -0.003836 Maximum 0.076744 Minimum -0.086417 Std. Dev. 0.036996 Skewness 0.004616 Kurtosis 2.454766
Jarque-Bera 1.536387 Probability 0.463850
98
Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai
kurang dari 0,85. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel dalam
penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi terdapat korelasi atau hubungan antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Model regresi yang baik merupakan model yang terbebas dari
autokorelasi. Pada penelitian ini untuk mengetahui apakah model regresi
mengandung autokorelasi atau tidak digunakan uji Durbin Watson. Dasar
Dasar pengambilan keputusannya yaitu:
• Jika nilai Durbin Watson berada di bawah -2, maka terjadi
autokorelasi positif.
• Jika nilai Durbin Watson berada di antara -2 sampai +2, maka tidak
terjadi autokorelasi.
• Jika nilai Durbin Watson berada di atas +2, maka terjadi autokorelasi
negatif.
Tabel 4.3.
Uji Autokorelasi
R-squared 0.236269 Mean dependent var 0.118610 Adjusted R-squared 0.203907 S.D. dependent var 0.042334 S.E. of regression 0.037772 Akaike info criterion -3.667333 Sum squared resid 0.168351 Schwarz criterion -3.530868 Log likelihood 233.3746 Hannan-Quinn criter. -3.611897 F-statistic 7.300920 Durbin-Watson stat 0.511964
Prob(F-statistic) 0.000005
Sumber: Data diolah dengan Eviews 9
99
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson 0,511964
di mana berada di antara -2 sampai +2, dapat disimpulkan tidak terjadi
autokorelasi.
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Pada penelitian ini, cara yang digunakan untuk mengetahui apakah
terjadi heteroskedastisitas atau tidak dengan melakukan uji Glejser. Uji
Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap
variabel independen. Model regresi yang terbebas dari heteroskedastisitas
jika probabilitasnya di atas tingkat kepercayaan, yaitu 5% atau 0,05.
Hasil pengujian heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4.
Uji Heteroskedastisitas
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(EBANKING) 0.007719 0.007478 1.032141 0.3049
D(RISIKO_KREDIT) 0.226606 0.206232 1.098791 0.2749
D(LIKUIDITAS) -0.032950 0.031919 -1.032313 0.3048
INFLASI 0.010077 0.203959 0.049406 0.9607
PDB -0.219277 0.321806 -0.681393 0.4975
C 0.047736 0.026264 1.817518 0.0726
Sumber: Data diolah dengan Eviews 9
Hasil pengujian menunjukkan bahwa probabilitas semua variabel
berada di atas 0,05, dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini
tidak terjadi heteroskedastisitas yang artinya penelitian ini tidak terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya.
100
C. Analisis Regresi Ordinary Least Square (OLS)
Analisis regresi pada penelitian ini menggunakan model Ordinary Least
Square mengikuti penelitian yang dilakukan oleh Siddiq et.al. (2016) dan Al-
Smadi dan Al-Webel (2011).
Tabel 4.5.
Hasil Uji Regresi Ordinary Least Square
Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 04/30/19 Time: 15:03 Sample: 2014 2017 Periods included: 4 Cross-sections included: 34 Total panel (unbalanced) observations: 124
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EBANKING 0.019845 0.007557 2.626055 0.0098
RISIKO_KREDIT -0.773936 0.255548 -3.028532 0.0030 LIKUIDITAS 0.097450 0.024433 3.988510 0.0001
INFLASI -0.120623 0.329908 -0.365626 0.7153 PDB 0.391566 0.370240 1.057600 0.2924
C 0.006752 0.034673 0.194735 0.8459 R-squared 0.236269 Mean dependent var 0.118610 Adjusted R-squared 0.203907 S.D. dependent var 0.042334 S.E. of regression 0.037772 Akaike info criterion -3.667333 Sum squared resid 0.168351 Schwarz criterion -3.530868 Log likelihood 233.3746 Hannan-Quinn criter. -3.611897 F-statistic 7.300920 Durbin-Watson stat 0.511964
Prob(F-statistic) 0.000005
Sumber: Data diolah dengan Eviews 9
Berdasarkan hasil uji regresi yang telah dilakukan, diperoleh persamaan
regresi sebagai berikut:
ROA= 0,0067 + 0,0198EBANKING – 0,7739RISIKO + 0,0974LIKUIDITAS
a. Konstanta sebesar 0,0067 artinya jika e-banking, risiko kredit dan
likuiditas nilainya 0, maka besarnya ROA nilainya sebesar 0,0067.
b. Koefisien regresi variabel e-banking sebesar 0,0198 artinya jika bank
umum yang mengadopsi e-banking maka akan meningkatkan ROA
sebesar 0,0198, sedangkan untuk bank umum yang tidak mengadopsi e-
101
banking tidak mengalami pengingkatan ROA, dengan asumsi variabel
lainnya tetap.
c. Koefisien regresi variabel risiko kredit sebesar -0,7739 artinya setiap
peningkatan risiko kredit sebesar 1 satuan, akan menurunkan ROA sebesar
0,7739, dengan asumsi variabel lainnya tetap.
d. Koefisien regresi variabel likuiditas sebesar 0,0974 artinya setiap
peningkatan likuiditas sebesar 1 satuan, akan meningkatkan ROA sebesar
0,0974, dengan asumsi variabel lainnya tetap.
D. Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan Uji F, Uji t dan Adjusted
R2. Hasil uji hipotesis adalah:
Tabel 4.6.
Hasil Uji Hipotesis dengan Model Ordinary Least Square
Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 04/30/19 Time: 15:03 Sample: 2014 2017 Periods included: 4 Cross-sections included: 34 Total panel (unbalanced) observations: 124
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EBANKING 0.019845 0.007557 2.626055 0.0098
RISIKO_KREDIT -0.773936 0.255548 -3.028532 0.0030 LIKUIDITAS 0.097450 0.024433 3.988510 0.0001
INFLASI -0.120623 0.329908 -0.365626 0.7153 PDB 0.391566 0.370240 1.057600 0.2924
C 0.006752 0.034673 0.194735 0.8459 R-squared 0.236269 Mean dependent var 0.118610 Adjusted R-squared 0.203907 S.D. dependent var 0.042334 S.E. of regression 0.037772 Akaike info criterion -3.667333 Sum squared resid 0.168351 Schwarz criterion -3.530868 Log likelihood 233.3746 Hannan-Quinn criter. -3.611897 F-statistic 7.300920 Durbin-Watson stat 0.511964 Prob(F-statistic) 0.000005
Sumber: Data diolah dengan Eviews 9
102
1. Uji F (Pengujian Secara Simultan)
Uji F digunakan untuk menyimpulkan apakah model masuk dalam
kategori cocok (fit) atau tidak, kita harus membandingkan nilai Fhitung
dengan nilai Ftabel dengan derajat bebas (degree of freedom) df= α, (k)(n-
k-1) Pada penelitian ini menggunakan variabel bebas (k) sebanyak 5 buah
dan jumlah data observasi (n) sebanyak 140 buah sehingga didapat nilai
FTabel sebagai berikut:
FTabel = α; (k) (n-k-1) = 5%; (5) (140-5-1)
= 0,05; (5) (134)
= 2,28
Tabel 4.5. menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 7,30 yang berarti
FHitung > FTabel. Selain itu nilai probabilitas sebesar 0,000005 lebih kecil
dari signifikansi α=0,05. Oleh karena itu model regresi ini dapat dikatakan
cocok (fit). Untuk hipotesis pertama dapat disimpulkan bahwa tidak
ditemukan cukup bukti untuk menerima H0, sehingga variabel e-banking,
risiko kredit, likuiditas, inflasi dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh
secara simultan terhadap kinerja keuangan bank umum di Indonesia
periode 2014-2017.
