Post on 07-Aug-2015
description
PENGARUH DIOKSIN TERHADAP
LINGKUNGAN DAN ORGANISME DI INDONESIA
Karya Tulis Ini Disusun sebagai Syarat untuk Mengikuti
Seleksi Provinsi OSN Pertamina 2012 tahap 2
Oleh:
ANDY SANTOSO HIOE
102011314
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Jalan Arjuna Utara No. 6
Jakarta Barat
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya.
Karya tulis ini dibuat dan diajukan sebagai syarat untuk mengikuti Seleksi Provinsi
OSN Pertamina tahun 2012 tahap 2 yang diselenggarakan oleh Pertamina bekerja-sama
dengan Universitas Indonesia.
Karya tulis berjudul “Pengaruh Dioksin terhadap Lingkungan dan Organisme di
Indonesia” ini membahas bagaimana dioksin mempengaruhi aktivitas organisme dan akibat
bila dioksin terpapar ke lingkungan. Secara umum, manfaat penulisan karya tulis ini diajukan
untuk semua kalangan terutama untuk mahasiswa dan lembaga pemerintah maupun swasta
yang secara sengaja maupun tidak sengaja mencemari lingkungan dengan limbah mereka.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
penulis dalam mewujudkan karya tulis ini dalam bentuk moral maupun material. Penulis
berharap semoga karya tulis ini bermanfaat dalam mengurangi dampak negatif dan produksi
dari dioksin terhadap lingkungan dan masyarakat di Indonesia. Saran dan kritik sangat
diharapkan untuk membangun karya tulis yang lebih baik di masa mendatang.
Jakarta, 8 Oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… iii
RINGKASAN…………………………………………………………………………….. iv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 01
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………… 011.2 Gagasan Kreatif………………………………………………………. 011.3 Identifikasi Masalah…………………………………………………. 021.4 Pembatasan Masalah………………………………………………… 021.5 Perumusan Masalah………………………………………………… 021.6 Tujuan Penulisan……………………………………………………. 021.7 Manfaat Penulisan…………………………………………………... 02
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………… 04
2.1 Landasan Teori……………………………………………………… 04
BAB III METODE PENULISAN………………………………………………… 07
3.1 Penentuan Masalah…………………………………………………. 073.2 Perumusan Masalah dan Penetuan Tujuan………………………… 073.3 Pengumpulan Sumber Teori……………………………………….. 073.4 Studi Komparatif…………………………………………………… 073.5 Penarikan Kesimpulan……………………………………………... 08
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN……………………………………. 09
4.1 Potensi Polusi dan Analisis Risiko Dioksin di Indonesia………… 094.2 Efek Dioksin terhadap Kesehatan Manusia………………………. 10
BAB V PENUTUP……………………………………………………………… 12
5.1 Kesimpulan………………………………………………………… 125.2 Saran………………………………………………………………... 13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… 14
RINGKASAN
Polusi bukan merupakan hal asing bagi masyarakat Indonesia. Semua dampak buruk dari polusi juga sudah diketahui oleh masyarakat. Tetapi, beberapa bahan polutan belum diketahui masyarakat secara luas, sehingga masyarakat tidak mengetahui aktivitas-aktivitas rumah-tangga pun dapat menghasilkan polutan tak kasat mata yang dapat mengancam jiwa. Salah satu polutan tersebut adalah dioksin.
Dioksin umumnya tidak terlalu dikenal oleh masyarakat Indonesia. Padahal, dioksin dapat ditemukan di mana saja, seperti kota besar, industry-industri, bahkan di lingkungan terpencil sekalipun. Dioksin merupakan polutan lingkungan hasil pembakaran zat organic dengan bahan klorin organic ataupun klorin anorganik. Masyarakat Indonesia mungkin belum mengetahui aktivitas-aktivitas yang dapat memaparkan dioksin ke dalam lingkungan.
Efek yang dihasilkan dioksin sangat merugikan. Terakumulasi di dalam tubuh karena kestabilan strukturnya, dioksin dapat berpindah melalui rantai makanan. Manusia yang terpapar dioksin dalam jumlah kecil saja dapat mengalami penyakit berkaitan dengan menurunnya system kekebalan tubuh. Dan dioksin dapat diturunkan ke generasi selanjutnya.
