Post on 20-Jul-2019
i
PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR
TERHADAP PRESTASI BELAJAR WARGA BELAJAR
PAKET B DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR
KABUPATEN TEGAL
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka penyelesaian pembuatan Studi
Strata Satu (S1) untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Hany Iqomatul Haqque
1201413029
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Pengaruh Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar
terhadap Prestasi Belajar Warga Belajar Paket B di Sanggar Kegiatan
Belajar Kabupaten Tegal” telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk
diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, pada:
Hari : Senin
Tanggal : 6 Maret 2017
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Mengetahui,
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi dengan judul “Pengaruh Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar
terhadap Prestasi Belajar Warga Belajar Paket B di Sanggar Kegiatan
Belajar Kabupaten Tegal” telah dipertahankan di Sidang Panitia
Ujian Skripsi Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Semarang, pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 14 Maret 2017
Panitia Ujian Skripsi
Sekretaris
Dr. Tri Suminar, M.Pd.
NIP. 196705261995122001
Penguji
Bagus Kisworo, S.Pd, M.Pd
NIP. 197911302006041005
Pembimbing Utama
iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Hany Iqomatul Haqque
NIM : 1201413029
Jurusan : Pendidikan Luar Sekolah
Fakultas : Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Pengaruh Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi
Belajar Warga Belajar Paket B di Sanggar Kegiatan Belajar
Kabupaten Tegal
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain baik sebagian atau keseluruhan.
Pendapat/temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.
Semarang, 1 Maret 2017
Hany Iqomatul Haqque
1201413029
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai dari suatu urusan, kejakanlah dengan sungguh-sunguh urusan
yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap
(Q.S Al-Insyirah: 6-8)
Jadikanlah kesabaran dan sholatmu sebagai penolong dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusuk
(Q.S Al-Baqarah: 45)
Persembahan
Bapak Agus Sofan, Ibu Makiyah dan Moh.
Al-Vian Zul Khaizar yang penuh keikhlasan
dan kesabaran pemberian restu, dukungan,
semangat dan doa.
Teman-teman seperjuangan Pendidikan Luar
Sekolah Universitas Negeri Semarang
angkatan 2013 dan sahabat-sahabatku yang
selalu bersemangat untuk menggapai cita-cita
dan masa depan yang lebih baik.
Almamaterku Universitas Negeri Semarang.
vi
ABSTRAK
Haqque, Hany Iqomatul. 2017. Pengaruh Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar
terhadap Prestasi Belajar Warga Belajar Paket B di Sanggar Kegiatan
Belajar Kabupaten Tegal. Skripsi. Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas
Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing I
Dr. Utsman,M.Pd. dan Dosen Pembimbing II Dr. Achmad Rifai RC,M.Pd.
Kata kunci: Disiplin Belajar, Motivasi Belajar, Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh berupa nilai angka atau
huruf yang mengakibatkan perubahan dalam diri seseorang setelah melakukan
kegiatan pembelajaran. Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tujuan
dari penelitian ini untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh: 1) Disiplin
belajar terhadap prestasi belajar warga belajar Paket B. 2) Motivasi belajar
terhadap prestasi belajar warga belajar Paket B. 3) Disiplin belajar dan motivasi
belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar belajar warga belajar
Paket B.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian expost facto dengan sampel
penelitian sebanyak 33 warga belajar. Pengumpulan data menggunakan metode
kuesioner dan metode dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu
regresi linier sederhana dan regresi linier berganda.
Hasil dari penelitian ini yaitu: 1) Disiplin belajar berpengaruh terhadap
prestasi belajar warga belajar Paket B dengan kontribusi sebesar 35.8 %.
2) Motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar warga belajar Paket B
dengan kontribusi sebesar 36.9 %. 3) Disiplin belajar dan motivasi belajar secara
bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi belajar warga belajar Paket B
dengan kontribusi sebesar 38.4 %.
Tutor sebagai tenaga pendidik senantiasa menerapkan disiplin belajar
dengan cara selalu mengawasi kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran
bersifat kondusif serta memberikan motivasi belajar berupa dorongan dan
semangat belajar senantiasa diberikan setiap kegiatan pembelajaran. Misalnya
memberikan sangsi dalam hal pelanggaran kepada warga belajar harus diberikan
secara tegas dan mendidik agar memberi efek jera kepada warga belajar yang
melanggar tata tertib dan memberikan kesadaran bagi warga belajar terutama
dalam hal disiplin belajar. Selain pemberian motivasi belajar dari tutor, pihak
sekolah hendaknya berkerjasama dengan orang tua atau wali murid untuk
memberikan motivasi belajar berupa dorongan dan semangat belajar sehingga
dapat mencapai prestasi belajar yang optimal.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Warga
Belajar Paket B di Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Tegal”.
Dalam penyelesaian skripsi penulis menyadari bahwa dalam melaksanakan
kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi tidak lepas dari bimbingan, dukungan,
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhaman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan belajar di Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Fakhuruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan dukungan untuk
melaksanakan penelitian ini.
3. Dr. Utsman, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan arahan dan
ijin serta dukungan untuk melaksanakan penelitian ini.
4. Dr. Utsman, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya
serta dengan sabar memberikan arahan, bimbingan dan motivasi yang sangat
bermanfaat dalam menyusun skripsi ini.
5. Dr. Achmad Rifai RC, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya serta dengan sabar memberikan arahan, bimbingan dan motivasi
yang sangat bermanfaat dalam menyusun skripsi ini.
viii
6. Seluruh Dosen Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Negeri Semarang.
7. Zaenal Arifin, S.Pd., Selaku Plt. Kepala UPTD Sanggar Kegiatan Belajar
Kabupaten Tegal yang telah memberikan ijin penelitian ini.
8. Wardi, S.Pd., Selaku Pamong Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Tegal
yang telah membantu dalam melaksanakan penelitian ini.
9. Imam Syaefulloh dan Novi Ariyani, S.Pd., Selaku Staf Administrasi
Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Tegal yang telah membantu dalam
melaksanakan penelitian ini.
10. Pegawai dan Staf di Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Tegal.
11. Warga Belajar Paket B di Sanggar Kegiatan Belajar yang telah bersedia
menjadi responden dalam penelitian ini.
12. Teman-teman seperjuangan Pedidikan Luar Sekolah angakatan 2013, terima
kasih atas kebersamaannya serta semua pihak yang memberikan motivasi,
bantuan dan masukannya dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kesalahan mengingat keterbatasan yang dimiliki penulis, maka
dari itu besar harapan penulis agar para pembaca dapat memberikan saran/kritik
yang membangun. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan inormasi
yang berguna bagi pembaca.
Semarang, 1 Maret 2017
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... iii
PERNYATAAN .................................................................................................. iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah................................................................................... 7
1.3 Pembatasan Masalah .................................................................................. 8
1.4 Rumusan Masalah ...................................................................................... 8
1.5 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8
1.6 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 9
1.6.1 Manfaat Teoritis......................................................................................... 9
1.6.2 Manfaat Praktis .......................................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 10
2. Kajian Teori ............................................................................................... 10
x
2.1 Disiplin Belajar .......................................................................................... 10
2.1.1 Pengertian Disiplin Belajar ........................................................................ 10
2.1.2 Indikator Disiplin Belajar .......................................................................... 13
2.1.3 Jenis Disiplin Belajar ................................................................................. 16
2.2 Motivasi Belajar......................................................................................... 17
2.2.1 Pengertian Motivasi Belajar ...................................................................... 17
2.2.2 Indikator Motivasi Belajar ......................................................................... 19
2.2.3 Jenis Motivasi Belajar................................................................................ 22
2.3 Prestasi Belajar .......................................................................................... 22
2.3.1 Pengertian Prestasi Belajar ........................................................................ 22
2.3.2 Indikator Prestasi Belajar ........................................................................... 24
2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .................................. 25
2.4 Pengaruh Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar ................................. 27
2.5 Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar ................................ 28
2.6 Pengaruh Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar Secara Bersama-sama
terhadap Prestasi Belajar............................................................................ 28
2.7 Program Paket B setara SLTP di Sanggar Kegiatan Belajar ..................... 29
2.8 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 30
2.9 Hipotesis .................................................................................................... 31
2.9.1 Hipotesis Kerja (Ha) .................................................................................. 31
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 32
3.1 Pendekatan Penelitian ................................................................................ 32
3.2 Lokasi Penelitian ....................................................................................... 33
xi
3.3 Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian ................................................ 33
3.3.1 Populasi Penelitian..................................................................................... 33
3.3.2 Sampel Penelitian ...................................................................................... 34
3.4 Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel ........................................... 35
3.4.1 Variabel Penelitian..................................................................................... 35
3.4.1.1 Variabel Bebas (Variabel Independen) ....................................... 35
3.4.1.2 Variabel Terikat (Variabel Depnden) .......................................... 35
3.4.1.3 Definisi Operasional .................................................................... 36
3.4.2 Pengukuran Variabel ................................................................................. 37
3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 37
3.5.1 Metode Kuesioner ...................................................................................... 37
3.5.2 Metode Dokumentasi ................................................................................. 38
3.6 Uji Validitas Instrumen dan Uji Reliabilitas Instrumen ............................ 38
3.6.1 Uji Validitas Instrumen.............................................................................. 38
3.6.2 Uji Reliabilitas Instrumen .......................................................................... 40
3.7 Analisis Data .............................................................................................. 41
3.7.1 Statistik Deskriptif ..................................................................................... 41
3.7.2 Uji Prasyarat Analisis ................................................................................ 41
3.7.2.1 Uji Normalitas ............................................................................. 41
3.7.2.2 Uji Multikolinearitas ................................................................... 41
3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 41
3.7.3 Teknik Analisis Data ................................................................................. 42
3.7.3.1 Uji Regresi Linier Sederhana ...................................................... 42
xii
3.7.3.2 Uji Regresi Linier Berganda ........................................................ 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 43
4.1 Hasil Penelitian .......................................................................................... 43
4.1.1 Statistik Deskriptif ..................................................................................... 43
4.1.1.1 Disiplin Belajar ............................................................................ 43
4.1.1.2 Motivasi Belajar .......................................................................... 45
4.1.1.3 Prestasi Belajar ............................................................................ 46
4.1.2 Uji Prasyarat Analisis ................................................................................ 48
4.1.2.1 Uji Normalitas ............................................................................. 48
4.1.2.2 Uji Multikoliniearitas .................................................................. 50
4.1.2.3 Uji Heteroskedastitas ................................................................... 53
4.1.3 Pengujian Hipotesis ................................................................................... 55
4.1.3.1 Pengaruh Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar Warga
Belajar Paket B di SKB Kabupaten Tegal ................................... 55
4.1.3.2 Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Warga
Belajar Paket B di SKB Kabupaten Tegal ................................... 56
4.1.3.3 Pengaruh Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar Secara
Bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Warga Belajar Paket B
di SKB Kabupaten Tegal ............................................................. 58
4.2 Pembahasan ................................................................................................ 60
4.2.1 Pengaruh Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar Warga Belajar
Paket B di SKB Kabupaten Tegal ............................................................. 60
xiii
4.2.2 Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Warga Belajar
Paket B di SKB Kabupaten Tegal ............................................................. 61
4.2.3 Pengaruh Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar Secara Bersama-sama
terhadap Prestasi Belajar Warga Belajar Paket B di SKB Kabupaten
Tegal .......................................................................................................... 62
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 64
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 64
5.2 Saran .......................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 66
LAMPIRAN ........................................................................................................ 68
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Warga Belajar yang Tidak Hadir ............................................... 6
Tabel 3.1 Populasi Penelitian ............................................................................. 34
Tabel 3.2 Definisi Operasional ........................................................................... 36
Tabel 4.1 Deskriptif Statistik Disiplin Belajar ................................................... 43
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skor Disiplin Belajar ........................................ 44
Tabel 4.3 Deskriptif Statistik Motivasi Belajar .................................................. 45
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Belajar ....................................... 45
Tabel 4.5 Deskriptif Statistik Prestasi Belajar.................................................... 47
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Skor Prestasi Belajar ......................................... 47
Tabel 4.7 Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Z ............................... 49
Tabel 4.8 Uji Multikoliniearitas nilai R2 ............................................................ 51
Tabel 4.9 Uji Multikoliniearitas nilai r2 .............................................................