2. Uji Statistik t
Uji statistik t merupakan pengujian yang menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan
variabel dependen (Ghozali, 2011). Kriteria pengambilan keputusan
hipotesis kiri adalah jika tHitung < tTabel maka tidak ditemukan cukup bukti
103
untuk menerima H0, yang berarti variabel independen berpengaruh negatif
terhadap variabel dependen dan sebaliknya. Kriteria pengambilan
keputusan hipotesis kanan adalah jika tHitung > tTabel maka tidak ditemukan
cukup bukti untuk menerima H0, yang berarti variabel independen
berpengaruh positif terhadap variabel dependen dan sebaliknya.
Untuk mengetahui nilai tTabel dilihat berdasarkan derajat bebas (degree
of freedom) df= (n-k-1) dan α. Pada penelitian ini menggunakan variabel
bebas (k) sebanyak 5 buah dan jumlah data observasi (n) sebanyak 140
buah sehingga didapat nilai tTabel sebagai berikut:
tTabel = α;(n-k-1)
= 5%; (140-5-1)
= 0,05; 134
= 1,65630
Nilai tTabel 1,65630. Dengan signifikansi 0,05 dan uji 1 sisi.
a. Variabel e-banking secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan bank umum. Hal ini karena nilai thitung sebesar 2,626055 >
ttabel sebesar 1,65630 dan probabilitas sebesar 0,0098 dimana kurang
dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan cukup
bukti untuk menerima H0, yang artinya variabel e-banking
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan bank umum di
Indonesia.
104
b. Variabel risiko kredit secara parsial berpengaruh negatif. Hal ini
karena nilai thitung sebesar -3,028532 < ttabel sebesar -1,65630 dan
probabilitas sebesar 0,0030 dimana kurang dari 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ditemukan cukup bukti untuk menerima H0,
yang artinya variabel risiko kredit berpengaruh negatif terhadap
kinerja keuangan bank umum di Indonesia.
c. Variabel likuiditas secara parsial berpengaruh positif. Hal ini karena
nilai thitung sebesar 3,988510 > ttabel sebesar 1,65630 dan probabilitas
sebesar 0,0001 dimana kurang dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak ditemukan cukup bukti untuk menerima H0, yang artinya
variabel likuiditas berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
bank umum di Indonesia.
d. Variabel inflasi secara parsial tidak memiliki pengaruh. Hal ini karena
nilai thitung sebesar -0,365626 < ttabel 1,65630 dan probabilitas sebesar
0,7153 dimana lebih dari 0,05. Sehingga ditemukan cukup bukti untuk
menerima H0, yang artinya variabel inflasi tidak berpengaruh terhadap
kinerja keuangan bank umum di Indonesia.
e. Variabel pertumbuhan ekonomi secara parsial tidak memiliki
pengaruh. Hal ini karena nilai thitung sebesar 1,057600 < ttabel sebesar
1,65630 dan probabilitas sebesar 0,8459 dimana lebih dari 0,05.
Sehingga ditemukan cukup bukti untuk menerima H0, yang artinya
variabel pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan bank umum di Indonesia.
105
3. Uji Adjusted R2
Menurut Gujaranti (2009:76) nilai R2 mempunyai interval antara 0
sampai 1. Semakin besar R2 maka semakin baik hasil untuk model regresi
tersebut dan sebaliknya. Nilai adjusted R2 lebih baik jika digunakan untuk
menganalisis kekuatan model, karena jika satu variabel independen
ditambahkan ke dalam model, nilai R2 akan meningkat, sementara
adjusted R2 dapat saja meningkat atau menurun (Anderson et.al.,
1998:142).
Tabel 4.5. menunjukkan bahwa nilai Adjusted R-Square dari model
regresi yang terbentuk dalam penelitian ini sebesar 0,203907 yang berarti
bahwa kemampuan variabel e-banking, risiko kredit, likuiditas, inflasi dan
pertumbuhan ekonomi dalam mempengaruhi kinerja keuangan bank
umum sebesar 20,39%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain
di luar model regresi ini.
Pembahasan mengenai hasil pengujian hipotesis akan dijelaskan
sebagai berikut:
a. Pengaruh E-banking terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum
Variabel e-banking secara berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan bank umum di Indonesia. Hal ini mengartikan bahwa bank
umum yang mengadopsi sistem e-banking mengalami peningkatan
kinerja keuangan bank umum sebesar 0,019845 dengan anggapan
variabel lainnya tetap. Untuk bank umum yang tidak mengadopsi
sistem e-banking tidak akan mengalami peningkatan kinerja keuangan,
106
dengan anggapan variabel lainnya tetap. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Yasin (2018), Mwaura (2015)
serta Aduda dan Kingoo (2012) yang menyatakan bahwa pengadopsian
e-banking berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan bank umum.
Bank umum yang mengdopsi e-banking dapat meningkatkan
kinerja keuangan mereka karena dapat menekan biaya operasional dan
meningkatkan efisiensi kinerja perbankan karena semua kegiatan sudah
melalui internet dan menjadi sumber pendapatan yang diperoleh dari
biaya layanan yang dibebankan kepada penggunanya. Pengurangan
biaya seperti dana untuk penggunaan kertas dan efisiensi kinerja bank
akan mengurangi biaya yang dikeluarkan dan menyebabkan laba akan
meningkat. Dengan demikian pendapatan yang didapat dari
penggunaan e-banking oleh nasabah akan menambah laba dari bank
umum tersebut.
b. Pengaruh Risiko Kredit terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum
Variabel risiko kredit berpengaruh negatif terhadap kinerja
keuangan bank umum di Indonesia. Hal ini mengartikan bahwa setiap
kenaikan sebesar satu satuan dari risiko kredit suatu bank umum, akan
menurunkan kinerja keuangan bank sebesar 0,773936, dengan
anggapan variabel lainnya tetap. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Verawaty et.al. (2017), Lubis et.al.
