PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN...

67
i PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DKI JAKARTA TAHUN 2008-2017 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun oleh: Pijar Haqqullah Akbar NIM 1112084000021 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DANBISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/ 2019 M

Transcript of PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN...

Page 1: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

i

PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DKI

JAKARTA TAHUN 2008-2017

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh:

Pijar Haqqullah Akbar NIM 1112084000021

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DANBISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H/ 2019 M

Page 2: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Pengaruh Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan dan Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta Tahun 2008-2017

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

Pijar Haqqullah Akbar NIM 1112084000045

Di Bawah Bimbingan:

Dr. Sofyan Rizal, M.Si NIP 197604302011011002

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/ 2019 M

Page 3: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Kamis, 21 Februari 2019 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

Mahasiswa:

1. Nama : Pijar Haqqullah Akbar

2. NIM : 1112084000021

3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Pengaruh Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan dan

Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta

Tahun 2008-2017

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 21 Februari 2019

1. Zaenal Muttaqin, MPP NIP 197905032011011006

2. Arief Fitrijanto, S.Si., M.Si

NIP 197111182005011003

Page 4: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Pijar Haqqullah Akbar NIM : 1112084000021 Jurusan : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perencanaan Pembangunan Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa

izin pemilik karya 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Page 5: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

v

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Rabu, 26 Juni 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa:

1. Nama : Pijar Haqqullah Akbar

2. NIM : 1112084000021

3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Pengaruh Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan

Dan Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah

DKI Jakarta Tahun 2008-2017

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 Juli 2019

1. Dr. Muhammad Hartana I. Putra, M.Si

NIP196806052008011023 2. Dr. Sofyan Rizal, M.Si

NIP 197604302011011002 3. Dr. Sofyan Rizal, M.Si

NIP 197604302011011002 4. Pheni Chalid, PhD

NIP 195605052000121001

Page 6: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Pribadi

Nama Lengkap : Pijar Haqqullah Akbar

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 16 Oktober 1993

Alamat : Jl. Salak No. 11 RT.001/12

Kel. Cawang, Kec. Kramat Jati

Jakarta Timur 13630

Nomor Handphone : (+62) 89671588026

E-mail : [email protected]

Linkedin : www.linkedin.com/in/pijar-haqqullah-akbar-146017124

Latar Belakang Keluarga

Nama Ayah : M. Ali Akbar

Tempat, Tanggal Lahir : Kediri, 23 September 1964

Nama Ibu : Ida Nurmawati

Tempat, Tanggal Lahir : Kediri, 5 September 1995

Alamat : Jl. Salak No. 11 RT.001/12

Kel. Cawang, Kec. Kramat Jati

Jakarta Timur 13630

Anak ke- dan dari- : 2 dari 3 bersaudara

Pendidikan Formal

1. MI Al-Manar Jakarta Tahun 2001-2006 2. SMPN 20 Jakarta Tahun 2006-2009

Page 7: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

vii

3. SMAN 51 Jakarta Tahun 2009-2012 4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012-2019

Pengalaman Organisasi

1. Ketua Eksul Band SMAN 51 Jakarta 2010-2011. 2. Bendahara Umum LSM Pemuda Satu Nusantara 2013-2014 3. Wakil Ketua Kurikulum Rumah Pintar 51 Jakarta 2016-2017

Pengalaman Profesional

1. Event Crew acara Release Your Song,PT Akalliar tahun 2007 2. Event Crew acara Dedikasi Apresiasi Gitaris Rock – Konser Instrumental Gitaris

Muda Ega Liong dan Dewa Gitar Indonesia,PT Akalliar dan PT Airo Swadaya Stupa Indonesia tahun 2010

3. Operator Recording Studio,PT Akalliar tahun 2012-2014 4. Event Crew acara Pemuda Music EmpoweringYogyakarta,LSM Pemuda Satu

Nusantara bekerjasama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga tahun 2013 5. Event Crew acara Pemuda Music EmpoweringII Jakarta,LSM Pemuda Satu

Nusantara bekerjasama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga tahun 2014 6. Crew Cinema, PT Cinemaxx Global Pasifik tahun 2014-2016 7. Data Entry, Platinum Outsourcing Solutions tahun 2016-sekarang 8. Support Leader, Platinum Outsourcing Solutions tahun 2018-sekarang

Page 8: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

viii

ABSTRACT Pijar Haqqullah Akbar. The Effect of Vehicle Tax, Entertainment Tax and Tourism on Local Revenue in DKI Jakartaperiod 2008-2017, 2019 This research aim to identify whether Vehicle Tax, Entertainment Tax and Tourism take effect to Local Revenue in DKI Jakarta period 2008-2017. Results of this research using regression analysis techniques indicates that Local Revenue effected by Vehicle Tax, Entertainment Tax and Tourism in DKI Jakarta period 2008-2017. Keywords : Vehicle Tax, Entertainment Tax, Tourism, Local Revenue.

Page 9: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

ix

ABSTRAK

Pijar Haqqullah Akbar. Pengaruh Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan dan Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta Tahun 2008 - 2017, 2019 Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan dan Pariwisata mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta selama tahun 2008-2017. Hasil penelitian dengan menggunakan teknik analisis Regresi menunjukkan bahwa adanya pengaruh dari Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan dan Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta 2008-2017. Kata Kunci : Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Pajak Hiburan, Pariwisata,

Pendapatan Asli Daerah.

Page 10: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

x

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.,

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikanrahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta

salamtak lupa penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang senantiasa

menjadi suri tauladan dan sumber inspirasi bagi umat Islam.

Skripsi yang berjudul “Leisure Economy, Pendapatan Perkapita dan

Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus DKI Jakarta tahun 2008-2017)” ini

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyampaikan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Keluarga tercinta, yang selalu menjaga dan merawat penulis dengan penuh

kesabaran, sehingga penulis bisa tumbuh besar dan sampai pada tahap ini.

Terima kasih Bapak Ali dan Ibu Ida atas segala perjuangan, kasih sayang dan

doanya yang tak berbatas Terima kasih Mas Tegar Haqqullah Akbar (Ega)

dan adik Dikara Falsafi Haqqillah (Afi). Semoga penulis bisa selalu

membahagiakan keluarga.

2. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E., Ak, M.Si, CA, QIA, BKP, CRMP; selaku

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

semoga dapat menjadikan Fakultas Ekonomi dan Bisnis lebih baik lagi.

3. Bapak Dr. Hartana Iswandi Putra, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan yang terus memberikan semangat dan motivasi agar dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini

4. Bapak Deni Pandu Nugraha, SE., M.Sc selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan

5. Bapak Arief Fitrijanto, M.Si; yang telah meluangkan waktu dan arahan-

arahan yang baik selama penulis berkonsultasi.

6. Bapak Dr. Sofyan Rizal, M.Si; sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang

dengan kerendahan hati bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan

ilmu dan pengarahan, selalu memberikan motivasi, mengingatkan dan

Page 11: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

xi

menyemangati penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih

banyak atas bantuannya.

7. Sakina Ramadhani, yang selalu menemani selama ini. Yang selalu

menyemangati dari belakang untuk terus melangkah maju. Terima kasih telah

meluangkan waktunya selama ini. Terima kasih telah memberikan dorongan

dan dukungan baik dalam perkuliahan maupun di luar perkuliahan.

InsyaAllah apa yang kamu berikan termasuk juga dengan perjuanganmu

selama ini tidak akan sia-sia.

8. Muh. Abdul Farid, ini sahabat yang luar biasa. Tidak pernah lelah

menyemangati kami, para mahasiswa EP 2012 yang belum menyelesaikan

skripsi. Tanpa kenal lelah membantu kami. Selalu membantu penulis ketika

penulis sedang merasa kebingungan dengan skripsi. Satu kata buat Farid,

“you are the best, man!”

9. Om Rachmad Sofyan, yang membantu penulis ketika kesulitan mengolah

data.

10. Irfan Akhadi, Amirudin, Rafi Kurniawan, Abdul Hakim Adhiyaksa, yang

sama-sama berjuang sampai akhirnya kita insyaAllah bisa selesai sama-sama.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena

keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh sebab

itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yangmembangun

dari berbagai pihak.

Wassalamualaikum wr. wb.

Jakarta, 23 Mei 2019

Pijar Haqqullah Akbar

Page 12: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

xii

DAFTAR ISI

Cover Dalam ........................................................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP........................................................................................... vi

ABSTRACT ....................................................................................................................... viii

ABSTRAK ......................................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ x

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5

C. Pertanyaan Penelitian .............................................................................................. 5

E. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 7

A. Pendapatan Asli Daerah (PAD) .............................................................................. 7

B. Pajak Daerah ........................................................................................................... 9

1. Pajak Kendaraan Bermotor ............................................................................... 11

2. Pajak Hiburan .................................................................................................... 11

3. Pajak Pariwisata ................................................................................................ 16

C. Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 16

D. Kerangka Pemikiran .............................................................................................. 17

E. Hipotesis ............................................................................................................... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 19

A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................................... 19

Page 13: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

xiii

B. Jenis dan Sumber Data .......................................................................................... 19

C. Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 20

D. Metode Analisis Data ............................................................................................ 20

1. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................. 20

a. Uji Normalitas ............................................................................................... 20

b. Uji Heteroskedastisitas .................................................................................. 21

c. Uji Multikolinearitas ..................................................................................... 22

d. Uji Autokorelasi ............................................................................................ 23

2. Koefisien Determinasi (R2) ............................................................................... 23

3. Pengujian Hipotesis .......................................................................................... 23

a. Uji-t Statistik ................................................................................................. 23

b. Uji-F Statistik ................................................................................................ 24

E. Definisi Operasional Variabel ............................................................................... 25

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) ........................................................................ 25

2. Pajak Kendaraan Bermotor ............................................................................... 25

3. Pajak Hiburan .................................................................................................... 25

4. Pajak Pariwisata ................................................................................................ 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 27

A. Gambaran UmumPenelitian .................................................................................. 27

1. Letak Geografis Kota DKIJakarta ..................................................................... 27

2. Sejarah Singkat Kota DKI Jakarta .................................................................... 27

3. Pariwisata DKI Jakarta...................................................................................... 28

B. Hasil Analisis ........................................................................................................ 29

1. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................. 29

a. Uji Normalitas ............................................................................................... 29

b. Uji Autokorelasi ............................................................................................ 30

c. Uji Heteroskedastisitas .................................................................................. 31

d. Uji Multikolinearitas ..................................................................................... 32

2. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) .............................................................. 35

3. Pengujian Hipotesis .......................................................................................... 36

a. Uji F-Statistik (Simultan) .............................................................................. 36

b. Uji t-Statistik (Parsial) .................................................................................. 36

1) Pajak Kendaraan Bermotor ....................................................................... 37

2) Pajak Hiburan ............................................................................................ 38

3) Pajak Pariwisata ........................................................................................ 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 41