51
Tabel 4.10 Uji Multikoliniearitas nilai Tolerance dan VIF .................................. 52
Tabel 4.11 Uji Heteroskedastisitas Spearman’s rho ............................................. 53
Tabel 4.12 Uji Regresi Linier Sederhana X1 dan Y pada ANOVA ..................... 55
Tabel 4.13 Uji Regresi Linier Sederhana X1 dan Y pada Model Summary ......... 55
Tabel 4.14 Uji Regresi Linier Sederhana X2 dan Y pada ANOVA ..................... 56
Tabel 4.15 Uji Regresi Linier Sederhana X2 dan Y pada Model Summary ......... 57
Tabel 4.16 Uji Regresi Linier Berganda X1, X2 dan Y pada ANOVA ................ 58
Tabel 4.17 Uji Regresi Linier Berganda X1, X2 dan Y pada Model Summary .... 59
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pola Kerangka Berpikir ................................................................ 30
Gambar 3.1 Skema Pengaruh antar Variabel ................................................... 33
Gambar 4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Disiplin Belajar .......................... 44
Gambar 4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar ......................... 46
Gambar 4.3 Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar ........................... 47
Gambar 4.4 Grafik Normal Probability Plots .................................................... 50
Gambar 4.5 Grafik Scatterplot .......................................................................... 54
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Sampel Uji Coba.......................................................................... 68
Lampiran 2 Populasi Penelitian ...................................................................... 69
Lampiran 3 Sampel Penelitian ........................................................................ 72
Lampiran 4 Indikator Kuesioner Disiplin Belajar (Uji Coba) ........................ 73
Lampiran 5 Indikator Kuesioner Motivasi Belajar (Uji Coba) ....................... 74
Lampiran 6 Kuesioner Uji Coba ..................................................................... 75
Lampiran 7 Tabulasi Data Uji Coba Kuesioner Disiplin Belajar ................... 98
Lampiran 8 Tabulasi Data Uji Coba Kuesioner Motivasi Belajar .................. 102
Lampiran 9 Rekapitulasi Uji Validitas Kuesioner Disiplin Belajar ................ 104
Lampiran 10 Rekapitulasi Uji Validitas Kuesioner Motivasi Belajar .............. 110
Lampiran 11 Rekapitulasi Item Soal Kuesioner Disiplin Belajar yang
digunakan .................................................................................... 114
Lampiran 12 Rekapitulasi Item Soal Kuesioner Motivasi Belajar yang
digunakan .................................................................................... 116
Lampiran 13 Uji Reliabilitas Kuesioner Disiplin Belajar ................................. 117
Lampiran 14 Uji Reliabilitas Kuesioner Motivasi Belajar................................ 118
Lampiran 15 Indikator Kuesioner Disiplin Belajar (Setelah Uji Validitas dan
Uji Reliabilitas) ........................................................................... 119
Lampiran 16 Indikator Kuesioner Motivasi Belajar (Setelah Uji Validitas dan
Uji Reliabilitas) ........................................................................... 120
Lampiran 17 Kuesioner Penelitian .................................................................... 121
Lampiran 18 Tabulasi Data Hasil Penelitian Disiplin Belajar .......................... 138
xvii
Lampiran 19 Tabulasi Data Hasil Penelitian Motivasi Belajar......................... 141
Lampiran 20 Rekapitulasi Nilai Raport Paket B di SKB Kabupaten Tegal ..... 142
Lampiran 21 Rekapitulasi Nilai Raport (Sampel Penelitian) Paket B di SKB
Kabupaten Tegal .......................................................................... 145
Lampiran 22 Tabulasi Data X1, X2 dan Y ......................................................... 147
Lampiran 23 Surat Ijin Penelitian ..................................................................... 149
Lampiran 24 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...................... 150
Lampiran 25 Dokumentasi Kegiatan Penelitian ............................................... 151
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha untuk meningkatkan kualitas diri serta
mengembangkan segala potensi yang ada pada setiap diri manusia untuk
menghadapi tantangan kehidupan. Pendidikan dapat mempengaruhi seluruh aspek
kepribadian dan perkembangan kehidupan manusia. Sistem pendidikan nasional
merupakan satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan aktivitas
pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan tercapainya
tujuan satuan pendidikan nasional (Hasbullah, 2015:124). Dalam sistem
pendidikan nasional, warga belajar merupakan semua warga negara. Artinya
semua pendidikan yang ada harus memberikan kesempatan menjadi warga belajar
tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, suku bangsa, dan sebagainya.
Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat (1) yang
berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”. Sedangkan
dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 5 ayat (1) yang berbunyi “Setiap warga
negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”.
Pendidikan diselenggarakan melalui tiga jalur yaitu: formal, non formal,
dan informal. Salah satunya merupakan pendidikan non formal sebagai subsistem
pendidikan nasional yang dilaksanakan secara terstruktur, berjenjang, dan
memberikan kontribusi terhadap peningkatan sumber daya manusia melalui
program pendidikan kesetaraan Paket A setara SD, Paket B setara SLTP, dan
Paket C setara SLTA. Kontribusi pendidikan non formal yang dapat ditampilkan
2
dalam pemecahan pendidikan formal yaitu sebagai pengganti, penambah, dan
pelengkap pendidikan formal. Mengacu pada UU No.20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 26 Ayat (6) bahwa “hasil pendidikan non
formal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah
melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah
atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan”.
Peningkatan relevansi pendidikan yang dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan
yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam dan
sumber daya manusia Indonesia (UU No: 20, 2003). Sebagaimana dalam Undang-
Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional yang dimaksud dengan pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar warga belajar secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Hasbullah, 2015:304-305).
Upaya mewujudkan tujuan dilaksanakannya pendidikan untuk
menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
dapat tercapai apabila warga belajar memiliki prestasi yang baik. Prestasi belajar
digunakan sebagai tolak ukur yang digunakan untuk mengukur keberhasilan
warga belajar dalam menyerap pelajaran maupun sebagai bahan evaluasi bagi
tutor dalam menyampaikan materi pembelajaran agar terjadi peningkatan prestasi
belajar dari tahun ke tahun. Prestasi belajar warga belajar dapat dipengaruhi oleh
3
berbagai faktor, akan tetapi faktor yang sangat mepengaruhi prestasi belajar warga
belajar biasanya timbul dari diri warga belajar tersebut. Beberapa faktor
diantaranya faktor disiplin belajar dan faktor motivasi belajar untuk berprestasi.