Indonesia dengan potensi sumber daya alam dan keanekaragaman bentang alam menjadikannya negara yang dilirik oleh perusahaan asing dunia. Meskipun sumber daya tersebut besar, bila tidak diolah dengan akan menghasilkan sesuatu yang berbahaya. Dioksin dapat dihasilkan dari erupsi gunung berapi dan kebakaran hutan, serta aktivitas manusia yang menggunakan klorin, seperti pemutihan kertas dan pembakaran sampah yang mengandung klorin. Karena Indonesia merupakan daerah Pacific Ring of Fire, maka organisme di Indonesia mempunyai kemungkinan besar terpapar dioksin. Di Indonesia juga banyak terjadi kebakaran hutan yang menyebabkan terpaparnya dioksin ke dalam lingkungan.
Untuk mengurangi dampak negatif dari dioksin masyarakat dapat mengurangi pembakaran sampah organic secara sembarangan, mengurangi pemakaian kertas, menentang keras pembakaran hutan yang disengaja, tidak menggunakan pestisida pada tanaman dan lain sebagainya. Masyarakat perlu diedukasi akan bahaya dioksin sehingga prevensi dari pemaparan dioksin ke dalam lingkungan akan berkurang dan mengurangi jumlah dioksin yang sudah terpapar. Dengan beberapa tindakan pencegahan ini, diharapkan masyarakat Indonesia tidak terpapar oleh dioksin.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kita dapat menemukan banyak polutan pencemar lingkungan di mana saja,
terutama di kota-kota besar dan kota-kota industri. Tidak sedikit dari polutan-polutan
yang dihasilkan berbahaya. Salah satu polutan yang sangat berbahaya adalah dioksin.
Dioksin merupakan polutan dengan efek toksik yang merugikan. Senyawa ini
dihasilkan dari kegiatan rumah-tangga maupun kegiatan industry, serta pembakaran
tidak sempurna. Senyawa ini sulit didegradasi sehingga akan menetap di tanah. Jika
mahkluk hidup terpapar oleh dioksin, senyawa ini akan mengendap di dalam tubuh
dan dapaat diturunkan pada generasi selanjutnya. Efek dari terpaparnya mahkluk
hidup oleh dioksin antara lain menurunnya system kekebalan tubuh, kanker, absisi
daun, dan lain sebagainya, sehingga pengaruh dioksin terhadap lingkungan,
biodiversitas dan kesehatan sangat merugikan.
Pengetahuan tentang dioksin dan bahayanya perlu diedukasikan kepada
masyarakat. Sebagian besar masyarakat Indonesia belum mengetahui apa itu dioksin
dan seberapa besar bahaya yang dapat ditimbulkan oleh dioksin itu sendiri. Aktivitas
rumah-tangga seperti pembakaran sampah, pemakaian pemutih berlebihan, ataupun
makan makanan yang sudah tercemar dioksin akan menimbulkan gangguan pada
sistem homeostasis makhluk hidup.
1.2 Gagasan Kreatif
Dengan adanya bahaya dioksin di Indonesia, masyarakat seharusnya sudah
mulai melakukan upaya untuk menghindari kontaminasi dioksin dan mengurangi atau
menghentikan aktivitas yang mempunyai produk samping dioksin. Sudah banyak
gagasan yang mengilhami kegiatan pengurangan ini.
Salah satu contoh pengurangan dioksin adalah pada perusahaan pulp dan
kertas adalah penggunaan enzim organic pengganti klorin dalam proses pemutihan
kertas. Edukasi terhadap masyarakat merupakan hal penting karena dengan adanya
kemauan dari masyarakat untuk menghindari aktivitas yang menghasilkan dioksin
dengan sendirinya akan mengurangi paparan dioksin tersebut.
1.3 Identifikasi Masalah
Dari masalah yang telah dikemukakan, dapat diambil beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Apakah dioksin itu?
2. Apakah pengaruh dioksin terhadap lingkungan?
3. Bagaimana potensi dioksin di Indonesia?
4. Seberapa berisiko dioksin terhadap lingkungan di Indonesia?
1.4 Pembatasan Masalah
Karena masalah dalam pengaruh dioksin di Indonesia cukup luas, maka perlu
dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Subjek penulisan ini adalah pengaruh dioksin pada kesehatan manusia.
