Post on 06-Mar-2019
1
PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)
DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
NASKAH PUBLIKASI
Oleh
MAHARANI RAMADHANI SETIAWAN
EDISON
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG
2015
2
PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
MAHARANI
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi
Negara Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang
Ringkasan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil sangat penting untuk diterapkan demi terwujudnya tujuan yang ingin di capai sesuai dengan yang direncanakan. Apabila kedisiplinan tidak terlaksana atau tidak diterapkan dengan baik maka kemungkinan tujuanyang telah ditetapkan tidak dapat dicapai atau mungkin dapat tercapai tetapi kurang efektif dan efisien.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Penerapan Disiplin Pegawai Negeri Sipil yang ada di Kabupaten Kepulauan Anambas.
Teori utama yang dipakai dalam penelitian ini mengenai Disiplin Pegawai
Negeri Sipil dengan indikator yaitu tujuan dan kemampuan, keteladanan pimpinan, balas jasa, keadilan, pengawasan melekat, sanksi hukuman, ketegasan dan hubungan kemanusiaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode etnografi. Lokasi penelitian di Kabupaten Kepulauan Anmabas. Sumber dan jenis data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data skunder. Informan dalam penelitian ini adalah sekretaris Daerah, kepala SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian Daerah. Adapun pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.
Temuan di lapangan menunjukkan bahwa pelaksanaan/ penerapan
Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Kepulauan Anambas sudah tegas tetapi masih ada tetapimasih ada pegawai mengabaikan peraturan-peraturan disiplin yang berlaku terbukti bahwa pelanggaran disiplin kerja pegawai masih terjadi. Perilaku-perilaku tidak disiplin yang sering terjadi di Kabupaten KepulauanAnambas.Kesimpulan yang peneliti dapatkan dalam penelitian ini adalah peraturan yang telah dibuat mengenai disiplin pegawai negeri sipil belum efektif dijalankan karena kendala yang ditemui yaitu kondisi lingkungan kerja, kondisi alam dan transportasi yang membuat disiplin pegawai tidak berkurang. saran untuk pemerintah kabupaten anambas adalah harus tepat sasaran dan lebih memberikan sanksi yang tegas terhadap pegawai yang melanggar peraturan disiplin selain itu juga harus ada pengawasan yang ketat terhadap aturan yang telah diterapkan.
Kata kunci : Penerapan, Peraturan, Disiplin, PNS
3
ABSTRACT
Discipline ofcivil servantsis veryimportantto applyfor the realization ofthe objectives tobe achievedas planned. Ifdisciplineis notimplementedornotimplementedproperlythen it is likelythe intended purposecan not be achievedormaybe achieved, but is lesseffectiveandefficient. The purpose ofthis studyis to determine theadoption ofthe Civil ServiceDisciplineinAnambas Island.
The maintheoryusedin this studyabout theDiscipline ofCivil Servantswithindicatorssuch as the objectivesandcapabilities, exemplaryleadership, remuneration, justice, the inherentsupervision, penal sanctions, firmnessandhuman relations. This studyuseda qualitativeresearchapproachtoethnographicmethods. The research locationinIslands DistrictAnmabas. Sources andtypesof data inthis study usedprimary dataandsecondary data. Informants in this studyis thesecretary of theRegions, the headSKPDandemployees, Head ofthe Regional EmploymentDisciplineandWelfare. Thecollectionof data used areobservation, interviewsanddocumentation.
On field observations showedthat implementation/application of theCivil ServantsDisciplinary RegulationsAnambas Islandalreadyfirmlybutstill there butthere are stillemployees ofignoringthe rulesof disciplinethat appliesproventhatviolations oflabor disciplineof employeesis stillgoing on. Undisciplinedbehaviorsthat often occurinAnambas Island. The conclusion thatresearchersgetin this studyare the rules thathave been maderegarding thediscipline ofcivil servantshave not beeneffectively implementeddue toobstacles encountered, namely working conditions, natural conditionsandtransportthatmakesdisciplineis not reduced.Anambasadvicetothe governmentisto beright on targetandgive morestrict sanctionsagainstemployees whoviolatethe rulesof disciplinebut it alsomust be astrict supervisionof therules that have beenapplied.
Keywords: practice, Rules, Discipline,PNS
4
PENDAHULUAN
Penelitian ini melihat
penerapan mengenai peraturan
disiplin PNS yang ada di kabupaten
kepulauan anambas yang harus
diterapakan dengan baik.Pada
dasarnya jiwa kedisiplinan tersebut
mutlak harus dimiliki, ditanamkan
dan dipupuk oleh setiap Pegawai
Negeri Sipil sebagai aparatur
birokrasi dalam pelaksanaan rutinitas
keseharian. hal ini mengingat eratnya
hubungan antara disiplin dalam
mewujudkan kepemerintahan yang
baik, didukung oleh penyelenggara
yang profesional, bebas Korupsi
Kolusi dan Nepotisme dan
mengingat pelayanan kepada
masyarakat sehingga tercapainya
pelayanan prima pada masyarakat
yang juga merupakan tujuan dari
reformasi birokrasi (Sedarmayanti,
2010:75).