Presiden RI, Soeharto, 20 Mei 1995 merancangkan Gerakan Disiplin
Nasioanl (GDN). Dalam sambutannya antara lain dikatakan ”Bangsa-
bangsa yang maju dengan cepat merupakan bangsa-bangsa yang
berdisiplin tinggi. Hanya bangsa yang berdisiplin tinggilah yang mampu
secara tertib dan terkendali melaksanakan apa yang telah disepakati
bersama. Disiplin nasional tidaklah tumbuh sendiri, ia lahir dari disiplin
pribadi, disiplin kelompok, disiplin golongan dan disiplin masyarakat”
((Gerakan Disiplin Nasional/GDN 1996:7 dalam Tu’u, 2004:10)).
Pada hakekatnya, disiplin merupakan hal yang dapat dilatih, disiplin
diharapkan dapat menumbuhkan kendali diri, karakter atau keteraturan, dan
efisiensi. Disiplin berhubungan dengan pengendalian diri supaya dapat
membedakan mana hal yang benar dan mana hal yang salah sehingga dalam
jangka panjang diharapkan bisa menumbuhkan perilaku yang bertanggung jawab.
Penerapan disiplin di sekolah memang penting terdapat pula tata tertib mengenai
kedisiplinan akan tetapi pada pelaksanaannya masih banyak warga belajar yang
melakukan pelanggaran kedesiplinan tersebut. Hal ini disebabkan oleh pergaulan
yang kurang mendukung serta masa remaja merupakan masa dimana warga
belajar akan mengekspresikan dirinya tanpa melihat batasan-batasan.
Dalam hal ini peneliti beranggapan bahwa kedisiplinan sangat penting
ditanamkan pada masa remaja, karena masa remaja merupakan periode transisi
dari masa awal anak-anak hingga masa awal dewasa dengan adanya penguatan
sikap disiplin pada masa remaja dapat menimbulkan perilaku disiplin. Disatu sisi
remaja merupakan aset bangsa yang harus dijaga, dibimbing, dibina bahkan
diperdayakan untuk pembangunan bangsa. Dengan adanya sikap disiplin pada
4
warga belajar tentunya proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan efektif
sehingga menciptakan suasana belajar yang kondusif. Selain itu, dalam rangka
menghadapi tantangan era globalisasi dan Indonesia masih merupakan negara
berkembang. Oleh sebab itu, Indonesia membutuhkan warga negara dengan
sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu upaya yang dilakukan
merupakan mempersiapkan generasi penerus yang cerdas. Cerdas yang dimaksud
disini merupakan cerdas yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi cerdas
emosional yang saling melengkapi dan menyeimbangi.
Warga belajar merupakan orang yang terlibat langsung dalam dunia
pendidikan. Dalam perkembangannya harus melalui proses belajar. Salah satunya
dengan disiplin belajar, disiplin belajar warga belajar di sekolah tidak dapat
tercapai dengan mudah, dibutuhkan usaha dari berbagai pihak terutama tutor
untuk mendukung proses pembelajaran. Tutor harus menanamkan sikap disiplin
terutama sikap disiplin belajar. Disiplin belajar dapat terbentuk melalui kebiasaan
dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di rumah.
Tata tetib sekolah merupakan salah satu upaya untuk melatih kedisiplinan warga
belajar. Disiplin dalam kelas dapat diartikan sebagai salah satu keadaan tertib
dimana tutor dan warga belajar bergabung dalam suatu kelas tunduk pada
peraturan yang telah ditentukan dengan senang hati. Disiplin belajar warga belajar
merupakan suatu keadaan dimana sikap, penampilan dan tingkah laku warga
belajar sesuai dengan tatanan nilai, norma dan ketentuan-ketentuan yang berlaku
di sekolah (Tu’u, 2004:45).
5
Selain penerapan disiplin belajar oleh sekolah dan tutor untuk
meningkatkan prestasi belajar, motivasi belajar juga ditanamkan kepada warga
belajar, akan teteapi tidak semua warga belajar termotivasi untuk berhasil dalam
belajar dan mencapai prestasi maksimal. Sehingga ada warga belajar yang
memiliki nilai di atas rata-rata dan warga belajar yang memiliki nilai hanya
mencapai standar nilai. Dalam upaya meningkatkan motivasi belajar warga belajar
akan berhasil jika dalam dirinya sendiri ada kemauan untuk belajar dan keinginan
atau dorongan untuk belajar, karena dengan adanya motivasi belajar maka warga
belajar akan tergerak, terarah sikap dan perilaku warga belajar dalam belajar.
Motivasi belajar merupakan segala sesuatu yang dapat memotivasi warga
belajar atau individu untuk belajar. Tanpa motivasi belajar, seorang warga belajar
tidak akan belajar dan akhirnya tidak akan mencapai keberhasilan dalam belajar
(Sani, 2015:49). Motivasi mempengaruhi tingkat keberhasilan atau kegagalan
belajar dan pada umumnya belajar tanpa motivasi akan sulit untuk berhasil.
Motivasi akan memicu warga belajar untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai,
setelah tujuan tercapai motivasi akan terhenti. Motivasi akan timbul kembali jika
ada tujuan yang ingin dicapai. Oleh sebab itu, pembelajaran harus disesuaikan
dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang dimiliki oleh warga belajar.
Penggunaan motivasi belajar dalam mengajar bukan hanya melengkapi elemen
pembelajaran, tetapi menjadi faktor pembelajaran yang efektif.
Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Tegal merupakan salah satu
pendidikan nonformal yang mengharapkan warga belajarnya menerapkan sikap
disiplin belajar dan memiliki motivasi belajar, akan tetapi pada kenyataanya
6
terdapat warga belajar yang sikap disiplin belajarnya masih rendah dan kurang
memiliki motivasi belajar. Hal ini dapat dilihat dari daftar warga belajar yang
tidak hadir pada semester gasal tahun pelajaran 2016/2017, sebagai berikut:
Tabel 1.1 Data Warga Belajar yang Tidak Hadir
No. Kelas Bulan
Jumlah Juli Agust Sep Okt Nov Des
1. VII 6 10 8 9 8 3 44
2. VIII 7 14 13 10 7 4 55
3. IX 4 6 5 7 5 - 27
Jumlah 17 30 26 26 20 7 126
Sumber: Dokumen Tutor Paket B
Disiplin belajar dan motivasi belajar warga belajar Paket B tentu saja
berbeda dengan sekolah formal pada umumnya. Dapat dilihat dari tata tertib
sekolah, tata tertib di Sanggar Kegiatan Belajar cenderung longgar dalam arti
tidak terlalu memberatkan warga belajar karena tata tertib dibuat dan disepakati
bersama oleh warga belajar. Begitu pula dengan motivasi belajar, motivasi belajar
setiap warga belajar pasti berbeda. Terdapat dua jenis warga belajar yaitu warga
belajar yang bersekolah di sekolah formal lalu keluar dan warga belajar yang
benar-benar ingin melanjutkan sekolah untuk kehidupan yang layak.
Rendahnya disiplin belajar dalam mengikuti pelajaran di sekolah juga
menjadi faktor penyebab turunnya prestasi belajar warga belajar. Hal ini dapat
dilihat dari keterlambatan dan ketidakhadiran warga belajar di sekolah, sehingga
ketinggalan pelajaran dan tidak fokus menerima pelajaran. Tidak adanya motivasi
belajar yang kuat dapat dilihat pada keseharian warga belajar dalam mengikuti
7
proses pembelajaran di kelas. Materi yang disampaikan tutor tidak dapat dipahami
oleh sebagian warga belajar yang tidak memiliki motivasi belajar untk mencapai
prestasi belajar yang maksimal.
Tolak ukur tercapainya tujuan pembelajaran merupakan hasil dari prestasi
belajar. Prestasi bealajar dihasilkan dari respon warga belajar yang baik, dengan
respon yang baik maka warga belajar akan melaksanakan kewajibannya. Selain
aspek akademis, kedisiplinan warga belajar juga menjadi tolak ukur keberhasilan
dari hasil pembelajaran karena dengan adanya kedisiplinan dalam diri warga
belajar, maka warga belajar akan selalu termotivasi untuk belajar. Motivasi belajar
akan menciptakan kondisi atau suatu proses yang mengarahkan warga belajar
melakukan aktivitas belajar. Dapat dilihat dari sistem kenaikan kelas, terkadang
warga belajar naik kelas dengan nilai katrolan tidak memenuhi standar nilai. Hal
ini terjadi karena adanya warga belajar yang kurang memiliki disiplin belajar dan
motivasi belajar.
Berdasarkan uraian latar belakang maka peneliti sangat tertarik untuk
melakukan suatu penelitian kuantitatif dengan judul: “Pengaruh Disiplin Belajar
dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Warga Belajar Paket B di Sanggar
Kegiatan Belajar Kabupaten Tegal”.
1.2 Identifikasi Masalah
Prestasi belajar warga belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Secara
umum yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang
berasal dari dalam diri warga belajar, diantaranya sikap, kesehatan warga belajar,
intelegensi, minat, bakat, disiplin, motivasi dan gaya belajar. Sedangkan faktor
8
eksternal yaitu faktor diluar diri warga belajar, diantaranya keluarga, sekolah dan
masyarakat.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, terdapat banyak
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Untuk lebih memfokuskan penelitian
serta pembahasan, peneliti membatasi masalah pada pengaruh disiplin belajar dan
motivasi belajar terhadap prestasi belajar dengan sasaran penelitian warga belajar
Paket B di Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Tegal.
1.4 Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar warga belajar
Paket B?
2. Adakah pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar warga belajar
Paket B?
