Post on 07-Aug-2019
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN PAJAK PROGRESIF KENDARAAN BERMOTOR DALAM
UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
(STUDI KASUS UP3AD BESERTA SAMSAT SURAKARTA)
TUGAS AKHIR
Disusun Untuk Memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli
Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Oleh:
Rahadianingtyas Adi Tomo
F3409052
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Tugas Akhir dengan Judul “PENERAPAN PAJAK PROGRESIF
KENDARAAN BERMOTOR DALAM UPAYA MENINGKATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH (STUDI KASUS UP3AD BESERTA
SAMSAT SURAKARTA)” telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk
diujikan guna mencapai derajat Ahli Madya Program Diploma III Perpajakan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Juni 2012
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
Ahmad Ridwan S.E, Ak
NRP. 34.07.00001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Tugas Akhir Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
syarat-syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Perpajakan.
Surakarta, Juli 2012
Tim Penguji Tugas Akhir
1. Agus Widodo, S.E.,M.Si.,Ak
NIP. 19730825 200012 1 001
Penguji
( )
2. Ahmad Ridwan S.E, Ak
NRP. 34 07 00001
Pembimbing
( )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
v Kegagalan adalah hal biasa. Kegagalan bukan berarti Allah
menghukummu, namun Allah mengarahkanmu kembali.
v Kesuksesan itu seperti rumah, perlu dibentuk dan dibangun tidak ada
proses yang instan.
v Sederhana dalam sikap, kaya dalam berkarya
v Jika anda tidak menjadi orang pandai, jadilah orang baik.
v Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan
memudahkan baginya jalan ke surga (HR. Muslim).
v Yang terpenting dalam kehidupan bukanlah kemenangan namun
bagaimana bertanding dengan baik (Baron Pierre De Coubertin).
Tugas Akhir ini penulis persembahkan sebagai wujud terimakasih kepada:
v ALLAH SWT
v Ayah dan Ibu tercinta
v Ketua Diploma III Perpajakan UNS
v Seluruh Staf dan Dosen Pengajar FE UNS
v Ahmad Ridwan, SE,Ak selaku dosen Pembimbing
v Seluruh karyawan UP3AD dan SAMSAT Surakarta
v Teman dan Sahabat-sahabatku
v Keluarga Besar Pajak 2009
v Almamaterku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir ini dengan judul PENERAPAN PAJAK PROGRESIF DALAM
UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (STUDI
KASUS UP3AD BESERTA SAMSAT SURAKARTA) dengan baik.
Pembuatan laporan tugas akhir ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai
gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma Perpajakan Fakultas Ekonomi
Universitas SebelasMaret Surakarta.
Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan yang penulis miliki. Penulis masih membutuhkan informasi dan
kerjasam dari banyak pihak untuk menyelesaikan Laporan Tugasa Akhir ini
dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan kerendahan
hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat serta karunia-Nya;
2. Dr. Wisnu Untoro, M.S Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta;
3. Drs Hanung Triatmoko, M.Si., selaku Ketua Prodi Diploma III Perpajakan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
4. Ahmad Ridwan, SE.,Ak selaku Pembimbing Tugas Akhir yang banyak
memberikan nasehat dan pengarahan sampai Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan;
5. Seluruh dosen Pengajar dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas
SebelasMaret yang selama ini telah memberikan ilmu dan pelayanan kepada
penulis;
6. Rachmanto, MM selaku pimpinan UP3AD kota Surakarta beserta Unit
Pelayanan Sistem Administrasi Manunggal satu Atap (SAMSAT) yang telah
berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan magang
kerja dan penelitian.
7. Suprih Basuki S.E.MA Selaku Sub Bag Tata Usaha UP3AD Kota Surakarta;
8. Niken Dwi Damayanti, SE, Msi. Yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan tugas akhir ini;
9. Bapak-Ibu yang telah memberikan doa dan dukungan, serta curahan kasih
sayang yang tak henti-hentinya diberikan kepada penulis, I Love You Mom
and Dad.
10. Sahabat sekaligus teman seperjuangan magang di SAMSAT Surakarta, Narti,
Umi, dan Upick terima kasih atas segala bantuan dan informasi yang
dibutuhkan serta udah jadi adik-adik yang manis buatku;
11. Teman-temanku bimbingan Bapak Ery terutama buat Apin dan Andri
terimakasih sudah menjadi teman tukar pikiran yang baik;
12. Semua teman-teman pajak ’09 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
semoga kita dapat lulus bersama-sama. Aamiin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
penulis. Untuk itu kritikan dan masukan yang bersifat membangun sangat
kami harapkan demi kesempurnaan TugasAkhir ini.
Akhir Kata, besar harapan penulis agar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Semoga Allah
SWT memberikan balasan kepada semua pihak atas segala kebaikan dan
bantuan yang telah diberikan.
Surakarta,
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
ABSTRACT........................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………… iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………………… v
KATA PENGANTAR…………………………………………………………... vi
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. ix
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………. xii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………...... xiii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A Gambaran Umum SAMSAT (UP3AD Kota Surakarta)……… 1
B SAMSAT Surakarta…………………………………………... 3
C Tugas dan Fungsi SAMSAT………………………………….. 7
D Visi dan Misi SAMSAT………………………………………. 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
E Struktur Organisasi UP3AD Kota Surakarta dan Fungsinya…. 9
F Latar Belakang Masalah………………………………………. 16
G Rumusan Masalah…………………………………………….. 20
H Tujuan Penelitian……………………………………………… 21
I Manfaat Penelitian…………………………………………… 21
J Metode Penelitian…………………………………………… 22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
A Tinjauan Pustaka…………………………………………….... 25
. 1 Pengertian Pajak………………………………………… 25
2 Ciri-Ciri yang Melekat pada Definisi Pajak…………….. 26
3 FungsiPajak……………………………………………... 27
4 Syarat Pemungutan Pajak……………………………….. 27
5 Asas-Asas PemungutanPajak…………………………..... 28
6 Sistem Pemungutan Pajak……………………………….. 29
7 Pengelompokan Pajak…………………………………… 30
8 Hambatan Pemungutan Pajak……………………............ 32
9 Tarif Pajak………………………………………………. 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
10 Pajak Daerah…………………………………………….. 33
11 Pajak Kendaraan Bermotor…………………………….... 34
12 Pajak Kendaraan Bermotor Progresif…………………… 38
B Pembahasan
1 Mekanisme Penerapan Pajak Progresif…………………. 40
2 Kontribusi Penerapan Pajak Progrsif terhadap PAD……. 58
3 Hambatan dalam Penerapan Pajak Progresif……………. 61
BAB III TEMUAN
A. Kelebihan………………………………………………........... 63
B. Kelemahan…………………………………………………….. 63
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………. 65
B. Saran…………………………………………………………... 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi UP3AD Kota Surakarta…………………… 9
Gambar 2.1 Flowchart Bagian Pedaftaran…………………………………... 53
Gambar 2.2 Flowchart Bagian Pedaftaran…………………………………... 54
Gambar 2.3 Flowchart Bagian Penetapan…………………………………… 55
Gambar 2.4 Flowchart Bagian Pembayaran…………………………………. 56
Gambar 2.5 Flowchart Bagian Penyerahan………………………………….. 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Jumlah Kendaraan Bermotor SAMSAT Surakarta……….. 18
Tabel 2.1 Tingkat Kontribusi Penerimaan PKB R-4 Terhadap PAD……... 58
Tabel 2.2 Tingkat Kontribusi Penerimaan PKB R-2 Terhadap PAD…….. 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan Tugas Akhir
2. Surat Keterangan Telah Melakukan Kegiatan Magang
3. Lembar Penilaian Kegiatan Magang
4. Tanda Terima Laporan Kegiatan Magang
5. Prosedur Mutu Pendaftaran, Pembayaran, dan Penyerahan PKB
6. SKTBP PKB
7. Surat Pernyataan tentang pemindah tanganan/ penjualan kendaraan
bermotor
8. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentangPajak Daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRACT
PENERAPAN PAJAK PROGRESIF KENDARAAN BERMOTOR DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (STUDI KASUS UP3AD BESERTA SAMSAT SURAKARTA)
Rahadianingtyas Adi Tomo F3409052
The objective of research is to find out the mechanism of progressive tax application for the motor vehicles tax, the contribution of progressive tax application for motor vehicles to Local Original Income, and to find out the obstacles emerging in the implementation of progressive tax in Surakarta SAMSAT (Mobile One-Stop Administration System).
The methods used in this research were observation, interview, and library study. Observation is the one in which the writer only observers and does not undertake many activities but recording what he/she sees or witnesses. The interview the writer used was an unstructured or free interview in which the writer did not used interview guide developed systematically, completely and, structurally. Library study conducted in this stage was the data collection through library reviewer.
Based on the result of research, the percentage progressive tax contribusion had not been able to calculate so that the calculation still used the total motor- vehicles tax revenue. Such the percentage contribution did not increase significantly, or tended to be stable, for both 4- and 2- wheels. Some obstacles were still found in this progressive tax application.
The finding of this research was that the subject had not been separated from the object of progressive tax so that it had not been known the amount of progressive tax revenue itself, some taxpayers had not known about this progressive tax application. In addition, the taxing fairness and administration orderliness had been created due to this progressive tax application.
The writer recommended the SAMSAT management to validate the database of progressive tax object, to classify the database for progressive tax subject and object, and to provide special counter for the progressive tax service as well as to improve the progressive socialization to the society through both printed and electronic media. Keyword: Progressive Tax, Motor- Vehicles, and Local Original Income
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ABSTRAKSI
PENERAPAN PAJAK PROGRESIF KENDARAAN BERMOTR DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (STUDI KASUS UP3AD BESERTA SAMSAT SURAKARTA)
Rahadianingtyas Adi Tomo F3409052
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui mekanisme penerapan pajak progresif atas pembayaran pajak kendaraan bermotor, besarnya kontribusi penerapan pajak progresif kendaraan bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah, dan untuk mengetahui hambatan apa saja yang timbul dalam pelaksanaan pajak progresif di SAMSAT Surakarta.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara dan studi pustaka.Observasi merupakan meotode dimana peneliti hanya mengamati dan tidak banyak melakukan kegiatan, melainkan hanya mencatat apa yang dilihat atau disaksikan. Wawancara yang dilakukan penulis merupakan wawancara tidak terstruktur atau wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematik, lengkap, dan terstruktur. Studi pustaka yaitu pada tahap ini yang dilakukan adalah pengumpulan data lewat penelaah kepustakaan.
Berdasarkan hasil penelitian, Besarnya persentase dari kontribusi pajak progresif belum dapat dihitung sehingga perhitungan masih menggunakan penerimaan pajak kendaraan bermotor secara keseluruhan. Besarnya persentase dari kontribusi tersebut, baik roda 4 maupun roda 2 tidak mengalami peningkatan yang signifikan, cenderung tetap. Masih ditemui beberapa kendala dalam pemungutan pajak progresif dan juga terdapat beberapa kelemahan dalam penerapan pajak progresif ini.