Dalam hal mewujudkan
tujuandari reformasi birokrasi yang
pada dasarnya akan menyukseskan
pembangunan nasional tersebut
Pegawai Negeri Sipil dituntut agar
mentaati kewajiban dan menghindari
larangan yang apabila tidak ditaati
atau dilanggar diberikan sanksi
terkait dengan disiplin pegawai
negeri sipil. Pengertian Disiplin
Pegawai Negeri Sipil Menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 53
Tahun 2010 adalah kesanggupan
Pegawai Negeri Sipil untuk mentaati
kewajiban dan menghindari larangan
yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan dan/atau
peraturan kedinasan yang apabila
tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi
hukuman disiplin. Melihat kenyataan
yang terjadi sekarang, Pegawai
Negeri Sipil masih saja menjadi
sorotan dari masyarakat. Banyak
5
Pegawai Negeri Sipil yang pada saat
menjalankan cuti Pegawai Negeri
Sipil dan tidak kembali kerja pada
waktu yang telah ditentukan atau
pada saat cuti tersebut telah berakhir,
sehingga melalaikan tugasnya
sebagai abdi dari masyarakat
(http://www.haluankepri.com/).
Banyak Pegawai Negeri Sipil yang
saat jam kerja atau jam istirahat kerja
baju seragamnya
dikeluarkan(http://www.batam.tribun
news.com/).Terempa Tertangkapnya
IR (39), PNS Pemerintah Kabupaten
Kepulauan Anambas, oleh tim
Satuan Narkoba Polres Natuna di
Tarempa, menjadi tamparan keras
bagi pemerintah daerah yang kerap
meneriakkan "say no to drugs".
Apalagi, IR menjabat sebagai kepala
seksi di Dinas Kesehatan Kabupaten
Kepulauan Anambas
(http://batamtoday.com).
TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan peneliti
meneliti peraturan disiplin PNS di
Kabupaten Kepulauan Anambas
adalah untukmendeskripsikan
tentang Penerapan Peraturan Disiplin
Pegawai Negeri Sipil Di Kabupaten
Kepulauan Anambas dan mengenai
hukuman disiplin yang diberikan
kepada PNS appabila melanggar
peraturan disiplin berdasarkan PP
Nomor 53tahun 2010 dan Peraturan
Bupati No 17 Tahun 2013.
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang
digunakan adalah deskriptif
kualitatif. MenurutSugiono
(2011:11),
penelitiandeskriptifadalahpenelitian
yang dilakukanuntukmengetahuinilai
variable mandiri, baiksatu variable
6
ataulebih (independen)
tanpamembuatperbandinganataumen
ghubungkanvariabelsatudengan
variable yang Plain.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan
gambaran tentang tempat dimana
penelitian ini akan dilakukan.
Adapun lokasi dari penelitian ini
adalah di Kabupaten Kepulauan
Anambas. Kabupaten Kepulauan
Anambas ini penulis jadikan lokasi
penelitian karena alasan tertentu.
Alasan tersebut dikarenakan
Kabupaten Kepulauan Anambas
merupakan Kabupaten termuda yang
hasil pemekaran dari Kabupaten
Sebelumnya yaitu Kabupaten
Natuna. Sebagai Kabupaten yang
baru terbentuk tentunya dalam
menjalankan roda pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Anambas
memerlukan banyak pegawai yang
disiplin agar segala tujuan yang
ditetapkan dapat tercapai secara
maksimal. Sehingga fokus penelitian
ini adalah mengenai penerapan
peraturan disiplin PNS dikabupaten
Kepulauan Anambas.
3. Sumber dan Jenis Data
Untuk mendapat data yang
berhubungan dengan
permasalahan yang dibahas,
penulis mengambil data sebagai
berikut :
1) Data primer diperoleh
secara langsung melalui
objek yang akan diteliti,
dengan sumber data yang
dikumpulkan langsung
dari pihak pertama berupa
pendapat subjektif karena
berbentuk persepsi
pribadi masing-masing
yang diterima dari pihak
7
pertama (orang yang
dijadikan objek
penelitian). Adapun data
primer meliputi :
1. Data mengenai
pelanggaran disiplin kerja pegawai.
2. Data mengenai
identifikasi informan .
3. Data mengenai
penerapan peraturan
disiplin PNS.
2) Data skunderadalah data
yang sifatnya sudah
objektif, biasanya telah
diolah oleh pihak kedua,
dalam arti sudah tersusun,
tercatat, terdata dan dapat
dihitung dalam bentuk
monografi, brosur,
statistik, majalah dan
hasil penelitian orang
lain.