3. Adakah pengaruh disiplin belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama
terhadap prestasi belajar warga belajar Paket B?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh:
1. Disiplin belajar terhadap prestasi belajar warga belajar Paket B.
2. Motivasi belajar terhadap prestasi belajar warga belajar Paket B.
9
3. Disiplin belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap prestasi
belajar warga belajar Paket B.
1.6 Manfaat Penelitian
Pengaruh disiplin belajar dan motivasi belajar ini terintegrasi untuk
meningkatkan prestasi belajar yang diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis dan praktis sebagai berikut:
1.6.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah
keilmuan bidang pembelajaran dalam pendidikan non formal.
1.6.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
pada pihak-pihak yang terkait sebagai berikut:
1. Kepala UPTD Sanggar Kegiatan Belajar
Manfaat penelitian bagi kepala UPTD SKB yaitu untuk lebih
meningkatkan peran SKB sebagai wadah penyelenggaraan pendidikan non
formal khususnya program kesetaraan Paket B.
2. Tutor Paket B
Manfaat penelitian bagi tutor Paket B yaitu untuk lebih memperhatikan
disiplin belajar dan memotivasi warga belajarnya untuk mencapai prestasi belajar
yang optimal.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2. Kajian Teori
2.1 Disiplin Belajar
2.1.1 Pengertian Disiplin Belajar
Istilah disiplin berasal dari bahasa “Disciplina” yang menunjuk kepada
kegiatan belajar dan mengajar. Istilah tersebut sangat dekat dengan istilah
dalam bahasa inggris “Disciple” yang berarti megikuti orang untu belajar
di bawah pengawasan seorang pemimpin. Dalam kegiatan belajar tersebut,
warga belajar dilatih untuk patuh dan taat pada peraturan-peraturan yang
dibuat oleh tutor atau pemimpin (Tu’u, 2004:30).
Menurut Soegeng Prijodarminto (dalam Tu’u, 2004:31) menyatakan
bahwa “Disiplin sebagai kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui
proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah
menjadi bagian perilaku dalam keidupannya, perilaku itu tercipta melalui
proses binaan keluarga, pendidikan dan pengalaman”.
Menurut Maman Rachman (dalam Tu’u, 2004:32) menyatakan bahwa
“Disiplin sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau
masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan
dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam
hatinya”. Menurut The Liang Gi (1972) dalam (Imron, 2012:172) menyatakan
bahwa “Disiplin merupakan suatu keadaan tertib seseorang yang tergabung dalam
suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa
senang hati”. Menurut Khalsa (2008:20) menyatakan bahwa “Disiplin merupakan
melatih melalui pengajaran atau pelatihan”. Disiplin sangat penting bagi
perkembangan warga belajar. Dengan mengenal peraturan-peraturan, warga
belajar akan merasa lebih aman karena mereka tahu dengan pasti perbuatan mana
11
yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. Apabila peraturan-peraturan
telah tertanam, warga belajar akan berusaha menghindari perbuatan-perbuatan
terlarang dan cenderung melakukan hal-hal yang dianjurkan (Nisak, 2012:33).
Menurut Njoroge dan Nyabuto (2014) menyatakan bahwa “Discipline is a
vital ingredient for the success of students academic performance.
Discipline at school plays a vital role in the achievement of expectations
and goals. It also plays a vital role in the acquisition of sense of
responsibility in learners as well as educators”.
Menurut Njoroge dan Nyabuto (2014) menyatakan bahwa “Disiplin
merupakan unsur yang sangat penting bagi keberhasilan prestasi warga
belajar. Disiplin sekolah mempunyai memainkan peran penting dalam
pencapaian harapan dan tujuan pembelajaran. Hal ini juga mempunyai
peran penting dalam akuisisi rasa tanggungjawab pada warga belajar serta
tutor”.
Jadi disiplin merupakan sikap menaati peraturan dan ketentuan yang telah
diterapkan tanpa pamrih dan menyatu di dalam diri seseorang terutama muncul
karena adanya kesadaran diri bahwa hal tersebut berguna bagi keberhasilan
dirinya.
Disiplin diperlukan oleh siapapun di mana pun. Hal ini disebakan di mana
pun seseorang berada, disana selalu ada peraturan atau tata tertib. Menurut
Soegeng Prijodarminto (dalam Tu’u, 2004:34) menyatakan bahwa “Di jalan, di
kantor, di took, di swalayan, di rumah sakit, di stasiun, naik bus, naik lift, dan
sebagainya, diperlukan adanya ketertiban dan keteraturan”. Disiplin berperan
penting dalam membentuk warga belajar yang berciri keunggulan.
Menurut Tu’u (2004:37) disiplin penting karena alasan sebagai berikut:
1) Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri akan mendorong
warga belajar berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, warga belajar yang
sering melanggar ketentuan sekolah akan menghambat optimalisasi otensi
dan prestasinya. 2) Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga
kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Disiplin
memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses
12
pembelajaran. 3) Orang tua sesantiasa berharap di sekolah anak-anaknya
dibiasakan dengan norma-norma, nilai kehidupan, dan disiplin. Dengan
demikian anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur, dan
disiplin. 4) Disiplin merupakan jalan bagi warga belajar untuk sukses
dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma,
aturan, kepatuhan, dan ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan
seeseorang.
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam
kompetensi, keterampilan dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai
akhir hayat (Bahruddin dan Esa, 2015:13). Menurut Bell-Gredler, 1986
(dalam Bahruddin dan Esa, 2015:14) kemampuan manusia untuk belajar
merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk
hidup lainnya. Belajar mempunyai keuntungan baik bagi individu maupun bagi
masyarakat. Bagi individu, kemampuan untuk belajar secara terus-menerus akan
memberikan kontribusiterhadap perkembangan kualitas hidupnya. Sedangkan bagi
masyarakat, belajar mempunyai peran penting dalam mentransmisikan budaya dan
pengetahuan dari generasi ke generasi. Belajar menurut Slameto (2010:2)
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Belajar menurut
pandangan B.F. Skinner (1958) (dalam Kompri, 2015:219) merupakan suatu
proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangung secara progresf.
Belajar merupakan sebuah proses yang terjadi dalam seseorang untuk
menghasilkan perubahan. Perubahan berupa pengetahuan, sikap, perilaku
(Siswanto, 2013:15). Jadi, belajar merupakan sebuah kegiatan untuk mencapai
kepandaian atau ilmu. Disini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu yaitu
usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau
13
kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Dengan belajar manusia menjadi
tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang suatu hal.
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai disiplin dan belajar menurut
para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar merupakan sikap taat,
patuh dan tertib seseorang terhadap aturan yang menjadikan dirinya memperoleh
sebuah pengetahuan, terutama dalam bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik
terhadap interaksi dengan lingkungan tanpa adanya rasa terpaksa untuk mencapai
kepandaian atau ilmu.
2.1.2 Indikator Disiplin Belajar
Penanaman dan penerapan disiplin belajar yaitu lebih diarahkan sebagai
tindakan pengarahan kepada sikap yang bertanggung jawab dan mempunyai cara
hidup yang baik dan teratur. Sehingga warga belajar tidak beranggapan bahwa
disiplin merupakan beban tatapi disiplin merupakan suatu kebutuhan bagi dirinya
dalam menjalani tugas sehari-hari. Disiplin dibutuhkan dalam belajar, hal ini perlu
ditanamkan untuk mencegah perbuatan yang melanggar norma sehingga warga
belajar mendapat prestasi yang baik.
Dalam hal itu, menurut Rachman (1999:171-172) dalam Tu’u (2004:35-36),
pentingnya disiplin bagi warga belajar sebagai berikut:
1) Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.
2) Membantu warga belajar memahami dan menyesuaikan diri dengan
tuntutan lingkungan. 3) Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin
ditunjukkan warga belajar terhadap lingkungannya. 4) Untuk mengatur
keseimbangan keinginan individu satu dengan individu lainnya.
5) Menjauhi warga belajar melakukan hal-hal yang dilarang di sekolah.
6) Mendorong warga belajar melakukan hal-hal yang baik dan benar.
7) Warga belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, positif, dan
14
bermanfaat baginya dan lingkungan. 8) Kebiasaan baik itu menyebabkan
ketenangan jiwanya dan lingkungannya.
Untuk memperkuat dan memperteguh tujuan, menurut Anwar (200:129-130)
dalam Tu’u (2004:12-13) perlu ada dan dikembangkan disiplin preventif dan
korektif.
Disiplin preventif, yaitu upaya menggerakan warga belajar mengikuti dan
mematuhi pedoman dengan peraturan yang berlaku. Dengan hal itu warga
belajar berdisiplin dan dapat memelihara dirinya terhadap pedoman dan
peraturan yang ada. Disiplin korektif, yaitu upaya mengarhkan warga
belajar untuk tetap mematuhi peraturan. Bagi yang melanggar diberi sanksi
untuk memberi pelajaran dan memperbaiki dirinya sehingga memelihara
dan mengikuti aturan yang ada.
Jadi disiplin belajar bertujuan agar warga belajar mampu menguasai
dirinya sehingga ia mempunyai cara belajar yang teratur, disiplin diri yang pada
akhirnya warga belajar mampu berdedikasi dan tenaga yang professional.
Menurut Sutisna (1993:45) menyatakan bahwa indikator disiplin belajar sebagai
berikut:
1) Mengerjakan tugas yang diberikan tutor. 2) Datang di sekolah tepat
waktu. 3) Siap dengan kelengkapan pembeajaran.
