Post on 03-Feb-2016
description
PENDEKATAN SAINTIFIK
A. DEFINISI PENDEKATAN SAINTIFIK
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep,
hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi
atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,
menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
“ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman
kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan
pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak
bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran
yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari
tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan
keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan,
menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut,
bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin
berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya
kelas siswa.
Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) berpusat pada siswa.
2) melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum
atau prinsip.
3) melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
4) dapat mengembangkan karakter siswa.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada
keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik adalah:
1. untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa.
2. untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah
secara sistematik. terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa
bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.
3. diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
4. untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam
menulis artikel ilmiah.
5. untuk mengembangkan karakter siswa.
C. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN
SAINTIFIK
Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1) pembelajaran berpusat pada siswa
2) pembelajaran membentuk students’ self concept
3) pembelajaran terhindar dari verbalisme
4) pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi
dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip
5) pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir
siswa
6) pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar
guru
7) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam
komunikasi
8) adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang
dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.
D. PROSES PEMBELAJARAN DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 harus menyentuh tiga ranah,
yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis
pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar
agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi
substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah
pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik
“tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills) dan manusia yang
memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari
peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah
(scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi
mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan
mencipta untuk semua mata pelajaran. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi
tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan
secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus
tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau
sifat-sifat nonilmiah.
E. LANGKAH-LANGKAH UMUM PEMBELAJARAN DENGAN
PENDEKATAN SAINTIFIK
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-
Sikap(Tahu Mengapa)
Keterampilan(Tahu Bagaimana)
Pengetahuan(Tahu Apa)
ProduktifInovatifKreatifAfektif
langkah pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam proses pembelajaran
meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian
mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan
menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta.
Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin
pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada
kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-
nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah.
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan sebagai berikut:
1. Mengamati (observing)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan
mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan
rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki
kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran
sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a, hendaklah guru
membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan
pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca.
Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka
untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu
benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih
kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.
2. Menanya (Questioning)
Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan:
pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada
Observing
(mengamati)
Questioning(menanya)
Associating
(menalar)
Experimen-ting
(mencoba)
Networking
(membentuk Jejarin
g)
yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang
lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang
bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan
pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan
pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan
pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan.
Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik.
Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana
disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah mengajukan
pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).
Kompetensi yang diharapkan dalam menanya adalah mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang
hayat.
Mengumpulkan Informasi
Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari
bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat
membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang
lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul
sejumlah informasi. Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas
mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain
selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas wawancara dengan nara
sumber dan sebagainya. Kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan
sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui
berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
3. Menalar (Associating)
Kegiatan “mengasosiasi/mengolah informasi/menalar” dalam kegiatan
pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun
2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari
hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati
dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan
dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan
untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya,
menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut. Kompetensi yang diharapkan
adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta
deduktif dalam menyimpulkan.
Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses berfikir
yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Aktivitas menalar dalam konteks
pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk
pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam
pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan
mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi
penggalan memori.
Menarik kesimpulan
Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik
merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi. Setelah
menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari
keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan
kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan.
4. Mencoba (Experimenting)
Mencoba (experimenting) dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai
ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas
pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: (1) menentukan tema atau topik sesuai
dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; (2) mempelajari cara-cara
penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan; (3) mempelajari
dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; (4) melakukan
dan mengamati percobaan; (5) mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan
menyajikan data;(6) menarik simpulan atas hasil percobaan; dan (7) membuat
laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan.
Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar maka: (1) Guru
hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan murid (2)
Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan (3) Perlu
memperhitungkan tempat dan waktu (4) Guru menyediakan kertas kerja untuk
pengarahan kegiatan murid (5) Guru membicarakan masalah yanga akan yang
akan dijadikan eksperimen (6) Membagi kertas kerja kepada murid (7) Murid
melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan (8) Guru mengumpulkan
hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara
klasikal.
Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan eksperimen atau mencoba dilakukan
melalui tiga tahap, yaitu, persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Ketiga
tahapan eksperimen atau mencoba dimaksud dijelaskan berikut ini.
a. Persiapan
Menentapkan tujuan eksperimen
Mempersiapkan alat atau bahan
Mempersiapkan tempat eksperimen sesuai dengan jumlah peserta
didikserta alat atau bahan yang tersedia. Di sini guru perlu menimbang
apakah peserta didik akan melaksanakan eksperimen atau mencoba secara
serentak atau dibagi menjadi beberapa kelompok secara paralel atau
bergiliran
Memertimbangkan masalah keamanan dan kesehatan agar dapat
memperkecil atau menghindari risiko yang mungkin timbul
Memberikan penjelasan mengenai apa yang harus diperhatikan dan
tahapa-tahapan yang harus dilakukan peserta didik, termasuk hal-hal yang
dilarang atau membahayakan.(Buku Pelatihan Implementasi Kurikulum:
208)
b. Pelaksanaan
Selama proses eksperimen atau mencoba, guru ikut membimbing dan
mengamati proses percobaan. Di sini guru harus memberikan dorongan dan
bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik agar
kegiatan itu berhasil dengan baik.
Selama proses eksperimen atau mencoba, guru hendaknya memperhatikan
situasi secara keseluruhan, termasuk membantu mengatasi dan memecahkan
masalah-masalah yang akan menghambat kegiatan pembelajaran.
c. Tindak lanjut
a. Peserta didik mengumpulkan laporan hasil eksperimen kepada guru
b. Guru memeriksa hasil eksperimen peserta didik
c. Guru memberikan umpan balik kepada peserta didik atas hasil eksperimen.
d. Guru dan peserta didik mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan
selama eksperimen.
e. Guru dan peserta didik memeriksa dan menyimpan kembali segala bahan
dan alat yang digunakan
5. Mengkomunikasikan (Networking)
Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan
ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan
dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil
tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta
didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan”
dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud
Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan
kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
F. PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM
PEMBELAJARAN
Kegiatan pembelajaran meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan
bertujuan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang
memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebagai
contoh ketika memulai pembelajaran, guru menyapa anak dengan nada
bersemangat dan gembira (mengucapkan salam), mengecek kehadiran para siswa
dan menanyakan ketidakhadiran siswa apabila ada yang tidak hadir.
Dalam metode saintifik tujuan utama kegiatan pendahuluan adalah
memantapkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang telah dikuasai
yang berkaitan dengan materi pelajaran baru yang akan dipelajari oleh siswa.
Dalam kegiatan ini guru harus mengupayakan agar siswa yang belum paham
suatu konsep dapat memahami konsep tersebut, sedangkan siswa yang mengalami
kesalahan konsep, kesalahan tersebut dapat dihilangkan. Pada kegiatan
pendahuluan, disarankan guru menunjukkan fenomena atau kejadian “aneh” atau
“ganjil” (discrepant event) yang dapat menggugah timbulnya pertanyaan pada diri
siswa.
Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dalam proses pembelajaran atau
dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning experience) siswa.
Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman
dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu
tertentu. Kegiatan inti dalam metode saintifik ditujukan untuk terkonstruksinya
konsep, hukum atau prinsip oleh siswa dengan bantuan dari guru melalaui
langkah-langkah kegiatan yang diberikan di muka.
Kegiatan penutup ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama, validasi
terhadap konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh siswa. Kedua,
pengayaan materi pelajaran yang dikuasai siswa. Validasi dapat dilakukan dengan
mengindentifikasi kebenaran konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk
oleh siswa. Dalam hal ini seringkali guru meminta siswa untuk mengungkapkan
konsep, hokum atau prinsip yang telah mereka konstruk. Dari sini dapat diketahui
ada atau tidaknya kesalahan konsep. Bila terjadi kesalahan konsep maka guru
dapat segera mengkoreksi kesalahan konsep tersebut.
Pengayaan dapat dilakukan dengan memberikan tugas kepada siswa untuk
membaca buku-buku pelajaran atau sumber informasi lainnya untuk
memantapkan pemahaman materi yang telah dibelajarkan atau memahami materi
lain yang berkaitan. Guru juga dapat meminta siswa untuk mengakses sumber-
sumber dari internet baik yang berupa animasi atau video berkaitan dengan materi
yang telah dibelajarkan. Dalam hal ini seyogyanya guru memberikan situs-situs
internet yang berkaitan dengan materi pelajaran yang telah dibelajarkan.
Pengayaan dapat juga dilakukan dengan meminta siswa melakukan percobaan
yang berkaitan dengan materi yang telah dibelajarkan yang aman untuk dikerjakan
di rumah oleh siswa.