4. Informan Penelitian
Informan adalah seseorang
yang benar-benar mengetahui
suatu persoalan atau permasalahan
tertentu yang darinya dapat
diperoleh informasi yang jelas,
akurat, dan terpecaya (Moleong,
2001:97). Informasi tersebut dapat
berupa pernyataan, keterangan,
atau data-data yang dapat
membantu dalam memahami
persoalan atau permasalahan yang
diteliti.
Mengingat penelitian ini
menggunakan penelitian
kualitatif, maka penelitian ini
tidak mengenal populasi dan
sampel melainkan responden. Hal
ini sebagaimana yang
dikemukakan Sugiyono (2010:65)
bahwa dalam penelitian kualitatif
tidak mengenal populasi dan
sampel.
8
Informan dalam penelitian ini
peneliti tentukan dengan metode
Snowball Sampling, Snowball
Sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data,
yang pada awalnya jumlahnya
sedikit, lama-lama menjadi besar
(Sugiyono, 2013:219). Hal ini
dilakukan karena jumlah sumber
data yang sedikit itu belum
mampu memberikan data yang
memuaskan, maka mencari orang
lain lagi yang dapat digunakan
sebagai sumber data. Dengan
demikian jumlah sampel sumber
data akan semakin besar, seperti
bola salju yang menggelinding,
lama-lama menjadi besar.
Informan dalam penelitian ini
dapat dilihat dalam tabel sebagai
berikut :
Tabel 1.5
Informan Penelitian
N
O
INFORMAN
KEGUNAAN
INFORMAN
1. Sekretaris
Daerah
Kabupaten
Kepulauan
Anambas
Untuk
mendapatkan
informasi tentang
Pembinaan dan
Pengawasan yang
dilakukan
terhadap PNS
mengenai disiplin
di Kabupaten
Kepulauan
Anambas melalui
interview/wawanc
ara.
2. Kepala
SKPD
(dinas
pendidikan
, BKD,
dinas
pariwisata,
kebudayaa
n, pemuda
dan
olahraga
dan
sekretariat
DPRD)
Untuk
mendapatkan
informasi apakah
disiplin PNS
sudah diterapkan
secara tegas oleh
semua SKPD
sesuai dengan
Peraturan yang
telah ditetapkan di
Kabupaten
Kepulauan
Anambas melalui
interview/wawanc
9
Kabupaten
Kepulauan
Anambas.
ara.
3. Kabid
Disiplin
dan Kesra
Badan
Kepegawai
an Daerah
(BKD)
Anambas
Untuk
memperoleh data
mengenai
hukuman atau
sanksi yang
ditetapkan untuk
PNS yang
melanggar
Peraturan Disiplin
melalui
interview/wawanc
ara dan studi
dokumentasi.
4. Para
Pegawai
Negeri
Sipil di
Kabupaten
Kepulauan
Anambas
Untuk
mendapatkan
informasi tentang
faktor apa yang
menyebabkan
para pegawai
tidak mentaati
peraturan yang
telah ditetapkan.
Apakah kesalahan
dari pegawai atau
pimpinanya yang
kurang tegas
melalui
interview/wawanc
ara.
5. Teknik dan Alat Pengumpulan
Data
Teknik dan alat
pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan
observasi, wawancara dan
dokumentasi.
a. Observasi
Menurut Sugiyono
(2013:226) teknik Observasi
merupakan suatu proses yang
kompleks dan sulit, yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan
proses psikologis diantaranya
yang terpenting adalah
pengamatan dan ingatan.
observasi yang digunakan
yaituobservasi tersamar, Dalam
penelitian inipeneliti mengatakan
keterusterangannya kepada
narasumber bahwa ia sedang
10
melakukan penelitian, tetapi
peneliti dalam suatu saat tidak
berterus terang atau tersamar
kepada narasumber untuk
memperoleh data yang sifatnya
rahasia. Adapun yang akan
diamati sehubungan dengan
penelitian ini adalah tentang
Penerapan Peraturan Disiplin PNS
di Kabupaten Kepulauan
Anambas.
b. Wawancara
Penulis memilih wawancara
sebagai alat pengumpulan data
adalah karena penulis
menganggap wawancara
merupakan salah satu altenatif
yang sangat membantu dalam
mendapatkan informasi. Dengan
wawancara juga lebih dapat
mengetahui informasi dengan
jelas dan benar. Wawancara akan
ditujukan kepada Pegawai-
pegawai di Kabupaten Kepulauan
Anambas dengan berpedoman
kepada daftar pertanyaan yang
telah disusun sedemikian rupa
mengenai penerapan peraturan
disiplin PNS bagi pegawai di
kabupaten Kepulauan Anambas.
c. Dokumentasi
Dokumentasi, yakni dengan
mencari sejumlah informasi
tentang peraturan disiplin bagi
pegawai di Kabupaten Kepulauan
Anambas yang dilakukan oleh
BKD dari sumber-sumber berupa
dokumen-dokumen tertulis seperti
rekap data mengenai disiplin
pegawai, peraturan disiplin,
literatur, hasil rekaman, gambar-
gambar ataupun matriks, grafik
dan sebagainya yang mendukung.