4) Memperhatikan/menyimak kegiatan pembelajaran. 5) Partisipasi aktif
dalam kegiatan pembelajaran. 6) Berperilaku santun dalam suasana
pembelajaran. 7) Melakukan apa yang diperintahkan tutor terkait kegiatan
pembelajaran. 8) Menyelesaikan tugas dari tutor tepat waktu.
9) Kelegkapan catatan pelajaran. 10) Kerapihan catatan. 11) Menaati tata
tertib yang terkait dengan pembelajaran. 12) Menaati tata tertib yang
terkait dengan pakaian seragam sekolah. 13) Menaati tata tertib yang
terkait dengan aturan/tata cara berpakaian. 14) Menggunakan kesempatan
bertanya pada waktu totor mempersilakan bertanya kepada warga belajar.
15) Inisiatif warga belajar dalam memperdalam ilmu yang terkait langsung
dengan pelajaran. 16) Memperdayakan buku perpusakaan.
17) Memberdayakan alat laboratorium. 18) Memberdayakan sarana
komputer untuk sarana pembelajaran. 20) Tanggungjawab dalam
memelihara sarana pembelajaran milik sekolah.
15
Menurut Tu’u (2004:132) menyatakan bahwa indikator disiplin belajar sebagai
berikut:
1) Kehadiran sekolah, meliputi warga belajar wajib hadir di kelas sebelum
pelajaran dimulai, dan pelajaran dimulai pukul 6.45 WIB.
2) Meninggalkan kelas dan sekolah, meliputi warga belajar yang akan
meninggalkan kelas harus meminta izin kepada tutor yang sedang
mengajar, pada waktu pergantian jam belajaran warga belajar tidak
diperkenankan keluar dari kelas sebelum mendapat izin dari tutor yang
akan mengajar pada jam berikutnya, warga belajar yang akan
meninggalkan sekolah karena sakit/ditugaskan oleh sekolah harus meminta
izin terlebih dahulu kepada tutor, selama jam pelajaran berlangsung warga
belajar dilarang ke luar lingkungan sekolah tanpa izin dari tutor, dan warga
belajar tidak diizinkan pulang untuk mengambil tugas/perlengkapan
sekolah yang tertinggal. 3) Keterlambatan dan ketidakhadiran, meliputi
warga belajar yang terlambat wajib meminta surat izin dari petugas piket,
dan warga belajar yang tidak hadir wajib memberitahukan melalui surat
dari orangtua/wali/dokter pada hari itu atau pada hari pertama masuk
sekolah. 4) Pakaian seragam, meliputi warga belajar wajib berpakaian
seragam nasional secara rapi, lengkap dengan badge, lokasi, dan sepatu
yang dipakai harus hitam. 5) Pemakaian jaket dan topi, meliputi warga
belajar tidak diperkenankan memakai jaket selama pelajaran berlangsung
kecuali mendapat izin dari tutor, dan warga belajar tidak diperkenankan
memakai topi di lingkungan sekolah topi seragam dpakai pada saat
upacara bendera. 6) Sikap dan tutur kata dalam pergaulan, meliputi warga
belajar wajib menghormati tutor, penata usaha, karyawan, satpam, dan
tamu, warga belajar wajib memberi salam bila bertemu tutor, warga belajar
tidak boleh mengucapkan kata-kata kasar atau kotor, dan warga wajib
memperhatikan etika pergaulan. 7) Rambut, make up, dan perhiasan,
meliputi potongan rambut warga belajar rapi, dan tidak diwarnai, tidak
bermake up, dan tidak memakai perhiasan yang berlebihan. 8) Makanan,
minuman, kebersihan, dan kelengkapan sekolah, meliputi warga belajar
dilarang makan/minum di kelas selama mata pelajaran berlangsung, warga
belajar wajib menjaga kebersihan, keindahan, keutuhan gedung sekolah
beserta perlengkapannya, warga belajar dilarang membuang sampah
sembarangan, dan warga belajar wajib menjaga perlengkapan kelas.
9) Pelanggaran-pelanggaran berat, meliputi mengadakan perkelahian,
menunjukan sikap menantang, mengambil barang milik orang lain tanpa
seizin pemiliknya, merusak perlengkapan milik sekolah, dan membawa
rokok/merokok di lingkungan sekolah. 10) Umum, meliputi warga belajar
wajib mengikuti setiap pelajaran yang diberikan sekolah, warga belajar
dilarang membawa/menggunakan barang-barang yang tidak ada
hubunganya dengan pelajaran seolah, dan warga belajar tidak dibenarkan
menerima tamu di sekolah tanpa seizin tutor.
16
Disiplin belajar akan diukur dengan menggunakan indikator berdasarkan
hasil kesimpulan dari beberapa ahli yaitu menurut Sutisna (1993:45) dan Tu’u
(2004:132) menyatakan bahwa disiplin belajar antara lain:
1) Mengerjakan tugas yang diberikan tutor. 2) Datang di sekolah tepat
waktu. 3) Siap dengan kelengkapan pembelajaran.
4) Memperhatikan/menyimak kegiatan pembelajaran. 5) Partisipasi aktif
dalam kegiatan pembelajaran. 6) Berperilaku santun dalam suasana
pembelajaran. 7) Melakukan apa yang diperintahkan tutor terkait kegiatan
pembelajaran. 8) Menyelesaikan tugas dari tutor tepat waktu.
9) Kelegkapan catatan pelajaran. 10) Kerapihan catatan. 11) Menaati tata
tertib yang terkait dengan pembelajaran. 12) Menaati tata tertib yang
terkait dengan pakaian seragam sekolah. 13) Menaati tata tertib yang
terkait dengan aturan sekolah. 14) Tanggungjawab dalam memelihara
sarana pembelajaran milik sekolah.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa indikator
disiplin belajar merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui
proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban dalam belajar.
2.1.3 Jenis Disiplin Belajar
Warga belajar dikatakan memiliki disiplin yang kuat bila dapat
mengendalikan dirinya sendiri. Disiplin tersebut muncul tidak dengan sendirinya,
melainkan melalui proses yang banyak yaitu dari anak-anak sampai dewasa. Hal
ini sebagaimana dikatakan oleh Ratnaningsih (2003:59) bahwa disiplin itu
terbentuk melalui pembiasaan dan pengalaman.
Menurut Hadisubrata (1988:58-62) dalam Tu’u (2004:46-48) menyatakan bahwa
disiplin dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu disiplin otoritarian, disiplin
permisif, dan disiplin demokratis. sebagai berikut:
Pertama, disiplin otoritarian. Yaitu disiplin yang menggunakan peraturan
yang sangat ketat dan rinci. Warga belajar yang berada dalam lingkungan
17
disiplin ini diminta mematuhi dan menaati peraturan yang telah disusun
dan berlaku di tempat itu. Apabila gagal menaati peraturan dan mematuhi
peraturan yang berlaku, akan menerima sanksi atau hukuman. Sebaliknya,
apabila berhasil memenuhi peraturan, kurang mendapat penghargaan atau
hal itu sudah dianggap sebagai kewajiban. Jadi, tidak perlu mendapat
penghargaan lagi.
Kedua, disiplin permisif. Yaitu disiplin yang dibiarkan bertindak menurut
keinginannya. Kemudian dibebaskan untuk mengambil keputusan sendiri
dan bertindak sesuai dengan keputusan yang diambil itu.
Ketiga, disiplin demokratis. Yaitu disiplin yang dilakukan dengan
penjelasan, diskusi, dan penalaran untuk membantu warga belajar
memahami mengapa diharapkan mematuhi dan menaati peraturan yang
ada.
Disiplin belajar menurut Imron (2012:173) mempunyai tiga jenis disiplin, sebagai
berikut:
Pertama, disiplin yang dibangun berdasarkan konsep otoritarian. Yaitu
warga belajar di sekolah dikatakan mempunyai disiplin tinggi apabila
memperhatikan tutor ketika mengajar.
Kedua, disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permissive. Yaitu
warga belajar diberikan kebebasan melakukan apa saja yang menurutnya
baik.
Ketiga, disiplin yang dibangun berdasarkan konsep kebebasan yang
terkendali atau kebebasan yang bertanggung jawab. Warga belajar
diberikan kebebasan melakukan apa saja, akan tetapi konsekuensi dari
perbuatan yang dilakukan harus ditanggung sendiri.
2.2 Motivasi Belajar
2.2.1 Pengertian Motivasi Belajar
Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motif dapat diartikan sebagai daya penggerak dari
dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan (Sardiman, 2004:73). Menurut Mc. Donald
(dalam Sardiman, 2004:73-74) menyatakan bahwa “Motivasi merupakan
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling”
dan didahului dengan adanya tanggapan terhadap adanya tujuan”.
18
Menurut ((Sumadi Suryabrata 1984:70 dalam Djaali, 2013:101)) menyatakan
bahwa “Motivasi merupakan keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian tujuan
tertentu”. Motivasi merupakan suatu dorongan tenaga dalam diri seseorang,
dorongan itu ditandai dengan adanya dorongan afeksi dari reaksi-reaksi dalam
mencapai tujuan tertentu (Siswanto, 2013:47). Motivasi merupakan usaha-usaha
yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak
melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan untuk mendapat kepuasan
dengan perbuatannya (Kompri, 2015:1). Motivasi merupakan proses yang
menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai
tujuannya ((Mitchell, 1997:60-62 dalam Kompri, 2015:3)). Motivasi merupakan
suatu energi dalam diri manusia yang mendorong untuk melakukan aktifitas
tertentu dengan tujuan tertentu (Sani, 2015:49). Motivasi merupakan faktor yang
sangat besar pengaruhnya pada proses belajar siswa. Tanpa adanya motivasi,
maka proses belajar siswa akan sukar berjalan secara lancar (Ramadhani, 2012:8).