Page 14: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

xiv

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 41

B. Saran ..................................................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 43

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................... 47

Page 15: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) DKI Jakarta 2008-2017 . 2 Tabel 1. 2 Target dan Realisasi PKB DKI Jakarta Tahun 2008-2017 ................................ 3 Tabel 1. 3 Target dan Realisasi Pajak Hiburan DKI Jakarta Tahun 2008-2017 ................. 3 Tabel 1. 4 Target dan Realisasi Pajak Pariwisata DKI Jakarta Tahun 2008-2017 .............. 4 Tabel 3. 1 Operasional Variabel ....................................................................................... 26 Tabel 4. 1 Uji Normalitas .................................................................................................. 30 Tabel 4. 2 Uji Durbin-Watson .......................................................................................... 31 Tabel 4. 3 Uji Glejser ........................................................................................................ 31 Tabel 4. 4 Regresi ............................................................................................................. 32 Tabel 4. 5 Uji Multikolinearitas VIF ................................................................................ 32 Tabel 4. 6 Pair-Wise Correlations ..................................................................................... 33 Tabel 4. 7 Regresi 1 .......................................................................................................... 33 Tabel 4. 8 Regresi 2 .......................................................................................................... 34 Tabel 4. 9 Regresi 3 .......................................................................................................... 34 Tabel 4. 10 Koefisien Determinasi (R2) ............................................................................ 35 Tabel 4. 11 Nilai Probabilitas (t-Statistik) ........................................................................ 37

Page 16: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 17

Page 17: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Uji Normalitas ............................................................................................... 47 Lampiran 2 Uji Heteroskedastisitas .................................................................................. 47 Lampiran 3 Uji Autokorelasi ............................................................................................ 48 Lampiran 4 Regresi ........................................................................................................... 48 Lampiran 5 Uji Autokorelasi VIF ..................................................................................... 49 Lampiran 6 Pair-Wise Correlations .................................................................................. 49 Lampiran 7 Regresi 1 (Auxiliary Regressions) ................................................................. 49 Lampiran 8 Regresi 2 (Auxiliary Regressions) ................................................................. 50 Lampiran 9 Regresi 3 (Auxiliary Regressions) ................................................................. 50

Page 18: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menyelenggarakan roda pemerintah, Pajak merupakan sumber

penerimaan danayang potensial sebagai sumber pembiayaan. Hal ini

diwujudkan dengan adanya otonomi daerah yang mulai berlaku pada 1 Januari

2001 yang mana otonomi daerah ini memacu Pemerintahan Daerah untuk

dapat secara mandiri mencari sumber penerimaan daerah yang dapat

membiayai pengeluaran daerah. Dengan diberlakukannya otonomi daerah,

Pemerintah menetapkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 mengenai

pokok-pokok pemerintahan daerah yang di dalamnya menjelaskan sumber-

sumber Pendapatan Asli Daerah yang terdiri atas:

1. Pendapatan Pajak Daerah

2. Pendapatan Retribusi Daerah

3. Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan

4. Lain-lain PAD yang sah

Dalam UU Nomor 31 Tahun 2004 menetapkan bahwa pembiayaan dan

penerimaan daerah bersumber dari tiga kelompok yaitu:

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang diperoleh berdasarkan peraturan

perundang-undangan

2. Dana Perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari APB yang

dialokasikan kepada daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi

3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah

Dari berbagai alternatif sumber penerimaan yang dipungut oleh daerah,

Retribusi dan Pajak daerah menjadi sumber penerimaan yang dapat

dikembangkan di dalam wilayahnya serta diberi kewenangan lebih untuk

Page 19: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

2

menggunakan, mengelola dan menggali potensi yang terdapat di daerahnya

guna menaikkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah dengan tujuan tiap-tiap

daerah dapat meminimalisasi ketergantungan terhadap Pemerintah Pusat

hingga tiap daerah diharuskan mampu mengurus rumah tangganya sendiri

(Siahaan, 2010: 11).

Pendapatan Daerah dapat diperoleh dari pendapatan asli daerahnya sendiri,

pendapatan asli dari pembagian pendapatan asli daerah, pinjaman daerah, dana

perimbangan, dan pendapatan daerah lainnya yang sah (Suparmoko, 2001:

55). Jakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesiayang memiliki aktivitas

ekonomi tinggi, pada dasarnyaakan mendapatkan penerimaan dana daerah

yang tinggi melalui pembayaran pajak dari objek pajak. Penerimaan pajak

daerah yang semakin membaik menggambarkan semakin tingginya aktivitas

kegiatan perekonomian suatu daerah. Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta

tahun 2008-2017 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. 1 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) DKI Jakarta 2008-2017

Tahun PAD

Anggaran Realisasi

2008

10,381,542.80

10,455,565.50

2009

10,363,435.50

10,601,057.90

2010

12,315,398.30

12,971,972.00

2011

16,280,133.60

17,825,524.60

2012

20,523,433.37

22,040,801.45

2013

26,304,097.56

26,849,324.75

2014

39,757,308.44

31,274,215.89

2015

37,965,616.30

33,686,176.82

Page 20: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

3

2016

38,501,784.84

36,883,621.58

2017

41,687,387.82

43,901,488.80 Sumber: BPS DKI Jakarta dalam buku Jakarta Dalam Angka tahun 2009-2018

Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan dan Pajak Pariwisata

merupakan jenis pajak yang menjadi pos penerimaan Pendapatan Asli Daerah

DKI Jakarta. Berikut adalah tabel yang menggambarkan perkembangan

penerimaan daerah dari Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan dan Pajak

Pariwisata.

Tabel 1. 2 Target dan Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor DKI Jakarta Tahun 2008-2017

Tahun Pajak Kendaraan Bermotor Anggaran Realisasi

2008 2,560,270.00 2,618,745.90 2009 2,687,000.00 2,766,961.10 2010 3,100,000.00 3,107,744.10 2011 3,500,000.00 3,664,400.20 2012 4,150,000.00 4,106,968.37 2013 4,400,000.00 4,605,206.08 2014 5,150,000.00 4,979,110.61 2015 6,050,000.00 6,090,200.50

2016 7,050,000.00 7,143,530.35 2017 7,750,000.00 8,005,898.50

Sumber: BPS DKI Jakarta dalam buku Jakarta Dalam Angka tahun 2009-2018

Tabel 1. 3 Target dan Realisasi Pajak Hiburan DKI Jakarta Tahun 2008-2017

Tahun Pajak Hiburan

Anggaran Realisasi

2008

219,000.00

249,541.30 2009

Page 21: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

4

300,000.00 267,735.60

2010

270,000.00

293,356.00

2011

350,000.00

296,519.80

2012

400,000.00

369,152.83

2013

440,000.00

393,132.15

2014

500,000.00

502,472.93

2015

550,000.00

608,799.68

2016

700,000.00

769,540.46

2017

800,000.00

755,379.51 Sumber: BPS DKI Jakarta dalam buku Jakarta Dalam Angka tahun 2009-2018

Tabel 1. 4 Target dan Realisasi Pajak Pariwisata DKI Jakarta Tahun

2008-2017

Tahun Pajak Pariwisata

Anggaran Realisasi

2008

1,235,000.00

1,270,750.20

2009

1,460,349.00

1,364,141.40

2010

1,420,000.00

1,625,192.80

2011

1,791,000.00

1,890,332.80

2012

2,175,000.00

2,267,095.27

2013

2,550,000.00

2,726,153.83

2014

3,400,000.00

3,206,872.83

2015

3,600,000.00

3,566,541.08

2016

4,200,000.00

3,953,238.33

Page 22: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

5

2017

4,250,000.00

4,311,585.04 Sumber: BPS DKI Jakarta dalam buku Jakarta Dalam Angka tahun 2009-2018

Pajak Daerah merupakan iuran wajib yang dilakukan daerah kepada

pribadi atau badan tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat

dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan, yang digunakan

untuk penyelenggaraan dan pembangunan daerah.

Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan dan Pajak Pariwisata

merupakan sumber pendapatan daerah yang diandalakan untuk pembiayaan

pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Kota Jakarta yang

merupakan Ibu Kota Indonesia memiliki jumlah pemilik kendaraan bermotor

yang banyak, memiliki banyak tempat hiburan dan juga memiliki banyak

objek wisata yang dapat dikunjungi.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang

“Pengaruh Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan dan Pajak

Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta Tahun 2008-

2017”.

B. Rumusan Masalah

Pendapatan Asli Daerah didasari oleh berbagai aspek. Dalam penelitian

ini, penulis akan meneliti hubungan antara Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak

Hiburan dan Pajak Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta

Tahun 2008-2017.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas,

pertanyaan penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hubungan antara Pajak Kendaraan Bermotor dengan

Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta tahun 2008-2017?

Page 23: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

6

2. Bagaimana hubungan antara Pajak Hiburan dengan Pendapatan Asli

Daerah DKI Jakarta tahun 2008-2017?

3. Bagaimana hubungan antara Pajak Pariwisata dengan Pendapatan Asli

Daerah DKI Jakarta tahun 2008-2017?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pertanyaan penelitian yang telah diuraikan di atas, tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Didapatkan hubungan antara Pajak Kendaraan Bermotor dengan

Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta tahun 2008-2017

2. Didapatkan hubungan antara Pajak Hiburan dengan Pendapatan Asli

Daerah DKI Jakarta tahun 2008-2017

3. Didapatkan hubungan antara Pajak Pariwisata dengan Pendapatan Asli

Daerah DKI Jakarta tahun 2008-2017

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. BagiAkademisi

Sebagai bahan informasi dan referensi bagi para akademisiuntuk penelitian

selanjutnya.

b. BagiPemerintah

Sebagai bahan masukan untuk pemerintah dan instansi terkait mengenai

Pendapatan Asli Daerah

Page 24: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diterima dari potensi yang

ada di daerahnya sendiri yang dapat menunjukkan kemampuan suatu daerah

dalam menjalankan pemerintah untuk membiayai pembangunan maupun

pembiayaan rutin suatu daerah. Pengertian pendapatan asli daerah berdasarkan

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pusat dan Daerah Pasal 1 angka 18 menjelaskan bahwa pendapatan

yang daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan

peraturan perundang- undangan disebut dengan Pendapatan Asli Daerah

(PAD).

Pendapatan yang dipungut dan bersumber dari pemerintah daerah disebut

dengan Pendapatan Asli Daerah dan bersumber dari retribusi daerah, pajak

daerah, pendapatan asli lainnya yang sah dan laba dari BUMD (Warsito,

2001:128). Menurut Herlina Rahman, Pendapatan Asli Daerah (PAD)

merupakan hasil pengelolaan kekayaan, pajak, distribusi daerah dan lain-lain.

PAD yang sah digunakan untuk mengoptimalkan pendanaan dalam

pelaksanaan kegiatan otonomi yang mana merupakan perwujudan asas

desentralisasi (Herlina Rahman, 2005:38).