2. Objek penulisan ini adalah cara untuk mencegah dan mengurangi pengaruh
dioksin terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
1.5 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah di
atas, dapat ditentukan rumusan masalah, yaitu “apa saja pengaruh dioksin terhadap
produktivitas manusia dan bagaimana cara mengurangi dampak negatif dioksin yang
sudah terpapar?”.
1.6 Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan karya tulis ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh dioksin terhadap lingkungan, biodiversitas, dan kesehatan
manusia.
2. Mengidentifikasi potensi polusi dioksin di Indonesia.
3. Menjelaskan cara-cara pencegahan dan penanggulangan efek dioksin.
1.7 Manfaat
Penulisan karya tulis berjudul “Pengaruh Dioksin terhadap Lingkungan dan
Organisme di Indonesia” ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada seluruh
elemen masyarakat sebagai berikut:
1. Untuk mahasiswa Indonesia
a. Mengedukasikan kepada mahasiswa dan pelajar apa itu dioksin dan seberapa
berbahaya dioksin bagi lingkungan.
b. Mendorong para mahasiswa dan pelajar untuk ikut mempelajari efek-efek dari
dioksin dan mencari cara untuk mengurangi potensi dioksin di Indonesia.
2. Untuk masyarakat Indonesia
a. Memperkenalkan masyarakat akan bahaya dioksin dan kegiatan-kegiatan yang
dapat menghasilkan dioksin.
b. Memberi tahu masyarakat untuk menghindari kegiatan yang dapat
menghasilkan dioksin.
3. Untuk instansi pemerintah dan swasta
a. Mengingatkan perusahaan untuk memproduksi bahan ramah lingkungan
sehingga tidak mencemari lingkungan.
b. Mengingatkan agar perusahaan dapat mendaur ulang polutan dan limbah yang
dihasilkan oleh proses produksi tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Struktur Fisik dan Kimiawi Dioksin
Dioksin merupakan senyawa organic yang terdiri dari dua gugus
benzene yang dihubungkan oleh atom oksigen yang membentuk cincin dan
mempunyai atom klorida berikatan dengan gugus benzenanya (WHO,). Dioksin
merupakan anggota dari hidrokarbon aromatik yang terhalogenasi (halogenated
aromatic hydrocarbon, HAH) dan merupakan senyawa aromatic trisiklik.
Anggota dari dioksin adalah polychlorinated dibenzodioxin (PCDD),
polychlorinated dibenzofuran (PCDF), dan polychlorinated biphenyls mirip-
dioksin, dengan senyawa yang paling poten adalah 2,3,7,8-tetrachlorodibenzo-p-
dioxin (TCDD). Ketiga jenis senyawa tersebut mempunyai kesamaan fungsi dan
struktur.
Dioksin berbentuk padat pada suhu ruang dan susah menguap. Senyawa
ini berdispersi di dalam atmosfer sebagai aerosol partikulat. Senyawa ini tidak
berbau dan dalam bentuk padatan berupa kristal tak berwarna yang terakumulasi
dalam tanah dan sedimen. Bersifat stabil dan lipofilik, sehingga dengan mudah
terakumulasi pada hewan-hewan yang mempunyai lapisan lemak pada tubuhnya
dan sukar untuk dimusnahkan. Sedikit dioksin saja yang masuk ke dalam tubuh
(part per trillion) sudah dapat menimbulkan efek toksiksitas yang berbahaya.
Menurut WHO, kadar normal dioksin yang dapat ditoleransi oleh tubuh manusia
adalah 10 pg/kg berat tubuh.
2.1.2 Sumber dan Proses Industri yang Menghasilkan Dioksin
Dioksin dapat dihasilkan dari alam ataupun proses-proses yang
berkaitan dengan kehidupan manusia. Di alam, dioksin dihasilkan dari letusan
gunung berapi dan kebakaran hutan alami. TCDD terbentuk dari hasil proses
pabrik yang menggunakan fenol terklorinasi atau saat pembakaran material
terklorinasi. Dioksin juga dihasilkan oleh produk produk dari berbagai macam
proses industri termasuk peleburan; pemutihan dengan klorin (chlorine
bleaching) pada pabrik pulp dan kertas; dan produksi herbisida dan pestisida.