(2017), Siddiq et.al. (2016), Egan dan Prawoto (2013), Paramitha et.al.
(2014), Al-Smadi dan Al-Webel (2011) serta Sathye (2005) yang
107
menyatakan bahwa risiko kredit berpengaruh negatif terhadap kinerja
keuangan bank umum.
Jika risiko kredit suatu bank besar, maka bank tersebut harus
menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga
berpengaruh ke kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak
termasuk kredit kepada bank lain (Kasmir, 2015). Risiko kredit
merupakan risiko yang ditanggung oleh bank atas kerugian yang
disebabkan oleh pihak peminjam tidak dapat atau tidak mau memenuhi
kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamkannya secara
penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya. Hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa risiko kredit memiliki pengaruh negatif terhadap
kinerja keuangan bank umum mengartikan jika suatu risiko kredit bank
umum meningkat maka akan menurunkan kinerja keuangannya. Jika
pihak bank tidak mengatasi permasalahan kreditnya, maka
menyebabkan besarnya piutang tak tertagih dan tertahannya dana bank
di pihak debitur yang akan merugikan bank. Risiko kredit yang tinggi
juga akan menyebabkan masalah dengan pemerintahan. Bank
beroperasi di bawah regulasi yang dibuat oleh pemerintahan.
Pemerintah menekankan bank untuk mengelola dananya dengan baik.
c. Pengaruh Likuiditas terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum
Variabel likuiditas berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
bank umum di Indonesia. Hal ini mengartikan bahwa setiap kenaikan
sebesar satu satuan dari likuiditas suatu bank, akan menyebabkan
108
meningkatnya kinerja keuangan bank tersebut sebesar 0,097450,
dengan anggapan variabel lainnya tetap. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Siddiq et.al. (2016), Siahaan dan
Asandimitra (2016) dan Andre et.al. (2015) yang menyatakan bahwa
likuiditas memiliki pengaruh positif terhadap kinerja keuangan bank.
The Commercial Loan Theory mengemukakan bahwa suatu bank
akan tetap likuid jika sebagian besar kredit yang disalurkan merupakan
kredit perdagangan jangka pendek dan dapat dicairkan dalam keadaan
bisnis yang normal (Malayu, 2009:98). Teori ini menyatakan bahwa
bank hanya akan memberikan kredit jangka pendek yang mudah
dicairkan kembali atau likuid melalui pembayaran kembali angsuran
atas kredit tersebut sebagai sumber likuiditas. Selain itu bank perlu
menyediakan likuiditas dalam jumlah cukup untuk dapat beroperasi
secara efisien dan memenuhi kewajiban pada kreditur yang sudah jatuh
tempo dan yang secara tiba-tiba melakukan penarikan. Jika suatu bank
tidak likuid, maka kewajiban jangka pendeknya yang tidak dapat
dilunasi yang disebabkan oleh kurang tersedianya sumber daya
finansial. Hal ini akan menyebabkan menurunnya kepercayaan nasabah
terhadap bank tersebut, serta menimbulkan krisis keuangan yang dapat
menurunkan kinerja keuangan bank. Maka dari itu, sudah menjadi suatu
keharusan bagi bank untuk mempunyai gambaran kondisi likuiditas
dengan melakukan analisis rasio likuiditas yang didasarkan pada
likuiditas yang sudah berlalu.
109
d. Pengaruh Inflasi terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum
Variabel inflasi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank
umum di Indonesia. Hal ini mengartikan bahwa pergerakan inflasi
Indonesia tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan bank
umum, dengan anggapan variabel lainnya tetap. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cahyani (2018),
Prasetiono (2016), Siddiq et.al. (2016) dan Al-Smadi dan Al-Webel
(2011) yang menyatakan bahwa inflasi tidak memiliki pengaruh
terhadap kinerja keuangan bank.
Rata-rata tingkat inflasi Indonesia selama periode 2014-2017
sebesar 5,03% dimana masih dapat dikatakan relatif stabil atau rendah
karena kurang dari 10%. Dampak ini tidak berpengaruh ke meningkat
ataupun menurunnya deposito atau tabungan pada bank umum. Hasil
ini mengindikasikan bahwa ada sedikit daya tahan bank umum terhadap
inflasi. Tingkat inflasi juga tidak akan menurunkan kinerja keuangan
suatu bank jika dapat ditangani secara memadai.
e. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kinerja Keuangan Bank
Umum
Variabel pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan bank umum di Indonesia. Hal ini mengartikan bahwa ketika
pertumbuhan ekonomi Indonesia naik ataupun turun, tidak akan
mempengaruhi kinerja keuangan suatu bank, dengan anggapan variabel
lainnya tetap. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
110
Siddiq et.al (2016) bahwa pertumbuhan ekonomi tidak memiliki
pengaruh terhadap kinerja keuangan bank.
Kenaikan pertumbuhan ekonomi nasional akan memicu naiknya
kegiatan ekonomi masyarakat secara umum serta akan menyebabkan
masyarakat meningkatkan transaksi pembayaran atau meningkatkan
jumlah tabungannya, peningkatan ini juga akan berdampak kepada
pendapatan bank umum yang ikut meningkat. Peningkatan ini menuntut
bank umum untuk memberikan layanan pada masyarakat dengan lebih
sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan bank kinerja
keuangan bank umum yang juga meningkat. Peningkatan ini tidak
terlalu berpengaruh kepada profitabilitas bank umum karena besarnya
jumlah tabungan masyarakat atau transaksi pembayaran juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti tingkat konsumsi, suku
bunga, ataupun inflasi.
111
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan tujuan untuk
menganalisis pengaruh e-banking terhadap kinerja keuangan bank umum di
Indonesia dengan variabel kontrol risiko kredit, likuiditas, inflasi dan
pertumbuhan ekonomi periode 2014-2017, maka dapat diambil kesimpulan
dari hasil penelitian ini sebagai berikut:
1. Hasil Pengujian
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel e-banking, risiko kredit,
likuiditas, inflasi dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara simultan
terhadap kinerja keuangan bank umum di Indonesia periode 2014-2017.
Sementara secara parsial, variabel e-banking, risiko kredit dan likuiditas
yang memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan bank umum di
Indonesia, sedangkan variabel inflasi dan pertumbuhan ekonomi tidak
memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan bank umum di Indonesia.
2. Nilai Adjusted R-Square
Nilai Adjusted R-Square dari model regresi yang terbentuk dalam
penelitian ini sebesar 0,203907 yang berarti bahwa kemampuan variabel
e-banking, risiko kredit, likuiditas, inflasi dan pertumbuhan ekonomi
dalam mempengaruhi kinerja keuangan bank sebesar 20,39%. Sedangkan
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar model regresi ini.