Pengarahan kebijakan segala kegiatan keuangan daerah bertujuan

meningkatkan penerimaan pendapatan asli sebagai sumber penting dan utama

yang peruntukannya untuk melaksanakan pemerintahan daerahnya dan

pembangunan daerahnya dengan tujuan akhir memperkecil ketergantungan

terhadap pemerintah pusat. Setiap daerah menghendaki peningkatan

pendapatan daerah yang diperoleh dari pendapatan asli daerah yang digunakan

untuk segala keperluan dan untuk menjalankan rumah tangganya sendiri tanpa

bergantung terlalu banyak kepada pemerintah pusat (Mamesa, 1995:30).

Pendapatan asli daerah digunakan untuk melihat kemandirian daerah

Page 25: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

8

dalam menjalankan pemerintahannya sesuai dengan tujuan dari desentralisasi

pemerintahan. Untuk melihat kemampuan pemerintah daerah dalam

menjalankan pemerintahannya dan menjalankan pengelolaan keuangannya,

dapat dilihat melalui komposisi sumber-sumber penerimaan daerah. Semakin

besar penerimaan daerah yang diperoleh maka tingkat ketergantungan

pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat akan semakin kecil. Begitu pula

sebaliknya, apabila penerimaan daerah semakin kecil maka tingkat

ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat akan semakin

besar.

Menurut Marihot P. Siahaan (2010:11), sumber-sumber pendapatan daerah

antara lain:

a. Pajak Daerah

Pajak daerah merupakan iuran yang diberikan oleh individu atau badan

kepada daerah tanpa adanya imbalan langsung, yang dapat dipaksa

berdasarkan peraturan dan Undang-Undang yang berlaku.

b. Retribusi Daerah

Retribusi daerah merupakan pungutan daerah sebagai bentuk pembayaran

atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau

diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan.

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan merupakan hasil yang

didapatkan dari pengelolaan kekayaan yang terpisah dari pengelolaan

APBD. Laba yang diperoleh dari hasil pengelolaan tersebut dimasukkan

ke dalam pendapatan asli daerah.

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah adalah penerimaan daerah yang

tidak termasuk ke dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil

pengelolaan kekayaa daerah yang dipisahkan.

Page 26: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

9

B. Pajak Daerah

Pajak Daerah merupakan iuran wajib yang digunakan untuk

penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilakukan oleh pribadi atau badan

kepala daerah yang pungutannya diatur dalam perundang-undangan (Yani,

2013).

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 menjelaskan bahwa iuran wajib

yang bersifat memaksa kepada pribadi atau badan berdasarkan peraturan

perundang-undangan diperuntukkan untuk kemakmuran rakyat dan keperluan

daerah.

Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, dijelaskan bahwa

pembagian pajak dibagi menjadi dua jenis pajak, yaitu Pajak Provinsi dan

Pajak Kabupaten/Kota. Adapun jenis-jenis pajak yang terdapat dalam Pajak

Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota yaitu:

a. Jenis Pajak Provinsi:

1) Pajak KendaraanBermotor

2) Bea Balik Nama KendaraanBermotor

3) Pajak Bahan Bakar KendaraanBermotor

4) Pajak AirPermukaan

5) PajakRokok

b. Jenis PajakKabupaten/Kota:

1) PajakHotel

2) PajakRestoran

3) PajakHiburan

4) PajakReklame

5) Pajak PeneranganJalan

6) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

Page 27: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

10

7) PajakParkir

8) Pajak AirTanah

9) Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan

10) Bea Perhotelan Hak atas Tanah danBangunan

Berdasarkan pembagiannya terbagi menjadi dua bagian yaitu bagi hasil

pajak provinsi kepada kabupaten/kota dan bagi hasil pajak kabupaten/kota

kepada desa. Adapun rincian pembagiannya adalah sebagai berikut:

a. Bagi Hasil Pajak Provinsi kepada DaerahKabupaten/Kota

1) Hasil penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas

Air dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas

Air diserahkan kepada Kabupaten/Kota di provinsi yang bersangkutan

minimal 30%

2) Hasil penerimaan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor serta Pajak

Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan

diserahkan kepada Kabupaten/Kota di provinsi yang bersangkutan

minimal 80%

3) Penggunaan bagian daerah kabupaten/kota sepenuhnya ditetapkan oleh

wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan

b. Bagi Hasil Pajak Daerah Kabupaten/Kota kepada Desa

1) Hasil penerimaan pajak kabupaten paling sedikit 10% diperuntukkan

untuk desa yang bersangkutan

2) Bagian desa ini ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten dengan

memperhatikan aspek potensi dan pemerataan antar-desa

3) Penggunaan bagian desa ditetapkan seluruhnya oleh desa yang

bersangkutan.

Dalam proses pemungutan pajak harus memenuhi beberapa syarat agar

tidak menimbulkan hambtatan atau perlawanan (Mardiasmo, 2011: 2), yaitu:

Page 28: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

11

a. Syarat Keadilan : Pemungutan pajak harusadil

b. SyaratYuridis : Pemungutan pajak harus sesuai UU

c. SyaratEkonomis : Tidak menggangguperekonomian

d. SyaratFinansial : Pemungutan pajak harusefisien

e. Sistem pemungutan pajak harussederhana

1. Pajak Kendaraan Bermotor

Berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2009 menjelaskan bahwa pajak atas

penguasaan dan/atau kepemilikan dan/atau kendaraan bermotor

merupakan pengertian dari Pajak Kendaraan Bermotor. Semua kendaraan

yang bermesin dan beroda yang digunakan di jalur darat dan tidak secara

permanen yang dapat digunakan di air adalah pengertian dari kendaraan

bermotor.

Pajak Kendaraan Bermotor peranannya sangat besar bagi Pendapatan

Asli Daerah. Hal ini dapatterlihat jelas dari daerah-daerah yang

menganjurkan untuk membeli kendaraan bermotor dengan nomor polisi

daerahnya masing-masing dengan maksud agar pajak yang dibayar masuk

ke kas daerah dan dapat dimanfaatkan untuk pembangunan dan

penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bersangkutan.

2. Pajak Hiburan

Iuran yang dikenakan atas adanya penyelenggaran hiburan dan

pungutannya diatur dalam perundang-undangan adalah pengertian dari

pajak hiburan. Berdasarkan Undang-Undang nomor 28 Tahun 2009 Pasal

1 Ayat 25 mengatakan bahwa semua jenis pertunjukan, keramaian,

tontonan dan/atau permainan adalah yang dimaksud dengan hiburan.

Menurut Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pajak Hiburan,

hiburan adalah kegiatan yang dinikmati dengan dipungut bayaran untuk

menikmati pertunjukan, keramaian, tontonan dan/atau permainan. Pajak

Page 29: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

12

Hiburan dipungut atas jasa penyelenggaraan hiburan dengan

dipungutbayaran.

Dalam pemungutan pajak hiburan, terdapat beberapa terminologi yang

perlu diketahui, yaitu:

1. Hiburan merupakan seluruh jenis permainan ketangkasan, pertunjukan,

keramaian atau permainan dengan nama dan bentuk apapun dengan

dipungut bayaran tidak termasuk penggunaan fasilitas untuk

berolahraga

Penyelenggaraan hiburan adalah orang pribadi atau badan yang

bertindak baik atas namanya sendiri dalam menyelenggarakan suatu

hiburan.

2. Penonton atau pengunjung adalah setiap individu yang menghadiri

suatu hiburan untuk mendengar, melihat, dan/atau menikmati fasilitas

yang ada, kecuali karyawan, penyelenggara, artis, serta petugas yang

hadir untuk melakukan pengawasan

3. Pembayaran adalah jumlah yang diterima dalam bentuk apapun untuk

harga pengganti yang diminta atau seharusnya diminta wajib pajak

sebagai bentuk penukar atas pemakaian atau pembelian jasa hiburan

serta fasilitas penunjangnya. Dalam hal ini, termasuk juga semua

tambahan dengan nama apapun juga yang dilakukan oleh wajib pajak

yang berkaitan langsung dengan penyelenggaraan hiburan. Jumlah

yang diterima atau seharusnya diterima, termasuk yang akan diterima,

seperti pembayaran yang dilakukan tidak secara tunai juga termasuk

dalam pengertian pembayaran.

4. Tanda masuk merupakan seluruh tanda atau cara atau alat yang sah

dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk menonton,

menikmati hiburan, dan menggunakan fasilitasnya.

5. Harga tanda masuk, yang selanjutnya disingkat HTM, merupakan nilai

uang yang terdapat pada tanda masuk yang harus dibayar oleh

pengunjung atau penonton.

Page 30: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

13

Dasar hukum pemungutan pajak hiburan di DKI Jakarta diatur dalam

Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pajak Hiburan. Dasar

hukum pemungutan pajak hiburan pada suatu kabupaten/kota adalah

sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah

2. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah

3. Peraturan Daerah yang mengatur tentang Pajak Hiburan

Objek pajak hiburan merupakan penyelenggaraan hiburan yang

dipungut bayaran. Adapun yang dimaksud dengan objek pajak hiburan

sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pajak

Hiburan adalah sebagai berikut:

1. Tontonan film

2. pagelaran kesenian, musik, tari, dan/atau busana

3. kontes kecantikan

4. pameran

5. diskotik, karaoke, klab malam dan sejenisnya

6. akrobat, sirkus, dan sulap

7. permainan bowling dan bilyar

8. pacuan kuda dan pacuan kendaraan bermotor

9. permainan ketangkasan

10. refleksi, panti pijat, sauna, spa dan pusat kebugaran

(fitnesscenter)

11. pertandingan olahraga

Page 31: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

14

Sedangkan yang bukan termasuk objek pajak hiburan, yaitu:

1. Acara pernikahan

2. Upacara adat

3. Kegiatan keagamaan

4. Pameran buku.

Subjek pajak hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menonton

dan atau menikmati hiburan. Dengan kata lain, subjek pajak adalah

konsumen yang menikmati hiburan. Wajib pajak adalah orang pribadi atau

badan yang menyelenggakan hiburan. Dengan kata lain, subjek pajak dan

wajib pajak pada pajak hiburan tidak sama. Konsumen yang menikmati

hiburan merupakan wajib pajak yang membayar pajak. Kemudian,

penyelenggara hiburan bertindak sebagai wajib pajak yang diberikan

kewenangan untuk memungut pajak dari konsumen sebagai subjek pajak.

Dasar pengenaan pajak hiburan adalah uang yang diterima atau yang

seharusnya diterima oleh penyelenggara hiburan. Pengertian yang

dimaskud dalam penjelasan tersebut termasuk potongan harga dan tiket

cuma-cuma yang diberikan kepada penerima jasa hiburan.