Menurut Rehman dkk (2014) menyatakan bahwa “Motivation is regarded
as an influential element in the success of any activity. It plays a crucial
role in achieving the desired goals. Motivation is considered as an integral
part in the achievement of any goal. It is an important factor that has a
positive influence in any educational learning process especially in
learning second language. Woolfolk (1998) defines “Motivation as an
internal state that arouses, directs and maintains behavior” (P.372).
Salvin (2001) defines, “Motivation as an internal process that activates,
guides and maintains behavior over time”. ( P.345)”.
Menurut Rehman dkk (2014) menyatakan bahwa “Motivasi dianggap
sebagai unsur yang berpengaruh dalam keberhasilan aktivitas apapun. Hal
ini memainkan peran penting dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Motivasi dianggap sebagai bagian integral dalam pencapaian tujuan apa
pun. Ini merupakan faktor penting yang memiliki pengaruh positif dalam
setiap proses pembelajaran pendidikan khususnya dalam pembelajaran
bahasa kedua. Woolfolk (1998:372) mendefinisikan "Motivasi sebagai
19
keadaan internal yang membangkitkan, mengarahkan dan memelihara
perilaku". Salvin (2001:345) mendefinisikan, "Motivasi sebagai proses
internal yang mengaktifkan, panduan dan mempertahankan perilaku dari
waktu ke waktu".
Motivasi belajar merupakan segala sesuatu yang dapat memotivasi warga
belajar atau individu untuk mencapai keberhasilan dalam belajar (Sani, 2015:48).
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak dalam diri warga belajar
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dihendaki oleh warga beajar dapat tercapai (Sardiman, 2004:75). Motivasi belajar
merupakan perilaku warga belajar yang timbul untuk mencapai suatu tujuan yang
dicapai (Siswanto, 2013:49). Motivasi belajar merupakan segi kjiwaan yang
mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan
kematangan psikologi warga belajar (Kompri, 2015:231). Motivasi belajar
merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh warga belajar yang
dilatarbelakangi oleh sesuatu untuk mencapai suatu tujuan (Sardiman, 2004:84).
Jadi motivasi belajar merupakan kondisi psikologis yang mendorong warga
belajar untuk melakukan aktivitas tertentu secara sungguh-sungguh guna
mencapai suatu tujuan tertentu termasuk dalam kegiatan belajar.
2.2.2 Indikator Motivasi Belajar
Motivasi timbul memicu perilaku warga belajar mencapai tujuan. Motivasi
berpengaruh pada kegiatan belajar warga belajar yang bertujuan untuk mencapai
prestasi tinggi. Apabila tidak ada motivasi belajar dalam diri warga belajar, maka
akan menimbulkan rasa malas untuk belajar baik dalam mengikuti proses belajar
mengajar maupun mengerjakan tugas-tugas individu dari tutor. Warga belajar
20
yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar maka akan timbul minat
yang besar dalam mengerjakan tugas, membangun sikap dan kebiasaan belajar
yang sehat melalui penyusunan jadwal belajar dan dilaksanakan dalam kegiatan
sehati-hari. Sejalan dengan pendapat Siswanto (2013:49) menyatakan bahwa
“Motivasi pada umunya memiliki siklus (lingkaran). Jadi siklus (lingkaran) dalam
hal ini yaitu motivasi timbul dengan adanya tujuan yang ingin dicapai, setelah
tujuan tercapai motivasi akan terhenti. Motivasi akan kembali timbul apabila ada
tujuan yang ingin dicapai lagi, demikian seterusnya”.
Mc. Donald (dalam Sardiman 2004:74), pentingnya motivasi bagi warga belajar
sebagai berikut:
1) Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
individu manusia. 2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/feeling,
afeksi seseorang. 3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Hal
ini sejalan dengan pendapat Kompri (2015:4) menyatakan bahwa
pentingnya motivasi bagi warga belajar antara lain: 1) Motivasi dimulai
dari adanya perubahan energi dalam pribadi. 2) Motivasi ditandai dengan
timbulnya perasaan affective arousal. 3) Motivasi ditandai dengan reaksi-
reaksi mencapai tujuan.
Sardiman (2004:85) menyatakan bahwa motivasi mempunyai tujuan, sebagai
berikut:
Pertama, mendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
Kedua, menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang hendak dicapa.
Dengan demikian motivasi dapat memberkan arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
Ketiga, menyeleksi perbuatan. Yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.
21
Hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik (2006:158-159) dalam Kompri (2015:5)
menyatakan bahwa motivasi mempunyai tujuan sebagai berikut:
1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perubahan. Tanpa motivasi
maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar. 2) Motivasi
berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan pencapaian
tujuan yang diinginkan. 3) Motivasi sebagai penggerak. Besar kecilnya
motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Jadi motivasi belajar bertujuan agar warga belajar memiliki dorongan
untuk melakukan suatu tindakan dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan yang
telah direncanakan.
Menurut Abin Syamsuddin Makmum (dalam Kompri, 2015:3) menyatakan
bahwa untuk memahami motivasi warga belajar dapat dilihat dari beberapa
faktor, antara lain: 1) Durasi kegiatan. 2) Frekuensi kegiatan. 3) Persistensi
pada kegiatan. 4) Pengorbanan untuk mencapai tujuan. 6) Tingkat aspirasi
yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan. 7) Tingkat
kualifikasi prestasi. 8) Arah sikap terhadap sasaran kegiatan.
Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami
perkembangan, artinya dipengaruhi oleh kondisi fisiologis dan kematangan
psikologis warga belajar.
Menurut Dimyati dan Mudjiyono (2009:97-98) dalam Kompri (2015:231-232),
menyatakan bahwa indikator motivasi belajar, sebagai berikut:
Pertama, cita-cita dan aspirasi warga belajar. Cita-cita akan memperkuat
motivasi belajar warga belajar baik intrinsik maupun ekstrinsik. Sebab
tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.
Kedua, kemampuan warga belajar. Keinginan warga belajar perlu
dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan dalam pencapaiannya.
Kemampuan akan memperkuat motivasi warga belajar untuk
melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
Ketiga, kondisi warga belajar. Kondisi warga belajar yang meliputi kondisi
jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Warga belajar yang
sedang sakit, akan menganggu perhatian belajar. Sebaliknya, warga belajar
yang sehat, akan mudah memusatkan perhatian dalam belajar.
Keempat, kondisi lingkungan warga belajar. Lingkungan warga belajar
dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya,
dan kehidupan bermasyarakat. Kondisi lingkungan sekolah yang sehat,
22
lingkungan yang aman, tentram, tertib, dan indah akan meningkatkan
semangat motivasi belajar yang lebih kuat bagi warga belajar.
2.2.3 Jenis Motivasi Belajar
Jenis-jenis motivasi belajar menurut Sardiman (2004:86-91) motivasi ini dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang, sebagai berikut:
Pertama, motivasi dilihat dari dasar pembentukannya. Terdiri dari motif
bawaan dan motif yang dipelajari. Motif bawaan merupakan motif yang
dibawa sejak lahir, motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sedangkan motif yang
dipelajari merupakan motif yang timbul karena adanya dorongan untuk
mengejar sesuatu.
Kedua, motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis. Terdiri
dari motif organis, motif darurat dan motif objektif. Motif organis
merupakan kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, seksual,berbuat dan
kebutuhan untuk beristirahat. Motif darurat merupakan motivasi yang
timbul adanya rangsangan dari luar secara efektif, seperti dorongan untuk
menyelamatkan dii, dorongan untuk membalas, untuk berusaha. Motif
objektif merupakan dorongan untuk menghadapi dunia luar.
Ketiga, motivasi jasmaniah dan rohaniah. Motivasi jasmaniah seperti
refleks, insting otomatis, nafsu. Motivasi rohaniah merupakan kemauan.
Keempat, motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan
motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang
dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Motivasi ekstrinsik merupakan motif-motif yang aktif
dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
Menurut Sani (2015:49) motivasi dibagi menjadi dua jenis, sebagai berikut:
1) Motivasi instrinsik, yaitu motivasi internal dari dalam diri untuk
melakukan sesuatu. Misalnya warga belajar mempelajari ilmu pengetahuan
alam karena ia menyenangi pelajaran tersebut. 2) Motivasi ekstrinsik, yaitu
motivasi melakukan sesuatu karena pengaruh eksternal. Motivasi ini
muncul akibat insentif eksternal atau pengaruh dari luar warga belajar
Misalnya : tuntutan, imbalan, atau hukuman.
2.3 Prestasi Belajar
2.3.1 Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi merupakan hasil suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan
baik secara individu maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan
23
selama warga belajar tidak pernah melakukan suatu kegiatan. Pencapaian prestasi
tidaklah mudah, akan tetapi warga belajar harus menghadapi berbagai rintangan
dan hambatan hanya dengan keuletan dan optimis dirilah yang dapat membantu
mencapainya. Prestasi merupakan hasil yang dicapai warga belajar ketika
mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu (Tu’u, 2004:75). Prestasi merupakan
hasil belajar yang diperoleh di sekolah yang bersifat kognitif dan biasanya
ditentukan melalui pengukuran dan penilaian ((Sudjana, 1990:23 dalam Tu’u,
2004:76)). Prestasi merupakan hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, baik secara individual maupun kelompok (Hamdani, 2011:137).