112
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, terdapat beberapa
implikasi dari penelitian ini yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu:
1. Bagi Perusahaan
Bagi pihak manajemen bank yang ingin mengadopsi e-banking
maupun bank yang sedang mengadopsi e-banking, untuk dapat
memperhatikan pengaruhnya terhadap kinerja keuangannya serta
memperhatikan faktor lainnya seperti risiko kredit dan likuiditas yang juga
dapat mempengaruhi kinerja keuangan.
2. Bagi Investor
Investor dapat menjadikan hasil dari penelitian ini sebagai referensi
dalam mengamati kinerja keuangan bank umum dalam melakukan
keputusan investasi.
3. Bagi Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris terkait
bagaimana pengaruh e-banking, risiko kredit, likuiditas, inflasi dan
pertumbuhan ekonomi terhadap kinerja keuangan bank umum di Indonesia
periode 2014-2017. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan
referensi untuk penelitian selanjutnya.
C. Saran
Dengan telah dilakukannya penelitian mengenai analisis pengaruh e-
banking terhadap kinerja keuangan bank umum di Indonesia dengan variabel
113
kontrol risiko kredit, likuiditas, inflasi dan pertumbuhan ekonomi periode
2014-2017 ini, maka peneliti memberikan beberapa saran untuk peneliti
selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa dengan saran sebagai
berikut:
1. Penelitian ini menggunakan variabel independen e-banking serta variabel
kontrol risiko kredit, likuiditas, inflasi dan pertumbuhan ekonomi,
sementara variabel dependen yang digunakan sebagai pengukuran kinerja
keuangan bank yaitu Return on Asset (ROA). Dalam penelitian
selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan variabel yang berbeda atau
lebih beragam sehingga hasil penelitian yang dihasilkan dapat
memberikan pengetahuan baru tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja keuangan bank umum di Indonesia.
2. Penelitian ini menggunakan sampel penelitian 35 bank umum di
Indonesia. Penelitian berikutnya dapat menggunakan jumlah sampel yang
berbeda atau bahkan menggunakan seluruh bank yang ada di Indonesia
termasuk BPR, sehingga hasil yang didapat akan lebih mewakili
keberadaan bank-bank di Indonesia.
3. Penelitian ini menggunakan metode regresi dengan model Ordinary Least
Square (OLS). Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode regresi
dengan model yang berbeda.
4. Dalam penelitian ini periode penelitian yang digunakan adalah 2014-2017.
Penelitian berikutnya diharapkan dapat memperbaharui atau menambah
rentang periode penelitian sehingga hasil yang didapatkan lebih maksimal.
114
DAFTAR PUSTAKA
Aduda, J. dan Kingoo, N. 2012. The Relationship Between Electronic Banking and
Financial Performance Among Commercial Banks in Kenya. Journal of
Finance and Investment Analysis. 1(3). 99-118.
Algifari. 2013. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Al-Smadi, M. O. 2011. Credit Risk, Macroeconomic and Bank Specific Factors.
Germany: VDM Verlag Dr. Müller.
Al-Smadi, M.O. dan Al-Wabel, S.A. 2011. The Impact of E-Banking on the
Performance of Jordanian Banks. Journal of Internet Banking and Commerce.
Vol. 16, No. 2.
Anderson, R.E., Tatham, R.L. dan Black, W.C. 1998. Mulivariate Data Analysis.
New Jersey: Prentice-Hall.
Andre, E.P.N., Nangoy, S.C. dan Saerang, I.S. 2015. Pengaruh Likuiditas Bank
Terhadap Return on Asser Pada Bank Swasta Nasional Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi.
15(5). 745-754.
Arisa, C.N. dan Muturi, W. 2015. Effects of Electronic Banking on Financial
Performance of Commercial Banks in Kenya; Survey Study on Banks in Kenya.
International Journal of Social Sciences Management and Entrepeneurship.
2(2):63-74.
Athanasoglou, P., Brissimis, S. dan Delis, M. 2008. Bank-Specific,
IndustryiSpecific and Macroeconomic Determinants of Bank Profitability.
Journal of International Financial Markets, Institutions and Money. 18(2). 121-
136.
Brown, I dan Molla, A. 2005. Determinants of Internet and Cell Phone Banking
Adoption in South Africa. Journal of Internet Banking and Commerce. 9(4) 1-
9.
Cahyani, Y.T. 2018. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga (BI Rate), Produk Domestik
Bruto (PDB) Terhadap ROA (Studi Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS) di Indonesia Tahun 2009-2016). Jurnal Ekonomi dan Perbankan
Syariah. 5(1). 58-83.
Delgado, J., Hernando, I. dan Nieto, M. J.2007. Do European Primarily Internet
Banks Show Scale and Experience Efficiencies. European Financial
Management. 13(4). 643-671.
115
Egan, R. dan Prawoto, H. 2013. Pengaruh Internet Banking Terhadap Kinerja
Perbankan di Indonesia (Studi Empiris Pada Bank yang Listing di BEI). Jurnal
Akuntansi Bisnis. 11(22). 138-153.
Flamini, V., McDonald, C. dan Schumacher, L. 2009. The Determinants of
Commercial Bank Profitability in Sub-Saharan Africa. IMF Working Paper.
09/15. International Monetary Fund, Washington.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujaranti, N.D. dan Porter, D.C. 2009. Basic Econometrics. Fourth Edition. Irwin:
McGrow-Hill.
Hanafi, M.H. dan Halim, A. 2007. Analisis Laporan Keuangan, edisi 3.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Hardanto, S.S. 2006. Manajemen RIsiko Bagi Bank Umum. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-
Pengalaman. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Kahiga D. 2014. Effect of Financial Innovation on Profitability of Deposit Taking
Microfinance Institutions in Kenya. Journal of Management Research, 22(2).
17-24.
Karuru, F. 2013. E-Banking as a Competitive Banking Strategy Among Lower Leve;
Banks in Kenya. International Journal of Sciece and Research. 1(1). 13-17.
Kasmir. 2010. Manajemen Perbankan. Edisi ke 9. Jakarta: Rajawali Pers.
Kasmir. 2015. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi. Cetakan 13. Jakarta: Rajawali
Pers.
Kondabagil, J. 2007. Risk Management in Electronic Banking: Concepts and Best
Practices. Singapore: John Wiley and Sons Asia.
Kuznets, S. 1995. Economic Growth and Income Inequality. American Economic
Review.
Latumaerissa, J. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba
Empat.
Lubis, F.A., Deannes, I. dan Vaya, J.D. 2017. Pengaruh Loan To Deposit Ratio
(LDR), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Net
Interest Margin (NIM), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Terhadap Return On Asset (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan yang
116
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015). E-Proceeding of
Management. 4(3). 2575-2584.