Temuan dari penelitian ini adalah belum dipisahkannya subjek dan objek pajak progresif sehingga belum dapat diketahui jumlah penerimaan daripajak progresif itu sendiri, masih ditemui juga wajib pajak yang belum tahu tentang penerapan pajakprogresif ini.temuan lain adalah terciptanya keadilan dalam perpajakan serta tertib administrasi akibat penerapan pajak progresif ini.
Penulis memberikan saran kepada pihak SAMSAT untuk melakukan validasi database objek pajak progresif, melakukan pengelompokan database untuk subyek dan objek pajak progresif, menyediakan loket khusus untuk pelayanan pajakprogresif serta meningkatkan sosialisasi pajak progresif kepada masyarakat baik melalui media cetak maupun elektronik
Kata Kunci : Pajak Progresif ,Kendaraan Bermotor, dan Pendapatan Asli Daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM SAMSAT (UP3AD Kota Surakarta)
Sejak Pajak kendaraan Bermotor diserahkan kepala Pemerintah
Daerah Tingkat I, maka Pajak Kendaraan bermotor menjadi salah satu
Pajak Daerah. Pelimpahan wewenang tersebut diatur dan dilandasi oleh
Peraturan Undang-Undang yaitu:
1. PP No. 3 tahun 1957, tentang pelimpahan wewenang Pajak Pusat
kepada Pemerintah Daerah Tingkat II.
2. UU No. II/Darurat/Tahun 1957, tentang Peraturan Umum Pajak
Daerah.
3. UU No.12/Darurat/Tahun 1957, tentang Peraturan Umum Retribusi
daerah.
Tujuan dari pelimpahan wewenang ini adalah Daerah diberi
kesempatan mengelola Pajak Daerah dan memudahkan pemungutan Pajak
Daerah. Setelah berjalan beberapa tahun terjadi ketidakseragaman antara
Peraturan Daerah yang diterbitkan oleh masing-masing Daerah Tingkat II,
yang mengakibatkan besarnya penetapan Pajak Kendaraan bermotor tidak
sama. Selain itu timbul hambatan-hambatan yang disebabkan oleh sulitnya
pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor yang mengakibatkan banyak
waktu, tenaga, dan biaya yang terbuang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Karena terjadi banyak kendala, maka Pemerintah pada tanggal 28
Desember 1976 menerbitkan Surat Keputusan bersama
Menhankam/Pangab, Menkeu, dan Mendagri No. Kep/13/XII/1976, Kep
1169/MKIV/76, No. 311 Tahun 1976 tentang penyederhanaan Pajak
Kendaraan Bermotor yang berkaitan dengan pelayanan Surat Tanda
Nomor Kendaraan (STNK) dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu
Lintas Jalan (SWDKLLJ) dalam suatu kantor bersama SAMSAT. Dengan
diterbitkan Surat Keputusan bersama ini diharapkan dapat menciptakan
keseragaman pengurusn STNK di seluruh wilayah Indonesia.
Tujuan dari penyatuan ini adalah mempermudah pengurusan Pajak
Kendaraan bermotor serta meningkatkan pelayanan kepada para pemilik
kendaraan bermotor. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan
Pendapatan Negara dan Daerah.
Keuntungan terbentuknya SAMSAT adalah:
1. Adanya kerjasama instansi-instansi yang tergabung dalam pelaksanaan
SAMSAT(POLRI, DISPENDA dan Jasa raharja).
2. Adanya sistem pengurusan STNK, PKB, BBNKB, dan SWDKLLJ
yang seragam.
3. Pengenaan Pajak dan SWDKLLJ disesuaikan dengan masa berlakunya
STNK, terhitung sejak tanggal pendaftaran dan setiap tahun wajib
melaksanakan pengesahan STNK.
4. Penerbitan STNK/TNKB dapat dibayar sekaligus di satu tempat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
5. Pelayanan dilakukan secara “open service”, Wajib pajak dilayani
langsung tatap muka dengan petugas pelayanan.
6. Berlakunya azas FIFO (first in first out), Wajib Pajak yang datang
pertama dilayani lebih dulu.
B. SAMSAT SURAKARTA
Tahun 1976 – 1978 terus dirintis usaha intensifikasi dan
ekstensifikasi sampai timbulnya Sistem Administrasi Manunggal di bawah
Satu Atap (SAMSAT). Seperti diketahui, sejak pungutan PKB (Pajak
Kendaraan bermotor) dan BBNKB (Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor) diserahkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat I/ Provinsi,
maka untuk pelaksanaannya berdasar pada PP Daerah Tingkat I.
Peraturan Daerah yang diterbitkan oleh masing-masing Provinsi
tidak seragam, sehingga mengakibatkan besarnya penetapan PKB maupun
BBNKB serta sistem pungutannya tidak seragam. Disamping itu
pengurusan terhadap kendaraan bermotor mengalami hambatan karena
pemilik harus datang ke Kantor Dipenda untuk membayar Jasa Raharja,
sedangkan untuk mengurus STNK dan BPKB harus datang ke Kantor
Polisi. Hal ini mengakibatkan banyak waktu, tenaga, dan biaya yang
terbuang.
Dengan adanya hal-hal tersebut, maka pada tanggal 28 Desember
1976 diterbitkan Surat Keputusan Bersama Menhankam/ Pangab, Menkeu,
dan Mendagri No. Kep. 13/XII/1976, Kep. 1693/ MK/ IV/ 76, No.311
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Tahun 1976 yang bermaksud mengatur adanya: penyederhanaan
pembayaran PKB, BBNKB, dan SWDKLLJ yang dikaitkan dengan
pengurusan STNK yang dilakukan dalam suatu Kantor Bersama SAMSAT
serta menciptakan adanya keseragaman yang bertujuan untuk:
1. Peningkatan pelayanan kepada para pemilik kendaraan bermotor;
2. Peningkatan pendapatan Negara dan Daerah;
3. Menerbitkan data kendaraan/ data kamtibmas.
Tanggal 2 Desember 1977 adalah awal berdirinya Kantor Samsat di
Jawa Tengah, dan di saat itu operasional Kantor Samsat hanya ada 1 (satu)
Kantor samsat di tiap Karasidenan (Jawa Tengah 6 eks Karesidenan)
sehingga pada waktu itu banyak masyarakat Wajib pajak Kendaraan
Bermotor yang melakukan pengurusan STNK (Surat Tanda Nomor
kendaraan), pembayaran PKB/ BBN KB (Pajak Kendaraan Bermotor/ Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor) dan SWDKLLJ (Sumbangan Wajib
Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan) sempat menginap guna mendapatkan
pelayanan atas pengurusan surat-surat kendaraannya.
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 16
Tahun 2003 tanggal 7 februari 2003, tentang pembentukan, kedudukan,
tugas pokok, fungsi, dan susunan organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pendapatan Daerah Unit Pelayanan Pendapatan Pemberdayaan Aset
Daerah (UP3AD) adalah cabang Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset
Daerah. UP3AD merupakan unsur pelaksana operasional dinas yang di
pimpin oleh seorang kepala unit yang berada di bawah dan bertanggung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
jawab kepada Kepala Dinas. Unit Pelayanan Pendapatan dan
Pemberdayaan Aset daerah yang secara resmi digunakan sejak 1 Juli 2009
terdiri atas 50 Kantor Samsat.
Letak Kantor UP3AD/ Samsat Kota Surakarta di Jalan Profesor
Doktor Suharso Nomor 17 Jajar Laweyan Surakarta 57144 Nomor
Telepon(0271)718007 dan Fax(0271)714919.
Tiga puluh satu tahun sejak awal berdirinya Kantor Samsat di Jawa
Tengah yakni pada tanggal 2 Desember 1977, berbagai program inovasi
peningkatan pelayanan secara nyata telah dilakukan di seluruh Samsat di
Jawa Tengah. Mulai tanggal 14 Februari 2008, telah dibuka Samsat
Pembantu di Pulau Karimunjawa bersamaan dengan Samsat Duta Pertiwi
Mall juga Mobil Samsat Keliling yang telah beroperasi di Boyolali, Sragen
dan Surakarta. Tepat pada tanggal 7 April 2010 SAMSAT Kota Surakarta
mengembangkan SAMSAT Drive Thru (cepat).
Berbagai program unggulan layanan ini adalah Kartu Antrian
Elektronik, SMS 7070, SMS 1717, Pembayaran lewat perbankan (Bank
Jateng dan Bank BRI), yang bertujuan untuk memudahkan dan
mendekatkan masyarakat wajib pajak dengan tempat pelayanan, jadi
apabila dihitung secara bisnis bahwa perbandingan antara penerimaan
dengan biaya yang dikeluarkan jelas tidak seimbang, oleh karena itu perlu
diketahui bahwa hal tersebut adalah perwujudan pemerintah daerah untuk
memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Manfaat yang dapat
diperoleh masyarakat wajib pajak adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
1. Mendekatkan tempat pembayaran;
2. Memberikan kepastian terhadap masyarakat wajib pajak melalui
pelayanan yang transparan, mudah, dan murah;
3. Memberikan rasa aman dan nyaman pada masyarakat wajib pajak;
4. Memberikan gambaran obyektif pada wajib pajak bahwa membayar
pajak itu mudah dan tidak sulit;
5. Memberikan jaminan mutu pelayanan.
Disisi lain masyarakat wajib pajak akan memenuhi kewajibannya
dipersyaratkan untuk melengkapi dengan dokumen KTP/SIM/Passport,
STNK dan BPKB yang sah.
Dalam perjalanannya, muncul Perda baru yaitu Perda No. 6 tahun
2008, Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 40 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Pendapatan
dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah, UP3AD (Unit
Pelayanan Pendapatan dan Pemberdayaan Aset Daerah), merupakan unit
operasional Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa
Tengah yang berada di setiap Kabupaten/ Kota, dalam pelaksanaan tugas
pokoknya selain melayani pemungutan Pajak Daerah juga melayani
Pemungutan Retribusi Daerah dan Pendapatan lain-lain yang sah, serta
Pemberdayaan Aset Daerah Provinsi.