Yang paling buruk adalah pembakar sampah (waste incinerator) yang tidak
terkontrol, berhubungan dengan pembakaran tak sempurna.
Pada pabrik pulp dan kertas, teknik yang paling sering digunakan untuk
memutihkan pulp dan kertas adalah teknik chlorine bleaching. Hasil dari proses
ini menyumbangkan klorin yang menjadi bahan baku pembentukan dioksin. Dan
setiap tahun, kertas yang dihasilkan oleh pabrik tersebut mencapai jutaan ton,
mengindikasikan banyaknya proses pemutihan yang terjadi dan banyaknya
terbentuk dioksin.
Pada produksi herbisida terbentuk juga beberapa jenis dioksin seperti
asam 2,4,5-triklorofenoasetat, dan Agent Orange (campuran dari asam 2,4-
diklorofenoasetat dan asam 2,4,5-triklorofenoasetat) yang digunakan oleh
militer AS untuk melawan tentara VietKong pada perang Vietnam antara tahun
1962-1971. Pestisida ini bersifat umum dan banyak dipakai para petani sebagai
pembasmi hama yang merugikan.
Pada pembakaran sampah yang tak terkontrol, dioksin dapat terbentuk
jika pembakaran tidak mencapai suhu 850°C. Beberapa rumah sakit dianggap
sebagai penyumbang dioksin terbesar karena tidak mempunyai insinerator yang
memadai. Banyak limbah rumah sakit merupakan senyawa organic dan jika
dibakar bersama klorin maka dapat terbentuk dioksin.
Pencemaran tak langsung dapat terjadi pada mahkluk hidup. Dioksin
yang masuk ke dalam tubuh hewan tidak dapat dihancurkan oleh sel-sel imun,
sehingga menetap dalam tubuh. Dioksin akan berpindah dari hewan satu ke
hewan lain melalui rantai makanan. Manusia sebagai konsumen tertinggi dalam
rantai makanan menimbun semua dioksin yang didapat dari hewan yang
menjadi makanannya. Karena bersifat lipofilik, dioksin diduga terakumulasi di
jaringan lemak hewan. Studi menunjukkan di Vietnam, setelah daerah tersebut
terpapar oleh Agent Orange, lemak susu yang dihasilkan mengandung dioksin
dengan konsentrasi tinggi.
2.1.3 Pengaruh Dioksin terhadap Lingkungan, Biodiversitas, dan Kesehatan Manusia
Dioksin dalam bentuk padat dan terakumulasi di tanah dan sedimen akan
menyebabkan vegetasi di tanah tersebut hancur. Sedikit konsentrasi dari dioksin
sudah dapat mengacaukan system kehidupan. Di dalam air dioksin membentuk
sedimen dan masuk kembali ke perairan ketika sedimen diganggu. Dioksin
dalam bentuk aerosol dapat pula terhirup oleh mahkluk hidup yang berada di
sekitarnya. Saat mencapai darat, dioksin juga dapat masuk ke dalam tubuh
hewan ternak yang memakan tumbuhan yang terpapar oleh dioksin tersebut.
Beberapa penelitian telah dilakukan para ahli untuk mengetahui efek dari
pencemaran dioksin. Pada penelitian dengan sampel lemak susu dari Vietnam
selatan tahun 1970 menyatakan tingginya kadar dioksin pada sampel tersebut,
berkaitan dengan pemaparan Agent Orange saat Perang Vietnam. Pada tahun
2001, penelitian di Amerika Serikat menyatakan pada ikan segar dan daging
olahan terdapat kadar dioksin yang cukup tinggi. Pada tahun 2005, saat terjadi
pencemaran dioksin pada rice oil di Cina, kadar dioksin pada manusia cukup
tinggi.
Kasus terpaparnya dioksin sudah banyak sekali. Menurut Wikipedia,
sudah terjadi 18 kasus besar tetang pencemaran dioksin di duniadari tahun 1949-
2011. Pada tahun 2004, politisi Ukraina Viktor Yuschenko terpapar dioksin
dengan dosis tinggi, menurut laporan dokter yang memeriksanya. Insiden
keracunan dioksin dosis tinggi ini menyebabkan ia menderita chloracne.