Lukman, D. 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Maharsi, S. dan Fenny. 2006. Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kepercayaan dan Pengaruh Kepercayaan Terhadap Loyalitas Internet
Banking di Surabaya. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 8, No.1, pp. 35-
39.
Malayu, H.S.P. 2009. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah Edisi Revisi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Malhotra, P. dan Singh, B. 2004. Adoption of Internet Banking: An Empirical
Investigation of Indian Banking Sector. Journal of Internet Banking and
Commerce. 9(2).
Malhotra, P. dan Singh, B. 2009. The Impact of Internet Banking on Bank
Performance and Risk: The Indian Experience. Eurasian Journal of Business
and Economics. 2(4). 43-62.
Mankiw, N.G, Quah, E. dan Wilson, P. 2012. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta:
Salemba Empat.
Mardiyanto, H. 2009. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta: Grasindo.
Moeheriono. 2012. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Muhadjir, N. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi ke-3. Yogyakarta: Rake
Sarasin.
Munawir. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi keempat. Yogyakarta: Liberty.
Mwaura, J. 2013. The Effect of Financial Planning on the Financial Performance
of Automobile Firms in Kenya. Journal of International Development. 1(2). 25-
29.
Ngumi, S. 2014. The Effect of Lending Interest Rates on Financial Performance of
Deposit Taking Micro Finance Institutions in Kenya. Journal of Management
and Business Studies. 2(3). 36-39.
Nzau, F. 2013. Application of Electronic Banking as a Competitive Strategy by
Commercial Banks in Kenya. Journal of Modern Accounting and Auditing.
1(2). 36-42.
Paramitha, N.N.K.D., Suwendra, I. W., dan Yudiaatmaja, F. 2014. Pengaruh Risiko
Kredit dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan Yang
117
Go Public Periode 2010-2012. E-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha.
2(1). 1-8.
Prasetiono, E.A.K. 2016. Pengaruh Struktur Pasar, Bank Size, Inflasi dan Gross
Domestic Product Terhadap Kinerja Bank di ASEAN 5 (Studi Kasus Bank
Komersial di ASEAN 5 Periode Tahun 2007-2014). Diponegoro Journal of
Management. 5(4). 1-12.
Putra, D. 2017. OJK: Empat Tahun Pengguna E-Banking Meningkat
270%.http://infobanknews.com/empat-tahun-pengguna-e-banking-meningkat-
270/. Infobanknews.com. Diakses pada 21 Maret 2019.
Rahardjo, A. 2013. Teori-Teori Pembangunan Ekonnomi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rauf, S., Qiang, F., dan Sajid, K.U. 2014. Is Internet Banking a Determinant of
Liquidity and Asset Quality? Empirical Evidence of Pakistan Banking Sector.
European Journal of Business and Management. 6(6). 43-48.
Riswandi, B.A. 2005. Aspek Hukum Internet Banking. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Rusdiana, N. 2012. Analisis Pengaruh CAR, LDR, NIM, NPL, BOPO, Dan Dpk
Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan. Skripsi Program Sarjana Universitas
Diponegoro. Semarang.
Sahara, N. 2017. Penetrasi Uang Elektronik Mencapai 98%.
https://www.beritasatu.com/investor/462595/penetrasi-uang-elektronik-
mencapai-98. Beritasatu.com. Diakses pada 21 Maret 2019
Santoso, S. 2012. Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Sari, F.R. 2010. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial. Kebijakan Utangm
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Kesempatan Investasi Terhadap
Kebijakan Dividen. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret.
Sarker, N.I., Islam, S. dan Rahman, M. 2015. Effects of Electronic Banking on
Performance of Banks in Bangladesh. International Journal of Applied
Research. 1(1). 28-34
Sastradipoera, K. 2001. Manajemen Perbankan. Bandung: Kappa Sigma.
Sathye, M. 2005. The Impact of Internet Banking on Performance and Risk Profile:
Evidence from Australian Credit Unions. Journal of Banking Regulation. 6(2).
163-174.
118
Siahaan, D. dan Asandimitra, N. 2016. Pengaruh Likuiditas Dan Kualitas Aset
Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Nasional (Studi Pada Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2014). Jurnal Bisnis dan Manajemen. 9(1). 1-12
Siddiq, N.A., Sun, G., Kabiraj, S., Shanmugan, J. dan Yanjuan, C. 2016. Impacts
of E-Banking on Performance of Banks in a Developing Economy: Empirical
Evidence From Bangladesh. Jurnal of Business Economics and Management.
17(6). 1066-1080.
Sinambela, E. dan Rohani. 2017. Pengaruh Penyediaan Layanan Internet Banking
Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Forum
Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI). 6. 87-94
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT
Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT
Alfabeta.
Suharyadi, P. 2004. Statistika Untuk Ekonomi dan Keruangan Modern. Jakarta:
Salemba Empat.
Sulistiyarini, S. 2013. Pengaruh Minat Individu Terhadap Penggunaan Mobile
Banking: Model Kombinasi Techonology Acceptance Model (TAM) dan
Theory of Planned Behavior (TPB). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas
Brawijaya Malang. 1(2).
Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan, Teori dan Aplikasi dengan SPSS.
Yogyakarta: Andi.
Supriyono, R.A. 2010. Desain Komunikasi Visual: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Andi.
Suryani. 2005. Komunikasi Tarapeutik: Teori dan Praktik. Jakarta: EGC.
Verawaty, Jaya, A.K. dan Widianti, Y. 2017. Pengaruh Resiko Kredit, Likuiditas,
Efisiensi Operasional dan Tingkat Ekonomi Makro Ekonomi Terhadap Kinerja
Bank Pembangunan Daerah di Pulau Sumatera. Akuisisi Jurnal Akuntansi. 13(1).
81-90.
Widarjono, A. 2010. Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta: Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Winarno, W.W. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.
Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen.
Yasin, M.A. 2018. Impact of Internet Banking on Financial Performancce:
Empirical from Ethiopia Banks. Research Journal of Finance and Accounting.
9(11). 1-10.