Jadi, prestasi merupakan hasil belajar yang dicapai warga belajar ketika mengikuti
dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah terutama dinilai
aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan warga belajar yang
dibuktikan melalui nilai dari hasil kegiatan pembelajaran.
Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh warga belajar (Ahmadi dan Widodo, 2004:125). Belajar
merupakan suatu proses perubahan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam proses
interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2). Belajar merupakan aktivitas
yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui
pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman (Bahruddin dan Esa, 2015:14).
Belajar merupakan suatu kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan seseorang
seutuhnya (Sardiman, 2004:20). Belajar merupakan aktivitas interaksi aktif
sesorang terhadap lingkungan sehingga terjadi perubahan tingkah laku (Sani,
24
2015:40). Jadi, belajar merupakan suatu kegiatan interaksi dengan lingkungan
untuk mendapat sejumlah pesan dari bahan yang telah dipelajari.
Setelah melihat uraian dari beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh berupa nilai angka atau huruf
yang mengakibatkan perubahan dalam diri seseorang setelah melakukan kegiatan
pembelajaran.
2.3.2 Indikator Prestasi Belajar
Pada dasarnya setiap manusia yang melakukan segala aktivitas
kehidupannya tidak terlepas dari tujuan yang akan dicapai. Karena dengan adanya
tujuan akan menentukan arah mana seseorang akan dibawa atau diarahkan. Untuk
mencapai suatu tujuan yang berhubungan dengan pendidikan diperlukan adanya
motivasi yang mendorong. Hamalik (2001:3) menyatakan bahwa kesuksesan itu
sebagian besar terletak pada usaha kegiatan warga belajar itu sendiri. Sudah
barang tentu faktor kemauan, minat ketekunan, tekad untuk sukses, cita-cita yang
tinggi merupakan unsur mutlak yang bersifat mendukung usaha warga belajar.
Tujuan belajar merupakan sentral bagi setiap warga belajar dalam belajar, tercapai
tidaknya tujuan tersebut tergantung kepada warga belajar, bahkan dapat dikatakan
yang bertanggungjawab terhadap keberhasilan atau kegagalan kegiatan belajar itu
banyak bertumpu pada warga belajar.
Dengan adanya tujuan tentang prestasi belajar, maka yang dimaksud
indikator prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai dengan melalui proses
perubahan-perubahan pada diri warga belajar, perubahan itu ke arah positif maju
dan perbaikan. Prestasi belajar dalam hal ini diukur dengan hasil belajar yaitu nilai
25
raport semester gasal tahun pelajaran 2016/2017, tetapi dalam hal ini yang diambil
rata-rata dari nilai raport 13 mata pelajaran.
2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Belajar merupakan aktivitas yang berlangsung melalui proses, tidak
terlepas dari pengaruh, baik pengaruh dari luar maupun dalam. Faktor yang datang
dari dalam warga belajar besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar yang
dicapai. Prestasi belajar warga belajar di sekolah 70 % dipengaruhi oleh
kemampuan warga belajar dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan
((Sudjana, 1989:9 dalam Tu’u, 2004:37)).
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan
atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut
saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas
belajar.
Menurut Bahruddin dan Esa (2015:23) penjabaran dari faktor internal dan faktor
eksternal, sebagai berikut:
Pertama, faktor internal. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi prestasi belajar
individu. Faktor tersebut meliputi faktor fisiologis dan psikologis, antara
lain: 1) Faktor fisiologis merupakan faktor-faktor yang berhubungan
dengan kondisi fisik individu, seperti kondisi fisik yang mempengaruhi
dalam kegiatan seseorang, terutama terhadap belajar. Selanjutnya, kondisi
panca indra. kondisi ini juga tak kalah pentingnya berpengaruh terhadap
aktifitas seseorang terutama dalam belajar. 2) Faktor psikologis merupakan
keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar.
Adapun yang tergolong dalam faktor psikologis ini seperti
kecerdasan/intelegensi warga belajar, motivasi, minat, sikap dan bakat.
Kecerdasan/intelegensi warga belajar diartikan sebagai kemampuan psiko-
fisik dalam mereaksi rangsanagn atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan melalui cara yang tepat. Motivasi merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar warga belajar, motivasi
26
tersebut yang mendorong warga belajar ingin melakukan kegiatan belajar.
Minat secara sederhana berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Sikap dalam proses belajar
dapat mempengaruhi keberhasilan proses belajarnya, sikap merupakan
gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk
merespon dengan cara yang relatif terhadap objek baik secara positif
maupun negatif. Bakat didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang
dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan
dating.
Kedua, faktor eksternal. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
belajar seperti faktor lingkungan, seperti keberhasilan warga belajar juga
sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial, hubungan manusia
dengan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Selanjutnya
faktor instrumen, faktor yang adanya dan pengubahannya direncanakan.
Faktor ini terdiri dari empat macam, sebagai berikut: 1) Kurikulum.
2) Guru. 3) Administrasi. 4) Sarana dan fasilitas.
Prestasi belajar yang dicapai warga belajar merupakan hasil interaksi
berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal)
maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu.
Menurut Ahmadi dan Widodo (2004:138) faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi prestasi belajar untuk mencapai prestasi belajar warga belajar,
sebagai berikut:
Pertama, faktor internal. Yang tergolong faktor internal merupakan faktor
jasmaniah (fisiologi), faktor psikologis dan faktor kematangan fisik
maupun psikis. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan
maupun yang diperoleh, misalnya penglihatan, pendengaran, struktur
tubuh dan lain sebagainya. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan
maupun yang diperoleh terdiri atas 2 faktor yaitu faktor intelektif dan
faktor non-intlektif. Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial yaitu
nkecerdasan dan bakat. Faktor non-intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian
tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,
penyesuaian diri.
Kedua, faktor eksternal. Yang tergolong faktor eksteral merupakan faktor
sosial, faktor budaya, faktor lingkungan fisik dan faktor lingkungan
spiritual atau keamanan. Faktor sosial yang terdiri dari lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan
kelompok. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pegetahuan, teknologi,
kesenian. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,
iklim.
27
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan
menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar
(ekternal).
Menurut Hamdani (2011:139) faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
prestasi belajar untuk mencapai prestasi belajar warga belajar, sebagai berikut:
Pertama, faktor internal. Yaitu faktor yang berasal dari warga belajar.
Faktor-faktor tersebut meliputi: kecerdasan (intelegensi), fakor jasmaniah
atau faktor fisiologi, sikap, minat, bakat, motivasi.
Kedua, faktor eksternal. Yaitu faktor yang berasal dari lingkungan sosial
dan lingkungan nonsosial. Yang termasuk dalam lingkungan sosial seperti
tutor, kepala sekolah, staf administrasi, teman-teman sekelas, rumah
tempat tinggal warga belajar, alat-alat belajar, dan lain-lain. Adapun yang
termasuk dalam lingkungan nonsosial seperti gedung sekolah, tempat
tinggal, dan waktu belajar.
2.4 Pengaruh Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar
Disiplin belajar merupakan sikap taat, patuh dan tertib seseorang terhadap
aturan yang menjadikan dirinya memperoleh sebuah pengetahuan, terutama dalam
bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik terhadap interaksi dengan lingkungan
tanpa adanya rasa terpaksa untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Pembiasaan
disiplin belajar secara berulang-ulang dalam kegiatan pembelajaran maka sikap
disiplin belajar akan terbentuk dalam diri warga belajar. Dengan adanya disiplin
belajar yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran, maka prestasi belajar yang
diperoleh warga belajar akan maksimal. Hal ini dikarenakan, disiplin belajar akan
mengurangi hambatan waga belajar dalam kegiatan pembelajaran, selain itu
dengan adanya disiplin belajar akan menciptakan suasana pembelajaran berjalan
lancar dan kondusif. Sebaliknya apabila disiplin belajar tidak diterapkan dalam
kegiatan pembelajaran, maka prestasi belajar yang diperoleh warga belajar kurang
28
maksimal. Hal ini dikarenakan, kegiatan pembelajaran akan terganggu dengan
adanya warga belajar yang kurang disiplin belajar dalam kegiatan pembelajaran.
2.5 Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar
Motivasi belajar merupakan kondisi psikologis yang mendorong warga
belajar untuk melakukan aktivitas tertentu secara sungguh-sungguh guna
mencapai suatu tujuan tertentu termasuk didalamnya kegiatan belajar. Motivasi
belajar sangat penting bagi warga belajar sebagai daya penggerak ke arah yang
positif sehingga mampu menghadapi segala tuntutan, kesulitan serta mampu
menanggung resiko dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya motivasi
belajar, maka warga belajar akan terdorong untuk belajar mencapai sasaran dan
tujuan karena yakin dan sadar akan manfaat dari belajar. Apabila motivasi belajar
yang dimiliki warga belajar tinggi, maka prestasi yang diperoleh warga belajar
akan lebih maksimal. Hal ini dikarenakan warga belajar yang memiliki motivasi
tinggi, cenderung akan lebih bersemangat untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Sebaliknya apabila warga belajar tidak memiliki motivasi belajar, maka prestasi
belajar yang diperoleh warga belajar kurang maksimal. Hal ini karenakan warga
belajar tidak memiliki motivasi belajar cenderung kurang bersemangat dalam
mengerjakan tugas-tugas.