TEKNIK ANALISIS DATA
11
Analisa data dalam penelitian
ini adalah secara kualitatif
berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh dilapangandan selanjutnya
diberikan penjelasan/kesimpulan
dengan menggunakan pernyataan-
pernyataan atau kalimat yang logis.
KONSEP TEORITIS
1. Penerapan
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI),
pengertian penerapan adalah
perbuatan menerapkan.
Sedangkan menurut beberapa
ahli berpendapat bahwa,
penerapan adalah suatu
perbuatan mempraktekkan
suatu teori, metode dan hal
lain untuk mencapai tujuan
tertentu dan untuk suatu
kepentingan yang diinginkan
oleh suatu kelompok atau
golongan yang telah
terencana dan tersusun
sebelumnya.
Implementasi secara
sederhana dapat diartikan
pelaksanaan atau penerapan
(Syarifudin Nurdin dan M
Bassyiruddin Usman, 2002 :
70 ), Penerapan dapat juga
diartikan sebagai
pelaksanaan. Menurut Munir
Yusuf
(2010:1),“Implementasi
(penerapan)bukan sekadar
aktivitas, tetapi suatu
kegiatan yang terencana dan
dilakukan secara sungguh-
sungguh berdasarkan acuan
norma tertentu untuk
mencapai tujuan
kegiatan”.Implementasi
sebagai suatu proses
penerapan ide, konsep dan
12
kebijakan dalam suatu
tindakanpraktis akan menjadi
aktual melalui proses
pembelajaran
(Suwarno,2009:29).Menurut
Susilo (2007:174) dalam
Imam Mawardi (2009:1),
“Implementasi (penerapan)
merupakan suatu penerapan
ide, konsep, kebijakan, atau
inovasi dalam suatu tindakan
praktis sehingga memberikan
dampak, baik berupa
perubahan pengetahuan,
keterampilan maupun nilai,
dan sikap”.
2. Peraturan
Peraturan adalah
ketentuan yang mengikat
warga kelompok masyarakat,
dipakai sebagai panduan,
tatanan, dan kendalikan
tingkah laku yang sesuai dan
diterima: setiap warga
masyarakat harus menaati
aturan yang berlaku atau
ukuran, kaidah yang dipakai
sebagai tolok ukur untuk
menilai atau membandingkan
sesuatu.
Peraturan perundang-
undangan adalah peraturan
tertulis yang memuat norma
hukum yang mengikat secara
umum dan di bentuk atau
ditetapkan oleh lembaga
negara atau pejabat yang
berwenang melalui prosedur
yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-
undangan. Bahwa untuk
memenuhi kebutuhan
masyarakat atas peraturan
perundang-undangan yang
baik, maka perlu dibuat
peraturan yang memuat
13
mengenai pembentukan
peraturan perundang-
undangan dengan cara
metode yang pasti, baku dan
standar yang mengikat segala
aspek dalam lembaga yang
berwenang untuk membetuk
peraturan perundang-
undangan.
3. Disiplin
Secara etimologis,
disiplin berasal dari bahasa
inggris disciple yang bearti
“pengikut” atau “penganut”,
“pengajaran”, “latihan”, dan
sebagainya. disiplin
merupakan suatu keadaan
tertentu dimana orang-orang
yang tergabung dalam suatu
organisasi tunduk pada
peraturan yang ada dengan
rasa senang hati.
Disiplin diartikan oleh
Prijodarminto sebagai suatu
kondisi yang tercipta dan
terbentuk melalui proses dari
serangkaian perilaku yang
menunjukkan nilai-nilai
ketaatan, kepatuhan,
kesetiaan, keteraturan dan
atau ketertiban. Dalam hal ini
sikap dan perilaku yang
demikian tercipta melalui
proses binaan keluarga,
pendidikan dan pengalaman
atau pengenalan keteladanan
dari lingkungannya. Disiplin
akan membuat seseorang
dapat membedakan hal-hal
apa saja yang seharusnya
dilakukan, yang wajib
dilakukan, yang boleh
dilakukan dan yang tidak
seharusnya dilakukan (karena
merupakan hal-hal yang
14
dilarang) (Prijodarminto,
Soegeng. 2007: 42)
Sedangkan AA. Anwar Prabu
Mangkunegara, menjelaskan
bahwa: “Disiplin kerja dapat
diartikan sebagai pelaksanaan
manajemen untuk
memperteguh pedoman-
pedoman organisasi”.
Pengertian
kedisiplinan menurut Melayu
S.P Hasibuan (2009:194)
adalah Kedisiplinan diartikan
jika pegawai selalu datang
dan pulang tepat pada
waktunya, mengerjakan
semua pekerjaannya dengan
baik, mematuhi semua
peraturan organisasi atau
perusahaan dan norma-norma
social yang berlaku pada
penjelasan diatas, terlihat
bahwa disiplin seorang
pegawai sangat dipengaruhi
oleh dua faktor tersebut yaitu
faktor kepribadian dan faktor
lingkungan karena kedua
faktor ini bisa membentuk
suatu kedisiplinan yang baik
apabila tidak ada masalah
dengan kedua faktor tersebut.