119
LAMPIRAN
Lampiran 1 Input Variabel
a. Variabel Kinerja Keuangan Bank Umum (ROA) Sebelum dan Sesudah
Transformasi dengan Square Root (SQRT)
KODE TAHUN SEBELUM SESUDAH KODE TAHUN SEBELUM SESUDAH
AGRO 2014 0,013367 0,115617 BNBA 2014 0,013683 0,116974
2015 0,013246 0,115091 2015 0,011823 0,108734
2016 0,012416 0,111426 2016 0,014953 0,122283
2017 0,011861 0,108908 2017 0,017446 0,132084
BABP 2014 -0,00743 0 BNGA 2014 0,013724 0,117151
2015 0,000922 0,030361 2015 0,002386 0,048851
2016 0,001006 0,031716 2016 0,011801 0,108631
2017 -0,08393 0 2017 0,015602 0,12491
BACA 2014 0,01074 0,103634 BNII 2014 0,006786 0,082379
2015 0,00984 0,099197 2015 0,009802 0,099006
2016 0,00887 0,094183 2016 0,015682 0,125226
2017 0,007018 0,083773 2017 0,014543 0,120596
BBCA 2014 0,037496 0,193639 BNLI 2014 0,011045 0,105097
2015 0,038119 0,195242 2015 0,001607 0,040084
2016 0,038182 0,195402 2016 -0,05216 0
2017 0,038862 0,197134 2017 0,006412 0,080077
BBKP 2014 0,011375 0,106652 BSIM 2014 0,00945 0,097209
2015 0,012491 0,111763 2015 0,008574 0,092597
2016 0,004322 0,065739 2016 0,015825 0,125798
2017 0,001315 0,03626 2017 0,013401 0,115765
BBMD 2014 0,036432 0,190871 BSWD 2014 0,027365 0,165423
2015 0,034267 0,185113 2015 -0,00782 0
2016 0,022655 0,150515 2016 -0,13354 0
2017 0,029919 0,17297 2017 -0,03293 0
BBNI 2014 0,032466 0,180182 BTPN 2014 0,033893 0,184101
2015 0,022545 0,150149 2015 0,030018 0,173256
2016 0,023718 0,154008 2016 0,028505 0,168834
120
2017 0,024199 0,155562 2017 0,020283 0,142419
BBNP 2014 0,009538 0,097663 BVIC 2014 0,00698 0,083545
2015 0,015145 0,123066 2015 0,004043 0,063583
2016 0,001567 0,039582 2016 0,003572 0,059763
2017 -0,00912 0 2017 0,00611 0,078169
BBRI 2014 0,03841 0,195984 INPC 2014 0,007679 0,087629
2015 0,036991 0,192331 2015 0,003354 0,057916
2016 0,03385 0,183985 2016 0,003525 0,059371
2017 0,032872 0,181307 2017 0,003135 0,055992
BBTN 2014 0,010923 0,104515 MAYA 2014 0,015803 0,125709
2015 0,014795 0,121635 2015 0,018565 0,136252
2016 0,015549 0,124695 2016 0,001787 0,042273
2017 0,014775 0,121551 2017 0,012177 0,110348
BCIC 2014 -0,05298 0 MCOR 2014 0,007313 0,085518
2015 -0,04944 0 2015 0,009568 0,097814
2016 -0,04433 0 2016 0,006481 0,080507
2017 0,006895 0,083037 2017 0,00477 0,069067
BDMN 2014 0,018157 0,134749 MEGA 2014 0,009898 0,099487
2015 0,01745 0,132097 2015 0,015431 0,124221
2016 0,025235 0,158855 2016 0,021911 0,148024
2017 0,030109 0,173519 2017 0,020039 0,14156
BEKS 2014 -0,01661 0 NAGA 2014 0,004663 0,068289
2015 -0,06449 0 2015 0,007157 0,084597
2016 -0,06666 0 2016 0,007417 0,086125
2017 -0,01901 0 2017 0,003545 0,05954
BJBR 2014 0,01876 0,136966 NISP 2014 0,017231 0,131267
2015 0,019915 0,14112 2015 0,016612 0,128889
2016 0,014307 0,119613 2016 0,017013 0,130433
2017 0,014193 0,119136 2017 0,018714 0,136797
BJTM 2014 0,036208 0,190284 NOBU 2014 0,003498 0,059148
2015 0,029466 0,171657 2015 0,003389 0,058212
2016 0,033745 0,183697 2016 0,003561 0,05967
2017 0,031774 0,178252 2017 0,004959 0,070422
BKSW 2014 0,007814 0,088395 PNBN 2014 0,021299 0,145941
121
2015 0,008112 0,090064 2015 0,013421 0,11585
2016 -0,03553 0 2016 0,016599 0,128839
2017 -0,03861 0 2017 0,013878 0,117803
BMAS 2014 0,007087 0,084185 SDRA 2014 0,011489 0,107187
2015 0,010227 0,10113 2015 0,018087 0,134488
2016 0,016784 0,129551 2016 0,018536 0,136148
2017 0,015386 0,124041 2017 0,021985 0,148273
BMRI 2014 0,030417 0,174406
2015 0,028975 0,170222
2016 0,017881 0,133719
2017 0,024146 0,155389
b. Variabel E-Banking (Dummy)
KODE TAHUN KODE TAHUN KODE TAHUN
AGRO 2014 0 BEKS 2014 0 BTPN 2014 1
2015 0 2015 0 2015 1
2016 0 2016 0 2016 1
2017 0 2017 0 2017 1
BABP 2014 0 BJBR 2014 0 BVIC 2014 0
2015 1 2015 0 2015 0
2016 1 2016 0 2016 1
2017 1 2017 0 2017 1
BACA 2014 0 BJTM 2014 0 INPC 2014 0
2015 0 2015 1 2015 0
2016 0 2016 1 2016 1
2017 0 2017 1 2017 1
BBCA 2014 1 BKSW 2014 0 MAYA 2014 0
2015 1 2015 0 2015 0
2016 1 2016 0 2016 0
122
2017 1 2017 0 2017 1
BBKP 2014 1 BMAS 2014 1 MCOR 2014 0
2015 1 2015 1 2015 0
2016 1 2016 1 2016 0
2017 1 2017 1 2017 1
BBMD 2014 1 BMRI 2014 1 MEGA 2014 1
2015 1 2015 1 2015 1
2016 1 2016 1 2016 1
2017 1 2017 1 2017 1
BBNI 2014 1 BNBA 2014 0 NAGA 2014 0
2015 1 2015 0 2015 0
2016 1 2016 0 2016 0
2017 1 2017 0 2017 0
BBNP 2014 1 BNGA 2014 1 NISP 2014 0
2015 1 2015 1 2015 0
2016 1 2016 1 2016 0
2017 1 2017 1 2017 1
BBRI 2014 1 BNII 2014 0 NOBU 2014 0
2015 1 2015 0 2015 1
2016 1 2016 1 2016 1
2017 1 2017 1 2017 1
BBTN 2014 1 BNLI 2014 1 PNBN 2014 0
2015 1 2015 1 2015 1
2016 1 2016 1 2016 1
2017 1 2017 1 2017 1
BCIC 2014 0 BSIM 2014 1 SDRA 2014 0
2015 0 2015 1 2015 1
123
2016 0 2016 1 2016 1
2017 0 2017 1 2017 1
BDMN 2014 1 BSWD 2014 0
2015 1 2015 0
2016 1 2016 0
2017 1 2017 0
c. Variabel Risiko Kredit, Likuiditas, Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi
KODE TAHUN RISIKO