Tarif pajak hiburan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2015

adalah sebagaiberikut:

1. Tarif pajak untuk pertunjukan film di bioskop ditetapkan sebesar 10%

2. Tarif pajak untuk pagelaran kesenian, musik, tari dan/atau busana yang

bertaraf lokal/tradisional adalah 0%

3. Tarif pajak untuk pagelaran kesenian, musik, tari dan/atau busana yang

bertaraf nasional sebesar 5%

4. Tarif pajak untuk pagelaran kesenian, musik, tari dan/atau busana yang

bertaraf internasional sebesar 15%

5. Tarif pajak untuk kontes kecantikan untuk taraf lokal/tradisional

Page 32: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

15

adalah 0%

6. Tarif pajak untuk kontes kecantikan yang berkelas nasional sebesar 5%

7. Tarif pajak untuk kontes kecantikan yang berkelas internasional

sebesar 15%

8. Tarif pajak untuk pameran yang bersifat non komersial adalah 0%

9. Tarif pajak untuk pameran yang bersifat komersial sebesar 10%

10. Tarif pajak untuk bar, diskotik, karaoke, klab malam, pub, live music,

musik dengan disck jockey (DJ), dan sejenisnya sebesar 25%

11. Tarif pajak untuk akrobat, sirkus, dan sulap yang bertaraf lokal/

tradisional adalah 0%

12. Tarif pajak untuk akrobat, sirkus, dan sulap yang bertaraf nasional dan

internasional sebesar 10%

13. Tarif pajak untuk permainan bowling dan sebesar 10%

14. Tarif pajak untuk pacuan kuda yang berkelas lokal/tradisional sebesar

5%

15. Tarif pajak untuk pacuan kuda yang berkelasnasional dan internasional

sebesar 15%

16. Tarif pajak untuk pacuan kendaraan bermotor sebesar 15%

17. Tarif pajak untuk permainan ketangkasan adalah 10%

18. Tarif pajak untuk panti pijat, sauna, dan spa sebesar 35%

19. Tarif pajak untuk refleksi dan pusat kebugaran/fitness center sebesar

10%

20. Tarif pajak untuk pertandingan olah raga yang bertaraf lokal/

tradisional adalah 0%

21. Tarif pajak untuk pertandingan olah raga yang bertaraf nasional

sebesar 5%

22. Tarif pajak untuk pertandingan olah raga yang bertaraf internasional

sebesar 15%

Page 33: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

16

3. Pajak Pariwisata

Berdasarkan UU Nomor 10 Tahun 2009, Pariwisata adalah berbagai

macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang

disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah

Daerah. Sedangkan, kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang

berhubungan dengan pariwisata yang bersifat multi disiplin dan multi

dimensi yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap individu dan Negara

serta interaksi antara wisatawan dengan masyarakat setempat, sesama

wisatawan, pengusaha, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah pusat.

Sektor Pariwisata menjadi salah satu objek penerimaan Pajak Daerah

yang bisa membantu pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan

daerah. DKI Jakarta sendiri memiliki banyak objek wisata yang diminati

oleh wisatawan nusantara maupun wisatawan asing.

C. Penelitian Terdahulu

Firman Hadi Yiwono (2012) meneliti tentang Analisis Potensi dan

Kontribusi Pajak Hiburan terhadap Penerimaan Pendapataan Asli Daerah

Studi Kasus Pendapatan Daerah Kota Malang dengan metode penelitian

deskriptif kuantitatif. Dalam penelitiannya, target kontribusi Pajak Hiburan

terhadap Pajak Daerah kota Malang mengalami kenaikan yang fluktuatif.

Yesi Dwi Wulandari, dkk (2015) meneliti tentang Pengaruh Jumlah

Wisatawan, Jumlah Hotel dan Laju Inflasi terhadap Penerimaan Pajak Hotel

Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang dengan

menggunakan metode Uji Asumsi Klasik dengan pendekatan time series

dengan data sekunder. Hasil dari penelitian ini diketahi bahwa jumlah hotel

berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan pajak hotel di Palembang.

Sedangkan wisatawan dan laju inflasi tidak berpengaruh terhadap penerimaan

pajak hotel di Palembang.

I Wayan Gede Sedana (2011) meneliti tentang Pengaruh Jumlah

Kunjungan Wisatawan terhadap Penerimaan Retribusi Objek Wisata,

Page 34: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

17

Pendapatan Asli Daerah dan Anggaran Pembangunan Kabupaten Gianyar

tahun 1991-2010 dengan menggunakan regresi linier. Hasil dari penelitian ini

adalah secara keseluruhan objek wisata dan pendapatan asli daerah

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembangunan daerah. Sedangkan

jumlah kunjungan wisatawan tidak berpengaruh signifikan terhadap anggaran

pembangunan.

Susana (2003) meneliti tentang Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan

Daerah dari Sektor Pariwisata Kota Surakarta tahun 1985-2000 menggunakan

regresi linear berganda. Dari hasil uji signifikansi diperoleh bahwa

keseluruhan variable independen berpengaruh secara signifikan dan dapat

menjelaskan variable dependen sebesar 76.5 persen.

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian tentang konsep Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak

Hiburan, Pajak Pariwisata serta pemahaman tentang Pendapatan Asli Daerah,

maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2. 1Kerangka Pemikiran

E. Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap suatu masalah yang

kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan penjelasan penelitian

terdahulu dan perumusan masalah pada bab sebelumnya, penulis akan

Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak Hiburan

Pajak Pariwisata

Pendapatan Asli Daerah

Page 35: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

18

menjelaskan hubungan sementara antara variabel-variabel terkait untk

dilakukan pengujian ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan Pajak Kendaraan Bermotor

terhadap Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta

H1 : Terdapat pengaruh signifikan Pajak Kendaraan Bermotor

terhadap Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta

2. H0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan Pajak Hiburan terhadap

Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta

H2 : Terdapat pengaruh signifikan Pajak Hiburan terhadap

Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta

3. H0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan Pajak Pariwisata terhadap

Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta

H3 : Terdapat pengaruh signifikan Pajak Pariwisata terhadap

Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta

Page 36: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif di mana

penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, dimulai dari pengumpulan

angka, penafsiran terhadap data berupa angka tersubut serta penampilahn dari

hasilnya. Ruang lingkup dari penelitian ini adalah mengidentifikasi untuk

melihat bagaimana hubungan antara Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak

Hiburan dan Pajak Pariwisata dengan Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta.

Penelitian ini dilakukan dalam periode 10 tahun, yakni dari tahun 2008 hingga

2017 di Provinsi DKIJakarta.

B. Jenis dan Sumber Data

Untuk mengetahui kebenaran ilmiah suatu penelitian, hal yang sangat

penting dilakukan adalah pengumpulan data. Dalam metode ini menggunakan

metode kuantitatif sesuai dengan rumusan yang telah dibahas, di mana data

yang digunakan berupaangka. Sumber-sumber data yang diperoleh untuk

menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) DKI Jakarta tahun 2008-

2017 yang bersumber dari Laporan Anggaran Penerimaan dan Belanja

Daerah DKI Jakarta

2. Data target dan realisasi Pajak Kendaraan Bermotor DKI Jakarta tahun

2008-2017 yang bersumber dari Laporan Anggaran Penerimaan Pajak

Daerah Badan Pajak dan Retribusi Daerah DKI Jakarta

3. Data target dan realisasi Pajak Hiburan DKI Jakarta tahun 2008-2017 yang

bersumber dari Laporan Anggaran Penerimaan Pajak Daerah Badan Pajak

dan Retribusi Daerah DKIJakarta

Page 37: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

20

4. Data target dan realisasi Pajak Pariwisata DKI Jakarta tahun 2008-2017

yang bersumber dari Laporan Anggaran Penerimaan Pajak Daerah Badan

Pajak dan Retribusi Daerah DKI Jakarta

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data

yang diperoleh dari pihak lain. Data sekunder pada umumnya berupa data atau

dokumentasi laporan yang telah tersedia. Dalam penelitian ini, data diperoleh

dari website BPS DKI Jakarta dan juga website Pemrpov DKI Jakarta yang di

dalamnya terdapat data-data yang diperlukan untuk penelitianini.

D. Metode Analisis Data

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

analisis linear berganda dengan menggunakan software EViews 8.1. Model

analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih

dari satu variable bebas terhadap variable terikat.

Kriteria pengujian yang dilakukan yaitu dengan menggunakan pengujian

koefisien determinasi (R2), pengujian statistic koefisien regresi parsial (uji t)

dan pengujian statistic F.

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Data yang berdistribusi normal adalah salah satu asumsi dalam

analisis statistika. Uji ini menggunakam software E-Views dan

menggunakan du acara yaitu histogram dan Uji Jarque-Bara

1) Cara Mengenali Normalitas

Ada dua cara mendeteksi apakah residual berdistribusi normal

atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistic. Normalitas

dapat dideteksi dengan meliat penyebaran data pada sumbu

Page 38: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

21

diagonal dari grafik normal P-Plots. Jika data menyebar di sekitar

garis diagonal, maka data berdistribusi normal. Jika data menyebar

jauh dari garis diagonal, maka data tidak berdistribusi normal

(Ghozali, 2011: 160).

2) Pengaruh Ketidaknormalan Data

Salah satu asumsi model regresi adalah residual mempunya

distribusi normal (Widarjono, 2010:111).

3) Cara menghilangkan Ketidaknormalan Data

Salah satu hal yang dapat dilakukan jika data tidak berdistribusi

normal adalah melakukan transformasi terhadap data (Rosadi,

2012:36).

b. Uji Heteroskedastisitas

Untuk melihat nilai varians antar nilai Y apakah sama atau

heterogen dilakukan uji Heteroskedastisitas. Asumsi penting (asumsi

Gauss Markov) dalam penggunaan OLS adalah varians residual yang

konstan. Varian dari residual tidak berubah dengan berubahnya satu

atau lebih variabel bebas. Jika asumsi ini terpenuhi, maka residual

disebut homoskedastisitas. Jika tidak maka disebut heteroskedastisitas

(Rolis, 2014:67).

1) Cara mengenali Heteroskedastisitas

Pendeteksian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan du

acara, yaitu dengan metode grafik dan uji korelasi Rank Spearman

(Suharyadi dan Purwanto, 2013:232). Ada pula beberapa metode

yang digunakan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas yaitu menggunakan metode grafik, Uji Park,

Uji Glejser, Uji Korelasi Spearman, Uji Goldfield Quandt, Uji

Page 39: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

22

Bruesch-Pagan-Godfrey dan Uji White (Winarno, 2011:5.8)

2) Pengaruh Heteroskedastisitas

Ada tiga dampak yang terjadi akibat terjadinya

heteroskedastisitas. Pertama, walaupun terjadi heteroskedastisitas,

koefisien penduga (b1 dan b2) tetap efisien, namun variannya

menjadi lebar atau tidak efisien. Kedua, interval keyakinan untuk

koefisien regresi menjadi semakin lebar dan uji signifikansi kurang

kuat. Ketiga, Apabila menggunakan OLS, maka Uji t dan Uji f

tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga diperlukan

perubahan-perubahan (Suharyadi dan Purwanto, 2013:232).