Sejak tahun 2006 SAMSAT Surakarta, yang berlokasi di dalam satu
komplek yang terletak di jalan Prof.DR.Suharso no. 17 Jajar, Laweyan
Kota Surakarta, telah melayani pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor se-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Jateng dengan memanfaatkan teknologi komputer (online). Hal ini
dilakukan untuk mempermudah pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor
dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Sebagai kelengkapan pelayanan kepada Wajib Pajak maupun Wajib
Retribusi, di UP3AD Kota Surakarta menyediakan beberapa fasilitas yaitu:
1. Tempat parkir yang luas;
2. Tempat cek fisik kendaraan bermotor;
3. Tempat pencetakan TNKB;
4. Pelayanan informasi PKB;
5. Monitor proses pelayanan;
6. Pelayanan khusus lansia dan wanita hamil;
7. Kartu antrian;
8. Tempat ibadah (mushola);
9. Fotocopy, kantin, dll.
Papan petunjuk untuk Wajib Pajak kendaraan bermotor telah
tersedia dan dapat di akses secara jelas dan bebas, baik berupa baliho
maupun banner serta moving sign. Jika belum mencukupi, informasi juga
dapat ditanyakan melaui petugas khusus informasi dan pengaduan
pelayanan.
C. TUGAS DAN FUNGSI SAMSAT
Melaksanakan pemungutan dan pelayanan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB), Bea Balik nama Kendaraan Bermotor (BBNKB),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu lintas Jalan (SWDKLLJ), Surat
Tanda Nomor Kendaraan (STNK), dan Tanda Nomor Kendaraan
Bermotor (TNKB) dalam suatu koordinasi pelayanan yang terkait.
D. VISI MISI SAMSAT
Visi
Menjadi Dinas penopang kemandirian otonomi Daerah dengan
optimalisasi pendapatan di dukung pelayanan prima kepada masyarakat
dan pengelolaan Aset yang profesional berbasis teknologi.
Misi
1. Mengupayakan pencapaian pendapatan Daerah;
2. Mewujudkan Pengelolaan Aset yang berdaya guna dan berhasil guna;
3. Mengkoordinasikan peran organisasi di bidang pengelolaan
pendapatan dan aset daerah;
4. Mengembangkan sistem manajemen mutu untuk mewujudkan
pelayanan prima;
5. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia.
Kebijakan Mutu
Unit Pelayanan Pendapatan dan Pemberdayaan Aset Daerah
berkomitmen mewujudkan pelayanan prima dengan cara melakukan
perbaikan pelayanan pendapatan dan pemberdayaan aset daerah secara
berkesinambungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
UP3AD
E. Struktur Organisasi UP3AD Kota Surakarta dan Fungsinya
Gambar 1.1
Struktur Organisasi UP3AD KotaSurakarta
UP3AD dipimpin Kepala Unit dan dibantu Kepala Sub Bagian Tata
Usaha, Kepala Seksi Pajak Kendaraan Bermotor, Kepala Seksi Pendapatan
lain-lain, Kepala Seksi Pembukuan dan Pelaporan, serta Kepala Seksi
Penagihan dan Pemberdayaan Aset. Secara fungsional UP3AD kota
Surakarta juga sebagai koordinator UP3AD se-wilayah Surakarta, maka
UP3AD Kota Surakarta sebagai UP3AD koordinator juga dilengkapi
Sekretaris Koordinator.
Setiap bagian atau unit, mempunyai tugas masing-masing, di antaranya:
1. Kepala UP3AD
SEKSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
SEKSI PENAGIHAN& PELAPORAN
SEKSI RETRIBUSI&PENERIMAAN
LAIN-LAIN
SEKSI PAJAK BUKAN KENDARAAN BERMOTOR
SUB. BAG TATA USAHA FUNGSIONAL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
a. Menyusun rencana teknis operasional pengelolaan dan pelayanan
pendapatan daerah;
b. Mengkaji, menganalisis teknis operasional pengelolaan dan
pelayanan pendapatan daerah;
c. Melaksanakan kebijakan teknis Dinas Pendapatan Daerah;
d. Melaksanakan pemungutan Pajak Daerah, retribusi Daerah dan
Penerimaan lain-lain;
e. Melaksanakan koordinasi pungutan pendapatan daerah dan
pendapatan lainnya;
f. Melakukan pelayanan penunjang penyelenggaraan tugas dinas;
g. Membina, membimbing dan memberikan arahan terhadap staff;
h. Melakukan pengawasan melekat terhadap pelaksanaan tugas staff;
i. Membuat laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas kepada
Kepala Dinas berupa laporan bulanan, Triwulan dan tahunan;
j. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh
atasan.
2. Kasir Pengeluaran
a. Melaksanakan arahan teknis administrasi keuangan dari Ka.
UP3AD sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
b. Mempersiapkan kelengkapan persyaratan pengurusan gaji, insentif
dan uang muka pegawai;
c. Mengambil dan membagi uang gaji, insentif dan uang makan serta
biaya operasional;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
d. Memungut PPN, PPH dari rekanan yang menerima pembayaran
dari UP3AD Kota Surakarta dan menyetorkan ke Kantor Pajak/
Bank yang ditunjuk;
e. Menerima potongan gaji dan atau insentif atas kewajiban pegawai
dan menyetorkan kepada yang berhak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
f. Melaksanakan administrasi penerimaan, penyimpanan, dan
pembayaran sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
g. Membuat Surat Pertanggungjawaban (SPJ) penggunaan dana
bendaharawan rutin, insentif maupun operasional Dinas;
h. Membuat laporan realisasi pembayaran uang gaji, insentif dan
uang makan serta biaya operasional kepada Dipenda Jateng;
i. Mengajukan, mendistribusi, dan melaporkan biaya
penyelenggaraan lelang;
j. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan
atasan.
3. Bendahara Penerimaan Non PKB/ BBN
a. Menerima, membukukan penerimaan uang Retribusi dan PLL
menyetorkan ke kas daerah lewat Bank Jateng setiap hari;
b. Membuku dan menyimpan tembusan tanda bukti pembayaran
ABT.03 dan SP3 dealer serta Pajak Air Permukaan;
c. Membuat laporan 10 harian perjenis pungutan Retribusi dan PLL
serta ABT dan AP;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
d. Membuat laporan bulanan fungsional BPP non PKB/ BBN KB;
e. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh
atasan.
4. Sub Bagian Tata Usaha
a. Mempelajari, memahami, dan melaksanakan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan sub
bagian Tata Usaha;
b. Menyusun rencana dan melaksanakan urusan administrasi
kepegawaian, keuangan, dokumentasi, informasi, dan
perpustakaan, perlengkapan, rumah tangga, surat menyurat, dan
pelaporan;
c. Memberi tugas, membina, membimbing, dan memberi arahan
kepada staff sub bagian TU;
d. Melakukan koordinasi dengan Kasi di UPPD Surakarta;
e. Menindaklanjuti disposisi Ka UP3AD;
f. Mengusulkan kenaikan pangkatdan kenaikan gaji berkala;
g. Mengusulkan bantuan kesra, ijin belajar, dan cuti;
h. Membuat laporan bulanan, Triwulanan, dan Tahunan bidang ke
Tata Usahaan;
i. Membuat Daftar Urut Kepegawaian (DUK);
j. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Ka. UPPD yang
berkaitan dengan tugas-tugas sub. Bagian Tata Usaha;
k. Mengatur kebersihan, keindahan, dan keamanan;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
l. Mengkoordinir SKUM PTK;
m. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
5. Seksi PLL
a. Mempelajari, memahami, dan melaksanakan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan tugas
Seksi Pendapatan Lain-lain;
b. Menyusun rencana kegiatan administrasi dan operasional seksi
pendapatan lain-lain;
c. Menyelenggarakan administrasi dan pelaporan atas pendataan dan
peneriamaan pendapatan lain-lain;
d. Menyelenggarakan administrasi dan pelaporan peneriamaan
pendapatan lain-lain yang pungutannya dilakukan oleh dinas-dinas;
e. Melakukan koordinasi dengan Instansi terkait, Ka. Sub Bag TU,
dan para kepala seksi di lingkungan Unit Pelayanan Pendapatan
dan Pemberdayaan Aset Daerah Kota Surakarta;
f. Menindaklanjuti disposisi oleh Kepala UP3AD;
g. Mengadakan koordinasi dengan instansi terkait yang berada di
Kota;
h. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala UP3AD yang
berkaitan dengan tugas-tugas seksi Pendapatan lain-lain;
i. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Kepala UP3AD;
j. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh
atasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
6. Seksi PKB
a. Menyipakan bahan untuk menyelengggarakan pengelolaan
administrasi dan pelaksanaan pemungutan, pengelolaan doleansi,
monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan pemungutan PKB/
BBNKB;
b. Menyusun rencana kegiatan tahunan, meliputi target penerimaaan
dan estimasi KBM baru serta pengelolaan administrasi dan
pelaksanaan pemungutan, pengelolaan doleansi, monitoring,
evaluasi, dan pelaporan kegiatan pemungutan PKB/ BBNKB;
c. Membina, membimbing, dan memberikan tugas dan arahan kepada
staff pajak kendaraan bermotor dalam pelaksanaan tugas;
d. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, Ka. Sub Bag TU,
dan para Kepala Seksi;
e. Menindaklanjuti disposisi oleh kapala UP3AD;
f. Mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan staff seksi PKB;
g. Melaksanakan waskat terhadap staff seksi pajak kendaraan
bermotor sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
h. Memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala UP3AD yang
berkaitan dengan tugas-tugas seksi Pajak Kendaraan Bermotor;
i. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Kepala UP3AD;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
j. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh
atasan.
7. Seksi Pembukuan dan Pelaporan
a. Mempelajari, memahami, dan melaksanakan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan tugas
Seksi Pembukuan dan Pelaporan;
b. Menyelenggarakan administrasi penetapan, penerimaan, dan
tunggakan pajak, serta pendapatan lain-lain;
c. Melaksanakan dan menyelenggarakan administrasi dan pembukuan
hasil kegiatan pemungutan pajak daerah dan pendapatan lain-lain;
d. Menyampaikan laporan online semua penerimaan pajak dan
pendapatan lain-lain;
e. Menyiapakan dan menyampaikan laporan 10 harian, bulanan,
maupun tahunan atau sewaktu-waktu diperlukan atas penetapan,
penerimaan, dan tunggakan pajak daerah serta pendapatan lain-
lain;
f. Mengadministrasi Blokir Kendaraan Bermotor;
g. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, Ka. Sub Bag. TU
dan para kepala Seksi di lingkungan Unit Pelayanan Pendapatan
dan Pemberdayaan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar;
h. Menindaklanjuti disposisi oleh Kepala UP3AD;
i. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh
atasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
8. Seksi PAD
a. Mempelajari, memahami, dan melaksanakan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan tugas
Seksi Penagihan dan Pemberdayaan Aset;
b. Menyusun rencana kegiatan Seksi Penagihan;
c. Memonitor pelaksanaan pengiriman surat peringatan kepada Wajib
Pajak yang bekerja sama dengan PT Pos Indonesia;
d. Menyiapkan surat teguran untuk disampaikan kepada Wajib Pajak/
Retribusi Daerah yang tidak mengindahkan surat peringatan yang
telah disampaikan;
e. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, Ka. Sub Bagian TU,
dan para kepala Seksi di lingkungan Unit Pelayanan Pendapatan
dan Pemberdayaan Aset Daerah Kabupaten;
f. Menindaklanjuti disposisi oleh Kepala UP3AD;
g. Menginventarisir dan menyelenggarakan administrasi
hubungannya Aset Provinsi Jawa Tengah yang berada di
kabupaten.
F. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada saat ini sebagai Negara berkembang Indonesia tengah gencar-
gencarnya melaksanakan pembangunan di segala bidang baik ekonomi,
sosial, politik, hukum, maupun bidang pendidikan dengan tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat, mencerdaskan kehidupan bangsa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
dengan secara adil dan makmur. Untuk mewujudkan tujuan dari
pembangunan tersebut, setiap negara harus memperhatikan masalah
pembiayaan. Salah satu usaha yang harus ditempuh pemerintah dalam
mendapatkan pembiayaan yaitu dengan memaksimalkan potensi
pendapatan yang berasal dari Negara Indonesia sendiri, salah satunya
berasal dari pajak.
Pajak sendiri menurut pemungut dan pengelolaannya dibagi menjadi
dua yaitu Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Pusat memiliki delapan
jenis pajak. Sedangkan, Pajak Daerah memiliki sepuluh jenis pajak dimana
pajak tersebut dibagi menjadi empat pajak Propinsi dan enam pajak
Kabupaten/Kota.
Salah satu jenis Pajak Propinsi adalah Pajak Kendaraan Bermotor.
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBNKB) merupakan dua jenis Pajak yang potensial dan
memberikan kontribusi kepada Pendapatan Asli Daerah rata-rata sebesar
63,10% rata-rata setiap tahunnya.
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah pajak atas kepemilikan
atau penguasaan kendaraan bermotor. Kendaraan Bermotor sendiri adalah
semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang
digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknis
berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu
sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor
yang bersangkutan, termasuk alat-alat besar yang bergerak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Pengelolaan pemungutan dan pengurusan Pajak Kendaraan
Bermotor dilakukan pada satu kantor yang melibatkan beberapa unsur
yang terkait didalam pengelolaannya. Pemungutan pajak kendaraan
bermotor yang dilaksanakan pada satu kantor ini dikenal dengan istilah
SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap). Dimana
didalamnya terdapat kerjasama antara pihak Kepolisian Negara Republik
Indonesia (POLRI) yang mempunyai fungsi dan kewenangan dibidang
registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor, Pemerintah Daerah dalam
hal ini Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) dibidang pemungutan pajak
kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor
(BBN-KB), PT. Jasa Raharja (Persero) yang berwenang dibidang
penyampaian Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Llintas Jalan
(SWDKLLJ).
Seiring berkembangnya budaya konsumerisme masyarakat Indonesia
yang diiringi dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor pada setiap
tahunnya yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.1
Data Jumlah Kendaraan Bermotor SAMSAT Surakarta
Tahun Jumlah
2008 240.041
2009 257.753
2010 277.644
2011 332.945
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Dilatarbelakangi oleh data tersebut pemerintah Jawa Tengah pada
tanggal 1 Juni 2011 menerapkan pajak progresif bagi pajak kendaraan
bermotor. Menurut Novita Wijayanti di www.jatengprov.go.id
menjelaskan bahwa pajak progresif adalah tarif pemungutan pajak
dengan persentase yang naik dengan semakin besarnya jumlah yang
digunakan sebagai dasar pengenaan pajak, dan kenaikan persentase untuk
setiap jumlah tertentu setiap kali naik. Pajak progresif mengandung prinsip
keadilan, dimana orang yang makin kaya sudah sewajarnya membayar
pajak lebih tinggi, Selain hal tersebut sebab lain pemerintah menerapkan
aturan ini adalah untuk menutupi kekurangan pendapatan pemerintah Jawa
Tengah di masa mendatang. Sebab, ada beberapa pos pendapatan yang
dialihkan ke kabupaten/kota. Aturan pajak yang baru itu diharapkan dapat
menutup hilangnya potensi pendapatan asli daerah sebesar Rp78,5 miliar,
(Bcs Tax Accounting). Kenaikan pajak selain didasari oleh target
pendapatan daerah, juga mempertimbangkan aspek lingkungan, seperti
untuk mengendalikan polusi, mengurangi kemacetan, dan lain sebagainya.
Pajak progresif ini ditentukan berdasarkan nama dan alamat yang
sama. Oleh karena itu, jelang penerapan pajak progresif kemarin, kantor
Samsat Surakarta aktif mengirim ribuan Surat Formulir Pendataan Subjek
Pajak Kendaraan Bermotor dari Unit Pelayanan Pendapatan dan
Pemberdayaan Aset Daerah (UP3AD) kepada para pemilik kendaraan
bermotor. Langkah ini dilakukan untuk memperoleh informasi dari
pemilik kendaraan, mengenai kendaraan yang ada, mulai dari nomor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
polisi, merek, tipe kendaraan, tanggal masa pajak, tanggal kepemilikan
serta status kendaraan. Apakah masih dimiliki atau sudah dijual. Untuk
yang sudah dijual, maka pemilik baru harus segera melakukan balik nama
(www.harianjoglosemar.com).
Pada praktiknya, banyak diantara Wajib Pajak yang belum
mengetahui tentang pemberlakuan pajak progresif kendaraan bermotor
tersebut. Sehingga, masih banyak diantara mereka yang telah menjual
kendaraan bermotornya tetapi belum melaporkan hal tersebut ke kantor
Samsat. Selain hal tersebut, diketemukan sebagian Wajib Pajak yang telah
mengetahui pemberlakuan pajak progresif memilih memutasikan
kendaraan bermotornya ke propinsi yang belum memberlakukan pajak
tersebut.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk
membuat tugas akhir dengan judul “PENERAPAN PAJAK
PROGRESIF KENDARAAN BERMOTOR DALAM UPAYA
MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (STUDI
KASUS UP3AD BESERTA SAMSAT SURAKARTA)”.
G. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana mekanisme penerapan pajak progresif atas pembayaran
pajak kendaraan bermotor?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2. Seberapa besar kontribusi penerapan pajak progresif kendaraan
bermotor terhadap pendapatan asli daerah?
3. Apa saja kendala yang di hadapi oleh SAMSAT Surakarta terkait
penerapan pajak progresif atas pajak kendaraan bermotor?
H. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang diharapkan dari adanya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui mekanisme penerapan pajak progresif atas
pembayaran pajak kendaraan bermotor.
2. Untuk mengetahui besarnya kontribusi penerapan pajak progresif
kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah.
3. Untuk mengetahui kendala apa saja yang timbul dalam pelaksanaan
pajak progresif di SAMSAT Surakarta.
I. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Instansi
Dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan evaluasi
penerapan pajak progresif kendaraan bermotor dan kebijakan-
kebijakan yang dibuat untuk meningkatkan penerimaan pajak
kendaraan bermotor serta dapat mengatasi hambatan yang timbul yng
berkaitan dengan tugas akhir ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
2. Bagi Masyarakat Umum
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan ilmu
pengetahuan pada umumnya dan pengetahuan mengenai mekanisme
pajak progresif kendaraan bermotor di SAMSAT
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan
mengenai SAMSAT dengan adanya penerapan pajak progresif
kendaraan bermotor yang tidak di dapatkan di bangku kuliah.
J. METODE PENELITIAN
1. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Kantor SAMSAT Surakarta yang
beralamat di Jalan dr. Soeharso No.17 Jajar, Surakarta.
2. Jenis Data
Dalam penggolongan data untuk menghasilkan suatu laporan Tugas
Akhir yang relevan dengan judul dan objek yang diteliti maka
diperlukan:
a. Data Primer
adalah data yang dikumpulkan oleh suatu badan dan diterbitkan
oleh badan itu pula (Djarwanto, 1993).
b. Data Sekunder
adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dengan cara
memperoleh dari sumber-sumber kepustakaan, catatan, dan arsip
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
perusahaan (Afianto, 2010). Data ini dapat berupa data penerimaan
pajak kendaraan bermotor beserta jumlah objek kendaraan
bermotor.
3. Teknik Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelitian,
penulis akan menggunakan tiga cara yaitu pengamatan langsung di
lapangan (observasi), wawancara, dan studi pustaka. Adapun ketiga
kegiatan tersebut di jelaskan sebagai berikut:
a. Observasi
merupakan metode dimana peneliti hanya mengamati dan tidak
banyak melakukan kegiatan, melainkan hanya mencatat apa yang
dilihat atau disaksikan (Suparmoko, 1999).
b. Wawancara
merupakan suatu bentuk cara memperoleh keterangan-keterangan
dan cara itu sudah di kenal sejak berabad-abad lamanya.
Wawancara umumnya bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan
pada kondisi setempat individu (Dajan, 1978). Wawancara yang
dilakukan penulis merupakan wawancara tidak terstruktur atau
wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah disusun secara sistematik, lengkap, dan
terstruktur.
c. Studi Pustaka, pada tahap ini yang dilakukan adalah pengumpulan
data lewat penelaah kepustakaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
4. Teknik Analisis Data
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan (Algifari, 1997).
Data Kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata,
kalimat, dan gambar (Widyowati, 2010).
a. Untuk menjawab pertanyaan yang bersifat deskriptif digunakan
teknik analisis data dengan menggunakan metode deskriptif
kuantitatif yaitu metode yang bertujuan untuk menggambarkan
kepada pembaca dan mengungkapkan suatu masalah, keadaan,
peristiwa sebagaiman adanya atau mengungkapkan fakta secara
lebih dalam mengenai mekanisme penerapan tarif progresif atas
pembayaran pajak kendaraan bermotor serta hambatan apa saja
yang timbul dalam pelaksanaan tarif progresif atas pajak kendaraan
bermotor di Samsat Surakarta.
b. Menganalisis jumlah kendaraan bermotor kemudian menganalisis
jumlah penerimaan pajak kendaraan bermotor.
c. Kontribusi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor terhadap
Pendapatan Asli Daerah Jawa Tengah (Samsat Surakarta).
Kontribusi R.4=
Kontribusi R.2 =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Pajak
a. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum.(Ilyas dan Burton,
2004)
Dari pengertian diatas, pajak memiliki unsur sebagai berikut:
1) Iuran rakyat kepada Negara, yang berhak memungut adalah
Negara. Iuran tersebut berupa uang (bukan barang);
2) Berdasarkan undang-undang pajak dipungut berdasarkan atau
dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksananya;
3) Tanpa jasa timbal dan kontraprestasi dari Negara secara
langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat
ditunjukkan kontraprestasi individual oleh pemerintah;
4) Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yakni
pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
b. Menurut Mr. Dr. N.J. Feldman
Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang
kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya
secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata
digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.