2. Jenis-Jenis Disiplin
Berdasarkan definisi-
definisitentang disiplin kerja yang
telah diuraikan di atas, maka
Sondang P. Siagian (2006 : 305),
menyampaikan jenisjenis disiplin
kerja yang dibagi dalam suatu
tindakan manajemen untuk
menegakkan disiplin dalam
organisasi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah
tindakan disiplin yang dilakukan
untuk mendorong pegawaimentaati
berbagai peraturan / ketentuan yang
15
berlaku dan memenuhi standar yang
telah ditetapkan. Tujuan pokok dari
disiplin preventif adalah mendorong
pegawai agar memiliki disiplin diri,
keberhasilan disiplin preventif
terletak pada disiplin pribadi para
anggota organisasi. Supaya disiplin
pribadi semakin kokoh, ada tiga hal
yang harus diperhatikan oleh
manajemen, yaitu :
1. Para anggota organisasi perlu
didorong supaya mempunyai rasa
memiliki rasa
oraganisasi., karena seseorang
tidak akan merusak sesuatu yang
merupakan miliknya.
2. Para karyawan perlu diberi
penjelasan tentang berbagai
ketentuan yang wajib ditaati dan
standart yang harus dipenuhi.
3. Para karyawan didorong
menentukan sendiri cara-cara
pendisiplinan diri dalam
kerangka ketentuan-
ketentuanyang berlaku umum bagi
seluruh organisasi.
b. Pendisiplinan Korektif
Pendisiplinan koreaktif
adalah kegiatan yang diambil untuk
menangani pelanggaranterhadap
peraturan dan mencoba untuk
menghindari pelanggaran-
pelanggaran lebih lanjut, sehingga
perbuatan di masa yang akan datang
akan sesuai dengan peraturan
organisasi atau perusahaan. Tindakan
korektif biasanya berupa jenis
hukuman tertentu. Sebagai contoh
adalah peringatan atau skorsing, jadi
dalam disiplin koreaktif kegiatan
pendisiplinan diambil setelah
terjadinya pelanggaran terhadap
peraturan. Pengenaan sanksi
koreaktif harus memperhatikan
tiga hal, yaitu :
16
1. Karyawan yang mendapatkan
sanksi harus diberitahu
pelanggaran atau kesalahan apa
yangtelah diperbuatnya.
2. Kepada yang bersangkutan diberi
kesempatan untuk membela diri.
3. Dalam pengenaan sanksi terberat,
yaitu pemberhentian, perlu
dilakukan “wawancara
keluar”(exit interview),pada
waktu mana, antara lain, mengapa
manajemen terpaksa mengambil
hal sekeras itu.
Bagi pegawai, untuk
menegakkan sikap disiplin kerja
telah diatur oleh masing-
masingorganisasi atau perusahaan
yang terkait yang tentunya mengatur
kewajiban, larangan dan sanksi
apabila kewajiban tidak ditaati atau
larangan dilanggar oleh pegawai.
3. Pendekatan Dalam
Disiplin
Menurut Anwar Prabu
Mangkunegara (2005: 47), ada tiga
macam pendekatan dalam disiplin
kerja yang dilaksanakan dalam suatu
organisasi atau lembaga, yaitu
disiplin modern, tradisi dan
bertujuan.
1. Pendekatan Disiplin Modern
Yang dimaksud dengan
disiplin modern adalah
mempertemukan sejumlah keperluan
atau kebutuhan baru di luar
hukuman. Pendekatan ini memiliki
beberapa asumsi, yaitu :
a. Disiplin modern merupakan
suatu cara menghindarkan
bentuk hukuman secara
fisik.
b. Melindungi tuduhan yang
buruk untuk diteruskan pada
17
proses hukuman yang
berlaku.
c. Keputusan-keputusan yang
diambil terhadap kesalahan
atau prasangka yang harus
diperbaiki dengan
mengadakan proses
penyuluhan berdasarkan
fakta-fakta.
d. Melakukan proses terhadap
keputusan yang berat sebelah
terhadap kasus disiplin.
2. Pendekatan Disiplin Tradisi
Yang dimaksud disiplin
tradisi adalah pendekatan disiplin
dengan cara memberikan
hukuman. Pendekatan ini
berasumsi :
a. Disiplin dilakukan oleh
atasan kepada bawahan,
dan tidak pernah ada
peninjauan kembali bila
telah diputuskan.
b. Disiplin adalah hukuman
untuk pelanggaran dan
pelaksanaannya
disesuaikan dengan tingkat
pelanggaran.
c. Penegakan hukuman untuk
memberikan pelajaran
kepada pegawai lainnya.
d. Peningkatan perbuatan
pelanggaran diperlukan
hukuman yang lebih keras.
e. Pemberian hukuman
terhadap pegawai yang
melanggar kedua kalinya
harus diberi hukuman yang
lebih berat.