Pada kesehatan manusia, dioksin akan menurunkan imunitas karena
dioksin akan berikatan dengan aryl hydrocarbon receptor (AHR) yang berada
dalam sitosol timus. Pengikatan ini menginduksi perubahan konformasi pada
AHR, memungkinkan kompleks ligan-reseptor untuk bertranslokasi ke dalam
nucleus dan berubah menjadi DNA-binding protein. Perubahan ini melibatkan
dimerisasi dari kompleks ligan-reseptor yaitu aryl hydrocarbon receptor nuclear
translocator (ARNT). Kompleks Ligan-ARH/ ARNT berperan sebagai faktor
transkripsi dengan berikatan dengan DNA di dioxin-responsive element (DRE)
pada promoter dan daerah enchancer gen sensitif seperti sitokrom P-4501A1,
ALDH-3, glutation S-transferase, dan menadion oxidoreduktase.
BAB III
METODE PENULISAN
Penulisan karya tulis yang berjudul “Pengaruh Dioksin terhadap Lingkungan dan
Organisme di Indonesia” dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
3.1 Penentuan Masalah
Penentuan masalah dilakukan berdasarkan soal open-ended yang diberikan oleh
panitia OSN Pertamina. Penulis memilih tema “Bahaya Dioxin terhadap Lingkungan,
Biodiversitas, dan Kesehatan” karena masalah ini merupakan hal yang sangat jarang
terdengar tetapi sering sekali ditemukan di dalam kehidupan, sehingga penulis merasa
harus memberi-tahu masyarakat akan bahaya dioksin tersebut. Aktivitas masyarakat yang
dianggap tidak berbahaya justru memberi dampak yang merugikan bagi kehidupan
mereka.
3.2 Perumusan Masalah dan Penentuan Tujuan
Dalam penentuan masalah, penulis menemukan banyaknya dampak negative dari
dioksin terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh karena itu, penulis berfokus
pada efek dari dioksin tersebut. Cara-cara dalam mengurangi dampak negatif dari dioksin
juga belum banyak diketahui sehingga penulis menjadikan topic tersebut sebagai rumusan
masalah. Setelah merumuskan masalah, penulis menentukan tujuan pembuatan karya tulis
ini.
3.3 Pengumpulan Sumber Teori
Penulis mengutip beberapa artikel, konsep, dan teori dari berbagai sumber dan
dilakukan dengan browsing internet dan membaca buku serta jurnal. Sumber-sumber
yang dipilih adalah sumber yang cukup terpercaya di bidangnya. Sumber yang dimaksud
adalah para ilmuwan yang melakukan penelitian di bidang toksikologi dan analisis
lingkungan.
3.4 Studi Komparatif
Setelah pengumpulan teori dari berbagai sumber, selanjutnya dilakukan studi
komparatif. Penulis membandingkan sumber-sumber yang diperoleh dan melakukan
pengolahan informasi. Selanjutnya dilakukan analisis pengaruh dioksin yang sudah
dibuktikan melalui percobaan dan penelitian bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
setelah analisis, selanjutnya dilakukan pembahasan yakni cara terbaik pengurangan efek
dioksin yang dapat diterapkan di Indonesia.
3.5 Penarikan Kesimpulan
Setelah melakukan studi komparatif, dari hasil yang diperoleh penulis menarik
kesimpulan yang sekaligus menjadi jawaban atas tujuan penulisan karya tulis yang telah
dipaparkan sebelumnya. Penarikan kesimpulan ini dilakukan berdasarkan telaah pustaka,
analisis dan sintesis tentang pengaruh dioksin terhadap lingkungan dan kesehatan
manusia.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Begitu besar dampak dioksin bagi lingkungan dan organisme yang merugikan,
sehingga perlu bagi seluruh lapisan masyarakat untuk bekerja sama mengurangi produksi
dioksin dan dampak negatifnya.
4.1 Potensi dan Analisis Risiko Dioksin di Indonesia
Kebanyakan masyarakat Indonesia belum mengetahui apa itu dioksin dan seberapa
berbahaya zat tersebut. Sebenarnya beberapa aktivitas alam di Indonesia dan kegiatan
manusia menambah pencemaran dioksin ke lingkungan. Sebagai contoh adanya letusan
gunung Merapi tahun 2010 mungkin menambah pencemaran dioksin ke lingkungan sekitar.