(Suandy, 2002).
c. Menurut Prof. Dr.M.J.H.Smeets
Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui
norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa ada
kalanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang
individual, maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran
pemerintah. (Suandy, 2002).
2. Ciri-Ciri Yang Melekat Pada Definisi Pajak
Dari beberapa definisi tersebut (Suandy, 2002) dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
a. Pajak peralihan kekayaan dari orang atau badan ke pemerintah;
b. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang
serta aturan pelaksananya;
c. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya
kontraprestasi individual oleh pemerintah;
d. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat mapun daerah;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
e. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah,
yang bila dari pemasukkannya masih terdapat surplus,
dipergunakan untuk membiayai public investment;
f. Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu
dari pemerintah;
g. Pajak dapat dipungut secara langsung atau tidak.
3. Fungsi Pajak
Ada dua fungsi pajak (Resmi, 2009)yaitu:
a. Fungsi Budgeteir
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk
membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan.
b. Fungsi Mengatur (regulerent)
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai
tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan.
4. Syarat Pemungutan Pajak
Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau
perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai
berikut (Mardiasmo, 2009):
a. Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan);
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (syarat
yuridis);
c. Tidak menganggu perekonomian (syarat ekonomis);
d. Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansiil);
e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana.
5. Asas-Asas Pemungutan Pajak (Suandy, 2002)
Dalam buku An Inguiry into the Nature and Cause of The Wealth of
Nations yang di tulis oleh Adam Smith pada abad ke-18 mengajarkan
tentang asas-asas pemungutan pajak yang dikenal dengan nama four
can-nons atau The Four Maxims dengan uraian sebagai berikut:
a. Equality
Pembebanan pajak di antara subjek pajak hendaknya seimbang
dengan kemampuannya, yaitu seimbang dengan penghasilan yang
dinikmatinya di bawah perlindungan pemerintah.
b. Certainty
Pajak yang dibayar oleh wajib pajak harus jelas dan tidak
mengenal kompromi kompromis (not arbitrary). Dalam asas ini
kepastian hukum yang diutamakan adalah mengenai subjek pajak,
objek pajak, tarif pajak, dan ketentuan mengenai pembayarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
c. Convenience of payment
Pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi wajib
pajak, yaitu saat sedekat-dekatnya dengan saat diterimanya
penghasilan atau keuntungan yang dikenakan pajak.
d. Economic of collections
Pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat (seefisien)
mungkin, jangan sampai biaya pemungutan pajak lebih besar dari
penerimaan pajak itu sendiri. Karena tidak ada artinya pemungutan
pajak kalau biaya yang dikeluarkan lebih besar dari penerimaan
pajak yang akan diperoleh.
6. Sistem Pemungutan Pajak
Sistem pemungutan pajak dibagi menjadi 3 (Resmi, 2009):
a. Official Assessment System
Adalah sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan
aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang
terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif serta
kegiatan menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada di
tangan para aparatur perpajakan.
b. Self Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada
wajib pajak untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif serta kegiatan
menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada ditangan
Wajib Pajak. Wajib pajak dianggap mampu menghitung pajak,
mampu memahami undang-undang perpajakan yang sedang
berlaku, dan mempunyai kejujuran yang tinggi, serta menyadari
akan arti pentingnya membayar pajak. Oleh karena itu, wajib pajak
diberi kepercayaan untuk:
1) Menghitung sendiri pajak yang terutang;
2) Memperhitungkan sendiri pajak yang terutang;
3) Membayar sendiri jumlah pajak yang terutang;
4) Melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang;
5) Mempertanggungjawabkan pajak yang terutang.
c. With Holding System
Adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh wajib pajak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku.
7. Pengelompokan Pajak
Pengelompokan pajak adalah sebagai berikut (Waluyo, 2007):
a. Menurut golongannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
1) Pajak Langsung yaitu pajak yang pembebanannya tidak dapat
dilimpahkan pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung
Wajib Pajak yang bersangkuatan.
Contoh: Pajak Penghasilan.
2) Pajak Tidak Langsung yaitu pajak yang pembebanannya dapat
dilimpahkan ke pihak lain.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai.
b. Menurut Sifatnya
1) Pajak Subyektif yaitu pajak berpangkal atau berdasarkan pada
subyeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib
pajak. Contoh: Pajak Penghasilan.
2) Pajak Objektif yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya,
tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah.
c. Menurut Lembaga Pemungutnya
1) Pajak Pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara.
Contoh: Pajak Penghasilan.
2) Pajak Daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah
daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga
daerah.untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah
terdiri atas:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
a) Pajak Propinsi, antara lain Pajak Kendaraan Bermotor, Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan diatas
Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor,Pajak
Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan.
b) Pajak Kabupaten/ Kota, contoh : Pajak Hotel, Pajak
Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Parkir,
Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan dan
Pengelolanan Bahan Galian Golongan C.
8. Hambatan Pemungutan Pajak
Hambatan pemungutan pajak terdiri dari dua perlawanan (Waluyo,
2007), yaitu:
a. Perlawanan Pasif
Perlawanan berupa hambatan yang mempersulit pemungutan pajak
dan mempunyai hubungan erat dengan struktur ekonomi.
b. Perlawanan Aktif
Perlawanan aktif secara nyata terlihat pada semua usaha dan
perbuatan secara langsung ditujukan kepada pemerintah (fiskus)
dengan tujuan untuk menghindari pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
9. Tarif Pajak
Terdapat empat macam tarif pajak yang dikemukakan (Mardiasmo,
2009) yaitu:
a. Tarif Sebanding atau Proporsional yaitu tarif berupa persentase
yang tetap, terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak
sehingga besarnya pajak yang terutang proporsional terhadap
besarnya nilai yang dikenai pajak.
b. Tarif Tetap yaitu tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap
berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak
yang terutang tetap.
c. Tarif Progresif yaitu persentase tarif yang digunakan semakin besar
bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar.
d. Tarif Degresif yaitu persentase tarif yang digunakan semakin kecil
bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar.
10. Pajak Daerah
a. Pajak Daerah (Undang-Undang No.28 Tahun 2009) adalah
kontribusi wajib pajak kepada daerah yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
b. Ciri-ciri yang menyertai pajak daerah (Mardiasmo, 2009) terdiri
dari 4 komponen, yaitu:
1) Pajak daerah bersal dari Negara yang diserahkan kepada daerah
sebagai pajak daerah;
2) Penyerahan berdasarkan Undang-Undang;
3) Hasil pemungutan pajak daerah dipergunakan untuk membiayai
penyelenggaraan urusan rumah tangga daerah atau membiayai
pengeluaran daerah sebagai badan hukum publik;
4) Pemungutan pajak daerah berdasarkan pada kekuatan Undang-
Undag atau peraturan hukum lainnya.
c. Pajak Daerah dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1) Pajak Propinsi
Contoh: Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).
2) Pajak Kabupaten/ Kota, terdiri dari:
Contoh : Pajak Restoran, Pajak Hotel, dan lain-lain.
11. Pajak Kendaraan Bermotor
a. Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau
lebih beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan
darat, dan digerakkan oleh peralatan teknis berupa motor atau
peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber
daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor
yang bersangkutan, termasuk alat-alat besar yang bergerak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
b. Kendaraan Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang
dipergunakan untuk mengangkut orang atau barang dengan
dipungut bayaran, yang memiliki izin antara lain izin trayek, atau
izin usaha angkutan atau kartu pengawasan.
c. Pajak Kendaraan Bermotor atau PKB adalah pajak atas
kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor
d. Subyek Pajak Kendaraan Bermotor
Adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan atau
menguasai kendaraan bermotor, sedangkan wajib pajak kendaraan
bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki
kendaraan bermotor dan bertanggung jawab atas pembayaran
pajak berlaku:
1) Untuk orang pribadi adalah orang yang bersangkutan atau ahli
warisnya;
2) Untuk Badan adalah pengurus atau kuasanya.
e. Objek Pajak Kendaraan Bermotor
Objek Kendaraan Bermotor sebagaimana telah diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang pajak daerah
yaitu kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor dan
alat-alat besar yang tidak digunakan sebagaimana angkutan orang
atau barang di jalan umum, dikecualikan dari objek pajak
kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
1) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah
Daerah Kabupaten, dan Pemerintah Desa;
2) Kedutaan, Konsulat, Perwakilan Negara Asing, dan
Perwakilan lembaga-lembaga internasional dengan azaz timbal
balik;
3) Kendaraan bermotor pabrikan/ milik importer yang semata-
mata tersedia/ dipamerkan dan dijual;
4) Kendaraan yang digunakan untuk pemadam kendaraan serta;
5) Kendaraan bermotor yang disegel/ disita oleh Negara.
f. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor
1) 1,5% untuk kepemilikan kendaraan bermotor pribadi.
2) 1,0% untuk kendaraan bermotor angkutan umum.
3) 0,5% untuk kendaraan ambulans ,pemadam kebakaran, sosial
keagamaan, dan instansi Pemerintah.
4) 0,2% untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat
besar.
g. Dasar Pengenaan Tarif Pajak Kendaraan Bermotor
Besarnya PKB dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan
dasar pengenaan pajak. Dasar pengenaan PKB dihitung sebagai
perkalian.
1) Nilai Jual Kendaraan Bermotor
Nilai jual kendaraan bermotor diperoleh berdasarkan harga
pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor. Jika tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
diketahui nilai jualnya ditentukan berdasarkan faktor-faktor
lain diantaranya isi silinder (cc), jenis, merk, tahun pembuatan,
Negara pembuat, banyaknya jumlah penumpang yang
diijinkan, dan dokumen impor untuk jenis kendaraan bermotor
tertentu.
2) Bobot Kendaraan yang mencerminkan secara relatif kadar
kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan akibat penggunaan
kendaraan bermotor.
Bobot dihitung berdasarkan faktor-faktor tekanan gandar, jenis
bahan bakar kendaraan, jenis penggunaan, dan ciri-ciri mesin.
h. Masa Pajak, Saat Pajak Terutang dan Surat Pemberitahuan Pajak
Daerah
1. Masa Pajak adalah 12 (dua belas) bulan berturut-turut, mulai
saat pendaftaran Kendaraan Bermotor.
2. Kewajiban Pajak berakhir sebelum 12(dua belas) bulan,
besarnya Pajak terutang dihitung berdasarkan jumlah bulan
berjalan.
3. Bagian dari bulan yang melebihi 15 (lima belas) hari dihitung
satu bulan penuh.
i. Sanksi Keterlambatan
1. Apabila pembayaran PKB terlambat dikenakan sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) dari pokok
pajak setiap bulan keterlambatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
2. Apabila tidak dilakukan dikenakan sanksi administrasi
kenaikan sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari pokok
pajak, ditambah bunga 2% (dua persen) dihitung dari pajak
yang terutang untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh
empat) bulan.