3. Pendekatan Disiplin Bertujuan
Pendekatan disiplin bertujuan
memiliki asumsi bahwa :
a. Disiplin kerja harus dapat
diterima dan dipahami oleh
semu pegawai.
18
b. Disiplin bukanlah satu
hukuman, tetapi
merupakan pembentukan
perilaku.
c. Disiplin ditujukan untuk
perubahan perilaku yang
lebih baik.
d. Disiplin pegawai bertujuan
agar pegawai bertanggung
jawab terhadap
perbuatannya.
Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pendekatan
disiplin kerja yang dilaksanakan
didalam perusahaan pada intinya
bertujuan untuk meningkatkan
kedisiplinan kerja para pegawai dan
memperbaiki tindakan indisipliner
yang terjadi dengan cara yang
efektif.
4. Faktor Yang Mempengaruhi
Disilin Kerja
Pada dasarnya, ada dua faktor
yang mempengaruhi disiplin kerja,
yaitu faktor instrinsik dan ekstrinsik.
Sementara itu, Fadila Helmi (1996:
48) merumuskan faktor-faktor yang
mempengaruhi disiplin kerja menjadi
dua, yaitu faktor kepribadian dan
lingkungan.
1. Faktor Kepribadian
Faktor yang penting dalam
kepribadian seseorang adalah sistem
nilai yang dianut, yaitu yang
berkaitan langsung dengan disiplin.
Sistem nilai akan terlihat dari sikap
seseorang, di mana sikap ini
diharapkan akan tercermin dalam
perilaku. Menurut kelman,
sebagaimana dikutip Helmi, terdapat
tiga tingkatan perubahan sikap
mental dalam perilaku, yaitu :
a. Disiplin Karena Kepatuhan.
Disiplin jenis ini hanya
didasarkan atas perasaan takut.
19
Disiplin kerja dalam tingkatan ini
dilakukan semata untuk
mendapatkan reaksi positif dari
pimpinan atau atasan yang memiliki
wewenang. Sebaliknya, jika
pengawas tidak ada ditempat,
disiplin kerja tidak akan tampak.
b. Disiplin Karena Identifikasi.
Disiplin ini didasarkan pada
identifikasi adanya perasaan
kekaguman dan penghargaan
terhadap pimpinan. Pemimpin yang
karismatik adalah figur yang
dihormati, dihargai, dan sebagai
pusat identifikasi. Jika pusat
identifikasi tidak ada maka disiplin
kerja akan menurut dan pelanggaran
pun meningkat.
c. Disiplin Karena Internalisasi
Disiplin kerja dalam tingkat
ini terjadi karena karyawan
mempunyai nilai disiplin diri yang
tinggi dalam taraf ini, orang
dikategorikan mempunyai disiplin
diri.
2. Faktor Lingkungan
Sikap disiplin dalam diri
seseorang merupakan produk
intraksinya dengan lingkungan,
terutama lingkungan sosial. Oleh
karena itu, pembentukan disiplin
tunduk pada kaidah-kaidah proses
belajar. Disiplin kerja yang tinggi
muncul begitu saja, tetapi merupakan
suatu proses belajar yang yang
dilakukan secara terus-menerus, agar
proses pembelajaran berjalan efektif,
pemimpin yang merupakan agan
pengubah perlu memperhatikan
prinsip-prinsip konsisten, adil,
bersikap positif, dan terbuka.
Konsisten adalah
memperlakukan aturan secara
konsisten dari waktu ke waktu.
Sekali aturan yang telah disepakati
dilanggar, maka rusaklah sistem
20
aturan tersebut. Adil dalam hal ini
adalah memperlakukan seluruh
karyawan dengan tidak membeda-
bedakan.
Upaya menanamkan displin
pada dasarnya adalah menanamkan
nilai-nilai. Oleh karenananya,
komunikasi terbuka adalah kunci
utamanya. Dalam hal ini, transparan
mengenai apa yang boleh dan tidak
boleh dikerjakan, termasuk
didalamnya sangsi dan hadiah, perlu
dilakukan. Karyawan juga perlu
konsultasi, terutama jika aturan
dirasa tidak memuaskan karyawan.
Selain faktor kepemimpinan,
gaji, kesejahteraan, dan sistem
penghargaan merupakan faktor yang
tidak boleh dilupakan. Gaji,
kesejahteraan dan sistem
penghargaan akan memberikan
motivasi kerja yang tinggi pada
karyawan sehingga akan berdampak
pada perilaku disiplin kerja
karyawan.
4. Pegawai Negeri Sipil
Pasal 1 ayat (1) UU
No.43 Tahun 1999 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian,
yang dimaksud dengan
Pegawai Negeri adalah :
“setiap warga negara
Republik Indonesia yang
telah memenuhi syarat yang
ditentukan, diangkat oleh
pejabat yang berwenang dan
diserahi tugas dalam suatu
jabatan negeri, atau diserahi
tugas negara lainnya, dan
digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang
berlaku”.