Kasus kebakaran hutan juga sering terjadi di Indonesia sebagai akibat dari musim
kemarau dan kesengajaan perusahaan tertentu yang mencari lahan untuk ditanami tanaman
homogen, seperti kelapa sawit. Potensi kebakaran hutan yang besar di Indonesia dapat
menyumbangkan dioksin dalam jumlah besar, sehingga mahkluk hidup sekitar terpapar oleh
dioksin. Selain kebakaran hutan, pembakaran hasil panen yang gagal dapat menjadi
penyumbang dioksin karena petani di Indonesia menggunakan pestisida yang mengandung
dioksin dan membakarnya dengan zat organik, yaitu hasil panen gagal tersebut, pada suhu
dimana dioksin tidak dapat dipecah.
Perusahaan pulp dan kertas di Indonesia juga dapat menjadi pemasok dioksin di
lingkungan. Berdasarkan sumber data dari APKI.net terdapat 84 perusahaan pulp dan kertas
di Indonesia dengan produksi ribuan hingga jutaan ton pulp dan kertas per tahun. Ini
mengindikasikan bahwa terjadi banyak sekali proses pemutihan kertas. Proses pemutihan
kertas dengan teknik chlorine bleaching akan menimbulkan hasil sampingan berupa dioksin,
sehingga perusahaan-perusahaan tersebut seharusnya memperhatikan limbah tersebut. Pada
beberapa studi menyebutkan bahwa para pekerja pabrik yang menggunakan klorin dapat
terpapar dioksin dan dapat menyebabkan chloracne.
Di kota-kota besar di Indonesia seperti di Jakarta, beberapa rumah sakit yang
mempunyai pembakar sampah dapat menjadi penyebab utama. Bila pembakar sampah ini
tidak terkontrol maka pada pembakaran yang tidak melebihi 1000°C berpotensi menyebarkan
dioksin ke udara. Bukan hanya dioksin saja, tetapi beberapa bahan-bahan berbahaya lainnya
karena limbah rumah sakit sangat berbahaya. Beberapa studi memperlihatkan bahwa
beberapa rumah sakit di Indonesia belum mempunyai insinerator, memungkinkan sampah
tersebut dibuang ke tempat Pembuangan Akhir sampah biasa.
Peternakan di Indonesia juga harus diwaspadai, karena hewan-hewan ternak yang
berada di lingkungan yang terccemar oleh dioksin dapat juga menyebabkan terpaparnya
manusia oleh dioksin. Dioksin terakumulasi melalui rantai makanan sehingga dapat
menyebabkan hewan yang menjadi sumber makanan masyarakat tercemar dioksin. Karena
masyarakat tidak dapat menghindari keperluan akan protein yang banyak terdapat pada
hewan, pengurangan risiko dari jalur ini sukar dilakukan.
4.2 Efek Dioksin terhadap Kesehatan Manusia
Pada orang yang terpapar oleh TCDD biasanya akan mengalami atrofi limfoid berat.
Karena sel turunan timus berperan dalam pengawasan tumor dan resistensi inang, orang yang
terpapar dapat mengalami penurunan daya tahan tubuh dan kanker. Konsisten dengan
observasi pada mencit muda yang terpapar lebih sensitif terhadap efek dari TCDD, telah
diputuskan bahwa kerusakan timus adalah hasil dari diferensiasi terminal terinduksi TCDD
pada epitel timus, dan hasilnya sel T tidak mempunyai lingkungan mikro yang sesuai untuk
pematangan sel T. Hasil ini berhubungan dengan observasi bahwa TCDD secara signifikan
mengurangi jumlah sel T imatur di dalam timus. Pada penelitian baru-baru ini, dilaporkan
bahwa penyebaran TCDD pada mencit menginduksi apoptosis pada timosit, dan mekanisme
tersebut melibatkan TCDD-terinduksi meningkat pada stroma timus tetapi bukan pada sel T.
Studi yang dilakukan oleh WHO menunjukkan bahwa pemaparan TCDD kepada
primata dan rodensia hamil menyebabkan keguguran. Terpapar TCDD pada saat kehamilan
menyebabkan edema subkutaneus, pendarahan gastrointestinal, dan menurunkan
pertumbuhan janin. Dioksin dapat menyebabkan gangguan pada janin pada studi
eksperimental secara in utero dan paparan pada laktasi, dan efeknya, yang terus ada sampai
dewasa, meliputi efek neurobehaviour, gangguan perkembangan reproduksi, gangguan
neurochemical.