12. Pajak Kendaraan Bermotor Progresif
a. Pajak Progresif Kendaraan Bermotor adalah tarif pemungutan
pajak dengan persentase yang naik dengan semakin besarnya
jumlah yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak, dan
kenaikkan persentase untuk setiap jumlah tertentu setiap kali naik.
b. Dasar Hukum
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 2 Tahun 2011.
c. Sasaran
Guna memenuhi rasa keadilan dan mempertimbangkan asas
kemampuan lebih atas kepemilikan kedua dan seterusnya
Kendaraan Bermotor Pribadi roda 2 (dua) 200 (dua ratus) cc keatas
dan roda 4 (empat) dikenakan tarif secara progresif.
d. Objek Pajak Progresif
Yang dikenakan tarif secara progresif adalah orang pribadi yang
memilki kendaraan bermotor lebih dari satu untuk:
1) Kendaraan bermotor roda 2 (dua) 200 cc ke atas, termasuk
kendaraan bermotor roda 2 (dua) dengan isi cylinder 196 cc
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
sampai dengan 199 cc secara teknis dikategorikan dalam
klasifikasi 200 cc;
2) Kendaraan bermotor roda 4 (empat) meliputi kendaraan
penumpang pribadi jenis sedan, jeep, minibus, dan microbus.
e. Subjek Pajak Progresif
Kepemilikan kendaraan pribadi lebih dari satu atas nama dan
alamat yang sama.
f. Penentuan Urutan Kepemilikan Kendaraan Bermotor
1) Urutan kepemilikan bermotor berdasarkan tanggal kuitansi saat
pendaftaran kendaraan (baru maupun bekas)
2) Pajak progresif diterapkan dari motor ke motor (200 cc ke atas)
dan dari mobil ke mobil, bukan dari motor ke mobil atau
sebaliknya.
g. Tarif Pajak Progresif
1) Kendaraan ke-1 : 1,5 % dari NJKB KBM bersangkutan.
2) Kendaraan ke-2 : 2 % dari NJKB KBM bersangkutan.
3) Kendaraan ke-3 : 2,5 % dari NJKB KBM bersangkutan.
4) Kendaraan ke-4 : 3 % dari NJKB KBM bersangkutan.
5) Kendaraan ke-5 dst : 3,5% dari NJKB KBM bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
B. PEMBAHASAN
Pajak Kendaraan Bermotor atau biasa disingkat PKB merupakan
salah satu jenis pajak daerah. Secara umum perpajakan dijalankan dengan
3 prinsip: kemampuan, manfaat, dan keadilan. Negara yang industri
otomotifnya berkembang dan perilaku masyarakatnya tidak konsumtif,
bahkan produktif kebijakan fiskalnya menerapkan pajak regresif untuk
pajak kendaraan bermotornya, guna mendongkrak GDP dari sektor
industri otomotif nasionalnya. Namun untuk Indonesia yang
masyarakatnya sangat konsumtif, asas keadilan lebih dikedepankan dan
sangat cocok diterapkan tarif progresif.
Pajak progresif diterapkan dengan berbagai tujuan, diantaranya
penerapan prinsip keadilan dalam perpajakan, dimana orang yang
memiliki kemampuan ekonomi lebih besar yang direpresentasikan dengan
kepemilikan kendaraan bermotor lebih dari satu dikenakan pajak lebih
besar, kedua tentu untuk meningkatkan PAD dan tujuan ketiga adalah
tertib administrasi agar nama yang tercantum dalam STNK ataupun BPKB
dan SKTBP pajak kendaraan adalah benar-benar pemilik yang sah dan
belum berpindah tangan. Belum banyak yang tahu mengenai mekanisme
penerapan dari pajak progresif ini, untuk itu penulis akan memberikan
beberapa contoh dari penerapan pajak progresif ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
1. Mekanisme Penerapan Pajak Progresif Kendaraan Bermotor
a. Kasus 1
Tuan Rifky mempunyai mobil:
1) Honda CR-V 2.4 2005 membeli bekas lalu dijual pada bulan Mei
2010 dan sudah melaporkan ke SAMSAT bahwa mobil tersebut
telah dijual;
2) Daihatsu Xenia VVIT 1.0 tahun 2010 membeli bekas pada 3 Juni
2010 balik nama Juni 2011;
3) Toyota Corolla Altis 1.8 JMT beli baru Januari 2011.
Berapa Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor nya?
Analisis: Untuk urutan data kepemilikan kendaraan mobil tuan Rifky
adalah mobil ke-1 Daihatsu Xenia VVIT 1.0 dan mobil ke-2 adalah
Toyota Corolla , sedangkan untuk mobil Honda CR-V tidak terkena
pajak progresif karena sudah dilaporkan ke SAMSAT dengan
melampirkan surat pernyataan bahwa kendaraan sudah dijual, dan
kendaraan tersebut akan diblokir untuk segera dibalik nama oleh
pemilik baru.
Perhitungan:
1) Mobil ke-1 (pajak normal)
PKB = 1,5% x NJKB
= 1,5% x Rp95.000.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
= Rp1.425.000
SWDKLLJ = Rp 143.000
TOTAL = Rp1.568.000
2) Mobil ke-2 ( Pajak Progresif)
PKB = 2% x NJKB
= 2% x Rp233.000.000
= Rp4.660.000
SWDKLLJ = Rp 143.000
TOTAL = Rp4.803.000
Penjelasan:
1) Untuk pajak mobil kepemilikan pertama pajak kendaraan
bermotornya sebesar Rp1.568.000 ini termasuk pajak normal tanpa
dikenai tarif progresif.
2) Untuk pajak mobil ke-2 terkena pajak progresif 2% dari NJKBnya
sehingga pajak yang harus di bayar sebesar Rp4.803.000.
b. Kasus 2
Pak Ali memiliki sejumlah kendaraan antara lain:
1) Mio membeli baru pada Januari 2009;
2) Toyota Kijang KF 50 Long tahun 1995 membeli bekas pada tahun
2010;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
3) Daihatsu Xenia VVIT 1.0 tahun 2010 membeli baru tahun 2011.
Berapa Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor nya?
Analisis: Untuk urutan data kepemilikan kendaraan bermotor milik
Pak Ali adalah kendaraan ke-1 Mio, Kendaraan ke-2 Toyota Kijang
KF 50 Long tahun 1995, dan untuk kendaraan ke-3 Daihatsu Xenia
VVIT 1.0 tahun 2010. Kendaraan Mio bukan merupakan objek pajak
progresif sehingga perhitungannya normal 1,5% , untuk Toyota
Kijang KF 50 Long tahun 1995 meskipun kendaraan tersebut
merupakan kepemilikan ke-2 tetapi tidak terkena pajak progresif, tarif
pajaknya normal 1,5% karena kendaraan ke-1 tadi bukan objek pajak
progresif dan merupakan jenis kendaraan roda-2 maka kendaraan
kepemilikan ke-2 ini dianggap sebagai kepemilikan kendaraan roda-4
ke-1. Sedangkan untuk kendaraan ke-3 Daihatsu Xenia VVIT 1.0
tahun 2010 terkena pajak progresif ke-2 yaitu sebesar 2% meskipun
untuk kepemilikan ke-3.
Perhitungan:
1) Kendaraan ke-1 (pajak normal)
PKB = 1,5% x NJKB
= 1,5% x Rp9.000.000
= Rp135.000
SWDKLLJ = Rp 35.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
TOTAL = Rp170.000
2) Kendaraan ke-2 (Pajak Normal)
PKB = 1,5% x NJKB
= 1,5% x Rp52.000.000
= Rp780.000
SWDKLLJ = Rp143.000
TOTAL = Rp923.000
3) Kendaraan ke-3 (pajak progresif ke-2)
PKB = 2% x NJKB
= 2% x Rp95.000.000
= Rp1.900.000
SWDKLLJ = Rp 143.000
TOTAL = Rp2.043.000
Penjelasan:
1) Untuk kendaraan ke-1 PKB nya sebesar Rp170.000 dengan tarif
1,5%, merupakan tarif normal sebab kendaraan tersebut bukan
termasuk objek pajak progresif.
2) Untuk kendaraan ke-2 PKB nya sebesar Rp923.000 dengan tarif
1,5%, merupakan tarif normal sebab meskipun kendaraan tersebut
merupakan objek pajak progresif dan dari urutan kendaraan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
merupakan kepemilikan ke-2 tetapi karena kepemilikan kendaraan
ke-1 bukan merupakan objek pajak progresif dan merupakan jenis
kendaraan roda-2 maka kendaaraan kepemilikan ke-2 ini dianggap
sebagai kepemilikan kendaraan roda-4 ke-1.
3) Untuk kendaraan ke-3 PKB nya sebesar Rp2.043.000 dengan tarif
2%, terkena pajak progresif karena merupakan objek pajak
progresif dan kepemilikan ke-2 kendaraan roda-4.
c. Kasus 3
Pak Mahmud mempunyai sejumlah kendaraan yakni:
1) Yamaha RX-K tahun 1988, kepemilikan sejak tahun 1989;
2) CBR 150 R tahun 2009, beli bekas tahun 2010
3) Mobil SE 416 Escudo tahun 2005, beli bekas tahun 2011.
Berapa Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor nya?
Analisis: Untuk urutan data kepemilikan kendaraan bermotor milik
pak Mahmud adalah kendaraan ke-1 Yamaha RX-K tahun 1988, CBR
150 R, dan untuk kendaraan ke-3 adalah mobil SE 416 Escudo tahun
2005. Ke-3 kendaraan tersebut tidak terkena pajak pogresif jadi
PKBnya dihitung dengan tarif normal yaitu sebesar 1,5% dari NJKB.
Hal ini disebabkan karena pajak progresif hanya berlaku dari roda 2 ke
roda 2 dan roda 4 ke roda 4, bukan dari roda 2 ke roda 4 ataupun
sebaliknya. Jadi meskipun 2 kendaraan milik pak Mahmud merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
objek pajak progresif tetapi untuk kasus ini tidak terkena pajak
progresif karena dari kendaraan roda 2 (200cc) ke kendaraan roda 4.
Perhitungan:
1) Kendaraan ke-1 (pajak normal)
PKB = 1,5% x NJKB
= 1,5% x Rp3.500.000
= Rp52.500
SWDKLLJ = Rp35.000
TOTAL = Rp87.500
2) Kendaraan ke-2 ( Pajak normal)
PKB = 1,5% x NJKB
= 1,5% x Rp33.400.000
= Rp501.000
SWDKLLJ = Rp 35.000
TOTAL = Rp536.000
3) Kendaraan ke-3 (pajak normal)
PKB = 1,5% x NJKB
= 1,5% x Rp105.000.000
= Rp1.575.000
SWDKLLJ = Rp 143.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
TOTAL = Rp1.718.000
Penjelasan:
1) Untuk kendaraan ke-1 PKBnya sebesar Rp87.500 dengan tarif
1,5%, merupakan tarif normal sebab kendaraan tersebut bukan
termasuk objek pajak progresif.