3) Cara Menghilangkan Heterorskedastisitas

Cara mengatasi heteroskedastisitas dapan dilakukan dengan

cara melakukan metode kuadrat terkecil terimbang, nilai terimbang

dapat dilakukan berdasarkan observasi. Kemudian dengan

melakukan transformasi log atau data ditransformasi ke bentuk

lainnya seperti 1/X atau yang lainnya.

c. Uji Multikolinearitas

Frish menjelaskan bahwa multikolinear adalah adanya lebih dari

satu hubungan linear yang sempurna. Menurut Frish, apabila terjadi

multikolinear apalagi kolinear yang sempurna (koefisien korelasi antar

variabel bebas=1) maka koefisien regresi dari variabel bebas tidak

dapat ditentukan dan standar error-nya tidak terhingga (Suharyadi dan

Purwanto, 2013:231).

Pengertian lain dari multikolinearitas adalah adanya hubungan

linier antarvariabel independen. Karena melibatkan beberapa variabel,

maka multikolinearitas tidak akan terjadi pada persamaan regresi

sederhana yang terdiri dari satu variabel dependen dan satu variabel

Page 40: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

23

independen (Winarno, 2011:5.1).

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi dikenalkan oleh Maurice G. Kendall dan William R.

Buckland. Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi

yang disusun menurut urutan waktu. Ada beberapa penyebab

autokorelasi yaitu pertama kelembaman, yang biasa terjadi dalam

fenomena ekonomi dimana sesuatu akan memengaruhi suatu yang lain

dengan mengikuti siklus bisnis saling berkaitan. Kedua terjadinya bias

spesifikasi, yaitu ada beberapa variabel yang tidak termasuk dalam

model. Dan ketiga, bentuk fungsi yang digunakan tidak tepat misalnya

seharusnya bentuk non-linear tetapi digunakan linear atau sebaliknya

(Suharyadi dan Purwanto, 2013:232).

2. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) merupakan suatu ukuran yang

menunjukkan besarnya sumbangan variabel X yang mempunyai pengaruh

linear terhadap variasi (naik turunnya) Y. Dalam penelitian ini, penulis

menggunakan R2 untuk mengukur besarnya kontribusi variabel X terhadap

variabel Y. Koefisien determinasi adalah bagian dari keberagaman total

variabel terikat Y yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh

keragaman variabel bebas X. Semakin besar koefisien determinasi

menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y (Suharyadi dan

Purwanto, 2013:162).

3. Pengujian Hipotesis

a. Uji-t Statistik

Uji signifikansi parsial atau individual digunakan untuk menguji

apakah suatu variabel bebas berpengaruh atau tidaknya terhadap

variabel terikat. Untuk mengetahui apakah suatu variabel secara parsial

Page 41: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

24

berpengaruh nyata atau tidak digunakan uji t atau t student (Suharyadi

dan Purwanto, 2013:228).

Signifikan tidaknya sebuah variabel independen di dalam analisis

regresi bisa dilihat dari nilai ρ dibandingkan dengan nilai α. Jika nilai

probabilitas ρ lebih kecil dari nilai α yang dipilih maka kita menolak

hipotesis nol (H0) atau menerima hipotesis alternative (H1) dan

sebaliknya. (Widarjono, 2010:28).

Untuk mengukur tingkat signifikan pengaruh setiap variabel bebas

terhadap variabel terikat dalam model regresi, dilakukanlah pengujian

ini dengan syarat:

• Jika t statistic < t table atau nilai probabilitas > 0,05 maka

H0diterima artinya tidak ada pengaruh antara variabel

independen terhadap variabel dependen.

• Jika t statistic > t table atau nilai probabilitas >0,05 maka H0

ditolak, artinya ada pengaruh antara variabel independen dan

variabel dependen

b. Uji-F Statistik

Uji global disebut juga uji signifikansi serentak atau uji F. Uji ini

dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel

bebas (X1, X2, X3, …Xk) dapat atau mampu menjelaskan tingkah laku

atau keragaman variabel terikat (Y). Uji global dimaksudkan untuk

mengetahui semua variabel bebas memiliki koefisien regresi sama

dengan nol (Suharyadi dan Purwanto, 2013:228).

Untuk melihat hubungan atau pengaruh variabel independen secara

berasama-sama terhadap variabel dependen, dilakukanlah pengujian ini

dengan syarat:

• Jika F-hitung < F table atau nilai probabilitas > 0,05 maka H0

diterima yang berarti secara bersama-sama variabel independen

tidak dipengaruhi variabel dependen secara signifikan

Page 42: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

25

• Jika F-hitung > F table atau nilai probabilitas <0,05 maka H0

ditolak yang berarti secara bersama-sama variabel dependen

memengaruhi variabel dependen secara signifikan

E. Definisi Operasional Variabel

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD) diukur berdasarkan Laporan

Anggaran Pendapatan dan Belanja DKI Jakarta dalam satuan jutaan

rupiah. Data ini diperoleh dari Laporan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah DKI Jakarta dari Badan Pengelola Keuangan Daerah

DKIJakarta

2. Pajak Kendaraan Bermotor

Variabel Pajak Kendaraan Bermotor diukur berdasarkan Laporan

Anggaran Penerimaan Pajak Daerah DKI Jakarta dalam satuan jutaan

rupiah. Data ini diperoleh dari Badan Pajak dan Retribusi Daerah DKI

Jakarta.

3. Pajak Hiburan

Variabel Pajak Hiburan diukur berdasarkan Laporan Anggaran

Penerimaan Pajak Daerah DKI Jakarta dalam satuan jutaan rupiah.

Data ini diperoleh dari Badan Pajak dan Retribusi Daerah DKI Jakarta

4. Pajak Pariwisata

Variabel Pajak Hiburan diukur berdasarkan Laporan Anggaran

Penerimaan Pajak Daerah DKI Jakarta dalam satuan jutaan rupiah.

Data ini diperoleh dari Badan Pajak dan Retribusi Daerah DKI Jakarta

Page 43: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

26

Tabel 3. 1 Operasional Variabel No Variabel Definisi Variabel Satuan

1

Pendapatan Asli Daerah

(PAD)

Realisasi penerimaan

pendapatan asli daerah

DKI Jakarta tahun 2008-

2017

Juta

Rupiah

2

Pajak Kendaraan Bermotor Realisasi penerimaan

pajak kendaraan

bermotor DKI Jakarta

tahun 2008-2017

Juta

Rupiah

3

Pajak Hiburan Realisasi penerimaan

pajak hiburan DKI

Jakarta tahun 2008-2017

Juta

Rupiah

4

Pajak Pariwisata

Realisasi penerimaan

pajak pariwisata DKI

Jakarta tahun 2008-

2017

Juta

Rupiah

Page 44: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran UmumPenelitian

1. Letak Geografis Kota DKIJakarta

Secara geografis Kota Jakarta terletak pada koordinat 5° 19' 12" - 6°

23' 54" Lintang Selatan dan 106° 22' 42"-106° 58' 18" Bujur Timur. Luas

daratan Kota Jakarta adalah 661,52 km2 dan luas perairan sebesar 6.997,50

km2. Total luas wilayah Kota DKI Jakarta adalah sebesar 7.659,02 km2.

Wilayah Jakarta berlokasi di utara Pulau Jawa, di muara Ciliwung, Teluk

Jakarta.

Wilayah Kota Jakarta berbatasan dengan 2 Provinsi sebagai berikut:

a. Sebelah timur dan selatan berbatasan dengan Provinsi JawaBarat

b. Sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Banten

Kota DKI Jakarta memliki total populasi sebesar10.374.235 pada

tahun 2017 dengan total kepadatan sebesar 15.663/km2. Letak Kota DKI

Jakarta sangat strategis karena diapit oleh 2 Provinsi yaitu Provinsi Banten

dan Jawa Barat. Hal ini menyebabkan meningkatnya jaringan transportasi

yang terhubung dengan kota lain secara regional.

2. Sejarah Singkat Kota DKI Jakarta

Kota Jakarta pertama kali dikenal sebagai salah satu pelabuhan milik

Kerajaan Sunda yang bernama Sunda Kelapa yang berlokasi di muara

Sungai Ciliwung. Kerajaan Sunda merupakan kelanjutan dari Kerajaan

Tarumanegara pada abad ke-5 dan diperkirakan pelabuhan ini ada sejak

abad tersebut. Pelabuhan ini dikenal sebagai pelabuhan lada pada abad ke-

12 dimana banyak kapal asing yang berasal dari negara lain membawa

barang-barang untuk ditukar dengan rempah- rempah yang merupakan

Page 45: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

28

komoditas dagang saatitu.

Sunda Kelapa berganti nama menjadi Jayakarta setelah Fatahillah

berhasil menduduki Pelabuhan Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni tahun

1527. Setelah pendudukan berhasil, pemerintahan Jayakarta diserahkan

kepada putra dari Sunan Gunung Jati, yaitu Maulana Hasanuddin dari

Banten.

Pada abad ke-16, VOC yang dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen

menguasai Jayakarta setelah Kesultanan Banten dikalahkan dan mengganti

nama Jayakarta menjadi Batavia. Selama kolonialisasi, Batavia menjadi

kota besar dan penting. Pendudukan VOC berlangung dari tahun 1619 –

1942. Pada tahun 1926, pemerintah Hindia Belanda membentuk

pemerintahan otonom provinsi dan Provincie West Java adalah provinsi

pertama yang dibentuk di wilayah Jawa danBataviamenjadi salah satu

keresidenan dalam Provincie West Java.

Beralih pada tahun 1942, pada saat pendudukan Jepang, nama Batavia

diganti menjadi Djakarta untuk menarik hati penduduk pada Perang Dunia

ke-2. Di kota Djakarta ini merupakan tempat berlangsungnya Proklamasi

Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Pada tahun 1959, Presiden Sukarno mengangkat Soemarno

Sosroatmodjo yang merupaka seorang dokter tentara menjadi Gubernur

pertama Jakarta. Dan pada tahun 1961, status Djakarta diubah dari Daerah

Tingkat Satu menjadi Daerah Khusus Ibukota dan tetap dijabat oleh

Soemarno sebagai Gubernur Djakarta.

3. Pariwisata DKI Jakarta

DKI Jakarta yang juga merupakan ibu kota Indonesia memiliki

beberapa objek wisata yang sering didatangi wisatawan nusantara maupun

wisatawan asing. Mulai dari taman kota, museum, taman hiburan, cagar

budaya dan wisata bahari seperti di Kepulauan Seribu merupakan objek-

objek yang sering didatangi oleh wisatawan.

Page 46: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

29

Tempat-tempat wisata tersebut biasanya ramai didatangi ketika sedang

libur sekolah untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan

mengenalkan budaya-budaya dan sejarah yang ada di Jakarta. Kota tua

misalnya, tidak pernah sepi dari pengunjung baik itu dalam negeri maupun

luar negeri.