Penelitian juga menyebutkan bahwa dioksin menurunkan kepekaan insulin terhadap
glukosa dalam darah sehingga menyebabkan potensi diabetes mellitus tipe II pada manusia
terpapar tersebut. Penelitian yang dilakukan Pesatori tahun 1998 lima belas tahun setelah
ledakan pabrik kimia di Seveso, Italia menunjukkan tingginya angka kematian akibat diabetes
mellitus pada wanita di semua zona yang diteliti, sedangkan kasus pada laki-laki juga terjadi
pada hampir semua zona. Steenland pada tahun 2001 menemukan pengaruh TCDD terhadap
transpor glukosa dan meningkatnya kasus kematian akibat glukosa serum pada manusia yang
terpapar dioksin. Tingginya kadar insulin pada glukosa yang normal ini dapat mengakibatkan
melemahnya toleransi glukosa dan berisiko terhadap timbulnya diabetes.
Beberapa kelainan lain yang disebabkan oleh TCDD yaitu, gangguan jantung,
chloracne, aberasi gigi, penurunan produksi hormon testosteron serta endometriosis.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan karya tulis ini, dapat diambil beberapa kesimpulan, sebagai berikut:
1. Dioksin merupakan polutan berbahaya yang dihasilkan dari sintesis bahan organic
dengan klorin. Pengaruh dioksin terhadap lingkungan adalah menurunkan vegetasi
tanah dan dapat menggangu sistem imun hewan, sehingga menyebabkan penurunan
populasi yang berakibat pada keanekaragaman hayati.
2. Efek dioksin terhadap kesehatan manusia banyak sekali, dimulai dari supresi sitem
imun, berbagai macam kanker, keguguran, diabetes mellitus, dan lain sebagainya
sehingga merugikan manusia.
3. Potensi polusi dioksin di Indonesia sangat tinggi. Ini disebabkan karena berbagai hal,
yaitu kesengajaan dalam pembakaran hutan, penggunaan teknik chlorine bleaching
pada pabrik pulp dan kertas, penggunaan pestisida, pembakaran limbah rumah sakit
yang tidak sesuai, dan kemungkinan memakan makanan hewani yang telah terpapar
dioksin.
4. Pencegahan dan penanggulangan efek dioksin dapat dilakukan dengan cara
menggunakan teknik pemutihan selain chlorine bleaching, mengampanyekan anti
pembakaran hutan, tidak menggunakan pestisida, pembakaran limbah rumah sakit
yang sesuai dan bertanggung jawab, serta memakan makanan hewani yang rendah
lemak, sehingga nutrisi yang dibutuhkan dapat diserap.
5.2 Saran
Dalam proses pengerjaan karya tulis ini penulis menemukan berbagai
pendapat mengenai cara mengurangi efek buruk dari polusi dioksin di Indonesia. Karena itu,
dapat diberikan beberapa saran, sebagai berikut.
5.2.1 Saran yang ditujukan untuk mahasiswa
Mahasiswa sebagai tunas muda bangsa dapat berperan dalam
mengurangi dampak yang ditimbulkan dioksin. Dibutuhkan ide-ide dan
kreativitas mahasiswa dalam mencari cara mengurangi polutan ini sehingga
Indonesia menjadi bersih dari dioksin. Pendalaman akan materi tentang
dioksin dapat membantu mengurangi bahayanya. Mahasiswa dapat berperan
dalam mengedukasi masyarakat akan bahaya dioksin bagi manusia.
5.2.2 Saran yang ditujukan untuk pemerintah dan perusahaan swasta
Pemerintah sebagai lembaga eksekusi dapat memberikan peringatan
kepada instansi-instansinya yang berpotensi menimbulkan pencemaran
dioksin. Pemerintah dapat melakukan penelitian dan mencari cara agar
Indonesia tidak terkontaminasi oleh dioksin. Edukasi terhadap masyarakat
juga diperlukan agar masyarakat tergerak untuk tidak melakukan aktivitas
yang dapat meningkatkan pencemaran dioksin ke dalam lingkungan. Demi
mewujudkan Indonesia yang sehat diperlukan perhatian untuk kasus ini.