KREDIT LIKUIDITAS INFLASI PDB
AGRO 2014 0,013 0,901719355 0,064192 0,11
2015 0,0132 0,880862553 0,063825 0,090504
2016 0,013 0,886811577 0,035308 0,076347
2017 0,0131 0,884051128 0,038092 0,095314
BABP 2014 0,0386 0,780826565 0,064192 0,11
2015 0,0243 0,689254903 0,063825 0,090504
2016 0,0238 0,740860903 0,035308 0,076347
2017 0,0282 0,73554179 0,038092 0,095314
BACA 2014 0,0024 0,575832942 0,064192 0,11
2015 0,0075 0,558150038 0,063825 0,090504
2016 0,0294 0,536038431 0,035308 0,076347
2017 0,0244 0,504077209 0,038092 0,095314
BBCA 2014 0,002 0,767770608 0,064192 0,11
2015 0,002 0,807649482 0,063825 0,090504
2016 0,003 0,769072076 0,035308 0,076347
124
2017 0,004 0,788203546 0,038092 0,095314
BBKP 2014 0,0207 0,807400941 0,064192 0,11
2015 0,0217 0,830996785 0,063825 0,090504
2016 0,0287 0,799010003 0,035308 0,076347
2017 0,0637 0,784689058 0,038092 0,095314
BBMD 2014 0,0152 1,012540648 0,064192 0,11
2015 0,0136 1,013084489 0,063825 0,090504
2016 0,0218 0,809342135 0,035308 0,076347
2017 0,0132 0,809489176 0,038092 0,095314
BBNI 2014 0,04 0,917254192 0,064192 0,11
2015 0,09 0,910437917 0,063825 0,090504
2016 0,04 0,923690816 0,035308 0,076347
2017 0,07 0,874874465 0,038092 0,095314
BBNP 2014 0,0141 0,822162924 0,064192 0,11
2015 0,0398 0,893051823 0,063825 0,090504
2016 0,0407 0,834733281 0,035308 0,076347
2017 0,045 0,926010084 0,038092 0,095314
BBRI 2014 0,0036 0,809374428 0,064192 0,11
2015 0,0052 0,854349209 0,063825 0,090504
2016 0,0109 0,873755867 0,035308 0,076347
2017 1,19428E-11 0,869693356 0,038092 0,095314
BBTN 2014 0,0276 1,076784572 0,064192 0,11
125
2015 0,0211 1,07359921 0,063825 0,090504
2016 0,0185 1,085945615 0,035308 0,076347
2017 0,0166 1,092425355 0,038092 0,095314
BCIC 2014 0,0545 1,405700469 0,064192 0,11
2015 0,0219 0,849959971 0,063825 0,090504
2016 0,0291 0,963307409 0,035308 0,076347
2017 0,0153 0,888743179 0,038092 0,095314
BDMN 2014 0,0134 0,92141122 0,064192 0,11
2015 0,0198 0,879243688 0,063825 0,090504
2016 0,0196 0,893095922 0,035308 0,076347
2017 0,0188 0,910236839 0,038092 0,095314
BEKS 2014 0,0485 0,810490779 0,064192 0,11
2015 0,0491 0,777879956 0,063825 0,090504
2016 0,0476 0,757383843 0,035308 0,076347
2017 0,0467 0,775995688 0,038092 0,095314
BJBR 2014 0,0104 0,927630497 0,064192 0,11
2015 0,0086 0,87765698 0,063825 0,090504
2016 0,0075 0,86255213 0,035308 0,076347
2017 0,0079 0,870411375 0,038092 0,095314
BJTM 2014 0,0108 0,848221912 0,064192 0,11
2015 0,011 0,809064248 0,063825 0,090504
2016 0,0065 0,872374396 0,035308 0,076347
126
2017 0,0046 0,768982417 0,038092 0,095314
BKSW 2014 0,0023 0,83806305 0,064192 0,11
2015 0,024 0,960435711 0,063825 0,090504
2016 0,0294 0,914041052 0,035308 0,076347
2017 0,0114 0,70301473 0,038092 0,095314
BMAS 2014 0,007 0,757345565 0,064192 0,11
2015 0,005 0,911982265 0,063825 0,090504
2016 0,0081 0,973414774 0,035308 0,076347
2017 0,0139 0,94416413 0,038092 0,095314
BMRI 2014 0,0044 0,870413589 0,064192 0,11
2015 0,006 0,92394406 0,063825 0,090504
2016 0,0138 0,912740339 0,035308 0,076347
2017 0,0106 0,93944637 0,038092 0,095314
BNBA 2014 0,008 0,794256613 0,064192 0,11
2015 0,0085 0,827193775 0,063825 0,090504
2016 0,0101 0,790177609 0,035308 0,076347
2017 0,0039 0,820834156 0,038092 0,095314
BNGA 2014 0,0194 0,958095923 0,064192 0,11
2015 0,0159 0,926952101 0,063825 0,090504
2016 0,0216 0,937660007 0,035308 0,076347
2017 0,0216 0,414908699 0,038092 0,095314
BNII 2014 0,0148 0,827711979 0,064192 0,11
127
2015 0,0242 0,880194254 0,063825 0,090504
2016 0,0228 0,903601534 0,035308 0,076347
2017 0,0172 0,909395891 0,038092 0,095314
BNLI 2014 0,002 0,874823667 0,064192 0,11
2015 0,014 0,851710976 0,063825 0,090504
2016 0,022 0,712842978 0,035308 0,076347
2017 0,017 0,789757868 0,038092 0,095314
BSIM 2014 0,0256 0,840212493 0,064192 0,11
2015 0,0299 0,745861841 0,063825 0,090504
2016 0,0147 0,744742293 0,035308 0,076347
2017 0,0234 0,759353018 0,038092 0,095314
BSWD 2014 0,0058 0,844932067 0,064192 0,11
2015 0,0496 0,649222124 0,063825 0,090504
2016 0,0469 0,699332497 0,035308 0,076347
2017 0,0359 0,637527377 0,038092 0,095314
BTPN 2014 0,004 1,024207875 0,064192 0,11
2015 0,004 1,030949291 0,063825 0,090504
2016 0,004 1,015504422 0,035308 0,076347
2017 0,004 1,037899863 0,038092 0,095314
BVIC 2014 0,0261 0,720776892 0,064192 0,11
2015 0,0393 0,695773339 0,063825 0,090504
2016 0,0237 0,697036044 0,035308 0,076347
128
2017 0,0232 0,687961251 0,038092 0,095314
INPC 2014 0,0169 0,869250149 0,064192 0,11
2015 0,0125 0,806405518 0,063825 0,090504
2016 0,0144 0,85849233 0,035308 0,076347
2017 0,043 0,822165803 0,038092 0,095314
MAYA 2014 0,0123 0,81166168 0,064192 0,11
2015 0,0226 0,829811967 0,063825 0,090504
2016 0,0124 0,905894378 0,035308 0,076347
2017 0,0111 0,900736814 0,038092 0,095314
MCOR 2014 0,0243 0,825076629 0,064192 0,11