Berikut adalah objek-objek pariwisata yang ada di DKI Jakarta dan

sering dikunjungi oleh wisatawan:

a) Taman Impian Jaya Ancol

b) Kota Tua

c) Kepulauan Seribu

d) Taman Wisata Alam Angke Kapuk

e) Kampung Betawi Setu Babakan

f) Monumen Nasional

g) Taman Mini Indonesia Indah

h) Kebun Binatang Ragunan

i) Planetarium

j) Masjid Istiqlal

k) Dan lain-lain

B. Hasil Analisis

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Dari hasil pengujian normalitas didapatkan nilai Jarque-Bera

sebesar 2,697480 dan nilai probabilitas sebesar 0,259567 yang artinya

nilai probabilitas lebih besar dari nilai signifikan (0,05). Maka dapat

disimpulkan bahwa data dalam penelitian terdistribusi normal.

Page 47: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

30

Tabel 4. 1 Uji Normalitas

Jarque-Bera 2.697480 Probability 0.259567

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder

b. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu dengan

observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah

timbul pada data yang bersifat runtut waktu, karena berdasarkan

sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi data masa sebelumya.

Meskipun demikian, tetap dimungkinkan autokorelasi dijumpai pada

data yang bersifat antar objek (Winarno, 2015:5.31). Untuk mendeteksi

ada atau tidaknya autokorelasi dengan menggunakan nilai Durbin-

Watson dengan penjelasan sebagai berikut:

• Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan (4 – du), maka

koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada

autokorelasi.

• Bila nilai DW lebih rendah dari batas bawah (dl), maka

koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada

autokorelasi positif.

• Bila nilai DW lebih besar daripada (4 – dl), maka koefisien

autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi

negatif.

• Bila nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah

(dl) maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

• Bila nilai DW terletak antara (4 – du) dan (4 – dl), maka

hasilnya tidak dapat disimpulkan.

Page 48: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

31

Tabel 4. 2 Uji Durbin-Watson

DL DU Durbin-Watson 4 – DU 4 – DL 1.33835 1.65889 2.299323 2.34111 2.66165

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder & Tabel DW (K=4, T=40, α=5%)

Nilai DL dan DU terdapat pada table Durbin-Watson, dengan

melihat jumlah variabel dalam penelitian ini (K) sebanyak 4, dan

jumlah observasi (T) sebanyak 40, dengan tingkat α = 5%, maka nilai

DL pada Tabel DW adalah 1,33835 dan nilai DU 1,65889. Dari hasil

pengujian regresi ini diperoleh nilai DW sebesar2,299323 dimana nilai

ini berada di antara nilai DU (1,65889) dan 4 – DU (2,299323)

sehingga dapat diketahui bahwa model ini tidak terdapat autokorelasi

c. Uji Heteroskedastisitas

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mendeteksi ada atau

tidaknya masalah heteroskedastisitas, di antaranya dengan

menggunakan uji Glejser. Jika nilai probabilitas variabel independen

<0,05 atau secara signifikan memengaruhi reabs maka ada indikasi

heteroskedastisitas dan begitu pula sebaliknya.

Tabel 4. 3 Uji Glejser F-statistic 2.049519 Prob. F(3,36) 0.1242 Obs*R-squared 5.835129 Prob. Chi-Square(3) 0.1199 Scaled explained SS 3.230970 Prob. Chi-Square(3) 0.3574

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder

Nilai p value yang ditunjukkan dengan nilai Prob. Chi-Square(3)

pada Obs*R-squared yaitu sebesar 0,1199. Oleh karena nilai p value

0,1199> 0,05 maka terima H0 yang berarti model regresi bersifat

homoskedastisitas atau dengan kata lain tidak ada masalah asumsi non

Page 49: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

32

heteroskedastisitas.

d. Uji Multikolinearitas

Tabel 4. 4 Regresi Dependent Variable: PAD Method: Least Squares Date: 07/09/19 Time: 21:40 Sample: 2008Q1 2017Q4 Included observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -1048422. 71995.60 -14.56231 0.0000

PKB 2.371503 0.362290 6.545874 0.0000 HIBURAN -27.89209 2.429921 -11.47860 0.0000 WISATA 11.55099 0.494043 23.38054 0.0000

R-squared 0.997540 Mean dependent var 6162244.

Adjusted R-squared 0.997335 S.D. dependent var 2836557. S.E. of regression 146428.9 Akaike info criterion 26.72111 Sum squared resid 7.72E+11 Schwarz criterion 26.89000 Log likelihood -530.4221 Hannan-Quinn criter. 26.78217 F-statistic 4866.345 Durbin-Watson stat 0.345972 Prob(F-statistic) 0.000000

Konsekuensi multikolinearitas adalah invalidnya signifikansi

variabel maupun besaran koefisien variabel dan konstanta.

Multikolinearitas diduga terjadi apabila menghasilkan nila R2 yang

tinggi (lebih dari 0,8), nilai F tinggi dan nilai t-statistik semua atau

hamper semua variabel penjelas tidak signifikan.

Tabel 4. 5 Uji Multikolinearitas VIF Coefficient Uncentered Centered

Variable Variance VIF VIF C 5.18E+09 9.669815 NA

PKB 0.131254 387.1954 47.85710 HIBURAN 5.904516 164.4690 24.70940 WISATA 0.244078 226.4624 31.38004

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder

Hasil uji multikolinearitas pada table di atas menunjukkan bahwa

semua variabel memperoleh nilai VIF di atas 10. Maka dapat ditarik

Page 50: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

33

kesimpulan bahwa telah terjadi masalah multikolinearitas.

Untuk mendeteksi awal apakah suatu model mengandung

multikolinearitas, maka tindakan awal dengan melihat estimasi nilai R2

yang tinggi (lebih dari 0,8), nilai F tinggi dan nilai t-statistik semua

atau hamper semua variabel penjelas tidak signifikan. Dari hasil di atas

dapat kita lihat R2 tinggi, F tinggi namun sebagian besar tidak

signifikan. Artinya ada kemungkinan model di atas mengandung

multikolinearitas yang serius. Uji selanjutnya, bandingkan R2 regresi

antar variabel bebasnya emnggunakan Pair-Wise Correlations.

Tabel 4. 6 Pair-Wise Correlations

Karena nilai korelasi dari masing-masing variabel bebas

menunjukkan angka 0,9 yang berarti korelasinya cukup tinggi, maka

model regresi tersebut terdapat masalah multikolinearitas.

Selanjutnya, penulis melakukan uji Auxiliary Regressions dengan

ketentuan jika nilai R2 pada model Regresi 1 > R2 pada model regresi 2

dan 3, maka model regresi tersebut tidak ada multikolinearitas.

Tabel 4. 7 Regresi 1

Dependent Variable: LOG(PAD) Method: Least Squares Date: 07/09/19 Time: 22:17 Sample: 2008Q1 2017Q4 Included observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -1.503522 0.339349 -4.430613 0.0001

LOG(PKB) 0.379762 0.108878 3.487956 0.0013 LOG(HIBURAN) -0.570734 0.064840 -8.802125 0.0000 LOG(WISATA) 1.377533 0.073974 18.62178 0.0000

R-squared 0.996327 Mean dependent var 15.51640

Page 51: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

34

Adjusted R-squared 0.996020 S.D. dependent var 0.508925 S.E. of regression 0.032105 Akaike info criterion -3.944974 Sum squared resid 0.037106 Schwarz criterion -3.776086 Log likelihood 82.89947 Hannan-Quinn criter. -3.883909 F-statistic 3254.686 Durbin-Watson stat 0.272451 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder

Tabel 4. 8 Regresi 2

Dependent Variable: LOG(PKB) Method: Least Squares Date: 07/09/19 Time: 22:20 Sample: 2008Q1 2017Q4 Included observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.730314 0.247127 11.04823 0.0000

LOG(HIBURAN) 0.373794 0.076217 4.904307 0.0000 LOG(WISATA) 0.515806 0.072701 7.094926 0.0000

R-squared 0.984140 Mean dependent var 13.90975

Adjusted R-squared 0.983283 S.D. dependent var 0.374928 S.E. of regression 0.048476 Akaike info criterion -3.143442 Sum squared resid 0.086948 Schwarz criterion -3.016776 Log likelihood 65.86884 Hannan-Quinn criter. -3.097644 F-statistic 1147.959 Durbin-Watson stat 0.216946 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder

Tabel 4. 9 Regresi 3

Dependent Variable: LOG(HIBURAN) Method: Least Squares Date: 07/09/19 Time: 22:21 Sample: 2008Q1 2017Q4 Included observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.745164 0.511907 -1.455664 0.1537

LOG(WISATA) 0.923933 0.038455 24.02654 0.0000 R-squared 0.938239 Mean dependent var 11.54794

Adjusted R-squared 0.936614 S.D. dependent var 0.409813 S.E. of regression 0.103177 Akaike info criterion -1.656030 Sum squared resid 0.404531 Schwarz criterion -1.571586 Log likelihood 35.12059 Hannan-Quinn criter. -1.625497 F-statistic 577.2745 Durbin-Watson stat 0.111342 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 52: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

35

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder

Dari hasil regresi pada 3 model regresi di atas, pada regresi 1

didapat nilai R2 sebesar 0,996327. Pada model regresi 2 didapat nilai

R2 sebesar 0,984140. Dan pada model regresi 3 didapat nilai R2

sebesar 0,938239. Dikarenakan nilai R2 pada model Regresi 1 > R2

pada model Regresi 2 dan 3, maka model tersebut tidak terdapat

multikolinearitas.

2. Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi ini menunjukkan seberapa besar semua

variabel bebas menjelaskan varian dari variabel terikatnya. Dalam

penelitian ini variabel bebasnya antara lain: Pajak Kendaraan Bermotor,

Pajak Hiburan dan Pajak Pariwisata. Sedangkan variabel terikatnya adalah

Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Tabel 4. 10 Koefisien Determinasi (R2)

R-squared 0.996327

Adjusted R-squared 0.996020 Sumber: Hasil pengolahan data sekunder Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut, diperoleh nilai Adjusted

R-squared sebesar 0,996020. Hal ini menunjukkan bahwa 99,60 persen

penerimaan Pendapatan Asli Daerah dapat dijelaskan oleh penerimaan

Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan dan Pajak Pariwisata.

Sedangkan sisanya 0,4 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

diteliti dalam penelitian ini.

Page 53: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

36

3. Pengujian Hipotesis

a. Uji F-Statistik (Simultan)

Untuk menguji apakah terdapat pengaruh variabel bebas secara

simultan atau bersama-sama terhadap variabel terikat maka digunakan

Uji-F dengan cara membandingkan F-Statistik dengan F-Tabel.

Dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara semua

variabel bebas terhadap variabel terikatnya

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel

bebas terhadap variabel terikatnya

Dengan kriteria pengujian, jika nilai F-Statistik lebih besar dari

nilai F-Tabel maka tolak H0 dan terima H1. Jika nilai F-Statistik lebih

kecil dari nilai F-Tabel maka terima H0 tolak H1.

Berdasarkan hasil regresi, diperoleh nilai F-Statistik sebesar

3254,686. Untuk melihat hasil dari pengujian ini, maka harus diketahui

terlebih dahulu F-Tabelnya. Untuk mengetahui F-Tabel. Pada

penelitian ini menggunakan variabel bebas sebanyak 3 dan jumlah

sampel sebanyak 40. Maka DF1 adalah 3 dan DF2 adalah 40-3-1=36.

Jadi DF2 adalah 36. Dari hasil penghitungan tersebut, dapat diperoleh

F-Tabel sebesar 2,87. Maka dapat ditarik kesimpulan terima H1

dikarenakan F-Statistik > F-Tabel.

b. Uji t-Statistik (Parsial)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas

secara parsial berpengaruh terhadap variabel terikat dan seberapa besar

pengaruhnya secara parsial dengan kriteria membandingkan nilai

probabilitas masing-masing variabel. Jika probabilitas masing-masing

variabel lebih kecil dari 0,05 maka tolak H0 dan terima H1 dan jika

nilai probabilitas masing-masing variabel lebih besar dari 0,05 maka

terima H0 tolak H1.

Page 54: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

37

Tabel 4. 11 Nilai Probabilitas (t-Statistik)

Variabel Prob. C 0.0001

PKB 0.0013 HIBURAN 0.0000 WISATA 0.0000

Sumber: Hasil pengolahan data sekunder

1) Pajak Kendaraan Bermotor

Pengujian signifikansi secara parsial Pajak Kendaraan

Bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah, dengan hipotesis

sebagai berikut:

H0 : Pajak Kendaraan Bermotor tidak berpengaruh signifikan

terhadap Pendapatan Asli Daerah

H1 : Pajak Kendaraan Bermotor berpengaruh signifikan

terhadap Pendapatan Asli Daerah

Dari hasil pengujian di atas menghasilkan nilai probabilitas

sebesar 0,0013< 0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang

signifikan antara Pajak Kendaraan Bermotor terhadap Pendapatan

Asli Daerah, yang artinya peningkatan penerimaan Pajak

Kendaraan Bermotor akan meningkatkan penerimaan Pendapatan

Asli Daerah.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Natalia

Ester Rompis, dkk (2015) yang meneliti tentang Kontribusi Pajak

Kendaraan Bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi

Sulawesi Utara. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

mereka, hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut yaitu adanya

peningkatan kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor terhadap

penerimaan Pendapatan Asli Daerah Sulawesi Utara.

Penelitian ini sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan

Nurul Karina dan Novi Budiarso (2016) yang meneliti tentang

Analisis Efektivitas dan Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor

terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Gorontalo. Berdasarkan

Page 55: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

38

hasil penelitian yang dilakukan oleh mereka, hasil yang diperoleh

dari penelitian tersebut menunjukkan tingkat efektivitas Pajak

Kendaraan Bermotor yang sangat efektif dengan rata-rata

persentase 104,48%.

2) Pajak Hiburan

Pengujian signifikansi secara parsial Pajak Hiburan terhadap

Pendapatan Asli Daerah, dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Pajak Hiburan tidak berpengaruh signifikan terhadap

Pendapatan Asli Daerah

H1 : Pajak Hiburan berpengaruh secara signifikan terhadap

Pendapatan Asli Daerah

Dari hasil pengujian di atas menghasilkan nilai probabilitas

sebesar 0,0000< 0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang

signifikan antara Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah,

yang artinya peningkatan penerimaan Pajak Hiburan akan

meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Saparuddin (2017) yang meneliti tentang Pengaruh Penerimaan

Pajak Hiburan dan Inflasi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

studi Kasus pada Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah

Kota Medan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saparuddin

menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang signifikan antara Pajak

Hiburan dan Inflasi terhadap Pendapatan Asli Daerah.

Hal ini sejalan pula dengan penelitian yang dilakukan oleh

Firman Hadi Yiwono (2012) yang meneliti tentang Analisis

Potensi dan Kontribusi Pajak Hiburan terhadap Penerimaan

Pendapatan Asli Daerah dengan studi kasus Pendapatan Daerah

Kota Malang. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah target

kontribusi pajak hiburan terhadap pajak daerah kota Malang yang

mengalami kenaikan yang fluktuatif dimana Pajak Hiburan

Page 56: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

39

berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah

kota Malang.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ni Nyoman

Suartini dan Made Suyana Utama (2013) tentang Pengaruh Jumlah

Kunjungan Wisatawan, Pajak Hiburan, Pajak Hotel dan Restoran

terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Gianyar

menjelaskan bahwa berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dari

Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

Gianyar tahun 1991-2010, diperoleh nilai t hitung sebesar 3,448

dengan t tabel sebesar 1,746. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung

> t tabel yang berarti Pajak Hiburan berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gianyar

periode tahub 1991-2010.

3) Pajak Pariwisata

Pengujian signifikansi secara parsial Pajak Pariwisata terhadap

Pendapatan Asli Daerah, dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Pajak Pariwisata tidak berpengaruh signifikan terhadap

Pendapatan Asli Daerah

H1 : Pajak Pariwisata berpengaruh secara signifikan terhadap

Pendapatan Asli Daerah

Dari hasil pengujian di atas menghasilkan nilai probabilitas

sebesar 0,0000< 0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang

signifikan antara Pajak Pariwisata terhadap Pendapatan Asli

Daerah, yang artinya peningkatan penerimaan Pajak Pariwisata

akan meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fakhrul

Indra Hermansyah (2017) yang mengatakan bahwa Jumlah

Wisatawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan

Asli Daerah melalui PDRB sector pariwisata di Kabupaten Sinjai

periode 2007-2016. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat

Page 57: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

40

hubungan kuat, setiap kenaikan atau penurunan jumlah wisatawan

akan mengakibatkan kenaikan dan penurunan pula terhadap

Pendapatan Asli Daerah melalui PDRB sector pariwisata.

Pada penelitian IWayan Gede Sedana (2011) meneliti tentang

pengaruh jumlah kunjungan wisatawan terhadap penerimaan objek

retribusi wisata, pendapatan asli daerah dan anggaran

pembangunan kabupaten Gianyar tahun 1991-2010 dengan

menggunakan regresi linier. Hasil penelitian yang didapat adalah

secara keseluruhan variabel pendapatan asli daerah dan objek

wisata berpengaruh positif dan signifikan terhadap anggaran

pembangunan daerah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ni Nyoman

Suartini dan Made Suyana Utama (2013) tentang Pengaruh Jumlah

Kunjungan Wisatawan, Pajak Hiburan, Pajak Hotel dan Restoran

terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Gianyar

menjelaskan bahwa berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dari

Jumlah Kunjungan Wisatawan terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Gianyar tahun 1991-2010, diperoleh nilai t hitung

sebesar 2,665 dengan t tabel sebesar 1,746. Hal ini menunjukkan

bahwa t hitung > t tabel yang berarti Jumlah Kunjungan Wisatawan

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kabupaten Gianyar periode tahun 1991-2010.

Page 58: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

41

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan hasil pembahasan sebelumnya,

penulis memperoleh kesimpulan dari hasil penelitian Pengaruh Pajak

Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan dan Pariwisata terhadap Pendapatan

Asli Daerah DKI Jakarta 2008-2017 sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan metode regresi, secara

parsial menggunakan uji-t diperoleh hasil bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara Pajak Kendaraan Bermotor dan

Pendapatan Asli Daerah dengan nilai probablitisa sebesar

0,0013< 0,05.

2. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan metode regresi, secara

parsial menggunakan uji-t diperoleh hasil bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara Pajak Hiburan dan Pendapatan

Asli Daerah dengan nilai probablitisa sebesar 0,0000< 0,05.

3. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan metode regresi, secara

parsial menggunakan uji-t diperoleh hasil bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara Pariwisata dan Pendapatan Asli

Daerah dengan nilai probablitisa sebesar 0,0000< 0,05.

4. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan metode regresi, secara

simultan menggunakan uji-f diperoleh hasil bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara Pajak Kendaraan Bermotor,

Pajak Hiburan dan Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah

dengan nilai F-Statistik 3254,686 > F Tabel 2,87.

Page 59: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

42

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas, maka dapat

diberikan saran sebagai berikut:

1. Berkaitan dengan tingginya laju pertumbuhan kendaraan

bermotor di DKI Jakarta yang mengalami kenaikan setiap

tahunnya, pemerintah diharapkan mampu mengoptimalkan

pemungutan pajak kendaraan bermotor agar dapat memberikan

kontribusi yang lebih besar bagi penerimaan daerah

2. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus berupaya meningkatkan

kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban pajaknya

dan mampu mengoptimalkan pemungutan pajak hiburan agar

dapat memberi kontribusi yang lebih besar bagi penerimaan

daerah

3. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diharapkan mampu

mengoptimalkan pengelolaan potensi sector pariwisata secara

serius dan konsisten untuk meningkatkan pertumbuhan sector

pariwisata dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi

penerimaan daerah.

Page 60: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

43

DAFTAR PUSTAKA

Arditia, Reza. 2012. Kontribusi dan Efektivitas Pajak Daerah Sebagai Sumber

Pendapatan Asli Daerah Kota Surabaya. Universitas Negeri Surabaya:

Jawa Timur.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Rineka Cipta: Jakarta.

Azizah, Siti Ni’matul. 2017. Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan

Domestik Regional Bruto di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Universtias Islam Negeri Sunan Kalijaga: Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik. Jakarta Dalam Angka. Jakarta.

Bianca Biagi, Maria Giovanna Brandano, Manuela Paulina. 2017. Tourism

Taxation: A Synthetic Control Method For Policy Evaluation. John Wiley &

Sons, Ltd.: Amerika

Christian Rame, I Gusti Putu Nata Wirawan. 2013. Efektivitas, Efisiensi

Penerimaan Pajak Hiburan dan Pengaruhnya terhadap Pendapatan Asli

Daerah di Kabupaten Badung. Universitas Udayana: Bali.

Edogbanya, Adejoh, Ja’afru G. Sule. 2013. Revenue Generation: It’s Impact on

Governemnt Developmental Effort (A Study of Selected Local Council in

Kogi East Senatorial District). Kogi State University: Nigeria

Fauzi, Luqman Yumna. 2018. Analisis Pengaruh Sektor Pariwisata terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah.

Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta.

Hajar, 2017. Kontribusi Pajak Hiburan dalam Peningkatan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) Di Kota Tangerang Selatan. Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah: Jakarta.

Halim, Abdul. 2001. Akuntansi Keuangan Daerah. Salemba Empat: Jakarta.