5.2.3 Saran yang ditujukan untuk masyarakat
Masyarakat dapat mengurangi aktivitas-aktivitas berkaitan dengan
produksi dioksin, seperti tidak membakar sampah sembarangan,
memanfaatkan hewan-hewan pemakan hama sehingga tidak perlu
menggunakan pestisida, dan tidak membakar hutan secara sengaja maupun
tidak sengaja. Masyarakat perlu menjaga lingkungan Indonesia untuk generasi
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (May, 2010). Dioxins and their effects on human health. WHO. Diambil dari
http:// http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs225/en/
Anonim. (2000). Poychlorinated dibenzodioxins and dibenzofurans. WHO. Diambil
dari http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CB0QFjAA&ur
l=http%3A%2F%2Fwww.euro.who.int%2F__data%2Fassets%2Fpdf_file
%2F0017%2F123065%2FAQG2ndEd_5_11PCDDPCDF.pdf&ei=fCRxUI3h
OsL3rQeO-4CQDg&usg=AFQjCNHcbEsYuDYEh-
fKvkmJWWohjLUV6g&sig2=jRhjpVSWhObI7nX_MuH08Q.pdf
Bajanowski, T., Fürst, P., Wilmers, K., Beike, J., Köhler, H., & Brinkmann, B.
(2002). Dioxin in infants - anenvironmental hazard? International Journal of
Legal Medicine, 116(1), 27-32. doi: http://dx.doi.org/10.1007/s004140100257
Çok, I., Donmez, M. K., Satirolu, M. H., Aydinuraz, B., Henkelmann, B., Shen, H., . .
. Schramm, K. (2008). Concentrations of polychlorinated dibenzo-p-dioxins
(PCDDs), polychlorinated dibenzofurans (PCDFs), and dioxin-like PCBs in
adipose tissue of infertile men. Archives of Environmental Contamination and
Toxicology, 55(1), 143-52. doi: http://dx.doi.org/10.1007/s00244-007-9094-1.
Fujiyoshi, P. T., Michalek, J. E., & Matsumura, F. (2006). Molecular epidemiologic
evidence for diabetogenic effects of dioxin exposure in U.S. air force veterans
of the vietnam war. Environmental Health Perspectives, 114(11), 1677-83.
Retrieved from http://search.proquest.com/docview/222639448?
accountid=50673
IOM (Institute of Medicine). (2012). Veterans and Agent Orange: Update 2010.
Washington, DC: The National Academies Press.
Juniarti. (2005). Pengaruh Dioksin terhadap Kesehatan. Jurnal Kedokteran Yarsi, 13
(2), h. 244-252.
Kaisarevic, S., Hilscherova, K., Weber, R., Sundqvist, K. L., Tysklind, M., Voncina,
E., . . . Kovacevic, R. (2011). Characterization of dioxin-like contamination in
soil and sediments from the "hot spot" area of petrochemical plant in pancevo
(serbia). Environmental Science and Pollution Research International, 18(4),
677-86. doi: http://dx.doi.org/10.1007/s11356-010-0418-8.
Klaasen, C.D. (2008). Casarett and doull’s toxicology: The basic science of poisons
(7th ed.). USA: The Mcgraw-Hill Companies, Inc.
Pesatori, A. C., Zocchetti, C., Guercilena, S., Consonni, D., Turrini, D., Bertazzi,
P.A.. (1998). Dioxin Exposure and non-Malignant Health Effect: A Mortality
Study. Occupational and Environmental Medicine. 55, h.126-131.
Rismijana, J., Indriani, I.N., Pitriyani, T. (2003). Penggunaan Enzim Selulase-
Hemiselulase pada Proses Deinking Kertas Koran Bekas. Jurnal Matematika
dan Sains, 2 (8), h. 67-71.
Saito, K., Ohmura, A., & Takekuma, M. (2008). Assessment of dioxin intake from
commercial baby food in infant. Bulletin of Environmental Contamination and
Toxicology, 80(3), 185-7. doi: http://dx.doi.org/10.1007/s00128-007-9337-x
Steenland, et al. (2004). Dioxins Resivited: Developments since the 1997 IARC
Classification of Dioxin as a Human Carcinogen. Enviromental Health
Perspectives. 112 (13), p. 1265.