Menurut Pasal 2 ayat (1)
UU No.43 Tahun 1999, maka
Pegawai Negeri terdiri dari :
a. Pegawai Negeri Sipil,
21
b. Anggota Tentara Nasional
Indonesia,
c. Anggota Kepolisian
Negara Republik Indonesia.
Kemudian di dalam
Pasal 2 ayat (2) dinyatakan
pula bahwa Pegawai Negeri
Sipil terdiri dari :
1. Pegawai Negeri Sipil
Pusat; dan
2. Pegawai Negeri Sipil
Daerah.
Pegawai Negeri
mempunyai kewajiban untuk
memberikan contoh yang
baik dalam mentaati dan
melaksanakan segala
peraturan perundang-
undangan yang berlaku,
dalam melaksanakan
peraturan perundang-
undangan pada umumnya
Pegawai Negeri diberikan
tugas kedinasan untuk
dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya.
Pemberian tugas
kedinasan itu adalah
merupakan kepercayaan dari
atasan yang berwenang
dengan harapan bahwa tugas
itu akan dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya, dengan
demikian maka setiap
Pegawai Negeri wajib
melaksanakan tugas
kedinasan yang telah
dipercayakan kepadanya.
5. Peraturan Disiplin PNS
Keberhasilan suatu
organisasi dalam mencapai
sesuatu tujuan sangat
ditentukan oleh mutu
profesionalitas juga
ditentukan oleh disiplin para
anggotanya. Bagi aparatur
22
pemerintahan disiplin
tersebut mencangkup unsur-
unsur ketaatan, kesetiaan,
kesungguhan dalam
menjalankan tugas dan
kesanggupan berkorban,
dalam arti mengorbankan
kepentingan pribadi dan
golongannya untuk
kepentingan negara dan
masyarakat.
Dalam pasal 29
Undang-undang Nomor 8
tahun 1974 tentang pokok-
pokok kepegawaian
sebagaimana telah diubah
dengan undang-undang
nomor 43 dinyatakan bahwa
“Dengan tidak mengurangi
ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan pidana,
maka untuk menjamin tata
tertib dan kelancaran
pelaksanaan tugas, diadakan
Peraturan Disiplin Pegawai
Negeri Sipil.”
Peraturan Disiplin Pegawai
Negeri Sipil diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 53 tahun 2010
tentang “Disiplin Pegawai Negeri
Sipil.” Dalam Peraturan Disiplin
Pegawai Negeri Sipil diatur
ketentuan-ketentuan mengenai :
1. kewajiban
2. Larangan,
3. Hukuman Disiplin,
4. Pejabat yang berwewenang
menghukum,
5.Penjatuhan hukuman
disiplin,
6.Keberatan atas hukuman
disiplin,
7.Berlakunya keputusan
hukuman disiplin.
Dalam hal ini penulis akan
menguraikan tingkat hukuman
23
disiplin yang dijalankan berdasarkan
Peraturan Pemerintah No 53 Tahun
2010 yang dijalankan di Kabupaten
Kepulauan Anambas, oleh karena itu
tingkat hukuman disiplin tersebut
akan penulis uraikan sebagai berikut
:
1. hukuman disiplin ringan;
2.hukuman disiplin sedang;
3. hukuman disiplin berat.
Sedangkan jenis hukuman
disiplin akan penulis uraikan di
bawah ini berdasarkan Peraturan
Pemerintah No 53 Tahun 2010 yaitu
sebagai berikut :
1. Jenis Hukuman Disiplin Ringan
terdiri dari :
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan
c. pernyataan tidak puas
secara tertulis.
2.Jenis Hukuman Disiplin Sedang
terdiri dari :
a. penundaan kenaikan gaji
berkala selama 1 (satu)
tahun;
b. penundaan kenaikan
pangkat selama 1 (satu)
tahun; dan
c. penurunan pangkat
setingkat lebih rendah
selama 1 (satu) tahun.
3. Jenis Hukuman Disiplin Berat
terdiri dari :
a. penurunan pangkat
setingkat lebih rendah selama
3 (tiga) tahun;
b. pemindahan dalam rangka
penurunan jabatan setingkat
lebih rendah;
c. pembebasan dari jabatan;
d. pemberhentian dengan
hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai
PNS.
24
HASIL PENELITIAN
1. Tujuan dan Kemampuan
Berdasarkan dari seluruh hasil
wawancara yang dilakukan peneliti
dapat disimpulkan bahwa tujuan dan
kemampuan di Kabupaten
Kepulauan Anambas sangat penting
untuk Kabupaten ini karena
Kabupaten ini merupakan kabupaten
termuda yang baru saja menjadi
kabupaten oleh karena itu sangat
membutuhkan pegawai yang
mempunyai kemampuan dan mampu
mewujudkan tujuan yang akan
dicapai dalam mengerjakan suatu
pekerjaan serta mentaati segala
aturan.