Kepmendagri No. 690.900-327 Tahun 2006 Tentang Efektivitas dan Kemandirian

Keuangan Daerah Otonom Kabupaten Kota.

Page 61: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

44

Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi,

Perekonomian, Strategi, dan Peluang. Erlangga: Jakarta.

Mangkoesoebroto, Guritno. 1999. Ekonomi Publik. BPFE: Yogyakarta.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi Revisi. ANDI: Yogyakarta.

Mill, Robert Christie. 2000. Tourism The International Business. PT Raja

Grafindo Persada: Jakarta

Musgrave, Richard. A. 1993. Keuangan Negara Dalam Teori dan Praktek Edisi 5.

Erlangga: Jakarta

Ofasari, Dian. 2017. Efektivitas dan Kontribusi Pajak Hiburan terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Musi Banyuasin: Sumatera Selatan.

Peraturan Daerah Kota Jakarta Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pajak Hiburan.

Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah

Prakoso, Kesit Bambang. 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. UII Press:

Yogyakarta.

Santoso, Purbayu Budi, Muliawan Hamdani. 2007. Statistika Deskriptif dalam

Bidang Ekonomi dan Niaga. Erlangga: Jakarta

Sedana, I Wayan Gede. 2011. Analisis Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan

terhadap Penerimaan Retribusi Obyek Wisata, Pendapatan Asli Daerah dan

Anggaran Pembangunan Kabupaten Gianyar Tahun 1991-2010. Universitas

Udayana: Bali

Siahaan, Mariot Pahala. 2010. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Rajawali

Pers: Jakarta.

Soemitro, Rochmat. 2000. Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan.

Erlangga: Jakarta.

Spillane, J.J. 1987. Pariwisata Indonesia Sejarah dan Prospeknya. Kanisius:

Yogyakarta

Subardini. 2017. Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap Pendapatan Domestik

Regional Bruto Provinsi Jawa Timur. Universitas Dr. Soetomo: Jawa

Timur.

Page 62: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

45

Suharyadi, Purwanto. 2009. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern Jilid

2. Salemba Empat: Jakarta.

Susiana. 2003. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Daerah dari

Sektor Pariwisata Kota Surakarta (1085-2000). Universitas Diponegoro.

Semarang

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah.

Yhoga Bagus Adhikrisna, Wahyu Hidayat, Zainal Arifin. 2016. Analisis Pengaruh

Pariwisata terhadap Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Timur

tahun 2011-2014. Universitas Muhammadiyah Malang: Jawa Timur.

Waluyo. 2005. Perpajakan Indonesia: Pembahasan Sesuai dengan Ketentuan

Perundang-undangan, Perpajakan dan Aturan Pelaksanaan Perpajakan

Terbaru. Salemba Empat: Jakarta.

Wantara. 1997. Analisis Pendapatan Asli Daerah dan Bantuan Pemerintah Pusat

di DIY 1970 – 1992. Kinerja – Jurnal Bisnis dan Ekonomi No.2: 1997

https://www.beritasatu.com/megapolitan/532008/dki-akui-masih-banyak-kendala-

dalam-pengembangan-pariwisata (diakses pada 8 Mei 2019).

https://www.industry.co.id/read/50067/tingkatkan-pengembangan-pariwisata-dki-

jakarta-kemenpar-jalin-sinergi-dengan-para-pelaku-industri (diakses pada 8

Mei 2019).

https://www.alinea.id/bisnis/pariwisata-jakarta-membutuhkan-pembenahan-

b1WZ09gGa (diakses pada 8 Mei 2019).

http://www.tribunnews.com/metropolitan/2019/01/08/jakarta-tourism-forum-

sinergi-pengembangan-pariwisata-dki-jakarta (diakses pada 8 Mei 2019).

https://www.alinea.id/bisnis/jakarta-terus-didorong-jadi-destinasi-wisata-dan-

pusat-halal-dunia-b1WZx9g7X (diakses pada 8 Mei 2019).

Page 63: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

46

https://www.statistikian.com/2012/07/pearson-dan-asumsi-klasik.html (diakses

pada 14 Maret 2019).

https://www.statistikian.com/2017/01/uji-asumsi-klasik-regresi-linear-spss.html

(diakses pada 25 April 2019).

https://jakarta.bps.go.id/dynamictable/2017/11/17/9/pdrb-perkapita-dki-jakarta-

2011-2016.html (diakses pada 14 Maret 2019).

http://fiscaldki.klakklik.id/ (diakses pada 8 Maret 2019).

Page 64: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

47

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Uji Normalitas

Lampiran 2 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: Glejser F-statistic 2.049519 Prob. F(3,36) 0.1242

Obs*R-squared 5.835129 Prob. Chi-Square(3) 0.1199 Scaled explained SS 3.230970 Prob. Chi-Square(3) 0.3574

Test Equation: Dependent Variable: ARESID Method: Least Squares Date: 07/09/19 Time: 20:53 Sample: 2008Q1 2017Q4 Included observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 170681.5 31460.56 5.425252 0.0000

PKB -0.257128 0.158313 -1.624172 0.1131 HIBURAN -0.327332 1.061824 -0.308273 0.7597 WISATA 0.445026 0.215886 2.061388 0.0465

R-squared 0.145878 Mean dependent var 122405.5

Adjusted R-squared 0.074701 S.D. dependent var 66519.12 S.E. of regression 63986.36 Akaike info criterion 25.06537 Sum squared resid 1.47E+11 Schwarz criterion 25.23425 Log likelihood -497.3073 Hannan-Quinn criter. 25.12643 F-statistic 2.049519 Durbin-Watson stat 0.618854 Prob(F-statistic) 0.124242

Page 65: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

48

Lampiran 3 Uji Autokorelasi

Dependent Variable: PAD Method: ARMA Maximum Likelihood (OPG - BHHH) Date: 07/09/19 Time: 21:16 Sample: 2008Q1 2017Q4 Included observations: 40 Convergence achieved after 30 iterations Coefficient covariance computed using outer product of gradients

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -874102.4 355634.5 -2.457867 0.0194

PKB -0.109192 0.541724 -0.201564 0.8415 HIBURAN -16.11671 3.251733 -4.956344 0.0000 WISATA 13.85862 1.437632 9.639894 0.0000

AR(1) 1.759943 0.085458 20.59425 0.0000 AR(2) -0.832252 0.087361 -9.526595 0.0000

SIGMASQ 2.29E+09 4.53E+08 5.052581 0.0000 R-squared 0.999709 Mean dependent var 6162244.

Adjusted R-squared 0.999656 S.D. dependent var 2836557. S.E. of regression 52646.73 Akaike info criterion 24.86119 Sum squared resid 9.15E+10 Schwarz criterion 25.15674 Log likelihood -490.2238 Hannan-Quinn criter. 24.96805 F-statistic 18863.70 Durbin-Watson stat 2.299323 Prob(F-statistic) 0.000000

Inverted AR Roots .88+.24i .88-.24i

Lampiran 4 Regresi

Dependent Variable: PAD Method: Least Squares Date: 07/09/19 Time: 21:40 Sample: 2008Q1 2017Q4 Included observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -1048422. 71995.60 -14.56231 0.0000

PKB 2.371503 0.362290 6.545874 0.0000 HIBURAN -27.89209 2.429921 -11.47860 0.0000 WISATA 11.55099 0.494043 23.38054 0.0000

R-squared 0.997540 Mean dependent var 6162244.

Adjusted R-squared 0.997335 S.D. dependent var 2836557. S.E. of regression 146428.9 Akaike info criterion 26.72111 Sum squared resid 7.72E+11 Schwarz criterion 26.89000 Log likelihood -530.4221 Hannan-Quinn criter. 26.78217 F-statistic 4866.345 Durbin-Watson stat 0.345972 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 66: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

49

Lampiran 5 Uji Autokorelasi VIF

Variance Inflation Factors Date: 07/09/19 Time: 21:00 Sample: 2008Q1 2017Q4 Included observations: 40

Coefficient Uncentered Centered

Variable Variance VIF VIF C 5.18E+09 9.669815 NA

PKB 0.131254 387.1954 47.85710 HIBURAN 5.904516 164.4690 24.70940 WISATA 0.244078 226.4624 31.38004

Lampiran 6 Pair-Wise Correlations

Lampiran 7 Regresi 1 (Auxiliary Regressions)

Dependent Variable: LOG(PAD) Method: Least Squares Date: 07/09/19 Time: 22:17 Sample: 2008Q1 2017Q4 Included observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -1.503522 0.339349 -4.430613 0.0001

LOG(PKB) 0.379762 0.108878 3.487956 0.0013 LOG(HIBURAN) -0.570734 0.064840 -8.802125 0.0000 LOG(WISATA) 1.377533 0.073974 18.62178 0.0000

R-squared 0.996327 Mean dependent var 15.51640

Adjusted R-squared 0.996020 S.D. dependent var 0.508925 S.E. of regression 0.032105 Akaike info criterion -3.944974 Sum squared resid 0.037106 Schwarz criterion -3.776086 Log likelihood 82.89947 Hannan-Quinn criter. -3.883909 F-statistic 3254.686 Durbin-Watson stat 0.272451 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 67: PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46715/1/PIJAR... · PENGARUH PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK HIBURAN DAN PARIWISATA

50

Lampiran 8 Regresi 2 (Auxiliary Regressions)

Dependent Variable: LOG(PKB) Method: Least Squares Date: 07/09/19 Time: 22:20 Sample: 2008Q1 2017Q4 Included observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.730314 0.247127 11.04823 0.0000

LOG(HIBURAN) 0.373794 0.076217 4.904307 0.0000 LOG(WISATA) 0.515806 0.072701 7.094926 0.0000

R-squared 0.984140 Mean dependent var 13.90975

Adjusted R-squared 0.983283 S.D. dependent var 0.374928 S.E. of regression 0.048476 Akaike info criterion -3.143442 Sum squared resid 0.086948 Schwarz criterion -3.016776 Log likelihood 65.86884 Hannan-Quinn criter. -3.097644 F-statistic 1147.959 Durbin-Watson stat 0.216946 Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 9 Regresi 3 (Auxiliary Regressions)

Dependent Variable: LOG(HIBURAN) Method: Least Squares Date: 07/09/19 Time: 22:21 Sample: 2008Q1 2017Q4 Included observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.745164 0.511907 -1.455664 0.1537

LOG(WISATA) 0.923933 0.038455 24.02654 0.0000 R-squared 0.938239 Mean dependent var 11.54794

Adjusted R-squared 0.936614 S.D. dependent var 0.409813 S.E. of regression 0.103177 Akaike info criterion -1.656030 Sum squared resid 0.404531 Schwarz criterion -1.571586 Log likelihood 35.12059 Hannan-Quinn criter. -1.625497 F-statistic 577.2745 Durbin-Watson stat 0.111342 Prob(F-statistic) 0.000000