G. TEKNIK PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN DENGAN
PENDEKATAN SAINTIFIK
Penilaian pada pembelajaran dengan pendekatan saintifik meliputi :
Penilaian proses atau ketrampilan, dilakukan melalui :
1. Observasi saat siswa bekerja berkelompok
2. Bekerja individu
3. Berdiskusi
4. Presentasi dengan menggunakan lembar observasi kinerja
Penilaian produk
1. Pada penilaian produk dilakukan dengan menggunakan tes tertulis
2. Pemahaman konsep
3. Prinsip
4. Hukum
Penilaian sikap, dilakukan melalui :
1. Observasi saat siswa bekerja kelompok
2. Bekerja Individu
3. Berdiskusi
4. Saat presentasi dengan menggunakan lembar observasi sikap
DAFTAR PUSTAKA
Sultan Ramdan Hilmi. “Model Pembelajaran Pendekatan Scientific pada
Kurikulum 2013”. Tersedia pada
http://ramkawat.wordpress.com/2013/07/10/model-pembelajaran-
pendekatan-scientific-pada-kurikulum-2013/ diakses pada tanggal 20 April
2013.
Kemendikbud. “Langkah-Langkah Pembelajaran Saintifik”. Tersedia pada
http://pembelajaranku.com/langkah-langkah-pembelajaran-saintifik/
diakses pada tanggal 20 April 2013.
https://pengawasmadrasah.files.wordpress.com/2013/11/10-pendekatan-
saintifik.pdf. diakses pada tanggal 02 Mei 2013.
http://fuzinoviyanti.wordpress.com/2013/10/27/pendekatan-pembelajaran-
scientific-dan-kontekstual/. diakses pada tanggal 02 Mei 2013.
http://pembelajaran-berbasis-metode-saintifik_kotagede.doc. diakses pada tanggal
02 Mei 2013.
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Satuan Pendidikan :SMP …………….
Kelas/Semester :IX
Mata Pelajaran : Matematika-Wajib
Topik : Bangun Ruang Sisi Lengkung
Waktu : 1 × 45 menit
A. Kompetensi Inti:
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual,konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar
1. Memahami sifat-sifat, tabung dan kerucut serta menentukan ukur-
ukurannya.
2. Menentukan luas selimut dan volume tabung dan kerucut.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mampu menentukan luas selimut tabung.
2. Mampu menentukan luas selimut kerucut.
3. Mampu menentukan volume tabung.
4. Mampu menentukan volume kerucut.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran siswa diharapkan mampu memecahkan masalah
yang berhubungan dengan volume tabung dan kerucut.
E. Materi Matematika
Bangun ruang sisi lengkung ( tabung dan kerucut ).
F. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : pendekatan saintifik (scientific).
2. Model :Penemuan (Discovery)
3. Metode : Diskusi, Penugasan.
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pertemuan Pertama
Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan
mengkondisikan kelas dalam suasana
kondusif untuk berlangsungnya
pembelajaran.
2. Guru memberikan motivasi tentang
pentingnya memahami konsep luas dan
volume kerucut dan tabung yang
dihubungkan dengan kehidupan sehari-
hari
3. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
4. Guru menginformasikan tentang proses
pembelajaran yang akan dilakukan
10 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
termasuk aspek-aspek yang dinilai
selama proses pembelajaran
berlangsung..
Inti Stimulation (stimulasi/pemberian
rangsangan)
Siswa mengamati tayangan slide tentang
masalah yang berhubungan dengan tabung
dan kerucut.
Problem statement (pernyataan/
identifikasi masalah)
Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengidentifikasi dan menganalisa
permasalahan yang mereka hadapi dari
slide.
Data collection (pengumpulan data).
Siswa diberi kesempatan untuk
mengumpulkan (collection) berbagai
informasi yang relevan, membaca buku
siswa, mengamati objek, berdiskusi dengan
kelompoknya untuk menemukan rumus luas
dan volume tabung dan kerucut.
Data processing (pengolahan data)
Siswa dalam kelompoknya berdiskusi untuk
menemukan :
1. rumus luas dan volume tabung,
2. menemukan rumus luas dan volume
kerucut.
Verification (pembuktian)
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran,
70 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
atau informasi yang ada, atau hipotesis
yang telah dirumuskan, Siswa dalam
kelompoknya berdiskusi untuk
menemukan rumus luas dan volume tabung
dan kerucut.
Generalization(menarik
kesimpulan/generalisasi)
Masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil penemuannya
kemudian guru memberikan penguatan
tentang bangun ruang sisi lengkung.