2. Keteladanan Pimpinan
Dari hasil wawancara tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa
keteladanan pimpinan sangat penting
untuk ditunjukkan kepada para
pegawainya agar tidak ada
kecemburuan sosial yang terjadi
sebab pimpinan mempunyai
tanggungjawab untuk memberikan
contoh yang baik kepada
bawahannya untuk di ikuti atau
ditiru. dalam hal ini masih ada
beberapa pegawai yang mengatakan
bahwa keteladanan pemimpinnya
masi kurang. Kurangnya ini terlihat
ketika mereka membebaskan diri dari
kegiatan apel, melepaskan
tanggungjawab mereka dalam
memberikan motivasi kepada
bawahannya.
3. Balas Jasa
Berdasarkan hasil wawncara
yang dilakukan peniliti bahwa balas
jasa berperan penting untuk
menciptakan kedisiplinan pegawai.
Artinya semakin besar balas jasa
semakin baik kedisiplinan
pegawainya. Sebaliknya apabila
25
balas jasa kecil kedisiplinan pegawai
menjadi rendah. Dilihat dari keadaan
yang ada di Kabupaten Kepulauan
Anambas bahwa balas jasa yang
diberikan sudah sesuai dengan
kemampuan yang ada pada
pegawainya dengan kata lain sudah
setara sesuai dengan kedudukan
pegawai tersebut.
4. Keadilan
Berdasarkan hasil wawncara
penulis dengan informan maka dapat
dikatakan bahwa Denagn memahami
asas keadilan, maka sanksi bagi
pelanggaran akan diberlakukan
sesuai dengan jenis pelanggaran yang
terjadi. Hal ini juga telah ditetapkan
bagi setiap pegawai yang menjalani
aturan. Setiap pegawai harus
mematuhi aturan tanpa terkecuali dan
harus diberikan sanksi yang sesuai
atas suatu pelanggatan juga tanpa
terkecuali.
5. Waskat/Pengawasan Melekat
Berdasarkan dari wawancara
yang dilakukan dengan beberapa
pendapat diatas dapat dikatakan
bahwa pengawasan juga
mempengaruhi kedisiplinan pegawai.
Karena memang sudah seharusnya
setiap aturan yang dijalankan harus
diawasi agar aturan itu efektif
dijalankan. Pengawasan ini sangat
perlu, karena tanpa pengawasan
aturan yang berlaku akan sulit untuk
dipatuhi dengan baik oleh setiap
pegawai. Untuk itu penting bagi
pemerintah melakukan pengawasan
terhadap jalnnya aturan yang telah
dibuat.
6. Sanksi Hukum
Berdasarkan hasil
wawancara, maka dapat disimpulkan
bahwa Penerapan Sanksi Hukuman
di Kabupaten Kepulauan Anambas
26
sesuai dengan aturan Disiplin PNS
yaitu Peraturan Pemerintah No 53
Tahun 2010 malahan ada Kebijakan
dari Bupati mengenai Sanksi
Pelanggaran berupa pemotongan
kesra dimana aturan tersebut yaitu
Peraturan Bupati No 17 Tahun 2013,
dengan kedua peraturan ini yang
mana pemberian sanksi akan
dilakukan sesuai dengan tingkat
pelanggaran yang dilakukan oleh
pegawai yang melanggar. Seperti
yang kita ketahui aturan dijalankan
harus dalam pengawasan. Dengan
adanya pengawasan maka akan
menghasilkan kedisiplinan dan
ketaatan aturan. Namun dengan
pengawasan juga, kita akan
mengetahui terhadap pegawai yang
melanggar aturan. Setiap pelanggar
aturan inilah yang harus diberikan
sanksi yamng adil dan sesuai dengan
pelanggaran. Penerapan sanksi ini
juga memiliki tujuan. Tujuannya
adalah untuk menimbulkan efek jera
bagi setiap pelanggaran.
7. Ketegasan
Dari beberapa hasil wawancara
diatas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa suatu
ketegasan dalam hal peraturan yang
di buat sangat harus ditegakkan agar
semua peraturan bisa di jalankan
oleh para pegawai dan bisa
mendapatkan hasil yang sesuai
dengan keinginan bahwa bisa
menjadikan pegawai yang disiplin
dalam peraturan maupun pekerjaan
yang sudah di berikan serta bisa
bertanggungjawab dengan baik.
8. Hubungan Kemanusiaan
Dari penjelasan beberapa para
informan di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa hubungan
kemanusiaan yang baik bisa
menciptakan kedisiplinan yang baik
27
pula karena hubungan kemanusiaan
sangat penting dalam berorganisasi
agar suasana yang didapatkan dengan
hubungan kemanusiaan yang akan
terjalin dengan baik pula, dalam
suatu hubungan kemanusiaan kita
harus saling menghargai,
menghormati satu samam lain agar
tercipta hubungan yang harmonis.