2) Untuk kendaraan ke-2 PKBnya sebesar Rp536.000 dengan tarif
1,5%, merupakan tarif normal sebab meskipun kendaraan tersebut
merupakan objek pajak progresif dan dari urutan kendaraan
merupakan kepemilikan ke-2 tetapi kendaraan ke-1 bukan
merupakan objek pajak progresif sehingga kepemilikan kendaraan
ke-2 ini tidak terkena pajak progresif .
3) Untuk kendaraan ke-3 PKBnya sebesar Rp1.718.000 dengan tarif
1,5%, merupakan tarif normal karena meskipun kendaraan ini
merupakan kepemilikan ke-3 dan termasuk kriteria pajak progresif
tetapi ini merupakan kendaraan roda-4 kepemilikan ke-1.
d. Kasus 4
Pak Hadi memiliki sejumlah kendaraan yaitu:
1) CBR 150 R tahun 2010;
2) CBR 250 R tahun 2011;
3) Daihatsu Xenia VVIT 1.0 tahun 2010;
4) TOYOTA CORROLA ALTIS 1.8 JMT Tahun 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Berapa Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotornya?
Analisis: Untuk urutan data kepemilikan kendaraan bermotor milik
Pak Hadi adalah kendaraan ke-1 CBR 150 R, Kendaraan ke-2 CBR
250 R, kendaraan ke-3 Daihatsu Xenia VVIT 1.0 tahun 2010 dan
untuk kendaraan ke-4 adalah Toyota Corrola Altis 1.8 JMT tahun
2011. Untuk perhitungan PKBnya kendaraan ke-1 CBR 150 R dikenai
tarif 1,5% (tarif normal) sedangkan untuk kendaraan ke-2 terkena
pajak progresif dengan tarif 2% karena kendaraan tersebut merupakan
objek pajak progresif kepemilikan ke-2. Untuk Daihatsu Xenia
meskipun kendaraan ke-3 tarif PKBnya 1,5% (tarif normal) karena
merupakan kepemilikan ke-1 untuk kendaraan roda-4 sedangkan untuk
Toyota Corolla Altis terkena pajak progesif sebesar 2% karena
merupakan objek pajak progresif kepemilikan ke-2 bagi kendaraan
roda 4 milik Pak Hadi.
Perhitungan:
1) Kendaraan ke-1 (pajak normal)
PKB = 1,5% x NJKB
= 1,5% x Rp33.400.000
= Rp501.000
SWDKLLJ = Rp 35.000
TOTAL = Rp536.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2) Kendaraan ke-2 ( Pajak progresif)
PKB = 2% x NJKB
= 2% x Rp42.800.000
= Rp856.000
SWDKLLJ = Rp 35.000
TOTAL = Rp891.000
3) Kendaraan ke-3 (pajak normal)
PKB = 1,5% x NJKB
= 1,5% x Rp95.000.000
= Rp1.425.000
SWDKLLJ = Rp 143.000
TOTAL = Rp1.568.000
4) Kendaraan ke-2 ( Pajak progresif)
PKB = 2% x NJKB
= 2% x Rp233.000.000
= Rp4.660.000
SWDKLLJ = Rp 143.000
TOTAL = Rp4.803.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Penjelasan:
1) Untuk kendaraan ke-1 PKB nya sebesar Rp536.000 dengan tarif
1,5% merupakan tarif normal karena merupakan kendaraan
kepemilikan ke-1.
2) Untuk kendaraan ke-2 PKB nya sebesar Rp891.000 dengan tarif
2% terkena pajak progresif kepemilikan ke-2 .
3) Untuk kendaraan ke-3 PKB nya sebesar Rp1.568.000 dengan tarif
1,5%, merupakan tarif normal karena meskipun kendaraan ini
merupakan kepemilikan ke-3 dan termasuk kriteria pajak progresif
tetapi ini merupakan kendaraan roda-4 kepemilikan ke-1.
4) Untuk kendaraaan ke-4 PKB nya sebesar Rp4.803.000 terkena
pajak progresif dengan tarif 2% karena merupakan kepemilikan ke-
2 untuk kendaraan roda-4.
e. Kasus 6
Ibu Siti mempunyai sejumlah kendaraan antara lain:
1) Suzuki Carry tahun 1984;
2) Daihatsu Xenia VVIT 1.0 tahun 2010;
3) Toyota Corolla Altis 1.8 JMT beli baru Januari 2011.
Berapa Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotornya?
Analisis: Untuk urutan data kepemilikan kendaraan bermotor milik Ibu
Siti adalah kendaraan ke-1 Suzuki Carry tahun 1984, Kendaraan ke-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Daihatsu Xenia VVIT 1.0 tahun 2010, dan untuk kendaraan ke-3
Toyota Corolla Altis 1.8 JMT beli baru Januari 2011. Suzuki Carry
merupakan kendaraan ke-1 dengan tarif pajak 1,5%, Daihatsu Xenia
VVIT 1.0 merupakan kendaraan ke-2 terkena pajak progresif dengan
tarif 2%, sedangakan Toyota Corrola Altis 1.8 JMT merupakan
kepemilikan ke-3 terkena pajak progresif dengan tarif 2,5%.
Perhitungan:
1) Kendaraan ke-1 ( Tarif Normal)
PKB = 1,5% x NJKB
= 1,5% x Rp14.500.000
= Rp217.500
SWDKLLJ = Rp143.000
TOTAL = Rp360.500
2) Kendaraan ke-2 (pajak progresif)
PKB = 2% x NJKB
= 2% x Rp95.000.000
= Rp1.900.000
SWDKLLJ = Rp 143.000
TOTAL = Rp2.043.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
3) Kendaraan ke-3 ( Pajak progresif)
PKB = 2,5% x NJKB
= 2,5% x Rp233.000.000
= Rp5.825.000
SWDKLLJ = Rp 143.000
TOTAL = Rp5.968.000
Penjelasan:
1) Untuk kendaraan ke-1 PKB nya sebesar Rp360.500 dengan tarif
1,5% merupakan tarif normal karena merupakan kepemilikan ke-1.
2) Untuk kendaraan ke-2 PKBnya sebesar Rp2.043.000 dengan tarif
2% merupakan tarif progresif karena merupakan kepemilikan ke-2.
3) Untuk kendaraaan ke-3 PKB nya sebesar Rp5.968.000 terkena
pajak progresif dengan tarif 2,5% karena merupakan kepemilikan
ke-3 untuk roda 4.
Penulis juga akan menjelaskan tentang mekanisme pembayaran di
SAMSAT Surakarta. Penulis mencoba untuk menggambarkan mekanisme
tersebut dengan menggunakan flowchart, simbol-simbol yang dijadikan
acuan dalam pembuatan flowchart ini adalah buku dari Romney dan Paul
(2004) yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi. Berikut ini akan
ditampilkan flowchart mengenai mekanisme pembayaran kendaraan
bermotor:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Gambar 2.1
Flowchart pada bagian pendaftaran
Copy KTP/SIM
Copy BPKB
Copy STNK KTP/SIM ASLI
BPKB ASLI STNK ASLI
SPPKB
Cek Kelengkapan
Berkas
Copy KTP/SIM
Copy BPKB
Copy STNK KTP/SIM ASLI
STNKASLI
BPKB ASLI
SPPKB
A
Langkah ke-1
Bagian Pendaftaran
Wajib Pajak
Wajib Pajak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Gambar 2.2
Flowchart Bagian Pendaftaran
A
Copy KTP/SIM
Copy KTP/SIM
Copy BPKB
Copy STNK KTP/SIM ASLI
Input Data ke Komputer
Langkah ke-2
Bagian Pendaftaran Copy BPKB
Copy STNK KTP/SIM ASLI
STNK ASLI SPPKB
B
Copy KTP/SIM
Copy BPKB
Copy STNK
KTP/SIM ASLI
STNK ASLI
SPPKB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Gambar 2.3
Flowchart Bagian Penetapan
B
Copy KTP/SIM
Copy KTP/SIM
Copy BPKB
Penetapan PKB dan
Cetak Notice
Copy KTP/SIM
Copy BPKB
Copy STNK
KTP/SIM ASLI
STNK ASLI
SPPKB
Notice Hijau
Notice Biru
Notice Merah
Notice Coklat
C D
Langkah ke-3
Bagian Penetapan Copy BPKB
Copy STNK
KTP/SIM ASLI
STNKASLI
SPPKB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Gambar 2.4
Flowchart Bagian Pembayaran
D
Notice Hijau
Notice Biru
Notice Merah
Notice Coklat
Pembayaran PKB
Notice Merah
Notice Biru
Notice Hijau
Notice Coklat
D
Langkah ke-4
Bagian Pembayaran
C
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Gambar 2.5
Flowchart Bagian Penyerahan
C
Copy KTP/SIM
Copy BPKB
Copy STNK Notice Coklat
KTP/SIM ASLI STNK ASLI
Pengambilan Berkas
Diarsipkan di Bagian Penyerahan Dokumen
Langkah ke-5
Bagian Penyerahan
Notice Coklat
KTP/SIM ASLI
STNK ASLI
Wajib Pajak
SPPKB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
2. Kontribusi Penerapan Pajak Progresif Terhadap Pendapatan Asli
Daerah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian Kontribusi
adalah sumbangan; sedangkan menurut Kamus Ekonomi Kontribusi
adalah sesuatu yang diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk
tujuan biaya, atau kerugian tertentu atau bersama. Kontribusi tidak lepas
dari berapa bagian pajak yang disumbangkan dari pajak progresif terhadap
pajak kendaraan bermotor dan juga terhadap pendapatan asli daerah,
karena sampai sekarang penerimaan pajak progresif dan pajak kendaraan
bermotor belum dapat dipisahkan oleh SAMSAT, maka untuk menghitung
besarnya kontribusi penulis menggunakan penerimaan pajak kendaraan
bermotor.
Oleh karena itu berikut ini akan dipaparkan tabel perbandingan
antara penerimaan dari pajak kendaraan bermotor dengan Pendapatan Asli
Daerah.