Penutup 1. Siswa diminta menyimpulkan tentang
rumus luas dan volume tabung dan
kerucut.
2. Guru memberikan tugas PR beberapa
soal aplikasi luas dan volume kerucut
dan tabung.
3. Guru mengakhiri kegiatan belajar
dengan menginformasikan materi
pertemuan selanjutnya, dan pesan untuk
tetap belajar.
10 menit
H. Alat/Media/Sumber Pembelajaran
1. Buku matematika siswa
2. Leptop
3. Gunting
4. lem
5. Karton
6. LKS
7. Lembar penilaian
I. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulis
2. Prosedur Penilaian:
No Aspek yang dinilaiTeknik
Penilaian
Waktu
Penilaian
Pertemuan Pertama
1. Sikap
a. Terlibat aktif dan disiplin dalam
pembelajaran barisan dan deret.
b. Bekerjasama, jujur dalam kegiatan
kelompok.
c. Toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif.
Pengamatan Selama
pembelajara
n dan saat
diskusi
2. Pengetahuan :
a. Menentukan pola dari suatu barisan
bilangan aritmetika dengan pola
gambar yang diberikan.
b. Menentukan rumus luas dan volume
tabung.
c. Menentukan rumus luas dan volume
kerucut.
Pengamatan
dan tes
Penyelesaia
n tugas
individu
dan
kelompok
3. Keterampilan
Terampil menerapkan konsep/prinsip
dan strategi pemecahan masalah yang
relevan yang berkaitan dengan luas dan
volume tabung dan kerucut.
Pengamatan Penyelesaia
n tugas
(baik
individu
maupun
kelompok)
dan saat
diskusi
J. Instrumen Penilaian Hasil belajar
Tes tertulis
1. Perhatikangambardibawah!
a. a. Berapa cm panjang diameter alasnya?
b. Berapa cm tingginya?
c. Tentukan ukuran jaring-jaring
selimutnya?
2. Sebuah tabung mempunyai jari-jari 10 cm dan tingginya15 cm. Tentukan
Volume tabung tersebut?
3. Carilah Luas Kerucut di bawah ini
39 cm
14 m
4. Diketahui volume suatu kerucut 462 cm3. Jika tinggi kerucut 9 cm dan π = 22/7 hitunglah panjang jari-jari alas kerucut itu?
Serang, 16 Mei 2014
Mengetahui
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,
Drs. Mundofir Winda Mustika
NIP. 19560607 197903 1 011
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP
7 cm
18 cm
Mata Pelajaran : MatematikaKelas/Semester : X/1Tahun Pelajaran : 2013/2014Waktu Pengamatan :
Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No Nama Siswa
Sikap
Aktif Bekerjasama Toleran KreatifKB1
B2
SB3
KB1
B2
SB3
KB1
B2
SB3
KB1
B2
SB3
1.2.3.4.5.6.
KB : Kurang baik B : Baik SB : Sangat baik
Pedoman Penilaian:Indikator sikap aktif dalam pembelajaran luas dan volume tabung dan kerucut1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ikut berperan dalam
pembelajaran2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha berperan dalam pembelajaran tetapi
tidak terus -menerus 3. Sangat baik jika menunjukkan sudah berperan dalam menyelesaikan tugas
kelompok secara terus menerus dan konsistenIndikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam
kegiatan kelompok.2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan
kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten.3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan
kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten.Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.1. Kurang baikjika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap
proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masih belum konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkansudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan konsisten.
Indikator sikap kreatif terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak memberikan ide terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk memberikan ide terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masih belum konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk memberikan ide terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan konsisten.
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN
Mata Pelajaran : MatematikaKelas/Semester : X/1Tahun Pelajaran : 2013/2014Waktu Pengamatan :
Bubuhkan tanda √pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No Nama Siswa
KeterampilanMenerapkan konsep/prinsip dan strategi
pemecahan masalahKT1
T2
ST3
1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.
KT : Kurang TerampilT : TerampilST : Sangat Terampil
Pedoman Penilaian:Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan luas dan volume tabung dan kerucut.1. Kurang terampil
jika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan menentukan luas dan volume tabung dan kerucut.
2. Terampiljika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan menentukan luas dan volume tabung dan kerucut tetapi belum tepat.
3. Sangat terampil,jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan menentukan luas dan volume tabung dan kerucut.