2.6 Pengaruh Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar Secara Bersama-sama
terhadap Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam
29
belajar yang dibuktikan melalui nilai dari kegiatan pembelajaran. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman warga belajar dalam
menguasai materi yang telah disampaikan oleh tutor. Dengan adanya sikap
disiplin belajar dalam diri warga belajar, maka warga belajar akan mengatur
waktu belajar, mengerjakan tugas dan bermain. Sama halnya dengan motivasi
belajar, seorang warga belajar akan memiliki tujuan dalam belajarnya dan
memiliki semangat dalam melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah. Apabila
disiplin belajar dan motivasi belajar diterapkan secara bersama-sama, maka
suasana pembelajaran berjalan lancar dan kondusif, semua warga belajar antusias
megikuti kegiatan pembelajaran, dan prestasi belajar akan tercapai secara
maksimal. Apabila disiplin belajar dan motivasi belajar tidak diterapkan dengan
baik secara bersama-sama, maka kegiatan pembelajaran akan berjalan kurang
kondusif, warga belajar kurang antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,
dan prestasi belajar yang diperoleh warga belajar kurang maksimal.
2.7 Program Paket B setara SLTP di Sanggar Kegiatan Belajar
Menurut Coombs dan Ahmed (1985:10) dalam Fakhruddin (2011:5) menyatakan
bahwa :
Pendidikan non formal (PNF) merupakan setiap kegiatan yang
terorganisasi dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan,
dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan
yang lebih luas yang sengaja dilakukan untuk melayani warga belajar
tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya. Tujuan pendidikan non
formal merupakan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan atau kebutuhan
belajar warga masyarakat dimana kebutuhan pendidikan pendidikan sangat
beragam, dengan memberikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai
yang dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kualitas kepribadian,
meningkatkan kesejahteraan hidup, membangun kehidupan sosial yang
dinamis, dan terwujudnya kehidupan berpolitik yang partisipatoris.
30
Sanggar kegiatan belajar (SKB) merupakan tempat pembelajaran dan
pusat informasi kegiatan pendidikan non formal. SKB sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pendidikan nasioanl. PNF merupakan pendidikan yang
memiliki fokus sasaran yang cukup luas dan beraneka ragam bentuk dan
aplikasinya, semuanya dilakukan sesuai perananya sebagai penambah, pengganti,
dan pelengkap pendidikan formal. Dalam merumuskan rencana serta langkah-
langkah strategis dalam rangka mengoptimalkan segala potensi yang ada,
sehingga diharapkan penyelenggara pendidikan non formal benar-benar dapat
dirasakan peran dan manfaatnya oleh warga masyarakat.
Prorgam Paket B setara SLTP yang memiliki peran dan fungsi yang sama
dalam hal meningkatkan pengetahuan, sikap maupun keterampilan agar warga
masyarakat terutama yang putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan pendidikan
karena adanya faktor lain, seperti ketidakmampuan dari sisi ekonomi (dana),
kurangnya waktu/kesempatan, sehingga berpeluang mengikuti program paket B.
2.8 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting Sekaran,1992 (dalam Sugiyono, 2014:60).
Adapun kerangka berpikir digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Pola Kerangka Berpikir
Disiplin Belajar
(X1)
Motivasi Belajar
(X2)
Prestasi Belajar
(Y)
31
2.9 Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara
terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu
kebenarannya) sehingga harus diuji secara empiris (Erwan dan Dyah, 2007:137).
Berdasarkan landasan teori terdapat 2 hipotesis penelitan sebagai berikut:
2.9.1 Hipotesis Kerja (Ha)
1. Ada pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar warga belajar Paket B
di Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Tegal.
2. Ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar warga belajar Paket B
di Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Tegal.
3. Ada pengaruh disiplin belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama
terhadap prestasi belajar warga belajar Paket B di Sanggar Kegiatan Belajar
Kabupaten Tegal.
64
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Disiplin belajar memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar warga belajar
Paket B. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi disiplin belajar
akan diikuti perubahan prestasi belajar yang semakin meningkat.
2. Motivasi belajar memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar warga belajar
Paket B. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi belajar
akan diikuti perubahan prestasi belajar yang semakin meningkat.
3. Disiplin belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama memiliki pengaruh
terhadap prestasi belajar warga belajar Paket B. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa semakin tinggi disiplin belajar dan motivasi belajar akan diikuti
perubahan prestasi belajar yang semakin meningkat.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan, maka
peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Disiplin belajar warga belajar Paket B tergolong cukup dan memiliki pengaruh
terhadap prestasi belajar. Oleh karena itu, tutor sebagai tenaga pendidik
senantiasa menerapkan disiplin belajar dengan cara selalu mengawasi kegiatan
pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran berjalan kondusif. Disiplin
65
belajar sudah selayaknya ditanamkan sejak dini agar warga belajar dapat
memperoleh prestasi belajar yang diharapkan.
2. Motivasi belajar warga belajar Paket B tergolong tinggi dan memiliki pengaruh
terhadap prestasi belajar. Oleh karena itu, tutor sebagai tenaga pendidik
senantiasa memberikan motivasi belajar berupa dorongan dan semangat belajar
senantiasa diberikan setiap kegiatan pembelajaran. Hal ini agar motivasi belajar
warga belajar ada dan tumbuh dalam diri warga belajar agar prestasi belajar
yang optimal dapat tercapai.
3. Disiplin belajar dan motivasi belajar Paket B tergolong cukup dan memiliki
pengaruh secara bersama-sama terhadap prestasi belajar. Oleh karena itu, tutor
sebagai tenaga pendidik senantiasa memberikan sangsi dalam hal pelanggaran
kepada warga belajar harus diberikan secara tegas dan mendidik. Hal ini agar
memberi efek jera kepada warga belajar yang melanggar tata tertib dan
memberikan kesadaran bagi warga belajar terutama dalam hal disiplin belajar
untuk meningkatkan prestasi belajar warga belajar. Selain pemberian motivasi
belajar dari tutor, pihak sekolah hendaknya berkerjasama dengan orang tua
atau wali murid untuk memberikan motivasi belajar berupa dorongan dan
semangat belajar sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang optimal.
66
DAFTAR PUSTAKA
-----. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat 1.
-----. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor No 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar, edisi revisi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Bahruddin dan Esa Nur Wahyudi. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Ar-Ruzz.
Djaali. 2013. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Fakharuddin. 2011. Evaluasi Program Pendidikan Non Formal. Semarang:Unnes
Perss.
Hamalik, Oemar. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hasbullah. 2015. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, edisi revisi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Imron, Ali. 2012. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Khalsa, SiriNam S. 2008. Pengajaran Disiplin dan Harga Diri: Strategi, Anekdot,
dan Pelajaran Efektif untuk Keberhasilan Manajemen Kelas. Jakarta:
Indeks.
Kompri. 2015. Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Ma’sumah, Siti. 2015. Pengaruh Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Se-Daerah Binaan II Kecamatan
Petanahan Kabupaten Kebumen. Skripsi Unnes. Tersedia:
http://lib.unnes.ac.id/21893/. Diakses 4 Februari 2017.
Nisak, Hanik Khaeratun. 2012. Pola Asuh Oranrg Tua dalam Menanamkan
Kedisiplinan Anak (Studi Kasus pada Keluarga Buruh Pabrik di Kelurahan
Patemon Kecamatan Gunungpati Kota Semarang). Journal of Non Formal
Education and Community Empowerment. Vol.1.No.1.
Tersedia: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jnfc/article/view/2788.
Diunduh 3 September 2016.
Njoroge, Philomena Mukami and Ann Nduku Nyabuto. 2014. Discipline as a
Factor in Academic Performance in Kenya. Journal of
Educational and Social Research. Vol.4 No.1. Tersedia:
http://www.mcser.org/journal/index.php/jesr/article/view/1847. Diunduh
28 Agutus 2016.
67
Priyatno, Duwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data
Penelitian dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran.
Yogyakarta: Gava Media.
Pudjiwati, Tutik. 2010. Pengaruh Motivasi Belajar dan Disiplin Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Program Studi Administrasi Perkantoran
SMK Kristen Purwodadi. Skripsi Unnes. Tersedia:
http://lib.unnes.ac.id/5054/. Diakses 4 Februari 2017.
Purwanto, Erwan Agus dan Dyah Ratih. 2007. Metode Penelitian Kunatitatif.
Yogyakarta: Grava Media.
Ramadhani, Fatimah Gaby. 2012. Upaya Tutor dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Warga Belajar Program Kejar Paket C di PKBM Ubaya Mukti
Kelurahan Purbalingga Kulon Kecamatan Purbalingga
Kabupaten Purbalingga. Journal of Non Formal
Education and Community Empowerment. Vol.1.No.1.
Tersedia: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jnfc/article/view/2785.
Diunduh 3 September 2016.
Ratnaningsih, Neing. 2003. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Untuk
SMU Kelas 2. Jakarta: Yudistira.
Rehman, Abdur dkk. 2014. The Role Motivation in Learning English
Language for Pakistani Leaners. International Journal
of Humanities and Social Science. Vol.4 No.1.
Tersedia:http://www.ijhssnet.com/journals/Vol_4_No_1_January_2014/29
.pdf. Diunduh 17 September 2016.
Sani, Abdullah Ridwan. 2015. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sardiman. 2004. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.
Setyowati. 2007. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas
VII SMPN 13 Semarang. Skripsi Unnes. Tersedia:
http://lib.unnes.ac.id/1088/. Diakses 4 Februari 2017.
Siswanto. 2013. Membangun Motivasi Belajar Pendidikan Non Formal.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Kunatitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sutisna, Oteng. 1993. Administrasi Pendidikan. Bandung: Angkasa.
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Grasindo.