Tabel 2.1
Tingkat Kontribusi Penerimaan PKB Roda 4 Terhadap PAD
No Tahun PAD Kota
Surakarta (Rp)
Realisasi
PKB(Rp)
Tingkat
kontribusi (%)
1 2010 174.340.371.675 59.139.393.075 33,92
2 2011 208.922.437.850 69.787.185.175 33,40
Sumber: Samsat Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Kontribusi penerimaan pajak kendaraan bermotor terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) setiap tahun di SAMSAT Surakarta dapat
dihitung dengan cara:
Tahun 2010 =
Tahun 2011 = %
Tabel di atas menunjukkan bahwa realisasi penerimaan pajak
kendaraan bermotor khususnya roda-4 mengalami peningkatan sebesar
Rp10.647.792.100 yakni tahun 2010 sebesar Rp59.139.393.075 dan tahun
2011 sebesar Rp69.787.185.175, sedangkan untuk Pendapatan Asli
Daearahnya sendiri juga mengalami peningkatan penerimaan yakni tahun
2010 sebesar Rp174.340.371.675 dan di tahun 2011 sebesar
Rp208.922.437.850. Meskipun demikian tingkat kontribusi dari tahun
2010 ke 2011 relatif sama atau hanya turun sebesar 0,52% tidak terlalu
signifikan. Tingkat kontribusi yang relatif sama atau bahkan hanya turun
sedikit ini mungkin disebabkan oleh penerapan pajak progresif kendaraan
bermotor dimana banyak wajib pajak yang ketika hendak membayar baru
tahu kalau kendaraan bermotornya terkena pajak progresif sehingga Wajib
Pajak megurungkan niatnya untuk membayar pajak karena mungkin tidak
membawa cukup uang sehingga terjadilah tunggakan pembayaran pajak,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
dan mungkin juga bisa disebabkan oleh pemutasian kendaraan bermotor
yaitu melakukan mutasi kedaerah yang belum menerapkan pajak progresif.
Tabel 2.2
Tingkat Kontribusi Penerimaan PKB Roda 2 Terhadap PAD
No Tahun PAD Kota
Surakarta (Rp)
Realisasi PKB
(Rp)
Tingkat
kontribusi (%)
1 2010 174.340.371.675 33.982.745.325 19,49
2 2011 208.922.437.850 39.989.977.725 19,14
Sumber : Samsat Surakarta
Kontribusi penerimaan pajak progresif di SAMSAT Surakarta dapat
dihitung dengan cara sebagai berikut:
Tahun 2010 =
Tahun 2011 = %
Tabel di atas menunjukkan bahwa realisasi penerimaan pajak
kendaraan bermotor khususnya roda-2 mengalami peningkatan sebesar
Rp6.007.232.400 yakni tahun 2010 sebesar Rp33.982.745.325 dan tahun
2011 sebesar Rp39.989.977.725. Sedangkan untuk Pendapatan Asli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Daearahnya sendiri juga mengalami peningkatan penerimaan yakni tahun
2010 sebesar Rp 174.340.371.675 dan di tahun 2011 sebesar
Rp208.922.437.850. Meskipun demikian tingkat kontribusi dari tahun
2010 ke 2011 relatif sama atau hanya turun sebesar 0,35% tidak terlalu
signifikan. Tingkat kontribusi yang relatif sama atau bahkan hanya turun
sedikit ini mungkin disebabkan oleh penerapan pajak progresif kendaraan
bermotor dimana banyak Wajib Pajak yang ketika hendak membayar baru
tahu kalau kendaraan bermotornya terkena pajak progresif sehingga Wajib
Pajak mengurungkan niatnya untuk membayar pajak karena mungkin tidak
membawa cukup uang sehingga terjadilah tunggakan pembayaran pajak,
dan mungkin juga bisa disebabkan oleh pemutasian kendaraan bermotor
yaitu melakukan mutasi kedaerah yang belum menerapkan pajak
progresif.
3. Kendala Yang Dihadapi Oleh Samsat Surakarta dalam Penerapan
Pajak Progresif.
Dalam setiap pelaksanaan peraturan baru tentu ada beberapa kendala
yang di hadapi. Tidak terkecuali dalam penerapan pajak progresif ini ada
beberapa kendala yang dihadapi baik dari pihak SAMSAT maupun Wajib
Pajak. Adapun kendala yang dihadapi sebagai berikut:
a. Kendala dari pihak SAMSAT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
1) Kurangnya sosialisasi tentang pajak progresif kepada Wajib Pajak,
banyak diantara mereka yang tidak mengetahui atau belum
memahami terhadap peraturan baru ini;
2) Belum dipisahkannya data tentang subjek dan objek pajak
progresif kendaraan bermotor, sehingga sampai sekarang belum
dapat diketahui pasti berapa jumlah subjek dan objek kendaraan
bermotor tersebut;
3) Sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti berapa jumlah
penerimaan dari pajak progresif itu sendiri.
b. Kendala dari Wajib Pajak
1) Masih kecilnya tingkat pemahaman Wajib Pajak terhadap
penerapan pajak progresif ini;
2) Adanya Wajib Pajak yang menunda pembayaran Pajak Kendaraan
Bermotornya sehingga terjadi tunggakan;
3) Banyak Wajib Pajak yang telah menjual kendaraan bermotornya
tetapi belum melaporkannya ke SAMSAT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
BAB III
TEMUAN
Setelah penulis melakukan penelitian di Kantor SAMSAT Kota
Surakarta mengenai pelaksaanan pajak progresif. Penulis dapat
menyimpulkan kelebihan dan kelemahan yang diketemukan terkait dengan
pelaksanaan pajak progresif. Berikut kelebihan serta kelemahan yang
diketemukan penulis:
A. KELEBIHAN
1. Terciptanya prinsip keadilan dalam perpajakan, dimana orang yang
memiliki kemampuan ekonomi lebih besar yang direpresentasikan
dengan kepemilikan kendaraan bermotor lebih dari satu dikenakan
pajak yang lebih besar;
2. Terciptanya tertib administrasi yakni nama yang tercantum dalam
STNK ataupun BPKB dan SKTBP pajak kendaraan adalah benar-
benar pemilik yang sah dan belum berpindah tangan.
B. KELEMAHAN
1. Belum dipisahkannya data tentang subjek dan objek pajak
progresif kendaraan bermotor sehingga sampai sekarang belum
dapat diketahui pasti berapa jumlah subjek dan objek kendaraan
bermotor tersebut;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
2. Belum dapat diketahui secara pasti berapa jumlah penerimaan dari
pajak progresif itu sendiri;
3. Banyak wajib pajak yang belum tahu tentang penerapan pajak
progresif ini sehingga ketika mereka diberitahu sebelum
melakukan pembayaran, banyak dari wajib pajak tersebut yang
tidak jadi membayar sehingga terjadi banyak tunggakan pajak
kendaraan bermotor;
4. Banyak Wajib Pajak yang telah menjual kendaraan bermotornya
tetapi belum melaporkannya ke SAMSAT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dan temuan yang dikemukakan penulis pada bab
sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Besarnya persentase dari kontribusi pajak progresif belum dapat
dihitung sehinnga perhitungan masih menggunakan penerimaan pajak
kendaraan bermotor secara keseluruhan. Besarnya persentase dari
kontribusi tersebut, baik roda 4 maupun roda 2 tidak mengalami
peningkatan yang signifikan namun cenderung tetap.
2. Masih ditemui beberapa kendala dalam pemungutan pajak progresif
baik dari pihak SAMSAT maupun dari Wajib Pajak.
Kendala dari pihak SAMSAT:
4) Kurangnya sosialisasi tentang pajak progresif kepada Wajib Pajak,
banyak diantara mereka yang tidak mengetahui atau belum
memahami terhadap peraturan baru ini;
5) Belum dipisahkannya data tentang subjek dan objek pajak
progresif kendaraan bermotor, sehingga sampai sekarang belum
dapat diketahui pasti berapa jumlah subjek dan objek kendaraan
bermotor tersebut;
6) Sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti berapa jumlah
penerimaan dari pajak progresif itu sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Kendala dari Wajib Pajak:
4) Masih kecilnya tingkat pemahaman Wajib Pajak terhadap
penerapan pajak progresif ini;
5) Adanya Wajib Pajak yang menunda pembayaran Pajak Kendaraan
Bermotornya sehingga terjadi tunggakan;
6) Banyak Wajib Pajak yang telah menjual kendaraan bermotornya
tetapi belum melaporkannya ke SAMSAT.
B. SARAN
Dari kelemahan yang diketemukan penulis ada beberapa saran yang dapat
dipertimbangkan oleh pihak SAMSAT yaitu:
1. Untuk memudahkan dalam pengelompokan subjek maupun objek
pajak progresif dengan cara:
a. Melakukan validasi tahap pertama terhadap database objek pajak
progresif untuk nama dan alamat yang sama guna diurutkan
tanggal kepemilikan, rekap ini meliputi jumlah subjek dan objek
pajak progresif;
b. Melakukan validasi tahap kedua dengan mengirimkan surat
pemberitahuan kewajiban pemilik kendaraan bermotor
bekerjasama dengan PT POS Indonesia, guna memperoleh
konfirmasi dari wajib pajak apakah KBM tersebut masih dimiliki
atau sudah dijual;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
c. Melakukan pemblokiran dan mengubah status kepemilikan
kendaraan bermotor apabila pada konfirmasi diketemukan
kendaraan bermotor sudah dijual kemudian divalidasi oleh bagian
kasir..
2. Melakukan pengelompokan di database untuk subjek dan objek pajak
progresif agar terpisah dengan data subjek dan objek PKB yang tidak
terkena pajak progresif.
3. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat baik melalui media cetak
(surat kabar, baliho, spanduk, banner atau leaflet) dan media elektronik
agar masyarakat leih memahami tentang pajak progresif ini;
4. Menyediakan loket pelayanan pajak progresif untuk melayani
konfirmasi secara langsung dengan Wajib Pajak , apabila wajib pajak
menyatakan KBM sudah dipindah tangankan /dijual, maka wajib pajak
untuk membuat surat pernyataan diatas materai, guna merubah urutan
kepemilikan KBM setelah divalidasi kasi PKB.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
DAFTAR PUSTAKA
Afianto, Niko. 2010.Evaluasi Pelayan Samsat Keliling terhadap Kepuasan Wajib Pajak (Studi Kasus pada UP3AD Samsat Surakarta). Surakarta: Tugas Akhir DIII FE UNS. Belum dipublikasikan.
Algifari. 1997. Statistika Ekonomi. Yogyakarta: STIE YKPN.
Dajan, Anto. 1978. Pengantar Metode Statistik.Jilid 1.Jakarta: LP3ES.
Djarwanto. 1993. Statistik Sosial Ekonomi.Edisi kedua.Yogyakarta: BPFE.
Ilyas, Wirawan B dan Richard Burton. 2004. Hukum Pajak. Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat.
Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Peraturan Daerah Jawa Tengah Nomor 2 Tahun 201 Tentang Pajak Daerah Provinsi Jawa Tengah.
Resmi, Siti. 2009. Perpajakan Teori dan Kasus. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.
Romney, Marshall B dan Paul John Steinbart. 2004. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Sembilan. Jakarta: Salemba Empat
Suandy, Erly. 2002. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
Suparmoko. 1999. Metode Penelitian Praktis (Untuk Ilmu-Ilmu Sosial,Ekonomi dan Bisnis).Yogyakarta: BPFE.
Waluyo. 2007. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.