2015 0,0163 0,851726564 0,063825 0,090504
2016 0,0248 0,849689059 0,035308 0,076347
2017 0,0226 0,77605371 0,038092 0,095314
MEGA 2014 0,0164 0,625873566 0,064192 0,11
2015 0,012 0,630939441 0,063825 0,090504
2016 0,0259 0,533198923 0,035308 0,076347
2017 0,0141 0,566536728 0,038092 0,095314
NAGA 2014 0,0012 0,520705314 0,064192 0,11
2015 0,0031 0,594874502 0,063825 0,090504
2016 0,0234 0,503730657 0,035308 0,076347
2017 0,0103 0,421223901 0,038092 0,095314
NISP 2014 0,008 0,898870618 0,064192 0,11
129
2015 0,0078 0,967555089 0,063825 0,090504
2016 0,0077 0,880223246 0,035308 0,076347
2017 0,0072 0,898079828 0,038092 0,095314
NOBU 2014 0 0,527162724 0,064192 0,11
2015 0 0,63594515 0,063825 0,090504
2016 0,0001 0,526552517 0,035308 0,076347
2017 0,0005 0,512836028 0,038092 0,095314
PNBN 2014 0,0075 0,870690659 0,064192 0,11
2015 0,0055 0,89979952 0,063825 0,090504
2016 0,0082 0,88735457 0,035308 0,076347
2017 0,0077 0,88380779 0,038092 0,095314
SDRA 2014 0,0181 1,002407706 0,064192 0,11
2015 0,0126 0,965143259 0,063825 0,090504
2016 0,0098 1,048012202 0,035308 0,076347
2017 0,009 1,028434189 0,038092 0,095314
130
Lampiran 2 Output Eviews 9
a. Analisis Statistik Deskriptif
b. Uji Normalitas (Sebelum Transformasi)
c. Uji Normalitas (Sesudah Transformasi)
Date:
04/30/19
Time:
15:19
Sample: 2014 2017
ROA EBANKING RISIKO_KRE LIKUIDITAS INFLASI PDB Mean 0.118610 0.600000 0.018311 0.827279 0.050354 0.093041 Median 0.119375 1.000000 0.014100 0.849825 0.050958 0.092909 Maximum 0.197134 1.000000 0.090000 1.405700 0.064192 0.110000 Minimum 0.030361 0.000000 0.000000 0.414909 0.035308 0.076347 Std. Dev. 0.042334 0.491657 0.015108 0.147868 0.013739 0.012063 Skewness 0.010610 -0.408248 1.654040 -0.282022 -0.015191 0.031683
Kurtosis 2.322743 1.166667 6.740567 4.550437 1.020941 1.921785
Jarque-Bera 2.372161 23.49537 145.4555 15.87832 22.85265 6.804949
Probability 0.305416 0.000008 0.000000 0.000357 0.000011 0.033291
Sum 14.70765 84.00000 2.563500 115.8191 7.049583 13.02577
Sum Sq.
Dev. 0.220433 33.60000 0.031727 3.039231 0.026239 0.020227
Observations 124 140 140 140 140 140
24
20
16
12
8
4
0 -0.10 -0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04
Series: Standardized
Residuals Sample 2014 2017 Observations 140
Mean 1.63e-17 Median 0.003006
Maximum 0.050709
Minimum -0.106581
Std. Dev. 0.019736
Skewness -2.100601
Kurtosis 11.44709
Jarque-Bera 519.1869
Probability 0.000000
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0 -0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04 0.06 0.08
Series: Standardized
Residuals Sample 2014 2017
Observations 124 Mean 4.29e-18 Median -0.003836 Maximum 0.076744 Minimum -0.086417 Std. Dev. 0.036996 Skewness 0.004616 Kurtosis 2.454766
Jarque-Bera 1.536387 Probability 0.463850
131
d. Uji Multikolinearitas
ROA EBANKING RISIKO_KR
E
LIKUIDI
TAS
INFLASI PDB
ROA 1.000000 0.245446 -0.216374 0.364309 0.027506 0.076199
EBANKING 0.245446 1.000000 0.134261 0.199170 -0.227880 -0.180329
RISIKO_KRE -0.216374 0.134261 1.000000 0.032324 -0.088077 -0.120749
LIKUIDITAS 0.364309 0.199170 0.032324 1.000000 0.073270 0.000806
INFLASI 0.027506 -0.227880 -0.088077 0.073270 1.000000 0.642443
PDB 0.076199 -0.180329 -0.120749 0.000806 0.642443 1.000000
e. Uji Autokorelasi
f. Uji Heteroskedastisitas
g. Uji Regresi Data Panel dan Uji Hipotesis dengan Metode Ordinary Least
Square (OLS)
Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 04/30/19 Time: 15:03 Sample: 2014 2017 Periods included: 4 Cross-sections included: 34 Total panel (unbalanced) observations: 124
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EBANKING 0.019845 0.007557 2.626055 0.0098
RISIKO_KREDIT -0.773936 0.255548 -3.028532 0.0030 LIKUIDITAS 0.097450 0.024433 3.988510 0.0001
INFLASI -0.120623 0.329908 -0.365626 0.7153 PDB 0.391566 0.370240 1.057600 0.2924
C 0.006752 0.034673 0.194735 0.8459 R-squared 0.236269 Mean dependent var 0.118610 Adjusted R-squared 0.203907 S.D. dependent var 0.042334 S.E. of regression 0.037772 Akaike info criterion -3.667333 Sum squared resid 0.168351 Schwarz criterion -3.530868 Log likelihood 233.3746 Hannan-Quinn criter. -3.611897 F-statistic 7.300920 Durbin-Watson stat 0.511964
R-squared 0.236269 Mean dependent var 0.118610 Adjusted R-squared 0.203907 S.D. dependent var 0.042334 S.E. of regression 0.037772 Akaike info criterion -3.667333 Sum squared resid 0.168351 Schwarz criterion -3.530868 Log likelihood 233.3746 Hannan-Quinn criter. -3.611897 F-statistic 7.300920 Durbin-Watson stat 0.511964
Prob(F-statistic) 0.000005
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(EBANKING) 0.007719 0.007478 1.032141 0.3049
D(RISIKO_KREDIT) 0.226606 0.206232 1.098791 0.2749 D(LIKUIDITAS) -0.032950 0.031919 -1.032313 0.3048
INFLASI 0.010077 0.203959 0.049406 0.9607 PDB -0.219277 0.321806 -0.681393 0.4975
C 0.047736 0.026264 1.817518 0.0726